TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

95
TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH YANG MENGALAMI KERUGIAN AKIBAT KESALAHAN DARI SISTEM BANK PADA LAYANAN MOBILE BANKING SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Memenuhi dan Melengkapi Syarat – syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Oleh : CUT MAIDINA ANANDA PUTRI NIM :140200025 DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM PERDATA BW FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 Universitas Sumatera Utara

Transcript of TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

Page 1: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP

NASABAH YANG MENGALAMI KERUGIAN AKIBAT

KESALAHAN DARI SISTEM BANK PADA LAYANAN MOBILE

BANKING

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Memenuhi dan Melengkapi Syarat – syarat

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh :

CUT MAIDINA ANANDA PUTRI

NIM :140200025

DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM PERDATA BW

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara

Page 2: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

Universitas Sumatera Utara

Page 3: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

1. Skripsi yang saya tulis ini adalah benar tidak merupakan jiplakan dari skripsi atau

karya ilmiah orang lain.

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

NAMA : CUT MAIDINA ANANDA PUTRI

NIM : 140200025

DEPARTEMEN : HUKUM KEPERDATAAN

JUDUL SKRIPSI : TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM

TERHADAP NASABAH YANG MENGALAMI KERUGIAN

AKIBAT KESALAHAN DARI SISTEM BANK PADA

LAYANAN MOBILE BANKING

Dengan ini menyatakan:

2. Apabila terbukti dikemudiian hari Skripsi tersebut adalah jiplakan, maka segala

akibat hukum yang timbul menjadi tanggung jawab saya.

Demikian pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya tanpa paksaan atau tekanan

dari pihak manapun.

Medan, Maret 2018

Cut Maidina Ananda putri

140200025

Universitas Sumatera Utara

Page 4: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, nikmat, dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai

tugasakhiruntukmenyelesaikanstudidanmendapatkangelarSarjanaHukum pada

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Dan tidak lupa shalawat

beriring salam saya sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah

menuntun umatnya kejalan yang diridho i Allah SWT.

Adapun skripsi ini berjudul: “Tinjauan Yuridis Perlindungan Hukum

Terhadap Nasabah Yang Mengalami Kerugian Akibat Kesalahan Dari Sistem

Bank Pada Layanan Mobile Banking”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

mempunyai banyak kekurangan di dalam penulisannya, oleh karena itu penulis

berharap adanya masukan dan saran yang bersifat membangun dimasa yang akan

datang.

Pelaksanaan penulisan skripsi ini diakui banyak mengalami kesulitan dan

hambatan, namun berkat bimbingan, arahan, serta petunjuk dari dosen

pembimbing, maka penulisan ini dapat diselesaikan dengan baik, kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya

kepada semua pihak yang banyak membantu, membimbing, dan memberikan

motivasi. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1.Prof. Dr. Budiman Ginting., M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Hukum Sumatera Utara atas semua dukungan yang besar

terhadap seluruh mahasiswa/i demi kemajuan dan perkembangan

Universitas Sumatera Utara

Page 5: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

ii

pendidikanhukumdilingkunganFakultasHukumUniversitasSumatera

Utara.

2. Prof.Dr.OK.Saidin,SH.,M.Hum,selakuWakilDekanIFakultasHukum

Universitas Sumatera Utara.

3. Puspa Melati Hasibuan, SH., M.Hum selaku Wakil Dekan II Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara dan sekaligus merupakan Dosen

Pembimbing I, penulis mengucapkan terimakasih karena yang berkenaan

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan

dalam proses penulisan skripsi ini.

4. Dr.JellyLevizaSH.,M.Hum,selakuWakilDekanIIIFakultasHukum

Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr.Rosnidar Sembiring, SH.,M.Hum, selaku Ketua Departemen

Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

6. IbuRabiatulSyahriah,SH.,M.Hum,selakudosenpembimbingIIyang telah

banyak membantu penulis dalam memberikan masukan arahan- arahan

serta bimbingan di dalam pelaksanaan penulisan skripsi ini.

7. Bapak Affan Mukti, SH, MS selaku dosen pembimbing akademik penulis.

8. Terimakasihkepada Saudara Penulis Teuku Sabri, Cut Widy, dan Cut

Ridzky Amelia yang telah membantu penulis dan memberikan motivasi

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9.Terimakasih kepada wanita-wanita seperjuangan yang sangat banyak

membantu penulis yaitu R.r Meidy Irzha Adewidya, Rizky Amelia, Fadhila

Daratulaila, Cut Adelia, Ajeng Hanifa.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

iii

10. Terimakasih kepadaTeman Klinis yaitu Azansyah Hashif, Alexander

Invranto, Wirandi Manik.

11. Terimakasihkepadasemuapihakyangtelahmembantudalampenulisan skripsi

ini baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

12. Secara khusussaya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada kedua orangtua saya, Ayahanda Teuku Zulfikar dan Mama

Dra.Mahda Nizar yang selalu mendoakan dan memberikan semangat

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Demikianyangdapatpenulissampaikan,semogakitasemuaselaludalam

lindungan Allah SWT.

Medan, Maret 2018

Cut Maidina Ananda Putri

140200025

Universitas Sumatera Utara

Page 7: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................iv

ABSTRAK............................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A.Latar Belakang................................................................................................1

B.Permasalahan..................................................................................................7

C.Tujuan Penulisan............................................................................................7

D.Manfaat Penulisan..........................................................................................8

E. Metode Penulisan...........................................................................................8

F. Keaslian Penulisan........................................................................................10

G.Sistematika Penulisan...................................................................................10

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM............

TERHADAP NASABAH BANK........................................................................13

A.Perlindungan Hukum....................................................................................13

1. Pengertian perlindungan hukum..............................................................13

2. Bentuk perlindungan hukum....................................................................15

3. Perlindungan hukum terhadap nasabah bank..........................................17

B.Bank..............................................................................................................17

1. Pengertian bank.......................................................................................17

2. Fungsi dan tujuan bank............................................................................18

3. Jenis-jenis bank........................................................................................21

4. Sistem bank elektronik............................................................................28

Universitas Sumatera Utara

Page 8: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

v

5. Pengertian nasabah..................................................................................30

6. Jenis-jenis nasabah...................................................................................31

7. Hubungan antara nasabah dengan bank...................................................32

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG MOBILE BANKING.....................38

A.Pengertian Mobile Banking..........................................................................38

B.Transaksi Mobile Banking............................................................................40

C.Kesalahan Sistem Bank Pada Layanan Mobile Banking..............................45

D.Contoh Kasus Kesalahan Sistem bank yang merugikan nasabah...................

(kasus kerugian nasabah akibat terjadi gangguan terhadap satelit Telkom)47

BAB IV TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM...........................

TERHADAP NASABAH BANK YANG MENGALAMI KERUGIAN

DALAM TRANSAKSI MOBILE BANKING.................................................52

A.Pertanggungjawaban Pihak Bank Apabila Nasabah Mengalami Kerugian.52

B.Penyelesaian Sengketayang dapat dilakukan Nasabah yang Mengalami

Kerugian dalam Transaksi mobile banking........................................................57

C.Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah yang Mengalami Kerugian Akibat

Kesalahan dari Sistem Bank Pada LayananMobile Banking Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen........65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................81

A.Kesimpulan...................................................................................................81

B.Saran.............................................................................................................83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 9: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

vi

ABSTRAK Cut Maidina Ananda Putri*

Puspa Melati Hsb** Rabiatul Syahriah***

Era digital,yaitu era teknologi informasi yang semakin cepat dimanfaatkan,

baik oleh masyarakat maupun industri perbankan dalam rangka meningkatkan efisiensi kegiatan operasional dan mutu layanan bank pada nasabah. Mobile Banking memungkinkan penggunanya untuk mengakses informasi saldo atau mentransfer sejumlah uang hanya lewat ponsel. Salah satu kelemahan darim- banking adalah ketergantungan terhadap ketersediaan jaringan seluler operator yang bersangkutan, jika terjadi blankspot atau ketidaktersediaan jaringan maka layananmobile bankingtidak bisa dilakukan.Adapun skripsi yang berjudul Tinjauan yuridis perlindungan hukum terhadap nasabah yang mengalami kerugian akibat kesalahan dari sistem bank pada layanan mobile banking.

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatifataujugabisadisebutdenganpenelitianhukumdoktriner,dansumber data sekunder yang didapatkan melalui bahan hukum primer,bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau disebut dengan data sekunder dan analisis data dilakukan secara kualitatif.

Bentukpertanggungjawabanpihakbankterhadapnasabahyangmengalami kerugian akibat kesalahan dari sistem bank sehingga hilangnya saldo pada rekening nasabah, diwujudkan dengan dikreditkan kembali ke dalam rekening nasabah sejumlah uang besarnya sama dengan kerugian tersebut. Upaya penyelesaian sengketa yang dapat dilakukan nasabah yang mengalami kerugian dapat melalui jalur pengadilan atau di luar pengadilan.Perlindungan hukum terhadap nasabah layanan Mobile banking yang mengalami kerugian akibat kesalahan dari sistem bank dapat dilakukan dengan perlindungan hukum represif danpreventif.Perlindunganrepresifdiberikandalambentukpemberiansanksi yaitusanksiperdataberupagantikerugiansebagaimanadiaturdalamPasal19 Undang-Undang Nomor8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan sanksiadministrasinegaraberupadendamaksimalRp.200.000.000(duaratusjuta rupiah)sebagaimanadiaturdalamPasal60ayat(2)Undang-UndangNomor8 Tahun1999.Perlindunganhukumpreventifdilakukangunamencegahkerugian nasabahlayananMobilebankingakibatkesalahandarisistembankyangdialami oleh nasabah/konsumen lainnya, mengingat kegiatan transaksi melalui Mobile Bankingmudahdilakukanolehnasabahtanpaharuspergikebanksehinggatidak menutupkemungkinanakanadalaginasabahyangdirugikanakibatkesalahan sistem bank pada transaksi Mobile banking. Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Nasabah, Mobile Banking

*Mahasiswa Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum USU **Dosen Pembimbing I, Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum USU ***DosenPembimbing II, Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum USU

Universitas Sumatera Utara

Page 10: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era digital, yaitu era teknologi informasi yang semakin cepat dimanfaatkan,

baik oleh masyarakat maupun industri perbankan dalam rangka meningkatkan

efisiensikegiatanoperasionaldanmutupelayananbankkepadanasabah,seperti e-

banking atau layanan perbankan elektronik. Layanan perbankan elektronik

(electronic banking) adalah layanan bagi nasabah bank untuk memperoleh

informasi, melakukan komunikasi, dan melakukan transaksi perbankan melalui

media elektronik.1

Seiring dengan perkembangan zaman, bank berusaha memperluas jaringan

dengan memberikan beberapa kemudahan dalam bertransaksi tanpa harus ke

bank, antara lain:

1.Transaksi lewat pesan singkat (SMS Banking). SMS Banking merupakan salah

satu fitur yang disediakan bank untuk nasabah melalui pesan singkat (SMS) ini

mestinya digunakan untuk mengakses akun dari bank dengan mengirimkan

perintah-perintah yang sudah ditentukan oleh bank;

2.Transaksi lewat pesawat telepon (Phone Banking), Phone Banking adalah

layanan yang diberikan oleh bank untuk kemudahan dalam mendapatkan

informasi perbankan dan untuk melakukan transaksi melalui telepon;

3.Transaksi lewat ponsel pintar atau smartphone (ponsel yang meliputi fungsi

canggihdiluarkemampuanpanggilantelepondanmengirimpesansingkat)

1MuhamadDjumhanaI,HukumPerbankandiIndonesiaRevisiBabIIdanBabIII,PT CitraAdityaBakti,Bandung,2012,hal.1

1

Universitas Sumatera Utara

Page 11: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

2

ataumobile banking merupakan sebuah sistem layanan dari sebuah lembaga

keuangan seperti bank untuk melakukan sejumlah transaksi keuangan yang

dapat diakses langsung oleh nasabah melalui perangkat mobile seperti ponsel

pintar (smartphone); dan

4.Transaksi lewat internet (Electronic banking). Electronic banking adalah suatu

akivitas perbankan, dimana aktivitas tersebut dilakukan dimanapun dan

kapanpun dengan menggunakan jaringan internet.

Salah satu contoh dari kemajuan teknologi informasi adalah lahirnya

perbankan bergerak (mobile banking).Mobile banking dikatakan telah menjadi

cara pemasaran jasa perbankan yang baru dan dapat berperan sebagaicustomer

relationship management (CRM) bagi perusahaan jasa keuangan. Customer

relationship management (CRM) adalah suatu strategi terintegrasi ke dalam

budaya perusahaan dan dengan perjalanan waktu selalu diasah dan diperbaiki

sesuai kebutuhan dan keinginan para pelanggannya.Hal ini terjadi karena di

pasaran ponsel sudah sangat banyak digunakan oleh konsumen, ponsel membuat

perusahaan lebih mudah berkomunikasi dengan target pasar dan dapat

membangun hubungan yang lebih kuat dengan konsumen dalam hal ini jasa

perbankan sebagai penyedia jasa mobile banking. Mobile banking dapat

meningkatkan kualitaslayanan karena konsumen dapat melakukan transaksi

dengan nyaman dimanapun dan kapanpun asalkan ada sambungan nirkabel.2

Mobile banking memungkinkan penggunanya untuk mengakses informasi

saldo atau mentransfer sejumlah uang hanya lewat ponsel. Salah satu pemasalahan

yangdihadapidalampenggunaanmobilebankingadalahkegagalantransaksidan

2http://idtesis.com/tesis-analisis-faktor-penyebab-nasabah-menggunakan-layanan-

mobile-banking/,diaksespadahariJum’at20Oktober2017Pukul19.08WIB

Universitas Sumatera Utara

Page 12: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

3

transaksi berulang-ulang karena SMS tertunda (SMS-delay), hal ini disebabkan

oleh protocol sms tidak memiliki mekanisme untuk menjaga koneksi, sangat

bergantung pada batasan (traffic), Traffic adalah ukuran dari transfer data yang

telah digunakan oleh web, sehingga keterlambatan informasi sering terjadi dalam

transaksi mobile banking.

Mobile banking merupakan salah satu layanan perbankan yang menerapkan

teknnologi informasi.Layanan ini menjadi peluang bagi bank untuk menawarkan

nilai tambah kepada pelanggan.Mobile banking atau biasa disebut m-banking

merupakan suatu layanan perbankan yang diberikan oleh pihak bank untuk

mendukung kelancaran dan kemudahan kegiatan perbankan. Keefektifan dan

keefisienan nasabah untuk melakukan berbagai transaksim-banking tidak akan

berjalan, jika tidak didukung oleh telepon selular dan internet. Setiap orang yang

memiliki ponsel dapat memanfaatkan fasilitas ini, untuk bertransaksi di mana saja

dan kapan saja dengan mudah.Adanya berbagai kemudahan layanan perbankan

tersebut, diharapkan nsasabah merasa puas dalam menggunakan berbagai macam

jasa yang diberikan oleh pihak bank.

Kelemahan dari m-banking adalah ketergantungan terhadap ketersediaan

jaringan seluler operator yang bersangkutan.Jika terjadi blankspot atau

ketidaktersediaan jaringan, maka layanan m-banking tidak bisa dilakukan.Hal

tersebut sebenarnya bukanlah tanggung jawab bank melainkan tanggung jawab

penyediaoperatorselulerdaninternetprovideryangdigunakanolehnasabah untuk

mengakses layanan m-banking.Oleh karena itu, institusi-institusi perbankan

berusaha memberikan kepuasan pelayanan kepada para nasabahnya

denganmemberikanfasilitasperbankan,berupalayananmobilebankinguntuk

Universitas Sumatera Utara

Page 13: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

4

melakukan transaksi atau bisnis. Penggunaan jaringan seluler untuk kepentingan

transaksi komersial (mobile commerce) dinilai cukup aman, karena identitas

pengguna lebih jelas, satu nomor ponsel hanya digunakan oleh satu orang. Maka

mobile banking terlihat lebih sukses pekembangannya di Indonesia.3

Keterlambatan informasiyang terkadang terjadi pada jam-jam tertentu,

melibatkan duaserver yaituserver bank danserver operator,jika salah satuserver

mengalami perbaikanakanmengganggudalam prosesbertransaksi. Keamanan

layanan mobile banking mengkhawatirkan nasabah bank pengguna layanan

mobile banking. Kerugian nasabah bank pengguna layanan mobile banking yang

terjadi akibat keterlambatan informasi pada layanan mobile banking oleh sistem

bank menjadi kajian dalam bidang hukum perbankan yang dapat dikaitkan dengan

hukum pelindungan konsumen, mengingat nasabah adalah konsumen pengguna

jasa perbankan.

MenurutPasal21ayat(3)Undang-UndangNomor11Tahun2008tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) menyatakan bahwa:

“Jika kerugian transaksi elektronik disebabkan gagal beroperasinya agen elektronik akibat tindakan pihak ketiga secara langsung terhadap sistem elektronik, segala akibat hukum menjadi tanggung jawab penyelenggara agen elektronik,”

Pada Pasal 22 ayat (1) Undang- Undang 11 Tahun 2008 tentang Informasi

dan Transaksi Elektronik (ITE) ini juga menjelaskan bahwa:

“Penyelenggara agen elektronik tertentu harus menyediakan fitur pada agen elektronik yang dioperasikannya yang memungkinkan penggunanya melakukan perubahan informasi yang masih dalam proses transaksi,”

3http://jurnal.fe.uad.ac.id/wp-content/uploads/Syamsul-Hadi-Novi.pdf, diaksespadahari

Jum’at,20Oktober2017Pukul19.20WIB

Universitas Sumatera Utara

Page 14: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

5

Agen elektronik berkewajiban untuk memberikan akses bagi penggunanya

agar dapat melakukan perubahan informasi selama dalam proses transaksi.

