Tinjauan Pustaka Lila Antropo Dsb

13
TINJAUAN PUSTAKA Antropometri Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan bermacam- macam metode. Secara garis besar, penilaian status gizi dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Penilaian status gizi secara tidak langsung antara lain dengan metode survey konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Penilaian status gizi secara langsung adalah dengan antropometri, pemeriksaan fisik seperti gejala-gejala klinis, biokomia dan biofisik (Supariasa 2001). Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menilai status gizi. Secara umum antropometri diartikan sebagai ukuran tubuh, ditinjau dari sudut gizi maka antropometri ditinjau dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi untuk berbagai ketidakseimbangan antara asupan energi dan protein (Gibson 2005). Antropometri merupakan ukuran dari berbagai dimensi fisik dan komposisi tubuh manusia yang dibedakan menurut umur dan tingkat gizi (Jellife and Jellife 1960). Secara garis besar antropometri dibagi menjadi tiga jenis penilaian yaitu berdasarkan pengukuran unutk pertumbuhan, penilaian berdasarkan pengukuran bagian tubuh bebas lemak (fat free mass) dan penilaian berdasarkan pengukuran lemak tubuh (Gibson 1993). Metode antropometri digunakan dalam pengukuran secara dimensi fisika dan komposisi tubuh (WHO 1995). Pengukuran bervariasi mulai dari umur, derajat kesehatan, dan biasanya dikhususkan penggunaannya untuk keadaan tidak seimbang

Transcript of Tinjauan Pustaka Lila Antropo Dsb

Page 1: Tinjauan Pustaka Lila Antropo Dsb

TINJAUAN PUSTAKA

Antropometri

Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan bermacam-macam metode.

Secara garis besar, penilaian status gizi dapat dilaksanakan secara langsung

maupun tidak langsung. Penilaian status gizi secara tidak langsung antara lain

dengan metode survey konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi.

Penilaian status gizi secara langsung adalah dengan antropometri, pemeriksaan

fisik seperti gejala-gejala klinis, biokomia dan biofisik (Supariasa 2001).

Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk

menilai status gizi. Secara umum antropometri diartikan sebagai ukuran tubuh,

ditinjau dari sudut gizi maka antropometri ditinjau dari berbagai tingkat umur dan

tingkat gizi. Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi

untuk berbagai ketidakseimbangan antara asupan energi dan protein (Gibson

2005).

Antropometri merupakan ukuran dari berbagai dimensi fisik dan

komposisi tubuh manusia yang dibedakan menurut umur dan tingkat gizi (Jellife

and Jellife 1960). Secara garis besar antropometri dibagi menjadi tiga jenis

penilaian yaitu berdasarkan pengukuran unutk pertumbuhan, penilaian

berdasarkan pengukuran bagian tubuh bebas lemak (fat free mass) dan

penilaian berdasarkan pengukuran lemak tubuh (Gibson 1993).

Metode antropometri digunakan dalam pengukuran secara dimensi fisika

dan komposisi tubuh (WHO 1995). Pengukuran bervariasi mulai dari umur,

derajat kesehatan, dan biasanya dikhususkan penggunaannya untuk keadaan

tidak seimbang energi dan protein. Antropometri dalam beberapa kasus dapat

mendeteksi beberapa gejala malnutrisi, tetapi metodenya tidak dapat digunakan

untuk mengidentifikasi defisiensi zat gizi secara spesifik. Pengukuran

antropometri memiliki keuntungan dalam penyediaan informasi zat gizi masa lalu

yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan teknik yang lain. Pengukuran

antropometri dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan menggunakan alat yang

dapat dibawa kemana-mana dan terpercaya, menyediakan standar metodenya

dan kaibrasi alat (Gibson 2005).

Pengukuran metode antropometri semakin penting dalam pengukuran zat

gizi dan memiliki beberapa kelebihan. Akan tetapi pengukuran antropometri

relatif insensitif dan tidak dapat mendeteksi gangguan zat gizi dalam waktu yang

pendek. Selain itu, antropometri tidak dapat mendeteksi secara spesifik pada

Page 2: Tinjauan Pustaka Lila Antropo Dsb

defisiensi zat gizi sehinga tidak dapat digunakan untuk membedakan gangguan

pada pertumbuhan dan pada komposisi tubuh. Antropometri gizi dapat

digunakan untuk mengawasi perubahan pada pertumbuhan dan komposisi tubuh

individu dan dalam populasi. Beberapa keuntungan metode antropometri adalah

sebagai berikut.

1. Sederhana dan aman, dapat digunakan untuk pasein sendiri atau dalam

jumlah banyak

2. Peralatan yang digunakan tidak mahal

3. Orang yang belum ahli dapat melakukan pengukuran

4. Metode yang digunakan teliti dan akurat

5. Dapat mengevaluasi perubahan pada status gzi

6. Dapat melakukan screening test untuk individu yang berisiko tinggi

kekurangan atau kelebihan zat gizi (Gibson 2005).

Pengukuran antropometri dapat mengalami error atau kesalahan yang

mengganggu ketelitian, keakuratan dan validitas data yang dihasilkan. Terdapat

tiga sumber utama kesalahan yang signifikan yaitu kesalahan dalam melakukan

pengukuran, perubahan dalam komposisi dan properti fisik jaringan tertentu serta

penggunaan perkiraan yang tidak valid dalam derivasi komposisi tubuh dari

pengkuran antropometri (Heymsfield dan Caasper 1987).

Kesalahan dalam antropometri dapat dibagi menjadi dua yaitu kesalahan

pengukuran random dan sistematik yang keduanya dapat berefek pada

antropometri gizi. Kesalahan random memiliki keterbatasan ketelitian atau

cenderung memberikan nilai yang sama pada berbagai rentang. Kesalahan

sistematik berefek pada keakuratan dan kesulitan dalam melakukan pengukuran

seperti mengukur ketebalan skinfold. Sumber kesalahan utama dalam

pengukuran adalah sebagai berikut. Pengukuran panjang dapat terjadi kesalahan

penerapan metode pada berbagai umur, tutup kepala atau alas kaki ikut terukur,

kepala tidak dalam posisi tepat. Pengukuran tinggi dapat terjadi kesalahan

penerapan metode pada berbagai umur, tutup kepala atau alas kaki ikut terukur,

kepala tidak dalam posisi tepat, dan subjek tida lurus. Pengukuran berat dapat

terjadi kesalahan karena pengukuran dilakukan pada ruangan dingin, skala tidak

dikalibrasi ke nol, subjek memakai pakaian berat, atau subjek tidak berada daam

posisi yang tepat. Kesalahan dalam pengukuran lemak trisep dapat terjadi

karena salah tangan, kesalahan letak pengukuran, tangan tidak dilepas ketika

pengukuran, pengukur tidak nyaman untuk subjek (Gibson 2005).

Page 3: Tinjauan Pustaka Lila Antropo Dsb

Komposisi Tubuh

Tubuh terdiri dari dua bagian yang terpisah secara kimiawi yaitu: lemak

tubuh dan massa lemak tubuh bebas. Kemudian juga dikenal sebagai massa sel

tubuh yang terdiri dari otot, bukan otot, jaringan tanpa lemak, dan rangka. Teknik

antropometri secara tidak langsung dapat menilai lemak tubuh dan massa lemak

tubuh dan variasi jumlah serta proporsi yang dapat digunakan sebagai indeks

dari status penilaian gizi (Supariasa 2001).

Lemak tubuh berisi berbagai komponen yang bersifat variabel, yang

berbeda untuk setiap individu dari jenis kelamin, tinggi, dan berat tubuh. Secara

rata-rata, lemak tubuh wanita lebih tinggi dibandingkan pria, yaitu mewakili

26,9% dari total berat badan dibandingkan 14,7% lemak tubuh pria. Berikut ini

tabel data distribusi lemak tubuh pria dan wanita.

Tabel 5. Data distribusi dari lemak tubuh pria dan wanita dalam kg

Lokasi Lemak Pria WanitaLemak esensial (lipid pada sum-sum tulang, sistem saraf pusat, kelenjer susu, dan organ lainnya)Simpanan lemak

SubcutaneousIntermuscularIntramuscularLemak pada bagian thorac dan rongga perut

Total lemakBerat badanPersentase lemak

2.18.2 3.1 3.3 0.8

1.010.570.014.7

4.910.4

5.13.50.61.2

15.356.826.9

Sumber : Gibson, 2005

LILA (Lingkar Lengan Atas)

Lingkar lengan atas (LILA) memberi gambaran hasil kumpulan

komponen–komponen tulang, otot dan tebal lemak subkulis. LILA lebih

ditunjukkan untuk pemeriksaan cepat (rapid screening) dalam situasi darurat

yang ditempat itu tidak ada alat timbang yang praktis untuk lapangan sehingga

penimbangan sukar dilakukan. Ukuran LILA sebagai Indeks malnutrisi lebih peka

untuk kasus – kasus marasmus dari pada dengan cara berat badan (BB) yang

dibandingkan terhadap tinggi badan (TB) (Nyoman 2002).

Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) mencerminkan tumbuh kembang

jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh banyak oleh keadaan cairan

tubuh dibandingkan berat badan. LILA biasanya dilakukan pada wanita usia 15 -

Page 4: Tinjauan Pustaka Lila Antropo Dsb

45 tahun. Pengukuran lingkar lengan kiri atas (LILA) juga merupakan salah satu

cara untuk menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada kelompok umur

prasekolah dan mengetahui resiko kekurangan energi protein (KEP).

Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi

dalam jangka pendek. Ambang batas LILA wanita usia subur dengan resiko

kekurangan energi kronis (KEK) di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran

LILA < 23,5 cm atau dibagian pita merah LILA, artinya wanita tersebut

mempunyai resiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir

rendah (BBLR). Hasil pengukuran LILA ada 2 kemungkinan yaitu: < 23,5 cm dan

≥ 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm berarti beresiko KEK dan ≥ 23,5

cm berarti tidak beresiko KEK (Supatiasa 2001).

Pengukuran lingkar lengan atas harus fleksibel. Subjek harus berdiri tegak

dan di samping pengukur. Tangan berada dalam keadaan rileks dan kaki

terpisah. Jika subjek memakai baju, harus dilepas atau bagian tangannya

digulung ke atas. Pengukuran dilakukan di titik tengah lengan atas antara proses

acromion dan ujung olecranon (Gibson 2005).

Keuntungan penggunaan LILA adalah alatnya murah, bisa dibuat sendiri,

mudah dibawa, cepat penggunaannya, dan dapat digunakan oleh tenaga yang

tidak terdidik, sedangkan kerugiannya adalah disaat pengidentifikasian anak

dengan gangguan gizi/pertumbuhan yang berat, sukar menentukan pertengahan

LILA tanpa menekan jaringan. Sedangkan kelemahannya yaitu tidak dapat

memberi gambaran keadaan pertumbuhan secara jelas, sering mengalami

kesulitan dalam pengukuran terutama bila anak dalam keadaan takut dan

tegang, serta memerlukan pembedaan golongan umur (Nyoman 2002).

IMT (Indeks Masa Tubuh)

Pengukuran antropometri yang paling sering digunakan adalah rasio

antara berat badan (kg) dan tinggi badan (m2) yang disebut Indeks Massa Tubuh

(IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang

dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat

badan, dengan menggunakan IMT dapat diketahui apakah seseorang berat

badannya berada di bawah batas minimum (underweigh/kekurusan) atau berat

badannya berada di atas maksimum (overweigh/kegemukan). Batas ambang

IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan batas

ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang normal laki-laki adalah

Page 5: Tinjauan Pustaka Lila Antropo Dsb

20,1 - 25,0 dan untuk perempuan adalah 18,7 - 23,8. Klasifikasi IMT menurut

WHO (1995) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi dan interprestasi IMT berdasarkan WHO (1995)

Klasifikasi IMT (WHO, 1995) Interprestasi< 16,00 Severe thinness16,00 -16,99 Moderate thinness17,00 - 18,49 Mild thinness18,50 - 24,99 Normal25,00 - 29,99 Grade 1 overweight30,00 - 39,99 Grade 2 overweight≥ 40,00 Grade 3 overweight

Indonesia menyesuaikan batas ambang IMT sesuai dengan pengalaman klinis

dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang. Batas IMT untuk Indonesia

adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Klasifikasi dan interprestasi IMT berdasarkan Depkes (2003)

Klasifikasi IMT (Depkes, 2003) Interprestasi< 17,0 Kurus (kekurangan berat badan tingkat berat)17,0 – 18,4 Kurus (kekurangan berat badan tingkat ringan)18,5 – 25,0 Normal25,1 – 27,0 Gemuk (kelebihan berat badan tingkat ringan)> 27 Gemuk (kelebihan berat badan tingkat berat)

IMT yang normal berkisar antara 18,5 - 24,99. Seorang dikatakan kurus

bila IMT nya < 18,5 dan gemuk bila IMT nya > 25. Jika IMT > 30, orang tersebut

menderita obesitas dan perlu diwaspadai karena biasanya orang tesebut juga

menderita penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, hipertensi,

hiperkolesterol dan kelainan metabolisme lain yang memerlukan pemeriksaan

lebih lanjut baik klinis atau laboratorium. IMT dapat digunakan untuk menilai

resiko kesehatan yang berhubungan dengan overweigh, dan digunakan juga

sebagai pedoman untuk terapi pengobatan kegemukan. Berat badan yang

kurang dan berlebihan akan menimbulkan resiko terhadap berbagai penyakit.

Kerugian berat badan kurang, berlebih dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Kerugian berat badan kurang dan berat badan berlebih

Berat Badan Kerugian

Kurang (kurus)

- Penampilan cendrung kurang baik- Mudah letih-Resiko sakit tinggi: penyakit infeksi, depresi, anemia, diare, wanita

kurus yang hamil mempunyai resiko (tinggi melahirkan bayi BBLR, kurang mampu bekerja keras).

Kelebihan (gemuk)

- Penamilan kurang menarik- Gerakan tidak gesit/lamban- Mempunyai resiko penyakit antara lain: Jantung dan pembuluh

darah, Kencing manis (diabetes melitus), tekanan darah tinggi, gangguan sendi/tulang, gangguan ginjal, gangguan kandungan empedu dan kanker.

Page 6: Tinjauan Pustaka Lila Antropo Dsb

- Pada wanita dapat mengakibatkan gangguan haid (haid tidak teratur, pendarahan yang tidak teratur) dan faktor penyakit persalinan.

Sumber : (Depkes RI 1994)

IMT menggunakan hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan. Berat

badan dibagi tinggi badan merupakan salah satu indikator status gizi

Penggunaan indikator BB/TB sebagai indikator status gizi memiliki kelebihan dan

kelemahan. Kelebihan indikator BB/TB yaitu independen terhadap umur dan ras

dan dapat menilai status kurus dan gemuk dan keadaan marasmus atau KEP

berat lain. Sedangkan kelamahan indikator BB/TB yaitu kesalahan pada saat

pengukuran karena pakaian yang tidak dilepas/dikoreksi dan subjek bergerak

terus, serta terjadinya kesalahan sering dijumpai pada pembacaan skala ukur,

terutama bila dilakukan oleh petugas non professional (Nyoman 2002).

Skinfold

Metode antopometri kebanyakan digunakan untuk mengukur komposisi

tubuh yang didasarkan pada model dimana komposisi tubuh yang terdiri dari dua

kompartemen kimia yang berbeda yaitu lemak dan masa lemak bebas. Teknik

antropometri dapat langsung mengukur lemak dan masa lemak bebas untuk

digunakan dalam menentukan status gizi (Gibson 2005).

Kandungan lemak tubuh adalah komponen yang paling bervariasi dalam

tubuh, tergantung pada jenis kelamin, tinggi dan berat badan. Rata-rata

kandungan lemak perempuan lebih besar daripada laki-laki. Lemak tubuh dibagi

ke dalam dua tipe utama yaitu lemak esesnsial dan lemak yang tersimpan.

Lemak esensial ditemukan dalam sumsum tulang, sistem saraf utama, mammary

glands, dan organ-organ lain yang dibutuhkan untuk fungsi fisiologi normal,

lemak ini menyumbang 9% berat badan pada perempuan dan 3% pada laki-laki.

Lemak tersimpan teridiri dari lemak inter dan intramuscular, lemak di sekitar

organ dan saluran gastrointestinal dan lemak subkutan. Proporsi lemak

tersimpan pada perempuan dan laki-laki relatif konstan rata-rata 12% dari berat

badan pada pria dan 15% pada perempuan (Gibson 2005).

Pengukuran ketebalan skinfold menyediakan estimasi ukuran lemak

subkutan yang dapat digunakan untuk memperkirakan lemak tubuh. Perkiraan ini

didasarkan pada dua asumsi yaitu pertama ketebalan jaringan subkutan adipose

mencerminkan proporsi konstan dari total lemak tubuh dan kedua adalah titik

skinfold ditentukan untuk pengukuran mempresentasikan rata-rata ketebalan

jaringan adipose subkutan. Pengukuran ketebalan skinfold adalah cara terbaik

Page 7: Tinjauan Pustaka Lila Antropo Dsb

untuk ketelitian ketebalan karena mengukur tekanan lipatan pada lemak dan

kulit. Subjek yang sedang diukur harus berdiri dengann seimbang agar berat

badan terdistribusi secara merata ke seluruh tubuh.

Beberapa tempat yang diuraikan di bawah ini adaah yang biasanya

digunakan dalam pengukuran skinfold.

- Skinfod trisep diukur pada tengah-tengah tangan atas bagian belakang

- Skinfold bisep diukur pada ketebalan lipatan vertical bagian depan tangan

atas

- Skinfold subskapular diukur pada posisi bawah dan secara lateral bahu.

- Skinfold suprailiak yang diukur pada garis tengah kepala

- Skonfold midaksiliary yang diukur pada garis midaksiliary secara

horizontal

Pengukuran skinfold trisep dilakukan pada titik tengah tangan atas antara

proses akromion dan ujung olekranon dengan tangan dalam keadaan relaks.

Untuk menentukan titik tengah, tangan kanan dibengkokkan pada siku tangan

dan bagian depan tangan diluruskan membentuk horizontal pada tubuh. maka

ujung proses akromion tulang belikat di tepi terluar bahu dan ujung proses

olekranon ulna terletak dan ditandai. Jarak antara dua titik diukur menggunakan

tape nonstretchable, dan titik tengah ditandai dengan sebuah pena atau pensil

lembut tak terhapuskan, langsung sesuai dengan titik proses siku dan akromion

(Gibson 2005).

Pengukuran skinfold memerlukan ketelitian. Baik pengukur satu maupun

dengan dua pengukur dapat terjadi eror atau kesalahan dalam mengukur

skinfold. Kesalahan yang terjadi pada pengukur satu dapat terjadi karena adanya

ketidaktepatan pada saat mengulang pengukuran pada subjek yang sama.

Kemungkinan kesalahannya kecil. Sedangkan kesalahan diantara pengukur

terjadi ketika adanya ketidaksamaan dalam menentukan titik pengukuran.

Kesalahan ini dapat terjadi dengan perbedaan yang cukup luas rentangnya

(Gibson 2005).

Pengukuran tebal lemak (Skinfold) dilakukan untuk menilai apakah massa

tubuh terdiri dari otot atau lemak. Tebal lipatan kulit diukur dengan menggunakan

alat yang disebut Skinfold caliper. Alat ini digunakan untuk membedakan antara

bagian lemak dan otot pada kulit tubuh, sehingga dari pengukuran ini dapat

dihitung densitas tubuh. Pengukuran lemak tubuh dilakukan di 4 bagian tubuh

yaitu biceps (daerah lengan bagian depan), triceps (daerah lengan bagian

Page 8: Tinjauan Pustaka Lila Antropo Dsb

belakang), subscapular (daerah bagian bawah bahu), dan suprailiac (daerah

pinggang bagian depan). Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan

subskapular merupakan refleksi tumbuh kembang jaringan lemak di bawah kulit,

yang mencerminkan kecukupan energi. Jika dalam keadaan defisiensi, lipatan

kulit menipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi berlebihan. Tebal

lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan gizi lebih,

khususnya pada kasus obesitas. Lemak tubuh dapat diukur secara absolut dan

dinyatakan dalam kilo gram (kg) atau secara relatif dinyatakan dalam bentuk

persen (%) terhadap berat tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi

tergantung dari jenis kelamin dan umur. Umumnya lemak bawah kulit untuk pria

3,1 kg dan pada wanita 5,1 kg (Nyoman 2002). Berikut ini tabel yang

menunjukkan klasifikasi dan interpretasi lemak tubuh.

Tabel 6. Klasifikasi dan interpretasi lemak tubuh

KlasifikasiInterpretasi

Laki-laki Wanita< 5% < 8% Tidak sehat (terlalu rendah)

6 - 15% 9 - 23% Boleh diterima (lower end)16 - 24% 24 -

31%Boleh diterima (higher end)

> 24% > 31% Tidak sehat (terlalu tinggi) Sumber : Nyoman (2002)

Page 9: Tinjauan Pustaka Lila Antropo Dsb

DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 1994. Pedoman Pengukuran Kesegaran Jasmani. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Depkes. 2003. Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi Orang Dewasa Dan Indeks Masa Tubuh. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

FAO (Food And Agriculture Organization). 1994. Body Mass Index: A Measure Of Chronic Energy Deficiency In Adults. Rome: Food And Nutrition Papers No. 56.

Gibson R.S. 2005. Principles Nutritional Assessment. New Zealand: University Of Otago.

Gibson. 1993. Nutritional Assesment Laboratory Manual. London: Oxford University Press.

Heymsfield And Casper. 1987. Antropometric Assessment Of The Adult Hospitalized Patient. Journal Of Parental And Enteral Nutrition 11: 36S-41S.

Nyoman S et al. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Supariasa, I.D.N. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC

WHO (World Health Organization). 1995. Physical Status: The Use And Interpretation Of Antropometry.. Geneva: Report Of A WHO Expert Committee Tehcnical Report Series No. 854. World Health Organization.