Tipo-Morfo Pasar 4
Transcript of Tipo-Morfo Pasar 4
BAB I
STUDI TIPOLOGI DAN MORFOLOGI ARSITEKTUR
1.1. TERMINOLOGI
1.1.1 Deskripsi Pasar
A.PENGERTIAN PASAR
Pengertian pasar secara konkret adalah tempat bertemunya pembeli dan
penjual. Dalam ilmu ekonomi, pengertian pasar lebih dititikberatkan pada kegiatan
jual belinya. Pasar dapat terbentuk di mana saja dan kapan saja. Pengertian Pasar
atau Definisi Pasar dalam arti sempit adalah tempat bertemunya calon penjual dan
calon pembeli barang dan jasa.Sedangkan dalam arti luas Pasar adalah Tempat
bertemunya permintaan dan penawaran. Pasar adalah salah satu dari berbagai
sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual
barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran
yang sah seperti uang .
Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah
pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item
pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan
pasar dari perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan,
tetapi dibutuhkan setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga
ada persaingan pada setidaknya satu dari dua belah pihak.
Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi
jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 1
diperdagangkan. Beberapa contoh termasuk pasar petani lokal yang diadakan di alun-alun kota atau tempat parkir, pusat
perbelanjaan dan pusat perbelanjaan, mata uang internasional dan pasar komoditas, hukum menciptakan pasar seperti untuk izin
polusi, dan pasar ilegal seperti pasar untuk obat-obatan terlarang.
Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk
menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang atau jasa untuk uang adalah transaksi. Pasar peserta terdiri dari semua
pembeli dan penjual yang baik yang memengaruhi harga nya. Pengaruh ini
merupakan studi utama ekonomi dan telah melahirkan beberapa teori dan model
tentang kekuatan pasar dasar penawaran dan permintaan.
Ada dua peran di pasar, pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi
perdagangan dan memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam
masyarakat. Pasar mengizinkan semua item yang diperdagangkan untuk dievaluasi
dan harga. Sebuah pasar muncul lebih atau kurang spontan atau sengaja dibangun
oleh interaksi manusia untuk memungkinkan pertukaran hak (kepemilikan) jasa dan
barang.
Secara historis, pasar berasal di pasar fisik yang sering akan berkembang menjadi – atau dari – komunitas kecil, kota dan kota.
Syarat-syarat terbentuknya pasar:
1. Adanya penjual
2. Adanya pembeli
3. Adanya barang atau jasa yang diperjualbelikan
4. Terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 2
(Sumber:http://ashokablog.blogspot.com/2012/04/deskripsi-pasar.html )
B. FUNGSI PASAR
1. Fungsi Distribusi
Dalam kegiatan distribusi, pasar berfungsi mendekatkan jarak antara konsumen dengan produsen dalam melaksanakan
transaksi. Dalam fungsi distribusi, pasar berperan memperlancar penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.
2. Fungsi Pembentukan Harga
Pasar berfungsi sebagai pembentuk harga pasar, yaitu kesepakatan harga antara penjual dan pembeli.
3. Fungsi Promosi
Pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi. Pelaksanaan promosi dapat dilakukan dengan cara memasang
spanduk, membagikan brosur, membagikan sampel, dll.
C. BENTUK PASAR
a. Pasar menurut Pelayanan dan Kelengkapannya
1.Pasar tradisional
Dalam pasar tradisional, pembeli dilayani langsung oleh penjual, sehingga dimungkinkan masih terjadi tawar menawar harga.
Contoh pasar Beringharjo di Yogyakarta, pasar Johar di Semarang.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 3
2.Pasar modern
Dalam pasar modern, pelayanan dilakukan secara mandiri dan dilayani oleh pramuniaga.
b. Pasar menurut Fisik
1. Pasar kongkret/riil, adalah pasar di mana penjual dan pembeli bertemu langsung dan barang yang diperjualbelikan benar-benar
ada. Pasar Konkret (pasar nyata) merupakan pasar yang menunjukkan suatu tempat terjadinya hubungan secar langsung (tatap
muka) antara pembeli dan penjual. Barang yang diperjualbelikan pun berada di tempat tersebut. Misalnya pasar-pasar
tradisional dan swalayan.
Ciri-cirinya: transaksi tunai, barang dapat langsung dibawa,barang yang diperjualbelikan benar-benar ada dan penjual pembeli
bertemu langsung.
2. Pasar abstrak, adalah pasar di mana penjual dan pembeli tidak bertemu secara langsung dan barang yang diperjualbelikan tidak
tersedia secara langsung. Misalnya, pasar modal di Bursa Efek Indonesia.
Ciri-cirinya: transaksi berlandaskan rasa percaya, penjual pembeli berada di tempat yang berbeda, barang yang diperjualbelikan
tidak tersedia (hanya contohnya saja).
c. Pasar menurut Waktu Terjadinya
1. Pasar harian, pasar yang penyelenggaraannya setiap hari. Misalnya pasar pagi, toserba, dan warung-warung
2. Pasar mingguan, pasar yang penyelengggaraanya setiap seminggu sekali. Misalnya pasar senin atau pasar minggu yang ada di
daerah pedesaan
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 4
3. Pasar bulanan, pasar yang melakukan aktivitas setiap satu bulan sekali. Dalam aktivitasnya bisa satu hari atau lebih. Misalnya,
pasar yang biasa terjadi di depan kantor-kantor tempat pensiunan atau purnawirawan yang mengambil uang tunjangan
pensiunannya tiap awal bulan.
4. Pasar tahunan, pasar yang melakukan aktivitas setiap satu tahun sekali. Kejadian pasar ini biasanya lebih dari satu hari, bahkan
bisa mencapai lebih dari satu bulan. Misalnya Pekan Raya Jakarta, pasar malam, dan pameran pembangunan.
5. Pasar temporer merupakan pasar yang dapat terjadi sewaktu-waktu dalam waktu yang tidak tentu (tidak rutin) pasar ini
biasanya terjadi pada peristiwa tertentu. Misalnya pasar murah, bazar, dan pasar karena ada perayaan kemerdekaan RI.
d. Pasar menurut Luas Wilayah Kegiatannya
1. Pasar lokal, pasar yang daerah pemasarannya hanya meliputi daerah tertentu, barang yang diperjualbelikan adalah barang
kebutuhan masyarakat di sekitarnya dari berbagai daerah atau wilayah tertentu saja.
2. Pasar nasional, pasar yang daerah pemasarannya meliputi wilayah satu negara, barang yang diperjualbelikan adalah barang yang
dibutuhkan masyarakat negara tersebut. Pasar nasional merupakan pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli dari
berbagai daerah atau wilayah dalam suatu negara. Misalnya, pasar kayu putih di Ambon dan pasar tembakau di Deli.
3. Pasar regional, adalah pasar yang daerah pemasarannya meliputi beberapa negara di wilayah tertentu dan biasanya didukung
dengan perjanjian kerjasama misalnya AFTA di wilayah Asia Tenggara.
4. Pasar internasional/pasar dunia, adalah pasar yang daerah pemasarannya meliputi seluruh kawasan dunia, barang yang
diperjualbelikan adalah barang yang dibutuhkan semua masyarakat dunia Misalnya pasar tembakau di Bremen Jerman.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 5
e. Pasar menurut Barang yang Diperjualbelikan
1. Pasar barang konsumsi, adalah pasar yang memperjualbelikan barang yang secara
langsung dapat dikonsumsi, misalnya pasar sembako, pasar buah.
2. Pasar barang produksi, adalah pasar yang memperjualbelikan barang produksi atau
faktor-faktor produksi, misalnya pasar bibit ikan, pasar mesin-mesin pabrik, bursa
tenaga kerja.
f. Pasar menurut Hubungannya Dengan Proses Produksi
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 6
a. Pasar output (pasar produk) merupakan pasar yang memperjualbelikan barang-barang hasil produksi (biasanya dalam bentuk
jadi).
b. Pasar input (pasar faktor produksi) merupakan interaksi antara permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa sebagai
masukan pada suatu proses produksi (sumber daya alam, berupa bahan tambang, hasil pertanian, tanah, tenaga kerja, dan barang
modal).
g. Pasar menurut Bentuk/Organisasi Pasar
1. Pasar persaingan sempurna (perfect competition market), adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli sehingga harga
tidak bisa ditentukan oleh masing-masing penjual/pembeli. Pasar persaingan sempurna merupakan ebuah jenis pasar dengan
jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk melalui mekanisme
pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan pembeli di pasar ini tidak dapat mempengaruhi
harga dan hanya berperan sebagai penerima harga (price-taker). Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan
tidak dapat dibedakan. Semua produk terlihat identik. Pembeli tidak dapat membedakan apakah suatu barang berasal dari
produsen A, produsen B, atau produsen C? Oleh karena itu, promosi dengan iklan tidak akan memberikan pengaruh terhadap
penjualan produk.
Ciri-cirinya:
1. Pengetahuan penjual dan pembeli sempurna
2. Penjual dan pembeli bebas keluar masuk pasar
3. Penjual dan pembeli banyak
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 7
4. Barang yang diperjualbelikan bersifat homogen
2. Pasar persaingan tidak sempurna (imperfect competition market), adalah pasar di mana jumlah pembeli lebih banyak daripada
jumlah penjual.
Ciri-ciri:
1. Pengetahuan pembeli tentang pasar terbatas
2. Terdapat hambatan nutuk memasuki pasar
3. Jumlah penjual sedikit
4. Barang yang diperjualbelikan heterogen
Pasar persaingan tidak sempurna dibedakan menjadi:
a. Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual), adalah pasar yang sepenuhnya dikuasai satu
penjual..Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai “monopolis”. Sebagai penentu
harga (price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah barang
yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula
sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan
harga terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi
(pengganti) produk tersebut atau —lebih buruk lagi— mencarinya di pasar gelap (black market). Contoh: PLN menguasai
listrik di Indonesia.
Ciri-ciri:
1. Terdapat satu penjual dan banyak pembeli.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 8
2. Harga ditentukan oleh penjual.
3. Tidak ada barang lain yang dapat menggantikan barang yang diperjualbelikan.
4. Ada rintangan bagi penjual baru yang ingin masuk.
Penyebab timbulnya pasar monopoli:
1. Ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan undang-undang
2. Penggabungan dari berbagai perusahaan
3. Adanya hak paten atas hasil karya
Hambatan yang terjadi pada pasar monopoli:
1. Penetapan harga serendah mungkin
2. Adanya kepemilikan terhadap hak paten/hak cipta dan hak eksklusif
3. Pengawasan yang ketat terhadap agen dan distributor
4. Adanya skala ekonomis yang sangat besar
5. Memiliki sumber daya yang unik
b. Pasar duopoli, yaitu pasar yang dikuasai oleh dua penjual. Contoh: Caltex dan Pertamina menguasai minyak pelumas.
Ciri-ciri:
1. Terdapat dua penjual dan banyak pembeli.
2. Harga ditentukan secara sepihak oleh kedua penjual
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 9
c. Pasar oligopoli, yaitu pasar yang dikuasai oleh beberapa penjual. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi
kurang dari sepuluh.Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan
permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga
semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk
menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial
untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk
menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan
kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.Struktur pasar oligopoli
umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri
mobil, dan industri kertas.
Contoh: Honda, Suzuki, Yamaha, dan Kawasaki menguasai sepeda motor.
Ciri-ciri:
1. Terdapat beberapa penjual dan banyak pembeli
2. Barang yang diperjualbelikan bersifat homogen
3. Terdapat hambatan bagi penjual baru
4. Adanya saling ketergantungan
5. Penggunaan iklan sangat intensif
d. Pasar monopolistik, yaitu pasar dimana terdapat banyak produsen yang menjual barang yang sama tetapi dengan
berbagai macam variasi.Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti
memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi, dll.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 10
Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi setiap produk yang dihasilkan
produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain.
Pada pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak
sebesar produsen dari pasar monopoli atau oligopoli. Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang dihasilkan. Karena
perbedaan dan ciri khas dari suatu barang, konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih
merek tersebut walau produsen menaikkan harga. Misalnya, pasar sepeda motor di Indonesia. Produk sepeda motor
memang cenderung bersifat homogen, tetapi masing-masing memiliki ciri khusus sendiri. Sebut saja sepeda motor Honda,
di mana ciri khususnya adalah irit bahan bakar. Sedangkan Yamaha memiliki keunggulan pada mesin yang stabil dan
jarang rusak. Akibatnya tiap-tiap merek mempunyai pelanggan setia masing-masing.
Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa mendongkrak penjualan. Bagaimana
kemampuan perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam benak masyarakat, sehingga membuat mereka mau
membeli produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Oleh
karenanya, perusahaan yang berada dalam pasar monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga
citra perusahaannya.
Ciri-ciri:
1. Terdapat banyak produsen
2. Barang yang diperjualbelikan sama tetapi dengan berbagai macam variasi
3. Adanya kemudahan bagi produsen baru untuk menawarkan produknya
4. Selalu terbuka peluang untuk menciptakan persaingan
e. Pasar monopsoni, yaitu pasar dimana terdapat banyak penjual tetapi pembelinya hanya satu. Pasar monopsoni bentuk
pasar ini merupakan bentuk pasar yang dilihat dari segi permintaan atau pembelinya. Dalam hal ini pembeli memiliki
kekuatan dalam menentukan harga. Dalam pengertian ini, pasar monopsoni adalah suatu bentuk interaksi antara
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 11
permintaan dan penawaran di mana permintaannya atau pembeli hanya satu perusahaan.
Contoh yang ada di Indonesia seperti PT. Kereta Api Indonesia yang merupakan satu-satunya pembeli alat-alat kereta api.
Ciri-ciri:
1. Terdapat banyak produsen
2. Pembeli hanya satu
3. Para produsen bersaing keras untuk memberikan pelayanan dan harga serendah mungkin
f. Pasar ologopsoni adalah bentuk pasar dimana barang yang dihasilkan oleh beberapa perusahaan dan banyak perusahaan
yang bertindak sebagai konsumen. Contoh Telkom, indosat, Mobile-8, excelcomindo adalah beberapa perusahaan pembeli
infrastruktur telekomunikasi seluler.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 12
(Sumber : http://www.ips.web.id/2012/01/pengertian-pasar-dan-macam-macam-jenis.html)
D. PERANAN PASAR
1. Peranan pasar bagi produsen
- Sebagai tempat untuk mempromosikan barang.
- Sebagai tempat untuk menjual hasil produksi.
- Sebagai tempat untuk memperoleh bahan produksi.
2.Peranan pasar bagi konsumen
- Memudahkan konsumen untuk mendapatkan barang kebutuhan
- Sebagai tempat bagi konsumen untuk menawarkan sumber daya yang dimiliki
3.Peranan pasar bagi pemerintah
- Sebagai penunjang kelancaran pembangunan
- Sebagai sumber pendapatan negara
E. KEGUNAAN PASAR KONKRET DALAM KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT
1. Merupakan tempat menjual hasil produksi yang dihasilkan masyarakat
2. Menjadi tampat pemenuhan kebutuhan masyarakat secara langsung
3. Menjadi tempat transaksi jual beli barang atau jasa
4. Membantu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat
5. Membantu meningkatkan pendapatan masyarakat
6. Membantu meningkatkan pendapatan daerah
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 13
(Sumber : http://bozzkaf.blogspot.com/2012/09/pengertianfungsibentukperanan-dan.html)
Deskripsi Tradisi
Tradisi (Bahasa Latin: traditio, “diteruskan”) atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah
dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya pada satu negara, kebudayaan, waktu
tertentu atau penganut agama.
Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun
(sering kali) lisan, karena tanpa adanya informasi ini, suatu tradisi dapat punah. Dalam pengertian lain tradisi adalah adat-istiadat atau
kebiasaan yang turun temurun yang masih dijalankan di masyarakat. Dalam suatu masyarakat muncul semacam penilaian bahwa cara-cara
atau model “ tindakan ” yang sudah ada merupakan pilihan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan persoalan.
Biasanya sebuah tradisi tetap saja dianggap sebagai cara atau model terbaik selagi belum ada alternatif lain.
Selanjutnya dari konsep tradisi akan lahir istilah tradisional. Tradisional merupakan sikap mental dalam memberikan respon
terhadap berbagai persoalan dalam masyarakat berdasarkan tradisi. Didalamnya terkandung metodologi atau cara berfikir dan bertindak
yang selalu berpegang teguh atau berpedoman pada tradisi. Tradisi selalu di kontrol oleh nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Dengan kata lain tradisional adalah setiap tindakan dalam menyelesaikan persoalan berdasarkan tradisi.
Dari uraian diatas akan dapat dipahami bahwa sikap tradisional adalah bahagian terpenting dalam sitem tranformasi nilai-nilai
kebudayaan. Artinya jika ada perubahan di dalam masyarakat, namun anggota masyarakat tidak serta merta meninggalkan tradisinya.
Tradisi tetap berfungsi sebagai alat kontrol sosial. Kita harus menyadari bahwa warga masyarakat berfungsi sebagai penerus budaya dari
generasi ke generasi selanjutnya secara dinamis. Artinya proses mentransfer atau pewarisan kebudayaan merupakan interaksi langsung
(berupa pendidikan) dari generasi tua kepada generasi muda berdasarkan nilai dan norma yang berlaku.
Jika ada sesuatu yang baru atau inovasi baik berupa ide, gagasan, metodologi dan sebagainya, kalau memang efektif untuk memenuhi
kebutuhan hidup tentu anggota masyarakat akan mengadopsi. Dalam perjalanan waktu sebuah inovasi juga akan menjelma menjadi sebuah
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 14
Pasar di Banten di sekitar tahun 1870
tradisi pula. Seperti orang yang pergi menghadiri acara pesta perkawinan dengan membawa amplop yang berisi uang sebagai ganti kado
pada masa lalu.
(Sumber : http://www.jalius12.wordpress.com)
DISKRIPSI PASAR TRADISIONAL
Pengertian Pasar Tradisional
Pasar tradisional adalah pasar yang dalam pelaksanaannya bersifat tradisional
dan ditandai dengan pembeli serta penjual yang bertemu secara langsung. Pasar
tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan
adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-
menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka
yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual
kebutuhan sehari-hari seperti
bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain,
pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang
menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak
ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan
agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Beberapa pasar
tradisional yang "legendaris" antara lain adalah pasar Beringharjo di
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 15
(SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar )
Yogyakarta, pasar Klewer di Solo, pasar Johar di Semarang. Pasar tradisional di seluruh Indonesia terus mencoba bertahan
menghadapi serangan dari pasar modern.
Proses jual-beli biasanya melalui proses tawar menawar harga, dan harga yang diberikan untuk suatu barang bukan
merupakan harga tetap, dalam arti lain masih dapat ditawar, hal ini sangat berbeda dengan pasar modern.Umumnya, pasar
tradisional menyediakan bahan-bahan pokok serta keeprluan rumah tangga. Lokasi pasar tradisional dapat berada ditempat yang
terbuka atau bahkan dipingir jalan.
Ciri khas pasar tradisional adalah adanya tenda-tenda tempat penjual memasarkan dagangannya, serta pembeli yang berjalan
hilir mudik untuk memilih dan menawar barang yang akan dibelinya.
Ciri Ciri Pasar Tradisional
1. Proses jual-beli melalui tawar menawar harga
2. Barang yang disediakan umumnya barang keperluan dapur dan rumah tangga
3. Harga yang relatif lebih murah
4. Area yang terbuka dan tidak ber-AC
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 16
(Sumber : http://syadiashare.com/jenis-jenis-pasar.html)
(Sumber : http://ddsulai.blogspot.com/2012/12/ciri-ciri-pengertian-pasar-tradisional.html)
1.1.2 SEJARAH PASAR TRADISIONAL
SEJARAH
Sudah sejak zaman dahulu kota tidak akan pernah terlepas dari pusat kegiatan komersil yang disebut dengan pasar. Sejarah pasar di
awali pada zaman pra sejarah, dimana didalam memenuhi kebutuhan manusia melakukan sistem barter yaitu suatu sistem yang
diterapkan antara dua individu dengan cara menukar barang yang satu dengan barang yang lainnya dan akhirnya sistem barter ini
berkembang secara luas. Proses penukaran barang tersebut menimbulkan masalah akan tempat di mana tempat sendiri berkaitan
dengan jarak dan waktu tempuh. Semakin dekat jarak pertukaran semakin memudahkan memindahkan barang
barang sehingga terbentuk sebuah pertukaran barang-barang yang tidak jauh dari lingkungan kediaman mereka.Tempat tukar
menukar inilah disebut dengan pasar.Dan setelah manusia mengenal mata uang sebagai alat tukar menukar yang menjadi dasar
perhitungan bagi seluruh proses pertukaran barang maka proses tersebut disebut dengan proses jual beli. Dengan
meningkatnya perkembangan penduduk, kehidupan sosial, ekonomi dan juga kemajuan
teknologi khususnya dibidang perdagangan timbullah sekelompok individu baru yang bergerak dalam bidang pedagang. Pedagang-
pedagang inilah yang membuat tempat-tempatyang lebih permanen untuk berdagang.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam tersebut di atas, Pasar Tradisional menyelenggarakan fungsi :
1.Pasar sebagai Sarana Distribusi
Pasar sebagai sarana distribusi, berfungsi memperlancar proses penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen.
Dengan adanya pasar, produsen dapat berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menawarkan hasil
produksinya kepada konsumen. Pasar dikatakan berfungsi baik jika kegiatan distribusi barang dan jasa dari produsen ke konsumen
berjalan lancar. Sebaliknya, pasar dikatakan tidak berfungsi baik jika kegiatan distribusi seringkali macet.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 17
(sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar)
2. Pasar sebagai Pembentuk Harga
Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Di pasar tersebut penjual menawarkan barang-barang
atau jasa kepada pembeli. Pembeli yang membutuhkan barang atau jasa akan berusaha menawar harga dari barang atau jasa
tersebut, sehingga terjadilah tawar-menawar antara kedua belah pihak. Setelah terjadi kesepakatan, terbentuklah harga. Dengan
demikian, pasar berfungsi sebagai pembentuk harga.Harga yang telah menjadi kesepakatan tersebut, tentunya telah diperhitungkan
oleh penjual dan pembeli. Penjual dan pembeli. Penjual tentu telah memperhitungkan laba yang diinginkannya, sedangkan pembeli
telah memperhitungkan manfaat barang atau jasa serta keadaan keuangannya.
3. Pasar sebagai Sarana Promosi
Pasar sebagai sarana promosi artinya pasar menjadi tempat memperkenalkan dan menginformasikan suatu barang/jasa
tentang manfaat, keunggulan, dan kekhasannya pada konsumen. Promosi dilakukan untuk menarik minat pembeli terhadap barang
atau jasa yang diperkenalkan. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain, memasang spanduk, menyebarkan brosur,
pameran, dan sebagainya.Banyaknya cara promosi yang dilakukan oleh produsen, membuat konsumen lebih selektif dalam memilih
barang yang akan dibeli. Biasanya produsen yang menawarkan barang dengan harga murah dan kualitasnya bagus akan menjadi
pilihan konsumen.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 18
(http://www.g-excess.com/4098/peran-dan-fungsi-pasar-dalam-menjalankan-perekonomian)
Tempat yang strategis untuk wisata belanja karena Pasar Johar ini berada tepat
didepanMasjid Besar Kauman Semarang. Terletak tepat di belakang Hotel Metro
dan dekat dengan stasiun kereta api Tawang.
Tampak depan pasar Johar pada saat siang hari
STUDI TIPOLOGI DAN MORFOLOGI
Kawasan Perdagangan Johar (Pasar Johar),Semarang
Pasar Johar merupakan area pusat jual-beli
di Kota Semarang yang terkenal dengan kelengkapan
komoditinya dan menjadi salah satu pusat destinasi
belanja masyarakat Semarang. Kawasan ini terletak pada
pusat Kota Semarang, kecamatan Semarang Tengah,
kelurahan Kauman. Terletak pada Bagian Wilayah Kota I
Kota Semarang, Kawasan Perdagangan Johar memiliki
dominansi aktivitas komersial/perdagangan dengan
beberapa guna lahan permukiman. Berada pada pusat kota,
di antara Tugu Muda, Simpang Lima, serta dekat
dengan Kota Lama Semarang, menjadikan kawasan ini
potensial untuk dikembangkan lebih lanjut.
Sejarah Pasar Johar Semarang dimulai lebih dari seabad yang lalu. Pada tahun
1860 terdapat pasar yang menempati bagian timur alun-alun ini dipagari oleh
deretan pohon johar ditepi jalan. Dari sinilah nama Pasar johar itu lahir. Lokasi
pasar ini disebelah barat pasar Semarang yang disebut sebagai Pasar Pedamaran,
dan berdekatan pula dengan penjara sehingga menjadi tempat menanti orang yang
menengok kerabat dan kenalan yang dipenjara. Pasar Johar menjadi semakin ramai dan memerlukan perluasan ruang.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 19
Sumber : Dokumen pribadi
Sumber : Dokumen pribadi
Sumber : Dokumen pribadi
Setelah melalui proses pengkajian, akhirnya diadakan perluasan Pasar Johar dengan
menebang pohon johar dan membangun los baru. Sampai dengan saat pasar ini masih dimiliki
oleh pertikelir (swasta). Pada tahun 1931 itu gedung penjara tua yang terletak didekat pasar
johar dibongkar sehubungan dengan rencana pemerintah kota untuk mendirikan Pasar
Central modern. Pasar Central lantas memang didirikan dengan tujuan mempersatukan fungsi
lima pasar yang telah ada, yaitu pasar johar, pasar pedamaran, pasar beteng, pasar jurnatan
dan pasar pekojan. Adapun tapak pasar yang akan direncanakan melihat tapak pasar
pedamaran, pasar johar, ditambah tapak rumah penjara, beberapa toko, sebagian halaman
Kanjengan dan sebagian alun-alun.
Bangunan Pasar ini terdiri dari empat blok bangunan yang disatukan oleh gang selebar
8.00 meter. Orientasi bangunan kearah timur. Pasar Johar merupakan bangunan dua lantai
hanya pada bagian tepi, sedangkan bagian tengah berupa void. Sisi melintang bangunan terdiri
dari enam buah trafe, dan sisi membujur memiliki empat buah trafe. Pondasi dari batu,
struktur dari beton bertulang, dengan sistem cendawan pada kolom-kolom. Kolom memiliki
modul 6.00 meter dengan penampang berupa persegi delapan. Kolom seperti ini dinamakan
kontruksi jamur (mushroom). Atap berupa atap datar terbuat dari beton. Pada bagian tertentu dari
atap, diadakan peninggian sebagai lubang udara. Bangunan ini memenuhi tapak yang tersedia,
sehingga tidak terdapat halaman ataupun ruang terbuka. Hal ini sesuai dengan prinsip Thomas
Karsten yaitu efisien ruang.
Meski tanpa mesin penyejuk ruangan, udara segar bisa dinikmati. Sistem cross ventilation
yang juga terlihat di Gedung Lawang Sewu merupak ciri Karsten. Selain menjadikan ruangan
hemat energi, bangunan dengan cross ventilation jug a cocok untuk kawasan tropis seperti
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 20
Sumber : Dokumen pribadi
Indonesia. Ciri lain arsitektur Pasar Johar adalah adanya ruang kosong antara lantai satu dan dua. Karena ruang kosong itu pulalah,
pengunjung bisa melihat keunikan atap berbentuk cendawan.
Bukan hanya aspek ekologi yang menjadi pertimbangan perencanaan Pasar Johar. Aspek sosiologis juga sangat diperhatikan.
Karsten paham betul fungsi pasar dalam tradisi masyarakat Indonesia. Tidak seperti pasar di Eropa yang hanya memfungsikan pasar
hanya sebagai tempat transaksi pedagang dan pembeli. Di Indonesia, pasar tak sekadar tempat
transaksi, tapi juga sebagai ruang terbuka tempat menampung para pedagang nonpermanen yang
berjualan pada acara tertentu.
Karsten juga sangat memperhatikan banyaknya perempuan yang menjadi pedagang atau
sekadar menjadi buruh gendong. Untuk meringankan mbok-mbok gendhong memanggul bagor,
dibuatlah lantai los pasar setinggi lutut orang dewasa. Tujuannya agar buruh gendong tak perlu
mengangkat beban terlalu berat sebelum digendong.
Dari sisi material bangunan, Karsten memilih marmer berkualitas tinggi sebagai bahan
pelapis permukaan dinding, meja utama, serta sebagian lantai. Sedangkan anak tangga dari batu
andesit. Tak aneh, usia lebih dari 70 tahun Pasar Johar masih kukuh berdiri.
Dari segi arsitektur, bangunan yang memiliki atap mirip seperti cendawan ini
diharapkan berfungsi sebagai ventilasi udara yang dapat menghemat energi dan mencegah
hawa panas dari terik matahari dengan masuknya hembusan angin dari fentilasi-fentilasi
tersebut. Bahan pelapis lantai, dinding, tangga, dan meja kios terbuat dari batu andesit yang
kokoh dan mudah dibersihkan. Dengan bangunan yang bagus serta arsitektur yang mumpuni maka tak heran jika berusia hampir 1
abad, bangunan pasar tetap masih kokoh berdiri.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 21
Sumber : Dokumen pribadi
Sumber : Dokumen pribadi
Kini kemegahan arsitektur Pasar Johar nyaris tak bisa dinikmati. Padatnya pedagang
serta ketidakdisiplinan memelihara tata ruang membuat sirkulasi udara tak sebaik dulu.
Satu-satunya alasan tiap hari Pasar Johar dipenuhi pengunjung adalah karena tersedia semua
kebutuhan masyarakat, dari sandang, pangan, hingga elektronik dengan harga relatif murah.
Pasar Johar selalu menjadi tujuan bagi pembeli eceran ataupun grosiran.
LATAR BELAKANG
Kota Semarang merupakan salah satu kota besar di Pulau Jawa selain itu Kota
Semarang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Ekonomi Khusus Indonesia (KEKI).Dalam
Perkembangannya dan pertumbuhannya Kota Semarang tidak lepas dari sejarahnya,
struktur kota yang dulu memegang peranan penting masih dapat terbaca dari sisa-sisa
bangunan kawasan kota lama, termasuk kawasan komersial Pasar Johar dan ruang terbuka
kota Alun-alun yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Kanjengan (yang berubah
fungsi) serta Masjid Besar Kauman.
Pasar Johar yang direncanakan semenjak awal tahun 1930 merupakan penggabungan dari
pasar-pasar yang telah ada di kawasan Pusat Pemerintahan Kanjengan Semarang. Pembangunannya dilaksanakan dengan bertahap, intinya adalah
menyatukan lima pasar di sana menjadi satu labirin. Pasar yang bersatu yaitu Pasar Johar, Pasar Pedamaran, Pasar Benteng, Pasar Jurnatan, dan
Pasar Pekojan. Lahan yang diambil termasuk bekas rumah penjara, beberapa toko yang menyelip di antara kawasan, sebagian halaman Kanjengan,
dan sebagian alun-alun.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 22
(sumber : http://www.visitsemarang.com/artikel/pasar-johar-habitat-para-saudagar)Sumber : Dokumen pribadi
Tujuannya untuk menjadi pasar sentral pada masanya, yang akhirnya berkembang menjadi pusat perdagangan dalam skala local maupun
regional. Pasar Johar terletak di Jalan H Agus Salim, wilayah Kota Lama Semarang. Bangunan seluas 15.003,50 meter persegi , selesai didirikan pada
tahun 1939. oleh Arsitek Belanda Ir Thomas Karsten, Pasar yang berada di tepi alun-alun ini tidak hanya mempunyai fungsi social ekonomi, tetapi
sekaligus juga social budaya.
Pasar Johar direncanakan sebagai pasar tradisional modern dengan konstruksi yang khas dengan kolom cendawan-nya menjadi tengeran
yang membentuk jati diri Kota Semarang. Pada perkembangan ide pembangunan bentuk pasar Johar memunculkan konstruksi cendawan. Dari
sinilah Pasar Johor makin tersohor. Kabarnya pada masa itu Pasar Johar menjadi yang terbesar dan tercantik se-Asia Tenggara. Ide dari bangunan
Pasar Johar ini mengacu pada bangunan megah pada saat itu tetapi keberpihakan pada masyarakat kelas menengah kebawah.
Selain itu bangunan Pasar Johar sudah dikenal dan diakui sebagai karya arsitektur dan engineering yang hebat sampai pada skala dunia.
Pembongkaran alun-alun dan Kanjengan pada masa lalu untuk fasilitas perdagangan yang bercita rasa modern saat itu tanpa disadari telah
membongkar struktur ekonomi social dan budaya yang mengakibatkan
kawasan Pasar Johar berangsur-angsur mengalami penurunan kualitas,
sehingga kualitas Pasar Johar perlu ditingkatkan kembali, serta diupayakan
agar dapat berfungsi secara lebih optimal dengan menggali potensi setempat.
Kawasan Pasar Johar yang mencakup tapak (situs) Kanjengan dan Alun-
alun termasuk kawasan Pusaka. Kawasan tersebut berpotensi memberikan
pengaruh yang cukup kuat pada perkembangan bangunan fisik di kawasan
sekitarnya. Kondisi kawasan yang memprihatikan dengan pemanfaatan ruang
dan prasarana dasar yang tidak memadai selalau menjadi masalah lingkungan
baik pada segi sirkulasi, social ekonomi dan kesehatan.
Pada saat ini keadaan Pasar Johar sangat memprihatinkan, banyaknya pedagang yang berjualan di Pasar Johar jumlahnya sudah diluar batas
kapasitas sehingga terjadi penambahan fisik berupa selubung pada lantai dua dan lantai dasar yang menghilangkan daya tarik arsitektural pada
bangunan Pasar Johar.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 23
Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/514af0507e1243b15600
0008/5-pasar-tradisional-terbaik-di-dunia/
Mercat de San Josep de la Boqueira, Barcelona
Pasar tradisional La Boqueria sudah ada sejak abad ke-13. Dulunya, pasar ini adalah
sebuah pusat penjualan daging babi.Namun kini, pasar ini telah tumbuh sebagai pasar
tradisional terbaik di dunia. Di pasar ini para pedagangnya menjual beraneka ragam
ikan, daging dan sayur mayur segar. La Boqueria juga dikenal sebagai tempat favorit
untuk makan siang. Anda dapat menemukan beragam restoran seafood segar dan
makanan ala mediterania di La Boqueria.
Barcelona memiliki pasar indoor dan outdoor banyak yang dapat memberikan penduduk
setempat dan wisatawan sama dengan pengalaman Belanja yang menyenangkan. La
Boqueria, terletak tepat di Las Ramblas, mungkin adalah salah satu yang paling populer
yang mengkhususkan diri dalam penjualan produk segar, termasuk berbagai macam
buah-buahan lokal dan sayuran tumbuh. Daging segar dan seafood juga tersedia.
Hari ini, La Boqueria dianggap pasar terbersih dan terbaik yang direncanakan di
seluruh Barcelona. Hal ini juga dikenal dan sangat-dianggap untuk baja mengesankan
dan berwarna-atap kaca dan ornamen penting dan berkesan (menampilkan sebuah
medali besar bertuliskan nama La Boqueria) di pintu masuk utama.La Boqueria
mencakup 2580 meter persegi ruang, termasuk 300 kios (kecil, toko independen) dan
pasar indoor terbesar di seluruh Spanyol.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 24
(Sumber: http://www.uniknih.com/2012/10/ini-dia-10-pasar-tradisional-terbaik-di.html#ixzz2PI7ngcr9)
Pasar Bintoro,Demak
Dalam Babat Tanah Jawi, tempat yang bernama Demak berawal dari Raden Patah
diperintahkan oleh gurunya (Sunan Ampel) agar merantau ke Barat dan bermukim di sebuah
tempat yang terlindung hutan/tanaman Gelagah Wangi letaknya berada di Muara Sungai Tuntang
yang sumbernya berada di lereng Gunung Merbabu (Rawa Pening). Hingga sekarang ini Nama
Bintoro masih di kenal dengan nama suatu desa di daerah Demak. Namun dahulunya nama
Bintoro adalah nama Kota Demak itu sendiri pada zaman Kasultanan Sultan Fatah.berdasarkan
keterangan dari juru kunci makam Sentoro Ratu Kauman Demak Bapak Syamsuri (alm), bahwa
nama Bintoro di ambil dari nama pohon Bintaro yang dahulu pernah tumbuh di sekitar
Hutan Glagah Wangi.
Menurut Prof. Soetjipto Wirjosoeprapto, setelah hutan Gelagah Wangi ditebang dan
didirikan tetrukan (pemukiman), baru muncul nama Bintoro yang berasal dari kata bethoro (bukit suci bagi penganut agama hindu). Pada
kawasan yang berada di sekitar muara Sungai Tuntang, bukit sucinya adalah Gunung Bethoro (Prawoto) yang sekarang masuk daerah
Kabupaten Pati.
Menurut beberapa sumber lain menyebutkan bahwa nama bintoro diambil dari nama pohon Bintoro yang dulu banyak tumbuh di sekitar
hutan Gelagah Wangi. Ciri-ciri pohon Bintoro mulai dari batang, daun, dan bunganya mirip dengan pohon kamboja (apocynaceae sp.), hanya
saja buahnya agak menonjol seperti buah apel.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 25
sumber : dokumen pribadi
fasad samping kiri pasar bintaro demak sumber:dokumen pribadi
suasana dalam pasar bintaro demaksumber: dokumen pribadi
tangga menuju lantai 2 pasar bintaro demaksumber:dokumen pribadi
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 26
tempat bongkar muat barang pasar bintaro demak
sumber: dokumen pribadi
terdapat void pada pasar bintaro demaksumber: dokumen pribadi
suasana pasar bintaro demaksumber: dokumen pribadi
Struktur pada pasar bintaro demakmenggunakan baja ringan dengan
atap gelombangsumber: dokumen pribadi
sirkulasi jalan antara kios 1,5 meter
sumber: dokumen pribadi
Los pada pasar bintaro demak berukuran 1,5 x 2 meter
sumber: dokumen pribadi
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 27
los pada pasar bintaro demak berukuran 2 x 2.5 meter
sumber: dokumen pribadi
sirkulasi dengan lebar 1.8 meter
sumber: dokumen pribadi
kios pada pasar bintaro demak berukuran 2.5 x 2.5 meter
sumber: dokumen pribadi
sistem listrik
sumber: dokumen pribadi
sistem hydran pemadam kebakaran
sumber: dokumen pribadi
sistem pembuangan air limbah dengan ketinggian elevasi 10 cm
sumber: dokumen pribadi
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 28
WC UMUM
sumber: dokumen pribadi
Tempat parkir Kendaraan
sumber: dokumen pribadi
Lampu jalan
sumber: dokumen pribadi
Tempat parkir Kendaraan
sumber: dokumen pribadi
Pasar Kliwon,Kudus
Kudus, Pasar Kliwon merupakan pasar terbesar di Kota Kudus. Di namakan pasar kliwon karena dulu pertama kali pasar ini hanya buka pada hari kliwon saja (penanggalan jawa). Tetapi sekarang karena sudah ramai dan menjadi pasar terbesar di Kota kudus bahkan di Karisidenan Pati maka pasar ini kemudian buka setiap hari.
Pasar yang di renovasi menjadi bangunan tiga lantai setelah mengalami kebakaran pada tahun 1996 ini merupakan pusat grosir textil dan konveksi terbesar se-karisidenan pati. Terdiri dari 2.355 kios yang 75 % nya merupakan kios grosir konveksi dan tekstil ini, di akui paling murah di tingkat Karisidenan pati bahkan mungkin jawa tengah, kata bapak haji hartono yang kami temui di kantornya.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 29
Fasad depan Bangunan pasar Kliwon
sumber: dokumen pribadi
Tempat parkir
sumber: dokumen pribadi
Struktur Atap menggunakan sistem Truss baja
sumber: dokumen pribadi
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 30
Tempat bongkar muat barang
sumber: dokumen pribadiStruktur menggunakan baja konventional
sumber: dokumen pribadi
Void pada pasar kliwon kudus
sumber: dokumen pribadi
Tangga Masuk Pasar Kliwon
sumber: dokumen pribadi
Pencahayaan alami
sumber: dokumen pribadi
Sistem pengkabelan pada pasar Kliwon
sumber: dokumen pribadi
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 31
Tangga utama pada pasar Kliwon
sumber: dokumen pribadi
Sistem Keamanan CCTV Pada Pasar Kliwon
sumber: dokumen pribadi
Struktur kolom 40 x 40 cm
sumber: dokumen pribadi
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 32
Kantor Pemasaran Pada Pasar Kliwon
sumber: dokumen pribadi
Kantor Koperasi Pada Pasar Kliwon
sumber: dokumen pribadi
WC Umum pada pasar Kliwon
sumber: dokumen pribadi
Tempat Parkir motor pada pasar Kliwon
sumber: dokumen pribadi
Jalan Penghubung pasar Kliwon
sumber: dokumen pribadi
Sirkulasi jalan 1.5 meter
sumber: dokumen pribadi
Jalan Menuju ke tempat bongkar muat
sumber: dokumen pribadi
Tempat bongkar lantai 2 muat barang pada pasar kliwon
sumber: dokumen pribadi
Lift barang pada pasar Kliwon
sumber: dokumen pribadi
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 33
Master plan Lt.1 pasar kliwon kudus
sumber : dokumen pribadi
Master plan Lt.2 pasar kliwon kudus
sumber : dokumen pribadi
isometri bentuk pasar kliwon kudus
sumber : dokumen pribadi
Pasar Kota Boyolali
Sarana dan Fasilitas :
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 34
FASAD DEPAN AKSES ZEBRA CROSS FASAD HALAMAN DEPAN PASAR
TAMAN KOTA AREA PARKIR FASAD TOILET
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 35
SELASAR PASAR TOILET
SUMBER : http://fotoboyolali.wordpress.com/2012/06/29/pasar-boyolali/
1.2. STUDI TENTANG FUNGSI
1.2.1 KEGIATAN
1.2.1.1 Pelaku kegiatan
Masyarakat umum yang ingin atau hendak belanja dan berjualan atau berdagang dibedakan menjadi 2 berdasarkan masing-
masing aktifitasnya,diantaranya :
Penjual
Pembeli
pengelola
pekerja
1.2.1.2 Pola Kegiatan
proses sirkulasi
penjual :
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 36
Ruang Makan Interior KantorKebun Kebun Kebun
pembeli :
pengelola :
pekerja :
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 37
proses kegiatan pasar
1. Penyaluran langsung kepada pemakai
2. Penyaluran langsung kepada pemakai
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 38
3. Penyaluran melalui pedagang eceran
4. Penyaluran melalui pedagang besar dan eceran
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 39
5. penyaluran melalui pedagang besar dengan menggunakan perantara
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 40
: Hubungan Langsung: Hubungan tak langsung
1.2.1.3 Pengelompokan Kegiatan
Bangunan Utama
Pelaku Kegiatan Macam Kegiatan Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang
Penjual Pengadaan
persiapan
Transaksi
Parkir
Bongkar
Sortir
pemilihan
menimbang
menyajikan
Melayani
Menyimpan
Tempat Parkir
Tempat bongkar
Tempat sortir
Ruang tampung
Ruang timbang
Tempat penyajian
Ruang sirkulasi
Ruang penyimpanan
Pembeli Orientasi
Transaksi
Pindah tempat
Datang
Melihat-lihat
Memilih/menawar
membeli
Pindah unit
Entrance
Ruang penyajian
Tempat dasaran
Ruang sirkulasi
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 41
Pulang
Pengelola Persiapan
Bekerja
memarkir
Menarik restribusi
Membersihkan
Mengamankan
Menulis, sbb
Informasi
Tempat parkir
Ruang sirkulasai
Ruang peralatan
Ruang Keamanan
Ruang Kantor
Ruang Pelayanan
Pekerja Persiapan Mencari pekerjaan Ruang sirkulasi
Penjual
Pembeli
Pengelola
Penunjang Mandi/cuci
ibadah
Makan/minum
Penyimpanan
Power supply
Water supply
KM/WC
Musholla
Kantin
Gudang
Genset / PLN
Watertower / PAM
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 42
1.2.1.4 Pola Hubungan Ruang
Zona Pengadaan Bongkar barang Penurunan
penimbunan
Zona Transaksi Tampung sementara Jual-beli
Zona Penyebar Ruang muat sementara Pengumpulan barang
Konsumen
1.2.1.5 Hirarki Lingkup Pelayanan Pasar
Pasar merupakan salah satu komponen pelayanan dari suatu kota ,daerah atau wilayah tertentu sehingga ada kaitan dan
pengaruh dari masing-masing komponen tersebut dalam hal pelayanan kota,daerah atau wilayah. Dengan adanya saling keterkaitan
dan saling pengaruh baik pelayanan terhadap masyarakat maupun pelayanan antar pasar dari sektor perdagangan sendiri,maka ada
suatu tingkat atau jenjang yang menjadi hirarki dalam sistem perdagangan suatu wilayah.
Hirarki pelayanan perdagangan dikelompokkan berdasarkan spesifikasi fasilitas,populasi pelayanan, skala radius pelayanan,
perkiraan kepadatan dan status pasar sebagai berikut : (Peraturan daerah kota madya dati II, Semarang No 3 tahun 1990 Bab V)
a. Pasar kota Besar
- Fasilitas : perkantoran ekonomi, pertokoan, perpasaran, kantor pelayanan umum.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 43
- Populasi pelayanan : kota dan regional
- Skala radius pelayanan : 5-10km
- Perkiraan kepadatan : 300 jiwa/hektar
- Pusat pasar : Kota besar
b. Pasar kota Pembantu
- Fasilitas : Perkantoran ekonomi,pertokoan,perpasaran
- Populasi pelayanan : kota dan regional
- Skala radius pelayanan : 3-5km
- Perkiraan kepadatan : 200-250 jiwa/hektar
- Pusat pasar : wilayah kota
c. Pasar Wilayah
- Fasilitas : pertokoan,perpasaran
- Populasi pelayanan : beberapa lingkungan perumahan
- Skala radius pelayanan : 0,5-5km
- Perkiraan kepadatan : 100-200 jiwa/hektar
- Pusat pasar : lingkungan
d. Pasar Retail
- Fasilitas : Warung dan toko kecil
- Populasi pelayanan : satu lingkungan perumahan
- Skala radius pelayanan : s/d 0,5km
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 44
- Perkiraan kepadatan : 80-100 jiwa/hektar
- Pusat pasar : perumahan
Sedangkan menurut kegiatannya pasar dapat dibedakan (pendekatan morfologis pasar tradisional,seminar 1993/1994, Widodo,Dodi
dkk) :
1. Pasar Eceran, pasar dimana terdapat permintaan dan penawaran barang atau pembelian jasa secara eceran (retail)
2. Pasar Grosir, pasar dimana terdapat permintaan dan penaawaran dalam jumlah besar
3. Pasar Induk, Pasar yang merupakan pusat pengumpulan, pelelangan dan penyimpanan bahan-bahan pangan untuk disalurkan pada
grosir dan pusat pembelian
4. Pasar Khusus, Pasar dimana diperjual belikan satu jenis barang tertentu.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 45
Fasilitas outdoor yang terdiri dari tempat parkir, dan juga pos satpam ini bersifat publik karena semua orang bisa memasuki daerah ini.
1.2.2 FASILITAS
1.2.2.1 Kebutuhan Fasilitas (Studi Besaran Ruang / Luas Bangunan dan Lahan )
- Ruang Jual Beli
Luasan ruang jual beli menggunakan :
- Skala manusia dengan studi gerak dan sosio psikologis sebagai studi pendekatan- Berdasarkan standart perhitungan Neufert dan Joseph De Chiara
Asumsi Jumlah pedagang pasar adalah :
- Jumlah pedagang : 1000 pedagang- Kenaikan per tahun : 40 pedagang- Jumlah 10 tahun mendatang : 1000 + 400 = 1.400 pedagang
(toleransi 10% karena letaknya : 1400 + 140,0 = 1.540 Strategis sehingga memiliki daya tarik )
Berdasarkan asumsi kebutuhan unit adalah :
- Pedagang yang menempati los : 4 m2- Pedagang sedang yang menempati kios : 6 m2- Pedagang besar yang menempati toko : 9m2
Dengan asumsi jumlah pedagang yang membutuhkan besaran ruang :
4 m2 = 890 pedagang
6 m2 = 570 pedagang
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 46
9 m2 = 80 pedagang
Luasan tota l yang dibutuhkan berdasarkan jumlah pedagang pada 10 tahun mendatang :
890 x 4 m2 = 3.560 m2
570 x 6 m2 = 3.420 m2
80 x 9 m2 = 720 m2
------------------ +
Jumlah = 7.700 m2
Sirkulasi 30% = 2.310 m2
------------------ +
Jumlah = 10.010 m2
Pedagang Kaki Lima (PKL) :
Asumsi jumlah pedagang yang ditampung 200 orang
Luas lahan yang diperlukan dengan ukuran petak 1,5 m x 2 m = 3 m2
200 x 3 m = 600 m2
Sirkulasi 30% = 180 m2
-------------- +
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 47
Jumlah = 780 m2
Ruang Bongkar Muat Barang
Ruang bongkar muat diasumsikan dapat menampung 10 kendaraan.(standart Neufert)
Colt diesel : 1,75 x 4, 75 m = 8,31 m2
Colt : 1,7 x 4,7 m = 7,99 m2
5 Colt diesel : 5 x 8,31 m = 41,55 m2
5 Colt : 5 x 7,99 m = 39,95 m2
-------------------- +
= 81,50 m2
Sirkulasi 100% = 81,50 m2
--------------------- +
Jumlah = 163 m2
- Ruang Parkir
Di hitung berdasarkan asumsi jumlah yang ada setiap hari yaitu :
Sepeda motor : 150 buah
Mobil : 100 buah
(standart neufert)
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 48
1 mobil 5,5m x 2,4 m = 13,20 m2
Sirkulasi 100% = 13,20 m2
------------------ +
Jumlah = 26,40 m2
1 sepeda motor 0,9 m x 2 m = 1,80 m2
Sirkulasi 100 % = 1,80 m2
------------------ +
Jumlah = 3,60 m2
Sepeda motor 150 x 3,6 m = 540 m2
Mobil 100 x 26,40 m = 2.640 m2
----------------- +
Jumlah = 3.180 m2
Musholla
Kegiatan di musholla hanya dipakai pada saat tertentu,berdasarkan asumsi maka luasan musholla diperkirakan dipakai oleh 10% pedagang
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 49
1560 x 10% = 156 pedagang
Standart per orang 0,70 m2 = 156 x 0,7 m2 = 109,20 m2
Ruang pengelola
Diperhitungkan berdasarkan jumlah tenaga masing – masing membutuhkan luasan tertentu, menurut standar pasar :
-Kepala pasar = 1 x 6 m2/orang = 6,00 m2
-Administrasi = 7 x 4 m2/orang = 28,00 m2
-Keuangan = 1 x 4 m2/orang = 4,00 m2
-Ruang Tamu = 12,00 m2
-Ruang Rapat = 30,00 m2
-Seksi Pemungutan = 4 x 4 m2/orang = 16,00 m2
-Seksi keamanan = 5 x 4 m2/orang = 20,00 m2
-Kebersihan = 6 x 4 m2/orang = 24,00 m2
-Gudang = 9,00 m2
---------------- +
Jumlah = 149,00 m2
Sirkulasi 100% = 44,70 m2
------------------ +
Jumlah = 193,70 m2
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 50
kamar mandi/ WC
(time sever standart)
o pria 1 WC = 1,80 m2
1 urinal = 0.90 m2
1 wastafel = 0,54 m2
-------------+
jumlah = 3,27 m2
sirkulasi 30 % = 0.97 m2
-------------+
jumlah = 4,21 m2
o Wanita 2 WC @1,8 = 3,60 m2
@0,54 = 0,54 m2
--------------+
jumlah = 4,14 m2
Sirkulasi 30% = 1,24m2
--------------+
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 51
jumlah = 5,38 m2
Diasumsikan toilet dipakai bergantian untuk 10 pria dan 10 wanita
Toilet pria 10 x 3,24 m2 = 32,4 m2
Toilet Wanita 10 x 5,38 m2 = 53,8 m2
--------------+
jumlah = 86,2 m2
Ruang terbuka / Plasa
Luasan ruang terbuka / plasa diperhitungkan dengan memanfaatkan building Coverage yang diperkenankan dan yang dipakai dalam desain
Gudang
gudang ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara materi perdagangan.Luasan ruang untuk gudang diperhitungkan dengan asumsi distribusi terbesar dengan menggunakan colt yaitu maksimum 10 colt, sehingga luasan :
- 10x 9,00 m2 = 90,00 m2
- disimpan maksimal 3 hari (30%) = 27,00 m2
- disimpan maksimal 1 minggu (15%) = 13,50 m2
- disimpan maksimal 1 bulan/lebih (10%) = 9,00 m2
----------------+
Jumlah = 139,50 m2
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 52
Ruang pendukung
Ruang serba guna diasumsikan menampung 100 orang @ 0,8 m2 = 80,00 m2
sirkulasi 20% = 16,00 m2
----------------------+
= 96,00 m2
Poliklinik – ruang dokter = 16,00 m2
– 2 tempat tidur @ 2,375 = 7,13 m2
– ruang tunggu 6 orang = 12,00 m2
---------------+
35,13 m2
Sirkulasi 20% 7,026 m2
----------------+
Jumlah 42,156 m2
Ruang MEE asumsi 60 m2
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 53
1.2.2.2 Program dan Besaran Ruang
- Kegiatan UtamaRuang toko 10.010 m2PKL 780 m2Gudang 139,50 m2Bongkar muat 163 m2
--------------------- +Jumlah 11.092,5 m2
- Kegiatan ServisParkir mobil 2640 m2Parkir Sepeda motor 540 m2Toilat Pria 32,40 m2Toilet Wanita 53,80 m2
---------------------- +Jumlah 3.266,20 m2
- Kegiatan PenunjangPengelola 193,70 m2Musholla 109,20 m2Ruang Serba Guna 96,00 m2Poliklinik 42,17 m2
----------------------- +Jumlah 441,06 m2
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 54
Rekapitulasi :
- Kegiatan Utama = 11.092,5 m2- Kegiatan Servis = 3.266,20 m2- Kegiatan Penunjang = 441,06 m2
------------------------------- +
Jumlah = 14.799,76 m2
Dibulatkan = 14.800 m2
Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kota Semarang,maka terdapat persyaratan :
KDB = 60%
KLB = 1,2 – 3,2
TB = 1 – 2
a. Perhitungan Luas Tapak
- Luas Tapak Minimum
Luas Bangunan 14.800------------------- = --------- = 4.625 m2KLB Maksimal 3,20
- Luas Tapak Maksimal
Luas Bangunan 14.800------------------- = ---------- = 12.333 m2KLB Minimum 1,20
b. Ketinggian Bangunan
- Perhitungan Luas tanah minimum :
o Luas Lantai dasar = BC x Luas Tanah Minimum= 60% x 4.625= 2.775 m2
- Perhitungan Luas Tanah Maksimal :
o Luas Lantai dasar = BC x Luas Tanah Maksimal= 60% x 12.333= 7.400 m2
o Luas Lantai 2 = Luas Bangunan – Luas Lantai 1= 14.800 m2 – 7.400= 7.400 m2
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 55
1.2.2.3. Studi Ruang Khusus
Bangunan Utama
Sesuai dengan tujuan dan sasaran proyek, yang menyediakan sarana dan prasarana yang memadai yang dibutuhkan oleh
kepentingan Pasar Tradisional, yaitu antara lain:
Ruang Toko
PKL
Gudang
Ruang serbaguna
Poliklinik
Kamar Mandi
Kamar Mandi Difabel
Mushola
Bangunan Pengelola
Ruang Kepala
Administrasi
keuangan
Ruang Tamu
Ruang Rapat
Seksi Pemungutan
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 56
Tempat Parkir
Pos satpam
Seksi keamanan
Kebersihan
Gudang
Fasilitas Outdoor
R. Operator
R. Elektrikal
R. Taman
Area Parkir
Merupakan daerah dibersihkan yang lebih atau kurang tingkat dan ditujukan untuk parkir kendaraan. Biasanya, istilah ini
mengacu pada area khusus yang telah disediakan dengan permukaan tahan lama atau semi-tahan lama.
Pos Satpam
Tempat untuk security menjaga keamanan
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 57
Gambar 3.9Meja Tulis 1.4 x 0.53 = 0.742 m2
Gambar 3.8Meja Tamu 1 x 0.9 = 0.9 m2
Gambar 3.7Meja Kerja 1.4 x 0.7 = 0.98 m2
Gambar 3.10Meja LCD 0.4 x 0.85 = 0.34 m2
Gambar 3.11Meja Receptionist 0.9 x 0.6 = 0.54 m2
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 58
Tempat Parkir
Gambar 3.12Meja Kursi 1.7 x 1.5 = 2.6 m2
Gambar 3.13Sofa 2 x 0.8 = 1.6 m2 Gambar 3.17
Loker 1.2 x 0.5 = 0,6 m2
Gambar 3.14Kursi 0.75 x 0.8 = 0,6 m2Gambar 3.16
Filling Cabinet 1 x 0.5 =0.5 m2
Gambar 3.15Meja Kasir 1 x 0.53 = 0.53 m2
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 59
Gambar 3.19Kulkas 0.8 x 0.75 = 0.6 m2
Gambar 3.23Wastafel 0.6 x 0.4 = 0.24 m2
Gambar 3.22Bak 0.8 x 0.8 = 0.64 m2Gambar 3.18
Lemari 0.8 x 0.75 = 0.6 m2
Gambar 3.21Monoblock 0.55 x 0.65 = 0.35 m2
Gambar 3.25Kompor 1. 2 x 0.6 = 0.72 m2
Gambar 3.24Meja Cafetaria 2 x 1.3 = 2.6 m2Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 60
Peralatan dan Prasarana
Peralatan adalah barang atau benda bergerak yang dapat dipakai sebagai alat dalam pelaksanaan tugas fungsi unit kerja. Contoh
mobil, komputer, pulpen dll. Prasarana adalah barang atau benda tidak bergerak yang dapat menunjang atau mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsi unit kerja. Contoh gedung kantor.
Pasar tradisional membutuhkan banyak prasarana dan sarana untuk menunjang kegiatan yang bersangkutan dengan fungsi
bangunan itu sendiri, ini juga berhubungan dengan fasilitas yang di berikan di Pasar tradisional yaitu :
a. Ruang Jual Beli
Dapat terjadi pada ruang tertutup/ternaung atau pada ruang-ruang terbuka. ruang jual beli merupakan Ruang Utama yang akan
menghidupkan suasana pasar. pada kebanyakan pasar, ruang jul beli dapat terjadi pada :
- Los, yaitu ruang yang terjadi karena bangunan permanen yang biasanya terdiri atas tiang penyangga sehingga ruang jual beli terjadi
di sepanjang bangunan.
- Kios, merupakan bangunan utuh lengkap dengan dindingnya. ruang ini lebih besar daripada los.
- Ruang terbuka, kegiatan jual beli terjadi pada saat tertentu, biasanya ruang dibatasi dengan batas semu misalnya dengan tikar,
perabot, materi perdagangan dan gerak/perilaku jual beli.
b. ruang terbuka/plasa/taman
Adalah ruang yang tidak terlindung. Plasa lebih dimungkinkan untuk kontak social / pelepas kelelahan karena adanya kesibukan.
pada ruang terbuka dapat dipakai ruang jual beli, parkir atau ruang bongkar muat barang.
c. Ruang Pengelola
Merupakan ruang yang digunakan untuk mengelola lingkungan pasar terdiri dari ruang administrasi, kantor pasar, ruang tamu
d. Ruang Service
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 61
Terdiri dari : lavatory, musholla, ruang keamanan, gudang, parkir bongkar/muat barang.
Materi Perdagangan
- bahan pakaian/sandang
- barang kelontong
- gerabah
- perkakas rumah tangga
- perkakas rumah tangga
- bahan pangan : mentah, matang, bumbu, sayur, jamu
penyajian Materi Perdagangan
a. penyajian digelar langsung di atas lantai
b. penyajian di dalam wadah di atas lantai
sifat materi perdagangan
a. barang bersih / kotor
b. barang menimbulkan bau / tidak berbau
c. barang mudah busuk / tidak
d. barang basah / kering
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 62
e. barang awet / tidak tahan lama
1.2.3 Spesifikasi Dan Persyaratan Desain
1.2.3.1 Aspek arsitektural
Sirkulasi (hubungan antar bangunan dan ruang)
a. sirkulasi dalam bangunan1. pergeseran dan perpindahan manusia
- aliran pengunjung dengan pola gerak menerus dan bercabang.- Bentuk ruang dan jalur koridor penataannya memungkinkan jarak capai yang relative sama ke segala arah.
2. pergerakan dan perpindahan kendaraan- Arah pintu masuk parkir harus terlihat jelas dari jalan.- Aliran pergerakan merupakan pola menerus untuk mengurangi crossing.
3. distribusi barang- aliran barang harus terpisah dari pengunjung.- aliran barang kearah vertical harus terpisah dari jalur sirkulasi pengunjung.
b. sirkulasi di luar bangunan- memisahkan jalur kendaraan dan pejalan kaki.- pola gerak kendaraan berbentuk menerus untuk mengurangi crossing pada arah masuk dan keluar.- pola parkir kendaraan harus memnuhi kebutuhan ruang, penempatan posisi parkir mudah dan pencapaian pejalan kaki mudah.
Pengelompokan ruang
Pengelompokan bangunan pada Pasar Tradisional bisa dibedakan berdasarkan kepentingan aktivitas yang hendak dilakukan,
untuk publik (kepentingan datang ketempat kawasan Pasar tradisional) atau untuk kepentingan privat (staf pengelola).
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 63
Pengelompokkan ruang dapat dilakukan berdasarkan pembedaan bangunan yang tersedia pada Pasar tradisional tiap
aktivitas.
Dibutuhkan spasial dan sirkulasi ruang yang luas untuk menampung kapasitas penjual dan pembeli yang hendak atau sedang
melakukan proses jual beli di bangunan pasar tradisonal ini.
Macam-macam bangunan yang tersedia harus sesuai dengan fungsi pada tujuan akhirnya sebagai Pasar tradisional yang
dapat menyuguhkan pelayanan di bidang perdagangan dengan kapasitas dan kualitas standar yang bermutu.
Interior Building
Interior pada beberapa bangunan yang dirancang dengan tampilan minimalis dan langgam vernacular yang dapat
menyuguhkan keindahan dan memberikan nilai lebih pada bidang estetika bangunan tanpa mengurangi kenyamanan dan
efektivitas terhadap fungsi bangunan.
Exterior Building
Mengacu pada tujuan akhir yang diharapkan pada Pasar tradisional di kota Semarang, sehingga diharapkan pada perancangan
kawasan Pasar tradisional ini dapat memaparkan kualitasnya di bidang perdagangan. Kawasan Pasar tradisional yang
direncanakan hendaknya mencerminkan karakteristik kawasan yang bereksplorasi di bidang perdagangan dan jasa
1.2.3.2 Aspek bangunan
Sebagai Pasar tradisional yang mempunyai fungsi sebagai bangunan dalam bidang perdagangan , harus dipertimbangkan beberapa
persyaratan bangunan sebagai berikut :
Ada beberapa bangunan yang memakai struktur bentang lebar dalam pembangunan Pasar tradisional.
Dalam pembangunan Pasar tradisional ini dapat disusun melalui sistem pola atau susunan dalam peletakkannya dan
dikelompokan sesuai fungsinya masing-masing.
Beberapa aktivitas dalam Pasar tradisional bisa dilakukan didalam atau diluar bangunan.
Terdapatnya jalur khusus pedestrian yang dilengkapi dengan atap yang dapat digunakan sebagai area aktifitas publik.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 64
Pembuatan jenis – jenis bangunan yang bervariasi karena berupa kawasan yang digunakan untuk beberapa aktivitas
sekaligus.
1.2.3.2.1. Pendekatan Struktur
Pada dasarnya setiap system struktur pada suatu bangunan merupakan penggabungan berbagai
elemen struktur secara tiga dimensi yng cukup rumit. Fungsi utama dari system struktur adalah untuk
memikul secara aman dan efektif beban yang bekerja pada bangunan,serta menyalurkannya ke tanah
melalui fondasi.beban tersebut meliputi beban vertical,horizontal,perbedaan temperature,getaran dan
sebagainya.
Dalam berbagai system struktur,baik yang menggunakan beton bertulang,baja maupun
komposit,selalu ada komponen(subsistem) yang dapat dikelompokkan dalam system yang digunakan
untuk menahan gaya gravitasi dan system untuk menahan gaya lateral.
1. Sistem penahan gaya gravitasi
Beban gravitasi merupakan beban yang berasal dari beban mati struktur dan beban hidup yang
besarnya disesuaikan dengan fungsi bangunan.Struktur lantai merupakan bagian terbesar dari struktur
bangunan,sehingga pemilihannya perlu dipertimbangkan secara seksama,diantaranya :
o Pertimbangan terhadap berat sendiri lantai,makin ringan beban lantai makin berkurang
dimensi kolom dan fondasinya serta makin dimungkinkan menggunakan bentang yang lebih
besar.
o Kapasitas lantai untuk memikul beban pada saat pekerjaan konstruksi.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 65
o Dapat menyediakan tempat atau ruang bagi saluran utilitas yang diperlukan.
o Memenui persyaratan bagi ketahanan terhadap api.
o Memungkinkan bagi kesinambungan pekerjaan konstruksi,jika pelaksanaan pembangunannya
memerlukan waktu panjang.
o Dapat mengurangi penggunaan alat Bantu pakerjaan dalam pembuatan pelat lantai.
2.P embebanan pada bangunan
o Beban mati
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu bangunan yang bersifat tetap,termasuk segala
unsur tambahan,mesin mesin serta peralatan tetap (fixed equipment) yang merupakan bagian tak
terpisahkan dar bangunan itu.
o Beban hidup
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu
bangunan,dan didalamnya termasuk beban beban pada lantai yang berasal dari barang barang yang
dapat berpindah (moveable equipment),mesin mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari bangunan dan dapat diganti selama masa hidup dari bangunan itu,sehingga
mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap bangunan tersebut.
Khusus untuk atap yang dianggap beban hidup termasuk beban yang berasal dari air hujan,baik akibat
genangan maupun akibat tekanan jatuh(energi kinetik) butiran air.
o Beban angin
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 66
Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada bangunan,atau bagian bangunan,yang disebabkan
oleh selisih dalam tekanan udara.
o Beban gempa
Beban gempa adalah semua beban static ekuivalen yang bekerja pada bangunan atau bagian bangunan
yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu.ketika pengaruh gempa pada struktur
bangunan ditentukan berdasarkan suatu analisa dinamik,maka yang diartikan dengan beban gempa di
sini adalah gaya gaya didalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu.
Struktur bawah
Pada sistem struktur,konstruksi pondasi berfungsi memikul beban bangunan termasuk diantaranya
beban sendiri.beban bangunan dari atas diterima oleh pondasi diteruskan dan didistribusikan secara
merata ke lapisan tanah keras.dengan demikian dipersyaratkan bahwa daya dukung tanah (∑tanah)
tersebut tidak diperkenankan terlampaui oleh beban bangunan.
∑ tanah = Q / F
Q = beban total (kg)
F = luas dasar pondasi (cm2)
∑ tanah = daya dukung tanah (kg/cm2)
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 67
Yang harus diperhatikan dalam perencanaan pondasi adalah ;
Konfigurasi keruangan bangunan
Struktur bangunan yang digunakan
Beban masing masing sub bangunan
Bentuk pondasi yang akan digunakan
Posisi lapisan tanah keras
Kedalaman air tanah saat tertinggi
Daya dukung tanah
Bentuk dan ukuran rangka dapat disesuaikan dengan ukuran dan bentuk bangunan.
Dapat menggunakan berbagai jenis penutup atap.
Bentuk dan ukuran rangka dapat disesuaikan dengan ukuran dan bentuk bangunan.
Dapat menggunakan berbagai jenis penutup atap.
3. Bahan dan Material Bangunan
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang.
Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak
menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang
sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk
(untuk bata).
Alternatif pengisi dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya, antara
lain :
a. Dinding batu buatan : bata dan batako
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 68
b. Dinding batu alam/ batu kali
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap
d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/ beton pra cetak)
1.Dinding batu buatan
a. Dinding Bata
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai
bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan
Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan
ketebalan 1/2 batu struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb.
Pengerjaan dinding pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik
dari campuran plesterannya maupun teknik pengerjaannya. (Materi Pasangan Bata).
b. Dinding Batako
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang tidak dibakar.
Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar
dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok
50% - beban pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik,
dinding batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing.
Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan bata,antara lain:
Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.
Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak boleh direndam
dengan air.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 69
Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/ batu yang
lancip.
Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di tengah –
tengah.
`2.Dinding kayu
a.Dinding kayu log/batang tersusun
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di eropa timur. Terdiri
dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini tidak memerlukan rangka
penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding struktural.
b.Dinding papan
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan digunakan untuk
dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal. Konstruksi
papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang
papan di pasaran ± 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding
papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar air hujan tidak
masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami muai dan susut.
c.Dinding sirap
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam penyesuaian terhadap
susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim, tahan lama dan
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 70
tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1”)
pada papan atau reng, dengan 2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60 cm).
3.Dinding Batu Alam
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas. Prinsip
pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-seling.
Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding dibawah
permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding
dari batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom
praktis, hanya diperlukan.
3. Struktur Atap
Fungsi dari struktur atap adalah untuk melindungi bangunan beserta isinya dari iklim (pengaruh panas
dan hujan), bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh alam dan menyalurkan semua beban ke tanah.
Penentuan struktur yang kuat, tepat dan ekonomis menambah keindahan arsitektur. Mempelajari
prinsip-prinsip konstruksi, hendaknya kita belajar dari alam (flora dan fauna, misalnya struktur daun,
sarang laba-laba, sarang lebah, cangkang).
Alternatif atap yang bisa digunakan adalah:
1. Atap datar, Atap datar umumnya dibuat dari beton bertulang kedap air, namun bisa juga dari
rangka baja ataupun rangka kayu. Yang perlu diperhatikan pada atap datar yaitu kemiringan atap
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 71
untuk turunnya air hujan. Keuntungan atap beton bersifat kaku sehingga tahan terhadap gaya
horizontal, angin dan gempa, tahan terhadap api.
Struktur atap datar terdiri dari:
Slab beton bertulang.
Rangka truss baja atau kayu datar.
Balok dan dek baja atau kayu.
Kasau bajau atau kayu dan lapisan penutupnya.
2. Atap miring
Dapat dikategorikan sebagai atap miring rendah,atap miring sedang dan atap miring tinggi.
Struktur atap miring:
Rusuk baja atau kayu dan lapisannya.
Dek,gording,dan balok baja atau kayu.
Truss baja atau kayu.
1.2.3.2.2 Pendekatan Utilitas
o Instalasi Listrik
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 72
Supply dari PLN dan genset serta solar cell menjadi sumber utama yang didukung dengan
teknologi uninterruptble power supply (UPS) system.Sistem kelistrikkan dirancang sedemikian
rupa sehingga untuk kondisi darurat.Dalam keadaan normal (tidak padam)supply dari PLN dan
solar cell (tidak hujan dan mendung),masing-masing trafo bekerja sendiri melayani beban
secara radial,tidak boleh secara parallel.
o Instalasi Air Bersih
Air bersih didapatkan dari PDAM dan air tanah setempat (sumur).Air bersih ini ditampung di
dalam bak penyimpanan yang terdapat di lantai basement (reservoir bawah).Kemudian dengan
bantuan pompa disalurkan ke reservoir atas yang disimpan dalam tabung penyimpanan air.Air
yang berada di reservoir atas akan didistribusikan ke tempat yang dituju dengan gaya gravitasi
dan penggunaan pompa untuk ruangan yang ada di 2 lantai paling atas dan ruangan yang paling
jauh.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 73
o Instalasi Air Kotor
Grey Water :Air yang berasal dari floor drain,sink dan wastafel,disalurkan langsung ke roil kota
melalui shaft-shaft yang ada pada bangunan dan kemudian disalurkan ke roil kota.Air hujan
juga demikian dimana disalurkan pada shaft-shaft atau pada pipa yang sudah disediakan dan
disalurkan ke roil kota.
Black Water disalurkan ke septictank melalui shaft yang kemudian diproses dan air
pembuangannya yang kemudian disalurkan juga ke roil kota.
Limbah Cair (Berasal dari aktivitas di laboratorium),air yang sudah tercampur bahan-bahan
kimia dari aktivitas di laboratorium disalurkan melalui shaft dan diteruskan ke ruang Ipal yang
akan mengolah limbah cair ini menjadi tidak berbahaya dan kemudian setelah diproses
disalurkan ke roil kota
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 74
o Sistem Keamanan Bangunan
Sistem keamanan bangunan bertujuan untuk melindungi dan memonitor terhadap fasilitas
bangunan.Sistem keamanan selain dengan control manual juga menggunakan sistem
otomatisasi keamanan.Sistem otomatisasi menggunakan Pass Ultra System (PUS) dengan
dilengkapi sensor-sensor yang dimonitor lewat bantuan Video Display Terminal (VDT) PUS
mempunyai subsitem keamanan CCTV (Closed Circuit Television).
o Prinsip dasar keamanan :
o Mencegah orang untuk memasuki daerah tertentu.
o Mendeteksi orang yang memasuki daerah tertentu.
o Memonitor daerah yang diamankan.
o Card access bagi orang tertentu
o Pengamanan dan perlindungan.
o Sistem Pencegahan Bahaya Kebakaran
Pencegahan kebakaran dengan menyediakan air yang disimpan dalam bak hydrant yang
kemudian akan disalurkan ke tanki atas.Apabila terjadi kebakaran,sprinkler akan pecah dan
menyemprotkan air yang berasal dari tanki atas dan dan disalurkan dengan menggunakan gaya
gravitasi.Dengan sumber mata air berasal dari air PDAM dan sumur resapan/mata
air.Sementara itu juga ditambahkan fire extinguisher di beberapa titik.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 75
1.2.3.3 Aspek lingkungan
Konteks Lingkungan Pasar tradisional:
Sebagai fasilitas perdagangan yang memiliki kemudahan dalam hal aksesibillitas, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan
umum.
Tersedianya jaringan utilitas kota sebagai sarana penunjang seperti jaringan listrik, air bersih dan komunikasi.
Berada pada jalur lalu lintas pedesaan sehingga memungkinkan mendapatkan tempat yang tenang dan jauh dari hiruk pikuk
kota. Akan tetapi kawasan Pasar tradisional juga mudah di capai.
Memiliki lokasi potensial sebagai daerah perkembangan kota.
Penyediaan beberapa fasilitas – fasilitas pendukung Pasar tradisional.
Sirkulasi landskep pada tapak harus nyaman bagi pengunjung pasar untuk menuju bangunan.
1.2.4. Citra Arsitektural (Citra Guna) Pasar Tradisional
Arsitektur : merupakan perpaduan antara fungsi, estetika dan struktur. Citra/visual : Gambaran atau rupa tentang suatu objek,
kesan dan bayangan visual yang ditimbulkan oleh suatu simbol, Visual berhubungan dengan sesuatu yang dapat dilihat oleh indera
penglihatan.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 76
Citra visual Arsitektur vernacular adalah: arsitektur yang terbentuk dari proses yang berangsur lama dan berulang-ulang sesuai
dengan perilaku, kebiasaan, dan kebudayaan di tempat asalnya. Vernakular, berasal dari vernacullus yang berarti lokal, pribumi.
Pembentukan arsitektur berangsur dengan sangat lama sehingga sikap bentuknya akan mengakar. Latar belakang indonesia yang amat luas
dan memiliki banyak pulau menyebabkan perbedaan budaya yang cukup banyak dan arsitektur merupakan salah satu parameter
kebudayaan yang ada di indonesia karena biasanya arsitektur terkait dengan sistem sosial, keluarga, sampai ritual keagamaan.
Fungsi bangunan sebagai Pasar Tradisional, harus dapat menampilkan dirinya sebagai wujud yang menunjukan bahwa bangunan
ini adalah milik pemerintahan dan merupakan bangunan perdagangan, perwujudan ini juga harus dapat diartikan sesederhana mungkin,
agar mudah dipahami oleh orang yang awam sekalipun, dari pemahaman tersebut, maka ada dua hal yang perlu diperhatikan:
Guna
Kata guna menunjuk pada keuntungan yang kita dapat darinya, guna dalam arti kata aslinya tidak hanya berarti bermanfaat, untung
materiil belaka namun lebih dari itu punya daya yang menyebabkan kita bisa hidup dan nyaman didalamnya.
Citra
Citra sebetulnya hanya menunjuk suatu gambaran (image), suatu kesan penghayatan yang menangkap arti bagi seseorang.
Citra tidak jauh dari Guna, tetapi lebih bertingkat spirituil. Citra menunjuk pada tingkat kebudayaan, sedang guna lebih pada
ketrampilan kemampuan. Citra adalah jiwa yang mengerti keindahan, kewajaran dan keluwesan akan unsur-unsurnya, baik dengan
bahan material maupun dengan bentuk, serta komposisinya.
Citra Bangunan pada Pasar Tradisional salah satunya yaitu Kios dan Loods. Salah satu bangunan pada Pasar Tradisional
yaitu Kios dan Loods . Untuk melakukan kegiatan perdagangan, antara lain memerlukan kios, lods. Kios dan lods dibagi
menjadi tiga bagian yaitu :
untuk perbelanjaan basah,
semi basah
dan perbelanjaan kering.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 77
Berfungsi sebagai tempat kegiatan memajang dan menggelar barang dagangan bagi para pedagang dan sebagai tempat
terjadinya transaksi antara padagang dan pengunjung atau pembeli.
Fungsi utama Pasar Tradisional di Kota Semarang adalah sebagai tempat atau proses berlangsungnya kegiatan niaga di
bidang perdagangan dimana juga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan sandangnya. Pasar Tradisional ini akan
menjadi salah satu ikon perdagangan di Kota Semarang sehingga citra arsitektural nya harus menarik dan mencolok
dibandingkan bangunan di sekitarnya. Dari segi visual, bangunan ini harus dapat memberikan ciri khas sebagai sebuah Pasar
Tradisional.Visual ini bisa ditampilkan melalui fasade bangunan,warna cat bangunan,bentuk atap,dll.
Beberapa alternatif Langgam arsitektur yang akan kami gunakan antara lain :
Vernakular
o Arsitektur yang menggunakan aliran tradisional daerah setempat.
o Desain bangunan banyak menggunakan ornamen-ornamen tertentu yang melambangkan ciri khas daerah setempat.
Modern
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 78
o Memakai semboyan form follows function sehingga bentuk nya lebih sederhana karena bentuk bangunan dipengaruhi
oleh kegiatan dan fungsi dari bangunan tersebut. Bentuk bangunan menjadi kaku.
o Menggunakan semboyan ornament is a crime,sehingga bangunan tidak menggunakan banyak ornamen-ornamen
arsitektural.
Postmodern
o Tidak memakai semboyan Form Follows Function,sehingga desain bangunan tidak kaku dan bebas mengekspresikan
bentuk.
o Kemampuan maksimal untuk berarsitektur dari elemen-elemen yang essensial maupun substansial. Arsitektur purna
modern memiliki kepedulian yang besar kepada masa silam (the past),arsitektur neo modern memiliki kepedulian
yang besar kepada masa ini (the present), sedangkan arsitektur dekonstruksi tidak mengikatkan diri ke dalam salah
satu dimensi waktu (timelessness). pandangan seperti ini mengakibatkan timbulnya pandangan terhadap
dekonstruksi yang berbunyi “ini merupakan kesombongan dekonstruksi.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 79
Gambar Arsitektur Modern
1.3 STUDI TENTANG TATA BENTUK
1.3.1 Kemasan Geometris Ruang Dan Bangunan Berdasarkan Fungsi
a. Pola Rancangan Kios dan Loods
Sistem sirkulasi pada Kios dan Loods merupakan bagian penting dalam mencapai tingkat kenyamanan dalam melakukan sesuatu
transaksi jual beli. Sistem sirkulasi perencanaan letak kios dan loods yang vernakular merupakan hubungan antar ruang-ruang suatu
bangunan atau suatu deretan ruang-ruang dalam atau luar secara bersamaan, sehingga dapat terlihat hubungan yang harmonis dan
saling mendukung antar ruang rapat satu dengan yang lainnya.
Jalur Sirkulasi: Alur gerak yang menghubungkan serangkaian ruang-ruang dalam sebuah bangunan dimana kita dapat
menetapkan arah terhadap tempat dan tujuan.
Hubungan Ruang: Hubungan antar ruang terbentuk dari pola hubungan antar kios dan loods lainya yang diorganisir menjadi pola-
pola bentuk dari ruang yang saling terkait dalam suatu bangunan dimana hubungan ruang tersebut menuntut tingkat fungsi.
Tipe sirkulasi pada kios dan loods :
Sirkulasi penjual dan pembeli dari satu kios/loods ke kios/loods yang lain untuk memudahkan perpindahan. Hal yang mendasari
pembentukan kios/loods sehingga mampu memberikan kenyamanan bagi pengunjung menggunakan system yang umum
digunakan, antara lain :
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 80
Konsep dasar penataan ruang berdasarkan pada sirkulasi ruang mempunyai dasar pertimbangan sebagai berikut :
Pola sirkulasi
Adanya kejelasan antar kelompok kegiatan dengan penekanan pada kemudahan pencapaian.
Memudahkan pengamatan secara langsung atau khusus.
Konsep sirkulasi
Linear dan Radial pengunjung pasar tradisional dapat mudah mencapai kios dan loods.
Sirkulasi yang nyaman bagi pengunjung pasar sehingga dapat mencapai kios dan loods berikutnya tanpa terganggu.
Konsep sirkulasi kawasan pasar tradisonal : Pola linier dan radial, memudahkan pengunjung pasar saat melakukan transaksi jual beli.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 81
kios kios
kios kios
sirkulasi
pola Linier kios/loods
sirkulasi
sirkulasi
pola radial kios/loods
kioskios
1,7 m2,4 m
1.3.2. Kemasan Geometris Ruang Dan Bangunan Berdasarkan Kualitas Dan Skala Ruang
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 82
KANTOR PEMASARAN
Sumber : Data Arsitek
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 83
Sumber : Data Arsitek
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 84
FOODCOURT
Sumber : Data Arsitek
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 85
SIRKULASI MANUSIA
Sumber : Data Arsitek
SIRKULASI VERTIKAL
Sumber : Data Arsitek
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 86
LAVATORY-TOILET
Sumber : Data Arsitek
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 87
RETAIL AREA
Sumber : Data Arsitek
1.3.3 Citra Arsitektural
Arsitektur : merupakan perpaduan antara fungsi, estetika dan struktur. Citra/visual : Gambaran atau rupa tentang suatu objek, kesan
dan bayangan visual yang ditimbulkan oleh suatu simbol, Visual berhubungan dengan sesuatu yang dapat dilihat oleh indera
penglihatan.
Citra visual Arsitektur kontemporer adalah: Image, kesan atau gambaran penghayatan yang dapat ditangkap oleh indera penglihatan
seseorang, dari sebuah bangunan Arsitektur yang sesuai dengan perkembangannya.
Fungsi bangunan sebagai Bangunan pasar tradisional kontemporer, harus dapat menampilkan dirinya sebagai wujud yang menarik
dan atraktif, perwujudan ini juga harus dapat diartikan sesederhana mungkin, agar mudah dipahami oleh orang yang awam
sekalipun, dari pemahaman tersebut, maka ada dua hal yang perlu diperhatikan:
Guna
Kata guna menunjuk pada keuntungan yang kita dapat darinya, guna dalam arti kata aslinya tidak hanya berarti bermanfaat, untung
materiil belaka namun lebih dari itu punya daya yang menyebabkan kita bisa hidup dan nyaman didalamnya.
Citra
Citra sebetulnya hanya menunjuk suatu gambaran (image), suatu kesan penghayatan yang menangkap arti bagi seseorang.Citra tidak
jauh dari Guna, tetapi lebih bertingkat spirituil. Citra menunjuk pada tingkat kebudayaan, sedang guna lebih pada ketrampilan
kemampuan. Citra adalah jiwa yang mengerti keindahan, kewajaran dan keluwesan akan unsur-unsurnya, baik dengan bahan
material maupun dengan bentuk, serta komposisinya.
Citra yang khas (Y.B. Mangunwijaya.1992), “memiliki kekuatan terhadap persepsi maupun citra rasa psikologis orang yang
menghadapinya, bahwa citra arsitektur yang baik tidak harus mengikuti mode mutakhir, gaya yang sedang laku, dan sebagainya.
Namun semakin kita berkembang dalam pembangunan semakin mendesak pula kita harus memperhatikan segi citra itu sendiri.”
Terdapatnya bermacam-macam jenis kegiatan kesenian yang akan diwadahi seperti seni tari dapat direfleksikan pada penampilan
bangunan. Tujuannya jelas bahwa sebuah Bangunan pasar tradisional, bangunan harus dapat menamai dirinya sendiri sebagai
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 88
signifier/petanda tentang fungsi bangunan dan apa yang diwadahinya. Yang nantinya akan menjadi landmark kota yang mencirikan
tempat bangunan ini barada sehingga memiliki “sense of place” yang kuat.
Bentuk sangat mempengaruhi penampilan bangunan, karena merupakan suatu media atau alat komunikasi dalam menyampaikan
arti yang dikandung atau dalam menyampaikan pesan tertentu. Penampilan bangunan merupakan wujud bangunan yang tampak
langsung secara visual oleh manusia. Dengan alasan tersebut, maka berbagai cara digunakan sebagai ekspresi keberadaan
bangunannya, sehingga penataan ruang-ruang bangunan (interior dan exterior) dan penataan pendukung fisik suasana akan dapat
mengungkapkan pesan dari ruang-ruang bangunan tersebut.
1.3.3.1 Citra Arsitektural (Citra Visual) pasar tradisional
Ekspresi Objek
Merupakan komposisi dan karakter yang dipancarkan oleh suatu objek/bangunan. Ekspresi dapat diketahui dengan melihatnya
dan diharapkan dapat berkomunikasi dengan melihatnya. Sehingga pada akhir manusia yang melihat objek tersebut. Dapat mengetahui
kesan yang merupakan wujud ekspresi tersebut.
Ekspresi tersebut dapat dicapai melalui:
o Perbandingan (metafora).
Mengetahui analogi yang memberikan kiasan pada objek sehingga dapat dimengerti sebagai bentuk analogi dan aslinya. Proses
mengartikan secara analogi bisa dilihat pada karya LE- Corbusier, yaitu kopel RONCHAM, bangunaan ini memberikan dugaan
akan arti bentuk yang bermacam-macam apabila sipengamat mengelilingi bangunan ini.
o Simbol-simbol (simbolisme).
Simbol merupakan suatu cara dalam mengartikan suatu objek, huruf merupakan suatu simbol, kata juga merupakan simbol dari
sebuah arti tetapi pada saat ini bukan saja suatu jenis/cara untuk mengartikan suatu objek berupa kata-kata melainkan juga
sebagai suatu cara mengartikan bentuk-bentuk.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 89
o Kopi dan replika (memesis).
Kopi merupakan suatu bentuk melalui peniruan dari hasil aslinya dan hasilnya merupakan replika.
Ekspresi Objek Bangunan Pasar tradisional yaitu kios dan loods.
Massa merupakan integrasi tiga dimensi dari unsur dan program ruang yang mengakomodasikan fungsi dan relasi
ganda sebuah bangunan. Proses pembentukan massa dimulai dengan proses penyusunan dan pengorganisasian fungsi-
fungsi ruang yang ada di dalamnya. Di dalam penyusunan dan pengorganisasian massa-massa bangunan, konsep gubahan
massa tidak terlepas dari konsep utama bangunan.
o Pembentukan massa dalam perencanaan Pasar Tradisional dengan mempertimbangkan massa-massa disini
dimaksudkan sebagai masa bangunan yang mewadahi kegiatan-kegiatan yang ada.
o dimungkinkan ada beberapa masa ruang Pasar tradisional yang di gubah dalam bentuk dinamis.
o dalam penyusunan masa, perlu diperhatikan mengenai potensi site, terutama bentuk site dan bentuk konturnya.
Kesimpulan Massa terhadap Arsitektur Vernakular / jengki (tampilan minimalis dan langgam vernacular)
Dengan melihat pertimbangan diatas, maka dapat disusun suatu konsep dasar gubahan masa berupa:
► Pengelompokan masa didasarkan atas karakter dan macam kegiatan yang diwadahi oleh masing-masing masa.
► Dalam gubahannya masa-masa mencerminkan karakter gubahan yang mana arsitektur tradisional sangat lekat dengan tradisi
yang masih hidup, tatanan kehidupan masyarakat, wawasan masyarakat serta tata laku yang berlaku pada kehidupan sehari –
hari masyarakatnya secara sebagai pencerminan dari karakter pasar tradisional yang menghadirkan citra bangunan setempat
( iklim tropis)
► Potensi site dapat menjadi unsur alami yang fungsional, sejauh tidak mengganggu pola hubungan kegiatan yang tercermin dalam
penzoningan.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 90
Apabila proses pembentukan gubahan massa dimulai dengan proses penyusunan dan pengorganisasian dalam penataan bentuknya, maka
organisasi kelompok memiliki dasar geometrik yang kuat dalam penataan bentuk berdasar fungsinya seperti ukuran, wujud ataupun jarak.
Berdasarkan fleksibilitas organisasi kelompok dapat diorganisasi dengan berbagai cara seperti:
► Dapat dikaitkan dengan anggota tambahan terhadap suatu bentuk atau ruang induk yang lebih besar.
► Dapat dihubungkan dengan mendekatkan penegasan dan pengekspresian volume sebagai suatu kesatuan individu.
► Dapat menghubungkan volume-volumenya dan bergabung menjadi suatu bentuk tunggal yang memiliki suatu variasi tampak.
Komposisi Massa
Hubungan interaksi visual antar unsur-unsur dua dimensi antar massa dan ruang-ruang. Dalam sebuah desain penataan ruang
sangat berpengaruh dalam menciptakan kenyamanan sirkulasi di dalam bangunan, sehingga alur gerak yang menghubungkan
serangkaian ruang interior dan eksterior dalam sebuah banguanan dapat menetapkan arah terhadap tempat dan tujuan. Yang
kemudian akan membentuk suatu zoning/zona penataan ruang dan bangunan berdasar karakter dan perilaku pengunjung.
Kesimpulan pola ruang Arsitektur Vernakular :
► Untuk fleksibilitas dalam memadukan macam-macam fungsi, ukuran dan orientasi kedalam strukturnya, maka organisasi
kelompok cukup baik sebagai pola dasarnya.
► Ada ruang terbuka untuk ruang kebun budidaya dan ada ruang transisi atau perantara (konektor).
► Keseluruhan ruang dalam pusdiklat memiliki karakter dan ada saat klimak.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 91
Bentuk Massa
Bentuk ruang merupakan bagian dari massa bangunan yang terdiri dari ruang dan dibentuk oleh dinding, lantai, langit atau
bidang atap dan kontuitasnya. Ruang dapat diciptakan dengan permainan peninggian dan penurunan lantai, serta bisa juga dengan
penggunaan bidang vertikal secara masif ataupun hanya sebagai pembatas (tidak masif) serta penataan layout ruang yang bertujuan
untuk mendapat sisi efektifitas dan efisiensi ruang.
a. Organisasi Ruang
Pengorganisasian ruang didasarkan pada kegiatan dan tingkat kebutuhan antar ruang kegiatan yang berlangsung pada
bangunan tersebut dapat dengan efektif.
b. Hubungan Antar Ruang
Penggunaan dinding massif sebagai pembatas ruangan atau dengan pemisahan antar ruang, hal tersebut karena dipengaruhi
tingkat privasi dari ruang sehingga ada pemisah antar ruang privasi dan ruang publik.
c. Pelingkup Ruang
Permainan tinggi rendah lantai dan plafon serta pemberiandinding yang tidak massif (dinding batu bata penuh) memberikan
kesan yang terbuka.
d. Dinding
Dinding tidak hanya terbentuk dari tumpukan batu bata massif saja tapi dengan bentukan dan deretan garis vertikal (kolom)
memiliki kemampuan untuk menggambarkan sebuah dinding.
e. Pembatas Ruang
Bentukan bidang yang digunakan sebagai pembatas ruang dapat berupa bentukan yang masif maupun tidak masif yang
disesuaikan dengan fungsi kegiatan dan tingkat privasi ruang.
Berdasarkan pengalaman dari beberapa studi kasus perencanaan, kios dan loods merupakan salah satu faktor yang mendukung proses kegiatan
pasar tradisional. Kios dan lods dibagi menjadi tiga bagian yaitu : untuk perbelanjaan basah, semi basah dan perbelanjaan kering. Berfungsi sebagai
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 92
tempat kegiatan memajang dan menggelar barang dagangan bagi para pedagang dan sebagai tempat terjadinya transaksi antara padagang dan
pengunjung atau pembeli.
Dalam proses analisa kios dan loods membutuhkan suatu pendekatan terhadap kebutuhan dan besaran ruang yang dimaksudkan untuk
mengetahui kebutuhan luasan ruang kegiatan dari masing-masing ruang berdasarkan jumlah pemakai dan kegiatan yang berlangsung dalam
Pusdiklat Pertanian, sehingga dalam menentukan besaran ruang memerlukan suatu pertimbangan terhadap beberapa faktor diantaranya:
fungsi, bentuk, pola dan cara kegiatan.
jumlah pelaku kegiatan.
studi luasan kegiatan dan standar-standar yang digunakan sebagai patokan desain.
faktor-faktor pengganti lain, seperti penampilan dan kenyamanan.
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 93
DAFTAR PUSTAKA
http://ashokablog.blogspot.com/2012/04/deskripsi-pasar.html
http://syadiashare.com/jenis-jenis-pasar.html
http://www.uniknih.com/2012/10/ini-dia-10-pasar-tradisional-terbaik-di.html#ixzz2PI7ngcr9
http://fotoboyolali.wordpress.com/2012/06/29/pasar-boyolali/
http://ddsulai.blogspot.com/2012/12/ciri-ciri-pengertian-pasar-tradisional.html
http://www.visitsemarang.com/artikel/pasar-johar-habitat-para-saudagar
http://ashokablog.blogspot.com/2012/04/deskripsi-pasar.html
http://bozzkaf.blogspot.com/2012/09/pengertianfungsibentukperanan-dan.html
http://www.g-excess.com/4098/peran-dan-fungsi-pasar-dalam-menjalankan-perekonomian
http://www.kaskus.co.id/thread/514af0507e1243b156000008/5-pasar-tradisional-terbaik-di-dunia/
Callender, John Handcook , Time Save standart , Mc. Graw Hill Book Company , 1974
Neufert Ernest, Architect’s Data, Granada Pubishing, 1980.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA) Kotamadya Dati II Semarang , Proyek Studi Perencanaan dan penelitian Pasar Johar ,
1994 .
Indiana , Pasar Tradisional di Semarang , Skripsi S1 Arsitektur , Unika Soegijapranata , 1997 .
Tipologi dan Morfologi Pasar Tradisional_PPPA VII 94