TINJAUAN UMUM IMPLEMENTASI : MEKANISM LEGAL · pesat pula, sebagai akibat meningkatnya perkembangan...

35
LAPORAN PENELITIAN TINJAUAN UMUM IMPLEMENTASI : MEKANISM LEGAL ( IMPLEMENTATION : LEGAL MECHANISMS ) DI KOTA PALEMBANG OLEH : Ir . H. Chairul Murod, MT. dkk DIBIAYAI OLEH DANA DIPA UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN ANGGARAN 2005 DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN NOMOR : 2909 RT / PT 11.1.1 /N/ 2005 TANGGAL : 1 JULI 2005 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN 2005

Transcript of TINJAUAN UMUM IMPLEMENTASI : MEKANISM LEGAL · pesat pula, sebagai akibat meningkatnya perkembangan...

LAPORAN PENELITIAN

TINJAUAN UMUM

IMPLEMENTASI : MEKANISM LEGAL ( IMPLEMENTATION : LEGAL MECHANISMS )

DI KOTA PALEMBANG

OLEH :

Ir . H. Chairul Murod, MT. dkk

DIBIAYAI OLEH DANA DIPA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN ANGGARAN 2005

DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN

NOMOR : 2909 RT / PT 11.1.1 /N/ 2005

TANGGAL : 1 JULI 2005

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN 2005

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN

1.a. Judul Penelitian : TINJAUAN UMUM IMPLEMENTASI : MEKANISME -

LEGAL (IMPLEMENTATION : LEGAL MECHANISMS)

DI PALEMBANG

b. Bidang Ilmu : Teknologi . (Teknik Arsitektur).

c. Kategori Penelitian : II.

2. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Chairul Murod, MT.

b. jenis Kelamin : Laki-laki.

c. Pangkat / Golongan / NIP : Penata Muda / III.b. / 131 572 475.

d. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli.

e. Fakultas / Jurusan : Teknik / Arsitektur.

d. Universitas : Sriwijaya.

e. Bidang Ilmu yang Diteliti : Arsitektur

3. Jumlah Tim Peneliti : 1 ( satu ) orang.

4. Lokasi Penelitian : Palembang.

5. Jangka Waktu Penelitian : 5 ( Lima ) Bulan

6. Biaya yang digunakan : Rp. 3.000.000,- (Tiga Juta Rupiah ).

7. Sumber Dana : DIPA Universitas Sriwijaya T.A. 2005.

Inderalaya, 18 November 2005

Mengetahui, Ketua Peneliti,

Dekan Fakultas,

Dr. Ir. H. Hasan Basri. Ir. Chairul Murod, MT. NIP. 131 416 216 NIP. 131 572 475

Menyetujui,

Ketua Lembaga Penelitian Universitas Sriwijaya

Dr. Ir. Ali Yasmin Adam Wiralaga, Msc. NIP. 130 353 404.

TINJAUAN UMUM

IMPLEMENTASI : MEKANISME LEGAL ( IMPLEMENTATION : LEGAL MECHANISMS )

DI KOTA PALEMBANG

Oleh : Chairul Murod.

ABSTRAK

Kota Palembang yang luas wilayahnya sebesar 400,61 KM 2 dengan penduduk

pada tahun 1995 telah hampir mencapai 1.300.00,- jiwa adalah merupakan salah satu kota

besar di Indonesia atau kota kedua terbesar di pulau Sumatera. Dengan melihat potensi

luasan wilayah dan jumlah penduduk, juga PDRB yang meningkat terus menerus tiap

tahunnya yang mana laju pertumbuhannya mencapai rata-rata 9,20 % untuk periode tahun

1975 – 1995 ini, serta potensi sumber daya alam daerah belakangnya, maka kota

Palembang akan berkembang pesat dimasa mendatang, ini sudah terlihat adanya

peningkatan perkembangan di kota Palembang pada tiga tahun terakhir ini.

Mengingat peningkatan pembangunan kota Palelembang tersebut gina

mengendalikan perkembangan kota bagi meningkatnya, pembangunan kota, pada tahun

1994 telah disusun RTRW Kodya Dati II Palembang tahun 1994 – 2004 dan pada tahun

1994 itu pula RTRW tersebut sudah disyahkan sebagai suatu peraturan daerah. Saat ini

telah pula selesai disusun 3 ( tiga ) RDTRK dari 3 ( tiga ) bagian wilayah kota Palembang

dan Peraturan Bangunan Kota Palembang yang tinggal menunggu disyahkan sebagai

suatu Peraturan Daerah, disamping itu juga telah disusun RTRK – RTRK dan RTBL –

RTBL beberapa kawasan khusus serta ketentuan –ketentuan dan atau Peraturan –

Paeraturan Implementasi Teknik pendukung lainnya.

Dalam kesempatan ini secara khusu akan ditinjau hal – hal yang berkaitan dengan

Ketentuan – Ketentuan atau Peraturan – Paeraturan Implementasi Teknik dengan

Mekanisme Legalnya yang telah dimiliki kota Palembang bagi Pengendalian

Pembangunan kotanya. Hal ini akan ditinjau sesuai dengan tulisan Hamid Shirvani dalam

bukunya ’Urban Planning Process, khususnya bagian 9 tentang Implementasi : Mekanisme

Legal. Dari pembahasan dalam Penelitian ini akan didapat Hipotesa sejauh mana

pengimplementasiannya dengan segala dukungan dan hambatannya, serta manfaat-manfaat

yang di dapat.

KATA KUNCI :

IMPLEMENTASI, MEKANISME DAN LEGAL

KATA PENGANTAR

Alhamdullillah hi Robbil ‘Alamin, segala puji bagi Allah SWT, yang sampai saat ini masih

melimpahkan Taufiq dan Hidayah NYA, sehingga dengan ridlo Nya, penelitian ini dapat

diselesaikan, meskipun berbagai cobaan dan kendala sempat mewarnai penyelesaian

tulisan ini.

Penelitian dengan judul : ’ Tinjauan Umum Implementasi Mekanisme Legal (

Implementation : Legal Mechanisms ) di Palembang ’, dilakukan untuk mencari

jawaban sejauh mana pengimplementasiannya dengan segala dukungan dan hambatannya,

serta manfaat-manfaat yang di dapat.

Tujuan penelitian ini selain untuk menemukan jawaban tersebut, diharapkan kajian pada

penelitian ini dapat menghasilkan hal – hal yang berkaitan dengan Ketentuan – Ketentuan

atau Peraturan – Paeraturan Implementasi Teknik dengan Mekanisme Legalnya yang telah

dimiliki kota Palembang bagi Pengendalian Pembangunan kotanya.

Penelitian ini masih jauh dari sempurna, mengingat keragaman sample yang diambil

terbatas pada pusat kota Palembang saja, mengingat keterbatasan dana dan waktu, oleh

sebab itu hasilnya tentu masih perlu dikaji ulang dengan menghasilkan sample-sample dari

berbagai wilayah, sehingga bias penyimpangan lebih kecil dan akurasi hasilnya akan lebih

tinggi.

Apapun hasilnya penelitian ini merupakan tahap awal dalam tinjauannya terhadap hal –

hal yang berkaitan dengan Ketentuan – Ketentuan atau Peraturan – Paeraturan

Implementasi Teknik dengan Mekanisme Legalnya yang telah dimiliki kota Palembang

bagi Pengendalian Pembangunan kota Palembang, dan semoga dapat ditindak lanjuti untuk

penelitian lanjutan.

Inderalaya, 18 November 2005,

Peneliti.

DAFTAR ISI

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN………………………………....i

ABSTRAK………………………………………………………………………...ii

KATA PENGANTAR………………………………………………………….....iii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………....iv

I. PENDAHULUAN………………………………………………….……...…..1

Latar Belakang

Maksud dan Tujuan

Obyek Tinjauan

Metoda dan Proses – Sistimatika Pembahasan

II. TITK PIJAK TINJAUAN dan PENGERTIAN-PENGERTIAN………...…..4

Implementation : Mechanisms Legal.

Teknik – Teknik Implementasi menurut Hamid Shirvani

Incective Zoning.

Performance Zoning

Special District

Transver Development Right.(TDR)

Sign Ordinances

Interim Ordinances

Antidemolition Ordinances

Historic Districk

Mandated Environmental

Design Reviw.

III. GAMBARAN OBYEK.....................................…..................................….......8

RTRw Kodya Dati II Palembang.

RTRK – RTRK Kawasan Khusus / Tertentu

RTBL Kawasan Tertentu

Tinjauan Peraturan Bangunan Kodya Dati II Palembang

IV. PEMBAHASAN – PENGKAJIAN..........................................….…….......…12

4.1.1. Incective Zoning

4.1.2. Performance Zoning

4.1.3. Special District

4.1.4. Transver Development Right.(TDR)

4.1.5. Sign Ordinances

4.1.6. Interim Ordinances

4.1.7. Antidemolition Ordinances

4.1.8. Historic Districk

4.1.9. Mandated Environmental

4.1.10. Design Reviw.

V. KESIMPULAN…………………………………………………………...….19

Kesimpulan

Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….………...…..21

LAMPIRAN FOTO / GAMBAR……………...……….……………………....…22

MATRIK PENGGUNAAN TEKNIK-TEKNIK IMPLEMENTASI......................23

LAMPIRAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN................................................24

PERSONALIA PENELITI…………………….……………………………....….26

RIWAYAT HIDUP PENELITI…………………….…………………………….27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG.

Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi dan teknologi di Indonesia

dewasa ini, kota-kota di Indonesia, khususnya di kota besarnya berkembang dengan

pesat pula, sebagai akibat meningkatnya perkembangan di bidang perkotaan yang

berpacu dengan pembangunan di bidangnya lainnya. Tidak jarang dengan

meningkatnya pembangunan di bidang perkotaan tersebut menghasilkan

perkembangan kota yang meluas dan tidak terkendali sehingga menimbulkan

permasalahan –peeemasalahan bagi kota tersebut, misalnya timbulnya pencemaran

kota akibat dikendalikannya pembangunan perindustrian, banyak daerah – daerah dan

atau kawasan-kawasan lindung dibangun untuk fungsi ekonomi tanpa menghiraukan

dampak yang akan diakibatkannya, bangunan – bangunan bersejarah dan bernilai

arsitektur tinggi dirobohkan diganti dengan bangunan – bangunan baru sehinga kota

tersebut kehilangan nilai – nilai kesejarahannya dan nilai arsitektur yang dimiliki

sebelumnya.

Untuk mengendalikan pembangunan kota agar perkembangan kotra terarah

dan terkendali, dan tidak menimbulkan dampak negative bagi kota tersebut,

diperlukan suatu sistim pendekatan perencanaan dan perancangan kota dan penetapan

alat – alat pendukung bagi pengimplementasian perencanaan dan perancangan kota

tersebut . Di Indonesia berdasarkan UU No 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang

setiap wilayah sesuai hirarkinya harus disususn Rencana Tata Ruang wilayahnya,

untuk kodya / kota, adalah Rencana Tata Ruang wilayah Kodya / Kota disamping

juga bentuk Perencanaan dan Perancangan Perkotaan lainnya ( mencakup Urban

Planning – Urban Design ). Selain itu, hal yang tidak kalah pentingnya diperlukan

adanya ketentuan – ketentuan , perasturan – peraturan, atau hukum – hukum yang

disebut dengan teknik – teknik implementasi ( Implementation Techniques ) dengan

mekanisme yang bersifat legal guna mendukung pengimplementasian dari semua

bewntuk perencanaan dan perancangan perkotaan tersebut.

Kota Palembang dalam pengendalian kotanya pada tahun 1994 telah

menyusun RTRw Kodya Dati II Palembang tahun 1994 – 2004 dan telah disyahkan

sebagai suatu peraturan daerah. Pada tahun 1996 telah disususn Peraturan Bangunan

Kota Palembang yang juga telah disyahkan sebagai peraturan daerah. Saat ini telah

pula selesai disusun 3 (tiga) RDTRK, dari 3(tiga) bagian Wilayah kota Palembang

yang tinggal menunggu disyahkan sebagai suatu peraturan daerah, disamping sedang

disusun RTRK – RTRK dan RTBL – RTBL beberapa kawasan tertentu, , serta

ketentuan –ketentuan dan atau Peraturan – Peratuaran, Teknik – teknik Implementasi

pendukungnya lainnya.

Dari kebutuhan perangkat pengendalian pembangunan kota, kelihatannya

kota Palembang telah berusaha untuk memepersiapkannya, namun apakah yang

sudah dipersiapkan tersebut sudah cukup dan bagaimana pula implementasinya, ini

yang biasanya sering di pertanyakan.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN.

Untuk menjawab pertanyaan seperti yang diuraikan dalam latar belakang,

maka dalam kesempatan ini secara khusus akan meninjau hal-hal yang berkaitan

dengan Ketentuan – Ketenruan dan atau peraturan – Peraturan, Teknik – teknik

implementasi dengan mekanisme Legalnya yang telah dimiliki kota Palembang bagi

pengendalian pembangunan kotanya. Disini akan ditinjau teknik – teknik

implementasi apa saja yang telah dimiliki dan sejauh mana dan bagaimana

pengimplementasiannya dengan segala factor pendukung dan hambatannya serta

sejauh mana pemanfaatannya.

1.3. OBYEK TINJAUAN.

Dalam tinjauan sejauh mana implementasi dari ketentuan – ketentuan dan

peraturan – peraturan, teknik – teknik implementasi yang telah dimiliki dan

dijalankan di kota Palembang bagi mendukung pembangunan kota Palembang dalam

pembahasan ini sebagai obyek yang akan ditinjau adalah segala bentuk ketentuan –

ketentuan dan atau peraturan – peraturan teknik – teknik implementasi yang telah

dimiliki dan dijalankan kota Palembang, baik berupa peraturan – peraturan tersendiri

maupun yang terkandung atau yang ada dalam bentuk perencanaan – perencanaan

kota bagi mendukung pengendalian pembangunan kota, ini meliputi : RTRw Kodya

Dati II Palembang tahun 1994 – 2004, Peraturan Bangunan Kota Palembang tahun

1996, RTRK – RTRK dan RTBL yang telah disusun untuk kawasan tertentu ,

disamping obyek berupa fakta – fakta yang ada dilapangan.

1.4. METODE DAN PROSES – SISTIMATIKA PEMBAHASAN.

Dalam meninjau teknik – teknik implementasi apa saja yang telah dimiliki

dan sejauh mana dan bagaimana pengimplementasian dengan segala factor

pendukung dan hambatannya dan sejauh mana pula manfaatnya dalam pengendalian

pembangunan kota Palembang khususnya ini akan ditinjau berdasarkan suatu tulisan

atau literature tertentu.

Adapun proes - sistimatika pembahasan dalam tulisan ini dimulai dengan

penetapan dasar – dasar pembahasan yang dimuat dalam bagian 1 meliputi : Latar

Belakang, Maksud dan Tujuan, Obyek Tinjauan, dan Metoda Proses – sistimatika

pembahasan dan bagian II merupakan titik Pijak Tinjauan, Pengumpulan dan

Kompilasi Data yang dimuat dalam bagian III, sebagai berikut Gambaran Obyek

yang Ditinjau, Pembahasan – Pengkajian Obyek Tinjauan atas dasar titik pijak

tinjauan sedangkan yang dimuat dalam bagian IV, dan terakhir Kesimpulan dan

Rekomendasi sebagai hasil dari bahasan tulisan ini yang dimuat dalam bagian V.

BAB II

TITIK PIJAK TINJAUAN DAN

PENGERTIAN – PENGERTIAN.

Dalam tinjauan teknik – teknik implementasi apa saja yang telah dimiliki

dan sejauh mana serta bagaimana pengimplementasian dengan segala factor pendukung

dan hambatannya dan sejauh mana pula hambatannya adalah didasari tulisan Hamid

Shirvani tersebut telah dikembangkan kkonsep – konsep dasar zoning : Incentive Zoning,

Performance Zoning, dan Developmen Rights (TDR), Sign Ordinances, Interim

Ordinances, Antidemolition Ordinances, Historic District Ordinance, Mandated

Environmental Impacts Report, dan Design Review sebagai suatau pendekatan dalam

pengendalian pembangunan kota 1

Dari tititk pijak tinjauan diatas, perlu dijabarkan terlebih dahulu beberapa

pengertian dasar yang terkandung dalam tulisan Hamid Shirvani tersebut, seperti yang

diuraikan berikut ini.

2.1. IMPLEMENTATION : MEKANISME LEGAL

Sesuai yang terkandung dalam tulisan Hamid Shirvani tentang

Implementation : Mekanisme Legal dan juga dari data sekunder lainnya, seperti

peraturan tentang penggunaan tata ruang, baik di tingkat nasional, maupun daerah,

yang dimaksud dengan implementation : mekanisme legal disini, segala seuatu

peraturan – peraturan, ketentuan – ketentuan dan atau hokum – hokum dalam

perencanaan dan perancangan kota yang disebut dengan teknik – teknik implementasi

(Implementation Techniques) yang dijalankan dengan mekanisme legal (legal

mechanism) sebagai alat control bagi pengendalian pembangunan kota.

2.2. TEKNIK-TEKNIK IMPLEMENTASI MENURUT HAMID SHIRVANI.

1 Shirvani, Hamid, Urban Design Proses, Implementation : Mekanisme Legal, Chapter 9, page 168

2.2.1. Incective Zoning.

Incective Zoning adalah pemberian kemudahan-kemudahan atau

memberikan suatu bonus, misalnya keringanan atau ketentuan – ketentuan KDB

kepada pengembang yang mau menyediakan fasilitas umum, seperti plasa – plasa

ruang– ruang terbuka , jalan setapak- jalan setapak dan lain lain yang akan

membangun suatu bangunan atau kawasan atau daerah tertentu.

2.2.2. Performance Zoning

Performance Zoning adalah, ketentuan – ketentuan yang ditetapkan bagi

standar – standar perancangan yang berkaitan dengan kenyamanan, kenikmatan,

keamanan, dan atau keselamatan, khususnya bagi standar – standar dari kondisi –

kondisi fisik yang dapat diukur, seperti : sinar Matahari, Kebisisngan, Getaran,

Kapasitas Infra Struktur dan lain lain, juga yang tidak dapat diukur, seperti Bau.

