Tipologi Sarana Perindustrian

41
TIPOLOGI SARANA PERINDUSTRIAN AR. 3131 Perkembangan Tipologi Arsitektur

description

This slide made by our lecturer Dr. Christina Gantini. ST.

Transcript of Tipologi Sarana Perindustrian

Page 1: Tipologi Sarana Perindustrian

TIPOLOGI SARANA PERINDUSTRIAN

AR. 3131 Perkembangan Tipologi Arsitektur

Page 2: Tipologi Sarana Perindustrian

PENDAHULUAN

BANGUNAN INDUSTRI adalah

bangunan yang berfungsi melayani kegiatan

industri.

Kata ‘Industri’ secara luas bisa berarti

SISTEM, KLUSTER, RANGKAIAN.

Misalnya INDUSTRI KONSTRUKSI semua sektor

kegiatan yang berhubungan dan saling

berkaitan dalam kegiatan konstruksi.

Contoh lainnya adalah Industri Pariwisata,

Industri Kesehatan

Page 3: Tipologi Sarana Perindustrian

SEJARAH INDUSTRI

Pemburu

Nelayan

Pemetik Hasil Bumi

MANUSIA PURBA

NOMADEN MENETAP

Alat Pertanian

Berkebun

Berternak

MEMBUTUHKAN

ALAT

Bertani

Alat Menangkap Ikan

Alat Rumah Tangga

BERKEMBANG

KERAJINAN &

PERTUKANGAN

Pengrajin Tenun

Pengrajin Kayu

Pertukangan

Page 4: Tipologi Sarana Perindustrian

SEJARAH INDUSTRI(SAMBUNGAN)

ABAD

PERTENGAHANAKHIR ABAD 18 & AWAL ABAD 19

Pertambangan besi &

baja mengalami

kemajuan pesat

Penemuan mesin uap

Pabrik Tekstil

Kereta Api

Kapal

Pabrik Mobil

Page 5: Tipologi Sarana Perindustrian

INDUSTRIAL REVOLUTION TIMELINE

17802 – 1930s

Page 6: Tipologi Sarana Perindustrian
Page 7: Tipologi Sarana Perindustrian

SEJARAH INDUSTRI DI INDONESIA

Pada tahun 1667 datang

sekelompok pedagang Belanda

di Pulau Jawa yang mendirikan

VOC.

Gula merupakan komoditas

utama pada jaman kolonial

Belanda.

Dengan peningkatan

permintaan gula di Eropa maka

pada tahun 1750 pabrik

(tradisional) milik etnis Cina

disewa untuk memproduksi

gula di Eropa terutama di

pantai utara Jawa.

Indonesia memasuki era

Industrialisasi Sejak Tahun

1826, dengan didirikannya

pabrik gula bertenaga mesin di

Jawa Barat

Page 8: Tipologi Sarana Perindustrian

SEJARAH INDUSTRI DI INDONESIA(SAMBUNGAN)

Mekanisme Penggilingan Tebu Tradisional

Awalnya teknologi pengolahan tebu

menjadi gula begitu sederhana dan

tradisional. Cairan atau sari tebu didapat

dari alat pengepres berupa silinder batu

atau kayu yang diletakkan berhimpitan.

Salah satu silinder diberi tonggak yang

digerakka secara manual oleh manusa atau

ternak. Satau orang atau lebih memasukkan

tebu ketengah putaran silinder. Hasil press

berupa cairan sari tebu dialirkan ke kuali

besar dibawahnya

Page 9: Tipologi Sarana Perindustrian

SEJARAH INDUSTRI DI INDONESIA(SAMBUNGAN)

Titik awal lahirnya Industri di Indonesia adalah

tahun 1826, pada jaman Hindia Belanda yang

telah di bangun tiga pabrik gula menggunakan

mesin-mesin produksi dan Steam Engine (Ketel

Uap).

Pada tahun 1837 – 1838 didirikan pabrik-

pabrik gula meggunakan mesin-mesin

yang lebih modern di wilayah Wonopringgo,

Sragie, dan Kalimatie.

Pertumbuhan industri ini menyebabkan

tingginya permintaan akan tenaga kerja. Pada

masa inilah, sejarah panjang tenaga kerja

kontrak (kuli kontrak) di mulai dan pendorong

penerapan sistem tanam paksa (cultuurstelsel)

"yang brutal“ tahun 1830 untuk mendapatkan

suplay tenaga kerja dan bahan baku (tebu)

dengan biaya yang murah.

Page 10: Tipologi Sarana Perindustrian

SEJARAH INDUSTRI DI INDONESIA(SAMBUNGAN)

Lokomotif uap milik Deli Spoorweg Maatschappij

(Tahun 1910-an)

Pesatnya pertumbuhan industri gula saat itu juga diikuti

oleh pertumbuhan industri kereta api di akhir abad ke-

18.

Tercatat, sejarah perkeretaapian di

Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama

pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, Jumat

tanggal 17 Juni1864, oleh Gubernur Jenderal Hindia

Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele.

Pembangunan diprakarsai oleh "Naamlooze

Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg

Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de

Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km).

Sedangkan diluar Jawa ( Sumatera ), pembangunan Rel

KA juga dilakukan di Aceh tahun 1874, Sumatera Utara

tahun 1886, Sumatera Barat tahun 1891, dan Sumatera

Selatan tahun 1914.

Kereta Api pada masa itu digerakkan oleh

lokomotif uap (steam engine) hasil pembakaran batu

bara atau kayu.

Page 11: Tipologi Sarana Perindustrian

SEJARAH INDUSTRI DI INDONESIA(SAMBUNGAN)

Kesimpulannya, beberapa faktor berikut

merupakan pendorong terjadinya era

industri di Indonesia ( evolusi Industri di

Indonesia ) yang dimulai sejak tahun

1826:

1. Penemuan mesin uap oleh James

Watt’s Th. 1764

2. Berkembangnya teknologi

permesinan dalam industri

manufacture sebagai dampak dari

Revolusi Industri di Inggris tahun

1800

3. Tingginya permintaan komoditas

gula di Eropa

4. Ketersediaan tenaga kerja murah

melalui sistem kerja kontrak oleh

Pemerintah Hindia Belanda

5. Ketersediaan Bahan Baku (tebu)

murah melalui sistem tanam paksa

(cultuurstelsel) tahun 1830.

6. Perkembangan Industri Kereta Api.

Page 12: Tipologi Sarana Perindustrian

TIPE-TIPE BANGUNAN INDUSTRI

Brewery, pengolahan minuman (bir, anggur)

Factory, pabrik, pengolahan barang, produk

Foundry, pengecoran logam

Mining, penambangan

Power Plant, pembangkit listrik

Refinery, kilang, pengolahan bahan mentah

menjadi bahan pakai (misal kilang minyak)

Mill, pengolahan biji-bijian (gandum, jagung

beras)

Warehouse, gudang

Abbatoir, pemotongan hewan

Shipyard/ boatyard

Bengkel

Sawmill, pengolahan kayu

Page 13: Tipologi Sarana Perindustrian

CABANG-CABANG INDUSTRI

Berikut adalah berbagai industri yang ada di Indonesia:

1. Makanan dan minuman

2. Tembakau

3. Tekstil

4. Pakaian jadi

5. Kulit dan barang dari kulit

6. Kayu, barang dari kayu, dan anyaman

7. Kertas dan barang dari kertas

8. Penerbitan, percetakan, dan reproduksi

9. Batu bara, minyak dan gas bumi, dan bahan bakar dari nuklir

10. Kimia dan barang-barang dari bahan kimia

11. Karet dan barang-barang dari plastik

12. Barang galian bukan logam

13. Logam dasar

14. Barang-barang dari logam dan peralatannya

15. Mesin dan perlengkapannya

16. Peralatan kantor, akuntansi, dan pengolahan data

17. Mesin listrik lainnya dan perlengkapannya

18. Radio, televisi, dan peralatan komunikasi

19. Peralatan kedokteran, alat ukur, navigasi, optik, dan jam

20. Kendaraan bermotor

21. Alat angkutan lainnya

22. Furniture dan industri pengolahan lainnya

Page 14: Tipologi Sarana Perindustrian

Klasifikasi Berdasarkan SK Menteri

Perindustrian No.19/M/I/1986

1. INDUSTRI KIMIA DASAR: misalnya

industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk,

dsb

2. INDUSTRI MESIN DAN LOGAM DASAR:

misalnya industri pesawat terbang,

kendaraan bermotor, tekstil, dll

3. INDUSTRI KECIL: industri roti, kompor

minyak, makanan ringan, es, minyak goreng

curah, dll

4. ANEKA INDUSTRI: industri pakaian,

industri makanan dan minuman, dan lain-

lain.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian

Indonesia No.19/M/I/1986, industri dibedakan menjadi

Page 15: Tipologi Sarana Perindustrian

Klasifikasi Industri Berdasarkan

Tempat Bahan Baku

1. INDUSTRI EKSTRAKTIF, yaitu industri yang bahan

baku diambil langsung dari alam sekitar. Contoh :

pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan,

peternakan, pertambangan, dan lain lain.

2. INDUSTRI NONEKSTRAKTIF, yaitu industri yang

bahan baku didapat dari tempat lain selain alam

sekitar.

3. INDUSTRI FASILITATIF, yaitu industri yang produk

utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual kepada

para konsumennya. Contoh : Asuransi, perbankan,

transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.

Page 16: Tipologi Sarana Perindustrian

Klasifikasi Industri

Berdasarkan Modal

1. INDUSTRI PADAT MODAL, yaitu industri

yang dibangun dengan modal yang

jumlahnya besar untuk kegiatan

operasional maupun pembangunannya.

2. INDUSTRI PADAT KARYA, yaitu industri

yang lebih dititik beratkan pada sejumlah

besar tenaga kerja atau pekerja dalam

pembangunan serta pengoperasiannya.

Page 17: Tipologi Sarana Perindustrian

Klasifikasi Industri Berdasarkan

Jumlah Tenaga Kerja

1. INDUSTRI RUMAH TANGGA, adalah

industri yang jumlah karyawan / tenaga

kerja berjumlah antara 1-4 orang.

2. INDUSTRI KECIL, adalah industri yang

jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah

antara 5-19 orang.

3. INDUSTRI SEDANG atau INDUSTRI

MENENGAH, adalah industri yang jumlah

karyawan / tenaga kerja berjumlah antara

20-99 orang.

4. INDUSTRI BESAR, adalah industri yang

jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah

antara 100 orang atau lebih.

Page 18: Tipologi Sarana Perindustrian

Klasifikasi Industri

Berdasarkan Pemilihan Lokasi

1. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar

(MARKET ORIENTED INDUSTRY), yaitu industri yang didirikan sesuai

dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini akan

mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada.

Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.

2. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja

(MAN POWER ORIENTED INDUSTRY), adalah industri yang berada

pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya jenis

industri tersebut membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk

lebih efektif dan efisien.

3. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku

(SUPPLY ORIENTED INDUSTRY), yaitu jenis industri yang mendekati

lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas atau

memotong biaya transportasi yang besar.

4. Industri yang tidak terkait oleh persyaratan yang lain, yaitu industri

yang didirikan tidak terkait oleh syarat-syarat di atas. Industri ini

dapat didirikan dimana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan

pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan dimana saja. Misalnya :

Industri elektronik, Industri otomotif, dan industri transportasi.

Page 19: Tipologi Sarana Perindustrian

Klasifikasi Industri Berdasarkan Proses Produksi

1. INDUSTRI HULU, yaitu industri yang hanya

mengolah bahan mentah menjadi barang

setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya

menyediakan bahan baku untuk kegiatan

industri yang lain. Misalnya : Industri kayu lais,

industri alumunium, industri pemintalan, dan

industri baja.

2. INDUSTRI HILIR, yaitu industri yang mengolah

barang setengah jadi menjadi barang jadi

sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung

dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya :

Industri pesawat terbang, industri konveksi,

industri otomotif, dan industri meubeler

Page 20: Tipologi Sarana Perindustrian

Klasifikasi Industri Berdasarkan

Produktifitas Perorangan1. INDUSTRI PRIMER (EKSTRAKTIF), adalah industri yang barang-barang

produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih

dahulu. Contohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan,

perkebunan, perikanan, dan sebagainya.

2. INDUSTRI SEKUNDER (MANUFAKTUR), adalah industri sekunder

adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan

barang-barang untuk diolah kembali. Misalnya pemintalan benang sutra,

komponen elektronik, daging kaleng, dan sebagainya.

3. INDUSTRI TERSIER (JASA), adalah industri yang produk atau barangnya

berupa layanan jasa. Contoh seperti telekomunikasi, transportasi,

perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

4. INDUSTRI KUARTENER (PENGETAHUAN), adalah industri yang

mencangkup penelitian pengetahuan dan teknologi serta berbagai tugas

berlevel tinggi lainnya. Misalnya adalah para peneliti, dokter, dan

pengacara.

5. INDUSTRI KUINARI (KULTUR DAN PENELITIAN), beberapa

menganggapnya sebagai salah satu cabang sektor kuartener yang

meliputi level tertinggi pengambilan keputusan dalam masyarakat atau

ekonomi. Sektor ini meliputi eksekutif atau pegawai resmi dalam bidang

pemerintahan, pengetahuan, universitas, non-profit, kesehatan, kultur,

dan media.

Page 21: Tipologi Sarana Perindustrian

ZONA AKTIFITAS PRINSIPAL

ZONA PENGOLAHAN Tempat

peletakan permesinan (area

pemrosesan)

ZONA PERGERAKAN Pergerakan

orang, barang (bahan mentah –

barang jadi – packaging) dan

pergerakan kendaraan (alat angkut

barang)

ZONA LOADING – UNLOADING

Pemindahan barang

Page 22: Tipologi Sarana Perindustrian

STANDAR PERGERAKAN

Page 23: Tipologi Sarana Perindustrian

STANDAR PERGERAKAN

Page 24: Tipologi Sarana Perindustrian

STANDAR PERGERAKAN

Page 25: Tipologi Sarana Perindustrian

TREND PERKEMBANGAN BANGUNAN

INDUSTRI

Fungsional, Simpel Corporate Images

Singlestories Building, Bentang Lebar

Multistories Factory Building

Page 26: Tipologi Sarana Perindustrian

INDUSTRIAL PARK

An INDUSTRIAL PARK (also known

as INDUSTRIAL ESTATE,TRADING ESTATE) is an

area zoned and planned for the purpose of

industrial development.

An industrial park can be thought of as a more

"HEAVYWEIGHT" VERSION of a BUSINESS

PARK or OFFICE PARK, which has offices

and LIGHT INDUSTRY, rather than heavy industry

Part of the Municipal Airport industrial

complex, Edmonton Alberta, Canada

Industrial zone in Dakar (Senegal).

Page 27: Tipologi Sarana Perindustrian

SINGLE STOREY INDUSTRIAL

BUILDINGS

These buildings are typically used for

WORKSHOPS

FACTORIES

INDUSTRIAL

DISTRIBUTION WAREHOUSES

RETAIL

LEISURE

G. Park Blue

Planet, Newcastle-

under-Lyme

West burton

power

station

Extension to

Hangar 12,

Bournemouth

Airport

Page 28: Tipologi Sarana Perindustrian

DESIGN CONCEPT

The development of a design solution for a single

storey building, such as a large enclosure or

industrial facility is more dependent on the

ACTIVITY being performed within the building (and

POSSIBLE FUTURE REQUIREMENTS) than other

building types.

Although single-storey buildings are primarily

functional, they are often designed with a STRONG

ARCHITECTURAL INPUT dictated by planning

requirements and CLIENT ‘BRANDING’.

Page 29: Tipologi Sarana Perindustrian

The following overall design requirements should be

considered at the concept design stage of single storey

industrial buildings:

1. Space use, for example, specific requirements for

handling of materials or components in a production

facility

2. FLEXIBILITY of space in current and future use

3. SPEED OF CONSTRUCTION

4. Environmental performance, including services

requirements andTHERMAL PERFORMANCE

5. Aesthetics and visual impact

6. ACOUSTIC isolation, particularly in production facilities

7. Access and security

8. SUSTAINABILITY considerations

9. Design life and maintenance requirements, including end

of life issues.

DESIGN CONCEPT

Page 30: Tipologi Sarana Perindustrian

TYPE OF SINGLE STOREY BUILDINGTo enable the concept

design to be developed,

it is necessary to review

these considerations

based on the type of

single storey building

Page 31: Tipologi Sarana Perindustrian

STRUCTURAL CONCEPT

Page 32: Tipologi Sarana Perindustrian

AWAL PERKEMBANGAN BANGUNAN INDUSTRI

Old Industrial Building

Page 33: Tipologi Sarana Perindustrian

INDUSTRIAL BUILDING

Cuna de Tierra Winery

Etable de Stabulation Libre

Page 34: Tipologi Sarana Perindustrian

INDUSTRIAL BUILDING

NRW State Archive Wasser Werk

Page 35: Tipologi Sarana Perindustrian

INDUSTRIAL BUILDING

Arteche High Voltage Laboratory Olympic Energy Center

Page 36: Tipologi Sarana Perindustrian

TINGKATAN KOMPLEKSITAS AREAL

Page 37: Tipologi Sarana Perindustrian

TINGKATAN KOMPLEKSITAS AREAL

Page 38: Tipologi Sarana Perindustrian

TINGKATAN KOMPLEKSITAS AREAL

Page 39: Tipologi Sarana Perindustrian

INDIVIDUAL FACTORY BUILDING

Page 40: Tipologi Sarana Perindustrian

INDUSTRIAL TOWN

Page 41: Tipologi Sarana Perindustrian

INDUSTRIAL TOWN