Tips Menjadi - ftp.unpad.ac.id fileCara membuat : 1Ambillah dua kertas crepe sesuai dengan warna...

1
he A Team di- ambil dari nama inisial aku, A (Annie), dan A itu adalah hu- ruf pertama dan berharap men- jadi still number one,” kata Indah Setiani, 31, yang biasa dipanggil coach Annie. The A Team pernah mendapatkan dua penghargaan Museum Rekor Indonesia (Muri) sekaligus, yaitu pertunjukan cheerleading terbanyak (sebanyak 500 cheerleaders) dan pem- buatan piramida manusia tertinggi setinggi 12 meter. Kini, The A Team telah melebarkan sayap di beberapa kota besar, yaitu Bandung, Yogya- karta, Solo, dan Surabaya. Penyemangat football Cheerleader berawal dari aktivitas para penyemangat tim football di Universitas Princeton, Amerika, pada 1850. Kemudian, pemandu sorak di Universitas Minessota, Amerika, menjadi tombak kemun- culan cheerleader pada 1898. Ide pemandu sorak ini muncul ketika tim football kampus mereka selalu kalah sepanjang musim. Ke- mudian, muncul sekumpulan maha- siswa fakultas kedokteran dipimpin Jack Campbell. Ia memprakarsai tim pemandu sorak. Tidak hanya bersorak sorai, melainkan dengan gerakan penyemangat. Cheerleading mulai menjangkiti remaja Indonesia di era ’90-an. Na- mun, berkembang pesat pada 2002 dengan gerakan-gerakan ekstrem. Coach Annie, yang bergelut dengan dunia cheerleading sejak SMA, melihat perbe- daan antara gerakan cheerleading Indonesia dengan luar negeri. “Seharusnya ada tekniknya!” katanya mantap. Dengan dibantu teman-temannya di luar negeri, ia belajar secara autodidak di Filipina, Malaysia, dan Australia. Pada 2002 coach Annie sempat dicemooh oleh senior cheers saat membawa teknik-teknik cheers luar negeri ke Indonesia. “Sempat dicemooh dan dipan- dang sebelah mata, dibilang jangan sok-sok luar,” ujarnya. Namun, teknik cheerleading yang dibawanya kemudian diakui dan didukung setelah tim yang diasuh- nya selalu juara di tingkat nasional. Ia mendedikasikan dirinya di dunia i m a a- as di ka, du ota, un- ncul reka . Ke- maha- mpin karsai hanya engan ngkiti an. Na- da 2002 h h oleh senior eknik-teknik donesia. dan dipan- bilang jangan rleading yang n diakui dan yang diasuh- ngkat nasional. irinya di dunia cheers dengan mendirikan pusat pelatihan profesional sekaligus ko- munitas cheers. Olahraga ekstrem Cheerleading bukan sekadar pa- sukan penyemangat, melainkan juga olahraga ekstrem yang tak terduga dan spontan. “Enggak seperti yang mereka pikirkan, nari- nari kaya cewek gitu,” kata Adhitya Aji Pa- mungkas, 20, yang awalnya ragu masuk Dream All Stars. Adhitya justru melihat cheers termasuk ak- tivitas ekstrem kar- ena ada tumbling dan lempar- lemparan. Pada awalnya, di Universitas Mi- nessota yang diprakarsai Campbell, anggota cheers adalah cowok, lo! Tarian ini mempunyai kemam- puan tinggi untuk menghargai orang lain dan memiliki tanggung jawab saat menangkap yer. Tanpa attitude yang baik, disiplin tinggi, dan mau bekerja keras, sebuah tim cheerleader tidak bisa menampilkan kekompakan. Hal ini disetujui salah satu ang- gota Dream All Stars The A Team, Indah Permata Sari, 23. “Pas latihan atau performance , kita enggak boleh bercanda dan harus punya disiplin yang tinggi. Karena kalau enggak, bukan hanya mengancam nyawa kita sendiri, tapi juga mengancam nyawa orang lain,” paparnya. Segitu seriusnya kah? Ternyata benar, karena mempunyai risiko tinggi. Tak jarang anggota cheers mengalami cidera saat tumbling, ataupun jatuh dari pundak temannya karena panik dan tidak bisa menyeimbangkan diri. Adhit juga pernah mengalami cedera patah tulang dan jari keling- king. “Jari kelingkingku patah ka- rena pas tumbling, power-ku terlalu over, jadi mendarat satu setengah putaran. Terus, patah hidung.” “Lihat, hidungku bengkok, kan?” katanya sambil memperlihatkan hidung yang bengkok. lain,” nyata risiko cheers mbling , ndak k dan tidak diri. mengalami n jari keling- ku patah ka- wer -ku terlalu satu setengah hidung.” engkok, kan?” mperlihatkan k. “Ini karena ketabrak base (posisi cheers sebagai fondasi) yang ada di depanku,” tambahnya. Menjanjikan Muncul pertanyaan, apakah dunia cheerleaeder profesional yang penuh risiko ini juga punya masa depan? Coach Annie menjawab, “Ya!” “Aku fokus di cheers dan mende- dikasikan diriku di klub cheers. Dari situ aku menghasilkan sesuatu. Mu- rid-muridku dapat penghasilan dari perform, lomba-lomba, mereka juga bisa ngajar. Banyak murid-muridku yang udah lulus SMA yang tidak be- kerja juga ikut di sini,” katanya. Coach Annie juga menambahkan, di luar negeri pelatih cheerleading yang cuma punya satu tim saja itu sudah hidup makmur. Senada dengan coach Annie, Indah pun juga bersuara sama. “Selain seru dan punya banyak teman, aku juga udah ngajar tiga tim dari beberapa SMA, dan itu menam- bah pemasukan priba- diku,” kata Indah. The A Team Compa- ny juga punya industri bisnis yang terbilang baru di Indonesia. The A Team Company mem- buat marchandise, manaje- men cheerleading workshop, dan exhibition seperti saat tim dari luar negeri datang ke Indonesia. Mereka juga menjual kostum. Kini banyak tim cheers dari Singapura, Skotlandia, dan Malaysia memesan kostum dari coach Annie. Meski cheerleading memang belum jadi cabang olahraga, pemerintah se- harusnya memperhatikan karena tak jarang tim-tim di Indonesia meng- harumkan nama bangsa di kancah internasional. Dream All Stars The A Team yang akan berlaga di Malaysia pertengahan tahun ini, misalnya. Go, go, cheerleader! (M-2) MI/SUMARYANTO 18 CREATIVE MOVE MINGGU, 20 MARET 2011 Tips Menjadi Cheerleader Profesional DOK. THE A TEAM Alat dan Bahan: Gunting Isolasi 8 kertas crepe warna-warni Cara membuat : 1 Ambillah dua kertas crepe sesuai dengan warna yang diinginkan. Kemudian lipat sebanyak dua kali. Jika ingin membuat pompom dengan dua warna, lipat kertas crepe dengan warna yang berbeda dengan cara yang sama, kemudian taruh kertas crepe kedua di atas kertas crepe yang pertama. 2 Setelah itu, lipat keempat kertas crepe tersebut menjadi dua bagian secara bersamaan, dari sisi kanan ke kiri atau sebaliknya. Pompom Ceria! 3 Kemudian potong kertas crepe menjadi 10-15 setrip pada bagian ujung kertas crepe. Saat memotong kertas crepe menjadi 10-15 setrip, jangan sampai ujung kertas crepe lainnya, sekitar 10 cm dari ujung kertas crepe. 4 Gulung bagian ujung kertas crepe yang tidak dipotong setrip dengan arah menggulung dari bagian bawah ke bagian atas. 5 Setelah digulung, rekatkan pada bagian pegangan pompom dengan isolasi. Untuk mendapatkan pompom yang mengembang, pompom dikibas-kibaskan selama 3-6 menit agar semua potongan setrip mengembang. 6 Lakukan langkah 1-5 untuk membuat pompom pasangannya dari empat kertas crepe yang tersisa. 7 Kamu siap beraksi dengan pompom ceria buatanmu sendiri. Selamat mencoba! (M-2) he A amb ini (An it u ruf be jadi still number one bi T Pernah dengar The A Team? Organisasi ini menaungi cheerleader di Indonesia. Mereka diakui dan tercatat sebagai anggota resmi International Cheerleading Union, di Florida, Maret 2008. cheers de pelatihan munitas Pernah dengar The A i i ini Nggak cuma Bersorak melainkan Olahraga Ekstrem eers rmasuk ak- vitas ekstrem kar- na ada tumbling dan lempar- emparan. Pada awalnya, di Universitas Mi- nessota yang diprakarsai Campbell, anggota cheers adalah cowok, lo! Tarian ini mempunyai kemam puan tinggi untuk mengharga orang lain dan memiliki tanggun jawab saat menangkap yer . Tanp attitude yang baik, disiplin tingg dan mau bekerja keras, sebuah ti cheerleader tidak bisa menampilk kekompakan. Hal ini disetujui salah satu an gota Dream All Stars The A Tea Indah Permata Sari, 23. “Pas latihan atau performa kita enggak boleh bercanda harus punya disiplin yang tin Karena kalau enggak, bukan ha awa kita sendiri - , m- ai ng pa gi, im kan ng- am, nc e , dan nggi. anya i, tapi “Ini karen a ketabrak base (posisi cheers sebagai fondasi) yang ada di depanku,” tambahnya. Menjanjikan Muncul pertanyaan, apakah dunia cheerleaeder profesional yang penuh risiko ini juga punya masa depan? Coach Annie menjawab, “Ya!” “Aku fokus di cheers dan mende- dikasikan diriku di klub cheers. Dari situ aku menghasilkan sesuatu. Mu- rid-muridku dapat penghasilan dari perform , lomba-lomba, mereka juga bisa ngajar . Banyak murid-muridku yang udah lulus SMA yang tidak be- kerja juga ikut di sini,” katanya. j menambahkan, MARYANTO MI/SUMARY ga ekstrem leading bukan sekadar pa- penyemangat, melainkan ahraga ekstrem yang tak a dan spontan. ggak seperti yang ka pikirkan, nari- aya cewek gitu ,” Adhitya Aji Pa- gkas, 20, yang lnya ragu uk Dream tars. dhitya tru ihat engan mendirikan pusat n profesional sekaligus ko- cheers . M ENJADI cheerleader tidak harus cantik, ganteng, putih, tinggi, langsing, ataupun tegap. Siapa saja bisa jadi cheerleader. Ini dia tips-tipsnya dari sang pakar, Coach Annie! Kuatkan Motivasi Menjadi cheerleader adalah pilihanmu dan jika kamu tertarik dengan olahraga ekstrem ini, jangan takut mengambil langkahmu di dunia ini. Man- tapkan motivasimu dan lakukan! Latihan dan Fokus Kesuksesan berawal dari latihan. Banyak gerakan dan teknik-teknik cheerleading yang harus dilatih sesering mung- kin, seperti teknik napas dan kuncian. Jangan lupa untuk selalu fokus di setiap latihan. Kerja Keras Menjadi seorang cheerleader bukan sesuatu yang mudah. Meski sering latihan, diperlukan keinginan kuat menjadi cheer- leader yang profesional. Karena itu, selain mengikuti latihan di klub/komunitas/sekolah, latih sendiri teknik-teknik yang belum kamu kuasai. Jaga Stamina Dalam cheerleading banyak gerakan-gerakan ekstrem seperti tumbling (salto), toss (lemparan), menaiki pemain lain, dan menyelamatkan yer (pemain yang diterbangkan). Gerakan-gerakan ini membutuhkan sekaligus menguras tenaga yang banyak. Belum lagi setelah latihan sampai malam, besoknya kita harus sekolah, kuliah atau kerja. Jadi menjaga stamina adalah suatu keharusan. Joginglah paling tidak 30 menit sehari, push up, sit up, dan back up masing-masing 50 kali sehari. Disiplin Tanpa kedisiplinan yang tinggi suatu tim cheerleading tidak akan mendapatkan formasi yang baik. Serius, tidak bercanda, tepat waktu saat latihan merupakan bentuk kedisiplinan, karena dalam cheerleading ini jika kita bercanda akan mem- bahayakan orang lain dan kita sendiri. Selain itu, mampu mengatur waktu, menyeimbangkan jadwal latihan cheers dan tugas-tugas sekolah, kuliah, atau kerja. Attitude Baik Seorang cheerleader yang profesional, namun bersikap aro- gan dan menganggap dirinya yang paling bisa dan hebat, hanya akan merugikan dirinya sendiri dan timnya. Karena cheerleading menuntut kerja sama, kekompakan, dan tang- gung jawab dari semua anggota tim. Jadi, bersikaplah ramah dan bersahabat. Tidak Ada Kata Terlambat Ya! Tidak ada kata terlambat untuk kalian semua menjadi cheerleaders profesional. Jadi, latihan, latihan, latihan, dan tampilkan cheerleading terbaikmu!(M-2) n ach h dk tiga SM ba d n b b A bu m d ti k m Ki Inilah Tim Move Maker Project Pertama! Sadryna Evanalia, mahasiswi Jurusan Jurnalistik IISIP Jakarta, memang hobi menulis. Sejak kecil ia hobi berkaca dan kerap mengikuti lomba unjuk bakat bahkan masuk TV. Ia juga pernah menjadi host salah satu acara kartun untuk anak-anak. Septi Sundari, yang biasa dipanggil Puput, juga tercatat sebagai mahasiswi Jurnalistik IISIP Jakarta semester akhir. Hobinya menonton film dan makan. Untuk mengasah kemampuan menulisnya, ia tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Jurnalistik (Himajur) di kampusnya. TIM MOVE MAKER PROJECT FOTO-FOTO: DOK. PRIBADI

