Tinjauan Teori Ab. Imminent

29
TINJAUAN TEORI ABORTUS IMMINEN TEORI MEDIS A. PENGERTIAN Abortus adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, di mana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. (Wiknjosastro, 2005:305) Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat”tertentu”)pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan. (Saifuddin, .2007:145) Abortus adalah berakhirnya ssuatu kehamilan, bisa terdapat gejala kehamilan dini. Kram ringan dengan perdarahan. Serviks panjang dan tertutup. Uterus sesuai dengan usia kehamilan, secara kasar 50% memburuk menjadi abortus insipiens. (Graber, 2006:368) Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buih kehamilan belum mampu hidup di luar kandungan. (Kusmiyati, 2009:149) B. ETIOLOGI 1

Transcript of Tinjauan Teori Ab. Imminent

Page 1: Tinjauan Teori Ab. Imminent

TINJAUAN TEORI

ABORTUS IMMINEN

TEORI MEDIS

A.    PENGERTIAN

          Abortus adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum

20 minggu, di mana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. 

(Wiknjosastro, 2005:305)

           Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat”tertentu”)pada atau

sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk

hidup di luar kandungan. (Saifuddin, .2007:145)

          Abortus adalah berakhirnya ssuatu kehamilan, bisa terdapat gejala kehamilan dini.

Kram ringan dengan perdarahan. Serviks panjang dan tertutup. Uterus sesuai dengan usia

kehamilan, secara kasar 50% memburuk menjadi abortus insipiens. (Graber, 2006:368)

           Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau

sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buih kehamilan belum mampu hidup di

luar kandungan. (Kusmiyati, 2009:149)

          

B.     ETIOLOGI

Insiden, 15% sampai 25% dari kehamilan yang dikenali secara klinis, mungkin mendekati

50% dari semua konsepsi. (Graber, 2006:368)

Penyebab abortus merupakan gabungan dari beberapa faktor .Umumnya abortus didahului

oleh kematian janin.

Faktor-faktor yang yang dapat menyebabkan terjadinya abortus adalah:

1.      Faktor Janin

Kelainan yang sering dijumpai pada abortus adalah kelainan perkembangan zigot ,

embrio, janin atau plasenta. Kelainan tersebut biasanya menyebabkan abortus pada

trimester pertama, yakni:

1

Page 2: Tinjauan Teori Ab. Imminent

a.      Kelainan telur,telur kosong (blighted ovum),kerusakan embrio,atau kerusakan

kromosom(monosomi,trisomi,atau poliploidi)

b.      Embrio dengan kelainan lokal

c.       Abnormalitas pembentukan plasenta (hiplopasi trofoblas)

(Cunningham, 2005:952)

2.      Faktor Maternal

a.    Infeksi

Infeksi maternal dapat membawa dapat membawa resiko bagi janin yang sedang

berkembang , terutama pada akhir trimester pertama atau awal trimester kedua.

Tidak diketauhi penyebab kematian janin secara pasti, apakah janin yang

menjadi terinfeksi ataukah toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme

penyebabnya.Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan abortus:

b.   Virus

Misalnya rubella, sitomegalo virus, virus herpes simpleks, varicella zoster,

vaccinia, campak, hepatitis, polio,dan ensefalomeilitis.

c.    Bakteri- misalnya Salmonella typi.

d.   Parasit- misalnya Toxoplasma gondii, plasmodium.

e.    Penyakit vaskular-misalnya hipertensi vaskular

f.    Penyakit endrokin

Abortus spontan dapat terjadi bila produksi progesteron tidak mencukupi atau

pada penyakit disfungsi tiroid:defisiensi insulin.

g.   Faktor Imunologis

Ketidakcocokan (Inkompatibilitas) sistem HLA (Human Leukocyte Antigen)

h.   Trauma

Kasusnya jarang terjadi, umumnya abortus terjadi segera setelah trauma

tersebut, misalnya trauma akibat pembedahan:

Pengangkatan Ovarium yang mengandung korpus luteum gravidatum

sebelum minggu ke-8

Pembedahan intraabdominal dan operasi pada uterus pada saat hamil.

