formula sirup.docx
-
Upload
dyla-faradhyla -
Category
Documents
-
view
108 -
download
8
description
Transcript of formula sirup.docx
PENDAHULUAN
Parasetamol atau acetaminophen adalah metabolit fenasetin yang
bertanggung jawab atas efek analgesiknya. Obat ini adalah penghambat
prostaglandin yang lemah pada jaringan perifer dan tidak memiliki efek anti
inflamasi yang bermakna.
Parasetamol berbeda dengan obat lain. Parasetamol memiliki khasiat analgesik
dan antipiretik tetapi tidak anti radang. Dewasa ini, pada umumnya di anggap anti
nyeri yang paling aman untuk swamedikasi (pengobatan mandiri). Efek
analgetisnya diperkuat dengan kira-kira 50 % dan kodein.
A. KARAKTERISTIK BAHAN OBAT
Nama bahan obat : Paracetamol (FI III Hal: 37)
Sinonim : N-Acetil-P-Aminofenol, Acetaminofen
Struktur Kimia : C8H5NO2
BM : 151,16
Kemurnian : Paracetamol tidak kurang dari 98% dan tidak lebih
dari 101%C8H9NO2
Efek teraupetik : Analgesik, antipiretik
Pemerian : Hablur putih, tidak berbau, rasa pahit
B. Organoleptis Bahan Obat (FI III : 37)
Warna : Putih
Bau : tidak berbau
Rasa : Pahit
C. Mikroskopis (FI III , 37)
Bentuk Kristal : hablur atau serbuk hablur.
D. Karakteristik Fisika Mekanik ( FI IV, 649 )
Titik Lebur : 163 0 c – 172 0 c
1
Higroskopisitas : tidak higroskopis
E. Karakteristik Fisika Kimia
Kelarutan menurut ( FI III, 37) : larutan dalam 70 bagian air, dalam 7
bagian etanol(95%)P, dalam 40 bagian Gliserol P, dan 9 bagian
propilenglikol.
Kelarutan menurut (FI IV,649) : Larut dalam air mendidih, dan dalam
NaOH 1 N, mudah larut dalam etanol.
Stabilitas
Bahan Padat :
Terhadap Suhu : stabil
Terhadap Cahaya : stabil
Terhadap kelembapan : stabil
Bahan Larutan :
Terhadap pelarut : stabil
F. Higroskopisitas
Pada kelembapan relatif sampai 90 % (Pharmaceutical Codex)
Pka : 9,5 pada suhu 25o C
Nama Kimia : N – Asetil – 4 aminofenol
G. TINJAUAN FARMAKOLOGIS
Farmakodinamik Bahan Obat
Efek analgesik parasetamol serupa dengan Asam Salisilat yaitu
menghilangkan dan mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya
menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga
berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Efek anti inflamasinya sangat
lemah. Oleh karena itu Parasetamol tidak digunakan untuk anti reumatik.
Paracetamol merupakan penghambat biosintesis PG yang lemah. Efek
iritasi, erosi dan pendarahan lambung tidak terlihat pada obat ini.
Demikian juga gangguan pernapasan dan keseimbangan asam basa.
(Farmakologi dan terapi FKUI hal: 238).
2
Farmakokinetik Bahan Obat
Parasetamol diarbsorbsi cepat dalam saluran cerna dengan
sempurna.Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu
setengah jam dan masa paruh plasma 1-3 jam. Obat ini tersebar ke cairan
seluruh tubuh. Dalam plasma 25% parasetamol terikat protein plasma.
Obat ini dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati. Sebagian
acetaminofen (80%) dikonjungasi dengan asam glukoronat dan sebagian
kecil lainnya dengan asam sulfat. Selain itu obat ini juga dapat
mengalami hidroksilasi. Metabolit hasil hidroksilasi melalui ginjal.
Sebagian kecil sebagai paracetamol (3%) dan sebagian besar dalam
bentuk terkonjungasi. (Farmakologi dan terapi FKUI hal : 238)
Indikasi
Di Indonesia penggunaan paracetamol sebagai analgesik dan
antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat sebagai analgesik
lainnya. Parasetamol sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena
kemungkinan menimbulkan refroparl analgesik. Jika dosis terapi tidak
memberikan manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong, karena
hampir mengiritasi lambung paracetamol sering dikombinasi dengan
AINS untuk efek analgesik. (Farmakologi dan terapi FKUI hal : 238)
Efek Samping
Jarang sekali ; reaksi alergi pada kulit, alergi silang dengan
salisilat, leucopenia, neutropenia, panzitropenia, methemoglokinemia,
nefropati analgesic (pada penyalahgunaan kronis), tumor pada saluran
pembuangan urine.
Pada dosis tinggi (5-10 gram), kerusakan hati yang berat dan
mungkin letal, disebabkan oleh pembentukan metabolit yang reaktif dan
toksik (Farmakologi dan Tokikologi edisi 3 : 255)
3
Toksisitas Akut
Akibat dosis toksisk yang paling serius adalah nekrotis hati.
Nekrotis tubuli renalis serta koma hipoglikemik dapat juga terjadi.