Informasi elektronik yang diberikan tidak hanya terbatas pada tulisan, suara,

gambar, peta, rancangan, foto, surat elektronik, telegram, atau sejenisnya, huruf,

tanda, angka, kode akses, simbol, yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat

dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. Berdasarkan uraian tersebut

menyebutkanbahwayangmenjadiagentransaksielektronikadalahbankdan yang

menjadi pengguna adalah nasabah.

Perkembangan teknologi informasi mengubah pola pemikiran mengenai

bataswilayah,waktu,nilai-nilai,wujudbenda,logikaberfikir,polakerja,dan batas

perilaku sosial dari yang bersifat manual menjadi komputerisasi/digital. Hal

tersebut telah berpengaruh terhadap bentuk, cara, sasaran hingga akibat dari

kejahatan berbasis teknologi. Perubahan paradigma tersebut pada kenyataannya

semakin sulit untuk diikuti oleh hukum sebagai sarana penertib sosial.Hukum

berfungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia.Agar kepentingan manusia

terlindungi, hukum harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Jadi perlindungan

hukum merupakan perlindungan yang diberikan oleh hukum maupun undang-

undanguntukmelindungikepentinganmanusiaagarkehidupanmanusiadapat

berlangsung normal, tentram, dan damai.4

Masalah perlindungan hukum bagi nasabah perbankan merupakan suatu hal

yang masih sangat dilematis, sehingga sampai saat ini perlindungan hukum bagi

nasabah belum maksimal untuk mendapatkan kepastianyang baik dalam

perbankannasional.Penyelenggaraanmobilebankingyangsangatdipengaruhi

4MahesaJatiKusuma,HukumPerlindunganNasabahBank:UpayaHukumMelindungi NasabahTerhadapTindakKejahatanITEdibidangPerbankan.NusaMedia,Bandung,2012,hal. 3

Universitas Sumatera Utara

Page 15: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

6

dengan perkembangan teknologi informasi dalam kenyataannya selain transaksi

menjadisangatmudahdanpraktistetapidisisilainnyamembuatadanyarisiko yang

dapat merugikan nasabah bank itu sendiri. Hak-hak nasabah yang harus

diwujudkan oleh penyedia jasa sebagaimana yang disebutkan dalam Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menjadi tanggung

jawab sepenuhnya sebagai penyedia jasa dan nasabah mendapatkan fasilitas

terbaik terutama dalam hal yang berkaitan dengan keamanan nasabah sendiri.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

(selanjutnya disebut UUPK) harusnya menjamin suatu penyelenggaraan

perlindungan konsumen dalam suatu produk hukum. Hal ini penting karena

adanya hukum yang memiliki kekuatan untuk memaksa pelaku usaha untuk

mentaatinya, dan juga hukum memiliki sanksi yang tegas. Mengingat dampak

penting yang dapat ditimbulkan akibat tindakan pelaku usaha yang sewenang-

wenang dan hanya mengutamakan keuntungan dari bisnisnya sendiri, maka

pemerintah memiliki kewajiban untuk melindungi konsumen yang posisinya

memang lemah, disamping ketentuan hukum yang melindungi kepentingan

konsumen belum memadai, khususnya dalam hal perlindungan hukum bagi

nasabah bank selaku konsumen.

Berdasarkanuraiandiatas,maka penulistertarikuntukmengangkat skripsi yang

berjudul: Tinjauan yuridis perlindungan hukum terhadap nasabah yang mengalami

kerugian akibat kesalahan dari sistem bank pada layanan mobile banking.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

7

B. Permasalahan

Berdasarkanlatarbelakangyangtelahdiuraikandiatas,makapermasalahan yang

akan dibahas dalam skripsi ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimanakahpertanggungjawabanpihakbankapabilanasabahmengalami

kerugian?

2.Bagaimanakah upaya penyelesaian sengketa yang dapat dilakukan nasabah

yang mengalami kerugian dalam transaksi mobile banking?

3.Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap nasabah bank yang mengalami

kerugian akibat kesalahan dari sistem bank pada layanan mobile banking

berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah:

1. Untukmengetahuibentukpertanggungjawabanpihakbankapabilanasabah

mengalami kerugian.

2.Untuk mengetahui upaya penyelesaian sengketa yang dapat dilakukan nasabah

yang mengalami kerugian dalam transaksi mobile banking.

3.Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap nasabah bank yang

mengalami kerugian akibat kesalahan dari sistem bank pada layanan mobile

bankingberdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

8

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan ini adalah sebagai berikut:

1.Manfaat teoretis

Secara teoretis, pembahasan terhadap masalah ini dapat memberikan

pemahaman dan pandangan-pandangan baru mengenai perlindungan hukum

terhadap nasabah Bank yang mengalami kerugian saat bertransaksi melalui

mobile banking.

2.Manfaat praktis

Secara praktis, pembahasan permasalahan ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi penulis dan masyarakat untuk mengetahui bentuk

pertanggungjawaban pihak bank terhadap nasabah, upaya penyelesaian

sengketa apa saja yang dapat dilakukan oleh nasabah dan perlindungan hukum

apa saja yang didapatkan oleh nasabah yang mengalami kerugian dalam

transaksi mobile banking.

E. Metode Penulisan

1.Jenis Penelitian.

Penulisan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

normatif.Metode penelitian bersifat normatif juga biasa disebut sebagai penelitian

hukum doktriner atau penelitian kepustakaan. Dinamakan penelitian hukum

doktriner dikarenakan penelitian ini hanya ditujukan pada peraturan-peraturan

tertulissehinggapenelitianinisangaterathubungannyapadaperpustakaankarena

Universitas Sumatera Utara

Page 18: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

9

akan membutuhkan data-data yang bersifat sekunder pada perpustakaan.5

2.Sumber data

Sumber datapenelitian ini diambil berdasarkan data sekunder yang

didapatkan melalui:

a.Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, yakni

seperti Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan

atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif

Penyelesaian Sengketa, Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/6/PBI/2005

tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan data pribadi

nasabah, Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/5/PBI/2005 tentang Mediasi

Perbankan, Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/15/PBI/2007 tentang

Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh

Bank Umum.

b. Bahanhukumsekunder,berupasemuapublikasitentanghukummeliputi buku-

buku hukum termasuk skripsi, tesis, disertasi hukum, jurnal-jurnal hukum.

c.Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,

seperti kamus (hukum), dll.

3.Teknik pengumpulan data

5https://idtesis.com/metode-penelitian-hukum-empiris-dan-normatif/

Jum’at20Oktober2017Pukul20.00WIBdiaksespadahari

Universitas Sumatera Utara

Page 19: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

10

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan,

yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau yang

disebut dengan data sekunder. Adapun data sekunder yang digunakan dalam

penulisanskripsiiniantaralainberasaldaribuku-bukukoleksipribadimaupun dari

perpustakaan, artikel-artikel yang diambil dari media elektronik, dokumen-

dokumen pemerintah termasuk peraturan perundang-undangan.

a.Analisis data

Data sekunder yang telah disusun secara sistematis kemudian dianalisis

dengan menggunakan pendekatan konseptual, pendekatan perundang-

undangan, serta pendekatan perbandingan hukum.

F. Keaslian Penulisan

“Tinjauan Yuridis Perlindungan Hukum terhadap Nasabah yang mengalami

kerugian akibat kesalahan dari sistem bank pada layanan mobile banking’’

merupakan judul skripsi ini dan belum pernah ditulis sebelumnya di Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara. Penulisan skripsi ini tidak sama dengan

penulisan skripsi lainnya. Sehingga penulisan skripsi ini masih asli serta dapat

dipertanggungjawabkan secara moral dan akademik.

G. Sistematika Penulisan

Setiap penulisan karya ilmiah, maka penulisan tersebut perlu dilakukan

secara sistematis untuk merangkai tiap-tiap pembahasan tersebut mudah untuk

dimengerti dan teratur. Penulisan ini dilakukan dengan kerangka penulisan yang

tersistematis ke dalam babyang masing-masing membahas tiap-tiap

Universitas Sumatera Utara

Page 20: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

11

Permasalahan yang mana tiap-tiap bab saling mendukung satu sama lain untuk

menjawab pertanyaan yang tercantum didalam perumusan masalah. Adapun karya

ilmiah ini ditulis dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan.

Bab I ini berisi tentang latar belakang, permasalahan, tujuan

penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan,

sistematika penulisan.

BAB II: Tinjauan umum perlindungan hukum terhadap nasabah bank.

Bab ini berisikan tentang pengertian perlindungan hukum, bentuk

perlindungan hukum, perlindungan hukum terhadap nasabah bank.

Pengertian bank, fungsi dan tujuan bank, jenis-jenis bank, sistem bank

elektronik, pengetian nasabah, jenis-jenis nasabah, hubungan antara

nasabah dengan bank.

BAB III: Tinjauan umum tentang mobile banking.

Bab ini berisikan tentang pengertian mobile banking, transaksi mobile

banking, kesalahan sistem bank pada layanan mobile banking, contoh

kasus kesalahan sistem bank yang merugikan nasabah (kasus kerugian

nasabah bank akibat terjadi gangguan terhadap satelit Telkom).

BAB 1V: Tinjauanyuridisperlindunganhukumterhadapnasabahbankyang

mengalami kerugian dalam transaksi mobile banking.

Bab ini berisikan tentang pertanggungjawaban pihak bank apabila

nasabah mengalami kerugian, upaya penyelesaian sengketa yang

dapat dilakukan nasabah yang mengalami kerugian dalam transaksi

mobile banking, perlindungan hukum terhadap nasabah bank yang

Universitas Sumatera Utara

Page 21: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

12

mengalami kerugian akibat kesalahan dari sistem bank pada layanan

mobile banking berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen.

BAB V: Kesimpulan dan saran.

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

BAB II

TINJAUAN UMUM PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH

BANK

A. Perlindungan Hukum

1. Pengertian perlindungan hukum

Sebagai makluk sosial maka sadar atau tidak sadar manusia selalu

melakukan perbuatan hukum (rechtshandeling) dan hubungan hukum

(rechtbetrekkingen).6 Perlindunganhukummerupakansalahsatuhalterpenting

dalam unsur suatu negara hukum. Hal tersebut penting, karena dalam

pembentukan suatu negara akan dibentuk pula hukum yang mengatur tiap-tiap

warga negaranya.Dalamperkembangannya,antara suatunegara denganwarna

negaranya akan terjalin suatu hubungan timbal balik, yang mengakibatkan adanya

suatu hak dan kewajiban antara satu sama lain, dan perlindungan hukum

merupakan salah satu hak yang wajibdiberikan oleh suatu negara kepada warga

negaranya.

Sehinggadapatdikatakan,jikasuatunegaramengabaikandanmelanggar hak

asasi manusia dengan sengaja dan menimbulkan suatu penderitaan yang tidak

mampu diatasi secara adil, maka negara tersebut tidakdapat dikatakan sebagai

suatu negara hukum dalam arti sesungguhnya.7

Beberapaahlihukumbanyakjugayangmengeluarkanpendapatmengenai

definisi dari perlindungan hukum itu sendiri, diantaranya:

6R.Soeroso,PengantarIlmuHukum,SinarGrafika,Jakarta,2006,hal.49. 7Zulham,HukumPerlindunganKonsumen,KencanaPrenadaMediaGroup,Jakarta,

2013,hal.133.

13

Universitas Sumatera Utara

Page 23: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

14

a.Menurut Satjipto Raharjo mendefinisikan perlindungan hukum adalah

memberikan pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikan orang lain

dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar mereka dapat

menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum.

b.Menurut Philipus M.Hadjon berpendapat bahwa perlindungan hukum adalah

perlindungan akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak

asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum

dari kesewenangan.

c.Menurut CST Kansil perlindungan hukum adalah berbagai upaya hukum yang

harus diberikan oleh aparat penegak huku untuk memberikan rasa aman, baik

secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai ancaman pihak

manapun.

d.Menurut Muktie, A.Fadjar perlindungan hukum adalah penyempitan arti dari

perlindungan, dalam hal ini hanya perlindungan oleh hukum saja. Perlindungan

yang diberikan oleh hukum, terkait pula dengan adanya hak dan kewajiban,

dalam hal ini yang dimiliki oleh manusia sebagai subyek hukum dalam

interaksinya dengan sesame manusia serta lingkungannya. Sebagai subyek

hukummanusiamemilikihakdankewajibanuntukmelakukansuatutindakan

hukum. 8

Keberadaan hukum dalam masyakat merupakan suatu sarana untuk

menciptakan ketentraman dan ketertiban masyarakat, sehingga dalam hubungan

antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya dapat dijaga

kepentingannya.Hukumsebagaikumpulanperaturanataukaeadahmengandung

8http://tesishukum.com/pengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-ahli/diakses

padatanggal11November2017pukul19.34wib.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

15

isi yang bersifat umum dan normatif, umum karena berlaku bagi setiap orang, dan

normatif karena menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, serta

menentukan bagaimana cara melaksanakan kepatuhan pada kaedah.9

2.Bentuk perlindungan hukum

Menurut Hadjondalam Sri Sumantri perlindungan hukum bagi rakyat

meliputi dua hal yaitu:

a.Perlindungan hukum preventif

Perlindunganhukum preventif,yakni bentukperlindunganhukum dimana kepada

masyarakat diberi kesempatan untuk mengajukan keberatan atau pendapatnya

sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitif.

Perlindungan hukum preventif dapat dilakukan melalui:

1)pembinaan;

2)pengawasan;

3)peraturan perundang-undangan.

b.Perlindungan hukum represif

Perlindungan hukum represif adalah bentuk perlindungan hukum dimana lebih

ditujukan dalam penyelesaian sengketa. Perlindungan hukum represif dapat

dilakukan melalui;

1)penindakan;

2)pemberian sanksi

(a)Keperdataan (ganti rugi)

PerikatanyangtimbuldariperjanjiansebagaimanadiaturdalamPasal

1338KUHPerdatayaitusemuaperjanjianyangdibuatsecarasahberlaku

9SudiknoMertokusumo,MengenalHukum,Liberty,Yogyakarta,2003,hal.39

Universitas Sumatera Utara

Page 25: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

16

sebagi undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Pada perikatan

yang timbul karena perjanjian, tidak dipenuhi atau dilanggar butir-butir

perjanjian itu, setelah dipenuhi syarat-syarat tertentu, dapat

mengakibatkan terjadinya cidera janji (wanprestasi). Perbuatan cidera

janji(wanprestasi)inimemberikanhakpadapihakyangdicideraijanji

untuk menggugat ganti rugi berupa biaya kerugian dan bunga.10

(b)Pidana

Asas legalitas “nullum delictum noela poena sine pravie legi poenali”

yang tercantum dalam Pasal 1 ayat (1) KUHPidana yang menyebutkan

bahwa tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan aturan

pidana dalam perundang-undangan yang telah ada, sebelum perbuatan

dilakukan. Sanksi pidana pelanggaran terhadap perlindungan konsumen

ini telahdiatur dalam ketentuan Pasal 61 Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, bahwa penuntutan pidana

dapat dilakukan terhadap pelaku usaha dan/atau pengurusan. Berdasarkan

penjelasan Pasal 61 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen sudah jelas memperlihatkan suatu bentuk

pertanggungjawaban pidana yang tidak saja dikenakan kepada pengurus

tetapi juga kepada perusahaan. Hal ini merupakan upaya bertujuan untuk

menciptakan sistem bagi perlindungan konsumen.

(c)Administrasi

Tindakanadministrasiolehpejabatyangberwenangditujukankepada

izinusaha,izinpraktekdanizinlainyangdiberikan,sertapenjatuhan

10SriSumantri,BungaRampaiHukumTataNegaraIndonesia,Alumni,Bandung,1992.

hal15

Universitas Sumatera Utara

Page 26: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

17

hukuman disiplinberdasarkan peraturan perundangan-undangan yang

berlaku.11

3.Perlindungan hukum terhadap nasabah bank

Perlindungan terhadap nasabah selaku konsumen dari layanan jasa

perbankanmunculdidasarkandenganadanyasejumlahhakhukumkonsumen yang

perlu untuk dilindungi agar terhindar dengan adanya tindakan-tindakan yang

mungkin dapat menimbulkan kerugian dari pihak lain.

Perlindungan terhadap data pribadi nasabah, dalam praktek disektor

perbankan dilakukan melalui perlindungan terhadap kerahasiaan dan keamanan

informasi nasabah dimana segala transaksi yang terkait dengan nasabah harus

dijaga kerahasiaannya oleh bank.Dalam peraturan yang mengatur mengenai

perlindungan data pribadi nasabah, perlunya mengatur hal-hal yang terkait dengan

prosedur dalam data nasabah diberikan kepada pihak yang berwenang,

pengecualian terhadap prosedur-prosedur yang berlaku, serta sanksi dalam hal

terjadi pelanggaran.Perlindungan hukum atas data pribadi nasabah dalam

penyelenggaraanlayananinternetbankingdapatdilakukandenganpendekatan self

regulation dan government regulation.

B. Bank

1.Pengertian bank

Perkembangan dewasa ini, maka istilah bank dimaksudkan sebagai suatu

jenis pranata financial yang melaksanakan jasa-jasa keuangan yang cukup

beranekaragam,sepertipinjaman,memberipinjaman,mengedarkanmatauang,

11AhmadiMirudanSutarmanYodo,HukumPerlindunganKonsumen,Raja grafindopersada,Jakarta,2007,hal.276

Universitas Sumatera Utara

Page 27: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

18

mengadakanpengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat

penyimpanan untuk benda-benda berharga, membiayai usaha-usaha perusahaan.12

Definisi bank secara hukum dapat ditemukan dalam Pasal 1 angka 2

Undang-UndangNomor10Tahun1998TentangPerubahanatasUndang-Undang

Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan menyatakan bahwa:

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuksimpanandanmenyalurkannyakepadamasyarakatdalambentukkredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Pengertian bank menurut O.P Simorangkir adalah:

“Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan

memberikan kredit dan jasa-jasa.Adapun pemberian kredit itu dilakukan baik dengan modal sendiri atau dengan dana-dana yang dipercayakan oleh pihak ketiga maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat pembayaran baru berupa uang giral.”13

Menurut H.Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya Dasar-Dasar Perbankan

memberikan pengertian sebagai berikut:

“Bank adalah lembaga keuangan berarti bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja.”14

2.Fungsi dan tujuan bank

Fungsi dan peranan bank secara umum adalah:

a.Penghimpun dana untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana

maka bank memilki beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga sumber,

yaitu:

1)Danayangbersumberdaribanksendiriyangberupasetoranmodalwaktu

pendirian.

