TINJAUAN PUSTAKA

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dermatitis atopik adalah dermatitis yang timbul pada individu dengan riwayat atopi pada dirinya sendiri ataupun keluarganya, yaitu riwayat asma bronkial, rhinitis alergi dan reaksi alergi terhadap serbuk-serbuk tanaman. Kelainan kulit ¹ berupa papul gatal, yang kemudian mengalami eksoriasi dan likenifikasi, distribusinya di lipatan (fleksural). dermatitis ² atopik seringkali berhubungan dengan peningkatan nilai serum IgE dan riwayat alergi tipe 1, rhinitis alergika dan asma pada penderita atau keluarga.¹ Dermatitis atopik seringkali mengenai 10-15% anak diseluruh dunia dan prevalensinya meningkat dengan cepat. Gejala pertama biasanya dimulai saat bayi dan sekitar 50% kasus didiagnosis pada usia 1 tahun, dan dermatitis atopik bersifat jangka panjang dan menetap hingga dewasa pada sepertiga pasien. Sekitar 70% kasus dermatitis atopik pada anak usia dibawah 5 tahun, meskipun sebanyak 10% kasus yang dijumpai di rumah sakit dimulai saat usia dewasa.¹ Dermatitis atopik dicetuskan oleh sejumlah faktor pencetus. Meliputi bahan iritan (bahan pakaian yang tidak cocok, air keras), mikroba (khususnya Staphylococcus aureus), psikologis (khususnya keadaan stres) dan faktor alergi. Pasien dermatitis alergi sering kali mengalami peningkatan serum IgE dan derajat sensitif yang tinggi terhadap alergen lingkungan, termasuk makanan. Polutan dalam maupun luar ruangan seperti asam tembakau dapat mengurangi produksi IgE. 3 1

description

KULKEL

Transcript of TINJAUAN PUSTAKA

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dermatitis atopik adalah dermatitis yang timbul pada individu dengan riwayat atopi pada dirinya sendiri ataupun keluarganya, yaitu riwayat asma bronkial, rhinitis alergi dan reaksi alergi terhadap serbuk-serbuk tanaman. Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami eksoriasi dan likenifikasi, distribusinya di lipatan (fleksural). dermatitis atopik seringkali berhubungan dengan peningkatan nilai serum IgE dan riwayat alergi tipe 1, rhinitis alergika dan asma pada penderita atau keluarga.Dermatitis atopik seringkali mengenai 10-15% anak diseluruh dunia dan prevalensinya meningkat dengan cepat. Gejala pertama biasanya dimulai saat bayi dan sekitar 50% kasus didiagnosis pada usia 1 tahun, dan dermatitis atopik bersifat jangka panjang dan menetap hingga dewasa pada sepertiga pasien. Sekitar 70% kasus dermatitis atopik pada anak usia dibawah 5 tahun, meskipun sebanyak 10% kasus yang dijumpai di rumah sakit dimulai saat usia dewasa.Dermatitis atopik dicetuskan oleh sejumlah faktor pencetus. Meliputi bahan iritan (bahan pakaian yang tidak cocok, air keras), mikroba (khususnya Staphylococcus aureus), psikologis (khususnya keadaan stres) dan faktor alergi. Pasien dermatitis alergi sering kali mengalami peningkatan serum IgE dan derajat sensitif yang tinggi terhadap alergen lingkungan, termasuk makanan. Polutan dalam maupun luar ruangan seperti asam tembakau dapat mengurangi produksi IgE.3BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Dermatitis atopik adalah dermatitis yang timbul pada individu dengan riwayat atopi pada dirinya sendiri ataupun keluarganya, yaitu riwayat asma bronkial, rhinitis alergi dan reaksi alergi terhadap serbuk-serbuk tanaman. Dermatitis atopik (D.A) adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal, yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (dermatitis atopik, rhinitis alergik, dan asma bronkial). Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami eksoriasi dan likenifikasi, distribusinya di daerah lipatan (fleksural).42.2 SINONIMBanyak istilah yang dipakai sebagai sinonim dermatitis atopik adalah ekzema atopik, ekzema konstitusional, ekzema fleksural, neurodermitis diseminata, prurigo Bensier.42.3 EPIDEMIOLOGI

Wanita lebih banyak menderita dermatitis atopik daripada pria. Dermatitis atopik cenderung diturunkan. Lebih dari dari seperempat anak dari seorang ibu yang menderita atopik akan mengalami dermatitis atopik pada masa kehidupan 3 bulan pertama. Bila salah satu orang tua menderita atopi, lebih dari separuh jumlah anak akan mengalami gejala alegi sampai usia 2 tahun dan meningkat sampai 79% bila kedua orang tua menderita atopi. Resiko mewarisi dermatitis atopik lebih tinggi bila ibu yang menderita dermatitis alergi dibandingkan ayah. Tetapi bila D.A yang dialami berlanjut hingga masa dewasa, maka resiko untuk mewarisi kepada anaknya sama saja yaitu kira-kira 50%.4 2.4 ETIOLOGI

Penyebab pasti belum diketahui, tetapi faktor keturunan merupakan dasar pertama untuk timbulnya penyakit.52.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA PENYAKIT5 Bangsa/ras

: semua bangsa

Daerah

: yang panas (banyak keringat) lebih sering terkena

Musim/iklim

: panas dan lembab memudahkan timbulnya penyakit

Kebersihan/higien: higien kurang akan memperberat penyakit

Keturunan

: diduga diturunkan secara autosomal resesif dan dominan

Lingkungan

: yang banyak mengandung sensitizer, iritan lebih mudah menimbulkan penyakit

2.6 GAMBARAN KLINISKulit penderita D.A umumnya kering, pucat/redup, kadar lipid di epidermis meningkat. Jari tangan teraba dingin. Penderita D.A cenderung tipe astenik dengan inteligensia diatas rata-rata, sering merasa cemas, egois, frustasi, agresif, atau merasa tertekan.4Gejala utama D.A ialah pruritus dapat hilang timbul sepanjang hari, tetapi umumnya lebih hebat pada malam hari. Akibatnya penderita akan menggaruk sehingga timbul bermacam-macam kelainan dikulit berupa papul, likenifikasi, eritema, erosi, eksoriasi, eksudasi dan krusta.4

D.A dapat dibagi menjadi 3 fase, yaitu :

D.A infantil (terjadi pada usia 2 bulan sampai 2 tahun)

D.A anak (usia 2 sampai 10 tahun)

D.A pada remaja dan dewasa

1. Dermatitis atopik infantil (usia 2 bulan sampai 2 tahun)D.A paling sering muncul pada usia 2 tahun pertama kehidupan, biasanya setelah usia 2 bulan . lesi mulai di muka (dahi, pipi) berupa eritema, papula-vesikel yang halus, karena gatal digosok, pecah, eksudatif dan akhirnya terbentuk krusta. Lesi kemudian meluas ketempat lain yaitu ke skalp, leher, pergelangan tangan, lengan dan tungkai. Bila anak mulai merangkak, lesi ditemukan dilutut. Biasanya anak mulai menggaruk setelah berumur 2 bulan. Rasa gatal yang timbul sangat mengganggu sehingga anak gelisah, susah tisur dan suka menangis.4

Pada umumnya lesi D.A infantil eksudatif, banyak eksudat, erosi, krusta dan dapat mengalami infeksi. Lesi dapat meluas generalisata bahkan walaupun jarang dapat terjadi eritroderma. Lambat laun lesi menjadi kronis dan residif. Sekitar usia 18 bulan mulai tampak likenifikasi. Pada sebagian besar penderita sembuh setelah usia 2 tahun, mungkin juga sebelumnya, sebagian lagi berlanjut menjadi bentuk anak. Pada saat itu penderita tidak lagi mengalami eksaserbasi, bila makan makanan yang sebelumnya menyebabkan kambuh penyakitnya.42. Dermatitis atopik pada anak

Dapat merupakan kelanjutan bentuk infantil atau timbul sendiri (de novo). Lesi lebih kering, tidak begitu eksudatif, lebih banyak papul, likenifikasi, dan sedikit skuama. Letak kelainan kulit di lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan bagian fleksor, kelopak mata, leher, jarang di muka. Rasa gatal menyebabkan penderita sering menggaruk, dapat terjadi erosi, likenifikasi, mungkin juga mengalami infeksi sekunder. Akibat garukan kulit menebal dan perubahan lainnya yang menyebabkan gatal, sehingga terjadi lingkaran setan siklus gatal-garuk. D.A berat yang melebihi 50% permukaan tubuh dapat memperlambat pertumbuhan.43. Dermatitis atopik pada remaja dan dewasaLesi kulit D.A pada bentuk ini dapat berupa plak papula-eritematosa dan berskuama atau plak likenifikasi yang gatal. Pada D.A remaja lokalisasi lesi di lipat siku, lipat lutut, dan samping leher, dahi, dan sekitar mata. Pada D.A dewasa distribusi lesi kurang karakteristik, sering mengenai tangan dan pergelangan tangan, dapat pula ditemukan setempat misalnya bibir (kering, pecah, bersisik), vulva, puting susu, atau skalp. Kadang erupsi meliuas dan paling parah di lipatan mengalami likenifikasi. Lesi kering, agak menimbul, papul datar dan cenderung bergabung menjadi plak likenifikasi dengan sedikit skuama, dan sering terjadi eksoriasi dan eksudasi karena garukan. Lambat laun terjadi hiperpigmentasi. Lesi sangat gatal terutama pada malam hari waktu istirahat. Pada orang dewasa sering mengeluh bahwa penyakitnya kambuh bila mengalami stress.4Penderita atopik memang sulit mengeluarkan keringat, sehingga rasa gatal timbul bila mengadakan latihan fisik. Pada umumnya D.A remaja atau dewasa berlangsung lama, kemudian cenderung menurun dan membaik (sembuh) setelah usia 30 tahun dan jarang sampai usia pertengahan; hanya sebagaian kecil terus berlangsung sampai tua. Kulit penderita D.A yang telah sembuh mudah gatal dan cepat meradang bila terpajan oleh bahan iritan eksogen.4Penderita atopik beresiko tinggi menderita dermatitis tangan, kira-kira 70% suatu saat dapat mengalaminya. Berbagai kelainan dapat menyertai D.A misalnya : hiperlinealis palmaris, xerosis kutis, iktiosis, pompoliks alba, keratosis pilaris, lipatan Dennie Morgan, penipisan alis bagian luar (tangan Hertoghe), kelilitis, katarak subkapsular anterior, lidah geografik, liken spinulosus dan keratokonus (bentuk kornea yang abnormal). Selain itu D.A cenderung mudah mengalami kontak urtikaria, reaksi anafilaksis terhadap obat, gigitan atau sengatan serangga.42.7 PEMERIKSAAN KULIT Lokalisasi : Bentuk bayi : kedua pipi, kepala, badan, lipat siku, lipat lutut

Bentuk anak : tengkuk, lipat siku, lipat lutut

Bentuk dewasa : tengkuk, lipat lutut, lipat siku, punggung kaki

Efloresensi/sifat-sifatnya :

Bentuk bayi : eritema berbatas tegas, papula, vesikel miliar disertai erosi dan eksudasi serta krusta

Bentuk anak : papula-papula miliar, likenifikasi, tak eksudatif

Bentuk dewasa : biasanya hiperpigmentasi, kering, dan likenifikasi

2.8 GAMBARAN HISPATOLOGI

Tidak khas.52.9 PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Dermatografisme putih, untuk melihat perubahan dari rangsangan goresan terhadap kulitDermatografis putih

Penggoresan pada kulit normal akan menimbulkan tiga respon yaitu berturut-turut akan terlihat : garis merah ditempat penggoresan selama 15 detik, warna merah disekitarnya selama beberapa detik, edema timbul setelah beberapa menit. Penggoresan pada penderita yang atopi akan bereaksi belainan. Garis merah tidak disusul warna kemerahan, tetapi kepucatan selama 2 detik sampai 5 menit, sedangkan edema tidak timbul. Keadaan ini disebut dermatografis putih.5 Percobaan asetilkolin akan menimbulkan vasokontriksi kulit yang tampak sebagai garis pucat selama satu jam

Percobaan asetilkolin

Suntikan secara intrakutan solusio asetilkolin 1/5000 akan menyebabkan hyperemia pada orang normal. Pada orang dengan dermatitis atopi akan timbul vasokontriksi terlihat kepucatan selama satu jam.52.10 DIAGNOSIS

Diagnosis D.A didasarkan kriteria yang disusun oleh Hafilin dan Rajka yang diperbaiki oleh kelompok kerja dari Inggris yang dikoordinasi oleh Williams (1994).4Kriteria mayor : Pruritus

Dermatitis dimuka atau ekstensor pada bayi dan anak

Dermatitis difleksura pada dewasa

Dermatitis kronis atau residif

Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya

Kriteria minor : Xerosis

Infeksi kulit (khususnya oleh S.aureus dan virus herpes simplek)

Dermatitis nonspesifik pada tangan atau kaki

Iktiosis/hiperliniar palmaris/keratosis pilaris

Pitiriasis alba

Dermatitis di papila mame

White dermographism dan delayed blach response Keilitis Lipatan infra orbital Dennie-Morgan Konjungtivitis berulang Keratokonus Katarak subkapsular anterior Orbita menjadi gelap Muka pucat atau eritem Gatal bila keringat Intolerans terhadap wol atau pelarut lemak Aksentuasi perifolikular Hipersensitif teerhadap makanan Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan atau emosi Tes kulit alergi tipe dadakan positif Kadar IgE di dalam serum meningkat Awitan pada usia diniDiagnosis D.A harus mempunyai tiga kriteria mayor dan minor.

Untuk bayi, kriteria diagnosis dimodifikasi yaitu :

Riwayat atopi pada keluarga Dermatitis di muka atau ekstensor PruritusDitambah tiga kriteria minor :

Xerosis/hioerliniaris palmaris Aksentuasi perifolikular Fisura belakang telinga Skuama di skalp kronis2.11 DIAGNOSIS BANDING

Dermatitis seboroik (terutama pada bayi) Dermatitis kontak (dengan tipe bayi) : biasanya lokalisasi sesuai dengan tempat kontakan, lesi berupa papula miliar dan erosif Numularis : biasanya pada orang dewasa, eksudatif ; lokalisasi di ekstremitas inferior, tidak ada stigmata atopik2.12 PENATAKSANAAN

Hindari semua faktor luar yang mungkin menimbulkan manifestasi klinis

Menjauhi alergen pencetus

Hindari pemakaian bahan yang merangsang seperti sabun keras dan bahan pakaian dari wol

Sistemik

Antihistamin golongan H, untuk mengurangi gatal dan sebagai bahan penenang Kortikosteroid jika gejala klinis berat dan sering mmengalami kekambuhan

Jika ada infeksi sekunder diberi antibiotik seperti eritromisin, tetrasiklin

Topikal

Pada bentuk bayi diberi kostikosteroid ringan dengan efek samping sedikit, misalnya krim hidrokortison 1-1,5%\

Pada bentuk anak dan dewasa dengan likenifikasi dapat diberi kortikosteroid kuat seperti betametason dipropionat 0,05% atau desoksimethason 0,25%. Untuk efek yang lebih kuat, dapat dikombinasikan dengan asam salisat 1-3% dalam salep

2.13 PROGNOSIS

Dubia at bonam

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN Nama

: By. KS Jenis kelamin

: laki-laki

Umur

: 5 bulan

Bangsa/suku

: Indonesia/Batak Agama

: Kristen Alamat

: Kavling Jodoh Tanggal pemeriksaan : 05 Mei 2014

ANAMNESISAnamnesa dilakukan dengan cara alloanamnesa

Keluhan utama :

Bintik merah di badan, daerah muka, dan ekstremitas Riwayat perjalanan penyakit :

Pasien datang dibawa oleh orang tuanya ke poli kulit kelamin pada tanggal 05 Mei 2014 dengan keluhan bintik merah di badan, daerah muka serta ekstremitas sejak 1 minggu yang lalu. Pada awalnya berupa bintik-bintik kecil yang berisi air, lama kelamaan berubah menjadi bercak merah. Awalnya bintik merah tersebut timbul di bagian kelopak mata pada saat umur 2 bulan. Pernah di bawa berobat dan sembuh, kemudian kambuh lagi sekitar 1 minggu yang lalu. Awalnya pada pipi kanan dan kiri kemudian menyebar keseluruh badan, tangan dan kaki. Ibu pasien mengatakan pernah di bawa berobat ke klinik sebelumnya, keluhan sembuh, tetapi kambuh lagi. Ibu pasien mengatakan bahwa sang ibu menderita alergi terutama pada saat cuaca dingin. Riwayat penyakit keluarga :

Riwayat atopik : Alergi dingin pada ibu, riwayat asma di sangkal. Riwayat penyakit terdahulu :

Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini pada saat umur 2 bulan. Riwayat pengobatan :

Sudah pernah di bawa berobat ke klinik, tetapi kambuh lagi.PEMERIKSAAN FISIK Status generalisata

Kesadaran

: komposmentis

Keadaan umum : baik

Gizi

: baik

Status dermatologis

Kulit tampak kering

Lokasi : pada pipi kanan dan kiri, badan, tangan dan kaki

Ruam : Patch eritem berbatas tegas, papula/vesikel miliar pada kedua pipi, eritema pada badan, tangan dan kaki

PEMERIKSAAN LABORATORIUM Tidak dilakukan

DIAGNOSIS BANDING Dermatitis Atopik

Dermatitis Seboroik Dermatitis Numularis Dermatitis KontakDIAGNOSIS KERJA Dermatitis Atopik

TERAPI

Hindari faktor pencetus alergen Hindari pemakaian bahan yang merangsang seperti sabun keras dan bahan pakaian wolSistemik : Cetirizine syr 1x1 cth Eritromisin syr 2x1 cthTopikal Salep hidrokortison 1-1,5%.PROGNOSISDubia ad bonam

FOTO PASIEN DERMATITIS ATOPIK

DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Pasien datang dibawa oleh orang tuanya ke poli kulit kelamin pada tanggal 05 Mei 2014 dengan keluhan bintik merah di badan, daerah muka serta ekstremitas sejak 1 minggu yang lalu. Pada awalnya berupa bintik-bintik kecil yang berisi air, lama kelamaan berubah menjadi bercak merah. Awalnya bintik merah tersebut timbul di bagian kelopak mata pada saat umur 2 bulan. Pernah di bawa berobat dan sembuh, kemudian kambuh lagi sekitar 1 minggu yang lalu. Awalnya pada pipi kanan dan kiri kemudian menyebar keseluruh badan, tangan dan kaki. Ibu pasien mengatakan pernah di bawa berobat ke klinik sebelumnya, keluhan sembuh, tetapi kambuh lagi. Ibu pasien mengatakan bahwa sang ibu menderita alergi terutama pada saat cuaca dingin.Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik dapat ditegakkan diagnosis dermatitis atopik. Dimana pada dermatitis atopik gejalanya diawali dengan timbul bintik-bintik kecil yang lama kelamaan berubah menjadi bercak kemerahan yang meluas dan gatal. Selain itu juga pada pasien ini terdapat beberapa kriteria mayor yaitu gatal, riwayat atopi, predileksi khas pada bayi di pipi dan ekstensor. Serta kriteria minor yaitu gatal bila berkeringat, awitan pada usia dini, tampak eritema pada muka, badan, tangan dan kaki. Hal ini sesuai dengan teori bahwa diagnosis dermatitis atopik harus mempunyai beberapa kriteria mayor dan minor. Pada pemeriksaan fisik, status dermatologisnya didapatkan kulit tampak kering, tampak ruam eritema berbatas tegas, papula/vesikel miliar pada kedua pipi, serta eritema pada badan, tangan dan kaki. Hal ini sesuai dengan teori bahwa ruam pada dermatitis atopik bentuk bayi berupa eritema berbatas tegas dan terdapat papula.Diagnosis banding pada kasus ini adalah dermatitis seboroik. Untuk dermatitis seboroik kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya kurang tegas. Kadang-kadang ditemukan erosi dengan krusta yang mengering berwarna kekuningan.

Berdasarkan dari hasil diagnosis pada pasien ini, terapi yang diberikan adalah Antihistamin golongan H1 untuk mengurangi rasa gatal, Jika ada infeksi sekunder diberi antibiotik seperti eritromisin, tetrasiklin.kortikosteroid ringan dengan efek samping sedikit, misalnya krim hidrokortison 1-1,5%.Kulit penderita dermatitis atopik cenderung lebih rentan terhadap bahan iritan. Oleh karena itu penting untuk mengidentifikasikan kemudian menyingkirkan faktor yang memperat dan memicu siklus gatal-garuk, misalnya sabun dan detergen, kontak dengan bahan kimmia, pakaian kasar, pajanan terhadap pana atau dingin yang ekstrim. Pada pasien ini sebaiknya menghindari menggunakan pakaian yang terbuat dari wol karena akan memicu timbulnya atopik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Janik MP, Heffenan MP. Warts. Dalam: Freedeberg IM et al (ed). Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. Ed 7. Vol 2. New York: McGraw Hill Book Co. 2008; 1822-28.

2. Dermatitis Atopik. Diunduh dari : http://emedicine.com/derm/topic457/htm3. Wolff Klaus, Richard Allen Johnson, Dick Suurmond. Atopic Dermatitis. Dalam : Fitzpatricks Color Atlas And Synopsis Of Clinical Dermatology. Jakarta : Salemba Medika, 2005; 2:33-8

4. Djuanda, Adhi; dkk : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 5: FKUI; 2007, hal : 138-147, 200-202

5. Siregar, RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Edisi Kedua, penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004: hal: 115, 104PAGE 1