TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …

95
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK DI RW 04 KELURAHAN PALASARI KECAMATAN CIBIRU KOTA BANDUNG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari Oleh : ALINDA PUSPITASARI D1A151039 JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS AL-GHIFARI BANDUNG 2019

Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP

RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

DI RW 04 KELURAHAN PALASARI KECAMATAN CIBIRU KOTA

BANDUNG

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Jurusan

Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari

Oleh

ALINDA PUSPITASARI

D1A151039

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS AL-GHIFARI

BANDUNG

2019

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT

TERHADAP RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT

SWAMEDIKASI ANALGETIK DI RW 04

KELURAHAN PALASARI KECAMATAN CIBIRU

KOTA BANDUNG

PENYUSUN ALINDA PUSPITASARI

NIM D1A151039

Setelah membaca skripsi ini dengan seksama menurut pertimbangan kami telah

memenuhi persyaratan ilmiah sebagai suatu skripsi

Bandung Agustus 2019

Pembimbing I Pembimbing II

Sri Setiatjahjati SSi MMkesApt Thito Dwi Evrianto SSi MMkesApt

KATA PENGANTAR

Assalamursquoalaikumn Warohmatullahi Wabarokatuh

Dengan mengucapkan Alhamdulillahi Rabbilrsquoalamin puji syukur kami

panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah serta

pertolongannya sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi ini

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Farmasi pada Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari Adapun judul skripsi ini adalah

ldquoTINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP

RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

DI RW 04 KELURAHAN PALASARI KECAMATAN CIBIRU KOTA

BANDUNGrdquo Penulis menyadari sepenuhnya akan segala keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki sehingga masih banyak kekurangan

dan hasil yang masih jauh dari kesempurnaan Dukungan dari banyak pihak

sangatlah berarti bagi penulis oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terimakasih kepada

1 Bapak Dr H Didin Muhafidin SIP MSi selaku Rektor Universitas Al-

Ghifari Bandung

2 Bapak Ardian Baitariza MSiApt selaku Dekan Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Farmasi Universitas Al-Ghifari

3 Ibu Ginayanti Hadisoebroto MSiApt selaku Ketua Jurusan Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari

dan selaku dosen wali

4 Ibu Sri Setiatjahjati SSi MMkesApt selaku Pembimbing I di

Universitas Al-Ghifari yang telah meluangkan waktu kepada kami dalam

rangka penyelesaian skripsi

5 Bapak Thito Dwi Evrianto SSi MMkesApt selaku Pembimbing II di

Universitas Al-Ghifari yang telah meluangkan waktu kepada kami dalam

rangka penyelesaian skripsi

6 Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Farmasi Universitas Al-Ghifari

7 Orang tua keluarga besar teman sahabat dan suami tercinta yang selalu

setiap saat memberi dukungan semangat dan dorsquoa yang tulus dan selalu

membantu baik moril maupun materil selama penyusunan skripsi

berlangsung dengan penuh kesabaran dan ketulusan yang sangat berarti

bagi penulis

8 Teman-teman Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari khususnya angkatan 2015

terima kasih untuk kebersamaannya motivasi dan semangat selama ini

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna untuk itu penulis mengharapkan ada kritik dan saran dari semua pihak

demi kesempurnaan dari skripsi ini Harapan dari penulis semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa-mahasiswi dan pembaca

Wassalamursquoalaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Bandung Agustus 2019

Penulis

i

ABSTRAK

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang timbul bila ada jaringan rusak

hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan stimulus nyeri Nyeri

dapat menjadi suatu masalah jika rasa nyeri tersebut tidak segera diobati sehingga

penyakit menjadi berkepanjangan dan dapat merugikan penderita Berbagai upaya telah

dilakukan manusia untuk meringankan rasa nyeri Dengan tindakan pengobatan sendiri

(swamedikasi) diperlukan pengetahuan dan pemahaman penggunaan obat rasional dalam

melaksanakan pengobatan sendiri Identifikasi tingkat pengetahuan masyarakat terhadap

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung menggunakan metode observasi deskriptif secara

purposive sampling Berdasarkan analisis univariat hasil kuesioner tergolong cukup

dengan persentasi 376 dan mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42

Kata Kunci Tingkat Pengetahuan Rasionalitas Swamedikasi Analgetik

ii

ABSTRACT

Pain is the bodys defense mechanism arises when there is damage and tissue this will

cause the individual to react by moving the pain stimulus Pain can be a problem if the

pain is not treated immediately so the disease becomes prolonged and can be detrimental

to sufferers Therefore various efforts have been made by humans to ease the pain With

self-medication action (swamedication) required knowledge and understanding of the us

of rational drugs carrying out self-medication Identification level of public knowledge

about rationality of the use of analgesic self-medication in RW 04 Palasari Village

Cibiru Sub-District Bandung City employed descriptive observation methods by

purposive sampling Based on univariate analysis the results of the questionnaire were

quite sufficient with a percentage of 376 and helped respondens used drug rationally

58 and irrational 42

Keywords Level of knowledge Rationally self medication Analgesics

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1 12 Rumusan Masalah 3

13 Tujuan Penelitian 3

14 Manfaat Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

21 Nyeri 5 211 Definisi Nyeri 5

212 Klasifikasi Nyeri 5

213 Mekanisme Nyeri 6

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri 7

215 Tatalaksana Nyeri 7

22 Analgetik 8

221 Penggolongan Analgetik 9

23 Swamedikasi 11

231 Definisi Swamedikasi 11

232 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi 12

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi 16

24 Penggunaan Obat yang Rasional 24

25 Pengetahuan 27

251 Definisi Pengetahuan 27

252 Tingkat Pengetahuan 27

253 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan 27

254 Pengukuran Pengetahuan 30

26 Masyarakat 30

261 Definisi Masyarakat 30

262 Ciri-ciri Masyarakat 30

263 Profil Kelurahan Palasari 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32

31 Jenis Penelitian 32 32 Lokasi Penelitian 32

33 Waktu Penelitian 33

iv

34 Variabel Penelitian 33

35 Definis Operasional 33

36 Populasi dan Sampel 33

361 Populasi 33

362 Sampel 34

37 Jenis Dan Sumber Data 36

38 Teknik Pengumpulan Data 36

39 Teknik Pengolahan Data 36

310 Teknik Analis Data 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 40

41 Karakteristik Responden 40 42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik 41

43 Jenis Keluhan Penyakit 42

44 Jenis Obat yang Digunakan 43

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas 44

451 Tingkat Pengetahuan 44

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 50

51 Simpulan 50 52 Saran 50

DAFTAR PUSTAKA 51

DAFTAR GAMBAR

v

Gambar 21 Tingkat Pendidikan di Kelurahan Palasari 31

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi

Tempat Memperoleh Obat Swamedikasi 42

DAFTAR TABEL

vi

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden 40

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap Jenis Penyakit 42

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Jenis Obat yang digunakan 43

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden 44

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden 45

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik 49

DAFTAR LAMPIRAN

vii

LAMPIRAN I ALUR KERJA 53

LAMPIRAN II SURAT IJIN KESBANGPOL 54

LAMPIRAN III SURAT IJIN DINAS KESEHATAN 55

LAMPIRAN IV SURAT IJIN KELURAHAN PALASARI 56

LAMPIRAN V LANJUTAN 57

LAMPIRAN V SURAT IZIN PENELITIAN DARI PKM CIPADUNG 58

LAMPIRAN VII KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL 59

LAMPIRAN VIII OUTPUT UJI VALIDASI DAN RELIABEL KUESIONER 62

LAMPIRAN IX ANALISIS UNIVARIAT 67

LAMPIRAN X TABEL KODING KARAKTERISTIK RESPONDEN 69

LAMPIRAN XI TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI

ANALGETIK 73

LAMPIRAN XII TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN 79

LAMPIRAN XIII DOKUMENTASI 82

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh timbul bila ada jaringan

rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan

stimulus nyeri Nyeri dapat menjadi suatu masalah jika rasa nyeri tersebut tidak

segera di obati sehingga penyakit menjadi berkepanjangan dan dapat merugikan

penderita Oleh karena itu berbagai upaya telah dilakukan manusia untuk

meringankan rasa nyeri tersebut supaya dapat berkurang bahkan sampai hari ini

pengaruh nyeri atau rasa sakit ini adalah penyebab utama pasien menemui dokter

untuk pengobatan Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang

rasa nyeri merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi

rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Penggunaan analgesik sering digunakan secara bebas hal ini menyebabkan

ketergantungan dan diperkirakan sebagai penyebab penyakit gagal ginjal kronis

di masyarakat saat periode tahun 1900 (WHO 2000) Keluhan yang seringkali

mendorong pasien untuk menggunakan analgesik secara swamedikasi antara lain

sakit kepala nyeri sendi dan gangguan mulut serta gigi (French DP James DH

etal 2008) Mayoritas (gt50) pasien menggunakan obat tersebut dengan

frekuensi beberapa kali dalam sebulan (Brewer C etal 2013)

1

2

Prevalensi penggunaan obat nyeri dengan kondisi pengobatan sendiri

(swamedikasi) dilaporkan sebanyak 394 Penyakit nyeri juga dihubungkan

dengan penyebab mordibitas populasi orang dewasa di dunia sebanyak 10-30

populasi dan laporan terbaru menunjukkan hingga 50 (Pilar Carasso etal

2014)

Di Indonesia perilaku pengobatan sendiri sudah banyak dilakukan oleh

masyakarat Salah satu ciri adanya swamedikasi adalah dengan perilaku

masyarakat yang menyimpan obat untuk pengobatan diri sendiri Data

menunjukkan sebesar 352 masyarakat telah menyimpan obat hasil

swamedikasi Dalam hal ini adanya obat keras dan antibiotika untuk swamedikasi

menunjukkan adanya penggunaan obat yang tidak rasional (Riskesdas 2013)

Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami

pelaksanaannya sedapat mungkin harus memenuhi kriteria penggunaan obat yang

rasional Kriteria obat yang rasional antara lain ketepatan pemilihan obat

ketepatan dosis obat tidak adanya efek samping tidak adanya kontra indikasi

tidak adanya interaksi dan tidak adanya polifarmasi (Muharni 2015)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo 2007) Berdasarkan

penelitian yang dilakukan wulandari (2011) terkait tingkat pengetahuan

penggunaan analgetik pada pengobatan sendiri menunjukkan hasil penilaian

pengetahuan responden sebesar 656 dengan kategori cukup dan 344 baik

3

Hasil penelitian Yanuardi Aditya (2015) tingkat pengetahuan mengenai

penggunaan obat swamedikasi dalam kategori sedang dengan presentasi sebesar

406 Hasil penelitian Gusta dkk (2011) presentase yang melakukan

swamedikasi berdasarkan jenis kelamin wanita sebesar 692 sedangkan laki-

laki sebesar 308 dikarenakan penggunaan obat nyeri paling banyak

dikonsumsi oleh wanita karena dibutuhkan setiap bulannya untuk

mengurangi rasa nyeri haid

Berdasarakan uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui tingkat

pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

12 Rumusan Masalah

1 Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

2 Apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik swamedikasi

secara tepat atau rasional

13 Tujuan Penelitian

1 Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

4

2 Mengetahui apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik secara

tepat atau rasional

14 Manfaat Penelitian

1 Masyarakat Dalam penelitian ini masyarakat dapat menggunakan obat

swamedikasi analgesik secara rasional

2 Institusi Dengan adanya penelitian ini bisa menjadi gambaran

penggunaan obat analgesik pada masyarakat RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung agar masyarakat menggunakan obat

antinyeri secara aman dan rasional

3 Penelitian Dapat memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman

selama proses penelitian dan juga dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Nyeri

211 Definisi Nyeri

Nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan maupun

berat Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya

Menurut Internasional Association for Study of Pain (IASP) nyeri adalah

pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

kerusakan aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan (Marta dkk 2013)

Beberapa penyebab adanya nyeri ketika terjadi rangsangan pada ujung

saraf karena kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh

1 Trauma seperti benda tajam benda tumpul bahan kimia

2 Proses infeksi atau peradangan (Depkes RI 2007)

212 Klasifikasi Nyeri

Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi

a Nyeri akut atau nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara

Nyeri ini ditandai dengan adanya aktivitas saraf otonom seperti takikardi

hipertensi hiperhidrosis pucat dan midriasis dan perubahan wajah

menyeringai atau menangis Bentuk nyeri akut dapat berupa

5

6

1 Nyeri somatik luar nyeri tajam di kulit subkutis dan mukosa

2 Nyeri somatik dalam nyeri tumpul pada otot rangka sendi dan

jaringan ikat

3 Nyeri viseral nyeri akibat disfungsi organ viseral (Marta dkk 2013)

b Nyeri kronik atau nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa

tanda-tanda aktivitas otonom kecuali serangan akut Nyeri tersebut dapat

berupa nyeri yang tetap bertahan sesudah penyembuhan luka

(penyakitoperasi) atau awalnya berupa nyeri akut lalu menetap sampai

melebihi 3 bulan Nyeri ini disebabkan oleh

1 kanker akibat tekanan atau rusaknya serabut saraf

2 non kanker akibat trauma proses degenerasi dll (Marta dkk 2013)

213 Mekanisme Nyeri

Mekanisme nyeri terdiri dari 4 proses elektro fisiologi nociseptif yaitu

1 Transduksi adalah proses perubahan stimulus menjadi impuls saraf

Stimulus nyeri akan diterima oleh nociceptor pada ujung saraf bebas A

delta dan C kemudian mengalami perubahan atau diterjemahkan menjadi

aktifitas fisik pada impuls saraf

2 Transmisi adalah proses penyaluran impuls saraf melalui serabut saraf

sensoris menuju ke medulla spinalis Impuls tersebut dibaca oleh serabut

saraf A delta dan C

3 Modulasi adalah proses interaksi antara analgetik endogen dengan impuls

nyeri yang masuk kedalam kornu posterior medulla spinalis Sistem

analgesik endogen meliputi enkafalis endorphin serotonin dan

7

nonepinefrin Dengan demikian kornu posterior seperti sebuah gerbang

yang dapat tertutp atau terbuka yang dipengaruhi oleh sistem analgesik

endogen tersebut

4 Persepsi adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik

mulai dari proses tansduksi transmisi dam modulasi yang pada gilirannya

menghasilkan suatu perasaan yang subjektif yang dikenal sebagai persepsi

nyeri ( Mangku G 2002)

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri

Respon tubuh terhadap nyeri berupa terjadinya respon hormonal melalui

mobilisasi hormon-hormon katabolisme dan reaksi imunologis yang secara

umum disebut respon stress Respon nyeri sangat merugikan tubuh karena

dapat menurunkan cadangan makanan daya tahan tubuh meningkatkan

kebutuhan oksigen jantung menganggu fungsi respirasi dan segala

konsekuensi dari gangguan tersebut dan pada akhirnya dapat menyebabkan

tromboemboli dan meningkatnya mordibitas dan mortalitas (Mangku G

2002)

215 Tatalaksana nyeri

Secara umum penatalaksaan nyeri dikelompokkan menjadi dua yaitu

penatalaksaan secara farmakologi dan non farmakologi

1 Penatalaksaan secara Farmakologi

Praktik dalam tatalaksana nyeri secara garis besar stategi farmakologi

mengikuti rdquoWHO Three Step Analgesic Ladderrdquo yaitu

a Tahap pertama dengan menggunakan obat analgetik nonopiat seperti

8

NSAID atau COX2 spesific inhibitors

b Tahap kedua dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri Maka

diberikan obat-obat seperti pada tahap 1 ditambah opiat secara

intermiten

c Tahap ketiga dengan memberikan obat pada tahap 2 ditambah opiat

yang lebih kuat

Penanganan nyeri berdasarkan mekanisme nyeri pada proses transduksi

dapat diberikan anestesik lokal dan atau obat anti radang non steroid pada

transmisi inpuls saraf dapat diberikan obat-obatan anestetik lokal pada proses

modulasi diberikan kombinasi anestetik lokal narkotik dan atau klonidin dan

pada persepsi diberikan anestetik umum narkotik atau parasetamol (Morgan

GE 1996)

22 Analgetik

Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang rasa nyeri

merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi rasa nyeri

tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Analgesik baik nonnarkotik maupun narkotik diresepkan untuk meredakan

nyeri pilihan obat tergantung dari beratnya nyeri Nyeri yang ringan sampai

sedang dari otot rangka dan sendi sering kali diredakan dengan pemakaian

analgesik nonnarkotik Nyeri yang sedang sampai berat pada otot polos organ

dan tulang biasanya membutuhkan analgesik narkotik (Sujati Woro 2016)

9

221 Pengolongan Analgesik

Atas dasar cara kerja farmakologisnya analgesik dibagi dalam 2

kelompok besar yaitu

1 Analgetika narkotik

Analgetik non narkotik khusus digunakan untuk menghilangkan rasa

nyeri hebat seperti dalam fraktur dan kanker Cara kerja obat ini adalah

memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi umum (Tan Hoan Tjay

2010) Analgetika narkotik disebut juga opioida yang memiliki kerja

mirip opioid dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor

opioid yang khas di SSP hingga persepsi dan respon emosional terhadap

nyeri berkurang

Efek samping yang ditimbulkan anlgetika narkotik adalah supresi

SSP (sedasi menekan pernafasan dan batuk miosis hipotermia

perubahan mood) saluran nafas (bronkokontriksi pernafasan menjadi

dangkal dan menurun frekuensinya) sistem sirkuasi (vasodilatasi

perifer) saluran cerna (motilitas berkurang) saluran uroginetal histamin

liberator kebiasaan atau reaksi adiksi pada penggunaan lama

Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk meminum

obat golongan ini karena opioda dapat melintasi plasenta dan jika

diberikan terus-menerus akan merusak janin dan menjadikan depresi

pernafasan serta lambat dalam persalinan (Tan Hoan Tjay 2010)

Hal yang dapat dilakukan dengan munculnya nyeri adalah

10

a Tetap aktif dan fokus dalam pekerjaan

b Menggunakan air hangat untuk kompres bagian yang nyeri

c Menggunakan obat penghilang nyeri

d Menghubungi dokter jika nyeri berkelanjutan

2 Analgesik Perifer (Non Narkotik)

Penggunaan obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan terkadang

memberikan daya antipiretis dan antiradang biasa diberikan untuk obat

nyeri ringan hingga sedang dengan penyebab yang beranekaragam seperti

nyeri kepala sendi otot gigi perut nyeri haid benturan dan kecelakaan

(Tan Hoan Tjay 2010) Golongan Analgetik perifer memiliki beberapa

efek samping yaitu gangguan lambung-usus kerusakan darah hati dan

ginjal serta reaksi alergi pada kulit jika digunakan dalam waktu lama dan

dosis yang tinggi Maka dari itu penggunaan dalam waktu terus-menerus

tidak dianjurkan Pada wanita hamil dan menyusui obat analgetika yang

aman digunakan hanyalah parasetamol sedangkan asetosal salisilat

NSAID dan metamizol dapat mengganggu perkembangan janin sehingga

perlu dihindari (Tan Hoan Tjay 2010)

Beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat nyeri dengan

pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan Aspirin (asetosal)

(BPOM RI 2015)

11

23 Swamedikasi

231 Definisi Swamedikasi

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh individu untuk

merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit Masyarakat

melakukan swamedikasi biasanya untuk mengatasi keluhan- keluhan dan

penyakit ringan yang sering dialami seperti demam nyeri pusing batuk

influenza maag Kecacingan diare penyakit kulit dan lain- lain Golongan

obat yang digunakan swamedikasi merupakan obat- obat yang relatif aman

meliputi golongan obat bebas dan obat bebas terbatas (BPOM RI 2014)

Swamedikasi dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau rasional

Penggunaan obat yang rasional adalah bahwa pasien menerima obat yang

tepat dengan keadaan kliniknya dalam dosis yang sesuai dengan keadaan

individunya pada waktu yang tepat dan dengan harga terjangkau Pengertian

lain dari penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan

terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologi yang benar dari

penyakit

Menurut WHO swamedikasi memiliki beberapa hal yang harus

diperhatikan Seperti penyakit yang diderita adalah penyakit dan gejala

ringan yang tidak diperlukan untuk datang ke dokter atau tenaga medis

lainnya Selain itu obat yang dijual adalah obat golongan over-the-counter

(OTC) (WHO 2000)

12

232 Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan swamedikasi agar

diperoleh swamedikasi yang benar dan aman maka hal- hal yang perlu

diperhatikan meliputi (BPOM RI 2014)

1 Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasi

Kondisi individu yang akan melakukan swamedikasi merupakan hal

pertama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan swamedikasi Beberapa

kondisi yang perlu diperhatikan meliputi kehamilan berencana untuk hamil

menyusui umur sedang dalam diet khusus baru saja berhenti mengonsumsi

obat lain atau suplemen makanan serta mempunyai masalah kesehatan baru

selain penyakit yang selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan

dari dokter (BPOM RI 2014)

Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan lebih

hati- hati karena beberapa jenis dapat menimbulkan pengaruh yang tidak

diinginkan pada janin Beberapa obat disekresikan melalui air susu ibu

walaupun jumlah obat di ASI kadarnya kecil namun kemungkinan dapat

berpengaruh pada janin Komposisi obat terdapat beberapa zat tambahan yang

harus diperhatikan oleh pasien dengan diet khusus contoh obat dalam bentuk

sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat

mempengaruhi kondisi pasien dengan diet gula (BPOM RI 2014)

Mambaca peringatan atau perhatian yang tertera pada label atau brosur

obat manjadi hal yang perlu dilakukan untuk mecegah kejadian di atas Brosur

obat biasanya menjelaskan hal- hal yang perlu diperhatikan baik sebelum atau

13

sesudah mengonsumsi obat yang dimaksud (BPOM RI 2014)

2 Memahami bahwa ada kemungkinan interaksi obat

Banyak obat yang dapat menimbulkan interaksi baik dengan obat lain

atau makanan dan minuman yang dikonsumsi Kenali nama obat atau nama

zat berkhasiat yang terkandung dalam obat yang sedang dikonsumsi atau yang

akan digunakan Interaksi obat dapat ditanyakan pada apoteker di apotek atau

membaca aturan pakai yang tercantum pada label kemasan obat untuk

menghindari masalah yang akan terjadi (BPOM RI 2014)

3 Mewaspadai efek samping yang mungkin muncul

Obat tidak hanya menimbulkan efek mengatasi penyakit atau gejala

penyakit namun obat juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan

Mengatasi efek samping yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis

namun demikian beberapa efek samping membutuhkan perhatian lebih dalam

penanganannya (BPOM RI 2014)

Efek samping dapat timbul dalam mengkonsumsi obat antara lain reaksi

alergi gatal- gatal ruam mengantuk mual dan lain- lain Mengetahui efek

samping yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan saat

mengalaminya merupakan hal penting Efek samping bisa terjadi pada siapa

saja namun umumnya dapat ditoleransi Segera hentikan pengobatan dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan bila timbul efek samping dalam

mengonsumsi obat tersebut (BPOM RI 2014)

4 Meneliti obat yang akan dibeli

Bentuk sediaan (tablet sirup kapsul krim dll) merupakan hal yang

14

perlu diperhatikan ketika akan membeli obat dan dipastikan kemasan obat

yang akan beli tidak rusak Jangan mengambil obat yang menunjukkan adanya

kerusakan walaupun kecil Selain kemasan perlu diperhatikan bentuk fisik

sediaan (BPOM RI 2014)

Hal yang harus diperhatikan dalam sediaan sirup adalah warna dan

kekentalan dan tidak ada partikel- partikel kecil di bagian bawah botol atau

mengapung dalam sirup Jika berbentuk suspensi suspensi dapat tercampur

rata setelah dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah Sediaan

tablet harus benar- benar utuh dan tidak satupun yang pecah atau rusak Jika

pada tablet memiliki cetakan atau tulisan pastikan bahwa semua tablet

memiliki hal yang sama Hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan kapsul

yaitu kapsul tidak pecah atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang

sama dari semua kapsul Jika kapsul memiliki cetakan atau tulisan maka harus

dipastikan cetakan atau tulisan semua kapsul seragam (BPOM RI 2014)

Penyimpanan obat di tempat penjual juga perlu diperhatikan Jika obat

disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari langsung maka sebaiknya

membeli obat di tempat lain yang memiliki kondisi penyimpanan yang lebih

baik Lebih baik membeli obat di sarana distribusi obat yang resmi seperti

apotek dan toko obat berijin (BPOM RI 2014)

Obat yang diminum harus memiliki nomor izin edar karena hal tersebut

menunjukkan obat tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan khasiat

dan mutu yang ditetapkan oleh Badan POM Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah tanggal kadaluwarsa Penggunaan obat yang sudah melewati tanggal

15

kadaluwarsa dapat membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi

perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang berbahaya (BPOM

RI 2014)

5 Mengetahui cara penggunaan obat yang benar

Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang sesuai

pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi sesuai anjuran akan memberikan

efek terapi yang baik Label atau bagian kemasan obat yang memberikan

informasi mengenai penggunaan obat tersebut sebaiknya tidak dibuang supaya

tidak terjadi kesalahan penggunaan obat Apabila obat yang digunakan dirasa

tidak menimbulkan efek yang diinginkan setelah jangka penggunaan waktu

yang dianjurkan maka disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau

tenaga kesehatan lainnya (BPOM RI 2014)

6 Tanggal Kadalursa Obat

Tanggal kadaluwarsa obat bisa lebih pendek dari waktu yang tertera

setelah kemasan obat dibuka Cara membuang obat yang baik dan benar

adalah dengan membuka kemasan obat dan dibuang di tempat yang jauh dari

jangkauan anak misalnya obat dalam bentuk sediaan cair dibuka kemasannya

kemudian dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih Jika

obat dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul obat dibuka dari kemasannya

lalu obat tersebut ditimbun dalam tanah (BPOM RI 2014)

7 Cara penyimpanan obat

Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi obat Obat oral seperti

tablet kapsul dan serbuk tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembab

16

karena dapat menyebabkan bakteri dan jamur tumbuh dengan baik sehingga

dapat merusak kondisi obat Obat dalam bentuk sediaan cair biasanya mudah

terurai oleh cahaya sehingga harus disimpan pada wadah aslinya yang

terlindung dari cahaya atau sinar matahari langsung dan tidak disimpan di

tempat yang lembab Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin

kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut (BPOM RI 2014)

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi

Berdasarkan UU No 39 tahun 2009 tentang kesehatan obat adalah

bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis pencegahan penyembuhan pemulihan

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia

Adapun golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri

swamedikasi adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dan obat

wajib apotek ( SK Menkes No23801983)

a Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat tanpa

resep dokter Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia 2007)

17

b Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai

dengan tanda peringatan Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam Tanda

peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas merupakan

empat persegi panjang yang berwarna hitam berukuran panjang 5 cm

dengan 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 2007)

Adapun tanda peringatan yang dicantumkan ada 6 macam sesuai

dengan aturan pemakaian masing-masing obatnya yaitu

a P no 1 Awas Obat Keras Bacalah aturan memakainya

b P no 5 Awas Obat Keras Tidak boleh ditelan

c P no 2 Awas Obat Keras Hanya untuk kumur jangan ditelan

d P no 4 Awas Obat Keras Hanya untuk dibakar

e P no 3 Awas Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

f P no 6 Awas Obat Keras Obat wasir jangan ditelan

c Obat Wajib Apotek (OTC)

Obat-obat yang dapat digunakan di dalam swamedikasi sering disebut

sebagai obat- obatan over-the-counter (OTC) dan dapat diperoleh tanpa

resep dokter (World Self-Medication Industry nd) Bagi sebagian orang

beberapa produk obat OTC dapat berbahaya ketika digunakan sendiri atau

18

dikombinasikan dengan obat lain Meskipun demikian beberapa obat OTC

sangat bermanfaat di dalam pengobatan sendiri untuk masalah kesehatan

yang ringan hingga sedang (Fleckenstein Hanson amp Venturelli 2011) Obat

yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria berikut

(Permenkes No 919MenkesPerX1993)

a Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil

anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun

b Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko

pada kelanjutan penyakit

c Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

d Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi

di Indonesia

Berikut ini beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat

nyeri dengan pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan

Aspirin (asetosal) (Depkes RI 2007)

1 Aspirin

Aspirin yang memiliki nama lain asam asetil salisilat atau asetosal

adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang luas digunakan dan

digolongkan dalam obat bebas Selain sebagai prototip obat ini merupakan

standar dalam menilai efek obat sejenis (Departeman Farmakologi dan

Terapeutik 2007)

Aspirin diindikasikan dengan rasa sakit dan demam Aspirin

19

dikontraindikasikan dengan hemophilia dan kehamilan trisemester akhir Efek

samping yang sering dijumpai meliputi terjadinya iritasi mukosa lambung

Aspirin juga dapat memeperbanyak keluarnya keringat dan pada dosis tinggi

dapat membuat telinga berdengung dan juga sesak napas Aspirin tidak boleh

digunakan pada penderita alergi termasuk asma tukak lambung (maag)

sering perdarahan di bawah kulit penderita hemofilia dan trombositopenia

(Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan aspirin meliputi

aturan pemakaian harus tepat tidak boleh diminum ketika perut kosong

diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan

perdarahan lambung dilarang menkonsumsi obat ini selama 10 hari tanpa

fungsi ginjal atau hati ibu hamil ibu menyusui dan dehidrasi dan jangan

diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan

risiko perdarahan lambung (Depkes RI 2007)

Bentuk Sediaan asetosal yang beredar di masyarakat meliputi tablet

100 mg tablet 500 mg Aturan pemakaian asetosal meliputi dewasa 500 mg

setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) anak usia 2 ndash 3 tahun frac12 - 1 frac12 tablet

100 mg setiap 4 jam anak usia 4 ndash 5 tahun 1 frac12 - 2 tablet 100 mg setiap 4

jam anak usia 6 ndash 8 tahun frac12 - frac34 tablet 500 mg setiap 4 jam anak usia 9 ndash

11 tahun frac34 - 1 tablet 500 mg setiap 4 jam dan usia di atas 11 tahun 1

tablet 500 mg setiap 4 jam (Depkes RI 2007)

2 Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionate Obat ini bersifat

20

analgesik dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat Efek anti-

inflamsinya terlihat dengan dosis 1200- 2400 mg sehari Absorbsi ibuprofen

cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-

2 jam (Depkes RI 2007)

Ibuprofen dikontraindikasikan dengan penderita hipersensitif terhadap

ibuprofen penderita polip hidung Ibuprofen tidak dianjurkan bagi wanita

hamil menyusui dan penderita tukak peptic Ibuprofen biasa berbentuk tablet

dengan kekuatan 300 dan 400 mg Dosis maksimum ibuprofen 2400 mg

sehari (Mutschier 1991)

Hal- hal yang perlu diinformasikan kepada pasien dalam mengkonsumsi

ibuprofen meliputi obat diminum bersama- sama makanan dan minum dengan

segelas air penuh bila timbul rasa pusing dilarang mengemudi segeralah ke

dokter bila penglihatan menjadi kabur atau terjadi ruam kulit (Depkes RI

2007)

Efek samping yang dapat ditimbulkan obat ini meliputi nervus pusing

mata kabur skotoma atau perubahan menafsirkan warna telinga berdenging

dan kejang perut Ibuprofen memiliki interaksi dengan antikoagulan dan

asetosal Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi

metotreksat urikosurik kumarin antikoagulan kortiko-steroid penisilin dan

vitamin C atau minta petunjuk dokter obat ini tidak boleh diminum

bersamaan ( Depkes RI 2007)

Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita tukak lambung dan

duodenum (ulkus peptikum) aktif penderita alergi terhadap asetosal dan

21

ibuprofen penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk

tonjolan pada hidung) kehamilan tiga bulan terakhir (Depkes RI 2007)

Aturan pemakaian ibuprofen

a Dewasa 1 tablet 200 mg 2 ndash 4 kali sehari Diminum setelah makan

b Anak 1 ndash 2 tahun frac14 tablet 200 mg 3 ndash 4 kali sehari 3 ndash 7 tahun

frac12 tablet 500 mg 3 ndash 4 kali sehari 8 ndash 12 tahun 1 tablet 500 mg 3 ndash

4 kali sehari dan tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya

kurang dari 7 kg (Depkes RI 2007)

3 Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik antiinflamasi Asam

mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin Asam mefenamat terikat

sangat kuat pada protein plasma sehingga interaksi dengan antikoagulan

harus diperhatikan (Mutschier 1991)

Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia

diare sampai diare berdarah dan gejala iritasi lain pada mukosa lambung

Amerika Serikat tidak menganjurkan obat ini diberikan pada anak dibawah 14

tahun dan wanita hamil Pemberian tidak melebih 7 hari Penelitian klinis

menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah

secara bermakna (Depkes RI 2007)

Asam mefenamat tersedia dalam sediaan tablet atau kaplet dengan

kekuatan 500 mg Dosis asam mefenamat untuk pasien dewasa 2-3 kali sehari

sebanyak 250 mg- 500 mg (Team medical mini notes 2017)

22

4 Diklofenak

Diklofenak tergolong dalam preferential COX-2 inhibitor Absorbsi obat

ini berlangsung cepat dan lengkap pada saluran cerna Obat ini terikat 99

pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama sebesar

40-50 (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Diklofenak terdiri atas dua jenis yaitu natrium diklofenak dan kalium

diklofenak Kalium diklofenak lebih larut air dan dapat diabsorbsi dengan

cepat sehingga memiliki onset kerja lebih cepat dibanding natrium

diklofenak Kalium diklofenak biasanya juga diindikasikan untuk

penanganan kondisi yang memerlukan efek analgesia secara cepat ((Team

medical mini notes 2017)

Efek samping yang lazim adalah mual dan gastritis Eritema kulit dan

sakit kepala seperti obat AINS lainnya Pemakaian obat ini harus hati- hati

pada pasien dengan tukak lambung Peningkatan enzim transaminase dapat

terjadi pada 15 pasien umumnya kembali ke normal Gangguan hati lebih

sering terjadi dibandingkan obat AINS lain Pemakaian selama kehamilan

tidak dianjurkan Dosis orang dewasa 100-150 mg sehari terbagi dalam dua

atau tiga dosis (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

5 Parasetamol

Parasetamol memiliki indikasi membantu melegakan rasa sakit dan

mengurangi demam rematik sakit gigi dan sakit kepala Parasetamol

dikontraindikasikan dengan penderita gangguan fungsi hati Parasetamol

hampir tidak memiliki efek samping namun kadang timbul bisul atau

23

hipoglikemi pada anak (Mutschier 1991)

Parasetamol dapat berupa sediaan solid dan liquid Sediaan solid

parasetamol meliputi tablet atau tablet salut gula dengan kekuatan 120 mg

325 mg dan 500 mg Sedangkan dalam bentuk liquid parasetamol dapat

berupa sediaan obat tetes sirup elixir dengan kekuatan 60 mg06 ml 150

mg5 ml dan 120 mg 5 ml (Depkes RI 2007)

Dosis paracetamol untuk dewasa (usia diatas 12 tahun) 3-4 jam 325-650

mg maksimum 4 g sehari Sedangkan untuk anak (6-12 tahun) tiap 4 jam 500

mg (Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi parasetamol

meliputi orang dewasa jangan menggunakan lebih dari 10 hari secara terus

menerus anak di bawah dua belas tahun dilarang memakan obat ini lebih dari

lima kali sehari atau lebih dari lima hari segeralah ke dokter bila timbul

warna kekuningan pada mata atau kulit (Depkes RI 2007)

Parasetamol adalah derivat dari para amino fenol yang mempunyai daya

analgetika dan daya antipiretika Obat ini tidak menimbulkan perdarahan pada

lambung sehingga banyak dipakai sebagai analgetika dan antipiretika yang

aman namun Parasetamol memiliki daya inflamasi yang sangat lemah

(Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Tambahan

a Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi daripada efek anti

demamnya

b Parasetamol dan Asetosal memiliki efek anti demam yang lebih tinggi

daripada efek antinyeri dan antiradangnya (Depkes RI 2007)

24

24 Penggunaan Obat yang Rasional

Penggunaan obat yang rasional merujuk pada penggunaan obat yang benar

sesuai dan tepat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat dan dosis yang sesuai dengan kebutuhannya untuk jangka waktu

yang adekuat dan dengan biaya serendah mungkin bagi pasien Masalah-masalah

yang sering timbul sebagai bentuk ketidakrasionalan penggunaan obat antara lain

polifarmasi (penggunaan obat yang terlalu banyak) penggunaan yang berlebihan

dari antibiotika dan injeksi kegagalan untuk meresepkan obat yang sesuai dengan

panduan klinis serta pengobatan sendiri yang tidak tepat (World Health

Organization 2010)

Berbagai kriteria telah ditetapkan untuk menentukan kerasionalan penggunaan

suatu obat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya dengan dosis yang sesuai

dengan kebutuhannya untuk jangka waktu yang adekuat dan dengan biaya

serendah mungkin bagi pasien dan komunitasnya (World Health Organization

2010)

Batasan penggunaan obat rasional adalah bila memenuhi beberapa kriteria

antara lain (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2008)

a Tepat diagnosis yaitu obat diberikan sesuai dengan diagnosis Apabila

diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah

b Tepat indikasi penyakit yaitu obat yang diberikan harus tepat bagi suatu

25

penyakit

c Tepat pemilihan obat yaitu obat yang dipilih harus memiliki efek terapi

sesuai dengan penyakit

d Tepat dosis yaitu jumlah cara waktu dan lama pemberian obat harus

tepat Apabila salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi maka efek

terapi tidak tercapai

1 Tepat jumlah yaitu obat harus diberikan dalam jumlah yang cukup

2 Tepat cara pemberian yaitu cara pemberian obat yang tepat disesuaikan

dengan jenis obat yang digunakan Misalnya obat antasida seharusnya

dikunyah dulu baru ditelan

3 Tepat interval waktu pemberian yaitu cara pemberian obat hendaknya

dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah ditaati oleh

pasien Misalnya obat yang diminum tiga kali sehari diartikan bahwa

obat tersebut harus diminum dengan interval setiap delapan jam

4 Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian obat harus tepat sesuai

penyakitnya masing-masing

e Tepat penilaian kondisi pasien yaitu penggunaan obat disesuaikan dengan

kondisi pasien antara lain harus memperhatikan kontraindikasi obat

komplikasi kehamilan menyusui lanjut usia atau bayi

f Waspada terhadap efek samping yaitu obat dapat menimbulkan efek

samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang timbul pada pemberian

obat dengan dosis terapi seperti timbulnya mual muntah gatal-gatal dan

26

lain sebagainya

g Efektif aman mutu terjamin tersedia setiap saat dan harga terjangkau

untuk mencapai kriteria efektif maka obat harus dibeli melalui jalur

resmi

h Tepat tindak lanjut (follow-up) yaitu apabila sakit berlanjut setelah

swamedikasi dilakukan maka konsultasikan ke dokter

i Tepat penyerahan obat (dispensing) yaitu penggunaan obat rasional

melibatkan penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen Resep

yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di puskesmas akan

dipersiapkan obatnya dan diserahkan kepada pasien dengan informasi

yang tepat

j Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan

Ketidakpatuhan minum obat dapat terjadi pada keadaan

seperti berikut

1 Jenis sediaan obat beragam

2 Jumlah obat terlalu banyak

3 Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering

4 Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi

5 Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara

menggunakan obat timbulnya

6 Efek samping

27

25 Pengetahuan

251 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya yang meliputi

pengelihatan pendengaran penciuman rasa dan raba Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan

pengelihatan (Notoatmodjo 2010)

252 Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia

pendidikan lingkungan intelegensia dan pekerjaan Pengetahuan secara garis

besar dibagi menjadi enam tingkat meliputi tahu (know) memahami

(comprehension) aplikasi (aplication) analisa (analysis) sintesis (syntesis)

dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo 2010)

253 Faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a Jenis kelamin

Tingkat pengetahuan di pengaruhi oleh jenis kelamin Logan dan Rose

(2004) telah melakukan penelitian terhadap sampel 100 pasien untuk

mengetahui perbedaan pengetahuan nyeri antara laki-laki dan perempuan

Hasilnya menunjukan bahwa ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan

28

mengenai tingkat pengetahuan nyeri yaitu perempuan mempunyai tingkat

pengetahuan nyeri lebih baik dari pada laki-laki

b Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin membaik

Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca (Anonim 2011)

Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009)

1 Masa balita 0-5 tahun

2 Masa kanak- kanak 5-11 tahun

3 Masa remaja awal 12-16 tahun

4 Masa remaja akhir 17-25 tahun

5 Masa dewasa awal 26-35 tahun

6 Masa dewasa akhir 36-45 tahun

7 Masa Lansia Awal 46-55 tahun

8 Masa lansia akhir 56-65 tahun

9 Masa manula gt 65 tahun

c Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup

29

Pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut menerima informasi Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya

(Anonim2011)

Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berpikir

rasional serta menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 jalur pendidikan sekolah terdiri dari

1 Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan selama 9 tahun pertama

pada masa sekolah anak yang melandasi jenjang pendidikan

2 Pendidikan menengah adalah pendidikan menengah adalah jenjang

pendidikan dasar Pendidikan menengah dibagi menjadi

a Pendidikan Menengah Umum adalah pendidikan menengah di

selenggarakan oleh SMA (Sekolah Menengah Atas) atau MA

(Madrasah Aliyah) Pendidikan menengah umum dikelompokkan

dalam program sesuai dengan kebutuhan untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

b Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan Menengah

Kejuruan diselenggarakan oleh SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) dan MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan) Pendidikan

Menengah Kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi seni dunia industri tenaga kerja baik

secara nasional maupun global regional

30

c Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tinggi adalah jenjang

setelah pendidikan menengah Pendidikan tinggi diselenggarakan

oleh akademi institusi sekolah tinggi dan universitas

254 Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden

atau subjek penelitian Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur atau

diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo

2010)

26 Masyarakat

261 Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup

karena proses masyarakat Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang

kontinyu antar individu Dalam kehidupan bermasyarakat selalu dijumpai

saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan kehidupan

bermasyarakat (Soetomo 2009)

262 Ciri-ciri Masyarakat

Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia

yang mempunyai sebagai berikut

31

a Berada di wilayah tertentu

b Hidup secara berkelompok

c Terdapat suatu kebudayaan

d Terdapat interaksi sosial

e Terdapat pemimpin

f Terdapat stratafikasi sosial

263 Profil Kelurahan Palasari

Secara geografis Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

memiliki bentuk wilayah datar Kelurahan Palasari memiliki jumlah

penduduk 17421 jiwa pada keadaan 31 Desember tahun 2018 terdiri dari

8996 jiwa laki-laki dan 8425 jiwa perempuan Jumlah kepala keluarga di

Kelurahan Palasari saat ini mencapai sekitar 5091 KK

Tabel 21 Tingkat pendidikan di Kelurahan Palasari

NO PENDIDIKAN JUMLAH

L P JML

1 Tamat SD 1815 1676 3491

2 SMP 1780 1521 3301

3 SMA 421 376 797

4 Sarjana 87 54 141

5

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi deskriptif Penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran atau deskriptif tentang suatu masalah baik yang berupa faktor risiko

maupun faktor efek Penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

32 Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo

2010) Penelitian ini akan di laksanakan di Cilengkrang 1 RW 04 Kelurahan

Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

33 Waktu Penelitian

Waktu adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian

(Notoatmodjo 2010) Penelitian ini dilaksanakan di Cilengkrang 1 RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru dan akan dilaksanakan bulan Mei ndash Juni

2019

32

33

34 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat dan

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35 Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan agar pengukuran

variable atau pengumpulan data itu konsisten antara sumber data (responden)

yang di bantu dengan responden yang lain (Notoatmodjo 2010)

Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Pengetahuan penggunaan analgetik merupakan berbagai informasi yang

perlu diketahui oleh responden mengenai penggunaan antinyeri secara

aman dan rasional

b penggunaan obat swamedikasi antinyeri dilihat berdasarkan cara

mendapatkannya

36 Populasi dan Sampel

361 Populasi

Populasi adalah subyek atau golongan yang menjadi sasaran penelitian

(Notoatmodjo 2010) Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

34

a Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah

1 Masyarakat yang menggunakan obat swamedikasi analgetik

2 Berusia 17-55 tahun

3 Berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

4 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang tidak

menggunakan obat swamedikasi analgetika obat dengan resep dokter dan

berusia dibawah 17 tahun dan diatas 55 tahun Masyarakat yang tidak

berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung

362 Sampel

Penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan kriteria

inklusi dan eksklusi Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin

(Anwar Hidayat 2013)

Rumus Slovin

35

Dimana

n = besar sampel

N = besar populasi

d2 = penyimpangan terhadap populasi yang inginkan 10 atau 01

n =

=

= 85 sampel

Dari perhitungan rumus slovin didapatkan hasil 85 responden yang

dibagi ke dalam beberapa Rt yaitu

Rt 01

Rt 02

Rt 03

Rt 04

Rt 05

36

37 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer data primer merupakan data yang

sumber data dikumpulkan dengan membagikan kuisioner kepada responden

38 Teknik Pengumpulan Data

1 Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

2 Kueisioner dibuat 3 bagian yaitu bagian ke 1 berisi identitas responden

(nama jenis kelamin usia pendidikan terakhir) bagian ke 2 penggunaan

obat swamedikasi analgetik berjumlah 5 pertanyaan bagian ke 3 mengenai

tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik

39 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan

setelah pengumpulan data Untuk kemudian dalam pengolahan data dipergunakan

bantuan program komputer Langkah-langkah pengolahan data meliputi editing

coding entry dan analizing (Notoatmodjo2010)

Tahapan pengolahan data diantaranya

a Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh Editing dalam penelitian ini setelah data terkumpul yaitu

kelengkapan jawaban kuesioner

b Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan Coding dalam penelitian disini memberikan kode

angka pada jawaban responden untuk memudahkan analisis data

37

c Entry adalah proses memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam

program atau software komputer Dalam penelitian ini entry data

dilakukan dengan memasukkan data jawaban dan kemudian di masukkan

ke dalam program atau software komputer

d Analizing yaitu proses analisis data ditabulasi dan diberi skor (skoring)

Selanjutnya dilakukan perhitungan dan uji statistik terhadap data

310 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS for window release 2300

a Analisis Demografi Responden

Bagian pertama dari kuesioner adalah data pribadi responden yang berupa

jawaban singkat terdiri dari nama responden jenis kelamin usia dan pendidikan

terakhir Pada bagian ini dilakukan analisis secara deskriftif

b Analisis Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian kedua terdiri dari pertanyaan seputar penggunaan obat swamedikasi

analgetik berjumlah 5 pertanyaan Pada pertanyaan ini penilaian dihitung

berdasarkan distribusi frekuensi persentase () jumlah responden dengan jawaban

yang dipilih

c Analisis Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian ketiga terdiri dari 18 pertanyaan tingkat pengetahuan dan rasionalitas

obat swamedikasi analgetik yang berupa pilihan ganda (dengan 2 atau 3 pilihan

jawaban)

38

Responden yang telah menjawab pertanyaan dengan akan diberi nilai yaitu

a 1 untuk jawaban benar jika menjawab benar maka dinilai rasional

b 0 untuk jawaban salah atau tidak tahu jika menjawab salah atau tidak

tahu maka dinilai tidak rasional

Sehingga diperoleh total skor untuk pertanyaan seputar pengetahuan tentang

penggunaan analgetik adalah

a Maximum 1x 18 = 18

b Minimum 0 x 18 = 0

Ketentuan skor total pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dan

rasionalitas obat swamedikasi analgetik

a lt 55 dengan skor 9 Tingkat pengetahuan kurang

b 56-74 dengan skor 9-12 Tingkat pengetahuan cukup

c gt 75 dengan skor 13 Tingkat pengetahuan baik

(Budiman 2013)

Data yang diolah kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat

Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif Analisis univariat (analisis deskriptif) merupakan analisis yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang

menjelaskan angka atau jumlah presentasi masing-masing kelompok dari setiap

variabel Bagian yang akan dilakukan analisis univariat adalah bagian

39

identitas responden (jenis kelamin usia dan pendidikan terakhir) tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Karateristik Responden

Responden yang diteliti berjumlah 85 sampel yang berada di RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung Karakteristik responden

yang dilihat meliputi jenis kelamin usia dan pendidikan

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Jumlah Persentasi

(n=85) ()

1 Jenis kelamin

Laki-laki 24 2824

Perempuan 61 7176

2 Usia (tahun)

Remaja akhir 17 - 25 tahun 16 1882

Dewasa awal 26 - 35 tahun 29 3412

Dewasa akhir 36 - 45 tahun 19 2235

Lansia awal 46 - 55 tahun 21 2470

3 Pendidikan Terakhir

SD 19 2235

SMP 10 11 76

SMA 45 5294

S1 9 1059

S2 2 235

Berdasarkan hasil penelitian ini responden didominasi oleh perempuan

sebanyak 61 (7176) dengan golongan usia antara 26-35 tahun (3412)

penyebab nya karena pengobatan antinyeri menurut riskesdas pada tahun 2013

menunjukkan bahwa nyeri banyak diderita oleh wanita daripada laki-laki

40

41

(Riskesdas 2013) Mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 45

(5294) Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden berpendidikan

SMA pada umumnya mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang obat

swamedikasi Pendidikan sangat mempengaruhi perilaku seseorang seperti yang

dinyatakan Notoadmodjo (2010) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin tinggi pula intelektualnya Seseorang yang berpendidikan tinggi

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan

lainnya Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas

manusia dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin berkualitas

hidupnya Karateristik respoden dapat dilihat pada tabel 41

42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik

Tempat responden dalam memperoleh obat swamedikasi analgetik adalah di

apotek sebanyak 54 responden (635) di mini market sebanyak 5 responden

(69) membeli obat di warung sebanyak 26 responden (306) dan tidak ada

responden yang membeli di toko obat Dari seluruh responden pengobatan sendiri

paling banyak mendapatkan obat antinyeri yaitu di apotek Secara nasional pun

menunjukkan apotek dan toko obat warung merupakan sumber utama

mendapatkan obat rumah tangga atau obat swamedikasi (Riskesda 2013)

Tingkat pengetahuan masyarakat di RW 4 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

Kota Bandung tentang swamedikasi sudah tergolong baik karena masyarakat

lebih banyak membelinya di apotek yaitu 54 responden (635) yang secara

langsung ada petugas kesehatan yang menyerahkan obat dan jika tidak mengerti

cara penggunaan atau aturan pakai obat tidak diketahui bisa bertanya langsung

42

6

64 31 Mini Market

Warung

Apotek

pada petugas yang ada di apotek tersebut dibandingkan dengan membeli obat di

warung Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 41

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi Tempat

Memperoleh Obat Swamedikasi

43 Jenis Penyakit Atau Keluhan Penyakit

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap

Jenis keluhan Penyakit

Jenis Penyakit N

Nyeri sendi 1 12

Sakit haid 6 71

Sakit badan 11 129

Sakit gigi 20 235 Sakit kepala 47 553

Jumlah 85 100

Berdasarkan hasil penelitian ini keluhan nyeri yang paling banyak dialami

responden adalah sakit kepala sebanyak 47 responden (553) Pada tahun 2011

WHO juga menyatakan bahwa sebanyak 50-75 orang dewasa usia 18-65 tahun

di dunia mengalami sakit kepala selama setahun terakhir Faktor penyebab sakit

43

kepala yang dialami oleh bermacam-macam mulai dari karena mengidap suatu

penyakit tertentu seperti meningitis kanker otak maupun konsumsi obat berlebih

hingga akibat dari suatu aktifitas dan makanan yang di konsumsi Tanpa disadari

sakit kepala juga bisa muncul dari kegitan rutinitas yang sepele misalnya lama

menatap layar computer maupun ponsel terlalu lam duduk banyak tekanan atau

stress kurang tidur sedikit minum merokok dan banyak hal lainnya

(Cermaticom 2019) Maka dari itu responden harus sebijak mungkin memahami

cara penggunaan obat yang tepat supaya menghindarkan masyarakat dari

penggunaan obat yang salah Presentase keluhan yang dialami responden dapat

dilihat pada tabel 42

44 Jenis Obat yang digunakan

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Responden

Terhadap Jenis Obat yang digunakan

Obat yang digunakan N

Metampiron 4 47

Natrium Diklofenak 9 106

Ibuprofen 11 129

Asam Mefenamat 13 153 Paracetamol 48 565

Jumlah 85 100

Dilihat dari jenis obat nyeri yang dipilih kebanyakan responden memilih

menggunakan parasetamol dalam swamedikasi analgetik dengan keluhan sakit

kepala terbanyak Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gissele Sarganas yang

mengatakan bahwa parasetamol merupakan obat yang umum dan mudah di akses

dibanyak Negara (Sarganas2015) Responden dalam penelitian ini telah

menggunakan obat secara benar karena sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan

44

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan bahwa golongan obat yang digunakan

swamedikasi merupakan obat-obat yang relatif aman meliputi golongan obat

bebas dan obat bebas terbatas ( BPOM 2014)

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas

451 Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penilaian mengenai tingkat pengetahuan dapat

diketahui mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong cukup yaitu

(376) sebanyak 32 responden Data lengkap dapat dilihat di tabel 44

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahaun Responden

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

responden

Persentase

Kurang 30 353

Cukup 32 376

Tinggi 23 211

Jumlah 85 100

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Dari seluruh responden yang berada di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung tidak semuanya melakukan pengobatan

swamedikasi obat antinyeri secara rasional dan tepat Pada perilaku

pengggunaan obat swamedikasi obat antinyeri dinilai dari beberapa sub

indikator yaitu tepat indikasi tepat obat tepat dosis tepat pemakaian tepat

efek samping tepat interaksi obat dan tepat kontraindikasi Seacara lebih

rincinya dapat dilihat pada tabel 413

45

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden

No

Tepat indikasi

Tepat

Tidak

Tepat

N

P1

Menurut Anda apakah

benar analgesik merupakan

obat yang mampu

meredakan atau mengurangi

nyeri

83

976

2

24

85

P2

Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk

mengobati nyeri saja

29

341

56

659

85

P4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

29

341

56

659

85

P5

Paracetamol merupakan

obat penurun panas Apakah

parasetamol mampu meredakan nyeri

49

576

36

424

85

P7

Jika Anda mengalami sakit

kepala apakah jenis obat yang sebaiknya dikonsumsi

60

706

25

294

85

Jumlah 250 59 175 41

Tepat Obat

P3

Termasuk jenis obat

golongan apakah obat pereda

nyeri yang hanya boleh

digunakan secara swamedikasi

40

471

45

529

85

P6

Jenis obat apa yang anda

pahami sebagai obat pereda

nyeri yang dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

50

588

35

412

85

Jumlah 90 54 80 46

Tepat Pemakaian

P8

Apakah Anda mengetahui

kapan waktu yang tepat

dalam mengkonsumsi obat

pereda nyeri

77

906

8

94

85 Jumlah 77 91 8 8

Tepat Efek Samping

P9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik

35

412

50

588

85

46

di rumah

P10

Dampak apakah yang

terjadi apabila menggunakan

dosis obat pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

28

329

57

671

85

Jumlah 63 37 107 63

Tepat Dosis

P11

Apakah dosis obat pereda

nyeri anak sama dengan

dosis obat pereda nyeri dewasa

67

788

18

212

85

P12

Apakah benar obat pereda

nyeri boleh digunakan secara

terus menerus meski rasa

sakit telah hilang

54

635

31

365

85

P18

Menurut Anda apakah boleh

meningkatkan konsumsi

obat pereda nyeri yang

diminum dalam sekali

konsumsi (sekali minum langsung 2 tablet lebih)

37

435

48

565

85

Jumlah 158 62 97 38

Tepat Interaksi

P13

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

digunakan bersamaan

dengan obat maag dalam

sekali konsumsi tanpa

adanya rentang waktu

konsumsi

48

565

37

435

85

P14

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

diminum bersamaan dengan kopi

55

647

30

353

85

Jumlah 103 54 67 46

Tepat Kontraindikasi

P15

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu hamil

58

682

27

318

85

P16

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di

konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

31

365

54

635

85

P17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh

35

412

50

588

85

47

mengkonsumsi aspirin untuk meredakan nyeri

Jumlah 124 49 131 51

Hasil dari kuesioner yang dibagikan menunjukkan 59 responden

melakukan ketepatan indikasi sebagian dari responden yang memiliki nilai

buruk dan tidak memperhatikan indikasi obat sebelum meminum obat

antinyeri yaitu sekitar 41 Indikasi obat antinyeri untuk penanganan obat

antinyeri penting diperhatikan secara cermat karena apabila salah indikasi

obat maka akan menimbulkan kesalahan obat yang akan digunakan

Tabel diatas menunjukkkan bahwa rata-rata jumlah responden yang

menjawab tepat obat 54 tidak jauh berbeda dengan jumlah responden yang

memiliki jawaban tidak tepat obat yaitu 46 Hal ini dikarenakan karena

masyarakat sudah mengetahui jenis obat yang di pahami untuk mengobati

nyeri dan mayoritas masyarakat sebagian besar belum mengetahui golongan

obat apa yang tepat untuk digunakan dalam swamedikasi

Hasil yang diperoleh melalui kuesioner menunjukkan terdapat 62

responden benar dan tepat dosis sebelum melakukan pengobatan nyeri secara

swamedikasi dan bernilai 38 responden tidak tepat dalam melihat dosis

sebelum penggunaan obat antinyeri secara swamedikasi Hal-hal tersebut

memang perlu ditanyakan kepada responden karena hal inilah yang terjadi di

masyarakat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji Pratiwi (2014)

bahwa dari 100 responden di Surabaya hanya 80 orang yang melakukan cara

minum dan jumlah minum obat yang tepat ketika ingin mempercepat

48

penyembuhan terdapat 20 responden menyatakan mereka meminum dua

tablet ketika ingin menyembuhkan nyeri yang dialaminya dan ini berkaitan

dengan bioavaibilitas obat di tubuh serta akumulasi obat yang ditubuh

sehingga perlu diperhatikan penggunaan dosis obat antinyeri yang dilakukan

secara swamedikasi

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tabel diketahui hanya 37

responden yang menjawab rasional dengan sub indikator tepat efek samping

hal dikarenakan masyarakat tidak memahami mengenai efek samping obat

yang terjadi setelah meminumnya Efek samping yang ditimbulkan oleh suatu

obat terkadang tidak perlu dilakukan tindakan medis untuk mengatasinya

namun beberapa obat perlu diperhatikan secara lebih penanganannya (BPOM

2014) Untuk mencegah terjadinya efek samping yang lebih parah maka

sebaiknya dilakukan penghentian obat dan segera dikonsultasikan dengan

tenaga medis terkait Efek samping obat golongan AINS (obat antinyeri)

menurut Goodman amp Gilman (2006) secara umum memiliki efek samping

perdarahan lambung nefrotoksisitas dan bronskopasme jika obat tidak tepat

digunakan

Beberapa hal yang menjadi penilaian ketepatan interaksi obat adalah

obat lain yang dikonsumsi selain obat antinyeri membolehkan meminum obat

lain dan meminum obat dengan kopi Interaksi obat terjadi antara obat dengan

obat dan obat dengan makanan Nilai yang muncul untuk ketepatan interaksi

obat adalah 54 tepat interaksi dan hanya 46 tidak tepat interaksi obat

Interaksi obat ini perlu diperhatikan karena interaksi obat dengan obat akan

49

menjadikan sistem kompetitor satu sama lain antara satu obat dengan obat lain

yang menjadikan salah satu obat menjadi tidak aktif (Stockley Drug

Interaction 2000)

ketepatan kontraindikasi obat nilai yang muncul terkait ketepatan

kontraindikasi obat ini adalah 49 mengetahui tepat kontraindikasi dan 51

tidak mengetahui ketepatan kontraindikasi Pada pasien penyakit asma tidak

diperbolehkan menggunakan obat antinyeri secara bebas karena efek samping

dari nyeri yang menjadikan bronkospasme terutama pada pasien yang

memiliki riwayat penyakit asma (Ioana Dana Alexa 2014)

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi

Analgetik

Aspek Pernyataan Benar Salah Nomor Sumber

Pernyataan

Tepat indikasi 59 41 1245 amp 7

Tepat obat 54 46 3 amp 6

Tepat pemakaian 91 8 8

Tepat efek samping 37 63 9 amp 10

Tepat dosis 62 38 1112 amp 18

Tepat interaksi 54 46 13 amp 14

Tepat kontra

indikasi 49 51 15 16 amp 17

Rata- rata 58 42

Berdasarkan hasil penilaian rata-rata mengenai obat dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional 58 dan

tidak rasional 42 Penggunaan obat yang tidak rasional paling banyak

disebabkan oleh ketidaktepatan efek samping obat 37

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

51 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

a Tingkat pengetahuan masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari Kecmatan

Cibiru tergolong cukup dengan Persentasi 376 bedasarkan instrument

kuesioner tingkat pengetahuan swamedikasi yang sudah di validasi

b Masyarakat yang di jadikan responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42 di masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru

52 Saran

Berdasarkan penelitian ini saran-saran yang dapat di berikan

adalah sebagai berikut

a Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengukur tingkat pengetahuan

mengenai suamedikasi khususnya obat analgetik lebih rinci mendalam

dan akurat sesuai dengan aturan sehingga dapat di ketahui lebih jelas apa

yang tidak di ketahui oleh responden

b Institusi terkait lebih meningkatkan lagi tentang pengetahuan penggunaan

obat swamedikasi analgetik agar masyarakat dapat menggunakan obat

secara rasional

51

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI 2013 Riset

Kesehatan Dasar 2013 Jakarta Kementrian Kesehatan RI halaman 40

BPOM RI 2014 Menuju Swamedikasi yang Aman Info Pom Vol 15 No 1

Budiman dan Riyanto 2013 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan

Sikap dalam Penelitian Kesehatan Penerbit Salemba Medika Jakarta

pp 11-12

Departemen Farmakologi dan Terapeutik 2007 Farmakologi dan Terapi

Jakarta FKUI

Departemen kesehatan RI 1993 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

919MenKesPERX1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat

Diserahkan Tanpa Resep Jakarta Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Obat Bebas Terbatas Jakarta Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) Materi pelatihan

peningkatan pengetahuan dan keterampilan memilih obat bagi tenaga

kesehatan (pp 0- 8 13-14 18 20-23 31) Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Garrido Pilar Carrasco etal 2014 Predictive factors of self-medicated

analgesic use in Spanish adults a cross-sectional national study

BMC Pharmacology amp Toxicology 2050-05111536

Marta Halim dkk 2013 Dasar-dasar Farmakologi 2 edisi 1

Mangku G Diktat Kumpulan Kuliah BagianSMF Anestesiologi dan

Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2002

Morgan GE Pain Management In Clinical Anesthesiology 2nd ed

Stamford Appleton and Lange 1996 274-316

Mutschier Ernst 1991 Dinamika Obat Bandung Penerbit ITB

Notoatmodjo Soekidjo 2010 Ilmu Pengetahuan dan penelitian dan

Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta Rineka Cipta

52

Sarganas Giselle dkk(2015) Prevalence trend patterns and associations of

analgesic use in Gremany (22 September 2015) Biomed Central Jerman

Tim Medical Mini Notes 2017 Basic Pharmacology and Drug Notes Makassar

MMN Publishing

Tjay TH dan Rahardja K 2010 Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan

Sehari- hari Jakarta PT Elex Media Komputindo

Anonim 2011 Definisi Pengetahuan Serta Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi httpduniabacacomdefinisi-pengetahuan-serta-faktor-

faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuanhtml (Diakses 20 juli 2019)

Anwar Hidayat Cara Perhitungan Rumus Slovin

httpswwwstatistikiancom2017hitung-rumus-slovin-sampelhtmlamp

(Diakses 8 Maret 2019)

Fitriya 2019 Sakit Kepala Penyebab Sakit kepala dan Cara menghilangkan

sakit Kepala yang Perlu kamu tahu httpswww-

cermaicomcdnampprojectorgvswwwcermaticomartikelampsakit-

kepala-penyebab-sakit-kepala-da-cara-menghilangkan-sakit-kepala-yang-

perlu-kamu-tahuamp_js_v (Diakses 22 Agustus 2019)

WHO 2000 Drug Information Geneva World Health Organization Page 1

World Health Organization (2010 May) Rational use of medicines Juli

28 2019 httpwwwwhointmediacentrefactsheetsfs338enindexhtml

LAMPIRAN

53

53

Identifikasi masalah

Merumuskan masalah

Menentukan sampel

ALUR PENELITIAN

Pengolahan data

(editingkoding

skoring)

Analisiss data

(Analisis Univariat)

Penyajian data

kueisioner

Kesimpulan dan saran

LAMPIRAN II

54

SURAT IZIN DARI KESBANGPOL

LAMPIRAN III

55

SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS KESEHATAN

LAMPIRAN IV

56

SURAT IZIN PENELITIAN DARI KELURAHAN

LAMPIRAN V

57

(LANJUTAN)

LAMPIRAN VI

58

SURAT IZIN PENELITIAN DARI PUSKESMAS CIPADUNG

LAMPIRAN 59

59

KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL

I Identitas Responden

Nama

Jenis jenis kelamin Laki-laki Wanita

USIA

Alamat

No Telepon HP

Pendidikan terakhir

TAHUN

II Pendahuluan

1 Apakah anda pernah melakukan swamedikasi (pengobatan tanpa

harus datang ke dokter)

a Ya b Tidak

2 Apakah Anda pernah meminum obat antinyeri sebelumnya

a Ya b Tidak

3 Di manakah Anda memperoleh obat antinyeri tersebut

a Apotek b Warung

c Toko obat d Mini market

4 Penyakit apa yang bisa Anda obati dengan antinyeri tersebut

Jawab

5 Apa saja nama obat antinyeri yang biasa Anda gunakan untuk mengobati penyakit tersebut

Jawab

III Rasionalitas Penggunaan Obat Analgetik

1 Menurut Anda apakah benar analgesik merupakan obat yang

mampu meredakan atau mengurangi nyeri

a Benar b Salah

2 Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk mengobati

60

nyeri saja

a Benar b Salah

3 Termasuk jenis obat golongan apakah obat pereda nyeri yang

hanya boleh digunakan secara swamedikasi

a Obat keras b Obat bebas

Terbatas

4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

5 Paracetamol merupakan obat penurun panas Apakah parasetamol

mapu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

6 Jenis obat apa yang anda pahami sebagai obat pereda nyeri yang

dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

a Paracetamol b Ibuprofen

c Natrium

diklofenak

d Asam

mefenamat

7 Jika Anda mengalami sakit kepala apakah jenis obat yang

sebaiknya dikonsumsi

a Antibiotik b Analgesik c Antitusif

8 Apakah Anda mengetahui kapan waktu yang tepat dalam

mengkonsumsi obat pereda nyeri

a Sebelum

makan

b Sebelum

tidur

c Sesudah makan

9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik di rumah

a Lemari b Tempat

obat

c Kulkas

10 Dampak apakah yang terjadi apabila menggunakan dosis obat

pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

a Sesak napas b Terjadi gangguan pada

lambung-usus

11 Apakah dosis obat pereda nyeri anak sama dengan dosis obat

pereda nyeri dewasa

a Ya b Tidak

12 Apakah benar obat pereda nyeri boleh digunakan secara terus

menerus meski rasa sakit telah hilang

a Benar b Salah

cBadan lemas

61

13 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri digunakan

bersamaan dengan obat maag dalam sekali konsumsi tanpa adanya

rentang waktu konsumsi

a Boleh b Tidak boleh

14 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri diminum

bersamaan dengan kopi

a Boleh b Tidak boleh

15 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu

hamil

a Aspirin b Parasetamol

16 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

a Diklofenak b Parasetamol

17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh mengkonsumsi

aspirin untuk meredakan nyeri

a Boleh b Tidak boleh

18 Menurut Anda apakah boleh meningkatkan konsumsi obat pereda

nyeri yang diminum dalam sekali konsumsi (sekali minum langsung

2 tablet lebih)

a Boleh b Tidak boleh

62

LAMPIRAN VIII

OUTPUT HASIL UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS KUESIONER

63

64

65

66

Case Processing Summary

N

Cases Valid 20 1000

Excludeda 0 0

Total 20 1000

a Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

933 18

67

LAMPIRAN IX

ANALISIS UNIVARIAT

1 Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Perempuan

laki-laki

Total

61

24

718

282

718

282

718

282

85 1000 1000 1000

Usia

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Remaja Akhir (17 - 25 Thn) 16 188 188 188

Dewasa Awal (26 - 35 Thn) 29 341 341 529

Dewasa Akhir (36 - 45 Thn) 19 224 224 753

Lansia Awal (46 - 55 Thn)

Total

21

85

247

1000

247

1000

247

1000

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 19 224 224 224

SMP 10 118 118 341

SMA 45 529 529 871

S1 9 106 106 976

S2 2 24 24 24

Total 85 1000 1000 1000

68

2 Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Melakukan swamedikasi

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 85 1000 1000 1000

Pernah minum obat antinyeri

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 85 1000 1000 1000

Tempat mendapatkan obat

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid mini market 5 59 59 59

warung 26 306 306 365

apotek 54 635 635 1000

Total 85 1000 1000

Obat yang digunakan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid metampiron 4 47 47 47

natrium diklofenak 9 106 106 153

ibuprofen 11 129 129 282

asam mefenamat 13 153 153 435

paracetamol 48 565 565 1000

Total 85 1000 1000

Jenis penyakit

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid nyeri sendi 1 12 12 12

sakit haid 6 71 71 82

sakit badan 11 129 129 212

sakit gigi 20 235 235 447

sakit kepala 47 553 553 1000

Total 85 1000 1000

69

LAMPIRAN X

TABEL CODING KARAKTERISTIK RESPONDEN

JENIS KELAMIN PEREMPUAN 0

LAKI-LAKI 1

USIA

REMAJA AKHIR 0

DEWASA AWAL 1

DEWASA AKHIR 2

LANSIA AWAL 3

PENDIDIKAN

SD 0

SMP 1

SMA 2

S1 3

S2 4

Responden

Jenis

Kelamin Coding

Usia

Coding

Pendidikan

Coding

RT

1

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

RT 1

2

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

3

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

4

L

1

dewasa

awal

1 sd

0

5

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

6 p 0 lansia awal 3 sd 0

7

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

8

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

9

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

10

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

11 p 0 lansia awal 3 sd 0

12

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

13

p

0

dewasa akhir

2

sd

0

70

14

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

15

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

16

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

17

L

1

dewasa

akhir

2 sd

0

18

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

19

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

20 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 2

21

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

22

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

23 p 0 lansia awal 3 s2 4

24

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

25 L 1 lansia awal 3 sma 2

26 p 0 lansia awal 3 sd 0

27

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

28

L

1

dewasa

awal

1 smp

1

29

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

30 p 0 lansia awal 3 sd 0

31

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

32 p 0 lansia awal 3 sd 0

33

p

0

dewasa

akhir

2 smp

1

34 p 0 lansia awal 3 sd 0

35

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

RT 3

36

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

37 L 1 lansia awal 3 S1 3

38

L

1

dewasa

akhir

2

S2

4

39

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

40

p

0

dewasa akhir

2

sma

2

71

41 p 0 lansia awal 3 sma 2

42

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

43

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

44

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

45

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

46

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

47

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

48

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

49

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

50

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

51 p 0 lansia awal 3 smp 1

52

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

53

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

54

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

55

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

56 p 1 lansia awal 3 sma 2

57 p 0 lansia awal 3 sma 2

58 p 0 lansia awal 3 sma 2

59

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

60

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

61

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

62

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

63

P

0

dewasa

akhir

2

S1

3

64

L

1

dewasa

awal

1 s1

3

65

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

66 p 0 dewasa 1 sma 2

72

awal

67

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

68 p 0 lansia awal 3 sma 2

69

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

70

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

71

L

1

dewasa

akhir

2 s1

3

72 p 0 lansia awal 3 sd 0

73

p

0

dewasa

akhir

1 sma

2

74

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

75 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 4

76

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

77 p 0 lansia awal 3 sma 2

78

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

79 p 0 lansia awal 3 sma 2

80

P

0

dewasa

akhir

1 smp

1

81 p 0 lansia awal 3 smp 1

82

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

RT 5

83

p

0

dewasa

akhir

1 sd

0

84

p

0

remaja

akhir

0 smp

1

85

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

73

LAMPIRAN XI

TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

KETERANGAN P1

amp P2

KETERANGAN P 3

KETERANGAN P 4

KETERANGAN P 5

Ya 0 Toko Obat 0 Nyeri sendi 0 Metampiron 0

Tidak

1

Mini Market

1

Sakit haid

1

Natrium

Diklofenak 1

Warung 2 Sakit badan 2 Ibuprofen 2

Apotek 3 Sakit gigi 3 Asam Mefenamat 3

Sakit kepala 4 Paracetamol 4

Respon

den

P1

Codi

ng

P2

Codi

ng

P3

Codi

ng

P4

Codi

ng

P5

Codin

g

1

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

2

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

3

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

4

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

5

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

6

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

7

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

8

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

9

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

10

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

3

74

at

11

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

12

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

13

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

14

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

15

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

16

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

gigi

3

paraceta

mol

4

17

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

18

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

19

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

20

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

21

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

22

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

23

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

24

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

25

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

26

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

4

paraceta

mol

4

75

la

27

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

28

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

29

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

30

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

31

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

32

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

33

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

4

paraceta

mol

4

34

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

35

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

36

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Saki

kepa

la

4

metampi

ron

0

37

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

38

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

39

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Nyer

i

haid

1

ibuprofe

n

2

40

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

3

paraceta

mol

4

41

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

42

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

76

43

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

44

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

45

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

46

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

47

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

48

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

49

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

ibuprofe

n

2

50

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

51

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

0

natrium

diklofena

k

1

52

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

53

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

54

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

ibuprofe

n

2

55

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

56

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

57

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

58

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

59

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

1

77

k

60

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

61

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

62

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

63

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

64

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

metampi

ron

0

65

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

3

metampi

ron

0

66

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

67

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

68

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

metampi

ron

0

69

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

70

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

71

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

72

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

asam

mefenam

at

3

73

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

ibuprofe

n

2

74

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

75 ya 1 ya 1 Apote 3 nyeri 1 natrium 1

78

k send i

diklofena k

76

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

77

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

78

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

asam

mefenam

at

3

79

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

80

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

81

ya

1

ya

1

Waru

ng

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

82

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

83

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

84

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

85

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

79

LAMPIRAN XII

TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER TINGKAT

PENGETAHUAN

Responden

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y9

Y10

Y11

Y12

Y13

Y14

Y15

Y16

Y17

Y18

Jumlah

1 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 25

2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 30

3 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 24

4 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 22

5 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

6 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 18

7 2 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 20

8 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 0 0 18

9 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 16

10 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

11 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 0 20

12 2 0 0 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 14

13 2 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

14 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

15 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 2 12

16 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 10

17 2 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 24

18 2 2 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

19 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 20

20 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 24

21 2 1 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 2 2 22

22 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 30

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 33

24 2 0 0 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 0 25

25 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 2 2 1 2 1 2 16

26 2 0 0 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

27 2 2 2 2 2 0 0 2 0 1 2 0 2 1 2 0 1 0 21

80

28 2 0 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 0 24

29 2 0 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2 2 1 0 0 0 0 20

30 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 0 1 1 19

31 2 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 0 1 2 2 0 1 0 17

32 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

33 2 0 1 1 2 0 0 2 0 1 0 2 2 1 2 0 2 2 20

34 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0 0 1 1 0 12

35 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

36 2 0 1 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 1 0 0 18

37 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

38 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 32

39 2 0 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 2 2 18

40 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 1 2 2 1 1 0 23

41 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

42 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 18

43 2 2 0 1 2 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 20

44 2 2 1 1 2 2 0 2 0 0 2 2 1 0 0 1 0 0 18

45 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 0 28

47 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 1 2 0 0 2 21

48 2 0 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 20

49 2 1 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 1 0 2 0 1 2 19

50 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 18

51 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 1 0 0 0 21

52 2 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 2 0 2 0 16

53 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 1 0 23

54 2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 25

55 2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 12

56 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

57 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 2 2 1 1 0 13

58 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

59 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 1 2 12

60 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36

62 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

63 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 30

81

64 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

65 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 30

66 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 2 2 2 2 1 1 0 0 15

67 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 1 0 0 0 0 21

68 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 1 1 2 1 1 0 16

69 2 2 0 0 2 0 0 2 2 0 2 1 0 2 2 0 1 0 18

70 2 2 2 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 2 21

71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 34

72 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 11

73 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 0 21

74 2 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 1 2 0 1 2 15

75 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

76 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

77 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 1 2 23

78 2 0 0 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

79 2 0 2 2 2 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

80 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 26

81 2 0 2 2 0 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 0 18

82 2 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 2 1 1 0 2 1 0 12

83 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 2 0 0 1 0 11

84 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

85 2 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 9

82

LAMPIRAN XIII

DOKUMENTASI

83

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT

TERHADAP RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT

SWAMEDIKASI ANALGETIK DI RW 04

KELURAHAN PALASARI KECAMATAN CIBIRU

KOTA BANDUNG

PENYUSUN ALINDA PUSPITASARI

NIM D1A151039

Setelah membaca skripsi ini dengan seksama menurut pertimbangan kami telah

memenuhi persyaratan ilmiah sebagai suatu skripsi

Bandung Agustus 2019

Pembimbing I Pembimbing II

Sri Setiatjahjati SSi MMkesApt Thito Dwi Evrianto SSi MMkesApt

KATA PENGANTAR

Assalamursquoalaikumn Warohmatullahi Wabarokatuh

Dengan mengucapkan Alhamdulillahi Rabbilrsquoalamin puji syukur kami

panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah serta

pertolongannya sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi ini

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Farmasi pada Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari Adapun judul skripsi ini adalah

ldquoTINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP

RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

DI RW 04 KELURAHAN PALASARI KECAMATAN CIBIRU KOTA

BANDUNGrdquo Penulis menyadari sepenuhnya akan segala keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki sehingga masih banyak kekurangan

dan hasil yang masih jauh dari kesempurnaan Dukungan dari banyak pihak

sangatlah berarti bagi penulis oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terimakasih kepada

1 Bapak Dr H Didin Muhafidin SIP MSi selaku Rektor Universitas Al-

Ghifari Bandung

2 Bapak Ardian Baitariza MSiApt selaku Dekan Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Farmasi Universitas Al-Ghifari

3 Ibu Ginayanti Hadisoebroto MSiApt selaku Ketua Jurusan Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari

dan selaku dosen wali

4 Ibu Sri Setiatjahjati SSi MMkesApt selaku Pembimbing I di

Universitas Al-Ghifari yang telah meluangkan waktu kepada kami dalam

rangka penyelesaian skripsi

5 Bapak Thito Dwi Evrianto SSi MMkesApt selaku Pembimbing II di

Universitas Al-Ghifari yang telah meluangkan waktu kepada kami dalam

rangka penyelesaian skripsi

6 Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Farmasi Universitas Al-Ghifari

7 Orang tua keluarga besar teman sahabat dan suami tercinta yang selalu

setiap saat memberi dukungan semangat dan dorsquoa yang tulus dan selalu

membantu baik moril maupun materil selama penyusunan skripsi

berlangsung dengan penuh kesabaran dan ketulusan yang sangat berarti

bagi penulis

8 Teman-teman Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari khususnya angkatan 2015

terima kasih untuk kebersamaannya motivasi dan semangat selama ini

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna untuk itu penulis mengharapkan ada kritik dan saran dari semua pihak

demi kesempurnaan dari skripsi ini Harapan dari penulis semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa-mahasiswi dan pembaca

Wassalamursquoalaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Bandung Agustus 2019

Penulis

i

ABSTRAK

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang timbul bila ada jaringan rusak

hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan stimulus nyeri Nyeri

dapat menjadi suatu masalah jika rasa nyeri tersebut tidak segera diobati sehingga

penyakit menjadi berkepanjangan dan dapat merugikan penderita Berbagai upaya telah

dilakukan manusia untuk meringankan rasa nyeri Dengan tindakan pengobatan sendiri

(swamedikasi) diperlukan pengetahuan dan pemahaman penggunaan obat rasional dalam

melaksanakan pengobatan sendiri Identifikasi tingkat pengetahuan masyarakat terhadap

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung menggunakan metode observasi deskriptif secara

purposive sampling Berdasarkan analisis univariat hasil kuesioner tergolong cukup

dengan persentasi 376 dan mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42

Kata Kunci Tingkat Pengetahuan Rasionalitas Swamedikasi Analgetik

ii

ABSTRACT

Pain is the bodys defense mechanism arises when there is damage and tissue this will

cause the individual to react by moving the pain stimulus Pain can be a problem if the

pain is not treated immediately so the disease becomes prolonged and can be detrimental

to sufferers Therefore various efforts have been made by humans to ease the pain With

self-medication action (swamedication) required knowledge and understanding of the us

of rational drugs carrying out self-medication Identification level of public knowledge

about rationality of the use of analgesic self-medication in RW 04 Palasari Village

Cibiru Sub-District Bandung City employed descriptive observation methods by

purposive sampling Based on univariate analysis the results of the questionnaire were

quite sufficient with a percentage of 376 and helped respondens used drug rationally

58 and irrational 42

Keywords Level of knowledge Rationally self medication Analgesics

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1 12 Rumusan Masalah 3

13 Tujuan Penelitian 3

14 Manfaat Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

21 Nyeri 5 211 Definisi Nyeri 5

212 Klasifikasi Nyeri 5

213 Mekanisme Nyeri 6

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri 7

215 Tatalaksana Nyeri 7

22 Analgetik 8

221 Penggolongan Analgetik 9

23 Swamedikasi 11

231 Definisi Swamedikasi 11

232 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi 12

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi 16

24 Penggunaan Obat yang Rasional 24

25 Pengetahuan 27

251 Definisi Pengetahuan 27

252 Tingkat Pengetahuan 27

253 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan 27

254 Pengukuran Pengetahuan 30

26 Masyarakat 30

261 Definisi Masyarakat 30

262 Ciri-ciri Masyarakat 30

263 Profil Kelurahan Palasari 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32

31 Jenis Penelitian 32 32 Lokasi Penelitian 32

33 Waktu Penelitian 33

iv

34 Variabel Penelitian 33

35 Definis Operasional 33

36 Populasi dan Sampel 33

361 Populasi 33

362 Sampel 34

37 Jenis Dan Sumber Data 36

38 Teknik Pengumpulan Data 36

39 Teknik Pengolahan Data 36

310 Teknik Analis Data 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 40

41 Karakteristik Responden 40 42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik 41

43 Jenis Keluhan Penyakit 42

44 Jenis Obat yang Digunakan 43

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas 44

451 Tingkat Pengetahuan 44

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 50

51 Simpulan 50 52 Saran 50

DAFTAR PUSTAKA 51

DAFTAR GAMBAR

v

Gambar 21 Tingkat Pendidikan di Kelurahan Palasari 31

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi

Tempat Memperoleh Obat Swamedikasi 42

DAFTAR TABEL

vi

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden 40

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap Jenis Penyakit 42

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Jenis Obat yang digunakan 43

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden 44

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden 45

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik 49

DAFTAR LAMPIRAN

vii

LAMPIRAN I ALUR KERJA 53

LAMPIRAN II SURAT IJIN KESBANGPOL 54

LAMPIRAN III SURAT IJIN DINAS KESEHATAN 55

LAMPIRAN IV SURAT IJIN KELURAHAN PALASARI 56

LAMPIRAN V LANJUTAN 57

LAMPIRAN V SURAT IZIN PENELITIAN DARI PKM CIPADUNG 58

LAMPIRAN VII KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL 59

LAMPIRAN VIII OUTPUT UJI VALIDASI DAN RELIABEL KUESIONER 62

LAMPIRAN IX ANALISIS UNIVARIAT 67

LAMPIRAN X TABEL KODING KARAKTERISTIK RESPONDEN 69

LAMPIRAN XI TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI

ANALGETIK 73

LAMPIRAN XII TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN 79

LAMPIRAN XIII DOKUMENTASI 82

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh timbul bila ada jaringan

rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan

stimulus nyeri Nyeri dapat menjadi suatu masalah jika rasa nyeri tersebut tidak

segera di obati sehingga penyakit menjadi berkepanjangan dan dapat merugikan

penderita Oleh karena itu berbagai upaya telah dilakukan manusia untuk

meringankan rasa nyeri tersebut supaya dapat berkurang bahkan sampai hari ini

pengaruh nyeri atau rasa sakit ini adalah penyebab utama pasien menemui dokter

untuk pengobatan Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang

rasa nyeri merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi

rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Penggunaan analgesik sering digunakan secara bebas hal ini menyebabkan

ketergantungan dan diperkirakan sebagai penyebab penyakit gagal ginjal kronis

di masyarakat saat periode tahun 1900 (WHO 2000) Keluhan yang seringkali

mendorong pasien untuk menggunakan analgesik secara swamedikasi antara lain

sakit kepala nyeri sendi dan gangguan mulut serta gigi (French DP James DH

etal 2008) Mayoritas (gt50) pasien menggunakan obat tersebut dengan

frekuensi beberapa kali dalam sebulan (Brewer C etal 2013)

1

2

Prevalensi penggunaan obat nyeri dengan kondisi pengobatan sendiri

(swamedikasi) dilaporkan sebanyak 394 Penyakit nyeri juga dihubungkan

dengan penyebab mordibitas populasi orang dewasa di dunia sebanyak 10-30

populasi dan laporan terbaru menunjukkan hingga 50 (Pilar Carasso etal

2014)

Di Indonesia perilaku pengobatan sendiri sudah banyak dilakukan oleh

masyakarat Salah satu ciri adanya swamedikasi adalah dengan perilaku

masyarakat yang menyimpan obat untuk pengobatan diri sendiri Data

menunjukkan sebesar 352 masyarakat telah menyimpan obat hasil

swamedikasi Dalam hal ini adanya obat keras dan antibiotika untuk swamedikasi

menunjukkan adanya penggunaan obat yang tidak rasional (Riskesdas 2013)

Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami

pelaksanaannya sedapat mungkin harus memenuhi kriteria penggunaan obat yang

rasional Kriteria obat yang rasional antara lain ketepatan pemilihan obat

ketepatan dosis obat tidak adanya efek samping tidak adanya kontra indikasi

tidak adanya interaksi dan tidak adanya polifarmasi (Muharni 2015)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo 2007) Berdasarkan

penelitian yang dilakukan wulandari (2011) terkait tingkat pengetahuan

penggunaan analgetik pada pengobatan sendiri menunjukkan hasil penilaian

pengetahuan responden sebesar 656 dengan kategori cukup dan 344 baik

3

Hasil penelitian Yanuardi Aditya (2015) tingkat pengetahuan mengenai

penggunaan obat swamedikasi dalam kategori sedang dengan presentasi sebesar

406 Hasil penelitian Gusta dkk (2011) presentase yang melakukan

swamedikasi berdasarkan jenis kelamin wanita sebesar 692 sedangkan laki-

laki sebesar 308 dikarenakan penggunaan obat nyeri paling banyak

dikonsumsi oleh wanita karena dibutuhkan setiap bulannya untuk

mengurangi rasa nyeri haid

Berdasarakan uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui tingkat

pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

12 Rumusan Masalah

1 Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

2 Apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik swamedikasi

secara tepat atau rasional

13 Tujuan Penelitian

1 Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

4

2 Mengetahui apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik secara

tepat atau rasional

14 Manfaat Penelitian

1 Masyarakat Dalam penelitian ini masyarakat dapat menggunakan obat

swamedikasi analgesik secara rasional

2 Institusi Dengan adanya penelitian ini bisa menjadi gambaran

penggunaan obat analgesik pada masyarakat RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung agar masyarakat menggunakan obat

antinyeri secara aman dan rasional

3 Penelitian Dapat memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman

selama proses penelitian dan juga dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Nyeri

211 Definisi Nyeri

Nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan maupun

berat Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya

Menurut Internasional Association for Study of Pain (IASP) nyeri adalah

pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

kerusakan aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan (Marta dkk 2013)

Beberapa penyebab adanya nyeri ketika terjadi rangsangan pada ujung

saraf karena kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh

1 Trauma seperti benda tajam benda tumpul bahan kimia

2 Proses infeksi atau peradangan (Depkes RI 2007)

212 Klasifikasi Nyeri

Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi

a Nyeri akut atau nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara

Nyeri ini ditandai dengan adanya aktivitas saraf otonom seperti takikardi

hipertensi hiperhidrosis pucat dan midriasis dan perubahan wajah

menyeringai atau menangis Bentuk nyeri akut dapat berupa

5

6

1 Nyeri somatik luar nyeri tajam di kulit subkutis dan mukosa

2 Nyeri somatik dalam nyeri tumpul pada otot rangka sendi dan

jaringan ikat

3 Nyeri viseral nyeri akibat disfungsi organ viseral (Marta dkk 2013)

b Nyeri kronik atau nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa

tanda-tanda aktivitas otonom kecuali serangan akut Nyeri tersebut dapat

berupa nyeri yang tetap bertahan sesudah penyembuhan luka

(penyakitoperasi) atau awalnya berupa nyeri akut lalu menetap sampai

melebihi 3 bulan Nyeri ini disebabkan oleh

1 kanker akibat tekanan atau rusaknya serabut saraf

2 non kanker akibat trauma proses degenerasi dll (Marta dkk 2013)

213 Mekanisme Nyeri

Mekanisme nyeri terdiri dari 4 proses elektro fisiologi nociseptif yaitu

1 Transduksi adalah proses perubahan stimulus menjadi impuls saraf

Stimulus nyeri akan diterima oleh nociceptor pada ujung saraf bebas A

delta dan C kemudian mengalami perubahan atau diterjemahkan menjadi

aktifitas fisik pada impuls saraf

2 Transmisi adalah proses penyaluran impuls saraf melalui serabut saraf

sensoris menuju ke medulla spinalis Impuls tersebut dibaca oleh serabut

saraf A delta dan C

3 Modulasi adalah proses interaksi antara analgetik endogen dengan impuls

nyeri yang masuk kedalam kornu posterior medulla spinalis Sistem

analgesik endogen meliputi enkafalis endorphin serotonin dan

7

nonepinefrin Dengan demikian kornu posterior seperti sebuah gerbang

yang dapat tertutp atau terbuka yang dipengaruhi oleh sistem analgesik

endogen tersebut

4 Persepsi adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik

mulai dari proses tansduksi transmisi dam modulasi yang pada gilirannya

menghasilkan suatu perasaan yang subjektif yang dikenal sebagai persepsi

nyeri ( Mangku G 2002)

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri

Respon tubuh terhadap nyeri berupa terjadinya respon hormonal melalui

mobilisasi hormon-hormon katabolisme dan reaksi imunologis yang secara

umum disebut respon stress Respon nyeri sangat merugikan tubuh karena

dapat menurunkan cadangan makanan daya tahan tubuh meningkatkan

kebutuhan oksigen jantung menganggu fungsi respirasi dan segala

konsekuensi dari gangguan tersebut dan pada akhirnya dapat menyebabkan

tromboemboli dan meningkatnya mordibitas dan mortalitas (Mangku G

2002)

215 Tatalaksana nyeri

Secara umum penatalaksaan nyeri dikelompokkan menjadi dua yaitu

penatalaksaan secara farmakologi dan non farmakologi

1 Penatalaksaan secara Farmakologi

Praktik dalam tatalaksana nyeri secara garis besar stategi farmakologi

mengikuti rdquoWHO Three Step Analgesic Ladderrdquo yaitu

a Tahap pertama dengan menggunakan obat analgetik nonopiat seperti

8

NSAID atau COX2 spesific inhibitors

b Tahap kedua dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri Maka

diberikan obat-obat seperti pada tahap 1 ditambah opiat secara

intermiten

c Tahap ketiga dengan memberikan obat pada tahap 2 ditambah opiat

yang lebih kuat

Penanganan nyeri berdasarkan mekanisme nyeri pada proses transduksi

dapat diberikan anestesik lokal dan atau obat anti radang non steroid pada

transmisi inpuls saraf dapat diberikan obat-obatan anestetik lokal pada proses

modulasi diberikan kombinasi anestetik lokal narkotik dan atau klonidin dan

pada persepsi diberikan anestetik umum narkotik atau parasetamol (Morgan

GE 1996)

22 Analgetik

Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang rasa nyeri

merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi rasa nyeri

tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Analgesik baik nonnarkotik maupun narkotik diresepkan untuk meredakan

nyeri pilihan obat tergantung dari beratnya nyeri Nyeri yang ringan sampai

sedang dari otot rangka dan sendi sering kali diredakan dengan pemakaian

analgesik nonnarkotik Nyeri yang sedang sampai berat pada otot polos organ

dan tulang biasanya membutuhkan analgesik narkotik (Sujati Woro 2016)

9

221 Pengolongan Analgesik

Atas dasar cara kerja farmakologisnya analgesik dibagi dalam 2

kelompok besar yaitu

1 Analgetika narkotik

Analgetik non narkotik khusus digunakan untuk menghilangkan rasa

nyeri hebat seperti dalam fraktur dan kanker Cara kerja obat ini adalah

memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi umum (Tan Hoan Tjay

2010) Analgetika narkotik disebut juga opioida yang memiliki kerja

mirip opioid dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor

opioid yang khas di SSP hingga persepsi dan respon emosional terhadap

nyeri berkurang

Efek samping yang ditimbulkan anlgetika narkotik adalah supresi

SSP (sedasi menekan pernafasan dan batuk miosis hipotermia

perubahan mood) saluran nafas (bronkokontriksi pernafasan menjadi

dangkal dan menurun frekuensinya) sistem sirkuasi (vasodilatasi

perifer) saluran cerna (motilitas berkurang) saluran uroginetal histamin

liberator kebiasaan atau reaksi adiksi pada penggunaan lama

Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk meminum

obat golongan ini karena opioda dapat melintasi plasenta dan jika

diberikan terus-menerus akan merusak janin dan menjadikan depresi

pernafasan serta lambat dalam persalinan (Tan Hoan Tjay 2010)

Hal yang dapat dilakukan dengan munculnya nyeri adalah

10

a Tetap aktif dan fokus dalam pekerjaan

b Menggunakan air hangat untuk kompres bagian yang nyeri

c Menggunakan obat penghilang nyeri

d Menghubungi dokter jika nyeri berkelanjutan

2 Analgesik Perifer (Non Narkotik)

Penggunaan obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan terkadang

memberikan daya antipiretis dan antiradang biasa diberikan untuk obat

nyeri ringan hingga sedang dengan penyebab yang beranekaragam seperti

nyeri kepala sendi otot gigi perut nyeri haid benturan dan kecelakaan

(Tan Hoan Tjay 2010) Golongan Analgetik perifer memiliki beberapa

efek samping yaitu gangguan lambung-usus kerusakan darah hati dan

ginjal serta reaksi alergi pada kulit jika digunakan dalam waktu lama dan

dosis yang tinggi Maka dari itu penggunaan dalam waktu terus-menerus

tidak dianjurkan Pada wanita hamil dan menyusui obat analgetika yang

aman digunakan hanyalah parasetamol sedangkan asetosal salisilat

NSAID dan metamizol dapat mengganggu perkembangan janin sehingga

perlu dihindari (Tan Hoan Tjay 2010)

Beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat nyeri dengan

pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan Aspirin (asetosal)

(BPOM RI 2015)

11

23 Swamedikasi

231 Definisi Swamedikasi

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh individu untuk

merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit Masyarakat

melakukan swamedikasi biasanya untuk mengatasi keluhan- keluhan dan

penyakit ringan yang sering dialami seperti demam nyeri pusing batuk

influenza maag Kecacingan diare penyakit kulit dan lain- lain Golongan

obat yang digunakan swamedikasi merupakan obat- obat yang relatif aman

meliputi golongan obat bebas dan obat bebas terbatas (BPOM RI 2014)

Swamedikasi dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau rasional

Penggunaan obat yang rasional adalah bahwa pasien menerima obat yang

tepat dengan keadaan kliniknya dalam dosis yang sesuai dengan keadaan

individunya pada waktu yang tepat dan dengan harga terjangkau Pengertian

lain dari penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan

terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologi yang benar dari

penyakit

Menurut WHO swamedikasi memiliki beberapa hal yang harus

diperhatikan Seperti penyakit yang diderita adalah penyakit dan gejala

ringan yang tidak diperlukan untuk datang ke dokter atau tenaga medis

lainnya Selain itu obat yang dijual adalah obat golongan over-the-counter

(OTC) (WHO 2000)

12

232 Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan swamedikasi agar

diperoleh swamedikasi yang benar dan aman maka hal- hal yang perlu

diperhatikan meliputi (BPOM RI 2014)

1 Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasi

Kondisi individu yang akan melakukan swamedikasi merupakan hal

pertama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan swamedikasi Beberapa

kondisi yang perlu diperhatikan meliputi kehamilan berencana untuk hamil

menyusui umur sedang dalam diet khusus baru saja berhenti mengonsumsi

obat lain atau suplemen makanan serta mempunyai masalah kesehatan baru

selain penyakit yang selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan

dari dokter (BPOM RI 2014)

Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan lebih

hati- hati karena beberapa jenis dapat menimbulkan pengaruh yang tidak

diinginkan pada janin Beberapa obat disekresikan melalui air susu ibu

walaupun jumlah obat di ASI kadarnya kecil namun kemungkinan dapat

berpengaruh pada janin Komposisi obat terdapat beberapa zat tambahan yang

harus diperhatikan oleh pasien dengan diet khusus contoh obat dalam bentuk

sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat

mempengaruhi kondisi pasien dengan diet gula (BPOM RI 2014)

Mambaca peringatan atau perhatian yang tertera pada label atau brosur

obat manjadi hal yang perlu dilakukan untuk mecegah kejadian di atas Brosur

obat biasanya menjelaskan hal- hal yang perlu diperhatikan baik sebelum atau

13

sesudah mengonsumsi obat yang dimaksud (BPOM RI 2014)

2 Memahami bahwa ada kemungkinan interaksi obat

Banyak obat yang dapat menimbulkan interaksi baik dengan obat lain

atau makanan dan minuman yang dikonsumsi Kenali nama obat atau nama

zat berkhasiat yang terkandung dalam obat yang sedang dikonsumsi atau yang

akan digunakan Interaksi obat dapat ditanyakan pada apoteker di apotek atau

membaca aturan pakai yang tercantum pada label kemasan obat untuk

menghindari masalah yang akan terjadi (BPOM RI 2014)

3 Mewaspadai efek samping yang mungkin muncul

Obat tidak hanya menimbulkan efek mengatasi penyakit atau gejala

penyakit namun obat juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan

Mengatasi efek samping yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis

namun demikian beberapa efek samping membutuhkan perhatian lebih dalam

penanganannya (BPOM RI 2014)

Efek samping dapat timbul dalam mengkonsumsi obat antara lain reaksi

alergi gatal- gatal ruam mengantuk mual dan lain- lain Mengetahui efek

samping yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan saat

mengalaminya merupakan hal penting Efek samping bisa terjadi pada siapa

saja namun umumnya dapat ditoleransi Segera hentikan pengobatan dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan bila timbul efek samping dalam

mengonsumsi obat tersebut (BPOM RI 2014)

4 Meneliti obat yang akan dibeli

Bentuk sediaan (tablet sirup kapsul krim dll) merupakan hal yang

14

perlu diperhatikan ketika akan membeli obat dan dipastikan kemasan obat

yang akan beli tidak rusak Jangan mengambil obat yang menunjukkan adanya

kerusakan walaupun kecil Selain kemasan perlu diperhatikan bentuk fisik

sediaan (BPOM RI 2014)

Hal yang harus diperhatikan dalam sediaan sirup adalah warna dan

kekentalan dan tidak ada partikel- partikel kecil di bagian bawah botol atau

mengapung dalam sirup Jika berbentuk suspensi suspensi dapat tercampur

rata setelah dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah Sediaan

tablet harus benar- benar utuh dan tidak satupun yang pecah atau rusak Jika

pada tablet memiliki cetakan atau tulisan pastikan bahwa semua tablet

memiliki hal yang sama Hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan kapsul

yaitu kapsul tidak pecah atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang

sama dari semua kapsul Jika kapsul memiliki cetakan atau tulisan maka harus

dipastikan cetakan atau tulisan semua kapsul seragam (BPOM RI 2014)

Penyimpanan obat di tempat penjual juga perlu diperhatikan Jika obat

disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari langsung maka sebaiknya

membeli obat di tempat lain yang memiliki kondisi penyimpanan yang lebih

baik Lebih baik membeli obat di sarana distribusi obat yang resmi seperti

apotek dan toko obat berijin (BPOM RI 2014)

Obat yang diminum harus memiliki nomor izin edar karena hal tersebut

menunjukkan obat tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan khasiat

dan mutu yang ditetapkan oleh Badan POM Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah tanggal kadaluwarsa Penggunaan obat yang sudah melewati tanggal

15

kadaluwarsa dapat membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi

perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang berbahaya (BPOM

RI 2014)

5 Mengetahui cara penggunaan obat yang benar

Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang sesuai

pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi sesuai anjuran akan memberikan

efek terapi yang baik Label atau bagian kemasan obat yang memberikan

informasi mengenai penggunaan obat tersebut sebaiknya tidak dibuang supaya

tidak terjadi kesalahan penggunaan obat Apabila obat yang digunakan dirasa

tidak menimbulkan efek yang diinginkan setelah jangka penggunaan waktu

yang dianjurkan maka disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau

tenaga kesehatan lainnya (BPOM RI 2014)

6 Tanggal Kadalursa Obat

Tanggal kadaluwarsa obat bisa lebih pendek dari waktu yang tertera

setelah kemasan obat dibuka Cara membuang obat yang baik dan benar

adalah dengan membuka kemasan obat dan dibuang di tempat yang jauh dari

jangkauan anak misalnya obat dalam bentuk sediaan cair dibuka kemasannya

kemudian dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih Jika

obat dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul obat dibuka dari kemasannya

lalu obat tersebut ditimbun dalam tanah (BPOM RI 2014)

7 Cara penyimpanan obat

Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi obat Obat oral seperti

tablet kapsul dan serbuk tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembab

16

karena dapat menyebabkan bakteri dan jamur tumbuh dengan baik sehingga

dapat merusak kondisi obat Obat dalam bentuk sediaan cair biasanya mudah

terurai oleh cahaya sehingga harus disimpan pada wadah aslinya yang

terlindung dari cahaya atau sinar matahari langsung dan tidak disimpan di

tempat yang lembab Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin

kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut (BPOM RI 2014)

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi

Berdasarkan UU No 39 tahun 2009 tentang kesehatan obat adalah

bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis pencegahan penyembuhan pemulihan

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia

Adapun golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri

swamedikasi adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dan obat

wajib apotek ( SK Menkes No23801983)

a Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat tanpa

resep dokter Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia 2007)

17

b Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai

dengan tanda peringatan Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam Tanda

peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas merupakan

empat persegi panjang yang berwarna hitam berukuran panjang 5 cm

dengan 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 2007)

Adapun tanda peringatan yang dicantumkan ada 6 macam sesuai

dengan aturan pemakaian masing-masing obatnya yaitu

a P no 1 Awas Obat Keras Bacalah aturan memakainya

b P no 5 Awas Obat Keras Tidak boleh ditelan

c P no 2 Awas Obat Keras Hanya untuk kumur jangan ditelan

d P no 4 Awas Obat Keras Hanya untuk dibakar

e P no 3 Awas Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

f P no 6 Awas Obat Keras Obat wasir jangan ditelan

c Obat Wajib Apotek (OTC)

Obat-obat yang dapat digunakan di dalam swamedikasi sering disebut

sebagai obat- obatan over-the-counter (OTC) dan dapat diperoleh tanpa

resep dokter (World Self-Medication Industry nd) Bagi sebagian orang

beberapa produk obat OTC dapat berbahaya ketika digunakan sendiri atau

18

dikombinasikan dengan obat lain Meskipun demikian beberapa obat OTC

sangat bermanfaat di dalam pengobatan sendiri untuk masalah kesehatan

yang ringan hingga sedang (Fleckenstein Hanson amp Venturelli 2011) Obat

yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria berikut

(Permenkes No 919MenkesPerX1993)

a Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil

anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun

b Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko

pada kelanjutan penyakit

c Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

d Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi

di Indonesia

Berikut ini beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat

nyeri dengan pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan

Aspirin (asetosal) (Depkes RI 2007)

1 Aspirin

Aspirin yang memiliki nama lain asam asetil salisilat atau asetosal

adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang luas digunakan dan

digolongkan dalam obat bebas Selain sebagai prototip obat ini merupakan

standar dalam menilai efek obat sejenis (Departeman Farmakologi dan

Terapeutik 2007)

Aspirin diindikasikan dengan rasa sakit dan demam Aspirin

19

dikontraindikasikan dengan hemophilia dan kehamilan trisemester akhir Efek

samping yang sering dijumpai meliputi terjadinya iritasi mukosa lambung

Aspirin juga dapat memeperbanyak keluarnya keringat dan pada dosis tinggi

dapat membuat telinga berdengung dan juga sesak napas Aspirin tidak boleh

digunakan pada penderita alergi termasuk asma tukak lambung (maag)

sering perdarahan di bawah kulit penderita hemofilia dan trombositopenia

(Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan aspirin meliputi

aturan pemakaian harus tepat tidak boleh diminum ketika perut kosong

diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan

perdarahan lambung dilarang menkonsumsi obat ini selama 10 hari tanpa

fungsi ginjal atau hati ibu hamil ibu menyusui dan dehidrasi dan jangan

diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan

risiko perdarahan lambung (Depkes RI 2007)

Bentuk Sediaan asetosal yang beredar di masyarakat meliputi tablet

100 mg tablet 500 mg Aturan pemakaian asetosal meliputi dewasa 500 mg

setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) anak usia 2 ndash 3 tahun frac12 - 1 frac12 tablet

100 mg setiap 4 jam anak usia 4 ndash 5 tahun 1 frac12 - 2 tablet 100 mg setiap 4

jam anak usia 6 ndash 8 tahun frac12 - frac34 tablet 500 mg setiap 4 jam anak usia 9 ndash

11 tahun frac34 - 1 tablet 500 mg setiap 4 jam dan usia di atas 11 tahun 1

tablet 500 mg setiap 4 jam (Depkes RI 2007)

2 Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionate Obat ini bersifat

20

analgesik dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat Efek anti-

inflamsinya terlihat dengan dosis 1200- 2400 mg sehari Absorbsi ibuprofen

cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-

2 jam (Depkes RI 2007)

Ibuprofen dikontraindikasikan dengan penderita hipersensitif terhadap

ibuprofen penderita polip hidung Ibuprofen tidak dianjurkan bagi wanita

hamil menyusui dan penderita tukak peptic Ibuprofen biasa berbentuk tablet

dengan kekuatan 300 dan 400 mg Dosis maksimum ibuprofen 2400 mg

sehari (Mutschier 1991)

Hal- hal yang perlu diinformasikan kepada pasien dalam mengkonsumsi

ibuprofen meliputi obat diminum bersama- sama makanan dan minum dengan

segelas air penuh bila timbul rasa pusing dilarang mengemudi segeralah ke

dokter bila penglihatan menjadi kabur atau terjadi ruam kulit (Depkes RI

2007)

Efek samping yang dapat ditimbulkan obat ini meliputi nervus pusing

mata kabur skotoma atau perubahan menafsirkan warna telinga berdenging

dan kejang perut Ibuprofen memiliki interaksi dengan antikoagulan dan

asetosal Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi

metotreksat urikosurik kumarin antikoagulan kortiko-steroid penisilin dan

vitamin C atau minta petunjuk dokter obat ini tidak boleh diminum

bersamaan ( Depkes RI 2007)

Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita tukak lambung dan

duodenum (ulkus peptikum) aktif penderita alergi terhadap asetosal dan

21

ibuprofen penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk

tonjolan pada hidung) kehamilan tiga bulan terakhir (Depkes RI 2007)

Aturan pemakaian ibuprofen

a Dewasa 1 tablet 200 mg 2 ndash 4 kali sehari Diminum setelah makan

b Anak 1 ndash 2 tahun frac14 tablet 200 mg 3 ndash 4 kali sehari 3 ndash 7 tahun

frac12 tablet 500 mg 3 ndash 4 kali sehari 8 ndash 12 tahun 1 tablet 500 mg 3 ndash

4 kali sehari dan tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya

kurang dari 7 kg (Depkes RI 2007)

3 Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik antiinflamasi Asam

mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin Asam mefenamat terikat

sangat kuat pada protein plasma sehingga interaksi dengan antikoagulan

harus diperhatikan (Mutschier 1991)

Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia

diare sampai diare berdarah dan gejala iritasi lain pada mukosa lambung

Amerika Serikat tidak menganjurkan obat ini diberikan pada anak dibawah 14

tahun dan wanita hamil Pemberian tidak melebih 7 hari Penelitian klinis

menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah

secara bermakna (Depkes RI 2007)

Asam mefenamat tersedia dalam sediaan tablet atau kaplet dengan

kekuatan 500 mg Dosis asam mefenamat untuk pasien dewasa 2-3 kali sehari

sebanyak 250 mg- 500 mg (Team medical mini notes 2017)

22

4 Diklofenak

Diklofenak tergolong dalam preferential COX-2 inhibitor Absorbsi obat

ini berlangsung cepat dan lengkap pada saluran cerna Obat ini terikat 99

pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama sebesar

40-50 (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Diklofenak terdiri atas dua jenis yaitu natrium diklofenak dan kalium

diklofenak Kalium diklofenak lebih larut air dan dapat diabsorbsi dengan

cepat sehingga memiliki onset kerja lebih cepat dibanding natrium

diklofenak Kalium diklofenak biasanya juga diindikasikan untuk

penanganan kondisi yang memerlukan efek analgesia secara cepat ((Team

medical mini notes 2017)

Efek samping yang lazim adalah mual dan gastritis Eritema kulit dan

sakit kepala seperti obat AINS lainnya Pemakaian obat ini harus hati- hati

pada pasien dengan tukak lambung Peningkatan enzim transaminase dapat

terjadi pada 15 pasien umumnya kembali ke normal Gangguan hati lebih

sering terjadi dibandingkan obat AINS lain Pemakaian selama kehamilan

tidak dianjurkan Dosis orang dewasa 100-150 mg sehari terbagi dalam dua

atau tiga dosis (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

5 Parasetamol

Parasetamol memiliki indikasi membantu melegakan rasa sakit dan

mengurangi demam rematik sakit gigi dan sakit kepala Parasetamol

dikontraindikasikan dengan penderita gangguan fungsi hati Parasetamol

hampir tidak memiliki efek samping namun kadang timbul bisul atau

23

hipoglikemi pada anak (Mutschier 1991)

Parasetamol dapat berupa sediaan solid dan liquid Sediaan solid

parasetamol meliputi tablet atau tablet salut gula dengan kekuatan 120 mg

325 mg dan 500 mg Sedangkan dalam bentuk liquid parasetamol dapat

berupa sediaan obat tetes sirup elixir dengan kekuatan 60 mg06 ml 150

mg5 ml dan 120 mg 5 ml (Depkes RI 2007)

Dosis paracetamol untuk dewasa (usia diatas 12 tahun) 3-4 jam 325-650

mg maksimum 4 g sehari Sedangkan untuk anak (6-12 tahun) tiap 4 jam 500

mg (Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi parasetamol

meliputi orang dewasa jangan menggunakan lebih dari 10 hari secara terus

menerus anak di bawah dua belas tahun dilarang memakan obat ini lebih dari

lima kali sehari atau lebih dari lima hari segeralah ke dokter bila timbul

warna kekuningan pada mata atau kulit (Depkes RI 2007)

Parasetamol adalah derivat dari para amino fenol yang mempunyai daya

analgetika dan daya antipiretika Obat ini tidak menimbulkan perdarahan pada

lambung sehingga banyak dipakai sebagai analgetika dan antipiretika yang

aman namun Parasetamol memiliki daya inflamasi yang sangat lemah

(Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Tambahan

a Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi daripada efek anti

demamnya

b Parasetamol dan Asetosal memiliki efek anti demam yang lebih tinggi

daripada efek antinyeri dan antiradangnya (Depkes RI 2007)

24

24 Penggunaan Obat yang Rasional

Penggunaan obat yang rasional merujuk pada penggunaan obat yang benar

sesuai dan tepat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat dan dosis yang sesuai dengan kebutuhannya untuk jangka waktu

yang adekuat dan dengan biaya serendah mungkin bagi pasien Masalah-masalah

yang sering timbul sebagai bentuk ketidakrasionalan penggunaan obat antara lain

polifarmasi (penggunaan obat yang terlalu banyak) penggunaan yang berlebihan

dari antibiotika dan injeksi kegagalan untuk meresepkan obat yang sesuai dengan

panduan klinis serta pengobatan sendiri yang tidak tepat (World Health

Organization 2010)

Berbagai kriteria telah ditetapkan untuk menentukan kerasionalan penggunaan

suatu obat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya dengan dosis yang sesuai

dengan kebutuhannya untuk jangka waktu yang adekuat dan dengan biaya

serendah mungkin bagi pasien dan komunitasnya (World Health Organization

2010)

Batasan penggunaan obat rasional adalah bila memenuhi beberapa kriteria

antara lain (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2008)

a Tepat diagnosis yaitu obat diberikan sesuai dengan diagnosis Apabila

diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah

b Tepat indikasi penyakit yaitu obat yang diberikan harus tepat bagi suatu

25

penyakit

c Tepat pemilihan obat yaitu obat yang dipilih harus memiliki efek terapi

sesuai dengan penyakit

d Tepat dosis yaitu jumlah cara waktu dan lama pemberian obat harus

tepat Apabila salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi maka efek

terapi tidak tercapai

1 Tepat jumlah yaitu obat harus diberikan dalam jumlah yang cukup

2 Tepat cara pemberian yaitu cara pemberian obat yang tepat disesuaikan

dengan jenis obat yang digunakan Misalnya obat antasida seharusnya

dikunyah dulu baru ditelan

3 Tepat interval waktu pemberian yaitu cara pemberian obat hendaknya

dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah ditaati oleh

pasien Misalnya obat yang diminum tiga kali sehari diartikan bahwa

obat tersebut harus diminum dengan interval setiap delapan jam

4 Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian obat harus tepat sesuai

penyakitnya masing-masing

e Tepat penilaian kondisi pasien yaitu penggunaan obat disesuaikan dengan

kondisi pasien antara lain harus memperhatikan kontraindikasi obat

komplikasi kehamilan menyusui lanjut usia atau bayi

f Waspada terhadap efek samping yaitu obat dapat menimbulkan efek

samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang timbul pada pemberian

obat dengan dosis terapi seperti timbulnya mual muntah gatal-gatal dan

26

lain sebagainya

g Efektif aman mutu terjamin tersedia setiap saat dan harga terjangkau

untuk mencapai kriteria efektif maka obat harus dibeli melalui jalur

resmi

h Tepat tindak lanjut (follow-up) yaitu apabila sakit berlanjut setelah

swamedikasi dilakukan maka konsultasikan ke dokter

i Tepat penyerahan obat (dispensing) yaitu penggunaan obat rasional

melibatkan penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen Resep

yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di puskesmas akan

dipersiapkan obatnya dan diserahkan kepada pasien dengan informasi

yang tepat

j Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan

Ketidakpatuhan minum obat dapat terjadi pada keadaan

seperti berikut

1 Jenis sediaan obat beragam

2 Jumlah obat terlalu banyak

3 Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering

4 Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi

5 Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara

menggunakan obat timbulnya

6 Efek samping

27

25 Pengetahuan

251 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya yang meliputi

pengelihatan pendengaran penciuman rasa dan raba Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan

pengelihatan (Notoatmodjo 2010)

252 Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia

pendidikan lingkungan intelegensia dan pekerjaan Pengetahuan secara garis

besar dibagi menjadi enam tingkat meliputi tahu (know) memahami

(comprehension) aplikasi (aplication) analisa (analysis) sintesis (syntesis)

dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo 2010)

253 Faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a Jenis kelamin

Tingkat pengetahuan di pengaruhi oleh jenis kelamin Logan dan Rose

(2004) telah melakukan penelitian terhadap sampel 100 pasien untuk

mengetahui perbedaan pengetahuan nyeri antara laki-laki dan perempuan

Hasilnya menunjukan bahwa ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan

28

mengenai tingkat pengetahuan nyeri yaitu perempuan mempunyai tingkat

pengetahuan nyeri lebih baik dari pada laki-laki

b Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin membaik

Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca (Anonim 2011)

Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009)

1 Masa balita 0-5 tahun

2 Masa kanak- kanak 5-11 tahun

3 Masa remaja awal 12-16 tahun

4 Masa remaja akhir 17-25 tahun

5 Masa dewasa awal 26-35 tahun

6 Masa dewasa akhir 36-45 tahun

7 Masa Lansia Awal 46-55 tahun

8 Masa lansia akhir 56-65 tahun

9 Masa manula gt 65 tahun

c Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup

29

Pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut menerima informasi Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya

(Anonim2011)

Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berpikir

rasional serta menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 jalur pendidikan sekolah terdiri dari

1 Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan selama 9 tahun pertama

pada masa sekolah anak yang melandasi jenjang pendidikan

2 Pendidikan menengah adalah pendidikan menengah adalah jenjang

pendidikan dasar Pendidikan menengah dibagi menjadi

a Pendidikan Menengah Umum adalah pendidikan menengah di

selenggarakan oleh SMA (Sekolah Menengah Atas) atau MA

(Madrasah Aliyah) Pendidikan menengah umum dikelompokkan

dalam program sesuai dengan kebutuhan untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

b Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan Menengah

Kejuruan diselenggarakan oleh SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) dan MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan) Pendidikan

Menengah Kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi seni dunia industri tenaga kerja baik

secara nasional maupun global regional

30

c Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tinggi adalah jenjang

setelah pendidikan menengah Pendidikan tinggi diselenggarakan

oleh akademi institusi sekolah tinggi dan universitas

254 Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden

atau subjek penelitian Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur atau

diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo

2010)

26 Masyarakat

261 Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup

karena proses masyarakat Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang

kontinyu antar individu Dalam kehidupan bermasyarakat selalu dijumpai

saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan kehidupan

bermasyarakat (Soetomo 2009)

262 Ciri-ciri Masyarakat

Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia

yang mempunyai sebagai berikut

31

a Berada di wilayah tertentu

b Hidup secara berkelompok

c Terdapat suatu kebudayaan

d Terdapat interaksi sosial

e Terdapat pemimpin

f Terdapat stratafikasi sosial

263 Profil Kelurahan Palasari

Secara geografis Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

memiliki bentuk wilayah datar Kelurahan Palasari memiliki jumlah

penduduk 17421 jiwa pada keadaan 31 Desember tahun 2018 terdiri dari

8996 jiwa laki-laki dan 8425 jiwa perempuan Jumlah kepala keluarga di

Kelurahan Palasari saat ini mencapai sekitar 5091 KK

Tabel 21 Tingkat pendidikan di Kelurahan Palasari

NO PENDIDIKAN JUMLAH

L P JML

1 Tamat SD 1815 1676 3491

2 SMP 1780 1521 3301

3 SMA 421 376 797

4 Sarjana 87 54 141

5

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi deskriptif Penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran atau deskriptif tentang suatu masalah baik yang berupa faktor risiko

maupun faktor efek Penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

32 Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo

2010) Penelitian ini akan di laksanakan di Cilengkrang 1 RW 04 Kelurahan

Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

33 Waktu Penelitian

Waktu adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian

(Notoatmodjo 2010) Penelitian ini dilaksanakan di Cilengkrang 1 RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru dan akan dilaksanakan bulan Mei ndash Juni

2019

32

33

34 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat dan

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35 Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan agar pengukuran

variable atau pengumpulan data itu konsisten antara sumber data (responden)

yang di bantu dengan responden yang lain (Notoatmodjo 2010)

Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Pengetahuan penggunaan analgetik merupakan berbagai informasi yang

perlu diketahui oleh responden mengenai penggunaan antinyeri secara

aman dan rasional

b penggunaan obat swamedikasi antinyeri dilihat berdasarkan cara

mendapatkannya

36 Populasi dan Sampel

361 Populasi

Populasi adalah subyek atau golongan yang menjadi sasaran penelitian

(Notoatmodjo 2010) Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

34

a Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah

1 Masyarakat yang menggunakan obat swamedikasi analgetik

2 Berusia 17-55 tahun

3 Berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

4 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang tidak

menggunakan obat swamedikasi analgetika obat dengan resep dokter dan

berusia dibawah 17 tahun dan diatas 55 tahun Masyarakat yang tidak

berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung

362 Sampel

Penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan kriteria

inklusi dan eksklusi Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin

(Anwar Hidayat 2013)

Rumus Slovin

35

Dimana

n = besar sampel

N = besar populasi

d2 = penyimpangan terhadap populasi yang inginkan 10 atau 01

n =

=

= 85 sampel

Dari perhitungan rumus slovin didapatkan hasil 85 responden yang

dibagi ke dalam beberapa Rt yaitu

Rt 01

Rt 02

Rt 03

Rt 04

Rt 05

36

37 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer data primer merupakan data yang

sumber data dikumpulkan dengan membagikan kuisioner kepada responden

38 Teknik Pengumpulan Data

1 Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

2 Kueisioner dibuat 3 bagian yaitu bagian ke 1 berisi identitas responden

(nama jenis kelamin usia pendidikan terakhir) bagian ke 2 penggunaan

obat swamedikasi analgetik berjumlah 5 pertanyaan bagian ke 3 mengenai

tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik

39 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan

setelah pengumpulan data Untuk kemudian dalam pengolahan data dipergunakan

bantuan program komputer Langkah-langkah pengolahan data meliputi editing

coding entry dan analizing (Notoatmodjo2010)

Tahapan pengolahan data diantaranya

a Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh Editing dalam penelitian ini setelah data terkumpul yaitu

kelengkapan jawaban kuesioner

b Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan Coding dalam penelitian disini memberikan kode

angka pada jawaban responden untuk memudahkan analisis data

37

c Entry adalah proses memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam

program atau software komputer Dalam penelitian ini entry data

dilakukan dengan memasukkan data jawaban dan kemudian di masukkan

ke dalam program atau software komputer

d Analizing yaitu proses analisis data ditabulasi dan diberi skor (skoring)

Selanjutnya dilakukan perhitungan dan uji statistik terhadap data

310 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS for window release 2300

a Analisis Demografi Responden

Bagian pertama dari kuesioner adalah data pribadi responden yang berupa

jawaban singkat terdiri dari nama responden jenis kelamin usia dan pendidikan

terakhir Pada bagian ini dilakukan analisis secara deskriftif

b Analisis Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian kedua terdiri dari pertanyaan seputar penggunaan obat swamedikasi

analgetik berjumlah 5 pertanyaan Pada pertanyaan ini penilaian dihitung

berdasarkan distribusi frekuensi persentase () jumlah responden dengan jawaban

yang dipilih

c Analisis Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian ketiga terdiri dari 18 pertanyaan tingkat pengetahuan dan rasionalitas

obat swamedikasi analgetik yang berupa pilihan ganda (dengan 2 atau 3 pilihan

jawaban)

38

Responden yang telah menjawab pertanyaan dengan akan diberi nilai yaitu

a 1 untuk jawaban benar jika menjawab benar maka dinilai rasional

b 0 untuk jawaban salah atau tidak tahu jika menjawab salah atau tidak

tahu maka dinilai tidak rasional

Sehingga diperoleh total skor untuk pertanyaan seputar pengetahuan tentang

penggunaan analgetik adalah

a Maximum 1x 18 = 18

b Minimum 0 x 18 = 0

Ketentuan skor total pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dan

rasionalitas obat swamedikasi analgetik

a lt 55 dengan skor 9 Tingkat pengetahuan kurang

b 56-74 dengan skor 9-12 Tingkat pengetahuan cukup

c gt 75 dengan skor 13 Tingkat pengetahuan baik

(Budiman 2013)

Data yang diolah kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat

Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif Analisis univariat (analisis deskriptif) merupakan analisis yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang

menjelaskan angka atau jumlah presentasi masing-masing kelompok dari setiap

variabel Bagian yang akan dilakukan analisis univariat adalah bagian

39

identitas responden (jenis kelamin usia dan pendidikan terakhir) tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Karateristik Responden

Responden yang diteliti berjumlah 85 sampel yang berada di RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung Karakteristik responden

yang dilihat meliputi jenis kelamin usia dan pendidikan

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Jumlah Persentasi

(n=85) ()

1 Jenis kelamin

Laki-laki 24 2824

Perempuan 61 7176

2 Usia (tahun)

Remaja akhir 17 - 25 tahun 16 1882

Dewasa awal 26 - 35 tahun 29 3412

Dewasa akhir 36 - 45 tahun 19 2235

Lansia awal 46 - 55 tahun 21 2470

3 Pendidikan Terakhir

SD 19 2235

SMP 10 11 76

SMA 45 5294

S1 9 1059

S2 2 235

Berdasarkan hasil penelitian ini responden didominasi oleh perempuan

sebanyak 61 (7176) dengan golongan usia antara 26-35 tahun (3412)

penyebab nya karena pengobatan antinyeri menurut riskesdas pada tahun 2013

menunjukkan bahwa nyeri banyak diderita oleh wanita daripada laki-laki

40

41

(Riskesdas 2013) Mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 45

(5294) Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden berpendidikan

SMA pada umumnya mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang obat

swamedikasi Pendidikan sangat mempengaruhi perilaku seseorang seperti yang

dinyatakan Notoadmodjo (2010) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin tinggi pula intelektualnya Seseorang yang berpendidikan tinggi

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan

lainnya Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas

manusia dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin berkualitas

hidupnya Karateristik respoden dapat dilihat pada tabel 41

42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik

Tempat responden dalam memperoleh obat swamedikasi analgetik adalah di

apotek sebanyak 54 responden (635) di mini market sebanyak 5 responden

(69) membeli obat di warung sebanyak 26 responden (306) dan tidak ada

responden yang membeli di toko obat Dari seluruh responden pengobatan sendiri

paling banyak mendapatkan obat antinyeri yaitu di apotek Secara nasional pun

menunjukkan apotek dan toko obat warung merupakan sumber utama

mendapatkan obat rumah tangga atau obat swamedikasi (Riskesda 2013)

Tingkat pengetahuan masyarakat di RW 4 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

Kota Bandung tentang swamedikasi sudah tergolong baik karena masyarakat

lebih banyak membelinya di apotek yaitu 54 responden (635) yang secara

langsung ada petugas kesehatan yang menyerahkan obat dan jika tidak mengerti

cara penggunaan atau aturan pakai obat tidak diketahui bisa bertanya langsung

42

6

64 31 Mini Market

Warung

Apotek

pada petugas yang ada di apotek tersebut dibandingkan dengan membeli obat di

warung Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 41

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi Tempat

Memperoleh Obat Swamedikasi

43 Jenis Penyakit Atau Keluhan Penyakit

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap

Jenis keluhan Penyakit

Jenis Penyakit N

Nyeri sendi 1 12

Sakit haid 6 71

Sakit badan 11 129

Sakit gigi 20 235 Sakit kepala 47 553

Jumlah 85 100

Berdasarkan hasil penelitian ini keluhan nyeri yang paling banyak dialami

responden adalah sakit kepala sebanyak 47 responden (553) Pada tahun 2011

WHO juga menyatakan bahwa sebanyak 50-75 orang dewasa usia 18-65 tahun

di dunia mengalami sakit kepala selama setahun terakhir Faktor penyebab sakit

43

kepala yang dialami oleh bermacam-macam mulai dari karena mengidap suatu

penyakit tertentu seperti meningitis kanker otak maupun konsumsi obat berlebih

hingga akibat dari suatu aktifitas dan makanan yang di konsumsi Tanpa disadari

sakit kepala juga bisa muncul dari kegitan rutinitas yang sepele misalnya lama

menatap layar computer maupun ponsel terlalu lam duduk banyak tekanan atau

stress kurang tidur sedikit minum merokok dan banyak hal lainnya

(Cermaticom 2019) Maka dari itu responden harus sebijak mungkin memahami

cara penggunaan obat yang tepat supaya menghindarkan masyarakat dari

penggunaan obat yang salah Presentase keluhan yang dialami responden dapat

dilihat pada tabel 42

44 Jenis Obat yang digunakan

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Responden

Terhadap Jenis Obat yang digunakan

Obat yang digunakan N

Metampiron 4 47

Natrium Diklofenak 9 106

Ibuprofen 11 129

Asam Mefenamat 13 153 Paracetamol 48 565

Jumlah 85 100

Dilihat dari jenis obat nyeri yang dipilih kebanyakan responden memilih

menggunakan parasetamol dalam swamedikasi analgetik dengan keluhan sakit

kepala terbanyak Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gissele Sarganas yang

mengatakan bahwa parasetamol merupakan obat yang umum dan mudah di akses

dibanyak Negara (Sarganas2015) Responden dalam penelitian ini telah

menggunakan obat secara benar karena sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan

44

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan bahwa golongan obat yang digunakan

swamedikasi merupakan obat-obat yang relatif aman meliputi golongan obat

bebas dan obat bebas terbatas ( BPOM 2014)

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas

451 Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penilaian mengenai tingkat pengetahuan dapat

diketahui mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong cukup yaitu

(376) sebanyak 32 responden Data lengkap dapat dilihat di tabel 44

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahaun Responden

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

responden

Persentase

Kurang 30 353

Cukup 32 376

Tinggi 23 211

Jumlah 85 100

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Dari seluruh responden yang berada di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung tidak semuanya melakukan pengobatan

swamedikasi obat antinyeri secara rasional dan tepat Pada perilaku

pengggunaan obat swamedikasi obat antinyeri dinilai dari beberapa sub

indikator yaitu tepat indikasi tepat obat tepat dosis tepat pemakaian tepat

efek samping tepat interaksi obat dan tepat kontraindikasi Seacara lebih

rincinya dapat dilihat pada tabel 413

45

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden

No

Tepat indikasi

Tepat

Tidak

Tepat

N

P1

Menurut Anda apakah

benar analgesik merupakan

obat yang mampu

meredakan atau mengurangi

nyeri

83

976

2

24

85

P2

Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk

mengobati nyeri saja

29

341

56

659

85

P4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

29

341

56

659

85

P5

Paracetamol merupakan

obat penurun panas Apakah

parasetamol mampu meredakan nyeri

49

576

36

424

85

P7

Jika Anda mengalami sakit

kepala apakah jenis obat yang sebaiknya dikonsumsi

60

706

25

294

85

Jumlah 250 59 175 41

Tepat Obat

P3

Termasuk jenis obat

golongan apakah obat pereda

nyeri yang hanya boleh

digunakan secara swamedikasi

40

471

45

529

85

P6

Jenis obat apa yang anda

pahami sebagai obat pereda

nyeri yang dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

50

588

35

412

85

Jumlah 90 54 80 46

Tepat Pemakaian

P8

Apakah Anda mengetahui

kapan waktu yang tepat

dalam mengkonsumsi obat

pereda nyeri

77

906

8

94

85 Jumlah 77 91 8 8

Tepat Efek Samping

P9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik

35

412

50

588

85

46

di rumah

P10

Dampak apakah yang

terjadi apabila menggunakan

dosis obat pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

28

329

57

671

85

Jumlah 63 37 107 63

Tepat Dosis

P11

Apakah dosis obat pereda

nyeri anak sama dengan

dosis obat pereda nyeri dewasa

67

788

18

212

85

P12

Apakah benar obat pereda

nyeri boleh digunakan secara

terus menerus meski rasa

sakit telah hilang

54

635

31

365

85

P18

Menurut Anda apakah boleh

meningkatkan konsumsi

obat pereda nyeri yang

diminum dalam sekali

konsumsi (sekali minum langsung 2 tablet lebih)

37

435

48

565

85

Jumlah 158 62 97 38

Tepat Interaksi

P13

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

digunakan bersamaan

dengan obat maag dalam

sekali konsumsi tanpa

adanya rentang waktu

konsumsi

48

565

37

435

85

P14

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

diminum bersamaan dengan kopi

55

647

30

353

85

Jumlah 103 54 67 46

Tepat Kontraindikasi

P15

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu hamil

58

682

27

318

85

P16

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di

konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

31

365

54

635

85

P17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh

35

412

50

588

85

47

mengkonsumsi aspirin untuk meredakan nyeri

Jumlah 124 49 131 51

Hasil dari kuesioner yang dibagikan menunjukkan 59 responden

melakukan ketepatan indikasi sebagian dari responden yang memiliki nilai

buruk dan tidak memperhatikan indikasi obat sebelum meminum obat

antinyeri yaitu sekitar 41 Indikasi obat antinyeri untuk penanganan obat

antinyeri penting diperhatikan secara cermat karena apabila salah indikasi

obat maka akan menimbulkan kesalahan obat yang akan digunakan

Tabel diatas menunjukkkan bahwa rata-rata jumlah responden yang

menjawab tepat obat 54 tidak jauh berbeda dengan jumlah responden yang

memiliki jawaban tidak tepat obat yaitu 46 Hal ini dikarenakan karena

masyarakat sudah mengetahui jenis obat yang di pahami untuk mengobati

nyeri dan mayoritas masyarakat sebagian besar belum mengetahui golongan

obat apa yang tepat untuk digunakan dalam swamedikasi

Hasil yang diperoleh melalui kuesioner menunjukkan terdapat 62

responden benar dan tepat dosis sebelum melakukan pengobatan nyeri secara

swamedikasi dan bernilai 38 responden tidak tepat dalam melihat dosis

sebelum penggunaan obat antinyeri secara swamedikasi Hal-hal tersebut

memang perlu ditanyakan kepada responden karena hal inilah yang terjadi di

masyarakat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji Pratiwi (2014)

bahwa dari 100 responden di Surabaya hanya 80 orang yang melakukan cara

minum dan jumlah minum obat yang tepat ketika ingin mempercepat

48

penyembuhan terdapat 20 responden menyatakan mereka meminum dua

tablet ketika ingin menyembuhkan nyeri yang dialaminya dan ini berkaitan

dengan bioavaibilitas obat di tubuh serta akumulasi obat yang ditubuh

sehingga perlu diperhatikan penggunaan dosis obat antinyeri yang dilakukan

secara swamedikasi

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tabel diketahui hanya 37

responden yang menjawab rasional dengan sub indikator tepat efek samping

hal dikarenakan masyarakat tidak memahami mengenai efek samping obat

yang terjadi setelah meminumnya Efek samping yang ditimbulkan oleh suatu

obat terkadang tidak perlu dilakukan tindakan medis untuk mengatasinya

namun beberapa obat perlu diperhatikan secara lebih penanganannya (BPOM

2014) Untuk mencegah terjadinya efek samping yang lebih parah maka

sebaiknya dilakukan penghentian obat dan segera dikonsultasikan dengan

tenaga medis terkait Efek samping obat golongan AINS (obat antinyeri)

menurut Goodman amp Gilman (2006) secara umum memiliki efek samping

perdarahan lambung nefrotoksisitas dan bronskopasme jika obat tidak tepat

digunakan

Beberapa hal yang menjadi penilaian ketepatan interaksi obat adalah

obat lain yang dikonsumsi selain obat antinyeri membolehkan meminum obat

lain dan meminum obat dengan kopi Interaksi obat terjadi antara obat dengan

obat dan obat dengan makanan Nilai yang muncul untuk ketepatan interaksi

obat adalah 54 tepat interaksi dan hanya 46 tidak tepat interaksi obat

Interaksi obat ini perlu diperhatikan karena interaksi obat dengan obat akan

49

menjadikan sistem kompetitor satu sama lain antara satu obat dengan obat lain

yang menjadikan salah satu obat menjadi tidak aktif (Stockley Drug

Interaction 2000)

ketepatan kontraindikasi obat nilai yang muncul terkait ketepatan

kontraindikasi obat ini adalah 49 mengetahui tepat kontraindikasi dan 51

tidak mengetahui ketepatan kontraindikasi Pada pasien penyakit asma tidak

diperbolehkan menggunakan obat antinyeri secara bebas karena efek samping

dari nyeri yang menjadikan bronkospasme terutama pada pasien yang

memiliki riwayat penyakit asma (Ioana Dana Alexa 2014)

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi

Analgetik

Aspek Pernyataan Benar Salah Nomor Sumber

Pernyataan

Tepat indikasi 59 41 1245 amp 7

Tepat obat 54 46 3 amp 6

Tepat pemakaian 91 8 8

Tepat efek samping 37 63 9 amp 10

Tepat dosis 62 38 1112 amp 18

Tepat interaksi 54 46 13 amp 14

Tepat kontra

indikasi 49 51 15 16 amp 17

Rata- rata 58 42

Berdasarkan hasil penilaian rata-rata mengenai obat dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional 58 dan

tidak rasional 42 Penggunaan obat yang tidak rasional paling banyak

disebabkan oleh ketidaktepatan efek samping obat 37

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

51 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

a Tingkat pengetahuan masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari Kecmatan

Cibiru tergolong cukup dengan Persentasi 376 bedasarkan instrument

kuesioner tingkat pengetahuan swamedikasi yang sudah di validasi

b Masyarakat yang di jadikan responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42 di masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru

52 Saran

Berdasarkan penelitian ini saran-saran yang dapat di berikan

adalah sebagai berikut

a Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengukur tingkat pengetahuan

mengenai suamedikasi khususnya obat analgetik lebih rinci mendalam

dan akurat sesuai dengan aturan sehingga dapat di ketahui lebih jelas apa

yang tidak di ketahui oleh responden

b Institusi terkait lebih meningkatkan lagi tentang pengetahuan penggunaan

obat swamedikasi analgetik agar masyarakat dapat menggunakan obat

secara rasional

51

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI 2013 Riset

Kesehatan Dasar 2013 Jakarta Kementrian Kesehatan RI halaman 40

BPOM RI 2014 Menuju Swamedikasi yang Aman Info Pom Vol 15 No 1

Budiman dan Riyanto 2013 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan

Sikap dalam Penelitian Kesehatan Penerbit Salemba Medika Jakarta

pp 11-12

Departemen Farmakologi dan Terapeutik 2007 Farmakologi dan Terapi

Jakarta FKUI

Departemen kesehatan RI 1993 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

919MenKesPERX1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat

Diserahkan Tanpa Resep Jakarta Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Obat Bebas Terbatas Jakarta Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) Materi pelatihan

peningkatan pengetahuan dan keterampilan memilih obat bagi tenaga

kesehatan (pp 0- 8 13-14 18 20-23 31) Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Garrido Pilar Carrasco etal 2014 Predictive factors of self-medicated

analgesic use in Spanish adults a cross-sectional national study

BMC Pharmacology amp Toxicology 2050-05111536

Marta Halim dkk 2013 Dasar-dasar Farmakologi 2 edisi 1

Mangku G Diktat Kumpulan Kuliah BagianSMF Anestesiologi dan

Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2002

Morgan GE Pain Management In Clinical Anesthesiology 2nd ed

Stamford Appleton and Lange 1996 274-316

Mutschier Ernst 1991 Dinamika Obat Bandung Penerbit ITB

Notoatmodjo Soekidjo 2010 Ilmu Pengetahuan dan penelitian dan

Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta Rineka Cipta

52

Sarganas Giselle dkk(2015) Prevalence trend patterns and associations of

analgesic use in Gremany (22 September 2015) Biomed Central Jerman

Tim Medical Mini Notes 2017 Basic Pharmacology and Drug Notes Makassar

MMN Publishing

Tjay TH dan Rahardja K 2010 Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan

Sehari- hari Jakarta PT Elex Media Komputindo

Anonim 2011 Definisi Pengetahuan Serta Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi httpduniabacacomdefinisi-pengetahuan-serta-faktor-

faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuanhtml (Diakses 20 juli 2019)

Anwar Hidayat Cara Perhitungan Rumus Slovin

httpswwwstatistikiancom2017hitung-rumus-slovin-sampelhtmlamp

(Diakses 8 Maret 2019)

Fitriya 2019 Sakit Kepala Penyebab Sakit kepala dan Cara menghilangkan

sakit Kepala yang Perlu kamu tahu httpswww-

cermaicomcdnampprojectorgvswwwcermaticomartikelampsakit-

kepala-penyebab-sakit-kepala-da-cara-menghilangkan-sakit-kepala-yang-

perlu-kamu-tahuamp_js_v (Diakses 22 Agustus 2019)

WHO 2000 Drug Information Geneva World Health Organization Page 1

World Health Organization (2010 May) Rational use of medicines Juli

28 2019 httpwwwwhointmediacentrefactsheetsfs338enindexhtml

LAMPIRAN

53

53

Identifikasi masalah

Merumuskan masalah

Menentukan sampel

ALUR PENELITIAN

Pengolahan data

(editingkoding

skoring)

Analisiss data

(Analisis Univariat)

Penyajian data

kueisioner

Kesimpulan dan saran

LAMPIRAN II

54

SURAT IZIN DARI KESBANGPOL

LAMPIRAN III

55

SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS KESEHATAN

LAMPIRAN IV

56

SURAT IZIN PENELITIAN DARI KELURAHAN

LAMPIRAN V

57

(LANJUTAN)

LAMPIRAN VI

58

SURAT IZIN PENELITIAN DARI PUSKESMAS CIPADUNG

LAMPIRAN 59

59

KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL

I Identitas Responden

Nama

Jenis jenis kelamin Laki-laki Wanita

USIA

Alamat

No Telepon HP

Pendidikan terakhir

TAHUN

II Pendahuluan

1 Apakah anda pernah melakukan swamedikasi (pengobatan tanpa

harus datang ke dokter)

a Ya b Tidak

2 Apakah Anda pernah meminum obat antinyeri sebelumnya

a Ya b Tidak

3 Di manakah Anda memperoleh obat antinyeri tersebut

a Apotek b Warung

c Toko obat d Mini market

4 Penyakit apa yang bisa Anda obati dengan antinyeri tersebut

Jawab

5 Apa saja nama obat antinyeri yang biasa Anda gunakan untuk mengobati penyakit tersebut

Jawab

III Rasionalitas Penggunaan Obat Analgetik

1 Menurut Anda apakah benar analgesik merupakan obat yang

mampu meredakan atau mengurangi nyeri

a Benar b Salah

2 Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk mengobati

60

nyeri saja

a Benar b Salah

3 Termasuk jenis obat golongan apakah obat pereda nyeri yang

hanya boleh digunakan secara swamedikasi

a Obat keras b Obat bebas

Terbatas

4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

5 Paracetamol merupakan obat penurun panas Apakah parasetamol

mapu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

6 Jenis obat apa yang anda pahami sebagai obat pereda nyeri yang

dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

a Paracetamol b Ibuprofen

c Natrium

diklofenak

d Asam

mefenamat

7 Jika Anda mengalami sakit kepala apakah jenis obat yang

sebaiknya dikonsumsi

a Antibiotik b Analgesik c Antitusif

8 Apakah Anda mengetahui kapan waktu yang tepat dalam

mengkonsumsi obat pereda nyeri

a Sebelum

makan

b Sebelum

tidur

c Sesudah makan

9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik di rumah

a Lemari b Tempat

obat

c Kulkas

10 Dampak apakah yang terjadi apabila menggunakan dosis obat

pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

a Sesak napas b Terjadi gangguan pada

lambung-usus

11 Apakah dosis obat pereda nyeri anak sama dengan dosis obat

pereda nyeri dewasa

a Ya b Tidak

12 Apakah benar obat pereda nyeri boleh digunakan secara terus

menerus meski rasa sakit telah hilang

a Benar b Salah

cBadan lemas

61

13 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri digunakan

bersamaan dengan obat maag dalam sekali konsumsi tanpa adanya

rentang waktu konsumsi

a Boleh b Tidak boleh

14 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri diminum

bersamaan dengan kopi

a Boleh b Tidak boleh

15 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu

hamil

a Aspirin b Parasetamol

16 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

a Diklofenak b Parasetamol

17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh mengkonsumsi

aspirin untuk meredakan nyeri

a Boleh b Tidak boleh

18 Menurut Anda apakah boleh meningkatkan konsumsi obat pereda

nyeri yang diminum dalam sekali konsumsi (sekali minum langsung

2 tablet lebih)

a Boleh b Tidak boleh

62

LAMPIRAN VIII

OUTPUT HASIL UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS KUESIONER

63

64

65

66

Case Processing Summary

N

Cases Valid 20 1000

Excludeda 0 0

Total 20 1000

a Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

933 18

67

LAMPIRAN IX

ANALISIS UNIVARIAT

1 Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Perempuan

laki-laki

Total

61

24

718

282

718

282

718

282

85 1000 1000 1000

Usia

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Remaja Akhir (17 - 25 Thn) 16 188 188 188

Dewasa Awal (26 - 35 Thn) 29 341 341 529

Dewasa Akhir (36 - 45 Thn) 19 224 224 753

Lansia Awal (46 - 55 Thn)

Total

21

85

247

1000

247

1000

247

1000

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 19 224 224 224

SMP 10 118 118 341

SMA 45 529 529 871

S1 9 106 106 976

S2 2 24 24 24

Total 85 1000 1000 1000

68

2 Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Melakukan swamedikasi

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 85 1000 1000 1000

Pernah minum obat antinyeri

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 85 1000 1000 1000

Tempat mendapatkan obat

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid mini market 5 59 59 59

warung 26 306 306 365

apotek 54 635 635 1000

Total 85 1000 1000

Obat yang digunakan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid metampiron 4 47 47 47

natrium diklofenak 9 106 106 153

ibuprofen 11 129 129 282

asam mefenamat 13 153 153 435

paracetamol 48 565 565 1000

Total 85 1000 1000

Jenis penyakit

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid nyeri sendi 1 12 12 12

sakit haid 6 71 71 82

sakit badan 11 129 129 212

sakit gigi 20 235 235 447

sakit kepala 47 553 553 1000

Total 85 1000 1000

69

LAMPIRAN X

TABEL CODING KARAKTERISTIK RESPONDEN

JENIS KELAMIN PEREMPUAN 0

LAKI-LAKI 1

USIA

REMAJA AKHIR 0

DEWASA AWAL 1

DEWASA AKHIR 2

LANSIA AWAL 3

PENDIDIKAN

SD 0

SMP 1

SMA 2

S1 3

S2 4

Responden

Jenis

Kelamin Coding

Usia

Coding

Pendidikan

Coding

RT

1

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

RT 1

2

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

3

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

4

L

1

dewasa

awal

1 sd

0

5

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

6 p 0 lansia awal 3 sd 0

7

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

8

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

9

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

10

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

11 p 0 lansia awal 3 sd 0

12

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

13

p

0

dewasa akhir

2

sd

0

70

14

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

15

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

16

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

17

L

1

dewasa

akhir

2 sd

0

18

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

19

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

20 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 2

21

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

22

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

23 p 0 lansia awal 3 s2 4

24

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

25 L 1 lansia awal 3 sma 2

26 p 0 lansia awal 3 sd 0

27

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

28

L

1

dewasa

awal

1 smp

1

29

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

30 p 0 lansia awal 3 sd 0

31

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

32 p 0 lansia awal 3 sd 0

33

p

0

dewasa

akhir

2 smp

1

34 p 0 lansia awal 3 sd 0

35

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

RT 3

36

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

37 L 1 lansia awal 3 S1 3

38

L

1

dewasa

akhir

2

S2

4

39

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

40

p

0

dewasa akhir

2

sma

2

71

41 p 0 lansia awal 3 sma 2

42

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

43

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

44

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

45

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

46

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

47

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

48

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

49

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

50

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

51 p 0 lansia awal 3 smp 1

52

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

53

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

54

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

55

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

56 p 1 lansia awal 3 sma 2

57 p 0 lansia awal 3 sma 2

58 p 0 lansia awal 3 sma 2

59

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

60

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

61

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

62

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

63

P

0

dewasa

akhir

2

S1

3

64

L

1

dewasa

awal

1 s1

3

65

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

66 p 0 dewasa 1 sma 2

72

awal

67

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

68 p 0 lansia awal 3 sma 2

69

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

70

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

71

L

1

dewasa

akhir

2 s1

3

72 p 0 lansia awal 3 sd 0

73

p

0

dewasa

akhir

1 sma

2

74

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

75 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 4

76

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

77 p 0 lansia awal 3 sma 2

78

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

79 p 0 lansia awal 3 sma 2

80

P

0

dewasa

akhir

1 smp

1

81 p 0 lansia awal 3 smp 1

82

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

RT 5

83

p

0

dewasa

akhir

1 sd

0

84

p

0

remaja

akhir

0 smp

1

85

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

73

LAMPIRAN XI

TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

KETERANGAN P1

amp P2

KETERANGAN P 3

KETERANGAN P 4

KETERANGAN P 5

Ya 0 Toko Obat 0 Nyeri sendi 0 Metampiron 0

Tidak

1

Mini Market

1

Sakit haid

1

Natrium

Diklofenak 1

Warung 2 Sakit badan 2 Ibuprofen 2

Apotek 3 Sakit gigi 3 Asam Mefenamat 3

Sakit kepala 4 Paracetamol 4

Respon

den

P1

Codi

ng

P2

Codi

ng

P3

Codi

ng

P4

Codi

ng

P5

Codin

g

1

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

2

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

3

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

4

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

5

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

6

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

7

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

8

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

9

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

10

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

3

74

at

11

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

12

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

13

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

14

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

15

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

16

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

gigi

3

paraceta

mol

4

17

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

18

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

19

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

20

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

21

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

22

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

23

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

24

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

25

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

26

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

4

paraceta

mol

4

75

la

27

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

28

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

29

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

30

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

31

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

32

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

33

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

4

paraceta

mol

4

34

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

35

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

36

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Saki

kepa

la

4

metampi

ron

0

37

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

38

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

39

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Nyer

i

haid

1

ibuprofe

n

2

40

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

3

paraceta

mol

4

41

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

42

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

76

43

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

44

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

45

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

46

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

47

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

48

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

49

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

ibuprofe

n

2

50

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

51

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

0

natrium

diklofena

k

1

52

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

53

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

54

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

ibuprofe

n

2

55

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

56

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

57

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

58

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

59

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

1

77

k

60

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

61

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

62

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

63

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

64

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

metampi

ron

0

65

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

3

metampi

ron

0

66

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

67

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

68

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

metampi

ron

0

69

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

70

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

71

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

72

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

asam

mefenam

at

3

73

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

ibuprofe

n

2

74

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

75 ya 1 ya 1 Apote 3 nyeri 1 natrium 1

78

k send i

diklofena k

76

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

77

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

78

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

asam

mefenam

at

3

79

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

80

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

81

ya

1

ya

1

Waru

ng

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

82

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

83

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

84

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

85

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

79

LAMPIRAN XII

TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER TINGKAT

PENGETAHUAN

Responden

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y9

Y10

Y11

Y12

Y13

Y14

Y15

Y16

Y17

Y18

Jumlah

1 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 25

2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 30

3 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 24

4 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 22

5 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

6 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 18

7 2 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 20

8 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 0 0 18

9 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 16

10 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

11 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 0 20

12 2 0 0 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 14

13 2 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

14 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

15 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 2 12

16 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 10

17 2 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 24

18 2 2 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

19 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 20

20 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 24

21 2 1 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 2 2 22

22 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 30

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 33

24 2 0 0 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 0 25

25 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 2 2 1 2 1 2 16

26 2 0 0 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

27 2 2 2 2 2 0 0 2 0 1 2 0 2 1 2 0 1 0 21

80

28 2 0 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 0 24

29 2 0 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2 2 1 0 0 0 0 20

30 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 0 1 1 19

31 2 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 0 1 2 2 0 1 0 17

32 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

33 2 0 1 1 2 0 0 2 0 1 0 2 2 1 2 0 2 2 20

34 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0 0 1 1 0 12

35 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

36 2 0 1 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 1 0 0 18

37 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

38 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 32

39 2 0 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 2 2 18

40 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 1 2 2 1 1 0 23

41 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

42 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 18

43 2 2 0 1 2 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 20

44 2 2 1 1 2 2 0 2 0 0 2 2 1 0 0 1 0 0 18

45 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 0 28

47 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 1 2 0 0 2 21

48 2 0 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 20

49 2 1 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 1 0 2 0 1 2 19

50 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 18

51 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 1 0 0 0 21

52 2 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 2 0 2 0 16

53 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 1 0 23

54 2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 25

55 2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 12

56 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

57 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 2 2 1 1 0 13

58 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

59 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 1 2 12

60 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36

62 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

63 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 30

81

64 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

65 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 30

66 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 2 2 2 2 1 1 0 0 15

67 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 1 0 0 0 0 21

68 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 1 1 2 1 1 0 16

69 2 2 0 0 2 0 0 2 2 0 2 1 0 2 2 0 1 0 18

70 2 2 2 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 2 21

71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 34

72 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 11

73 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 0 21

74 2 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 1 2 0 1 2 15

75 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

76 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

77 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 1 2 23

78 2 0 0 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

79 2 0 2 2 2 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

80 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 26

81 2 0 2 2 0 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 0 18

82 2 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 2 1 1 0 2 1 0 12

83 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 2 0 0 1 0 11

84 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

85 2 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 9

82

LAMPIRAN XIII

DOKUMENTASI

83

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …

KATA PENGANTAR

Assalamursquoalaikumn Warohmatullahi Wabarokatuh

Dengan mengucapkan Alhamdulillahi Rabbilrsquoalamin puji syukur kami

panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah serta

pertolongannya sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi ini

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Farmasi pada Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari Adapun judul skripsi ini adalah

ldquoTINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP

RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

DI RW 04 KELURAHAN PALASARI KECAMATAN CIBIRU KOTA

BANDUNGrdquo Penulis menyadari sepenuhnya akan segala keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki sehingga masih banyak kekurangan

dan hasil yang masih jauh dari kesempurnaan Dukungan dari banyak pihak

sangatlah berarti bagi penulis oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terimakasih kepada

1 Bapak Dr H Didin Muhafidin SIP MSi selaku Rektor Universitas Al-

Ghifari Bandung

2 Bapak Ardian Baitariza MSiApt selaku Dekan Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Farmasi Universitas Al-Ghifari

3 Ibu Ginayanti Hadisoebroto MSiApt selaku Ketua Jurusan Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari

dan selaku dosen wali

4 Ibu Sri Setiatjahjati SSi MMkesApt selaku Pembimbing I di

Universitas Al-Ghifari yang telah meluangkan waktu kepada kami dalam

rangka penyelesaian skripsi

5 Bapak Thito Dwi Evrianto SSi MMkesApt selaku Pembimbing II di

Universitas Al-Ghifari yang telah meluangkan waktu kepada kami dalam

rangka penyelesaian skripsi

6 Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Farmasi Universitas Al-Ghifari

7 Orang tua keluarga besar teman sahabat dan suami tercinta yang selalu

setiap saat memberi dukungan semangat dan dorsquoa yang tulus dan selalu

membantu baik moril maupun materil selama penyusunan skripsi

berlangsung dengan penuh kesabaran dan ketulusan yang sangat berarti

bagi penulis

8 Teman-teman Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari khususnya angkatan 2015

terima kasih untuk kebersamaannya motivasi dan semangat selama ini

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna untuk itu penulis mengharapkan ada kritik dan saran dari semua pihak

demi kesempurnaan dari skripsi ini Harapan dari penulis semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa-mahasiswi dan pembaca

Wassalamursquoalaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Bandung Agustus 2019

Penulis

i

ABSTRAK

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang timbul bila ada jaringan rusak

hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan stimulus nyeri Nyeri

dapat menjadi suatu masalah jika rasa nyeri tersebut tidak segera diobati sehingga

penyakit menjadi berkepanjangan dan dapat merugikan penderita Berbagai upaya telah

dilakukan manusia untuk meringankan rasa nyeri Dengan tindakan pengobatan sendiri

(swamedikasi) diperlukan pengetahuan dan pemahaman penggunaan obat rasional dalam

melaksanakan pengobatan sendiri Identifikasi tingkat pengetahuan masyarakat terhadap

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung menggunakan metode observasi deskriptif secara

purposive sampling Berdasarkan analisis univariat hasil kuesioner tergolong cukup

dengan persentasi 376 dan mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42

Kata Kunci Tingkat Pengetahuan Rasionalitas Swamedikasi Analgetik

ii

ABSTRACT

Pain is the bodys defense mechanism arises when there is damage and tissue this will

cause the individual to react by moving the pain stimulus Pain can be a problem if the

pain is not treated immediately so the disease becomes prolonged and can be detrimental

to sufferers Therefore various efforts have been made by humans to ease the pain With

self-medication action (swamedication) required knowledge and understanding of the us

of rational drugs carrying out self-medication Identification level of public knowledge

about rationality of the use of analgesic self-medication in RW 04 Palasari Village

Cibiru Sub-District Bandung City employed descriptive observation methods by

purposive sampling Based on univariate analysis the results of the questionnaire were

quite sufficient with a percentage of 376 and helped respondens used drug rationally

58 and irrational 42

Keywords Level of knowledge Rationally self medication Analgesics

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1 12 Rumusan Masalah 3

13 Tujuan Penelitian 3

14 Manfaat Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

21 Nyeri 5 211 Definisi Nyeri 5

212 Klasifikasi Nyeri 5

213 Mekanisme Nyeri 6

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri 7

215 Tatalaksana Nyeri 7

22 Analgetik 8

221 Penggolongan Analgetik 9

23 Swamedikasi 11

231 Definisi Swamedikasi 11

232 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi 12

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi 16

24 Penggunaan Obat yang Rasional 24

25 Pengetahuan 27

251 Definisi Pengetahuan 27

252 Tingkat Pengetahuan 27

253 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan 27

254 Pengukuran Pengetahuan 30

26 Masyarakat 30

261 Definisi Masyarakat 30

262 Ciri-ciri Masyarakat 30

263 Profil Kelurahan Palasari 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32

31 Jenis Penelitian 32 32 Lokasi Penelitian 32

33 Waktu Penelitian 33

iv

34 Variabel Penelitian 33

35 Definis Operasional 33

36 Populasi dan Sampel 33

361 Populasi 33

362 Sampel 34

37 Jenis Dan Sumber Data 36

38 Teknik Pengumpulan Data 36

39 Teknik Pengolahan Data 36

310 Teknik Analis Data 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 40

41 Karakteristik Responden 40 42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik 41

43 Jenis Keluhan Penyakit 42

44 Jenis Obat yang Digunakan 43

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas 44

451 Tingkat Pengetahuan 44

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 50

51 Simpulan 50 52 Saran 50

DAFTAR PUSTAKA 51

DAFTAR GAMBAR

v

Gambar 21 Tingkat Pendidikan di Kelurahan Palasari 31

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi

Tempat Memperoleh Obat Swamedikasi 42

DAFTAR TABEL

vi

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden 40

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap Jenis Penyakit 42

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Jenis Obat yang digunakan 43

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden 44

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden 45

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik 49

DAFTAR LAMPIRAN

vii

LAMPIRAN I ALUR KERJA 53

LAMPIRAN II SURAT IJIN KESBANGPOL 54

LAMPIRAN III SURAT IJIN DINAS KESEHATAN 55

LAMPIRAN IV SURAT IJIN KELURAHAN PALASARI 56

LAMPIRAN V LANJUTAN 57

LAMPIRAN V SURAT IZIN PENELITIAN DARI PKM CIPADUNG 58

LAMPIRAN VII KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL 59

LAMPIRAN VIII OUTPUT UJI VALIDASI DAN RELIABEL KUESIONER 62

LAMPIRAN IX ANALISIS UNIVARIAT 67

LAMPIRAN X TABEL KODING KARAKTERISTIK RESPONDEN 69

LAMPIRAN XI TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI

ANALGETIK 73

LAMPIRAN XII TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN 79

LAMPIRAN XIII DOKUMENTASI 82

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh timbul bila ada jaringan

rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan

stimulus nyeri Nyeri dapat menjadi suatu masalah jika rasa nyeri tersebut tidak

segera di obati sehingga penyakit menjadi berkepanjangan dan dapat merugikan

penderita Oleh karena itu berbagai upaya telah dilakukan manusia untuk

meringankan rasa nyeri tersebut supaya dapat berkurang bahkan sampai hari ini

pengaruh nyeri atau rasa sakit ini adalah penyebab utama pasien menemui dokter

untuk pengobatan Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang

rasa nyeri merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi

rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Penggunaan analgesik sering digunakan secara bebas hal ini menyebabkan

ketergantungan dan diperkirakan sebagai penyebab penyakit gagal ginjal kronis

di masyarakat saat periode tahun 1900 (WHO 2000) Keluhan yang seringkali

mendorong pasien untuk menggunakan analgesik secara swamedikasi antara lain

sakit kepala nyeri sendi dan gangguan mulut serta gigi (French DP James DH

etal 2008) Mayoritas (gt50) pasien menggunakan obat tersebut dengan

frekuensi beberapa kali dalam sebulan (Brewer C etal 2013)

1

2

Prevalensi penggunaan obat nyeri dengan kondisi pengobatan sendiri

(swamedikasi) dilaporkan sebanyak 394 Penyakit nyeri juga dihubungkan

dengan penyebab mordibitas populasi orang dewasa di dunia sebanyak 10-30

populasi dan laporan terbaru menunjukkan hingga 50 (Pilar Carasso etal

2014)

Di Indonesia perilaku pengobatan sendiri sudah banyak dilakukan oleh

masyakarat Salah satu ciri adanya swamedikasi adalah dengan perilaku

masyarakat yang menyimpan obat untuk pengobatan diri sendiri Data

menunjukkan sebesar 352 masyarakat telah menyimpan obat hasil

swamedikasi Dalam hal ini adanya obat keras dan antibiotika untuk swamedikasi

menunjukkan adanya penggunaan obat yang tidak rasional (Riskesdas 2013)

Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami

pelaksanaannya sedapat mungkin harus memenuhi kriteria penggunaan obat yang

rasional Kriteria obat yang rasional antara lain ketepatan pemilihan obat

ketepatan dosis obat tidak adanya efek samping tidak adanya kontra indikasi

tidak adanya interaksi dan tidak adanya polifarmasi (Muharni 2015)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo 2007) Berdasarkan

penelitian yang dilakukan wulandari (2011) terkait tingkat pengetahuan

penggunaan analgetik pada pengobatan sendiri menunjukkan hasil penilaian

pengetahuan responden sebesar 656 dengan kategori cukup dan 344 baik

3

Hasil penelitian Yanuardi Aditya (2015) tingkat pengetahuan mengenai

penggunaan obat swamedikasi dalam kategori sedang dengan presentasi sebesar

406 Hasil penelitian Gusta dkk (2011) presentase yang melakukan

swamedikasi berdasarkan jenis kelamin wanita sebesar 692 sedangkan laki-

laki sebesar 308 dikarenakan penggunaan obat nyeri paling banyak

dikonsumsi oleh wanita karena dibutuhkan setiap bulannya untuk

mengurangi rasa nyeri haid

Berdasarakan uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui tingkat

pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

12 Rumusan Masalah

1 Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

2 Apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik swamedikasi

secara tepat atau rasional

13 Tujuan Penelitian

1 Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

4

2 Mengetahui apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik secara

tepat atau rasional

14 Manfaat Penelitian

1 Masyarakat Dalam penelitian ini masyarakat dapat menggunakan obat

swamedikasi analgesik secara rasional

2 Institusi Dengan adanya penelitian ini bisa menjadi gambaran

penggunaan obat analgesik pada masyarakat RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung agar masyarakat menggunakan obat

antinyeri secara aman dan rasional

3 Penelitian Dapat memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman

selama proses penelitian dan juga dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Nyeri

211 Definisi Nyeri

Nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan maupun

berat Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya

Menurut Internasional Association for Study of Pain (IASP) nyeri adalah

pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

kerusakan aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan (Marta dkk 2013)

Beberapa penyebab adanya nyeri ketika terjadi rangsangan pada ujung

saraf karena kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh

1 Trauma seperti benda tajam benda tumpul bahan kimia

2 Proses infeksi atau peradangan (Depkes RI 2007)

212 Klasifikasi Nyeri

Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi

a Nyeri akut atau nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara

Nyeri ini ditandai dengan adanya aktivitas saraf otonom seperti takikardi

hipertensi hiperhidrosis pucat dan midriasis dan perubahan wajah

menyeringai atau menangis Bentuk nyeri akut dapat berupa

5

6

1 Nyeri somatik luar nyeri tajam di kulit subkutis dan mukosa

2 Nyeri somatik dalam nyeri tumpul pada otot rangka sendi dan

jaringan ikat

3 Nyeri viseral nyeri akibat disfungsi organ viseral (Marta dkk 2013)

b Nyeri kronik atau nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa

tanda-tanda aktivitas otonom kecuali serangan akut Nyeri tersebut dapat

berupa nyeri yang tetap bertahan sesudah penyembuhan luka

(penyakitoperasi) atau awalnya berupa nyeri akut lalu menetap sampai

melebihi 3 bulan Nyeri ini disebabkan oleh

1 kanker akibat tekanan atau rusaknya serabut saraf

2 non kanker akibat trauma proses degenerasi dll (Marta dkk 2013)

213 Mekanisme Nyeri

Mekanisme nyeri terdiri dari 4 proses elektro fisiologi nociseptif yaitu

1 Transduksi adalah proses perubahan stimulus menjadi impuls saraf

Stimulus nyeri akan diterima oleh nociceptor pada ujung saraf bebas A

delta dan C kemudian mengalami perubahan atau diterjemahkan menjadi

aktifitas fisik pada impuls saraf

2 Transmisi adalah proses penyaluran impuls saraf melalui serabut saraf

sensoris menuju ke medulla spinalis Impuls tersebut dibaca oleh serabut

saraf A delta dan C

3 Modulasi adalah proses interaksi antara analgetik endogen dengan impuls

nyeri yang masuk kedalam kornu posterior medulla spinalis Sistem

analgesik endogen meliputi enkafalis endorphin serotonin dan

7

nonepinefrin Dengan demikian kornu posterior seperti sebuah gerbang

yang dapat tertutp atau terbuka yang dipengaruhi oleh sistem analgesik

endogen tersebut

4 Persepsi adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik

mulai dari proses tansduksi transmisi dam modulasi yang pada gilirannya

menghasilkan suatu perasaan yang subjektif yang dikenal sebagai persepsi

nyeri ( Mangku G 2002)

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri

Respon tubuh terhadap nyeri berupa terjadinya respon hormonal melalui

mobilisasi hormon-hormon katabolisme dan reaksi imunologis yang secara

umum disebut respon stress Respon nyeri sangat merugikan tubuh karena

dapat menurunkan cadangan makanan daya tahan tubuh meningkatkan

kebutuhan oksigen jantung menganggu fungsi respirasi dan segala

konsekuensi dari gangguan tersebut dan pada akhirnya dapat menyebabkan

tromboemboli dan meningkatnya mordibitas dan mortalitas (Mangku G

2002)

