TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF...

66
i TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF DI PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : Hanifa Syafitri Dianarti NIM B12129 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF...

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

i

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG

PARTOGRAF DI PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

Hanifa Syafitri Dianarti

NIM B12129

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG

PARTOGRAF DI PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

Diajukan Oleh :

Hanifa Syafitri Dianarti

NIM B12129

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal Juli 2015

Pembimbing

Deny Eka Widyastuti, SST., M.Kes

NIK 201188075

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

iii

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul ” Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Tingkat II tentang

Partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas

akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,

Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta

yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam

pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

2. Retno Wulandari, SST, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

3. Deny Eka Widyastuti, SST., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.

4. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas

segala bantuan yang telah diberikan.

5. Seluruh responden penelitian yang telah bersedia dalam pengisian kuesioner

dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

v

6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi

kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi

semua pihak.

Surakarta, 10 Juli 2015

Penulis

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

vi

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, 10 Juli 2015

Hanifa Syafitri Dianarti

NIM. B12129

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG

PARTOGRAF DI PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

xiii + 51 halaman + 21 lampiran + 6 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Dalam menentukan bahwa persalinan berjalan normal, bidan

harus mengerti temuan apa saja yang normal dan temuan yang abnormal. Jika

terdapat temuan yang abnormal maka bidan harus segera membuat rujukan.

Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya

mendapat asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu juga mencegah terjadinya

penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa ibu. Berdasarkan studi

pendahuluan yang dilakukan penelitian pada bulan November 2014 didapatkan

Mahasiswi Kebidanan Tingkat II STIKes Kusuma Husada Surakarta sebanyak 137

mahasiswi. Setelah dilakukan wawancara dengan melakukan tanya jawab tentang

partograf terhadap 12 mahasiswi didapatkan 7 mahasiswi belum mengetahui

tentang partograf dan 5 mahasiswi sudah mengetahui tentang partograf

Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang

Partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

dalam kategori baik, cukup, kurang serta faktor penghambat dan pendorong.

Metode Penelitian : Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif.

Lokasi penelitian di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta pada bulan Desember 2014 – Juni 2015. sampel dalam penelitian ini

adalah 34 mahasiswi dengan teknik simple random sampling. Analisa

menggunakan analisa univariat.

Hasil Penelitian : penelitian tingkat pengetahuan baik sebanyak 9 responden

(26,5%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 17 responden (50,0%) dan tingkat

pengetahuan kurang sebanyak 8 responden (23,5%)

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang partograf di

Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta mayoritas tingkat

pengetahuan cukup. Faktor pendorong yaitu umur, pendidikan, pekerjaan dan

faktor penghambat yaitu informasi dan pengalaman.

Kata Kunci : Pengetahuan, mahasiswi, partograf

Kepustakaan : 19 literatur (tahun 2008 – 2013)

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

vii

MOTTO

1. Tanda-tanda orang bijaksana antara lain adalah lidahnya selalu basah dengan

dzikrullah. (Utsman bin Affan)

2. Semangat adalah kepingan bara kemauan yang kita sisipkan pada setiap celah

dalam kerja keras kita untuk mencegah masuknya kemalasan dan penundaan.

3. Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba, karena

didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan

untuk berhasil. (Mario Teguh)

PERSEMBAHAN

1. Trimakasih dan puji sukur kepada Allah SWT atas kesabaran dan kemudahan

sehigga KTI ini bisa terselesaikan.

2. Trimakasih Bapak dan Ibu beserta keluarga besar atas do’anya hingga

menjadikanku seperti ini.

3. Dosen Pembimbing ibu Deny Eka Widyastuti, SST., M.Kes dan Pembimbing

Akademik Ibu Ernawati, SST., M.Kes.

4. Mas Ari yang sudah memberikan semangat, dukungan dan do’a.

5. Sahabatku Rindhi, Indah Pratama, Eka dan Adek-Adek “Kost RARA” Arrum,

Yeni kalian yang selalu mengisi hari hariku semoga kebersamaan ini akan

menjadikan kita dewasa .

6. Almamater tercinta.

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

viii

CURICULUM VITAE

BIODATA

Nama : Hanifa Syafitri Dianarti

Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 14 Maret 1994

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Pedakan RT 06 RW 02 Bener, Ngrampal, Sragen

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri 2 Bener Sragen Lulus tahun 2006

2. SMP Negeri 2 Sragen Lulus tahun 2009

3. SMA Negeri 1 Sambungmacan Sragen Lulus tahun 2012

4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii

CURRICULUM VITAE ............................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

E. Keaslian Penelitian ...................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ............................................................................. 6

1. Pengetahuan ........................................................................... 6

2. Partograf ................................................................................ 16

B. Kerangka Teori............................................................................. 28

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

x

C. Kerangka Konsep ........................................................................ 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 30

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 30

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 31

D. Variabel Penelitian ...................................................................... 32

E. Definisi Operasional .................................................................... 33

F. Instrumen Penelitian .................................................................... 33

G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 36

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 37

I. Etika Penelitian ............................................................................ 40

J. Jadwal Penelitian ......................................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 42

B. Hasil Penelitian ........................................................................... 42

C. Pembahasan ................................................................................. 46

D. Keterbatasan penelitian ............................................................... 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................... 50

B. Saran ............................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori .......................................................................... 28

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 29

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................... 33

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ..................................................................... 34

Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur .................................. 42

Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi .............. 43

Tabel 4.3 Mean dan Standar Deviasi ........................................................... 44

Tabel 4.4 Tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang

partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes

Kusuma Husada Surakarta ........................................................... 45

Tabel 4.5 Crosstabulasi informasi dengan pengetahuan .............................. 46

Tabel 4.6 Crosstabulasi umur dengan pengetahuan ..................................... 47

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian

Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 10. Kuesioner Validitas

Lampiran 11. Pedoman Skoring Kuesioner Validitas

Lampiran 12. Kuesioner Penelitian

Lampiran 13. Pedoman Skoring Kuesioner Penelitian

Lampiran 14. Data Tabulasi Hasil Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 15. Hasil Uji Validitas

Lampiran 16. Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 17. Hasil Penelitian

Lampiran 18. Hasil Perhitungan Manual

Lampiran 19. Hasil perhitungan SPSS

Lampiran 20. Dokumentasi

Lampiran 21. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Derajat kesehatan suatu negara ditentukan oleh beberapa indikator,

salah satu indikator tersebut adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Angka

Kematian Ibu menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2012 adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan target Millenium

Devolopment Goals (MDGs) pada tahun 2015, AKI dapat diturunkan menjadi

102 per 100.000 kelahiran hidup Lima besar penyebab kematian ibu di

Indonesia adalah perdarahan, eklampsia, sepsis, infeksi dan gagal paru

(Dinkes, 2013).

Bidan harus mampu memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan

terhadap wanita yang sedang hamil, melahirkan dan post partum,

melaksanakan pertolongan persalinan dibawah tanggung jawabnya sendiridan

memberi asuhan pada bayi baru lahir, bayi dan anak balita dalam rangka

menyiapkan sumber daya manusia atau generasi penerus yang berkualitas.

Untuk memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan tersebut diperlukan alat

untuk memberikan pengawasan kemajuan persalinan. Salah satu alat yang

dapat digunakan dalam pengawasan kemajuan persalinan adalah partograf.

Partograf merupakan grafik pemantauan kemajuan persalinan yang dapat

menilai kondisi janin selama persalinan kala 1 (JNPK-KR, 2008).

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

2

Dalam menentukan bahwa persalinan berjalan normal, bidan harus

mengerti temuan apa saja yang normal dan temuan yang abnormal. Jika

terdapat temuan yang abnormal maka bidan harus segera membuat rujukan.

Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya

mendapat asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu juga mencegah

terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa ibu

(Kuswantidan Melina, 2014)

Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada adalah salah satu

institusi yang menghasilkan bidan yang mempunyai visi yang di dapat dari

pedoman akademik yaitu menghasilkan tenaga Ahli Madya Kebidanan yang

kompeten, unggul, profesional dan kompetetif di tingkat global.

Dalam praktik di lapangan, modal utama bidan adalah harus mampu

melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman. Selain itu, bidan

harus dapat memantau kemajuan persalinan untuk mendeteksi secara dini

kemungkinan terjadinya partus lama (Nurjihan, 2013).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penelitian pada bulan

November 2014 didapatkan Mahasiswi Kebidanan Tingkat II STIKes Kusuma

Husada Surakarta sebanyak 137 mahasiswi. Setelah dilakukan wawancara

dengan melakukan tanya jawab tentang partograf terhadap 12 mahasiswi

didapatkan 7 mahasiswi belum mengetahui tentang partograf dan 5 mahasiswi

sudah mengetahui tentang partograf. Berdasar kanuraian tersebut penulis

tertarik untuk meneliti tentang “Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Tingkat II

tentang Partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta”.

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

3

B. Perumusan Masalah

“Bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang partograf di

Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang

Partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang

Partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta dalam kategori baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang

partograf di Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

dalam kategori cukup

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang

Partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta dalam kategori kurang.

d. Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat tingkat

pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang Partograf di Prodi Diploma

III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

4

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang partograf pada

mahasiswi kebidanan.

2. Bagi Diri Sendiri

Sebagai pengalaman dalam melakukan penulisan ilmiah serta menambah

pengetahuan dan wawasan peneliti.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya

untuk dapat menambah referensi perpustakaan untuk bahan acuan

penelitian yang akan datang tentang partograf.

E. Keaslian Penelitian

1. Nurjihan D (2013) STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan judul

“Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Semester VI Tentang Partograf Di Prodi

D III Kebidanan Tahun 2013”. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif,

teknik pengambilan. Hasil Penelitian: Populasi yaitu sebanyak 172

mahasiswi sampel yang digunakan 37 mahasiswi. Teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Hasil

penelitian terhadap 37 mahasiswi semester VI tentang partograf di Prodi D

III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta diperoleh hasil yang

memiliki pengetahuan berkategori baik sebanyak 11 responden (29,8%),

pengetahuan cukup sebanyak 21 responden (56,7%) dan pengetahuan

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

5

kurang sebanyak 5 responden (13,5%). Persamaan penelitian ini dengan

penelitian yang penulis lakukan yaitu instrumen penelitian yang

digunakan, jenis penelitian, teknik pengambilan sampel, tempat penelitian

dan variable penelitian sedangkan perbedaan penelitian ini adalah waktu

penelitian, sampel penelitian, dan populasi.

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Definisi pengetahuan

Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia

terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami

suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik

lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh

manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah

kejiwaan (Notoatmodjo, 2010).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), ada 6 tingkat pengetahuan yang

dicapai dalam domain kognitif yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk

mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara

lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan

sebagainya.

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

7

2) Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya,

aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih

dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya

satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan,

mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisis merupakan

kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.

5) Sintesa (Syntesis)

Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

8

yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada

misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat

meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau

rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang telah ada.

c. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional

atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern

atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Lebih jelasnya dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:

a) Cara coba – salah (Trial and Error)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,

bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang

menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya

dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan

dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam

memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

9

berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut

dapat terpecahkan.

