Tinjauan atas Formula Perhitungan Dana Alokasi Umum.pptx

download Tinjauan atas Formula Perhitungan Dana Alokasi Umum.pptx

of 32

Transcript of Tinjauan atas Formula Perhitungan Dana Alokasi Umum.pptx

ThemeGallery PowerTemplate

www.themegallery.comTinjauan atas Formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU)BAB 9

LOGOKelompok 5NUR LAILY FAJARWATILULUK AGUS TININGSIHYUNIAR RAHMAWATIDANIEL PRADANAREZY AFDHAL 125030100111099125030100111106125030100111111125030100111072125030100111120NAMANIM

KesimpulanContentsAlasan Perlunya Transfer Keuangan Pusat ke DaerahKriteria Desain Transfer Pusat ke DaerahFormula Perhitungan Dana Alokasi UmumBeberapa Masalah Dengan Formula Perhitungan DAU

Sejarah Perkembangan Transfer Keuangan Pusat & Daerah Pendahuluan Kebijakan Baru OTONOMI DAERAHUU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan DaerahUU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan DaerahKebijakan transfer dalam bentuk DAU Tujuannya dalam rangka pemerataan penyediaan pelayanan publik di antara Pemerintah daerah di IndonesiaKarena distribusi sumber daya alam setiap daerah berbeda/ tidak merataBesaran DAU sekurang kurangnya 26%Perolehan DAU suatu daerah atas besarnya celah fiskal (selisih antara kebutuhan daerah dan potensi daerah Sejarah Perkembangan Transfer Keuangan Pusat & Daerah

Tahun 1945 1956 adanya subsidi sistem sluit postTunjangan bersifat sluit post memiliki peran dominan dalam pembiayaan daerah, yaitu 90% provinsi, dan 70% kabupaten/kotaUU No 32 Tahun 1956 Pola Transfer lain ganjaran subsidi sumbangan PELITA I Subsidi Daerah Otonom dan Bantuan INPRESSDO Membantu menciptakan perimbangan keuangan antar tingkat pemerintahan Bantuan INPRES Membiayai pembangunan di daerah REFORMASI Dana Rutin Daerah dan Dana Pembangunan DaerahMulai tahun anggaran 2001, digantikan oleh dua jenis transfer baru DAU dan DAKAlasan Perlunya Dilakukan Transfer Dana Dari Pusat Ke Daerah Adalah Sebagai Berikut:123Untuk mengatasi persoalan ketimpangan fiskal vertical (vertikal fiscal imbalace) Untuk mengatasi persoalan ketimpangan fiskal horizontal (horinzontal fiscal imbalace) Adanya kewajiban untuk menjaga tercapainya standar pelayanan minimum di setiap daerah45Untuk mengatasi persoalan yang timbul dari menyebar atau melimpahnya efek pelayanan publik (inter-jurisdictional spill-over effects)Untuk stabilisasiPemerintah pusat menguasai sebagian besar sumber-sumber penerimaan (Paak), pemerintah pusat hanya menguasai sebagian kecil pajak atau hanya berwenang memungut pajak-pajak yang bersifat lokal dengan karakteristik besar penerimaan kurang signifikan. Sehingga daerah membutuhkan transfer dana dari pemerintah pusatDaerah-daerah memiliki kemampuan yang bervariasi, tergantung pada kondisi daerah yang bersangkutan yang memiliki kekayaan sumber daya alam atau tidak, ataupun daerah dengan intensitas kegiatan ekonomi yang tinggi atau rendah. ini mencerminkan tinggi rendahnya kebutuhan fiscal dari daerah-daerah yang bersangkutan. Dengan demikian maka dapat dihitung kesenjangan dan celah fiscal masing-masing daerah yang selanjutnya akan ditutupi oleh transfer dari pemerintah pusat.Daerah-daerah dengan sumber daya sedikit, harus diberikan subsidi untuk dapa mencapai standar pelayanan minimum yang diinginkan

6Kriteria Desain Transfer Pusat Ke DaerahOtonomiKeadianSederhana Transparan dan StabilPenerimaan yang memadai

