Tipo-Morfo Pasar 4

121
BAB I STUDI TIPOLOGI DAN MORFOLOGI ARSITEKTUR 1.1. TERMINOLOGI 1.1.1 Deskripsi Pasar A.PENGERTIAN PASAR Pengertian pasar secara konkret adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual. Dalam ilmu ekonomi, pengertian pasar lebih dititikberatkan pada kegiatan jual belinya. Pasar dapat terbentuk di mana saja dan kapan saja. Pengertian Pasar atau Definisi Pasar dalam arti sempit adalah tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli barang dan jasa.Sedangkan dalam arti luas Pasar adalah Tempat bertemunya permintaan dan penawaran. Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang . Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 1

Transcript of Tipo-Morfo Pasar 4

Page 1: Tipo-Morfo Pasar 4

BAB I

STUDI TIPOLOGI DAN MORFOLOGI ARSITEKTUR

1.1. TERMINOLOGI

1.1.1 Deskripsi Pasar

A.PENGERTIAN PASAR

Pengertian  pasar secara konkret adalah tempat bertemunya pembeli dan

penjual. Dalam ilmu ekonomi, pengertian pasar lebih dititikberatkan pada kegiatan

jual belinya. Pasar dapat terbentuk di mana saja dan kapan saja. Pengertian Pasar

atau Definisi Pasar dalam arti sempit adalah tempat bertemunya calon penjual dan

calon pembeli barang dan jasa.Sedangkan dalam arti luas Pasar adalah Tempat

bertemunya permintaan dan penawaran. Pasar adalah salah satu dari berbagai

sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual

barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran

yang sah seperti uang . 

Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah

pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item

pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan

pasar dari perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan,

tetapi dibutuhkan setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga

ada persaingan pada setidaknya satu dari dua belah pihak. 

Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi

jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 1

Page 2: Tipo-Morfo Pasar 4

diperdagangkan. Beberapa contoh termasuk pasar petani lokal yang diadakan di alun-alun kota atau tempat parkir, pusat

perbelanjaan dan pusat perbelanjaan, mata uang internasional dan pasar komoditas, hukum menciptakan pasar seperti untuk izin

polusi, dan pasar ilegal seperti pasar untuk obat-obatan terlarang.

Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk

menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang atau jasa untuk uang adalah transaksi. Pasar peserta terdiri dari semua

pembeli dan penjual yang baik yang memengaruhi harga nya. Pengaruh ini

merupakan studi utama ekonomi dan telah melahirkan beberapa teori dan model

tentang kekuatan pasar dasar penawaran dan permintaan.

Ada dua peran di pasar, pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi

perdagangan dan memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam

masyarakat. Pasar mengizinkan semua item yang diperdagangkan untuk dievaluasi

dan harga. Sebuah pasar muncul lebih atau kurang spontan atau sengaja dibangun

oleh interaksi manusia untuk memungkinkan pertukaran hak (kepemilikan) jasa dan

barang.

Secara historis, pasar berasal di pasar fisik yang sering akan berkembang menjadi – atau dari – komunitas kecil, kota dan kota.

Syarat-syarat terbentuknya pasar:

1. Adanya penjual

2. Adanya pembeli

3. Adanya barang atau jasa yang diperjualbelikan

4. Terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 2

(Sumber:http://ashokablog.blogspot.com/2012/04/deskripsi-pasar.html )

Page 3: Tipo-Morfo Pasar 4

B. FUNGSI PASAR

 1. Fungsi Distribusi

Dalam kegiatan distribusi, pasar berfungsi mendekatkan jarak antara konsumen dengan produsen dalam melaksanakan

transaksi. Dalam fungsi distribusi, pasar berperan memperlancar penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.

2. Fungsi Pembentukan Harga

Pasar berfungsi sebagai pembentuk harga pasar, yaitu kesepakatan harga antara penjual dan pembeli.

3. Fungsi Promosi

Pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi. Pelaksanaan promosi dapat dilakukan dengan cara memasang

spanduk, membagikan brosur, membagikan sampel, dll.

C. BENTUK PASAR

 a. Pasar menurut Pelayanan dan Kelengkapannya

1.Pasar tradisional

Dalam pasar tradisional, pembeli dilayani langsung oleh penjual, sehingga dimungkinkan masih terjadi tawar menawar harga.

Contoh pasar Beringharjo di Yogyakarta, pasar Johar di Semarang.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 3

Page 4: Tipo-Morfo Pasar 4

2.Pasar modern

Dalam pasar modern, pelayanan dilakukan secara mandiri dan dilayani oleh pramuniaga.

b. Pasar menurut Fisik

1. Pasar kongkret/riil, adalah pasar di mana penjual dan pembeli bertemu langsung dan barang yang diperjualbelikan benar-benar

ada. Pasar Konkret (pasar nyata) merupakan pasar yang menunjukkan suatu tempat terjadinya hubungan secar langsung (tatap

muka) antara pembeli dan penjual. Barang yang diperjualbelikan pun berada di tempat tersebut. Misalnya pasar-pasar

tradisional dan swalayan.

Ciri-cirinya: transaksi tunai, barang dapat  langsung dibawa,barang yang diperjualbelikan benar-benar ada dan penjual pembeli

bertemu langsung.

2. Pasar abstrak, adalah pasar di mana penjual dan pembeli tidak bertemu secara langsung dan barang yang diperjualbelikan tidak

tersedia secara langsung. Misalnya, pasar modal di Bursa Efek Indonesia.

Ciri-cirinya: transaksi berlandaskan rasa percaya, penjual pembeli berada di tempat yang berbeda, barang yang diperjualbelikan

tidak tersedia (hanya contohnya saja).

c. Pasar menurut Waktu Terjadinya

1. Pasar harian, pasar yang penyelenggaraannya setiap hari. Misalnya pasar pagi, toserba, dan warung-warung

2. Pasar mingguan, pasar yang penyelengggaraanya setiap seminggu sekali. Misalnya pasar senin atau pasar minggu yang ada di

daerah pedesaan

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 4

Page 5: Tipo-Morfo Pasar 4

3. Pasar bulanan, pasar yang melakukan aktivitas setiap satu bulan sekali. Dalam aktivitasnya bisa satu hari atau lebih. Misalnya,

pasar yang biasa terjadi di depan kantor-kantor tempat pensiunan atau purnawirawan yang mengambil uang tunjangan

pensiunannya tiap awal bulan.

4. Pasar tahunan, pasar yang melakukan aktivitas setiap satu tahun sekali. Kejadian pasar ini biasanya lebih dari satu hari, bahkan

bisa mencapai lebih dari satu bulan. Misalnya Pekan Raya Jakarta, pasar malam, dan pameran pembangunan.

5. Pasar temporer merupakan pasar yang dapat terjadi sewaktu-waktu dalam waktu yang tidak tentu (tidak rutin) pasar ini

biasanya terjadi pada peristiwa tertentu. Misalnya pasar murah, bazar, dan pasar karena ada perayaan kemerdekaan RI.

d. Pasar  menurut Luas Wilayah Kegiatannya

1. Pasar lokal, pasar yang daerah pemasarannya hanya meliputi daerah tertentu, barang yang diperjualbelikan adalah barang

kebutuhan masyarakat di sekitarnya dari berbagai daerah atau wilayah tertentu saja.

2. Pasar nasional, pasar yang daerah pemasarannya meliputi wilayah satu negara, barang yang diperjualbelikan adalah barang yang

dibutuhkan masyarakat negara tersebut. Pasar nasional merupakan pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli dari

berbagai daerah atau wilayah dalam suatu negara. Misalnya, pasar kayu putih di Ambon dan pasar tembakau di Deli.

3. Pasar regional, adalah pasar yang daerah pemasarannya meliputi beberapa negara di wilayah tertentu dan biasanya didukung

dengan perjanjian kerjasama misalnya AFTA di wilayah Asia Tenggara.

4. Pasar internasional/pasar dunia, adalah pasar yang daerah pemasarannya meliputi seluruh kawasan dunia, barang yang

diperjualbelikan adalah barang yang dibutuhkan semua masyarakat dunia Misalnya pasar tembakau di Bremen Jerman.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 5

Page 6: Tipo-Morfo Pasar 4

e. Pasar menurut Barang yang Diperjualbelikan

1. Pasar barang konsumsi, adalah pasar yang memperjualbelikan barang yang secara

langsung dapat dikonsumsi, misalnya pasar sembako, pasar buah.

2. Pasar barang produksi,  adalah pasar yang memperjualbelikan barang produksi atau

faktor-faktor produksi, misalnya pasar bibit ikan, pasar mesin-mesin pabrik, bursa

tenaga kerja.

f. Pasar menurut Hubungannya Dengan Proses Produksi

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 6

Page 7: Tipo-Morfo Pasar 4

a. Pasar output (pasar produk) merupakan pasar yang memperjualbelikan barang-barang hasil produksi (biasanya dalam bentuk

jadi).

b. Pasar input (pasar faktor produksi) merupakan interaksi antara permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa sebagai

masukan pada suatu proses produksi (sumber daya alam, berupa bahan tambang, hasil pertanian, tanah, tenaga kerja, dan barang

modal).

 g. Pasar menurut Bentuk/Organisasi Pasar

1. Pasar persaingan sempurna (perfect competition market), adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli sehingga harga

tidak bisa ditentukan oleh masing-masing penjual/pembeli. Pasar persaingan sempurna merupakan ebuah jenis pasar dengan

jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk melalui mekanisme

pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan pembeli di pasar ini tidak dapat mempengaruhi

harga dan hanya berperan sebagai penerima harga (price-taker). Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan

tidak dapat dibedakan. Semua produk terlihat identik. Pembeli tidak dapat membedakan apakah suatu barang berasal dari

produsen A, produsen B, atau produsen C? Oleh karena itu, promosi dengan iklan tidak akan memberikan pengaruh terhadap

penjualan produk.

Ciri-cirinya:

1. Pengetahuan penjual dan pembeli sempurna

2. Penjual dan pembeli bebas keluar masuk pasar

3. Penjual dan pembeli banyak

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 7

Page 8: Tipo-Morfo Pasar 4

4. Barang yang diperjualbelikan bersifat homogen

2. Pasar persaingan tidak sempurna (imperfect competition market), adalah pasar di mana jumlah pembeli lebih banyak daripada

jumlah penjual.

Ciri-ciri:

1. Pengetahuan pembeli tentang pasar terbatas

2. Terdapat hambatan nutuk memasuki pasar

3. Jumlah penjual sedikit

4. Barang yang diperjualbelikan heterogen

Pasar persaingan tidak sempurna dibedakan menjadi:

a. Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual), adalah pasar yang sepenuhnya dikuasai satu

penjual..Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai “monopolis”. Sebagai penentu

harga (price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah barang

yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula

sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan

harga terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi

(pengganti) produk tersebut atau —lebih buruk lagi— mencarinya di pasar gelap (black market). Contoh: PLN menguasai

listrik di Indonesia.

Ciri-ciri:

1. Terdapat satu penjual dan banyak pembeli.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 8

Page 9: Tipo-Morfo Pasar 4

2. Harga ditentukan oleh penjual.

3. Tidak ada barang lain yang dapat menggantikan barang yang diperjualbelikan.

4. Ada rintangan bagi penjual baru yang ingin masuk.

Penyebab timbulnya pasar monopoli:

1. Ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan undang-undang

2. Penggabungan dari berbagai perusahaan

3. Adanya hak paten atas hasil karya

Hambatan yang terjadi pada pasar monopoli:

1. Penetapan harga serendah mungkin

2. Adanya kepemilikan terhadap hak paten/hak cipta dan hak eksklusif

3. Pengawasan yang ketat terhadap agen dan distributor

4. Adanya skala ekonomis yang sangat besar

5. Memiliki sumber daya yang unik

b. Pasar duopoli, yaitu pasar yang dikuasai oleh dua penjual. Contoh: Caltex dan Pertamina menguasai minyak pelumas.

Ciri-ciri:

1. Terdapat dua penjual dan banyak pembeli.

2. Harga ditentukan secara sepihak oleh kedua penjual

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 9

Page 10: Tipo-Morfo Pasar 4

c. Pasar oligopoli,  yaitu pasar yang dikuasai oleh beberapa penjual. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi

kurang dari sepuluh.Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan

permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga

semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk

menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.

Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial

untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk

menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan

kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.Struktur pasar oligopoli

umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri

mobil, dan industri kertas.

Contoh: Honda, Suzuki, Yamaha, dan Kawasaki menguasai sepeda motor.

Ciri-ciri:

1. Terdapat beberapa penjual dan banyak pembeli

2. Barang yang diperjualbelikan bersifat homogen

3. Terdapat hambatan bagi penjual baru

4. Adanya saling ketergantungan

5. Penggunaan iklan sangat intensif

d. Pasar monopolistik,  yaitu pasar dimana terdapat banyak produsen yang menjual barang yang sama tetapi dengan

berbagai macam variasi.Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti

memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi, dll.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 10

Page 11: Tipo-Morfo Pasar 4

Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi setiap produk yang dihasilkan

produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain.

Pada pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak

sebesar produsen dari pasar monopoli atau oligopoli. Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang dihasilkan. Karena

perbedaan dan ciri khas dari suatu barang, konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih

merek tersebut walau produsen menaikkan harga. Misalnya, pasar sepeda motor di Indonesia. Produk sepeda motor

memang cenderung bersifat homogen, tetapi masing-masing memiliki ciri khusus sendiri. Sebut saja sepeda motor Honda,

di mana ciri khususnya adalah irit bahan bakar. Sedangkan Yamaha memiliki keunggulan pada mesin yang stabil dan

jarang rusak. Akibatnya tiap-tiap merek mempunyai pelanggan setia masing-masing.

Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa mendongkrak penjualan. Bagaimana

kemampuan perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam benak masyarakat, sehingga membuat mereka mau

membeli produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Oleh

karenanya, perusahaan yang berada dalam pasar monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga

citra perusahaannya.

Ciri-ciri:

1. Terdapat banyak produsen

2. Barang yang diperjualbelikan sama tetapi dengan berbagai macam variasi

3. Adanya kemudahan bagi produsen baru untuk menawarkan produknya

4. Selalu terbuka peluang untuk menciptakan persaingan

e. Pasar monopsoni, yaitu pasar dimana terdapat banyak penjual tetapi pembelinya hanya satu. Pasar monopsoni bentuk

pasar ini merupakan bentuk pasar yang dilihat dari segi permintaan atau pembelinya. Dalam hal ini pembeli memiliki

kekuatan dalam menentukan harga. Dalam pengertian ini, pasar monopsoni adalah suatu bentuk interaksi antara

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 11

Page 12: Tipo-Morfo Pasar 4

permintaan dan penawaran di mana permintaannya atau pembeli hanya satu perusahaan.

Contoh yang ada di Indonesia seperti PT. Kereta Api Indonesia yang merupakan satu-satunya pembeli alat-alat kereta api.

Ciri-ciri:

1. Terdapat banyak produsen

2. Pembeli hanya satu

3. Para produsen bersaing keras untuk memberikan pelayanan dan harga serendah mungkin

f. Pasar ologopsoni adalah bentuk pasar dimana barang yang dihasilkan oleh beberapa perusahaan dan banyak perusahaan

yang bertindak sebagai konsumen. Contoh Telkom, indosat, Mobile-8, excelcomindo adalah beberapa perusahaan pembeli

infrastruktur telekomunikasi seluler.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 12

(Sumber : http://www.ips.web.id/2012/01/pengertian-pasar-dan-macam-macam-jenis.html)

Page 13: Tipo-Morfo Pasar 4

D. PERANAN PASAR

1. Peranan pasar bagi produsen

-  Sebagai tempat untuk mempromosikan barang.

-  Sebagai tempat untuk menjual hasil produksi.

-  Sebagai tempat untuk memperoleh bahan produksi.

2.Peranan pasar bagi konsumen

-  Memudahkan konsumen untuk mendapatkan barang kebutuhan

-  Sebagai tempat bagi konsumen untuk menawarkan sumber daya yang dimiliki

3.Peranan pasar bagi pemerintah

-  Sebagai penunjang kelancaran pembangunan

-  Sebagai sumber pendapatan negara

E. KEGUNAAN PASAR KONKRET DALAM KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT

1. Merupakan tempat menjual hasil produksi yang dihasilkan masyarakat

2. Menjadi tampat pemenuhan kebutuhan masyarakat secara langsung

3. Menjadi tempat transaksi jual beli barang atau jasa

4. Membantu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat

5. Membantu meningkatkan pendapatan masyarakat

6. Membantu meningkatkan pendapatan daerah

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 13

(Sumber : http://bozzkaf.blogspot.com/2012/09/pengertianfungsibentukperanan-dan.html)

Page 14: Tipo-Morfo Pasar 4

Deskripsi Tradisi

Tradisi (Bahasa Latin: traditio, “diteruskan”) atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah

dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya pada satu negara, kebudayaan, waktu

tertentu atau penganut agama.

Hal yang paling mendasar dari   tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun

(sering kali) lisan, karena tanpa adanya informasi ini, suatu tradisi dapat punah. Dalam pengertian lain tradisi adalah adat-istiadat atau

kebiasaan    yang turun temurun yang masih dijalankan di masyarakat. Dalam suatu masyarakat muncul semacam penilaian bahwa cara-cara

atau model “ tindakan ” yang sudah ada merupakan pilihan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan persoalan.

Biasanya sebuah tradisi tetap saja dianggap sebagai cara atau model terbaik selagi belum ada alternatif lain.

Selanjutnya dari konsep tradisi akan lahir istilah tradisional. Tradisional merupakan sikap mental dalam memberikan respon

terhadap berbagai persoalan dalam masyarakat berdasarkan tradisi. Didalamnya terkandung metodologi atau cara berfikir dan bertindak

yang selalu berpegang teguh atau berpedoman pada tradisi. Tradisi selalu di kontrol oleh nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Dengan kata lain tradisional adalah  setiap tindakan dalam menyelesaikan persoalan berdasarkan tradisi.

Dari uraian diatas akan dapat dipahami bahwa sikap tradisional adalah bahagian terpenting dalam sitem tranformasi nilai-nilai

kebudayaan. Artinya jika ada perubahan di dalam masyarakat, namun anggota masyarakat tidak serta merta meninggalkan tradisinya.

Tradisi tetap  berfungsi sebagai alat kontrol sosial. Kita harus menyadari bahwa warga masyarakat berfungsi sebagai penerus budaya dari

generasi ke generasi selanjutnya secara dinamis. Artinya proses mentransfer atau pewarisan kebudayaan merupakan interaksi langsung

(berupa pendidikan) dari generasi tua kepada generasi muda berdasarkan nilai dan norma yang berlaku.

Jika ada sesuatu yang baru atau inovasi baik berupa ide, gagasan, metodologi dan sebagainya, kalau memang efektif untuk memenuhi

kebutuhan hidup tentu anggota masyarakat akan mengadopsi. Dalam perjalanan waktu sebuah inovasi juga akan menjelma menjadi sebuah

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 14

Page 15: Tipo-Morfo Pasar 4

Pasar di Banten di sekitar tahun 1870

tradisi pula.  Seperti orang  yang pergi menghadiri acara pesta perkawinan dengan membawa amplop yang berisi uang sebagai ganti kado

pada masa lalu.

(Sumber : http://www.jalius12.wordpress.com)

DISKRIPSI PASAR TRADISIONAL

Pengertian Pasar Tradisional

Pasar tradisional adalah pasar yang dalam pelaksanaannya bersifat tradisional

dan ditandai dengan pembeli serta penjual yang bertemu secara langsung. Pasar

tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan

adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-

menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka

yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual

kebutuhan sehari-hari seperti

bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain,

pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang

menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak

ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan

agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Beberapa pasar

tradisional yang "legendaris" antara lain adalah pasar Beringharjo di

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 15

(SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar )

Page 16: Tipo-Morfo Pasar 4

Yogyakarta, pasar Klewer di Solo, pasar Johar di Semarang. Pasar tradisional di seluruh Indonesia terus mencoba bertahan

menghadapi serangan dari pasar modern.

Proses jual-beli biasanya melalui proses tawar menawar harga, dan harga yang diberikan untuk suatu barang bukan

merupakan harga tetap, dalam arti lain masih dapat ditawar, hal ini sangat berbeda dengan pasar modern.Umumnya, pasar

tradisional menyediakan bahan-bahan pokok serta keeprluan rumah tangga. Lokasi pasar tradisional dapat berada ditempat yang

terbuka atau bahkan dipingir jalan. 

Ciri khas pasar tradisional adalah adanya tenda-tenda tempat penjual memasarkan dagangannya, serta pembeli yang berjalan

hilir mudik untuk memilih dan menawar barang yang akan dibelinya.

Ciri Ciri Pasar Tradisional

1. Proses jual-beli melalui tawar menawar harga

2. Barang yang disediakan umumnya barang keperluan dapur dan rumah tangga

3. Harga yang relatif lebih murah

4. Area yang terbuka dan tidak ber-AC

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 16

(Sumber : http://syadiashare.com/jenis-jenis-pasar.html)

(Sumber : http://ddsulai.blogspot.com/2012/12/ciri-ciri-pengertian-pasar-tradisional.html)

Page 17: Tipo-Morfo Pasar 4

1.1.2 SEJARAH PASAR TRADISIONAL

SEJARAH

Sudah sejak zaman dahulu kota tidak akan pernah terlepas dari pusat kegiatan komersil yang disebut dengan pasar. Sejarah pasar di

awali pada zaman pra sejarah, dimana didalam memenuhi kebutuhan manusia melakukan sistem barter yaitu suatu sistem yang

diterapkan antara dua individu dengan cara menukar barang yang satu dengan barang yang lainnya dan akhirnya sistem barter ini

berkembang secara luas. Proses penukaran barang tersebut menimbulkan masalah akan tempat di mana tempat sendiri berkaitan

dengan jarak dan waktu tempuh. Semakin dekat jarak pertukaran semakin memudahkan memindahkan barang

barang sehingga terbentuk sebuah pertukaran barang-barang yang tidak jauh dari lingkungan kediaman mereka.Tempat tukar

menukar inilah disebut dengan pasar.Dan setelah manusia mengenal mata uang sebagai alat tukar menukar yang menjadi dasar

perhitungan bagi seluruh proses pertukaran barang maka proses tersebut disebut dengan proses jual beli. Dengan

meningkatnya perkembangan penduduk, kehidupan sosial, ekonomi dan juga kemajuan

teknologi khususnya dibidang perdagangan timbullah sekelompok individu baru yang bergerak dalam bidang pedagang. Pedagang-

pedagang inilah yang membuat tempat-tempatyang lebih permanen untuk berdagang.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam tersebut di atas, Pasar Tradisional menyelenggarakan fungsi :

1.Pasar sebagai Sarana Distribusi

Pasar sebagai sarana distribusi, berfungsi memperlancar proses penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen.

Dengan adanya pasar, produsen dapat berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menawarkan hasil

produksinya kepada konsumen. Pasar dikatakan berfungsi baik jika kegiatan distribusi barang dan jasa dari produsen ke konsumen

berjalan lancar. Sebaliknya, pasar dikatakan tidak berfungsi baik jika kegiatan distribusi seringkali macet.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 17

(sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar) 

Page 18: Tipo-Morfo Pasar 4

2. Pasar sebagai Pembentuk Harga

Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Di pasar tersebut penjual menawarkan barang-barang

atau jasa kepada pembeli. Pembeli yang membutuhkan barang atau jasa akan berusaha menawar harga dari barang atau jasa

tersebut, sehingga terjadilah tawar-menawar antara kedua belah pihak. Setelah terjadi kesepakatan, terbentuklah harga. Dengan

demikian, pasar berfungsi sebagai pembentuk harga.Harga yang telah menjadi kesepakatan tersebut, tentunya telah diperhitungkan

oleh penjual dan pembeli. Penjual dan pembeli. Penjual tentu telah memperhitungkan laba yang diinginkannya, sedangkan pembeli

telah memperhitungkan manfaat barang atau jasa serta keadaan keuangannya.

3. Pasar sebagai Sarana Promosi

Pasar sebagai sarana promosi artinya pasar menjadi tempat memperkenalkan dan menginformasikan suatu barang/jasa

tentang manfaat, keunggulan, dan kekhasannya pada konsumen. Promosi dilakukan untuk menarik minat pembeli terhadap barang

atau jasa yang diperkenalkan. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain, memasang spanduk, menyebarkan brosur,

pameran, dan sebagainya.Banyaknya cara promosi yang dilakukan oleh produsen, membuat konsumen lebih selektif dalam memilih

barang yang akan dibeli. Biasanya produsen yang menawarkan barang dengan harga murah dan kualitasnya bagus akan menjadi

pilihan konsumen.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 18

(http://www.g-excess.com/4098/peran-dan-fungsi-pasar-dalam-menjalankan-perekonomian)

Page 19: Tipo-Morfo Pasar 4

Tempat yang strategis untuk wisata belanja karena Pasar Johar ini berada tepat

didepanMasjid Besar Kauman Semarang. Terletak tepat di belakang Hotel Metro

dan dekat dengan stasiun kereta api Tawang.

Tampak depan pasar Johar pada saat siang hari

STUDI TIPOLOGI DAN MORFOLOGI

Kawasan Perdagangan Johar (Pasar Johar),Semarang

Pasar Johar merupakan area pusat jual-beli

di Kota Semarang yang terkenal dengan kelengkapan

komoditinya dan menjadi salah satu pusat destinasi

belanja masyarakat Semarang. Kawasan ini terletak pada

pusat Kota Semarang, kecamatan Semarang Tengah,

kelurahan Kauman. Terletak pada Bagian Wilayah Kota I

Kota Semarang, Kawasan Perdagangan Johar memiliki

dominansi aktivitas komersial/perdagangan dengan

beberapa guna lahan permukiman. Berada pada pusat kota,

di antara Tugu Muda, Simpang Lima, serta dekat

dengan Kota Lama Semarang, menjadikan kawasan ini

potensial untuk dikembangkan lebih lanjut.

Sejarah Pasar Johar Semarang dimulai lebih dari seabad yang lalu. Pada tahun

1860 terdapat pasar yang menempati bagian timur alun-alun ini dipagari oleh

deretan pohon johar ditepi jalan. Dari sinilah nama Pasar johar itu lahir. Lokasi

pasar ini disebelah barat pasar Semarang yang disebut sebagai Pasar Pedamaran,

dan berdekatan pula dengan penjara sehingga menjadi tempat menanti orang yang

menengok kerabat dan kenalan yang dipenjara. Pasar Johar menjadi semakin ramai dan memerlukan perluasan ruang.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 19

Page 20: Tipo-Morfo Pasar 4

Sumber : Dokumen pribadi

Sumber : Dokumen pribadi

Sumber : Dokumen pribadi

Setelah melalui proses pengkajian, akhirnya diadakan perluasan Pasar Johar dengan

menebang pohon johar dan membangun los baru. Sampai dengan saat pasar ini masih dimiliki

oleh pertikelir (swasta). Pada tahun 1931 itu gedung penjara tua yang terletak didekat pasar

johar dibongkar sehubungan dengan rencana pemerintah kota untuk mendirikan Pasar

Central modern. Pasar Central lantas memang didirikan dengan tujuan mempersatukan fungsi

lima pasar yang telah ada, yaitu pasar johar, pasar pedamaran, pasar beteng, pasar jurnatan

dan pasar pekojan. Adapun tapak pasar yang akan direncanakan melihat tapak pasar

pedamaran, pasar johar, ditambah tapak rumah penjara, beberapa toko, sebagian halaman

Kanjengan dan sebagian alun-alun.

Bangunan Pasar ini terdiri dari empat blok bangunan yang disatukan oleh gang selebar

8.00 meter. Orientasi bangunan kearah timur. Pasar Johar merupakan bangunan dua lantai

hanya pada bagian tepi, sedangkan bagian tengah berupa void. Sisi melintang bangunan terdiri

dari enam buah trafe, dan sisi membujur memiliki empat buah trafe. Pondasi dari batu,

struktur dari beton bertulang, dengan sistem cendawan pada kolom-kolom. Kolom memiliki

modul 6.00 meter dengan penampang berupa persegi delapan. Kolom seperti ini dinamakan

kontruksi jamur (mushroom). Atap berupa atap datar terbuat dari beton. Pada bagian tertentu dari

atap, diadakan peninggian sebagai lubang udara. Bangunan ini memenuhi tapak yang tersedia,

sehingga tidak terdapat halaman ataupun ruang terbuka. Hal ini sesuai dengan prinsip Thomas

Karsten yaitu efisien ruang.

Meski tanpa mesin penyejuk ruangan, udara segar bisa dinikmati. Sistem cross ventilation

yang juga terlihat di Gedung Lawang Sewu merupak ciri Karsten. Selain menjadikan ruangan

hemat energi, bangunan dengan cross ventilation jug a cocok untuk kawasan tropis seperti

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 20

Page 21: Tipo-Morfo Pasar 4

Sumber : Dokumen pribadi

Indonesia. Ciri lain arsitektur Pasar Johar adalah adanya ruang kosong antara lantai satu dan dua. Karena ruang kosong itu pulalah,

pengunjung bisa melihat keunikan atap berbentuk cendawan.

Bukan hanya aspek ekologi yang menjadi pertimbangan perencanaan Pasar Johar. Aspek sosiologis juga sangat diperhatikan.

Karsten paham betul fungsi pasar dalam tradisi masyarakat Indonesia. Tidak seperti pasar di Eropa yang hanya memfungsikan pasar

hanya sebagai tempat transaksi pedagang dan pembeli. Di Indonesia, pasar tak sekadar tempat

transaksi, tapi juga sebagai ruang terbuka tempat menampung para pedagang nonpermanen yang

berjualan pada acara tertentu.

Karsten juga sangat memperhatikan banyaknya perempuan yang menjadi pedagang atau

sekadar menjadi buruh gendong. Untuk meringankan mbok-mbok gendhong memanggul bagor,

dibuatlah lantai los pasar setinggi lutut orang dewasa. Tujuannya agar buruh gendong tak perlu

mengangkat beban terlalu berat sebelum digendong.

Dari sisi material bangunan, Karsten memilih marmer berkualitas tinggi sebagai bahan

pelapis permukaan dinding, meja utama, serta sebagian lantai. Sedangkan anak tangga dari batu

andesit. Tak aneh, usia lebih dari 70 tahun Pasar Johar masih kukuh berdiri.

Dari segi arsitektur, bangunan yang memiliki atap mirip seperti cendawan ini

diharapkan berfungsi sebagai ventilasi udara yang dapat menghemat energi dan mencegah

hawa panas dari terik matahari dengan masuknya hembusan angin dari fentilasi-fentilasi

tersebut. Bahan pelapis lantai, dinding, tangga, dan meja kios terbuat dari batu andesit yang

kokoh dan mudah dibersihkan. Dengan bangunan yang bagus serta arsitektur yang mumpuni maka tak heran jika berusia hampir 1

abad, bangunan pasar tetap masih kokoh berdiri.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 21

Sumber : Dokumen pribadi

Sumber : Dokumen pribadi

Page 22: Tipo-Morfo Pasar 4

Kini kemegahan arsitektur Pasar Johar nyaris tak bisa dinikmati. Padatnya pedagang

serta ketidakdisiplinan memelihara tata ruang membuat sirkulasi udara tak sebaik dulu.

Satu-satunya alasan tiap hari Pasar Johar dipenuhi pengunjung adalah karena tersedia semua

kebutuhan masyarakat, dari sandang, pangan, hingga elektronik dengan harga relatif murah.

Pasar Johar selalu menjadi tujuan bagi pembeli eceran ataupun grosiran.

LATAR BELAKANG

Kota Semarang merupakan salah satu kota besar di Pulau Jawa selain itu Kota

Semarang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Ekonomi Khusus Indonesia (KEKI).Dalam

Perkembangannya dan pertumbuhannya Kota Semarang tidak lepas dari sejarahnya,

struktur kota yang dulu memegang peranan penting masih dapat terbaca dari sisa-sisa

bangunan kawasan kota lama, termasuk kawasan komersial Pasar Johar dan ruang terbuka

kota Alun-alun yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Kanjengan (yang berubah

fungsi) serta Masjid Besar Kauman.

Pasar Johar yang direncanakan semenjak awal tahun 1930 merupakan penggabungan dari

pasar-pasar yang telah ada di kawasan Pusat Pemerintahan Kanjengan Semarang. Pembangunannya dilaksanakan dengan bertahap, intinya adalah

menyatukan lima pasar di sana menjadi satu labirin. Pasar yang bersatu yaitu Pasar Johar, Pasar Pedamaran, Pasar Benteng, Pasar Jurnatan, dan

Pasar Pekojan. Lahan yang diambil termasuk bekas rumah penjara, beberapa toko yang menyelip di antara kawasan, sebagian halaman Kanjengan,

dan sebagian alun-alun.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 22

(sumber : http://www.visitsemarang.com/artikel/pasar-johar-habitat-para-saudagar)Sumber : Dokumen pribadi

Page 23: Tipo-Morfo Pasar 4

Tujuannya untuk menjadi pasar sentral pada masanya, yang akhirnya berkembang menjadi pusat perdagangan dalam skala local maupun

regional. Pasar Johar terletak di Jalan H Agus Salim, wilayah Kota Lama Semarang. Bangunan seluas 15.003,50 meter persegi , selesai didirikan pada

tahun 1939. oleh Arsitek Belanda Ir Thomas Karsten, Pasar yang berada di tepi alun-alun ini tidak hanya mempunyai fungsi social ekonomi, tetapi

sekaligus juga social budaya.

Pasar Johar direncanakan sebagai pasar tradisional modern dengan konstruksi yang khas dengan kolom cendawan-nya menjadi tengeran

yang membentuk jati diri Kota Semarang. Pada perkembangan ide pembangunan bentuk pasar Johar memunculkan konstruksi cendawan. Dari

sinilah Pasar Johor makin tersohor. Kabarnya pada masa itu Pasar Johar menjadi yang terbesar dan tercantik se-Asia Tenggara. Ide dari bangunan

Pasar Johar ini mengacu pada bangunan megah pada saat itu tetapi keberpihakan pada masyarakat kelas menengah kebawah.

Selain itu bangunan Pasar Johar sudah dikenal dan diakui sebagai karya arsitektur dan engineering yang hebat sampai pada skala dunia.

Pembongkaran alun-alun dan Kanjengan pada masa lalu untuk fasilitas perdagangan yang bercita rasa modern saat itu tanpa disadari telah

membongkar struktur ekonomi social dan budaya yang mengakibatkan

kawasan Pasar Johar berangsur-angsur mengalami penurunan kualitas,

sehingga kualitas Pasar Johar perlu ditingkatkan kembali, serta diupayakan

agar dapat berfungsi secara lebih optimal dengan menggali potensi setempat.

Kawasan Pasar Johar yang mencakup tapak (situs) Kanjengan dan Alun-

alun termasuk kawasan Pusaka. Kawasan tersebut berpotensi memberikan

pengaruh yang cukup kuat pada perkembangan bangunan fisik di kawasan

sekitarnya. Kondisi kawasan yang memprihatikan dengan pemanfaatan ruang

dan prasarana dasar yang tidak memadai selalau menjadi masalah lingkungan

baik pada segi sirkulasi, social ekonomi dan kesehatan.

Pada saat ini keadaan Pasar Johar sangat memprihatinkan, banyaknya pedagang yang berjualan di Pasar Johar jumlahnya sudah diluar batas

kapasitas sehingga terjadi penambahan fisik berupa selubung pada lantai dua dan lantai dasar yang menghilangkan daya tarik arsitektural pada

bangunan Pasar Johar.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 23

Page 24: Tipo-Morfo Pasar 4

Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/514af0507e1243b15600

0008/5-pasar-tradisional-terbaik-di-dunia/

Mercat de San Josep de la Boqueira, Barcelona

Pasar tradisional La Boqueria sudah ada sejak abad ke-13. Dulunya, pasar ini adalah

sebuah pusat penjualan daging babi.Namun kini, pasar ini telah tumbuh sebagai pasar

tradisional terbaik di dunia. Di pasar ini para pedagangnya menjual beraneka ragam

ikan, daging dan sayur mayur segar. La Boqueria juga dikenal sebagai tempat favorit

untuk makan siang. Anda dapat menemukan beragam restoran seafood segar dan

makanan ala mediterania di La Boqueria.

Barcelona memiliki pasar indoor dan outdoor banyak yang dapat memberikan penduduk

setempat dan wisatawan sama dengan pengalaman Belanja yang menyenangkan. La

Boqueria, terletak tepat di Las Ramblas, mungkin adalah salah satu yang paling populer

yang mengkhususkan diri dalam penjualan produk segar, termasuk berbagai macam

buah-buahan lokal dan sayuran tumbuh. Daging segar dan seafood juga tersedia.

Hari ini, La Boqueria dianggap pasar terbersih dan terbaik yang direncanakan di

seluruh Barcelona. Hal ini juga dikenal dan sangat-dianggap untuk baja mengesankan

dan berwarna-atap kaca dan ornamen penting dan berkesan (menampilkan sebuah

medali besar bertuliskan nama La Boqueria) di pintu masuk utama.La Boqueria

mencakup 2580 meter persegi ruang, termasuk 300 kios (kecil, toko independen) dan

pasar indoor terbesar di seluruh Spanyol.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 24

(Sumber: http://www.uniknih.com/2012/10/ini-dia-10-pasar-tradisional-terbaik-di.html#ixzz2PI7ngcr9)

Page 25: Tipo-Morfo Pasar 4

Pasar Bintoro,Demak

Dalam Babat Tanah Jawi, tempat yang bernama Demak berawal dari Raden Patah

diperintahkan oleh gurunya (Sunan Ampel) agar merantau ke Barat dan bermukim di sebuah

tempat yang terlindung hutan/tanaman Gelagah Wangi letaknya berada di Muara Sungai Tuntang

yang sumbernya berada di lereng Gunung Merbabu (Rawa Pening). Hingga sekarang ini Nama

Bintoro masih di kenal dengan nama suatu desa di daerah Demak. Namun dahulunya nama

Bintoro adalah nama Kota Demak itu sendiri pada zaman Kasultanan Sultan Fatah.berdasarkan

keterangan dari juru kunci makam Sentoro Ratu Kauman Demak Bapak Syamsuri (alm), bahwa

nama Bintoro di ambil dari nama pohon Bintaro yang dahulu pernah tumbuh di sekitar

Hutan Glagah Wangi.

Menurut Prof. Soetjipto Wirjosoeprapto, setelah hutan Gelagah Wangi ditebang dan

didirikan tetrukan (pemukiman), baru muncul nama Bintoro yang berasal dari kata bethoro (bukit suci bagi penganut agama hindu). Pada

kawasan yang berada di sekitar muara Sungai Tuntang, bukit sucinya adalah Gunung Bethoro (Prawoto) yang sekarang masuk daerah

Kabupaten Pati.

Menurut beberapa sumber lain menyebutkan bahwa nama bintoro diambil dari nama pohon Bintoro yang dulu banyak tumbuh di sekitar

hutan Gelagah Wangi. Ciri-ciri pohon Bintoro mulai dari batang, daun, dan bunganya mirip dengan pohon kamboja (apocynaceae sp.), hanya

saja buahnya agak menonjol seperti buah apel.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 25

sumber : dokumen pribadi

fasad samping kiri pasar bintaro demak sumber:dokumen pribadi

suasana dalam pasar bintaro demaksumber: dokumen pribadi

tangga menuju lantai 2 pasar bintaro demaksumber:dokumen pribadi

Page 26: Tipo-Morfo Pasar 4

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 26

tempat bongkar muat barang pasar bintaro demak

sumber: dokumen pribadi

terdapat void pada pasar bintaro demaksumber: dokumen pribadi

suasana pasar bintaro demaksumber: dokumen pribadi

Struktur pada pasar bintaro demakmenggunakan baja ringan dengan

atap gelombangsumber: dokumen pribadi

sirkulasi jalan antara kios 1,5 meter

sumber: dokumen pribadi

Los pada pasar bintaro demak berukuran 1,5 x 2 meter

sumber: dokumen pribadi

Page 27: Tipo-Morfo Pasar 4

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 27

los pada pasar bintaro demak berukuran 2 x 2.5 meter

sumber: dokumen pribadi

sirkulasi dengan lebar 1.8 meter

sumber: dokumen pribadi

kios pada pasar bintaro demak berukuran 2.5 x 2.5 meter

sumber: dokumen pribadi

sistem listrik

sumber: dokumen pribadi

sistem hydran pemadam kebakaran

sumber: dokumen pribadi

sistem pembuangan air limbah dengan ketinggian elevasi 10 cm

sumber: dokumen pribadi

Page 28: Tipo-Morfo Pasar 4

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 28

WC UMUM

sumber: dokumen pribadi

Tempat parkir Kendaraan

sumber: dokumen pribadi

Lampu jalan

sumber: dokumen pribadi

Tempat parkir Kendaraan

sumber: dokumen pribadi

Page 29: Tipo-Morfo Pasar 4

Pasar Kliwon,Kudus

Kudus, Pasar Kliwon merupakan pasar terbesar di Kota Kudus. Di namakan pasar kliwon karena dulu pertama kali pasar ini hanya buka pada hari kliwon saja (penanggalan jawa). Tetapi sekarang karena sudah ramai dan menjadi pasar terbesar di Kota kudus bahkan di Karisidenan Pati maka pasar ini kemudian buka setiap hari.

Pasar yang di renovasi menjadi bangunan tiga lantai setelah mengalami kebakaran pada tahun 1996 ini merupakan pusat grosir textil dan konveksi terbesar se-karisidenan pati. Terdiri dari 2.355 kios yang 75 % nya merupakan kios grosir konveksi dan tekstil ini, di akui paling murah di tingkat Karisidenan pati bahkan mungkin jawa tengah, kata bapak haji hartono yang kami temui di kantornya.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 29

Fasad depan Bangunan pasar Kliwon

sumber: dokumen pribadi

Tempat parkir

sumber: dokumen pribadi

Struktur Atap menggunakan sistem Truss baja

sumber: dokumen pribadi

Page 30: Tipo-Morfo Pasar 4

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 30

Tempat bongkar muat barang

sumber: dokumen pribadiStruktur menggunakan baja konventional

sumber: dokumen pribadi

Void pada pasar kliwon kudus

sumber: dokumen pribadi

Tangga Masuk Pasar Kliwon

sumber: dokumen pribadi

Pencahayaan alami

sumber: dokumen pribadi

Sistem pengkabelan pada pasar Kliwon

sumber: dokumen pribadi

Page 31: Tipo-Morfo Pasar 4

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 31

Tangga utama pada pasar Kliwon

sumber: dokumen pribadi

Sistem Keamanan CCTV Pada Pasar Kliwon

sumber: dokumen pribadi

Struktur kolom 40 x 40 cm

sumber: dokumen pribadi

Page 32: Tipo-Morfo Pasar 4

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 32

Kantor Pemasaran Pada Pasar Kliwon

sumber: dokumen pribadi

Kantor Koperasi Pada Pasar Kliwon

sumber: dokumen pribadi

WC Umum pada pasar Kliwon

sumber: dokumen pribadi

Tempat Parkir motor pada pasar Kliwon

sumber: dokumen pribadi

Jalan Penghubung pasar Kliwon

sumber: dokumen pribadi

Sirkulasi jalan 1.5 meter

sumber: dokumen pribadi

Jalan Menuju ke tempat bongkar muat

sumber: dokumen pribadi

Tempat bongkar lantai 2 muat barang pada pasar kliwon

sumber: dokumen pribadi

Lift barang pada pasar Kliwon

sumber: dokumen pribadi

Page 33: Tipo-Morfo Pasar 4

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 33

Master plan Lt.1 pasar kliwon kudus

sumber : dokumen pribadi

Master plan Lt.2 pasar kliwon kudus

sumber : dokumen pribadi

isometri bentuk pasar kliwon kudus

sumber : dokumen pribadi

Page 34: Tipo-Morfo Pasar 4

Pasar Kota Boyolali

Sarana dan Fasilitas :

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 34

FASAD DEPAN AKSES ZEBRA CROSS FASAD HALAMAN DEPAN PASAR

TAMAN KOTA AREA PARKIR FASAD TOILET

Page 35: Tipo-Morfo Pasar 4

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 35

SELASAR PASAR TOILET

SUMBER : http://fotoboyolali.wordpress.com/2012/06/29/pasar-boyolali/

Page 36: Tipo-Morfo Pasar 4

1.2. STUDI TENTANG FUNGSI

1.2.1 KEGIATAN

1.2.1.1 Pelaku kegiatan

Masyarakat umum yang ingin atau hendak belanja dan berjualan atau berdagang dibedakan menjadi 2 berdasarkan masing-

masing aktifitasnya,diantaranya :

Penjual

Pembeli

pengelola

pekerja

1.2.1.2 Pola Kegiatan

proses sirkulasi

penjual :

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 36

Ruang Makan Interior KantorKebun Kebun Kebun

Page 37: Tipo-Morfo Pasar 4

pembeli :

pengelola :

pekerja :

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 37

Page 38: Tipo-Morfo Pasar 4

proses kegiatan pasar

1. Penyaluran langsung kepada pemakai

2. Penyaluran langsung kepada pemakai

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 38

Page 39: Tipo-Morfo Pasar 4

3. Penyaluran melalui pedagang eceran

4. Penyaluran melalui pedagang besar dan eceran

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 39

Page 40: Tipo-Morfo Pasar 4

5. penyaluran melalui pedagang besar dengan menggunakan perantara

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 40

: Hubungan Langsung: Hubungan tak langsung

Page 41: Tipo-Morfo Pasar 4

1.2.1.3 Pengelompokan Kegiatan

Bangunan Utama

Pelaku Kegiatan Macam Kegiatan Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang

Penjual Pengadaan

persiapan

Transaksi

Parkir

Bongkar

Sortir

pemilihan

menimbang

menyajikan

Melayani

Menyimpan

Tempat Parkir

Tempat bongkar

Tempat sortir

Ruang tampung

Ruang timbang

Tempat penyajian

Ruang sirkulasi

Ruang penyimpanan

Pembeli Orientasi

Transaksi

Pindah tempat

Datang

Melihat-lihat

Memilih/menawar

membeli

Pindah unit

Entrance

Ruang penyajian

Tempat dasaran

Ruang sirkulasi

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 41

Page 42: Tipo-Morfo Pasar 4

Pulang

Pengelola Persiapan

Bekerja

memarkir

Menarik restribusi

Membersihkan

Mengamankan

Menulis, sbb

Informasi

Tempat parkir

Ruang sirkulasai

Ruang peralatan

Ruang Keamanan

Ruang Kantor

Ruang Pelayanan

Pekerja Persiapan Mencari pekerjaan Ruang sirkulasi

Penjual

Pembeli

Pengelola

Penunjang Mandi/cuci

ibadah

Makan/minum

Penyimpanan

Power supply

Water supply

KM/WC

Musholla

Kantin

Gudang

Genset / PLN

Watertower / PAM

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 42

Page 43: Tipo-Morfo Pasar 4

1.2.1.4 Pola Hubungan Ruang

Zona Pengadaan Bongkar barang Penurunan

penimbunan

Zona Transaksi Tampung sementara Jual-beli

Zona Penyebar Ruang muat sementara Pengumpulan barang

Konsumen

1.2.1.5 Hirarki Lingkup Pelayanan Pasar

Pasar merupakan salah satu komponen pelayanan dari suatu kota ,daerah atau wilayah tertentu sehingga ada kaitan dan

pengaruh dari masing-masing komponen tersebut dalam hal pelayanan kota,daerah atau wilayah. Dengan adanya saling keterkaitan

dan saling pengaruh baik pelayanan terhadap masyarakat maupun pelayanan antar pasar dari sektor perdagangan sendiri,maka ada

suatu tingkat atau jenjang yang menjadi hirarki dalam sistem perdagangan suatu wilayah.

Hirarki pelayanan perdagangan dikelompokkan berdasarkan spesifikasi fasilitas,populasi pelayanan, skala radius pelayanan,

perkiraan kepadatan dan status pasar sebagai berikut : (Peraturan daerah kota madya dati II, Semarang No 3 tahun 1990 Bab V)

a. Pasar kota Besar

- Fasilitas : perkantoran ekonomi, pertokoan, perpasaran, kantor pelayanan umum.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 43

Page 44: Tipo-Morfo Pasar 4

- Populasi pelayanan : kota dan regional

- Skala radius pelayanan : 5-10km

- Perkiraan kepadatan : 300 jiwa/hektar

- Pusat pasar : Kota besar

b. Pasar kota Pembantu

- Fasilitas : Perkantoran ekonomi,pertokoan,perpasaran

- Populasi pelayanan : kota dan regional

- Skala radius pelayanan : 3-5km

- Perkiraan kepadatan : 200-250 jiwa/hektar

- Pusat pasar : wilayah kota

c. Pasar Wilayah

- Fasilitas : pertokoan,perpasaran

- Populasi pelayanan : beberapa lingkungan perumahan

- Skala radius pelayanan : 0,5-5km

- Perkiraan kepadatan : 100-200 jiwa/hektar

- Pusat pasar : lingkungan

d. Pasar Retail

- Fasilitas : Warung dan toko kecil

- Populasi pelayanan : satu lingkungan perumahan

- Skala radius pelayanan : s/d 0,5km

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 44

Page 45: Tipo-Morfo Pasar 4

- Perkiraan kepadatan : 80-100 jiwa/hektar

- Pusat pasar : perumahan

Sedangkan menurut kegiatannya pasar dapat dibedakan (pendekatan morfologis pasar tradisional,seminar 1993/1994, Widodo,Dodi

dkk) :

1. Pasar Eceran, pasar dimana terdapat permintaan dan penawaran barang atau pembelian jasa secara eceran (retail)

2. Pasar Grosir, pasar dimana terdapat permintaan dan penaawaran dalam jumlah besar

3. Pasar Induk, Pasar yang merupakan pusat pengumpulan, pelelangan dan penyimpanan bahan-bahan pangan untuk disalurkan pada

grosir dan pusat pembelian

4. Pasar Khusus, Pasar dimana diperjual belikan satu jenis barang tertentu.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 45

Page 46: Tipo-Morfo Pasar 4

Fasilitas outdoor yang terdiri dari tempat parkir, dan juga pos satpam ini bersifat publik karena semua orang bisa memasuki daerah ini.

1.2.2 FASILITAS

1.2.2.1 Kebutuhan Fasilitas (Studi Besaran Ruang / Luas Bangunan dan Lahan )

- Ruang Jual Beli

Luasan ruang jual beli menggunakan :

- Skala manusia dengan studi gerak dan sosio psikologis sebagai studi pendekatan- Berdasarkan standart perhitungan Neufert dan Joseph De Chiara

Asumsi Jumlah pedagang pasar adalah :

- Jumlah pedagang : 1000 pedagang- Kenaikan per tahun : 40 pedagang- Jumlah 10 tahun mendatang : 1000 + 400 = 1.400 pedagang

(toleransi 10% karena letaknya : 1400 + 140,0 = 1.540 Strategis sehingga memiliki daya tarik )

Berdasarkan asumsi kebutuhan unit adalah :

- Pedagang yang menempati los : 4 m2- Pedagang sedang yang menempati kios : 6 m2- Pedagang besar yang menempati toko : 9m2

Dengan asumsi jumlah pedagang yang membutuhkan besaran ruang :

4 m2 = 890 pedagang

6 m2 = 570 pedagang

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 46

Page 47: Tipo-Morfo Pasar 4

9 m2 = 80 pedagang

Luasan tota l yang dibutuhkan berdasarkan jumlah pedagang pada 10 tahun mendatang :

890 x 4 m2 = 3.560 m2

570 x 6 m2 = 3.420 m2

80 x 9 m2 = 720 m2

------------------ +

Jumlah = 7.700 m2

Sirkulasi 30% = 2.310 m2

------------------ +

Jumlah = 10.010 m2

Pedagang Kaki Lima (PKL) :

Asumsi jumlah pedagang yang ditampung 200 orang

Luas lahan yang diperlukan dengan ukuran petak 1,5 m x 2 m = 3 m2

200 x 3 m = 600 m2

Sirkulasi 30% = 180 m2

-------------- +

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 47

Page 48: Tipo-Morfo Pasar 4

Jumlah = 780 m2

Ruang Bongkar Muat Barang

Ruang bongkar muat diasumsikan dapat menampung 10 kendaraan.(standart Neufert)

Colt diesel : 1,75 x 4, 75 m = 8,31 m2

Colt : 1,7 x 4,7 m = 7,99 m2

5 Colt diesel : 5 x 8,31 m = 41,55 m2

5 Colt : 5 x 7,99 m = 39,95 m2

-------------------- +

= 81,50 m2

Sirkulasi 100% = 81,50 m2

--------------------- +

Jumlah = 163 m2

- Ruang Parkir

Di hitung berdasarkan asumsi jumlah yang ada setiap hari yaitu :

Sepeda motor : 150 buah

Mobil : 100 buah

(standart neufert)

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 48

Page 49: Tipo-Morfo Pasar 4

1 mobil 5,5m x 2,4 m = 13,20 m2

Sirkulasi 100% = 13,20 m2

------------------ +

Jumlah = 26,40 m2

1 sepeda motor 0,9 m x 2 m = 1,80 m2

Sirkulasi 100 % = 1,80 m2

------------------ +

Jumlah = 3,60 m2

Sepeda motor 150 x 3,6 m = 540 m2

Mobil 100 x 26,40 m = 2.640 m2

----------------- +

Jumlah = 3.180 m2

Musholla

Kegiatan di musholla hanya dipakai pada saat tertentu,berdasarkan asumsi maka luasan musholla diperkirakan dipakai oleh 10% pedagang

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 49

Page 50: Tipo-Morfo Pasar 4

1560 x 10% = 156 pedagang

Standart per orang 0,70 m2 = 156 x 0,7 m2 = 109,20 m2

Ruang pengelola

Diperhitungkan berdasarkan jumlah tenaga masing – masing membutuhkan luasan tertentu, menurut standar pasar :

-Kepala pasar = 1 x 6 m2/orang = 6,00 m2

-Administrasi = 7 x 4 m2/orang = 28,00 m2

-Keuangan = 1 x 4 m2/orang = 4,00 m2

-Ruang Tamu = 12,00 m2

-Ruang Rapat = 30,00 m2

-Seksi Pemungutan = 4 x 4 m2/orang = 16,00 m2

-Seksi keamanan = 5 x 4 m2/orang = 20,00 m2

-Kebersihan = 6 x 4 m2/orang = 24,00 m2

-Gudang = 9,00 m2

---------------- +

Jumlah = 149,00 m2

Sirkulasi 100% = 44,70 m2

------------------ +

Jumlah = 193,70 m2

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 50

Page 51: Tipo-Morfo Pasar 4

kamar mandi/ WC

(time sever standart)

o pria 1 WC = 1,80 m2

1 urinal = 0.90 m2

1 wastafel = 0,54 m2

-------------+

jumlah = 3,27 m2

sirkulasi 30 % = 0.97 m2

-------------+

jumlah = 4,21 m2

o Wanita 2 WC @1,8 = 3,60 m2

@0,54 = 0,54 m2

--------------+

jumlah = 4,14 m2

Sirkulasi 30% = 1,24m2

--------------+

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 51

Page 52: Tipo-Morfo Pasar 4

jumlah = 5,38 m2

Diasumsikan toilet dipakai bergantian untuk 10 pria dan 10 wanita

Toilet pria 10 x 3,24 m2 = 32,4 m2

Toilet Wanita 10 x 5,38 m2 = 53,8 m2

--------------+

jumlah = 86,2 m2

Ruang terbuka / Plasa

Luasan ruang terbuka / plasa diperhitungkan dengan memanfaatkan building Coverage yang diperkenankan dan yang dipakai dalam desain

Gudang

gudang ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara materi perdagangan.Luasan ruang untuk gudang diperhitungkan dengan asumsi distribusi terbesar dengan menggunakan colt yaitu maksimum 10 colt, sehingga luasan :

- 10x 9,00 m2 = 90,00 m2

- disimpan maksimal 3 hari (30%) = 27,00 m2

- disimpan maksimal 1 minggu (15%) = 13,50 m2

- disimpan maksimal 1 bulan/lebih (10%) = 9,00 m2

----------------+

Jumlah = 139,50 m2

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 52

Page 53: Tipo-Morfo Pasar 4

Ruang pendukung

Ruang serba guna diasumsikan menampung 100 orang @ 0,8 m2 = 80,00 m2

sirkulasi 20% = 16,00 m2

----------------------+

= 96,00 m2

Poliklinik – ruang dokter = 16,00 m2

– 2 tempat tidur @ 2,375 = 7,13 m2

– ruang tunggu 6 orang = 12,00 m2

---------------+

35,13 m2

Sirkulasi 20% 7,026 m2

----------------+

Jumlah 42,156 m2

Ruang MEE asumsi 60 m2

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 53

Page 54: Tipo-Morfo Pasar 4

1.2.2.2 Program dan Besaran Ruang

- Kegiatan UtamaRuang toko 10.010 m2PKL 780 m2Gudang 139,50 m2Bongkar muat 163 m2

--------------------- +Jumlah 11.092,5 m2

- Kegiatan ServisParkir mobil 2640 m2Parkir Sepeda motor 540 m2Toilat Pria 32,40 m2Toilet Wanita 53,80 m2

---------------------- +Jumlah 3.266,20 m2

- Kegiatan PenunjangPengelola 193,70 m2Musholla 109,20 m2Ruang Serba Guna 96,00 m2Poliklinik 42,17 m2

----------------------- +Jumlah 441,06 m2

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 54

Rekapitulasi :

- Kegiatan Utama = 11.092,5 m2- Kegiatan Servis = 3.266,20 m2- Kegiatan Penunjang = 441,06 m2

------------------------------- +

Jumlah = 14.799,76 m2

Dibulatkan = 14.800 m2

Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kota Semarang,maka terdapat persyaratan :

KDB = 60%

KLB = 1,2 – 3,2

TB = 1 – 2

a. Perhitungan Luas Tapak

- Luas Tapak Minimum

Luas Bangunan 14.800------------------- = --------- = 4.625 m2KLB Maksimal 3,20

Page 55: Tipo-Morfo Pasar 4

- Luas Tapak Maksimal

Luas Bangunan 14.800------------------- = ---------- = 12.333 m2KLB Minimum 1,20

b. Ketinggian Bangunan

- Perhitungan Luas tanah minimum :

o Luas Lantai dasar = BC x Luas Tanah Minimum= 60% x 4.625= 2.775 m2

- Perhitungan Luas Tanah Maksimal :

o Luas Lantai dasar = BC x Luas Tanah Maksimal= 60% x 12.333= 7.400 m2

o Luas Lantai 2 = Luas Bangunan – Luas Lantai 1= 14.800 m2 – 7.400= 7.400 m2

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 55

Page 56: Tipo-Morfo Pasar 4

1.2.2.3. Studi Ruang Khusus

Bangunan Utama

Sesuai dengan tujuan dan sasaran proyek, yang menyediakan sarana dan prasarana yang memadai yang dibutuhkan oleh

kepentingan Pasar Tradisional, yaitu antara lain:

Ruang Toko

PKL

Gudang

Ruang serbaguna

Poliklinik

Kamar Mandi

Kamar Mandi Difabel

Mushola

Bangunan Pengelola

Ruang Kepala

Administrasi

keuangan

Ruang Tamu

Ruang Rapat

Seksi Pemungutan

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 56

Page 57: Tipo-Morfo Pasar 4

Tempat Parkir

Pos satpam

Seksi keamanan

Kebersihan

Gudang

Fasilitas Outdoor

R. Operator

R. Elektrikal

R. Taman

Area Parkir

Merupakan daerah dibersihkan yang lebih atau kurang tingkat dan ditujukan untuk parkir kendaraan. Biasanya, istilah ini

mengacu pada area khusus yang telah disediakan dengan permukaan tahan lama atau semi-tahan lama.

Pos Satpam

Tempat untuk security menjaga keamanan

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 57

Page 58: Tipo-Morfo Pasar 4

Gambar 3.9Meja Tulis 1.4 x 0.53 = 0.742 m2

Gambar 3.8Meja Tamu 1 x 0.9 = 0.9 m2

Gambar 3.7Meja Kerja 1.4 x 0.7 = 0.98 m2

Gambar 3.10Meja LCD 0.4 x 0.85 = 0.34 m2

Gambar 3.11Meja Receptionist 0.9 x 0.6 = 0.54 m2

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 58

Tempat Parkir

Page 59: Tipo-Morfo Pasar 4

Gambar 3.12Meja Kursi 1.7 x 1.5 = 2.6 m2

Gambar 3.13Sofa 2 x 0.8 = 1.6 m2 Gambar 3.17

Loker 1.2 x 0.5 = 0,6 m2

Gambar 3.14Kursi 0.75 x 0.8 = 0,6 m2Gambar 3.16

Filling Cabinet 1 x 0.5 =0.5 m2

Gambar 3.15Meja Kasir 1 x 0.53 = 0.53 m2

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 59

Page 60: Tipo-Morfo Pasar 4

Gambar 3.19Kulkas 0.8 x 0.75 = 0.6 m2

Gambar 3.23Wastafel 0.6 x 0.4 = 0.24 m2

Gambar 3.22Bak 0.8 x 0.8 = 0.64 m2Gambar 3.18

Lemari 0.8 x 0.75 = 0.6 m2

Gambar 3.21Monoblock 0.55 x 0.65 = 0.35 m2

Gambar 3.25Kompor 1. 2 x 0.6 = 0.72 m2

Gambar 3.24Meja Cafetaria 2 x 1.3 = 2.6 m2Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 60

Page 61: Tipo-Morfo Pasar 4

Peralatan dan Prasarana

Peralatan adalah barang atau benda bergerak yang dapat dipakai sebagai alat dalam pelaksanaan tugas fungsi unit kerja. Contoh

mobil, komputer, pulpen dll. Prasarana adalah barang atau benda tidak bergerak yang dapat menunjang atau mendukung pelaksanaan

tugas dan fungsi unit kerja. Contoh gedung kantor.

Pasar tradisional membutuhkan banyak prasarana dan sarana untuk menunjang kegiatan yang bersangkutan dengan fungsi

bangunan itu sendiri, ini juga berhubungan dengan fasilitas yang di berikan di Pasar tradisional yaitu :

a. Ruang Jual Beli

Dapat terjadi pada ruang tertutup/ternaung atau pada ruang-ruang terbuka. ruang jual beli merupakan Ruang Utama yang akan

menghidupkan suasana pasar. pada kebanyakan pasar, ruang jul beli dapat terjadi pada :

- Los, yaitu ruang yang terjadi karena bangunan permanen yang biasanya terdiri atas tiang penyangga sehingga ruang jual beli terjadi

di sepanjang bangunan.

- Kios, merupakan bangunan utuh lengkap dengan dindingnya. ruang ini lebih besar daripada los.

- Ruang terbuka, kegiatan jual beli terjadi pada saat tertentu, biasanya ruang dibatasi dengan batas semu misalnya dengan tikar,

perabot, materi perdagangan dan gerak/perilaku jual beli.

b. ruang terbuka/plasa/taman

Adalah ruang yang tidak terlindung. Plasa lebih dimungkinkan untuk kontak social / pelepas kelelahan karena adanya kesibukan.

pada ruang terbuka dapat dipakai ruang jual beli, parkir atau ruang bongkar muat barang.

c. Ruang Pengelola

Merupakan ruang yang digunakan untuk mengelola lingkungan pasar terdiri dari ruang administrasi, kantor pasar, ruang tamu

d. Ruang Service

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 61

Page 62: Tipo-Morfo Pasar 4

Terdiri dari : lavatory, musholla, ruang keamanan, gudang, parkir bongkar/muat barang.

Materi Perdagangan

- bahan pakaian/sandang

- barang kelontong

- gerabah

- perkakas rumah tangga

- perkakas rumah tangga

- bahan pangan : mentah, matang, bumbu, sayur, jamu

penyajian Materi Perdagangan

a. penyajian digelar langsung di atas lantai

b. penyajian di dalam wadah di atas lantai

sifat materi perdagangan

a. barang bersih / kotor

b. barang menimbulkan bau / tidak berbau

c. barang mudah busuk / tidak

d. barang basah / kering

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 62

Page 63: Tipo-Morfo Pasar 4

e. barang awet / tidak tahan lama

1.2.3 Spesifikasi Dan Persyaratan Desain

1.2.3.1 Aspek arsitektural

Sirkulasi (hubungan antar bangunan dan ruang)

a. sirkulasi dalam bangunan1. pergeseran dan perpindahan manusia

- aliran pengunjung dengan pola gerak menerus dan bercabang.- Bentuk ruang dan jalur koridor penataannya memungkinkan jarak capai yang relative sama ke segala arah.

2. pergerakan dan perpindahan kendaraan- Arah pintu masuk parkir harus terlihat jelas dari jalan.- Aliran pergerakan merupakan pola menerus untuk mengurangi crossing.

3. distribusi barang- aliran barang harus terpisah dari pengunjung.- aliran barang kearah vertical harus terpisah dari jalur sirkulasi pengunjung.

b. sirkulasi di luar bangunan- memisahkan jalur kendaraan dan pejalan kaki.- pola gerak kendaraan berbentuk menerus untuk mengurangi crossing pada arah masuk dan keluar.- pola parkir kendaraan harus memnuhi kebutuhan ruang, penempatan posisi parkir mudah dan pencapaian pejalan kaki mudah.

Pengelompokan ruang

Pengelompokan bangunan pada Pasar Tradisional bisa dibedakan berdasarkan kepentingan aktivitas yang hendak dilakukan,

untuk publik (kepentingan datang ketempat kawasan Pasar tradisional) atau untuk kepentingan privat (staf pengelola).

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 63

Page 64: Tipo-Morfo Pasar 4

Pengelompokkan ruang dapat dilakukan berdasarkan pembedaan bangunan yang tersedia pada Pasar tradisional tiap

aktivitas.

Dibutuhkan spasial dan sirkulasi ruang yang luas untuk menampung kapasitas penjual dan pembeli yang hendak atau sedang

melakukan proses jual beli di bangunan pasar tradisonal ini.

Macam-macam bangunan yang tersedia harus sesuai dengan fungsi pada tujuan akhirnya sebagai Pasar tradisional yang

dapat menyuguhkan pelayanan di bidang perdagangan dengan kapasitas dan kualitas standar yang bermutu.

Interior Building

Interior pada beberapa bangunan yang dirancang dengan tampilan minimalis dan langgam vernacular yang dapat

menyuguhkan keindahan dan memberikan nilai lebih pada bidang estetika bangunan tanpa mengurangi kenyamanan dan

efektivitas terhadap fungsi bangunan.

Exterior Building

Mengacu pada tujuan akhir yang diharapkan pada Pasar tradisional di kota Semarang, sehingga diharapkan pada perancangan

kawasan Pasar tradisional ini dapat memaparkan kualitasnya di bidang perdagangan. Kawasan Pasar tradisional yang

direncanakan hendaknya mencerminkan karakteristik kawasan yang bereksplorasi di bidang perdagangan dan jasa

1.2.3.2 Aspek bangunan

Sebagai Pasar tradisional yang mempunyai fungsi sebagai bangunan dalam bidang perdagangan , harus dipertimbangkan beberapa

persyaratan bangunan sebagai berikut :

Ada beberapa bangunan yang memakai struktur bentang lebar dalam pembangunan Pasar tradisional.

Dalam pembangunan Pasar tradisional ini dapat disusun melalui sistem pola atau susunan dalam peletakkannya dan

dikelompokan sesuai fungsinya masing-masing.

Beberapa aktivitas dalam Pasar tradisional bisa dilakukan didalam atau diluar bangunan.

Terdapatnya jalur khusus pedestrian yang dilengkapi dengan atap yang dapat digunakan sebagai area aktifitas publik.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 64

Page 65: Tipo-Morfo Pasar 4

Pembuatan jenis – jenis bangunan yang bervariasi karena berupa kawasan yang digunakan untuk beberapa aktivitas

sekaligus.

1.2.3.2.1. Pendekatan Struktur

Pada dasarnya setiap system struktur pada suatu bangunan merupakan penggabungan berbagai

elemen struktur secara tiga dimensi yng cukup rumit. Fungsi utama dari system struktur adalah untuk

memikul secara aman dan efektif beban yang bekerja pada bangunan,serta menyalurkannya ke tanah

melalui fondasi.beban tersebut meliputi beban vertical,horizontal,perbedaan temperature,getaran dan

sebagainya.

Dalam berbagai system struktur,baik yang menggunakan beton bertulang,baja maupun

komposit,selalu ada komponen(subsistem) yang dapat dikelompokkan dalam system yang digunakan

untuk menahan gaya gravitasi dan system untuk menahan gaya lateral.

1. Sistem penahan gaya gravitasi

Beban gravitasi merupakan beban yang berasal dari beban mati struktur dan beban hidup yang

besarnya disesuaikan dengan fungsi bangunan.Struktur lantai merupakan bagian terbesar dari struktur

bangunan,sehingga pemilihannya perlu dipertimbangkan secara seksama,diantaranya :

o Pertimbangan terhadap berat sendiri lantai,makin ringan beban lantai makin berkurang

dimensi kolom dan fondasinya serta makin dimungkinkan menggunakan bentang yang lebih

besar.

o Kapasitas lantai untuk memikul beban pada saat pekerjaan konstruksi.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 65

Page 66: Tipo-Morfo Pasar 4

o Dapat menyediakan tempat atau ruang bagi saluran utilitas yang diperlukan.

o Memenui persyaratan bagi ketahanan terhadap api.

o Memungkinkan bagi kesinambungan pekerjaan konstruksi,jika pelaksanaan pembangunannya

memerlukan waktu panjang.

o Dapat mengurangi penggunaan alat Bantu pakerjaan dalam pembuatan pelat lantai.

2.P embebanan pada bangunan

o Beban mati

Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu bangunan yang bersifat tetap,termasuk segala

unsur tambahan,mesin mesin serta peralatan tetap (fixed equipment) yang merupakan bagian tak

terpisahkan dar bangunan itu.

o Beban hidup

Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu

bangunan,dan didalamnya termasuk beban beban pada lantai yang berasal dari barang barang yang

dapat berpindah (moveable equipment),mesin mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian

yang tak terpisahkan dari bangunan dan dapat diganti selama masa hidup dari bangunan itu,sehingga

mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap bangunan tersebut.

Khusus untuk atap yang dianggap beban hidup termasuk beban yang berasal dari air hujan,baik akibat

genangan maupun akibat tekanan jatuh(energi kinetik) butiran air.

o Beban angin

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 66

Page 67: Tipo-Morfo Pasar 4

Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada bangunan,atau bagian bangunan,yang disebabkan

oleh selisih dalam tekanan udara.

o Beban gempa

Beban gempa adalah semua beban static ekuivalen yang bekerja pada bangunan atau bagian bangunan

yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu.ketika pengaruh gempa pada struktur

bangunan ditentukan berdasarkan suatu analisa dinamik,maka yang diartikan dengan beban gempa di

sini adalah gaya gaya didalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu.

Struktur bawah

Pada sistem struktur,konstruksi pondasi berfungsi memikul beban bangunan termasuk diantaranya

beban sendiri.beban bangunan dari atas diterima oleh pondasi diteruskan dan didistribusikan secara

merata ke lapisan tanah keras.dengan demikian dipersyaratkan bahwa daya dukung tanah (∑tanah)

tersebut tidak diperkenankan terlampaui oleh beban bangunan.

∑ tanah = Q / F

Q = beban total (kg)

F = luas dasar pondasi (cm2)

∑ tanah = daya dukung tanah (kg/cm2)

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 67

Page 68: Tipo-Morfo Pasar 4

Yang harus diperhatikan dalam perencanaan pondasi adalah ;

Konfigurasi keruangan bangunan

Struktur bangunan yang digunakan

Beban masing masing sub bangunan

Bentuk pondasi yang akan digunakan

Posisi lapisan tanah keras

Kedalaman air tanah saat tertinggi

Daya dukung tanah

Bentuk dan ukuran rangka dapat disesuaikan dengan ukuran dan bentuk bangunan.

Dapat menggunakan berbagai jenis penutup atap.

Bentuk dan ukuran rangka dapat disesuaikan dengan ukuran dan bentuk bangunan.

Dapat menggunakan berbagai jenis penutup atap.

3. Bahan dan Material Bangunan

Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang.

Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak

menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang

sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk

(untuk bata).

Alternatif pengisi dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya, antara

lain :

a. Dinding batu buatan : bata dan batako

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 68

Page 69: Tipo-Morfo Pasar 4

b. Dinding batu alam/ batu kali

c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap

d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/ beton pra cetak)

1.Dinding batu buatan

a. Dinding Bata

Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai

bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan

Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan

ketebalan 1/2 batu struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb.

Pengerjaan dinding pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik

dari campuran plesterannya maupun teknik pengerjaannya. (Materi Pasangan Bata).

b. Dinding Batako

Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang tidak dibakar.

Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar

dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok

50% - beban pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik,

dinding batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing.

Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan bata,antara lain:

Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.

Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak boleh direndam

dengan air.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 69

Page 70: Tipo-Morfo Pasar 4

Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/ batu yang

lancip.

Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di tengah –

tengah.

`2.Dinding kayu

a.Dinding kayu log/batang tersusun

Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di eropa timur. Terdiri

dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini tidak memerlukan rangka

penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding struktural.

b.Dinding papan

Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan digunakan untuk

dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal. Konstruksi

papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang

papan di pasaran ± 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding

papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar air hujan tidak

masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami muai dan susut.

c.Dinding sirap

Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam penyesuaian terhadap

susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim, tahan lama dan

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 70

Page 71: Tipo-Morfo Pasar 4

tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1”)

pada papan atau reng, dengan 2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60 cm).

3.Dinding Batu Alam

Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas. Prinsip

pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-seling.

Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding dibawah

permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding

dari batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom

praktis, hanya diperlukan.

3. Struktur Atap

Fungsi dari struktur atap adalah untuk melindungi bangunan beserta isinya dari iklim (pengaruh panas

dan hujan), bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh alam dan menyalurkan semua beban ke tanah.

Penentuan struktur yang kuat, tepat dan ekonomis menambah keindahan arsitektur. Mempelajari

prinsip-prinsip konstruksi, hendaknya kita belajar dari alam (flora dan fauna, misalnya struktur daun,

sarang laba-laba, sarang lebah, cangkang).

Alternatif atap yang bisa digunakan adalah:

1. Atap datar, Atap datar umumnya dibuat dari beton bertulang kedap air, namun bisa juga dari

rangka baja ataupun rangka kayu. Yang perlu diperhatikan pada atap datar yaitu kemiringan atap

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 71

Page 72: Tipo-Morfo Pasar 4

untuk turunnya air hujan. Keuntungan atap beton bersifat kaku sehingga tahan terhadap gaya

horizontal, angin dan gempa, tahan terhadap api.

Struktur atap datar terdiri dari:

Slab beton bertulang.

Rangka truss baja atau kayu datar.

Balok dan dek baja atau kayu.

Kasau bajau atau kayu dan lapisan penutupnya.

2. Atap miring

Dapat dikategorikan sebagai atap miring rendah,atap miring sedang dan atap miring tinggi.

Struktur atap miring:

Rusuk baja atau kayu dan lapisannya.

Dek,gording,dan balok baja atau kayu.

Truss baja atau kayu.

1.2.3.2.2 Pendekatan Utilitas

o Instalasi Listrik

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 72

Page 73: Tipo-Morfo Pasar 4

Supply dari PLN dan genset serta solar cell menjadi sumber utama yang didukung dengan

teknologi uninterruptble power supply (UPS) system.Sistem kelistrikkan dirancang sedemikian

rupa sehingga untuk kondisi darurat.Dalam keadaan normal (tidak padam)supply dari PLN dan

solar cell (tidak hujan dan mendung),masing-masing trafo bekerja sendiri melayani beban

secara radial,tidak boleh secara parallel.

o Instalasi Air Bersih

Air bersih didapatkan dari PDAM dan air tanah setempat (sumur).Air bersih ini ditampung di

dalam bak penyimpanan yang terdapat di lantai basement (reservoir bawah).Kemudian dengan

bantuan pompa disalurkan ke reservoir atas yang disimpan dalam tabung penyimpanan air.Air

yang berada di reservoir atas akan didistribusikan ke tempat yang dituju dengan gaya gravitasi

dan penggunaan pompa untuk ruangan yang ada di 2 lantai paling atas dan ruangan yang paling

jauh.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 73

Page 74: Tipo-Morfo Pasar 4

o Instalasi Air Kotor

Grey Water :Air yang berasal dari floor drain,sink dan wastafel,disalurkan langsung ke roil kota

melalui shaft-shaft yang ada pada bangunan dan kemudian disalurkan ke roil kota.Air hujan

juga demikian dimana disalurkan pada shaft-shaft atau pada pipa yang sudah disediakan dan

disalurkan ke roil kota.

Black Water disalurkan ke septictank melalui shaft yang kemudian diproses dan air

pembuangannya yang kemudian disalurkan juga ke roil kota.

Limbah Cair (Berasal dari aktivitas di laboratorium),air yang sudah tercampur bahan-bahan

kimia dari aktivitas di laboratorium disalurkan melalui shaft dan diteruskan ke ruang Ipal yang

akan mengolah limbah cair ini menjadi tidak berbahaya dan kemudian setelah diproses

disalurkan ke roil kota

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 74

Page 75: Tipo-Morfo Pasar 4

o Sistem Keamanan Bangunan

Sistem keamanan bangunan bertujuan untuk melindungi dan memonitor terhadap fasilitas

bangunan.Sistem keamanan selain dengan control manual juga menggunakan sistem

otomatisasi keamanan.Sistem otomatisasi menggunakan Pass Ultra System (PUS) dengan

dilengkapi sensor-sensor yang dimonitor lewat bantuan Video Display Terminal (VDT) PUS

mempunyai subsitem keamanan CCTV (Closed Circuit Television).

o Prinsip dasar keamanan :

o Mencegah orang untuk memasuki daerah tertentu.

o Mendeteksi orang yang memasuki daerah tertentu.

o Memonitor daerah yang diamankan.

o Card access bagi orang tertentu

o Pengamanan dan perlindungan.

o Sistem Pencegahan Bahaya Kebakaran

Pencegahan kebakaran dengan menyediakan air yang disimpan dalam bak hydrant yang

kemudian akan disalurkan ke tanki atas.Apabila terjadi kebakaran,sprinkler akan pecah dan

menyemprotkan air yang berasal dari tanki atas dan dan disalurkan dengan menggunakan gaya

gravitasi.Dengan sumber mata air berasal dari air PDAM dan sumur resapan/mata

air.Sementara itu juga ditambahkan fire extinguisher di beberapa titik.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 75

Page 76: Tipo-Morfo Pasar 4

1.2.3.3 Aspek lingkungan

Konteks Lingkungan Pasar tradisional:

Sebagai fasilitas perdagangan yang memiliki kemudahan dalam hal aksesibillitas, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan

umum.

Tersedianya jaringan utilitas kota sebagai sarana penunjang seperti jaringan listrik, air bersih dan komunikasi.

Berada pada jalur lalu lintas pedesaan sehingga memungkinkan mendapatkan tempat yang tenang dan jauh dari hiruk pikuk

kota. Akan tetapi kawasan Pasar tradisional juga mudah di capai.

Memiliki lokasi potensial sebagai daerah perkembangan kota.

Penyediaan beberapa fasilitas – fasilitas pendukung Pasar tradisional.

Sirkulasi landskep pada tapak harus nyaman bagi pengunjung pasar untuk menuju bangunan.

1.2.4. Citra Arsitektural (Citra Guna) Pasar Tradisional

Arsitektur : merupakan perpaduan antara fungsi, estetika dan struktur. Citra/visual : Gambaran atau rupa tentang suatu objek,

kesan dan bayangan visual yang ditimbulkan oleh suatu simbol, Visual berhubungan dengan sesuatu yang dapat dilihat oleh indera

penglihatan.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 76

Page 77: Tipo-Morfo Pasar 4

Citra visual Arsitektur vernacular adalah: arsitektur yang terbentuk dari proses yang berangsur lama dan berulang-ulang sesuai

dengan perilaku, kebiasaan, dan kebudayaan di tempat asalnya. Vernakular, berasal dari vernacullus yang berarti lokal, pribumi.

Pembentukan arsitektur berangsur dengan sangat lama sehingga sikap bentuknya akan mengakar. Latar belakang indonesia yang amat luas

dan memiliki banyak pulau menyebabkan perbedaan budaya yang cukup banyak dan arsitektur merupakan salah satu parameter

kebudayaan yang ada di indonesia karena biasanya arsitektur terkait dengan sistem sosial, keluarga, sampai ritual keagamaan.

Fungsi bangunan sebagai Pasar Tradisional, harus dapat menampilkan dirinya sebagai wujud yang menunjukan bahwa bangunan

ini adalah milik pemerintahan dan merupakan bangunan perdagangan, perwujudan ini juga harus dapat diartikan sesederhana mungkin,

agar mudah dipahami oleh orang yang awam sekalipun, dari pemahaman tersebut, maka ada dua hal yang perlu diperhatikan:

Guna

Kata guna menunjuk pada keuntungan yang kita dapat darinya, guna dalam arti kata aslinya tidak hanya berarti bermanfaat, untung

materiil belaka namun lebih dari itu punya daya yang menyebabkan kita bisa hidup dan nyaman didalamnya.

Citra

Citra sebetulnya hanya menunjuk suatu gambaran (image), suatu kesan penghayatan yang menangkap arti bagi seseorang.

Citra tidak jauh dari Guna, tetapi lebih bertingkat spirituil. Citra menunjuk pada tingkat kebudayaan, sedang guna lebih pada

ketrampilan kemampuan. Citra adalah jiwa yang mengerti keindahan, kewajaran dan keluwesan akan unsur-unsurnya, baik dengan

bahan material maupun dengan bentuk, serta komposisinya.

Citra Bangunan pada Pasar Tradisional salah satunya yaitu Kios dan Loods. Salah satu bangunan pada Pasar Tradisional

yaitu Kios dan Loods . Untuk melakukan kegiatan perdagangan, antara lain memerlukan kios, lods. Kios dan lods dibagi

menjadi tiga bagian yaitu :

untuk perbelanjaan basah,

semi basah

dan perbelanjaan kering.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 77

Page 78: Tipo-Morfo Pasar 4

Berfungsi sebagai tempat kegiatan memajang dan menggelar barang dagangan bagi para pedagang dan sebagai tempat

terjadinya transaksi antara padagang dan pengunjung atau pembeli.

Fungsi utama Pasar Tradisional di Kota Semarang adalah sebagai tempat atau proses berlangsungnya kegiatan niaga di

bidang perdagangan dimana juga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan sandangnya. Pasar Tradisional ini akan

menjadi salah satu ikon perdagangan di Kota Semarang sehingga citra arsitektural nya harus menarik dan mencolok

dibandingkan bangunan di sekitarnya. Dari segi visual, bangunan ini harus dapat memberikan ciri khas sebagai sebuah Pasar

Tradisional.Visual ini bisa ditampilkan melalui fasade bangunan,warna cat bangunan,bentuk atap,dll.

Beberapa alternatif Langgam arsitektur yang akan kami gunakan antara lain :

Vernakular

o Arsitektur yang menggunakan aliran tradisional daerah setempat.

o Desain bangunan banyak menggunakan ornamen-ornamen tertentu yang melambangkan ciri khas daerah setempat.

Modern

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 78

Page 79: Tipo-Morfo Pasar 4

o Memakai semboyan form follows function sehingga bentuk nya lebih sederhana karena bentuk bangunan dipengaruhi

oleh kegiatan dan fungsi dari bangunan tersebut. Bentuk bangunan menjadi kaku.

o Menggunakan semboyan ornament is a crime,sehingga bangunan tidak menggunakan banyak ornamen-ornamen

arsitektural.

Postmodern

o Tidak memakai semboyan Form Follows Function,sehingga desain bangunan tidak kaku dan bebas mengekspresikan

bentuk.

o Kemampuan maksimal untuk berarsitektur dari elemen-elemen yang essensial maupun substansial. Arsitektur purna

modern memiliki kepedulian yang besar kepada masa silam (the past),arsitektur neo modern memiliki kepedulian

yang besar kepada masa ini (the present), sedangkan arsitektur dekonstruksi tidak mengikatkan diri ke dalam salah

satu dimensi waktu (timelessness). pandangan seperti ini mengakibatkan timbulnya pandangan terhadap

dekonstruksi yang berbunyi “ini merupakan kesombongan dekonstruksi.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 79

Gambar Arsitektur Modern

Page 80: Tipo-Morfo Pasar 4

1.3 STUDI TENTANG TATA BENTUK

1.3.1 Kemasan Geometris Ruang Dan Bangunan Berdasarkan Fungsi

a. Pola Rancangan Kios dan Loods

Sistem sirkulasi pada Kios dan Loods merupakan bagian penting dalam mencapai tingkat kenyamanan dalam melakukan sesuatu

transaksi jual beli. Sistem sirkulasi perencanaan letak kios dan loods yang vernakular merupakan hubungan antar ruang-ruang suatu

bangunan atau suatu deretan ruang-ruang dalam atau luar secara bersamaan, sehingga dapat terlihat hubungan yang harmonis dan

saling mendukung antar ruang rapat satu dengan yang lainnya.

Jalur Sirkulasi: Alur gerak yang menghubungkan serangkaian ruang-ruang dalam sebuah bangunan dimana kita dapat

menetapkan arah terhadap tempat dan tujuan.

Hubungan Ruang: Hubungan antar ruang terbentuk dari pola hubungan antar kios dan loods lainya yang diorganisir menjadi pola-

pola bentuk dari ruang yang saling terkait dalam suatu bangunan dimana hubungan ruang tersebut menuntut tingkat fungsi.

Tipe sirkulasi pada kios dan loods :

Sirkulasi penjual dan pembeli dari satu kios/loods ke kios/loods yang lain untuk memudahkan perpindahan. Hal yang mendasari

pembentukan kios/loods sehingga mampu memberikan kenyamanan bagi pengunjung menggunakan system yang umum

digunakan, antara lain :

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 80

Page 81: Tipo-Morfo Pasar 4

Konsep dasar penataan ruang berdasarkan pada sirkulasi ruang mempunyai dasar pertimbangan sebagai berikut :

Pola sirkulasi

Adanya kejelasan antar kelompok kegiatan dengan penekanan pada kemudahan pencapaian.

Memudahkan pengamatan secara langsung atau khusus.

Konsep sirkulasi

Linear dan Radial pengunjung pasar tradisional dapat mudah mencapai kios dan loods.

Sirkulasi yang nyaman bagi pengunjung pasar sehingga dapat mencapai kios dan loods berikutnya tanpa terganggu.

Konsep sirkulasi kawasan pasar tradisonal : Pola linier dan radial, memudahkan pengunjung pasar saat melakukan transaksi jual beli.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 81

kios kios

kios kios

sirkulasi

pola Linier kios/loods

sirkulasi

sirkulasi

pola radial kios/loods

kioskios

Page 82: Tipo-Morfo Pasar 4

1,7 m2,4 m

1.3.2. Kemasan Geometris Ruang Dan Bangunan Berdasarkan Kualitas Dan Skala Ruang

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 82

KANTOR PEMASARAN

Sumber : Data Arsitek

Page 83: Tipo-Morfo Pasar 4

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 83

Sumber : Data Arsitek

Page 84: Tipo-Morfo Pasar 4

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 84

FOODCOURT

Sumber : Data Arsitek

Page 85: Tipo-Morfo Pasar 4

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 85

SIRKULASI MANUSIA

Sumber : Data Arsitek

SIRKULASI VERTIKAL

Sumber : Data Arsitek

Page 86: Tipo-Morfo Pasar 4

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 86

LAVATORY-TOILET

Sumber : Data Arsitek

Page 87: Tipo-Morfo Pasar 4

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 87

RETAIL AREA

Sumber : Data Arsitek

Page 88: Tipo-Morfo Pasar 4

1.3.3 Citra Arsitektural

Arsitektur : merupakan perpaduan antara fungsi, estetika dan struktur. Citra/visual : Gambaran atau rupa tentang suatu objek, kesan

dan bayangan visual yang ditimbulkan oleh suatu simbol, Visual berhubungan dengan sesuatu yang dapat dilihat oleh indera

penglihatan.

Citra visual Arsitektur kontemporer adalah: Image, kesan atau gambaran penghayatan yang dapat ditangkap oleh indera penglihatan

seseorang, dari sebuah bangunan Arsitektur yang sesuai dengan perkembangannya.

Fungsi bangunan sebagai Bangunan pasar tradisional kontemporer, harus dapat menampilkan dirinya sebagai wujud yang menarik

dan atraktif, perwujudan ini juga harus dapat diartikan sesederhana mungkin, agar mudah dipahami oleh orang yang awam

sekalipun, dari pemahaman tersebut, maka ada dua hal yang perlu diperhatikan:

Guna

Kata guna menunjuk pada keuntungan yang kita dapat darinya, guna dalam arti kata aslinya tidak hanya berarti bermanfaat, untung

materiil belaka namun lebih dari itu punya daya yang menyebabkan kita bisa hidup dan nyaman didalamnya.

Citra

Citra sebetulnya hanya menunjuk suatu gambaran (image), suatu kesan penghayatan yang menangkap arti bagi seseorang.Citra tidak

jauh dari Guna, tetapi lebih bertingkat spirituil. Citra menunjuk pada tingkat kebudayaan, sedang guna lebih pada ketrampilan

kemampuan. Citra adalah jiwa yang mengerti keindahan, kewajaran dan keluwesan akan unsur-unsurnya, baik dengan bahan

material maupun dengan bentuk, serta komposisinya.

Citra yang khas (Y.B. Mangunwijaya.1992), “memiliki kekuatan terhadap persepsi maupun citra rasa psikologis orang yang

menghadapinya, bahwa citra arsitektur yang baik tidak harus mengikuti mode mutakhir, gaya yang sedang laku, dan sebagainya.

Namun semakin kita berkembang dalam pembangunan semakin mendesak pula kita harus memperhatikan segi citra itu sendiri.”

Terdapatnya bermacam-macam jenis kegiatan kesenian yang akan diwadahi seperti seni tari dapat direfleksikan pada penampilan

bangunan. Tujuannya jelas bahwa sebuah Bangunan pasar tradisional, bangunan harus dapat menamai dirinya sendiri sebagai

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 88

Page 89: Tipo-Morfo Pasar 4

signifier/petanda tentang fungsi bangunan dan apa yang diwadahinya. Yang nantinya akan menjadi landmark kota yang mencirikan

tempat bangunan ini barada sehingga memiliki “sense of place” yang kuat.

Bentuk sangat mempengaruhi penampilan bangunan, karena merupakan suatu media atau alat komunikasi dalam menyampaikan

arti yang dikandung atau dalam menyampaikan pesan tertentu. Penampilan bangunan merupakan wujud bangunan yang tampak

langsung secara visual oleh manusia. Dengan alasan tersebut, maka berbagai cara digunakan sebagai ekspresi keberadaan

bangunannya, sehingga penataan ruang-ruang bangunan (interior dan exterior) dan penataan pendukung fisik suasana akan dapat

mengungkapkan pesan dari ruang-ruang bangunan tersebut.

1.3.3.1 Citra Arsitektural (Citra Visual) pasar tradisional

Ekspresi Objek

Merupakan komposisi dan karakter yang dipancarkan oleh suatu objek/bangunan. Ekspresi dapat diketahui dengan melihatnya

dan diharapkan dapat berkomunikasi dengan melihatnya. Sehingga pada akhir manusia yang melihat objek tersebut. Dapat mengetahui

kesan yang merupakan wujud ekspresi tersebut.

Ekspresi tersebut dapat dicapai melalui:

o Perbandingan (metafora).

Mengetahui analogi yang memberikan kiasan pada objek sehingga dapat dimengerti sebagai bentuk analogi dan aslinya. Proses

mengartikan secara analogi bisa dilihat pada karya LE- Corbusier, yaitu kopel RONCHAM, bangunaan ini memberikan dugaan

akan arti bentuk yang bermacam-macam apabila sipengamat mengelilingi bangunan ini.

o Simbol-simbol (simbolisme).

Simbol merupakan suatu cara dalam mengartikan suatu objek, huruf merupakan suatu simbol, kata juga merupakan simbol dari

sebuah arti tetapi pada saat ini bukan saja suatu jenis/cara untuk mengartikan suatu objek berupa kata-kata melainkan juga

sebagai suatu cara mengartikan bentuk-bentuk.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 89

Page 90: Tipo-Morfo Pasar 4

o Kopi dan replika (memesis).

Kopi merupakan suatu bentuk melalui peniruan dari hasil aslinya dan hasilnya merupakan replika.

Ekspresi Objek Bangunan Pasar tradisional yaitu kios dan loods.

Massa merupakan integrasi tiga dimensi dari unsur dan program ruang yang mengakomodasikan fungsi dan relasi

ganda sebuah bangunan. Proses pembentukan massa dimulai dengan proses penyusunan dan pengorganisasian fungsi-

fungsi ruang yang ada di dalamnya. Di dalam penyusunan dan pengorganisasian massa-massa bangunan, konsep gubahan

massa tidak terlepas dari konsep utama bangunan.

o Pembentukan massa dalam perencanaan Pasar Tradisional dengan mempertimbangkan massa-massa disini

dimaksudkan sebagai masa bangunan yang mewadahi kegiatan-kegiatan yang ada.

o dimungkinkan ada beberapa masa ruang Pasar tradisional yang di gubah dalam bentuk dinamis.

o dalam penyusunan masa, perlu diperhatikan mengenai potensi site, terutama bentuk site dan bentuk konturnya.

Kesimpulan Massa terhadap Arsitektur Vernakular / jengki (tampilan minimalis dan langgam vernacular)

Dengan melihat pertimbangan diatas, maka dapat disusun suatu konsep dasar gubahan masa berupa:

► Pengelompokan masa didasarkan atas karakter dan macam kegiatan yang diwadahi oleh masing-masing masa.

► Dalam gubahannya masa-masa mencerminkan karakter gubahan yang mana arsitektur tradisional sangat lekat dengan tradisi

yang masih hidup, tatanan kehidupan masyarakat, wawasan masyarakat serta tata laku yang berlaku pada kehidupan sehari –

hari masyarakatnya secara sebagai pencerminan dari karakter pasar tradisional yang menghadirkan citra bangunan setempat

( iklim tropis)

► Potensi site dapat menjadi unsur alami yang fungsional, sejauh tidak mengganggu pola hubungan kegiatan yang tercermin dalam

penzoningan.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 90

Page 91: Tipo-Morfo Pasar 4

Apabila proses pembentukan gubahan massa dimulai dengan proses penyusunan dan pengorganisasian dalam penataan bentuknya, maka

organisasi kelompok memiliki dasar geometrik yang kuat dalam penataan bentuk berdasar fungsinya seperti ukuran, wujud ataupun jarak.

Berdasarkan fleksibilitas organisasi kelompok dapat diorganisasi dengan berbagai cara seperti:

► Dapat dikaitkan dengan anggota tambahan terhadap suatu bentuk atau ruang induk yang lebih besar.

► Dapat dihubungkan dengan mendekatkan penegasan dan pengekspresian volume sebagai suatu kesatuan individu.

► Dapat menghubungkan volume-volumenya dan bergabung menjadi suatu bentuk tunggal yang memiliki suatu variasi tampak.

Komposisi Massa

Hubungan interaksi visual antar unsur-unsur dua dimensi antar massa dan ruang-ruang. Dalam sebuah desain penataan ruang

sangat berpengaruh dalam menciptakan kenyamanan sirkulasi di dalam bangunan, sehingga alur gerak yang menghubungkan

serangkaian ruang interior dan eksterior dalam sebuah banguanan dapat menetapkan arah terhadap tempat dan tujuan. Yang

kemudian akan membentuk suatu zoning/zona penataan ruang dan bangunan berdasar karakter dan perilaku pengunjung.

Kesimpulan pola ruang Arsitektur Vernakular :

► Untuk fleksibilitas dalam memadukan macam-macam fungsi, ukuran dan orientasi kedalam strukturnya, maka organisasi

kelompok cukup baik sebagai pola dasarnya.

► Ada ruang terbuka untuk ruang kebun budidaya dan ada ruang transisi atau perantara (konektor).

► Keseluruhan ruang dalam pusdiklat memiliki karakter dan ada saat klimak.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 91

Page 92: Tipo-Morfo Pasar 4

Bentuk Massa

Bentuk ruang merupakan bagian dari massa bangunan yang terdiri dari ruang dan dibentuk oleh dinding, lantai, langit atau

bidang atap dan kontuitasnya. Ruang dapat diciptakan dengan permainan peninggian dan penurunan lantai, serta bisa juga dengan

penggunaan bidang vertikal secara masif ataupun hanya sebagai pembatas (tidak masif) serta penataan layout ruang yang bertujuan

untuk mendapat sisi efektifitas dan efisiensi ruang.

a. Organisasi Ruang

Pengorganisasian ruang didasarkan pada kegiatan dan tingkat kebutuhan antar ruang kegiatan yang berlangsung pada

bangunan tersebut dapat dengan efektif.

b. Hubungan Antar Ruang

Penggunaan dinding massif sebagai pembatas ruangan atau dengan pemisahan antar ruang, hal tersebut karena dipengaruhi

tingkat privasi dari ruang sehingga ada pemisah antar ruang privasi dan ruang publik.

c. Pelingkup Ruang

Permainan tinggi rendah lantai dan plafon serta pemberiandinding yang tidak massif (dinding batu bata penuh) memberikan

kesan yang terbuka.

d. Dinding

Dinding tidak hanya terbentuk dari tumpukan batu bata massif saja tapi dengan bentukan dan deretan garis vertikal (kolom)

memiliki kemampuan untuk menggambarkan sebuah dinding.

e. Pembatas Ruang

Bentukan bidang yang digunakan sebagai pembatas ruang dapat berupa bentukan yang masif maupun tidak masif yang

disesuaikan dengan fungsi kegiatan dan tingkat privasi ruang.

Berdasarkan pengalaman dari beberapa studi kasus perencanaan, kios dan loods merupakan salah satu faktor yang mendukung proses kegiatan

pasar tradisional. Kios dan lods dibagi menjadi tiga bagian yaitu : untuk perbelanjaan basah, semi basah dan perbelanjaan kering. Berfungsi sebagai

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 92

Page 93: Tipo-Morfo Pasar 4

tempat kegiatan memajang dan menggelar barang dagangan bagi para pedagang dan sebagai tempat terjadinya transaksi antara padagang dan

pengunjung atau pembeli.

Dalam proses analisa kios dan loods membutuhkan suatu pendekatan terhadap kebutuhan dan besaran ruang yang dimaksudkan untuk

mengetahui kebutuhan luasan ruang kegiatan dari masing-masing ruang berdasarkan jumlah pemakai dan kegiatan yang berlangsung dalam

Pusdiklat Pertanian, sehingga dalam menentukan besaran ruang memerlukan suatu pertimbangan terhadap beberapa faktor diantaranya:

fungsi, bentuk, pola dan cara kegiatan.

jumlah pelaku kegiatan.

studi luasan kegiatan dan standar-standar yang digunakan sebagai patokan desain.

faktor-faktor pengganti lain, seperti penampilan dan kenyamanan.

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 93

Page 94: Tipo-Morfo Pasar 4

DAFTAR PUSTAKA

http://ashokablog.blogspot.com/2012/04/deskripsi-pasar.html

http://syadiashare.com/jenis-jenis-pasar.html

http://www.uniknih.com/2012/10/ini-dia-10-pasar-tradisional-terbaik-di.html#ixzz2PI7ngcr9

http://fotoboyolali.wordpress.com/2012/06/29/pasar-boyolali/

http://ddsulai.blogspot.com/2012/12/ciri-ciri-pengertian-pasar-tradisional.html

http://www.visitsemarang.com/artikel/pasar-johar-habitat-para-saudagar

http://ashokablog.blogspot.com/2012/04/deskripsi-pasar.html 

http://bozzkaf.blogspot.com/2012/09/pengertianfungsibentukperanan-dan.html

http://www.g-excess.com/4098/peran-dan-fungsi-pasar-dalam-menjalankan-perekonomian

http://www.kaskus.co.id/thread/514af0507e1243b156000008/5-pasar-tradisional-terbaik-di-dunia/

Callender, John Handcook , Time Save standart , Mc. Graw Hill Book Company , 1974

Neufert Ernest, Architect’s Data, Granada Pubishing, 1980.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA) Kotamadya Dati II Semarang , Proyek Studi Perencanaan dan penelitian Pasar Johar ,

1994 .

Indiana , Pasar Tradisional di Semarang , Skripsi S1 Arsitektur , Unika Soegijapranata , 1997 .

Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 94