TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN...

64
i TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN FUNGSI KADER DI KELURAHAN KADIPIRO SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh: CAHYA HARDYTA B10 128 PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN...

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

i

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN

DAN FUNGSI KADER DI KELURAHAN

KADIPIRO SURAKARTA

TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh:

CAHYA HARDYTA

B10 128

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ii

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

iii

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul : “Tingkat PengetahuanKader tentang Peran dan Fungsi

Kader Di Kelurahan Kadipiro Surakarta Tahun 2013”. Karya Tulis Ilmiah ini

disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat

kelulusan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka Prodi D III Kebidanan STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Desy Handayani, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.

4. Bp Cahyo Pamuji, STselakukepala di Kelurahan Kadipiro Surakarta yang

bersedia memberikan ijin kepada penulis dalam penggunaan lahan.

5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta yang secara tidak

langsung telah membantu dalam penyusunanKarya Tulis Ilmiah ini.

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

v

6. Seluruh Kader Kelurahan Kadipiro Surakarta yang bersedia menjadi

responden dalam penulisn Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Ayah dan Ibu yang tercinta yang selalu memberi inspiransi dan memberikan

serta dukungan secara moral, material, dan spiritual.

8. Teman-teman STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu dan

memberikan informasi serta dukungan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisanini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, diharapkan masukan dari semua pihak berupa saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaanKarya Tulis Ilmiah ini.

Surakarta, Juli 2013

Penulis

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

vi

Program Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013

Cahya Hardyta

B10 128

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG PERAN DAN FUNGSI

KADER DI KELURAHAN KADIPIRO

SURAKARTA

Xii + 45 halaman + 3 tabel + 2 gambar + 13 lampiran

ABSTRAK

Latar Belakang :Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling

dekat dengan masyarakat. Departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai

pelatihan untuk kader yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan,

menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.Keaktifan kader dalam

kegiatan akan meningkatkan keterampilan karena selalu hadir dalam kegiatan

posyandu. Dari 10 orang kader aktif yang diwawancarai tentang peran dan fungsi

kader, terdapat kader yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 5 orang (50%),

kader yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 3 orang (30%), dan yang

memiliki pengetahuan baik sebanyak 2 orang kader (20%). Hal ini menunjukkan

masih kurangnya pengetahuan kader tentang peran dan fungsi kader.

Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang peran dan fungsi

kader di Kelurahan Kadipiro Surakarta.

Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif

dilaksanakan di Kelurahan Kadipiro Surakarta pada tanggal 25 Maret sampai 25

April 2013 dengan jumlah sampel 81 responden dan tehnik pengambilan sampel

menggunakansimple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam

pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang telah melalui uji

validitas dan ujireliabilitas.Analisis data menggunakan univariat.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan kader tentang peran dan fungsi kader di

Kelurahan Kadipiro Surakarta sebanyak 30 responden (33%) berpengetahuan

baik, 36 responden (47%) berpengetahuan cukup, 15 responden (19%)

berpengetahuan kurang.

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan kader tentang peran dan fungsi kader di

Kelurahan Kadipiro Surakarta sebagian besar pada kategori cukup 36 responden

(47%).

Kata Kunci : pengetahuan, kader peran dan fungsi

Kepustakaan : 18 Literatur ( 2002 – 2012 )

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

vii

MOTTO

Jangan salahkan dirimu atas keputusan yang salah.Setiap orang

membuatnya.Jadikan mereka pelajaran tuk keputusanmu selanjutnya.

IkhLaslah menerima kesalahan, dan belajar dari setiap kesalahan,

karena itu yang menjadikanmu kuat dalam menjalani kehidupan.

Ketika kamu jatuh, jangan tetap di bawah.Jatuh bukan berarti kalah,

itu hanya berarti kamu harus bangkit dan mencoba kembali.

Tak ada kata terlambat untuk berubah.Masa lalu hanyalah

pendewasaan dirimu. Hidupmu tak ditentukan oleh orang lain tapi

kamu sendiri.

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini aku persembahkan :

1. Allah SWT yang telah memberikan Ramat dan Hidayah-Nya sehingga

terwujud karya tulis ini.

2. Bapak, Ibu yang tak telah mendampingiku karena tanpa mereka aku bukan apa

– apa dan terimakasih atas doa yang selalu menyertaiku.

3. Adikku tercinta yang selalu membantuku dan memberiku semangat dalam

setiap langkahku.

4. Guru – guru TK, SD, SMP, SMA yang sabar mendidikku dan Dosen – dosen

yang membimbingku.

5. Someone yang selama ini selalu ada di saat duka maupun suka.

6. Sahabat – sahabatku yang selalu membantu lewat doa maupun yang telah

berpartisipasi dalam membuat karya tulis ini.

7. Almamaterku.

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

viii

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN................................ ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

ABSTRAK........................................................................................................ vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................... vii

CURICULUM VITAE .................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... ............ xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3

D. Manfaat penelitian .................................................................... 4

E. Keaslian Penelitian ................................................................... 5

F. Sistematika Penulisan ............................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori .......................................................................... 8

B. KerangkaTeori .......................................................................... 27

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

x

C. Kerangka Konsep ..................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian................................................ 29

B. Lokosi dan Waktu Penelitian.................................................... 29

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Sampel ............... 30

D. Istrumen Penelitian ................................................................... 31

E. Teknik Pengambilan Data ........................................................ 35

F. Variabel Penelitian ................................................................... 36

G. Definisi Operasional ................................................................. 36

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ...................................... 37

I. Etika Penelitian ......................................................................... 39

J. Jadwal .......................................................................................40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum dan tempat penelitian ..................................... 41

B. Hasil penelitian ........................................................................... 41

C. Pembahasan ................................................................................ 42

D. Keterbatasan penelitian .............................................................. 46

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 48

B. Saran ........................................................................................ 48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner ........................................................................... 32

Table 3.2 Definisi Operasional Penelitian ....................................................... 36

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Peran

dan Fungsi Kader di Kelurahan Kadipiro ................................... 42

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................ 27

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ....................................................................... 28

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian

Lampiran 2 : Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3 : Surat Permohonan Uji Validitas

Lampiran 4 : Surat Balasan Uji Validitas

Lampiran 5 : Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 6 : Surat Balasan Ijin Penelitian

Lampiran7 : Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 8 : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 9 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 10 : Jawaban Kuesioner

Lampiran 11 : Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Lampiran 12 : Hasil Penelitian

Lampiran 13 : Lembar Konsultasi

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Yulifah dan Yuswanto (2009), salah satu upaya

mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat adalah dengan mengikut

sertakan masyarakat atau kader yang bersedia secara sukarela terlibat

dalam masalah-masalah kesehatan.

Posyandu merupakan milik masyarakat maka pelaksanaan kegiatan

posyandu agar hasilnya baik perlu peran serta masyarakat itu sendiri

khususnya keaktifan kader posyandu. Kader posyandu dipilih oleh

pengurus posyandu dari anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan

memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan posyandu. Kader

posyandu menyelenggarakan kegiatan posyandu secara sukarela. Namun

dalam pelaksanaan kegiatan posyandu ada hambatan-hambatan, salah

satunya adalah hambatan dari kader diantaranya kurang aktifnya kader-

kader posyandu (Depkes RI, 2006).

Melalui sistem pengkaderan dengan pelatihan, penyuluhan, dan

bimbingan dapat menumbuhkan sikap mandiri sehingga mampu menggali

dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia serta menumbuhkan dan

memecahkan masalah yang dihadapi guna mencapai pelayanan yang

optimal (Depkes RI, 2006).

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2

Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat

dengan masyarakat.Departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai

pelatihan untuk kader yang dimaksudkan untuk meningkatkan

pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian

bayi.Para kader kesehatan masyarakat seyogyanya memiliki latar belakang

pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca,

menulis dan menghitung secara sederhana (Meilani dkk, 2009).

Untuk itu diperlukan kader yang baik, yang dapat

menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat.Petugas kesehatan hanya mengawasi dan membantu upaya

yang bukan wewenang kader posyandu.Pada kenyataanya pada setiap

pelaksanaan kegiatan posyandu peran petugas kesehatan dan bidan lebih

menonjol (Depkes RI, 2006).

Keaktifan kader dalam kegiatan akan meningkatkan keterampilan

karena selalu hadir dalam kegiatan posyandu, kader akan mendapatkan

keterampilan dari pembinaan petugas maupun dengan belajar dari teman

sekerjanya. Pengetahuan sangat penting dalam memberikan pengaruh

terhadap sikap dan tingkah laku kader terhadap pelayanan posyandu

(Meilani dkk, 2011).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan pada

tanggal 31 Oktober 2012 di Kelurahan Kadipiro Surakarta didapatkan hasil

secara keseluruhan kader jumlah yang aktif adalah 416 orang dari 10 orang

kader aktif yang diwawancarai tentang peran dan fungsi kader, terdapat

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

3

kader yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 5 orang (50%), kader

yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 3 orang (30%), dan yang

memiliki pengetahuan baik sebanyak 2 orang kader (20%). Hal ini

menunjukkan masih kurangnya pengetahuan kader tentang peran dan

fungsi kader.

Berdasarkan latar belakang di atas, alasan mengambil penelitian di

Kelurahan Kadipiro karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman

kader dalam menerapkan dan melakukan peran dan fungsi kader sehingga

penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan

Kader tentang Peran dan Fungsi Kader di Kelurahan KadipiroSurakarta

2013”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, dapat dirumuskan

permasalahan ”Bagaimana Tingkat Pengetahuan Kader tentang Peran dan

Fungsi Kader di Kelurahan KadipiroSurakarta 2013?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang peran dan fungsi

kader di Kelurahan Kadipiro Surakarta.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang peran dan fungsi

kader dengan kategori baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang peran dan fungsi

kader dengan kategori cukup.

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang peran dan fungsi

kader dengan kategori kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Menambah wawasan dan pengetahuan bagi ilmu pengetahuan dibidang

kesehatan khususnya mengenai peran dan fungsi kader di masyarakat

maupun di posyandu.

2. Bagi penulis

Hasil Penelitian ini dapat digunakan untuk mengaplikasikan ilmu yang

diperoleh dari perkuliahan dan pengalaman nyata khususnya mengenai

peranan dan fungsi kader.

3. Bagi institusi

a. Kelurahan Kadipiro Surakarta

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan

dalam rangka pembinaan dan pengembangan pelayanan kesehatan

dan sebagai bahan pertimbangan bagi profesi bidan dalam

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

5

memberikan pelayanan kepada kader tentang peran dan fungsi

kader di Kelurahan Kadipiro Surakarta.

b. Pendidikan

Dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian

selanjutnya atau dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas

pendidikan kebidanan khususnya tentang pengetahuan kader

tentang peran dan fungsi kader.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan survey yang telah penulis lakukan telah di temukan penelitian

yang hampir sama dengan metode yang di susun penulis yaitu :

1. Tyas Ika Ayuning (2010) dengan judul “Pengetahuan Kader tentang

Posyandu di Purwosari Surakarta Tahun 2010”. Jenis penelitian adalah

deskriptif. Populasi penelitian ini adalah kader posyandu di Purwosari

Surakarta pada bulan Juni tahun 2010 sejumlah responden denagn

menggunakan tehnik accidental sampling. Alat pengumpulan data

menggunakan format kuesioner. Hasil penelitian yaitu gambaran

pengetahuan kader tentang posyandu dengan 6 responden (20%)

mempunyai pengetahuan baik, 20 responden (66,67%) mempunyai

pengetahuan cukup dan 4 responden (13,33%) mempunyai

pengetahuan kurang.

2. Andriani Dian (2009) dengan judul “Pengetahuan Kader tentang

Posyandu di Posyandu Ngudi Santosa Donohudan Ngemplak Boyolali

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

6

Tahun 2009”. Jenis penelitian adalah deskriptif. Populasi penelitian ini

adalah kader posyandu di Posyandu Ngudi Donohudan Ngemplak

Boyolali Tahun 2009 sejumlah 47 responden dengan menggunakan

tehnik accidental sampling. Alat pengumpulan data menggunakan

format kuesioner. Hasil penelitian yaitu gambaran pengetahuan kader

tentang posyandu mayoritas mempunyai pengetahuan baik yaitu

sebanyak 31 responden (65,96%), 10 responden (21,09%) mempunyai

pengetahuan cukup dan 6 responden (12,95%) mempunyai

pengetahuan kurang.

Persamaan dengan penelitian ini yaitu jenis penelitian deskriptifdan

alat pengumpulan data menggunakan format kuesioner. Selain itu

perbedaannya yaitu pada tehnik pengambilan sampel, jumlah

responden, lokasi penelitian dan waktu penelitian.

F. Sistematika Penelitian

Untuk mengetahui cara menyeluruh karya tulis ini. Penulis akan

menguraikan sistematika penulisan Bab I sampai Bab V yang saling

berhubungan satu sama lainnya. Adapun sistematikanya adalah sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan

masalah, tujuan penelitian (tujuan umum dan tujuan

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

7

khusus), manfaat penelitian, keaslian penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang

akan diteliti meliputi pengetahuan, pengertian kader, peran

dan fungsi kader, tugas – tugas kader, strategi menjaga

eksistensi kader, kerangka teori dan konsep kerangka

penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan jenis dan rancangan

penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi sampel dan

teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional,

metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian,

jadwal penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang gambaran umum dan tempat

penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan

penelitian.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Pengetahuan (Knowledge)

a. Pengertian

1) Pengetahuan (knowledge) adalah hasil pengindraan manusia, atau

hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indra yang dimiliki

(mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Pada waktu pengindraan

sampai hasil pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas

perhatian dan persepsi terhadap obyek (Notoatmodjo, 2010).

2) Pengetahuan merupakan sesuatu yang tertinggal dari hasil

pengindraan manusia terhadap dunia luar. Selain itu, pengetahuan

merupakan deskripsi arsip informasi konsep dan kenyataan tentang

alam semesta, baik yang ada dalam memori perseorangan maupun

tertulis (Mahmud, 2011).

b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif

Menurut Notoatmodjo (2007), dalam domain kognitif berkaitan

dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berintraksi,

analisa, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang sebagai

berikut :

1) Tahu (Knowledge)

Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya.

Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

9

mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil

dihimpun atau dikenali (recall of facts).

2) Memahami (Comprehension)

Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding) tentang

hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang

bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun

diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya

kemampuan menterjemahkan, mengiterpretasikan, menafsirkan,

meramalkan, dan mengeksplorasikan.

3) Menerapkan (Aplication)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah

dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.

4) Analisa (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi

rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang

berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk

susunan berarti.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis adalah kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian

atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung

arti tertentu.

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

10

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal

yang bersangkutan dengan hal-hal serupa ataupun setara lainnya,

sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal

yang sedang dinilainya.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2010), ada beberapa cara untuk

memperoleh pengetahuan, yaitu :

1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan

tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila

kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan

kemungkinan ketiga dan seterusnya, dan apabila kemungkinan

ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai

masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini

disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode

coba salah coba-coba.

2) Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena

tidakdisengaja oleh orang yang bersangkutan.

3) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-

kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

11

melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.

Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari

generasi ke generasi berikutnya.

4) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.

Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan

sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara

untuk memperoleh pengetahuan.

5) Cara Akal Sehat (Common Sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini

berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau

menuruti nasehat orang tuanya, atau agar anak disiplin menggunakan

cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, misalnya dijewer

telinganya atau dicubit. Ternyata cara menghukum anak ini sampai

sekarang berkembang menjadi teori kebenaran bahwa hukuman

merupakan metode (meskipun bukan yang paling baik)bagi

pendidikan anak.

6) Kebenaran Melalui Wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus

diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang

bersangkutan.

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

12

7) Kebenaran Secara Intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali

melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran

atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar

dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang

rasional dan yang sistematis.

8) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir

manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan

manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi

maupun deduksi.

9) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum.

Hal ini berarti dalam berfikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut

berdasarkan pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra.

10) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyatan umum ke

khusus. Silogisme yaitu suatu bentuk deduksi yang memungkinkan

seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik.

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

13

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi. Semakin banyak informasi yang

masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang

kesehatan.

2) Informasi/MediaMassa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam

media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat

tentang inovasi baru.

3) Sosial budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak

melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

14

tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan

seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam

individu yang berada dalam lingkungan tersebut.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi masa lalu.

6) Umur

Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula

daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik.

e. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Arikunto (2010), pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi

materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke

dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

15

sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya. Adapun pertanyaan yang

dapat digunakan utuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat

dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :

1) Pertanyaan subyektif, misalnya jenis pertanyaan essay.

Pertanyaan essay disebut pertanyaan subyektif karena penilaian

untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subyektif dari penilai,

sehingga nilainya akan berbeda dari seseorang penilai satu

dibandingkan dengan yang lain dari satu waktu ke waktu yang

lainnya.

2) Pertanyaan obyektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple

choise), betul salah dan pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan pilihan

ganda, betul salah menjodohkan disebut pertanyaan obyektif karena

pertanyaan-pertanyaan itu dapat dinilai secara pasti oleh penilai.

Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan obyektif

khususnya petanyaan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan

sebagai alat ukur dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah

disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan penilainnya

akan lebih cepat (Arikunto, 2010).

Pengukuran menurut Riwidikdo (2010), yaitu :

1) Baik

2) Cukup

3) Kurang

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

16

2. Kader

a. Pengertian

1) Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat

dengan masyarakat. Departemen kesehatan membuat kebijakan

mengenai pelatihan untuk kader yang dimaksud untuk meningkatkan

pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian

bayi. Para kader kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki latar

belakang pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka

untuk membaca, menulis, dan menghitung secara sederhana (Meilani

dkk, 2009).

2) Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang

dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk mengenai masalah-masalah

kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja

dalam hubungan yang amat dekat tempat-tempat pemberian

pelayanan kesehatan (Meilani dkk, 2009).

3) Kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh

masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat. Dalam hal ini

kader disebut juga sebagai penggerak atau promotor kesehatan

(Yulifah dan Yuswanto, 2009).

b. Peran dan fungsi

1) Peran dan fungsi kader sebagai pelaku penggerakan masyarakat

menurut Meilani dkk (2009) :

a) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

17

b) Pengamatan terhadap masalah kesehatan di desa.

c) Upaya penyehatan lingkungan.

d) Peningkatan kesehatan ibu, bayi, dan anak balita.

e) Pemasyarakatan keluarga sadar gizi (Kadarzi).

c. Fungsi kader

Menurut Depkes RI (2010), fungsi kader adalah :

1) Melakukan pencatatan, memantau dan evaluasi kegiatan Poskesdes

bersama Bidan.

2) Mengembangkan dan mengelola UKBM (PHBS, Kesling, KIBB-

Balita, Kadarzi, Dana Sehat, TOGA, dll).

3) Mengidentifikasi dan melaporkan kejadian masyarakat yang

berdampak terhadap kesehatan masyarakat (surveilance ber-basis

masyarakat)

4) Pemecahan masalah bersama masyarakat

d. Peran tambahan kader

1) Berdasarkan Depkes RI (2010), peran tambahan kader meliputi :

a) Penanggulangan kegawat-daruratan sehari-hari

b) Penyiapan untuk menghadapi bencana

c) Pengelolaan Pos Kesehatan Desa (POSKESDES) atau Upaya

Kesahatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) lainnya.

2) Berdasarkan Yulifah dan Yuswanto (2009) Kader kesehatan

mempunyai peran besar dalam upaya meningkatkan kemampuan

masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

18

yang optimal. Kader juga berperan dalam pembinaan masyarakat di

bidang kesehatan melalui kegiatan yang dilakukan di posyandu.

Selain dalam kegiatan posyandu, kader juga mempunyai peran di

luar kegiatan posyandu, yaitu sebagai berikut:

a) Merencanakan kegiatan, antara lain menyiapkan dan

melaksanakan survei mawas diri, membahas hasil survei,

menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat desa,

menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan

bersama masyarakat, serta membahas kegiatan pembagian tugas

menurut jadwal kerja.

b) Melakukan komunikasi, memberikan informasi, dan motivasi

tatap muka (kunjungan) dengan menggunakan alat peraga, serta

melakukan demonstrasi (memberikan contoh).

c) Menggerakkan masyarakat, mendorong masyarakat untuk

bergotong-royong, memberikan informasi, serta mengadakan

kesepakatan kegiatan yang akan dilaksanakan.

d) Memberikan pelayanan, yaitu membagi obat, membantu

mengumpulkan bahan pemeriksaan, mengawasi pendatang

didesanya dan melaporkannya, memberikan pertolongan

pemantauan penyakit, serta memberikan pertolongan pada

kecelakaan.

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

19

e) Melakukan pencatatan seperti berikut ini :

(1) Keluarga Berencana (KB) atau jumlah pasangan usia subur,

jumlah peserta KB aktif.

(2) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), jumlah ibu hamil, vitamin A

yang dibagikan.

(3) Imunisasi, seperti jumlah imunisasi Tetanus Toksoid (TT) ibu

hamil dan jumlah bayi atau balita yang diimunisasikan.

(4) Gizi, seperti jumlah bayi yang mempunyai KMS, balita yang

ditimbang dan yang naik timbangannya.

(5) Diare, seperti jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang

ditemukan, dan dirujuk.

f) Melakukan pembinaan mengenai lama program keterpaduan KB-

kesehatan dan upaya kesehatan lainnya.

g) Melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama

keluarga binaan.

h) Melakukan pertemuan kelompok.

e. Macam-macam dan peran Kader Kesehatan

Berdasarkan Iinrosita (2012),Saat ini pada umumnya kader kesehatan

ada beberapa kelompok, misalnya :

1) Kader Posyandu Balita

Kader yang bertugas di pos pelayanan terpadu (posyandu)

dengan kegiatan rutin setiap bulannya melakukan pendaftaran,

pencatatan, penimbangan bayi dan balita.

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

20

2) Kader Posyandu Lansia

Kader yang bertugas di posyandu lanjut usia (lansia) dengan

kegiatan rutin setiap bulannya membantu petugas kesehatan saat

pemeriksaan kesehatan pasien lansia.

3) Kader Gizi

Kader yang bertugas membantu petugas puskesmas

melakukan pendataan, penimbangan bayi dan balita yang mengalami

gangguan gizi (malnutrisi).

4) Kader Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kader KPKIA

Kader yang bertugas membantu bidan puskesmas

melakukan pendataan, pemeriksaan ibu hami dan anak-anak yang

mengalami gangguan kesehatan (penyakit).

5) Kader Keluarga Berencana (KB)

Kader yang bertugas membantu petugas KB melakukan

pendataan, pelaksanaan pelayanan KB kepada pasangan usia subur

di lingkungan tempat tinggalnya.

6) Kader Juru Pengamatan Jentik (Jumantik)

Kader yang bertugas membantu petugas puskesmas

melakukan pendataan dan pemeriksaan jentik nyamuk di rumah

penduduk sekitar wilayah kerja puskesmas.

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

21

7) Kader Upaya Kesehatan Kerja (UKK)

Kader yang membantu petugas puskesmas melakukan

pendataan dan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja di lingkungan

pos tempat kerjanya.

8) Kader Promosi Kesehatan (Promkes) KADER PHBS

Kader yang bertugas membantu petugas puskesmas

melakukan penyuluhan kesehatan secara perorangan maupun dalam

kelompok masyarakat.

9) Kader Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Kader yang bertugas membantu petugas puskesmas

melakukan penjaringan dan pemeriksaan kesehatan anak-anak usia

sekolah pada pos pelayanan UKS.

f. Tugas-tugas kader

Sesuai dengan pengertian WHO (2002), kader berkerja di tempat

pemberian pelayanan kesehatan yang terdekat di masyarakat, seperti

Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU). Tugas-tugas kader dalam

rangka menyelenggarakan posyandu dibagi menjadi tiga kelompok,

yaitu sebagai berikut menurut Yulifah dan Yuswanto (2009):

1) Tugas kader pada saat persiapan hari buka posyandu, meliputi

beberapa hal berikut ini.

a) Menyiapkan alat penimbangan bayi, Kartu Menuju Sehat (KMS),

alat peraga, alat pengukur lingkar lengan atas untuk ibu hamil dan

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

22

bayi/anak, obat-obatan yang dibutuhkan (misalnya, tablet tambah

darah/zat besi, vitamin A, oralit), bahan atau materi penyuluhan.

b) Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu dengan

memberitahu ibu-ibu untuk datang ke posyandu, serta melakukan

pendekatan dengan tokoh-tokoh masyarakat yang dapat

memotivasi masyarakat untuk datang ke posyandu.

c) Menghubungi kelompok kerja (pokja) posyandu, yaitu

menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa dan meminta

untuk memastikan apakah petugas dapat hadir pada hari buka

posyandu.

d) Melaksanakan pembagian tugas di antara kader posyandu baik

untuk persiapan maupun pelaksaan kegiatan.

2) Tugas kader pada hari buka posyandu.

Tugas kader pada hari buka posyandu disebut juga dengan tugas

pelayanan pada lima meja :

a) Meja 1 (meja pendaftaran)

Mendaftar bayi atau balita dengan menuliskan nama balita pada

KMS dan secarik kertas yang diselipkan pada KMS, dan

mendaftarkan ibu hamil dengan menuliskan nama ibu hamil pada

formulir atau register ibu hamil.

b) Meja 2 (penimbangan).

Menimbang bayi atau balita dan mencatat hasil penimbangan

pada kertas.

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

23

c) Meja 3 (pengisian KMS)

Mengisi KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan

balita dari kertas ke dalam KMS.

d) Meja 4 (penyuluhan)

(1) Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data

kenaikan berat badan yang digambarkan dalam grafik KMS

kepada ibu.

(2) Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu mengacu pada

data KMS atau dari hasil pengamatan masalah yang dialami

sasaran.

(3) Memberikan rujukan ke puskesmas apabila diperlukan.

(4) Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader

posyandu, misalnya pemberian tablet tambah darah, vitamin

A dan oralit.

e) Meja 5 (pelayanan).

Meja 5 merupakan kegiatan pelayanan sektor yang dilakukan

oleh petugas kesehatan. Pelayanan yang diberikan antara lain

pelayanan imunisasi, keluarga berencana, pengobatan, pemberian

tablet tambah darah, dan kapsul yodium.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan kader agar

kegiatan kelima meja dapat berjalan dengan baik, yaitu sebagai

berikut :

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

24

(1) Selama menunggu, berikan makanan tambahan (PMT) atau

mainan kepada balita agar anak tenang.

(2) Untuk menghindari rasa takut pada anak, usahakan kegiatan

pembinaan menggunakan teknik bermain.

(3) Dalam melakukan penyuluhan didasarkan kepada kebutuhan,

lakukan penyuluhan secara kelompok sebelum pendaftaran.

(4) Lakukan kegiatan membuka posyandu dengan disiplin waktu.

3) Tugas kader setelah membuka posyandu

a) Memindahkan catatan-catatan pada KMS ke dalam buku register

atau buku bantu kader.

b) Menilai hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari posyandu

bulan berikutnya.

c) Kegiatan diskusi kelompok bersama ibu-ibu.

Kegiatan kunjungan rumah, sekaligus memberikan tindak lanjut

dan mengajak ibu-ibu datang ke posyandu pada kegiatan bulan

berikutnya.

4) Tugas kader di luar posyandu

Kader ditunjuk oleh masyarakat dan biasanya kader melaksanakan

tugas-tugas kader kesehatan masyrakat yang secara umum hampir

sama tugasnya di beberapa negara yaitu :

a) Pertolongan pertama pada kecelakaan dan penanganan penyakit

yang ringan.

b) Melakukan pengobatan sederhana.

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

25

c) Pemberian motivasi dan saran – saran pada ibu – ibu sebelum dan

sesudah melahirkan.

d) Pemberian motivasi dan saran – saran tentang perawatan anak.

e) Memberikan dan motivasi dan peragaan tentang gizi (program

UPGK).

f) Program penimbangan balita dan pemberian makanan tambahan.

g) Pemberian motivasi tentang imunisasi dan bantuan pengobatan.

h) Melakukan penyuntukan imunisasi (Kolombia, Papua New

Guinea, dan Sudan).

i) Pemberian motivasi KB.

j) Membagikan alat – alat KB.

k) Pemberian motivasi tentang sanitasi lingkungan, kesehatan

perorangan dan kebiasaan sehat secara umum.

l) Pemberian motivasi tentang penyakit menular seksual,

pencegahan dan perujukan.

m) Pemberian motivasi tentang perlunya follow up pada penyakit

menular dan perlunya memastikan diagnosis.

n) Penanganan dalam mencegah penyakit menular.

o) Membantu kegiatan di klinik.

p) Merujuk penderita ke puskesmas atau ke rumah sakit.

q) Membina kegiatan UKS secara teratur.

r) Mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh puskesmas, membantu

pencatatan dan pelaporan.

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

26

g. Strategi menjaga eksistensi kader

Berdasarkan Meilani dkk (2009), perlu adanya srategi agar

mereka dapat selalu eksis membantu masyarakat di bidang kesehatan.

Beberapa upaya yang dapat dilaksanakan adalah :

1) Refresing kader posyandu pada saat posyandu telah selesai

dilaksanakan, oleh bidan desa maupun petugas lintas sektor yang

mengikuti kegiatan posyandu.

2) Adanya paguyuban kader posyandu tiap desa dan dilaksanakan

pertemuan rutin tiap bulan secara bergilir di setiap posyandu.

3) Revitalisasi kader posyandu baik tingkat desa kecamatan. Di mana

semua kader diundang dan diberikan penyegaran materi serta

hiburan dan bisa juga diberikan rewards.

4) Pemberian rewards rutin misalnya berupa kartu berobat gratis ke

puskesmas untuk kader dan keluarganya dan juga dalam bentuk

materi yang lain yang diberikan setiap tahun.

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

27

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2010), Meilani, dkk (2009)

Tingkat

pengetahuan :

1. Tahu

2. Memahami

3. Menerapkan

4. Analisa

5. Sintesis

6. Evaluasi

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan :

1. Pendidikan

2. Informasi/media

masa

3. Sosial Budaya

dan Ekonomi

4. Lingkunan

5. Pengalaman

6. Umur

Pengetahuan

Kader:

1. Pengertian

2. Peran dan fungsi

3. Tugas – tugas

4. strategi menjaga

eksistensi

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

28

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Pengetahuan kader

tentang peran dan

fungsi kader

Kurang

Cukup

Baik

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini

menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo

(2010), deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap

sekelompok objek yang bertujuan untuk melihat gambaran fenomena

(termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu.

Selanjutnya menurut Riwidikdo (2010), Kuantitatif yaitu data yang

dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Pada penelitian ini

menggambarkan tentang “Tingkat Pengetahuan Kader tentang Peran dan

Fungsi Kader di Kelurahan Kadipiro Surakarta Tahun 2013”.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data

selama kasus berlangsung (Notoadmojo, 2010). Penelitian ini

dilakukan di Kelurahan Kadipiro Surakarta.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk

pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian dilaksanakan

pada tanggal 25 Maret sampai 30 April 2013.

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

30

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Hidayat, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh kader yang aktif di Kelurahan Kadipiro Surakarta berjumlah

416 kader.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Arikunto (2010), apabila subjeknya kurang dari 100 lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi, selanjutnya jika subjeknya besar atau lebih dari 100 maka

dapat diambil 10 - 15%, atau 20 – 30% atau lebih.

Perhitungan sampel menurut Nursalam (2008), rumus dalam

pengambilan sampel, yaitu:

)(d N1

N

2+=n

Dimana :

n = Besarnya sampel

N = Populasi

d = Tingkat Signifikansi 10%

)(0,1 416 1

416

2+=n

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

31

= 6,804,16 1

416=

+ = 81

Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 81 kader.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel merupakan suatu proses seleksi

sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada,

sehinga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada

(Hidayat, 2009). Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada

penelitian ini adalah menggunakan simple random sampling. Menurut

Hidayat (2009), teknik simple random sampling yaitu dengan cara

acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi,

pengambilannya dilakukan dengan cara dilotere dari seluruh jumlah

populasi. Pada penelitian pengambilannya menggunakan nomor dan

nama dengan cara dilotere.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini instrumen

penelitian atau alat yang digunakan untuk pengambilan data adalah

kuesioner.

1. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu

penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut

kepentingan umum atau banyak orang (Notoatmodjo, 2010). Kuesioner

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

32

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner yang bersifat

langsung dan pertanyaan tertutup. Arikunto (2010), menyatakan bahwa

kuesioner tertutup adalah pernyataan yang membutuhkan jawaban atau

isian telah dibatasi atau ditentukan jawabannya yaitu benar dan salah.

2. Kriteria penilaian

Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yang

berbentuk pernyatan dimana dalam pernyatan tersebut disediakan

pilihan jawaban “benar” atau “salah” dan responden diminta memilih

salah satu jawaban tersebut. Pernyataan positif (favorabel) bila respon

den menjawab benar nilainya 1 dan menjawab salah nilainya 0.

Pernyataan negatif (unfavorable) bila responden menjawab benar

nilainya 0 dan menjawab salah nilainya 1. Pengisian kuesioner tersebut

dengan memberi tanda centang (√) pada lembar kuesioner yang sudah

disediakan.

3. Kisi-kisi kuesioner

Ada pun kisi-kisi kuesioner pengetahuan tentang peran dan fungsi kader

sebagai berikut :

Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner

No. Indikator Pernyataan

Total Favourable Unfavourable

1. Pengertian

kader

1,2,3 4,5 5

2. Peran kader 8,9,10,11,12,13,14,16 6,7*,15 11

3.

4.

Fungsi kader

Tugas kader

17,19*,21

24,25,26

18,20

22,23

5

5

5. Strategi

eksistensi

29*,30 27,28 4

Jumlah Soal 19 11 30

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

33

Keterangan :

Yang bertanda (*) tidak valid

Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas,

terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan

karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Uji validitas

dilakukan di Kelurahan Nusukan Surakarta jumlah dengan 30 kader

pada tanggal 23 Maret 2013. Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah

responden 30 adalah karena kaidah umum penelitian agar diperoleh

distribusi nilai hasil penelitian mendekati kurva normal.

4. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument (Arikunto, 2010).

Instrumen dikatakan valid apa bila mampu mengukur apa yang

seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas

dengan rumus product moment. dibantu program SPSS (Statistical

Product and Service Solution)for Windows.Instrumen dikatakan valid

jika nilai p-value lebih kecil (<) 0,05 dengan taraf signifikan 0,05.

Menurut Riwidikdo (2010), rumus product moment adalah:

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

X : Skor pertanyaan

( ) ( ) }Y - Y {N }X X {

YX. - XY . N

222 2 SSS-S

SSS=

Nrxy

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

34

Y : Skor total

XY : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Untuk jumlah responden 30 dengan taraf signifikannya adalah 5%.

Uji validitas dilaksanakan di Kelurahan Nusukan Surakarta dengan

menyebarkan kuesioner sebanyak 30 butir pertanyaan. Responden

yang diuji sebanyak 30 kader. Dari 30 pertanyaan yang telah

dilakukan uji validitas didapatkan kesimpulan 27 butir yang

dinyatakan valid sedangkan yang tidak valid tiga butir yaitu nomor 7,

19, 29 dan dimana ketiga butir soal tersebut telah mewakili beberapa

indikator yang diujikan sehingga pertanyaan tersebut tidak digunakan.

5. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan sejauh

mana suatu instrument penelitian atau alat ukur dalam mengumpulkan

data untuk bisa diandalkan dan dipercaya keabsahannya serta uji

reliabilitas untuk mengetahui tingkat data yang bias dinyatakan reliabel

dalam data yang dikumpulkan dalam waktu yang berbeda

(Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan

rumus Alpha Cronbach.

Menurut Riwidikdo (2010), rumus dari Alpha Cronbach adalah

sebagai berikut :

úû

ùêë

é S-úû

ùêë

é-

=t

b

k

kr

2

2

11 11 s

s

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

35

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2= Jumlah varian butir

σt2

= Varians total

Dinyatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60)

(Ghozali, 2005).

Dari 27 butir pertanyaan dinyatakan reliabel dan di daparkan harga

riil sebesar 0,921 > 0,60 sehingga intrumen penelitian dikatakan reliabel

dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti untuk mengumpulkan

data yang akan dilakukan dalam penelitian (Riwidikdo, 2010). Data yang

diperoleh terdiri dari:

1. Data Primer

Data primer adalah data dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari

yang sebelumnya tidak ada dan tujuannya disesuaikan dengan

keperluan penelitian (Hidayat, 2007). Data primer diperoleh dari hasil

pengisian kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data telah dikumpulkan oleh pihak lain dan

data sudah ada (Hidayat, 2007). Cara mendapat data sekunder ini

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

36

adalah dari studi dokumentasi. Studi dokumentasi adalah data

mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku

dan surat kabar (Arikunto, 2010). Data sekunder yang diperoleh dari

bagian ruang periksa yaitu data dari Kelurahan Kadipiro dengan

jumlah populasi yaitu 416 orang kader.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan ukuran yang dimiliki dalam anggota

dari kelompok yang berbeda (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini

menggunakan variable tunggal yaitu pengetahuan kader tentang peran dan

fungsi kader.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang

lingkup atau pengertian variable - variabel yang diamati atau diteliti

(Notoatmodjo, 2010).

Tabel 3.2 Definisi Operasional

Nama

Variabel

Pengertian Indikator Alat Ukur Skala

Pengetahu

an kader

tentang

peran dan

fungsi

kader.

Segala

sesuatu

informasi

diketahui

dan

dimengerti

oleh kader

tentang

pengertian,

peran,

fungsi.

Baik :Bila nilai

responden yang diperoleh

(x) > mean + 1 SD

Cukup :Bila nilai

responden mean -1 SD ≤

x ≤ mean + 1 SD

Kurang :Bila nilai

responden yang diperoleh

(x) < mean – 1 SD

(Riwidikdo, 2010)

Kuesioner Ordinal

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

37

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, langkah yang dilakukan berikutnya

adalah pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2010), proses

pengolahan data ada 5 yaitu:

a. Editing

Editing adalah suatu kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan

isian formulir atau kuesioner.

b. Coding

Coding adalah kegiatan mengubah data berbentuk kalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan.

c. Data entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data ke dalam program

atau “software” komputer.

d. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari

jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian

dimasukkan kedalam tabel.

e. Pembersihan data (cleaning)

Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali

untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode,

ketidaklengkapan dan sebagainya kemudian dilakukan

pembetulan atau koreksi.

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

38

2. Analisa Data

Analisa data yang akan digunakan dalam penelitian adalah Analisa

Univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap

penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari

variabel (Notoatmodjo, 2010).

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan menurut Riwidikdo (2010),

adalah sebagai berikut:

4) Baik : Bila nilai responden (x) > mean + 1 SD

5) Cukup : Bila nilai responden mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

6) Kurang: Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD

Untuk mencari simpangan baku dengan menggunakan rumus

menurut Riwidikdo (2010), yaitu:

Keterangan:

SD : Simpangan baku

xi : Nilai dari data

n : Banyaknya data

Untuk menghitung mean menggunakan rumus menurut Riwidikdo

(2010), yaitu:

Rumus : X = n

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

39

Keterangan :

X : Rata-rata ( mean )

å x : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden

Untuk memperoleh skor prosentase menurut Riwidikdo (2010),

yaitu sebagai berikut:

Jumlah responden pada setiap kategori

Skor prosentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x100%

Total jumlah responden

I. Etika Penelitian

Pada penelitian ini, tetap menjunjung tinggi kebebasan dan hak

dari setiap orang dalam memberikan masukan, pendapat serta jawaban dari

kuesioner yang ada. Sehingga nilai untuk tetap menjunjung tinggi etika

penelitian menjadi salah satu wujud akan tidak adanya intervensi dari

pihak manapun. Dan standar etika dalam melakukan penelitian, menurut

(Hidayat, 2009), antara lain:

1. Anonimity

Jaminan untuk tidak menyebutkan nama dan serta menerangkan sumber

data atau responden yang menjadi sumber data dalam penelitian.

2. Informed Consent

Pernyataan persetujuan antara peneliti dengan responden yang ditandai

dengan pemberian tanda tangan pada surat persetujuan.

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

40

3. Confidentiality ( Kerahasiaan )

Kerahasiaan merupakan salah satu bentuk jaminan kepada responden,

apa bila yang bersangkutan tidak bersedia untuk diberitahukan segala

informasi tentang responden yang bersangkutan.

J. Jadwal Penelitian

Terlampir

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Kelurahan Kadipiro Surakarta memiliki wilayah yang terdiri 33

RW 242 RT serta 12,528 KK, seluruh total penduduk sebanyak 46,867

jiwa. