Titik 1.docx

6
Setiap titik memiliki beberapa faktor pembatas yang berbeda-beda antara lain ke lereng an , erosi, d r ainase, tekstur dan kedalaman efektif. Fakto r pembatas te r sebut memerlukan penanganan yang tepat agar budidaya yang dilakukan memperoleh hasil maksimal. Penanganan lahan dapat dilakukan sesuai dengan faktor yang membatasi budidaya lahan masing-masing. Pada titik pertama dengan tanaman ubi kayu fakto r pembatas berupa erosi yang tergolong ringan (S2), drainase lambat (S3) ,dan kedalaman efektif (S3). Untuk kendala bahaya erosi dapat dilakukan usaha perbaikan dengan cara melakukan usaha pengurangan laju erosi, pembuatan teras, penanaman sejajar kontur, penanaman tanaman penutup tanah. Pernyataan Hardjowigeno (2003) yaitu dengan cara penggunaan tanaman penutup tanah untuk manahan daya perusak butir-butir hujan yang jatuh dan aliran permukaan ; penanaman dalan strip dengan cara beberapa jenis tanaman ditanam dalam strip yang berselang-seling dan disusun memotong lereng (menurut kontur); memperlambat aliran permukaan; pengolahan tanah menurut kontur, dan teras yang berfungsi mengurangi panjang lereng dan mengurangi kecepatan aliran permukaan dan menambah air infiltrasi.Untuk kedalaman efektif tidak dapat dilakukan upaya perbaikan kecuali pada lapisan padas lunak dan tipis dengan membongkanya saat pengolahan tanah. Pada pengamatan titik kedua menunjukkan bahwasanya kesesuaian lahan untuk tanaman brokoli memiliki faktor pembatas berupa tingkat bahaya erosi hebat (S3),sehingga

Transcript of Titik 1.docx

Setiap titik memiliki beberapa faktor pembatas yang berbeda-beda antara lain kelerengan, erosi, drainase, tekstur dan kedalaman efektif. Faktor pembatas tersebut memerlukan penanganan yang tepat agar budidaya yang dilakukan memperoleh hasil maksimal. Penanganan lahan dapat dilakukan sesuai dengan faktor yang membatasi budidaya lahan masing-masing.Pada titik pertama dengan tanaman ubi kayu faktor pembatas berupa erosi yang tergolong ringan (S2), drainase lambat (S3) ,dan kedalaman efektif (S3). Untuk kendala bahaya erosi dapat dilakukan usaha perbaikan dengan cara melakukan usaha pengurangan laju erosi, pembuatan teras, penanaman sejajar kontur, penanaman tanaman penutup tanah. Pernyataan Hardjowigeno (2003) yaitu dengan cara penggunaan tanaman penutup tanah untuk manahan daya perusak butir-butir hujan yang jatuh dan aliran permukaan ; penanaman dalan strip dengan cara beberapa jenis tanaman ditanam dalam strip yang berselang-seling dan disusun memotong lereng (menurut kontur); memperlambat aliran permukaan; pengolahan tanah menurut kontur, dan teras yang berfungsi mengurangi panjang lereng dan mengurangi kecepatan aliran permukaan dan menambah air infiltrasi.Untuk kedalaman efektif tidak dapat dilakukan upaya perbaikan kecuali pada lapisan padas lunak dan tipis dengan membongkanya saat pengolahan tanah.Pada pengamatan titik kedua menunjukkan bahwasanya kesesuaian lahan untuk tanaman brokoli memiliki faktor pembatas berupa tingkat bahaya erosi hebat (S3),sehingga diperlukan pembuatan teras untuk mengurangi bahaya erosi. Selain itu, diketahui kelerengan mencapai 60 %. Menurut (Asfari, 2009), lahan yang berlereng curam tidak tepat untuk tanaman brokoli. Sehingga cara untuk meningkatkan tingkat kesesuaian lahan dengan batasan kemiringan lereng yaitu dengan pembuatan terasering. Pembuatan terasering dapat dibarengi dengan pembangunan saluran pembuangan air dan penanaman pohon agar potensi erosi semakin kecil. Padas pengamatan ketiga menunjukkan bahwasanya kesesuaian lahan untuk tanaman Pisang memiliki faktor pembatas berupa tingkat bahaya erosi yang cukup (S2), sehingga diperlukan pegurangan laju erosi dengan pembuatan teras. Menurut (Nurdin 2011), faktor pembatas bahaya erosi dapat diperbaiki dengan penerapan teknik konservasi tanah dan air. Penerapan teknik konservasi nantinya harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan pertanaman, serta syarat-syarat teknik pembuatannya, terutama faktor lereng. Pada lahan dengan kemiringan lereng