12Abdurrachman,EnksiklopediaEkonomiPerdagangandanKeuangan,PTPradnya Paramita,Jakarta,1991,hal.80

13SentosaSembiring,HukumPerbankan,MandarMaju,Bandung,2000,hal.1 14MalayuS.PHasibuan,Dasar-DasarPerbankan,BumiAksara,Jakarta,2009,hal.2

Universitas Sumatera Utara

Page 28: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

19

2) Danayangberasaldarimasyarakatluasyangdikumpulkanmelaluiusaha

perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito dan tabanas.

3) Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang diperoleh dari pinjaman

dana yang berupa kredit likuiditas dan call money (dana yang sewaktu-waktu

dapat ditarik oleh bank yang meminjam) dan memenuhi

persyaratan.Mungkinandapernahmendengarbeberapabankdilikuidasi atau

dibekukan usahanya, salah satu penyebabnya adalah karena banyak kredit

yang bermasalah atau macet.

b.Penyalur dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada masyarakat

dalam bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga, penyertaan,

pemilikan harta tetap.

c.Pelayan jasa bank dalam mengemban tugas sebagai “pelayan lalu-lintas

pembayaran uang” melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain

pengiriman uang, inkaso, cek wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya.

Bank mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai penghimpun dana dari

masyarakat, penyalur dana kepada masyarakat, dan juga memberikan pelayanan

jasa perbankan kepada pihak-pihak yang membutuhkan layanan jasa bank.

Kegiatan menghimpun dana dari masyarakat, bank akan membayar bunga

(bank konvensional) dan/atau bagi hasil (bank syariah) atas simpanan dana dari

masyarakat.Besarnyabungadan/ataubagihasiltergantungjenissimpanannya dan

kebijakan masing-masing bank. Simpanan yang penarikannya dapat

dilakukan setiap saat tentunya akan diberikan imbalan yang lebih rendah

dibanding dengan jenis simpanan yang sifatnya hanya dapat ditarik sesuai dengan

jangka waktu tertentu sesuai perjanjian antara bank dan nasabah.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

20

Penyaluran dana kepada masyarakat, bank akan memperoleh balas jasa

berupa bunga (bank konvensional) atau bagi hasil (bank syariah). Pendapatan

bunga yang diperoleh bank dari nasabah yang memperoleh kredit akan

dibandingkan dengan bunga yang dibayar oleh bank kepada nasabah yang

menyimpan dananya di bank.

Kondisi perekonomian suatu negara stabil, biasanya negative spread tidak

terjadi. Setiap bank akan mampu menjual dananya dengan bunga lebih tinggi

dibanding dengan bunga yang dibayarkan kepada nasabah yang menempatkan

dananya. Sebaliknya, dalam kondisi perekonomian suatu negara tidak stabil, atau

sedang terjadi krisis, maka negative spread bisa terjadi. Hal ini dialami di

Indonesia pada akhir tahun 1997 sampai dengan awal tahun 1998. Negative

spread terjadi karena pada saat itu tingkat kepercayaan masyarakat terhadap nilai

rupiah sangat merosot, sehingga masyarakat lebih memilih menyimpan dananya

dalam bentuk mata uang asing. Bank sebagai penghimpun dana masyarakat,

termasuk penghimpun dana dalam mata uang rupiah, perlu dana cukup banyak,

sehingga perlu meningkatkan suku bunga untuk menghimpun dana masyarakat.

Bank tidak mungkin meningkatkan suku bunga kredit, karena sector real tidak

mampu membayar bunga lebih tinggi.Akibatnya, suku bunga kredit lebih rendah

dibanding suku bunga simpanan.

Bunga yang diperoleh dari dana yang disalurkan kepada nasabah, bank juga

bisameningkatkanpendapatannyamelaluifungsiyangketigayaitupelayanan jasa.

Pelayanan jasa yang diberikan kepada nasabah tersebut dapat meningkatkan

pendapatan bank dari fee atas jasa yang diperoleh bank kepada nasabah disebut

denganfeebasedincome.Meskipun,secaratotalfeebasedincomebelummampu

Universitas Sumatera Utara

Page 30: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

21

menyaingi total pendapatan bunga kredit, akan tetapi beberapa bank sudah

mengarah pada peningkatan pelayanan dengan meningkatkan teknologi dan

sistem informasi. Salah satu pelayanan jasa yang dikembangkan antara lain ATM

bersama, SKN (sistem kliring nasional), internet banking, sms banking, dan

produk pelayanan jasa lainnya.15

3.Jenis-jenis bank

Praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan

yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan. Jika kita melihat jenis perbankan

sebelum keluar Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 dengan

sebelumnya, yaitu Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967, maka terdapat

beberapa perbedaan. Namun, kegiatan utama atau pokok bank sebagai lembaga

keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak

berbeda satu sama lainnya.16

Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi antara

lain:

a.Dilihat dari segi fungsinya

Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967 jenis

perbankan menurut fungsinya terdiri dari:

1)Bank Umum

2)Bank Pembangunan

3)Bank Tabungan

4)Bank Pasar

5)Bank Desa

15Kasmir,BankdanLembagaKeuanganLainnya,PT.RajaGrafindoPersada,Jakarta, 2009,hal,25

16Ibid,hal.31

Universitas Sumatera Utara

Page 31: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

22

6)Lumbung Desa

7)Bank Pegawai

8)dan bank lainnya

b.Dilihat dari segi kepemilikannya

Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki

bank tersebut.Kepemilikan ini dapat terlihat dari akte pendirian dan penguasaan

saham yang dimiliki bank yang bersangkutan.

Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah sebagai berikut.

1)Bank milik pemerintah

Dimanabaikaktependirianmaupunmodalnyadimilikiolehpemerintah sehingga

seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.

Contoh bank milik pemerintah antara lain:

(a)Bank Negara Indonesia 46 (BNI)

(b)Bank Rakyat Indonesia (BRI)

(c)Bank Tabungan Negara (BTN)

Sedangkanbankmilikpemerintahdaerah(pemda)terdapatdidaerahtingkat

1 dan tingkat 2 masing-masing provinsi. Sebagai contoh:

(1)BPD DKI Jakarta

(2)BPD Jawa Barat

(3)BPD Jawa Tengah

(4)BPD Jawa Timur

(5)BPD Sumatera Utara

(6)BPD Sumatera Selatan

(7)BPD Sulawesi Selatan

Universitas Sumatera Utara

Page 32: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

23

(8)dan BPD lainnya

2)Bank milik swasta nasional

Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional

serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian

keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.

Contoh bank milik swasta nasional antara lain:

(a)Bank Muamalat

(b)Bank Central Asia

(c)Bank Bumi Putra

(d)Bank Danamon

(e)Bank Duta

(f)Bank Lippo

(g)Bank Nusa Internasional

(h)Bank Niaga

(i)Bank Universal

(j)Bank Internasional Indonesia

3)Bank milik koperasi

Kepemilikansaham-sahambankinidimilikiolehperusahaanyangberbadan

hukum koperasi.Sebagai contoh adalah Bank Umum Koperasi Indonesia.

4)Bank milik asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik

milik swasta asing atau pemerintah asing.Jelas kepemilikannya pun dimiliki

oleh pihak luar negeri.

Contoh bank asing antara lain:

Universitas Sumatera Utara

Page 33: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

24

(a)ABN AMRO Bank

(b)Deutsche Bank

(c)American Express Bank

(d)Bank of America

(e)Bank of Tokyo

(f)Bangkok Bank

(g)City Bank

(h)European Asian Bank

(i)Hongkong Bank

(j)Standard Chartered Bank

(k)Chase Manhattan Bank

5)Bank milik campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak

swasta nasional.Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh

warga negara Indonesia. Contoh bank campuran antara lain:

(a)Sumitomo Niaga Bank

(b)Bank Merincorp

(c)Bank Sakura Swadarma

(d)Bank Finconesia

(e)Mitsubishi Buana Bank

(f)Inter Pacifik Bank

(g)Paribas BBD Indonesia

(h)Ing Bank

(i)Sanwa Indonesia Bank

Universitas Sumatera Utara

Page 34: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

25

17Ibid,hal.32

(j)Bank PDFCI

c.Dilihat dari segi status

Dilihat dari segi kemampuannya dalam melayani masyarakat, maka bank

umum dapat dibagi ke dalam dua macam.Pembagian jenis ini disebut juga

pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut.

Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam

melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas

pelayanannya. Oleh karena itu, untuk memperoleh status tersebut diperlukan

penilaian-penilaian dengan kriteria tertentu.17

d.Dilihat dari segi cara menentukan harga

Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik

harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok.

1)Bank yang berdasarkan prinsip konvensional

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang

berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah

bangsa Indonesia di mana asal mula bank di Indonesia dibawa oleh kolonial

Belanda.

Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya.

2)Bank yang berdasarkan prinsip syariah

Bank berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di

Indonesia.Namun, di luar negeri terutama di negara-negara Timur Tengah,

bank yang berdasarkan prinsip syariah sudah berkembang pesat sejak lama.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

26

18Ibid,hal.36

Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga

produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional.

Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan

hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau

pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.18

PadaPasal5Undang-UndangNomor10Tahun1998Tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yang diubah

kembali kelembagaan bank ditata dalam struktur yang lebih sederhana, menjadi

dua jenis bank saja yaitu:

(a)Bank umum

MenurutketentuanPasal1angka3Undang-UndangNomor10Tahun1998

Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan menyatakan bahwa:

“Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran.Dengan sendirinya Bank Umum adalah bank pencipta uang giral.”

Bank umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan

tertentu atau memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu.

Kegiatan tertentu antara lain melaksanakan kegiatan pembiayaan jangka panjang,

pembiayaan untuk mengembangkan koperasi.

(b)Bank Perkreditan Rakyat

MenurutketentuanPasal1angka4Undang-UndangNomor10Tahun1998

Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan menyatakan bahwa:

Universitas Sumatera Utara

Page 36: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

27

“Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secarakonvensionalatauberdasarkanprinsipsyariahyangdalamkegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.” Dengan sendirinya Bank Perkreditan Rakyat adalah bukan bank pencipta uang giral, sebab Bank Perkreditan Rakyat tidak ikut memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”.19

Penggolongan bank dapat dibagi berdasarkan fungsi dan

kepemilikannya.a.Jenis bank berdasarkan fungsinya:

(1)BankSentral,yaituBankIndonesiasebagaimanayangdimaksuddalam

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral.

(2) BankUmum,yaitubankyangdapatmemberikanjasadalamlalulintas

pembayaran.

(3) Bank Perkreditan Rakyat, yaitu bank yang dapat menerima simpanan hanya

dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang

disamakan dengan itu.

(4) Bank Umum yang mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan

tertentu atau memberikan perhatian yang besar kepada kegiatan tertentu,

seperti melaksanakan kegiatan pembiayaan jangka panjang, pembiayaan

untuk mengembangkan koperasi, pengembangan pengusaha golongan

ekonomi lemah/pengusaha kecil, pengembangan ekspor non migas dan

perkembangan pembangunan perumahan.20

b.Jenis bank ditinjau dari segi tingkatannya (kantor):

Dalam mengelola usahanya, bank akan membedakan jenis bank berdasarkan

tingkatannya.Perbedaanjenistingkatantersebutdilihatdaritujuandanvolume

19RachmadiUsman,Aspek-AspekHukumPerbankandiIndonesia,Gramedia,

Jakarta,2003,hal.6 20Widjanarto,HukumdanKetentuanPerbankandiIndonesia,Jakarta:PustakaUtama

Grafiti,1997,hal.45

Universitas Sumatera Utara

Page 37: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

28

aktivitasnya,kelengkapanproduk,danjasabankyangdiberikan,kewenangan dalam

pengambilan keputusan, serta wilayah operasinya21.

4.Sistem bank elektronik

Perbankan elekronik (electronic banking) adalah sistem yang

memungkinkan penarikan, penyimpanan, dan transfer serta akses informasi

rekening dilakukan secara elektronik dengan menggunakan media telepon atau

internet. Layanan perbankan elektronik yaitu:

a.MemaksimalkanfungsiAjunganTunaiMandiriatauATM(AutomatedTeller

Machine), bukan sebatas tempat menarik uang.

ATM (Automated Teller Machine) adalah sebuah alat elektronik yang melayani

nasabah bank untuk mengambil uang dan mengecek rekening tabungan mereka

tanpa perlu dilayani oleh seorang “teller” manusia.Teller merupakan seorang

petugas dari pihak bank yang berfungsi untuk melayani nasabah dalam hal

transaksi keuangan perbankan kepada semua nasabahnya. ATM mempunyai

banyak fungsi lain, selain tempat mengambil uang tunai. Fungsi lain tersebut

meliputi akses sejumlah layanan, antara lain transfer uang, setor tunai, cek

saldo, bayar tagihan kartu kredit, bayar tagihan listrik, pembelian pulsa,

pembayaran premi asuransi.

b.Mesin EDC (Electronic Data Capture) untuk transaksi jual beli melalui kartu

debit. Mesin EDC atau yang lebih dikenal ATM mini adalah mesin yang

berfungsi sebagai sarana penyedia transaksi dan alat pembayaran yang

penggunaannya dengan cara memasukkan atau menggesek kartu ATM, kartu

debit maupun kartu kredit dalam suatu bank maupun antar bank, serta

21TotokBudisantosodanSigitTriandaru,BankdanLembagaKeuanganLain,PT.

SalembaEmpat,Jakarta,2006,hal.96

Universitas Sumatera Utara

Page 38: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

29

dilengkapi fasilitas pembayaran lainnya yang terkoneksi secara realtime (batas

waktu). Mesin EDC digunakan untuk membayar transaksi tanpa uang tunai

sehingga praktis dalam berbelanja tanpa ribet menghitung uang, biasanya

digunakan untuk transaksi di toko-toko dan pusat perbelanjaan yang

mempunyai transaksi cukup besar, mengingat ada target nominal tertentu bagi

toko yang menyediakan layanan mesin EDC.

c.Internet banking

Internet banking merupakan layanan yang diberikan pihak bank untuk

mempermudah transaksi yaitu transaksi melalui internet seperti cek saldo,

transfer dan lain sebagainya. Adanya Internet banking nasabah tidak perlu antri

di bank untuk melakukan transaksi sepeti aktivasi cek saldo, transfer dana,

melihat mutasi rekening, pembelian pulsa, membayar tagihan listrik,

membayar tagihan tv kabel, membayar tagihan air, membayar tagihan telpon

dan lain sebagainya. Proses pendaftaran internet banking juga mudah yaitu

nasabah datang ke bank, mengisi formulir dan kemudian nasabah akan diberi

tanda pengenal (user id) dan kata sandi (password ).

d.SMS banking

SMS banking digunakan melalui media pesan singkat tanpa koneksi internet,

yang dibutuhkan hanyalah pulsa yang cukup untuk melakukan transaksi

melalui SMS banking.

e.Mobile banking

Syarat untuk melakukan transaksi melalui mobile banking adalah harus

mendaftarkan kartu SIM melalui aplikasi bank pada ponsel pintar

Universitas Sumatera Utara

Page 39: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

30

(smartphone). Fitur layananmobile banking dapat diakses dengan melalui

menu provider atau aplikasi mobile banking pada ponsel pintar (smartphone).

f. Phone banking

Melalui fitur phone banking nasabah hanya perlu menelpon pihak bank untk

melakukan transaksi, tanpa perlu pergi ke ATM dan koneksi internet, namun

nasabah wajib mendaftar terlebih dahulu ke bank untuk mendapatkan PIN

phone banking yang digunakan buat otorisasi atau izin untuk bertransaksi

melalui phone banking.

g.Video banking

Video banking hanya memberikan pelayanan pada waktu tertentu saja,seperti

hari sabtu dan minggu.Adanya video banking nasabah dapat melakukan

transaksiseolah-olahtatapmukadengantellerbanksepertibertransaksidi loket bank

tetapi melalui video.

5.Pengertian nasabah

Arti nasabah pada lembaga perbankan sangat penting.Nasabah itu adalah

nafas yang sangat berpengaruh terhadap kelanjutan suatu bank. Oleh karena itu

bank harus dapat menarik nasabah sebanyak-banyaknya agar dana yang

terkumpul dari nasabah tersebut dapat diputar oleh bank yang nantinya disalurkan

kembali kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan bank.

Pengertian nasabah dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan diatur

perihal nasabah yang terdiri dari dua pengertian yaitu nasabah penyimpan dan

nasabahdebitur.MenurutDjaslimSaladinmenyatakanbahwa“nasabahadalah

Universitas Sumatera Utara

Page 40: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

31

orang atau badan yang mempunyai rekening simpanan atau pinjaman pada

bank”.22

Kamus besar Bahasa Indonesia menjelaskan nasabah adalah “orang yang

biasa berhubungan dengan atau menjadi pelanggan bank (dalam hal keuangan),

dapat juga diartikan sebagai orang yang menjadi tanggungan asuransi

perbandingan pertalian.23

Nasabah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ialah:

a.Orangyangbiasaberhubungandenganataumenjadipelangganbank(dalam hal

keuangan);

b.Orang yang menjadi tanggungan asuransi;

c.dan perbandingan atau pertalian.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005 jo Nomor 10/10/PBI/2008

tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah Pasal 1 angka 2, mendefinisikan

nasabah sebagai pihak yang menggunakan jasa bank, termasuk pihak yang tidak

memiliki rekening namun memanfaatkan jasa bank untuk melakukan transaksi

keuangan.

6.Jenis-jenis nasabah

Jenis-jenis nasabah dalam Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan terdiri dari

dua pengertian yaitu:

22SaladinDjaslim,Dasar-DasarManajemenPemasaranBank,CVRajawali.Jakarta,

1994,hal.67 23DepartemenPendidikanNasional,KamusBesarBahasaIndonesia,PN.Balai

Pustaka,2008,hal.775.

Universitas Sumatera Utara

Page 41: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

32

a.Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank

dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang

bersangkutan.

b. Nasabah debituradalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau

pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan itu

berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.

Praktek perbankan dikenal ada tiga macam nasabah yaitu:

1)Nasabah deposan yaitu nasabah yang menyimpan dananya pada suatu bank.

2)Nasabah yang memanfaatkan fasilitas kredit perbankan.

3)Nasabah yang melakukan transaksi dengan pihak lain melalui bank.24

7.Hubungan antara nasabah dengan bank

Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang paling

terkait, yaitu hukum dan kepercayaan.Suatu bank hanya bisa melakukan kegiatan

dan mengembangkan banknya, apabila masyarakat “percaya” untuk menempatkan

uangnya, pada produk-produk perbankan yang ada pada bank tersebut.

Berdasarkan kepercayaan masyarakat tersebut, bank dapat memobilisir dana dari

masyarakat,untukditempatkanpadabanknyadanbankakanmemberikanjasa- jasa

perbankan.25

Berdasarkanduafungsiutamadarisuatubank,yaitufungsipengerahan dana dan

penyaluran dana, maka terdapat dua hubungan hukum antara bank dan nasabah,

yaitu: 26

a.Hubungan hukum antara bank dan nasabah penyimpan dana

24YusufShofie,PerlindunganKonsumendanInstrumen-Instrumen Hukumnya,Citra AdityaBakti,Bandung,2003,hal.40-41

25RonnySautmaHotmaBako,HubunganBankdanNasabahTerhadapProduk TabungandanDeposito.PT.CitraAdityaBakti,Bandung.1995,hal.32.

26Ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 42: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

33

Arti sederhananya adalah bahwa setiap orang yang menyimpan uangnya di

bank disebut nasabah penyimpan. Dalam arti yuridis, nasabah penyimpan

merupakan nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan

berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan. Hubungan yang

demikian memberikan pemahaman bahwa bank menempatkan dirinya sebagai

penyimpan dana masyarakat. Bentuk hubungan hukum antara bank dan nasabah

penyimpan dana, dapat terlihat dari hubungan hukum yang muncul dari produk-

produk perbankan, seperti deposito, tabungan, giro dan sebagainya.

Bentuk hubungan hukum itu dapat tertuang dalam bentuk peraturan bank

yang bersangkutan dan syarat-syarat umum yang harus dipenuhi oleh setiap

nasabah penyimpan dana. Syarat-syarat tersebut harus disesuaikan dengan produk

perbankan yang tersedia, karena syarat dari produk perbankan tidak akan sama

dengan syarat dari produk perbankan lain. Dalam produk perbankan seperti

tabungan dan deposito, maka ketentuan dan syarat-syarat umum yang berlaku

adalah ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat umum hubungan rekening deposito

dan rekening tabungan.

Perjanjian bank dengan nasabah penyimpan disebut perjanjian simpanan.

Dalam hukum perdata, figur perjanjian simpanan akan menjadi persoalan hukum

tersendiri karena tidak terdapat kejelasan mengenai pengaturan dan identitas

hukumnya.

Segi sifatnya, perjanjian penitipan yang termuat dalam Pasal 1694

KUHPerdata adalah bersifat riil. Sifat ini selaras dengan perjanjian simpanan,

seperti deposito atau tabungan. Namun terdapat perbedaan diantara keduanya

yaitu pada perjanjian penitipan, barang yang dititipkan akan disimpan dan

Universitas Sumatera Utara

Page 43: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

34

dikembalikan seperti wujud semula serta tidak dibebani bunga. Tidak demikian

dalam perjanjian simpanan, perjanjian simpanan, pihak bank menetapkan

persyaratan umum tertentu dalam rekening deposito atau rekening tabungan,

antara lain pihak penerima simpanan (bank) dapat mempergunakan uang si

penyimpan dan dalam waktu tertentu bank akan memberikan bunga. Selain itu,

Undang-Undang Perbankan juga membedakan secara tegas antara simpanan dan

penitipan.Yang dimaksud penitipan dalam undang-undang tersebut adalah

penyimpanan harta berdasarkan perjanjian atau kontrak antara bank umum dan

penitip, dengan ketentuan bank umum yang bersangkutan tidak mempunyai hak

kepemilikan atas harta tersebut.Perjanjian penitipan yang diatur dalam Undang-

Undang Perbankan tidak memberikan ketegasan tunduk pada aturan KUHPerdata

atau tidak.

Ketentuan lain yang dapat dijadikan dasar hubungan antara bank dan

nasabah penyimpan adalah pemberian kuasa (lasgeving). Ketentuan ini diatur

dalam Pasal 1792 KUHPerdata. Dengan demikian, apakah dapat dikatakan bahwa

nasabah penyimpan memberikan kuasanya kepada bank ketika menandatangani

rekening deposito atau rekening tabungan atau rekening koran. Tentang hal ini

Staubmengatakanbahwaperjanjianrekeningkoranadalahnovasi(pembaruan

utang).27

b.Hubungan hukum antara bank dan nasabah debitur

Artinya bank sebagai lembaga penyedia dana bagi para debiturnya.

Bentuknya dapat berupa kredit, seperti kredit modal kerja,kredit investasi,atau

kredit usaha kecil.

27 Ibid.hal.58

Universitas Sumatera Utara

Page 44: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

35

Darisegikacamatahukum,hubunganantaranasabahdenganbankterdiri dari dua

bentuk yaitu: 28

1)Hubungan kontraktual

Hubungan yang paling utama dan lazim antara bank dengan nasabah adalah

hubungan kontraktual.Hal ini berlaku hampir pada semua nasabah, baik nasabah

debitur, nasabah deposan, ataupun nasabah non debitur-non deposan.

Kontrakantarabankdenganbankdengannasabahdeposanataunasabah non

debitur-non deposan, lazimnya hanya diatur dalam bentuk kontrak yang

sangat sederhana. Itupun, sama seperti untuk kontrak kredit diberlakukan kontrak

dalam bentuk kontrak standar (kontrak baku), yang biasanya terdapat ketentuan-

ketentuan berat sebelah, dimana pihak bank seringkali lebih diuntungkan. Akan

tetapi, sungguhpun dianut prinsip bahwa hubungan nasabah penyimpan dana

dengan bank adalah hubungan kontraktual, dalam hal ini hubungan kreditur-

debitur, dimana pihak bank berfungsi sebagai debitur sedangkan pihak nasabah

berfungsi sebagai kreditur, prinsip hubungan seperti ini juga tidak dapat

diberlakukan secara mutlak. Karena itu, sebenarnya ada tiga tingkatan dari

pemberlakuan hubungan kontraktual kepada hubungan antara nasabah penyimpan

dana dengan pihak bank yaitu sebagai berikut:

(a)Sebagai hubungan debitur (bank) dan kreditur (nasabah)

(b)Sebagaihubungankontraktuallainnyayanglebihluasdarihanyasekedar

hubungan debitur dan kreditur

(c)Sebagai hubungan implied contract, yaitu hubungan kontrak yang tersirat

28O.P.Simorangkir,Seluk-BelukBankKomersil,AksaraPress,Jakarta,2004,hal.102

Universitas Sumatera Utara

Page 45: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

36

Hubungan antara bank dan nasabah juga merupakan hubungan kerahasiaan,

seperti yang dinyatakan M.Sholehudin dalam bukunya yang berjudul “Tindak

Pidana Perbankan” sebagai berikut:

“Keharusan bagi bank untuk memegang teguh rahasia bank adalah implementasi dari hubungan hukum antara bank dengan nasabahnya yang dilandasi oleh asas kerahasiaan. Oleh karenanya, maka hubungan antara bank dengannasabah,baiknasabahpenyimpanmaupunnasabahdebiturmerupakan hubungan kerahasiaan.” 29

2)Hubungan non-kontraktual

Selain hubungan kontraktual, apakah ada hubungan hukum yang lain antara

pihak bank dengan pihak nasabah, terutama dengan nasabah deposan dengan

nasabah deposan-non-debitur. Ada enam jenis hubungan hukum antara bank

dengan nasabah selain dari hubungan kontraktual sebagaimana yang disebutkan di

atas, yaitu:

(a)Hubungan fidusia

(b)Hubungan konfidensial

(c)Hubungan bailor-bailee

(d)Hubungan principal-agent

(e)Hubungan mortgagor-mortgagee

(f)Hubungan trustee-beneficitiary

Berhubung hukum di Indonesia tidak dengan tegas mengakui hubungan-

hubungan tersebut, maka hubungan-hubungan tersebut baru dapat dilaksanakan

jika disebutkan dengan tegas dalam kontrak untuk hal tersebut.

Nasabahbankwajibmemberitahukanolehbanksetiapperubahanpolicy

yangsignifikanyangdapatmempengaruhiaccountnasabahataumempengaruhi

29M.Sholehudin,TindakPidanaPerbankan,RajawaliPress,Jakarta,1997,hal.45

Universitas Sumatera Utara

Page 46: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

37

jasa bank yang selama ini diberikan oleh bank. Apabila bank memberikan jasa

pengiriman uang untuk kepentingan nasabahnya, maka dalam hal ini akan

menempatkan posisinya sebagai “pelaksana amanat” dari nasabahnya. Hubungan

formalantaranasabahdenganbankterdapatpadaformulir-formuliryangtelah diisi oleh

nasabah dan disetujui oleh bank.30

30TryWidyono,OperasionalTransaksiProdukPerbankandiIndonesia,Ghalia

Indonesia,Bandung,2006,hal.24-27

Universitas Sumatera Utara

Page 47: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG MOBILE BANKING

A. Pengertian Mobile Banking

Mobile banking merupakan sebuah layanan yang disediakan oleh bank atau

lembaga keuangan lainnya yang dapat memungkinkan pelanggannya untuk

melakukan transaksi keuangan dari jarak jauh hanya dengan menggunakan

perangkatmobilesepertismartphone atau tablet. Berbeda denganinternet banking

yang bersangkutan ia menggunakan perangkat lunak, biasa disebut aplikasi, yang

disediakan oleh lembaga keuangan untuk tujuan tersebut.

Arti istilah mobile banking dianggap berkaitan erat dengan pengertian atau

disingkat dengan(M-Banking)berarti fasilitasperbankanmelalui komunikasi

bergerak sepertihandphone. Terkait penyediaan fasilitas yang hampir sama

dengan ATM kecuali mengambil uang tunai (cash).31

Perbankanbergerakataudapatdikatakandenganbahasalainadalahmobile

bankingyaitu merupakan jenis layanan perbankan yang bergerak, maksudnya

bergerak adalah transferan tersebut dapat dengan langsung diakses melalui GSM

(Global System for Communication) dengan menggunakan menu layanan data

(SIMtoolkit) maupun SMS (Short Message Service) yang dikenal dengan istilah

SMS banking. GSM (Global System for Communication) adalah sebuah standar

global untuk komunikasi bergerak digital.SMS banking adalah istilah yang

digunakan untuk transaksi perbankan yang dilakukan melalui perangkat telepon

seluler, dan cara kerjanya menggunakan sms biasa dengan mengetik format

perintahsesuaiformat.Adanyalayananmobilebankingnasabahtidakperlurepot

31WijiNurastuti,TeknologiPerbankan,GrahaIlmu,Yogyakarta,2011,hal.110

38

Universitas Sumatera Utara

Page 48: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

39

datangkebankuntuk transferuang, karenabanktelahmenyediakanlayanan cukup

mudah dan cepat.

Di Indonesia, mobile banking bukanlah hal yang asing lagi, karena telah

menjadi bagian dari inovasi perbankan dalam mengikuti persaingan bisnis global.

Oleh karena itu, institusi-institusi perbankan berusaha memberikan kepuasan

pelayanan kepada para nasabahnya dengan memberikan fasilitas perbankan,

berupa pelayanan mobile banking untuk melakukan transaksi atau bisnis.

Penggunaan jaringan seluler untuk kepentingan transaksi komersial (mobile

commerce) dinilai cukup aman, karena identitas pengguna lebih jelas, satu nomor

ponselhanyadigunakanolehsatuorang.Makamobilebankingterlihatlebih sukses

perkembangannya di Indonesia.

Penggunaan mobile banking dinilai menguntungkan bagi pihak bank dan

juga nasabah.Semua transaksi menjadi lebih praktis, efektif serta lebih efisien.

Jenis-jenis transaksi yang ada pada perbankan bergerak (mobile banking) yaitu

transfer dana, informasi saldo, mutasi rekening, informasi nilai tukar, pembayaran

tagihan (rekening telepon, kartu kredit, asuransi,ataupun rekening listrik) dan

pembelian (isi ulang pulsa, tiket pesawat, ataupun dalam bentuk saham).

Mobile banking memberi kemudahan bagi nasabah untuk melakukan

pengecekan saldo tabungan, membayar tagihan maupun melakukan transfer dana

ke rekening yang lain. Nasabah tidak perlu lagi datang dan antre ke kantor cabang

perbankan atau mesin ATM, untuk melakukan berbagai transaksi itu. Dengan

mobile banking segalanya bisa dilakukan dan dengan sangat mudah.

Universitas Sumatera Utara

Page 49: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

40

B. Transaksi Mobile Banking

Transaksi adalah kejadian yang melibatkan unsur lingkungan dan

mempengaruhi posisi keuangan.Pada konsep transaksi, setiap transaksi haruslah

dibuatkan keterangan tertulis sebagai bukti seperti kuitansi atau faktur yang

biasanya disebut bukti transaksi.

Kehidupan modern yang sangat dinamis dengan mobilitas sangat tinggi,

bahkan melintasi batas-batas ruang dan waktu, menuntut masyarakat untuk secara

efektif dan efisien memanfaatkan waktu yang dimiliki dengan memanfaatkan

teknologi modern. Masyarakat dapat menggunakan ATM, telepon atau

handphone bahkan internet untuk berhubungan dengan bank, tanpa harus repot-

repot datang ke bank.

Transaksi finansial antara lain transfer dana antar rekening atau antar bank,

membayar pengeluaran rutin bulanan seperti zakat, listrik dan

telephon/handphone, membeli pulsa isi ulang handphone, sampai membayar kartu

kreditiB,transaksinonfinansialsepertiinformasisaldo,mutasirekening,dan ganti pin.

Mobile banking iB dapat diakses dari ATM, handphone/telephone dengan phone

banking iB dan PC, notebook, netbook atau blackberry dengan internet banking

iB.

iB (baca ai-Bi) singkatan dari Islamic banking dipopulerkan sebagai

penanda identitas bersama industri perbankan syariah di Indonesia yang

diresmikan sejak 2 Juli 2007. 32

32http://www.bi.go.id/id/perbankan/edukasi/Documents/09192d0923794ed88cf9f8dfe166

7752Apa_Sih_iB.pdf diaksestanggal11November2017Pukul21.00WIB

Universitas Sumatera Utara

Page 50: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

41

Penggunaan identitas ini bertujuan agar masyarakat dengan mudah dan

cepat mengenali tersedianya layanan jasa perbankan syariah di seluruh Indonesia.

Sejalan dengan perkembangan internet yang pesat, bank syariah juga

menawarkan gaya hidup modern melalui kemudahan akses jasa perbankan lewat

intenet banking iB, dengan internet banking iB, nasabah bisa melakukan berbagai

transaksi kapanpun dan dari manapun, rumah, kantor atau sewaktu terjebak macet

di jalan raya.33

Kemudahan penggunaan mobile banking:

Kemudahan penggunaan mobile banking memiliki makna bahwa layanan

mobile banking oleh pihak bank akan mudah dipahami dan mudah untuk

digunakan, sehingga nasabah dapat dengan mudah mempelajari tata cara

bertransaksi menggunakanmobile banking. Penerimaan penggunaan sebuah

sistem juga turut dipengaruhi oleh kemudahan penggunaan sistem tersebut. Ini

merupakan refleksi psikologis pengguna untuk lebih bersikap terbuka terhadap

sesuatu yang mudah dipahami.Kemudahan tersebut dapat mendorong seseorang

untuk menerima dan menggunakan sebuah sistem.

Intensitas penggunaan dan interaksi pengguna dengan sistem juga dapat

menunjukkan kemudahan penggunaan.Suatu sistem yang lebih sering digunakan

dapat menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih dikenal, lebih mudah

dioperasikan, dan lebih mudah digunakan oleh pemakainya. Hal ini disebabkan

pemakai ataunasabah terbuka terhadap sesuatu yang dapat dipahami dengan

mudah.34

33http://www.bi.go.id/id/perbankan/edukasi/Documents/d2f3fdafecf448da8c28b1b39178b

ebeMobile_Banking.pdf34

diaksestanggal11November2017Pukul21.20WIB http://jurnal.fe.uad.ac.id/wp-content/uploads/Syamsul-Hadi-Novi.pdf, diaksestanggal

11November2017Pukul21.35WIB

Universitas Sumatera Utara

Page 51: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

42

Manfaat mobile banking:

Mobile banking merupakan suatu layanan perbankan berbasis mobile phone

atau handphone (HP).M-banking kini telah tersebar ke seluruh dunia, termasuk

Indonesia telah menikmati kemudahan akses perbankan yang ditawarkan bank

melalui mobile banking dimana saja melalui perangkat mobile seperti handphone

dan PDA.

Adanya m-banking, bank berusaha mempermudah akses para nasabahnya

dalam melakukan transaksi perbankan. Hampir semua bank di Indonesia telah

menyediakan fasilitas m-banking, baik berupa SIM toolkit (Menu Layanan Data)

maupun SMS plain (SMS Manual) yang biasa dikenal dengan SMS banking. SMS

banking merupakan sebuah fasilitas yang disediakan oleh bank untuk melakukan

transaksi keuangan dan permintaan informasi keuangan seperti ceksaldo, mutasi

rekening, dan sebagainya.