Hepatotoksitas dapat terjadi pada pemberian dosis tunggal 10-15 gram
(200-250 mg/kg BB) parasetamol. Gejala pada hari pertama keracunan
akut. Parasetamol belum mencerminkan bahaya yang mengancam.
Anureksia, mual dan muntah serta sakit perut terjadi dalam 24 jam
pertama dan dapat berlangsung selama seminggu atau lebih. Gangguan
hepar dapat terjadi pada hari kedua, dengan gejala peningkatan masa
protombin. Aktivitas alkali fosfat dan kadar albumin serum tetap normal.
Kerusakan hati dapat mengakibatkan ensefalopati, koma dan kematian.
Kerusakan hati yang tidak berat pulih dalam beberapa minggu sampai
beberapa bulan. Masa paruh waktu parasetamol pada hari keracunan
pertama merupakan petunjuk akan terjadinya nekrosis hati dan masa
paruh lebih dari 12 jam meramalkan akan terjadinya koma hepatik.
Penentuan kadar parasetamol sesaat kurang peka untuk meramalkan
terjadinya kerusakan hati. Kerusakan ini tidak hanya disebabkan oleh
parasetamol, tetapi juga oleh radikal bebas. Metabolit yang sangat reaktif
yang berikatan secara kovalen dengan makromolekul vital sel hati.
Karena itu hepatotoksisitas parasetamol meningkat pada pasien yang
juga mendapat barbiturat, anti konvulsi lain atau pada alkoholik yang
kronis kerusakan yang timbul berupa nekrosis sentrilobularis. Keracunan
akut ini biasanya diobati secara simtomatik dan suportif, tetapi
pemberian senyawa sulfihidril tampaknya dapat bermanfaat, yaitu
dengan memperbaiki cadangan glutation hati. N-Aseltilsis-tein cukup
efektif bila diberikan per oral 24 jam setelah minum dosis toksis
parasetamol. (Farmakologi dan terapi hal : 238-239)
4
RANCANGAN FORMULA
Senyawa Aktif Efek / Khasiat Efek Samping
Parasetamol
(Acetaminophen)
Analgetik &
Antipiretik
Reaksi alergi pada kulit, alergi
silang dengan salisilat,
leukopenia, neutropenia,
panzitropenia,
methemoglokinemia, nefropati
analgesic (pada penyalahgunaan
kronis), tumor pada saluran
pembuangan urine.
Pada dosis tinggi (5-10 gram),
kerusakan hati yang berat dan
mungkin letal, disebabkan oleh
pembentukan metabolit yang
reaktif dan toksik (Farmakologi
dan Tokikologi edisi 3 : 255)
Karakteristik Fisika Karakteristik Kimia Keterangan Khusus
Kelaruran dalam air larut
dalam air mendidih dan
dalam NaOH 1N dan
mudah larut dalam etanol.
Dalam :
1 : 70 air
1 : 40 gliserol
1 : 9 propilenglikol
1 : 7 etanol 95%
(FI III : 37)
Tahan terhadap pemanasan
Mudah terbasahi
Stabil pada pH 3,8-
6,1
pKa 9,5
Tiadk mudah
teroksidasi
TL : 169 - 172
BJ : 1,21 - 1,23
Digunakan untuk
peroral
5
a. Bahan aktif terpilih
Bahan aktif : Paracetamol
Alasan : Hanya terdapat pada satu bentuk saja.
b. Bahan sediaan terpilih
Bentuk sediaan : Sirup
Alasan :
- Merupakan campuran homogeny
- Dosis dapat dirubah-rubah dalam pembuatan
- Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul
dan tablet sulit diencerkan
- Kerja awal obat lebih cepat
c. Perhitungan dosis dan jumlah perkemasan
Perhitungan dosis (BNF For Children 2009 : 4)
Dosis
- Anak 1 - 5 tahun 120 – 250 mg setiap 4 – 6 jam (maksimal 4 dosis
dalam 24 jam)
- Anak 6 - 12 tahun 250 – 500 mg setiap 4 – 6 jam (maksimal 4 dosis
dalam 24 jam)
- Anak 12 - 18 tahun 500 mg setiap 4 – 6 jam, karena parah gejala 1gr
setiap 4 – 6 jam (maksimal 4 dosis dalam pemakaian)
Dosis pemakaian
- Tujuan Konsumen : 1 - 12 tahun
Alasan : Anak-anak pada rentang 1 – 12 tahun lebih
mudah dan lebih suka untuk meminum obat dalam bentuk cairan/
larutan dari pada bentuk tablet.
- Dosis Pemakaian
Anak 1 – 6 tahun : 120 – 250 mg
Anak 6 – 12 tahun : 250 – 500 mg
- Interval perjam : per 6 jam
- Lama Pengobatan : 3 hari
- Bila dalam 1 sendok takar 5 ml mengandung 120 mg Parasetamol,
maka dosis pemakaian :
6
1 – 5 tahun = 1 – 2 sendok takar
6 – 12 tahun = 2 - 4 sendok takar
Alasan : Dipilih dosis tersebut karena sendok takar
yang paling kecil tersedia 5 ml dan dosis minimum dari target
konsumen adalah 120 mg. Maka pembuatan sirup dengan 120 mg / 5
ml paling efisien dan mudah dalam pemakaian terhadap konsumen.