2

Page 3: Tinjauan Teori Ab. Imminent

i.     Kelainan Uterus

Hipoplasia uterus , mioma(terutama mioma submukosa),serviks inkompeten

atau retroflexio uteri gravidi incarcerata.

j.     Faktor psikosomatik _pengaruh dari faktor ini masih dipertanyakan.

(Benson, 2008:298)

3.      Faktor Eksternal

a.     Radiasi

Dosis 1-10 rad bagi janin pada usia 9 minggu pertama dapat merusak janin dan

dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan keguguran.

b.     Obat-obatan

Antagonis asam folat,antikoagulan,dan lain-lain.Sebaiknya tidak menggunakan

obat-obatan sebelum kehamilan 16 minggu, kecuali telah di buktikan bahwa

obat tersebut tidak membahyakan janin ,atau untuk pengobatan penyakit ibu

yang parah.

c.    Bahan-bahan kimia lainnya, seperti bahan yang mengandung arsen dan benzen.

(Wiknjosastro, 2007:303)

C.    KLASIFIKASI

1.    Berdasarkan Terjadinya

a.    Abortus spontan

    Keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis maupun mekanis

b.    Abortus buatan

    Sengaja dilakukan sehingga kehamilan dapat di akhiri

     (Wiknjosastro, 2008)

2.    Berdasarkan pelaksanaanya:

a.    Abortus provokatus artificialis atau Abortus therapeuticus

Indikasi abortus untuk kepentingan ibu, misalnya :penyakit jantung,hipertensi

esensial, dan karsinoma serviks. Keputusan ini ditentukan oleh tim ahli yang

terdiri dari dokter ahli kebidanan , penyakit dalam psikistri atau psikolog.

3

Page 4: Tinjauan Teori Ab. Imminent

b.    Abortus buatan kriminal

Pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang sah atau oleh orang yang tidak

berwenang dan dilarang oleh hukum atau di lakukan oleh yang tidak berwenang.

c.    Unsafe Abortion

Upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksana tindakan tersebut

tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga dapat

membahayakan keselamatan jiwa pasien.

    (Wiknjosastro, 2008)

3.    Berdasarkan gambaran klinisnya:

a.    Abortus Imminens

Terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, di mana

hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.

b.    Abortus insipiens

Abortus yang sedang berlangsung dengan ostium sudah terbuka dan ketuban

yang teraba.

c.    Abortus completus

 Seluruh hasil konsepsi di keluarkan (desidua dan uterus), sehingga rongga rahim

kosong.

d.   Abortus Incompletus

Hanya sebagian dari hasil konsepsi  yang di keluarkan , yang tertinggal adalah

desidua atau plasenta.

e.    Abortus servikalis

Keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium eksternum yang tak

terbuka sehingga semuanya berkumpul dalam kanalis servikalis.

f.     Abortus Habitualis

Abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.

g.    Abortus Infeksiasus, abortus septik

4

Page 5: Tinjauan Teori Ab. Imminent

Abortus infeksiasus adalah abortus yang disertai infeksi pada genetalia,

sedangkan abortus septik adalah abortus infeksiasus berat disertai penyebaran

kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum.

h.    Missed Abortion

Kematian janin berusia sebelum 20 minggu , tetapi janin mati itu tidak

dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.

   (Wiknjosastro, 2007:305-308)

D.    FAKTOR PRESDIPOSISI

Alasan utama terjadinya keguguran pada awal kehamilan ialah kelainan genetik,yang

mencapai 75 hingga 90% total keguguran.Alasan lain terjadinya adalah kadar progesteron

yang tidak normal, kelainan pada kelenjar tiroid , diabetes yang tidak terkontrol, kelainan

pada rahim ,infeksi dan penyakit autonium.  (Varney, 2007:604)

E.     TANDA   DAN GEJALA

1.      Abortus Imminens

a.       Kram perut bagian bawah

b.      Perdarahan sedikit dari jalan lahir

c.       Fleksus ada(sedikit)

d.      Ostium uteri tertutup

e.       Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan

f.       Uterus Lunak

2.      Abortus Insipiens

a.       Disertai nyeri/kontraksi rahim

b.      Pendarahan dari jalan lahir

c.       Perdarahan sedang hingga banyak

d.      Ostium Uteri terbuka

e.       Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan

f.       Buah kehamilan masih dalam rahim, belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi

5

Page 6: Tinjauan Teori Ab. Imminent

g.      Ketuban utuh(menonjol)

3.      Abortus Incomplitus

a.       Kram perut bagian bawah

b.      Pendarahan banyak dari jalan lahir

c.       Pendarahan sedang hingga banyak

d.      Ostium uteri terbuka

e.       Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan

4.      Abortus Komplitus

a.       Nyeri perut bagian bawah sedikit atau tidak ada

b.      Perdarahan dari jalan lahir sedikit

c.       Perdarahan bercak sedikit hingga sedang

d.      Teraba sisa jaringan buah kehamilan

e.       Ostium uteri tertutup , bila ostium terbuka teraba rongga uterus kosong

f.       Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan

5.      Missed Abortion

a.       Buah dada mengecil

b.      Tanpa nyeri

c.       Pendarahan bisa ada atau tidak

d.      Hilangnya tanda kehamilan

e.       Tidak ada bunyi jantung janin

f.       Berat badan menurun

g.      Fundus uteri lebih kecil dari umur kehamilan

(Kusmiyati, 2009:150-152)

F.     PATOFISIOLOGI

Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis

jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam

uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.

6

Page 7: Tinjauan Teori Ab. Imminent

Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara dalam

jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya (Wiknjosastro, 2007:303-305).

Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga

plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan (Wiknjosastro,

2007:303-305). Mekanisme diatas juga terjadi atau diawali dengan pecahnya selaput

ketuban lebih dulu dan diikuti dengan pengeluaran janin yang cacat namun plasenta masih

tertinggal dalam cavum uteri.

Plasenta mungkin sudah berada dalam kanalis servikalis atau masih melekat pada dinding

cavum uteri. Jenis ini sering menyebabkan perdarahan pervaginam yang banyak.

(Widjanarko, 2009).

Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada

plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda

kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola

kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus (Wiknjosastro, 2007:303-305).

Janin biasanya sudah dikeluarkan dan diikuti dengan keluarnya plasenta beberapa saat

kemudian. Kadang-kadang plasenta masih tertinggal dalam uterus sehingga menyebabkan

gangguan kontraksi uterus dan terjadi perdarahan pervaginam yang banyak. Perdarahan

umumnya tidak terlalu banyak namun rasa nyeri lebih menonjol (Widjanarko, 2009).

G.    PEMERIKSAAN PENUNJANG ABORTUS IMMINENS

1. Hasil USG Menunjukkan:

a. Buah kehamilan masih utuh,ada tanda kehidupan janin.

b. Meragukan

c. Buah kehamilan tidak baik, janin mati. (Kusmiyati, 2009:150)

d. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati

e. Pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup

f. Pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion

2. Data laboratorium:

a. Tes urine

7

Page 8: Tinjauan Teori Ab. Imminent

b. hemoglobin dan hematokrit

c. menghitung trombosit

d. kultur darah dan urine

3. Pemeriksaan ginekologi :

a. Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi,

tercium bau busuk dari vulva

b. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau

sudahtertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan

atau jaringan berbau busuk dari ostium.

c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak

jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia

kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa,

cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri. (Ratihrochmat, 2009)

H.    PENATALAKSANAAN ABORTUS IMMINENS

Istirahat – baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan,

karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya

rangsangan mekanik.

Anjurkan Untuk tidak melakukan aktivitas fisik secara berlebihan atau melakukan

hubungan seksual.

Bila perdarahan:

Berhenti: Lakukan asuhan antenatal terjadual dan penilaian ulang bila terjadi

perdarahan lagi.

