TIPS Memulai Bisnis Tanaman - ftp.unpad.ac.id · juga tak kalah cantik. Mulai dari ke- ... Rumah...

1
R UMAH di kawasan Bumi Serpong Damai, Serpong, Jawa Barat, itu terkesan asri. Di antara tanaman dalam pot, seekor beo ditempatkan di halaman depan yang mungil. Keranjang-keranjang plastik yang dipenuhi tanaman mini dalam pot kecil diletakkan dekat halaman. “Bisa dibilang ini workshop kami,” ujar Astuti Rusmarawati di rumahnya, Jumat (13/8). Astuti adalah salah satu pendiri Rumah Teduh. Bersama Novianti Sur yakasih, ia menjalankan usa- ha bingkisan tanaman sejak 2008. “Khusus tanaman mini. Yang bisa masuk pot ukuran 9. Tapi bukan ta- naman kaktus,” tambahnya. Beragam tanaman mini mereka sediakan sebagai pilihan. Mulai dari krokot mini, thai puring, sampai ku- ping gajah versi mini. Tentu saja, ta- naman itu bisa membesar dan dapat dipindahkan ke media yang sesuai. Jadi, tidak bisa selamanya disimpan dalam pot berdiameter 9 cm. “Kami sengaja pakai pot agar bisa diguna- kan kembali,” kata Astuti. Lantaran itu, pot yang disediakan juga tak kalah cantik. Mulai dari ke- ramik gaya minimalis sampai yang penuh aksen. Kemasan pun disiap- kan beragam, bisa menggunakan kantung kertas cokelat berhias pernik ataupun plastik. “Ini kerjaannya dia nih, karena dia suka bikin aksesori. Sekalian memberdayakan ibu-ibu di kampung sekitar sini,” kata Novi seraya menunjuk Astuti. Lantaran itu, harga yang ditetap- kan pun bervariasi. Rumah Teduh biasa memberlakukan harga per tanaman, ditambah harga kemasan dan pot yang diinginkan. Tanaman- tanaman itu dijual mulai Rp8.500 untuk pemesanan minimal 5 lusin. Setiap pemesan wajib membayar 50% nilai pemesanan sebagai uang muka. Parsel Lebaran Biasanya Rumah Teduh melayani pesanan suvenir pernikahan atau khitanan dalam jumlah besar. Namun untuk Idul Fitri, mereka menyedia- kan paket parsel tanaman mini yang bisa dibeli satuan. Dua sampai sembilan tanaman mi- ni dikemas manis di dalam baki dan keranjang anyaman. Sebuah paket dinamai D’Daun Teras berisikan lima tanaman mini dijual Rp175 ribu. Ada pula paket D’Daun Pelangi berisi- kan 9 tanaman mini foliage dalam pot plastik dibanderol Rp200 ribu. Pesanan itu bisa diambil di workshop Rumah Teduh atau dikirim dengan biaya khusus. Parsel edisi khusus Lebaran ini bisa menjadi pilihan menarik di antara dominasi parsel makanan yang biasa menjadi bingkisan Lebaran. Untuk mempermudah perawatan bagi ‘calon ibu’ tanaman mini, Astuti dan Novi menyertakan cara perawatan. Instruksi sederhana itu tertulis pada kartu tanaman, lengkap de- ngan info gras, misalnya petunjuk penyiraman dan apakah tanaman tersebut tergolong tahan AC atau tidak. Mereka juga mencantumkan nomor telepon sebagai hotline. “Ada saja yang tanya, apakah plastik pem- bungkus pot bisa dilepas atau tidak,” kata Novi lalu tertawa kecil. Pot-pot mungil itu memang di- bungkus plastik agar kerikil di permukaan media tanam tidak ber- hamburan saat paket dikirimkan. “Kita sendiri juga harus lebih serius memperhatikan tanaman-tanaman ini. Berbeda jika kami jual parsel kue. Setelah dimasak, kue bisa disimpan sampai pembeli datang. Nah, kalau tanaman, kami tidak boleh lupa menyiram. Ya harus diperhatikan sekali,” terang Astuti. Lantaran itu, pengemasan harus dilakukan dengan perhitungan te- liti terkait waktu penyiraman. “Jadi harus dihitung betul. Misalnya un- tuk acara pernikahan hari Minggu, mungkin saja tanaman itu baru di- siram hari Senin. Jadi, ketika kami siram Sabtu, ya diperhitungkan