tipus-acara-7-pa
description
Transcript of tipus-acara-7-pa
Air sangat penting untuk produksi pertanian. kebutuhan air tanaman terpenuhi air yang
tersimpan di dalam tanah melalui curah hujan yang diterima di permukaan atau digunakan
sebagai irigasi tambahan. curah hujan dan salju mencair adalah satu-satunya sumber air tawar
yang disimpan dalam waduk di atas tanah atau akuifer air tanah di bawah permukaan. lebih dari
80-90% dari air yang disimpan digunakan untuk produksi pertanian (Ganiyu, et al., 2012).
Sehubungan dengan Itu, pengelolaan air yang efisien memainkan peran penting dalam sistem
tanam pertanian beririgasi (Dursun and Ozden, 2012).
Kualitas air secara umum menunjukan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu
kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan
ke kegiatan lain. Sebagai contoh kualitas air untuk keperlaun minum berbeda dengan kualiats air
untuk irigasi (Efendi, 2003).
Air sungai yang telah mengalami pencemaran logam berat dan penuruna kualitas, apabila
digunakan sebagai air konsumsi rumah tangga ataupun untuk pengairan, terutama untuk tanaman
pangan akan menimbulkan dampak yang sangat berbahaya bagi konsumen. Logam-logam berat
yang terdapat di dalam air pengairan tersebut pada gilirannya akan terakumulasi pada tanaman,
dan lewat tanaman ini pada akhirnya logam-logam berat tersebut akan masuk ke dalam tubuh
hewan dan manusia yang dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit terutama kanker (Siradz,
2001).
Dampak lingkungan dari irigasi tergantung dari sifat air, kualitas air, dan bagaimana air
dikirim ke lahan sawah irigasi. Penarikan air tanah dapat menyebabkan tanah mereda, akuifer
menjadi garam, dan mungkin mempercepat jenis lain dari tanah-air polusi. Karena kekurangan
air, air limbah yang terkontaminasi sering digunakan untuk irigasi. Pengoperasian sistem
pasokan air irigasi dapat mempengaruhi kinerja lingkungan dari irigasi pertanian. Operasi dan
manajemen dari sistem pengiriman air irigasi harus tepat sesuai pemantauan dan pengurangan
kehilangan air rembesan dan lainnya dalam sistem terzebut. Tidak hanya nutrisi dan bahan kimia
lainnya yang diangkut dengan limpasan air irigasi. Erosi tanah dan transportasi berikutnya
sedimen (dan bahan kimia teradsorpsi) adalah disebabkan oleh limpasan air irigasi berlebih dari
lahan pertanian. Erosi tanah menurunkan produktivitas lahan. Tanaman yang tergenang air dan
mengandung N dapat meningkatkan polusi nitrat kedalam air tanah. Tanaman berakar dangkal di
bawah lapisan irigasi dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar karena pencucian nitrat
dalam tanah. Dibeberapa negara berkembang sumber utama N dalam air sumur didapatkan dari
kotoran domestik. Air yang tercemar merupakan sumber penyakit bagi manusia. Penyakit yang
paling umum berhubungan dengan air irigasi adalah kolera, tifus, ascariasis, amebiasis,
giardiasis, dan enteroinvasif E (Kurniawan, 2012).
Untuk mendapatkan gambaran pencemaran yang berasal dari daerah limpasan. Chapman
(1992) memberikan arahan, yaitu : terdapat oksigen terlarut, padatan tersuspensi, daya hantar
listrik, ion NH4+, NO3
-, PO3-3, BOD, Na+, Cl-, SO4
-2 dan berbagai logam berat seperti Pb. Dalam
proses produksi industri pasti akan menghasilkan bahan buangan atau sampah produksi, karena
makin banyak buangan yang masuk ke perairan makan air akan semakin tercemar. COD
menunjukkan jumlah oksigen total yang dibutuhkan untuk mengoksi dasi bahan secara kimiawi,
baik yang dapat didegradasi secara biologis (biodegradable) maupun yang sukar didegradasi
secara biologis (non-biodegradable). Sedangkan BOD hanya menunjukkan jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh mikrobia aerob untuk mengoksidasi bahan organik menjadi karbondioksida dan
air. Oleh karena itu nilai COD pada umumnya lebih tinggi daripada nilai BOD. Nilai COD dapat
digunakan sebagai ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organis yang secara alamiah dapat
dioksidasikan melalui proses mikrobiologis dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut
(DO) di dalam air (Nurdijanto, 2000).
Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dalam kehidupan sehari – hari dapat
dengan mengambil air dari dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Ketiga
sumber air tersebut, air tanah yang paling banyak digunakan karena air tanah memiliki beberapa
kelebihan di banding sumber-sumber lainnya antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik
serta pengaruh akibat pencemaran yang relatif kecil. Air yang dipergunakan tidak selalu sesuai
dengan syarat kesehatan, karena sering ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat
tertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup
manusia (Suripin, 2002).
DAFTAR PUSTAKA
Chapman, D. 1992. Water Quality Assesment. Chapman and Hall, London.
Dursun, M. and S. Ozden. 2012. Application of solar powered automatic water pumping in
Turkey. International Journal of Computer and Electrical Engineering 4:(2).
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.
Kanisius, Yogyakarta.
Ganiyu, A., Amaanatu, Korese. 2012. Water use efficiency and productivity for rice (Oryza
sativa) in the Bontanga irrigation scheme of northern region of Ghana. Agricultural
Science Research Journals 2:(7).
Kurniawan, R.M. 2012. Dampak Irigasi terhadap Lingkungan.
http://rizalm09.student.ipb.ac.id/2012/09/24/dampak-irigasi-terhadap-lingkungan/.
diakses pada tanggal 5 April 2015.
Nurdijanto, 2000. Kimia Lingkungan. Pati: Yayasan peduli Lingkungan.
Siradz, Syamsul A., dkk. 2008. Kualitas air sungai Code, Winongo dan Gajahwong, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 8: 121-125.
Suripin, 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta : Andi Offset.