Tiram Mutiara Pwer Point
-
Upload
jamri-sulaeman -
Category
Documents
-
view
147 -
download
2
Transcript of Tiram Mutiara Pwer Point
TIRAM MUTIARA
Contoh Gambar tiram mutiara
Budidaya tiram mutiara selama ini dianggap rumit dengan waktu
pemeliharaan yang bisa lebih dari 3 tahun. Tak heran usaha ini lebih
banyak dilakukkan oleh pengusaha bermodal besar. Tetapi anggapan
tersebut kini berhasil dipatahkan oleh badan riset perikanan budidaya
(brkp). Pusat riset perikanan budidaya (prpb)-bagian dari brkp-
meluncurkan program ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
masyarakat (iptekmas) untuk pendederan tiram mutiara bagi nelayan
tradisional. Program ini dilaksanakan oleh balai besar riset perikanan
budidaya laut (bbrpbL)gondol,bali. Dimulai dari riset pembenihan dan
dilanjutkan pendederan dilaut. Dengan iptekmas, nelayan bisa
melakukan pendederan tiram dari ukuran spat 4-5’mm hingga ukuran
1cm atau ukuran 5-6 cm tergantung permintaan pasar. Untuk mencapai
ukuran 1cm butuh waktu 1bulan dan 7-8 bulan untuk mencapai 5-6cm.
Sementara untuk pembesaran hingga mencapai ukuran siap produksi
mutiara yang memerlukan waktu sekitar 3tahun dilakukan oleh
pengusaha bermodal besar.
Persiapan budidaya
Lokasi untuk budidaya pendederan tiram mutiara antara lain
perairan yang subur (kaya plankton), jauh dari jangkauan air
tawar berlebih karena spat dan benih rentan terhadap salinitas
rendah, terhindar dari banjir dan erosi, arus tidak terlalu kuat
agar KJA tidak hanyut, kedalaman ideal maksimum 30 m,
substrat dasar pasir atau pecahan karang. Selain itu hindari
kondisi iklim buruk. Bila kondisi sangat rawan, sebaiknya tidak
melakukan kegiatan pendederan. KJA bisa diamankan kedarat
dan waktu yang ada dimanfaatkan untuk persiapkan. Unit rakit
atau KJA sebaiknya tidak terlalu besar supaya mudah
dipindahkan. Wadah budidayanya, KJA terbuat dari bambu dan
pelampung drum foam. Untuk budidaya ikan degan unit terkecil
8 m x 8 m terdiri atas 4 lubang ukuran 3 m x 3 m dan jalan
setapak untuk kerja lengkap dengan tali jangkar, tali pengikat,
dan pemberat 60 kg terbuat dari cor beton.
Penebaran spat
Telur yang menetas dihatchery (tempat pembenihan ) dipelihara
selama 45 hari, sehingga diperoleh spat dengan ukuran 4-5 mm.
Spat menempel pada lembar kolektor yang berupa paranet
(waring) ukuran 30 cm x 30cm. Jumlah yang menempel bervariasi,
sekitar 100-200 perlembar kolektor. Kolektor dengan spat ukuran
4-5mm bisa ditebar kelaut,dimasukan kedalam frame kubus ukuran
35 cm x 50 cm x 70 cm (terbuat dari 2 kubus yang disusun
bertingkat). Penebaran biasanya dua kubus memuat 10 lembar
kolektor dan kemudian dimasukan ke dalam kantor waring dengan
ukuran mata halus, untuk menghindari predator atau pemangsa
dan gangguan hewan air dari luar. Tugas nelayan,membersihkan /
mencuci kantong waring itu setiap 1-2 minggu agar aliran air yang
membawa makanan untuk spat dan benih berjalan dengan baik.