Hal ini ditujukan teriutama pada bangunan atau kawasan yang cenderung atau

potensi menggagnggu lingkungan misalnya kawasan Industri yang harus dibatasi

oleh suatu daerah penyangga, bangunan – bangunan tinggi yang dapat memutus

pandangan dan lain lain.

2.2.3. Special District

Special District adalah ketentuan – ketentuan khusus yang ditetapkan bagi

pengembangan dan pembangunan kawasan – kawasan / daerah – daerah khusus

yang perlu dilindungi atau kawasan – kawasan / daerah – daerah yang

perkembangnannya cukup atau sangat pesat sehingga perlu dikendalikan

perkembangannya. Perlindungan disini, adalah terhadap kandungan nilai – nilai

budaya yang tinggi, sumber – sumber daya alam yang mempengaruhi

kelangsungan hidup, dan cirri – karakter khusus, seperti : daerah sumber air baku

– sungai, resapan air – rawa, lahan produktif, waterfront, dll.

2.2.4. Transfer Development Rights (TDR).

Transfer Development Rights adalah ketentuan – ketentuan bagi pengalihan

hak membangun dari suatu kawasan / daerah atau bangunan tertentu, yang

misalnya ditetapkan untuk dilindungi ke kawasan / daerah lain atau di tumpuk

pada pada bangunan lain.

2.2.5. Sign Ordinances.

Sign Ordinances adalah ketentuan – ketentuan yang mengatur tentang papan

papan nama papan nama gedung, papan nama reklame, dan papan – papan tanda

lainnya guna menjaga keharmonisan, kenyamanan visual, dan perlindungan

lanskap dan urbanskap, yang dapat terganggu oleh keberadaan papan – papan

nama gedung , papan reklame, dan papan papan tanda lainnya tersebut.

2.2.6. Interim Ordinances

Interim Ordinances adalah ketentuan – ketentuan yang bersifat sementara

bagi penundaan / panengguhan pembangunan pada suatu area tertentu, yang

menyangkut suatu ketentuan atau beberapa ketentuan yang ada, misalkan anti

demolition ordinances, atau batasan – batasan pembangunan baru di dalam

lingkungan – lingkungan tertentu dimanan penggunaan lahannya berubah.

2.2.7. Antidemolition Ordinances.

Antidemolition Ordinances adalah ketentuan – ketentuan yang melarang

perobohan atau pembongkaran suatu bangunan dengan alas an apapun kecuali

bila memang akan membahayakan masyarakat. Ketentuan – ketentuan ini untuk

melindungi bangunan bersejarah dan bernilai arsitektur tinggi atau mencegah

meksud – maksud mencari keuntungan ekonomi dari pengembang.

2.2.8. Historic District.

Historic District. adalah ketentuan – ketentuan yang hamper sama dengan

Special District, akan tetapi inimlebih ditujukan kepada daerah – daerah dan

ataubangunan yang bersejarah. Dalam hal ini dapat pada suatu kawasan dan

dengan bangunan – bangunannya yang bersejarah dijaga dengan menjadikan –

bangunan bersejarah tersebut sebagai latar belakang yang menonjol dari daerah

tersebut, misalkan ia dijadikan sebagai frame dari bangunan lain yang

mengelilinginya.

2.2.9. Mandated Environmental Impact Reports.

Mandated Environmental Impact Reports adalah ketentuan – ketentuan

yang mengatur tentang gangguan – gangguan terhadap lingkungan akibat

terjadinya aktivitas pembangunan kota, mulai dari persiapan, pelaksanaan

konstruksi dan sampai dengan penggunaannya, missal pengaruh transportasi,

pemancangan dan pembongkaran.

2.2.10. Design Review.

Design Review adalah merupakan teknik evaluasi – penilaian dari suatu

perencanaan – perancangan kota.

BAB III.

GAMBARAN – OBYEK

3.1. RTRw KODYA DATI II PALEMBANG.

Dalam RTRw. Ini sesuai dengan sifatnya yang masih umum tidak mengatur

ketentuan – ketentuan berupa teknik – teknik implementasi seperti yang dimaksud pada

tulisan ini bagi pengendalian pembangunan kota dan atau kawasan – kawasan kota,

yang berkaitan dengan hal ini hanya berupa penetapan penggunaannya saja dan arahan

umumnya.

Dalam kaitannya dengan tulisan ini dalam RTRw ini telah ditetapkan

beberapa kawasan – kawasan khusus / tertentu, baik yang berfungsi khusus / tertentu

ataupun yang perkembangannya pesat atau akan dipacu pengembangannya , lihat

gambar 01; juga terdapat arahan bagi perlindungan bangunan – bangunan bersejarah

secara umum, yang lebih lanjut harus diadakan studi bagi penetapan bangunan –

bangunan tersebut sebagai bangunan cagar budaya yang harus di lindungi, dipreservasi

atau dikonservasi.

GBR.01. PETAWILAYAH PEMERINTAH KOTA PALEMBANG

3.2. RTRK - RTRK KAWASAN KHUSUS / TERTENTU.

Sebenarnya kalau untuk Kodya DATI II Palemabng ini ada beberapa

kawasan kawasan yang telah disususn RTRKnya, namun dari RTRK RTRK tersebut

hamper kesemuanya kurun waktunya telah berlalu, sedangkan yang baru disususn,

hanya satu kawasan, namun belum disyahkan sebagai peraturan daerah.

Dari RTRK – RTRK yang telah disusun tersebut juga belum banyak

memuat ketentuan – ketentuan berupa teknik – teknik implementasi seperti yang

dimaksud dalam tulisan ini, sedangkan yang sudah dimuat materinya belum mendalam

benar.

3.3. RTBL KAWASAN TERTENTU.

Dari beberapa kawasan – kawasan tertentu yang ditetapkan dalam RTRw

KODYA DATI II Palembang tahun 1994 – 2004 baru kawasan Civic Center Kota.

Yang telah disusun RTBL.

