Berpacu Mengejar Target Penerimaan Pajak Tahun Mengelola ... · atas transaksi spekulasi mata uang...

12
1 Mengelola ‘Hot Money’ dengan Tobin Tax p. 02 Berpacu Mengejar Target Penerimaan Pajak Tahun 2016 p. 06 Buletin APBN Pusat Kajian Anggaran Badan Keahlian DPR RI www.puskajianggaran.dpr.go.id ISSN 2502-8685 Edisi 6, Vol. I. April 2016

Transcript of Berpacu Mengejar Target Penerimaan Pajak Tahun Mengelola ... · atas transaksi spekulasi mata uang...

Page 1: Berpacu Mengejar Target Penerimaan Pajak Tahun Mengelola ... · atas transaksi spekulasi mata uang asing dengan besaran pajak tertentu. Kebanyakan negara menerapkan 0,1-0,5%. Penerapannya

1

Mengelola ‘Hot Money’ dengan Tobin Tax

p. 02

Berpacu Mengejar

Target Penerimaan Pajak Tahun

2016 p. 06

Buletin APBNPusat Kajian AnggaranBadan Keahlian DPR RIwww.puskajianggaran.dpr.go.id ISSN 2502-8685

Edisi 6, Vol. I. April 2016

Page 2: Berpacu Mengejar Target Penerimaan Pajak Tahun Mengelola ... · atas transaksi spekulasi mata uang asing dengan besaran pajak tertentu. Kebanyakan negara menerapkan 0,1-0,5%. Penerapannya

2

Update APBN

Berdasarkan profil utang pemerintah pusat yang diterbitkan oleh pemerintah per bulan Februari 2016, posisi utang pemerintah pusat tahun 2016 sebesar Rp3.220,98 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 178,06% dibandingkan tahun 2011 yang sebesar Rp1.808,95 triliun. Peningkatan jumlah utang ini sebagai konsekuensi meningkatnya defisit APBN dari Rp84,4 triliun di tahun 2011, menjadi sebesar Rp273,2 triliun pada tahun 2016 atau mengalami peningkatan sebesar 323,7%. Hal tersebut memperburuk kondisi keseimbangan primer APBN yang terus menurun dari Rp8,9 triliun di tahun 2011, menjadi negatif Rp88,2 triliun di tahun 2016 atau mengalami penurunan tajam sebesar 323,7%. Keseimbangan primer merupakan perangkat untuk melihat keberlanjutan fiskal, yang merupakan total penerimaan dikurangi belanja di luar pembayaran bunga utang [Pendapatan – (Belanja Total – Belanja Bunga)]. Agar posisi utang dapat terjaga dalam keseimbangan jangka panjang, maka nilai keseimbangan primer ini harus dijaga setidaknya mendekati nol. Jika nilai keseimbangan primer ini positif, maka posisi utang akan berkurang seiring waktu, namun sebaliknya, jika nilainya negatif maka dalam jangka panjang dapat menyebabkan peningkatan nilai utang secara signifikan, sehingga dapat membahayakan perekonomian negara.

Dewan RedaksiPenanggung Jawab

Dr. Asep Ahmad Saefuloh, S.E., M.Si.Pemimpin Redaksi

Slamet Widodo, S.E., M.E.Redaktur

Robby Alexander Sirait, S.E., M.E. Dahiri, S.Si., M.Sc

Adhi Prasetyo S. W., S.M.Dwi Resti Pratiwi, S.T., MPM.

EditorMarihot Nasution, S.E., M.Si.

Ade Nurul Aida, S.E.Daftar Isi

Update APBN.....................................................................................................................p.01 Mengelola ‘Hot Money’ dengan Tobin Tax .......................................................................p.02 Berpacu Mengejar Target Penerimaan Pajak Tahun 2016 ................................................p.06

Terbitan ini dapat diunduh di halaman website www.puskajianggaran.dpr.go.id

Sumber : Profil Utang Pemerintah Pusat, Edisi Februari 2016, DITJEN Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kemenkeu RI

Page 3: Berpacu Mengejar Target Penerimaan Pajak Tahun Mengelola ... · atas transaksi spekulasi mata uang asing dengan besaran pajak tertentu. Kebanyakan negara menerapkan 0,1-0,5%. Penerapannya

1

Mengelola ‘Hot Money’ dengan Tobin Taxoleh

Dahiri*)

Kestabilan ekonomi juga dipengaruhi oleh stabilitas nilai

tukar rupiah terhadap dolar Amerika (kurs), jika fluktuasi nilai tukar tidak terkendali akan menyulitkan perdagangan internasional karena ketidakpastian dalam perencanaan usahanya. Capital flow baik masuk maupun keluar akan mempengaruhi stabilitas kurs, semakin banyaknya capital inflow akan membawa dampak positif terhadap penguatan rupiah, namun juga harus berhati-hati karena jika terjadi sebaliknya, capital outflow atau resiko terhadap penarikan kembali modal asing atau hot money tersebut (sudden reversal) maka akan terjadi tekanan pada nilai tukar sehingga berdampak pada perekonomian. Hot money ini harus dikelola dengan baik bahkan sebaiknya hot money diarahkan agar tidak terjadi sudden reversal. Perkembangan Hot Money di Indonesia

Perekonomian suatu negara

dua yaitu investasi portofolio yang merupakan investasi pada aset-aset finansial seperti saham atau obligasi dan investasi langsung yang merupakan investasi nyata (riil) seperti investasi pada pembangunan jalan tol. Perkembangan investasi portofolio lebih tinggi dari investasi langsung, karena pada portofolio dana investor lebih fleksibel sedangkan pada investasi langsung tidak sefleksibel investasi portofolio dan resiko yang cukup tinggi, perbandingan investasi portofolio dan investasi langsung terlihat di grafik 1.