Jika ada spat jatuh karena penempelan kurang kuat atau pengaruh
arus dll, maka masih bisa diselamatkan. Pada saat pencucian,
benih yang rontok bisa dipindahkan kewaring yang baru dan
selama masih hidup benih ini akan segera mencari tempat untuk
menempel kembali.setelah umur 1bulan dilakukan grading atau
seleksi ukuran sekaligus menghitung jumlah benih ukuran 1cm
yang dihasilkan dari total tebar spat. Benih ukuran 1 cm kemudian
dipindahkan dari lembar kolektor (dengan cara memotong
bisusnya) kedalam waring bendera. Tiap lembar waring bendera
bisa berisi 100 benih siap jual. Jika untuk dibesarkan kembali
menjadi ukuran 5-6 cm hanya di isi 50 benih. Untuk pemeliharaan
selanjutnya hingga ukuran 3 cm masih perlu diamankan dari
gangguan predator. Setelah ukuran 3-4 cm baru kemudian
dimasukan kedalam waring anakan dan bisa dipelihara tanpa kubus
hingga mencapai ukuran 5-7 cm yang banyak diminati pembeli.
Panen, transportasi dan pemasaran
Panen dimulai dengan melakukan grading ukuran karena harga berbeda
setiap cm. Untuk transportasi kering, dilakukan dengan styrofoam ukuran
35 x 70 cm, dasar styrofoam diisi dengan spons yang dibasahi dengan air
laut, handuk atau sejenisnya. Benih ukuran 1 cm dalam waring bendera
atau anakan ukuran 5 cm dimasukan dan disusun hingga styrofoam
hampir penuh. Lakukan secara hati-hati jangan di tekan. Kemudian
dibagian paling atas dan samping ditaruh es batu air laut yang dibuat
dalam botol plastik dan dibungkus koran kepadatan styrofoam ukuran 35
x 70 cm bisa mencapai 6000 ekor benih ukuran 1 cm atau 500 hingga
1000 ekor benih ukuran 5 cm. Styrofoam ini mampu diangkut selama 12
jam untuk benih ukuran 1 cm dan 15 jam untuk benih yang berukuran
lebih besar yaitu 5 cm tanpa terjadi kematian berarti program iptekmas ini
juga menjalin kerja sama dengan pengusaha sebagai pembeli produk atau
benih yang akan dihasilkan dari program tersebut.
Ada dua ukuran yang diminta yaitu ukuran 1 cm atau umur 1 bulan dengan
harga Rp 300-Rp 500 per ekor benih. Sedangkan ukuran besar 5- 7 cm atau
umur 7-8 bulan dibeli dengan harga Rp 1000-Rp 2000 per cm dan semakin
besar semakin mahal. Untuk tahap awal nelayan cenderung menjual
ukuran kecil karena lebih cepat mendapatkan uang. Pemeliharaan untuk
ukuran besar (>3cm) lebih mudah karena cangkangnya sudah kuat,
adaptasi lingkungan sudah baik, tdak rawan terhadap predator. Tapi untuk
ukuran 2-4 cm dinilai paling kerisis terhadap kematian karena berbagai
penyebab seperti predator, lingkungan dll. Dan biasanya kematian tinggi
pada umur tersebut.
Karena itu pasar yang sekarang diminati adalah ukuran 1 cm atau ukuran
lebih besar dari 5 cm. Sementara itu untuk menambah keuntungan,
beberapa petani memadukan pendederan tiram mutiara(produksi benih
ukuran besar 5-6 cm) dengan memanfaatkan bagian tepi kja ikan untuk
menggantungkan waring anakan. 1 kja mampu memelihara 15000 benih
yang hanya dikerjakan oleh satu orang dengan 8 hari kerja per bulan untuk
membersihkan waringnya. Peluang lainnya, petani bisa memanfaatkan
lubang kja bagian dalam untuk memelihara lobster. Baby lobster ukuran
campuran dibeli dari nelayan dengan harga Rp120.000 per kg. Kemudian
dipelihara selama 3 bulan dan dipanen dengan harga Rp270.000 perkg,
dengan ukuran sekitar 10 ekor per kg.
Terima kasih