Terus Berlangsung: Nilai kondisi janin (uji kehamilan / USG).Lakukan konfirmasi

kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik atau mola hidatitosa)

Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas , pemantauan hanya dilakukan

melalui gejala klinik dan hasil pemeriksaan ginekologik.

(Saifuddin, 2007:149)

Terapi defesiensi hormon pada abortus iminen

8

Page 9: Tinjauan Teori Ab. Imminent

Jenis hormon Dosis awal Dosis pemeliharaan

Ditrogesteron 40mg per oral 10mg setiap 8 jam

Alilesterenol 20mg per oral 5mg setiap 8 jam

Hidroksiprogesteron

kaproag

500 mg

intramuskuler

250mg setiap 12

jam,bila

ada perbaikan,

lanjutkan dengan

250mg perhari

hingga 7 hari setelah

perdarah berhenti.

Asam mefenamat

Digunakan sebagai anti prostaklandin dan penghilang nyeri tetapi efektifitasnya

dalam mengatasi ancaman abortus, belum dapat dikatakan memuaskan.

Penenang penobarbital 3x30 gram valium

Anti pendarahan: Adona ,Transami

Vit B Komplek

Hormon progesteron

Penguat plasenta: gestanom,dhopaston

Anti kontraksi Rahim:Duadilan,papaverin

I.       KOMPLIKASI

1.      Perdarahan

2.      Perforasi

3.      Infeksi

4.      Syok

a. perdarahan yang banyak disebut syok nemoragik

b. infeksi berat atau sepsis disebut syok septic atau endoseptik

9

Page 10: Tinjauan Teori Ab. Imminent

(Wiknjosastro, 2007:311-312)

I.       DIAGNOSA ABORTUS IMMINENS

Diagnosis abortus  imminens ditentukan karena pada wanita hamil terjadi melalui

ostium uteri eksternum, disertai mules sedikit atau tidak sama sekali, uterus membesar

sebesar tuannya kehamilan ,serviks belum membuka, dan tes kehamilan positif. Pada

beberapa wanita hamil dapat terjadi perdarahan sedikit pada saat haid yang semestinya

datang jika tidak terjadi pembuahan.Hal ini disebabkan oleh penembusan vili koriales ke

dalam desidua, pada saat implantasi ovum. Perdarahan implantasi biasannya sedikit,

warnanya merah, dan cepat berhenti, tidak disertai mules-mules. (Wiknjosastro, 2007:305)

J.      PROGNOSA

Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi aborsi spontan sebelumnya.

a.    Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abortus yang rekuren

mempunyai prognosis yang baik sekitar >90 %

b.    Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan

keberhasilan kehamilan sekitar 40-80 %

c.    Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas jantung janin pada

d.   kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau lebih aborsi spontan yang

tidak jelas.

Prognosis untuk kelanjut kehamilan menjadi buruk , jika seorang wanita mengalami

kombinasi perdarahan dan nyeri. Untuk menentukan sumber perdarahan dan memulai

terapi, jika memang diperlukan kehamilan perlu dievaluasi dengan melakukan pemeriksaan

fisik, serum B-Hcg dan progesteron, serta ultrasonografi. (Varney, 2006:605)

Macam dan lmanya perdarahan menentukan prognosis kelangsungan

kehamilan.Prognosis menjadi kurang baik bila perdarahan berlangsung lama, mules-mules

yang disertai pendataran serta pembukaan serviks. (Wiknjosastro, 2007:306)

TEORI KEBIDANAN PADA ABORTUS IMMINEN

10

Page 11: Tinjauan Teori Ab. Imminent

I. PENGKAJIAN DATA

A. Data Subyektif

1. Biodata

a. Umur

Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk

hamil dan persalinan adalah 20-30 tahun. (Hanifa, 2006)

Frekuensi abortus yang dikenal secara klinis bertambah dari 12%

pada wanita yang berusia kurang dari 20 tahun menjadi 26% pada

wanita berumur di atas 40 tahun. (Williams, 2005)

b. Pekerjaan

Sering dijumpai pada wanita yang bekerja berat karena ovum

terlepas sebagian menimbulkan kontraksi yang berakibat perdarahan.

(Taber, 2007)

2. Keluhan Utama

a. Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi

mengeluh tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami

terlambat haid, sering terdapat pula rasa mules, kecurigaan tersebut

diperkuat dengan ditentukannya kehamilan muda. (Hanifa, 2009)

b. Dengan keguguran diperlukan beberapa kriteria sebagai berikut: sakit

perut, dapat diikuti oleh pengeluaran hasil konsepsi, pemeriksaan

hasil tes hamil masih positif atau sudah negatif. (Manuaba, 2008)

c. Abortus imminens

Terdapat keterlambatan datang bulan.

Terdapat perdarahan, disertai perut sakit (mules). (Manuaba,

2008)

3. Riwayat kesehatan yang lalu

Insiden abortus bisa disebabkan oleh hipertiroidisme, DM dan

defisiensi progesterone. (Williams, 2005)

11

Page 12: Tinjauan Teori Ab. Imminent

Kelainan hormonal, gangguan nutrisi menyebabkan keguguran

kehamilan. (Hanifa, 2009)

Anomali congenital (hipoplasi uterus, uterus bikornis dll),

kelainan letak dari uterus seperti retroflexi uterus fixota, dapat

menyebabkan abortus. (Rustam Mochtar, 2008)

4. Riwayat Kesehatan Sekarang

Jika herpes genitalis terjadi dalam kehamilan 20 minggu maka

angka abortus akan meningkat. (Williams, 2005)

Penyakit ibu yang mendadak seperti pneumone, tifus

abdominalis, pielonepritis, malaria dll dapat menyebabkan

abortus, toxin, bakteri, virus atau plasmodium dapat melalui

placenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin,

kemudian terjadilah abortus.

Anemia berat, keracunan, laparatomi, peritonitis umum dan

penyakit menahun seperti brusellosis, monomikleosis,

toxoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus walaupun lebih

jarang. (Hanifa, 1999:303)

5. Riwayat kesehatan keluarga

Peranan faktor paternal dalam proses timbulnya abortus spontan

yang pasti translokasi kromosom dalam sperma dapat

menimbulkan zigot yang mendapat bahan kromosom terlalu

sedikit atau terlalu banyak, sehingga terjadi abortus. (Williams,

2005)

Penyakit bapak: umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC,

anemia, decompensasi cordis, malnutrisi, nefititis, keracunan

(alcohol, nikotin, Pb dll), sinar rontgen, avitaminosis dapat

menyebabkan abortus. (Rustam Mochtar, 2008)

6. Riwayat kebidanan

a. Riwayat haid

12

Page 13: Tinjauan Teori Ab. Imminent

Abortus terjadi pada usia kehamilan < 22 minggu.

Terjadi perdarahan bercak hingga derajat sedang pada kehamilan

muda. Perdarahan masif/hebat pada kehamilan muda. (Saifudin,

2010)

b. Riwayat KB

Kontrasepsi pada waktu lampau pernah berkaitan dengan

peningkatan insiden abortus, namun kaitan tersebut sekarang

sudah tidak ditemukan lagi. Hal tersebut benar untuk kontrasepsi

oral dan obat spermissid yang digunakan dalam krem dan jeli

kontrasepsi.

Kendai demikian alkon dalam rahim (IUD) berkaitan dengan

kenaikan insiden septic setelah kegagalan kontrasepsi.

c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Bila seseorang pernah mengalami abortus maka cenderung

mengalami abortus lagi pada kehamilan selanjutnya. (Rustam

Mochtar, 2008)

Paritas:

Resiko abortus spontan kelihatannya semakin meningkat dengan

bertambahnya paritas, di samping dengan semakin lanjutnya usia

ibu serta ayah (Williams, 2005)

d. Riwayat kehamilan sekarang

Ibu mengatakan hamil <5 bulan, mengalami mual, muntah.

Pagi hari terutama trimester I, tetapi menghilang setelah trimester

II, sudah dapat TT 2×, tablet Fe maksimal 2 bungkus, kapsul

yodium 1×. (Manuaba, 2008)

7. Kebiasaan sehari-hari

a. Nutrisi

Pada saat ini hanya malnutrisi umum sangat berat yang paling

13

Page 14: Tinjauan Teori Ab. Imminent

besar kemungkinannya menjadi predisposisi meningkatkan

kemungkinan abortus. (Williams, 2005)

Malnutrisi, avitaminosis A, C, E, gangguan metabolisme (DM)

cenderung menimbulkan abortus incomplete. (Rustam Mochtar,

2004)

b. Aktifitas

Trauma, misalnya: kecelakaan dapat menimbulkan abortus.

Sering dijumpai pada wanita yang bekerja berat karena ovum

terlepas sebagian sehingga menimbulkan kontraksi yang

berakibat perdarahan. (Unpad, 2007)

c. Riwayat ketergantungan

Tembakau diidentifikasikan sebagai zat yang berkaitan dengan

peningkatan insiden abortus, alcohol pernah terlibat dalam

peningkatan insiden abortus. (Williams, 2005)

d. Psikososial dan spiritual

Perangsangan pada ibu sehingga menyebabkan uterus

berkontraksi umpamanya terkejut sangat ketakutan. (Rustam

Mochtar, 2004)

Dalam suatu tinjauan mengenai faktor kepribadian yang

berkaitan dengan dengan abortus tuppes dan weil (1962)

menemukan adanya 2 tipe wanita yang pada dasarnya belum

matang dan wanita bebas yang frustasi. (Williams, 2005)

e. Hubungan seksual

Coitus sebaiknya dihentikan pada mereka yang sering mengalami

keguguran. (Manuaba, 2008)

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : baik sampai syok (Hanifa, 2005)

14

Page 15: Tinjauan Teori Ab. Imminent

b. Tanda vital

Tensi : Tidak boleh lebih dari 140/90 mmHg.

Sistolik bisa mengalami penurunan kurang dari 90 mmHg.

Nadi : Normal 60-100×/menit

Bisa mengalami peningkatan lebih dari 112×/menit. (Hanifa, 2005)

Pernafasan : normal 20-24×/menit

Suhu : Normal 36-37°C

Bila suhu lebih dari normal mungkin adanya infeksi. (Depkes RI,

2006)

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

Muka : Normal, tidak sembab, ada cloasma gravidarum.

Mata : Konjungtiva normal berwarna merah muda, bila pucat

mungkin anemia. (Depkes RI, 2008)

b. Thorax/buah dada

Mamae dan papilla membesar tampak tegak dan tampak lebih hitam

karena agak hiperpigmentasi. (Hanifa, 2009)

Pada missed abortion mamae agak membesar. (Hanifa, 2009)

c. Abdomen

Membesar sesuai umur kehamilan/lebih kecil dari usia gestasi.

Nyeri perut bawah/sedikit/tanpa nyeri. (Hanifa, 2009)

d. Genetalia

Pengeluaran perdarahan pervaginam:

Perdarahan bercak sampai sedang

Perdarahan sedang sampai massif

Perdarahan lanjut

Secret vagina (Hanifa, 2009)

3. Pemeriksaan khusus

a. Palpasi

15

Page 16: Tinjauan Teori Ab. Imminent

TFU sesuai dengan usia gestasi

TFU lebih kecil dari usia gestasi/tidak teraba

Uterus teraba lemas. (Hanifa, 2009)

b. VT

Servik uteri masih tertutup

Servik uteri terbuka dan dapat teraba ketuban.

Dan hasil konsepsi dalam cavum uteri atau pada kanalis

servikalis

Besarnya rahim telah mengecil

Konsistensinya lunak. (Manuaba, 2008)

4. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan air kencing terhadap tes kehamilan masih positif atau

sudah negatif. (Manuaba, 2008)

b. Darah

Kadar Hb bervariasi tergantung dari jumlah perdarahan:

Hb 11 gr% tidak anemi

Hb 9-10 gr% anemi ringan

Hb 7-8 gr% anemi sedang

Hb < 7 gr% anemi berat (Manuaba, 2008)

II.INTERPRETASI DATA

Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa berdasarkan

interpretasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan. Masalah dan diagnosa

keduanya digunakan karena beberapa masalah

tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan yang

dituangkan dalam sebuah rencana asuhan terhadap pasien. Diagnosa kebidanan

ditegakkan setelah dilakukan pengkajian data subyektif dan data obyektif.

1. Diagnosa kebidanan

16

Page 17: Tinjauan Teori Ab. Imminent

Diagnosa yang dapat ditegakkan adalah diagnosa yang berkaitan yaitu ibu

umur…Gravida…Para…Abortus…hamil…minggu…dengan abortus

imminent.

2. Masalah

Masalah yang sering menyertai diagnosa yang membutuhkan

suatu bentuk rencana asuhan terhadap klien. Masalah didapat berdasarkan

keluhan, ekspresi dan pernyataan pasien.

III. DIAGNOSA POTENSIAL

Menurut teori komplikasi dari abortus imminent adalah perdarahan, perforasi,

infeksi, syok ( perdarahan yang banyak disebut syok nemoragik, infeksi berat

atau sepsis disebut syok septic atau endoseptik). (Wiknjosastro, 2007:311-312)

IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA, KONSULTASI, DAN

KOLABORASI

Istirahat – baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam

pengobatan, karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke

uterus dan berkurangnya rangsangan mekanik.

Anjurkan Untuk tidak melakukan aktivitas fisik secara berlebihan atau

melakukan hubungan seksual.

Bila perdarahan:

Berhenti: Lakukan asuhan antenatal terjadual dan penilaian ulang bila

terjadi perdarahan lagi.

Terus Berlangsung: Nilai kondisi janin (uji kehamilan / USG).Lakukan

konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik atau mola

hidatitosa)

Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas , pemantauan hanya

dilakukan melalui gejala klinik dan hasil pemeriksaan ginekologik.

(Saifuddin, 2007:149)

17

Page 18: Tinjauan Teori Ab. Imminent

Kilaborasi dengan dokter Sp.OG untuk tindakan medis selanjutnya

V. RENCANA TINDAKAN

1. Berikan pengertian pada ibu tentang perdarahan yang dialami.

Dengan ibu tahu tentang kondisinya saat maka akan lebih kooperatif

terhadap tindakan yang akan dilakukan.

2. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital

Untuk mengetahui keadaan pasien.

3. Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas secara berlebihan atau melakukan

hubungan seksual.

Dengan istirahat kontraksi uterus akan berkurang dan prostaglandin yang

ada dalam sperma akan merangsang kontraksi uterus

4. Tidak diperlukan pengobatan medis yang khusus atau tirah baring secara

total.

Prognosis baik bila perdarahan berhenti dan kontraksi hilang.

5. Anjurkan pada ibu untuk makan/minum dengan gizi seimbang.

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

6. Berikan therapy pada ibu

Untuk memperbaiki kondisi ibu hamil

7. Bila perdarahan

• Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila

terjadi perdarahan lagi.

• Terus berlangsung: nilai kondisi janin (uji kehamilan/USG, lakukan

konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik/mola).

Untuk melakukan deteksi dini dan apabila ada kelainan akan dapat segera

ditangani

VI. IMPLEMENTASI

18

Page 19: Tinjauan Teori Ab. Imminent

Pelaksanaan tindakan diupayakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan

dengan mempertimbangkan kondisi klien

VII. EVALUASI

Berisi tentang penilaian hasil akhir dari tindakan yang telah dilakukan pada

klien.

Evaluasi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Evaluasi hasil

Dilakukan untuk menilai keefektifan dari semua tindakan yang telah

dilakukan dalam mengatasi diagnose atau masalah.

b. Evaluasi Respon

Dilakukan saat atau segera setelah suatu tindakan dilakukan.

c. Evaluasi proses

Dilakukan selama pemberian asuhan berlangsung

Karena dengan evaluasi dapat dinilai sejauh mana hasil yang telah dicapai,

apakah sesuai dengan harapan yang diinginkan atau tidak.

19