TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH...

160
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN WALIKOTA DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh: ADITYA WICAKSONO E 1104088 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Transcript of TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH...

Page 1: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN WALIKOTA

DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA

Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Derajat Sarjana Dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh:

ADITYA WICAKSONO

E 1104088

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN

WALIKOTA DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN

DAERAH KOTA SURAKARTA

Disusun Oleh :

ADITYA WICAKSONO

NIM. E.1104088

Disetujui untuk Dipertahankan

Dosen Pembimbing

WALUYO, S. H., M . Si

NIP. 196808131994031001

Page 3: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi)

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN WALIKOTA

DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA

Disusun Oleh :

ADITYA WICAKSONO

NIM. E.1104088

Telah diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

pada:

Hari : .....................................

Tanggal : .....................................

TIM PENGUJI

1. Djoko Wahyu W, S.H., M.S. : ...........................................

NIP 195205111980031002

2. Wida Astuti, S.H ___________ : ............................................

NIP 196007151988032001

3. Waluyo, S.H.M.Si ___________ : ............................................

NIP 196808131994031001

MENGETAHUI

Dekan,

(Moh. Jamin, S.H., M.Hum.)

NIP. 196109301986011001

Page 4: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

ABSTRAK

ADITYA WICAKSONO, E.1104088, TINJAUAN YURIDIS TERHADAP

PELAKSANAAN PERAN WALIKOTA DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN

DAERAH KOTA SURAKARTA Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Penulisan Hukum (Skripsi). 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai

Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Peran Walikota dalam Pengelolaan

Keuangan Daerah Kota Surakarta

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif dan apabila

dilihat dari tujuannya termasuk penelitian hukum Normatif Sosiologi. Lokasi penelitian di

Kantor Pemerintahan Kota Surakarta. Jenis data yang dipergunakan meliputi data primer

dan sekunder. Tehnik pengumpulan data yang dipergunakan yaitu melalui observasi,

wawancara, dan penelitian kepustakaan baik berupa buku-buku, peraturan perundang-

undangan, dokumen-dokumen, dan sebagainya. Analisis data menggunakan analisis data

kualitatif dan analisis isi untuk kemudian diambil kesimpulan secara deduktif.

Dari penelitian ini dapat diperoleh hasil bahwa Walikota dalam Pengelolaan

Keuangan Daerah Kota Surakarta dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah, karena dalam pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota

Surakarta setelah Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah.

Strategi pokok pembangunan jangka menengah Kota Surakarta untuk

mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan pembangunan Kota Surakarta,

Dalam rangka mencapai pembangunan Kota Surakarta, dengan mencermati permasalahan

yang berkembang baik secara nasional maupun daerah serta memperhatikan kebijakan

dan strategi samapai pada tahun 2008 yang merupakan tahap peningkatan daya

Kompetitif dan komparatif daerah, maka prioritas pembangunan pemerintah daerah Kota

Surakarta.

Sesuai dengan amanat undang – undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah, pemerintah daerah menyelenggarakan urusan pemerintah yang jadi

kewenangan daerah tersebut, pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas – luasnya

untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah berdasarkan asaa otonomi dan

tugas pembantuan. Urusan pemerintah yang bersifat pilihan adalah urusan pemerintahan

Page 5: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

yang diprioritaskan oleh pemerintah daerah untuk diselengggarakan yang terkait dengan

upaya mengembangkan potensi unggulan (core competence) yang menjadikan kekhasan

daerah.

Page 6: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

MOTTO

“..........................tegakkanlah keadilan, dan menjadi saksi

Allah, meskipun atas dirimu sendiri atau ibu bapakmu, dan

karib kerabatmu .........................janganlah kamu turuti hawa

nafsu sehingga kamu berlaku tiada adil, sesungguhnya Allah

mengetahui apa yang kamu kaerjakan” (Q.S An-Nisa : 135)

Jadilah pohon kurma, tinggi cita-citanya, kebal dari

penyakit, dan apabila dilempar dengan batu, ia membalas

dengan kurmanya (Dr. Aidh Al Qarni)

Bahagia adalah bukan pada saat kita mendapatkan apa

yang kita mau, tetapi bahagia adalah pada saat kita

menghargai apa yang kita punya (Dian Paramitha

Sastrowardoyo)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka

apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

(Q. S. Alam Nasyrah : 6,7)

Page 7: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

PERSEMBAHAN

Dengan segenap rasa kasih sayang dari hati yang paling

dalam skripsi ini Aditya Wicaksono persembahkan kepada

kedua orang tua tercinta Bapak Santoso Josoharjono dan Ibu

Suharni tersayang semoga dengan selesainya skripsi

anandamu ini bisa membuat Bapak dan Ibu bahagia (amin)

Kedua kakak aku Mbak lina, dan Mbak Dyna Serta mas Ferry

dan Pindy Restapati yang Aditya Wicaksono sayangi

Sahabat-sahabatku, dan

Almamater Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Page 8: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut asma Allah, Swt. Yang Maha Pengasih dan Penyayang serta diiringi

rasa syukur kehadirat Ilahi Rabbi, penulisan hukum (skripsi) yang berjudul “TINJAUAN

YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN WALIKOTA DALAM

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ”, dapat penulis

selesaikan.

Penulisan hukum ini dapat membahas tentang tindak pidana yang dilakukan oleh

seorang ayah terhadap anak kandungnyabdi Pengadilan Negeri Karanganyar. Penulis

yakin bahwa penulisan hukum ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada:

1. Bapak Moh. Jamin, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan ijin kepada Penulis untu menyusun penulisan

hukum ini.

2. Bapak Lego Karjoko, S.H.,M.H selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara

terima kasih Pak atas nasehatnya.

3. Bapak Waluyo, SH. M.Si selaku Pembimbing I saya, yang mana telah menyediakan

waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan arahan hingga tersusunnya

skripsi ini.

4. Bapak Moch Najib I, S.H, M.H selaku pembimbing akademik, terima kasih pak atas

nasehat-nasehatnya.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ilmu pengetahuan umumnya dan ilmu hukum khususnya kepada

Penulis.

6. Bapak Harjono,S.H., M.H selaku Ketua Bagian Non Reguler terima kasih atas

dedikasinya terhadap Mahasiswa Non Reguler yang telah menjadi Ayah bagi kami.

7. Staf dan Karyawan di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Ketua Pendapatan, Pengelolaan dan Aset Daerah Pemerintahan Kota Surakarta

beserta jajarannya, terima kasih atas bimbingannya selama penulis melakukan

penelitian di Pemerintahan Kota Surakarta.

9. Terima kasih kepada Bapak dan Ibuku tersayang yang selalu memberikan

dukungannya kepada Aditya Wicaksono, dan juga yang selalu mendoakan yang

Page 9: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

terbaik buat saya hingga saya bisa menyelesaikan skripsi saya ini. Semoga Bapak dan

Ibu diberikan kesehatan(amin), juga kepada kedua kakak saya Mbak Lina dan Mbak

Dyna terima kasih atas dukungannya semoga kalian dimudahkan dalam pekerjaannya

dan dimurahkan rezekinya(amin).

10. Untuk Bapak Bambang Arianto dan Keluarga , terima kasih atas doa-doa dan

dukungannya yang selalu memberikan semangat dan arti tersendiri. Yang ti yang

selalu menasehatiku, makasih ya.

11. Buat Pindy Restapati terima kasih buat sejuta kasih sayang, ketulusan, dan kesabaran

yang telah kamu berikan, yang selalu ada di saat aku butuhkan yang selalu memberi

nasehat dan suport di saat aku putus asa, semoga rasa sayang itu tak kan putus dan

mendapat ridho Allah, Swt.

12. Untuk sahabat-sahabatku semua makasih ya.

13. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

penyusunan penulisan hukum ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan hukum ini terdapat banyak

kekurangan, untuk itu penulis dengan besar hati menerima kritik dan saran yang

membangun sehingga dapat memperjelas isi penulisan hukum ini. Semoga Allah, Swt

membalas segala amal kebaikan sermuanya dan mudah-mudahan penulisan hukum ini

dapat memberikan manfaat bagi kita semua, terutama bagi Penulis, kalangan akademisi,

praktisi serta masyarakat umum. Amin ya Robbal ‘alamin.

Surakarta, Juli 2009

Penulis

Aditya Wicaksono

Page 10: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................................ iii

ABSTRAK ............................................................................................................... iv

HALAMAN MOTTO .............................................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8

E. Metode Penelitian ......................................................................... 9

F. Sistematika Skripsi ....................................................................... 12

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 13

A. Kerangka Teori .............................................................................. 13

1. Tinjauan Umum Tentang Pemerintah Daerah Dengan

Penyelenggaraanya ................................................................. 13

a. Pengertian Pemerintah Daerah ........................................ 13

b. Tujuan Penyelenggaraannya Pemerintah Daerah ............ 16

c. Prinsip-prinsip otonomi daerah menurut

UU No. 32 Tahun 2004 .......................................... ........ 27

2. Tinjauan Umum Tentang Pengelolaan Keuangan .................. 32

Page 11: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Pengertian Pengelolaan Keuangan ......................................... 32

3. Dasar Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah ....................... 38

4. Tinjauan Umum Sumber Keuangan Daerah ......................... 39

a. Perimbangan Keuangan Antara Pusat

Dan Daerah .................................................................... 39

b. Pelaksanaan Otonomi Daerah menurut

UU No.32 Tahun 2004 .................................................. 48

c. Hak dan Kewajiban Daerah Dalam

Menyelenggarakan Otonomi............................... .......... 56

5. Pihak-pihak/Pejabat yang berkaitan dalam

Pengelolaan Keuangan Daerah .............................................. 58

a. DPRD ..................................................................... ........ 58

b. Walikota .................................................................. ....... 60

c. Sekretaris Daerah ................................................... 63

d. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah .............. ....... 64

e. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah ....................... ....... 65

f. Bendahara Umum Daerah ....................................... ....... 66

g. Satuan Kerja Perangkat Daerah ....................................... 67

B. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 68

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 71

A. Peran Walikota Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah

Kota Surakarta Ditinjau Dari UU No. 32 Tahun 2004 ................. 71

B. Kegiatan Yang Dilakukan Oleh Walikota dalam

Pengelolaan Keuangan Daerah Untuk Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat ............................................................ 86

a. Prioritas Pembangunan Tahun 2007……………………. ........ 86

b. Pengelolaan Belanja Daerah …………………………… ........ 90

1). Kebijakan Umum Keuangan Daerah………………… 90

Page 12: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

2). Pengelolaan Pendapatan Daerah…………………….. 91

3). Pendapatan Asli Daerah……………………………… 92

4). Dana Perimbangan……………………………………. 92

C. Langkah Dan Cara-Cara Dalam Pengelolaan Keuangan

Daerah Yang Dapat Meningkatkan Perekonomian Di

Kota Surakarta ..................................................................... ......... 93

BAB IV : PENUTUP ............................................................................................ 110

A. Kesimpulan .................................................................................... 110

B. Saran .............................................................................................. 110

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Krisis ekonomi dan kepercayaan yang melanda Indonesia memberikan

dampak positif dan dampak negatif bagi upaya peningkatan kesejahteraan

rakyat Indonesia. Krisis ekonomi dan kepercayaan yang dialami telah

membuka jalan bagi munculnya reformasi total di seluruh aspek kehidupan

bangsa Indonesia. Tujuan reformasi total tersebut adalah mewujudkan

masyarakat madani, terciptanya Good Governance dan mengembangkan

modal pembangunan yang adil dan merata. Disamping itu reformasi total telah

memunculkan sikap keterbukaan dan fleksibilitas sistem politik, kelembagaan

sosial, sehingga mempermudah proses pengembangan dan modernisasi

lingkungan legal dan regulasi untuk pembaruan paradigma di berbagai bidang

kehidupan.

Sistem pemerintahan daerah di Indonesia, menurut undang- undang dasar

1945. Berdasarkan penjelasan dinyatakan bahwa daerah Indonesia akan di

bagi dalam daerah Provinsi dan daerah provinsi akan dibagi pula dalam daerah

yang lebih kecil. Daerah-daerah yang bersifat otonom atau sifat daerah belaka,

semuanya berdasarkan aturan yang ditetapkan dengan undang-undang. Oleh

karena itu, di daerah pun pemerintahan akan bersendi atas dasar

permusyawaratan.(Dr.H.Siswanto Sunarno, 2006:1)

Berdasarkan pasal 18 Amandemen kedua Undang-undang dasar 1945

menyebutkan:

1. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah propinsi

dan daerah propinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota itu mempunyai

pemerintahan daerah yang diatur dengan Undang-undang.

Page 14: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

2. Pemerintahan daerah propinsi, daerah Kabupaten, dan kota mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

pembantuan.

3. Gubernur, Bupati, Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah

daerah propinsi, Kabupaten, dan Kota di pilih secara demokrasi

4. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan

pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan

pemerintah Pusat.

5. Pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-

peraturan lainnya untuk melaksanakan otonomi dan tugas Pembantuan.

6. Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintah daerah diatur dalam

Undang-undang.

Pasal 18 diatas merupakan landasan yang kuat untuk menyelenggarakan

otonomi daerah dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan

bertanggungjawab kepada kepala daerah sebagaimana tertuang kedalam

ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang penyelenggaran otonomi

daerah, pengaturan, pembagian, pemanfaatan sumber daya nasional yang

berkeadilan, serta pertimbangan keuangan pusat dan daerah dalam rangka

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah Republik Indonesia

mengeluarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, sebagai

pengganti UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang sudah

tidak sesuai dengan perkembangan keadaan ketatanegaraan, dan tuntutan

penyelenggaraan otonomi daerah. Dikeluarkannya undang-undang baru

tersebut telah memberikan angin baru bagi kehidupan pemerintah Indonesia

yang inovatif serta transparan dalam mengelola proses-proses pembangunan

dan pemerintahan. Hal tersebut dikarenakan UU No.32 Tahun 2004 ini telah

disempurnakan dengan jelas dan tegas bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Page 15: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

pemerintah daerah sesuai dengan amanat UUD 1945. pemerintah daerah yang

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah menurut asas otonomi dan

tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan

masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta

masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan

prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhususan suatu

daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Efisiensi dan

efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu di tingkatkan dengan

lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan pemerintahan dan

antar pemerintahan daerah, potensi dan keragamanan daerah, peluang dan

tantangan persaingan global dengan memberikan kewenangan yang seluas-

luasnya kepada dearah disertai dengan pemberian hak dan kewajiban

penyelenggaraan pemerintahan Negara.

Sebagai konsekuensi dari adanya hak wewenang dan kewajiban untuk

mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, maka kepada daerah

diberikan sumber-sumber keuangan sendiri. Masalah pendapatan asli daerah

ini merupakan masalah yang sangat penting menyangkut tugas-tugas dan

kegiatan daerah otonomi dalam menyelenggarakan usaha-usahanya, dalam

bidang keamanan, ketertiban umum, sosial kebudayaan, dan kesejahteraan

pada umumnya bagi wilayah dan penduduknya. Sedangkan dalam hal

pembiayaan pembangunan daerah sebaiknya juga dibiayai dari pendapatan

daerah berdasarkan program pembangunan daerah.

Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah

adalah suatu pembagian keuangan yang adil, proposional, demokratis,

transparan, dan bertanggung jawab. Dalam jangka pendanaan penyelenggaran

desentralisasi dengan mempertimbangkan potensi, kondisi dan kebutuhan

daerah serta besarnya pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas

pembantuan.

Page 16: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Walikota adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah.

Dalam melaksanakan kekuasaannya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Pasal 155 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Walikota

melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya yang berupa perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Serta

pengawasan keuangan daerah kepada para pejabat perangkat daerah.

Pelimpahan sebagian atau seluruh kekuasaan sebagaimana yang dimaksud

pada ayat (2) Pasal 155 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

didasarkan pada prinsip pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan,

menguji, dan yang menerima atau mengeluarkan uang.

Perubahan di era otonomi ini secara langsung maupun tidak langsung

akan turut berpengaruh terhadap manajemen fiskal. Semakin besar dana yang

ditransfer ke daerah, semakin terbatas jumlah dana yang didapat dialokasikan

bagi kegiatan pemerintah pusat. Selanjutnya pemerintah daerah akan

menformulasi yang diperoleh dari hak otonomi dan Desentralisasi. Pergeseran

penggunaan dana yang lebih besar untuk daerah umumnya akan berdampak

pada peningkatan peranan pemerintah daerah dalam pelaksanaan fungsi

pemerintahan secara umum, utamanya yang berkaitan dengan fungsi alokasi,

kecuali atas dana yang bersumber dari DAK (Dana Alokasi Khusus)

Pemerintah Daerah memiliki kewenangan penuh atas pengalokasian dan

penggunaan dana peimbangan tersebut. Hal ini tentu saja membuka peluang

bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan efektifitas pencapaian

kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pembangunan. APBD merupakan

dasar Pengelolaan Keuangan Daerah dalam tahun anggaran tertentu. Semua

penerimaan Daerah dan pengeluaran Daerah dalam rangka Desentralisasi

dicatat dan dikelola dalam APBD.

Sebagai kepala pemerintah daerah, Walikota menyelenggarakan urusan

pemerintah yang telah menyerahkan oleh pemerintah atasan untuk dikelola

menjadi urusan rumah tangganya sendiri. Pergerakan ini pada prinsipnya

merupakan pemberian kesempatan kepada kota untuk mengatur rumah

Page 17: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

tangganya sendiri yang lebih dekat dan sesuai dengan aspirasi masyarakat. Hal

ini dapat diartikan sebagai wujud pemberian kepercayaan kepada kota untuk

dikelola oleh daerah sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki.

Dalam melaksanakan kewajiban untuk lebih meningkatkan penyelengggaraan

pemerintah secara berdaya guna dan berhasil guna, sesuai dengan aspirasi

pembangunan dan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang, Walikota

dalam melakukan Pengelolaan Keuangan Daerah mensyaratkan program

daerah pada program Sapta Marta yaitu mengarahkan program dan kegiatan

pada:

a. pengaruh besar pada perekonomian.

b. Mendorong sektor swasta.

c. Memperluas lapangan kerja.

d. Usaha pemertaan

e. Pengusaha golongan lemah

f. Menggunakan produksi dalam negeri.

g. Komoditi ekspor dan pariwisata

Kebijaksaan penyusunan, pelaksanaan dan penetapan anggaran harus

tetap prinsip anggaran yang berimbang dan dinamis prinsip kemandirian,

prinsip efesiensi, anggaran dan prioritas dengan berlakunya itu UU No. 32

Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka Walikota sebagai kepala daerah

berhak dan mempunyai wewenang dalam memimpin pemerintahan pada

umumnya dan sebagai pemegang kekuasaan umum dalam Pengelolaan

Keuangan Daerah. Walikota berhak menentukan langkah dan cara-cara dalam

Pengelolaan Keuangan Daerah tersebut.

Seperti telah kita ketahui bersama bahwa bangsa Indonesia baru saja

bangkit dari krisis yang berkepanjangan, hal ini mempengaruhi situasi

perekonomian kota Surakarta yang masih belum pulih dari krisis tersebut,

sehingga dalam Pengelolaan Keuangan sedikit mendapat kendala. Hal ini

disebabkan oleh tingginya tingkat kemiskinan, meningkatnya angka

pengangguran dan banyaknya anak putus sekolah. Dengan latar belakang hal

Page 18: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

tersebut, membuat penulis tertarik untuk membahas mengenai Pengelolaan

Keuangan Daerah, yang dibuat dalam satu bentuk penulisan skripsi dengan

judul Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Peran Walikota Dalam

Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Surakarta.

Dalam penulisan skripsi ini penulis tertarik untuk mengetahui dan

mempelajari peran Walikota dalam mengelola keuangan di kota Surakarta di

era reformasi dan otonomi daerah ini. Dengan judul penelitian :

“TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN

WALIKOTA DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

KOTA SURAKARTA.”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran Walikota dalam mengelola keuangan daerah Kota

Surakarta ditinjau dari UU No.32 Tahun 2004?

2. Kegiatan apa saja yang dilakukan Walikota dalam Pengelolaan Keuangan

Daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat?

3. Langkah dan cara-cara apa saja dalam Pengelolaan Keuangan Daerah yang

dapat meningkatkan perekonomian di Kota Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Tujuan Obyektif.

Tujuan Obyektif dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui Pengelolaan Keuangan Daerah oleh Walikota di

Kota Surakarta menurut UU No. 32 Tahun 2004

b. Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan Walikota dalam

Pengelolaan Keuangan Daerah untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat

Page 19: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

c. Untuk mengetahui langkah dan cara-cara dalam Pengelolaan

Keuangan Daerah yang dapat meningkatkan perekonomian di Kota

Surakarta

2. Tujuan Subyektif

Tujuan Subyektif dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pengetahuan penulis dalam penulisan Hukum

Administrasi Negara yang berhubungan dengan peran Walikota dalam

Pengelolaan Keuangan Daerah.

b. Untuk memperluas pemahaman serta pengembangan aspek

Pengelolaan Keuangan Daerah dalam teori maupun praktek di

lapangan.

c. Untuk memperoleh data-data sebagai bahan untuk penulisan hukum

guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan

dalam ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat Teoritis dari penelitian ini adalah:

a. Memberikan sumbangan pemikiran di bidang Hukum Administrasi

Negara yang berhubungan dengan peran Walikota dalam Pengelolaan

Keuangan Daerah.

b. Memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai proses pelaksanaan

peran Walikota dalam Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintahan

kota.

Page 20: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

2. Manfaat Praktis

Manfaat Praktis dari penelitian ini adalah:

a. Memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti

b. Untuk lebih mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir

dinamis, sekaligus untuk mengetahui sejauh mana kemampuan penulis

dalam menerapkan ilmu yang diperoleh.

c. Dari hasil penelitian ini, akan menambah pengetahuan kita sejauh

mana pelaksanaan pemerintahan itu dijalankan dan dilaksanakan.

E. Metode Penelitian

Metode berasal dari kata metodhos (Yunani) yang artinya adalah cara

atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan

dengan suatu cara karja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek

penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya. Menurut

Soerjono Soekanto, sebagaimana dikutip oleh Rosady Roslan menjelaskan

penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan

konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten.

Menarik kesimpulan dari pembahasan tersebut, bahwa sistem dan metode

yang dipergunakan untuk memperoleh informasi atau bahan materi suatu

pengetahuan ilmiah yang disebut dengan metodologi ilmiah. Pada sisi lain

dalam kegiatan untuk mencari informasi tersebut dengan tujuan untuk

menemukan hal-hal yang baru merupakan suatu prinsip-prinsip tertentu atau

solusi (pemecahan masalah) tersebut disebut dengan penelitian. (Soerjono

Soekanto, 1986).

Dapat dikatakan bahwa metode merupakan suatu unsur yang mutlak

harus ada dalam penelitian, dipilih berdasarkan dan mempertimbangkan

keserasian dengan obyek serta metode yang digunakan sesuai dengan tujuan,

sasaran, variabel dan masalah yang hendak diteliti. Hal tersebut diperlukan

Page 21: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

untuk memperoleh hasil penelitian yang mempunyai nilai validitas dan

reabilitas yang tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut, metode yang

digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah :

1. Jenis Penelitian.

Jenis penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah normatif

sosiologi. Penelitian normatif menggunakan sumber data sekunder sebagai

sumber data yang utama.

2. Lokasi Penelitian

Sesuai dengan judul dan permasalahan dalam penelitian ini, maka

penulis mengambil lokasi di Kantor Pemerintah Kota Surakarta dan

perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Alasan pemilihan Kantor Pemerintah Kota Surakarta sebagai tempat

penelitian adalah karena di Kantor Pemerintah Kota Surakarta tersebut

dapat diperoleh data yang ingin diketahui secara sistematik maupun secara

keseluruhan pelaksanaan peran Walikota dalam Pengelolaan Keuangan

Daerah kota Surakarta.

3. Jenis Data

Data adalah suatu keterangan atau fakta dari obyek yang diteliti. Jenis

data dalam penelitian ini adalah data sekunder, merupakan data atau fakta

atau keterangan yang digunakan oleh seseorang yang diperoleh melalui

bahan-bahan, dokumen-dokumen, peraturan perundang-undangan, laporan,

desertasi, bahan-bahan kepustakaan, dan sumber-sumber tertulis lainnya

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

4. Sumber Data

Berkaitan dengan jenis data yang digunakan, maka sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, terdiri dari:

a. Bahan hukum primer yang berupa :

Page 22: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah

2) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah.

b. Bahan hukum sekunder berupa :

Data Tahunan yang dilakukan di Kantor Pemerintah Kota Surakarta

dalam pelaksanaan peran Walikota dalam Pengelolaan Keungan Daerah

Kota Surakarta.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, penulis memakai

teknik pengumpulan data studi kepustakaan atau dokumentasi. Studi

dokumentasi ini sebagai metode pengumpulan data yang utama dan

dokumen-dokumen tersebut diharapkan dapat menjadi nara sumber yang

dapat memecahkan permasalahan penelitian. Di dalam melakukan metode

dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,

majalah, dokumen, peraturan-peraturan, catatan harian dan sebagainya.

Dalam pengertian yang lebih luas, dokumen bukan hanya yang berwujud

tulisan saja tetapi dapat berupa benda-benda peninggalan seperti prasasti

dan simbol-simbol.

6. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan

teknik analisis konten (content analysis). Analisis konten dipergunakan

karena dikaitkan dengan data yang dikumpulkan berupa data sekunder atau

data studi dokumen. Pada prinsipnya analisis ini dikaitkan dengan data

sekunder atau data studi dokumen, maka teknik analisis konten dapat pula

diterapkan pada penelitian hukum normatif. Studi dokumen merupakan

suatu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan melalui data tertulis

dengan mempergunakan content analysis. Dalam penelitian yang

dilaksanakan ini, penulis hanya menggunakan dokumen siap pakai sebagai

satu-satunya data, yaitu melakukan inventarisasi dan menganalisis

Page 23: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

dokumen sekunder yang berkaitan dengan masalah peran Walikota dalam

Pengelolaan Keuangan Daerah. Dalam penelitian bentuk analisis adalah

seluruh peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang

Pemerintahan daerah dan Pengelolaan Keuangan Daerah. Adapun model

analisis dalam penelitian kualitatif yang terdiri dari tiga komponen pokok

yaitu reduksi data/sajian data dan penarikan kesimpulan dengan

verifikasinya yang dilakukan dengan cara interaksi baik antar

komponennya maupun dengan proses pengumpulan data dalam proses yang

berbentuk siklus. Dalam bentuk ini peneliti tetap bergerak diantara tiga

komponen analisa dengan proses pengumpulan data selama kegiatan

pengumpulan data berlangsung maupun sesudah pengumpulan data dengan

menggunakan waktu yang masih tersisa bagi peneliti (HB. Soetopo, 2002:

94 & 95).

F. Sistematika Penulisan Hukum

Untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai sistematika

penulisan hukum yang sesuai dengan aturan baru dalam penulisan hukum,

maka penulis membuat suatu sistematika penulisan hukum. Adapun

sistematika penulisan hukum ini terdiri dari 4 (empat) bab yaitu pendahuluan,

tinjauan pustaka, pembahasan dan penutup, ditambah dengan lampiran-

lampiran dan daftar pustaka. Yang apabila disusun dengan sistematis adalah

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada awal bab ini penulis berusaha memberikan gambaran

awal tentang penelitian yang meliputi latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metodelogi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Page 24: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Dalam bab ini penulis mengemukakan kerangka teori dari

penulisan skripsi, yang terdiri dari: Tinjauan Umum Tentang

Pemerintahan daerah dengan penyelenggaraannya, Dasar

hukum Pengelolaan Keuangan Daerah, Tinjauan tentang

Pengelolaan Keuangan, Sumber-sumber Keuangan Daerah,

Pihak-pihak atau pejabat yang keterkaitan dalam Pengelolaan

keuangan daerah.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab III ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan

pembahasannya yaitu mengenai peran Walikota dalam

mengelola keuangan daerah Kota Surakarta ditinjau dari UU

No. 32 Tahun 2004, Kegiatan yang dilakukan Walikota dalam

Pengelolaan Keuangan Daerah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan Langkah dan cara-cara dalam

pengelolaan Keuangan Daerah yang dapat meningkatkan

perekonomian di Kota Surakarta

BAB IV : PENUTUP

Pada bab ini akan diuraikan Kesimpulan berdasarkan analisis

data yang dilakukan sebagai jawaban atas permasalahan yang

telah dirumuskan dan juga diuraikan mengenai saran-saran

yang ditujukan pada para pihak terkait.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II

Page 25: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Tentang Pemerintah Daerah Dengan Penyelenggaraanya

a. Pengertian Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah adalah bagian dari pemerintah suatu negara

berdaulat yang dibentuk secara politis berdasarkan suatu undang-

undang, yang memiliki lembaga-lembaga/badan-badan yang

menjalankan pemerintahan yang dipilih oleh masyarakat Daerah

tersebut dan dilengkapi dengan kewenangan untuk membuat peraturan,

memungut pajak serta memberikan pelayanan kepada warga yang ada

dalam wilayah kekuasaannya.

