TINITUS

13
TINITUS 1. PENGERTIAN Tinnitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan mendengar bunyi tanpa rangsangan bunyi dari luar. Keluhannya bisa berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis, atau berbagai macam bunyi lainnya. Gejalanya bisa timbul terus menrus atau hilang timbul.(Putri Amalia dalam artikel Gangguan Pendengaran ”Tinnitus”.FK Universitas Islam Indonesia) Tinnitus merupakan gangguan pendengaran dengan keluhan selalu mendengar bunyi, namun tanpa ada rangsangan bunyi dari luar. Sumber bunyi tersebut berasal dari tubuh penderita itu sendiri, meski demikian tinnitus hanya merupakan gejala, bukan penyakit, sehingga harus di ketahui penyebabnya.(dr. Antonius HW SpTHT dalam artikel Suara Keras Sebabkan Telinga Mendenging . Indopos Online) 2. ETIOLOGI Penyebab terjadinya tinnitus sangat beragam, beberapa penyebabnya anatara lain: o Kotoran yang ada di lubang telinga, yang apabila sudah di bersihkan rasa berdenging akan hilang. o Infeksi telinga tengah dan telinga dalam o Gangguan darah o Tekanan darah yang tinggi atau rendah, dimana hal tersebut merangsang saraf pendengaran

description

THT

Transcript of TINITUS

Page 1: TINITUS

TINITUS1.      PENGERTIAN

Tinnitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan mendengar

bunyi tanpa rangsangan bunyi dari luar. Keluhannya bisa berupa bunyi mendenging,

menderu, mendesis, atau berbagai macam bunyi lainnya. Gejalanya bisa timbul terus menrus

atau hilang timbul.(Putri Amalia dalam artikel Gangguan Pendengaran ”Tinnitus”.FK

Universitas Islam Indonesia)

Tinnitus merupakan gangguan pendengaran dengan keluhan selalu mendengar bunyi,

namun tanpa ada rangsangan bunyi dari luar. Sumber bunyi tersebut berasal dari tubuh

penderita itu sendiri, meski demikian tinnitus hanya merupakan gejala, bukan penyakit,

sehingga harus di ketahui penyebabnya.(dr. Antonius HW SpTHT dalam artikel Suara Keras

Sebabkan Telinga Mendenging . Indopos Online)

2.      ETIOLOGI

Penyebab terjadinya tinnitus sangat beragam, beberapa penyebabnya anatara lain:

o   Kotoran yang ada di lubang telinga, yang apabila sudah di bersihkan rasa berdenging akan

hilang.

o   Infeksi telinga tengah dan telinga dalam

o   Gangguan darah

o   Tekanan darah yang tinggi atau rendah, dimana hal tersebut merangsang saraf pendengaran

o   Penyakit meniere’s Syndrome, dimana tekanan cairan dalam rumah siput meningkat,

menyebabkan pendengaran menurun, vertigo, dan tinnitus.

o   Keracunan obat

o   Penggunaan obat golongan aspirin ,dsb.

3.      PATOFISIOLOGI

Menurut frekuensi getarannya, tinnitus terbagi menjadi dua macam, yaitu:

o   Tinnitus Frekuensi rendah (low tone) seperti bergemuruh.

o   Tinnitus frekuensi tinggi (high tone) seperti berdenging.

Tinnitus biasanya di hubungkan dengan tuli sensorineural dan dapat juga terjadi

karena gangguan konduksi, yang biasanya berupa bunyi dengan nada rendah. Jika di sertai

Page 2: TINITUS

dengan inflamasi, bunyi dengung akan terasa berdenyut (tinnitus pulsasi) dan biasanya terjadi

pada sumbatan liang telinga, tumor, otitis media, dll.

Pada tuli sensorineural, biasanya timbul tinnitus subjektif nada tinggi (4000Hz).

Terjadi dalam rongga telinga dalam ketika gelombang suara berenergi tinggi merambat

melalui cairan telinga, merangsang dan membunuh sel-sel rambut pendengaran maka telinga

tidak dapat berespon lagi terhadap frekuensi suara. Namun jika suara keras tersebut hanya

merusak sel-sel rambut tadi maka akan terjadi tinnitus, yaitu dengungan keras pada telinga

yang di alami oleh penerita.(penatalaksanaan penyakit dan kelainan THT edisi 2 thn 2000 hal

100). Susunan telinga kita terdiri atas liang telinga, gendang telinga, tulang-tulang

pendengaran, dan rumah siput. Ketika terjadi bising dengan suara yang melebihi ambang

batas, telinga dapat berdenging, suara berdenging itu akibat rambut getar yang ada di dalam

rumah siput tidak bisa berhenti bergetar. Kemudian getaran itu di terima saraf pendengaran

dan diteruskan ke otak yang merespon dengan timbulnya denging.

Kepekaan setiap orang terhadap bising berbeda-beda, tetapi hampir setiap orang akan

mengalami ketulian jika telinganya mengalami bising dalam waktu yag cukup lama. Setiap

bising yang berkekuatan 85dB bisa menyebabkan kerusakan. Oleh karena itu di Indonesia

telah di tetapkan nilai ambang batas yangn di perbolehkan dalam bidang industri yaitu

sebesar 89dB untuk jangka waktu maksimal 8 jam. Tetapi memang implementasinya belum

merata. Makin tinggi paparan bising, makin berkurang paparan waktu yang aman bagi

telinga.

4.      TANDA DAN GEJALA

Pendengaran yang terganggu biasanya di tandai dengan mudah marah, pusing, mual

dan mudah lelah. Kemudian pada kasus tinnitus sendiri terdapat gejala berupa telinga

berdenging yang dapat terus menerus terjadi atau bahkan hilang timbul. Denging tersebut

dapat terjadi sebagai tinnitus bernada rendah atau tinggi. Sumber bunyi di ataranya berasal

dari denyut nadi, otot-otot dala rongga tellinga yang berkontraksi, dan juga akibat gangguan

saraf pendengaran.

5.      PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG

o   Anamnesis merupakan hal utama dan terpenting dalam menegakkan diagnosa tinnitus.

o pemerikasaan audio-metri nada murni (pure tone audiometry). Pada pemeriksaan nada

murni gamabaran khas berupa takik (notch) pada frekuensi 4kHz.

Page 3: TINITUS

o Pemeriksaan fisik THT dan otoskopi harus secara rutin di lakukan, dan juga

pemeriksaan penala, audiometri nada murni, audiometri tutur, dan bila perlu lakkukan

ENG.

6.      DIAGNOSIS

Tinnitus merupakan suatu gejala klinik penyakit telinga, sehingga untuk memberikan

pengobatannya perlu di tegakkan diagnosa yang tepat sesuai dengan penyebab, dan biasanya

memanng cukup sulit untuk di ketahui.

Untuk memastikan diagnosis perlu di tanyakan riwayat terjadinya kebisingan, perlu

pemerikasaan audio-metri nada murni (pure tone audiometry). Pada pemeriksaan nada murni

gamabaran khas berupa takik (notch) pada frekuensi 4kHz. Anamnesis merupakan hal utama

dan terpenting dalam menegakkan diagnosa tinnitus. Hal yang perlu di gali adalah seperti

kualitas dan kauantitas tinnitus, apakah ada gejala lain yangmenyertai, seperti vertigo,

gangguan pendengaran, atau gejala neurologik. Pemeriksaan fisik THT dan otoskopi harus

secara rutin di lakukan, dan juga pemeriksaan penala, audiometri nada murni, audiometri

tutur, dan bila perlu lakkukan ENG.

7.      PENCEGAHAN

Pencegahan terhadap tinnitus adalah sebagai berikut:

o   Hindari suara-suara yang bising, jangan terlalu sering mendengarkan suara bising(misalnya

diskotik, konser musik, walkman, loudspeaker, telpon genggam).

o   Batasi pemakaian walkman, jangan mendengar dengan volume amat maksimal.

o   Gunakan pelindung telinga jika berada di tempat bising.

o   Makanlah makanan yang sehat dan rendah garam.

o   Minumlah vitamin yang berguna bagi saraf untuk melakukan perbaikan, seperti ginkogiloba,

vit A dan E.

o   Lain-lain.

8.      PENATALAKSANAAN

Pada umumnya penatalaksanaan gejala tinitus dibagi dalam 5 cara, yaitu :

o   Elektrofisiologik, yaitu memberi stimulus elektroakustik (rangsangan bunyi) dengan intensitas

suara yang lebih keras dari tinnitusnya, dapat dengan alat bantu dengar atau tinnitus masker.

Page 4: TINITUS

o   Psikologik, yaitu dengan memberikan konsultasi psikologik untuk meyakinkan pasien bahwa

penyakitnya tidakmembahayakan dan bisa disembuhkan, serta mengajarkan relaksasi dengan

bunyi yang harus didengarnya setiap saat

o   Terapi medikametosa, sampai saat ini belum ada kesepakatan yang jelas diantaranya untuk

meningkatkan aliran darah koklea, transquilizer, antidepresan sedatif, neurotonik, vitamin

dan mineral

o   Tindakan bedah, dilakukan pada tumor akustik neuroma. Namun, sedapat mungkin tindakan

ini menjadi pilihan terakhir, apabila gangguan denging yang diderita benar-benar parah.

o   Pasien juga di berikan obat penenang atau obat tidur, untuk membantu memenuhi kebutuhan

istirahat, karena penderita tinnitus biasanya tidurnya sangat terganggu oleh tinnitus itu

sendiri, sehingga perlu di tangani, juga perlu di jelaskan bahwa gangguat tersebut sulit di

tanangi, sehingga pasien di anjurkan untuk beradaptasi dengan keadaan tersebut, karena

penggunaan obat penenang juga tidak terlalu baik dan hanya dapat di gunakan dalam waktu

singkat.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TINITUS

1.      PENGKAJIAN

a.       Aktivitas

- Gangguan keseimbangan tubuh

- Mudah lelah

b.      Sirkulasi

- Hipotensi , hipertensi, pucat (menandakan adanya stres).

c.       Nutrisi

- Mual

d.      Sistem pendengaran

- Adanya suara abnormal(dengung)

e.       Pola istirahat

- Gangguan tidur/ Kesulitan tidur

PENGKAJIAN FOKUS

Data subjektif

-          Mudah lelah

Page 5: TINITUS

-          Mual

-          Gangguan tidur/kesulitan tidur

-          Adanya suara abnormal ( dengung )

Data objektif

-          Klien kelihatan pucat

-          Gangguan keseimbangan tubuh

3.      DIAGNOSA KEPERAWATAN

a.       Cemas b/d kurangnya informasi tentang gangguan pendengaran (tinnitus).

b.      Gangguan istirahat dan tidur b/d gangguan pendengaran.

c.       Resiko kerusakan interaksi sosial b/d hambatan komunikasi.

4.      INTERVENSI KEPERAWATAN

No Tujuan/kriteria hasil Intervensi Rasional

1. Setelah dilakukan

tindakan selama 2x24

jam diharapkan :

       Tidak terjadi kecemasan.

       pengetahuan klien

terhadap penyakit

meningkat.

       Kaji tingkat kecemasan / rasa

takut.

       Kaji tingkat pengetahuan klien

tentang gangguan yang di

alaminya.

       Berikan penyuluhan tentang

tinnitus.

       Yakinkan klien bahwa

penyakitnya dapat di sembuhkan.

       mengetahui tingkat

kecemasan/rasa takut pasien

dalam menetukan tindakan

selanjutnya.

       mengetahui seberapa jauh

pengetahuan dan

pengalaman pasien serta

pemahanaman tentang

penyakit yang di derita.

       pasien mengetahui tentang

penyakit yang dideritanya

       pasien akan merasa tenang

dan rasa takut berkurang

dengan penyakit yang di

derita.

       mengurangi ketegangan dan

membuat perasaan pasien

lebih nyaman dan tenang

Page 6: TINITUS

2.

3.

Setelah dilakukan

tindakan selama 2x24

jam diharapkan pasien:

Gangguan tidur dapat

teratasi atau teradaptasi.

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam

diharapkan :

       Anjurkan klien untuk rileks, dan

menghindari stress.

       Kaji tingkat kesulitan tidur.

       Kolaborasi dalam pemberian

obat penenang/ obat tidur.

       Anjurkan klien untuk beradaptasi

dengan gangguan tersebut.

       Anjurkan klien menggunakan

alat bantu dengar setiap di

perlukan

       Kaji seberapa parah gangguan

pendengaran yang di alami klien.

       Jika mungkin bantu klien

memahami komunikasi

nonverbal.

       Kaji kesulitan mendengar.

       mengetahui tingkat dan

kualitas tidur pasien.

       dapat memperbaiki dan

meningkatkan kualitas tidur

pasien.

       Rasional: membantu pasien

bedaradaptasi dan

menentukan solusi untuk

gangguan tersebut.

       mengetahui tingkat

pendengaran pasien untuk

menentukan tindakan

selanjutnya.

       menentukan tingkat

gangguan yang dialami

pasien.

       pesan /anjuran yang

disampaikan oleh perawat

kepada pasien dapat

diterima dengan baik oleh

pasien.

       memudahkan pasien

berkomunikasi dengan

keluarga atau perawat.

Page 7: TINITUS

Patofisiologi Penyakit TinnitusPada tinitus terjadi aktifitas elektrik pada area auditorius yang menimbulkan perasaan adanya bunyi,

namun impuls yang ada bukan berasal dari bunyi eksternal yang ditransformasikan, melainkan

berasal dari sumber impuls abnormal di dalam tubuh pasien sendiri. Impuls abnormal itu dapat

ditimbulkan oleh berbagai kelainan telinga. Tinitus dapat terjadi dalam berbagai intensitas. Tinitus

dengan nada rendah, seperti bergemuruh atau nada tinggi, seperti berdengung. Tinitus dapat terus

menerus atau hilang timbul terdengar.

Tinitus biasanya dihubungkan dengan tuli sensorineural dan dapat juga terjadi karena gangguan

konduksi. Tinitus yang disebabkan oleh gangguan konduksi, biasanya berupa bunyi dengan nada

rendah. Jika disertai dengan inflamasi, bunyi dengung ini terasa berdenyut (tinitus pulsasi).

Tinitus dengan nada rendah dan terdapat gangguan konduksi, biasanya terjadi pada sumbatan liang

telinga karena serumen atau tumor, tuba katar, otitis media, otosklerosis, dan lain-lain. Tinitus dengan

nada rendah yang berpulsasi tanpa gangguan pendengaran merupakan gejala dini yang penting pada

tumor glomus jugulare.

Tinitus objektif sering ditimbulkan oleh gangguan vaskuler. Bunyinya seirama dengan denyut nadi,

misalnya pada aneurisma dan aterosklerosis. Gangguan mekanis dapat juga mengakibatkan tinitus

objektif, seperti tuba Eustachius terbuka, sehingga ketika bernapas membran timpani bergerak dan

terjadi tinitus.

Kejang klonus muskulus tensor timpani dan muskulus stapedius, serta otot-otot palatum dapat

menimbulkan tinitus objektif. Bila ada gangguan vaskuler di telinga tengah, seperti tumor karotis

(carotid-body tumour), maka suara aliran darah akan mengakibatkan tinitus juga.

Pada tuli sensorineural, biasanya timbul tinitus subjektif nada tinggi (sekitar 4000Hz). Pada intoksikasi

obat seperti salisilat, kina, streptomysin, dehidro-streptomysin, garamysin, digitalis, kanamysin, dapat

terjadi tinitus nada tinggi, terus menerus atau hilang timbul.

Pada hipertensi endolimfatik seperti penyakit Meniere dapat terjadi tinitus pada nada rendah dan

tinggi, sehingga terdengar bergemuruh atau berdengung. Gangguan ini disertai dengan tuli

sensorineural dan vertigo. Gangguan vaskuler koklea terminalis yang terjadi pada pasien yang stres

akibat gangguan keseimbangan endokrin, seperti menjelang menstruasi, hipometabolisme atau saat

hamil dapat juga timbul tinitus atau gangguan tersebut akan hilang bila keadaannya sudah kembali

normal.

Page 8: TINITUS
Page 9: TINITUS