Transcript of Tips Menjadi - ftp.unpad.ac.id fileCara membuat : 1Ambillah dua kertas crepe sesuai dengan warna...

he A Team di-

ambil dari nama

inisial aku, A

(Annie), dan A

itu adalah hu-

ruf pertama dan

berharap men-

jadi still number one,” kata Indah

Setiani, 31, yang biasa dipanggil

coach Annie.The A Team pernah mendapatkan

dua penghargaan Museum Rekor

Indonesia (Muri) sekaligus, yaitu

pertunjukan cheerleading terbanyak

(sebanyak 500 cheerleaders) dan pem-

buatan piramida manusia tertinggi

setinggi 12 meter. Kini, The A Team

telah melebarkan sayap di beberapa

kota besar, yaitu Bandung, Yogya-

karta, Solo, dan Surabaya.

Penyemangat football

Cheerleader berawal dari aktivitas

para penyemangat tim football di

Universitas Princeton, Amerika,

pada 1850. Kemudian, pemandu

sorak di Universitas Minessota,

Amerika, menjadi tombak kemun-

culan cheerleader pada 1898.

Ide pemandu sorak ini muncul

ketika tim football kampus mereka

selalu kalah sepanjang musim. Ke-

mudian, muncul sekumpulan maha-

siswa fakultas kedokteran dipimpin

Jack Campbell. Ia memprakarsai

tim pemandu sorak. Tidak hanya

bersorak sorai, melainkan dengan

gerakan penyemangat.

Cheerleading mulai menjangkiti

remaja Indonesia di era ’90-an. Na-

mun, berkembang pesat pada 2002

dengan gerakan-gerakan

ekstrem. Coach Annie,

yang bergelut dengan

dunia cheerleading sejak

SMA, melihat perbe-

daan antara gerakan

cheerleading Indonesia

dengan luar negeri.

“Seharusnya ada

tekniknya!” katanya

mantap.Dengan dibantu

teman-temannya di

luar negeri, ia belajar

secara autodidak di

Filipina, Malaysia, dan

Australia. Pada 2002 coach

Annie sempat dicemooh oleh senior

cheers saat membawa teknik-teknik

cheers luar negeri ke Indonesia.

“Sempat dicemooh dan dipan-

dang sebelah mata, dibilang jangan

sok-sok luar,” ujarnya.

Namun, teknik cheerleading yang

dibawanya kemudian diakui dan

didukung setelah tim yang diasuh-

nya selalu juara di tingkat nasional.

Ia mendedikasikan dirinya di dunia

i m a a-

as di

ka, du

ota, un-

ncul reka . Ke-

maha-mpin

karsai hanya engan

ngkiti an. Na-da 2002

h h oleh senior

eknik-teknik

donesia. dan dipan-

bilang jangan

rleading yang

n diakui dan

yang diasuh-

ngkat nasional.

irinya di dunia

cheers dengan mendirikan pusat

pelatihan profesional sekaligus ko-

munitas cheers.

Olahraga ekstrem

Cheerleading bukan sekadar pa-

sukan penyemangat, melainkan

juga olahraga ekstrem yang tak

terduga dan spontan.

“Enggak seperti yang

mereka pikirkan, nari-

nari kaya cewek gitu,”

kata Adhitya Aji Pa-

mungkas, 20, yang

awalnya ragu

masuk Dream

All Stars.Adhitya

j u s t r u melihat

cheers termasuk ak-

tivitas ekstrem kar-

ena ada tumbling dan lempar-

lemparan. Pada awalnya, di Universitas Mi-

nessota yang diprakarsai Campbell,

anggota cheers adalah cowok, lo!

Tarian ini mempunyai kemam-

puan tinggi untuk menghargai

orang lain dan memiliki tanggung

jawab saat menangkap fl yer. Tanpa

attitude yang baik, disiplin tinggi,

dan mau bekerja keras, sebuah tim

cheerleader tidak bisa menampilkan

kekompakan.Hal ini disetujui salah satu ang-

gota Dream All Stars The A Team,

Indah Permata Sari, 23.

“Pas latihan atau performance,

kita enggak boleh bercanda dan

harus punya disiplin yang tinggi.

Karena kalau enggak, bukan hanya

mengancam nyawa kita sendiri, tapi

juga mengancam nyawa orang lain,”

paparnya.Segitu seriusnya kah? Ternyata

benar, karena mempunyai risiko

tinggi. Tak jarang anggota cheers

mengalami cidera saat tumbling,

ataupun jatuh dari pundak

temannya karena panik dan tidak

bisa menyeimbangkan diri.

Adhit juga pernah mengalami

ce dera patah tulang dan jari keling-

king. “Jari kelingkingku patah ka-

rena pas tumbling, power-ku terlalu

over, jadi mendarat satu setengah

putaran. Terus, patah hidung.”

“Lihat, hidungku bengkok, kan?”

katanya sambil memperlihatkan

hidung yang bengkok.

lain,”

nyata risiko cheers

mbling,

ndak k dan tidak

diri.mengalami

n jari keling-

ku patah ka-

wer-ku terlalu

satu setengah

hidung.”engkok, kan?”

mperlihatkan

k.

“Ini karena

ketabrak base (posisi

cheers sebagai fondasi) yang

ada di depanku,” tambahnya.

Menjanjikan

Muncul pertanyaan, apakah dunia

cheerleaeder profesional yang penuh

risiko ini juga punya masa depan?

Coach Annie menjawab, “Ya!”

“Aku fokus di cheers dan mende-

dikasikan diriku di klub cheers. Dari

situ aku menghasilkan sesuatu. Mu-

rid-muridku dapat penghasilan dari

perform, lomba-lomba, mereka juga

bisa ngajar. Banyak murid-muridku

yang udah lulus SMA yang tidak be-

kerja juga ikut di sini,” katanya.

Coach Annie juga menambahkan,

di luar negeri pelatih cheerleading

yang cuma punya satu tim saja itu

sudah hidup makmur.

Senada dengan coach Annie, Indah

pun juga bersuara sama.

“Selain seru dan punya banyak

teman, aku juga udah ngajar

tiga tim dari beberapa

SMA, dan itu menam-

bah pemasukan priba-

diku,” kata Indah.

The A Team Compa-

ny juga punya industri

bisnis yang terbilang

baru di Indonesia. The

A Team Company mem-

buat marchandise, manaje-

men cheerleading workshop,

dan exhibition seperti saat

tim dari luar negeri datang

ke Indonesia. Mereka juga

menjual kostum.

Kini banyak tim cheers dari

Singa pura, Skotlandia, dan Malaysia

memesan kostum dari coach Annie.

Meski cheerleading memang belum

jadi cabang olahraga, pemerintah se-

harusnya memperhatikan karena tak

jarang tim-tim di Indonesia meng-

harumkan nama bangsa di kancah

internasional. Dream All Stars The A

Team yang akan berlaga di Malaysia

pertengahan tahun ini, misalnya. Go,

go, cheerleader! (M-2)

g

MI/S

UM

ARYA

NTO

18

CREATIVE MOVE

MINGGU, 20 MARET 2011

Tips Menjadi Cheerleader Profesional

DOK. THE A TEAM

Alat dan Bahan:GuntingIsolasi8 kertas crepe warna-warni

Cara membuat :

1Ambillah dua kertas crepe sesuai dengan warna yang diinginkan. Kemudian lipat sebanyak dua kali. Jika ingin membuat pompom

dengan dua warna, lipat kertas crepe dengan warna yang berbeda dengan cara yang sama, kemudian taruh kertas crepe kedua di atas kertas crepe yang pertama.

2Setelah itu, lipat keempat kertas crepe tersebut menjadi dua bagian secara bersamaan, dari sisi kanan ke kiri atau sebaliknya.

Pompom Ceria! 3Kemudian potong kertas crepe menjadi 10-15 setrip pada bagian ujung kertas crepe. Saat memotong kertas crepe menjadi 10-15

setrip, jangan sampai ujung kertas crepe lainnya, sekitar 10 cm dari ujung kertas crepe.

4Gulung bagian ujung kertas crepe yang tidak dipotong setrip dengan arah menggulung dari bagian bawah ke bagian atas.

5Setelah digulung, rekatkan pada bagian pegangan pompom dengan isolasi. Untuk mendapatkan pompom yang mengembang, pompom

dikibas-kibaskan selama 3-6 menit agar semua potongan setrip mengembang.

6Lakukan langkah 1-5 untuk membuat pompom pasangannya dari empat kertas crepe yang tersisa.

7Kamu siap beraksi dengan pompom ceria buatanmu sendiri. Selamat mencoba! (M-2)

he Aambini(Aniturufbe

jadi still number onebi

T

Pernah dengar The A

Team? Organisasi ini

menaungi cheerleader

di Indonesia. Mereka

diakui dan tercatat

sebagai anggota

resmi International

Cheerleading Union,

di Florida, Maret 2008.

cheers depelatihanmunitas Pernah dengar The A

i i ini

Nggak cuma Bersorak

melainkan Olahraga Ekstrem

eers rmasuk ak-vitas ekstrem kar-

na ada tumbling dan lempar-

emparan. Pada awalnya, di Universitas Mi-

nessota yang diprakarsai Campbell,

anggota cheers adalah cowok, lo!

Tarian ini mempunyai kemam

puan tinggi untuk mengharga

orang lain dan memiliki tanggun

jawab saat menangkap fl yer. Tanp

attitude yang baik, disiplin tingg

dan mau bekerja keras, sebuah ti

cheerleader tidak bisa menampilk

kekompakan.Hal ini disetujui salah satu an

gota Dream All Stars The A Tea

Indah Permata Sari, 23.

“Pas latihan atau performa

kita enggak boleh bercanda

harus punya disiplin yang tin

Karena kalau enggak, bukan ha

awa kita sendiri

-,

m-ai ng pa gi, im

kan

ng-am,

nce, dan

nggi. anya i, tapi

“Ini karena

ketabrak base (posisi

cheers sebagai fondasi) yang

ada di depanku,” tambahnya.

Menjanjikan

Muncul pertanyaan, apakah dunia

cheerleaeder profesional yang penuh

risiko ini juga punya masa depan?

Coach Annie menjawab, “Ya!”