Dari grafik 1 jelas terlihat bahwa dana asing atau hot money pada investasi portofolio lebih dominan dari investasi langsung, padahal investasi portofolio bukanlah investasi yang padat karya yang bisa menyerap banyak tenaga kerja. Ketertarikan asing terhadap investasi portofolio juga lebih cenderung pada obligasi.

Aliran hot money yang masuk di Indonesia tahun ke tahun semakin meningkat, ketertarikan asing terhadap

447.37

523.38

324.70

400

-

100.00

200.00

300.00

400.00

500.00

600.00

2014 2015

Grafik 1. Perbandingan Portofolio Investment dan Direct Investment

Portofolio Investmen (triliun rupiah) Direct investment (triliun rupiah)

58% 42% 57% 43%

tidak lepas dari perekonomian internasional, di mana antar negara bisa melakukan hubungan ekonomi dalam bentuk investasi. Bentuk investasi sendiri dibagi menjadi

pasar obligasi harus segera, cepat, dan tanggap diambil sebagai peluang mendorong roda perekonomian, karena proyek infrastruktur yang akan dilakukan pemerintah membutuhkan

Sumber: Kementerian Keuangan dan BKPM, 2016, diolah.

*) Redaktur Buletin APBN

Page 4: Berpacu Mengejar Target Penerimaan Pajak Tahun Mengelola ... · atas transaksi spekulasi mata uang asing dengan besaran pajak tertentu. Kebanyakan negara menerapkan 0,1-0,5%. Penerapannya

2

dana yang sangat besar. Hot money ini harus dijaga agar tidak terjadi sudden reversal. Dengan diberlakukannya suku bunga negatif -0,1% oleh Bank Of Japan yang terhitung mulai tanggal 16 Februari 2016, The Fed dimungkinkan akan menaikkan suku bunga acuan hanya dalam dua kali setahun yang mengakibatkan meredanya ketidakpastian di pasar keuangan global, dan harga minyak dunia masih mengalami trend pelemahan serta tingginya yield (imbal hasil) di atas 7% merupakan faktor yang menariknya aliran hot money masuk ke Indonesia. Perkembangan dana asing atau hot money tampak di grafik 2.

Posisi kepemilikan asing terhadap SBN (tradable) meningkat dari tahun 2012 hingga sekarang, per 24 Maret 2016 posisi kepemilikan asing mencapai 38,51% atau sebesar Rp602,21 triliun, jika asing melakukan sudden reversal akan berdampak buruk terhadap kinerja perekonomian negara, sedangkan pemerintah

dipermainkan hot money, yang dia cari higher yield. Chatib menawarkan solusi yang sudah dipergunakan di beberapa negara yakni Tobin Tax. Ini adalah pajak atas transaksi spekulasi mata uang asing dengan besaran pajak tertentu. Kebanyakan negara menerapkan 0,1-0,5%. Penerapannya ditujukan kepada investasi jangka pendek atau yang bersifat spekulatif. Jadi ketika ada gejolak yang terjadi di pasar keuangan, dana tersebut tidak bisa pergi begitu saja.Potensi Tobin Tax

Pemerintah terus berupaya agar penerimaan pajak mencapai target yang telah ditetapkan, namun di lain sisi kondisi perekonomian masih belum menunjang tercapainya target tersebut, seperti kondisi kontribusi migas terhadap pajak turun karena kondisi harga minyak mentah dunia yang turun. PPH migas dari tahun 2012-2014 memberikan kontribusi lebih dari Rp80 triliun dan tahun 2015 turun menjadi Rp49,53 triliun,

238.74 295.86403.75

518.82578.32 587.78 602.21

30.1632.37

35.1238.49 38.94 38.98 38.51

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

0

100

200

300

400

500

600

700

2012 2013 2014 2015 Januari 2016 Februari 2016 Maret 2016

Grafik 2. Posisi Kepemilikan Asing Terhadap SBN (Tradable)

Kepemilikan Asing (triliun rupiah) Kepemilikan Asing (Persentase)

Sumber: Kementerian Keuangan dan BKPM, 2016, diolah.

terus mencari cara agar pendapatan negara khususnya penerimaan pajak bisa mencapai target. Hal ini juga dikemukakan oleh Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri bahwa pola pikir investor sangat sederhana. Investor akan masuk ke negara dengan imbal hasil tinggi dan kabur ketika ada yang lebih menguntungkan. Indonesia jangan sampai terjebak. Kalau tidak ada solusi, kita akan terus

kemudian PPH migas di tahun 2016 diprediksi akan lebih kecil lagi dari tahun sebelumnya hanya berkisar antara Rp32-Rp41 triliun. Kondisi ini memberikan shock therapy terhadap target penerimaan pajak karena kontribusi PPH migas ini masih susah untuk dioptimalkan mengingat kondisi trend menurunnya harga minyak mentah dunia, berarti pemerintah harus melakukan upaya di lain sektor

Page 5: Berpacu Mengejar Target Penerimaan Pajak Tahun Mengelola ... · atas transaksi spekulasi mata uang asing dengan besaran pajak tertentu. Kebanyakan negara menerapkan 0,1-0,5%. Penerapannya

3

yang sudah ada. Kemudian dalam pencapaian target pajak tersebut masih terdapat permasalahan-permasalahan dalam perpajakan seperti masih minimnya kepatuhan wajib pajak dan masih ada kegiatan yang bernilai ekonomis tapi belum tersentuh oleh pajak. Kegiatan ekonomis yang belum tersentuh pajak harus lebih diperhatikan oleh pemerintah, dalam hal ini regulasi pajak terhadap transaksi finansial (tobin tax dengan tingkat pajak 0,1%-0,5%) terhadap saham atau obligasi perlu dilakukan.

Tobin tax adalah pajak global terhadap pergerakan mata uang internasional sebagai cara untuk menekan spekulasi dalam transaksi valuta asing jangka pendek dan dengan demikian dapat meminimalisir shock karena pergerakan mata uang dalam jumlah besar, ide ini dimaksudkan untuk mengendalikan volatilitas pasar uang internasional dan melindungi otonomi dalam kebijakan-kebijakan mata uang nasional1. Jika volatilitas tidak terkendali akan berdampak negatif pada perekonomian dan menjadi

tekanan terhadap rupiah, seperti krisis mata uang Asia Tenggara tahun 1997 menunjukkan bahwa arus finansial global bersifat mudah menguap dan menyebabkan ketidakstabilan ekonomi merupakan akibat minimnya pengendalian aliran modal. Beberapa negara yang pernah menerapkan regulasi terhadap pengendalian aliran modal disajikan di tabel 1.

Saat ini perlunya dilakukan penerapan tobin tax dikarenakan posisi Indonesia sebagai negara emerging market menjadi target investor menginvestasikan modal, dengan kondisi perekonomian global, dan kebijakan beberapa bank sentral negara-negara asing dengan penerapan suku bunga negatif sangat mendukung penerapan tobin tax. Potensi tobin tax bukan semata-mata hanya mengejar target penerimaan pajak, tapi dengan tobin tax bisa menahan hot money agar tidak keluar tiba-tiba (sudden reversal), walaupun dengan diberlakukannya tobin tax peluang sudden reversal masih dimungkinkan terjadi, tetapi pemerintah masih mendapat keuntungan. Tobin tax ini diterapkan pada investasi yang jangka

Negara Kebijakan Dampak KebijakanBrazil (1993-1997)

Pajak atas aliran masuk (entrance tax) terhadap transaksi valas tertentu dan pinjaman luar negeri

• Apresiasi nilai tukar• Short-term capital inflows menurun• CA balance menurun• Rasio FDI terhadap GDP meningkat

Chile (1991-1998)

Kombinasi market based controls (pajak tak langsung atas inflows melalui unremunerated reserve requirement/URR) dengan direct (minimum stay requirement untuk direct dan portfolio investment) dan ketentuan batas rating bagi perusahan untuk melakukan pinjaman luar negeri dan ketentuan pelaporan bagi bank atas transaksi capital account.

• Apresiasi nilai tukar• Short-term capital inflows menurun• Perbaikan current account• Efektif menjaga selisih suku bunga DN dan LN dan mempengaruhi komposisi inflows• Meningkatkan otonomi bank Sentral

Columbia (1993-1998)

Unremunerated reserve requirement/URR atas pinjaman luar negeri dengan jatuh tempo kurang dari 18 bulan, selanjutnya di-adjust dengan pengenaan tingkat bunga tinggi atas utang luar negeri berjangka lebih pendek, perubahan deposit term, dan perluasan cakupan URR.

• Apresiasi nilai tukar• Short-term capital inflows menurun• Efektif menjaga selisih suku bunga dalam dengan luar negeri dan mempengaruhi komposisi inflows• Private capital inflows tetap kuat

Malaysia (1994)

Kombinasi (larangan bagi non-resident untuk membeli surat berharga pasar uang dan non-trade related swap dengan non-resident) dengan regulasi (pembatasan atas external liabilities perbankan untuk tujuan non-trade dan reserve requirement dalam ringgit bagi bank asing

• Surplus CA menurun tajam di awal penerapan kebijakan• Apresiasi nilai tukar• Level net-inflows berkurang• Short-term capital inflows menurun• Efektif menurunkan dan mempengaruhi jatuh tempo inflows dan mengurangi upaya sterilisasi

Tabel 1. Kebijakan Pengendalian Modal di Beberapa Negara

Sumber: Akira Ariyoshi, et.al, (2000)1) http://www.geocities.ws/mugajava.geo/versib/kavbab11.htm

Page 6: Berpacu Mengejar Target Penerimaan Pajak Tahun Mengelola ... · atas transaksi spekulasi mata uang asing dengan besaran pajak tertentu. Kebanyakan negara menerapkan 0,1-0,5%. Penerapannya

4

pendek misal SBN dengan tenor 1 tahun atau yang tenor yang lebih pendek lagi adalah SPN 3 Bulan. Tingkat pajak tobin tax juga tidak terlalu besar yaitu berkisar 0,1%-0,5%, namun sebagai upaya pemerintah agar investor tidak terlalu terbebani dengan adanya tobin tax yaitu dengan menurunkan lagi tingkat pajaknya, misalnya 0,01%. Dengan tobin tax yang sangat rendah diharapkan tidak akan mengurangi daya tarik investor untuk menanamkan modalnya, sehingga kegiatan investor tetap berjalan seperti biasanya dan pemerintah masih mendapat keuntungan dari transaksi di pasar keuangan. Dengan menjaga hot money agar tidak terjadi sudden reversal diharapkan mampu membantu stabilitas nilai tukar dan menguatkan nilai rupiah terhadap dolar Amerika sehingga bisa menjaga kestabilan perekonomian nasional. Menurut Yati Kurniati dalam Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Desember 2000 mengestimasi bahwa secara statistik dibuktikan bahwa dalam kondisi tingkat perkembangan pasar keuangan seperti di Indonesia, kebijakan arus modal yang diperketat dapat digunakan untuk meredam volatilitas nilai tukar rupiah2. Kemudian terkait tujuan pajak finansial untuk mengurangi penghindaran pajak, dengan basis data yang sudah baik dan setiap transaksi keuangan terdokumentasi secara elektronik, pengenaan pajak transaksi finansial dapat terdeteksi secara sistem sehingga mengurangi potensi penghindaran pajak3. Catatan Redaksi Kecenderungan investor dalam dua tahun terakhir adalah investasi portofolio, karena fleksibilitas dana masuk maupun keluar dan keuntungan yang menjanjikan. Dengan diberlakukannya suku bunga negatif di beberapa negara dan trend menurunnya harga minyak mentah dunia serta tingginya yield yang ditawarkan oleh pemerintah merupakan daya tarik bagi investor. Namun hal yang perlu dicermati adalah ketika terjadi sudden reversal,

hal ini akan membawa dampak buruk bagi perekonomian nasional, khususnya rupiah akan tertekan. Dengan berbagai pertimbangan di atas, saat yang tepat bagi pemerintah sebagai regulator membuat regulasi tobin tax pada tenor yang pendek yaitu 1 tahun atau 3 bulan dengan tingkat pajak yang lebih rendah misalnya 0,01% yang diharapkan tidak membebani investor dan pemerintah masih mendapatkan keuntungan dari transaksi finansial tersebut.Daftar PustakaKementerian Keuangan. (2016). Kepemilikian SBN Domestik yang Dapat Diperdagangkan 2010-2015. Jakarta: Kementerian KeuanganBKPM. (2016). Domestic And Foreign Direct Investment Realization In Quarter III and January –September 2015. Jakarta: BKPM.Akira Ariyoshi, et.al. (2000). “Capital Controls: Country Experiences with Their Use and Liberalization”. IMF Occasional Paper: Mei 2000.Gunawan. (2012). Analisis Interaksi Capital Flows, Fluktuasi Nilai Tukar, Dan Kebijakan Moneter Di Indonesia. Jakarta: Universitas IndonesiaKementerian Keuangan. (2016). Nota Keuangan APBN 1984-2016. Jakarta: Kementerian Keuangan Singh, Kavaljit. (1998). Mendinginkan Uang Panas: Perlunya Pengawasan Modal. Diambil kembali dari http://www.geocities.ws/mugajava.geo/versib/kavbab11.htmBasri, Chatib. (2016). RI Jangan Terus-Terusan Dipermainkan Hot Money. Diambil kembali dari http://finance.detik.com/read/2016/03/23/163513/3171719/5/chatib-basri-ri-jangan-terus-terusan-dipermainkan-hot-moneyKurniati, Yati.(2000). Kemungkinan Penerapan Kebijakan Arus Modal Jangka Pendek dan Dampaknya bagi Stabilitas Nilai Tukar. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Desember 2000

2) Kesimpulan bahwa peningkatan kontrol modal dapat meredam volatilitas nilai tukar yang dihasilkan penelitian ini belum tentu berlaku umum untuk berbagai tingkat perkembangan pasar keuangan. Karena bila pasar keuangan suatu negara telah berfungsi secara efisien, kontrol modal bahkan dapat menimbulkan distorsi pasar dan mengganggu efektivitas pasar.3) Budi Sulistyo, Pegawai Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan

Page 7: Berpacu Mengejar Target Penerimaan Pajak Tahun Mengelola ... · atas transaksi spekulasi mata uang asing dengan besaran pajak tertentu. Kebanyakan negara menerapkan 0,1-0,5%. Penerapannya

5

AbstrakDalam kurun waktu tahun 2006-2015, pencapaian target penerimaan pajak Indonesia

hanya terjadi pada tahun 2008 dengan pencapaian 107,3% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp580,2 triliun. Sedangkan pada tahun 2015 realisasi penerimaan pajak tercatat sebagai performa terburuk, dimana persentase penerimaan pajak berada di bawah angka 90% dalam satu dasawarsa belakangan ini. Padahal 70% struktur penerimaan negara ditopang pajak, oleh karena itu pemerintah perlu mengejar target penerimaan pajak pada tahun 2016 guna mendukung agenda membangun pondasi untuk akselerasi pembangunan yang berkelanjutan.

Berpacu Mengejar Target Penerimaan Pajak Tahun 2016Adhi Prasetyo S.W.1)

Pada APBN 2016 Pemerintah bertekad mempercepat

pembangunan infrastruktur untuk memperkuat pondasi pembangunan yang berkualitas. Untuk itu, dari 225 proyek yang diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Proyek Strategis Nasional melalui Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) ditetapkanlah 30 proyek infrastruktur prioritas yang mencakup air dan sanitasi, energi dan ketenagalistrikan, transportasi, jalan, serta teknologi informasi di berbagai daerah yang akan dikejar pembangunannya selama tahun 2016-2019. Untuk mendukung kebutuhan proyek infrastruktur dalam RPJMN 2015-2019, diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp5.519 triliun, dimana pemerintah harus menyediakan 40%, sekitar Rp2.215 triliun atau sekitar Rp443 triliun per tahun. Dalam hal ini untuk membiayai belanja negara dan proyek mega infrastruktur, pemerintah telah menetapkan target penerimaan

negara pada tahun anggaran 2016 sebesar Rp1.822,5 triliun. Dengan rincian pendapatan dalam negeri penerimaan pajak Rp1.546,7 triliun dan pendapatan negara bukan pajak Rp273,8 triliun, serta penerimaan hibah sebesar Rp2,0 triliun. Perkembangan Penerimaan Pajak

Pada tahun 2008 penerimaan pajak disokong oleh penerimaan PPh Migas yang cukup besar. Hal ini disebabkan dengan adanya kenaikan harga minyak internasional pada tahun 2008, yang meningkat dari USD72,3/barel pada 2007 menjadi USD97,0/barel pada 2008 berdasarkan harga ICP rata-rata tahunan. Sebenarnya puncak harga tertinggi mencapai USD135/barel pada bulan Juli 2008 jika dilihat dari harga ICP rata-rata bulanan. Ditambah lagi bahwa pada tahun 2008, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sedang menjalankan kebijakan sunset policy yaitu kebijakan pemberian fasilitas perpajakan, yang berlaku hanya pada tahun 2008, dalam bentuk penghapusan sanksi administrasi perpajakan (tax

1) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: [email protected]

Pajak Kepabeanan PPh Non Migas dan Cukai Migas

2006 314.9 37.8 43.2 395.9 425 93.2% -29.12007 381.3 44.7 44 470 474.5 99.1% -4.52008 494.4 51 77 622.4 580.2 107.3% 42.22009 494.5 75.4 50 619.9 652.0 95.1% -32.052010 569.4 95.1 58.9 723.4 743.3 97.3% -19.922011 669.6 131.1 73.1 873.8 878.7 99.4% -4.882012 752.4 144.7 83.5 980.6 1,016.2 96.5% -35.642013 832.7 155.9 88.7 1077.3 1,148.4 93.8% -71.062014 897.5 161.6 87.4 1146.7 1,246.1 92.0% -99.42015 1011.9 186.5 42.1 1240.5 1,489.3 83.3% -248.8

Sumber: Kemenkeu

ShortfallTahun Realisasi PersentaseTarget

Perkembangan Penerimaan Perpajakan Tahun 2006-2015

Page 8: Berpacu Mengejar Target Penerimaan Pajak Tahun Mengelola ... · atas transaksi spekulasi mata uang asing dengan besaran pajak tertentu. Kebanyakan negara menerapkan 0,1-0,5%. Penerapannya

6

perpajakan, sebenarnya masih ada potensi penerimaan pajak lain yang bila dioptimalkan dapat menambah penerimaan pajak, khususnya penambahan untuk pencapaian target pajak di tahun 2016 sebesar Rp1.546,7 triliun, dimana target tersebut meningkat 25% dari realisasi penerimaan pajak tahun sebelumnya. Adapun beberapa langkah yang yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan penerimaan pajak tersebut antara lain mengoptimalkan pajak dari industri e-commerce, dan piutang pajak, dan pengadilan pajak.

Pajak e-commerce merupakan pajak yang dikenakan atas transaksi penjualan ritel melalui media digital (e-commerce). Penjualan ritel e-commerce di Indonesia merupakan salah satu penjualan yang tertinggi pertumbuhannya di Asia Pasifik. Menurut Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) dari 185 perusahaan yang bergabung di idEA transaksi yang dihasilkan mencapai US$8 miliar atau sekitar 108 triliun. Data dari Bank Indonesia memperkirakan transaksi e-commerce tahun 2015 bisa mencapai Rp224,9 triliun, naik lima kali lipat dibanding tahun 2014 sebesar Rp34,9 triliun. Menariknya, dari total pendapatan industri digital ekonomi sebagian terlepas dari pungutan pajak. Khususnya untuk perusahaan-perusahaan media sosial dunia yang tidak memiliki kantor perwakilan di Indonesia, seperti Youtube, Facebook dan Twitter. Menurut catatan Direktur Eksekutif Center for Indonesian Taxation Analysis, Yustinus Prastowo, dari ketiga perusahaan media sosial tersebut total pendapatan yang lolos dari pengenaan pajak jumlahnya sekitar Rp5 triliun. Selain dari media sosial, Yustinus juga mencium potensi kehilangan penarikan pajak yang cukup besar di industri ini yakni perusahaan yang menyediakan market place seperti Amazon. Pasalnya transaksi yang dilakukan oleh pembeli yang datang dari Indonesia tidak bisa dikenakan PPN. Peneliti dari Perkumpulan Prakarsa (The Center for Welfare Studies) AH Maftuchan memperkirakan, potensi pajak yang bisa digali dari sektor e-commerce bisa mencapai lebih dari Rp10 triliun. Jika pemerintah jeli, dari situs-situs media sosial seperti Facebook, Twiter dan sebagainya banyak potensi pajak yang bisa didapat. Belum lagi dari toko-toko online yang juga merebak hingga ke media sosial. Terlebih lagi saat ini ada sistem advertising

amnesty) agar menarik para wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.

Tahun 2015 realisasi penerimaan pajak memang mampu membuat sejarah dengan realisasi penerimaan pajak non migas yang menembus angka Rp1.000 triliun, namun realisasi 83,3% dari yang telah ditetapkan dalam APBN-P 2015 perlu menjadi perhatian, apakah kinerja dari DJP kurang baik atau sistem perencanaan yang tidak mampu memprediksi perlambatan perekonomian dunia terutama pada sektor industri dan pertambangan sehingga target penerimaan perpajakan yang terjadi shortfall sebesar Rp248,8 triliun.Potensi Penerimaan Pajak yang Belum Tergali

Secara nominal, dari tahun ke tahun jumlah penerimaan pajak senantiasa meningkat seiring dengan peningkatan target penerimaan, namun Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) selalu menghadapi tantangan guna mencapai target yang ditetapkan tersebut. Sampai 31 Desember 2015 realisasi penerimaan perpajakan sebesar Rp1.240,5 triliun, jumlah tersebut hanya 83,3% dari target Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 sebesar Rp1.489,3 triliun, padahal sampai dengan saat ini pajak merupakan instrumen utama dari penerimaan negara. Di tengah perlambatan ekonomi dunia dan sejumlah faktor menyebabkan penerimaan pajak tahun lalu tak mencapai target, guna mendukung kinerja DJP dalam mencapai target kedepannya, maka pada tahun 2016 ini pemerintah mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pengampunan Pajak, revisi UU tentang Perubahan Kelima Atas UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan, revisi UU tentang Bea Materai, revisi UU tentang Pajak Penghasilan, serta revisi atas UU tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah. Akan tetapi proses pembahasan 5 RUU tersebut terutama RUU tentang Pengampunan Pajak yang menjadi salah satu andalan pemerintah dalam memperluas database wajib pajak dan menambah penerimaan, masih sulit terealisasi karena terkendala dalam pembahasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Selain RUU dan revisi UU terkait

Page 9: Berpacu Mengejar Target Penerimaan Pajak Tahun Mengelola ... · atas transaksi spekulasi mata uang asing dengan besaran pajak tertentu. Kebanyakan negara menerapkan 0,1-0,5%. Penerapannya

7

sense di website yang bisa mendatangkan omzet hingga miliaran.

Piutang pajak adalah piutang yang timbul akibat adanya pendapatan pajak pusat yang diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan dan peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai, yang belum dilunasi sampai dengan akhir periode pelaporan keuangan. Piutang Pajak terdiri dari Piutang Pajak yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak dan Piutang Pajak yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Dengan semakin meningkatnya target penerimaan pajak setiap tahun diikuti dengan bertambahnya piutang pajak, tentunya ini merupakan tantangan bagi otoritas pajak dalam melakukan penagihan piutang pajak. Berdasarkan data dari Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dapat diketahui bahwa total piutang pajak dari tahun 2010 sebesar Rp70,95 triliun mengalami peningkatan menjadi Rp91,77 triliun pada tahun 2014. Peningkatan tersebut bisa disebabkan wajib pajak yang seringkali menunda membayar pajak terutangnya, kurang efektifnya DJP dalam melakukan penagihan piutang pajak dari segi sumber daya, sistem administrasi, strategi dan peraturan. Dari nilai piutang pajak di DJP tahun 2014 sebesar Rp67,75 triliun terdapat piutang pajak kelas macet sebesar Rp38,4 triliun dengan nilai agunan sebesar Rp20 triliun. Nilai piutang pajak kualitas macet tersebut termasuk piutang yang telah kadaluarsa penagihannya sebesar Rp8,56 triliun. Pada Dirjen Bea dan Cukai tahun 2014 tercatat piutang pajak Rp24 triliun dan Rp25 triliun pada tahun 2013. Dengan komposisi piutang pajak terbesar pada piutang dengan umur kurang dari 1 tahun, sebesar Rp21,99 triliun.

PP Nomor 46 Tahun 2013 memberlakukan pajak 1% untuk pengusaha UKM dengan omzet (peredaran bruto) mulai Rp1 hingga Rp4,8 miliar per tahun. Wajib Pajak akan dipungut 1% tiap bulan berdasarkan omzet penjualan di bulan itu. PP yang sudah berjalan dua tahun tersebut sampai dengan saat ini dirasakan belum mampu menjangkau semua para pengusaha UKM. Sebagai contoh berdasarkan data Nomor Objek Pajak (NOP), terdapat 12.970 kios di Pasar Tanah Abang yang meliputi Blok A, Blok B, Blok C, Blok E, Blok F, dan

Blok G, serta Pusat Grosir Metro Tanah Abang dan Thamrin City, yang merupakan Wilayah Kerja KPP Tanah Abang Dua. Dari sejumlah kios tersebut, hanya 8.799 kios yang terdaftar sebagai wajib pajak.‎ Dari 8.799 wajib pajak tersebut, sampai Agustus 2015 hanya sekitar 13% atau sekitar 1.178 wajib pajak yang membayar. Menurut Ade Sudrajat, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dengan nilai perdagangan tekstil dan produk tekstil di Tanah Abang mencapai 40% dari total perdagangan tekstil dan produk tekstil nasional nilai perdagangan secara nasional mencapai US$7,6 miliar ini berarti, perputaran uang dalam bisnis tekstil dan produk tekstil di Tanah Abang tahun 2012 mencapai US$3,04 miliar atau sekitar Rp30 triliun. Kalau dikalikan 1%, maka pendapatan pajak dari Tanah abang sebesar Rp100 miliar setahun. Itu baru hitung-hitungan pajak UMKM, sebab pasti ada pedagang di Tanah Abang yang omzetnya lebih dari Rp4,8 miliar dan tarif PPh-nya lebih besar akan tetapi Ditjen Pajak mencatat, selama tahun 2013 penerimaan pajak dari pedagang di Tanah Abang hanya Rp1,49 miliar per tahun. Sungguh potensi yang luar biasa dari penerapan tersebut belum lagi sentra grosir di seluruh Indonesia, jika nantinya rencana revisi PP Nomor 46 Tahun 2013 benar-benar dapat menjangkau seluruh para pengusaha UKM yang bisa mencapai 10 triliun per tahun namun realisasinya baru 2 triliun.

Pengadilan Pajak selama tahun 2010-

Page 10: Berpacu Mengejar Target Penerimaan Pajak Tahun Mengelola ... · atas transaksi spekulasi mata uang asing dengan besaran pajak tertentu. Kebanyakan negara menerapkan 0,1-0,5%. Penerapannya

8

Juni 2014 rasio kemenangan DJP berada di angka 43,77% dengan capaian persentase tertinggi 50,88% di tahun 2012, jumlah yang sungguh memprihatinkan karena artinya terdapat potential loss dari penerimaan pajak yang nilainya tidak sedikit dari kekalahan yang diderita oleh pemerintah. Berdasarkan data statistik Putusan Banding dan Gugatan dari amar putusan Pengadilan Pajak, menunjukkan bahwa kemenangan Ditjen Pajak pada tahun 2014 sampai dengan bulan Juni 2014 dengan amar putusan menolak permohonan WP, permohonan tidak dapat diterima, menambah pajak yang harus dibayar, dan menghapus dari daftar sengketa adalah sebesar 44,4% atau setara dengan 1.202 amar putusan. Sedangkan dengan amar putusan membatalkan keputusan Ditjen Pajak, mengabulkan sebagian permohonan WP dan mengabulkan seluruh permohonan WP sebesar 55,6% atau setara dengan 1.505 amar putusan. Hal ini perlu menjadi catatan, apakah kekalahan ini disebabkan oleh kurangnya SDM di bidang pemeriksaan, keberatan dan banding pajak, proses rekonsiliasi DJP data yang kurang akurat atau kurangnya aparatur (Hakim) pada pengadilan pajak.Rekomendasi

Ditengah upaya mengejar target penerimaan pajak di tahun 2016 yang

cukup tinggi, maka diperlukan kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat serta aparatur negara dalam mewujudkan penerimaan pajak untuk mendukung terlaksananya Nawa Cita dan terobosan-terobosan luar biasa seperti:

Pertama, potensi pajak e-commerce 5-10 triliun khususnya dari perusahaan media sosial besar, situs belanja online dan transportasi online patut diperhatikan oleh pemerintah mengingat transaksi e-commerce setiap tahunnya meningkat, oleh karena itu Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang perdagangan elektronis (e-commerce) segera diterbitkan untuk melengkapi SE-62/PJ/2013 tentang Penegasan Ketentuan Perpajakan atas Transaksi e-commerce.

Kedua, diharapkan Dirjen Pajak dapat memperbaiki strategi, aturan yang mendukung kinerja dalam menagih piutang pajak, menambah jumlah SDM yang berkompeten serta berkoordinasi dengan aparat penegak hukum dalam melakukan tindakan law enforcement, melakukan kerjasama dengan perbankan untuk memblokir dan menyita aset wajib pajak yang menunggak pajak sehingga setidaknya jumlah piutang menjadi zero growth dan dari tagihan dari piutang pajak dapat menjadi tambahan tersendiri bagi penerimaan negara.

Amar Putusan PP 2010 2011 2012 2013 2014*A. Ditjen Pajak KalahMembatalkan Keputusan DJP 92 51 105 75 16Mengabulkan sebagian permohonan WP 741 687 667 916 528Mengabulkan seluruhnya permohonan WP 955 845 997 1,761 961Sub Total 1,778 1,583 1,768 2,752 1,505Persentase DJP Kalah 65.47% 50.85% 49.12% 60.07% 55.60%B. Ditjen Pajak MenangMenolak Permohonan WP 481 756 981 1,135 855Tidak Dapat Diterima 451 772 830 675 331Menambah Pajak yang Harus Dibayar 2 2 1 2 1Menghapus dari Daftar Sengketa 9 19 17 15Sub Total 943 1,530 1,831 1,829 1,202Persentase DJP Menang 34.53% 49.15% 50.88% 39.93% 44.40%Total 2,731 3,113 3,599 4,581 2,707C. Revisi Putusan(Membetulkan Salah Tulis/Hitung) 75 89 119 142 91Grand Total 2806 3,202 3,718 4,723 2,798Sumber: Direktorat Keberatan dan Banding hingga Juni 2014

Statistik Putusan Banding dan Gugatan Berdasarkan Amar Putusan

Page 11: Berpacu Mengejar Target Penerimaan Pajak Tahun Mengelola ... · atas transaksi spekulasi mata uang asing dengan besaran pajak tertentu. Kebanyakan negara menerapkan 0,1-0,5%. Penerapannya

9

Ketiga, revisi PP Nomor 46 Tahun 2013 tentang PPh atas Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu diharapkan segera diselesaikan agar mampu mengatasi penyalahgunaan karena banyak pengusaha yang lebih memilih membayar lebih murah dengan PPh final 1%. Dengan potensi pajak UKM yang cukup besar hendaknya DJP menyederhanakan proses pelaporan dan pembayaran pajak berkerjama dengan pihak terkait seperti kementerian Koperasi dan UKM, perbankan, pengelola pusat grosir untuk melakukan sosialisasi dan pembinaan terhadap para pelaku UKM terkait dengan PP 46/2013.

Keempat, kinerja Pengadilan Pajak perlu ditingkatkan dengan menambah jumlah hakim, SDM dan kompetensi para pemeriksaan, keberatan dan banding pajak, memperbaiki rekonsiliasi data yang akurat sehingga tidak ketika para pemeriksa pajak menemukan potensi penerimaan pajak yang belum dilaporakan dari WP itu tidak menimbulkan celah hingga dibawa ke Pengadilan Pajak.

Kelima, sosialisasi bagi wajib pajak, penegakan hukum di bidang perpajakan dengan berkordinasi dengan seluruh stakeholder, penyederhanaan sistem pelaporan pajak, membangun sistem perpajakan berbasis IT serta peningkatan kualitas pelayanan pajak yang optimal dengan standar hotel bintang lima sehingga menimbulkan persepsi positif bagi wajib pajak dalam menjalankan hak

dan kewajiban perpajakannya. Daftar PustakaBadan Pemeriksa Keuangan, Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tentang Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan.Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2015). Prioritas Pembangunan Infrastruktur 2016. JakartaAmir, Hidayat. (2014). Potensi Pajak dan Kinerja Pemungutannya. Diambil kembali dari http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/Pajak%20Potensi%20dan%20Pengumpulannya.pdfSingh, Kavaljit. (1998). Mendinginkan Uang Panas:Perlunya Pengawasan Modal. Diambil kembali dari http://www.geocities.ws/mugajava.geo/versib/kavbab11.htmSyahrul, Yura. (2016). Jaga Dana Asing Kabur, Pemerintah bisa Pajaki Valas Jangka Pendek. Diambil kembali dari http://katadata.co.id/berita/2016/03/23/jaga-dana-asing-kabur-pemerintah-bisa-pajaki-valas-jangka-pendekSugianto, Danang. (2016). Besarnya Potensi Penerimaan Pajak dari Youtube CS. Diambil kembali dari http://economy.okezone.com/read/2016/01/06/20/1282029/besarnya-potensi-penerimaan-pajak-dari-youtube-csRachman, Faisal. (2015). Potensi Pajak “E-Commerce” Bisa Tembus 15 Triliun. Diambil kembali dari http://www.sinarharapan.co/news/read/151029108/potensi-pajak-e-commerce-bisa-tembus-rp-15-triliun-

Page 12: Berpacu Mengejar Target Penerimaan Pajak Tahun Mengelola ... · atas transaksi spekulasi mata uang asing dengan besaran pajak tertentu. Kebanyakan negara menerapkan 0,1-0,5%. Penerapannya

10

Buletin APBNPusat Kajian AnggaranBadan Keahlian DPR RI

www.puskajianggaran.dpr.go.idTelp. 021-5715635/5715528, Fax. 021-5715528

e-mail [email protected]