Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

33
Kelompok I PFA 2011 Seleksi dan Perencanaan Obat di Rumah Sakit I.Pendahuluan Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Pelayanan farmasi juga merupakan revenue center rumah sakit, maka masalah perbekalan farmasi sebaiknya dikelola secara cermat dan penuh tanggung jawab sehingga pendapatan rumah sakit dapat terkontrol dengan baik (Maimun, 2008). Pengelolaan obat di rumah sakit merupakan aspek manajemen yang penting, karena ketidakefisiensinya akan memberikan dampak negatif bagi rumah sakit baik secara medis maupun ekonomis. Untuk menghindari terjadinya permasalahan yang berkaitan dengan ketersediaan obat-obatan maka unit pelayanan kesehatan dituntut untuk membuat manajemen obat yang sistematis sebagaimana dijelaskan dalam drug management cycle.Langkah awal dalam pengelolaan obat sebelum dilakukan pengadaan ialah tahapan seleksi, dan perencanaan obat. Kedua tahapan tersebut dilakukan untuk mendukung pengadaan obat yang tepat bagi rumah sakit. {Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 1

description

farmasi

Transcript of Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Page 1: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Kelompok I PFA 2011

Seleksi dan Perencanaan Obat di Rumah Sakit

I. Pendahuluan

Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari

sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien,

penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau

bagi semua lapisan masyarakat. Pelayanan farmasi juga merupakan revenue center

rumah sakit, maka masalah perbekalan farmasi sebaiknya dikelola secara cermat dan

penuh tanggung jawab sehingga pendapatan rumah sakit dapat terkontrol dengan baik

(Maimun, 2008). Pengelolaan obat di rumah sakit merupakan aspek manajemen yang

penting, karena ketidakefisiensinya akan memberikan dampak negatif bagi rumah

sakit baik secara medis maupun ekonomis. Untuk menghindari terjadinya

permasalahan yang berkaitan dengan ketersediaan obat-obatan maka unit pelayanan

kesehatan dituntut untuk membuat manajemen obat yang sistematis sebagaimana

dijelaskan dalam drug management cycle.Langkah awal dalam pengelolaan obat

sebelum dilakukan pengadaan ialah tahapan seleksi, dan perencanaan obat. Kedua

tahapan tersebut dilakukan untuk mendukung pengadaan obat yang tepat bagi rumah

sakit.

II. Tinjauan Pustaka

Menurut Hassan (1981) farmasi rumah sakit merupakan bagian atau

pelayanan di rumah sakit yang dipimpin oleh seorang profesional apoteker dengan

suatu kualifikasi tertentu secara resmi. Mengingat peran, tugas dan nilai barang, serta

akibat yang akan timbul pada pasien, maka farmasi rumah sakit harus dikelola oleh

orang yang mempunyai kemampuan tinggi dalam hal manajerial dan profesional di

profesinya. Pada kesempatan ini yang akan dibahas adalah khusus mengenai

manajemen dan dasar utama yang digunakan dalam hal manajemen obat adalah Drug

Management Cycle (Pudjaningsing, 2006). Drug management cycle merupakan suatu

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 1

Page 2: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Management Support

Kelompok I PFA 2011

siklus yang tidak berputus pada suatu rumah sakit. Dimulai dari pemilihat obat,

kemudian perencanaan jumlah obat yang akan diadakan, pengadaan, penyimpanan,

distribusi, dan penggunaan, sampai kembali lagi ke seleksi obat.

Pengelolaan obat di RS meliputi tahap-tahap perencanaan, pengadaan,

penyimpanan, pendistribusian serta penggunaan yang saling terkait satu sama lainnya,

sehingga harus terkoordinasi dengan baik agar masing-masing dapat berfungsi secara

optimal. Ketidakterkaitan antara masing-masing tahap akan mengakibatkan tidak

efisiennya sistem suplai dan penggunaan obat yang ada (Maimun, 2008).

Gambar 1. Drug management cycle

Management support yang terdiri dari manajemen organisasi, finansial,

sumber daya manusia dan sistem informasi merupakan hal yang sangat penting

diperhatikan karena akan mendukung pelaksanaan tahapan pengelolaan obat yang

meliputi tahap-tahap selection, procurement, distribution dan use. Selection adalah

tahapan pemilihan obat yang akan dipakai di rumah sakit yang nanti akan berakhir

dengan dibuatnya formularium (Pudjaningsing, 2006).

Berdasarkan Kepmenkes No. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar

Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, formularium adalah himpunan obat yang

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 2

Page 3: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Kelompok I PFA 2011

diterima/disetujui oleh Panitia Farmasi dan Terapi untuk digunakan di rumah sakit

dan dapat direvisi pada setiap batas waktu yang ditentukan. Penyusunan formularium

rumah sakit merupakan tugas PFT. Adanya formularium diharapkan dapat menjadi

pegangan para dokter staf medis fungsional dalam memberi pelayanan kepada pasien

sehingga tercapai penggunaan obat yang efektif dan efisien serta mempermudah

upaya menata manajemen kefarmasian di rumah sakit.