Layananmobile bankingakanbermanfaat jika layanantersebut mudah

dimengerti serta mampu menjalin interaksi dengan penggunanya. Bank

menyediakan layanan seperti cek saldo, transfer antar rekening, info kurs dan

sebagainya dalam mobile banking, dengan tujuan memberi kemudahan bagi

nasabahnya untuk bertransaksi. Penggunaanmobile bankingbagi nasabah dapat

menghemat waktu dan biaya (biaya transportasi), karena nasabah tidak harus

mendatangi bank secara langsung hanya sekedar untuk melakukan transaksi,

karena mobile banking memberikan pelayanan 24 jam. Nasabah dapat melakukan

transaksi kapanpun dan dimanapun bahkan ketika kantor bank sudah tutup.

Seseorang menggunakan mobile banking apabila orang tersebut percaya

bahwamobilebankingdapatmemberikanmanfaatterhadappekerjaannyadan

Universitas Sumatera Utara

Page 52: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

43

pencapaian prestasi kerjanya. Para nasabah berharap memperoleh manfaat pada

saat nasabah melaksanakan tugas dan pekerjaan rutinnya setelah ia menggunakan

mobile banking.

Kemanfaatan bagi nasabah meliputi membuat pekerjaan lebih mudah,

menambah produktivitas, mempertinggi efektifitas, dan mengembangkan kinerja

pekerjaan. Kemanfaatan yang meningkatkan kinerja akan berdampak terhadap

penggunaan teknologi.

Risiko penggunaan mobile banking:

Risiko adalah sesuatu ketidakpastian yang dipertimbangkan orang untuk

memutuskan atau tidak melakukan transaksi secara online. Dapat dikatakan

bahwa transaksi online memiliki risiko tinggi, karena nasabah tidak dapat

melakukan transaksi secara tatap muka dan mereka juga tidak dapat memastikan

apakah transaksi yang telah dilakukannya,telah diproses secara tepat waktu atau

tidak. Sebelum menggunakan layanan mobile banking, nasabah pasti telah

mempertimbangkan kemungkinan berbagai risiko. Seperti, risiko bocornya PIN

dan data pribadi nasabah, risiko dari serangan virus, risiko salah kirim, atau

bahkan nasabah melakukan salah ketik. Namun, semua risiko tersebut dapat

diminimalisir, baik dari pihak bank ataupun dari nasabahnya. Untuk mencegah

terjadinya kebocoran pin dan data pribadi, maka pihak bank dapat memberikan

pengamanan yang berlapis-lapis agar pihak ke tiga tidak dapat mencuri data

nasabah. Sedangkan, untuk mengurangi risiko salah kirim ataupun salah ketik,

nasabah dapat melakukan pengecekan ulang sebelum dikirim.

Bagibankpenyelenggarasecara umum terdapat empat risikomanajemen yang

terkait dengan penggunaan mobile banking, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

Page 53: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

44

1.Technology risk, yang berhubungan dengan kehandalan dan keamanan sistem

dari berbagai bentuk manipulasi ataupun pembobolan.

2. Reputationrisk,yangberkaitaneratdengancorporateimagedaribankitu sendiri

apabila layanan mobile banking-nya tidak berjalan dengan baik.

3.Outsourcing risk, dimana bank kerap menggunakan jasa pihak ketiga sebagai

providersehingga terdapat kemungkinan layanan pada suatu waktu dapat

mengalami gangguan.

4.Legal risk, dimana aspek hukum internet banking saat ini masih belum diatur

secara jelas dan lengkap.

Salah satu bank yang telah mengintegrasikan mobile banking ke dalam

layanannya adalah Bank Mandiri.Mandiri mobile banking merupakan layanan

perbankan Bank Mandiri yang mempermudah nasabah untuk melakukan berbagai

transaksi finansial dan nonfinansial dengan menggunakan aplikasi yang bisa

diakses melalui smartphone.

Mandiri mobile anda dapat melakukan transaksi finansial (transfer,

pembayaran, pembelian, dll), transaksi non finansial (cek saldo, cek histori,

transaksi, dll), informasi lokasi cabang/ATM, informasi kurs dan fitur-fitur

menarik lainnya.Untuk menggunakan layananini, anda perlu mengaktifkan

layanan mandiri sms kemudian mengunduh aplikasi mandiri mobile.

Keuntungan menggunakan mandiri mobile:

a.Memudahkannasabahuntukmelakukantransaksikarenamenulebihjelas, lebih

mudah digunakan dan tampilan yang lebih menarik.

b. Dapatdigunakannasabahdimanasajadankapansajakarenadiakseslewat telepon

seluler atau komputer tablet.

Universitas Sumatera Utara

Page 54: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

45

c.Hemat dan singkat, karena terdapat menu transaksi favoritku yang dapat

menyimpan data transaksi nasabah sehingga alur transaksi menjadi lebih

singkat.

d.Personalized, karena setiap nasabah dapat memilih dengan tampilan foto

pribadi di menu utama.

e.Aman,karenasetiapmasukkedalamaplikasiharusmemasukkanpassword

atau identitas rahasia.

f.Proses pendaftaran yang mudah dengan berbagai mekanisme pengunduhan

aplikasi.35

Hal yang dapat dilakukan nasabah bila pada transaksi yang dilakukan terjadi

masalah yaitu, lapor segera ke mandiri call 14000 atau 021-52997777, dengan

menyampaikan data terkait.

C. Kesalahan Sistem Bank Pada Layanan Mobile Banking

Suatu tindakan dianggap oleh hukum mengandung unsur kesalahan

sehingga dapat dimintakan tanggung jawabnya secara hukum jika memenuhi

unsur-unsur sebagai berikut:

1.Ada unsur kesengajaan;

2.Ada unsur kelalaian (negligelence, culpa);

3.Tidak ada alasan pembenar atau alasan pemaaf (rechtvaardigingsground),

seperti keadaan memaksa (overmacht), membela diri, tidak waras, dan lain-

lain.36

35http://www.bankmandiri.co.id/article/mandirimobile.aspx

November2017Pukul21.58WIB diaksestanggal11

36MunirFuady,PerbuatanMelawanHukumPendekatanKontemporer,CitraAditya Bakti,Bandung,2005,hal.11

Universitas Sumatera Utara

Page 55: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

46

Terdapat tiga aliran terhadap persyaratan unsur “kesalahan” di samping

unsur “melawan hukum” dalam suatu perbuatan melawan hukum, yaitu:

a.Aliranyangmenyatakancukuphanyadenganunsurmelawanhukumsaja.

Aliran ini menyatakan bahwa dengan unsur melawan hukum terutama dalam

artinya yang luas, sudah inklusif unsur kesalahan di dalamnya, sehingga tidak

diperlukan lagi unsur kesalahan terhadapsuatu perbuatan melawan hukum. Di

negeri Belanda aliran ini dianut oleh Van Oven.37

b.Aliran yangmenyatakan cukup hanya unsur kesalahan saja. Aliran ini

menyatakan bahwa dengan unsur kesalahan, sudah mencakup juga unsur

perbuatan melawan hukum di dalamnya, sehingga tidak diperlukan lagi unsur

“melawan hukum”terhadap suatu perbuatan melawan hukum.38

c.Aliran yangmenyatakan diperlukan, baik unsur melawan hukum maupun

unsur kesalahan. Aliran ini mengajarkan bahwa suatu perbuatan melawan

hukumdanunsurkesalahansekaligus,karenadalamunsurmelawanhukum saja

belum tentu mencakup unsur kesalahan.Kesalahan yang disyaratkan oleh

hukum dalam perbuatan melawan hukum baik kesalahan dalam arti “kesalahan

hukum” maupun “kesalahan sosial”.Terkait hal ini hukum menafsirkan

kesalahan sebagai suatu kegagalan seseorang hidup dengan sikap yang ideal,

yakni sikap yang biasa dan normal dalam suatu pergaulan masyarakat. Sikap

yang demikian kemudian mengkristal dalam istilah hukum yang disebut

dengan standar “manusia yang normal dan wajar” (reasonable man).39

37Ibid.hal.12 38Ibid.hal.12 39Ibid.hal.13

Universitas Sumatera Utara

Page 56: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

47

Kesalahansistempadalayananmobilebankingterjadikarenaserver bank dan

server operator mengalami gangguan.Salah satu contohnya kegagalan transaksi

dan transaksi berulang karena SMS-delay.Dalam pemberian berbagai jasa layanan

perbankan, bank pada umumnya menghadapi berbagai risiko yang dikenal dengan

risiko perbankan dimana salah satu dari berbagai risiko tersebut adalah

operasional risk. Operasional risk adalah risiko kerugian akibat adanya

kekurangan atau gagalnya proses internal, akibat masalah sumber daya manusia

(SDM) dan sistem, atau eksternal. Risiko proses internal terkait dengan kegagalan

proses dan prosedur bank, contohnya kesalahan transaksi, kesalahan marketing,

dan kecukupan sistem pengawasan. Penyebab kesalahan-kesalahan tersebut

disebabkanolehprosesterlalurumitdantidakterorganisirdenganbaik.System risk

merupakan risiko yang terkait dengan penggunaan sistem dan teknologi.

Penyebabdarisystemrisk yaitukerusakandata,kesalahanentry,kesalahan program,

gangguan pelayanan, keamanan sistem virus dan kesesuaian sistem.

D. ContohKasusKesalahanSistembankyangmerugikannasabah(kasus

kerugian nasabah akibat terjadi gangguan terhadap satelit Telkom)

Berita dengan judul:

“Ribuan ATM Bank Tak Beroperasi Karena Gangguan Satelit Telkom 1”

Ditulis oleh Zulfi Zuhendra pada tanggal 27 Agustus 2017,21.49 WIB.40

Liputan6.com,JakartaSejumlahlayananbanktergangguakibatanomaliyang terjadi

pada satelit I milik Telkom I

40http://bisnis.liputan6.com/read/3073547/ribuan-atm-bank-tak-beroperasi-karena-

gangguan-satelit-telkom-1

Universitas Sumatera Utara

Page 57: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

48

Direktur Utama PT Bank BCA, Jahja Setiaatmaja mengatakan, akibat dari

peristiwa ini, sekitar 30 persen dari total ATM Bank BCA mengalami gangguan.

Selain itu, sebanyak 100 kantor kas pun terdampak karena hal ini.

“Ada5.000ATMyangoffline,atau30persendaritotalATMdan100kantor kas,” tutur

Jahja kepada Liputan6.com, Minggu (27/8/2017).

Sampai sekarangJahja mengatakan masih dilakukan upaya perbaikan agar

layanankembaliberfungsinormal.Dari100kantorkasyangterdampak,baru65 kantor

kas yang sudah pulih dan dipastikan besok senin sudah beroperasi normal.

Sementara ATM, Jahja belum bisa memastikannya.

“Sedang diupayakan, tim kami sedang terus kontak dengan Telkom dan switching

company,” tuturnya.

Selain Bank BCA, sejumlah bank lain juga mengalami gangguan karena anomali

yang terjadi pada satelit Telkom ini, termasuk bank-bank BUMN.

Bank BRI mencatat dari 24 ribu ATM milik Bank BRI hanya sekitar 300 ATM

yang terkena dampak ini. Selain itu ada 130 kantor unit yang juga terkena

pengaruhnya.

Hal ini disebabkan, satelit Telkom I digunakan BRI untuk operasional ATM di

daerah remote, terpencil atau terluar, bukan di kota-kota besar.

Selain itu, BRI juga mempercepat migrasi dari ATM yang masih menggunakan

satelit Telkom ke BRISat. Jadi mayoritas ATM BRI sekarang menggunakan satelit

milik sendiri,

Sama halnya dengan BRI, Bank Mandiri juga mengklaim gangguan yang terjadi

pada satelit Telkom tak begitu memberikan dampak negatifpada layanan ke

nasabah.

Universitas Sumatera Utara

Page 58: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

49

Dari sekitar 17 ribu ATM, sekitar 2000 ATM Mandiri masih menggunakan satelit

Telkom I. “Jadi sekitar 13 persen-14 persen dari total ATM, jadi mudah-mudahan

tidak terlalu mengganggu,” ujar Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas

di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (27/8/2017).

Dia mengungkapkan, dari 2.000 ATM tersebut, rata-rata berada di wilayah

terpencil dan terluar.Sedangkan di kota-kota besar tidak menggunakan layanan

satelit tersebut.

SejumlahATMBanklainsepertiBNIdanlainnyajugamengalamigangguan yang sama.

Namun belum dipastikan berapa jumlah ATM yang terdampak.

Contoh kasus lainnya:

Berita dengan judul:

“ Nasabah Korban Mandiri Online Ungkap Transfer Dana Misterius”41

Ditulis oleh Martha Ruth Thertina pada tanggal 8 Mei 2017, pukul 22.50

WIB.LayananMandiriOnlinekembaliberfungsinormalsejakSabtu(6/5)pekanlalu.

BankMandirimengatakantidakadadananasabahyangraibmeskisempatterjadi

kekeliruan sistempada layanan tersebut. Namun, beberapa nasabah justru

menemukan dana di rekeningnya ter-transfer ke sejumlah rekening lain di

berbagai bank berbeda.

Transfer dana tanpa sepengetahuan pemilik rekening itu menimpa nasabah Bank

Mandiri asal Yogyakarta, Marisanti Marlan. Ibu rumah tangga yang tengah

menjalani studi pascasarjana ini menuturkan, meski tak pernah menggunakan

layanan Mandiri Online dananya terkuras lewat layanan tersebut.

41https://katadata.co.id/berita/2017/05/08/nasabah-korban-mandiri-online-ungkap-

transfer-dana-misterius

Universitas Sumatera Utara

Page 59: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

50

“Jumat (5/5) pagi ketika melakukan pengecekanmail masuk, ada notifikasi dari

Bank Mandiri, adanya transfer dari rekening saya, tiga transaksi ke tiga rekening

berbeda,” kata dia kepada Katadata, Senin (8/5).

Berdasarkannotifikasiviasuratelektronikitu,transferdanaterjadipadaJumat dini hari

dalam rentang pukul 00.00-01.30 melalui fasilitas Mandiri Online. “Saya

langsungceksaldomenggunakanmandirimobiledanternyatamemangsaldo saya

sudah berkurang,” ujar Marisanti.

Ia memang pengguna layanan mobile banking dan internet banking Bank Mandiri.

Layanan internet banking hanya diaktifkan untuk transaksi nonfinansial yaitu

mutasi rekening dan cek saldo.

Adapun, Mandiri Online merupakan layanan anyar yang menggabungkan mobile

banking dan internet banking.Soft launchinglayanan itu dilakukan pada 21 Maret

lalu.Nasabah pengguna layanan mobile banking dan internet banking bisa

langsung memanfaatkan fasilitas tersebut tanpa harus mendaftar lagi.

Marisanti mengaku, total dana dalam rekeningnya terkuras Rp.45 juta. Dananya

mengalir ke rekening di Bank Negara Indonesia (BNI) sebesar Rp.10 juta, Bank

CIMB Niaga Rp.25 juta, dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Rp.10 juta.

Mengetahui dananya ditransfer tanpa sepengetahuan dan otoritasnya, Marisanti

langsung mengadu ke Kantor Cabang Bank Mandiri di Universitas Gadjah Mada

(UGM).“Sudah melakukan laporan ke Bank Mandiri tetapi untuk hasilnya masih

menunggu hasil investigasi dari bank,” ujarnya.

Hingga Senin (8/5) sore, dia mengaku belum mendapat pengembalian dana.

“BarusansajainisayabalikdariBankMandiri,daripihakbankmenyatakan

Universitas Sumatera Utara

Page 60: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

51

masih dalam proses investigasi,” ujarnya. Marisanti juga sudah melapor ke polisi

mengenai dugaan adanya pencurian dana.

Gara-gara kejadian tersebut, Marisanti mengaku kapok menggunakan layanan

bank berbasiskan internet. “Jelas ada rasa khawatir bahkan kapok menggunakan

layananini.KepercayaansayaterhadapBankMandirijugasudahhilang,”kata dia. Ia

pun berharap dananya dan nasabah lain segera dikembalikan ke saldo semula.

Universitas Sumatera Utara

Page 61: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

52

BAB IV

TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP

NASABAH BANK YANG MENGALAMI KERUGIAN DALAM

TRANSAKSI MOBILE BANKING

A. Pertanggungjawaban Pihak Bank Apabila Nasabah Mengalami

Kerugian

PengaturanmengenaiperbankanadadidalamUndang-UndangNomor10

Tahun 2008 tentang Perbankan. Menurut Pasal 1 ayat(2), “bank adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.”

Mengenai bentuk usaha bank, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

tentang Perbankan mewajibkan bentuk usaha yang berbadan hukum. Badan

hukum dalam Bahasa Belanda rechtpersoon ialah suatu badan yang dapat

mempunyai harta kekayaan, hak serta kewajiban seperti orang-orang pribadi”.42

Adaduaistilahmengenaipertanggungjawabandalamkamushukum,yaitu

liabilitydan responsibility. Liability merupakan istilah hukum yang luas

menunjuk hampir semua risiko atau tanggung jawab meliputi semua karakter hak

dan kewajiban secara aktual maupun potensial seperti kerugian, ancaman,

kejahatan, biaya atau kondisi yang menimbulkan kewajiban untuk melaksanakan

undang-undang.Responsibility berarti hal yang dapat dipertanggungjawabkan atas

suatu kewajiban, dan termasuk putusan, keterampilan, kemampuan dan kecakapan

meliputi juga kewajiban bertanggungjawab atas undang-undang yang

42EddiSopandi,HukumBisnis,RefikaAditama,Bandung,2003

Universitas Sumatera Utara

Page 62: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

53

dilaksanakan. Dalam pengertian dan penggunaan praktis, istilah liability

menunjuk pada pertanggungjawaban hukum, yaitu tanggung gugat akibat

kesalahan yang dilakukan oleh subyek hukum, sedangkan istilah responsibility

menunjuk pada pertanggungjawaban politik.43

Padalayananmobilebankingpihakyangpertamabertanggungjawabadalah

bankyangberkedudukansebagaipenyediajasalayanan,dimanadalamhalini

bankdisebutjugasebagaipelakuusaha.Pasal1angka3Undang-UndangNomor

8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyebutkan bahwa:

“Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi”

AdapuntanggungjawabpelakuusahasebagaimanatercantumdalamPasal

19 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

adalah:

1. Pelakuusahabertanggungjawabmemberikangantirugiataskerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.

2.Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggat waktu 7(tujuh) hari setelah tanggal transaksi.

