TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3....

30
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun), saat usia batita anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting seperti perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik namun kemampuan lain masih terbatas (Sutomo, 2010). Anak balita (umur 0-5 tahun) adalah satu sasaran pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh bidan. Anak baru lahir (0-28 hari) dan bayi ( umur 1-12 bulan) termask anak balita. Masa ini sering juga disebut masa sebagai fase Golden Age”. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila ada kelainan (Marmi, 2012). Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.

Transcript of TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3....

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Balita

1. Pengertian Balita

Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak

prasekolah (3-5 tahun), saat usia batita anak masih tergantung penuh kepada orang

tua untuk melakukan kegiatan penting seperti perkembangan berbicara dan

berjalan sudah bertambah baik namun kemampuan lain masih terbatas (Sutomo,

2010).

Anak balita (umur 0-5 tahun) adalah satu sasaran pelayanan kesehatan

yang dilakukan oleh bidan. Anak baru lahir (0-28 hari) dan bayi ( umur 1-12

bulan) termask anak balita. Masa ini sering juga disebut masa sebagai fase

“Golden Age”. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk

memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat

terdeteksi apabila ada kelainan (Marmi, 2012).

Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang

manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu

keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa

tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak

akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

8

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Balita

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran-ukuran tubuh yang meliputi BB,

TB, LK, LD (Lingkar Dada), dan lain-lain, atau bertambahnya jumlah dan ukuran

sel-sel pada semua sistem organ tubuh. (Vivian, 2013).

Dalam pertumbuhan bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan strukur tubuh sebagian atau

keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Kemenkes

RI, 2012)

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta

sosialisasi dan kemandirian.

Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda

dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan

susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhi nya, misalnya perkembangan

sistem neurokosmuler, keemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua

fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh. (Kemenkes

RI,2012).

3. Kebutuhan Utama Tumbuh Kembang Anak

Pertumbuhan dan perkembangan buah hati menjadi perhatian orang tua.

Pertumbuhan merupakan salah satu bagian dari proses perkembangan, karena

proses pertumbuhan individu mengikuti proses perkembangan.

Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia

melewati tahapan sebelumnya.Menurutnya, proses tumbuh kembang tiap anak

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

9

harus berjalan optimal dan tidak lepas dari tiga kebutuhan dasar yaitu Asuh, Asih

dan Asah.

Setiap pertumbuhan anak disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya

perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak

dan serabut saraf. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan

perkembangan anak selanjutnya. Berikut merupakan tiga kebutuhan utama dalam

tumbuh dan kembang anak:

a. Asuh

Menyangkut asupan gizi anak selama dalam kandungan dan sesudahnya,

kebutuhan akan tempat tinggal, pakaian yang layak dan aman, perawatan

kesehatan dini berupa imunisasi dan intervensi dini akan timbulnya gejala

penyakit.

b. Asih

Penting menimbulkan rasa aman (emotional security) dengan kontak fisik

dan psikis sedini mungkin dengan ibu. Kebutuhan anak akan kasih sayang,

diperhatikan dan dihargai, pengalaman baru, pujian, tanggung jawab untuk

kemandirian sangatlah penting untuk diberikan.

c. Asah

Cikal bakal proses pembelajaran, pendidikan dan pelatihan yang diberikan

sedini dan sesuai mungkin.Terutama pada usia 4 – 5 tahun pertama ( golden year)

sehingga akan terwujud etika, kepribadian yang baik, kecerdasan, kemandirian,

keterampilan dan produktivitas yang baik.

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

10

4. Ciri dan prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak

Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling

berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :

a. Perkembangan menimbulkan perubahan

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap

pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan

intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut

saraf.

Seorang anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum

ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan

bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat, karena itu

perkembangan awal merupakan masa kritis karena akan menentukan

perkembangan selanjutnya.

b. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda

Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang

berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik mamupun perkembangan fungsi

organ dan perkembangan pada masing-masing anak.

c. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,

terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat,

bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah

kepandaiannya.

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

11

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang

Anak

a. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak

1) Ras/etnik atau bangsa

2) Keluarga

3) Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal,

tahun pertama kehidupan dan masa remaja.

4) Jenis kelamin

Fungsi reproduksi pada ank perempuan berkemban lebih cepat

daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas,

pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.

5) Genetik

Genetic (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi

anak yang akan menjadi ciri khasya.