agar media tanam masih lembap sampai Senin,” jelas Astuti. Tidak semua tanaman mini Rumah Teduh berupa dedaunan. “Ada juga bebungaan mini, tapi itu musiman. Kalau musim hujan begini, susah,” kata Astuti. Minat meningkat Bisnis Astuti dan Novi khusus pada bingkisan tanaman mini. Untuk pa- sokan ragam tanaman, mereka meng- andalkan para petani antara lain di daerah Cihideung, Bandung, Jawa Barat, dan Parung, Bogor. “Kami beli putus. Jadi ya memang harus pesan dulu. Tapi kadang-kadang mereka punya stok,” sahut Astuti. Lantaran itu, pemesan juga di- harapkan dari jauh-jauh hari, ideal- nya satu atau dua bulan sebelum ha ri H. “Biasanya pesanan dari perusahaan yang mendadak sekali. Hitungannya hari. Sebetulnya, kalau cuma pesan 200 sih kita bisa siapkan dalam seminggu,” kata Novi. Tanaman yang datang dari petani tidak langsung masuk rumah Astuti yang menjadi workshop. Tapi dititip- kan terlebih dahulu ke ‘depot tanam- an’ milik teman mereka di daerah Taman Tekno. “Kalau banyak, ya enggak cukup di sini. Untung ada yang bisa buat nebeng,” ujar Astuti lalu tertawa. Menurut dia, minat orang terhadap tanaman mini makin meningkat se- jak usaha mereka berjalan. Musim panen Rumah Teduh biasanya ketika banyak orang mengadakan resepsi pernikahan. Rata-rata bisa tiga pe- sanan partai besar, masing-masing bernilai sekitar Rp11 juta-Rp15 juta. “Itu di luar pesanan khitanan atau acara kantor,” kata Astuti. Dia lalu memberi gambaran perkembangan bisnis Rumah Teduh. “Kalau dulu misalnya modal Rp1 juta, ya sekarang membesar 20 kali lipat,” katanya. (M-3) [email protected] Bingkisan tanaman mini bisa mengajak orang lebih berminat pada lingkungan yang asri. Plus menggerakkan kepedulian terhadap pemanasan global. Sica Harum Entrepreneur | 9 MINGGU, 29 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Memulai Bisnis Tanaman 1. Untuk memulai bisnis tanaman, ten- tu Anda harus suka terlebih dahulu dan memiliki pengetahuan dasar. Kemudian jangan bosan memper- kaya wawasan dan menambah pengetahuan tentang tanaman. 2. Tanaman adalah makhluk hidup yang butuh perhatian dan kete- latenan. Tidak ada istilah ‘tangan dingin’ demi tanaman yang sehat dan subur. Mau tidak mau, Anda harus punya waktu dan perhatian khusus untuk memperlakukan tanaman, apalagi bisnis ini terkait dengan kepuasan pelanggan. 3. Tetap rampingkan struktur bisnis Anda. Fokuslah pada core bisnis. Jika bisnis Anda pada bingkisan tanaman, fokuslah pa da ino- vasi kemasan yang menarik. Un- tuk mendukung inovasi produk, manfaatkan jejaring Anda untuk mengerjakan bagian yang bisa didelegasikan. Misalnya, out sour- cing untuk membuat hiasan pada pot atau keranjang. 4. Teliti menghitung waktu yang di butuhkan sebelum tanaman di kirimkan kepada pelanggan. Karena tanaman butuh penyira- man sebelum dikemas. 5. Manfaatkan internet untuk pema- saran bisnis Anda karena cara ini tergolong murah dan esien. Anda tetap membutuhkan website sebagai ‘etalase utama’ bisnis Anda. Jika terlalu repot dengan desainnya, gunakan saja layanan blog. Lalu manfaatkan jejaring sosial Facebook dan Twitter sebagai media pemberi- tahuan produk baru. Sertakan foto dengan kualitas baik. (Sic/M-1) Musim panen Rumah Teduh biasanya ketika banyak orang mengadakan resepsi pernikahan. Rata- rata bisa tiga pesanan partai besar, masing- masing bernilai sekitar Rp11 juta-Rp15 juta.” ANEKA PRODUK: Astuti,48 (kanan) dan Novi, 35, pemilik parsel tanaman Rumah Teduh dengan berbagai karyanya. MI/ROMMY PUJIANTO TIPS

Transcript of TIPS Memulai Bisnis Tanaman - ftp.unpad.ac.id · juga tak kalah cantik. Mulai dari ke- ... Rumah...

Page 1: TIPS Memulai Bisnis Tanaman - ftp.unpad.ac.id · juga tak kalah cantik. Mulai dari ke- ... Rumah Teduh atau dikirim dengan biaya khusus. ... pa da kartu tanaman, lengkap de-

RUMAH di kawasan Bumi Serpong Damai, Serpong, Jawa Barat, itu terkesan asri. Di antara tanaman

da lam pot, seekor beo ditempatkan di halaman depan yang mungil. Ke ranjang-keranjang plastik yang dipenuhi tanaman mini dalam pot kecil diletakkan dekat halaman. “Bisa dibilang ini workshop kami,” ujar As tuti Rusmarawati di rumahnya, Jumat (13/8).

Astuti adalah salah satu pendiri Ru mah Teduh. Bersama Novianti Sur yakasih, ia menjalankan usa-ha bingkisan tanaman sejak 2008. “Khusus tanaman mini. Yang bisa masuk pot ukuran 9. Tapi bukan ta-naman kaktus,” tambahnya.

Beragam tanaman mini mereka sediakan sebagai pilihan. Mulai dari krokot mini, thai puring, sampai ku -ping gajah versi mini. Tentu saja, ta-naman itu bisa membesar dan dapat dipindahkan ke media yang sesuai. Jadi, tidak bisa selamanya disimpan dalam pot berdiameter 9 cm. “Kami sengaja pakai pot agar bisa diguna-kan kembali,” kata Astuti.

Lantaran itu, pot yang disediakan juga tak kalah cantik. Mulai dari ke-ramik gaya minimalis sampai yang penuh aksen. Kemasan pun disiap-kan beragam, bisa menggunakan kan tung kertas cokelat berhias pernik ataupun plastik. “Ini kerjaannya dia nih, karena dia suka bikin aksesori. Sekalian memberdayakan ibu-ibu di kampung sekitar sini,” kata Novi seraya menunjuk Astuti.

Lantaran itu, harga yang ditetap-kan pun bervariasi. Rumah Teduh biasa memberlakukan harga per ta naman, ditambah harga kemasan dan pot yang diinginkan. Tanaman-tanaman itu dijual mulai Rp8.500 untuk pemesanan minimal 5 lusin. Setiap pemesan wajib membayar 50% nilai pemesanan sebagai uang muka.

Parsel LebaranBiasanya Rumah Teduh melayani

pesanan suvenir pernikahan atau khitanan dalam jumlah besar. Namun untuk Idul Fitri, mereka menyedia-kan paket parsel tanaman mini yang

bisa dibeli satuan. Dua sampai sembilan tanaman mi-

ni dikemas manis di dalam baki dan keranjang anyaman. Sebuah paket di namai D’Daun Teras berisikan lima tanaman mini dijual Rp175 ribu. Ada pula paket D’Daun Pelangi berisi-kan 9 tanaman mini foliage dalam pot plastik dibanderol Rp200 ribu. Pesanan itu bisa diambil di workshop Rumah Teduh atau dikirim dengan biaya khusus.

Parsel edisi khusus Lebaran ini bisa menjadi pilihan menarik di antara dominasi parsel makanan yang biasa menjadi bingkisan Lebaran. Untuk mempermudah perawatan bagi ‘calon ibu’ tanaman mini, Astuti dan Novi menyertakan cara perawatan.

Instruksi sederhana itu tertulis pa da kartu tanaman, lengkap de-

ngan info grafi s, misalnya petunjuk penyiraman dan apakah tanaman ter sebut tergolong tahan AC atau ti dak. Mereka juga mencantumkan nomor telepon sebagai hotline. “Ada saja yang tanya, apakah plastik pem-bungkus pot bisa dilepas atau tidak,” kata Novi lalu tertawa kecil.

Pot-pot mungil itu memang di-bungkus plastik agar kerikil di per mukaan media tanam tidak ber-hamburan saat paket dikirimkan. “Kita sendiri juga harus lebih serius memperhatikan tanaman-tanaman ini. Berbeda jika kami jual parsel kue. Setelah dimasak, kue bisa disimpan sampai pembeli datang. Nah, kalau tanaman, kami tidak boleh lupa me nyiram. Ya harus diperhatikan se kali,” terang Astuti.

Lantaran itu, pengemasan harus dilakukan dengan perhitungan te-liti terkait waktu penyiraman. “Jadi ha rus dihitung betul. Misalnya un-tuk acara pernikahan hari Minggu, mungkin saja tanaman itu baru di-siram hari Senin. Jadi, ketika kami siram Sabtu, ya diperhitungkan agar media tanam masih lembap sampai Senin,” jelas Astuti.

Tidak semua tanaman mini Rumah Teduh berupa dedaunan. “Ada juga bebungaan mini, tapi itu musiman. Kalau musim hujan begini, susah,” kata Astuti.

Minat meningkatBisnis Astuti dan Novi khusus pada

bingkisan tanaman mini. Untuk pa-sokan ragam tanaman, mereka meng-andalkan para petani antara lain di daerah Cihideung, Bandung, Jawa Barat, dan Parung, Bogor. “Kami beli putus. Jadi ya memang harus pesan dulu. Tapi kadang-kadang mereka punya stok,” sahut Astuti.

Lantaran itu, pemesan juga di-harapkan dari jauh-jauh hari, ideal-nya satu atau dua bulan sebelum ha ri H. “Biasanya pesanan dari per usahaan yang mendadak sekali. Hi tungannya hari. Sebetulnya, kalau cuma pesan 200 sih kita bisa siapkan dalam seminggu,” kata Novi.

Tanaman yang datang dari petani tidak langsung masuk rumah Astuti yang menjadi workshop. Tapi dititip-kan terlebih dahulu ke ‘depot tanam-an’ milik teman mereka di daerah Ta man Tekno. “Kalau banyak, ya eng gak cukup di sini. Untung ada yang bisa buat nebeng,” ujar Astuti lalu tertawa.

Menurut dia, minat orang terhadap tanaman mini makin meningkat se-jak usaha mereka berjalan. Musim panen Rumah Teduh biasanya ketika banyak orang mengadakan resepsi per nikahan. Rata-rata bisa tiga pe-sanan partai besar, masing-masing bernilai sekitar Rp11 juta-Rp15 juta. “Itu di luar pesanan khitanan atau acara kantor,” kata Astuti.

Dia lalu memberi gambaran perkembangan bisnis Rumah Teduh. “Kalau dulu misalnya modal Rp1 juta, ya sekarang membesar 20 kali lipat,” katanya. (M-3)

[email protected]

Bingkisan tanaman mini bisa mengajak orang lebih berminat pada lingkungan yang asri. Plus

menggerakkan kepedulian terhadap pemanasan global.

Sica Harum

Entrepreneur | 9MINGGU, 29 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

Memulai Bisnis Tanaman1. Untuk memulai bisnis tanaman, ten-

tu Anda harus suka terlebih da hulu dan memiliki pengetahu an dasar. Kemudian jangan bosan memper-kaya wawasan dan menambah pengetahuan tentang tanaman.

2. Tanaman adalah makhluk hidup yang butuh perhatian dan kete-latenan. Tidak ada istilah ‘tangan dingin’ demi tanaman yang sehat dan subur. Mau tidak mau, Anda harus punya waktu dan perhatian khusus untuk memperlakukan tanaman, apalagi bisnis ini terkait

dengan kepuasan pelanggan.3. Tetap rampingkan struktur bisnis

Anda. Fokuslah pada core bis nis. Jika bisnis Anda pada bing kisan tanaman, fokuslah pa da ino-vasi kemasan yang menarik. Un-tuk mendukung inovasi produk, manfaatkan jejaring Anda untuk mengerjakan bagian yang bisa didelegasikan. Misalnya, out sour-cing untuk membuat hiasan pada pot atau keranjang.

4. Teliti menghitung waktu yang di butuhkan sebelum tanaman

di kirimkan kepada pelanggan. Kare na tanaman butuh penyira-man se belum dikemas.

5. Manfaatkan internet untuk pema-saran bisnis Anda karena cara ini tergolong murah dan efi sien. Anda tetap membutuhkan website sebagai ‘etalase utama’ bisnis Anda. Jika terlalu repot dengan desainnya, gunakan saja layanan blog. Lalu manfaatkan jejaring sosial Facebook dan Twitter sebagai media pemberi-tahuan produk baru. Sertakan foto dengan kualitas baik. (Sic/M-1)

Musim panen Rumah Teduh biasanya ketika banyak orang mengadakan resepsi pernikahan. Rata-rata bisa tiga pesanan partai besar, masing-masing bernilai sekitar Rp11 juta-Rp15 juta.”

ANEKA PRODUK: Astuti,48 (kanan) dan Novi, 35, pemilik parsel tanaman Rumah Teduh dengan berbagai karyanya.

MI/ROMMY PUJIANTO

TIPS