- Volume yang dibutuhkan (120mg/5ml)
Anak – anak 1 – 6 tahun : 1 – 2 sendok takar 120 mg / 5 ml)
1 hari = (5 ml – 10 ml) x 4 = 20 ml – 40 ml
3 hari = (20 ml – 40 ml) x 3 = 60 ml – 120 ml
6 – 12 tahun : 2 – 4 sendok takar (120 mg / 5 ml)
1 hari = (10 – 20 ml) x 4 = 40 ml – 80 ml
3 hari = (40 – 80 ml) x 3 = 120 ml – 240 ml
- Dipilih kemasan terkecil 120 ml
Alasan : Karena lebih efektif dan efisien untuk
semua konsumen yang dituju, karena pada volume 120 ml obat dapat
dipakai hanya 3 hari dan adanya sisa obat lebih dari pemakaian dapat
diminimalisir. Selain itu volume kecil pada kemasan dimaksudkan
agar tidak terjadi penyimpanan sisa obat karena mempengaruhi
stabilitas bahan aktif karena penyimpanan yang terlalu lama.
d. Persyaratan bentuk sediaan
- Spesifikasi sediaan
Bentuk Sediaan Sirup
Kadar bahan aktif 120mg/5ml
pH sediaan ± 6,0
Wadah penyimpanan Botol
Warna Ungu
7
Bau Anggur
Rasa Anggur
- Definisi Sediaan
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sukrosa
kecuali dinyatakan lain kadar sukrosa (C12H22O4) tidak kurang dari
64,0 % dan tidak lebih dari 66,0 %.
e. Skema
Rancangan Formula
Parasetamol hanya memiliki satu bentuk sehingga tidak ada pilihan lain dari
parasetamol
8
Paracetamol
Tidak Stabil bila terkena cahaya
Agak Sukar Larut
Penambahan cosolvent untuk meningkatkan kelarutan paracetamol
Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat dan botol gelap
Tidak Berbau
Pengaroma dan perasa
Rasa Pahit
pemanis
Media Air
Pengawet
Stabil pada pH 6
f. Formulasi sediaan Bahan – bahan tambahan
a. Pelarut
Bahan Pemerian Kelarutan ADI Inkompaktibilitas Ket. Lain
Propilenglikol
(HPE,624)
Jernih, tidak
berwarna,
kental, praktis
tidak berbau,
cair, rasa
manis, sedikit
pedas, mirip
gliserin
Larut dengan
Aseton,
Kloroform,
Etanol(95%),
gliserin,air,
larut pada 1
dalam 6
bagian eter,
tidak campur
dengan
minyak dan
mineral.
Tidak kompatibel
dengan reagen
oksidasi seperti
KmnO4
Bj 1,038
g/cm3 pada
suhu 200
C.
Kosentrasi
oral
Solution
10-25%
Gliserin
(HPE,301)
Jernih,
higroskopis,
tidak
berwarna,
tidak berbau,
kental, cair,
rasa manis
(0,6xsukrosa)
Meledak jika
dicampur dengan
zat pengoksidasi
kuat seperti
kromium
trioksida,
potasium klorat,
warna hitam
gliserin terjadi
dihadapan
cahaya.
Bj 1,2620
g/cm3 Pada
suhu 250 C
PEG 400 (FI
IV)
Cairan kental,
jernih. Tidak
berwarna atau
praktis tidak
berwarna, bau
Larut dalam
air, etanol,
aseton, glikol
lain dan
dalam
Bj 1,10-
1,140
9
khas lemah,
agak
higroskopis.
hidrokarbon
aromatik,
praktis tidak
larut dalam
eter dan
hidrokarbon
alifatik.
Pelarut terpilih : propilenglikol dan gliserin
Alasan : karena propilenglikol dan gliserin bersifat multifungsi sebagai pelarut,
dan pengawet. Gliserin sebagai pelarut dan pemanis dan dari kombinasi kedua
pelarut dapat membantu kelarutan dari bahan obat
b. Dapar
Bahan Pemerian Kelaruta
n
ADI Inkompacbilitas Ket. Lain
Sodium
phosphate
dibasic
Na2HPO4.2H2
0
HPE , 693
Kristal
putih dan
berbau
Samgat
larut
dalam air
praktis
tidak
larrut
dalam
etanol 95
%
Dengan alakaloid
annpyri,
kloralhydratpyrogallol
lead asetat, kalsium
galtorat, berinteraksi
diantara kalsium dan
phosphate
Sodium
phosphase
monobasic,
NaH2PO4.2H2O
HPE ,696
Tidak
berbaau
tidak
berarna atau
putih agak
kristal
deliquesuent
1:1
bagianair
larut ,pra
ktis tidak
larut
dalam
etanol
Garram asam bahana
alkali serta karbonat
alumunium, kkalsium
magnesium
PH =4,1 – 9
untuk 5% w/v
larutan aqua
( 25o C)
Bj = 156,01
10
96%
Asam sitrat
HPE , 185
Kristal tidak
berwarna
transparan,
Kristal
putih,
memiliki
rasa asam
kuat
Larut
1 ;15
etanol
95%
1;9 air
Larut
dalam
eter
Dengan potasiium
tartart dikali asetat
dan sulfide juga
dengan bahan
pereduksi, jika
dikombinasikan
dengan logam berat
akan menimbulkan
ledakan
Dapar terpilih : dapar fosfat dibasic dan monobasic
Alasannya : karena dapar fosfat yang plaing banyak dipakai dalam formulasi
c. Pemanis
bahan pemerian kelarutan ADI Inkompacbilitas Ket.lain
Gliserin
HPE,
6TH ,283
Jernih,
tidak
berwarna,
tidak
berbau,
kental,
manis,
kira-kira
0,6 kali
seperti
sukrosa
Sedikit
bercampur
dengan
asethon
bercampur
degan
etanol
( 95%) ,
metano,
ether 1
dalam 500
Mungkin dapat
meledak jika
dicampurkan
dengan
oksidator kuat
seperti ,
chromimum
trioxide,
potassium
chlorate, dan
potassium
permanganate.
Dapat
melunturkan
warna gliserin
jika kontk
Bj/ densitas
1,2636 g/cm3 pada
20oc
11
dengan zinc
oxide atau basic
bismuth nitrat
Saccharin
Na
HPE 6TH
608
Putih tidak
berbau
atau bau
lemah
serbuk
Kristal
berwarna
putih
Dalam
etanol 95%
1: 50
Propilen
glikol 1:33
Oral syrup
konsentrasi 0.04%-
0.25%
Sukrosa
HPE
6TH ,703
Serbuk
Kristal
tidak
berwarna,
Kristal
blok tidak
berbau
rasa manis
Mudah
larut dalam
air .
Etanol 95%
1 dalam
170
Serbuk sukrosa
mungkin dapat
terkontaminasi
dengan logam
berat.
Inkompakbilita
s dengan
komposisi aktif
seperti asam
askorbat
Bj 1,6 g/ cm3
Asphartam
HPE 6th 48
Larut
dalam
etanol 95%
dan air
Inkompacbilitas
dengan dibasic
calcium
phosphate ddan
dengan
lubricant
magnesium
stearat
Dextrose
HPE 6th
222
Putih
kunig
pucat atau
Tidak larut
dalam
kloroform
Dengan
oksidator kuat
12
warna
coklat
serbuk
dengan
aroma
khas
etanol 95%
dan eter ,
aagak
sukar larut
dalam air
dingin
mudah
larut dalam
air
mendidih
Pemanis terpilih : sachharin Na
Alasan : karena saccharin Na 300 kali lebih manis disbanding sukrosa dan
harganya murah
d. Pengawet
Bahan Pemerian kelarutan ADI inkompacbilitas Ket. lain
Metal
paraben
HPE 6TH
441
Kristal
tidak
berwarna,
serbuk
kristalin,
berwarna
putih tidak
berbau
lemah rasa
sedikit
terbakar
Pada suhu
20oc larut
dalam ;
Gliserin 1;60
Air 1;400
Propilenglikol
1;5
Tidak larut
dalam minyak
mineral
Aktivitas
mikroba turun
dengan adanya
non ionic
surfaktan.
Contoh
polyphosphate
80. Dengan
substansi lain
bentonit,
magnesium
trisilat, talc,
tragacanth
Konsentrasi 0,015%-
0,2%
Propel
paraben
HPE 6TH
Kristal
putih tidak
berbau
Pada suhu
20oC larut
dalam :
Dengan
magnesium
alumunium
Sediaan oral
konsentrasi 0,01% -
0,02%
13
596 tidak berasa Gliserin
1;250
Air 1; 2500
Prpopilen
glikol 1; 3,9
Etanol 1;1,1
Sangat larut
dalam aseton
dan eter
silikat dan besi
oksida
Na
benzoate
HPE 6th
627
Kristal
granul,
putih sangat
higroskopik
amorf
Pada suhu
20oC larut
dalam
Air 1;1, 8
Etanol 95%
1;75
Etanol 90%
1;50
Dengan
kuartener
komponen
garam dan
logam berat
perak daan
mercury,
gelatin, garam
ferry garam Ca
Na
Acetat
HPE 6th
620
Tidak
berwarna
Kristal
transparan
bubuk
granul
Kristal bau
asam asetat
Larut dalam
air 1: 0,8
Larut dalam
etanol 95%
1;20
Bereksi dengan
asam dan
komponen
dasar, bereaksi
keras dengan
floride dan
potassium
nitrat
Ph 7,5 -9,0
Gliserin
HPE 6TH
283
Jernih, tidak
berwarna,
tidak
berbau,
kental,
manis, kira-
Sedikit
bercampur
dengan
asethon
bercampur
degan etanol (
Mungkin dapat
meledak jika
dicampurkan
dengan
oksidator kuat
seperti ,
Bj/ densitas
1,2636 g/cm3 pada
20oc
Sebagai antimikroba
pada konsentrasi ,
20%
14
kira 0,6 kali
seperti
sukrosa
95%) ,
metano, ether
1 dalam 500
chromimum
trioxide,
potassium
chlorate, dan
potassium
permanganate.
Dapat
melunturkan
warna gliserin
jika kontk
dengan zinc
oxide atau
basic bismuth
nitrat
Pengawet terpilih : gliserin
Alasan : karena padfa konsentrasi kurang dari 20% sudah bersifat pengawet.
e. Pewarna
Bahan Pemerian Kelarutan Adi Incompacbilitas Ket.lain
Amaranth Serbuk
coklat
kemerahan,
hampir tidak
berbau
dengan rasa
saline
Dengan
centrimide
Tetrazine Serbuk
kuning atau
orange
kekuningan
Larut baik
dalam air.
Praktis
tidak larut
dalam
aseton.
Gliserin
Dengan asam
askorbat,
larutan lactose
10%. Larutan
glukosa .
15
1;5,6
Beta-
carothen
Terjadi
dalam
keadaan
murni
sebagai
kristal merah
ketika
rekristalisasi
dari cahaya
petroleum
Larut
dalam 1;30
klorofrm
Tidak larut
dalam
etanol,
glycerin,
air
Oksidator kuat
Penggunaan pewarna : frence grape
16
g. Larutan dapar ( FI III HAL 14 -15 )
Larutan dapar fosfat umumnya digunakan larutan dapar fosfat, larutan
dapar berat dan larutan dapar lain yang mempunyai kapasitas dapar rendah.
Jika disebutkan pH dalam paparan obat jadi pengaturan pH dilakukan dengan
penambahan asam, basa atau larutan dapar yang tertera pada daftar berikut ini
hingga pH dikehendaki :
1. Larutan Dapar Fosfat
Larutan NaH2PO4. 2H2O 2,55% (ml) Larutan Na2HPO4. 12H2O 0,97% (ml) pH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
9,5
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0,5
7,6
7,3
7,05
6,85
6,65
6,45
6,25
6,05
5,7
5,3
2. Larutan Dapar Isotonis
Larutan Na2HPO4
80 % ( ml )
Larutan Na2HPO4
0,97 % ( ml )
pH NaCl yang diperlukan untuk
isotonis (g/100 m)
90
80
70
60
50
40
30
20
10
20
30
40
50
60
70
80
5,9
6,2
6,5
6,6
6,8
7,0
7,2
7,4
0,52
0,51
0,50
0,40
0,48
0,46
0,45
0,44
17
10
5
90
95
7,7
8,0
0,43
0,42
3. Larutan Dapar Borat
Larutan NaH2PO4. 2H2O 2,55% (ml) Larutan Na2HPO4. 12H2O 0,97% (ml) pH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
9,5
9,85
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0,5
0,15
9,05
8,95
8,80
8,65
8,50
8,30
8,05
7,65
7,00
6,80
6,30
Berdasarkan Farmakope Indonesia edisi IV halaman 1144 yang
mencantumkan rentang dapar fosfat sitrat :
- Dapar fosfat sitrat pH 7,2 campur 87,0 ml larutan natrium fosfat dibasa
dodekahidrat p 7,15 % dengan 13,0 ml larutan asam sitrat p 2,1 %
- Dapar fosfat sitrat ph 7,6 campur 6,35 ml asam sitart 0,1 M dengan
natrium fosfat dibasa dodekahidrat 0,2 M secukupnya hingga 100 ml
Dapar Fosfat
1. Na2HPO4 (HPE edisi 6 hal.656)
Pemerian : hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa asin dalam
udara kering rapuh.
Kelarutan : sangat larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol
(95%). Bahan anhidrat dapat larut 1 dalam 8 bagian air.
18
Inkompatibilitas : tidak sesuai dengan alkaloid, antipyrine, kloral
hidrat, timbal asetat, pirogalol, resorsinol dan kalsium
glukonat, dan ciprofloxacin.
ADI : untuk sediaan oral, maksimal penggunaan adalah 100
mmol fosfat perhari.
2. NaH2PO4 (HPE edisi 6 hal. 659)
Pemerian : tidak berbau, tidak berwarna atau putih, sedikit
deliquescent kristal. Bentuk anhidrat terjadi sebagai bubuk
kristal putih atau butiran
Kelarutan : larut 1 dalam 1 bagian air, sedikit larut dalam etanol
(95%)
Inkompatibilitas : tidak sesuai dengan bahan alkalin dan karbonat;
larutan berair natrium fosfat monobasa bersifat asam dan
akan menyebabkan buih karbonat. Tidak boleh diberikan
bersamaan dengan garam alumunium, kalsium, atau
magnesium.
ADI : untuk sediaan oral, maksimal penggunaan adalah 100
mmol fosfat perhari.
h. Perhitungan dapar
Sediaan yang diinginkan memiliki pH 6.0
Menggunakan dapar phosphate. Phosphate memiliki pKa dalam suhu 25oC
pKa1 : 2,15 (H2PO4) Na3HPO4
pKa2 : 7,21 (H2PO4) Na2HPO4
pKa3 : 12,38 (H2PO42-) NaH2PO4
pKa yang digunakan adalah pKa2, karena paling dekat dengan pH sediaan
(pH : 6,0) dengan H2PO4-sebagai asam dan Na2HPO4 sebagai garam.
pH = pKa + log (garam)
(asam)
6.0 = 7,20 + log (Na2HPO4)
(H2PO4)
19
-1.2 = log (Na2HPO4)
(H2PO4)
0,0631 = (Na2HPO4)
(H2PO4)
0.0631 (H2PO4) = (Na2HPO4)
Kapasitas dapar yang diinginkan adalah 0,02
pKa = 7,21 => Ka = 6,17 x 10 -8
pH = 6.0 => [H3O] = 1 X 10 -6
Pers. Van Slyke
β = 2,3 C [Ka (H3O+)]
[ Ka + (H3O+)]2
0,02 = 2,3 C [(10-7,2) . (10-6)]
[(10-7,2) . (10-6)]2
0,02 = 0,1284 C
C = 0,1558 M
C = (garam) + (asam)
0,1558 = (Na2HPO4) + (H2PO4)
0,1558 = 0,0631 (H2PO4-) + (H2PO4)
0.1558 = 1.0631 (H2PO4) + (H2PO4)
(H2PO4) = 0,1558
1,0631
(H2PO4) = 0,1466 M
(Na2HPO4)= 0,0631 x (H2PO4)
= 0,0631 x 0,1466 = 9,2505 x 10-3M
Untuk NaH2PO4 dalam 120 ml
NaH2PO4 = massa x 1000
Mr vol
20
0,1466 M = gram x 1000
156,98 120
gram = 0,1466 x 156,98
(1000 / 120)
= 2,7616 gram = 2761,6 mg
Untuk Na2HPO4 dalam 120 ml
Na2HPO4 = massa x 1000
Mr vol
9,2505 x 10-3 M = gram x 1000
177,98 120
gram = 9,2505 x 10-3 x 177,98
(1000 / 120)
= 0,1976 gram = 197,6 mg
i. Perhitungan Exp. Date
Paracetamol pH 6,0 ; t ½ = 21,8 tahun
K = 2,303 - log Co
t ½ C
K = 2,303 - log Co
t ½ ½ C
K = 2,303 - log 2
21,8
= 0,0318
K = 2,303 - log Co
t 90 0,9 C
0,0318 = 0,1054 - log 2
t 90
t 90 = 3,31 tahun = 3 Tahun 1 bulan
masa kadaluarsa parasetamol +/- 3,31 tahun dari tanggal pembuatan.
21
FORMULA
1. Formula I
No
.
Nama Bahan Fungsi Rentang % yang
dipakai
Jumlah
1 Paracetamol Bahan aktif 2880 mg
2 Propilen glikol Pengawet 15 – 30% 18% 21,6 ml
3 Gliserin Pelarut < 50% 30% 36 ml
4 NaH2PO4.2H2O Dapar 2,76 gram
5 Na2HPO4.2H2O Dapar 0,20 gram
6 Sukrosa Pemanis 10 gram
7. Essense Cherry perasa qs 0,05 gram
8. Allura Pewarna qs 0,05 gram
9. Aquadest Pembawa Ad 120
Perhitungan penggunaan kosolvent dan pemanis dalam menyusun formula
Propilenglikol : 18% = 18 x 120 ml = 21,6 ml
100
Paracetamol yang bisa larut : 21,6 ml x 1 g = 2,4 gram
9 ml
Sisa paracetamol yang terlarut : 2,88 – 2,4 = 0,48
Gliserin 30% : 30 x 120 = 36 ml
100
Paracetamol yang terlarut : 36 ml x 1 g = 0,909 gram
40 ml
Jadi sisa paracetamol 0,48 dapat dilarutan oleh gliserin
Perhitungan ADI:
Propilen Glikol Formula 1 (25mg/kg BB (HPE hal 625))
22
Umur BB (kg) 25mg / kg BB
1 – 5 tahun 10 – 15 kg 250mg – 375mg
6 – 12 tahun 16 – 23 kg 400mg – 575mg
Umur 1 – 5 tahun
ADI = 250 – 375 mg
Propilenglikol = 18% x 120 ml = 21,6 ml
= 21,6 ml x 1,036 g/ml = 22,37 g
Sehari = 4 x (5ml – 10 ml) = 20 ml – 40 ml
Dalam 20ml = 18 x 20ml = 3,6ml (3,74 mg)
100
Dalam 40ml = 18 x 40ml = 7,2ml (7,47 mg)
100
Batas ADI : 250mg – 375mg
Pemakaian setiap hari : 3740mg – 7470mg
Umur 6 – 12 tahun
ADI = 400 mg – 575 mg
Sehari = 4 x (10ml – 20ml)
= 40ml – 80ml
= 7,47 g – 14,94 g
= 7470 mg – 14940 mg
Gliserin Formula 1 (1,0 – 1,5 / kg BB ( HPE : 303 ))
Umur BB ( kg ) 1,0 – 1,5 mg / kg BB
1 – 5 tahun
6 – 12 tahun
10 – 15 kg
16 – 23 kg
( 10 - 15 ) / ( 15 – 22,5)
( 16 – 23) / ( 23 – 34,5 )
Pemakaian paracetamol dalam sehari (1-5 tahun)
= 4 x (5 ml – 10 ml)
= 20 ml – 40 ml
23
Kandungan gliserin
20 ml = 30 x 20 ml = 6 ml (7,545 g)
100
40 ml = 30 x 40 ml = 12 ml (15,09 g)
100
Batas ADI perhari = (10 g – 15 g) – (15 g – 22,5 g)
Umur 1 – 5 tahun = 7,545 g – 15,09 g
Kesimpulan :
Batas ADI perhari umur 6 – 12 tahun : 16 g – 23 g / 23 g – 34,5 g
= 4 x (10 ml – 20 ml)
= 40 ml – 80 ml
= 15,09 g – 30,18 g
= 15090 mg – 30180 mg
Koefisien Dielektrik
Aquadest = 78,5
Etanol = 24
PEG = 12,5
Gliserin = 43
Propilenglikol = 32
Paracetamol = (18% x 32) + (30% x 43) + (40% x 78,5)
= 576 + 1290 + 3124 = 49,96
100
24
Formula 2
No. Nama Barang Fungsi Rentang % yang dipakai Jumlah
1 Paracetamol Bahan aktif 2880 mg
2 Propilenglikol Pelarut 15 – 25 % 15 % 18 ml
3 Gliserin Pelarut < 50 % 15 % 18 ml
4 PEG pelarut 15 – 25 % 20 % 24 ml
5 NaH2PO4.2H2O Dapar 2,76 g
6 Na2HPO4.2H2O Dapar 0,20 g
7 Sukrosa Pemanis 10 g
8. Essense Cherry perasa 0,05 g
9. Allura Pewarna 0,05 g
10. Aquadest Pembawa Ad 120 ml
Perhitungan penggunaan kosolvent dan pemanis dalam menyusun formula
Propilenglikol : 15% = 15 x 120 ml = 18 ml
100
Paracetamol yang bisa larut : 18 ml x 1 g = 2 gram
9 ml
Sisa paracetamol yang terlarut : 2,88 – 2 = 0,88
Gliserin : 15% = 15 x 120 = 18 ml
100
Paracetamol yang terlarut : 18 ml x 1 g = 0,45 gram
40 ml
Sisa paracetamol yang terlarut : 0,88 – 0,45 = 0,43
PEG 400 : 20% = 20 x 120 = 24 ml
100
Paracetamol yang terlarut : 24 ml x 1 g = 4,8 ml
5 ml
25
Jadi sisa paracetamol dapat dilarutkan dengan PEG 400
Perhitungan ADI:
Propilen Glikol Formula 2 (25mg/kg BB (HPE hal 625))
Umur BB (kg) 25mg / kg BB
1 – 5 tahun 10 – 15 kg 250mg – 375mg
6 – 12 tahun 16 – 23 kg 400mg – 575mg
Umur 1 – 5 tahun
ADI = 250 – 375 mg
Propilenglikol = 15% x 120 ml = 18 ml
= 18 ml x 1,036 g/ml = 18,648 g
Sehari = 4 x (5ml – 10 ml) = 20 ml – 40 ml
Dalam 20ml = 15 x 20ml = 3 ml (3,11 mg)
100
Dalam 40ml = 15 x 40ml = 6 ml (6,23 mg)
100
Batas ADI : 250 mg – 375 mg
Pemakaian setiap hari : 3110 mg – 6230 mg
Umur 6 – 12 tahun
ADI = 400 mg – 575 mg
Sehari = 4 x (10ml – 20ml)
= 40 ml – 80 ml
= 6,23 g – 12,46 g
= 6230 mg – 12460 mg
Gliserin Formula 2 (1,0 – 1,5 / kg BB ( HPE : 303 ))
Umur BB ( kg ) 1,0 – 1,5 mg / kg BB
1 – 5 tahun
6 – 12 tahun
10 – 15 kg
16 – 23 kg
( 10 - 15 ) / ( 15 – 22,5)
( 16 – 23) / ( 23 – 34,5 )
26
Pemakaian paracetamol dalam sehari (1-5 tahun)
= 4 x (5 ml – 10 ml)
= 20 ml – 40 ml
Kandungan gliserin
20 ml = 15 x 20 ml = 3 ml (3,11 g)
100
40 ml = 15 x 40 ml = 6 ml (6,23 g)
100
Batas ADI perhari = (10 g – 15 g) – (15 g – 22,5 g)
Umur 1 – 5 tahun = 3,11 g – 6,23 g
Kesimpulan :
Batas ADI perhari umur 6 – 12 tahun : 16 g – 23 g / 23 g – 34,5 g
= 4 x (10 ml – 20 ml)
= 40 ml – 80 ml
= 6,23 g – 12,46 g
= 6230 mg – 12460 mg
PEG 400 formula 2 (10mg/kg BB)
Umur BB ( kg ) 10 mg / kg BB
1 – 5 tahun
6 – 12 tahun
10 – 15 kg
16 – 23 kg
100 mg – 150 mg
160 mg – 230 mg
Umur 1 – 5 tahun
Sehari = 4 x (5ml – 10 ml) = 20 ml – 40 ml
Dalam 20ml = 20 x 20ml = 4 ml ( 4,5 g)
100
Dalam 40ml = 20 x 40ml = 8 ml ( 9,0 g)
100
Batas ADI : 100 mg – 150 mg
27
Pemakaian setiap hari : 4000 mg – 9000 mg
Umur 6 – 12 tahun
Sehari = 4 x (10ml – 20ml)
= 40 ml – 80 ml
= 8 g – 18 g
= 8000 mg – 18000 mg
Batas ADI = 160 mg – 230 mg
Koefisien Dielektrik
Aquadest = 78,5
Etanol = 24
PEG = 12,5
Gliserin = 43
Propilenglikol = 32
Paracetamol = (15% x 32) + (15% x 43) + (50% x 78,5) + (20% x 12,5)
= 480 + 645 + 3925 + 250 = 53
100
28
Formula 3
No Nama Bahan Fungsi Rentang % yang
dipakai
Jumlah
1. Paracetamol Bahan aktif 2880 mg
2. Propilen glikol Pelarut 10 – 25% 15% 18 ml
3. Gliserin Pelarut <50% 30% 36 ml
4. PEG 400 Pelarut 15% - 25% 15% 18 ml
5. NaH2PO4.2H2O Dapar 2,76 gram
6. Na2HPO4.2H2O Dapar 0,20 gram
7. Sukrosa Pemanis 10 gram
8. Essense Cherry perasa 0,05 gram
9. Allura Pewarna 0,05 gram
10. Aquadest Pembawa Ad 120
Perhitungan penggunaan kosolvent dan pemanis dalam menyusun formula
Propilenglikol : 15% = 15 x 120 ml = 18 ml
100
Paracetamol yang bisa larut : 18 ml x 1 g = 2 gram
9 ml
Sisa paracetamol yang terlarut : 2,88 – 2 = 0,88
Gliserin : 30% = 30 x 120 = 36 ml
100
Paracetamol yang terlarut : 36 ml x 1 g = 0,9 gram
40 ml
Jadi sisa paracetamol dapat dilarutkan dengan gliserin
PEG 400 : 15% = 15 x 120 = 18 ml
100
29
Paracetamol yang terlarut : 18 ml x 1 g = 3,6 ml
5 ml
Perhitungan ADI:
Propilen Glikol Formula 2 (25mg/kg BB (HPE hal 625))
Umur BB (kg) 25mg / kg BB
1 – 5 tahun 10 – 15 kg 250mg – 375mg
6 – 12 tahun 16 – 23 kg 400mg – 575mg
Umur 1 – 5 tahun
ADI = 250 – 375 mg
Propilenglikol = 15% x 120 ml = 18 ml
= 18 ml x 1,036 g/ml = 18,648 g
Sehari = 4 x (5ml – 10 ml) = 20 ml – 40 ml
Dalam 20ml = 15 x 20ml = 3 ml (3,11 mg)
100
Dalam 40ml = 15 x 40ml = 6 ml (6,23 mg)
100
Batas ADI : 250 mg – 375 mg
Pemakaian setiap hari : 3110 mg – 6230 mg
Umur 6 – 12 tahun
ADI = 400 mg – 575 mg
Sehari = 4 x (10ml – 20ml)
= 40 ml – 80 ml
= 6,23 g – 12,46 g
= 6230 mg – 12460 mg
30
Gliserin Formula 2 (1,0 – 1,5 / kg BB ( HPE : 303 ))
Umur BB ( kg ) 1,0 – 1,5 mg / kg BB
1 – 5 tahun
6 – 12 tahun
10 – 15 kg
16 – 23 kg
( 10 - 15 ) / ( 15 – 22,5)
( 16 – 23) / ( 23 – 34,5 )
Pemakaian paracetamol dalam sehari (1-5 tahun)
= 4 x (5 ml – 10 ml)
= 20 ml – 40 ml
Kandungan gliserin
20 ml = 30 x 20 ml = 6 ml (7,545 g) 100
40 ml = 30 x 40 ml = 12 ml (15,09 g)100
Batas ADI perhari = (10 g – 15 g) – (15 g – 22,5 g)
Umur 1 – 5 tahun = 7,545 g – 15,09 g
Kesimpulan :
Batas ADI perhari umur 6 – 12 tahun : 16 g – 23 g / 23 g – 34,5 g
= 4 x (10 ml – 20 ml)
= 40 ml – 80 ml
= 15,09 g – 30,18 g
= 6230 mg – 30180 mg
PEG 400 formula 2 (10mg/kg BB)
Umur BB ( kg ) 10 mg / kg BB
1 – 5 tahun
6 – 12 tahun
10 – 15 kg
16 – 23 kg
100 mg – 150 mg
160 mg – 230 mg
Umur 1 – 5 tahun
Sehari = 4 x (5ml – 10 ml) = 20 ml – 40 ml
Dalam 20ml = 15 x 20ml = 3 ml (3,375 mg)
100
Dalam 40ml = 15 x 40ml = 6 ml (6,750 mg)
100
31
Batas ADI : 100 mg – 150 mg
Pemakaian setiap hari : 3375 mg – 6750 mg
Umur 6 – 12 tahun
Sehari = 4 x (10ml – 20ml)
= 40 ml – 80 ml
= 6,75 g – 13,5 g
= 6750 mg – 13500 mg
Batas ADI = 160 mg – 230 mg
Koefisien Dielektrik
Aquadest = 78,5
Etanol = 24
PEG = 12,5
Gliserin = 43
Propilenglikol = 32
Paracetamol = (15% x 32) + (30% x 43) + (40% x 78,5) + (15% x 12,5)
= 480 + 1290 + 3140 + 187,5 = 50,97
100
32