4.Pemberiangantirugisebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat(2) tidak menghapuskankemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan.

5.Ketentuansebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat(2)tidakberlaku apabilapelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut kesalahan konsumen.

43RidwanH.R,HukumAdministrasiNegara,GrafindoPersada,Yogyakarta,2006,

hal.335

Universitas Sumatera Utara

Page 63: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

54

Secara umum, tuntutan ganti kerugian yang dialami oleh konsumen sebagai

akibat penggunaan produk, baik yang berupa kerugian materi, fisik maupun jiiwa,

dapat didasarkan pada beberapa ketentuan, secara garis besar ada dua kategori,

yaitu tuntutan ganti kerugian berdasarkan wanprestasi dan tuntutan ganti kerugian

berdasarkanperbuatanmelawanhukum.44 Selaintanggungjawab,pelakuusaha juga

memiliki hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan sebagaimana diatur dalam

Pasal 6 dan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen, antara lain:

Pasal 6Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen:

Hak pelaku usaha adalah:

a.Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

b.Hakuntukmendapatperlindunganhukumdaritindakankonsumenyang beritikad tidak baik;

c.Hakuntukmelakukanpembelaandirisepatutnyadidalampenyelesaian hukum sengketa konsumen;

d.Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumentidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

e.Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Pasal 7Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen:

Kewajiban pelaku usaha adalah:

1)Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya; 2) Memberikaninformasiyangbenar,jelasdanjujurmengenaikondisidan jaminan

barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;

3)Memperlakukanataumelayanikonsumensecarabenardanjujursertatidak diskriminatif;

44AhmadiMirudanSutarmanYodo,Op.Cit,hal.127

Universitas Sumatera Utara

Page 64: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

55

4)Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;

5) Memberikesempatankepadakonsumenuntukmenguji,dan/ataumencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan;

6)Memberikompensasi,gantirugidan/ataupenggantianataskerugianakibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

7) Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Pada Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa:45

“Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia

dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup dan tidak untuk diperdagangkan.”

Konsumendisebutsebagainasabahdalamduniaperbankan,yaituorang

yangmenggunakanjasabanksebagaimanatercantumdalamPasal1angka16

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Sama halnya dengan bank, nasabah juga

mempunyaihaksepertiyangtercantumdalamPasal4Undang-UndangNomor8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yaitu:

Hak konsumen adalah:

(a)Hakataskenyamanan,keamanandankeselamatandalammengkonsumsi barang dan/atau jasa;

(b)Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;

(c)Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;

(d)Hakuntukdidengarpendapatdankeluhannyaatasbarangdan/ataujasa yang digunakan;

45Pasal1angka2Undang-UndangNomor8Tahun1999tentangPerlindungan

Konsumen

Universitas Sumatera Utara

Page 65: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

56

(e)Hakuntukmendapatkanadvokasi,perlindungan,danupayapenyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;

(f)Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen; (g)Hakuntukdiperlakukanataudilayanisecarabenardanjujursertatidak

diskriminatif; (h)Hak untukmendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian,

apabilabarangdan/ataujasayangditerimatidaksesuaidenganperjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;

(i)Hak-hak yangdiatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Bentuk pertanggungjawaban bank salah satunya dalam kasus bila terjadi

kerugian yang dialami nasabah layanan mobile banking akibat kesalahan dari

sistem bank yang mengakibatkan hilangnya dana nasabah pada rekeningnya,

diwujudkan dengan dikreditkan kembali kedalam rekening nasabah sejumlah yang

besarnya sama dengan kerugian tersebut. Hal ini mewujudkan bahwa bank telah

memenuhi kewajibannya sebagai pelaku usaha untuk memberikan ganti rugi.

Maka bank telah melakukan kewajibannya yang tercantum dalam Pasal 7 huruf f

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

menyatakan:

“Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.”

Dipenuhinya kewajiban pelaku usaha untuk mengganti kerugian oleh bank

secara otomatis terpenuhi juga hak konsumen untuk mendapatkan ganti rugi

sebagaimanatercantumdalamPasal4hurufhUndang-UndangNomor8Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen, yaitu:

“Hak untuk mendapat kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau sebagaimana mestinya.”

Pasal 19Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumenmenjelaskanbahwabankwajibmemberikangantirugikepadanasabah

Universitas Sumatera Utara

Page 66: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

57

ketika nasabah merasa dirugikan atas kesalahan atau kelalaian bank. jika pihak

bank tidak memenuhi ganti rugi, maka nasabah dapat melakukan tuntutan

terhadappihakbank,sepertitercantumpadaPasal23Undang-UndangNomor8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menyebutkan bahwa:

“Pelaku usaha yang menolak dan/atau tidak memberi tanggapan dan/atau tidak

memenuhigantirugiatastuntutankonsumensebagaimanadimaksuddalamPasal

19 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), dapat digugat melalui badan

penyelesaiansengketa konsumenataumengajukanke badanperadilandi tempat

kedudukan konsumen.”46

B. PenyelesaianSengketayangdapatdilakukanNasabahyangMengalami

Kerugian dalam Transaksi mobile banking

Istilah penyelesaian sengketa berasal dari terjemahan Bahasa Inggris, yaitu

dispute resolution.Richard L.Abel mengartikan sengketa (dispute) adalah sebagai

berikut:

“Pernyataan publicmengenai tuntutan yang tidak selaras (inconsistent

claim) terhadap sesuatu yang bernilai”.47

DefinisilaindikemukakanolehNaderdanTodd.Iamengartikansengketa

adalah:

“Keadaan di mana konflik tersebut dinyatakan di muka atau dengan melibatkan pihak ketiga. Selanjutnya ia mengemukakan istilah prakonflik dan konflik. Prakonflik adalah keadaan yang mendasari rasa tidak puas seseorang. Konflik itu sendiri adalah keadaan di mana para pihak menyadari atau mengetahui tentang adanya perasaan tidak puas tersebut”.48

46Pasal23Undang-UndangNomor8Tahun1999tentangPerlindunganKonsumen 47LawrenceM.Friedman,AmericanLawanIntroduction,diterjemahkanolehWisnu

Basuki,TataNusa,Jakarta,2001 48ValerineJ.L.Kriekhoff,“Mediasi(TinjauanDariSegiAntropologiHukum)”,

AntropologiHukum:SebuahBungaRampaiolehIhromi,YayasanObor,Jakarta,2001

Universitas Sumatera Utara

Page 67: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

58

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen menyebutkan bahwa:

“Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen”.

Kepastianhukumtersebutdapatdiaplikasikandalambentukpemenuhan hak-hak

konsumen, yaitu salah satunya adalah hak untuk mendapatkan informasi yang

benar, jelas dan jujur mengenai kondisi barang dan jaminan barang dan/atau

jasa,sebagaimanatercantumdalamPasal4hurufcUndang-UndangNomor8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Kesalahan sistem bank pada

layanan mobile banking yang mengakibatkan kerugian pada nasabah bank, selain

melanggar hak konsumen yang tercantum dalam Pasal 4 huruf c Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen juga merugikan

konsumen/nasabah. Mekanisme penyelesaian sengketa konsumen telah diatur

dalam Pasal 23 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen, yaitu:

“Pelaku usaha yang menolak dan/atau tidak memberi tanggapan dan/atau memenuhi ganti kerugian atas tuntutan konsumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) sampai dengan ayat (4) dapat digugat melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen atau mengajukan ke badan Peradilan di tempat kedudukan konsumen”

Ketentuan Pasal23 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

PerlindunganKonsumen,dapatdisimpulkanbahwaUndang-UndangNomor8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menghendaki penyelesaian sengketa

di luar pengadilan terlebih dahulu diselesaikan sendiri oleh kedua belah pihak

secara damai, yaitu tanpa melalui pengadilan maupun Lembaga Badan

Penyelesaian SengketaKonsumen (BPSK). Berdasarkan Pasal45 Undang-

Universitas Sumatera Utara

Page 68: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

59

Undang Nomor8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyatakan

bahwa:

1.Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum.

2.Penyelesaiansengketakonsumendapatditempuhmelaluipengadilanataudi luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa.

3.Penyelesaiansengketadiluarpengadilansebagaimanadimaksudpadaayat(2) tidak menghilangkantanggung jawab pidana sebagaimana diatur dalam undang-undang.

4.Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan, gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya tersebut dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh para pihak yang bersengketa.

Penjelasan Pasal 23 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen, nasabah layanan mobile banking yang mengalami

kerugian pada saat menggunakan layanan mobile banking dapat melakukan upaya

penyelesaian melalui jalur pengadilan atau di luar pengadilan dengan

memperhatikan jangka waktu pengajuan gugatan yang telah ditentukan dalam

Pasal 27 huruf e Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen, yaitu:

“Lewatnyajangkawaktupenuntutan4(empat)tahunsejakbarangdibeliatau lewatnya jangka waktu yang diperjanjikan”.

Adanya beberapa pilihan media penyelesaian sengketa dalam produk

layanan mobile banking merupakan salah satu perwujudan untuk memenuhi hak

konsumensebagaimanadiaturdalamPasal4hurufeUndang-UndangNomor8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu:

“Hak untukmendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut”.

a.Upaya penyelesaian sengketa melalui pengadilan

Universitas Sumatera Utara

Page 69: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

60

Penyelesaian sengketa melalui pengadilan (litigasi) adalah suatu pola

penyelesaian sengketa yang terjadi antara para pihak yang bersengketa, di mana

dalam penyelesaian sengketa itu diselesaikan oleh pengadilan.Putusannya bersifat

mengikat.Penggunaan sistem litigasi mempunyai keuntungan dan kekurangannya

dalam penyelesaian suatu sengketa.

Pasal 48Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen menyatakan bahwa:

“Penyelesaian sengketa konsumen melalui pengadilan mengacu pada ketentuan tentang peradilan umum yang berlaku dengan memperhatikan ketentuan dalam Pasal 45”.

Pengadilan merupakan lembaga formal yang umumnya dipergunakan oleh

masyarakat untuk menyelesaikan segala bentuk permasalahan yang dihadapinya.

Penyelesaiansuatuperkarayangdiajukankepengadilandapatdibedakanmenjadi

2 (dua) yaitu:

1)Jurisdictio voluntaria: Diajukannya perkara ke pengadilan, bukan untuk diberi

suatu keputusan, melainkan meminta suatu ketetapan dari hakim untuk

memperoleh kepastian hukum, seperti permohonan untuk ditetapkan sebagai

ahli waris, permohonan ganti nama, permohonan pengangkatan anak dan lain-

lain.

2)Jurisdictio contentiosa: Diajukan perkara ke pengadilan karena ada suatu yang

disengketakan. Sengketa tersebut tidak dapat diselesaikan oleh pihak-pihak

sendiri, sehingga dimohonkan kepada hakim untuk diselesaikan sengketanya

secara adil dan kemudian diberikan suatu putusan.49

49SusantiAdiNugroho,ProsesPenyelesaianSengketaKonsumenDitinjaudariHukum

AcarasertaKendalaImplementasinya,KencanaPrenadaMediaGroup,Jakarta,2008,hal.263

Universitas Sumatera Utara

Page 70: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

61

Berdasarkanadanyaperbedaankewenangandiatas,terdapattigabentuk putusan

hakim yaitu:

(a)Putusandeklaratoiradalahputusanyangbersifatmenerangkan,menegaskan

suatu keadaan hukum semata-mata, misalnya penetapan mengenai ahli

waris, anak angkat dan lainnya.

(b)Putusan kondemnatoir adalah putusan yang berisi penghukuman.

(c)Putusankonsitutifadalahputusanyangmeniadakansuatukeadaanhukum atau

menimbulkan keadaan hukum baru, misalnya putusan perceraian dan

putusan mengenai kepailitan.50

Adanyaperbedaankewenangandanbentukkeputusantersebutdiatas,dapat

disimpulkan bahwa perkara nasabah layanan mobile banking yang mengalami

kerugian akibat kesalahan dari sistem bank merupakan perkara jurisdiction

contentiosa, dengan permohonan putusan yang bersifat kondemnatoir yang berisi

penghukuman (pemberian ganti rugi).

b.Upaya penyelesaian sengketa di luar pengadilan

PadaPasal47Undang-UndangNomor8Tahun1999tentangPerlindungan

Konsumen menyatakan bahwa:

“Penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan diselengggarakan untuk mencapai kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi dan/atau mengenai tindakan tertentu untuk menjamintidak akan terjadi kembali atau tidak akan terulang kembali kerugian yang diderita oleh konsumen”.51

Berdasarkan Pasal45 ayat (4) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen, menyatakan bahwa:

“Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan, gugatanmelalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya

50Ibid,hal.264 51LihatPasal47Undang-UndangNomor8Tahun1999tentangPerlindunganKonsumen

Universitas Sumatera Utara

Page 71: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

62

tersebutdinyatakantidakberhasilolehsalahsatupihakatauolehparapihakyang bersengketa”.

Pasal 49 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa:

“Pemerintah membentuk badan penyelesaian sengketa konsumen di daerah

tingkat II untuk penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan”.

Penjelasan Pasal 49 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen, penyelesaian sengketa di luar pengadilan menjadi

wewenang lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa konsumen. Adapun

tugas dan wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)

sebagaimanadimaksuddalamPasal52hurufaUndang-UndangNomor8Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen, yaitu:

“Melaksanakan penanganan dan penyelesaian sengketa dengan cara melalui mediasi atau arbitrase atau konsiliasi”.

Penyelesaian sengketa melalui alternatif penyelesaian sengketa adalah

lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang

disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara

konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.52

Pengertian mediasitercantum dalam Pasal 1 angka 5 Peraturan Bank

Indonesia Nomor 8/5/PBI/2006 tentang Mediasi Perbankan, yaitu:

“Mediasi adalah proses penyelesaian sengketa yang melibatkan mediator untuk membantu para pihak yang bersengketa guna mencapai penyelesaian dalam bentuk kesepakatan sukarela terhadap sebagian ataupun seluruh permasalahan yang disengketakan”.53

Prosesmediasiperbankanmerupakankelanjutandaripengaduannasabah

apabila nasabah merasa tidak puas atas penanganan dan penyelesaian yang

52Pasal1angka10Undang-UndangNomor30Tahun1999tentangArbitrasedan AlternatifPilihanPenyelesaianSengketa.

53Pasal1angka5PeraturanBankIndonesiaNomor8/5/PBI/2006tentangMediasi Perbankan

Universitas Sumatera Utara

Page 72: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

63

diberikanbank.pengaduandimaksudsebagaimanadiaturdalamPasal1angka4

Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/10/PBI/2008 tentang Perubahan Atas

Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005 tentang Penyelesaian Pengaduan

Nasabah, yaitu:

“Pengaduan adalah ungkapan ketidakpuasan nasabah yang disebabkan oleh adanyapotensikerugianfinansialpadanasabahyangdidugakarenakesalahan atau kelalaian bank”.

Konsiliasi adalah suatu proses penyelesaian sengketa diantara para pihak

yang melibatkan pihak ketiga yang netral dan tidak memihak.54sedangkan

pengertianarbitrasediaturdalamPasal1angka1Undang-UndangNomor30

Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah:

“Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa”.

Arbitrase sebagai salah satu lembaga alternatif penyelesaian sengketa,

adalah bentuk alternatif paling formal untuk menyelesaikan sengketa sebelum

berlitigasi. Dalam proses ini pihak bersengketa mengemukakan masalah mereka

kepada pihak ketiga yang netral dan memberinya wewenang untuk memberi

keputusan.55Mediasi dan konsiliasi melibatkan pihak ketiga yang berfungsi

menghubungkan kedua belah pihak yang bersengketa, dimana dalam mediasi

fungsi pihak ketiga dibatasi hanya sebagai penyambung lidah, sedangkan dalam

konsiliasi pihak ketiga secara aktif dalam memberikan usulan solusi atas sengketa

yang terjadi. Sedangkan arbitrasemerupakan suatu bentuk peradilan swasta,

54SusantiAdiNugroho,Op.Cit,hal.106 55SusantiAdiNugroho,Op.Cit,hal.114

Universitas Sumatera Utara

Page 73: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

64

denganarbitersebagaihakimswastayangmemutusuntukkepentingankedua belah

pihak yang bersengketa saja.56

Dengan demikian, apabila nasabah layanan mobile banking yang mengalami

kerugian akibat kesalahan dari sistem bank dalam penyelesaian sengketa memilih

jalur di luar pengadilan (non litigasi) dengan mengajukan pengaduan terlebih

dahulu, yaitu dengan meminta pertanggung jawaban kepada pihak bank untuk

memberikan ganti rugi atas kerugian yang dialaminya akibat kesalahan dari sistem

bank pada layanan mobile banking.Apabila upaya tersebut tidak dihiraukan oleh

pihakbank,berdasarkanPasal23JunctoPasal52hurufaUndang-UndangNomor

8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, konsumen dapat mengajukan

permohonanpenyelesaiansengketakepada BadanPenyelesaianSengketa Konsumen

(BPSK) dengan memilih salah satu diantara cara penyelesaian sengketa yaitu

mediasi, konsiliasi, dan arbitrase. Namun tidak menutup kemungkinan dilakukan

penyelesaian sengketa secara berjenjang, dalam arti bahwa sengketa konsumen

diusahakan melalui mediasi terlebih dahulu, apabila penyelesaiansengketa tersebut

gagal,maka ditingkatkanmenjadi penyelesaian sengketa melalui konsiliasi dan

seterusnya. Namun apabila masih gagal, maka penyelesaian dilakukan melalui

arbitrase yang menghasilkan putusan bersifat final dan banding kepada para

pihak.Dalam Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) tidak ada upaya

banding dan kasasi.