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan

dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan

seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,

melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini

seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.

Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama,

pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain,

pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang

otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik

tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun

ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.

d) Berdasarkan pengalaman sendiri

Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah.

Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu

merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

10

sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

e) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah

dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak

orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus

diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan,

terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.

Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai

wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau

penyelidikan manusia.

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat

sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses

penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui

intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan

cara yang rasional dan yang sistematis.

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

11

h) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan

umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini

manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan

cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui

pernyataan-pernyataan yang dikemukan. Apabila proses

pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang

khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan

deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai

dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat

umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan

kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman

empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke

dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk

memahami suatu gejala.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi

berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada

kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa

yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

12

2) Cara ilmiah atau modern

Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa

ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology).

Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan

metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van

Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan

dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat

pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan

objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :

a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul

pada saat dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak

muncul pada saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala

yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

d. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Mubarak (2012), terdapat 7 faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada

orang lain agar dapat memahami hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa

semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka

menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

13

dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya jika seseorang

memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat

perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi

dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pendidikan adalah suatu

usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di

dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana

diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang

tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Peningkatan

pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan

tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta

pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan

kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi

dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari

masalah nyata dalam bidang kerjanya.

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

14

3) Umur

Bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek

fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik

terdiri atas empat (4) kategori pertumbuhan yaitu pertumuhan

ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya

ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi

organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berpikir seseorang

menjadi semakin matang dan dewasa. Usia mempengaruhi terhadap

daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia

akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,

sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada

usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat

dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi

suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu

orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu

untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan

kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada

usia ini

4) Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan

menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan

yang lebih mendalam.

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

15

5) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung

berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya jika

pengalaman tersebut menyenangkan, maka secara psikologis

mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan membekas

dalam emosi kejiawaan seseorang. Pengalaman baik ini akhirnya

dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

6) Kebudayaan lingkungan sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi

atau seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan

dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan

sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai sikap menjaga

kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat

sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan

lingkungan. Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang

tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya

walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk

kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

7) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat

seseorang memperoleh pengetahuan yang baru. Informasi yang

diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

16

memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sebagai

sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi,

radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh

besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media masa

membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan opini seseorang.

2. Partograf

a. Pengertian

Menurut Kuswanti dan Melina (2014), partograf merupakan alat bantu

untuk memantau kemajuan kala I persalinan dan informasi untuk

membuat keputusan klinik.

b. Fungsi partograf

Menurut Kuswanti dan Melina (2014), fungsi partograf, yaitu

1) Mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan dengan

memeriksa dilatasi serviks selama pemeriksaan dalam.

2) Mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan adanya penyulit

persalinan sehingga bidan dapat membuat keputusan tindakan

yang tepat.

3) Sebagai alat komunikasi yang unik namun praktis antar bidan atau

antara bidan dan dokter mengenai perjalanan persalinan pasien

4) Alat dokumentasi riwayat persalinan pasien beserta data

pemberian meekantosa yang diberikan selama proses persalinan.

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

17

c. Penggunaan Partograf

Menurut Kuswanti dan Melina (2014), penggunaan partograf untuk

memastikan bahwa ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman,

maka partograf harus digunakan :

1) Untuk semua ibu dalam fase aktif kala 1 persalinan dan

merupakan elemen penting dari asuhan persalinan, baik normal

maupun patologis. Partograf sangat membantu penolong

persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat

keputusan klinik, baik persalinan dengan penyulit maupun yang

disertai dengan penyulit.

2) Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah,

puskesmas, klinik, bidan swasta, rumah sakit, dll).

3) Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan

asuhan persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayinya

(spesialis obstetri ginekologi, bidan, dokter umum, residen dan

mahasiswa kedokteran).

Menurut Rukiyah, dkk (2009), kondisi yang harus dicatat dalam

partograf, yaitu:

1) Selama kala I fase laten

Pencatatan selama fase laten kala I persalinan semua asuhan,

pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapat dicatat

secara terpisah, baik dicatatan kemajuan persalinan maupun di

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) atau Kartu Menuju Sehat

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

18

(KMS). Kondisi ibu dan bayi yang harus dicatat antara lain

denyut.

2) Pencatatan selama fase aktif persalinan

Pencatatan selama fase aktif persalinan yaitu saat pembukaan

serviks dari 4 sampai 10 cm. Kondisi ibu dan bayi juga harus

dinilai dan dicatat secara saksama, yaitu : Denyut jantung janin

setiap ½ jam, Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap ½

jam, Nadi setiap ½ jam, Pembukaan serviks setiap 4 jam,

Penurunan bagian terbawah janin setiap 4 jam, Tekanan darah dan

temperatur tubuh setiap 4 jam, Produksi urin, aseton dan protein

setiap 2 sampai 4 jam

Halaman depan partograf menginstruksikan observasi dimulai pada

fase aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat

hasil-hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan, yaitu :

1) Informasi tentang ibu :

a) Nama, umur;

b) Grafida, para, abortus (keguguran);

c) Nomor catatan medik / nomor puskesmas;

d) Tanggal dan waktu dimulai dirawat (atau jika di rumah,

tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu);

e) Waktu pecahnya selaput ketuban.

2) Kondisi janin :

a) DJJ;

b) Warna dan adanya air ketuban;

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

19

c) Penyusupan (molase) kepala janin.

3) Kemajuan persalinan :

a) Pembukaan serviks;

b) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin;

c) Garis waspada dan garis bertindak.

4) Jam dan waktu :

a) Waktu mulainya fase aktif persalinan;

b) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.

5) Kontraksi uterus :

a) Frekuensi dan lamanya;

b) Lama kontraksi.

6) Obat-obatan dan cairan yang diberikan :

a) Oksitosin;

b) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.

7) Kondisi ibu :

a) Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh;

b) Urin (volume, aseton atau protein).

8) Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam

kolom yang tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan

persalinan).

d. Mencatat Temuan pada Partograf

Menurut Rukiyah (2009), mencatat temuan pada Partograf, meliputi:

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

20

1) Informasi tentang Ibu

Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat

memulai asuhan penelitian. Waktu kedatangan (tertulis

sebagai:“jam atau pukul” pada partograf) dan perhatikan

kemungkinan ibu datang dalam fase laten. Catat waktu pecahnya

selaput ketuban.

2) Kondisi Janin

Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk pencatatan denyut

jantung janin (DJJ), air ketuban dan penyusupan (kepala janin).

a) Denyut Jantung Janin (DJJ)

Menilai dan mencatat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30

menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap

kotak di bagian atas partograf menunjukkan waktu 30 menit.

Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ.

Catat DJJ dengan memberikan tanda titik pada garis yang

sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ. Kemudian

hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis

dan bersambung. Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf

diantara garis tebal angka 180 dan 100. Sebaliknya, penolong

harus waspada bila DJJ mengarah hingga di bawah 120 atau di

atas 160. Untuk tindakan-tindakan segera yang harus dilakukan

jika DJJ melampaui kisaran normal ini. Catat tindakan-

tindakan yang dilakukan pada ruang yang tersedia di salah satu

dari kedua sisi partograf.

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

21

b) Warna dan adanya air ketuban

Nilai kondisi air ketuban setiap kali melakukan pemeriksan

dalam dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah.

Catat temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur

DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini :

(1) U : jika selaput amnion masih utuh

(2) J : jika selaput amnion sudah pecah dan warna air

ketuban jernih

(3) M : jika air ketuban bercamur mekonium.

(4) D : jika air ketuban bercampur darah

(5) K : jika tidak ada cairan ketuban atau kering

Molding atau molage

0 : jika teraba sutura terpisah dan mudah dipalpasi

1 : jika teraba sutura hanya saling besentuhan

2 : jika teraba sutura saling tumpang tindih tetapi masih

dapat dipisahkan

3 : jika sutura tumpang tindih dan tidak bisa dipisahkan

3) Kemajuan Persalinan

Angka 0-10 yang tertera di kolom paling kiri adalah besarnya

dilatasi serviks. Nilai setiap angka sesuai dengan besarnya dilatasi

serviks dalam satuan centimeter dan menempati lajur dan kotak

tersendiri. Perubahan nilai atau perpindahan lajur satu ke lajur

yang lain untuk menunjukkan penambahan dilatasi serviks sebesar

1 cm. Pada lajur dan kotak yang mencatat penurunan bagian

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

22

terbawah janin cantumkan angka 1 – 5 yang sesuai dengan

metode perlimaan ,setiap kotak segi empat atau kubus menunjukan

waktu 30 menit untuk pencatatan waktu pemeriksaan, denyut

jantung janin, kontraksi uterus dan fekuensi nadi ibu.

Menilai dan mencatat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih

sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada

dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap temuan dari

setiap pemeriksaan. Tanda ‘X’ harus dicantumkan di garis waktu

yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks.

pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang menunjukkan

seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki rongga

panggul. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks

selalu diikuti dengan turunnya bagian terbawah janin. Tapi

adakalanya, penurunan bagian terbawah janin baru terjadi setelah

pembukaan serviks mencapai 7 cm. Tulisan “Turunnya Kepala”

dan garis tidak putus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan

angka pembukaan serviks. Berikan tanda “O” yamg ditulis

pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil

pemeriksaan palpasi kepala di atas simpisis pubis adalah 4/5

maka tuliskan tanda “O” di garis angka 4. Hubungkan tanda

“O” dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.

Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan

berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi

jika laju pembukaan 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

23

persalinan harus dimulai digaris waspada. Jika pembukaan serviks

mengarah ke sebaleh kanan garis waspada (pembukaan kurang dari

1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit

(misalnya : fase aktif yang memanjang, serviks kaku, atau inersia

uteri hipotonik, dll). Garis bertindak tertera sejajar dan disebelah

kanan (berjarak 4 cm) garis waspada. Jika pembukaan serviks telah

melampaui dan berada disebelah kanan garis bertindak, maka hal

ini menunjukkan perlu dilakukan tindakan umtuk menyelesaikan

persalinan. Sebaiknya, ibu harus sudah berada di tempat rujukan

sebelum garis bertindak terlampaui.

4) Waktu (Jam)

a) Waktu mulainya fase aktif persalinan

Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan

penurunan) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1-16. Setiap

kotak menyatakan satu sejak dimulainya fase aktif persalinan.

b) Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan

Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera

kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan

dilakukan. Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan

berkaitan dengan dua kotak waktu 30 menit pada lajur kotak di

atasnya atau lajur kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk

dalam fase aktif persalinan, catat pembukaan serviks di garis

waspada. Sebagai contoh, jika pemeriksaan dalam

menunjukkan ibu mengalami pembukaan 6 cm pada pukul

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

24

15.00, tuliskan tanda “X” di garis waspada yang sesuai dengan

angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat

waktu yang sesuai pada kotak di bawahnya (kotak ketiga dari

kiri).

5) Kontraksi Uterus

Menurut JNPK-KR (2007), di bawah lajur waktu partograf,

terdapat lima lajur kotak dengan tulisan “kontraksi per 10 menit” di

sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu

kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam

10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan

jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan cara

mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan

angka yang mencerminkan temuan dari hasil pemeriksaan

kontraksi. Sebagai contoh, jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam

waktu 10 menit, maka lakukan pengisian pada 3 kotak kontraksi.

Nyatakan lamanya kontraksi dengan :

: Beri titik-titik di kotak yang sesuai untu menyatakan

kontraksi yang lamanya kurang dari 20 detik.

: Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk

menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40 detik.

: Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan

kontraksi yang lamanya lebih dari 40 detik.

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

25

6) Obat-obatan dan cairan yang diberikan

Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak

untuk mencatat oksitosin, obat-obat lainnya dan cairan IV.

a) Oksitosin, jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai,

dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang

diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per

menit.

b) Obat-obatan lain dan cairan IV, catat semua pemberian obat-

obatab tambahan dan/atau cairan IV dalam kotak uang sesuai

dengan kolom waktunya.

7) Kondisi Ibu

Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan partograf,

terdapat kotak atau ruang untuk mencatat kondisi kesehatan dan

kenyamanan ibu selama persalinan.

a) Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh

Angka di sebalah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan

nadi dan tekanan darah ibu.

(1) Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif

persalinan (lebih sering jika dicurigai adanya penyulit).

Beri tanda titik pada kolom waktu yang sesuai (!).

(2) Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase

aktif persalinan (lebih sering jika dianggap akan adanya

penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom

waktu yang sesuai.

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

26

(3) Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika

meningkat, atau dianggap adanya infeksi) setiap 2 jam dan

catat temperatur tubuh dalam kotak yang sesuai.

b) Volume urin, protein, atau aseton

Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2

jam (setiap kali ibu berkemih). Jika kemungkinan setiap kali

ibu berkemih, lakukan pemeriksaan adanya aseton atau protein

dalam urin.

8) Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya

Asuhan, pengamatan dan/atau keputusan klinik mencakup: Jumlah

cairan peroral yang diberikan, Keluhan sakit kepala atau

pengeliatan (pandangan) kabur. Konsultasi dengan penolong

persalinan lainnya (Obgin, bidan, dokter umum).) Persiapan

sebelum melakukan rujukan, Upaya Rujukan.

e. Pencatatan pada Lembar Belakang Partograf

Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-

hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta

tindakan-tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga kala

IV (termasuk bayi baru lahir), yang berisi antara lain :

1) Kala I

Kala I terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang parograf saat

melewati garis waspada, masalah-masalah lain yang timbul,

penatalaksanaanya, dan hasil penatalaksanaan tersebut. Pertanyaan

lainnya hanya diisi jika terdapat masalah lainnya dalam persalinan.

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

27

2) Kala II

Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat

janin, distosia bahu, masalah lain, penatalaksanaan masalah dan

hasilnya.

3) Kala III

Data untuk kala III terdiri dari lamanya kala III, pemberian

oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, pemijatan fundus,

plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30 menit, laserasi,

atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah lain, penatalaksanaan dan

hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan dan beri tanda

pada kotak di samping jawaban yang sesuai.

4) Bayi baru lahir

Informasi yang perlu diperoleh dari bagian bayi baru lahir adalah

berat dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian bayi baru lahir,

pemberian ASI, masalah lain dan hasilnya. Isi jawaban pada

tempat yang disediakan beri tanda ada kotak di samping jawaban

yang sesuai.

5) Kala IV

Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi

fundus, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan.

Pemantauan pada kala IV ini sangat penting terutama untuk

menilai apakah terdapat risiko atau terjadi perdarahan pasca

persalinan. Pengisian pemantauan kala IV dilakukan setiap 15

menit pada satu jam pertama setelah melahirkan, dan setiap 30

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

28

menit pada satu jam berikutnya. Bila timbul masalah pada kala IV,

tuliskan jenis dan cara menangani masalah tersebut pada bagian

masalah kala IV dan bagian berikutnya (Depkes RI, 2007).

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

29

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka teori

Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2010), Mubarak (2012), Depkes RI (2007)

Partograf

1. Pengertian

2. Fungsi partograf

3. Penggunaan Partograf

4. Mencatat Temuan pada

Partograf

5. Pencatatan pada Lembar

Belakang Partograf

Pengetahuan

1. Pengertian

2. Tingkatan Pengetahuan

3. Cara Memperoleh

Pengetahuan

4. Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Pengetahuan

5. Pengukuran Pengetahuan

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

30

Pengetahuan Mahasiswi

Tingkat II tentang Partograf

Baik

Cukup

Kurang

Faktor yang

pendorong dan

penghambat

C. Kerangka Konsep

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.2

Kerangka Konsep

Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan

1. Umur

2. Pendidikan

3. Pekerjaan

Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan :

1. Minat

2. Pengalaman

3. Kebudayaan lingkungan

sekitar

4. Informasi

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent). Tanpa membuat

perbandingan atau penghubung dengan variabel lain (Nasir, 2011). Penelitian

kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk

angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konvensi

(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional.

Cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara observasional atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) artinya tiap

subjek penelitian adalah hanya observasi sekali saja dan pengukuran dilakukan

terhadap suatu karakter atau subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo,

2012). Pada penelitian ini peneliti menggambarkan tingkat pengetahuan

mahasiswi tingkat II tentang partograf di Prodi Diploma III Kebidanan

STIKes Kusuma Husada Surakarta.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data

selama kasus berlangsung (Budiarto, 2004). Penelitian ini dilakukan di

Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

32

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis

untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2004).

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 – Juni 2015.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah total dari seluruh unit atau elemen dimana peneliti

tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau satu kelompok,

masyarakat, organisasi, benda, obyek, peristiwa atau laporan yang

semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik

(Silalahi, 2012). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

mahasiswi tingkat II di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma

Husada Surakarta yaitu sebanyak 137 mahasiswi.

2. Sampel

Sampel adalah bagian tertentu yang dipilih dari populasi

(Silalahi, 2010). Menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100

maka lebih baik diambil semua dan jika jumlah subyek lebih dari 100,

maka dapat diambil 10 – 15% atau 20 – 25% (137 x 25% = 34) . Sehingga

sampel dalam penelitian ini adalah 34 mahasiswi.

3. Teknik Pengambilan sampling

Teknik pengambilan sampling adalah suatu proses seleksi sampel

yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Pengambilan

sampel yaitu simple random sampling. Menurut Hidayat (2011), simple

random sampling pengambilan sampel dengan cara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi. Cara ini

dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

33

Menurut Arikunto (2010), untuk mendapatkan sampel dari tiap kelas

digunakan perhitungan sebagai berikut:

nxN

F nN

F

n : Sampel dari masing-masing

N : Jumlah semua populasi

F : Jumlah responden di masing-masing kelas:

a. Kelas A 34137

44 x 10,9 dibulatkan 11

b. Kelas B 34137

45 x 11,1 dibulatkan 11

c. Kelas C 34137

48 x 11,9 dibulatkan 12

Jadi sampel yang digunakan pada penelitian adalah 34 mahasiswi.

D. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).

Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat

pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang partograf di Prodi Diploma III

Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup

atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti

(Notoatmodjo, 2010).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

34

Nama

Variabel

Pengertian Indikator Alat

Ukur

Skala

Tingkat

pengetahuan

mahasiswi

tingkat II

tentang

partograf

Kemampuan mahasiswi

menjawab dengan benar

tentang partograf yang

meliputi

1. Pengertian

2. Fungsi

3. Penggunaan

4. Mencatat Temuan

5. Pencatatan pada

Lembar Belakang

Partograf

1. Baik

Bila nilai responden

yang diperoleh (x) >

mean + 1 SD

2. Cukup

Bila nilai responden

mean -1 SD ≤ x ≤

mean + 1 SD

3. Kurang

Bila nilai responden

yang diperoleh (x) <

mean – 1 SD

Kuesioner Ordinal

Sumber: JNPK-KR (2008), Kuswanti dan Melina (2014)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis. Instrumen dalam penelitian yaitu kuesioner. Kuesioner adalah

daftar pernyataan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan

respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan, 2012).

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup

adalah daftar pernyataan dimana sudah disediakan jawabannya

(Arikunto, 2010). Kuesioner dalam penelitian ini dengan kriteria positif

(favorable) dengan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 bila jawaban salah,

pernyataan negatif (unfavorable) dengan skor 0 untuk jawaban benar dan

dengan skor 1 untuk jawaban salah.

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

35

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pernyataan

Variabel Indikator Pernyataan Jumlah

Soal Favourable Unfavourable

Tingkat

pengetahuan

mahasiswi

tingkat II

tentang

partograf

1. Pengertian 1,3* 2*,4 4

2. Fungsi partograf 6,8 5*,7 4

3. Penggunaan

Partograf

10,12,13,15

17,18

9*,11*,14,19* 10

4. Mencatat Temuan

pada Partograf

20,23,24,25

26,27,29

30,31,32

21,22,28,29 14

5. Pencatatan pada

Lembar Belakang

Partograf

34 33,35 3

21 14 35

Ket: *) = Pernyataan tidak valid

Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar

adalah alat ukur yang telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas data.

Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Uji

validitas dilakukan pada tanggal 10 April 2015 terhadap mahasiswi tingkat II

di AKBID Mamba’ul ’Ulum Surakarta dengan 30 responden.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya

hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan bantuan

SPSS for windows versi 16.0 rumus product moment. Menurut Hidayat

(2011), rumus product moment yaitu:

Keterangan:

N : Jumlah responden

}Y - Y {N }X X {

YX. - XY . N

222 2 YYXX

YXX

Nrxy

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

36

rxy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Pada penelitian ini menggunakan taraf signifikan 0,05. Dikatakan valid

jika ρ < (0,05). Setelah dilakukan uji validitas dengan 35 pernyataan

didapatkan 6 pernyataan tidak valid yaitu nomor 2,3,5,9,11 dan 19

dikarenakan nilai signifikan > 0,05, untuk selanjutnya nomor pernyataan

yang tidak valid tidak dipergunakan dalam pernyataan penelitian. Karena

sudah terwakili dari item pernyataan yang valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan

bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban

tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,

maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha

Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus

Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

t

b

k

kr

2

2

11 11 t2

bb2

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = Jumlah varian butir

σt2

= Varians total

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

37

Instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60)

(Ghozali, 2005). Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai alpha cronbach’s

sebesar 0,873 > 0,60, sehingga kuesioner dinyatakan reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Hidayat (2011), teknik pengumpulan data adalah cara peneliti

mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian Teknik

pengumpulan data dari primer dan data sekunder, yaitu:

1. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek

penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2013).

Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner

tentang partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder didapatkan dari

Kemahasiswaan Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yaitu jumlah mahasiswi tingkat II.

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya

adalah pengolahan data. Proses pengolahan data (Notoatmodjo, 2012)

adalah:

a. Editing

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

38

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban

dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian

dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing

dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak

sesuai dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-

tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data

selanjutnya.

c. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban

kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke

dalam tabel.

d. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing

Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden

dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program

atau soffware komputer.

e. Pembersihan data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya,

kemudian di lakukan pembetulan atau koreksi, Proses ini disebut

pembersihan data (data cleaning).

2. Analisis Data

Menurut Notoatmodjo (2012), analisis univariat yaitu menganalisa

terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan

distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Penelitian ini hanya

mendeskirpsikan tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

39

partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

Menurut Riwidikdo (2013), maka digunakan perhitungan sebagai

berikut:

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

Menurut Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu:

Rumus : X = n

xx

Keterangan :

X : Rata-rata ( mean )

x : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah responden

Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat

dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap

rata-ratanya.

Rumus :

SD = 1

)( 2

2

1

( )2

n

n

xixi

Keterangan:

x : Nilai responden

n : Jumlah responden

Untuk mendapatkan distribusi persentase tingkat pengetahuan

mahasiswi tingkat II tentang partograf di Prodi Diploma III Kebidanan

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

40

STIKes Kusuma Husada Surakarta digunakan rumus persentase. Menurut

Riwidikdo (2010), rumus persentase yaitu:

Jumlah responden menurut Tingkat Pengetahuan

Persentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100%

Jumlah total responden

I. Etika Penelitian

Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian

dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2011), meliputi :

1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)

Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti

menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta

manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,

lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek

penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek

penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan

tetap menghormati haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak

mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan

inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian

dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan

disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

41

J. Jadwal Penelitian

Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai

menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan

penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan

tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian (Terlampir).

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

STIKes Kusuma Husada Surakarta adalah sebuah Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan yang terletak di Jl. Jaya Wijaya No. 11, Kadipiro, Surakarta. Secara

umum, STIKes ini terletak di pinggir kota Surakarta, yaitu terletak di kampung

Mojosongo, perbatasan antara daerah Surakarta dan Karanganyar, luas sekolah

ini ± 3000 meter dan keadaan lingkungan di sekolah ini cukup nyaman dan

bersih. STIKes Kusuma Husada Surakarta mempunyai 3 Program Studi, yaitu

Prodi D III Kebidanan, Prodi D III Keperawatan dan S1 Keperawatan. Jumlah

mahasiswi Kebidanan Tingkat II STIKes Kusuma Husada Surakarta tahun

ajaran 2014/2015 yaitu sebanyak 137 mahasiswi.

B. Hasil Penelitian

Sebelum mengetahui tingkat pengetahuan terlebih dahulu mencari nilai

mean dan standar deviasi, setelah dilakukan perhitungan maka hasil dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan karakteristik responden dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur

No Umur Frekuensi

Responden

Prosentase

(%)

1

2

18 – 19 tahun

20 – 22 tahun

8

26

23,5

76,5

Total 34 100

Sumber: Data Primer, 2015

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

43

Karakteristik responden berdasarkan umur mayoritas berumur 20 – 22

tahun yaitu sebanyak 26 responden (76,5%) dan umur 18 – 19 tahun yaitu

sebanyak 8 responden (23,5%).

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Berdasarkan karakteristik responden dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi

No Sumber Informasi Frekuensi

Responden

Prosentase

(%)

1. Dosen 15 44,12

2. Buku 13 38,23

3. Internet 6 17,65

Total 34 100

Sumber:Data Primer,2015

Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi dari dosen yaitu

sebanyak 15 responden (44,12%), buku sebanyak 13 reponden (38,23%),

internet sebanyak 6 reponden (17,65%).

c. Perhitungan Mean & Standar Deviasi

Berdasarkan perhitungan mean dan standar deviasi dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 4.3 Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar

Deviasi

Tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II

tentang partograf di Prodi Diploma III

Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

23,5

2,3

Sumber : Data Primer, 2015

Responden dalam penelitian ini terdiri dari 34 mahasiswi.

Tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang partograf di Prodi

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

44

Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4 Tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang partograf

di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta

No Pengetahuan Frekuensi

Responden

Prosentase

(%)

1

2

3

Baik

Cukup

Kurang

9

17

8

26,5

50,0

23,5

Total 34 100

Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dikategorikan tingkat

pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang partograf di Prodi Diploma

III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta tingkat pengetahuan

baik sebanyak 9 responden (26,5%), tingkat pengetahuan cukup

sebanyak 17 responden (50,0%) dan tingkat pengetahuan kurang

sebanyak 8 responden (23,5%). Jadi Tingkat pengetahuan mahasiswi

tingkat II tentang partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes

Kusuma Husada Surakarta mayoritas pada tingkat pengetahuan cukup.

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

45

d. Tabulasi Silang (Crosstabulation)

1) Informasi dengan pengetahuan

Tabel 4.5. Crosstabulasi informasi dengan pengetahuan

Pengetahuan

Total Baik Cukup Kurang

Informasi Dosen 3 9 3 15

8,8% 26,5% 8,8% 44,1%

Buku 4 7 2 13

11,8% 20,6% 5,9% 38,2%

Internet 2 1 3 6

5,9% 2,9% 8.8% 17,6%

Total 9 17 8 34

26,5% 50% 23,5% 100%

Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil sumber informasi dari dosen

dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 3 responden (8,8%), tingkat

pengetahuan cukup sebanyak 9 responden (26,5%) dan tingkat

pengetahuan kurang sebanyak 3 responden (8,8%). Sumber informasi

dari buku dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 responden

(11,8%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 7 responden (20,6%)

dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 2 responden (5,9%).

Sedangkan sumber informasi dari internet dengan pengetahuan baik

sebanyakn 2 responden (5,9%) , tingkat pengetahuan cukup sebanyak 1

responden (2,9%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 3

responden (8,8%).

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

46

2) Umur dengan pengetahuan

Tabel 4.6. Crosstabulasi umur dengan pengetahuan

Pengetahuan

Total Baik Cukup Kurang

Umur 18 - 19 tahun 2 5 1 8

5,9% 14,7% 2,9% 23,5%

20 - 22 tahun 7 12 7 26

20,6% 35,3% 20,6% 76,5%

Total 9 17 8 34

26,5% 50% 23,5% 100%

Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel 4.5 diatas didapatkan umur 18 – 19 tahun dengan

pengetahuan baik sebanyak 2 responden (2,9%), tingkat pengetahuan

cukup sebanyak 5 responden (14,7%) dan tingkat pengetahuan kurang

sebanyak 1 responden (2,9%). Umur 20 – 22 tahun dengan tingkat

pengetahuan baik sebanyak 7 responden (20,6%), tingkat pengetahuan

cukup sebanyak 12 responden (35,3%) dan tingkat pengetahuan kurang

sebanyak 7 responden (20,6%)

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II

tentang partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta tingkat pengetahuan baik sebanyak 9 responden (26,5%), tingkat

pengetahuan cukup sebanyak 17 responden (50,0%) dan tingkat pengetahuan

kurang sebanyak 8 responden (23,5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

mayoritas tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang partograf di Prodi

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

47

Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta berpengetahuan

cukup mengenai partograf, yaitu sebesar 17 responden (50%).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Mubarak

(2012), yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan

lingkungan sekitar,informasi. Umur yaitu bertambahnya umur seseorang akan

mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental) (Mubarak,2012).

Berdasarkan penelitian ini, mayoritas mahasiswi tingkat II di Prodi Diploma

III Kebidananan STIKes Kusuma Husada Surakarta berumur 20-22 tahun

sebanyak 26 responden (76,5%). Dapat dilihat bahwa umur merupakan faktor

pendorong.

Informasi yaitu kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak,

2012). Berdasarkan penelitian ini, mayoritas mahasiswi tingkat II di Prodi

Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta mendapat

informasi mengenai partograf dari dosen yaitu sebanyak 15 responden

(44,12%). Dapat dilihat bahwa informasi merupakan faktor penghambat.

Menurut Mubarak (2012), bahwa semakin tinggi pendidikan

seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada

akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Berdasarkan

hasil penelitian menyatakan bahwa pendidikan mereka sama yaitu Diploma

III Kebidanan. Dapat dilihat bahwa pendidikan merupakan faktor pendorong.

Menurut Mubarak (2012), pekerjaan dapat membuat seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

48

langsung. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan

pengetahuan. Dalam hal ini pekerjaan responden yaitu mahasiswi, sehingga

pekerjaan merupakan faktor pendorong.

Menurut Mubarak (2012), pengalaman atau kejadian yang pernah

dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. jika pengalaman

tersebut menyenangkan, maka secara psikologis mampu menimbulkan kesan

yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiawaan seseorang.

Pengalaman baik ini akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam

kehidupannya. Mahasiswi hanya memiliki pengalaman mengisi partograf saat

ujian dan praktik di lahan, sehingga pengalaman yang dimiliki masih kurang.

Dapat dilihat bahwa pengalaman merupakan faktor penghambat.

Berdasarkan penelitian, sebagian besar responden mahasisiwi

berpengatahuan cukup tentang partograf. Faktor pendorong di pengaruhi oleh

3 faktor yaitu umur, pendidikan, dan pekerjaan. Faktor penghambat

dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu informasi dan pengalaman.

D. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini mempunyai kelemahan, yaitu :

1. Kendala dalam penelitian ini adalah pada saat pengisian kuesioner

mahasiswi kurang sungguh-sungguh dan banyak yang menyontek dari

teman lain, sehingga berpengaruh pada jawaban pengetahuan.

2. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah variabel penelitian ini

merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

49

tingkat pengetahuan dan penelitian ini ada kelemahan dalam menyusun

alat (kuesioner) yang menggunakan jawaban tertutup sehingga responden

hanya bisa menjawab benar atau salah.

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bab ini penulis akan menuliskan kesimpulan dan saran dari hasil

penelitian tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang partograf di Prodi

Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta, kesimpulan dari

penelitian ini sebagai berikut:

1. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Tingkat II tentang Partograf di Prodi

Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta tingkat

pengetahuan baik sebanyak 9 responden (26,5%).

2. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Tingkat II tentang Partograf di Prodi

Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta tingkat

pengetahuan cukup sebanyak 17 responden (50,0%).

3. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Tingkat II tentang Partograf di Prodi

Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta tingkat

pengetahuan kurang sebanyak 8 responden (23,5%).

4. Faktor pendorong di pengaruhi oleh 3 faktor yaitu umur, pendidikan, dan

pekerjaan. Faktor penghambat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu informasi

dan pengalaman.

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang

51

B. Saran

1. Bagi Responden

Diharapkan mahasiswi Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta memiliki tingkat pengetahuan yang baik serta menyeluruh dalam

memahami tentang partograf. Dalam hal ini mahasiswi harus pro aktif

dalam mencari berbagai pengetahuan dan sumber-sumber lain yang dapat

menambah pengetahuan, seperti dari buku-buku dan internet tentang

partograf.

2. Bagi Peneliti Lain

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambah variabel

penelitian, jumlah populasi dan sampel yang lebih banyak, sehingga akan

diperoleh hasil yang lebih baik.

3. Bagi Institusi Terkait (STIKes Kusuma Husada Surakarta)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya

untuk dapat menambah referensi perpustakaan untuk bahan acuan

penelitian yang akan datang dan bahan bacaan bagi institusi pendidikan.

Page 65: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang
Page 66: TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-hanifasyaf... · i tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat ii tentang