6) Kelainan kromosom.

Kelainan kromoson umumnya disertai dengan kegagalan

pertumbuhan seperti sindrom down’s dan sindrom turner’s.

b. Faktor eksternal

1) Faktor Prenatal

a) Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan

akan mempengaruhi pertumbuhan janin

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

12

b) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bias menyebabkan kelainan

congenital seperti club foot.

c) Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti aminopterin, thalidomide dapat

menyebabkan kelainan congenital seperti palatoskisiz.

d) Endokrin

Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia,

kardiomegali, hiperplasia, adrenal.

e) Radiasi

Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan

kelainan pada janin seperti mikroseli, spina bifida, retardasi

mental dan deformitas anggota gerak, kelainan congenital mata,

kelainan jantung.

f) Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH

(Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, herpes simpleks)

dapat menyebabkan kelainan pada janin, katarak, bisu tuli,

mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung congenital.

g) Kelainan imunologi

Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan

darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody

terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta

masuk dalam peredaran darah anin dan akan menyebabkan

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

13

hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hierbilirubinemia

dan kern ikterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan

otak.

h) Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi

plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu

i) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan

mental pada ibu hamil dan lain-lain.

2) Faktor persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti traumakepala, asfiksia

dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.

3) Faktor pascsalin

a) Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang

adekuat.

b) Penyakit kronis/kelainan congenital

Tuberculosis, anemia, kelainan jantung bawaan

mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.

c) Lingkungan fisik dan kima

Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut

hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak

(provider). Sanitasi lingkungan yang krang baik, kurangnya

sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb,

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

14

Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap

pertumbuhan anak.

d) Psikologis

Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang

tidak dikehendaki orangtuanya atau anak yang selalu tertekan,

akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan

perkembangannya.

e) Endokrin

Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan

menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.

f) Sosio-ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan,

kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan akan

menghambat pertumbuhan anak.

g) Lingkungan pengasuhan

Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat

mempengaruhi tumbuh kembang anak

h) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya

dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi

anak, ketertiban ibu dan anggota keluarga lain terhadap

kegiatan anak.

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

15

i) Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat

pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat

perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan

terhambatnya produksi hormone pertumbuhan.

B. Gangguan Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi

tingkat sel, organ, merupakan individu yang bisa di ukur dengan ukuran berat,

(gram, pon, kilogram), ukuran panjang (cm, meter). Umur tulang, dan

keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). (Dian Adriana

2017).

Gangguan pertumbuhan merupakan suatu keadaan apabila pertumbuhan

anak secara bermakna lebih rendah atau pendek dibandingkan anak seusianya

yang berdasarkan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) berada dibawah – 2

SD kurva pertumbuhan WHO 2005 (Kemenkes RI, 2010).

Penilaian gangguan pertumbuhan dapat dilakukan sedini mungkin sejak

anak dilahirkan. Melalui deteksi dini dapat diketahui penyimpangan pertumbuhan

anak secara dini, sehingga upaya pencegahan dapat diberikan dengan indikasi

yang jelas pada masa-masa kritis proses pertumbuhan sesuai dengan umur anak,

dengan demikian dapat tercapai kondisi pertumbuhan yang optimal. Penilaian

pertumbuhan dapat dilakukan melalui penilaian pertumbuhan fisik salah satunya

adalah melalui pemantauan tinggi badan anak. Dengan mengukur tinggi badan

anak, pertumbuhan anak dapat dinilai dan dibandingkan dengan standar

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

16

pertumbuhan yang bertujuan untuk menentukan apakah anak tumbuh secara

normal atau mempunyai masalah pertumbuhan atau ada kecenderungan masalah

pertumbuhan yang perlu ditangani (WHO, 2010).

Penilaian tersebut mempunyai parameter dan alat ukur tersendiri. Dasar

utama dalam menilai pertumbuhan fisik anak adalah penilaian menggunakan alat

baku (standar). Untuk menjamin ketepatan dan keakuratan penilaian harus

dilakukan dengan teliti dan rinci. Pengukuran perlu dilakukan dalam kurun waktu

tertentu untuk menilai kecepatan pertumbuhan.