56GunawanWidjaja,AlternatifPenyelesaianSengketa,RajaGrafindo,Jakarta,2005,

hal.85

Universitas Sumatera Utara

Page 74: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

65

C. PerlindunganHukumTerhadapNasabahyangMengalamiKerugian

Akibat Kesalahan dari Sistem Bank Pada Layanan Mobile Banking

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen

Lembaga perbankan adalah lembaga yang mengandalkan kepercayaan

masyarakat. Dengan demikian, guna tetap mengekalkan kepercayaan masyarakat

terhadap bank, pemerintah harus berusaha melindungi masyarakat dari tindakan

lembaga ataupun oknum pegawai bank yang tidak bertanggung jawab dan

merusak sendi kepercayaan masyarakat. Apabila suatu saat terjadi merosotnya

kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan, hal tersebut merupakan

suatu bencanabagi ekonomi negara secara keseluruhan dan keadaan tersebut

sangat sulit untuk dipulihkan kembali.57

Melihat begitu besarnya risiko yang dapat terjadi apabila kepercayaan

masyarakat terhadap lembaga perbankan merosot, tidak berlebihan jika usaha

perlindungan konsumen jasa perbankan mendapat perhatian yang khusus. Dalam

rangka usaha melindungi konsumen secara umum sekarang ini telah ada Undang-

Undangnya, yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen.

Berlakunya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen memberikan konsekuensi logis terhadap pelayanan jasa perbankan.

Pelaku usaha jasa perbankan oleh karenanya dituntut untuk:

1.Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya; 2.Memberikan informasiyang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan

jasa yang diberikannya;

57MuhamadDjumhanaI,Op.Cit,hal.303

Universitas Sumatera Utara

Page 75: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

66

3.Memperlakukanataumelayanikonsumensecarabenardanjujursecaratidak diskriminatif;

4.Menjamin kegiatan usaha perbankannya berdasarkan ketentuan standar perbankan yang berlaku;

5.Dan sebagainya.

Tuntutan di atas merupakan hal yang wajar dalam rangka menjalankan

kehati-hatian di bidang jasa perbankan. Para pelaku usaha perbankan memang

harus mempunyai integritas moral yang tinggi.58

Menyangkut usaha untuk melindungi konsumen sebenarnya tidak

bergantungpadapenerapanhukumperdatasematasebagaimana diharapkan

melaluisanksidanmekanismegugatangantirugi.59 Ketentuanhukumlainnya, seperti

hukum pidana ataupun hukum administrasi negara juga memuat ketentuan aturan

yang dapat melindungi konsumen, misalnya mekanisme perizinan dan

pengawasanyangdiperketat.Kondisisaatinibahkanperlindungankonsumen telah

mendapatkan perhatian yang lebih serius dengan ditetapkannya peraturan

perundang-undanganyangmengaturuntukitu,yakniUndang-UndangNomor8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.Namun, tetap diperlukan suatu

kehati-hatian dalam menentukan siapa yang bertanggung jawab atas kelalaian atau

kesalahan yang telah terjadi dalam pengelolaan atau pengurusan bank sehingga

terjadi suatu kerugian yang dialami oleh para nasabah.

Langkah nyata dari Bank Indonesia dalam perlindungan konsumen saat ini

sudah semakin terlihat, di antaranya,menempatkan perlindungan konsumen

sebagai salah satu pilar perbankan nasional. Menyangkut pengaturan pun sudah

terlihat dengan diterbitkannya beberapa peraturan yang secara fokus untuk

melindungi konsumen, diantaranya:

58MuhamadDjumhanaI,Op.Cit,hal.304 59MuhamadDjumhanaI,Op.Cit,hal.306

Universitas Sumatera Utara

Page 76: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

67

a.PeraturanBank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005 tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah.

b.Peraturan BankIndonesia Nomor 8/5/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentangMediasiPerbankanyangditindaklanjutidenganSuratEdaranBank Indonesia Nomor 8/14/DPNP.60

Membicarakan perlindungan hukum terhadap nasabah kita tidak dapat

memisahkan diri dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen, karena pada dasarnya Undang-Undang inilah yang

dijadikan bagi perlindungan konsumen termasuk halnya nasabah secara umum.

Sistem komunikasi bergerak diyakini akan memegang peranan yang

semakin penting dalam memenuhi kebutuhan telekomunikasi, karena adanya

fasilitas mobile banking semakin memudahkan para nasabah bank untuk

melakukan transaksi perbankan tanpa harus datang ke bank secara langsung.61

Definisi bank secara hukum dapat ditemukan dalam Pasal 1 angka 2

Undang-UndangNomor10Tahun1998tentangPerubahanAtasUndang-Undang

Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan menyatakan bahwa:62

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuksimpanandanmenyalurkannyakepadamasyarakatdalambentukkredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

menyatakan bahwa:

“Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya”.

60MuhamadDjumhanaI,Op.Cit,hal.308 61MuhamadDjumhanaII,Azas-AzasHukumPerbankanIndonesia,CitraAdityaBakti,

Bandung,2008,hal.277 62Pasal1angka2Undang-UndangNomor10Tahun1998tentangPerubahanAtas

Undang-UndangNomor7Tahun1992tentangPerbankan

Universitas Sumatera Utara

Page 77: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

68

Di Indonesia lembaga keuangan bank memiliki misi dan fungsi yang

khusus, jadi perbankan Indonesia selain memiliki fungsi yang lazim, juga

memiliki fungsi yang diarahkan sebagai agen pembangunan (agent of

development), yaitu sebagai lembaga yang bertujuan guna mendukung

pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan

stabilitasnasional,kearahpeningkatantarafhiduprakyatbanyak.63Haliniberarti

kehadiran bank sebagai suatu badan usaha tidak semata-mata bertujuan bisnis,

namun ada misi lain, yaitu guna peningkatan kesejahteraan rakyat pada

umumnya.64

Menurut ketentuanPasal 1 angka 4 Peraturan Bank Indonesia Nomor

7/6/PBI/2005 tentangTransparansi Informasi Produk dan Penggunaan Data

Pribadi Nasabah menyatakan bahwa:

“Produkbankadalahprodukdanataujasaperbankantermasukprodukatau jasa lembaga keuangan bukan bank yang dipasarkan oleh Bank sebagai agen pemasaran”.

Pasal 1 angka 3 Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/15/PBI/2007 tentang

Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank

Umum menyatakan bahwa:

“Layanan perbankan melalui media elektronik adalah layanan yang memungkinkan nasabah bank untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui media elektronik antara lain ATM, phone banking, electronic fund, transfer, internet banking, mobile banking”.

Pelaksanaan kegiatan perbankan dalam memberikan pelayanan kepada

nasabah dapatdilakukan dengan cara konvensional ataupun melalui media

63Ibid,hal.86 64SentosaSembiring,Opcit,hal.2

Universitas Sumatera Utara

Page 78: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

69

alternatif lainnya.65Media alternatif lainnya sepertimobile banking. Mobile banking

dianggap berkaitan erat dengan pengertian atau disingkat dengan (M- banking)

berarti fasilitas perbankan melalui komunikasi bergerak seperti handphone. Terkait

penyediaan fasilitas yang hampirsama dengan ATM kecuali mengambil uang tunai

(cash).66

Dalam peraturanPerundang-undangan di Indonesia, istilah konsumen

sebagaidefinisiyuridisformalditemukanpadaPasal1angka2Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa:

“Konsumenadalahsetiaporangpemakaibarangdanjasayangtersediadalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”.

Industri perbankan menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dan

penyalur dana masyarakat, sehingga konsekuensinya menimbulkan 2 (dua)

hubungan hukum, yaitu pertama, hubungan antara bank (debitur) dan nasabah

penyimpan dana (kreditur), berupa perjanjian penanaman dana dan kedua

hubungan hukum antara bank (kreditur) dengan nasabah penyimpan dana,berupa

perjanjian kredit bank (pembiayaan berdasarkan prinsip syariah). Disamping

melakukan kegiatan usaha menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian

menyalurkan dana tersebut ke masyarakat, industri perbankan melakukan kegiatan

pelayanan jasa bank yang merupakan bagian dari kegiatan usaha yang lazim

dilakukannya.67

65BudiAgusRiswandi,AspekHukumInternetBanking,RajaGrafindoPersada,Jakarta,

2005,hal.21 66WijiNurastuti,Op.Cit,hal.110 67 Rachmadi UsmanII, Penyelesaian Pengaduan Nasabah dan Mediasi Perbankan,

MandarMaju,Bandung,2011,hal.77

Universitas Sumatera Utara

Page 79: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

70

Perlindungan hukum di dalam peraturan perbankan diatur dalam Pasal 29

ayat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan menyatakan bahwa:68

“Untuk kepentingan nasabah bank menyediakan informasi mengenai kemungkinantimbulnyarisikokerugianbagitransaksinasabahyangdilakukan melalui bank”.

Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa:

“Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen”.

Perlindungan konsumen merupakan perwujudan dari salah satu kepentingan

konsumen. Empat macam kepentingan, yaitu sebagai berikut:

1)Kepentingan fisik, berkenaan dengan badan atau tubuh yang berkaitan dengan keamanan dan keselamatan tubuh dan jiwa dalam penggunaan barang dan/atau jasa. Kepentingan fisik ini juga berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan jiwa.Kepentingan fisik konsumen ini harus diperhatikan oleh pelaku usaha.

2) Kepentingansosialdanlingkungan,terwujudnyakeinginankonsumenuntuk memperoleh hasil yang optimal dari penggunaan sumber-sumber ekonomi mereka dalam mendapatkan barang dan jasa yang merupakan kebutuhan hidup, sehingga konsumen memerlukan informasi yang benar mengenai produk yang mereka konsumsi, sebab jika tidak maka akan terjadi gejolak sosial apabila konsumen mengkonsumsi produk yang tidak aman.

3) Kepentingan ekonomi, para pelaku usaha untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya adalah sesuatu yang wajar, akan tetapi daya beli konsumen juga harusdipertimbangkan dalam arti pelaku usaha jangan memikirkan keuntungansematatanpamemerincibiayariil produksiatassuatuprodukyang dihasilkan.

4)Kepentinganperlindunganhukum,akseskonsumenterhadapkeadilan(access tojustice),konsumenberhakuntukdilindungidariperlakuan-perlakuanusaha yang merugikan.69

PadaPasal2Undang-UndangNomor8Tahun1999tentangPerlindungan

Konsumen menyatakan bahwa:

68Pasal 29 ayat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-UndangNomor7Tahun1992tentangPerbankan

69M.AliMansyur, Penegakan Hukum tentang Tanggung Gugat Produsen dalam PerwujudanPerlindunganKonsumen,GentaPress,Yogyakarta,2007,hal.81

Universitas Sumatera Utara

Page 80: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

71

“Perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukum”.70

PenjelasanbeberapaasasyangtercantumdalamPasal2Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu:

(a)Asas kemanfaatan mengamanatkan bahwa segala upaya dalam

penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar- besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan.

(b)Asaskeadilandimaksudkanagarpartisipasiseluruhrakyatdapatdiwujudkan secaramaksimaldanmemberikankesempatankepadakonsumendanpelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil.

(c)Asaskeseimbanganmenghendakiagarkepentingankonsumen,pelakuusaha danpemerintahdiaturdanharusdiwujudkansecaraseimbangsesuaidengan hak dankewajibannya masing-masing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

(d)Asas keamanandankeselamatankonsumendimaksudkanuntukmemberikan jaminanataskeamanandankeselamatankepadakonsumendalampenggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan.

(e)Asaskepastianhukumdimaksudkanagarbaikpelakuusahamaupunkonsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen serta negara menjamin kepastian hukum.71

Berlakunya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen, memberikan konsekuensi logis terhadap pelayanan jasa perbankan,

oleh karenanya bank dalam memberikan layanan kepada nasabah dituntut untuk:

1.1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya; 1.2. Memberikaninformasiyangbenar,jelasdanjujurmengenaikondisidan

jaminan jasa yang diberikannya; 1.3. Memperlakukanataumelayanikonsumensecarabenardanjujursertatidak

diskriminatif; 1.4. Menjamin kegiatanusaha perbankannya berdasarkan ketentuan standar

perbankan yang berlaku dan beberapa aspeknya.72

Tujuan dari perlindungan konsumen adalah sebagai berikut:

a.1. Meningkatkankesadaran,kemampuandankemandiriankonsumenuntuk

melindungi diri;

70Pasal2Undang-UndangNomor8Tahun1999tentangPerlindunganKonsumen

71JanusSidabalok,HukumPerlindunganKonsumendiIndonesia,CitraAdityaBakti, Bandung,2014,hal.26

72LukmanSantosoAz,HakdanKewajibanHukumNasabahBank,PustakaYustisia, Bandung,2011,hal.86

Universitas Sumatera Utara

Page 81: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

72

a.2. Mengangkatharkatdanmartabatkonsumendengancaramenghindarkannya dari akses negatif pemakaian barang dan/atau jasa;

a.3. Meningkatkanpemberdayaankonsumendalammemilih,menentukandan menuntut hak-haknya sebagai konsumen;

a.4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastianhukumdanketerbukaaninformasisertaaksesuntukmendapatkan informasi;

a.5. Menumbuhkankesadaranpelakuusahamengenaipentingnyaperlindungan konsumensehinggatumbuhsikapyangjujurdanbertanggungjawabdalam berusaha;

a.6. Meningkatkankualitasbarangdan/ataujasayangmenjaminkelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen.73

Perlindungan nasabah juga diatur dalam Pasal 4 ayat (1) Peraturan Bank

Indonesia Nomor: 7/6/PBI/2005 tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan

Penggunan Data Pribadi Nasabah, yaitu:

“Bank wajibmenyediakan informasi tertulis dalam bahasa Indonesia secara lengkap dan jelas mengenai karakteristik setiap produk bank”.74

Masalah perlindungan hukum bagi konsumen perbankan merupakan suatu

hal yang sangat dilematis, sehingga sampai saat ini masalah perlindungan hukum

bagi konsumen belum mendapat tempat yang baik dalam sistem perbankan

nasional.75Perlindungan konsumen dipandang secara material maupun formal

makin terasa sangat penting, mengingat makin lajunya ilmu pengetahuan dan

teknologi yang merupakan motor penggerak bagi produktivitas dan efisiensi

produsen atas barang atau jasa yang dihasilkannya dalam rangka mencapai

sasaran usaha. Dalam rangka mengejar dan mencapai kedua hal tersebut, akhirnya

baik langsung maupun tidak langsung, konsumenlah yang pada umumnya akan

merasakan dampaknya. Dengan demikian, upaya-upaya dalam memberikan

73Pasal3Undang-UndangNomor8Tahun1999tentangPerlindunganKonsumen

74Pasal4ayat(1)PeraturanBankIndonesiaNomor:7/6/PBI/2005tentangTransparansi InformasiProdukBankdanPenggunanDataPribadiNasabah

75WulanmasA.P.G.Frederik,BukuAjarHukumPerbankan,GentaPress,Yogyakarta, 2012,hal.139

Universitas Sumatera Utara

Page 82: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

73

perlindungan terhadap kepentingan konsumen terutama konsumen di Indonesia

merupakan suatu hal yang penting untuk segera dicari solusinya, terlebih pada era

perdagangan bebas saat ini.76

Bank Indonesiasebagai pelaksana otoritas moneter mempunyai peranan

yang besar dalam usaha melindungi, dan menjamin agar nasabah tidak mengalami

kerugian akibat tindakan bank yang salah. Hal-hal yang menyangkut dengan

usaha perlindungan nasabah diantaranya berupa laporan dan data-data yang

merupakan bahan informasi.

Menurut Hadjon dalam Sri Sumantri perlindungan hukum bagi rakyat

meliputi dua hal yaitu perlindungan hukum preventif dan represif.Perlindungan

hukum preventif diberikan oleh pemerintah dalam bentuk pencegahan terjadinya

pelanggaran.Hal ini diterapkan dalam pembentukan peraturan perundang-

undangan,pembinaan,danpengawasan.Perlindungan hukumrepresif merupakan

perllindungan akhir berupa penindakan dan pemberian sanksi seperti denda,

penjaradanhukumantambahanyangdiberikanapabilasudahterjadisengketa

atau telah dilakukan suatu pelanggaran terhadap peraturan tertentu.77

PengaturanmobilebankingtidakterlepasdariUndang-UndangNomor10

Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

tentang Perbankan, dimana kegiatan mobile banking pada khususnya dan

penggunaan sarana elektronik lainnya dalam perbankan di Indonesia

dimungkinkanolehadanyaPasal6hurufnUndang-UndangNomor10Tahun

1998 tentangPerubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan bahwa:

76CerlinaTriSiwiKristiyanti,HukumPerlindunganKonsumen,SinarGrafika,Malang, 2014,hal.5

77SriSumantri,Op.Cit,hal.15

Universitas Sumatera Utara

Page 83: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

74

“Bank dapat melakukan kegiatan usaha lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.78

Pasal 4 huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen, bahwa bank akan memberikan yang terbaik dalam pelayanan mobile

banking, dan nasabah sebagai konsumen pengguna layanan mobile banking

berhak mendapat fasilitas terbaik, terutama berkaitan dengan dana nasabah.

Namun pada kasus ini, bank tidak memberikan kenyamanan dan keamanan bagi

nasabah dalam menggunakan layanan mobile banking.Namun dalam kasus ini,

Bank tidak memberikan kenyamanan dan keamanan bagi nasabah dalam

menggunakan layanan mobile banking. Hal ini terbukti dengan adanya nasabah

yang merasa dirugikan akibat kesalahan dari sistem Bank yang mengakibatkan

hilangnya dana pada rekening nasabah pengguna layanan mobile banking dan juga

nasabah mengamalami kerugian akibat terganggunya satelit sehingga tidak dapat

melakukan transaksipada layanan ATM ataupunmobile banking. Dengan

demikianprodukbanklayananmobilebankingtidakmemberikankenyamanan dan

keamanan bagi nasabah pengguna mobile banking. Pasal 4 huruf c Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyatakan

bahwa:

“Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa”.79

Pasal 4 huruf a dan huruf c Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen merupakan bentuk perlindunganrepresif. Namun

kesalahandarisistembankpadalayananmobilebankingyangmengakibatkan

78Pasal6hurufnUndang-UndangNomor10Tahun1998tentangPerubahanAtas Undang-UndangNomor7Tahun1992tentangPerbankan

79Pasal4hurufcUndang-UndangNomor8Tahun1999tentangPerlindunganKonsumen

Universitas Sumatera Utara

Page 84: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

75

kerugian pada nasabah merupakan hal yang terus terjadi. Hal ini membuktikan

bahwa perlindungan preventif juga diperlukan dalam perlindungan hukum bagi

nasabah yang mengalami kerugian akibat kesalahan dari sistem bank dapat

dilakukan dengan pembentukan peraturan perundang-undangan yang berkaitan

dengan perlindungan hukum bagi nasabah yang mengalami kerugian akibat

kesalahan sistem bank adalah Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan;

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen; Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alterntif; Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; Undang-

Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Bank Indonesia

juga selaku Bank Sentral kemudian mengeluarkan aturan yang sesuai

kewenangannya yaitu Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/6/PBI/2005 tentang

Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah;

Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/5/PBI/2006 tentang Mediasi Perbankan;

Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/15/PBI/2007 tentang Penerapan Manajemen

Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum; dan Peraturan

Bank Indonesia Nomor 10/10/PBI/2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank

Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005 tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah. Hal

tersebut merupakan bentuk perlindungan preventif karena menghadirkan

ketentuan hukum sebagai upaya pencegahan atas tindakan pelanggaran hukum

yaitu untuk mencegah terjadinya kerugian bagi nasabah sebagai konsumen

pengguna layanan mobile banking, karena hanya hukum yang mempunyai

kekuatan memaksapelaku usaha (bank) untuk mentaati aturan-aturan yang

Universitas Sumatera Utara

Page 85: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

76

berlaku dan memberikan sanksi yang tegas kepada pelaku usaha yang melanggar

aturan-aturan hukum tersebut, supaya bank memperhatikan risiko-risiko yang

kemungkinan akan diderita nasabah yang disebabkan oleh kelalaiannya dan tidak

hanya melihat keuntungan yang didapat oleh bank dengan adanya layananmobile

banking.

Beberapa regulasi dalam bidang hukum informasi telah dilakukan untuk

mengantisipasi semakin meluasnya dampak kerugian terhadap konsumen/nasabah

pengguna layanan mobile banking akibat kurang memadainya sistem elektronik

produkperbankanelektronik.Pasal15ayat(1)Undang-UndangNomor11Tahun

2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik mengatakan bahwa:

“Setiap penyelenggara sistem elektronik harus menyelenggarakan sistem elektronik secara andal dan aman serta bertanggung jawab terhadap beroperasinya sistem elektronik sebagaimana mestinya”.80

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

tidak memberikan hukum secara tegas kepada nasabah tetapi perlndungan tersebut

telah diatur oleh Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/10/PBI/2008 tentang

Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005 tentang

Penyelesaian Pengaduan Nasabah. Pasal 1 ayat (4) menyebutkan bahwa:

“Pengaduan adalah ungkapan ketidakpuasan nasabah yang disebabkan oleh adanyapotensikerugianfinansialpadanasabahyangdidugakarenakesalahan atau kelalaian bank”.

Menurut ketentuan Pasal 2 Peraturan Bank Indonesia Nomor

10/10/PBI/2008 tentangPerubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor

7/7/PBI/2005 tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah, yaitu:

80Pasal15ayat(1)Undang-UndangNomor11Tahun2008tentangInformasidan

TransaksiElektronik

Universitas Sumatera Utara

Page 86: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

77

a.Bank wajibmenyelesaikan setiap pengaduan yang diajukan nasabah dan/atau

perwakilan nasabah;

b.Untukmenyelesaikanpengaduan,Bankwajibmenetapkankebijakandan

memiliki prosedur tertulis yang meliputi;

1)Penerimaan pengaduan;

2)Penanganan dan penyelesaian pengaduan; dan

3)Pemantauan penanganan dan penyelesaian pengaduan.81

Berbeda dengan perlindungan preventif, perlindungan hukum represif

merupakan perlindungan akhir berupa sanksi seperti denda, penjara, dan hukuman

tambahan apabila sudah terjadi sengketa atau suatu pelanggaran seperti

pelanggaran terhadap hak konsumen atas pemberian informasi yangbenar yaitu

Pasal 4 huruf a dan huruf c Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen. Terhadap pelanggaran tersebut, dibutuhkan adanya

upaya penyelesaian sengketa konsumen atau nasabah untuk membuktikan adanya

unsur kesalahan pelaku usaha atau bank atas pelanggaran hak-hak konsumen.

Setiap pelanggaran yang terbukti dilakukan oleh pelaku usaha, maka kepadanya

akan diberikan sanksi. Dalam hal pelanggaran tersebut, sanksi-sanksi yang dapat

dikenakan kepada pelaku usaha adalah sanksi pemberian tanggung jawab

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen, yaitu:

(a)Pelakuusahabertanggungjawabmemberikangantirugiataskerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.

81Pasal2PeraturanBankIndonesiaNomor10/10/PBI/2008tentangPerubahanAtas

PeraturanBankIndonesiaNomor7/7/PBI/2005tentangPenyelesaianPengaduanNasabah

Universitas Sumatera Utara

Page 87: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

78

(b)Ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa pengambilanuangataupenggantianbarangdan/ataujasayangsejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(c)Pemberiangantirugidilaksanakandalamtenggangwaktu7(tujuh)hari setelah tanggal transaksi.

(d)Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) tidak menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan.

(e)Ketentuansebagaimanadimaksudayat(1)danayat(2)tidakberlaku apabila pelakuusaha dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut merupakan kesalahan konsumen.

Pasal 26 dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen berbicara

mengenai, pelaku usaha yang memperdagangkan jasa wajib memenuhi jaminan

dan atau garansi yang disepakati dan/atau yangdiperjanjikan. Pada kenyataannya

keamanan yang diberikan bank masih dapat dibobol dengan berbagai cara. Ini

menunjukkan kewajiban keamanan yang diberikan oleh bank masih belum

terpenuhi dengan baik. Pasal dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen

tersebutmenunjukkanbelumadakepastianhukum, karena tidak adanya pelaksanaan

hukum atau aturan lain yang mampu menindak tegas bahkan memberi sanksi

atas pelnaggaran dan/atau belum terpenuhinya aturan hukum.82

Sanksiadministratif yangterdapatdalamPasal60Undang-UndangNomor

8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa:83

1.1. Badan penyelesaian sengketa konsumen berwenang menjatuhkan sanksi

administratif terhadap pelaku usaha yang melanggar Pasal 19 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 20, Pasal 25 dan Pasal 26.

1.2. Sanksi administratif berupa penetapan ganti rugi paling banyak Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah).

1.3. Tatacarapenetapansanksiadministrativesebagaimanadimaksudpadaayat (1) diatur lebih lanjut dalam peraturan perundang-undangan.

82SentosaSembiringII,HimpunantentangPerlindunganKonsumendanPeraturanLain

yangterkait,NuansaAulia,Bandung,2010,hal.88 83Pasal60Undang-UndangNomor8Tahun1999tentangPerlindunganKonsumen

Universitas Sumatera Utara

Page 88: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

79

Dengan demikian, perlindungan hukum bagi nasabah layanan mobile

banking yang mengalami kerugian akibat kesalahan dari sistem bank dapat

dilakukan dengan perlindungan hukum represif dan preventif.Perlindungan

represif tersebut diberikan dalam bentuk pemberian sanksi yaitu sanksi perdata

berupagantikerugiansebagaimanadiaturdalamPasal19Undang-UndangNomor

8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan sanksi administratif berupa

denda maksimal Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah) sebagaimana diaturdalam

Pasal 60 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen. Perlindungan hukum preventif dilakukan guna mencegah kerugian

akibat kesalahan dari sistem bank yang dialami oleh nasabah/konsumen lainnya,

mengingat kegiatan transaksi pada layanan mobile banking merupakan kegiatan

bertransaksi tanpa harus pergi ke bank sehingga tidak menutup kemungkinan pada

kemudian hari ada nasabah yang dirugikan lagi akibat kesalahan dari sistem bank

pada Layanan mobile banking.

Universitas Sumatera Utara

Page 89: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1.Bentuk pertanggungjawaban pihak bank terhadap nasabah yang

mengalami kerugian pada layananmobile banking akibat kesalahan dari

sistem bank sehingga terjadi hilangnya saldo pada rekening nasabah,

diwujudkan dengan dikreditkan kembali ke dalam rekening nasabah

sejumlah uang besarnya sama dengan kerugian tersebut. Hal ini

menunjukkan bahwa bank telah memenuhi kewajibannya sebagai pelaku

usaha untuk memberikan ganti rugi sesuai dengan yang tercantum dalam

Pasal 7 huruf f Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen yang menyatakan bahwa pelaku usaha wajib

memberi kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian atas kerugian

akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa

yang diperdagangkan.

2. Upaya penyelesaian sengketa yang dapat dilakukan nasabah yang

mengalami kerugian dalam transaksi mobile banking dapat melalui jalur

pengadilan atau di luar pengadilan dengan memperhatikan jangka waktu

pengajuan gugatan yang telah ditentukan dalam Pasal 27 huruf e

Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Apabila nasabah yang mengalami kerugian memilih jalur di luar

pengadilandenganmengajukanpengaduanterlebihdahulu,yaitudengan

Universitas Sumatera Utara

Page 90: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

82

meminta pertanggungjawaban pada pihak bank untuk memberikan ganti

rugi atas kerugian yang dialaminya akibat kesalahan dari sistem bank.

Apabila upaya tersebut tidak dihiraukan oleh pihak bank, berdasarkan

Pasal 23 juncto Pasal 52 huruf a Undang-Undang No.8 Tahun 1999,

konsumen dapat mengajukan permohonan penyelesaian sengketa kepada

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) dengan memilih salah

satu diantara cara penyelesaian sengketa yaitu mediasi, konsiliasi, dan

arbitrase.

3.Perlindungan hukum terhadap nasabah layanan mobile banking yang

mengalami kerugian akibat kesalahan dari sistem bank dapat dilakukan

dengan perlindungan hukum represif dan preventif. Perlindungan represif

diberikan dalam bentuk pemberian sanksi yaitu sanksi perdata berupa

ganti kerugian sebagaimana diatur dalam Pasal 19 Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan sanksi

administratif berupa denda maksimal Rp.200.000.000 (dua ratus juta

rupiah) sebagaimana diatur dalam Pasal 60 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999. Perlindungan hukum preventif dilakukan guna

mencegahkerugiannasabahlayananmobilebankingakibatkesalahan dari

sistem bank yang dialami oleh nasabah/konsumen lainnya,

mengingat kegiatan transaksi melalui mobile banking mudah dilakukan

oleh nasabah tanpa harus pergi ke bank sehingga tidak menutup

kemungkinan akan ada lagi nasabah yang dirugikan akibat kesalahan

sistem bank pada transaksi mobile banking.

Universitas Sumatera Utara

Page 91: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

83

B. Saran

1.Kepada pihak bank dan nasabah, dalam penyelesaian sengketa yang

ditimbulkan oleh pihak bank terlebih dahulu diselesaikan dengan cara di

luar pengadilan dengan kekeluargaan yaitu perdamaian antara para pihak

yang disertai dengan pemulihan nama baik dan pemberian ganti rugi.

2.Kepada Bank, dalam rangka pelaksanaan pelayanan mobile banking

keamanan nya lebih ditingkatkan lagi, sehingga tidak terjadi lagi

kerugian yang dialami nasabah akibat kesalahan dari sistem bank dan

perlindungan hukum nya lebih ditegaskan lagi agar kedepannya nasabah

akan merasa nyaman dan percaya dalam melakukan transaksi melalui

mobile banking.

3.Kepada Pemerintah, agar membuat peraturan yang khusus mengenai

layanan mobile banking agar mempunyai dasaar hukum yang pasti.

Sehingga pihak bank dapat bertanggungjawab sesuai dengan peraturan

tersebut terhadapkerugian yang dialami nasabah mobile banking.

Universitas Sumatera Utara

Page 92: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

85

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku:

Abdurrachman, 1991, Ensiklopedia Ekonomi Perdagangan dan Keuangan, PT Pradnya Paramita, Jakarta.

Az, Lukman Santoso, 2011, Hak dan Kewajiban Hukum Nasabah Bank, Pustaka Yustisia, Bandung.

Bako,RonnySautmaHotma,1995,HubunganBankdanNasabahTerhadap Produk Tabungan dan Deposito, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung.

Budisantoso, Totok, Sigit Triandaru, 2006, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT.Salemba Empat, Jakarta.

Djaslim, Saladin, 1994, Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Bank, CV.Rajawali, Jakarta.

Djumhana,Muhamad2008,Azas-AzasHukumPerbankanIndonesia,Citra Aditya Bakti, Bandung.

--------------------------,2012,HukumPerbankandiIndonesiaRevisiBabII dan Bab III, PT Citra Aditya Bakti, Bandung.

Fuady,Munir,2005,PerbuatanMelawanHukumPendekatanKontemporer, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Frederik, WulanmasA.P.G, 2012, Buku Ajar Hukum Perbankan, Sinar

Grafika, Malang.

Hasibuan, Malayu S.P, 2009, Dasar-Dasar Perbankan, Bumi Aksara, Jakarta.

H.R, Ridwan, 2006, Hukum Administrasi Negara, Grafindo Persada, Yogyakarta.

Kasmir, 2009, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Universitas Sumatera Utara

Page 93: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

86

Kriekhoff, Valerine J.L, 2001, “Mediasi (Tinjauan Dari Segi Antropologi Hukum)”, Antropologi Hukum: Sebuah Bunga Rampai oleh Ihromi, Yayasan Obor, Jakarta.

Kristiyanti,CelinaTriSiwi,2014,HukumPerlindunganKonsumen,Sinar Grafika, Malang.

Kusuma,MahesaJati, 2012,HukumPerlindunganNasabahBank:Upaya Hukum Melindungi Nasabah Terhadap Tindak Kejahatan ITE di bidang Perbankan, Nusa Media, Bandung.

Mansyur,M.Ali,2007,PenegakanHukumtentangTaggungGugat Produsen dalam Perwujudan Perlindungan Konsumen, Yogyakarta.

Mertokusumo, Sudikno, 2003, Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta.

M.Friedman, Lawrence, 2001, American Law an Intoduction, diterjemahkan oleh Wisnu Basuki, Tata Nusa, Jakarta.

Miru, Ahmadi, Sutarman Yodo 2007, Hukum Perlindungan Konsumen, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

M.Sholehudin, 1997, Tindak Pidana Perbankan, Rajawali Press, Jakarta.

Nugroho, SusantiAdi, 2008, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau dari Hukum Acara serta Kendala Implementasinya, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Nurastuti, Wiji, 2011, Teknologi Perbankan, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Riswandi,BudiAgus,2005,HukumInternetBanking,RajaGrafindoPersada, Jakarta.

R.Soeroso, 2006, Pengantar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.

Sembiring,Sentosa,2010,HimpunantentangPerlindunganKonsumendan Peraturan Lain yang terkait, Nuansa Aulia, Bandung.

-----------------------, 2000, Hukum Perbankan, Mandar Maju, Bandung.

Universitas Sumatera Utara

Page 94: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

87

Shofie, Yusuf, 2003, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-Instrumen Hukumnya, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Sidabalok,Janus,2014,HukumPerlindunganKonsumendiIndonesia,Citra Aditya Bakti, Bandung.

Simorangkir, O.P, 2004, Seluk-Beluk Bank Komersil, Aksara Press, Jakarta.

Sopandi, Eddi, 2003, Hukum Bisnis, Refika Aditama, Bandung.

Sumantri,Sri,1992,BungaRampaiHukumTataNegaraIndonesia,Alumni, Bandung.

Usman, Rachmadi, 2003, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Gramedia, Jakarta.

----------------------, 2011, Penyelesaian Pengaduan Nasabah dan Mediasi Perbankan, Mandar Maju, Bandung.

Widjaja,Gunawan,2005,AlternatifPenyelesaianSengketa,RajaGrafindo, Jakarta.

Widjanarto,1997,HukumdanKetentuanPerbankandiIndonesia,Pustaka Utama Grafiti, Jakarta.

Widyono,Try,2006,OperasionalTransaksiProdukPerbankandiIndonesia, Ghalia Indonesia, Bandund.

Zulham, 2013, Hukum Perlindungan Konsumen, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

B. Peraturan Perundang-Undangan

KUH Perdata

Undang-Undang Nomor8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Undang-UndangNomor10Tahun1998TentangPerubahanatasUndang-

undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

Universitas Sumatera Utara

Page 95: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP …

88

Undang-Undang Nomor11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik.

C. Internet:

https://www.bankmandiri.co.id/article/mandirimobile.aspx/

http://www.bi.go.id/id/perbankan/edukasi/Documents/09192d0923794ed88cf9

f8dfe1667752Apa_Sih_iB.pdf/

http://www.bi.go.id/id/perbankan/edukasi/Documents/d2f3fdafecf448da8c

28b1b39178bebeMobile_Banking.pdf/

http://bisnis.liputan6.com/read/3073547/ribuan-atm-bank-tak-beroperasi- karena-gangguan-satelit-telkom-

https://idtesis.com/metode-penelitian-hukum-empiris-dan-normatif/

http://idtesis.com/tesis-analisis-faktor-penyebab-nasabah-menggunakan layanan-mobile-banking/

http://jurnal.fe.uad.ac.id/wp-content/uploads/Syamsul-Hadi-Novi.pdf

https://katadata.co.id/berita/2017/05/08/nasabah-korban-mandiri-online-

ungkap-transfer-dana-misterius

http://tesishukum.com/pengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-ahli/

D. Kamus

Departemen PendidikanNasional, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

PN.Balai Pustaka

Universitas Sumatera Utara