Dalam arti sempit pemerintahan adalah segala kegiatan, fungsi,

tugas dan kewajiban yang dijalankan oleh lembaga eksekutif untuk

mencapai tujuan negara. Pemerintahan dalam arti luas adalah segala

kegiatan yang terorganisir yang bersumber pada kedaulatan dan

kemerdekaan, berlandaskan pada dasar negara, rakyat atau penduduk

dan wilayah negara itu demi tercapainya tujuan negara. Di samping itu

dari segi struktural fungsional pemerintahan dapat didefinisikan pula

sebagai suatu sistem struktur dan organisasi dari berbagai macam fungsi

yang dilaksanakan atas dasar-dasar tertentu untuk mewujudkan tujuan

negara.

Dalam hubungan dengan pemerintah daerah, baiklah kita lihat

pasal 18 UUD 1945 dan Undang-undang No.5 Tahun 1974 Tentang

pokok-pokok Pemerintahan di daerah, yang pelaksanaannya diatur

dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri No.26 Tahun 1974. Adapun

pengertian Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan

pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) menurut asas otonomi daerah dan tugas pembantuan

Page 26: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara

Republik Kesatuan Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

(Siswanto Sunarno, 2006:5)

Istilah Pemerintah Daerah harus dikaitkan dengan Menurut

ketentuan pasal 18 ayat 5 UUD 1945 amandemen kedua, pemerintah

daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintah

yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.

Penjelasan dari makna menjalankan otonomi seluas-luasnya yang

terdapat dalam penjelasan umum UU No.32 Tahun 2004 yang antara

lain menyebutkan bahwa pemerintah daerah berwenang untuk mengatur

dan mengururs sendiri urusan pemerintah menurut asas otonomi dan

tugas pembantuan. Pemberian kesejahteraan masyarakat melalui

peningkatkan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat.

Disamping itu melalui otonomi luas, daerah diharapkan mampu

meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi,

pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan

keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Pemerintah daerah dalam rangka meningkatan efesiensi dan

efektifitas penyelenggaran otonomi daerah, perlu meningkatkan

hubungan antar susunan, pemerintahan dan pemerintahan daerah

potensi dan keanekaragaman daerah. Agar mampu menjalankan

perannya tersebut, daerah diberikan kewenangan yang seluas-luasnya

disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan

otonomi daerah dalam satu kesatuan sistem penyelenggaraan

pemerintahan Negara.

Berbicara mengenai pemerintahan daerah tidak bisa lepas dari

pembicaraan pemerintahan pada umumnya. Pemerintah dan

Page 27: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

pemerintahan mempunyai pengertian yang berbeda. Pemerintah

merujuk kepada organ atau alat perlengkapan, sedangkan pemerintahan

menunjukkan bidang tugas atau fungsi. Dalam arti sempit pemerintah

hanyalah lembaga eksekutif saja. Sedangkan dalam arti luas,

pemerintah mencakup aparatur negara yang meliputi semua organ-

organ, badan-badan atau lembaga-lembaga, alat perlengkapan negara

yang melaksanakan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan negara.

Dengan demikian pemerintah dalam arti luas adalah semua lembaga

negara yang terdiri dari lembaga-lembaga legislatif, eksekutif dan

yudikatif.

Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan

yang menjadi kewenangan, kecuali urusan pemerintahan yang oleh

undang-undang ini ditentukan menjadi urusan pemerintahan. Dan dalam

menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

daerah, selain itu pemerintah menyelenggarakan sendiri atau dapat

melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat

pemerintah atau wakil pemerintah di daerah atau dapat menugaskan

kepada pemerintahan daerah.

Dalam hal ini Kepala daerah menpunyai kekuasaan selaku

kepala pemerintah daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam

kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Secara deduktif dapat disimpulkan bahwa pemerintah dan

pemerintahan dibentuk berkaitan dengan pelaksanaan berbagai fungsi

yang bersifat operasional dalam rangka pencapaian tujuan negara yang

lebih abstrak, dan biasanya ditetapkan secara konstitusional. Berbagai

fungsi tersebut dilihat dan dilaksanakan secara berbeda oleh sistem

sosial yang berbeda, terutama secara ideologis. Hal tersebut

mewujudkan dalam sistem pemerintahan yang berbeda, dan lebih

konkrit terwakili oleh dua kutub ekstrim masing-masing rezim totaliter

Page 28: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

(sosialis) dan rezim demokratis. Substansi perbedaan keduanya terletak

pada perspektif pembagian kekuasaan negara (pemerintah).

b. Tujuan Penyelenggaraannya Pemerintah Daerah

Tujuan dari penyelenggaraan Pemerintah Daerah untuk

mewujudkan tujuan daerah yang menjalankan hak dan kewajiban yang

perlu mengelola dalam sistem Pengelolaan Keuangan Daerah sendiri

dengan meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.

Prinsip otonomi daerah yang nyata adalah suatu prinsip bahwa

untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas,

wewenang, dan kewajiban yang senjatanya telah ada dan berpotensi

untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan

kekhasan daerah.(Indra Ismawan,2002:8). Dengan demikian isi dan

jenis otonomi bagi setiap daerah tidak selalu sama dengan daerah

lainnya. Agar otonomi daerah dapat dilaksanakan sejalan dengan tujuan

yang dikehendak dicapai pemerintah wajib melakukan pembinaan yang

berupa pemberian pedoman seperti penelitian, pengembangan,

perencanaan dan pengawasan. Bersamaan itu pemerintah wajib

memberikan fasilitas yang berupa pemberian peluang kemudahan,

bantuan dan dorongan kepada daerah agar dalam pelaksanaan dapat

dilakukan secara efisien dan efektif sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah

itu ada 3 macam yaitu:

(1). Desentralisasi (Local Self Goverment) adalah penyerahan

wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonomi

untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 29: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

(2). Dekonsentrasi (Local State Government) adalah pelimpahan

wewenangan pemerintahan oleh kepada gubernur sebagai wakil

pemerintahan dan atau kepada instansi vertikal diwilayah tertentu.

(3). Tugas pembantuan (Medebewind) adalah penugasan dari

pemerintah kepada daerah dan atau desa dari pemerintah propinsi

kepada kabupaten/kota dan atau desa serta dari pemerintah

kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

Tugas pembantuan adalah sesuatu wujud dari dekonsentrasi,

akan tetapi pemerintahan tidak membentuk badan sendiri untuk itu yang

tersusun secara vertikal sebagai suatu konsep dalam pemerintahan

daerah, dimana tugas pembantuan (medebewind) hanya dikenal dalam

ketatanegaraan belanda dan Indonesia, yang pada intinya adalah

penugasan dari pemerintah kepada daerah dan desa dan dari daerah

kedesa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayan,

sarana dan prasarana serta pemberdayan manusia dengan kewajiban

melaporkan pelaksanaannya dan pertanggungjawabkan kepada yang

menugaskan.

Pembagian kekuasaan biasa diasosiasikan dengan desentralisasi.

Dalam berbagai diskusi desentralisasi ini sering dihadapkan dengan

sentralisasi. Dalam sistem sentraliasi konsentrasi kekuasaan politik atau

otoritas pemerintahan ada pada tingkat nasional. Atas pertimbangan

kekuasaan selanjutnya memperkuat pemerintah pusat dan

mengorbankan lembaga-lembaga lokal. Kasus-kasus yang muncul

dalam sistem sentralisasi adalah kesatuan nasional, penyeragaman

hukum dan pelayanan umum persamaan kelembagaan dan kemakmuran

dikaitkan dengan kebijakan pembangunan ekonomi. Berbeda dengan

sistem sentralisasi, dalam sistem desentralisasi ada perluasan otonomi

lokal dengan pembagian kekuasaan dan tanggung jawab dari

pemerintah pusat. Kasus yang biasa dihubungkan dengan desentralisasi

Page 30: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

adalah partisipasi warga, kepekaan pemerintah lokal atas tuntutan

warga, legitimasi pemerintah dan kebebasan warga. Keseimbangan

antara sentralisasi dan desentralisasi dalam suatu negara ditentukan oleh

faktor-faktor sejarah, budaya, kondisi geografis, ekonomi dan politik.

Struktur negara sesuai konstitusi dan itu merupakan kerangka minimal

hubungan pusat-daerah.

Desentralisasi. Ada dua kelompok pengertian yakni Versi Anglo-

Saxon dan Versi Kontinental. Kelompok Anglo-Saxon diwakili

pemikiran yang dikemukakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

mendefinisikan desentralisasi sebagai penyerahan wewenang dari

pemerintah pusat kepada pejabat-pejabat pemerintah pusat di daerah

secara dekonsentrasi (misalnya: delegasi) ataupun kepada badan-badan

otonom daerah secara devolusi. Ada dua bentuk penyerahan wewenang

dan fungsi pemerintah:

1) Deconsentration area offices of administration yakni penyerahan

wewenang dan tanggung jawab administrasi bidang tertentu kepada

pejabat-pejabat pusat di daerah;

2) Devolusi yakni penyerahan sebagian kekuasaan pemerintahan, baik

politis maupun administratif, kepada badan-badan politik di daerah

yang diikuti dengan penyerahan kekuasaan sepenuhnya untuk

mengambil keputusan baik secara politis maupun administratif.

Bahwa desentralisasi adalah transfer kekuasaan/kewenangan

yang dibedakan ke dalam desentralisasi administratif dan desentralisasi

politik. Desentralisasi administratif merupakan pendelegasian

wewenang pelaksanaan yang diberikan kepada pejabat pusat di tingkat

lokal. Sedangkan desentralisasi politik adalah pemberian kewenangan

dalam membuat keputusan dan pengawasan tertentu terhadap sumber-

Page 31: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

sumber daya yang diberikan kepada badan-badan pemerintah regional

dan lokal.

Desentralisasi sebagai penyerahan kewenangan perencanaan,

pembuatan keputusan atau kekuasaan administratif dari pemerintah

pusat kepada organisasi-organisasi pelaksanaan, unit-unit administrasi

lokal, organiasi-organisasi semi otonom, pemerintah-pemerintah lokal

dan organisasi non-pemerintah. Selanjutnya dikemukakan, ada empat

bentuk desentralisasi:

a. Deconsentration, penyelenggaraan urusan pemerintah pusat kepada

daerah melalui wakil perangkat pusat yang ada di daerah, meliputi

field administration dan local administration.

b. Delegation to semi-outonomous and parastatal organizations

adalah suatu pelimpahan kewenangan dalam pembuatan keputusan

dan manajerial dalam melaksanakan tugas-tugas khusus kepada

suatu organisasi yang tidak langsung berada di bawah pengawasan

pemerintah pusat.

c. Devolution to local government. Devolusi merupakan penjelmaan

dari desentralisasi dalam arti luas, yang berakibat bahwa pemerintah

pusat harus membentuk unit-unit pemerintahan di luar pemerintah

pusat, dengan menyerahkan fungsi dan kewenangan untuk

dilaksanakan sendiri atau disebut desentralisasi teritorial.

d. Delegation to non-government institutions atau penyerahan atau

transfer fungsi dari pemerintah kepada organisasi non pemerintah.

Hal ini dikenal sebagai privatisasi.

Kesimpulannya bahwa desentralisasi merupakan penyerahan

kewenangan dalam arti luas yang mencakup: dekonsentrasi, devolusi,

privatisasi atau desentralisasi fungsional dan pengikutsertaan organisasi

Page 32: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

non-pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan. Pengertian yang luas dan bersifat federatif merupakan

mencirikan kelompok Anglo-Saxon.

Versi Kontinental, memandang desentralisasi lebih

menekankan pemberian kekuasaan pemerintah pusat kepada daerah.

Menurut Koesoemahatmadja, desentralisasi adalah sistem untuk

mewujudkan demokrasi yang memberikan kesempatan kepada rakyat

ikut serta dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Desentralisasi menurutnya dapat dibedakan menjadi dekonsentrasi dan

desentralisasi ketatanegaraan (desentralisasi politik), yaitu pelimpahan

kekuasaan perundang-undangan dan pemerintahan kepada daerah-

daerah otonom di dalam lingkungannya. Dengan desentralisasi

politik ini masyarakat dilibatkan dalam penyelenggaraan pemerintahan

melalui saluran-saluran perwakilan. Desentralisasi politik ini

dibagi menjadi:

1) Desentralisasi teritorial, yaitu: pelimpahan kekuasaan untuk

mengatur dan mengurus rumah tangga daerah masing-masing;

2) Desentralisasi fungsional, yaitu pelimpahan kekuasaan untuk

mengatur dan mengurus sesuatu atau beberapa kepentingan

tertentu.

Bagi The Liang Gie desentralisasi adalah pelimpahan wewenang

dari pemerintah pusat kepada satuan-satuan organisasi pemerintahan

untuk menyelenggarakan segenap kepentingan setempat dari

sekelompok penduduk yang mendiami suatu wilayah. Pengertian

desentraliasi versi Kontinental lebih bersiat unitaris.

Page 33: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Secara umum desentralisasi pada dasarnya adalah penyerahan

sebagian wewenang dan tanggungjawab dari pemerintah pusat kepada

badan-badan atau lembaga-lembaga Pemerintah Daerah agar menjadi

urusan rumah tangganya sehingga urusan-urusan tersebut beralih

kepada Daerah dan menjadi wewenang dan tanggungjawab Pemerintah

Daerah.

Ada beberapa alasan berkaitan dengan gagasan desentralisasi:

1. alasan politis, yakni untuk mencegah pemusatan kekuasaan yang

berlebihan. Asumsinya adalah bahwa konsentrasi kekuasaan yang

demikian besar sangat rawan terhadap penyalahgunaan.

2. alasan teknis administratif. Asumsinya efisiensi dan efektifitas

penyelesaian permasalahan pemerintahan pada jenjang yang tepat

sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen modern.

3. alasan dalam kenyataan penyebaran kekuasaan didorong oleh alasan

yangn beragam.

Alasan desentralisasi adalah demi tercapainya efektifitas

pemerintahan dan demi demokratisasi dari bawah. Sedangkan bagi The

Liang Gie alasan itu adalah :

1) mencegah penumpukan kekuasaan pada satu pihak, yang dapat

memunculkan tirani;

2) pendemokrasian;

3) efisiensi pemerintahan;

4) perhatian kepada kekhususan daerah; dan

5) usaha memperlancar pembangunan melalui pemerintah daerah

Page 34: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Adapun kebaikan-kebaikan dari desentralisasi adalah:

a. Mengurangi bertumpuk-tumpuknya pekerjaan di pusat

pemerintahan.

b. Dalam menghadapi masalah yang amat mendesak, Pemerintah

Daerah tidak perlu menunggu instruksi dari Pusat.

c. Dapat mengurangi birokrasi dalam arti buruk, karena setiap

keputusan dapat segera dilaksanakan.

d. Dapat diadakan pembedaan dan pengkhususan yang berguna bagi

kepentingan-kepentingan tertentu.

e. Daerah Otonom dapat menjadi laboratorium dalam hal yang

berhubungan dengan pemerintahan.

f. Mengurangi kesewenang-wenangan dari pemerintah pusat.

g. Desentralisasi secara psikologis dapat memberikan kepuasan bagi

Daerah karena sifatnya langsung.

Dari berbagai paparan di atas terlihat adanya unsur-unsur politik,

teknis administratif dan ekonomis. Unsur-unsur politik mencakup

seperti demokrasi, moral politik, pendidikan politik, partisipasi dan

kemandirian. Sedangkan unsur teknis administratif diperlihatkan pada

kebutuhan efektivitas dan efisiensi pemerintahan. Unsur ekonomis

mengacu pada efisiensi pelayanan barang dan jasa serta penguatan

sektor swasta. Dengan cara pandang demkian dapat dibedakan tiga

macam desentralisasi, yakni devolusi (politik), dekonsentrasi (teknis

administratif) dan privatisasi (ekonomis). Unsur-unsur tersebut

merupakan alasan pembenar dianutnya desentraliasi dalam

pemerintahan, yang dalam bentuk nyata berupa daerah-daerah otonom.

Dengan kata lain adanya pemerintah daerah otonom didorong oleh

Page 35: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

kombinasi sejumlah alasan, baik alasan ideologi politik, teknis-

administratif (manajemen) maupun ekonomis.

Dalam rangka desentralisasi yang berdasarkan UU 22 Tahun

1999 dan UU No.25 Tahun 1999 tidak banyak memenuhi tuntutan yang

berkembang untuk mendapatkan otonomi daerah ditingkat propinsi,

dalam hal ini menunjukan dalam tingkat pusat langka-langka yang

selama ini. Dijalankan tidak tersosialisasikan dengan baik yang telah

atau tetap dijalankan dengan pola dan budaya sentraliasi lam

(Pemerintahan Pusat menetapkan dan merumuskan Daerah tinggal

melengkapi dan menyetujui) sehingga dalam pembangunan dan

kerangka otonomi daerah dapat dilaksanakan secara maksimal. Dengan

dikeluarkannya UU No. 32 tahun 2004 ini diharapkan bias

menggantikan undang-undang yang lama dan berjalan lancar karena

disini pemerintah Pusat harus melakukan pendekatan desentralisasi

dengan pemerintah propinsi yang dilakukan secara bertahap, yang

berdasarkan pada penyerahan kewenangan dan sumberdaya kepada

tingkat propinsi terlebih dahulu. Dalam penyelenggaraan asas

desntralisasi itu juga diperlukan dukungan yang kuat dari Pemerintah

Daerah.

Dengan adanya otonomi, daerah diharapkan dapat mengurus

rumah tangganya sendiri, khususnya dalam masalah keuangan daerah,

guna untuk keberhasilan pembangunan dan penyelenggaran otonomi

daerah. Ketentuan mengenai pengelolaan keuangan daerah dalam UU

No.32 tahun 2004 diatur dalam pasal 155 Paragraf kesatu Umum BAB

VIII tentang keuangan daerah dan pasal 156 isinya:

1. Penyelenggaraan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan

daerah didanai dari dan atas beban Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah.

Page 36: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

2. Penyelenggaraan urusan Pemerintah yang menjadi kewenangan

pemerintah di daerah didanai dari dan atas beban anggaran

pendapatan dan belanja Negara.

3. Administrasi pendanaan penyelenggaraan urusan pemerintahan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara terpisah dari

administrasi pendanaan penyelenggaraan urusan pemerintahan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

Pasal 156:

1. Kepala daerah adalah pemegang kekuasaan Pengelolaan Keuangan

Daerah.

2. Dalam melaksanakan kekuasaan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) kepala daerah melimpahkan sebagian atau seluruh

kekuasaannya yang berupa perencanaan, pelaksanan,

penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban, serta

pengawasan keuangan daerah kepada para pejabat perangkat

daerah.

3. Pelimpahan sebagian atau seluruh kekuasaan sebagaimana yang

dimaksud pada ayat (2) didasarkan pada prinsip pemisahan

kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan yang

menerima/mengeluarkan uang.

Hal-hal yang sangat mendasar dalam undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 ini adalah pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan

daerah yang inovatif serta transparan. Disamping itu dalam rangka

pemerintahan daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembaruan yang

diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat,

melalui peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip

demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhususan suatu

Page 37: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Efektivitas

penyelenggaraan pemerintah daerah perlu ditingkatkan dengan lebih

memperhatikan aspek-aspek hubungan antara susunan pemerintahan

dan antara pemerintahan daerah, potensi dan keanekaragaman daerah,

peluang dan tantangan persaingan global dengan memberikan

kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah disertai dengan

pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah

dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara.

Pengertian Otonomi daerah, menurut pasal 5, BAB 1 Ketentuan

umum UU No.32 Tahun 2004 adalah hak, kewenangan dan kewajiban

daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Sedangkan pengertian otonomi daerah

menurut Syaukani, H.R adalah bahwa pemerintah daerah memiliki

wewenang yang luas, nyata dan bertanggung jawab dalm mengatur dan

mengurus rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Menurut Syaukani, H.R otonomi sendiri mengandung makna

pemberian kewenangan dalam mengambil keputusan dan pengelolaan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Substansi

apa yang dikelola oleh pemerintah daerah dan bagaimana

pengelolaannya, akan sangat tergantung dari aspirasi dan potensi

sumber daya yang ada di daerah otonom.

Daerah otonom, yang selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan

masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang

berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan

aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tiap-tiap daerah itu memiliki aspirasi dan potensi sumber daya yang

Page 38: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

berbeda. Hal tersebut berkaitan erat dengan kualitas sumber daya

manusia, potensi sumber daya alam, tata nilai atau tradisi masyarakat

dan kelembagaan masyarakat yang berkembang didaerah setempat dan

kebijakasanaan yang dibuat oleh pemerintahan daerah.

Otonomi bertanggung jawab adalah perwujudan

pertanggungjawaban sebagai konsekunsi pemberian hak dan

kewenangan kepada daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang

harus dipikul oleh daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi,

berupa peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang

semakin baik, pengembangan kehidupan demokrasi keadilan dan

pemerataan, serta pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan

daerah sereta antar daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.(Indra Ismawan,2002:8)

Hakekat Otonomi Daerah itu adalah:

1. Hak mengurus rumah tangga sendiri bagi suatu daerah otonom.

Hak tersebut bersumber dari wewenang pangkal dan urusan-urusan

pemerintah pusat yang diserahkan kepada daerah. Kemandirian

dalam hal mengatur dan mengurus rumah tangga merupakan inti

keotonomian suatu daerah didalamnya terdapat hak penetapan

kebijakan sendiri, pelaksanaan sendiri serta pembiayaan dan

pertanggungjawaban daerah sendiri.

2. Dalam kebebasan menjalankan hak mengurus dan mengatur rumah

tangga sendiri, pemerintah tidak dapat menjalankan hak dan

wewenang otonominya itu diluar batas-batas wilayah daerah.

3. Daerah tidak boleh mencampuri hak mengatur dan mengurus

rumah tangga daerah lainnya sesuai dengan wewenang pangkal dan

urusan yang diserahkan kepadanya.

Page 39: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

4. Otonomi tidak membawahi otonomi daerah lainnya, hak mengatur

dan mengurus rumah tangga daerah lain. Dengan demikian suatu

daerah otonom adalah daerah yang tidak memiliki hubungan

herarkis dengan daerah lainnya baik secara vertikal maupun

horizontal. Karena daerah otonom memiliki actual independence.

c. Prinsip-Prinsip Otonomi Daerah Menurut UU No. 32 Tahun 2004

Dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004,

maka Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tidak berlaku lagi karena

Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah tidak

sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan

tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah.

Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia

menurut UUD 1945 memberikan keleluasan kepada Pemerintah

Daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah

menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam penyelenggaraan

Otonomi Daerah, diharapkan akan mempercepat terwujudnya

kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan,

pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya

saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, keadilan,

pemerataan, keistimewaan, dan kekhususan suatu daerah dalam sistem

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Otonomi daerah dipandang perlu dalam menghadapi

perkembangan keadilan, baik didalam maupun diluar negeri, serta

tentang persaingan global. Otonomi Daerah memberikan kewenangan

yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara

proporsional, yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian dan

pemanfaatan sumberdaya nasional, serta perimbangan keuangan Pusat

dan Daerah. Semua itu harus dilakukan sesuai dengan prinsip

demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta

Page 40: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

potensi dan keanekaragaman Daerah, yang dilaksanakan dalam

kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam Penjelasan Undang-undang No.32 tahun 2004,

ditegaskan bahwa Negara Republik Indonesia sebagai Negara

Kesatuan menganut asas Desentralisasi dalam penyelenggaraan

pemerintah, dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada

daerah untuk menyelenggarakan Otonomi daerah. Pasal 18 UUD 1945

antara lain menyatakan bahwa pembagian Daerah Indonesia atas

Daerah besar dan kecil, dengan bentuk dan susunan pemerintahannya

dtetapkan dengan Undang-undang. Selain itu dalam pasal 2 ayat 1 UU

No.32 tahun 2004 disebutkan bahwa Negara Republik Indonesia di

bagi atas daerah-daerah propinsi dan daerah propinsi itu dibagi atas

Kabupaten dan Kota yang masing-masing mempunyai pemerintah

daerah. Undang-undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintahan Pusat Dan Pemerintahan Daerah,

Perimbangan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah

adalah suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional,

demokratis, transparan, dan efisien dalam rangka pendanaan

penyelenggaraan Desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi,

kondisi, dan kebutuhan daerah, serta besaran pendanaan

penyelenggaraan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah merupakan

subsistem Keuangan Negara sebagai konsekuensi pembagian tugas

antara Pemerintah danPemerintah Daerah.

Dengan demikian, UUD 1945 merupakan landasan yang kuat

untuk menyelenggarakan otonomi dengan memberikan kewenangan

yang luas, nyata dan Bertanggung jawab kepada kepala daerah.

sebagaimana tertuang dalam ketetapan MPR-RI Nomor

XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah:

Pengaturan, Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang

Page 41: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

berkeadilan, serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam

rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sesuai dengan ketetapan MPR-RI Nomor XV/MPR/1998

tersebut, penyelenggaraan Otonomi Daerah dilaksanakan dengan

memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab

kepada daerah. Kewenangan itu diberikan secara proporsional yang

diwujudkan dengan pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber

daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan Pusat

dan Daerah.

Undang-Undang No.32 Tahun 2004 diharapkan dapat

meningkatkan Efesiensi dan Efekktifitas penyelenggaraan

pemerintahan daerah, dengan lebih memperhatikan aspek-aspek

hubungan antara susunan pemerintahan dan antara pemerintahan

daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, berpeluang dan tantangan

persaingan global dengan memberikan kewenangan yang seluas-

luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak dan kewajiban

menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem

penyelenggaraan pemerintahan Negara.

Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004, Daerah Propinsi

berkedudukan sebagai Daerah Otonom sekaligus wilayah

Administrasi, yang melaksanakan kewenangan pemerintah Pusat yang

didelegasikan kepada Gubernur Daerah Propinsi bukan merupakan

pemerintahan atasan dari Daerah Kabupaten dan Daerah Kota. Dengan

demikian, Daerah Otonom Propinsi dan Daerah Kabupaten dan Daerah

Kota tidak mempunyai hubungan hierarki.

Beberapa pertimbangan yang mendasari mengapa propinsi

mendapatkan kedudukan sebagai daerah otonom dan sekaligus sebagai

wilayah administrasi yaitu:

Page 42: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

1. Untuk memelihara hubungan yang serasi antara pusat dan daerah

dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Untuk menyelenggarakan otonomi daerah yang bersifat lintas

daerah Kabupaten dan daerah Kota serta melaksanakan

kewenangan otonomi daerah yang belum dapat dilaksanakan oleh

daerah Kabupaten dan daerah Kota, Dan

3. Untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan tertentu yang

dilimpahkan dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi.

Otonomi untuk daerah propinsi diberikan secara terbatas yang

meliputi kewenangan lintas kabupaten dan daerah kota, dan

kewenangan yang tidak atau belum dilaksanakan oleh daerah

kabupaten dan daerah kota, serta kewenangan bidang pemerintahan

tertentu lainnya.

Orientasi dari pelaksanaan Otonomi Daerah adalah mendorong

pemberdayaan masyarakat daerah, menumbuhkan prakarsa dan

kreatifitas, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan meningkatkan

pemberdayaan fungsi danperan DPRD dalam membangun

Pemerintahan Daerah yang baik berdasarkan UU No.32 tahun 2004,

maka otonomi daerah harus mengandung prinsip-prinsip sebagai

berikut:

1. Penyelenggaraan Otonomi Daerah dilaksanakan dengan prinsip

demokratisasi dan desentralisasi memperhatikan keanekaragaman

potensi daerah, dengan lebih meningkatkan aspek hubungan antar

susunan pemerintahan dan antar pemerintah daerah.

2. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas, nyata

dan bertanggung jawab. Artinya pengakuan kewenangan

pemerintah secara luas dan nyata dibebankan pada tanggung jawab

daerah dengan memperhatikan kemampuan daerah.

Page 43: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

3. Pelaksanaan Otonomi Daerah yang luas, nyata dan bertanggung

jawab secara utuh diletakkan pada Pemerintah Kota sedangkan

Otonomi Daerah Propinsi merupakan otonomi yang terbatas yang

bersifat lintas daerah.

4. Pelaksanaan Otonomi Daerah harus sesuai dengan konstitusi

Negara, sehingga tetap terjamin hubungan yang serasi antar

Pemerintah Kota.

5. Pelaksanaan Otonomi Daerah, harus lebih meningkatkan

kemandirian daerah Otonom, dan karenanya dalam Daerah Kota

tidak ada lagi Daerah Administrasi dan atau kawasan-kawasan

khusus yang dibina oleh Pemerintah atau pihak lain seperti Badan

Otorita, kawasan pelabuhan laut, sungai, fery, dan pelabuhan

udara, kawasan perkotaan baru, kawasan pertambangan dan

semacamnya.

6. Pelaksanaan Otonomi Daerah harus meningkatkan peran dan

fungsi badan legislatif Daerah, baik sebagai lembaga penyalur

aspirasi rakyat maupun lembaga pengawas penyelenggaraan

Pemerintah Kota. Kekuasaan Pemerintahan dipegang oleh

eksekutif Daerah yakni Walikota.

7. Pelaksanaan Asas dekonsentrasi diletakkan pada daerah Propinsi

dalam kedudukannya sebagai daerah Administrasi untuk

melaksanakan kewenangan Pemerintah yang telah diserahkan

kepada Daerah Otonom. Sedangkan asas Desentralisasi diletakkan

pada daerah Kota sebagai daerah Otonom.

8. Pelaksanaan Asas tugas Pembantuan dimungkinkan tidak hanya

dari pemerintah kepada Daerah Otonom, tetapi juga dari

pemerintah dan Daerah kepada desa yang disertai dengan

pembiayaan sarana dan prasarana serta sumberdaya manusia.

Page 44: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Berbagai otonomi sebagaimana disebutkan penyelenggaaan

otonomi daerah di wilayah Kota. Kaidah-kaidah tersebut harus sesuai

dengan jiwa dan makna undang-undang otonomi. Dalam arti setiap

kebijaksaan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan

harus orientasi pada prinsip-prinsip dasar otonomi.

2. Tinjauan Tentang Pengelolaan Keuangan.

Pengertian Pengelolaan Keuangan

Pengertian Pengelolaan keuangan dalam Peraturan Pemerintah

No. 58 tahun 2005 adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi:

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah.

Kepala daerah sebagai pemegang kekuasaan dan kewenangan

dalam menyelenggarakan keseluruhan Pengelolaan Keuangan Daerah.

Sedangkan keuangan daerah itu adalah semua hak dan kewajiban

daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat

dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang

berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Karena dalam

Peraturan Pemerintah 58 Tahun 2005 telah menjelaskan tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah, oleh sebab itu Pengelolaan Keuang an

Daerah yang diatur dalam PP 58 tahun 2005 meliputi:

1) asas umum pengelolaan keuangan daerah;

2) pejabat-pejabat yang mengelola keuangan Daerah;

3) struktur APBD;

4) penyusunan RKPD, KUA, PPAS, dan RKA-SKPD;

5) penyusunan dan penetapan APBD;

6) pelaksanaan dan perubahan APBD;

7) penatausahaan keuangan daerah;

8) pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

Page 45: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

9) pengendalian defisit dan penggunaan surplus APBD;

10) pengelolaan kas umum daerah;

11) pengelolaan piutang daerah;

12) pengelolaan investasi daerah;

13) pengelolaan barang milik daerah;

14) pengelolaan dana cadangan;

15) pengelolaan utang daerah;

16) pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah;

17) penyelesaian kerugian daerah;

18) pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah;

19) pengaturan pengelolaan keuangan daerah

Sedangkan ruang lingkup keuangan daerah yang dijelaskan

dalam PP 58 Tahun 2005 yaitu:

a) hak daerah untuk memungut pajak Daerah dan retribusi daerah

serta melakukan pinjaman;

b) kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan Pemerintahan

daerah dan membayar tagihan pihak ketiga;

c) penerimaan daerah;

d) pengeluaran daerah;

e) kekayaan Daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa

uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain Yang

dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan

pada perusahaan Daerah;

f) kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam

rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau

kepentingan umum.

Page 46: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Kepala daerah selaku kepala pemerintah daerah adalah

pemegang kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah dan mewakili

pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang

dipisahkan. Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah

mempunyai kewenangan yaitu:

1) menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD;

2) menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah;

3) menetapkan kuasa pengguna anggaran/barang;

4) menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran

5) menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan

penerimaan daerah;

6) menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang

dan piutang daerah;

7) menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang

milik daerah;dan

8) menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas

tagihan dan memerintahkan pembayaran.

Kepala daerah sebagai pemegang kekuasaan Pengelolaan

Keuangan Daerah dilaksanakan oleh Kepala Satuan Kerja Pengelolaan

Keuangan Daerah selaku PPKD dan Kepala SKPD selaku pejabat

pengguna anggaran/barang daerah. Dalam pelaksanaan kekuasaan

Pengelolaan Keuangan Daerah adalah Sekretaris daerah bertindak

sebagai koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah.

Pedoman Pengelolaan Daerah harus sejalan dengan Undang-

undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Hal ini di

karenakan Perbendaharan Negara mengatur pengelolaan dan

Page 47: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

pertanggungjawaban Keuangan Negara termasuk investasi dan

kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD.

Perbendaharaan Negara sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1

angka 1 Undang- Undang No.1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan

Negara, meliputi:

1. Pelaksanaan Pendapatan dan belanja Negara.

2. Pelaksanaan Pendapatan dan Belanja Daerah

3. Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Negara

4. Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Daerah

5. Pengelolaan Kas

6. Pengelolaan Piutang dan Utang Negara/Daerah

7. Pengelolaan Investasi dan barang milik Negara/Daerah

8. Penyelenggaraan Akuntansi dan Sistem Informasi Manajeman

Keuangan Negara/Daerah

9. Penyususan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan

APBN/APBD

10. Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah

11. Penelolaan Badan Layanan Umum

12. Perumusan Standar, Kebijakan, serta sistem dan Prosedur yang

berkaitan dengan Pengelolaan Keuangan Negara dalam rangka

pelaksanaan APBN/APBD.

Peran Walikota dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Kota

Surakarta mengacu pada ketentuan-ketentuan yang ada dalam Pasal 2

Undang-undang No.1 Tahun 2004 dalam penyusunan laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara dijelaskan bahwa dalam pelaksanaannya dikelola secara tertib,

taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, efektif, ekonomis,

transparan, dan pertanggungjawaban dengan memperhatikan rasa

keadilan dan kepatuhan. Dalam hal ini walikota dalm mengelola

Page 48: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

keuangan daerah harus berpacu atau berpedoman pada Undang-Undang

tersebut. Pengeloaan keuangan daerah harus bersinergi dengan

Pengelolaan Keuangan Negara.

Sekretaris Daerah yang bertindak sebagai koordinator

pengelolaan keuangan daerah mempunyai tugas koordinasi di bidang

yaitu:

a. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD;

b. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang daerah;

c. penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;

d. penyusunan Raperda APBD, Perubahan APBD, dan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

e. tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat pengawas

keuangan daerah; dan

f. penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

Pelimpahan ditetapkan oleh kepala daerah berdasarkan prinsip

pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan yang

menerima atau mengeluarkan uang.

Sekretaris Daerah selaku koordinator Pengelolaan Keuangan

Daerah sebagaimana dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a berkaitan dengan

peran dan fungsinya dalam membantu kepala daerah menyusun

kebijakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintah

daerah termasuk Pengelolaan Keuangan Daerah. Koordinator

Pengelolaan Keuangan Daerah bertanggung jawab atas pelaksanaan

tugas kepala daerah.

Page 49: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Sekretaris daerah selaku koordinator Pengelolaan Keuangan

Daerah, Sekretaris daerah selain mempunyai tugas koordinasi. Juga

mempunyai tugas sebagai berikut:

1. memimpin TADP

2. menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD

3. menyiakan pedoman pengelolaan barang daerah

4. memberikan persetujuan/pengesahan DPA-SKPD/DPPA-SKPD,

dan

5. melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangan daerah

lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.

Undang-undang No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Daerah, dalam hal ini

Walikota harus melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan daerah. Pemeriksaan adalah proses identifikasi

masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen,

obyektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk

menilai kebenaran, kecermatan, kreditbilitas dan keandalan informasi

mengenai pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan Negara.

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara yang

dilakukan oleh BPK meliputi seluruh unsur Keuangan Negara

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Undang-undang No. 17 Tahun

2003 tentang Keuangan Negara.

Untuk melakukan Pengelolaan Keuangan Daerah sesuai dengan

Undang-undang dan Peraturan Pemerintahan yang berlaku. Dalam

pelaksanaan tugas pemeriksaan, pemeriksa dapat:

Page 50: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

1. Meminta dokumen yang wajib disampaikan oleh pejabat dan pihak

lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan pengelolaan

dan tanggung jawab keuangan Negara.

2. Mengakses semua data yang disimpan di berbagai media, aset,

alokasi, dan segala jenis barang atau dokumen dalam penguasaan

atau kendali dan entitas yang menjadi obyek pemeriksaan atau

entitas lain yang dipandang perlu dalam pelaksanaan tugas

pemeriksaannya.

3. Melakukan penyegelan tempat penyimpangan uang, barang, dan

dokumen Pengelolaan Keuangan Negara.

4. Meminta keterangan kepada seseorang.

5. Memotret, merekam, dan/atau mengambil sampel sebagai alat bantu

pemeriksaan.

3. Dasar Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah

1. Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan negara

2. Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

3. Undang-undang No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Daerah

4. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

5. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah

6. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59 Tahun 2007 tentang

perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

8. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2005 tentang Perangkat Daerah

9. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah

Page 51: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

10. Permendagri No. 17 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Barang Milik Daerah

4. Tinjauan Umum Tentang Sumber Keuangan Daerah

a. Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah

Perimbangan keuangan antara pemerintah Pusat dan pemerintah

Daerah adalah suatu sistem pembagian keuangan yang adil,

proposional, demokratis, transparan, dan bertanggung jawab dalam

rangka pendanaan penyelenggaraan desentralisasi, dengan

pertimbangkan potensi, kondisi dan kebutuhan daerah serta besaran

pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

Berhubung biaya penyelenggaraan otonomi daerah harus

ditanggung oleh Daerah melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

(APBD) maka penyerahan kewenangan pemerintah pusat kepada

Daerah haruslah disertai dengan penyerahan dan pengalihan

pembiayaan. Daerah harus mampu menggali sumber-sumber keuangan

daerah yang ada di daerah, disamping didukung oleh perimbangan

keuangan antara pemerintah Pusat dan Daerah, serta antara Propinsi dan

Kota.

Mengenai masalah perimbangan keuangan antara pemerintah

Pusat dan Daerah, selama ini merupakan salah satu sumber kerusakan

di Daerah, karena masyarakat di Daerah merasa di berlakukan secara

tidak adil oleh pemerintah Pusat. Kekayaan Daerah selama ini dikuras

oleh pemerintah Pusat dan rakyat di Daerah tetap dibiarkan hidup dalam

kemiskinan.

Menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah sumber pendapatan daerah terdiri atas:

a. Pendapatan asli daerah yang selanjutnya disebut PAD, yaitu:

Page 52: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

1). Hasil pajak daerah;

2). Hasil retribusi daerah;

3). Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan

4). Lain-lain PAD yang sah;

b. Dana perimbangan; dan

c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Ad.a. Pajak daerah dan retribusi daerah.

Pajak daerah dan retribusi daerah ditetapkan dengan undang-

undang yang pelaksaannya di daerah diatur lebih lanjut dengan Perda.

Pemerintah daerah dilarang melakukan pungutan atau dengan sebutan

lain di luar yang telah ditetapkan undang-undang. Sedangkan

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebagaimana di maksud

dalam Pasal 157 huruf a angka 3 dan lain-lain PAD yang sah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157 huruf a angka 4 ditetapkan

dengan Perda berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Pengalaman selama ini menunjukan bahwa hampir di semua

Daerah presentase Pendapatan Asli Daerah (PAD) relative kecil. Pada

umumnya APBD suatu daerah didominasi oleh sumbangan pemerintah

Pusat dan sumbangan-sumbangan lain, yang diatur dengan peraturan

perundang-undangan. Hal ini menyebabkan daerah sangat tergantung

pada pemerintah pusat, sehingga kemampuan Daerah untuk

mengembangkan potensi yang mereka miliki menjadi sangat terbatas.

Rendahnya PAD di suatu daerah bukanlah disebabkan oleh karena

secara struktural Daerah memang miskin atau tidak memiliki sumber-

sumber keuangan yang potensial, tetapi lebih banyak disebabkan oleh

kebijakan pemerintah pusat. Selama ini sumber-sumber keuangan yang

potensial dikuasai oleh pemerintah Pusat.

Page 53: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Diharapkan dengan berlakunya Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, yang didalamnya diatur dalam

Pasal 1 BAB I Ketentuan Umum, bag 13, tentang perimbangan

keuangan antara Pusat dan Daerah, masalah kesenjangan dan

ketidakadilan tersebut tidak akan terjadi lagi. Tetapi keberhasilan dalam

mencapai tujuan kedua undang-undang tersebut, sangat tergantung pada

kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh Daerah. Dengan

diberikannya wewenang yang luas kepada daerah untuk melakukan

pengangkutan, pemindahan, pemberhentian, serta pendidikan dan

pelatiahan bagi pegawai Daerah, diharapkan masalah rendahnya

kualitas sumber daya manusia yang ada di Daerah terutama pegawai

Daerah akan bisa diatasi. Pemerintah Daerah akan dapat memilih

sumber daya manusia yang berkualitas untuk diangkat sebagai pegawai

Daerah, terutama yang berasal dari daerahnya sendiri.

Untuk dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari

sumber pajak dan retribusi Daerah, pemerintah Daerah harus

meningkatkan kualitas sumber daya manusiayang dimilikinya terutama

petugas perpajakan, baik kualitas intelektual maupun kualitas moralnya,

sehingga mampu menggali sumber-sumber pajak dan retribusi Daerah

baik melalui intensifikasi maupun melalui cara ekstentifikasi dengan

menggali obyek-obyek pajak yang baru.

Usaha lain yang dapat dilakukan adalah dengan menarik

investor agar bersedia menanamkan modalnya di Daerah dengan

melakukan promosi serta menciptakan suasana yang kondusif untuk

dunia usaha sehingga usaha ini disamping dapat meningkatkan

pendapatan Daerah melalui pajak, juga dapat membuka lapangan kerja

baru.

Ad.b. Dana Perimbangan

Page 54: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Sebagaimana yang diatur dalam Pasal 159, UU No.33 Tahun

2004, tentang perimbangan keuangan antara pemerintah Pusat dan

Daerah dana perimbangan terdiri atas:

a. Dana Bagi Hasil

b. Dana Alokasi Umum

c. Dana Alokasi Khusus

Lebih lanjut didalam Pasal 160, UU No.32 Tahun 2004,

menjelaskan bahwa:

1). Dana Bagi Hasil sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 159 huruf

a bersumber dari pajak dan sumber daya alam.

2). Dana Bagi Hasil yang bersumber dari pajak sebagaiman yang

dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :

a. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sektor pedesaan, perkotaan,

perkebunan, pertambangan serta kehutanan.

b. Bea Perolehan Atas Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB) sektor

pedesaan, perkotaan, perkebunan, pertambangan serta

kehutanan.

c. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, Pasal 25, dan Pasal 29 Wajib

pajak orang pribadi dalam negeri.

3) Dana Bagi Hasil yang bersumber dari sumber daya alam

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari :

a. Penerimaan kehutanan yang berasal dari Iuran Hak Pengusahaan

Hutan (IHPH), Provinsi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan dana

reboisasi yang dihasilkan dari wilayah daerah yang

bersangkutan ;

Page 55: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

b. Penerimaan pertambangan umum yang berasal dari penerimaan

iuran tetap (landrent) dan penerimaan iuran eksplorasi dan iuran

eksploitasi (royalti) yang dihasilkan dari wilayah daerah yang

bersangkutan ;

c. Penerimaan perikanan yang diterima secara nasional yang

dihasilkan dari penerimaan pungutan pengusahaan perikanan

dan penerimaan pungutan hasil perikanan ;

d. Penerimaan pertambangan minyak yang dihasilkan dari wilayah

daerah yang bersangkutan ;

e. Penerimaan pertambangan gas alam yang dihasilkan dari

wilayah daerah yang bersangkutan ;

f. Penerimaan pertambangan panas bumi yang berasal dari

penerimaan setoran bagi pemerintah, iuran tetap dari iuran

produksi yang dihasilkan dari wilaya daerah yang bersangkutan.

4). Daerah penghasil sumber daya alam sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri berdasarkan

pertimbangan dari Menteri Teknis terkait.

5). Dasar perhitungan bagian daerah dari daerah penghasil sumber daya

alam ditetapkan oleh Menteri Teknis terkait setelah memperoleh

pertimbangan Menteri Dalam Negeri.

6). Pelaksanaan ketentuan pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan

ayat (5) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.

Mengenai Dana Alokasi Umum diterapkan pada Pasal 161, yaitu:

1. DAU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 159 huruf b,

dialokasikan berdasarkan presentase tertentu dari pendapatan

dalam negeri neto yang ditetapkan dalam APBN.

Page 56: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

2. DAU untuk suatu daerah ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu

yang menekankan pada aspek pemerataan dan keadilan yang

selaras dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang

semua dan penghitungan DAU-nya ditetapkan sesuai undang-

undang.

Sedangkan Dana Alokasi Khusus (DAK) Pasal 162 yaitu:

1. Dana Alokasi Khusus (DAK) sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 159 huruf c dialokasikan dari APBN kepada daerah tertentu

dalam rangka pendanaan pelaksanaan dedentralisasi untuk :

a. Mendanai kegiatan khusus yang ditentukan pemerintah atas

dasar prioritas Nasional.

b.Mendanai kegiatan khusus yang diusulkan daerah tertentu.

2. Penyusunan kegiatan khusus yang ditentukan oleh Pemerintah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dikoordinasikan

dengan Gubernur.

3. Penyusunan kegiatan khusus sebagaimana dilaksud pada ayat (1)

huruf b dilakukan setelah dikoordinasikan olleh daerah yang

bersangkutan.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai DAK diatur dengan Peraturan

Pemerinntah.

Yang membiayai kebutuhan khusus, dapat dialokasikan

sejumlah dana melalui APBN. Yang dimaksud kebutuhan khusus

adalah:

a. Kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan.

b. Kebutuhan yang merupakan komitmen atau proiritas Nasional.

Page 57: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Mengenai besarnya Dana Perimbangan ini ditetapkan setiap

tahun anggaran dalam APBN.

Ad.c. Pinjaman Daerah

Sesuai dengan kewenangan yang dimiliki oleh Daerah, Daerah

dapat melakukan pinjaman dari sumber dalam negeri dan luar negeri

untuk membiayai sebagian Anggaran Belanja Daerah. Pinjaman dari

Dalam Negeri harus diberitahukan kepada Pemerintah Pusat dan

dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Pemerintah

Pusat. Sedangkan pinjaman dari Luar Negeri harus mendapat

persetujuan dari Pemerintah Pusat, sesuai dengan ketentuan perundang-

undangannya. Pinjaman Daerah baik yang berasal dari Dalam Negeri

maupun Luar Negeri harus mendapat persetujuan dari DPRD. Untuk

mewujudkan keterbukaan, setiap perjanjian yang dilakukan oleh Daerah

harus diumumkan dalam Lembaran Daerah.

Dalam melakukan pinjaman daerah ada 2 (dua) hal yang harus

diperhatikan :

1. Dilarang melakukan pinjaman Daerah yang menyebutkan

terlampauinya batas jumlah pinjaman daerah yang ditetapkan.

2. Dilarang melakukan perjanjian yang bersifat pinjaman sehingga

mengakibatkan beban atas keuangan Daerah.

Yang dimaksud dengan batas jumlah pinjaman Daerah adalah

jumlah pinjaman maksimum yang dapat diterima oleh Daerah dengan

memperhatikan indikator kemampuan Daerah untuk meminjam maupun

dalam pengembalian pinjaman, yaitu suatu ratio yang mewujudkan

tersedianya sejumlah dana dalam periode waktu tertentu untuk menutup

kewajiban pembayaran pinjaman. Sedangkan yang dimaksud

penjaminan adalah penjaminan Daerah terhadap antara lain pinjaman

Page 58: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

perusahaan milik Daerah dan pinjaman Swasta dalam rangka

pelaksanaan Proyek Daerah.

Dalam penyusunan APBN semua pembayaran yang menjadi

kewajiban Daerah atas pinjaman Daerah harus merupakan salah satu

prioritas. Apabila Daerah tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran

pinjaman Daerah dari Pemerintah Pusat, maka Pemerintah Pusat dapat

mempertimbangkan kewajiban tersebut dengan Dana Alokasi Umum,

yang akan diterima Daerah. Untuk keperluan mendesak kepada Daerah

tertentu dapat diberikan dana darurat yang berasal dari APBN. Prosedur

dan tatacara penyalurannya diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku

dari APBN.

Ad.d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

Yang dimaksud pendapatan lain-lain Pendapatan asli Daerah

yang sah, antara lain hasil penjualan aset tetap Daerah dan jasa Giro.

Pedoman tentang penyusunan, perubahan dan perhitungan APBD

ditetapkan dengan Peraturan Daerah, sedangkan pedoman tentang

pengurusan, pertanggungjawaban dan pengawasan Keuangan Daerah,

serta tata cara penyusunan APBD ditetapkan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah selambat-lambatnya

satu bulan sesudah ditetapkan APBN. Perubahan APBD juga ditetapkan

dengan Peraturan Daerah selambat-lambatnya tiga bulan sebelum

Tahun Anggaran berakhir, sedangkan penghitungan APBD harus

dilakukan selambat-lambatnya dilakukan setelah tiga bulan sesudah

Tahun Anggaran berakhir. Perhitungan APBD ini juga ditetapkan

dengan Peraturan Daerah.

Aspirasi masyarakat daerah, ditegakkan dalam TAP MPR

Nomor IV / MPR / 2000 agar Otonomi Daerah dan pembagian Sumbaer

Daya Alam lebih adil dan merata segera dilaksanakan. Undang-undang

Page 59: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

No. 32 tahun2004, bahwa desentralisasi fiskal telah harus dilaksanakan

paling lambat dua tahun sejak penetapannya.

Perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah adalah suatu

sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokrasi,

transparan dan bertanggung jawab dalam rangka pendanaan

penyelenggaraan desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi,

kondisi, dan kebutuhan daerah serta besaran pendanaan

penyelenggaraan, dekonsentrasi, dan tugas pembantu, sejalan dengan

kewajiban dan penbagian kewenangan serta tatacara penyelenggaraan

kewenangan tersebut termasuk pengelolaan dan pengawasan keuangan.

Pergeseran penggunaan dana yang lebih besar untuk Daerah,

pada umumnya akan berdampak pada peningkatan peranan Pemerintah

Daerah dalam melaksanankan fungsi pemerintahan secara umum,

utamanya berkaitan dengan fungsi alokasi. Pemerintah Daerah memiliki

kewenangan penuh atas pengalokasian dan penggunaan dana

perimbangan tersebut. Hal ini tentu saja membuka peluang bagi

Pemerintah Daerah untuk meningkatkan efektivitas pencapaian

kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pembangunan.

Luasnya kewenangan yang dimiliki dalam pengalokasian dana

akan selalu dapat disesuaikan dengan prioritas dan preferensi masing-

masing daerah. Dengan perkataan lain, pengeluaran-pengeluaran yang

bukan merupakan kebutuha utama atau kurang bermanfaat bagi

masyarakat secara umum dapat dihindari.

Akuntabilitas penggunaan dana juga akan dapat ditingkatkan,

karena mekanisme pengawasan dan pertanggung jawaban

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan oleh Pemerintah

Daerah kepada masyarakat melalui DPRD akan lebih mendorong

peningkatan efisiensi penggunaan dana. Sementara bagi Pemerintah

Pusat sebagai implikasi dari pergeseran dana dan perubahan mekanisme

Page 60: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

pengelolaan dan pertanggung jawaban dana APBN, pelaksanaan fungsi

koordinasi dan monitoring yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah

Pusat berkaitan dengan pemeliharaan stabilitas ekonomi makro dan

pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional akan semakin berat

dan kompleks.

Untuk menyelenggarakan otonomi daerah yang luas, nyata dan

bertanggung jawab, diperlukan kewenangan dan kemampuan menggali

sumber keuangan sendiri, yang didukung oleh perimbangan keuanagn

antara Pemerintah Pusat dan Daearah serta antara Propinsi dan

Kabupaten / Kota yang merupakan prasyarat dalam system Pemerintah

Daearah.

b. Pelaksanaan Otonomi Daearah menurut UU No. 32 / 2004

Penyelenggaraan Otonomi Daerah didasarkan pada isi dan jiwa

yang terkandung dalam Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945. Ini

menjadi pedoman dalam penyusunan Undang-Undang No. 32 Tahun

2004 dengan pokok-pokok pikiran :

a. Sistem ketatanegaraan Indonesia wajib menjalankan prinsip

pembagian kewenangan berdasarkan asas dekonsentrasi dan

desentralisasi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

b. Daerah yang dibentuk berdasarkan asas desentralisasi dan

dekonsentrasi adalah Daerah Propinsi, sedangkan Daerah yang

dibentuk berdasarkan asas desentralisasi adalah Daerah Kabupaten

dan daerah Kota. Daerah yang dibentuk dengan asas desentralisasi

berwenang untuk menentukan dan melaksanakan kebijakan atas

prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.

c. Pembagian Dearah diluar daerah Propinsi dibagi habis ke dalam

Daerah Otonom. Dengan demikian wilayah administrasi yang

Page 61: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

berada dalam Daerah Kabupaten dan Daerah Kota dapat dijadikan

Daerah Otonam atau dihapus.(Indra Ismawan,2002:9)

Berdasarkan pokok pikiran tersebut di atas wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia dibagi ke dalam:

a. Daerah Propinsi sebagai Daerah Otonom, juga berkedudukan sebagai

wilayah Administrasi, terdiri dari wilayah darat dan wilayah sejauh

12 (duabelas) mil laut yang diukur dari garis pantai kearah laut lepas

atau kearah perairan kepulauan. Daerah Propinsi yang dahulu disebut

Propinsi Dearah Tingkat I sekarang disebut Propinsi.

b. Daerah Kabupaten dan Daerah Kota yang bersifat otonom, yaitu

daerah yang dibentuk berdasarkan asas desentralisasi, berwenang

untuk menentukan dan melaksanakan kebijakan atas prakarsa sendiri

berdasarkan aspirasi masyarakat. Sebutan Kabupaten Daerah tingkat

II dan Kota Madya Daerah Tingkat II yang berlaku selama ini diganti

dengan sebutan Kabupaten atau Kota.

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang sangat kompleks dan

problematis. Di lapangan, banyak masalah yang sebelumnya tidak

terpikirkan pada saat penyusunan konsep. Dengan demikian diperlukan

semacam prinsip sebagai acuan dalam mengatasi masalah-masalah di

lapangan. Prinsip penyelenggaraan Pemerintah Daerah adalah:

a. Digunakan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

b. Penyelenggaraan asas desentralisasi secara utuh dan bulat yang

dilaksanakan di Daerah Kabupaten dan Daerah Kota, dan

c. Asas tugas pembantuan yang dapat dilaksanakan di Daerah Propinsi,

Daerah Kabupaten, Daearah Kota, dan desa.

Dari kerja prinsip diatas terlihat bahwa khusus untuk Daerah

kabupaten dan Daearah Kota, prinsip yang selama ini dijalankan yaitu

Page 62: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

melaksanakan asas desentralisasi berdampingan dengan asas

dekonsentrasi dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah tidak berlaku

lagi, karena penyelenggaraan asas desentralisasi di Daerah Kabupaten

dan Daerah Kota dilaksanakan secara bulat dan utuh. Hal ini diharapkan

akan dapat menghindari terjadinya tumpang tindih karenanya antara

instansi vertikal dengan tiap daerah yang berakibat tidak efisiennya

pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan di samping terjadinya

pemborosan.

Kewenangan otonomi luas adalah keleluasaan daerah untuk

menyelenggarakan pemerintah yang mencakup kewenangan semua

bidang pemerintahan, kecuali kewenangan di bidang politik luar negeri,

pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta

kewenangan dalam bidang lainnya yang akan ditetapkan dengan

Peraturan Pemerintah.(Indra Ismawan,2002:7 &8)

Di samping itu, keleluasaan ekonomi mencakup pula

kewenangan yang utuh dan bulat dalam penyelenggaraan mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi.

Yang dimaksud otonomi nyata adalah keleluasaan daerah untuk

menyelenggarakan kewenangan pemerintah di bidang tertentu yang

secara nyata ada dan diperlukan serta tumbuh, hidup dan berkembang di

daerah.

Yang dimaksud dengan otonomi yang bertanggung jawab

adalah berupa perwujudan pertanggung jawaban sebagai konsekuensi

pemberian hak dan kewenangan kepada Daerah dalam wujud tugas dan

kewajiban yang harus dipikul oleh daerah dalam mencapai tujuan

pemberian otonom berupa peningkatan pelayanan dan kesejahteraan

masyarakat yang semakin baik, pengembangan kehidupan demokrasi,

keadilan dan pemerataan serta pemeliharaan hubungan yang serasi

antara pusat dan daerah serta antar Daerah dalam rangka menjaga

Page 63: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Otonomi untuk propinsi

diberikan secara terbatas yang meliputi kewenangan lintas kabupaten

dan kota dan kewenangan yang tidak atau belum dilaksanankan oleh

Daerah kabupaten dan Daerah Kota, serta kewenangan bidang

pemerintahan tertentu lainnya.

Dalam pemberian kewenangan yang luasnya kepada pemerintah

Daerah adalah sebagai konsekuensi logis untuk tercapainya

kemandirian Daerah, dan merupakan perwujudan rasa tanggung jawab

pemerintah pusat terhadap pemerintah Daerah. Secara substansional

pemberian Otonomi Daearah itu pada dasarnya bertujuan untuk

meningkatkan peranan Daerah dalam pembangunan nasional.

Otonomi daerah memiliki berbagai aspek penting dalam

berbagai bidang, diantaranya:

a. Dari segi politik, adalah untuk mengikutsertakan dan menyalurkan

aspirasi masyarakat, baik untuk kepentingan Daerah sendiri, maupun

untuk mendukung politik dan kebijaksanaan nasional dalam rangka

pembangunan proses demokrasi di lapisan bawah.

b. Dari segi manajemen pemerintah adalah untuk meningkatkan daya

guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan. Terutama dalam

memberikan pelayanan terhadap masyarakat dengan memperluas

jenis-jenis pelayanan dalam berbagai bidang kebutuhan masyarakat.

c. Dari segi kemasyarakatan untuk meningkatkan partisipasi dan

menumbuhkan kemandirian masyarakat. Caranya melalui usaha

pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat semakin mandiri

dan tidak terlalu banyak tergantung pada pemerintah Daerah. Dengan

otonomi itu juga akan meningkatkan daya saing masyarakat berdasar

keunggulan kompetitif dirinya.

Page 64: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

d. Dari segi ekonomi adalah untuk melancarkan pelaksanaan program

pembangunan Daerah guna tercapainya kesejahteraan rakyat di

seluruh Daerah di Indonesia.

Dengan pemberian otonomi luas, nyata dan bertangguang jawab

Pemerintah daerah akan memiliki kewenangan yang utuh. Dalam artian

seluruh kewenangan pemerintah pusat yang telah didesentralisasikan

akan diselenggarakan oleh pemerintah Daerah secara otonom. Misalnya

dalam perencanaan, perijinan pelaksanaan dan lain sebagainya.

Sedangkan dalam bidang petahanan, peradilan, politik luar negeri,

agama dan moneter ditangani oleh pemerintah pusat. Dalam hal ini

otonomi yang memberikan kesempatan besar bagi Pemerintah Daerah

untuk meningkatkan pelayanan publik, oleh karena itu otonomi

merupakan salah satu jalan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Seiring dengan hal di atas penyelenggaraan otonomi daerah

harus selalu berorientasi pada peningkatan kesejahteraan dengan selalu

memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam

masyarakat. Selain itu penyelenggaraan otonomi daerah juga harus

menjamin keserasian hubungan antar Daearah dengan Daerah lainnya,

artinya mampu membangun kerjasama antar Daerah untuk

meningkatkan kesejahteraan bersama dan mencegah ketimpangan antar

Daerah. Hal yang tidak kalah pentingnya bahwa otonomi Daerah juga

harus mampu menjamin hubungan yang serasi antar Daerah dengan

pemerintah, harus mampu memelihara dan menjaga keutuhan wilayah

Negara dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam

rangka mewujudkan tujuan Negara.

Agar otonomi daerah dapat dilaksanakan sejalan dengan tujuan

yang hendak dicapai, pemerintah wajib melakukan pembinaan yang

berupa pemberian pedoman seperti dalam penelitian, pengembangan,

Page 65: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

perencanaan, dan pengawasan. Disamping itu diberikan pula standar,

arahan, bimbingan, pelatihan, supervise, pengendalian, koordinasi,

pementauan dan evaluasi. Bersamaan itu pemerintah wajib memberikan

fasilitas yang berupa pemberian peluang kemudahan bantuan dan

dorongan kepada Daerah agar dalam melaksanakan otonomi dapat

dilakukan secara efisien dan efektif sesuai dengan peraturan peundang-

undangan.

Penyelenggaraan Otonomi di Daerah kota harus sesuai dengan

isi UU No. 32 Tahun 2004. Dalam hal ini pelaksanaan Otonomi Daerah

mengandung aspek:

1. Negara Indonesia terdiri keanekaragaman masyarakat yang

majemuk. Oleh karena itu penyelenggaraan otonomi harus

memperlihatkan aspek kesatuan dan persatuan, dimana masyarakat

memegang kekuasaan melalui pemberdayaan secara menyeluruh.

Dengan kata lain, pelaksanaan otonomi harus sesuai dengan

konstitusi Negara sehingga akan tetap terjamin hubungan antara

Pusat dan Daerah, serta hubungan antara daerah dengan daerah.

2. Di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak

dibenarkan suatu Daerah baik merupakan desa, kecamatan atau

wilayah tertentu menggali potensi sumber daya alamnya sendiri

untuk digunakan secara sepihak. Artinya Otonomi harus

dilaksanankan atas dasar rasa keadilan dan keanekaragaman daerah

dalam menggali potensi sumber daya alamnya.

3. Mengingat adanya perbedaan yang mencolok antara daerah

perkotaan dan pedesaan, maka perlu dilakukan pengaturan hubungan

antara daerah perkotaan dan pedesaan yang dilaksanakan dengan

asas desentralisasi dan dekonsentrasi. Sedangkan pelaksanaan

Pemerintah bisa disesuaikan dengan kondisi setempat.

Page 66: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

4. Otonomi Daerah bukan menjadi tujuan tetapi Otonomi Daerah

digunakan sebagai cara untuk mencapai tujuan. Dalam kerangka itu,

Otonomi Daerah harus menguntungkan bagi masyarakat di Daerah

yang bersangkutan.

5. Otonomi tidak didasarkan atas faktor primordial masyarakat yang

tinggal di suatu daerah. Seperti ras, suku, agama, golongan dan lain

sebagainya. Sedangkan penduduk Daerah tersebut tidak boleh

dibeda-bedakan antara penduduk asli dan penduduk pendatang,

karena dalam asas desentralisasi semua masyarakat memiliki hak

yang sama hidup dalam wilayah daerah.

6. Otonomi Daerah harus meletakkan dasar desentralisasi pada daerah

Kota guna meningkatkan kemandirian Daerah bersangkutan. Dalam

hal ini otonomi harus pula meningkatkan peranan dan fungsi badan

Legislatif Daerah, baik sebagai legislator, pengawas, penganggaran

dan penyelenggaraan pemerintahan.

7. Otonomi Daerah harus benar-benar mencerminkan otonomi luas,

nyata, dan bertanggung jawab. Artinya, pelaksanaan otonomi harus

dilakukan sesuai denga Undang-Undang yang telah ditetapkan oleh

rakyat. Dengan demikian tidak ada lagi otonomi akal-akalan dan

membatasi gerak langkah daerah dalam mempertanggungjawabkan

kebijaksanaannya pada masyarakat.

Disamping itu dalam pelaksanaan Otonomi Daerah sangat

diperlukan struktur pengambilan keputusan yang secara desentralisasi

diberikan kepada daerah. Mengingat dalam era otonomi sangat

diperlukan cara pengambilan keputusan yang cepat, tepat, terbuka, dan

terjamin keabsahannya. Tanpa itu dikhawatirkan akan terjadi

perbedaannya bersifat instrumental akan terasa sebagai perbedaan yang

bersifat fundamental. Hal diatas akan dapat menimbulkan kesalah

pahaman dalam komunikasi politik yang mengarah pada disintegerasi.

Page 67: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Mengenai pokok-pokok penyelenggaraan pemerintah di daerah,

diatur dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004, yang didalamnya

mengatur mengenai pokok-pokok urusan pemerintahan berdasarkan

asas dekonsentrasi, asas desentralisasi dan asas tugas pembantuan di

daerah.

a. Asas Dekonsentasi

Asas dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari

pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan atau

perangkat pusat di Daerah. Wewenang yang dimiliki oleh pemerintah

local administrasi terbatas pada penyelenggaraan pemerintahan

sedangkan inisiatif dari pusat.

b. Asas Desentralisasi

Asas desentralisasi adalah suatu kebijakan dari pemerintah pusat

kepada pemerintahan daerah untuk mengatur dan mengurus rumah

tangganya sendiri. Dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi

dibentuk dan disusun Daearah propinsi, dan Daerah kota yang

berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.

c. Asas Tugas Pembantuan

Asas tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintahan

kepada daerah dan desa dari daerah untuk melaksanakan tugas tertentu

yang disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya

manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaan dan

pertanggungjawabannya kepada yang menugaskan, sehingga didalam

pelaksanaan asas tugas pembantuan dimungkinkan tidak hanya dari

pemerintah kepada daerah, tetapi juga dari pemerintahan dan daerah

kepada desa. Dalam urusan pemerintah yang masih dipegang oleh

pemerintah pusat, pemerintah daerah sangat berat dalam

Page 68: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

penyelenggaraan seluruh urusan yang ada di daerah, apabila masih

menggunakan asas dekonsentrasi keterbatasan dan kemampuan daerah.

Apabila ditinjau dari segi daya guna dan hasil guna kurang dapat

dipertanggungjawabkan apabila semua urusan pemerintah pusat

diserahkan kepada daerah, dimana daerah harus melaksanakan semua

urusan rumah tangganya tanpa bantuan dari pemerintah pusat.

c. Hak dan Kewajiban Daerah Dalam Menyelenggarakan Otonomi

Hak dan kewajiban daerah, diwujudkan dalam bentuk rencana

kerja pemerintah daerah dan dijabarkan dalam bentuk pendapatan,

belanja dan pembiayaan daerah yang dikelola dalam sistem pengelolaan

keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah sebagaimana

dimauksud pada ayat (1) Pasal 23 UU No. 32 Tahun 2004, dilakukan

secara efisien, efektif, transparanakuntabel, tertib, adil, patuh dan taat

pada peraturan perundang-undangan.

Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai hak

seperti yang diatur dalam Pasal 21, Bagian Ketiga UU No.32 tahun

2004 tentang Pemerintah Daearah, yaitu :

a) Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahnya,

b) Mengelola aparatur daerah,

c) Mengelola kekayaan daerah,

d) Memungut pajak daerah dan retribusi daerah,

e) Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan

sumber daya lainnay yang ada di daerah.

f) Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah dan

g) Mendapatkan hak-hak lainnya yang diatur dalam peraturan

perundang-undangan.

Page 69: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Sedangkan kewajiban daerah, diatur dalam Pasal 22, UU No.32

tahun 2004, yaitu:

a) Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan

kerukunan nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republiik

Indonesia,

b) Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat,

c) Mengembangkan kehidupan demokrasi,

d) Mewujudkan keadilan dan pemerataan,

e) Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan,

f) Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan,

g) Menyediakan fasilitas social dan fasilitas umum yang layak,

h) Mengembangkan sistem jaminan sosial,

i) Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah,

j) Mengembangkan sumber daya produktif di daerah,

k) Melestarikan lingkungan hidup,

l) Mengelola administrasi kependudukan,

m) Melestarikan nilai sosial budaya,

n) Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai

dengan kewenangan, dan

o) Kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

5. Pihak-pihak/Pejabat yang berkaitan dalam Pengelolaan

Keuangan Daerah

Page 70: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Dalam hal ini pihak yang berkaitan dengan pengelolaan

keuangan daerah yaitu:

a. DPRD

b. Walikota

c. Sekretaris Daerah

d. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)

e. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)

f. Bendahara Umum Daerah

1. DPRD.

a. Pengertian DPRD

Posisi DPRD yang terpisah dengan pemerintah Daerah

dalam kenyatannya mengakibatkan DPRD menempatkan diri

berseberangan dengan Kepala Daerah dan perangkat Daerah.

Padahal dalam konteks ini, institusi perangkat daerah menjadi

struktur yang independen, nonpolitis, fungsional dalam struktur,

serta menjadi lembaga profesional yang akan memberikan

dinamika bagi kehidupan pemerintahan, pembangunan, dan

terutama pelayanan kepada masyarakat. Dalam hal ini DPRD

mempunyai Fungsi secara jelas yaitu:

- Berfungsi dalam pengaturan

- Penganggaraan

- Pengawasan pelaksanaan kebijakan daerah

- Penetapan Peraturan Daerah

Tugas dan wewenang DPRD yaitu:

Page 71: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

1. Membentuk (membuat) perda yang dibahas oleh semua

gubernur selaku kepala daerah untuk mendapatkan persetujuan

bersama.

2. Membahas dan menyetujui rancangan perda APBD bersama

kepala daerah.

3. Melakukan pengawasan terhadap:

a. Pelaksanaan Peraturan Daerah dan Peraturan Perundang-

undangan lain.

b.Pelaksanaan keputusan gubernur, bupati, dan walikota.

c. Pelaksanaan Anggaraan Pendapatan dan Belanja Daerah.

d.Kebijakan Pemerintahan Daerah.

e. Pelaksanaan kerja sama Internasional di Daerah.

4. Memilih wakil kepala daerah dalm hal terjadi kekosongan

jabatan wakil kepala daerah.

5. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah

terhadap rencana perjanjian internasional yang menyangkut

kepentingan daerah.

6. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala

daerah dalam penyelenggarakan pemerintahan daerah.

2. Walikota.

a. Pengertian Walikota.

Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang

disebut kepala daerah. Kepala daerah untuk provinsi disebut

gubernur, untuk kabupaten disebut bupati dan untuk kota adalah

Page 72: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Walikota. Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakil kepala

daerah, untuk provinsi disebut wakil Gubernur, untuk kabupaten

disebut wakil bupati dan untuk kota disebut wakil Walikota.

Kepala dan wakil kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan

kewajiban serta larangan. Kepala daerah juga mempunyai

kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan

pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan

keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta

menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah

kepada masyarakat.

Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah berhenti

karena:

1. meninggal dunia;

2. permintaan sendiri; atau

3. diberhentikan.

Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah diberhentikan

sebagaimana dimaksud karena:

1. berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru;

2. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau

berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;

3. tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala daerah dan/atau

wakil kepala daerah;

4. dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan kepala daerah

dan/atau wakil kepala daerah;

5. tidak melaksanakan kewajiban kepala daerah dan/atau wakil

kepala daerah;

6. melanggar larangan bagi kepala daerah dan/atau wakil kepala

daerah.

Page 73: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Apabila kepala daerah berhenti dalam masa jabatannya

maka kepala daerah diganti oleh wakil kepala daerah sampai

berakhir masa jabatannya dan proses pelaksanaannya dilakukan

berdasarkan keputusan Rapat Paripurna DPRD dan disahkan oleh

Presiden. Apabila terjadi kekosongan jabatan wakil kepala daerah

dalam masa jabatannya dan sisa masa jabatannya lebih dari 18

(delapan belas) bulan, kepala daerah mengusulkan 2 (dua) orang

calon wakil kepala daerah untuk dipilih oleh Rapat Paripurna

DPRD berdasarkan usul partai politik atau gabungan partai politik

yang pasangan calonnya terpilih dalam pemilihan kepala daerah

dan wakil kepala daerah. Dalam hal kepala daerah dan wakil

kepala daerah berhenti atau diberhentikan secara bersamaan dalam

masa jabatannya, Rapat Paripurna DPRD memutuskan dan

menugaskan KPUD untuk menyelenggarakan pemilihan kepala

daerah dan wakil kepala daerah paling lambat 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditetapkannya penjabat kepala daerah.

Kepala Daerah berkedudukan sejajar dengan DPRD namun

Kepala Daerah mempertanggungjawabkan pelaksanaan kebijakan

Daerah kepada DPRD. Sehubungan dengan hal itu maka badan

Eksekutif Daerah hanya terdiri dari Kepala Daerah, dan Wakil

Kepala Daerah, tetapi sebagaimana diuraikan sebelumnya

perangkat daerah harus bertugas membantu pelaksanaan

penyelenggaraan Administrasi dantugas-tugas Pemerintah Daerah

lainnya karena fungsi profesionalnya.

Berdasarkan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah

yang dibuat masing-masing Kepala Daerah akan digunakan untuk

melakukan penilaian terhadap usul DPRD. Dalam melakukan

penilaian, Depdagri harus obyektif mungkin dan tidak mutlak usul

DPRD untuk menghentikan Kepala Daerah dapat diterima. Dengan

demikian, tidak berarti bila DPRD telah memberikan usul untuk

Page 74: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

pemberhentian Kepala Daerah, maka Kepala Daerah sudah

otomatis berhenti. Fungsi Kepala Daerah dalam pemerintah daerah

adalah:

- Mengesahkan dan menetapkan kedalam lembaran daerah.

Tugas dan wewenang Kepala Daerah dalam Pemerintahan daerah

yaitu:

1. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD;

2. Menetapkan Kuasa Pengguna Anggaran dan Bendahara

Penerimaan dan/atau Bendahara Pengeluaran;

3. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan

penerimaan daerah;

4. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan

utang dan piutang daerah;

5. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan

barang milik daerah;

6. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas

tagihan dan memerintahkan pembayaran.

Kewenangan Walikota:

1. Memimpin penyelengggaraan pemerintahan daerah

berdasarakan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD.

2. Mengajukan rancangan Perda.

3. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD.

Page 75: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

4. Menetapkan Perda yang telah mendapatkan persetujuan

bersama.

5. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah.

6. Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan.

7. Melaksankan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

3. Sekretaris Daerah.

a. Pengertian Sekretaris Daerah

Dalam konteks ini, sekretaris daerah bertintak seolah

sebagai Chief Executive Officer (CEO) yang mempunyai

kekuasaan penuh dan betanggung jawab atas manajemen

pemerintahan daerah dan hanya berhubungan secara fungsional

dalam aspek struktur organisasi pemerintah daerah secara makro di

luar aspek administarsi-manajemen oleh Kepala Daerah dan

DPRD.

Oleh karena itu, adanya implikasi sosial, hukum dan juga

politis dari status dan kebijakan yang dijalankan oleh Sekretaris

Daerah, maka pengangkatan sekretaris Daerah harus mendapatkan

pertimbangan dari Pimpinan DPRD. Institusi Sekretaris Daerah

disebut perangkat daerah, karena hanya menangani tugas-tugas

administratif dari seluruh proses ketatausahaan di lembaga DPRD.

Tugas dan wewenang Sekretaris Daerah:

1. Penyusunan kebijakan pemerintahan daerah;

2. Pengoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga

teknis daerah;

Page 76: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

3. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan

daerah;

4. Pembinaan administrasi dan Aparatur pemerintahan daerah;

dan

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

4. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)

a. Pengertian SKPKD

Satuan kerja pengelola keuangan daerah adalah perangkat

daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran

/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan

daerah. Kepala SKPKD selaku PPKD dalam Pasal 5 ayat (3)

huruf b mempunyai tugas:

a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan

daerah.

b. Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD.

c. Melaksanakan pemungutan pendapatan daeah yang telah

ditetapkan dengan peraturan daerah.

d. Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah (BUD)

e. Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

f. Melaksanakan tugas lainya berdasarkan kuasa yang

dilimpahkan oleh kepala daerah.

5. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)

a. Pengertian PPKD

PPKD adalah perngakat daerah yang mempuyai fungsi

selaku Bendahara umum daerah (BUD) yang memiliki

kewenangan sebagai berikut:

Page 77: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

a. menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;

b. mengesahkan DPA-SKPD;

c. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;

d. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan

dan pengeluaran kas daerah;

e. melaksanakan pemungutan pajak daerah;

f. memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD

oleh bank dan/atau lembaga keuangan lainnya yang telah

ditunjuk;

g. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam

pelaksanaan APBD;

h. menyimpan uang daerah;

i. menetapkan SPD;

j. melaksanakan penempatan uang daerah dan

mengelola/menatausahakan investasi;

k. melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat

pengguna anggaran atas beban rekening kas umum daerah;

l. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas

nama pemerintah daerah;

m. melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah

daerah;

n. melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;

o. melakukan penagihan piutang daerah;

p. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan

daerah;

q. menyajikan informasi keuangan daerah;

r. melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta

penghapusan barang milik daerah.

6. Bendahara Umum Daerah (BUD)

Page 78: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

a. Pengertian Bendahara umum daerah (BUD)

Bendahara Umum Daerah adalah pejabat yang diberikan

tugas untuk melaksanakan fungsi Bendahara umum daerah.

Tugas Bendahara Umum Daerah yaitu:

a. pelaksanaan pendapatan dan belanja negara;

b. pelaksanaan pendapatan dan belanjadaerah;

c. pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara;

d. pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah

e. pengelolaan kas;

f. pengelolaan piutang dan utang negara/daerah;

g. pengelolaan investasi dan barang milik negara/daerah;

h. penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen

keuangan negara/daerah;

i. penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

APBN/APBD;

j. penyelesaian kerugian negara/daerah;

k. pengelolaan Badan Layanan Umum;

l. perumusan standar, kebijakan, serta sistem dan prosedur yang

berkaitan dengan

m. pengelolaan keuangan negara dalam rangka pelaksanaan

APBN/APBD.

7. Satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

SKPD adalah pengguna anggaraan/pengguna barang bagi

satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya.

Tugas dan kewenangan SKPD:

Page 79: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

a. menyusun anggaran satuan kerja perangkat daerah yang

dipimpinnya;

b. menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD

c. melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang

dipimpinnya; melaksanakan pemungutan penerimaan bukan

pajak;

d. mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab

satuan kerja perangkat

e. mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi

tanggung jawab satuan kerja perangkat daerah yang

dipimpinnya;

f. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja

perangkat daerah yang dipimpinnya.

Kewenangan SKPD:

1. menyiapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;

2. mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran;

3. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;

4. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan

dan pengeluaran kas daerah;

5. melaksanakan pemungutan pajak daerah;

6. memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD

oleh bank dan/atau

7. lembaga keuangan lainnya yang telah ditunjuk;

8. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam

pelaksanaan APBD;

9. menyimpan uang daerah.

B. Kerangka Pemikiran

Page 80: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat di

gambarkan sebagai berikut:

Gambar. 2 Kerangka Pemikiran

Pemerintah daerah melakukan pengelolaan keuangan daerah

sebagai proses penyelenggaraan pemerintah daerah untuk melakukan

kewenangan mengelola keuangan daerah yang dihasilkan dari

pendapatan daerah. Dari pendapatan atau pengahasilan yang diperoleh

Pengelolaan Keuangan Daerah

1. Undang-undang No. 17 Tahun 2003

2. Undang-undang No. 1Tahun 2004

3. Undang-undang No. 15 Tahun 2004

4. Undang-undang No. 32 Tahun 2004

5. Undang-undang No. 33 Tahun 2004

6. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005

7. Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2007

8. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2005

9. Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000

10. Permendagri No. 13 Tahun 2006

11. Permendagri No. 17 Tahun 2006

Walikota dan Wakil Walikota

Sekretaris Daerah

Satuan Kerja Pengelola

Keuangan Daerah

(SKPKD)

Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah

(PPKD)

Bendahara Umum Daerah

(BUD)

Bendahara

penerimanan

Bendahara

pengeluaran

Pejabat Pengguna

Anggaran/barang

Pejabat Kuasa Pengguna

Anggran/Barang

Pejabat Pelaksana Teknis

kegiatan SKPD

Pejabat Penatausahaan

Keuangan SKPD

Page 81: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

daerah diproses oleh pemerintah daerah, pemegang kekuasaan dalam

Pengelolaan Keuangan Daerah adalah Walikota selaku Kepala Daerah.

Karena Kepala daerah mempunyai jabatan untuk melakukan

kewenangan menyelenggarakan seluruh Pengelolaan Keuangan Daerah,

Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah dilaksanakan oleh Sekretaris

Daerah selaku Koordinator Pengelolaan keuangan daerah, Kepala

Satuan Kerja Pengelolaan keuangan daerah selaku PPKD dan Kepala

SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah. Dalam

pelimpahan kekuasaan tersebut ditetapkan dengan keputusan kepala

daerah berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Koordinator Pengelolaan keuangan daerah dipegang oleh

Sekretaris Daerah dengan peran dan fungsinya dalam membantu Kepala

daerah menyusun kebijakan dan mengekoordinasikan

penyelengggaraan urusan pemerintahan daerah termasuk Pengelolaan

keuangan daerah. Koordinator pengelolaan keuangan daerah

bertanggumg jawab atas pelaksanaan tugas kepada kepala daerah,

dalam Pengelolaan keuangan daerah memiliki pejabat yang mengatur

proses pengelola keuangan dareah. Pejabat pengelolaan keuangan

daerah adalah SKPKD selaku PPKD sedangkan PPKD dalam

melaksanakan fungsinya sebagai Bendahara Umum Daerah (BUD).

PPKD selaku BUD menunjuk pejabat di lingkungan satuan kerja

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai kuasa BUD selain itu PPKD

bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah

melalui Sekretaris daerah. SKPKD melimpahkan kembali kepada

pejabat-pejabat lain seperti Pejabat Pengguna Anggaran/Barang Daerah,

Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang, Pejabat

Pelaksana Teknis Kegiatan SKPD, Pejabat Penatausahaan Keuangan

SKPD, dan Bendahara Penerimaan maupun Bendahara Pengeluaran.

Page 82: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 83: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

A. PERAN WALIKOTA DALAM MENGELOLA KEUANGAN

DAERAH KOTA SURAKARTA DITINJAU DARI UU NO. 32

TAHUN 2004

Terciptanya otonomi daerah harus disadari sebagai suatu proses

yang memerlukan transformasi paradigma dalam penyelenggaraan

pemerintah di Daerah. Di tinjau dari aspek sumber daya keuangan

daerah yang tersedia di Daerah harus dikelola secara mandiri dan

bertanggung jawab, dalam arti hasil-hasilnya harus lebih diorentasikan

pada peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat di

daerah. Tugas pengelolaan sumber daya keuangan daerah merupakan

mandat masyarakat di Daerah yang menjadi kewajiban bagi manajemen

pemerintah di Daerah untuk melaksanakannya. Pandangan tersebut juga

terkait dengan perlunya mekanisme pengelolaan keuangan daerah yang

efisien dan efektif dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan

pelayanan kepada masyarakat. Dalam otonomi Daerah, semangat

desentralisasi, demokrasi, transparansi, dan akuntabilitas menjadi

sangat dominan mewarnai proses penyelenggaraan pemerintahan,

khususnya proses pengelolaan keuangan Daerah.

Dalam kerangka sistem penyelenggaraan pemerintahan terlihat

bahwa sistem pengelolaan keuangan pada dasarnya merupakan sub

sistem pemerintahan itu sendiri. Aspek pengelolaan Keuangan Daerah

juga merupakan sub sistem yang diatur oleh Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan Undang-Undang No.33

Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat

dan Daerah. Dengan pengaturan tersebut diharapkan terdapat

keseimbangan yang lebih transparan dan akuntabel dalam

pendistribusian keuangan, pembiayaan, dan penataan sistem

pengelolaan yang lebih baik dalam mewujudkan pelaksanaan otonomi

daerah secara optimal sesuai dinamika dan tuntutan masyarakat yang

berkembang.

Page 84: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Sejalan dengan hal tersebut sudah barang tentu pelaksanaan

otonomi Daerah tidak hanya dilihat dari berapa besar daerah akan

memperoleh dana perimbangan dari Pemerintah Pusat, tetapi harus

diimbangi dengan sejauh mana instrument atau sistem pengololaan

keuangan daerah saat ini mampu mamberikan nuansa manajemen

keuangan yang lebih adil, rasional, transparan, partisipatif dan

bertanggung jawab.

Agar pelaksanaan pengeluaran dan penerimaan anggaran yang

dipergunakan dalam rangka pembiayaan pelaksanaan pembangunan

dapat berdaya guna dan berhasil guna, perlu adanya tertib administrasi

dalam rangka pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah. Untuk itu

dalam rangka tercapainya tertib administrasi pelaksanaan pengelolaan

keuangan daerah perlu adanya Peraturan Daerah Kota Surakarta yang

mengatur dan menetapkan tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan

Daerah.

Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara dijelaskan bahwa dalam pelaksanaannya dikelola secara tertib,

taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, efektif, ekonomis,

transparan, dan pertanggungjawaban dengan memperhatikan rasa

keadilan dan kepatuhan. Dalam hal ini walikota dalm mengelola

keuangan daerah harus berpacu atau berpedoman pada Undang-Undang

tersebut. Pengeloaan keuangan daerah harus bersinergi dengan

pengelolaan keuangan Negara.

Pedoman Pengelolaan Daerah harus sejalan dengan Undang-

undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Hal ini di

karenakan Perbendaharan Negara mengatur pengelolaan dan

pertanggungjawaban Keuangan Negara termasuk investasi dan

kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD.

Jadi Pengelolaan Keuangan Daerah mengacu pada ketentuan-ketentuan

Page 85: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

yang ada dalam Perbendaharaan Negara khususnya dalam

pengalokasian APBD.

Perbendaharaan Negara sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1

angka 1 Undang- Undang No.1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan

Negara, meliputi:

1. Pelaksanaan Pendapatan dan belanja Negara.

2. Pelaksanaan Pendapatan dan Belanja Daerah

3. Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Negara

4. Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Daerah

5. Pengelolaan Kas

6. Pengelolaan Piutang dan Utang Negara/Daerah

7. Pengelolaan Investasi dan barang milik Negara/Daerah

8. Penyelenggaraan Akuntansi dan Sistem Informasi Manajeman

Keuangan Negara/Daerah

9. Penyususan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan

APBN/APBD

10. Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah

11. Pengelolaan Badan Layanan Umum

12. Perumusan Standar, Kebijakan, serta sistem dan Prosedur yang

berkaitan dengan Pengelolaan Keuangan Negara dalam rangka

pelaksanaan APBN/APBD.

Peran Walikota dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Kota

Surakarta menngacu pada ketentuan-ketentuan yang ada dalam Pasal 2

Undang-undang No.1 Tahun 2004 dalam penyusunan laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

Selanjutnya Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagai pedoman Walikota Surakarta

untuk mengelola keuangan daerah dalam APBD. Dalam Hal ini

Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan Pemerintahan

Page 86: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD)

Menurut asas otonomi dan tugas Pembantuan dengan prinsip otonomi

seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Ruang lingkup Keuangan Daerah meliputi:

a. Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta

melakukan pinjaman.

b. Berkewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan

Pemerintahan daerah dan membayar tagihan pihak ketiga.

c. Penerimaan Daerah

d. Pengeluaran Daerah

e. Kekayaan Daerah yang dikelola sendiri atau pihak lain berupa, surat

berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai

dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan

Daerah

f. Kekayaan daerah pihak lain yang dikuasai oleh pemerintahan

Daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah

dan/atau kepentingan umum.

Dengan ruang lingkup tersebut Walikota Surakarta memiliki hak

penuh untuk mengatur pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah.

dengan kewenangan tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan

kehidupan masyarakat Surakarta.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59 Tahun 2007

tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Keuangan

Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang

termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan

Page 87: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Walikota Surakarta

mempunyai hak dan kewajiban menyelenggarakan pemerintahan daerah

yang dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan

yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah untuk mengelola

keuangan daerah.

Walikota berperan penting dalam proses pembentukan kebijakan-

kebijakan yang diambil untuk menjalankan kewenangan dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dalam pelaksanaan tata

pemerintahan yang baik (good governance) pengelolaan keuangan

daerah harus memenuhi aspek akuntabilitas dan keterbukaan. Jadi

secara terbuka masyarakat bisa memantau jalannya pengelolaan

keuangan daerah yang dilaksanakan Walikota.

Undang-undang No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Daerah, dalam hal ini

Walikota harus melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan daerah. Pemeriksaan adalah proses identifikasi

masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen,

obyektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk

menilai kebenaran, kecermatan, kreditbilitas dan keandalan informasi

mengenai pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan Negara.

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara yang

dilakukan oleh BPK meliputi seluruh unsur Keuangan Negara

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Undang-undang No. 17 Tahun

2003 tentang Keuangan Negara.

Oleh karena itu Walikota harus menjalankan kekuasaannya untuk

melakukan Pengelolaan Keuangan Daerah sesuai dengan Undang-

undang dan Peraturan Pemerintahan yang berlaku. Dalam pelaksanaan

tugas pemeriksaan, pemeriksa dapat:

Page 88: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

1. Meminta dokumen yang wajib disampaikan oleh pejabat dan pihak

lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan pengelolaan

dan tanggung jawab keuangan Negara.

2. Mengakses semua data yang disimpan di berbagai media, aset,

alokasi, dan segala jenis barang atau dokumen dalam penguasaan

atau kendali dan entitas yang menjadi obyek pemeriksaan atau

entitas lain yang dipandang perlu dalam pelaksanaan tugas

pemeriksaannya.

3. Melakukan penyegelan tempat penyimpangan uang, barang, dan

dokumen Pengelolaan Keuangan Negara.

4. Meminta keterangan kepada seseorang.

5. Memotret, merekam, dan/atau mengambil sampel sebagai alat bantu

pemeriksaan.

Pertanggungjawaban APBD, Kepala Daerah menyampaikan

rancangan Perda tentang pertanggung jawaban pelaksanaan APBD

kepada DPRD berupa laporan keuangan yang sekurang-kurangnya

berisi realisasi APBD neraca laporan arus kas, dan catatan laporan

keuangan yang dilampiri dengan laporan keuangan badan usaha milik

daerah.

Dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai tindak lanjut Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dan

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002, struktur

APBD telah mengalami perubahan yang sangat mendasar yaitu, dari

anggaran tradisional berubah menjadi Performance Budget yang terdiri

dari 3 (tiga) pos yaitu : Pos Pendapatan, Pos Belanja dan Pos

Pembiayaan. Dengan perubahan struktur APBD ini dikandung maksud

agar mekanisme pengelolaan keuangan daerah dapat dilaksanakan

secara lebih adil, rasional, transparan, partisipasif dan

bertanggungjawab.

Page 89: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Dengan peraturan tersebut diharapkan terdapat keseimbangan yang

lebih transparan dan akuntabel dalam pendistribusian kewenangan

pembiayaan, dan penataan sistem pengelolaan keuangan yang lebih

baik dalam mewujudkan pelaksanaan otonomi daerah secara optimal

sesuai dinamika dan tuntutan masyarakat yang berkembang. Sejalan

dengan hal tersebut sudah barang tentu pelaksanaan otonomi Daerah

tidak hanya dapat dilihat dari seberapa besar Daerah akan memperoleh

Dana Perimbangan tetapi hal tersebut harus diimbangi dengan sejauh

mana instrument atau sistem Pengelolaan Keuangan Daerah saat ini

mampu memberikan nuansa managemen yang lebih adil, rasional,

transparan, partisipatif dan bertanggungjawab sebagaimana yang

diamanfaatkan oleh kedua Undang-undang tertentu.

Secara khusus Undang-undang No 33 Tahun 2004 tentang

perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah telah

menetapkan landasan yang jelas dalam penataan pengelolaan dan

pertanggungjawaban Keuangan Daerah, antara lain memberikan

kekuasaan dalam penetapan produk pengaturan sebagai berikut :

a. Ketentuan tentang pokok-pokok pengelolaan Keuangan Daerah.

b. Sistem dan prosedur pengelolaan Keuangan Daerah diatur dengan

surat keputusan Kepala Daerah sesuai dengan Peraturan Daerah

tersebut.

c. Kepala Daerah menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada

DPRD mengenai Pengelolaan Keuangan Daerah dan kinerja

keuangan Daerah dari segi efisiensi dan efektivitas keuangan.

d. Laporan pertanggungjawaban keuangan Daerah tersebut merupakan

dokumen Daerah sehingga dapat diketahui oleh masyarakat.

Oleh karena itu mengacu pada semangat kedua undang-undang

tersebut maka pedoman pengelolaan dan petanggungjawaban Keuangan

Daerah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini bersifat umum dan

lebih menekan pada hal yang bersifat prinsip, norma, asas dan landasan

Page 90: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

umum dalam pengelolaan keuangan secara rinci ditetapkan oleh

masing-masing Daerah. Kebhinekaan dimungkinkan terjadi sepanjang

hal tersebut masih sejalan atau tidak bertentangan dengan Peraturan

Pemerintah ini.

Dengan upaya tersebut diharapakan Daerah didorong untuk lebih

tanggap, kreatif dan mampu mengambil inisiatif dalam perbaikan dan

pemutakhiran sistem dan prosedurnya serta meninjau kembali sistem

tersebut secara terus-menerus, dengan tujuan memaksimalkan efisiensi

dan efektivitas berdasarkan keadaan, kebutuhan dan kemampuan

setempat.

Dalam rangka efisiensi dan efiektivitas pengelolaan Keuangan

Daerah Kepala Daerah mendelegasikan sebagian atau seluruh

kewenangannya kepada perangkat pengelola keuangan Daerah.

Kewenangan yang didelegasikan minimal adalah kewenangan yang

berkaitan dengan tugas sebagai Bendahara Umum Daerah. Sekretaris

Daerah atau pimpinan perangkat pengelola Keuangan Daerah

bertangung jawab kepada Pemegang Kekuasaan Umum Pengelolaan

Keuangan Daerah.

Penerapan para Pejabat Pengelola Keuangan Daerah merupakan

salah satu syarat pelaksanaan Anggaran. Pejabat Pengelola Keuangan

Daerah antara lain Bendahara Umum Daerah, Pengguna Anggaran dan

Pemeagang Kas.

Dalam rangka meningkatkan akselerasi dan kualitas

penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang bersih dan bebas dari kolusi,

korupsi dan nepotisme serta untuk menunjang pelaksanaan

pembangunan di daerah, perlu memberikan pedoman pengelolaan

keuangan daerah yang transparan dan bertangung jawab.

Page 91: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Dengan persetujuan DPRD Kota Surakarta, memutuskan dengan

menetapkan. Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Kota Solo. Dalam Perda ini berisi antara lain:

1. Pemerintah Daerah adalah Walikota beserta Perangkat Daerah

Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah.

2. Pemegang Kekuasaan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah adalah

Walikota yang karena jabatannya mempunyai kewenangan

menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan Keuangan Daerah dan

mempunyai kewajiban menyampaikan pertangungjawaban atas

pelaksanaan kewenangan tersebut kepada DPRD.

3. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah adalah pejabat dan atau pegawai

daerah yang berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang

berlaku diberi kewenangan tertentu dalam Kerangka pengelolaan

Keuangan Daerah.

4. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah sistem dan prosedur yang

mengatur keuangan daerah mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan daerah.

Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan secara tertib, taat pada

peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif, transparan

dan bertanggungjawab dengan memperhatikan asas keadilan dan

kesatuan. Semua Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah dalam

rangka desentralisasi dicatat dan dikelola dalam APBD. Dalam hai ini

APBD, perubahan APBD, dan perhitungan APBD ditetapkan dengan

Peraturan Daerah dan merupakan dokumen Daerah APBD disusun

dengan pendekatan kinerja. Dalam penyusunan APBD, penganggaran

pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya

penerimaan dalam jumlah yang cukup.

APBD yang disusun dengan pendekatan kinerja sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 8 memuat:

Page 92: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

a. Sasaran yang diharapkan menurut fungsi belanja.

b. Standar pelayanan yang diharapkan dan perkiraan biaya satuan

komponen kegiatan yang bersangkutan.

c. Bagian pendapatan APBD yang membiayai belanja administrasi

umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja

modal/pembangunan.

Perubahan APBD dilakukan sehubungan dengan:

a. Kebijaksanaa Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah Daerah yang

bersifat stategis.

b. Penyelesaian akibat tercapainya target Penerimaan Daerah yang

ditetapkan.

c. Terjadinya kebutuhan yang mendadak.

Perubahan APBD ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum

tahun anggaran tertentu berakhir.

Susunan APBD terdiri atas:

a. Pendapatan Daerah

b. Belanja Daerah

c. Pembiayaan Daerah

Selisih lebih pendapat Daerah terhadap belanja disebut surplus

anggaran. Selisih kurang Pendapatan Daerah terhadap belanja disebut

deficit anggaran. Jumlah pembiayaan sama dengan jumlah

surplus/defisit anggaran.

Pendapatan Daerah sebagaimana yang dimaksud di atas terdiri

atas:

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

b. Dana Perimbangan

c. Bagian lain penerimaan asli Daerah yang sah.

Sedangkan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (1)

huruf b Perda No.12 Tahun 2001 Kota Surakarta terdiri atas:

Page 93: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

a. Belanja Rutin

1. Administrasi umum meliputi :

a) Belanja pegawai

b) Belanja barang

c) Belanja pemeliharaan

d) Belanja perjalanan dinas

2. Operasi dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Umum

b. Belanja Pembangunan meliputi :

1. Publik

2. Aparatur

c. Pengeluaran transfer meliputi :

1. Angsuran hutang dan bunga

2. Bantuan

3. Dana perimbangan

4. Dana cadangan

d. Pengeluaran Tidak Tersangka

Kewenangan keuangan Walikota dan Wakil Walikota karena

jabatannya dalam melaksanakan tugasnya disediakan anggaran untuk

membiayai kegiatan penyelengaraan Pemerintah Daerah. Sekretaris

Daerah merencanakan pembiayaan, selanjutnya dimasukkan dalam

APBD. Sedangkan kewenangan keuangan DPRD adalah dalam

mengemban fungsinya disediakan pembiayaan dalam APBD, DPRD

dan Sekretariat DPRD merencanakan pembiayaan tahunannya sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku selanjutnya

dicantumkan dalam APBD. Kedudukan keuangan DPRD diatur

tersendiri dengan Peraturan Daerah.

Prosedur pertanggungjawaban keuangan daerah dan perhitungan

APBD berpedoman pada standar akutansi keuangan pemerintah daerah

yang berlaku. Pemegang kas secara periodik wajib menyampaikan

pertanggungjawaban atas tugas pekerjaanya. Sistem dan prosedur

Page 94: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

pertanggungjawaban pemegang kas ditetapkan oleh Walikota.

pemerintah daerah menyampaikan laporan triwulan APBD kepada

DPRD, laporan triwulan sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan

paling lama 1 bulan setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan.

Walikota dalam menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan

daerah dalam satu dokumen yang terdiri atas:

a. Laporan Aliran KAS

b. Laporan Perhitungan APBD.

c. Nota Perhitungan APBD.

d. Neraca Daerah

Kerugian keuangan daerah yang sengaja atau tidak sengaja, baik

langsung maupun tidak langsung yang menyebutkan kerugian daerah

adalah perbuatan yang melanggar hukum. Perbuatan yang melanggar

hukum menyebabkan kerugian daerah wajib melakukan ganti rugi.

Pimpinan perangkat daerah wajib melakukan tuntutan ganti kerugian

segera setelah diketahui bahwa dalam perangkat daerah yang

bersangkutan terjadi kerugian akibat perbuatan dari pihak manapun.

Walikota wajib melakukan tuntutan ganti rugi atas setiap kerugian yang

diakibatkan oleh perbuatan yang melanggar hukum atau kelalaian

Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah. Sedangkan mengenai

penyelesiaan kerugian dilakukan melalui majelis pertimbangan tuntutan

ganti rugi dan atau badan atau peradilan dan ketentuannya diatur dalam

Peraturan Daerah.

Pengawasan Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan oleh DPRD,

pemeriksaan atas pelaksanaan pengelolaan dan pertanggungjawaban

keuangan daerah dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Dengan berlakunyan peraturan daerah ini, maka pelaksanaan

yang mengatur pengelolaan keuangan daerah yang telah diterapkan.

Maka berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan daerah ini

Page 95: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

sampai dengan diadakan perubahan atau penyesuaian berdasarkan

peraturan daerah tersebut.

Dengan adanya tuntutan masyarakat di era reformasi terhadap

pelayanan publik yang ekonomis, efisien, efektif serta transparan,

akuntabel dan responsif. Maka, perencanaan anggaran daerah berfungsi

sebagai salah satu penentu kapabilitas dan efektivitas penyelenggaran

pemerintah daerah. untuk itu, dalam Perancangan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD) yang dimuat dalam UU No. 32 tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah dan Perda No.12 tahun 2001 tentang pokok-

pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, tersebut pemerintah daerah kota

Surakarta membuat perencanan APBD sesuai dengan apa yang disebut

dengan perencanaan APBD dengan paradigma yang baru:

1. Perencanaan APBD yang berorientasi pada kepentingan Publik

2. APBD disusun dengan pendekatan kinerja.

3. Ada kerterkaitan yang erat antara pengambil kebijakan (decision

maker) di DPRD dengan perencanaan operasional oleh pemerintah

daerah dan penganggaran oleh unit kerja.

4. Ada upaya mensinergikan hubungan antara APBD, sistem dan

prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah dan unit-unit Pengelolaan

Keuangan Daerah, lembaga Pengelolaan Keuangan Daerah dan unit-

unit Pengelola layanan publik dalam mengambil kebijakan.

Dapat dikatakan bahwa pemerintah daerah kota Surakarta

melaksanakan pengelolaan keuangan daerah telah sesuai dengan agenda

reformasi.

Page 96: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Siklus pengelolaan keuangan daerah

Page 97: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Perencanaan

pelaksanan penatausahaan pertngjwban pemeriksaan

Sumber: penyusunan RPJP daerah Kota Surakarta

B. KEGIATAN YANG DILAKUKAN OLEH WALIKOTA DALAM

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH UNTUK

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

RPJMD

VETIFIKASI

KUA/PPAS

NOTA

KESEPAKATAN

PEDOMAN

PENYUSUNA

NRKA-SKPD

RKA-SKPD

RAPBD

EVALUASI

RAPERDA

APBD OLEH

GUBERNUR/

MENDAGRI

APBD

RANCANGAN

DPA-SKPD

RKPD

DPA-SKPD

PELAKSANAAN

APBD

PENDAPATAN

BELANJA

PEMBIAYAAN

Penatausahaan

Pendapatan

Bendahara

penerimaan

wajib menyetor

pemerimaannya

ke rekening kas

umum daerah

selambat-

lambatnya 1 hari

kerja

Penatausahaan

Belanja

- Penerbitan

SPM-UP, SPM

GU, SPM TU,

dan SPM LS oleh

kepala SKPD

- Penerbitan

SP2D oleh

PPKD

Penatausahaan

Pembiayaan

-Dilakukan oleh

PPKD

Kekayaan

dan

Kewajiban

Daerah

-Kas Umum

- piutang

- invetasi

- Barang

-Utang

Akutansi

Keuangan

Daerah

Sesuai

dengan SAP

Laporan

Keuangan

Pemerinta

h Daerah

- LRA

-Neraca

- Lap. Kas

umum

- Calk

Raperda

Pertanggun

g jawabann

APBD

Lapoaran

keuangan

diperiksa

oleh BPK

Page 98: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Strategi pokok pembangunan jangka menengah Kota Surakarta

untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan

pembangunan Kota Surakarta itu:

1. Strategi reaktualisasi tata kehidupan masyarakat kota yang

berbudaya.

2. Startegi optimalisasi potensi untuk mewujudkan pembangunan

Surakarta Kota berbudaya.

Dan sesuai strategi pokok pembangunan jangka menengah

tersebut, maka untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan

meningkatkan pembangunan Kota Surakarta itu disusunlah Agenda

Pembangunan Kota tahun 2005-2010 yang meliputi;

1. Menciptakan iklim kehidupan kota yang kondusif, aman, dan damai.

2. Mewujudkan pembangunan kota yang adil dan demokratis.

3. Meningkatkan kesejahretaan masyarakat Kota Surakarta.

4. Meningkatkan eksistensi kota dalam pergaulan Regional, Nasional,

dan Internasional.

a. Prioritas Pembangunan Tahun 2007.

Dalam rangka mencapai pembangunan Kota Surakarta, dengan

mencermati permasalahan yang berkembang baik secara nasional

maupun daerah, serta memperhatikan kebijakan dan strategi samapai

pada tahun 2008 yang merupakan tahap peningkatan daya Kompetitif

dan komparatif daerah, maka prioritas pembangunan pemerintah daerah

Kota Surakarta diarahkan pada:

1. Peningkatan Kesejahteran Masyarakat Miskin.

2. Peningkatan Kualitas Pendidikan

3. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat.

Page 99: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

4. Pembangunan Ekonomi melalui peningkatan daya saing produk,

peningkatan kesempatan kerja, revitalisasi UKM/IKM, peningkatan

pariwisata, pengembangan Ekspor dan Investasi.

5. Peningkatan kualitas Pelayanan publik dan kapasitas pemerintah

daerah, pembangunan politik, hukum, keamanan dan ketertiban

masyarakat.

6. Peningkatan infrastruktur kota dan pembangunan kawasan Kota

Surakarta bagian utara, dengan tetap mempertimbangkan daya

dukung dan konservasi lingkungan hidup maupun pendayagunaan

ekosistem.

7. Penataan ruang kota sejalan dengan RUTRK, konservasi lingkungan

hidup dan pencitraan kota, yang meliputi penataan/ penerbitan PKL

dan hunian yang tidak berijin, revitalisasi kawasan publik, bersejarah

dan berbudaya.

Penentuan prioritas pembangunan daerah Kota Surakarta tahun

2007 atas dasar pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1. Memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian tujuan

pembangunan sesuai tema pembangunan daerah Kota Surakarta

dengan sasaran yang terukur sehingga langsung dapat dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat.

2. Merupakan penjabaran operasional Pembangunan Nasional dan

Propinsi Jawa Tengah disesuaikan kebutuhan mendesak dan

strategis di wilayah Kota Surakarta.

3. Merupakan tugas Pemerintah Daerah sebagai pelaku/pengendalian

utama.

4. Realistis untuk dilaksanakan.

Dalam pelaksanakan pembangunan daerah yang dirumuskan

dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Surakarta tahun

2007, memprhatikan prinsip-prinsip pengarusutamaan sebagai landasan

operasional bagi aparat daerah, yaitu:

Page 100: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

1. Pengarusutamaan partisipasi masyarakat. Pelaksanakan berbagai

kegiatan pembangunan harus memperhaikan partisipasi masyarakat.

2. Pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan. Pelaksanaan

pembangunan dituntut memperhatikan pelestarian sumberdaya alam

dan lingkungan hidup, agar pembangunan dapat memberikan

sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat dari generasi ke

generasi.

3. Pengarusutamaan gender. Ditujukan untuk mengurangi kesenjangan

gender di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan.

4. Pengarusutamaan tata pengelolaan yang baik (good governance)

meliputi berbagai faktor kelembagaan dan organisasi yang

mempengaruhi pembentukan kebijakan baik pemerintah,

masyarakat dan sector privat.

Prioritas pembangunan daerah Kota Surakarta tahun 2007 tersebut

diatas dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi

pemerintahan dan pembangunan yang selaras dengan pemerintah pusat,

serta menyelenggarakan urusan-urusan pemerintahan daerah baik

urusan wajib maupun urusan pilihan. Ada 9 fungsi pemerintahan dan

pembangunan yang harus dijalankan oleh Pemerintah Daerah

berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 taun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yaitu: (1) Pelayanan

Umum, (2) Ketertiban dan Ketentraman, (3) Ekonomi, (4) Lingkungan

Hidup, (5) Perumahan dan Fasilitas Umum, (6) Kesehatan, (7)

Pariwisata dan Budaya, (8) Pendidikan, dan (9) Perlindungan Sosial.

Selanjutannya masing-masing fungsi pemerintahan dan

pembangunan itu, perencanaannya dijabarkan dalam urusan-urusan baik

wajib maupun pilihan. Fungsi Pelayanan Umum merupakan fungsi

pemerintahan dan pembangunan untuk menyelenggarakan urusan-

urusan: (1) Perencanana Pembangunan, (2) Pemerintahan Umum, (3)

Page 101: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Kepegawaian, (4) Statistik, (5) Kearsipan, dan (6) Komunikasi dan

Informatika.

Fungsi Ketertiban dan Katentraman dijalankan dengan

Penyelenggarakan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri,

Sedangkan fungsi ekonomi dijalankan dengan menyelenggarakan

urusan-urusan wajib: (1) Perhubungan, (2) Tenaga Kerja, (3) Koperasi

dan UKM, (4) Penanaman Modal, (5) Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa, sera urusan-urusan Pilihan: (1) Perikanan, (2) Pertanian, (3)

Perdagangan, dan (4) Perindustrian.

Fungsi Lingkungan Hidup dijalankan dengan Menyelenggarakan

Urusan-urusan wajib: (1) Penataan Ruang, (2) Lingkungan Hidup, dan

(3) Pertanahan. Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum dijalankan

dengan meyelenggarakan urusan-urusan wajib; (1) Kesehatan, dan (2)

Keluarga Berencana.

Fungsi Pariwisata dan Budaya dijalankan dengan

Menyelenggarakan urusan-urusan wajib: (1) Kebudayanan, dan urusan

pilihan; (2) Pariwisata. Sedangkan fungsi Pendidikan, dijalankan

melalui menyelenggarakan urusan-urusan wajib: (1) Pendidikan, dan

(2) Pemuda dan Olahraga. Fungsi Perlindungan Sosial dijalankan

dengan Menyelenggarakan urusan-urusan wajib; (1) Kependudukan dan

Catatan Sipil, (2) Pemberdayaan Perempuan, (3) Keluarga Sejahtera,

dan (4) Sosial.

1) Pengelolaan Belanja Daerah

1) Kebijakan Umum Keuangan Daerah.

Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah dan Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

Pertimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Page 102: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Merupakan respons atas berbagai aspirasi yang menginginkan

Peningkatan peran dan kemandirian daerah dalam mengelola

kewenangan dan tanggungjawabnya untuk memberikan pelayanan

kepada masyarakat dan pembangunan daerah. Tujuan dari pemberian

otonomi tersebut tidak lain adalah untuk lebih meningkatkan

kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat, pengembangan

kehidupan berdemokrasi, keadilan, pemerataan dan pemeliharaan

hubungan yang serasi antara pemerintah Pusat dan Daerah serta antara

daerah. Hal tersebut tentunya harus didukung sumber-sumber

pembiayaan yang memadai baik yang berasal dari kemampuan daerah

sendiri maupun dukungan dana dari pemerintah pusat dan propinsi.

Dalam tahun anggaran 2007, penggalian potensi-potensi

pendapatan daerah baik yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah,

Dana Perimbangan maupun lain-lain Pendapatan Yang Sah terus

dilakukan Pemerintah Kota Surakarta guna Mendukung Pembiayaan

Pelaksanaan otonomi daerah. hal tersebut terlihat dari kemampuan

dalam mengoptimalkan Penerimaan PAD yang dapat mencapai diatas

100 Milyar rupiah, meningkatnya penerimaan Bagi Hasil Pajak dan

Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus

(DAK), Dana Infrastruktur Sarana dan Prasarana (DISP) serta Bantuan

Keuangan dari Pemerintah Propinsi Jawa Tengah pada tahun anngaran

2008. Disamping itu guna menunjang Pelaksanaan Pembangunan

daerah juga dilakukan pengelolaan pembiayaan daerah secara moderat

dengan melakukan pembiayaan proyek secara multiyears,

merencanakan pinjaman daerah dan Pengaturan arus kas.

Distribusi penggunaan atas sumber-sumber pembiayaan

tersebut dialokasikan secara proposional pada belanja tidak langsung,

belanja langsung maupun pengeluaran pembiayan daerah.

Bahwa dalam penyusunan belanja daerah tahun 2007 telah

sepenuhnya berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun

2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam

Page 103: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun

2007 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2007 tentang

Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Tahun Anggaran 2007.

2) Pengelolaan Pendapatan Daerah.

Hal-hal mendasar dalam perundang-undangan ini adalah

komitmen untuk mendorong pemberdayaan masyarakat,

pengembangan prakarasa dan kreativitas, peningkatan peran serta

masyarakat dan pengembangan peran dan fungsi DPRD. Untuk itu

dibutuhkan otonomi yang bulat dan utuh, dimana daerah diberikan

kewenangan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,

pengendalian dan eveluasi seluruh fungsi-fungsi pemerintahan yang

telah didesentralisasikan, salah satu syarat yang diperlukan untuk hal

tersebut adalah terdefinisinya sumber-sumber pembiayaan dan

kewenangan. Sejalan dengan itu pemberian kewenangan kepada

daerah yang semakin besar dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pelayanan kepada masyarakat maka secara umum kebijakan pajak dan

retribusi daerah lebih diarahkan pada kekuatan taxing power daerah.

Perkuatan taxing power daerah dilakukan dengan peningkatan

basis pajak dan diskresi dalam menetapkan tarif pajak daerah. melalui

upaya-upaya intensifikasi dan ekstensifikasi diupayakan kinerja PAD

dapat meningkat tetapi tetap tidak menghambat proses investasi di

Kota Surakarta.

Pendapatan daerah Kota Surakarta pada tahun Anggran 2007

masih didominasi oleh dana perimbangan dari pemerintahan puast

terutama dana alokasi umum. Sedangkan pendapatan asli daerah yang

Page 104: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

merupakan cerminan riil kemampuan pemerintah daerah baru mampu

memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah sebesar 13, 71%.

3) Pendapatan Asli Daerah.

Penetapan pajak daerah dan retribusi daerah berdasarkan

Peraturan Daerah yang berpedoman pada Undang-undang No.34

Tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah serta Peraturan

Pemerintah No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah dan Peraturan

Pemerintah No. 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah.

Dalam upaya meningkatkan penerimaan asli daerah ditempuh

melalui penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pemungutan

pajak, law enforcement dalam upaya pembangunan ketaatan wajib

pajak dan wajib retribusi daerah serta peningkatan pengendalian dan

pengawasan pemungutan pendapatan asli daerah, kemudahan

pelayanan, ketepatan dan kecepatan pelayanan sehingga tidak

memberatkan dunia usaha dan masysrakat.

4) Dana Perimbangan

Dana perimbangan berpedoman pada ketentuan dan penetapan

dana perimbangan tahun 2007 dari pemerintah pusat, antara lain:

1. Peraturan Presiden Nomor 110 Tahun 2007 tentang Dana Alokasi

Umum Daerah Propinsi, Kabupaten dan Kota tahun 2007.

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 142/PMK.07/2007 tentang

Penetapan Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2007.

3. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 78 Tahun 2007 tentang

Dana Alokasi Bagi Hasil Penerimaan Cukai Hasil Tembakau

Bagian Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dan Pemerintah

Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun Anggaran 2007.

C. LANGKAH DAN CARA-CARA DALAM PENGELOLAAN

KEUANGAN DAERAH YANG DAPAT MENINGKATKAN

PEREKONOMIAN DI KOTA SURAKARTA.

Page 105: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Sesuai dengan amanat undang – undang Nomor 32 tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah, pemerintah daerah menyelenggarakan

urusan pemerintah yang jadi kewenangan daerah tersebut, pemerintah

daerah menjalankan otonomi seluas – luasnya untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintah berdasarkan asaa otonomi dan

tugas pembantuan.

Urusan yang menjadi kewenangan daerah terdiri dari urusan wajib

dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintah yang wajib

diselenggarakan oleh pemerintah daerah yang berkaitan dengan

pelayanan dasar (basic services) bagi masyarakat, seperti pendidikan

dasar, kesehatan, lingkungan hidup, perhubungan, kependudukan, dan

sebagainya. Urusan pemerintah yang bersifat pilihan adalah urusan

pemerintahan yang diprioritaskan oleh pemerintah daerah untuk

diselengggarakan yang terkait dengan upaya mengembangkan potensi

unggulan (core competence) yang menjadikan kekhasan daerah. urusan

pemerintah diluar urusan wajib dan pilihan yang diselenggarakan oleh

pemerintah daerah, sepanjang menjadi kewenangan daerah yang

bersangkutan tetap harus diselenggarakan oleh pemerintahan daerah

yang bersangkutan.

Penyelenggarakan pemerintahan daerah selama tahun 2007

merupakan kelanjutan dari penyelenggaran pemerintah daerah tahapan

sebelumnya. Program kegiatan yang dilaksanakan ditujukan dalam

rangka peningkatan dan penguatan kesejahteraan masyarakat.

1. Prioritas Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat miskin.

Ditempuh program dan kegiatan dalam fungsi dan urusan bebagai

berikut:

1.1 Fungsi Perlindungan Sosisal

Meliputi urusan-urusan wajib:

a. Sosial, dengan program-program:

Page 106: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

1) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat

terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS) lainnya,

2) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan sosial,

3) Program Pembinaan Anak Terlantar,

4) Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma,

5) Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo,

6) Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial,

7) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial.

b. Keluarga Sejahtera, dengan Program-program:

1) Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui

kelompok kegiatan masyarakat,

2) Program pengembangan pusat pelayanaan informasi dan

konseling KKR,

3) Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan

dan pembinaan tumbuh kembang anak,

4) Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina

keluarga,

5) Program pengembangan model operasional BKB-posyandu-

PUD.

c. Pemberdayaan perempuan, dengan program-program:

1) Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan

Perempuan,

2) Program Penguatan Kelembagaan pengarustamaan Gender

dan Anak,

3) Program Peningkatan kualitas hidup dan perlidungan

perempuan,

4) Program peningkatan peran serta dan Kesetaraan Gender

dalam pembangunan.

d. Kependudukan dan Catatan Sipil, dengan Program-program:

1) Program penataan Administrasi Kependudukan.

Page 107: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

1.2 Fungsi Pendidikan

Terutama untuk urusan wajib Pendidikan, dengan program-

program:

1) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun,

2) Program pendidikan Menengah.

1.3 Fungsi Kesehatan

Terutama untuk urusan wajib Kesehatan, dengan program-

program:

1) Program peningkatan keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak.

1.4 Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum

Terutama untuk urusan wajib Perumahan Rakyat, dengan

program-program:

1) Program pengembangan Perumahan,

2) Program Lingkungan Sehat Perumahan.

2. Prioritas Peningkatan Kualitas Pendidikan, ditempuh program dan

kegiatan dalam fungsi dan urursan berikutnya:

2.1 Fungsi Pendidikan.

Meliputi urusan-urusan wajib:

a. Pendidikan, dengan program-program:

1) Program Pendidikan Anak Usia Dini,

2) Program Wajib Belajar pendidikan dasar 9 tahun

3) Program Pendidikan Menengah

4) Program Pendidikan Non Formal

5) Program Pendidikan Luar Biasa

6) Program peningkatan mutu Pendidikan dan tenaga

kependidikan

7) Program pengembangan budaya baca dan pembinaan

perpustakaan

8) Program manajemen pelayanan pendidikan.

b. Pemuda dan Olah raga, dengan program-program:

1) Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda.

Page 108: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

2) Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan.

3) Program Pembinaan dan Permasyarakatan Olah raga.

4) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah raga.

2.2 Fungsi Parawisata dan Budaya.

Meliputi urusan-urusan wajib:

a. Kebudayaan, dengan Program-program:

1) Program Pengembangan Nilai Budaya

2) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

3) Program Pengelolaan Keragamaan Budaya

Dan urusan-urusan Pilihan:

b. Pariwisata, dengan Program-program:

1) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

2) Program pengembangan Destinasi Pariwisata.

3) Program Pengembangan Kemitraan.

3. Prioritas Peningakatan Derajat Kesehatan Masysrakat.

Ditempuh program dan kegiatan dalam fungsi dan urusan sebagai

berikut:

3.1 Fungsi Kesehatan.

Meliputi urusan-urusan wajib:

a. Kesehatan, dengan program-program:

1) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan.

2) Program Pengawasn Obat dan Makanan

3) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

4) ProgramPerbaikan Gizi Masyarakat

5) Program Pengembangan Lingkungan Sehat

6) Program Pencegahan dan Penangggulangan penyakit

menular,

7) Program Standarisasi Pelayanaan Kesehatan,

8) Program Pengadaan, Peningkatan dan perbaikan sarana dan

prasaranan Rumah sakit/Puskesmas,

Page 109: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

9) Program Pemeliharaan Sarana Prasarana Rumah

Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah sakit Paru-paru/Rumah Sakit

Mata.

10) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan.

b. Keluarga Berencana, Dengan Program-program:

1) Program Keluarga Berencana

2) Program Kesehatan Reproduksi Remaja,

3) Program Pelayanaan Kontrasepsi

4) Program Pembinaan Peran serta Masyarakat dalam

Pelayanaan KB/KR yang Mandiri.

4. Prioritas Pembangunan Ekonomi, Ditempuh program dan kegiatan

dalam fungsi dan urusan sebagai berikut:

4.1 Fungsi Ekonomi,

Meliputi urusan-urusan wajib:

a. Perhubungan, dengan program-program:

1) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan,

2) ProgramRehabilitasi dan pemerilharaan prasarana dan

Fasilitas LLAJ

3) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan,

4) Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan,

5) Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas

6) Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian kendaraan

bermotor.

b. Tenaga Kerja, dengan program-program:

1) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga

Kerja

2) Program Peningkatan Kesempatan Kerja

3) Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga

Ketenagakerjaan

c. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, dengan program-

program:

Page 110: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

1) Program Pencipta Iklim Usaha Kecil Menengah yang

Kondusif

2) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan

Usaha Kecil Menengah.

3) Program Pengembangan sistem Pendukung usaha Mikro

Kecil Menengah.

d. Penanaman Modal, dengan program-program:

1) Program Peningkatan Promosi dan Kerja sama Investasi.

2) Program Penyiapan Potensi sumberdaya, sarana dan

Prasarana Daerah.

4.2 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, dengan program-program:

1) Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Pendesaan.

2) Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Pedesaan.

3) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam

Pembangunan Desa.

Dan urusan-urusan pilihan:

4.3 Pertanian, dengan program-program:

1) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.

2) Program Peningkataan Ketahanan Pangan.

3) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian.

4) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan.

5) Program Pemberdayaan Penyuluh Petanian/Perkebunan

Lapangan.

6) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak.

7) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan.

8) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan.

4.4 Perikanan, dengan program-program:

1) Pengembangan Budidaya Perikanan.

4.5 Perdagangan, dengan program-program:

1) Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan

Perdagangan.

Page 111: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

2) Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasioanal.

3) Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor.

4) Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan.

4.6 Perindusrtian, dengan program-program:

1) Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem Produksi.

2) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

3) Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

4) Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial.

5. Prioritas Peningkatan Kualitas Pelayanaan Publik dan Kapasitas

Pemerintah Daerah, Ditempuh program dan kegiatan dalam fungsi

dan urusan sebagai berikut:

5.1. Fungsi Pelayanaan Umum

Meliputi urusan-urusan wajib:

a. Perencanaan Pembangunan, dengan program-program:

1) Program Pengembangan Data/Informasi

2) Program Kerjasama Pembangunan.

3) Program Pengembangan Wilayah Perbatasan.

4) Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan

Cepat Tumbuh.

5) Program Perencanaan Pengembangan Kota Menengah dan

Besar.

6) Program Perencanaan Pembangunan Daerah.

7) Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi.

8) Program Perencanaan Sosial dan Budaya.

b. Pemerintahan Umum, dengan program-program:

1) Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat

Daerah.

2) Program Peningkatan Pelayanaan Kedinasan Kepala

Daerah/Wakil Kepala Daerah.

3) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan

Keuangan Daerah.

Page 112: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

4) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan

Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah.

5) Program Peningkatan Profesional Tenaga dan Aparat

Pengawasan.

6) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan.

7) Program Penataan Daerah Otonomi Daerah Baru.

c. Kepewagaian, dengan program-program:

1) Program Pendidikan Kedinasan.

2) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur.

3) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur.

d. Statistik, dengan program-program:

1) Program Pengembangan Data/Informasi/ Statistik Daerah.

e. Kearsipan, dengan program-program:

1) Program Perbaikan Administrasi Karsipan.

2) Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen /Arsip

Daerah.

3) Program Pemeliharan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana

Karsipan.

f. Komunikasi dan Infomatika, dengan program-program:

1) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media

Masa.

2) Program Kerjasama Informasi dengan Masa Media.

5.2. Fungsi Ketertiban dan Ketentraman,

Meliputi urusan-urusan wajib:

a. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, dengan program-

program:

1) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan

Lingkungan.

Page 113: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

2) Program Pemeliharaan Keamanan, Ketentraman dan

Ketertiban Masyarakat dan Pencegahan Tindak kriminal.

3) Program Program Pengembangan Wawsan Kebangsaan.

4) Program Pendidikan Politik Masyarakat.

6. Prioritas Peningkatan Infrastruktur Kota dan Pembangunan

Surakarta Bagian Utara, Ditempuh program dan kegiatan dalam

fungsi dan urusan sebagai berikut:

6.1. Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum,

Meliputi urusan-urusan wajib:

a. Pekerjaan Umum, dengan program-program:

1) Program Pembanguan Jalan dan Jembatan,

2) Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong.

3) Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong.

4) Program Pengendalian Banjir.

5) Program Pengembangan Infrastruktur Pedesaan.

b. Perumahan Rakyat, dengan program-program:

1) Program Pengembangan Perumahan.

2) Program Lingkungan Sehat Perumahan.

3) Program Pengelolaan Areal Pemakaman.

7. Prioritas Penataan Ruang Kota, Ditempuh program dan kegiatan

dalam fungsi dan urusan sebagai berikut:

7.1. Fungsi Lingkungan Hidup,

Meliputi urusan-urusan wajib:

a. Penataan Ruang, dengan program-program:

1) Program Perencanaan Tata Ruang

2) Program Pemanfaatan Ruang

3) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

b. Lingkungan Hidup, dengan program-program:

1) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan.

2) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan

Lingkungan Hidup.

Page 114: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

3) Program Peningkatan Kualitas dan Akses informasi SDA dan

Lingkungan Hidup.

4) Program Pengendalian Polusi.

5) Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijua (RTH).

c. Pertanahan, dengan program-program:

1) Program Penataan Penguasaan, Pemilikian, Penggunaan dan

Pemanfaatan Tanah.

2) Program Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan.

3) Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan.

Pembahasan

A. PERAN WALIKOTA DALAM MENGELOLA KEUANGAN

DAERAH KOTA SURAKARTA DITINJAU DARI UU NO. 32

TAHUN 2004

Dalam pembanguan Kota Surakarta Walikota mempunyai

peran yang sangat dominan dalam pembangunan Kota, khususnya

dalam pengelolaan keuangan daerah. Seperti yang telah diuraikan

diatas bahwa penelitian ini dilakukan di Kantor Pemerintahan Kota

Surakarta. Peran Walikota tersebut mempunyai sistem pengelolaan

yang sudah dirancang sedemikian rupa. Dalam hal ini Kepala Daerah

memegang kekuasaan umum pengelolaan keuangan daerah tersebut,

Agar pelaksanaan pengeluaran dan penerimaan anggaran yang

dipergunakan dalam rangka pembiayaan pelaksanaan pembangunan

dapat berdaya guna dan berhasil guna, perlu adanya tertib

administrasi dalam rangka pelaksanaan pengelolaan keuangan

daerah. Untuk itu dalam rangka tercapainya tertib administrasi

pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah perlu adanya Peraturan

Daerah Kota Surakarta yang mengatur dan menetapkan tentang

Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

Page 115: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Undang-undang No 33 Tahun 2004 tentang perimbangan

keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah telah menetapkan

landasan yang jelas dalam penataan pengelolaan dan

pertanggungjawaban Keuangan Daerah Dengan pengaturan tersebut

diharapkan terdapat keseimbangan yang lebih transparan dan

akuntabel dalam pendistribusian keuangan, pembiayaan, dan

penataan sistem pengelolaan yang lebih baik dalam mewujudkan

pelaksanaan otonomi daerah secara optimal sesuai dinamika dan

tuntutan masyarakat yang berkembang.

Dalam undang-undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara, hal ini walikota dalm mengelola keuangan daerah harus

berpacu atau berpedoman pada Undang-Undang tersebut.

Pengeloaan keuangan daerah harus bersinergi dengan pengelolaan

keuangan Negara. Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara. Perbendaharan Negara mengatur

pengelolaan dan pertanggung jawaban Keuangan Negara termasuk

investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam

APBN dan APBD. Undang-undang No.15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Daerah,

dalam hal ini Walikota harus melakukan pemeriksaan pengelolaan

dan tanggung jawab keuangan daerah. Pemeriksaan adalah proses

identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara

independen, obyektif, dan profesional berdasarkan standar

pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kreditbilitas dan

keandalan informasi mengenai pengelolaan dan pertanggungjawaban

keuangan Negara.

Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah, sebagai pedoman Walikota Surakarta untuk

mengelola keuangan daerah dalam APBD. Dalam Hal ini

Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan Pemerintahan

oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah

Page 116: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

(DPRD) Menurut asas otonomi dan tugas Pembantuan dengan

prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara

Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59 Tahun 2007 tentang

perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Walikota Surakarta

mempunyai hak dan kewajiban menyelenggarakan pemerintahan

daerah yang dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk

kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah untuk

mengelola keuangan daerah dan Walikota berperan penting dalam

proses pembentukan kebijakan-kebijakan yang diambil untuk

menjalankan kewenangan dalam penyelenggaraan pemerintahan

daerah.

Mengingat UU 32 Tahun 2004 belum didukung oleh peraturan

perundangan yang sifatnya lebih teknis (PP maupun Keputusan

Menteri). Pertanggung jawaban APBD, Kepala Daerah

menyampaikan rancangan Perda tentang pertanggung jawaban

pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan yang

sekurang-kurangnya berisi realisasi APBD neraca laporan arus kas,

dan catatan laporan keuangan yang dilampiri dengan laporan

keuangan badan usaha milik daerah. Selain itu Kepala Daerah juga

melakukan Perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, dan pelaporan

APBD,

Sejalan dengan hal tersebut sudah barang tentu pelaksanaan

otonomi Daerah tidak hanya dilihat dari berapa besar daerah akan

memperoleh dana perimbangan dari Pemerintah Pusat, tetapi harus

diimbangi dengan sejauh mana instrument atau sistem pengelolaan

keuangan daerah saat ini mampu memberikan nuansa manajemen

keuangan yang lebih adil, rasional, transparan, partisipatif dan

bertanggung jawab.

Page 117: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Yang mana dalam menjalankan pengelolaan keuangan daerah

tersebut, pemerintah daerah Kota Surakarta mempunyai sumber dana

antara lain:

a. Pendapatan asli daerah yang selanjutnya disebut PAD, yaitu :

1). Hasil pajak daerah;

2). Hasil retribusi daerah;

3). Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan

4). Lain-lain PAD yang sah;

b. Dana perimbangan; dan

c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah;

1) Pendapatan Hibah

2) Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah.

3) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus.

4) Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah Lain.

B. TERHADAP KEGIATAN YANG DILAKUKAN OLEH

WALIKOTA DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN

DAERAH UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT

Page 118: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Dalam hal memajukan Kota Surakarta Walikota melakukan

berbagai macam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan

Pengelolaan Keuangan Daerah untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di Kota Surakarta. Di antara lain kegiatan yang dilakukan

Walikota sebagai berikut:

1. Menciptakan iklim kehidupan kota yang kondusif, aman, dan

damai. Dalam hal menciptakan kehidupan yang kondusif, maka

Walikota harus menerapkan Peraturan sebagaimana semestinya.

Dan dalam menerapkan peraturan tersebut tidak ada tebang pilih

untuk menjatuhkan sanksi kepada siapapun tanpa terkecuali. Agar

terciptanya kehidupan yang kondusif, aman dan damai.

2. Mewujudkan pembangunan kota yang adil dan demokratis, Untuk

mewujudkan hal tersebut Walikota dapat melaksanakan dengan

cara sebagai berikut:

a. Dalam bidang Pendidikan yaitu:

Dengan menjalankan program wajib belajar 9 tahun dan juga

program pendidikan menengah.

b. Dalam bidang Kesehatan yaitu;

Dengan menjalankan Program peningkatan keselamatan Ibu

Melahirkan dan Anak, pemberian pengobatan gratis kepada

masyarakat yang kurang mampu dan Perbaikan Gizi

masyarakat.

c. Dalam bidang Perumahan dan Fasilitas Umum yaitu:

Dengan menjalankan Program pengembangan Perumahan dan

Lingkungan Sehat Perumahan.

3. Meningkatkan kesejahretaan masyarakat Kota Surakarta

Kegiatan yang dilakukan Walikota dalam hal meningkatkan

kesejahteraan yaitu: Dengan menjalankan program promosi

kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan masyarakat,

pengembangan pusat pelayanaan informasi dan konseling KKR,

pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan

Page 119: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

tumbuh kembang anak, penyiapan tenaga pendamping kelompok

bina keluarga, dan pengembangan model operasional BKB-

posyandu-PUD. Termasuk dalam peningkatan kesejahteraan

masyarakat dengan Koperasi dan usaha kecil menengah dengan

program Pencipta Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif,

Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Usaha Kecil

Menengah, dan Pengembangan sistem Pendukung usaha Mikro Kecil

Menengah.

4. Meningkatkan ekssistensi Kota dalam pergaulan Regional,

Nasional, dan Internasional.

Kegiatan yang dilakukan Walikota dalam hal meningkatkan

eksistensi Kota dal pergaulan yaitu:

a. Dalam bidang Komunikasi dan informatika.

Dengan menjalankan program Pengembangan Komunikasi,

Informasi dan Media Masa, dan Kerjasama Informasi dengan

Masa Media.

b. Dalam bidang pariwisata dan Budaya.

Dengan menjalankan program kebudayaan seperti

Pengembangan Nilai Budaya, Pengelolaan Kekayaan Budaya,

dan Pengelolaan Keragamaan Budaya.

Dengan menjalankan program kepariwisataan seperti

Pengembangan Pemasaran Pariwisata, pengembangan Destinasi

Pariwisata, dan Pengembangan Kemitraan.

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan Walikota tersebut sangat

berperan dalam pengelolaan keuangan daerah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Kota Surakarta. Selain itu dapat

memajukan Kota Surakarta dalam tingakt Nasional maupun tingkat

Internasional.

C. LANGKAH DAN CARA-CARA DALAM PENGELOLAAN

KEUANGAN DAERAH YANG DAPAT MENINGKATKAN

PEREKONOMIAN DI KOTA SURAKARTA.

Page 120: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Dalam menjalankan kinerjanya Walikota mempunyai langkah

dan cara-cara dalam pengelolaan keuangan daerah di Kota Surakarta,

yaitu sebagai berikut:

1. Dalam Fungsi Pendidikan

Terutama untuk urusan wajib Pendidikan, dengan program-

program:

1) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.

2) Program pendidikan Menengah.

3) Program Pendidikan Anak Usia Dini,

2. Dalam Fungsi Kesehatan

Terutama untuk urusan wajib Kesehatan, dengan program-

program:

1) Program peningkatan keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak.

2) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

3) ProgramPerbaikan Gizi Masyarakat

3. Dalam Fungsi Lingkungan Hidup, dengan program-program:

1) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan.

2) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan

Hidup.

3) Program Peningkatan Kualitas dan Akses informasi SDA dan

Lingkungan Hidup.

4. Dalam Fungsi Perhubungan, dengan program-program:

1) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan,

2) Program Rehabilitasi dan pemerilharaan prasarana dan Fasilitas

LLAJ

3) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan.

Dengan langkah dan cara-cara, seperti di atas maka dapat di

simpulkan bahwa dengan adanya fungsi-fungsi dan program-

program seperti itu akan mempercepat proses peningkatan

perekonomian di wilayah Kota Surakarta melalui Pengelolaan

Keuangan Daerah. Bahwa dalam hal ini Walikota berusaha dalam

Page 121: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

membuat suatu terobosan dalam menjalankan sistem pengelolaan

keuangan daerah untuk memajukan perekonomian masyarakat di

Kota Surakarta dengan cara sebagai berikut:

1. Membangun sarana dan prasaran umum.

2. Meningkatkan pembangunan infrastruktur di Kota Surakarta.

3. Meningkatkan lapangan kerja.

4. Pengembangan Pemasaran Pariwisata

5. Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

6. Pengembangan sistem Pendukung usaha Mikro Kecil

Menengah.

Urusan wajib adalah urusan pemerintah yang wajib

diselenggarakan oleh pemerintah daerah yang berkaitan dengan

pelayanan dasar (basic services) bagi masyarakat, seperti pendidikan

dasar, kesehatan, lingkungan hidup, perhubungan, kependudukan,

dan sebagainya. Urusan pemerintah yang bersifat pilihan adalah

urusan pemerintahan yang diprioritaskan oleh pemerintah daerah

untuk diselengggarakan yang terkait dengan upaya mengembangkan

potensi unggulan (core competence) yang menjadikan kekhasan

daerah. urusan pemerintah diluar urusan wajib dan pilihan yang

diselenggarakan oleh pemerintah daerah, sepanjang menjadi

kewenangan daerah yang bersangkutan tetap harus diselenggarakan

oleh pemerintahan daerah yang bersangkutan.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah diuraikan dalam hasil penelitian dan analisis

selanjutnya dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu sebagai berikut:

Page 122: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

1. Bahwa Dalam kerangka pelaksanaan peran Walikota telah sesuai

dengan undang-undang No.32 Tahun 2004 dan Peraturan

Pemerintah tentang pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Kota Surakarta.

2. Bahwa dalam Kegiatan yang dilakukan oleh Walikota telah sesuai

dengan strategi pokok pembangunan untuk mewujudkan

kesejahteraan masyarakat di berbagai bidang seperti peningkatan

kesejahteraan masyarakat miskin, peningkatan derajat kesehatan

masyarakat dan peningkatan kualitas pendidikan.

3. Bahwa dalam hal ini Walikota berusaha untuk membuat suatu

terobosan dalam menjalankan sistem Pengelolaan Keuangan

Daerah dapat meningkatkan perekonomian, dengan upaya

pengembangan potensi unggulan yang diprioritaskan untuk bisa

meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian di dalam

masyarakat.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, penulis memberikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Agar Walikota tetap mempertahankan perannya dalam

pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Surakarta,

supaya dalam menjalankan Tugasnya bisa memajukan dan

mengembangkan potensi yang ada di daerah Kota Surakarta.

2. Dibutuhkan kerja lebih keras lagi untuk meningkatkan keuangan

daerah, agar keuangan daerah dapat meningkat dan dapat

memajukan Kota Surakarta. Supaya masyarakat Kota Surakarta

dapat merasakan peningkatan dari hasil kerja yang maksimal

yang dilakukan Walikota.

3. Agar taraf hidup masyarakat Kota Surakarta bisa menjadi

seimbang dan adil, langkah Pemerintah Daerah Kota Surakarta

untuk meningkatkan Pembangunan yang secara merata di Kota

Surakarta dalam berbagai ahli seperti Pengendalian Banjir,

Page 123: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Penataan Tata Ruang Kota, Meningkatkan Mutu Pendidikan,

Pembanguan Perumahan Sederhana, dan Pemberian Kesehatan

dan Perbaikan Gizi secara gratis bagi masyarakat yang kurang

mampu.

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. PERAN WALIKOTA DALAM MENGELOLA KEUANGAN DAERAH

KOTA SURAKARTA DITINJAU DARI UU NO. 32 TAHUN 2004

Terciptanya otonomi daerah harus disadari sebagai suatu proses yang

memerlukan transformasi pradigma dalam penyelenggaraan pemerintah di

Daerah. Di tinjau dari aspek sumber daya keuangan daerah yang tersedia di

Daerah harus dikelola secara mandiri dan bertanggung jawab, dalam arti hasil-

hasilnya harus lebih diorentasikan pada peningkatan kesejahteraan dan

pelayanan kepada masyarakat di daerah. Tugas pengelolaan sumber daya

keuangan daerah merupakan mandat masyarakat di Daerah yang menjadi

kewajiban bagi manajemen pemerintah di Daerah untuk melaksanakannya.

Pandangan tersebut juga terkait dengan perlunya mekanisme pengelolaan

keuangan daerah yang efisien dan efektif dalam rangka peningkatan

kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Dalam otonomi Daerah,

semangat desentralisasi, demokrasi, transparansi, dan akuntabilitas menjadi

sangat dominan mewarnai proses penyelenggaraan pemerintahan, khususnya

proses pengelolaan keuangan Daerah.

Dalam kerangka sistem penyelenggaraan pemerintahan terlihat bahwa

sistem pengelolaan keuangan pada dasarnya merupakan sub sistem

pemerintahan itu sendiri. Aspek pengelolaan Keuangan Daerah juga

merupakan sub sistem yang diatur oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999

Page 124: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dengan

pengaturan tersebut diharapkan terdapat keseimbangan yang lebih transparan

dan akuntabel dalam pendistribusian keuangan, pembiayaan, dan penataan

sistem pengelolaan yang lebih baik dalam mewujudkan pelaksanaan otonomi

daerah secara optimal sesuai dinamika dan tuntutan masyarakat yang

berkembang.

Sejalan dengan hal tersebut sudah barang tentu pelaksanaan otonomi

Daerah tidak hanya dilihat dari berapa besar daerah akan memperoleh dana

perimbangan dari Pemerintah Pusat, tetapi harus diimbangi dengan sejauh

mana instrument atau sistem pengololaan keuangan daerah saat ini mampu

mamberikan nuansa manajemen keuangan yang lebih adil, rasional,

transparan, partisipatif dan bertanggung jawab.

Agar pelaksanaan pengeluaran dan penerimaan anggaran yang

dipergunakan dalam rangka pembiayaan pelaksanaan pembangunan dapat

berdaya guna dan berhasil guna, perlu adanya tertib administrasi dalam rangka

pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah. Untuk itu dalam rangka

tercapainya tertib administrasi pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah

perlu adanya Peraturan Daerah Kota Surakarta yang mengatur dan

menetapkan tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

Sejalan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 105 tahun

2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggung jawaban Keuangan Daerah,

khususnya Pasal 2 yang menyebutkan :

(1) Kepala Daerah adalah pemegang kekuasaan umum pengelolaan Keuangan

Daerah

(2) Selaku pejabat pemegang kekuasan umum pengelolaan Keuangan Daerah

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Kepala Daerah mendelegasikan

sebagian atau seluruh kewenangan kepada Sekretaris Daerah dan atau

Perangkat Pengelola Keuangan Daerah.

Peraturan diatas diperkuat dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004

Tentang Pemerintahan Daerah, yaitu pasal 156:

a. Kepala Daerah adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah.

Page 125: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

b. Dalam melaksanakan kekuasaan, sebagaimana pada ayat (1) kepala daerah

melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya yang berupa

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan

pertanggungjawaban, serta pengawasan keuangan daerah kepada para

pejabat perangkat daerah.

Berdasarkan undang-undang tersebut, maka pemerintah Kota Surakarta

telah menetapkan bahwa APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan

daerah meliputi tahapan-tahapan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,

pelaporan dan pertanggung jawaban APBD. Peranan Walikota sebagai kepala

daerah dalam setiap tahapan APBD dapat dijelaskan sebagai berikut:

Perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, dan pelaporan APBD, Kepala

daerah dalam penyusunan rancangan APBD menetapkan prioritas dan plafon

anggaran sebagai dasar penyusunan rencana kerja dan anggaraaan satuan kerja

perangkat daerah dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan

dicapai. Kepala daerah mengajukan rancangan Perda tentang APBD disertai

penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD untuk

memperoleh persetujuan bersama.

Tata cara penyusunan rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat

daerah serta tata cara penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran satuan kerja

perangkat daerah untuk APBD Tahun 2005 masih mengacu pada PP 105

tahun 2000 dan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002, mengingat UU 32 Tahun

2004 belum didukung oleh peraturan perundangan yang sifatnya lebih teknis

(PP maupun Keputusan Menteri).

Pertanggung jawaban APBD, Kepala Daerah menyampaikan rancangan

Perda tentang pertanggung jawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa

laporan keuangan yang sekurang-kurangnya berisi realisasi APBD neraca

laporan arus kas, dan catatan laporan keuangan yang dilampiri dengan laporan

keuangan badan usaha milik daerah.

Hal yang mendasari tata cara pelaksanaan dan pertanggungjawaban

APBD tersebut adalah Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000, tentang

Page 126: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Pengelolaan dan pertanggungjawaban Keuangan daerah, khususnya Pasal 14

yang menyebutkan :

a. Ketentuan tentang Pokok-pokok Pengelolaa Keuangna Daerah diatur

dengan Peraturan Daerah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-

Undangan yang berlaku.

b. Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mengatur tentang:

1. Kerangka dan garis besar prosedur penyusunan APBD

2. Kewenangan keuangan Kepala Daerah dan DPRD

3. Prinsip-prinsip pengelolaan kas

4. Prinsip-prinsip pengelolaan pengeluaran daerah yang telah

dianggarkan.

5. Tata cara pengadaan barang dan jasa

6. Prosedur melakukan pinjaman daerah

7. Prosedur pertanggung jawaban keuangan

8. Dan hal-hal lain yang menyangkut pengelolaan keuangan daerah.

c. Sistem dan prosedur pengelolaan Keuangan Daerah diatur dengan

keputusan Kepala Daerah sesuai dengan Peraturan Daerah sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1).

d. Pedoman tentang pengurusan, pertanggungjawaban dan pengawasan

Keuangan Daerah serta tata cara penyusunan APBD, pelaksanaan tata

usaha Keuangan Daerah dan penyusunan perhitungan ditetapkan dengan

Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah.

Dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai tindak lanjut Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahn Daerah, Peraturan

Daerah Nomor 105 Tahun 2000, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri

Nomor 29 Tahun 2002, struktur APBD telah mengalami perubahan yang

sangat mendasar yaitu, dari anggaran tradisional berubah menjadi

Performance Budget yang terdiri dari 3 (tiga) pos yaitu : Pos Pendapatan, Pos

Belanja dan Pos Pembiayaan. Dengan perubahan struktur APBD ini

dikandung maksud agar mekanisme pengelolaan keuangan daerah dapat

Page 127: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

dilaksanakan secara lebih adil, rasional, transparan, partisipasif dan

bertanggungjawab.

Dengan peraturan tersebut diharapkan terdapat keseimbangan yang lebih

transparan dan akuntabel dalam pendistribusian kewenangan pembiayaan, dan

penataan sistem pengelolaan keuangan yang lebih baik dalam mewujudkan

pelaksanaan otonomi daerah secara optimal sesuai dinamika dan tuntutan

masyarakat yang berkembang. Sejalan dengan hal tersebut sudah barang tentu

pelaksanaan otonomi Daerah tidak hanya dapat dilihat dari seberapa besar

Daerah akan memperoleh Dana Perimbangan tetapi hal tersebut harus

diimbangi dengan sejauh mana instrument atau sistem pengelolaan Keuangan

Daerah saat ini mampu memberikan nuansa managemen yang lebih adil,

rasional, transparan, partisipatif dan bertanggungjawab sebagaimana yang

diamanatkan oleh kedua Undang-undang tertentu.

Secara khusus Undang-undang No 23 Tahun 1999 tentang perimbangan

keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah telah menetapkan landasan

yang jelas dalam penataan pengelolaan dan pertanggungjawaban Keuangan

Daerah, antara lain memberikan kekuasaan dalam penetapan produk

pengaturan sebagai berikut :

e. Ketentuan tentang pokok-pkok pengelolaan Keuangan Daerah diatur

dengan Peraturan Daerah.

f. Sistem dan prosedur pengelolaan Keuangan Daerah diatur dengan surat

keputusan Kepala Daerah sesuai dengan Peraturan Daerah tersebut.

g. Kepala Daerah menyampaikan laporan pertanggunag jawaban kepada

DPRD mengenai pengelolaan Keuangan Daerah dan kinerja keuangan

Daerah dari segi efisiensi dan efektivitas keuangan.

h. Laporan pertanggungjawaban keuangan Daerah tersebut merupakan

dokumen Daerah sehingga dapat diketahui oleh masyarakat.

Oleh karena itu mengacu pada semangat kedua undang-undang tersebut

maka pedoman pengelolaan dan petanggungjawaban Keuangan Daerah yang

diatur dalam Peraturan Pemerintah ini bersifat umum dan lebih menekan pada

hal yang bersifat prinsip, norma, asas dan landasan umum dalam pengelolaan

Page 128: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

keuangan secara rinci ditetapkan oleh masing-masing Daerah. Kebhinekaan

dimungkinkan terjadi sepanjang hal tersebut masih sejalan atau tidak

bertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini.

Dengan upaya tersebut diharapakan Daerah didorong untuk lebih

tanggap, kreatif dan mampu mengambil inisiatif dalam perbaikan dan

pemutakhiran sistem dan prosedurnya serta meninjau kembali sistem tersebut

secara terus-menerus, dengan tujuan memaksimalkan efisiensi dan efektivitas

berdasarkan keadaan, kebutuhan dan kemampuan setempat.

Dalam rangka efisiensi dan efiektivitas pengelolaan Keuangan Daerah

Kepala Daerah mendelegasikan sebagian atau seluruh kewenangannya kepada

perangkat pengelola keuangan Daerah. Kewenangan yang didelegasikan

minimal adalah kewenangan yang berkaitan dengan tugas sebagai Bendahara

Umum Daerah. Sekretaris Daerah atau pimpinan perangkat pengelola

Keuangan Daerah bertangung jawab kepada Pemegang Kekuasaan Umum

Pengelolaan Keuangan Daerah.

Penerapan para Pejabat Pengelola Keuangan Daerah merupakan salah

satu syarat pelaksanaan Anggaran. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah antara

lain Bendahara Umum Daerah, Pengguna Anggaran dan Pemeagang Kas.

Dalam rangka meningkatkan akselerasi dan kualitas penyelenggaraan

Pemerintah Daerah yang bersih dan bebas dari kolusi, korupsi dan nepotisme

serta untuk menunjang pelaksanaan pembangunan di daerah, perlu

memberikan pedoman pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan

bertangung jawab. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan keuangan daerah sesuai

kaidah pengelolaan keuangan publik, berdasarkan ketentuan pasal 14 ayat (1)

Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, perlu diatur ketentuan tentang Pokok-

Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

Dengan persetujuan DPRD Kota Surakarta, memutuskan dengan

menetapkan. Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Kota

Solo. Dalam Perda ini berisi antara lain:

Page 129: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

5. Pemerintah Daerah adalah Walikota beserta Perangkat Daerah Otonom

yang lain sebagai Badan Eksekutif Daearah.

6. Pemegang Kekuasaan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah adalah

Walikota yang karena jabatannya mempunyai kewenangan

menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan Keuangan Daerah dan

mempunyai kewajiban menyampaikan pertangungjawaban atas

pelaksanaan kewenangan tersebut kepada DPRD.

7. Pejabat Pengelola Keuangan Daearah adalah pejabat dan atau pegawai

daerah yang berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku

diberi kewenangan tertentu dalam Kerangka pengelolaan Keuangan

Daerah.

8. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah sistem dan prosedur yang mengatur

keuangan daerah mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan

pertanggungjawaban keuangan daerah.

Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan secara tertib, taat pada

peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif, transparan dan

bertanggungjawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kesatuan. Semua

Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah dalam rangka desentralisasi

dicatat dan dikelola dalam APBD. Dalam hai ini APBD, perubahan APBD,

dan perhitungan APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah dan merupakan

dokumen Daerah APBD disusun dengan pendekatan kinerja. Dalam

penyusunan APBD, penganggaran pengeluaran harus didukung dengan

adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup.

APBD yang disusun dengan pendekatan kinerja sebagaimana dimaksud

dalam pasal 8 memuat:

d. Sasaran yang diharapkan menurut fungsi belanja.

e. Standar pelayanan yang diharapkan dan perkiraan biaya satuan komponen

kegiatan yang bersangkutan.

f. Bagian pendapatan APBD yang membiayai belanja administrasi umum,

belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja modal/pembangunan.

Page 130: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Perubahan APBD dilakukan sehubungan dengan:

d. Kebijaksanaa Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah Daerah yang bersifat

stategis.

e. Penyelesaian akibat tercapainya target Penerimaan Daerah yang

ditetapkan.

f. Terjadinya kebutuhan yang mendadak.

Perubahan APBD ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum tahun

anggaran tertentu berakhir.

Susunan APBD terdiri atas:

d. Pendapatan Daerah

e. Belanja Daerah

f. Pembiayaan Daerah

Selisih lebih pendapat Daerah terhadap belanja disebut surplus anggaran.

Selisih kurang Pendapatan Daerah terhadap belanja disebut defisit anggaran.

Jumlah pembiayaan sama dengan jumlah surplus/defisit anggaran.

Pendapatan Daerah sebagaimana yang dimaksud di atas terdiri atas:

d. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

e. Dana Perimbangan

f. Bagian lain penerimaan asli Daerah yang sah.

Sedangkan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (1) huruf b

Perda No.12 Tahun 2001 Kota Surakarta terdiri atas:

e. Belanja Rutin

3. Administrasi umum meliputi :

e) Belanja pegawai

f) Belanja barang

g) Belanja pemeliharaan

h) Belanja perjalanan dinas

4. Operasi dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Umum

f. Belanja Pembangunan meliputi :

Page 131: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

3. Publik

4. Aparatur

g. Pengeluaran transfer meliputi :

5. Angsuran hutang dan bunga

6. Bantuan

7. Dana perimbangan

8. Dana cadangan

h. Pengeluaran Tidak Tersangka

Kewenangan keuangan Walikota dan Wakil Walikota karena jabatannya

dalam melaksanakan tugasnya disediakan anggaran untuk membiayai kegiatan

penyelengaraan Pemerintah Daerah. Sekretaris Daerah merencanakan

pembiayaan, selanjutnya dimasukkan dalam APBD. Sedangkan kewenangan

keuangan DPRD adalah dalam mengemban fungsinya disediakan pembiayaan

dalam APBD, DPRD dan Sekretariat DPRD merencanakan pembiayaan

tahunannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

selanjutnya dicantumkan dalam APBD. Kedudukan keuangan DPRD diatur

tersendiri dengan Peraturan Daerah.

Prosedur pertanggungjawaban keuangan daerah dan perhitungan APBD

berpedoman pada standar akutansi keuangan pemerintah daerah yang berlaku.

Pemegang KAS secara periodik wajib menyampaikan pertanggungjawaban

atas tugas pekerjaanya. Sistem dan prosedur pertanggungjawaban pemegang

KAS ditetapkan oleh Walikota. pemerintah daerah menyampaikan laporan

triwulan APBD kepada DPRD, lapoan triwulan sebagaimana dimaksud ayat 1

disampaikan paling lama1 bulan setelah berakhirnya triwulan yang

bersangkutan. Walikota dalam menyusun laporan pertanggungjawaban

keuangan daerah dalam satu dokumen yang terdiri atas:

e. Laporan Aliran KAS

f. Laporan Perhitungan APBD.

g. Nota Perhitungan APBD.

h. Neraca Daerah

Page 132: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Kerugian keuangan daerah yang sengaja atau tdak sengaja, baik

langsung maupun tidak langsung yang menyebutkan kerugian daerah adalah

perbuatan yang melanggar hukum. Perbuatan yang melanggar hukum

menyebabkan kerugian daerah wajib melakukan ganti rugi. Pimpinan

perangkat daerah wajib melakukan tuntutan ganti kerugian segera setelah

diketahui bahwa dalam perangkat daerah yang bersangkutan terjadi kerugian

akibat perbuatan dari pihak manapun. Walikota wajib melakukan tuntutan

ganti rugi atas setiap kerugian yang diakibatkan oleh perbuatan yang

melanggar hukum atau kelalaian Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah.

Sedangkan mengenai penyelesiaan kerugian dilakukan melalui majelis

pertimbangan tuntutan ganti rugi dan atau badan atau peradilan dan

ketentuannya diatur dalam peraturan daerah.

Pengawasan pengelolaan keuangan daerah dilakukan oleh DPRD,

pemeriksaan atas pelaksanaan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan

daerah dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan

berlakunyan peraturan daerah ini, maka pelaksanaan yang mengatur

pengelolaan keuangan daerah yang telah diterapkan. Maka berlaku sepanjang

tidak bertentangan dengan peraturan daerah ini sampai dengan diadakan

perubahan atau penyesuaian berdasarkan peraturan daerah tersebut.

Dengan adanya tuntutan masyarakat di era reformasi terhadap pelayanan

publik yang ekonomis, efisien, efektif serta transparan, akuntabel dan

responsif. Maka, perencanaan anggaran daerah berfungsi sebagai salah satu

penentu kapabilitas dan efektivitas penyelenggaran pemerintah daerah. untuk

itu, dalam perancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

yang dimuat dalam Perda No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan

Perda No.12 tahun 2001 tentang pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah,

tersebut pemerintah daerah kota Surakarta membuat perencanan APBD sesuai

dengan apa yang disebut dengan perencanaan APBD dengan paradigm yang

baru:

5. Perencanaan APBD yang berorientasi pada kepentingan Publik

6. APBD disusun dengan pendekatan kinerja.

Page 133: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

7. Ada kerterkaitan yang erat antara pengambil kebijakan (decision maker) di

DPRD dengan perencanaan operasional oleh pemerintah daerah dan

penganggaran oleh unit kerja.

8. Ada upaya mensinergikan hubungan antara APBD, sistem dan prosedur

Pengelolaan Keuangan Daerah dan unit-unit Pengelolaan Keuangan

Daerah, lembaga Pengelolaan Keuangan Daerah dan unit-unit Pengelola

layanan publik dalam mengambil kebijakan.

Dapat dikatakan bahwa pemerintah daerah kota Surakarta melaksanakan

pengelolaan keuangan daerah telah sesuai dengan agenda reformasi yang

Siklus pengelolaan keuangan daerah

Page 134: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Perencanaan

pelaksanan penatausahaan pertngjwban pemeriksaan

E. KEGIATAN YANG DILAKUKAN OLEH WALIKOTA DALAM

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH UNTUK MENINGKATKAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Strategi pokok pembangunan jangka menengah Kota Surakarta untuk

mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan pembangunan Kota

Surakarta itu:

3. Strategi reaktualisasi tata kehidupan masyarakat kota yang berbudaya.

RPJMD

VETIFIKASI

KUA/PPAS

NOTA

KESEPAKATAN

PEDOMAN

PENYUSUNA

NRKA-SKPD

RKA-SKPD

RAPBD

EVALUASI

RAPERDA

APBD OLEH

GUBERNUR/

MENDAGRI

APBD

RANCANGAN

DPA-SKPD

RKPD

DPA-SKPD

PELAKSANAAN

APBD

PENDAPATAN

BELANJA

PEMBIAYAAN

Penatausahaan

Pendapatan

Bendahara

penerimaan

wajib menyetor

pemerimaannya

ke rekening kas

umum daerah

selambat-

lambatnya 1 hari

kerja

Penatausahaan

Belanja

- Penerbitan

SPM-UP, SPM

GU, SPM TU,

dan SPM LS oleh

kepala SKPD

- Penerbitan

SP2D oleh

PPKD

Penatausahaan

Pembiayaan

-Dilakukan oleh

PPKD

Kekayaan

dan

Kewajiban

Daerah

-Kas Umum

- piutang

- invetasi

- Barang

-Utang

Akutansi

Keuangan

Daerah

Sesuai

dengan SAP

Laporan

Keuangan

Pemerinta

h Daerah

- LRA

-Neraca

- Lap. Kas

umum

- Calk

Raperda

Pertanggun

g jawabann

APBD

Lapoaran

keuangan

diperiksa

oleh BPK

Page 135: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

4. Startegi optimalisasi potensi untuk mewujudkan pembangunan Surakarta

Kota berbudaya.

Dan sesuai strategi pokok pembangunan jangka menengah tersebut,

maka untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan

pembangunan Kota Surakarta itu disusunlah Agenda Pembangunan Kota

tahun 2005-2010 yang meliputi;

5. Menciptakan iklim kehidupan kota yang kondusif, aman, dan damai.

6. Mewujudkan pembangunan kota yang adil dan demokratis.

7. Meningkatkan kesejahretaan masyarakat Kota Surakarta.

8. Meningkatkan ekssistensi kota dalam pergaulan Regional, Nasional, dan

Internasional.

b. Prioritas Pembangunan Tahun 2007.

Dalam rangka mencapai pembangunan Kota Surakarta, dengan

mencermati permasalahan yang berkembang baik secara nasional maupun

daerah, serta memperhatikan kebijakan dan strategi samapai pada tahun 2008

yang merupakan tahap peningkatan daya Kompetitif dan komparatif daerah,

maka prioritas pembangunan pemerintah daerah Kota Surakarta diarahkan

pada:

8. Peningkatan Kesejahteran Masyarakat Miskin.

9. Peningkatan Kualitas Pendidikan

10. Peningkatan Dearajat Kesehatan Masyarakat.

11. Pembangunan Ekonomi melalui peningkatan daya saing produk,

peningkatan kesempatan kerja, revitaslisasi UKM/IKM, peningkatan

pariwisata, pengembangan Ekspor dan Investasi.

12. Peningkatan kualitas Pelayanan publik dan kapasitas pemerintah daerah,

pembangunan politik, hukum, keamanan dan ketertiban masyarakat.

13. Peningkatan infarstruktur kota dan pembangunan kawasan Kota Surakarta

bagian utara, dengan tetap mempertimbangkan daya dukung dan konservasi

lingkungan hidup maupun pendayagunaan ekosistem.

Page 136: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

14. Penataan ruang kota sejalan dengan RUTRK, konservasi lingkungan hidup

dan pencitraan kota, yang meliputi penataan/ penerbitan PKL dan hunian

yang tidak berijin, revitalisasi kawasan publik, bersejarah dan berbudaya.

Penentuan prioritas pembangunan daerah Kota Surakarta tahun 2007 atas

dasar pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

5. Memiliki damapak yang besar terhadap pencapaian tujuan pembangunan

sesuai tema pembangunan daerah Kota Surakarta dengan sasaran yang

terukur sehingga langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

6. Merupakan penjabaran operasional Pembangunan Nasional dan Propinsi

Jawa Tengah disesuaikan kebutuhan mendesak dan strategis di wilayah

Kota Surakarta.

7. Merupakan tugas Pemerintah Daerah sebagai pelaku/pengendalian utama.

8. Realistis untuk dilaksanakan.

Dalam pelaksanakan pembangunan daerah yang dirumuskan dalam

RKPD Kota Surakarta tahun 2007, memprhatikan prinsip-prinsip

pengarusutamaan sebagai landasan operasional bagi aparat daerah, yaitu:

5. Pengarusutamaan partisipasi masyarakat. Pelaksanakan berbagai kegiatan

pembangunan harus memperhaikan partisipasi masyarakat.

6. Pengarusutamaan pembanguna berkelanjutan. Pelaksanaan pembangunan

dituntut memperhatikan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan

hidup, agar pembangunan dapat memberikan sebesar-besarnya

kesejahteraan masyarakat dari generasi ke generasi.

7. Pengarusutamaan gender. Ditujukan untuk mengurangi kesenjangan gender

di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan.

8. Pengarusutamaan tata pengelolaan yang baik (good governance) meliputi

berbagai faktor kelembagaan dan organisasi yang mempengaruhi

pembentukan kebijakan baik pemerintah, masyarakat dan sector privat.

Prioritas pembangunan daerah Kota Surakarta tahun 2007 tersebut diatas

dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan dan

pembangunan yang selaras dengan pemerintah pusat, serta menyelenggarakan

urusan-urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan.

Page 137: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Ada 9 fungsi pemerintahan dan pembangunan yang harus dijalankan oleh

Pemerintah Daerah berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeti Nomor 13

taun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yaitu: (1)

Pelayanan Umum, (2) Ketertiban dan Ketentraman, (3) Ekonomi, (4)

Lingkungan Hidup, (5) Perumahan dan Fasilitas Umum, (6) Kesehatan, (7)

Pariwisata dan Budaya, (8) Pendidikan, dan (9) Perlindungan Sosial.

Selanjutannya masing-masing fungsi pemerintahan dan pembangunan

itu, perencanaannya dijabarkan dalam urusan-urusan baik wajib maupun

pilihan. Fungsi Pelayanan Umum merupakan fungsi pemerintahan dan

pembangunan untuk menyelenggarakan urusan-urusan: (1) Perencanana

Pembangunan, (2) Pemerintahan Umum, (3) Kepegawaian, (4) Statistik, (5)

Kearsipan, dan (6) Komunikasi dan Informatika.

Fungsi Ketertiban dan Katentraman dijalankan dengan

Penyelenggarakan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri,

Sedangkan fungsi ekonomi dijalankan dengan menyelenggarakan urusan-

urusan wajib: (1) Perhubungan, (2) Tenaga Kerja, (3) Koperasi dan UKM, (4)

Penanaman Modal, (5) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, sera urusan-

urusan Pilihan: (1) Perikanan, (2) Pertanian, (3) Perdagangan, dan (4)

Perindustrian.

Fungsi Lingkungan Hidup dijalankan dengan Menyelenggarakan

Urusan-urusan wajib: (1) Penataan Ruang, (2) Lingkungan Hidup, dan (3)

Pertanahan. Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum dijalankan dengan

meyelenggarakan urusan-urusan wajib; (1) Kesehatan, dan (2) Keluarga

Berencana.

Fungsi Pariwisata dan Budaya dijalankan dengan Menyelenggarakan

urusan-urusan wajib: (1) Kebudayanan, dan urusan pilihan; (2) Pariwisata.

Sedangkan fungsi Pendidikan, dijalankan melalui menyelenggarakan urusan-

urusan wajib: (1) Pendidikan, dan (2) Pemuda dan Olahraga. Fungsi

Perlindungan Sosial dijalankan dengan Menyelenggarakan urusan-urusan

wajib; (1) Kependudukan dan Catatan Sipil, (2) Pemberdayaan Perempuan, (3)

Keluarga Sejahtera, dan (4) Sosial.

Page 138: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

A. Pengelolaan Belanja Daerah

2) Kebijakan Umum Keuangan Daerah.

Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah dan Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

Pertimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Merupakan respons atas berbagai aspirasi yang menginginkan

Peningkatan peran dan kemandirian daerah dalam mengelola

kewenangan dan tanggungjawabnya untuk memberikan pelayanan

kepada masyarakat dan pembangunan daerah. Tujuan dari pemberian

otonomi tersebut tidak lain adalah untuk lebih meningkatkan

kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat, pengembangan

kehidupan berdemokrasi, keadilan, pemerataan dan pemeliharaan

hubungan yang serasi antara pemerintah Pusat dan Daerah serta antara

daerah. Hal tersebut tentunya harus didukung sumber-sumber

pembiayaan yang memadai baik yang berasal dari kemampuan daerah

sendiri maupun dukungan dana dari pemerintah pusat dan propinsi.

Dalam tahun anggaran 2007, penggalian potensi-potensi

pendapatan daerah baik yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah,

Dana Perimbangan maupun lain-lain Pendapatan Yang Sah terus

dilakukan Pemerintah Kota Surakarta guna Mendukung Pembiayaan

Pelaksanaan otonomi daerah. hal tersebut terlihat dari kemampuan

dalam mengoptimalkan Penerimaan PAD yang dapat mencapai diatas

100 Milyar rupiah, meningkatnya penerimaan Bagi Hasil Pajak dan

Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus

(DAK), Dana Infrastruktur Sarana dan Prasarana (DISP) serta Bantuan

Keuangan dari Pemerintah Propinsi Jawa Tengah pada tahun anngaran

2008. Disamping itu guna menunjang Pelaksanaan Pembangunan

daerah juga dilakukan pengelolaan pembiayaan daerah secara moderat

dengan melakukan pembiayaan proyek secara multiyears,

merencanakan pinjaman daerah dan Pengaturan arus kas.

Page 139: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Distribusi penggunaan atas sumer-sumber pembiayaan tersebut

dialokasikan secara proposional pada belanja tidak langsung, belanja

langsung maupun pengeluaran pembiayan daerah.

Bahwa dalam penyusunan belanja daerah tahun 2007 telah

sepenuhnya berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun

2005 tentang pengelolaan keuangan daerah, Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan

daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007

tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman pengelolaan keuangan daerah serta

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun2007 tentang

Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Tahun Anggaran 2007.

B. Pengelolaan Pendapatan Daerah.

Hal-hal mendasar dalam perundang-undangan ini adalah

komitmen untuk mendorong pemberdayaan masyarakat,

pengembangan prakarasa dan kreativitas, peningkatan peran serta

masyarakat dan pengembangan peran dan fungsi DPRD. Untuk itu

dibutuhkan otonomi yang bulat dan utuh, dimana daerah diberikan

kewenangan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,

pengendalian dan eveluasi seluruh fungsi-fungsi pemerintahan yang

telah didesentralisasikan, salah satu syarat yang diperlukan untuk hal

tersebut adalah terdefinisinya sumber-sumber pembiayaan dan

kewenangan. Sejalan dengan itu pemberian kewenangan kepada

daerah yang semakin besar dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pelayanan kepada masyarakat maka secara umum kebijakan pajak dan

retribusi daerah lebih diarahkan pada kekuatan taxing power daerah.

Perkuatan taxing power daerah dilakukan dengan peningkatan

basis pajak dan diskresi dalam menetapkan tarif pajak daerah. melalui

upaya-upaya intensifikasi dan ekstensifikasi diupayakan kinerja PAD

Page 140: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

dapat meningkat tetapi tetap tidak menghambat proses investasi di

Kota Surakarta.

Pendapatan daerah Kota Surakarta pada tahun Anggran 2007

masih didomonasi oleh dana perimbangan dari pemerintahan puast

terutama dana alokasi umum. Sedangkan pendapatan asli daerah yang

merupakan cerminan riil kemampuan pemerintah daerah baru mampu

memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah sebesar 13, 71%.

1) Pendapatan Asli Daerah.

Penetapan pajak daerah dan retribusi daerah berdasarkan

Peraturan Daerah yang berpedoman pada Undang-undang No.34

Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang No.13 Tahun !997

tentang pajak daerah dan retribusi daerah serta Peraturan Pemerintah

No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah dan Peraturan Pemerintah

No. 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah.

Dalam upaya meningkatkan penerimaan asli daerah ditempuh

melalui penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pemungutan

pajak, law enforcement dalam upya pembangunan ketaatan wajib pajak

dan wajib retribusi daerah serta peningkatan pengendalian dan

pengawasan pemungutan pendapatan asli daerah, kemudahan

pelayanan, ketepatan dan kecepatan pelayanan sehingga tidak

memberatkan dunia usaha dan masysrakat.

2) Dana Perimbangan

Dana perimbangan berpedoman pada ketentuan dan penetapan

dana perimbangan tahun 2007 dari pemerintah pusat, antara lain:

4. Peraturan Presiden Nomor 110 Tahun 2007 tentang Dana Alokasi

Umum Daerah Propinsi, Kabupaten dan Kota tahun 2007.

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 142/PMK.07/2007 tentang

Penetapan Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2007.

6. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 78 Tahun 2007 tentang

Dana Alokasi Bagi Hasil Penerimaan Cukai Hasil Tembakau

Page 141: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Bagian Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dan Pemerintah

Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun Anggaran 2007.

F. LANGKAH DAN CARA-CARA DALAM PENGELOLAAN

KEUANGAN DAERAH YANG DAPAT MENINGKATKAN

PEREKONOMIAN DI KOTA SURAKARTA.

Sesuai dengan amanat undang – undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah, pemerintah daerah menyelenggarakan urusan pemerintah

yang jadi kewenangan daerah tersebut, pemerintah daerah menjalankan

otonomi seluas – luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintah berdasarkan asaa otonomi dan tugas pembantuan.

Urusan yang menjadi kewenangan daerah terdiri dari urusan wajib dan

urusan pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintah yang wajib

diselenggarakan oleh pemerintah daerah yang berkaitan dengan pelayanan

dasar (basic services) bagi masyarakat, seperti pendidikan dasar, kesehatan,

lingkungan hidup, perhubungan, kependudukan, dan sebagainya. Urusan

pemerintah yang bersifat pilihan adalah urusan pemerintahan yang

diprioritaskan oleh pemerintah daerah untuk diselengggarakan yang terkait

dengan upaya mengembangkan potensi unggulan (core competence) yang

menjadikan kekhasan daerah. urusan pemerintah diluar urusan wajib dan

pilihan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah, sepanjang menjadi

kewenangan daerah yang bersangkutan tetap harus diselenggarakan oleh

pemerintahan daerah yang bersangkutan.

Penyelenggarakan pemerintahan daerah selama tahun 2007 merupakan

kelanjutan dari penyelenggaran pemerintah daerah tahapan sebelumnya.

Program kegiatan yang dilaksanakan ditujukan dalam rangka peningkatan dan

penguatan kesejahteraan masyarakat.

8. Prioritas Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat miskin.

Page 142: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Ditempuh program dan kegiatan dalam fungsi dan urusan bebagai

berikut:

8.1 Fungsi Perlindungan Sosisal

Meliputi urusan-urusan wajib:

e. Sosial, dengan program-program:

8) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat terpencil

(KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

lainnya,

9) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan sosial,

10) Program Pembinaan Anak Terlantar,

11) Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma,

12) Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo,

13) Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial,

14) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan

Sosial.

f. Keluarga Sejahtera, dengan Program-program:

6) Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui

kelompok kegiatan masyarakat,

7) Program pengembangan pusat pelayanaan informasi dan

konseling KKR,

8) Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan

dan pembinaan tumbuh kembang anak,

9) Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina

keluarga,

10) Program pengembangan model operasional BKB-

posyandu-PUD.

g. Pemberdayaan perempuan, dengan program-program:

5) Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan

Perempuan,

6) Program Penguatan Kelembagaan pengarustamaan Gender dan

Anak,

Page 143: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

7) Program Peningkatan kualitas hidup dan perlidungan

perempuan,

8) Program peningkatan peran serta dan Kesetaraan Gender dalam

pembangunan.

h. Kependudukan dan Catatan Sipil, dengan Program-program:

2) Program penataan Administrasi Kependudukan.

8.2 Fungsi Pendidikan

Terutama untuk urusan wajib Pendidikan, dengan program-

program:

3) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun,

4) Program pendidikan Menengah.

8.3 Fungsi Kesehatan

Terutama untuk urusan wajib Kesehatan, dengan program-program:

1) Program peningkatan keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak.

8.4 Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum

Terutama untuk urusan wajib Perumahan Rakyat, dengan program-

program:

3) Program pengembangan Perumahan,

4) Program Lingkungan Sehat Perumahan.

9. Prioritas Peningkatan Kualitas Pendidikan, ditempuh program dan

kegiatan dalam fungsi dan urursan berikutnya:

9.1 Fungsi Pendidikan.

Meliputi urusan-urusan wajib:

c. Pendidikan, dengan program-program:

9) Program Pendidikan Anak Usia Dini,

10) Program Wajib Belajar pendidikan dasar 9 tahun

11) Program Pendidikan Menengah

12) Program Pendidikan Non Formal

13) Program Pendidikan Luar Biasa

14) Program peningkatan mutu Pendidikan dan tenaga

kependidikan

Page 144: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

15) Program pengembangan budaya baca dan pembinaan

perpurtakaan

16) Program manajemen pelayanan pendidikan.

d. Pemuda dan Olah raga, dengan program-program:

5) Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda.

6) Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan.

7) Program Pembinaan dan Permasyarakatan Olah raga.

8) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah raga.

9.2 Fungsi Parawisata dan Budaya.

Meliputi urusan-urusan wajib:

a. Kebudayaan, dengan Program-program:

4) Program Pengembangan Nilai Budaya

5) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

6) Program Pengelolaan Keragamaan Budaya

Dan urusan-urusan Pilihan:

b. Pariwisata, dengan Program-program:

4) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

5) Program pengembangan Destinasi Pariwisata.

6) Program Pengembangan Kemitraan.

10. Prioritas Peningakatan Derajat Kesehatan Masysrakat.

Ditempuh program dan kegiatan dalam fungsi dan urusan sebagai berikut:

10.1 Fungsi Kesehatan.

Meliputi urusan-urusan wajib:

c. Kesehatan, dengan program-program:

1) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan.

2) Program Pengawasn Obat dan Makanan

3) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

4) ProgramPerbaikan Gizi Masyarakat

5) Program Pengembangan Lingkungan Sehat

6) Program Pencegahan dan Penangggulangan penyakit menular,

7) Program Standarisasi Pelayanaan Kesehatan,

Page 145: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

8) Program Pengadaan, Peningkatan dan perbaikan sarana dan

prasaranan Rumah sakit/Puskesmas,

9) Program Pemeliharaan Sarana Prasarana Rumah Sakit/Rumah

Sakit Jiwa/Rumah sakit Paru-paru/Rumah Sakit Mata.

10) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan.

d. Keluarga Berencana, Dengan Program-program:

5) Program Keluarga Berencana

6) Program Kesehatan Reproduksi Remaja,

7) Program Pelayanaan Kontrasepsi

8) Program Pembinaan Peran serta Masyarakat dalam Pelayanaan

KB/KR yang Mandiri.

11. Prioritas Pembangunan Ekonomi, Ditempuh program dan kegiatan

dalam fungsi dan urusan sebagai berikut:

8.1. Fungsi Ekonomi,

Meliputi urusan-urusan wajib:

e. Perhubungan, dengan program-program:

7) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan,

8) ProgramRehabilitasi dan pemerilharaan prasarana dan Fasilitas

LLAJ

9) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan,

10) Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan,

11) Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas

12) Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian kendaraan

bermotor.

f. Tenaga Kerja, dengan program-program:

4) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

5) Program Peningkatan Kesempatan Kerja

6) Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga

Ketenagakerjaan

g. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, dengan program-program:

4) Program Pencipta Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif

Page 146: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

5) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Usaha

Kecil Menengah.

6) Program Pengembangan sistem Pendukung usaha Mikro Kecil

Menengah.

h. Penanaman Modal, dengan program-program:

3) Program Peningkatan Promosi dan Kerja sama Investasi.

4) Program Penyiapan Potensi sumberdaya, sarana dan Prasarana

Daerah.

8.2. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, dengan program-program:

4) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pendesaan.

5) Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Pedesaan.

6) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan

Desa.

Dan urusan-urusan pilihan:

8.3. Pertanian, dengan program-program:

9) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.

10) Program Peningkataan Ketahanan Pangan.

11) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian.

12) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan.

13) Program Pemberdayaan Penyuluh Petanian/Perkebunan Lapangan.

14) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak.

15) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan.

16) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan.

8.4. Perikanan, dengan program-program:

2) Pengembangan Budidaya Perikanan.

8.5. Perdagangan, dengan program-program:

5) Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan.

6) Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasioanal.

7) Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor.

8) Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan.

8.6. Perindusrtian, dengan program-program:

Page 147: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

5) Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem Produksi.

6) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

7) Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

8) Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial.

12. Prioritas Peningkatan Kualitas Pelayanaan Publik dan Kapasitas

Pemerintah Daerah, Ditempuh program dan kegiatan dalam fungsi dan

urusan sebagai berikut:

5.1. Fungsi Pelayanaan Umum

Meliputi urusan-urusan wajib:

g. Perencanaan Pembangunan, dengan program-program:

9) Program Pengembangan Data/Informasi

10) Program Kerjasama Pembangunan.

11) Program Pengembangan Wilayah Perbatasan.

12) Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis

dan Cepat Tumbuh.

13) Program Perencanaan Pengembangan Kota Menengah dan

Besar.

14) Program Perencanaan Pembangunan Daerah.

15) Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi.

16) Program Perencanaan Sosial dan Budaya.

h. Pemerintahan Umum, dengan program-program:

8) Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat

Daerah.

9) Program Peningkatan Pelayanaan Kedinasan Kepala

Daerah/Wakil Kepala Daerah.

10) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan

Keuangan Daerah.

11) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan

Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah.

12) Program Peningkatan Profesional Tenaga dan Aparat

Pengawasan.

Page 148: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

13) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan.

14) Program Penataan Daerah Otonomi Daerah Baru.

i. Kepewagaian, dengan program-program:

4) Program Pendidikan Kedinasan.

5) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur.

6) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur.

j. Statistik, dengan program-program:

2) Program Pengembangan Data/Informasi/ Statistik Daerah.

k. Kearsipan, dengan program-program:

1) Program Perbaikan Administrasi Karsipan.

2) Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen /Arsip

Daerah.

3) Program Pemeliharan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana

Karsipan.

l. Komunikasi dan Infomatika, dengan program-program:

3) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media

Masa.

4) Program Kerjasama Informasi dengan Masa Media.

5.2. Fungsi Ketertiban dan Ketentraman,

Meliputi urusan-urusan wajib:

a. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, dengan program-

program:

5) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan.

6) Program Pemeliharaan Keamanan, Ketentraman dan Ketertiban

Masyarakat dan Pencegahan Tindak kriminal.

7) Program Program Pengembangan Wawsan Kebangsaan.

8) Program Pendidikan Politik Masyarakat.

13. Prioritas Peningkatan Infrastruktur Kota dan Pembangunan

Surakarta Bagian Utara, Ditempuh program dan kegiatan dalam fungsi

dan urusan sebagai berikut:

6.1. Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum,

Page 149: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Meliputi urusan-urusan wajib:

c. Pekerjaan Umum, dengan program-program:

6) Program Pembanguan Jalan dan Jembatan,

7) Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong.

8) Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong.

9) Program Pengendalian Banjir.

10) Program Pengembangan Infrastruktur Pedesaan.

d. Perumahan Rakyat, dengan program-program:

4) Program Pengembangan Perumahan.

5) Program Lingkungan Sehat Perumahan.

6) Program Pengelolaan Areal Pemakaman.

14. Prioritas Penataan Ruang Kota, Ditempuh program dan kegiatan dalam

fungsi dan urusan sebagai berikut:

7.1. Fungsi Lingkungan Hidup,

Meliputi urusan-urusan wajib:

e. Penataan Ruang, dengan program-program:

4) Program Perencanaan Tata Ruang

5) Program Pemanfaatan Ruang

6) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

f. Lingkungan Hidup, dengan program-program:

6) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan.

7) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan

Hidup.

8) Program Peningkatan Kualitas dan Akses informasi SDA dan

Lingkungan Hidup.

9) Program Pengendalian Polusi.

10) Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijua (RTH).

g. Pertanahan, dengan program-program:

4) Program Penataan Penguasaan, Pemilikian, Penggunaan dan

Pemanfaatan Tanah.

5) Program Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan.

Page 150: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

6) Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan.

Pembahasan

D. PERAN WALIKOTA DALAM MENGELOLA KEUANGAN

DAERAH KOTA SURAKARTA DITINJAU DARI UU NO. 32

TAHUN 2004

Dalam pembanguan Kota Surakarta walikota mempunyai peran

yang sangat dominan dalam pembangunan Kota, khususnya dalam

pengelolaan keuangan daerah. Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa

penelitian ini dilakukan di Kantor Pemerintahan Kota Surakarta. Peran

walikota tersebut mempunyai sistem pengelolaan yang sudah dirancang

sedemikian rupa. Dalam hal ini Kepala Daerah memegang kekuasaan

umum pengelolaan keuangan daerah tersebut, Agar pelaksanaan

pengeluaran dan penerimaan anggaran yang dipergunakan dalam rangka

pembiayaan pelaksanaan pembangunan dapat berdaya guna dan berhasil

guna, perlu adanya tertib administrasi dalam rangka pelaksanaan

pengelolaan keuangan daerah. Untuk itu dalam rangka tercapainya tertib

administrasi pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah perlu adanya

Peraturan Daerah Kota Surakarta yang mengatur dan menetapkan

tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

Sejalan dengan hal tersebut sudah barang tentu pelaksanaan

otonomi Daerah tidak hanya dilihat dari berapa besar daerah akan

memperoleh dana perimbangan dari Pemerintah Pusat, tetapi harus

diimbangi dengan sejauh mana instrument atau sistem pengololaan

keuangan daerah saat ini mampu mamberikan nuansa manajemen

keuangan yang lebih adil, rasional, transparan, partisipatif dan

bertanggung jawab.

Yang mana dalam menjalankan pengelolaan keuangan daerah

tersebut, pemerintah daerah Kota Surakarta mempunyai sumber dana

antara lain:

Page 151: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

b. Pendapatan asli daerah yang selanjutnya disebut PAD, yaitu :

1). Hasil pajak daerah;

2). Hasil retribusi daerah;

3). Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan

4). Lain-lain PAD yang sah;

b. Dana perimbangan; dan

c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah;

5) Pendapatan Hibah

6) Bagi Hasil Pajak dari Ptopinsi dan Pemerintah Daerah.

7) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus.

8) Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah

Lainnya.

E. TERHADAP KEGIATAN YANG DILAKUKAN OLEH

WALIKOTA DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Dalam hal memajukan Kota Surakarta Walikota melakukan

berbagai macam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan

keuangan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota

Surakarta. Di antara lain kegiatan yang dilakukan Walikota sebagai

berikut:

5. Menciptakan iklim kehidupan kota yang kondusif, aman, dan damai.

Dalam hal menciptakan kehidupan yang kondusif, maka Walikota

harus menerapkan Peraturan sebagaimana semestinya. Dan dalam

menerapkan peraturan tersebut tidak ada tebang pilih untuk

Page 152: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

menjatuhkan sanksi kepada siapapun tanpa terkecuali. Agar

terciptanya kehidupan yang kondusif, aman dan damai.

6. Mewujudkan pembangunan kota yang adil dan demokratis:

Untuk mewujudkan hal tersebut Walikota dapat melaksanakan dengan

cara sebagai berikut:

d. Dalam bidang Pendidikan yaitu:

Dengan menjalakan program wajib belajar 9 tahun dan juga

program pendidikan menengah.

e. Dalam bidang Kesehatan yaitu;

Dengan menjalankan Program peningkatan keselamatan Ibu

Melahirkan dan Anak, pemberian pengobatan gratis kepada

masyarakat yang kurag mampu dan Perbaikan Gizi masyarakat.

f. Dalam bidang Perumahan dan Fasilitas Umum yaitu:

Dengan menjalankan Program pengembangan Perumahan dan

Lingkungan Sehat Perumahan.

7. Meningkatkan kesejahretaan masyarakat Kota Surakarta

Kegiatan yang dilakukan Walikota dalam hal meningkatkan

kesejahteraan yaitu: Dengan menjalankan program promosi kesehatan

ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan masyarakat,

pengembangan pusat pelayanaan informasi dan konseling KKR,

pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan

tumbuh kembang anak, penyiapan tenaga pendamping kelompok bina

keluarga, dan pengembangan model operasional BKB-posyandu-

PUD. Termasuk dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan

Koperasi dan usaha kecil menengah dengan program Pencipta Iklim

Usaha Kecil Menengah yang Kondusif, Pengembangan

Kewirausahaan dan Keunggulan Usaha Kecil Menengah, dan

Pengembangan sistem Pendukung usaha Mikro Kecil Menengah.

8. Meningkatkan ekssistensi Kota dalam pergaulan Regional, Nasional,

dan Internasional.

Page 153: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Kegiatan yang dilakukan Walikota dalam hal meningkatkan eksistensi

Kota dal pergaulan yaitu:

c. Dalam bidang Komunikasi dan informatika.

Dengan menjalankan program Pengembangan Komunikasi,

Informasi dan Media Masa, dan Kerjasama Informasi dengan Masa

Media.

d. Dalam bidang pariwisata dan Budaya.

Dengan menjalankan program kebudayaan seperti Pengembangan

Nilai Budaya, Pengelolaan Kekayaan Budaya, dan Pengelolaan

Keragamaan Budaya.

Dengan menjalankan program kepariwisataan seperti

Pengembangan Pemasaran Pariwisata, pengembangan Destinasi

Pariwisata, dan Pengembangan Kemitraan.

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan Walikota tersebut sangat

berperan dalam pengelolaan keuangan daerah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Kota Surakarta. Selain itu dapat memajukan

Kota Surakarta dalam tingakt Nasional maupun tingkat Internasional.

F. LANGKAH DAN CARA-CARA DALAM PENGELOLAAN

KEUANGAN DAERAH YANG DAPAT MENINGKATKAN

PEREKONOMIAN DI KOTA SURAKARTA.

Dalam menjalankan kinerjanya Walikota mempunyai langkah dan cara

dalam pengelolaan keuangan daerah di Kota Surakarta, yaitu sebagai berikut:

5. Dalam Fungsi Pendidikan

Terutama untuk urusan wajib Pendidikan, dengan program-program:

4) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.

5) Program pendidikan Menengah.

6) Program Pendidikan Anak Usia Dini,

6. Dalam Fungsi Kesehatan

Terutama untuk urusan wajib Kesehatan, dengan program-program:

Page 154: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

2) Program peningkatan keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak.

4) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

5) ProgramPerbaikan Gizi Masyarakat

7. Dalam Fungsi Lingkungan Hidup, dengan program-program:

4) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan.

5) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.

6) Program Peningkatan Kualitas dan Akses informasi SDA dan

Lingkungan Hidup.

8. Dalam Fungsi Perhubungan, dengan program-program:

4) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan,

5) ProgramRehabilitasi dan pemerilharaan prasarana dan Fasilitas LLAJ

6) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan.

Dengan langkah dan cara, seperti di atas maka dapat di simpulkan bahwa

dengan adanya fungsi-fungsi dan program-program seperti itu akan

mempercepat proses peningkatan perekonomian di wilayah Kota Surakarta

melalui pengelolaan keuangan Daerah.

Page 155: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

BAB IV

PENUTUP

C. Kesimpulan

Setelah diuraikan dalam hasil penelitian dan analisis selanjutnya dapat

ditarik suatu kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Peran Walikota dalam mengelola keuangan daerah Kota Surakarta ditinjau

UU No. 32 Tahun 2004. Bahwa Dalam kerangka sistem penyelenggaraan

pemerintahan terlihat bahwa sistem pengelolaan keuangan pada dasarnya

merupakan sub sistem pemerintahan itu sendiri. Aspek pengelolaan

Keuangan Daerah juga merupakan sub sistem yang diatur oleh Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan

Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dengan pengaturan tersebut

diharapkan terdapat keseimbangan yang lebih transparan dan akuntabel

dalam pendistribusian keuangan, pembiayaan, dan penataan sistem

pengelolaan yang lebih baik dalam mewujudkan pelaksanaan otonomi

daerah secara optimal sesuai dinamika dan tuntutan masyarakat yang

berkembang.

Selain itu Kepala Daerah juga melakukan Perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, dan pelaporan APBD, Kepala daerah dalam penyusunan

rancangan APBD menetapkan prioritas dan plafon anggaran sebagai dasar

penyusunan rencana kerja dan anggaraaan satuan kerja perangkat daerah

dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai. Kepala

daerah mengajukan rancangan Perda tentang APBD disertai penjelasan

dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD untuk memperoleh

persetujuan bersama.

2. Kegiatan yang dilakukan oleh Walikota dalam pengelolaan keuangan

daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bahwa dalam

rangka mencapai peningkatan pembangunan dan kesejahteraan

Page 156: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

masyarakat Kota Surakarta, Oleh karena itu Walikota dapat mengambil

suatu langkah atau keputusan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat Kota Surakarta dengan tahapan yang mempunyai daya

Komperatif dan Kompetitif daerah untuk diarahkan pada peningkatan

kesejahteraan masyarakat miskin, peningkatan derajat kesehatan

masyarakat dan peningkatan kualitas pendidikan.

Selain itu dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan dan

pembangunan yang selaras dengan pemerintah pusat, serta

menyelenggarakan urusan-urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib

maupun urusan pilihan. Ada 9 fungsi pemerintahan dan pembangunan

yang harus dijalankan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan Peraturan

Menteri Dalam Negeti Nomor 13 taun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, yaitu: (1) Pelayanan Umum, (2) Ketertiban dan

Ketentraman, (3) Ekonomi, (4) Lingkungan Hidup, (5) Perumahan dan

Fasilitas Umum, (6) Kesehatan, (7) Pariwisata dan Budaya, (8)

Pendidikan, dan (9) Perlindungan Sosial.

3. Langkah dan cara-cara dalam pengelolaan keuangan daerah yang dapat

meningkatkan perekonomian di Kota Surakarta. Bahwa dalam hal ini

Walikota berusaha dalam membuat suatu terobosan dalam menjalankan

sistem pengelolaan keuangan daerah untuk memajukan perekonomian

masyarakat di Kota Surakarta dengan cara sebagai berikut:

7. Membangun sarana dan prasaran umum.

8. Meningkatkan pembangunan infrastruktur di Kota Surakarta.

9. Meningkatkan lapangan kerja.

10. Pengembangan Pemasaran Pariwisata

11. Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

12. Pengembangan sistem Pendukung usaha Mikro Kecil Menengah.

Page 157: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

Urusan wajib adalah urusan pemerintah yang wajib diselenggarakan oleh

pemerintah daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar (basic services)

bagi masyarakat, seperti pendidikan dasar, kesehatan, lingkungan hidup,

perhubungan, kependudukan, dan sebagainya. Urusan pemerintah yang

bersifat pilihan adalah urusan pemerintahan yang diprioritaskan oleh

pemerintah daerah untuk diselengggarakan yang terkait dengan upaya

mengembangkan potensi unggulan (core competence) yang menjadikan

kekhasan daerah. urusan pemerintah diluar urusan wajib dan pilihan yang

diselenggarakan oleh pemerintah daerah, sepanjang menjadi kewenangan

daerah yang bersangkutan tetap harus diselenggarakan oleh pemerintahan

daerah yang bersangkutan. Dengan langkah dan cara, seperti di atas maka

dapat disimpulkan bahwa dengan adanya fungsi-fungsi dan program-

program seperti itu akan mempercepat proses peningkatan perekonomian

di wilayah Kota Surakarta melalui pengelolaan keuangan Daerah.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, penulis memberikan saran-saran sebagai

berikut:

4. Kerugian keuangan daerah yang sengaja atau tidak sengaja, baik langsung

maupun tidak langsung yang menyebutkan kerugian daerah adalah

perbuatan yang melanggar hukum. Saran penulis agar mencegah terjadinya

permasalahan tersebut maka Walikota harus lebih tegas dan berani dalam

mengambil keputusan untuk penyelesaian permasalahan tersebut, dan juga

sebagai tindakan untuk mencegah terjadinya korupsi. Selain itu Walikota

Harus Menerapkan suatu Peraturan yang dapat pencegah, agar para

perangkat pengelolaan keuangan daerah lebih teliti lagi dalam

menyelesaikan laporan keuangan daerah.

5. Dibutuhkan kerja lebih keras lagi untuk meningkatkan keuangan daerah,

agar keuangan daerah dapat meningkat dan dapat memajukan Kota

Surakarta. Supaya masyarakat Kota Surakarta dapat merasakan

peningkatan dari hasil kerja yang maksimal yang dilakukan Walikota.

Page 158: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

6. Agar taraf hidup masyarakat Kota Surakarta bisa menjadi seimbang dan

adil, langkah Pemerintah Daerah Kota Surakarta untuk meningkatkan

Pembangunan yang secara merata di Kota Surakarta dalam berbagai hali

seperti Pengendalian Banjir, Penataan Tata Ruang Kota, Meningkatkan

Mutu Pendidikan, Pembanguan Perumahan Sederhana, dan Pemberian

Kesehatan dan Perbaikan Gizi secara gratis bagi masyarakat yang kurang

mampu.

7. Diharapkan Pemerintah Daerah Kota Surakarta Agar dapat mengurangi

angka penggangguran di Kota Surakarta, Pemerintah Daerah Kota

Surakarta dapat melakukan peningkatan lapangan kerja dan memberikan

pinjaman kredit usaha bagi masyarakat Kota Surakarta yang ingin

membuka usaha kecil menengah. Supaya angka penggangguran dapat

dikurangi secara signifikan.

Page 159: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syukur. 1985. Birokarsi dan Pembangunan Nasional. Disertasi.

Makasar. Universitas Hasannudin

Agus Dwiyanto, dkk, Teladan dan Pantangan dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Pusat Studi Kedudukan

dan Kebijakan UGM, Yogyakarta

Ali Faried. 1996. Hkum Tata Pemerintahan dan Proses Legislatif di Indonesia.

Jakarta. Raja Grafindo

Bagir Manan, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, PSH UII, Yogyakarta, 2001

, Otonomi Daerah dan Daerah Otonomi, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 2002

Handayaningrat, Soewarno. 1991. Administrasi Pemerintahan Dalam

Pembangunan Nasional. Jakarta. Masagung

Indra Ismawan, Ranjau-ranjau Otonomi Daerah. Pondok Edukasi, Solo, 2003.

Jedawi, Mortir. 2001. Desentralisasi dan Implementasi di Indonesia. Makalah.

Makassar. PPS-Unhas

Joseph, Eaton W (ed). 1986. Pembangunan Lembaga dan Pembangunan Nasional

dari Konsep ke Aplikasi. Jakarta. UI Pres

Mardiasmo, Otonomi dan manajemen Keuangan Daerah, andi, Yogyakarta, 2002

Noer Fauzi dan R. Yando Zakaria, Meng-aset-I Otonomi Daerah, Konsorsium

Pembaruan Agraria Bekerjasama Dengan IN. SIS Press. 2002

Rozali Abdullah, Pelaksanaan Otonomi Luas dan Isu Federalisme Sebagai Suatu

Alternatif. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2000

Siswanto Sunarno,Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia. Sinar Grafika,

Jakarta.2006

Sutopo, HB, 1997. Pengantar Penelitian Kualitatif (Dasar-dasar Teoritis dan

Praktis). Surakarta: Pusat Penelitian.

Soerjono Soekanto, 1986. Pengantar Penelitian hukum. Jakarta: UI Press.

Syaukani, H.R, Menatap Harapan Masa Depan Otonomi Daerah, Lembaga Ilmu

Pengetahuan Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur.

Page 160: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERAN …/Tinjauan... · DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SURAKARTA ... Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis

The Liang Gie. 1967.Perkembangan Pemerintah Daerah di Negara Republik

Indonesia.Jilid III.Jakarta: Gunung Agung.

Pemerintahan Kota Surakarta. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

.Tahun Anggaran 2007.

Perundang-undangan;

Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Undang-undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung jawab Keuangan Daerah

Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Undang-undang No. 25 Tahun 1999 tentang perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah

Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2005 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan

Pemerintahan Kabupaten Kota

Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2005 tentang Perangkat Daerah

Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

Permendagri No. 17 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang

Milik Daerah