Parameter ukuran antropometrik yang dipakai dalam Pertumbuhan pada

anak dilihat dari pertumbuhan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan

Lingkar Dada. (Hidayat, 2008)

1. Pengukuran Berat Badan (BB)

Pada masa pertumbuhan berat badan bayi dibagi menjadi dua, yaitu usia 0-

6 bulan dan usia 6-12 bulan. Untuk usia 0-6 bulan pertumbuhan berat badan akan

mengalami penambahan setiap minggu sekitar 140-200 gram dan berat badannya

akan menjadi dua kali berat badan lahir pada akhir bulan ke-6. Sedangkan pada

usia 6-12 bulan terjadi penambahan setiap minggu sekitar 25-40 gram dan pada

akhir bulan ke-12 akan terjadi penambahan tiga kali lipat berat badan lahir. Pada

masa bermain, terjadi penambahan berat badan sekitar empat kali lipat dari berat

badan lahir pada usia kurang lebih 2,5 tahun serta penambahan berat badan setiap

tahunnya adalah 2-3 kg. (Hidayat, 2008)

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

17

Gambar 1 Penimbangan berat badan

Sumber: http://www.beritatangsel.com/wp-content/uploads/2017/02/posyandu

2. Pengukuran Tinggi Badan (TB)

Pada usia 0-6 bulan akan mengalami penambahan tinggi badan sekitar 2,5

cm setiap bulannya. Pada usia 6-12 bulan mengalami penambahan tinggi badan

hanya sekitar 1,25 cm setiap bulannya. Pada akhir tahun pertama meningkat kira-

kira 50 kg dari tinggi badan waktu lahir. Pada masa bermain penambahan selama

tahun ke-2 kurang lebih 12 cm, sedangkan penambahan untuk tahun ke-3 rata-rata

4-6 cm. Pada masa prasekolah, khususnya di akhir usia 4 tahun, terjadi

penambahan rata-rata dua kali lipat dari tinggi badan waktu lahir dan mengalami

penambahan setiap tahunnya kurang lebih 6-8 cm. Pada masa sekolah akan

mengalami penambahan setiap tahunnya. Setelah usia 6 tahun tinggi badannya

bertambah rata-rata 5 cm, kemudian pada usia 13 tahun bertambah lagi menjadi

rata-rata tiga kali lipat dari tinggi badan waktu lahir. (Hidayat, 2008)

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

18

Gambar 2 Cara pengukuran tinggi badan pada anak-anak/dewasa

Sumber: Kementerian Kesehatan. 2012

3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA)

Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan cepat sekitar enam

bulan pertama, yaitu dari 35-43 cm. Pada usia-usia selanjutnya pertumbuhan

lingkar kepala mengalami perlambatan. Pada usia 1 tahun hanya mengalami

pertumbuhan kurang lebih 46,5 cm. Pada usia 2 tahun mengalami pertumbuhan

kurang lebih 49 cm, kemudian akan bertambah 1 cm sampai dengan usia tahun

ke-3 dan bertambah lagi kurang lebih 5 cm sampai dengan usia remaja. (Hidayat,

2008 )

Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan pertumbuhan di atas

normal dan gangguan pertumbuhan di bawah normal. Pemantauan berat badan

menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) dapat dilakukan secara mudah untuk

mengetahui pola pertumbuhan anak. Menurut Soetjiningsih (2003) bila grafik

berat badan anak lebih dari 120% kemungkinan anak mengalami obesitas atau

kelainan hormonal. Sedangkan, apabila grafik berat badan di bawah normal

kemungkinan anak mengalami kurang gizi, menderita penyakit kronis, atau

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

19

kelainan hormonal. Anak yang kurang gizi akan berpotensi mengalami gangguan

pertumbuhan fisik dan perkembangan mentalnya.

Gambar 3 Pengukuran lingkar kepala

Sumber: Kementerian Kesehatan. 2012

C. Gizi Kurang

1. Pengertian

Gizi kurang adalah suatu masalah gizi yang disebabkan karena kurangnya

asupan gizi baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang. Jenis penyakit

masalah gizi kurang berdasarkan jenis zat gizi apa yang kurang dikonsumsi.

(Setyawati, Vilda Ana Veria, 2018).

Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau

ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir

dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. Kekurangan zat gizi adaptif

bersifat ringan sampai dengan berat. Gizi kurang banyak terjadi pada anak usia

kurang dari 5 tahun. (Afriyanto, 2010)

Gangguan kesehatan yang disebabkan kekurangan dan ketidakseimbangan

antara kebutuhan dengan asupan dan protein. (Rahardjo, 2012).

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

20

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Gizi Kurang Pada Balita

Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh yaitu:

a. Faktor Eksternal

1) Faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain :

Ketersediaan pangan ditingkat keluarga status gizi dipengaruhi oleh

ketersediaan pangan ditingkat keluarga, hal ini sangat tergantung dari cukup

tidaknya pangan yang dikonsumsi oleh setiap anggota keluarga untuk mencapai

gizi baik dan hidup sehat. Jika tidak cukup bisa dipastikan konsumsi setiap

anggota keluarga tidak terpenuhi. Padahal makanan untuk anak harus

mengandung kualitas dan kuantitas cukup untuk menghasilkan kesehatan yang

baik.

2) Pola asuh keluarga

Yaitu pola pendidikan yang diberikan pada anak-anaknya. Setiap anak

membutuhkan cinta, perhatian, kasih sayang yang akan berdampak terhadap

perkembangan fisik, mental dan emosional. Pola asuh terhadap anak berpengaruh

terhadap timbulnya masalah gizi. Perhatian cukup dan pola asuh yang tepat akan

memberi pengaruh yang besar dalam memperbaiki status gizi. Anak yang

mendapatkan perhatian lebih, baik secara fisik maupun emosional misalnya selalu

mendapat senyuman, mendapat respon ketika berceloteh, mendapatkan ASI dan

makanan yang seimbang maka keadaan gizinya lebih baik dibandingkan dengan

teman sebayanya yang kurang mendapatkan perhatian orang tuanya.

3) Kesehatan lingkungan

Masalah gizi timbul tidak hanya karena dipengaruhi oleh ketidak

seimbangan asupan makanan, tetapi juga dipengaruhi oleh penyakit infeksi.

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

21

Masalah kesehatan lingkungan merupakan determinan penting dalam bidang

kesehatan. Kesehatan lingkungan yang baik seperti penyediaan air bersih dan

perilaku hidup bersih dan sehat akan mengurangi resiko kejadian penyakit infeksi.

Sebaliknya,lingkungan yang buruk seperti air minum tidak bersih, tidak ada

saluran penampungan air limbah, tidak menggunakan kloset yang baik dapat

menyebabkan penyebaran penyakit. Infeksi dapat20 menyebabkan kurangnya

nafsu makan sehingga menyebabkan asupan makanan menjadi rendah dan

akhirnya menyebabkan kurang gizi

4) Pelayanan kesehatan dasar

Pemantauan pertumbuhan yang diikuti dengan tindak lanjut berupa

konseling, terutama oleh petugas kesehatan berpengaruh pada pertumbuhan anak.

Pemanfaatan fasilitas kesehatan seperti penimbangan balita, pemberian suplemen

kapsul vitamin A, penanganan diare dengan oralit serta imunisasi.

5) Budaya keluarga

Budaya berperan dalam status gizi masyarakat karena ada beberapa

kepercayaan seperti tabu mengonsumsi makanan tertentu oleh kelompok umur

tertentu yang sebenarnya makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh

kelompok umur tertentu. Unsur-unsur budaya mampu menciptakan suatu

kebiasaan makan masyarakat yang kadang-kadang bertentangan dengan prinsip-

prinsip ilmu gizi. Misalnya, terdapat budaya yang memprioritaskan anggota

keluarga tertentu untuk mengonsumsi hidangan keluarga yang telah disiapkan

yaitu umumnya kepala keluarga. Apabila keadaan tersebut berlangsung lama

dapat berakibat timbulnya masalah gizi kurang terutama pada golongan rawan

gizi seperti ibu hamil, ibu menyusui , bayi dan anak balita.

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

22

6) Sosial ekonomi

Banyaknya anak balita yang kurang gizi dan gizi buruk di sejumlah

wilayah di tanah air disebabkan ketidaktahuan orang tua akan pentingnya gizi

seimbang bagi anak balita yang pada umumnya disebabkan pendidikan orang tua

yang rendah serta faktor kemiskinan. Kurangnya asupan gizi bisa disebabkan oleh

terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi

unsur gizi yang dibutuhkan karena alasan sosial ekonomi yaitu kemiskinan.

Faktor karakteristik keluarga yang menjadi pertimbangan dan dapat

mempengaruhi hasil adalah pendapatan keluarga dan tingkat pendidikan ibu.

(Rahardjo, 2012)

7) Pendidikan

Tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi karena dengan

meningkatnya pendidikan kemungkinan akan meningkatkan pendapatan sehingga

dapat meningkatkan daya beli makanan (Departemen Gizi dan Kesehatan

Masyarakat, 2009)

8) Geografi dan Iklim

Geografi dan iklim berhubungan dengan jenis tumbuhan yang dapat hidup

sehingga berhubungan dengan produksi makanan (Departemen Gizi dan

Kesehatan Masyarakat, 2009).

b. Faktor Internal

Faktor Internal yang mempengaruhi antara lain :

1) Usia

Usia akan menpengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki

orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita.

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

23

2) Kondisi Fisik

Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia,

semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang

buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan, karena

pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat.

3) Infeksi

Infeksi dapat menyebabkan kurangnya nafsu makan sehingga

menyebabkan asupan makanan menjadi rendah yang akhirnya menyebabkan

kurang gizi (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2009).

Mekanisme patologisnya dapat bermacam-macam, baik secara sendiri-

sendiri maupun bersamaan, yaitu:

a) Penurunan asupan zat gizi akibat kurangnya nafsu makan, menurunya

absorbsi, dan kebiasaan mengurangi makan pada pada saat sakit.

b) Peningkatan kehilangan cairan /zat gizi akibat penyakit diare, mual/muntah

dan perdarahan yang terus menerus.

c) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit

(human host) dan parasit yang terdapat dalam tubuh. (Supariasa, 2012).

3. Bebeapa hal lain yang Mendorong Tejadinya Gizi Kurang

Penyebab langsung gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan

anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang

mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka. Faktor yang

secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak

Balita antara lain sebagai berikut:

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

24

a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan .

b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu

c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan

d. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu

e. Sosial Ekonomi

4. Gangguan Akibat Gizi Kurang

Gangguan akibat kekurangan gizi bergantung pada zat gizi yang

mengalami kekurangan, tetapi secara umum gangguan tersebut meliputi hal

berikut :

a. Badan lemah, kurang energi untuk melakukan aktivitas.

b. Penurunan ketahanan tubuh terhadap serangan penyakit infeksi, misalnya

menjadi mudah terserang flu, diare dan borok kulit. Pada penderita penyakit

infeksi tertentu, penyakit tersebut menjadi tidak sembuh atau bahkan

bertambah parah.

c. Pertumbuhan badan terhambat, terutama pada anak-anak tampak pada

pertambahan berat badan, otot lembek, dan rambut mudah rontok.

d. Kemampuan berpikir dan perkembangan mental terhambat sehingga

seseorang tampak bodoh dan mental yang kurang wajar, seperti mudah panik,

tidak peduli, gampang tersinggung, mudah marah, dan cepat putus asa.

(Widodo, 2009).

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

25

5. Penyabab Gizi Kurang

a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan

Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan

bagi kesehatan tubuh mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga,

khususnya makanan anak balita.

b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu

Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak

digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang

tidak baik terhadap bahan makanan itu. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi

bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein di beberapa

daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga.

c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan

Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil

membuat anak sulit mendapat cukup protein. Beberapa orang tua beranggap ikan,

telur, ayam dan jenis makanan protein lainya memberi pengaruh buruk untuk anak

kecil. Anak yang terkena diare malah di puasakan (tidak diberi makanan). Cara

pengobatan ini seperti ini akan memperburuk gizi anak.

d. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau

disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh

semua zat gizi yang diperlukan.

e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat

Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang

menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang

Page 20: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

26

baru telah lahir. Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima

makanan pengganti ASI, dengan penghentian pemberian ASI akan lebih cepat

mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi buruk. Karena alasan

inilah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan gizi juga perlu dilakukan usaha

untuk mengatur jarak kelahiran dan kehamilan.

f. Sosial Ekonomi

Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang

disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut

menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas

maupun jumlah makanan.

g. Penyakit infeksi

Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan.

Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya

dipakai untuk pertumbuhan. Penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi

adalah : diare, ISPA, tuberculosis, campak, dan cacingan. (Marimbi, 2010)

6. Penanggulangan Masalah Gizi Kurang

Penanggulangan masalah gizi kurang perlu dilakukan secara terpadu antar

departemen dan kelompok profesi, melalui upaya-upaya peningkatan pengadaan

pangan, penganekaragaman produksi dan konsumsi pangan, peningkatan status

sosial ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat, serta peningkatan

teknologi hasil pertanian dan teknologi hasil pangan. Semua upaya ini bertujuan

untuk memperoleh perbaikan pola konsumsi pangan masyarakat yang beraneka

ragam dan seimbang dalam mutu gizi. (Almatsier, 2009)

Upaya penanggulangan masalah gizi kurang antara lain :

Page 21: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

27

a. Upaya pemenuhan persediaan pangan nasional

b. Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga

c. Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan sistem rujukan

d. Peningkatan upaya keamanan panganan dan gizi

e. Peningkatan komuikasi, informasi dan edukasi dibidang pangan dan gizi

masyarakat

f. Peningkatan teknologi pangan untuk mengembangkan berbagai produk

pangan yang bermutu

g. Pemberian makanan tambahan (PMT)

h. Peningkatan kesehatan lingkungan

7. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak

Tabel 1 Tabel Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak

. Sumber: Kemenkes RI, 2010

Page 22: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

28

a. Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)

1) Memberikan indikasi masalah gizi secara umum karena berat badan

berkorelasi positif dengan umur dan tinggi badan.

2) Berat badan menurut umur rendah dapat disebabkan karena pendek

(masalah gizi kronis) atau menderita penyakit infeksi (masalah gizi akut)

b. Indeks Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)

1) Memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnnya kronissebagai akibat

dari keadaan yang berlangsung lama.

2) Misalnya: kemiskinan, perilaku hidup tidak sehat, dan asupan makanan

kurang dalam waktu yang lama sehingga mengakibatkan anak menjadi

pendek.

c. Indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan(BB/TB)

1) Memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnnya akutsebagai akibat dari

peristiwa yang terjadi dalam waktu yang tidak lama (singkat).

2) Misalnya terjadi wabah penyakit dan kekurangan makan (kelaparan) yang

menyebabkan anak menjadi kurus.

3) Indikator BB/TB dan IMT/U dapat digunakan untuk identifikasi kurus dan

gemuk. Masalah kurus dan gemuk pada umur dini dapat berakibat pada

risiko berbagai penyakit degenerative pada saat dewasa (Teori Barker).

8. Pencegahan Gizi Kurang Pada Balita

a. Pencegahan Primer

Pencegahan ini untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat

atau mencegah oarng yang sehat menjadi sakit (Budiarto, 2002). Pencegahan ini

ditujukan untuk masyarakat umum, yaitu : (Widodo, 2009)

Page 23: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

29

1) Memberikan KIE mengenai gizi kurang dan gizi buruk, termasuk gejala-gejala

serta komplikasi yang akan timbul.

2) Menyarankan anggota keluarga untuk mengonsumsi makanan yang bergizi

seperti pada Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang berisi 13 pesan,

antara lain : makanlah makanan yang beraneka ragam setiap hari, makanlah

makanan yang mengandung cukup energi, untuk sumber energi upayakan agar

separuhnya berasal dari makanan yang mengandung zatkarbohidrat komplek,

upayakan agar sumber energi dari minyak dan lemak tidak lebih dari

seperempat dari energi total yang anda butuhkan, gunakan hanya garam

beryodium untuk memasak sehari-hari, makanlah banyak makanan yang kaya

akan zat besi, berikan hanya air susu ibu untuk bayi sampai usia 4 bulan,

biasakan makan pagi setiap hari, minum air bersih dan sehat dalam jumlah

yang cukup, berolah raga dengan teratur untuk menjaga kebugaran badan,

hindarilah minuman beralkohol, makanlah makanan yang dimasak dan/atau

dihidangkan dengan bersih dan tidak tecemar, dan bacalah selalu label pada

kemasan makanan.

3) Memberikan penjelasan mengenai cara penanganan gizi kurang atau gizi

buruk dengan perubahan sikap dan perilaku anggota keluarga. Bukan saja

makanan yang harus diperhatikan, tetapi lingkungan sekitar juga harus

diperhatikan untuk mencegah penyakit infeksi yang dapat menyebabkan nafsu

makan berkurang.

4) Usahakan mengikuti program kesehatan yang ada setiap bulan di puskesmas

atau di puskesmas pembantu desa.

Page 24: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

30

b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan ini untuk orang yang telah sakit agar sembuh, menghambat

progesifitas penyakit, menghindarkan komplikasi, dam mengurangi

ketidakmampuan, yaitu (Budiarto, 2002) :

1) Deteksi dini sekiranya penderita atau anggota keluarga yang lain terjangkit

penyakit yang disebabkan oleh kurangnya gizi dalam jangka waktu yang

panjang. Misalnya, melakukan penimbangan berat badan.

2) Mendapatkan pengobatan sedini mungkin. Pengobatan yang awal dan tepat

dapat mengurangi morbiditas dan meningkatkan produktivitas semua anggota

keluarga.

c. Pencegahan tersier

Upaya pencegahan ini terus diupayakan selama orang yang menderita

belum meninggal dunia, yaitu (Budiarto, 2002):

1) Apabila penderita mengalami sakit lain, sebaiknya secepatnya dilakukan

pemeriksaan dan pengobatan.

2) Rehabilitasi sosial diberikan kepada penderita dan anggota keluarga. Bagi

penderita ditumbuhkembalikan kepercayaan dirinya agar bisa bergaul dengan

yang lain.

9. Kebutuhan Protein

Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena paling erat

hubungan dengan proses kehidupan. Semua hayat hidup sel berhubungan dengan

zat gizi protein. Nama protein berasal dari zat yunani proteios, yang artinya “yang

pertama” atau “yang terpenting”.

Page 25: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

31

Molekul protein mengandung unsur C, H, O dan unsur khusus yang

terdapat dalam protein tidak terdapat dalam molekul karbohidrat dan lemat, yakni

nitrogen (N).

Tabel 2 Sumber, fungsi dan Kebutuhan Protein Hewani

Bahan Makanan Sumber Protein Hewani Protein (g%)

Daging 18,8 Hati 19,7 Babat 17,6 Jeroan, iso 14,0 Daging Kelinci 16,6 Ikan Segar 17,0 Udang Seger 21,0 Ayam 18,2 Telur 12,8 Susu Sapi 03,2 Kerang 16,4

Sumber: Merryana dan Bambang, 2016

Tabel 3 Sumber, fungsi dan Kebutuhan Protein Nabati

Sumber Protein Nabati Protein (g%)

Kacang Kedelai Kering 34,9 Kacang Hijau 22,2 Kacang Tanah 25,3 Beras 07,4 Jagung, Panen lama 09,2 Terigu, Tepung 08,9 Jampang 06,2 Kenari 15,0 Kelapa 03,4 Daun Singkong 06,8 Singkong, Tapioka 01,1

Sumber: Merryana dan Bambang, 2016

Page 26: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

32

a. Fungsi Protein

1) Sebagai sumber energy

2) Sebagai zat pembangun protein berfungsi dalam pertumbuhan dan

pemeliharaan jaringan tubuh serta meningkatakan sel-sel yang mati dan

aus terpakai.

3) Sebagai badan-badan inti protein berfungsi dalam mekanisme pertahanan

tubuh melawan berbagai makroba dan zat tosik yang datang dari luar dan

masuk kedalam miieu interieur tubuh.

4) Sebagai zat pengatur protein berperan dalam menyimpan dan meneruskan

sifat-sifat keturunan dalam bentuk gen.

5) Dalam bentuk kromosom protein berperan dalam menyimpan dan

meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk gen.

6) Untuk membuat protein darah dan mempertahankan tekanan osmose

7) Menjaga keseimbangan asam basa dari cairan tubuh.

(Merryana & Bambang, 2016)

10. Angka Kecukupan Gizi Rata-Rata Yang Dianjurkan bagi Anak

Pemenuhan nutriai pada anak di berikan secara bertahap sesuai dengan

usia. Makanan utama pada bayi usia 0-6 bulan alah aiar susu Ibu atau pemberian

ASI Eksklusif. Adapun setelah bayi, berusia 6 bulan, mulai di berikan makanan

pendamping. Asi (MP ASI), di lanjutkan dengan makanan-makanan keluarga,

tenaga kesehatan dan kader maupun masyarakat menggunakan Buku KIA sebagai

media KIE pada saat menjelaskan pemenuhan kebutuhan gizi pada anak.

Page 27: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

33

Tabel 4 Angka Kecukupan Gizi Rata-rata yang Dianjurkan pada Anak

Bahan Bayi 6-12 bulan (900

Kkal)

Anak 1-3 tahun (1.200 Kkal)

Anak 4-5 tahun (1.700 Kkal)

Nasi 11/2 gelas tim halus

21/4 gelas 3 gels

Daging/tempe/telur/ikan 1 potong 1-2 potong 2-4 potong Sayuran 2 sendok

makan 11/2 gelas 2 gelas

Buah 1 buah/potong 3 buah/potong 3 buah/potong ASI Lanjutkan Hingg 2 tahun - Susu - 1 gelas 1 gelas Minyak 1 sendok makan 11/2 sendok

makan 2 sendok makan

Gula - 2 sendok makan 3 sendok makan

Sumber: Badan Pembangunan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan, 2016

11. Asupan Balita

Orang tua menyediakan gizi seimbang agar anak berkembang secara

optima, sebagai patokan keperluan gizi, orangtua bisa melihat dari, bentuk

paramida makanan yang memuat sumber gizi serta banyaknya asupan yang

diperlukan anak. Semakin tinggi puncak paramida, semakin kecil kebutuhan akan

zat tersebut.

Gambar 4 Paramida Makanan Chomaria N, 2015

Page 28: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

34

a. Lanatai ke-1 piramida satu potongan besar

Isinya : makanan sumber karbohidrat seperti nasi, roti jagung, mi, singkong

tepung tepungan, dan bihun. Sumber karobohirat berfingsi sebagai makanan

pokok.

Kebutuhan sehari : 3-8 porsi, sesusi usia dan aktifitas anak. Karbohidrat di

berikan dalam jumlah lebih banyak di baning sumber lain, sebab berfungsi

sebagai sumber energi untuk aktifitas anak. Satu gram karbohidrat

menghasilkan 4 gram kalori.

Gambar 5. Sumber Karbohidrat

b. Lantai ke-2 piramida dua potong sedang

Isinya : golongan buah an sayur. Kebutuhan sehari : 2-3 porsi sehari, (buah)

dan 3-5 porsi sehari (sayur). Buah dan sayur merupakan sumber vitamin dan

mineral yang di butuhkan anak dalam jumlah sangat kercil. Karena tiadak

dapat. I bentuk oleh tubuh, maka harus didapatkan dari makanan.

Gambar 6. Buah dan Sayur

Page 29: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

35

c. Lantai ke-3 piramida : 2 potong potong kecil

Isinya : protein hewani (daging, telur, ayam, ikan, susu dan produk susu) di

potongan sebelah kiri, dan protein nabati,(tempe, tahu, kacang-kacangan) di

irirsan kanan. Kebutuhan sehari-hari : masing masing 2-3 porsi sehari.

Gambar 7. Sumber Protein

d. Puncak piramida : satu potongan kecil

Isinya : minyak, gula, dan garam yang cukup di konsumsi seperlunya. Meski

berada di puncak piramida, bahan makanan ini tidak di butuhkan dalam

jumlah banyak, justru sedikit saja.

Kebutuhan sehari-hari : kebutuhan garam anak di bawah 1 tahun hanya 2-3

gram sehari. Sedangkan kebutuhan gula anak usia 1-3 tahun 25 gram atau

setara 5 sendok teh, dan anak usia 4-6 tahun maksimal 38 gram atau 8 sendok

teh.

12. Penatalaksanaan Terhadap Gizi Kurang

a. Pengumpulan data Subjektif dan Objektif

Subjektif : Balita D. lahir pada tanggal 03 Januari 2017, jenis

kelamin perempuan, usia pada saat pemeriksaan yaitu 26

bulan 11 hari.

Page 30: TINJAUAN PUSTAKA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/935/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 19. · 3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA) Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan

36

Objektif : Pemeriksaan terhadap pertumbuhan Balita D. yaitu BB 8,7

kg, TB 84 cm dengan pemeriksaan tanda-tanda vital

normal, nadi 100 x/menit, suhu 36,7, pernapasan

28x/menit.

b. Setelah dilakukan pemeriksaan pertumbuhan didapatkan BB 8,7 kg

dan TB 84 cm. Berdasarkan status gizi menurut BB/TB Balita D.

termasuk kedalam gizi kurang.

c. Pemberian makanan tambahan (PMT) yang dikolabrorasikan dengan

bidan desa, dengan jadwal pemberian 2 kali sehari di antara makan

besar yaitu pada pukul 10.00 WIB sebanyak 12 keping s ehari.