“Aku fokus di cheers dan mende-

dikasikan diriku di klub cheers. Dari

situ aku menghasilkan sesuatu. Mu-

rid-muridku dapat penghasilan dari

perform, lomba-lomba, mereka juga

bisa ngajar. Banyak murid-muridku

yang udah lulus SMA yang tidak be-

kerja juga ikut di sini,” katanya.

j menambahkan,

MAR

YAN

TO

MI/S

UM

ARY

ga ekstrem

leading bukan sekadar pa-

penyemangat, melainkan

ahraga ekstrem yang tak

a dan spontan.

ggak seperti yang

ka pikirkan, nari-

aya cewek gitu,”

Adhitya Aji Pa-

gkas, 20, yang

lnya ragu

uk Dream tars.dhitya

t r u ihat

engan mendirikan pusat

n profesional sekaligus ko-

cheers. MENJADI cheerleader tidak harus cantik, ganteng, putih, tinggi, langsing, ataupun

tegap. Siapa saja bisa jadi cheerleader. Ini dia tips-tipsnya dari sang pakar,

Coach Annie!

Kuatkan MotivasiMenjadi cheerleader adalah pilihanmu dan

jika kamu tertarik dengan olahraga ekstrem ini, jangan takut mengambil langkahmu di dunia ini. Man-tapkan motivasimu dan lakukan!

Latihan dan FokusKesuksesan berawal dari latihan. Banyak gerakan dan

teknik-teknik cheerleading yang harus dilatih sesering mung-kin, seperti teknik napas dan kuncian. Jangan lupa untuk selalu fokus di setiap latihan.

Kerja KerasMenjadi seorang cheerleader bukan sesuatu yang mudah.

Meski sering latihan, diperlukan keinginan kuat menjadi cheer-leader yang profesional. Karena itu, selain mengikuti latihan di klub/komunitas/sekolah, latih sendiri teknik-teknik yang belum kamu kuasai.

Jaga StaminaDalam cheerleading banyak gerakan-gerakan ekstrem seperti

tumbling (salto), toss (lemparan), menaiki pemain lain, dan menyelamatkan fl yer (pemain yang diterbangkan).

Gerakan-gerakan ini membutuhkan sekaligus menguras tenaga yang banyak. Belum lagi setelah latihan sampai malam, besoknya kita harus sekolah, kuliah atau kerja. Jadi menjaga stamina adalah suatu keharusan. Joginglah paling tidak 30 menit sehari, push up, sit up, dan back up masing-masing 50 kali sehari.

DisiplinTanpa kedisiplinan yang tinggi suatu tim cheerleading tidak

akan mendapatkan formasi yang baik. Serius, tidak bercanda, tepat waktu saat latihan merupakan bentuk kedisiplinan, karena dalam cheerleading ini jika kita bercanda akan mem-bahayakan orang lain dan kita sendiri. Selain itu, mampu mengatur waktu, menyeimbangkan jadwal latihan cheers dan tugas-tugas sekolah, kuliah, atau kerja.

Attitude BaikSeorang cheerleader yang profesional, namun bersikap aro-

gan dan menganggap dirinya yang paling bisa dan hebat, hanya akan merugikan dirinya sendiri dan timnya. Karena cheerleading menuntut kerja sama, kekompakan, dan tang-gung jawab dari semua anggota tim. Jadi, bersikaplah ramah dan bersahabat.

Tidak Ada Kata TerlambatYa! Tidak ada kata terlambat untuk kalian semua menjadi

cheerleaders profesional. Jadi, latihan, latihan, latihan, dan tampilkan cheerleading terbaikmu!(M-2)

n

achh d k

tigaSMbad

nbbAbumdtik

mKi

Inilah Tim Move Maker Project Pertama! Sadryna Evanalia, mahasiswi Jurusan Jurnalistik IISIP Jakarta, memang hobi menulis. Sejak kecil ia hobi berkaca dan kerap mengikuti lomba unjuk bakat bahkan masuk TV. Ia juga pernah menjadi host salah satu acara kartun untuk anak-anak.

Septi Sundari, yang biasa dipanggil Puput, juga tercatat sebagai mahasiswi Jurnalistik IISIP Jakarta semester akhir. Hobinya menonton film dan makan. Untuk mengasah kemampuan menulisnya, ia tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Jurnalistik (Himajur) di kampusnya.

TIM MOVE MAKER PROJECT

FOTO-FOTO: DOK. PRIBADI