1. Seleksi Obat

Seleksi obat dilakukan oleh oleh panitia farmasi dan terapi (PFT) dengan

menyusun suatu daftar obat dan alat kesehatan yang akan digunakan di rumah sakit

sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit. Setelah dilakukan seleksi, maka

pengadaan obat dimulai dengan perencanaan obat (Maimun, 2008).

Seleksi obat adalah suatu proses untuk menetukan jenis obat yang benar-benar

diperlukan yang sesuai dengan pola penyakit. Dasar seleksi kebutuhan obat meliputi :

a. Obat dipilih berdasarkan seleksi ilmiah, medis, dan statistik yang memberikan

efek terapi jauh lebih baik disbanding resiko efek samping yang ditimbulkan.

b. Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin untuk menghindari duplikasi dan

kesamaan jenis. Apabila jumlah obat dengan indikasi sama dalam jumlah

banyak, maka kita memilih berdasarkan drug of choice dari penyakit yang

prevalensinya tinggi.

c. Jika ada obat baru, harus ada bukti yang spesifik untuk terapi yang lebih baik.

d. Menghindari penggunaan obat kombinasi, kecuali jika obat kombinasi

tersebut mempunyai efek yang lebih baik daripada apabila digunakan secara

tunggal.

Seleksi obat-obat yang akan dimasukan ke dalam formularium digambarkan pada

Gambar 2.

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 3

Page 4: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Kelompok I PFA 2011

Gambar 2. Seleksi Obat dalam Penyusunan Formularium

Proses pemilihan obat untuk formularium dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Penetapan masalah kesehatan

Panitia farmasi dan terapi mencari informasi mengenai pola prevalensi

penyakit di daerah RS didirikan. Prevalensi 10-20 penyakit tertinggi di daerah

tersebut akan diprioritaskan dalam memilih obat. Selain pola penyakit, perlu juga data

mengenai keluhan umum yang menyebabkan seseorang datang ke rumah sakit dan

memerlukan terapi.

b. Pemilihan jenis terapi dan penyusunan

Obat-obat (dan alat kesehatan) yang dapat digunakan dalam terapi didaftar,

lalu dipilih obat pilihan utama dan sekunder (lalu tersier) untuk pengobatan.

Pemilihan obat ini didasarkan pada guideline terapi pengobatan yang terbaru dan

yang berbasis bukti. Kemudian, ditentukan juga obat-obatan yang akan digunakan di

RS, dan disusun daftar merk dagang yang tersedia untuk setiap obat. Daftar tersebut

disusun menurut bentuk sediaan dan dosis setiap sediaan dengan mempertimbangkan

bioavailabilitas-bioequivalency, harga obat, ketersediaan dana, kemampuan supplier

menyediakan obat tepat waktu. Daftar tersebut disusun dalam formularium, yang

merupakan output dari proses seleksi obat. Formularium menjadi dasar pengadaan

obat di RS dan dasar dokter untuk memilih obat. Untuk penjaminan mutu RS,

formularium perlu diperbaharui berkala.

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 4

Page 5: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Kelompok I PFA 2011

2. Perencanaan Obat

Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan

harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk

menghindari kekosongan obat. Metode yang dapat digunakan yaitu: metode konsumsi

dan metode epidemiologi. Pedoman perencanaan obat untuk rumah sakit yaitu

DOEN, Formularium Rumah Sakit, Standar Terapi Rumah Sakit, ketentuan setempat

yang berlaku, data catatan medis, anggaran yang tersedia, penetapan prioritas, siklus

penyakit, sisa persediaan, data pemakaian periode yang lalu, atau dari rencana

pengembangan.

Perencanaan dilakukan untuk menetapkan jenis dan jumlah obat dan

perbekalan kesehatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar.

Tahap-tahap yang dilalui dalam proses perencanaan obat adalah:

a. Tahap pemilihan obat, dimana pemilihan obat didasarkan pada Obat Generik

terutama yang tercantum dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), dengan

harga berpedoman pada penetapan Menteri.

b. Tahap kompilasi pemakaian obat, untuk memperoleh informasi:

1) Pemakaian tiap jenis obat pada masing-masing unit pelayanan

kesehatan/puskesmas pertahun.

2) Persentase pemakaian tiap jenis obat terhadap total pemakaian setahun seluruh

unit pelayanan kesehatan/puskesmas.

3) Pemakaian rata-rata untuk setiap jenis obat untuk tingkat Kab/Kota secara

periodik.

c. Tahap perhitungan kebutuhan obat, dilakukan dengan:

1) Metode konsumsi adalah metode yang didasarkan atas analisa data konsumsi

obat tahun sebelumnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pengumpulan

dan pengolahan data, analisa data untuk informasi dan evaluasi, perhitungan

perkiraan kebutuhan obat dan penyesuaian jumlah kebutuhan obat dengan

alokasi dana. Rumus yang digunakan adalah:

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 5

Page 6: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Kelompok I PFA 2011

A = (B+C+D) - E

A = Rencana pengadaan

B = Pemakaian rata-rata x 12 bulan

C = Stok Pengaman 10% - 20%

D = Waktu tunggu 3 – 6 bulan

E = Sisa stok

Keunggulan metode konsumsi adalah data yang diperoleh akurat, metode

paling mudah, tidak memerlukan data penyakit maupun standar pengobatan.

jika data konsumsi lengkap pola penulisan tidak berubah dan kebutuhan relatif

konstan maka kemungkinan kekurangan atau kelebihan obat sangat kecil.

Kekurangannya antara lain tidak dapat untuk mengkaji penggunaan obat

dalam perbaikan penulisan resep, kekurangan dan kelebihan obat sulit

diandalkan, tidak memerlukan pencatatan data morbiditas yang baik.

2) Metode Morbiditas adalah perhitungan kebutuhan obat berdasarkan pola

penyakit. Langkah-langkah perhitungan metode morbiditas adalah:

a) Menetapkan pola morbiditas penyakit berdasarkan kelompok umur

penyakit.

b) Menyiapkan data populasi penduduk.

c) Menyediakan data masing-masing penyakit/tahun untuk seluruh populasi

pada kelompok umur yang ada.

d) Menghitung frekuensi kejadian masing-masing penyakit/tahun untuk

seluruh populasi pada kelompok umur yang ada.

e) Menghitung jenis, jumlah, dosis, frekuensi dan lama pemberian obat

menggunakan pedoman pengobatan yang ada.

f) Menghitung jumlah yang harus diadakan untuk tahun anggaran yang akan

datang.

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 6

Page 7: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Kelompok I PFA 2011

Keunggulan metode epidemiologi adalah perkiraan kebutuhan mendekati

kebenaran, standar pengobatan mendukung usaha memperbaiki pola

penggunaan obat. Sedangkan kekurangannya antara lain membutuhkan waktu

dan tenaga yang terampil, data penyakit sulit diperoleh secara pasti,

diperlukan pencatatan dan pelaporan yang baik.

d. Tahap proyeksi kebutuhan obat, dengan kegiatan-kegiatan:

1) Menetapkan perkiraan stok akhir periode yang akan datang, dengan

mengalikan waktu tunggu dengan estimasi pemakaian rata-rata/bulan

ditambah stok pengaman.

2) Menghitung perkiraan kebutuhan pengadaan obat periode tahun yang akan

datang, dengan rumus:

a = b + c + d - e - f

a = perkiraan kebutuhan pengadaan obat tahun yang akan datang.

b = kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan untuk sisa periode berjalan (sesuai tahun anggaran yang bersangkutan).

c = kebutuhan obat untuk tahun yang akan datang.

d = perkiraan stok akhir tahun (waktu tunggu dan stok pengaman).

e = stok awal periode berjalan atau sisa stok per 31 Desember tahun sebelumnya di unit pengelola obat.

f = rencana penerimaan obat pada periode berjalan (Jan s.d Des).

3) Menghitung perkiraan anggaran untuk total kebutuhan obat dengan

melakukan analisis ABC-VEN, menyusun prioritas kebutuhan dan

penyesuaian kebutuhan dengan anggaran yang tersedia.

4) Pengalokasian kebutuhan obat berdasarkan sumber anggaran dengan

melakukan kegiatan: menetapkan kebutuhan anggaran untuk masing-masing

obat berdasarkan sumber anggaran; menghitung persentase anggaran masing-

masing obat terhadap total anggaran dan semua sumber.

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 7

Page 8: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Kelompok I PFA 2011

5) Mengisi lembar kerja perencanaan pengadaan obat, dengan menggunakan

formulir lembar kerja perencanaan pengadaan obat.

e. Tahap penyesuaian rencana pengadaan obat

Dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai jumlah rencana pengadaan,

skala prioritas masing-masing jenis obat dan jumlah kemasan, untuk rencana

pengadaan obat tahun yang akan datang. Beberapa teknik manajemen untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan dana dalam perencanaan

kebutuhan obat adalah dengan cara:

1) Analisa ABC dilakukan dengan mengelompokkan item obat berdasarkan

kebutuhan dananya yaitu:

a) Kelompok A: kelompok obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya

menunjukkan penyerapan dana sekitar 70% dari jumlah dana obat

keseluruhan.

b) Kelompok B: kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana

pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 20%.

c) Kelompok C: kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana

pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 10% dari jumlah

dana obat keseluruhan.

Langkah-langkah menentukan kelompok A, B dan C:

a) Hitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk masing-masing obat dengan

cara kuantum obat x harga obat.

b) Tentukan rankingnya mulai dari dana terbesar sampai terkecil.

c) Hitung persentasenya terhadap total dana yang dibutuhkan.

d) Hitung kumulasi persennya.

e) Obat kelompok A termasuk dalam kumulasi 70%.

f) Obat kelompok B termasuk dalam kumulasi > 70% s/d 90%.

g) Obat kelompok C termasuk dalam kumulasi > 90% s.d 100%.

2) Analisa VEN dilakukan dengan mengelompokkan obat yang didasarkan

kepada dampak tiap jenis obat pada kesehatan, yaitu:

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 8

Page 9: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Kelompok I PFA 2011

a) Kelompok V: kelompok obat yang vital antara lain: obat penyelamat, obat

untuk pelayanaan kesehatan pokok, obat untuk mengatasi penyakit-

penyakit penyebab kematian terbesar.

b) Kelompok E: kelompok obat yang bekerja kausal yaitu obat yang bekerja

pada sumber penyebab penyakit.

c) Kelompok N: kelompok obat penunjang yaitu obat yang kerjanya ringan

dan biasa dipergunakan untuk menimbulkan kenyamanan atau untuk

mengatasi keluhan ringan.

Langkah-langkah menentukan VEN: menyusun kriteria menentukan VEN,

menyediakan data pola penyakit, dan merujuk pada pedoman pengobatan

(Dhendianto, 2010).

Jenis-jenis metode perencanaan dalam pengadaaan obat:

a. Metode Konsumsi

Merupakan suatu metode perencanaan obat berdasarkan pada

kebutuhan riil obat pada periode lalu dengan penyesuaian dan koreksi

berdasarkan pada penggunaan obat tahun sebelumnya. Cara perhitungannya :

1) Hitung pemakaian tiap jenis obat dalam periode lalu

2) Koreksi hasil pemakaian tiap obat periode lalu terhadap kecelakaan dan

kehilangan obat

3) Koreksi langkah sebelumnya (koreksi hasil pemakaian tiap jenis obat

dalam periode lalu terhadap kecelakaan dan kehilangan obat) terhadap

stock out

4) Lakukan penyesuaian terhadap kesepakatan langkah a dan b

5) Hitung periode yang akan datang untuk tiap jenis obat

atau :

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 9

Rencana kebutuhan obat tahun ini = jumlah pemakaian tahun lalu + stok kosong + kebutuhan lead time + safety stock – sisa stok tahun lalu

Page 10: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Kelompok I PFA 2011

Tabel 1. Keunggulaan dan Kelemahan Metode Konsumsi

Keunggulan Kelemahan

- Mudah dilakukan, data akurat- Tidak butuh data penyakit,

standar terapi

- Memakan waktu lebih banyak- Aspek medik pemakaian obat

tidak dapat dipantau

b. Metode Epidemiologi

Merupakan metode berdasarkan pada pola penyakit yang ada dan

didasarkan pada penyakit yang ada di rumah sakit atau yang paling sering

muncul di masyarakat. Metode ini paling banyak digunakan di rumah sakit.

Tahap-tahap yang diperlukan antara lain menentukan jumlah penduduk yang

akan dilayani, menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan frekuensi

penyakit, menyediakan standar pengobatan yang digunakan untuk

perencanaan dan menghitung perkiraan kebutuhan obat dan penyesuaian

kebutuhan obat dengan alokasi dana. Perencanaan dengan metode

epidemiologi ini lebih ideal, namun prasyaratnya lebih sulit untuk dipenuhi.

Tabel 2. Keunggulaan dan Kelemahan Metode Epidemiologi

Keunggulan Kelemahan

- Perkiraan kebutuhan mendekati kebenaran

- standar pengobatan mendukung usaha memperbaiki pola penggunaan obat

- membutuhkan waktu dan tenaga terampil

- data penyakit sulit diperoleh secara pasti

- perlu pencatatan dan pelaporan yang baik

c. Metode kombinasi

Merupakan suatu metode perencanaan obat berdasarkan kombinasi

antara metode konsumsi dan metode epidemiologi.

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 10

Page 11: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Kelompok I PFA 2011

III. STUDI KASUS

1. Kasus 1

Skripsi oleh Arvianti pada tahun 2008, dengan judul “Analisis Perencanaan

Obat Berdasarkan ABC-Indeks Kritis Serta Evaluasi Pengadaan Obat di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Wates Tahun 2004-2006”. Didapatkan data

selama 3 tahun berturut selama periode 2004-2006. Kemudian data yang didapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan perencanaan pengadaan obat pada tahun

2007.

a. Analisa Kasus

1) Seleksi

Data pemakaian obat pada periode 2004-2006 dianalisis menggunakan

metode ABC (Nilai pakai dan Nilai investasi) :

a) Nilai Pakai ABC

Diambil seluruh populasi item obat yang digunakan pada tahun 2004-

2006. Pada penelitian ini, yang diteliti adalah item obat sebanyak 711 item,

sedangkan alat kesehatan tidak dihitung.

Pemakaian obat dihitung per tahun, kemudian dikalikan dengan harga

satuan masing-masing obat, lalu diurutkan dari pemakaian tertinggi sampai

terendah. Kemudian dikelompokkan menjaid klasifikasi ANP, BNP, dan CNP.

Klasifikasi ANP meliputi item obat dengan pemakaian sebesar 70%, BNP

meliputi 20% pemakaian dan klasifikasi CNP menunjukkan item obat dengan

nilai pemakaian sebesar 10%.

Tabel 3. Pengelompokan obat berdasarkan analisis ABC nilai pakai tahun 2004

Kelompok Jumlah Item obat

Persentase (%)

Jumlah Pemakaian (Rp)

Persentase (%)

ANP 65 11,78 2. 796.398.186,00 69,97BNP 121 21,92 817.572.122,00 20,46CNP 366 66,30 382.553.027,00 9,57

Total 552 100 3.996.523.335,00 100

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 11

Page 12: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Kelompok I PFA 2011

Tabel 4. Pengelompokan obat berdasarkan analisi ABC nilai pakai tahun 2005

Kelompok Jumlah Item obat

Persentase (%)

Jumlah Pemakaian (Rp)

Persentase (%)

ANP 72 11,75 3.659.241.423,00 70,27BNP 137 22,35 1.102.559.246,00 21,17CNP 404 65,90 445.724.757,00 8,56

Total 613 100 5.207.525.426,00 100

Tabel 5. Pengelompokan obat berdasarkan analisi ABC nilai pakai tahun 2006

Kelompok Jumlah Item obat

Persentase (%)

Jumlah Pemakaian (Rp)

Persentase (%)

ANP 74 10,96 3.993.940.564,00 70,44BNP 121 17,93 1.136.018.875,00 20,04CNP 480 71,11 539.928.718,00 9,52

Total 675 100 5.669.888.157,00 100

b) Nilai Investasi ABC

Diambil seluruh populasi item obat yang digunakan pada tahun 2004-2006.

Pada penelitian ini, yang diteliti adalah item obat sebanyak 711 item,

sedangkan alat kesehatan tidak dihitung.

Menghitung jumlah penggunaan obat dan stok akhir, dikalikan dengan

harga satuan obat, kemudian disusun urutan tertinggi sampai terendah.

Kemudian dikelompokkan menjaid klasifikasi ANI, BNI, dan CNI. Klasifikasi

ANI meliputi item obat dengan pemakaian sebesar 70%, BNI meliputi 20%

pemakaian dan klasifikasi CNI menunjukkan item obat dengan nilai

pemakaian sebesar 10%.

Tabel 6. Pengelompokan obat berdasarkan analisi ABC nilai investasi tahun 2004

Kelompok Jumlah Item obat

Persentase (%)

Jumlah Pemakaian (Rp)

Persentase (%)

ANI 70 12,68 3.225.708.205 70,35BNI 128 23,19 921.329.958 20,09

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 12

Page 13: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Kelompok I PFA 2011

CNI 354 64,13 437.874.199 9,56Total 552 100 4.584.912.362 100Tabel 7. Pengelompokan obat berdasarkan analisi ABC nilai investasi

tahun 2005

Kelompok Jumlah Item obat

Persentase (%)

Jumlah Pemakaian (Rp)

Persentase (%)

ANI 81 13,21 4.143.342.096 70,32BNI 135 22,02 1.186.000.350 20,13CNI 397 64,76 561.075.001 9,55

Total 613 100 5.892.417.457 100

Tabel 8. Pengelompokan obat berdasarkan analisi ABC nilai investasi tahun 2006

Kelompok Jumlah Item obat

Persentase (%)

Jumlah Pemakaian (Rp)

Persentase (%)

ANI 80 11,85 4.584.188.671 70,47BNI 136 20,15 1.298.291.609 19,96CNI 459 68,00 621.827.064 9,57

Total 675 100 6.504.807.244 100

c) Nilai Kritis

Sampel yang diambil adalah obat-obat yang masuk dalam kelas A nilai pakai dan nilai investasi (ANP dan ANI). Karena jumlah obat yang masuk dalam kelas ANP dan ANI cukup banyak, dan adanya beberapa perbedaan obat yang masuk ke dalam kelas tersebut selama tauhn 2004-2006, maka digunakan kriteria inklusi berikut, sampel adalah item obat yang masuk ke dalam kelas ANP dan ANI peling tidak selama 2 tahun pada periode 2004-2006. Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel yang diambil sebanyak 81 item obat.Obat yang termabil sebanyak 81 item obat disusun membentuk kuesioner untuk menetapkan obat masuk ke dalam kategori vital, esensial, dan non esensial.Hasilnya dari 81 item obat, 15 obat termasuk kelas vital (18,52%), 60 obat merupakan obat esensial (74,07%), dan obat merupakan nonesensial (7,41%).

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 13

Page 14: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Kelompok I PFA 2011

d) Nilai Indeks Kritis (NIK)

Setelah mengklasifikasikan obat-obat kedalam kelas A,B dan C

berdasarkan nilai pakai dan nilai investasi, dan mengelompokkan obat ke

dalam klasifikasi vital, esensial, dan nonesensial, maka selanjutnya dapat

ditentukan nilai indeks kritis obat dengan menggunakan rumus :

NIK = nilai pakai + nilai investasi + (2x nilai kritis)

Adapun penilaian sebagai berikut :

1) Nilai Pakai (NP) dan Nilai Investasi (NI)

A = 3, B = 2, C= 1

2) Nilai Kritis (NK)

V = 3, E = 2, N = 1

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 14

Page 15: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Tabel 9. Pengelompokan Obat Dengan Analisis ABC Indeks Kritis tahun 2004-2006

