Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

37
i Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke tanah suci menurut jemaat Pola Tribuana Kalabahi Oleh: Novirina Pulek (712014046) TUGAS AKHIR Diajukan kepada program Studi: Teologi, Fakultas: Teologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si-Teol) Program Studi Teologi FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2018

Transcript of Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

Page 1: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

i

Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke tanah suci menurut jemaat Pola

Tribuana Kalabahi

Oleh:

Novirina Pulek

(712014046)

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada program Studi: Teologi, Fakultas: Teologi

guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains Teologi

(S.Si-Teol)

Program Studi Teologi

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2018

Page 2: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

ii

Page 3: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

iii

Page 4: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

iv

Page 5: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

v

Page 6: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas kasih dan

kemurahan-Nya yang selalu menyertai dan menolong penulis dalam menyelesaikan tugas

akhir ini dengan baik. Penulis bersyukur atas segala hikmat dan pengetahuan yang selalu

dilimpahkan Tuhan selama masa pendidikan yang ditempuh penulis di Fakultas Teologi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Tugas akhir ini adalah bukti dari segala kebaikan Tuhan dan merupakan akhir dari

sebagian perjuangan penulis dalam menyelesaikan tugas dan kewajiban di Fakultas Teologi.

Atas segala pencapaian ini, tidak henti-hentinya penulis mengucap syukur kepada Tuhan

yang Maha Esa. Tugas akhir ini dibuat selain sebagai persyaratan mencapai gelar sarjana

sains dalam bidang Teologi (S.Si-Teol), penulis pun berharap agar karya tulis ini dapat

bermanfaat dan menjadi berkat untuk menambah wawasan dari pembaca karena perjalanan

ziarah ke tanah suci merupakan hal penting yang harus terus dipahami oleh bebagai pihat

terlebih khususnya bagi kehidupan bergereja.

Penulis

Page 7: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus Sang pemberi kehidupan dan hikmat yang senantiasa

memampukan penulis dalam menjalani pendidikan di Universitas Kristen Satya

Wacana, sejak September 2014-September 2018, sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi S1 di fakultas Teologi dengan memperoleh gelar Sarjana Sains

Teologi (S.Si-Teol).

2. Kedua orang tua, Bapak Mikha B. Pulek dan Mama Ery Y. Illu, yang tidak pernah

meninggalkan, dengan setia dan tekun mendukung penulis dari awal kulia sampai

penulis dapat menyelesaikan studi S1. kaka Ronald P. Pulek, adik Graselia D. Pulek,

adik Rando Pulek, Bapak pdt Marten Lakalet bersama istri dan anak-anak, Ibu pdt

Rona salmau bersama suami dan anak-anak, Ibu pdt Susan Mauko bersama suami dan

anak-anak, mama Matilda Illu, mama Marsale Illu, Bapak Erik Pulek bersama Istri

dan anak-anak, Opa Paulus Pulek, Ibu pdt Astry Ndoe, kaka Diana Waang, kaka Viko

Kolihar dan seluruh keluarga besar Pulek-Illu atas segala dukungan moril maupun

materil kepada penulis selama mejalani proses pendidikan di UKSW.

3. Bapak David Samiyono dan Ibu Merry K. Rungkat yang penuh kesabaran, ketulusan

telah membimbing dan mengarahakan penulis dalam proses penulisan tugas akhir.

4. Bapak Tony Tampake yang telah menjadi dosen wali dan orang tua selama penulis

menjalani studi di UKSW, yang selalu ada untuk mengarahkan penulis agar menjalani

kulia dengan baik dan tekun.

5. Seluruh dosen, Ibu Budi selaku TU singkatnya seluruh staff, serta semua mentor

lapangan selama penulis menjalankan praktek lapanagan atas segala pelayanan,

dukungan dan kerja sama bagi penulis.

6. kepada seluruh pendeta yang melakukan perjalanan ziarah ke tanah suci serta jemaat

Pola Tribuana Kalabahi yang bersedia menjadi narasumber bagi penulis ketika

penelitian.

7. Kepada seluruh Majelis Jemaat dan warga jemaat Oe’feu, klasis Fatuleu Timur yang

merupakan lokasi penulis dalam melakukan PPL X. Terima Kasih untuk segala kerja

sama, dukungan dan doa yang diberikan.

8. Sinode GMIT yang menjadi wadah pendukung dalam melakukan PPL X di wilayah

GMIT.

Page 8: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

viii

9. Sahabat Ariance Bende Pesang yang selalu ada, bersama penulis dari awal kulia

sampai akhir. Serta semua sahabat Extwogether yang selalu ada Elkar, Ester, Dian,

Peno, Cobas, Endi, Indar, Desi, Sule, Engki, April, Nita, Nomung.

10. kaka perempuan Purna Nike Herndarti Octovia Ninu dan adik perempuan Ekha Mace

Moanley yang selalu ada, selalu setia, selalu tulus membantu dan mencintai penulis

dalam segala hal dengan penuh kesabaran.

11. saudara-saudari di tanah rantau yang selalu mendukung Melkias Papilaya, Risvanli

tongo-tongo, Vitri Sihotang, Ema Mariani Pada, Mareta Kurnia Sari, Froboneta Paling

Boling, Nezia Mavitau, Hani Hawu, Putri Matalu, Rebeka Rubu, Mone Buling, Reda

ayu.

12. Saudara-saudari HIMASAL untuk semua kebersamaan, kehadiran dan dukungan.

13. Teman-teman Teologi 2014 untuk kebersamaan, canda tawa, pengalaman hidup

bersama dalam menyelesaikan pendidikan di fakultas Teologi ini.

14. Terima kasih kepada orang-orang terdekat yang pernah hadir memberikan dukungan,

motivasi dan doa kepada penulis.

Page 9: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………... i

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………….... ii

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT…………………………………………………….. iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES…………………………………………….... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……………………………………….. v

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….... vi

UCAPAN TERIMA KASIH…………………………………………………………….. vii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………... ix

MOTTO………………………………………………………………………………….. x

ABSTRAK………………………………………………………………………………. xi

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah, Tujuan , Manfaat dan Metode Penelitian.............................. 3

1.3 Sistematika Penulisan………………………………………................................ 4

2. Teori Motivasi perjalanan ziarah ke tanah suci 5

2.1 Devenisi motivasi……………………………………….................................... 5

2.2 Pemahaman tentang tanah suci (tanah perjanjian) ………………………………. 8

2.3 Devenisi tanah………………………………………......................................... 9

3. Hasil Penelitian

3.1 Gambaran Tempat Penelitian………………………………………................... 14

3.2 Latar belakang program pemerintah tentang perjalanan ziarah ke tanah suci…. 15

3.3 Motivasi perjalanan ziarah ke tanah suci………………………………………. 16

3.4 Tanggapan jemaat Pola Tribuana Kalabahi dengan perjalanan ziarah ke tanah

suci.......................................................................................................... …. 17

4. Analisa motivasi perjalanan ziarah ke tanah suci menurut jemaat Pola Tribuana

Kalabahi………………………………………………………………………………… 19

5. Penutup

5.1 Kesimpulan …………………………………………………………………….. 22

5.2 Saran ……………………………………………………………………………. 23

Daftar pustaka ………………………………………………………………………….. 25

Page 10: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

x

Motto

Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan

jalanmu.

Amsal 3:6

Dengarlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi

bijak di masa depan. Banyaklah rencana di hati manusia, tetapi

keputusan Tuhanlah yang terlaksana

Amsal 19: 20-21

Jangan putus asa, tetap berdoa dan tetap yakin bahwa setiap jeri

lelahmu, Tuhan akan senantiasa melihat dan memberkati selalu.

٭ Bapak ٭ Mama ٭

Page 11: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

xi

ABSTRAK

Motivasi perjalanan ziarah ke tanah suci merupakan sesuatu yang sangat penting

untuk dimiliki oleh para peziarah, karena motivasi para peziatah tumbuh dan berkembang

melalui dirinya sendiri. motivasi merupakan sesuatu yang ada dalam diri para peziarah dan

tidak nampak dari luar diri. Motivasi akan terlihat atau nampak melalui dampak yang

diberikan para peziarah ketika mereka selesai melakukan perjalanan ziarah ke tanah suci. Ada

para peziarah yang memiliki motivasi untuk melakukan perjalanan ziarah ke tanah suci tetapi

ada juga para peziarah yang tidak memiliki motivasi untuk melakukan perjalanan ziarah ke

tanah suci dan hanya untuk memenuhi permintaan Pemerintah Daerah kabupaten Alor.

masalah yang akan dijawap dalam penelitian ini adalah apa yang menjadi motivasi dari

perjalanan ziarah ke tanah suci oleh para tokoh-tokoh agama yang dianggap telah

berkontribusi bagi masyarakat dan jemaat serta bagaimana dampak yang dapat diberikan

kepada masyarakat dan jemaat dengan perjalanan ziarah ke tanah suci. Adapun teknik

pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dengan informan yang merupakan

bagian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Alor, para peziarah yang adalah pendeta, serta

jemaat yang merasakan dampak dari perjalanan ziarah ke tanah suci. Data yang diperoleh

akan dianalisi dengan memakai teori motivasi.

Kata kunci: Jemaat Pola Tribuana Kalabahi, ziarah ke tanah suci, motivasi, dampak.

Page 12: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

1

Latar Belakang

Ziarah ke tanah suci (Gunung Sinai, kota kelahiran Tuhan Yesus, laut mati, sungai

Yordan, danau Galilea, gunung Nebo) merupakan sebuah simbol perjalanan spiritual dimana

dasarnya ialah seruan Yohanes Paulus II pada tahun 1998 untuk menandai tibanya milenium

baru dengan mengajak semua umat Kristiani untuk berziarah ke tanah suci sebagai

“kewajiban suci” umat Kristiani di seluruh dunia untuk menegaskan bahwa semangat hidup

Kristiani dalam aspek-aspek yang paling mendasar masih bertumpuh pada tanah sebagai

pemberian. Disebut tanah suci karena merupakan tanah perjanjian yang merupakan janji

Allah kepada umat Israel. Seruan ini menyebabkan banjir perziarah Kristen yang

mengunjungi tanah suci di tengah kekacauan Israel-Palestina, gerakan intifadah, bom bunuh

diri dan invasi pasukan Israel. Momentum ziarah ini menjadi amat penting karena: pertama,

sebagai jalan pintas untuk merekonstruksi nubuat Alkitabiah di dalam proses perdamaian

Timur Tengah; kedua, menghadirkan sebuah pandangan religius yang utuh mengenai kaitan

konflik dan proses perdamaian di kawasan Timur Tengah dengan tibanya milenium baru.