Kawasan Civic Centre kota ini merupkan kawasan yang termasuk kawasan

dalam pusat kota, terdiri dari kawasan yang dikenal dengan sebutan Kawasan Benteng

Kuto Besak dan kawasan Pasar 16 ILIR. Kawasan ini adalah merupakan kawasan

bersejarah bagi kota Palembang, disinilah pusat pemerintahan dan daerah pertahanan

Kesultanan Palembang, dibawah Sultan Mahmud Badarudin. Di dalam kawasan ini

terdapat beberapa bangunan bersejarah, yaitu Benteng Kuto Besak sebagai satu –

satunya benteng pribumi di Indonesia yang masih ada yang dibuat pada masa

kesultanan Sultan Mahmud Badarudin II, Kantor Ledeng yang tadinya fungsinya

sebagai menara air yang sekarang menjadi balai kota adalah merupakan sedikit

bangunan peninggalan kolonial yang masih ada yang mempunyai nilai arsitektur yang

tinggi, dan rumah siput yang juga sebagai peninggalan sultan Mahmud Badarudin II

yang masih ada yang mempunyai nilai arsitektural hybrid antara asia dan barat, antara

rumah tradisional limas dan bangunan dengan gaya Belanda peninggalan Konial.

Pada kawasan civic Centre inilah terletak jembatan Nusi yang dikenal

sebagai lambing kota yang menghubungkan bagian ILIR dan ULU kota yang dibelah

oleh sungai Musi lihat gambar 02

Dalam RTBL kawasan ini baik dalam RPB dan PPB nya termuat beberapa

ketentuan – ketentuan, berupa teknik – teknik implementasi seperti yang dimaksud

dalam tulisan ini. Ketentuan – ketentuan tersebut antara lain, terutama berkaitan

dengan : Performance Zoning, Sign Ordinances, Antidemolition Ordinance,

Historict District Ordinances. Ketentuan – ketentuan ini materinya cukup mendalam,

namun sampai sekarang belum disyahkan sebagai peraturan daerah ataupun ditetapkan

sebagai keputusan walikota, sehingga dalam implementasinya mengalami hambatan.

3.4. TINJAUAN PERATURAN BANGUNAN KODYA. DATI II

PALEMBANG

Pada awal tahun 1996 ini telah selesai disususn Peraturan Bangunan

Setempat (PBS) untuk kota Palembang yang telah disyahkan sebagai peraturan daerah,

sudah disetujui DPRD Kodya Dati II Palembang tinggal menunggu pengesahan

Gubernur Propinsi Dati I Sumatera Selatan.

Dalam PBS kota Palembang ini memang memuat beberapa ketentuan –

ketentuan, berupa teknik – teknik implementasi seperti yang dimaksud dalam tulisan

ini, Performance zoning , Sign Ordinances, Antidemolition Ordinances, Historict

District Ordinance, juga Mandated Environmental Impacts Reports, namun dalam

PBS itu materinya masih kurang mendalam dan masih bersifat umum.

BAB IV

PEMBAHASAN – PENGKAJIAN.

4.1. INCECTIVE ZONING.

Dilihat dari materi – materi yang terkandung dalam peraturan Bangunan

Kota Palembang tahun 1996, RTRK – RTRK dan RTBL – RTBL kawasan – kawasan,

teknik Implementasi yang mengarah atau yang dapat diartikan sebagai Incective

Zoning ini tidak tercakup di dalamnya. Jadi dalam pengendalian pembangunan kota

Palembang tidak atau belum mengenal atau menggunakan teknik implementasi seperti

yang dimaksud dengan Incective Zoning ini.

Hal ini terlihat dengan belum adanya ketentuan – ketentuan mengenai

Incective Zoning ini, fasilitas umum, seperti : Lapangan – lapangan olah raga,

lapangan – lapangan bermain dan ruang terbuka hijau, plaza – plaza, dan yang lainnya

kota di kota Palembang agak terbatas, karena hamper semua fasilitas umum yang ada

dibangun dengan biaya pemerintah kodya Dati ii Palembang yang tentunya dananya

terbatas. Pengembang hanya terbatas memenuhi fasilitas umum dari Real Estate yang

dibabgunnya saja, sesuai dengan syarat – syarat yang telah disetujui dalam rancangan

tapaknya, itupun terbatas sekali, bahkan tidak jarang ada pengembang yang

menghindar untuk menyediakan fasilitas umum tersebut. Dari sekian kawasan –

kawasan Real Estate di kota Palembang, hanya satu yang dianggap cukup memenuhi

penyediaan fasilitas umumnya.

4.2. PERFORMANCE ZONING

Dalam RTBL kawasan Civic Centre dan Peraturan Bangunan kota

Palembang secara umum terkandung ketentuan – ketentuan seperti yang dimaksudkan

dengan Performance Zoning ini, walaupun secara tidak langsung, yang umumnya

disiratkan dalam ketentuan harus mengacu ketentuan pada syarat – syarat teknik

perancangan bangunan yang menyaratkan harus memenuhi ketentuan tentang ini.

Karena ketentuannya tidak terkandung langsung pada ketentuan yang ada

khususnya pada peraturan bangunannya, sedangkan pada RTBL walau ditetapkan

secara langsung dan materinya cukup mendalam, namun belum ada landasan

hukumnya, sehingga dalam implementasi ketentuan ini mengalami hambatan ,

ditambah lagi dengan sistim kontrol perancangan dan pembangunan yang juga belum

begitu baik. Jadi kesemuanya terpulang pada siperancang dan pemiliknya.

Contoh yang memperlihatkan akan hal ini, adalah suatu industri pupuk atau

yang dikenal dengan pabrik Pupuk Sriwijaya yang terletak di tepi sungai Musi, di

ujung Timur Kota, karena tidak ada daerah penyangga hijau / Green Belt walau

ketentuan ini ada direncana Induk kota 1974 – 1994, dan dipertegas dalam RTRw

Kodya Dati II Palembang tahun 1994 – 2004, akibatnya terjadi polusi bau terhadap

daerah sekitar dengan radius 5 sampai 10 Km, tergantung arah angina pada saat itu;

begitu juga terjadi pencemaran sungai dikarenakan sistim buangan limbah cair ke

sungai yang kurang baik, sehingga sering terjadi banyak ikan – ikan yang mati di

perairan sekitarnya.

4.3. SPECIAL DISTRICT.

Di dalam RTRW Kodya Dati II Palembang tahun 1994 – 2004 telqh

ditetapkan kawasan kawasan atau daerah daerah yang bersifat khusus yang dalam

GBR. 04. LOKASI PT PUSRI DEKAT DENGAN PEMUKIMAN

pengembangan dan ataupun pembangunan yang diatur secara khusus pula. Namun baru

satu kawasan yang disusun RTBL nya, yaitu kawasan Civic Centre, dimana

terkandung ketentuan – ketentuan seperti yang dimaksud dengan Special District ini.

Akan tetapi ketentuan – ketentuan yang ada tersebut belum ada landasan hukumnya,

misalnya sebagai Perda atau keputusan walikota, sehingga dalam implementasinya

mengalami hambatan. Sebagai contoh di kawasan inimterdapat rumah sakit AK Gani

yang dalam tiga tahun ini sedang dikembangkan – diperluas, namun perluasannya

tersebut merusak dinding Benteng Kuto Besak yang telah ditetapkan sebagai bangunan

yang dilindungi sebagai benda / bangunan cagar budaya.

4.4. TRANSFER DEVELOPMENT RIGHTS (TDR).

Dilihat dari materi – materi yang terkandung dalam Peraturan Bangunan

Kota Palembang tahun 1996, RTRK – RTRK dan RTBL – RTBL. Kawasan – kawasan,

teknik implementasinya yang mengarah atau yang dapat diartikan sebagai TDR ini

seperti halnya Incective Zoning tidak tercakup di dalamnya. Jadi dalam pengendalian

pembangunan kota Palembang tidak atau belum mengenal atau menggunakan teknik

implementasi seperti yang dimaksud dengan TDR ini.

Teknik Implementasi dari TDR ini perlu di susun untuk kota Palembang ini

untuk menjaga agar pada suatu kondisi tertentu bila terjadi hal – hal yang dapat

merugikan pihak pengembang, misalnya pada suatu kawasan , pengembangan telah

diberikan sesuatu hak bagi pengembang kawasan tertentu kemudian terjadi perubahan

penggunaan kawasan tersebut atau ditetapkan sebagai kawasan lindung, maka agar

pihak pengembang tidak dirugikan , pemerintah kota dapat mengalihkan hak tersebut

ke kawasan lain, dengan demikian pemerintah kota tidak berlaku semena – mena,

menghargai sesuatu hak pihak lain. Jadi teknik implementasi dari TDR ini perlu

diperkenalkan dan dimasyarakatkan.

4.5. SIGN ORDINANCES.

Sama halnya dengan Performance Zoning dalam RTBL kawasan Civic

Centre dan Peraturan Bangunan kota Palembang secara umum terkandung ketentuan –

ketentuan seperti yang dimaksudkan dengan Sign Ordinance, walaupun secara tidak

langsung, yang umumnya disiratkan dalam ketentuan harus mengacu ketentuan pada

syarat – syarat teknik perancangan bangunan yang harus memenuhi ketentuan tentang

ini.

Karena ketentuannya tidak terkandung secara langsung pada ketentuan yang

ada khususnya pada peraturan bangunannya., sedangkan pada RTBL walau ditetapkan

secara langsung dan materinya cukup mendalam, namun belum ada landasan

hukumnya sehingga dalam implementasi ketentuan ini mengalami hambatan ,

ditambah lagi dengan sistim control perancangan dan pembangunan yang juga belum

begitu baik, jadi kesemuanya tergantung pada si perancang dan pemiliknya.

Disamping itu ketentuan Sign Ordinances ini, khususnya untuk papan

iklan diataur tersendiri dalam suatu peraturan daerah tentang periklanan, Namun

peraturan daerah tentang periklanan ini lebih banyak mengatur hal – hal yang

berkenan dengan biaya dan area areanya saja, tidak mengatur tentang bentuk ataupun

ketentuan – ketentuan yang berkaitan dengan perancangan kota yang dapat

menimbulkan ganguan pandangan .

Contoh yang memperlihatkan adanya gangguan pandangan yang

diakibatkan oleh papan –papan nama bangunan dan papan papan nama iklan ini,

banyak dijumpai suatu muka bangunan yang tidak memperlihatkan lagi bentuk

bangunan yang sebenarnya lagi . Tidak jarang papan papan ikal mengganggu

pandangan lalu lintas jalan, lihat gambar 03

4.6. INTERIM ORDINANCES

Sama halnya dengan Incectice Zoning, dan TDR, dilihat dari materi –

materi yang terkandung dalama Peraturan Bangunan Kota Palembang tahun 1996,

RTRK – RTRK dan RTBL – RTBL kawasan –kawasan, teknik implementasi yang

mengarah atau yang dapat diartikan sebagai Interim Ordinances tidak tercakup di

dalamnya .

Jadi dalam pengendalian pembangunan kota Palembang tidak atau belum

mengenal atau menggunakan teknik implementasi seperti yang dimaksud dengan

Interim Ordinances ini.

Sama halanya dewngan teknik implementasi dari TDR, Interim Ordinances

ini perlu disusun untuk kota Palembang, ini untuk menjaga agar pada suatu kondisi

tertentu hal – hal yang merugikan fihak pengembang atau masyarakat , dan juga

menjaga suatu kawasan yang telah diatur dengan ketentuan ini tidak terlanjur

dibangun dan atau dikembangkan.

4.7. ANTIDEMOLITION ORDINANCES

Sama seperti halnya Incective Zoning, TDR, dan Interim Ordinances,

dilihat dari materi – materi yang terkandung dalam Peraturan Bangunan Kota

Palembang tahun 1996, RTRK – RTRK dan RTBL – RTBL, kawasan – kawasan ,

teknik implementasi yang mengarah atau yang dapat diartikan sebagai

Antidemolition Ordinances, tidak tercakup didalamnya.

Jadi dalam pengendalian pembangunan kota Palembang tidak atau belum

mengenal atau menggunakan teknik implementasi seperti yang dimaksud dengan

Antidemolition Ordinances ini.

Ketentuan antidemolition ini dapat berkaitan erat dengan ketentuan –

ketentuan tentang Special District dan Historic District, jadi ketentuan ini cukup

penting dan sudah selayaknya diperhatikan oleh pemerintah kota Palembang,

terutama untuk menjaga terjaganya nilai – nilai kesejarahan dan aset budaya yang

ada.

Hal ini terlihat bahwasanya tinggal sedikit bangunan yang mempunyai

nilai sejarah dan arsitektur yang tinggi yang tetap keberadaannya, demikian pula jika

melihat rumah Tradisional Palembang yang masih asli banyak kondisinya

menyedihkan karena tidak dapat dirawat oleh pemiliknya karena keterbatasan biaya

, yang mana sudah ada kejadian dibongkar oleh pemiliknya sendiri untuk dijual

bahan – bahannya yang masih baik, atau bagian – bagian dari rumah tersebut.

4.8. HISTORICT DISTRICT

Ketentuan tentang Historic District ini , implementasinya di kota

Palembang sama halnya dengan ketentuan tentang Special District dan

Antidemolition Ordinances, belum dimuat baik dalam RTBL kawasan – kawasan

tertentu maupun Peraturan Bangunan Kota Palemabng.

4.9. MANDATED ENVIRONMENTAL IMPACTS REPORT

Ketentuan – ketentuan tentang seperti yang dimaksud dengan Mendated

Environmental Impact ini di implementasikan pada prinsipnya dengan ketentuan

yang kita kenal dengan analisa dampak lingkungan. Namun biasanya yang

diperhatikan baru pada dampak yang diakibatkan setelah bangunan tersebut

digunakan, sedangkan pada waktu bangunan dilaksanakan atau dalam tahap

persiapan kurang sekali diperhatikan.

Ketentuan mengenai dampak lingkungan ini sebenarnya diatur secara

nasional, namun banyak kepincangan – kepincangan dalam pelaksanaannnya di

daerah. Perhatian dari ketentuan – ketentuan ini baru ditunjukkan pada bangunan

industri saja, belum kebangunan umum lainnya.

4.10. DESIGN REVIEW.

Mengenai ketentuan teknik implementasi yang dimaksud denganm design

review ini belum menjadi perhatian bagi pemerintah kota Palembang

BAB V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN.

Dari hasil kajian – pembahasan tentang teknik – teknik implementasi seperti

yang dimaksud dalam hasil penelitian ini di kota Palemabng, beberapa ketentuan

tersebut telah dimiliki dan di implementasikan yang meliputi : Performances Zoning,

Special District, Sign Ordinances, Historict Ordinances, dan Mandated

Environmental Impact Report, selebihnya belum dimiliki atau belum dimuat baik

dalam suatu perencanaan – perancanga kota maupun dalam peraturan bangunan kota

ataupun peraturan – peraturan ainnya.

Dari yang telah dimiliki tersebut pada prinsipnya materinya masih bersifat

umum dan belum begitu mendalam seperti yang sesuai dengan tulisan Hamid Shirvani,

khususnya yang terkandung di dalam peraturan bangunan kota. Disamping itu

beberapa darinya landasan hukumnya agak lemah, Ini khususnya bagi RTBL, kawasan

. Dengan demikian dalam implementasimnya banyak mengalami hambatan , hal ini

ditambah lagi dengan sistim control dan penegakkan hokum yang lemah.

Terlihat adanya ketidak sadaran atau ketidak tahuan sebagian besar warga

kota / masyarakat umum dan juga sebagian aparat pemerintah kota akan manfaat atau

pentingnya ketentuan – ketentuan teknik – teknik implementasi ini untuk pengendalian

pembangunan kota yang dapat mewujudkan penampilan kota yang baik indah dan

yang keseimbangan lingkungannya terjaga.

Melihat dari kondisi – kondisi dan fakta – fakta yang ada di kota

Palembang dapat dikatakan sebenarnya ketentuan – ketentuan tersebut dapat

berfannfaat bagi pengendalian pembangunan kota, apabila ini disadari oleh semua

pihak pelaku pembangunan kota.

5.2. REKOMENDASI.

Sudah waktunya Pemerintah Jota Palembang memuaat ketentuan –

ketentuan seperti yang dimaksud dalam laporan penelitian ini secara menyeluruh

dengan materi yang mendalam, yang menyangkut tidak saja aspek – aspek ekonomis,

tetapi juga aspek – aspek teknisnya. Sedangkan yang sudah ada hendaknya dapat

disempurnakan dengan memperdalam materinya.

Ketrentuan – ketentuan tersebut hendaknya dilandasi oleh dasar hukum

yang kuat sehingga tidak menemukan kesulitan – kesulitan hambatan – hambatan

dalam implementasinya. Disamping itu dalam proses penyusunannya dapat melibatkan

masyarakat , baik masyarakat dari perguruan tinggi di bidang perkotaan, swasta

maupuan masyarakat umum.

Ketentuan – ketentuan ini hendaklah bersifat menyeluruh meliputi segala

aspek dan dengan materi yang dalam. Hal yang tidak dapat diabaikan bahwasanya

ketentuan tersebut hendaklah bersifat terbuka, seluruh warga kota dapat mengetahuinya

secara terbuka, dan untuk perlu dimasyarakatkan terlebih dahulu sehingga dapat

diterima oleh mayarakat secara baik dan mereka pun diharapkan dapat mendukungnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Shirvani, Hamid, Urban Design Process.

2. Kodya Dati II Palembang, RTRK – RTRK, beberapa kawasan di Kodya Dati II

Palembang.

3. Kodya Dati II Palembang , RTBL Kawasan Civic Centre Kodya Dati II Palembang

Tahun 1995.

4. Kodya Dati II Palembang Peraturan bangunan Kodya Dati II palembang Tahun

1996.

1. LAMPIRAN-LAMPIRAN FOTO / GAMBAR

VISUALISASI BANGUNAN BERSEJARAH, BERNILAI

ARSITEKTUR TINGGI

1. BENTENG KUTO BESAK

2. RUMAH SIPUT 3. JEMBATAN AMPERA

4. PASAR 16-ILIR 5. KANTOR LEDENG

2. MATRIK PENGGUNAAN TEKNIK-TEKNIK

IMPLEMENTASI

NO TEKNIK-TEKNIK

IMPLEMENTASI

KONDISI KETERA

NGAN 1 2 3

1 INCECTIVE ZONING

2 PERFORMANCE ZONING

3 SPECIAL DISTRICT

4 TRANSFER DEVELOPMENT RIGHT

5 SIGN ORDINANCES

6 INTERIM ORDINANCES

7 ANTIDEMOLITION ORDINANCES

8 HISTORICT ORDINANCES

9 MANDATED ENVIRONMENTAL

IMPACT REPORTS

10 DESIGN REVIEW

3. LAMPIRAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN KELENGKAPAN

PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS BANGUNAN UMUM

DI KOTA PALEMBANG

BERITA ACARA

NOMOR : ...............................................

PEMERIKSAAN KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

BANGUNAN UMUM DI KOTA PALEMBANG.

PADA HARI INI .................TANGGAL.................BULAN....................TAHUN .............................

BERDASARKAN KEPUTUSAN WALIKOTA PALEMBANG NOMOR 361 TAHUN 2002 TENTANG

PEMBENTUKAN TIM PEMERIKSA FASILITS DAN UTILITAS PADA BANGUNAN UMUM DALAM

KOTA PALEMBANG, KAMI YANG BERTANDA TANGAN DIBAWAH INI TELAH MELAKUKAN

PEMERIKSAAN TERHADAP KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS PADA BANGUNAN :

NAMA BANGUNAN :........................................................................

JENIS / KLASIFIKASI BANGUNAN :........................................................................

LUAS DAN KETINGGIAN BANGUNAN :........................................................................

NAMA PEMILIK / PENGUSAHA / PIMPINAN :........................................................................

ALAMAT PEMILIK / PENGUSAHA / PIMPINAN :........................................................................

ALAMAT / LOKASI BANGUNAN :........................................................................

HASIL PEMERIKSAAN TERHADAP KELENGKAPAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN

TEKNIS BANGUNAN ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

NO

URAIAN

PERSYARATANAN

ADM & TEKNIS

KET

ADA TDK ADA

I. PERSYARATAN ADMINISTRASI

1 HO

2 IMB

3 IPB

4 SITU

5 SIUP

6 SIUK

7 SURAT KETERANGAN LAYAK PAKAI ( SKLP )

8 DOKUMEN AMDAL / UKL / UPL

II PERSYARATAN TEKNIS

1 TAMPAK MUKA BGN / BUKAAN

PENYELAMAT

2 KORIDOR / PINTU DARURAT

3 TANGGA DARURAT

4 PIPA DAN TALI LUNCUR

5 UKURAN RG / TATA RG

6 PENCAHAYAAN DAN VENTILASI

7 SISTIM PENGAMANAN ARUS LISTRIK /

SEKRING

8 SISITIM GROUNDING

9 PENANGKAL PETIR

10 GENSET

11 INSTALASI PENERANGAN DARURAT

12 ALARM / SMOKE DETECTOR

13 PLUMBING ( PERPIPAAN )

14 ALAT PEMADAM API RINGAN ( RACUN API )

15 SPRINGKLER

16 BAK PENAMPUNG AIR

17 HYDRANT

18 PENUNJUK ARAH KESELAMATAN

19 SISTEM INFORMASI KEADAAN DARURAT

LEMBAR 2

SARAN SARAN :

1 .........................................................................................................................

2 ............................................................................................................ .............

3 ........................................................................................................................ .

4 .............................................................................................................. ...........

5 ........................................................................................................................ .

DEMIKIAN BERITA ACARA INI DIBUAT DENGAN SEBENARNYA GUNA PEMBAHASAN LEBIH

LANJUT OLEH TIM UNTUK MENGAMBIL SUATU KESIMPULAN YANG AKAN DISAMPAIKAN

KEPADA WALIKOTA PALEMBANG.

PALEMBANG, .......................................200.......

PEMILIK / PENGUSAHA / PIMPINAN TIM PEMERIKSA

KETUA : ............................. ( ............... )

.................................................................... SEKRETARIS : ............................. ( ................ )

ANGGOTA 1 : ............................. ( ................ )

2 : ............................. ( ................ )

3 : ............................. ( ................ )

4 : ............................. ( ................ )

5 : ............................. ( ................ )

6 : ............................. ( ................ )

7 : ............................. ( ................ )

8 : ............................. ( ................ )

9 : ............................. ( ................ )

10 : ............................. ( ................ )

11 : ............................. ( ................ )

12 : ............................. ( ................ )

13 : ............................. ( ................ )

14 : ............................. ( ................ )

PERSONALIA PENELITIAN

1. Ketua Peneliti

a. Nama : Ir.Chairul Murod, MT.

b. Golongan Pangkat dan NIP : III / b, 131 572 475.

c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

d. Jabatan Struktural : Tidak Ada

e. Fakultas / Program Studi : Teknik / Program Studi Teknik Arsitektur.

f. Perguruan Tinggi : Universitas Sriwijaya.

g. Bidang Keahlian : Teknik Arsitektur

h. Waktu Untuk Penelitian : 5 Jam / Minggu.

2. Anggota Peneliti : -

3. Tenaga Labor / Teknisi : -

4. Pekerja Lapangan / Surveyor : 2 Orang

5. Tenaga Administrasi : -

RIWAYAT HIDUP PENELITI.

NAMA : Ir. H. Chairul Murod, MT.

ALAMAT : Komplek Bukit Sejahtera Blok AA/16. Palembang

TEMPAT/TGL LAHIR : Tulungagung/ 26 Mei 1954.

NIP : 131 572 475.

PEKERJAAN / UNIT KERJA : Staf Pengajar Program Studi Teknik Arsitektur

FAKULTAS / UNIVERSITAS : Fakultas Teknik / Universitas Sriwijaya

JABATAN : Asisten Ahli

PANGKAT / GOLONGAN : Penata Muda Tk I / III.b.

PENDIDIKAN : 1. Sarjana Teknik Arsitektur ITS 1982.

2. Pasca Sarjana Teknik Arsitektur, Bidang Studi

Perancangan dan Kritik Arsitektur, Institut

Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2002.

PENGALAMAN PEKERJAAN :

1. Perencanaan Tata Ruang Propinsi Th 1993.

2. Perencanaan Tata Ruang PemKot Palembang 1994

3. Perencanaan Tata Ruang PemKot Pangkal Pinang 1995.

4. Studi Kawasan Industri Talang Kelapa MUBA tahun 1997.

tahun 2001.

5. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah ( RIPPDA )

Lubuklinggau, tahun 2003 / 2004.

PENGALAMAN PENELITIAN :

1. Arsitektur Minanga

TEACHING GRANT TPSDP TAHUN 2003 / 2004