tiroid

8
Hipertiroid (Graves Disease): Struma /goiter Pembesaran kelenjar tiroid. Struma dapat berbentuk difus atau berbentuk nodul . Berdasarkan gejala, struma dibagi menjadi toksik (peningkatan hormon tiroid) dan nontoksik (hormon tiroid normal). Klinis hipertiroid : berat badan menurun, nafsu mkn meningkat, berdebar- debar, tremor, cemas, diare, berkeringat, iritabel, bruit pd tiroid (+). Pada graves, exophtalmus (+) Wayne’s index for hipertiroid skor >19 Lab pada hipertiroid : TSH ↓ , FT4 ↑, FT3 ↑ TX : PTU, methimazole, propanolol (beta bloker). Bumil T1 harus dgn PTU. STRUMA Menurut American society for Study of Goiter membagi : 1.Struma Non Toxic Diffusa 2.Struma Non Toxic Nodusa 3.Stuma Toxic Diffusa 4.Struma Toxic Nodusa Istilah Toksik dan Non Toksik dipakai karena adanya perubahan dari segi fungsi fisiologis kelenjar tiroid seperti hipertiroid dan hipotyroid, sedangkan istilah nodusa dan diffusa lebih kepada perubahan bentuk anatomi. 1.Struma non toxic nodusa Adalah pembesaran dari kelenjar tiroid yang berbatas jelas tanpa gejala-gejala hipertiroid. Etiologi : 1.Kekurangan iodium ( Penyebab paling banyak ) : Pembentukan struma terjadi pada difesiensi sedang yodium yang kurang dari 50 mcg/d , biasanya daerah pegunungan . Sedangkan defisiensi berat iodium adalah kurang dari 25 mcg/d dihubungkan dengan hypothyroidism dan cretinism. 2.Kelebihan yodium: jarang dan pada umumnya terjadi pada preexisting penyakit tiroid autoimun 3.Goitrogen : Obat : Propylthiouracil, litium, phenylbutazone,

description

tir0id

Transcript of tiroid

Page 1: tiroid

Hipertiroid (Graves Disease): Struma/goiter Pembesaran kelenjar tiroid. Struma dapat berbentuk difus atau berbentuk nodul.Berdasarkan gejala, struma dibagi menjadi toksik (peningkatan hormon tiroid) dan nontoksik (hormon tiroid normal).Klinis hipertiroid : berat badan menurun, nafsu mkn meningkat, berdebar-debar, tremor, cemas, diare, berkeringat, iritabel, bruit pd tiroid (+). Pada graves, exophtalmus (+)Wayne’s index for hipertiroid skor >19Lab pada hipertiroid : TSH ↓ , FT4 ↑, FT3 ↑TX : PTU, methimazole, propanolol (beta bloker). Bumil T1 harus dgn PTU.

STRUMAMenurut American society for Study of Goiter membagi :1.Struma Non Toxic Diffusa2.Struma Non Toxic Nodusa3.Stuma Toxic Diffusa4.Struma Toxic NodusaIstilah Toksik dan Non Toksik dipakai karena adanya perubahan dari segi fungsi fisiologis kelenjar tiroid seperti hipertiroid dan hipotyroid, sedangkan istilah nodusa dan diffusa lebih kepada perubahan bentuk anatomi.

1.Struma non toxic nodusa Adalah pembesaran dari kelenjar tiroid yang berbatas jelas tanpa gejala-gejala hipertiroid.Etiologi : 1.Kekurangan iodium (Penyebab paling banyak): Pembentukan struma terjadi pada difesiensi sedang yodium yang kurang dari 50 mcg/d, biasanya daerah pegunungan. Sedangkan defisiensi berat iodium adalah kurang dari 25 mcg/d dihubungkan dengan hypothyroidism dan cretinism.2.Kelebihan yodium: jarang dan pada umumnya terjadi pada preexisting penyakit tiroid autoimun3.Goitrogen :Obat : Propylthiouracil, litium, phenylbutazone, aminoglutethimide, expectorants yang mengandung yodiumAgen lingkungan : Phenolic dan phthalate ester derivative dan resorcinol berasal dari tambang batu dan batubara.Makanan, Sayur-Mayur jenis Brassica ( misalnya, kubis, lobak cina, brussels kecambah), padi-padian millet, singkong, dan goitrin dalam rumput liar.4.Dishormonogenesis: Kerusakan dalam jalur biosynthetic hormon kelejar tiroid5.Riwayat radiasi kepala dan leher : Riwayat radiasi selama masa kanak-kanak mengakibatkan nodul benigna dan maligna (Lee, 2004)

2.Struma Non Toxic Diffusa/goiter endemikEtiologi : (Mulinda, 2005)a.Defisiensi Iodium

Page 2: tiroid

b.Autoimmun thyroiditis: Hashimoto oatau postpartum thyroiditisc.Kelebihan iodium (efek Wolff-Chaikoff) atau ingesti lithium, dengan penurunan pelepasan hormon tiroid.d.Stimulasi reseptor TSH oleh TSH dari tumor hipofisis, resistensi hipofisis terhadap hormo tiroid, gonadotropin, dan/atau tiroid-stimulating immunoglobuline.Inborn errors metabolisme yang menyebabkan kerusakan dalam biosynthesis hormon tiroid.f.Terpapar radiasig.Penyakit deposisih.Resistensi hormon tiroidi.Tiroiditis Subakut (de Quervain thyroiditis)j.Silent thyroiditisk.Agen-agen infeksil.Suppuratif Akut : bacterialm.Kronik: mycobacteria, fungal, dan penyakit granulomatosa parasitn.Keganasan Tiroid

3.Struma Toxic NodusaEtiologi : (Davis, 2005)a.Defisiensi iodium yang mengakibatkan penurunan level T4b.Aktivasi reseptor TSHc.Mutasi somatik reseptor TSH dan Protein Gd.Mediator-mediator pertumbuhan termasuk : Endothelin-1 (ET-1), insulin like growth factor-1, epidermal growth factor, dan fibroblast growth factor.4.Struma Toxic DiffusaYang termasuk dalam struma toxic difusa adalah grave desease, yang merupakan penyakit autoimun yang masih belum diketahui penyebab pastinya (Adediji,2004)

Patofisiologi :Gangguan pada jalur TRH-TSH hormon tiroid ini menyebabkan perubahan dalam struktur dan fungsi kelenjar tiroid gondok. Rangsangan TSH reseptor tiroid oleh TSH, TSH-Resepor Antibodi atau TSH reseptor agonis, seperti chorionic gonadotropin, akan menyebabkan struma diffusa. Jika suatu kelompok kecil sel tiroid, sel inflamasi, atau sel maligna metastase ke kelenjar tiroid, akan menyebabkan struma nodusa (Mulinda, 2005)

Defesiensi dalam sintesis atau uptake hormon tiroid akan menyebabkan peningkatan produksi TSH. Peningkatan TSH menyebabkan peningkatan jumlah dan hiperplasi sel kelenjar tyroid untuk menormalisir level hormon tiroid. Jika proses ini terus menerus, akan terbentuk struma. Penyebab defisiensi hormon tiroid termasuk inborn error sintesis hormon tiroid, defisiensi iodida dan goitrogen (Mulinda, 2005)Struma mungkin bisa diakibatkan oleh sejumlah reseptor agonis TSH. Yang termasuk stimulator reseptor TSH adalah reseptor antibodi TSH, kelenjar hipofise yang resisten terhadap hormon

Page 3: tiroid

tiroid, adenoma di hipotalamus atau di kelenjar hipofise, dan tumor yang memproduksi human chorionic gonadotropin (Mulinda, 2005)

DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAANDiagnosis disebut lengkap apabila dibelakang struma dicantumkan keterangan lainnya, yaitu morfologi dan faal struma.Dikenal beberapa morfologi (konsistensi) berdasarkan gambaran makroskopis yang diketahui dengan palpasi atau auskultasi :a.Bentuk kista : Struma kistikMengenai 1 lobusBulat, batas tegas, permukaan licin, sebesar kepalanKadang MultilobarisFluktuasi (+)b.Bentuk Noduler : Struma nodusaBatas JelasKonsistensi kenyal sampai kerasBila keras curiga neoplasma, umumnya berupa adenocarcinoma tiroideac.Bentuk diffusa : Struma diffusabatas tidak jelasKonsistensi biasanya kenyal, lebih kearah lembekd.Bentuk vaskuler : Struma vaskulosaTampak pembuluh darahBerdenyutAuskultasi : Bruit pada neoplasma dan struma vaskulosaKelejar getah bening : Para trakheal dan jugular vein

Dari faalnya struma dibedakan menjadi :a.Eutiroidb.Hipotiroidc.HipertiroidBerdasarkan istilah klinis dibedakan menjadi :a.Nontoksik : eutiroid/hipotiroidb.Toksik : HipertiroidPemeriksaan Fisik :Status Generalis :a.Tekanan darah meningkatb.Nadi meningkatc.Mata :ExopthalmusStelwag Sign : Jarang berkedip

Page 4: tiroid

Von Graefe Sign : Palpebra superior tidak mengikut bulbus okuli waktu melihat ke bawahMorbus Sign : Sukar konvergensiJoffroy Sign : Tidak dapat mengerutkan dahiRessenbach Sign : Temor palpebra jika mata tertutupd.Hipertroni simpatis : Kulit basah dan dingin, tremor haluse.Jantung : TakikardiStatus Lokalis :1.InspeksiBenjolanWarnaPermukaanBergerak waktu menelan2.PalpasiPermukaan, suhuBatas :Atas : Kartilago tiroidBawah : incisura jugularisMedial : garis tengah leherLateral : M. Sternokleidomastoideus

Manifestasi klinisStruma nodosa dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal (Mansjoer, 2001) :a.Berdasarkan jumlah nodul : bila jumlah nodul hanya satu disebut struma nodosa soliter (uninodosa) dan bila lebih dari satu disebut multinodosa.b.Berdasarkan kemampuan menangkap yodium radoiaktif : nodul dingin, nodul hangat, dan nodul panas.c.Berdasarkan konsistensinya : nodul lunak, kistik, keras, atau sangat keras.Pada umumnya pasien struma nodosa datang berobat karena keluhan kosmetik atau ketakutan akan keganasan. Sebagian kecil pasien, khususnya yang dengan struma nodosa besar, mengeluh adanya gejala mekanis, yaitu penekanan pada esophagus (disfagia) atau trakea (sesak napas) (Noer, 1996). Gejala penekanan ini data juga oleh tiroiditis kronis karena konsistensinya yang keras (Tim penyusun, 1994). Biasanya tidak disertai rasa nyeri kecuali bila timbul perdarahan di dalam nodul (Noer, 1996).Keganasan tiroid yang infiltrasi nervus rekurens menyebabkan terjadinya suara parau (Tim penyusun, 1994).Kadang-kadang penderita datang dengan karena adanya benjolan pada leher sebelah lateral atas yang ternyata adalah metastase karsinoma tiroid pada kelenjar getah bening, sedangkan tumor primernya sendiri ukurannya masih kecil. Atau penderita datang karena benjolan di kepala yang ternyata suatu metastase karsinoma tiroid pada kranium (Tim penyusun, 1994).

