Tinjauan Kebijakan Pengurangan Subsidi BBM.doc

3
I. Argumentasi Kenaikan Harga BBM : 1. Kerumitan pelaksanaan rencana pembatasan BBM bersubsidi bagi kendaraan roda empat pribadi per 1 April 2012 sesuai amanat UU No. 22 Thn. 2011 Tentang APBN 2012 pasal 7 ayat (4). 2. Menyelamatkan ekonomi nasional akibat gejolak harga minyak dunia yang semakin tinggi (rata-rata ICP pada Februari 2012 mencapai US$122,17 per barel) dan berpotensi menambah defisit anggaran. 3. Perkiraan lifting minyak bumi tahun 2012 turun dari 950 ribu barel per hari menjadi 930 ribu per hari sehingga menurunkan penerimaan sektor migas. 4. Subsidi BBM lebih banyak dinikmati oleh masyarakat dengan tingkat penghasilan menengah ke atas dibandingkan dengan masyarakat berpenghasilan rendah. 5. Mengurangi penyelewengan dan Tinjauan Kebijakan Pengurangan Subsidi BBM Opsi kenaikan harga BBM diambil sebagai alternatif kebijakan paling baik ditengah kondisi ekonomi dunia yang tidak menentu akibat krisisi ekonomi dan geopolitik. Kenaikan harga BBM seharusnya dilakukan pada tahun 2011 ketika realisasi ICP=US$111 per barel. Namun hal tersebut tidak dilakukan Pemerintah dengan mempertimbangkan banyak hal termasuk keadaan ekonomi masyarakat yang belum siap. Pada Februari 2012, ICP rata-rata telah mencapai US$122,17 per barel, Pemerintah dengan berbagai pertimbangan memutuskan untuk menaikkan harga BBM setelah rencana pembatasan penggunaan BBM bersubsidi pada POKSI VII FPD DPR RI II. Kronologis Pembahasan Kenaikan Harga BBM Tahun 2012 V. Argumentasi Pelaksanaan Program Kompensasi Kenaikan Harga BBM 1. Kenaikan harga BBM secara ekonomi memberi dampak pada menurunnya daya beli masyarakat terutama bagi golongan miskin dan masyarakat hampir miskin. Pemerintah harus memiliki perlindungan sosial yang cukup baik bagi rakyat terutama masyarakat golongan penghasilan rendah. Program BLSM menunjukkan Pemerintah memiliki hati dan empati terhadap masyarakat yang terkena dampak kebijakan. Pemberian bantuan langsung sebesar Rp. 150.000 diharapkan efektif untuk mencegah penurunan daya beli masyarakat. Cakupan kompensasi sebanyak 18,5 juta rumah tangga adalah 30% rumah tangga dengan tingkat sosial ekonomi terendah di Indonesia. Termasuk didalamnya juga rumah tangga yang hampir miskin dan kelompok pekerja yang berpenghasilan di sekitar upah minimum. Penentuan kelompok rumah tangga ini berdasarkan hasil survey Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2011 oleh BPS bekerjasama dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Program BLSM merupakan kompensasi tambahan yang bersifat sementara selama 9 bulan, dan terbukti lebih tepat sasaran ketimbang program-program penanggulangan kemiskinan lainnya. Sehingga tidaklah tepat apabila program ini dikatakan mendidik dan mendorong orang untuk menjadi malas. 2. Kompensasi berupa subsidi langsung yang diberikan kepada angkutan umum kelas ekonomi, penumpang dan barang dimaksudkan agar pengusaha angkutan dan 1. Infrastruktur Pelaksanaan Diversifikasi BBM ke Gas 1. Penyiapan/Pembangunan SPBG CNG dan SPBG LGV 2. Fasilitas peningkatan mutu gas 3. Pengadaan alat konversi (Konverter Kit) dari CNG dan LGV 4. Penyiapan bengkel pemasangan dan peraawatan. 2. Melengkapi Infrasruktur Pengawasan Pendistribusian BBM Bersubsidi 1. Pengawasan pendistribusian BBM bersubsidi 2. Subsidi bungan untuk penyiapan infrastruktur BB M non subsidi 3. Penambahan Infrastruktur Energi 1. Upgrading dan pembangunan kilang minyak baru VI. Rencana Pemanfaatan Hasil Penghematan Subsidi 1 5 6 Kenaikan harga BBM saat ini merupakan pilihan yang harus diambil Pemerintah. Pengalaman tahun 2008 menunjukkan ketika lonjakan harga minyak mencapai US$121 per barel, Pemerintah menaikkan harga BBM dari Rp. 4.500 menjadi Rp. 6.000 per liter. Setelah ICP turun di kisaran US$95,7 Pemerintah secara bertahap menurunkan