14253Insentif

67Content LayoutsFormula Perhitungan DAUPengertian DAUJumlah DAUData penghitungan DAU DAU merupakan Transfer dana yang bersifat bock grant sehingga pemenintah daerah mempunyai keleluasaan didalam penggunaan DAU sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masing-masing daerah Pengeluaran yang perlu diprioritaskan daerah adalah pengeluaran untuk gaji pegawai negeri sipil daerah Sesuai dengan UU No 33 Tahun 2004, Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26% (dua puluh enam persen) dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam APBN.Data yang digunakan dalam penghitungan DAU diperoleh dari lembaga statistik pemerintah dan / atau lembaga pemerintah yang berwenang menerbitkan data yang dapat dipertanggungjawabkan Jumlah keseluruhan DAU sekurang-kurangnya 25,5% dari PDN neto yang ditetapkan dalam APBN sampai dengan tahun 2007 2008 : keseluruhan DAU sekurang-kurangnya 26% dari PDN neto DAU untuk Propinsi ditetapkan sebesar 10% dan untuk Kabupaten/Kota ditetapkan sebesar 90% DAU untuk suatu Daerah dialokasikan atas dasar formula dengan konsep alokasi dasar dan celah fiskalClick to edit title style

Kebutuhan Fiskal (KbF)Kapasitas Fiskal (KpF)Formula DAUKbF = TBR (a1 IP + a2 IW + a3 IKK + a4 IPM + a5 IPDRB)Bobot Indeks : (Catatan)a1, a2, a3, a4, a5 merupakan bobot masing-masing indeks yang ditentukan berdasarkan hasil uji statistik KpF = PAD + DBH SDA + DBH PajakDAU = AD + CFVariabel Data Dasar Perhitungan DAU Data Kebutuhan Fiskal (KbF) : jumlah penduduk, luas wilayah, indeks kemahalan konstruksi, produk domestik regional bruto perkapita, dan indeks pembangunan manusia Data Kepastian Fiskal (KpF) : pendapatan asli daerah dan dana bagi hasil Formul DAU

Perhitungan DAUDAU atas dasar celah fiskal untuk suatu daerah provinsi dihitung berdasarkan perkalian bobot daerah provinsi yang bersangkutan dengan jumlah DAU seluruh daerah provinsi.

Bobot daerah provinsi merupakan perbandingan antara celah fiskal daerah provinsi yang bersangkutan dan total celah fiskal seluruh daerah provinsi.

DAU Provinsii = Bobot Provinsii x DAU Provinsi CF ProvinsiiBobot Provinsii = CF Provinsi DAU atas dasar celah fiskal untuk suatu daerah kabupaten/kota dihitung berdasarkan perkalian bobot daerah kabupaten/kota yang bersangkutan dengan jumlah DAU seluruh daerah kabupaten/ kota.

Bobot daerah kabupaten/kota merupakan perbandingan antara celah fiskal daerah kabupaten/kota yang bersangkutan dan total celah fiskal seluruh daerah kabupaten/kota.

DAU Kab/Kotai = Bobot Kab/Kotai x DAU Kab/Kota CF Kab/KotaiBobot Kab/Kotai = CF Kab/KotaKebutuhan fiskal dihitung berdasarkan perkalian antara total belanja rata-rata (TBR) dengan penjumlahan dari pembobotan indeks jumlah penduduk, indeks luas wilayah, indeks kemahalan konstruksi, invers indeks pembangunan manusia, dan invers produk domestik regional bruto per kapita (PDRB per kapita)

KbF = TBR x (a1 indeks jumlah penduduk + a2 indeks luas wilayah + a3 indeks kemahalan konstruksi + a4 indeks pembangunan manusia + a5 indeks PDRB per kapitaBel. Pegawai + Bel. Barang + Bel. ModelTBR = Juml.Provinsi atau Kab/Kota Hasil Akhir Penghitungan DAUNilai celah fiskal (0), menerima sebesar alokasi dasarNilai celah fiskal (-) dan nilai (-) lebih kecil dari alokasi dasar, menerima DAU sebesar alokasi dasar setelah diperhitungkan nilai celah fiskalNilai celah fiskal (-) dan nilai (-) sama/lebih besar dari alokasi dasar, tidak menerima DAUDAU Daerah PemekaranPenghitungan dilakukan apabila datanya telah tersedia. Apabila data tidak tersedia, penghitungan dilakukan melalui pembagian secara proporsional dengan daerah induk (data jumlah penduduk, luas wilayah, dan belanja pegawai).Penetapan dan Penyaluran DAUAlokasi DAU ditetapkan Peraturan Presiden. Alokasi DAU tambahan ditetapkan Peraturan menteri Keuangan. Cara Penyaluran pemindahbukukan dari rekening kas umum negara ke rekening kas umum daerah . Dilakukan setiap bulan sebesar 1/12 dari alokasi DAU yang telah ditetapkan.Beberapa Masalah Dengan Formula Perhitungan DAU

Total celah fiskal yang ada mungkin akan sangan besar sedemikian sehingga sulit untuk dipenuhi oleh pusatBelanja aktual (realisasi) belum tentu mencerminkan kebutuhan dari daerah yang bersangkutanDengan demikian kemungkinan terjadinya desinsentif kepada daerah-daerah yang punya PAD tinggi jika estimasi kapasitas fiskal daerah mencakup potensi PAD.

[Image Info] www.wizdata.co.kr - Note to customers : This image has been licensed to be used within this PowerPoint template only. You may not extract the image for any other use. 12Kesimpulan DAUDAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasiJumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26% (dua puluh enam persen) dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam APBN.DAU untuk suatu Daerah dialokasikan atas dasar celah fiskal dan alokasi dasar.Peran strategis distribusi DAU terletak pada kemampuannya untuk menciptakan pemerataan berdasarkan pertimbangan atas potensi fiskal dan kebutuhan nyata dari masing-masing daerah ternyata belum dapat secara utuh menjalankan dan merealisasikan amanat UU No 33 tahun 2004 yaitu DAU sebagai alat pemerataan.Tujuan umum transfer dana pemerintah pusat ke daerah adalah untuk:Meniadakan atau meminimumkan ketimpangan fiskal vertikalMeniadakan atau meminimumkan ketimpangan fiskal horizontalMemperhitungkan sebagian atau seluruh limpahan manfaat (biaya) kepada daerah yang menerima limpaan manfaat (yang menimbulkan biaya) tersebut

www.themegallery.comDana Alokasi Khusus (DAK)BAB 10

LOGO

ContentsPendahuluanDana Alokasi Khusus (DAK)Pelaksanaan dan PermasalahnnyaKesimpulan

Pendahuluan Transfer dari pusat memberikan dampak positif dalam mengatasi permasalahan permasalahan negara. Di Indonesia, pada masa sebelum era desentralisasi fiskal) ternyata mengalami beberapa permasalahan mendasar yaitu : jenis bantuan yang terkadang tidak dibutuhkan oleh pemerintah daerah dan bantuan pemerintah pusat menambah kesenjangan vertikal dan juga horizontal. Sejak diimplementasikannya otonomi daerah (desentralisasi fiskal), pemerintah daerah memiliki kewenangan penuh dalam pengelolaan dan pengalokasian seluruh dana perimbangan kecuali DAK. Sehingga dapat memberikan insentif kepada daerah untuk selalu menyesuaikan pengeluarannya dengan kebutuhan masyarakat dimasing-masing daerahnya. Transfer dari pusat ke daerah dapat dibedakan menjadi dua yaitu: bagi hasil pendapatan (revenue sharing) dan bantuan (grants). Transfer dari pusat bersumber dari penerimaan APBN yang dialokasikan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi fiskal. Besarnya transfer / dana perimbangan bervariasi antara daerah satu dengan yang lainnya dan ditetapkan setiap tahun anggaran dalam APBN, meliputi penerimaan PBB, penerimaan SDA, DAU, dan DAK.

Alasan diselenggarakannya transfer dari pusat ke daerah, ada 5 (Simanjutak, 2002) adalah sebagai berikut :Untuk mengatasi masalah kesenjangan fiskal vertikal (vertical fiscal imbalance)Untuk mengurangi terjadinya ketimpangan horizontal (horizontal fiscal imbalance)Untuk menjamin dan menjaga agar SPM di setiap daerah terpenuhi.Untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat dari pelayanan publik.Untuk menjaga stabilitas pemerintahan.

Dana Alokosi Khusus (DAK)Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.220Content LayoutsInfrastruktur jalanInfrastruktur IrigasiInfrastruktur Air MinumLingkungan HidupKeluarga BerencanaKehutananDAK dialokasikan untuk membantu daerah mendanai kebutuhan fisik sarana dan prasarana di berbagai bidangPendidikanKesehatanPertanianInfrastruktur SanitasiSaPras PerdesaanPerdaganganKelautan dan PerikananPrasarana PemerintahanDAK Bidang PendidikanDAK Bidang Kesehatan DAK bidang pendidikan dialokasikan untuk menunjang pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang bermutu dan merata untuk SD dan SMP. Alokasi DAK bidang pendidikan adalah sebagai berikut :Untuk SD dengan lingkup kegiatan : pembangunan ruang perpustkaan dan perabotannya, pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan SD/SDLBUntuk SMP dengan lingkup kegiatan : pembangunan ruang kelas baru, pembangunan ruang perpustkaan, pemenuhan kebutuhan buku referensi sesuai standar BSNP, dan pemenuhan kebutuhan alat-alat peraga dan pembelajaran DAK bidang kesehatan dialokasikan untuk meningkatkan akses dan kualitas kegiatan bidang kesehatan pelayanan dasar. Lingkup kegiatan bidang kesehatan pelayan dasar terdiri dari : pembangunan pos kesehatan desa, pembangunan puskesmes, pengadan alat medis, pengadaan transportasi, pengadaan pusling perairan dan kendaraan roda empat, pengadaan tempat penyimpana obat, dan pengadaan obat generik

DAK Bidang Infrastruktur Irigasi DAK bidang infrastruktur irigasi dialokasikan untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat pelayanan prasarana sistem irigasi termasuk jaringan reklame rawa dan jaringan irigasi desa yang menjadi urusan kabupaten/kota dan provinsiDAK Bidang Infrastruktur Jalan DAK bidang infrastruktur jalan dialokasikan untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat pelayanan prasarana jalan provinsi, kabupaten dan kotaDAK Bidang Infrastruktur Air Minum DAK bidang infrastruktur air minum dialokasikan untuk meningkatkan cakupan dan kehandalan pelayanan air minum untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakatDAK Bidang Infrastruktur Sanintasi DAK bidang infrastruktur sanitasi dialokasikan untuk penyempurnaan sistem dan pelayanan existing, pengembangan pelayanan sistem dan pelayanan baru, perluasan jaringan dan peningkatan sambungan pelayanan air imbah untuk masyarakat miskin dan / atau kumuh melalui pengembangan sistem air komunalDAK Bidang Prasarana Pemerintahan DAK bidang prasarana pemerintahan dialokasikan untuk meningkatkan kinerja pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan pelayanan publik DAK Bidang Kelautan dan Perikanan DAK bidang kelautan dan perikanan dialokasikan untuk meningkatkan sarana dan prasarana produksi, pengolahan, peningkatan mutu, pemasaran dan pengawasan serta penyediaan sarana dan prasarana pemberdayaan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil untuk meningkatkan produksi perikanan dan kesejahteraan nelayanDAK Bidang Pertanian DAK bidang pertanian dialokasikan untuk meningkatkan sarana dan prasarana petanian di tingkat usaha tani dan desa dalam rangka peningktaan produksi bahan panganDAK Bidang Lingkungan Hidup DAK bidang lingkungan hidup dialokasikan untuk mendorong pelaksanaan SPM bidang lingkungan hidup serta mendorong penguatan kapasitas kelembagaan di daerahDAK Bidang kehutanan DAK bidang kehutanan dialokasikan untuk meningkatkan fungsi daerah aliran sungai (DAS) terutama di daerah hulu dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan daya dukungnya melalui kebijakan yang dibuat dan menjadi tanggung jawab pemerintah daerahDAK Bidang Keluarga Berencana DAK bidang Keluarga berencana dialokasikan untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan keluarga berencanaDAK Bidang Sarana dan Prasaranan Perdesaan DAK bidang sarana dan prasarana perdesaan dialokasikan untuk meningkatkan aksebilitas dan ketersediaan prasarana dan sarana dasar, mendorong peningkatan kualitas produktivitas meningkatkan ekonomi perdesaan melalui kegiatan pembangunan infrastruktur yang diutamakan untuk daerah yang tertinggal/terpencilDAK Bidang Perdagangan DAK bidang perdagangan dialokasikan untuk meningkatkan ketersediaan sarana perdagangan yang memadai sebagai upaya untuk memperlancar arus barang antar wilayah Mekanisme Penyaluran DAK Tahun 2010penyaluran dilakukan secara bertahap, dimulai pada bulan Februari. Tahapannya sebagai berikut : a. Tahap I : 30% setelah Perda APBD tahun 2010, Laporan Penyerapan Penggunaan DAK tahun anggaran 2009, dan surat pernyataan penyediaan dana pendamping telah diterima oleh kementrian keuangan. b. Tahap II: 45% setelah penyerapan dana DAK tahap I telah mencapai 90%c. Tahap III: 25% setelah penyerapan dana DAK tahap II telah mencapai 90%2. Penyaluran DAK dilaksanakan secara bertahap dan tidak dapat dilaksankan secara sekaligus serta tidak melampaui tahun anggaran berjalan.3.Data penyerapan DAK sebagai dasar penyaluran DAK tahap II dan III yang disajikan dalam laporan realisasi penyerapan DAK tahap I dan II ynag dikirimkan pada kementerian keuangan.Laporan penyelenggaraan pengguanaan DAK disampaikan setelah penggunaan DAK telah mencapai 90% dari penerimaan DAK sampai dengan tahap sebelumnya. Laporan realisasi penyerapan DAK tahap I dan/atau II diterima paling lambat 7 hari kerja sebelum tahun anggaran berakhir.

Pengelolaan Keuangan DAK di bidang Pendidikan Pengelolaan keuangan DAK bidang pendidikan tahun anggaran 2010 yang dianggarkan melalui mekanisme belanja hibah/transfer sebelum diberlakukannya UU No 02 tahun 2010 mengikuti ketentuan sbb:a. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) yang belum menyalurkan dana ke masing masing rekening sekolah melakukan pergeseran anggaran dari belanja hibah/transfer di PPKD ke belanja langsung per kegiatan di SKPD /Dinas Pendidikan.b. PPKD yang sudah menyalurkan dana ke masing masing rekening sekolah tetap melaksanakan sampai dengan tahun anggaran 2010 berakhir. 2. Pengelolaan keuangan DAK bidang pendidikan tahun anggaran 2011 dan seterusnya dianggarkan melalui mekanisme belanja langsung per kegiatan di SKPD/ Dinas Pendidikan dan mengikuti mekanisme pengadaan barang/jasa pemerintah.3. Apabila terdapat sisa DAK bidang pendidikan pada kasa daerah saat tahun anggaran 2010 berakhir, maka sisa DAK tahun anggaran 2010 digunakan untuk mendanai kegiatan DAK bidang pendidikan pada tahun anggaran 2011. 4. Pelaksanaan sisa DAK bidang pendidikan tahun anggaran 2010 yang dilaksanakan pada tahun anggaran 2011 mengacu pada petunjuk teknis DAK dibidang pendidikan tahun anggaran 2010.Optimalisasi Pelaksanaan Anggaran DAK di SKPD (Permendagri No. 59 tahun 2010)Dalam hal pelaksanaan anggaran DAK sampai dengan batas akhir tahun anggaran belum dapat diselesaikann, dapat dilanjutkan melalui mekanisme Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan (DPA L), Kriteria sbb:a. Sisa DAK yang akan dilanjutkan melalui mekanisme DPA L telah disalurkan dari kas negara ke kas daerahb. Adanya ikatan pejanjian kontrakc. Diakibatkan bukan karena kelalaian dari pengguna anggaran/barang atau pihak rekanan, namun akibat force majeureUntuk melanjutkan kegiatan DAK melaui proses DPA-L, perlu disiapkan dokumen pelaksanaan dengan tahapan sbb :a. Paling lambat pertengahan desember kepala SKPD menyampaikan laporan akhir realisasi pelaksanaan kegiatan fisik, dan nonfisik maupun keuangan DAK kepada PPKD.b. PPKD melakukan pengujian c. PPKD mengesahkan DPA-SKPD dengan anggaran sejumlah sisa dana yang belim dicairkan menjadi DPAL SKPD.d. sisa DAK pada akhir tahun anggaran dicatat sebagai Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA)

e. DPA-L SKP yang telah disahkan, dapat dijadikan dasar pelaksanaan penyelesaian pekerjaan dan pembayaran setelah disesuiakan dengan perubahan terhadap dokumen kontrak yang ditandatangani bersama PA/KPA dengan pihak ketiga.f. Berdasarkan DPA-L SKPD yang telah disahkan dapat langsng dilaksanakan tanpa menunggu penetapan APBD tahun berikutnya.g. Kegiatan DPA-L SKPD dicantumkan dalam Perda tentang Perubahan APBD Apabila terjadi sisa tender atas pelaksanaan kegiatan DAK, maka penggunaan sisa tender diserahkan untuk kegiatan yang bersifat fisik sejalan dengan petunuk teknis DAK yang ditetapkan.Sisa tender yang akan dimanfaatkan dalam tahun anggaran berjalan dilaksankan mendahului perubahan APBD dengan mengubah peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD terlebih dahulu berkonsultasi dan mendapat persetujuan dari pimpinan DPRDUntuk dasar penganggaran penganggaran dan pelaksanaan sisa tender, SKPD menyusun RKA-SKPD dan DPA-SKPD yang baruUntuk tertub dan disiplin anggaran serta menjamin ketersediaan dana atas pelaksanaan sisa tender, SKPD selaku pengguna anggaran telah menyelesaikan administrasi kegiatan paling lambat pada awal bulan oktoberPengadaan barang dan jasa atas kegiatan bersumber dari dana sisa tender. Pelaksanaan dan PermasalahannyaPemerintahDaerahPencairan DAK dari BUMN ke kas DaerahPencairan dari Kas Daerah ke Pihak KetigaPencairan (%)Sisa di Kas DaerahProvinsi DIY11.384.100.000,008.052.255.428,0070,73%3.331.844.572,00Bantul60.565.500.000,0050..631.754.216,0083,59%9.933.745.784,00Sleman69.847.300.000,0051.374.067.598,0073,55%18.473.232.402,00Kulon Progo41.614.100.000,0017.971.495.075,0043.19%41.614.100.000,00Gunung Kidul77.574.200.000,0023.072.374.506,0029,74%54.501.825.494,00Tabel . Pencairan DAK dari Kas Daerah ke Pihak Ketiga Provinsi DIY Tahun 2011 * Click to add TextKesimpulan DAKPengelolaan DAK di pemerintahan daerah lingkungan Provinsi DIY belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan dan harapan. Hal tersebut terlihat dengan masih belum termanfaatkannya hasil dari kegiatan dan belum terealisasinya kegiatan DAK itu sendiri. Hasil kegiatan DAK yang masih belum dimanfaatkan menunjukkan bahwa apa yang sebenarnya dibutuhkan daerah belum tertampung dalam petunjuk pelaksanaan maupun petunjuk teknis, dan juga belum lengkapnya sarana pendukung dari hasil kegiatan DAK yang telah direalisasi sehingga untuk mengoperasikannya belum optimal.Thank You!

LOGO