Diagnosis

Page 5: tiroid

Anamnesa sangatlah pentinglah untuk mengetahui patogenesis atau macam kelainan dari struma nodosa non toksika tersebut. Perlu ditanyakan apakah penderita dari daerah endemis dan banyak tetangga yang sakit seperti penderita (struma endemik). Apakah sebelumnya penderita pernah mengalami sakit leher bagian depan bawah disertai peningkatan suhu tubuh (tiroiditis kronis). Apakah ada yang meninggal akibat penyakit yang sama dengan penderita (karsinoma tiroid tipe meduler) (Tim penyusun, 1994).Pada status lokalis pemeriksaan fisik perlu dinilai (Mansjoer, 2001) :a.jumlah nodulb.konsistensic.nyeri pada penekanan : ada atau tidakd.pembesaran gelenjar getah beningInspeksi dari depan penderita, nampak suatu benjolan pada leher bagian depan bawah yang bergerak ke atas pada waktu penderita menelan ludah. Diperhatikan kulit di atasnya apakah hiperemi, seperti kulit jeruk, ulserasi.Palpasi dari belakang penderita dengan ibu jari kedua tangan pada tengkuk penderita dan jari-jari lain meraba benjolan pada leher penderita.Pada palpasi harus diperhatikan :lokalisasi benjolan terhadap trakea (mengenai lobus kiri, kanan atau keduanya)ukuran (diameter terbesar dari benjolan, nyatakan dalam sentimeter)konsistensimobilitasinfiltrat terhadap kulit/jaringan sekitarapakah batas bawah benjolan dapat diraba (bila tak teraba mungkin ada bagian yang masuk ke retrosternal)Meskipun keganasan dapat saja terjadi pada nodul yang multiple, namun pada umumnya pada keganasan nodulnya biasanya soliter dan konsistensinya keras sampai sangat keras. Yang multiple biasanya tidak ganas kecuali bila salah satu nodul tersebut lebih menonjol dan lebih keras dari pada yang lainnya.Harus juga diraba kemungkinan pembesaran kelenjar getah bening leher, umumnya metastase karsinoma tiroid pada rantai juguler (Tim penyusun, 1994).Pemeriksaan penunjang meliputi (Mansjoer, 2001) :a.Pemeriksaan sidik tiroidHasil pemeriksaan dengan radioisotop adalah teraan ukuran, bentuk lokasi, dan yang utama ialah fungsi bagian-bagian tiroid. Pada pemeriksaan ini pasien diberi Nal peroral dan setelah 24 jam secara fotografik ditentukan konsentrasi yodium radioaktif yang ditangkap oleh tiroid. Dari hasil sidik tiroid dibedakan 3 bentuk :nodul dingin bila penangkapan yodium nihil atau kurang dibandingkan sekitarnya. Hal ini menunjukkan sekitarnya.Nodul panas bila penangkapan yodium lebih banyak dari pada sekitarnya. Keadaan ini memperlihatkan aktivitas yang berlebih.Nodul hangat bila penangkapan yodium sama dengan sekitarnya. Ini berarti fungsi nodul sama

Page 6: tiroid

dengan bagian tiroid yang lain.b.Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)Pemeriksaan ini dapat membedakan antara padat, cair, dan beberapa bentuk kelainan, tetapi belum dapat membedakan dengan pasti ganas atau jinak. Kelainan-kelainan yang dapat didiagnosis dengan USG :kistaadenomakemungkinan karsinomatiroiditisc.Biopsi aspirasi jarum halus (Fine Needle Aspiration/FNA)Mempergunakan jarum suntik no. 22-27. Pada kista dapat juga dihisap cairan secukupnya, sehingga dapat mengecilkan nodul (Noer, 1996).Dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu keganasan. Biopsi aspirasi jarum halus tidak nyeri, hampir tidak menyababkan bahaya penyebaran sel-sel ganas. Kerugian pemeriksaan ini dapat memberika hasil negatif palsu karena lokasi biopsi kurang tepat, teknik biopsi kurang benar, pembuatan preparat yang kurang baik atau positif palsu karena salah interpretasi oleh ahli sitologi.d.TermografiMetode pemeriksaan berdasarkan pengukuran suhu kulit pada suatu tempat dengan memakai Dynamic Telethermography. Pemeriksaan ini dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu keganasan. Hasilnya disebut panas apabila perbedaan panas dengan sekitarnya > 0,9o C dan dingin apabila <>

sorces : http://sanirachman.blogspot.com/2009/11/struma-klasifikasi-dan-penatalaksanaan.html#ixzz39zMFicxd Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial