TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF...
Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF...
i
TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG
PARTOGRAF DI PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Hanifa Syafitri Dianarti
NIM B12129
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG
PARTOGRAF DI PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
Diajukan Oleh :
Hanifa Syafitri Dianarti
NIM B12129
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal Juli 2015
Pembimbing
Deny Eka Widyastuti, SST., M.Kes
NIK 201188075
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul ” Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Tingkat II tentang
Partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta
yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
2. Retno Wulandari, SST, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Deny Eka Widyastuti, SST., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas
segala bantuan yang telah diberikan.
5. Seluruh responden penelitian yang telah bersedia dalam pengisian kuesioner
dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
v
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi
kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta, 10 Juli 2015
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, 10 Juli 2015
Hanifa Syafitri Dianarti
NIM. B12129
TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI TINGKAT II TENTANG
PARTOGRAF DI PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
xiii + 51 halaman + 21 lampiran + 6 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Dalam menentukan bahwa persalinan berjalan normal, bidan
harus mengerti temuan apa saja yang normal dan temuan yang abnormal. Jika
terdapat temuan yang abnormal maka bidan harus segera membuat rujukan.
Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya
mendapat asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu juga mencegah terjadinya
penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa ibu. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan penelitian pada bulan November 2014 didapatkan
Mahasiswi Kebidanan Tingkat II STIKes Kusuma Husada Surakarta sebanyak 137
mahasiswi. Setelah dilakukan wawancara dengan melakukan tanya jawab tentang
partograf terhadap 12 mahasiswi didapatkan 7 mahasiswi belum mengetahui
tentang partograf dan 5 mahasiswi sudah mengetahui tentang partograf
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang
Partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
dalam kategori baik, cukup, kurang serta faktor penghambat dan pendorong.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif.
Lokasi penelitian di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta pada bulan Desember 2014 – Juni 2015. sampel dalam penelitian ini
adalah 34 mahasiswi dengan teknik simple random sampling. Analisa
menggunakan analisa univariat.
Hasil Penelitian : penelitian tingkat pengetahuan baik sebanyak 9 responden
(26,5%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 17 responden (50,0%) dan tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 8 responden (23,5%)
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang partograf di
Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta mayoritas tingkat
pengetahuan cukup. Faktor pendorong yaitu umur, pendidikan, pekerjaan dan
faktor penghambat yaitu informasi dan pengalaman.
Kata Kunci : Pengetahuan, mahasiswi, partograf
Kepustakaan : 19 literatur (tahun 2008 – 2013)
vii
MOTTO
1. Tanda-tanda orang bijaksana antara lain adalah lidahnya selalu basah dengan
dzikrullah. (Utsman bin Affan)
2. Semangat adalah kepingan bara kemauan yang kita sisipkan pada setiap celah
dalam kerja keras kita untuk mencegah masuknya kemalasan dan penundaan.
3. Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba, karena
didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan
untuk berhasil. (Mario Teguh)
PERSEMBAHAN
1. Trimakasih dan puji sukur kepada Allah SWT atas kesabaran dan kemudahan
sehigga KTI ini bisa terselesaikan.
2. Trimakasih Bapak dan Ibu beserta keluarga besar atas do’anya hingga
menjadikanku seperti ini.
3. Dosen Pembimbing ibu Deny Eka Widyastuti, SST., M.Kes dan Pembimbing
Akademik Ibu Ernawati, SST., M.Kes.
4. Mas Ari yang sudah memberikan semangat, dukungan dan do’a.
5. Sahabatku Rindhi, Indah Pratama, Eka dan Adek-Adek “Kost RARA” Arrum,
Yeni kalian yang selalu mengisi hari hariku semoga kebersamaan ini akan
menjadikan kita dewasa .
6. Almamater tercinta.
viii
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama : Hanifa Syafitri Dianarti
Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 14 Maret 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pedakan RT 06 RW 02 Bener, Ngrampal, Sragen
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri 2 Bener Sragen Lulus tahun 2006
2. SMP Negeri 2 Sragen Lulus tahun 2009
3. SMA Negeri 1 Sambungmacan Sragen Lulus tahun 2012
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
CURRICULUM VITAE ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ...................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ............................................................................. 6
1. Pengetahuan ........................................................................... 6
2. Partograf ................................................................................ 16
B. Kerangka Teori............................................................................. 28
x
C. Kerangka Konsep ........................................................................ 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 30
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 31
D. Variabel Penelitian ...................................................................... 32
E. Definisi Operasional .................................................................... 33
F. Instrumen Penelitian .................................................................... 33
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 36
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 37
I. Etika Penelitian ............................................................................ 40
J. Jadwal Penelitian ......................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 42
B. Hasil Penelitian ........................................................................... 42
C. Pembahasan ................................................................................. 46
D. Keterbatasan penelitian ............................................................... 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 50
B. Saran ............................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori .......................................................................... 28
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 29
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................... 33
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ..................................................................... 34
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur .................................. 42
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi .............. 43
Tabel 4.3 Mean dan Standar Deviasi ........................................................... 44
Tabel 4.4 Tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang
partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta ........................................................... 45
Tabel 4.5 Crosstabulasi informasi dengan pengetahuan .............................. 46
Tabel 4.6 Crosstabulasi umur dengan pengetahuan ..................................... 47
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 10. Kuesioner Validitas
Lampiran 11. Pedoman Skoring Kuesioner Validitas
Lampiran 12. Kuesioner Penelitian
Lampiran 13. Pedoman Skoring Kuesioner Penelitian
Lampiran 14. Data Tabulasi Hasil Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 15. Hasil Uji Validitas
Lampiran 16. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 17. Hasil Penelitian
Lampiran 18. Hasil Perhitungan Manual
Lampiran 19. Hasil perhitungan SPSS
Lampiran 20. Dokumentasi
Lampiran 21. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Derajat kesehatan suatu negara ditentukan oleh beberapa indikator,
salah satu indikator tersebut adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Angka
Kematian Ibu menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012 adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan target Millenium
Devolopment Goals (MDGs) pada tahun 2015, AKI dapat diturunkan menjadi
102 per 100.000 kelahiran hidup Lima besar penyebab kematian ibu di
Indonesia adalah perdarahan, eklampsia, sepsis, infeksi dan gagal paru
(Dinkes, 2013).
Bidan harus mampu memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan
terhadap wanita yang sedang hamil, melahirkan dan post partum,
melaksanakan pertolongan persalinan dibawah tanggung jawabnya sendiridan
memberi asuhan pada bayi baru lahir, bayi dan anak balita dalam rangka
menyiapkan sumber daya manusia atau generasi penerus yang berkualitas.
Untuk memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan tersebut diperlukan alat
untuk memberikan pengawasan kemajuan persalinan. Salah satu alat yang
dapat digunakan dalam pengawasan kemajuan persalinan adalah partograf.
Partograf merupakan grafik pemantauan kemajuan persalinan yang dapat
menilai kondisi janin selama persalinan kala 1 (JNPK-KR, 2008).
2
Dalam menentukan bahwa persalinan berjalan normal, bidan harus
mengerti temuan apa saja yang normal dan temuan yang abnormal. Jika
terdapat temuan yang abnormal maka bidan harus segera membuat rujukan.
Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya
mendapat asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu juga mencegah
terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa ibu
(Kuswantidan Melina, 2014)
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada adalah salah satu
institusi yang menghasilkan bidan yang mempunyai visi yang di dapat dari
pedoman akademik yaitu menghasilkan tenaga Ahli Madya Kebidanan yang
kompeten, unggul, profesional dan kompetetif di tingkat global.
Dalam praktik di lapangan, modal utama bidan adalah harus mampu
melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman. Selain itu, bidan
harus dapat memantau kemajuan persalinan untuk mendeteksi secara dini
kemungkinan terjadinya partus lama (Nurjihan, 2013).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penelitian pada bulan
November 2014 didapatkan Mahasiswi Kebidanan Tingkat II STIKes Kusuma
Husada Surakarta sebanyak 137 mahasiswi. Setelah dilakukan wawancara
dengan melakukan tanya jawab tentang partograf terhadap 12 mahasiswi
didapatkan 7 mahasiswi belum mengetahui tentang partograf dan 5 mahasiswi
sudah mengetahui tentang partograf. Berdasar kanuraian tersebut penulis
tertarik untuk meneliti tentang “Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Tingkat II
tentang Partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta”.
3
B. Perumusan Masalah
“Bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang partograf di
Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang
Partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang
Partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta dalam kategori baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang
partograf di Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
dalam kategori cukup
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang
Partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta dalam kategori kurang.
d. Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat tingkat
pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang Partograf di Prodi Diploma
III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang partograf pada
mahasiswi kebidanan.
2. Bagi Diri Sendiri
Sebagai pengalaman dalam melakukan penulisan ilmiah serta menambah
pengetahuan dan wawasan peneliti.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya
untuk dapat menambah referensi perpustakaan untuk bahan acuan
penelitian yang akan datang tentang partograf.
E. Keaslian Penelitian
1. Nurjihan D (2013) STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan judul
“Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Semester VI Tentang Partograf Di Prodi
D III Kebidanan Tahun 2013”. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif,
teknik pengambilan. Hasil Penelitian: Populasi yaitu sebanyak 172
mahasiswi sampel yang digunakan 37 mahasiswi. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Hasil
penelitian terhadap 37 mahasiswi semester VI tentang partograf di Prodi D
III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta diperoleh hasil yang
memiliki pengetahuan berkategori baik sebanyak 11 responden (29,8%),
pengetahuan cukup sebanyak 21 responden (56,7%) dan pengetahuan
5
kurang sebanyak 5 responden (13,5%). Persamaan penelitian ini dengan
penelitian yang penulis lakukan yaitu instrumen penelitian yang
digunakan, jenis penelitian, teknik pengambilan sampel, tempat penelitian
dan variable penelitian sedangkan perbedaan penelitian ini adalah waktu
penelitian, sampel penelitian, dan populasi.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia
terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami
suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik
lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh
manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah
kejiwaan (Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), ada 6 tingkat pengetahuan yang
dicapai dalam domain kognitif yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk
mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara
lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan
sebagainya.
7
2) Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya,
aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih
dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya
satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan,
mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisis merupakan
kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.
5) Sintesa (Syntesis)
Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
8
yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada
misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat
meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau
rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang telah ada.
c. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional
atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern
atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Lebih jelasnya dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:
a) Cara coba – salah (Trial and Error)
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,
bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang
menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya
dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan
dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak
9
berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut
dapat terpecahkan.
b) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan
dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan
seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,
melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini
seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.
Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama,
pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain,
pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang
otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun
ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
d) Berdasarkan pengalaman sendiri
Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah.
Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh
10
sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
e) Cara akal sehat (common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah
dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak
orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus
diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan,
terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.
Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai
wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau
penyelidikan manusia.
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat
sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses
penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui
intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan
cara yang rasional dan yang sistematis.
11
h) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan
umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini
manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan
cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui
pernyataan-pernyataan yang dikemukan. Apabila proses
pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang
khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan
deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan umum ke khusus.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai
dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat
umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan
kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman
empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke
dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk
memahami suatu gejala.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi
berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada
kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa
yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.
12
2) Cara ilmiah atau modern
Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa
ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology).
Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan
metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van
Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan
dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat
pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan
objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :
a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul
pada saat dilakukan pengamatan.
b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak
muncul pada saat dilakukan pengamatan.
c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala
yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
d. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Mubarak (2012), terdapat 7 faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang, yaitu:
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada
orang lain agar dapat memahami hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa
semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka
menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang
13
dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya jika seseorang
memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat
perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi
dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pendidikan adalah suatu
usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di
dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana
diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang
tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Peningkatan
pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan
tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan
memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta
pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan
kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi
dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari
masalah nyata dalam bidang kerjanya.
14
3) Umur
Bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek
fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik
terdiri atas empat (4) kategori pertumbuhan yaitu pertumuhan
ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya
ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi
organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berpikir seseorang
menjadi semakin matang dan dewasa. Usia mempengaruhi terhadap
daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia
akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada
usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat
dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi
suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu
orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu
untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan
kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada
usia ini
4) Minat
Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan
menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan
yang lebih mendalam.
15
5) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung
berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya jika
pengalaman tersebut menyenangkan, maka secara psikologis
mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan membekas
dalam emosi kejiawaan seseorang. Pengalaman baik ini akhirnya
dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya.
6) Kebudayaan lingkungan sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi
atau seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan
dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan
sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai sikap menjaga
kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat
sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan
lingkungan. Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang
tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya
walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk
kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang.
7) Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat
seseorang memperoleh pengetahuan yang baru. Informasi yang
diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat
16
memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sebagai
sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh
besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam
penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media masa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang.
2. Partograf
a. Pengertian
Menurut Kuswanti dan Melina (2014), partograf merupakan alat bantu
untuk memantau kemajuan kala I persalinan dan informasi untuk
membuat keputusan klinik.
b. Fungsi partograf
Menurut Kuswanti dan Melina (2014), fungsi partograf, yaitu
1) Mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan dengan
memeriksa dilatasi serviks selama pemeriksaan dalam.
2) Mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan adanya penyulit
persalinan sehingga bidan dapat membuat keputusan tindakan
yang tepat.
3) Sebagai alat komunikasi yang unik namun praktis antar bidan atau
antara bidan dan dokter mengenai perjalanan persalinan pasien
4) Alat dokumentasi riwayat persalinan pasien beserta data
pemberian meekantosa yang diberikan selama proses persalinan.
17
c. Penggunaan Partograf
Menurut Kuswanti dan Melina (2014), penggunaan partograf untuk
memastikan bahwa ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman,
maka partograf harus digunakan :
1) Untuk semua ibu dalam fase aktif kala 1 persalinan dan
merupakan elemen penting dari asuhan persalinan, baik normal
maupun patologis. Partograf sangat membantu penolong
persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat
keputusan klinik, baik persalinan dengan penyulit maupun yang
disertai dengan penyulit.
2) Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah,
puskesmas, klinik, bidan swasta, rumah sakit, dll).
3) Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan
asuhan persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayinya
(spesialis obstetri ginekologi, bidan, dokter umum, residen dan
mahasiswa kedokteran).
Menurut Rukiyah, dkk (2009), kondisi yang harus dicatat dalam
partograf, yaitu:
1) Selama kala I fase laten
Pencatatan selama fase laten kala I persalinan semua asuhan,
pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapat dicatat
secara terpisah, baik dicatatan kemajuan persalinan maupun di
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) atau Kartu Menuju Sehat
18
(KMS). Kondisi ibu dan bayi yang harus dicatat antara lain
denyut.
2) Pencatatan selama fase aktif persalinan
Pencatatan selama fase aktif persalinan yaitu saat pembukaan
serviks dari 4 sampai 10 cm. Kondisi ibu dan bayi juga harus
dinilai dan dicatat secara saksama, yaitu : Denyut jantung janin
setiap ½ jam, Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap ½
jam, Nadi setiap ½ jam, Pembukaan serviks setiap 4 jam,
Penurunan bagian terbawah janin setiap 4 jam, Tekanan darah dan
temperatur tubuh setiap 4 jam, Produksi urin, aseton dan protein
setiap 2 sampai 4 jam
Halaman depan partograf menginstruksikan observasi dimulai pada
fase aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat
hasil-hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan, yaitu :
1) Informasi tentang ibu :
a) Nama, umur;
b) Grafida, para, abortus (keguguran);
c) Nomor catatan medik / nomor puskesmas;
d) Tanggal dan waktu dimulai dirawat (atau jika di rumah,
tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu);
e) Waktu pecahnya selaput ketuban.
2) Kondisi janin :
a) DJJ;
b) Warna dan adanya air ketuban;
19
c) Penyusupan (molase) kepala janin.
3) Kemajuan persalinan :
a) Pembukaan serviks;
b) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin;
c) Garis waspada dan garis bertindak.
4) Jam dan waktu :
a) Waktu mulainya fase aktif persalinan;
b) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
5) Kontraksi uterus :
a) Frekuensi dan lamanya;
b) Lama kontraksi.
6) Obat-obatan dan cairan yang diberikan :
a) Oksitosin;
b) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.
7) Kondisi ibu :
a) Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh;
b) Urin (volume, aseton atau protein).
8) Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam
kolom yang tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan
persalinan).
d. Mencatat Temuan pada Partograf
Menurut Rukiyah (2009), mencatat temuan pada Partograf, meliputi:
20
1) Informasi tentang Ibu
Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat
memulai asuhan penelitian. Waktu kedatangan (tertulis
sebagai:“jam atau pukul” pada partograf) dan perhatikan
kemungkinan ibu datang dalam fase laten. Catat waktu pecahnya
selaput ketuban.
2) Kondisi Janin
Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk pencatatan denyut
jantung janin (DJJ), air ketuban dan penyusupan (kepala janin).
a) Denyut Jantung Janin (DJJ)
Menilai dan mencatat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30
menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap
kotak di bagian atas partograf menunjukkan waktu 30 menit.
Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ.
Catat DJJ dengan memberikan tanda titik pada garis yang
sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ. Kemudian
hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis
dan bersambung. Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf
diantara garis tebal angka 180 dan 100. Sebaliknya, penolong
harus waspada bila DJJ mengarah hingga di bawah 120 atau di
atas 160. Untuk tindakan-tindakan segera yang harus dilakukan
jika DJJ melampaui kisaran normal ini. Catat tindakan-
tindakan yang dilakukan pada ruang yang tersedia di salah satu
dari kedua sisi partograf.
21
b) Warna dan adanya air ketuban
Nilai kondisi air ketuban setiap kali melakukan pemeriksan
dalam dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah.
Catat temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur
DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini :
(1) U : jika selaput amnion masih utuh
(2) J : jika selaput amnion sudah pecah dan warna air
ketuban jernih
(3) M : jika air ketuban bercamur mekonium.
(4) D : jika air ketuban bercampur darah
(5) K : jika tidak ada cairan ketuban atau kering
Molding atau molage
0 : jika teraba sutura terpisah dan mudah dipalpasi
1 : jika teraba sutura hanya saling besentuhan
2 : jika teraba sutura saling tumpang tindih tetapi masih
dapat dipisahkan
3 : jika sutura tumpang tindih dan tidak bisa dipisahkan
3) Kemajuan Persalinan
Angka 0-10 yang tertera di kolom paling kiri adalah besarnya
dilatasi serviks. Nilai setiap angka sesuai dengan besarnya dilatasi
serviks dalam satuan centimeter dan menempati lajur dan kotak
tersendiri. Perubahan nilai atau perpindahan lajur satu ke lajur
yang lain untuk menunjukkan penambahan dilatasi serviks sebesar
1 cm. Pada lajur dan kotak yang mencatat penurunan bagian
22
terbawah janin cantumkan angka 1 – 5 yang sesuai dengan
metode perlimaan ,setiap kotak segi empat atau kubus menunjukan
waktu 30 menit untuk pencatatan waktu pemeriksaan, denyut
jantung janin, kontraksi uterus dan fekuensi nadi ibu.
Menilai dan mencatat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih
sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada
dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap temuan dari
setiap pemeriksaan. Tanda ‘X’ harus dicantumkan di garis waktu
yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks.
pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang menunjukkan
seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki rongga
panggul. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks
selalu diikuti dengan turunnya bagian terbawah janin. Tapi
adakalanya, penurunan bagian terbawah janin baru terjadi setelah
pembukaan serviks mencapai 7 cm. Tulisan “Turunnya Kepala”
dan garis tidak putus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan
angka pembukaan serviks. Berikan tanda “O” yamg ditulis
pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil
pemeriksaan palpasi kepala di atas simpisis pubis adalah 4/5
maka tuliskan tanda “O” di garis angka 4. Hubungkan tanda
“O” dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan
berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi
jika laju pembukaan 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif
23
persalinan harus dimulai digaris waspada. Jika pembukaan serviks
mengarah ke sebaleh kanan garis waspada (pembukaan kurang dari
1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit
(misalnya : fase aktif yang memanjang, serviks kaku, atau inersia
uteri hipotonik, dll). Garis bertindak tertera sejajar dan disebelah
kanan (berjarak 4 cm) garis waspada. Jika pembukaan serviks telah
melampaui dan berada disebelah kanan garis bertindak, maka hal
ini menunjukkan perlu dilakukan tindakan umtuk menyelesaikan
persalinan. Sebaiknya, ibu harus sudah berada di tempat rujukan
sebelum garis bertindak terlampaui.
4) Waktu (Jam)
a) Waktu mulainya fase aktif persalinan
Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan
penurunan) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1-16. Setiap
kotak menyatakan satu sejak dimulainya fase aktif persalinan.
b) Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan
Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera
kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan
dilakukan. Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan
berkaitan dengan dua kotak waktu 30 menit pada lajur kotak di
atasnya atau lajur kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk
dalam fase aktif persalinan, catat pembukaan serviks di garis
waspada. Sebagai contoh, jika pemeriksaan dalam
menunjukkan ibu mengalami pembukaan 6 cm pada pukul
24
15.00, tuliskan tanda “X” di garis waspada yang sesuai dengan
angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat
waktu yang sesuai pada kotak di bawahnya (kotak ketiga dari
kiri).
5) Kontraksi Uterus
Menurut JNPK-KR (2007), di bawah lajur waktu partograf,
terdapat lima lajur kotak dengan tulisan “kontraksi per 10 menit” di
sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu
kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam
10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan
jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan cara
mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan
angka yang mencerminkan temuan dari hasil pemeriksaan
kontraksi. Sebagai contoh, jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam
waktu 10 menit, maka lakukan pengisian pada 3 kotak kontraksi.
Nyatakan lamanya kontraksi dengan :
: Beri titik-titik di kotak yang sesuai untu menyatakan
kontraksi yang lamanya kurang dari 20 detik.
: Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk
menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40 detik.
: Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan
kontraksi yang lamanya lebih dari 40 detik.
25
6) Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak
untuk mencatat oksitosin, obat-obat lainnya dan cairan IV.
a) Oksitosin, jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai,
dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang
diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per
menit.
b) Obat-obatan lain dan cairan IV, catat semua pemberian obat-
obatab tambahan dan/atau cairan IV dalam kotak uang sesuai
dengan kolom waktunya.
7) Kondisi Ibu
Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan partograf,
terdapat kotak atau ruang untuk mencatat kondisi kesehatan dan
kenyamanan ibu selama persalinan.
a) Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh
Angka di sebalah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan
nadi dan tekanan darah ibu.
(1) Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif
persalinan (lebih sering jika dicurigai adanya penyulit).
Beri tanda titik pada kolom waktu yang sesuai (!).
(2) Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase
aktif persalinan (lebih sering jika dianggap akan adanya
penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom
waktu yang sesuai.
26
(3) Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika
meningkat, atau dianggap adanya infeksi) setiap 2 jam dan
catat temperatur tubuh dalam kotak yang sesuai.
b) Volume urin, protein, atau aseton
Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2
jam (setiap kali ibu berkemih). Jika kemungkinan setiap kali
ibu berkemih, lakukan pemeriksaan adanya aseton atau protein
dalam urin.
8) Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya
Asuhan, pengamatan dan/atau keputusan klinik mencakup: Jumlah
cairan peroral yang diberikan, Keluhan sakit kepala atau
pengeliatan (pandangan) kabur. Konsultasi dengan penolong
persalinan lainnya (Obgin, bidan, dokter umum).) Persiapan
sebelum melakukan rujukan, Upaya Rujukan.
e. Pencatatan pada Lembar Belakang Partograf
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-
hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta
tindakan-tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga kala
IV (termasuk bayi baru lahir), yang berisi antara lain :
1) Kala I
Kala I terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang parograf saat
melewati garis waspada, masalah-masalah lain yang timbul,
penatalaksanaanya, dan hasil penatalaksanaan tersebut. Pertanyaan
lainnya hanya diisi jika terdapat masalah lainnya dalam persalinan.
27
2) Kala II
Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat
janin, distosia bahu, masalah lain, penatalaksanaan masalah dan
hasilnya.
3) Kala III
Data untuk kala III terdiri dari lamanya kala III, pemberian
oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, pemijatan fundus,
plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30 menit, laserasi,
atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah lain, penatalaksanaan dan
hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan dan beri tanda
pada kotak di samping jawaban yang sesuai.
4) Bayi baru lahir
Informasi yang perlu diperoleh dari bagian bayi baru lahir adalah
berat dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian bayi baru lahir,
pemberian ASI, masalah lain dan hasilnya. Isi jawaban pada
tempat yang disediakan beri tanda ada kotak di samping jawaban
yang sesuai.
5) Kala IV
Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi
fundus, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan.
Pemantauan pada kala IV ini sangat penting terutama untuk
menilai apakah terdapat risiko atau terjadi perdarahan pasca
persalinan. Pengisian pemantauan kala IV dilakukan setiap 15
menit pada satu jam pertama setelah melahirkan, dan setiap 30
28
menit pada satu jam berikutnya. Bila timbul masalah pada kala IV,
tuliskan jenis dan cara menangani masalah tersebut pada bagian
masalah kala IV dan bagian berikutnya (Depkes RI, 2007).
29
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka teori
Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2010), Mubarak (2012), Depkes RI (2007)
Partograf
1. Pengertian
2. Fungsi partograf
3. Penggunaan Partograf
4. Mencatat Temuan pada
Partograf
5. Pencatatan pada Lembar
Belakang Partograf
Pengetahuan
1. Pengertian
2. Tingkatan Pengetahuan
3. Cara Memperoleh
Pengetahuan
4. Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Pengetahuan
5. Pengukuran Pengetahuan
30
Pengetahuan Mahasiswi
Tingkat II tentang Partograf
Baik
Cukup
Kurang
Faktor yang
pendorong dan
penghambat
C. Kerangka Konsep
Keterangan:
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Minat
2. Pengalaman
3. Kebudayaan lingkungan
sekitar
4. Informasi
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent). Tanpa membuat
perbandingan atau penghubung dengan variabel lain (Nasir, 2011). Penelitian
kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk
angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konvensi
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional.
Cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara observasional atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) artinya tiap
subjek penelitian adalah hanya observasi sekali saja dan pengukuran dilakukan
terhadap suatu karakter atau subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo,
2012). Pada penelitian ini peneliti menggambarkan tingkat pengetahuan
mahasiswi tingkat II tentang partograf di Prodi Diploma III Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data
selama kasus berlangsung (Budiarto, 2004). Penelitian ini dilakukan di
Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
32
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis
untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2004).
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 – Juni 2015.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah total dari seluruh unit atau elemen dimana peneliti
tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau satu kelompok,
masyarakat, organisasi, benda, obyek, peristiwa atau laporan yang
semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik
(Silalahi, 2012). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mahasiswi tingkat II di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta yaitu sebanyak 137 mahasiswi.
2. Sampel
Sampel adalah bagian tertentu yang dipilih dari populasi
(Silalahi, 2010). Menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100
maka lebih baik diambil semua dan jika jumlah subyek lebih dari 100,
maka dapat diambil 10 – 15% atau 20 – 25% (137 x 25% = 34) . Sehingga
sampel dalam penelitian ini adalah 34 mahasiswi.
3. Teknik Pengambilan sampling
Teknik pengambilan sampling adalah suatu proses seleksi sampel
yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah
sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Pengambilan
sampel yaitu simple random sampling. Menurut Hidayat (2011), simple
random sampling pengambilan sampel dengan cara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi. Cara ini
dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
33
Menurut Arikunto (2010), untuk mendapatkan sampel dari tiap kelas
digunakan perhitungan sebagai berikut:
nxN
F nN
F
n : Sampel dari masing-masing
N : Jumlah semua populasi
F : Jumlah responden di masing-masing kelas:
a. Kelas A 34137
44 x 10,9 dibulatkan 11
b. Kelas B 34137
45 x 11,1 dibulatkan 11
c. Kelas C 34137
48 x 11,9 dibulatkan 12
Jadi sampel yang digunakan pada penelitian adalah 34 mahasiswi.
D. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).
Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat
pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang partograf di Prodi Diploma III
Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup
atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti
(Notoatmodjo, 2010).
Tabel 3.1 Definisi Operasional
34
Nama
Variabel
Pengertian Indikator Alat
Ukur
Skala
Tingkat
pengetahuan
mahasiswi
tingkat II
tentang
partograf
Kemampuan mahasiswi
menjawab dengan benar
tentang partograf yang
meliputi
1. Pengertian
2. Fungsi
3. Penggunaan
4. Mencatat Temuan
5. Pencatatan pada
Lembar Belakang
Partograf
1. Baik
Bila nilai responden
yang diperoleh (x) >
mean + 1 SD
2. Cukup
Bila nilai responden
mean -1 SD ≤ x ≤
mean + 1 SD
3. Kurang
Bila nilai responden
yang diperoleh (x) <
mean – 1 SD
Kuesioner Ordinal
Sumber: JNPK-KR (2008), Kuswanti dan Melina (2014)
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis. Instrumen dalam penelitian yaitu kuesioner. Kuesioner adalah
daftar pernyataan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan
respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan, 2012).
Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup
adalah daftar pernyataan dimana sudah disediakan jawabannya
(Arikunto, 2010). Kuesioner dalam penelitian ini dengan kriteria positif
(favorable) dengan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 bila jawaban salah,
pernyataan negatif (unfavorable) dengan skor 0 untuk jawaban benar dan
dengan skor 1 untuk jawaban salah.
35
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pernyataan
Variabel Indikator Pernyataan Jumlah
Soal Favourable Unfavourable
Tingkat
pengetahuan
mahasiswi
tingkat II
tentang
partograf
1. Pengertian 1,3* 2*,4 4
2. Fungsi partograf 6,8 5*,7 4
3. Penggunaan
Partograf
10,12,13,15
17,18
9*,11*,14,19* 10
4. Mencatat Temuan
pada Partograf
20,23,24,25
26,27,29
30,31,32
21,22,28,29 14
5. Pencatatan pada
Lembar Belakang
Partograf
34 33,35 3
21 14 35
Ket: *) = Pernyataan tidak valid
Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar
adalah alat ukur yang telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas data.
Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Uji
validitas dilakukan pada tanggal 10 April 2015 terhadap mahasiswi tingkat II
di AKBID Mamba’ul ’Ulum Surakarta dengan 30 responden.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya
hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan bantuan
SPSS for windows versi 16.0 rumus product moment. Menurut Hidayat
(2011), rumus product moment yaitu:
Keterangan:
N : Jumlah responden
}Y - Y {N }X X {
YX. - XY . N
222 2 YYXX
YXX
Nrxy
36
rxy : Koefisien korelasi product moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Pada penelitian ini menggunakan taraf signifikan 0,05. Dikatakan valid
jika ρ < (0,05). Setelah dilakukan uji validitas dengan 35 pernyataan
didapatkan 6 pernyataan tidak valid yaitu nomor 2,3,5,9,11 dan 19
dikarenakan nilai signifikan > 0,05, untuk selanjutnya nomor pernyataan
yang tidak valid tidak dipergunakan dalam pernyataan penelitian. Karena
sudah terwakili dari item pernyataan yang valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus
Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
t
b
k
kr
2
2
11 11 t2
bb2
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir
σt2
= Varians total
37
Instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60)
(Ghozali, 2005). Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai alpha cronbach’s
sebesar 0,873 > 0,60, sehingga kuesioner dinyatakan reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Hidayat (2011), teknik pengumpulan data adalah cara peneliti
mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian Teknik
pengumpulan data dari primer dan data sekunder, yaitu:
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek
penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2013).
Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner
tentang partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder didapatkan dari
Kemahasiswaan Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yaitu jumlah mahasiswi tingkat II.
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Proses pengolahan data (Notoatmodjo, 2012)
adalah:
a. Editing
38
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban
dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian
dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing
dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak
sesuai dapat segera dilengkapi.
b. Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-
tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data
selanjutnya.
c. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban
kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke
dalam tabel.
d. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing
Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden
dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program
atau soffware komputer.
e. Pembersihan data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya,
kemudian di lakukan pembetulan atau koreksi, Proses ini disebut
pembersihan data (data cleaning).
2. Analisis Data
Menurut Notoatmodjo (2012), analisis univariat yaitu menganalisa
terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Penelitian ini hanya
mendeskirpsikan tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang
39
partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
Menurut Riwidikdo (2013), maka digunakan perhitungan sebagai
berikut:
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Menurut Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu:
Rumus : X = n
xx
Keterangan :
X : Rata-rata ( mean )
x : Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah responden
Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat
dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap
rata-ratanya.
Rumus :
SD = 1
)( 2
2
1
( )2
n
n
xixi
Keterangan:
x : Nilai responden
n : Jumlah responden
Untuk mendapatkan distribusi persentase tingkat pengetahuan
mahasiswi tingkat II tentang partograf di Prodi Diploma III Kebidanan
40
STIKes Kusuma Husada Surakarta digunakan rumus persentase. Menurut
Riwidikdo (2010), rumus persentase yaitu:
Jumlah responden menurut Tingkat Pengetahuan
Persentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100%
Jumlah total responden
I. Etika Penelitian
Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian
dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2011), meliputi :
1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)
Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti
menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta
manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,
lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek
penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek
penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan
tetap menghormati haknya.
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak
mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan
inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian
dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan
disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
41
J. Jadwal Penelitian
Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan
penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan
tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian (Terlampir).
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
STIKes Kusuma Husada Surakarta adalah sebuah Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan yang terletak di Jl. Jaya Wijaya No. 11, Kadipiro, Surakarta. Secara
umum, STIKes ini terletak di pinggir kota Surakarta, yaitu terletak di kampung
Mojosongo, perbatasan antara daerah Surakarta dan Karanganyar, luas sekolah
ini ± 3000 meter dan keadaan lingkungan di sekolah ini cukup nyaman dan
bersih. STIKes Kusuma Husada Surakarta mempunyai 3 Program Studi, yaitu
Prodi D III Kebidanan, Prodi D III Keperawatan dan S1 Keperawatan. Jumlah
mahasiswi Kebidanan Tingkat II STIKes Kusuma Husada Surakarta tahun
ajaran 2014/2015 yaitu sebanyak 137 mahasiswi.
B. Hasil Penelitian
Sebelum mengetahui tingkat pengetahuan terlebih dahulu mencari nilai
mean dan standar deviasi, setelah dilakukan perhitungan maka hasil dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Berdasarkan karakteristik responden dapat dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur
No Umur Frekuensi
Responden
Prosentase
(%)
1
2
18 – 19 tahun
20 – 22 tahun
8
26
23,5
76,5
Total 34 100
Sumber: Data Primer, 2015
43
Karakteristik responden berdasarkan umur mayoritas berumur 20 – 22
tahun yaitu sebanyak 26 responden (76,5%) dan umur 18 – 19 tahun yaitu
sebanyak 8 responden (23,5%).
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi
Berdasarkan karakteristik responden dapat dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi
No Sumber Informasi Frekuensi
Responden
Prosentase
(%)
1. Dosen 15 44,12
2. Buku 13 38,23
3. Internet 6 17,65
Total 34 100
Sumber:Data Primer,2015
Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi dari dosen yaitu
sebanyak 15 responden (44,12%), buku sebanyak 13 reponden (38,23%),
internet sebanyak 6 reponden (17,65%).
c. Perhitungan Mean & Standar Deviasi
Berdasarkan perhitungan mean dan standar deviasi dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 4.3 Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean Standar
Deviasi
Tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II
tentang partograf di Prodi Diploma III
Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
23,5
2,3
Sumber : Data Primer, 2015
Responden dalam penelitian ini terdiri dari 34 mahasiswi.
Tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang partograf di Prodi
44
Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4 Tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang partograf
di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta
No Pengetahuan Frekuensi
Responden
Prosentase
(%)
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
9
17
8
26,5
50,0
23,5
Total 34 100
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dikategorikan tingkat
pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang partograf di Prodi Diploma
III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta tingkat pengetahuan
baik sebanyak 9 responden (26,5%), tingkat pengetahuan cukup
sebanyak 17 responden (50,0%) dan tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 8 responden (23,5%). Jadi Tingkat pengetahuan mahasiswi
tingkat II tentang partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta mayoritas pada tingkat pengetahuan cukup.
45
d. Tabulasi Silang (Crosstabulation)
1) Informasi dengan pengetahuan
Tabel 4.5. Crosstabulasi informasi dengan pengetahuan
Pengetahuan
Total Baik Cukup Kurang
Informasi Dosen 3 9 3 15
8,8% 26,5% 8,8% 44,1%
Buku 4 7 2 13
11,8% 20,6% 5,9% 38,2%
Internet 2 1 3 6
5,9% 2,9% 8.8% 17,6%
Total 9 17 8 34
26,5% 50% 23,5% 100%
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil sumber informasi dari dosen
dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 3 responden (8,8%), tingkat
pengetahuan cukup sebanyak 9 responden (26,5%) dan tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 3 responden (8,8%). Sumber informasi
dari buku dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 responden
(11,8%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 7 responden (20,6%)
dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 2 responden (5,9%).
Sedangkan sumber informasi dari internet dengan pengetahuan baik
sebanyakn 2 responden (5,9%) , tingkat pengetahuan cukup sebanyak 1
responden (2,9%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 3
responden (8,8%).
46
2) Umur dengan pengetahuan
Tabel 4.6. Crosstabulasi umur dengan pengetahuan
Pengetahuan
Total Baik Cukup Kurang
Umur 18 - 19 tahun 2 5 1 8
5,9% 14,7% 2,9% 23,5%
20 - 22 tahun 7 12 7 26
20,6% 35,3% 20,6% 76,5%
Total 9 17 8 34
26,5% 50% 23,5% 100%
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.5 diatas didapatkan umur 18 – 19 tahun dengan
pengetahuan baik sebanyak 2 responden (2,9%), tingkat pengetahuan
cukup sebanyak 5 responden (14,7%) dan tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 1 responden (2,9%). Umur 20 – 22 tahun dengan tingkat
pengetahuan baik sebanyak 7 responden (20,6%), tingkat pengetahuan
cukup sebanyak 12 responden (35,3%) dan tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 7 responden (20,6%)
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II
tentang partograf di Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta tingkat pengetahuan baik sebanyak 9 responden (26,5%), tingkat
pengetahuan cukup sebanyak 17 responden (50,0%) dan tingkat pengetahuan
kurang sebanyak 8 responden (23,5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
mayoritas tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang partograf di Prodi
47
Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta berpengetahuan
cukup mengenai partograf, yaitu sebesar 17 responden (50%).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Mubarak
(2012), yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan
lingkungan sekitar,informasi. Umur yaitu bertambahnya umur seseorang akan
mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental) (Mubarak,2012).
Berdasarkan penelitian ini, mayoritas mahasiswi tingkat II di Prodi Diploma
III Kebidananan STIKes Kusuma Husada Surakarta berumur 20-22 tahun
sebanyak 26 responden (76,5%). Dapat dilihat bahwa umur merupakan faktor
pendorong.
Informasi yaitu kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak,
2012). Berdasarkan penelitian ini, mayoritas mahasiswi tingkat II di Prodi
Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta mendapat
informasi mengenai partograf dari dosen yaitu sebanyak 15 responden
(44,12%). Dapat dilihat bahwa informasi merupakan faktor penghambat.
Menurut Mubarak (2012), bahwa semakin tinggi pendidikan
seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada
akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Berdasarkan
hasil penelitian menyatakan bahwa pendidikan mereka sama yaitu Diploma
III Kebidanan. Dapat dilihat bahwa pendidikan merupakan faktor pendorong.
Menurut Mubarak (2012), pekerjaan dapat membuat seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak
48
langsung. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan
pengetahuan. Dalam hal ini pekerjaan responden yaitu mahasiswi, sehingga
pekerjaan merupakan faktor pendorong.
Menurut Mubarak (2012), pengalaman atau kejadian yang pernah
dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. jika pengalaman
tersebut menyenangkan, maka secara psikologis mampu menimbulkan kesan
yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiawaan seseorang.
Pengalaman baik ini akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam
kehidupannya. Mahasiswi hanya memiliki pengalaman mengisi partograf saat
ujian dan praktik di lahan, sehingga pengalaman yang dimiliki masih kurang.
Dapat dilihat bahwa pengalaman merupakan faktor penghambat.
Berdasarkan penelitian, sebagian besar responden mahasisiwi
berpengatahuan cukup tentang partograf. Faktor pendorong di pengaruhi oleh
3 faktor yaitu umur, pendidikan, dan pekerjaan. Faktor penghambat
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu informasi dan pengalaman.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini mempunyai kelemahan, yaitu :
1. Kendala dalam penelitian ini adalah pada saat pengisian kuesioner
mahasiswi kurang sungguh-sungguh dan banyak yang menyontek dari
teman lain, sehingga berpengaruh pada jawaban pengetahuan.
2. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah variabel penelitian ini
merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada
49
tingkat pengetahuan dan penelitian ini ada kelemahan dalam menyusun
alat (kuesioner) yang menggunakan jawaban tertutup sehingga responden
hanya bisa menjawab benar atau salah.
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bab ini penulis akan menuliskan kesimpulan dan saran dari hasil
penelitian tingkat pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang partograf di Prodi
Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta, kesimpulan dari
penelitian ini sebagai berikut:
1. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Tingkat II tentang Partograf di Prodi
Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta tingkat
pengetahuan baik sebanyak 9 responden (26,5%).
2. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Tingkat II tentang Partograf di Prodi
Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta tingkat
pengetahuan cukup sebanyak 17 responden (50,0%).
3. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Tingkat II tentang Partograf di Prodi
Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 8 responden (23,5%).
4. Faktor pendorong di pengaruhi oleh 3 faktor yaitu umur, pendidikan, dan
pekerjaan. Faktor penghambat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu informasi
dan pengalaman.
51
B. Saran
1. Bagi Responden
Diharapkan mahasiswi Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta memiliki tingkat pengetahuan yang baik serta menyeluruh dalam
memahami tentang partograf. Dalam hal ini mahasiswi harus pro aktif
dalam mencari berbagai pengetahuan dan sumber-sumber lain yang dapat
menambah pengetahuan, seperti dari buku-buku dan internet tentang
partograf.
2. Bagi Peneliti Lain
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambah variabel
penelitian, jumlah populasi dan sampel yang lebih banyak, sehingga akan
diperoleh hasil yang lebih baik.
3. Bagi Institusi Terkait (STIKes Kusuma Husada Surakarta)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya
untuk dapat menambah referensi perpustakaan untuk bahan acuan
penelitian yang akan datang dan bahan bacaan bagi institusi pendidikan.