Kelompok I PFA 2011

No Nama Obat Nilai Pakai Nilai investasi Nilai Kritis NIK Kategori

1 Actrapid HM Penfil 3 3 3 12

2 Adalat OROS 3 3 2.75 11.5

3 Amicillin 1 gram inj 3 3 2.25 10.5

4 Amoxan 1 gram inj 3 3 2.25 10.5

5 Amoxicillin 3 3 2.25 10.5

6 Asam Askorbat 3 3 1 8

7 Asam Folat 3 3 1.7 9.4

8 Aspilet 3 3 2.17 10.34

9 Assering 500 cc 3 3 2 10

10 Bactesyn 1,5 gram inj 3 3 2.5 11

11 Berotec 200 mcg 3 3 3 12

12 Brainact 250 mg inj 3 3 2.8 11.6

13 Brainact 500 mg 3 3 2.8 11.6

14 Broadced 1 gram inj 3 3 2.5 11

15 Ca Laktat 3 3 1.6 9.2

16 Captropil 12,5 mg 3 3 2.2 10

17 Captropil 25 mg 3 3 2.2 10

18 Catapres inj 3 3 2.4 10.8

19 Cefotaxim 3 3 2.57 11.14

20 Ceftazidim inj 3 3 2.57 11.14

21 Ceftriaxon inj 3 3 2.57 11.14

22 Ciprodloxacin 500 mg 3 3 2.38 10.76

23 Ciprofloxacin inj 3 3 2.38 10.76

24 D 5% OTSU 3 3 2 10

25 Deksametason 3 3 2.14 10.28

26 Dexacap 12,5 mg 3 3 2.2 10.4

27 Dumozol 0,25 gram 3 3 2.25 10.5

28 Ferofort 3 3 1.5 9

29 Fimalbulin 50 ml 3 3 2.75 11.5

30 Frego 10 mg 3 3 1.75 9.5

31 Furosemid 40 mg 3 3 2.25 10.5

32 Glibenklamid 5 mg 3 3 2.25 10.5

33 Glucodex 3 3 2.25 10.5

34 HCT 25 mg 3 3 2 10

35 Hexer 3 3 2 10

36 Hexilon 1 gram 3 3 2.2 20.4

37 Humulin N 3 3 2.67 11.34

38 Imunos 3 3 1.25 8.5

39 Insulatard Hm Penfil 3 3 3 12

40 ISDN 5 mg 3 3 2.75 11.5

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

BIK

BIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

BIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

BIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

BIK

AIK

AIK

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 15

Page 16: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Kelompok I PFA 2011

42 KA EN 3 A 500 ml 3 3 1.75 9.5

43 KA EN 3 B 500 ml 3 3 2 10

44 Kalchef 0,75 gram 3 3 2.2 10.4

45 Kalmethason 3 3 2 10

46 Kalmoxilin 500 mg 3 3 2.14 10.28

47 Kalmoxilin 3 3 2.14 10.28

48 Kaltrofen 3 3 2.17 10.34

49 Ketalar 100 mg 3 3 2 10

50 KSR 600 mg 3 3 2.2 10.4

51 Lovenox inj 3 3 1 8

52 Madopar 3 3 2 10

53 Mertigo 3 3 1.71 9.42

54 Metformin 3 3 2 10

55 Metil Pretnisolon 4 mg 3 3 2 10

56 Metronidazole 100 cc 3 3 2.2 10.4

57 Miloz inj 3 3 1.75 9.5

58 Mocileps 3 3 1.75 9.5

59 NaCl OTSU 3 3 1.6 9.2

60 Neurocet 3 gram inj 3 3 2 10

61 Neurochol 3 3 1.5 9

62 Neurodex 3 3 1.38 8.76

63 Paracetamol 500 mg 3 3 1.71 9.42

64 Piracetam 3 gram inj 3 3 2.14 10.28

65 Pyridoksin 10 mg 3 3 1.5 9

66 Radin 3 3 2.33 10.66

67 Radin 3 3 2.33 10.66

68 Ranitidin 3 3 2.33 10.66

69 Rantin 3 3 2.33 10.66

70 Recofol 3 3 2 10

71 Remopain 3% inj 3 3 2 10

72 Renadinac 50 mg 3 3 2 10

73 RL OTSU 500 cc 3 3 1.8 9.6

74 Salbutamol 2 mg 3 3 1.8 9.6

75 Syntosinon 3 3 2.6 11.2

76 Thiamin 3 3 1.8 9.6

77 Thidim inj 1 gram 3 3 1.67 9.34

78 THP 3 3 1.6 9.2

79 Unalium 5 mg 3 3 2 10

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

BIK

AIK

BIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

BIK

AIK

BIK

BIK

BIK

AIK

BIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

AIK

BIK

BIK

AIK

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 16

Page 17: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Kelompok I PFA 2011

Pada kasus 1 tidak dilakukan rencana pengadaan karena tidak diketahui total

anggaran yang dibutuhkan serta pemakaian tiap bulan untuk setiap item obat.

2. Kasus 2

Dari data diketahui penggunaan obat pada bulan Januari-Maret 2010, kemudian

dilakukan analisis kebutuhan obat untuk bulan November 2010 di Rumah Sakit

MP.

a. Seleksi

Seleksi obat dilakukan oleh Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) dengan menyusun

suatu daftar obat dan alat kesehatan yang akan digunakan di rumah sakit sebagai bagian

pelayanan rumah sakit. Pada studi kasus ini kelompok 1 tidak melakukan seleksi obat

karena keterbatasan yang ada. Data yang digunakan pada kasus ini merupakan data dari

Rumah Sakit MP, dari data didapatkan pola pengggunaan obat pada bulan Januari-Maret

2010 (Tabel 10). Data ini selanjutnya digunakan untuk memproyeksikan kebutuhan obat-

obatan pada bulan November 2010.

Tabel 10. Penggunaan Obat Tahun 2007

No Nama ObatJumlah Pemakaian

Rata-rataJan Feb Mar

1 KETOROLAC 3% 297 128 1422 METHYLPREDNISOLON INJ 125MG 1114 414 444 6573 RANITIDIN INJ 1813 328 389 8434 BROAD CED INJ 1 GRM 80 70 60 705 CEFTRIAXONE 1GR INJ 392 510 3012 13056 CEFTAZIDIM INJ 1GR 174 67 145 1297 Metronidazol INFUS 1020 910 6438 TAXEGRAM INJ 1 GRM 80 70 60 709 MEROPENEM 1GR INJ 5 30 60 32

10 ONDANCETRON 4MG INJ 180 110 100 13011 LANSOPRAZOLE 539 333 29112 CEFOTAXIME 1GR INJ 500 250 135 29513 AZITROMYCIN 500MG 25 42 25 3114 FUROSEMIDE INJ 167 90 64 10715 MEROPENEM 0,5GR INJ 35 44 2616 RANITIDIN TAB 23 148 176 18617 METHYLPREDNISOLON 97 75 80 8418 OPINACEA TAB 300 320 340 32019 LEVOFLOXACIN INFUS 100ML 32 80 3720 CERNEVIT INJ 20 22 24 22

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 17

Page 18: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Kelompok I PFA 2011

21 Ciprofloxacin Infus 176 5922 AMINOPHYLLIN INJ 17 12 18 1623 AMOXYCYLLIN 500MG 68 32 36 4524 CEFADROXIL 500MG 130 96 45 9025 ISDN 5 MG 293 203 207 23426 AMLODIPIN 10MG 53 34 2927 AMLODIPIN 5MG 75 80 100 8528 DEXAMETHASONE INJ 18 12 10 1329 ASAM TRANEKSAMAT 500MG INJ 25 50 2530 KETOROLAC 1% NJ 21 46 2231 ASAM MEFENAMAT 500MG 122 107 64 9832 PHYTOMENADION INJ 41 39 18 3333 CLINDAMISIN 300MG 36 34 24 3134 ATROPIN 1ML INJ 5 6 435 ALKOHOL 70% 100ML 708 23636 AVITER 40 60 56 5237 ASAM TRANEKSAMAT 500MG 5 10 5 738 TRAMADOL 50MG 75 50 46 5739 PARACETAMOL 500MG 18 13 5 1240 PROPILTIOURASIL 30 8 10 1641 Antasida Doen SYR 300 180 160 21342 METFORMIN 500MG 100 15 32 4943 ALPRAZOLAM 0.5MG 40 1344 GENTAMISIN INJ 100 10 3745 CIPROFLOXACIN 500 MG 20 86 59 5546 KETOKONAZOL 59 25 20 3547 CEFADROXIL SYR 125MG 77 45 37 5348 SIMVASTATIN 10MG 140 11 8 53

49 MELOXICAM 7,5MG 4 18 14 2750 ZEGAVIT 150 180 200 17751 DIGOKSIN 0,25MG 55 57 20 4452 RIFAMPICIN 450MG 10 8 4 753 Miconazole cream 200 120 10754 CAPTOPRIL 25MG 65 38 27 43

55 NIFEDIPIN 10MG 3 27 34 3356 GLISODIN CAP 70 100 80 8357 CARBAMAZEPIN 200MG 23 13 13 1658 DILTIAZEM 23 26 15 2159 KETOKONAZOL CREAM 2% 176 50 42 8960 CAPTOPRIL 12.5MG 50 26 45 4061 MELOXICAM 15MG 2 5 25 1162 HYDROCORTISON CR 2,5% 96 192 96 12863 GLIMEPIRIDE 1MG 15 50 2264 PARACETAMOL SYR 180 155 90 142

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 18

Page 19: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Kelompok I PFA 2011

65 CALSIUM LAKTAT 8 2 4 566 ACYCLOVIR 400MG 15 3 5 867 POVIDON IODIN 60ML 169 5668 ALPRZOLAM 1MG 8 369 INH 300mg 3 3 2 370 DEKSTROMETORFAN 60ML 260 20 40 10771 FUROSEMIDE TAB 40 45 20 3572 Omeprazole 40 1373 Phytomenadion 8 4 4 574 VERAPAMIL 8 5 475 AMITRIPTILIN 25MG 18 19 12 1676 ERITROMICIN 250MG 3 4 5 477 LEVOFLOXACIN 500MG 8 3 10 778 DOKSISIKLIN 100 MG 15 7 4 979 ALOPURINOL 100MG 10 23 42 2580 PREDNISONE 5 5 4 581 ANTIHEMOROID SUPP 2 22 2 982 PYRAZINAMIDE 500MG 19 7 983 VITAMIN-B COMPLEX 11 6 684 CTM 10 10 10 1085 NATRIUM DICLOFENAC 50MG 44 1586 DIPHENHYDRAMINE INJ 6 5 4 587 GLIBENCLAMIDE 14 20 10 1588 SPIRAMYCIN 500MG 4 5 5 589 OBH 100ML 148 95 8190 DEXAMETHASONE TAB 1 8 2 491 KETOPROFEN INJ 2 12 592 HALOPERIDOL 5 MG 14 5 693 ALLOPURINOL 300MG 3 3 5 494 GEMFIBROZIL 300MG 1 5 3 395 FERO SULFAT 8 2 396 Salbutamol 2mg 25 20 24 2397 VITAMIN B1 TAB 50MG 5 8 498 IBUPROPEN 400MG 11 5 15 1099 DEKSTROMETORFAN 15MG 1 3 1

100 TRIHEKSIFENIDIL 2MG 8 10 30 16101 OFLOXACIN 400MG 6 2102 KETOROLAC 10MG 2 2 1103 PIRIDOXIN 10MG 19 6104 GENTAMYCIN EYE DROP 50 17105 Piroksikam 10mg 11 11 3 8106 Antasida Doen 1 1 4 2107 PARACETAMOL DROP 20 10 5 12108 HALOPERIDOL 1.5MG 8 6 8 7

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 19

Page 20: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Kelompok I PFA 2011

109 AMOXILLIN SYR 5 20 23 16110 ACYCLOVIR CREAM 5GR 37 10 16111 BETAMETASON CREAM 50 17112 HALOPERIDOL 0.5MG 9 3 6 6113 KETOPROFEN 100MG 3 1114 SALBUTAMOL 4MG 5 3 5 4115 CLONIDINE 5 2 2116 Propanolol 40mg 5 6 4117 Vit. C 50MG TAB 1 3 1118 Metronidazol 500MG 5 2119 CLINDAMISIN 150MG 2 2 1120 PHENOBARBITAL 30MG 1 2 1121 PIROKSIKAM 20MG 2 3 2

b. Perencanaan

Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan

harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk

menghindari kekosongan obat. Pada kasus ini metode yang digunakan untuk

perencaaan obat adalah metode konsumsi karena perencanaan ini berdasarkan

kebutuhan riil obat pada periode lalu. Metode epidemiologi tidak dapat diaplikasikan

karena keterbatasan data yang dimiliki.

Cara perhitungan kebutuhan untuk bulan November adalah sebagai berikut ;

1) Hitung pemakaian obat pada bulan Januari-Maret kemudian diambil rerata

(CA)

2) Menentukan Lead Time (T)

3) Menghitung Safety Stock (SS) setiap item obat (T/Bulan x CA)

4) Menghitung sisa stock pada periode lalu

5) Menghitung total kebutuhan (CT) sebagai berikut :

CT = (CaxT)+SS-Sisa Stock

Hasil perhitungan total kebutuhan obat pada bulan November dapat dilihat

pada Lampiran 1. Sebagai contoh adalah perencaaan kebutuhan obat Ketorolac 3%.

Dari data didapatkan rata-rata pemakaian adalah sebanyak 142.

Data yang ada kemudian dianalisis menggunakan metode ABC dan VEN untuk

mengetahui prioritas pengadaan obat pada bulan November 2010.

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 20

Page 21: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Kelompok I PFA 2011

Analisis dengan metode Pareto bertujuan untuk mengetahui penyerapan

anggaran oleh setiap item obat. Langkah metode ini adalah dengan menghitung

pemakaian rata-rata obat selama 3 bulan, kemudian dikalikan dengan harga satuan

masing-masing obat, lalu diurutkan dari pemakaian tertinggi sampai terendah.

Kemudian dikelompokkan menjadi klasifikasi A, B, dan C. Klasifikasi A meliputi

item obat dengan pemakaian sebesar 70%, B meliputi 20% pemakaian dan klasifikasi

C menunjukkan item obat dengan nilai pemakaian sebesar 10%. Selain analisis

Pareto, juga dilakukan analisis VEN untuk setiap item obat.

Analisis VEN tidak dilakukan karena dari pihak Rumah Sakit telah

menetapkan nilai kekritisan dari tiap item obat. Setelah dilakukan analisis tersebut

maka kita dapat mengetahui jenis item obat mana yang menjadi prioritas pengadaan

((Lampiran 2).

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 21

Page 22: Tinjauan Pustaka Seleksi Dan Perencanaan Obat Di Rumah Sakit (1)

Kelompok I PFA 2011

DAFTAR PUSTAKA

Dhendianto. 2010. Pengadaan Alat Kesehatan. Ditama Binbangkum. Jakarta.

Lidya, A., 2009, Perencanaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Tembakau Deli Medan Tahun 2008, Skripsi, Universitas Sumatra Utara, Medan.

MENKES. 2006. Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Quick,J, 1997, The Selection, Distribution and use of pharmaceuticals. In Managing

Drug Supply. Second Edition. Kumarian Press Book on International

Development.

Pudjaningsih, D. & B. Santoso. 2006. Pengembangan Indikator Efisiensi Pengelolaan Obat Di Farmasi Rumah Sakit. Logika, Vol. 3, No. 1. Yogyakarta.

Nama Anggota Kelompok 1 :

Aditya Maulana

Amelia Rumi

Freeda Jauharotun Nafisah

Noormatika Rahmawati

Roymundus Chalik

Syahri Apriyanto

Testiana

Truly Dian Anggraini

Qory Addien

{Manajemen Farmasi Rumah Sakit} Page 22