description

tinjauan

Transcript of Tinjauan Kebijakan Pengurangan Subsidi BBM.doc

Page 1: Tinjauan Kebijakan Pengurangan Subsidi BBM.doc

I. Argumentasi Kenaikan Harga BBM :

1. Kerumitan pelaksanaan rencana pembatasan BBM bersubsidi bagi kendaraan roda empat pribadi per 1 April 2012 sesuai amanat UU No. 22 Thn. 2011 Tentang APBN 2012 pasal 7 ayat (4).

2. Menyelamatkan ekonomi nasional akibat gejolak harga minyak dunia yang semakin tinggi (rata-rata ICP pada Februari 2012 mencapai US$122,17 per barel) dan berpotensi menambah defisit anggaran.

3. Perkiraan lifting minyak bumi tahun 2012 turun dari 950 ribu barel per hari menjadi 930 ribu per hari sehingga menurunkan penerimaan sektor migas.

4. Subsidi BBM lebih banyak dinikmati oleh masyarakat dengan tingkat penghasilan menengah ke atas dibandingkan dengan masyarakat berpenghasilan rendah.

5. Mengurangi penyelewengan dan penyelundupan BBM akibat disparitas harga yang sangat tinggi.

6. Penggunaan anggaran yang lebih bermanfaat untuk pembangunan infrastruktur publik, memperbaiki kualitas hidup kaum kurang mampu, perbaikan layanan pendidikan dan kesehatan serta penanggulangan kemiskinan yang lebih bersifat permanen dan jangka panjang.

Tinjauan KebijakanPengurangan Subsidi BBM

Opsi kenaikan harga BBM diambil sebagai alternatif kebijakan paling baik ditengah kondisi ekonomi dunia yang tidak menentu akibat krisisi ekonomi dan geopolitik. Kenaikan harga BBM seharusnya dilakukan pada tahun 2011 ketika realisasi ICP=US$111 per barel. Namun hal tersebut tidak dilakukan Pemerintah dengan mempertimbangkan banyak hal termasuk keadaan ekonomi masyarakat yang belum siap.

Pada Februari 2012, ICP rata-rata telah mencapai US$122,17 per barel, Pemerintah dengan berbagai pertimbangan memutuskan untuk menaikkan harga BBM setelah rencana pembatasan penggunaan BBM bersubsidi pada kendaraan pribadi tidak dapat dilaksanakan mengingat kompleksitas implementasi rencana tersebut di lapangan. Dalam berbagai pembahasan di Komisi VII DPR RI menyimpulkan untuk melakukan opsi kenaikan harga BBM dengan diikuti program kompensasi bagi masyarakat yang berpotensi terkena dampak.

POKSI VII FPD DPR RI

II. Kronologis Pembahasan Kenaikan Harga BBM Tahun 2012

V. Argumentasi Pelaksanaan Program Kompensasi Kenaikan Harga BBM

1. Kenaikan harga BBM secara ekonomi memberi dampak pada menurunnya daya beli masyarakat terutama bagi golongan miskin dan masyarakat hampir miskin. Pemerintah harus memiliki perlindungan sosial yang cukup baik bagi rakyat terutama masyarakat golongan penghasilan rendah. Program BLSM menunjukkan Pemerintah memiliki hati dan empati terhadap masyarakat yang terkena dampak kebijakan. Pemberian bantuan langsung sebesar Rp. 150.000 diharapkan efektif untuk mencegah penurunan daya beli masyarakat.

Cakupan kompensasi sebanyak 18,5 juta rumah tangga adalah 30% rumah tangga dengan tingkat sosial ekonomi terendah di Indonesia. Termasuk didalamnya juga rumah tangga yang hampir miskin dan kelompok pekerja yang berpenghasilan di sekitar upah minimum. Penentuan kelompok rumah tangga ini berdasarkan hasil survey Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2011 oleh BPS bekerjasama dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).

Program BLSM merupakan kompensasi tambahan yang bersifat sementara selama 9 bulan, dan terbukti lebih tepat sasaran ketimbang program-program penanggulangan kemiskinan lainnya. Sehingga tidaklah tepat apabila program ini dikatakan mendidik dan mendorong orang untuk menjadi malas.

2. Kompensasi berupa subsidi langsung yang diberikan kepada angkutan umum kelas ekonomi, penumpang dan barang dimaksudkan agar pengusaha angkutan dan barang tidak menaikkan tarif lebih tinggi yang memberatkan masyarakat. Pemberian subsidi langsung ini sebagai bagian dari kebijakan subsidi dapat dinikmati langsung masyarakat.

3. Demikian halnya dengan program penambahan beras miskin/raskin, kompensasi bantuan pendidikan serta pasar murah yang dilakukan Pemerintah, berbagai program tersebut dilakukan sebagai antisipasi pemerintah atas dampak kenaikan inflasi yang biasanya terjadi selama 3(tiga) sampai 6 (enam) bulan. Sebagaimana diketahui, kenaikan harga BBM sebesar Rp. 1.500 akan mendorong inflasi langsung sebesar 0,9% dan inflasi tak langsung sekitar 1,8%.

1. Infrastruktur Pelaksanaan Diversifikasi BBM ke Gas

1. Penyiapan/Pembangunan SPBG CNG dan SPBG LGV

2. Fasilitas peningkatan mutu gas

3. Pengadaan alat konversi (Konverter Kit) dari CNG dan LGV

4. Penyiapan bengkel pemasangan dan peraawatan.

2. Melengkapi Infrasruktur Pengawasan Pendistribusian BBM Bersubsidi

1. Pengawasan pendistribusian BBM bersubsidi

2. Subsidi bungan untuk penyiapan infrastruktur BB M non subsidi

3. Penambahan Infrastruktur Energi

1. Upgrading dan pembangunan kilang minyak baru

2. Pembangunan pipa trans jawa

3. Penambahan jaringan gas bumi untuk rumah tangga

VI. Rencana Pemanfaatan Hasil Penghematan Subsidi

15 6

Kenaikan harga BBM saat ini merupakan pilihan yang harus diambil Pemerintah. Pengalaman tahun 2008 menunjukkan ketika lonjakan harga minyak mencapai US$121 per barel, Pemerintah menaikkan harga BBM dari Rp. 4.500 menjadi Rp. 6.000 per liter. Setelah ICP turun di kisaran US$95,7 Pemerintah secara bertahap menurunkan harga sehingga kembali ke Rp. 4.500 per liter.

Page 2: Tinjauan Kebijakan Pengurangan Subsidi BBM.doc

III.A. Besaran Subsidi BBM Tahun 2012

Dengan asumsi kurs rupiah terhadap dollar RP. 9.000 dan ICP US$105 pe barel, besaran subsidi BBM Tahun 2012 dengan volume 40 juta KL dapat mencapai Rp. 178,62 Triliun. Besaran subsidi ini masih berpotensi naik jika Pemerintah tidak menerapkan langkah-langkah yang tepat baik melalui pengaturan yang ketat dalam pendistribusian BBM bersubsidi maupun program konversi BBM ke BBG.III.B. Perbandingan Penerimaan Migas &

Subsidi Energi Tahun 2010 s.d 2012

Keterangan :*) = Besaran subsidi dengan ICP US$90 per barel dan kurs Rp. 8.800 per dolar**) = Besaran subsidi dengan ICP US$105 per barel dan kurs Rp. 9.900 per dolar dan kenaikan harga Premium dan Solar sebesar Rp. 1.500***) = Besaran subsidi dengan ICP US$105 per barel dan kurs Rp. 9.900 per dolar pada kondisi business as usual

III.C. Subsidi BBM Tidak Tepat Sasaran

Hasil estimasi Susenas 2008 & Bank Dunia 2010 :

• 25% kelompok rumah tangga dengan penghasilan (pengeluaran) per bulan tertinggi menerima alokasi subsidi sebesar 77%.

• Sementara kelompok 25% kelompok rumah tangga dengan penghasilan (pengeluaran) per bulan terendah hanya menerima subsidi sekitar 15%.

• Terjadi ketimpangan dalam

IV. Program Pemerintah Terkait Kenaikan Harga BBM

Terkait dampak kebijakan kenaikan harga BBM, Pemerintah melaksanakan berbagai program dan kegiatan untuk menanggulangi damak yang timbul akibat pilihan kebijakan terhadap Inflasi, daya beli masyarakat, UMKM, nelayan, tuntutan kenaikan UMR dan stabilitas politik.

Program Pemerintah tersebut sebagai berikut :

1. Paket Kompensasi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) 2012. Pemerintah akan mengalokasikan dana tunai Rp. 25,6 Triliun kepada 18,5 juta keluarga miskin atau 74 juta jiwa selama April-Desember 2012, sebesar RP. 150 ribu per bulan untuk tiap keluarga atau Rp. 1.350.000 per keluarga selama 9 (sembilan) bulan.

2. Subsidi angkutan umum, antara lain melalui penambahan PSO untuk angkutan umum kelas ekonomi, penumpang dan barang, kompensasi terhadap kenaikan biaya tidak langsung untuk angkutan umum kelas ekonomi, penumpang dan barang, kompensasi terhadap kenaikan biaya tidak langsung angkutan umum perkotaan, serta bentuk kompensasi lainnya, dengan perkiraan biaya sebesar Rp. 5 triliun selama 9 bulan.

3. Kompensasi pangan berbentuk penambahan beras miskin (raskin), baik dari sisi volume maupun frekuensi. Raskin ini akan dibagikan selama 14 bulan (April 2012-Juni 2012) dengan harga tebus Rp. 1.600 per kilogram.

4. Kompensasi bantuan pendidikan dengan penambahan subsidi dan beasiswa bagi rakyat miskin sebesar Rp. 3,41 triliun.

5. Program pasar murah bagi masyarakat yang diselenggarakan oleh BUMN.

Catatan :

1. Program kompensasi ini dapat menjawab dampak yang ditimbulkan akibat inflasi dan penurunan daya beli masyarakat pada kelompok masyarakat miskin dan hampir miskin, juga sebagai bagian dari kompensasi terhadap UMKM, Nelayan dan Buruh yang meminta kenaikan UMR.

2. Untuk mensukseskan program pemerintah agar realisasi program kompensasi yang dilakukan berjalan baik dan tepat sasaran harus dilakukan sosialisasi ke masyarakat dan membuat mekanisme/sistem pelaksanaan program yang akuntabel dan transparan. Hakikatnya, Kompensasi yang dilaksanakan adalah pengalihan dari subsidi BBM yang dialihkan kepada masyarakat tidak mampu agar subsidi tersebut tepat sasaran.

2 3 4III. Data & Fakta Subsidi BBM

Page 3: Tinjauan Kebijakan Pengurangan Subsidi BBM.doc