Dari sinilah wisata rohani ini di mulai. Istilah wisata rohani muncul bersamaan dengan seruan

Yohanes Paulus II tetapi dalam perkembangan ternyata banyak kelompok karismatik yang

memanfaatkan itu dengan motif yang berbeda antara lain menunggu Yesus datang kembali

pada malam tahun baru.1

Tanah adalah sebuah topik yang paling penting dalam Perjanjian Lama. Israel dan

tanah, merupakan dua entitas yang tidak bisa dipisahkan dalam perjanjian lama. Tanah adalah

ajang pergumulan umat (bangsa Israel), sekaligus di situlah letak jati diri Israel sebagai umat.

Karena itu sejarah Allah dalam Perjanjian Lama sebenarnya hanya sekedar relasi Allah

dengan umat-Nya, lebih tepat lagi, Allah dengan umat-Nya di tanah. Pemberian tanah

dilakukan supaya umat memiliki relasi yang permanen dengan Tuhan. Tanah merupakan

bukti adanya hubungan istimewa itu. Tanah diberikan karena kasih dan kesetiaan Tuhan

kepada sumpah yang pernah diikrarkan-Nya kepada leluhur Israel, sedikit pun bukan karena

kehebatan bangsa Israel. Tanah diberikan supaya bangsa Israel memperoleh perhentian dan

tidak mengembara kesana kemari lagi. Godaan yang paling berbahaya hidup di tanah yang

diberkati adalah berpaling dari Tuhan yang memberikan tanah dan berpaling kepada dewa-

dewa lain.2

1Jhon M. Court, Approaching the Apocalypse: A Short History of Christian Millenarianism, (I. B.

Tauris & Co Ltd, 2008), 190-194. 2 Yongki Karman, Bunga Rampai Teologi Perjanjian Lama, (Jakarta: Gunung Mulia), 76-86.

Page 13: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

2

Allah pernah bertindak secara khusus dan luar biasa yang tiada bandingnya

disepanjang sejarah Kerajaan Allah, di Kanaan, di "tanah suci yang termasyur itu. Tuhan

telah memberikan kepada umat Israel tanah Kanaan (Kejadian 12:7) menjadi tempat

kediaman dan milik pusaka bersama, sesuai dengan janji-Nya kepada bapak leluhur mereka

dahulu. Peristiwa pemberian ini merupakan suatu pokok puji-pujian, dasar kepercayaan dan

pengaharapan bagi Israel, namun juga suatu amanat untuk menguduskan hidupnya sebagai

umat TUHAN di dalam tanah milik TUHAN sendiri. Allah menghendaki agar Israel hidup

tentram, bebas dari penindasan dan perbudakan, dari kelaparan atau bahaya dan ketakutan

mana pun juga, bahagia di dalam keluarga dan di atas tanah garapannya masing-masing.3

Dengan demikian penggenapan janji itu tidak sama sekali tergantung pada kepemimpinan

yang hebat atau kesalehan umat Israel melainkan hanya pada kasih dan kuasa Allah.4 Kasih

Allah ini adalah kasih yang bertujuan tertentu, yang menghendaki agar Israel menggenapi

rencana-rencana Allah bagi dunia ini.5

Ziarah ke tanah suci termasuk dalam prosesi simbol umat manusia.6 Ketika kita

sebagai orang Kristen memikirkan tanah Israel, kita sering menyautnya sebagai tanah suci.

Umat Kristen menganggap tanah Israel sebagai tanah suci, karena sejarah keselamatan

berlangsung di situ.7 Pada pusatnya terdapat bagian paling kudus dari bait Allah yaitu ruang

maha kudus, lingkaran terjauh adalah tanah Israel sendiri, yang adalah suci (Ini merupakan

salah satu arti dari tanah suci, tanah ini suci dan harus dijaga tetap suci). Berziarah ke tanah

suci merupakan persembahan perpaduan hati, jasmani dan harta benda umat manusia

terutama bagi umat Islam.8 Pada akhir-akhir ini umat Kristiani melakukan ziarah rohani ke

tanah suci Yerusalem dan sekitarnya. Mereka mengunjungi tempat-tempat suci, dan banyak

tempat-tempat suci yang mereka kunjungi, salah satunya ialah Betlehem (tempat kelahiran

Yesus) dan ada juga beberapa tempat lainnya.9

Ziarah ke tanah suci memiliki makna memorial, yaitu mengenang kembali karya-

karya Allah dalam Yesus, dengan menelusuri tempat-tempat bersejarah bagi umat Kristen

3 C Barth, Theologi Perjanjian Lama 2, (Jakarta: Gunung Mulia, 2001), 7-44.

4 Dr. David L. Balker, Satu Alkitab Dua Perjanjian, (Jakarta: Gunung Mulia, 2006), 240.

5 Robert Davidson, Alkitab Berbicara, (Jakarta: Gunung Mulia, 1986), 91.

6 Rachman Rasid, Hari Raya Liturgi: Sejarah dan Pesan Pastoral Gereja, (Jakarta: Gunung Mulia,

2005), 168. 7 Hans Ucko, Akar Bersama Belajar Tentang Iman Kristen dari Dialok Kristen-Yahudi, (Jakarta:

Gunung Mulia, 2001), 22-23. 8 M Ikhsan Tanggok, Yusuf Sutanto, Menghidupkan Kembali Jalur SUTRA BARU, (Jakarta: Gramedia,

2010), 143. 9 Setiawan M Nur Kholis dan soetapa, Meneliti Kelam Kerukunan, (Jakarta: Gunung Mulia, 2010),

508.

Page 14: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

3

dimana Yesus pernah hidup dan berkarya, melihat dari dekat kekayaan suatu umat yang

melalui-Nya Allah bertindak menyelamatkan umat manusia. Dalam ziarah bukan program

tour biasa, tetapi dikemas khusus, dengan menekankan pada mengenal berbagai macam doa

dalam bahasa aslinya, bahkan berbagai macam bentuk doa yang di pakai umat Allah pada

zaman Yesus Kristus, yang dapat dilacak dari buku-buku doa umat Yahudi, yaitu umat Allah

dalam penantian. Menyiapkan teks-teks pilihan Alkitab dalam bahasa Ibrani, Yunani, Aram

dan Arab yang disesuaikan dengan sejarah tempat-tempat yang kunjungi, supaya benar-benar

dapat membidik masa silam yang maha penting, dengan menyanyi dan bermazmur dalam

bahasa asli.10

Nehsher Holyland Tour merupakan sebuah sebutan yang digunakan dalam perjalanan

wisata ke Tanah Suci oleh orang-orang yang melakukan perjalanan. Rute perjalanannya ialah

Jakarta – Mesir – Israel – Palestina – Petra – Deadsea – Amman – Jakarta. Misi utama ialah

untuk menjadi teman terbaik perjalanan rohani dengan mengunjungi, menyaksikan dan

menghayati kasih Tuhan melalui keberadaan tempat-tempat kudus di mana Yesus Kristus

lahir dan menjalankan karya penyelamatan-Nya pada masa silam di Israel dan sekitarnya.

Tujuan utama dari perjalanan ini ialah untuk membuktikan bahwa apa yang ditulis Alkitab

adalah benar serta untuk memuji, memuliakan dan mengagungkan Tuhan Yesus

Juruselamat.11

Program ziarah ke tanah suci dilakukan oleh Pemerintah Daerah. sejak tahun 2015,

orang-orangnya dipilih dari tokoh-tokoh jemaat dedominasi di Alor. Salah satu gereja yang

beberapa pendetanya pernah mengikuti ziarah ke tanah suci ialah jemaat Pola Tribuana

Kalabahi, Klasis Alor Barat Laut. Letak keberadaan jemaat Pola Tribuana Kalabahi, berada

di tengah-tengah kota Kalabahi. Ziarah ke tanah suci biasanya diikuti oleh para pendeta.

Pemerintah Daerah Kabupaten Alor, memfasilitasi perjalanan pendeta yang berziarah dengan

biaya ditanggung oleh pemerintah PP (pergi pulang). Program ini belum ada atau termasuk

dalam program tahunan gereja. Program Perjalanan ziarah ke tanah suci yang dilakukan

sampai saat ini belum ditemukan pasti apa yang menjadi motivasi mereka, sehingga ini yang

menjadi titik fokus penilitian yang akan saya lakukan untuk dapat mengetahui apa sebenarnya

yang menjadi motivasi perjalanan ziarah ke tanah suci bagi para pendeta di Kabupaten Alor.

Rumusan Masalah

10

Bambang noersena, Refleksi Ziarah Ke Tanah Suci, (malang: Katalog Dalam Terbitan, 2016), 8-9. 11

Pieter Otta, Nehsher Indotama Tour Dan Travel, (Bogor: 2017), 3.

Page 15: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

4

Berdasarkan uraian di atas, maka diperoleh rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah: Pertama, Apa motivasi dari perjalanan ziarah ke tanah suci yang dilakukan? Kedua,

Bagaimana tanggapan jemaat Pola Tribuana Kalabahi dengan perjalanan ziarah ke tanah

suci?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang sudah disebutkan tentu memiliki tujuan-tujuan dalam

penelitian ini yaitu: Pertama, Mendeskripsikan motivasi dari perjalanan ziarah ke tanah suci.

Kedua, Mendeskripsikan tanggapan jemaat Pola Tribuana Kalabahi dengan program ziarah

ke tanah suci.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat sebagai berikut:

Pertama, Memberikan sumbangan pemikiran kepada para peziarah yang melakukan

perjalanan ziarah ke tanah suci dan juga kepada jemaat Pola Tribuana Kalabahi. Kedua,

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi yang selanjutnya dapat ditindak

lanjuti oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Alor terhadap para peziarah agar semua para

peziarah dapat memberikan kontribusi dari perjalanan ziarah yang dilakukan.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.12

Dalam

penilitian ini digunakan dua metode pengumpulan data. Pertama, Data primer adalah

pengumpulan data yang diperoleh langsung pada subjek penelitian dengan menggunakan alat

pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Kedua, Data

sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti

dari subjek penelitian melainkan berwujud dokumen atau buku.13

Penelitian akan dilakukan

pada orang-orang yang berusia 30-an tahun ke atas, sehingga dapat mendukung kekuatan

hasil penelitian. Informasi yang diharapkan diperoleh penilitian adalah difokuskan pada

jemaat dan pendeta Jemaat Pola Tribuana Kalabahi.

Sistematika Penulisan

12

Dr. Saifuddin Azwar, Metode Penilitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), 5. 13

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, 91.

Page 16: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

5

Adapun sistem penulisannya terdiri dari bagian pertama yang berisikan tentang latar

belakang pemilihan topic atau judul, rumusan masalah, tujuan penenelitian manfaat

penelitian, metode penelitian dan sistem penulisan. Bagian kedua berisi landasan teori yang

akan dipergunakan dalam mengkaji penulisan tugas akhir ini. Pada bagian ketiga, berisi hasil

penelitian mengenai motivasi perjalanan ziarah ke tanah suci serat tanggapan jemaat terkait

dampak yang mereka rasakan dari perjalanan ziarah ke tanah suci yang diperoleh saat

melakukan penelitian dengan wawancara. Sedangkan pada bagian keempat berisi analisa

tentang teori dan hasil yang didapatkan dari penelitian. Dan bagian kelima diisi dengan

kesimpulan dan saran dari seluruh penulisan.

Teori Motivasi di Balik Perjalanan Ziarah ke Tanah Suci

Devinisi Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif, dalam bahasa inggris adalah motive atau motion, lalu

motivation, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Artinya sesuatu yang

menggerakan terjadinya tindakan, atau disebut dengan niat. Pada dasarnya, perbuatan

manusia dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu perbuatan yang direncanakan, artinya

digerakan oleh suatu tujuan yang akan dicapai; perbuatan yang tidak direncanakan, yang

bersifat spontanitas, artinya tidak bermotif; perbuatan yang ada diantara kedua keadaan, yaitu

direncanakan dan tidak direncanakan, yang disebut dengan semi direncanakan.

Motivasi atau dorongan sangat kuat dalam terwujudnya suatu perbuatan yang

direncanakan. Dengan demikian, motivasi dapat didefinisikan sebagai dorongan atau

rangsangan yang diberikan kepada seseorang agar memiliki kemauan untuk bertindak.

Maslow memberikan rumusan hidup bagi manusia, terutama mengenai kepuasan hidup

sehingga manusia akan mengalami masa-masa aktualisasi diri. Menurutnya, puaskanlah

kebutuhan terendah sebelum mencari kepuasan yang lebih tinggi. Jika kepuasan telah final

ditingkat terendah, maka jiwa akan memotivasi untuk meraih kepuasan yang lebih tinggi.

Demikian seharusnya, meskipun dalam kehidupan manusia sering terombang-ambing oleh

kebutuhan yang bersifat naik-turun tidak teratur.14

Motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang

untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke tercapainya tujuan tertentu. Tujuan

14

H. Andi Rafsyid dan Pananrangi, SH, M. Pd, Manajemen Pendidikan, (Makasar: Celebes media

perkasa, 2017), 206-212.

Page 17: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

6

yang, jika berhasil dicapai, akan memuaskan atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Dengan kebutuhan dimaksudkan suatu keadaan dalam diri yang menyebabkan hasil-hasil atau

keluaran-keluaran tertentu menjadi menarik. Kebutuhan yang belum dipuaskan menciptakan

suatu ketegangan yang menimbulkan dorongan-dorongan untuk melakukan serangkaian

kegiatan (berperilaku mencari) untuk menemukan dan mencapai tujuan-tujuan khusus yang

akan memuaskan kebutuhan tadi yang berakibat berkurangnya ketegangan. Perilaku mencari

dapat merupakan perilaku aktif atau proaktif, mencari sesuatu yang dapat memenuhi

kebutuhan, dapat pula merupakan perilaku yang lebih reaktif.15

Motivasi yang muncul secara terpaksa oleh keadaan tidak akan bertahan lama. Sering

dengan hilangnya faktor eksternal, maka motivasi dapat hilang. Motivasi yang muncul dari

dalam diri sendirilah yang akan membawa pada kesuksesan yang besar. Sering motivasi

internal merupakan tujuan yang jauh lebih besar dari kepentingan diri dan lebih ingin

melakukan sesuatu yang berguna untuk orang banyak.16

Yang penting motivasi dan interaksi

pelayanan tetaplah bersih dan murni. Artinya, apa yang dilakukan kiranya benar-banar jauh,

dari egoisme, dan niat untuk mencari pujian yang sia-sia. Kalau motivasi tidak murni,

menjadi percuma dan sia-sialah perjuangan dan usaha, pelayanan dan pengorbanan, serta

tidak akan membawakan kegembiraan, kepuasan dan kebahagiaan.17

Motivasi adalah mengarahkan orang lain melakukan sesuatu karena mereka ingin

melakukannya. Motivasi dan kekuatan saling berkaitan erat sehingga orang bisa mengatakan

bahwa ada kekuatan dalam diri seseorang yang memiliki motivasi. Harapan adalah kriteria

bagi seorang untuk bisa termotivasi. Harapan inilah yang menjadi penyebab motivasi,

sebagaimana bahan bakar mengarahkan mesin. Tanpa harapan seorang pun tak bisa

termotivasi. Seseorang yang termotivasi adalah sesorang yang bisa digambarkan oleh orang

lain sebagai seorang yang positif. Yakni memperlihatkan karakteristik perilaku yang positif

dan termotivasi oleh suatu tujuan.

Motivasi pada asasnya ialah semangat dalaman yang kuat untuk mencapai sesuatu. Ia

juga merupakan suatu keinginan yang kuat untuk mendapatkan kejayaan. Motivasi juga

merunjuk pada desakan dari hati dan nurani yang menggerakan seseorang untuk membuat

15

Ashar Sunyoto Munandar, Psikologi Industry dan Organisasi, (Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia, 2001), 323-324. 16

Cahyadi kurniawan, It’s Easy Building Up A Business, 6 Langkah Membangun Bisnis yang

Menguntungkan dan Terus Berkembang Tanpa Perlu di Awasi, (Jakarta: Gramedia, 2013), 6. 17

Hubert Leteng, Spiritualitas Iman Praja, (Yogyakarta: Kanisius, 2010), 55.

Page 18: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

7

suatu tindakan yang merangkum segala jenis rangsangan, keperluan, kehendak, kemauan dan

kuasa lain untuk mencapai sesuatu yang dikehendaki dalam hidup ini.18

Motivasi menjadi dasar utama bagi seseorang memasuki bebagai organisasi adalah

dalam rangka usaha orang yang bersangkutan memuaskan berbagai kebutuhannya, baik yang

bersifat politik, ekonomi, sosial, dan berbagai kebutuhan lainya yang semakin lama semakin

kompleks. Motif juga menyangkut dengan persepsi seseorang, sebab persepsi juga di

pengaruhi oleh motif. Motif berkaitan dengan pemuasan kebutuhan dan intensitas motif dan

sangat mendesak ketidak puasan keutuhan tersebut. Kepentingan seseorang pun biasanya

mempengaruhi persepsinya. Telah terbukti bahwa pengalaman pun turut mempengaruhi

persepsi sesorang. Hal-hal tertentu sudah berulang kali di alami sesorang akan dipandang

dengan cara yang berbeda dari cara pandang orang lain yang belum pernah mengalaminya.

Dapat dinyatakan bahwa pada dasarnya motivasi merupakan suatu proses Psikologis

yang sangat fundamental sifatnya. Sebab motivasi merupakan proses yang amat penting

dalam pemuasan berbagai kebutuhan dan menjamin berbagai kepentingan. Memang benar

bahwa pemuasan kebutuhan seseorang tidak dapat dijelaskan dan di pahami semata-mata

berdasarkan pemahaman motivasi saja karena memang ada faktor-faktor lain yang turut

berpengaruh.

Manusia adalah makluk yang mempunyai keinginan dan jarang berada dalam keadaan

puas sepenuhnya kecuali untuk waktu yang singkat. Setelah memuaskan suatu keinginan,

timbul lagi keinginan berikutnya. Merupakan ciri khas manusia bahwa ia praktis selalu

mendambakan sesuatu selama hidupnya. Kita lantas berhadapan dengan kebutuhan

mempelajari hubungan setiap motivasi terhadap diri kita. Kebutuhan yang lebih tinggi,

menurut Maslow, tidak hanyak mencangkup kebutuhan memuaskan diri, melainkan juga

kebutuhan kognitif dan etestika- kebutuhan mengetahui dan memahami. Kita membutuhkan

kebenaran, disamping keindahan didalam kehidupan kita.19

Motivasi seseorang dapat tumbuh dan timbul berkembang melalui dirinya sendiri –

intrinsik dan dari lingkungan- ekstrinsik. Motivasi instrinsik bermakna sebagai keinginan dari

diri sendiri untuk bertindak tanpa adanya rangsangan dari luar. Motivasi instrinsik akan lebih

menguntungkan. Motivasi ekstrinsik di jabarkan sebagai motivasi yang datang dari luar

18

Richard Denny, Motivate to Win, Cara Memotivasi Diri dan Orang Lain, (Jakarta: Gramedia, 2007),

7-17. 19

Jhon Adair, Kepemimpinan yang Memotivasi, Aturan Lima Puluh – Lima Puluh dan Delapan Prinsip

Utama Untuk Memotivasi, (Jakarta: Gramedia, 2008), 46-65.

Page 19: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

8

individu dan tidak dapat dikendalikan oleh individu tersebut. Contohnya nilai, hadiah atau

penghargaan yang di gunakan untuk motivasi seseorang.20

Motivasi merupakan sesuatu yang ada dalam diri seseorang dan tidak nampak dari

luar. Motivasi akan kelihatan atau akan tampak melalui perilaku seseorang yang dapat dilihat

dan diamati. Motivasi dapat didefinisikan pula sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat

upaya yang tinggi kearah tujuan-tujuan yang hendak dicapainya, yang dikondisikan oleh

kemampuan upaya untuk memenuhi suatu kebutuhan individual.21

Motivasi yang senantiasa bekerja dalam diri seseorang mempunyai kekuatan yang

berbeda-beda. Untuk mengetahui kekuatan relatif yang sedang menguasai diri seseorang pada

umumnya dapat dilihat melalui: besarnya kemauan seseorang untuk berbuat, jumlah waktu

yang disediakan, Memiliki kerelaan untuk meninggalkan kewajiban dan tugas yang lain,

kerelaan untuk mengelurkan biaya, dll. Kuat lemahnya motivasi seringkali juga dipengaruhi

oleh emosi yang disertai dengan tindakan.22

Dengan adanya motivasi maka hadirlah sebuah

tindakan dalam diri seseorang. Sehinga seseorang seringkali merencanakan suatu perjalanan

ke suatu tempat, disebabkan karena adanya suatu maksud tertentu, tujuan atau motivasi, entah

itu untuk maksut kepentingan bisnis (bussines purposes), seperti perdagangan, invertasi dll.

Atau pun motivasi pesiar, atau maksud kunjungan lainnya seperti kunjungan resmi,

konferensi, pendidikan. Motivasi perjalanan itu dirangsang atau ditimbulkan oleh adanya

sesuatu yang menarik, yang lazim disebut daya tarik wisata, yang dimiliki tempat kunjungan

tersebut, baik untuk kepentingan bisnisnya maupun sebagai tempat pesiat. Tujuan wisatawan

melakukan perjalanan adalah untuk memperoleh kesenangan hidup dengan cara menikmati

atau mengerjakan seuatu yang ada ditempat yang dikunjunginya yang membuatnya senang

tanpa memikirkan imbalan atau bersifat sukarela.23

Pemahaman Tentang Tanah Suci (Tanah Perjanjian)

Israel yang menjadi aktor utama dalam Alkitab sering kali dipahami secara dangkal

sebagai representasi “umat pilihan Allah” yang terwujud dalam entitas negara Israel modern.

Ini juga di alami oleh banyak orang Kristen Indonesia. Bisnis perjalanan wisata yang cukup

bergairah adalah “wisata rohani ke tanah suci Israel”. Saya tidak tahu apakah ini semacam

20

Nursalam Ferry Efendi, Pendidikan Keperawatan, (Semarang: Selemba Madika, 2018), 14. 21

Nugroho. J. Setiadi, Perilaku Konsumen, Perspektif Kontenporer Pada Motif, Tujuan dan Keinginan

Konsumen (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2013), 26. 22

Handoko Martin, Motivasi Daya Pengerak Tingkah Laku, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), 59-60. 23

M, Liga Suryadana, Sosiologi Pariwisata; Kajian Kepariwisataan Dalam Paradigma Integrative

Transformative Menuju Wisata Spiritualitas, (Bandung: Katalog Dalam Terbit), 165.

Page 20: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

9

counter-culture terhadap ritual haji dalam Islam, tetapi beberapa pihak memang sempat

mengatakan bahwa wisata ke Israel memberikan nuansa spiritual-emosiaonal yang besar

dalam diri mereka. Oleh karena itu mereka (yang berduit tentunya) akan melakukan

perjalanan. Perjalanan ke Israel seperti “membasuh dosa-dosa” dan menjadikan mereka

menjadi “manusia baru”. Menurut seorang yang bekerja di salah satu trevel, orang Kristen

Indonesia adalah orang yang peling banyak melakukan ritual babtisan di sungai Yordan dan

ritual perkawinan di Kana.24

Bagi orang Kristen, perjalanan ke tanah suci lebih dari sekedar istirahat dan relaksasi.

Ketika orang tua Crouch mulai memimpin suatu kelompok untuk melakukan perjalanan

ziarah ke tanah suci, sudah lebih dari empat puluh tahun lalu, itu bukan sebuah liburan yang

hebat, tetapi mereka menganggap serius janji Allah bahwa Ia akan memberkati orang-orang

yang memberkati umat-Nya Israel. Mereka bukan hanya menikmati tanah dalam Alkitab akan

tetapi secara langsung turut merasakan melalui doa, untuk memberkati tanah Israel dan umat

Israel.25

Definisi Tanah

Tanah dalam arti yang sempit mengacu pada perjanjian. Tanah adalah bagian penting

dari janji Allah dengan Abraham dan menjadi tahap dimana umat hidup dalam perjanjian

dalam kebenaran di hadapan Allah dan taat pada perjanjian. Tetapi dalam arti yang luas tanah

adalah paradikma dari berkat Tuhan kepada manusia. Alur dari kisah ini di mulai dari

penciptaan, kehidupan Israel, ajaran Yesus, langit baru dan bumi baru. Bruegemman

mengacu pada tanah sebagai prisma untuk Iman Alkitab. Dia menegaskan bahwa tanah

merupakan tema sentral bagi seluruh iman Alkitab.

Menurut Brugemmen,26

tidak berakar adalah penyebab keputusasaan dan rasa tidak

berarti di dunia kita hidup. Kita selalu mencari ruang yang dimana merupakan arena

kehidupan untuk kita mendapatkan kebebasan, tidak ada akuntabilitasi, dan tidak ada otoritas.

Yang sebenarnya kita butuhkan adalah tempat.

24

Steve Gaspersz, Iman Tidak Pernah Amin. Mejadi Kristen dan Menjadi Indonesia. (Jakarta: BPK

Gunung mulia, 2009), 189. 25

Paul Crouch, Ahead Of Historic G16 Holy Land Tour, Trinity Broadcasting Network Re-Affirms

Strong Commitment To Nation Of Israel, http://web.a.ebscohost.com. Diunduh tgl 25 juni 2018. 26

Walter Brueggemann “The land”, Love, mark, leaven: vol 1. Iss 2, Article 17 (1990) Available at:

http://digitalcommons.pepperdine.edu/leaven/vol1/iss2/17 ,2, di unduh juli, 02 2018.

Page 21: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

10

Tempat adalah ruang yang memiliki makna historis, di mana beberapa hal telah

terjadi yang sekarang diingat dan yang memberikan kontinuitas serta identitas lintas generasi.

Tempat adalah ruang dimana kata-kata penting yang telah diucapkan untuk membentuk

identitas, panggilan yang ditentukan dan takdir yang diharapkan. Tempat adalah ruang

dimana sumpah telah di pertukarkan, janji –janji telah dibuat, ditentutan, dan telah

dikeluarkan. Tanah adalah tempat yang Israel rindukan karena merupakan tempat dengan

Yahweh, tempat yang penuh dengan kenangan kehidupan dengan-Nya dan janji dari-Nya

serta bersumpah kepada-Nya. Tanah adalah kisah kasih karunia Tuhan.27

Di kalangan petani, di seluruh dunia, tanah mempunyai arti simbolis yang sangat

penting. Memiliki sebidang tanah, sekecil apapun, memberi keyakinan jati diri dan

keamanan, merupakan tanda yang jelas sekali mengenai kesinambungan antar masa lalu,

masa sekarang dan masa depan serta menyediakan sumber makanan yang dapat diandalkan

dari tahun ke tahun. Pandangan pertama, tanah adalah simbol yang berharga, pandangan

kedua, tanah adalah alat, sarana. Tanah adalah simbol seluruh proses ilahi.

Sifat hakiki sehubungan dengan tanah adalah bahwa tanah itu seluruhnya menjadi

milik dan kuasa Yahwe, Allah Israel. Tanah itu adalah tempat Allah Israel dan tempat inilah

Allah Israel harus dihormati dan disembah. Hal ini berarti bahwa hukum (Taurat),

pewahyuan-Nya yang unik berkaitan sangat erat dengan tanah. Memenuhi hukum dengan

segala detailnya di dalam tanah terjanji – inilah cita-cita dan visi orang Yahudi sejati. Dengan

kata lain bagi orang Yahudi tanah adalah simbol, bukan pertama-tama dan terutama simbol

persediaan sumber daya alami yang berlimpah-limpah, melainkan sebagai tempat ketaatan

kepada perintah Allah tanpa ada orang yang merintangi atau mengekang.28

Sistem keterikatan tanah telah diperluas menjadi tanah suci, kemudian tanah nasional

oleh suatu proses budaya. Tanah sering di anggap tidak dapat digali, karena menjadi sumber

daya manusia dan budayanya sejarah. Tanah memainkan peran sentral dalam banyak politik

dan arus konflik yang termasuk didalamnya Irlandia utara, Irak, Taiwan, Palestina dan Sri

27

Walter Brueggemann “The land”, Love, mark, leaven: vol 1. Iss 2, Article 17 (1990) Available at:

http://digitalcommons.pepperdine.edu/leaven/vol1/iss2/17, 2, di unduh juli, 02 2018. 28

F. W. Dillistone, Daya Kekuatan Symbol; The Power Of Symbol, (Yogyakarta: Kanisius, 2002), 50-

53.

Page 22: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

11

langka. Tanah dianggap sebagai bagian dari orang (bangsa). Tanah merupakan manifestasi

yang paling penting dari nilai simbolis dalam memperkuat suatu kelompok.29

Allah menjanjikan berkat, keturunan dan tanah kepada Abraham, Isak dan Yakub.

Janji-janji itu dapat disertai sumpah, dihubungkan dengan perjanjian atau berdiri sendiri

sebagai firman Allah; janji-janji itu merupakan benang merah dalam cerita leluhur.

1. Berkat yang Allah berikan hendaklah memantul dari leluhur dan keturunannya

kepada sekalian bangsa di dunia.

2. Sementara para leluhur hidup sebagai orang asing di Kanaan, Allah menjanjikan

keturunan yang tak terhilang banyaknya dan tanah seluruhnya.

3. Allah sudah memberikan janji dan tanda kesetiaan-Nya, tetapi janji itu baru akan

digenapkan pada masa depan.

4. Cerita leluhur dijuruskan pada janji ketika menjadi pra-sejarah Israel.

Cerita leluhur dipentingkan umat Israel karena mereka hidup dan penggenapan janji-

janji yang Allah berikan itu: keturunan Abraham, Isak dan Yakub bertambah menjadi suatu

bangsa dan hidupnya akan turun-temurun. Tanah yang akan mereka diami adalah tanah yang

dijanjikan Allah. Khusus ketika ia diancam oleh musuh, maka Israel mengingat janji-janji

itu.30

Konteks Perjanjian Lama yang paling utama adalah kehidupan bangsa Israel, baik

sebagai suatu masyarakat maupun sebagai suatu umat. Sebagai suatu masyarakat, kehidupan

bangsa Israel tidak banyak berbeda dengan kehidupan masyarakat-masyarakat lain di

sekitarnya. Masyarakat Israel tidak terlepas dari masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh

masyarakat umum saat itu. Seperti masalah perbudakan, perbedaan sosial antara yang kaya

dan miskin, perbedaan gaya hidup antara masyarakat kota dan masyarakat pedesaan,

masalah-masalah perlakuan pada orang asing, masalah-masalah di lapangan hukum dan

keadilan, kecenderungan untuk mengabaikan hukum resmi (Torah) dalam masyarakat,

konflik-konflik sosial, masalah dekadensi moral dan sebagainya.

Tuhan telah memberikan kepada umat Israel tanah Kanaan yang menjadi tempat

kediaman dan menjadi milik pusaka bersama, sesuai dengan janji-Nya dengan bapak leluhur

29

Paul Rozin and Sharo wolf, Attacment to land: The case of the land of Israel for American and

Israeli jews and the role of contagion, judgment and decision making, vol 3, no 4 (april 2008)

https://www.sas.upenn.edu/~baron/journal/jdm7909.pdf di unduh juli 2, 2018, 325-326. 30

Christoph Bart dan Marie-Claire Bart-Frommel, Teologi perjanjian lama 1, (Gunung mulia, Jakarta

2008), 102.

Page 23: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

12

mereka dahulu. Peristiwa pemberiaan ini merupakan suatu pokok puji-pujian, dasar

kepercayaan dan penghargaan kepada umat Tuhan di dalam tanah milik Tuhan sendiri.

Ketika Allah membawa umat-Nya keluar dari Mesir, tempat perbudakan itu, Ia

hendak mengantarnya pada suatu negeri yang baik, dimana orang-orang itu dapat bermukim,

beribadah dan berkembang. Pada umumnya pokok tersebut dapat dikalimatkan dalam suatu

rumus yang tepat: “Tuhan memberikan tanah kepada Israel”. Dalam ajaran yang disampaikan

oleh Musa – atau ditempatkan ke dalam mulutnya – pemberiaan tanah mendasarkan

kepercayaan umat kepada Tuhan dan Tuhan kepada umat. Pada saat petani membawa buah

sulung kepada Tuhan, ia mengaku “Tuhan membawa kami ke tempat ini dan memberikan

kepada kami negeri ini, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madu. Oleh sebab itu,

disini aku membawa hasil pertama dari bumi yang telah kau berikan kepadaku, ya Tuhan”.

(Ul. 26: 9-10, Yer. 32: 21-22, Neh 9:8) atau pun untuk mendasari harapan akan masa depan (

Yer. 16:5; 30:3, Am 9:15).

Penulisan pokok pemberian tanah Kanaan sebagai tema yang berdiri sendiri belum

lama di akui dalam karya teologi perjanjian lama. G. Von Rad mengangkat hasil penilitian

Martin Noth dan menjadi pelopor pandangan tersebut. Ia diikuti oleh Chr. Barth (dalam buku

ini), oleh R. Rentdorff (yang menekankan hubungan antar jani dan penggenapan, serta

keyakinan bahwa umat hanya dapat hidup di tanah pemberian sejauh ia menjalankan taurat),

serta H. D. Preuss 9 & 10 yang menekankan bahwa tanah yang diberikan dapat juga diambil

kembali oleh Tuhan. W. Zimmerli hanya memandang tanah sebagai salah satu kebaikan

Tuhan terhadap umat-Nya.

Di situ “Allah berkuasa akan memberkati engkau dengan berkat dari langit di atas dan

dengan berkat samudra raya yang letaknya di bawah, dengan berkat buah dada dan

kandungan” (Kej 49:25, 27:28). Embun dan hujan serta sumber air, bahkan keturunan di

janjikan kepada mereka. “kiranya negeri diberkati dengan yang terbaik” (Ul. 33: 13-17).

Diberkatilah engkau waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar (Ul. 28:1-6,

Maz 3:9), bahkan Allah dapat mengubah kutuk menjadi berkat bagimu, karena Tuhan

Allahmu, menasihi engkau (Ul. 23:5b). berkat yang di janjikan kepada Abraham (Kej 12:3)

menjadi kenyataan.31

31

C Barth, Theologi Perjanjian Lama 2, (Jakarta: Gunung Mulia, 2001), 5-24.

Page 24: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

13

Allah campur tangan dalam sejarah untuk membebaskan umat Israel dari perbudakan

di Mesir. Pembebasan mereka mengungkapkan bahwa Allah adalah Tuhan sejarah. Kemudia

melalui perjanjian Sinai, bangsa Israel menjadi bangsa terpilih, bangsa dengan sebuah masa

depan dan harapan.32

Semua persiapan untuk masuk ke tanah terjanji dan semua peraturan

untuk hidup dengan setia di Israel memiliki satu motivasi, yakni membuat Israel menjadi

suatu tempat yang kudus dan yang layak bagi Allah yang kudus yang berada di tengah-tengah

mereka.33

Apakah arti dari “mengikat atau mengadakan “perjanjian”? tak ada masyarakat yang

tidak mengenal lembaga hukum. Setiap perjanjian memiliki akibat hukum tertentu sesuai

dengan bidangnya. Melalui perjanjian dibentuklah suatu hubungan baru, lengkap dengan hak

dengan kewajibannya. Suatu pelanggaran dapat di tuntut dan dengan demikian hubungan

terjamin. Setiap perjanjian berisi janji, tetapi janji itu sah dan wajib dijalankan dalam

kerangka perjanjian. Patut diingat bahwa hanya dalam bahasa Indonesia kata “perjanjian” dan

“janji” seakar. Dalam bahasa asli, digunakan dua akar kata yang katanya berbeda.

Hubungan antar manusia secara perseorangan maupun bersama berbeda dengan

hubungan antar manusia dengan Allah. Sungguh ajaib bahwa Tuhan rela mengikat perjanjian

dengan Israel dan mengkokohkannya. Dengan cara seperti itulah Ia memilih Israel menjadi

umat-Nya. Rumus perjanjian “Aku Tuhan, Allahmu dan kamu umat-Ku” di jawab dengan

“Engkau Tuhan, Allah kami dan kami umat-Mu”, mensahkan hubungan antara umat manusia

dengan Tuhan.34

Kesimpulan

Penulis menyimpulkan bahwa, motivasi adalah dorongan dalam diri setiap orang

untuk mendapatkan sebuah tujuan yang diharapkan, dengan melakukan segala sesuatu

sehingga adanya tindakan nyata yang dapat diperlihatkan sehingga motivasi yang ada dalam

diri seseorang bisa dilihat serta dirasakan sendiri oleh diri sendiri, tetapi kiranya dapat dilihat

dan rasakan oleh orang lain melalui setiap tindakan yang dicapai dan dapat ditunjukan.

Motivasi merupakan sebuah proses penting dalam pemuasan kebutuhan dan dapat menjamin

setiap kepentingan. Manusia memiliki keinginan untuk terus mendapatkan sesuatu keinginan

dan kepuasan didalam diri, tetapi bukan saja kebutuhan memuasankan diri, melainkan

32

F. Hartono SJ, Pengharapan Kristen, (Yogyakarta: Kanisius, 2005), 44. 33

A. S Hadiwiyata, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama (Yogyakarta: Kanisius, 2002), 196. 34

Christoph Bart dan Marie-Claire Bart-Frommel, Teologi Perjanjian Lama 1, (Jakarta: Gunung

Mulia, 2008), 279.

Page 25: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

14

kebutuhan kognitif dan etestika serta kebutuhan mengetahun dan juga memahami menjadi

bagian dari kebutuhan manusia.

Pembahasan Motivasi Umat Untuk Berziarah ke Tanah Suci Menurut Jemaat Pola

Tribuana Kalabahi

Pada bagian ini penulis akan memaparkan hasil penelitian terhadap motivasi pendeta

untuk berziarah ke tanah suci serta melihat tanggapan jemaat Pola Tribuana kalabahi dengan

perjalanan para pendeta yang melakukan perjalanan ziarah ke tanah suci.

Gambaran tempat penilitian

Bumi dimana GMIT di anugerahi hak hidup dan berkembang ialah pulau Timor dan

pulau-pulau sekitarnya yang termasuk didalamnya, pulau Flores, pulau Alor (Kalabahi),

pulau Pantar yang berada di Propinsi Nusa Tengga Timur dan pulau Sumbawa, di nusa

Tenggara Barat. Batas geografis dari Nusa Tenggara Timur terletak antara 118° - 55’ dan

125° - 11’ BT dan antara 8°- 3’ dan 11° - 1’ LS.35

Kabupaten Alor sebagai salah satu dari 16

kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah wilayah kepulauan dengan 15 pulau yaitu

9 pulau yang telah dihuni dan 6 pulau lainnya belum berpenghuni. Secara geografis kondisi

daerah Alor merupakan daerah dengan pegunungan yang tinggi. Iklim yang tidak menentu

merupakan hambatan bagi masyarakat di Alor. Keadaan geografis yang berbukit dan wilayah

yang terjal merupakan rintangan untuk percetakan atau perluasan lahan sawah dan ladang

untuk tanaman pangan.

Ketika GMIT berdiri pada tanggal 31 Oktober 1947, jemaat Kalabahi sebagai jemaat

induk bagi jemaat-jemaat di Alor Pantar mulai berkembang. Dalam hal pelayanan ada

kemajuan dalam bidang manusianya, daya dan juga dana. Pada tahun 1959 – 1960 klasis Alor

Pantar yang berpusat di jemaat Kalabahi dimekar menjadi lima klasis. Klasis Kolana berpusat

di Lantoka, klasis Kui berpusat di Moru, klasis Batulolong berpusat di Apui, klasis Alor

berpusat di Kalabahi, dan klasis Pantar. Pada tanggal 1 Maret 1964, jemaat Kalabahi di rubah

namanya menjadi jemaat Pola Tribuana Kalabahi. Gereja GMIT Pola Tribuana Kalabahi

adalah gereja terbesar di Kabupaten Alor dengan keberadaan jemaat yang sangat banyak.

35

Dr. Frank Cooley, Benih Yang Tumbuh XI, (Jakarta: Lembaga penilitian dan studi dewan gereja-

gereja di Indonesia, 1976), 17-18.

Page 26: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

15

Gereja Pola Tribuana Kalabahi juga berada di tengah-tengah kota Kalabahi, Kabupaten Alor.

Dengan keadaan jemaat yang memiliki tingakat pendidikan dan penghasilan yang memadai.36

Latar Belakang Program Pemerintah Tentang Perjalanan Ziarah ke Tanah Suci

Perjalanan Ziarah rohani adalah kebijakan pemerintah kabupaten Alor didalam

mengimplementasikan program strategi pembangunan daerah gerakan membangun menuju

Alor mandiri dengan spirit tancap gas dengan empat percepatan pembangunan khusus untuk

penikatan sumber daya manusia di Alor. Ziarah ini dilakukan tanpa mengenal agama. Semua

agama yang ada di kabupaten alor di ikut sertakan. Pemikiran dasar program perjalanan

ziarah ke tanah suci adalah bahwa Alor bumi persaudaraan di Timur matahari ini, dihuni oleh

orang-orang bersauadara dengan berbagai pemeluk-pemeluk agama dan untuk bagaimana

merekatkan hubungan persaudaraan ini sehingga Pemerintah Daerah mengambil kebijakan

untuk mebuat program perjalanan ziarah. sehingga kerukunan di kabupaten Alor tidak

sekedar sebuah ungkapan saja, maka harus dilestarikan dan dijaga untuk setiap generasi.37

Ziarah rohani ke tanah suci bagi tokoh-tokoh agama dan umat beragama di Kabupaten

Alor, merupakan program tetap dari pemerintah Kabupaten Alor yang berdampak pada

pertumbuhan Iman, kepercayaan dan ketaqwaan umat beragama dalam mempertebal

keyakinan akan ajarannya yang diyakini sesuai dengan ajaran dalam kitab-kitab. Bahwa

peserta ziarah rohani merupakan tokoh agama dalam wilayah Kabupaten Alor yang telah

memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah khususnya pengembangan rohani

masyarakat, maka dalam rangka meningkatkan semangat pelayanan khususnya dibidang

agama perlu di lakukan kegiatan ziarah rohani. Perjalanan ziarah ke tanah suci suda

dilakukan sejak tahun 2002, akan tetapi perjalanan dilakukan dengan menggunakan biaya

sendiri dan ada juga yang dibiayai oleh orang-orang tertentu. Lalu melalui pertimbangan

pemerintah kabupaten Alor, maka pada tahun 2015, program perjalanan ziarah ke tanah suci

menjadi program tetap oleh pemerintah kabupaten Alor dan program ini akan menjadi

program yang terus berlanjut (yang akan terus dilakukan).

Tokoh-tokoh agama antara lain; para Pendeta, Pastor, Romo, Imam Masjid, pemimpin

Hindu Dharma yang melakukan pelayanan keagamaan di kabupaten Alor. Tujuan ziarah

rohani ke tanah suci adalah untuk mengetahui tentang situs-situs keagamaan dan juga

memenuhi ibadah yang tertulis dalam kitab-kitab berdasarkan ajaran masing-masing agama

36

Pdt Marten Lakalet, wawancara (Kalabahi, 25 Mei 2018, Pukul 18:00). 37

Bapak Melky Beli, wawancara (Kalabahi, 03 Juni 2018, Pukul 09:12).

Page 27: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

16

yang selanjutnya akan di sampaikan kepada umat akan kebenarannya. Usulan peserta ziarah

rohani dilakukan oleh pemimpin organisasi keagamaan kepada Bupati Alor untuk ditetapkan

dengan surat keputusan Bupati. Biro perjalanan adalah jasa perjalanan yang telah ditetapkan

untuk mengurus dan sekaligus bertanggungjawab atas perjalanan bagi peserta ziarah rohani

dari tempat asal sampai tempat tujuan dan sebaliknya. Penganggaran bagi peserta ziarah

rohani asal kabupaten Alor dibebankan dalam APBD setelah melalui mekanisme pembahasan

dan persetujuan DPRD.

Pemerintah daerah Kabupaten Alor, berkeinginan mewujudkan hubungan sosial

kemasyarakatan yang harmonis, pastisipatif, dan berdasarkan nilai-nilai agama, adat dan

budaya. Oleh karena itu melalui kegiatan ziarah rohani ini akan diperoleh pengetahuan baru

yang dapat diteruskan kepada umat beragama yang berada dalam asuhan masing-masing

melalui mimbar gereja, khotbah jumat maupun melalui sarana-sarana keagamaan lain untuk

mewujudkan kehidupan kemasyarakatan yang harmonis sesuai dengan nilai-nilai agama.38

Motivasi Perjalanan Ziarah ke Tanah Suci

Dari hasil wawancara yang saya lakukan, menurut pendeta Yeheskiel Laa yang

melakukan perjalanan ziarah ke tanah suci, mengatakan bahwa ziarah ke tanah suci ialah

menyelusuri jejak Tuhan Yesus secara dekat serta secara langsung, bukan saja membaca

dalam Alkitab, tetapi perjalanan ziarah ini menjadi pembelajaran bagi jiwa-jiwa yang

senantiasa berharap kepada Tuhan.39

Menurut pendeta Ratu Pay, perjalanan ziarah ke tanah

suci ialah kunjungan bersejarah seperti yang tercatat dalam PL dan PB, ini juga bukan

sekedar kunjungan tanpa makna tetapi melihat, merasakan, menikmati pengalaman iman

yang pernah dialami bangsa Israel melalui perbuatan besar Allah yang dilakukan serta

belangsung secara baik maupun buruk.40

Menurut pendeta Saul Hingmadi perjalanan ziarah

ke tanah suci sangat bermanfaat untuk bersaksi tentang kebenaran Allah, dan bukti-bukti

sejarah Allah di kota Yerusalem.41

Israel adalah tanah suci. Motivasi dari perjalanan ziarah ke tanah suci ialah untuk

melihat tempat-tempat suci serta jejak-jejak Tuhan Yesus.42

dari perjalanan ziarah ke tanah

suci, diamana ada keinginan dan kerinduan untuk mengetahui Yerusalem itu seperti apa dan

38

Keputusan Bupati Alor, penetapan peserta ziarah rohani kebupaten Alor. Nomor 298, 2017. 39

Pdt Yeheskiel Laa, wawancara (Kalabahi, 22 Mei 2018, Pukul 15:16). 40

Pdt Ratu Pay, wawancara (Kalabahi, 24 Mei 2018, Pukul 08:11). 41

Pdt Saul Hingmadi, wawancara (Kalabahi, 24 Mei 2018, Pukul 16:23). 42

Pdt Yeheskiel Laa, wawancara (Kalabahi, 22 Mei 2018, Pukul 15:16).

Page 28: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

17

bagaimana. Selama ini hanya melihat di TV dan juga membaca dalam Alkitab tetapi, ketika

diberikan kesempatan untuk melakukan perjalanan ke tanah suci maka, dengan sukacita

menerima dan rasa ingin tahu selama ini terjawap.43

motivasi perjalanan ziarah ke tanah suci

yaitu bisa melihat dan menyaksikan langsung bukti-bukti sejarah serta dapat memperkokoh

iman dan pengharapan.44

Berbeda dengan pendapat Pendeta Yakobus Pulamau, tidak ada

motivasi dari perjalanan ziarah ke tanah suci, selain untuk menjawab permintaan pemerintah

serta mengikuti apa yang di atur oleh biro perjalanan. Perjalana ziarah ke tanah suci berlaku

secara gratis, tanpa mengeluarkan biaya kecuali ingin untuk membeli sesuatu tetapi selain

dari itu merupakan tanggung jawap pemerintah daerah. perjalanan wisata rohani sudah

menyatu dengan bisnis sehingga nilai keutungan selalu menjadi pertimbangan utama.45

Perasaan sukacita, bahagia, serta penuh ucapan syukur. yang dirasakan ketika

mengingat jejak perjalanan Tuhan di Tiberias, danau Galilea, Nazaret, Samaria, Betlehem,

jalan viadolorosa, laut mati dll. Semua yang dilihat, serta disaksikan secara langsung

merupakang sesuatu yang luar biasa dan tak akan terlupakan.46

Hampir 99% semua yang

tercatat dalam alkitab, tentang kisah bangsa Israel dan kisah pelayanan Yesus bisa dialami

bahwa semua itu adalah benar dan nyata. Langsung menyaksikan serta membenarkan semua

yang ada di tanah suci.47

Israel umat pilihan Allah, walau pun mereka mengalami tantangan peperang tetapi,

Allah tidak melupakan mereka. Dengan apa yang dilihat memiliki dampak yang bukan saja

dirasakan oleh diri sendiri tetapi dibagikan juga kepada keluarga serta jemaat dengan cara

meyakinkan mereka bahwa tetap memiliki iman yang kuat serta senantiasa mengandalkan

Tuhan dalam kehidupan. Dengan perjalanan ziarah iman percaya semakin teguh serta

menjadi pelajaran bagi jiwa-jiwa serta umat yang percaya kepada Tuhan.48

Tanggapan Jemaat Pola Tribuana Kalabahi dengan Perjalanan Ziarah ke Tanah Suci

Perjalanan ziarah ke tanah suci merupakan perjalanan yang baik, akan tetapi perlu

dilihat apa dampak dari perjalanan ziarah.49

Program ini adalah program dari Pemerintah

Daerah Kabupaten Alor, bukan dari gereja yang kalau ditelusuri apa dampak bagi jemaat atau

43

Pdt Ratu Pay, wawancara (Kalabahi, 24 Mei 2018, Pukul 08:11). 44

Pdt Saul Hingmadi, wawancara (Kalabahi, 24 Mei 2018, Pukul 16:23). 45

Pdt Yakobus Pulamau, wawancara (Kalabahi, 23 Mei 2018, Pukul 19:17). 46

Pdt Yeheskiel Laa, wawancara (Kalabahi, 22 Mei 2018, Pukul 15:16). 47

Pdt Ratu Pay, wawancara (Kalabahi, 24 Mei 2018, Pukul 08:11). 48

Pdt Saul Hingmadi, wawancara (Kalabahi, 24 Mei 2018, Pukul 16:23). 49

Ibu Kartini Maure, wawancara (Kalabahi, 23 Mei 2018, Pukul 10:23).

Page 29: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

18

rakyat, karena jemaat atau rakyat masih dalam kondisi kemiskinan, serta keterbelakangan

pengetahuan. Yesus bilang berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya.50

Pemerintah tentu punya alasan serta pertimbangan yang cukup, serta dilandasi berbagai

regulasi sehingga program ini dilaksanakan. Harapannya sudah di kaji dari pihak pemerintah

dan masyarakat sehingga dapat menemukan berbagai dampak baik negatif maupun positif

terutama bagi gereja yang menerima program ini, harus dijelaskan baik pada lingkup

pendeta-pendeta maupun jemaat sehingga tidak menimbulkan berbagai macam penafsiran

yang berdampak negatif.51

Perjalanan ziarah ke tanah suci ini, disetujui oleh ibu Ningsi sebagai jemaat di gereja

GMIT Pola Tribuana Kalabahi, akan tetapi yang terpenting adalah harus berdampak bagi

kesana hidup iman jemaat, bukan saja sebuah perjalanan ziarah yang tidak bermakna. Tidak

disangkali bahwa ada juga peziarah yang setelah kembli tidak membawa nuansa baru bagi

jemaat.52

Berbeda dengan bapak Sepry, ia tidak setuju dengan perjalanan ziarah ke tanah suci

karena rakyat pada umumnya belum sejahtera dalam kehidupannya sehingga perlu

diperhatikan kehidupan rakyat dengan cara melakukan aksi nyata berupa pemberian modal

usaha.53

Bapak Samsudi mengatakan tidak setuju dengan perjalanan ziarah ke tanah suci,

sebab program seperti ini dimana penentuan peserta ziarah dipilih dan ditetapkan melalui

keputusan pemerintah selalu dicermati dari sisi politis dan oleh sebagian jemaat. Dari sudut

pandang ini pendeta dilihat sebagai alat politik pemerintah, sebab tidak ada suatu ajaran

ataupun ketentuan yang mengatakan bahwa pendeta dan warga jemaat harus berziarah ke

tanah suci. Disamping itu muncul juga kecemburuan diantara sesama pendeta.54

Dampak dari perjalanan ziarah ke tanah suci dapat dirasakan oleh jemaat melalui

pemberitaan-pemberitan Firman Tuhan. Sering, para pendeta langsung menyampaikan

beberapa tempat bersejarah baik itu yang tercatat dalam dunia perjanjian lama, maupun dunia

perjanjian baru dan itu membuat jemaat tidak bimbang dan ragu akan cerita-cerita alkitab

yang kemudian di Imani dalam hidup. Bahkan sebagai jemaat juga mendapat gambaran

tentang karakter hidup umat Israel di zaman kini dengan umat Israel di zaman lampau. Dan

salah satu cerita yang menarik untuk disimak adalah ketika para peziarah hendak

membagikan makanan ke salah satu pengarah, tetapi sang pengarah berkata bahwa “saya ragu

50

Bapak Sepry Datemoli, wawancara (Kalabahi, 24 Mei 2018, Pukul 11:04). 51

Bapak Samsudi Anie, wawancara (Kalabahi, 21 Mei 2018, Pukul 18:06). 52

Ibu Ningsi Maure, wawancara (Kalabahi, 23 Mei 2018, Pukul 10:23). 53

Bapak Sepry Datemoli, wawancara (Kalabahi, 24 Mei 2018, Pukul 11:04). 54

Bapak Samsudi Anie, wawancara (Kalabahi, 21 Mei 2018, Pukul 18:06).

Page 30: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

19

dengan apa yang hendak kamu bagikan itu karena ada kemungkinan kami belum mengambil

sepersepuluhnya bagi Tuhan”. Ini menjadi inspirasi iman yang patut dicontohi dalam

komitmen iman kita orang percaya di zaman ini yang suda mulai lalai dalam hal

sepersepuluh.55

Dengan perjalanan ini timbul pertanyaan di kalangan jemaat; mau lihat

kedepan atau berbalik ke belakang? Bagi jemaat, yang didengar dan impikan sejak kecil

dengan melagukan lagu “Yerusalem kotaku yang mulia”, adalah Yerusalem baru yang

diyakini secara iman tanpa terlebih dahulu melihat Yerusalem yang menjadi tujuan ziarah

saat ini.56

Karena bagi jemaat program ini tidak penting. Perjalanan ini juga terkesan

menghambur-hamburkan uang rakyat oleh pemerintah dan tidak ada nilai tambah bagi

masyarakat.57

Tidak semua jemaat merasakan dampak dari perjalanan ziarah dari para

peziarah sehingga, perlu untuk di kaji ulang program ini, supaya tidak berkesan hanya ingin

menghambur-hamburkan uang dan bersenang-senang di atas pergumulan jemaat yang hidup

penuh dengan keterbatasan perekonomian.58

Analisa Motivasi perjalanan ziarah ke Tanah Suci Menurut Jemaat Pola Tribuana

Kalabahi

Dari data yang sudah didapatkan oleh penulis maka terlihat motivasi-motivasi dari

para peziarah yang melakukan perjalanan ziarah ke tanah suci. Ada motivasi yang berbeda-

beda dari para peziarah. Sesuai dengan pengertian dari motivasi sendiri yang artinya sesuatu

yang menggerakan terjadinya tindakan, atau disebut dengan niat. Pada dasarnya, perbuatan

manusia dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu perbuatan yang direncanakan, artinya

digerakan oleh suatu tujuan yang sudah ada dalam diri seseorang dan akan dicapai; perbuatan

yang tidak direncanakan, yang bersifat spontanitas, artinya tidak bermotiv, yang terjadi secara

langsung; perbuatan yang ada diantara kedua keadaan, yaitu direncanakan dan tidak

direncanakan, yang disebut dengan semi direncanakan. Motivasi ditentukan oleh yang

pertama, kekuatan yang dimana terlihat ada motivasi yang kuat untuk melakukan atau

mengerjakan sesuatu, dan yang kedua kebenaran yang dimana motivasi yang sudah kuat itu

mampu untuk menunjukan kebenaran. Dua unsur ini saling berkaitan dan bergantung.

Motivasi yang kuat dan benar akan menghasilkan kinerja dan hasil kerja yang maksimal.

Sebaliknya motivasi yang lemah dan tidak benar, atau tidak memiliki motivasi yang betul-

betul hadir dalam diri seseorang, akan menghasilkan kinerja dan hasil kerja yang dapat

55

Ibu Ningsi Maure, wawancara (Kalabahi, 23 Mei 2018, Pukul 10:23). 56

Bapak Samsudi Anie, wawancara (Kalabahi, 21 Mei 2018, Pukul 18:06). 57

Bapak Sepry Datemoli, wawancara (Kalabahi, 24 Mei 2018, Pukul 11:04). 58

Bapak Kris Salmau, wawancara (Kalabahi, 25 Mei 2018, Pukul 19:22).

Page 31: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

20

menghasilkan kesan yang buruk dan tidak sesuai.59

Setiap orang memiliki motivasi tersendiri

untuk melakukan perjalanan ziarah ke tanah suci. Ada orang yang melakukan perjalanan

ziarah ke tanah suci dikarenakan memiliki motivasi sebelumnya untuk bisa mendapatkan

kesempatan sampai ke tanah suci, tetapi ada juga yang melakukan perjalanan ke tanah saci

hanya kerena permintaan yang dikeluarkan sesuai dengan kinerja atau kehadiran pelayanan

mereka selama ini. Ini merupakan perbuatan yang tidak direncanakan atau bersifat

spontanitas, Sehingga setelah kembali dari perjalanan ke tanah suci, tidak semua peziarah

mampu memberikan dampak dari perjalanan ziarah ke tanah suci. Sesuai dengan penjelasan

pengertian motivasi yang dimana adanya motivasi yang lemah dan tidak benar sehingga hasil

yang dtunjukan sangat minimal dan buruk untuk jemaat dapat merasakan dampaknya,

Dari pengertian motivasi yang telah di paparkan, maka bagi penulis motivasi

merupakan suatu proses yang pasti memerlukan waktu untuk dapat bisa menjawap apa yang

menjadi kebutuhan-kebutuhan dari para perziarah serta mendorong mereka untuk dapat

melakukan perjalanan ziarah ke tanah suci agar apa yang menjadi tujuan dari para peziarah

dapat tercapai. Tujuannya ialah bisa sampai ke tanah suci Israel dan merasakan secara

langsung apa yang telah di firmankan Tuhan dalam perjanjian Lama dan perjanjian baru.

Ketika tujuan ini tercapai maka akan memuaskan apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan

para peziarah yang dimana kerinduan mereka untuk bisa sampai ke tanah suci Israel dapat

terjawap. Dengan melakukan perjalan ziarah ke tanah suci, lebih memperkuat iman percaya

para peziarah serta dengan penuh semangat khotbah-khotbah yang disampaikan menjadi

khotbah yang hidup dan penuh tanggung jawap. karena mereka telah secara langsung

menyaksikan semua yang ada di tanah suci.

Kebutuhan untuk sampai ke tanah suci akan memuaskan keinginan para peziarah

setelah mereka sampai di Yerusalem yang menjadi tujuan utama mereka melakukan

perjalanan yang panjang dan memakan waktu berhari-hari dari Kabupaten Alor sampai ke

tanah suci di Yerusalem. Kepuasan ini terus mendorong para peziarah untuk terus mencari

serta menemukan apa yang sebelumnya tidak terpikirkan dan di harapkan untuk tercapai,

sehingga dengan perjalanan ini dapat mengurangi ketidak tahuan para peziarah yang

sebelumnya tidak mereka dapatkan dalam pelayanan yang mereka lakukan selama berada

ditengah-tengah jemaat. Dengan motivasi dalam diri peziarah untuk melakukan perjalanan

ziarah ke tanah suci, para peziarah bukan saja di tuntut untuk aktif tetapi dituntut untuk bisa

59

H. Andi Rafsyid, Manajemen Pendidikan, 206-217.

Page 32: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

21

proaktif dalam artian para peziarah harus bertanggung jawap dengan apa yang telah mereka

saksikan ditanah suci, tanah yang telah di janjikan Allah, tanah yang diberkati, untuk

nantinya mereka aplikasikan kepada jemaat berdasarkan nilai apa yang mereka dapatkan di

tanah suci. Ketika apa yang dicari suda memenuhi kebutuhan peziarah maka akan timbul

perilaku reaktif yang dimana ada tanggapan atau respon ketika merasakan sesuatu yang

timbul atau mucul secara langsung. Bahwa janji Allah, Ya dan Amin. Semua itu ada dan

nyata karna bisa di saksikan dan dirasakan oleh para peziarah secara langsung. Dimana janji

Allah kepada Musa, sesuai dengan nyayian Musa (Ulangan 32), tergenapi bukan saja pada

saat dulu tetapi nyata sampai saat ini.

“Aku akan memulihkan kembali umat-Ku Israel: mereka akan membangun kota-kota

yang licin tandas dan mendiaminya: mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan minum

anggurnya; mereka akan membuat kebun-kebun buah-buahan dan makan buah-buahan dan

makan buahnya. Maka Aku akan menanam mereka di tanah mereka, dan mereka tidak akan

dicabut lagi dari tanah yang telah Kuberikan kepada mereka, Firman Tuhan, Allahmu”. Amos

9 : 14-15.60

Janji Allah sesuai dengan Firman Tuhan, menjadi bukti nyata yang secara langsung

dilihat dan dirasakan oleh para peziarah. Perjalanan yang dilakukan bukanlah sebuah

perjalanan yang sia-sia. Sampai banyak hal yang tidak mampu untuk diungkapkan dengan

kata-kata karena hanya bisa dirasakan oleh para peziarah yang secara langsung membantu

para peziarah untuk memperkokoh Iman percaya mereka. Dalam kehidupan sebagai manusia,

kita memerlukan motivasi baik saat suka maupun duka, untung maupun rugi, kaya maupun

miskin, jadi pemimpin atau pun di pimpin, saat kesulitan maupun kesudahan. Dengan

motivasi kita dapat Tumbuh dan berkembang bila mana ada daya rangsangan, daya imajinasi

yang bersumber dari dalam diri dan luar diri, sehingga dapat membangkitkan rasa diri

seseorang sebagai kekuatan untuk mencapai suatu resiko dan tantangan untuk mencapai

target yang belum pernah tercapai atau memang yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan

didalam benak dan pikiran. Sebuah kebenaran haruslah memiliki kekuatan, dan sebuah

kekuatan haruslah mencerminkan suatu kebenaran.61

Cara para peziarah merepon serta

menjalankan perjalanan ziarah ketanah suci dilakukan secara individual karena setiap orang

memiliki pemikiran serta motivasi dalam diri yang berbeda-beda pula. Cara menyikapi

perjalanan pun akan berbeda, sampai pada bagaimana pengaplikasian dari hasil perjalanan

60

Diaz Dwikomentari, Manajemen Solusi dan Spiritual, (Jakarta: Katalog Dalam Terbitan, 2005), 21. 61

Diaz Dwikomentari, Menejemen Solusi dan Spiritual, 21.

Page 33: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

22

ziarah yang dilakukan. Sehingga terlihat jelas bahwa tidak semua peziarah mampu

memberikan dampak yang betul-betul membuat jemaat merasa bahwa dampak itu ada untuk

mereka rasakan.

Perjalanan ziarah adalah alat bantu mengajar, tidak saja mengajar tenang akar-akar

Iman yang dimana dengan pengalaman perjalanan ziarah ke tanah suci, para peziarah dapat

membantu jemaat dengan meyakinkan jemaat melalui Firman Tuhan yang secara langsung

telah mereka lihat serta saksikan, dengan cara melihat kenyataan dari tempat yang dituju.

Ziarah membuat mata terbuka untuk melihat dunia Allah apa adanya, dan bukan seperti yang

ingin kita bayangkan. Perjalanan ziarah adalah satu jalan doa: sebagai jalan untuk meminum

dalam kehadiran dan kasih Allah dalam Kristus, sambil mengunjungi tempat-tempat yang

Khusus dihubungkan denganNya, dan juga kini sebagai suatu jalan untuk berdiri ditempat

derita. Perjalanan ziarah adalah jelan kemuridan baik untuk dikuatkan dalam kehidupan

keseharian dan pekerjaan sebagai orang Kristen, dan semakin dikuatkan dalam Iman.62

Sebagaimana yang telah di paparkan pada bagian ke dua Bahwa, Yang penting

motivasi dan interaksi pelayanan tetaplah bersih dan murni. Artinya, apa yang dilakukan dan

didapatkan dari perjalanan ziarah ke tanah suci kiranya benar-banar jauh dari sisi egoisme,

kepentingan diri dan niat untuk mencari pujian yang sia-sia. Kalau motivasi yang dilakukan

tidak murni, maka akan menjadi percuma dan sia-sia perjuangan dan usaha, pelayanan dan

pengorbanan, serta tidak akan membawakan kegembiraan, kepuasan dan kebahagiaan bagi

kehidupan berjemaat karena dalam perjalanan ziarah ke tanah suci sudah ada unsur egoisme

yang sudah ada dalam diri para peziarah. Sehingga akan menghasilkan suatu penilaian yang

berbau negatif bagi jemaat. walau pun motivasi merupakan sesuatu yang ada dalam diri setiap

orang yang tidak tampat dari luar tetapi motivasi akan terlihat dari para peziarah melalu

perilaku dan tindakan nyata yang mereka buktikan serta tunjukan dalam kehidupan

berjemaat. Sehingga setiap tujuan perjalanan ziarah ke tanah suci yang telah meraka alami

bisa membawa dampak bagi jemaat.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilitian, pembahasan dan analisa maka dapat di ambil kesimpulan

bahwa, ada motivasi yang berbeda-beda dalam pribadi para peziarah. Sesuai dengan

pengertian motivasi yang merupakan dorongan yang ada dalam diri setiap orang. Perjalanan

62

Tom Wright, Panduan Untuk Ziarah Geografis dan Spiritual, (Jakarta: Waskita Publishing, 2010),

150.

Page 34: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

23

ke tanah suci yang dilakukan oleh para peziarah didasarkan motivasi dalam diri mereka

untuk dapat melihat serta menyaksikan secara langsung tanah perjanjian yang telah di

janjikan oleh Allah kepada bangsa Israel. Dengan perjalanan ini, para peziarah juga dapat

melihat bagaimana kota yang terjanji ini, sehingga dapat membantu para peziarah untuk

dapat bertanggung jawap dengan isi Alkitab yang dapat mereka saksikan secara langsung,

iman dan pengharapan dari para peziarah juga semakin diperkokoh. Inilah yang terjadi dalam

diri para peziarah yang mendapatkan kesempatan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Alor

untuk melakukan perjalanan ziarah ke tanah suci, yang awalnya tidak pernah ada dalam

benak mereka tetapi pada akhirnya apa yang tidak pernah mereka pikirkan ini dapat mereka

rasakan secara langsung. Walau dari perjalanan ziarah ke tanah suci tidak semua peziarah

dapat membawa dampak bagi jemaat akan tetapi, tidak semua jemaat menilai perjalanan

ziarah ke tanah suci secara negatif. Ada jemaat yang setuju dengan perjalanan ziarah ke tanah

suci dengan berbagai pemikiran mereka tetapi ada juga jemaat yang tidak setuju dengan

perjalanan ziarah ke tanah suci dengan berbagai pemikiran mereka.

Saran

1. Pemerintah Daerah kabupaten Alor harus lebih memikirkan dengan baik program

perjalanan ziarah ke tanah suci. Program ini memang baik untuk dilakukan bagi para

tokoh-tokoh agama yang telah berkontribusi bagi Kabupaten Alor tetapi harus ada

penegasan dan penekanan kepada para peziarah ketika kembali dari tempat ziarah,

dampak atau manfaat apa yang harus mereka bagikan kepada jemaat atau aplikasi

seperti apa yang harus mereka lakukan bagi jemaat. Iman akan semakin bertumbuh

dan kokoh, tetapi bagaimana dengan pengapliksian setiap proses kehidupan yang

mereka dapatkan dari perjalanan ziarah ke tanah suci.

2. Para perziarah hendaknya membuat suatu hal seperti sosialisasi atau diskusi bersama

sesama para pendeta ketika kembali dari tanah Israel, sehingga para pendeta yang

belum pernah melakukan perjalanan ziarah juga bisa mendapatkan pembelajaran baru

tentang tanah Israel yang sekarang.

3. Untuk para peziarah, motivasi dalam diri untuk melakukan perjalanan ziarah ke tanah

suci kiranya bukan saja di rasakan sendiri untuk sementara waktu, akan tetapi dapat

memberikan dampak dalam jangka waktu yang panjang. Sehingga tidak menimbulkan

pandangan negativ dari jemaat untuk para peziarah yang melakukan perjalanan ziarah

ke tanah suci.

Page 35: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

24

4. Hendaknya jemaat memandang, menerima dan menilai perjalanan ziarah ke tanah

suci yang telah di programkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Alor secara positif

sebagai upaya untuk memperkuat dan membangun iman jemaat, sehingga perjalanan

ziarah ke tanah suci tidak mejadi sebuah perjalanan yang berkesan negatif di dalam

pandangan jemaat.

Page 36: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

25

Daftar Pustaka

Buku

Adair, Jhon. Kepemimpinan yang Memotivasi, Aturan Lima Puluh – Lima Puluh dan

Delapan Prinsip Utama Untuk Memotivasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 2008.

Azwar, Saifuddin. Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Balker, David L. Satu Alkitab Dua Perjanjian, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.

Bard, C. Theologi Perjanjian Lama 2, Jakarta: BPK Gunung mulia, 2001.

Bart, Christoph dan Bart-Frommel, Marie-Clair. Teologi Perjanjian Lama, Jakarta: Gunung

Mulia, 2008.

Cooley, Frank. Benih yang Tumbuh XI, Jakarta: Lembaga Penilitian dan Studi Dewan Gereja-

Gereja di Indonesia, 1976.

Davidson, Robert. Alkitab Berbicara, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986.

Denny, Richard. Motivate to win, Cara Memotivasi Diri dan Orang Lain, Jakarta: Granmedia

Pustaka Utama, 2007.

Dwikomentari, Diaz. Menejemen Solusi dan Spiritual, Jakarta: Katalog Dalam Terbitan,

2005.

Efendi, Nursalam Ferry. Pendidikan Keperawatan, Semarang: Salemba Madika, 2018.

Gaspersz, Steve. Iman tidak Pernah Amin: Menjadi Kristen dan Menjadi Indonesia, Jakarta:

BPK Gunung Mulia, 2009.

Hadiwiyata, A S. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Yogyakarta: Kanisius, 2002.

Hartono, F SJ. Pengharapan Kristen, Yogyakarta: Kanisius, 2005.

Karman, Yongki. Bunga Rampai Theologi Perjanjian Lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia,

2015.

Kholis, Setiawan M Nur & Soetapa. Meneliti Kelam Kerukunan, Jakarta: BPK Gunung

mulia, 2010.

Leteng, Hubert. Spiritualitas Iman Praja,Yogyakarta: Kanisius, 2010.

Martin, Handoko. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku, Yogyakarta: Kanisius, 1992.

Mawene, Marthinus Theodorus. Perjanjian Lama dan Teologi Kontekstual, Jakarta:

Gunung Mulia, 2012.

Munandar, Ashar Sunyoto. Psikologi Industry dan Organisasi, Jakarta: Universitas

Indonesia, 2001.

Noersena, Bambang. Refleksi Ziarah ke Tanah Suci, Malang: Katalog dalam Terbitan, 2016.

Otta, Pieter. Nehsher Indotama Tour dan Travel, Bogor: 2017.

Page 37: Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke ...

26

Rafsyid, Andi, dan Pananrangi. Manajemen Pendidikan, Makasar: Celebes Media Perkasa,

2017.

Rasis, Rachman. Hari raya Liturgi: Sejaran dan Pesan Pastoral Gereja, Jakarta: BPK

Gunung mulia, 2005.

Setiadi, Nugroho J. Perilaku Konsumen, Perspektif Kontenporer pada Motif, Tujuan, dan

Keinginan Konsumen, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2013.

Suryadana, M Liga. Sosiologi Pariwisata; Kajian Kepariwisataan dalam Paradigma

Integrative Transformative Menuju Wisata Spiritualitas, Bandung: Catalog dalam

Terbit.

Ucko, Hans. Akar Bersama Belajar tentang Iman Kristen dari Dialok Kristen-Yahudi,

Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001.

Jurnal dan Dokumen:

Wright Tom. Panduan Untuk Ziarah Geografis Dan Spiritual, Jakarta: Waskita Publishing,

2010.

Court, Jhon M. Approaching the Apocalypse: A short history of Christian Millenarianism, I.

B. Tauris & Co Ltd, 2008.

Rozin, Paul and wolf, Sharo. Attacment to land: The case of the land of Israel for American

and Israeli jews and the role of contagion, judgment and decision making, (april 2008)

https://www.sas.upenn.edu/~baron/journal/jdm7909.pdf di unduh Juli 2, 2018.

Crouch, Paul. Ahead of historic G16 holy land tour, trinity broadcasting network Re-Affirms

strong commitment to nation of Israel, http://web.a.ebscohost.com. Diunduh tgl 25 Juni

2018.

Kallai, Zecharia. The patriarchal boundaries, canaan and the land of Israel: patterns and

application in biblical historiography, Israel exploration jurnal, Vol ½ (1997) 69-92,

http://www.jstor.org/stable/27926459, di unduh Juli, 02 2018.