215 Tatalaksana nyeri

Secara umum penatalaksaan nyeri dikelompokkan menjadi dua yaitu

penatalaksaan secara farmakologi dan non farmakologi

1 Penatalaksaan secara Farmakologi

Praktik dalam tatalaksana nyeri secara garis besar stategi farmakologi

mengikuti rdquoWHO Three Step Analgesic Ladderrdquo yaitu

a Tahap pertama dengan menggunakan obat analgetik nonopiat seperti

8

NSAID atau COX2 spesific inhibitors

b Tahap kedua dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri Maka

diberikan obat-obat seperti pada tahap 1 ditambah opiat secara

intermiten

c Tahap ketiga dengan memberikan obat pada tahap 2 ditambah opiat

yang lebih kuat

Penanganan nyeri berdasarkan mekanisme nyeri pada proses transduksi

dapat diberikan anestesik lokal dan atau obat anti radang non steroid pada

transmisi inpuls saraf dapat diberikan obat-obatan anestetik lokal pada proses

modulasi diberikan kombinasi anestetik lokal narkotik dan atau klonidin dan

pada persepsi diberikan anestetik umum narkotik atau parasetamol (Morgan

GE 1996)

22 Analgetik

Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang rasa nyeri

merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi rasa nyeri

tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Analgesik baik nonnarkotik maupun narkotik diresepkan untuk meredakan

nyeri pilihan obat tergantung dari beratnya nyeri Nyeri yang ringan sampai

sedang dari otot rangka dan sendi sering kali diredakan dengan pemakaian

analgesik nonnarkotik Nyeri yang sedang sampai berat pada otot polos organ

dan tulang biasanya membutuhkan analgesik narkotik (Sujati Woro 2016)

9

221 Pengolongan Analgesik

Atas dasar cara kerja farmakologisnya analgesik dibagi dalam 2

kelompok besar yaitu

1 Analgetika narkotik

Analgetik non narkotik khusus digunakan untuk menghilangkan rasa

nyeri hebat seperti dalam fraktur dan kanker Cara kerja obat ini adalah

memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi umum (Tan Hoan Tjay

2010) Analgetika narkotik disebut juga opioida yang memiliki kerja

mirip opioid dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor

opioid yang khas di SSP hingga persepsi dan respon emosional terhadap

nyeri berkurang

Efek samping yang ditimbulkan anlgetika narkotik adalah supresi

SSP (sedasi menekan pernafasan dan batuk miosis hipotermia

perubahan mood) saluran nafas (bronkokontriksi pernafasan menjadi

dangkal dan menurun frekuensinya) sistem sirkuasi (vasodilatasi

perifer) saluran cerna (motilitas berkurang) saluran uroginetal histamin

liberator kebiasaan atau reaksi adiksi pada penggunaan lama

Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk meminum

obat golongan ini karena opioda dapat melintasi plasenta dan jika

diberikan terus-menerus akan merusak janin dan menjadikan depresi

pernafasan serta lambat dalam persalinan (Tan Hoan Tjay 2010)

Hal yang dapat dilakukan dengan munculnya nyeri adalah

10

a Tetap aktif dan fokus dalam pekerjaan

b Menggunakan air hangat untuk kompres bagian yang nyeri

c Menggunakan obat penghilang nyeri

d Menghubungi dokter jika nyeri berkelanjutan

2 Analgesik Perifer (Non Narkotik)

Penggunaan obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan terkadang

memberikan daya antipiretis dan antiradang biasa diberikan untuk obat

nyeri ringan hingga sedang dengan penyebab yang beranekaragam seperti

nyeri kepala sendi otot gigi perut nyeri haid benturan dan kecelakaan

(Tan Hoan Tjay 2010) Golongan Analgetik perifer memiliki beberapa

efek samping yaitu gangguan lambung-usus kerusakan darah hati dan

ginjal serta reaksi alergi pada kulit jika digunakan dalam waktu lama dan

dosis yang tinggi Maka dari itu penggunaan dalam waktu terus-menerus

tidak dianjurkan Pada wanita hamil dan menyusui obat analgetika yang

aman digunakan hanyalah parasetamol sedangkan asetosal salisilat

NSAID dan metamizol dapat mengganggu perkembangan janin sehingga

perlu dihindari (Tan Hoan Tjay 2010)

Beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat nyeri dengan

pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan Aspirin (asetosal)

(BPOM RI 2015)

11

23 Swamedikasi

231 Definisi Swamedikasi

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh individu untuk

merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit Masyarakat

melakukan swamedikasi biasanya untuk mengatasi keluhan- keluhan dan

penyakit ringan yang sering dialami seperti demam nyeri pusing batuk

influenza maag Kecacingan diare penyakit kulit dan lain- lain Golongan

obat yang digunakan swamedikasi merupakan obat- obat yang relatif aman

meliputi golongan obat bebas dan obat bebas terbatas (BPOM RI 2014)

Swamedikasi dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau rasional

Penggunaan obat yang rasional adalah bahwa pasien menerima obat yang

tepat dengan keadaan kliniknya dalam dosis yang sesuai dengan keadaan

individunya pada waktu yang tepat dan dengan harga terjangkau Pengertian

lain dari penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan

terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologi yang benar dari

penyakit

Menurut WHO swamedikasi memiliki beberapa hal yang harus

diperhatikan Seperti penyakit yang diderita adalah penyakit dan gejala

ringan yang tidak diperlukan untuk datang ke dokter atau tenaga medis

lainnya Selain itu obat yang dijual adalah obat golongan over-the-counter

(OTC) (WHO 2000)

12

232 Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan swamedikasi agar

diperoleh swamedikasi yang benar dan aman maka hal- hal yang perlu

diperhatikan meliputi (BPOM RI 2014)

1 Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasi

Kondisi individu yang akan melakukan swamedikasi merupakan hal

pertama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan swamedikasi Beberapa

kondisi yang perlu diperhatikan meliputi kehamilan berencana untuk hamil

menyusui umur sedang dalam diet khusus baru saja berhenti mengonsumsi

obat lain atau suplemen makanan serta mempunyai masalah kesehatan baru

selain penyakit yang selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan

dari dokter (BPOM RI 2014)

Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan lebih

hati- hati karena beberapa jenis dapat menimbulkan pengaruh yang tidak

diinginkan pada janin Beberapa obat disekresikan melalui air susu ibu

walaupun jumlah obat di ASI kadarnya kecil namun kemungkinan dapat

berpengaruh pada janin Komposisi obat terdapat beberapa zat tambahan yang

harus diperhatikan oleh pasien dengan diet khusus contoh obat dalam bentuk

sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat

mempengaruhi kondisi pasien dengan diet gula (BPOM RI 2014)

Mambaca peringatan atau perhatian yang tertera pada label atau brosur

obat manjadi hal yang perlu dilakukan untuk mecegah kejadian di atas Brosur

obat biasanya menjelaskan hal- hal yang perlu diperhatikan baik sebelum atau

13

sesudah mengonsumsi obat yang dimaksud (BPOM RI 2014)

2 Memahami bahwa ada kemungkinan interaksi obat

Banyak obat yang dapat menimbulkan interaksi baik dengan obat lain

atau makanan dan minuman yang dikonsumsi Kenali nama obat atau nama

zat berkhasiat yang terkandung dalam obat yang sedang dikonsumsi atau yang

akan digunakan Interaksi obat dapat ditanyakan pada apoteker di apotek atau

membaca aturan pakai yang tercantum pada label kemasan obat untuk

menghindari masalah yang akan terjadi (BPOM RI 2014)

3 Mewaspadai efek samping yang mungkin muncul

Obat tidak hanya menimbulkan efek mengatasi penyakit atau gejala

penyakit namun obat juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan

Mengatasi efek samping yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis

namun demikian beberapa efek samping membutuhkan perhatian lebih dalam

penanganannya (BPOM RI 2014)

Efek samping dapat timbul dalam mengkonsumsi obat antara lain reaksi

alergi gatal- gatal ruam mengantuk mual dan lain- lain Mengetahui efek

samping yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan saat

mengalaminya merupakan hal penting Efek samping bisa terjadi pada siapa

saja namun umumnya dapat ditoleransi Segera hentikan pengobatan dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan bila timbul efek samping dalam

mengonsumsi obat tersebut (BPOM RI 2014)

4 Meneliti obat yang akan dibeli

Bentuk sediaan (tablet sirup kapsul krim dll) merupakan hal yang

14

perlu diperhatikan ketika akan membeli obat dan dipastikan kemasan obat

yang akan beli tidak rusak Jangan mengambil obat yang menunjukkan adanya

kerusakan walaupun kecil Selain kemasan perlu diperhatikan bentuk fisik

sediaan (BPOM RI 2014)

Hal yang harus diperhatikan dalam sediaan sirup adalah warna dan

kekentalan dan tidak ada partikel- partikel kecil di bagian bawah botol atau

mengapung dalam sirup Jika berbentuk suspensi suspensi dapat tercampur

rata setelah dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah Sediaan

tablet harus benar- benar utuh dan tidak satupun yang pecah atau rusak Jika

pada tablet memiliki cetakan atau tulisan pastikan bahwa semua tablet

memiliki hal yang sama Hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan kapsul

yaitu kapsul tidak pecah atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang

sama dari semua kapsul Jika kapsul memiliki cetakan atau tulisan maka harus

dipastikan cetakan atau tulisan semua kapsul seragam (BPOM RI 2014)

Penyimpanan obat di tempat penjual juga perlu diperhatikan Jika obat

disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari langsung maka sebaiknya

membeli obat di tempat lain yang memiliki kondisi penyimpanan yang lebih

baik Lebih baik membeli obat di sarana distribusi obat yang resmi seperti

apotek dan toko obat berijin (BPOM RI 2014)

Obat yang diminum harus memiliki nomor izin edar karena hal tersebut

menunjukkan obat tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan khasiat

dan mutu yang ditetapkan oleh Badan POM Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah tanggal kadaluwarsa Penggunaan obat yang sudah melewati tanggal

15

kadaluwarsa dapat membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi

perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang berbahaya (BPOM

RI 2014)

5 Mengetahui cara penggunaan obat yang benar

Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang sesuai

pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi sesuai anjuran akan memberikan

efek terapi yang baik Label atau bagian kemasan obat yang memberikan

informasi mengenai penggunaan obat tersebut sebaiknya tidak dibuang supaya

tidak terjadi kesalahan penggunaan obat Apabila obat yang digunakan dirasa

tidak menimbulkan efek yang diinginkan setelah jangka penggunaan waktu

yang dianjurkan maka disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau

tenaga kesehatan lainnya (BPOM RI 2014)

6 Tanggal Kadalursa Obat

Tanggal kadaluwarsa obat bisa lebih pendek dari waktu yang tertera

setelah kemasan obat dibuka Cara membuang obat yang baik dan benar

adalah dengan membuka kemasan obat dan dibuang di tempat yang jauh dari

jangkauan anak misalnya obat dalam bentuk sediaan cair dibuka kemasannya

kemudian dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih Jika

obat dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul obat dibuka dari kemasannya

lalu obat tersebut ditimbun dalam tanah (BPOM RI 2014)

7 Cara penyimpanan obat

Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi obat Obat oral seperti

tablet kapsul dan serbuk tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembab

16

karena dapat menyebabkan bakteri dan jamur tumbuh dengan baik sehingga

dapat merusak kondisi obat Obat dalam bentuk sediaan cair biasanya mudah

terurai oleh cahaya sehingga harus disimpan pada wadah aslinya yang

terlindung dari cahaya atau sinar matahari langsung dan tidak disimpan di

tempat yang lembab Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin

kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut (BPOM RI 2014)

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi

Berdasarkan UU No 39 tahun 2009 tentang kesehatan obat adalah

bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis pencegahan penyembuhan pemulihan

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia

Adapun golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri

swamedikasi adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dan obat

wajib apotek ( SK Menkes No23801983)

a Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat tanpa

resep dokter Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia 2007)

17

b Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai

dengan tanda peringatan Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam Tanda

peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas merupakan

empat persegi panjang yang berwarna hitam berukuran panjang 5 cm

dengan 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 2007)

Adapun tanda peringatan yang dicantumkan ada 6 macam sesuai

dengan aturan pemakaian masing-masing obatnya yaitu

a P no 1 Awas Obat Keras Bacalah aturan memakainya

b P no 5 Awas Obat Keras Tidak boleh ditelan

c P no 2 Awas Obat Keras Hanya untuk kumur jangan ditelan

d P no 4 Awas Obat Keras Hanya untuk dibakar

e P no 3 Awas Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

f P no 6 Awas Obat Keras Obat wasir jangan ditelan

c Obat Wajib Apotek (OTC)

Obat-obat yang dapat digunakan di dalam swamedikasi sering disebut

sebagai obat- obatan over-the-counter (OTC) dan dapat diperoleh tanpa

resep dokter (World Self-Medication Industry nd) Bagi sebagian orang

beberapa produk obat OTC dapat berbahaya ketika digunakan sendiri atau

18

dikombinasikan dengan obat lain Meskipun demikian beberapa obat OTC

sangat bermanfaat di dalam pengobatan sendiri untuk masalah kesehatan

yang ringan hingga sedang (Fleckenstein Hanson amp Venturelli 2011) Obat

yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria berikut

(Permenkes No 919MenkesPerX1993)

a Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil

anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun

b Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko

pada kelanjutan penyakit

c Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

d Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi

di Indonesia

Berikut ini beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat

nyeri dengan pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan

Aspirin (asetosal) (Depkes RI 2007)

1 Aspirin

Aspirin yang memiliki nama lain asam asetil salisilat atau asetosal

adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang luas digunakan dan

digolongkan dalam obat bebas Selain sebagai prototip obat ini merupakan

standar dalam menilai efek obat sejenis (Departeman Farmakologi dan

Terapeutik 2007)

Aspirin diindikasikan dengan rasa sakit dan demam Aspirin

19

dikontraindikasikan dengan hemophilia dan kehamilan trisemester akhir Efek

samping yang sering dijumpai meliputi terjadinya iritasi mukosa lambung

Aspirin juga dapat memeperbanyak keluarnya keringat dan pada dosis tinggi

dapat membuat telinga berdengung dan juga sesak napas Aspirin tidak boleh

digunakan pada penderita alergi termasuk asma tukak lambung (maag)

sering perdarahan di bawah kulit penderita hemofilia dan trombositopenia

(Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan aspirin meliputi

aturan pemakaian harus tepat tidak boleh diminum ketika perut kosong

diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan

perdarahan lambung dilarang menkonsumsi obat ini selama 10 hari tanpa

fungsi ginjal atau hati ibu hamil ibu menyusui dan dehidrasi dan jangan

diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan

risiko perdarahan lambung (Depkes RI 2007)

Bentuk Sediaan asetosal yang beredar di masyarakat meliputi tablet

100 mg tablet 500 mg Aturan pemakaian asetosal meliputi dewasa 500 mg

setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) anak usia 2 ndash 3 tahun frac12 - 1 frac12 tablet

100 mg setiap 4 jam anak usia 4 ndash 5 tahun 1 frac12 - 2 tablet 100 mg setiap 4

jam anak usia 6 ndash 8 tahun frac12 - frac34 tablet 500 mg setiap 4 jam anak usia 9 ndash

11 tahun frac34 - 1 tablet 500 mg setiap 4 jam dan usia di atas 11 tahun 1

tablet 500 mg setiap 4 jam (Depkes RI 2007)

2 Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionate Obat ini bersifat

20

analgesik dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat Efek anti-

inflamsinya terlihat dengan dosis 1200- 2400 mg sehari Absorbsi ibuprofen

cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-

2 jam (Depkes RI 2007)

Ibuprofen dikontraindikasikan dengan penderita hipersensitif terhadap

ibuprofen penderita polip hidung Ibuprofen tidak dianjurkan bagi wanita

hamil menyusui dan penderita tukak peptic Ibuprofen biasa berbentuk tablet

dengan kekuatan 300 dan 400 mg Dosis maksimum ibuprofen 2400 mg

sehari (Mutschier 1991)

Hal- hal yang perlu diinformasikan kepada pasien dalam mengkonsumsi

ibuprofen meliputi obat diminum bersama- sama makanan dan minum dengan

segelas air penuh bila timbul rasa pusing dilarang mengemudi segeralah ke

dokter bila penglihatan menjadi kabur atau terjadi ruam kulit (Depkes RI

2007)

Efek samping yang dapat ditimbulkan obat ini meliputi nervus pusing

mata kabur skotoma atau perubahan menafsirkan warna telinga berdenging

dan kejang perut Ibuprofen memiliki interaksi dengan antikoagulan dan

asetosal Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi

metotreksat urikosurik kumarin antikoagulan kortiko-steroid penisilin dan

vitamin C atau minta petunjuk dokter obat ini tidak boleh diminum

bersamaan ( Depkes RI 2007)

Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita tukak lambung dan

duodenum (ulkus peptikum) aktif penderita alergi terhadap asetosal dan

21

ibuprofen penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk

tonjolan pada hidung) kehamilan tiga bulan terakhir (Depkes RI 2007)

Aturan pemakaian ibuprofen

a Dewasa 1 tablet 200 mg 2 ndash 4 kali sehari Diminum setelah makan

b Anak 1 ndash 2 tahun frac14 tablet 200 mg 3 ndash 4 kali sehari 3 ndash 7 tahun

frac12 tablet 500 mg 3 ndash 4 kali sehari 8 ndash 12 tahun 1 tablet 500 mg 3 ndash

4 kali sehari dan tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya

kurang dari 7 kg (Depkes RI 2007)

3 Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik antiinflamasi Asam

mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin Asam mefenamat terikat

sangat kuat pada protein plasma sehingga interaksi dengan antikoagulan

harus diperhatikan (Mutschier 1991)

Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia

diare sampai diare berdarah dan gejala iritasi lain pada mukosa lambung

Amerika Serikat tidak menganjurkan obat ini diberikan pada anak dibawah 14

tahun dan wanita hamil Pemberian tidak melebih 7 hari Penelitian klinis

menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah

secara bermakna (Depkes RI 2007)

Asam mefenamat tersedia dalam sediaan tablet atau kaplet dengan

kekuatan 500 mg Dosis asam mefenamat untuk pasien dewasa 2-3 kali sehari

sebanyak 250 mg- 500 mg (Team medical mini notes 2017)

22

4 Diklofenak

Diklofenak tergolong dalam preferential COX-2 inhibitor Absorbsi obat

ini berlangsung cepat dan lengkap pada saluran cerna Obat ini terikat 99

pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama sebesar

40-50 (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Diklofenak terdiri atas dua jenis yaitu natrium diklofenak dan kalium

diklofenak Kalium diklofenak lebih larut air dan dapat diabsorbsi dengan

cepat sehingga memiliki onset kerja lebih cepat dibanding natrium

diklofenak Kalium diklofenak biasanya juga diindikasikan untuk

penanganan kondisi yang memerlukan efek analgesia secara cepat ((Team

medical mini notes 2017)

Efek samping yang lazim adalah mual dan gastritis Eritema kulit dan

sakit kepala seperti obat AINS lainnya Pemakaian obat ini harus hati- hati

pada pasien dengan tukak lambung Peningkatan enzim transaminase dapat

terjadi pada 15 pasien umumnya kembali ke normal Gangguan hati lebih

sering terjadi dibandingkan obat AINS lain Pemakaian selama kehamilan

tidak dianjurkan Dosis orang dewasa 100-150 mg sehari terbagi dalam dua

atau tiga dosis (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

5 Parasetamol

Parasetamol memiliki indikasi membantu melegakan rasa sakit dan

mengurangi demam rematik sakit gigi dan sakit kepala Parasetamol

dikontraindikasikan dengan penderita gangguan fungsi hati Parasetamol

hampir tidak memiliki efek samping namun kadang timbul bisul atau

23

hipoglikemi pada anak (Mutschier 1991)

Parasetamol dapat berupa sediaan solid dan liquid Sediaan solid

parasetamol meliputi tablet atau tablet salut gula dengan kekuatan 120 mg

325 mg dan 500 mg Sedangkan dalam bentuk liquid parasetamol dapat

berupa sediaan obat tetes sirup elixir dengan kekuatan 60 mg06 ml 150

mg5 ml dan 120 mg 5 ml (Depkes RI 2007)

Dosis paracetamol untuk dewasa (usia diatas 12 tahun) 3-4 jam 325-650

mg maksimum 4 g sehari Sedangkan untuk anak (6-12 tahun) tiap 4 jam 500

mg (Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi parasetamol

meliputi orang dewasa jangan menggunakan lebih dari 10 hari secara terus

menerus anak di bawah dua belas tahun dilarang memakan obat ini lebih dari

lima kali sehari atau lebih dari lima hari segeralah ke dokter bila timbul

warna kekuningan pada mata atau kulit (Depkes RI 2007)

Parasetamol adalah derivat dari para amino fenol yang mempunyai daya

analgetika dan daya antipiretika Obat ini tidak menimbulkan perdarahan pada

lambung sehingga banyak dipakai sebagai analgetika dan antipiretika yang

aman namun Parasetamol memiliki daya inflamasi yang sangat lemah

(Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Tambahan

a Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi daripada efek anti

demamnya

b Parasetamol dan Asetosal memiliki efek anti demam yang lebih tinggi

daripada efek antinyeri dan antiradangnya (Depkes RI 2007)

24

24 Penggunaan Obat yang Rasional

Penggunaan obat yang rasional merujuk pada penggunaan obat yang benar

sesuai dan tepat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat dan dosis yang sesuai dengan kebutuhannya untuk jangka waktu

yang adekuat dan dengan biaya serendah mungkin bagi pasien Masalah-masalah

yang sering timbul sebagai bentuk ketidakrasionalan penggunaan obat antara lain

polifarmasi (penggunaan obat yang terlalu banyak) penggunaan yang berlebihan

dari antibiotika dan injeksi kegagalan untuk meresepkan obat yang sesuai dengan

panduan klinis serta pengobatan sendiri yang tidak tepat (World Health

Organization 2010)

Berbagai kriteria telah ditetapkan untuk menentukan kerasionalan penggunaan

suatu obat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya dengan dosis yang sesuai

dengan kebutuhannya untuk jangka waktu yang adekuat dan dengan biaya

serendah mungkin bagi pasien dan komunitasnya (World Health Organization

2010)

Batasan penggunaan obat rasional adalah bila memenuhi beberapa kriteria

antara lain (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2008)

a Tepat diagnosis yaitu obat diberikan sesuai dengan diagnosis Apabila

diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah

b Tepat indikasi penyakit yaitu obat yang diberikan harus tepat bagi suatu

25

penyakit

c Tepat pemilihan obat yaitu obat yang dipilih harus memiliki efek terapi

sesuai dengan penyakit

d Tepat dosis yaitu jumlah cara waktu dan lama pemberian obat harus

tepat Apabila salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi maka efek

terapi tidak tercapai

1 Tepat jumlah yaitu obat harus diberikan dalam jumlah yang cukup

2 Tepat cara pemberian yaitu cara pemberian obat yang tepat disesuaikan

dengan jenis obat yang digunakan Misalnya obat antasida seharusnya

dikunyah dulu baru ditelan

3 Tepat interval waktu pemberian yaitu cara pemberian obat hendaknya

dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah ditaati oleh

pasien Misalnya obat yang diminum tiga kali sehari diartikan bahwa

obat tersebut harus diminum dengan interval setiap delapan jam

4 Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian obat harus tepat sesuai

penyakitnya masing-masing

e Tepat penilaian kondisi pasien yaitu penggunaan obat disesuaikan dengan

kondisi pasien antara lain harus memperhatikan kontraindikasi obat

komplikasi kehamilan menyusui lanjut usia atau bayi

f Waspada terhadap efek samping yaitu obat dapat menimbulkan efek

samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang timbul pada pemberian

obat dengan dosis terapi seperti timbulnya mual muntah gatal-gatal dan

26

lain sebagainya

g Efektif aman mutu terjamin tersedia setiap saat dan harga terjangkau

untuk mencapai kriteria efektif maka obat harus dibeli melalui jalur

resmi

h Tepat tindak lanjut (follow-up) yaitu apabila sakit berlanjut setelah

swamedikasi dilakukan maka konsultasikan ke dokter

i Tepat penyerahan obat (dispensing) yaitu penggunaan obat rasional

melibatkan penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen Resep

yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di puskesmas akan

dipersiapkan obatnya dan diserahkan kepada pasien dengan informasi

yang tepat

j Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan

Ketidakpatuhan minum obat dapat terjadi pada keadaan

seperti berikut

1 Jenis sediaan obat beragam

2 Jumlah obat terlalu banyak

3 Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering

4 Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi

5 Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara

menggunakan obat timbulnya

6 Efek samping

27

25 Pengetahuan

251 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya yang meliputi

pengelihatan pendengaran penciuman rasa dan raba Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan

pengelihatan (Notoatmodjo 2010)

252 Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia

pendidikan lingkungan intelegensia dan pekerjaan Pengetahuan secara garis

besar dibagi menjadi enam tingkat meliputi tahu (know) memahami

(comprehension) aplikasi (aplication) analisa (analysis) sintesis (syntesis)

dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo 2010)

253 Faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a Jenis kelamin

Tingkat pengetahuan di pengaruhi oleh jenis kelamin Logan dan Rose

(2004) telah melakukan penelitian terhadap sampel 100 pasien untuk

mengetahui perbedaan pengetahuan nyeri antara laki-laki dan perempuan

Hasilnya menunjukan bahwa ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan

28

mengenai tingkat pengetahuan nyeri yaitu perempuan mempunyai tingkat

pengetahuan nyeri lebih baik dari pada laki-laki

b Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin membaik

Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca (Anonim 2011)

Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009)

1 Masa balita 0-5 tahun

2 Masa kanak- kanak 5-11 tahun

3 Masa remaja awal 12-16 tahun

4 Masa remaja akhir 17-25 tahun

5 Masa dewasa awal 26-35 tahun

6 Masa dewasa akhir 36-45 tahun

7 Masa Lansia Awal 46-55 tahun

8 Masa lansia akhir 56-65 tahun

9 Masa manula gt 65 tahun

c Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup

29

Pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut menerima informasi Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya

(Anonim2011)

Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berpikir

rasional serta menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 jalur pendidikan sekolah terdiri dari

1 Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan selama 9 tahun pertama

pada masa sekolah anak yang melandasi jenjang pendidikan

2 Pendidikan menengah adalah pendidikan menengah adalah jenjang

pendidikan dasar Pendidikan menengah dibagi menjadi

a Pendidikan Menengah Umum adalah pendidikan menengah di

selenggarakan oleh SMA (Sekolah Menengah Atas) atau MA

(Madrasah Aliyah) Pendidikan menengah umum dikelompokkan

dalam program sesuai dengan kebutuhan untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

b Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan Menengah

Kejuruan diselenggarakan oleh SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) dan MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan) Pendidikan

Menengah Kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi seni dunia industri tenaga kerja baik

secara nasional maupun global regional

30

c Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tinggi adalah jenjang

setelah pendidikan menengah Pendidikan tinggi diselenggarakan

oleh akademi institusi sekolah tinggi dan universitas

254 Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden

atau subjek penelitian Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur atau

diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo

2010)

26 Masyarakat

261 Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup

karena proses masyarakat Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang

kontinyu antar individu Dalam kehidupan bermasyarakat selalu dijumpai

saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan kehidupan

bermasyarakat (Soetomo 2009)

262 Ciri-ciri Masyarakat

Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia

yang mempunyai sebagai berikut

31

a Berada di wilayah tertentu

b Hidup secara berkelompok

c Terdapat suatu kebudayaan

d Terdapat interaksi sosial

e Terdapat pemimpin

f Terdapat stratafikasi sosial

263 Profil Kelurahan Palasari

Secara geografis Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

memiliki bentuk wilayah datar Kelurahan Palasari memiliki jumlah

penduduk 17421 jiwa pada keadaan 31 Desember tahun 2018 terdiri dari

8996 jiwa laki-laki dan 8425 jiwa perempuan Jumlah kepala keluarga di

Kelurahan Palasari saat ini mencapai sekitar 5091 KK

Tabel 21 Tingkat pendidikan di Kelurahan Palasari

NO PENDIDIKAN JUMLAH

L P JML

1 Tamat SD 1815 1676 3491

2 SMP 1780 1521 3301

3 SMA 421 376 797

4 Sarjana 87 54 141

5

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi deskriptif Penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran atau deskriptif tentang suatu masalah baik yang berupa faktor risiko

maupun faktor efek Penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

32 Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo

2010) Penelitian ini akan di laksanakan di Cilengkrang 1 RW 04 Kelurahan

Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

33 Waktu Penelitian

Waktu adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian

(Notoatmodjo 2010) Penelitian ini dilaksanakan di Cilengkrang 1 RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru dan akan dilaksanakan bulan Mei ndash Juni

2019

32

33

34 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat dan

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35 Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan agar pengukuran

variable atau pengumpulan data itu konsisten antara sumber data (responden)

yang di bantu dengan responden yang lain (Notoatmodjo 2010)

Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Pengetahuan penggunaan analgetik merupakan berbagai informasi yang

perlu diketahui oleh responden mengenai penggunaan antinyeri secara

aman dan rasional

b penggunaan obat swamedikasi antinyeri dilihat berdasarkan cara

mendapatkannya

36 Populasi dan Sampel

361 Populasi

Populasi adalah subyek atau golongan yang menjadi sasaran penelitian

(Notoatmodjo 2010) Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

34

a Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah

1 Masyarakat yang menggunakan obat swamedikasi analgetik

2 Berusia 17-55 tahun

3 Berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

4 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang tidak

menggunakan obat swamedikasi analgetika obat dengan resep dokter dan

berusia dibawah 17 tahun dan diatas 55 tahun Masyarakat yang tidak

berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung

362 Sampel

Penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan kriteria

inklusi dan eksklusi Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin

(Anwar Hidayat 2013)

Rumus Slovin

35

Dimana

n = besar sampel

N = besar populasi

d2 = penyimpangan terhadap populasi yang inginkan 10 atau 01

n =

=

= 85 sampel

Dari perhitungan rumus slovin didapatkan hasil 85 responden yang

dibagi ke dalam beberapa Rt yaitu

Rt 01

Rt 02

Rt 03

Rt 04

Rt 05

36

37 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer data primer merupakan data yang

sumber data dikumpulkan dengan membagikan kuisioner kepada responden

38 Teknik Pengumpulan Data

1 Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

2 Kueisioner dibuat 3 bagian yaitu bagian ke 1 berisi identitas responden

(nama jenis kelamin usia pendidikan terakhir) bagian ke 2 penggunaan

obat swamedikasi analgetik berjumlah 5 pertanyaan bagian ke 3 mengenai

tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik

39 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan

setelah pengumpulan data Untuk kemudian dalam pengolahan data dipergunakan

bantuan program komputer Langkah-langkah pengolahan data meliputi editing

coding entry dan analizing (Notoatmodjo2010)

Tahapan pengolahan data diantaranya

a Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh Editing dalam penelitian ini setelah data terkumpul yaitu

kelengkapan jawaban kuesioner

b Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan Coding dalam penelitian disini memberikan kode

angka pada jawaban responden untuk memudahkan analisis data

37

c Entry adalah proses memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam

program atau software komputer Dalam penelitian ini entry data

dilakukan dengan memasukkan data jawaban dan kemudian di masukkan

ke dalam program atau software komputer

d Analizing yaitu proses analisis data ditabulasi dan diberi skor (skoring)

Selanjutnya dilakukan perhitungan dan uji statistik terhadap data

310 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS for window release 2300

a Analisis Demografi Responden

Bagian pertama dari kuesioner adalah data pribadi responden yang berupa

jawaban singkat terdiri dari nama responden jenis kelamin usia dan pendidikan

terakhir Pada bagian ini dilakukan analisis secara deskriftif

b Analisis Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian kedua terdiri dari pertanyaan seputar penggunaan obat swamedikasi

analgetik berjumlah 5 pertanyaan Pada pertanyaan ini penilaian dihitung

berdasarkan distribusi frekuensi persentase () jumlah responden dengan jawaban

yang dipilih

c Analisis Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian ketiga terdiri dari 18 pertanyaan tingkat pengetahuan dan rasionalitas

obat swamedikasi analgetik yang berupa pilihan ganda (dengan 2 atau 3 pilihan

jawaban)

38

Responden yang telah menjawab pertanyaan dengan akan diberi nilai yaitu

a 1 untuk jawaban benar jika menjawab benar maka dinilai rasional

b 0 untuk jawaban salah atau tidak tahu jika menjawab salah atau tidak

tahu maka dinilai tidak rasional

Sehingga diperoleh total skor untuk pertanyaan seputar pengetahuan tentang

penggunaan analgetik adalah

a Maximum 1x 18 = 18

b Minimum 0 x 18 = 0

Ketentuan skor total pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dan

rasionalitas obat swamedikasi analgetik

a lt 55 dengan skor 9 Tingkat pengetahuan kurang

b 56-74 dengan skor 9-12 Tingkat pengetahuan cukup

c gt 75 dengan skor 13 Tingkat pengetahuan baik

(Budiman 2013)

Data yang diolah kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat

Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif Analisis univariat (analisis deskriptif) merupakan analisis yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang

menjelaskan angka atau jumlah presentasi masing-masing kelompok dari setiap

variabel Bagian yang akan dilakukan analisis univariat adalah bagian

39

identitas responden (jenis kelamin usia dan pendidikan terakhir) tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Karateristik Responden

Responden yang diteliti berjumlah 85 sampel yang berada di RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung Karakteristik responden

yang dilihat meliputi jenis kelamin usia dan pendidikan

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Jumlah Persentasi

(n=85) ()

1 Jenis kelamin

Laki-laki 24 2824

Perempuan 61 7176

2 Usia (tahun)

Remaja akhir 17 - 25 tahun 16 1882

Dewasa awal 26 - 35 tahun 29 3412

Dewasa akhir 36 - 45 tahun 19 2235

Lansia awal 46 - 55 tahun 21 2470

3 Pendidikan Terakhir

SD 19 2235

SMP 10 11 76

SMA 45 5294

S1 9 1059

S2 2 235

Berdasarkan hasil penelitian ini responden didominasi oleh perempuan

sebanyak 61 (7176) dengan golongan usia antara 26-35 tahun (3412)

penyebab nya karena pengobatan antinyeri menurut riskesdas pada tahun 2013

menunjukkan bahwa nyeri banyak diderita oleh wanita daripada laki-laki

40

41

(Riskesdas 2013) Mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 45

(5294) Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden berpendidikan

SMA pada umumnya mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang obat

swamedikasi Pendidikan sangat mempengaruhi perilaku seseorang seperti yang

dinyatakan Notoadmodjo (2010) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin tinggi pula intelektualnya Seseorang yang berpendidikan tinggi

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan

lainnya Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas

manusia dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin berkualitas

hidupnya Karateristik respoden dapat dilihat pada tabel 41

42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik

Tempat responden dalam memperoleh obat swamedikasi analgetik adalah di

apotek sebanyak 54 responden (635) di mini market sebanyak 5 responden

(69) membeli obat di warung sebanyak 26 responden (306) dan tidak ada

responden yang membeli di toko obat Dari seluruh responden pengobatan sendiri

paling banyak mendapatkan obat antinyeri yaitu di apotek Secara nasional pun

menunjukkan apotek dan toko obat warung merupakan sumber utama

mendapatkan obat rumah tangga atau obat swamedikasi (Riskesda 2013)

Tingkat pengetahuan masyarakat di RW 4 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

Kota Bandung tentang swamedikasi sudah tergolong baik karena masyarakat

lebih banyak membelinya di apotek yaitu 54 responden (635) yang secara

langsung ada petugas kesehatan yang menyerahkan obat dan jika tidak mengerti

cara penggunaan atau aturan pakai obat tidak diketahui bisa bertanya langsung

42

6

64 31 Mini Market

Warung

Apotek

pada petugas yang ada di apotek tersebut dibandingkan dengan membeli obat di

warung Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 41

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi Tempat

Memperoleh Obat Swamedikasi

43 Jenis Penyakit Atau Keluhan Penyakit

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap

Jenis keluhan Penyakit

Jenis Penyakit N

Nyeri sendi 1 12

Sakit haid 6 71

Sakit badan 11 129

Sakit gigi 20 235 Sakit kepala 47 553

Jumlah 85 100

Berdasarkan hasil penelitian ini keluhan nyeri yang paling banyak dialami

responden adalah sakit kepala sebanyak 47 responden (553) Pada tahun 2011

WHO juga menyatakan bahwa sebanyak 50-75 orang dewasa usia 18-65 tahun

di dunia mengalami sakit kepala selama setahun terakhir Faktor penyebab sakit

43

kepala yang dialami oleh bermacam-macam mulai dari karena mengidap suatu

penyakit tertentu seperti meningitis kanker otak maupun konsumsi obat berlebih

hingga akibat dari suatu aktifitas dan makanan yang di konsumsi Tanpa disadari

sakit kepala juga bisa muncul dari kegitan rutinitas yang sepele misalnya lama

menatap layar computer maupun ponsel terlalu lam duduk banyak tekanan atau

stress kurang tidur sedikit minum merokok dan banyak hal lainnya

(Cermaticom 2019) Maka dari itu responden harus sebijak mungkin memahami

cara penggunaan obat yang tepat supaya menghindarkan masyarakat dari

penggunaan obat yang salah Presentase keluhan yang dialami responden dapat

dilihat pada tabel 42

44 Jenis Obat yang digunakan

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Responden

Terhadap Jenis Obat yang digunakan

Obat yang digunakan N

Metampiron 4 47

Natrium Diklofenak 9 106

Ibuprofen 11 129

Asam Mefenamat 13 153 Paracetamol 48 565

Jumlah 85 100

Dilihat dari jenis obat nyeri yang dipilih kebanyakan responden memilih

menggunakan parasetamol dalam swamedikasi analgetik dengan keluhan sakit

kepala terbanyak Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gissele Sarganas yang

mengatakan bahwa parasetamol merupakan obat yang umum dan mudah di akses

dibanyak Negara (Sarganas2015) Responden dalam penelitian ini telah

menggunakan obat secara benar karena sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan

44

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan bahwa golongan obat yang digunakan

swamedikasi merupakan obat-obat yang relatif aman meliputi golongan obat

bebas dan obat bebas terbatas ( BPOM 2014)

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas

451 Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penilaian mengenai tingkat pengetahuan dapat

diketahui mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong cukup yaitu

(376) sebanyak 32 responden Data lengkap dapat dilihat di tabel 44

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahaun Responden

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

responden

Persentase

Kurang 30 353

Cukup 32 376

Tinggi 23 211

Jumlah 85 100

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Dari seluruh responden yang berada di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung tidak semuanya melakukan pengobatan

swamedikasi obat antinyeri secara rasional dan tepat Pada perilaku

pengggunaan obat swamedikasi obat antinyeri dinilai dari beberapa sub

indikator yaitu tepat indikasi tepat obat tepat dosis tepat pemakaian tepat

efek samping tepat interaksi obat dan tepat kontraindikasi Seacara lebih

rincinya dapat dilihat pada tabel 413

45

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden

No

Tepat indikasi

Tepat

Tidak

Tepat

N

P1

Menurut Anda apakah

benar analgesik merupakan

obat yang mampu

meredakan atau mengurangi

nyeri

83

976

2

24

85

P2

Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk

mengobati nyeri saja

29

341

56

659

85

P4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

29

341

56

659

85

P5

Paracetamol merupakan

obat penurun panas Apakah

parasetamol mampu meredakan nyeri

49

576

36

424

85

P7

Jika Anda mengalami sakit

kepala apakah jenis obat yang sebaiknya dikonsumsi

60

706

25

294

85

Jumlah 250 59 175 41

Tepat Obat

P3

Termasuk jenis obat

golongan apakah obat pereda

nyeri yang hanya boleh

digunakan secara swamedikasi

40

471

45

529

85

P6

Jenis obat apa yang anda

pahami sebagai obat pereda

nyeri yang dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

50

588

35

412

85

Jumlah 90 54 80 46

Tepat Pemakaian

P8

Apakah Anda mengetahui

kapan waktu yang tepat

dalam mengkonsumsi obat

pereda nyeri

77

906

8

94

85 Jumlah 77 91 8 8

Tepat Efek Samping

P9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik

35

412

50

588

85

46

di rumah

P10

Dampak apakah yang

terjadi apabila menggunakan

dosis obat pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

28

329

57

671

85

Jumlah 63 37 107 63

Tepat Dosis

P11

Apakah dosis obat pereda

nyeri anak sama dengan

dosis obat pereda nyeri dewasa

67

788

18

212

85

P12

Apakah benar obat pereda

nyeri boleh digunakan secara

terus menerus meski rasa

sakit telah hilang

54

635

31

365

85

P18

Menurut Anda apakah boleh

meningkatkan konsumsi

obat pereda nyeri yang

diminum dalam sekali

konsumsi (sekali minum langsung 2 tablet lebih)

37

435

48

565

85

Jumlah 158 62 97 38

Tepat Interaksi

P13

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

digunakan bersamaan

dengan obat maag dalam

sekali konsumsi tanpa

adanya rentang waktu

konsumsi

48

565

37

435

85

P14

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

diminum bersamaan dengan kopi

55

647

30

353

85

Jumlah 103 54 67 46

Tepat Kontraindikasi

P15

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu hamil

58

682

27

318

85

P16

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di

konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

31

365

54

635

85

P17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh

35

412

50

588

85

47

mengkonsumsi aspirin untuk meredakan nyeri

Jumlah 124 49 131 51

Hasil dari kuesioner yang dibagikan menunjukkan 59 responden

melakukan ketepatan indikasi sebagian dari responden yang memiliki nilai

buruk dan tidak memperhatikan indikasi obat sebelum meminum obat

antinyeri yaitu sekitar 41 Indikasi obat antinyeri untuk penanganan obat

antinyeri penting diperhatikan secara cermat karena apabila salah indikasi

obat maka akan menimbulkan kesalahan obat yang akan digunakan

Tabel diatas menunjukkkan bahwa rata-rata jumlah responden yang

menjawab tepat obat 54 tidak jauh berbeda dengan jumlah responden yang

memiliki jawaban tidak tepat obat yaitu 46 Hal ini dikarenakan karena

masyarakat sudah mengetahui jenis obat yang di pahami untuk mengobati

nyeri dan mayoritas masyarakat sebagian besar belum mengetahui golongan

obat apa yang tepat untuk digunakan dalam swamedikasi

Hasil yang diperoleh melalui kuesioner menunjukkan terdapat 62

responden benar dan tepat dosis sebelum melakukan pengobatan nyeri secara

swamedikasi dan bernilai 38 responden tidak tepat dalam melihat dosis

sebelum penggunaan obat antinyeri secara swamedikasi Hal-hal tersebut

memang perlu ditanyakan kepada responden karena hal inilah yang terjadi di

masyarakat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji Pratiwi (2014)

bahwa dari 100 responden di Surabaya hanya 80 orang yang melakukan cara

minum dan jumlah minum obat yang tepat ketika ingin mempercepat

48

penyembuhan terdapat 20 responden menyatakan mereka meminum dua

tablet ketika ingin menyembuhkan nyeri yang dialaminya dan ini berkaitan

dengan bioavaibilitas obat di tubuh serta akumulasi obat yang ditubuh

sehingga perlu diperhatikan penggunaan dosis obat antinyeri yang dilakukan

secara swamedikasi

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tabel diketahui hanya 37

responden yang menjawab rasional dengan sub indikator tepat efek samping

hal dikarenakan masyarakat tidak memahami mengenai efek samping obat

yang terjadi setelah meminumnya Efek samping yang ditimbulkan oleh suatu

obat terkadang tidak perlu dilakukan tindakan medis untuk mengatasinya

namun beberapa obat perlu diperhatikan secara lebih penanganannya (BPOM

2014) Untuk mencegah terjadinya efek samping yang lebih parah maka

sebaiknya dilakukan penghentian obat dan segera dikonsultasikan dengan

tenaga medis terkait Efek samping obat golongan AINS (obat antinyeri)

menurut Goodman amp Gilman (2006) secara umum memiliki efek samping

perdarahan lambung nefrotoksisitas dan bronskopasme jika obat tidak tepat

digunakan

Beberapa hal yang menjadi penilaian ketepatan interaksi obat adalah

obat lain yang dikonsumsi selain obat antinyeri membolehkan meminum obat

lain dan meminum obat dengan kopi Interaksi obat terjadi antara obat dengan

obat dan obat dengan makanan Nilai yang muncul untuk ketepatan interaksi

obat adalah 54 tepat interaksi dan hanya 46 tidak tepat interaksi obat

Interaksi obat ini perlu diperhatikan karena interaksi obat dengan obat akan

49

menjadikan sistem kompetitor satu sama lain antara satu obat dengan obat lain

yang menjadikan salah satu obat menjadi tidak aktif (Stockley Drug

Interaction 2000)

ketepatan kontraindikasi obat nilai yang muncul terkait ketepatan

kontraindikasi obat ini adalah 49 mengetahui tepat kontraindikasi dan 51

tidak mengetahui ketepatan kontraindikasi Pada pasien penyakit asma tidak

diperbolehkan menggunakan obat antinyeri secara bebas karena efek samping

dari nyeri yang menjadikan bronkospasme terutama pada pasien yang

memiliki riwayat penyakit asma (Ioana Dana Alexa 2014)

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi

Analgetik

Aspek Pernyataan Benar Salah Nomor Sumber

Pernyataan

Tepat indikasi 59 41 1245 amp 7

Tepat obat 54 46 3 amp 6

Tepat pemakaian 91 8 8

Tepat efek samping 37 63 9 amp 10

Tepat dosis 62 38 1112 amp 18

Tepat interaksi 54 46 13 amp 14

Tepat kontra

indikasi 49 51 15 16 amp 17

Rata- rata 58 42

Berdasarkan hasil penilaian rata-rata mengenai obat dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional 58 dan

tidak rasional 42 Penggunaan obat yang tidak rasional paling banyak

disebabkan oleh ketidaktepatan efek samping obat 37

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

51 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

a Tingkat pengetahuan masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari Kecmatan

Cibiru tergolong cukup dengan Persentasi 376 bedasarkan instrument

kuesioner tingkat pengetahuan swamedikasi yang sudah di validasi

b Masyarakat yang di jadikan responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42 di masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru

52 Saran

Berdasarkan penelitian ini saran-saran yang dapat di berikan

adalah sebagai berikut

a Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengukur tingkat pengetahuan

mengenai suamedikasi khususnya obat analgetik lebih rinci mendalam

dan akurat sesuai dengan aturan sehingga dapat di ketahui lebih jelas apa

yang tidak di ketahui oleh responden

b Institusi terkait lebih meningkatkan lagi tentang pengetahuan penggunaan

obat swamedikasi analgetik agar masyarakat dapat menggunakan obat

secara rasional

51

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI 2013 Riset

Kesehatan Dasar 2013 Jakarta Kementrian Kesehatan RI halaman 40

BPOM RI 2014 Menuju Swamedikasi yang Aman Info Pom Vol 15 No 1

Budiman dan Riyanto 2013 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan

Sikap dalam Penelitian Kesehatan Penerbit Salemba Medika Jakarta

pp 11-12

Departemen Farmakologi dan Terapeutik 2007 Farmakologi dan Terapi

Jakarta FKUI

Departemen kesehatan RI 1993 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

919MenKesPERX1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat

Diserahkan Tanpa Resep Jakarta Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Obat Bebas Terbatas Jakarta Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) Materi pelatihan

peningkatan pengetahuan dan keterampilan memilih obat bagi tenaga

kesehatan (pp 0- 8 13-14 18 20-23 31) Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Garrido Pilar Carrasco etal 2014 Predictive factors of self-medicated

analgesic use in Spanish adults a cross-sectional national study

BMC Pharmacology amp Toxicology 2050-05111536

Marta Halim dkk 2013 Dasar-dasar Farmakologi 2 edisi 1

Mangku G Diktat Kumpulan Kuliah BagianSMF Anestesiologi dan

Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2002

Morgan GE Pain Management In Clinical Anesthesiology 2nd ed

Stamford Appleton and Lange 1996 274-316

Mutschier Ernst 1991 Dinamika Obat Bandung Penerbit ITB

Notoatmodjo Soekidjo 2010 Ilmu Pengetahuan dan penelitian dan

Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta Rineka Cipta

52

Sarganas Giselle dkk(2015) Prevalence trend patterns and associations of

analgesic use in Gremany (22 September 2015) Biomed Central Jerman

Tim Medical Mini Notes 2017 Basic Pharmacology and Drug Notes Makassar

MMN Publishing

Tjay TH dan Rahardja K 2010 Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan

Sehari- hari Jakarta PT Elex Media Komputindo

Anonim 2011 Definisi Pengetahuan Serta Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi httpduniabacacomdefinisi-pengetahuan-serta-faktor-

faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuanhtml (Diakses 20 juli 2019)

Anwar Hidayat Cara Perhitungan Rumus Slovin

httpswwwstatistikiancom2017hitung-rumus-slovin-sampelhtmlamp

(Diakses 8 Maret 2019)

Fitriya 2019 Sakit Kepala Penyebab Sakit kepala dan Cara menghilangkan

sakit Kepala yang Perlu kamu tahu httpswww-

cermaicomcdnampprojectorgvswwwcermaticomartikelampsakit-

kepala-penyebab-sakit-kepala-da-cara-menghilangkan-sakit-kepala-yang-

perlu-kamu-tahuamp_js_v (Diakses 22 Agustus 2019)

WHO 2000 Drug Information Geneva World Health Organization Page 1

World Health Organization (2010 May) Rational use of medicines Juli

28 2019 httpwwwwhointmediacentrefactsheetsfs338enindexhtml

LAMPIRAN

53

53

Identifikasi masalah

Merumuskan masalah

Menentukan sampel

ALUR PENELITIAN

Pengolahan data

(editingkoding

skoring)

Analisiss data

(Analisis Univariat)

Penyajian data

kueisioner

Kesimpulan dan saran

LAMPIRAN II

54

SURAT IZIN DARI KESBANGPOL

LAMPIRAN III

55

SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS KESEHATAN

LAMPIRAN IV

56

SURAT IZIN PENELITIAN DARI KELURAHAN

LAMPIRAN V

57

(LANJUTAN)

LAMPIRAN VI

58

SURAT IZIN PENELITIAN DARI PUSKESMAS CIPADUNG

LAMPIRAN 59

59

KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL

I Identitas Responden

Nama

Jenis jenis kelamin Laki-laki Wanita

USIA

Alamat

No Telepon HP

Pendidikan terakhir

TAHUN

II Pendahuluan

1 Apakah anda pernah melakukan swamedikasi (pengobatan tanpa

harus datang ke dokter)

a Ya b Tidak

2 Apakah Anda pernah meminum obat antinyeri sebelumnya

a Ya b Tidak

3 Di manakah Anda memperoleh obat antinyeri tersebut

a Apotek b Warung

c Toko obat d Mini market

4 Penyakit apa yang bisa Anda obati dengan antinyeri tersebut

Jawab

5 Apa saja nama obat antinyeri yang biasa Anda gunakan untuk mengobati penyakit tersebut

Jawab

III Rasionalitas Penggunaan Obat Analgetik

1 Menurut Anda apakah benar analgesik merupakan obat yang

mampu meredakan atau mengurangi nyeri

a Benar b Salah

2 Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk mengobati

60

nyeri saja

a Benar b Salah

3 Termasuk jenis obat golongan apakah obat pereda nyeri yang

hanya boleh digunakan secara swamedikasi

a Obat keras b Obat bebas

Terbatas

4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

5 Paracetamol merupakan obat penurun panas Apakah parasetamol

mapu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

6 Jenis obat apa yang anda pahami sebagai obat pereda nyeri yang

dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

a Paracetamol b Ibuprofen

c Natrium

diklofenak

d Asam

mefenamat

7 Jika Anda mengalami sakit kepala apakah jenis obat yang

sebaiknya dikonsumsi

a Antibiotik b Analgesik c Antitusif

8 Apakah Anda mengetahui kapan waktu yang tepat dalam

mengkonsumsi obat pereda nyeri

a Sebelum

makan

b Sebelum

tidur

c Sesudah makan

9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik di rumah

a Lemari b Tempat

obat

c Kulkas

10 Dampak apakah yang terjadi apabila menggunakan dosis obat

pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

a Sesak napas b Terjadi gangguan pada

lambung-usus

11 Apakah dosis obat pereda nyeri anak sama dengan dosis obat

pereda nyeri dewasa

a Ya b Tidak

12 Apakah benar obat pereda nyeri boleh digunakan secara terus

menerus meski rasa sakit telah hilang

a Benar b Salah

cBadan lemas

61

13 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri digunakan

bersamaan dengan obat maag dalam sekali konsumsi tanpa adanya

rentang waktu konsumsi

a Boleh b Tidak boleh

14 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri diminum

bersamaan dengan kopi

a Boleh b Tidak boleh

15 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu

hamil

a Aspirin b Parasetamol

16 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

a Diklofenak b Parasetamol

17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh mengkonsumsi

aspirin untuk meredakan nyeri

a Boleh b Tidak boleh

18 Menurut Anda apakah boleh meningkatkan konsumsi obat pereda

nyeri yang diminum dalam sekali konsumsi (sekali minum langsung

2 tablet lebih)

a Boleh b Tidak boleh

62

LAMPIRAN VIII

OUTPUT HASIL UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS KUESIONER

63

64

65

66

Case Processing Summary

N

Cases Valid 20 1000

Excludeda 0 0

Total 20 1000

a Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

933 18

67

LAMPIRAN IX

ANALISIS UNIVARIAT

1 Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Perempuan

laki-laki

Total

61

24

718

282

718

282

718

282

85 1000 1000 1000

Usia

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Remaja Akhir (17 - 25 Thn) 16 188 188 188

Dewasa Awal (26 - 35 Thn) 29 341 341 529

Dewasa Akhir (36 - 45 Thn) 19 224 224 753

Lansia Awal (46 - 55 Thn)

Total

21

85

247

1000

247

1000

247

1000

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 19 224 224 224

SMP 10 118 118 341

SMA 45 529 529 871

S1 9 106 106 976

S2 2 24 24 24

Total 85 1000 1000 1000

68

2 Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Melakukan swamedikasi

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 85 1000 1000 1000

Pernah minum obat antinyeri

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 85 1000 1000 1000

Tempat mendapatkan obat

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid mini market 5 59 59 59

warung 26 306 306 365

apotek 54 635 635 1000

Total 85 1000 1000

Obat yang digunakan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid metampiron 4 47 47 47

natrium diklofenak 9 106 106 153

ibuprofen 11 129 129 282

asam mefenamat 13 153 153 435

paracetamol 48 565 565 1000

Total 85 1000 1000

Jenis penyakit

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid nyeri sendi 1 12 12 12

sakit haid 6 71 71 82

sakit badan 11 129 129 212

sakit gigi 20 235 235 447

sakit kepala 47 553 553 1000

Total 85 1000 1000

69

LAMPIRAN X

TABEL CODING KARAKTERISTIK RESPONDEN

JENIS KELAMIN PEREMPUAN 0

LAKI-LAKI 1

USIA

REMAJA AKHIR 0

DEWASA AWAL 1

DEWASA AKHIR 2

LANSIA AWAL 3

PENDIDIKAN

SD 0

SMP 1

SMA 2

S1 3

S2 4

Responden

Jenis

Kelamin Coding

Usia

Coding

Pendidikan

Coding

RT

1

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

RT 1

2

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

3

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

4

L

1

dewasa

awal

1 sd

0

5

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

6 p 0 lansia awal 3 sd 0

7

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

8

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

9

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

10

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

11 p 0 lansia awal 3 sd 0

12

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

13

p

0

dewasa akhir

2

sd

0

70

14

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

15

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

16

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

17

L

1

dewasa

akhir

2 sd

0

18

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

19

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

20 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 2

21

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

22

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

23 p 0 lansia awal 3 s2 4

24

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

25 L 1 lansia awal 3 sma 2

26 p 0 lansia awal 3 sd 0

27

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

28

L

1

dewasa

awal

1 smp

1

29

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

30 p 0 lansia awal 3 sd 0

31

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

32 p 0 lansia awal 3 sd 0

33

p

0

dewasa

akhir

2 smp

1

34 p 0 lansia awal 3 sd 0

35

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

RT 3

36

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

37 L 1 lansia awal 3 S1 3

38

L

1

dewasa

akhir

2

S2

4

39

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

40

p

0

dewasa akhir

2

sma

2

71

41 p 0 lansia awal 3 sma 2

42

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

43

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

44

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

45

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

46

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

47

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

48

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

49

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

50

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

51 p 0 lansia awal 3 smp 1

52

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

53

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

54

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

55

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

56 p 1 lansia awal 3 sma 2

57 p 0 lansia awal 3 sma 2

58 p 0 lansia awal 3 sma 2

59

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

60

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

61

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

62

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

63

P

0

dewasa

akhir

2

S1

3

64

L

1

dewasa

awal

1 s1

3

65

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

66 p 0 dewasa 1 sma 2

72

awal

67

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

68 p 0 lansia awal 3 sma 2

69

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

70

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

71

L

1

dewasa

akhir

2 s1

3

72 p 0 lansia awal 3 sd 0

73

p

0

dewasa

akhir

1 sma

2

74

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

75 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 4

76

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

77 p 0 lansia awal 3 sma 2

78

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

79 p 0 lansia awal 3 sma 2

80

P

0

dewasa

akhir

1 smp

1

81 p 0 lansia awal 3 smp 1

82

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

RT 5

83

p

0

dewasa

akhir

1 sd

0

84

p

0

remaja

akhir

0 smp

1

85

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

73

LAMPIRAN XI

TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

KETERANGAN P1

amp P2

KETERANGAN P 3

KETERANGAN P 4

KETERANGAN P 5

Ya 0 Toko Obat 0 Nyeri sendi 0 Metampiron 0

Tidak

1

Mini Market

1

Sakit haid

1

Natrium

Diklofenak 1

Warung 2 Sakit badan 2 Ibuprofen 2

Apotek 3 Sakit gigi 3 Asam Mefenamat 3

Sakit kepala 4 Paracetamol 4

Respon

den

P1

Codi

ng

P2

Codi

ng

P3

Codi

ng

P4

Codi

ng

P5

Codin

g

1

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

2

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

3

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

4

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

5

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

6

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

7

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

8

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

9

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

10

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

3

74

at

11

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

12

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

13

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

14

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

15

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

16

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

gigi

3

paraceta

mol

4

17

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

18

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

19

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

20

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

21

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

22

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

23

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

24

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

25

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

26

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

4

paraceta

mol

4

75

la

27

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

28

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

29

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

30

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

31

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

32

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

33

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

4

paraceta

mol

4

34

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

35

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

36

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Saki

kepa

la

4

metampi

ron

0

37

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

38

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

39

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Nyer

i

haid

1

ibuprofe

n

2

40

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

3

paraceta

mol

4

41

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

42

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

76

43

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

44

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

45

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

46

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

47

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

48

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

49

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

ibuprofe

n

2

50

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

51

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

0

natrium

diklofena

k

1

52

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

53

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

54

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

ibuprofe

n

2

55

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

56

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

57

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

58

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

59

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

1

77

k

60

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

61

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

62

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

63

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

64

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

metampi

ron

0

65

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

3

metampi

ron

0

66

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

67

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

68

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

metampi

ron

0

69

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

70

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

71

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

72

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

asam

mefenam

at

3

73

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

ibuprofe

n

2

74

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

75 ya 1 ya 1 Apote 3 nyeri 1 natrium 1

78

k send i

diklofena k

76

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

77

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

78

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

asam

mefenam

at

3

79

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

80

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

81

ya

1

ya

1

Waru

ng

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

82

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

83

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

84

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

85

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

79

LAMPIRAN XII

TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER TINGKAT

PENGETAHUAN

Responden

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y9

Y10

Y11

Y12

Y13

Y14

Y15

Y16

Y17

Y18

Jumlah

1 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 25

2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 30

3 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 24

4 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 22

5 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

6 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 18

7 2 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 20

8 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 0 0 18

9 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 16

10 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

11 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 0 20

12 2 0 0 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 14

13 2 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

14 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

15 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 2 12

16 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 10

17 2 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 24

18 2 2 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

19 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 20

20 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 24

21 2 1 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 2 2 22

22 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 30

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 33

24 2 0 0 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 0 25

25 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 2 2 1 2 1 2 16

26 2 0 0 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

27 2 2 2 2 2 0 0 2 0 1 2 0 2 1 2 0 1 0 21

80

28 2 0 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 0 24

29 2 0 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2 2 1 0 0 0 0 20

30 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 0 1 1 19

31 2 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 0 1 2 2 0 1 0 17

32 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

33 2 0 1 1 2 0 0 2 0 1 0 2 2 1 2 0 2 2 20

34 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0 0 1 1 0 12

35 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

36 2 0 1 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 1 0 0 18

37 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

38 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 32

39 2 0 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 2 2 18

40 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 1 2 2 1 1 0 23

41 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

42 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 18

43 2 2 0 1 2 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 20

44 2 2 1 1 2 2 0 2 0 0 2 2 1 0 0 1 0 0 18

45 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 0 28

47 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 1 2 0 0 2 21

48 2 0 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 20

49 2 1 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 1 0 2 0 1 2 19

50 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 18

51 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 1 0 0 0 21

52 2 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 2 0 2 0 16

53 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 1 0 23

54 2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 25

55 2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 12

56 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

57 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 2 2 1 1 0 13

58 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

59 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 1 2 12

60 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36

62 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

63 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 30

81

64 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

65 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 30

66 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 2 2 2 2 1 1 0 0 15

67 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 1 0 0 0 0 21

68 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 1 1 2 1 1 0 16

69 2 2 0 0 2 0 0 2 2 0 2 1 0 2 2 0 1 0 18

70 2 2 2 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 2 21

71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 34

72 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 11

73 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 0 21

74 2 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 1 2 0 1 2 15

75 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

76 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

77 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 1 2 23

78 2 0 0 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

79 2 0 2 2 2 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

80 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 26

81 2 0 2 2 0 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 0 18

82 2 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 2 1 1 0 2 1 0 12

83 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 2 0 0 1 0 11

84 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

85 2 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 9

82

LAMPIRAN XIII

DOKUMENTASI

83

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …

5 Bapak Thito Dwi Evrianto SSi MMkesApt selaku Pembimbing II di

Universitas Al-Ghifari yang telah meluangkan waktu kepada kami dalam

rangka penyelesaian skripsi

6 Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Farmasi Universitas Al-Ghifari

7 Orang tua keluarga besar teman sahabat dan suami tercinta yang selalu

setiap saat memberi dukungan semangat dan dorsquoa yang tulus dan selalu

membantu baik moril maupun materil selama penyusunan skripsi

berlangsung dengan penuh kesabaran dan ketulusan yang sangat berarti

bagi penulis

8 Teman-teman Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari khususnya angkatan 2015

terima kasih untuk kebersamaannya motivasi dan semangat selama ini

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna untuk itu penulis mengharapkan ada kritik dan saran dari semua pihak

demi kesempurnaan dari skripsi ini Harapan dari penulis semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa-mahasiswi dan pembaca

Wassalamursquoalaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Bandung Agustus 2019

Penulis

i

ABSTRAK

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang timbul bila ada jaringan rusak

hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan stimulus nyeri Nyeri

dapat menjadi suatu masalah jika rasa nyeri tersebut tidak segera diobati sehingga

penyakit menjadi berkepanjangan dan dapat merugikan penderita Berbagai upaya telah

dilakukan manusia untuk meringankan rasa nyeri Dengan tindakan pengobatan sendiri

(swamedikasi) diperlukan pengetahuan dan pemahaman penggunaan obat rasional dalam

melaksanakan pengobatan sendiri Identifikasi tingkat pengetahuan masyarakat terhadap

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung menggunakan metode observasi deskriptif secara

purposive sampling Berdasarkan analisis univariat hasil kuesioner tergolong cukup

dengan persentasi 376 dan mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42

Kata Kunci Tingkat Pengetahuan Rasionalitas Swamedikasi Analgetik

ii

ABSTRACT

Pain is the bodys defense mechanism arises when there is damage and tissue this will

cause the individual to react by moving the pain stimulus Pain can be a problem if the

pain is not treated immediately so the disease becomes prolonged and can be detrimental

to sufferers Therefore various efforts have been made by humans to ease the pain With

self-medication action (swamedication) required knowledge and understanding of the us

of rational drugs carrying out self-medication Identification level of public knowledge

about rationality of the use of analgesic self-medication in RW 04 Palasari Village

Cibiru Sub-District Bandung City employed descriptive observation methods by

purposive sampling Based on univariate analysis the results of the questionnaire were

quite sufficient with a percentage of 376 and helped respondens used drug rationally

58 and irrational 42

Keywords Level of knowledge Rationally self medication Analgesics

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1 12 Rumusan Masalah 3

13 Tujuan Penelitian 3

14 Manfaat Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

21 Nyeri 5 211 Definisi Nyeri 5

212 Klasifikasi Nyeri 5

213 Mekanisme Nyeri 6

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri 7

215 Tatalaksana Nyeri 7

22 Analgetik 8

221 Penggolongan Analgetik 9

23 Swamedikasi 11

231 Definisi Swamedikasi 11

232 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi 12

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi 16

24 Penggunaan Obat yang Rasional 24

25 Pengetahuan 27

251 Definisi Pengetahuan 27

252 Tingkat Pengetahuan 27

253 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan 27

254 Pengukuran Pengetahuan 30

26 Masyarakat 30

261 Definisi Masyarakat 30

262 Ciri-ciri Masyarakat 30

263 Profil Kelurahan Palasari 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32

31 Jenis Penelitian 32 32 Lokasi Penelitian 32

33 Waktu Penelitian 33

iv

34 Variabel Penelitian 33

35 Definis Operasional 33

36 Populasi dan Sampel 33

361 Populasi 33

362 Sampel 34

37 Jenis Dan Sumber Data 36

38 Teknik Pengumpulan Data 36

39 Teknik Pengolahan Data 36

310 Teknik Analis Data 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 40

41 Karakteristik Responden 40 42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik 41

43 Jenis Keluhan Penyakit 42

44 Jenis Obat yang Digunakan 43

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas 44

451 Tingkat Pengetahuan 44

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 50

51 Simpulan 50 52 Saran 50

DAFTAR PUSTAKA 51

DAFTAR GAMBAR

v

Gambar 21 Tingkat Pendidikan di Kelurahan Palasari 31

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi

Tempat Memperoleh Obat Swamedikasi 42

DAFTAR TABEL

vi

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden 40

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap Jenis Penyakit 42

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Jenis Obat yang digunakan 43

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden 44

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden 45

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik 49

DAFTAR LAMPIRAN

vii

LAMPIRAN I ALUR KERJA 53

LAMPIRAN II SURAT IJIN KESBANGPOL 54

LAMPIRAN III SURAT IJIN DINAS KESEHATAN 55

LAMPIRAN IV SURAT IJIN KELURAHAN PALASARI 56

LAMPIRAN V LANJUTAN 57

LAMPIRAN V SURAT IZIN PENELITIAN DARI PKM CIPADUNG 58

LAMPIRAN VII KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL 59

LAMPIRAN VIII OUTPUT UJI VALIDASI DAN RELIABEL KUESIONER 62

LAMPIRAN IX ANALISIS UNIVARIAT 67

LAMPIRAN X TABEL KODING KARAKTERISTIK RESPONDEN 69

LAMPIRAN XI TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI

ANALGETIK 73

LAMPIRAN XII TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN 79

LAMPIRAN XIII DOKUMENTASI 82

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh timbul bila ada jaringan

rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan

stimulus nyeri Nyeri dapat menjadi suatu masalah jika rasa nyeri tersebut tidak

segera di obati sehingga penyakit menjadi berkepanjangan dan dapat merugikan

penderita Oleh karena itu berbagai upaya telah dilakukan manusia untuk

meringankan rasa nyeri tersebut supaya dapat berkurang bahkan sampai hari ini

pengaruh nyeri atau rasa sakit ini adalah penyebab utama pasien menemui dokter

untuk pengobatan Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang

rasa nyeri merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi

rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Penggunaan analgesik sering digunakan secara bebas hal ini menyebabkan

ketergantungan dan diperkirakan sebagai penyebab penyakit gagal ginjal kronis

di masyarakat saat periode tahun 1900 (WHO 2000) Keluhan yang seringkali

mendorong pasien untuk menggunakan analgesik secara swamedikasi antara lain

sakit kepala nyeri sendi dan gangguan mulut serta gigi (French DP James DH

etal 2008) Mayoritas (gt50) pasien menggunakan obat tersebut dengan

frekuensi beberapa kali dalam sebulan (Brewer C etal 2013)

1

2

Prevalensi penggunaan obat nyeri dengan kondisi pengobatan sendiri

(swamedikasi) dilaporkan sebanyak 394 Penyakit nyeri juga dihubungkan

dengan penyebab mordibitas populasi orang dewasa di dunia sebanyak 10-30

populasi dan laporan terbaru menunjukkan hingga 50 (Pilar Carasso etal

2014)

Di Indonesia perilaku pengobatan sendiri sudah banyak dilakukan oleh

masyakarat Salah satu ciri adanya swamedikasi adalah dengan perilaku

masyarakat yang menyimpan obat untuk pengobatan diri sendiri Data

menunjukkan sebesar 352 masyarakat telah menyimpan obat hasil

swamedikasi Dalam hal ini adanya obat keras dan antibiotika untuk swamedikasi

menunjukkan adanya penggunaan obat yang tidak rasional (Riskesdas 2013)

Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami

pelaksanaannya sedapat mungkin harus memenuhi kriteria penggunaan obat yang

rasional Kriteria obat yang rasional antara lain ketepatan pemilihan obat

ketepatan dosis obat tidak adanya efek samping tidak adanya kontra indikasi

tidak adanya interaksi dan tidak adanya polifarmasi (Muharni 2015)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo 2007) Berdasarkan

penelitian yang dilakukan wulandari (2011) terkait tingkat pengetahuan

penggunaan analgetik pada pengobatan sendiri menunjukkan hasil penilaian

pengetahuan responden sebesar 656 dengan kategori cukup dan 344 baik

3

Hasil penelitian Yanuardi Aditya (2015) tingkat pengetahuan mengenai

penggunaan obat swamedikasi dalam kategori sedang dengan presentasi sebesar

406 Hasil penelitian Gusta dkk (2011) presentase yang melakukan

swamedikasi berdasarkan jenis kelamin wanita sebesar 692 sedangkan laki-

laki sebesar 308 dikarenakan penggunaan obat nyeri paling banyak

dikonsumsi oleh wanita karena dibutuhkan setiap bulannya untuk

mengurangi rasa nyeri haid

Berdasarakan uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui tingkat

pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

12 Rumusan Masalah

1 Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

2 Apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik swamedikasi

secara tepat atau rasional

13 Tujuan Penelitian

1 Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

4

2 Mengetahui apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik secara

tepat atau rasional

14 Manfaat Penelitian

1 Masyarakat Dalam penelitian ini masyarakat dapat menggunakan obat

swamedikasi analgesik secara rasional

2 Institusi Dengan adanya penelitian ini bisa menjadi gambaran

penggunaan obat analgesik pada masyarakat RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung agar masyarakat menggunakan obat

antinyeri secara aman dan rasional

3 Penelitian Dapat memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman

selama proses penelitian dan juga dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Nyeri

211 Definisi Nyeri

Nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan maupun

berat Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya

Menurut Internasional Association for Study of Pain (IASP) nyeri adalah

pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

kerusakan aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan (Marta dkk 2013)

Beberapa penyebab adanya nyeri ketika terjadi rangsangan pada ujung

saraf karena kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh

1 Trauma seperti benda tajam benda tumpul bahan kimia

2 Proses infeksi atau peradangan (Depkes RI 2007)

212 Klasifikasi Nyeri

Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi

a Nyeri akut atau nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara

Nyeri ini ditandai dengan adanya aktivitas saraf otonom seperti takikardi

hipertensi hiperhidrosis pucat dan midriasis dan perubahan wajah

menyeringai atau menangis Bentuk nyeri akut dapat berupa

5

6

1 Nyeri somatik luar nyeri tajam di kulit subkutis dan mukosa

2 Nyeri somatik dalam nyeri tumpul pada otot rangka sendi dan

jaringan ikat

3 Nyeri viseral nyeri akibat disfungsi organ viseral (Marta dkk 2013)

b Nyeri kronik atau nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa

tanda-tanda aktivitas otonom kecuali serangan akut Nyeri tersebut dapat

berupa nyeri yang tetap bertahan sesudah penyembuhan luka

(penyakitoperasi) atau awalnya berupa nyeri akut lalu menetap sampai

melebihi 3 bulan Nyeri ini disebabkan oleh

1 kanker akibat tekanan atau rusaknya serabut saraf

2 non kanker akibat trauma proses degenerasi dll (Marta dkk 2013)

213 Mekanisme Nyeri

Mekanisme nyeri terdiri dari 4 proses elektro fisiologi nociseptif yaitu

1 Transduksi adalah proses perubahan stimulus menjadi impuls saraf

Stimulus nyeri akan diterima oleh nociceptor pada ujung saraf bebas A

delta dan C kemudian mengalami perubahan atau diterjemahkan menjadi

aktifitas fisik pada impuls saraf

2 Transmisi adalah proses penyaluran impuls saraf melalui serabut saraf

sensoris menuju ke medulla spinalis Impuls tersebut dibaca oleh serabut

saraf A delta dan C

3 Modulasi adalah proses interaksi antara analgetik endogen dengan impuls

nyeri yang masuk kedalam kornu posterior medulla spinalis Sistem

analgesik endogen meliputi enkafalis endorphin serotonin dan

7

nonepinefrin Dengan demikian kornu posterior seperti sebuah gerbang

yang dapat tertutp atau terbuka yang dipengaruhi oleh sistem analgesik

endogen tersebut

4 Persepsi adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik

mulai dari proses tansduksi transmisi dam modulasi yang pada gilirannya

menghasilkan suatu perasaan yang subjektif yang dikenal sebagai persepsi

nyeri ( Mangku G 2002)

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri

Respon tubuh terhadap nyeri berupa terjadinya respon hormonal melalui

mobilisasi hormon-hormon katabolisme dan reaksi imunologis yang secara

umum disebut respon stress Respon nyeri sangat merugikan tubuh karena

dapat menurunkan cadangan makanan daya tahan tubuh meningkatkan

kebutuhan oksigen jantung menganggu fungsi respirasi dan segala

konsekuensi dari gangguan tersebut dan pada akhirnya dapat menyebabkan

tromboemboli dan meningkatnya mordibitas dan mortalitas (Mangku G

2002)

215 Tatalaksana nyeri

Secara umum penatalaksaan nyeri dikelompokkan menjadi dua yaitu

penatalaksaan secara farmakologi dan non farmakologi

1 Penatalaksaan secara Farmakologi

Praktik dalam tatalaksana nyeri secara garis besar stategi farmakologi

mengikuti rdquoWHO Three Step Analgesic Ladderrdquo yaitu

a Tahap pertama dengan menggunakan obat analgetik nonopiat seperti

8

NSAID atau COX2 spesific inhibitors

b Tahap kedua dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri Maka

diberikan obat-obat seperti pada tahap 1 ditambah opiat secara

intermiten

c Tahap ketiga dengan memberikan obat pada tahap 2 ditambah opiat

yang lebih kuat

Penanganan nyeri berdasarkan mekanisme nyeri pada proses transduksi

dapat diberikan anestesik lokal dan atau obat anti radang non steroid pada

transmisi inpuls saraf dapat diberikan obat-obatan anestetik lokal pada proses

modulasi diberikan kombinasi anestetik lokal narkotik dan atau klonidin dan

pada persepsi diberikan anestetik umum narkotik atau parasetamol (Morgan

GE 1996)

22 Analgetik

Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang rasa nyeri

merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi rasa nyeri

tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Analgesik baik nonnarkotik maupun narkotik diresepkan untuk meredakan

nyeri pilihan obat tergantung dari beratnya nyeri Nyeri yang ringan sampai

sedang dari otot rangka dan sendi sering kali diredakan dengan pemakaian

analgesik nonnarkotik Nyeri yang sedang sampai berat pada otot polos organ

dan tulang biasanya membutuhkan analgesik narkotik (Sujati Woro 2016)

9

221 Pengolongan Analgesik

Atas dasar cara kerja farmakologisnya analgesik dibagi dalam 2

kelompok besar yaitu

1 Analgetika narkotik

Analgetik non narkotik khusus digunakan untuk menghilangkan rasa

nyeri hebat seperti dalam fraktur dan kanker Cara kerja obat ini adalah

memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi umum (Tan Hoan Tjay

2010) Analgetika narkotik disebut juga opioida yang memiliki kerja

mirip opioid dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor

opioid yang khas di SSP hingga persepsi dan respon emosional terhadap

nyeri berkurang

Efek samping yang ditimbulkan anlgetika narkotik adalah supresi

SSP (sedasi menekan pernafasan dan batuk miosis hipotermia

perubahan mood) saluran nafas (bronkokontriksi pernafasan menjadi

dangkal dan menurun frekuensinya) sistem sirkuasi (vasodilatasi

perifer) saluran cerna (motilitas berkurang) saluran uroginetal histamin

liberator kebiasaan atau reaksi adiksi pada penggunaan lama

Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk meminum

obat golongan ini karena opioda dapat melintasi plasenta dan jika

diberikan terus-menerus akan merusak janin dan menjadikan depresi

pernafasan serta lambat dalam persalinan (Tan Hoan Tjay 2010)

Hal yang dapat dilakukan dengan munculnya nyeri adalah

10

a Tetap aktif dan fokus dalam pekerjaan

b Menggunakan air hangat untuk kompres bagian yang nyeri

c Menggunakan obat penghilang nyeri

d Menghubungi dokter jika nyeri berkelanjutan

2 Analgesik Perifer (Non Narkotik)

Penggunaan obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan terkadang

memberikan daya antipiretis dan antiradang biasa diberikan untuk obat

nyeri ringan hingga sedang dengan penyebab yang beranekaragam seperti

nyeri kepala sendi otot gigi perut nyeri haid benturan dan kecelakaan

(Tan Hoan Tjay 2010) Golongan Analgetik perifer memiliki beberapa

efek samping yaitu gangguan lambung-usus kerusakan darah hati dan

ginjal serta reaksi alergi pada kulit jika digunakan dalam waktu lama dan

dosis yang tinggi Maka dari itu penggunaan dalam waktu terus-menerus

tidak dianjurkan Pada wanita hamil dan menyusui obat analgetika yang

aman digunakan hanyalah parasetamol sedangkan asetosal salisilat

NSAID dan metamizol dapat mengganggu perkembangan janin sehingga

perlu dihindari (Tan Hoan Tjay 2010)

Beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat nyeri dengan

pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan Aspirin (asetosal)

(BPOM RI 2015)

11

23 Swamedikasi

231 Definisi Swamedikasi

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh individu untuk

merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit Masyarakat

melakukan swamedikasi biasanya untuk mengatasi keluhan- keluhan dan

penyakit ringan yang sering dialami seperti demam nyeri pusing batuk

influenza maag Kecacingan diare penyakit kulit dan lain- lain Golongan

obat yang digunakan swamedikasi merupakan obat- obat yang relatif aman

meliputi golongan obat bebas dan obat bebas terbatas (BPOM RI 2014)

Swamedikasi dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau rasional

Penggunaan obat yang rasional adalah bahwa pasien menerima obat yang

tepat dengan keadaan kliniknya dalam dosis yang sesuai dengan keadaan

individunya pada waktu yang tepat dan dengan harga terjangkau Pengertian

lain dari penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan

terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologi yang benar dari

penyakit

Menurut WHO swamedikasi memiliki beberapa hal yang harus

diperhatikan Seperti penyakit yang diderita adalah penyakit dan gejala

ringan yang tidak diperlukan untuk datang ke dokter atau tenaga medis

lainnya Selain itu obat yang dijual adalah obat golongan over-the-counter

(OTC) (WHO 2000)

12

232 Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan swamedikasi agar

diperoleh swamedikasi yang benar dan aman maka hal- hal yang perlu

diperhatikan meliputi (BPOM RI 2014)

1 Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasi

Kondisi individu yang akan melakukan swamedikasi merupakan hal

pertama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan swamedikasi Beberapa

kondisi yang perlu diperhatikan meliputi kehamilan berencana untuk hamil

menyusui umur sedang dalam diet khusus baru saja berhenti mengonsumsi

obat lain atau suplemen makanan serta mempunyai masalah kesehatan baru

selain penyakit yang selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan

dari dokter (BPOM RI 2014)

Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan lebih

hati- hati karena beberapa jenis dapat menimbulkan pengaruh yang tidak

diinginkan pada janin Beberapa obat disekresikan melalui air susu ibu

walaupun jumlah obat di ASI kadarnya kecil namun kemungkinan dapat

berpengaruh pada janin Komposisi obat terdapat beberapa zat tambahan yang

harus diperhatikan oleh pasien dengan diet khusus contoh obat dalam bentuk

sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat

mempengaruhi kondisi pasien dengan diet gula (BPOM RI 2014)

Mambaca peringatan atau perhatian yang tertera pada label atau brosur

obat manjadi hal yang perlu dilakukan untuk mecegah kejadian di atas Brosur

obat biasanya menjelaskan hal- hal yang perlu diperhatikan baik sebelum atau

13

sesudah mengonsumsi obat yang dimaksud (BPOM RI 2014)

2 Memahami bahwa ada kemungkinan interaksi obat

Banyak obat yang dapat menimbulkan interaksi baik dengan obat lain

atau makanan dan minuman yang dikonsumsi Kenali nama obat atau nama

zat berkhasiat yang terkandung dalam obat yang sedang dikonsumsi atau yang

akan digunakan Interaksi obat dapat ditanyakan pada apoteker di apotek atau

membaca aturan pakai yang tercantum pada label kemasan obat untuk

menghindari masalah yang akan terjadi (BPOM RI 2014)

3 Mewaspadai efek samping yang mungkin muncul

Obat tidak hanya menimbulkan efek mengatasi penyakit atau gejala

penyakit namun obat juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan

Mengatasi efek samping yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis

namun demikian beberapa efek samping membutuhkan perhatian lebih dalam

penanganannya (BPOM RI 2014)

Efek samping dapat timbul dalam mengkonsumsi obat antara lain reaksi

alergi gatal- gatal ruam mengantuk mual dan lain- lain Mengetahui efek

samping yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan saat

mengalaminya merupakan hal penting Efek samping bisa terjadi pada siapa

saja namun umumnya dapat ditoleransi Segera hentikan pengobatan dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan bila timbul efek samping dalam

mengonsumsi obat tersebut (BPOM RI 2014)

4 Meneliti obat yang akan dibeli

Bentuk sediaan (tablet sirup kapsul krim dll) merupakan hal yang

14

perlu diperhatikan ketika akan membeli obat dan dipastikan kemasan obat

yang akan beli tidak rusak Jangan mengambil obat yang menunjukkan adanya

kerusakan walaupun kecil Selain kemasan perlu diperhatikan bentuk fisik

sediaan (BPOM RI 2014)

Hal yang harus diperhatikan dalam sediaan sirup adalah warna dan

kekentalan dan tidak ada partikel- partikel kecil di bagian bawah botol atau

mengapung dalam sirup Jika berbentuk suspensi suspensi dapat tercampur

rata setelah dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah Sediaan

tablet harus benar- benar utuh dan tidak satupun yang pecah atau rusak Jika

pada tablet memiliki cetakan atau tulisan pastikan bahwa semua tablet

memiliki hal yang sama Hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan kapsul

yaitu kapsul tidak pecah atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang

sama dari semua kapsul Jika kapsul memiliki cetakan atau tulisan maka harus

dipastikan cetakan atau tulisan semua kapsul seragam (BPOM RI 2014)

Penyimpanan obat di tempat penjual juga perlu diperhatikan Jika obat

disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari langsung maka sebaiknya

membeli obat di tempat lain yang memiliki kondisi penyimpanan yang lebih

baik Lebih baik membeli obat di sarana distribusi obat yang resmi seperti

apotek dan toko obat berijin (BPOM RI 2014)

Obat yang diminum harus memiliki nomor izin edar karena hal tersebut

menunjukkan obat tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan khasiat

dan mutu yang ditetapkan oleh Badan POM Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah tanggal kadaluwarsa Penggunaan obat yang sudah melewati tanggal

15

kadaluwarsa dapat membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi

perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang berbahaya (BPOM

RI 2014)

5 Mengetahui cara penggunaan obat yang benar

Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang sesuai

pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi sesuai anjuran akan memberikan

efek terapi yang baik Label atau bagian kemasan obat yang memberikan

informasi mengenai penggunaan obat tersebut sebaiknya tidak dibuang supaya

tidak terjadi kesalahan penggunaan obat Apabila obat yang digunakan dirasa

tidak menimbulkan efek yang diinginkan setelah jangka penggunaan waktu

yang dianjurkan maka disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau

tenaga kesehatan lainnya (BPOM RI 2014)

6 Tanggal Kadalursa Obat

Tanggal kadaluwarsa obat bisa lebih pendek dari waktu yang tertera

setelah kemasan obat dibuka Cara membuang obat yang baik dan benar

adalah dengan membuka kemasan obat dan dibuang di tempat yang jauh dari

jangkauan anak misalnya obat dalam bentuk sediaan cair dibuka kemasannya

kemudian dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih Jika

obat dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul obat dibuka dari kemasannya

lalu obat tersebut ditimbun dalam tanah (BPOM RI 2014)

7 Cara penyimpanan obat

Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi obat Obat oral seperti

tablet kapsul dan serbuk tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembab

16

karena dapat menyebabkan bakteri dan jamur tumbuh dengan baik sehingga

dapat merusak kondisi obat Obat dalam bentuk sediaan cair biasanya mudah

terurai oleh cahaya sehingga harus disimpan pada wadah aslinya yang

terlindung dari cahaya atau sinar matahari langsung dan tidak disimpan di

tempat yang lembab Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin

kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut (BPOM RI 2014)

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi

Berdasarkan UU No 39 tahun 2009 tentang kesehatan obat adalah

bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis pencegahan penyembuhan pemulihan

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia

Adapun golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri

swamedikasi adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dan obat

wajib apotek ( SK Menkes No23801983)

a Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat tanpa

resep dokter Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia 2007)

17

b Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai

dengan tanda peringatan Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam Tanda

peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas merupakan

empat persegi panjang yang berwarna hitam berukuran panjang 5 cm

dengan 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 2007)

Adapun tanda peringatan yang dicantumkan ada 6 macam sesuai

dengan aturan pemakaian masing-masing obatnya yaitu

a P no 1 Awas Obat Keras Bacalah aturan memakainya

b P no 5 Awas Obat Keras Tidak boleh ditelan

c P no 2 Awas Obat Keras Hanya untuk kumur jangan ditelan

d P no 4 Awas Obat Keras Hanya untuk dibakar

e P no 3 Awas Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

f P no 6 Awas Obat Keras Obat wasir jangan ditelan

c Obat Wajib Apotek (OTC)

Obat-obat yang dapat digunakan di dalam swamedikasi sering disebut

sebagai obat- obatan over-the-counter (OTC) dan dapat diperoleh tanpa

resep dokter (World Self-Medication Industry nd) Bagi sebagian orang

beberapa produk obat OTC dapat berbahaya ketika digunakan sendiri atau

18

dikombinasikan dengan obat lain Meskipun demikian beberapa obat OTC

sangat bermanfaat di dalam pengobatan sendiri untuk masalah kesehatan

yang ringan hingga sedang (Fleckenstein Hanson amp Venturelli 2011) Obat

yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria berikut

(Permenkes No 919MenkesPerX1993)

a Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil

anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun

b Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko

pada kelanjutan penyakit

c Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

d Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi

di Indonesia

Berikut ini beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat

nyeri dengan pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan

Aspirin (asetosal) (Depkes RI 2007)

1 Aspirin

Aspirin yang memiliki nama lain asam asetil salisilat atau asetosal

adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang luas digunakan dan

digolongkan dalam obat bebas Selain sebagai prototip obat ini merupakan

standar dalam menilai efek obat sejenis (Departeman Farmakologi dan

Terapeutik 2007)

Aspirin diindikasikan dengan rasa sakit dan demam Aspirin

19

dikontraindikasikan dengan hemophilia dan kehamilan trisemester akhir Efek

samping yang sering dijumpai meliputi terjadinya iritasi mukosa lambung

Aspirin juga dapat memeperbanyak keluarnya keringat dan pada dosis tinggi

dapat membuat telinga berdengung dan juga sesak napas Aspirin tidak boleh

digunakan pada penderita alergi termasuk asma tukak lambung (maag)

sering perdarahan di bawah kulit penderita hemofilia dan trombositopenia

(Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan aspirin meliputi

aturan pemakaian harus tepat tidak boleh diminum ketika perut kosong

diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan

perdarahan lambung dilarang menkonsumsi obat ini selama 10 hari tanpa

fungsi ginjal atau hati ibu hamil ibu menyusui dan dehidrasi dan jangan

diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan

risiko perdarahan lambung (Depkes RI 2007)

Bentuk Sediaan asetosal yang beredar di masyarakat meliputi tablet

100 mg tablet 500 mg Aturan pemakaian asetosal meliputi dewasa 500 mg

setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) anak usia 2 ndash 3 tahun frac12 - 1 frac12 tablet

100 mg setiap 4 jam anak usia 4 ndash 5 tahun 1 frac12 - 2 tablet 100 mg setiap 4

jam anak usia 6 ndash 8 tahun frac12 - frac34 tablet 500 mg setiap 4 jam anak usia 9 ndash

11 tahun frac34 - 1 tablet 500 mg setiap 4 jam dan usia di atas 11 tahun 1

tablet 500 mg setiap 4 jam (Depkes RI 2007)

2 Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionate Obat ini bersifat

20

analgesik dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat Efek anti-

inflamsinya terlihat dengan dosis 1200- 2400 mg sehari Absorbsi ibuprofen

cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-

2 jam (Depkes RI 2007)

Ibuprofen dikontraindikasikan dengan penderita hipersensitif terhadap

ibuprofen penderita polip hidung Ibuprofen tidak dianjurkan bagi wanita

hamil menyusui dan penderita tukak peptic Ibuprofen biasa berbentuk tablet

dengan kekuatan 300 dan 400 mg Dosis maksimum ibuprofen 2400 mg

sehari (Mutschier 1991)

Hal- hal yang perlu diinformasikan kepada pasien dalam mengkonsumsi

ibuprofen meliputi obat diminum bersama- sama makanan dan minum dengan

segelas air penuh bila timbul rasa pusing dilarang mengemudi segeralah ke

dokter bila penglihatan menjadi kabur atau terjadi ruam kulit (Depkes RI

2007)

Efek samping yang dapat ditimbulkan obat ini meliputi nervus pusing

mata kabur skotoma atau perubahan menafsirkan warna telinga berdenging

dan kejang perut Ibuprofen memiliki interaksi dengan antikoagulan dan

asetosal Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi

metotreksat urikosurik kumarin antikoagulan kortiko-steroid penisilin dan

vitamin C atau minta petunjuk dokter obat ini tidak boleh diminum

bersamaan ( Depkes RI 2007)

Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita tukak lambung dan

duodenum (ulkus peptikum) aktif penderita alergi terhadap asetosal dan

21

ibuprofen penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk

tonjolan pada hidung) kehamilan tiga bulan terakhir (Depkes RI 2007)

Aturan pemakaian ibuprofen

a Dewasa 1 tablet 200 mg 2 ndash 4 kali sehari Diminum setelah makan

b Anak 1 ndash 2 tahun frac14 tablet 200 mg 3 ndash 4 kali sehari 3 ndash 7 tahun

frac12 tablet 500 mg 3 ndash 4 kali sehari 8 ndash 12 tahun 1 tablet 500 mg 3 ndash

4 kali sehari dan tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya

kurang dari 7 kg (Depkes RI 2007)

3 Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik antiinflamasi Asam

mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin Asam mefenamat terikat

sangat kuat pada protein plasma sehingga interaksi dengan antikoagulan

harus diperhatikan (Mutschier 1991)

Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia

diare sampai diare berdarah dan gejala iritasi lain pada mukosa lambung

Amerika Serikat tidak menganjurkan obat ini diberikan pada anak dibawah 14

tahun dan wanita hamil Pemberian tidak melebih 7 hari Penelitian klinis

menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah

secara bermakna (Depkes RI 2007)

Asam mefenamat tersedia dalam sediaan tablet atau kaplet dengan

kekuatan 500 mg Dosis asam mefenamat untuk pasien dewasa 2-3 kali sehari

sebanyak 250 mg- 500 mg (Team medical mini notes 2017)

22

4 Diklofenak

Diklofenak tergolong dalam preferential COX-2 inhibitor Absorbsi obat

ini berlangsung cepat dan lengkap pada saluran cerna Obat ini terikat 99

pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama sebesar

40-50 (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Diklofenak terdiri atas dua jenis yaitu natrium diklofenak dan kalium

diklofenak Kalium diklofenak lebih larut air dan dapat diabsorbsi dengan

cepat sehingga memiliki onset kerja lebih cepat dibanding natrium

diklofenak Kalium diklofenak biasanya juga diindikasikan untuk

penanganan kondisi yang memerlukan efek analgesia secara cepat ((Team

medical mini notes 2017)

Efek samping yang lazim adalah mual dan gastritis Eritema kulit dan

sakit kepala seperti obat AINS lainnya Pemakaian obat ini harus hati- hati

pada pasien dengan tukak lambung Peningkatan enzim transaminase dapat

terjadi pada 15 pasien umumnya kembali ke normal Gangguan hati lebih

sering terjadi dibandingkan obat AINS lain Pemakaian selama kehamilan

tidak dianjurkan Dosis orang dewasa 100-150 mg sehari terbagi dalam dua

atau tiga dosis (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

5 Parasetamol

Parasetamol memiliki indikasi membantu melegakan rasa sakit dan

mengurangi demam rematik sakit gigi dan sakit kepala Parasetamol

dikontraindikasikan dengan penderita gangguan fungsi hati Parasetamol

hampir tidak memiliki efek samping namun kadang timbul bisul atau

23

hipoglikemi pada anak (Mutschier 1991)

Parasetamol dapat berupa sediaan solid dan liquid Sediaan solid

parasetamol meliputi tablet atau tablet salut gula dengan kekuatan 120 mg

325 mg dan 500 mg Sedangkan dalam bentuk liquid parasetamol dapat

berupa sediaan obat tetes sirup elixir dengan kekuatan 60 mg06 ml 150

mg5 ml dan 120 mg 5 ml (Depkes RI 2007)

Dosis paracetamol untuk dewasa (usia diatas 12 tahun) 3-4 jam 325-650

mg maksimum 4 g sehari Sedangkan untuk anak (6-12 tahun) tiap 4 jam 500

mg (Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi parasetamol

meliputi orang dewasa jangan menggunakan lebih dari 10 hari secara terus

menerus anak di bawah dua belas tahun dilarang memakan obat ini lebih dari

lima kali sehari atau lebih dari lima hari segeralah ke dokter bila timbul

warna kekuningan pada mata atau kulit (Depkes RI 2007)

Parasetamol adalah derivat dari para amino fenol yang mempunyai daya

analgetika dan daya antipiretika Obat ini tidak menimbulkan perdarahan pada

lambung sehingga banyak dipakai sebagai analgetika dan antipiretika yang

aman namun Parasetamol memiliki daya inflamasi yang sangat lemah

(Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Tambahan

a Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi daripada efek anti

demamnya

b Parasetamol dan Asetosal memiliki efek anti demam yang lebih tinggi

daripada efek antinyeri dan antiradangnya (Depkes RI 2007)

24

24 Penggunaan Obat yang Rasional

Penggunaan obat yang rasional merujuk pada penggunaan obat yang benar

sesuai dan tepat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat dan dosis yang sesuai dengan kebutuhannya untuk jangka waktu

yang adekuat dan dengan biaya serendah mungkin bagi pasien Masalah-masalah

yang sering timbul sebagai bentuk ketidakrasionalan penggunaan obat antara lain

polifarmasi (penggunaan obat yang terlalu banyak) penggunaan yang berlebihan

dari antibiotika dan injeksi kegagalan untuk meresepkan obat yang sesuai dengan

panduan klinis serta pengobatan sendiri yang tidak tepat (World Health

Organization 2010)

Berbagai kriteria telah ditetapkan untuk menentukan kerasionalan penggunaan

suatu obat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya dengan dosis yang sesuai

dengan kebutuhannya untuk jangka waktu yang adekuat dan dengan biaya

serendah mungkin bagi pasien dan komunitasnya (World Health Organization

2010)

Batasan penggunaan obat rasional adalah bila memenuhi beberapa kriteria

antara lain (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2008)

a Tepat diagnosis yaitu obat diberikan sesuai dengan diagnosis Apabila

diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah

b Tepat indikasi penyakit yaitu obat yang diberikan harus tepat bagi suatu

25

penyakit

c Tepat pemilihan obat yaitu obat yang dipilih harus memiliki efek terapi

sesuai dengan penyakit

d Tepat dosis yaitu jumlah cara waktu dan lama pemberian obat harus

tepat Apabila salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi maka efek

terapi tidak tercapai

1 Tepat jumlah yaitu obat harus diberikan dalam jumlah yang cukup

2 Tepat cara pemberian yaitu cara pemberian obat yang tepat disesuaikan

dengan jenis obat yang digunakan Misalnya obat antasida seharusnya

dikunyah dulu baru ditelan

3 Tepat interval waktu pemberian yaitu cara pemberian obat hendaknya

dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah ditaati oleh

pasien Misalnya obat yang diminum tiga kali sehari diartikan bahwa

obat tersebut harus diminum dengan interval setiap delapan jam

4 Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian obat harus tepat sesuai

penyakitnya masing-masing

e Tepat penilaian kondisi pasien yaitu penggunaan obat disesuaikan dengan

kondisi pasien antara lain harus memperhatikan kontraindikasi obat

komplikasi kehamilan menyusui lanjut usia atau bayi

f Waspada terhadap efek samping yaitu obat dapat menimbulkan efek

samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang timbul pada pemberian

obat dengan dosis terapi seperti timbulnya mual muntah gatal-gatal dan

26

lain sebagainya

g Efektif aman mutu terjamin tersedia setiap saat dan harga terjangkau

untuk mencapai kriteria efektif maka obat harus dibeli melalui jalur

resmi

h Tepat tindak lanjut (follow-up) yaitu apabila sakit berlanjut setelah

swamedikasi dilakukan maka konsultasikan ke dokter

i Tepat penyerahan obat (dispensing) yaitu penggunaan obat rasional

melibatkan penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen Resep

yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di puskesmas akan

dipersiapkan obatnya dan diserahkan kepada pasien dengan informasi

yang tepat

j Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan

Ketidakpatuhan minum obat dapat terjadi pada keadaan

seperti berikut

1 Jenis sediaan obat beragam

2 Jumlah obat terlalu banyak

3 Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering

4 Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi

5 Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara

menggunakan obat timbulnya

6 Efek samping

27

25 Pengetahuan

251 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya yang meliputi

pengelihatan pendengaran penciuman rasa dan raba Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan

pengelihatan (Notoatmodjo 2010)

252 Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia

pendidikan lingkungan intelegensia dan pekerjaan Pengetahuan secara garis

besar dibagi menjadi enam tingkat meliputi tahu (know) memahami

(comprehension) aplikasi (aplication) analisa (analysis) sintesis (syntesis)

dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo 2010)

253 Faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a Jenis kelamin

Tingkat pengetahuan di pengaruhi oleh jenis kelamin Logan dan Rose

(2004) telah melakukan penelitian terhadap sampel 100 pasien untuk

mengetahui perbedaan pengetahuan nyeri antara laki-laki dan perempuan

Hasilnya menunjukan bahwa ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan

28

mengenai tingkat pengetahuan nyeri yaitu perempuan mempunyai tingkat

pengetahuan nyeri lebih baik dari pada laki-laki

b Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin membaik

Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca (Anonim 2011)

Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009)

1 Masa balita 0-5 tahun

2 Masa kanak- kanak 5-11 tahun

3 Masa remaja awal 12-16 tahun

4 Masa remaja akhir 17-25 tahun

5 Masa dewasa awal 26-35 tahun

6 Masa dewasa akhir 36-45 tahun

7 Masa Lansia Awal 46-55 tahun

8 Masa lansia akhir 56-65 tahun

9 Masa manula gt 65 tahun

c Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup

29

Pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut menerima informasi Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya

(Anonim2011)

Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berpikir

rasional serta menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 jalur pendidikan sekolah terdiri dari

1 Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan selama 9 tahun pertama

pada masa sekolah anak yang melandasi jenjang pendidikan

2 Pendidikan menengah adalah pendidikan menengah adalah jenjang

pendidikan dasar Pendidikan menengah dibagi menjadi

a Pendidikan Menengah Umum adalah pendidikan menengah di

selenggarakan oleh SMA (Sekolah Menengah Atas) atau MA

(Madrasah Aliyah) Pendidikan menengah umum dikelompokkan

dalam program sesuai dengan kebutuhan untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

b Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan Menengah

Kejuruan diselenggarakan oleh SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) dan MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan) Pendidikan

Menengah Kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi seni dunia industri tenaga kerja baik

secara nasional maupun global regional

30

c Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tinggi adalah jenjang

setelah pendidikan menengah Pendidikan tinggi diselenggarakan

oleh akademi institusi sekolah tinggi dan universitas

254 Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden

atau subjek penelitian Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur atau

diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo

2010)

26 Masyarakat

261 Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup

karena proses masyarakat Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang

kontinyu antar individu Dalam kehidupan bermasyarakat selalu dijumpai

saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan kehidupan

bermasyarakat (Soetomo 2009)

262 Ciri-ciri Masyarakat

Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia

yang mempunyai sebagai berikut

31

a Berada di wilayah tertentu

b Hidup secara berkelompok

c Terdapat suatu kebudayaan

d Terdapat interaksi sosial

e Terdapat pemimpin

f Terdapat stratafikasi sosial

263 Profil Kelurahan Palasari

Secara geografis Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

memiliki bentuk wilayah datar Kelurahan Palasari memiliki jumlah

penduduk 17421 jiwa pada keadaan 31 Desember tahun 2018 terdiri dari

8996 jiwa laki-laki dan 8425 jiwa perempuan Jumlah kepala keluarga di

Kelurahan Palasari saat ini mencapai sekitar 5091 KK

Tabel 21 Tingkat pendidikan di Kelurahan Palasari

NO PENDIDIKAN JUMLAH

L P JML

1 Tamat SD 1815 1676 3491

2 SMP 1780 1521 3301

3 SMA 421 376 797

4 Sarjana 87 54 141

5

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi deskriptif Penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran atau deskriptif tentang suatu masalah baik yang berupa faktor risiko

maupun faktor efek Penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

32 Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo

2010) Penelitian ini akan di laksanakan di Cilengkrang 1 RW 04 Kelurahan

Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

33 Waktu Penelitian

Waktu adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian

(Notoatmodjo 2010) Penelitian ini dilaksanakan di Cilengkrang 1 RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru dan akan dilaksanakan bulan Mei ndash Juni

2019

32

33

34 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat dan

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35 Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan agar pengukuran

variable atau pengumpulan data itu konsisten antara sumber data (responden)

yang di bantu dengan responden yang lain (Notoatmodjo 2010)

Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Pengetahuan penggunaan analgetik merupakan berbagai informasi yang

perlu diketahui oleh responden mengenai penggunaan antinyeri secara

aman dan rasional

b penggunaan obat swamedikasi antinyeri dilihat berdasarkan cara

mendapatkannya

36 Populasi dan Sampel

361 Populasi

Populasi adalah subyek atau golongan yang menjadi sasaran penelitian

(Notoatmodjo 2010) Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

34

a Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah

1 Masyarakat yang menggunakan obat swamedikasi analgetik

2 Berusia 17-55 tahun

3 Berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

4 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang tidak

menggunakan obat swamedikasi analgetika obat dengan resep dokter dan

berusia dibawah 17 tahun dan diatas 55 tahun Masyarakat yang tidak

berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung

362 Sampel

Penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan kriteria

inklusi dan eksklusi Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin

(Anwar Hidayat 2013)

Rumus Slovin

35

Dimana

n = besar sampel

N = besar populasi

d2 = penyimpangan terhadap populasi yang inginkan 10 atau 01

n =

=

= 85 sampel

Dari perhitungan rumus slovin didapatkan hasil 85 responden yang

dibagi ke dalam beberapa Rt yaitu

Rt 01

Rt 02

Rt 03

Rt 04

Rt 05

36

37 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer data primer merupakan data yang

sumber data dikumpulkan dengan membagikan kuisioner kepada responden

38 Teknik Pengumpulan Data

1 Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

2 Kueisioner dibuat 3 bagian yaitu bagian ke 1 berisi identitas responden

(nama jenis kelamin usia pendidikan terakhir) bagian ke 2 penggunaan

obat swamedikasi analgetik berjumlah 5 pertanyaan bagian ke 3 mengenai

tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik

39 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan

setelah pengumpulan data Untuk kemudian dalam pengolahan data dipergunakan

bantuan program komputer Langkah-langkah pengolahan data meliputi editing

coding entry dan analizing (Notoatmodjo2010)

Tahapan pengolahan data diantaranya

a Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh Editing dalam penelitian ini setelah data terkumpul yaitu

kelengkapan jawaban kuesioner

b Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan Coding dalam penelitian disini memberikan kode

angka pada jawaban responden untuk memudahkan analisis data

37

c Entry adalah proses memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam

program atau software komputer Dalam penelitian ini entry data

dilakukan dengan memasukkan data jawaban dan kemudian di masukkan

ke dalam program atau software komputer

d Analizing yaitu proses analisis data ditabulasi dan diberi skor (skoring)

Selanjutnya dilakukan perhitungan dan uji statistik terhadap data

310 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS for window release 2300

a Analisis Demografi Responden

Bagian pertama dari kuesioner adalah data pribadi responden yang berupa

jawaban singkat terdiri dari nama responden jenis kelamin usia dan pendidikan

terakhir Pada bagian ini dilakukan analisis secara deskriftif

b Analisis Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian kedua terdiri dari pertanyaan seputar penggunaan obat swamedikasi

analgetik berjumlah 5 pertanyaan Pada pertanyaan ini penilaian dihitung

berdasarkan distribusi frekuensi persentase () jumlah responden dengan jawaban

yang dipilih

c Analisis Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian ketiga terdiri dari 18 pertanyaan tingkat pengetahuan dan rasionalitas

obat swamedikasi analgetik yang berupa pilihan ganda (dengan 2 atau 3 pilihan

jawaban)

38

Responden yang telah menjawab pertanyaan dengan akan diberi nilai yaitu

a 1 untuk jawaban benar jika menjawab benar maka dinilai rasional

b 0 untuk jawaban salah atau tidak tahu jika menjawab salah atau tidak

tahu maka dinilai tidak rasional

Sehingga diperoleh total skor untuk pertanyaan seputar pengetahuan tentang

penggunaan analgetik adalah

a Maximum 1x 18 = 18

b Minimum 0 x 18 = 0

Ketentuan skor total pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dan

rasionalitas obat swamedikasi analgetik

a lt 55 dengan skor 9 Tingkat pengetahuan kurang

b 56-74 dengan skor 9-12 Tingkat pengetahuan cukup

c gt 75 dengan skor 13 Tingkat pengetahuan baik

(Budiman 2013)

Data yang diolah kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat

Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif Analisis univariat (analisis deskriptif) merupakan analisis yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang

menjelaskan angka atau jumlah presentasi masing-masing kelompok dari setiap

variabel Bagian yang akan dilakukan analisis univariat adalah bagian

39

identitas responden (jenis kelamin usia dan pendidikan terakhir) tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Karateristik Responden

Responden yang diteliti berjumlah 85 sampel yang berada di RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung Karakteristik responden

yang dilihat meliputi jenis kelamin usia dan pendidikan

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Jumlah Persentasi

(n=85) ()

1 Jenis kelamin

Laki-laki 24 2824

Perempuan 61 7176

2 Usia (tahun)

Remaja akhir 17 - 25 tahun 16 1882

Dewasa awal 26 - 35 tahun 29 3412

Dewasa akhir 36 - 45 tahun 19 2235

Lansia awal 46 - 55 tahun 21 2470

3 Pendidikan Terakhir

SD 19 2235

SMP 10 11 76

SMA 45 5294

S1 9 1059

S2 2 235

Berdasarkan hasil penelitian ini responden didominasi oleh perempuan

sebanyak 61 (7176) dengan golongan usia antara 26-35 tahun (3412)

penyebab nya karena pengobatan antinyeri menurut riskesdas pada tahun 2013

menunjukkan bahwa nyeri banyak diderita oleh wanita daripada laki-laki

40

41

(Riskesdas 2013) Mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 45

(5294) Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden berpendidikan

SMA pada umumnya mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang obat

swamedikasi Pendidikan sangat mempengaruhi perilaku seseorang seperti yang

dinyatakan Notoadmodjo (2010) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin tinggi pula intelektualnya Seseorang yang berpendidikan tinggi

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan

lainnya Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas

manusia dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin berkualitas

hidupnya Karateristik respoden dapat dilihat pada tabel 41

42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik

Tempat responden dalam memperoleh obat swamedikasi analgetik adalah di

apotek sebanyak 54 responden (635) di mini market sebanyak 5 responden

(69) membeli obat di warung sebanyak 26 responden (306) dan tidak ada

responden yang membeli di toko obat Dari seluruh responden pengobatan sendiri

paling banyak mendapatkan obat antinyeri yaitu di apotek Secara nasional pun

menunjukkan apotek dan toko obat warung merupakan sumber utama

mendapatkan obat rumah tangga atau obat swamedikasi (Riskesda 2013)

Tingkat pengetahuan masyarakat di RW 4 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

Kota Bandung tentang swamedikasi sudah tergolong baik karena masyarakat

lebih banyak membelinya di apotek yaitu 54 responden (635) yang secara

langsung ada petugas kesehatan yang menyerahkan obat dan jika tidak mengerti

cara penggunaan atau aturan pakai obat tidak diketahui bisa bertanya langsung

42

6

64 31 Mini Market

Warung

Apotek

pada petugas yang ada di apotek tersebut dibandingkan dengan membeli obat di

warung Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 41

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi Tempat

Memperoleh Obat Swamedikasi

43 Jenis Penyakit Atau Keluhan Penyakit

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap

Jenis keluhan Penyakit

Jenis Penyakit N

Nyeri sendi 1 12

Sakit haid 6 71

Sakit badan 11 129

Sakit gigi 20 235 Sakit kepala 47 553

Jumlah 85 100

Berdasarkan hasil penelitian ini keluhan nyeri yang paling banyak dialami

responden adalah sakit kepala sebanyak 47 responden (553) Pada tahun 2011

WHO juga menyatakan bahwa sebanyak 50-75 orang dewasa usia 18-65 tahun

di dunia mengalami sakit kepala selama setahun terakhir Faktor penyebab sakit

43

kepala yang dialami oleh bermacam-macam mulai dari karena mengidap suatu

penyakit tertentu seperti meningitis kanker otak maupun konsumsi obat berlebih

hingga akibat dari suatu aktifitas dan makanan yang di konsumsi Tanpa disadari

sakit kepala juga bisa muncul dari kegitan rutinitas yang sepele misalnya lama

menatap layar computer maupun ponsel terlalu lam duduk banyak tekanan atau

stress kurang tidur sedikit minum merokok dan banyak hal lainnya

(Cermaticom 2019) Maka dari itu responden harus sebijak mungkin memahami

cara penggunaan obat yang tepat supaya menghindarkan masyarakat dari

penggunaan obat yang salah Presentase keluhan yang dialami responden dapat

dilihat pada tabel 42

44 Jenis Obat yang digunakan

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Responden

Terhadap Jenis Obat yang digunakan

Obat yang digunakan N

Metampiron 4 47

Natrium Diklofenak 9 106

Ibuprofen 11 129

Asam Mefenamat 13 153 Paracetamol 48 565

Jumlah 85 100

Dilihat dari jenis obat nyeri yang dipilih kebanyakan responden memilih

menggunakan parasetamol dalam swamedikasi analgetik dengan keluhan sakit

kepala terbanyak Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gissele Sarganas yang

mengatakan bahwa parasetamol merupakan obat yang umum dan mudah di akses

dibanyak Negara (Sarganas2015) Responden dalam penelitian ini telah

menggunakan obat secara benar karena sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan

44

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan bahwa golongan obat yang digunakan

swamedikasi merupakan obat-obat yang relatif aman meliputi golongan obat

bebas dan obat bebas terbatas ( BPOM 2014)

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas

451 Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penilaian mengenai tingkat pengetahuan dapat

diketahui mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong cukup yaitu

(376) sebanyak 32 responden Data lengkap dapat dilihat di tabel 44

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahaun Responden

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

responden

Persentase

Kurang 30 353

Cukup 32 376

Tinggi 23 211

Jumlah 85 100

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Dari seluruh responden yang berada di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung tidak semuanya melakukan pengobatan

swamedikasi obat antinyeri secara rasional dan tepat Pada perilaku

pengggunaan obat swamedikasi obat antinyeri dinilai dari beberapa sub

indikator yaitu tepat indikasi tepat obat tepat dosis tepat pemakaian tepat

efek samping tepat interaksi obat dan tepat kontraindikasi Seacara lebih

rincinya dapat dilihat pada tabel 413

45

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden

No

Tepat indikasi

Tepat

Tidak

Tepat

N

P1

Menurut Anda apakah

benar analgesik merupakan

obat yang mampu

meredakan atau mengurangi

nyeri

83

976

2

24

85

P2

Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk

mengobati nyeri saja

29

341

56

659

85

P4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

29

341

56

659

85

P5

Paracetamol merupakan

obat penurun panas Apakah

parasetamol mampu meredakan nyeri

49

576

36

424

85

P7

Jika Anda mengalami sakit

kepala apakah jenis obat yang sebaiknya dikonsumsi

60

706

25

294

85

Jumlah 250 59 175 41

Tepat Obat

P3

Termasuk jenis obat

golongan apakah obat pereda

nyeri yang hanya boleh

digunakan secara swamedikasi

40

471

45

529

85

P6

Jenis obat apa yang anda

pahami sebagai obat pereda

nyeri yang dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

50

588

35

412

85

Jumlah 90 54 80 46

Tepat Pemakaian

P8

Apakah Anda mengetahui

kapan waktu yang tepat

dalam mengkonsumsi obat

pereda nyeri

77

906

8

94

85 Jumlah 77 91 8 8

Tepat Efek Samping

P9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik

35

412

50

588

85

46

di rumah

P10

Dampak apakah yang

terjadi apabila menggunakan

dosis obat pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

28

329

57

671

85

Jumlah 63 37 107 63

Tepat Dosis

P11

Apakah dosis obat pereda

nyeri anak sama dengan

dosis obat pereda nyeri dewasa

67

788

18

212

85

P12

Apakah benar obat pereda

nyeri boleh digunakan secara

terus menerus meski rasa

sakit telah hilang

54

635

31

365

85

P18

Menurut Anda apakah boleh

meningkatkan konsumsi

obat pereda nyeri yang

diminum dalam sekali

konsumsi (sekali minum langsung 2 tablet lebih)

37

435

48

565

85

Jumlah 158 62 97 38

Tepat Interaksi

P13

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

digunakan bersamaan

dengan obat maag dalam

sekali konsumsi tanpa

adanya rentang waktu

konsumsi

48

565

37

435

85

P14

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

diminum bersamaan dengan kopi

55

647

30

353

85

Jumlah 103 54 67 46

Tepat Kontraindikasi

P15

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu hamil

58

682

27

318

85

P16

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di

konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

31

365

54

635

85

P17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh

35

412

50

588

85

47

mengkonsumsi aspirin untuk meredakan nyeri

Jumlah 124 49 131 51

Hasil dari kuesioner yang dibagikan menunjukkan 59 responden

melakukan ketepatan indikasi sebagian dari responden yang memiliki nilai

buruk dan tidak memperhatikan indikasi obat sebelum meminum obat

antinyeri yaitu sekitar 41 Indikasi obat antinyeri untuk penanganan obat

antinyeri penting diperhatikan secara cermat karena apabila salah indikasi

obat maka akan menimbulkan kesalahan obat yang akan digunakan

Tabel diatas menunjukkkan bahwa rata-rata jumlah responden yang

menjawab tepat obat 54 tidak jauh berbeda dengan jumlah responden yang

memiliki jawaban tidak tepat obat yaitu 46 Hal ini dikarenakan karena

masyarakat sudah mengetahui jenis obat yang di pahami untuk mengobati

nyeri dan mayoritas masyarakat sebagian besar belum mengetahui golongan

obat apa yang tepat untuk digunakan dalam swamedikasi

Hasil yang diperoleh melalui kuesioner menunjukkan terdapat 62

responden benar dan tepat dosis sebelum melakukan pengobatan nyeri secara

swamedikasi dan bernilai 38 responden tidak tepat dalam melihat dosis

sebelum penggunaan obat antinyeri secara swamedikasi Hal-hal tersebut

memang perlu ditanyakan kepada responden karena hal inilah yang terjadi di

masyarakat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji Pratiwi (2014)

bahwa dari 100 responden di Surabaya hanya 80 orang yang melakukan cara

minum dan jumlah minum obat yang tepat ketika ingin mempercepat

48

penyembuhan terdapat 20 responden menyatakan mereka meminum dua

tablet ketika ingin menyembuhkan nyeri yang dialaminya dan ini berkaitan

dengan bioavaibilitas obat di tubuh serta akumulasi obat yang ditubuh

sehingga perlu diperhatikan penggunaan dosis obat antinyeri yang dilakukan

secara swamedikasi

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tabel diketahui hanya 37

responden yang menjawab rasional dengan sub indikator tepat efek samping

hal dikarenakan masyarakat tidak memahami mengenai efek samping obat

yang terjadi setelah meminumnya Efek samping yang ditimbulkan oleh suatu

obat terkadang tidak perlu dilakukan tindakan medis untuk mengatasinya

namun beberapa obat perlu diperhatikan secara lebih penanganannya (BPOM

2014) Untuk mencegah terjadinya efek samping yang lebih parah maka

sebaiknya dilakukan penghentian obat dan segera dikonsultasikan dengan

tenaga medis terkait Efek samping obat golongan AINS (obat antinyeri)

menurut Goodman amp Gilman (2006) secara umum memiliki efek samping

perdarahan lambung nefrotoksisitas dan bronskopasme jika obat tidak tepat

digunakan

Beberapa hal yang menjadi penilaian ketepatan interaksi obat adalah

obat lain yang dikonsumsi selain obat antinyeri membolehkan meminum obat

lain dan meminum obat dengan kopi Interaksi obat terjadi antara obat dengan

obat dan obat dengan makanan Nilai yang muncul untuk ketepatan interaksi

obat adalah 54 tepat interaksi dan hanya 46 tidak tepat interaksi obat

Interaksi obat ini perlu diperhatikan karena interaksi obat dengan obat akan

49

menjadikan sistem kompetitor satu sama lain antara satu obat dengan obat lain

yang menjadikan salah satu obat menjadi tidak aktif (Stockley Drug

Interaction 2000)

ketepatan kontraindikasi obat nilai yang muncul terkait ketepatan

kontraindikasi obat ini adalah 49 mengetahui tepat kontraindikasi dan 51

tidak mengetahui ketepatan kontraindikasi Pada pasien penyakit asma tidak

diperbolehkan menggunakan obat antinyeri secara bebas karena efek samping

dari nyeri yang menjadikan bronkospasme terutama pada pasien yang

memiliki riwayat penyakit asma (Ioana Dana Alexa 2014)

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi

Analgetik

Aspek Pernyataan Benar Salah Nomor Sumber

Pernyataan

Tepat indikasi 59 41 1245 amp 7

Tepat obat 54 46 3 amp 6

Tepat pemakaian 91 8 8

Tepat efek samping 37 63 9 amp 10

Tepat dosis 62 38 1112 amp 18

Tepat interaksi 54 46 13 amp 14

Tepat kontra

indikasi 49 51 15 16 amp 17

Rata- rata 58 42

Berdasarkan hasil penilaian rata-rata mengenai obat dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional 58 dan

tidak rasional 42 Penggunaan obat yang tidak rasional paling banyak

disebabkan oleh ketidaktepatan efek samping obat 37

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

51 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

a Tingkat pengetahuan masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari Kecmatan

Cibiru tergolong cukup dengan Persentasi 376 bedasarkan instrument

kuesioner tingkat pengetahuan swamedikasi yang sudah di validasi

b Masyarakat yang di jadikan responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42 di masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru

52 Saran

Berdasarkan penelitian ini saran-saran yang dapat di berikan

adalah sebagai berikut

a Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengukur tingkat pengetahuan

mengenai suamedikasi khususnya obat analgetik lebih rinci mendalam

dan akurat sesuai dengan aturan sehingga dapat di ketahui lebih jelas apa

yang tidak di ketahui oleh responden

b Institusi terkait lebih meningkatkan lagi tentang pengetahuan penggunaan

obat swamedikasi analgetik agar masyarakat dapat menggunakan obat

secara rasional

51

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI 2013 Riset

Kesehatan Dasar 2013 Jakarta Kementrian Kesehatan RI halaman 40

BPOM RI 2014 Menuju Swamedikasi yang Aman Info Pom Vol 15 No 1

Budiman dan Riyanto 2013 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan

Sikap dalam Penelitian Kesehatan Penerbit Salemba Medika Jakarta

pp 11-12

Departemen Farmakologi dan Terapeutik 2007 Farmakologi dan Terapi

Jakarta FKUI

Departemen kesehatan RI 1993 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

919MenKesPERX1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat

Diserahkan Tanpa Resep Jakarta Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Obat Bebas Terbatas Jakarta Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) Materi pelatihan

peningkatan pengetahuan dan keterampilan memilih obat bagi tenaga

kesehatan (pp 0- 8 13-14 18 20-23 31) Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Garrido Pilar Carrasco etal 2014 Predictive factors of self-medicated

analgesic use in Spanish adults a cross-sectional national study

BMC Pharmacology amp Toxicology 2050-05111536

Marta Halim dkk 2013 Dasar-dasar Farmakologi 2 edisi 1

Mangku G Diktat Kumpulan Kuliah BagianSMF Anestesiologi dan

Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2002

Morgan GE Pain Management In Clinical Anesthesiology 2nd ed

Stamford Appleton and Lange 1996 274-316

Mutschier Ernst 1991 Dinamika Obat Bandung Penerbit ITB

Notoatmodjo Soekidjo 2010 Ilmu Pengetahuan dan penelitian dan

Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta Rineka Cipta

52

Sarganas Giselle dkk(2015) Prevalence trend patterns and associations of

analgesic use in Gremany (22 September 2015) Biomed Central Jerman

Tim Medical Mini Notes 2017 Basic Pharmacology and Drug Notes Makassar

MMN Publishing

Tjay TH dan Rahardja K 2010 Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan

Sehari- hari Jakarta PT Elex Media Komputindo

Anonim 2011 Definisi Pengetahuan Serta Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi httpduniabacacomdefinisi-pengetahuan-serta-faktor-

faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuanhtml (Diakses 20 juli 2019)

Anwar Hidayat Cara Perhitungan Rumus Slovin

httpswwwstatistikiancom2017hitung-rumus-slovin-sampelhtmlamp

(Diakses 8 Maret 2019)

Fitriya 2019 Sakit Kepala Penyebab Sakit kepala dan Cara menghilangkan

sakit Kepala yang Perlu kamu tahu httpswww-

cermaicomcdnampprojectorgvswwwcermaticomartikelampsakit-

kepala-penyebab-sakit-kepala-da-cara-menghilangkan-sakit-kepala-yang-

perlu-kamu-tahuamp_js_v (Diakses 22 Agustus 2019)

WHO 2000 Drug Information Geneva World Health Organization Page 1

World Health Organization (2010 May) Rational use of medicines Juli

28 2019 httpwwwwhointmediacentrefactsheetsfs338enindexhtml

LAMPIRAN

53

53

Identifikasi masalah

Merumuskan masalah

Menentukan sampel

ALUR PENELITIAN

Pengolahan data

(editingkoding

skoring)

Analisiss data

(Analisis Univariat)

Penyajian data

kueisioner

Kesimpulan dan saran

LAMPIRAN II

54

SURAT IZIN DARI KESBANGPOL

LAMPIRAN III

55

SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS KESEHATAN

LAMPIRAN IV

56

SURAT IZIN PENELITIAN DARI KELURAHAN

LAMPIRAN V

57

(LANJUTAN)

LAMPIRAN VI

58

SURAT IZIN PENELITIAN DARI PUSKESMAS CIPADUNG

LAMPIRAN 59

59

KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL

I Identitas Responden

Nama

Jenis jenis kelamin Laki-laki Wanita

USIA

Alamat

No Telepon HP

Pendidikan terakhir

TAHUN

II Pendahuluan

1 Apakah anda pernah melakukan swamedikasi (pengobatan tanpa

harus datang ke dokter)

a Ya b Tidak

2 Apakah Anda pernah meminum obat antinyeri sebelumnya

a Ya b Tidak

3 Di manakah Anda memperoleh obat antinyeri tersebut

a Apotek b Warung

c Toko obat d Mini market

4 Penyakit apa yang bisa Anda obati dengan antinyeri tersebut

Jawab

5 Apa saja nama obat antinyeri yang biasa Anda gunakan untuk mengobati penyakit tersebut

Jawab

III Rasionalitas Penggunaan Obat Analgetik

1 Menurut Anda apakah benar analgesik merupakan obat yang

mampu meredakan atau mengurangi nyeri

a Benar b Salah

2 Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk mengobati

60

nyeri saja

a Benar b Salah

3 Termasuk jenis obat golongan apakah obat pereda nyeri yang

hanya boleh digunakan secara swamedikasi

a Obat keras b Obat bebas

Terbatas

4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

5 Paracetamol merupakan obat penurun panas Apakah parasetamol

mapu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

6 Jenis obat apa yang anda pahami sebagai obat pereda nyeri yang

dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

a Paracetamol b Ibuprofen

c Natrium

diklofenak

d Asam

mefenamat

7 Jika Anda mengalami sakit kepala apakah jenis obat yang

sebaiknya dikonsumsi

a Antibiotik b Analgesik c Antitusif

8 Apakah Anda mengetahui kapan waktu yang tepat dalam

mengkonsumsi obat pereda nyeri

a Sebelum

makan

b Sebelum

tidur

c Sesudah makan

9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik di rumah

a Lemari b Tempat

obat

c Kulkas

10 Dampak apakah yang terjadi apabila menggunakan dosis obat

pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

a Sesak napas b Terjadi gangguan pada

lambung-usus

11 Apakah dosis obat pereda nyeri anak sama dengan dosis obat

pereda nyeri dewasa

a Ya b Tidak

12 Apakah benar obat pereda nyeri boleh digunakan secara terus

menerus meski rasa sakit telah hilang

a Benar b Salah

cBadan lemas

61

13 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri digunakan

bersamaan dengan obat maag dalam sekali konsumsi tanpa adanya

rentang waktu konsumsi

a Boleh b Tidak boleh

14 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri diminum

bersamaan dengan kopi

a Boleh b Tidak boleh

15 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu

hamil

a Aspirin b Parasetamol

16 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

a Diklofenak b Parasetamol

17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh mengkonsumsi

aspirin untuk meredakan nyeri

a Boleh b Tidak boleh

18 Menurut Anda apakah boleh meningkatkan konsumsi obat pereda

nyeri yang diminum dalam sekali konsumsi (sekali minum langsung

2 tablet lebih)

a Boleh b Tidak boleh

62

LAMPIRAN VIII

OUTPUT HASIL UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS KUESIONER

63

64

65

66

Case Processing Summary

N

Cases Valid 20 1000

Excludeda 0 0

Total 20 1000

a Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

933 18

67

LAMPIRAN IX

ANALISIS UNIVARIAT

1 Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Perempuan

laki-laki

Total

61

24

718

282

718

282

718

282

85 1000 1000 1000

Usia

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Remaja Akhir (17 - 25 Thn) 16 188 188 188

Dewasa Awal (26 - 35 Thn) 29 341 341 529

Dewasa Akhir (36 - 45 Thn) 19 224 224 753

Lansia Awal (46 - 55 Thn)

Total

21

85

247

1000

247

1000

247

1000

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 19 224 224 224

SMP 10 118 118 341

SMA 45 529 529 871

S1 9 106 106 976

S2 2 24 24 24

Total 85 1000 1000 1000

68

2 Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Melakukan swamedikasi

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 85 1000 1000 1000

Pernah minum obat antinyeri

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 85 1000 1000 1000

Tempat mendapatkan obat

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid mini market 5 59 59 59

warung 26 306 306 365

apotek 54 635 635 1000

Total 85 1000 1000

Obat yang digunakan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid metampiron 4 47 47 47

natrium diklofenak 9 106 106 153

ibuprofen 11 129 129 282

asam mefenamat 13 153 153 435

paracetamol 48 565 565 1000

Total 85 1000 1000

Jenis penyakit

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid nyeri sendi 1 12 12 12

sakit haid 6 71 71 82

sakit badan 11 129 129 212

sakit gigi 20 235 235 447

sakit kepala 47 553 553 1000

Total 85 1000 1000

69

LAMPIRAN X

TABEL CODING KARAKTERISTIK RESPONDEN

JENIS KELAMIN PEREMPUAN 0

LAKI-LAKI 1

USIA

REMAJA AKHIR 0

DEWASA AWAL 1

DEWASA AKHIR 2

LANSIA AWAL 3

PENDIDIKAN

SD 0

SMP 1

SMA 2

S1 3

S2 4

Responden

Jenis

Kelamin Coding

Usia

Coding

Pendidikan

Coding

RT

1

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

RT 1

2

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

3

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

4

L

1

dewasa

awal

1 sd

0

5

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

6 p 0 lansia awal 3 sd 0

7

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

8

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

9

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

10

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

11 p 0 lansia awal 3 sd 0

12

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

13

p

0

dewasa akhir

2

sd

0

70

14

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

15

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

16

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

17

L

1

dewasa

akhir

2 sd

0

18

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

19

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

20 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 2

21

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

22

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

23 p 0 lansia awal 3 s2 4

24

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

25 L 1 lansia awal 3 sma 2

26 p 0 lansia awal 3 sd 0

27

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

28

L

1

dewasa

awal

1 smp

1

29

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

30 p 0 lansia awal 3 sd 0

31

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

32 p 0 lansia awal 3 sd 0

33

p

0

dewasa

akhir

2 smp

1

34 p 0 lansia awal 3 sd 0

35

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

RT 3

36

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

37 L 1 lansia awal 3 S1 3

38

L

1

dewasa

akhir

2

S2

4

39

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

40

p

0

dewasa akhir

2

sma

2

71

41 p 0 lansia awal 3 sma 2

42

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

43

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

44

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

45

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

46

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

47

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

48

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

49

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

50

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

51 p 0 lansia awal 3 smp 1

52

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

53

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

54

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

55

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

56 p 1 lansia awal 3 sma 2

57 p 0 lansia awal 3 sma 2

58 p 0 lansia awal 3 sma 2

59

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

60

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

61

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

62

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

63

P

0

dewasa

akhir

2

S1

3

64

L

1

dewasa

awal

1 s1

3

65

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

66 p 0 dewasa 1 sma 2

72

awal

67

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

68 p 0 lansia awal 3 sma 2

69

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

70

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

71

L

1

dewasa

akhir

2 s1

3

72 p 0 lansia awal 3 sd 0

73

p

0

dewasa

akhir

1 sma

2

74

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

75 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 4

76

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

77 p 0 lansia awal 3 sma 2

78

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

79 p 0 lansia awal 3 sma 2

80

P

0

dewasa

akhir

1 smp

1

81 p 0 lansia awal 3 smp 1

82

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

RT 5

83

p

0

dewasa

akhir

1 sd

0

84

p

0

remaja

akhir

0 smp

1

85

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

73

LAMPIRAN XI

TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

KETERANGAN P1

amp P2

KETERANGAN P 3

KETERANGAN P 4

KETERANGAN P 5

Ya 0 Toko Obat 0 Nyeri sendi 0 Metampiron 0

Tidak

1

Mini Market

1

Sakit haid

1

Natrium

Diklofenak 1

Warung 2 Sakit badan 2 Ibuprofen 2

Apotek 3 Sakit gigi 3 Asam Mefenamat 3

Sakit kepala 4 Paracetamol 4

Respon

den

P1

Codi

ng

P2

Codi

ng

P3

Codi

ng

P4

Codi

ng

P5

Codin

g

1

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

2

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

3

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

4

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

5

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

6

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

7

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

8

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

9

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

10

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

3

74

at

11

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

12

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

13

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

14

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

15

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

16

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

gigi

3

paraceta

mol

4

17

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

18

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

19

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

20

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

21

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

22

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

23

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

24

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

25

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

26

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

4

paraceta

mol

4

75

la

27

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

28

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

29

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

30

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

31

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

32

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

33

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

4

paraceta

mol

4

34

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

35

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

36

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Saki

kepa

la

4

metampi

ron

0

37

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

38

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

39

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Nyer

i

haid

1

ibuprofe

n

2

40

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

3

paraceta

mol

4

41

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

42

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

76

43

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

44

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

45

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

46

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

47

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

48

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

49

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

ibuprofe

n

2

50

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

51

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

0

natrium

diklofena

k

1

52

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

53

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

54

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

ibuprofe

n

2

55

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

56

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

57

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

58

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

59

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

1

77

k

60

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

61

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

62

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

63

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

64

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

metampi

ron

0

65

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

3

metampi

ron

0

66

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

67

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

68

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

metampi

ron

0

69

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

70

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

71

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

72

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

asam

mefenam

at

3

73

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

ibuprofe

n

2

74

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

75 ya 1 ya 1 Apote 3 nyeri 1 natrium 1

78

k send i

diklofena k

76

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

77

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

78

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

asam

mefenam

at

3

79

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

80

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

81

ya

1

ya

1

Waru

ng

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

82

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

83

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

84

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

85

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

79

LAMPIRAN XII

TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER TINGKAT

PENGETAHUAN

Responden

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y9

Y10

Y11

Y12

Y13

Y14

Y15

Y16

Y17

Y18

Jumlah

1 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 25

2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 30

3 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 24

4 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 22

5 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

6 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 18

7 2 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 20

8 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 0 0 18

9 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 16

10 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

11 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 0 20

12 2 0 0 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 14

13 2 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

14 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

15 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 2 12

16 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 10

17 2 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 24

18 2 2 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

19 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 20

20 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 24

21 2 1 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 2 2 22

22 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 30

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 33

24 2 0 0 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 0 25

25 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 2 2 1 2 1 2 16

26 2 0 0 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

27 2 2 2 2 2 0 0 2 0 1 2 0 2 1 2 0 1 0 21

80

28 2 0 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 0 24

29 2 0 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2 2 1 0 0 0 0 20

30 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 0 1 1 19

31 2 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 0 1 2 2 0 1 0 17

32 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

33 2 0 1 1 2 0 0 2 0 1 0 2 2 1 2 0 2 2 20

34 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0 0 1 1 0 12

35 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

36 2 0 1 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 1 0 0 18

37 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

38 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 32

39 2 0 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 2 2 18

40 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 1 2 2 1 1 0 23

41 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

42 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 18

43 2 2 0 1 2 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 20

44 2 2 1 1 2 2 0 2 0 0 2 2 1 0 0 1 0 0 18

45 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 0 28

47 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 1 2 0 0 2 21

48 2 0 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 20

49 2 1 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 1 0 2 0 1 2 19

50 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 18

51 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 1 0 0 0 21

52 2 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 2 0 2 0 16

53 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 1 0 23

54 2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 25

55 2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 12

56 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

57 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 2 2 1 1 0 13

58 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

59 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 1 2 12

60 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36

62 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

63 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 30

81

64 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

65 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 30

66 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 2 2 2 2 1 1 0 0 15

67 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 1 0 0 0 0 21

68 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 1 1 2 1 1 0 16

69 2 2 0 0 2 0 0 2 2 0 2 1 0 2 2 0 1 0 18

70 2 2 2 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 2 21

71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 34

72 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 11

73 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 0 21

74 2 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 1 2 0 1 2 15

75 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

76 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

77 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 1 2 23

78 2 0 0 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

79 2 0 2 2 2 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

80 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 26

81 2 0 2 2 0 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 0 18

82 2 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 2 1 1 0 2 1 0 12

83 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 2 0 0 1 0 11

84 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

85 2 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 9

82

LAMPIRAN XIII

DOKUMENTASI

83

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …

i

ABSTRAK

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang timbul bila ada jaringan rusak

hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan stimulus nyeri Nyeri

dapat menjadi suatu masalah jika rasa nyeri tersebut tidak segera diobati sehingga

penyakit menjadi berkepanjangan dan dapat merugikan penderita Berbagai upaya telah

dilakukan manusia untuk meringankan rasa nyeri Dengan tindakan pengobatan sendiri

(swamedikasi) diperlukan pengetahuan dan pemahaman penggunaan obat rasional dalam

melaksanakan pengobatan sendiri Identifikasi tingkat pengetahuan masyarakat terhadap

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung menggunakan metode observasi deskriptif secara

purposive sampling Berdasarkan analisis univariat hasil kuesioner tergolong cukup

dengan persentasi 376 dan mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42

Kata Kunci Tingkat Pengetahuan Rasionalitas Swamedikasi Analgetik

ii

ABSTRACT

Pain is the bodys defense mechanism arises when there is damage and tissue this will

cause the individual to react by moving the pain stimulus Pain can be a problem if the

pain is not treated immediately so the disease becomes prolonged and can be detrimental

to sufferers Therefore various efforts have been made by humans to ease the pain With

self-medication action (swamedication) required knowledge and understanding of the us

of rational drugs carrying out self-medication Identification level of public knowledge

about rationality of the use of analgesic self-medication in RW 04 Palasari Village

Cibiru Sub-District Bandung City employed descriptive observation methods by

purposive sampling Based on univariate analysis the results of the questionnaire were

quite sufficient with a percentage of 376 and helped respondens used drug rationally

58 and irrational 42

Keywords Level of knowledge Rationally self medication Analgesics

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1 12 Rumusan Masalah 3

13 Tujuan Penelitian 3

14 Manfaat Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

21 Nyeri 5 211 Definisi Nyeri 5

212 Klasifikasi Nyeri 5

213 Mekanisme Nyeri 6

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri 7

215 Tatalaksana Nyeri 7

22 Analgetik 8

221 Penggolongan Analgetik 9

23 Swamedikasi 11

231 Definisi Swamedikasi 11

232 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi 12

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi 16

24 Penggunaan Obat yang Rasional 24

25 Pengetahuan 27

251 Definisi Pengetahuan 27

252 Tingkat Pengetahuan 27

253 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan 27

254 Pengukuran Pengetahuan 30

26 Masyarakat 30

261 Definisi Masyarakat 30

262 Ciri-ciri Masyarakat 30

263 Profil Kelurahan Palasari 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32

31 Jenis Penelitian 32 32 Lokasi Penelitian 32

33 Waktu Penelitian 33

iv

34 Variabel Penelitian 33

35 Definis Operasional 33

36 Populasi dan Sampel 33

361 Populasi 33

362 Sampel 34

37 Jenis Dan Sumber Data 36

38 Teknik Pengumpulan Data 36

39 Teknik Pengolahan Data 36

310 Teknik Analis Data 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 40

41 Karakteristik Responden 40 42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik 41

43 Jenis Keluhan Penyakit 42

44 Jenis Obat yang Digunakan 43

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas 44

451 Tingkat Pengetahuan 44

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 50

51 Simpulan 50 52 Saran 50

DAFTAR PUSTAKA 51

DAFTAR GAMBAR

v

Gambar 21 Tingkat Pendidikan di Kelurahan Palasari 31

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi

Tempat Memperoleh Obat Swamedikasi 42

DAFTAR TABEL

vi

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden 40

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap Jenis Penyakit 42

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Jenis Obat yang digunakan 43

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden 44

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden 45

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik 49

DAFTAR LAMPIRAN

vii

LAMPIRAN I ALUR KERJA 53

LAMPIRAN II SURAT IJIN KESBANGPOL 54

LAMPIRAN III SURAT IJIN DINAS KESEHATAN 55

LAMPIRAN IV SURAT IJIN KELURAHAN PALASARI 56

LAMPIRAN V LANJUTAN 57

LAMPIRAN V SURAT IZIN PENELITIAN DARI PKM CIPADUNG 58

LAMPIRAN VII KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL 59

LAMPIRAN VIII OUTPUT UJI VALIDASI DAN RELIABEL KUESIONER 62

LAMPIRAN IX ANALISIS UNIVARIAT 67

LAMPIRAN X TABEL KODING KARAKTERISTIK RESPONDEN 69

LAMPIRAN XI TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI

ANALGETIK 73

LAMPIRAN XII TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN 79

LAMPIRAN XIII DOKUMENTASI 82

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh timbul bila ada jaringan

rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan

stimulus nyeri Nyeri dapat menjadi suatu masalah jika rasa nyeri tersebut tidak

segera di obati sehingga penyakit menjadi berkepanjangan dan dapat merugikan

penderita Oleh karena itu berbagai upaya telah dilakukan manusia untuk

meringankan rasa nyeri tersebut supaya dapat berkurang bahkan sampai hari ini

pengaruh nyeri atau rasa sakit ini adalah penyebab utama pasien menemui dokter

untuk pengobatan Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang

rasa nyeri merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi

rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Penggunaan analgesik sering digunakan secara bebas hal ini menyebabkan

ketergantungan dan diperkirakan sebagai penyebab penyakit gagal ginjal kronis

di masyarakat saat periode tahun 1900 (WHO 2000) Keluhan yang seringkali

mendorong pasien untuk menggunakan analgesik secara swamedikasi antara lain

sakit kepala nyeri sendi dan gangguan mulut serta gigi (French DP James DH

etal 2008) Mayoritas (gt50) pasien menggunakan obat tersebut dengan

frekuensi beberapa kali dalam sebulan (Brewer C etal 2013)

1

2

Prevalensi penggunaan obat nyeri dengan kondisi pengobatan sendiri

(swamedikasi) dilaporkan sebanyak 394 Penyakit nyeri juga dihubungkan

dengan penyebab mordibitas populasi orang dewasa di dunia sebanyak 10-30

populasi dan laporan terbaru menunjukkan hingga 50 (Pilar Carasso etal

2014)

Di Indonesia perilaku pengobatan sendiri sudah banyak dilakukan oleh

masyakarat Salah satu ciri adanya swamedikasi adalah dengan perilaku

masyarakat yang menyimpan obat untuk pengobatan diri sendiri Data

menunjukkan sebesar 352 masyarakat telah menyimpan obat hasil

swamedikasi Dalam hal ini adanya obat keras dan antibiotika untuk swamedikasi

menunjukkan adanya penggunaan obat yang tidak rasional (Riskesdas 2013)

Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami

pelaksanaannya sedapat mungkin harus memenuhi kriteria penggunaan obat yang

rasional Kriteria obat yang rasional antara lain ketepatan pemilihan obat

ketepatan dosis obat tidak adanya efek samping tidak adanya kontra indikasi

tidak adanya interaksi dan tidak adanya polifarmasi (Muharni 2015)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo 2007) Berdasarkan

penelitian yang dilakukan wulandari (2011) terkait tingkat pengetahuan

penggunaan analgetik pada pengobatan sendiri menunjukkan hasil penilaian

pengetahuan responden sebesar 656 dengan kategori cukup dan 344 baik

3

Hasil penelitian Yanuardi Aditya (2015) tingkat pengetahuan mengenai

penggunaan obat swamedikasi dalam kategori sedang dengan presentasi sebesar

406 Hasil penelitian Gusta dkk (2011) presentase yang melakukan

swamedikasi berdasarkan jenis kelamin wanita sebesar 692 sedangkan laki-

laki sebesar 308 dikarenakan penggunaan obat nyeri paling banyak

dikonsumsi oleh wanita karena dibutuhkan setiap bulannya untuk

mengurangi rasa nyeri haid

Berdasarakan uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui tingkat

pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

12 Rumusan Masalah

1 Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

2 Apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik swamedikasi

secara tepat atau rasional

13 Tujuan Penelitian

1 Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

4

2 Mengetahui apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik secara

tepat atau rasional

14 Manfaat Penelitian

1 Masyarakat Dalam penelitian ini masyarakat dapat menggunakan obat

swamedikasi analgesik secara rasional

2 Institusi Dengan adanya penelitian ini bisa menjadi gambaran

penggunaan obat analgesik pada masyarakat RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung agar masyarakat menggunakan obat

antinyeri secara aman dan rasional

3 Penelitian Dapat memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman

selama proses penelitian dan juga dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Nyeri

211 Definisi Nyeri

Nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan maupun

berat Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya

Menurut Internasional Association for Study of Pain (IASP) nyeri adalah

pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

kerusakan aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan (Marta dkk 2013)

Beberapa penyebab adanya nyeri ketika terjadi rangsangan pada ujung

saraf karena kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh

1 Trauma seperti benda tajam benda tumpul bahan kimia

2 Proses infeksi atau peradangan (Depkes RI 2007)

212 Klasifikasi Nyeri

Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi

a Nyeri akut atau nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara

Nyeri ini ditandai dengan adanya aktivitas saraf otonom seperti takikardi

hipertensi hiperhidrosis pucat dan midriasis dan perubahan wajah

menyeringai atau menangis Bentuk nyeri akut dapat berupa

5

6

1 Nyeri somatik luar nyeri tajam di kulit subkutis dan mukosa

2 Nyeri somatik dalam nyeri tumpul pada otot rangka sendi dan

jaringan ikat

3 Nyeri viseral nyeri akibat disfungsi organ viseral (Marta dkk 2013)

b Nyeri kronik atau nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa

tanda-tanda aktivitas otonom kecuali serangan akut Nyeri tersebut dapat

berupa nyeri yang tetap bertahan sesudah penyembuhan luka

(penyakitoperasi) atau awalnya berupa nyeri akut lalu menetap sampai

melebihi 3 bulan Nyeri ini disebabkan oleh

1 kanker akibat tekanan atau rusaknya serabut saraf

2 non kanker akibat trauma proses degenerasi dll (Marta dkk 2013)

213 Mekanisme Nyeri

Mekanisme nyeri terdiri dari 4 proses elektro fisiologi nociseptif yaitu

1 Transduksi adalah proses perubahan stimulus menjadi impuls saraf

Stimulus nyeri akan diterima oleh nociceptor pada ujung saraf bebas A

delta dan C kemudian mengalami perubahan atau diterjemahkan menjadi

aktifitas fisik pada impuls saraf

2 Transmisi adalah proses penyaluran impuls saraf melalui serabut saraf

sensoris menuju ke medulla spinalis Impuls tersebut dibaca oleh serabut

saraf A delta dan C

3 Modulasi adalah proses interaksi antara analgetik endogen dengan impuls

nyeri yang masuk kedalam kornu posterior medulla spinalis Sistem

analgesik endogen meliputi enkafalis endorphin serotonin dan

7

nonepinefrin Dengan demikian kornu posterior seperti sebuah gerbang

yang dapat tertutp atau terbuka yang dipengaruhi oleh sistem analgesik

endogen tersebut

4 Persepsi adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik

mulai dari proses tansduksi transmisi dam modulasi yang pada gilirannya

menghasilkan suatu perasaan yang subjektif yang dikenal sebagai persepsi

nyeri ( Mangku G 2002)

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri

Respon tubuh terhadap nyeri berupa terjadinya respon hormonal melalui

mobilisasi hormon-hormon katabolisme dan reaksi imunologis yang secara

umum disebut respon stress Respon nyeri sangat merugikan tubuh karena

dapat menurunkan cadangan makanan daya tahan tubuh meningkatkan

kebutuhan oksigen jantung menganggu fungsi respirasi dan segala

konsekuensi dari gangguan tersebut dan pada akhirnya dapat menyebabkan

tromboemboli dan meningkatnya mordibitas dan mortalitas (Mangku G

2002)

215 Tatalaksana nyeri

Secara umum penatalaksaan nyeri dikelompokkan menjadi dua yaitu

penatalaksaan secara farmakologi dan non farmakologi

1 Penatalaksaan secara Farmakologi

Praktik dalam tatalaksana nyeri secara garis besar stategi farmakologi

mengikuti rdquoWHO Three Step Analgesic Ladderrdquo yaitu

a Tahap pertama dengan menggunakan obat analgetik nonopiat seperti

8

NSAID atau COX2 spesific inhibitors

b Tahap kedua dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri Maka

diberikan obat-obat seperti pada tahap 1 ditambah opiat secara

intermiten

c Tahap ketiga dengan memberikan obat pada tahap 2 ditambah opiat

yang lebih kuat

Penanganan nyeri berdasarkan mekanisme nyeri pada proses transduksi

dapat diberikan anestesik lokal dan atau obat anti radang non steroid pada

transmisi inpuls saraf dapat diberikan obat-obatan anestetik lokal pada proses

modulasi diberikan kombinasi anestetik lokal narkotik dan atau klonidin dan

pada persepsi diberikan anestetik umum narkotik atau parasetamol (Morgan

GE 1996)

22 Analgetik

Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang rasa nyeri

merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi rasa nyeri

tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Analgesik baik nonnarkotik maupun narkotik diresepkan untuk meredakan

nyeri pilihan obat tergantung dari beratnya nyeri Nyeri yang ringan sampai

sedang dari otot rangka dan sendi sering kali diredakan dengan pemakaian

analgesik nonnarkotik Nyeri yang sedang sampai berat pada otot polos organ

dan tulang biasanya membutuhkan analgesik narkotik (Sujati Woro 2016)

9

221 Pengolongan Analgesik

Atas dasar cara kerja farmakologisnya analgesik dibagi dalam 2

kelompok besar yaitu

1 Analgetika narkotik

Analgetik non narkotik khusus digunakan untuk menghilangkan rasa

nyeri hebat seperti dalam fraktur dan kanker Cara kerja obat ini adalah

memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi umum (Tan Hoan Tjay

2010) Analgetika narkotik disebut juga opioida yang memiliki kerja

mirip opioid dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor

opioid yang khas di SSP hingga persepsi dan respon emosional terhadap

nyeri berkurang

Efek samping yang ditimbulkan anlgetika narkotik adalah supresi

SSP (sedasi menekan pernafasan dan batuk miosis hipotermia

perubahan mood) saluran nafas (bronkokontriksi pernafasan menjadi

dangkal dan menurun frekuensinya) sistem sirkuasi (vasodilatasi

perifer) saluran cerna (motilitas berkurang) saluran uroginetal histamin

liberator kebiasaan atau reaksi adiksi pada penggunaan lama

Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk meminum

obat golongan ini karena opioda dapat melintasi plasenta dan jika

diberikan terus-menerus akan merusak janin dan menjadikan depresi

pernafasan serta lambat dalam persalinan (Tan Hoan Tjay 2010)

Hal yang dapat dilakukan dengan munculnya nyeri adalah

10

a Tetap aktif dan fokus dalam pekerjaan

b Menggunakan air hangat untuk kompres bagian yang nyeri

c Menggunakan obat penghilang nyeri

d Menghubungi dokter jika nyeri berkelanjutan

2 Analgesik Perifer (Non Narkotik)

Penggunaan obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan terkadang

memberikan daya antipiretis dan antiradang biasa diberikan untuk obat

nyeri ringan hingga sedang dengan penyebab yang beranekaragam seperti

nyeri kepala sendi otot gigi perut nyeri haid benturan dan kecelakaan

(Tan Hoan Tjay 2010) Golongan Analgetik perifer memiliki beberapa

efek samping yaitu gangguan lambung-usus kerusakan darah hati dan

ginjal serta reaksi alergi pada kulit jika digunakan dalam waktu lama dan

dosis yang tinggi Maka dari itu penggunaan dalam waktu terus-menerus

tidak dianjurkan Pada wanita hamil dan menyusui obat analgetika yang

aman digunakan hanyalah parasetamol sedangkan asetosal salisilat

NSAID dan metamizol dapat mengganggu perkembangan janin sehingga

perlu dihindari (Tan Hoan Tjay 2010)

Beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat nyeri dengan

pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan Aspirin (asetosal)

(BPOM RI 2015)

11

23 Swamedikasi

231 Definisi Swamedikasi

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh individu untuk

merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit Masyarakat

melakukan swamedikasi biasanya untuk mengatasi keluhan- keluhan dan

penyakit ringan yang sering dialami seperti demam nyeri pusing batuk

influenza maag Kecacingan diare penyakit kulit dan lain- lain Golongan

obat yang digunakan swamedikasi merupakan obat- obat yang relatif aman

meliputi golongan obat bebas dan obat bebas terbatas (BPOM RI 2014)

Swamedikasi dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau rasional

Penggunaan obat yang rasional adalah bahwa pasien menerima obat yang

tepat dengan keadaan kliniknya dalam dosis yang sesuai dengan keadaan

individunya pada waktu yang tepat dan dengan harga terjangkau Pengertian

lain dari penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan

terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologi yang benar dari

penyakit

Menurut WHO swamedikasi memiliki beberapa hal yang harus

diperhatikan Seperti penyakit yang diderita adalah penyakit dan gejala

ringan yang tidak diperlukan untuk datang ke dokter atau tenaga medis

lainnya Selain itu obat yang dijual adalah obat golongan over-the-counter

(OTC) (WHO 2000)

12

232 Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan swamedikasi agar

diperoleh swamedikasi yang benar dan aman maka hal- hal yang perlu

diperhatikan meliputi (BPOM RI 2014)

1 Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasi

Kondisi individu yang akan melakukan swamedikasi merupakan hal

pertama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan swamedikasi Beberapa

kondisi yang perlu diperhatikan meliputi kehamilan berencana untuk hamil

menyusui umur sedang dalam diet khusus baru saja berhenti mengonsumsi

obat lain atau suplemen makanan serta mempunyai masalah kesehatan baru

selain penyakit yang selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan

dari dokter (BPOM RI 2014)

Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan lebih

hati- hati karena beberapa jenis dapat menimbulkan pengaruh yang tidak

diinginkan pada janin Beberapa obat disekresikan melalui air susu ibu

walaupun jumlah obat di ASI kadarnya kecil namun kemungkinan dapat

berpengaruh pada janin Komposisi obat terdapat beberapa zat tambahan yang

harus diperhatikan oleh pasien dengan diet khusus contoh obat dalam bentuk

sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat

mempengaruhi kondisi pasien dengan diet gula (BPOM RI 2014)

Mambaca peringatan atau perhatian yang tertera pada label atau brosur

obat manjadi hal yang perlu dilakukan untuk mecegah kejadian di atas Brosur

obat biasanya menjelaskan hal- hal yang perlu diperhatikan baik sebelum atau

13

sesudah mengonsumsi obat yang dimaksud (BPOM RI 2014)

2 Memahami bahwa ada kemungkinan interaksi obat

Banyak obat yang dapat menimbulkan interaksi baik dengan obat lain

atau makanan dan minuman yang dikonsumsi Kenali nama obat atau nama

zat berkhasiat yang terkandung dalam obat yang sedang dikonsumsi atau yang

akan digunakan Interaksi obat dapat ditanyakan pada apoteker di apotek atau

membaca aturan pakai yang tercantum pada label kemasan obat untuk

menghindari masalah yang akan terjadi (BPOM RI 2014)

3 Mewaspadai efek samping yang mungkin muncul

Obat tidak hanya menimbulkan efek mengatasi penyakit atau gejala

penyakit namun obat juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan

Mengatasi efek samping yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis

namun demikian beberapa efek samping membutuhkan perhatian lebih dalam

penanganannya (BPOM RI 2014)

Efek samping dapat timbul dalam mengkonsumsi obat antara lain reaksi

alergi gatal- gatal ruam mengantuk mual dan lain- lain Mengetahui efek

samping yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan saat

mengalaminya merupakan hal penting Efek samping bisa terjadi pada siapa

saja namun umumnya dapat ditoleransi Segera hentikan pengobatan dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan bila timbul efek samping dalam

mengonsumsi obat tersebut (BPOM RI 2014)

4 Meneliti obat yang akan dibeli

Bentuk sediaan (tablet sirup kapsul krim dll) merupakan hal yang

14

perlu diperhatikan ketika akan membeli obat dan dipastikan kemasan obat

yang akan beli tidak rusak Jangan mengambil obat yang menunjukkan adanya

kerusakan walaupun kecil Selain kemasan perlu diperhatikan bentuk fisik

sediaan (BPOM RI 2014)

Hal yang harus diperhatikan dalam sediaan sirup adalah warna dan

kekentalan dan tidak ada partikel- partikel kecil di bagian bawah botol atau

mengapung dalam sirup Jika berbentuk suspensi suspensi dapat tercampur

rata setelah dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah Sediaan

tablet harus benar- benar utuh dan tidak satupun yang pecah atau rusak Jika

pada tablet memiliki cetakan atau tulisan pastikan bahwa semua tablet

memiliki hal yang sama Hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan kapsul

yaitu kapsul tidak pecah atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang

sama dari semua kapsul Jika kapsul memiliki cetakan atau tulisan maka harus

dipastikan cetakan atau tulisan semua kapsul seragam (BPOM RI 2014)

Penyimpanan obat di tempat penjual juga perlu diperhatikan Jika obat

disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari langsung maka sebaiknya

membeli obat di tempat lain yang memiliki kondisi penyimpanan yang lebih

baik Lebih baik membeli obat di sarana distribusi obat yang resmi seperti

apotek dan toko obat berijin (BPOM RI 2014)

Obat yang diminum harus memiliki nomor izin edar karena hal tersebut

menunjukkan obat tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan khasiat

dan mutu yang ditetapkan oleh Badan POM Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah tanggal kadaluwarsa Penggunaan obat yang sudah melewati tanggal

15

kadaluwarsa dapat membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi

perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang berbahaya (BPOM

RI 2014)

5 Mengetahui cara penggunaan obat yang benar

Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang sesuai

pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi sesuai anjuran akan memberikan

efek terapi yang baik Label atau bagian kemasan obat yang memberikan

informasi mengenai penggunaan obat tersebut sebaiknya tidak dibuang supaya

tidak terjadi kesalahan penggunaan obat Apabila obat yang digunakan dirasa

tidak menimbulkan efek yang diinginkan setelah jangka penggunaan waktu

yang dianjurkan maka disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau

tenaga kesehatan lainnya (BPOM RI 2014)

6 Tanggal Kadalursa Obat

Tanggal kadaluwarsa obat bisa lebih pendek dari waktu yang tertera

setelah kemasan obat dibuka Cara membuang obat yang baik dan benar

adalah dengan membuka kemasan obat dan dibuang di tempat yang jauh dari

jangkauan anak misalnya obat dalam bentuk sediaan cair dibuka kemasannya

kemudian dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih Jika

obat dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul obat dibuka dari kemasannya

lalu obat tersebut ditimbun dalam tanah (BPOM RI 2014)

7 Cara penyimpanan obat

Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi obat Obat oral seperti

tablet kapsul dan serbuk tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembab

16

karena dapat menyebabkan bakteri dan jamur tumbuh dengan baik sehingga

dapat merusak kondisi obat Obat dalam bentuk sediaan cair biasanya mudah

terurai oleh cahaya sehingga harus disimpan pada wadah aslinya yang

terlindung dari cahaya atau sinar matahari langsung dan tidak disimpan di

tempat yang lembab Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin

kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut (BPOM RI 2014)

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi

Berdasarkan UU No 39 tahun 2009 tentang kesehatan obat adalah

bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis pencegahan penyembuhan pemulihan

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia

Adapun golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri

swamedikasi adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dan obat

wajib apotek ( SK Menkes No23801983)

a Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat tanpa

resep dokter Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia 2007)

17

b Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai

dengan tanda peringatan Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam Tanda

peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas merupakan

empat persegi panjang yang berwarna hitam berukuran panjang 5 cm

dengan 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 2007)

Adapun tanda peringatan yang dicantumkan ada 6 macam sesuai

dengan aturan pemakaian masing-masing obatnya yaitu

a P no 1 Awas Obat Keras Bacalah aturan memakainya

b P no 5 Awas Obat Keras Tidak boleh ditelan

c P no 2 Awas Obat Keras Hanya untuk kumur jangan ditelan

d P no 4 Awas Obat Keras Hanya untuk dibakar

e P no 3 Awas Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

f P no 6 Awas Obat Keras Obat wasir jangan ditelan

c Obat Wajib Apotek (OTC)

Obat-obat yang dapat digunakan di dalam swamedikasi sering disebut

sebagai obat- obatan over-the-counter (OTC) dan dapat diperoleh tanpa

resep dokter (World Self-Medication Industry nd) Bagi sebagian orang

beberapa produk obat OTC dapat berbahaya ketika digunakan sendiri atau

18

dikombinasikan dengan obat lain Meskipun demikian beberapa obat OTC

sangat bermanfaat di dalam pengobatan sendiri untuk masalah kesehatan

yang ringan hingga sedang (Fleckenstein Hanson amp Venturelli 2011) Obat

yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria berikut

(Permenkes No 919MenkesPerX1993)

a Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil

anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun

b Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko

pada kelanjutan penyakit

c Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

d Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi

di Indonesia

Berikut ini beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat

nyeri dengan pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan

Aspirin (asetosal) (Depkes RI 2007)

1 Aspirin

Aspirin yang memiliki nama lain asam asetil salisilat atau asetosal

adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang luas digunakan dan

digolongkan dalam obat bebas Selain sebagai prototip obat ini merupakan

standar dalam menilai efek obat sejenis (Departeman Farmakologi dan

Terapeutik 2007)

Aspirin diindikasikan dengan rasa sakit dan demam Aspirin

19

dikontraindikasikan dengan hemophilia dan kehamilan trisemester akhir Efek

samping yang sering dijumpai meliputi terjadinya iritasi mukosa lambung

Aspirin juga dapat memeperbanyak keluarnya keringat dan pada dosis tinggi

dapat membuat telinga berdengung dan juga sesak napas Aspirin tidak boleh

digunakan pada penderita alergi termasuk asma tukak lambung (maag)

sering perdarahan di bawah kulit penderita hemofilia dan trombositopenia

(Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan aspirin meliputi

aturan pemakaian harus tepat tidak boleh diminum ketika perut kosong

diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan

perdarahan lambung dilarang menkonsumsi obat ini selama 10 hari tanpa

fungsi ginjal atau hati ibu hamil ibu menyusui dan dehidrasi dan jangan

diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan

risiko perdarahan lambung (Depkes RI 2007)

Bentuk Sediaan asetosal yang beredar di masyarakat meliputi tablet

100 mg tablet 500 mg Aturan pemakaian asetosal meliputi dewasa 500 mg

setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) anak usia 2 ndash 3 tahun frac12 - 1 frac12 tablet

100 mg setiap 4 jam anak usia 4 ndash 5 tahun 1 frac12 - 2 tablet 100 mg setiap 4

jam anak usia 6 ndash 8 tahun frac12 - frac34 tablet 500 mg setiap 4 jam anak usia 9 ndash

11 tahun frac34 - 1 tablet 500 mg setiap 4 jam dan usia di atas 11 tahun 1

tablet 500 mg setiap 4 jam (Depkes RI 2007)

2 Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionate Obat ini bersifat

20

analgesik dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat Efek anti-

inflamsinya terlihat dengan dosis 1200- 2400 mg sehari Absorbsi ibuprofen

cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-

2 jam (Depkes RI 2007)

Ibuprofen dikontraindikasikan dengan penderita hipersensitif terhadap

ibuprofen penderita polip hidung Ibuprofen tidak dianjurkan bagi wanita

hamil menyusui dan penderita tukak peptic Ibuprofen biasa berbentuk tablet

dengan kekuatan 300 dan 400 mg Dosis maksimum ibuprofen 2400 mg

sehari (Mutschier 1991)

Hal- hal yang perlu diinformasikan kepada pasien dalam mengkonsumsi

ibuprofen meliputi obat diminum bersama- sama makanan dan minum dengan

segelas air penuh bila timbul rasa pusing dilarang mengemudi segeralah ke

dokter bila penglihatan menjadi kabur atau terjadi ruam kulit (Depkes RI

2007)

Efek samping yang dapat ditimbulkan obat ini meliputi nervus pusing

mata kabur skotoma atau perubahan menafsirkan warna telinga berdenging

dan kejang perut Ibuprofen memiliki interaksi dengan antikoagulan dan

asetosal Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi

metotreksat urikosurik kumarin antikoagulan kortiko-steroid penisilin dan

vitamin C atau minta petunjuk dokter obat ini tidak boleh diminum

bersamaan ( Depkes RI 2007)

Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita tukak lambung dan

duodenum (ulkus peptikum) aktif penderita alergi terhadap asetosal dan

21

ibuprofen penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk

tonjolan pada hidung) kehamilan tiga bulan terakhir (Depkes RI 2007)

Aturan pemakaian ibuprofen

a Dewasa 1 tablet 200 mg 2 ndash 4 kali sehari Diminum setelah makan

b Anak 1 ndash 2 tahun frac14 tablet 200 mg 3 ndash 4 kali sehari 3 ndash 7 tahun

frac12 tablet 500 mg 3 ndash 4 kali sehari 8 ndash 12 tahun 1 tablet 500 mg 3 ndash

4 kali sehari dan tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya

kurang dari 7 kg (Depkes RI 2007)

3 Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik antiinflamasi Asam

mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin Asam mefenamat terikat

sangat kuat pada protein plasma sehingga interaksi dengan antikoagulan

harus diperhatikan (Mutschier 1991)

Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia

diare sampai diare berdarah dan gejala iritasi lain pada mukosa lambung

Amerika Serikat tidak menganjurkan obat ini diberikan pada anak dibawah 14

tahun dan wanita hamil Pemberian tidak melebih 7 hari Penelitian klinis

menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah

secara bermakna (Depkes RI 2007)

Asam mefenamat tersedia dalam sediaan tablet atau kaplet dengan

kekuatan 500 mg Dosis asam mefenamat untuk pasien dewasa 2-3 kali sehari

sebanyak 250 mg- 500 mg (Team medical mini notes 2017)

22

4 Diklofenak

Diklofenak tergolong dalam preferential COX-2 inhibitor Absorbsi obat

ini berlangsung cepat dan lengkap pada saluran cerna Obat ini terikat 99

pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama sebesar

40-50 (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Diklofenak terdiri atas dua jenis yaitu natrium diklofenak dan kalium

diklofenak Kalium diklofenak lebih larut air dan dapat diabsorbsi dengan

cepat sehingga memiliki onset kerja lebih cepat dibanding natrium

diklofenak Kalium diklofenak biasanya juga diindikasikan untuk

penanganan kondisi yang memerlukan efek analgesia secara cepat ((Team

medical mini notes 2017)

Efek samping yang lazim adalah mual dan gastritis Eritema kulit dan

sakit kepala seperti obat AINS lainnya Pemakaian obat ini harus hati- hati

pada pasien dengan tukak lambung Peningkatan enzim transaminase dapat

terjadi pada 15 pasien umumnya kembali ke normal Gangguan hati lebih

sering terjadi dibandingkan obat AINS lain Pemakaian selama kehamilan

tidak dianjurkan Dosis orang dewasa 100-150 mg sehari terbagi dalam dua

atau tiga dosis (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

5 Parasetamol

Parasetamol memiliki indikasi membantu melegakan rasa sakit dan

mengurangi demam rematik sakit gigi dan sakit kepala Parasetamol

dikontraindikasikan dengan penderita gangguan fungsi hati Parasetamol

hampir tidak memiliki efek samping namun kadang timbul bisul atau

23

hipoglikemi pada anak (Mutschier 1991)

Parasetamol dapat berupa sediaan solid dan liquid Sediaan solid

parasetamol meliputi tablet atau tablet salut gula dengan kekuatan 120 mg

325 mg dan 500 mg Sedangkan dalam bentuk liquid parasetamol dapat

berupa sediaan obat tetes sirup elixir dengan kekuatan 60 mg06 ml 150

mg5 ml dan 120 mg 5 ml (Depkes RI 2007)

Dosis paracetamol untuk dewasa (usia diatas 12 tahun) 3-4 jam 325-650

mg maksimum 4 g sehari Sedangkan untuk anak (6-12 tahun) tiap 4 jam 500

mg (Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi parasetamol

meliputi orang dewasa jangan menggunakan lebih dari 10 hari secara terus

menerus anak di bawah dua belas tahun dilarang memakan obat ini lebih dari

lima kali sehari atau lebih dari lima hari segeralah ke dokter bila timbul

warna kekuningan pada mata atau kulit (Depkes RI 2007)

Parasetamol adalah derivat dari para amino fenol yang mempunyai daya

analgetika dan daya antipiretika Obat ini tidak menimbulkan perdarahan pada

lambung sehingga banyak dipakai sebagai analgetika dan antipiretika yang

aman namun Parasetamol memiliki daya inflamasi yang sangat lemah

(Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Tambahan

a Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi daripada efek anti

demamnya

b Parasetamol dan Asetosal memiliki efek anti demam yang lebih tinggi

daripada efek antinyeri dan antiradangnya (Depkes RI 2007)

24

24 Penggunaan Obat yang Rasional

Penggunaan obat yang rasional merujuk pada penggunaan obat yang benar

sesuai dan tepat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat dan dosis yang sesuai dengan kebutuhannya untuk jangka waktu

yang adekuat dan dengan biaya serendah mungkin bagi pasien Masalah-masalah

yang sering timbul sebagai bentuk ketidakrasionalan penggunaan obat antara lain

polifarmasi (penggunaan obat yang terlalu banyak) penggunaan yang berlebihan

dari antibiotika dan injeksi kegagalan untuk meresepkan obat yang sesuai dengan

panduan klinis serta pengobatan sendiri yang tidak tepat (World Health

Organization 2010)

Berbagai kriteria telah ditetapkan untuk menentukan kerasionalan penggunaan

suatu obat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya dengan dosis yang sesuai

dengan kebutuhannya untuk jangka waktu yang adekuat dan dengan biaya

serendah mungkin bagi pasien dan komunitasnya (World Health Organization

2010)

Batasan penggunaan obat rasional adalah bila memenuhi beberapa kriteria

antara lain (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2008)

a Tepat diagnosis yaitu obat diberikan sesuai dengan diagnosis Apabila

diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah

b Tepat indikasi penyakit yaitu obat yang diberikan harus tepat bagi suatu

25

penyakit

c Tepat pemilihan obat yaitu obat yang dipilih harus memiliki efek terapi

sesuai dengan penyakit

d Tepat dosis yaitu jumlah cara waktu dan lama pemberian obat harus

tepat Apabila salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi maka efek

terapi tidak tercapai

1 Tepat jumlah yaitu obat harus diberikan dalam jumlah yang cukup

2 Tepat cara pemberian yaitu cara pemberian obat yang tepat disesuaikan

dengan jenis obat yang digunakan Misalnya obat antasida seharusnya

dikunyah dulu baru ditelan

3 Tepat interval waktu pemberian yaitu cara pemberian obat hendaknya

dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah ditaati oleh

pasien Misalnya obat yang diminum tiga kali sehari diartikan bahwa

obat tersebut harus diminum dengan interval setiap delapan jam

4 Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian obat harus tepat sesuai

penyakitnya masing-masing

e Tepat penilaian kondisi pasien yaitu penggunaan obat disesuaikan dengan

kondisi pasien antara lain harus memperhatikan kontraindikasi obat

komplikasi kehamilan menyusui lanjut usia atau bayi

f Waspada terhadap efek samping yaitu obat dapat menimbulkan efek

samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang timbul pada pemberian

obat dengan dosis terapi seperti timbulnya mual muntah gatal-gatal dan

26

lain sebagainya

g Efektif aman mutu terjamin tersedia setiap saat dan harga terjangkau

untuk mencapai kriteria efektif maka obat harus dibeli melalui jalur

resmi

h Tepat tindak lanjut (follow-up) yaitu apabila sakit berlanjut setelah

swamedikasi dilakukan maka konsultasikan ke dokter

i Tepat penyerahan obat (dispensing) yaitu penggunaan obat rasional

melibatkan penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen Resep

yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di puskesmas akan

dipersiapkan obatnya dan diserahkan kepada pasien dengan informasi

yang tepat

j Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan

Ketidakpatuhan minum obat dapat terjadi pada keadaan

seperti berikut

1 Jenis sediaan obat beragam

2 Jumlah obat terlalu banyak

3 Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering

4 Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi

5 Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara

menggunakan obat timbulnya

6 Efek samping

27

25 Pengetahuan

251 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya yang meliputi

pengelihatan pendengaran penciuman rasa dan raba Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan

pengelihatan (Notoatmodjo 2010)

252 Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia

pendidikan lingkungan intelegensia dan pekerjaan Pengetahuan secara garis

besar dibagi menjadi enam tingkat meliputi tahu (know) memahami

(comprehension) aplikasi (aplication) analisa (analysis) sintesis (syntesis)

dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo 2010)

253 Faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a Jenis kelamin

Tingkat pengetahuan di pengaruhi oleh jenis kelamin Logan dan Rose

(2004) telah melakukan penelitian terhadap sampel 100 pasien untuk

mengetahui perbedaan pengetahuan nyeri antara laki-laki dan perempuan

Hasilnya menunjukan bahwa ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan

28

mengenai tingkat pengetahuan nyeri yaitu perempuan mempunyai tingkat

pengetahuan nyeri lebih baik dari pada laki-laki

b Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin membaik

Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca (Anonim 2011)

Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009)

1 Masa balita 0-5 tahun

2 Masa kanak- kanak 5-11 tahun

3 Masa remaja awal 12-16 tahun

4 Masa remaja akhir 17-25 tahun

5 Masa dewasa awal 26-35 tahun

6 Masa dewasa akhir 36-45 tahun

7 Masa Lansia Awal 46-55 tahun

8 Masa lansia akhir 56-65 tahun

9 Masa manula gt 65 tahun

c Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup

29

Pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut menerima informasi Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya

(Anonim2011)

Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berpikir

rasional serta menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 jalur pendidikan sekolah terdiri dari

1 Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan selama 9 tahun pertama

pada masa sekolah anak yang melandasi jenjang pendidikan

2 Pendidikan menengah adalah pendidikan menengah adalah jenjang

pendidikan dasar Pendidikan menengah dibagi menjadi

a Pendidikan Menengah Umum adalah pendidikan menengah di

selenggarakan oleh SMA (Sekolah Menengah Atas) atau MA

(Madrasah Aliyah) Pendidikan menengah umum dikelompokkan

dalam program sesuai dengan kebutuhan untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

b Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan Menengah

Kejuruan diselenggarakan oleh SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) dan MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan) Pendidikan

Menengah Kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi seni dunia industri tenaga kerja baik

secara nasional maupun global regional

30

c Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tinggi adalah jenjang

setelah pendidikan menengah Pendidikan tinggi diselenggarakan

oleh akademi institusi sekolah tinggi dan universitas

254 Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden

atau subjek penelitian Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur atau

diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo

2010)

26 Masyarakat

261 Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup

karena proses masyarakat Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang

kontinyu antar individu Dalam kehidupan bermasyarakat selalu dijumpai

saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan kehidupan

bermasyarakat (Soetomo 2009)

262 Ciri-ciri Masyarakat

Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia

yang mempunyai sebagai berikut

31

a Berada di wilayah tertentu

b Hidup secara berkelompok

c Terdapat suatu kebudayaan

d Terdapat interaksi sosial

e Terdapat pemimpin

f Terdapat stratafikasi sosial

263 Profil Kelurahan Palasari

Secara geografis Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

memiliki bentuk wilayah datar Kelurahan Palasari memiliki jumlah

penduduk 17421 jiwa pada keadaan 31 Desember tahun 2018 terdiri dari

8996 jiwa laki-laki dan 8425 jiwa perempuan Jumlah kepala keluarga di

Kelurahan Palasari saat ini mencapai sekitar 5091 KK

Tabel 21 Tingkat pendidikan di Kelurahan Palasari

NO PENDIDIKAN JUMLAH

L P JML

1 Tamat SD 1815 1676 3491

2 SMP 1780 1521 3301

3 SMA 421 376 797

4 Sarjana 87 54 141

5

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi deskriptif Penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran atau deskriptif tentang suatu masalah baik yang berupa faktor risiko

maupun faktor efek Penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

32 Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo

2010) Penelitian ini akan di laksanakan di Cilengkrang 1 RW 04 Kelurahan

Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

33 Waktu Penelitian

Waktu adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian

(Notoatmodjo 2010) Penelitian ini dilaksanakan di Cilengkrang 1 RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru dan akan dilaksanakan bulan Mei ndash Juni

2019

32

33

34 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat dan

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35 Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan agar pengukuran

variable atau pengumpulan data itu konsisten antara sumber data (responden)

yang di bantu dengan responden yang lain (Notoatmodjo 2010)

Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Pengetahuan penggunaan analgetik merupakan berbagai informasi yang

perlu diketahui oleh responden mengenai penggunaan antinyeri secara

aman dan rasional

b penggunaan obat swamedikasi antinyeri dilihat berdasarkan cara

mendapatkannya

36 Populasi dan Sampel

361 Populasi

Populasi adalah subyek atau golongan yang menjadi sasaran penelitian

(Notoatmodjo 2010) Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

34

a Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah

1 Masyarakat yang menggunakan obat swamedikasi analgetik

2 Berusia 17-55 tahun

3 Berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

4 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang tidak

menggunakan obat swamedikasi analgetika obat dengan resep dokter dan

berusia dibawah 17 tahun dan diatas 55 tahun Masyarakat yang tidak

berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung

362 Sampel

Penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan kriteria

inklusi dan eksklusi Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin

(Anwar Hidayat 2013)

Rumus Slovin

35

Dimana

n = besar sampel

N = besar populasi

d2 = penyimpangan terhadap populasi yang inginkan 10 atau 01

n =

=

= 85 sampel

Dari perhitungan rumus slovin didapatkan hasil 85 responden yang

dibagi ke dalam beberapa Rt yaitu

Rt 01

Rt 02

Rt 03

Rt 04

Rt 05

36

37 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer data primer merupakan data yang

sumber data dikumpulkan dengan membagikan kuisioner kepada responden

38 Teknik Pengumpulan Data

1 Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

2 Kueisioner dibuat 3 bagian yaitu bagian ke 1 berisi identitas responden

(nama jenis kelamin usia pendidikan terakhir) bagian ke 2 penggunaan

obat swamedikasi analgetik berjumlah 5 pertanyaan bagian ke 3 mengenai

tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik

39 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan

setelah pengumpulan data Untuk kemudian dalam pengolahan data dipergunakan

bantuan program komputer Langkah-langkah pengolahan data meliputi editing

coding entry dan analizing (Notoatmodjo2010)

Tahapan pengolahan data diantaranya

a Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh Editing dalam penelitian ini setelah data terkumpul yaitu

kelengkapan jawaban kuesioner

b Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan Coding dalam penelitian disini memberikan kode

angka pada jawaban responden untuk memudahkan analisis data

37

c Entry adalah proses memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam

program atau software komputer Dalam penelitian ini entry data

dilakukan dengan memasukkan data jawaban dan kemudian di masukkan

ke dalam program atau software komputer

d Analizing yaitu proses analisis data ditabulasi dan diberi skor (skoring)

Selanjutnya dilakukan perhitungan dan uji statistik terhadap data

310 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS for window release 2300

a Analisis Demografi Responden

Bagian pertama dari kuesioner adalah data pribadi responden yang berupa

jawaban singkat terdiri dari nama responden jenis kelamin usia dan pendidikan

terakhir Pada bagian ini dilakukan analisis secara deskriftif

b Analisis Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian kedua terdiri dari pertanyaan seputar penggunaan obat swamedikasi

analgetik berjumlah 5 pertanyaan Pada pertanyaan ini penilaian dihitung

berdasarkan distribusi frekuensi persentase () jumlah responden dengan jawaban

yang dipilih

c Analisis Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian ketiga terdiri dari 18 pertanyaan tingkat pengetahuan dan rasionalitas

obat swamedikasi analgetik yang berupa pilihan ganda (dengan 2 atau 3 pilihan

jawaban)

38

Responden yang telah menjawab pertanyaan dengan akan diberi nilai yaitu

a 1 untuk jawaban benar jika menjawab benar maka dinilai rasional

b 0 untuk jawaban salah atau tidak tahu jika menjawab salah atau tidak

tahu maka dinilai tidak rasional

Sehingga diperoleh total skor untuk pertanyaan seputar pengetahuan tentang

penggunaan analgetik adalah

a Maximum 1x 18 = 18

b Minimum 0 x 18 = 0

Ketentuan skor total pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dan

rasionalitas obat swamedikasi analgetik

a lt 55 dengan skor 9 Tingkat pengetahuan kurang

b 56-74 dengan skor 9-12 Tingkat pengetahuan cukup

c gt 75 dengan skor 13 Tingkat pengetahuan baik

(Budiman 2013)

Data yang diolah kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat

Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif Analisis univariat (analisis deskriptif) merupakan analisis yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang

menjelaskan angka atau jumlah presentasi masing-masing kelompok dari setiap

variabel Bagian yang akan dilakukan analisis univariat adalah bagian

39

identitas responden (jenis kelamin usia dan pendidikan terakhir) tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Karateristik Responden

Responden yang diteliti berjumlah 85 sampel yang berada di RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung Karakteristik responden

yang dilihat meliputi jenis kelamin usia dan pendidikan

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Jumlah Persentasi

(n=85) ()

1 Jenis kelamin

Laki-laki 24 2824

Perempuan 61 7176

2 Usia (tahun)

Remaja akhir 17 - 25 tahun 16 1882

Dewasa awal 26 - 35 tahun 29 3412

Dewasa akhir 36 - 45 tahun 19 2235

Lansia awal 46 - 55 tahun 21 2470

3 Pendidikan Terakhir

SD 19 2235

SMP 10 11 76

SMA 45 5294

S1 9 1059

S2 2 235

Berdasarkan hasil penelitian ini responden didominasi oleh perempuan

sebanyak 61 (7176) dengan golongan usia antara 26-35 tahun (3412)

penyebab nya karena pengobatan antinyeri menurut riskesdas pada tahun 2013

menunjukkan bahwa nyeri banyak diderita oleh wanita daripada laki-laki

40

41

(Riskesdas 2013) Mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 45

(5294) Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden berpendidikan

SMA pada umumnya mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang obat

swamedikasi Pendidikan sangat mempengaruhi perilaku seseorang seperti yang

dinyatakan Notoadmodjo (2010) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin tinggi pula intelektualnya Seseorang yang berpendidikan tinggi

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan

lainnya Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas

manusia dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin berkualitas

hidupnya Karateristik respoden dapat dilihat pada tabel 41

42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik

Tempat responden dalam memperoleh obat swamedikasi analgetik adalah di

apotek sebanyak 54 responden (635) di mini market sebanyak 5 responden

(69) membeli obat di warung sebanyak 26 responden (306) dan tidak ada

responden yang membeli di toko obat Dari seluruh responden pengobatan sendiri

paling banyak mendapatkan obat antinyeri yaitu di apotek Secara nasional pun

menunjukkan apotek dan toko obat warung merupakan sumber utama

mendapatkan obat rumah tangga atau obat swamedikasi (Riskesda 2013)

Tingkat pengetahuan masyarakat di RW 4 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

Kota Bandung tentang swamedikasi sudah tergolong baik karena masyarakat

lebih banyak membelinya di apotek yaitu 54 responden (635) yang secara

langsung ada petugas kesehatan yang menyerahkan obat dan jika tidak mengerti

cara penggunaan atau aturan pakai obat tidak diketahui bisa bertanya langsung

42

6

64 31 Mini Market

Warung

Apotek

pada petugas yang ada di apotek tersebut dibandingkan dengan membeli obat di

warung Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 41

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi Tempat

Memperoleh Obat Swamedikasi

43 Jenis Penyakit Atau Keluhan Penyakit

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap

Jenis keluhan Penyakit

Jenis Penyakit N

Nyeri sendi 1 12

Sakit haid 6 71

Sakit badan 11 129

Sakit gigi 20 235 Sakit kepala 47 553

Jumlah 85 100

Berdasarkan hasil penelitian ini keluhan nyeri yang paling banyak dialami

responden adalah sakit kepala sebanyak 47 responden (553) Pada tahun 2011

WHO juga menyatakan bahwa sebanyak 50-75 orang dewasa usia 18-65 tahun

di dunia mengalami sakit kepala selama setahun terakhir Faktor penyebab sakit

43

kepala yang dialami oleh bermacam-macam mulai dari karena mengidap suatu

penyakit tertentu seperti meningitis kanker otak maupun konsumsi obat berlebih

hingga akibat dari suatu aktifitas dan makanan yang di konsumsi Tanpa disadari

sakit kepala juga bisa muncul dari kegitan rutinitas yang sepele misalnya lama

menatap layar computer maupun ponsel terlalu lam duduk banyak tekanan atau

stress kurang tidur sedikit minum merokok dan banyak hal lainnya

(Cermaticom 2019) Maka dari itu responden harus sebijak mungkin memahami

cara penggunaan obat yang tepat supaya menghindarkan masyarakat dari

penggunaan obat yang salah Presentase keluhan yang dialami responden dapat

dilihat pada tabel 42

44 Jenis Obat yang digunakan

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Responden

Terhadap Jenis Obat yang digunakan

Obat yang digunakan N

Metampiron 4 47

Natrium Diklofenak 9 106

Ibuprofen 11 129

Asam Mefenamat 13 153 Paracetamol 48 565

Jumlah 85 100

Dilihat dari jenis obat nyeri yang dipilih kebanyakan responden memilih

menggunakan parasetamol dalam swamedikasi analgetik dengan keluhan sakit

kepala terbanyak Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gissele Sarganas yang

mengatakan bahwa parasetamol merupakan obat yang umum dan mudah di akses

dibanyak Negara (Sarganas2015) Responden dalam penelitian ini telah

menggunakan obat secara benar karena sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan

44

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan bahwa golongan obat yang digunakan

swamedikasi merupakan obat-obat yang relatif aman meliputi golongan obat

bebas dan obat bebas terbatas ( BPOM 2014)

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas

451 Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penilaian mengenai tingkat pengetahuan dapat

diketahui mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong cukup yaitu

(376) sebanyak 32 responden Data lengkap dapat dilihat di tabel 44

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahaun Responden

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

responden

Persentase

Kurang 30 353

Cukup 32 376

Tinggi 23 211

Jumlah 85 100

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Dari seluruh responden yang berada di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung tidak semuanya melakukan pengobatan

swamedikasi obat antinyeri secara rasional dan tepat Pada perilaku

pengggunaan obat swamedikasi obat antinyeri dinilai dari beberapa sub

indikator yaitu tepat indikasi tepat obat tepat dosis tepat pemakaian tepat

efek samping tepat interaksi obat dan tepat kontraindikasi Seacara lebih

rincinya dapat dilihat pada tabel 413

45

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden

No

Tepat indikasi

Tepat

Tidak

Tepat

N

P1

Menurut Anda apakah

benar analgesik merupakan

obat yang mampu

meredakan atau mengurangi

nyeri

83

976

2

24

85

P2

Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk

mengobati nyeri saja

29

341

56

659

85

P4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

29

341

56

659

85

P5

Paracetamol merupakan

obat penurun panas Apakah

parasetamol mampu meredakan nyeri

49

576

36

424

85

P7

Jika Anda mengalami sakit

kepala apakah jenis obat yang sebaiknya dikonsumsi

60

706

25

294

85

Jumlah 250 59 175 41

Tepat Obat

P3

Termasuk jenis obat

golongan apakah obat pereda

nyeri yang hanya boleh

digunakan secara swamedikasi

40

471

45

529

85

P6

Jenis obat apa yang anda

pahami sebagai obat pereda

nyeri yang dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

50

588

35

412

85

Jumlah 90 54 80 46

Tepat Pemakaian

P8

Apakah Anda mengetahui

kapan waktu yang tepat

dalam mengkonsumsi obat

pereda nyeri

77

906

8

94

85 Jumlah 77 91 8 8

Tepat Efek Samping

P9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik

35

412

50

588

85

46

di rumah

P10

Dampak apakah yang

terjadi apabila menggunakan

dosis obat pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

28

329

57

671

85

Jumlah 63 37 107 63

Tepat Dosis

P11

Apakah dosis obat pereda

nyeri anak sama dengan

dosis obat pereda nyeri dewasa

67

788

18

212

85

P12

Apakah benar obat pereda

nyeri boleh digunakan secara

terus menerus meski rasa

sakit telah hilang

54

635

31

365

85

P18

Menurut Anda apakah boleh

meningkatkan konsumsi

obat pereda nyeri yang

diminum dalam sekali

konsumsi (sekali minum langsung 2 tablet lebih)

37

435

48

565

85

Jumlah 158 62 97 38

Tepat Interaksi

P13

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

digunakan bersamaan

dengan obat maag dalam

sekali konsumsi tanpa

adanya rentang waktu

konsumsi

48

565

37

435

85

P14

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

diminum bersamaan dengan kopi

55

647

30

353

85

Jumlah 103 54 67 46

Tepat Kontraindikasi

P15

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu hamil

58

682

27

318

85

P16

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di

konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

31

365

54

635

85

P17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh

35

412

50

588

85

47

mengkonsumsi aspirin untuk meredakan nyeri

Jumlah 124 49 131 51

Hasil dari kuesioner yang dibagikan menunjukkan 59 responden

melakukan ketepatan indikasi sebagian dari responden yang memiliki nilai

buruk dan tidak memperhatikan indikasi obat sebelum meminum obat

antinyeri yaitu sekitar 41 Indikasi obat antinyeri untuk penanganan obat

antinyeri penting diperhatikan secara cermat karena apabila salah indikasi

obat maka akan menimbulkan kesalahan obat yang akan digunakan

Tabel diatas menunjukkkan bahwa rata-rata jumlah responden yang

menjawab tepat obat 54 tidak jauh berbeda dengan jumlah responden yang

memiliki jawaban tidak tepat obat yaitu 46 Hal ini dikarenakan karena

masyarakat sudah mengetahui jenis obat yang di pahami untuk mengobati

nyeri dan mayoritas masyarakat sebagian besar belum mengetahui golongan

obat apa yang tepat untuk digunakan dalam swamedikasi

Hasil yang diperoleh melalui kuesioner menunjukkan terdapat 62

responden benar dan tepat dosis sebelum melakukan pengobatan nyeri secara

swamedikasi dan bernilai 38 responden tidak tepat dalam melihat dosis

sebelum penggunaan obat antinyeri secara swamedikasi Hal-hal tersebut

memang perlu ditanyakan kepada responden karena hal inilah yang terjadi di

masyarakat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji Pratiwi (2014)

bahwa dari 100 responden di Surabaya hanya 80 orang yang melakukan cara

minum dan jumlah minum obat yang tepat ketika ingin mempercepat

48

penyembuhan terdapat 20 responden menyatakan mereka meminum dua

tablet ketika ingin menyembuhkan nyeri yang dialaminya dan ini berkaitan

dengan bioavaibilitas obat di tubuh serta akumulasi obat yang ditubuh

sehingga perlu diperhatikan penggunaan dosis obat antinyeri yang dilakukan

secara swamedikasi

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tabel diketahui hanya 37

responden yang menjawab rasional dengan sub indikator tepat efek samping

hal dikarenakan masyarakat tidak memahami mengenai efek samping obat

yang terjadi setelah meminumnya Efek samping yang ditimbulkan oleh suatu

obat terkadang tidak perlu dilakukan tindakan medis untuk mengatasinya

namun beberapa obat perlu diperhatikan secara lebih penanganannya (BPOM

2014) Untuk mencegah terjadinya efek samping yang lebih parah maka

sebaiknya dilakukan penghentian obat dan segera dikonsultasikan dengan

tenaga medis terkait Efek samping obat golongan AINS (obat antinyeri)

menurut Goodman amp Gilman (2006) secara umum memiliki efek samping

perdarahan lambung nefrotoksisitas dan bronskopasme jika obat tidak tepat

digunakan

Beberapa hal yang menjadi penilaian ketepatan interaksi obat adalah

obat lain yang dikonsumsi selain obat antinyeri membolehkan meminum obat

lain dan meminum obat dengan kopi Interaksi obat terjadi antara obat dengan

obat dan obat dengan makanan Nilai yang muncul untuk ketepatan interaksi

obat adalah 54 tepat interaksi dan hanya 46 tidak tepat interaksi obat

Interaksi obat ini perlu diperhatikan karena interaksi obat dengan obat akan

49

menjadikan sistem kompetitor satu sama lain antara satu obat dengan obat lain

yang menjadikan salah satu obat menjadi tidak aktif (Stockley Drug

Interaction 2000)

ketepatan kontraindikasi obat nilai yang muncul terkait ketepatan

kontraindikasi obat ini adalah 49 mengetahui tepat kontraindikasi dan 51

tidak mengetahui ketepatan kontraindikasi Pada pasien penyakit asma tidak

diperbolehkan menggunakan obat antinyeri secara bebas karena efek samping

dari nyeri yang menjadikan bronkospasme terutama pada pasien yang

memiliki riwayat penyakit asma (Ioana Dana Alexa 2014)

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi

Analgetik

Aspek Pernyataan Benar Salah Nomor Sumber

Pernyataan

Tepat indikasi 59 41 1245 amp 7

Tepat obat 54 46 3 amp 6

Tepat pemakaian 91 8 8

Tepat efek samping 37 63 9 amp 10

Tepat dosis 62 38 1112 amp 18

Tepat interaksi 54 46 13 amp 14

Tepat kontra

indikasi 49 51 15 16 amp 17

Rata- rata 58 42

Berdasarkan hasil penilaian rata-rata mengenai obat dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional 58 dan

tidak rasional 42 Penggunaan obat yang tidak rasional paling banyak

disebabkan oleh ketidaktepatan efek samping obat 37

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

51 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

a Tingkat pengetahuan masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari Kecmatan

Cibiru tergolong cukup dengan Persentasi 376 bedasarkan instrument

kuesioner tingkat pengetahuan swamedikasi yang sudah di validasi

b Masyarakat yang di jadikan responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42 di masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru

52 Saran

Berdasarkan penelitian ini saran-saran yang dapat di berikan

adalah sebagai berikut

a Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengukur tingkat pengetahuan

mengenai suamedikasi khususnya obat analgetik lebih rinci mendalam

dan akurat sesuai dengan aturan sehingga dapat di ketahui lebih jelas apa

yang tidak di ketahui oleh responden

b Institusi terkait lebih meningkatkan lagi tentang pengetahuan penggunaan

obat swamedikasi analgetik agar masyarakat dapat menggunakan obat

secara rasional

51

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI 2013 Riset

Kesehatan Dasar 2013 Jakarta Kementrian Kesehatan RI halaman 40

BPOM RI 2014 Menuju Swamedikasi yang Aman Info Pom Vol 15 No 1

Budiman dan Riyanto 2013 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan

Sikap dalam Penelitian Kesehatan Penerbit Salemba Medika Jakarta

pp 11-12

Departemen Farmakologi dan Terapeutik 2007 Farmakologi dan Terapi

Jakarta FKUI

Departemen kesehatan RI 1993 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

919MenKesPERX1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat

Diserahkan Tanpa Resep Jakarta Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Obat Bebas Terbatas Jakarta Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) Materi pelatihan

peningkatan pengetahuan dan keterampilan memilih obat bagi tenaga

kesehatan (pp 0- 8 13-14 18 20-23 31) Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Garrido Pilar Carrasco etal 2014 Predictive factors of self-medicated

analgesic use in Spanish adults a cross-sectional national study

BMC Pharmacology amp Toxicology 2050-05111536

Marta Halim dkk 2013 Dasar-dasar Farmakologi 2 edisi 1

Mangku G Diktat Kumpulan Kuliah BagianSMF Anestesiologi dan

Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2002

Morgan GE Pain Management In Clinical Anesthesiology 2nd ed

Stamford Appleton and Lange 1996 274-316

Mutschier Ernst 1991 Dinamika Obat Bandung Penerbit ITB

Notoatmodjo Soekidjo 2010 Ilmu Pengetahuan dan penelitian dan

Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta Rineka Cipta

52

Sarganas Giselle dkk(2015) Prevalence trend patterns and associations of

analgesic use in Gremany (22 September 2015) Biomed Central Jerman

Tim Medical Mini Notes 2017 Basic Pharmacology and Drug Notes Makassar

MMN Publishing

Tjay TH dan Rahardja K 2010 Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan

Sehari- hari Jakarta PT Elex Media Komputindo

Anonim 2011 Definisi Pengetahuan Serta Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi httpduniabacacomdefinisi-pengetahuan-serta-faktor-

faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuanhtml (Diakses 20 juli 2019)

Anwar Hidayat Cara Perhitungan Rumus Slovin

httpswwwstatistikiancom2017hitung-rumus-slovin-sampelhtmlamp

(Diakses 8 Maret 2019)

Fitriya 2019 Sakit Kepala Penyebab Sakit kepala dan Cara menghilangkan

sakit Kepala yang Perlu kamu tahu httpswww-

cermaicomcdnampprojectorgvswwwcermaticomartikelampsakit-

kepala-penyebab-sakit-kepala-da-cara-menghilangkan-sakit-kepala-yang-

perlu-kamu-tahuamp_js_v (Diakses 22 Agustus 2019)

WHO 2000 Drug Information Geneva World Health Organization Page 1

World Health Organization (2010 May) Rational use of medicines Juli

28 2019 httpwwwwhointmediacentrefactsheetsfs338enindexhtml

LAMPIRAN

53

53

Identifikasi masalah

Merumuskan masalah

Menentukan sampel

ALUR PENELITIAN

Pengolahan data

(editingkoding

skoring)

Analisiss data

(Analisis Univariat)

Penyajian data

kueisioner

Kesimpulan dan saran

LAMPIRAN II

54

SURAT IZIN DARI KESBANGPOL

LAMPIRAN III

55

SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS KESEHATAN

LAMPIRAN IV

56

SURAT IZIN PENELITIAN DARI KELURAHAN

LAMPIRAN V

57

(LANJUTAN)

LAMPIRAN VI

58

SURAT IZIN PENELITIAN DARI PUSKESMAS CIPADUNG

LAMPIRAN 59

59

KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL

I Identitas Responden

Nama

Jenis jenis kelamin Laki-laki Wanita

USIA

Alamat

No Telepon HP

Pendidikan terakhir

TAHUN

II Pendahuluan

1 Apakah anda pernah melakukan swamedikasi (pengobatan tanpa

harus datang ke dokter)

a Ya b Tidak

2 Apakah Anda pernah meminum obat antinyeri sebelumnya

a Ya b Tidak

3 Di manakah Anda memperoleh obat antinyeri tersebut

a Apotek b Warung

c Toko obat d Mini market

4 Penyakit apa yang bisa Anda obati dengan antinyeri tersebut

Jawab

5 Apa saja nama obat antinyeri yang biasa Anda gunakan untuk mengobati penyakit tersebut

Jawab

III Rasionalitas Penggunaan Obat Analgetik

1 Menurut Anda apakah benar analgesik merupakan obat yang

mampu meredakan atau mengurangi nyeri

a Benar b Salah

2 Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk mengobati

60

nyeri saja

a Benar b Salah

3 Termasuk jenis obat golongan apakah obat pereda nyeri yang

hanya boleh digunakan secara swamedikasi

a Obat keras b Obat bebas

Terbatas

4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

5 Paracetamol merupakan obat penurun panas Apakah parasetamol

mapu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

6 Jenis obat apa yang anda pahami sebagai obat pereda nyeri yang

dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

a Paracetamol b Ibuprofen

c Natrium

diklofenak

d Asam

mefenamat

7 Jika Anda mengalami sakit kepala apakah jenis obat yang

sebaiknya dikonsumsi

a Antibiotik b Analgesik c Antitusif

8 Apakah Anda mengetahui kapan waktu yang tepat dalam

mengkonsumsi obat pereda nyeri

a Sebelum

makan

b Sebelum

tidur

c Sesudah makan

9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik di rumah

a Lemari b Tempat

obat

c Kulkas

10 Dampak apakah yang terjadi apabila menggunakan dosis obat

pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

a Sesak napas b Terjadi gangguan pada

lambung-usus

11 Apakah dosis obat pereda nyeri anak sama dengan dosis obat

pereda nyeri dewasa

a Ya b Tidak

12 Apakah benar obat pereda nyeri boleh digunakan secara terus

menerus meski rasa sakit telah hilang

a Benar b Salah

cBadan lemas

61

13 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri digunakan

bersamaan dengan obat maag dalam sekali konsumsi tanpa adanya

rentang waktu konsumsi

a Boleh b Tidak boleh

14 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri diminum

bersamaan dengan kopi

a Boleh b Tidak boleh

15 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu

hamil

a Aspirin b Parasetamol

16 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

a Diklofenak b Parasetamol

17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh mengkonsumsi

aspirin untuk meredakan nyeri

a Boleh b Tidak boleh

18 Menurut Anda apakah boleh meningkatkan konsumsi obat pereda

nyeri yang diminum dalam sekali konsumsi (sekali minum langsung

2 tablet lebih)

a Boleh b Tidak boleh

62

LAMPIRAN VIII

OUTPUT HASIL UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS KUESIONER

63

64

65

66

Case Processing Summary

N

Cases Valid 20 1000

Excludeda 0 0

Total 20 1000

a Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

933 18

67

LAMPIRAN IX

ANALISIS UNIVARIAT

1 Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Perempuan

laki-laki

Total

61

24

718

282

718

282

718

282

85 1000 1000 1000

Usia

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Remaja Akhir (17 - 25 Thn) 16 188 188 188

Dewasa Awal (26 - 35 Thn) 29 341 341 529

Dewasa Akhir (36 - 45 Thn) 19 224 224 753

Lansia Awal (46 - 55 Thn)

Total

21

85

247

1000

247

1000

247

1000

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 19 224 224 224

SMP 10 118 118 341

SMA 45 529 529 871

S1 9 106 106 976

S2 2 24 24 24

Total 85 1000 1000 1000

68

2 Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Melakukan swamedikasi

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 85 1000 1000 1000

Pernah minum obat antinyeri

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 85 1000 1000 1000

Tempat mendapatkan obat

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid mini market 5 59 59 59

warung 26 306 306 365

apotek 54 635 635 1000

Total 85 1000 1000

Obat yang digunakan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid metampiron 4 47 47 47

natrium diklofenak 9 106 106 153

ibuprofen 11 129 129 282

asam mefenamat 13 153 153 435

paracetamol 48 565 565 1000

Total 85 1000 1000

Jenis penyakit

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid nyeri sendi 1 12 12 12

sakit haid 6 71 71 82

sakit badan 11 129 129 212

sakit gigi 20 235 235 447

sakit kepala 47 553 553 1000

Total 85 1000 1000

69

LAMPIRAN X

TABEL CODING KARAKTERISTIK RESPONDEN

JENIS KELAMIN PEREMPUAN 0

LAKI-LAKI 1

USIA

REMAJA AKHIR 0

DEWASA AWAL 1

DEWASA AKHIR 2

LANSIA AWAL 3

PENDIDIKAN

SD 0

SMP 1

SMA 2

S1 3

S2 4

Responden

Jenis

Kelamin Coding

Usia

Coding

Pendidikan

Coding

RT

1

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

RT 1

2

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

3

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

4

L

1

dewasa

awal

1 sd

0

5

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

6 p 0 lansia awal 3 sd 0

7

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

8

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

9

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

10

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

11 p 0 lansia awal 3 sd 0

12

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

13

p

0

dewasa akhir

2

sd

0

70

14

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

15

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

16

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

17

L

1

dewasa

akhir

2 sd

0

18

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

19

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

20 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 2

21

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

22

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

23 p 0 lansia awal 3 s2 4

24

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

25 L 1 lansia awal 3 sma 2

26 p 0 lansia awal 3 sd 0

27

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

28

L

1

dewasa

awal

1 smp

1

29

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

30 p 0 lansia awal 3 sd 0

31

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

32 p 0 lansia awal 3 sd 0

33

p

0

dewasa

akhir

2 smp

1

34 p 0 lansia awal 3 sd 0

35

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

RT 3

36

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

37 L 1 lansia awal 3 S1 3

38

L

1

dewasa

akhir

2

S2

4

39

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

40

p

0

dewasa akhir

2

sma

2

71

41 p 0 lansia awal 3 sma 2

42

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

43

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

44

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

45

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

46

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

47

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

48

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

49

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

50

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

51 p 0 lansia awal 3 smp 1

52

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

53

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

54

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

55

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

56 p 1 lansia awal 3 sma 2

57 p 0 lansia awal 3 sma 2

58 p 0 lansia awal 3 sma 2

59

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

60

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

61

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

62

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

63

P

0

dewasa

akhir

2

S1

3

64

L

1

dewasa

awal

1 s1

3

65

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

66 p 0 dewasa 1 sma 2

72

awal

67

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

68 p 0 lansia awal 3 sma 2

69

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

70

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

71

L

1

dewasa

akhir

2 s1

3

72 p 0 lansia awal 3 sd 0

73

p

0

dewasa

akhir

1 sma

2

74

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

75 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 4

76

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

77 p 0 lansia awal 3 sma 2

78

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

79 p 0 lansia awal 3 sma 2

80

P

0

dewasa

akhir

1 smp

1

81 p 0 lansia awal 3 smp 1

82

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

RT 5

83

p

0

dewasa

akhir

1 sd

0

84

p

0

remaja

akhir

0 smp

1

85

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

73

LAMPIRAN XI

TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

KETERANGAN P1

amp P2

KETERANGAN P 3

KETERANGAN P 4

KETERANGAN P 5

Ya 0 Toko Obat 0 Nyeri sendi 0 Metampiron 0

Tidak

1

Mini Market

1

Sakit haid

1

Natrium

Diklofenak 1

Warung 2 Sakit badan 2 Ibuprofen 2

Apotek 3 Sakit gigi 3 Asam Mefenamat 3

Sakit kepala 4 Paracetamol 4

Respon

den

P1

Codi

ng

P2

Codi

ng

P3

Codi

ng

P4

Codi

ng

P5

Codin

g

1

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

2

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

3

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

4

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

5

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

6

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

7

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

8

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

9

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

10

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

3

74

at

11

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

12

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

13

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

14

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

15

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

16

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

gigi

3

paraceta

mol

4

17

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

18

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

19

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

20

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

21

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

22

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

23

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

24

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

25

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

26

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

4

paraceta

mol

4

75

la

27

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

28

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

29

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

30

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

31

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

32

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

33

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

4

paraceta

mol

4

34

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

35

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

36

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Saki

kepa

la

4

metampi

ron

0

37

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

38

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

39

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Nyer

i

haid

1

ibuprofe

n

2

40

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

3

paraceta

mol

4

41

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

42

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

76

43

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

44

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

45

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

46

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

47

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

48

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

49

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

ibuprofe

n

2

50

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

51

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

0

natrium

diklofena

k

1

52

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

53

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

54

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

ibuprofe

n

2

55

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

56

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

57

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

58

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

59

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

1

77

k

60

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

61

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

62

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

63

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

64

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

metampi

ron

0

65

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

3

metampi

ron

0

66

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

67

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

68

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

metampi

ron

0

69

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

70

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

71

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

72

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

asam

mefenam

at

3

73

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

ibuprofe

n

2

74

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

75 ya 1 ya 1 Apote 3 nyeri 1 natrium 1

78

k send i

diklofena k

76

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

77

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

78

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

asam

mefenam

at

3

79

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

80

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

81

ya

1

ya

1

Waru

ng

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

82

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

83

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

84

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

85

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

79

LAMPIRAN XII

TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER TINGKAT

PENGETAHUAN

Responden

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y9

Y10

Y11

Y12

Y13

Y14

Y15

Y16

Y17

Y18

Jumlah

1 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 25

2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 30

3 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 24

4 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 22

5 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

6 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 18

7 2 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 20

8 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 0 0 18

9 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 16

10 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

11 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 0 20

12 2 0 0 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 14

13 2 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

14 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

15 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 2 12

16 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 10

17 2 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 24

18 2 2 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

19 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 20

20 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 24

21 2 1 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 2 2 22

22 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 30

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 33

24 2 0 0 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 0 25

25 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 2 2 1 2 1 2 16

26 2 0 0 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

27 2 2 2 2 2 0 0 2 0 1 2 0 2 1 2 0 1 0 21

80

28 2 0 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 0 24

29 2 0 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2 2 1 0 0 0 0 20

30 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 0 1 1 19

31 2 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 0 1 2 2 0 1 0 17

32 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

33 2 0 1 1 2 0 0 2 0 1 0 2 2 1 2 0 2 2 20

34 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0 0 1 1 0 12

35 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

36 2 0 1 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 1 0 0 18

37 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

38 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 32

39 2 0 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 2 2 18

40 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 1 2 2 1 1 0 23

41 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

42 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 18

43 2 2 0 1 2 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 20

44 2 2 1 1 2 2 0 2 0 0 2 2 1 0 0 1 0 0 18

45 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 0 28

47 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 1 2 0 0 2 21

48 2 0 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 20

49 2 1 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 1 0 2 0 1 2 19

50 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 18

51 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 1 0 0 0 21

52 2 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 2 0 2 0 16

53 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 1 0 23

54 2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 25

55 2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 12

56 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

57 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 2 2 1 1 0 13

58 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

59 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 1 2 12

60 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36

62 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

63 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 30

81

64 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

65 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 30

66 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 2 2 2 2 1 1 0 0 15

67 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 1 0 0 0 0 21

68 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 1 1 2 1 1 0 16

69 2 2 0 0 2 0 0 2 2 0 2 1 0 2 2 0 1 0 18

70 2 2 2 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 2 21

71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 34

72 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 11

73 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 0 21

74 2 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 1 2 0 1 2 15

75 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

76 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

77 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 1 2 23

78 2 0 0 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

79 2 0 2 2 2 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

80 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 26

81 2 0 2 2 0 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 0 18

82 2 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 2 1 1 0 2 1 0 12

83 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 2 0 0 1 0 11

84 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

85 2 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 9

82

LAMPIRAN XIII

DOKUMENTASI

83

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …

ii

ABSTRACT

Pain is the bodys defense mechanism arises when there is damage and tissue this will

cause the individual to react by moving the pain stimulus Pain can be a problem if the

pain is not treated immediately so the disease becomes prolonged and can be detrimental

to sufferers Therefore various efforts have been made by humans to ease the pain With

self-medication action (swamedication) required knowledge and understanding of the us

of rational drugs carrying out self-medication Identification level of public knowledge

about rationality of the use of analgesic self-medication in RW 04 Palasari Village

Cibiru Sub-District Bandung City employed descriptive observation methods by

purposive sampling Based on univariate analysis the results of the questionnaire were

quite sufficient with a percentage of 376 and helped respondens used drug rationally

58 and irrational 42

Keywords Level of knowledge Rationally self medication Analgesics

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1 12 Rumusan Masalah 3

13 Tujuan Penelitian 3

14 Manfaat Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

21 Nyeri 5 211 Definisi Nyeri 5

212 Klasifikasi Nyeri 5

213 Mekanisme Nyeri 6

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri 7

215 Tatalaksana Nyeri 7

22 Analgetik 8

221 Penggolongan Analgetik 9

23 Swamedikasi 11

231 Definisi Swamedikasi 11

232 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi 12

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi 16

24 Penggunaan Obat yang Rasional 24

25 Pengetahuan 27

251 Definisi Pengetahuan 27

252 Tingkat Pengetahuan 27

253 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan 27

254 Pengukuran Pengetahuan 30

26 Masyarakat 30

261 Definisi Masyarakat 30

262 Ciri-ciri Masyarakat 30

263 Profil Kelurahan Palasari 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32

31 Jenis Penelitian 32 32 Lokasi Penelitian 32

33 Waktu Penelitian 33

iv

34 Variabel Penelitian 33

35 Definis Operasional 33

36 Populasi dan Sampel 33

361 Populasi 33

362 Sampel 34

37 Jenis Dan Sumber Data 36

38 Teknik Pengumpulan Data 36

39 Teknik Pengolahan Data 36

310 Teknik Analis Data 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 40

41 Karakteristik Responden 40 42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik 41

43 Jenis Keluhan Penyakit 42

44 Jenis Obat yang Digunakan 43

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas 44

451 Tingkat Pengetahuan 44

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 50

51 Simpulan 50 52 Saran 50

DAFTAR PUSTAKA 51

DAFTAR GAMBAR

v

Gambar 21 Tingkat Pendidikan di Kelurahan Palasari 31

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi

Tempat Memperoleh Obat Swamedikasi 42

DAFTAR TABEL

vi

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden 40

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap Jenis Penyakit 42

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Jenis Obat yang digunakan 43

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden 44

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden 45

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik 49

DAFTAR LAMPIRAN

vii

LAMPIRAN I ALUR KERJA 53

LAMPIRAN II SURAT IJIN KESBANGPOL 54

LAMPIRAN III SURAT IJIN DINAS KESEHATAN 55

LAMPIRAN IV SURAT IJIN KELURAHAN PALASARI 56

LAMPIRAN V LANJUTAN 57

LAMPIRAN V SURAT IZIN PENELITIAN DARI PKM CIPADUNG 58

LAMPIRAN VII KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL 59

LAMPIRAN VIII OUTPUT UJI VALIDASI DAN RELIABEL KUESIONER 62

LAMPIRAN IX ANALISIS UNIVARIAT 67

LAMPIRAN X TABEL KODING KARAKTERISTIK RESPONDEN 69

LAMPIRAN XI TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI

ANALGETIK 73

LAMPIRAN XII TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN 79

LAMPIRAN XIII DOKUMENTASI 82

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh timbul bila ada jaringan

rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan

stimulus nyeri Nyeri dapat menjadi suatu masalah jika rasa nyeri tersebut tidak

segera di obati sehingga penyakit menjadi berkepanjangan dan dapat merugikan

penderita Oleh karena itu berbagai upaya telah dilakukan manusia untuk

meringankan rasa nyeri tersebut supaya dapat berkurang bahkan sampai hari ini

pengaruh nyeri atau rasa sakit ini adalah penyebab utama pasien menemui dokter

untuk pengobatan Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang

rasa nyeri merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi

rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Penggunaan analgesik sering digunakan secara bebas hal ini menyebabkan

ketergantungan dan diperkirakan sebagai penyebab penyakit gagal ginjal kronis

di masyarakat saat periode tahun 1900 (WHO 2000) Keluhan yang seringkali

mendorong pasien untuk menggunakan analgesik secara swamedikasi antara lain

sakit kepala nyeri sendi dan gangguan mulut serta gigi (French DP James DH

etal 2008) Mayoritas (gt50) pasien menggunakan obat tersebut dengan

frekuensi beberapa kali dalam sebulan (Brewer C etal 2013)

1

2

Prevalensi penggunaan obat nyeri dengan kondisi pengobatan sendiri

(swamedikasi) dilaporkan sebanyak 394 Penyakit nyeri juga dihubungkan

dengan penyebab mordibitas populasi orang dewasa di dunia sebanyak 10-30

populasi dan laporan terbaru menunjukkan hingga 50 (Pilar Carasso etal

2014)

Di Indonesia perilaku pengobatan sendiri sudah banyak dilakukan oleh

masyakarat Salah satu ciri adanya swamedikasi adalah dengan perilaku

masyarakat yang menyimpan obat untuk pengobatan diri sendiri Data

menunjukkan sebesar 352 masyarakat telah menyimpan obat hasil

swamedikasi Dalam hal ini adanya obat keras dan antibiotika untuk swamedikasi

menunjukkan adanya penggunaan obat yang tidak rasional (Riskesdas 2013)

Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami

pelaksanaannya sedapat mungkin harus memenuhi kriteria penggunaan obat yang

rasional Kriteria obat yang rasional antara lain ketepatan pemilihan obat

ketepatan dosis obat tidak adanya efek samping tidak adanya kontra indikasi

tidak adanya interaksi dan tidak adanya polifarmasi (Muharni 2015)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo 2007) Berdasarkan

penelitian yang dilakukan wulandari (2011) terkait tingkat pengetahuan

penggunaan analgetik pada pengobatan sendiri menunjukkan hasil penilaian

pengetahuan responden sebesar 656 dengan kategori cukup dan 344 baik

3

Hasil penelitian Yanuardi Aditya (2015) tingkat pengetahuan mengenai

penggunaan obat swamedikasi dalam kategori sedang dengan presentasi sebesar

406 Hasil penelitian Gusta dkk (2011) presentase yang melakukan

swamedikasi berdasarkan jenis kelamin wanita sebesar 692 sedangkan laki-

laki sebesar 308 dikarenakan penggunaan obat nyeri paling banyak

dikonsumsi oleh wanita karena dibutuhkan setiap bulannya untuk

mengurangi rasa nyeri haid

Berdasarakan uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui tingkat

pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

12 Rumusan Masalah

1 Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

2 Apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik swamedikasi

secara tepat atau rasional

13 Tujuan Penelitian

1 Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

4

2 Mengetahui apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik secara

tepat atau rasional

14 Manfaat Penelitian

1 Masyarakat Dalam penelitian ini masyarakat dapat menggunakan obat

swamedikasi analgesik secara rasional

2 Institusi Dengan adanya penelitian ini bisa menjadi gambaran

penggunaan obat analgesik pada masyarakat RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung agar masyarakat menggunakan obat

antinyeri secara aman dan rasional

3 Penelitian Dapat memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman

selama proses penelitian dan juga dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Nyeri

211 Definisi Nyeri

Nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan maupun

berat Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya

Menurut Internasional Association for Study of Pain (IASP) nyeri adalah

pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

kerusakan aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan (Marta dkk 2013)

Beberapa penyebab adanya nyeri ketika terjadi rangsangan pada ujung

saraf karena kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh

1 Trauma seperti benda tajam benda tumpul bahan kimia

2 Proses infeksi atau peradangan (Depkes RI 2007)

212 Klasifikasi Nyeri

Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi

a Nyeri akut atau nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara

Nyeri ini ditandai dengan adanya aktivitas saraf otonom seperti takikardi

hipertensi hiperhidrosis pucat dan midriasis dan perubahan wajah

menyeringai atau menangis Bentuk nyeri akut dapat berupa

5

6

1 Nyeri somatik luar nyeri tajam di kulit subkutis dan mukosa

2 Nyeri somatik dalam nyeri tumpul pada otot rangka sendi dan

jaringan ikat

3 Nyeri viseral nyeri akibat disfungsi organ viseral (Marta dkk 2013)

b Nyeri kronik atau nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa

tanda-tanda aktivitas otonom kecuali serangan akut Nyeri tersebut dapat

berupa nyeri yang tetap bertahan sesudah penyembuhan luka

(penyakitoperasi) atau awalnya berupa nyeri akut lalu menetap sampai

melebihi 3 bulan Nyeri ini disebabkan oleh

1 kanker akibat tekanan atau rusaknya serabut saraf

2 non kanker akibat trauma proses degenerasi dll (Marta dkk 2013)

213 Mekanisme Nyeri

Mekanisme nyeri terdiri dari 4 proses elektro fisiologi nociseptif yaitu

1 Transduksi adalah proses perubahan stimulus menjadi impuls saraf

Stimulus nyeri akan diterima oleh nociceptor pada ujung saraf bebas A

delta dan C kemudian mengalami perubahan atau diterjemahkan menjadi

aktifitas fisik pada impuls saraf

2 Transmisi adalah proses penyaluran impuls saraf melalui serabut saraf

sensoris menuju ke medulla spinalis Impuls tersebut dibaca oleh serabut

saraf A delta dan C

3 Modulasi adalah proses interaksi antara analgetik endogen dengan impuls

nyeri yang masuk kedalam kornu posterior medulla spinalis Sistem

analgesik endogen meliputi enkafalis endorphin serotonin dan

7

nonepinefrin Dengan demikian kornu posterior seperti sebuah gerbang

yang dapat tertutp atau terbuka yang dipengaruhi oleh sistem analgesik

endogen tersebut

4 Persepsi adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik

mulai dari proses tansduksi transmisi dam modulasi yang pada gilirannya

menghasilkan suatu perasaan yang subjektif yang dikenal sebagai persepsi

nyeri ( Mangku G 2002)

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri

Respon tubuh terhadap nyeri berupa terjadinya respon hormonal melalui

mobilisasi hormon-hormon katabolisme dan reaksi imunologis yang secara

umum disebut respon stress Respon nyeri sangat merugikan tubuh karena

dapat menurunkan cadangan makanan daya tahan tubuh meningkatkan

kebutuhan oksigen jantung menganggu fungsi respirasi dan segala

konsekuensi dari gangguan tersebut dan pada akhirnya dapat menyebabkan

tromboemboli dan meningkatnya mordibitas dan mortalitas (Mangku G

2002)

215 Tatalaksana nyeri

Secara umum penatalaksaan nyeri dikelompokkan menjadi dua yaitu

penatalaksaan secara farmakologi dan non farmakologi

1 Penatalaksaan secara Farmakologi

Praktik dalam tatalaksana nyeri secara garis besar stategi farmakologi

mengikuti rdquoWHO Three Step Analgesic Ladderrdquo yaitu

a Tahap pertama dengan menggunakan obat analgetik nonopiat seperti

8

NSAID atau COX2 spesific inhibitors

b Tahap kedua dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri Maka

diberikan obat-obat seperti pada tahap 1 ditambah opiat secara

intermiten

c Tahap ketiga dengan memberikan obat pada tahap 2 ditambah opiat

yang lebih kuat

Penanganan nyeri berdasarkan mekanisme nyeri pada proses transduksi

dapat diberikan anestesik lokal dan atau obat anti radang non steroid pada

transmisi inpuls saraf dapat diberikan obat-obatan anestetik lokal pada proses

modulasi diberikan kombinasi anestetik lokal narkotik dan atau klonidin dan

pada persepsi diberikan anestetik umum narkotik atau parasetamol (Morgan

GE 1996)

22 Analgetik

Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang rasa nyeri

merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi rasa nyeri

tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Analgesik baik nonnarkotik maupun narkotik diresepkan untuk meredakan

nyeri pilihan obat tergantung dari beratnya nyeri Nyeri yang ringan sampai

sedang dari otot rangka dan sendi sering kali diredakan dengan pemakaian

analgesik nonnarkotik Nyeri yang sedang sampai berat pada otot polos organ

dan tulang biasanya membutuhkan analgesik narkotik (Sujati Woro 2016)

9

221 Pengolongan Analgesik

Atas dasar cara kerja farmakologisnya analgesik dibagi dalam 2

kelompok besar yaitu

1 Analgetika narkotik

Analgetik non narkotik khusus digunakan untuk menghilangkan rasa

nyeri hebat seperti dalam fraktur dan kanker Cara kerja obat ini adalah

memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi umum (Tan Hoan Tjay

2010) Analgetika narkotik disebut juga opioida yang memiliki kerja

mirip opioid dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor

opioid yang khas di SSP hingga persepsi dan respon emosional terhadap

nyeri berkurang

Efek samping yang ditimbulkan anlgetika narkotik adalah supresi

SSP (sedasi menekan pernafasan dan batuk miosis hipotermia

perubahan mood) saluran nafas (bronkokontriksi pernafasan menjadi

dangkal dan menurun frekuensinya) sistem sirkuasi (vasodilatasi

perifer) saluran cerna (motilitas berkurang) saluran uroginetal histamin

liberator kebiasaan atau reaksi adiksi pada penggunaan lama

Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk meminum

obat golongan ini karena opioda dapat melintasi plasenta dan jika

diberikan terus-menerus akan merusak janin dan menjadikan depresi

pernafasan serta lambat dalam persalinan (Tan Hoan Tjay 2010)

Hal yang dapat dilakukan dengan munculnya nyeri adalah

10

a Tetap aktif dan fokus dalam pekerjaan

b Menggunakan air hangat untuk kompres bagian yang nyeri

c Menggunakan obat penghilang nyeri

d Menghubungi dokter jika nyeri berkelanjutan

2 Analgesik Perifer (Non Narkotik)

Penggunaan obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan terkadang

memberikan daya antipiretis dan antiradang biasa diberikan untuk obat

nyeri ringan hingga sedang dengan penyebab yang beranekaragam seperti

nyeri kepala sendi otot gigi perut nyeri haid benturan dan kecelakaan

(Tan Hoan Tjay 2010) Golongan Analgetik perifer memiliki beberapa

efek samping yaitu gangguan lambung-usus kerusakan darah hati dan

ginjal serta reaksi alergi pada kulit jika digunakan dalam waktu lama dan

dosis yang tinggi Maka dari itu penggunaan dalam waktu terus-menerus

tidak dianjurkan Pada wanita hamil dan menyusui obat analgetika yang

aman digunakan hanyalah parasetamol sedangkan asetosal salisilat

NSAID dan metamizol dapat mengganggu perkembangan janin sehingga

perlu dihindari (Tan Hoan Tjay 2010)

Beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat nyeri dengan

pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan Aspirin (asetosal)

(BPOM RI 2015)

11

23 Swamedikasi

231 Definisi Swamedikasi

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh individu untuk

merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit Masyarakat

melakukan swamedikasi biasanya untuk mengatasi keluhan- keluhan dan

penyakit ringan yang sering dialami seperti demam nyeri pusing batuk

influenza maag Kecacingan diare penyakit kulit dan lain- lain Golongan

obat yang digunakan swamedikasi merupakan obat- obat yang relatif aman

meliputi golongan obat bebas dan obat bebas terbatas (BPOM RI 2014)

Swamedikasi dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau rasional

Penggunaan obat yang rasional adalah bahwa pasien menerima obat yang

tepat dengan keadaan kliniknya dalam dosis yang sesuai dengan keadaan

individunya pada waktu yang tepat dan dengan harga terjangkau Pengertian

lain dari penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan

terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologi yang benar dari

penyakit

Menurut WHO swamedikasi memiliki beberapa hal yang harus

diperhatikan Seperti penyakit yang diderita adalah penyakit dan gejala

ringan yang tidak diperlukan untuk datang ke dokter atau tenaga medis

lainnya Selain itu obat yang dijual adalah obat golongan over-the-counter

(OTC) (WHO 2000)

12

232 Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan swamedikasi agar

diperoleh swamedikasi yang benar dan aman maka hal- hal yang perlu

diperhatikan meliputi (BPOM RI 2014)

1 Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasi

Kondisi individu yang akan melakukan swamedikasi merupakan hal

pertama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan swamedikasi Beberapa

kondisi yang perlu diperhatikan meliputi kehamilan berencana untuk hamil

menyusui umur sedang dalam diet khusus baru saja berhenti mengonsumsi

obat lain atau suplemen makanan serta mempunyai masalah kesehatan baru

selain penyakit yang selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan

dari dokter (BPOM RI 2014)

Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan lebih

hati- hati karena beberapa jenis dapat menimbulkan pengaruh yang tidak

diinginkan pada janin Beberapa obat disekresikan melalui air susu ibu

walaupun jumlah obat di ASI kadarnya kecil namun kemungkinan dapat

berpengaruh pada janin Komposisi obat terdapat beberapa zat tambahan yang

harus diperhatikan oleh pasien dengan diet khusus contoh obat dalam bentuk

sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat

mempengaruhi kondisi pasien dengan diet gula (BPOM RI 2014)

Mambaca peringatan atau perhatian yang tertera pada label atau brosur

obat manjadi hal yang perlu dilakukan untuk mecegah kejadian di atas Brosur

obat biasanya menjelaskan hal- hal yang perlu diperhatikan baik sebelum atau

13

sesudah mengonsumsi obat yang dimaksud (BPOM RI 2014)

2 Memahami bahwa ada kemungkinan interaksi obat

Banyak obat yang dapat menimbulkan interaksi baik dengan obat lain

atau makanan dan minuman yang dikonsumsi Kenali nama obat atau nama

zat berkhasiat yang terkandung dalam obat yang sedang dikonsumsi atau yang

akan digunakan Interaksi obat dapat ditanyakan pada apoteker di apotek atau

membaca aturan pakai yang tercantum pada label kemasan obat untuk

menghindari masalah yang akan terjadi (BPOM RI 2014)

3 Mewaspadai efek samping yang mungkin muncul

Obat tidak hanya menimbulkan efek mengatasi penyakit atau gejala

penyakit namun obat juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan

Mengatasi efek samping yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis

namun demikian beberapa efek samping membutuhkan perhatian lebih dalam

penanganannya (BPOM RI 2014)

Efek samping dapat timbul dalam mengkonsumsi obat antara lain reaksi

alergi gatal- gatal ruam mengantuk mual dan lain- lain Mengetahui efek

samping yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan saat

mengalaminya merupakan hal penting Efek samping bisa terjadi pada siapa

saja namun umumnya dapat ditoleransi Segera hentikan pengobatan dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan bila timbul efek samping dalam

mengonsumsi obat tersebut (BPOM RI 2014)

4 Meneliti obat yang akan dibeli

Bentuk sediaan (tablet sirup kapsul krim dll) merupakan hal yang

14

perlu diperhatikan ketika akan membeli obat dan dipastikan kemasan obat

yang akan beli tidak rusak Jangan mengambil obat yang menunjukkan adanya

kerusakan walaupun kecil Selain kemasan perlu diperhatikan bentuk fisik

sediaan (BPOM RI 2014)

Hal yang harus diperhatikan dalam sediaan sirup adalah warna dan

kekentalan dan tidak ada partikel- partikel kecil di bagian bawah botol atau

mengapung dalam sirup Jika berbentuk suspensi suspensi dapat tercampur

rata setelah dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah Sediaan

tablet harus benar- benar utuh dan tidak satupun yang pecah atau rusak Jika

pada tablet memiliki cetakan atau tulisan pastikan bahwa semua tablet

memiliki hal yang sama Hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan kapsul

yaitu kapsul tidak pecah atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang

sama dari semua kapsul Jika kapsul memiliki cetakan atau tulisan maka harus

dipastikan cetakan atau tulisan semua kapsul seragam (BPOM RI 2014)

Penyimpanan obat di tempat penjual juga perlu diperhatikan Jika obat

disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari langsung maka sebaiknya

membeli obat di tempat lain yang memiliki kondisi penyimpanan yang lebih

baik Lebih baik membeli obat di sarana distribusi obat yang resmi seperti

apotek dan toko obat berijin (BPOM RI 2014)

Obat yang diminum harus memiliki nomor izin edar karena hal tersebut

menunjukkan obat tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan khasiat

dan mutu yang ditetapkan oleh Badan POM Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah tanggal kadaluwarsa Penggunaan obat yang sudah melewati tanggal

15

kadaluwarsa dapat membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi

perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang berbahaya (BPOM

RI 2014)

5 Mengetahui cara penggunaan obat yang benar

Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang sesuai

pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi sesuai anjuran akan memberikan

efek terapi yang baik Label atau bagian kemasan obat yang memberikan

informasi mengenai penggunaan obat tersebut sebaiknya tidak dibuang supaya

tidak terjadi kesalahan penggunaan obat Apabila obat yang digunakan dirasa

tidak menimbulkan efek yang diinginkan setelah jangka penggunaan waktu

yang dianjurkan maka disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau

tenaga kesehatan lainnya (BPOM RI 2014)

6 Tanggal Kadalursa Obat

Tanggal kadaluwarsa obat bisa lebih pendek dari waktu yang tertera

setelah kemasan obat dibuka Cara membuang obat yang baik dan benar

adalah dengan membuka kemasan obat dan dibuang di tempat yang jauh dari

jangkauan anak misalnya obat dalam bentuk sediaan cair dibuka kemasannya

kemudian dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih Jika

obat dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul obat dibuka dari kemasannya

lalu obat tersebut ditimbun dalam tanah (BPOM RI 2014)

7 Cara penyimpanan obat

Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi obat Obat oral seperti

tablet kapsul dan serbuk tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembab

16

karena dapat menyebabkan bakteri dan jamur tumbuh dengan baik sehingga

dapat merusak kondisi obat Obat dalam bentuk sediaan cair biasanya mudah

terurai oleh cahaya sehingga harus disimpan pada wadah aslinya yang

terlindung dari cahaya atau sinar matahari langsung dan tidak disimpan di

tempat yang lembab Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin

kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut (BPOM RI 2014)

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi

Berdasarkan UU No 39 tahun 2009 tentang kesehatan obat adalah

bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis pencegahan penyembuhan pemulihan

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia

Adapun golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri

swamedikasi adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dan obat

wajib apotek ( SK Menkes No23801983)

a Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat tanpa

resep dokter Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia 2007)

17

b Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai

dengan tanda peringatan Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam Tanda

peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas merupakan

empat persegi panjang yang berwarna hitam berukuran panjang 5 cm

dengan 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 2007)

Adapun tanda peringatan yang dicantumkan ada 6 macam sesuai

dengan aturan pemakaian masing-masing obatnya yaitu

a P no 1 Awas Obat Keras Bacalah aturan memakainya

b P no 5 Awas Obat Keras Tidak boleh ditelan

c P no 2 Awas Obat Keras Hanya untuk kumur jangan ditelan

d P no 4 Awas Obat Keras Hanya untuk dibakar

e P no 3 Awas Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

f P no 6 Awas Obat Keras Obat wasir jangan ditelan

c Obat Wajib Apotek (OTC)

Obat-obat yang dapat digunakan di dalam swamedikasi sering disebut

sebagai obat- obatan over-the-counter (OTC) dan dapat diperoleh tanpa

resep dokter (World Self-Medication Industry nd) Bagi sebagian orang

beberapa produk obat OTC dapat berbahaya ketika digunakan sendiri atau

18

dikombinasikan dengan obat lain Meskipun demikian beberapa obat OTC

sangat bermanfaat di dalam pengobatan sendiri untuk masalah kesehatan

yang ringan hingga sedang (Fleckenstein Hanson amp Venturelli 2011) Obat

yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria berikut

(Permenkes No 919MenkesPerX1993)

a Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil

anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun

b Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko

pada kelanjutan penyakit

c Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

d Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi

di Indonesia

Berikut ini beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat

nyeri dengan pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan

Aspirin (asetosal) (Depkes RI 2007)

1 Aspirin

Aspirin yang memiliki nama lain asam asetil salisilat atau asetosal

adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang luas digunakan dan

digolongkan dalam obat bebas Selain sebagai prototip obat ini merupakan

standar dalam menilai efek obat sejenis (Departeman Farmakologi dan

Terapeutik 2007)

Aspirin diindikasikan dengan rasa sakit dan demam Aspirin

19

dikontraindikasikan dengan hemophilia dan kehamilan trisemester akhir Efek

samping yang sering dijumpai meliputi terjadinya iritasi mukosa lambung

Aspirin juga dapat memeperbanyak keluarnya keringat dan pada dosis tinggi

dapat membuat telinga berdengung dan juga sesak napas Aspirin tidak boleh

digunakan pada penderita alergi termasuk asma tukak lambung (maag)

sering perdarahan di bawah kulit penderita hemofilia dan trombositopenia

(Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan aspirin meliputi

aturan pemakaian harus tepat tidak boleh diminum ketika perut kosong

diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan

perdarahan lambung dilarang menkonsumsi obat ini selama 10 hari tanpa

fungsi ginjal atau hati ibu hamil ibu menyusui dan dehidrasi dan jangan

diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan

risiko perdarahan lambung (Depkes RI 2007)

Bentuk Sediaan asetosal yang beredar di masyarakat meliputi tablet

100 mg tablet 500 mg Aturan pemakaian asetosal meliputi dewasa 500 mg

setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) anak usia 2 ndash 3 tahun frac12 - 1 frac12 tablet

100 mg setiap 4 jam anak usia 4 ndash 5 tahun 1 frac12 - 2 tablet 100 mg setiap 4

jam anak usia 6 ndash 8 tahun frac12 - frac34 tablet 500 mg setiap 4 jam anak usia 9 ndash

11 tahun frac34 - 1 tablet 500 mg setiap 4 jam dan usia di atas 11 tahun 1

tablet 500 mg setiap 4 jam (Depkes RI 2007)

2 Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionate Obat ini bersifat

20

analgesik dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat Efek anti-

inflamsinya terlihat dengan dosis 1200- 2400 mg sehari Absorbsi ibuprofen

cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-

2 jam (Depkes RI 2007)

Ibuprofen dikontraindikasikan dengan penderita hipersensitif terhadap

ibuprofen penderita polip hidung Ibuprofen tidak dianjurkan bagi wanita

hamil menyusui dan penderita tukak peptic Ibuprofen biasa berbentuk tablet

dengan kekuatan 300 dan 400 mg Dosis maksimum ibuprofen 2400 mg

sehari (Mutschier 1991)

Hal- hal yang perlu diinformasikan kepada pasien dalam mengkonsumsi

ibuprofen meliputi obat diminum bersama- sama makanan dan minum dengan

segelas air penuh bila timbul rasa pusing dilarang mengemudi segeralah ke

dokter bila penglihatan menjadi kabur atau terjadi ruam kulit (Depkes RI

2007)

Efek samping yang dapat ditimbulkan obat ini meliputi nervus pusing

mata kabur skotoma atau perubahan menafsirkan warna telinga berdenging

dan kejang perut Ibuprofen memiliki interaksi dengan antikoagulan dan

asetosal Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi

metotreksat urikosurik kumarin antikoagulan kortiko-steroid penisilin dan

vitamin C atau minta petunjuk dokter obat ini tidak boleh diminum

bersamaan ( Depkes RI 2007)

Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita tukak lambung dan

duodenum (ulkus peptikum) aktif penderita alergi terhadap asetosal dan

21

ibuprofen penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk

tonjolan pada hidung) kehamilan tiga bulan terakhir (Depkes RI 2007)

Aturan pemakaian ibuprofen

a Dewasa 1 tablet 200 mg 2 ndash 4 kali sehari Diminum setelah makan

b Anak 1 ndash 2 tahun frac14 tablet 200 mg 3 ndash 4 kali sehari 3 ndash 7 tahun

frac12 tablet 500 mg 3 ndash 4 kali sehari 8 ndash 12 tahun 1 tablet 500 mg 3 ndash

4 kali sehari dan tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya

kurang dari 7 kg (Depkes RI 2007)

3 Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik antiinflamasi Asam

mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin Asam mefenamat terikat

sangat kuat pada protein plasma sehingga interaksi dengan antikoagulan

harus diperhatikan (Mutschier 1991)

Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia

diare sampai diare berdarah dan gejala iritasi lain pada mukosa lambung

Amerika Serikat tidak menganjurkan obat ini diberikan pada anak dibawah 14

tahun dan wanita hamil Pemberian tidak melebih 7 hari Penelitian klinis

menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah

secara bermakna (Depkes RI 2007)

Asam mefenamat tersedia dalam sediaan tablet atau kaplet dengan

kekuatan 500 mg Dosis asam mefenamat untuk pasien dewasa 2-3 kali sehari

sebanyak 250 mg- 500 mg (Team medical mini notes 2017)

22

4 Diklofenak

Diklofenak tergolong dalam preferential COX-2 inhibitor Absorbsi obat

ini berlangsung cepat dan lengkap pada saluran cerna Obat ini terikat 99

pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama sebesar

40-50 (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Diklofenak terdiri atas dua jenis yaitu natrium diklofenak dan kalium

diklofenak Kalium diklofenak lebih larut air dan dapat diabsorbsi dengan

cepat sehingga memiliki onset kerja lebih cepat dibanding natrium

diklofenak Kalium diklofenak biasanya juga diindikasikan untuk

penanganan kondisi yang memerlukan efek analgesia secara cepat ((Team

medical mini notes 2017)

Efek samping yang lazim adalah mual dan gastritis Eritema kulit dan

sakit kepala seperti obat AINS lainnya Pemakaian obat ini harus hati- hati

pada pasien dengan tukak lambung Peningkatan enzim transaminase dapat

terjadi pada 15 pasien umumnya kembali ke normal Gangguan hati lebih

sering terjadi dibandingkan obat AINS lain Pemakaian selama kehamilan

tidak dianjurkan Dosis orang dewasa 100-150 mg sehari terbagi dalam dua

atau tiga dosis (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

5 Parasetamol

Parasetamol memiliki indikasi membantu melegakan rasa sakit dan

mengurangi demam rematik sakit gigi dan sakit kepala Parasetamol

dikontraindikasikan dengan penderita gangguan fungsi hati Parasetamol

hampir tidak memiliki efek samping namun kadang timbul bisul atau

23

hipoglikemi pada anak (Mutschier 1991)

Parasetamol dapat berupa sediaan solid dan liquid Sediaan solid

parasetamol meliputi tablet atau tablet salut gula dengan kekuatan 120 mg

325 mg dan 500 mg Sedangkan dalam bentuk liquid parasetamol dapat

berupa sediaan obat tetes sirup elixir dengan kekuatan 60 mg06 ml 150

mg5 ml dan 120 mg 5 ml (Depkes RI 2007)

Dosis paracetamol untuk dewasa (usia diatas 12 tahun) 3-4 jam 325-650

mg maksimum 4 g sehari Sedangkan untuk anak (6-12 tahun) tiap 4 jam 500

mg (Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi parasetamol

meliputi orang dewasa jangan menggunakan lebih dari 10 hari secara terus

menerus anak di bawah dua belas tahun dilarang memakan obat ini lebih dari

lima kali sehari atau lebih dari lima hari segeralah ke dokter bila timbul

warna kekuningan pada mata atau kulit (Depkes RI 2007)

Parasetamol adalah derivat dari para amino fenol yang mempunyai daya

analgetika dan daya antipiretika Obat ini tidak menimbulkan perdarahan pada

lambung sehingga banyak dipakai sebagai analgetika dan antipiretika yang

aman namun Parasetamol memiliki daya inflamasi yang sangat lemah

(Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Tambahan

a Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi daripada efek anti

demamnya

b Parasetamol dan Asetosal memiliki efek anti demam yang lebih tinggi

daripada efek antinyeri dan antiradangnya (Depkes RI 2007)

24

24 Penggunaan Obat yang Rasional

Penggunaan obat yang rasional merujuk pada penggunaan obat yang benar

sesuai dan tepat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat dan dosis yang sesuai dengan kebutuhannya untuk jangka waktu

yang adekuat dan dengan biaya serendah mungkin bagi pasien Masalah-masalah

yang sering timbul sebagai bentuk ketidakrasionalan penggunaan obat antara lain

polifarmasi (penggunaan obat yang terlalu banyak) penggunaan yang berlebihan

dari antibiotika dan injeksi kegagalan untuk meresepkan obat yang sesuai dengan

panduan klinis serta pengobatan sendiri yang tidak tepat (World Health

Organization 2010)

Berbagai kriteria telah ditetapkan untuk menentukan kerasionalan penggunaan

suatu obat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya dengan dosis yang sesuai

dengan kebutuhannya untuk jangka waktu yang adekuat dan dengan biaya

serendah mungkin bagi pasien dan komunitasnya (World Health Organization

2010)

Batasan penggunaan obat rasional adalah bila memenuhi beberapa kriteria

antara lain (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2008)

a Tepat diagnosis yaitu obat diberikan sesuai dengan diagnosis Apabila

diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah

b Tepat indikasi penyakit yaitu obat yang diberikan harus tepat bagi suatu

25

penyakit

c Tepat pemilihan obat yaitu obat yang dipilih harus memiliki efek terapi

sesuai dengan penyakit

d Tepat dosis yaitu jumlah cara waktu dan lama pemberian obat harus

tepat Apabila salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi maka efek

terapi tidak tercapai

1 Tepat jumlah yaitu obat harus diberikan dalam jumlah yang cukup

2 Tepat cara pemberian yaitu cara pemberian obat yang tepat disesuaikan

dengan jenis obat yang digunakan Misalnya obat antasida seharusnya

dikunyah dulu baru ditelan

3 Tepat interval waktu pemberian yaitu cara pemberian obat hendaknya

dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah ditaati oleh

pasien Misalnya obat yang diminum tiga kali sehari diartikan bahwa

obat tersebut harus diminum dengan interval setiap delapan jam

4 Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian obat harus tepat sesuai

penyakitnya masing-masing

e Tepat penilaian kondisi pasien yaitu penggunaan obat disesuaikan dengan

kondisi pasien antara lain harus memperhatikan kontraindikasi obat

komplikasi kehamilan menyusui lanjut usia atau bayi

f Waspada terhadap efek samping yaitu obat dapat menimbulkan efek

samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang timbul pada pemberian

obat dengan dosis terapi seperti timbulnya mual muntah gatal-gatal dan

26

lain sebagainya

g Efektif aman mutu terjamin tersedia setiap saat dan harga terjangkau

untuk mencapai kriteria efektif maka obat harus dibeli melalui jalur

resmi

h Tepat tindak lanjut (follow-up) yaitu apabila sakit berlanjut setelah

swamedikasi dilakukan maka konsultasikan ke dokter

i Tepat penyerahan obat (dispensing) yaitu penggunaan obat rasional

melibatkan penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen Resep

yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di puskesmas akan

dipersiapkan obatnya dan diserahkan kepada pasien dengan informasi

yang tepat

j Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan

Ketidakpatuhan minum obat dapat terjadi pada keadaan

seperti berikut

1 Jenis sediaan obat beragam

2 Jumlah obat terlalu banyak

3 Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering

4 Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi

5 Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara

menggunakan obat timbulnya

6 Efek samping

27

25 Pengetahuan

251 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya yang meliputi

pengelihatan pendengaran penciuman rasa dan raba Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan

pengelihatan (Notoatmodjo 2010)

252 Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia

pendidikan lingkungan intelegensia dan pekerjaan Pengetahuan secara garis

besar dibagi menjadi enam tingkat meliputi tahu (know) memahami

(comprehension) aplikasi (aplication) analisa (analysis) sintesis (syntesis)

dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo 2010)

253 Faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a Jenis kelamin

Tingkat pengetahuan di pengaruhi oleh jenis kelamin Logan dan Rose

(2004) telah melakukan penelitian terhadap sampel 100 pasien untuk

mengetahui perbedaan pengetahuan nyeri antara laki-laki dan perempuan

Hasilnya menunjukan bahwa ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan

28

mengenai tingkat pengetahuan nyeri yaitu perempuan mempunyai tingkat

pengetahuan nyeri lebih baik dari pada laki-laki

b Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin membaik

Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca (Anonim 2011)

Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009)

1 Masa balita 0-5 tahun

2 Masa kanak- kanak 5-11 tahun

3 Masa remaja awal 12-16 tahun

4 Masa remaja akhir 17-25 tahun

5 Masa dewasa awal 26-35 tahun

6 Masa dewasa akhir 36-45 tahun

7 Masa Lansia Awal 46-55 tahun

8 Masa lansia akhir 56-65 tahun

9 Masa manula gt 65 tahun

c Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup

29

Pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut menerima informasi Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya

(Anonim2011)

Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berpikir

rasional serta menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 jalur pendidikan sekolah terdiri dari

1 Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan selama 9 tahun pertama

pada masa sekolah anak yang melandasi jenjang pendidikan

2 Pendidikan menengah adalah pendidikan menengah adalah jenjang

pendidikan dasar Pendidikan menengah dibagi menjadi

a Pendidikan Menengah Umum adalah pendidikan menengah di

selenggarakan oleh SMA (Sekolah Menengah Atas) atau MA

(Madrasah Aliyah) Pendidikan menengah umum dikelompokkan

dalam program sesuai dengan kebutuhan untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

b Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan Menengah

Kejuruan diselenggarakan oleh SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) dan MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan) Pendidikan

Menengah Kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi seni dunia industri tenaga kerja baik

secara nasional maupun global regional

30

c Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tinggi adalah jenjang

setelah pendidikan menengah Pendidikan tinggi diselenggarakan

oleh akademi institusi sekolah tinggi dan universitas

254 Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden

atau subjek penelitian Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur atau

diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo

2010)

26 Masyarakat

261 Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup

karena proses masyarakat Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang

kontinyu antar individu Dalam kehidupan bermasyarakat selalu dijumpai

saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan kehidupan

bermasyarakat (Soetomo 2009)

262 Ciri-ciri Masyarakat

Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia

yang mempunyai sebagai berikut

31

a Berada di wilayah tertentu

b Hidup secara berkelompok

c Terdapat suatu kebudayaan

d Terdapat interaksi sosial

e Terdapat pemimpin

f Terdapat stratafikasi sosial

263 Profil Kelurahan Palasari

Secara geografis Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

memiliki bentuk wilayah datar Kelurahan Palasari memiliki jumlah

penduduk 17421 jiwa pada keadaan 31 Desember tahun 2018 terdiri dari

8996 jiwa laki-laki dan 8425 jiwa perempuan Jumlah kepala keluarga di

Kelurahan Palasari saat ini mencapai sekitar 5091 KK

Tabel 21 Tingkat pendidikan di Kelurahan Palasari

NO PENDIDIKAN JUMLAH

L P JML

1 Tamat SD 1815 1676 3491

2 SMP 1780 1521 3301

3 SMA 421 376 797

4 Sarjana 87 54 141

5

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi deskriptif Penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran atau deskriptif tentang suatu masalah baik yang berupa faktor risiko

maupun faktor efek Penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

32 Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo

2010) Penelitian ini akan di laksanakan di Cilengkrang 1 RW 04 Kelurahan

Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

33 Waktu Penelitian

Waktu adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian

(Notoatmodjo 2010) Penelitian ini dilaksanakan di Cilengkrang 1 RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru dan akan dilaksanakan bulan Mei ndash Juni

2019

32

33

34 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat dan

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35 Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan agar pengukuran

variable atau pengumpulan data itu konsisten antara sumber data (responden)

yang di bantu dengan responden yang lain (Notoatmodjo 2010)

Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Pengetahuan penggunaan analgetik merupakan berbagai informasi yang

perlu diketahui oleh responden mengenai penggunaan antinyeri secara

aman dan rasional

b penggunaan obat swamedikasi antinyeri dilihat berdasarkan cara

mendapatkannya

36 Populasi dan Sampel

361 Populasi

Populasi adalah subyek atau golongan yang menjadi sasaran penelitian

(Notoatmodjo 2010) Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

34

a Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah

1 Masyarakat yang menggunakan obat swamedikasi analgetik

2 Berusia 17-55 tahun

3 Berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

4 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang tidak

menggunakan obat swamedikasi analgetika obat dengan resep dokter dan

berusia dibawah 17 tahun dan diatas 55 tahun Masyarakat yang tidak

berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung

362 Sampel

Penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan kriteria

inklusi dan eksklusi Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin

(Anwar Hidayat 2013)

Rumus Slovin

35

Dimana

n = besar sampel

N = besar populasi

d2 = penyimpangan terhadap populasi yang inginkan 10 atau 01

n =

=

= 85 sampel

Dari perhitungan rumus slovin didapatkan hasil 85 responden yang

dibagi ke dalam beberapa Rt yaitu

Rt 01

Rt 02

Rt 03

Rt 04

Rt 05

36

37 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer data primer merupakan data yang

sumber data dikumpulkan dengan membagikan kuisioner kepada responden

38 Teknik Pengumpulan Data

1 Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

2 Kueisioner dibuat 3 bagian yaitu bagian ke 1 berisi identitas responden

(nama jenis kelamin usia pendidikan terakhir) bagian ke 2 penggunaan

obat swamedikasi analgetik berjumlah 5 pertanyaan bagian ke 3 mengenai

tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik

39 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan

setelah pengumpulan data Untuk kemudian dalam pengolahan data dipergunakan

bantuan program komputer Langkah-langkah pengolahan data meliputi editing

coding entry dan analizing (Notoatmodjo2010)

Tahapan pengolahan data diantaranya

a Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh Editing dalam penelitian ini setelah data terkumpul yaitu

kelengkapan jawaban kuesioner

b Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan Coding dalam penelitian disini memberikan kode

angka pada jawaban responden untuk memudahkan analisis data

37

c Entry adalah proses memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam

program atau software komputer Dalam penelitian ini entry data

dilakukan dengan memasukkan data jawaban dan kemudian di masukkan

ke dalam program atau software komputer

d Analizing yaitu proses analisis data ditabulasi dan diberi skor (skoring)

Selanjutnya dilakukan perhitungan dan uji statistik terhadap data

310 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS for window release 2300

a Analisis Demografi Responden

Bagian pertama dari kuesioner adalah data pribadi responden yang berupa

jawaban singkat terdiri dari nama responden jenis kelamin usia dan pendidikan

terakhir Pada bagian ini dilakukan analisis secara deskriftif

b Analisis Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian kedua terdiri dari pertanyaan seputar penggunaan obat swamedikasi

analgetik berjumlah 5 pertanyaan Pada pertanyaan ini penilaian dihitung

berdasarkan distribusi frekuensi persentase () jumlah responden dengan jawaban

yang dipilih

c Analisis Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian ketiga terdiri dari 18 pertanyaan tingkat pengetahuan dan rasionalitas

obat swamedikasi analgetik yang berupa pilihan ganda (dengan 2 atau 3 pilihan

jawaban)

38

Responden yang telah menjawab pertanyaan dengan akan diberi nilai yaitu

a 1 untuk jawaban benar jika menjawab benar maka dinilai rasional

b 0 untuk jawaban salah atau tidak tahu jika menjawab salah atau tidak

tahu maka dinilai tidak rasional

Sehingga diperoleh total skor untuk pertanyaan seputar pengetahuan tentang

penggunaan analgetik adalah

a Maximum 1x 18 = 18

b Minimum 0 x 18 = 0

Ketentuan skor total pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dan

rasionalitas obat swamedikasi analgetik

a lt 55 dengan skor 9 Tingkat pengetahuan kurang

b 56-74 dengan skor 9-12 Tingkat pengetahuan cukup

c gt 75 dengan skor 13 Tingkat pengetahuan baik

(Budiman 2013)

Data yang diolah kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat

Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif Analisis univariat (analisis deskriptif) merupakan analisis yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang

menjelaskan angka atau jumlah presentasi masing-masing kelompok dari setiap

variabel Bagian yang akan dilakukan analisis univariat adalah bagian

39

identitas responden (jenis kelamin usia dan pendidikan terakhir) tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Karateristik Responden

Responden yang diteliti berjumlah 85 sampel yang berada di RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung Karakteristik responden

yang dilihat meliputi jenis kelamin usia dan pendidikan

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Jumlah Persentasi

(n=85) ()

1 Jenis kelamin

Laki-laki 24 2824

Perempuan 61 7176

2 Usia (tahun)

Remaja akhir 17 - 25 tahun 16 1882

Dewasa awal 26 - 35 tahun 29 3412

Dewasa akhir 36 - 45 tahun 19 2235

Lansia awal 46 - 55 tahun 21 2470

3 Pendidikan Terakhir

SD 19 2235

SMP 10 11 76

SMA 45 5294

S1 9 1059

S2 2 235

Berdasarkan hasil penelitian ini responden didominasi oleh perempuan

sebanyak 61 (7176) dengan golongan usia antara 26-35 tahun (3412)

penyebab nya karena pengobatan antinyeri menurut riskesdas pada tahun 2013

menunjukkan bahwa nyeri banyak diderita oleh wanita daripada laki-laki

40

41

(Riskesdas 2013) Mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 45

(5294) Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden berpendidikan

SMA pada umumnya mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang obat

swamedikasi Pendidikan sangat mempengaruhi perilaku seseorang seperti yang

dinyatakan Notoadmodjo (2010) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin tinggi pula intelektualnya Seseorang yang berpendidikan tinggi

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan

lainnya Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas

manusia dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin berkualitas

hidupnya Karateristik respoden dapat dilihat pada tabel 41

42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik

Tempat responden dalam memperoleh obat swamedikasi analgetik adalah di

apotek sebanyak 54 responden (635) di mini market sebanyak 5 responden

(69) membeli obat di warung sebanyak 26 responden (306) dan tidak ada

responden yang membeli di toko obat Dari seluruh responden pengobatan sendiri

paling banyak mendapatkan obat antinyeri yaitu di apotek Secara nasional pun

menunjukkan apotek dan toko obat warung merupakan sumber utama

mendapatkan obat rumah tangga atau obat swamedikasi (Riskesda 2013)

Tingkat pengetahuan masyarakat di RW 4 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

Kota Bandung tentang swamedikasi sudah tergolong baik karena masyarakat

lebih banyak membelinya di apotek yaitu 54 responden (635) yang secara

langsung ada petugas kesehatan yang menyerahkan obat dan jika tidak mengerti

cara penggunaan atau aturan pakai obat tidak diketahui bisa bertanya langsung

42

6

64 31 Mini Market

Warung

Apotek

pada petugas yang ada di apotek tersebut dibandingkan dengan membeli obat di

warung Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 41

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi Tempat

Memperoleh Obat Swamedikasi

43 Jenis Penyakit Atau Keluhan Penyakit

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap

Jenis keluhan Penyakit

Jenis Penyakit N

Nyeri sendi 1 12

Sakit haid 6 71

Sakit badan 11 129

Sakit gigi 20 235 Sakit kepala 47 553

Jumlah 85 100

Berdasarkan hasil penelitian ini keluhan nyeri yang paling banyak dialami

responden adalah sakit kepala sebanyak 47 responden (553) Pada tahun 2011

WHO juga menyatakan bahwa sebanyak 50-75 orang dewasa usia 18-65 tahun

di dunia mengalami sakit kepala selama setahun terakhir Faktor penyebab sakit

43

kepala yang dialami oleh bermacam-macam mulai dari karena mengidap suatu

penyakit tertentu seperti meningitis kanker otak maupun konsumsi obat berlebih

hingga akibat dari suatu aktifitas dan makanan yang di konsumsi Tanpa disadari

sakit kepala juga bisa muncul dari kegitan rutinitas yang sepele misalnya lama

menatap layar computer maupun ponsel terlalu lam duduk banyak tekanan atau

stress kurang tidur sedikit minum merokok dan banyak hal lainnya

(Cermaticom 2019) Maka dari itu responden harus sebijak mungkin memahami

cara penggunaan obat yang tepat supaya menghindarkan masyarakat dari

penggunaan obat yang salah Presentase keluhan yang dialami responden dapat

dilihat pada tabel 42

44 Jenis Obat yang digunakan

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Responden

Terhadap Jenis Obat yang digunakan

Obat yang digunakan N

Metampiron 4 47

Natrium Diklofenak 9 106

Ibuprofen 11 129

Asam Mefenamat 13 153 Paracetamol 48 565

Jumlah 85 100

Dilihat dari jenis obat nyeri yang dipilih kebanyakan responden memilih

menggunakan parasetamol dalam swamedikasi analgetik dengan keluhan sakit

kepala terbanyak Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gissele Sarganas yang

mengatakan bahwa parasetamol merupakan obat yang umum dan mudah di akses

dibanyak Negara (Sarganas2015) Responden dalam penelitian ini telah

menggunakan obat secara benar karena sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan

44

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan bahwa golongan obat yang digunakan

swamedikasi merupakan obat-obat yang relatif aman meliputi golongan obat

bebas dan obat bebas terbatas ( BPOM 2014)

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas

451 Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penilaian mengenai tingkat pengetahuan dapat

diketahui mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong cukup yaitu

(376) sebanyak 32 responden Data lengkap dapat dilihat di tabel 44

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahaun Responden

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

responden

Persentase

Kurang 30 353

Cukup 32 376

Tinggi 23 211

Jumlah 85 100

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Dari seluruh responden yang berada di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung tidak semuanya melakukan pengobatan

swamedikasi obat antinyeri secara rasional dan tepat Pada perilaku

pengggunaan obat swamedikasi obat antinyeri dinilai dari beberapa sub

indikator yaitu tepat indikasi tepat obat tepat dosis tepat pemakaian tepat

efek samping tepat interaksi obat dan tepat kontraindikasi Seacara lebih

rincinya dapat dilihat pada tabel 413

45

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden

No

Tepat indikasi

Tepat

Tidak

Tepat

N

P1

Menurut Anda apakah

benar analgesik merupakan

obat yang mampu

meredakan atau mengurangi

nyeri

83

976

2

24

85

P2

Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk

mengobati nyeri saja

29

341

56

659

85

P4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

29

341

56

659

85

P5

Paracetamol merupakan

obat penurun panas Apakah

parasetamol mampu meredakan nyeri

49

576

36

424

85

P7

Jika Anda mengalami sakit

kepala apakah jenis obat yang sebaiknya dikonsumsi

60

706

25

294

85

Jumlah 250 59 175 41

Tepat Obat

P3

Termasuk jenis obat

golongan apakah obat pereda

nyeri yang hanya boleh

digunakan secara swamedikasi

40

471

45

529

85

P6

Jenis obat apa yang anda

pahami sebagai obat pereda

nyeri yang dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

50

588

35

412

85

Jumlah 90 54 80 46

Tepat Pemakaian

P8

Apakah Anda mengetahui

kapan waktu yang tepat

dalam mengkonsumsi obat

pereda nyeri

77

906

8

94

85 Jumlah 77 91 8 8

Tepat Efek Samping

P9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik

35

412

50

588

85

46

di rumah

P10

Dampak apakah yang

terjadi apabila menggunakan

dosis obat pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

28

329

57

671

85

Jumlah 63 37 107 63

Tepat Dosis

P11

Apakah dosis obat pereda

nyeri anak sama dengan

dosis obat pereda nyeri dewasa

67

788

18

212

85

P12

Apakah benar obat pereda

nyeri boleh digunakan secara

terus menerus meski rasa

sakit telah hilang

54

635

31

365

85

P18

Menurut Anda apakah boleh

meningkatkan konsumsi

obat pereda nyeri yang

diminum dalam sekali

konsumsi (sekali minum langsung 2 tablet lebih)

37

435

48

565

85

Jumlah 158 62 97 38

Tepat Interaksi

P13

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

digunakan bersamaan

dengan obat maag dalam

sekali konsumsi tanpa

adanya rentang waktu

konsumsi

48

565

37

435

85

P14

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

diminum bersamaan dengan kopi

55

647

30

353

85

Jumlah 103 54 67 46

Tepat Kontraindikasi

P15

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu hamil

58

682

27

318

85

P16

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di

konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

31

365

54

635

85

P17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh

35

412

50

588

85

47

mengkonsumsi aspirin untuk meredakan nyeri

Jumlah 124 49 131 51

Hasil dari kuesioner yang dibagikan menunjukkan 59 responden

melakukan ketepatan indikasi sebagian dari responden yang memiliki nilai

buruk dan tidak memperhatikan indikasi obat sebelum meminum obat

antinyeri yaitu sekitar 41 Indikasi obat antinyeri untuk penanganan obat

antinyeri penting diperhatikan secara cermat karena apabila salah indikasi

obat maka akan menimbulkan kesalahan obat yang akan digunakan

Tabel diatas menunjukkkan bahwa rata-rata jumlah responden yang

menjawab tepat obat 54 tidak jauh berbeda dengan jumlah responden yang

memiliki jawaban tidak tepat obat yaitu 46 Hal ini dikarenakan karena

masyarakat sudah mengetahui jenis obat yang di pahami untuk mengobati

nyeri dan mayoritas masyarakat sebagian besar belum mengetahui golongan

obat apa yang tepat untuk digunakan dalam swamedikasi

Hasil yang diperoleh melalui kuesioner menunjukkan terdapat 62

responden benar dan tepat dosis sebelum melakukan pengobatan nyeri secara

swamedikasi dan bernilai 38 responden tidak tepat dalam melihat dosis

sebelum penggunaan obat antinyeri secara swamedikasi Hal-hal tersebut

memang perlu ditanyakan kepada responden karena hal inilah yang terjadi di

masyarakat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji Pratiwi (2014)

bahwa dari 100 responden di Surabaya hanya 80 orang yang melakukan cara

minum dan jumlah minum obat yang tepat ketika ingin mempercepat

48

penyembuhan terdapat 20 responden menyatakan mereka meminum dua

tablet ketika ingin menyembuhkan nyeri yang dialaminya dan ini berkaitan

dengan bioavaibilitas obat di tubuh serta akumulasi obat yang ditubuh

sehingga perlu diperhatikan penggunaan dosis obat antinyeri yang dilakukan

secara swamedikasi

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tabel diketahui hanya 37

responden yang menjawab rasional dengan sub indikator tepat efek samping

hal dikarenakan masyarakat tidak memahami mengenai efek samping obat

yang terjadi setelah meminumnya Efek samping yang ditimbulkan oleh suatu

obat terkadang tidak perlu dilakukan tindakan medis untuk mengatasinya

namun beberapa obat perlu diperhatikan secara lebih penanganannya (BPOM

2014) Untuk mencegah terjadinya efek samping yang lebih parah maka

sebaiknya dilakukan penghentian obat dan segera dikonsultasikan dengan

tenaga medis terkait Efek samping obat golongan AINS (obat antinyeri)

menurut Goodman amp Gilman (2006) secara umum memiliki efek samping

perdarahan lambung nefrotoksisitas dan bronskopasme jika obat tidak tepat

digunakan

Beberapa hal yang menjadi penilaian ketepatan interaksi obat adalah

obat lain yang dikonsumsi selain obat antinyeri membolehkan meminum obat

lain dan meminum obat dengan kopi Interaksi obat terjadi antara obat dengan

obat dan obat dengan makanan Nilai yang muncul untuk ketepatan interaksi

obat adalah 54 tepat interaksi dan hanya 46 tidak tepat interaksi obat

Interaksi obat ini perlu diperhatikan karena interaksi obat dengan obat akan

49

menjadikan sistem kompetitor satu sama lain antara satu obat dengan obat lain

yang menjadikan salah satu obat menjadi tidak aktif (Stockley Drug

Interaction 2000)

ketepatan kontraindikasi obat nilai yang muncul terkait ketepatan

kontraindikasi obat ini adalah 49 mengetahui tepat kontraindikasi dan 51

tidak mengetahui ketepatan kontraindikasi Pada pasien penyakit asma tidak

diperbolehkan menggunakan obat antinyeri secara bebas karena efek samping

dari nyeri yang menjadikan bronkospasme terutama pada pasien yang

memiliki riwayat penyakit asma (Ioana Dana Alexa 2014)

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi

Analgetik

Aspek Pernyataan Benar Salah Nomor Sumber

Pernyataan

Tepat indikasi 59 41 1245 amp 7

Tepat obat 54 46 3 amp 6

Tepat pemakaian 91 8 8

Tepat efek samping 37 63 9 amp 10

Tepat dosis 62 38 1112 amp 18

Tepat interaksi 54 46 13 amp 14

Tepat kontra

indikasi 49 51 15 16 amp 17

Rata- rata 58 42

Berdasarkan hasil penilaian rata-rata mengenai obat dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional 58 dan

tidak rasional 42 Penggunaan obat yang tidak rasional paling banyak

disebabkan oleh ketidaktepatan efek samping obat 37

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

51 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

a Tingkat pengetahuan masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari Kecmatan

Cibiru tergolong cukup dengan Persentasi 376 bedasarkan instrument

kuesioner tingkat pengetahuan swamedikasi yang sudah di validasi

b Masyarakat yang di jadikan responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42 di masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru

52 Saran

Berdasarkan penelitian ini saran-saran yang dapat di berikan

adalah sebagai berikut

a Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengukur tingkat pengetahuan

mengenai suamedikasi khususnya obat analgetik lebih rinci mendalam

dan akurat sesuai dengan aturan sehingga dapat di ketahui lebih jelas apa

yang tidak di ketahui oleh responden

b Institusi terkait lebih meningkatkan lagi tentang pengetahuan penggunaan

obat swamedikasi analgetik agar masyarakat dapat menggunakan obat

secara rasional

51

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI 2013 Riset

Kesehatan Dasar 2013 Jakarta Kementrian Kesehatan RI halaman 40

BPOM RI 2014 Menuju Swamedikasi yang Aman Info Pom Vol 15 No 1

Budiman dan Riyanto 2013 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan

Sikap dalam Penelitian Kesehatan Penerbit Salemba Medika Jakarta

pp 11-12

Departemen Farmakologi dan Terapeutik 2007 Farmakologi dan Terapi

Jakarta FKUI

Departemen kesehatan RI 1993 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

919MenKesPERX1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat

Diserahkan Tanpa Resep Jakarta Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Obat Bebas Terbatas Jakarta Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) Materi pelatihan

peningkatan pengetahuan dan keterampilan memilih obat bagi tenaga

kesehatan (pp 0- 8 13-14 18 20-23 31) Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Garrido Pilar Carrasco etal 2014 Predictive factors of self-medicated

analgesic use in Spanish adults a cross-sectional national study

BMC Pharmacology amp Toxicology 2050-05111536

Marta Halim dkk 2013 Dasar-dasar Farmakologi 2 edisi 1

Mangku G Diktat Kumpulan Kuliah BagianSMF Anestesiologi dan

Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2002

Morgan GE Pain Management In Clinical Anesthesiology 2nd ed

Stamford Appleton and Lange 1996 274-316

Mutschier Ernst 1991 Dinamika Obat Bandung Penerbit ITB

Notoatmodjo Soekidjo 2010 Ilmu Pengetahuan dan penelitian dan

Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta Rineka Cipta

52

Sarganas Giselle dkk(2015) Prevalence trend patterns and associations of

analgesic use in Gremany (22 September 2015) Biomed Central Jerman

Tim Medical Mini Notes 2017 Basic Pharmacology and Drug Notes Makassar

MMN Publishing

Tjay TH dan Rahardja K 2010 Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan

Sehari- hari Jakarta PT Elex Media Komputindo

Anonim 2011 Definisi Pengetahuan Serta Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi httpduniabacacomdefinisi-pengetahuan-serta-faktor-

faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuanhtml (Diakses 20 juli 2019)

Anwar Hidayat Cara Perhitungan Rumus Slovin

httpswwwstatistikiancom2017hitung-rumus-slovin-sampelhtmlamp

(Diakses 8 Maret 2019)

Fitriya 2019 Sakit Kepala Penyebab Sakit kepala dan Cara menghilangkan

sakit Kepala yang Perlu kamu tahu httpswww-

cermaicomcdnampprojectorgvswwwcermaticomartikelampsakit-

kepala-penyebab-sakit-kepala-da-cara-menghilangkan-sakit-kepala-yang-

perlu-kamu-tahuamp_js_v (Diakses 22 Agustus 2019)

WHO 2000 Drug Information Geneva World Health Organization Page 1

World Health Organization (2010 May) Rational use of medicines Juli

28 2019 httpwwwwhointmediacentrefactsheetsfs338enindexhtml

LAMPIRAN

53

53

Identifikasi masalah

Merumuskan masalah

Menentukan sampel

ALUR PENELITIAN

Pengolahan data

(editingkoding

skoring)

Analisiss data

(Analisis Univariat)

Penyajian data

kueisioner

Kesimpulan dan saran

LAMPIRAN II

54

SURAT IZIN DARI KESBANGPOL

LAMPIRAN III

55

SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS KESEHATAN

LAMPIRAN IV

56

SURAT IZIN PENELITIAN DARI KELURAHAN

LAMPIRAN V

57

(LANJUTAN)

LAMPIRAN VI

58

SURAT IZIN PENELITIAN DARI PUSKESMAS CIPADUNG

LAMPIRAN 59

59

KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL

I Identitas Responden

Nama

Jenis jenis kelamin Laki-laki Wanita

USIA

Alamat

No Telepon HP

Pendidikan terakhir

TAHUN

II Pendahuluan

1 Apakah anda pernah melakukan swamedikasi (pengobatan tanpa

harus datang ke dokter)

a Ya b Tidak

2 Apakah Anda pernah meminum obat antinyeri sebelumnya

a Ya b Tidak

3 Di manakah Anda memperoleh obat antinyeri tersebut

a Apotek b Warung

c Toko obat d Mini market

4 Penyakit apa yang bisa Anda obati dengan antinyeri tersebut

Jawab

5 Apa saja nama obat antinyeri yang biasa Anda gunakan untuk mengobati penyakit tersebut

Jawab

III Rasionalitas Penggunaan Obat Analgetik

1 Menurut Anda apakah benar analgesik merupakan obat yang

mampu meredakan atau mengurangi nyeri

a Benar b Salah

2 Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk mengobati

60

nyeri saja

a Benar b Salah

3 Termasuk jenis obat golongan apakah obat pereda nyeri yang

hanya boleh digunakan secara swamedikasi

a Obat keras b Obat bebas

Terbatas

4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

5 Paracetamol merupakan obat penurun panas Apakah parasetamol

mapu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

6 Jenis obat apa yang anda pahami sebagai obat pereda nyeri yang

dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

a Paracetamol b Ibuprofen

c Natrium

diklofenak

d Asam

mefenamat

7 Jika Anda mengalami sakit kepala apakah jenis obat yang

sebaiknya dikonsumsi

a Antibiotik b Analgesik c Antitusif

8 Apakah Anda mengetahui kapan waktu yang tepat dalam

mengkonsumsi obat pereda nyeri

a Sebelum

makan

b Sebelum

tidur

c Sesudah makan

9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik di rumah

a Lemari b Tempat

obat

c Kulkas

10 Dampak apakah yang terjadi apabila menggunakan dosis obat

pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

a Sesak napas b Terjadi gangguan pada

lambung-usus

11 Apakah dosis obat pereda nyeri anak sama dengan dosis obat

pereda nyeri dewasa

a Ya b Tidak

12 Apakah benar obat pereda nyeri boleh digunakan secara terus

menerus meski rasa sakit telah hilang

a Benar b Salah

cBadan lemas

61

13 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri digunakan

bersamaan dengan obat maag dalam sekali konsumsi tanpa adanya

rentang waktu konsumsi

a Boleh b Tidak boleh

14 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri diminum

bersamaan dengan kopi

a Boleh b Tidak boleh

15 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu

hamil

a Aspirin b Parasetamol

16 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

a Diklofenak b Parasetamol

17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh mengkonsumsi

aspirin untuk meredakan nyeri

a Boleh b Tidak boleh

18 Menurut Anda apakah boleh meningkatkan konsumsi obat pereda

nyeri yang diminum dalam sekali konsumsi (sekali minum langsung

2 tablet lebih)

a Boleh b Tidak boleh

62

LAMPIRAN VIII

OUTPUT HASIL UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS KUESIONER

63

64

65

66

Case Processing Summary

N

Cases Valid 20 1000

Excludeda 0 0

Total 20 1000

a Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

933 18

67

LAMPIRAN IX

ANALISIS UNIVARIAT

1 Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Perempuan

laki-laki

Total

61

24

718

282

718

282

718

282

85 1000 1000 1000

Usia

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Remaja Akhir (17 - 25 Thn) 16 188 188 188

Dewasa Awal (26 - 35 Thn) 29 341 341 529

Dewasa Akhir (36 - 45 Thn) 19 224 224 753

Lansia Awal (46 - 55 Thn)

Total

21

85

247

1000

247

1000

247

1000

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 19 224 224 224

SMP 10 118 118 341

SMA 45 529 529 871

S1 9 106 106 976

S2 2 24 24 24

Total 85 1000 1000 1000

68

2 Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Melakukan swamedikasi

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 85 1000 1000 1000

Pernah minum obat antinyeri

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 85 1000 1000 1000

Tempat mendapatkan obat

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid mini market 5 59 59 59

warung 26 306 306 365

apotek 54 635 635 1000

Total 85 1000 1000

Obat yang digunakan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid metampiron 4 47 47 47

natrium diklofenak 9 106 106 153

ibuprofen 11 129 129 282

asam mefenamat 13 153 153 435

paracetamol 48 565 565 1000

Total 85 1000 1000

Jenis penyakit

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid nyeri sendi 1 12 12 12

sakit haid 6 71 71 82

sakit badan 11 129 129 212

sakit gigi 20 235 235 447

sakit kepala 47 553 553 1000

Total 85 1000 1000

69

LAMPIRAN X

TABEL CODING KARAKTERISTIK RESPONDEN

JENIS KELAMIN PEREMPUAN 0

LAKI-LAKI 1

USIA

REMAJA AKHIR 0

DEWASA AWAL 1

DEWASA AKHIR 2

LANSIA AWAL 3

PENDIDIKAN

SD 0

SMP 1

SMA 2

S1 3

S2 4

Responden

Jenis

Kelamin Coding

Usia

Coding

Pendidikan

Coding

RT

1

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

RT 1

2

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

3

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

4

L

1

dewasa

awal

1 sd

0

5

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

6 p 0 lansia awal 3 sd 0

7

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

8

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

9

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

10

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

11 p 0 lansia awal 3 sd 0

12

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

13

p

0

dewasa akhir

2

sd

0

70

14

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

15

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

16

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

17

L

1

dewasa

akhir

2 sd

0

18

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

19

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

20 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 2

21

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

22

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

23 p 0 lansia awal 3 s2 4

24

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

25 L 1 lansia awal 3 sma 2

26 p 0 lansia awal 3 sd 0

27

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

28

L

1

dewasa

awal

1 smp

1

29

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

30 p 0 lansia awal 3 sd 0

31

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

32 p 0 lansia awal 3 sd 0

33

p

0

dewasa

akhir

2 smp

1

34 p 0 lansia awal 3 sd 0

35

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

RT 3

36

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

37 L 1 lansia awal 3 S1 3

38

L

1

dewasa

akhir

2

S2

4

39

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

40

p

0

dewasa akhir

2

sma

2

71

41 p 0 lansia awal 3 sma 2

42

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

43

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

44

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

45

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

46

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

47

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

48

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

49

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

50

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

51 p 0 lansia awal 3 smp 1

52

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

53

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

54

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

55

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

56 p 1 lansia awal 3 sma 2

57 p 0 lansia awal 3 sma 2

58 p 0 lansia awal 3 sma 2

59

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

60

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

61

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

62

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

63

P

0

dewasa

akhir

2

S1

3

64

L

1

dewasa

awal

1 s1

3

65

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

66 p 0 dewasa 1 sma 2

72

awal

67

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

68 p 0 lansia awal 3 sma 2

69

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

70

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

71

L

1

dewasa

akhir

2 s1

3

72 p 0 lansia awal 3 sd 0

73

p

0

dewasa

akhir

1 sma

2

74

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

75 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 4

76

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

77 p 0 lansia awal 3 sma 2

78

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

79 p 0 lansia awal 3 sma 2

80

P

0

dewasa

akhir

1 smp

1

81 p 0 lansia awal 3 smp 1

82

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

RT 5

83

p

0

dewasa

akhir

1 sd

0

84

p

0

remaja

akhir

0 smp

1

85

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

73

LAMPIRAN XI

TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

KETERANGAN P1

amp P2

KETERANGAN P 3

KETERANGAN P 4

KETERANGAN P 5

Ya 0 Toko Obat 0 Nyeri sendi 0 Metampiron 0

Tidak

1

Mini Market

1

Sakit haid

1

Natrium

Diklofenak 1

Warung 2 Sakit badan 2 Ibuprofen 2

Apotek 3 Sakit gigi 3 Asam Mefenamat 3

Sakit kepala 4 Paracetamol 4

Respon

den

P1

Codi

ng

P2

Codi

ng

P3

Codi

ng

P4

Codi

ng

P5

Codin

g

1

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

2

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

3

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

4

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

5

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

6

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

7

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

8

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

9

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

10

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

3

74

at

11

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

12

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

13

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

14

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

15

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

16

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

gigi

3

paraceta

mol

4

17

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

18

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

19

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

20

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

21

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

22

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

23

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

24

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

25

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

26

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

4

paraceta

mol

4

75

la

27

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

28

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

29

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

30

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

31

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

32

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

33

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

4

paraceta

mol

4

34

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

35

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

36

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Saki

kepa

la

4

metampi

ron

0

37

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

38

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

39

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Nyer

i

haid

1

ibuprofe

n

2

40

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

3

paraceta

mol

4

41

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

42

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

76

43

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

44

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

45

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

46

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

47

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

48

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

49

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

ibuprofe

n

2

50

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

51

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

0

natrium

diklofena

k

1

52

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

53

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

54

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

ibuprofe

n

2

55

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

56

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

57

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

58

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

59

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

1

77

k

60

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

61

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

62

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

63

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

64

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

metampi

ron

0

65

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

3

metampi

ron

0

66

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

67

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

68

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

metampi

ron

0

69

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

70

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

71

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

72

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

asam

mefenam

at

3

73

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

ibuprofe

n

2

74

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

75 ya 1 ya 1 Apote 3 nyeri 1 natrium 1

78

k send i

diklofena k

76

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

77

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

78

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

asam

mefenam

at

3

79

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

80

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

81

ya

1

ya

1

Waru

ng

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

82

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

83

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

84

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

85

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

79

LAMPIRAN XII

TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER TINGKAT

PENGETAHUAN

Responden

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y9

Y10

Y11

Y12

Y13

Y14

Y15

Y16

Y17

Y18

Jumlah

1 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 25

2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 30

3 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 24

4 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 22

5 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

6 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 18

7 2 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 20

8 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 0 0 18

9 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 16

10 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

11 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 0 20

12 2 0 0 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 14

13 2 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

14 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

15 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 2 12

16 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 10

17 2 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 24

18 2 2 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

19 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 20

20 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 24

21 2 1 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 2 2 22

22 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 30

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 33

24 2 0 0 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 0 25

25 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 2 2 1 2 1 2 16

26 2 0 0 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

27 2 2 2 2 2 0 0 2 0 1 2 0 2 1 2 0 1 0 21

80

28 2 0 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 0 24

29 2 0 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2 2 1 0 0 0 0 20

30 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 0 1 1 19

31 2 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 0 1 2 2 0 1 0 17

32 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

33 2 0 1 1 2 0 0 2 0 1 0 2 2 1 2 0 2 2 20

34 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0 0 1 1 0 12

35 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

36 2 0 1 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 1 0 0 18

37 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

38 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 32

39 2 0 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 2 2 18

40 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 1 2 2 1 1 0 23

41 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

42 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 18

43 2 2 0 1 2 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 20

44 2 2 1 1 2 2 0 2 0 0 2 2 1 0 0 1 0 0 18

45 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 0 28

47 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 1 2 0 0 2 21

48 2 0 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 20

49 2 1 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 1 0 2 0 1 2 19

50 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 18

51 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 1 0 0 0 21

52 2 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 2 0 2 0 16

53 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 1 0 23

54 2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 25

55 2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 12

56 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

57 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 2 2 1 1 0 13

58 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

59 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 1 2 12

60 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36

62 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

63 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 30

81

64 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

65 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 30

66 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 2 2 2 2 1 1 0 0 15

67 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 1 0 0 0 0 21

68 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 1 1 2 1 1 0 16

69 2 2 0 0 2 0 0 2 2 0 2 1 0 2 2 0 1 0 18

70 2 2 2 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 2 21

71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 34

72 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 11

73 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 0 21

74 2 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 1 2 0 1 2 15

75 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

76 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

77 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 1 2 23

78 2 0 0 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

79 2 0 2 2 2 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

80 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 26

81 2 0 2 2 0 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 0 18

82 2 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 2 1 1 0 2 1 0 12

83 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 2 0 0 1 0 11

84 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

85 2 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 9

82

LAMPIRAN XIII

DOKUMENTASI

83

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1 12 Rumusan Masalah 3

13 Tujuan Penelitian 3

14 Manfaat Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

21 Nyeri 5 211 Definisi Nyeri 5

212 Klasifikasi Nyeri 5

213 Mekanisme Nyeri 6

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri 7

215 Tatalaksana Nyeri 7

22 Analgetik 8

221 Penggolongan Analgetik 9

23 Swamedikasi 11

231 Definisi Swamedikasi 11

232 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi 12

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi 16

24 Penggunaan Obat yang Rasional 24

25 Pengetahuan 27

251 Definisi Pengetahuan 27

252 Tingkat Pengetahuan 27

253 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan 27

254 Pengukuran Pengetahuan 30

26 Masyarakat 30

261 Definisi Masyarakat 30

262 Ciri-ciri Masyarakat 30

263 Profil Kelurahan Palasari 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32

31 Jenis Penelitian 32 32 Lokasi Penelitian 32

33 Waktu Penelitian 33

iv

34 Variabel Penelitian 33

35 Definis Operasional 33

36 Populasi dan Sampel 33

361 Populasi 33

362 Sampel 34

37 Jenis Dan Sumber Data 36

38 Teknik Pengumpulan Data 36

39 Teknik Pengolahan Data 36

310 Teknik Analis Data 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 40

41 Karakteristik Responden 40 42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik 41

43 Jenis Keluhan Penyakit 42

44 Jenis Obat yang Digunakan 43

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas 44

451 Tingkat Pengetahuan 44

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 50

51 Simpulan 50 52 Saran 50

DAFTAR PUSTAKA 51

DAFTAR GAMBAR

v

Gambar 21 Tingkat Pendidikan di Kelurahan Palasari 31

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi

Tempat Memperoleh Obat Swamedikasi 42

DAFTAR TABEL

vi

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden 40

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap Jenis Penyakit 42

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Jenis Obat yang digunakan 43

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden 44

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden 45

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik 49

DAFTAR LAMPIRAN

vii

LAMPIRAN I ALUR KERJA 53

LAMPIRAN II SURAT IJIN KESBANGPOL 54

LAMPIRAN III SURAT IJIN DINAS KESEHATAN 55

LAMPIRAN IV SURAT IJIN KELURAHAN PALASARI 56

LAMPIRAN V LANJUTAN 57

LAMPIRAN V SURAT IZIN PENELITIAN DARI PKM CIPADUNG 58

LAMPIRAN VII KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL 59

LAMPIRAN VIII OUTPUT UJI VALIDASI DAN RELIABEL KUESIONER 62

LAMPIRAN IX ANALISIS UNIVARIAT 67

LAMPIRAN X TABEL KODING KARAKTERISTIK RESPONDEN 69

LAMPIRAN XI TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI

ANALGETIK 73

LAMPIRAN XII TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN 79

LAMPIRAN XIII DOKUMENTASI 82

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh timbul bila ada jaringan

rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan

stimulus nyeri Nyeri dapat menjadi suatu masalah jika rasa nyeri tersebut tidak

segera di obati sehingga penyakit menjadi berkepanjangan dan dapat merugikan

penderita Oleh karena itu berbagai upaya telah dilakukan manusia untuk

meringankan rasa nyeri tersebut supaya dapat berkurang bahkan sampai hari ini

pengaruh nyeri atau rasa sakit ini adalah penyebab utama pasien menemui dokter

untuk pengobatan Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang

rasa nyeri merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi

rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Penggunaan analgesik sering digunakan secara bebas hal ini menyebabkan

ketergantungan dan diperkirakan sebagai penyebab penyakit gagal ginjal kronis

di masyarakat saat periode tahun 1900 (WHO 2000) Keluhan yang seringkali

mendorong pasien untuk menggunakan analgesik secara swamedikasi antara lain

sakit kepala nyeri sendi dan gangguan mulut serta gigi (French DP James DH

etal 2008) Mayoritas (gt50) pasien menggunakan obat tersebut dengan

frekuensi beberapa kali dalam sebulan (Brewer C etal 2013)

1

2

Prevalensi penggunaan obat nyeri dengan kondisi pengobatan sendiri

(swamedikasi) dilaporkan sebanyak 394 Penyakit nyeri juga dihubungkan

dengan penyebab mordibitas populasi orang dewasa di dunia sebanyak 10-30

populasi dan laporan terbaru menunjukkan hingga 50 (Pilar Carasso etal

2014)

Di Indonesia perilaku pengobatan sendiri sudah banyak dilakukan oleh

masyakarat Salah satu ciri adanya swamedikasi adalah dengan perilaku

masyarakat yang menyimpan obat untuk pengobatan diri sendiri Data

menunjukkan sebesar 352 masyarakat telah menyimpan obat hasil

swamedikasi Dalam hal ini adanya obat keras dan antibiotika untuk swamedikasi

menunjukkan adanya penggunaan obat yang tidak rasional (Riskesdas 2013)

Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami

pelaksanaannya sedapat mungkin harus memenuhi kriteria penggunaan obat yang

rasional Kriteria obat yang rasional antara lain ketepatan pemilihan obat

ketepatan dosis obat tidak adanya efek samping tidak adanya kontra indikasi

tidak adanya interaksi dan tidak adanya polifarmasi (Muharni 2015)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo 2007) Berdasarkan

penelitian yang dilakukan wulandari (2011) terkait tingkat pengetahuan

penggunaan analgetik pada pengobatan sendiri menunjukkan hasil penilaian

pengetahuan responden sebesar 656 dengan kategori cukup dan 344 baik

3

Hasil penelitian Yanuardi Aditya (2015) tingkat pengetahuan mengenai

penggunaan obat swamedikasi dalam kategori sedang dengan presentasi sebesar

406 Hasil penelitian Gusta dkk (2011) presentase yang melakukan

swamedikasi berdasarkan jenis kelamin wanita sebesar 692 sedangkan laki-

laki sebesar 308 dikarenakan penggunaan obat nyeri paling banyak

dikonsumsi oleh wanita karena dibutuhkan setiap bulannya untuk

mengurangi rasa nyeri haid

Berdasarakan uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui tingkat

pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

12 Rumusan Masalah

1 Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

2 Apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik swamedikasi

secara tepat atau rasional

13 Tujuan Penelitian

1 Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

4

2 Mengetahui apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik secara

tepat atau rasional

14 Manfaat Penelitian

1 Masyarakat Dalam penelitian ini masyarakat dapat menggunakan obat

swamedikasi analgesik secara rasional

2 Institusi Dengan adanya penelitian ini bisa menjadi gambaran

penggunaan obat analgesik pada masyarakat RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung agar masyarakat menggunakan obat

antinyeri secara aman dan rasional

3 Penelitian Dapat memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman

selama proses penelitian dan juga dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Nyeri

211 Definisi Nyeri

Nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan maupun

berat Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya

Menurut Internasional Association for Study of Pain (IASP) nyeri adalah

pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

kerusakan aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan (Marta dkk 2013)

Beberapa penyebab adanya nyeri ketika terjadi rangsangan pada ujung

saraf karena kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh

1 Trauma seperti benda tajam benda tumpul bahan kimia

2 Proses infeksi atau peradangan (Depkes RI 2007)

212 Klasifikasi Nyeri

Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi

a Nyeri akut atau nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara

Nyeri ini ditandai dengan adanya aktivitas saraf otonom seperti takikardi

hipertensi hiperhidrosis pucat dan midriasis dan perubahan wajah

menyeringai atau menangis Bentuk nyeri akut dapat berupa

5

6

1 Nyeri somatik luar nyeri tajam di kulit subkutis dan mukosa

2 Nyeri somatik dalam nyeri tumpul pada otot rangka sendi dan

jaringan ikat

3 Nyeri viseral nyeri akibat disfungsi organ viseral (Marta dkk 2013)

b Nyeri kronik atau nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa

tanda-tanda aktivitas otonom kecuali serangan akut Nyeri tersebut dapat

berupa nyeri yang tetap bertahan sesudah penyembuhan luka

(penyakitoperasi) atau awalnya berupa nyeri akut lalu menetap sampai

melebihi 3 bulan Nyeri ini disebabkan oleh

1 kanker akibat tekanan atau rusaknya serabut saraf

2 non kanker akibat trauma proses degenerasi dll (Marta dkk 2013)

213 Mekanisme Nyeri

Mekanisme nyeri terdiri dari 4 proses elektro fisiologi nociseptif yaitu

1 Transduksi adalah proses perubahan stimulus menjadi impuls saraf

Stimulus nyeri akan diterima oleh nociceptor pada ujung saraf bebas A

delta dan C kemudian mengalami perubahan atau diterjemahkan menjadi

aktifitas fisik pada impuls saraf

2 Transmisi adalah proses penyaluran impuls saraf melalui serabut saraf

sensoris menuju ke medulla spinalis Impuls tersebut dibaca oleh serabut

saraf A delta dan C

3 Modulasi adalah proses interaksi antara analgetik endogen dengan impuls

nyeri yang masuk kedalam kornu posterior medulla spinalis Sistem

analgesik endogen meliputi enkafalis endorphin serotonin dan

7

nonepinefrin Dengan demikian kornu posterior seperti sebuah gerbang

yang dapat tertutp atau terbuka yang dipengaruhi oleh sistem analgesik

endogen tersebut

4 Persepsi adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik

mulai dari proses tansduksi transmisi dam modulasi yang pada gilirannya

menghasilkan suatu perasaan yang subjektif yang dikenal sebagai persepsi

nyeri ( Mangku G 2002)

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri

Respon tubuh terhadap nyeri berupa terjadinya respon hormonal melalui

mobilisasi hormon-hormon katabolisme dan reaksi imunologis yang secara

umum disebut respon stress Respon nyeri sangat merugikan tubuh karena

dapat menurunkan cadangan makanan daya tahan tubuh meningkatkan

kebutuhan oksigen jantung menganggu fungsi respirasi dan segala

konsekuensi dari gangguan tersebut dan pada akhirnya dapat menyebabkan

tromboemboli dan meningkatnya mordibitas dan mortalitas (Mangku G

2002)

215 Tatalaksana nyeri

Secara umum penatalaksaan nyeri dikelompokkan menjadi dua yaitu

penatalaksaan secara farmakologi dan non farmakologi

1 Penatalaksaan secara Farmakologi

Praktik dalam tatalaksana nyeri secara garis besar stategi farmakologi

mengikuti rdquoWHO Three Step Analgesic Ladderrdquo yaitu

a Tahap pertama dengan menggunakan obat analgetik nonopiat seperti

8

NSAID atau COX2 spesific inhibitors

b Tahap kedua dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri Maka

diberikan obat-obat seperti pada tahap 1 ditambah opiat secara

intermiten

c Tahap ketiga dengan memberikan obat pada tahap 2 ditambah opiat

yang lebih kuat

Penanganan nyeri berdasarkan mekanisme nyeri pada proses transduksi

dapat diberikan anestesik lokal dan atau obat anti radang non steroid pada

transmisi inpuls saraf dapat diberikan obat-obatan anestetik lokal pada proses

modulasi diberikan kombinasi anestetik lokal narkotik dan atau klonidin dan

pada persepsi diberikan anestetik umum narkotik atau parasetamol (Morgan

GE 1996)

22 Analgetik

Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang rasa nyeri

merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi rasa nyeri

tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Analgesik baik nonnarkotik maupun narkotik diresepkan untuk meredakan

nyeri pilihan obat tergantung dari beratnya nyeri Nyeri yang ringan sampai

sedang dari otot rangka dan sendi sering kali diredakan dengan pemakaian

analgesik nonnarkotik Nyeri yang sedang sampai berat pada otot polos organ

dan tulang biasanya membutuhkan analgesik narkotik (Sujati Woro 2016)

9

221 Pengolongan Analgesik

Atas dasar cara kerja farmakologisnya analgesik dibagi dalam 2

kelompok besar yaitu

1 Analgetika narkotik

Analgetik non narkotik khusus digunakan untuk menghilangkan rasa

nyeri hebat seperti dalam fraktur dan kanker Cara kerja obat ini adalah

memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi umum (Tan Hoan Tjay

2010) Analgetika narkotik disebut juga opioida yang memiliki kerja

mirip opioid dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor

opioid yang khas di SSP hingga persepsi dan respon emosional terhadap

nyeri berkurang

Efek samping yang ditimbulkan anlgetika narkotik adalah supresi

SSP (sedasi menekan pernafasan dan batuk miosis hipotermia

perubahan mood) saluran nafas (bronkokontriksi pernafasan menjadi

dangkal dan menurun frekuensinya) sistem sirkuasi (vasodilatasi

perifer) saluran cerna (motilitas berkurang) saluran uroginetal histamin

liberator kebiasaan atau reaksi adiksi pada penggunaan lama

Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk meminum

obat golongan ini karena opioda dapat melintasi plasenta dan jika

diberikan terus-menerus akan merusak janin dan menjadikan depresi

pernafasan serta lambat dalam persalinan (Tan Hoan Tjay 2010)

Hal yang dapat dilakukan dengan munculnya nyeri adalah

10

a Tetap aktif dan fokus dalam pekerjaan

b Menggunakan air hangat untuk kompres bagian yang nyeri

c Menggunakan obat penghilang nyeri

d Menghubungi dokter jika nyeri berkelanjutan

2 Analgesik Perifer (Non Narkotik)

Penggunaan obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan terkadang

memberikan daya antipiretis dan antiradang biasa diberikan untuk obat

nyeri ringan hingga sedang dengan penyebab yang beranekaragam seperti

nyeri kepala sendi otot gigi perut nyeri haid benturan dan kecelakaan

(Tan Hoan Tjay 2010) Golongan Analgetik perifer memiliki beberapa

efek samping yaitu gangguan lambung-usus kerusakan darah hati dan

ginjal serta reaksi alergi pada kulit jika digunakan dalam waktu lama dan

dosis yang tinggi Maka dari itu penggunaan dalam waktu terus-menerus

tidak dianjurkan Pada wanita hamil dan menyusui obat analgetika yang

aman digunakan hanyalah parasetamol sedangkan asetosal salisilat

NSAID dan metamizol dapat mengganggu perkembangan janin sehingga

perlu dihindari (Tan Hoan Tjay 2010)

Beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat nyeri dengan

pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan Aspirin (asetosal)

(BPOM RI 2015)

11

23 Swamedikasi

231 Definisi Swamedikasi

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh individu untuk

merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit Masyarakat

melakukan swamedikasi biasanya untuk mengatasi keluhan- keluhan dan

penyakit ringan yang sering dialami seperti demam nyeri pusing batuk

influenza maag Kecacingan diare penyakit kulit dan lain- lain Golongan

obat yang digunakan swamedikasi merupakan obat- obat yang relatif aman

meliputi golongan obat bebas dan obat bebas terbatas (BPOM RI 2014)

Swamedikasi dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau rasional

Penggunaan obat yang rasional adalah bahwa pasien menerima obat yang

tepat dengan keadaan kliniknya dalam dosis yang sesuai dengan keadaan

individunya pada waktu yang tepat dan dengan harga terjangkau Pengertian

lain dari penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan

terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologi yang benar dari

penyakit

Menurut WHO swamedikasi memiliki beberapa hal yang harus

diperhatikan Seperti penyakit yang diderita adalah penyakit dan gejala

ringan yang tidak diperlukan untuk datang ke dokter atau tenaga medis

lainnya Selain itu obat yang dijual adalah obat golongan over-the-counter

(OTC) (WHO 2000)

12

232 Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan swamedikasi agar

diperoleh swamedikasi yang benar dan aman maka hal- hal yang perlu

diperhatikan meliputi (BPOM RI 2014)

1 Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasi

Kondisi individu yang akan melakukan swamedikasi merupakan hal

pertama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan swamedikasi Beberapa

kondisi yang perlu diperhatikan meliputi kehamilan berencana untuk hamil

menyusui umur sedang dalam diet khusus baru saja berhenti mengonsumsi

obat lain atau suplemen makanan serta mempunyai masalah kesehatan baru

selain penyakit yang selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan

dari dokter (BPOM RI 2014)

Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan lebih

hati- hati karena beberapa jenis dapat menimbulkan pengaruh yang tidak

diinginkan pada janin Beberapa obat disekresikan melalui air susu ibu

walaupun jumlah obat di ASI kadarnya kecil namun kemungkinan dapat

berpengaruh pada janin Komposisi obat terdapat beberapa zat tambahan yang

harus diperhatikan oleh pasien dengan diet khusus contoh obat dalam bentuk

sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat

mempengaruhi kondisi pasien dengan diet gula (BPOM RI 2014)

Mambaca peringatan atau perhatian yang tertera pada label atau brosur

obat manjadi hal yang perlu dilakukan untuk mecegah kejadian di atas Brosur

obat biasanya menjelaskan hal- hal yang perlu diperhatikan baik sebelum atau

13

sesudah mengonsumsi obat yang dimaksud (BPOM RI 2014)

2 Memahami bahwa ada kemungkinan interaksi obat

Banyak obat yang dapat menimbulkan interaksi baik dengan obat lain

atau makanan dan minuman yang dikonsumsi Kenali nama obat atau nama

zat berkhasiat yang terkandung dalam obat yang sedang dikonsumsi atau yang

akan digunakan Interaksi obat dapat ditanyakan pada apoteker di apotek atau

membaca aturan pakai yang tercantum pada label kemasan obat untuk

menghindari masalah yang akan terjadi (BPOM RI 2014)

3 Mewaspadai efek samping yang mungkin muncul

Obat tidak hanya menimbulkan efek mengatasi penyakit atau gejala

penyakit namun obat juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan

Mengatasi efek samping yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis

namun demikian beberapa efek samping membutuhkan perhatian lebih dalam

penanganannya (BPOM RI 2014)

Efek samping dapat timbul dalam mengkonsumsi obat antara lain reaksi

alergi gatal- gatal ruam mengantuk mual dan lain- lain Mengetahui efek

samping yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan saat

mengalaminya merupakan hal penting Efek samping bisa terjadi pada siapa

saja namun umumnya dapat ditoleransi Segera hentikan pengobatan dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan bila timbul efek samping dalam

mengonsumsi obat tersebut (BPOM RI 2014)

4 Meneliti obat yang akan dibeli

Bentuk sediaan (tablet sirup kapsul krim dll) merupakan hal yang

14

perlu diperhatikan ketika akan membeli obat dan dipastikan kemasan obat

yang akan beli tidak rusak Jangan mengambil obat yang menunjukkan adanya

kerusakan walaupun kecil Selain kemasan perlu diperhatikan bentuk fisik

sediaan (BPOM RI 2014)

Hal yang harus diperhatikan dalam sediaan sirup adalah warna dan

kekentalan dan tidak ada partikel- partikel kecil di bagian bawah botol atau

mengapung dalam sirup Jika berbentuk suspensi suspensi dapat tercampur

rata setelah dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah Sediaan

tablet harus benar- benar utuh dan tidak satupun yang pecah atau rusak Jika

pada tablet memiliki cetakan atau tulisan pastikan bahwa semua tablet

memiliki hal yang sama Hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan kapsul

yaitu kapsul tidak pecah atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang

sama dari semua kapsul Jika kapsul memiliki cetakan atau tulisan maka harus

dipastikan cetakan atau tulisan semua kapsul seragam (BPOM RI 2014)

Penyimpanan obat di tempat penjual juga perlu diperhatikan Jika obat

disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari langsung maka sebaiknya

membeli obat di tempat lain yang memiliki kondisi penyimpanan yang lebih

baik Lebih baik membeli obat di sarana distribusi obat yang resmi seperti

apotek dan toko obat berijin (BPOM RI 2014)

Obat yang diminum harus memiliki nomor izin edar karena hal tersebut

menunjukkan obat tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan khasiat

dan mutu yang ditetapkan oleh Badan POM Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah tanggal kadaluwarsa Penggunaan obat yang sudah melewati tanggal

15

kadaluwarsa dapat membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi

perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang berbahaya (BPOM

RI 2014)

5 Mengetahui cara penggunaan obat yang benar

Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang sesuai

pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi sesuai anjuran akan memberikan

efek terapi yang baik Label atau bagian kemasan obat yang memberikan

informasi mengenai penggunaan obat tersebut sebaiknya tidak dibuang supaya

tidak terjadi kesalahan penggunaan obat Apabila obat yang digunakan dirasa

tidak menimbulkan efek yang diinginkan setelah jangka penggunaan waktu

yang dianjurkan maka disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau

tenaga kesehatan lainnya (BPOM RI 2014)

6 Tanggal Kadalursa Obat

Tanggal kadaluwarsa obat bisa lebih pendek dari waktu yang tertera

setelah kemasan obat dibuka Cara membuang obat yang baik dan benar

adalah dengan membuka kemasan obat dan dibuang di tempat yang jauh dari

jangkauan anak misalnya obat dalam bentuk sediaan cair dibuka kemasannya

kemudian dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih Jika

obat dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul obat dibuka dari kemasannya

lalu obat tersebut ditimbun dalam tanah (BPOM RI 2014)

7 Cara penyimpanan obat

Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi obat Obat oral seperti

tablet kapsul dan serbuk tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembab

16

karena dapat menyebabkan bakteri dan jamur tumbuh dengan baik sehingga

dapat merusak kondisi obat Obat dalam bentuk sediaan cair biasanya mudah

terurai oleh cahaya sehingga harus disimpan pada wadah aslinya yang

terlindung dari cahaya atau sinar matahari langsung dan tidak disimpan di

tempat yang lembab Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin

kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut (BPOM RI 2014)

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi

Berdasarkan UU No 39 tahun 2009 tentang kesehatan obat adalah

bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis pencegahan penyembuhan pemulihan

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia

Adapun golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri

swamedikasi adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dan obat

wajib apotek ( SK Menkes No23801983)

a Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat tanpa

resep dokter Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia 2007)

17

b Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai

dengan tanda peringatan Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam Tanda

peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas merupakan

empat persegi panjang yang berwarna hitam berukuran panjang 5 cm

dengan 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 2007)

Adapun tanda peringatan yang dicantumkan ada 6 macam sesuai

dengan aturan pemakaian masing-masing obatnya yaitu

a P no 1 Awas Obat Keras Bacalah aturan memakainya

b P no 5 Awas Obat Keras Tidak boleh ditelan

c P no 2 Awas Obat Keras Hanya untuk kumur jangan ditelan

d P no 4 Awas Obat Keras Hanya untuk dibakar

e P no 3 Awas Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

f P no 6 Awas Obat Keras Obat wasir jangan ditelan

c Obat Wajib Apotek (OTC)

Obat-obat yang dapat digunakan di dalam swamedikasi sering disebut

sebagai obat- obatan over-the-counter (OTC) dan dapat diperoleh tanpa

resep dokter (World Self-Medication Industry nd) Bagi sebagian orang

beberapa produk obat OTC dapat berbahaya ketika digunakan sendiri atau

18

dikombinasikan dengan obat lain Meskipun demikian beberapa obat OTC

sangat bermanfaat di dalam pengobatan sendiri untuk masalah kesehatan

yang ringan hingga sedang (Fleckenstein Hanson amp Venturelli 2011) Obat

yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria berikut

(Permenkes No 919MenkesPerX1993)

a Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil

anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun

b Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko

pada kelanjutan penyakit

c Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

d Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi

di Indonesia

Berikut ini beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat

nyeri dengan pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan

Aspirin (asetosal) (Depkes RI 2007)

1 Aspirin

Aspirin yang memiliki nama lain asam asetil salisilat atau asetosal

adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang luas digunakan dan

digolongkan dalam obat bebas Selain sebagai prototip obat ini merupakan

standar dalam menilai efek obat sejenis (Departeman Farmakologi dan

Terapeutik 2007)

Aspirin diindikasikan dengan rasa sakit dan demam Aspirin

19

dikontraindikasikan dengan hemophilia dan kehamilan trisemester akhir Efek

samping yang sering dijumpai meliputi terjadinya iritasi mukosa lambung

Aspirin juga dapat memeperbanyak keluarnya keringat dan pada dosis tinggi

dapat membuat telinga berdengung dan juga sesak napas Aspirin tidak boleh

digunakan pada penderita alergi termasuk asma tukak lambung (maag)

sering perdarahan di bawah kulit penderita hemofilia dan trombositopenia

(Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan aspirin meliputi

aturan pemakaian harus tepat tidak boleh diminum ketika perut kosong

diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan

perdarahan lambung dilarang menkonsumsi obat ini selama 10 hari tanpa

fungsi ginjal atau hati ibu hamil ibu menyusui dan dehidrasi dan jangan

diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan

risiko perdarahan lambung (Depkes RI 2007)

Bentuk Sediaan asetosal yang beredar di masyarakat meliputi tablet

100 mg tablet 500 mg Aturan pemakaian asetosal meliputi dewasa 500 mg

setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) anak usia 2 ndash 3 tahun frac12 - 1 frac12 tablet

100 mg setiap 4 jam anak usia 4 ndash 5 tahun 1 frac12 - 2 tablet 100 mg setiap 4

jam anak usia 6 ndash 8 tahun frac12 - frac34 tablet 500 mg setiap 4 jam anak usia 9 ndash

11 tahun frac34 - 1 tablet 500 mg setiap 4 jam dan usia di atas 11 tahun 1

tablet 500 mg setiap 4 jam (Depkes RI 2007)

2 Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionate Obat ini bersifat

20

analgesik dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat Efek anti-

inflamsinya terlihat dengan dosis 1200- 2400 mg sehari Absorbsi ibuprofen

cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-

2 jam (Depkes RI 2007)

Ibuprofen dikontraindikasikan dengan penderita hipersensitif terhadap

ibuprofen penderita polip hidung Ibuprofen tidak dianjurkan bagi wanita

hamil menyusui dan penderita tukak peptic Ibuprofen biasa berbentuk tablet

dengan kekuatan 300 dan 400 mg Dosis maksimum ibuprofen 2400 mg

sehari (Mutschier 1991)

Hal- hal yang perlu diinformasikan kepada pasien dalam mengkonsumsi

ibuprofen meliputi obat diminum bersama- sama makanan dan minum dengan

segelas air penuh bila timbul rasa pusing dilarang mengemudi segeralah ke

dokter bila penglihatan menjadi kabur atau terjadi ruam kulit (Depkes RI

2007)

Efek samping yang dapat ditimbulkan obat ini meliputi nervus pusing

mata kabur skotoma atau perubahan menafsirkan warna telinga berdenging

dan kejang perut Ibuprofen memiliki interaksi dengan antikoagulan dan

asetosal Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi

metotreksat urikosurik kumarin antikoagulan kortiko-steroid penisilin dan

vitamin C atau minta petunjuk dokter obat ini tidak boleh diminum

bersamaan ( Depkes RI 2007)

Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita tukak lambung dan

duodenum (ulkus peptikum) aktif penderita alergi terhadap asetosal dan

21

ibuprofen penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk

tonjolan pada hidung) kehamilan tiga bulan terakhir (Depkes RI 2007)

Aturan pemakaian ibuprofen

a Dewasa 1 tablet 200 mg 2 ndash 4 kali sehari Diminum setelah makan

b Anak 1 ndash 2 tahun frac14 tablet 200 mg 3 ndash 4 kali sehari 3 ndash 7 tahun

frac12 tablet 500 mg 3 ndash 4 kali sehari 8 ndash 12 tahun 1 tablet 500 mg 3 ndash

4 kali sehari dan tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya

kurang dari 7 kg (Depkes RI 2007)

3 Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik antiinflamasi Asam

mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin Asam mefenamat terikat

sangat kuat pada protein plasma sehingga interaksi dengan antikoagulan

harus diperhatikan (Mutschier 1991)

Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia

diare sampai diare berdarah dan gejala iritasi lain pada mukosa lambung

Amerika Serikat tidak menganjurkan obat ini diberikan pada anak dibawah 14

tahun dan wanita hamil Pemberian tidak melebih 7 hari Penelitian klinis

menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah

secara bermakna (Depkes RI 2007)

Asam mefenamat tersedia dalam sediaan tablet atau kaplet dengan

kekuatan 500 mg Dosis asam mefenamat untuk pasien dewasa 2-3 kali sehari

sebanyak 250 mg- 500 mg (Team medical mini notes 2017)

22

4 Diklofenak

Diklofenak tergolong dalam preferential COX-2 inhibitor Absorbsi obat

ini berlangsung cepat dan lengkap pada saluran cerna Obat ini terikat 99

pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama sebesar

40-50 (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Diklofenak terdiri atas dua jenis yaitu natrium diklofenak dan kalium

diklofenak Kalium diklofenak lebih larut air dan dapat diabsorbsi dengan

cepat sehingga memiliki onset kerja lebih cepat dibanding natrium

diklofenak Kalium diklofenak biasanya juga diindikasikan untuk

penanganan kondisi yang memerlukan efek analgesia secara cepat ((Team

medical mini notes 2017)

Efek samping yang lazim adalah mual dan gastritis Eritema kulit dan

sakit kepala seperti obat AINS lainnya Pemakaian obat ini harus hati- hati

pada pasien dengan tukak lambung Peningkatan enzim transaminase dapat

terjadi pada 15 pasien umumnya kembali ke normal Gangguan hati lebih

sering terjadi dibandingkan obat AINS lain Pemakaian selama kehamilan

tidak dianjurkan Dosis orang dewasa 100-150 mg sehari terbagi dalam dua

atau tiga dosis (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

5 Parasetamol

Parasetamol memiliki indikasi membantu melegakan rasa sakit dan

mengurangi demam rematik sakit gigi dan sakit kepala Parasetamol

dikontraindikasikan dengan penderita gangguan fungsi hati Parasetamol

hampir tidak memiliki efek samping namun kadang timbul bisul atau

23

hipoglikemi pada anak (Mutschier 1991)

Parasetamol dapat berupa sediaan solid dan liquid Sediaan solid

parasetamol meliputi tablet atau tablet salut gula dengan kekuatan 120 mg

325 mg dan 500 mg Sedangkan dalam bentuk liquid parasetamol dapat

berupa sediaan obat tetes sirup elixir dengan kekuatan 60 mg06 ml 150

mg5 ml dan 120 mg 5 ml (Depkes RI 2007)

Dosis paracetamol untuk dewasa (usia diatas 12 tahun) 3-4 jam 325-650

mg maksimum 4 g sehari Sedangkan untuk anak (6-12 tahun) tiap 4 jam 500

mg (Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi parasetamol

meliputi orang dewasa jangan menggunakan lebih dari 10 hari secara terus

menerus anak di bawah dua belas tahun dilarang memakan obat ini lebih dari

lima kali sehari atau lebih dari lima hari segeralah ke dokter bila timbul

warna kekuningan pada mata atau kulit (Depkes RI 2007)

Parasetamol adalah derivat dari para amino fenol yang mempunyai daya

analgetika dan daya antipiretika Obat ini tidak menimbulkan perdarahan pada

lambung sehingga banyak dipakai sebagai analgetika dan antipiretika yang

aman namun Parasetamol memiliki daya inflamasi yang sangat lemah

(Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Tambahan

a Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi daripada efek anti

demamnya

b Parasetamol dan Asetosal memiliki efek anti demam yang lebih tinggi

daripada efek antinyeri dan antiradangnya (Depkes RI 2007)

24

24 Penggunaan Obat yang Rasional

Penggunaan obat yang rasional merujuk pada penggunaan obat yang benar

sesuai dan tepat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat dan dosis yang sesuai dengan kebutuhannya untuk jangka waktu

yang adekuat dan dengan biaya serendah mungkin bagi pasien Masalah-masalah

yang sering timbul sebagai bentuk ketidakrasionalan penggunaan obat antara lain

polifarmasi (penggunaan obat yang terlalu banyak) penggunaan yang berlebihan

dari antibiotika dan injeksi kegagalan untuk meresepkan obat yang sesuai dengan

panduan klinis serta pengobatan sendiri yang tidak tepat (World Health

Organization 2010)

Berbagai kriteria telah ditetapkan untuk menentukan kerasionalan penggunaan

suatu obat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya dengan dosis yang sesuai

dengan kebutuhannya untuk jangka waktu yang adekuat dan dengan biaya

serendah mungkin bagi pasien dan komunitasnya (World Health Organization

2010)

Batasan penggunaan obat rasional adalah bila memenuhi beberapa kriteria

antara lain (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2008)

a Tepat diagnosis yaitu obat diberikan sesuai dengan diagnosis Apabila

diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah

b Tepat indikasi penyakit yaitu obat yang diberikan harus tepat bagi suatu

25

penyakit

c Tepat pemilihan obat yaitu obat yang dipilih harus memiliki efek terapi

sesuai dengan penyakit

d Tepat dosis yaitu jumlah cara waktu dan lama pemberian obat harus

tepat Apabila salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi maka efek

terapi tidak tercapai

1 Tepat jumlah yaitu obat harus diberikan dalam jumlah yang cukup

2 Tepat cara pemberian yaitu cara pemberian obat yang tepat disesuaikan

dengan jenis obat yang digunakan Misalnya obat antasida seharusnya

dikunyah dulu baru ditelan

3 Tepat interval waktu pemberian yaitu cara pemberian obat hendaknya

dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah ditaati oleh

pasien Misalnya obat yang diminum tiga kali sehari diartikan bahwa

obat tersebut harus diminum dengan interval setiap delapan jam

4 Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian obat harus tepat sesuai

penyakitnya masing-masing

e Tepat penilaian kondisi pasien yaitu penggunaan obat disesuaikan dengan

kondisi pasien antara lain harus memperhatikan kontraindikasi obat

komplikasi kehamilan menyusui lanjut usia atau bayi

f Waspada terhadap efek samping yaitu obat dapat menimbulkan efek

samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang timbul pada pemberian

obat dengan dosis terapi seperti timbulnya mual muntah gatal-gatal dan

26

lain sebagainya

g Efektif aman mutu terjamin tersedia setiap saat dan harga terjangkau

untuk mencapai kriteria efektif maka obat harus dibeli melalui jalur

resmi

h Tepat tindak lanjut (follow-up) yaitu apabila sakit berlanjut setelah

swamedikasi dilakukan maka konsultasikan ke dokter

i Tepat penyerahan obat (dispensing) yaitu penggunaan obat rasional

melibatkan penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen Resep

yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di puskesmas akan

dipersiapkan obatnya dan diserahkan kepada pasien dengan informasi

yang tepat

j Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan

Ketidakpatuhan minum obat dapat terjadi pada keadaan

seperti berikut

1 Jenis sediaan obat beragam

2 Jumlah obat terlalu banyak

3 Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering

4 Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi

5 Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara

menggunakan obat timbulnya

6 Efek samping

27

25 Pengetahuan

251 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya yang meliputi

pengelihatan pendengaran penciuman rasa dan raba Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan

pengelihatan (Notoatmodjo 2010)

252 Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia

pendidikan lingkungan intelegensia dan pekerjaan Pengetahuan secara garis

besar dibagi menjadi enam tingkat meliputi tahu (know) memahami

(comprehension) aplikasi (aplication) analisa (analysis) sintesis (syntesis)

dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo 2010)

253 Faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a Jenis kelamin

Tingkat pengetahuan di pengaruhi oleh jenis kelamin Logan dan Rose

(2004) telah melakukan penelitian terhadap sampel 100 pasien untuk

mengetahui perbedaan pengetahuan nyeri antara laki-laki dan perempuan

Hasilnya menunjukan bahwa ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan

28

mengenai tingkat pengetahuan nyeri yaitu perempuan mempunyai tingkat

pengetahuan nyeri lebih baik dari pada laki-laki

b Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin membaik

Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca (Anonim 2011)

Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009)

1 Masa balita 0-5 tahun

2 Masa kanak- kanak 5-11 tahun

3 Masa remaja awal 12-16 tahun

4 Masa remaja akhir 17-25 tahun

5 Masa dewasa awal 26-35 tahun

6 Masa dewasa akhir 36-45 tahun

7 Masa Lansia Awal 46-55 tahun

8 Masa lansia akhir 56-65 tahun

9 Masa manula gt 65 tahun

c Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup

29

Pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut menerima informasi Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya

(Anonim2011)

Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berpikir

rasional serta menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 jalur pendidikan sekolah terdiri dari

1 Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan selama 9 tahun pertama

pada masa sekolah anak yang melandasi jenjang pendidikan

2 Pendidikan menengah adalah pendidikan menengah adalah jenjang

pendidikan dasar Pendidikan menengah dibagi menjadi

a Pendidikan Menengah Umum adalah pendidikan menengah di

selenggarakan oleh SMA (Sekolah Menengah Atas) atau MA

(Madrasah Aliyah) Pendidikan menengah umum dikelompokkan

dalam program sesuai dengan kebutuhan untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

b Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan Menengah

Kejuruan diselenggarakan oleh SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) dan MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan) Pendidikan

Menengah Kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi seni dunia industri tenaga kerja baik

secara nasional maupun global regional

30

c Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tinggi adalah jenjang

setelah pendidikan menengah Pendidikan tinggi diselenggarakan

oleh akademi institusi sekolah tinggi dan universitas

254 Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden

atau subjek penelitian Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur atau

diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo

2010)

26 Masyarakat

261 Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup

karena proses masyarakat Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang

kontinyu antar individu Dalam kehidupan bermasyarakat selalu dijumpai

saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan kehidupan

bermasyarakat (Soetomo 2009)

262 Ciri-ciri Masyarakat

Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia

yang mempunyai sebagai berikut

31

a Berada di wilayah tertentu

b Hidup secara berkelompok

c Terdapat suatu kebudayaan

d Terdapat interaksi sosial

e Terdapat pemimpin

f Terdapat stratafikasi sosial

263 Profil Kelurahan Palasari

Secara geografis Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

memiliki bentuk wilayah datar Kelurahan Palasari memiliki jumlah

penduduk 17421 jiwa pada keadaan 31 Desember tahun 2018 terdiri dari

8996 jiwa laki-laki dan 8425 jiwa perempuan Jumlah kepala keluarga di

Kelurahan Palasari saat ini mencapai sekitar 5091 KK

Tabel 21 Tingkat pendidikan di Kelurahan Palasari

NO PENDIDIKAN JUMLAH

L P JML

1 Tamat SD 1815 1676 3491

2 SMP 1780 1521 3301

3 SMA 421 376 797

4 Sarjana 87 54 141

5

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi deskriptif Penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran atau deskriptif tentang suatu masalah baik yang berupa faktor risiko

maupun faktor efek Penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

32 Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo

2010) Penelitian ini akan di laksanakan di Cilengkrang 1 RW 04 Kelurahan

Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

33 Waktu Penelitian

Waktu adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian

(Notoatmodjo 2010) Penelitian ini dilaksanakan di Cilengkrang 1 RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru dan akan dilaksanakan bulan Mei ndash Juni

2019

32

33

34 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat dan

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35 Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan agar pengukuran

variable atau pengumpulan data itu konsisten antara sumber data (responden)

yang di bantu dengan responden yang lain (Notoatmodjo 2010)

Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Pengetahuan penggunaan analgetik merupakan berbagai informasi yang

perlu diketahui oleh responden mengenai penggunaan antinyeri secara

aman dan rasional

b penggunaan obat swamedikasi antinyeri dilihat berdasarkan cara

mendapatkannya

36 Populasi dan Sampel

361 Populasi

Populasi adalah subyek atau golongan yang menjadi sasaran penelitian

(Notoatmodjo 2010) Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

34

a Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah

1 Masyarakat yang menggunakan obat swamedikasi analgetik

2 Berusia 17-55 tahun

3 Berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

4 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang tidak

menggunakan obat swamedikasi analgetika obat dengan resep dokter dan

berusia dibawah 17 tahun dan diatas 55 tahun Masyarakat yang tidak

berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung

362 Sampel

Penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan kriteria

inklusi dan eksklusi Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin

(Anwar Hidayat 2013)

Rumus Slovin

35

Dimana

n = besar sampel

N = besar populasi

d2 = penyimpangan terhadap populasi yang inginkan 10 atau 01

n =

=

= 85 sampel

Dari perhitungan rumus slovin didapatkan hasil 85 responden yang

dibagi ke dalam beberapa Rt yaitu

Rt 01

Rt 02

Rt 03

Rt 04

Rt 05

36

37 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer data primer merupakan data yang

sumber data dikumpulkan dengan membagikan kuisioner kepada responden

38 Teknik Pengumpulan Data

1 Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

2 Kueisioner dibuat 3 bagian yaitu bagian ke 1 berisi identitas responden

(nama jenis kelamin usia pendidikan terakhir) bagian ke 2 penggunaan

obat swamedikasi analgetik berjumlah 5 pertanyaan bagian ke 3 mengenai

tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik

39 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan

setelah pengumpulan data Untuk kemudian dalam pengolahan data dipergunakan

bantuan program komputer Langkah-langkah pengolahan data meliputi editing

coding entry dan analizing (Notoatmodjo2010)

Tahapan pengolahan data diantaranya

a Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh Editing dalam penelitian ini setelah data terkumpul yaitu

kelengkapan jawaban kuesioner

b Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan Coding dalam penelitian disini memberikan kode

angka pada jawaban responden untuk memudahkan analisis data

37

c Entry adalah proses memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam

program atau software komputer Dalam penelitian ini entry data

dilakukan dengan memasukkan data jawaban dan kemudian di masukkan

ke dalam program atau software komputer

d Analizing yaitu proses analisis data ditabulasi dan diberi skor (skoring)

Selanjutnya dilakukan perhitungan dan uji statistik terhadap data

310 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS for window release 2300

a Analisis Demografi Responden

Bagian pertama dari kuesioner adalah data pribadi responden yang berupa

jawaban singkat terdiri dari nama responden jenis kelamin usia dan pendidikan

terakhir Pada bagian ini dilakukan analisis secara deskriftif

b Analisis Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian kedua terdiri dari pertanyaan seputar penggunaan obat swamedikasi

analgetik berjumlah 5 pertanyaan Pada pertanyaan ini penilaian dihitung

berdasarkan distribusi frekuensi persentase () jumlah responden dengan jawaban

yang dipilih

c Analisis Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian ketiga terdiri dari 18 pertanyaan tingkat pengetahuan dan rasionalitas

obat swamedikasi analgetik yang berupa pilihan ganda (dengan 2 atau 3 pilihan

jawaban)

38

Responden yang telah menjawab pertanyaan dengan akan diberi nilai yaitu

a 1 untuk jawaban benar jika menjawab benar maka dinilai rasional

b 0 untuk jawaban salah atau tidak tahu jika menjawab salah atau tidak

tahu maka dinilai tidak rasional

Sehingga diperoleh total skor untuk pertanyaan seputar pengetahuan tentang

penggunaan analgetik adalah

a Maximum 1x 18 = 18

b Minimum 0 x 18 = 0

Ketentuan skor total pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dan

rasionalitas obat swamedikasi analgetik

a lt 55 dengan skor 9 Tingkat pengetahuan kurang

b 56-74 dengan skor 9-12 Tingkat pengetahuan cukup

c gt 75 dengan skor 13 Tingkat pengetahuan baik

(Budiman 2013)

Data yang diolah kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat

Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif Analisis univariat (analisis deskriptif) merupakan analisis yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang

menjelaskan angka atau jumlah presentasi masing-masing kelompok dari setiap

variabel Bagian yang akan dilakukan analisis univariat adalah bagian

39

identitas responden (jenis kelamin usia dan pendidikan terakhir) tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Karateristik Responden

Responden yang diteliti berjumlah 85 sampel yang berada di RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung Karakteristik responden

yang dilihat meliputi jenis kelamin usia dan pendidikan

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Jumlah Persentasi

(n=85) ()

1 Jenis kelamin

Laki-laki 24 2824

Perempuan 61 7176

2 Usia (tahun)

Remaja akhir 17 - 25 tahun 16 1882

Dewasa awal 26 - 35 tahun 29 3412

Dewasa akhir 36 - 45 tahun 19 2235

Lansia awal 46 - 55 tahun 21 2470

3 Pendidikan Terakhir

SD 19 2235

SMP 10 11 76

SMA 45 5294

S1 9 1059

S2 2 235

Berdasarkan hasil penelitian ini responden didominasi oleh perempuan

sebanyak 61 (7176) dengan golongan usia antara 26-35 tahun (3412)

penyebab nya karena pengobatan antinyeri menurut riskesdas pada tahun 2013

menunjukkan bahwa nyeri banyak diderita oleh wanita daripada laki-laki

40

41

(Riskesdas 2013) Mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 45

(5294) Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden berpendidikan

SMA pada umumnya mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang obat

swamedikasi Pendidikan sangat mempengaruhi perilaku seseorang seperti yang

dinyatakan Notoadmodjo (2010) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin tinggi pula intelektualnya Seseorang yang berpendidikan tinggi

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan

lainnya Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas

manusia dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin berkualitas

hidupnya Karateristik respoden dapat dilihat pada tabel 41

42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik

Tempat responden dalam memperoleh obat swamedikasi analgetik adalah di

apotek sebanyak 54 responden (635) di mini market sebanyak 5 responden

(69) membeli obat di warung sebanyak 26 responden (306) dan tidak ada

responden yang membeli di toko obat Dari seluruh responden pengobatan sendiri

paling banyak mendapatkan obat antinyeri yaitu di apotek Secara nasional pun

menunjukkan apotek dan toko obat warung merupakan sumber utama

mendapatkan obat rumah tangga atau obat swamedikasi (Riskesda 2013)

Tingkat pengetahuan masyarakat di RW 4 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

Kota Bandung tentang swamedikasi sudah tergolong baik karena masyarakat

lebih banyak membelinya di apotek yaitu 54 responden (635) yang secara

langsung ada petugas kesehatan yang menyerahkan obat dan jika tidak mengerti

cara penggunaan atau aturan pakai obat tidak diketahui bisa bertanya langsung

42

6

64 31 Mini Market

Warung

Apotek

pada petugas yang ada di apotek tersebut dibandingkan dengan membeli obat di

warung Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 41

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi Tempat

Memperoleh Obat Swamedikasi

43 Jenis Penyakit Atau Keluhan Penyakit

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap

Jenis keluhan Penyakit

Jenis Penyakit N

Nyeri sendi 1 12

Sakit haid 6 71

Sakit badan 11 129

Sakit gigi 20 235 Sakit kepala 47 553

Jumlah 85 100

Berdasarkan hasil penelitian ini keluhan nyeri yang paling banyak dialami

responden adalah sakit kepala sebanyak 47 responden (553) Pada tahun 2011

WHO juga menyatakan bahwa sebanyak 50-75 orang dewasa usia 18-65 tahun

di dunia mengalami sakit kepala selama setahun terakhir Faktor penyebab sakit

43

kepala yang dialami oleh bermacam-macam mulai dari karena mengidap suatu

penyakit tertentu seperti meningitis kanker otak maupun konsumsi obat berlebih

hingga akibat dari suatu aktifitas dan makanan yang di konsumsi Tanpa disadari

sakit kepala juga bisa muncul dari kegitan rutinitas yang sepele misalnya lama

menatap layar computer maupun ponsel terlalu lam duduk banyak tekanan atau

stress kurang tidur sedikit minum merokok dan banyak hal lainnya

(Cermaticom 2019) Maka dari itu responden harus sebijak mungkin memahami

cara penggunaan obat yang tepat supaya menghindarkan masyarakat dari

penggunaan obat yang salah Presentase keluhan yang dialami responden dapat

dilihat pada tabel 42

44 Jenis Obat yang digunakan

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Responden

Terhadap Jenis Obat yang digunakan

Obat yang digunakan N

Metampiron 4 47

Natrium Diklofenak 9 106

Ibuprofen 11 129

Asam Mefenamat 13 153 Paracetamol 48 565

Jumlah 85 100

Dilihat dari jenis obat nyeri yang dipilih kebanyakan responden memilih

menggunakan parasetamol dalam swamedikasi analgetik dengan keluhan sakit

kepala terbanyak Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gissele Sarganas yang

mengatakan bahwa parasetamol merupakan obat yang umum dan mudah di akses

dibanyak Negara (Sarganas2015) Responden dalam penelitian ini telah

menggunakan obat secara benar karena sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan

44

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan bahwa golongan obat yang digunakan

swamedikasi merupakan obat-obat yang relatif aman meliputi golongan obat

bebas dan obat bebas terbatas ( BPOM 2014)

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas

451 Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penilaian mengenai tingkat pengetahuan dapat

diketahui mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong cukup yaitu

(376) sebanyak 32 responden Data lengkap dapat dilihat di tabel 44

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahaun Responden

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

responden

Persentase

Kurang 30 353

Cukup 32 376

Tinggi 23 211

Jumlah 85 100

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Dari seluruh responden yang berada di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung tidak semuanya melakukan pengobatan

swamedikasi obat antinyeri secara rasional dan tepat Pada perilaku

pengggunaan obat swamedikasi obat antinyeri dinilai dari beberapa sub

indikator yaitu tepat indikasi tepat obat tepat dosis tepat pemakaian tepat

efek samping tepat interaksi obat dan tepat kontraindikasi Seacara lebih

rincinya dapat dilihat pada tabel 413

45

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden

No

Tepat indikasi

Tepat

Tidak

Tepat

N

P1

Menurut Anda apakah

benar analgesik merupakan

obat yang mampu

meredakan atau mengurangi

nyeri

83

976

2

24

85

P2

Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk

mengobati nyeri saja

29

341

56

659

85

P4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

29

341

56

659

85

P5

Paracetamol merupakan

obat penurun panas Apakah

parasetamol mampu meredakan nyeri

49

576

36

424

85

P7

Jika Anda mengalami sakit

kepala apakah jenis obat yang sebaiknya dikonsumsi

60

706

25

294

85

Jumlah 250 59 175 41

Tepat Obat

P3

Termasuk jenis obat

golongan apakah obat pereda

nyeri yang hanya boleh

digunakan secara swamedikasi

40

471

45

529

85

P6

Jenis obat apa yang anda

pahami sebagai obat pereda

nyeri yang dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

50

588

35

412

85

Jumlah 90 54 80 46

Tepat Pemakaian

P8

Apakah Anda mengetahui

kapan waktu yang tepat

dalam mengkonsumsi obat

pereda nyeri

77

906

8

94

85 Jumlah 77 91 8 8

Tepat Efek Samping

P9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik

35

412

50

588

85

46

di rumah

P10

Dampak apakah yang

terjadi apabila menggunakan

dosis obat pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

28

329

57

671

85

Jumlah 63 37 107 63

Tepat Dosis

P11

Apakah dosis obat pereda

nyeri anak sama dengan

dosis obat pereda nyeri dewasa

67

788

18

212

85

P12

Apakah benar obat pereda

nyeri boleh digunakan secara

terus menerus meski rasa

sakit telah hilang

54

635

31

365

85

P18

Menurut Anda apakah boleh

meningkatkan konsumsi

obat pereda nyeri yang

diminum dalam sekali

konsumsi (sekali minum langsung 2 tablet lebih)

37

435

48

565

85

Jumlah 158 62 97 38

Tepat Interaksi

P13

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

digunakan bersamaan

dengan obat maag dalam

sekali konsumsi tanpa

adanya rentang waktu

konsumsi

48

565

37

435

85

P14

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

diminum bersamaan dengan kopi

55

647

30

353

85

Jumlah 103 54 67 46

Tepat Kontraindikasi

P15

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu hamil

58

682

27

318

85

P16

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di

konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

31

365

54

635

85

P17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh

35

412

50

588

85

47

mengkonsumsi aspirin untuk meredakan nyeri

Jumlah 124 49 131 51

Hasil dari kuesioner yang dibagikan menunjukkan 59 responden

melakukan ketepatan indikasi sebagian dari responden yang memiliki nilai

buruk dan tidak memperhatikan indikasi obat sebelum meminum obat

antinyeri yaitu sekitar 41 Indikasi obat antinyeri untuk penanganan obat

antinyeri penting diperhatikan secara cermat karena apabila salah indikasi

obat maka akan menimbulkan kesalahan obat yang akan digunakan

Tabel diatas menunjukkkan bahwa rata-rata jumlah responden yang

menjawab tepat obat 54 tidak jauh berbeda dengan jumlah responden yang

memiliki jawaban tidak tepat obat yaitu 46 Hal ini dikarenakan karena

masyarakat sudah mengetahui jenis obat yang di pahami untuk mengobati

nyeri dan mayoritas masyarakat sebagian besar belum mengetahui golongan

obat apa yang tepat untuk digunakan dalam swamedikasi

Hasil yang diperoleh melalui kuesioner menunjukkan terdapat 62

responden benar dan tepat dosis sebelum melakukan pengobatan nyeri secara

swamedikasi dan bernilai 38 responden tidak tepat dalam melihat dosis

sebelum penggunaan obat antinyeri secara swamedikasi Hal-hal tersebut

memang perlu ditanyakan kepada responden karena hal inilah yang terjadi di

masyarakat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji Pratiwi (2014)

bahwa dari 100 responden di Surabaya hanya 80 orang yang melakukan cara

minum dan jumlah minum obat yang tepat ketika ingin mempercepat

48

penyembuhan terdapat 20 responden menyatakan mereka meminum dua

tablet ketika ingin menyembuhkan nyeri yang dialaminya dan ini berkaitan

dengan bioavaibilitas obat di tubuh serta akumulasi obat yang ditubuh

sehingga perlu diperhatikan penggunaan dosis obat antinyeri yang dilakukan

secara swamedikasi

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tabel diketahui hanya 37

responden yang menjawab rasional dengan sub indikator tepat efek samping

hal dikarenakan masyarakat tidak memahami mengenai efek samping obat

yang terjadi setelah meminumnya Efek samping yang ditimbulkan oleh suatu

obat terkadang tidak perlu dilakukan tindakan medis untuk mengatasinya

namun beberapa obat perlu diperhatikan secara lebih penanganannya (BPOM

2014) Untuk mencegah terjadinya efek samping yang lebih parah maka

sebaiknya dilakukan penghentian obat dan segera dikonsultasikan dengan

tenaga medis terkait Efek samping obat golongan AINS (obat antinyeri)

menurut Goodman amp Gilman (2006) secara umum memiliki efek samping

perdarahan lambung nefrotoksisitas dan bronskopasme jika obat tidak tepat

digunakan

Beberapa hal yang menjadi penilaian ketepatan interaksi obat adalah

obat lain yang dikonsumsi selain obat antinyeri membolehkan meminum obat

lain dan meminum obat dengan kopi Interaksi obat terjadi antara obat dengan

obat dan obat dengan makanan Nilai yang muncul untuk ketepatan interaksi

obat adalah 54 tepat interaksi dan hanya 46 tidak tepat interaksi obat

Interaksi obat ini perlu diperhatikan karena interaksi obat dengan obat akan

49

menjadikan sistem kompetitor satu sama lain antara satu obat dengan obat lain

yang menjadikan salah satu obat menjadi tidak aktif (Stockley Drug

Interaction 2000)

ketepatan kontraindikasi obat nilai yang muncul terkait ketepatan

kontraindikasi obat ini adalah 49 mengetahui tepat kontraindikasi dan 51

tidak mengetahui ketepatan kontraindikasi Pada pasien penyakit asma tidak

diperbolehkan menggunakan obat antinyeri secara bebas karena efek samping

dari nyeri yang menjadikan bronkospasme terutama pada pasien yang

memiliki riwayat penyakit asma (Ioana Dana Alexa 2014)

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi

Analgetik

Aspek Pernyataan Benar Salah Nomor Sumber

Pernyataan

Tepat indikasi 59 41 1245 amp 7

Tepat obat 54 46 3 amp 6

Tepat pemakaian 91 8 8

Tepat efek samping 37 63 9 amp 10

Tepat dosis 62 38 1112 amp 18

Tepat interaksi 54 46 13 amp 14

Tepat kontra

indikasi 49 51 15 16 amp 17

Rata- rata 58 42

Berdasarkan hasil penilaian rata-rata mengenai obat dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional 58 dan

tidak rasional 42 Penggunaan obat yang tidak rasional paling banyak

disebabkan oleh ketidaktepatan efek samping obat 37

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

51 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

a Tingkat pengetahuan masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari Kecmatan

Cibiru tergolong cukup dengan Persentasi 376 bedasarkan instrument

kuesioner tingkat pengetahuan swamedikasi yang sudah di validasi

b Masyarakat yang di jadikan responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42 di masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru

52 Saran

Berdasarkan penelitian ini saran-saran yang dapat di berikan

adalah sebagai berikut

a Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengukur tingkat pengetahuan

mengenai suamedikasi khususnya obat analgetik lebih rinci mendalam

dan akurat sesuai dengan aturan sehingga dapat di ketahui lebih jelas apa

yang tidak di ketahui oleh responden

b Institusi terkait lebih meningkatkan lagi tentang pengetahuan penggunaan

obat swamedikasi analgetik agar masyarakat dapat menggunakan obat

secara rasional

51

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI 2013 Riset

Kesehatan Dasar 2013 Jakarta Kementrian Kesehatan RI halaman 40

BPOM RI 2014 Menuju Swamedikasi yang Aman Info Pom Vol 15 No 1

Budiman dan Riyanto 2013 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan

Sikap dalam Penelitian Kesehatan Penerbit Salemba Medika Jakarta

pp 11-12

Departemen Farmakologi dan Terapeutik 2007 Farmakologi dan Terapi

Jakarta FKUI

Departemen kesehatan RI 1993 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

919MenKesPERX1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat

Diserahkan Tanpa Resep Jakarta Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Obat Bebas Terbatas Jakarta Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) Materi pelatihan

peningkatan pengetahuan dan keterampilan memilih obat bagi tenaga

kesehatan (pp 0- 8 13-14 18 20-23 31) Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Garrido Pilar Carrasco etal 2014 Predictive factors of self-medicated

analgesic use in Spanish adults a cross-sectional national study

BMC Pharmacology amp Toxicology 2050-05111536

Marta Halim dkk 2013 Dasar-dasar Farmakologi 2 edisi 1

Mangku G Diktat Kumpulan Kuliah BagianSMF Anestesiologi dan

Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2002

Morgan GE Pain Management In Clinical Anesthesiology 2nd ed

Stamford Appleton and Lange 1996 274-316

Mutschier Ernst 1991 Dinamika Obat Bandung Penerbit ITB

Notoatmodjo Soekidjo 2010 Ilmu Pengetahuan dan penelitian dan

Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta Rineka Cipta

52

Sarganas Giselle dkk(2015) Prevalence trend patterns and associations of

analgesic use in Gremany (22 September 2015) Biomed Central Jerman

Tim Medical Mini Notes 2017 Basic Pharmacology and Drug Notes Makassar

MMN Publishing

Tjay TH dan Rahardja K 2010 Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan

Sehari- hari Jakarta PT Elex Media Komputindo

Anonim 2011 Definisi Pengetahuan Serta Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi httpduniabacacomdefinisi-pengetahuan-serta-faktor-

faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuanhtml (Diakses 20 juli 2019)

Anwar Hidayat Cara Perhitungan Rumus Slovin

httpswwwstatistikiancom2017hitung-rumus-slovin-sampelhtmlamp

(Diakses 8 Maret 2019)

Fitriya 2019 Sakit Kepala Penyebab Sakit kepala dan Cara menghilangkan

sakit Kepala yang Perlu kamu tahu httpswww-

cermaicomcdnampprojectorgvswwwcermaticomartikelampsakit-

kepala-penyebab-sakit-kepala-da-cara-menghilangkan-sakit-kepala-yang-

perlu-kamu-tahuamp_js_v (Diakses 22 Agustus 2019)

WHO 2000 Drug Information Geneva World Health Organization Page 1

World Health Organization (2010 May) Rational use of medicines Juli

28 2019 httpwwwwhointmediacentrefactsheetsfs338enindexhtml

LAMPIRAN

53

53

Identifikasi masalah

Merumuskan masalah

Menentukan sampel

ALUR PENELITIAN

Pengolahan data

(editingkoding

skoring)

Analisiss data

(Analisis Univariat)

Penyajian data

kueisioner

Kesimpulan dan saran

LAMPIRAN II

54

SURAT IZIN DARI KESBANGPOL

LAMPIRAN III

55

SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS KESEHATAN

LAMPIRAN IV

56

SURAT IZIN PENELITIAN DARI KELURAHAN

LAMPIRAN V

57

(LANJUTAN)

LAMPIRAN VI

58

SURAT IZIN PENELITIAN DARI PUSKESMAS CIPADUNG

LAMPIRAN 59

59

KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL

I Identitas Responden

Nama

Jenis jenis kelamin Laki-laki Wanita

USIA

Alamat

No Telepon HP

Pendidikan terakhir

TAHUN

II Pendahuluan

1 Apakah anda pernah melakukan swamedikasi (pengobatan tanpa

harus datang ke dokter)

a Ya b Tidak

2 Apakah Anda pernah meminum obat antinyeri sebelumnya

a Ya b Tidak

3 Di manakah Anda memperoleh obat antinyeri tersebut

a Apotek b Warung

c Toko obat d Mini market

4 Penyakit apa yang bisa Anda obati dengan antinyeri tersebut

Jawab

5 Apa saja nama obat antinyeri yang biasa Anda gunakan untuk mengobati penyakit tersebut

Jawab

III Rasionalitas Penggunaan Obat Analgetik

1 Menurut Anda apakah benar analgesik merupakan obat yang

mampu meredakan atau mengurangi nyeri

a Benar b Salah

2 Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk mengobati

60

nyeri saja

a Benar b Salah

3 Termasuk jenis obat golongan apakah obat pereda nyeri yang

hanya boleh digunakan secara swamedikasi

a Obat keras b Obat bebas

Terbatas

4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

5 Paracetamol merupakan obat penurun panas Apakah parasetamol

mapu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

6 Jenis obat apa yang anda pahami sebagai obat pereda nyeri yang

dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

a Paracetamol b Ibuprofen

c Natrium

diklofenak

d Asam

mefenamat

7 Jika Anda mengalami sakit kepala apakah jenis obat yang

sebaiknya dikonsumsi

a Antibiotik b Analgesik c Antitusif

8 Apakah Anda mengetahui kapan waktu yang tepat dalam

mengkonsumsi obat pereda nyeri

a Sebelum

makan

b Sebelum

tidur

c Sesudah makan

9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik di rumah

a Lemari b Tempat

obat

c Kulkas

10 Dampak apakah yang terjadi apabila menggunakan dosis obat

pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

a Sesak napas b Terjadi gangguan pada

lambung-usus

11 Apakah dosis obat pereda nyeri anak sama dengan dosis obat

pereda nyeri dewasa

a Ya b Tidak

12 Apakah benar obat pereda nyeri boleh digunakan secara terus

menerus meski rasa sakit telah hilang

a Benar b Salah

cBadan lemas

61

13 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri digunakan

bersamaan dengan obat maag dalam sekali konsumsi tanpa adanya

rentang waktu konsumsi

a Boleh b Tidak boleh

14 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri diminum

bersamaan dengan kopi

a Boleh b Tidak boleh

15 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu

hamil

a Aspirin b Parasetamol

16 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

a Diklofenak b Parasetamol

17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh mengkonsumsi

aspirin untuk meredakan nyeri

a Boleh b Tidak boleh

18 Menurut Anda apakah boleh meningkatkan konsumsi obat pereda

nyeri yang diminum dalam sekali konsumsi (sekali minum langsung

2 tablet lebih)

a Boleh b Tidak boleh

62

LAMPIRAN VIII

OUTPUT HASIL UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS KUESIONER

63

64

65

66

Case Processing Summary

N

Cases Valid 20 1000

Excludeda 0 0

Total 20 1000

a Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

933 18

67

LAMPIRAN IX

ANALISIS UNIVARIAT

1 Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Perempuan

laki-laki

Total

61

24

718

282

718

282

718

282

85 1000 1000 1000

Usia

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Remaja Akhir (17 - 25 Thn) 16 188 188 188

Dewasa Awal (26 - 35 Thn) 29 341 341 529

Dewasa Akhir (36 - 45 Thn) 19 224 224 753

Lansia Awal (46 - 55 Thn)

Total

21

85

247

1000

247

1000

247

1000

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 19 224 224 224

SMP 10 118 118 341

SMA 45 529 529 871

S1 9 106 106 976

S2 2 24 24 24

Total 85 1000 1000 1000

68

2 Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Melakukan swamedikasi

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 85 1000 1000 1000

Pernah minum obat antinyeri

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 85 1000 1000 1000

Tempat mendapatkan obat

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid mini market 5 59 59 59

warung 26 306 306 365

apotek 54 635 635 1000

Total 85 1000 1000

Obat yang digunakan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid metampiron 4 47 47 47

natrium diklofenak 9 106 106 153

ibuprofen 11 129 129 282

asam mefenamat 13 153 153 435

paracetamol 48 565 565 1000

Total 85 1000 1000

Jenis penyakit

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid nyeri sendi 1 12 12 12

sakit haid 6 71 71 82

sakit badan 11 129 129 212

sakit gigi 20 235 235 447

sakit kepala 47 553 553 1000

Total 85 1000 1000

69

LAMPIRAN X

TABEL CODING KARAKTERISTIK RESPONDEN

JENIS KELAMIN PEREMPUAN 0

LAKI-LAKI 1

USIA

REMAJA AKHIR 0

DEWASA AWAL 1

DEWASA AKHIR 2

LANSIA AWAL 3

PENDIDIKAN

SD 0

SMP 1

SMA 2

S1 3

S2 4

Responden

Jenis

Kelamin Coding

Usia

Coding

Pendidikan

Coding

RT

1

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

RT 1

2

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

3

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

4

L

1

dewasa

awal

1 sd

0

5

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

6 p 0 lansia awal 3 sd 0

7

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

8

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

9

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

10

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

11 p 0 lansia awal 3 sd 0

12

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

13

p

0

dewasa akhir

2

sd

0

70

14

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

15

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

16

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

17

L

1

dewasa

akhir

2 sd

0

18

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

19

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

20 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 2

21

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

22

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

23 p 0 lansia awal 3 s2 4

24

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

25 L 1 lansia awal 3 sma 2

26 p 0 lansia awal 3 sd 0

27

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

28

L

1

dewasa

awal

1 smp

1

29

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

30 p 0 lansia awal 3 sd 0

31

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

32 p 0 lansia awal 3 sd 0

33

p

0

dewasa

akhir

2 smp

1

34 p 0 lansia awal 3 sd 0

35

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

RT 3

36

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

37 L 1 lansia awal 3 S1 3

38

L

1

dewasa

akhir

2

S2

4

39

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

40

p

0

dewasa akhir

2

sma

2

71

41 p 0 lansia awal 3 sma 2

42

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

43

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

44

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

45

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

46

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

47

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

48

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

49

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

50

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

51 p 0 lansia awal 3 smp 1

52

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

53

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

54

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

55

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

56 p 1 lansia awal 3 sma 2

57 p 0 lansia awal 3 sma 2

58 p 0 lansia awal 3 sma 2

59

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

60

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

61

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

62

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

63

P

0

dewasa

akhir

2

S1

3

64

L

1

dewasa

awal

1 s1

3

65

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

66 p 0 dewasa 1 sma 2

72

awal

67

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

68 p 0 lansia awal 3 sma 2

69

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

70

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

71

L

1

dewasa

akhir

2 s1

3

72 p 0 lansia awal 3 sd 0

73

p

0

dewasa

akhir

1 sma

2

74

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

75 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 4

76

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

77 p 0 lansia awal 3 sma 2

78

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

79 p 0 lansia awal 3 sma 2

80

P

0

dewasa

akhir

1 smp

1

81 p 0 lansia awal 3 smp 1

82

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

RT 5

83

p

0

dewasa

akhir

1 sd

0

84

p

0

remaja

akhir

0 smp

1

85

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

73

LAMPIRAN XI

TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

KETERANGAN P1

amp P2

KETERANGAN P 3

KETERANGAN P 4

KETERANGAN P 5

Ya 0 Toko Obat 0 Nyeri sendi 0 Metampiron 0

Tidak

1

Mini Market

1

Sakit haid

1

Natrium

Diklofenak 1

Warung 2 Sakit badan 2 Ibuprofen 2

Apotek 3 Sakit gigi 3 Asam Mefenamat 3

Sakit kepala 4 Paracetamol 4

Respon

den

P1

Codi

ng

P2

Codi

ng

P3

Codi

ng

P4

Codi

ng

P5

Codin

g

1

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

2

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

3

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

4

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

5

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

6

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

7

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

8

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

9

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

10

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

3

74

at

11

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

12

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

13

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

14

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

15

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

16

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

gigi

3

paraceta

mol

4

17

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

18

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

19

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

20

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

21

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

22

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

23

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

24

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

25

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

26

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

4

paraceta

mol

4

75

la

27

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

28

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

29

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

30

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

31

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

32

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

33

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

4

paraceta

mol

4

34

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

35

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

36

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Saki

kepa

la

4

metampi

ron

0

37

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

38

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

39

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Nyer

i

haid

1

ibuprofe

n

2

40

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

3

paraceta

mol

4

41

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

42

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

76

43

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

44

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

45

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

46

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

47

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

48

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

49

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

ibuprofe

n

2

50

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

51

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

0

natrium

diklofena

k

1

52

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

53

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

54

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

ibuprofe

n

2

55

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

56

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

57

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

58

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

59

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

1

77

k

60

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

61

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

62

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

63

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

64

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

metampi

ron

0

65

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

3

metampi

ron

0

66

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

67

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

68

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

metampi

ron

0

69

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

70

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

71

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

72

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

asam

mefenam

at

3

73

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

ibuprofe

n

2

74

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

75 ya 1 ya 1 Apote 3 nyeri 1 natrium 1

78

k send i

diklofena k

76

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

77

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

78

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

asam

mefenam

at

3

79

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

80

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

81

ya

1

ya

1

Waru

ng

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

82

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

83

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

84

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

85

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

79

LAMPIRAN XII

TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER TINGKAT

PENGETAHUAN

Responden

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y9

Y10

Y11

Y12

Y13

Y14

Y15

Y16

Y17

Y18

Jumlah

1 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 25

2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 30

3 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 24

4 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 22

5 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

6 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 18

7 2 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 20

8 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 0 0 18

9 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 16

10 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

11 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 0 20

12 2 0 0 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 14

13 2 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

14 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

15 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 2 12

16 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 10

17 2 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 24

18 2 2 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

19 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 20

20 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 24

21 2 1 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 2 2 22

22 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 30

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 33

24 2 0 0 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 0 25

25 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 2 2 1 2 1 2 16

26 2 0 0 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

27 2 2 2 2 2 0 0 2 0 1 2 0 2 1 2 0 1 0 21

80

28 2 0 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 0 24

29 2 0 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2 2 1 0 0 0 0 20

30 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 0 1 1 19

31 2 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 0 1 2 2 0 1 0 17

32 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

33 2 0 1 1 2 0 0 2 0 1 0 2 2 1 2 0 2 2 20

34 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0 0 1 1 0 12

35 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

36 2 0 1 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 1 0 0 18

37 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

38 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 32

39 2 0 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 2 2 18

40 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 1 2 2 1 1 0 23

41 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

42 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 18

43 2 2 0 1 2 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 20

44 2 2 1 1 2 2 0 2 0 0 2 2 1 0 0 1 0 0 18

45 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 0 28

47 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 1 2 0 0 2 21

48 2 0 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 20

49 2 1 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 1 0 2 0 1 2 19

50 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 18

51 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 1 0 0 0 21

52 2 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 2 0 2 0 16

53 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 1 0 23

54 2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 25

55 2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 12

56 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

57 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 2 2 1 1 0 13

58 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

59 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 1 2 12

60 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36

62 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

63 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 30

81

64 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

65 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 30

66 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 2 2 2 2 1 1 0 0 15

67 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 1 0 0 0 0 21

68 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 1 1 2 1 1 0 16

69 2 2 0 0 2 0 0 2 2 0 2 1 0 2 2 0 1 0 18

70 2 2 2 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 2 21

71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 34

72 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 11

73 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 0 21

74 2 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 1 2 0 1 2 15

75 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

76 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

77 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 1 2 23

78 2 0 0 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

79 2 0 2 2 2 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

80 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 26

81 2 0 2 2 0 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 0 18

82 2 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 2 1 1 0 2 1 0 12

83 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 2 0 0 1 0 11

84 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

85 2 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 9

82

LAMPIRAN XIII

DOKUMENTASI

83

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …

iv

34 Variabel Penelitian 33

35 Definis Operasional 33

36 Populasi dan Sampel 33

361 Populasi 33

362 Sampel 34

37 Jenis Dan Sumber Data 36

38 Teknik Pengumpulan Data 36

39 Teknik Pengolahan Data 36

310 Teknik Analis Data 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 40

41 Karakteristik Responden 40 42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik 41

43 Jenis Keluhan Penyakit 42

44 Jenis Obat yang Digunakan 43

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas 44

451 Tingkat Pengetahuan 44

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 50

51 Simpulan 50 52 Saran 50

DAFTAR PUSTAKA 51

DAFTAR GAMBAR

v

Gambar 21 Tingkat Pendidikan di Kelurahan Palasari 31

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi

Tempat Memperoleh Obat Swamedikasi 42

DAFTAR TABEL

vi

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden 40

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap Jenis Penyakit 42

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Jenis Obat yang digunakan 43

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden 44

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden 45

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik 49

DAFTAR LAMPIRAN

vii

LAMPIRAN I ALUR KERJA 53

LAMPIRAN II SURAT IJIN KESBANGPOL 54

LAMPIRAN III SURAT IJIN DINAS KESEHATAN 55

LAMPIRAN IV SURAT IJIN KELURAHAN PALASARI 56

LAMPIRAN V LANJUTAN 57

LAMPIRAN V SURAT IZIN PENELITIAN DARI PKM CIPADUNG 58

LAMPIRAN VII KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL 59

LAMPIRAN VIII OUTPUT UJI VALIDASI DAN RELIABEL KUESIONER 62

LAMPIRAN IX ANALISIS UNIVARIAT 67

LAMPIRAN X TABEL KODING KARAKTERISTIK RESPONDEN 69

LAMPIRAN XI TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI

ANALGETIK 73

LAMPIRAN XII TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN 79

LAMPIRAN XIII DOKUMENTASI 82

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh timbul bila ada jaringan

rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan

stimulus nyeri Nyeri dapat menjadi suatu masalah jika rasa nyeri tersebut tidak

segera di obati sehingga penyakit menjadi berkepanjangan dan dapat merugikan

penderita Oleh karena itu berbagai upaya telah dilakukan manusia untuk

meringankan rasa nyeri tersebut supaya dapat berkurang bahkan sampai hari ini

pengaruh nyeri atau rasa sakit ini adalah penyebab utama pasien menemui dokter

untuk pengobatan Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang

rasa nyeri merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi

rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Penggunaan analgesik sering digunakan secara bebas hal ini menyebabkan

ketergantungan dan diperkirakan sebagai penyebab penyakit gagal ginjal kronis

di masyarakat saat periode tahun 1900 (WHO 2000) Keluhan yang seringkali

mendorong pasien untuk menggunakan analgesik secara swamedikasi antara lain

sakit kepala nyeri sendi dan gangguan mulut serta gigi (French DP James DH

etal 2008) Mayoritas (gt50) pasien menggunakan obat tersebut dengan

frekuensi beberapa kali dalam sebulan (Brewer C etal 2013)

1

2

Prevalensi penggunaan obat nyeri dengan kondisi pengobatan sendiri

(swamedikasi) dilaporkan sebanyak 394 Penyakit nyeri juga dihubungkan

dengan penyebab mordibitas populasi orang dewasa di dunia sebanyak 10-30

populasi dan laporan terbaru menunjukkan hingga 50 (Pilar Carasso etal

2014)

Di Indonesia perilaku pengobatan sendiri sudah banyak dilakukan oleh

masyakarat Salah satu ciri adanya swamedikasi adalah dengan perilaku

masyarakat yang menyimpan obat untuk pengobatan diri sendiri Data

menunjukkan sebesar 352 masyarakat telah menyimpan obat hasil

swamedikasi Dalam hal ini adanya obat keras dan antibiotika untuk swamedikasi

menunjukkan adanya penggunaan obat yang tidak rasional (Riskesdas 2013)

Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami

pelaksanaannya sedapat mungkin harus memenuhi kriteria penggunaan obat yang

rasional Kriteria obat yang rasional antara lain ketepatan pemilihan obat

ketepatan dosis obat tidak adanya efek samping tidak adanya kontra indikasi

tidak adanya interaksi dan tidak adanya polifarmasi (Muharni 2015)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo 2007) Berdasarkan

penelitian yang dilakukan wulandari (2011) terkait tingkat pengetahuan

penggunaan analgetik pada pengobatan sendiri menunjukkan hasil penilaian

pengetahuan responden sebesar 656 dengan kategori cukup dan 344 baik

3

Hasil penelitian Yanuardi Aditya (2015) tingkat pengetahuan mengenai

penggunaan obat swamedikasi dalam kategori sedang dengan presentasi sebesar

406 Hasil penelitian Gusta dkk (2011) presentase yang melakukan

swamedikasi berdasarkan jenis kelamin wanita sebesar 692 sedangkan laki-

laki sebesar 308 dikarenakan penggunaan obat nyeri paling banyak

dikonsumsi oleh wanita karena dibutuhkan setiap bulannya untuk

mengurangi rasa nyeri haid

Berdasarakan uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui tingkat

pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

12 Rumusan Masalah

1 Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

2 Apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik swamedikasi

secara tepat atau rasional

13 Tujuan Penelitian

1 Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

4

2 Mengetahui apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik secara

tepat atau rasional

14 Manfaat Penelitian

1 Masyarakat Dalam penelitian ini masyarakat dapat menggunakan obat

swamedikasi analgesik secara rasional

2 Institusi Dengan adanya penelitian ini bisa menjadi gambaran

penggunaan obat analgesik pada masyarakat RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung agar masyarakat menggunakan obat

antinyeri secara aman dan rasional

3 Penelitian Dapat memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman

selama proses penelitian dan juga dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Nyeri

211 Definisi Nyeri

Nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan maupun

berat Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya

Menurut Internasional Association for Study of Pain (IASP) nyeri adalah

pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

kerusakan aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan (Marta dkk 2013)

Beberapa penyebab adanya nyeri ketika terjadi rangsangan pada ujung

saraf karena kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh

1 Trauma seperti benda tajam benda tumpul bahan kimia

2 Proses infeksi atau peradangan (Depkes RI 2007)

212 Klasifikasi Nyeri

Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi

a Nyeri akut atau nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara

Nyeri ini ditandai dengan adanya aktivitas saraf otonom seperti takikardi

hipertensi hiperhidrosis pucat dan midriasis dan perubahan wajah

menyeringai atau menangis Bentuk nyeri akut dapat berupa

5

6

1 Nyeri somatik luar nyeri tajam di kulit subkutis dan mukosa

2 Nyeri somatik dalam nyeri tumpul pada otot rangka sendi dan

jaringan ikat

3 Nyeri viseral nyeri akibat disfungsi organ viseral (Marta dkk 2013)

b Nyeri kronik atau nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa

tanda-tanda aktivitas otonom kecuali serangan akut Nyeri tersebut dapat

berupa nyeri yang tetap bertahan sesudah penyembuhan luka

(penyakitoperasi) atau awalnya berupa nyeri akut lalu menetap sampai

melebihi 3 bulan Nyeri ini disebabkan oleh

1 kanker akibat tekanan atau rusaknya serabut saraf

2 non kanker akibat trauma proses degenerasi dll (Marta dkk 2013)

213 Mekanisme Nyeri

Mekanisme nyeri terdiri dari 4 proses elektro fisiologi nociseptif yaitu

1 Transduksi adalah proses perubahan stimulus menjadi impuls saraf

Stimulus nyeri akan diterima oleh nociceptor pada ujung saraf bebas A

delta dan C kemudian mengalami perubahan atau diterjemahkan menjadi

aktifitas fisik pada impuls saraf

2 Transmisi adalah proses penyaluran impuls saraf melalui serabut saraf

sensoris menuju ke medulla spinalis Impuls tersebut dibaca oleh serabut

saraf A delta dan C

3 Modulasi adalah proses interaksi antara analgetik endogen dengan impuls

nyeri yang masuk kedalam kornu posterior medulla spinalis Sistem

analgesik endogen meliputi enkafalis endorphin serotonin dan

7

nonepinefrin Dengan demikian kornu posterior seperti sebuah gerbang

yang dapat tertutp atau terbuka yang dipengaruhi oleh sistem analgesik

endogen tersebut

4 Persepsi adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik

mulai dari proses tansduksi transmisi dam modulasi yang pada gilirannya

menghasilkan suatu perasaan yang subjektif yang dikenal sebagai persepsi

nyeri ( Mangku G 2002)

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri

Respon tubuh terhadap nyeri berupa terjadinya respon hormonal melalui

mobilisasi hormon-hormon katabolisme dan reaksi imunologis yang secara

umum disebut respon stress Respon nyeri sangat merugikan tubuh karena

dapat menurunkan cadangan makanan daya tahan tubuh meningkatkan

kebutuhan oksigen jantung menganggu fungsi respirasi dan segala

konsekuensi dari gangguan tersebut dan pada akhirnya dapat menyebabkan

tromboemboli dan meningkatnya mordibitas dan mortalitas (Mangku G

2002)

215 Tatalaksana nyeri

Secara umum penatalaksaan nyeri dikelompokkan menjadi dua yaitu

penatalaksaan secara farmakologi dan non farmakologi

1 Penatalaksaan secara Farmakologi

Praktik dalam tatalaksana nyeri secara garis besar stategi farmakologi

mengikuti rdquoWHO Three Step Analgesic Ladderrdquo yaitu

a Tahap pertama dengan menggunakan obat analgetik nonopiat seperti

8

NSAID atau COX2 spesific inhibitors

b Tahap kedua dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri Maka

diberikan obat-obat seperti pada tahap 1 ditambah opiat secara

intermiten

c Tahap ketiga dengan memberikan obat pada tahap 2 ditambah opiat

yang lebih kuat

Penanganan nyeri berdasarkan mekanisme nyeri pada proses transduksi

dapat diberikan anestesik lokal dan atau obat anti radang non steroid pada

transmisi inpuls saraf dapat diberikan obat-obatan anestetik lokal pada proses

modulasi diberikan kombinasi anestetik lokal narkotik dan atau klonidin dan

pada persepsi diberikan anestetik umum narkotik atau parasetamol (Morgan

GE 1996)

22 Analgetik

Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang rasa nyeri

merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi rasa nyeri

tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Analgesik baik nonnarkotik maupun narkotik diresepkan untuk meredakan

nyeri pilihan obat tergantung dari beratnya nyeri Nyeri yang ringan sampai

sedang dari otot rangka dan sendi sering kali diredakan dengan pemakaian

analgesik nonnarkotik Nyeri yang sedang sampai berat pada otot polos organ

dan tulang biasanya membutuhkan analgesik narkotik (Sujati Woro 2016)

9

221 Pengolongan Analgesik

Atas dasar cara kerja farmakologisnya analgesik dibagi dalam 2

kelompok besar yaitu

1 Analgetika narkotik

Analgetik non narkotik khusus digunakan untuk menghilangkan rasa

nyeri hebat seperti dalam fraktur dan kanker Cara kerja obat ini adalah

memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi umum (Tan Hoan Tjay

2010) Analgetika narkotik disebut juga opioida yang memiliki kerja

mirip opioid dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor

opioid yang khas di SSP hingga persepsi dan respon emosional terhadap

nyeri berkurang

Efek samping yang ditimbulkan anlgetika narkotik adalah supresi

SSP (sedasi menekan pernafasan dan batuk miosis hipotermia

perubahan mood) saluran nafas (bronkokontriksi pernafasan menjadi

dangkal dan menurun frekuensinya) sistem sirkuasi (vasodilatasi

perifer) saluran cerna (motilitas berkurang) saluran uroginetal histamin

liberator kebiasaan atau reaksi adiksi pada penggunaan lama

Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk meminum

obat golongan ini karena opioda dapat melintasi plasenta dan jika

diberikan terus-menerus akan merusak janin dan menjadikan depresi

pernafasan serta lambat dalam persalinan (Tan Hoan Tjay 2010)

Hal yang dapat dilakukan dengan munculnya nyeri adalah

10

a Tetap aktif dan fokus dalam pekerjaan

b Menggunakan air hangat untuk kompres bagian yang nyeri

c Menggunakan obat penghilang nyeri

d Menghubungi dokter jika nyeri berkelanjutan

2 Analgesik Perifer (Non Narkotik)

Penggunaan obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan terkadang

memberikan daya antipiretis dan antiradang biasa diberikan untuk obat

nyeri ringan hingga sedang dengan penyebab yang beranekaragam seperti

nyeri kepala sendi otot gigi perut nyeri haid benturan dan kecelakaan

(Tan Hoan Tjay 2010) Golongan Analgetik perifer memiliki beberapa

efek samping yaitu gangguan lambung-usus kerusakan darah hati dan

ginjal serta reaksi alergi pada kulit jika digunakan dalam waktu lama dan

dosis yang tinggi Maka dari itu penggunaan dalam waktu terus-menerus

tidak dianjurkan Pada wanita hamil dan menyusui obat analgetika yang

aman digunakan hanyalah parasetamol sedangkan asetosal salisilat

NSAID dan metamizol dapat mengganggu perkembangan janin sehingga

perlu dihindari (Tan Hoan Tjay 2010)

Beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat nyeri dengan

pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan Aspirin (asetosal)

(BPOM RI 2015)

11

23 Swamedikasi

231 Definisi Swamedikasi

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh individu untuk

merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit Masyarakat

melakukan swamedikasi biasanya untuk mengatasi keluhan- keluhan dan

penyakit ringan yang sering dialami seperti demam nyeri pusing batuk

influenza maag Kecacingan diare penyakit kulit dan lain- lain Golongan

obat yang digunakan swamedikasi merupakan obat- obat yang relatif aman

meliputi golongan obat bebas dan obat bebas terbatas (BPOM RI 2014)

Swamedikasi dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau rasional

Penggunaan obat yang rasional adalah bahwa pasien menerima obat yang

tepat dengan keadaan kliniknya dalam dosis yang sesuai dengan keadaan

individunya pada waktu yang tepat dan dengan harga terjangkau Pengertian

lain dari penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan

terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologi yang benar dari

penyakit

Menurut WHO swamedikasi memiliki beberapa hal yang harus

diperhatikan Seperti penyakit yang diderita adalah penyakit dan gejala

ringan yang tidak diperlukan untuk datang ke dokter atau tenaga medis

lainnya Selain itu obat yang dijual adalah obat golongan over-the-counter

(OTC) (WHO 2000)

12

232 Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan swamedikasi agar

diperoleh swamedikasi yang benar dan aman maka hal- hal yang perlu

diperhatikan meliputi (BPOM RI 2014)

1 Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasi

Kondisi individu yang akan melakukan swamedikasi merupakan hal

pertama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan swamedikasi Beberapa

kondisi yang perlu diperhatikan meliputi kehamilan berencana untuk hamil

menyusui umur sedang dalam diet khusus baru saja berhenti mengonsumsi

obat lain atau suplemen makanan serta mempunyai masalah kesehatan baru

selain penyakit yang selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan

dari dokter (BPOM RI 2014)

Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan lebih

hati- hati karena beberapa jenis dapat menimbulkan pengaruh yang tidak

diinginkan pada janin Beberapa obat disekresikan melalui air susu ibu

walaupun jumlah obat di ASI kadarnya kecil namun kemungkinan dapat

berpengaruh pada janin Komposisi obat terdapat beberapa zat tambahan yang

harus diperhatikan oleh pasien dengan diet khusus contoh obat dalam bentuk

sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat

mempengaruhi kondisi pasien dengan diet gula (BPOM RI 2014)

Mambaca peringatan atau perhatian yang tertera pada label atau brosur

obat manjadi hal yang perlu dilakukan untuk mecegah kejadian di atas Brosur

obat biasanya menjelaskan hal- hal yang perlu diperhatikan baik sebelum atau

13

sesudah mengonsumsi obat yang dimaksud (BPOM RI 2014)

2 Memahami bahwa ada kemungkinan interaksi obat

Banyak obat yang dapat menimbulkan interaksi baik dengan obat lain

atau makanan dan minuman yang dikonsumsi Kenali nama obat atau nama

zat berkhasiat yang terkandung dalam obat yang sedang dikonsumsi atau yang

akan digunakan Interaksi obat dapat ditanyakan pada apoteker di apotek atau

membaca aturan pakai yang tercantum pada label kemasan obat untuk

menghindari masalah yang akan terjadi (BPOM RI 2014)

3 Mewaspadai efek samping yang mungkin muncul

Obat tidak hanya menimbulkan efek mengatasi penyakit atau gejala

penyakit namun obat juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan

Mengatasi efek samping yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis

namun demikian beberapa efek samping membutuhkan perhatian lebih dalam

penanganannya (BPOM RI 2014)

Efek samping dapat timbul dalam mengkonsumsi obat antara lain reaksi

alergi gatal- gatal ruam mengantuk mual dan lain- lain Mengetahui efek

samping yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan saat

mengalaminya merupakan hal penting Efek samping bisa terjadi pada siapa

saja namun umumnya dapat ditoleransi Segera hentikan pengobatan dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan bila timbul efek samping dalam

mengonsumsi obat tersebut (BPOM RI 2014)

4 Meneliti obat yang akan dibeli

Bentuk sediaan (tablet sirup kapsul krim dll) merupakan hal yang

14

perlu diperhatikan ketika akan membeli obat dan dipastikan kemasan obat

yang akan beli tidak rusak Jangan mengambil obat yang menunjukkan adanya

kerusakan walaupun kecil Selain kemasan perlu diperhatikan bentuk fisik

sediaan (BPOM RI 2014)

Hal yang harus diperhatikan dalam sediaan sirup adalah warna dan

kekentalan dan tidak ada partikel- partikel kecil di bagian bawah botol atau

mengapung dalam sirup Jika berbentuk suspensi suspensi dapat tercampur

rata setelah dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah Sediaan

tablet harus benar- benar utuh dan tidak satupun yang pecah atau rusak Jika

pada tablet memiliki cetakan atau tulisan pastikan bahwa semua tablet

memiliki hal yang sama Hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan kapsul

yaitu kapsul tidak pecah atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang

sama dari semua kapsul Jika kapsul memiliki cetakan atau tulisan maka harus

dipastikan cetakan atau tulisan semua kapsul seragam (BPOM RI 2014)

Penyimpanan obat di tempat penjual juga perlu diperhatikan Jika obat

disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari langsung maka sebaiknya

membeli obat di tempat lain yang memiliki kondisi penyimpanan yang lebih

baik Lebih baik membeli obat di sarana distribusi obat yang resmi seperti

apotek dan toko obat berijin (BPOM RI 2014)

Obat yang diminum harus memiliki nomor izin edar karena hal tersebut

menunjukkan obat tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan khasiat

dan mutu yang ditetapkan oleh Badan POM Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah tanggal kadaluwarsa Penggunaan obat yang sudah melewati tanggal

15

kadaluwarsa dapat membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi

perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang berbahaya (BPOM

RI 2014)

5 Mengetahui cara penggunaan obat yang benar

Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang sesuai

pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi sesuai anjuran akan memberikan

efek terapi yang baik Label atau bagian kemasan obat yang memberikan

informasi mengenai penggunaan obat tersebut sebaiknya tidak dibuang supaya

tidak terjadi kesalahan penggunaan obat Apabila obat yang digunakan dirasa

tidak menimbulkan efek yang diinginkan setelah jangka penggunaan waktu

yang dianjurkan maka disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau

tenaga kesehatan lainnya (BPOM RI 2014)

6 Tanggal Kadalursa Obat

Tanggal kadaluwarsa obat bisa lebih pendek dari waktu yang tertera

setelah kemasan obat dibuka Cara membuang obat yang baik dan benar

adalah dengan membuka kemasan obat dan dibuang di tempat yang jauh dari

jangkauan anak misalnya obat dalam bentuk sediaan cair dibuka kemasannya

kemudian dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih Jika

obat dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul obat dibuka dari kemasannya

lalu obat tersebut ditimbun dalam tanah (BPOM RI 2014)

7 Cara penyimpanan obat

Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi obat Obat oral seperti

tablet kapsul dan serbuk tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembab

16

karena dapat menyebabkan bakteri dan jamur tumbuh dengan baik sehingga

dapat merusak kondisi obat Obat dalam bentuk sediaan cair biasanya mudah

terurai oleh cahaya sehingga harus disimpan pada wadah aslinya yang

terlindung dari cahaya atau sinar matahari langsung dan tidak disimpan di

tempat yang lembab Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin

kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut (BPOM RI 2014)

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi

Berdasarkan UU No 39 tahun 2009 tentang kesehatan obat adalah

bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis pencegahan penyembuhan pemulihan

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia

Adapun golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri

swamedikasi adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dan obat

wajib apotek ( SK Menkes No23801983)

a Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat tanpa

resep dokter Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia 2007)

17

b Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai

dengan tanda peringatan Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam Tanda

peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas merupakan

empat persegi panjang yang berwarna hitam berukuran panjang 5 cm

dengan 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 2007)

Adapun tanda peringatan yang dicantumkan ada 6 macam sesuai

dengan aturan pemakaian masing-masing obatnya yaitu

a P no 1 Awas Obat Keras Bacalah aturan memakainya

b P no 5 Awas Obat Keras Tidak boleh ditelan

c P no 2 Awas Obat Keras Hanya untuk kumur jangan ditelan

d P no 4 Awas Obat Keras Hanya untuk dibakar

e P no 3 Awas Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

f P no 6 Awas Obat Keras Obat wasir jangan ditelan

c Obat Wajib Apotek (OTC)

Obat-obat yang dapat digunakan di dalam swamedikasi sering disebut

sebagai obat- obatan over-the-counter (OTC) dan dapat diperoleh tanpa

resep dokter (World Self-Medication Industry nd) Bagi sebagian orang

beberapa produk obat OTC dapat berbahaya ketika digunakan sendiri atau

18

dikombinasikan dengan obat lain Meskipun demikian beberapa obat OTC

sangat bermanfaat di dalam pengobatan sendiri untuk masalah kesehatan

yang ringan hingga sedang (Fleckenstein Hanson amp Venturelli 2011) Obat

yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria berikut

(Permenkes No 919MenkesPerX1993)

a Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil

anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun

b Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko

pada kelanjutan penyakit

c Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

d Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi

di Indonesia

Berikut ini beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat

nyeri dengan pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan

Aspirin (asetosal) (Depkes RI 2007)

1 Aspirin

Aspirin yang memiliki nama lain asam asetil salisilat atau asetosal

adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang luas digunakan dan

digolongkan dalam obat bebas Selain sebagai prototip obat ini merupakan

standar dalam menilai efek obat sejenis (Departeman Farmakologi dan

Terapeutik 2007)

Aspirin diindikasikan dengan rasa sakit dan demam Aspirin

19

dikontraindikasikan dengan hemophilia dan kehamilan trisemester akhir Efek

samping yang sering dijumpai meliputi terjadinya iritasi mukosa lambung

Aspirin juga dapat memeperbanyak keluarnya keringat dan pada dosis tinggi

dapat membuat telinga berdengung dan juga sesak napas Aspirin tidak boleh

digunakan pada penderita alergi termasuk asma tukak lambung (maag)

sering perdarahan di bawah kulit penderita hemofilia dan trombositopenia

(Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan aspirin meliputi

aturan pemakaian harus tepat tidak boleh diminum ketika perut kosong

diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan

perdarahan lambung dilarang menkonsumsi obat ini selama 10 hari tanpa

fungsi ginjal atau hati ibu hamil ibu menyusui dan dehidrasi dan jangan

diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan

risiko perdarahan lambung (Depkes RI 2007)

Bentuk Sediaan asetosal yang beredar di masyarakat meliputi tablet

100 mg tablet 500 mg Aturan pemakaian asetosal meliputi dewasa 500 mg

setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) anak usia 2 ndash 3 tahun frac12 - 1 frac12 tablet

100 mg setiap 4 jam anak usia 4 ndash 5 tahun 1 frac12 - 2 tablet 100 mg setiap 4

jam anak usia 6 ndash 8 tahun frac12 - frac34 tablet 500 mg setiap 4 jam anak usia 9 ndash

11 tahun frac34 - 1 tablet 500 mg setiap 4 jam dan usia di atas 11 tahun 1

tablet 500 mg setiap 4 jam (Depkes RI 2007)

2 Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionate Obat ini bersifat

20

analgesik dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat Efek anti-

inflamsinya terlihat dengan dosis 1200- 2400 mg sehari Absorbsi ibuprofen

cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-

2 jam (Depkes RI 2007)

Ibuprofen dikontraindikasikan dengan penderita hipersensitif terhadap

ibuprofen penderita polip hidung Ibuprofen tidak dianjurkan bagi wanita

hamil menyusui dan penderita tukak peptic Ibuprofen biasa berbentuk tablet

dengan kekuatan 300 dan 400 mg Dosis maksimum ibuprofen 2400 mg

sehari (Mutschier 1991)

Hal- hal yang perlu diinformasikan kepada pasien dalam mengkonsumsi

ibuprofen meliputi obat diminum bersama- sama makanan dan minum dengan

segelas air penuh bila timbul rasa pusing dilarang mengemudi segeralah ke

dokter bila penglihatan menjadi kabur atau terjadi ruam kulit (Depkes RI

2007)

Efek samping yang dapat ditimbulkan obat ini meliputi nervus pusing

mata kabur skotoma atau perubahan menafsirkan warna telinga berdenging

dan kejang perut Ibuprofen memiliki interaksi dengan antikoagulan dan

asetosal Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi

metotreksat urikosurik kumarin antikoagulan kortiko-steroid penisilin dan

vitamin C atau minta petunjuk dokter obat ini tidak boleh diminum

bersamaan ( Depkes RI 2007)

Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita tukak lambung dan

duodenum (ulkus peptikum) aktif penderita alergi terhadap asetosal dan

21

ibuprofen penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk

tonjolan pada hidung) kehamilan tiga bulan terakhir (Depkes RI 2007)

Aturan pemakaian ibuprofen

a Dewasa 1 tablet 200 mg 2 ndash 4 kali sehari Diminum setelah makan

b Anak 1 ndash 2 tahun frac14 tablet 200 mg 3 ndash 4 kali sehari 3 ndash 7 tahun

frac12 tablet 500 mg 3 ndash 4 kali sehari 8 ndash 12 tahun 1 tablet 500 mg 3 ndash

4 kali sehari dan tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya

kurang dari 7 kg (Depkes RI 2007)

3 Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik antiinflamasi Asam

mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin Asam mefenamat terikat

sangat kuat pada protein plasma sehingga interaksi dengan antikoagulan

harus diperhatikan (Mutschier 1991)

Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia

diare sampai diare berdarah dan gejala iritasi lain pada mukosa lambung

Amerika Serikat tidak menganjurkan obat ini diberikan pada anak dibawah 14

tahun dan wanita hamil Pemberian tidak melebih 7 hari Penelitian klinis

menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah

secara bermakna (Depkes RI 2007)

Asam mefenamat tersedia dalam sediaan tablet atau kaplet dengan

kekuatan 500 mg Dosis asam mefenamat untuk pasien dewasa 2-3 kali sehari

sebanyak 250 mg- 500 mg (Team medical mini notes 2017)

22

4 Diklofenak

Diklofenak tergolong dalam preferential COX-2 inhibitor Absorbsi obat

ini berlangsung cepat dan lengkap pada saluran cerna Obat ini terikat 99

pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama sebesar

40-50 (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Diklofenak terdiri atas dua jenis yaitu natrium diklofenak dan kalium

diklofenak Kalium diklofenak lebih larut air dan dapat diabsorbsi dengan

cepat sehingga memiliki onset kerja lebih cepat dibanding natrium

diklofenak Kalium diklofenak biasanya juga diindikasikan untuk

penanganan kondisi yang memerlukan efek analgesia secara cepat ((Team

medical mini notes 2017)

Efek samping yang lazim adalah mual dan gastritis Eritema kulit dan

sakit kepala seperti obat AINS lainnya Pemakaian obat ini harus hati- hati

pada pasien dengan tukak lambung Peningkatan enzim transaminase dapat

terjadi pada 15 pasien umumnya kembali ke normal Gangguan hati lebih

sering terjadi dibandingkan obat AINS lain Pemakaian selama kehamilan

tidak dianjurkan Dosis orang dewasa 100-150 mg sehari terbagi dalam dua

atau tiga dosis (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

5 Parasetamol

Parasetamol memiliki indikasi membantu melegakan rasa sakit dan

mengurangi demam rematik sakit gigi dan sakit kepala Parasetamol

dikontraindikasikan dengan penderita gangguan fungsi hati Parasetamol

hampir tidak memiliki efek samping namun kadang timbul bisul atau

23

hipoglikemi pada anak (Mutschier 1991)

Parasetamol dapat berupa sediaan solid dan liquid Sediaan solid

parasetamol meliputi tablet atau tablet salut gula dengan kekuatan 120 mg

325 mg dan 500 mg Sedangkan dalam bentuk liquid parasetamol dapat

berupa sediaan obat tetes sirup elixir dengan kekuatan 60 mg06 ml 150

mg5 ml dan 120 mg 5 ml (Depkes RI 2007)

Dosis paracetamol untuk dewasa (usia diatas 12 tahun) 3-4 jam 325-650

mg maksimum 4 g sehari Sedangkan untuk anak (6-12 tahun) tiap 4 jam 500

mg (Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi parasetamol

meliputi orang dewasa jangan menggunakan lebih dari 10 hari secara terus

menerus anak di bawah dua belas tahun dilarang memakan obat ini lebih dari

lima kali sehari atau lebih dari lima hari segeralah ke dokter bila timbul

warna kekuningan pada mata atau kulit (Depkes RI 2007)

Parasetamol adalah derivat dari para amino fenol yang mempunyai daya

analgetika dan daya antipiretika Obat ini tidak menimbulkan perdarahan pada

lambung sehingga banyak dipakai sebagai analgetika dan antipiretika yang

aman namun Parasetamol memiliki daya inflamasi yang sangat lemah

(Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Tambahan

a Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi daripada efek anti

demamnya

b Parasetamol dan Asetosal memiliki efek anti demam yang lebih tinggi

daripada efek antinyeri dan antiradangnya (Depkes RI 2007)

24

24 Penggunaan Obat yang Rasional

Penggunaan obat yang rasional merujuk pada penggunaan obat yang benar

sesuai dan tepat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat dan dosis yang sesuai dengan kebutuhannya untuk jangka waktu

yang adekuat dan dengan biaya serendah mungkin bagi pasien Masalah-masalah

yang sering timbul sebagai bentuk ketidakrasionalan penggunaan obat antara lain

polifarmasi (penggunaan obat yang terlalu banyak) penggunaan yang berlebihan

dari antibiotika dan injeksi kegagalan untuk meresepkan obat yang sesuai dengan

panduan klinis serta pengobatan sendiri yang tidak tepat (World Health

Organization 2010)

Berbagai kriteria telah ditetapkan untuk menentukan kerasionalan penggunaan

suatu obat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya dengan dosis yang sesuai

dengan kebutuhannya untuk jangka waktu yang adekuat dan dengan biaya

serendah mungkin bagi pasien dan komunitasnya (World Health Organization

2010)

Batasan penggunaan obat rasional adalah bila memenuhi beberapa kriteria

antara lain (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2008)

a Tepat diagnosis yaitu obat diberikan sesuai dengan diagnosis Apabila

diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah

b Tepat indikasi penyakit yaitu obat yang diberikan harus tepat bagi suatu

25

penyakit

c Tepat pemilihan obat yaitu obat yang dipilih harus memiliki efek terapi

sesuai dengan penyakit

d Tepat dosis yaitu jumlah cara waktu dan lama pemberian obat harus

tepat Apabila salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi maka efek

terapi tidak tercapai

1 Tepat jumlah yaitu obat harus diberikan dalam jumlah yang cukup

2 Tepat cara pemberian yaitu cara pemberian obat yang tepat disesuaikan

dengan jenis obat yang digunakan Misalnya obat antasida seharusnya

dikunyah dulu baru ditelan

3 Tepat interval waktu pemberian yaitu cara pemberian obat hendaknya

dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah ditaati oleh

pasien Misalnya obat yang diminum tiga kali sehari diartikan bahwa

obat tersebut harus diminum dengan interval setiap delapan jam

4 Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian obat harus tepat sesuai

penyakitnya masing-masing

e Tepat penilaian kondisi pasien yaitu penggunaan obat disesuaikan dengan

kondisi pasien antara lain harus memperhatikan kontraindikasi obat

komplikasi kehamilan menyusui lanjut usia atau bayi

f Waspada terhadap efek samping yaitu obat dapat menimbulkan efek

samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang timbul pada pemberian

obat dengan dosis terapi seperti timbulnya mual muntah gatal-gatal dan

26

lain sebagainya

g Efektif aman mutu terjamin tersedia setiap saat dan harga terjangkau

untuk mencapai kriteria efektif maka obat harus dibeli melalui jalur

resmi

h Tepat tindak lanjut (follow-up) yaitu apabila sakit berlanjut setelah

swamedikasi dilakukan maka konsultasikan ke dokter

i Tepat penyerahan obat (dispensing) yaitu penggunaan obat rasional

melibatkan penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen Resep

yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di puskesmas akan

dipersiapkan obatnya dan diserahkan kepada pasien dengan informasi

yang tepat

j Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan

Ketidakpatuhan minum obat dapat terjadi pada keadaan

seperti berikut

1 Jenis sediaan obat beragam

2 Jumlah obat terlalu banyak

3 Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering

4 Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi

5 Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara

menggunakan obat timbulnya

6 Efek samping

27

25 Pengetahuan

251 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya yang meliputi

pengelihatan pendengaran penciuman rasa dan raba Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan

pengelihatan (Notoatmodjo 2010)

252 Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia

pendidikan lingkungan intelegensia dan pekerjaan Pengetahuan secara garis

besar dibagi menjadi enam tingkat meliputi tahu (know) memahami

(comprehension) aplikasi (aplication) analisa (analysis) sintesis (syntesis)

dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo 2010)

253 Faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a Jenis kelamin

Tingkat pengetahuan di pengaruhi oleh jenis kelamin Logan dan Rose

(2004) telah melakukan penelitian terhadap sampel 100 pasien untuk

mengetahui perbedaan pengetahuan nyeri antara laki-laki dan perempuan

Hasilnya menunjukan bahwa ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan

28

mengenai tingkat pengetahuan nyeri yaitu perempuan mempunyai tingkat

pengetahuan nyeri lebih baik dari pada laki-laki

b Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin membaik

Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca (Anonim 2011)

Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009)

1 Masa balita 0-5 tahun

2 Masa kanak- kanak 5-11 tahun

3 Masa remaja awal 12-16 tahun

4 Masa remaja akhir 17-25 tahun

5 Masa dewasa awal 26-35 tahun

6 Masa dewasa akhir 36-45 tahun

7 Masa Lansia Awal 46-55 tahun

8 Masa lansia akhir 56-65 tahun

9 Masa manula gt 65 tahun

c Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup

29

Pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut menerima informasi Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya

(Anonim2011)

Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berpikir

rasional serta menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 jalur pendidikan sekolah terdiri dari

1 Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan selama 9 tahun pertama

pada masa sekolah anak yang melandasi jenjang pendidikan

2 Pendidikan menengah adalah pendidikan menengah adalah jenjang

pendidikan dasar Pendidikan menengah dibagi menjadi

a Pendidikan Menengah Umum adalah pendidikan menengah di

selenggarakan oleh SMA (Sekolah Menengah Atas) atau MA

(Madrasah Aliyah) Pendidikan menengah umum dikelompokkan

dalam program sesuai dengan kebutuhan untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

b Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan Menengah

Kejuruan diselenggarakan oleh SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) dan MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan) Pendidikan

Menengah Kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi seni dunia industri tenaga kerja baik

secara nasional maupun global regional

30

c Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tinggi adalah jenjang

setelah pendidikan menengah Pendidikan tinggi diselenggarakan

oleh akademi institusi sekolah tinggi dan universitas

254 Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden

atau subjek penelitian Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur atau

diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo

2010)

26 Masyarakat

261 Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup

karena proses masyarakat Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang

kontinyu antar individu Dalam kehidupan bermasyarakat selalu dijumpai

saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan kehidupan

bermasyarakat (Soetomo 2009)

262 Ciri-ciri Masyarakat

Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia

yang mempunyai sebagai berikut

31

a Berada di wilayah tertentu

b Hidup secara berkelompok

c Terdapat suatu kebudayaan

d Terdapat interaksi sosial

e Terdapat pemimpin

f Terdapat stratafikasi sosial

263 Profil Kelurahan Palasari

Secara geografis Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

memiliki bentuk wilayah datar Kelurahan Palasari memiliki jumlah

penduduk 17421 jiwa pada keadaan 31 Desember tahun 2018 terdiri dari

8996 jiwa laki-laki dan 8425 jiwa perempuan Jumlah kepala keluarga di

Kelurahan Palasari saat ini mencapai sekitar 5091 KK

Tabel 21 Tingkat pendidikan di Kelurahan Palasari

NO PENDIDIKAN JUMLAH

L P JML

1 Tamat SD 1815 1676 3491

2 SMP 1780 1521 3301

3 SMA 421 376 797

4 Sarjana 87 54 141

5

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi deskriptif Penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran atau deskriptif tentang suatu masalah baik yang berupa faktor risiko

maupun faktor efek Penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

32 Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo

2010) Penelitian ini akan di laksanakan di Cilengkrang 1 RW 04 Kelurahan

Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

33 Waktu Penelitian

Waktu adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian

(Notoatmodjo 2010) Penelitian ini dilaksanakan di Cilengkrang 1 RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru dan akan dilaksanakan bulan Mei ndash Juni

2019

32

33

34 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat dan

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35 Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan agar pengukuran

variable atau pengumpulan data itu konsisten antara sumber data (responden)

yang di bantu dengan responden yang lain (Notoatmodjo 2010)

Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Pengetahuan penggunaan analgetik merupakan berbagai informasi yang

perlu diketahui oleh responden mengenai penggunaan antinyeri secara

aman dan rasional

b penggunaan obat swamedikasi antinyeri dilihat berdasarkan cara

mendapatkannya

36 Populasi dan Sampel

361 Populasi

Populasi adalah subyek atau golongan yang menjadi sasaran penelitian

(Notoatmodjo 2010) Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

34

a Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah

1 Masyarakat yang menggunakan obat swamedikasi analgetik

2 Berusia 17-55 tahun

3 Berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

4 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang tidak

menggunakan obat swamedikasi analgetika obat dengan resep dokter dan

berusia dibawah 17 tahun dan diatas 55 tahun Masyarakat yang tidak

berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung

362 Sampel

Penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan kriteria

inklusi dan eksklusi Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin

(Anwar Hidayat 2013)

Rumus Slovin

35

Dimana

n = besar sampel

N = besar populasi

d2 = penyimpangan terhadap populasi yang inginkan 10 atau 01

n =

=

= 85 sampel

Dari perhitungan rumus slovin didapatkan hasil 85 responden yang

dibagi ke dalam beberapa Rt yaitu

Rt 01

Rt 02

Rt 03

Rt 04

Rt 05

36

37 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer data primer merupakan data yang

sumber data dikumpulkan dengan membagikan kuisioner kepada responden

38 Teknik Pengumpulan Data

1 Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

2 Kueisioner dibuat 3 bagian yaitu bagian ke 1 berisi identitas responden

(nama jenis kelamin usia pendidikan terakhir) bagian ke 2 penggunaan

obat swamedikasi analgetik berjumlah 5 pertanyaan bagian ke 3 mengenai

tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik

39 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan

setelah pengumpulan data Untuk kemudian dalam pengolahan data dipergunakan

bantuan program komputer Langkah-langkah pengolahan data meliputi editing

coding entry dan analizing (Notoatmodjo2010)

Tahapan pengolahan data diantaranya

a Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh Editing dalam penelitian ini setelah data terkumpul yaitu

kelengkapan jawaban kuesioner

b Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan Coding dalam penelitian disini memberikan kode

angka pada jawaban responden untuk memudahkan analisis data

37

c Entry adalah proses memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam

program atau software komputer Dalam penelitian ini entry data

dilakukan dengan memasukkan data jawaban dan kemudian di masukkan

ke dalam program atau software komputer

d Analizing yaitu proses analisis data ditabulasi dan diberi skor (skoring)

Selanjutnya dilakukan perhitungan dan uji statistik terhadap data

310 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS for window release 2300

a Analisis Demografi Responden

Bagian pertama dari kuesioner adalah data pribadi responden yang berupa

jawaban singkat terdiri dari nama responden jenis kelamin usia dan pendidikan

terakhir Pada bagian ini dilakukan analisis secara deskriftif

b Analisis Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian kedua terdiri dari pertanyaan seputar penggunaan obat swamedikasi

analgetik berjumlah 5 pertanyaan Pada pertanyaan ini penilaian dihitung

berdasarkan distribusi frekuensi persentase () jumlah responden dengan jawaban

yang dipilih

c Analisis Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian ketiga terdiri dari 18 pertanyaan tingkat pengetahuan dan rasionalitas

obat swamedikasi analgetik yang berupa pilihan ganda (dengan 2 atau 3 pilihan

jawaban)

38

Responden yang telah menjawab pertanyaan dengan akan diberi nilai yaitu

a 1 untuk jawaban benar jika menjawab benar maka dinilai rasional

b 0 untuk jawaban salah atau tidak tahu jika menjawab salah atau tidak

tahu maka dinilai tidak rasional

Sehingga diperoleh total skor untuk pertanyaan seputar pengetahuan tentang

penggunaan analgetik adalah

a Maximum 1x 18 = 18

b Minimum 0 x 18 = 0

Ketentuan skor total pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dan

rasionalitas obat swamedikasi analgetik

a lt 55 dengan skor 9 Tingkat pengetahuan kurang

b 56-74 dengan skor 9-12 Tingkat pengetahuan cukup

c gt 75 dengan skor 13 Tingkat pengetahuan baik

(Budiman 2013)

Data yang diolah kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat

Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif Analisis univariat (analisis deskriptif) merupakan analisis yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang

menjelaskan angka atau jumlah presentasi masing-masing kelompok dari setiap

variabel Bagian yang akan dilakukan analisis univariat adalah bagian

39

identitas responden (jenis kelamin usia dan pendidikan terakhir) tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Karateristik Responden

Responden yang diteliti berjumlah 85 sampel yang berada di RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung Karakteristik responden

yang dilihat meliputi jenis kelamin usia dan pendidikan

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Jumlah Persentasi

(n=85) ()

1 Jenis kelamin

Laki-laki 24 2824

Perempuan 61 7176

2 Usia (tahun)

Remaja akhir 17 - 25 tahun 16 1882

Dewasa awal 26 - 35 tahun 29 3412

Dewasa akhir 36 - 45 tahun 19 2235

Lansia awal 46 - 55 tahun 21 2470

3 Pendidikan Terakhir

SD 19 2235

SMP 10 11 76

SMA 45 5294

S1 9 1059

S2 2 235

Berdasarkan hasil penelitian ini responden didominasi oleh perempuan

sebanyak 61 (7176) dengan golongan usia antara 26-35 tahun (3412)

penyebab nya karena pengobatan antinyeri menurut riskesdas pada tahun 2013

menunjukkan bahwa nyeri banyak diderita oleh wanita daripada laki-laki

40

41

(Riskesdas 2013) Mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 45

(5294) Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden berpendidikan

SMA pada umumnya mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang obat

swamedikasi Pendidikan sangat mempengaruhi perilaku seseorang seperti yang

dinyatakan Notoadmodjo (2010) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin tinggi pula intelektualnya Seseorang yang berpendidikan tinggi

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan

lainnya Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas

manusia dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin berkualitas

hidupnya Karateristik respoden dapat dilihat pada tabel 41

42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik

Tempat responden dalam memperoleh obat swamedikasi analgetik adalah di

apotek sebanyak 54 responden (635) di mini market sebanyak 5 responden

(69) membeli obat di warung sebanyak 26 responden (306) dan tidak ada

responden yang membeli di toko obat Dari seluruh responden pengobatan sendiri

paling banyak mendapatkan obat antinyeri yaitu di apotek Secara nasional pun

menunjukkan apotek dan toko obat warung merupakan sumber utama

mendapatkan obat rumah tangga atau obat swamedikasi (Riskesda 2013)

Tingkat pengetahuan masyarakat di RW 4 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

Kota Bandung tentang swamedikasi sudah tergolong baik karena masyarakat

lebih banyak membelinya di apotek yaitu 54 responden (635) yang secara

langsung ada petugas kesehatan yang menyerahkan obat dan jika tidak mengerti

cara penggunaan atau aturan pakai obat tidak diketahui bisa bertanya langsung

42

6

64 31 Mini Market

Warung

Apotek

pada petugas yang ada di apotek tersebut dibandingkan dengan membeli obat di

warung Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 41

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi Tempat

Memperoleh Obat Swamedikasi

43 Jenis Penyakit Atau Keluhan Penyakit

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap

Jenis keluhan Penyakit

Jenis Penyakit N

Nyeri sendi 1 12

Sakit haid 6 71

Sakit badan 11 129

Sakit gigi 20 235 Sakit kepala 47 553

Jumlah 85 100

Berdasarkan hasil penelitian ini keluhan nyeri yang paling banyak dialami

responden adalah sakit kepala sebanyak 47 responden (553) Pada tahun 2011

WHO juga menyatakan bahwa sebanyak 50-75 orang dewasa usia 18-65 tahun

di dunia mengalami sakit kepala selama setahun terakhir Faktor penyebab sakit

43

kepala yang dialami oleh bermacam-macam mulai dari karena mengidap suatu

penyakit tertentu seperti meningitis kanker otak maupun konsumsi obat berlebih

hingga akibat dari suatu aktifitas dan makanan yang di konsumsi Tanpa disadari

sakit kepala juga bisa muncul dari kegitan rutinitas yang sepele misalnya lama

menatap layar computer maupun ponsel terlalu lam duduk banyak tekanan atau

stress kurang tidur sedikit minum merokok dan banyak hal lainnya

(Cermaticom 2019) Maka dari itu responden harus sebijak mungkin memahami

cara penggunaan obat yang tepat supaya menghindarkan masyarakat dari

penggunaan obat yang salah Presentase keluhan yang dialami responden dapat

dilihat pada tabel 42

44 Jenis Obat yang digunakan

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Responden

Terhadap Jenis Obat yang digunakan

Obat yang digunakan N

Metampiron 4 47

Natrium Diklofenak 9 106

Ibuprofen 11 129

Asam Mefenamat 13 153 Paracetamol 48 565

Jumlah 85 100

Dilihat dari jenis obat nyeri yang dipilih kebanyakan responden memilih

menggunakan parasetamol dalam swamedikasi analgetik dengan keluhan sakit

kepala terbanyak Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gissele Sarganas yang

mengatakan bahwa parasetamol merupakan obat yang umum dan mudah di akses

dibanyak Negara (Sarganas2015) Responden dalam penelitian ini telah

menggunakan obat secara benar karena sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan

44

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan bahwa golongan obat yang digunakan

swamedikasi merupakan obat-obat yang relatif aman meliputi golongan obat

bebas dan obat bebas terbatas ( BPOM 2014)

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas

451 Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penilaian mengenai tingkat pengetahuan dapat

diketahui mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong cukup yaitu

(376) sebanyak 32 responden Data lengkap dapat dilihat di tabel 44

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahaun Responden

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

responden

Persentase

Kurang 30 353

Cukup 32 376

Tinggi 23 211

Jumlah 85 100

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Dari seluruh responden yang berada di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung tidak semuanya melakukan pengobatan

swamedikasi obat antinyeri secara rasional dan tepat Pada perilaku

pengggunaan obat swamedikasi obat antinyeri dinilai dari beberapa sub

indikator yaitu tepat indikasi tepat obat tepat dosis tepat pemakaian tepat

efek samping tepat interaksi obat dan tepat kontraindikasi Seacara lebih

rincinya dapat dilihat pada tabel 413

45

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden

No

Tepat indikasi

Tepat

Tidak

Tepat

N

P1

Menurut Anda apakah

benar analgesik merupakan

obat yang mampu

meredakan atau mengurangi

nyeri

83

976

2

24

85

P2

Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk

mengobati nyeri saja

29

341

56

659

85

P4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

29

341

56

659

85

P5

Paracetamol merupakan

obat penurun panas Apakah

parasetamol mampu meredakan nyeri

49

576

36

424

85

P7

Jika Anda mengalami sakit

kepala apakah jenis obat yang sebaiknya dikonsumsi

60

706

25

294

85

Jumlah 250 59 175 41

Tepat Obat

P3

Termasuk jenis obat

golongan apakah obat pereda

nyeri yang hanya boleh

digunakan secara swamedikasi

40

471

45

529

85

P6

Jenis obat apa yang anda

pahami sebagai obat pereda

nyeri yang dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

50

588

35

412

85

Jumlah 90 54 80 46

Tepat Pemakaian

P8

Apakah Anda mengetahui

kapan waktu yang tepat

dalam mengkonsumsi obat

pereda nyeri

77

906

8

94

85 Jumlah 77 91 8 8

Tepat Efek Samping

P9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik

35

412

50

588

85

46

di rumah

P10

Dampak apakah yang

terjadi apabila menggunakan

dosis obat pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

28

329

57

671

85

Jumlah 63 37 107 63

Tepat Dosis

P11

Apakah dosis obat pereda

nyeri anak sama dengan

dosis obat pereda nyeri dewasa

67

788

18

212

85

P12

Apakah benar obat pereda

nyeri boleh digunakan secara

terus menerus meski rasa

sakit telah hilang

54

635

31

365

85

P18

Menurut Anda apakah boleh

meningkatkan konsumsi

obat pereda nyeri yang

diminum dalam sekali

konsumsi (sekali minum langsung 2 tablet lebih)

37

435

48

565

85

Jumlah 158 62 97 38

Tepat Interaksi

P13

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

digunakan bersamaan

dengan obat maag dalam

sekali konsumsi tanpa

adanya rentang waktu

konsumsi

48

565

37

435

85

P14

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

diminum bersamaan dengan kopi

55

647

30

353

85

Jumlah 103 54 67 46

Tepat Kontraindikasi

P15

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu hamil

58

682

27

318

85

P16

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di

konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

31

365

54

635

85

P17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh

35

412

50

588

85

47

mengkonsumsi aspirin untuk meredakan nyeri

Jumlah 124 49 131 51

Hasil dari kuesioner yang dibagikan menunjukkan 59 responden

melakukan ketepatan indikasi sebagian dari responden yang memiliki nilai

buruk dan tidak memperhatikan indikasi obat sebelum meminum obat

antinyeri yaitu sekitar 41 Indikasi obat antinyeri untuk penanganan obat

antinyeri penting diperhatikan secara cermat karena apabila salah indikasi

obat maka akan menimbulkan kesalahan obat yang akan digunakan

Tabel diatas menunjukkkan bahwa rata-rata jumlah responden yang

menjawab tepat obat 54 tidak jauh berbeda dengan jumlah responden yang

memiliki jawaban tidak tepat obat yaitu 46 Hal ini dikarenakan karena

masyarakat sudah mengetahui jenis obat yang di pahami untuk mengobati

nyeri dan mayoritas masyarakat sebagian besar belum mengetahui golongan

obat apa yang tepat untuk digunakan dalam swamedikasi

Hasil yang diperoleh melalui kuesioner menunjukkan terdapat 62

responden benar dan tepat dosis sebelum melakukan pengobatan nyeri secara

swamedikasi dan bernilai 38 responden tidak tepat dalam melihat dosis

sebelum penggunaan obat antinyeri secara swamedikasi Hal-hal tersebut

memang perlu ditanyakan kepada responden karena hal inilah yang terjadi di

masyarakat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji Pratiwi (2014)

bahwa dari 100 responden di Surabaya hanya 80 orang yang melakukan cara

minum dan jumlah minum obat yang tepat ketika ingin mempercepat

48

penyembuhan terdapat 20 responden menyatakan mereka meminum dua

tablet ketika ingin menyembuhkan nyeri yang dialaminya dan ini berkaitan

dengan bioavaibilitas obat di tubuh serta akumulasi obat yang ditubuh

sehingga perlu diperhatikan penggunaan dosis obat antinyeri yang dilakukan

secara swamedikasi

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tabel diketahui hanya 37

responden yang menjawab rasional dengan sub indikator tepat efek samping

hal dikarenakan masyarakat tidak memahami mengenai efek samping obat

yang terjadi setelah meminumnya Efek samping yang ditimbulkan oleh suatu

obat terkadang tidak perlu dilakukan tindakan medis untuk mengatasinya

namun beberapa obat perlu diperhatikan secara lebih penanganannya (BPOM

2014) Untuk mencegah terjadinya efek samping yang lebih parah maka

sebaiknya dilakukan penghentian obat dan segera dikonsultasikan dengan

tenaga medis terkait Efek samping obat golongan AINS (obat antinyeri)

menurut Goodman amp Gilman (2006) secara umum memiliki efek samping

perdarahan lambung nefrotoksisitas dan bronskopasme jika obat tidak tepat

digunakan

Beberapa hal yang menjadi penilaian ketepatan interaksi obat adalah

obat lain yang dikonsumsi selain obat antinyeri membolehkan meminum obat

lain dan meminum obat dengan kopi Interaksi obat terjadi antara obat dengan

obat dan obat dengan makanan Nilai yang muncul untuk ketepatan interaksi

obat adalah 54 tepat interaksi dan hanya 46 tidak tepat interaksi obat

Interaksi obat ini perlu diperhatikan karena interaksi obat dengan obat akan

49

menjadikan sistem kompetitor satu sama lain antara satu obat dengan obat lain

yang menjadikan salah satu obat menjadi tidak aktif (Stockley Drug

Interaction 2000)

ketepatan kontraindikasi obat nilai yang muncul terkait ketepatan

kontraindikasi obat ini adalah 49 mengetahui tepat kontraindikasi dan 51

tidak mengetahui ketepatan kontraindikasi Pada pasien penyakit asma tidak

diperbolehkan menggunakan obat antinyeri secara bebas karena efek samping

dari nyeri yang menjadikan bronkospasme terutama pada pasien yang

memiliki riwayat penyakit asma (Ioana Dana Alexa 2014)

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi

Analgetik

Aspek Pernyataan Benar Salah Nomor Sumber

Pernyataan

Tepat indikasi 59 41 1245 amp 7

Tepat obat 54 46 3 amp 6

Tepat pemakaian 91 8 8

Tepat efek samping 37 63 9 amp 10

Tepat dosis 62 38 1112 amp 18

Tepat interaksi 54 46 13 amp 14

Tepat kontra

indikasi 49 51 15 16 amp 17

Rata- rata 58 42

Berdasarkan hasil penilaian rata-rata mengenai obat dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional 58 dan

tidak rasional 42 Penggunaan obat yang tidak rasional paling banyak

disebabkan oleh ketidaktepatan efek samping obat 37

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

51 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

a Tingkat pengetahuan masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari Kecmatan

Cibiru tergolong cukup dengan Persentasi 376 bedasarkan instrument

kuesioner tingkat pengetahuan swamedikasi yang sudah di validasi

b Masyarakat yang di jadikan responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42 di masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru

52 Saran

Berdasarkan penelitian ini saran-saran yang dapat di berikan

adalah sebagai berikut

a Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengukur tingkat pengetahuan

mengenai suamedikasi khususnya obat analgetik lebih rinci mendalam

dan akurat sesuai dengan aturan sehingga dapat di ketahui lebih jelas apa

yang tidak di ketahui oleh responden

b Institusi terkait lebih meningkatkan lagi tentang pengetahuan penggunaan

obat swamedikasi analgetik agar masyarakat dapat menggunakan obat

secara rasional

51

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI 2013 Riset

Kesehatan Dasar 2013 Jakarta Kementrian Kesehatan RI halaman 40

BPOM RI 2014 Menuju Swamedikasi yang Aman Info Pom Vol 15 No 1

Budiman dan Riyanto 2013 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan

Sikap dalam Penelitian Kesehatan Penerbit Salemba Medika Jakarta

pp 11-12

Departemen Farmakologi dan Terapeutik 2007 Farmakologi dan Terapi

Jakarta FKUI

Departemen kesehatan RI 1993 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

919MenKesPERX1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat

Diserahkan Tanpa Resep Jakarta Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Obat Bebas Terbatas Jakarta Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) Materi pelatihan

peningkatan pengetahuan dan keterampilan memilih obat bagi tenaga

kesehatan (pp 0- 8 13-14 18 20-23 31) Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Garrido Pilar Carrasco etal 2014 Predictive factors of self-medicated

analgesic use in Spanish adults a cross-sectional national study

BMC Pharmacology amp Toxicology 2050-05111536

Marta Halim dkk 2013 Dasar-dasar Farmakologi 2 edisi 1

Mangku G Diktat Kumpulan Kuliah BagianSMF Anestesiologi dan

Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2002

Morgan GE Pain Management In Clinical Anesthesiology 2nd ed

Stamford Appleton and Lange 1996 274-316

Mutschier Ernst 1991 Dinamika Obat Bandung Penerbit ITB

Notoatmodjo Soekidjo 2010 Ilmu Pengetahuan dan penelitian dan

Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta Rineka Cipta

52

Sarganas Giselle dkk(2015) Prevalence trend patterns and associations of

analgesic use in Gremany (22 September 2015) Biomed Central Jerman

Tim Medical Mini Notes 2017 Basic Pharmacology and Drug Notes Makassar

MMN Publishing

Tjay TH dan Rahardja K 2010 Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan

Sehari- hari Jakarta PT Elex Media Komputindo

Anonim 2011 Definisi Pengetahuan Serta Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi httpduniabacacomdefinisi-pengetahuan-serta-faktor-

faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuanhtml (Diakses 20 juli 2019)

Anwar Hidayat Cara Perhitungan Rumus Slovin

httpswwwstatistikiancom2017hitung-rumus-slovin-sampelhtmlamp

(Diakses 8 Maret 2019)

Fitriya 2019 Sakit Kepala Penyebab Sakit kepala dan Cara menghilangkan

sakit Kepala yang Perlu kamu tahu httpswww-

cermaicomcdnampprojectorgvswwwcermaticomartikelampsakit-

kepala-penyebab-sakit-kepala-da-cara-menghilangkan-sakit-kepala-yang-

perlu-kamu-tahuamp_js_v (Diakses 22 Agustus 2019)

WHO 2000 Drug Information Geneva World Health Organization Page 1

World Health Organization (2010 May) Rational use of medicines Juli

28 2019 httpwwwwhointmediacentrefactsheetsfs338enindexhtml

LAMPIRAN

53

53

Identifikasi masalah

Merumuskan masalah

Menentukan sampel

ALUR PENELITIAN

Pengolahan data

(editingkoding

skoring)

Analisiss data

(Analisis Univariat)

Penyajian data

kueisioner

Kesimpulan dan saran

LAMPIRAN II

54

SURAT IZIN DARI KESBANGPOL

LAMPIRAN III

55

SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS KESEHATAN

LAMPIRAN IV

56

SURAT IZIN PENELITIAN DARI KELURAHAN

LAMPIRAN V

57

(LANJUTAN)

LAMPIRAN VI

58

SURAT IZIN PENELITIAN DARI PUSKESMAS CIPADUNG

LAMPIRAN 59

59

KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL

I Identitas Responden

Nama

Jenis jenis kelamin Laki-laki Wanita

USIA

Alamat

No Telepon HP

Pendidikan terakhir

TAHUN

II Pendahuluan

1 Apakah anda pernah melakukan swamedikasi (pengobatan tanpa

harus datang ke dokter)

a Ya b Tidak

2 Apakah Anda pernah meminum obat antinyeri sebelumnya

a Ya b Tidak

3 Di manakah Anda memperoleh obat antinyeri tersebut

a Apotek b Warung

c Toko obat d Mini market

4 Penyakit apa yang bisa Anda obati dengan antinyeri tersebut

Jawab

5 Apa saja nama obat antinyeri yang biasa Anda gunakan untuk mengobati penyakit tersebut

Jawab

III Rasionalitas Penggunaan Obat Analgetik

1 Menurut Anda apakah benar analgesik merupakan obat yang

mampu meredakan atau mengurangi nyeri

a Benar b Salah

2 Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk mengobati

60

nyeri saja

a Benar b Salah

3 Termasuk jenis obat golongan apakah obat pereda nyeri yang

hanya boleh digunakan secara swamedikasi

a Obat keras b Obat bebas

Terbatas

4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

5 Paracetamol merupakan obat penurun panas Apakah parasetamol

mapu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

6 Jenis obat apa yang anda pahami sebagai obat pereda nyeri yang

dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

a Paracetamol b Ibuprofen

c Natrium

diklofenak

d Asam

mefenamat

7 Jika Anda mengalami sakit kepala apakah jenis obat yang

sebaiknya dikonsumsi

a Antibiotik b Analgesik c Antitusif

8 Apakah Anda mengetahui kapan waktu yang tepat dalam

mengkonsumsi obat pereda nyeri

a Sebelum

makan

b Sebelum

tidur

c Sesudah makan

9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik di rumah

a Lemari b Tempat

obat

c Kulkas

10 Dampak apakah yang terjadi apabila menggunakan dosis obat

pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

a Sesak napas b Terjadi gangguan pada

lambung-usus

11 Apakah dosis obat pereda nyeri anak sama dengan dosis obat

pereda nyeri dewasa

a Ya b Tidak

12 Apakah benar obat pereda nyeri boleh digunakan secara terus

menerus meski rasa sakit telah hilang

a Benar b Salah

cBadan lemas

61

13 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri digunakan

bersamaan dengan obat maag dalam sekali konsumsi tanpa adanya

rentang waktu konsumsi

a Boleh b Tidak boleh

14 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri diminum

bersamaan dengan kopi

a Boleh b Tidak boleh

15 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu

hamil

a Aspirin b Parasetamol

16 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

a Diklofenak b Parasetamol

17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh mengkonsumsi

aspirin untuk meredakan nyeri

a Boleh b Tidak boleh

18 Menurut Anda apakah boleh meningkatkan konsumsi obat pereda

nyeri yang diminum dalam sekali konsumsi (sekali minum langsung

2 tablet lebih)

a Boleh b Tidak boleh

62

LAMPIRAN VIII

OUTPUT HASIL UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS KUESIONER

63

64

65

66

Case Processing Summary

N

Cases Valid 20 1000

Excludeda 0 0

Total 20 1000

a Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

933 18

67

LAMPIRAN IX

ANALISIS UNIVARIAT

1 Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Perempuan

laki-laki

Total

61

24

718

282

718

282

718

282

85 1000 1000 1000

Usia

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Remaja Akhir (17 - 25 Thn) 16 188 188 188

Dewasa Awal (26 - 35 Thn) 29 341 341 529

Dewasa Akhir (36 - 45 Thn) 19 224 224 753

Lansia Awal (46 - 55 Thn)

Total

21

85

247

1000

247

1000

247

1000

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 19 224 224 224

SMP 10 118 118 341

SMA 45 529 529 871

S1 9 106 106 976

S2 2 24 24 24

Total 85 1000 1000 1000

68

2 Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Melakukan swamedikasi

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 85 1000 1000 1000

Pernah minum obat antinyeri

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 85 1000 1000 1000

Tempat mendapatkan obat

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid mini market 5 59 59 59

warung 26 306 306 365

apotek 54 635 635 1000

Total 85 1000 1000

Obat yang digunakan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid metampiron 4 47 47 47

natrium diklofenak 9 106 106 153

ibuprofen 11 129 129 282

asam mefenamat 13 153 153 435

paracetamol 48 565 565 1000

Total 85 1000 1000

Jenis penyakit

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid nyeri sendi 1 12 12 12

sakit haid 6 71 71 82

sakit badan 11 129 129 212

sakit gigi 20 235 235 447

sakit kepala 47 553 553 1000

Total 85 1000 1000

69

LAMPIRAN X

TABEL CODING KARAKTERISTIK RESPONDEN

JENIS KELAMIN PEREMPUAN 0

LAKI-LAKI 1

USIA

REMAJA AKHIR 0

DEWASA AWAL 1

DEWASA AKHIR 2

LANSIA AWAL 3

PENDIDIKAN

SD 0

SMP 1

SMA 2

S1 3

S2 4

Responden

Jenis

Kelamin Coding

Usia

Coding

Pendidikan

Coding

RT

1

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

RT 1

2

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

3

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

4

L

1

dewasa

awal

1 sd

0

5

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

6 p 0 lansia awal 3 sd 0

7

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

8

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

9

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

10

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

11 p 0 lansia awal 3 sd 0

12

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

13

p

0

dewasa akhir

2

sd

0

70

14

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

15

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

16

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

17

L

1

dewasa

akhir

2 sd

0

18

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

19

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

20 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 2

21

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

22

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

23 p 0 lansia awal 3 s2 4

24

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

25 L 1 lansia awal 3 sma 2

26 p 0 lansia awal 3 sd 0

27

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

28

L

1

dewasa

awal

1 smp

1

29

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

30 p 0 lansia awal 3 sd 0

31

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

32 p 0 lansia awal 3 sd 0

33

p

0

dewasa

akhir

2 smp

1

34 p 0 lansia awal 3 sd 0

35

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

RT 3

36

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

37 L 1 lansia awal 3 S1 3

38

L

1

dewasa

akhir

2

S2

4

39

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

40

p

0

dewasa akhir

2

sma

2

71

41 p 0 lansia awal 3 sma 2

42

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

43

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

44

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

45

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

46

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

47

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

48

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

49

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

50

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

51 p 0 lansia awal 3 smp 1

52

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

53

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

54

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

55

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

56 p 1 lansia awal 3 sma 2

57 p 0 lansia awal 3 sma 2

58 p 0 lansia awal 3 sma 2

59

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

60

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

61

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

62

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

63

P

0

dewasa

akhir

2

S1

3

64

L

1

dewasa

awal

1 s1

3

65

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

66 p 0 dewasa 1 sma 2

72

awal

67

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

68 p 0 lansia awal 3 sma 2

69

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

70

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

71

L

1

dewasa

akhir

2 s1

3

72 p 0 lansia awal 3 sd 0

73

p

0

dewasa

akhir

1 sma

2

74

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

75 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 4

76

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

77 p 0 lansia awal 3 sma 2

78

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

79 p 0 lansia awal 3 sma 2

80

P

0

dewasa

akhir

1 smp

1

81 p 0 lansia awal 3 smp 1

82

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

RT 5

83

p

0

dewasa

akhir

1 sd

0

84

p

0

remaja

akhir

0 smp

1

85

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

73

LAMPIRAN XI

TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

KETERANGAN P1

amp P2

KETERANGAN P 3

KETERANGAN P 4

KETERANGAN P 5

Ya 0 Toko Obat 0 Nyeri sendi 0 Metampiron 0

Tidak

1

Mini Market

1

Sakit haid

1

Natrium

Diklofenak 1

Warung 2 Sakit badan 2 Ibuprofen 2

Apotek 3 Sakit gigi 3 Asam Mefenamat 3

Sakit kepala 4 Paracetamol 4

Respon

den

P1

Codi

ng

P2

Codi

ng

P3

Codi

ng

P4

Codi

ng

P5

Codin

g

1

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

2

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

3

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

4

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

5

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

6

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

7

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

8

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

9

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

10

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

3

74

at

11

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

12

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

13

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

14

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

15

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

16

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

gigi

3

paraceta

mol

4

17

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

18

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

19

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

20

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

21

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

22

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

23

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

24

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

25

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

26

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

4

paraceta

mol

4

75

la

27

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

28

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

29

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

30

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

31

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

32

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

33

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

4

paraceta

mol

4

34

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

35

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

36

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Saki

kepa

la

4

metampi

ron

0

37

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

38

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

39

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Nyer

i

haid

1

ibuprofe

n

2

40

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

3

paraceta

mol

4

41

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

42

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

76

43

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

44

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

45

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

46

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

47

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

48

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

49

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

ibuprofe

n

2

50

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

51

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

0

natrium

diklofena

k

1

52

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

53

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

54

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

ibuprofe

n

2

55

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

56

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

57

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

58

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

59

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

1

77

k

60

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

61

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

62

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

63

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

64

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

metampi

ron

0

65

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

3

metampi

ron

0

66

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

67

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

68

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

metampi

ron

0

69

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

70

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

71

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

72

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

asam

mefenam

at

3

73

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

ibuprofe

n

2

74

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

75 ya 1 ya 1 Apote 3 nyeri 1 natrium 1

78

k send i

diklofena k

76

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

77

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

78

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

asam

mefenam

at

3

79

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

80

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

81

ya

1

ya

1

Waru

ng

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

82

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

83

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

84

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

85

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

79

LAMPIRAN XII

TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER TINGKAT

PENGETAHUAN

Responden

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y9

Y10

Y11

Y12

Y13

Y14

Y15

Y16

Y17

Y18

Jumlah

1 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 25

2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 30

3 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 24

4 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 22

5 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

6 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 18

7 2 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 20

8 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 0 0 18

9 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 16

10 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

11 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 0 20

12 2 0 0 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 14

13 2 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

14 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

15 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 2 12

16 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 10

17 2 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 24

18 2 2 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

19 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 20

20 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 24

21 2 1 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 2 2 22

22 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 30

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 33

24 2 0 0 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 0 25

25 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 2 2 1 2 1 2 16

26 2 0 0 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

27 2 2 2 2 2 0 0 2 0 1 2 0 2 1 2 0 1 0 21

80

28 2 0 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 0 24

29 2 0 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2 2 1 0 0 0 0 20

30 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 0 1 1 19

31 2 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 0 1 2 2 0 1 0 17

32 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

33 2 0 1 1 2 0 0 2 0 1 0 2 2 1 2 0 2 2 20

34 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0 0 1 1 0 12

35 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

36 2 0 1 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 1 0 0 18

37 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

38 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 32

39 2 0 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 2 2 18

40 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 1 2 2 1 1 0 23

41 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

42 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 18

43 2 2 0 1 2 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 20

44 2 2 1 1 2 2 0 2 0 0 2 2 1 0 0 1 0 0 18

45 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 0 28

47 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 1 2 0 0 2 21

48 2 0 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 20

49 2 1 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 1 0 2 0 1 2 19

50 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 18

51 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 1 0 0 0 21

52 2 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 2 0 2 0 16

53 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 1 0 23

54 2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 25

55 2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 12

56 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

57 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 2 2 1 1 0 13

58 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

59 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 1 2 12

60 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36

62 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

63 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 30

81

64 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

65 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 30

66 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 2 2 2 2 1 1 0 0 15

67 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 1 0 0 0 0 21

68 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 1 1 2 1 1 0 16

69 2 2 0 0 2 0 0 2 2 0 2 1 0 2 2 0 1 0 18

70 2 2 2 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 2 21

71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 34

72 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 11

73 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 0 21

74 2 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 1 2 0 1 2 15

75 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

76 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

77 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 1 2 23

78 2 0 0 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

79 2 0 2 2 2 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

80 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 26

81 2 0 2 2 0 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 0 18

82 2 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 2 1 1 0 2 1 0 12

83 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 2 0 0 1 0 11

84 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

85 2 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 9

82

LAMPIRAN XIII

DOKUMENTASI

83

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …

DAFTAR GAMBAR

v

Gambar 21 Tingkat Pendidikan di Kelurahan Palasari 31

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi

Tempat Memperoleh Obat Swamedikasi 42

DAFTAR TABEL

vi

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden 40

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap Jenis Penyakit 42

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Jenis Obat yang digunakan 43

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden 44

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden 45

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik 49

DAFTAR LAMPIRAN

vii

LAMPIRAN I ALUR KERJA 53

LAMPIRAN II SURAT IJIN KESBANGPOL 54

LAMPIRAN III SURAT IJIN DINAS KESEHATAN 55

LAMPIRAN IV SURAT IJIN KELURAHAN PALASARI 56

LAMPIRAN V LANJUTAN 57

LAMPIRAN V SURAT IZIN PENELITIAN DARI PKM CIPADUNG 58

LAMPIRAN VII KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL 59

LAMPIRAN VIII OUTPUT UJI VALIDASI DAN RELIABEL KUESIONER 62

LAMPIRAN IX ANALISIS UNIVARIAT 67

LAMPIRAN X TABEL KODING KARAKTERISTIK RESPONDEN 69

LAMPIRAN XI TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI

ANALGETIK 73

LAMPIRAN XII TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN 79

LAMPIRAN XIII DOKUMENTASI 82

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh timbul bila ada jaringan

rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan

stimulus nyeri Nyeri dapat menjadi suatu masalah jika rasa nyeri tersebut tidak

segera di obati sehingga penyakit menjadi berkepanjangan dan dapat merugikan

penderita Oleh karena itu berbagai upaya telah dilakukan manusia untuk

meringankan rasa nyeri tersebut supaya dapat berkurang bahkan sampai hari ini

pengaruh nyeri atau rasa sakit ini adalah penyebab utama pasien menemui dokter

untuk pengobatan Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang

rasa nyeri merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi

rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Penggunaan analgesik sering digunakan secara bebas hal ini menyebabkan

ketergantungan dan diperkirakan sebagai penyebab penyakit gagal ginjal kronis

di masyarakat saat periode tahun 1900 (WHO 2000) Keluhan yang seringkali

mendorong pasien untuk menggunakan analgesik secara swamedikasi antara lain

sakit kepala nyeri sendi dan gangguan mulut serta gigi (French DP James DH

etal 2008) Mayoritas (gt50) pasien menggunakan obat tersebut dengan

frekuensi beberapa kali dalam sebulan (Brewer C etal 2013)

1

2

Prevalensi penggunaan obat nyeri dengan kondisi pengobatan sendiri

(swamedikasi) dilaporkan sebanyak 394 Penyakit nyeri juga dihubungkan

dengan penyebab mordibitas populasi orang dewasa di dunia sebanyak 10-30

populasi dan laporan terbaru menunjukkan hingga 50 (Pilar Carasso etal

2014)

Di Indonesia perilaku pengobatan sendiri sudah banyak dilakukan oleh

masyakarat Salah satu ciri adanya swamedikasi adalah dengan perilaku

masyarakat yang menyimpan obat untuk pengobatan diri sendiri Data

menunjukkan sebesar 352 masyarakat telah menyimpan obat hasil

swamedikasi Dalam hal ini adanya obat keras dan antibiotika untuk swamedikasi

menunjukkan adanya penggunaan obat yang tidak rasional (Riskesdas 2013)

Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami

pelaksanaannya sedapat mungkin harus memenuhi kriteria penggunaan obat yang

rasional Kriteria obat yang rasional antara lain ketepatan pemilihan obat

ketepatan dosis obat tidak adanya efek samping tidak adanya kontra indikasi

tidak adanya interaksi dan tidak adanya polifarmasi (Muharni 2015)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo 2007) Berdasarkan

penelitian yang dilakukan wulandari (2011) terkait tingkat pengetahuan

penggunaan analgetik pada pengobatan sendiri menunjukkan hasil penilaian

pengetahuan responden sebesar 656 dengan kategori cukup dan 344 baik

3

Hasil penelitian Yanuardi Aditya (2015) tingkat pengetahuan mengenai

penggunaan obat swamedikasi dalam kategori sedang dengan presentasi sebesar

406 Hasil penelitian Gusta dkk (2011) presentase yang melakukan

swamedikasi berdasarkan jenis kelamin wanita sebesar 692 sedangkan laki-

laki sebesar 308 dikarenakan penggunaan obat nyeri paling banyak

dikonsumsi oleh wanita karena dibutuhkan setiap bulannya untuk

mengurangi rasa nyeri haid

Berdasarakan uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui tingkat

pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

12 Rumusan Masalah

1 Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

2 Apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik swamedikasi

secara tepat atau rasional

13 Tujuan Penelitian

1 Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

4

2 Mengetahui apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik secara

tepat atau rasional

14 Manfaat Penelitian

1 Masyarakat Dalam penelitian ini masyarakat dapat menggunakan obat

swamedikasi analgesik secara rasional

2 Institusi Dengan adanya penelitian ini bisa menjadi gambaran

penggunaan obat analgesik pada masyarakat RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung agar masyarakat menggunakan obat

antinyeri secara aman dan rasional

3 Penelitian Dapat memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman

selama proses penelitian dan juga dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Nyeri

211 Definisi Nyeri

Nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan maupun

berat Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya

Menurut Internasional Association for Study of Pain (IASP) nyeri adalah

pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

kerusakan aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan (Marta dkk 2013)

Beberapa penyebab adanya nyeri ketika terjadi rangsangan pada ujung

saraf karena kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh

1 Trauma seperti benda tajam benda tumpul bahan kimia

2 Proses infeksi atau peradangan (Depkes RI 2007)

212 Klasifikasi Nyeri

Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi

a Nyeri akut atau nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara

Nyeri ini ditandai dengan adanya aktivitas saraf otonom seperti takikardi

hipertensi hiperhidrosis pucat dan midriasis dan perubahan wajah

menyeringai atau menangis Bentuk nyeri akut dapat berupa

5

6

1 Nyeri somatik luar nyeri tajam di kulit subkutis dan mukosa

2 Nyeri somatik dalam nyeri tumpul pada otot rangka sendi dan

jaringan ikat

3 Nyeri viseral nyeri akibat disfungsi organ viseral (Marta dkk 2013)

b Nyeri kronik atau nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa

tanda-tanda aktivitas otonom kecuali serangan akut Nyeri tersebut dapat

berupa nyeri yang tetap bertahan sesudah penyembuhan luka

(penyakitoperasi) atau awalnya berupa nyeri akut lalu menetap sampai

melebihi 3 bulan Nyeri ini disebabkan oleh

1 kanker akibat tekanan atau rusaknya serabut saraf

2 non kanker akibat trauma proses degenerasi dll (Marta dkk 2013)

213 Mekanisme Nyeri

Mekanisme nyeri terdiri dari 4 proses elektro fisiologi nociseptif yaitu

1 Transduksi adalah proses perubahan stimulus menjadi impuls saraf

Stimulus nyeri akan diterima oleh nociceptor pada ujung saraf bebas A

delta dan C kemudian mengalami perubahan atau diterjemahkan menjadi

aktifitas fisik pada impuls saraf

2 Transmisi adalah proses penyaluran impuls saraf melalui serabut saraf

sensoris menuju ke medulla spinalis Impuls tersebut dibaca oleh serabut

saraf A delta dan C

3 Modulasi adalah proses interaksi antara analgetik endogen dengan impuls

nyeri yang masuk kedalam kornu posterior medulla spinalis Sistem

analgesik endogen meliputi enkafalis endorphin serotonin dan

7

nonepinefrin Dengan demikian kornu posterior seperti sebuah gerbang

yang dapat tertutp atau terbuka yang dipengaruhi oleh sistem analgesik

endogen tersebut

4 Persepsi adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik

mulai dari proses tansduksi transmisi dam modulasi yang pada gilirannya

menghasilkan suatu perasaan yang subjektif yang dikenal sebagai persepsi

nyeri ( Mangku G 2002)

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri

Respon tubuh terhadap nyeri berupa terjadinya respon hormonal melalui

mobilisasi hormon-hormon katabolisme dan reaksi imunologis yang secara

umum disebut respon stress Respon nyeri sangat merugikan tubuh karena

dapat menurunkan cadangan makanan daya tahan tubuh meningkatkan

kebutuhan oksigen jantung menganggu fungsi respirasi dan segala

konsekuensi dari gangguan tersebut dan pada akhirnya dapat menyebabkan

tromboemboli dan meningkatnya mordibitas dan mortalitas (Mangku G

2002)

215 Tatalaksana nyeri

Secara umum penatalaksaan nyeri dikelompokkan menjadi dua yaitu

penatalaksaan secara farmakologi dan non farmakologi

1 Penatalaksaan secara Farmakologi

Praktik dalam tatalaksana nyeri secara garis besar stategi farmakologi

mengikuti rdquoWHO Three Step Analgesic Ladderrdquo yaitu

a Tahap pertama dengan menggunakan obat analgetik nonopiat seperti

8

NSAID atau COX2 spesific inhibitors

b Tahap kedua dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri Maka

diberikan obat-obat seperti pada tahap 1 ditambah opiat secara

intermiten

c Tahap ketiga dengan memberikan obat pada tahap 2 ditambah opiat

yang lebih kuat

Penanganan nyeri berdasarkan mekanisme nyeri pada proses transduksi

dapat diberikan anestesik lokal dan atau obat anti radang non steroid pada

transmisi inpuls saraf dapat diberikan obat-obatan anestetik lokal pada proses

modulasi diberikan kombinasi anestetik lokal narkotik dan atau klonidin dan

pada persepsi diberikan anestetik umum narkotik atau parasetamol (Morgan

GE 1996)

22 Analgetik

Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang rasa nyeri

merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi rasa nyeri

tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Analgesik baik nonnarkotik maupun narkotik diresepkan untuk meredakan

nyeri pilihan obat tergantung dari beratnya nyeri Nyeri yang ringan sampai

sedang dari otot rangka dan sendi sering kali diredakan dengan pemakaian

analgesik nonnarkotik Nyeri yang sedang sampai berat pada otot polos organ

dan tulang biasanya membutuhkan analgesik narkotik (Sujati Woro 2016)

9

221 Pengolongan Analgesik

Atas dasar cara kerja farmakologisnya analgesik dibagi dalam 2

kelompok besar yaitu

1 Analgetika narkotik

Analgetik non narkotik khusus digunakan untuk menghilangkan rasa

nyeri hebat seperti dalam fraktur dan kanker Cara kerja obat ini adalah

memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi umum (Tan Hoan Tjay

2010) Analgetika narkotik disebut juga opioida yang memiliki kerja

mirip opioid dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor

opioid yang khas di SSP hingga persepsi dan respon emosional terhadap

nyeri berkurang

Efek samping yang ditimbulkan anlgetika narkotik adalah supresi

SSP (sedasi menekan pernafasan dan batuk miosis hipotermia

perubahan mood) saluran nafas (bronkokontriksi pernafasan menjadi

dangkal dan menurun frekuensinya) sistem sirkuasi (vasodilatasi

perifer) saluran cerna (motilitas berkurang) saluran uroginetal histamin

liberator kebiasaan atau reaksi adiksi pada penggunaan lama

Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk meminum

obat golongan ini karena opioda dapat melintasi plasenta dan jika

diberikan terus-menerus akan merusak janin dan menjadikan depresi

pernafasan serta lambat dalam persalinan (Tan Hoan Tjay 2010)

Hal yang dapat dilakukan dengan munculnya nyeri adalah

10

a Tetap aktif dan fokus dalam pekerjaan

b Menggunakan air hangat untuk kompres bagian yang nyeri

c Menggunakan obat penghilang nyeri

d Menghubungi dokter jika nyeri berkelanjutan

2 Analgesik Perifer (Non Narkotik)

Penggunaan obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan terkadang

memberikan daya antipiretis dan antiradang biasa diberikan untuk obat

nyeri ringan hingga sedang dengan penyebab yang beranekaragam seperti

nyeri kepala sendi otot gigi perut nyeri haid benturan dan kecelakaan

(Tan Hoan Tjay 2010) Golongan Analgetik perifer memiliki beberapa

efek samping yaitu gangguan lambung-usus kerusakan darah hati dan

ginjal serta reaksi alergi pada kulit jika digunakan dalam waktu lama dan

dosis yang tinggi Maka dari itu penggunaan dalam waktu terus-menerus

tidak dianjurkan Pada wanita hamil dan menyusui obat analgetika yang

aman digunakan hanyalah parasetamol sedangkan asetosal salisilat

NSAID dan metamizol dapat mengganggu perkembangan janin sehingga

perlu dihindari (Tan Hoan Tjay 2010)

Beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat nyeri dengan

pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan Aspirin (asetosal)

(BPOM RI 2015)

11

23 Swamedikasi

231 Definisi Swamedikasi

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh individu untuk

merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit Masyarakat

melakukan swamedikasi biasanya untuk mengatasi keluhan- keluhan dan

penyakit ringan yang sering dialami seperti demam nyeri pusing batuk

influenza maag Kecacingan diare penyakit kulit dan lain- lain Golongan

obat yang digunakan swamedikasi merupakan obat- obat yang relatif aman

meliputi golongan obat bebas dan obat bebas terbatas (BPOM RI 2014)

Swamedikasi dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau rasional

Penggunaan obat yang rasional adalah bahwa pasien menerima obat yang

tepat dengan keadaan kliniknya dalam dosis yang sesuai dengan keadaan

individunya pada waktu yang tepat dan dengan harga terjangkau Pengertian

lain dari penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan

terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologi yang benar dari

penyakit

Menurut WHO swamedikasi memiliki beberapa hal yang harus

diperhatikan Seperti penyakit yang diderita adalah penyakit dan gejala

ringan yang tidak diperlukan untuk datang ke dokter atau tenaga medis

lainnya Selain itu obat yang dijual adalah obat golongan over-the-counter

(OTC) (WHO 2000)

12

232 Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan swamedikasi agar

diperoleh swamedikasi yang benar dan aman maka hal- hal yang perlu

diperhatikan meliputi (BPOM RI 2014)

1 Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasi

Kondisi individu yang akan melakukan swamedikasi merupakan hal

pertama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan swamedikasi Beberapa

kondisi yang perlu diperhatikan meliputi kehamilan berencana untuk hamil

menyusui umur sedang dalam diet khusus baru saja berhenti mengonsumsi

obat lain atau suplemen makanan serta mempunyai masalah kesehatan baru

selain penyakit yang selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan

dari dokter (BPOM RI 2014)

Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan lebih

hati- hati karena beberapa jenis dapat menimbulkan pengaruh yang tidak

diinginkan pada janin Beberapa obat disekresikan melalui air susu ibu

walaupun jumlah obat di ASI kadarnya kecil namun kemungkinan dapat

berpengaruh pada janin Komposisi obat terdapat beberapa zat tambahan yang

harus diperhatikan oleh pasien dengan diet khusus contoh obat dalam bentuk

sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat

mempengaruhi kondisi pasien dengan diet gula (BPOM RI 2014)

Mambaca peringatan atau perhatian yang tertera pada label atau brosur

obat manjadi hal yang perlu dilakukan untuk mecegah kejadian di atas Brosur

obat biasanya menjelaskan hal- hal yang perlu diperhatikan baik sebelum atau

13

sesudah mengonsumsi obat yang dimaksud (BPOM RI 2014)

2 Memahami bahwa ada kemungkinan interaksi obat

Banyak obat yang dapat menimbulkan interaksi baik dengan obat lain

atau makanan dan minuman yang dikonsumsi Kenali nama obat atau nama

zat berkhasiat yang terkandung dalam obat yang sedang dikonsumsi atau yang

akan digunakan Interaksi obat dapat ditanyakan pada apoteker di apotek atau

membaca aturan pakai yang tercantum pada label kemasan obat untuk

menghindari masalah yang akan terjadi (BPOM RI 2014)

3 Mewaspadai efek samping yang mungkin muncul

Obat tidak hanya menimbulkan efek mengatasi penyakit atau gejala

penyakit namun obat juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan

Mengatasi efek samping yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis

namun demikian beberapa efek samping membutuhkan perhatian lebih dalam

penanganannya (BPOM RI 2014)

Efek samping dapat timbul dalam mengkonsumsi obat antara lain reaksi

alergi gatal- gatal ruam mengantuk mual dan lain- lain Mengetahui efek

samping yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan saat

mengalaminya merupakan hal penting Efek samping bisa terjadi pada siapa

saja namun umumnya dapat ditoleransi Segera hentikan pengobatan dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan bila timbul efek samping dalam

mengonsumsi obat tersebut (BPOM RI 2014)

4 Meneliti obat yang akan dibeli

Bentuk sediaan (tablet sirup kapsul krim dll) merupakan hal yang

14

perlu diperhatikan ketika akan membeli obat dan dipastikan kemasan obat

yang akan beli tidak rusak Jangan mengambil obat yang menunjukkan adanya

kerusakan walaupun kecil Selain kemasan perlu diperhatikan bentuk fisik

sediaan (BPOM RI 2014)

Hal yang harus diperhatikan dalam sediaan sirup adalah warna dan

kekentalan dan tidak ada partikel- partikel kecil di bagian bawah botol atau

mengapung dalam sirup Jika berbentuk suspensi suspensi dapat tercampur

rata setelah dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah Sediaan

tablet harus benar- benar utuh dan tidak satupun yang pecah atau rusak Jika

pada tablet memiliki cetakan atau tulisan pastikan bahwa semua tablet

memiliki hal yang sama Hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan kapsul

yaitu kapsul tidak pecah atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang

sama dari semua kapsul Jika kapsul memiliki cetakan atau tulisan maka harus

dipastikan cetakan atau tulisan semua kapsul seragam (BPOM RI 2014)

Penyimpanan obat di tempat penjual juga perlu diperhatikan Jika obat

disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari langsung maka sebaiknya

membeli obat di tempat lain yang memiliki kondisi penyimpanan yang lebih

baik Lebih baik membeli obat di sarana distribusi obat yang resmi seperti

apotek dan toko obat berijin (BPOM RI 2014)

Obat yang diminum harus memiliki nomor izin edar karena hal tersebut

menunjukkan obat tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan khasiat

dan mutu yang ditetapkan oleh Badan POM Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah tanggal kadaluwarsa Penggunaan obat yang sudah melewati tanggal

15

kadaluwarsa dapat membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi

perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang berbahaya (BPOM

RI 2014)

5 Mengetahui cara penggunaan obat yang benar

Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang sesuai

pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi sesuai anjuran akan memberikan

efek terapi yang baik Label atau bagian kemasan obat yang memberikan

informasi mengenai penggunaan obat tersebut sebaiknya tidak dibuang supaya

tidak terjadi kesalahan penggunaan obat Apabila obat yang digunakan dirasa

tidak menimbulkan efek yang diinginkan setelah jangka penggunaan waktu

yang dianjurkan maka disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau

tenaga kesehatan lainnya (BPOM RI 2014)

6 Tanggal Kadalursa Obat

Tanggal kadaluwarsa obat bisa lebih pendek dari waktu yang tertera

setelah kemasan obat dibuka Cara membuang obat yang baik dan benar

adalah dengan membuka kemasan obat dan dibuang di tempat yang jauh dari

jangkauan anak misalnya obat dalam bentuk sediaan cair dibuka kemasannya

kemudian dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih Jika

obat dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul obat dibuka dari kemasannya

lalu obat tersebut ditimbun dalam tanah (BPOM RI 2014)

7 Cara penyimpanan obat

Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi obat Obat oral seperti

tablet kapsul dan serbuk tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembab

16

karena dapat menyebabkan bakteri dan jamur tumbuh dengan baik sehingga

dapat merusak kondisi obat Obat dalam bentuk sediaan cair biasanya mudah

terurai oleh cahaya sehingga harus disimpan pada wadah aslinya yang

terlindung dari cahaya atau sinar matahari langsung dan tidak disimpan di

tempat yang lembab Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin

kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut (BPOM RI 2014)

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi

Berdasarkan UU No 39 tahun 2009 tentang kesehatan obat adalah

bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis pencegahan penyembuhan pemulihan

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia

Adapun golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri

swamedikasi adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dan obat

wajib apotek ( SK Menkes No23801983)

a Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat tanpa

resep dokter Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia 2007)

17

b Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai

dengan tanda peringatan Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam Tanda

peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas merupakan

empat persegi panjang yang berwarna hitam berukuran panjang 5 cm

dengan 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 2007)

Adapun tanda peringatan yang dicantumkan ada 6 macam sesuai

dengan aturan pemakaian masing-masing obatnya yaitu

a P no 1 Awas Obat Keras Bacalah aturan memakainya

b P no 5 Awas Obat Keras Tidak boleh ditelan

c P no 2 Awas Obat Keras Hanya untuk kumur jangan ditelan

d P no 4 Awas Obat Keras Hanya untuk dibakar

e P no 3 Awas Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

f P no 6 Awas Obat Keras Obat wasir jangan ditelan

c Obat Wajib Apotek (OTC)

Obat-obat yang dapat digunakan di dalam swamedikasi sering disebut

sebagai obat- obatan over-the-counter (OTC) dan dapat diperoleh tanpa

resep dokter (World Self-Medication Industry nd) Bagi sebagian orang

beberapa produk obat OTC dapat berbahaya ketika digunakan sendiri atau

18

dikombinasikan dengan obat lain Meskipun demikian beberapa obat OTC

sangat bermanfaat di dalam pengobatan sendiri untuk masalah kesehatan

yang ringan hingga sedang (Fleckenstein Hanson amp Venturelli 2011) Obat

yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria berikut

(Permenkes No 919MenkesPerX1993)

a Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil

anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun

b Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko

pada kelanjutan penyakit

c Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

d Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi

di Indonesia

Berikut ini beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat

nyeri dengan pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan

Aspirin (asetosal) (Depkes RI 2007)

1 Aspirin

Aspirin yang memiliki nama lain asam asetil salisilat atau asetosal

adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang luas digunakan dan

digolongkan dalam obat bebas Selain sebagai prototip obat ini merupakan

standar dalam menilai efek obat sejenis (Departeman Farmakologi dan

Terapeutik 2007)

Aspirin diindikasikan dengan rasa sakit dan demam Aspirin

19

dikontraindikasikan dengan hemophilia dan kehamilan trisemester akhir Efek

samping yang sering dijumpai meliputi terjadinya iritasi mukosa lambung

Aspirin juga dapat memeperbanyak keluarnya keringat dan pada dosis tinggi

dapat membuat telinga berdengung dan juga sesak napas Aspirin tidak boleh

digunakan pada penderita alergi termasuk asma tukak lambung (maag)

sering perdarahan di bawah kulit penderita hemofilia dan trombositopenia

(Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan aspirin meliputi

aturan pemakaian harus tepat tidak boleh diminum ketika perut kosong

diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan

perdarahan lambung dilarang menkonsumsi obat ini selama 10 hari tanpa

fungsi ginjal atau hati ibu hamil ibu menyusui dan dehidrasi dan jangan

diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan

risiko perdarahan lambung (Depkes RI 2007)

Bentuk Sediaan asetosal yang beredar di masyarakat meliputi tablet

100 mg tablet 500 mg Aturan pemakaian asetosal meliputi dewasa 500 mg

setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) anak usia 2 ndash 3 tahun frac12 - 1 frac12 tablet

100 mg setiap 4 jam anak usia 4 ndash 5 tahun 1 frac12 - 2 tablet 100 mg setiap 4

jam anak usia 6 ndash 8 tahun frac12 - frac34 tablet 500 mg setiap 4 jam anak usia 9 ndash

11 tahun frac34 - 1 tablet 500 mg setiap 4 jam dan usia di atas 11 tahun 1

tablet 500 mg setiap 4 jam (Depkes RI 2007)

2 Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionate Obat ini bersifat

20

analgesik dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat Efek anti-

inflamsinya terlihat dengan dosis 1200- 2400 mg sehari Absorbsi ibuprofen

cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-

2 jam (Depkes RI 2007)

Ibuprofen dikontraindikasikan dengan penderita hipersensitif terhadap

ibuprofen penderita polip hidung Ibuprofen tidak dianjurkan bagi wanita

hamil menyusui dan penderita tukak peptic Ibuprofen biasa berbentuk tablet

dengan kekuatan 300 dan 400 mg Dosis maksimum ibuprofen 2400 mg

sehari (Mutschier 1991)

Hal- hal yang perlu diinformasikan kepada pasien dalam mengkonsumsi

ibuprofen meliputi obat diminum bersama- sama makanan dan minum dengan

segelas air penuh bila timbul rasa pusing dilarang mengemudi segeralah ke

dokter bila penglihatan menjadi kabur atau terjadi ruam kulit (Depkes RI

2007)

Efek samping yang dapat ditimbulkan obat ini meliputi nervus pusing

mata kabur skotoma atau perubahan menafsirkan warna telinga berdenging

dan kejang perut Ibuprofen memiliki interaksi dengan antikoagulan dan

asetosal Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi

metotreksat urikosurik kumarin antikoagulan kortiko-steroid penisilin dan

vitamin C atau minta petunjuk dokter obat ini tidak boleh diminum

bersamaan ( Depkes RI 2007)

Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita tukak lambung dan

duodenum (ulkus peptikum) aktif penderita alergi terhadap asetosal dan

21

ibuprofen penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk

tonjolan pada hidung) kehamilan tiga bulan terakhir (Depkes RI 2007)

Aturan pemakaian ibuprofen

a Dewasa 1 tablet 200 mg 2 ndash 4 kali sehari Diminum setelah makan

b Anak 1 ndash 2 tahun frac14 tablet 200 mg 3 ndash 4 kali sehari 3 ndash 7 tahun

frac12 tablet 500 mg 3 ndash 4 kali sehari 8 ndash 12 tahun 1 tablet 500 mg 3 ndash

4 kali sehari dan tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya

kurang dari 7 kg (Depkes RI 2007)

3 Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik antiinflamasi Asam

mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin Asam mefenamat terikat

sangat kuat pada protein plasma sehingga interaksi dengan antikoagulan

harus diperhatikan (Mutschier 1991)

Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia

diare sampai diare berdarah dan gejala iritasi lain pada mukosa lambung

Amerika Serikat tidak menganjurkan obat ini diberikan pada anak dibawah 14

tahun dan wanita hamil Pemberian tidak melebih 7 hari Penelitian klinis

menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah

secara bermakna (Depkes RI 2007)

Asam mefenamat tersedia dalam sediaan tablet atau kaplet dengan

kekuatan 500 mg Dosis asam mefenamat untuk pasien dewasa 2-3 kali sehari

sebanyak 250 mg- 500 mg (Team medical mini notes 2017)

22

4 Diklofenak

Diklofenak tergolong dalam preferential COX-2 inhibitor Absorbsi obat

ini berlangsung cepat dan lengkap pada saluran cerna Obat ini terikat 99

pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama sebesar

40-50 (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Diklofenak terdiri atas dua jenis yaitu natrium diklofenak dan kalium

diklofenak Kalium diklofenak lebih larut air dan dapat diabsorbsi dengan

cepat sehingga memiliki onset kerja lebih cepat dibanding natrium

diklofenak Kalium diklofenak biasanya juga diindikasikan untuk

penanganan kondisi yang memerlukan efek analgesia secara cepat ((Team

medical mini notes 2017)

Efek samping yang lazim adalah mual dan gastritis Eritema kulit dan

sakit kepala seperti obat AINS lainnya Pemakaian obat ini harus hati- hati

pada pasien dengan tukak lambung Peningkatan enzim transaminase dapat

terjadi pada 15 pasien umumnya kembali ke normal Gangguan hati lebih

sering terjadi dibandingkan obat AINS lain Pemakaian selama kehamilan

tidak dianjurkan Dosis orang dewasa 100-150 mg sehari terbagi dalam dua

atau tiga dosis (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

5 Parasetamol

Parasetamol memiliki indikasi membantu melegakan rasa sakit dan

mengurangi demam rematik sakit gigi dan sakit kepala Parasetamol

dikontraindikasikan dengan penderita gangguan fungsi hati Parasetamol

hampir tidak memiliki efek samping namun kadang timbul bisul atau

23

hipoglikemi pada anak (Mutschier 1991)

Parasetamol dapat berupa sediaan solid dan liquid Sediaan solid

parasetamol meliputi tablet atau tablet salut gula dengan kekuatan 120 mg

325 mg dan 500 mg Sedangkan dalam bentuk liquid parasetamol dapat

berupa sediaan obat tetes sirup elixir dengan kekuatan 60 mg06 ml 150

mg5 ml dan 120 mg 5 ml (Depkes RI 2007)

Dosis paracetamol untuk dewasa (usia diatas 12 tahun) 3-4 jam 325-650

mg maksimum 4 g sehari Sedangkan untuk anak (6-12 tahun) tiap 4 jam 500

mg (Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi parasetamol

meliputi orang dewasa jangan menggunakan lebih dari 10 hari secara terus

menerus anak di bawah dua belas tahun dilarang memakan obat ini lebih dari

lima kali sehari atau lebih dari lima hari segeralah ke dokter bila timbul

warna kekuningan pada mata atau kulit (Depkes RI 2007)

Parasetamol adalah derivat dari para amino fenol yang mempunyai daya

analgetika dan daya antipiretika Obat ini tidak menimbulkan perdarahan pada

lambung sehingga banyak dipakai sebagai analgetika dan antipiretika yang

aman namun Parasetamol memiliki daya inflamasi yang sangat lemah

(Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Tambahan

a Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi daripada efek anti

demamnya

b Parasetamol dan Asetosal memiliki efek anti demam yang lebih tinggi

daripada efek antinyeri dan antiradangnya (Depkes RI 2007)

24

24 Penggunaan Obat yang Rasional

Penggunaan obat yang rasional merujuk pada penggunaan obat yang benar

sesuai dan tepat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat dan dosis yang sesuai dengan kebutuhannya untuk jangka waktu

yang adekuat dan dengan biaya serendah mungkin bagi pasien Masalah-masalah

yang sering timbul sebagai bentuk ketidakrasionalan penggunaan obat antara lain

polifarmasi (penggunaan obat yang terlalu banyak) penggunaan yang berlebihan

dari antibiotika dan injeksi kegagalan untuk meresepkan obat yang sesuai dengan

panduan klinis serta pengobatan sendiri yang tidak tepat (World Health

Organization 2010)

Berbagai kriteria telah ditetapkan untuk menentukan kerasionalan penggunaan

suatu obat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya dengan dosis yang sesuai

dengan kebutuhannya untuk jangka waktu yang adekuat dan dengan biaya

serendah mungkin bagi pasien dan komunitasnya (World Health Organization

2010)

Batasan penggunaan obat rasional adalah bila memenuhi beberapa kriteria

antara lain (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2008)

a Tepat diagnosis yaitu obat diberikan sesuai dengan diagnosis Apabila

diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah

b Tepat indikasi penyakit yaitu obat yang diberikan harus tepat bagi suatu

25

penyakit

c Tepat pemilihan obat yaitu obat yang dipilih harus memiliki efek terapi

sesuai dengan penyakit

d Tepat dosis yaitu jumlah cara waktu dan lama pemberian obat harus

tepat Apabila salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi maka efek

terapi tidak tercapai

1 Tepat jumlah yaitu obat harus diberikan dalam jumlah yang cukup

2 Tepat cara pemberian yaitu cara pemberian obat yang tepat disesuaikan

dengan jenis obat yang digunakan Misalnya obat antasida seharusnya

dikunyah dulu baru ditelan

3 Tepat interval waktu pemberian yaitu cara pemberian obat hendaknya

dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah ditaati oleh

pasien Misalnya obat yang diminum tiga kali sehari diartikan bahwa

obat tersebut harus diminum dengan interval setiap delapan jam

4 Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian obat harus tepat sesuai

penyakitnya masing-masing

e Tepat penilaian kondisi pasien yaitu penggunaan obat disesuaikan dengan

kondisi pasien antara lain harus memperhatikan kontraindikasi obat

komplikasi kehamilan menyusui lanjut usia atau bayi

f Waspada terhadap efek samping yaitu obat dapat menimbulkan efek

samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang timbul pada pemberian

obat dengan dosis terapi seperti timbulnya mual muntah gatal-gatal dan

26

lain sebagainya

g Efektif aman mutu terjamin tersedia setiap saat dan harga terjangkau

untuk mencapai kriteria efektif maka obat harus dibeli melalui jalur

resmi

h Tepat tindak lanjut (follow-up) yaitu apabila sakit berlanjut setelah

swamedikasi dilakukan maka konsultasikan ke dokter

i Tepat penyerahan obat (dispensing) yaitu penggunaan obat rasional

melibatkan penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen Resep

yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di puskesmas akan

dipersiapkan obatnya dan diserahkan kepada pasien dengan informasi

yang tepat

j Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan

Ketidakpatuhan minum obat dapat terjadi pada keadaan

seperti berikut

1 Jenis sediaan obat beragam

2 Jumlah obat terlalu banyak

3 Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering

4 Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi

5 Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara

menggunakan obat timbulnya

6 Efek samping

27

25 Pengetahuan

251 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya yang meliputi

pengelihatan pendengaran penciuman rasa dan raba Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan

pengelihatan (Notoatmodjo 2010)

252 Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia

pendidikan lingkungan intelegensia dan pekerjaan Pengetahuan secara garis

besar dibagi menjadi enam tingkat meliputi tahu (know) memahami

(comprehension) aplikasi (aplication) analisa (analysis) sintesis (syntesis)

dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo 2010)

253 Faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a Jenis kelamin

Tingkat pengetahuan di pengaruhi oleh jenis kelamin Logan dan Rose

(2004) telah melakukan penelitian terhadap sampel 100 pasien untuk

mengetahui perbedaan pengetahuan nyeri antara laki-laki dan perempuan

Hasilnya menunjukan bahwa ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan

28

mengenai tingkat pengetahuan nyeri yaitu perempuan mempunyai tingkat

pengetahuan nyeri lebih baik dari pada laki-laki

b Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin membaik

Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca (Anonim 2011)

Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009)

1 Masa balita 0-5 tahun

2 Masa kanak- kanak 5-11 tahun

3 Masa remaja awal 12-16 tahun

4 Masa remaja akhir 17-25 tahun

5 Masa dewasa awal 26-35 tahun

6 Masa dewasa akhir 36-45 tahun

7 Masa Lansia Awal 46-55 tahun

8 Masa lansia akhir 56-65 tahun

9 Masa manula gt 65 tahun

c Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup

29

Pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut menerima informasi Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya

(Anonim2011)

Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berpikir

rasional serta menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 jalur pendidikan sekolah terdiri dari

1 Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan selama 9 tahun pertama

pada masa sekolah anak yang melandasi jenjang pendidikan

2 Pendidikan menengah adalah pendidikan menengah adalah jenjang

pendidikan dasar Pendidikan menengah dibagi menjadi

a Pendidikan Menengah Umum adalah pendidikan menengah di

selenggarakan oleh SMA (Sekolah Menengah Atas) atau MA

(Madrasah Aliyah) Pendidikan menengah umum dikelompokkan

dalam program sesuai dengan kebutuhan untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

b Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan Menengah

Kejuruan diselenggarakan oleh SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) dan MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan) Pendidikan

Menengah Kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi seni dunia industri tenaga kerja baik

secara nasional maupun global regional

30

c Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tinggi adalah jenjang

setelah pendidikan menengah Pendidikan tinggi diselenggarakan

oleh akademi institusi sekolah tinggi dan universitas

254 Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden

atau subjek penelitian Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur atau

diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo

2010)

26 Masyarakat

261 Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup

karena proses masyarakat Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang

kontinyu antar individu Dalam kehidupan bermasyarakat selalu dijumpai

saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan kehidupan

bermasyarakat (Soetomo 2009)

262 Ciri-ciri Masyarakat

Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia

yang mempunyai sebagai berikut

31

a Berada di wilayah tertentu

b Hidup secara berkelompok

c Terdapat suatu kebudayaan

d Terdapat interaksi sosial

e Terdapat pemimpin

f Terdapat stratafikasi sosial

263 Profil Kelurahan Palasari

Secara geografis Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

memiliki bentuk wilayah datar Kelurahan Palasari memiliki jumlah

penduduk 17421 jiwa pada keadaan 31 Desember tahun 2018 terdiri dari

8996 jiwa laki-laki dan 8425 jiwa perempuan Jumlah kepala keluarga di

Kelurahan Palasari saat ini mencapai sekitar 5091 KK

Tabel 21 Tingkat pendidikan di Kelurahan Palasari

NO PENDIDIKAN JUMLAH

L P JML

1 Tamat SD 1815 1676 3491

2 SMP 1780 1521 3301

3 SMA 421 376 797

4 Sarjana 87 54 141

5

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi deskriptif Penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran atau deskriptif tentang suatu masalah baik yang berupa faktor risiko

maupun faktor efek Penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

32 Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo

2010) Penelitian ini akan di laksanakan di Cilengkrang 1 RW 04 Kelurahan

Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

33 Waktu Penelitian

Waktu adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian

(Notoatmodjo 2010) Penelitian ini dilaksanakan di Cilengkrang 1 RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru dan akan dilaksanakan bulan Mei ndash Juni

2019

32

33

34 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat dan

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35 Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan agar pengukuran

variable atau pengumpulan data itu konsisten antara sumber data (responden)

yang di bantu dengan responden yang lain (Notoatmodjo 2010)

Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Pengetahuan penggunaan analgetik merupakan berbagai informasi yang

perlu diketahui oleh responden mengenai penggunaan antinyeri secara

aman dan rasional

b penggunaan obat swamedikasi antinyeri dilihat berdasarkan cara

mendapatkannya

36 Populasi dan Sampel

361 Populasi

Populasi adalah subyek atau golongan yang menjadi sasaran penelitian

(Notoatmodjo 2010) Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

34

a Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah

1 Masyarakat yang menggunakan obat swamedikasi analgetik

2 Berusia 17-55 tahun

3 Berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

4 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang tidak

menggunakan obat swamedikasi analgetika obat dengan resep dokter dan

berusia dibawah 17 tahun dan diatas 55 tahun Masyarakat yang tidak

berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung

362 Sampel

Penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan kriteria

inklusi dan eksklusi Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin

(Anwar Hidayat 2013)

Rumus Slovin

35

Dimana

n = besar sampel

N = besar populasi

d2 = penyimpangan terhadap populasi yang inginkan 10 atau 01

n =

=

= 85 sampel

Dari perhitungan rumus slovin didapatkan hasil 85 responden yang

dibagi ke dalam beberapa Rt yaitu

Rt 01

Rt 02

Rt 03

Rt 04

Rt 05

36

37 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer data primer merupakan data yang

sumber data dikumpulkan dengan membagikan kuisioner kepada responden

38 Teknik Pengumpulan Data

1 Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

2 Kueisioner dibuat 3 bagian yaitu bagian ke 1 berisi identitas responden

(nama jenis kelamin usia pendidikan terakhir) bagian ke 2 penggunaan

obat swamedikasi analgetik berjumlah 5 pertanyaan bagian ke 3 mengenai

tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik

39 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan

setelah pengumpulan data Untuk kemudian dalam pengolahan data dipergunakan

bantuan program komputer Langkah-langkah pengolahan data meliputi editing

coding entry dan analizing (Notoatmodjo2010)

Tahapan pengolahan data diantaranya

a Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh Editing dalam penelitian ini setelah data terkumpul yaitu

kelengkapan jawaban kuesioner

b Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan Coding dalam penelitian disini memberikan kode

angka pada jawaban responden untuk memudahkan analisis data

37

c Entry adalah proses memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam

program atau software komputer Dalam penelitian ini entry data

dilakukan dengan memasukkan data jawaban dan kemudian di masukkan

ke dalam program atau software komputer

d Analizing yaitu proses analisis data ditabulasi dan diberi skor (skoring)

Selanjutnya dilakukan perhitungan dan uji statistik terhadap data

310 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS for window release 2300

a Analisis Demografi Responden

Bagian pertama dari kuesioner adalah data pribadi responden yang berupa

jawaban singkat terdiri dari nama responden jenis kelamin usia dan pendidikan

terakhir Pada bagian ini dilakukan analisis secara deskriftif

b Analisis Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian kedua terdiri dari pertanyaan seputar penggunaan obat swamedikasi

analgetik berjumlah 5 pertanyaan Pada pertanyaan ini penilaian dihitung

berdasarkan distribusi frekuensi persentase () jumlah responden dengan jawaban

yang dipilih

c Analisis Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian ketiga terdiri dari 18 pertanyaan tingkat pengetahuan dan rasionalitas

obat swamedikasi analgetik yang berupa pilihan ganda (dengan 2 atau 3 pilihan

jawaban)

38

Responden yang telah menjawab pertanyaan dengan akan diberi nilai yaitu

a 1 untuk jawaban benar jika menjawab benar maka dinilai rasional

b 0 untuk jawaban salah atau tidak tahu jika menjawab salah atau tidak

tahu maka dinilai tidak rasional

Sehingga diperoleh total skor untuk pertanyaan seputar pengetahuan tentang

penggunaan analgetik adalah

a Maximum 1x 18 = 18

b Minimum 0 x 18 = 0

Ketentuan skor total pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dan

rasionalitas obat swamedikasi analgetik

a lt 55 dengan skor 9 Tingkat pengetahuan kurang

b 56-74 dengan skor 9-12 Tingkat pengetahuan cukup

c gt 75 dengan skor 13 Tingkat pengetahuan baik

(Budiman 2013)

Data yang diolah kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat

Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif Analisis univariat (analisis deskriptif) merupakan analisis yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang

menjelaskan angka atau jumlah presentasi masing-masing kelompok dari setiap

variabel Bagian yang akan dilakukan analisis univariat adalah bagian

39

identitas responden (jenis kelamin usia dan pendidikan terakhir) tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Karateristik Responden

Responden yang diteliti berjumlah 85 sampel yang berada di RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung Karakteristik responden

yang dilihat meliputi jenis kelamin usia dan pendidikan

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Jumlah Persentasi

(n=85) ()

1 Jenis kelamin

Laki-laki 24 2824

Perempuan 61 7176

2 Usia (tahun)

Remaja akhir 17 - 25 tahun 16 1882

Dewasa awal 26 - 35 tahun 29 3412

Dewasa akhir 36 - 45 tahun 19 2235

Lansia awal 46 - 55 tahun 21 2470

3 Pendidikan Terakhir

SD 19 2235

SMP 10 11 76

SMA 45 5294

S1 9 1059

S2 2 235

Berdasarkan hasil penelitian ini responden didominasi oleh perempuan

sebanyak 61 (7176) dengan golongan usia antara 26-35 tahun (3412)

penyebab nya karena pengobatan antinyeri menurut riskesdas pada tahun 2013

menunjukkan bahwa nyeri banyak diderita oleh wanita daripada laki-laki

40

41

(Riskesdas 2013) Mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 45

(5294) Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden berpendidikan

SMA pada umumnya mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang obat

swamedikasi Pendidikan sangat mempengaruhi perilaku seseorang seperti yang

dinyatakan Notoadmodjo (2010) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin tinggi pula intelektualnya Seseorang yang berpendidikan tinggi

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan

lainnya Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas

manusia dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin berkualitas

hidupnya Karateristik respoden dapat dilihat pada tabel 41

42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik

Tempat responden dalam memperoleh obat swamedikasi analgetik adalah di

apotek sebanyak 54 responden (635) di mini market sebanyak 5 responden

(69) membeli obat di warung sebanyak 26 responden (306) dan tidak ada

responden yang membeli di toko obat Dari seluruh responden pengobatan sendiri

paling banyak mendapatkan obat antinyeri yaitu di apotek Secara nasional pun

menunjukkan apotek dan toko obat warung merupakan sumber utama

mendapatkan obat rumah tangga atau obat swamedikasi (Riskesda 2013)

Tingkat pengetahuan masyarakat di RW 4 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

Kota Bandung tentang swamedikasi sudah tergolong baik karena masyarakat

lebih banyak membelinya di apotek yaitu 54 responden (635) yang secara

langsung ada petugas kesehatan yang menyerahkan obat dan jika tidak mengerti

cara penggunaan atau aturan pakai obat tidak diketahui bisa bertanya langsung

42

6

64 31 Mini Market

Warung

Apotek

pada petugas yang ada di apotek tersebut dibandingkan dengan membeli obat di

warung Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 41

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi Tempat

Memperoleh Obat Swamedikasi

43 Jenis Penyakit Atau Keluhan Penyakit

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap

Jenis keluhan Penyakit

Jenis Penyakit N

Nyeri sendi 1 12

Sakit haid 6 71

Sakit badan 11 129

Sakit gigi 20 235 Sakit kepala 47 553

Jumlah 85 100

Berdasarkan hasil penelitian ini keluhan nyeri yang paling banyak dialami

responden adalah sakit kepala sebanyak 47 responden (553) Pada tahun 2011

WHO juga menyatakan bahwa sebanyak 50-75 orang dewasa usia 18-65 tahun

di dunia mengalami sakit kepala selama setahun terakhir Faktor penyebab sakit

43

kepala yang dialami oleh bermacam-macam mulai dari karena mengidap suatu

penyakit tertentu seperti meningitis kanker otak maupun konsumsi obat berlebih

hingga akibat dari suatu aktifitas dan makanan yang di konsumsi Tanpa disadari

sakit kepala juga bisa muncul dari kegitan rutinitas yang sepele misalnya lama

menatap layar computer maupun ponsel terlalu lam duduk banyak tekanan atau

stress kurang tidur sedikit minum merokok dan banyak hal lainnya

(Cermaticom 2019) Maka dari itu responden harus sebijak mungkin memahami

cara penggunaan obat yang tepat supaya menghindarkan masyarakat dari

penggunaan obat yang salah Presentase keluhan yang dialami responden dapat

dilihat pada tabel 42

44 Jenis Obat yang digunakan

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Responden

Terhadap Jenis Obat yang digunakan

Obat yang digunakan N

Metampiron 4 47

Natrium Diklofenak 9 106

Ibuprofen 11 129

Asam Mefenamat 13 153 Paracetamol 48 565

Jumlah 85 100

Dilihat dari jenis obat nyeri yang dipilih kebanyakan responden memilih

menggunakan parasetamol dalam swamedikasi analgetik dengan keluhan sakit

kepala terbanyak Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gissele Sarganas yang

mengatakan bahwa parasetamol merupakan obat yang umum dan mudah di akses

dibanyak Negara (Sarganas2015) Responden dalam penelitian ini telah

menggunakan obat secara benar karena sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan

44

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan bahwa golongan obat yang digunakan

swamedikasi merupakan obat-obat yang relatif aman meliputi golongan obat

bebas dan obat bebas terbatas ( BPOM 2014)

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas

451 Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penilaian mengenai tingkat pengetahuan dapat

diketahui mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong cukup yaitu

(376) sebanyak 32 responden Data lengkap dapat dilihat di tabel 44

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahaun Responden

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

responden

Persentase

Kurang 30 353

Cukup 32 376

Tinggi 23 211

Jumlah 85 100

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Dari seluruh responden yang berada di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung tidak semuanya melakukan pengobatan

swamedikasi obat antinyeri secara rasional dan tepat Pada perilaku

pengggunaan obat swamedikasi obat antinyeri dinilai dari beberapa sub

indikator yaitu tepat indikasi tepat obat tepat dosis tepat pemakaian tepat

efek samping tepat interaksi obat dan tepat kontraindikasi Seacara lebih

rincinya dapat dilihat pada tabel 413

45

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden

No

Tepat indikasi

Tepat

Tidak

Tepat

N

P1

Menurut Anda apakah

benar analgesik merupakan

obat yang mampu

meredakan atau mengurangi

nyeri

83

976

2

24

85

P2

Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk

mengobati nyeri saja

29

341

56

659

85

P4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

29

341

56

659

85

P5

Paracetamol merupakan

obat penurun panas Apakah

parasetamol mampu meredakan nyeri

49

576

36

424

85

P7

Jika Anda mengalami sakit

kepala apakah jenis obat yang sebaiknya dikonsumsi

60

706

25

294

85

Jumlah 250 59 175 41

Tepat Obat

P3

Termasuk jenis obat

golongan apakah obat pereda

nyeri yang hanya boleh

digunakan secara swamedikasi

40

471

45

529

85

P6

Jenis obat apa yang anda

pahami sebagai obat pereda

nyeri yang dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

50

588

35

412

85

Jumlah 90 54 80 46

Tepat Pemakaian

P8

Apakah Anda mengetahui

kapan waktu yang tepat

dalam mengkonsumsi obat

pereda nyeri

77

906

8

94

85 Jumlah 77 91 8 8

Tepat Efek Samping

P9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik

35

412

50

588

85

46

di rumah

P10

Dampak apakah yang

terjadi apabila menggunakan

dosis obat pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

28

329

57

671

85

Jumlah 63 37 107 63

Tepat Dosis

P11

Apakah dosis obat pereda

nyeri anak sama dengan

dosis obat pereda nyeri dewasa

67

788

18

212

85

P12

Apakah benar obat pereda

nyeri boleh digunakan secara

terus menerus meski rasa

sakit telah hilang

54

635

31

365

85

P18

Menurut Anda apakah boleh

meningkatkan konsumsi

obat pereda nyeri yang

diminum dalam sekali

konsumsi (sekali minum langsung 2 tablet lebih)

37

435

48

565

85

Jumlah 158 62 97 38

Tepat Interaksi

P13

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

digunakan bersamaan

dengan obat maag dalam

sekali konsumsi tanpa

adanya rentang waktu

konsumsi

48

565

37

435

85

P14

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

diminum bersamaan dengan kopi

55

647

30

353

85

Jumlah 103 54 67 46

Tepat Kontraindikasi

P15

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu hamil

58

682

27

318

85

P16

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di

konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

31

365

54

635

85

P17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh

35

412

50

588

85

47

mengkonsumsi aspirin untuk meredakan nyeri

Jumlah 124 49 131 51

Hasil dari kuesioner yang dibagikan menunjukkan 59 responden

melakukan ketepatan indikasi sebagian dari responden yang memiliki nilai

buruk dan tidak memperhatikan indikasi obat sebelum meminum obat

antinyeri yaitu sekitar 41 Indikasi obat antinyeri untuk penanganan obat

antinyeri penting diperhatikan secara cermat karena apabila salah indikasi

obat maka akan menimbulkan kesalahan obat yang akan digunakan

Tabel diatas menunjukkkan bahwa rata-rata jumlah responden yang

menjawab tepat obat 54 tidak jauh berbeda dengan jumlah responden yang

memiliki jawaban tidak tepat obat yaitu 46 Hal ini dikarenakan karena

masyarakat sudah mengetahui jenis obat yang di pahami untuk mengobati

nyeri dan mayoritas masyarakat sebagian besar belum mengetahui golongan

obat apa yang tepat untuk digunakan dalam swamedikasi

Hasil yang diperoleh melalui kuesioner menunjukkan terdapat 62

responden benar dan tepat dosis sebelum melakukan pengobatan nyeri secara

swamedikasi dan bernilai 38 responden tidak tepat dalam melihat dosis

sebelum penggunaan obat antinyeri secara swamedikasi Hal-hal tersebut

memang perlu ditanyakan kepada responden karena hal inilah yang terjadi di

masyarakat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji Pratiwi (2014)

bahwa dari 100 responden di Surabaya hanya 80 orang yang melakukan cara

minum dan jumlah minum obat yang tepat ketika ingin mempercepat

48

penyembuhan terdapat 20 responden menyatakan mereka meminum dua

tablet ketika ingin menyembuhkan nyeri yang dialaminya dan ini berkaitan

dengan bioavaibilitas obat di tubuh serta akumulasi obat yang ditubuh

sehingga perlu diperhatikan penggunaan dosis obat antinyeri yang dilakukan

secara swamedikasi

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tabel diketahui hanya 37

responden yang menjawab rasional dengan sub indikator tepat efek samping

hal dikarenakan masyarakat tidak memahami mengenai efek samping obat

yang terjadi setelah meminumnya Efek samping yang ditimbulkan oleh suatu

obat terkadang tidak perlu dilakukan tindakan medis untuk mengatasinya

namun beberapa obat perlu diperhatikan secara lebih penanganannya (BPOM

2014) Untuk mencegah terjadinya efek samping yang lebih parah maka

sebaiknya dilakukan penghentian obat dan segera dikonsultasikan dengan

tenaga medis terkait Efek samping obat golongan AINS (obat antinyeri)

menurut Goodman amp Gilman (2006) secara umum memiliki efek samping

perdarahan lambung nefrotoksisitas dan bronskopasme jika obat tidak tepat

digunakan

Beberapa hal yang menjadi penilaian ketepatan interaksi obat adalah

obat lain yang dikonsumsi selain obat antinyeri membolehkan meminum obat

lain dan meminum obat dengan kopi Interaksi obat terjadi antara obat dengan

obat dan obat dengan makanan Nilai yang muncul untuk ketepatan interaksi

obat adalah 54 tepat interaksi dan hanya 46 tidak tepat interaksi obat

Interaksi obat ini perlu diperhatikan karena interaksi obat dengan obat akan

49

menjadikan sistem kompetitor satu sama lain antara satu obat dengan obat lain

yang menjadikan salah satu obat menjadi tidak aktif (Stockley Drug

Interaction 2000)

ketepatan kontraindikasi obat nilai yang muncul terkait ketepatan

kontraindikasi obat ini adalah 49 mengetahui tepat kontraindikasi dan 51

tidak mengetahui ketepatan kontraindikasi Pada pasien penyakit asma tidak

diperbolehkan menggunakan obat antinyeri secara bebas karena efek samping

dari nyeri yang menjadikan bronkospasme terutama pada pasien yang

memiliki riwayat penyakit asma (Ioana Dana Alexa 2014)

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi

Analgetik

Aspek Pernyataan Benar Salah Nomor Sumber

Pernyataan

Tepat indikasi 59 41 1245 amp 7

Tepat obat 54 46 3 amp 6

Tepat pemakaian 91 8 8

Tepat efek samping 37 63 9 amp 10

Tepat dosis 62 38 1112 amp 18

Tepat interaksi 54 46 13 amp 14

Tepat kontra

indikasi 49 51 15 16 amp 17

Rata- rata 58 42

Berdasarkan hasil penilaian rata-rata mengenai obat dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional 58 dan

tidak rasional 42 Penggunaan obat yang tidak rasional paling banyak

disebabkan oleh ketidaktepatan efek samping obat 37

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

51 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

a Tingkat pengetahuan masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari Kecmatan

Cibiru tergolong cukup dengan Persentasi 376 bedasarkan instrument

kuesioner tingkat pengetahuan swamedikasi yang sudah di validasi

b Masyarakat yang di jadikan responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42 di masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru

52 Saran

Berdasarkan penelitian ini saran-saran yang dapat di berikan

adalah sebagai berikut

a Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengukur tingkat pengetahuan

mengenai suamedikasi khususnya obat analgetik lebih rinci mendalam

dan akurat sesuai dengan aturan sehingga dapat di ketahui lebih jelas apa

yang tidak di ketahui oleh responden

b Institusi terkait lebih meningkatkan lagi tentang pengetahuan penggunaan

obat swamedikasi analgetik agar masyarakat dapat menggunakan obat

secara rasional

51

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI 2013 Riset

Kesehatan Dasar 2013 Jakarta Kementrian Kesehatan RI halaman 40

BPOM RI 2014 Menuju Swamedikasi yang Aman Info Pom Vol 15 No 1

Budiman dan Riyanto 2013 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan

Sikap dalam Penelitian Kesehatan Penerbit Salemba Medika Jakarta

pp 11-12

Departemen Farmakologi dan Terapeutik 2007 Farmakologi dan Terapi

Jakarta FKUI

Departemen kesehatan RI 1993 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

919MenKesPERX1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat

Diserahkan Tanpa Resep Jakarta Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Obat Bebas Terbatas Jakarta Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) Materi pelatihan

peningkatan pengetahuan dan keterampilan memilih obat bagi tenaga

kesehatan (pp 0- 8 13-14 18 20-23 31) Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Garrido Pilar Carrasco etal 2014 Predictive factors of self-medicated

analgesic use in Spanish adults a cross-sectional national study

BMC Pharmacology amp Toxicology 2050-05111536

Marta Halim dkk 2013 Dasar-dasar Farmakologi 2 edisi 1

Mangku G Diktat Kumpulan Kuliah BagianSMF Anestesiologi dan

Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2002

Morgan GE Pain Management In Clinical Anesthesiology 2nd ed

Stamford Appleton and Lange 1996 274-316

Mutschier Ernst 1991 Dinamika Obat Bandung Penerbit ITB

Notoatmodjo Soekidjo 2010 Ilmu Pengetahuan dan penelitian dan

Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta Rineka Cipta

52

Sarganas Giselle dkk(2015) Prevalence trend patterns and associations of

analgesic use in Gremany (22 September 2015) Biomed Central Jerman

Tim Medical Mini Notes 2017 Basic Pharmacology and Drug Notes Makassar

MMN Publishing

Tjay TH dan Rahardja K 2010 Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan

Sehari- hari Jakarta PT Elex Media Komputindo

Anonim 2011 Definisi Pengetahuan Serta Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi httpduniabacacomdefinisi-pengetahuan-serta-faktor-

faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuanhtml (Diakses 20 juli 2019)

Anwar Hidayat Cara Perhitungan Rumus Slovin

httpswwwstatistikiancom2017hitung-rumus-slovin-sampelhtmlamp

(Diakses 8 Maret 2019)

Fitriya 2019 Sakit Kepala Penyebab Sakit kepala dan Cara menghilangkan

sakit Kepala yang Perlu kamu tahu httpswww-

cermaicomcdnampprojectorgvswwwcermaticomartikelampsakit-

kepala-penyebab-sakit-kepala-da-cara-menghilangkan-sakit-kepala-yang-

perlu-kamu-tahuamp_js_v (Diakses 22 Agustus 2019)

WHO 2000 Drug Information Geneva World Health Organization Page 1

World Health Organization (2010 May) Rational use of medicines Juli

28 2019 httpwwwwhointmediacentrefactsheetsfs338enindexhtml

LAMPIRAN

53

53

Identifikasi masalah

Merumuskan masalah

Menentukan sampel

ALUR PENELITIAN

Pengolahan data

(editingkoding

skoring)

Analisiss data

(Analisis Univariat)

Penyajian data

kueisioner

Kesimpulan dan saran

LAMPIRAN II

54

SURAT IZIN DARI KESBANGPOL

LAMPIRAN III

55

SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS KESEHATAN

LAMPIRAN IV

56

SURAT IZIN PENELITIAN DARI KELURAHAN

LAMPIRAN V

57

(LANJUTAN)

LAMPIRAN VI

58

SURAT IZIN PENELITIAN DARI PUSKESMAS CIPADUNG

LAMPIRAN 59

59

KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL

I Identitas Responden

Nama

Jenis jenis kelamin Laki-laki Wanita

USIA

Alamat

No Telepon HP

Pendidikan terakhir

TAHUN

II Pendahuluan

1 Apakah anda pernah melakukan swamedikasi (pengobatan tanpa

harus datang ke dokter)

a Ya b Tidak

2 Apakah Anda pernah meminum obat antinyeri sebelumnya

a Ya b Tidak

3 Di manakah Anda memperoleh obat antinyeri tersebut

a Apotek b Warung

c Toko obat d Mini market

4 Penyakit apa yang bisa Anda obati dengan antinyeri tersebut

Jawab

5 Apa saja nama obat antinyeri yang biasa Anda gunakan untuk mengobati penyakit tersebut

Jawab

III Rasionalitas Penggunaan Obat Analgetik

1 Menurut Anda apakah benar analgesik merupakan obat yang

mampu meredakan atau mengurangi nyeri

a Benar b Salah

2 Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk mengobati

60

nyeri saja

a Benar b Salah

3 Termasuk jenis obat golongan apakah obat pereda nyeri yang

hanya boleh digunakan secara swamedikasi

a Obat keras b Obat bebas

Terbatas

4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

5 Paracetamol merupakan obat penurun panas Apakah parasetamol

mapu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

6 Jenis obat apa yang anda pahami sebagai obat pereda nyeri yang

dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

a Paracetamol b Ibuprofen

c Natrium

diklofenak

d Asam

mefenamat

7 Jika Anda mengalami sakit kepala apakah jenis obat yang

sebaiknya dikonsumsi

a Antibiotik b Analgesik c Antitusif

8 Apakah Anda mengetahui kapan waktu yang tepat dalam

mengkonsumsi obat pereda nyeri

a Sebelum

makan

b Sebelum

tidur

c Sesudah makan

9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik di rumah

a Lemari b Tempat

obat

c Kulkas

10 Dampak apakah yang terjadi apabila menggunakan dosis obat

pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

a Sesak napas b Terjadi gangguan pada

lambung-usus

11 Apakah dosis obat pereda nyeri anak sama dengan dosis obat

pereda nyeri dewasa

a Ya b Tidak

12 Apakah benar obat pereda nyeri boleh digunakan secara terus

menerus meski rasa sakit telah hilang

a Benar b Salah

cBadan lemas

61

13 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri digunakan

bersamaan dengan obat maag dalam sekali konsumsi tanpa adanya

rentang waktu konsumsi

a Boleh b Tidak boleh

14 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri diminum

bersamaan dengan kopi

a Boleh b Tidak boleh

15 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu

hamil

a Aspirin b Parasetamol

16 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

a Diklofenak b Parasetamol

17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh mengkonsumsi

aspirin untuk meredakan nyeri

a Boleh b Tidak boleh

18 Menurut Anda apakah boleh meningkatkan konsumsi obat pereda

nyeri yang diminum dalam sekali konsumsi (sekali minum langsung

2 tablet lebih)

a Boleh b Tidak boleh

62

LAMPIRAN VIII

OUTPUT HASIL UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS KUESIONER

63

64

65

66

Case Processing Summary

N

Cases Valid 20 1000

Excludeda 0 0

Total 20 1000

a Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

933 18

67

LAMPIRAN IX

ANALISIS UNIVARIAT

1 Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Perempuan

laki-laki

Total

61

24

718

282

718

282

718

282

85 1000 1000 1000

Usia

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Remaja Akhir (17 - 25 Thn) 16 188 188 188

Dewasa Awal (26 - 35 Thn) 29 341 341 529

Dewasa Akhir (36 - 45 Thn) 19 224 224 753

Lansia Awal (46 - 55 Thn)

Total

21

85

247

1000

247

1000

247

1000

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 19 224 224 224

SMP 10 118 118 341

SMA 45 529 529 871

S1 9 106 106 976

S2 2 24 24 24

Total 85 1000 1000 1000

68

2 Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Melakukan swamedikasi

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 85 1000 1000 1000

Pernah minum obat antinyeri

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 85 1000 1000 1000

Tempat mendapatkan obat

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid mini market 5 59 59 59

warung 26 306 306 365

apotek 54 635 635 1000

Total 85 1000 1000

Obat yang digunakan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid metampiron 4 47 47 47

natrium diklofenak 9 106 106 153

ibuprofen 11 129 129 282

asam mefenamat 13 153 153 435

paracetamol 48 565 565 1000

Total 85 1000 1000

Jenis penyakit

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid nyeri sendi 1 12 12 12

sakit haid 6 71 71 82

sakit badan 11 129 129 212

sakit gigi 20 235 235 447

sakit kepala 47 553 553 1000

Total 85 1000 1000

69

LAMPIRAN X

TABEL CODING KARAKTERISTIK RESPONDEN

JENIS KELAMIN PEREMPUAN 0

LAKI-LAKI 1

USIA

REMAJA AKHIR 0

DEWASA AWAL 1

DEWASA AKHIR 2

LANSIA AWAL 3

PENDIDIKAN

SD 0

SMP 1

SMA 2

S1 3

S2 4

Responden

Jenis

Kelamin Coding

Usia

Coding

Pendidikan

Coding

RT

1

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

RT 1

2

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

3

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

4

L

1

dewasa

awal

1 sd

0

5

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

6 p 0 lansia awal 3 sd 0

7

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

8

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

9

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

10

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

11 p 0 lansia awal 3 sd 0

12

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

13

p

0

dewasa akhir

2

sd

0

70

14

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

15

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

16

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

17

L

1

dewasa

akhir

2 sd

0

18

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

19

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

20 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 2

21

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

22

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

23 p 0 lansia awal 3 s2 4

24

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

25 L 1 lansia awal 3 sma 2

26 p 0 lansia awal 3 sd 0

27

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

28

L

1

dewasa

awal

1 smp

1

29

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

30 p 0 lansia awal 3 sd 0

31

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

32 p 0 lansia awal 3 sd 0

33

p

0

dewasa

akhir

2 smp

1

34 p 0 lansia awal 3 sd 0

35

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

RT 3

36

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

37 L 1 lansia awal 3 S1 3

38

L

1

dewasa

akhir

2

S2

4

39

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

40

p

0

dewasa akhir

2

sma

2

71

41 p 0 lansia awal 3 sma 2

42

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

43

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

44

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

45

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

46

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

47

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

48

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

49

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

50

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

51 p 0 lansia awal 3 smp 1

52

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

53

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

54

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

55

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

56 p 1 lansia awal 3 sma 2

57 p 0 lansia awal 3 sma 2

58 p 0 lansia awal 3 sma 2

59

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

60

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

61

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

62

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

63

P

0

dewasa

akhir

2

S1

3

64

L

1

dewasa

awal

1 s1

3

65

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

66 p 0 dewasa 1 sma 2

72

awal

67

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

68 p 0 lansia awal 3 sma 2

69

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

70

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

71

L

1

dewasa

akhir

2 s1

3

72 p 0 lansia awal 3 sd 0

73

p

0

dewasa

akhir

1 sma

2

74

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

75 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 4

76

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

77 p 0 lansia awal 3 sma 2

78

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

79 p 0 lansia awal 3 sma 2

80

P

0

dewasa

akhir

1 smp

1

81 p 0 lansia awal 3 smp 1

82

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

RT 5

83

p

0

dewasa

akhir

1 sd

0

84

p

0

remaja

akhir

0 smp

1

85

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

73

LAMPIRAN XI

TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

KETERANGAN P1

amp P2

KETERANGAN P 3

KETERANGAN P 4

KETERANGAN P 5

Ya 0 Toko Obat 0 Nyeri sendi 0 Metampiron 0

Tidak

1

Mini Market

1

Sakit haid

1

Natrium

Diklofenak 1

Warung 2 Sakit badan 2 Ibuprofen 2

Apotek 3 Sakit gigi 3 Asam Mefenamat 3

Sakit kepala 4 Paracetamol 4

Respon

den

P1

Codi

ng

P2

Codi

ng

P3

Codi

ng

P4

Codi

ng

P5

Codin

g

1

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

2

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

3

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

4

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

5

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

6

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

7

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

8

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

9

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

10

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

3

74

at

11

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

12

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

13

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

14

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

15

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

16

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

gigi

3

paraceta

mol

4

17

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

18

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

19

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

20

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

21

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

22

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

23

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

24

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

25

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

26

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

4

paraceta

mol

4

75

la

27

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

28

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

29

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

30

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

31

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

32

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

33

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

4

paraceta

mol

4

34

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

35

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

36

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Saki

kepa

la

4

metampi

ron

0

37

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

38

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

39

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Nyer

i

haid

1

ibuprofe

n

2

40

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

3

paraceta

mol

4

41

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

42

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

76

43

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

44

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

45

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

46

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

47

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

48

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

49

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

ibuprofe

n

2

50

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

51

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

0

natrium

diklofena

k

1

52

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

53

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

54

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

ibuprofe

n

2

55

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

56

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

57

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

58

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

59

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

1

77

k

60

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

61

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

62

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

63

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

64

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

metampi

ron

0

65

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

3

metampi

ron

0

66

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

67

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

68

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

metampi

ron

0

69

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

70

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

71

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

72

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

asam

mefenam

at

3

73

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

ibuprofe

n

2

74

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

75 ya 1 ya 1 Apote 3 nyeri 1 natrium 1

78

k send i

diklofena k

76

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

77

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

78

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

asam

mefenam

at

3

79

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

80

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

81

ya

1

ya

1

Waru

ng

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

82

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

83

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

84

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

85

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

79

LAMPIRAN XII

TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER TINGKAT

PENGETAHUAN

Responden

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y9

Y10

Y11

Y12

Y13

Y14

Y15

Y16

Y17

Y18

Jumlah

1 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 25

2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 30

3 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 24

4 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 22

5 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

6 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 18

7 2 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 20

8 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 0 0 18

9 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 16

10 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

11 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 0 20

12 2 0 0 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 14

13 2 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

14 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

15 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 2 12

16 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 10

17 2 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 24

18 2 2 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

19 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 20

20 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 24

21 2 1 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 2 2 22

22 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 30

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 33

24 2 0 0 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 0 25

25 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 2 2 1 2 1 2 16

26 2 0 0 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

27 2 2 2 2 2 0 0 2 0 1 2 0 2 1 2 0 1 0 21

80

28 2 0 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 0 24

29 2 0 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2 2 1 0 0 0 0 20

30 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 0 1 1 19

31 2 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 0 1 2 2 0 1 0 17

32 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

33 2 0 1 1 2 0 0 2 0 1 0 2 2 1 2 0 2 2 20

34 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0 0 1 1 0 12

35 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

36 2 0 1 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 1 0 0 18

37 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

38 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 32

39 2 0 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 2 2 18

40 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 1 2 2 1 1 0 23

41 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

42 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 18

43 2 2 0 1 2 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 20

44 2 2 1 1 2 2 0 2 0 0 2 2 1 0 0 1 0 0 18

45 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 0 28

47 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 1 2 0 0 2 21

48 2 0 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 20

49 2 1 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 1 0 2 0 1 2 19

50 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 18

51 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 1 0 0 0 21

52 2 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 2 0 2 0 16

53 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 1 0 23

54 2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 25

55 2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 12

56 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

57 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 2 2 1 1 0 13

58 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

59 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 1 2 12

60 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36

62 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

63 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 30

81

64 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

65 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 30

66 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 2 2 2 2 1 1 0 0 15

67 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 1 0 0 0 0 21

68 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 1 1 2 1 1 0 16

69 2 2 0 0 2 0 0 2 2 0 2 1 0 2 2 0 1 0 18

70 2 2 2 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 2 21

71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 34

72 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 11

73 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 0 21

74 2 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 1 2 0 1 2 15

75 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

76 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

77 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 1 2 23

78 2 0 0 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

79 2 0 2 2 2 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

80 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 26

81 2 0 2 2 0 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 0 18

82 2 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 2 1 1 0 2 1 0 12

83 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 2 0 0 1 0 11

84 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

85 2 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 9

82

LAMPIRAN XIII

DOKUMENTASI

83

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …

DAFTAR TABEL

vi

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden 40

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap Jenis Penyakit 42

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Jenis Obat yang digunakan 43

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden 44

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden 45

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik 49

DAFTAR LAMPIRAN

vii

LAMPIRAN I ALUR KERJA 53

LAMPIRAN II SURAT IJIN KESBANGPOL 54

LAMPIRAN III SURAT IJIN DINAS KESEHATAN 55

LAMPIRAN IV SURAT IJIN KELURAHAN PALASARI 56

LAMPIRAN V LANJUTAN 57

LAMPIRAN V SURAT IZIN PENELITIAN DARI PKM CIPADUNG 58

LAMPIRAN VII KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL 59

LAMPIRAN VIII OUTPUT UJI VALIDASI DAN RELIABEL KUESIONER 62

LAMPIRAN IX ANALISIS UNIVARIAT 67

LAMPIRAN X TABEL KODING KARAKTERISTIK RESPONDEN 69

LAMPIRAN XI TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI

ANALGETIK 73

LAMPIRAN XII TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN 79

LAMPIRAN XIII DOKUMENTASI 82

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh timbul bila ada jaringan

rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan

stimulus nyeri Nyeri dapat menjadi suatu masalah jika rasa nyeri tersebut tidak

segera di obati sehingga penyakit menjadi berkepanjangan dan dapat merugikan

penderita Oleh karena itu berbagai upaya telah dilakukan manusia untuk

meringankan rasa nyeri tersebut supaya dapat berkurang bahkan sampai hari ini

pengaruh nyeri atau rasa sakit ini adalah penyebab utama pasien menemui dokter

untuk pengobatan Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang

rasa nyeri merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi

rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Penggunaan analgesik sering digunakan secara bebas hal ini menyebabkan

ketergantungan dan diperkirakan sebagai penyebab penyakit gagal ginjal kronis

di masyarakat saat periode tahun 1900 (WHO 2000) Keluhan yang seringkali

mendorong pasien untuk menggunakan analgesik secara swamedikasi antara lain

sakit kepala nyeri sendi dan gangguan mulut serta gigi (French DP James DH

etal 2008) Mayoritas (gt50) pasien menggunakan obat tersebut dengan

frekuensi beberapa kali dalam sebulan (Brewer C etal 2013)

1

2

Prevalensi penggunaan obat nyeri dengan kondisi pengobatan sendiri

(swamedikasi) dilaporkan sebanyak 394 Penyakit nyeri juga dihubungkan

dengan penyebab mordibitas populasi orang dewasa di dunia sebanyak 10-30

populasi dan laporan terbaru menunjukkan hingga 50 (Pilar Carasso etal

2014)

Di Indonesia perilaku pengobatan sendiri sudah banyak dilakukan oleh

masyakarat Salah satu ciri adanya swamedikasi adalah dengan perilaku

masyarakat yang menyimpan obat untuk pengobatan diri sendiri Data

menunjukkan sebesar 352 masyarakat telah menyimpan obat hasil

swamedikasi Dalam hal ini adanya obat keras dan antibiotika untuk swamedikasi

menunjukkan adanya penggunaan obat yang tidak rasional (Riskesdas 2013)

Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami

pelaksanaannya sedapat mungkin harus memenuhi kriteria penggunaan obat yang

rasional Kriteria obat yang rasional antara lain ketepatan pemilihan obat

ketepatan dosis obat tidak adanya efek samping tidak adanya kontra indikasi

tidak adanya interaksi dan tidak adanya polifarmasi (Muharni 2015)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo 2007) Berdasarkan

penelitian yang dilakukan wulandari (2011) terkait tingkat pengetahuan

penggunaan analgetik pada pengobatan sendiri menunjukkan hasil penilaian

pengetahuan responden sebesar 656 dengan kategori cukup dan 344 baik

3

Hasil penelitian Yanuardi Aditya (2015) tingkat pengetahuan mengenai

penggunaan obat swamedikasi dalam kategori sedang dengan presentasi sebesar

406 Hasil penelitian Gusta dkk (2011) presentase yang melakukan

swamedikasi berdasarkan jenis kelamin wanita sebesar 692 sedangkan laki-

laki sebesar 308 dikarenakan penggunaan obat nyeri paling banyak

dikonsumsi oleh wanita karena dibutuhkan setiap bulannya untuk

mengurangi rasa nyeri haid

Berdasarakan uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui tingkat

pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

12 Rumusan Masalah

1 Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

2 Apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik swamedikasi

secara tepat atau rasional

13 Tujuan Penelitian

1 Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

4

2 Mengetahui apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik secara

tepat atau rasional

14 Manfaat Penelitian

1 Masyarakat Dalam penelitian ini masyarakat dapat menggunakan obat

swamedikasi analgesik secara rasional

2 Institusi Dengan adanya penelitian ini bisa menjadi gambaran

penggunaan obat analgesik pada masyarakat RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung agar masyarakat menggunakan obat

antinyeri secara aman dan rasional

3 Penelitian Dapat memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman

selama proses penelitian dan juga dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Nyeri

211 Definisi Nyeri

Nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan maupun

berat Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya

Menurut Internasional Association for Study of Pain (IASP) nyeri adalah

pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

kerusakan aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan (Marta dkk 2013)

Beberapa penyebab adanya nyeri ketika terjadi rangsangan pada ujung

saraf karena kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh

1 Trauma seperti benda tajam benda tumpul bahan kimia

2 Proses infeksi atau peradangan (Depkes RI 2007)

212 Klasifikasi Nyeri

Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi

a Nyeri akut atau nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara

Nyeri ini ditandai dengan adanya aktivitas saraf otonom seperti takikardi

hipertensi hiperhidrosis pucat dan midriasis dan perubahan wajah

menyeringai atau menangis Bentuk nyeri akut dapat berupa

5

6

1 Nyeri somatik luar nyeri tajam di kulit subkutis dan mukosa

2 Nyeri somatik dalam nyeri tumpul pada otot rangka sendi dan

jaringan ikat

3 Nyeri viseral nyeri akibat disfungsi organ viseral (Marta dkk 2013)

b Nyeri kronik atau nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa

tanda-tanda aktivitas otonom kecuali serangan akut Nyeri tersebut dapat

berupa nyeri yang tetap bertahan sesudah penyembuhan luka

(penyakitoperasi) atau awalnya berupa nyeri akut lalu menetap sampai

melebihi 3 bulan Nyeri ini disebabkan oleh

1 kanker akibat tekanan atau rusaknya serabut saraf

2 non kanker akibat trauma proses degenerasi dll (Marta dkk 2013)

213 Mekanisme Nyeri

Mekanisme nyeri terdiri dari 4 proses elektro fisiologi nociseptif yaitu

1 Transduksi adalah proses perubahan stimulus menjadi impuls saraf

Stimulus nyeri akan diterima oleh nociceptor pada ujung saraf bebas A

delta dan C kemudian mengalami perubahan atau diterjemahkan menjadi

aktifitas fisik pada impuls saraf

2 Transmisi adalah proses penyaluran impuls saraf melalui serabut saraf

sensoris menuju ke medulla spinalis Impuls tersebut dibaca oleh serabut

saraf A delta dan C

3 Modulasi adalah proses interaksi antara analgetik endogen dengan impuls

nyeri yang masuk kedalam kornu posterior medulla spinalis Sistem

analgesik endogen meliputi enkafalis endorphin serotonin dan

7

nonepinefrin Dengan demikian kornu posterior seperti sebuah gerbang

yang dapat tertutp atau terbuka yang dipengaruhi oleh sistem analgesik

endogen tersebut

4 Persepsi adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik

mulai dari proses tansduksi transmisi dam modulasi yang pada gilirannya

menghasilkan suatu perasaan yang subjektif yang dikenal sebagai persepsi

nyeri ( Mangku G 2002)

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri

Respon tubuh terhadap nyeri berupa terjadinya respon hormonal melalui

mobilisasi hormon-hormon katabolisme dan reaksi imunologis yang secara

umum disebut respon stress Respon nyeri sangat merugikan tubuh karena

dapat menurunkan cadangan makanan daya tahan tubuh meningkatkan

kebutuhan oksigen jantung menganggu fungsi respirasi dan segala

konsekuensi dari gangguan tersebut dan pada akhirnya dapat menyebabkan

tromboemboli dan meningkatnya mordibitas dan mortalitas (Mangku G

2002)

215 Tatalaksana nyeri

Secara umum penatalaksaan nyeri dikelompokkan menjadi dua yaitu

penatalaksaan secara farmakologi dan non farmakologi

1 Penatalaksaan secara Farmakologi

Praktik dalam tatalaksana nyeri secara garis besar stategi farmakologi

mengikuti rdquoWHO Three Step Analgesic Ladderrdquo yaitu

a Tahap pertama dengan menggunakan obat analgetik nonopiat seperti

8

NSAID atau COX2 spesific inhibitors

b Tahap kedua dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri Maka

diberikan obat-obat seperti pada tahap 1 ditambah opiat secara

intermiten

c Tahap ketiga dengan memberikan obat pada tahap 2 ditambah opiat

yang lebih kuat

Penanganan nyeri berdasarkan mekanisme nyeri pada proses transduksi

dapat diberikan anestesik lokal dan atau obat anti radang non steroid pada

transmisi inpuls saraf dapat diberikan obat-obatan anestetik lokal pada proses

modulasi diberikan kombinasi anestetik lokal narkotik dan atau klonidin dan

pada persepsi diberikan anestetik umum narkotik atau parasetamol (Morgan

GE 1996)

22 Analgetik

Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang rasa nyeri

merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi rasa nyeri

tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Analgesik baik nonnarkotik maupun narkotik diresepkan untuk meredakan

nyeri pilihan obat tergantung dari beratnya nyeri Nyeri yang ringan sampai

sedang dari otot rangka dan sendi sering kali diredakan dengan pemakaian

analgesik nonnarkotik Nyeri yang sedang sampai berat pada otot polos organ

dan tulang biasanya membutuhkan analgesik narkotik (Sujati Woro 2016)

9

221 Pengolongan Analgesik

Atas dasar cara kerja farmakologisnya analgesik dibagi dalam 2

kelompok besar yaitu

1 Analgetika narkotik

Analgetik non narkotik khusus digunakan untuk menghilangkan rasa

nyeri hebat seperti dalam fraktur dan kanker Cara kerja obat ini adalah

memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi umum (Tan Hoan Tjay

2010) Analgetika narkotik disebut juga opioida yang memiliki kerja

mirip opioid dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor

opioid yang khas di SSP hingga persepsi dan respon emosional terhadap

nyeri berkurang

Efek samping yang ditimbulkan anlgetika narkotik adalah supresi

SSP (sedasi menekan pernafasan dan batuk miosis hipotermia

perubahan mood) saluran nafas (bronkokontriksi pernafasan menjadi

dangkal dan menurun frekuensinya) sistem sirkuasi (vasodilatasi

perifer) saluran cerna (motilitas berkurang) saluran uroginetal histamin

liberator kebiasaan atau reaksi adiksi pada penggunaan lama

Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk meminum

obat golongan ini karena opioda dapat melintasi plasenta dan jika

diberikan terus-menerus akan merusak janin dan menjadikan depresi

pernafasan serta lambat dalam persalinan (Tan Hoan Tjay 2010)

Hal yang dapat dilakukan dengan munculnya nyeri adalah

10

a Tetap aktif dan fokus dalam pekerjaan

b Menggunakan air hangat untuk kompres bagian yang nyeri

c Menggunakan obat penghilang nyeri

d Menghubungi dokter jika nyeri berkelanjutan

2 Analgesik Perifer (Non Narkotik)

Penggunaan obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan terkadang

memberikan daya antipiretis dan antiradang biasa diberikan untuk obat

nyeri ringan hingga sedang dengan penyebab yang beranekaragam seperti

nyeri kepala sendi otot gigi perut nyeri haid benturan dan kecelakaan

(Tan Hoan Tjay 2010) Golongan Analgetik perifer memiliki beberapa

efek samping yaitu gangguan lambung-usus kerusakan darah hati dan

ginjal serta reaksi alergi pada kulit jika digunakan dalam waktu lama dan

dosis yang tinggi Maka dari itu penggunaan dalam waktu terus-menerus

tidak dianjurkan Pada wanita hamil dan menyusui obat analgetika yang

aman digunakan hanyalah parasetamol sedangkan asetosal salisilat

NSAID dan metamizol dapat mengganggu perkembangan janin sehingga

perlu dihindari (Tan Hoan Tjay 2010)

Beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat nyeri dengan

pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan Aspirin (asetosal)

(BPOM RI 2015)

11

23 Swamedikasi

231 Definisi Swamedikasi

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh individu untuk

merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit Masyarakat

melakukan swamedikasi biasanya untuk mengatasi keluhan- keluhan dan

penyakit ringan yang sering dialami seperti demam nyeri pusing batuk

influenza maag Kecacingan diare penyakit kulit dan lain- lain Golongan

obat yang digunakan swamedikasi merupakan obat- obat yang relatif aman

meliputi golongan obat bebas dan obat bebas terbatas (BPOM RI 2014)

Swamedikasi dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau rasional

Penggunaan obat yang rasional adalah bahwa pasien menerima obat yang

tepat dengan keadaan kliniknya dalam dosis yang sesuai dengan keadaan

individunya pada waktu yang tepat dan dengan harga terjangkau Pengertian

lain dari penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan

terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologi yang benar dari

penyakit

Menurut WHO swamedikasi memiliki beberapa hal yang harus

diperhatikan Seperti penyakit yang diderita adalah penyakit dan gejala

ringan yang tidak diperlukan untuk datang ke dokter atau tenaga medis

lainnya Selain itu obat yang dijual adalah obat golongan over-the-counter

(OTC) (WHO 2000)

12

232 Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan swamedikasi agar

diperoleh swamedikasi yang benar dan aman maka hal- hal yang perlu

diperhatikan meliputi (BPOM RI 2014)

1 Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasi

Kondisi individu yang akan melakukan swamedikasi merupakan hal

pertama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan swamedikasi Beberapa

kondisi yang perlu diperhatikan meliputi kehamilan berencana untuk hamil

menyusui umur sedang dalam diet khusus baru saja berhenti mengonsumsi

obat lain atau suplemen makanan serta mempunyai masalah kesehatan baru

selain penyakit yang selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan

dari dokter (BPOM RI 2014)

Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan lebih

hati- hati karena beberapa jenis dapat menimbulkan pengaruh yang tidak

diinginkan pada janin Beberapa obat disekresikan melalui air susu ibu

walaupun jumlah obat di ASI kadarnya kecil namun kemungkinan dapat

berpengaruh pada janin Komposisi obat terdapat beberapa zat tambahan yang

harus diperhatikan oleh pasien dengan diet khusus contoh obat dalam bentuk

sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat

mempengaruhi kondisi pasien dengan diet gula (BPOM RI 2014)

Mambaca peringatan atau perhatian yang tertera pada label atau brosur

obat manjadi hal yang perlu dilakukan untuk mecegah kejadian di atas Brosur

obat biasanya menjelaskan hal- hal yang perlu diperhatikan baik sebelum atau

13

sesudah mengonsumsi obat yang dimaksud (BPOM RI 2014)

2 Memahami bahwa ada kemungkinan interaksi obat

Banyak obat yang dapat menimbulkan interaksi baik dengan obat lain

atau makanan dan minuman yang dikonsumsi Kenali nama obat atau nama

zat berkhasiat yang terkandung dalam obat yang sedang dikonsumsi atau yang

akan digunakan Interaksi obat dapat ditanyakan pada apoteker di apotek atau

membaca aturan pakai yang tercantum pada label kemasan obat untuk

menghindari masalah yang akan terjadi (BPOM RI 2014)

3 Mewaspadai efek samping yang mungkin muncul

Obat tidak hanya menimbulkan efek mengatasi penyakit atau gejala

penyakit namun obat juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan

Mengatasi efek samping yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis

namun demikian beberapa efek samping membutuhkan perhatian lebih dalam

penanganannya (BPOM RI 2014)

Efek samping dapat timbul dalam mengkonsumsi obat antara lain reaksi

alergi gatal- gatal ruam mengantuk mual dan lain- lain Mengetahui efek

samping yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan saat

mengalaminya merupakan hal penting Efek samping bisa terjadi pada siapa

saja namun umumnya dapat ditoleransi Segera hentikan pengobatan dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan bila timbul efek samping dalam

mengonsumsi obat tersebut (BPOM RI 2014)

4 Meneliti obat yang akan dibeli

Bentuk sediaan (tablet sirup kapsul krim dll) merupakan hal yang

14

perlu diperhatikan ketika akan membeli obat dan dipastikan kemasan obat

yang akan beli tidak rusak Jangan mengambil obat yang menunjukkan adanya

kerusakan walaupun kecil Selain kemasan perlu diperhatikan bentuk fisik

sediaan (BPOM RI 2014)

Hal yang harus diperhatikan dalam sediaan sirup adalah warna dan

kekentalan dan tidak ada partikel- partikel kecil di bagian bawah botol atau

mengapung dalam sirup Jika berbentuk suspensi suspensi dapat tercampur

rata setelah dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah Sediaan

tablet harus benar- benar utuh dan tidak satupun yang pecah atau rusak Jika

pada tablet memiliki cetakan atau tulisan pastikan bahwa semua tablet

memiliki hal yang sama Hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan kapsul

yaitu kapsul tidak pecah atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang

sama dari semua kapsul Jika kapsul memiliki cetakan atau tulisan maka harus

dipastikan cetakan atau tulisan semua kapsul seragam (BPOM RI 2014)

Penyimpanan obat di tempat penjual juga perlu diperhatikan Jika obat

disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari langsung maka sebaiknya

membeli obat di tempat lain yang memiliki kondisi penyimpanan yang lebih

baik Lebih baik membeli obat di sarana distribusi obat yang resmi seperti

apotek dan toko obat berijin (BPOM RI 2014)

Obat yang diminum harus memiliki nomor izin edar karena hal tersebut

menunjukkan obat tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan khasiat

dan mutu yang ditetapkan oleh Badan POM Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah tanggal kadaluwarsa Penggunaan obat yang sudah melewati tanggal

15

kadaluwarsa dapat membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi

perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang berbahaya (BPOM

RI 2014)

5 Mengetahui cara penggunaan obat yang benar

Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang sesuai

pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi sesuai anjuran akan memberikan

efek terapi yang baik Label atau bagian kemasan obat yang memberikan

informasi mengenai penggunaan obat tersebut sebaiknya tidak dibuang supaya

tidak terjadi kesalahan penggunaan obat Apabila obat yang digunakan dirasa

tidak menimbulkan efek yang diinginkan setelah jangka penggunaan waktu

yang dianjurkan maka disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau

tenaga kesehatan lainnya (BPOM RI 2014)

6 Tanggal Kadalursa Obat

Tanggal kadaluwarsa obat bisa lebih pendek dari waktu yang tertera

setelah kemasan obat dibuka Cara membuang obat yang baik dan benar

adalah dengan membuka kemasan obat dan dibuang di tempat yang jauh dari

jangkauan anak misalnya obat dalam bentuk sediaan cair dibuka kemasannya

kemudian dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih Jika

obat dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul obat dibuka dari kemasannya

lalu obat tersebut ditimbun dalam tanah (BPOM RI 2014)

7 Cara penyimpanan obat

Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi obat Obat oral seperti

tablet kapsul dan serbuk tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembab

16

karena dapat menyebabkan bakteri dan jamur tumbuh dengan baik sehingga

dapat merusak kondisi obat Obat dalam bentuk sediaan cair biasanya mudah

terurai oleh cahaya sehingga harus disimpan pada wadah aslinya yang

terlindung dari cahaya atau sinar matahari langsung dan tidak disimpan di

tempat yang lembab Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin

kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut (BPOM RI 2014)

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi

Berdasarkan UU No 39 tahun 2009 tentang kesehatan obat adalah

bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis pencegahan penyembuhan pemulihan

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia

Adapun golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri

swamedikasi adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dan obat

wajib apotek ( SK Menkes No23801983)

a Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat tanpa

resep dokter Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia 2007)

17

b Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai

dengan tanda peringatan Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam Tanda

peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas merupakan

empat persegi panjang yang berwarna hitam berukuran panjang 5 cm

dengan 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 2007)

Adapun tanda peringatan yang dicantumkan ada 6 macam sesuai

dengan aturan pemakaian masing-masing obatnya yaitu

a P no 1 Awas Obat Keras Bacalah aturan memakainya

b P no 5 Awas Obat Keras Tidak boleh ditelan

c P no 2 Awas Obat Keras Hanya untuk kumur jangan ditelan

d P no 4 Awas Obat Keras Hanya untuk dibakar

e P no 3 Awas Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

f P no 6 Awas Obat Keras Obat wasir jangan ditelan

c Obat Wajib Apotek (OTC)

Obat-obat yang dapat digunakan di dalam swamedikasi sering disebut

sebagai obat- obatan over-the-counter (OTC) dan dapat diperoleh tanpa

resep dokter (World Self-Medication Industry nd) Bagi sebagian orang

beberapa produk obat OTC dapat berbahaya ketika digunakan sendiri atau

18

dikombinasikan dengan obat lain Meskipun demikian beberapa obat OTC

sangat bermanfaat di dalam pengobatan sendiri untuk masalah kesehatan

yang ringan hingga sedang (Fleckenstein Hanson amp Venturelli 2011) Obat

yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria berikut

(Permenkes No 919MenkesPerX1993)

a Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil

anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun

b Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko

pada kelanjutan penyakit

c Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

d Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi

di Indonesia

Berikut ini beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat

nyeri dengan pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan

Aspirin (asetosal) (Depkes RI 2007)

1 Aspirin

Aspirin yang memiliki nama lain asam asetil salisilat atau asetosal

adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang luas digunakan dan

digolongkan dalam obat bebas Selain sebagai prototip obat ini merupakan

standar dalam menilai efek obat sejenis (Departeman Farmakologi dan

Terapeutik 2007)

Aspirin diindikasikan dengan rasa sakit dan demam Aspirin

19

dikontraindikasikan dengan hemophilia dan kehamilan trisemester akhir Efek

samping yang sering dijumpai meliputi terjadinya iritasi mukosa lambung

Aspirin juga dapat memeperbanyak keluarnya keringat dan pada dosis tinggi

dapat membuat telinga berdengung dan juga sesak napas Aspirin tidak boleh

digunakan pada penderita alergi termasuk asma tukak lambung (maag)

sering perdarahan di bawah kulit penderita hemofilia dan trombositopenia

(Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan aspirin meliputi

aturan pemakaian harus tepat tidak boleh diminum ketika perut kosong

diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan

perdarahan lambung dilarang menkonsumsi obat ini selama 10 hari tanpa

fungsi ginjal atau hati ibu hamil ibu menyusui dan dehidrasi dan jangan

diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan

risiko perdarahan lambung (Depkes RI 2007)

Bentuk Sediaan asetosal yang beredar di masyarakat meliputi tablet

100 mg tablet 500 mg Aturan pemakaian asetosal meliputi dewasa 500 mg

setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) anak usia 2 ndash 3 tahun frac12 - 1 frac12 tablet

100 mg setiap 4 jam anak usia 4 ndash 5 tahun 1 frac12 - 2 tablet 100 mg setiap 4

jam anak usia 6 ndash 8 tahun frac12 - frac34 tablet 500 mg setiap 4 jam anak usia 9 ndash

11 tahun frac34 - 1 tablet 500 mg setiap 4 jam dan usia di atas 11 tahun 1

tablet 500 mg setiap 4 jam (Depkes RI 2007)

2 Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionate Obat ini bersifat

20

analgesik dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat Efek anti-

inflamsinya terlihat dengan dosis 1200- 2400 mg sehari Absorbsi ibuprofen

cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-

2 jam (Depkes RI 2007)

Ibuprofen dikontraindikasikan dengan penderita hipersensitif terhadap

ibuprofen penderita polip hidung Ibuprofen tidak dianjurkan bagi wanita

hamil menyusui dan penderita tukak peptic Ibuprofen biasa berbentuk tablet

dengan kekuatan 300 dan 400 mg Dosis maksimum ibuprofen 2400 mg

sehari (Mutschier 1991)

Hal- hal yang perlu diinformasikan kepada pasien dalam mengkonsumsi

ibuprofen meliputi obat diminum bersama- sama makanan dan minum dengan

segelas air penuh bila timbul rasa pusing dilarang mengemudi segeralah ke

dokter bila penglihatan menjadi kabur atau terjadi ruam kulit (Depkes RI

2007)

Efek samping yang dapat ditimbulkan obat ini meliputi nervus pusing

mata kabur skotoma atau perubahan menafsirkan warna telinga berdenging

dan kejang perut Ibuprofen memiliki interaksi dengan antikoagulan dan

asetosal Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi

metotreksat urikosurik kumarin antikoagulan kortiko-steroid penisilin dan

vitamin C atau minta petunjuk dokter obat ini tidak boleh diminum

bersamaan ( Depkes RI 2007)

Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita tukak lambung dan

duodenum (ulkus peptikum) aktif penderita alergi terhadap asetosal dan

21

ibuprofen penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk

tonjolan pada hidung) kehamilan tiga bulan terakhir (Depkes RI 2007)

Aturan pemakaian ibuprofen

a Dewasa 1 tablet 200 mg 2 ndash 4 kali sehari Diminum setelah makan

b Anak 1 ndash 2 tahun frac14 tablet 200 mg 3 ndash 4 kali sehari 3 ndash 7 tahun

frac12 tablet 500 mg 3 ndash 4 kali sehari 8 ndash 12 tahun 1 tablet 500 mg 3 ndash

4 kali sehari dan tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya

kurang dari 7 kg (Depkes RI 2007)

3 Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik antiinflamasi Asam

mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin Asam mefenamat terikat

sangat kuat pada protein plasma sehingga interaksi dengan antikoagulan

harus diperhatikan (Mutschier 1991)

Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia

diare sampai diare berdarah dan gejala iritasi lain pada mukosa lambung

Amerika Serikat tidak menganjurkan obat ini diberikan pada anak dibawah 14

tahun dan wanita hamil Pemberian tidak melebih 7 hari Penelitian klinis

menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah

secara bermakna (Depkes RI 2007)

Asam mefenamat tersedia dalam sediaan tablet atau kaplet dengan

kekuatan 500 mg Dosis asam mefenamat untuk pasien dewasa 2-3 kali sehari

sebanyak 250 mg- 500 mg (Team medical mini notes 2017)

22

4 Diklofenak

Diklofenak tergolong dalam preferential COX-2 inhibitor Absorbsi obat

ini berlangsung cepat dan lengkap pada saluran cerna Obat ini terikat 99

pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama sebesar

40-50 (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Diklofenak terdiri atas dua jenis yaitu natrium diklofenak dan kalium

diklofenak Kalium diklofenak lebih larut air dan dapat diabsorbsi dengan

cepat sehingga memiliki onset kerja lebih cepat dibanding natrium

diklofenak Kalium diklofenak biasanya juga diindikasikan untuk

penanganan kondisi yang memerlukan efek analgesia secara cepat ((Team

medical mini notes 2017)

Efek samping yang lazim adalah mual dan gastritis Eritema kulit dan

sakit kepala seperti obat AINS lainnya Pemakaian obat ini harus hati- hati

pada pasien dengan tukak lambung Peningkatan enzim transaminase dapat

terjadi pada 15 pasien umumnya kembali ke normal Gangguan hati lebih

sering terjadi dibandingkan obat AINS lain Pemakaian selama kehamilan

tidak dianjurkan Dosis orang dewasa 100-150 mg sehari terbagi dalam dua

atau tiga dosis (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

5 Parasetamol

Parasetamol memiliki indikasi membantu melegakan rasa sakit dan

mengurangi demam rematik sakit gigi dan sakit kepala Parasetamol

dikontraindikasikan dengan penderita gangguan fungsi hati Parasetamol

hampir tidak memiliki efek samping namun kadang timbul bisul atau

23

hipoglikemi pada anak (Mutschier 1991)

Parasetamol dapat berupa sediaan solid dan liquid Sediaan solid

parasetamol meliputi tablet atau tablet salut gula dengan kekuatan 120 mg

325 mg dan 500 mg Sedangkan dalam bentuk liquid parasetamol dapat

berupa sediaan obat tetes sirup elixir dengan kekuatan 60 mg06 ml 150

mg5 ml dan 120 mg 5 ml (Depkes RI 2007)

Dosis paracetamol untuk dewasa (usia diatas 12 tahun) 3-4 jam 325-650

mg maksimum 4 g sehari Sedangkan untuk anak (6-12 tahun) tiap 4 jam 500

mg (Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi parasetamol

meliputi orang dewasa jangan menggunakan lebih dari 10 hari secara terus

menerus anak di bawah dua belas tahun dilarang memakan obat ini lebih dari

lima kali sehari atau lebih dari lima hari segeralah ke dokter bila timbul

warna kekuningan pada mata atau kulit (Depkes RI 2007)

Parasetamol adalah derivat dari para amino fenol yang mempunyai daya

analgetika dan daya antipiretika Obat ini tidak menimbulkan perdarahan pada

lambung sehingga banyak dipakai sebagai analgetika dan antipiretika yang

aman namun Parasetamol memiliki daya inflamasi yang sangat lemah

(Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Tambahan

a Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi daripada efek anti

demamnya

b Parasetamol dan Asetosal memiliki efek anti demam yang lebih tinggi

daripada efek antinyeri dan antiradangnya (Depkes RI 2007)

24

24 Penggunaan Obat yang Rasional

Penggunaan obat yang rasional merujuk pada penggunaan obat yang benar

sesuai dan tepat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat dan dosis yang sesuai dengan kebutuhannya untuk jangka waktu

yang adekuat dan dengan biaya serendah mungkin bagi pasien Masalah-masalah

yang sering timbul sebagai bentuk ketidakrasionalan penggunaan obat antara lain

polifarmasi (penggunaan obat yang terlalu banyak) penggunaan yang berlebihan

dari antibiotika dan injeksi kegagalan untuk meresepkan obat yang sesuai dengan

panduan klinis serta pengobatan sendiri yang tidak tepat (World Health

Organization 2010)

Berbagai kriteria telah ditetapkan untuk menentukan kerasionalan penggunaan

suatu obat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya dengan dosis yang sesuai

dengan kebutuhannya untuk jangka waktu yang adekuat dan dengan biaya

serendah mungkin bagi pasien dan komunitasnya (World Health Organization

2010)

Batasan penggunaan obat rasional adalah bila memenuhi beberapa kriteria

antara lain (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2008)

a Tepat diagnosis yaitu obat diberikan sesuai dengan diagnosis Apabila

diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah

b Tepat indikasi penyakit yaitu obat yang diberikan harus tepat bagi suatu

25

penyakit

c Tepat pemilihan obat yaitu obat yang dipilih harus memiliki efek terapi

sesuai dengan penyakit

d Tepat dosis yaitu jumlah cara waktu dan lama pemberian obat harus

tepat Apabila salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi maka efek

terapi tidak tercapai

1 Tepat jumlah yaitu obat harus diberikan dalam jumlah yang cukup

2 Tepat cara pemberian yaitu cara pemberian obat yang tepat disesuaikan

dengan jenis obat yang digunakan Misalnya obat antasida seharusnya

dikunyah dulu baru ditelan

3 Tepat interval waktu pemberian yaitu cara pemberian obat hendaknya

dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah ditaati oleh

pasien Misalnya obat yang diminum tiga kali sehari diartikan bahwa

obat tersebut harus diminum dengan interval setiap delapan jam

4 Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian obat harus tepat sesuai

penyakitnya masing-masing

e Tepat penilaian kondisi pasien yaitu penggunaan obat disesuaikan dengan

kondisi pasien antara lain harus memperhatikan kontraindikasi obat

komplikasi kehamilan menyusui lanjut usia atau bayi

f Waspada terhadap efek samping yaitu obat dapat menimbulkan efek

samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang timbul pada pemberian

obat dengan dosis terapi seperti timbulnya mual muntah gatal-gatal dan

26

lain sebagainya

g Efektif aman mutu terjamin tersedia setiap saat dan harga terjangkau

untuk mencapai kriteria efektif maka obat harus dibeli melalui jalur

resmi

h Tepat tindak lanjut (follow-up) yaitu apabila sakit berlanjut setelah

swamedikasi dilakukan maka konsultasikan ke dokter

i Tepat penyerahan obat (dispensing) yaitu penggunaan obat rasional

melibatkan penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen Resep

yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di puskesmas akan

dipersiapkan obatnya dan diserahkan kepada pasien dengan informasi

yang tepat

j Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan

Ketidakpatuhan minum obat dapat terjadi pada keadaan

seperti berikut

1 Jenis sediaan obat beragam

2 Jumlah obat terlalu banyak

3 Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering

4 Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi

5 Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara

menggunakan obat timbulnya

6 Efek samping

27

25 Pengetahuan

251 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya yang meliputi

pengelihatan pendengaran penciuman rasa dan raba Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan

pengelihatan (Notoatmodjo 2010)

252 Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia

pendidikan lingkungan intelegensia dan pekerjaan Pengetahuan secara garis

besar dibagi menjadi enam tingkat meliputi tahu (know) memahami

(comprehension) aplikasi (aplication) analisa (analysis) sintesis (syntesis)

dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo 2010)

253 Faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a Jenis kelamin

Tingkat pengetahuan di pengaruhi oleh jenis kelamin Logan dan Rose

(2004) telah melakukan penelitian terhadap sampel 100 pasien untuk

mengetahui perbedaan pengetahuan nyeri antara laki-laki dan perempuan

Hasilnya menunjukan bahwa ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan

28

mengenai tingkat pengetahuan nyeri yaitu perempuan mempunyai tingkat

pengetahuan nyeri lebih baik dari pada laki-laki

b Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin membaik

Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca (Anonim 2011)

Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009)

1 Masa balita 0-5 tahun

2 Masa kanak- kanak 5-11 tahun

3 Masa remaja awal 12-16 tahun

4 Masa remaja akhir 17-25 tahun

5 Masa dewasa awal 26-35 tahun

6 Masa dewasa akhir 36-45 tahun

7 Masa Lansia Awal 46-55 tahun

8 Masa lansia akhir 56-65 tahun

9 Masa manula gt 65 tahun

c Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup

29

Pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut menerima informasi Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya

(Anonim2011)

Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berpikir

rasional serta menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 jalur pendidikan sekolah terdiri dari

1 Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan selama 9 tahun pertama

pada masa sekolah anak yang melandasi jenjang pendidikan

2 Pendidikan menengah adalah pendidikan menengah adalah jenjang

pendidikan dasar Pendidikan menengah dibagi menjadi

a Pendidikan Menengah Umum adalah pendidikan menengah di

selenggarakan oleh SMA (Sekolah Menengah Atas) atau MA

(Madrasah Aliyah) Pendidikan menengah umum dikelompokkan

dalam program sesuai dengan kebutuhan untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

b Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan Menengah

Kejuruan diselenggarakan oleh SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) dan MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan) Pendidikan

Menengah Kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi seni dunia industri tenaga kerja baik

secara nasional maupun global regional

30

c Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tinggi adalah jenjang

setelah pendidikan menengah Pendidikan tinggi diselenggarakan

oleh akademi institusi sekolah tinggi dan universitas

254 Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden

atau subjek penelitian Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur atau

diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo

2010)

26 Masyarakat

261 Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup

karena proses masyarakat Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang

kontinyu antar individu Dalam kehidupan bermasyarakat selalu dijumpai

saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan kehidupan

bermasyarakat (Soetomo 2009)

262 Ciri-ciri Masyarakat

Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia

yang mempunyai sebagai berikut

31

a Berada di wilayah tertentu

b Hidup secara berkelompok

c Terdapat suatu kebudayaan

d Terdapat interaksi sosial

e Terdapat pemimpin

f Terdapat stratafikasi sosial

263 Profil Kelurahan Palasari

Secara geografis Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

memiliki bentuk wilayah datar Kelurahan Palasari memiliki jumlah

penduduk 17421 jiwa pada keadaan 31 Desember tahun 2018 terdiri dari

8996 jiwa laki-laki dan 8425 jiwa perempuan Jumlah kepala keluarga di

Kelurahan Palasari saat ini mencapai sekitar 5091 KK

Tabel 21 Tingkat pendidikan di Kelurahan Palasari

NO PENDIDIKAN JUMLAH

L P JML

1 Tamat SD 1815 1676 3491

2 SMP 1780 1521 3301

3 SMA 421 376 797

4 Sarjana 87 54 141

5

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi deskriptif Penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran atau deskriptif tentang suatu masalah baik yang berupa faktor risiko

maupun faktor efek Penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

32 Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo

2010) Penelitian ini akan di laksanakan di Cilengkrang 1 RW 04 Kelurahan

Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

33 Waktu Penelitian

Waktu adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian

(Notoatmodjo 2010) Penelitian ini dilaksanakan di Cilengkrang 1 RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru dan akan dilaksanakan bulan Mei ndash Juni

2019

32

33

34 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat dan

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35 Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan agar pengukuran

variable atau pengumpulan data itu konsisten antara sumber data (responden)

yang di bantu dengan responden yang lain (Notoatmodjo 2010)

Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Pengetahuan penggunaan analgetik merupakan berbagai informasi yang

perlu diketahui oleh responden mengenai penggunaan antinyeri secara

aman dan rasional

b penggunaan obat swamedikasi antinyeri dilihat berdasarkan cara

mendapatkannya

36 Populasi dan Sampel

361 Populasi

Populasi adalah subyek atau golongan yang menjadi sasaran penelitian

(Notoatmodjo 2010) Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

34

a Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah

1 Masyarakat yang menggunakan obat swamedikasi analgetik

2 Berusia 17-55 tahun

3 Berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

4 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang tidak

menggunakan obat swamedikasi analgetika obat dengan resep dokter dan

berusia dibawah 17 tahun dan diatas 55 tahun Masyarakat yang tidak

berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung

362 Sampel

Penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan kriteria

inklusi dan eksklusi Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin

(Anwar Hidayat 2013)

Rumus Slovin

35

Dimana

n = besar sampel

N = besar populasi

d2 = penyimpangan terhadap populasi yang inginkan 10 atau 01

n =

=

= 85 sampel

Dari perhitungan rumus slovin didapatkan hasil 85 responden yang

dibagi ke dalam beberapa Rt yaitu

Rt 01

Rt 02

Rt 03

Rt 04

Rt 05

36

37 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer data primer merupakan data yang

sumber data dikumpulkan dengan membagikan kuisioner kepada responden

38 Teknik Pengumpulan Data

1 Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

2 Kueisioner dibuat 3 bagian yaitu bagian ke 1 berisi identitas responden

(nama jenis kelamin usia pendidikan terakhir) bagian ke 2 penggunaan

obat swamedikasi analgetik berjumlah 5 pertanyaan bagian ke 3 mengenai

tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik

39 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan

setelah pengumpulan data Untuk kemudian dalam pengolahan data dipergunakan

bantuan program komputer Langkah-langkah pengolahan data meliputi editing

coding entry dan analizing (Notoatmodjo2010)

Tahapan pengolahan data diantaranya

a Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh Editing dalam penelitian ini setelah data terkumpul yaitu

kelengkapan jawaban kuesioner

b Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan Coding dalam penelitian disini memberikan kode

angka pada jawaban responden untuk memudahkan analisis data

37

c Entry adalah proses memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam

program atau software komputer Dalam penelitian ini entry data

dilakukan dengan memasukkan data jawaban dan kemudian di masukkan

ke dalam program atau software komputer

d Analizing yaitu proses analisis data ditabulasi dan diberi skor (skoring)

Selanjutnya dilakukan perhitungan dan uji statistik terhadap data

310 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS for window release 2300

a Analisis Demografi Responden

Bagian pertama dari kuesioner adalah data pribadi responden yang berupa

jawaban singkat terdiri dari nama responden jenis kelamin usia dan pendidikan

terakhir Pada bagian ini dilakukan analisis secara deskriftif

b Analisis Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian kedua terdiri dari pertanyaan seputar penggunaan obat swamedikasi

analgetik berjumlah 5 pertanyaan Pada pertanyaan ini penilaian dihitung

berdasarkan distribusi frekuensi persentase () jumlah responden dengan jawaban

yang dipilih

c Analisis Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian ketiga terdiri dari 18 pertanyaan tingkat pengetahuan dan rasionalitas

obat swamedikasi analgetik yang berupa pilihan ganda (dengan 2 atau 3 pilihan

jawaban)

38

Responden yang telah menjawab pertanyaan dengan akan diberi nilai yaitu

a 1 untuk jawaban benar jika menjawab benar maka dinilai rasional

b 0 untuk jawaban salah atau tidak tahu jika menjawab salah atau tidak

tahu maka dinilai tidak rasional

Sehingga diperoleh total skor untuk pertanyaan seputar pengetahuan tentang

penggunaan analgetik adalah

a Maximum 1x 18 = 18

b Minimum 0 x 18 = 0

Ketentuan skor total pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dan

rasionalitas obat swamedikasi analgetik

a lt 55 dengan skor 9 Tingkat pengetahuan kurang

b 56-74 dengan skor 9-12 Tingkat pengetahuan cukup

c gt 75 dengan skor 13 Tingkat pengetahuan baik

(Budiman 2013)

Data yang diolah kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat

Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif Analisis univariat (analisis deskriptif) merupakan analisis yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang

menjelaskan angka atau jumlah presentasi masing-masing kelompok dari setiap

variabel Bagian yang akan dilakukan analisis univariat adalah bagian

39

identitas responden (jenis kelamin usia dan pendidikan terakhir) tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Karateristik Responden

Responden yang diteliti berjumlah 85 sampel yang berada di RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung Karakteristik responden

yang dilihat meliputi jenis kelamin usia dan pendidikan

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Jumlah Persentasi

(n=85) ()

1 Jenis kelamin

Laki-laki 24 2824

Perempuan 61 7176

2 Usia (tahun)

Remaja akhir 17 - 25 tahun 16 1882

Dewasa awal 26 - 35 tahun 29 3412

Dewasa akhir 36 - 45 tahun 19 2235

Lansia awal 46 - 55 tahun 21 2470

3 Pendidikan Terakhir

SD 19 2235

SMP 10 11 76

SMA 45 5294

S1 9 1059

S2 2 235

Berdasarkan hasil penelitian ini responden didominasi oleh perempuan

sebanyak 61 (7176) dengan golongan usia antara 26-35 tahun (3412)

penyebab nya karena pengobatan antinyeri menurut riskesdas pada tahun 2013

menunjukkan bahwa nyeri banyak diderita oleh wanita daripada laki-laki

40

41

(Riskesdas 2013) Mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 45

(5294) Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden berpendidikan

SMA pada umumnya mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang obat

swamedikasi Pendidikan sangat mempengaruhi perilaku seseorang seperti yang

dinyatakan Notoadmodjo (2010) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin tinggi pula intelektualnya Seseorang yang berpendidikan tinggi

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan

lainnya Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas

manusia dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin berkualitas

hidupnya Karateristik respoden dapat dilihat pada tabel 41

42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik

Tempat responden dalam memperoleh obat swamedikasi analgetik adalah di

apotek sebanyak 54 responden (635) di mini market sebanyak 5 responden

(69) membeli obat di warung sebanyak 26 responden (306) dan tidak ada

responden yang membeli di toko obat Dari seluruh responden pengobatan sendiri

paling banyak mendapatkan obat antinyeri yaitu di apotek Secara nasional pun

menunjukkan apotek dan toko obat warung merupakan sumber utama

mendapatkan obat rumah tangga atau obat swamedikasi (Riskesda 2013)

Tingkat pengetahuan masyarakat di RW 4 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

Kota Bandung tentang swamedikasi sudah tergolong baik karena masyarakat

lebih banyak membelinya di apotek yaitu 54 responden (635) yang secara

langsung ada petugas kesehatan yang menyerahkan obat dan jika tidak mengerti

cara penggunaan atau aturan pakai obat tidak diketahui bisa bertanya langsung

42

6

64 31 Mini Market

Warung

Apotek

pada petugas yang ada di apotek tersebut dibandingkan dengan membeli obat di

warung Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 41

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi Tempat

Memperoleh Obat Swamedikasi

43 Jenis Penyakit Atau Keluhan Penyakit

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap

Jenis keluhan Penyakit

Jenis Penyakit N

Nyeri sendi 1 12

Sakit haid 6 71

Sakit badan 11 129

Sakit gigi 20 235 Sakit kepala 47 553

Jumlah 85 100

Berdasarkan hasil penelitian ini keluhan nyeri yang paling banyak dialami

responden adalah sakit kepala sebanyak 47 responden (553) Pada tahun 2011

WHO juga menyatakan bahwa sebanyak 50-75 orang dewasa usia 18-65 tahun

di dunia mengalami sakit kepala selama setahun terakhir Faktor penyebab sakit

43

kepala yang dialami oleh bermacam-macam mulai dari karena mengidap suatu

penyakit tertentu seperti meningitis kanker otak maupun konsumsi obat berlebih

hingga akibat dari suatu aktifitas dan makanan yang di konsumsi Tanpa disadari

sakit kepala juga bisa muncul dari kegitan rutinitas yang sepele misalnya lama

menatap layar computer maupun ponsel terlalu lam duduk banyak tekanan atau

stress kurang tidur sedikit minum merokok dan banyak hal lainnya

(Cermaticom 2019) Maka dari itu responden harus sebijak mungkin memahami

cara penggunaan obat yang tepat supaya menghindarkan masyarakat dari

penggunaan obat yang salah Presentase keluhan yang dialami responden dapat

dilihat pada tabel 42

44 Jenis Obat yang digunakan

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Responden

Terhadap Jenis Obat yang digunakan

Obat yang digunakan N

Metampiron 4 47

Natrium Diklofenak 9 106

Ibuprofen 11 129

Asam Mefenamat 13 153 Paracetamol 48 565

Jumlah 85 100

Dilihat dari jenis obat nyeri yang dipilih kebanyakan responden memilih

menggunakan parasetamol dalam swamedikasi analgetik dengan keluhan sakit

kepala terbanyak Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gissele Sarganas yang

mengatakan bahwa parasetamol merupakan obat yang umum dan mudah di akses

dibanyak Negara (Sarganas2015) Responden dalam penelitian ini telah

menggunakan obat secara benar karena sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan

44

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan bahwa golongan obat yang digunakan

swamedikasi merupakan obat-obat yang relatif aman meliputi golongan obat

bebas dan obat bebas terbatas ( BPOM 2014)

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas

451 Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penilaian mengenai tingkat pengetahuan dapat

diketahui mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong cukup yaitu

(376) sebanyak 32 responden Data lengkap dapat dilihat di tabel 44

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahaun Responden

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

responden

Persentase

Kurang 30 353

Cukup 32 376

Tinggi 23 211

Jumlah 85 100

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Dari seluruh responden yang berada di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung tidak semuanya melakukan pengobatan

swamedikasi obat antinyeri secara rasional dan tepat Pada perilaku

pengggunaan obat swamedikasi obat antinyeri dinilai dari beberapa sub

indikator yaitu tepat indikasi tepat obat tepat dosis tepat pemakaian tepat

efek samping tepat interaksi obat dan tepat kontraindikasi Seacara lebih

rincinya dapat dilihat pada tabel 413

45

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden

No

Tepat indikasi

Tepat

Tidak

Tepat

N

P1

Menurut Anda apakah

benar analgesik merupakan

obat yang mampu

meredakan atau mengurangi

nyeri

83

976

2

24

85

P2

Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk

mengobati nyeri saja

29

341

56

659

85

P4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

29

341

56

659

85

P5

Paracetamol merupakan

obat penurun panas Apakah

parasetamol mampu meredakan nyeri

49

576

36

424

85

P7

Jika Anda mengalami sakit

kepala apakah jenis obat yang sebaiknya dikonsumsi

60

706

25

294

85

Jumlah 250 59 175 41

Tepat Obat

P3

Termasuk jenis obat

golongan apakah obat pereda

nyeri yang hanya boleh

digunakan secara swamedikasi

40

471

45

529

85

P6

Jenis obat apa yang anda

pahami sebagai obat pereda

nyeri yang dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

50

588

35

412

85

Jumlah 90 54 80 46

Tepat Pemakaian

P8

Apakah Anda mengetahui

kapan waktu yang tepat

dalam mengkonsumsi obat

pereda nyeri

77

906

8

94

85 Jumlah 77 91 8 8

Tepat Efek Samping

P9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik

35

412

50

588

85

46

di rumah

P10

Dampak apakah yang

terjadi apabila menggunakan

dosis obat pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

28

329

57

671

85

Jumlah 63 37 107 63

Tepat Dosis

P11

Apakah dosis obat pereda

nyeri anak sama dengan

dosis obat pereda nyeri dewasa

67

788

18

212

85

P12

Apakah benar obat pereda

nyeri boleh digunakan secara

terus menerus meski rasa

sakit telah hilang

54

635

31

365

85

P18

Menurut Anda apakah boleh

meningkatkan konsumsi

obat pereda nyeri yang

diminum dalam sekali

konsumsi (sekali minum langsung 2 tablet lebih)

37

435

48

565

85

Jumlah 158 62 97 38

Tepat Interaksi

P13

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

digunakan bersamaan

dengan obat maag dalam

sekali konsumsi tanpa

adanya rentang waktu

konsumsi

48

565

37

435

85

P14

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

diminum bersamaan dengan kopi

55

647

30

353

85

Jumlah 103 54 67 46

Tepat Kontraindikasi

P15

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu hamil

58

682

27

318

85

P16

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di

konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

31

365

54

635

85

P17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh

35

412

50

588

85

47

mengkonsumsi aspirin untuk meredakan nyeri

Jumlah 124 49 131 51

Hasil dari kuesioner yang dibagikan menunjukkan 59 responden

melakukan ketepatan indikasi sebagian dari responden yang memiliki nilai

buruk dan tidak memperhatikan indikasi obat sebelum meminum obat

antinyeri yaitu sekitar 41 Indikasi obat antinyeri untuk penanganan obat

antinyeri penting diperhatikan secara cermat karena apabila salah indikasi

obat maka akan menimbulkan kesalahan obat yang akan digunakan

Tabel diatas menunjukkkan bahwa rata-rata jumlah responden yang

menjawab tepat obat 54 tidak jauh berbeda dengan jumlah responden yang

memiliki jawaban tidak tepat obat yaitu 46 Hal ini dikarenakan karena

masyarakat sudah mengetahui jenis obat yang di pahami untuk mengobati

nyeri dan mayoritas masyarakat sebagian besar belum mengetahui golongan

obat apa yang tepat untuk digunakan dalam swamedikasi

Hasil yang diperoleh melalui kuesioner menunjukkan terdapat 62

responden benar dan tepat dosis sebelum melakukan pengobatan nyeri secara

swamedikasi dan bernilai 38 responden tidak tepat dalam melihat dosis

sebelum penggunaan obat antinyeri secara swamedikasi Hal-hal tersebut

memang perlu ditanyakan kepada responden karena hal inilah yang terjadi di

masyarakat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji Pratiwi (2014)

bahwa dari 100 responden di Surabaya hanya 80 orang yang melakukan cara

minum dan jumlah minum obat yang tepat ketika ingin mempercepat

48

penyembuhan terdapat 20 responden menyatakan mereka meminum dua

tablet ketika ingin menyembuhkan nyeri yang dialaminya dan ini berkaitan

dengan bioavaibilitas obat di tubuh serta akumulasi obat yang ditubuh

sehingga perlu diperhatikan penggunaan dosis obat antinyeri yang dilakukan

secara swamedikasi

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tabel diketahui hanya 37

responden yang menjawab rasional dengan sub indikator tepat efek samping

hal dikarenakan masyarakat tidak memahami mengenai efek samping obat

yang terjadi setelah meminumnya Efek samping yang ditimbulkan oleh suatu

obat terkadang tidak perlu dilakukan tindakan medis untuk mengatasinya

namun beberapa obat perlu diperhatikan secara lebih penanganannya (BPOM

2014) Untuk mencegah terjadinya efek samping yang lebih parah maka

sebaiknya dilakukan penghentian obat dan segera dikonsultasikan dengan

tenaga medis terkait Efek samping obat golongan AINS (obat antinyeri)

menurut Goodman amp Gilman (2006) secara umum memiliki efek samping

perdarahan lambung nefrotoksisitas dan bronskopasme jika obat tidak tepat

digunakan

Beberapa hal yang menjadi penilaian ketepatan interaksi obat adalah

obat lain yang dikonsumsi selain obat antinyeri membolehkan meminum obat

lain dan meminum obat dengan kopi Interaksi obat terjadi antara obat dengan

obat dan obat dengan makanan Nilai yang muncul untuk ketepatan interaksi

obat adalah 54 tepat interaksi dan hanya 46 tidak tepat interaksi obat

Interaksi obat ini perlu diperhatikan karena interaksi obat dengan obat akan

49

menjadikan sistem kompetitor satu sama lain antara satu obat dengan obat lain

yang menjadikan salah satu obat menjadi tidak aktif (Stockley Drug

Interaction 2000)

ketepatan kontraindikasi obat nilai yang muncul terkait ketepatan

kontraindikasi obat ini adalah 49 mengetahui tepat kontraindikasi dan 51

tidak mengetahui ketepatan kontraindikasi Pada pasien penyakit asma tidak

diperbolehkan menggunakan obat antinyeri secara bebas karena efek samping

dari nyeri yang menjadikan bronkospasme terutama pada pasien yang

memiliki riwayat penyakit asma (Ioana Dana Alexa 2014)

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi

Analgetik

Aspek Pernyataan Benar Salah Nomor Sumber

Pernyataan

Tepat indikasi 59 41 1245 amp 7

Tepat obat 54 46 3 amp 6

Tepat pemakaian 91 8 8

Tepat efek samping 37 63 9 amp 10

Tepat dosis 62 38 1112 amp 18

Tepat interaksi 54 46 13 amp 14

Tepat kontra

indikasi 49 51 15 16 amp 17

Rata- rata 58 42

Berdasarkan hasil penilaian rata-rata mengenai obat dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional 58 dan

tidak rasional 42 Penggunaan obat yang tidak rasional paling banyak

disebabkan oleh ketidaktepatan efek samping obat 37

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

51 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

a Tingkat pengetahuan masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari Kecmatan

Cibiru tergolong cukup dengan Persentasi 376 bedasarkan instrument

kuesioner tingkat pengetahuan swamedikasi yang sudah di validasi

b Masyarakat yang di jadikan responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42 di masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru

52 Saran

Berdasarkan penelitian ini saran-saran yang dapat di berikan

adalah sebagai berikut

a Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengukur tingkat pengetahuan

mengenai suamedikasi khususnya obat analgetik lebih rinci mendalam

dan akurat sesuai dengan aturan sehingga dapat di ketahui lebih jelas apa

yang tidak di ketahui oleh responden

b Institusi terkait lebih meningkatkan lagi tentang pengetahuan penggunaan

obat swamedikasi analgetik agar masyarakat dapat menggunakan obat

secara rasional

51

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI 2013 Riset

Kesehatan Dasar 2013 Jakarta Kementrian Kesehatan RI halaman 40

BPOM RI 2014 Menuju Swamedikasi yang Aman Info Pom Vol 15 No 1

Budiman dan Riyanto 2013 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan

Sikap dalam Penelitian Kesehatan Penerbit Salemba Medika Jakarta

pp 11-12

Departemen Farmakologi dan Terapeutik 2007 Farmakologi dan Terapi

Jakarta FKUI

Departemen kesehatan RI 1993 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

919MenKesPERX1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat

Diserahkan Tanpa Resep Jakarta Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Obat Bebas Terbatas Jakarta Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) Materi pelatihan

peningkatan pengetahuan dan keterampilan memilih obat bagi tenaga

kesehatan (pp 0- 8 13-14 18 20-23 31) Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Garrido Pilar Carrasco etal 2014 Predictive factors of self-medicated

analgesic use in Spanish adults a cross-sectional national study

BMC Pharmacology amp Toxicology 2050-05111536

Marta Halim dkk 2013 Dasar-dasar Farmakologi 2 edisi 1

Mangku G Diktat Kumpulan Kuliah BagianSMF Anestesiologi dan

Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2002

Morgan GE Pain Management In Clinical Anesthesiology 2nd ed

Stamford Appleton and Lange 1996 274-316

Mutschier Ernst 1991 Dinamika Obat Bandung Penerbit ITB

Notoatmodjo Soekidjo 2010 Ilmu Pengetahuan dan penelitian dan

Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta Rineka Cipta

52

Sarganas Giselle dkk(2015) Prevalence trend patterns and associations of

analgesic use in Gremany (22 September 2015) Biomed Central Jerman

Tim Medical Mini Notes 2017 Basic Pharmacology and Drug Notes Makassar

MMN Publishing

Tjay TH dan Rahardja K 2010 Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan

Sehari- hari Jakarta PT Elex Media Komputindo

Anonim 2011 Definisi Pengetahuan Serta Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi httpduniabacacomdefinisi-pengetahuan-serta-faktor-

faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuanhtml (Diakses 20 juli 2019)

Anwar Hidayat Cara Perhitungan Rumus Slovin

httpswwwstatistikiancom2017hitung-rumus-slovin-sampelhtmlamp

(Diakses 8 Maret 2019)

Fitriya 2019 Sakit Kepala Penyebab Sakit kepala dan Cara menghilangkan

sakit Kepala yang Perlu kamu tahu httpswww-

cermaicomcdnampprojectorgvswwwcermaticomartikelampsakit-

kepala-penyebab-sakit-kepala-da-cara-menghilangkan-sakit-kepala-yang-

perlu-kamu-tahuamp_js_v (Diakses 22 Agustus 2019)

WHO 2000 Drug Information Geneva World Health Organization Page 1

World Health Organization (2010 May) Rational use of medicines Juli

28 2019 httpwwwwhointmediacentrefactsheetsfs338enindexhtml

LAMPIRAN

53

53

Identifikasi masalah

Merumuskan masalah

Menentukan sampel

ALUR PENELITIAN

Pengolahan data

(editingkoding

skoring)

Analisiss data

(Analisis Univariat)

Penyajian data

kueisioner

Kesimpulan dan saran

LAMPIRAN II

54

SURAT IZIN DARI KESBANGPOL

LAMPIRAN III

55

SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS KESEHATAN

LAMPIRAN IV

56

SURAT IZIN PENELITIAN DARI KELURAHAN

LAMPIRAN V

57

(LANJUTAN)

LAMPIRAN VI

58

SURAT IZIN PENELITIAN DARI PUSKESMAS CIPADUNG

LAMPIRAN 59

59

KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL

I Identitas Responden

Nama

Jenis jenis kelamin Laki-laki Wanita

USIA

Alamat

No Telepon HP

Pendidikan terakhir

TAHUN

II Pendahuluan

1 Apakah anda pernah melakukan swamedikasi (pengobatan tanpa

harus datang ke dokter)

a Ya b Tidak

2 Apakah Anda pernah meminum obat antinyeri sebelumnya

a Ya b Tidak

3 Di manakah Anda memperoleh obat antinyeri tersebut

a Apotek b Warung

c Toko obat d Mini market

4 Penyakit apa yang bisa Anda obati dengan antinyeri tersebut

Jawab

5 Apa saja nama obat antinyeri yang biasa Anda gunakan untuk mengobati penyakit tersebut

Jawab

III Rasionalitas Penggunaan Obat Analgetik

1 Menurut Anda apakah benar analgesik merupakan obat yang

mampu meredakan atau mengurangi nyeri

a Benar b Salah

2 Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk mengobati

60

nyeri saja

a Benar b Salah

3 Termasuk jenis obat golongan apakah obat pereda nyeri yang

hanya boleh digunakan secara swamedikasi

a Obat keras b Obat bebas

Terbatas

4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

5 Paracetamol merupakan obat penurun panas Apakah parasetamol

mapu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

6 Jenis obat apa yang anda pahami sebagai obat pereda nyeri yang

dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

a Paracetamol b Ibuprofen

c Natrium

diklofenak

d Asam

mefenamat

7 Jika Anda mengalami sakit kepala apakah jenis obat yang

sebaiknya dikonsumsi

a Antibiotik b Analgesik c Antitusif

8 Apakah Anda mengetahui kapan waktu yang tepat dalam

mengkonsumsi obat pereda nyeri

a Sebelum

makan

b Sebelum

tidur

c Sesudah makan

9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik di rumah

a Lemari b Tempat

obat

c Kulkas

10 Dampak apakah yang terjadi apabila menggunakan dosis obat

pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

a Sesak napas b Terjadi gangguan pada

lambung-usus

11 Apakah dosis obat pereda nyeri anak sama dengan dosis obat

pereda nyeri dewasa

a Ya b Tidak

12 Apakah benar obat pereda nyeri boleh digunakan secara terus

menerus meski rasa sakit telah hilang

a Benar b Salah

cBadan lemas

61

13 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri digunakan

bersamaan dengan obat maag dalam sekali konsumsi tanpa adanya

rentang waktu konsumsi

a Boleh b Tidak boleh

14 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri diminum

bersamaan dengan kopi

a Boleh b Tidak boleh

15 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu

hamil

a Aspirin b Parasetamol

16 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

a Diklofenak b Parasetamol

17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh mengkonsumsi

aspirin untuk meredakan nyeri

a Boleh b Tidak boleh

18 Menurut Anda apakah boleh meningkatkan konsumsi obat pereda

nyeri yang diminum dalam sekali konsumsi (sekali minum langsung

2 tablet lebih)

a Boleh b Tidak boleh

62

LAMPIRAN VIII

OUTPUT HASIL UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS KUESIONER

63

64

65

66

Case Processing Summary

N

Cases Valid 20 1000

Excludeda 0 0

Total 20 1000

a Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

933 18

67

LAMPIRAN IX

ANALISIS UNIVARIAT

1 Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Perempuan

laki-laki

Total

61

24

718

282

718

282

718

282

85 1000 1000 1000

Usia

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Remaja Akhir (17 - 25 Thn) 16 188 188 188

Dewasa Awal (26 - 35 Thn) 29 341 341 529

Dewasa Akhir (36 - 45 Thn) 19 224 224 753

Lansia Awal (46 - 55 Thn)

Total

21

85

247

1000

247

1000

247

1000

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 19 224 224 224

SMP 10 118 118 341

SMA 45 529 529 871

S1 9 106 106 976

S2 2 24 24 24

Total 85 1000 1000 1000

68

2 Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Melakukan swamedikasi

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 85 1000 1000 1000

Pernah minum obat antinyeri

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 85 1000 1000 1000

Tempat mendapatkan obat

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid mini market 5 59 59 59

warung 26 306 306 365

apotek 54 635 635 1000

Total 85 1000 1000

Obat yang digunakan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid metampiron 4 47 47 47

natrium diklofenak 9 106 106 153

ibuprofen 11 129 129 282

asam mefenamat 13 153 153 435

paracetamol 48 565 565 1000

Total 85 1000 1000

Jenis penyakit

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid nyeri sendi 1 12 12 12

sakit haid 6 71 71 82

sakit badan 11 129 129 212

sakit gigi 20 235 235 447

sakit kepala 47 553 553 1000

Total 85 1000 1000

69

LAMPIRAN X

TABEL CODING KARAKTERISTIK RESPONDEN

JENIS KELAMIN PEREMPUAN 0

LAKI-LAKI 1

USIA

REMAJA AKHIR 0

DEWASA AWAL 1

DEWASA AKHIR 2

LANSIA AWAL 3

PENDIDIKAN

SD 0

SMP 1

SMA 2

S1 3

S2 4

Responden

Jenis

Kelamin Coding

Usia

Coding

Pendidikan

Coding

RT

1

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

RT 1

2

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

3

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

4

L

1

dewasa

awal

1 sd

0

5

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

6 p 0 lansia awal 3 sd 0

7

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

8

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

9

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

10

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

11 p 0 lansia awal 3 sd 0

12

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

13

p

0

dewasa akhir

2

sd

0

70

14

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

15

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

16

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

17

L

1

dewasa

akhir

2 sd

0

18

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

19

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

20 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 2

21

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

22

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

23 p 0 lansia awal 3 s2 4

24

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

25 L 1 lansia awal 3 sma 2

26 p 0 lansia awal 3 sd 0

27

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

28

L

1

dewasa

awal

1 smp

1

29

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

30 p 0 lansia awal 3 sd 0

31

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

32 p 0 lansia awal 3 sd 0

33

p

0

dewasa

akhir

2 smp

1

34 p 0 lansia awal 3 sd 0

35

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

RT 3

36

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

37 L 1 lansia awal 3 S1 3

38

L

1

dewasa

akhir

2

S2

4

39

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

40

p

0

dewasa akhir

2

sma

2

71

41 p 0 lansia awal 3 sma 2

42

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

43

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

44

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

45

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

46

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

47

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

48

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

49

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

50

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

51 p 0 lansia awal 3 smp 1

52

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

53

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

54

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

55

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

56 p 1 lansia awal 3 sma 2

57 p 0 lansia awal 3 sma 2

58 p 0 lansia awal 3 sma 2

59

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

60

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

61

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

62

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

63

P

0

dewasa

akhir

2

S1

3

64

L

1

dewasa

awal

1 s1

3

65

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

66 p 0 dewasa 1 sma 2

72

awal

67

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

68 p 0 lansia awal 3 sma 2

69

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

70

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

71

L

1

dewasa

akhir

2 s1

3

72 p 0 lansia awal 3 sd 0

73

p

0

dewasa

akhir

1 sma

2

74

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

75 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 4

76

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

77 p 0 lansia awal 3 sma 2

78

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

79 p 0 lansia awal 3 sma 2

80

P

0

dewasa

akhir

1 smp

1

81 p 0 lansia awal 3 smp 1

82

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

RT 5

83

p

0

dewasa

akhir

1 sd

0

84

p

0

remaja

akhir

0 smp

1

85

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

73

LAMPIRAN XI

TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

KETERANGAN P1

amp P2

KETERANGAN P 3

KETERANGAN P 4

KETERANGAN P 5

Ya 0 Toko Obat 0 Nyeri sendi 0 Metampiron 0

Tidak

1

Mini Market

1

Sakit haid

1

Natrium

Diklofenak 1

Warung 2 Sakit badan 2 Ibuprofen 2

Apotek 3 Sakit gigi 3 Asam Mefenamat 3

Sakit kepala 4 Paracetamol 4

Respon

den

P1

Codi

ng

P2

Codi

ng

P3

Codi

ng

P4

Codi

ng

P5

Codin

g

1

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

2

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

3

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

4

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

5

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

6

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

7

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

8

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

9

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

10

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

3

74

at

11

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

12

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

13

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

14

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

15

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

16

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

gigi

3

paraceta

mol

4

17

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

18

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

19

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

20

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

21

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

22

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

23

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

24

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

25

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

26

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

4

paraceta

mol

4

75

la

27

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

28

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

29

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

30

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

31

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

32

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

33

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

4

paraceta

mol

4

34

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

35

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

36

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Saki

kepa

la

4

metampi

ron

0

37

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

38

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

39

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Nyer

i

haid

1

ibuprofe

n

2

40

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

3

paraceta

mol

4

41

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

42

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

76

43

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

44

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

45

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

46

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

47

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

48

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

49

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

ibuprofe

n

2

50

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

51

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

0

natrium

diklofena

k

1

52

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

53

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

54

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

ibuprofe

n

2

55

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

56

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

57

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

58

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

59

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

1

77

k

60

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

61

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

62

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

63

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

64

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

metampi

ron

0

65

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

3

metampi

ron

0

66

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

67

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

68

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

metampi

ron

0

69

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

70

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

71

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

72

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

asam

mefenam

at

3

73

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

ibuprofe

n

2

74

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

75 ya 1 ya 1 Apote 3 nyeri 1 natrium 1

78

k send i

diklofena k

76

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

77

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

78

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

asam

mefenam

at

3

79

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

80

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

81

ya

1

ya

1

Waru

ng

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

82

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

83

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

84

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

85

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

79

LAMPIRAN XII

TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER TINGKAT

PENGETAHUAN

Responden

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y9

Y10

Y11

Y12

Y13

Y14

Y15

Y16

Y17

Y18

Jumlah

1 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 25

2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 30

3 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 24

4 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 22

5 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

6 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 18

7 2 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 20

8 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 0 0 18

9 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 16

10 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

11 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 0 20

12 2 0 0 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 14

13 2 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

14 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

15 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 2 12

16 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 10

17 2 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 24

18 2 2 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

19 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 20

20 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 24

21 2 1 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 2 2 22

22 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 30

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 33

24 2 0 0 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 0 25

25 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 2 2 1 2 1 2 16

26 2 0 0 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

27 2 2 2 2 2 0 0 2 0 1 2 0 2 1 2 0 1 0 21

80

28 2 0 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 0 24

29 2 0 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2 2 1 0 0 0 0 20

30 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 0 1 1 19

31 2 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 0 1 2 2 0 1 0 17

32 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

33 2 0 1 1 2 0 0 2 0 1 0 2 2 1 2 0 2 2 20

34 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0 0 1 1 0 12

35 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

36 2 0 1 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 1 0 0 18

37 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

38 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 32

39 2 0 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 2 2 18

40 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 1 2 2 1 1 0 23

41 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

42 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 18

43 2 2 0 1 2 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 20

44 2 2 1 1 2 2 0 2 0 0 2 2 1 0 0 1 0 0 18

45 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 0 28

47 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 1 2 0 0 2 21

48 2 0 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 20

49 2 1 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 1 0 2 0 1 2 19

50 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 18

51 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 1 0 0 0 21

52 2 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 2 0 2 0 16

53 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 1 0 23

54 2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 25

55 2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 12

56 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

57 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 2 2 1 1 0 13

58 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

59 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 1 2 12

60 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36

62 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

63 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 30

81

64 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

65 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 30

66 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 2 2 2 2 1 1 0 0 15

67 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 1 0 0 0 0 21

68 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 1 1 2 1 1 0 16

69 2 2 0 0 2 0 0 2 2 0 2 1 0 2 2 0 1 0 18

70 2 2 2 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 2 21

71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 34

72 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 11

73 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 0 21

74 2 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 1 2 0 1 2 15

75 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

76 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

77 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 1 2 23

78 2 0 0 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

79 2 0 2 2 2 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

80 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 26

81 2 0 2 2 0 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 0 18

82 2 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 2 1 1 0 2 1 0 12

83 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 2 0 0 1 0 11

84 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

85 2 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 9

82

LAMPIRAN XIII

DOKUMENTASI

83

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …

DAFTAR LAMPIRAN

vii

LAMPIRAN I ALUR KERJA 53

LAMPIRAN II SURAT IJIN KESBANGPOL 54

LAMPIRAN III SURAT IJIN DINAS KESEHATAN 55

LAMPIRAN IV SURAT IJIN KELURAHAN PALASARI 56

LAMPIRAN V LANJUTAN 57

LAMPIRAN V SURAT IZIN PENELITIAN DARI PKM CIPADUNG 58

LAMPIRAN VII KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL 59

LAMPIRAN VIII OUTPUT UJI VALIDASI DAN RELIABEL KUESIONER 62

LAMPIRAN IX ANALISIS UNIVARIAT 67

LAMPIRAN X TABEL KODING KARAKTERISTIK RESPONDEN 69

LAMPIRAN XI TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI

ANALGETIK 73

LAMPIRAN XII TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN 79

LAMPIRAN XIII DOKUMENTASI 82

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh timbul bila ada jaringan

rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan

stimulus nyeri Nyeri dapat menjadi suatu masalah jika rasa nyeri tersebut tidak

segera di obati sehingga penyakit menjadi berkepanjangan dan dapat merugikan

penderita Oleh karena itu berbagai upaya telah dilakukan manusia untuk

meringankan rasa nyeri tersebut supaya dapat berkurang bahkan sampai hari ini

pengaruh nyeri atau rasa sakit ini adalah penyebab utama pasien menemui dokter

untuk pengobatan Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang

rasa nyeri merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi

rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Penggunaan analgesik sering digunakan secara bebas hal ini menyebabkan

ketergantungan dan diperkirakan sebagai penyebab penyakit gagal ginjal kronis

di masyarakat saat periode tahun 1900 (WHO 2000) Keluhan yang seringkali

mendorong pasien untuk menggunakan analgesik secara swamedikasi antara lain

sakit kepala nyeri sendi dan gangguan mulut serta gigi (French DP James DH

etal 2008) Mayoritas (gt50) pasien menggunakan obat tersebut dengan

frekuensi beberapa kali dalam sebulan (Brewer C etal 2013)

1

2

Prevalensi penggunaan obat nyeri dengan kondisi pengobatan sendiri

(swamedikasi) dilaporkan sebanyak 394 Penyakit nyeri juga dihubungkan

dengan penyebab mordibitas populasi orang dewasa di dunia sebanyak 10-30

populasi dan laporan terbaru menunjukkan hingga 50 (Pilar Carasso etal

2014)

Di Indonesia perilaku pengobatan sendiri sudah banyak dilakukan oleh

masyakarat Salah satu ciri adanya swamedikasi adalah dengan perilaku

masyarakat yang menyimpan obat untuk pengobatan diri sendiri Data

menunjukkan sebesar 352 masyarakat telah menyimpan obat hasil

swamedikasi Dalam hal ini adanya obat keras dan antibiotika untuk swamedikasi

menunjukkan adanya penggunaan obat yang tidak rasional (Riskesdas 2013)

Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami

pelaksanaannya sedapat mungkin harus memenuhi kriteria penggunaan obat yang

rasional Kriteria obat yang rasional antara lain ketepatan pemilihan obat

ketepatan dosis obat tidak adanya efek samping tidak adanya kontra indikasi

tidak adanya interaksi dan tidak adanya polifarmasi (Muharni 2015)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo 2007) Berdasarkan

penelitian yang dilakukan wulandari (2011) terkait tingkat pengetahuan

penggunaan analgetik pada pengobatan sendiri menunjukkan hasil penilaian

pengetahuan responden sebesar 656 dengan kategori cukup dan 344 baik

3

Hasil penelitian Yanuardi Aditya (2015) tingkat pengetahuan mengenai

penggunaan obat swamedikasi dalam kategori sedang dengan presentasi sebesar

406 Hasil penelitian Gusta dkk (2011) presentase yang melakukan

swamedikasi berdasarkan jenis kelamin wanita sebesar 692 sedangkan laki-

laki sebesar 308 dikarenakan penggunaan obat nyeri paling banyak

dikonsumsi oleh wanita karena dibutuhkan setiap bulannya untuk

mengurangi rasa nyeri haid

Berdasarakan uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui tingkat

pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

12 Rumusan Masalah

1 Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

2 Apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik swamedikasi

secara tepat atau rasional

13 Tujuan Penelitian

1 Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

4

2 Mengetahui apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik secara

tepat atau rasional

14 Manfaat Penelitian

1 Masyarakat Dalam penelitian ini masyarakat dapat menggunakan obat

swamedikasi analgesik secara rasional

2 Institusi Dengan adanya penelitian ini bisa menjadi gambaran

penggunaan obat analgesik pada masyarakat RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung agar masyarakat menggunakan obat

antinyeri secara aman dan rasional

3 Penelitian Dapat memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman

selama proses penelitian dan juga dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Nyeri

211 Definisi Nyeri

Nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan maupun

berat Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya

Menurut Internasional Association for Study of Pain (IASP) nyeri adalah

pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

kerusakan aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan (Marta dkk 2013)

Beberapa penyebab adanya nyeri ketika terjadi rangsangan pada ujung

saraf karena kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh

1 Trauma seperti benda tajam benda tumpul bahan kimia

2 Proses infeksi atau peradangan (Depkes RI 2007)

212 Klasifikasi Nyeri

Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi

a Nyeri akut atau nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara

Nyeri ini ditandai dengan adanya aktivitas saraf otonom seperti takikardi

hipertensi hiperhidrosis pucat dan midriasis dan perubahan wajah

menyeringai atau menangis Bentuk nyeri akut dapat berupa

5

6

1 Nyeri somatik luar nyeri tajam di kulit subkutis dan mukosa

2 Nyeri somatik dalam nyeri tumpul pada otot rangka sendi dan

jaringan ikat

3 Nyeri viseral nyeri akibat disfungsi organ viseral (Marta dkk 2013)

b Nyeri kronik atau nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa

tanda-tanda aktivitas otonom kecuali serangan akut Nyeri tersebut dapat

berupa nyeri yang tetap bertahan sesudah penyembuhan luka

(penyakitoperasi) atau awalnya berupa nyeri akut lalu menetap sampai

melebihi 3 bulan Nyeri ini disebabkan oleh

1 kanker akibat tekanan atau rusaknya serabut saraf

2 non kanker akibat trauma proses degenerasi dll (Marta dkk 2013)

213 Mekanisme Nyeri

Mekanisme nyeri terdiri dari 4 proses elektro fisiologi nociseptif yaitu

1 Transduksi adalah proses perubahan stimulus menjadi impuls saraf

Stimulus nyeri akan diterima oleh nociceptor pada ujung saraf bebas A

delta dan C kemudian mengalami perubahan atau diterjemahkan menjadi

aktifitas fisik pada impuls saraf

2 Transmisi adalah proses penyaluran impuls saraf melalui serabut saraf

sensoris menuju ke medulla spinalis Impuls tersebut dibaca oleh serabut

saraf A delta dan C

3 Modulasi adalah proses interaksi antara analgetik endogen dengan impuls

nyeri yang masuk kedalam kornu posterior medulla spinalis Sistem

analgesik endogen meliputi enkafalis endorphin serotonin dan

7

nonepinefrin Dengan demikian kornu posterior seperti sebuah gerbang

yang dapat tertutp atau terbuka yang dipengaruhi oleh sistem analgesik

endogen tersebut

4 Persepsi adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik

mulai dari proses tansduksi transmisi dam modulasi yang pada gilirannya

menghasilkan suatu perasaan yang subjektif yang dikenal sebagai persepsi

nyeri ( Mangku G 2002)

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri

Respon tubuh terhadap nyeri berupa terjadinya respon hormonal melalui

mobilisasi hormon-hormon katabolisme dan reaksi imunologis yang secara

umum disebut respon stress Respon nyeri sangat merugikan tubuh karena

dapat menurunkan cadangan makanan daya tahan tubuh meningkatkan

kebutuhan oksigen jantung menganggu fungsi respirasi dan segala

konsekuensi dari gangguan tersebut dan pada akhirnya dapat menyebabkan

tromboemboli dan meningkatnya mordibitas dan mortalitas (Mangku G

2002)

215 Tatalaksana nyeri

Secara umum penatalaksaan nyeri dikelompokkan menjadi dua yaitu

penatalaksaan secara farmakologi dan non farmakologi

1 Penatalaksaan secara Farmakologi

Praktik dalam tatalaksana nyeri secara garis besar stategi farmakologi

mengikuti rdquoWHO Three Step Analgesic Ladderrdquo yaitu

a Tahap pertama dengan menggunakan obat analgetik nonopiat seperti

8

NSAID atau COX2 spesific inhibitors

b Tahap kedua dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri Maka

diberikan obat-obat seperti pada tahap 1 ditambah opiat secara

intermiten

c Tahap ketiga dengan memberikan obat pada tahap 2 ditambah opiat

yang lebih kuat

Penanganan nyeri berdasarkan mekanisme nyeri pada proses transduksi

dapat diberikan anestesik lokal dan atau obat anti radang non steroid pada

transmisi inpuls saraf dapat diberikan obat-obatan anestetik lokal pada proses

modulasi diberikan kombinasi anestetik lokal narkotik dan atau klonidin dan

pada persepsi diberikan anestetik umum narkotik atau parasetamol (Morgan

GE 1996)

22 Analgetik

Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang rasa nyeri

merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi rasa nyeri

tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Analgesik baik nonnarkotik maupun narkotik diresepkan untuk meredakan

nyeri pilihan obat tergantung dari beratnya nyeri Nyeri yang ringan sampai

sedang dari otot rangka dan sendi sering kali diredakan dengan pemakaian

analgesik nonnarkotik Nyeri yang sedang sampai berat pada otot polos organ

dan tulang biasanya membutuhkan analgesik narkotik (Sujati Woro 2016)

9

221 Pengolongan Analgesik

Atas dasar cara kerja farmakologisnya analgesik dibagi dalam 2

kelompok besar yaitu

1 Analgetika narkotik

Analgetik non narkotik khusus digunakan untuk menghilangkan rasa

nyeri hebat seperti dalam fraktur dan kanker Cara kerja obat ini adalah

memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi umum (Tan Hoan Tjay

2010) Analgetika narkotik disebut juga opioida yang memiliki kerja

mirip opioid dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor

opioid yang khas di SSP hingga persepsi dan respon emosional terhadap

nyeri berkurang

Efek samping yang ditimbulkan anlgetika narkotik adalah supresi

SSP (sedasi menekan pernafasan dan batuk miosis hipotermia

perubahan mood) saluran nafas (bronkokontriksi pernafasan menjadi

dangkal dan menurun frekuensinya) sistem sirkuasi (vasodilatasi

perifer) saluran cerna (motilitas berkurang) saluran uroginetal histamin

liberator kebiasaan atau reaksi adiksi pada penggunaan lama

Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk meminum

obat golongan ini karena opioda dapat melintasi plasenta dan jika

diberikan terus-menerus akan merusak janin dan menjadikan depresi

pernafasan serta lambat dalam persalinan (Tan Hoan Tjay 2010)

Hal yang dapat dilakukan dengan munculnya nyeri adalah

10

a Tetap aktif dan fokus dalam pekerjaan

b Menggunakan air hangat untuk kompres bagian yang nyeri

c Menggunakan obat penghilang nyeri

d Menghubungi dokter jika nyeri berkelanjutan

2 Analgesik Perifer (Non Narkotik)

Penggunaan obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan terkadang

memberikan daya antipiretis dan antiradang biasa diberikan untuk obat

nyeri ringan hingga sedang dengan penyebab yang beranekaragam seperti

nyeri kepala sendi otot gigi perut nyeri haid benturan dan kecelakaan

(Tan Hoan Tjay 2010) Golongan Analgetik perifer memiliki beberapa

efek samping yaitu gangguan lambung-usus kerusakan darah hati dan

ginjal serta reaksi alergi pada kulit jika digunakan dalam waktu lama dan

dosis yang tinggi Maka dari itu penggunaan dalam waktu terus-menerus

tidak dianjurkan Pada wanita hamil dan menyusui obat analgetika yang

aman digunakan hanyalah parasetamol sedangkan asetosal salisilat

NSAID dan metamizol dapat mengganggu perkembangan janin sehingga

perlu dihindari (Tan Hoan Tjay 2010)

Beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat nyeri dengan

pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan Aspirin (asetosal)

(BPOM RI 2015)

11

23 Swamedikasi

231 Definisi Swamedikasi

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh individu untuk

merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit Masyarakat

melakukan swamedikasi biasanya untuk mengatasi keluhan- keluhan dan

penyakit ringan yang sering dialami seperti demam nyeri pusing batuk

influenza maag Kecacingan diare penyakit kulit dan lain- lain Golongan

obat yang digunakan swamedikasi merupakan obat- obat yang relatif aman

meliputi golongan obat bebas dan obat bebas terbatas (BPOM RI 2014)

Swamedikasi dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau rasional

Penggunaan obat yang rasional adalah bahwa pasien menerima obat yang

tepat dengan keadaan kliniknya dalam dosis yang sesuai dengan keadaan

individunya pada waktu yang tepat dan dengan harga terjangkau Pengertian

lain dari penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan

terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologi yang benar dari

penyakit

Menurut WHO swamedikasi memiliki beberapa hal yang harus

diperhatikan Seperti penyakit yang diderita adalah penyakit dan gejala

ringan yang tidak diperlukan untuk datang ke dokter atau tenaga medis

lainnya Selain itu obat yang dijual adalah obat golongan over-the-counter

(OTC) (WHO 2000)

12

232 Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan swamedikasi agar

diperoleh swamedikasi yang benar dan aman maka hal- hal yang perlu

diperhatikan meliputi (BPOM RI 2014)

1 Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasi

Kondisi individu yang akan melakukan swamedikasi merupakan hal

pertama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan swamedikasi Beberapa

kondisi yang perlu diperhatikan meliputi kehamilan berencana untuk hamil

menyusui umur sedang dalam diet khusus baru saja berhenti mengonsumsi

obat lain atau suplemen makanan serta mempunyai masalah kesehatan baru

selain penyakit yang selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan

dari dokter (BPOM RI 2014)

Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan lebih

hati- hati karena beberapa jenis dapat menimbulkan pengaruh yang tidak

diinginkan pada janin Beberapa obat disekresikan melalui air susu ibu

walaupun jumlah obat di ASI kadarnya kecil namun kemungkinan dapat

berpengaruh pada janin Komposisi obat terdapat beberapa zat tambahan yang

harus diperhatikan oleh pasien dengan diet khusus contoh obat dalam bentuk

sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat

mempengaruhi kondisi pasien dengan diet gula (BPOM RI 2014)

Mambaca peringatan atau perhatian yang tertera pada label atau brosur

obat manjadi hal yang perlu dilakukan untuk mecegah kejadian di atas Brosur

obat biasanya menjelaskan hal- hal yang perlu diperhatikan baik sebelum atau

13

sesudah mengonsumsi obat yang dimaksud (BPOM RI 2014)

2 Memahami bahwa ada kemungkinan interaksi obat

Banyak obat yang dapat menimbulkan interaksi baik dengan obat lain

atau makanan dan minuman yang dikonsumsi Kenali nama obat atau nama

zat berkhasiat yang terkandung dalam obat yang sedang dikonsumsi atau yang

akan digunakan Interaksi obat dapat ditanyakan pada apoteker di apotek atau

membaca aturan pakai yang tercantum pada label kemasan obat untuk

menghindari masalah yang akan terjadi (BPOM RI 2014)

3 Mewaspadai efek samping yang mungkin muncul

Obat tidak hanya menimbulkan efek mengatasi penyakit atau gejala

penyakit namun obat juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan

Mengatasi efek samping yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis

namun demikian beberapa efek samping membutuhkan perhatian lebih dalam

penanganannya (BPOM RI 2014)

Efek samping dapat timbul dalam mengkonsumsi obat antara lain reaksi

alergi gatal- gatal ruam mengantuk mual dan lain- lain Mengetahui efek

samping yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan saat

mengalaminya merupakan hal penting Efek samping bisa terjadi pada siapa

saja namun umumnya dapat ditoleransi Segera hentikan pengobatan dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan bila timbul efek samping dalam

mengonsumsi obat tersebut (BPOM RI 2014)

4 Meneliti obat yang akan dibeli

Bentuk sediaan (tablet sirup kapsul krim dll) merupakan hal yang

14

perlu diperhatikan ketika akan membeli obat dan dipastikan kemasan obat

yang akan beli tidak rusak Jangan mengambil obat yang menunjukkan adanya

kerusakan walaupun kecil Selain kemasan perlu diperhatikan bentuk fisik

sediaan (BPOM RI 2014)

Hal yang harus diperhatikan dalam sediaan sirup adalah warna dan

kekentalan dan tidak ada partikel- partikel kecil di bagian bawah botol atau

mengapung dalam sirup Jika berbentuk suspensi suspensi dapat tercampur

rata setelah dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah Sediaan

tablet harus benar- benar utuh dan tidak satupun yang pecah atau rusak Jika

pada tablet memiliki cetakan atau tulisan pastikan bahwa semua tablet

memiliki hal yang sama Hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan kapsul

yaitu kapsul tidak pecah atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang

sama dari semua kapsul Jika kapsul memiliki cetakan atau tulisan maka harus

dipastikan cetakan atau tulisan semua kapsul seragam (BPOM RI 2014)

Penyimpanan obat di tempat penjual juga perlu diperhatikan Jika obat

disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari langsung maka sebaiknya

membeli obat di tempat lain yang memiliki kondisi penyimpanan yang lebih

baik Lebih baik membeli obat di sarana distribusi obat yang resmi seperti

apotek dan toko obat berijin (BPOM RI 2014)

Obat yang diminum harus memiliki nomor izin edar karena hal tersebut

menunjukkan obat tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan khasiat

dan mutu yang ditetapkan oleh Badan POM Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah tanggal kadaluwarsa Penggunaan obat yang sudah melewati tanggal

15

kadaluwarsa dapat membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi

perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang berbahaya (BPOM

RI 2014)

5 Mengetahui cara penggunaan obat yang benar

Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang sesuai

pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi sesuai anjuran akan memberikan

efek terapi yang baik Label atau bagian kemasan obat yang memberikan

informasi mengenai penggunaan obat tersebut sebaiknya tidak dibuang supaya

tidak terjadi kesalahan penggunaan obat Apabila obat yang digunakan dirasa

tidak menimbulkan efek yang diinginkan setelah jangka penggunaan waktu

yang dianjurkan maka disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau

tenaga kesehatan lainnya (BPOM RI 2014)

6 Tanggal Kadalursa Obat

Tanggal kadaluwarsa obat bisa lebih pendek dari waktu yang tertera

setelah kemasan obat dibuka Cara membuang obat yang baik dan benar

adalah dengan membuka kemasan obat dan dibuang di tempat yang jauh dari

jangkauan anak misalnya obat dalam bentuk sediaan cair dibuka kemasannya

kemudian dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih Jika

obat dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul obat dibuka dari kemasannya

lalu obat tersebut ditimbun dalam tanah (BPOM RI 2014)

7 Cara penyimpanan obat

Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi obat Obat oral seperti

tablet kapsul dan serbuk tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembab

16

karena dapat menyebabkan bakteri dan jamur tumbuh dengan baik sehingga

dapat merusak kondisi obat Obat dalam bentuk sediaan cair biasanya mudah

terurai oleh cahaya sehingga harus disimpan pada wadah aslinya yang

terlindung dari cahaya atau sinar matahari langsung dan tidak disimpan di

tempat yang lembab Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin

kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut (BPOM RI 2014)

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi

Berdasarkan UU No 39 tahun 2009 tentang kesehatan obat adalah

bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis pencegahan penyembuhan pemulihan

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia

Adapun golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri

swamedikasi adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dan obat

wajib apotek ( SK Menkes No23801983)

a Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat tanpa

resep dokter Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia 2007)

17

b Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai

dengan tanda peringatan Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam Tanda

peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas merupakan

empat persegi panjang yang berwarna hitam berukuran panjang 5 cm

dengan 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 2007)

Adapun tanda peringatan yang dicantumkan ada 6 macam sesuai

dengan aturan pemakaian masing-masing obatnya yaitu

a P no 1 Awas Obat Keras Bacalah aturan memakainya

b P no 5 Awas Obat Keras Tidak boleh ditelan

c P no 2 Awas Obat Keras Hanya untuk kumur jangan ditelan

d P no 4 Awas Obat Keras Hanya untuk dibakar

e P no 3 Awas Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

f P no 6 Awas Obat Keras Obat wasir jangan ditelan

c Obat Wajib Apotek (OTC)

Obat-obat yang dapat digunakan di dalam swamedikasi sering disebut

sebagai obat- obatan over-the-counter (OTC) dan dapat diperoleh tanpa

resep dokter (World Self-Medication Industry nd) Bagi sebagian orang

beberapa produk obat OTC dapat berbahaya ketika digunakan sendiri atau

18

dikombinasikan dengan obat lain Meskipun demikian beberapa obat OTC

sangat bermanfaat di dalam pengobatan sendiri untuk masalah kesehatan

yang ringan hingga sedang (Fleckenstein Hanson amp Venturelli 2011) Obat

yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria berikut

(Permenkes No 919MenkesPerX1993)

a Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil

anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun

b Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko

pada kelanjutan penyakit

c Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

d Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi

di Indonesia

Berikut ini beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat

nyeri dengan pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan

Aspirin (asetosal) (Depkes RI 2007)

1 Aspirin

Aspirin yang memiliki nama lain asam asetil salisilat atau asetosal

adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang luas digunakan dan

digolongkan dalam obat bebas Selain sebagai prototip obat ini merupakan

standar dalam menilai efek obat sejenis (Departeman Farmakologi dan

Terapeutik 2007)

Aspirin diindikasikan dengan rasa sakit dan demam Aspirin

19

dikontraindikasikan dengan hemophilia dan kehamilan trisemester akhir Efek

samping yang sering dijumpai meliputi terjadinya iritasi mukosa lambung

Aspirin juga dapat memeperbanyak keluarnya keringat dan pada dosis tinggi

dapat membuat telinga berdengung dan juga sesak napas Aspirin tidak boleh

digunakan pada penderita alergi termasuk asma tukak lambung (maag)

sering perdarahan di bawah kulit penderita hemofilia dan trombositopenia

(Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan aspirin meliputi

aturan pemakaian harus tepat tidak boleh diminum ketika perut kosong

diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan

perdarahan lambung dilarang menkonsumsi obat ini selama 10 hari tanpa

fungsi ginjal atau hati ibu hamil ibu menyusui dan dehidrasi dan jangan

diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan

risiko perdarahan lambung (Depkes RI 2007)

Bentuk Sediaan asetosal yang beredar di masyarakat meliputi tablet

100 mg tablet 500 mg Aturan pemakaian asetosal meliputi dewasa 500 mg

setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) anak usia 2 ndash 3 tahun frac12 - 1 frac12 tablet

100 mg setiap 4 jam anak usia 4 ndash 5 tahun 1 frac12 - 2 tablet 100 mg setiap 4

jam anak usia 6 ndash 8 tahun frac12 - frac34 tablet 500 mg setiap 4 jam anak usia 9 ndash

11 tahun frac34 - 1 tablet 500 mg setiap 4 jam dan usia di atas 11 tahun 1

tablet 500 mg setiap 4 jam (Depkes RI 2007)

2 Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionate Obat ini bersifat

20

analgesik dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat Efek anti-

inflamsinya terlihat dengan dosis 1200- 2400 mg sehari Absorbsi ibuprofen

cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-

2 jam (Depkes RI 2007)

Ibuprofen dikontraindikasikan dengan penderita hipersensitif terhadap

ibuprofen penderita polip hidung Ibuprofen tidak dianjurkan bagi wanita

hamil menyusui dan penderita tukak peptic Ibuprofen biasa berbentuk tablet

dengan kekuatan 300 dan 400 mg Dosis maksimum ibuprofen 2400 mg

sehari (Mutschier 1991)

Hal- hal yang perlu diinformasikan kepada pasien dalam mengkonsumsi

ibuprofen meliputi obat diminum bersama- sama makanan dan minum dengan

segelas air penuh bila timbul rasa pusing dilarang mengemudi segeralah ke

dokter bila penglihatan menjadi kabur atau terjadi ruam kulit (Depkes RI

2007)

Efek samping yang dapat ditimbulkan obat ini meliputi nervus pusing

mata kabur skotoma atau perubahan menafsirkan warna telinga berdenging

dan kejang perut Ibuprofen memiliki interaksi dengan antikoagulan dan

asetosal Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi

metotreksat urikosurik kumarin antikoagulan kortiko-steroid penisilin dan

vitamin C atau minta petunjuk dokter obat ini tidak boleh diminum

bersamaan ( Depkes RI 2007)

Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita tukak lambung dan

duodenum (ulkus peptikum) aktif penderita alergi terhadap asetosal dan

21

ibuprofen penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk

tonjolan pada hidung) kehamilan tiga bulan terakhir (Depkes RI 2007)

Aturan pemakaian ibuprofen

a Dewasa 1 tablet 200 mg 2 ndash 4 kali sehari Diminum setelah makan

b Anak 1 ndash 2 tahun frac14 tablet 200 mg 3 ndash 4 kali sehari 3 ndash 7 tahun

frac12 tablet 500 mg 3 ndash 4 kali sehari 8 ndash 12 tahun 1 tablet 500 mg 3 ndash

4 kali sehari dan tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya

kurang dari 7 kg (Depkes RI 2007)

3 Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik antiinflamasi Asam

mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin Asam mefenamat terikat

sangat kuat pada protein plasma sehingga interaksi dengan antikoagulan

harus diperhatikan (Mutschier 1991)

Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia

diare sampai diare berdarah dan gejala iritasi lain pada mukosa lambung

Amerika Serikat tidak menganjurkan obat ini diberikan pada anak dibawah 14

tahun dan wanita hamil Pemberian tidak melebih 7 hari Penelitian klinis

menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah

secara bermakna (Depkes RI 2007)

Asam mefenamat tersedia dalam sediaan tablet atau kaplet dengan

kekuatan 500 mg Dosis asam mefenamat untuk pasien dewasa 2-3 kali sehari

sebanyak 250 mg- 500 mg (Team medical mini notes 2017)

22

4 Diklofenak

Diklofenak tergolong dalam preferential COX-2 inhibitor Absorbsi obat

ini berlangsung cepat dan lengkap pada saluran cerna Obat ini terikat 99

pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama sebesar

40-50 (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Diklofenak terdiri atas dua jenis yaitu natrium diklofenak dan kalium

diklofenak Kalium diklofenak lebih larut air dan dapat diabsorbsi dengan

cepat sehingga memiliki onset kerja lebih cepat dibanding natrium

diklofenak Kalium diklofenak biasanya juga diindikasikan untuk

penanganan kondisi yang memerlukan efek analgesia secara cepat ((Team

medical mini notes 2017)

Efek samping yang lazim adalah mual dan gastritis Eritema kulit dan

sakit kepala seperti obat AINS lainnya Pemakaian obat ini harus hati- hati

pada pasien dengan tukak lambung Peningkatan enzim transaminase dapat

terjadi pada 15 pasien umumnya kembali ke normal Gangguan hati lebih

sering terjadi dibandingkan obat AINS lain Pemakaian selama kehamilan

tidak dianjurkan Dosis orang dewasa 100-150 mg sehari terbagi dalam dua

atau tiga dosis (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

5 Parasetamol

Parasetamol memiliki indikasi membantu melegakan rasa sakit dan

mengurangi demam rematik sakit gigi dan sakit kepala Parasetamol

dikontraindikasikan dengan penderita gangguan fungsi hati Parasetamol

hampir tidak memiliki efek samping namun kadang timbul bisul atau

23

hipoglikemi pada anak (Mutschier 1991)

Parasetamol dapat berupa sediaan solid dan liquid Sediaan solid

parasetamol meliputi tablet atau tablet salut gula dengan kekuatan 120 mg

325 mg dan 500 mg Sedangkan dalam bentuk liquid parasetamol dapat

berupa sediaan obat tetes sirup elixir dengan kekuatan 60 mg06 ml 150

mg5 ml dan 120 mg 5 ml (Depkes RI 2007)

Dosis paracetamol untuk dewasa (usia diatas 12 tahun) 3-4 jam 325-650

mg maksimum 4 g sehari Sedangkan untuk anak (6-12 tahun) tiap 4 jam 500

mg (Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi parasetamol

meliputi orang dewasa jangan menggunakan lebih dari 10 hari secara terus

menerus anak di bawah dua belas tahun dilarang memakan obat ini lebih dari

lima kali sehari atau lebih dari lima hari segeralah ke dokter bila timbul

warna kekuningan pada mata atau kulit (Depkes RI 2007)

Parasetamol adalah derivat dari para amino fenol yang mempunyai daya

analgetika dan daya antipiretika Obat ini tidak menimbulkan perdarahan pada

lambung sehingga banyak dipakai sebagai analgetika dan antipiretika yang

aman namun Parasetamol memiliki daya inflamasi yang sangat lemah

(Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Tambahan

a Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi daripada efek anti

demamnya

b Parasetamol dan Asetosal memiliki efek anti demam yang lebih tinggi

daripada efek antinyeri dan antiradangnya (Depkes RI 2007)

24

24 Penggunaan Obat yang Rasional

Penggunaan obat yang rasional merujuk pada penggunaan obat yang benar

sesuai dan tepat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat dan dosis yang sesuai dengan kebutuhannya untuk jangka waktu

yang adekuat dan dengan biaya serendah mungkin bagi pasien Masalah-masalah

yang sering timbul sebagai bentuk ketidakrasionalan penggunaan obat antara lain

polifarmasi (penggunaan obat yang terlalu banyak) penggunaan yang berlebihan

dari antibiotika dan injeksi kegagalan untuk meresepkan obat yang sesuai dengan

panduan klinis serta pengobatan sendiri yang tidak tepat (World Health

Organization 2010)

Berbagai kriteria telah ditetapkan untuk menentukan kerasionalan penggunaan

suatu obat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya dengan dosis yang sesuai

dengan kebutuhannya untuk jangka waktu yang adekuat dan dengan biaya

serendah mungkin bagi pasien dan komunitasnya (World Health Organization

2010)

Batasan penggunaan obat rasional adalah bila memenuhi beberapa kriteria

antara lain (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2008)

a Tepat diagnosis yaitu obat diberikan sesuai dengan diagnosis Apabila

diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah

b Tepat indikasi penyakit yaitu obat yang diberikan harus tepat bagi suatu

25

penyakit

c Tepat pemilihan obat yaitu obat yang dipilih harus memiliki efek terapi

sesuai dengan penyakit

d Tepat dosis yaitu jumlah cara waktu dan lama pemberian obat harus

tepat Apabila salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi maka efek

terapi tidak tercapai

1 Tepat jumlah yaitu obat harus diberikan dalam jumlah yang cukup

2 Tepat cara pemberian yaitu cara pemberian obat yang tepat disesuaikan

dengan jenis obat yang digunakan Misalnya obat antasida seharusnya

dikunyah dulu baru ditelan

3 Tepat interval waktu pemberian yaitu cara pemberian obat hendaknya

dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah ditaati oleh

pasien Misalnya obat yang diminum tiga kali sehari diartikan bahwa

obat tersebut harus diminum dengan interval setiap delapan jam

4 Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian obat harus tepat sesuai

penyakitnya masing-masing

e Tepat penilaian kondisi pasien yaitu penggunaan obat disesuaikan dengan

kondisi pasien antara lain harus memperhatikan kontraindikasi obat

komplikasi kehamilan menyusui lanjut usia atau bayi

f Waspada terhadap efek samping yaitu obat dapat menimbulkan efek

samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang timbul pada pemberian

obat dengan dosis terapi seperti timbulnya mual muntah gatal-gatal dan

26

lain sebagainya

g Efektif aman mutu terjamin tersedia setiap saat dan harga terjangkau

untuk mencapai kriteria efektif maka obat harus dibeli melalui jalur

resmi

h Tepat tindak lanjut (follow-up) yaitu apabila sakit berlanjut setelah

swamedikasi dilakukan maka konsultasikan ke dokter

i Tepat penyerahan obat (dispensing) yaitu penggunaan obat rasional

melibatkan penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen Resep

yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di puskesmas akan

dipersiapkan obatnya dan diserahkan kepada pasien dengan informasi

yang tepat

j Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan

Ketidakpatuhan minum obat dapat terjadi pada keadaan

seperti berikut

1 Jenis sediaan obat beragam

2 Jumlah obat terlalu banyak

3 Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering

4 Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi

5 Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara

menggunakan obat timbulnya

6 Efek samping

27

25 Pengetahuan

251 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya yang meliputi

pengelihatan pendengaran penciuman rasa dan raba Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan

pengelihatan (Notoatmodjo 2010)

252 Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia

pendidikan lingkungan intelegensia dan pekerjaan Pengetahuan secara garis

besar dibagi menjadi enam tingkat meliputi tahu (know) memahami

(comprehension) aplikasi (aplication) analisa (analysis) sintesis (syntesis)

dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo 2010)

253 Faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a Jenis kelamin

Tingkat pengetahuan di pengaruhi oleh jenis kelamin Logan dan Rose

(2004) telah melakukan penelitian terhadap sampel 100 pasien untuk

mengetahui perbedaan pengetahuan nyeri antara laki-laki dan perempuan

Hasilnya menunjukan bahwa ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan

28

mengenai tingkat pengetahuan nyeri yaitu perempuan mempunyai tingkat

pengetahuan nyeri lebih baik dari pada laki-laki

b Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin membaik

Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca (Anonim 2011)

Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009)

1 Masa balita 0-5 tahun

2 Masa kanak- kanak 5-11 tahun

3 Masa remaja awal 12-16 tahun

4 Masa remaja akhir 17-25 tahun

5 Masa dewasa awal 26-35 tahun

6 Masa dewasa akhir 36-45 tahun

7 Masa Lansia Awal 46-55 tahun

8 Masa lansia akhir 56-65 tahun

9 Masa manula gt 65 tahun

c Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup

29

Pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut menerima informasi Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya

(Anonim2011)

Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berpikir

rasional serta menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 jalur pendidikan sekolah terdiri dari

1 Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan selama 9 tahun pertama

pada masa sekolah anak yang melandasi jenjang pendidikan

2 Pendidikan menengah adalah pendidikan menengah adalah jenjang

pendidikan dasar Pendidikan menengah dibagi menjadi

a Pendidikan Menengah Umum adalah pendidikan menengah di

selenggarakan oleh SMA (Sekolah Menengah Atas) atau MA

(Madrasah Aliyah) Pendidikan menengah umum dikelompokkan

dalam program sesuai dengan kebutuhan untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

b Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan Menengah

Kejuruan diselenggarakan oleh SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) dan MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan) Pendidikan

Menengah Kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi seni dunia industri tenaga kerja baik

secara nasional maupun global regional

30

c Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tinggi adalah jenjang

setelah pendidikan menengah Pendidikan tinggi diselenggarakan

oleh akademi institusi sekolah tinggi dan universitas

254 Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden

atau subjek penelitian Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur atau

diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo

2010)

26 Masyarakat

261 Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup

karena proses masyarakat Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang

kontinyu antar individu Dalam kehidupan bermasyarakat selalu dijumpai

saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan kehidupan

bermasyarakat (Soetomo 2009)

262 Ciri-ciri Masyarakat

Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia

yang mempunyai sebagai berikut

31

a Berada di wilayah tertentu

b Hidup secara berkelompok

c Terdapat suatu kebudayaan

d Terdapat interaksi sosial

e Terdapat pemimpin

f Terdapat stratafikasi sosial

263 Profil Kelurahan Palasari

Secara geografis Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

memiliki bentuk wilayah datar Kelurahan Palasari memiliki jumlah

penduduk 17421 jiwa pada keadaan 31 Desember tahun 2018 terdiri dari

8996 jiwa laki-laki dan 8425 jiwa perempuan Jumlah kepala keluarga di

Kelurahan Palasari saat ini mencapai sekitar 5091 KK

Tabel 21 Tingkat pendidikan di Kelurahan Palasari

NO PENDIDIKAN JUMLAH

L P JML

1 Tamat SD 1815 1676 3491

2 SMP 1780 1521 3301

3 SMA 421 376 797

4 Sarjana 87 54 141

5

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi deskriptif Penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran atau deskriptif tentang suatu masalah baik yang berupa faktor risiko

maupun faktor efek Penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

32 Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo

2010) Penelitian ini akan di laksanakan di Cilengkrang 1 RW 04 Kelurahan

Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

33 Waktu Penelitian

Waktu adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian

(Notoatmodjo 2010) Penelitian ini dilaksanakan di Cilengkrang 1 RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru dan akan dilaksanakan bulan Mei ndash Juni

2019

32

33

34 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat dan

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35 Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan agar pengukuran

variable atau pengumpulan data itu konsisten antara sumber data (responden)

yang di bantu dengan responden yang lain (Notoatmodjo 2010)

Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Pengetahuan penggunaan analgetik merupakan berbagai informasi yang

perlu diketahui oleh responden mengenai penggunaan antinyeri secara

aman dan rasional

b penggunaan obat swamedikasi antinyeri dilihat berdasarkan cara

mendapatkannya

36 Populasi dan Sampel

361 Populasi

Populasi adalah subyek atau golongan yang menjadi sasaran penelitian

(Notoatmodjo 2010) Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

34

a Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah

1 Masyarakat yang menggunakan obat swamedikasi analgetik

2 Berusia 17-55 tahun

3 Berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

4 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang tidak

menggunakan obat swamedikasi analgetika obat dengan resep dokter dan

berusia dibawah 17 tahun dan diatas 55 tahun Masyarakat yang tidak

berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung

362 Sampel

Penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan kriteria

inklusi dan eksklusi Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin

(Anwar Hidayat 2013)

Rumus Slovin

35

Dimana

n = besar sampel

N = besar populasi

d2 = penyimpangan terhadap populasi yang inginkan 10 atau 01

n =

=

= 85 sampel

Dari perhitungan rumus slovin didapatkan hasil 85 responden yang

dibagi ke dalam beberapa Rt yaitu

Rt 01

Rt 02

Rt 03

Rt 04

Rt 05

36

37 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer data primer merupakan data yang

sumber data dikumpulkan dengan membagikan kuisioner kepada responden

38 Teknik Pengumpulan Data

1 Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

2 Kueisioner dibuat 3 bagian yaitu bagian ke 1 berisi identitas responden

(nama jenis kelamin usia pendidikan terakhir) bagian ke 2 penggunaan

obat swamedikasi analgetik berjumlah 5 pertanyaan bagian ke 3 mengenai

tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik

39 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan

setelah pengumpulan data Untuk kemudian dalam pengolahan data dipergunakan

bantuan program komputer Langkah-langkah pengolahan data meliputi editing

coding entry dan analizing (Notoatmodjo2010)

Tahapan pengolahan data diantaranya

a Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh Editing dalam penelitian ini setelah data terkumpul yaitu

kelengkapan jawaban kuesioner

b Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan Coding dalam penelitian disini memberikan kode

angka pada jawaban responden untuk memudahkan analisis data

37

c Entry adalah proses memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam

program atau software komputer Dalam penelitian ini entry data

dilakukan dengan memasukkan data jawaban dan kemudian di masukkan

ke dalam program atau software komputer

d Analizing yaitu proses analisis data ditabulasi dan diberi skor (skoring)

Selanjutnya dilakukan perhitungan dan uji statistik terhadap data

310 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS for window release 2300

a Analisis Demografi Responden

Bagian pertama dari kuesioner adalah data pribadi responden yang berupa

jawaban singkat terdiri dari nama responden jenis kelamin usia dan pendidikan

terakhir Pada bagian ini dilakukan analisis secara deskriftif

b Analisis Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian kedua terdiri dari pertanyaan seputar penggunaan obat swamedikasi

analgetik berjumlah 5 pertanyaan Pada pertanyaan ini penilaian dihitung

berdasarkan distribusi frekuensi persentase () jumlah responden dengan jawaban

yang dipilih

c Analisis Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian ketiga terdiri dari 18 pertanyaan tingkat pengetahuan dan rasionalitas

obat swamedikasi analgetik yang berupa pilihan ganda (dengan 2 atau 3 pilihan

jawaban)

38

Responden yang telah menjawab pertanyaan dengan akan diberi nilai yaitu

a 1 untuk jawaban benar jika menjawab benar maka dinilai rasional

b 0 untuk jawaban salah atau tidak tahu jika menjawab salah atau tidak

tahu maka dinilai tidak rasional

Sehingga diperoleh total skor untuk pertanyaan seputar pengetahuan tentang

penggunaan analgetik adalah

a Maximum 1x 18 = 18

b Minimum 0 x 18 = 0

Ketentuan skor total pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dan

rasionalitas obat swamedikasi analgetik

a lt 55 dengan skor 9 Tingkat pengetahuan kurang

b 56-74 dengan skor 9-12 Tingkat pengetahuan cukup

c gt 75 dengan skor 13 Tingkat pengetahuan baik

(Budiman 2013)

Data yang diolah kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat

Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif Analisis univariat (analisis deskriptif) merupakan analisis yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang

menjelaskan angka atau jumlah presentasi masing-masing kelompok dari setiap

variabel Bagian yang akan dilakukan analisis univariat adalah bagian

39

identitas responden (jenis kelamin usia dan pendidikan terakhir) tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Karateristik Responden

Responden yang diteliti berjumlah 85 sampel yang berada di RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung Karakteristik responden

yang dilihat meliputi jenis kelamin usia dan pendidikan

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Jumlah Persentasi

(n=85) ()

1 Jenis kelamin

Laki-laki 24 2824

Perempuan 61 7176

2 Usia (tahun)

Remaja akhir 17 - 25 tahun 16 1882

Dewasa awal 26 - 35 tahun 29 3412

Dewasa akhir 36 - 45 tahun 19 2235

Lansia awal 46 - 55 tahun 21 2470

3 Pendidikan Terakhir

SD 19 2235

SMP 10 11 76

SMA 45 5294

S1 9 1059

S2 2 235

Berdasarkan hasil penelitian ini responden didominasi oleh perempuan

sebanyak 61 (7176) dengan golongan usia antara 26-35 tahun (3412)

penyebab nya karena pengobatan antinyeri menurut riskesdas pada tahun 2013

menunjukkan bahwa nyeri banyak diderita oleh wanita daripada laki-laki

40

41

(Riskesdas 2013) Mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 45

(5294) Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden berpendidikan

SMA pada umumnya mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang obat

swamedikasi Pendidikan sangat mempengaruhi perilaku seseorang seperti yang

dinyatakan Notoadmodjo (2010) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin tinggi pula intelektualnya Seseorang yang berpendidikan tinggi

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan

lainnya Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas

manusia dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin berkualitas

hidupnya Karateristik respoden dapat dilihat pada tabel 41

42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik

Tempat responden dalam memperoleh obat swamedikasi analgetik adalah di

apotek sebanyak 54 responden (635) di mini market sebanyak 5 responden

(69) membeli obat di warung sebanyak 26 responden (306) dan tidak ada

responden yang membeli di toko obat Dari seluruh responden pengobatan sendiri

paling banyak mendapatkan obat antinyeri yaitu di apotek Secara nasional pun

menunjukkan apotek dan toko obat warung merupakan sumber utama

mendapatkan obat rumah tangga atau obat swamedikasi (Riskesda 2013)

Tingkat pengetahuan masyarakat di RW 4 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

Kota Bandung tentang swamedikasi sudah tergolong baik karena masyarakat

lebih banyak membelinya di apotek yaitu 54 responden (635) yang secara

langsung ada petugas kesehatan yang menyerahkan obat dan jika tidak mengerti

cara penggunaan atau aturan pakai obat tidak diketahui bisa bertanya langsung

42

6

64 31 Mini Market

Warung

Apotek

pada petugas yang ada di apotek tersebut dibandingkan dengan membeli obat di

warung Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 41

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi Tempat

Memperoleh Obat Swamedikasi

43 Jenis Penyakit Atau Keluhan Penyakit

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap

Jenis keluhan Penyakit

Jenis Penyakit N

Nyeri sendi 1 12

Sakit haid 6 71

Sakit badan 11 129

Sakit gigi 20 235 Sakit kepala 47 553

Jumlah 85 100

Berdasarkan hasil penelitian ini keluhan nyeri yang paling banyak dialami

responden adalah sakit kepala sebanyak 47 responden (553) Pada tahun 2011

WHO juga menyatakan bahwa sebanyak 50-75 orang dewasa usia 18-65 tahun

di dunia mengalami sakit kepala selama setahun terakhir Faktor penyebab sakit

43

kepala yang dialami oleh bermacam-macam mulai dari karena mengidap suatu

penyakit tertentu seperti meningitis kanker otak maupun konsumsi obat berlebih

hingga akibat dari suatu aktifitas dan makanan yang di konsumsi Tanpa disadari

sakit kepala juga bisa muncul dari kegitan rutinitas yang sepele misalnya lama

menatap layar computer maupun ponsel terlalu lam duduk banyak tekanan atau

stress kurang tidur sedikit minum merokok dan banyak hal lainnya

(Cermaticom 2019) Maka dari itu responden harus sebijak mungkin memahami

cara penggunaan obat yang tepat supaya menghindarkan masyarakat dari

penggunaan obat yang salah Presentase keluhan yang dialami responden dapat

dilihat pada tabel 42

44 Jenis Obat yang digunakan

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Responden

Terhadap Jenis Obat yang digunakan

Obat yang digunakan N

Metampiron 4 47

Natrium Diklofenak 9 106

Ibuprofen 11 129

Asam Mefenamat 13 153 Paracetamol 48 565

Jumlah 85 100

Dilihat dari jenis obat nyeri yang dipilih kebanyakan responden memilih

menggunakan parasetamol dalam swamedikasi analgetik dengan keluhan sakit

kepala terbanyak Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gissele Sarganas yang

mengatakan bahwa parasetamol merupakan obat yang umum dan mudah di akses

dibanyak Negara (Sarganas2015) Responden dalam penelitian ini telah

menggunakan obat secara benar karena sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan

44

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan bahwa golongan obat yang digunakan

swamedikasi merupakan obat-obat yang relatif aman meliputi golongan obat

bebas dan obat bebas terbatas ( BPOM 2014)

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas

451 Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penilaian mengenai tingkat pengetahuan dapat

diketahui mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong cukup yaitu

(376) sebanyak 32 responden Data lengkap dapat dilihat di tabel 44

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahaun Responden

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

responden

Persentase

Kurang 30 353

Cukup 32 376

Tinggi 23 211

Jumlah 85 100

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Dari seluruh responden yang berada di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung tidak semuanya melakukan pengobatan

swamedikasi obat antinyeri secara rasional dan tepat Pada perilaku

pengggunaan obat swamedikasi obat antinyeri dinilai dari beberapa sub

indikator yaitu tepat indikasi tepat obat tepat dosis tepat pemakaian tepat

efek samping tepat interaksi obat dan tepat kontraindikasi Seacara lebih

rincinya dapat dilihat pada tabel 413

45

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden

No

Tepat indikasi

Tepat

Tidak

Tepat

N

P1

Menurut Anda apakah

benar analgesik merupakan

obat yang mampu

meredakan atau mengurangi

nyeri

83

976

2

24

85

P2

Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk

mengobati nyeri saja

29

341

56

659

85

P4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

29

341

56

659

85

P5

Paracetamol merupakan

obat penurun panas Apakah

parasetamol mampu meredakan nyeri

49

576

36

424

85

P7

Jika Anda mengalami sakit

kepala apakah jenis obat yang sebaiknya dikonsumsi

60

706

25

294

85

Jumlah 250 59 175 41

Tepat Obat

P3

Termasuk jenis obat

golongan apakah obat pereda

nyeri yang hanya boleh

digunakan secara swamedikasi

40

471

45

529

85

P6

Jenis obat apa yang anda

pahami sebagai obat pereda

nyeri yang dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

50

588

35

412

85

Jumlah 90 54 80 46

Tepat Pemakaian

P8

Apakah Anda mengetahui

kapan waktu yang tepat

dalam mengkonsumsi obat

pereda nyeri

77

906

8

94

85 Jumlah 77 91 8 8

Tepat Efek Samping

P9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik

35

412

50

588

85

46

di rumah

P10

Dampak apakah yang

terjadi apabila menggunakan

dosis obat pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

28

329

57

671

85

Jumlah 63 37 107 63

Tepat Dosis

P11

Apakah dosis obat pereda

nyeri anak sama dengan

dosis obat pereda nyeri dewasa

67

788

18

212

85

P12

Apakah benar obat pereda

nyeri boleh digunakan secara

terus menerus meski rasa

sakit telah hilang

54

635

31

365

85

P18

Menurut Anda apakah boleh

meningkatkan konsumsi

obat pereda nyeri yang

diminum dalam sekali

konsumsi (sekali minum langsung 2 tablet lebih)

37

435

48

565

85

Jumlah 158 62 97 38

Tepat Interaksi

P13

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

digunakan bersamaan

dengan obat maag dalam

sekali konsumsi tanpa

adanya rentang waktu

konsumsi

48

565

37

435

85

P14

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

diminum bersamaan dengan kopi

55

647

30

353

85

Jumlah 103 54 67 46

Tepat Kontraindikasi

P15

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu hamil

58

682

27

318

85

P16

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di

konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

31

365

54

635

85

P17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh

35

412

50

588

85

47

mengkonsumsi aspirin untuk meredakan nyeri

Jumlah 124 49 131 51

Hasil dari kuesioner yang dibagikan menunjukkan 59 responden

melakukan ketepatan indikasi sebagian dari responden yang memiliki nilai

buruk dan tidak memperhatikan indikasi obat sebelum meminum obat

antinyeri yaitu sekitar 41 Indikasi obat antinyeri untuk penanganan obat

antinyeri penting diperhatikan secara cermat karena apabila salah indikasi

obat maka akan menimbulkan kesalahan obat yang akan digunakan

Tabel diatas menunjukkkan bahwa rata-rata jumlah responden yang

menjawab tepat obat 54 tidak jauh berbeda dengan jumlah responden yang

memiliki jawaban tidak tepat obat yaitu 46 Hal ini dikarenakan karena

masyarakat sudah mengetahui jenis obat yang di pahami untuk mengobati

nyeri dan mayoritas masyarakat sebagian besar belum mengetahui golongan

obat apa yang tepat untuk digunakan dalam swamedikasi

Hasil yang diperoleh melalui kuesioner menunjukkan terdapat 62

responden benar dan tepat dosis sebelum melakukan pengobatan nyeri secara

swamedikasi dan bernilai 38 responden tidak tepat dalam melihat dosis

sebelum penggunaan obat antinyeri secara swamedikasi Hal-hal tersebut

memang perlu ditanyakan kepada responden karena hal inilah yang terjadi di

masyarakat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji Pratiwi (2014)

bahwa dari 100 responden di Surabaya hanya 80 orang yang melakukan cara

minum dan jumlah minum obat yang tepat ketika ingin mempercepat

48

penyembuhan terdapat 20 responden menyatakan mereka meminum dua

tablet ketika ingin menyembuhkan nyeri yang dialaminya dan ini berkaitan

dengan bioavaibilitas obat di tubuh serta akumulasi obat yang ditubuh

sehingga perlu diperhatikan penggunaan dosis obat antinyeri yang dilakukan

secara swamedikasi

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tabel diketahui hanya 37

responden yang menjawab rasional dengan sub indikator tepat efek samping

hal dikarenakan masyarakat tidak memahami mengenai efek samping obat

yang terjadi setelah meminumnya Efek samping yang ditimbulkan oleh suatu

obat terkadang tidak perlu dilakukan tindakan medis untuk mengatasinya

namun beberapa obat perlu diperhatikan secara lebih penanganannya (BPOM

2014) Untuk mencegah terjadinya efek samping yang lebih parah maka

sebaiknya dilakukan penghentian obat dan segera dikonsultasikan dengan

tenaga medis terkait Efek samping obat golongan AINS (obat antinyeri)

menurut Goodman amp Gilman (2006) secara umum memiliki efek samping

perdarahan lambung nefrotoksisitas dan bronskopasme jika obat tidak tepat

digunakan

Beberapa hal yang menjadi penilaian ketepatan interaksi obat adalah

obat lain yang dikonsumsi selain obat antinyeri membolehkan meminum obat

lain dan meminum obat dengan kopi Interaksi obat terjadi antara obat dengan

obat dan obat dengan makanan Nilai yang muncul untuk ketepatan interaksi

obat adalah 54 tepat interaksi dan hanya 46 tidak tepat interaksi obat

Interaksi obat ini perlu diperhatikan karena interaksi obat dengan obat akan

49

menjadikan sistem kompetitor satu sama lain antara satu obat dengan obat lain

yang menjadikan salah satu obat menjadi tidak aktif (Stockley Drug

Interaction 2000)

ketepatan kontraindikasi obat nilai yang muncul terkait ketepatan

kontraindikasi obat ini adalah 49 mengetahui tepat kontraindikasi dan 51

tidak mengetahui ketepatan kontraindikasi Pada pasien penyakit asma tidak

diperbolehkan menggunakan obat antinyeri secara bebas karena efek samping

dari nyeri yang menjadikan bronkospasme terutama pada pasien yang

memiliki riwayat penyakit asma (Ioana Dana Alexa 2014)

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi

Analgetik

Aspek Pernyataan Benar Salah Nomor Sumber

Pernyataan

Tepat indikasi 59 41 1245 amp 7

Tepat obat 54 46 3 amp 6

Tepat pemakaian 91 8 8

Tepat efek samping 37 63 9 amp 10

Tepat dosis 62 38 1112 amp 18

Tepat interaksi 54 46 13 amp 14

Tepat kontra

indikasi 49 51 15 16 amp 17

Rata- rata 58 42

Berdasarkan hasil penilaian rata-rata mengenai obat dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional 58 dan

tidak rasional 42 Penggunaan obat yang tidak rasional paling banyak

disebabkan oleh ketidaktepatan efek samping obat 37

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

51 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

a Tingkat pengetahuan masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari Kecmatan

Cibiru tergolong cukup dengan Persentasi 376 bedasarkan instrument

kuesioner tingkat pengetahuan swamedikasi yang sudah di validasi

b Masyarakat yang di jadikan responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42 di masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru

52 Saran

Berdasarkan penelitian ini saran-saran yang dapat di berikan

adalah sebagai berikut

a Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengukur tingkat pengetahuan

mengenai suamedikasi khususnya obat analgetik lebih rinci mendalam

dan akurat sesuai dengan aturan sehingga dapat di ketahui lebih jelas apa

yang tidak di ketahui oleh responden

b Institusi terkait lebih meningkatkan lagi tentang pengetahuan penggunaan

obat swamedikasi analgetik agar masyarakat dapat menggunakan obat

secara rasional

51

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI 2013 Riset

Kesehatan Dasar 2013 Jakarta Kementrian Kesehatan RI halaman 40

BPOM RI 2014 Menuju Swamedikasi yang Aman Info Pom Vol 15 No 1

Budiman dan Riyanto 2013 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan

Sikap dalam Penelitian Kesehatan Penerbit Salemba Medika Jakarta

pp 11-12

Departemen Farmakologi dan Terapeutik 2007 Farmakologi dan Terapi

Jakarta FKUI

Departemen kesehatan RI 1993 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

919MenKesPERX1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat

Diserahkan Tanpa Resep Jakarta Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Obat Bebas Terbatas Jakarta Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) Materi pelatihan

peningkatan pengetahuan dan keterampilan memilih obat bagi tenaga

kesehatan (pp 0- 8 13-14 18 20-23 31) Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Garrido Pilar Carrasco etal 2014 Predictive factors of self-medicated

analgesic use in Spanish adults a cross-sectional national study

BMC Pharmacology amp Toxicology 2050-05111536

Marta Halim dkk 2013 Dasar-dasar Farmakologi 2 edisi 1

Mangku G Diktat Kumpulan Kuliah BagianSMF Anestesiologi dan

Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2002

Morgan GE Pain Management In Clinical Anesthesiology 2nd ed

Stamford Appleton and Lange 1996 274-316

Mutschier Ernst 1991 Dinamika Obat Bandung Penerbit ITB

Notoatmodjo Soekidjo 2010 Ilmu Pengetahuan dan penelitian dan

Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta Rineka Cipta

52

Sarganas Giselle dkk(2015) Prevalence trend patterns and associations of

analgesic use in Gremany (22 September 2015) Biomed Central Jerman

Tim Medical Mini Notes 2017 Basic Pharmacology and Drug Notes Makassar

MMN Publishing

Tjay TH dan Rahardja K 2010 Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan

Sehari- hari Jakarta PT Elex Media Komputindo

Anonim 2011 Definisi Pengetahuan Serta Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi httpduniabacacomdefinisi-pengetahuan-serta-faktor-

faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuanhtml (Diakses 20 juli 2019)

Anwar Hidayat Cara Perhitungan Rumus Slovin

httpswwwstatistikiancom2017hitung-rumus-slovin-sampelhtmlamp

(Diakses 8 Maret 2019)

Fitriya 2019 Sakit Kepala Penyebab Sakit kepala dan Cara menghilangkan

sakit Kepala yang Perlu kamu tahu httpswww-

cermaicomcdnampprojectorgvswwwcermaticomartikelampsakit-

kepala-penyebab-sakit-kepala-da-cara-menghilangkan-sakit-kepala-yang-

perlu-kamu-tahuamp_js_v (Diakses 22 Agustus 2019)

WHO 2000 Drug Information Geneva World Health Organization Page 1

World Health Organization (2010 May) Rational use of medicines Juli

28 2019 httpwwwwhointmediacentrefactsheetsfs338enindexhtml

LAMPIRAN

53

53

Identifikasi masalah

Merumuskan masalah

Menentukan sampel

ALUR PENELITIAN

Pengolahan data

(editingkoding

skoring)

Analisiss data

(Analisis Univariat)

Penyajian data

kueisioner

Kesimpulan dan saran

LAMPIRAN II

54

SURAT IZIN DARI KESBANGPOL

LAMPIRAN III

55

SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS KESEHATAN

LAMPIRAN IV

56

SURAT IZIN PENELITIAN DARI KELURAHAN

LAMPIRAN V

57

(LANJUTAN)

LAMPIRAN VI

58

SURAT IZIN PENELITIAN DARI PUSKESMAS CIPADUNG

LAMPIRAN 59

59

KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL

I Identitas Responden

Nama

Jenis jenis kelamin Laki-laki Wanita

USIA

Alamat

No Telepon HP

Pendidikan terakhir

TAHUN

II Pendahuluan

1 Apakah anda pernah melakukan swamedikasi (pengobatan tanpa

harus datang ke dokter)

a Ya b Tidak

2 Apakah Anda pernah meminum obat antinyeri sebelumnya

a Ya b Tidak

3 Di manakah Anda memperoleh obat antinyeri tersebut

a Apotek b Warung

c Toko obat d Mini market

4 Penyakit apa yang bisa Anda obati dengan antinyeri tersebut

Jawab

5 Apa saja nama obat antinyeri yang biasa Anda gunakan untuk mengobati penyakit tersebut

Jawab

III Rasionalitas Penggunaan Obat Analgetik

1 Menurut Anda apakah benar analgesik merupakan obat yang

mampu meredakan atau mengurangi nyeri

a Benar b Salah

2 Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk mengobati

60

nyeri saja

a Benar b Salah

3 Termasuk jenis obat golongan apakah obat pereda nyeri yang

hanya boleh digunakan secara swamedikasi

a Obat keras b Obat bebas

Terbatas

4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

5 Paracetamol merupakan obat penurun panas Apakah parasetamol

mapu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

6 Jenis obat apa yang anda pahami sebagai obat pereda nyeri yang

dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

a Paracetamol b Ibuprofen

c Natrium

diklofenak

d Asam

mefenamat

7 Jika Anda mengalami sakit kepala apakah jenis obat yang

sebaiknya dikonsumsi

a Antibiotik b Analgesik c Antitusif

8 Apakah Anda mengetahui kapan waktu yang tepat dalam

mengkonsumsi obat pereda nyeri

a Sebelum

makan

b Sebelum

tidur

c Sesudah makan

9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik di rumah

a Lemari b Tempat

obat

c Kulkas

10 Dampak apakah yang terjadi apabila menggunakan dosis obat

pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

a Sesak napas b Terjadi gangguan pada

lambung-usus

11 Apakah dosis obat pereda nyeri anak sama dengan dosis obat

pereda nyeri dewasa

a Ya b Tidak

12 Apakah benar obat pereda nyeri boleh digunakan secara terus

menerus meski rasa sakit telah hilang

a Benar b Salah

cBadan lemas

61

13 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri digunakan

bersamaan dengan obat maag dalam sekali konsumsi tanpa adanya

rentang waktu konsumsi

a Boleh b Tidak boleh

14 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri diminum

bersamaan dengan kopi

a Boleh b Tidak boleh

15 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu

hamil

a Aspirin b Parasetamol

16 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

a Diklofenak b Parasetamol

17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh mengkonsumsi

aspirin untuk meredakan nyeri

a Boleh b Tidak boleh

18 Menurut Anda apakah boleh meningkatkan konsumsi obat pereda

nyeri yang diminum dalam sekali konsumsi (sekali minum langsung

2 tablet lebih)

a Boleh b Tidak boleh

62

LAMPIRAN VIII

OUTPUT HASIL UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS KUESIONER

63

64

65

66

Case Processing Summary

N

Cases Valid 20 1000

Excludeda 0 0

Total 20 1000

a Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

933 18

67

LAMPIRAN IX

ANALISIS UNIVARIAT

1 Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Perempuan

laki-laki

Total

61

24

718

282

718

282

718

282

85 1000 1000 1000

Usia

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Remaja Akhir (17 - 25 Thn) 16 188 188 188

Dewasa Awal (26 - 35 Thn) 29 341 341 529

Dewasa Akhir (36 - 45 Thn) 19 224 224 753

Lansia Awal (46 - 55 Thn)

Total

21

85

247

1000

247

1000

247

1000

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 19 224 224 224

SMP 10 118 118 341

SMA 45 529 529 871

S1 9 106 106 976

S2 2 24 24 24

Total 85 1000 1000 1000

68

2 Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Melakukan swamedikasi

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 85 1000 1000 1000

Pernah minum obat antinyeri

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 85 1000 1000 1000

Tempat mendapatkan obat

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid mini market 5 59 59 59

warung 26 306 306 365

apotek 54 635 635 1000

Total 85 1000 1000

Obat yang digunakan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid metampiron 4 47 47 47

natrium diklofenak 9 106 106 153

ibuprofen 11 129 129 282

asam mefenamat 13 153 153 435

paracetamol 48 565 565 1000

Total 85 1000 1000

Jenis penyakit

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid nyeri sendi 1 12 12 12

sakit haid 6 71 71 82

sakit badan 11 129 129 212

sakit gigi 20 235 235 447

sakit kepala 47 553 553 1000

Total 85 1000 1000

69

LAMPIRAN X

TABEL CODING KARAKTERISTIK RESPONDEN

JENIS KELAMIN PEREMPUAN 0

LAKI-LAKI 1

USIA

REMAJA AKHIR 0

DEWASA AWAL 1

DEWASA AKHIR 2

LANSIA AWAL 3

PENDIDIKAN

SD 0

SMP 1

SMA 2

S1 3

S2 4

Responden

Jenis

Kelamin Coding

Usia

Coding

Pendidikan

Coding

RT

1

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

RT 1

2

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

3

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

4

L

1

dewasa

awal

1 sd

0

5

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

6 p 0 lansia awal 3 sd 0

7

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

8

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

9

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

10

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

11 p 0 lansia awal 3 sd 0

12

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

13

p

0

dewasa akhir

2

sd

0

70

14

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

15

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

16

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

17

L

1

dewasa

akhir

2 sd

0

18

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

19

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

20 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 2

21

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

22

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

23 p 0 lansia awal 3 s2 4

24

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

25 L 1 lansia awal 3 sma 2

26 p 0 lansia awal 3 sd 0

27

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

28

L

1

dewasa

awal

1 smp

1

29

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

30 p 0 lansia awal 3 sd 0

31

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

32 p 0 lansia awal 3 sd 0

33

p

0

dewasa

akhir

2 smp

1

34 p 0 lansia awal 3 sd 0

35

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

RT 3

36

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

37 L 1 lansia awal 3 S1 3

38

L

1

dewasa

akhir

2

S2

4

39

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

40

p

0

dewasa akhir

2

sma

2

71

41 p 0 lansia awal 3 sma 2

42

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

43

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

44

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

45

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

46

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

47

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

48

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

49

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

50

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

51 p 0 lansia awal 3 smp 1

52

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

53

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

54

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

55

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

56 p 1 lansia awal 3 sma 2

57 p 0 lansia awal 3 sma 2

58 p 0 lansia awal 3 sma 2

59

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

60

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

61

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

62

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

63

P

0

dewasa

akhir

2

S1

3

64

L

1

dewasa

awal

1 s1

3

65

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

66 p 0 dewasa 1 sma 2

72

awal

67

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

68 p 0 lansia awal 3 sma 2

69

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

70

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

71

L

1

dewasa

akhir

2 s1

3

72 p 0 lansia awal 3 sd 0

73

p

0

dewasa

akhir

1 sma

2

74

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

75 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 4

76

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

77 p 0 lansia awal 3 sma 2

78

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

79 p 0 lansia awal 3 sma 2

80

P

0

dewasa

akhir

1 smp

1

81 p 0 lansia awal 3 smp 1

82

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

RT 5

83

p

0

dewasa

akhir

1 sd

0

84

p

0

remaja

akhir

0 smp

1

85

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

73

LAMPIRAN XI

TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

KETERANGAN P1

amp P2

KETERANGAN P 3

KETERANGAN P 4

KETERANGAN P 5

Ya 0 Toko Obat 0 Nyeri sendi 0 Metampiron 0

Tidak

1

Mini Market

1

Sakit haid

1

Natrium

Diklofenak 1

Warung 2 Sakit badan 2 Ibuprofen 2

Apotek 3 Sakit gigi 3 Asam Mefenamat 3

Sakit kepala 4 Paracetamol 4

Respon

den

P1

Codi

ng

P2

Codi

ng

P3

Codi

ng

P4

Codi

ng

P5

Codin

g

1

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

2

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

3

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

4

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

5

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

6

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

7

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

8

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

9

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

10

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

3

74

at

11

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

12

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

13

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

14

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

15

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

16

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

gigi

3

paraceta

mol

4

17

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

18

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

19

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

20

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

21

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

22

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

23

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

24

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

25

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

26

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

4

paraceta

mol

4

75

la

27

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

28

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

29

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

30

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

31

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

32

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

33

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

4

paraceta

mol

4

34

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

35

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

36

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Saki

kepa

la

4

metampi

ron

0

37

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

38

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

39

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Nyer

i

haid

1

ibuprofe

n

2

40

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

3

paraceta

mol

4

41

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

42

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

76

43

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

44

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

45

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

46

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

47

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

48

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

49

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

ibuprofe

n

2

50

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

51

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

0

natrium

diklofena

k

1

52

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

53

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

54

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

ibuprofe

n

2

55

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

56

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

57

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

58

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

59

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

1

77

k

60

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

61

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

62

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

63

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

64

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

metampi

ron

0

65

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

3

metampi

ron

0

66

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

67

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

68

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

metampi

ron

0

69

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

70

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

71

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

72

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

asam

mefenam

at

3

73

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

ibuprofe

n

2

74

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

75 ya 1 ya 1 Apote 3 nyeri 1 natrium 1

78

k send i

diklofena k

76

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

77

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

78

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

asam

mefenam

at

3

79

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

80

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

81

ya

1

ya

1

Waru

ng

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

82

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

83

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

84

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

85

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

79

LAMPIRAN XII

TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER TINGKAT

PENGETAHUAN

Responden

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y9

Y10

Y11

Y12

Y13

Y14

Y15

Y16

Y17

Y18

Jumlah

1 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 25

2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 30

3 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 24

4 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 22

5 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

6 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 18

7 2 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 20

8 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 0 0 18

9 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 16

10 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

11 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 0 20

12 2 0 0 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 14

13 2 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

14 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

15 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 2 12

16 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 10

17 2 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 24

18 2 2 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

19 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 20

20 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 24

21 2 1 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 2 2 22

22 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 30

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 33

24 2 0 0 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 0 25

25 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 2 2 1 2 1 2 16

26 2 0 0 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

27 2 2 2 2 2 0 0 2 0 1 2 0 2 1 2 0 1 0 21

80

28 2 0 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 0 24

29 2 0 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2 2 1 0 0 0 0 20

30 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 0 1 1 19

31 2 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 0 1 2 2 0 1 0 17

32 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

33 2 0 1 1 2 0 0 2 0 1 0 2 2 1 2 0 2 2 20

34 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0 0 1 1 0 12

35 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

36 2 0 1 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 1 0 0 18

37 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

38 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 32

39 2 0 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 2 2 18

40 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 1 2 2 1 1 0 23

41 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

42 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 18

43 2 2 0 1 2 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 20

44 2 2 1 1 2 2 0 2 0 0 2 2 1 0 0 1 0 0 18

45 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 0 28

47 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 1 2 0 0 2 21

48 2 0 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 20

49 2 1 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 1 0 2 0 1 2 19

50 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 18

51 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 1 0 0 0 21

52 2 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 2 0 2 0 16

53 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 1 0 23

54 2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 25

55 2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 12

56 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

57 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 2 2 1 1 0 13

58 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

59 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 1 2 12

60 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36

62 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

63 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 30

81

64 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

65 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 30

66 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 2 2 2 2 1 1 0 0 15

67 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 1 0 0 0 0 21

68 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 1 1 2 1 1 0 16

69 2 2 0 0 2 0 0 2 2 0 2 1 0 2 2 0 1 0 18

70 2 2 2 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 2 21

71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 34

72 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 11

73 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 0 21

74 2 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 1 2 0 1 2 15

75 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

76 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

77 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 1 2 23

78 2 0 0 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

79 2 0 2 2 2 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

80 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 26

81 2 0 2 2 0 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 0 18

82 2 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 2 1 1 0 2 1 0 12

83 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 2 0 0 1 0 11

84 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

85 2 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 9

82

LAMPIRAN XIII

DOKUMENTASI

83

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh timbul bila ada jaringan

rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan

stimulus nyeri Nyeri dapat menjadi suatu masalah jika rasa nyeri tersebut tidak

segera di obati sehingga penyakit menjadi berkepanjangan dan dapat merugikan

penderita Oleh karena itu berbagai upaya telah dilakukan manusia untuk

meringankan rasa nyeri tersebut supaya dapat berkurang bahkan sampai hari ini

pengaruh nyeri atau rasa sakit ini adalah penyebab utama pasien menemui dokter

untuk pengobatan Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang

rasa nyeri merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi

rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Penggunaan analgesik sering digunakan secara bebas hal ini menyebabkan

ketergantungan dan diperkirakan sebagai penyebab penyakit gagal ginjal kronis

di masyarakat saat periode tahun 1900 (WHO 2000) Keluhan yang seringkali

mendorong pasien untuk menggunakan analgesik secara swamedikasi antara lain

sakit kepala nyeri sendi dan gangguan mulut serta gigi (French DP James DH

etal 2008) Mayoritas (gt50) pasien menggunakan obat tersebut dengan

frekuensi beberapa kali dalam sebulan (Brewer C etal 2013)

1

2

Prevalensi penggunaan obat nyeri dengan kondisi pengobatan sendiri

(swamedikasi) dilaporkan sebanyak 394 Penyakit nyeri juga dihubungkan

dengan penyebab mordibitas populasi orang dewasa di dunia sebanyak 10-30

populasi dan laporan terbaru menunjukkan hingga 50 (Pilar Carasso etal

2014)

Di Indonesia perilaku pengobatan sendiri sudah banyak dilakukan oleh

masyakarat Salah satu ciri adanya swamedikasi adalah dengan perilaku

masyarakat yang menyimpan obat untuk pengobatan diri sendiri Data

menunjukkan sebesar 352 masyarakat telah menyimpan obat hasil

swamedikasi Dalam hal ini adanya obat keras dan antibiotika untuk swamedikasi

menunjukkan adanya penggunaan obat yang tidak rasional (Riskesdas 2013)

Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami

pelaksanaannya sedapat mungkin harus memenuhi kriteria penggunaan obat yang

rasional Kriteria obat yang rasional antara lain ketepatan pemilihan obat

ketepatan dosis obat tidak adanya efek samping tidak adanya kontra indikasi

tidak adanya interaksi dan tidak adanya polifarmasi (Muharni 2015)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo 2007) Berdasarkan

penelitian yang dilakukan wulandari (2011) terkait tingkat pengetahuan

penggunaan analgetik pada pengobatan sendiri menunjukkan hasil penilaian

pengetahuan responden sebesar 656 dengan kategori cukup dan 344 baik

3

Hasil penelitian Yanuardi Aditya (2015) tingkat pengetahuan mengenai

penggunaan obat swamedikasi dalam kategori sedang dengan presentasi sebesar

406 Hasil penelitian Gusta dkk (2011) presentase yang melakukan

swamedikasi berdasarkan jenis kelamin wanita sebesar 692 sedangkan laki-

laki sebesar 308 dikarenakan penggunaan obat nyeri paling banyak

dikonsumsi oleh wanita karena dibutuhkan setiap bulannya untuk

mengurangi rasa nyeri haid

Berdasarakan uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui tingkat

pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

12 Rumusan Masalah

1 Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

2 Apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik swamedikasi

secara tepat atau rasional

13 Tujuan Penelitian

1 Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

4

2 Mengetahui apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik secara

tepat atau rasional

14 Manfaat Penelitian

1 Masyarakat Dalam penelitian ini masyarakat dapat menggunakan obat

swamedikasi analgesik secara rasional

2 Institusi Dengan adanya penelitian ini bisa menjadi gambaran

penggunaan obat analgesik pada masyarakat RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung agar masyarakat menggunakan obat

antinyeri secara aman dan rasional

3 Penelitian Dapat memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman

selama proses penelitian dan juga dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Nyeri

211 Definisi Nyeri

Nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan maupun

berat Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya

Menurut Internasional Association for Study of Pain (IASP) nyeri adalah

pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

kerusakan aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan (Marta dkk 2013)

Beberapa penyebab adanya nyeri ketika terjadi rangsangan pada ujung

saraf karena kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh

1 Trauma seperti benda tajam benda tumpul bahan kimia

2 Proses infeksi atau peradangan (Depkes RI 2007)

212 Klasifikasi Nyeri

Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi

a Nyeri akut atau nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara

Nyeri ini ditandai dengan adanya aktivitas saraf otonom seperti takikardi

hipertensi hiperhidrosis pucat dan midriasis dan perubahan wajah

menyeringai atau menangis Bentuk nyeri akut dapat berupa

5

6

1 Nyeri somatik luar nyeri tajam di kulit subkutis dan mukosa

2 Nyeri somatik dalam nyeri tumpul pada otot rangka sendi dan

jaringan ikat

3 Nyeri viseral nyeri akibat disfungsi organ viseral (Marta dkk 2013)

b Nyeri kronik atau nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa

tanda-tanda aktivitas otonom kecuali serangan akut Nyeri tersebut dapat

berupa nyeri yang tetap bertahan sesudah penyembuhan luka

(penyakitoperasi) atau awalnya berupa nyeri akut lalu menetap sampai

melebihi 3 bulan Nyeri ini disebabkan oleh

1 kanker akibat tekanan atau rusaknya serabut saraf

2 non kanker akibat trauma proses degenerasi dll (Marta dkk 2013)

213 Mekanisme Nyeri

Mekanisme nyeri terdiri dari 4 proses elektro fisiologi nociseptif yaitu

1 Transduksi adalah proses perubahan stimulus menjadi impuls saraf

Stimulus nyeri akan diterima oleh nociceptor pada ujung saraf bebas A

delta dan C kemudian mengalami perubahan atau diterjemahkan menjadi

aktifitas fisik pada impuls saraf

2 Transmisi adalah proses penyaluran impuls saraf melalui serabut saraf

sensoris menuju ke medulla spinalis Impuls tersebut dibaca oleh serabut

saraf A delta dan C

3 Modulasi adalah proses interaksi antara analgetik endogen dengan impuls

nyeri yang masuk kedalam kornu posterior medulla spinalis Sistem

analgesik endogen meliputi enkafalis endorphin serotonin dan

7

nonepinefrin Dengan demikian kornu posterior seperti sebuah gerbang

yang dapat tertutp atau terbuka yang dipengaruhi oleh sistem analgesik

endogen tersebut

4 Persepsi adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik

mulai dari proses tansduksi transmisi dam modulasi yang pada gilirannya

menghasilkan suatu perasaan yang subjektif yang dikenal sebagai persepsi

nyeri ( Mangku G 2002)

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri

Respon tubuh terhadap nyeri berupa terjadinya respon hormonal melalui

mobilisasi hormon-hormon katabolisme dan reaksi imunologis yang secara

umum disebut respon stress Respon nyeri sangat merugikan tubuh karena

dapat menurunkan cadangan makanan daya tahan tubuh meningkatkan

kebutuhan oksigen jantung menganggu fungsi respirasi dan segala

konsekuensi dari gangguan tersebut dan pada akhirnya dapat menyebabkan

tromboemboli dan meningkatnya mordibitas dan mortalitas (Mangku G

2002)

215 Tatalaksana nyeri

Secara umum penatalaksaan nyeri dikelompokkan menjadi dua yaitu

penatalaksaan secara farmakologi dan non farmakologi

1 Penatalaksaan secara Farmakologi

Praktik dalam tatalaksana nyeri secara garis besar stategi farmakologi

mengikuti rdquoWHO Three Step Analgesic Ladderrdquo yaitu

a Tahap pertama dengan menggunakan obat analgetik nonopiat seperti

8

NSAID atau COX2 spesific inhibitors

b Tahap kedua dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri Maka

diberikan obat-obat seperti pada tahap 1 ditambah opiat secara

intermiten

c Tahap ketiga dengan memberikan obat pada tahap 2 ditambah opiat

yang lebih kuat

Penanganan nyeri berdasarkan mekanisme nyeri pada proses transduksi

dapat diberikan anestesik lokal dan atau obat anti radang non steroid pada

transmisi inpuls saraf dapat diberikan obat-obatan anestetik lokal pada proses

modulasi diberikan kombinasi anestetik lokal narkotik dan atau klonidin dan

pada persepsi diberikan anestetik umum narkotik atau parasetamol (Morgan

GE 1996)

22 Analgetik

Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang rasa nyeri

merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi rasa nyeri

tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Analgesik baik nonnarkotik maupun narkotik diresepkan untuk meredakan

nyeri pilihan obat tergantung dari beratnya nyeri Nyeri yang ringan sampai

sedang dari otot rangka dan sendi sering kali diredakan dengan pemakaian

analgesik nonnarkotik Nyeri yang sedang sampai berat pada otot polos organ

dan tulang biasanya membutuhkan analgesik narkotik (Sujati Woro 2016)

9

221 Pengolongan Analgesik

Atas dasar cara kerja farmakologisnya analgesik dibagi dalam 2

kelompok besar yaitu

1 Analgetika narkotik

Analgetik non narkotik khusus digunakan untuk menghilangkan rasa

nyeri hebat seperti dalam fraktur dan kanker Cara kerja obat ini adalah

memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi umum (Tan Hoan Tjay

2010) Analgetika narkotik disebut juga opioida yang memiliki kerja

mirip opioid dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor

opioid yang khas di SSP hingga persepsi dan respon emosional terhadap

nyeri berkurang

Efek samping yang ditimbulkan anlgetika narkotik adalah supresi

SSP (sedasi menekan pernafasan dan batuk miosis hipotermia

perubahan mood) saluran nafas (bronkokontriksi pernafasan menjadi

dangkal dan menurun frekuensinya) sistem sirkuasi (vasodilatasi

perifer) saluran cerna (motilitas berkurang) saluran uroginetal histamin

liberator kebiasaan atau reaksi adiksi pada penggunaan lama

Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk meminum

obat golongan ini karena opioda dapat melintasi plasenta dan jika

diberikan terus-menerus akan merusak janin dan menjadikan depresi

pernafasan serta lambat dalam persalinan (Tan Hoan Tjay 2010)

Hal yang dapat dilakukan dengan munculnya nyeri adalah

10

a Tetap aktif dan fokus dalam pekerjaan

b Menggunakan air hangat untuk kompres bagian yang nyeri

c Menggunakan obat penghilang nyeri

d Menghubungi dokter jika nyeri berkelanjutan

2 Analgesik Perifer (Non Narkotik)

Penggunaan obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan terkadang

memberikan daya antipiretis dan antiradang biasa diberikan untuk obat

nyeri ringan hingga sedang dengan penyebab yang beranekaragam seperti

nyeri kepala sendi otot gigi perut nyeri haid benturan dan kecelakaan

(Tan Hoan Tjay 2010) Golongan Analgetik perifer memiliki beberapa

efek samping yaitu gangguan lambung-usus kerusakan darah hati dan

ginjal serta reaksi alergi pada kulit jika digunakan dalam waktu lama dan

dosis yang tinggi Maka dari itu penggunaan dalam waktu terus-menerus

tidak dianjurkan Pada wanita hamil dan menyusui obat analgetika yang

aman digunakan hanyalah parasetamol sedangkan asetosal salisilat

NSAID dan metamizol dapat mengganggu perkembangan janin sehingga

perlu dihindari (Tan Hoan Tjay 2010)

Beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat nyeri dengan

pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan Aspirin (asetosal)

(BPOM RI 2015)

11

23 Swamedikasi

231 Definisi Swamedikasi

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh individu untuk

merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit Masyarakat

melakukan swamedikasi biasanya untuk mengatasi keluhan- keluhan dan

penyakit ringan yang sering dialami seperti demam nyeri pusing batuk

influenza maag Kecacingan diare penyakit kulit dan lain- lain Golongan

obat yang digunakan swamedikasi merupakan obat- obat yang relatif aman

meliputi golongan obat bebas dan obat bebas terbatas (BPOM RI 2014)

Swamedikasi dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau rasional

Penggunaan obat yang rasional adalah bahwa pasien menerima obat yang

tepat dengan keadaan kliniknya dalam dosis yang sesuai dengan keadaan

individunya pada waktu yang tepat dan dengan harga terjangkau Pengertian

lain dari penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan

terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologi yang benar dari

penyakit

Menurut WHO swamedikasi memiliki beberapa hal yang harus

diperhatikan Seperti penyakit yang diderita adalah penyakit dan gejala

ringan yang tidak diperlukan untuk datang ke dokter atau tenaga medis

lainnya Selain itu obat yang dijual adalah obat golongan over-the-counter

(OTC) (WHO 2000)

12

232 Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan swamedikasi agar

diperoleh swamedikasi yang benar dan aman maka hal- hal yang perlu

diperhatikan meliputi (BPOM RI 2014)

1 Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasi

Kondisi individu yang akan melakukan swamedikasi merupakan hal

pertama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan swamedikasi Beberapa

kondisi yang perlu diperhatikan meliputi kehamilan berencana untuk hamil

menyusui umur sedang dalam diet khusus baru saja berhenti mengonsumsi

obat lain atau suplemen makanan serta mempunyai masalah kesehatan baru

selain penyakit yang selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan

dari dokter (BPOM RI 2014)

Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan lebih

hati- hati karena beberapa jenis dapat menimbulkan pengaruh yang tidak

diinginkan pada janin Beberapa obat disekresikan melalui air susu ibu

walaupun jumlah obat di ASI kadarnya kecil namun kemungkinan dapat

berpengaruh pada janin Komposisi obat terdapat beberapa zat tambahan yang

harus diperhatikan oleh pasien dengan diet khusus contoh obat dalam bentuk

sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat

mempengaruhi kondisi pasien dengan diet gula (BPOM RI 2014)

Mambaca peringatan atau perhatian yang tertera pada label atau brosur

obat manjadi hal yang perlu dilakukan untuk mecegah kejadian di atas Brosur

obat biasanya menjelaskan hal- hal yang perlu diperhatikan baik sebelum atau

13

sesudah mengonsumsi obat yang dimaksud (BPOM RI 2014)

2 Memahami bahwa ada kemungkinan interaksi obat

Banyak obat yang dapat menimbulkan interaksi baik dengan obat lain

atau makanan dan minuman yang dikonsumsi Kenali nama obat atau nama

zat berkhasiat yang terkandung dalam obat yang sedang dikonsumsi atau yang

akan digunakan Interaksi obat dapat ditanyakan pada apoteker di apotek atau

membaca aturan pakai yang tercantum pada label kemasan obat untuk

menghindari masalah yang akan terjadi (BPOM RI 2014)

3 Mewaspadai efek samping yang mungkin muncul

Obat tidak hanya menimbulkan efek mengatasi penyakit atau gejala

penyakit namun obat juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan

Mengatasi efek samping yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis

namun demikian beberapa efek samping membutuhkan perhatian lebih dalam

penanganannya (BPOM RI 2014)

Efek samping dapat timbul dalam mengkonsumsi obat antara lain reaksi

alergi gatal- gatal ruam mengantuk mual dan lain- lain Mengetahui efek

samping yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan saat

mengalaminya merupakan hal penting Efek samping bisa terjadi pada siapa

saja namun umumnya dapat ditoleransi Segera hentikan pengobatan dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan bila timbul efek samping dalam

mengonsumsi obat tersebut (BPOM RI 2014)

4 Meneliti obat yang akan dibeli

Bentuk sediaan (tablet sirup kapsul krim dll) merupakan hal yang

14

perlu diperhatikan ketika akan membeli obat dan dipastikan kemasan obat

yang akan beli tidak rusak Jangan mengambil obat yang menunjukkan adanya

kerusakan walaupun kecil Selain kemasan perlu diperhatikan bentuk fisik

sediaan (BPOM RI 2014)

Hal yang harus diperhatikan dalam sediaan sirup adalah warna dan

kekentalan dan tidak ada partikel- partikel kecil di bagian bawah botol atau

mengapung dalam sirup Jika berbentuk suspensi suspensi dapat tercampur

rata setelah dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah Sediaan

tablet harus benar- benar utuh dan tidak satupun yang pecah atau rusak Jika

pada tablet memiliki cetakan atau tulisan pastikan bahwa semua tablet

memiliki hal yang sama Hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan kapsul

yaitu kapsul tidak pecah atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang

sama dari semua kapsul Jika kapsul memiliki cetakan atau tulisan maka harus

dipastikan cetakan atau tulisan semua kapsul seragam (BPOM RI 2014)

Penyimpanan obat di tempat penjual juga perlu diperhatikan Jika obat

disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari langsung maka sebaiknya

membeli obat di tempat lain yang memiliki kondisi penyimpanan yang lebih

baik Lebih baik membeli obat di sarana distribusi obat yang resmi seperti

apotek dan toko obat berijin (BPOM RI 2014)

Obat yang diminum harus memiliki nomor izin edar karena hal tersebut

menunjukkan obat tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan khasiat

dan mutu yang ditetapkan oleh Badan POM Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah tanggal kadaluwarsa Penggunaan obat yang sudah melewati tanggal

15

kadaluwarsa dapat membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi

perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang berbahaya (BPOM

RI 2014)

5 Mengetahui cara penggunaan obat yang benar

Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang sesuai

pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi sesuai anjuran akan memberikan

efek terapi yang baik Label atau bagian kemasan obat yang memberikan

informasi mengenai penggunaan obat tersebut sebaiknya tidak dibuang supaya

tidak terjadi kesalahan penggunaan obat Apabila obat yang digunakan dirasa

tidak menimbulkan efek yang diinginkan setelah jangka penggunaan waktu

yang dianjurkan maka disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau

tenaga kesehatan lainnya (BPOM RI 2014)

6 Tanggal Kadalursa Obat

Tanggal kadaluwarsa obat bisa lebih pendek dari waktu yang tertera

setelah kemasan obat dibuka Cara membuang obat yang baik dan benar

adalah dengan membuka kemasan obat dan dibuang di tempat yang jauh dari

jangkauan anak misalnya obat dalam bentuk sediaan cair dibuka kemasannya

kemudian dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih Jika

obat dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul obat dibuka dari kemasannya

lalu obat tersebut ditimbun dalam tanah (BPOM RI 2014)

7 Cara penyimpanan obat

Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi obat Obat oral seperti

tablet kapsul dan serbuk tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembab

16

karena dapat menyebabkan bakteri dan jamur tumbuh dengan baik sehingga

dapat merusak kondisi obat Obat dalam bentuk sediaan cair biasanya mudah

terurai oleh cahaya sehingga harus disimpan pada wadah aslinya yang

terlindung dari cahaya atau sinar matahari langsung dan tidak disimpan di

tempat yang lembab Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin

kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut (BPOM RI 2014)

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi

Berdasarkan UU No 39 tahun 2009 tentang kesehatan obat adalah

bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis pencegahan penyembuhan pemulihan

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia

Adapun golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri

swamedikasi adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dan obat

wajib apotek ( SK Menkes No23801983)

a Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat tanpa

resep dokter Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia 2007)

17

b Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai

dengan tanda peringatan Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam Tanda

peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas merupakan

empat persegi panjang yang berwarna hitam berukuran panjang 5 cm

dengan 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 2007)

Adapun tanda peringatan yang dicantumkan ada 6 macam sesuai

dengan aturan pemakaian masing-masing obatnya yaitu

a P no 1 Awas Obat Keras Bacalah aturan memakainya

b P no 5 Awas Obat Keras Tidak boleh ditelan

c P no 2 Awas Obat Keras Hanya untuk kumur jangan ditelan

d P no 4 Awas Obat Keras Hanya untuk dibakar

e P no 3 Awas Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

f P no 6 Awas Obat Keras Obat wasir jangan ditelan

c Obat Wajib Apotek (OTC)

Obat-obat yang dapat digunakan di dalam swamedikasi sering disebut

sebagai obat- obatan over-the-counter (OTC) dan dapat diperoleh tanpa

resep dokter (World Self-Medication Industry nd) Bagi sebagian orang

beberapa produk obat OTC dapat berbahaya ketika digunakan sendiri atau

18

dikombinasikan dengan obat lain Meskipun demikian beberapa obat OTC

sangat bermanfaat di dalam pengobatan sendiri untuk masalah kesehatan

yang ringan hingga sedang (Fleckenstein Hanson amp Venturelli 2011) Obat

yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria berikut

(Permenkes No 919MenkesPerX1993)

a Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil

anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun

b Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko

pada kelanjutan penyakit

c Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

d Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi

di Indonesia

Berikut ini beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat

nyeri dengan pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan

Aspirin (asetosal) (Depkes RI 2007)

1 Aspirin

Aspirin yang memiliki nama lain asam asetil salisilat atau asetosal

adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang luas digunakan dan

digolongkan dalam obat bebas Selain sebagai prototip obat ini merupakan

standar dalam menilai efek obat sejenis (Departeman Farmakologi dan

Terapeutik 2007)

Aspirin diindikasikan dengan rasa sakit dan demam Aspirin

19

dikontraindikasikan dengan hemophilia dan kehamilan trisemester akhir Efek

samping yang sering dijumpai meliputi terjadinya iritasi mukosa lambung

Aspirin juga dapat memeperbanyak keluarnya keringat dan pada dosis tinggi

dapat membuat telinga berdengung dan juga sesak napas Aspirin tidak boleh

digunakan pada penderita alergi termasuk asma tukak lambung (maag)

sering perdarahan di bawah kulit penderita hemofilia dan trombositopenia

(Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan aspirin meliputi

aturan pemakaian harus tepat tidak boleh diminum ketika perut kosong

diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan

perdarahan lambung dilarang menkonsumsi obat ini selama 10 hari tanpa

fungsi ginjal atau hati ibu hamil ibu menyusui dan dehidrasi dan jangan

diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan

risiko perdarahan lambung (Depkes RI 2007)

Bentuk Sediaan asetosal yang beredar di masyarakat meliputi tablet

100 mg tablet 500 mg Aturan pemakaian asetosal meliputi dewasa 500 mg

setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) anak usia 2 ndash 3 tahun frac12 - 1 frac12 tablet

100 mg setiap 4 jam anak usia 4 ndash 5 tahun 1 frac12 - 2 tablet 100 mg setiap 4

jam anak usia 6 ndash 8 tahun frac12 - frac34 tablet 500 mg setiap 4 jam anak usia 9 ndash

11 tahun frac34 - 1 tablet 500 mg setiap 4 jam dan usia di atas 11 tahun 1

tablet 500 mg setiap 4 jam (Depkes RI 2007)

2 Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionate Obat ini bersifat

20

analgesik dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat Efek anti-

inflamsinya terlihat dengan dosis 1200- 2400 mg sehari Absorbsi ibuprofen

cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-

2 jam (Depkes RI 2007)

Ibuprofen dikontraindikasikan dengan penderita hipersensitif terhadap

ibuprofen penderita polip hidung Ibuprofen tidak dianjurkan bagi wanita

hamil menyusui dan penderita tukak peptic Ibuprofen biasa berbentuk tablet

dengan kekuatan 300 dan 400 mg Dosis maksimum ibuprofen 2400 mg

sehari (Mutschier 1991)

Hal- hal yang perlu diinformasikan kepada pasien dalam mengkonsumsi

ibuprofen meliputi obat diminum bersama- sama makanan dan minum dengan

segelas air penuh bila timbul rasa pusing dilarang mengemudi segeralah ke

dokter bila penglihatan menjadi kabur atau terjadi ruam kulit (Depkes RI

2007)

Efek samping yang dapat ditimbulkan obat ini meliputi nervus pusing

mata kabur skotoma atau perubahan menafsirkan warna telinga berdenging

dan kejang perut Ibuprofen memiliki interaksi dengan antikoagulan dan

asetosal Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi

metotreksat urikosurik kumarin antikoagulan kortiko-steroid penisilin dan

vitamin C atau minta petunjuk dokter obat ini tidak boleh diminum

bersamaan ( Depkes RI 2007)

Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita tukak lambung dan

duodenum (ulkus peptikum) aktif penderita alergi terhadap asetosal dan

21

ibuprofen penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk

tonjolan pada hidung) kehamilan tiga bulan terakhir (Depkes RI 2007)

Aturan pemakaian ibuprofen

a Dewasa 1 tablet 200 mg 2 ndash 4 kali sehari Diminum setelah makan

b Anak 1 ndash 2 tahun frac14 tablet 200 mg 3 ndash 4 kali sehari 3 ndash 7 tahun

frac12 tablet 500 mg 3 ndash 4 kali sehari 8 ndash 12 tahun 1 tablet 500 mg 3 ndash

4 kali sehari dan tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya

kurang dari 7 kg (Depkes RI 2007)

3 Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik antiinflamasi Asam

mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin Asam mefenamat terikat

sangat kuat pada protein plasma sehingga interaksi dengan antikoagulan

harus diperhatikan (Mutschier 1991)

Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia

diare sampai diare berdarah dan gejala iritasi lain pada mukosa lambung

Amerika Serikat tidak menganjurkan obat ini diberikan pada anak dibawah 14

tahun dan wanita hamil Pemberian tidak melebih 7 hari Penelitian klinis

menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah

secara bermakna (Depkes RI 2007)

Asam mefenamat tersedia dalam sediaan tablet atau kaplet dengan

kekuatan 500 mg Dosis asam mefenamat untuk pasien dewasa 2-3 kali sehari

sebanyak 250 mg- 500 mg (Team medical mini notes 2017)

22

4 Diklofenak

Diklofenak tergolong dalam preferential COX-2 inhibitor Absorbsi obat

ini berlangsung cepat dan lengkap pada saluran cerna Obat ini terikat 99

pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama sebesar

40-50 (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Diklofenak terdiri atas dua jenis yaitu natrium diklofenak dan kalium

diklofenak Kalium diklofenak lebih larut air dan dapat diabsorbsi dengan

cepat sehingga memiliki onset kerja lebih cepat dibanding natrium

diklofenak Kalium diklofenak biasanya juga diindikasikan untuk

penanganan kondisi yang memerlukan efek analgesia secara cepat ((Team

medical mini notes 2017)

Efek samping yang lazim adalah mual dan gastritis Eritema kulit dan

sakit kepala seperti obat AINS lainnya Pemakaian obat ini harus hati- hati

pada pasien dengan tukak lambung Peningkatan enzim transaminase dapat

terjadi pada 15 pasien umumnya kembali ke normal Gangguan hati lebih

sering terjadi dibandingkan obat AINS lain Pemakaian selama kehamilan

tidak dianjurkan Dosis orang dewasa 100-150 mg sehari terbagi dalam dua

atau tiga dosis (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

5 Parasetamol

Parasetamol memiliki indikasi membantu melegakan rasa sakit dan

mengurangi demam rematik sakit gigi dan sakit kepala Parasetamol

dikontraindikasikan dengan penderita gangguan fungsi hati Parasetamol

hampir tidak memiliki efek samping namun kadang timbul bisul atau

23

hipoglikemi pada anak (Mutschier 1991)

Parasetamol dapat berupa sediaan solid dan liquid Sediaan solid

parasetamol meliputi tablet atau tablet salut gula dengan kekuatan 120 mg

325 mg dan 500 mg Sedangkan dalam bentuk liquid parasetamol dapat

berupa sediaan obat tetes sirup elixir dengan kekuatan 60 mg06 ml 150

mg5 ml dan 120 mg 5 ml (Depkes RI 2007)

Dosis paracetamol untuk dewasa (usia diatas 12 tahun) 3-4 jam 325-650

mg maksimum 4 g sehari Sedangkan untuk anak (6-12 tahun) tiap 4 jam 500

mg (Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi parasetamol

meliputi orang dewasa jangan menggunakan lebih dari 10 hari secara terus

menerus anak di bawah dua belas tahun dilarang memakan obat ini lebih dari

lima kali sehari atau lebih dari lima hari segeralah ke dokter bila timbul

warna kekuningan pada mata atau kulit (Depkes RI 2007)

Parasetamol adalah derivat dari para amino fenol yang mempunyai daya

analgetika dan daya antipiretika Obat ini tidak menimbulkan perdarahan pada

lambung sehingga banyak dipakai sebagai analgetika dan antipiretika yang

aman namun Parasetamol memiliki daya inflamasi yang sangat lemah

(Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Tambahan

a Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi daripada efek anti

demamnya

b Parasetamol dan Asetosal memiliki efek anti demam yang lebih tinggi

daripada efek antinyeri dan antiradangnya (Depkes RI 2007)

24

24 Penggunaan Obat yang Rasional

Penggunaan obat yang rasional merujuk pada penggunaan obat yang benar

sesuai dan tepat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat dan dosis yang sesuai dengan kebutuhannya untuk jangka waktu

yang adekuat dan dengan biaya serendah mungkin bagi pasien Masalah-masalah

yang sering timbul sebagai bentuk ketidakrasionalan penggunaan obat antara lain

polifarmasi (penggunaan obat yang terlalu banyak) penggunaan yang berlebihan

dari antibiotika dan injeksi kegagalan untuk meresepkan obat yang sesuai dengan

panduan klinis serta pengobatan sendiri yang tidak tepat (World Health

Organization 2010)

Berbagai kriteria telah ditetapkan untuk menentukan kerasionalan penggunaan

suatu obat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya dengan dosis yang sesuai

dengan kebutuhannya untuk jangka waktu yang adekuat dan dengan biaya

serendah mungkin bagi pasien dan komunitasnya (World Health Organization

2010)

Batasan penggunaan obat rasional adalah bila memenuhi beberapa kriteria

antara lain (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2008)

a Tepat diagnosis yaitu obat diberikan sesuai dengan diagnosis Apabila

diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah

b Tepat indikasi penyakit yaitu obat yang diberikan harus tepat bagi suatu

25

penyakit

c Tepat pemilihan obat yaitu obat yang dipilih harus memiliki efek terapi

sesuai dengan penyakit

d Tepat dosis yaitu jumlah cara waktu dan lama pemberian obat harus

tepat Apabila salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi maka efek

terapi tidak tercapai

1 Tepat jumlah yaitu obat harus diberikan dalam jumlah yang cukup

2 Tepat cara pemberian yaitu cara pemberian obat yang tepat disesuaikan

dengan jenis obat yang digunakan Misalnya obat antasida seharusnya

dikunyah dulu baru ditelan

3 Tepat interval waktu pemberian yaitu cara pemberian obat hendaknya

dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah ditaati oleh

pasien Misalnya obat yang diminum tiga kali sehari diartikan bahwa

obat tersebut harus diminum dengan interval setiap delapan jam

4 Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian obat harus tepat sesuai

penyakitnya masing-masing

e Tepat penilaian kondisi pasien yaitu penggunaan obat disesuaikan dengan

kondisi pasien antara lain harus memperhatikan kontraindikasi obat

komplikasi kehamilan menyusui lanjut usia atau bayi

f Waspada terhadap efek samping yaitu obat dapat menimbulkan efek

samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang timbul pada pemberian

obat dengan dosis terapi seperti timbulnya mual muntah gatal-gatal dan

26

lain sebagainya

g Efektif aman mutu terjamin tersedia setiap saat dan harga terjangkau

untuk mencapai kriteria efektif maka obat harus dibeli melalui jalur

resmi

h Tepat tindak lanjut (follow-up) yaitu apabila sakit berlanjut setelah

swamedikasi dilakukan maka konsultasikan ke dokter

i Tepat penyerahan obat (dispensing) yaitu penggunaan obat rasional

melibatkan penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen Resep

yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di puskesmas akan

dipersiapkan obatnya dan diserahkan kepada pasien dengan informasi

yang tepat

j Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan

Ketidakpatuhan minum obat dapat terjadi pada keadaan

seperti berikut

1 Jenis sediaan obat beragam

2 Jumlah obat terlalu banyak

3 Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering

4 Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi

5 Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara

menggunakan obat timbulnya

6 Efek samping

27

25 Pengetahuan

251 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya yang meliputi

pengelihatan pendengaran penciuman rasa dan raba Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan

pengelihatan (Notoatmodjo 2010)

252 Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia

pendidikan lingkungan intelegensia dan pekerjaan Pengetahuan secara garis

besar dibagi menjadi enam tingkat meliputi tahu (know) memahami

(comprehension) aplikasi (aplication) analisa (analysis) sintesis (syntesis)

dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo 2010)

253 Faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a Jenis kelamin

Tingkat pengetahuan di pengaruhi oleh jenis kelamin Logan dan Rose

(2004) telah melakukan penelitian terhadap sampel 100 pasien untuk

mengetahui perbedaan pengetahuan nyeri antara laki-laki dan perempuan

Hasilnya menunjukan bahwa ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan

28

mengenai tingkat pengetahuan nyeri yaitu perempuan mempunyai tingkat

pengetahuan nyeri lebih baik dari pada laki-laki

b Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin membaik

Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca (Anonim 2011)

Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009)

1 Masa balita 0-5 tahun

2 Masa kanak- kanak 5-11 tahun

3 Masa remaja awal 12-16 tahun

4 Masa remaja akhir 17-25 tahun

5 Masa dewasa awal 26-35 tahun

6 Masa dewasa akhir 36-45 tahun

7 Masa Lansia Awal 46-55 tahun

8 Masa lansia akhir 56-65 tahun

9 Masa manula gt 65 tahun

c Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup

29

Pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut menerima informasi Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya

(Anonim2011)

Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berpikir

rasional serta menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 jalur pendidikan sekolah terdiri dari

1 Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan selama 9 tahun pertama

pada masa sekolah anak yang melandasi jenjang pendidikan

2 Pendidikan menengah adalah pendidikan menengah adalah jenjang

pendidikan dasar Pendidikan menengah dibagi menjadi

a Pendidikan Menengah Umum adalah pendidikan menengah di

selenggarakan oleh SMA (Sekolah Menengah Atas) atau MA

(Madrasah Aliyah) Pendidikan menengah umum dikelompokkan

dalam program sesuai dengan kebutuhan untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

b Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan Menengah

Kejuruan diselenggarakan oleh SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) dan MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan) Pendidikan

Menengah Kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi seni dunia industri tenaga kerja baik

secara nasional maupun global regional

30

c Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tinggi adalah jenjang

setelah pendidikan menengah Pendidikan tinggi diselenggarakan

oleh akademi institusi sekolah tinggi dan universitas

254 Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden

atau subjek penelitian Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur atau

diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo

2010)

26 Masyarakat

261 Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup

karena proses masyarakat Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang

kontinyu antar individu Dalam kehidupan bermasyarakat selalu dijumpai

saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan kehidupan

bermasyarakat (Soetomo 2009)

262 Ciri-ciri Masyarakat

Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia

yang mempunyai sebagai berikut

31

a Berada di wilayah tertentu

b Hidup secara berkelompok

c Terdapat suatu kebudayaan

d Terdapat interaksi sosial

e Terdapat pemimpin

f Terdapat stratafikasi sosial

263 Profil Kelurahan Palasari

Secara geografis Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

memiliki bentuk wilayah datar Kelurahan Palasari memiliki jumlah

penduduk 17421 jiwa pada keadaan 31 Desember tahun 2018 terdiri dari

8996 jiwa laki-laki dan 8425 jiwa perempuan Jumlah kepala keluarga di

Kelurahan Palasari saat ini mencapai sekitar 5091 KK

Tabel 21 Tingkat pendidikan di Kelurahan Palasari

NO PENDIDIKAN JUMLAH

L P JML

1 Tamat SD 1815 1676 3491

2 SMP 1780 1521 3301

3 SMA 421 376 797

4 Sarjana 87 54 141

5

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi deskriptif Penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran atau deskriptif tentang suatu masalah baik yang berupa faktor risiko

maupun faktor efek Penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

32 Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo

2010) Penelitian ini akan di laksanakan di Cilengkrang 1 RW 04 Kelurahan

Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

33 Waktu Penelitian

Waktu adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian

(Notoatmodjo 2010) Penelitian ini dilaksanakan di Cilengkrang 1 RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru dan akan dilaksanakan bulan Mei ndash Juni

2019

32

33

34 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat dan

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35 Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan agar pengukuran

variable atau pengumpulan data itu konsisten antara sumber data (responden)

yang di bantu dengan responden yang lain (Notoatmodjo 2010)

Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Pengetahuan penggunaan analgetik merupakan berbagai informasi yang

perlu diketahui oleh responden mengenai penggunaan antinyeri secara

aman dan rasional

b penggunaan obat swamedikasi antinyeri dilihat berdasarkan cara

mendapatkannya

36 Populasi dan Sampel

361 Populasi

Populasi adalah subyek atau golongan yang menjadi sasaran penelitian

(Notoatmodjo 2010) Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

34

a Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah

1 Masyarakat yang menggunakan obat swamedikasi analgetik

2 Berusia 17-55 tahun

3 Berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

4 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang tidak

menggunakan obat swamedikasi analgetika obat dengan resep dokter dan

berusia dibawah 17 tahun dan diatas 55 tahun Masyarakat yang tidak

berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung

362 Sampel

Penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan kriteria

inklusi dan eksklusi Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin

(Anwar Hidayat 2013)

Rumus Slovin

35

Dimana

n = besar sampel

N = besar populasi

d2 = penyimpangan terhadap populasi yang inginkan 10 atau 01

n =

=

= 85 sampel

Dari perhitungan rumus slovin didapatkan hasil 85 responden yang

dibagi ke dalam beberapa Rt yaitu

Rt 01

Rt 02

Rt 03

Rt 04

Rt 05

36

37 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer data primer merupakan data yang

sumber data dikumpulkan dengan membagikan kuisioner kepada responden

38 Teknik Pengumpulan Data

1 Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

2 Kueisioner dibuat 3 bagian yaitu bagian ke 1 berisi identitas responden

(nama jenis kelamin usia pendidikan terakhir) bagian ke 2 penggunaan

obat swamedikasi analgetik berjumlah 5 pertanyaan bagian ke 3 mengenai

tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik

39 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan

setelah pengumpulan data Untuk kemudian dalam pengolahan data dipergunakan

bantuan program komputer Langkah-langkah pengolahan data meliputi editing

coding entry dan analizing (Notoatmodjo2010)

Tahapan pengolahan data diantaranya

a Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh Editing dalam penelitian ini setelah data terkumpul yaitu

kelengkapan jawaban kuesioner

b Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan Coding dalam penelitian disini memberikan kode

angka pada jawaban responden untuk memudahkan analisis data

37

c Entry adalah proses memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam

program atau software komputer Dalam penelitian ini entry data

dilakukan dengan memasukkan data jawaban dan kemudian di masukkan

ke dalam program atau software komputer

d Analizing yaitu proses analisis data ditabulasi dan diberi skor (skoring)

Selanjutnya dilakukan perhitungan dan uji statistik terhadap data

310 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS for window release 2300

a Analisis Demografi Responden

Bagian pertama dari kuesioner adalah data pribadi responden yang berupa

jawaban singkat terdiri dari nama responden jenis kelamin usia dan pendidikan

terakhir Pada bagian ini dilakukan analisis secara deskriftif

b Analisis Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian kedua terdiri dari pertanyaan seputar penggunaan obat swamedikasi

analgetik berjumlah 5 pertanyaan Pada pertanyaan ini penilaian dihitung

berdasarkan distribusi frekuensi persentase () jumlah responden dengan jawaban

yang dipilih

c Analisis Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian ketiga terdiri dari 18 pertanyaan tingkat pengetahuan dan rasionalitas

obat swamedikasi analgetik yang berupa pilihan ganda (dengan 2 atau 3 pilihan

jawaban)

38

Responden yang telah menjawab pertanyaan dengan akan diberi nilai yaitu

a 1 untuk jawaban benar jika menjawab benar maka dinilai rasional

b 0 untuk jawaban salah atau tidak tahu jika menjawab salah atau tidak

tahu maka dinilai tidak rasional

Sehingga diperoleh total skor untuk pertanyaan seputar pengetahuan tentang

penggunaan analgetik adalah

a Maximum 1x 18 = 18

b Minimum 0 x 18 = 0

Ketentuan skor total pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dan

rasionalitas obat swamedikasi analgetik

a lt 55 dengan skor 9 Tingkat pengetahuan kurang

b 56-74 dengan skor 9-12 Tingkat pengetahuan cukup

c gt 75 dengan skor 13 Tingkat pengetahuan baik

(Budiman 2013)

Data yang diolah kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat

Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif Analisis univariat (analisis deskriptif) merupakan analisis yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang

menjelaskan angka atau jumlah presentasi masing-masing kelompok dari setiap

variabel Bagian yang akan dilakukan analisis univariat adalah bagian

39

identitas responden (jenis kelamin usia dan pendidikan terakhir) tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Karateristik Responden

Responden yang diteliti berjumlah 85 sampel yang berada di RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung Karakteristik responden

yang dilihat meliputi jenis kelamin usia dan pendidikan

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Jumlah Persentasi

(n=85) ()

1 Jenis kelamin

Laki-laki 24 2824

Perempuan 61 7176

2 Usia (tahun)

Remaja akhir 17 - 25 tahun 16 1882

Dewasa awal 26 - 35 tahun 29 3412

Dewasa akhir 36 - 45 tahun 19 2235

Lansia awal 46 - 55 tahun 21 2470

3 Pendidikan Terakhir

SD 19 2235

SMP 10 11 76

SMA 45 5294

S1 9 1059

S2 2 235

Berdasarkan hasil penelitian ini responden didominasi oleh perempuan

sebanyak 61 (7176) dengan golongan usia antara 26-35 tahun (3412)

penyebab nya karena pengobatan antinyeri menurut riskesdas pada tahun 2013

menunjukkan bahwa nyeri banyak diderita oleh wanita daripada laki-laki

40

41

(Riskesdas 2013) Mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 45

(5294) Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden berpendidikan

SMA pada umumnya mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang obat

swamedikasi Pendidikan sangat mempengaruhi perilaku seseorang seperti yang

dinyatakan Notoadmodjo (2010) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin tinggi pula intelektualnya Seseorang yang berpendidikan tinggi

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan

lainnya Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas

manusia dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin berkualitas

hidupnya Karateristik respoden dapat dilihat pada tabel 41

42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik

Tempat responden dalam memperoleh obat swamedikasi analgetik adalah di

apotek sebanyak 54 responden (635) di mini market sebanyak 5 responden

(69) membeli obat di warung sebanyak 26 responden (306) dan tidak ada

responden yang membeli di toko obat Dari seluruh responden pengobatan sendiri

paling banyak mendapatkan obat antinyeri yaitu di apotek Secara nasional pun

menunjukkan apotek dan toko obat warung merupakan sumber utama

mendapatkan obat rumah tangga atau obat swamedikasi (Riskesda 2013)

Tingkat pengetahuan masyarakat di RW 4 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

Kota Bandung tentang swamedikasi sudah tergolong baik karena masyarakat

lebih banyak membelinya di apotek yaitu 54 responden (635) yang secara

langsung ada petugas kesehatan yang menyerahkan obat dan jika tidak mengerti

cara penggunaan atau aturan pakai obat tidak diketahui bisa bertanya langsung

42

6

64 31 Mini Market

Warung

Apotek

pada petugas yang ada di apotek tersebut dibandingkan dengan membeli obat di

warung Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 41

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi Tempat

Memperoleh Obat Swamedikasi

43 Jenis Penyakit Atau Keluhan Penyakit

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap

Jenis keluhan Penyakit

Jenis Penyakit N

Nyeri sendi 1 12

Sakit haid 6 71

Sakit badan 11 129

Sakit gigi 20 235 Sakit kepala 47 553

Jumlah 85 100

Berdasarkan hasil penelitian ini keluhan nyeri yang paling banyak dialami

responden adalah sakit kepala sebanyak 47 responden (553) Pada tahun 2011

WHO juga menyatakan bahwa sebanyak 50-75 orang dewasa usia 18-65 tahun

di dunia mengalami sakit kepala selama setahun terakhir Faktor penyebab sakit

43

kepala yang dialami oleh bermacam-macam mulai dari karena mengidap suatu

penyakit tertentu seperti meningitis kanker otak maupun konsumsi obat berlebih

hingga akibat dari suatu aktifitas dan makanan yang di konsumsi Tanpa disadari

sakit kepala juga bisa muncul dari kegitan rutinitas yang sepele misalnya lama

menatap layar computer maupun ponsel terlalu lam duduk banyak tekanan atau

stress kurang tidur sedikit minum merokok dan banyak hal lainnya

(Cermaticom 2019) Maka dari itu responden harus sebijak mungkin memahami

cara penggunaan obat yang tepat supaya menghindarkan masyarakat dari

penggunaan obat yang salah Presentase keluhan yang dialami responden dapat

dilihat pada tabel 42

44 Jenis Obat yang digunakan

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Responden

Terhadap Jenis Obat yang digunakan

Obat yang digunakan N

Metampiron 4 47

Natrium Diklofenak 9 106

Ibuprofen 11 129

Asam Mefenamat 13 153 Paracetamol 48 565

Jumlah 85 100

Dilihat dari jenis obat nyeri yang dipilih kebanyakan responden memilih

menggunakan parasetamol dalam swamedikasi analgetik dengan keluhan sakit

kepala terbanyak Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gissele Sarganas yang

mengatakan bahwa parasetamol merupakan obat yang umum dan mudah di akses

dibanyak Negara (Sarganas2015) Responden dalam penelitian ini telah

menggunakan obat secara benar karena sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan

44

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan bahwa golongan obat yang digunakan

swamedikasi merupakan obat-obat yang relatif aman meliputi golongan obat

bebas dan obat bebas terbatas ( BPOM 2014)

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas

451 Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penilaian mengenai tingkat pengetahuan dapat

diketahui mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong cukup yaitu

(376) sebanyak 32 responden Data lengkap dapat dilihat di tabel 44

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahaun Responden

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

responden

Persentase

Kurang 30 353

Cukup 32 376

Tinggi 23 211

Jumlah 85 100

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Dari seluruh responden yang berada di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung tidak semuanya melakukan pengobatan

swamedikasi obat antinyeri secara rasional dan tepat Pada perilaku

pengggunaan obat swamedikasi obat antinyeri dinilai dari beberapa sub

indikator yaitu tepat indikasi tepat obat tepat dosis tepat pemakaian tepat

efek samping tepat interaksi obat dan tepat kontraindikasi Seacara lebih

rincinya dapat dilihat pada tabel 413

45

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden

No

Tepat indikasi

Tepat

Tidak

Tepat

N

P1

Menurut Anda apakah

benar analgesik merupakan

obat yang mampu

meredakan atau mengurangi

nyeri

83

976

2

24

85

P2

Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk

mengobati nyeri saja

29

341

56

659

85

P4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

29

341

56

659

85

P5

Paracetamol merupakan

obat penurun panas Apakah

parasetamol mampu meredakan nyeri

49

576

36

424

85

P7

Jika Anda mengalami sakit

kepala apakah jenis obat yang sebaiknya dikonsumsi

60

706

25

294

85

Jumlah 250 59 175 41

Tepat Obat

P3

Termasuk jenis obat

golongan apakah obat pereda

nyeri yang hanya boleh

digunakan secara swamedikasi

40

471

45

529

85

P6

Jenis obat apa yang anda

pahami sebagai obat pereda

nyeri yang dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

50

588

35

412

85

Jumlah 90 54 80 46

Tepat Pemakaian

P8

Apakah Anda mengetahui

kapan waktu yang tepat

dalam mengkonsumsi obat

pereda nyeri

77

906

8

94

85 Jumlah 77 91 8 8

Tepat Efek Samping

P9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik

35

412

50

588

85

46

di rumah

P10

Dampak apakah yang

terjadi apabila menggunakan

dosis obat pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

28

329

57

671

85

Jumlah 63 37 107 63

Tepat Dosis

P11

Apakah dosis obat pereda

nyeri anak sama dengan

dosis obat pereda nyeri dewasa

67

788

18

212

85

P12

Apakah benar obat pereda

nyeri boleh digunakan secara

terus menerus meski rasa

sakit telah hilang

54

635

31

365

85

P18

Menurut Anda apakah boleh

meningkatkan konsumsi

obat pereda nyeri yang

diminum dalam sekali

konsumsi (sekali minum langsung 2 tablet lebih)

37

435

48

565

85

Jumlah 158 62 97 38

Tepat Interaksi

P13

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

digunakan bersamaan

dengan obat maag dalam

sekali konsumsi tanpa

adanya rentang waktu

konsumsi

48

565

37

435

85

P14

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

diminum bersamaan dengan kopi

55

647

30

353

85

Jumlah 103 54 67 46

Tepat Kontraindikasi

P15

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu hamil

58

682

27

318

85

P16

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di

konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

31

365

54

635

85

P17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh

35

412

50

588

85

47

mengkonsumsi aspirin untuk meredakan nyeri

Jumlah 124 49 131 51

Hasil dari kuesioner yang dibagikan menunjukkan 59 responden

melakukan ketepatan indikasi sebagian dari responden yang memiliki nilai

buruk dan tidak memperhatikan indikasi obat sebelum meminum obat

antinyeri yaitu sekitar 41 Indikasi obat antinyeri untuk penanganan obat

antinyeri penting diperhatikan secara cermat karena apabila salah indikasi

obat maka akan menimbulkan kesalahan obat yang akan digunakan

Tabel diatas menunjukkkan bahwa rata-rata jumlah responden yang

menjawab tepat obat 54 tidak jauh berbeda dengan jumlah responden yang

memiliki jawaban tidak tepat obat yaitu 46 Hal ini dikarenakan karena

masyarakat sudah mengetahui jenis obat yang di pahami untuk mengobati

nyeri dan mayoritas masyarakat sebagian besar belum mengetahui golongan

obat apa yang tepat untuk digunakan dalam swamedikasi

Hasil yang diperoleh melalui kuesioner menunjukkan terdapat 62

responden benar dan tepat dosis sebelum melakukan pengobatan nyeri secara

swamedikasi dan bernilai 38 responden tidak tepat dalam melihat dosis

sebelum penggunaan obat antinyeri secara swamedikasi Hal-hal tersebut

memang perlu ditanyakan kepada responden karena hal inilah yang terjadi di

masyarakat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji Pratiwi (2014)

bahwa dari 100 responden di Surabaya hanya 80 orang yang melakukan cara

minum dan jumlah minum obat yang tepat ketika ingin mempercepat

48

penyembuhan terdapat 20 responden menyatakan mereka meminum dua

tablet ketika ingin menyembuhkan nyeri yang dialaminya dan ini berkaitan

dengan bioavaibilitas obat di tubuh serta akumulasi obat yang ditubuh

sehingga perlu diperhatikan penggunaan dosis obat antinyeri yang dilakukan

secara swamedikasi

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tabel diketahui hanya 37

responden yang menjawab rasional dengan sub indikator tepat efek samping

hal dikarenakan masyarakat tidak memahami mengenai efek samping obat

yang terjadi setelah meminumnya Efek samping yang ditimbulkan oleh suatu

obat terkadang tidak perlu dilakukan tindakan medis untuk mengatasinya

namun beberapa obat perlu diperhatikan secara lebih penanganannya (BPOM

2014) Untuk mencegah terjadinya efek samping yang lebih parah maka

sebaiknya dilakukan penghentian obat dan segera dikonsultasikan dengan

tenaga medis terkait Efek samping obat golongan AINS (obat antinyeri)

menurut Goodman amp Gilman (2006) secara umum memiliki efek samping

perdarahan lambung nefrotoksisitas dan bronskopasme jika obat tidak tepat

digunakan

Beberapa hal yang menjadi penilaian ketepatan interaksi obat adalah

obat lain yang dikonsumsi selain obat antinyeri membolehkan meminum obat

lain dan meminum obat dengan kopi Interaksi obat terjadi antara obat dengan

obat dan obat dengan makanan Nilai yang muncul untuk ketepatan interaksi

obat adalah 54 tepat interaksi dan hanya 46 tidak tepat interaksi obat

Interaksi obat ini perlu diperhatikan karena interaksi obat dengan obat akan

49

menjadikan sistem kompetitor satu sama lain antara satu obat dengan obat lain

yang menjadikan salah satu obat menjadi tidak aktif (Stockley Drug

Interaction 2000)

ketepatan kontraindikasi obat nilai yang muncul terkait ketepatan

kontraindikasi obat ini adalah 49 mengetahui tepat kontraindikasi dan 51

tidak mengetahui ketepatan kontraindikasi Pada pasien penyakit asma tidak

diperbolehkan menggunakan obat antinyeri secara bebas karena efek samping

dari nyeri yang menjadikan bronkospasme terutama pada pasien yang

memiliki riwayat penyakit asma (Ioana Dana Alexa 2014)

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi

Analgetik

Aspek Pernyataan Benar Salah Nomor Sumber

Pernyataan

Tepat indikasi 59 41 1245 amp 7

Tepat obat 54 46 3 amp 6

Tepat pemakaian 91 8 8

Tepat efek samping 37 63 9 amp 10

Tepat dosis 62 38 1112 amp 18

Tepat interaksi 54 46 13 amp 14

Tepat kontra

indikasi 49 51 15 16 amp 17

Rata- rata 58 42

Berdasarkan hasil penilaian rata-rata mengenai obat dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional 58 dan

tidak rasional 42 Penggunaan obat yang tidak rasional paling banyak

disebabkan oleh ketidaktepatan efek samping obat 37

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

51 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

a Tingkat pengetahuan masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari Kecmatan

Cibiru tergolong cukup dengan Persentasi 376 bedasarkan instrument

kuesioner tingkat pengetahuan swamedikasi yang sudah di validasi

b Masyarakat yang di jadikan responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42 di masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru

52 Saran

Berdasarkan penelitian ini saran-saran yang dapat di berikan

adalah sebagai berikut

a Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengukur tingkat pengetahuan

mengenai suamedikasi khususnya obat analgetik lebih rinci mendalam

dan akurat sesuai dengan aturan sehingga dapat di ketahui lebih jelas apa

yang tidak di ketahui oleh responden

b Institusi terkait lebih meningkatkan lagi tentang pengetahuan penggunaan

obat swamedikasi analgetik agar masyarakat dapat menggunakan obat

secara rasional

51

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI 2013 Riset

Kesehatan Dasar 2013 Jakarta Kementrian Kesehatan RI halaman 40

BPOM RI 2014 Menuju Swamedikasi yang Aman Info Pom Vol 15 No 1

Budiman dan Riyanto 2013 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan

Sikap dalam Penelitian Kesehatan Penerbit Salemba Medika Jakarta

pp 11-12

Departemen Farmakologi dan Terapeutik 2007 Farmakologi dan Terapi

Jakarta FKUI

Departemen kesehatan RI 1993 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

919MenKesPERX1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat

Diserahkan Tanpa Resep Jakarta Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Obat Bebas Terbatas Jakarta Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) Materi pelatihan

peningkatan pengetahuan dan keterampilan memilih obat bagi tenaga

kesehatan (pp 0- 8 13-14 18 20-23 31) Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Garrido Pilar Carrasco etal 2014 Predictive factors of self-medicated

analgesic use in Spanish adults a cross-sectional national study

BMC Pharmacology amp Toxicology 2050-05111536

Marta Halim dkk 2013 Dasar-dasar Farmakologi 2 edisi 1

Mangku G Diktat Kumpulan Kuliah BagianSMF Anestesiologi dan

Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2002

Morgan GE Pain Management In Clinical Anesthesiology 2nd ed

Stamford Appleton and Lange 1996 274-316

Mutschier Ernst 1991 Dinamika Obat Bandung Penerbit ITB

Notoatmodjo Soekidjo 2010 Ilmu Pengetahuan dan penelitian dan

Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta Rineka Cipta

52

Sarganas Giselle dkk(2015) Prevalence trend patterns and associations of

analgesic use in Gremany (22 September 2015) Biomed Central Jerman

Tim Medical Mini Notes 2017 Basic Pharmacology and Drug Notes Makassar

MMN Publishing

Tjay TH dan Rahardja K 2010 Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan

Sehari- hari Jakarta PT Elex Media Komputindo

Anonim 2011 Definisi Pengetahuan Serta Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi httpduniabacacomdefinisi-pengetahuan-serta-faktor-

faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuanhtml (Diakses 20 juli 2019)

Anwar Hidayat Cara Perhitungan Rumus Slovin

httpswwwstatistikiancom2017hitung-rumus-slovin-sampelhtmlamp

(Diakses 8 Maret 2019)

Fitriya 2019 Sakit Kepala Penyebab Sakit kepala dan Cara menghilangkan

sakit Kepala yang Perlu kamu tahu httpswww-

cermaicomcdnampprojectorgvswwwcermaticomartikelampsakit-

kepala-penyebab-sakit-kepala-da-cara-menghilangkan-sakit-kepala-yang-

perlu-kamu-tahuamp_js_v (Diakses 22 Agustus 2019)

WHO 2000 Drug Information Geneva World Health Organization Page 1

World Health Organization (2010 May) Rational use of medicines Juli

28 2019 httpwwwwhointmediacentrefactsheetsfs338enindexhtml

LAMPIRAN

53

53

Identifikasi masalah

Merumuskan masalah

Menentukan sampel

ALUR PENELITIAN

Pengolahan data

(editingkoding

skoring)

Analisiss data

(Analisis Univariat)

Penyajian data

kueisioner

Kesimpulan dan saran

LAMPIRAN II

54

SURAT IZIN DARI KESBANGPOL

LAMPIRAN III

55

SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS KESEHATAN

LAMPIRAN IV

56

SURAT IZIN PENELITIAN DARI KELURAHAN

LAMPIRAN V

57

(LANJUTAN)

LAMPIRAN VI

58

SURAT IZIN PENELITIAN DARI PUSKESMAS CIPADUNG

LAMPIRAN 59

59

KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL

I Identitas Responden

Nama

Jenis jenis kelamin Laki-laki Wanita

USIA

Alamat

No Telepon HP

Pendidikan terakhir

TAHUN

II Pendahuluan

1 Apakah anda pernah melakukan swamedikasi (pengobatan tanpa

harus datang ke dokter)

a Ya b Tidak

2 Apakah Anda pernah meminum obat antinyeri sebelumnya

a Ya b Tidak

3 Di manakah Anda memperoleh obat antinyeri tersebut

a Apotek b Warung

c Toko obat d Mini market

4 Penyakit apa yang bisa Anda obati dengan antinyeri tersebut

Jawab

5 Apa saja nama obat antinyeri yang biasa Anda gunakan untuk mengobati penyakit tersebut

Jawab

III Rasionalitas Penggunaan Obat Analgetik

1 Menurut Anda apakah benar analgesik merupakan obat yang

mampu meredakan atau mengurangi nyeri

a Benar b Salah

2 Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk mengobati

60

nyeri saja

a Benar b Salah

3 Termasuk jenis obat golongan apakah obat pereda nyeri yang

hanya boleh digunakan secara swamedikasi

a Obat keras b Obat bebas

Terbatas

4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

5 Paracetamol merupakan obat penurun panas Apakah parasetamol

mapu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

6 Jenis obat apa yang anda pahami sebagai obat pereda nyeri yang

dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

a Paracetamol b Ibuprofen

c Natrium

diklofenak

d Asam

mefenamat

7 Jika Anda mengalami sakit kepala apakah jenis obat yang

sebaiknya dikonsumsi

a Antibiotik b Analgesik c Antitusif

8 Apakah Anda mengetahui kapan waktu yang tepat dalam

mengkonsumsi obat pereda nyeri

a Sebelum

makan

b Sebelum

tidur

c Sesudah makan

9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik di rumah

a Lemari b Tempat

obat

c Kulkas

10 Dampak apakah yang terjadi apabila menggunakan dosis obat

pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

a Sesak napas b Terjadi gangguan pada

lambung-usus

11 Apakah dosis obat pereda nyeri anak sama dengan dosis obat

pereda nyeri dewasa

a Ya b Tidak

12 Apakah benar obat pereda nyeri boleh digunakan secara terus

menerus meski rasa sakit telah hilang

a Benar b Salah

cBadan lemas

61

13 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri digunakan

bersamaan dengan obat maag dalam sekali konsumsi tanpa adanya

rentang waktu konsumsi

a Boleh b Tidak boleh

14 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri diminum

bersamaan dengan kopi

a Boleh b Tidak boleh

15 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu

hamil

a Aspirin b Parasetamol

16 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

a Diklofenak b Parasetamol

17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh mengkonsumsi

aspirin untuk meredakan nyeri

a Boleh b Tidak boleh

18 Menurut Anda apakah boleh meningkatkan konsumsi obat pereda

nyeri yang diminum dalam sekali konsumsi (sekali minum langsung

2 tablet lebih)

a Boleh b Tidak boleh

62

LAMPIRAN VIII

OUTPUT HASIL UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS KUESIONER

63

64

65

66

Case Processing Summary

N

Cases Valid 20 1000

Excludeda 0 0

Total 20 1000

a Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

933 18

67

LAMPIRAN IX

ANALISIS UNIVARIAT

1 Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Perempuan

laki-laki

Total

61

24

718

282

718

282

718

282

85 1000 1000 1000

Usia

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Remaja Akhir (17 - 25 Thn) 16 188 188 188

Dewasa Awal (26 - 35 Thn) 29 341 341 529

Dewasa Akhir (36 - 45 Thn) 19 224 224 753

Lansia Awal (46 - 55 Thn)

Total

21

85

247

1000

247

1000

247

1000

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 19 224 224 224

SMP 10 118 118 341

SMA 45 529 529 871

S1 9 106 106 976

S2 2 24 24 24

Total 85 1000 1000 1000

68

2 Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Melakukan swamedikasi

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 85 1000 1000 1000

Pernah minum obat antinyeri

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 85 1000 1000 1000

Tempat mendapatkan obat

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid mini market 5 59 59 59

warung 26 306 306 365

apotek 54 635 635 1000

Total 85 1000 1000

Obat yang digunakan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid metampiron 4 47 47 47

natrium diklofenak 9 106 106 153

ibuprofen 11 129 129 282

asam mefenamat 13 153 153 435

paracetamol 48 565 565 1000

Total 85 1000 1000

Jenis penyakit

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid nyeri sendi 1 12 12 12

sakit haid 6 71 71 82

sakit badan 11 129 129 212

sakit gigi 20 235 235 447

sakit kepala 47 553 553 1000

Total 85 1000 1000

69

LAMPIRAN X

TABEL CODING KARAKTERISTIK RESPONDEN

JENIS KELAMIN PEREMPUAN 0

LAKI-LAKI 1

USIA

REMAJA AKHIR 0

DEWASA AWAL 1

DEWASA AKHIR 2

LANSIA AWAL 3

PENDIDIKAN

SD 0

SMP 1

SMA 2

S1 3

S2 4

Responden

Jenis

Kelamin Coding

Usia

Coding

Pendidikan

Coding

RT

1

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

RT 1

2

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

3

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

4

L

1

dewasa

awal

1 sd

0

5

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

6 p 0 lansia awal 3 sd 0

7

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

8

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

9

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

10

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

11 p 0 lansia awal 3 sd 0

12

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

13

p

0

dewasa akhir

2

sd

0

70

14

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

15

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

16

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

17

L

1

dewasa

akhir

2 sd

0

18

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

19

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

20 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 2

21

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

22

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

23 p 0 lansia awal 3 s2 4

24

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

25 L 1 lansia awal 3 sma 2

26 p 0 lansia awal 3 sd 0

27

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

28

L

1

dewasa

awal

1 smp

1

29

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

30 p 0 lansia awal 3 sd 0

31

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

32 p 0 lansia awal 3 sd 0

33

p

0

dewasa

akhir

2 smp

1

34 p 0 lansia awal 3 sd 0

35

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

RT 3

36

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

37 L 1 lansia awal 3 S1 3

38

L

1

dewasa

akhir

2

S2

4

39

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

40

p

0

dewasa akhir

2

sma

2

71

41 p 0 lansia awal 3 sma 2

42

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

43

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

44

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

45

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

46

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

47

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

48

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

49

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

50

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

51 p 0 lansia awal 3 smp 1

52

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

53

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

54

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

55

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

56 p 1 lansia awal 3 sma 2

57 p 0 lansia awal 3 sma 2

58 p 0 lansia awal 3 sma 2

59

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

60

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

61

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

62

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

63

P

0

dewasa

akhir

2

S1

3

64

L

1

dewasa

awal

1 s1

3

65

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

66 p 0 dewasa 1 sma 2

72

awal

67

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

68 p 0 lansia awal 3 sma 2

69

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

70

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

71

L

1

dewasa

akhir

2 s1

3

72 p 0 lansia awal 3 sd 0

73

p

0

dewasa

akhir

1 sma

2

74

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

75 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 4

76

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

77 p 0 lansia awal 3 sma 2

78

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

79 p 0 lansia awal 3 sma 2

80

P

0

dewasa

akhir

1 smp

1

81 p 0 lansia awal 3 smp 1

82

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

RT 5

83

p

0

dewasa

akhir

1 sd

0

84

p

0

remaja

akhir

0 smp

1

85

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

73

LAMPIRAN XI

TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

KETERANGAN P1

amp P2

KETERANGAN P 3

KETERANGAN P 4

KETERANGAN P 5

Ya 0 Toko Obat 0 Nyeri sendi 0 Metampiron 0

Tidak

1

Mini Market

1

Sakit haid

1

Natrium

Diklofenak 1

Warung 2 Sakit badan 2 Ibuprofen 2

Apotek 3 Sakit gigi 3 Asam Mefenamat 3

Sakit kepala 4 Paracetamol 4

Respon

den

P1

Codi

ng

P2

Codi

ng

P3

Codi

ng

P4

Codi

ng

P5

Codin

g

1

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

2

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

3

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

4

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

5

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

6

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

7

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

8

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

9

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

10

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

3

74

at

11

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

12

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

13

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

14

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

15

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

16

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

gigi

3

paraceta

mol

4

17

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

18

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

19

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

20

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

21

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

22

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

23

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

24

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

25

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

26

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

4

paraceta

mol

4

75

la

27

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

28

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

29

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

30

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

31

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

32

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

33

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

4

paraceta

mol

4

34

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

35

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

36

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Saki

kepa

la

4

metampi

ron

0

37

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

38

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

39

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Nyer

i

haid

1

ibuprofe

n

2

40

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

3

paraceta

mol

4

41

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

42

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

76

43

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

44

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

45

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

46

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

47

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

48

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

49

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

ibuprofe

n

2

50

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

51

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

0

natrium

diklofena

k

1

52

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

53

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

54

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

ibuprofe

n

2

55

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

56

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

57

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

58

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

59

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

1

77

k

60

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

61

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

62

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

63

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

64

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

metampi

ron

0

65

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

3

metampi

ron

0

66

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

67

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

68

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

metampi

ron

0

69

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

70

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

71

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

72

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

asam

mefenam

at

3

73

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

ibuprofe

n

2

74

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

75 ya 1 ya 1 Apote 3 nyeri 1 natrium 1

78

k send i

diklofena k

76

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

77

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

78

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

asam

mefenam

at

3

79

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

80

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

81

ya

1

ya

1

Waru

ng

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

82

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

83

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

84

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

85

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

79

LAMPIRAN XII

TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER TINGKAT

PENGETAHUAN

Responden

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y9

Y10

Y11

Y12

Y13

Y14

Y15

Y16

Y17

Y18

Jumlah

1 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 25

2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 30

3 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 24

4 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 22

5 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

6 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 18

7 2 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 20

8 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 0 0 18

9 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 16

10 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

11 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 0 20

12 2 0 0 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 14

13 2 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

14 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

15 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 2 12

16 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 10

17 2 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 24

18 2 2 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

19 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 20

20 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 24

21 2 1 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 2 2 22

22 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 30

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 33

24 2 0 0 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 0 25

25 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 2 2 1 2 1 2 16

26 2 0 0 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

27 2 2 2 2 2 0 0 2 0 1 2 0 2 1 2 0 1 0 21

80

28 2 0 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 0 24

29 2 0 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2 2 1 0 0 0 0 20

30 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 0 1 1 19

31 2 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 0 1 2 2 0 1 0 17

32 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

33 2 0 1 1 2 0 0 2 0 1 0 2 2 1 2 0 2 2 20

34 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0 0 1 1 0 12

35 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

36 2 0 1 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 1 0 0 18

37 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

38 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 32

39 2 0 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 2 2 18

40 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 1 2 2 1 1 0 23

41 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

42 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 18

43 2 2 0 1 2 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 20

44 2 2 1 1 2 2 0 2 0 0 2 2 1 0 0 1 0 0 18

45 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 0 28

47 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 1 2 0 0 2 21

48 2 0 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 20

49 2 1 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 1 0 2 0 1 2 19

50 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 18

51 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 1 0 0 0 21

52 2 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 2 0 2 0 16

53 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 1 0 23

54 2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 25

55 2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 12

56 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

57 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 2 2 1 1 0 13

58 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

59 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 1 2 12

60 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36

62 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

63 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 30

81

64 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

65 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 30

66 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 2 2 2 2 1 1 0 0 15

67 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 1 0 0 0 0 21

68 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 1 1 2 1 1 0 16

69 2 2 0 0 2 0 0 2 2 0 2 1 0 2 2 0 1 0 18

70 2 2 2 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 2 21

71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 34

72 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 11

73 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 0 21

74 2 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 1 2 0 1 2 15

75 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

76 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

77 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 1 2 23

78 2 0 0 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

79 2 0 2 2 2 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

80 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 26

81 2 0 2 2 0 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 0 18

82 2 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 2 1 1 0 2 1 0 12

83 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 2 0 0 1 0 11

84 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

85 2 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 9

82

LAMPIRAN XIII

DOKUMENTASI

83

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …

2

Prevalensi penggunaan obat nyeri dengan kondisi pengobatan sendiri

(swamedikasi) dilaporkan sebanyak 394 Penyakit nyeri juga dihubungkan

dengan penyebab mordibitas populasi orang dewasa di dunia sebanyak 10-30

populasi dan laporan terbaru menunjukkan hingga 50 (Pilar Carasso etal

2014)

Di Indonesia perilaku pengobatan sendiri sudah banyak dilakukan oleh

masyakarat Salah satu ciri adanya swamedikasi adalah dengan perilaku

masyarakat yang menyimpan obat untuk pengobatan diri sendiri Data

menunjukkan sebesar 352 masyarakat telah menyimpan obat hasil

swamedikasi Dalam hal ini adanya obat keras dan antibiotika untuk swamedikasi

menunjukkan adanya penggunaan obat yang tidak rasional (Riskesdas 2013)

Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami

pelaksanaannya sedapat mungkin harus memenuhi kriteria penggunaan obat yang

rasional Kriteria obat yang rasional antara lain ketepatan pemilihan obat

ketepatan dosis obat tidak adanya efek samping tidak adanya kontra indikasi

tidak adanya interaksi dan tidak adanya polifarmasi (Muharni 2015)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo 2007) Berdasarkan

penelitian yang dilakukan wulandari (2011) terkait tingkat pengetahuan

penggunaan analgetik pada pengobatan sendiri menunjukkan hasil penilaian

pengetahuan responden sebesar 656 dengan kategori cukup dan 344 baik

3

Hasil penelitian Yanuardi Aditya (2015) tingkat pengetahuan mengenai

penggunaan obat swamedikasi dalam kategori sedang dengan presentasi sebesar

406 Hasil penelitian Gusta dkk (2011) presentase yang melakukan

swamedikasi berdasarkan jenis kelamin wanita sebesar 692 sedangkan laki-

laki sebesar 308 dikarenakan penggunaan obat nyeri paling banyak

dikonsumsi oleh wanita karena dibutuhkan setiap bulannya untuk

mengurangi rasa nyeri haid

Berdasarakan uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui tingkat

pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

12 Rumusan Masalah

1 Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

2 Apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik swamedikasi

secara tepat atau rasional

13 Tujuan Penelitian

1 Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

4

2 Mengetahui apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik secara

tepat atau rasional

14 Manfaat Penelitian

1 Masyarakat Dalam penelitian ini masyarakat dapat menggunakan obat

swamedikasi analgesik secara rasional

2 Institusi Dengan adanya penelitian ini bisa menjadi gambaran

penggunaan obat analgesik pada masyarakat RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung agar masyarakat menggunakan obat

antinyeri secara aman dan rasional

3 Penelitian Dapat memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman

selama proses penelitian dan juga dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Nyeri

211 Definisi Nyeri

Nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan maupun

berat Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya

Menurut Internasional Association for Study of Pain (IASP) nyeri adalah

pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

kerusakan aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan (Marta dkk 2013)

Beberapa penyebab adanya nyeri ketika terjadi rangsangan pada ujung

saraf karena kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh

1 Trauma seperti benda tajam benda tumpul bahan kimia

2 Proses infeksi atau peradangan (Depkes RI 2007)

212 Klasifikasi Nyeri

Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi

a Nyeri akut atau nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara

Nyeri ini ditandai dengan adanya aktivitas saraf otonom seperti takikardi

hipertensi hiperhidrosis pucat dan midriasis dan perubahan wajah

menyeringai atau menangis Bentuk nyeri akut dapat berupa

5

6

1 Nyeri somatik luar nyeri tajam di kulit subkutis dan mukosa

2 Nyeri somatik dalam nyeri tumpul pada otot rangka sendi dan

jaringan ikat

3 Nyeri viseral nyeri akibat disfungsi organ viseral (Marta dkk 2013)

b Nyeri kronik atau nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa

tanda-tanda aktivitas otonom kecuali serangan akut Nyeri tersebut dapat

berupa nyeri yang tetap bertahan sesudah penyembuhan luka

(penyakitoperasi) atau awalnya berupa nyeri akut lalu menetap sampai

melebihi 3 bulan Nyeri ini disebabkan oleh

1 kanker akibat tekanan atau rusaknya serabut saraf

2 non kanker akibat trauma proses degenerasi dll (Marta dkk 2013)

213 Mekanisme Nyeri

Mekanisme nyeri terdiri dari 4 proses elektro fisiologi nociseptif yaitu

1 Transduksi adalah proses perubahan stimulus menjadi impuls saraf

Stimulus nyeri akan diterima oleh nociceptor pada ujung saraf bebas A

delta dan C kemudian mengalami perubahan atau diterjemahkan menjadi

aktifitas fisik pada impuls saraf

2 Transmisi adalah proses penyaluran impuls saraf melalui serabut saraf

sensoris menuju ke medulla spinalis Impuls tersebut dibaca oleh serabut

saraf A delta dan C

3 Modulasi adalah proses interaksi antara analgetik endogen dengan impuls

nyeri yang masuk kedalam kornu posterior medulla spinalis Sistem

analgesik endogen meliputi enkafalis endorphin serotonin dan

7

nonepinefrin Dengan demikian kornu posterior seperti sebuah gerbang

yang dapat tertutp atau terbuka yang dipengaruhi oleh sistem analgesik

endogen tersebut

4 Persepsi adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik

mulai dari proses tansduksi transmisi dam modulasi yang pada gilirannya

menghasilkan suatu perasaan yang subjektif yang dikenal sebagai persepsi

nyeri ( Mangku G 2002)

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri

Respon tubuh terhadap nyeri berupa terjadinya respon hormonal melalui

mobilisasi hormon-hormon katabolisme dan reaksi imunologis yang secara

umum disebut respon stress Respon nyeri sangat merugikan tubuh karena

dapat menurunkan cadangan makanan daya tahan tubuh meningkatkan

kebutuhan oksigen jantung menganggu fungsi respirasi dan segala

konsekuensi dari gangguan tersebut dan pada akhirnya dapat menyebabkan

tromboemboli dan meningkatnya mordibitas dan mortalitas (Mangku G

2002)

215 Tatalaksana nyeri

Secara umum penatalaksaan nyeri dikelompokkan menjadi dua yaitu

penatalaksaan secara farmakologi dan non farmakologi

1 Penatalaksaan secara Farmakologi

Praktik dalam tatalaksana nyeri secara garis besar stategi farmakologi

mengikuti rdquoWHO Three Step Analgesic Ladderrdquo yaitu

a Tahap pertama dengan menggunakan obat analgetik nonopiat seperti

8

NSAID atau COX2 spesific inhibitors

b Tahap kedua dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri Maka

diberikan obat-obat seperti pada tahap 1 ditambah opiat secara

intermiten

c Tahap ketiga dengan memberikan obat pada tahap 2 ditambah opiat

yang lebih kuat

Penanganan nyeri berdasarkan mekanisme nyeri pada proses transduksi

dapat diberikan anestesik lokal dan atau obat anti radang non steroid pada

transmisi inpuls saraf dapat diberikan obat-obatan anestetik lokal pada proses

modulasi diberikan kombinasi anestetik lokal narkotik dan atau klonidin dan

pada persepsi diberikan anestetik umum narkotik atau parasetamol (Morgan

GE 1996)

22 Analgetik

Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang rasa nyeri

merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi rasa nyeri

tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Analgesik baik nonnarkotik maupun narkotik diresepkan untuk meredakan

nyeri pilihan obat tergantung dari beratnya nyeri Nyeri yang ringan sampai

sedang dari otot rangka dan sendi sering kali diredakan dengan pemakaian

analgesik nonnarkotik Nyeri yang sedang sampai berat pada otot polos organ

dan tulang biasanya membutuhkan analgesik narkotik (Sujati Woro 2016)

9

221 Pengolongan Analgesik

Atas dasar cara kerja farmakologisnya analgesik dibagi dalam 2

kelompok besar yaitu

1 Analgetika narkotik

Analgetik non narkotik khusus digunakan untuk menghilangkan rasa

nyeri hebat seperti dalam fraktur dan kanker Cara kerja obat ini adalah

memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi umum (Tan Hoan Tjay

2010) Analgetika narkotik disebut juga opioida yang memiliki kerja

mirip opioid dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor

opioid yang khas di SSP hingga persepsi dan respon emosional terhadap

nyeri berkurang

Efek samping yang ditimbulkan anlgetika narkotik adalah supresi

SSP (sedasi menekan pernafasan dan batuk miosis hipotermia

perubahan mood) saluran nafas (bronkokontriksi pernafasan menjadi

dangkal dan menurun frekuensinya) sistem sirkuasi (vasodilatasi

perifer) saluran cerna (motilitas berkurang) saluran uroginetal histamin

liberator kebiasaan atau reaksi adiksi pada penggunaan lama

Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk meminum

obat golongan ini karena opioda dapat melintasi plasenta dan jika

diberikan terus-menerus akan merusak janin dan menjadikan depresi

pernafasan serta lambat dalam persalinan (Tan Hoan Tjay 2010)

Hal yang dapat dilakukan dengan munculnya nyeri adalah

10

a Tetap aktif dan fokus dalam pekerjaan

b Menggunakan air hangat untuk kompres bagian yang nyeri

c Menggunakan obat penghilang nyeri

d Menghubungi dokter jika nyeri berkelanjutan

2 Analgesik Perifer (Non Narkotik)

Penggunaan obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan terkadang

memberikan daya antipiretis dan antiradang biasa diberikan untuk obat

nyeri ringan hingga sedang dengan penyebab yang beranekaragam seperti

nyeri kepala sendi otot gigi perut nyeri haid benturan dan kecelakaan

(Tan Hoan Tjay 2010) Golongan Analgetik perifer memiliki beberapa

efek samping yaitu gangguan lambung-usus kerusakan darah hati dan

ginjal serta reaksi alergi pada kulit jika digunakan dalam waktu lama dan

dosis yang tinggi Maka dari itu penggunaan dalam waktu terus-menerus

tidak dianjurkan Pada wanita hamil dan menyusui obat analgetika yang

aman digunakan hanyalah parasetamol sedangkan asetosal salisilat

NSAID dan metamizol dapat mengganggu perkembangan janin sehingga

perlu dihindari (Tan Hoan Tjay 2010)

Beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat nyeri dengan

pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan Aspirin (asetosal)

(BPOM RI 2015)

11

23 Swamedikasi

231 Definisi Swamedikasi

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh individu untuk

merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit Masyarakat

melakukan swamedikasi biasanya untuk mengatasi keluhan- keluhan dan

penyakit ringan yang sering dialami seperti demam nyeri pusing batuk

influenza maag Kecacingan diare penyakit kulit dan lain- lain Golongan

obat yang digunakan swamedikasi merupakan obat- obat yang relatif aman

meliputi golongan obat bebas dan obat bebas terbatas (BPOM RI 2014)

Swamedikasi dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau rasional

Penggunaan obat yang rasional adalah bahwa pasien menerima obat yang

tepat dengan keadaan kliniknya dalam dosis yang sesuai dengan keadaan

individunya pada waktu yang tepat dan dengan harga terjangkau Pengertian

lain dari penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan

terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologi yang benar dari

penyakit

Menurut WHO swamedikasi memiliki beberapa hal yang harus

diperhatikan Seperti penyakit yang diderita adalah penyakit dan gejala

ringan yang tidak diperlukan untuk datang ke dokter atau tenaga medis

lainnya Selain itu obat yang dijual adalah obat golongan over-the-counter

(OTC) (WHO 2000)

12

232 Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan swamedikasi agar

diperoleh swamedikasi yang benar dan aman maka hal- hal yang perlu

diperhatikan meliputi (BPOM RI 2014)

1 Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasi

Kondisi individu yang akan melakukan swamedikasi merupakan hal

pertama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan swamedikasi Beberapa

kondisi yang perlu diperhatikan meliputi kehamilan berencana untuk hamil

menyusui umur sedang dalam diet khusus baru saja berhenti mengonsumsi

obat lain atau suplemen makanan serta mempunyai masalah kesehatan baru

selain penyakit yang selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan

dari dokter (BPOM RI 2014)

Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan lebih

hati- hati karena beberapa jenis dapat menimbulkan pengaruh yang tidak

diinginkan pada janin Beberapa obat disekresikan melalui air susu ibu

walaupun jumlah obat di ASI kadarnya kecil namun kemungkinan dapat

berpengaruh pada janin Komposisi obat terdapat beberapa zat tambahan yang

harus diperhatikan oleh pasien dengan diet khusus contoh obat dalam bentuk

sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat

mempengaruhi kondisi pasien dengan diet gula (BPOM RI 2014)

Mambaca peringatan atau perhatian yang tertera pada label atau brosur

obat manjadi hal yang perlu dilakukan untuk mecegah kejadian di atas Brosur

obat biasanya menjelaskan hal- hal yang perlu diperhatikan baik sebelum atau

13

sesudah mengonsumsi obat yang dimaksud (BPOM RI 2014)

2 Memahami bahwa ada kemungkinan interaksi obat

Banyak obat yang dapat menimbulkan interaksi baik dengan obat lain

atau makanan dan minuman yang dikonsumsi Kenali nama obat atau nama

zat berkhasiat yang terkandung dalam obat yang sedang dikonsumsi atau yang

akan digunakan Interaksi obat dapat ditanyakan pada apoteker di apotek atau

membaca aturan pakai yang tercantum pada label kemasan obat untuk

menghindari masalah yang akan terjadi (BPOM RI 2014)

3 Mewaspadai efek samping yang mungkin muncul

Obat tidak hanya menimbulkan efek mengatasi penyakit atau gejala

penyakit namun obat juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan

Mengatasi efek samping yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis

namun demikian beberapa efek samping membutuhkan perhatian lebih dalam

penanganannya (BPOM RI 2014)

Efek samping dapat timbul dalam mengkonsumsi obat antara lain reaksi

alergi gatal- gatal ruam mengantuk mual dan lain- lain Mengetahui efek

samping yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan saat

mengalaminya merupakan hal penting Efek samping bisa terjadi pada siapa

saja namun umumnya dapat ditoleransi Segera hentikan pengobatan dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan bila timbul efek samping dalam

mengonsumsi obat tersebut (BPOM RI 2014)

4 Meneliti obat yang akan dibeli

Bentuk sediaan (tablet sirup kapsul krim dll) merupakan hal yang

14

perlu diperhatikan ketika akan membeli obat dan dipastikan kemasan obat

yang akan beli tidak rusak Jangan mengambil obat yang menunjukkan adanya

kerusakan walaupun kecil Selain kemasan perlu diperhatikan bentuk fisik

sediaan (BPOM RI 2014)

Hal yang harus diperhatikan dalam sediaan sirup adalah warna dan

kekentalan dan tidak ada partikel- partikel kecil di bagian bawah botol atau

mengapung dalam sirup Jika berbentuk suspensi suspensi dapat tercampur

rata setelah dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah Sediaan

tablet harus benar- benar utuh dan tidak satupun yang pecah atau rusak Jika

pada tablet memiliki cetakan atau tulisan pastikan bahwa semua tablet

memiliki hal yang sama Hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan kapsul

yaitu kapsul tidak pecah atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang

sama dari semua kapsul Jika kapsul memiliki cetakan atau tulisan maka harus

dipastikan cetakan atau tulisan semua kapsul seragam (BPOM RI 2014)

Penyimpanan obat di tempat penjual juga perlu diperhatikan Jika obat

disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari langsung maka sebaiknya

membeli obat di tempat lain yang memiliki kondisi penyimpanan yang lebih

baik Lebih baik membeli obat di sarana distribusi obat yang resmi seperti

apotek dan toko obat berijin (BPOM RI 2014)

Obat yang diminum harus memiliki nomor izin edar karena hal tersebut

menunjukkan obat tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan khasiat

dan mutu yang ditetapkan oleh Badan POM Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah tanggal kadaluwarsa Penggunaan obat yang sudah melewati tanggal

15

kadaluwarsa dapat membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi

perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang berbahaya (BPOM

RI 2014)

5 Mengetahui cara penggunaan obat yang benar

Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang sesuai

pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi sesuai anjuran akan memberikan

efek terapi yang baik Label atau bagian kemasan obat yang memberikan

informasi mengenai penggunaan obat tersebut sebaiknya tidak dibuang supaya

tidak terjadi kesalahan penggunaan obat Apabila obat yang digunakan dirasa

tidak menimbulkan efek yang diinginkan setelah jangka penggunaan waktu

yang dianjurkan maka disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau

tenaga kesehatan lainnya (BPOM RI 2014)

6 Tanggal Kadalursa Obat

Tanggal kadaluwarsa obat bisa lebih pendek dari waktu yang tertera

setelah kemasan obat dibuka Cara membuang obat yang baik dan benar

adalah dengan membuka kemasan obat dan dibuang di tempat yang jauh dari

jangkauan anak misalnya obat dalam bentuk sediaan cair dibuka kemasannya

kemudian dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih Jika

obat dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul obat dibuka dari kemasannya

lalu obat tersebut ditimbun dalam tanah (BPOM RI 2014)

7 Cara penyimpanan obat

Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi obat Obat oral seperti

tablet kapsul dan serbuk tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembab

16

karena dapat menyebabkan bakteri dan jamur tumbuh dengan baik sehingga

dapat merusak kondisi obat Obat dalam bentuk sediaan cair biasanya mudah

terurai oleh cahaya sehingga harus disimpan pada wadah aslinya yang

terlindung dari cahaya atau sinar matahari langsung dan tidak disimpan di

tempat yang lembab Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin

kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut (BPOM RI 2014)

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi

Berdasarkan UU No 39 tahun 2009 tentang kesehatan obat adalah

bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis pencegahan penyembuhan pemulihan

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia

Adapun golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri

swamedikasi adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dan obat

wajib apotek ( SK Menkes No23801983)

a Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat tanpa

resep dokter Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia 2007)

17

b Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai

dengan tanda peringatan Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam Tanda

peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas merupakan

empat persegi panjang yang berwarna hitam berukuran panjang 5 cm

dengan 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 2007)

Adapun tanda peringatan yang dicantumkan ada 6 macam sesuai

dengan aturan pemakaian masing-masing obatnya yaitu

a P no 1 Awas Obat Keras Bacalah aturan memakainya

b P no 5 Awas Obat Keras Tidak boleh ditelan

c P no 2 Awas Obat Keras Hanya untuk kumur jangan ditelan

d P no 4 Awas Obat Keras Hanya untuk dibakar

e P no 3 Awas Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

f P no 6 Awas Obat Keras Obat wasir jangan ditelan

c Obat Wajib Apotek (OTC)

Obat-obat yang dapat digunakan di dalam swamedikasi sering disebut

sebagai obat- obatan over-the-counter (OTC) dan dapat diperoleh tanpa

resep dokter (World Self-Medication Industry nd) Bagi sebagian orang

beberapa produk obat OTC dapat berbahaya ketika digunakan sendiri atau

18

dikombinasikan dengan obat lain Meskipun demikian beberapa obat OTC

sangat bermanfaat di dalam pengobatan sendiri untuk masalah kesehatan

yang ringan hingga sedang (Fleckenstein Hanson amp Venturelli 2011) Obat

yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria berikut

(Permenkes No 919MenkesPerX1993)

a Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil

anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun

b Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko

pada kelanjutan penyakit

c Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

d Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi

di Indonesia

Berikut ini beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat

nyeri dengan pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan

Aspirin (asetosal) (Depkes RI 2007)

1 Aspirin

Aspirin yang memiliki nama lain asam asetil salisilat atau asetosal

adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang luas digunakan dan

digolongkan dalam obat bebas Selain sebagai prototip obat ini merupakan

standar dalam menilai efek obat sejenis (Departeman Farmakologi dan

Terapeutik 2007)

Aspirin diindikasikan dengan rasa sakit dan demam Aspirin

19

dikontraindikasikan dengan hemophilia dan kehamilan trisemester akhir Efek

samping yang sering dijumpai meliputi terjadinya iritasi mukosa lambung

Aspirin juga dapat memeperbanyak keluarnya keringat dan pada dosis tinggi

dapat membuat telinga berdengung dan juga sesak napas Aspirin tidak boleh

digunakan pada penderita alergi termasuk asma tukak lambung (maag)

sering perdarahan di bawah kulit penderita hemofilia dan trombositopenia

(Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan aspirin meliputi

aturan pemakaian harus tepat tidak boleh diminum ketika perut kosong

diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan

perdarahan lambung dilarang menkonsumsi obat ini selama 10 hari tanpa

fungsi ginjal atau hati ibu hamil ibu menyusui dan dehidrasi dan jangan

diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan

risiko perdarahan lambung (Depkes RI 2007)

Bentuk Sediaan asetosal yang beredar di masyarakat meliputi tablet

100 mg tablet 500 mg Aturan pemakaian asetosal meliputi dewasa 500 mg

setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) anak usia 2 ndash 3 tahun frac12 - 1 frac12 tablet

100 mg setiap 4 jam anak usia 4 ndash 5 tahun 1 frac12 - 2 tablet 100 mg setiap 4

jam anak usia 6 ndash 8 tahun frac12 - frac34 tablet 500 mg setiap 4 jam anak usia 9 ndash

11 tahun frac34 - 1 tablet 500 mg setiap 4 jam dan usia di atas 11 tahun 1

tablet 500 mg setiap 4 jam (Depkes RI 2007)

2 Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionate Obat ini bersifat

20

analgesik dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat Efek anti-

inflamsinya terlihat dengan dosis 1200- 2400 mg sehari Absorbsi ibuprofen

cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-

2 jam (Depkes RI 2007)

Ibuprofen dikontraindikasikan dengan penderita hipersensitif terhadap

ibuprofen penderita polip hidung Ibuprofen tidak dianjurkan bagi wanita

hamil menyusui dan penderita tukak peptic Ibuprofen biasa berbentuk tablet

dengan kekuatan 300 dan 400 mg Dosis maksimum ibuprofen 2400 mg

sehari (Mutschier 1991)

Hal- hal yang perlu diinformasikan kepada pasien dalam mengkonsumsi

ibuprofen meliputi obat diminum bersama- sama makanan dan minum dengan

segelas air penuh bila timbul rasa pusing dilarang mengemudi segeralah ke

dokter bila penglihatan menjadi kabur atau terjadi ruam kulit (Depkes RI

2007)

Efek samping yang dapat ditimbulkan obat ini meliputi nervus pusing

mata kabur skotoma atau perubahan menafsirkan warna telinga berdenging

dan kejang perut Ibuprofen memiliki interaksi dengan antikoagulan dan

asetosal Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi

metotreksat urikosurik kumarin antikoagulan kortiko-steroid penisilin dan

vitamin C atau minta petunjuk dokter obat ini tidak boleh diminum

bersamaan ( Depkes RI 2007)

Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita tukak lambung dan

duodenum (ulkus peptikum) aktif penderita alergi terhadap asetosal dan

21

ibuprofen penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk

tonjolan pada hidung) kehamilan tiga bulan terakhir (Depkes RI 2007)

Aturan pemakaian ibuprofen

a Dewasa 1 tablet 200 mg 2 ndash 4 kali sehari Diminum setelah makan

b Anak 1 ndash 2 tahun frac14 tablet 200 mg 3 ndash 4 kali sehari 3 ndash 7 tahun

frac12 tablet 500 mg 3 ndash 4 kali sehari 8 ndash 12 tahun 1 tablet 500 mg 3 ndash

4 kali sehari dan tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya

kurang dari 7 kg (Depkes RI 2007)

3 Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik antiinflamasi Asam

mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin Asam mefenamat terikat

sangat kuat pada protein plasma sehingga interaksi dengan antikoagulan

harus diperhatikan (Mutschier 1991)

Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia

diare sampai diare berdarah dan gejala iritasi lain pada mukosa lambung

Amerika Serikat tidak menganjurkan obat ini diberikan pada anak dibawah 14

tahun dan wanita hamil Pemberian tidak melebih 7 hari Penelitian klinis

menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah

secara bermakna (Depkes RI 2007)

Asam mefenamat tersedia dalam sediaan tablet atau kaplet dengan

kekuatan 500 mg Dosis asam mefenamat untuk pasien dewasa 2-3 kali sehari

sebanyak 250 mg- 500 mg (Team medical mini notes 2017)

22

4 Diklofenak

Diklofenak tergolong dalam preferential COX-2 inhibitor Absorbsi obat

ini berlangsung cepat dan lengkap pada saluran cerna Obat ini terikat 99

pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama sebesar

40-50 (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Diklofenak terdiri atas dua jenis yaitu natrium diklofenak dan kalium

diklofenak Kalium diklofenak lebih larut air dan dapat diabsorbsi dengan

cepat sehingga memiliki onset kerja lebih cepat dibanding natrium

diklofenak Kalium diklofenak biasanya juga diindikasikan untuk

penanganan kondisi yang memerlukan efek analgesia secara cepat ((Team

medical mini notes 2017)

Efek samping yang lazim adalah mual dan gastritis Eritema kulit dan

sakit kepala seperti obat AINS lainnya Pemakaian obat ini harus hati- hati

pada pasien dengan tukak lambung Peningkatan enzim transaminase dapat

terjadi pada 15 pasien umumnya kembali ke normal Gangguan hati lebih

sering terjadi dibandingkan obat AINS lain Pemakaian selama kehamilan

tidak dianjurkan Dosis orang dewasa 100-150 mg sehari terbagi dalam dua

atau tiga dosis (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

5 Parasetamol

Parasetamol memiliki indikasi membantu melegakan rasa sakit dan

mengurangi demam rematik sakit gigi dan sakit kepala Parasetamol

dikontraindikasikan dengan penderita gangguan fungsi hati Parasetamol

hampir tidak memiliki efek samping namun kadang timbul bisul atau

23

hipoglikemi pada anak (Mutschier 1991)

Parasetamol dapat berupa sediaan solid dan liquid Sediaan solid

parasetamol meliputi tablet atau tablet salut gula dengan kekuatan 120 mg

325 mg dan 500 mg Sedangkan dalam bentuk liquid parasetamol dapat

berupa sediaan obat tetes sirup elixir dengan kekuatan 60 mg06 ml 150

mg5 ml dan 120 mg 5 ml (Depkes RI 2007)

Dosis paracetamol untuk dewasa (usia diatas 12 tahun) 3-4 jam 325-650

mg maksimum 4 g sehari Sedangkan untuk anak (6-12 tahun) tiap 4 jam 500

mg (Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi parasetamol

meliputi orang dewasa jangan menggunakan lebih dari 10 hari secara terus

menerus anak di bawah dua belas tahun dilarang memakan obat ini lebih dari

lima kali sehari atau lebih dari lima hari segeralah ke dokter bila timbul

warna kekuningan pada mata atau kulit (Depkes RI 2007)

Parasetamol adalah derivat dari para amino fenol yang mempunyai daya

analgetika dan daya antipiretika Obat ini tidak menimbulkan perdarahan pada

lambung sehingga banyak dipakai sebagai analgetika dan antipiretika yang

aman namun Parasetamol memiliki daya inflamasi yang sangat lemah

(Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Tambahan

a Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi daripada efek anti

demamnya

b Parasetamol dan Asetosal memiliki efek anti demam yang lebih tinggi

daripada efek antinyeri dan antiradangnya (Depkes RI 2007)

24

24 Penggunaan Obat yang Rasional

Penggunaan obat yang rasional merujuk pada penggunaan obat yang benar

sesuai dan tepat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat dan dosis yang sesuai dengan kebutuhannya untuk jangka waktu

yang adekuat dan dengan biaya serendah mungkin bagi pasien Masalah-masalah

yang sering timbul sebagai bentuk ketidakrasionalan penggunaan obat antara lain

polifarmasi (penggunaan obat yang terlalu banyak) penggunaan yang berlebihan

dari antibiotika dan injeksi kegagalan untuk meresepkan obat yang sesuai dengan

panduan klinis serta pengobatan sendiri yang tidak tepat (World Health

Organization 2010)

Berbagai kriteria telah ditetapkan untuk menentukan kerasionalan penggunaan

suatu obat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya dengan dosis yang sesuai

dengan kebutuhannya untuk jangka waktu yang adekuat dan dengan biaya

serendah mungkin bagi pasien dan komunitasnya (World Health Organization

2010)

Batasan penggunaan obat rasional adalah bila memenuhi beberapa kriteria

antara lain (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2008)

a Tepat diagnosis yaitu obat diberikan sesuai dengan diagnosis Apabila

diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah

b Tepat indikasi penyakit yaitu obat yang diberikan harus tepat bagi suatu

25

penyakit

c Tepat pemilihan obat yaitu obat yang dipilih harus memiliki efek terapi

sesuai dengan penyakit

d Tepat dosis yaitu jumlah cara waktu dan lama pemberian obat harus

tepat Apabila salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi maka efek

terapi tidak tercapai

1 Tepat jumlah yaitu obat harus diberikan dalam jumlah yang cukup

2 Tepat cara pemberian yaitu cara pemberian obat yang tepat disesuaikan

dengan jenis obat yang digunakan Misalnya obat antasida seharusnya

dikunyah dulu baru ditelan

3 Tepat interval waktu pemberian yaitu cara pemberian obat hendaknya

dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah ditaati oleh

pasien Misalnya obat yang diminum tiga kali sehari diartikan bahwa

obat tersebut harus diminum dengan interval setiap delapan jam

4 Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian obat harus tepat sesuai

penyakitnya masing-masing

e Tepat penilaian kondisi pasien yaitu penggunaan obat disesuaikan dengan

kondisi pasien antara lain harus memperhatikan kontraindikasi obat

komplikasi kehamilan menyusui lanjut usia atau bayi

f Waspada terhadap efek samping yaitu obat dapat menimbulkan efek

samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang timbul pada pemberian

obat dengan dosis terapi seperti timbulnya mual muntah gatal-gatal dan

26

lain sebagainya

g Efektif aman mutu terjamin tersedia setiap saat dan harga terjangkau

untuk mencapai kriteria efektif maka obat harus dibeli melalui jalur

resmi

h Tepat tindak lanjut (follow-up) yaitu apabila sakit berlanjut setelah

swamedikasi dilakukan maka konsultasikan ke dokter

i Tepat penyerahan obat (dispensing) yaitu penggunaan obat rasional

melibatkan penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen Resep

yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di puskesmas akan

dipersiapkan obatnya dan diserahkan kepada pasien dengan informasi

yang tepat

j Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan

Ketidakpatuhan minum obat dapat terjadi pada keadaan

seperti berikut

1 Jenis sediaan obat beragam

2 Jumlah obat terlalu banyak

3 Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering

4 Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi

5 Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara

menggunakan obat timbulnya

6 Efek samping

27

25 Pengetahuan

251 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya yang meliputi

pengelihatan pendengaran penciuman rasa dan raba Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan

pengelihatan (Notoatmodjo 2010)

252 Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia

pendidikan lingkungan intelegensia dan pekerjaan Pengetahuan secara garis

besar dibagi menjadi enam tingkat meliputi tahu (know) memahami

(comprehension) aplikasi (aplication) analisa (analysis) sintesis (syntesis)

dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo 2010)

253 Faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a Jenis kelamin

Tingkat pengetahuan di pengaruhi oleh jenis kelamin Logan dan Rose

(2004) telah melakukan penelitian terhadap sampel 100 pasien untuk

mengetahui perbedaan pengetahuan nyeri antara laki-laki dan perempuan

Hasilnya menunjukan bahwa ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan

28

mengenai tingkat pengetahuan nyeri yaitu perempuan mempunyai tingkat

pengetahuan nyeri lebih baik dari pada laki-laki

b Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin membaik

Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca (Anonim 2011)

Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009)

1 Masa balita 0-5 tahun

2 Masa kanak- kanak 5-11 tahun

3 Masa remaja awal 12-16 tahun

4 Masa remaja akhir 17-25 tahun

5 Masa dewasa awal 26-35 tahun

6 Masa dewasa akhir 36-45 tahun

7 Masa Lansia Awal 46-55 tahun

8 Masa lansia akhir 56-65 tahun

9 Masa manula gt 65 tahun

c Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup

29

Pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut menerima informasi Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya

(Anonim2011)

Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berpikir

rasional serta menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 jalur pendidikan sekolah terdiri dari

1 Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan selama 9 tahun pertama

pada masa sekolah anak yang melandasi jenjang pendidikan

2 Pendidikan menengah adalah pendidikan menengah adalah jenjang

pendidikan dasar Pendidikan menengah dibagi menjadi

a Pendidikan Menengah Umum adalah pendidikan menengah di

selenggarakan oleh SMA (Sekolah Menengah Atas) atau MA

(Madrasah Aliyah) Pendidikan menengah umum dikelompokkan

dalam program sesuai dengan kebutuhan untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

b Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan Menengah

Kejuruan diselenggarakan oleh SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) dan MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan) Pendidikan

Menengah Kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi seni dunia industri tenaga kerja baik

secara nasional maupun global regional

30

c Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tinggi adalah jenjang

setelah pendidikan menengah Pendidikan tinggi diselenggarakan

oleh akademi institusi sekolah tinggi dan universitas

254 Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden

atau subjek penelitian Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur atau

diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo

2010)

26 Masyarakat

261 Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup

karena proses masyarakat Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang

kontinyu antar individu Dalam kehidupan bermasyarakat selalu dijumpai

saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan kehidupan

bermasyarakat (Soetomo 2009)

262 Ciri-ciri Masyarakat

Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia

yang mempunyai sebagai berikut

31

a Berada di wilayah tertentu

b Hidup secara berkelompok

c Terdapat suatu kebudayaan

d Terdapat interaksi sosial

e Terdapat pemimpin

f Terdapat stratafikasi sosial

263 Profil Kelurahan Palasari

Secara geografis Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

memiliki bentuk wilayah datar Kelurahan Palasari memiliki jumlah

penduduk 17421 jiwa pada keadaan 31 Desember tahun 2018 terdiri dari

8996 jiwa laki-laki dan 8425 jiwa perempuan Jumlah kepala keluarga di

Kelurahan Palasari saat ini mencapai sekitar 5091 KK

Tabel 21 Tingkat pendidikan di Kelurahan Palasari

NO PENDIDIKAN JUMLAH

L P JML

1 Tamat SD 1815 1676 3491

2 SMP 1780 1521 3301

3 SMA 421 376 797

4 Sarjana 87 54 141

5

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi deskriptif Penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran atau deskriptif tentang suatu masalah baik yang berupa faktor risiko

maupun faktor efek Penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

32 Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo

2010) Penelitian ini akan di laksanakan di Cilengkrang 1 RW 04 Kelurahan

Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

33 Waktu Penelitian

Waktu adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian

(Notoatmodjo 2010) Penelitian ini dilaksanakan di Cilengkrang 1 RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru dan akan dilaksanakan bulan Mei ndash Juni

2019

32

33

34 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat dan

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35 Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan agar pengukuran

variable atau pengumpulan data itu konsisten antara sumber data (responden)

yang di bantu dengan responden yang lain (Notoatmodjo 2010)

Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Pengetahuan penggunaan analgetik merupakan berbagai informasi yang

perlu diketahui oleh responden mengenai penggunaan antinyeri secara

aman dan rasional

b penggunaan obat swamedikasi antinyeri dilihat berdasarkan cara

mendapatkannya

36 Populasi dan Sampel

361 Populasi

Populasi adalah subyek atau golongan yang menjadi sasaran penelitian

(Notoatmodjo 2010) Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

34

a Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah

1 Masyarakat yang menggunakan obat swamedikasi analgetik

2 Berusia 17-55 tahun

3 Berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

4 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang tidak

menggunakan obat swamedikasi analgetika obat dengan resep dokter dan

berusia dibawah 17 tahun dan diatas 55 tahun Masyarakat yang tidak

berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung

362 Sampel

Penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan kriteria

inklusi dan eksklusi Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin

(Anwar Hidayat 2013)

Rumus Slovin

35

Dimana

n = besar sampel

N = besar populasi

d2 = penyimpangan terhadap populasi yang inginkan 10 atau 01

n =

=

= 85 sampel

Dari perhitungan rumus slovin didapatkan hasil 85 responden yang

dibagi ke dalam beberapa Rt yaitu

Rt 01

Rt 02

Rt 03

Rt 04

Rt 05

36

37 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer data primer merupakan data yang

sumber data dikumpulkan dengan membagikan kuisioner kepada responden

38 Teknik Pengumpulan Data

1 Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

2 Kueisioner dibuat 3 bagian yaitu bagian ke 1 berisi identitas responden

(nama jenis kelamin usia pendidikan terakhir) bagian ke 2 penggunaan

obat swamedikasi analgetik berjumlah 5 pertanyaan bagian ke 3 mengenai

tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik

39 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan

setelah pengumpulan data Untuk kemudian dalam pengolahan data dipergunakan

bantuan program komputer Langkah-langkah pengolahan data meliputi editing

coding entry dan analizing (Notoatmodjo2010)

Tahapan pengolahan data diantaranya

a Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh Editing dalam penelitian ini setelah data terkumpul yaitu

kelengkapan jawaban kuesioner

b Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan Coding dalam penelitian disini memberikan kode

angka pada jawaban responden untuk memudahkan analisis data

37

c Entry adalah proses memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam

program atau software komputer Dalam penelitian ini entry data

dilakukan dengan memasukkan data jawaban dan kemudian di masukkan

ke dalam program atau software komputer

d Analizing yaitu proses analisis data ditabulasi dan diberi skor (skoring)

Selanjutnya dilakukan perhitungan dan uji statistik terhadap data

310 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS for window release 2300

a Analisis Demografi Responden

Bagian pertama dari kuesioner adalah data pribadi responden yang berupa

jawaban singkat terdiri dari nama responden jenis kelamin usia dan pendidikan

terakhir Pada bagian ini dilakukan analisis secara deskriftif

b Analisis Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian kedua terdiri dari pertanyaan seputar penggunaan obat swamedikasi

analgetik berjumlah 5 pertanyaan Pada pertanyaan ini penilaian dihitung

berdasarkan distribusi frekuensi persentase () jumlah responden dengan jawaban

yang dipilih

c Analisis Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian ketiga terdiri dari 18 pertanyaan tingkat pengetahuan dan rasionalitas

obat swamedikasi analgetik yang berupa pilihan ganda (dengan 2 atau 3 pilihan

jawaban)

38

Responden yang telah menjawab pertanyaan dengan akan diberi nilai yaitu

a 1 untuk jawaban benar jika menjawab benar maka dinilai rasional

b 0 untuk jawaban salah atau tidak tahu jika menjawab salah atau tidak

tahu maka dinilai tidak rasional

Sehingga diperoleh total skor untuk pertanyaan seputar pengetahuan tentang

penggunaan analgetik adalah

a Maximum 1x 18 = 18

b Minimum 0 x 18 = 0

Ketentuan skor total pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dan

rasionalitas obat swamedikasi analgetik

a lt 55 dengan skor 9 Tingkat pengetahuan kurang

b 56-74 dengan skor 9-12 Tingkat pengetahuan cukup

c gt 75 dengan skor 13 Tingkat pengetahuan baik

(Budiman 2013)

Data yang diolah kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat

Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif Analisis univariat (analisis deskriptif) merupakan analisis yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang

menjelaskan angka atau jumlah presentasi masing-masing kelompok dari setiap

variabel Bagian yang akan dilakukan analisis univariat adalah bagian

39

identitas responden (jenis kelamin usia dan pendidikan terakhir) tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Karateristik Responden

Responden yang diteliti berjumlah 85 sampel yang berada di RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung Karakteristik responden

yang dilihat meliputi jenis kelamin usia dan pendidikan

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Jumlah Persentasi

(n=85) ()

1 Jenis kelamin

Laki-laki 24 2824

Perempuan 61 7176

2 Usia (tahun)

Remaja akhir 17 - 25 tahun 16 1882

Dewasa awal 26 - 35 tahun 29 3412

Dewasa akhir 36 - 45 tahun 19 2235

Lansia awal 46 - 55 tahun 21 2470

3 Pendidikan Terakhir

SD 19 2235

SMP 10 11 76

SMA 45 5294

S1 9 1059

S2 2 235

Berdasarkan hasil penelitian ini responden didominasi oleh perempuan

sebanyak 61 (7176) dengan golongan usia antara 26-35 tahun (3412)

penyebab nya karena pengobatan antinyeri menurut riskesdas pada tahun 2013

menunjukkan bahwa nyeri banyak diderita oleh wanita daripada laki-laki

40

41

(Riskesdas 2013) Mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 45

(5294) Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden berpendidikan

SMA pada umumnya mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang obat

swamedikasi Pendidikan sangat mempengaruhi perilaku seseorang seperti yang

dinyatakan Notoadmodjo (2010) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin tinggi pula intelektualnya Seseorang yang berpendidikan tinggi

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan

lainnya Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas

manusia dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin berkualitas

hidupnya Karateristik respoden dapat dilihat pada tabel 41

42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik

Tempat responden dalam memperoleh obat swamedikasi analgetik adalah di

apotek sebanyak 54 responden (635) di mini market sebanyak 5 responden

(69) membeli obat di warung sebanyak 26 responden (306) dan tidak ada

responden yang membeli di toko obat Dari seluruh responden pengobatan sendiri

paling banyak mendapatkan obat antinyeri yaitu di apotek Secara nasional pun

menunjukkan apotek dan toko obat warung merupakan sumber utama

mendapatkan obat rumah tangga atau obat swamedikasi (Riskesda 2013)

Tingkat pengetahuan masyarakat di RW 4 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

Kota Bandung tentang swamedikasi sudah tergolong baik karena masyarakat

lebih banyak membelinya di apotek yaitu 54 responden (635) yang secara

langsung ada petugas kesehatan yang menyerahkan obat dan jika tidak mengerti

cara penggunaan atau aturan pakai obat tidak diketahui bisa bertanya langsung

42

6

64 31 Mini Market

Warung

Apotek

pada petugas yang ada di apotek tersebut dibandingkan dengan membeli obat di

warung Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 41

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi Tempat

Memperoleh Obat Swamedikasi

43 Jenis Penyakit Atau Keluhan Penyakit

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap

Jenis keluhan Penyakit

Jenis Penyakit N

Nyeri sendi 1 12

Sakit haid 6 71

Sakit badan 11 129

Sakit gigi 20 235 Sakit kepala 47 553

Jumlah 85 100

Berdasarkan hasil penelitian ini keluhan nyeri yang paling banyak dialami

responden adalah sakit kepala sebanyak 47 responden (553) Pada tahun 2011

WHO juga menyatakan bahwa sebanyak 50-75 orang dewasa usia 18-65 tahun

di dunia mengalami sakit kepala selama setahun terakhir Faktor penyebab sakit

43

kepala yang dialami oleh bermacam-macam mulai dari karena mengidap suatu

penyakit tertentu seperti meningitis kanker otak maupun konsumsi obat berlebih

hingga akibat dari suatu aktifitas dan makanan yang di konsumsi Tanpa disadari

sakit kepala juga bisa muncul dari kegitan rutinitas yang sepele misalnya lama

menatap layar computer maupun ponsel terlalu lam duduk banyak tekanan atau

stress kurang tidur sedikit minum merokok dan banyak hal lainnya

(Cermaticom 2019) Maka dari itu responden harus sebijak mungkin memahami

cara penggunaan obat yang tepat supaya menghindarkan masyarakat dari

penggunaan obat yang salah Presentase keluhan yang dialami responden dapat

dilihat pada tabel 42

44 Jenis Obat yang digunakan

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Responden

Terhadap Jenis Obat yang digunakan

Obat yang digunakan N

Metampiron 4 47

Natrium Diklofenak 9 106

Ibuprofen 11 129

Asam Mefenamat 13 153 Paracetamol 48 565

Jumlah 85 100

Dilihat dari jenis obat nyeri yang dipilih kebanyakan responden memilih

menggunakan parasetamol dalam swamedikasi analgetik dengan keluhan sakit

kepala terbanyak Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gissele Sarganas yang

mengatakan bahwa parasetamol merupakan obat yang umum dan mudah di akses

dibanyak Negara (Sarganas2015) Responden dalam penelitian ini telah

menggunakan obat secara benar karena sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan

44

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan bahwa golongan obat yang digunakan

swamedikasi merupakan obat-obat yang relatif aman meliputi golongan obat

bebas dan obat bebas terbatas ( BPOM 2014)

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas

451 Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penilaian mengenai tingkat pengetahuan dapat

diketahui mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong cukup yaitu

(376) sebanyak 32 responden Data lengkap dapat dilihat di tabel 44

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahaun Responden

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

responden

Persentase

Kurang 30 353

Cukup 32 376

Tinggi 23 211

Jumlah 85 100

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Dari seluruh responden yang berada di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung tidak semuanya melakukan pengobatan

swamedikasi obat antinyeri secara rasional dan tepat Pada perilaku

pengggunaan obat swamedikasi obat antinyeri dinilai dari beberapa sub

indikator yaitu tepat indikasi tepat obat tepat dosis tepat pemakaian tepat

efek samping tepat interaksi obat dan tepat kontraindikasi Seacara lebih

rincinya dapat dilihat pada tabel 413

45

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden

No

Tepat indikasi

Tepat

Tidak

Tepat

N

P1

Menurut Anda apakah

benar analgesik merupakan

obat yang mampu

meredakan atau mengurangi

nyeri

83

976

2

24

85

P2

Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk

mengobati nyeri saja

29

341

56

659

85

P4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

29

341

56

659

85

P5

Paracetamol merupakan

obat penurun panas Apakah

parasetamol mampu meredakan nyeri

49

576

36

424

85

P7

Jika Anda mengalami sakit

kepala apakah jenis obat yang sebaiknya dikonsumsi

60

706

25

294

85

Jumlah 250 59 175 41

Tepat Obat

P3

Termasuk jenis obat

golongan apakah obat pereda

nyeri yang hanya boleh

digunakan secara swamedikasi

40

471

45

529

85

P6

Jenis obat apa yang anda

pahami sebagai obat pereda

nyeri yang dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

50

588

35

412

85

Jumlah 90 54 80 46

Tepat Pemakaian

P8

Apakah Anda mengetahui

kapan waktu yang tepat

dalam mengkonsumsi obat

pereda nyeri

77

906

8

94

85 Jumlah 77 91 8 8

Tepat Efek Samping

P9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik

35

412

50

588

85

46

di rumah

P10

Dampak apakah yang

terjadi apabila menggunakan

dosis obat pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

28

329

57

671

85

Jumlah 63 37 107 63

Tepat Dosis

P11

Apakah dosis obat pereda

nyeri anak sama dengan

dosis obat pereda nyeri dewasa

67

788

18

212

85

P12

Apakah benar obat pereda

nyeri boleh digunakan secara

terus menerus meski rasa

sakit telah hilang

54

635

31

365

85

P18

Menurut Anda apakah boleh

meningkatkan konsumsi

obat pereda nyeri yang

diminum dalam sekali

konsumsi (sekali minum langsung 2 tablet lebih)

37

435

48

565

85

Jumlah 158 62 97 38

Tepat Interaksi

P13

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

digunakan bersamaan

dengan obat maag dalam

sekali konsumsi tanpa

adanya rentang waktu

konsumsi

48

565

37

435

85

P14

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

diminum bersamaan dengan kopi

55

647

30

353

85

Jumlah 103 54 67 46

Tepat Kontraindikasi

P15

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu hamil

58

682

27

318

85

P16

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di

konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

31

365

54

635

85

P17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh

35

412

50

588

85

47

mengkonsumsi aspirin untuk meredakan nyeri

Jumlah 124 49 131 51

Hasil dari kuesioner yang dibagikan menunjukkan 59 responden

melakukan ketepatan indikasi sebagian dari responden yang memiliki nilai

buruk dan tidak memperhatikan indikasi obat sebelum meminum obat

antinyeri yaitu sekitar 41 Indikasi obat antinyeri untuk penanganan obat

antinyeri penting diperhatikan secara cermat karena apabila salah indikasi

obat maka akan menimbulkan kesalahan obat yang akan digunakan

Tabel diatas menunjukkkan bahwa rata-rata jumlah responden yang

menjawab tepat obat 54 tidak jauh berbeda dengan jumlah responden yang

memiliki jawaban tidak tepat obat yaitu 46 Hal ini dikarenakan karena

masyarakat sudah mengetahui jenis obat yang di pahami untuk mengobati

nyeri dan mayoritas masyarakat sebagian besar belum mengetahui golongan

obat apa yang tepat untuk digunakan dalam swamedikasi

Hasil yang diperoleh melalui kuesioner menunjukkan terdapat 62

responden benar dan tepat dosis sebelum melakukan pengobatan nyeri secara

swamedikasi dan bernilai 38 responden tidak tepat dalam melihat dosis

sebelum penggunaan obat antinyeri secara swamedikasi Hal-hal tersebut

memang perlu ditanyakan kepada responden karena hal inilah yang terjadi di

masyarakat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji Pratiwi (2014)

bahwa dari 100 responden di Surabaya hanya 80 orang yang melakukan cara

minum dan jumlah minum obat yang tepat ketika ingin mempercepat

48

penyembuhan terdapat 20 responden menyatakan mereka meminum dua

tablet ketika ingin menyembuhkan nyeri yang dialaminya dan ini berkaitan

dengan bioavaibilitas obat di tubuh serta akumulasi obat yang ditubuh

sehingga perlu diperhatikan penggunaan dosis obat antinyeri yang dilakukan

secara swamedikasi

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tabel diketahui hanya 37

responden yang menjawab rasional dengan sub indikator tepat efek samping

hal dikarenakan masyarakat tidak memahami mengenai efek samping obat

yang terjadi setelah meminumnya Efek samping yang ditimbulkan oleh suatu

obat terkadang tidak perlu dilakukan tindakan medis untuk mengatasinya

namun beberapa obat perlu diperhatikan secara lebih penanganannya (BPOM

2014) Untuk mencegah terjadinya efek samping yang lebih parah maka

sebaiknya dilakukan penghentian obat dan segera dikonsultasikan dengan

tenaga medis terkait Efek samping obat golongan AINS (obat antinyeri)

menurut Goodman amp Gilman (2006) secara umum memiliki efek samping

perdarahan lambung nefrotoksisitas dan bronskopasme jika obat tidak tepat

digunakan

Beberapa hal yang menjadi penilaian ketepatan interaksi obat adalah

obat lain yang dikonsumsi selain obat antinyeri membolehkan meminum obat

lain dan meminum obat dengan kopi Interaksi obat terjadi antara obat dengan

obat dan obat dengan makanan Nilai yang muncul untuk ketepatan interaksi

obat adalah 54 tepat interaksi dan hanya 46 tidak tepat interaksi obat

Interaksi obat ini perlu diperhatikan karena interaksi obat dengan obat akan

49

menjadikan sistem kompetitor satu sama lain antara satu obat dengan obat lain

yang menjadikan salah satu obat menjadi tidak aktif (Stockley Drug

Interaction 2000)

ketepatan kontraindikasi obat nilai yang muncul terkait ketepatan

kontraindikasi obat ini adalah 49 mengetahui tepat kontraindikasi dan 51

tidak mengetahui ketepatan kontraindikasi Pada pasien penyakit asma tidak

diperbolehkan menggunakan obat antinyeri secara bebas karena efek samping

dari nyeri yang menjadikan bronkospasme terutama pada pasien yang

memiliki riwayat penyakit asma (Ioana Dana Alexa 2014)

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi

Analgetik

Aspek Pernyataan Benar Salah Nomor Sumber

Pernyataan

Tepat indikasi 59 41 1245 amp 7

Tepat obat 54 46 3 amp 6

Tepat pemakaian 91 8 8

Tepat efek samping 37 63 9 amp 10

Tepat dosis 62 38 1112 amp 18

Tepat interaksi 54 46 13 amp 14

Tepat kontra

indikasi 49 51 15 16 amp 17

Rata- rata 58 42

Berdasarkan hasil penilaian rata-rata mengenai obat dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional 58 dan

tidak rasional 42 Penggunaan obat yang tidak rasional paling banyak

disebabkan oleh ketidaktepatan efek samping obat 37

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

51 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

a Tingkat pengetahuan masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari Kecmatan

Cibiru tergolong cukup dengan Persentasi 376 bedasarkan instrument

kuesioner tingkat pengetahuan swamedikasi yang sudah di validasi

b Masyarakat yang di jadikan responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42 di masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru

52 Saran

Berdasarkan penelitian ini saran-saran yang dapat di berikan

adalah sebagai berikut

a Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengukur tingkat pengetahuan

mengenai suamedikasi khususnya obat analgetik lebih rinci mendalam

dan akurat sesuai dengan aturan sehingga dapat di ketahui lebih jelas apa

yang tidak di ketahui oleh responden

b Institusi terkait lebih meningkatkan lagi tentang pengetahuan penggunaan

obat swamedikasi analgetik agar masyarakat dapat menggunakan obat

secara rasional

51

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI 2013 Riset

Kesehatan Dasar 2013 Jakarta Kementrian Kesehatan RI halaman 40

BPOM RI 2014 Menuju Swamedikasi yang Aman Info Pom Vol 15 No 1

Budiman dan Riyanto 2013 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan

Sikap dalam Penelitian Kesehatan Penerbit Salemba Medika Jakarta

pp 11-12

Departemen Farmakologi dan Terapeutik 2007 Farmakologi dan Terapi

Jakarta FKUI

Departemen kesehatan RI 1993 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

919MenKesPERX1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat

Diserahkan Tanpa Resep Jakarta Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Obat Bebas Terbatas Jakarta Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) Materi pelatihan

peningkatan pengetahuan dan keterampilan memilih obat bagi tenaga

kesehatan (pp 0- 8 13-14 18 20-23 31) Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Garrido Pilar Carrasco etal 2014 Predictive factors of self-medicated

analgesic use in Spanish adults a cross-sectional national study

BMC Pharmacology amp Toxicology 2050-05111536

Marta Halim dkk 2013 Dasar-dasar Farmakologi 2 edisi 1

Mangku G Diktat Kumpulan Kuliah BagianSMF Anestesiologi dan

Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2002

Morgan GE Pain Management In Clinical Anesthesiology 2nd ed

Stamford Appleton and Lange 1996 274-316

Mutschier Ernst 1991 Dinamika Obat Bandung Penerbit ITB

Notoatmodjo Soekidjo 2010 Ilmu Pengetahuan dan penelitian dan

Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta Rineka Cipta

52

Sarganas Giselle dkk(2015) Prevalence trend patterns and associations of

analgesic use in Gremany (22 September 2015) Biomed Central Jerman

Tim Medical Mini Notes 2017 Basic Pharmacology and Drug Notes Makassar

MMN Publishing

Tjay TH dan Rahardja K 2010 Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan

Sehari- hari Jakarta PT Elex Media Komputindo

Anonim 2011 Definisi Pengetahuan Serta Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi httpduniabacacomdefinisi-pengetahuan-serta-faktor-

faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuanhtml (Diakses 20 juli 2019)

Anwar Hidayat Cara Perhitungan Rumus Slovin

httpswwwstatistikiancom2017hitung-rumus-slovin-sampelhtmlamp

(Diakses 8 Maret 2019)

Fitriya 2019 Sakit Kepala Penyebab Sakit kepala dan Cara menghilangkan

sakit Kepala yang Perlu kamu tahu httpswww-

cermaicomcdnampprojectorgvswwwcermaticomartikelampsakit-

kepala-penyebab-sakit-kepala-da-cara-menghilangkan-sakit-kepala-yang-

perlu-kamu-tahuamp_js_v (Diakses 22 Agustus 2019)

WHO 2000 Drug Information Geneva World Health Organization Page 1

World Health Organization (2010 May) Rational use of medicines Juli

28 2019 httpwwwwhointmediacentrefactsheetsfs338enindexhtml

LAMPIRAN

53

53

Identifikasi masalah

Merumuskan masalah

Menentukan sampel

ALUR PENELITIAN

Pengolahan data

(editingkoding

skoring)

Analisiss data

(Analisis Univariat)

Penyajian data

kueisioner

Kesimpulan dan saran

LAMPIRAN II

54

SURAT IZIN DARI KESBANGPOL

LAMPIRAN III

55

SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS KESEHATAN

LAMPIRAN IV

56

SURAT IZIN PENELITIAN DARI KELURAHAN

LAMPIRAN V

57

(LANJUTAN)

LAMPIRAN VI

58

SURAT IZIN PENELITIAN DARI PUSKESMAS CIPADUNG

LAMPIRAN 59

59

KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL

I Identitas Responden

Nama

Jenis jenis kelamin Laki-laki Wanita

USIA

Alamat

No Telepon HP

Pendidikan terakhir

TAHUN

II Pendahuluan

1 Apakah anda pernah melakukan swamedikasi (pengobatan tanpa

harus datang ke dokter)

a Ya b Tidak

2 Apakah Anda pernah meminum obat antinyeri sebelumnya

a Ya b Tidak

3 Di manakah Anda memperoleh obat antinyeri tersebut

a Apotek b Warung

c Toko obat d Mini market

4 Penyakit apa yang bisa Anda obati dengan antinyeri tersebut

Jawab

5 Apa saja nama obat antinyeri yang biasa Anda gunakan untuk mengobati penyakit tersebut

Jawab

III Rasionalitas Penggunaan Obat Analgetik

1 Menurut Anda apakah benar analgesik merupakan obat yang

mampu meredakan atau mengurangi nyeri

a Benar b Salah

2 Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk mengobati

60

nyeri saja

a Benar b Salah

3 Termasuk jenis obat golongan apakah obat pereda nyeri yang

hanya boleh digunakan secara swamedikasi

a Obat keras b Obat bebas

Terbatas

4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

5 Paracetamol merupakan obat penurun panas Apakah parasetamol

mapu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

6 Jenis obat apa yang anda pahami sebagai obat pereda nyeri yang

dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

a Paracetamol b Ibuprofen

c Natrium

diklofenak

d Asam

mefenamat

7 Jika Anda mengalami sakit kepala apakah jenis obat yang

sebaiknya dikonsumsi

a Antibiotik b Analgesik c Antitusif

8 Apakah Anda mengetahui kapan waktu yang tepat dalam

mengkonsumsi obat pereda nyeri

a Sebelum

makan

b Sebelum

tidur

c Sesudah makan

9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik di rumah

a Lemari b Tempat

obat

c Kulkas

10 Dampak apakah yang terjadi apabila menggunakan dosis obat

pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

a Sesak napas b Terjadi gangguan pada

lambung-usus

11 Apakah dosis obat pereda nyeri anak sama dengan dosis obat

pereda nyeri dewasa

a Ya b Tidak

12 Apakah benar obat pereda nyeri boleh digunakan secara terus

menerus meski rasa sakit telah hilang

a Benar b Salah

cBadan lemas

61

13 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri digunakan

bersamaan dengan obat maag dalam sekali konsumsi tanpa adanya

rentang waktu konsumsi

a Boleh b Tidak boleh

14 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri diminum

bersamaan dengan kopi

a Boleh b Tidak boleh

15 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu

hamil

a Aspirin b Parasetamol

16 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

a Diklofenak b Parasetamol

17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh mengkonsumsi

aspirin untuk meredakan nyeri

a Boleh b Tidak boleh

18 Menurut Anda apakah boleh meningkatkan konsumsi obat pereda

nyeri yang diminum dalam sekali konsumsi (sekali minum langsung

2 tablet lebih)

a Boleh b Tidak boleh

62

LAMPIRAN VIII

OUTPUT HASIL UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS KUESIONER

63

64

65

66

Case Processing Summary

N

Cases Valid 20 1000

Excludeda 0 0

Total 20 1000

a Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

933 18

67

LAMPIRAN IX

ANALISIS UNIVARIAT

1 Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Perempuan

laki-laki

Total

61

24

718

282

718

282

718

282

85 1000 1000 1000

Usia

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Remaja Akhir (17 - 25 Thn) 16 188 188 188

Dewasa Awal (26 - 35 Thn) 29 341 341 529

Dewasa Akhir (36 - 45 Thn) 19 224 224 753

Lansia Awal (46 - 55 Thn)

Total

21

85

247

1000

247

1000

247

1000

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 19 224 224 224

SMP 10 118 118 341

SMA 45 529 529 871

S1 9 106 106 976

S2 2 24 24 24

Total 85 1000 1000 1000

68

2 Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Melakukan swamedikasi

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 85 1000 1000 1000

Pernah minum obat antinyeri

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 85 1000 1000 1000

Tempat mendapatkan obat

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid mini market 5 59 59 59

warung 26 306 306 365

apotek 54 635 635 1000

Total 85 1000 1000

Obat yang digunakan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid metampiron 4 47 47 47

natrium diklofenak 9 106 106 153

ibuprofen 11 129 129 282

asam mefenamat 13 153 153 435

paracetamol 48 565 565 1000

Total 85 1000 1000

Jenis penyakit

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid nyeri sendi 1 12 12 12

sakit haid 6 71 71 82

sakit badan 11 129 129 212

sakit gigi 20 235 235 447

sakit kepala 47 553 553 1000

Total 85 1000 1000

69

LAMPIRAN X

TABEL CODING KARAKTERISTIK RESPONDEN

JENIS KELAMIN PEREMPUAN 0

LAKI-LAKI 1

USIA

REMAJA AKHIR 0

DEWASA AWAL 1

DEWASA AKHIR 2

LANSIA AWAL 3

PENDIDIKAN

SD 0

SMP 1

SMA 2

S1 3

S2 4

Responden

Jenis

Kelamin Coding

Usia

Coding

Pendidikan

Coding

RT

1

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

RT 1

2

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

3

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

4

L

1

dewasa

awal

1 sd

0

5

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

6 p 0 lansia awal 3 sd 0

7

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

8

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

9

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

10

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

11 p 0 lansia awal 3 sd 0

12

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

13

p

0

dewasa akhir

2

sd

0

70

14

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

15

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

16

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

17

L

1

dewasa

akhir

2 sd

0

18

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

19

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

20 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 2

21

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

22

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

23 p 0 lansia awal 3 s2 4

24

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

25 L 1 lansia awal 3 sma 2

26 p 0 lansia awal 3 sd 0

27

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

28

L

1

dewasa

awal

1 smp

1

29

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

30 p 0 lansia awal 3 sd 0

31

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

32 p 0 lansia awal 3 sd 0

33

p

0

dewasa

akhir

2 smp

1

34 p 0 lansia awal 3 sd 0

35

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

RT 3

36

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

37 L 1 lansia awal 3 S1 3

38

L

1

dewasa

akhir

2

S2

4

39

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

40

p

0

dewasa akhir

2

sma

2

71

41 p 0 lansia awal 3 sma 2

42

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

43

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

44

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

45

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

46

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

47

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

48

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

49

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

50

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

51 p 0 lansia awal 3 smp 1

52

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

53

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

54

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

55

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

56 p 1 lansia awal 3 sma 2

57 p 0 lansia awal 3 sma 2

58 p 0 lansia awal 3 sma 2

59

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

60

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

61

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

62

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

63

P

0

dewasa

akhir

2

S1

3

64

L

1

dewasa

awal

1 s1

3

65

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

66 p 0 dewasa 1 sma 2

72

awal

67

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

68 p 0 lansia awal 3 sma 2

69

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

70

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

71

L

1

dewasa

akhir

2 s1

3

72 p 0 lansia awal 3 sd 0

73

p

0

dewasa

akhir

1 sma

2

74

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

75 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 4

76

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

77 p 0 lansia awal 3 sma 2

78

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

79 p 0 lansia awal 3 sma 2

80

P

0

dewasa

akhir

1 smp

1

81 p 0 lansia awal 3 smp 1

82

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

RT 5

83

p

0

dewasa

akhir

1 sd

0

84

p

0

remaja

akhir

0 smp

1

85

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

73

LAMPIRAN XI

TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

KETERANGAN P1

amp P2

KETERANGAN P 3

KETERANGAN P 4

KETERANGAN P 5

Ya 0 Toko Obat 0 Nyeri sendi 0 Metampiron 0

Tidak

1

Mini Market

1

Sakit haid

1

Natrium

Diklofenak 1

Warung 2 Sakit badan 2 Ibuprofen 2

Apotek 3 Sakit gigi 3 Asam Mefenamat 3

Sakit kepala 4 Paracetamol 4

Respon

den

P1

Codi

ng

P2

Codi

ng

P3

Codi

ng

P4

Codi

ng

P5

Codin

g

1

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

2

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

3

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

4

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

5

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

6

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

7

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

8

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

9

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

10

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

3

74

at

11

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

12

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

13

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

14

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

15

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

16

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

gigi

3

paraceta

mol

4

17

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

18

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

19

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

20

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

21

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

22

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

23

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

24

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

25

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

26

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

4

paraceta

mol

4

75

la

27

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

28

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

29

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

30

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

31

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

32

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

33

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

4

paraceta

mol

4

34

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

35

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

36

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Saki

kepa

la

4

metampi

ron

0

37

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

38

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

39

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Nyer

i

haid

1

ibuprofe

n

2

40

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

3

paraceta

mol

4

41

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

42

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

76

43

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

44

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

45

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

46

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

47

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

48

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

49

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

ibuprofe

n

2

50

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

51

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

0

natrium

diklofena

k

1

52

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

53

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

54

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

ibuprofe

n

2

55

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

56

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

57

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

58

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

59

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

1

77

k

60

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

61

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

62

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

63

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

64

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

metampi

ron

0

65

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

3

metampi

ron

0

66

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

67

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

68

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

metampi

ron

0

69

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

70

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

71

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

72

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

asam

mefenam

at

3

73

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

ibuprofe

n

2

74

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

75 ya 1 ya 1 Apote 3 nyeri 1 natrium 1

78

k send i

diklofena k

76

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

77

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

78

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

asam

mefenam

at

3

79

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

80

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

81

ya

1

ya

1

Waru

ng

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

82

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

83

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

84

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

85

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

79

LAMPIRAN XII

TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER TINGKAT

PENGETAHUAN

Responden

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y9

Y10

Y11

Y12

Y13

Y14

Y15

Y16

Y17

Y18

Jumlah

1 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 25

2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 30

3 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 24

4 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 22

5 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

6 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 18

7 2 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 20

8 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 0 0 18

9 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 16

10 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

11 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 0 20

12 2 0 0 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 14

13 2 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

14 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

15 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 2 12

16 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 10

17 2 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 24

18 2 2 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

19 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 20

20 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 24

21 2 1 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 2 2 22

22 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 30

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 33

24 2 0 0 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 0 25

25 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 2 2 1 2 1 2 16

26 2 0 0 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

27 2 2 2 2 2 0 0 2 0 1 2 0 2 1 2 0 1 0 21

80

28 2 0 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 0 24

29 2 0 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2 2 1 0 0 0 0 20

30 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 0 1 1 19

31 2 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 0 1 2 2 0 1 0 17

32 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

33 2 0 1 1 2 0 0 2 0 1 0 2 2 1 2 0 2 2 20

34 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0 0 1 1 0 12

35 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

36 2 0 1 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 1 0 0 18

37 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

38 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 32

39 2 0 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 2 2 18

40 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 1 2 2 1 1 0 23

41 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

42 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 18

43 2 2 0 1 2 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 20

44 2 2 1 1 2 2 0 2 0 0 2 2 1 0 0 1 0 0 18

45 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 0 28

47 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 1 2 0 0 2 21

48 2 0 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 20

49 2 1 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 1 0 2 0 1 2 19

50 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 18

51 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 1 0 0 0 21

52 2 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 2 0 2 0 16

53 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 1 0 23

54 2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 25

55 2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 12

56 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

57 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 2 2 1 1 0 13

58 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

59 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 1 2 12

60 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36

62 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

63 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 30

81

64 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

65 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 30

66 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 2 2 2 2 1 1 0 0 15

67 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 1 0 0 0 0 21

68 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 1 1 2 1 1 0 16

69 2 2 0 0 2 0 0 2 2 0 2 1 0 2 2 0 1 0 18

70 2 2 2 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 2 21

71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 34

72 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 11

73 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 0 21

74 2 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 1 2 0 1 2 15

75 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

76 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

77 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 1 2 23

78 2 0 0 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

79 2 0 2 2 2 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

80 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 26

81 2 0 2 2 0 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 0 18

82 2 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 2 1 1 0 2 1 0 12

83 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 2 0 0 1 0 11

84 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

85 2 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 9

82

LAMPIRAN XIII

DOKUMENTASI

83

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …

3

Hasil penelitian Yanuardi Aditya (2015) tingkat pengetahuan mengenai

penggunaan obat swamedikasi dalam kategori sedang dengan presentasi sebesar

406 Hasil penelitian Gusta dkk (2011) presentase yang melakukan

swamedikasi berdasarkan jenis kelamin wanita sebesar 692 sedangkan laki-

laki sebesar 308 dikarenakan penggunaan obat nyeri paling banyak

dikonsumsi oleh wanita karena dibutuhkan setiap bulannya untuk

mengurangi rasa nyeri haid

Berdasarakan uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui tingkat

pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

12 Rumusan Masalah

1 Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

2 Apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik swamedikasi

secara tepat atau rasional

13 Tujuan Penelitian

1 Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap rasionalitas

penggunaan obat swamedikasi analgetik di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung

4

2 Mengetahui apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik secara

tepat atau rasional

14 Manfaat Penelitian

1 Masyarakat Dalam penelitian ini masyarakat dapat menggunakan obat

swamedikasi analgesik secara rasional

2 Institusi Dengan adanya penelitian ini bisa menjadi gambaran

penggunaan obat analgesik pada masyarakat RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung agar masyarakat menggunakan obat

antinyeri secara aman dan rasional

3 Penelitian Dapat memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman

selama proses penelitian dan juga dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Nyeri

211 Definisi Nyeri

Nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan maupun

berat Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya

Menurut Internasional Association for Study of Pain (IASP) nyeri adalah

pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

kerusakan aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan (Marta dkk 2013)

Beberapa penyebab adanya nyeri ketika terjadi rangsangan pada ujung

saraf karena kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh

1 Trauma seperti benda tajam benda tumpul bahan kimia

2 Proses infeksi atau peradangan (Depkes RI 2007)

212 Klasifikasi Nyeri

Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi

a Nyeri akut atau nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara

Nyeri ini ditandai dengan adanya aktivitas saraf otonom seperti takikardi

hipertensi hiperhidrosis pucat dan midriasis dan perubahan wajah

menyeringai atau menangis Bentuk nyeri akut dapat berupa

5

6

1 Nyeri somatik luar nyeri tajam di kulit subkutis dan mukosa

2 Nyeri somatik dalam nyeri tumpul pada otot rangka sendi dan

jaringan ikat

3 Nyeri viseral nyeri akibat disfungsi organ viseral (Marta dkk 2013)

b Nyeri kronik atau nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa

tanda-tanda aktivitas otonom kecuali serangan akut Nyeri tersebut dapat

berupa nyeri yang tetap bertahan sesudah penyembuhan luka

(penyakitoperasi) atau awalnya berupa nyeri akut lalu menetap sampai

melebihi 3 bulan Nyeri ini disebabkan oleh

1 kanker akibat tekanan atau rusaknya serabut saraf

2 non kanker akibat trauma proses degenerasi dll (Marta dkk 2013)

213 Mekanisme Nyeri

Mekanisme nyeri terdiri dari 4 proses elektro fisiologi nociseptif yaitu

1 Transduksi adalah proses perubahan stimulus menjadi impuls saraf

Stimulus nyeri akan diterima oleh nociceptor pada ujung saraf bebas A

delta dan C kemudian mengalami perubahan atau diterjemahkan menjadi

aktifitas fisik pada impuls saraf

2 Transmisi adalah proses penyaluran impuls saraf melalui serabut saraf

sensoris menuju ke medulla spinalis Impuls tersebut dibaca oleh serabut

saraf A delta dan C

3 Modulasi adalah proses interaksi antara analgetik endogen dengan impuls

nyeri yang masuk kedalam kornu posterior medulla spinalis Sistem

analgesik endogen meliputi enkafalis endorphin serotonin dan

7

nonepinefrin Dengan demikian kornu posterior seperti sebuah gerbang

yang dapat tertutp atau terbuka yang dipengaruhi oleh sistem analgesik

endogen tersebut

4 Persepsi adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik

mulai dari proses tansduksi transmisi dam modulasi yang pada gilirannya

menghasilkan suatu perasaan yang subjektif yang dikenal sebagai persepsi

nyeri ( Mangku G 2002)

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri

Respon tubuh terhadap nyeri berupa terjadinya respon hormonal melalui

mobilisasi hormon-hormon katabolisme dan reaksi imunologis yang secara

umum disebut respon stress Respon nyeri sangat merugikan tubuh karena

dapat menurunkan cadangan makanan daya tahan tubuh meningkatkan

kebutuhan oksigen jantung menganggu fungsi respirasi dan segala

konsekuensi dari gangguan tersebut dan pada akhirnya dapat menyebabkan

tromboemboli dan meningkatnya mordibitas dan mortalitas (Mangku G

2002)

215 Tatalaksana nyeri

Secara umum penatalaksaan nyeri dikelompokkan menjadi dua yaitu

penatalaksaan secara farmakologi dan non farmakologi

1 Penatalaksaan secara Farmakologi

Praktik dalam tatalaksana nyeri secara garis besar stategi farmakologi

mengikuti rdquoWHO Three Step Analgesic Ladderrdquo yaitu

a Tahap pertama dengan menggunakan obat analgetik nonopiat seperti

8

NSAID atau COX2 spesific inhibitors

b Tahap kedua dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri Maka

diberikan obat-obat seperti pada tahap 1 ditambah opiat secara

intermiten

c Tahap ketiga dengan memberikan obat pada tahap 2 ditambah opiat

yang lebih kuat

Penanganan nyeri berdasarkan mekanisme nyeri pada proses transduksi

dapat diberikan anestesik lokal dan atau obat anti radang non steroid pada

transmisi inpuls saraf dapat diberikan obat-obatan anestetik lokal pada proses

modulasi diberikan kombinasi anestetik lokal narkotik dan atau klonidin dan

pada persepsi diberikan anestetik umum narkotik atau parasetamol (Morgan

GE 1996)

22 Analgetik

Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang rasa nyeri

merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi rasa nyeri

tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Analgesik baik nonnarkotik maupun narkotik diresepkan untuk meredakan

nyeri pilihan obat tergantung dari beratnya nyeri Nyeri yang ringan sampai

sedang dari otot rangka dan sendi sering kali diredakan dengan pemakaian

analgesik nonnarkotik Nyeri yang sedang sampai berat pada otot polos organ

dan tulang biasanya membutuhkan analgesik narkotik (Sujati Woro 2016)

9

221 Pengolongan Analgesik

Atas dasar cara kerja farmakologisnya analgesik dibagi dalam 2

kelompok besar yaitu

1 Analgetika narkotik

Analgetik non narkotik khusus digunakan untuk menghilangkan rasa

nyeri hebat seperti dalam fraktur dan kanker Cara kerja obat ini adalah

memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi umum (Tan Hoan Tjay

2010) Analgetika narkotik disebut juga opioida yang memiliki kerja

mirip opioid dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor

opioid yang khas di SSP hingga persepsi dan respon emosional terhadap

nyeri berkurang

Efek samping yang ditimbulkan anlgetika narkotik adalah supresi

SSP (sedasi menekan pernafasan dan batuk miosis hipotermia

perubahan mood) saluran nafas (bronkokontriksi pernafasan menjadi

dangkal dan menurun frekuensinya) sistem sirkuasi (vasodilatasi

perifer) saluran cerna (motilitas berkurang) saluran uroginetal histamin

liberator kebiasaan atau reaksi adiksi pada penggunaan lama

Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk meminum

obat golongan ini karena opioda dapat melintasi plasenta dan jika

diberikan terus-menerus akan merusak janin dan menjadikan depresi

pernafasan serta lambat dalam persalinan (Tan Hoan Tjay 2010)

Hal yang dapat dilakukan dengan munculnya nyeri adalah

10

a Tetap aktif dan fokus dalam pekerjaan

b Menggunakan air hangat untuk kompres bagian yang nyeri

c Menggunakan obat penghilang nyeri

d Menghubungi dokter jika nyeri berkelanjutan

2 Analgesik Perifer (Non Narkotik)

Penggunaan obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan terkadang

memberikan daya antipiretis dan antiradang biasa diberikan untuk obat

nyeri ringan hingga sedang dengan penyebab yang beranekaragam seperti

nyeri kepala sendi otot gigi perut nyeri haid benturan dan kecelakaan

(Tan Hoan Tjay 2010) Golongan Analgetik perifer memiliki beberapa

efek samping yaitu gangguan lambung-usus kerusakan darah hati dan

ginjal serta reaksi alergi pada kulit jika digunakan dalam waktu lama dan

dosis yang tinggi Maka dari itu penggunaan dalam waktu terus-menerus

tidak dianjurkan Pada wanita hamil dan menyusui obat analgetika yang

aman digunakan hanyalah parasetamol sedangkan asetosal salisilat

NSAID dan metamizol dapat mengganggu perkembangan janin sehingga

perlu dihindari (Tan Hoan Tjay 2010)

Beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat nyeri dengan

pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan Aspirin (asetosal)

(BPOM RI 2015)

11

23 Swamedikasi

231 Definisi Swamedikasi

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh individu untuk

merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit Masyarakat

melakukan swamedikasi biasanya untuk mengatasi keluhan- keluhan dan

penyakit ringan yang sering dialami seperti demam nyeri pusing batuk

influenza maag Kecacingan diare penyakit kulit dan lain- lain Golongan

obat yang digunakan swamedikasi merupakan obat- obat yang relatif aman

meliputi golongan obat bebas dan obat bebas terbatas (BPOM RI 2014)

Swamedikasi dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau rasional

Penggunaan obat yang rasional adalah bahwa pasien menerima obat yang

tepat dengan keadaan kliniknya dalam dosis yang sesuai dengan keadaan

individunya pada waktu yang tepat dan dengan harga terjangkau Pengertian

lain dari penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan

terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologi yang benar dari

penyakit

Menurut WHO swamedikasi memiliki beberapa hal yang harus

diperhatikan Seperti penyakit yang diderita adalah penyakit dan gejala

ringan yang tidak diperlukan untuk datang ke dokter atau tenaga medis

lainnya Selain itu obat yang dijual adalah obat golongan over-the-counter

(OTC) (WHO 2000)

12

232 Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan swamedikasi agar

diperoleh swamedikasi yang benar dan aman maka hal- hal yang perlu

diperhatikan meliputi (BPOM RI 2014)

1 Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasi

Kondisi individu yang akan melakukan swamedikasi merupakan hal

pertama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan swamedikasi Beberapa

kondisi yang perlu diperhatikan meliputi kehamilan berencana untuk hamil

menyusui umur sedang dalam diet khusus baru saja berhenti mengonsumsi

obat lain atau suplemen makanan serta mempunyai masalah kesehatan baru

selain penyakit yang selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan

dari dokter (BPOM RI 2014)

Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan lebih

hati- hati karena beberapa jenis dapat menimbulkan pengaruh yang tidak

diinginkan pada janin Beberapa obat disekresikan melalui air susu ibu

walaupun jumlah obat di ASI kadarnya kecil namun kemungkinan dapat

berpengaruh pada janin Komposisi obat terdapat beberapa zat tambahan yang

harus diperhatikan oleh pasien dengan diet khusus contoh obat dalam bentuk

sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat

mempengaruhi kondisi pasien dengan diet gula (BPOM RI 2014)

Mambaca peringatan atau perhatian yang tertera pada label atau brosur

obat manjadi hal yang perlu dilakukan untuk mecegah kejadian di atas Brosur

obat biasanya menjelaskan hal- hal yang perlu diperhatikan baik sebelum atau

13

sesudah mengonsumsi obat yang dimaksud (BPOM RI 2014)

2 Memahami bahwa ada kemungkinan interaksi obat

Banyak obat yang dapat menimbulkan interaksi baik dengan obat lain

atau makanan dan minuman yang dikonsumsi Kenali nama obat atau nama

zat berkhasiat yang terkandung dalam obat yang sedang dikonsumsi atau yang

akan digunakan Interaksi obat dapat ditanyakan pada apoteker di apotek atau

membaca aturan pakai yang tercantum pada label kemasan obat untuk

menghindari masalah yang akan terjadi (BPOM RI 2014)

3 Mewaspadai efek samping yang mungkin muncul

Obat tidak hanya menimbulkan efek mengatasi penyakit atau gejala

penyakit namun obat juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan

Mengatasi efek samping yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis

namun demikian beberapa efek samping membutuhkan perhatian lebih dalam

penanganannya (BPOM RI 2014)

Efek samping dapat timbul dalam mengkonsumsi obat antara lain reaksi

alergi gatal- gatal ruam mengantuk mual dan lain- lain Mengetahui efek

samping yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan saat

mengalaminya merupakan hal penting Efek samping bisa terjadi pada siapa

saja namun umumnya dapat ditoleransi Segera hentikan pengobatan dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan bila timbul efek samping dalam

mengonsumsi obat tersebut (BPOM RI 2014)

4 Meneliti obat yang akan dibeli

Bentuk sediaan (tablet sirup kapsul krim dll) merupakan hal yang

14

perlu diperhatikan ketika akan membeli obat dan dipastikan kemasan obat

yang akan beli tidak rusak Jangan mengambil obat yang menunjukkan adanya

kerusakan walaupun kecil Selain kemasan perlu diperhatikan bentuk fisik

sediaan (BPOM RI 2014)

Hal yang harus diperhatikan dalam sediaan sirup adalah warna dan

kekentalan dan tidak ada partikel- partikel kecil di bagian bawah botol atau

mengapung dalam sirup Jika berbentuk suspensi suspensi dapat tercampur

rata setelah dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah Sediaan

tablet harus benar- benar utuh dan tidak satupun yang pecah atau rusak Jika

pada tablet memiliki cetakan atau tulisan pastikan bahwa semua tablet

memiliki hal yang sama Hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan kapsul

yaitu kapsul tidak pecah atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang

sama dari semua kapsul Jika kapsul memiliki cetakan atau tulisan maka harus

dipastikan cetakan atau tulisan semua kapsul seragam (BPOM RI 2014)

Penyimpanan obat di tempat penjual juga perlu diperhatikan Jika obat

disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari langsung maka sebaiknya

membeli obat di tempat lain yang memiliki kondisi penyimpanan yang lebih

baik Lebih baik membeli obat di sarana distribusi obat yang resmi seperti

apotek dan toko obat berijin (BPOM RI 2014)

Obat yang diminum harus memiliki nomor izin edar karena hal tersebut

menunjukkan obat tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan khasiat

dan mutu yang ditetapkan oleh Badan POM Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah tanggal kadaluwarsa Penggunaan obat yang sudah melewati tanggal

15

kadaluwarsa dapat membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi

perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang berbahaya (BPOM

RI 2014)

5 Mengetahui cara penggunaan obat yang benar

Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang sesuai

pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi sesuai anjuran akan memberikan

efek terapi yang baik Label atau bagian kemasan obat yang memberikan

informasi mengenai penggunaan obat tersebut sebaiknya tidak dibuang supaya

tidak terjadi kesalahan penggunaan obat Apabila obat yang digunakan dirasa

tidak menimbulkan efek yang diinginkan setelah jangka penggunaan waktu

yang dianjurkan maka disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau

tenaga kesehatan lainnya (BPOM RI 2014)

6 Tanggal Kadalursa Obat

Tanggal kadaluwarsa obat bisa lebih pendek dari waktu yang tertera

setelah kemasan obat dibuka Cara membuang obat yang baik dan benar

adalah dengan membuka kemasan obat dan dibuang di tempat yang jauh dari

jangkauan anak misalnya obat dalam bentuk sediaan cair dibuka kemasannya

kemudian dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih Jika

obat dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul obat dibuka dari kemasannya

lalu obat tersebut ditimbun dalam tanah (BPOM RI 2014)

7 Cara penyimpanan obat

Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi obat Obat oral seperti

tablet kapsul dan serbuk tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembab

16

karena dapat menyebabkan bakteri dan jamur tumbuh dengan baik sehingga

dapat merusak kondisi obat Obat dalam bentuk sediaan cair biasanya mudah

terurai oleh cahaya sehingga harus disimpan pada wadah aslinya yang

terlindung dari cahaya atau sinar matahari langsung dan tidak disimpan di

tempat yang lembab Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin

kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut (BPOM RI 2014)

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi

Berdasarkan UU No 39 tahun 2009 tentang kesehatan obat adalah

bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis pencegahan penyembuhan pemulihan

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia

Adapun golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri

swamedikasi adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dan obat

wajib apotek ( SK Menkes No23801983)

a Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat tanpa

resep dokter Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia 2007)

17

b Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai

dengan tanda peringatan Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam Tanda

peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas merupakan

empat persegi panjang yang berwarna hitam berukuran panjang 5 cm

dengan 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 2007)

Adapun tanda peringatan yang dicantumkan ada 6 macam sesuai

dengan aturan pemakaian masing-masing obatnya yaitu

a P no 1 Awas Obat Keras Bacalah aturan memakainya

b P no 5 Awas Obat Keras Tidak boleh ditelan

c P no 2 Awas Obat Keras Hanya untuk kumur jangan ditelan

d P no 4 Awas Obat Keras Hanya untuk dibakar

e P no 3 Awas Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

f P no 6 Awas Obat Keras Obat wasir jangan ditelan

c Obat Wajib Apotek (OTC)

Obat-obat yang dapat digunakan di dalam swamedikasi sering disebut

sebagai obat- obatan over-the-counter (OTC) dan dapat diperoleh tanpa

resep dokter (World Self-Medication Industry nd) Bagi sebagian orang

beberapa produk obat OTC dapat berbahaya ketika digunakan sendiri atau

18

dikombinasikan dengan obat lain Meskipun demikian beberapa obat OTC

sangat bermanfaat di dalam pengobatan sendiri untuk masalah kesehatan

yang ringan hingga sedang (Fleckenstein Hanson amp Venturelli 2011) Obat

yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria berikut

(Permenkes No 919MenkesPerX1993)

a Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil

anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun

b Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko

pada kelanjutan penyakit

c Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

d Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi

di Indonesia

Berikut ini beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat

nyeri dengan pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan

Aspirin (asetosal) (Depkes RI 2007)

1 Aspirin

Aspirin yang memiliki nama lain asam asetil salisilat atau asetosal

adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang luas digunakan dan

digolongkan dalam obat bebas Selain sebagai prototip obat ini merupakan

standar dalam menilai efek obat sejenis (Departeman Farmakologi dan

Terapeutik 2007)

Aspirin diindikasikan dengan rasa sakit dan demam Aspirin

19

dikontraindikasikan dengan hemophilia dan kehamilan trisemester akhir Efek

samping yang sering dijumpai meliputi terjadinya iritasi mukosa lambung

Aspirin juga dapat memeperbanyak keluarnya keringat dan pada dosis tinggi

dapat membuat telinga berdengung dan juga sesak napas Aspirin tidak boleh

digunakan pada penderita alergi termasuk asma tukak lambung (maag)

sering perdarahan di bawah kulit penderita hemofilia dan trombositopenia

(Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan aspirin meliputi

aturan pemakaian harus tepat tidak boleh diminum ketika perut kosong

diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan

perdarahan lambung dilarang menkonsumsi obat ini selama 10 hari tanpa

fungsi ginjal atau hati ibu hamil ibu menyusui dan dehidrasi dan jangan

diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan

risiko perdarahan lambung (Depkes RI 2007)

Bentuk Sediaan asetosal yang beredar di masyarakat meliputi tablet

100 mg tablet 500 mg Aturan pemakaian asetosal meliputi dewasa 500 mg

setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) anak usia 2 ndash 3 tahun frac12 - 1 frac12 tablet

100 mg setiap 4 jam anak usia 4 ndash 5 tahun 1 frac12 - 2 tablet 100 mg setiap 4

jam anak usia 6 ndash 8 tahun frac12 - frac34 tablet 500 mg setiap 4 jam anak usia 9 ndash

11 tahun frac34 - 1 tablet 500 mg setiap 4 jam dan usia di atas 11 tahun 1

tablet 500 mg setiap 4 jam (Depkes RI 2007)

2 Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionate Obat ini bersifat

20

analgesik dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat Efek anti-

inflamsinya terlihat dengan dosis 1200- 2400 mg sehari Absorbsi ibuprofen

cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-

2 jam (Depkes RI 2007)

Ibuprofen dikontraindikasikan dengan penderita hipersensitif terhadap

ibuprofen penderita polip hidung Ibuprofen tidak dianjurkan bagi wanita

hamil menyusui dan penderita tukak peptic Ibuprofen biasa berbentuk tablet

dengan kekuatan 300 dan 400 mg Dosis maksimum ibuprofen 2400 mg

sehari (Mutschier 1991)

Hal- hal yang perlu diinformasikan kepada pasien dalam mengkonsumsi

ibuprofen meliputi obat diminum bersama- sama makanan dan minum dengan

segelas air penuh bila timbul rasa pusing dilarang mengemudi segeralah ke

dokter bila penglihatan menjadi kabur atau terjadi ruam kulit (Depkes RI

2007)

Efek samping yang dapat ditimbulkan obat ini meliputi nervus pusing

mata kabur skotoma atau perubahan menafsirkan warna telinga berdenging

dan kejang perut Ibuprofen memiliki interaksi dengan antikoagulan dan

asetosal Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi

metotreksat urikosurik kumarin antikoagulan kortiko-steroid penisilin dan

vitamin C atau minta petunjuk dokter obat ini tidak boleh diminum

bersamaan ( Depkes RI 2007)

Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita tukak lambung dan

duodenum (ulkus peptikum) aktif penderita alergi terhadap asetosal dan

21

ibuprofen penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk

tonjolan pada hidung) kehamilan tiga bulan terakhir (Depkes RI 2007)

Aturan pemakaian ibuprofen

a Dewasa 1 tablet 200 mg 2 ndash 4 kali sehari Diminum setelah makan

b Anak 1 ndash 2 tahun frac14 tablet 200 mg 3 ndash 4 kali sehari 3 ndash 7 tahun

frac12 tablet 500 mg 3 ndash 4 kali sehari 8 ndash 12 tahun 1 tablet 500 mg 3 ndash

4 kali sehari dan tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya

kurang dari 7 kg (Depkes RI 2007)

3 Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik antiinflamasi Asam

mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin Asam mefenamat terikat

sangat kuat pada protein plasma sehingga interaksi dengan antikoagulan

harus diperhatikan (Mutschier 1991)

Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia

diare sampai diare berdarah dan gejala iritasi lain pada mukosa lambung

Amerika Serikat tidak menganjurkan obat ini diberikan pada anak dibawah 14

tahun dan wanita hamil Pemberian tidak melebih 7 hari Penelitian klinis

menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah

secara bermakna (Depkes RI 2007)

Asam mefenamat tersedia dalam sediaan tablet atau kaplet dengan

kekuatan 500 mg Dosis asam mefenamat untuk pasien dewasa 2-3 kali sehari

sebanyak 250 mg- 500 mg (Team medical mini notes 2017)

22

4 Diklofenak

Diklofenak tergolong dalam preferential COX-2 inhibitor Absorbsi obat

ini berlangsung cepat dan lengkap pada saluran cerna Obat ini terikat 99

pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama sebesar

40-50 (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Diklofenak terdiri atas dua jenis yaitu natrium diklofenak dan kalium

diklofenak Kalium diklofenak lebih larut air dan dapat diabsorbsi dengan

cepat sehingga memiliki onset kerja lebih cepat dibanding natrium

diklofenak Kalium diklofenak biasanya juga diindikasikan untuk

penanganan kondisi yang memerlukan efek analgesia secara cepat ((Team

medical mini notes 2017)

Efek samping yang lazim adalah mual dan gastritis Eritema kulit dan

sakit kepala seperti obat AINS lainnya Pemakaian obat ini harus hati- hati

pada pasien dengan tukak lambung Peningkatan enzim transaminase dapat

terjadi pada 15 pasien umumnya kembali ke normal Gangguan hati lebih

sering terjadi dibandingkan obat AINS lain Pemakaian selama kehamilan

tidak dianjurkan Dosis orang dewasa 100-150 mg sehari terbagi dalam dua

atau tiga dosis (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

5 Parasetamol

Parasetamol memiliki indikasi membantu melegakan rasa sakit dan

mengurangi demam rematik sakit gigi dan sakit kepala Parasetamol

dikontraindikasikan dengan penderita gangguan fungsi hati Parasetamol

hampir tidak memiliki efek samping namun kadang timbul bisul atau

23

hipoglikemi pada anak (Mutschier 1991)

Parasetamol dapat berupa sediaan solid dan liquid Sediaan solid

parasetamol meliputi tablet atau tablet salut gula dengan kekuatan 120 mg

325 mg dan 500 mg Sedangkan dalam bentuk liquid parasetamol dapat

berupa sediaan obat tetes sirup elixir dengan kekuatan 60 mg06 ml 150

mg5 ml dan 120 mg 5 ml (Depkes RI 2007)

Dosis paracetamol untuk dewasa (usia diatas 12 tahun) 3-4 jam 325-650

mg maksimum 4 g sehari Sedangkan untuk anak (6-12 tahun) tiap 4 jam 500

mg (Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi parasetamol

meliputi orang dewasa jangan menggunakan lebih dari 10 hari secara terus

menerus anak di bawah dua belas tahun dilarang memakan obat ini lebih dari

lima kali sehari atau lebih dari lima hari segeralah ke dokter bila timbul

warna kekuningan pada mata atau kulit (Depkes RI 2007)

Parasetamol adalah derivat dari para amino fenol yang mempunyai daya

analgetika dan daya antipiretika Obat ini tidak menimbulkan perdarahan pada

lambung sehingga banyak dipakai sebagai analgetika dan antipiretika yang

aman namun Parasetamol memiliki daya inflamasi yang sangat lemah

(Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Tambahan

a Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi daripada efek anti

demamnya

b Parasetamol dan Asetosal memiliki efek anti demam yang lebih tinggi

daripada efek antinyeri dan antiradangnya (Depkes RI 2007)

24

24 Penggunaan Obat yang Rasional

Penggunaan obat yang rasional merujuk pada penggunaan obat yang benar

sesuai dan tepat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat dan dosis yang sesuai dengan kebutuhannya untuk jangka waktu

yang adekuat dan dengan biaya serendah mungkin bagi pasien Masalah-masalah

yang sering timbul sebagai bentuk ketidakrasionalan penggunaan obat antara lain

polifarmasi (penggunaan obat yang terlalu banyak) penggunaan yang berlebihan

dari antibiotika dan injeksi kegagalan untuk meresepkan obat yang sesuai dengan

panduan klinis serta pengobatan sendiri yang tidak tepat (World Health

Organization 2010)

Berbagai kriteria telah ditetapkan untuk menentukan kerasionalan penggunaan

suatu obat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya dengan dosis yang sesuai

dengan kebutuhannya untuk jangka waktu yang adekuat dan dengan biaya

serendah mungkin bagi pasien dan komunitasnya (World Health Organization

2010)

Batasan penggunaan obat rasional adalah bila memenuhi beberapa kriteria

antara lain (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2008)

a Tepat diagnosis yaitu obat diberikan sesuai dengan diagnosis Apabila

diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah

b Tepat indikasi penyakit yaitu obat yang diberikan harus tepat bagi suatu

25

penyakit

c Tepat pemilihan obat yaitu obat yang dipilih harus memiliki efek terapi

sesuai dengan penyakit

d Tepat dosis yaitu jumlah cara waktu dan lama pemberian obat harus

tepat Apabila salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi maka efek

terapi tidak tercapai

1 Tepat jumlah yaitu obat harus diberikan dalam jumlah yang cukup

2 Tepat cara pemberian yaitu cara pemberian obat yang tepat disesuaikan

dengan jenis obat yang digunakan Misalnya obat antasida seharusnya

dikunyah dulu baru ditelan

3 Tepat interval waktu pemberian yaitu cara pemberian obat hendaknya

dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah ditaati oleh

pasien Misalnya obat yang diminum tiga kali sehari diartikan bahwa

obat tersebut harus diminum dengan interval setiap delapan jam

4 Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian obat harus tepat sesuai

penyakitnya masing-masing

e Tepat penilaian kondisi pasien yaitu penggunaan obat disesuaikan dengan

kondisi pasien antara lain harus memperhatikan kontraindikasi obat

komplikasi kehamilan menyusui lanjut usia atau bayi

f Waspada terhadap efek samping yaitu obat dapat menimbulkan efek

samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang timbul pada pemberian

obat dengan dosis terapi seperti timbulnya mual muntah gatal-gatal dan

26

lain sebagainya

g Efektif aman mutu terjamin tersedia setiap saat dan harga terjangkau

untuk mencapai kriteria efektif maka obat harus dibeli melalui jalur

resmi

h Tepat tindak lanjut (follow-up) yaitu apabila sakit berlanjut setelah

swamedikasi dilakukan maka konsultasikan ke dokter

i Tepat penyerahan obat (dispensing) yaitu penggunaan obat rasional

melibatkan penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen Resep

yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di puskesmas akan

dipersiapkan obatnya dan diserahkan kepada pasien dengan informasi

yang tepat

j Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan

Ketidakpatuhan minum obat dapat terjadi pada keadaan

seperti berikut

1 Jenis sediaan obat beragam

2 Jumlah obat terlalu banyak

3 Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering

4 Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi

5 Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara

menggunakan obat timbulnya

6 Efek samping

27

25 Pengetahuan

251 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya yang meliputi

pengelihatan pendengaran penciuman rasa dan raba Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan

pengelihatan (Notoatmodjo 2010)

252 Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia

pendidikan lingkungan intelegensia dan pekerjaan Pengetahuan secara garis

besar dibagi menjadi enam tingkat meliputi tahu (know) memahami

(comprehension) aplikasi (aplication) analisa (analysis) sintesis (syntesis)

dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo 2010)

253 Faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a Jenis kelamin

Tingkat pengetahuan di pengaruhi oleh jenis kelamin Logan dan Rose

(2004) telah melakukan penelitian terhadap sampel 100 pasien untuk

mengetahui perbedaan pengetahuan nyeri antara laki-laki dan perempuan

Hasilnya menunjukan bahwa ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan

28

mengenai tingkat pengetahuan nyeri yaitu perempuan mempunyai tingkat

pengetahuan nyeri lebih baik dari pada laki-laki

b Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin membaik

Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca (Anonim 2011)

Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009)

1 Masa balita 0-5 tahun

2 Masa kanak- kanak 5-11 tahun

3 Masa remaja awal 12-16 tahun

4 Masa remaja akhir 17-25 tahun

5 Masa dewasa awal 26-35 tahun

6 Masa dewasa akhir 36-45 tahun

7 Masa Lansia Awal 46-55 tahun

8 Masa lansia akhir 56-65 tahun

9 Masa manula gt 65 tahun

c Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup

29

Pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut menerima informasi Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya

(Anonim2011)

Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berpikir

rasional serta menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 jalur pendidikan sekolah terdiri dari

1 Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan selama 9 tahun pertama

pada masa sekolah anak yang melandasi jenjang pendidikan

2 Pendidikan menengah adalah pendidikan menengah adalah jenjang

pendidikan dasar Pendidikan menengah dibagi menjadi

a Pendidikan Menengah Umum adalah pendidikan menengah di

selenggarakan oleh SMA (Sekolah Menengah Atas) atau MA

(Madrasah Aliyah) Pendidikan menengah umum dikelompokkan

dalam program sesuai dengan kebutuhan untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

b Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan Menengah

Kejuruan diselenggarakan oleh SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) dan MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan) Pendidikan

Menengah Kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi seni dunia industri tenaga kerja baik

secara nasional maupun global regional

30

c Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tinggi adalah jenjang

setelah pendidikan menengah Pendidikan tinggi diselenggarakan

oleh akademi institusi sekolah tinggi dan universitas

254 Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden

atau subjek penelitian Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur atau

diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo

2010)

26 Masyarakat

261 Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup

karena proses masyarakat Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang

kontinyu antar individu Dalam kehidupan bermasyarakat selalu dijumpai

saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan kehidupan

bermasyarakat (Soetomo 2009)

262 Ciri-ciri Masyarakat

Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia

yang mempunyai sebagai berikut

31

a Berada di wilayah tertentu

b Hidup secara berkelompok

c Terdapat suatu kebudayaan

d Terdapat interaksi sosial

e Terdapat pemimpin

f Terdapat stratafikasi sosial

263 Profil Kelurahan Palasari

Secara geografis Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

memiliki bentuk wilayah datar Kelurahan Palasari memiliki jumlah

penduduk 17421 jiwa pada keadaan 31 Desember tahun 2018 terdiri dari

8996 jiwa laki-laki dan 8425 jiwa perempuan Jumlah kepala keluarga di

Kelurahan Palasari saat ini mencapai sekitar 5091 KK

Tabel 21 Tingkat pendidikan di Kelurahan Palasari

NO PENDIDIKAN JUMLAH

L P JML

1 Tamat SD 1815 1676 3491

2 SMP 1780 1521 3301

3 SMA 421 376 797

4 Sarjana 87 54 141

5

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi deskriptif Penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran atau deskriptif tentang suatu masalah baik yang berupa faktor risiko

maupun faktor efek Penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

32 Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo

2010) Penelitian ini akan di laksanakan di Cilengkrang 1 RW 04 Kelurahan

Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

33 Waktu Penelitian

Waktu adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian

(Notoatmodjo 2010) Penelitian ini dilaksanakan di Cilengkrang 1 RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru dan akan dilaksanakan bulan Mei ndash Juni

2019

32

33

34 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat dan

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35 Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan agar pengukuran

variable atau pengumpulan data itu konsisten antara sumber data (responden)

yang di bantu dengan responden yang lain (Notoatmodjo 2010)

Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Pengetahuan penggunaan analgetik merupakan berbagai informasi yang

perlu diketahui oleh responden mengenai penggunaan antinyeri secara

aman dan rasional

b penggunaan obat swamedikasi antinyeri dilihat berdasarkan cara

mendapatkannya

36 Populasi dan Sampel

361 Populasi

Populasi adalah subyek atau golongan yang menjadi sasaran penelitian

(Notoatmodjo 2010) Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

34

a Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah

1 Masyarakat yang menggunakan obat swamedikasi analgetik

2 Berusia 17-55 tahun

3 Berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

4 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang tidak

menggunakan obat swamedikasi analgetika obat dengan resep dokter dan

berusia dibawah 17 tahun dan diatas 55 tahun Masyarakat yang tidak

berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung

362 Sampel

Penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan kriteria

inklusi dan eksklusi Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin

(Anwar Hidayat 2013)

Rumus Slovin

35

Dimana

n = besar sampel

N = besar populasi

d2 = penyimpangan terhadap populasi yang inginkan 10 atau 01

n =

=

= 85 sampel

Dari perhitungan rumus slovin didapatkan hasil 85 responden yang

dibagi ke dalam beberapa Rt yaitu

Rt 01

Rt 02

Rt 03

Rt 04

Rt 05

36

37 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer data primer merupakan data yang

sumber data dikumpulkan dengan membagikan kuisioner kepada responden

38 Teknik Pengumpulan Data

1 Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

2 Kueisioner dibuat 3 bagian yaitu bagian ke 1 berisi identitas responden

(nama jenis kelamin usia pendidikan terakhir) bagian ke 2 penggunaan

obat swamedikasi analgetik berjumlah 5 pertanyaan bagian ke 3 mengenai

tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik

39 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan

setelah pengumpulan data Untuk kemudian dalam pengolahan data dipergunakan

bantuan program komputer Langkah-langkah pengolahan data meliputi editing

coding entry dan analizing (Notoatmodjo2010)

Tahapan pengolahan data diantaranya

a Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh Editing dalam penelitian ini setelah data terkumpul yaitu

kelengkapan jawaban kuesioner

b Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan Coding dalam penelitian disini memberikan kode

angka pada jawaban responden untuk memudahkan analisis data

37

c Entry adalah proses memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam

program atau software komputer Dalam penelitian ini entry data

dilakukan dengan memasukkan data jawaban dan kemudian di masukkan

ke dalam program atau software komputer

d Analizing yaitu proses analisis data ditabulasi dan diberi skor (skoring)

Selanjutnya dilakukan perhitungan dan uji statistik terhadap data

310 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS for window release 2300

a Analisis Demografi Responden

Bagian pertama dari kuesioner adalah data pribadi responden yang berupa

jawaban singkat terdiri dari nama responden jenis kelamin usia dan pendidikan

terakhir Pada bagian ini dilakukan analisis secara deskriftif

b Analisis Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian kedua terdiri dari pertanyaan seputar penggunaan obat swamedikasi

analgetik berjumlah 5 pertanyaan Pada pertanyaan ini penilaian dihitung

berdasarkan distribusi frekuensi persentase () jumlah responden dengan jawaban

yang dipilih

c Analisis Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian ketiga terdiri dari 18 pertanyaan tingkat pengetahuan dan rasionalitas

obat swamedikasi analgetik yang berupa pilihan ganda (dengan 2 atau 3 pilihan

jawaban)

38

Responden yang telah menjawab pertanyaan dengan akan diberi nilai yaitu

a 1 untuk jawaban benar jika menjawab benar maka dinilai rasional

b 0 untuk jawaban salah atau tidak tahu jika menjawab salah atau tidak

tahu maka dinilai tidak rasional

Sehingga diperoleh total skor untuk pertanyaan seputar pengetahuan tentang

penggunaan analgetik adalah

a Maximum 1x 18 = 18

b Minimum 0 x 18 = 0

Ketentuan skor total pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dan

rasionalitas obat swamedikasi analgetik

a lt 55 dengan skor 9 Tingkat pengetahuan kurang

b 56-74 dengan skor 9-12 Tingkat pengetahuan cukup

c gt 75 dengan skor 13 Tingkat pengetahuan baik

(Budiman 2013)

Data yang diolah kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat

Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif Analisis univariat (analisis deskriptif) merupakan analisis yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang

menjelaskan angka atau jumlah presentasi masing-masing kelompok dari setiap

variabel Bagian yang akan dilakukan analisis univariat adalah bagian

39

identitas responden (jenis kelamin usia dan pendidikan terakhir) tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Karateristik Responden

Responden yang diteliti berjumlah 85 sampel yang berada di RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung Karakteristik responden

yang dilihat meliputi jenis kelamin usia dan pendidikan

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Jumlah Persentasi

(n=85) ()

1 Jenis kelamin

Laki-laki 24 2824

Perempuan 61 7176

2 Usia (tahun)

Remaja akhir 17 - 25 tahun 16 1882

Dewasa awal 26 - 35 tahun 29 3412

Dewasa akhir 36 - 45 tahun 19 2235

Lansia awal 46 - 55 tahun 21 2470

3 Pendidikan Terakhir

SD 19 2235

SMP 10 11 76

SMA 45 5294

S1 9 1059

S2 2 235

Berdasarkan hasil penelitian ini responden didominasi oleh perempuan

sebanyak 61 (7176) dengan golongan usia antara 26-35 tahun (3412)

penyebab nya karena pengobatan antinyeri menurut riskesdas pada tahun 2013

menunjukkan bahwa nyeri banyak diderita oleh wanita daripada laki-laki

40

41

(Riskesdas 2013) Mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 45

(5294) Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden berpendidikan

SMA pada umumnya mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang obat

swamedikasi Pendidikan sangat mempengaruhi perilaku seseorang seperti yang

dinyatakan Notoadmodjo (2010) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin tinggi pula intelektualnya Seseorang yang berpendidikan tinggi

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan

lainnya Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas

manusia dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin berkualitas

hidupnya Karateristik respoden dapat dilihat pada tabel 41

42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik

Tempat responden dalam memperoleh obat swamedikasi analgetik adalah di

apotek sebanyak 54 responden (635) di mini market sebanyak 5 responden

(69) membeli obat di warung sebanyak 26 responden (306) dan tidak ada

responden yang membeli di toko obat Dari seluruh responden pengobatan sendiri

paling banyak mendapatkan obat antinyeri yaitu di apotek Secara nasional pun

menunjukkan apotek dan toko obat warung merupakan sumber utama

mendapatkan obat rumah tangga atau obat swamedikasi (Riskesda 2013)

Tingkat pengetahuan masyarakat di RW 4 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

Kota Bandung tentang swamedikasi sudah tergolong baik karena masyarakat

lebih banyak membelinya di apotek yaitu 54 responden (635) yang secara

langsung ada petugas kesehatan yang menyerahkan obat dan jika tidak mengerti

cara penggunaan atau aturan pakai obat tidak diketahui bisa bertanya langsung

42

6

64 31 Mini Market

Warung

Apotek

pada petugas yang ada di apotek tersebut dibandingkan dengan membeli obat di

warung Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 41

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi Tempat

Memperoleh Obat Swamedikasi

43 Jenis Penyakit Atau Keluhan Penyakit

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap

Jenis keluhan Penyakit

Jenis Penyakit N

Nyeri sendi 1 12

Sakit haid 6 71

Sakit badan 11 129

Sakit gigi 20 235 Sakit kepala 47 553

Jumlah 85 100

Berdasarkan hasil penelitian ini keluhan nyeri yang paling banyak dialami

responden adalah sakit kepala sebanyak 47 responden (553) Pada tahun 2011

WHO juga menyatakan bahwa sebanyak 50-75 orang dewasa usia 18-65 tahun

di dunia mengalami sakit kepala selama setahun terakhir Faktor penyebab sakit

43

kepala yang dialami oleh bermacam-macam mulai dari karena mengidap suatu

penyakit tertentu seperti meningitis kanker otak maupun konsumsi obat berlebih

hingga akibat dari suatu aktifitas dan makanan yang di konsumsi Tanpa disadari

sakit kepala juga bisa muncul dari kegitan rutinitas yang sepele misalnya lama

menatap layar computer maupun ponsel terlalu lam duduk banyak tekanan atau

stress kurang tidur sedikit minum merokok dan banyak hal lainnya

(Cermaticom 2019) Maka dari itu responden harus sebijak mungkin memahami

cara penggunaan obat yang tepat supaya menghindarkan masyarakat dari

penggunaan obat yang salah Presentase keluhan yang dialami responden dapat

dilihat pada tabel 42

44 Jenis Obat yang digunakan

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Responden

Terhadap Jenis Obat yang digunakan

Obat yang digunakan N

Metampiron 4 47

Natrium Diklofenak 9 106

Ibuprofen 11 129

Asam Mefenamat 13 153 Paracetamol 48 565

Jumlah 85 100

Dilihat dari jenis obat nyeri yang dipilih kebanyakan responden memilih

menggunakan parasetamol dalam swamedikasi analgetik dengan keluhan sakit

kepala terbanyak Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gissele Sarganas yang

mengatakan bahwa parasetamol merupakan obat yang umum dan mudah di akses

dibanyak Negara (Sarganas2015) Responden dalam penelitian ini telah

menggunakan obat secara benar karena sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan

44

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan bahwa golongan obat yang digunakan

swamedikasi merupakan obat-obat yang relatif aman meliputi golongan obat

bebas dan obat bebas terbatas ( BPOM 2014)

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas

451 Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penilaian mengenai tingkat pengetahuan dapat

diketahui mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong cukup yaitu

(376) sebanyak 32 responden Data lengkap dapat dilihat di tabel 44

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahaun Responden

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

responden

Persentase

Kurang 30 353

Cukup 32 376

Tinggi 23 211

Jumlah 85 100

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Dari seluruh responden yang berada di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung tidak semuanya melakukan pengobatan

swamedikasi obat antinyeri secara rasional dan tepat Pada perilaku

pengggunaan obat swamedikasi obat antinyeri dinilai dari beberapa sub

indikator yaitu tepat indikasi tepat obat tepat dosis tepat pemakaian tepat

efek samping tepat interaksi obat dan tepat kontraindikasi Seacara lebih

rincinya dapat dilihat pada tabel 413

45

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden

No

Tepat indikasi

Tepat

Tidak

Tepat

N

P1

Menurut Anda apakah

benar analgesik merupakan

obat yang mampu

meredakan atau mengurangi

nyeri

83

976

2

24

85

P2

Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk

mengobati nyeri saja

29

341

56

659

85

P4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

29

341

56

659

85

P5

Paracetamol merupakan

obat penurun panas Apakah

parasetamol mampu meredakan nyeri

49

576

36

424

85

P7

Jika Anda mengalami sakit

kepala apakah jenis obat yang sebaiknya dikonsumsi

60

706

25

294

85

Jumlah 250 59 175 41

Tepat Obat

P3

Termasuk jenis obat

golongan apakah obat pereda

nyeri yang hanya boleh

digunakan secara swamedikasi

40

471

45

529

85

P6

Jenis obat apa yang anda

pahami sebagai obat pereda

nyeri yang dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

50

588

35

412

85

Jumlah 90 54 80 46

Tepat Pemakaian

P8

Apakah Anda mengetahui

kapan waktu yang tepat

dalam mengkonsumsi obat

pereda nyeri

77

906

8

94

85 Jumlah 77 91 8 8

Tepat Efek Samping

P9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik

35

412

50

588

85

46

di rumah

P10

Dampak apakah yang

terjadi apabila menggunakan

dosis obat pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

28

329

57

671

85

Jumlah 63 37 107 63

Tepat Dosis

P11

Apakah dosis obat pereda

nyeri anak sama dengan

dosis obat pereda nyeri dewasa

67

788

18

212

85

P12

Apakah benar obat pereda

nyeri boleh digunakan secara

terus menerus meski rasa

sakit telah hilang

54

635

31

365

85

P18

Menurut Anda apakah boleh

meningkatkan konsumsi

obat pereda nyeri yang

diminum dalam sekali

konsumsi (sekali minum langsung 2 tablet lebih)

37

435

48

565

85

Jumlah 158 62 97 38

Tepat Interaksi

P13

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

digunakan bersamaan

dengan obat maag dalam

sekali konsumsi tanpa

adanya rentang waktu

konsumsi

48

565

37

435

85

P14

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

diminum bersamaan dengan kopi

55

647

30

353

85

Jumlah 103 54 67 46

Tepat Kontraindikasi

P15

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu hamil

58

682

27

318

85

P16

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di

konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

31

365

54

635

85

P17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh

35

412

50

588

85

47

mengkonsumsi aspirin untuk meredakan nyeri

Jumlah 124 49 131 51

Hasil dari kuesioner yang dibagikan menunjukkan 59 responden

melakukan ketepatan indikasi sebagian dari responden yang memiliki nilai

buruk dan tidak memperhatikan indikasi obat sebelum meminum obat

antinyeri yaitu sekitar 41 Indikasi obat antinyeri untuk penanganan obat

antinyeri penting diperhatikan secara cermat karena apabila salah indikasi

obat maka akan menimbulkan kesalahan obat yang akan digunakan

Tabel diatas menunjukkkan bahwa rata-rata jumlah responden yang

menjawab tepat obat 54 tidak jauh berbeda dengan jumlah responden yang

memiliki jawaban tidak tepat obat yaitu 46 Hal ini dikarenakan karena

masyarakat sudah mengetahui jenis obat yang di pahami untuk mengobati

nyeri dan mayoritas masyarakat sebagian besar belum mengetahui golongan

obat apa yang tepat untuk digunakan dalam swamedikasi

Hasil yang diperoleh melalui kuesioner menunjukkan terdapat 62

responden benar dan tepat dosis sebelum melakukan pengobatan nyeri secara

swamedikasi dan bernilai 38 responden tidak tepat dalam melihat dosis

sebelum penggunaan obat antinyeri secara swamedikasi Hal-hal tersebut

memang perlu ditanyakan kepada responden karena hal inilah yang terjadi di

masyarakat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji Pratiwi (2014)

bahwa dari 100 responden di Surabaya hanya 80 orang yang melakukan cara

minum dan jumlah minum obat yang tepat ketika ingin mempercepat

48

penyembuhan terdapat 20 responden menyatakan mereka meminum dua

tablet ketika ingin menyembuhkan nyeri yang dialaminya dan ini berkaitan

dengan bioavaibilitas obat di tubuh serta akumulasi obat yang ditubuh

sehingga perlu diperhatikan penggunaan dosis obat antinyeri yang dilakukan

secara swamedikasi

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tabel diketahui hanya 37

responden yang menjawab rasional dengan sub indikator tepat efek samping

hal dikarenakan masyarakat tidak memahami mengenai efek samping obat

yang terjadi setelah meminumnya Efek samping yang ditimbulkan oleh suatu

obat terkadang tidak perlu dilakukan tindakan medis untuk mengatasinya

namun beberapa obat perlu diperhatikan secara lebih penanganannya (BPOM

2014) Untuk mencegah terjadinya efek samping yang lebih parah maka

sebaiknya dilakukan penghentian obat dan segera dikonsultasikan dengan

tenaga medis terkait Efek samping obat golongan AINS (obat antinyeri)

menurut Goodman amp Gilman (2006) secara umum memiliki efek samping

perdarahan lambung nefrotoksisitas dan bronskopasme jika obat tidak tepat

digunakan

Beberapa hal yang menjadi penilaian ketepatan interaksi obat adalah

obat lain yang dikonsumsi selain obat antinyeri membolehkan meminum obat

lain dan meminum obat dengan kopi Interaksi obat terjadi antara obat dengan

obat dan obat dengan makanan Nilai yang muncul untuk ketepatan interaksi

obat adalah 54 tepat interaksi dan hanya 46 tidak tepat interaksi obat

Interaksi obat ini perlu diperhatikan karena interaksi obat dengan obat akan

49

menjadikan sistem kompetitor satu sama lain antara satu obat dengan obat lain

yang menjadikan salah satu obat menjadi tidak aktif (Stockley Drug

Interaction 2000)

ketepatan kontraindikasi obat nilai yang muncul terkait ketepatan

kontraindikasi obat ini adalah 49 mengetahui tepat kontraindikasi dan 51

tidak mengetahui ketepatan kontraindikasi Pada pasien penyakit asma tidak

diperbolehkan menggunakan obat antinyeri secara bebas karena efek samping

dari nyeri yang menjadikan bronkospasme terutama pada pasien yang

memiliki riwayat penyakit asma (Ioana Dana Alexa 2014)

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi

Analgetik

Aspek Pernyataan Benar Salah Nomor Sumber

Pernyataan

Tepat indikasi 59 41 1245 amp 7

Tepat obat 54 46 3 amp 6

Tepat pemakaian 91 8 8

Tepat efek samping 37 63 9 amp 10

Tepat dosis 62 38 1112 amp 18

Tepat interaksi 54 46 13 amp 14

Tepat kontra

indikasi 49 51 15 16 amp 17

Rata- rata 58 42

Berdasarkan hasil penilaian rata-rata mengenai obat dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional 58 dan

tidak rasional 42 Penggunaan obat yang tidak rasional paling banyak

disebabkan oleh ketidaktepatan efek samping obat 37

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

51 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

a Tingkat pengetahuan masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari Kecmatan

Cibiru tergolong cukup dengan Persentasi 376 bedasarkan instrument

kuesioner tingkat pengetahuan swamedikasi yang sudah di validasi

b Masyarakat yang di jadikan responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42 di masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru

52 Saran

Berdasarkan penelitian ini saran-saran yang dapat di berikan

adalah sebagai berikut

a Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengukur tingkat pengetahuan

mengenai suamedikasi khususnya obat analgetik lebih rinci mendalam

dan akurat sesuai dengan aturan sehingga dapat di ketahui lebih jelas apa

yang tidak di ketahui oleh responden

b Institusi terkait lebih meningkatkan lagi tentang pengetahuan penggunaan

obat swamedikasi analgetik agar masyarakat dapat menggunakan obat

secara rasional

51

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI 2013 Riset

Kesehatan Dasar 2013 Jakarta Kementrian Kesehatan RI halaman 40

BPOM RI 2014 Menuju Swamedikasi yang Aman Info Pom Vol 15 No 1

Budiman dan Riyanto 2013 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan

Sikap dalam Penelitian Kesehatan Penerbit Salemba Medika Jakarta

pp 11-12

Departemen Farmakologi dan Terapeutik 2007 Farmakologi dan Terapi

Jakarta FKUI

Departemen kesehatan RI 1993 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

919MenKesPERX1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat

Diserahkan Tanpa Resep Jakarta Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Obat Bebas Terbatas Jakarta Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) Materi pelatihan

peningkatan pengetahuan dan keterampilan memilih obat bagi tenaga

kesehatan (pp 0- 8 13-14 18 20-23 31) Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Garrido Pilar Carrasco etal 2014 Predictive factors of self-medicated

analgesic use in Spanish adults a cross-sectional national study

BMC Pharmacology amp Toxicology 2050-05111536

Marta Halim dkk 2013 Dasar-dasar Farmakologi 2 edisi 1

Mangku G Diktat Kumpulan Kuliah BagianSMF Anestesiologi dan

Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2002

Morgan GE Pain Management In Clinical Anesthesiology 2nd ed

Stamford Appleton and Lange 1996 274-316

Mutschier Ernst 1991 Dinamika Obat Bandung Penerbit ITB

Notoatmodjo Soekidjo 2010 Ilmu Pengetahuan dan penelitian dan

Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta Rineka Cipta

52

Sarganas Giselle dkk(2015) Prevalence trend patterns and associations of

analgesic use in Gremany (22 September 2015) Biomed Central Jerman

Tim Medical Mini Notes 2017 Basic Pharmacology and Drug Notes Makassar

MMN Publishing

Tjay TH dan Rahardja K 2010 Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan

Sehari- hari Jakarta PT Elex Media Komputindo

Anonim 2011 Definisi Pengetahuan Serta Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi httpduniabacacomdefinisi-pengetahuan-serta-faktor-

faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuanhtml (Diakses 20 juli 2019)

Anwar Hidayat Cara Perhitungan Rumus Slovin

httpswwwstatistikiancom2017hitung-rumus-slovin-sampelhtmlamp

(Diakses 8 Maret 2019)

Fitriya 2019 Sakit Kepala Penyebab Sakit kepala dan Cara menghilangkan

sakit Kepala yang Perlu kamu tahu httpswww-

cermaicomcdnampprojectorgvswwwcermaticomartikelampsakit-

kepala-penyebab-sakit-kepala-da-cara-menghilangkan-sakit-kepala-yang-

perlu-kamu-tahuamp_js_v (Diakses 22 Agustus 2019)

WHO 2000 Drug Information Geneva World Health Organization Page 1

World Health Organization (2010 May) Rational use of medicines Juli

28 2019 httpwwwwhointmediacentrefactsheetsfs338enindexhtml

LAMPIRAN

53

53

Identifikasi masalah

Merumuskan masalah

Menentukan sampel

ALUR PENELITIAN

Pengolahan data

(editingkoding

skoring)

Analisiss data

(Analisis Univariat)

Penyajian data

kueisioner

Kesimpulan dan saran

LAMPIRAN II

54

SURAT IZIN DARI KESBANGPOL

LAMPIRAN III

55

SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS KESEHATAN

LAMPIRAN IV

56

SURAT IZIN PENELITIAN DARI KELURAHAN

LAMPIRAN V

57

(LANJUTAN)

LAMPIRAN VI

58

SURAT IZIN PENELITIAN DARI PUSKESMAS CIPADUNG

LAMPIRAN 59

59

KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL

I Identitas Responden

Nama

Jenis jenis kelamin Laki-laki Wanita

USIA

Alamat

No Telepon HP

Pendidikan terakhir

TAHUN

II Pendahuluan

1 Apakah anda pernah melakukan swamedikasi (pengobatan tanpa

harus datang ke dokter)

a Ya b Tidak

2 Apakah Anda pernah meminum obat antinyeri sebelumnya

a Ya b Tidak

3 Di manakah Anda memperoleh obat antinyeri tersebut

a Apotek b Warung

c Toko obat d Mini market

4 Penyakit apa yang bisa Anda obati dengan antinyeri tersebut

Jawab

5 Apa saja nama obat antinyeri yang biasa Anda gunakan untuk mengobati penyakit tersebut

Jawab

III Rasionalitas Penggunaan Obat Analgetik

1 Menurut Anda apakah benar analgesik merupakan obat yang

mampu meredakan atau mengurangi nyeri

a Benar b Salah

2 Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk mengobati

60

nyeri saja

a Benar b Salah

3 Termasuk jenis obat golongan apakah obat pereda nyeri yang

hanya boleh digunakan secara swamedikasi

a Obat keras b Obat bebas

Terbatas

4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

5 Paracetamol merupakan obat penurun panas Apakah parasetamol

mapu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

6 Jenis obat apa yang anda pahami sebagai obat pereda nyeri yang

dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

a Paracetamol b Ibuprofen

c Natrium

diklofenak

d Asam

mefenamat

7 Jika Anda mengalami sakit kepala apakah jenis obat yang

sebaiknya dikonsumsi

a Antibiotik b Analgesik c Antitusif

8 Apakah Anda mengetahui kapan waktu yang tepat dalam

mengkonsumsi obat pereda nyeri

a Sebelum

makan

b Sebelum

tidur

c Sesudah makan

9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik di rumah

a Lemari b Tempat

obat

c Kulkas

10 Dampak apakah yang terjadi apabila menggunakan dosis obat

pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

a Sesak napas b Terjadi gangguan pada

lambung-usus

11 Apakah dosis obat pereda nyeri anak sama dengan dosis obat

pereda nyeri dewasa

a Ya b Tidak

12 Apakah benar obat pereda nyeri boleh digunakan secara terus

menerus meski rasa sakit telah hilang

a Benar b Salah

cBadan lemas

61

13 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri digunakan

bersamaan dengan obat maag dalam sekali konsumsi tanpa adanya

rentang waktu konsumsi

a Boleh b Tidak boleh

14 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri diminum

bersamaan dengan kopi

a Boleh b Tidak boleh

15 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu

hamil

a Aspirin b Parasetamol

16 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

a Diklofenak b Parasetamol

17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh mengkonsumsi

aspirin untuk meredakan nyeri

a Boleh b Tidak boleh

18 Menurut Anda apakah boleh meningkatkan konsumsi obat pereda

nyeri yang diminum dalam sekali konsumsi (sekali minum langsung

2 tablet lebih)

a Boleh b Tidak boleh

62

LAMPIRAN VIII

OUTPUT HASIL UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS KUESIONER

63

64

65

66

Case Processing Summary

N

Cases Valid 20 1000

Excludeda 0 0

Total 20 1000

a Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

933 18

67

LAMPIRAN IX

ANALISIS UNIVARIAT

1 Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Perempuan

laki-laki

Total

61

24

718

282

718

282

718

282

85 1000 1000 1000

Usia

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Remaja Akhir (17 - 25 Thn) 16 188 188 188

Dewasa Awal (26 - 35 Thn) 29 341 341 529

Dewasa Akhir (36 - 45 Thn) 19 224 224 753

Lansia Awal (46 - 55 Thn)

Total

21

85

247

1000

247

1000

247

1000

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 19 224 224 224

SMP 10 118 118 341

SMA 45 529 529 871

S1 9 106 106 976

S2 2 24 24 24

Total 85 1000 1000 1000

68

2 Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Melakukan swamedikasi

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 85 1000 1000 1000

Pernah minum obat antinyeri

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 85 1000 1000 1000

Tempat mendapatkan obat

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid mini market 5 59 59 59

warung 26 306 306 365

apotek 54 635 635 1000

Total 85 1000 1000

Obat yang digunakan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid metampiron 4 47 47 47

natrium diklofenak 9 106 106 153

ibuprofen 11 129 129 282

asam mefenamat 13 153 153 435

paracetamol 48 565 565 1000

Total 85 1000 1000

Jenis penyakit

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid nyeri sendi 1 12 12 12

sakit haid 6 71 71 82

sakit badan 11 129 129 212

sakit gigi 20 235 235 447

sakit kepala 47 553 553 1000

Total 85 1000 1000

69

LAMPIRAN X

TABEL CODING KARAKTERISTIK RESPONDEN

JENIS KELAMIN PEREMPUAN 0

LAKI-LAKI 1

USIA

REMAJA AKHIR 0

DEWASA AWAL 1

DEWASA AKHIR 2

LANSIA AWAL 3

PENDIDIKAN

SD 0

SMP 1

SMA 2

S1 3

S2 4

Responden

Jenis

Kelamin Coding

Usia

Coding

Pendidikan

Coding

RT

1

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

RT 1

2

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

3

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

4

L

1

dewasa

awal

1 sd

0

5

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

6 p 0 lansia awal 3 sd 0

7

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

8

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

9

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

10

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

11 p 0 lansia awal 3 sd 0

12

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

13

p

0

dewasa akhir

2

sd

0

70

14

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

15

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

16

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

17

L

1

dewasa

akhir

2 sd

0

18

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

19

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

20 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 2

21

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

22

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

23 p 0 lansia awal 3 s2 4

24

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

25 L 1 lansia awal 3 sma 2

26 p 0 lansia awal 3 sd 0

27

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

28

L

1

dewasa

awal

1 smp

1

29

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

30 p 0 lansia awal 3 sd 0

31

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

32 p 0 lansia awal 3 sd 0

33

p

0

dewasa

akhir

2 smp

1

34 p 0 lansia awal 3 sd 0

35

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

RT 3

36

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

37 L 1 lansia awal 3 S1 3

38

L

1

dewasa

akhir

2

S2

4

39

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

40

p

0

dewasa akhir

2

sma

2

71

41 p 0 lansia awal 3 sma 2

42

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

43

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

44

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

45

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

46

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

47

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

48

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

49

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

50

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

51 p 0 lansia awal 3 smp 1

52

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

53

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

54

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

55

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

56 p 1 lansia awal 3 sma 2

57 p 0 lansia awal 3 sma 2

58 p 0 lansia awal 3 sma 2

59

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

60

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

61

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

62

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

63

P

0

dewasa

akhir

2

S1

3

64

L

1

dewasa

awal

1 s1

3

65

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

66 p 0 dewasa 1 sma 2

72

awal

67

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

68 p 0 lansia awal 3 sma 2

69

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

70

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

71

L

1

dewasa

akhir

2 s1

3

72 p 0 lansia awal 3 sd 0

73

p

0

dewasa

akhir

1 sma

2

74

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

75 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 4

76

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

77 p 0 lansia awal 3 sma 2

78

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

79 p 0 lansia awal 3 sma 2

80

P

0

dewasa

akhir

1 smp

1

81 p 0 lansia awal 3 smp 1

82

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

RT 5

83

p

0

dewasa

akhir

1 sd

0

84

p

0

remaja

akhir

0 smp

1

85

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

73

LAMPIRAN XI

TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

KETERANGAN P1

amp P2

KETERANGAN P 3

KETERANGAN P 4

KETERANGAN P 5

Ya 0 Toko Obat 0 Nyeri sendi 0 Metampiron 0

Tidak

1

Mini Market

1

Sakit haid

1

Natrium

Diklofenak 1

Warung 2 Sakit badan 2 Ibuprofen 2

Apotek 3 Sakit gigi 3 Asam Mefenamat 3

Sakit kepala 4 Paracetamol 4

Respon

den

P1

Codi

ng

P2

Codi

ng

P3

Codi

ng

P4

Codi

ng

P5

Codin

g

1

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

2

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

3

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

4

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

5

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

6

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

7

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

8

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

9

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

10

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

3

74

at

11

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

12

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

13

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

14

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

15

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

16

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

gigi

3

paraceta

mol

4

17

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

18

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

19

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

20

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

21

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

22

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

23

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

24

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

25

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

26

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

4

paraceta

mol

4

75

la

27

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

28

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

29

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

30

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

31

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

32

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

33

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

4

paraceta

mol

4

34

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

35

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

36

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Saki

kepa

la

4

metampi

ron

0

37

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

38

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

39

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Nyer

i

haid

1

ibuprofe

n

2

40

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

3

paraceta

mol

4

41

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

42

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

76

43

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

44

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

45

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

46

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

47

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

48

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

49

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

ibuprofe

n

2

50

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

51

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

0

natrium

diklofena

k

1

52

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

53

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

54

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

ibuprofe

n

2

55

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

56

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

57

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

58

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

59

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

1

77

k

60

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

61

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

62

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

63

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

64

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

metampi

ron

0

65

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

3

metampi

ron

0

66

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

67

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

68

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

metampi

ron

0

69

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

70

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

71

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

72

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

asam

mefenam

at

3

73

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

ibuprofe

n

2

74

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

75 ya 1 ya 1 Apote 3 nyeri 1 natrium 1

78

k send i

diklofena k

76

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

77

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

78

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

asam

mefenam

at

3

79

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

80

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

81

ya

1

ya

1

Waru

ng

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

82

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

83

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

84

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

85

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

79

LAMPIRAN XII

TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER TINGKAT

PENGETAHUAN

Responden

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y9

Y10

Y11

Y12

Y13

Y14

Y15

Y16

Y17

Y18

Jumlah

1 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 25

2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 30

3 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 24

4 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 22

5 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

6 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 18

7 2 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 20

8 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 0 0 18

9 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 16

10 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

11 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 0 20

12 2 0 0 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 14

13 2 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

14 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

15 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 2 12

16 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 10

17 2 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 24

18 2 2 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

19 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 20

20 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 24

21 2 1 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 2 2 22

22 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 30

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 33

24 2 0 0 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 0 25

25 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 2 2 1 2 1 2 16

26 2 0 0 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

27 2 2 2 2 2 0 0 2 0 1 2 0 2 1 2 0 1 0 21

80

28 2 0 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 0 24

29 2 0 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2 2 1 0 0 0 0 20

30 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 0 1 1 19

31 2 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 0 1 2 2 0 1 0 17

32 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

33 2 0 1 1 2 0 0 2 0 1 0 2 2 1 2 0 2 2 20

34 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0 0 1 1 0 12

35 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

36 2 0 1 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 1 0 0 18

37 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

38 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 32

39 2 0 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 2 2 18

40 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 1 2 2 1 1 0 23

41 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

42 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 18

43 2 2 0 1 2 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 20

44 2 2 1 1 2 2 0 2 0 0 2 2 1 0 0 1 0 0 18

45 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 0 28

47 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 1 2 0 0 2 21

48 2 0 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 20

49 2 1 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 1 0 2 0 1 2 19

50 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 18

51 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 1 0 0 0 21

52 2 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 2 0 2 0 16

53 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 1 0 23

54 2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 25

55 2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 12

56 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

57 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 2 2 1 1 0 13

58 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

59 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 1 2 12

60 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36

62 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

63 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 30

81

64 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

65 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 30

66 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 2 2 2 2 1 1 0 0 15

67 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 1 0 0 0 0 21

68 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 1 1 2 1 1 0 16

69 2 2 0 0 2 0 0 2 2 0 2 1 0 2 2 0 1 0 18

70 2 2 2 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 2 21

71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 34

72 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 11

73 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 0 21

74 2 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 1 2 0 1 2 15

75 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

76 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

77 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 1 2 23

78 2 0 0 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

79 2 0 2 2 2 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

80 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 26

81 2 0 2 2 0 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 0 18

82 2 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 2 1 1 0 2 1 0 12

83 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 2 0 0 1 0 11

84 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

85 2 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 9

82

LAMPIRAN XIII

DOKUMENTASI

83

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …

4

2 Mengetahui apakah masyarakat sudah menggunakan obat analgetik secara

tepat atau rasional

14 Manfaat Penelitian

1 Masyarakat Dalam penelitian ini masyarakat dapat menggunakan obat

swamedikasi analgesik secara rasional

2 Institusi Dengan adanya penelitian ini bisa menjadi gambaran

penggunaan obat analgesik pada masyarakat RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung agar masyarakat menggunakan obat

antinyeri secara aman dan rasional

3 Penelitian Dapat memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman

selama proses penelitian dan juga dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Nyeri

211 Definisi Nyeri

Nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan maupun

berat Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya

Menurut Internasional Association for Study of Pain (IASP) nyeri adalah

pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

kerusakan aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan (Marta dkk 2013)

Beberapa penyebab adanya nyeri ketika terjadi rangsangan pada ujung

saraf karena kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh

1 Trauma seperti benda tajam benda tumpul bahan kimia

2 Proses infeksi atau peradangan (Depkes RI 2007)

212 Klasifikasi Nyeri

Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi

a Nyeri akut atau nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara

Nyeri ini ditandai dengan adanya aktivitas saraf otonom seperti takikardi

hipertensi hiperhidrosis pucat dan midriasis dan perubahan wajah

menyeringai atau menangis Bentuk nyeri akut dapat berupa

5

6

1 Nyeri somatik luar nyeri tajam di kulit subkutis dan mukosa

2 Nyeri somatik dalam nyeri tumpul pada otot rangka sendi dan

jaringan ikat

3 Nyeri viseral nyeri akibat disfungsi organ viseral (Marta dkk 2013)

b Nyeri kronik atau nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa

tanda-tanda aktivitas otonom kecuali serangan akut Nyeri tersebut dapat

berupa nyeri yang tetap bertahan sesudah penyembuhan luka

(penyakitoperasi) atau awalnya berupa nyeri akut lalu menetap sampai

melebihi 3 bulan Nyeri ini disebabkan oleh

1 kanker akibat tekanan atau rusaknya serabut saraf

2 non kanker akibat trauma proses degenerasi dll (Marta dkk 2013)

213 Mekanisme Nyeri

Mekanisme nyeri terdiri dari 4 proses elektro fisiologi nociseptif yaitu

1 Transduksi adalah proses perubahan stimulus menjadi impuls saraf

Stimulus nyeri akan diterima oleh nociceptor pada ujung saraf bebas A

delta dan C kemudian mengalami perubahan atau diterjemahkan menjadi

aktifitas fisik pada impuls saraf

2 Transmisi adalah proses penyaluran impuls saraf melalui serabut saraf

sensoris menuju ke medulla spinalis Impuls tersebut dibaca oleh serabut

saraf A delta dan C

3 Modulasi adalah proses interaksi antara analgetik endogen dengan impuls

nyeri yang masuk kedalam kornu posterior medulla spinalis Sistem

analgesik endogen meliputi enkafalis endorphin serotonin dan

7

nonepinefrin Dengan demikian kornu posterior seperti sebuah gerbang

yang dapat tertutp atau terbuka yang dipengaruhi oleh sistem analgesik

endogen tersebut

4 Persepsi adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik

mulai dari proses tansduksi transmisi dam modulasi yang pada gilirannya

menghasilkan suatu perasaan yang subjektif yang dikenal sebagai persepsi

nyeri ( Mangku G 2002)

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri

Respon tubuh terhadap nyeri berupa terjadinya respon hormonal melalui

mobilisasi hormon-hormon katabolisme dan reaksi imunologis yang secara

umum disebut respon stress Respon nyeri sangat merugikan tubuh karena

dapat menurunkan cadangan makanan daya tahan tubuh meningkatkan

kebutuhan oksigen jantung menganggu fungsi respirasi dan segala

konsekuensi dari gangguan tersebut dan pada akhirnya dapat menyebabkan

tromboemboli dan meningkatnya mordibitas dan mortalitas (Mangku G

2002)

215 Tatalaksana nyeri

Secara umum penatalaksaan nyeri dikelompokkan menjadi dua yaitu

penatalaksaan secara farmakologi dan non farmakologi

1 Penatalaksaan secara Farmakologi

Praktik dalam tatalaksana nyeri secara garis besar stategi farmakologi

mengikuti rdquoWHO Three Step Analgesic Ladderrdquo yaitu

a Tahap pertama dengan menggunakan obat analgetik nonopiat seperti

8

NSAID atau COX2 spesific inhibitors

b Tahap kedua dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri Maka

diberikan obat-obat seperti pada tahap 1 ditambah opiat secara

intermiten

c Tahap ketiga dengan memberikan obat pada tahap 2 ditambah opiat

yang lebih kuat

Penanganan nyeri berdasarkan mekanisme nyeri pada proses transduksi

dapat diberikan anestesik lokal dan atau obat anti radang non steroid pada

transmisi inpuls saraf dapat diberikan obat-obatan anestetik lokal pada proses

modulasi diberikan kombinasi anestetik lokal narkotik dan atau klonidin dan

pada persepsi diberikan anestetik umum narkotik atau parasetamol (Morgan

GE 1996)

22 Analgetik

Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang rasa nyeri

merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi rasa nyeri

tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Analgesik baik nonnarkotik maupun narkotik diresepkan untuk meredakan

nyeri pilihan obat tergantung dari beratnya nyeri Nyeri yang ringan sampai

sedang dari otot rangka dan sendi sering kali diredakan dengan pemakaian

analgesik nonnarkotik Nyeri yang sedang sampai berat pada otot polos organ

dan tulang biasanya membutuhkan analgesik narkotik (Sujati Woro 2016)

9

221 Pengolongan Analgesik

Atas dasar cara kerja farmakologisnya analgesik dibagi dalam 2

kelompok besar yaitu

1 Analgetika narkotik

Analgetik non narkotik khusus digunakan untuk menghilangkan rasa

nyeri hebat seperti dalam fraktur dan kanker Cara kerja obat ini adalah

memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi umum (Tan Hoan Tjay

2010) Analgetika narkotik disebut juga opioida yang memiliki kerja

mirip opioid dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor

opioid yang khas di SSP hingga persepsi dan respon emosional terhadap

nyeri berkurang

Efek samping yang ditimbulkan anlgetika narkotik adalah supresi

SSP (sedasi menekan pernafasan dan batuk miosis hipotermia

perubahan mood) saluran nafas (bronkokontriksi pernafasan menjadi

dangkal dan menurun frekuensinya) sistem sirkuasi (vasodilatasi

perifer) saluran cerna (motilitas berkurang) saluran uroginetal histamin

liberator kebiasaan atau reaksi adiksi pada penggunaan lama

Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk meminum

obat golongan ini karena opioda dapat melintasi plasenta dan jika

diberikan terus-menerus akan merusak janin dan menjadikan depresi

pernafasan serta lambat dalam persalinan (Tan Hoan Tjay 2010)

Hal yang dapat dilakukan dengan munculnya nyeri adalah

10

a Tetap aktif dan fokus dalam pekerjaan

b Menggunakan air hangat untuk kompres bagian yang nyeri

c Menggunakan obat penghilang nyeri

d Menghubungi dokter jika nyeri berkelanjutan

2 Analgesik Perifer (Non Narkotik)

Penggunaan obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan terkadang

memberikan daya antipiretis dan antiradang biasa diberikan untuk obat

nyeri ringan hingga sedang dengan penyebab yang beranekaragam seperti

nyeri kepala sendi otot gigi perut nyeri haid benturan dan kecelakaan

(Tan Hoan Tjay 2010) Golongan Analgetik perifer memiliki beberapa

efek samping yaitu gangguan lambung-usus kerusakan darah hati dan

ginjal serta reaksi alergi pada kulit jika digunakan dalam waktu lama dan

dosis yang tinggi Maka dari itu penggunaan dalam waktu terus-menerus

tidak dianjurkan Pada wanita hamil dan menyusui obat analgetika yang

aman digunakan hanyalah parasetamol sedangkan asetosal salisilat

NSAID dan metamizol dapat mengganggu perkembangan janin sehingga

perlu dihindari (Tan Hoan Tjay 2010)

Beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat nyeri dengan

pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan Aspirin (asetosal)

(BPOM RI 2015)

11

23 Swamedikasi

231 Definisi Swamedikasi

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh individu untuk

merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit Masyarakat

melakukan swamedikasi biasanya untuk mengatasi keluhan- keluhan dan

penyakit ringan yang sering dialami seperti demam nyeri pusing batuk

influenza maag Kecacingan diare penyakit kulit dan lain- lain Golongan

obat yang digunakan swamedikasi merupakan obat- obat yang relatif aman

meliputi golongan obat bebas dan obat bebas terbatas (BPOM RI 2014)

Swamedikasi dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau rasional

Penggunaan obat yang rasional adalah bahwa pasien menerima obat yang

tepat dengan keadaan kliniknya dalam dosis yang sesuai dengan keadaan

individunya pada waktu yang tepat dan dengan harga terjangkau Pengertian

lain dari penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan

terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologi yang benar dari

penyakit

Menurut WHO swamedikasi memiliki beberapa hal yang harus

diperhatikan Seperti penyakit yang diderita adalah penyakit dan gejala

ringan yang tidak diperlukan untuk datang ke dokter atau tenaga medis

lainnya Selain itu obat yang dijual adalah obat golongan over-the-counter

(OTC) (WHO 2000)

12

232 Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan swamedikasi agar

diperoleh swamedikasi yang benar dan aman maka hal- hal yang perlu

diperhatikan meliputi (BPOM RI 2014)

1 Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasi

Kondisi individu yang akan melakukan swamedikasi merupakan hal

pertama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan swamedikasi Beberapa

kondisi yang perlu diperhatikan meliputi kehamilan berencana untuk hamil

menyusui umur sedang dalam diet khusus baru saja berhenti mengonsumsi

obat lain atau suplemen makanan serta mempunyai masalah kesehatan baru

selain penyakit yang selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan

dari dokter (BPOM RI 2014)

Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan lebih

hati- hati karena beberapa jenis dapat menimbulkan pengaruh yang tidak

diinginkan pada janin Beberapa obat disekresikan melalui air susu ibu

walaupun jumlah obat di ASI kadarnya kecil namun kemungkinan dapat

berpengaruh pada janin Komposisi obat terdapat beberapa zat tambahan yang

harus diperhatikan oleh pasien dengan diet khusus contoh obat dalam bentuk

sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat

mempengaruhi kondisi pasien dengan diet gula (BPOM RI 2014)

Mambaca peringatan atau perhatian yang tertera pada label atau brosur

obat manjadi hal yang perlu dilakukan untuk mecegah kejadian di atas Brosur

obat biasanya menjelaskan hal- hal yang perlu diperhatikan baik sebelum atau

13

sesudah mengonsumsi obat yang dimaksud (BPOM RI 2014)

2 Memahami bahwa ada kemungkinan interaksi obat

Banyak obat yang dapat menimbulkan interaksi baik dengan obat lain

atau makanan dan minuman yang dikonsumsi Kenali nama obat atau nama

zat berkhasiat yang terkandung dalam obat yang sedang dikonsumsi atau yang

akan digunakan Interaksi obat dapat ditanyakan pada apoteker di apotek atau

membaca aturan pakai yang tercantum pada label kemasan obat untuk

menghindari masalah yang akan terjadi (BPOM RI 2014)

3 Mewaspadai efek samping yang mungkin muncul

Obat tidak hanya menimbulkan efek mengatasi penyakit atau gejala

penyakit namun obat juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan

Mengatasi efek samping yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis

namun demikian beberapa efek samping membutuhkan perhatian lebih dalam

penanganannya (BPOM RI 2014)

Efek samping dapat timbul dalam mengkonsumsi obat antara lain reaksi

alergi gatal- gatal ruam mengantuk mual dan lain- lain Mengetahui efek

samping yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan saat

mengalaminya merupakan hal penting Efek samping bisa terjadi pada siapa

saja namun umumnya dapat ditoleransi Segera hentikan pengobatan dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan bila timbul efek samping dalam

mengonsumsi obat tersebut (BPOM RI 2014)

4 Meneliti obat yang akan dibeli

Bentuk sediaan (tablet sirup kapsul krim dll) merupakan hal yang

14

perlu diperhatikan ketika akan membeli obat dan dipastikan kemasan obat

yang akan beli tidak rusak Jangan mengambil obat yang menunjukkan adanya

kerusakan walaupun kecil Selain kemasan perlu diperhatikan bentuk fisik

sediaan (BPOM RI 2014)

Hal yang harus diperhatikan dalam sediaan sirup adalah warna dan

kekentalan dan tidak ada partikel- partikel kecil di bagian bawah botol atau

mengapung dalam sirup Jika berbentuk suspensi suspensi dapat tercampur

rata setelah dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah Sediaan

tablet harus benar- benar utuh dan tidak satupun yang pecah atau rusak Jika

pada tablet memiliki cetakan atau tulisan pastikan bahwa semua tablet

memiliki hal yang sama Hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan kapsul

yaitu kapsul tidak pecah atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang

sama dari semua kapsul Jika kapsul memiliki cetakan atau tulisan maka harus

dipastikan cetakan atau tulisan semua kapsul seragam (BPOM RI 2014)

Penyimpanan obat di tempat penjual juga perlu diperhatikan Jika obat

disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari langsung maka sebaiknya

membeli obat di tempat lain yang memiliki kondisi penyimpanan yang lebih

baik Lebih baik membeli obat di sarana distribusi obat yang resmi seperti

apotek dan toko obat berijin (BPOM RI 2014)

Obat yang diminum harus memiliki nomor izin edar karena hal tersebut

menunjukkan obat tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan khasiat

dan mutu yang ditetapkan oleh Badan POM Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah tanggal kadaluwarsa Penggunaan obat yang sudah melewati tanggal

15

kadaluwarsa dapat membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi

perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang berbahaya (BPOM

RI 2014)

5 Mengetahui cara penggunaan obat yang benar

Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang sesuai

pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi sesuai anjuran akan memberikan

efek terapi yang baik Label atau bagian kemasan obat yang memberikan

informasi mengenai penggunaan obat tersebut sebaiknya tidak dibuang supaya

tidak terjadi kesalahan penggunaan obat Apabila obat yang digunakan dirasa

tidak menimbulkan efek yang diinginkan setelah jangka penggunaan waktu

yang dianjurkan maka disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau

tenaga kesehatan lainnya (BPOM RI 2014)

6 Tanggal Kadalursa Obat

Tanggal kadaluwarsa obat bisa lebih pendek dari waktu yang tertera

setelah kemasan obat dibuka Cara membuang obat yang baik dan benar

adalah dengan membuka kemasan obat dan dibuang di tempat yang jauh dari

jangkauan anak misalnya obat dalam bentuk sediaan cair dibuka kemasannya

kemudian dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih Jika

obat dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul obat dibuka dari kemasannya

lalu obat tersebut ditimbun dalam tanah (BPOM RI 2014)

7 Cara penyimpanan obat

Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi obat Obat oral seperti

tablet kapsul dan serbuk tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembab

16

karena dapat menyebabkan bakteri dan jamur tumbuh dengan baik sehingga

dapat merusak kondisi obat Obat dalam bentuk sediaan cair biasanya mudah

terurai oleh cahaya sehingga harus disimpan pada wadah aslinya yang

terlindung dari cahaya atau sinar matahari langsung dan tidak disimpan di

tempat yang lembab Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin

kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut (BPOM RI 2014)

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi

Berdasarkan UU No 39 tahun 2009 tentang kesehatan obat adalah

bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis pencegahan penyembuhan pemulihan

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia

Adapun golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri

swamedikasi adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dan obat

wajib apotek ( SK Menkes No23801983)

a Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat tanpa

resep dokter Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia 2007)

17

b Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai

dengan tanda peringatan Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam Tanda

peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas merupakan

empat persegi panjang yang berwarna hitam berukuran panjang 5 cm

dengan 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 2007)

Adapun tanda peringatan yang dicantumkan ada 6 macam sesuai

dengan aturan pemakaian masing-masing obatnya yaitu

a P no 1 Awas Obat Keras Bacalah aturan memakainya

b P no 5 Awas Obat Keras Tidak boleh ditelan

c P no 2 Awas Obat Keras Hanya untuk kumur jangan ditelan

d P no 4 Awas Obat Keras Hanya untuk dibakar

e P no 3 Awas Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

f P no 6 Awas Obat Keras Obat wasir jangan ditelan

c Obat Wajib Apotek (OTC)

Obat-obat yang dapat digunakan di dalam swamedikasi sering disebut

sebagai obat- obatan over-the-counter (OTC) dan dapat diperoleh tanpa

resep dokter (World Self-Medication Industry nd) Bagi sebagian orang

beberapa produk obat OTC dapat berbahaya ketika digunakan sendiri atau

18

dikombinasikan dengan obat lain Meskipun demikian beberapa obat OTC

sangat bermanfaat di dalam pengobatan sendiri untuk masalah kesehatan

yang ringan hingga sedang (Fleckenstein Hanson amp Venturelli 2011) Obat

yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria berikut

(Permenkes No 919MenkesPerX1993)

a Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil

anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun

b Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko

pada kelanjutan penyakit

c Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

d Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi

di Indonesia

Berikut ini beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat

nyeri dengan pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan

Aspirin (asetosal) (Depkes RI 2007)

1 Aspirin

Aspirin yang memiliki nama lain asam asetil salisilat atau asetosal

adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang luas digunakan dan

digolongkan dalam obat bebas Selain sebagai prototip obat ini merupakan

standar dalam menilai efek obat sejenis (Departeman Farmakologi dan

Terapeutik 2007)

Aspirin diindikasikan dengan rasa sakit dan demam Aspirin

19

dikontraindikasikan dengan hemophilia dan kehamilan trisemester akhir Efek

samping yang sering dijumpai meliputi terjadinya iritasi mukosa lambung

Aspirin juga dapat memeperbanyak keluarnya keringat dan pada dosis tinggi

dapat membuat telinga berdengung dan juga sesak napas Aspirin tidak boleh

digunakan pada penderita alergi termasuk asma tukak lambung (maag)

sering perdarahan di bawah kulit penderita hemofilia dan trombositopenia

(Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan aspirin meliputi

aturan pemakaian harus tepat tidak boleh diminum ketika perut kosong

diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan

perdarahan lambung dilarang menkonsumsi obat ini selama 10 hari tanpa

fungsi ginjal atau hati ibu hamil ibu menyusui dan dehidrasi dan jangan

diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan

risiko perdarahan lambung (Depkes RI 2007)

Bentuk Sediaan asetosal yang beredar di masyarakat meliputi tablet

100 mg tablet 500 mg Aturan pemakaian asetosal meliputi dewasa 500 mg

setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) anak usia 2 ndash 3 tahun frac12 - 1 frac12 tablet

100 mg setiap 4 jam anak usia 4 ndash 5 tahun 1 frac12 - 2 tablet 100 mg setiap 4

jam anak usia 6 ndash 8 tahun frac12 - frac34 tablet 500 mg setiap 4 jam anak usia 9 ndash

11 tahun frac34 - 1 tablet 500 mg setiap 4 jam dan usia di atas 11 tahun 1

tablet 500 mg setiap 4 jam (Depkes RI 2007)

2 Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionate Obat ini bersifat

20

analgesik dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat Efek anti-

inflamsinya terlihat dengan dosis 1200- 2400 mg sehari Absorbsi ibuprofen

cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-

2 jam (Depkes RI 2007)

Ibuprofen dikontraindikasikan dengan penderita hipersensitif terhadap

ibuprofen penderita polip hidung Ibuprofen tidak dianjurkan bagi wanita

hamil menyusui dan penderita tukak peptic Ibuprofen biasa berbentuk tablet

dengan kekuatan 300 dan 400 mg Dosis maksimum ibuprofen 2400 mg

sehari (Mutschier 1991)

Hal- hal yang perlu diinformasikan kepada pasien dalam mengkonsumsi

ibuprofen meliputi obat diminum bersama- sama makanan dan minum dengan

segelas air penuh bila timbul rasa pusing dilarang mengemudi segeralah ke

dokter bila penglihatan menjadi kabur atau terjadi ruam kulit (Depkes RI

2007)

Efek samping yang dapat ditimbulkan obat ini meliputi nervus pusing

mata kabur skotoma atau perubahan menafsirkan warna telinga berdenging

dan kejang perut Ibuprofen memiliki interaksi dengan antikoagulan dan

asetosal Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi

metotreksat urikosurik kumarin antikoagulan kortiko-steroid penisilin dan

vitamin C atau minta petunjuk dokter obat ini tidak boleh diminum

bersamaan ( Depkes RI 2007)

Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita tukak lambung dan

duodenum (ulkus peptikum) aktif penderita alergi terhadap asetosal dan

21

ibuprofen penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk

tonjolan pada hidung) kehamilan tiga bulan terakhir (Depkes RI 2007)

Aturan pemakaian ibuprofen

a Dewasa 1 tablet 200 mg 2 ndash 4 kali sehari Diminum setelah makan

b Anak 1 ndash 2 tahun frac14 tablet 200 mg 3 ndash 4 kali sehari 3 ndash 7 tahun

frac12 tablet 500 mg 3 ndash 4 kali sehari 8 ndash 12 tahun 1 tablet 500 mg 3 ndash

4 kali sehari dan tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya

kurang dari 7 kg (Depkes RI 2007)

3 Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik antiinflamasi Asam

mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin Asam mefenamat terikat

sangat kuat pada protein plasma sehingga interaksi dengan antikoagulan

harus diperhatikan (Mutschier 1991)

Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia

diare sampai diare berdarah dan gejala iritasi lain pada mukosa lambung

Amerika Serikat tidak menganjurkan obat ini diberikan pada anak dibawah 14

tahun dan wanita hamil Pemberian tidak melebih 7 hari Penelitian klinis

menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah

secara bermakna (Depkes RI 2007)

Asam mefenamat tersedia dalam sediaan tablet atau kaplet dengan

kekuatan 500 mg Dosis asam mefenamat untuk pasien dewasa 2-3 kali sehari

sebanyak 250 mg- 500 mg (Team medical mini notes 2017)

22

4 Diklofenak

Diklofenak tergolong dalam preferential COX-2 inhibitor Absorbsi obat

ini berlangsung cepat dan lengkap pada saluran cerna Obat ini terikat 99

pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama sebesar

40-50 (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Diklofenak terdiri atas dua jenis yaitu natrium diklofenak dan kalium

diklofenak Kalium diklofenak lebih larut air dan dapat diabsorbsi dengan

cepat sehingga memiliki onset kerja lebih cepat dibanding natrium

diklofenak Kalium diklofenak biasanya juga diindikasikan untuk

penanganan kondisi yang memerlukan efek analgesia secara cepat ((Team

medical mini notes 2017)

Efek samping yang lazim adalah mual dan gastritis Eritema kulit dan

sakit kepala seperti obat AINS lainnya Pemakaian obat ini harus hati- hati

pada pasien dengan tukak lambung Peningkatan enzim transaminase dapat

terjadi pada 15 pasien umumnya kembali ke normal Gangguan hati lebih

sering terjadi dibandingkan obat AINS lain Pemakaian selama kehamilan

tidak dianjurkan Dosis orang dewasa 100-150 mg sehari terbagi dalam dua

atau tiga dosis (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

5 Parasetamol

Parasetamol memiliki indikasi membantu melegakan rasa sakit dan

mengurangi demam rematik sakit gigi dan sakit kepala Parasetamol

dikontraindikasikan dengan penderita gangguan fungsi hati Parasetamol

hampir tidak memiliki efek samping namun kadang timbul bisul atau

23

hipoglikemi pada anak (Mutschier 1991)

Parasetamol dapat berupa sediaan solid dan liquid Sediaan solid

parasetamol meliputi tablet atau tablet salut gula dengan kekuatan 120 mg

325 mg dan 500 mg Sedangkan dalam bentuk liquid parasetamol dapat

berupa sediaan obat tetes sirup elixir dengan kekuatan 60 mg06 ml 150

mg5 ml dan 120 mg 5 ml (Depkes RI 2007)

Dosis paracetamol untuk dewasa (usia diatas 12 tahun) 3-4 jam 325-650

mg maksimum 4 g sehari Sedangkan untuk anak (6-12 tahun) tiap 4 jam 500

mg (Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi parasetamol

meliputi orang dewasa jangan menggunakan lebih dari 10 hari secara terus

menerus anak di bawah dua belas tahun dilarang memakan obat ini lebih dari

lima kali sehari atau lebih dari lima hari segeralah ke dokter bila timbul

warna kekuningan pada mata atau kulit (Depkes RI 2007)

Parasetamol adalah derivat dari para amino fenol yang mempunyai daya

analgetika dan daya antipiretika Obat ini tidak menimbulkan perdarahan pada

lambung sehingga banyak dipakai sebagai analgetika dan antipiretika yang

aman namun Parasetamol memiliki daya inflamasi yang sangat lemah

(Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Tambahan

a Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi daripada efek anti

demamnya

b Parasetamol dan Asetosal memiliki efek anti demam yang lebih tinggi

daripada efek antinyeri dan antiradangnya (Depkes RI 2007)

24

24 Penggunaan Obat yang Rasional

Penggunaan obat yang rasional merujuk pada penggunaan obat yang benar

sesuai dan tepat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat dan dosis yang sesuai dengan kebutuhannya untuk jangka waktu

yang adekuat dan dengan biaya serendah mungkin bagi pasien Masalah-masalah

yang sering timbul sebagai bentuk ketidakrasionalan penggunaan obat antara lain

polifarmasi (penggunaan obat yang terlalu banyak) penggunaan yang berlebihan

dari antibiotika dan injeksi kegagalan untuk meresepkan obat yang sesuai dengan

panduan klinis serta pengobatan sendiri yang tidak tepat (World Health

Organization 2010)

Berbagai kriteria telah ditetapkan untuk menentukan kerasionalan penggunaan

suatu obat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya dengan dosis yang sesuai

dengan kebutuhannya untuk jangka waktu yang adekuat dan dengan biaya

serendah mungkin bagi pasien dan komunitasnya (World Health Organization

2010)

Batasan penggunaan obat rasional adalah bila memenuhi beberapa kriteria

antara lain (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2008)

a Tepat diagnosis yaitu obat diberikan sesuai dengan diagnosis Apabila

diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah

b Tepat indikasi penyakit yaitu obat yang diberikan harus tepat bagi suatu

25

penyakit

c Tepat pemilihan obat yaitu obat yang dipilih harus memiliki efek terapi

sesuai dengan penyakit

d Tepat dosis yaitu jumlah cara waktu dan lama pemberian obat harus

tepat Apabila salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi maka efek

terapi tidak tercapai

1 Tepat jumlah yaitu obat harus diberikan dalam jumlah yang cukup

2 Tepat cara pemberian yaitu cara pemberian obat yang tepat disesuaikan

dengan jenis obat yang digunakan Misalnya obat antasida seharusnya

dikunyah dulu baru ditelan

3 Tepat interval waktu pemberian yaitu cara pemberian obat hendaknya

dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah ditaati oleh

pasien Misalnya obat yang diminum tiga kali sehari diartikan bahwa

obat tersebut harus diminum dengan interval setiap delapan jam

4 Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian obat harus tepat sesuai

penyakitnya masing-masing

e Tepat penilaian kondisi pasien yaitu penggunaan obat disesuaikan dengan

kondisi pasien antara lain harus memperhatikan kontraindikasi obat

komplikasi kehamilan menyusui lanjut usia atau bayi

f Waspada terhadap efek samping yaitu obat dapat menimbulkan efek

samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang timbul pada pemberian

obat dengan dosis terapi seperti timbulnya mual muntah gatal-gatal dan

26

lain sebagainya

g Efektif aman mutu terjamin tersedia setiap saat dan harga terjangkau

untuk mencapai kriteria efektif maka obat harus dibeli melalui jalur

resmi

h Tepat tindak lanjut (follow-up) yaitu apabila sakit berlanjut setelah

swamedikasi dilakukan maka konsultasikan ke dokter

i Tepat penyerahan obat (dispensing) yaitu penggunaan obat rasional

melibatkan penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen Resep

yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di puskesmas akan

dipersiapkan obatnya dan diserahkan kepada pasien dengan informasi

yang tepat

j Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan

Ketidakpatuhan minum obat dapat terjadi pada keadaan

seperti berikut

1 Jenis sediaan obat beragam

2 Jumlah obat terlalu banyak

3 Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering

4 Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi

5 Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara

menggunakan obat timbulnya

6 Efek samping

27

25 Pengetahuan

251 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya yang meliputi

pengelihatan pendengaran penciuman rasa dan raba Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan

pengelihatan (Notoatmodjo 2010)

252 Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia

pendidikan lingkungan intelegensia dan pekerjaan Pengetahuan secara garis

besar dibagi menjadi enam tingkat meliputi tahu (know) memahami

(comprehension) aplikasi (aplication) analisa (analysis) sintesis (syntesis)

dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo 2010)

253 Faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a Jenis kelamin

Tingkat pengetahuan di pengaruhi oleh jenis kelamin Logan dan Rose

(2004) telah melakukan penelitian terhadap sampel 100 pasien untuk

mengetahui perbedaan pengetahuan nyeri antara laki-laki dan perempuan

Hasilnya menunjukan bahwa ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan

28

mengenai tingkat pengetahuan nyeri yaitu perempuan mempunyai tingkat

pengetahuan nyeri lebih baik dari pada laki-laki

b Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin membaik

Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca (Anonim 2011)

Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009)

1 Masa balita 0-5 tahun

2 Masa kanak- kanak 5-11 tahun

3 Masa remaja awal 12-16 tahun

4 Masa remaja akhir 17-25 tahun

5 Masa dewasa awal 26-35 tahun

6 Masa dewasa akhir 36-45 tahun

7 Masa Lansia Awal 46-55 tahun

8 Masa lansia akhir 56-65 tahun

9 Masa manula gt 65 tahun

c Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup

29

Pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut menerima informasi Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya

(Anonim2011)

Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berpikir

rasional serta menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 jalur pendidikan sekolah terdiri dari

1 Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan selama 9 tahun pertama

pada masa sekolah anak yang melandasi jenjang pendidikan

2 Pendidikan menengah adalah pendidikan menengah adalah jenjang

pendidikan dasar Pendidikan menengah dibagi menjadi

a Pendidikan Menengah Umum adalah pendidikan menengah di

selenggarakan oleh SMA (Sekolah Menengah Atas) atau MA

(Madrasah Aliyah) Pendidikan menengah umum dikelompokkan

dalam program sesuai dengan kebutuhan untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

b Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan Menengah

Kejuruan diselenggarakan oleh SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) dan MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan) Pendidikan

Menengah Kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi seni dunia industri tenaga kerja baik

secara nasional maupun global regional

30

c Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tinggi adalah jenjang

setelah pendidikan menengah Pendidikan tinggi diselenggarakan

oleh akademi institusi sekolah tinggi dan universitas

254 Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden

atau subjek penelitian Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur atau

diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo

2010)

26 Masyarakat

261 Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup

karena proses masyarakat Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang

kontinyu antar individu Dalam kehidupan bermasyarakat selalu dijumpai

saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan kehidupan

bermasyarakat (Soetomo 2009)

262 Ciri-ciri Masyarakat

Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia

yang mempunyai sebagai berikut

31

a Berada di wilayah tertentu

b Hidup secara berkelompok

c Terdapat suatu kebudayaan

d Terdapat interaksi sosial

e Terdapat pemimpin

f Terdapat stratafikasi sosial

263 Profil Kelurahan Palasari

Secara geografis Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

memiliki bentuk wilayah datar Kelurahan Palasari memiliki jumlah

penduduk 17421 jiwa pada keadaan 31 Desember tahun 2018 terdiri dari

8996 jiwa laki-laki dan 8425 jiwa perempuan Jumlah kepala keluarga di

Kelurahan Palasari saat ini mencapai sekitar 5091 KK

Tabel 21 Tingkat pendidikan di Kelurahan Palasari

NO PENDIDIKAN JUMLAH

L P JML

1 Tamat SD 1815 1676 3491

2 SMP 1780 1521 3301

3 SMA 421 376 797

4 Sarjana 87 54 141

5

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi deskriptif Penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran atau deskriptif tentang suatu masalah baik yang berupa faktor risiko

maupun faktor efek Penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

32 Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo

2010) Penelitian ini akan di laksanakan di Cilengkrang 1 RW 04 Kelurahan

Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

33 Waktu Penelitian

Waktu adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian

(Notoatmodjo 2010) Penelitian ini dilaksanakan di Cilengkrang 1 RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru dan akan dilaksanakan bulan Mei ndash Juni

2019

32

33

34 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat dan

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35 Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan agar pengukuran

variable atau pengumpulan data itu konsisten antara sumber data (responden)

yang di bantu dengan responden yang lain (Notoatmodjo 2010)

Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Pengetahuan penggunaan analgetik merupakan berbagai informasi yang

perlu diketahui oleh responden mengenai penggunaan antinyeri secara

aman dan rasional

b penggunaan obat swamedikasi antinyeri dilihat berdasarkan cara

mendapatkannya

36 Populasi dan Sampel

361 Populasi

Populasi adalah subyek atau golongan yang menjadi sasaran penelitian

(Notoatmodjo 2010) Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

34

a Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah

1 Masyarakat yang menggunakan obat swamedikasi analgetik

2 Berusia 17-55 tahun

3 Berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

4 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang tidak

menggunakan obat swamedikasi analgetika obat dengan resep dokter dan

berusia dibawah 17 tahun dan diatas 55 tahun Masyarakat yang tidak

berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung

362 Sampel

Penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan kriteria

inklusi dan eksklusi Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin

(Anwar Hidayat 2013)

Rumus Slovin

35

Dimana

n = besar sampel

N = besar populasi

d2 = penyimpangan terhadap populasi yang inginkan 10 atau 01

n =

=

= 85 sampel

Dari perhitungan rumus slovin didapatkan hasil 85 responden yang

dibagi ke dalam beberapa Rt yaitu

Rt 01

Rt 02

Rt 03

Rt 04

Rt 05

36

37 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer data primer merupakan data yang

sumber data dikumpulkan dengan membagikan kuisioner kepada responden

38 Teknik Pengumpulan Data

1 Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

2 Kueisioner dibuat 3 bagian yaitu bagian ke 1 berisi identitas responden

(nama jenis kelamin usia pendidikan terakhir) bagian ke 2 penggunaan

obat swamedikasi analgetik berjumlah 5 pertanyaan bagian ke 3 mengenai

tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik

39 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan

setelah pengumpulan data Untuk kemudian dalam pengolahan data dipergunakan

bantuan program komputer Langkah-langkah pengolahan data meliputi editing

coding entry dan analizing (Notoatmodjo2010)

Tahapan pengolahan data diantaranya

a Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh Editing dalam penelitian ini setelah data terkumpul yaitu

kelengkapan jawaban kuesioner

b Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan Coding dalam penelitian disini memberikan kode

angka pada jawaban responden untuk memudahkan analisis data

37

c Entry adalah proses memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam

program atau software komputer Dalam penelitian ini entry data

dilakukan dengan memasukkan data jawaban dan kemudian di masukkan

ke dalam program atau software komputer

d Analizing yaitu proses analisis data ditabulasi dan diberi skor (skoring)

Selanjutnya dilakukan perhitungan dan uji statistik terhadap data

310 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS for window release 2300

a Analisis Demografi Responden

Bagian pertama dari kuesioner adalah data pribadi responden yang berupa

jawaban singkat terdiri dari nama responden jenis kelamin usia dan pendidikan

terakhir Pada bagian ini dilakukan analisis secara deskriftif

b Analisis Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian kedua terdiri dari pertanyaan seputar penggunaan obat swamedikasi

analgetik berjumlah 5 pertanyaan Pada pertanyaan ini penilaian dihitung

berdasarkan distribusi frekuensi persentase () jumlah responden dengan jawaban

yang dipilih

c Analisis Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian ketiga terdiri dari 18 pertanyaan tingkat pengetahuan dan rasionalitas

obat swamedikasi analgetik yang berupa pilihan ganda (dengan 2 atau 3 pilihan

jawaban)

38

Responden yang telah menjawab pertanyaan dengan akan diberi nilai yaitu

a 1 untuk jawaban benar jika menjawab benar maka dinilai rasional

b 0 untuk jawaban salah atau tidak tahu jika menjawab salah atau tidak

tahu maka dinilai tidak rasional

Sehingga diperoleh total skor untuk pertanyaan seputar pengetahuan tentang

penggunaan analgetik adalah

a Maximum 1x 18 = 18

b Minimum 0 x 18 = 0

Ketentuan skor total pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dan

rasionalitas obat swamedikasi analgetik

a lt 55 dengan skor 9 Tingkat pengetahuan kurang

b 56-74 dengan skor 9-12 Tingkat pengetahuan cukup

c gt 75 dengan skor 13 Tingkat pengetahuan baik

(Budiman 2013)

Data yang diolah kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat

Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif Analisis univariat (analisis deskriptif) merupakan analisis yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang

menjelaskan angka atau jumlah presentasi masing-masing kelompok dari setiap

variabel Bagian yang akan dilakukan analisis univariat adalah bagian

39

identitas responden (jenis kelamin usia dan pendidikan terakhir) tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Karateristik Responden

Responden yang diteliti berjumlah 85 sampel yang berada di RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung Karakteristik responden

yang dilihat meliputi jenis kelamin usia dan pendidikan

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Jumlah Persentasi

(n=85) ()

1 Jenis kelamin

Laki-laki 24 2824

Perempuan 61 7176

2 Usia (tahun)

Remaja akhir 17 - 25 tahun 16 1882

Dewasa awal 26 - 35 tahun 29 3412

Dewasa akhir 36 - 45 tahun 19 2235

Lansia awal 46 - 55 tahun 21 2470

3 Pendidikan Terakhir

SD 19 2235

SMP 10 11 76

SMA 45 5294

S1 9 1059

S2 2 235

Berdasarkan hasil penelitian ini responden didominasi oleh perempuan

sebanyak 61 (7176) dengan golongan usia antara 26-35 tahun (3412)

penyebab nya karena pengobatan antinyeri menurut riskesdas pada tahun 2013

menunjukkan bahwa nyeri banyak diderita oleh wanita daripada laki-laki

40

41

(Riskesdas 2013) Mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 45

(5294) Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden berpendidikan

SMA pada umumnya mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang obat

swamedikasi Pendidikan sangat mempengaruhi perilaku seseorang seperti yang

dinyatakan Notoadmodjo (2010) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin tinggi pula intelektualnya Seseorang yang berpendidikan tinggi

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan

lainnya Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas

manusia dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin berkualitas

hidupnya Karateristik respoden dapat dilihat pada tabel 41

42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik

Tempat responden dalam memperoleh obat swamedikasi analgetik adalah di

apotek sebanyak 54 responden (635) di mini market sebanyak 5 responden

(69) membeli obat di warung sebanyak 26 responden (306) dan tidak ada

responden yang membeli di toko obat Dari seluruh responden pengobatan sendiri

paling banyak mendapatkan obat antinyeri yaitu di apotek Secara nasional pun

menunjukkan apotek dan toko obat warung merupakan sumber utama

mendapatkan obat rumah tangga atau obat swamedikasi (Riskesda 2013)

Tingkat pengetahuan masyarakat di RW 4 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

Kota Bandung tentang swamedikasi sudah tergolong baik karena masyarakat

lebih banyak membelinya di apotek yaitu 54 responden (635) yang secara

langsung ada petugas kesehatan yang menyerahkan obat dan jika tidak mengerti

cara penggunaan atau aturan pakai obat tidak diketahui bisa bertanya langsung

42

6

64 31 Mini Market

Warung

Apotek

pada petugas yang ada di apotek tersebut dibandingkan dengan membeli obat di

warung Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 41

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi Tempat

Memperoleh Obat Swamedikasi

43 Jenis Penyakit Atau Keluhan Penyakit

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap

Jenis keluhan Penyakit

Jenis Penyakit N

Nyeri sendi 1 12

Sakit haid 6 71

Sakit badan 11 129

Sakit gigi 20 235 Sakit kepala 47 553

Jumlah 85 100

Berdasarkan hasil penelitian ini keluhan nyeri yang paling banyak dialami

responden adalah sakit kepala sebanyak 47 responden (553) Pada tahun 2011

WHO juga menyatakan bahwa sebanyak 50-75 orang dewasa usia 18-65 tahun

di dunia mengalami sakit kepala selama setahun terakhir Faktor penyebab sakit

43

kepala yang dialami oleh bermacam-macam mulai dari karena mengidap suatu

penyakit tertentu seperti meningitis kanker otak maupun konsumsi obat berlebih

hingga akibat dari suatu aktifitas dan makanan yang di konsumsi Tanpa disadari

sakit kepala juga bisa muncul dari kegitan rutinitas yang sepele misalnya lama

menatap layar computer maupun ponsel terlalu lam duduk banyak tekanan atau

stress kurang tidur sedikit minum merokok dan banyak hal lainnya

(Cermaticom 2019) Maka dari itu responden harus sebijak mungkin memahami

cara penggunaan obat yang tepat supaya menghindarkan masyarakat dari

penggunaan obat yang salah Presentase keluhan yang dialami responden dapat

dilihat pada tabel 42

44 Jenis Obat yang digunakan

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Responden

Terhadap Jenis Obat yang digunakan

Obat yang digunakan N

Metampiron 4 47

Natrium Diklofenak 9 106

Ibuprofen 11 129

Asam Mefenamat 13 153 Paracetamol 48 565

Jumlah 85 100

Dilihat dari jenis obat nyeri yang dipilih kebanyakan responden memilih

menggunakan parasetamol dalam swamedikasi analgetik dengan keluhan sakit

kepala terbanyak Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gissele Sarganas yang

mengatakan bahwa parasetamol merupakan obat yang umum dan mudah di akses

dibanyak Negara (Sarganas2015) Responden dalam penelitian ini telah

menggunakan obat secara benar karena sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan

44

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan bahwa golongan obat yang digunakan

swamedikasi merupakan obat-obat yang relatif aman meliputi golongan obat

bebas dan obat bebas terbatas ( BPOM 2014)

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas

451 Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penilaian mengenai tingkat pengetahuan dapat

diketahui mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong cukup yaitu

(376) sebanyak 32 responden Data lengkap dapat dilihat di tabel 44

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahaun Responden

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

responden

Persentase

Kurang 30 353

Cukup 32 376

Tinggi 23 211

Jumlah 85 100

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Dari seluruh responden yang berada di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung tidak semuanya melakukan pengobatan

swamedikasi obat antinyeri secara rasional dan tepat Pada perilaku

pengggunaan obat swamedikasi obat antinyeri dinilai dari beberapa sub

indikator yaitu tepat indikasi tepat obat tepat dosis tepat pemakaian tepat

efek samping tepat interaksi obat dan tepat kontraindikasi Seacara lebih

rincinya dapat dilihat pada tabel 413

45

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden

No

Tepat indikasi

Tepat

Tidak

Tepat

N

P1

Menurut Anda apakah

benar analgesik merupakan

obat yang mampu

meredakan atau mengurangi

nyeri

83

976

2

24

85

P2

Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk

mengobati nyeri saja

29

341

56

659

85

P4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

29

341

56

659

85

P5

Paracetamol merupakan

obat penurun panas Apakah

parasetamol mampu meredakan nyeri

49

576

36

424

85

P7

Jika Anda mengalami sakit

kepala apakah jenis obat yang sebaiknya dikonsumsi

60

706

25

294

85

Jumlah 250 59 175 41

Tepat Obat

P3

Termasuk jenis obat

golongan apakah obat pereda

nyeri yang hanya boleh

digunakan secara swamedikasi

40

471

45

529

85

P6

Jenis obat apa yang anda

pahami sebagai obat pereda

nyeri yang dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

50

588

35

412

85

Jumlah 90 54 80 46

Tepat Pemakaian

P8

Apakah Anda mengetahui

kapan waktu yang tepat

dalam mengkonsumsi obat

pereda nyeri

77

906

8

94

85 Jumlah 77 91 8 8

Tepat Efek Samping

P9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik

35

412

50

588

85

46

di rumah

P10

Dampak apakah yang

terjadi apabila menggunakan

dosis obat pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

28

329

57

671

85

Jumlah 63 37 107 63

Tepat Dosis

P11

Apakah dosis obat pereda

nyeri anak sama dengan

dosis obat pereda nyeri dewasa

67

788

18

212

85

P12

Apakah benar obat pereda

nyeri boleh digunakan secara

terus menerus meski rasa

sakit telah hilang

54

635

31

365

85

P18

Menurut Anda apakah boleh

meningkatkan konsumsi

obat pereda nyeri yang

diminum dalam sekali

konsumsi (sekali minum langsung 2 tablet lebih)

37

435

48

565

85

Jumlah 158 62 97 38

Tepat Interaksi

P13

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

digunakan bersamaan

dengan obat maag dalam

sekali konsumsi tanpa

adanya rentang waktu

konsumsi

48

565

37

435

85

P14

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

diminum bersamaan dengan kopi

55

647

30

353

85

Jumlah 103 54 67 46

Tepat Kontraindikasi

P15

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu hamil

58

682

27

318

85

P16

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di

konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

31

365

54

635

85

P17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh

35

412

50

588

85

47

mengkonsumsi aspirin untuk meredakan nyeri

Jumlah 124 49 131 51

Hasil dari kuesioner yang dibagikan menunjukkan 59 responden

melakukan ketepatan indikasi sebagian dari responden yang memiliki nilai

buruk dan tidak memperhatikan indikasi obat sebelum meminum obat

antinyeri yaitu sekitar 41 Indikasi obat antinyeri untuk penanganan obat

antinyeri penting diperhatikan secara cermat karena apabila salah indikasi

obat maka akan menimbulkan kesalahan obat yang akan digunakan

Tabel diatas menunjukkkan bahwa rata-rata jumlah responden yang

menjawab tepat obat 54 tidak jauh berbeda dengan jumlah responden yang

memiliki jawaban tidak tepat obat yaitu 46 Hal ini dikarenakan karena

masyarakat sudah mengetahui jenis obat yang di pahami untuk mengobati

nyeri dan mayoritas masyarakat sebagian besar belum mengetahui golongan

obat apa yang tepat untuk digunakan dalam swamedikasi

Hasil yang diperoleh melalui kuesioner menunjukkan terdapat 62

responden benar dan tepat dosis sebelum melakukan pengobatan nyeri secara

swamedikasi dan bernilai 38 responden tidak tepat dalam melihat dosis

sebelum penggunaan obat antinyeri secara swamedikasi Hal-hal tersebut

memang perlu ditanyakan kepada responden karena hal inilah yang terjadi di

masyarakat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji Pratiwi (2014)

bahwa dari 100 responden di Surabaya hanya 80 orang yang melakukan cara

minum dan jumlah minum obat yang tepat ketika ingin mempercepat

48

penyembuhan terdapat 20 responden menyatakan mereka meminum dua

tablet ketika ingin menyembuhkan nyeri yang dialaminya dan ini berkaitan

dengan bioavaibilitas obat di tubuh serta akumulasi obat yang ditubuh

sehingga perlu diperhatikan penggunaan dosis obat antinyeri yang dilakukan

secara swamedikasi

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tabel diketahui hanya 37

responden yang menjawab rasional dengan sub indikator tepat efek samping

hal dikarenakan masyarakat tidak memahami mengenai efek samping obat

yang terjadi setelah meminumnya Efek samping yang ditimbulkan oleh suatu

obat terkadang tidak perlu dilakukan tindakan medis untuk mengatasinya

namun beberapa obat perlu diperhatikan secara lebih penanganannya (BPOM

2014) Untuk mencegah terjadinya efek samping yang lebih parah maka

sebaiknya dilakukan penghentian obat dan segera dikonsultasikan dengan

tenaga medis terkait Efek samping obat golongan AINS (obat antinyeri)

menurut Goodman amp Gilman (2006) secara umum memiliki efek samping

perdarahan lambung nefrotoksisitas dan bronskopasme jika obat tidak tepat

digunakan

Beberapa hal yang menjadi penilaian ketepatan interaksi obat adalah

obat lain yang dikonsumsi selain obat antinyeri membolehkan meminum obat

lain dan meminum obat dengan kopi Interaksi obat terjadi antara obat dengan

obat dan obat dengan makanan Nilai yang muncul untuk ketepatan interaksi

obat adalah 54 tepat interaksi dan hanya 46 tidak tepat interaksi obat

Interaksi obat ini perlu diperhatikan karena interaksi obat dengan obat akan

49

menjadikan sistem kompetitor satu sama lain antara satu obat dengan obat lain

yang menjadikan salah satu obat menjadi tidak aktif (Stockley Drug

Interaction 2000)

ketepatan kontraindikasi obat nilai yang muncul terkait ketepatan

kontraindikasi obat ini adalah 49 mengetahui tepat kontraindikasi dan 51

tidak mengetahui ketepatan kontraindikasi Pada pasien penyakit asma tidak

diperbolehkan menggunakan obat antinyeri secara bebas karena efek samping

dari nyeri yang menjadikan bronkospasme terutama pada pasien yang

memiliki riwayat penyakit asma (Ioana Dana Alexa 2014)

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi

Analgetik

Aspek Pernyataan Benar Salah Nomor Sumber

Pernyataan

Tepat indikasi 59 41 1245 amp 7

Tepat obat 54 46 3 amp 6

Tepat pemakaian 91 8 8

Tepat efek samping 37 63 9 amp 10

Tepat dosis 62 38 1112 amp 18

Tepat interaksi 54 46 13 amp 14

Tepat kontra

indikasi 49 51 15 16 amp 17

Rata- rata 58 42

Berdasarkan hasil penilaian rata-rata mengenai obat dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional 58 dan

tidak rasional 42 Penggunaan obat yang tidak rasional paling banyak

disebabkan oleh ketidaktepatan efek samping obat 37

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

51 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

a Tingkat pengetahuan masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari Kecmatan

Cibiru tergolong cukup dengan Persentasi 376 bedasarkan instrument

kuesioner tingkat pengetahuan swamedikasi yang sudah di validasi

b Masyarakat yang di jadikan responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42 di masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru

52 Saran

Berdasarkan penelitian ini saran-saran yang dapat di berikan

adalah sebagai berikut

a Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengukur tingkat pengetahuan

mengenai suamedikasi khususnya obat analgetik lebih rinci mendalam

dan akurat sesuai dengan aturan sehingga dapat di ketahui lebih jelas apa

yang tidak di ketahui oleh responden

b Institusi terkait lebih meningkatkan lagi tentang pengetahuan penggunaan

obat swamedikasi analgetik agar masyarakat dapat menggunakan obat

secara rasional

51

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI 2013 Riset

Kesehatan Dasar 2013 Jakarta Kementrian Kesehatan RI halaman 40

BPOM RI 2014 Menuju Swamedikasi yang Aman Info Pom Vol 15 No 1

Budiman dan Riyanto 2013 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan

Sikap dalam Penelitian Kesehatan Penerbit Salemba Medika Jakarta

pp 11-12

Departemen Farmakologi dan Terapeutik 2007 Farmakologi dan Terapi

Jakarta FKUI

Departemen kesehatan RI 1993 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

919MenKesPERX1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat

Diserahkan Tanpa Resep Jakarta Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Obat Bebas Terbatas Jakarta Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) Materi pelatihan

peningkatan pengetahuan dan keterampilan memilih obat bagi tenaga

kesehatan (pp 0- 8 13-14 18 20-23 31) Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Garrido Pilar Carrasco etal 2014 Predictive factors of self-medicated

analgesic use in Spanish adults a cross-sectional national study

BMC Pharmacology amp Toxicology 2050-05111536

Marta Halim dkk 2013 Dasar-dasar Farmakologi 2 edisi 1

Mangku G Diktat Kumpulan Kuliah BagianSMF Anestesiologi dan

Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2002

Morgan GE Pain Management In Clinical Anesthesiology 2nd ed

Stamford Appleton and Lange 1996 274-316

Mutschier Ernst 1991 Dinamika Obat Bandung Penerbit ITB

Notoatmodjo Soekidjo 2010 Ilmu Pengetahuan dan penelitian dan

Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta Rineka Cipta

52

Sarganas Giselle dkk(2015) Prevalence trend patterns and associations of

analgesic use in Gremany (22 September 2015) Biomed Central Jerman

Tim Medical Mini Notes 2017 Basic Pharmacology and Drug Notes Makassar

MMN Publishing

Tjay TH dan Rahardja K 2010 Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan

Sehari- hari Jakarta PT Elex Media Komputindo

Anonim 2011 Definisi Pengetahuan Serta Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi httpduniabacacomdefinisi-pengetahuan-serta-faktor-

faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuanhtml (Diakses 20 juli 2019)

Anwar Hidayat Cara Perhitungan Rumus Slovin

httpswwwstatistikiancom2017hitung-rumus-slovin-sampelhtmlamp

(Diakses 8 Maret 2019)

Fitriya 2019 Sakit Kepala Penyebab Sakit kepala dan Cara menghilangkan

sakit Kepala yang Perlu kamu tahu httpswww-

cermaicomcdnampprojectorgvswwwcermaticomartikelampsakit-

kepala-penyebab-sakit-kepala-da-cara-menghilangkan-sakit-kepala-yang-

perlu-kamu-tahuamp_js_v (Diakses 22 Agustus 2019)

WHO 2000 Drug Information Geneva World Health Organization Page 1

World Health Organization (2010 May) Rational use of medicines Juli

28 2019 httpwwwwhointmediacentrefactsheetsfs338enindexhtml

LAMPIRAN

53

53

Identifikasi masalah

Merumuskan masalah

Menentukan sampel

ALUR PENELITIAN

Pengolahan data

(editingkoding

skoring)

Analisiss data

(Analisis Univariat)

Penyajian data

kueisioner

Kesimpulan dan saran

LAMPIRAN II

54

SURAT IZIN DARI KESBANGPOL

LAMPIRAN III

55

SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS KESEHATAN

LAMPIRAN IV

56

SURAT IZIN PENELITIAN DARI KELURAHAN

LAMPIRAN V

57

(LANJUTAN)

LAMPIRAN VI

58

SURAT IZIN PENELITIAN DARI PUSKESMAS CIPADUNG

LAMPIRAN 59

59

KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL

I Identitas Responden

Nama

Jenis jenis kelamin Laki-laki Wanita

USIA

Alamat

No Telepon HP

Pendidikan terakhir

TAHUN

II Pendahuluan

1 Apakah anda pernah melakukan swamedikasi (pengobatan tanpa

harus datang ke dokter)

a Ya b Tidak

2 Apakah Anda pernah meminum obat antinyeri sebelumnya

a Ya b Tidak

3 Di manakah Anda memperoleh obat antinyeri tersebut

a Apotek b Warung

c Toko obat d Mini market

4 Penyakit apa yang bisa Anda obati dengan antinyeri tersebut

Jawab

5 Apa saja nama obat antinyeri yang biasa Anda gunakan untuk mengobati penyakit tersebut

Jawab

III Rasionalitas Penggunaan Obat Analgetik

1 Menurut Anda apakah benar analgesik merupakan obat yang

mampu meredakan atau mengurangi nyeri

a Benar b Salah

2 Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk mengobati

60

nyeri saja

a Benar b Salah

3 Termasuk jenis obat golongan apakah obat pereda nyeri yang

hanya boleh digunakan secara swamedikasi

a Obat keras b Obat bebas

Terbatas

4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

5 Paracetamol merupakan obat penurun panas Apakah parasetamol

mapu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

6 Jenis obat apa yang anda pahami sebagai obat pereda nyeri yang

dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

a Paracetamol b Ibuprofen

c Natrium

diklofenak

d Asam

mefenamat

7 Jika Anda mengalami sakit kepala apakah jenis obat yang

sebaiknya dikonsumsi

a Antibiotik b Analgesik c Antitusif

8 Apakah Anda mengetahui kapan waktu yang tepat dalam

mengkonsumsi obat pereda nyeri

a Sebelum

makan

b Sebelum

tidur

c Sesudah makan

9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik di rumah

a Lemari b Tempat

obat

c Kulkas

10 Dampak apakah yang terjadi apabila menggunakan dosis obat

pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

a Sesak napas b Terjadi gangguan pada

lambung-usus

11 Apakah dosis obat pereda nyeri anak sama dengan dosis obat

pereda nyeri dewasa

a Ya b Tidak

12 Apakah benar obat pereda nyeri boleh digunakan secara terus

menerus meski rasa sakit telah hilang

a Benar b Salah

cBadan lemas

61

13 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri digunakan

bersamaan dengan obat maag dalam sekali konsumsi tanpa adanya

rentang waktu konsumsi

a Boleh b Tidak boleh

14 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri diminum

bersamaan dengan kopi

a Boleh b Tidak boleh

15 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu

hamil

a Aspirin b Parasetamol

16 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

a Diklofenak b Parasetamol

17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh mengkonsumsi

aspirin untuk meredakan nyeri

a Boleh b Tidak boleh

18 Menurut Anda apakah boleh meningkatkan konsumsi obat pereda

nyeri yang diminum dalam sekali konsumsi (sekali minum langsung

2 tablet lebih)

a Boleh b Tidak boleh

62

LAMPIRAN VIII

OUTPUT HASIL UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS KUESIONER

63

64

65

66

Case Processing Summary

N

Cases Valid 20 1000

Excludeda 0 0

Total 20 1000

a Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

933 18

67

LAMPIRAN IX

ANALISIS UNIVARIAT

1 Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Perempuan

laki-laki

Total

61

24

718

282

718

282

718

282

85 1000 1000 1000

Usia

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Remaja Akhir (17 - 25 Thn) 16 188 188 188

Dewasa Awal (26 - 35 Thn) 29 341 341 529

Dewasa Akhir (36 - 45 Thn) 19 224 224 753

Lansia Awal (46 - 55 Thn)

Total

21

85

247

1000

247

1000

247

1000

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 19 224 224 224

SMP 10 118 118 341

SMA 45 529 529 871

S1 9 106 106 976

S2 2 24 24 24

Total 85 1000 1000 1000

68

2 Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Melakukan swamedikasi

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 85 1000 1000 1000

Pernah minum obat antinyeri

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 85 1000 1000 1000

Tempat mendapatkan obat

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid mini market 5 59 59 59

warung 26 306 306 365

apotek 54 635 635 1000

Total 85 1000 1000

Obat yang digunakan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid metampiron 4 47 47 47

natrium diklofenak 9 106 106 153

ibuprofen 11 129 129 282

asam mefenamat 13 153 153 435

paracetamol 48 565 565 1000

Total 85 1000 1000

Jenis penyakit

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid nyeri sendi 1 12 12 12

sakit haid 6 71 71 82

sakit badan 11 129 129 212

sakit gigi 20 235 235 447

sakit kepala 47 553 553 1000

Total 85 1000 1000

69

LAMPIRAN X

TABEL CODING KARAKTERISTIK RESPONDEN

JENIS KELAMIN PEREMPUAN 0

LAKI-LAKI 1

USIA

REMAJA AKHIR 0

DEWASA AWAL 1

DEWASA AKHIR 2

LANSIA AWAL 3

PENDIDIKAN

SD 0

SMP 1

SMA 2

S1 3

S2 4

Responden

Jenis

Kelamin Coding

Usia

Coding

Pendidikan

Coding

RT

1

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

RT 1

2

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

3

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

4

L

1

dewasa

awal

1 sd

0

5

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

6 p 0 lansia awal 3 sd 0

7

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

8

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

9

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

10

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

11 p 0 lansia awal 3 sd 0

12

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

13

p

0

dewasa akhir

2

sd

0

70

14

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

15

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

16

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

17

L

1

dewasa

akhir

2 sd

0

18

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

19

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

20 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 2

21

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

22

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

23 p 0 lansia awal 3 s2 4

24

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

25 L 1 lansia awal 3 sma 2

26 p 0 lansia awal 3 sd 0

27

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

28

L

1

dewasa

awal

1 smp

1

29

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

30 p 0 lansia awal 3 sd 0

31

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

32 p 0 lansia awal 3 sd 0

33

p

0

dewasa

akhir

2 smp

1

34 p 0 lansia awal 3 sd 0

35

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

RT 3

36

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

37 L 1 lansia awal 3 S1 3

38

L

1

dewasa

akhir

2

S2

4

39

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

40

p

0

dewasa akhir

2

sma

2

71

41 p 0 lansia awal 3 sma 2

42

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

43

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

44

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

45

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

46

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

47

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

48

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

49

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

50

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

51 p 0 lansia awal 3 smp 1

52

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

53

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

54

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

55

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

56 p 1 lansia awal 3 sma 2

57 p 0 lansia awal 3 sma 2

58 p 0 lansia awal 3 sma 2

59

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

60

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

61

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

62

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

63

P

0

dewasa

akhir

2

S1

3

64

L

1

dewasa

awal

1 s1

3

65

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

66 p 0 dewasa 1 sma 2

72

awal

67

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

68 p 0 lansia awal 3 sma 2

69

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

70

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

71

L

1

dewasa

akhir

2 s1

3

72 p 0 lansia awal 3 sd 0

73

p

0

dewasa

akhir

1 sma

2

74

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

75 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 4

76

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

77 p 0 lansia awal 3 sma 2

78

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

79 p 0 lansia awal 3 sma 2

80

P

0

dewasa

akhir

1 smp

1

81 p 0 lansia awal 3 smp 1

82

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

RT 5

83

p

0

dewasa

akhir

1 sd

0

84

p

0

remaja

akhir

0 smp

1

85

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

73

LAMPIRAN XI

TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

KETERANGAN P1

amp P2

KETERANGAN P 3

KETERANGAN P 4

KETERANGAN P 5

Ya 0 Toko Obat 0 Nyeri sendi 0 Metampiron 0

Tidak

1

Mini Market

1

Sakit haid

1

Natrium

Diklofenak 1

Warung 2 Sakit badan 2 Ibuprofen 2

Apotek 3 Sakit gigi 3 Asam Mefenamat 3

Sakit kepala 4 Paracetamol 4

Respon

den

P1

Codi

ng

P2

Codi

ng

P3

Codi

ng

P4

Codi

ng

P5

Codin

g

1

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

2

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

3

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

4

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

5

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

6

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

7

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

8

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

9

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

10

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

3

74

at

11

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

12

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

13

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

14

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

15

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

16

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

gigi

3

paraceta

mol

4

17

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

18

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

19

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

20

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

21

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

22

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

23

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

24

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

25

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

26

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

4

paraceta

mol

4

75

la

27

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

28

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

29

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

30

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

31

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

32

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

33

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

4

paraceta

mol

4

34

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

35

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

36

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Saki

kepa

la

4

metampi

ron

0

37

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

38

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

39

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Nyer

i

haid

1

ibuprofe

n

2

40

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

3

paraceta

mol

4

41

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

42

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

76

43

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

44

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

45

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

46

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

47

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

48

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

49

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

ibuprofe

n

2

50

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

51

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

0

natrium

diklofena

k

1

52

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

53

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

54

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

ibuprofe

n

2

55

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

56

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

57

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

58

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

59

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

1

77

k

60

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

61

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

62

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

63

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

64

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

metampi

ron

0

65

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

3

metampi

ron

0

66

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

67

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

68

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

metampi

ron

0

69

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

70

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

71

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

72

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

asam

mefenam

at

3

73

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

ibuprofe

n

2

74

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

75 ya 1 ya 1 Apote 3 nyeri 1 natrium 1

78

k send i

diklofena k

76

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

77

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

78

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

asam

mefenam

at

3

79

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

80

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

81

ya

1

ya

1

Waru

ng

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

82

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

83

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

84

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

85

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

79

LAMPIRAN XII

TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER TINGKAT

PENGETAHUAN

Responden

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y9

Y10

Y11

Y12

Y13

Y14

Y15

Y16

Y17

Y18

Jumlah

1 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 25

2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 30

3 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 24

4 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 22

5 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

6 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 18

7 2 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 20

8 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 0 0 18

9 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 16

10 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

11 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 0 20

12 2 0 0 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 14

13 2 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

14 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

15 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 2 12

16 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 10

17 2 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 24

18 2 2 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

19 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 20

20 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 24

21 2 1 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 2 2 22

22 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 30

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 33

24 2 0 0 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 0 25

25 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 2 2 1 2 1 2 16

26 2 0 0 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

27 2 2 2 2 2 0 0 2 0 1 2 0 2 1 2 0 1 0 21

80

28 2 0 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 0 24

29 2 0 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2 2 1 0 0 0 0 20

30 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 0 1 1 19

31 2 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 0 1 2 2 0 1 0 17

32 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

33 2 0 1 1 2 0 0 2 0 1 0 2 2 1 2 0 2 2 20

34 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0 0 1 1 0 12

35 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

36 2 0 1 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 1 0 0 18

37 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

38 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 32

39 2 0 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 2 2 18

40 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 1 2 2 1 1 0 23

41 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

42 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 18

43 2 2 0 1 2 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 20

44 2 2 1 1 2 2 0 2 0 0 2 2 1 0 0 1 0 0 18

45 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 0 28

47 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 1 2 0 0 2 21

48 2 0 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 20

49 2 1 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 1 0 2 0 1 2 19

50 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 18

51 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 1 0 0 0 21

52 2 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 2 0 2 0 16

53 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 1 0 23

54 2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 25

55 2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 12

56 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

57 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 2 2 1 1 0 13

58 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

59 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 1 2 12

60 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36

62 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

63 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 30

81

64 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

65 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 30

66 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 2 2 2 2 1 1 0 0 15

67 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 1 0 0 0 0 21

68 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 1 1 2 1 1 0 16

69 2 2 0 0 2 0 0 2 2 0 2 1 0 2 2 0 1 0 18

70 2 2 2 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 2 21

71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 34

72 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 11

73 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 0 21

74 2 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 1 2 0 1 2 15

75 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

76 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

77 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 1 2 23

78 2 0 0 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

79 2 0 2 2 2 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

80 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 26

81 2 0 2 2 0 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 0 18

82 2 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 2 1 1 0 2 1 0 12

83 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 2 0 0 1 0 11

84 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

85 2 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 9

82

LAMPIRAN XIII

DOKUMENTASI

83

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Nyeri

211 Definisi Nyeri

Nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan maupun

berat Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya

Menurut Internasional Association for Study of Pain (IASP) nyeri adalah

pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

kerusakan aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan (Marta dkk 2013)

Beberapa penyebab adanya nyeri ketika terjadi rangsangan pada ujung

saraf karena kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh

1 Trauma seperti benda tajam benda tumpul bahan kimia

2 Proses infeksi atau peradangan (Depkes RI 2007)

212 Klasifikasi Nyeri

Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi

a Nyeri akut atau nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara

Nyeri ini ditandai dengan adanya aktivitas saraf otonom seperti takikardi

hipertensi hiperhidrosis pucat dan midriasis dan perubahan wajah

menyeringai atau menangis Bentuk nyeri akut dapat berupa

5

6

1 Nyeri somatik luar nyeri tajam di kulit subkutis dan mukosa

2 Nyeri somatik dalam nyeri tumpul pada otot rangka sendi dan

jaringan ikat

3 Nyeri viseral nyeri akibat disfungsi organ viseral (Marta dkk 2013)

b Nyeri kronik atau nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa

tanda-tanda aktivitas otonom kecuali serangan akut Nyeri tersebut dapat

berupa nyeri yang tetap bertahan sesudah penyembuhan luka

(penyakitoperasi) atau awalnya berupa nyeri akut lalu menetap sampai

melebihi 3 bulan Nyeri ini disebabkan oleh

1 kanker akibat tekanan atau rusaknya serabut saraf

2 non kanker akibat trauma proses degenerasi dll (Marta dkk 2013)

213 Mekanisme Nyeri

Mekanisme nyeri terdiri dari 4 proses elektro fisiologi nociseptif yaitu

1 Transduksi adalah proses perubahan stimulus menjadi impuls saraf

Stimulus nyeri akan diterima oleh nociceptor pada ujung saraf bebas A

delta dan C kemudian mengalami perubahan atau diterjemahkan menjadi

aktifitas fisik pada impuls saraf

2 Transmisi adalah proses penyaluran impuls saraf melalui serabut saraf

sensoris menuju ke medulla spinalis Impuls tersebut dibaca oleh serabut

saraf A delta dan C

3 Modulasi adalah proses interaksi antara analgetik endogen dengan impuls

nyeri yang masuk kedalam kornu posterior medulla spinalis Sistem

analgesik endogen meliputi enkafalis endorphin serotonin dan

7

nonepinefrin Dengan demikian kornu posterior seperti sebuah gerbang

yang dapat tertutp atau terbuka yang dipengaruhi oleh sistem analgesik

endogen tersebut

4 Persepsi adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik

mulai dari proses tansduksi transmisi dam modulasi yang pada gilirannya

menghasilkan suatu perasaan yang subjektif yang dikenal sebagai persepsi

nyeri ( Mangku G 2002)

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri

Respon tubuh terhadap nyeri berupa terjadinya respon hormonal melalui

mobilisasi hormon-hormon katabolisme dan reaksi imunologis yang secara

umum disebut respon stress Respon nyeri sangat merugikan tubuh karena

dapat menurunkan cadangan makanan daya tahan tubuh meningkatkan

kebutuhan oksigen jantung menganggu fungsi respirasi dan segala

konsekuensi dari gangguan tersebut dan pada akhirnya dapat menyebabkan

tromboemboli dan meningkatnya mordibitas dan mortalitas (Mangku G

2002)

215 Tatalaksana nyeri

Secara umum penatalaksaan nyeri dikelompokkan menjadi dua yaitu

penatalaksaan secara farmakologi dan non farmakologi

1 Penatalaksaan secara Farmakologi

Praktik dalam tatalaksana nyeri secara garis besar stategi farmakologi

mengikuti rdquoWHO Three Step Analgesic Ladderrdquo yaitu

a Tahap pertama dengan menggunakan obat analgetik nonopiat seperti

8

NSAID atau COX2 spesific inhibitors

b Tahap kedua dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri Maka

diberikan obat-obat seperti pada tahap 1 ditambah opiat secara

intermiten

c Tahap ketiga dengan memberikan obat pada tahap 2 ditambah opiat

yang lebih kuat

Penanganan nyeri berdasarkan mekanisme nyeri pada proses transduksi

dapat diberikan anestesik lokal dan atau obat anti radang non steroid pada

transmisi inpuls saraf dapat diberikan obat-obatan anestetik lokal pada proses

modulasi diberikan kombinasi anestetik lokal narkotik dan atau klonidin dan

pada persepsi diberikan anestetik umum narkotik atau parasetamol (Morgan

GE 1996)

22 Analgetik

Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang rasa nyeri

merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi rasa nyeri

tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Analgesik baik nonnarkotik maupun narkotik diresepkan untuk meredakan

nyeri pilihan obat tergantung dari beratnya nyeri Nyeri yang ringan sampai

sedang dari otot rangka dan sendi sering kali diredakan dengan pemakaian

analgesik nonnarkotik Nyeri yang sedang sampai berat pada otot polos organ

dan tulang biasanya membutuhkan analgesik narkotik (Sujati Woro 2016)

9

221 Pengolongan Analgesik

Atas dasar cara kerja farmakologisnya analgesik dibagi dalam 2

kelompok besar yaitu

1 Analgetika narkotik

Analgetik non narkotik khusus digunakan untuk menghilangkan rasa

nyeri hebat seperti dalam fraktur dan kanker Cara kerja obat ini adalah

memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi umum (Tan Hoan Tjay

2010) Analgetika narkotik disebut juga opioida yang memiliki kerja

mirip opioid dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor

opioid yang khas di SSP hingga persepsi dan respon emosional terhadap

nyeri berkurang

Efek samping yang ditimbulkan anlgetika narkotik adalah supresi

SSP (sedasi menekan pernafasan dan batuk miosis hipotermia

perubahan mood) saluran nafas (bronkokontriksi pernafasan menjadi

dangkal dan menurun frekuensinya) sistem sirkuasi (vasodilatasi

perifer) saluran cerna (motilitas berkurang) saluran uroginetal histamin

liberator kebiasaan atau reaksi adiksi pada penggunaan lama

Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk meminum

obat golongan ini karena opioda dapat melintasi plasenta dan jika

diberikan terus-menerus akan merusak janin dan menjadikan depresi

pernafasan serta lambat dalam persalinan (Tan Hoan Tjay 2010)

Hal yang dapat dilakukan dengan munculnya nyeri adalah

10

a Tetap aktif dan fokus dalam pekerjaan

b Menggunakan air hangat untuk kompres bagian yang nyeri

c Menggunakan obat penghilang nyeri

d Menghubungi dokter jika nyeri berkelanjutan

2 Analgesik Perifer (Non Narkotik)

Penggunaan obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan terkadang

memberikan daya antipiretis dan antiradang biasa diberikan untuk obat

nyeri ringan hingga sedang dengan penyebab yang beranekaragam seperti

nyeri kepala sendi otot gigi perut nyeri haid benturan dan kecelakaan

(Tan Hoan Tjay 2010) Golongan Analgetik perifer memiliki beberapa

efek samping yaitu gangguan lambung-usus kerusakan darah hati dan

ginjal serta reaksi alergi pada kulit jika digunakan dalam waktu lama dan

dosis yang tinggi Maka dari itu penggunaan dalam waktu terus-menerus

tidak dianjurkan Pada wanita hamil dan menyusui obat analgetika yang

aman digunakan hanyalah parasetamol sedangkan asetosal salisilat

NSAID dan metamizol dapat mengganggu perkembangan janin sehingga

perlu dihindari (Tan Hoan Tjay 2010)

Beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat nyeri dengan

pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan Aspirin (asetosal)

(BPOM RI 2015)

11

23 Swamedikasi

231 Definisi Swamedikasi

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh individu untuk

merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit Masyarakat

melakukan swamedikasi biasanya untuk mengatasi keluhan- keluhan dan

penyakit ringan yang sering dialami seperti demam nyeri pusing batuk

influenza maag Kecacingan diare penyakit kulit dan lain- lain Golongan

obat yang digunakan swamedikasi merupakan obat- obat yang relatif aman

meliputi golongan obat bebas dan obat bebas terbatas (BPOM RI 2014)

Swamedikasi dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau rasional

Penggunaan obat yang rasional adalah bahwa pasien menerima obat yang

tepat dengan keadaan kliniknya dalam dosis yang sesuai dengan keadaan

individunya pada waktu yang tepat dan dengan harga terjangkau Pengertian

lain dari penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan

terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologi yang benar dari

penyakit

Menurut WHO swamedikasi memiliki beberapa hal yang harus

diperhatikan Seperti penyakit yang diderita adalah penyakit dan gejala

ringan yang tidak diperlukan untuk datang ke dokter atau tenaga medis

lainnya Selain itu obat yang dijual adalah obat golongan over-the-counter

(OTC) (WHO 2000)

12

232 Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan swamedikasi agar

diperoleh swamedikasi yang benar dan aman maka hal- hal yang perlu

diperhatikan meliputi (BPOM RI 2014)

1 Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasi

Kondisi individu yang akan melakukan swamedikasi merupakan hal

pertama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan swamedikasi Beberapa

kondisi yang perlu diperhatikan meliputi kehamilan berencana untuk hamil

menyusui umur sedang dalam diet khusus baru saja berhenti mengonsumsi

obat lain atau suplemen makanan serta mempunyai masalah kesehatan baru

selain penyakit yang selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan

dari dokter (BPOM RI 2014)

Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan lebih

hati- hati karena beberapa jenis dapat menimbulkan pengaruh yang tidak

diinginkan pada janin Beberapa obat disekresikan melalui air susu ibu

walaupun jumlah obat di ASI kadarnya kecil namun kemungkinan dapat

berpengaruh pada janin Komposisi obat terdapat beberapa zat tambahan yang

harus diperhatikan oleh pasien dengan diet khusus contoh obat dalam bentuk

sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat

mempengaruhi kondisi pasien dengan diet gula (BPOM RI 2014)

Mambaca peringatan atau perhatian yang tertera pada label atau brosur

obat manjadi hal yang perlu dilakukan untuk mecegah kejadian di atas Brosur

obat biasanya menjelaskan hal- hal yang perlu diperhatikan baik sebelum atau

13

sesudah mengonsumsi obat yang dimaksud (BPOM RI 2014)

2 Memahami bahwa ada kemungkinan interaksi obat

Banyak obat yang dapat menimbulkan interaksi baik dengan obat lain

atau makanan dan minuman yang dikonsumsi Kenali nama obat atau nama

zat berkhasiat yang terkandung dalam obat yang sedang dikonsumsi atau yang

akan digunakan Interaksi obat dapat ditanyakan pada apoteker di apotek atau

membaca aturan pakai yang tercantum pada label kemasan obat untuk

menghindari masalah yang akan terjadi (BPOM RI 2014)

3 Mewaspadai efek samping yang mungkin muncul

Obat tidak hanya menimbulkan efek mengatasi penyakit atau gejala

penyakit namun obat juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan

Mengatasi efek samping yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis

namun demikian beberapa efek samping membutuhkan perhatian lebih dalam

penanganannya (BPOM RI 2014)

Efek samping dapat timbul dalam mengkonsumsi obat antara lain reaksi

alergi gatal- gatal ruam mengantuk mual dan lain- lain Mengetahui efek

samping yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan saat

mengalaminya merupakan hal penting Efek samping bisa terjadi pada siapa

saja namun umumnya dapat ditoleransi Segera hentikan pengobatan dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan bila timbul efek samping dalam

mengonsumsi obat tersebut (BPOM RI 2014)

4 Meneliti obat yang akan dibeli

Bentuk sediaan (tablet sirup kapsul krim dll) merupakan hal yang

14

perlu diperhatikan ketika akan membeli obat dan dipastikan kemasan obat

yang akan beli tidak rusak Jangan mengambil obat yang menunjukkan adanya

kerusakan walaupun kecil Selain kemasan perlu diperhatikan bentuk fisik

sediaan (BPOM RI 2014)

Hal yang harus diperhatikan dalam sediaan sirup adalah warna dan

kekentalan dan tidak ada partikel- partikel kecil di bagian bawah botol atau

mengapung dalam sirup Jika berbentuk suspensi suspensi dapat tercampur

rata setelah dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah Sediaan

tablet harus benar- benar utuh dan tidak satupun yang pecah atau rusak Jika

pada tablet memiliki cetakan atau tulisan pastikan bahwa semua tablet

memiliki hal yang sama Hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan kapsul

yaitu kapsul tidak pecah atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang

sama dari semua kapsul Jika kapsul memiliki cetakan atau tulisan maka harus

dipastikan cetakan atau tulisan semua kapsul seragam (BPOM RI 2014)

Penyimpanan obat di tempat penjual juga perlu diperhatikan Jika obat

disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari langsung maka sebaiknya

membeli obat di tempat lain yang memiliki kondisi penyimpanan yang lebih

baik Lebih baik membeli obat di sarana distribusi obat yang resmi seperti

apotek dan toko obat berijin (BPOM RI 2014)

Obat yang diminum harus memiliki nomor izin edar karena hal tersebut

menunjukkan obat tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan khasiat

dan mutu yang ditetapkan oleh Badan POM Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah tanggal kadaluwarsa Penggunaan obat yang sudah melewati tanggal

15

kadaluwarsa dapat membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi

perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang berbahaya (BPOM

RI 2014)

5 Mengetahui cara penggunaan obat yang benar

Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang sesuai

pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi sesuai anjuran akan memberikan

efek terapi yang baik Label atau bagian kemasan obat yang memberikan

informasi mengenai penggunaan obat tersebut sebaiknya tidak dibuang supaya

tidak terjadi kesalahan penggunaan obat Apabila obat yang digunakan dirasa

tidak menimbulkan efek yang diinginkan setelah jangka penggunaan waktu

yang dianjurkan maka disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau

tenaga kesehatan lainnya (BPOM RI 2014)

6 Tanggal Kadalursa Obat

Tanggal kadaluwarsa obat bisa lebih pendek dari waktu yang tertera

setelah kemasan obat dibuka Cara membuang obat yang baik dan benar

adalah dengan membuka kemasan obat dan dibuang di tempat yang jauh dari

jangkauan anak misalnya obat dalam bentuk sediaan cair dibuka kemasannya

kemudian dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih Jika

obat dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul obat dibuka dari kemasannya

lalu obat tersebut ditimbun dalam tanah (BPOM RI 2014)

7 Cara penyimpanan obat

Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi obat Obat oral seperti

tablet kapsul dan serbuk tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembab

16

karena dapat menyebabkan bakteri dan jamur tumbuh dengan baik sehingga

dapat merusak kondisi obat Obat dalam bentuk sediaan cair biasanya mudah

terurai oleh cahaya sehingga harus disimpan pada wadah aslinya yang

terlindung dari cahaya atau sinar matahari langsung dan tidak disimpan di

tempat yang lembab Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin

kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut (BPOM RI 2014)

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi

Berdasarkan UU No 39 tahun 2009 tentang kesehatan obat adalah

bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis pencegahan penyembuhan pemulihan

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia

Adapun golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri

swamedikasi adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dan obat

wajib apotek ( SK Menkes No23801983)

a Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat tanpa

resep dokter Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia 2007)

17

b Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai

dengan tanda peringatan Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam Tanda

peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas merupakan

empat persegi panjang yang berwarna hitam berukuran panjang 5 cm

dengan 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 2007)

Adapun tanda peringatan yang dicantumkan ada 6 macam sesuai

dengan aturan pemakaian masing-masing obatnya yaitu

a P no 1 Awas Obat Keras Bacalah aturan memakainya

b P no 5 Awas Obat Keras Tidak boleh ditelan

c P no 2 Awas Obat Keras Hanya untuk kumur jangan ditelan

d P no 4 Awas Obat Keras Hanya untuk dibakar

e P no 3 Awas Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

f P no 6 Awas Obat Keras Obat wasir jangan ditelan

c Obat Wajib Apotek (OTC)

Obat-obat yang dapat digunakan di dalam swamedikasi sering disebut

sebagai obat- obatan over-the-counter (OTC) dan dapat diperoleh tanpa

resep dokter (World Self-Medication Industry nd) Bagi sebagian orang

beberapa produk obat OTC dapat berbahaya ketika digunakan sendiri atau

18

dikombinasikan dengan obat lain Meskipun demikian beberapa obat OTC

sangat bermanfaat di dalam pengobatan sendiri untuk masalah kesehatan

yang ringan hingga sedang (Fleckenstein Hanson amp Venturelli 2011) Obat

yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria berikut

(Permenkes No 919MenkesPerX1993)

a Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil

anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun

b Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko

pada kelanjutan penyakit

c Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

d Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi

di Indonesia

Berikut ini beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat

nyeri dengan pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan

Aspirin (asetosal) (Depkes RI 2007)

1 Aspirin

Aspirin yang memiliki nama lain asam asetil salisilat atau asetosal

adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang luas digunakan dan

digolongkan dalam obat bebas Selain sebagai prototip obat ini merupakan

standar dalam menilai efek obat sejenis (Departeman Farmakologi dan

Terapeutik 2007)

Aspirin diindikasikan dengan rasa sakit dan demam Aspirin

19

dikontraindikasikan dengan hemophilia dan kehamilan trisemester akhir Efek

samping yang sering dijumpai meliputi terjadinya iritasi mukosa lambung

Aspirin juga dapat memeperbanyak keluarnya keringat dan pada dosis tinggi

dapat membuat telinga berdengung dan juga sesak napas Aspirin tidak boleh

digunakan pada penderita alergi termasuk asma tukak lambung (maag)

sering perdarahan di bawah kulit penderita hemofilia dan trombositopenia

(Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan aspirin meliputi

aturan pemakaian harus tepat tidak boleh diminum ketika perut kosong

diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan

perdarahan lambung dilarang menkonsumsi obat ini selama 10 hari tanpa

fungsi ginjal atau hati ibu hamil ibu menyusui dan dehidrasi dan jangan

diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan

risiko perdarahan lambung (Depkes RI 2007)

Bentuk Sediaan asetosal yang beredar di masyarakat meliputi tablet

100 mg tablet 500 mg Aturan pemakaian asetosal meliputi dewasa 500 mg

setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) anak usia 2 ndash 3 tahun frac12 - 1 frac12 tablet

100 mg setiap 4 jam anak usia 4 ndash 5 tahun 1 frac12 - 2 tablet 100 mg setiap 4

jam anak usia 6 ndash 8 tahun frac12 - frac34 tablet 500 mg setiap 4 jam anak usia 9 ndash

11 tahun frac34 - 1 tablet 500 mg setiap 4 jam dan usia di atas 11 tahun 1

tablet 500 mg setiap 4 jam (Depkes RI 2007)

2 Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionate Obat ini bersifat

20

analgesik dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat Efek anti-

inflamsinya terlihat dengan dosis 1200- 2400 mg sehari Absorbsi ibuprofen

cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-

2 jam (Depkes RI 2007)

Ibuprofen dikontraindikasikan dengan penderita hipersensitif terhadap

ibuprofen penderita polip hidung Ibuprofen tidak dianjurkan bagi wanita

hamil menyusui dan penderita tukak peptic Ibuprofen biasa berbentuk tablet

dengan kekuatan 300 dan 400 mg Dosis maksimum ibuprofen 2400 mg

sehari (Mutschier 1991)

Hal- hal yang perlu diinformasikan kepada pasien dalam mengkonsumsi

ibuprofen meliputi obat diminum bersama- sama makanan dan minum dengan

segelas air penuh bila timbul rasa pusing dilarang mengemudi segeralah ke

dokter bila penglihatan menjadi kabur atau terjadi ruam kulit (Depkes RI

2007)

Efek samping yang dapat ditimbulkan obat ini meliputi nervus pusing

mata kabur skotoma atau perubahan menafsirkan warna telinga berdenging

dan kejang perut Ibuprofen memiliki interaksi dengan antikoagulan dan

asetosal Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi

metotreksat urikosurik kumarin antikoagulan kortiko-steroid penisilin dan

vitamin C atau minta petunjuk dokter obat ini tidak boleh diminum

bersamaan ( Depkes RI 2007)

Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita tukak lambung dan

duodenum (ulkus peptikum) aktif penderita alergi terhadap asetosal dan

21

ibuprofen penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk

tonjolan pada hidung) kehamilan tiga bulan terakhir (Depkes RI 2007)

Aturan pemakaian ibuprofen

a Dewasa 1 tablet 200 mg 2 ndash 4 kali sehari Diminum setelah makan

b Anak 1 ndash 2 tahun frac14 tablet 200 mg 3 ndash 4 kali sehari 3 ndash 7 tahun

frac12 tablet 500 mg 3 ndash 4 kali sehari 8 ndash 12 tahun 1 tablet 500 mg 3 ndash

4 kali sehari dan tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya

kurang dari 7 kg (Depkes RI 2007)

3 Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik antiinflamasi Asam

mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin Asam mefenamat terikat

sangat kuat pada protein plasma sehingga interaksi dengan antikoagulan

harus diperhatikan (Mutschier 1991)

Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia

diare sampai diare berdarah dan gejala iritasi lain pada mukosa lambung

Amerika Serikat tidak menganjurkan obat ini diberikan pada anak dibawah 14

tahun dan wanita hamil Pemberian tidak melebih 7 hari Penelitian klinis

menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah

secara bermakna (Depkes RI 2007)

Asam mefenamat tersedia dalam sediaan tablet atau kaplet dengan

kekuatan 500 mg Dosis asam mefenamat untuk pasien dewasa 2-3 kali sehari

sebanyak 250 mg- 500 mg (Team medical mini notes 2017)

22

4 Diklofenak

Diklofenak tergolong dalam preferential COX-2 inhibitor Absorbsi obat

ini berlangsung cepat dan lengkap pada saluran cerna Obat ini terikat 99

pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama sebesar

40-50 (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Diklofenak terdiri atas dua jenis yaitu natrium diklofenak dan kalium

diklofenak Kalium diklofenak lebih larut air dan dapat diabsorbsi dengan

cepat sehingga memiliki onset kerja lebih cepat dibanding natrium

diklofenak Kalium diklofenak biasanya juga diindikasikan untuk

penanganan kondisi yang memerlukan efek analgesia secara cepat ((Team

medical mini notes 2017)

Efek samping yang lazim adalah mual dan gastritis Eritema kulit dan

sakit kepala seperti obat AINS lainnya Pemakaian obat ini harus hati- hati

pada pasien dengan tukak lambung Peningkatan enzim transaminase dapat

terjadi pada 15 pasien umumnya kembali ke normal Gangguan hati lebih

sering terjadi dibandingkan obat AINS lain Pemakaian selama kehamilan

tidak dianjurkan Dosis orang dewasa 100-150 mg sehari terbagi dalam dua

atau tiga dosis (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

5 Parasetamol

Parasetamol memiliki indikasi membantu melegakan rasa sakit dan

mengurangi demam rematik sakit gigi dan sakit kepala Parasetamol

dikontraindikasikan dengan penderita gangguan fungsi hati Parasetamol

hampir tidak memiliki efek samping namun kadang timbul bisul atau

23

hipoglikemi pada anak (Mutschier 1991)

Parasetamol dapat berupa sediaan solid dan liquid Sediaan solid

parasetamol meliputi tablet atau tablet salut gula dengan kekuatan 120 mg

325 mg dan 500 mg Sedangkan dalam bentuk liquid parasetamol dapat

berupa sediaan obat tetes sirup elixir dengan kekuatan 60 mg06 ml 150

mg5 ml dan 120 mg 5 ml (Depkes RI 2007)

Dosis paracetamol untuk dewasa (usia diatas 12 tahun) 3-4 jam 325-650

mg maksimum 4 g sehari Sedangkan untuk anak (6-12 tahun) tiap 4 jam 500

mg (Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi parasetamol

meliputi orang dewasa jangan menggunakan lebih dari 10 hari secara terus

menerus anak di bawah dua belas tahun dilarang memakan obat ini lebih dari

lima kali sehari atau lebih dari lima hari segeralah ke dokter bila timbul

warna kekuningan pada mata atau kulit (Depkes RI 2007)

Parasetamol adalah derivat dari para amino fenol yang mempunyai daya

analgetika dan daya antipiretika Obat ini tidak menimbulkan perdarahan pada

lambung sehingga banyak dipakai sebagai analgetika dan antipiretika yang

aman namun Parasetamol memiliki daya inflamasi yang sangat lemah

(Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Tambahan

a Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi daripada efek anti

demamnya

b Parasetamol dan Asetosal memiliki efek anti demam yang lebih tinggi

daripada efek antinyeri dan antiradangnya (Depkes RI 2007)

24

24 Penggunaan Obat yang Rasional

Penggunaan obat yang rasional merujuk pada penggunaan obat yang benar

sesuai dan tepat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat dan dosis yang sesuai dengan kebutuhannya untuk jangka waktu

yang adekuat dan dengan biaya serendah mungkin bagi pasien Masalah-masalah

yang sering timbul sebagai bentuk ketidakrasionalan penggunaan obat antara lain

polifarmasi (penggunaan obat yang terlalu banyak) penggunaan yang berlebihan

dari antibiotika dan injeksi kegagalan untuk meresepkan obat yang sesuai dengan

panduan klinis serta pengobatan sendiri yang tidak tepat (World Health

Organization 2010)

Berbagai kriteria telah ditetapkan untuk menentukan kerasionalan penggunaan

suatu obat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya dengan dosis yang sesuai

dengan kebutuhannya untuk jangka waktu yang adekuat dan dengan biaya

serendah mungkin bagi pasien dan komunitasnya (World Health Organization

2010)

Batasan penggunaan obat rasional adalah bila memenuhi beberapa kriteria

antara lain (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2008)

a Tepat diagnosis yaitu obat diberikan sesuai dengan diagnosis Apabila

diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah

b Tepat indikasi penyakit yaitu obat yang diberikan harus tepat bagi suatu

25

penyakit

c Tepat pemilihan obat yaitu obat yang dipilih harus memiliki efek terapi

sesuai dengan penyakit

d Tepat dosis yaitu jumlah cara waktu dan lama pemberian obat harus

tepat Apabila salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi maka efek

terapi tidak tercapai

1 Tepat jumlah yaitu obat harus diberikan dalam jumlah yang cukup

2 Tepat cara pemberian yaitu cara pemberian obat yang tepat disesuaikan

dengan jenis obat yang digunakan Misalnya obat antasida seharusnya

dikunyah dulu baru ditelan

3 Tepat interval waktu pemberian yaitu cara pemberian obat hendaknya

dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah ditaati oleh

pasien Misalnya obat yang diminum tiga kali sehari diartikan bahwa

obat tersebut harus diminum dengan interval setiap delapan jam

4 Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian obat harus tepat sesuai

penyakitnya masing-masing

e Tepat penilaian kondisi pasien yaitu penggunaan obat disesuaikan dengan

kondisi pasien antara lain harus memperhatikan kontraindikasi obat

komplikasi kehamilan menyusui lanjut usia atau bayi

f Waspada terhadap efek samping yaitu obat dapat menimbulkan efek

samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang timbul pada pemberian

obat dengan dosis terapi seperti timbulnya mual muntah gatal-gatal dan

26

lain sebagainya

g Efektif aman mutu terjamin tersedia setiap saat dan harga terjangkau

untuk mencapai kriteria efektif maka obat harus dibeli melalui jalur

resmi

h Tepat tindak lanjut (follow-up) yaitu apabila sakit berlanjut setelah

swamedikasi dilakukan maka konsultasikan ke dokter

i Tepat penyerahan obat (dispensing) yaitu penggunaan obat rasional

melibatkan penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen Resep

yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di puskesmas akan

dipersiapkan obatnya dan diserahkan kepada pasien dengan informasi

yang tepat

j Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan

Ketidakpatuhan minum obat dapat terjadi pada keadaan

seperti berikut

1 Jenis sediaan obat beragam

2 Jumlah obat terlalu banyak

3 Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering

4 Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi

5 Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara

menggunakan obat timbulnya

6 Efek samping

27

25 Pengetahuan

251 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya yang meliputi

pengelihatan pendengaran penciuman rasa dan raba Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan

pengelihatan (Notoatmodjo 2010)

252 Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia

pendidikan lingkungan intelegensia dan pekerjaan Pengetahuan secara garis

besar dibagi menjadi enam tingkat meliputi tahu (know) memahami

(comprehension) aplikasi (aplication) analisa (analysis) sintesis (syntesis)

dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo 2010)

253 Faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a Jenis kelamin

Tingkat pengetahuan di pengaruhi oleh jenis kelamin Logan dan Rose

(2004) telah melakukan penelitian terhadap sampel 100 pasien untuk

mengetahui perbedaan pengetahuan nyeri antara laki-laki dan perempuan

Hasilnya menunjukan bahwa ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan

28

mengenai tingkat pengetahuan nyeri yaitu perempuan mempunyai tingkat

pengetahuan nyeri lebih baik dari pada laki-laki

b Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin membaik

Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca (Anonim 2011)

Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009)

1 Masa balita 0-5 tahun

2 Masa kanak- kanak 5-11 tahun

3 Masa remaja awal 12-16 tahun

4 Masa remaja akhir 17-25 tahun

5 Masa dewasa awal 26-35 tahun

6 Masa dewasa akhir 36-45 tahun

7 Masa Lansia Awal 46-55 tahun

8 Masa lansia akhir 56-65 tahun

9 Masa manula gt 65 tahun

c Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup

29

Pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut menerima informasi Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya

(Anonim2011)

Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berpikir

rasional serta menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 jalur pendidikan sekolah terdiri dari

1 Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan selama 9 tahun pertama

pada masa sekolah anak yang melandasi jenjang pendidikan

2 Pendidikan menengah adalah pendidikan menengah adalah jenjang

pendidikan dasar Pendidikan menengah dibagi menjadi

a Pendidikan Menengah Umum adalah pendidikan menengah di

selenggarakan oleh SMA (Sekolah Menengah Atas) atau MA

(Madrasah Aliyah) Pendidikan menengah umum dikelompokkan

dalam program sesuai dengan kebutuhan untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

b Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan Menengah

Kejuruan diselenggarakan oleh SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) dan MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan) Pendidikan

Menengah Kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi seni dunia industri tenaga kerja baik

secara nasional maupun global regional

30

c Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tinggi adalah jenjang

setelah pendidikan menengah Pendidikan tinggi diselenggarakan

oleh akademi institusi sekolah tinggi dan universitas

254 Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden

atau subjek penelitian Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur atau

diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo

2010)

26 Masyarakat

261 Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup

karena proses masyarakat Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang

kontinyu antar individu Dalam kehidupan bermasyarakat selalu dijumpai

saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan kehidupan

bermasyarakat (Soetomo 2009)

262 Ciri-ciri Masyarakat

Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia

yang mempunyai sebagai berikut

31

a Berada di wilayah tertentu

b Hidup secara berkelompok

c Terdapat suatu kebudayaan

d Terdapat interaksi sosial

e Terdapat pemimpin

f Terdapat stratafikasi sosial

263 Profil Kelurahan Palasari

Secara geografis Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

memiliki bentuk wilayah datar Kelurahan Palasari memiliki jumlah

penduduk 17421 jiwa pada keadaan 31 Desember tahun 2018 terdiri dari

8996 jiwa laki-laki dan 8425 jiwa perempuan Jumlah kepala keluarga di

Kelurahan Palasari saat ini mencapai sekitar 5091 KK

Tabel 21 Tingkat pendidikan di Kelurahan Palasari

NO PENDIDIKAN JUMLAH

L P JML

1 Tamat SD 1815 1676 3491

2 SMP 1780 1521 3301

3 SMA 421 376 797

4 Sarjana 87 54 141

5

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi deskriptif Penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran atau deskriptif tentang suatu masalah baik yang berupa faktor risiko

maupun faktor efek Penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

32 Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo

2010) Penelitian ini akan di laksanakan di Cilengkrang 1 RW 04 Kelurahan

Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

33 Waktu Penelitian

Waktu adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian

(Notoatmodjo 2010) Penelitian ini dilaksanakan di Cilengkrang 1 RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru dan akan dilaksanakan bulan Mei ndash Juni

2019

32

33

34 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat dan

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35 Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan agar pengukuran

variable atau pengumpulan data itu konsisten antara sumber data (responden)

yang di bantu dengan responden yang lain (Notoatmodjo 2010)

Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Pengetahuan penggunaan analgetik merupakan berbagai informasi yang

perlu diketahui oleh responden mengenai penggunaan antinyeri secara

aman dan rasional

b penggunaan obat swamedikasi antinyeri dilihat berdasarkan cara

mendapatkannya

36 Populasi dan Sampel

361 Populasi

Populasi adalah subyek atau golongan yang menjadi sasaran penelitian

(Notoatmodjo 2010) Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

34

a Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah

1 Masyarakat yang menggunakan obat swamedikasi analgetik

2 Berusia 17-55 tahun

3 Berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

4 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang tidak

menggunakan obat swamedikasi analgetika obat dengan resep dokter dan

berusia dibawah 17 tahun dan diatas 55 tahun Masyarakat yang tidak

berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung

362 Sampel

Penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan kriteria

inklusi dan eksklusi Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin

(Anwar Hidayat 2013)

Rumus Slovin

35

Dimana

n = besar sampel

N = besar populasi

d2 = penyimpangan terhadap populasi yang inginkan 10 atau 01

n =

=

= 85 sampel

Dari perhitungan rumus slovin didapatkan hasil 85 responden yang

dibagi ke dalam beberapa Rt yaitu

Rt 01

Rt 02

Rt 03

Rt 04

Rt 05

36

37 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer data primer merupakan data yang

sumber data dikumpulkan dengan membagikan kuisioner kepada responden

38 Teknik Pengumpulan Data

1 Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

2 Kueisioner dibuat 3 bagian yaitu bagian ke 1 berisi identitas responden

(nama jenis kelamin usia pendidikan terakhir) bagian ke 2 penggunaan

obat swamedikasi analgetik berjumlah 5 pertanyaan bagian ke 3 mengenai

tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik

39 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan

setelah pengumpulan data Untuk kemudian dalam pengolahan data dipergunakan

bantuan program komputer Langkah-langkah pengolahan data meliputi editing

coding entry dan analizing (Notoatmodjo2010)

Tahapan pengolahan data diantaranya

a Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh Editing dalam penelitian ini setelah data terkumpul yaitu

kelengkapan jawaban kuesioner

b Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan Coding dalam penelitian disini memberikan kode

angka pada jawaban responden untuk memudahkan analisis data

37

c Entry adalah proses memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam

program atau software komputer Dalam penelitian ini entry data

dilakukan dengan memasukkan data jawaban dan kemudian di masukkan

ke dalam program atau software komputer

d Analizing yaitu proses analisis data ditabulasi dan diberi skor (skoring)

Selanjutnya dilakukan perhitungan dan uji statistik terhadap data

310 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS for window release 2300

a Analisis Demografi Responden

Bagian pertama dari kuesioner adalah data pribadi responden yang berupa

jawaban singkat terdiri dari nama responden jenis kelamin usia dan pendidikan

terakhir Pada bagian ini dilakukan analisis secara deskriftif

b Analisis Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian kedua terdiri dari pertanyaan seputar penggunaan obat swamedikasi

analgetik berjumlah 5 pertanyaan Pada pertanyaan ini penilaian dihitung

berdasarkan distribusi frekuensi persentase () jumlah responden dengan jawaban

yang dipilih

c Analisis Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian ketiga terdiri dari 18 pertanyaan tingkat pengetahuan dan rasionalitas

obat swamedikasi analgetik yang berupa pilihan ganda (dengan 2 atau 3 pilihan

jawaban)

38

Responden yang telah menjawab pertanyaan dengan akan diberi nilai yaitu

a 1 untuk jawaban benar jika menjawab benar maka dinilai rasional

b 0 untuk jawaban salah atau tidak tahu jika menjawab salah atau tidak

tahu maka dinilai tidak rasional

Sehingga diperoleh total skor untuk pertanyaan seputar pengetahuan tentang

penggunaan analgetik adalah

a Maximum 1x 18 = 18

b Minimum 0 x 18 = 0

Ketentuan skor total pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dan

rasionalitas obat swamedikasi analgetik

a lt 55 dengan skor 9 Tingkat pengetahuan kurang

b 56-74 dengan skor 9-12 Tingkat pengetahuan cukup

c gt 75 dengan skor 13 Tingkat pengetahuan baik

(Budiman 2013)

Data yang diolah kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat

Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif Analisis univariat (analisis deskriptif) merupakan analisis yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang

menjelaskan angka atau jumlah presentasi masing-masing kelompok dari setiap

variabel Bagian yang akan dilakukan analisis univariat adalah bagian

39

identitas responden (jenis kelamin usia dan pendidikan terakhir) tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Karateristik Responden

Responden yang diteliti berjumlah 85 sampel yang berada di RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung Karakteristik responden

yang dilihat meliputi jenis kelamin usia dan pendidikan

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Jumlah Persentasi

(n=85) ()

1 Jenis kelamin

Laki-laki 24 2824

Perempuan 61 7176

2 Usia (tahun)

Remaja akhir 17 - 25 tahun 16 1882

Dewasa awal 26 - 35 tahun 29 3412

Dewasa akhir 36 - 45 tahun 19 2235

Lansia awal 46 - 55 tahun 21 2470

3 Pendidikan Terakhir

SD 19 2235

SMP 10 11 76

SMA 45 5294

S1 9 1059

S2 2 235

Berdasarkan hasil penelitian ini responden didominasi oleh perempuan

sebanyak 61 (7176) dengan golongan usia antara 26-35 tahun (3412)

penyebab nya karena pengobatan antinyeri menurut riskesdas pada tahun 2013

menunjukkan bahwa nyeri banyak diderita oleh wanita daripada laki-laki

40

41

(Riskesdas 2013) Mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 45

(5294) Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden berpendidikan

SMA pada umumnya mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang obat

swamedikasi Pendidikan sangat mempengaruhi perilaku seseorang seperti yang

dinyatakan Notoadmodjo (2010) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin tinggi pula intelektualnya Seseorang yang berpendidikan tinggi

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan

lainnya Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas

manusia dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin berkualitas

hidupnya Karateristik respoden dapat dilihat pada tabel 41

42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik

Tempat responden dalam memperoleh obat swamedikasi analgetik adalah di

apotek sebanyak 54 responden (635) di mini market sebanyak 5 responden

(69) membeli obat di warung sebanyak 26 responden (306) dan tidak ada

responden yang membeli di toko obat Dari seluruh responden pengobatan sendiri

paling banyak mendapatkan obat antinyeri yaitu di apotek Secara nasional pun

menunjukkan apotek dan toko obat warung merupakan sumber utama

mendapatkan obat rumah tangga atau obat swamedikasi (Riskesda 2013)

Tingkat pengetahuan masyarakat di RW 4 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

Kota Bandung tentang swamedikasi sudah tergolong baik karena masyarakat

lebih banyak membelinya di apotek yaitu 54 responden (635) yang secara

langsung ada petugas kesehatan yang menyerahkan obat dan jika tidak mengerti

cara penggunaan atau aturan pakai obat tidak diketahui bisa bertanya langsung

42

6

64 31 Mini Market

Warung

Apotek

pada petugas yang ada di apotek tersebut dibandingkan dengan membeli obat di

warung Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 41

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi Tempat

Memperoleh Obat Swamedikasi

43 Jenis Penyakit Atau Keluhan Penyakit

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap

Jenis keluhan Penyakit

Jenis Penyakit N

Nyeri sendi 1 12

Sakit haid 6 71

Sakit badan 11 129

Sakit gigi 20 235 Sakit kepala 47 553

Jumlah 85 100

Berdasarkan hasil penelitian ini keluhan nyeri yang paling banyak dialami

responden adalah sakit kepala sebanyak 47 responden (553) Pada tahun 2011

WHO juga menyatakan bahwa sebanyak 50-75 orang dewasa usia 18-65 tahun

di dunia mengalami sakit kepala selama setahun terakhir Faktor penyebab sakit

43

kepala yang dialami oleh bermacam-macam mulai dari karena mengidap suatu

penyakit tertentu seperti meningitis kanker otak maupun konsumsi obat berlebih

hingga akibat dari suatu aktifitas dan makanan yang di konsumsi Tanpa disadari

sakit kepala juga bisa muncul dari kegitan rutinitas yang sepele misalnya lama

menatap layar computer maupun ponsel terlalu lam duduk banyak tekanan atau

stress kurang tidur sedikit minum merokok dan banyak hal lainnya

(Cermaticom 2019) Maka dari itu responden harus sebijak mungkin memahami

cara penggunaan obat yang tepat supaya menghindarkan masyarakat dari

penggunaan obat yang salah Presentase keluhan yang dialami responden dapat

dilihat pada tabel 42

44 Jenis Obat yang digunakan

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Responden

Terhadap Jenis Obat yang digunakan

Obat yang digunakan N

Metampiron 4 47

Natrium Diklofenak 9 106

Ibuprofen 11 129

Asam Mefenamat 13 153 Paracetamol 48 565

Jumlah 85 100

Dilihat dari jenis obat nyeri yang dipilih kebanyakan responden memilih

menggunakan parasetamol dalam swamedikasi analgetik dengan keluhan sakit

kepala terbanyak Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gissele Sarganas yang

mengatakan bahwa parasetamol merupakan obat yang umum dan mudah di akses

dibanyak Negara (Sarganas2015) Responden dalam penelitian ini telah

menggunakan obat secara benar karena sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan

44

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan bahwa golongan obat yang digunakan

swamedikasi merupakan obat-obat yang relatif aman meliputi golongan obat

bebas dan obat bebas terbatas ( BPOM 2014)

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas

451 Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penilaian mengenai tingkat pengetahuan dapat

diketahui mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong cukup yaitu

(376) sebanyak 32 responden Data lengkap dapat dilihat di tabel 44

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahaun Responden

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

responden

Persentase

Kurang 30 353

Cukup 32 376

Tinggi 23 211

Jumlah 85 100

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Dari seluruh responden yang berada di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung tidak semuanya melakukan pengobatan

swamedikasi obat antinyeri secara rasional dan tepat Pada perilaku

pengggunaan obat swamedikasi obat antinyeri dinilai dari beberapa sub

indikator yaitu tepat indikasi tepat obat tepat dosis tepat pemakaian tepat

efek samping tepat interaksi obat dan tepat kontraindikasi Seacara lebih

rincinya dapat dilihat pada tabel 413

45

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden

No

Tepat indikasi

Tepat

Tidak

Tepat

N

P1

Menurut Anda apakah

benar analgesik merupakan

obat yang mampu

meredakan atau mengurangi

nyeri

83

976

2

24

85

P2

Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk

mengobati nyeri saja

29

341

56

659

85

P4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

29

341

56

659

85

P5

Paracetamol merupakan

obat penurun panas Apakah

parasetamol mampu meredakan nyeri

49

576

36

424

85

P7

Jika Anda mengalami sakit

kepala apakah jenis obat yang sebaiknya dikonsumsi

60

706

25

294

85

Jumlah 250 59 175 41

Tepat Obat

P3

Termasuk jenis obat

golongan apakah obat pereda

nyeri yang hanya boleh

digunakan secara swamedikasi

40

471

45

529

85

P6

Jenis obat apa yang anda

pahami sebagai obat pereda

nyeri yang dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

50

588

35

412

85

Jumlah 90 54 80 46

Tepat Pemakaian

P8

Apakah Anda mengetahui

kapan waktu yang tepat

dalam mengkonsumsi obat

pereda nyeri

77

906

8

94

85 Jumlah 77 91 8 8

Tepat Efek Samping

P9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik

35

412

50

588

85

46

di rumah

P10

Dampak apakah yang

terjadi apabila menggunakan

dosis obat pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

28

329

57

671

85

Jumlah 63 37 107 63

Tepat Dosis

P11

Apakah dosis obat pereda

nyeri anak sama dengan

dosis obat pereda nyeri dewasa

67

788

18

212

85

P12

Apakah benar obat pereda

nyeri boleh digunakan secara

terus menerus meski rasa

sakit telah hilang

54

635

31

365

85

P18

Menurut Anda apakah boleh

meningkatkan konsumsi

obat pereda nyeri yang

diminum dalam sekali

konsumsi (sekali minum langsung 2 tablet lebih)

37

435

48

565

85

Jumlah 158 62 97 38

Tepat Interaksi

P13

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

digunakan bersamaan

dengan obat maag dalam

sekali konsumsi tanpa

adanya rentang waktu

konsumsi

48

565

37

435

85

P14

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

diminum bersamaan dengan kopi

55

647

30

353

85

Jumlah 103 54 67 46

Tepat Kontraindikasi

P15

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu hamil

58

682

27

318

85

P16

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di

konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

31

365

54

635

85

P17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh

35

412

50

588

85

47

mengkonsumsi aspirin untuk meredakan nyeri

Jumlah 124 49 131 51

Hasil dari kuesioner yang dibagikan menunjukkan 59 responden

melakukan ketepatan indikasi sebagian dari responden yang memiliki nilai

buruk dan tidak memperhatikan indikasi obat sebelum meminum obat

antinyeri yaitu sekitar 41 Indikasi obat antinyeri untuk penanganan obat

antinyeri penting diperhatikan secara cermat karena apabila salah indikasi

obat maka akan menimbulkan kesalahan obat yang akan digunakan

Tabel diatas menunjukkkan bahwa rata-rata jumlah responden yang

menjawab tepat obat 54 tidak jauh berbeda dengan jumlah responden yang

memiliki jawaban tidak tepat obat yaitu 46 Hal ini dikarenakan karena

masyarakat sudah mengetahui jenis obat yang di pahami untuk mengobati

nyeri dan mayoritas masyarakat sebagian besar belum mengetahui golongan

obat apa yang tepat untuk digunakan dalam swamedikasi

Hasil yang diperoleh melalui kuesioner menunjukkan terdapat 62

responden benar dan tepat dosis sebelum melakukan pengobatan nyeri secara

swamedikasi dan bernilai 38 responden tidak tepat dalam melihat dosis

sebelum penggunaan obat antinyeri secara swamedikasi Hal-hal tersebut

memang perlu ditanyakan kepada responden karena hal inilah yang terjadi di

masyarakat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji Pratiwi (2014)

bahwa dari 100 responden di Surabaya hanya 80 orang yang melakukan cara

minum dan jumlah minum obat yang tepat ketika ingin mempercepat

48

penyembuhan terdapat 20 responden menyatakan mereka meminum dua

tablet ketika ingin menyembuhkan nyeri yang dialaminya dan ini berkaitan

dengan bioavaibilitas obat di tubuh serta akumulasi obat yang ditubuh

sehingga perlu diperhatikan penggunaan dosis obat antinyeri yang dilakukan

secara swamedikasi

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tabel diketahui hanya 37

responden yang menjawab rasional dengan sub indikator tepat efek samping

hal dikarenakan masyarakat tidak memahami mengenai efek samping obat

yang terjadi setelah meminumnya Efek samping yang ditimbulkan oleh suatu

obat terkadang tidak perlu dilakukan tindakan medis untuk mengatasinya

namun beberapa obat perlu diperhatikan secara lebih penanganannya (BPOM

2014) Untuk mencegah terjadinya efek samping yang lebih parah maka

sebaiknya dilakukan penghentian obat dan segera dikonsultasikan dengan

tenaga medis terkait Efek samping obat golongan AINS (obat antinyeri)

menurut Goodman amp Gilman (2006) secara umum memiliki efek samping

perdarahan lambung nefrotoksisitas dan bronskopasme jika obat tidak tepat

digunakan

Beberapa hal yang menjadi penilaian ketepatan interaksi obat adalah

obat lain yang dikonsumsi selain obat antinyeri membolehkan meminum obat

lain dan meminum obat dengan kopi Interaksi obat terjadi antara obat dengan

obat dan obat dengan makanan Nilai yang muncul untuk ketepatan interaksi

obat adalah 54 tepat interaksi dan hanya 46 tidak tepat interaksi obat

Interaksi obat ini perlu diperhatikan karena interaksi obat dengan obat akan

49

menjadikan sistem kompetitor satu sama lain antara satu obat dengan obat lain

yang menjadikan salah satu obat menjadi tidak aktif (Stockley Drug

Interaction 2000)

ketepatan kontraindikasi obat nilai yang muncul terkait ketepatan

kontraindikasi obat ini adalah 49 mengetahui tepat kontraindikasi dan 51

tidak mengetahui ketepatan kontraindikasi Pada pasien penyakit asma tidak

diperbolehkan menggunakan obat antinyeri secara bebas karena efek samping

dari nyeri yang menjadikan bronkospasme terutama pada pasien yang

memiliki riwayat penyakit asma (Ioana Dana Alexa 2014)

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi

Analgetik

Aspek Pernyataan Benar Salah Nomor Sumber

Pernyataan

Tepat indikasi 59 41 1245 amp 7

Tepat obat 54 46 3 amp 6

Tepat pemakaian 91 8 8

Tepat efek samping 37 63 9 amp 10

Tepat dosis 62 38 1112 amp 18

Tepat interaksi 54 46 13 amp 14

Tepat kontra

indikasi 49 51 15 16 amp 17

Rata- rata 58 42

Berdasarkan hasil penilaian rata-rata mengenai obat dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional 58 dan

tidak rasional 42 Penggunaan obat yang tidak rasional paling banyak

disebabkan oleh ketidaktepatan efek samping obat 37

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

51 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

a Tingkat pengetahuan masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari Kecmatan

Cibiru tergolong cukup dengan Persentasi 376 bedasarkan instrument

kuesioner tingkat pengetahuan swamedikasi yang sudah di validasi

b Masyarakat yang di jadikan responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42 di masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru

52 Saran

Berdasarkan penelitian ini saran-saran yang dapat di berikan

adalah sebagai berikut

a Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengukur tingkat pengetahuan

mengenai suamedikasi khususnya obat analgetik lebih rinci mendalam

dan akurat sesuai dengan aturan sehingga dapat di ketahui lebih jelas apa

yang tidak di ketahui oleh responden

b Institusi terkait lebih meningkatkan lagi tentang pengetahuan penggunaan

obat swamedikasi analgetik agar masyarakat dapat menggunakan obat

secara rasional

51

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI 2013 Riset

Kesehatan Dasar 2013 Jakarta Kementrian Kesehatan RI halaman 40

BPOM RI 2014 Menuju Swamedikasi yang Aman Info Pom Vol 15 No 1

Budiman dan Riyanto 2013 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan

Sikap dalam Penelitian Kesehatan Penerbit Salemba Medika Jakarta

pp 11-12

Departemen Farmakologi dan Terapeutik 2007 Farmakologi dan Terapi

Jakarta FKUI

Departemen kesehatan RI 1993 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

919MenKesPERX1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat

Diserahkan Tanpa Resep Jakarta Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Obat Bebas Terbatas Jakarta Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) Materi pelatihan

peningkatan pengetahuan dan keterampilan memilih obat bagi tenaga

kesehatan (pp 0- 8 13-14 18 20-23 31) Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Garrido Pilar Carrasco etal 2014 Predictive factors of self-medicated

analgesic use in Spanish adults a cross-sectional national study

BMC Pharmacology amp Toxicology 2050-05111536

Marta Halim dkk 2013 Dasar-dasar Farmakologi 2 edisi 1

Mangku G Diktat Kumpulan Kuliah BagianSMF Anestesiologi dan

Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2002

Morgan GE Pain Management In Clinical Anesthesiology 2nd ed

Stamford Appleton and Lange 1996 274-316

Mutschier Ernst 1991 Dinamika Obat Bandung Penerbit ITB

Notoatmodjo Soekidjo 2010 Ilmu Pengetahuan dan penelitian dan

Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta Rineka Cipta

52

Sarganas Giselle dkk(2015) Prevalence trend patterns and associations of

analgesic use in Gremany (22 September 2015) Biomed Central Jerman

Tim Medical Mini Notes 2017 Basic Pharmacology and Drug Notes Makassar

MMN Publishing

Tjay TH dan Rahardja K 2010 Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan

Sehari- hari Jakarta PT Elex Media Komputindo

Anonim 2011 Definisi Pengetahuan Serta Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi httpduniabacacomdefinisi-pengetahuan-serta-faktor-

faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuanhtml (Diakses 20 juli 2019)

Anwar Hidayat Cara Perhitungan Rumus Slovin

httpswwwstatistikiancom2017hitung-rumus-slovin-sampelhtmlamp

(Diakses 8 Maret 2019)

Fitriya 2019 Sakit Kepala Penyebab Sakit kepala dan Cara menghilangkan

sakit Kepala yang Perlu kamu tahu httpswww-

cermaicomcdnampprojectorgvswwwcermaticomartikelampsakit-

kepala-penyebab-sakit-kepala-da-cara-menghilangkan-sakit-kepala-yang-

perlu-kamu-tahuamp_js_v (Diakses 22 Agustus 2019)

WHO 2000 Drug Information Geneva World Health Organization Page 1

World Health Organization (2010 May) Rational use of medicines Juli

28 2019 httpwwwwhointmediacentrefactsheetsfs338enindexhtml

LAMPIRAN

53

53

Identifikasi masalah

Merumuskan masalah

Menentukan sampel

ALUR PENELITIAN

Pengolahan data

(editingkoding

skoring)

Analisiss data

(Analisis Univariat)

Penyajian data

kueisioner

Kesimpulan dan saran

LAMPIRAN II

54

SURAT IZIN DARI KESBANGPOL

LAMPIRAN III

55

SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS KESEHATAN

LAMPIRAN IV

56

SURAT IZIN PENELITIAN DARI KELURAHAN

LAMPIRAN V

57

(LANJUTAN)

LAMPIRAN VI

58

SURAT IZIN PENELITIAN DARI PUSKESMAS CIPADUNG

LAMPIRAN 59

59

KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL

I Identitas Responden

Nama

Jenis jenis kelamin Laki-laki Wanita

USIA

Alamat

No Telepon HP

Pendidikan terakhir

TAHUN

II Pendahuluan

1 Apakah anda pernah melakukan swamedikasi (pengobatan tanpa

harus datang ke dokter)

a Ya b Tidak

2 Apakah Anda pernah meminum obat antinyeri sebelumnya

a Ya b Tidak

3 Di manakah Anda memperoleh obat antinyeri tersebut

a Apotek b Warung

c Toko obat d Mini market

4 Penyakit apa yang bisa Anda obati dengan antinyeri tersebut

Jawab

5 Apa saja nama obat antinyeri yang biasa Anda gunakan untuk mengobati penyakit tersebut

Jawab

III Rasionalitas Penggunaan Obat Analgetik

1 Menurut Anda apakah benar analgesik merupakan obat yang

mampu meredakan atau mengurangi nyeri

a Benar b Salah

2 Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk mengobati

60

nyeri saja

a Benar b Salah

3 Termasuk jenis obat golongan apakah obat pereda nyeri yang

hanya boleh digunakan secara swamedikasi

a Obat keras b Obat bebas

Terbatas

4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

5 Paracetamol merupakan obat penurun panas Apakah parasetamol

mapu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

6 Jenis obat apa yang anda pahami sebagai obat pereda nyeri yang

dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

a Paracetamol b Ibuprofen

c Natrium

diklofenak

d Asam

mefenamat

7 Jika Anda mengalami sakit kepala apakah jenis obat yang

sebaiknya dikonsumsi

a Antibiotik b Analgesik c Antitusif

8 Apakah Anda mengetahui kapan waktu yang tepat dalam

mengkonsumsi obat pereda nyeri

a Sebelum

makan

b Sebelum

tidur

c Sesudah makan

9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik di rumah

a Lemari b Tempat

obat

c Kulkas

10 Dampak apakah yang terjadi apabila menggunakan dosis obat

pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

a Sesak napas b Terjadi gangguan pada

lambung-usus

11 Apakah dosis obat pereda nyeri anak sama dengan dosis obat

pereda nyeri dewasa

a Ya b Tidak

12 Apakah benar obat pereda nyeri boleh digunakan secara terus

menerus meski rasa sakit telah hilang

a Benar b Salah

cBadan lemas

61

13 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri digunakan

bersamaan dengan obat maag dalam sekali konsumsi tanpa adanya

rentang waktu konsumsi

a Boleh b Tidak boleh

14 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri diminum

bersamaan dengan kopi

a Boleh b Tidak boleh

15 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu

hamil

a Aspirin b Parasetamol

16 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

a Diklofenak b Parasetamol

17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh mengkonsumsi

aspirin untuk meredakan nyeri

a Boleh b Tidak boleh

18 Menurut Anda apakah boleh meningkatkan konsumsi obat pereda

nyeri yang diminum dalam sekali konsumsi (sekali minum langsung

2 tablet lebih)

a Boleh b Tidak boleh

62

LAMPIRAN VIII

OUTPUT HASIL UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS KUESIONER

63

64

65

66

Case Processing Summary

N

Cases Valid 20 1000

Excludeda 0 0

Total 20 1000

a Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

933 18

67

LAMPIRAN IX

ANALISIS UNIVARIAT

1 Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Perempuan

laki-laki

Total

61

24

718

282

718

282

718

282

85 1000 1000 1000

Usia

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Remaja Akhir (17 - 25 Thn) 16 188 188 188

Dewasa Awal (26 - 35 Thn) 29 341 341 529

Dewasa Akhir (36 - 45 Thn) 19 224 224 753

Lansia Awal (46 - 55 Thn)

Total

21

85

247

1000

247

1000

247

1000

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 19 224 224 224

SMP 10 118 118 341

SMA 45 529 529 871

S1 9 106 106 976

S2 2 24 24 24

Total 85 1000 1000 1000

68

2 Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Melakukan swamedikasi

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 85 1000 1000 1000

Pernah minum obat antinyeri

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 85 1000 1000 1000

Tempat mendapatkan obat

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid mini market 5 59 59 59

warung 26 306 306 365

apotek 54 635 635 1000

Total 85 1000 1000

Obat yang digunakan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid metampiron 4 47 47 47

natrium diklofenak 9 106 106 153

ibuprofen 11 129 129 282

asam mefenamat 13 153 153 435

paracetamol 48 565 565 1000

Total 85 1000 1000

Jenis penyakit

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid nyeri sendi 1 12 12 12

sakit haid 6 71 71 82

sakit badan 11 129 129 212

sakit gigi 20 235 235 447

sakit kepala 47 553 553 1000

Total 85 1000 1000

69

LAMPIRAN X

TABEL CODING KARAKTERISTIK RESPONDEN

JENIS KELAMIN PEREMPUAN 0

LAKI-LAKI 1

USIA

REMAJA AKHIR 0

DEWASA AWAL 1

DEWASA AKHIR 2

LANSIA AWAL 3

PENDIDIKAN

SD 0

SMP 1

SMA 2

S1 3

S2 4

Responden

Jenis

Kelamin Coding

Usia

Coding

Pendidikan

Coding

RT

1

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

RT 1

2

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

3

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

4

L

1

dewasa

awal

1 sd

0

5

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

6 p 0 lansia awal 3 sd 0

7

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

8

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

9

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

10

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

11 p 0 lansia awal 3 sd 0

12

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

13

p

0

dewasa akhir

2

sd

0

70

14

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

15

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

16

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

17

L

1

dewasa

akhir

2 sd

0

18

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

19

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

20 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 2

21

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

22

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

23 p 0 lansia awal 3 s2 4

24

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

25 L 1 lansia awal 3 sma 2

26 p 0 lansia awal 3 sd 0

27

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

28

L

1

dewasa

awal

1 smp

1

29

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

30 p 0 lansia awal 3 sd 0

31

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

32 p 0 lansia awal 3 sd 0

33

p

0

dewasa

akhir

2 smp

1

34 p 0 lansia awal 3 sd 0

35

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

RT 3

36

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

37 L 1 lansia awal 3 S1 3

38

L

1

dewasa

akhir

2

S2

4

39

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

40

p

0

dewasa akhir

2

sma

2

71

41 p 0 lansia awal 3 sma 2

42

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

43

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

44

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

45

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

46

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

47

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

48

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

49

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

50

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

51 p 0 lansia awal 3 smp 1

52

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

53

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

54

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

55

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

56 p 1 lansia awal 3 sma 2

57 p 0 lansia awal 3 sma 2

58 p 0 lansia awal 3 sma 2

59

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

60

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

61

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

62

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

63

P

0

dewasa

akhir

2

S1

3

64

L

1

dewasa

awal

1 s1

3

65

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

66 p 0 dewasa 1 sma 2

72

awal

67

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

68 p 0 lansia awal 3 sma 2

69

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

70

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

71

L

1

dewasa

akhir

2 s1

3

72 p 0 lansia awal 3 sd 0

73

p

0

dewasa

akhir

1 sma

2

74

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

75 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 4

76

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

77 p 0 lansia awal 3 sma 2

78

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

79 p 0 lansia awal 3 sma 2

80

P

0

dewasa

akhir

1 smp

1

81 p 0 lansia awal 3 smp 1

82

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

RT 5

83

p

0

dewasa

akhir

1 sd

0

84

p

0

remaja

akhir

0 smp

1

85

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

73

LAMPIRAN XI

TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

KETERANGAN P1

amp P2

KETERANGAN P 3

KETERANGAN P 4

KETERANGAN P 5

Ya 0 Toko Obat 0 Nyeri sendi 0 Metampiron 0

Tidak

1

Mini Market

1

Sakit haid

1

Natrium

Diklofenak 1

Warung 2 Sakit badan 2 Ibuprofen 2

Apotek 3 Sakit gigi 3 Asam Mefenamat 3

Sakit kepala 4 Paracetamol 4

Respon

den

P1

Codi

ng

P2

Codi

ng

P3

Codi

ng

P4

Codi

ng

P5

Codin

g

1

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

2

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

3

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

4

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

5

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

6

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

7

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

8

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

9

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

10

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

3

74

at

11

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

12

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

13

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

14

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

15

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

16

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

gigi

3

paraceta

mol

4

17

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

18

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

19

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

20

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

21

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

22

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

23

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

24

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

25

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

26

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

4

paraceta

mol

4

75

la

27

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

28

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

29

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

30

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

31

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

32

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

33

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

4

paraceta

mol

4

34

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

35

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

36

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Saki

kepa

la

4

metampi

ron

0

37

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

38

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

39

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Nyer

i

haid

1

ibuprofe

n

2

40

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

3

paraceta

mol

4

41

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

42

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

76

43

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

44

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

45

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

46

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

47

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

48

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

49

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

ibuprofe

n

2

50

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

51

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

0

natrium

diklofena

k

1

52

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

53

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

54

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

ibuprofe

n

2

55

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

56

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

57

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

58

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

59

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

1

77

k

60

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

61

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

62

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

63

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

64

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

metampi

ron

0

65

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

3

metampi

ron

0

66

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

67

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

68

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

metampi

ron

0

69

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

70

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

71

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

72

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

asam

mefenam

at

3

73

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

ibuprofe

n

2

74

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

75 ya 1 ya 1 Apote 3 nyeri 1 natrium 1

78

k send i

diklofena k

76

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

77

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

78

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

asam

mefenam

at

3

79

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

80

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

81

ya

1

ya

1

Waru

ng

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

82

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

83

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

84

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

85

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

79

LAMPIRAN XII

TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER TINGKAT

PENGETAHUAN

Responden

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y9

Y10

Y11

Y12

Y13

Y14

Y15

Y16

Y17

Y18

Jumlah

1 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 25

2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 30

3 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 24

4 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 22

5 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

6 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 18

7 2 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 20

8 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 0 0 18

9 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 16

10 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

11 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 0 20

12 2 0 0 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 14

13 2 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

14 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

15 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 2 12

16 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 10

17 2 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 24

18 2 2 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

19 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 20

20 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 24

21 2 1 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 2 2 22

22 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 30

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 33

24 2 0 0 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 0 25

25 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 2 2 1 2 1 2 16

26 2 0 0 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

27 2 2 2 2 2 0 0 2 0 1 2 0 2 1 2 0 1 0 21

80

28 2 0 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 0 24

29 2 0 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2 2 1 0 0 0 0 20

30 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 0 1 1 19

31 2 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 0 1 2 2 0 1 0 17

32 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

33 2 0 1 1 2 0 0 2 0 1 0 2 2 1 2 0 2 2 20

34 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0 0 1 1 0 12

35 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

36 2 0 1 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 1 0 0 18

37 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

38 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 32

39 2 0 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 2 2 18

40 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 1 2 2 1 1 0 23

41 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

42 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 18

43 2 2 0 1 2 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 20

44 2 2 1 1 2 2 0 2 0 0 2 2 1 0 0 1 0 0 18

45 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 0 28

47 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 1 2 0 0 2 21

48 2 0 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 20

49 2 1 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 1 0 2 0 1 2 19

50 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 18

51 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 1 0 0 0 21

52 2 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 2 0 2 0 16

53 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 1 0 23

54 2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 25

55 2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 12

56 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

57 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 2 2 1 1 0 13

58 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

59 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 1 2 12

60 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36

62 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

63 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 30

81

64 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

65 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 30

66 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 2 2 2 2 1 1 0 0 15

67 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 1 0 0 0 0 21

68 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 1 1 2 1 1 0 16

69 2 2 0 0 2 0 0 2 2 0 2 1 0 2 2 0 1 0 18

70 2 2 2 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 2 21

71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 34

72 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 11

73 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 0 21

74 2 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 1 2 0 1 2 15

75 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

76 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

77 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 1 2 23

78 2 0 0 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

79 2 0 2 2 2 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

80 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 26

81 2 0 2 2 0 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 0 18

82 2 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 2 1 1 0 2 1 0 12

83 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 2 0 0 1 0 11

84 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

85 2 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 9

82

LAMPIRAN XIII

DOKUMENTASI

83

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …

6

1 Nyeri somatik luar nyeri tajam di kulit subkutis dan mukosa

2 Nyeri somatik dalam nyeri tumpul pada otot rangka sendi dan

jaringan ikat

3 Nyeri viseral nyeri akibat disfungsi organ viseral (Marta dkk 2013)

b Nyeri kronik atau nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa

tanda-tanda aktivitas otonom kecuali serangan akut Nyeri tersebut dapat

berupa nyeri yang tetap bertahan sesudah penyembuhan luka

(penyakitoperasi) atau awalnya berupa nyeri akut lalu menetap sampai

melebihi 3 bulan Nyeri ini disebabkan oleh

1 kanker akibat tekanan atau rusaknya serabut saraf

2 non kanker akibat trauma proses degenerasi dll (Marta dkk 2013)

213 Mekanisme Nyeri

Mekanisme nyeri terdiri dari 4 proses elektro fisiologi nociseptif yaitu

1 Transduksi adalah proses perubahan stimulus menjadi impuls saraf

Stimulus nyeri akan diterima oleh nociceptor pada ujung saraf bebas A

delta dan C kemudian mengalami perubahan atau diterjemahkan menjadi

aktifitas fisik pada impuls saraf

2 Transmisi adalah proses penyaluran impuls saraf melalui serabut saraf

sensoris menuju ke medulla spinalis Impuls tersebut dibaca oleh serabut

saraf A delta dan C

3 Modulasi adalah proses interaksi antara analgetik endogen dengan impuls

nyeri yang masuk kedalam kornu posterior medulla spinalis Sistem

analgesik endogen meliputi enkafalis endorphin serotonin dan

7

nonepinefrin Dengan demikian kornu posterior seperti sebuah gerbang

yang dapat tertutp atau terbuka yang dipengaruhi oleh sistem analgesik

endogen tersebut

4 Persepsi adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik

mulai dari proses tansduksi transmisi dam modulasi yang pada gilirannya

menghasilkan suatu perasaan yang subjektif yang dikenal sebagai persepsi

nyeri ( Mangku G 2002)

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri

Respon tubuh terhadap nyeri berupa terjadinya respon hormonal melalui

mobilisasi hormon-hormon katabolisme dan reaksi imunologis yang secara

umum disebut respon stress Respon nyeri sangat merugikan tubuh karena

dapat menurunkan cadangan makanan daya tahan tubuh meningkatkan

kebutuhan oksigen jantung menganggu fungsi respirasi dan segala

konsekuensi dari gangguan tersebut dan pada akhirnya dapat menyebabkan

tromboemboli dan meningkatnya mordibitas dan mortalitas (Mangku G

2002)

215 Tatalaksana nyeri

Secara umum penatalaksaan nyeri dikelompokkan menjadi dua yaitu

penatalaksaan secara farmakologi dan non farmakologi

1 Penatalaksaan secara Farmakologi

Praktik dalam tatalaksana nyeri secara garis besar stategi farmakologi

mengikuti rdquoWHO Three Step Analgesic Ladderrdquo yaitu

a Tahap pertama dengan menggunakan obat analgetik nonopiat seperti

8

NSAID atau COX2 spesific inhibitors

b Tahap kedua dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri Maka

diberikan obat-obat seperti pada tahap 1 ditambah opiat secara

intermiten

c Tahap ketiga dengan memberikan obat pada tahap 2 ditambah opiat

yang lebih kuat

Penanganan nyeri berdasarkan mekanisme nyeri pada proses transduksi

dapat diberikan anestesik lokal dan atau obat anti radang non steroid pada

transmisi inpuls saraf dapat diberikan obat-obatan anestetik lokal pada proses

modulasi diberikan kombinasi anestetik lokal narkotik dan atau klonidin dan

pada persepsi diberikan anestetik umum narkotik atau parasetamol (Morgan

GE 1996)

22 Analgetik

Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang rasa nyeri

merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi rasa nyeri

tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Analgesik baik nonnarkotik maupun narkotik diresepkan untuk meredakan

nyeri pilihan obat tergantung dari beratnya nyeri Nyeri yang ringan sampai

sedang dari otot rangka dan sendi sering kali diredakan dengan pemakaian

analgesik nonnarkotik Nyeri yang sedang sampai berat pada otot polos organ

dan tulang biasanya membutuhkan analgesik narkotik (Sujati Woro 2016)

9

221 Pengolongan Analgesik

Atas dasar cara kerja farmakologisnya analgesik dibagi dalam 2

kelompok besar yaitu

1 Analgetika narkotik

Analgetik non narkotik khusus digunakan untuk menghilangkan rasa

nyeri hebat seperti dalam fraktur dan kanker Cara kerja obat ini adalah

memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi umum (Tan Hoan Tjay

2010) Analgetika narkotik disebut juga opioida yang memiliki kerja

mirip opioid dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor

opioid yang khas di SSP hingga persepsi dan respon emosional terhadap

nyeri berkurang

Efek samping yang ditimbulkan anlgetika narkotik adalah supresi

SSP (sedasi menekan pernafasan dan batuk miosis hipotermia

perubahan mood) saluran nafas (bronkokontriksi pernafasan menjadi

dangkal dan menurun frekuensinya) sistem sirkuasi (vasodilatasi

perifer) saluran cerna (motilitas berkurang) saluran uroginetal histamin

liberator kebiasaan atau reaksi adiksi pada penggunaan lama

Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk meminum

obat golongan ini karena opioda dapat melintasi plasenta dan jika

diberikan terus-menerus akan merusak janin dan menjadikan depresi

pernafasan serta lambat dalam persalinan (Tan Hoan Tjay 2010)

Hal yang dapat dilakukan dengan munculnya nyeri adalah

10

a Tetap aktif dan fokus dalam pekerjaan

b Menggunakan air hangat untuk kompres bagian yang nyeri

c Menggunakan obat penghilang nyeri

d Menghubungi dokter jika nyeri berkelanjutan

2 Analgesik Perifer (Non Narkotik)

Penggunaan obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan terkadang

memberikan daya antipiretis dan antiradang biasa diberikan untuk obat

nyeri ringan hingga sedang dengan penyebab yang beranekaragam seperti

nyeri kepala sendi otot gigi perut nyeri haid benturan dan kecelakaan

(Tan Hoan Tjay 2010) Golongan Analgetik perifer memiliki beberapa

efek samping yaitu gangguan lambung-usus kerusakan darah hati dan

ginjal serta reaksi alergi pada kulit jika digunakan dalam waktu lama dan

dosis yang tinggi Maka dari itu penggunaan dalam waktu terus-menerus

tidak dianjurkan Pada wanita hamil dan menyusui obat analgetika yang

aman digunakan hanyalah parasetamol sedangkan asetosal salisilat

NSAID dan metamizol dapat mengganggu perkembangan janin sehingga

perlu dihindari (Tan Hoan Tjay 2010)

Beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat nyeri dengan

pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan Aspirin (asetosal)

(BPOM RI 2015)

11

23 Swamedikasi

231 Definisi Swamedikasi

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh individu untuk

merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit Masyarakat

melakukan swamedikasi biasanya untuk mengatasi keluhan- keluhan dan

penyakit ringan yang sering dialami seperti demam nyeri pusing batuk

influenza maag Kecacingan diare penyakit kulit dan lain- lain Golongan

obat yang digunakan swamedikasi merupakan obat- obat yang relatif aman

meliputi golongan obat bebas dan obat bebas terbatas (BPOM RI 2014)

Swamedikasi dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau rasional

Penggunaan obat yang rasional adalah bahwa pasien menerima obat yang

tepat dengan keadaan kliniknya dalam dosis yang sesuai dengan keadaan

individunya pada waktu yang tepat dan dengan harga terjangkau Pengertian

lain dari penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan

terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologi yang benar dari

penyakit

Menurut WHO swamedikasi memiliki beberapa hal yang harus

diperhatikan Seperti penyakit yang diderita adalah penyakit dan gejala

ringan yang tidak diperlukan untuk datang ke dokter atau tenaga medis

lainnya Selain itu obat yang dijual adalah obat golongan over-the-counter

(OTC) (WHO 2000)

12

232 Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan swamedikasi agar

diperoleh swamedikasi yang benar dan aman maka hal- hal yang perlu

diperhatikan meliputi (BPOM RI 2014)

1 Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasi

Kondisi individu yang akan melakukan swamedikasi merupakan hal

pertama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan swamedikasi Beberapa

kondisi yang perlu diperhatikan meliputi kehamilan berencana untuk hamil

menyusui umur sedang dalam diet khusus baru saja berhenti mengonsumsi

obat lain atau suplemen makanan serta mempunyai masalah kesehatan baru

selain penyakit yang selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan

dari dokter (BPOM RI 2014)

Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan lebih

hati- hati karena beberapa jenis dapat menimbulkan pengaruh yang tidak

diinginkan pada janin Beberapa obat disekresikan melalui air susu ibu

walaupun jumlah obat di ASI kadarnya kecil namun kemungkinan dapat

berpengaruh pada janin Komposisi obat terdapat beberapa zat tambahan yang

harus diperhatikan oleh pasien dengan diet khusus contoh obat dalam bentuk

sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat

mempengaruhi kondisi pasien dengan diet gula (BPOM RI 2014)

Mambaca peringatan atau perhatian yang tertera pada label atau brosur

obat manjadi hal yang perlu dilakukan untuk mecegah kejadian di atas Brosur

obat biasanya menjelaskan hal- hal yang perlu diperhatikan baik sebelum atau

13

sesudah mengonsumsi obat yang dimaksud (BPOM RI 2014)

2 Memahami bahwa ada kemungkinan interaksi obat

Banyak obat yang dapat menimbulkan interaksi baik dengan obat lain

atau makanan dan minuman yang dikonsumsi Kenali nama obat atau nama

zat berkhasiat yang terkandung dalam obat yang sedang dikonsumsi atau yang

akan digunakan Interaksi obat dapat ditanyakan pada apoteker di apotek atau

membaca aturan pakai yang tercantum pada label kemasan obat untuk

menghindari masalah yang akan terjadi (BPOM RI 2014)

3 Mewaspadai efek samping yang mungkin muncul

Obat tidak hanya menimbulkan efek mengatasi penyakit atau gejala

penyakit namun obat juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan

Mengatasi efek samping yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis

namun demikian beberapa efek samping membutuhkan perhatian lebih dalam

penanganannya (BPOM RI 2014)

Efek samping dapat timbul dalam mengkonsumsi obat antara lain reaksi

alergi gatal- gatal ruam mengantuk mual dan lain- lain Mengetahui efek

samping yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan saat

mengalaminya merupakan hal penting Efek samping bisa terjadi pada siapa

saja namun umumnya dapat ditoleransi Segera hentikan pengobatan dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan bila timbul efek samping dalam

mengonsumsi obat tersebut (BPOM RI 2014)

4 Meneliti obat yang akan dibeli

Bentuk sediaan (tablet sirup kapsul krim dll) merupakan hal yang

14

perlu diperhatikan ketika akan membeli obat dan dipastikan kemasan obat

yang akan beli tidak rusak Jangan mengambil obat yang menunjukkan adanya

kerusakan walaupun kecil Selain kemasan perlu diperhatikan bentuk fisik

sediaan (BPOM RI 2014)

Hal yang harus diperhatikan dalam sediaan sirup adalah warna dan

kekentalan dan tidak ada partikel- partikel kecil di bagian bawah botol atau

mengapung dalam sirup Jika berbentuk suspensi suspensi dapat tercampur

rata setelah dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah Sediaan

tablet harus benar- benar utuh dan tidak satupun yang pecah atau rusak Jika

pada tablet memiliki cetakan atau tulisan pastikan bahwa semua tablet

memiliki hal yang sama Hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan kapsul

yaitu kapsul tidak pecah atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang

sama dari semua kapsul Jika kapsul memiliki cetakan atau tulisan maka harus

dipastikan cetakan atau tulisan semua kapsul seragam (BPOM RI 2014)

Penyimpanan obat di tempat penjual juga perlu diperhatikan Jika obat

disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari langsung maka sebaiknya

membeli obat di tempat lain yang memiliki kondisi penyimpanan yang lebih

baik Lebih baik membeli obat di sarana distribusi obat yang resmi seperti

apotek dan toko obat berijin (BPOM RI 2014)

Obat yang diminum harus memiliki nomor izin edar karena hal tersebut

menunjukkan obat tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan khasiat

dan mutu yang ditetapkan oleh Badan POM Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah tanggal kadaluwarsa Penggunaan obat yang sudah melewati tanggal

15

kadaluwarsa dapat membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi

perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang berbahaya (BPOM

RI 2014)

5 Mengetahui cara penggunaan obat yang benar

Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang sesuai

pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi sesuai anjuran akan memberikan

efek terapi yang baik Label atau bagian kemasan obat yang memberikan

informasi mengenai penggunaan obat tersebut sebaiknya tidak dibuang supaya

tidak terjadi kesalahan penggunaan obat Apabila obat yang digunakan dirasa

tidak menimbulkan efek yang diinginkan setelah jangka penggunaan waktu

yang dianjurkan maka disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau

tenaga kesehatan lainnya (BPOM RI 2014)

6 Tanggal Kadalursa Obat

Tanggal kadaluwarsa obat bisa lebih pendek dari waktu yang tertera

setelah kemasan obat dibuka Cara membuang obat yang baik dan benar

adalah dengan membuka kemasan obat dan dibuang di tempat yang jauh dari

jangkauan anak misalnya obat dalam bentuk sediaan cair dibuka kemasannya

kemudian dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih Jika

obat dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul obat dibuka dari kemasannya

lalu obat tersebut ditimbun dalam tanah (BPOM RI 2014)

7 Cara penyimpanan obat

Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi obat Obat oral seperti

tablet kapsul dan serbuk tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembab

16

karena dapat menyebabkan bakteri dan jamur tumbuh dengan baik sehingga

dapat merusak kondisi obat Obat dalam bentuk sediaan cair biasanya mudah

terurai oleh cahaya sehingga harus disimpan pada wadah aslinya yang

terlindung dari cahaya atau sinar matahari langsung dan tidak disimpan di

tempat yang lembab Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin

kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut (BPOM RI 2014)

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi

Berdasarkan UU No 39 tahun 2009 tentang kesehatan obat adalah

bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis pencegahan penyembuhan pemulihan

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia

Adapun golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri

swamedikasi adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dan obat

wajib apotek ( SK Menkes No23801983)

a Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat tanpa

resep dokter Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia 2007)

17

b Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai

dengan tanda peringatan Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam Tanda

peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas merupakan

empat persegi panjang yang berwarna hitam berukuran panjang 5 cm

dengan 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 2007)

Adapun tanda peringatan yang dicantumkan ada 6 macam sesuai

dengan aturan pemakaian masing-masing obatnya yaitu

a P no 1 Awas Obat Keras Bacalah aturan memakainya

b P no 5 Awas Obat Keras Tidak boleh ditelan

c P no 2 Awas Obat Keras Hanya untuk kumur jangan ditelan

d P no 4 Awas Obat Keras Hanya untuk dibakar

e P no 3 Awas Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

f P no 6 Awas Obat Keras Obat wasir jangan ditelan

c Obat Wajib Apotek (OTC)

Obat-obat yang dapat digunakan di dalam swamedikasi sering disebut

sebagai obat- obatan over-the-counter (OTC) dan dapat diperoleh tanpa

resep dokter (World Self-Medication Industry nd) Bagi sebagian orang

beberapa produk obat OTC dapat berbahaya ketika digunakan sendiri atau

18

dikombinasikan dengan obat lain Meskipun demikian beberapa obat OTC

sangat bermanfaat di dalam pengobatan sendiri untuk masalah kesehatan

yang ringan hingga sedang (Fleckenstein Hanson amp Venturelli 2011) Obat

yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria berikut

(Permenkes No 919MenkesPerX1993)

a Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil

anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun

b Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko

pada kelanjutan penyakit

c Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

d Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi

di Indonesia

Berikut ini beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat

nyeri dengan pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan

Aspirin (asetosal) (Depkes RI 2007)

1 Aspirin

Aspirin yang memiliki nama lain asam asetil salisilat atau asetosal

adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang luas digunakan dan

digolongkan dalam obat bebas Selain sebagai prototip obat ini merupakan

standar dalam menilai efek obat sejenis (Departeman Farmakologi dan

Terapeutik 2007)

Aspirin diindikasikan dengan rasa sakit dan demam Aspirin

19

dikontraindikasikan dengan hemophilia dan kehamilan trisemester akhir Efek

samping yang sering dijumpai meliputi terjadinya iritasi mukosa lambung

Aspirin juga dapat memeperbanyak keluarnya keringat dan pada dosis tinggi

dapat membuat telinga berdengung dan juga sesak napas Aspirin tidak boleh

digunakan pada penderita alergi termasuk asma tukak lambung (maag)

sering perdarahan di bawah kulit penderita hemofilia dan trombositopenia

(Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan aspirin meliputi

aturan pemakaian harus tepat tidak boleh diminum ketika perut kosong

diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan

perdarahan lambung dilarang menkonsumsi obat ini selama 10 hari tanpa

fungsi ginjal atau hati ibu hamil ibu menyusui dan dehidrasi dan jangan

diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan

risiko perdarahan lambung (Depkes RI 2007)

Bentuk Sediaan asetosal yang beredar di masyarakat meliputi tablet

100 mg tablet 500 mg Aturan pemakaian asetosal meliputi dewasa 500 mg

setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) anak usia 2 ndash 3 tahun frac12 - 1 frac12 tablet

100 mg setiap 4 jam anak usia 4 ndash 5 tahun 1 frac12 - 2 tablet 100 mg setiap 4

jam anak usia 6 ndash 8 tahun frac12 - frac34 tablet 500 mg setiap 4 jam anak usia 9 ndash

11 tahun frac34 - 1 tablet 500 mg setiap 4 jam dan usia di atas 11 tahun 1

tablet 500 mg setiap 4 jam (Depkes RI 2007)

2 Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionate Obat ini bersifat

20

analgesik dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat Efek anti-

inflamsinya terlihat dengan dosis 1200- 2400 mg sehari Absorbsi ibuprofen

cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-

2 jam (Depkes RI 2007)

Ibuprofen dikontraindikasikan dengan penderita hipersensitif terhadap

ibuprofen penderita polip hidung Ibuprofen tidak dianjurkan bagi wanita

hamil menyusui dan penderita tukak peptic Ibuprofen biasa berbentuk tablet

dengan kekuatan 300 dan 400 mg Dosis maksimum ibuprofen 2400 mg

sehari (Mutschier 1991)

Hal- hal yang perlu diinformasikan kepada pasien dalam mengkonsumsi

ibuprofen meliputi obat diminum bersama- sama makanan dan minum dengan

segelas air penuh bila timbul rasa pusing dilarang mengemudi segeralah ke

dokter bila penglihatan menjadi kabur atau terjadi ruam kulit (Depkes RI

2007)

Efek samping yang dapat ditimbulkan obat ini meliputi nervus pusing

mata kabur skotoma atau perubahan menafsirkan warna telinga berdenging

dan kejang perut Ibuprofen memiliki interaksi dengan antikoagulan dan

asetosal Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi

metotreksat urikosurik kumarin antikoagulan kortiko-steroid penisilin dan

vitamin C atau minta petunjuk dokter obat ini tidak boleh diminum

bersamaan ( Depkes RI 2007)

Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita tukak lambung dan

duodenum (ulkus peptikum) aktif penderita alergi terhadap asetosal dan

21

ibuprofen penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk

tonjolan pada hidung) kehamilan tiga bulan terakhir (Depkes RI 2007)

Aturan pemakaian ibuprofen

a Dewasa 1 tablet 200 mg 2 ndash 4 kali sehari Diminum setelah makan

b Anak 1 ndash 2 tahun frac14 tablet 200 mg 3 ndash 4 kali sehari 3 ndash 7 tahun

frac12 tablet 500 mg 3 ndash 4 kali sehari 8 ndash 12 tahun 1 tablet 500 mg 3 ndash

4 kali sehari dan tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya

kurang dari 7 kg (Depkes RI 2007)

3 Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik antiinflamasi Asam

mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin Asam mefenamat terikat

sangat kuat pada protein plasma sehingga interaksi dengan antikoagulan

harus diperhatikan (Mutschier 1991)

Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia

diare sampai diare berdarah dan gejala iritasi lain pada mukosa lambung

Amerika Serikat tidak menganjurkan obat ini diberikan pada anak dibawah 14

tahun dan wanita hamil Pemberian tidak melebih 7 hari Penelitian klinis

menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah

secara bermakna (Depkes RI 2007)

Asam mefenamat tersedia dalam sediaan tablet atau kaplet dengan

kekuatan 500 mg Dosis asam mefenamat untuk pasien dewasa 2-3 kali sehari

sebanyak 250 mg- 500 mg (Team medical mini notes 2017)

22

4 Diklofenak

Diklofenak tergolong dalam preferential COX-2 inhibitor Absorbsi obat

ini berlangsung cepat dan lengkap pada saluran cerna Obat ini terikat 99

pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama sebesar

40-50 (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Diklofenak terdiri atas dua jenis yaitu natrium diklofenak dan kalium

diklofenak Kalium diklofenak lebih larut air dan dapat diabsorbsi dengan

cepat sehingga memiliki onset kerja lebih cepat dibanding natrium

diklofenak Kalium diklofenak biasanya juga diindikasikan untuk

penanganan kondisi yang memerlukan efek analgesia secara cepat ((Team

medical mini notes 2017)

Efek samping yang lazim adalah mual dan gastritis Eritema kulit dan

sakit kepala seperti obat AINS lainnya Pemakaian obat ini harus hati- hati

pada pasien dengan tukak lambung Peningkatan enzim transaminase dapat

terjadi pada 15 pasien umumnya kembali ke normal Gangguan hati lebih

sering terjadi dibandingkan obat AINS lain Pemakaian selama kehamilan

tidak dianjurkan Dosis orang dewasa 100-150 mg sehari terbagi dalam dua

atau tiga dosis (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

5 Parasetamol

Parasetamol memiliki indikasi membantu melegakan rasa sakit dan

mengurangi demam rematik sakit gigi dan sakit kepala Parasetamol

dikontraindikasikan dengan penderita gangguan fungsi hati Parasetamol

hampir tidak memiliki efek samping namun kadang timbul bisul atau

23

hipoglikemi pada anak (Mutschier 1991)

Parasetamol dapat berupa sediaan solid dan liquid Sediaan solid

parasetamol meliputi tablet atau tablet salut gula dengan kekuatan 120 mg

325 mg dan 500 mg Sedangkan dalam bentuk liquid parasetamol dapat

berupa sediaan obat tetes sirup elixir dengan kekuatan 60 mg06 ml 150

mg5 ml dan 120 mg 5 ml (Depkes RI 2007)

Dosis paracetamol untuk dewasa (usia diatas 12 tahun) 3-4 jam 325-650

mg maksimum 4 g sehari Sedangkan untuk anak (6-12 tahun) tiap 4 jam 500

mg (Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi parasetamol

meliputi orang dewasa jangan menggunakan lebih dari 10 hari secara terus

menerus anak di bawah dua belas tahun dilarang memakan obat ini lebih dari

lima kali sehari atau lebih dari lima hari segeralah ke dokter bila timbul

warna kekuningan pada mata atau kulit (Depkes RI 2007)

Parasetamol adalah derivat dari para amino fenol yang mempunyai daya

analgetika dan daya antipiretika Obat ini tidak menimbulkan perdarahan pada

lambung sehingga banyak dipakai sebagai analgetika dan antipiretika yang

aman namun Parasetamol memiliki daya inflamasi yang sangat lemah

(Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Tambahan

a Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi daripada efek anti

demamnya

b Parasetamol dan Asetosal memiliki efek anti demam yang lebih tinggi

daripada efek antinyeri dan antiradangnya (Depkes RI 2007)

24

24 Penggunaan Obat yang Rasional

Penggunaan obat yang rasional merujuk pada penggunaan obat yang benar

sesuai dan tepat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat dan dosis yang sesuai dengan kebutuhannya untuk jangka waktu

yang adekuat dan dengan biaya serendah mungkin bagi pasien Masalah-masalah

yang sering timbul sebagai bentuk ketidakrasionalan penggunaan obat antara lain

polifarmasi (penggunaan obat yang terlalu banyak) penggunaan yang berlebihan

dari antibiotika dan injeksi kegagalan untuk meresepkan obat yang sesuai dengan

panduan klinis serta pengobatan sendiri yang tidak tepat (World Health

Organization 2010)

Berbagai kriteria telah ditetapkan untuk menentukan kerasionalan penggunaan

suatu obat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya dengan dosis yang sesuai

dengan kebutuhannya untuk jangka waktu yang adekuat dan dengan biaya

serendah mungkin bagi pasien dan komunitasnya (World Health Organization

2010)

Batasan penggunaan obat rasional adalah bila memenuhi beberapa kriteria

antara lain (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2008)

a Tepat diagnosis yaitu obat diberikan sesuai dengan diagnosis Apabila

diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah

b Tepat indikasi penyakit yaitu obat yang diberikan harus tepat bagi suatu

25

penyakit

c Tepat pemilihan obat yaitu obat yang dipilih harus memiliki efek terapi

sesuai dengan penyakit

d Tepat dosis yaitu jumlah cara waktu dan lama pemberian obat harus

tepat Apabila salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi maka efek

terapi tidak tercapai

1 Tepat jumlah yaitu obat harus diberikan dalam jumlah yang cukup

2 Tepat cara pemberian yaitu cara pemberian obat yang tepat disesuaikan

dengan jenis obat yang digunakan Misalnya obat antasida seharusnya

dikunyah dulu baru ditelan

3 Tepat interval waktu pemberian yaitu cara pemberian obat hendaknya

dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah ditaati oleh

pasien Misalnya obat yang diminum tiga kali sehari diartikan bahwa

obat tersebut harus diminum dengan interval setiap delapan jam

4 Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian obat harus tepat sesuai

penyakitnya masing-masing

e Tepat penilaian kondisi pasien yaitu penggunaan obat disesuaikan dengan

kondisi pasien antara lain harus memperhatikan kontraindikasi obat

komplikasi kehamilan menyusui lanjut usia atau bayi

f Waspada terhadap efek samping yaitu obat dapat menimbulkan efek

samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang timbul pada pemberian

obat dengan dosis terapi seperti timbulnya mual muntah gatal-gatal dan

26

lain sebagainya

g Efektif aman mutu terjamin tersedia setiap saat dan harga terjangkau

untuk mencapai kriteria efektif maka obat harus dibeli melalui jalur

resmi

h Tepat tindak lanjut (follow-up) yaitu apabila sakit berlanjut setelah

swamedikasi dilakukan maka konsultasikan ke dokter

i Tepat penyerahan obat (dispensing) yaitu penggunaan obat rasional

melibatkan penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen Resep

yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di puskesmas akan

dipersiapkan obatnya dan diserahkan kepada pasien dengan informasi

yang tepat

j Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan

Ketidakpatuhan minum obat dapat terjadi pada keadaan

seperti berikut

1 Jenis sediaan obat beragam

2 Jumlah obat terlalu banyak

3 Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering

4 Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi

5 Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara

menggunakan obat timbulnya

6 Efek samping

27

25 Pengetahuan

251 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya yang meliputi

pengelihatan pendengaran penciuman rasa dan raba Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan

pengelihatan (Notoatmodjo 2010)

252 Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia

pendidikan lingkungan intelegensia dan pekerjaan Pengetahuan secara garis

besar dibagi menjadi enam tingkat meliputi tahu (know) memahami

(comprehension) aplikasi (aplication) analisa (analysis) sintesis (syntesis)

dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo 2010)

253 Faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a Jenis kelamin

Tingkat pengetahuan di pengaruhi oleh jenis kelamin Logan dan Rose

(2004) telah melakukan penelitian terhadap sampel 100 pasien untuk

mengetahui perbedaan pengetahuan nyeri antara laki-laki dan perempuan

Hasilnya menunjukan bahwa ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan

28

mengenai tingkat pengetahuan nyeri yaitu perempuan mempunyai tingkat

pengetahuan nyeri lebih baik dari pada laki-laki

b Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin membaik

Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca (Anonim 2011)

Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009)

1 Masa balita 0-5 tahun

2 Masa kanak- kanak 5-11 tahun

3 Masa remaja awal 12-16 tahun

4 Masa remaja akhir 17-25 tahun

5 Masa dewasa awal 26-35 tahun

6 Masa dewasa akhir 36-45 tahun

7 Masa Lansia Awal 46-55 tahun

8 Masa lansia akhir 56-65 tahun

9 Masa manula gt 65 tahun

c Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup

29

Pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut menerima informasi Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya

(Anonim2011)

Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berpikir

rasional serta menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 jalur pendidikan sekolah terdiri dari

1 Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan selama 9 tahun pertama

pada masa sekolah anak yang melandasi jenjang pendidikan

2 Pendidikan menengah adalah pendidikan menengah adalah jenjang

pendidikan dasar Pendidikan menengah dibagi menjadi

a Pendidikan Menengah Umum adalah pendidikan menengah di

selenggarakan oleh SMA (Sekolah Menengah Atas) atau MA

(Madrasah Aliyah) Pendidikan menengah umum dikelompokkan

dalam program sesuai dengan kebutuhan untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

b Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan Menengah

Kejuruan diselenggarakan oleh SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) dan MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan) Pendidikan

Menengah Kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi seni dunia industri tenaga kerja baik

secara nasional maupun global regional

30

c Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tinggi adalah jenjang

setelah pendidikan menengah Pendidikan tinggi diselenggarakan

oleh akademi institusi sekolah tinggi dan universitas

254 Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden

atau subjek penelitian Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur atau

diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo

2010)

26 Masyarakat

261 Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup

karena proses masyarakat Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang

kontinyu antar individu Dalam kehidupan bermasyarakat selalu dijumpai

saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan kehidupan

bermasyarakat (Soetomo 2009)

262 Ciri-ciri Masyarakat

Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia

yang mempunyai sebagai berikut

31

a Berada di wilayah tertentu

b Hidup secara berkelompok

c Terdapat suatu kebudayaan

d Terdapat interaksi sosial

e Terdapat pemimpin

f Terdapat stratafikasi sosial

263 Profil Kelurahan Palasari

Secara geografis Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

memiliki bentuk wilayah datar Kelurahan Palasari memiliki jumlah

penduduk 17421 jiwa pada keadaan 31 Desember tahun 2018 terdiri dari

8996 jiwa laki-laki dan 8425 jiwa perempuan Jumlah kepala keluarga di

Kelurahan Palasari saat ini mencapai sekitar 5091 KK

Tabel 21 Tingkat pendidikan di Kelurahan Palasari

NO PENDIDIKAN JUMLAH

L P JML

1 Tamat SD 1815 1676 3491

2 SMP 1780 1521 3301

3 SMA 421 376 797

4 Sarjana 87 54 141

5

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi deskriptif Penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran atau deskriptif tentang suatu masalah baik yang berupa faktor risiko

maupun faktor efek Penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

32 Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo

2010) Penelitian ini akan di laksanakan di Cilengkrang 1 RW 04 Kelurahan

Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

33 Waktu Penelitian

Waktu adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian

(Notoatmodjo 2010) Penelitian ini dilaksanakan di Cilengkrang 1 RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru dan akan dilaksanakan bulan Mei ndash Juni

2019

32

33

34 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat dan

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35 Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan agar pengukuran

variable atau pengumpulan data itu konsisten antara sumber data (responden)

yang di bantu dengan responden yang lain (Notoatmodjo 2010)

Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Pengetahuan penggunaan analgetik merupakan berbagai informasi yang

perlu diketahui oleh responden mengenai penggunaan antinyeri secara

aman dan rasional

b penggunaan obat swamedikasi antinyeri dilihat berdasarkan cara

mendapatkannya

36 Populasi dan Sampel

361 Populasi

Populasi adalah subyek atau golongan yang menjadi sasaran penelitian

(Notoatmodjo 2010) Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

34

a Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah

1 Masyarakat yang menggunakan obat swamedikasi analgetik

2 Berusia 17-55 tahun

3 Berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

4 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang tidak

menggunakan obat swamedikasi analgetika obat dengan resep dokter dan

berusia dibawah 17 tahun dan diatas 55 tahun Masyarakat yang tidak

berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung

362 Sampel

Penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan kriteria

inklusi dan eksklusi Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin

(Anwar Hidayat 2013)

Rumus Slovin

35

Dimana

n = besar sampel

N = besar populasi

d2 = penyimpangan terhadap populasi yang inginkan 10 atau 01

n =

=

= 85 sampel

Dari perhitungan rumus slovin didapatkan hasil 85 responden yang

dibagi ke dalam beberapa Rt yaitu

Rt 01

Rt 02

Rt 03

Rt 04

Rt 05

36

37 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer data primer merupakan data yang

sumber data dikumpulkan dengan membagikan kuisioner kepada responden

38 Teknik Pengumpulan Data

1 Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

2 Kueisioner dibuat 3 bagian yaitu bagian ke 1 berisi identitas responden

(nama jenis kelamin usia pendidikan terakhir) bagian ke 2 penggunaan

obat swamedikasi analgetik berjumlah 5 pertanyaan bagian ke 3 mengenai

tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik

39 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan

setelah pengumpulan data Untuk kemudian dalam pengolahan data dipergunakan

bantuan program komputer Langkah-langkah pengolahan data meliputi editing

coding entry dan analizing (Notoatmodjo2010)

Tahapan pengolahan data diantaranya

a Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh Editing dalam penelitian ini setelah data terkumpul yaitu

kelengkapan jawaban kuesioner

b Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan Coding dalam penelitian disini memberikan kode

angka pada jawaban responden untuk memudahkan analisis data

37

c Entry adalah proses memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam

program atau software komputer Dalam penelitian ini entry data

dilakukan dengan memasukkan data jawaban dan kemudian di masukkan

ke dalam program atau software komputer

d Analizing yaitu proses analisis data ditabulasi dan diberi skor (skoring)

Selanjutnya dilakukan perhitungan dan uji statistik terhadap data

310 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS for window release 2300

a Analisis Demografi Responden

Bagian pertama dari kuesioner adalah data pribadi responden yang berupa

jawaban singkat terdiri dari nama responden jenis kelamin usia dan pendidikan

terakhir Pada bagian ini dilakukan analisis secara deskriftif

b Analisis Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian kedua terdiri dari pertanyaan seputar penggunaan obat swamedikasi

analgetik berjumlah 5 pertanyaan Pada pertanyaan ini penilaian dihitung

berdasarkan distribusi frekuensi persentase () jumlah responden dengan jawaban

yang dipilih

c Analisis Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian ketiga terdiri dari 18 pertanyaan tingkat pengetahuan dan rasionalitas

obat swamedikasi analgetik yang berupa pilihan ganda (dengan 2 atau 3 pilihan

jawaban)

38

Responden yang telah menjawab pertanyaan dengan akan diberi nilai yaitu

a 1 untuk jawaban benar jika menjawab benar maka dinilai rasional

b 0 untuk jawaban salah atau tidak tahu jika menjawab salah atau tidak

tahu maka dinilai tidak rasional

Sehingga diperoleh total skor untuk pertanyaan seputar pengetahuan tentang

penggunaan analgetik adalah

a Maximum 1x 18 = 18

b Minimum 0 x 18 = 0

Ketentuan skor total pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dan

rasionalitas obat swamedikasi analgetik

a lt 55 dengan skor 9 Tingkat pengetahuan kurang

b 56-74 dengan skor 9-12 Tingkat pengetahuan cukup

c gt 75 dengan skor 13 Tingkat pengetahuan baik

(Budiman 2013)

Data yang diolah kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat

Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif Analisis univariat (analisis deskriptif) merupakan analisis yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang

menjelaskan angka atau jumlah presentasi masing-masing kelompok dari setiap

variabel Bagian yang akan dilakukan analisis univariat adalah bagian

39

identitas responden (jenis kelamin usia dan pendidikan terakhir) tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Karateristik Responden

Responden yang diteliti berjumlah 85 sampel yang berada di RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung Karakteristik responden

yang dilihat meliputi jenis kelamin usia dan pendidikan

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Jumlah Persentasi

(n=85) ()

1 Jenis kelamin

Laki-laki 24 2824

Perempuan 61 7176

2 Usia (tahun)

Remaja akhir 17 - 25 tahun 16 1882

Dewasa awal 26 - 35 tahun 29 3412

Dewasa akhir 36 - 45 tahun 19 2235

Lansia awal 46 - 55 tahun 21 2470

3 Pendidikan Terakhir

SD 19 2235

SMP 10 11 76

SMA 45 5294

S1 9 1059

S2 2 235

Berdasarkan hasil penelitian ini responden didominasi oleh perempuan

sebanyak 61 (7176) dengan golongan usia antara 26-35 tahun (3412)

penyebab nya karena pengobatan antinyeri menurut riskesdas pada tahun 2013

menunjukkan bahwa nyeri banyak diderita oleh wanita daripada laki-laki

40

41

(Riskesdas 2013) Mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 45

(5294) Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden berpendidikan

SMA pada umumnya mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang obat

swamedikasi Pendidikan sangat mempengaruhi perilaku seseorang seperti yang

dinyatakan Notoadmodjo (2010) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin tinggi pula intelektualnya Seseorang yang berpendidikan tinggi

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan

lainnya Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas

manusia dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin berkualitas

hidupnya Karateristik respoden dapat dilihat pada tabel 41

42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik

Tempat responden dalam memperoleh obat swamedikasi analgetik adalah di

apotek sebanyak 54 responden (635) di mini market sebanyak 5 responden

(69) membeli obat di warung sebanyak 26 responden (306) dan tidak ada

responden yang membeli di toko obat Dari seluruh responden pengobatan sendiri

paling banyak mendapatkan obat antinyeri yaitu di apotek Secara nasional pun

menunjukkan apotek dan toko obat warung merupakan sumber utama

mendapatkan obat rumah tangga atau obat swamedikasi (Riskesda 2013)

Tingkat pengetahuan masyarakat di RW 4 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

Kota Bandung tentang swamedikasi sudah tergolong baik karena masyarakat

lebih banyak membelinya di apotek yaitu 54 responden (635) yang secara

langsung ada petugas kesehatan yang menyerahkan obat dan jika tidak mengerti

cara penggunaan atau aturan pakai obat tidak diketahui bisa bertanya langsung

42

6

64 31 Mini Market

Warung

Apotek

pada petugas yang ada di apotek tersebut dibandingkan dengan membeli obat di

warung Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 41

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi Tempat

Memperoleh Obat Swamedikasi

43 Jenis Penyakit Atau Keluhan Penyakit

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap

Jenis keluhan Penyakit

Jenis Penyakit N

Nyeri sendi 1 12

Sakit haid 6 71

Sakit badan 11 129

Sakit gigi 20 235 Sakit kepala 47 553

Jumlah 85 100

Berdasarkan hasil penelitian ini keluhan nyeri yang paling banyak dialami

responden adalah sakit kepala sebanyak 47 responden (553) Pada tahun 2011

WHO juga menyatakan bahwa sebanyak 50-75 orang dewasa usia 18-65 tahun

di dunia mengalami sakit kepala selama setahun terakhir Faktor penyebab sakit

43

kepala yang dialami oleh bermacam-macam mulai dari karena mengidap suatu

penyakit tertentu seperti meningitis kanker otak maupun konsumsi obat berlebih

hingga akibat dari suatu aktifitas dan makanan yang di konsumsi Tanpa disadari

sakit kepala juga bisa muncul dari kegitan rutinitas yang sepele misalnya lama

menatap layar computer maupun ponsel terlalu lam duduk banyak tekanan atau

stress kurang tidur sedikit minum merokok dan banyak hal lainnya

(Cermaticom 2019) Maka dari itu responden harus sebijak mungkin memahami

cara penggunaan obat yang tepat supaya menghindarkan masyarakat dari

penggunaan obat yang salah Presentase keluhan yang dialami responden dapat

dilihat pada tabel 42

44 Jenis Obat yang digunakan

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Responden

Terhadap Jenis Obat yang digunakan

Obat yang digunakan N

Metampiron 4 47

Natrium Diklofenak 9 106

Ibuprofen 11 129

Asam Mefenamat 13 153 Paracetamol 48 565

Jumlah 85 100

Dilihat dari jenis obat nyeri yang dipilih kebanyakan responden memilih

menggunakan parasetamol dalam swamedikasi analgetik dengan keluhan sakit

kepala terbanyak Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gissele Sarganas yang

mengatakan bahwa parasetamol merupakan obat yang umum dan mudah di akses

dibanyak Negara (Sarganas2015) Responden dalam penelitian ini telah

menggunakan obat secara benar karena sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan

44

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan bahwa golongan obat yang digunakan

swamedikasi merupakan obat-obat yang relatif aman meliputi golongan obat

bebas dan obat bebas terbatas ( BPOM 2014)

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas

451 Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penilaian mengenai tingkat pengetahuan dapat

diketahui mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong cukup yaitu

(376) sebanyak 32 responden Data lengkap dapat dilihat di tabel 44

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahaun Responden

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

responden

Persentase

Kurang 30 353

Cukup 32 376

Tinggi 23 211

Jumlah 85 100

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Dari seluruh responden yang berada di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung tidak semuanya melakukan pengobatan

swamedikasi obat antinyeri secara rasional dan tepat Pada perilaku

pengggunaan obat swamedikasi obat antinyeri dinilai dari beberapa sub

indikator yaitu tepat indikasi tepat obat tepat dosis tepat pemakaian tepat

efek samping tepat interaksi obat dan tepat kontraindikasi Seacara lebih

rincinya dapat dilihat pada tabel 413

45

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden

No

Tepat indikasi

Tepat

Tidak

Tepat

N

P1

Menurut Anda apakah

benar analgesik merupakan

obat yang mampu

meredakan atau mengurangi

nyeri

83

976

2

24

85

P2

Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk

mengobati nyeri saja

29

341

56

659

85

P4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

29

341

56

659

85

P5

Paracetamol merupakan

obat penurun panas Apakah

parasetamol mampu meredakan nyeri

49

576

36

424

85

P7

Jika Anda mengalami sakit

kepala apakah jenis obat yang sebaiknya dikonsumsi

60

706

25

294

85

Jumlah 250 59 175 41

Tepat Obat

P3

Termasuk jenis obat

golongan apakah obat pereda

nyeri yang hanya boleh

digunakan secara swamedikasi

40

471

45

529

85

P6

Jenis obat apa yang anda

pahami sebagai obat pereda

nyeri yang dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

50

588

35

412

85

Jumlah 90 54 80 46

Tepat Pemakaian

P8

Apakah Anda mengetahui

kapan waktu yang tepat

dalam mengkonsumsi obat

pereda nyeri

77

906

8

94

85 Jumlah 77 91 8 8

Tepat Efek Samping

P9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik

35

412

50

588

85

46

di rumah

P10

Dampak apakah yang

terjadi apabila menggunakan

dosis obat pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

28

329

57

671

85

Jumlah 63 37 107 63

Tepat Dosis

P11

Apakah dosis obat pereda

nyeri anak sama dengan

dosis obat pereda nyeri dewasa

67

788

18

212

85

P12

Apakah benar obat pereda

nyeri boleh digunakan secara

terus menerus meski rasa

sakit telah hilang

54

635

31

365

85

P18

Menurut Anda apakah boleh

meningkatkan konsumsi

obat pereda nyeri yang

diminum dalam sekali

konsumsi (sekali minum langsung 2 tablet lebih)

37

435

48

565

85

Jumlah 158 62 97 38

Tepat Interaksi

P13

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

digunakan bersamaan

dengan obat maag dalam

sekali konsumsi tanpa

adanya rentang waktu

konsumsi

48

565

37

435

85

P14

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

diminum bersamaan dengan kopi

55

647

30

353

85

Jumlah 103 54 67 46

Tepat Kontraindikasi

P15

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu hamil

58

682

27

318

85

P16

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di

konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

31

365

54

635

85

P17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh

35

412

50

588

85

47

mengkonsumsi aspirin untuk meredakan nyeri

Jumlah 124 49 131 51

Hasil dari kuesioner yang dibagikan menunjukkan 59 responden

melakukan ketepatan indikasi sebagian dari responden yang memiliki nilai

buruk dan tidak memperhatikan indikasi obat sebelum meminum obat

antinyeri yaitu sekitar 41 Indikasi obat antinyeri untuk penanganan obat

antinyeri penting diperhatikan secara cermat karena apabila salah indikasi

obat maka akan menimbulkan kesalahan obat yang akan digunakan

Tabel diatas menunjukkkan bahwa rata-rata jumlah responden yang

menjawab tepat obat 54 tidak jauh berbeda dengan jumlah responden yang

memiliki jawaban tidak tepat obat yaitu 46 Hal ini dikarenakan karena

masyarakat sudah mengetahui jenis obat yang di pahami untuk mengobati

nyeri dan mayoritas masyarakat sebagian besar belum mengetahui golongan

obat apa yang tepat untuk digunakan dalam swamedikasi

Hasil yang diperoleh melalui kuesioner menunjukkan terdapat 62

responden benar dan tepat dosis sebelum melakukan pengobatan nyeri secara

swamedikasi dan bernilai 38 responden tidak tepat dalam melihat dosis

sebelum penggunaan obat antinyeri secara swamedikasi Hal-hal tersebut

memang perlu ditanyakan kepada responden karena hal inilah yang terjadi di

masyarakat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji Pratiwi (2014)

bahwa dari 100 responden di Surabaya hanya 80 orang yang melakukan cara

minum dan jumlah minum obat yang tepat ketika ingin mempercepat

48

penyembuhan terdapat 20 responden menyatakan mereka meminum dua

tablet ketika ingin menyembuhkan nyeri yang dialaminya dan ini berkaitan

dengan bioavaibilitas obat di tubuh serta akumulasi obat yang ditubuh

sehingga perlu diperhatikan penggunaan dosis obat antinyeri yang dilakukan

secara swamedikasi

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tabel diketahui hanya 37

responden yang menjawab rasional dengan sub indikator tepat efek samping

hal dikarenakan masyarakat tidak memahami mengenai efek samping obat

yang terjadi setelah meminumnya Efek samping yang ditimbulkan oleh suatu

obat terkadang tidak perlu dilakukan tindakan medis untuk mengatasinya

namun beberapa obat perlu diperhatikan secara lebih penanganannya (BPOM

2014) Untuk mencegah terjadinya efek samping yang lebih parah maka

sebaiknya dilakukan penghentian obat dan segera dikonsultasikan dengan

tenaga medis terkait Efek samping obat golongan AINS (obat antinyeri)

menurut Goodman amp Gilman (2006) secara umum memiliki efek samping

perdarahan lambung nefrotoksisitas dan bronskopasme jika obat tidak tepat

digunakan

Beberapa hal yang menjadi penilaian ketepatan interaksi obat adalah

obat lain yang dikonsumsi selain obat antinyeri membolehkan meminum obat

lain dan meminum obat dengan kopi Interaksi obat terjadi antara obat dengan

obat dan obat dengan makanan Nilai yang muncul untuk ketepatan interaksi

obat adalah 54 tepat interaksi dan hanya 46 tidak tepat interaksi obat

Interaksi obat ini perlu diperhatikan karena interaksi obat dengan obat akan

49

menjadikan sistem kompetitor satu sama lain antara satu obat dengan obat lain

yang menjadikan salah satu obat menjadi tidak aktif (Stockley Drug

Interaction 2000)

ketepatan kontraindikasi obat nilai yang muncul terkait ketepatan

kontraindikasi obat ini adalah 49 mengetahui tepat kontraindikasi dan 51

tidak mengetahui ketepatan kontraindikasi Pada pasien penyakit asma tidak

diperbolehkan menggunakan obat antinyeri secara bebas karena efek samping

dari nyeri yang menjadikan bronkospasme terutama pada pasien yang

memiliki riwayat penyakit asma (Ioana Dana Alexa 2014)

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi

Analgetik

Aspek Pernyataan Benar Salah Nomor Sumber

Pernyataan

Tepat indikasi 59 41 1245 amp 7

Tepat obat 54 46 3 amp 6

Tepat pemakaian 91 8 8

Tepat efek samping 37 63 9 amp 10

Tepat dosis 62 38 1112 amp 18

Tepat interaksi 54 46 13 amp 14

Tepat kontra

indikasi 49 51 15 16 amp 17

Rata- rata 58 42

Berdasarkan hasil penilaian rata-rata mengenai obat dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional 58 dan

tidak rasional 42 Penggunaan obat yang tidak rasional paling banyak

disebabkan oleh ketidaktepatan efek samping obat 37

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

51 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

a Tingkat pengetahuan masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari Kecmatan

Cibiru tergolong cukup dengan Persentasi 376 bedasarkan instrument

kuesioner tingkat pengetahuan swamedikasi yang sudah di validasi

b Masyarakat yang di jadikan responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42 di masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru

52 Saran

Berdasarkan penelitian ini saran-saran yang dapat di berikan

adalah sebagai berikut

a Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengukur tingkat pengetahuan

mengenai suamedikasi khususnya obat analgetik lebih rinci mendalam

dan akurat sesuai dengan aturan sehingga dapat di ketahui lebih jelas apa

yang tidak di ketahui oleh responden

b Institusi terkait lebih meningkatkan lagi tentang pengetahuan penggunaan

obat swamedikasi analgetik agar masyarakat dapat menggunakan obat

secara rasional

51

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI 2013 Riset

Kesehatan Dasar 2013 Jakarta Kementrian Kesehatan RI halaman 40

BPOM RI 2014 Menuju Swamedikasi yang Aman Info Pom Vol 15 No 1

Budiman dan Riyanto 2013 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan

Sikap dalam Penelitian Kesehatan Penerbit Salemba Medika Jakarta

pp 11-12

Departemen Farmakologi dan Terapeutik 2007 Farmakologi dan Terapi

Jakarta FKUI

Departemen kesehatan RI 1993 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

919MenKesPERX1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat

Diserahkan Tanpa Resep Jakarta Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Obat Bebas Terbatas Jakarta Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) Materi pelatihan

peningkatan pengetahuan dan keterampilan memilih obat bagi tenaga

kesehatan (pp 0- 8 13-14 18 20-23 31) Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Garrido Pilar Carrasco etal 2014 Predictive factors of self-medicated

analgesic use in Spanish adults a cross-sectional national study

BMC Pharmacology amp Toxicology 2050-05111536

Marta Halim dkk 2013 Dasar-dasar Farmakologi 2 edisi 1

Mangku G Diktat Kumpulan Kuliah BagianSMF Anestesiologi dan

Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2002

Morgan GE Pain Management In Clinical Anesthesiology 2nd ed

Stamford Appleton and Lange 1996 274-316

Mutschier Ernst 1991 Dinamika Obat Bandung Penerbit ITB

Notoatmodjo Soekidjo 2010 Ilmu Pengetahuan dan penelitian dan

Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta Rineka Cipta

52

Sarganas Giselle dkk(2015) Prevalence trend patterns and associations of

analgesic use in Gremany (22 September 2015) Biomed Central Jerman

Tim Medical Mini Notes 2017 Basic Pharmacology and Drug Notes Makassar

MMN Publishing

Tjay TH dan Rahardja K 2010 Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan

Sehari- hari Jakarta PT Elex Media Komputindo

Anonim 2011 Definisi Pengetahuan Serta Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi httpduniabacacomdefinisi-pengetahuan-serta-faktor-

faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuanhtml (Diakses 20 juli 2019)

Anwar Hidayat Cara Perhitungan Rumus Slovin

httpswwwstatistikiancom2017hitung-rumus-slovin-sampelhtmlamp

(Diakses 8 Maret 2019)

Fitriya 2019 Sakit Kepala Penyebab Sakit kepala dan Cara menghilangkan

sakit Kepala yang Perlu kamu tahu httpswww-

cermaicomcdnampprojectorgvswwwcermaticomartikelampsakit-

kepala-penyebab-sakit-kepala-da-cara-menghilangkan-sakit-kepala-yang-

perlu-kamu-tahuamp_js_v (Diakses 22 Agustus 2019)

WHO 2000 Drug Information Geneva World Health Organization Page 1

World Health Organization (2010 May) Rational use of medicines Juli

28 2019 httpwwwwhointmediacentrefactsheetsfs338enindexhtml

LAMPIRAN

53

53

Identifikasi masalah

Merumuskan masalah

Menentukan sampel

ALUR PENELITIAN

Pengolahan data

(editingkoding

skoring)

Analisiss data

(Analisis Univariat)

Penyajian data

kueisioner

Kesimpulan dan saran

LAMPIRAN II

54

SURAT IZIN DARI KESBANGPOL

LAMPIRAN III

55

SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS KESEHATAN

LAMPIRAN IV

56

SURAT IZIN PENELITIAN DARI KELURAHAN

LAMPIRAN V

57

(LANJUTAN)

LAMPIRAN VI

58

SURAT IZIN PENELITIAN DARI PUSKESMAS CIPADUNG

LAMPIRAN 59

59

KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL

I Identitas Responden

Nama

Jenis jenis kelamin Laki-laki Wanita

USIA

Alamat

No Telepon HP

Pendidikan terakhir

TAHUN

II Pendahuluan

1 Apakah anda pernah melakukan swamedikasi (pengobatan tanpa

harus datang ke dokter)

a Ya b Tidak

2 Apakah Anda pernah meminum obat antinyeri sebelumnya

a Ya b Tidak

3 Di manakah Anda memperoleh obat antinyeri tersebut

a Apotek b Warung

c Toko obat d Mini market

4 Penyakit apa yang bisa Anda obati dengan antinyeri tersebut

Jawab

5 Apa saja nama obat antinyeri yang biasa Anda gunakan untuk mengobati penyakit tersebut

Jawab

III Rasionalitas Penggunaan Obat Analgetik

1 Menurut Anda apakah benar analgesik merupakan obat yang

mampu meredakan atau mengurangi nyeri

a Benar b Salah

2 Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk mengobati

60

nyeri saja

a Benar b Salah

3 Termasuk jenis obat golongan apakah obat pereda nyeri yang

hanya boleh digunakan secara swamedikasi

a Obat keras b Obat bebas

Terbatas

4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

5 Paracetamol merupakan obat penurun panas Apakah parasetamol

mapu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

6 Jenis obat apa yang anda pahami sebagai obat pereda nyeri yang

dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

a Paracetamol b Ibuprofen

c Natrium

diklofenak

d Asam

mefenamat

7 Jika Anda mengalami sakit kepala apakah jenis obat yang

sebaiknya dikonsumsi

a Antibiotik b Analgesik c Antitusif

8 Apakah Anda mengetahui kapan waktu yang tepat dalam

mengkonsumsi obat pereda nyeri

a Sebelum

makan

b Sebelum

tidur

c Sesudah makan

9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik di rumah

a Lemari b Tempat

obat

c Kulkas

10 Dampak apakah yang terjadi apabila menggunakan dosis obat

pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

a Sesak napas b Terjadi gangguan pada

lambung-usus

11 Apakah dosis obat pereda nyeri anak sama dengan dosis obat

pereda nyeri dewasa

a Ya b Tidak

12 Apakah benar obat pereda nyeri boleh digunakan secara terus

menerus meski rasa sakit telah hilang

a Benar b Salah

cBadan lemas

61

13 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri digunakan

bersamaan dengan obat maag dalam sekali konsumsi tanpa adanya

rentang waktu konsumsi

a Boleh b Tidak boleh

14 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri diminum

bersamaan dengan kopi

a Boleh b Tidak boleh

15 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu

hamil

a Aspirin b Parasetamol

16 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

a Diklofenak b Parasetamol

17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh mengkonsumsi

aspirin untuk meredakan nyeri

a Boleh b Tidak boleh

18 Menurut Anda apakah boleh meningkatkan konsumsi obat pereda

nyeri yang diminum dalam sekali konsumsi (sekali minum langsung

2 tablet lebih)

a Boleh b Tidak boleh

62

LAMPIRAN VIII

OUTPUT HASIL UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS KUESIONER

63

64

65

66

Case Processing Summary

N

Cases Valid 20 1000

Excludeda 0 0

Total 20 1000

a Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

933 18

67

LAMPIRAN IX

ANALISIS UNIVARIAT

1 Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Perempuan

laki-laki

Total

61

24

718

282

718

282

718

282

85 1000 1000 1000

Usia

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Remaja Akhir (17 - 25 Thn) 16 188 188 188

Dewasa Awal (26 - 35 Thn) 29 341 341 529

Dewasa Akhir (36 - 45 Thn) 19 224 224 753

Lansia Awal (46 - 55 Thn)

Total

21

85

247

1000

247

1000

247

1000

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 19 224 224 224

SMP 10 118 118 341

SMA 45 529 529 871

S1 9 106 106 976

S2 2 24 24 24

Total 85 1000 1000 1000

68

2 Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Melakukan swamedikasi

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 85 1000 1000 1000

Pernah minum obat antinyeri

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 85 1000 1000 1000

Tempat mendapatkan obat

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid mini market 5 59 59 59

warung 26 306 306 365

apotek 54 635 635 1000

Total 85 1000 1000

Obat yang digunakan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid metampiron 4 47 47 47

natrium diklofenak 9 106 106 153

ibuprofen 11 129 129 282

asam mefenamat 13 153 153 435

paracetamol 48 565 565 1000

Total 85 1000 1000

Jenis penyakit

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid nyeri sendi 1 12 12 12

sakit haid 6 71 71 82

sakit badan 11 129 129 212

sakit gigi 20 235 235 447

sakit kepala 47 553 553 1000

Total 85 1000 1000

69

LAMPIRAN X

TABEL CODING KARAKTERISTIK RESPONDEN

JENIS KELAMIN PEREMPUAN 0

LAKI-LAKI 1

USIA

REMAJA AKHIR 0

DEWASA AWAL 1

DEWASA AKHIR 2

LANSIA AWAL 3

PENDIDIKAN

SD 0

SMP 1

SMA 2

S1 3

S2 4

Responden

Jenis

Kelamin Coding

Usia

Coding

Pendidikan

Coding

RT

1

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

RT 1

2

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

3

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

4

L

1

dewasa

awal

1 sd

0

5

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

6 p 0 lansia awal 3 sd 0

7

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

8

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

9

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

10

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

11 p 0 lansia awal 3 sd 0

12

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

13

p

0

dewasa akhir

2

sd

0

70

14

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

15

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

16

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

17

L

1

dewasa

akhir

2 sd

0

18

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

19

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

20 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 2

21

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

22

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

23 p 0 lansia awal 3 s2 4

24

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

25 L 1 lansia awal 3 sma 2

26 p 0 lansia awal 3 sd 0

27

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

28

L

1

dewasa

awal

1 smp

1

29

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

30 p 0 lansia awal 3 sd 0

31

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

32 p 0 lansia awal 3 sd 0

33

p

0

dewasa

akhir

2 smp

1

34 p 0 lansia awal 3 sd 0

35

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

RT 3

36

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

37 L 1 lansia awal 3 S1 3

38

L

1

dewasa

akhir

2

S2

4

39

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

40

p

0

dewasa akhir

2

sma

2

71

41 p 0 lansia awal 3 sma 2

42

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

43

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

44

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

45

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

46

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

47

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

48

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

49

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

50

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

51 p 0 lansia awal 3 smp 1

52

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

53

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

54

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

55

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

56 p 1 lansia awal 3 sma 2

57 p 0 lansia awal 3 sma 2

58 p 0 lansia awal 3 sma 2

59

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

60

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

61

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

62

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

63

P

0

dewasa

akhir

2

S1

3

64

L

1

dewasa

awal

1 s1

3

65

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

66 p 0 dewasa 1 sma 2

72

awal

67

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

68 p 0 lansia awal 3 sma 2

69

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

70

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

71

L

1

dewasa

akhir

2 s1

3

72 p 0 lansia awal 3 sd 0

73

p

0

dewasa

akhir

1 sma

2

74

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

75 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 4

76

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

77 p 0 lansia awal 3 sma 2

78

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

79 p 0 lansia awal 3 sma 2

80

P

0

dewasa

akhir

1 smp

1

81 p 0 lansia awal 3 smp 1

82

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

RT 5

83

p

0

dewasa

akhir

1 sd

0

84

p

0

remaja

akhir

0 smp

1

85

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

73

LAMPIRAN XI

TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

KETERANGAN P1

amp P2

KETERANGAN P 3

KETERANGAN P 4

KETERANGAN P 5

Ya 0 Toko Obat 0 Nyeri sendi 0 Metampiron 0

Tidak

1

Mini Market

1

Sakit haid

1

Natrium

Diklofenak 1

Warung 2 Sakit badan 2 Ibuprofen 2

Apotek 3 Sakit gigi 3 Asam Mefenamat 3

Sakit kepala 4 Paracetamol 4

Respon

den

P1

Codi

ng

P2

Codi

ng

P3

Codi

ng

P4

Codi

ng

P5

Codin

g

1

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

2

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

3

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

4

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

5

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

6

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

7

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

8

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

9

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

10

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

3

74

at

11

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

12

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

13

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

14

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

15

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

16

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

gigi

3

paraceta

mol

4

17

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

18

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

19

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

20

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

21

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

22

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

23

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

24

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

25

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

26

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

4

paraceta

mol

4

75

la

27

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

28

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

29

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

30

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

31

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

32

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

33

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

4

paraceta

mol

4

34

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

35

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

36

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Saki

kepa

la

4

metampi

ron

0

37

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

38

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

39

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Nyer

i

haid

1

ibuprofe

n

2

40

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

3

paraceta

mol

4

41

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

42

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

76

43

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

44

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

45

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

46

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

47

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

48

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

49

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

ibuprofe

n

2

50

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

51

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

0

natrium

diklofena

k

1

52

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

53

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

54

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

ibuprofe

n

2

55

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

56

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

57

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

58

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

59

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

1

77

k

60

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

61

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

62

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

63

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

64

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

metampi

ron

0

65

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

3

metampi

ron

0

66

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

67

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

68

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

metampi

ron

0

69

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

70

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

71

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

72

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

asam

mefenam

at

3

73

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

ibuprofe

n

2

74

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

75 ya 1 ya 1 Apote 3 nyeri 1 natrium 1

78

k send i

diklofena k

76

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

77

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

78

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

asam

mefenam

at

3

79

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

80

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

81

ya

1

ya

1

Waru

ng

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

82

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

83

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

84

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

85

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

79

LAMPIRAN XII

TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER TINGKAT

PENGETAHUAN

Responden

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y9

Y10

Y11

Y12

Y13

Y14

Y15

Y16

Y17

Y18

Jumlah

1 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 25

2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 30

3 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 24

4 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 22

5 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

6 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 18

7 2 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 20

8 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 0 0 18

9 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 16

10 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

11 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 0 20

12 2 0 0 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 14

13 2 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

14 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

15 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 2 12

16 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 10

17 2 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 24

18 2 2 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

19 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 20

20 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 24

21 2 1 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 2 2 22

22 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 30

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 33

24 2 0 0 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 0 25

25 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 2 2 1 2 1 2 16

26 2 0 0 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

27 2 2 2 2 2 0 0 2 0 1 2 0 2 1 2 0 1 0 21

80

28 2 0 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 0 24

29 2 0 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2 2 1 0 0 0 0 20

30 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 0 1 1 19

31 2 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 0 1 2 2 0 1 0 17

32 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

33 2 0 1 1 2 0 0 2 0 1 0 2 2 1 2 0 2 2 20

34 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0 0 1 1 0 12

35 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

36 2 0 1 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 1 0 0 18

37 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

38 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 32

39 2 0 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 2 2 18

40 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 1 2 2 1 1 0 23

41 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

42 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 18

43 2 2 0 1 2 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 20

44 2 2 1 1 2 2 0 2 0 0 2 2 1 0 0 1 0 0 18

45 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 0 28

47 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 1 2 0 0 2 21

48 2 0 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 20

49 2 1 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 1 0 2 0 1 2 19

50 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 18

51 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 1 0 0 0 21

52 2 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 2 0 2 0 16

53 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 1 0 23

54 2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 25

55 2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 12

56 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

57 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 2 2 1 1 0 13

58 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

59 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 1 2 12

60 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36

62 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

63 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 30

81

64 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

65 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 30

66 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 2 2 2 2 1 1 0 0 15

67 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 1 0 0 0 0 21

68 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 1 1 2 1 1 0 16

69 2 2 0 0 2 0 0 2 2 0 2 1 0 2 2 0 1 0 18

70 2 2 2 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 2 21

71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 34

72 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 11

73 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 0 21

74 2 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 1 2 0 1 2 15

75 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

76 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

77 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 1 2 23

78 2 0 0 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

79 2 0 2 2 2 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

80 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 26

81 2 0 2 2 0 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 0 18

82 2 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 2 1 1 0 2 1 0 12

83 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 2 0 0 1 0 11

84 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

85 2 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 9

82

LAMPIRAN XIII

DOKUMENTASI

83

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …

7

nonepinefrin Dengan demikian kornu posterior seperti sebuah gerbang

yang dapat tertutp atau terbuka yang dipengaruhi oleh sistem analgesik

endogen tersebut

4 Persepsi adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik

mulai dari proses tansduksi transmisi dam modulasi yang pada gilirannya

menghasilkan suatu perasaan yang subjektif yang dikenal sebagai persepsi

nyeri ( Mangku G 2002)

214 Respon Tubuh terhadap Nyeri

Respon tubuh terhadap nyeri berupa terjadinya respon hormonal melalui

mobilisasi hormon-hormon katabolisme dan reaksi imunologis yang secara

umum disebut respon stress Respon nyeri sangat merugikan tubuh karena

dapat menurunkan cadangan makanan daya tahan tubuh meningkatkan

kebutuhan oksigen jantung menganggu fungsi respirasi dan segala

konsekuensi dari gangguan tersebut dan pada akhirnya dapat menyebabkan

tromboemboli dan meningkatnya mordibitas dan mortalitas (Mangku G

2002)

215 Tatalaksana nyeri

Secara umum penatalaksaan nyeri dikelompokkan menjadi dua yaitu

penatalaksaan secara farmakologi dan non farmakologi

1 Penatalaksaan secara Farmakologi

Praktik dalam tatalaksana nyeri secara garis besar stategi farmakologi

mengikuti rdquoWHO Three Step Analgesic Ladderrdquo yaitu

a Tahap pertama dengan menggunakan obat analgetik nonopiat seperti

8

NSAID atau COX2 spesific inhibitors

b Tahap kedua dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri Maka

diberikan obat-obat seperti pada tahap 1 ditambah opiat secara

intermiten

c Tahap ketiga dengan memberikan obat pada tahap 2 ditambah opiat

yang lebih kuat

Penanganan nyeri berdasarkan mekanisme nyeri pada proses transduksi

dapat diberikan anestesik lokal dan atau obat anti radang non steroid pada

transmisi inpuls saraf dapat diberikan obat-obatan anestetik lokal pada proses

modulasi diberikan kombinasi anestetik lokal narkotik dan atau klonidin dan

pada persepsi diberikan anestetik umum narkotik atau parasetamol (Morgan

GE 1996)

22 Analgetik

Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang rasa nyeri

merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi rasa nyeri

tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Analgesik baik nonnarkotik maupun narkotik diresepkan untuk meredakan

nyeri pilihan obat tergantung dari beratnya nyeri Nyeri yang ringan sampai

sedang dari otot rangka dan sendi sering kali diredakan dengan pemakaian

analgesik nonnarkotik Nyeri yang sedang sampai berat pada otot polos organ

dan tulang biasanya membutuhkan analgesik narkotik (Sujati Woro 2016)

9

221 Pengolongan Analgesik

Atas dasar cara kerja farmakologisnya analgesik dibagi dalam 2

kelompok besar yaitu

1 Analgetika narkotik

Analgetik non narkotik khusus digunakan untuk menghilangkan rasa

nyeri hebat seperti dalam fraktur dan kanker Cara kerja obat ini adalah

memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi umum (Tan Hoan Tjay

2010) Analgetika narkotik disebut juga opioida yang memiliki kerja

mirip opioid dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor

opioid yang khas di SSP hingga persepsi dan respon emosional terhadap

nyeri berkurang

Efek samping yang ditimbulkan anlgetika narkotik adalah supresi

SSP (sedasi menekan pernafasan dan batuk miosis hipotermia

perubahan mood) saluran nafas (bronkokontriksi pernafasan menjadi

dangkal dan menurun frekuensinya) sistem sirkuasi (vasodilatasi

perifer) saluran cerna (motilitas berkurang) saluran uroginetal histamin

liberator kebiasaan atau reaksi adiksi pada penggunaan lama

Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk meminum

obat golongan ini karena opioda dapat melintasi plasenta dan jika

diberikan terus-menerus akan merusak janin dan menjadikan depresi

pernafasan serta lambat dalam persalinan (Tan Hoan Tjay 2010)

Hal yang dapat dilakukan dengan munculnya nyeri adalah

10

a Tetap aktif dan fokus dalam pekerjaan

b Menggunakan air hangat untuk kompres bagian yang nyeri

c Menggunakan obat penghilang nyeri

d Menghubungi dokter jika nyeri berkelanjutan

2 Analgesik Perifer (Non Narkotik)

Penggunaan obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan terkadang

memberikan daya antipiretis dan antiradang biasa diberikan untuk obat

nyeri ringan hingga sedang dengan penyebab yang beranekaragam seperti

nyeri kepala sendi otot gigi perut nyeri haid benturan dan kecelakaan

(Tan Hoan Tjay 2010) Golongan Analgetik perifer memiliki beberapa

efek samping yaitu gangguan lambung-usus kerusakan darah hati dan

ginjal serta reaksi alergi pada kulit jika digunakan dalam waktu lama dan

dosis yang tinggi Maka dari itu penggunaan dalam waktu terus-menerus

tidak dianjurkan Pada wanita hamil dan menyusui obat analgetika yang

aman digunakan hanyalah parasetamol sedangkan asetosal salisilat

NSAID dan metamizol dapat mengganggu perkembangan janin sehingga

perlu dihindari (Tan Hoan Tjay 2010)

Beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat nyeri dengan

pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan Aspirin (asetosal)

(BPOM RI 2015)

11

23 Swamedikasi

231 Definisi Swamedikasi

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh individu untuk

merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit Masyarakat

melakukan swamedikasi biasanya untuk mengatasi keluhan- keluhan dan

penyakit ringan yang sering dialami seperti demam nyeri pusing batuk

influenza maag Kecacingan diare penyakit kulit dan lain- lain Golongan

obat yang digunakan swamedikasi merupakan obat- obat yang relatif aman

meliputi golongan obat bebas dan obat bebas terbatas (BPOM RI 2014)

Swamedikasi dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau rasional

Penggunaan obat yang rasional adalah bahwa pasien menerima obat yang

tepat dengan keadaan kliniknya dalam dosis yang sesuai dengan keadaan

individunya pada waktu yang tepat dan dengan harga terjangkau Pengertian

lain dari penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan

terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologi yang benar dari

penyakit

Menurut WHO swamedikasi memiliki beberapa hal yang harus

diperhatikan Seperti penyakit yang diderita adalah penyakit dan gejala

ringan yang tidak diperlukan untuk datang ke dokter atau tenaga medis

lainnya Selain itu obat yang dijual adalah obat golongan over-the-counter

(OTC) (WHO 2000)

12

232 Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan swamedikasi agar

diperoleh swamedikasi yang benar dan aman maka hal- hal yang perlu

diperhatikan meliputi (BPOM RI 2014)

1 Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasi

Kondisi individu yang akan melakukan swamedikasi merupakan hal

pertama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan swamedikasi Beberapa

kondisi yang perlu diperhatikan meliputi kehamilan berencana untuk hamil

menyusui umur sedang dalam diet khusus baru saja berhenti mengonsumsi

obat lain atau suplemen makanan serta mempunyai masalah kesehatan baru

selain penyakit yang selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan

dari dokter (BPOM RI 2014)

Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan lebih

hati- hati karena beberapa jenis dapat menimbulkan pengaruh yang tidak

diinginkan pada janin Beberapa obat disekresikan melalui air susu ibu

walaupun jumlah obat di ASI kadarnya kecil namun kemungkinan dapat

berpengaruh pada janin Komposisi obat terdapat beberapa zat tambahan yang

harus diperhatikan oleh pasien dengan diet khusus contoh obat dalam bentuk

sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat

mempengaruhi kondisi pasien dengan diet gula (BPOM RI 2014)

Mambaca peringatan atau perhatian yang tertera pada label atau brosur

obat manjadi hal yang perlu dilakukan untuk mecegah kejadian di atas Brosur

obat biasanya menjelaskan hal- hal yang perlu diperhatikan baik sebelum atau

13

sesudah mengonsumsi obat yang dimaksud (BPOM RI 2014)

2 Memahami bahwa ada kemungkinan interaksi obat

Banyak obat yang dapat menimbulkan interaksi baik dengan obat lain

atau makanan dan minuman yang dikonsumsi Kenali nama obat atau nama

zat berkhasiat yang terkandung dalam obat yang sedang dikonsumsi atau yang

akan digunakan Interaksi obat dapat ditanyakan pada apoteker di apotek atau

membaca aturan pakai yang tercantum pada label kemasan obat untuk

menghindari masalah yang akan terjadi (BPOM RI 2014)

3 Mewaspadai efek samping yang mungkin muncul

Obat tidak hanya menimbulkan efek mengatasi penyakit atau gejala

penyakit namun obat juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan

Mengatasi efek samping yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis

namun demikian beberapa efek samping membutuhkan perhatian lebih dalam

penanganannya (BPOM RI 2014)

Efek samping dapat timbul dalam mengkonsumsi obat antara lain reaksi

alergi gatal- gatal ruam mengantuk mual dan lain- lain Mengetahui efek

samping yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan saat

mengalaminya merupakan hal penting Efek samping bisa terjadi pada siapa

saja namun umumnya dapat ditoleransi Segera hentikan pengobatan dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan bila timbul efek samping dalam

mengonsumsi obat tersebut (BPOM RI 2014)

4 Meneliti obat yang akan dibeli

Bentuk sediaan (tablet sirup kapsul krim dll) merupakan hal yang

14

perlu diperhatikan ketika akan membeli obat dan dipastikan kemasan obat

yang akan beli tidak rusak Jangan mengambil obat yang menunjukkan adanya

kerusakan walaupun kecil Selain kemasan perlu diperhatikan bentuk fisik

sediaan (BPOM RI 2014)

Hal yang harus diperhatikan dalam sediaan sirup adalah warna dan

kekentalan dan tidak ada partikel- partikel kecil di bagian bawah botol atau

mengapung dalam sirup Jika berbentuk suspensi suspensi dapat tercampur

rata setelah dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah Sediaan

tablet harus benar- benar utuh dan tidak satupun yang pecah atau rusak Jika

pada tablet memiliki cetakan atau tulisan pastikan bahwa semua tablet

memiliki hal yang sama Hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan kapsul

yaitu kapsul tidak pecah atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang

sama dari semua kapsul Jika kapsul memiliki cetakan atau tulisan maka harus

dipastikan cetakan atau tulisan semua kapsul seragam (BPOM RI 2014)

Penyimpanan obat di tempat penjual juga perlu diperhatikan Jika obat

disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari langsung maka sebaiknya

membeli obat di tempat lain yang memiliki kondisi penyimpanan yang lebih

baik Lebih baik membeli obat di sarana distribusi obat yang resmi seperti

apotek dan toko obat berijin (BPOM RI 2014)

Obat yang diminum harus memiliki nomor izin edar karena hal tersebut

menunjukkan obat tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan khasiat

dan mutu yang ditetapkan oleh Badan POM Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah tanggal kadaluwarsa Penggunaan obat yang sudah melewati tanggal

15

kadaluwarsa dapat membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi

perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang berbahaya (BPOM

RI 2014)

5 Mengetahui cara penggunaan obat yang benar

Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang sesuai

pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi sesuai anjuran akan memberikan

efek terapi yang baik Label atau bagian kemasan obat yang memberikan

informasi mengenai penggunaan obat tersebut sebaiknya tidak dibuang supaya

tidak terjadi kesalahan penggunaan obat Apabila obat yang digunakan dirasa

tidak menimbulkan efek yang diinginkan setelah jangka penggunaan waktu

yang dianjurkan maka disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau

tenaga kesehatan lainnya (BPOM RI 2014)

6 Tanggal Kadalursa Obat

Tanggal kadaluwarsa obat bisa lebih pendek dari waktu yang tertera

setelah kemasan obat dibuka Cara membuang obat yang baik dan benar

adalah dengan membuka kemasan obat dan dibuang di tempat yang jauh dari

jangkauan anak misalnya obat dalam bentuk sediaan cair dibuka kemasannya

kemudian dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih Jika

obat dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul obat dibuka dari kemasannya

lalu obat tersebut ditimbun dalam tanah (BPOM RI 2014)

7 Cara penyimpanan obat

Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi obat Obat oral seperti

tablet kapsul dan serbuk tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembab

16

karena dapat menyebabkan bakteri dan jamur tumbuh dengan baik sehingga

dapat merusak kondisi obat Obat dalam bentuk sediaan cair biasanya mudah

terurai oleh cahaya sehingga harus disimpan pada wadah aslinya yang

terlindung dari cahaya atau sinar matahari langsung dan tidak disimpan di

tempat yang lembab Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin

kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut (BPOM RI 2014)

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi

Berdasarkan UU No 39 tahun 2009 tentang kesehatan obat adalah

bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis pencegahan penyembuhan pemulihan

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia

Adapun golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri

swamedikasi adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dan obat

wajib apotek ( SK Menkes No23801983)

a Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat tanpa

resep dokter Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia 2007)

17

b Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai

dengan tanda peringatan Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam Tanda

peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas merupakan

empat persegi panjang yang berwarna hitam berukuran panjang 5 cm

dengan 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 2007)

Adapun tanda peringatan yang dicantumkan ada 6 macam sesuai

dengan aturan pemakaian masing-masing obatnya yaitu

a P no 1 Awas Obat Keras Bacalah aturan memakainya

b P no 5 Awas Obat Keras Tidak boleh ditelan

c P no 2 Awas Obat Keras Hanya untuk kumur jangan ditelan

d P no 4 Awas Obat Keras Hanya untuk dibakar

e P no 3 Awas Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

f P no 6 Awas Obat Keras Obat wasir jangan ditelan

c Obat Wajib Apotek (OTC)

Obat-obat yang dapat digunakan di dalam swamedikasi sering disebut

sebagai obat- obatan over-the-counter (OTC) dan dapat diperoleh tanpa

resep dokter (World Self-Medication Industry nd) Bagi sebagian orang

beberapa produk obat OTC dapat berbahaya ketika digunakan sendiri atau

18

dikombinasikan dengan obat lain Meskipun demikian beberapa obat OTC

sangat bermanfaat di dalam pengobatan sendiri untuk masalah kesehatan

yang ringan hingga sedang (Fleckenstein Hanson amp Venturelli 2011) Obat

yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria berikut

(Permenkes No 919MenkesPerX1993)

a Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil

anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun

b Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko

pada kelanjutan penyakit

c Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

d Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi

di Indonesia

Berikut ini beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat

nyeri dengan pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan

Aspirin (asetosal) (Depkes RI 2007)

1 Aspirin

Aspirin yang memiliki nama lain asam asetil salisilat atau asetosal

adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang luas digunakan dan

digolongkan dalam obat bebas Selain sebagai prototip obat ini merupakan

standar dalam menilai efek obat sejenis (Departeman Farmakologi dan

Terapeutik 2007)

Aspirin diindikasikan dengan rasa sakit dan demam Aspirin

19

dikontraindikasikan dengan hemophilia dan kehamilan trisemester akhir Efek

samping yang sering dijumpai meliputi terjadinya iritasi mukosa lambung

Aspirin juga dapat memeperbanyak keluarnya keringat dan pada dosis tinggi

dapat membuat telinga berdengung dan juga sesak napas Aspirin tidak boleh

digunakan pada penderita alergi termasuk asma tukak lambung (maag)

sering perdarahan di bawah kulit penderita hemofilia dan trombositopenia

(Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan aspirin meliputi

aturan pemakaian harus tepat tidak boleh diminum ketika perut kosong

diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan

perdarahan lambung dilarang menkonsumsi obat ini selama 10 hari tanpa

fungsi ginjal atau hati ibu hamil ibu menyusui dan dehidrasi dan jangan

diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan

risiko perdarahan lambung (Depkes RI 2007)

Bentuk Sediaan asetosal yang beredar di masyarakat meliputi tablet

100 mg tablet 500 mg Aturan pemakaian asetosal meliputi dewasa 500 mg

setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) anak usia 2 ndash 3 tahun frac12 - 1 frac12 tablet

100 mg setiap 4 jam anak usia 4 ndash 5 tahun 1 frac12 - 2 tablet 100 mg setiap 4

jam anak usia 6 ndash 8 tahun frac12 - frac34 tablet 500 mg setiap 4 jam anak usia 9 ndash

11 tahun frac34 - 1 tablet 500 mg setiap 4 jam dan usia di atas 11 tahun 1

tablet 500 mg setiap 4 jam (Depkes RI 2007)

2 Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionate Obat ini bersifat

20

analgesik dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat Efek anti-

inflamsinya terlihat dengan dosis 1200- 2400 mg sehari Absorbsi ibuprofen

cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-

2 jam (Depkes RI 2007)

Ibuprofen dikontraindikasikan dengan penderita hipersensitif terhadap

ibuprofen penderita polip hidung Ibuprofen tidak dianjurkan bagi wanita

hamil menyusui dan penderita tukak peptic Ibuprofen biasa berbentuk tablet

dengan kekuatan 300 dan 400 mg Dosis maksimum ibuprofen 2400 mg

sehari (Mutschier 1991)

Hal- hal yang perlu diinformasikan kepada pasien dalam mengkonsumsi

ibuprofen meliputi obat diminum bersama- sama makanan dan minum dengan

segelas air penuh bila timbul rasa pusing dilarang mengemudi segeralah ke

dokter bila penglihatan menjadi kabur atau terjadi ruam kulit (Depkes RI

2007)

Efek samping yang dapat ditimbulkan obat ini meliputi nervus pusing

mata kabur skotoma atau perubahan menafsirkan warna telinga berdenging

dan kejang perut Ibuprofen memiliki interaksi dengan antikoagulan dan

asetosal Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi

metotreksat urikosurik kumarin antikoagulan kortiko-steroid penisilin dan

vitamin C atau minta petunjuk dokter obat ini tidak boleh diminum

bersamaan ( Depkes RI 2007)

Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita tukak lambung dan

duodenum (ulkus peptikum) aktif penderita alergi terhadap asetosal dan

21

ibuprofen penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk

tonjolan pada hidung) kehamilan tiga bulan terakhir (Depkes RI 2007)

Aturan pemakaian ibuprofen

a Dewasa 1 tablet 200 mg 2 ndash 4 kali sehari Diminum setelah makan

b Anak 1 ndash 2 tahun frac14 tablet 200 mg 3 ndash 4 kali sehari 3 ndash 7 tahun

frac12 tablet 500 mg 3 ndash 4 kali sehari 8 ndash 12 tahun 1 tablet 500 mg 3 ndash

4 kali sehari dan tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya

kurang dari 7 kg (Depkes RI 2007)

3 Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik antiinflamasi Asam

mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin Asam mefenamat terikat

sangat kuat pada protein plasma sehingga interaksi dengan antikoagulan

harus diperhatikan (Mutschier 1991)

Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia

diare sampai diare berdarah dan gejala iritasi lain pada mukosa lambung

Amerika Serikat tidak menganjurkan obat ini diberikan pada anak dibawah 14

tahun dan wanita hamil Pemberian tidak melebih 7 hari Penelitian klinis

menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah

secara bermakna (Depkes RI 2007)

Asam mefenamat tersedia dalam sediaan tablet atau kaplet dengan

kekuatan 500 mg Dosis asam mefenamat untuk pasien dewasa 2-3 kali sehari

sebanyak 250 mg- 500 mg (Team medical mini notes 2017)

22

4 Diklofenak

Diklofenak tergolong dalam preferential COX-2 inhibitor Absorbsi obat

ini berlangsung cepat dan lengkap pada saluran cerna Obat ini terikat 99

pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama sebesar

40-50 (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Diklofenak terdiri atas dua jenis yaitu natrium diklofenak dan kalium

diklofenak Kalium diklofenak lebih larut air dan dapat diabsorbsi dengan

cepat sehingga memiliki onset kerja lebih cepat dibanding natrium

diklofenak Kalium diklofenak biasanya juga diindikasikan untuk

penanganan kondisi yang memerlukan efek analgesia secara cepat ((Team

medical mini notes 2017)

Efek samping yang lazim adalah mual dan gastritis Eritema kulit dan

sakit kepala seperti obat AINS lainnya Pemakaian obat ini harus hati- hati

pada pasien dengan tukak lambung Peningkatan enzim transaminase dapat

terjadi pada 15 pasien umumnya kembali ke normal Gangguan hati lebih

sering terjadi dibandingkan obat AINS lain Pemakaian selama kehamilan

tidak dianjurkan Dosis orang dewasa 100-150 mg sehari terbagi dalam dua

atau tiga dosis (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

5 Parasetamol

Parasetamol memiliki indikasi membantu melegakan rasa sakit dan

mengurangi demam rematik sakit gigi dan sakit kepala Parasetamol

dikontraindikasikan dengan penderita gangguan fungsi hati Parasetamol

hampir tidak memiliki efek samping namun kadang timbul bisul atau

23

hipoglikemi pada anak (Mutschier 1991)

Parasetamol dapat berupa sediaan solid dan liquid Sediaan solid

parasetamol meliputi tablet atau tablet salut gula dengan kekuatan 120 mg

325 mg dan 500 mg Sedangkan dalam bentuk liquid parasetamol dapat

berupa sediaan obat tetes sirup elixir dengan kekuatan 60 mg06 ml 150

mg5 ml dan 120 mg 5 ml (Depkes RI 2007)

Dosis paracetamol untuk dewasa (usia diatas 12 tahun) 3-4 jam 325-650

mg maksimum 4 g sehari Sedangkan untuk anak (6-12 tahun) tiap 4 jam 500

mg (Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi parasetamol

meliputi orang dewasa jangan menggunakan lebih dari 10 hari secara terus

menerus anak di bawah dua belas tahun dilarang memakan obat ini lebih dari

lima kali sehari atau lebih dari lima hari segeralah ke dokter bila timbul

warna kekuningan pada mata atau kulit (Depkes RI 2007)

Parasetamol adalah derivat dari para amino fenol yang mempunyai daya

analgetika dan daya antipiretika Obat ini tidak menimbulkan perdarahan pada

lambung sehingga banyak dipakai sebagai analgetika dan antipiretika yang

aman namun Parasetamol memiliki daya inflamasi yang sangat lemah

(Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Tambahan

a Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi daripada efek anti

demamnya

b Parasetamol dan Asetosal memiliki efek anti demam yang lebih tinggi

daripada efek antinyeri dan antiradangnya (Depkes RI 2007)

24

24 Penggunaan Obat yang Rasional

Penggunaan obat yang rasional merujuk pada penggunaan obat yang benar

sesuai dan tepat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat dan dosis yang sesuai dengan kebutuhannya untuk jangka waktu

yang adekuat dan dengan biaya serendah mungkin bagi pasien Masalah-masalah

yang sering timbul sebagai bentuk ketidakrasionalan penggunaan obat antara lain

polifarmasi (penggunaan obat yang terlalu banyak) penggunaan yang berlebihan

dari antibiotika dan injeksi kegagalan untuk meresepkan obat yang sesuai dengan

panduan klinis serta pengobatan sendiri yang tidak tepat (World Health

Organization 2010)

Berbagai kriteria telah ditetapkan untuk menentukan kerasionalan penggunaan

suatu obat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya dengan dosis yang sesuai

dengan kebutuhannya untuk jangka waktu yang adekuat dan dengan biaya

serendah mungkin bagi pasien dan komunitasnya (World Health Organization

2010)

Batasan penggunaan obat rasional adalah bila memenuhi beberapa kriteria

antara lain (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2008)

a Tepat diagnosis yaitu obat diberikan sesuai dengan diagnosis Apabila

diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah

b Tepat indikasi penyakit yaitu obat yang diberikan harus tepat bagi suatu

25

penyakit

c Tepat pemilihan obat yaitu obat yang dipilih harus memiliki efek terapi

sesuai dengan penyakit

d Tepat dosis yaitu jumlah cara waktu dan lama pemberian obat harus

tepat Apabila salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi maka efek

terapi tidak tercapai

1 Tepat jumlah yaitu obat harus diberikan dalam jumlah yang cukup

2 Tepat cara pemberian yaitu cara pemberian obat yang tepat disesuaikan

dengan jenis obat yang digunakan Misalnya obat antasida seharusnya

dikunyah dulu baru ditelan

3 Tepat interval waktu pemberian yaitu cara pemberian obat hendaknya

dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah ditaati oleh

pasien Misalnya obat yang diminum tiga kali sehari diartikan bahwa

obat tersebut harus diminum dengan interval setiap delapan jam

4 Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian obat harus tepat sesuai

penyakitnya masing-masing

e Tepat penilaian kondisi pasien yaitu penggunaan obat disesuaikan dengan

kondisi pasien antara lain harus memperhatikan kontraindikasi obat

komplikasi kehamilan menyusui lanjut usia atau bayi

f Waspada terhadap efek samping yaitu obat dapat menimbulkan efek

samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang timbul pada pemberian

obat dengan dosis terapi seperti timbulnya mual muntah gatal-gatal dan

26

lain sebagainya

g Efektif aman mutu terjamin tersedia setiap saat dan harga terjangkau

untuk mencapai kriteria efektif maka obat harus dibeli melalui jalur

resmi

h Tepat tindak lanjut (follow-up) yaitu apabila sakit berlanjut setelah

swamedikasi dilakukan maka konsultasikan ke dokter

i Tepat penyerahan obat (dispensing) yaitu penggunaan obat rasional

melibatkan penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen Resep

yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di puskesmas akan

dipersiapkan obatnya dan diserahkan kepada pasien dengan informasi

yang tepat

j Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan

Ketidakpatuhan minum obat dapat terjadi pada keadaan

seperti berikut

1 Jenis sediaan obat beragam

2 Jumlah obat terlalu banyak

3 Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering

4 Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi

5 Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara

menggunakan obat timbulnya

6 Efek samping

27

25 Pengetahuan

251 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya yang meliputi

pengelihatan pendengaran penciuman rasa dan raba Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan

pengelihatan (Notoatmodjo 2010)

252 Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia

pendidikan lingkungan intelegensia dan pekerjaan Pengetahuan secara garis

besar dibagi menjadi enam tingkat meliputi tahu (know) memahami

(comprehension) aplikasi (aplication) analisa (analysis) sintesis (syntesis)

dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo 2010)

253 Faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a Jenis kelamin

Tingkat pengetahuan di pengaruhi oleh jenis kelamin Logan dan Rose

(2004) telah melakukan penelitian terhadap sampel 100 pasien untuk

mengetahui perbedaan pengetahuan nyeri antara laki-laki dan perempuan

Hasilnya menunjukan bahwa ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan

28

mengenai tingkat pengetahuan nyeri yaitu perempuan mempunyai tingkat

pengetahuan nyeri lebih baik dari pada laki-laki

b Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin membaik

Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca (Anonim 2011)

Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009)

1 Masa balita 0-5 tahun

2 Masa kanak- kanak 5-11 tahun

3 Masa remaja awal 12-16 tahun

4 Masa remaja akhir 17-25 tahun

5 Masa dewasa awal 26-35 tahun

6 Masa dewasa akhir 36-45 tahun

7 Masa Lansia Awal 46-55 tahun

8 Masa lansia akhir 56-65 tahun

9 Masa manula gt 65 tahun

c Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup

29

Pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut menerima informasi Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya

(Anonim2011)

Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berpikir

rasional serta menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 jalur pendidikan sekolah terdiri dari

1 Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan selama 9 tahun pertama

pada masa sekolah anak yang melandasi jenjang pendidikan

2 Pendidikan menengah adalah pendidikan menengah adalah jenjang

pendidikan dasar Pendidikan menengah dibagi menjadi

a Pendidikan Menengah Umum adalah pendidikan menengah di

selenggarakan oleh SMA (Sekolah Menengah Atas) atau MA

(Madrasah Aliyah) Pendidikan menengah umum dikelompokkan

dalam program sesuai dengan kebutuhan untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

b Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan Menengah

Kejuruan diselenggarakan oleh SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) dan MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan) Pendidikan

Menengah Kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi seni dunia industri tenaga kerja baik

secara nasional maupun global regional

30

c Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tinggi adalah jenjang

setelah pendidikan menengah Pendidikan tinggi diselenggarakan

oleh akademi institusi sekolah tinggi dan universitas

254 Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden

atau subjek penelitian Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur atau

diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo

2010)

26 Masyarakat

261 Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup

karena proses masyarakat Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang

kontinyu antar individu Dalam kehidupan bermasyarakat selalu dijumpai

saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan kehidupan

bermasyarakat (Soetomo 2009)

262 Ciri-ciri Masyarakat

Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia

yang mempunyai sebagai berikut

31

a Berada di wilayah tertentu

b Hidup secara berkelompok

c Terdapat suatu kebudayaan

d Terdapat interaksi sosial

e Terdapat pemimpin

f Terdapat stratafikasi sosial

263 Profil Kelurahan Palasari

Secara geografis Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

memiliki bentuk wilayah datar Kelurahan Palasari memiliki jumlah

penduduk 17421 jiwa pada keadaan 31 Desember tahun 2018 terdiri dari

8996 jiwa laki-laki dan 8425 jiwa perempuan Jumlah kepala keluarga di

Kelurahan Palasari saat ini mencapai sekitar 5091 KK

Tabel 21 Tingkat pendidikan di Kelurahan Palasari

NO PENDIDIKAN JUMLAH

L P JML

1 Tamat SD 1815 1676 3491

2 SMP 1780 1521 3301

3 SMA 421 376 797

4 Sarjana 87 54 141

5

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi deskriptif Penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran atau deskriptif tentang suatu masalah baik yang berupa faktor risiko

maupun faktor efek Penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

32 Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo

2010) Penelitian ini akan di laksanakan di Cilengkrang 1 RW 04 Kelurahan

Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

33 Waktu Penelitian

Waktu adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian

(Notoatmodjo 2010) Penelitian ini dilaksanakan di Cilengkrang 1 RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru dan akan dilaksanakan bulan Mei ndash Juni

2019

32

33

34 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat dan

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35 Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan agar pengukuran

variable atau pengumpulan data itu konsisten antara sumber data (responden)

yang di bantu dengan responden yang lain (Notoatmodjo 2010)

Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Pengetahuan penggunaan analgetik merupakan berbagai informasi yang

perlu diketahui oleh responden mengenai penggunaan antinyeri secara

aman dan rasional

b penggunaan obat swamedikasi antinyeri dilihat berdasarkan cara

mendapatkannya

36 Populasi dan Sampel

361 Populasi

Populasi adalah subyek atau golongan yang menjadi sasaran penelitian

(Notoatmodjo 2010) Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

34

a Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah

1 Masyarakat yang menggunakan obat swamedikasi analgetik

2 Berusia 17-55 tahun

3 Berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

4 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang tidak

menggunakan obat swamedikasi analgetika obat dengan resep dokter dan

berusia dibawah 17 tahun dan diatas 55 tahun Masyarakat yang tidak

berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung

362 Sampel

Penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan kriteria

inklusi dan eksklusi Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin

(Anwar Hidayat 2013)

Rumus Slovin

35

Dimana

n = besar sampel

N = besar populasi

d2 = penyimpangan terhadap populasi yang inginkan 10 atau 01

n =

=

= 85 sampel

Dari perhitungan rumus slovin didapatkan hasil 85 responden yang

dibagi ke dalam beberapa Rt yaitu

Rt 01

Rt 02

Rt 03

Rt 04

Rt 05

36

37 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer data primer merupakan data yang

sumber data dikumpulkan dengan membagikan kuisioner kepada responden

38 Teknik Pengumpulan Data

1 Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

2 Kueisioner dibuat 3 bagian yaitu bagian ke 1 berisi identitas responden

(nama jenis kelamin usia pendidikan terakhir) bagian ke 2 penggunaan

obat swamedikasi analgetik berjumlah 5 pertanyaan bagian ke 3 mengenai

tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik

39 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan

setelah pengumpulan data Untuk kemudian dalam pengolahan data dipergunakan

bantuan program komputer Langkah-langkah pengolahan data meliputi editing

coding entry dan analizing (Notoatmodjo2010)

Tahapan pengolahan data diantaranya

a Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh Editing dalam penelitian ini setelah data terkumpul yaitu

kelengkapan jawaban kuesioner

b Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan Coding dalam penelitian disini memberikan kode

angka pada jawaban responden untuk memudahkan analisis data

37

c Entry adalah proses memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam

program atau software komputer Dalam penelitian ini entry data

dilakukan dengan memasukkan data jawaban dan kemudian di masukkan

ke dalam program atau software komputer

d Analizing yaitu proses analisis data ditabulasi dan diberi skor (skoring)

Selanjutnya dilakukan perhitungan dan uji statistik terhadap data

310 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS for window release 2300

a Analisis Demografi Responden

Bagian pertama dari kuesioner adalah data pribadi responden yang berupa

jawaban singkat terdiri dari nama responden jenis kelamin usia dan pendidikan

terakhir Pada bagian ini dilakukan analisis secara deskriftif

b Analisis Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian kedua terdiri dari pertanyaan seputar penggunaan obat swamedikasi

analgetik berjumlah 5 pertanyaan Pada pertanyaan ini penilaian dihitung

berdasarkan distribusi frekuensi persentase () jumlah responden dengan jawaban

yang dipilih

c Analisis Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian ketiga terdiri dari 18 pertanyaan tingkat pengetahuan dan rasionalitas

obat swamedikasi analgetik yang berupa pilihan ganda (dengan 2 atau 3 pilihan

jawaban)

38

Responden yang telah menjawab pertanyaan dengan akan diberi nilai yaitu

a 1 untuk jawaban benar jika menjawab benar maka dinilai rasional

b 0 untuk jawaban salah atau tidak tahu jika menjawab salah atau tidak

tahu maka dinilai tidak rasional

Sehingga diperoleh total skor untuk pertanyaan seputar pengetahuan tentang

penggunaan analgetik adalah

a Maximum 1x 18 = 18

b Minimum 0 x 18 = 0

Ketentuan skor total pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dan

rasionalitas obat swamedikasi analgetik

a lt 55 dengan skor 9 Tingkat pengetahuan kurang

b 56-74 dengan skor 9-12 Tingkat pengetahuan cukup

c gt 75 dengan skor 13 Tingkat pengetahuan baik

(Budiman 2013)

Data yang diolah kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat

Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif Analisis univariat (analisis deskriptif) merupakan analisis yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang

menjelaskan angka atau jumlah presentasi masing-masing kelompok dari setiap

variabel Bagian yang akan dilakukan analisis univariat adalah bagian

39

identitas responden (jenis kelamin usia dan pendidikan terakhir) tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Karateristik Responden

Responden yang diteliti berjumlah 85 sampel yang berada di RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung Karakteristik responden

yang dilihat meliputi jenis kelamin usia dan pendidikan

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Jumlah Persentasi

(n=85) ()

1 Jenis kelamin

Laki-laki 24 2824

Perempuan 61 7176

2 Usia (tahun)

Remaja akhir 17 - 25 tahun 16 1882

Dewasa awal 26 - 35 tahun 29 3412

Dewasa akhir 36 - 45 tahun 19 2235

Lansia awal 46 - 55 tahun 21 2470

3 Pendidikan Terakhir

SD 19 2235

SMP 10 11 76

SMA 45 5294

S1 9 1059

S2 2 235

Berdasarkan hasil penelitian ini responden didominasi oleh perempuan

sebanyak 61 (7176) dengan golongan usia antara 26-35 tahun (3412)

penyebab nya karena pengobatan antinyeri menurut riskesdas pada tahun 2013

menunjukkan bahwa nyeri banyak diderita oleh wanita daripada laki-laki

40

41

(Riskesdas 2013) Mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 45

(5294) Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden berpendidikan

SMA pada umumnya mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang obat

swamedikasi Pendidikan sangat mempengaruhi perilaku seseorang seperti yang

dinyatakan Notoadmodjo (2010) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin tinggi pula intelektualnya Seseorang yang berpendidikan tinggi

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan

lainnya Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas

manusia dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin berkualitas

hidupnya Karateristik respoden dapat dilihat pada tabel 41

42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik

Tempat responden dalam memperoleh obat swamedikasi analgetik adalah di

apotek sebanyak 54 responden (635) di mini market sebanyak 5 responden

(69) membeli obat di warung sebanyak 26 responden (306) dan tidak ada

responden yang membeli di toko obat Dari seluruh responden pengobatan sendiri

paling banyak mendapatkan obat antinyeri yaitu di apotek Secara nasional pun

menunjukkan apotek dan toko obat warung merupakan sumber utama

mendapatkan obat rumah tangga atau obat swamedikasi (Riskesda 2013)

Tingkat pengetahuan masyarakat di RW 4 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

Kota Bandung tentang swamedikasi sudah tergolong baik karena masyarakat

lebih banyak membelinya di apotek yaitu 54 responden (635) yang secara

langsung ada petugas kesehatan yang menyerahkan obat dan jika tidak mengerti

cara penggunaan atau aturan pakai obat tidak diketahui bisa bertanya langsung

42

6

64 31 Mini Market

Warung

Apotek

pada petugas yang ada di apotek tersebut dibandingkan dengan membeli obat di

warung Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 41

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi Tempat

Memperoleh Obat Swamedikasi

43 Jenis Penyakit Atau Keluhan Penyakit

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap

Jenis keluhan Penyakit

Jenis Penyakit N

Nyeri sendi 1 12

Sakit haid 6 71

Sakit badan 11 129

Sakit gigi 20 235 Sakit kepala 47 553

Jumlah 85 100

Berdasarkan hasil penelitian ini keluhan nyeri yang paling banyak dialami

responden adalah sakit kepala sebanyak 47 responden (553) Pada tahun 2011

WHO juga menyatakan bahwa sebanyak 50-75 orang dewasa usia 18-65 tahun

di dunia mengalami sakit kepala selama setahun terakhir Faktor penyebab sakit

43

kepala yang dialami oleh bermacam-macam mulai dari karena mengidap suatu

penyakit tertentu seperti meningitis kanker otak maupun konsumsi obat berlebih

hingga akibat dari suatu aktifitas dan makanan yang di konsumsi Tanpa disadari

sakit kepala juga bisa muncul dari kegitan rutinitas yang sepele misalnya lama

menatap layar computer maupun ponsel terlalu lam duduk banyak tekanan atau

stress kurang tidur sedikit minum merokok dan banyak hal lainnya

(Cermaticom 2019) Maka dari itu responden harus sebijak mungkin memahami

cara penggunaan obat yang tepat supaya menghindarkan masyarakat dari

penggunaan obat yang salah Presentase keluhan yang dialami responden dapat

dilihat pada tabel 42

44 Jenis Obat yang digunakan

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Responden

Terhadap Jenis Obat yang digunakan

Obat yang digunakan N

Metampiron 4 47

Natrium Diklofenak 9 106

Ibuprofen 11 129

Asam Mefenamat 13 153 Paracetamol 48 565

Jumlah 85 100

Dilihat dari jenis obat nyeri yang dipilih kebanyakan responden memilih

menggunakan parasetamol dalam swamedikasi analgetik dengan keluhan sakit

kepala terbanyak Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gissele Sarganas yang

mengatakan bahwa parasetamol merupakan obat yang umum dan mudah di akses

dibanyak Negara (Sarganas2015) Responden dalam penelitian ini telah

menggunakan obat secara benar karena sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan

44

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan bahwa golongan obat yang digunakan

swamedikasi merupakan obat-obat yang relatif aman meliputi golongan obat

bebas dan obat bebas terbatas ( BPOM 2014)

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas

451 Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penilaian mengenai tingkat pengetahuan dapat

diketahui mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong cukup yaitu

(376) sebanyak 32 responden Data lengkap dapat dilihat di tabel 44

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahaun Responden

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

responden

Persentase

Kurang 30 353

Cukup 32 376

Tinggi 23 211

Jumlah 85 100

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Dari seluruh responden yang berada di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung tidak semuanya melakukan pengobatan

swamedikasi obat antinyeri secara rasional dan tepat Pada perilaku

pengggunaan obat swamedikasi obat antinyeri dinilai dari beberapa sub

indikator yaitu tepat indikasi tepat obat tepat dosis tepat pemakaian tepat

efek samping tepat interaksi obat dan tepat kontraindikasi Seacara lebih

rincinya dapat dilihat pada tabel 413

45

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden

No

Tepat indikasi

Tepat

Tidak

Tepat

N

P1

Menurut Anda apakah

benar analgesik merupakan

obat yang mampu

meredakan atau mengurangi

nyeri

83

976

2

24

85

P2

Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk

mengobati nyeri saja

29

341

56

659

85

P4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

29

341

56

659

85

P5

Paracetamol merupakan

obat penurun panas Apakah

parasetamol mampu meredakan nyeri

49

576

36

424

85

P7

Jika Anda mengalami sakit

kepala apakah jenis obat yang sebaiknya dikonsumsi

60

706

25

294

85

Jumlah 250 59 175 41

Tepat Obat

P3

Termasuk jenis obat

golongan apakah obat pereda

nyeri yang hanya boleh

digunakan secara swamedikasi

40

471

45

529

85

P6

Jenis obat apa yang anda

pahami sebagai obat pereda

nyeri yang dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

50

588

35

412

85

Jumlah 90 54 80 46

Tepat Pemakaian

P8

Apakah Anda mengetahui

kapan waktu yang tepat

dalam mengkonsumsi obat

pereda nyeri

77

906

8

94

85 Jumlah 77 91 8 8

Tepat Efek Samping

P9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik

35

412

50

588

85

46

di rumah

P10

Dampak apakah yang

terjadi apabila menggunakan

dosis obat pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

28

329

57

671

85

Jumlah 63 37 107 63

Tepat Dosis

P11

Apakah dosis obat pereda

nyeri anak sama dengan

dosis obat pereda nyeri dewasa

67

788

18

212

85

P12

Apakah benar obat pereda

nyeri boleh digunakan secara

terus menerus meski rasa

sakit telah hilang

54

635

31

365

85

P18

Menurut Anda apakah boleh

meningkatkan konsumsi

obat pereda nyeri yang

diminum dalam sekali

konsumsi (sekali minum langsung 2 tablet lebih)

37

435

48

565

85

Jumlah 158 62 97 38

Tepat Interaksi

P13

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

digunakan bersamaan

dengan obat maag dalam

sekali konsumsi tanpa

adanya rentang waktu

konsumsi

48

565

37

435

85

P14

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

diminum bersamaan dengan kopi

55

647

30

353

85

Jumlah 103 54 67 46

Tepat Kontraindikasi

P15

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu hamil

58

682

27

318

85

P16

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di

konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

31

365

54

635

85

P17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh

35

412

50

588

85

47

mengkonsumsi aspirin untuk meredakan nyeri

Jumlah 124 49 131 51

Hasil dari kuesioner yang dibagikan menunjukkan 59 responden

melakukan ketepatan indikasi sebagian dari responden yang memiliki nilai

buruk dan tidak memperhatikan indikasi obat sebelum meminum obat

antinyeri yaitu sekitar 41 Indikasi obat antinyeri untuk penanganan obat

antinyeri penting diperhatikan secara cermat karena apabila salah indikasi

obat maka akan menimbulkan kesalahan obat yang akan digunakan

Tabel diatas menunjukkkan bahwa rata-rata jumlah responden yang

menjawab tepat obat 54 tidak jauh berbeda dengan jumlah responden yang

memiliki jawaban tidak tepat obat yaitu 46 Hal ini dikarenakan karena

masyarakat sudah mengetahui jenis obat yang di pahami untuk mengobati

nyeri dan mayoritas masyarakat sebagian besar belum mengetahui golongan

obat apa yang tepat untuk digunakan dalam swamedikasi

Hasil yang diperoleh melalui kuesioner menunjukkan terdapat 62

responden benar dan tepat dosis sebelum melakukan pengobatan nyeri secara

swamedikasi dan bernilai 38 responden tidak tepat dalam melihat dosis

sebelum penggunaan obat antinyeri secara swamedikasi Hal-hal tersebut

memang perlu ditanyakan kepada responden karena hal inilah yang terjadi di

masyarakat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji Pratiwi (2014)

bahwa dari 100 responden di Surabaya hanya 80 orang yang melakukan cara

minum dan jumlah minum obat yang tepat ketika ingin mempercepat

48

penyembuhan terdapat 20 responden menyatakan mereka meminum dua

tablet ketika ingin menyembuhkan nyeri yang dialaminya dan ini berkaitan

dengan bioavaibilitas obat di tubuh serta akumulasi obat yang ditubuh

sehingga perlu diperhatikan penggunaan dosis obat antinyeri yang dilakukan

secara swamedikasi

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tabel diketahui hanya 37

responden yang menjawab rasional dengan sub indikator tepat efek samping

hal dikarenakan masyarakat tidak memahami mengenai efek samping obat

yang terjadi setelah meminumnya Efek samping yang ditimbulkan oleh suatu

obat terkadang tidak perlu dilakukan tindakan medis untuk mengatasinya

namun beberapa obat perlu diperhatikan secara lebih penanganannya (BPOM

2014) Untuk mencegah terjadinya efek samping yang lebih parah maka

sebaiknya dilakukan penghentian obat dan segera dikonsultasikan dengan

tenaga medis terkait Efek samping obat golongan AINS (obat antinyeri)

menurut Goodman amp Gilman (2006) secara umum memiliki efek samping

perdarahan lambung nefrotoksisitas dan bronskopasme jika obat tidak tepat

digunakan

Beberapa hal yang menjadi penilaian ketepatan interaksi obat adalah

obat lain yang dikonsumsi selain obat antinyeri membolehkan meminum obat

lain dan meminum obat dengan kopi Interaksi obat terjadi antara obat dengan

obat dan obat dengan makanan Nilai yang muncul untuk ketepatan interaksi

obat adalah 54 tepat interaksi dan hanya 46 tidak tepat interaksi obat

Interaksi obat ini perlu diperhatikan karena interaksi obat dengan obat akan

49

menjadikan sistem kompetitor satu sama lain antara satu obat dengan obat lain

yang menjadikan salah satu obat menjadi tidak aktif (Stockley Drug

Interaction 2000)

ketepatan kontraindikasi obat nilai yang muncul terkait ketepatan

kontraindikasi obat ini adalah 49 mengetahui tepat kontraindikasi dan 51

tidak mengetahui ketepatan kontraindikasi Pada pasien penyakit asma tidak

diperbolehkan menggunakan obat antinyeri secara bebas karena efek samping

dari nyeri yang menjadikan bronkospasme terutama pada pasien yang

memiliki riwayat penyakit asma (Ioana Dana Alexa 2014)

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi

Analgetik

Aspek Pernyataan Benar Salah Nomor Sumber

Pernyataan

Tepat indikasi 59 41 1245 amp 7

Tepat obat 54 46 3 amp 6

Tepat pemakaian 91 8 8

Tepat efek samping 37 63 9 amp 10

Tepat dosis 62 38 1112 amp 18

Tepat interaksi 54 46 13 amp 14

Tepat kontra

indikasi 49 51 15 16 amp 17

Rata- rata 58 42

Berdasarkan hasil penilaian rata-rata mengenai obat dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional 58 dan

tidak rasional 42 Penggunaan obat yang tidak rasional paling banyak

disebabkan oleh ketidaktepatan efek samping obat 37

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

51 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

a Tingkat pengetahuan masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari Kecmatan

Cibiru tergolong cukup dengan Persentasi 376 bedasarkan instrument

kuesioner tingkat pengetahuan swamedikasi yang sudah di validasi

b Masyarakat yang di jadikan responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42 di masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru

52 Saran

Berdasarkan penelitian ini saran-saran yang dapat di berikan

adalah sebagai berikut

a Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengukur tingkat pengetahuan

mengenai suamedikasi khususnya obat analgetik lebih rinci mendalam

dan akurat sesuai dengan aturan sehingga dapat di ketahui lebih jelas apa

yang tidak di ketahui oleh responden

b Institusi terkait lebih meningkatkan lagi tentang pengetahuan penggunaan

obat swamedikasi analgetik agar masyarakat dapat menggunakan obat

secara rasional

51

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI 2013 Riset

Kesehatan Dasar 2013 Jakarta Kementrian Kesehatan RI halaman 40

BPOM RI 2014 Menuju Swamedikasi yang Aman Info Pom Vol 15 No 1

Budiman dan Riyanto 2013 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan

Sikap dalam Penelitian Kesehatan Penerbit Salemba Medika Jakarta

pp 11-12

Departemen Farmakologi dan Terapeutik 2007 Farmakologi dan Terapi

Jakarta FKUI

Departemen kesehatan RI 1993 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

919MenKesPERX1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat

Diserahkan Tanpa Resep Jakarta Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Obat Bebas Terbatas Jakarta Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) Materi pelatihan

peningkatan pengetahuan dan keterampilan memilih obat bagi tenaga

kesehatan (pp 0- 8 13-14 18 20-23 31) Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Garrido Pilar Carrasco etal 2014 Predictive factors of self-medicated

analgesic use in Spanish adults a cross-sectional national study

BMC Pharmacology amp Toxicology 2050-05111536

Marta Halim dkk 2013 Dasar-dasar Farmakologi 2 edisi 1

Mangku G Diktat Kumpulan Kuliah BagianSMF Anestesiologi dan

Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2002

Morgan GE Pain Management In Clinical Anesthesiology 2nd ed

Stamford Appleton and Lange 1996 274-316

Mutschier Ernst 1991 Dinamika Obat Bandung Penerbit ITB

Notoatmodjo Soekidjo 2010 Ilmu Pengetahuan dan penelitian dan

Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta Rineka Cipta

52

Sarganas Giselle dkk(2015) Prevalence trend patterns and associations of

analgesic use in Gremany (22 September 2015) Biomed Central Jerman

Tim Medical Mini Notes 2017 Basic Pharmacology and Drug Notes Makassar

MMN Publishing

Tjay TH dan Rahardja K 2010 Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan

Sehari- hari Jakarta PT Elex Media Komputindo

Anonim 2011 Definisi Pengetahuan Serta Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi httpduniabacacomdefinisi-pengetahuan-serta-faktor-

faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuanhtml (Diakses 20 juli 2019)

Anwar Hidayat Cara Perhitungan Rumus Slovin

httpswwwstatistikiancom2017hitung-rumus-slovin-sampelhtmlamp

(Diakses 8 Maret 2019)

Fitriya 2019 Sakit Kepala Penyebab Sakit kepala dan Cara menghilangkan

sakit Kepala yang Perlu kamu tahu httpswww-

cermaicomcdnampprojectorgvswwwcermaticomartikelampsakit-

kepala-penyebab-sakit-kepala-da-cara-menghilangkan-sakit-kepala-yang-

perlu-kamu-tahuamp_js_v (Diakses 22 Agustus 2019)

WHO 2000 Drug Information Geneva World Health Organization Page 1

World Health Organization (2010 May) Rational use of medicines Juli

28 2019 httpwwwwhointmediacentrefactsheetsfs338enindexhtml

LAMPIRAN

53

53

Identifikasi masalah

Merumuskan masalah

Menentukan sampel

ALUR PENELITIAN

Pengolahan data

(editingkoding

skoring)

Analisiss data

(Analisis Univariat)

Penyajian data

kueisioner

Kesimpulan dan saran

LAMPIRAN II

54

SURAT IZIN DARI KESBANGPOL

LAMPIRAN III

55

SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS KESEHATAN

LAMPIRAN IV

56

SURAT IZIN PENELITIAN DARI KELURAHAN

LAMPIRAN V

57

(LANJUTAN)

LAMPIRAN VI

58

SURAT IZIN PENELITIAN DARI PUSKESMAS CIPADUNG

LAMPIRAN 59

59

KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL

I Identitas Responden

Nama

Jenis jenis kelamin Laki-laki Wanita

USIA

Alamat

No Telepon HP

Pendidikan terakhir

TAHUN

II Pendahuluan

1 Apakah anda pernah melakukan swamedikasi (pengobatan tanpa

harus datang ke dokter)

a Ya b Tidak

2 Apakah Anda pernah meminum obat antinyeri sebelumnya

a Ya b Tidak

3 Di manakah Anda memperoleh obat antinyeri tersebut

a Apotek b Warung

c Toko obat d Mini market

4 Penyakit apa yang bisa Anda obati dengan antinyeri tersebut

Jawab

5 Apa saja nama obat antinyeri yang biasa Anda gunakan untuk mengobati penyakit tersebut

Jawab

III Rasionalitas Penggunaan Obat Analgetik

1 Menurut Anda apakah benar analgesik merupakan obat yang

mampu meredakan atau mengurangi nyeri

a Benar b Salah

2 Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk mengobati

60

nyeri saja

a Benar b Salah

3 Termasuk jenis obat golongan apakah obat pereda nyeri yang

hanya boleh digunakan secara swamedikasi

a Obat keras b Obat bebas

Terbatas

4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

5 Paracetamol merupakan obat penurun panas Apakah parasetamol

mapu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

6 Jenis obat apa yang anda pahami sebagai obat pereda nyeri yang

dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

a Paracetamol b Ibuprofen

c Natrium

diklofenak

d Asam

mefenamat

7 Jika Anda mengalami sakit kepala apakah jenis obat yang

sebaiknya dikonsumsi

a Antibiotik b Analgesik c Antitusif

8 Apakah Anda mengetahui kapan waktu yang tepat dalam

mengkonsumsi obat pereda nyeri

a Sebelum

makan

b Sebelum

tidur

c Sesudah makan

9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik di rumah

a Lemari b Tempat

obat

c Kulkas

10 Dampak apakah yang terjadi apabila menggunakan dosis obat

pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

a Sesak napas b Terjadi gangguan pada

lambung-usus

11 Apakah dosis obat pereda nyeri anak sama dengan dosis obat

pereda nyeri dewasa

a Ya b Tidak

12 Apakah benar obat pereda nyeri boleh digunakan secara terus

menerus meski rasa sakit telah hilang

a Benar b Salah

cBadan lemas

61

13 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri digunakan

bersamaan dengan obat maag dalam sekali konsumsi tanpa adanya

rentang waktu konsumsi

a Boleh b Tidak boleh

14 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri diminum

bersamaan dengan kopi

a Boleh b Tidak boleh

15 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu

hamil

a Aspirin b Parasetamol

16 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

a Diklofenak b Parasetamol

17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh mengkonsumsi

aspirin untuk meredakan nyeri

a Boleh b Tidak boleh

18 Menurut Anda apakah boleh meningkatkan konsumsi obat pereda

nyeri yang diminum dalam sekali konsumsi (sekali minum langsung

2 tablet lebih)

a Boleh b Tidak boleh

62

LAMPIRAN VIII

OUTPUT HASIL UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS KUESIONER

63

64

65

66

Case Processing Summary

N

Cases Valid 20 1000

Excludeda 0 0

Total 20 1000

a Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

933 18

67

LAMPIRAN IX

ANALISIS UNIVARIAT

1 Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Perempuan

laki-laki

Total

61

24

718

282

718

282

718

282

85 1000 1000 1000

Usia

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Remaja Akhir (17 - 25 Thn) 16 188 188 188

Dewasa Awal (26 - 35 Thn) 29 341 341 529

Dewasa Akhir (36 - 45 Thn) 19 224 224 753

Lansia Awal (46 - 55 Thn)

Total

21

85

247

1000

247

1000

247

1000

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 19 224 224 224

SMP 10 118 118 341

SMA 45 529 529 871

S1 9 106 106 976

S2 2 24 24 24

Total 85 1000 1000 1000

68

2 Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Melakukan swamedikasi

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 85 1000 1000 1000

Pernah minum obat antinyeri

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 85 1000 1000 1000

Tempat mendapatkan obat

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid mini market 5 59 59 59

warung 26 306 306 365

apotek 54 635 635 1000

Total 85 1000 1000

Obat yang digunakan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid metampiron 4 47 47 47

natrium diklofenak 9 106 106 153

ibuprofen 11 129 129 282

asam mefenamat 13 153 153 435

paracetamol 48 565 565 1000

Total 85 1000 1000

Jenis penyakit

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid nyeri sendi 1 12 12 12

sakit haid 6 71 71 82

sakit badan 11 129 129 212

sakit gigi 20 235 235 447

sakit kepala 47 553 553 1000

Total 85 1000 1000

69

LAMPIRAN X

TABEL CODING KARAKTERISTIK RESPONDEN

JENIS KELAMIN PEREMPUAN 0

LAKI-LAKI 1

USIA

REMAJA AKHIR 0

DEWASA AWAL 1

DEWASA AKHIR 2

LANSIA AWAL 3

PENDIDIKAN

SD 0

SMP 1

SMA 2

S1 3

S2 4

Responden

Jenis

Kelamin Coding

Usia

Coding

Pendidikan

Coding

RT

1

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

RT 1

2

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

3

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

4

L

1

dewasa

awal

1 sd

0

5

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

6 p 0 lansia awal 3 sd 0

7

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

8

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

9

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

10

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

11 p 0 lansia awal 3 sd 0

12

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

13

p

0

dewasa akhir

2

sd

0

70

14

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

15

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

16

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

17

L

1

dewasa

akhir

2 sd

0

18

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

19

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

20 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 2

21

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

22

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

23 p 0 lansia awal 3 s2 4

24

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

25 L 1 lansia awal 3 sma 2

26 p 0 lansia awal 3 sd 0

27

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

28

L

1

dewasa

awal

1 smp

1

29

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

30 p 0 lansia awal 3 sd 0

31

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

32 p 0 lansia awal 3 sd 0

33

p

0

dewasa

akhir

2 smp

1

34 p 0 lansia awal 3 sd 0

35

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

RT 3

36

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

37 L 1 lansia awal 3 S1 3

38

L

1

dewasa

akhir

2

S2

4

39

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

40

p

0

dewasa akhir

2

sma

2

71

41 p 0 lansia awal 3 sma 2

42

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

43

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

44

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

45

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

46

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

47

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

48

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

49

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

50

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

51 p 0 lansia awal 3 smp 1

52

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

53

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

54

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

55

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

56 p 1 lansia awal 3 sma 2

57 p 0 lansia awal 3 sma 2

58 p 0 lansia awal 3 sma 2

59

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

60

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

61

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

62

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

63

P

0

dewasa

akhir

2

S1

3

64

L

1

dewasa

awal

1 s1

3

65

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

66 p 0 dewasa 1 sma 2

72

awal

67

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

68 p 0 lansia awal 3 sma 2

69

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

70

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

71

L

1

dewasa

akhir

2 s1

3

72 p 0 lansia awal 3 sd 0

73

p

0

dewasa

akhir

1 sma

2

74

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

75 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 4

76

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

77 p 0 lansia awal 3 sma 2

78

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

79 p 0 lansia awal 3 sma 2

80

P

0

dewasa

akhir

1 smp

1

81 p 0 lansia awal 3 smp 1

82

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

RT 5

83

p

0

dewasa

akhir

1 sd

0

84

p

0

remaja

akhir

0 smp

1

85

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

73

LAMPIRAN XI

TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

KETERANGAN P1

amp P2

KETERANGAN P 3

KETERANGAN P 4

KETERANGAN P 5

Ya 0 Toko Obat 0 Nyeri sendi 0 Metampiron 0

Tidak

1

Mini Market

1

Sakit haid

1

Natrium

Diklofenak 1

Warung 2 Sakit badan 2 Ibuprofen 2

Apotek 3 Sakit gigi 3 Asam Mefenamat 3

Sakit kepala 4 Paracetamol 4

Respon

den

P1

Codi

ng

P2

Codi

ng

P3

Codi

ng

P4

Codi

ng

P5

Codin

g

1

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

2

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

3

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

4

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

5

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

6

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

7

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

8

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

9

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

10

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

3

74

at

11

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

12

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

13

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

14

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

15

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

16

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

gigi

3

paraceta

mol

4

17

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

18

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

19

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

20

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

21

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

22

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

23

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

24

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

25

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

26

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

4

paraceta

mol

4

75

la

27

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

28

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

29

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

30

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

31

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

32

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

33

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

4

paraceta

mol

4

34

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

35

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

36

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Saki

kepa

la

4

metampi

ron

0

37

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

38

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

39

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Nyer

i

haid

1

ibuprofe

n

2

40

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

3

paraceta

mol

4

41

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

42

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

76

43

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

44

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

45

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

46

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

47

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

48

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

49

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

ibuprofe

n

2

50

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

51

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

0

natrium

diklofena

k

1

52

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

53

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

54

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

ibuprofe

n

2

55

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

56

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

57

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

58

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

59

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

1

77

k

60

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

61

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

62

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

63

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

64

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

metampi

ron

0

65

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

3

metampi

ron

0

66

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

67

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

68

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

metampi

ron

0

69

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

70

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

71

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

72

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

asam

mefenam

at

3

73

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

ibuprofe

n

2

74

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

75 ya 1 ya 1 Apote 3 nyeri 1 natrium 1

78

k send i

diklofena k

76

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

77

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

78

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

asam

mefenam

at

3

79

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

80

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

81

ya

1

ya

1

Waru

ng

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

82

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

83

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

84

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

85

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

79

LAMPIRAN XII

TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER TINGKAT

PENGETAHUAN

Responden

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y9

Y10

Y11

Y12

Y13

Y14

Y15

Y16

Y17

Y18

Jumlah

1 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 25

2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 30

3 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 24

4 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 22

5 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

6 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 18

7 2 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 20

8 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 0 0 18

9 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 16

10 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

11 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 0 20

12 2 0 0 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 14

13 2 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

14 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

15 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 2 12

16 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 10

17 2 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 24

18 2 2 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

19 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 20

20 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 24

21 2 1 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 2 2 22

22 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 30

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 33

24 2 0 0 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 0 25

25 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 2 2 1 2 1 2 16

26 2 0 0 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

27 2 2 2 2 2 0 0 2 0 1 2 0 2 1 2 0 1 0 21

80

28 2 0 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 0 24

29 2 0 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2 2 1 0 0 0 0 20

30 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 0 1 1 19

31 2 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 0 1 2 2 0 1 0 17

32 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

33 2 0 1 1 2 0 0 2 0 1 0 2 2 1 2 0 2 2 20

34 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0 0 1 1 0 12

35 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

36 2 0 1 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 1 0 0 18

37 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

38 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 32

39 2 0 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 2 2 18

40 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 1 2 2 1 1 0 23

41 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

42 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 18

43 2 2 0 1 2 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 20

44 2 2 1 1 2 2 0 2 0 0 2 2 1 0 0 1 0 0 18

45 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 0 28

47 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 1 2 0 0 2 21

48 2 0 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 20

49 2 1 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 1 0 2 0 1 2 19

50 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 18

51 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 1 0 0 0 21

52 2 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 2 0 2 0 16

53 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 1 0 23

54 2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 25

55 2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 12

56 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

57 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 2 2 1 1 0 13

58 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

59 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 1 2 12

60 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36

62 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

63 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 30

81

64 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

65 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 30

66 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 2 2 2 2 1 1 0 0 15

67 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 1 0 0 0 0 21

68 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 1 1 2 1 1 0 16

69 2 2 0 0 2 0 0 2 2 0 2 1 0 2 2 0 1 0 18

70 2 2 2 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 2 21

71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 34

72 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 11

73 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 0 21

74 2 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 1 2 0 1 2 15

75 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

76 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

77 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 1 2 23

78 2 0 0 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

79 2 0 2 2 2 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

80 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 26

81 2 0 2 2 0 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 0 18

82 2 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 2 1 1 0 2 1 0 12

83 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 2 0 0 1 0 11

84 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

85 2 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 9

82

LAMPIRAN XIII

DOKUMENTASI

83

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …

8

NSAID atau COX2 spesific inhibitors

b Tahap kedua dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri Maka

diberikan obat-obat seperti pada tahap 1 ditambah opiat secara

intermiten

c Tahap ketiga dengan memberikan obat pada tahap 2 ditambah opiat

yang lebih kuat

Penanganan nyeri berdasarkan mekanisme nyeri pada proses transduksi

dapat diberikan anestesik lokal dan atau obat anti radang non steroid pada

transmisi inpuls saraf dapat diberikan obat-obatan anestetik lokal pada proses

modulasi diberikan kombinasi anestetik lokal narkotik dan atau klonidin dan

pada persepsi diberikan anestetik umum narkotik atau parasetamol (Morgan

GE 1996)

22 Analgetik

Analgetika atau yang sering disebut dengan obat penghalang rasa nyeri

merupakan bagian zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi rasa nyeri

tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja 2010)

Analgesik baik nonnarkotik maupun narkotik diresepkan untuk meredakan

nyeri pilihan obat tergantung dari beratnya nyeri Nyeri yang ringan sampai

sedang dari otot rangka dan sendi sering kali diredakan dengan pemakaian

analgesik nonnarkotik Nyeri yang sedang sampai berat pada otot polos organ

dan tulang biasanya membutuhkan analgesik narkotik (Sujati Woro 2016)

9

221 Pengolongan Analgesik

Atas dasar cara kerja farmakologisnya analgesik dibagi dalam 2

kelompok besar yaitu

1 Analgetika narkotik

Analgetik non narkotik khusus digunakan untuk menghilangkan rasa

nyeri hebat seperti dalam fraktur dan kanker Cara kerja obat ini adalah

memblokir pusat nyeri di SSP dengan anestesi umum (Tan Hoan Tjay

2010) Analgetika narkotik disebut juga opioida yang memiliki kerja

mirip opioid dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor

opioid yang khas di SSP hingga persepsi dan respon emosional terhadap

nyeri berkurang

Efek samping yang ditimbulkan anlgetika narkotik adalah supresi

SSP (sedasi menekan pernafasan dan batuk miosis hipotermia

perubahan mood) saluran nafas (bronkokontriksi pernafasan menjadi

dangkal dan menurun frekuensinya) sistem sirkuasi (vasodilatasi

perifer) saluran cerna (motilitas berkurang) saluran uroginetal histamin

liberator kebiasaan atau reaksi adiksi pada penggunaan lama

Untuk wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk meminum

obat golongan ini karena opioda dapat melintasi plasenta dan jika

diberikan terus-menerus akan merusak janin dan menjadikan depresi

pernafasan serta lambat dalam persalinan (Tan Hoan Tjay 2010)

Hal yang dapat dilakukan dengan munculnya nyeri adalah

10

a Tetap aktif dan fokus dalam pekerjaan

b Menggunakan air hangat untuk kompres bagian yang nyeri

c Menggunakan obat penghilang nyeri

d Menghubungi dokter jika nyeri berkelanjutan

2 Analgesik Perifer (Non Narkotik)

Penggunaan obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan terkadang

memberikan daya antipiretis dan antiradang biasa diberikan untuk obat

nyeri ringan hingga sedang dengan penyebab yang beranekaragam seperti

nyeri kepala sendi otot gigi perut nyeri haid benturan dan kecelakaan

(Tan Hoan Tjay 2010) Golongan Analgetik perifer memiliki beberapa

efek samping yaitu gangguan lambung-usus kerusakan darah hati dan

ginjal serta reaksi alergi pada kulit jika digunakan dalam waktu lama dan

dosis yang tinggi Maka dari itu penggunaan dalam waktu terus-menerus

tidak dianjurkan Pada wanita hamil dan menyusui obat analgetika yang

aman digunakan hanyalah parasetamol sedangkan asetosal salisilat

NSAID dan metamizol dapat mengganggu perkembangan janin sehingga

perlu dihindari (Tan Hoan Tjay 2010)

Beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat nyeri dengan

pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan Aspirin (asetosal)

(BPOM RI 2015)

11

23 Swamedikasi

231 Definisi Swamedikasi

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh individu untuk

merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit Masyarakat

melakukan swamedikasi biasanya untuk mengatasi keluhan- keluhan dan

penyakit ringan yang sering dialami seperti demam nyeri pusing batuk

influenza maag Kecacingan diare penyakit kulit dan lain- lain Golongan

obat yang digunakan swamedikasi merupakan obat- obat yang relatif aman

meliputi golongan obat bebas dan obat bebas terbatas (BPOM RI 2014)

Swamedikasi dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau rasional

Penggunaan obat yang rasional adalah bahwa pasien menerima obat yang

tepat dengan keadaan kliniknya dalam dosis yang sesuai dengan keadaan

individunya pada waktu yang tepat dan dengan harga terjangkau Pengertian

lain dari penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan

terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologi yang benar dari

penyakit

Menurut WHO swamedikasi memiliki beberapa hal yang harus

diperhatikan Seperti penyakit yang diderita adalah penyakit dan gejala

ringan yang tidak diperlukan untuk datang ke dokter atau tenaga medis

lainnya Selain itu obat yang dijual adalah obat golongan over-the-counter

(OTC) (WHO 2000)

12

232 Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Swamedikasi

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan swamedikasi agar

diperoleh swamedikasi yang benar dan aman maka hal- hal yang perlu

diperhatikan meliputi (BPOM RI 2014)

1 Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasi

Kondisi individu yang akan melakukan swamedikasi merupakan hal

pertama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan swamedikasi Beberapa

kondisi yang perlu diperhatikan meliputi kehamilan berencana untuk hamil

menyusui umur sedang dalam diet khusus baru saja berhenti mengonsumsi

obat lain atau suplemen makanan serta mempunyai masalah kesehatan baru

selain penyakit yang selama ini diderita dan sudah mendapatkan pengobatan

dari dokter (BPOM RI 2014)

Pemilihan obat untuk ibu yang sedang hamil dilakukan dengan lebih

hati- hati karena beberapa jenis dapat menimbulkan pengaruh yang tidak

diinginkan pada janin Beberapa obat disekresikan melalui air susu ibu

walaupun jumlah obat di ASI kadarnya kecil namun kemungkinan dapat

berpengaruh pada janin Komposisi obat terdapat beberapa zat tambahan yang

harus diperhatikan oleh pasien dengan diet khusus contoh obat dalam bentuk

sirup umumnya mengandung gula dalam kadar cukup tinggi sehingga dapat

mempengaruhi kondisi pasien dengan diet gula (BPOM RI 2014)

Mambaca peringatan atau perhatian yang tertera pada label atau brosur

obat manjadi hal yang perlu dilakukan untuk mecegah kejadian di atas Brosur

obat biasanya menjelaskan hal- hal yang perlu diperhatikan baik sebelum atau

13

sesudah mengonsumsi obat yang dimaksud (BPOM RI 2014)

2 Memahami bahwa ada kemungkinan interaksi obat

Banyak obat yang dapat menimbulkan interaksi baik dengan obat lain

atau makanan dan minuman yang dikonsumsi Kenali nama obat atau nama

zat berkhasiat yang terkandung dalam obat yang sedang dikonsumsi atau yang

akan digunakan Interaksi obat dapat ditanyakan pada apoteker di apotek atau

membaca aturan pakai yang tercantum pada label kemasan obat untuk

menghindari masalah yang akan terjadi (BPOM RI 2014)

3 Mewaspadai efek samping yang mungkin muncul

Obat tidak hanya menimbulkan efek mengatasi penyakit atau gejala

penyakit namun obat juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan

Mengatasi efek samping yang terjadi tidak selalu memerlukan tindakan medis

namun demikian beberapa efek samping membutuhkan perhatian lebih dalam

penanganannya (BPOM RI 2014)

Efek samping dapat timbul dalam mengkonsumsi obat antara lain reaksi

alergi gatal- gatal ruam mengantuk mual dan lain- lain Mengetahui efek

samping yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan saat

mengalaminya merupakan hal penting Efek samping bisa terjadi pada siapa

saja namun umumnya dapat ditoleransi Segera hentikan pengobatan dan

konsultasi dengan tenaga kesehatan bila timbul efek samping dalam

mengonsumsi obat tersebut (BPOM RI 2014)

4 Meneliti obat yang akan dibeli

Bentuk sediaan (tablet sirup kapsul krim dll) merupakan hal yang

14

perlu diperhatikan ketika akan membeli obat dan dipastikan kemasan obat

yang akan beli tidak rusak Jangan mengambil obat yang menunjukkan adanya

kerusakan walaupun kecil Selain kemasan perlu diperhatikan bentuk fisik

sediaan (BPOM RI 2014)

Hal yang harus diperhatikan dalam sediaan sirup adalah warna dan

kekentalan dan tidak ada partikel- partikel kecil di bagian bawah botol atau

mengapung dalam sirup Jika berbentuk suspensi suspensi dapat tercampur

rata setelah dikocok dan tidak terlihat ada bagian yang memisah Sediaan

tablet harus benar- benar utuh dan tidak satupun yang pecah atau rusak Jika

pada tablet memiliki cetakan atau tulisan pastikan bahwa semua tablet

memiliki hal yang sama Hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan kapsul

yaitu kapsul tidak pecah atau penyok dan mempunyai ukuran dan warna yang

sama dari semua kapsul Jika kapsul memiliki cetakan atau tulisan maka harus

dipastikan cetakan atau tulisan semua kapsul seragam (BPOM RI 2014)

Penyimpanan obat di tempat penjual juga perlu diperhatikan Jika obat

disimpan di tempat yang terpapar cahaya matahari langsung maka sebaiknya

membeli obat di tempat lain yang memiliki kondisi penyimpanan yang lebih

baik Lebih baik membeli obat di sarana distribusi obat yang resmi seperti

apotek dan toko obat berijin (BPOM RI 2014)

Obat yang diminum harus memiliki nomor izin edar karena hal tersebut

menunjukkan obat tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan khasiat

dan mutu yang ditetapkan oleh Badan POM Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah tanggal kadaluwarsa Penggunaan obat yang sudah melewati tanggal

15

kadaluwarsa dapat membahayakan karena pada obat tersebut dapat terjadi

perubahan bentuk atau perubahan menjadi zat lain yang berbahaya (BPOM

RI 2014)

5 Mengetahui cara penggunaan obat yang benar

Obat yang digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang sesuai

pada saat yang tepat dan jangka waktu terapi sesuai anjuran akan memberikan

efek terapi yang baik Label atau bagian kemasan obat yang memberikan

informasi mengenai penggunaan obat tersebut sebaiknya tidak dibuang supaya

tidak terjadi kesalahan penggunaan obat Apabila obat yang digunakan dirasa

tidak menimbulkan efek yang diinginkan setelah jangka penggunaan waktu

yang dianjurkan maka disarankan segera berkonsultasi dengan dokter atau

tenaga kesehatan lainnya (BPOM RI 2014)

6 Tanggal Kadalursa Obat

Tanggal kadaluwarsa obat bisa lebih pendek dari waktu yang tertera

setelah kemasan obat dibuka Cara membuang obat yang baik dan benar

adalah dengan membuka kemasan obat dan dibuang di tempat yang jauh dari

jangkauan anak misalnya obat dalam bentuk sediaan cair dibuka kemasannya

kemudian dikeluarkan isinya ke dalam toilet lalu dibilas sampai bersih Jika

obat dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul obat dibuka dari kemasannya

lalu obat tersebut ditimbun dalam tanah (BPOM RI 2014)

7 Cara penyimpanan obat

Penyimpanan obat dapat mempengaruhi potensi obat Obat oral seperti

tablet kapsul dan serbuk tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembab

16

karena dapat menyebabkan bakteri dan jamur tumbuh dengan baik sehingga

dapat merusak kondisi obat Obat dalam bentuk sediaan cair biasanya mudah

terurai oleh cahaya sehingga harus disimpan pada wadah aslinya yang

terlindung dari cahaya atau sinar matahari langsung dan tidak disimpan di

tempat yang lembab Jangan menyimpan obat di dalam lemari pendingin

kecuali disarankan pada label penyimpanan obat tersebut (BPOM RI 2014)

233 Golongan Obat untuk Swamedikasi

Berdasarkan UU No 39 tahun 2009 tentang kesehatan obat adalah

bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis pencegahan penyembuhan pemulihan

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia

Adapun golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri

swamedikasi adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dan obat

wajib apotek ( SK Menkes No23801983)

a Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat tanpa

resep dokter Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia 2007)

17

b Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan disertai

dengan tanda peringatan Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam Tanda

peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas merupakan

empat persegi panjang yang berwarna hitam berukuran panjang 5 cm

dengan 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 2007)

Adapun tanda peringatan yang dicantumkan ada 6 macam sesuai

dengan aturan pemakaian masing-masing obatnya yaitu

a P no 1 Awas Obat Keras Bacalah aturan memakainya

b P no 5 Awas Obat Keras Tidak boleh ditelan

c P no 2 Awas Obat Keras Hanya untuk kumur jangan ditelan

d P no 4 Awas Obat Keras Hanya untuk dibakar

e P no 3 Awas Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

f P no 6 Awas Obat Keras Obat wasir jangan ditelan

c Obat Wajib Apotek (OTC)

Obat-obat yang dapat digunakan di dalam swamedikasi sering disebut

sebagai obat- obatan over-the-counter (OTC) dan dapat diperoleh tanpa

resep dokter (World Self-Medication Industry nd) Bagi sebagian orang

beberapa produk obat OTC dapat berbahaya ketika digunakan sendiri atau

18

dikombinasikan dengan obat lain Meskipun demikian beberapa obat OTC

sangat bermanfaat di dalam pengobatan sendiri untuk masalah kesehatan

yang ringan hingga sedang (Fleckenstein Hanson amp Venturelli 2011) Obat

yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria berikut

(Permenkes No 919MenkesPerX1993)

a Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil

anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun

b Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko

pada kelanjutan penyakit

c Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

d Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi

di Indonesia

Berikut ini beberapa obat yang dapat digunakan sebagai obat

nyeri dengan pengobatan sendiri antara lain Ibuprofen Parsetamol dan

Aspirin (asetosal) (Depkes RI 2007)

1 Aspirin

Aspirin yang memiliki nama lain asam asetil salisilat atau asetosal

adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang luas digunakan dan

digolongkan dalam obat bebas Selain sebagai prototip obat ini merupakan

standar dalam menilai efek obat sejenis (Departeman Farmakologi dan

Terapeutik 2007)

Aspirin diindikasikan dengan rasa sakit dan demam Aspirin

19

dikontraindikasikan dengan hemophilia dan kehamilan trisemester akhir Efek

samping yang sering dijumpai meliputi terjadinya iritasi mukosa lambung

Aspirin juga dapat memeperbanyak keluarnya keringat dan pada dosis tinggi

dapat membuat telinga berdengung dan juga sesak napas Aspirin tidak boleh

digunakan pada penderita alergi termasuk asma tukak lambung (maag)

sering perdarahan di bawah kulit penderita hemofilia dan trombositopenia

(Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan aspirin meliputi

aturan pemakaian harus tepat tidak boleh diminum ketika perut kosong

diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan

perdarahan lambung dilarang menkonsumsi obat ini selama 10 hari tanpa

fungsi ginjal atau hati ibu hamil ibu menyusui dan dehidrasi dan jangan

diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan

risiko perdarahan lambung (Depkes RI 2007)

Bentuk Sediaan asetosal yang beredar di masyarakat meliputi tablet

100 mg tablet 500 mg Aturan pemakaian asetosal meliputi dewasa 500 mg

setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) anak usia 2 ndash 3 tahun frac12 - 1 frac12 tablet

100 mg setiap 4 jam anak usia 4 ndash 5 tahun 1 frac12 - 2 tablet 100 mg setiap 4

jam anak usia 6 ndash 8 tahun frac12 - frac34 tablet 500 mg setiap 4 jam anak usia 9 ndash

11 tahun frac34 - 1 tablet 500 mg setiap 4 jam dan usia di atas 11 tahun 1

tablet 500 mg setiap 4 jam (Depkes RI 2007)

2 Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionate Obat ini bersifat

20

analgesik dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat Efek anti-

inflamsinya terlihat dengan dosis 1200- 2400 mg sehari Absorbsi ibuprofen

cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-

2 jam (Depkes RI 2007)

Ibuprofen dikontraindikasikan dengan penderita hipersensitif terhadap

ibuprofen penderita polip hidung Ibuprofen tidak dianjurkan bagi wanita

hamil menyusui dan penderita tukak peptic Ibuprofen biasa berbentuk tablet

dengan kekuatan 300 dan 400 mg Dosis maksimum ibuprofen 2400 mg

sehari (Mutschier 1991)

Hal- hal yang perlu diinformasikan kepada pasien dalam mengkonsumsi

ibuprofen meliputi obat diminum bersama- sama makanan dan minum dengan

segelas air penuh bila timbul rasa pusing dilarang mengemudi segeralah ke

dokter bila penglihatan menjadi kabur atau terjadi ruam kulit (Depkes RI

2007)

Efek samping yang dapat ditimbulkan obat ini meliputi nervus pusing

mata kabur skotoma atau perubahan menafsirkan warna telinga berdenging

dan kejang perut Ibuprofen memiliki interaksi dengan antikoagulan dan

asetosal Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi

metotreksat urikosurik kumarin antikoagulan kortiko-steroid penisilin dan

vitamin C atau minta petunjuk dokter obat ini tidak boleh diminum

bersamaan ( Depkes RI 2007)

Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita tukak lambung dan

duodenum (ulkus peptikum) aktif penderita alergi terhadap asetosal dan

21

ibuprofen penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk

tonjolan pada hidung) kehamilan tiga bulan terakhir (Depkes RI 2007)

Aturan pemakaian ibuprofen

a Dewasa 1 tablet 200 mg 2 ndash 4 kali sehari Diminum setelah makan

b Anak 1 ndash 2 tahun frac14 tablet 200 mg 3 ndash 4 kali sehari 3 ndash 7 tahun

frac12 tablet 500 mg 3 ndash 4 kali sehari 8 ndash 12 tahun 1 tablet 500 mg 3 ndash

4 kali sehari dan tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya

kurang dari 7 kg (Depkes RI 2007)

3 Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik antiinflamasi Asam

mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin Asam mefenamat terikat

sangat kuat pada protein plasma sehingga interaksi dengan antikoagulan

harus diperhatikan (Mutschier 1991)

Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia

diare sampai diare berdarah dan gejala iritasi lain pada mukosa lambung

Amerika Serikat tidak menganjurkan obat ini diberikan pada anak dibawah 14

tahun dan wanita hamil Pemberian tidak melebih 7 hari Penelitian klinis

menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah

secara bermakna (Depkes RI 2007)

Asam mefenamat tersedia dalam sediaan tablet atau kaplet dengan

kekuatan 500 mg Dosis asam mefenamat untuk pasien dewasa 2-3 kali sehari

sebanyak 250 mg- 500 mg (Team medical mini notes 2017)

22

4 Diklofenak

Diklofenak tergolong dalam preferential COX-2 inhibitor Absorbsi obat

ini berlangsung cepat dan lengkap pada saluran cerna Obat ini terikat 99

pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama sebesar

40-50 (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Diklofenak terdiri atas dua jenis yaitu natrium diklofenak dan kalium

diklofenak Kalium diklofenak lebih larut air dan dapat diabsorbsi dengan

cepat sehingga memiliki onset kerja lebih cepat dibanding natrium

diklofenak Kalium diklofenak biasanya juga diindikasikan untuk

penanganan kondisi yang memerlukan efek analgesia secara cepat ((Team

medical mini notes 2017)

Efek samping yang lazim adalah mual dan gastritis Eritema kulit dan

sakit kepala seperti obat AINS lainnya Pemakaian obat ini harus hati- hati

pada pasien dengan tukak lambung Peningkatan enzim transaminase dapat

terjadi pada 15 pasien umumnya kembali ke normal Gangguan hati lebih

sering terjadi dibandingkan obat AINS lain Pemakaian selama kehamilan

tidak dianjurkan Dosis orang dewasa 100-150 mg sehari terbagi dalam dua

atau tiga dosis (Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

5 Parasetamol

Parasetamol memiliki indikasi membantu melegakan rasa sakit dan

mengurangi demam rematik sakit gigi dan sakit kepala Parasetamol

dikontraindikasikan dengan penderita gangguan fungsi hati Parasetamol

hampir tidak memiliki efek samping namun kadang timbul bisul atau

23

hipoglikemi pada anak (Mutschier 1991)

Parasetamol dapat berupa sediaan solid dan liquid Sediaan solid

parasetamol meliputi tablet atau tablet salut gula dengan kekuatan 120 mg

325 mg dan 500 mg Sedangkan dalam bentuk liquid parasetamol dapat

berupa sediaan obat tetes sirup elixir dengan kekuatan 60 mg06 ml 150

mg5 ml dan 120 mg 5 ml (Depkes RI 2007)

Dosis paracetamol untuk dewasa (usia diatas 12 tahun) 3-4 jam 325-650

mg maksimum 4 g sehari Sedangkan untuk anak (6-12 tahun) tiap 4 jam 500

mg (Depkes RI 2007)

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi parasetamol

meliputi orang dewasa jangan menggunakan lebih dari 10 hari secara terus

menerus anak di bawah dua belas tahun dilarang memakan obat ini lebih dari

lima kali sehari atau lebih dari lima hari segeralah ke dokter bila timbul

warna kekuningan pada mata atau kulit (Depkes RI 2007)

Parasetamol adalah derivat dari para amino fenol yang mempunyai daya

analgetika dan daya antipiretika Obat ini tidak menimbulkan perdarahan pada

lambung sehingga banyak dipakai sebagai analgetika dan antipiretika yang

aman namun Parasetamol memiliki daya inflamasi yang sangat lemah

(Departeman Farmakologi dan Terapeutik 2007)

Tambahan

a Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi daripada efek anti

demamnya

b Parasetamol dan Asetosal memiliki efek anti demam yang lebih tinggi

daripada efek antinyeri dan antiradangnya (Depkes RI 2007)

24

24 Penggunaan Obat yang Rasional

Penggunaan obat yang rasional merujuk pada penggunaan obat yang benar

sesuai dan tepat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat dan dosis yang sesuai dengan kebutuhannya untuk jangka waktu

yang adekuat dan dengan biaya serendah mungkin bagi pasien Masalah-masalah

yang sering timbul sebagai bentuk ketidakrasionalan penggunaan obat antara lain

polifarmasi (penggunaan obat yang terlalu banyak) penggunaan yang berlebihan

dari antibiotika dan injeksi kegagalan untuk meresepkan obat yang sesuai dengan

panduan klinis serta pengobatan sendiri yang tidak tepat (World Health

Organization 2010)

Berbagai kriteria telah ditetapkan untuk menentukan kerasionalan penggunaan

suatu obat Menurut WHO penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien

menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya dengan dosis yang sesuai

dengan kebutuhannya untuk jangka waktu yang adekuat dan dengan biaya

serendah mungkin bagi pasien dan komunitasnya (World Health Organization

2010)

Batasan penggunaan obat rasional adalah bila memenuhi beberapa kriteria

antara lain (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2008)

a Tepat diagnosis yaitu obat diberikan sesuai dengan diagnosis Apabila

diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah

b Tepat indikasi penyakit yaitu obat yang diberikan harus tepat bagi suatu

25

penyakit

c Tepat pemilihan obat yaitu obat yang dipilih harus memiliki efek terapi

sesuai dengan penyakit

d Tepat dosis yaitu jumlah cara waktu dan lama pemberian obat harus

tepat Apabila salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi maka efek

terapi tidak tercapai

1 Tepat jumlah yaitu obat harus diberikan dalam jumlah yang cukup

2 Tepat cara pemberian yaitu cara pemberian obat yang tepat disesuaikan

dengan jenis obat yang digunakan Misalnya obat antasida seharusnya

dikunyah dulu baru ditelan

3 Tepat interval waktu pemberian yaitu cara pemberian obat hendaknya

dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah ditaati oleh

pasien Misalnya obat yang diminum tiga kali sehari diartikan bahwa

obat tersebut harus diminum dengan interval setiap delapan jam

4 Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian obat harus tepat sesuai

penyakitnya masing-masing

e Tepat penilaian kondisi pasien yaitu penggunaan obat disesuaikan dengan

kondisi pasien antara lain harus memperhatikan kontraindikasi obat

komplikasi kehamilan menyusui lanjut usia atau bayi

f Waspada terhadap efek samping yaitu obat dapat menimbulkan efek

samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang timbul pada pemberian

obat dengan dosis terapi seperti timbulnya mual muntah gatal-gatal dan

26

lain sebagainya

g Efektif aman mutu terjamin tersedia setiap saat dan harga terjangkau

untuk mencapai kriteria efektif maka obat harus dibeli melalui jalur

resmi

h Tepat tindak lanjut (follow-up) yaitu apabila sakit berlanjut setelah

swamedikasi dilakukan maka konsultasikan ke dokter

i Tepat penyerahan obat (dispensing) yaitu penggunaan obat rasional

melibatkan penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen Resep

yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di puskesmas akan

dipersiapkan obatnya dan diserahkan kepada pasien dengan informasi

yang tepat

j Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang diberikan

Ketidakpatuhan minum obat dapat terjadi pada keadaan

seperti berikut

1 Jenis sediaan obat beragam

2 Jumlah obat terlalu banyak

3 Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering

4 Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi

5 Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara

menggunakan obat timbulnya

6 Efek samping

27

25 Pengetahuan

251 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya yang meliputi

pengelihatan pendengaran penciuman rasa dan raba Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan

pengelihatan (Notoatmodjo 2010)

252 Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia

pendidikan lingkungan intelegensia dan pekerjaan Pengetahuan secara garis

besar dibagi menjadi enam tingkat meliputi tahu (know) memahami

(comprehension) aplikasi (aplication) analisa (analysis) sintesis (syntesis)

dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo 2010)

253 Faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a Jenis kelamin

Tingkat pengetahuan di pengaruhi oleh jenis kelamin Logan dan Rose

(2004) telah melakukan penelitian terhadap sampel 100 pasien untuk

mengetahui perbedaan pengetahuan nyeri antara laki-laki dan perempuan

Hasilnya menunjukan bahwa ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan

28

mengenai tingkat pengetahuan nyeri yaitu perempuan mempunyai tingkat

pengetahuan nyeri lebih baik dari pada laki-laki

b Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin membaik

Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca (Anonim 2011)

Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009)

1 Masa balita 0-5 tahun

2 Masa kanak- kanak 5-11 tahun

3 Masa remaja awal 12-16 tahun

4 Masa remaja akhir 17-25 tahun

5 Masa dewasa awal 26-35 tahun

6 Masa dewasa akhir 36-45 tahun

7 Masa Lansia Awal 46-55 tahun

8 Masa lansia akhir 56-65 tahun

9 Masa manula gt 65 tahun

c Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup

29

Pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut menerima informasi Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya

(Anonim2011)

Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berpikir

rasional serta menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 jalur pendidikan sekolah terdiri dari

1 Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan selama 9 tahun pertama

pada masa sekolah anak yang melandasi jenjang pendidikan

2 Pendidikan menengah adalah pendidikan menengah adalah jenjang

pendidikan dasar Pendidikan menengah dibagi menjadi

a Pendidikan Menengah Umum adalah pendidikan menengah di

selenggarakan oleh SMA (Sekolah Menengah Atas) atau MA

(Madrasah Aliyah) Pendidikan menengah umum dikelompokkan

dalam program sesuai dengan kebutuhan untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

b Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan Menengah

Kejuruan diselenggarakan oleh SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) dan MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan) Pendidikan

Menengah Kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi seni dunia industri tenaga kerja baik

secara nasional maupun global regional

30

c Pendidikan Tinggi adalah pendidikan tinggi adalah jenjang

setelah pendidikan menengah Pendidikan tinggi diselenggarakan

oleh akademi institusi sekolah tinggi dan universitas

254 Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden

atau subjek penelitian Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur atau

diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo

2010)

26 Masyarakat

261 Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup

karena proses masyarakat Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang

kontinyu antar individu Dalam kehidupan bermasyarakat selalu dijumpai

saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan kehidupan

bermasyarakat (Soetomo 2009)

262 Ciri-ciri Masyarakat

Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia

yang mempunyai sebagai berikut

31

a Berada di wilayah tertentu

b Hidup secara berkelompok

c Terdapat suatu kebudayaan

d Terdapat interaksi sosial

e Terdapat pemimpin

f Terdapat stratafikasi sosial

263 Profil Kelurahan Palasari

Secara geografis Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

memiliki bentuk wilayah datar Kelurahan Palasari memiliki jumlah

penduduk 17421 jiwa pada keadaan 31 Desember tahun 2018 terdiri dari

8996 jiwa laki-laki dan 8425 jiwa perempuan Jumlah kepala keluarga di

Kelurahan Palasari saat ini mencapai sekitar 5091 KK

Tabel 21 Tingkat pendidikan di Kelurahan Palasari

NO PENDIDIKAN JUMLAH

L P JML

1 Tamat SD 1815 1676 3491

2 SMP 1780 1521 3301

3 SMA 421 376 797

4 Sarjana 87 54 141

5

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi deskriptif Penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran atau deskriptif tentang suatu masalah baik yang berupa faktor risiko

maupun faktor efek Penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

32 Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo

2010) Penelitian ini akan di laksanakan di Cilengkrang 1 RW 04 Kelurahan

Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

33 Waktu Penelitian

Waktu adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian

(Notoatmodjo 2010) Penelitian ini dilaksanakan di Cilengkrang 1 RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru dan akan dilaksanakan bulan Mei ndash Juni

2019

32

33

34 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat dan

rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35 Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan agar pengukuran

variable atau pengumpulan data itu konsisten antara sumber data (responden)

yang di bantu dengan responden yang lain (Notoatmodjo 2010)

Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Pengetahuan penggunaan analgetik merupakan berbagai informasi yang

perlu diketahui oleh responden mengenai penggunaan antinyeri secara

aman dan rasional

b penggunaan obat swamedikasi antinyeri dilihat berdasarkan cara

mendapatkannya

36 Populasi dan Sampel

361 Populasi

Populasi adalah subyek atau golongan yang menjadi sasaran penelitian

(Notoatmodjo 2010) Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung

34

a Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah

1 Masyarakat yang menggunakan obat swamedikasi analgetik

2 Berusia 17-55 tahun

3 Berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

4 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sampel (Notoatmodjo 2010)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang tidak

menggunakan obat swamedikasi analgetika obat dengan resep dokter dan

berusia dibawah 17 tahun dan diatas 55 tahun Masyarakat yang tidak

berdomisili di RW 04 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung

362 Sampel

Penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan kriteria

inklusi dan eksklusi Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin

(Anwar Hidayat 2013)

Rumus Slovin

35

Dimana

n = besar sampel

N = besar populasi

d2 = penyimpangan terhadap populasi yang inginkan 10 atau 01

n =

=

= 85 sampel

Dari perhitungan rumus slovin didapatkan hasil 85 responden yang

dibagi ke dalam beberapa Rt yaitu

Rt 01

Rt 02

Rt 03

Rt 04

Rt 05

36

37 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer data primer merupakan data yang

sumber data dikumpulkan dengan membagikan kuisioner kepada responden

38 Teknik Pengumpulan Data

1 Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

2 Kueisioner dibuat 3 bagian yaitu bagian ke 1 berisi identitas responden

(nama jenis kelamin usia pendidikan terakhir) bagian ke 2 penggunaan

obat swamedikasi analgetik berjumlah 5 pertanyaan bagian ke 3 mengenai

tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi

analgetik

39 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan

setelah pengumpulan data Untuk kemudian dalam pengolahan data dipergunakan

bantuan program komputer Langkah-langkah pengolahan data meliputi editing

coding entry dan analizing (Notoatmodjo2010)

Tahapan pengolahan data diantaranya

a Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh Editing dalam penelitian ini setelah data terkumpul yaitu

kelengkapan jawaban kuesioner

b Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan Coding dalam penelitian disini memberikan kode

angka pada jawaban responden untuk memudahkan analisis data

37

c Entry adalah proses memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam

program atau software komputer Dalam penelitian ini entry data

dilakukan dengan memasukkan data jawaban dan kemudian di masukkan

ke dalam program atau software komputer

d Analizing yaitu proses analisis data ditabulasi dan diberi skor (skoring)

Selanjutnya dilakukan perhitungan dan uji statistik terhadap data

310 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS for window release 2300

a Analisis Demografi Responden

Bagian pertama dari kuesioner adalah data pribadi responden yang berupa

jawaban singkat terdiri dari nama responden jenis kelamin usia dan pendidikan

terakhir Pada bagian ini dilakukan analisis secara deskriftif

b Analisis Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian kedua terdiri dari pertanyaan seputar penggunaan obat swamedikasi

analgetik berjumlah 5 pertanyaan Pada pertanyaan ini penilaian dihitung

berdasarkan distribusi frekuensi persentase () jumlah responden dengan jawaban

yang dipilih

c Analisis Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Obat Swamedikasi Analgetik

Bagian ketiga terdiri dari 18 pertanyaan tingkat pengetahuan dan rasionalitas

obat swamedikasi analgetik yang berupa pilihan ganda (dengan 2 atau 3 pilihan

jawaban)

38

Responden yang telah menjawab pertanyaan dengan akan diberi nilai yaitu

a 1 untuk jawaban benar jika menjawab benar maka dinilai rasional

b 0 untuk jawaban salah atau tidak tahu jika menjawab salah atau tidak

tahu maka dinilai tidak rasional

Sehingga diperoleh total skor untuk pertanyaan seputar pengetahuan tentang

penggunaan analgetik adalah

a Maximum 1x 18 = 18

b Minimum 0 x 18 = 0

Ketentuan skor total pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dan

rasionalitas obat swamedikasi analgetik

a lt 55 dengan skor 9 Tingkat pengetahuan kurang

b 56-74 dengan skor 9-12 Tingkat pengetahuan cukup

c gt 75 dengan skor 13 Tingkat pengetahuan baik

(Budiman 2013)

Data yang diolah kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat

Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif Analisis univariat (analisis deskriptif) merupakan analisis yang

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang

menjelaskan angka atau jumlah presentasi masing-masing kelompok dari setiap

variabel Bagian yang akan dilakukan analisis univariat adalah bagian

39

identitas responden (jenis kelamin usia dan pendidikan terakhir) tingkat

pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat swamedikasi analgetik

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Karateristik Responden

Responden yang diteliti berjumlah 85 sampel yang berada di RW 04

Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung Karakteristik responden

yang dilihat meliputi jenis kelamin usia dan pendidikan

Tabel 41 Distribusi dan Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Jumlah Persentasi

(n=85) ()

1 Jenis kelamin

Laki-laki 24 2824

Perempuan 61 7176

2 Usia (tahun)

Remaja akhir 17 - 25 tahun 16 1882

Dewasa awal 26 - 35 tahun 29 3412

Dewasa akhir 36 - 45 tahun 19 2235

Lansia awal 46 - 55 tahun 21 2470

3 Pendidikan Terakhir

SD 19 2235

SMP 10 11 76

SMA 45 5294

S1 9 1059

S2 2 235

Berdasarkan hasil penelitian ini responden didominasi oleh perempuan

sebanyak 61 (7176) dengan golongan usia antara 26-35 tahun (3412)

penyebab nya karena pengobatan antinyeri menurut riskesdas pada tahun 2013

menunjukkan bahwa nyeri banyak diderita oleh wanita daripada laki-laki

40

41

(Riskesdas 2013) Mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 45

(5294) Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden berpendidikan

SMA pada umumnya mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang obat

swamedikasi Pendidikan sangat mempengaruhi perilaku seseorang seperti yang

dinyatakan Notoadmodjo (2010) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin tinggi pula intelektualnya Seseorang yang berpendidikan tinggi

mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan

lainnya Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas

manusia dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin berkualitas

hidupnya Karateristik respoden dapat dilihat pada tabel 41

42 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi Analgetik

Tempat responden dalam memperoleh obat swamedikasi analgetik adalah di

apotek sebanyak 54 responden (635) di mini market sebanyak 5 responden

(69) membeli obat di warung sebanyak 26 responden (306) dan tidak ada

responden yang membeli di toko obat Dari seluruh responden pengobatan sendiri

paling banyak mendapatkan obat antinyeri yaitu di apotek Secara nasional pun

menunjukkan apotek dan toko obat warung merupakan sumber utama

mendapatkan obat rumah tangga atau obat swamedikasi (Riskesda 2013)

Tingkat pengetahuan masyarakat di RW 4 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru

Kota Bandung tentang swamedikasi sudah tergolong baik karena masyarakat

lebih banyak membelinya di apotek yaitu 54 responden (635) yang secara

langsung ada petugas kesehatan yang menyerahkan obat dan jika tidak mengerti

cara penggunaan atau aturan pakai obat tidak diketahui bisa bertanya langsung

42

6

64 31 Mini Market

Warung

Apotek

pada petugas yang ada di apotek tersebut dibandingkan dengan membeli obat di

warung Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 41

Gambar 41 Diagram Pie Distribusi dan Frekuensi Tempat

Memperoleh Obat Swamedikasi

43 Jenis Penyakit Atau Keluhan Penyakit

Tabel 42 Distribusi dan Frekuensi Responden Terhadap

Jenis keluhan Penyakit

Jenis Penyakit N

Nyeri sendi 1 12

Sakit haid 6 71

Sakit badan 11 129

Sakit gigi 20 235 Sakit kepala 47 553

Jumlah 85 100

Berdasarkan hasil penelitian ini keluhan nyeri yang paling banyak dialami

responden adalah sakit kepala sebanyak 47 responden (553) Pada tahun 2011

WHO juga menyatakan bahwa sebanyak 50-75 orang dewasa usia 18-65 tahun

di dunia mengalami sakit kepala selama setahun terakhir Faktor penyebab sakit

43

kepala yang dialami oleh bermacam-macam mulai dari karena mengidap suatu

penyakit tertentu seperti meningitis kanker otak maupun konsumsi obat berlebih

hingga akibat dari suatu aktifitas dan makanan yang di konsumsi Tanpa disadari

sakit kepala juga bisa muncul dari kegitan rutinitas yang sepele misalnya lama

menatap layar computer maupun ponsel terlalu lam duduk banyak tekanan atau

stress kurang tidur sedikit minum merokok dan banyak hal lainnya

(Cermaticom 2019) Maka dari itu responden harus sebijak mungkin memahami

cara penggunaan obat yang tepat supaya menghindarkan masyarakat dari

penggunaan obat yang salah Presentase keluhan yang dialami responden dapat

dilihat pada tabel 42

44 Jenis Obat yang digunakan

Tabel 43 Distribusi dan Frekuensi Responden

Terhadap Jenis Obat yang digunakan

Obat yang digunakan N

Metampiron 4 47

Natrium Diklofenak 9 106

Ibuprofen 11 129

Asam Mefenamat 13 153 Paracetamol 48 565

Jumlah 85 100

Dilihat dari jenis obat nyeri yang dipilih kebanyakan responden memilih

menggunakan parasetamol dalam swamedikasi analgetik dengan keluhan sakit

kepala terbanyak Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gissele Sarganas yang

mengatakan bahwa parasetamol merupakan obat yang umum dan mudah di akses

dibanyak Negara (Sarganas2015) Responden dalam penelitian ini telah

menggunakan obat secara benar karena sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan

44

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan bahwa golongan obat yang digunakan

swamedikasi merupakan obat-obat yang relatif aman meliputi golongan obat

bebas dan obat bebas terbatas ( BPOM 2014)

45 Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas

451 Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penilaian mengenai tingkat pengetahuan dapat

diketahui mayoritas tingkat pengetahuan pasien tergolong cukup yaitu

(376) sebanyak 32 responden Data lengkap dapat dilihat di tabel 44

Tabel 44 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahaun Responden

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

responden

Persentase

Kurang 30 353

Cukup 32 376

Tinggi 23 211

Jumlah 85 100

452 Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Dari seluruh responden yang berada di RW 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru Kota Bandung tidak semuanya melakukan pengobatan

swamedikasi obat antinyeri secara rasional dan tepat Pada perilaku

pengggunaan obat swamedikasi obat antinyeri dinilai dari beberapa sub

indikator yaitu tepat indikasi tepat obat tepat dosis tepat pemakaian tepat

efek samping tepat interaksi obat dan tepat kontraindikasi Seacara lebih

rincinya dapat dilihat pada tabel 413

45

Tabel 45 Distribusi dan Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden

No

Tepat indikasi

Tepat

Tidak

Tepat

N

P1

Menurut Anda apakah

benar analgesik merupakan

obat yang mampu

meredakan atau mengurangi

nyeri

83

976

2

24

85

P2

Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk

mengobati nyeri saja

29

341

56

659

85

P4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

29

341

56

659

85

P5

Paracetamol merupakan

obat penurun panas Apakah

parasetamol mampu meredakan nyeri

49

576

36

424

85

P7

Jika Anda mengalami sakit

kepala apakah jenis obat yang sebaiknya dikonsumsi

60

706

25

294

85

Jumlah 250 59 175 41

Tepat Obat

P3

Termasuk jenis obat

golongan apakah obat pereda

nyeri yang hanya boleh

digunakan secara swamedikasi

40

471

45

529

85

P6

Jenis obat apa yang anda

pahami sebagai obat pereda

nyeri yang dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

50

588

35

412

85

Jumlah 90 54 80 46

Tepat Pemakaian

P8

Apakah Anda mengetahui

kapan waktu yang tepat

dalam mengkonsumsi obat

pereda nyeri

77

906

8

94

85 Jumlah 77 91 8 8

Tepat Efek Samping

P9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik

35

412

50

588

85

46

di rumah

P10

Dampak apakah yang

terjadi apabila menggunakan

dosis obat pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

28

329

57

671

85

Jumlah 63 37 107 63

Tepat Dosis

P11

Apakah dosis obat pereda

nyeri anak sama dengan

dosis obat pereda nyeri dewasa

67

788

18

212

85

P12

Apakah benar obat pereda

nyeri boleh digunakan secara

terus menerus meski rasa

sakit telah hilang

54

635

31

365

85

P18

Menurut Anda apakah boleh

meningkatkan konsumsi

obat pereda nyeri yang

diminum dalam sekali

konsumsi (sekali minum langsung 2 tablet lebih)

37

435

48

565

85

Jumlah 158 62 97 38

Tepat Interaksi

P13

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

digunakan bersamaan

dengan obat maag dalam

sekali konsumsi tanpa

adanya rentang waktu

konsumsi

48

565

37

435

85

P14

Menurut Anda apakah

boleh obat pereda nyeri

diminum bersamaan dengan kopi

55

647

30

353

85

Jumlah 103 54 67 46

Tepat Kontraindikasi

P15

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu hamil

58

682

27

318

85

P16

Berikut ini obat pereda

nyeri yang aman di

konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

31

365

54

635

85

P17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh

35

412

50

588

85

47

mengkonsumsi aspirin untuk meredakan nyeri

Jumlah 124 49 131 51

Hasil dari kuesioner yang dibagikan menunjukkan 59 responden

melakukan ketepatan indikasi sebagian dari responden yang memiliki nilai

buruk dan tidak memperhatikan indikasi obat sebelum meminum obat

antinyeri yaitu sekitar 41 Indikasi obat antinyeri untuk penanganan obat

antinyeri penting diperhatikan secara cermat karena apabila salah indikasi

obat maka akan menimbulkan kesalahan obat yang akan digunakan

Tabel diatas menunjukkkan bahwa rata-rata jumlah responden yang

menjawab tepat obat 54 tidak jauh berbeda dengan jumlah responden yang

memiliki jawaban tidak tepat obat yaitu 46 Hal ini dikarenakan karena

masyarakat sudah mengetahui jenis obat yang di pahami untuk mengobati

nyeri dan mayoritas masyarakat sebagian besar belum mengetahui golongan

obat apa yang tepat untuk digunakan dalam swamedikasi

Hasil yang diperoleh melalui kuesioner menunjukkan terdapat 62

responden benar dan tepat dosis sebelum melakukan pengobatan nyeri secara

swamedikasi dan bernilai 38 responden tidak tepat dalam melihat dosis

sebelum penggunaan obat antinyeri secara swamedikasi Hal-hal tersebut

memang perlu ditanyakan kepada responden karena hal inilah yang terjadi di

masyarakat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puji Pratiwi (2014)

bahwa dari 100 responden di Surabaya hanya 80 orang yang melakukan cara

minum dan jumlah minum obat yang tepat ketika ingin mempercepat

48

penyembuhan terdapat 20 responden menyatakan mereka meminum dua

tablet ketika ingin menyembuhkan nyeri yang dialaminya dan ini berkaitan

dengan bioavaibilitas obat di tubuh serta akumulasi obat yang ditubuh

sehingga perlu diperhatikan penggunaan dosis obat antinyeri yang dilakukan

secara swamedikasi

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tabel diketahui hanya 37

responden yang menjawab rasional dengan sub indikator tepat efek samping

hal dikarenakan masyarakat tidak memahami mengenai efek samping obat

yang terjadi setelah meminumnya Efek samping yang ditimbulkan oleh suatu

obat terkadang tidak perlu dilakukan tindakan medis untuk mengatasinya

namun beberapa obat perlu diperhatikan secara lebih penanganannya (BPOM

2014) Untuk mencegah terjadinya efek samping yang lebih parah maka

sebaiknya dilakukan penghentian obat dan segera dikonsultasikan dengan

tenaga medis terkait Efek samping obat golongan AINS (obat antinyeri)

menurut Goodman amp Gilman (2006) secara umum memiliki efek samping

perdarahan lambung nefrotoksisitas dan bronskopasme jika obat tidak tepat

digunakan

Beberapa hal yang menjadi penilaian ketepatan interaksi obat adalah

obat lain yang dikonsumsi selain obat antinyeri membolehkan meminum obat

lain dan meminum obat dengan kopi Interaksi obat terjadi antara obat dengan

obat dan obat dengan makanan Nilai yang muncul untuk ketepatan interaksi

obat adalah 54 tepat interaksi dan hanya 46 tidak tepat interaksi obat

Interaksi obat ini perlu diperhatikan karena interaksi obat dengan obat akan

49

menjadikan sistem kompetitor satu sama lain antara satu obat dengan obat lain

yang menjadikan salah satu obat menjadi tidak aktif (Stockley Drug

Interaction 2000)

ketepatan kontraindikasi obat nilai yang muncul terkait ketepatan

kontraindikasi obat ini adalah 49 mengetahui tepat kontraindikasi dan 51

tidak mengetahui ketepatan kontraindikasi Pada pasien penyakit asma tidak

diperbolehkan menggunakan obat antinyeri secara bebas karena efek samping

dari nyeri yang menjadikan bronkospasme terutama pada pasien yang

memiliki riwayat penyakit asma (Ioana Dana Alexa 2014)

Tabel 46 Rata-rata Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi

Analgetik

Aspek Pernyataan Benar Salah Nomor Sumber

Pernyataan

Tepat indikasi 59 41 1245 amp 7

Tepat obat 54 46 3 amp 6

Tepat pemakaian 91 8 8

Tepat efek samping 37 63 9 amp 10

Tepat dosis 62 38 1112 amp 18

Tepat interaksi 54 46 13 amp 14

Tepat kontra

indikasi 49 51 15 16 amp 17

Rata- rata 58 42

Berdasarkan hasil penilaian rata-rata mengenai obat dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menggunakkan obat secara rasional 58 dan

tidak rasional 42 Penggunaan obat yang tidak rasional paling banyak

disebabkan oleh ketidaktepatan efek samping obat 37

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

51 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

a Tingkat pengetahuan masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari Kecmatan

Cibiru tergolong cukup dengan Persentasi 376 bedasarkan instrument

kuesioner tingkat pengetahuan swamedikasi yang sudah di validasi

b Masyarakat yang di jadikan responden menggunakkan obat secara rasional

58 dan tidak rasional 42 di masyarakat Rw 04 Kelurahan Palasari

Kecamatan Cibiru

52 Saran

Berdasarkan penelitian ini saran-saran yang dapat di berikan

adalah sebagai berikut

a Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengukur tingkat pengetahuan

mengenai suamedikasi khususnya obat analgetik lebih rinci mendalam

dan akurat sesuai dengan aturan sehingga dapat di ketahui lebih jelas apa

yang tidak di ketahui oleh responden

b Institusi terkait lebih meningkatkan lagi tentang pengetahuan penggunaan

obat swamedikasi analgetik agar masyarakat dapat menggunakan obat

secara rasional

51

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI 2013 Riset

Kesehatan Dasar 2013 Jakarta Kementrian Kesehatan RI halaman 40

BPOM RI 2014 Menuju Swamedikasi yang Aman Info Pom Vol 15 No 1

Budiman dan Riyanto 2013 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan

Sikap dalam Penelitian Kesehatan Penerbit Salemba Medika Jakarta

pp 11-12

Departemen Farmakologi dan Terapeutik 2007 Farmakologi dan Terapi

Jakarta FKUI

Departemen kesehatan RI 1993 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

919MenKesPERX1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat

Diserahkan Tanpa Resep Jakarta Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Obat Bebas Terbatas Jakarta Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) Materi pelatihan

peningkatan pengetahuan dan keterampilan memilih obat bagi tenaga

kesehatan (pp 0- 8 13-14 18 20-23 31) Jakarta Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Garrido Pilar Carrasco etal 2014 Predictive factors of self-medicated

analgesic use in Spanish adults a cross-sectional national study

BMC Pharmacology amp Toxicology 2050-05111536

Marta Halim dkk 2013 Dasar-dasar Farmakologi 2 edisi 1

Mangku G Diktat Kumpulan Kuliah BagianSMF Anestesiologi dan

Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2002

Morgan GE Pain Management In Clinical Anesthesiology 2nd ed

Stamford Appleton and Lange 1996 274-316

Mutschier Ernst 1991 Dinamika Obat Bandung Penerbit ITB

Notoatmodjo Soekidjo 2010 Ilmu Pengetahuan dan penelitian dan

Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta Rineka Cipta

52

Sarganas Giselle dkk(2015) Prevalence trend patterns and associations of

analgesic use in Gremany (22 September 2015) Biomed Central Jerman

Tim Medical Mini Notes 2017 Basic Pharmacology and Drug Notes Makassar

MMN Publishing

Tjay TH dan Rahardja K 2010 Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan

Sehari- hari Jakarta PT Elex Media Komputindo

Anonim 2011 Definisi Pengetahuan Serta Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi httpduniabacacomdefinisi-pengetahuan-serta-faktor-

faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuanhtml (Diakses 20 juli 2019)

Anwar Hidayat Cara Perhitungan Rumus Slovin

httpswwwstatistikiancom2017hitung-rumus-slovin-sampelhtmlamp

(Diakses 8 Maret 2019)

Fitriya 2019 Sakit Kepala Penyebab Sakit kepala dan Cara menghilangkan

sakit Kepala yang Perlu kamu tahu httpswww-

cermaicomcdnampprojectorgvswwwcermaticomartikelampsakit-

kepala-penyebab-sakit-kepala-da-cara-menghilangkan-sakit-kepala-yang-

perlu-kamu-tahuamp_js_v (Diakses 22 Agustus 2019)

WHO 2000 Drug Information Geneva World Health Organization Page 1

World Health Organization (2010 May) Rational use of medicines Juli

28 2019 httpwwwwhointmediacentrefactsheetsfs338enindexhtml

LAMPIRAN

53

53

Identifikasi masalah

Merumuskan masalah

Menentukan sampel

ALUR PENELITIAN

Pengolahan data

(editingkoding

skoring)

Analisiss data

(Analisis Univariat)

Penyajian data

kueisioner

Kesimpulan dan saran

LAMPIRAN II

54

SURAT IZIN DARI KESBANGPOL

LAMPIRAN III

55

SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS KESEHATAN

LAMPIRAN IV

56

SURAT IZIN PENELITIAN DARI KELURAHAN

LAMPIRAN V

57

(LANJUTAN)

LAMPIRAN VI

58

SURAT IZIN PENELITIAN DARI PUSKESMAS CIPADUNG

LAMPIRAN 59

59

KUESIONER YANG TELAH VALID DAN RELIABEL

I Identitas Responden

Nama

Jenis jenis kelamin Laki-laki Wanita

USIA

Alamat

No Telepon HP

Pendidikan terakhir

TAHUN

II Pendahuluan

1 Apakah anda pernah melakukan swamedikasi (pengobatan tanpa

harus datang ke dokter)

a Ya b Tidak

2 Apakah Anda pernah meminum obat antinyeri sebelumnya

a Ya b Tidak

3 Di manakah Anda memperoleh obat antinyeri tersebut

a Apotek b Warung

c Toko obat d Mini market

4 Penyakit apa yang bisa Anda obati dengan antinyeri tersebut

Jawab

5 Apa saja nama obat antinyeri yang biasa Anda gunakan untuk mengobati penyakit tersebut

Jawab

III Rasionalitas Penggunaan Obat Analgetik

1 Menurut Anda apakah benar analgesik merupakan obat yang

mampu meredakan atau mengurangi nyeri

a Benar b Salah

2 Apakah benar obat pereda nyeri hanya terbatas untuk mengobati

60

nyeri saja

a Benar b Salah

3 Termasuk jenis obat golongan apakah obat pereda nyeri yang

hanya boleh digunakan secara swamedikasi

a Obat keras b Obat bebas

Terbatas

4 Apakah aspirin mampu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

5 Paracetamol merupakan obat penurun panas Apakah parasetamol

mapu meredakan nyeri

a Ya b Tidak

6 Jenis obat apa yang anda pahami sebagai obat pereda nyeri yang

dapat digunakan sebagai pengobatan sendiri

a Paracetamol b Ibuprofen

c Natrium

diklofenak

d Asam

mefenamat

7 Jika Anda mengalami sakit kepala apakah jenis obat yang

sebaiknya dikonsumsi

a Antibiotik b Analgesik c Antitusif

8 Apakah Anda mengetahui kapan waktu yang tepat dalam

mengkonsumsi obat pereda nyeri

a Sebelum

makan

b Sebelum

tidur

c Sesudah makan

9 Bagaimana cara penyimpanan obat analgesik di rumah

a Lemari b Tempat

obat

c Kulkas

10 Dampak apakah yang terjadi apabila menggunakan dosis obat

pereda nyeri lebih dari yang ditentukan

a Sesak napas b Terjadi gangguan pada

lambung-usus

11 Apakah dosis obat pereda nyeri anak sama dengan dosis obat

pereda nyeri dewasa

a Ya b Tidak

12 Apakah benar obat pereda nyeri boleh digunakan secara terus

menerus meski rasa sakit telah hilang

a Benar b Salah

cBadan lemas

61

13 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri digunakan

bersamaan dengan obat maag dalam sekali konsumsi tanpa adanya

rentang waktu konsumsi

a Boleh b Tidak boleh

14 Menurut Anda apakah boleh obat pereda nyeri diminum

bersamaan dengan kopi

a Boleh b Tidak boleh

15 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk ibu

hamil

a Aspirin b Parasetamol

16 Berikut ini obat pereda nyeri yang aman di konsumsi untuk penderita

gangguan lambung

a Diklofenak b Parasetamol

17 Menurut Anda apakah pasien penderita asma boleh mengkonsumsi

aspirin untuk meredakan nyeri

a Boleh b Tidak boleh

18 Menurut Anda apakah boleh meningkatkan konsumsi obat pereda

nyeri yang diminum dalam sekali konsumsi (sekali minum langsung

2 tablet lebih)

a Boleh b Tidak boleh

62

LAMPIRAN VIII

OUTPUT HASIL UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS KUESIONER

63

64

65

66

Case Processing Summary

N

Cases Valid 20 1000

Excludeda 0 0

Total 20 1000

a Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbachs

Alpha N of Items

933 18

67

LAMPIRAN IX

ANALISIS UNIVARIAT

1 Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Perempuan

laki-laki

Total

61

24

718

282

718

282

718

282

85 1000 1000 1000

Usia

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Remaja Akhir (17 - 25 Thn) 16 188 188 188

Dewasa Awal (26 - 35 Thn) 29 341 341 529

Dewasa Akhir (36 - 45 Thn) 19 224 224 753

Lansia Awal (46 - 55 Thn)

Total

21

85

247

1000

247

1000

247

1000

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 19 224 224 224

SMP 10 118 118 341

SMA 45 529 529 871

S1 9 106 106 976

S2 2 24 24 24

Total 85 1000 1000 1000

68

2 Penggunaan Obat Swamedikasi Analgetik

Melakukan swamedikasi

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 85 1000 1000 1000

Pernah minum obat antinyeri

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 85 1000 1000 1000

Tempat mendapatkan obat

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid mini market 5 59 59 59

warung 26 306 306 365

apotek 54 635 635 1000

Total 85 1000 1000

Obat yang digunakan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid metampiron 4 47 47 47

natrium diklofenak 9 106 106 153

ibuprofen 11 129 129 282

asam mefenamat 13 153 153 435

paracetamol 48 565 565 1000

Total 85 1000 1000

Jenis penyakit

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid nyeri sendi 1 12 12 12

sakit haid 6 71 71 82

sakit badan 11 129 129 212

sakit gigi 20 235 235 447

sakit kepala 47 553 553 1000

Total 85 1000 1000

69

LAMPIRAN X

TABEL CODING KARAKTERISTIK RESPONDEN

JENIS KELAMIN PEREMPUAN 0

LAKI-LAKI 1

USIA

REMAJA AKHIR 0

DEWASA AWAL 1

DEWASA AKHIR 2

LANSIA AWAL 3

PENDIDIKAN

SD 0

SMP 1

SMA 2

S1 3

S2 4

Responden

Jenis

Kelamin Coding

Usia

Coding

Pendidikan

Coding

RT

1

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

RT 1

2

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

3

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

4

L

1

dewasa

awal

1 sd

0

5

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

6 p 0 lansia awal 3 sd 0

7

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

8

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

9

p

0

remaja

akhir

0 sd

0

10

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

11 p 0 lansia awal 3 sd 0

12

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

13

p

0

dewasa akhir

2

sd

0

70

14

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

15

p

0

dewasa

akhir

2 sd

0

16

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

17

L

1

dewasa

akhir

2 sd

0

18

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

19

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

20 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 2

21

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

22

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

23 p 0 lansia awal 3 s2 4

24

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

25 L 1 lansia awal 3 sma 2

26 p 0 lansia awal 3 sd 0

27

p

0

dewasa

akhir

2 sma

2

28

L

1

dewasa

awal

1 smp

1

29

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

30 p 0 lansia awal 3 sd 0

31

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

32 p 0 lansia awal 3 sd 0

33

p

0

dewasa

akhir

2 smp

1

34 p 0 lansia awal 3 sd 0

35

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

RT 3

36

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

37 L 1 lansia awal 3 S1 3

38

L

1

dewasa

akhir

2

S2

4

39

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

40

p

0

dewasa akhir

2

sma

2

71

41 p 0 lansia awal 3 sma 2

42

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

43

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

44

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

45

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

46

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

47

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

48

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

49

p

0

remaja

akhir

0 sma

2

50

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

51 p 0 lansia awal 3 smp 1

52

L

1

dewasa

akhir

2 sma

2

53

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

54

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

55

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

56 p 1 lansia awal 3 sma 2

57 p 0 lansia awal 3 sma 2

58 p 0 lansia awal 3 sma 2

59

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

60

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

61

L

1

dewasa

awal

1

S1

3

62

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

63

P

0

dewasa

akhir

2

S1

3

64

L

1

dewasa

awal

1 s1

3

65

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

66 p 0 dewasa 1 sma 2

72

awal

67

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

68 p 0 lansia awal 3 sma 2

69

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

70

L

1

remaja

akhir

0 sma

2

71

L

1

dewasa

akhir

2 s1

3

72 p 0 lansia awal 3 sd 0

73

p

0

dewasa

akhir

1 sma

2

74

L

1

dewasa

awal

1 sma

2

75 p 0 lansia awal 3 sma 2

RT 4

76

p

0

dewasa

awal

1 s1

3

77 p 0 lansia awal 3 sma 2

78

p

0

dewasa

awal

1 sma

2

79 p 0 lansia awal 3 sma 2

80

P

0

dewasa

akhir

1 smp

1

81 p 0 lansia awal 3 smp 1

82

p

0

dewasa

awal

1 sd

0

RT 5

83

p

0

dewasa

akhir

1 sd

0

84

p

0

remaja

akhir

0 smp

1

85

p

0

dewasa

awal

1 smp

1

73

LAMPIRAN XI

TABEL CODING PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI ANALGETIK

KETERANGAN P1

amp P2

KETERANGAN P 3

KETERANGAN P 4

KETERANGAN P 5

Ya 0 Toko Obat 0 Nyeri sendi 0 Metampiron 0

Tidak

1

Mini Market

1

Sakit haid

1

Natrium

Diklofenak 1

Warung 2 Sakit badan 2 Ibuprofen 2

Apotek 3 Sakit gigi 3 Asam Mefenamat 3

Sakit kepala 4 Paracetamol 4

Respon

den

P1

Codi

ng

P2

Codi

ng

P3

Codi

ng

P4

Codi

ng

P5

Codin

g

1

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

2

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

3

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

4

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

5

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

6

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

7

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

8

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

9

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

10

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

3

74

at

11

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

12

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

13

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

14

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

15

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

16

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

gigi

3

paraceta

mol

4

17

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

18

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

19

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

20

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

21

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

22

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

23

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

24

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

25

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

26

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

4

paraceta

mol

4

75

la

27

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

28

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

29

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

30

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

31

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

32

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

33

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

4

paraceta

mol

4

34

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

35

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

36

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Saki

kepa

la

4

metampi

ron

0

37

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

38

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

39

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Nyer

i

haid

1

ibuprofe

n

2

40

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Gigi

3

paraceta

mol

4

41

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

42

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

76

43

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

44

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

45

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

46

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

47

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

k

1

48

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

49

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

ibuprofe

n

2

50

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

51

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

0

natrium

diklofena

k

1

52

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

53

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

54

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

ibuprofe

n

2

55

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

56

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

57

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Haid

1

paraceta

mol

4

58

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

59

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

natrium

diklofena

1

77

k

60

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

61

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

62

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

63

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

natrium

diklofena

k

1

64

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

metampi

ron

0

65

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

3

metampi

ron

0

66

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

67

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

68

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

metampi

ron

0

69

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

70

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

71

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

72

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

asam

mefenam

at

3

73

ya

1

ya

1

Mini

Mark

et

1

Sakit

Haid

1

ibuprofe

n

2

74

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

75 ya 1 ya 1 Apote 3 nyeri 1 natrium 1

78

k send i

diklofena k

76

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

77

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

78

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

asam

mefenam

at

3

79

ya

1

ya

1

Apote

k

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

80

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

81

ya

1

ya

1

Waru

ng

3

sakit

bada

n

2

ibuprofe

n

2

82

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

83

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

84

ya

1

ya

1

Apote

k

3

Sakit

Gigi

3

asam

mefenam

at

3

85

ya

1

ya

1

Waru

ng

2

Sakit

Kepa

la

4

paraceta

mol

4

79

LAMPIRAN XII

TABEL REKAPITULASI PENILAIAN KUESIONER TINGKAT

PENGETAHUAN

Responden

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y9

Y10

Y11

Y12

Y13

Y14

Y15

Y16

Y17

Y18

Jumlah

1 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 25

2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0 30

3 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 0 24

4 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 22

5 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

6 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 18

7 2 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 20

8 2 0 2 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 2 2 0 0 0 18

9 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 16

10 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 28

11 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 0 20

12 2 0 0 0 2 2 2 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 14

13 2 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

14 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

15 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 2 12

16 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 10

17 2 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 24

18 2 2 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

19 2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 20

20 2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 24

21 2 1 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 2 2 22

22 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 30

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 33

24 2 0 0 2 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 0 25

25 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 2 2 1 2 1 2 16

26 2 0 0 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 24

27 2 2 2 2 2 0 0 2 0 1 2 0 2 1 2 0 1 0 21

80

28 2 0 1 0 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 0 24

29 2 0 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2 2 1 0 0 0 0 20

30 2 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 1 2 2 0 1 1 19

31 2 0 0 0 0 0 2 2 1 2 2 0 1 2 2 0 1 0 17

32 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

33 2 0 1 1 2 0 0 2 0 1 0 2 2 1 2 0 2 2 20

34 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 0 0 0 1 1 0 12

35 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

36 2 0 1 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 1 0 0 18

37 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

38 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 32

39 2 0 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 2 2 18

40 2 2 2 0 2 0 2 2 2 0 0 2 1 2 2 1 1 0 23

41 2 0 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 1 2 1 0 0 22

42 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 18

43 2 2 0 1 2 2 0 2 2 0 0 0 2 2 2 1 0 0 20

44 2 2 1 1 2 2 0 2 0 0 2 2 1 0 0 1 0 0 18

45 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 0 28

47 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 1 2 0 0 2 21

48 2 0 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 20

49 2 1 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 1 0 2 0 1 2 19

50 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 18

51 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 1 0 0 0 21

52 2 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 0 0 2 0 2 0 16

53 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 1 0 23

54 2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 25

55 2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 12

56 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

57 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 2 0 0 2 2 1 1 0 13

58 2 0 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 10

59 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 1 2 12

60 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32

61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36

62 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

63 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 30

81

64 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

65 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 30

66 2 0 0 1 0 0 0 2 0 0 2 2 2 2 1 1 0 0 15

67 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 1 0 0 0 0 21

68 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 1 1 2 1 1 0 16

69 2 2 0 0 2 0 0 2 2 0 2 1 0 2 2 0 1 0 18

70 2 2 2 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 2 21

71 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 34

72 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 11

73 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 0 1 2 1 1 0 21

74 2 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 1 2 0 1 2 15

75 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34

76 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 32

77 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 0 2 1 2 23

78 2 0 0 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

79 2 0 2 2 2 1 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 29

80 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 26

81 2 0 2 2 0 0 2 0 0 2 0 2 2 2 2 0 0 0 18

82 2 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 2 1 1 0 2 1 0 12

83 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 2 0 0 1 0 11

84 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12

85 2 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 9

82

LAMPIRAN XIII

DOKUMENTASI

83

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 65: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 66: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 67: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 68: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 69: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 70: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 71: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 72: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 73: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 74: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 75: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 76: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 77: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 78: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 79: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 80: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 81: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 82: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 83: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 84: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 85: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 86: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 87: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 88: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 89: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 90: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 91: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 92: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 93: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 94: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …
Page 95: TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP …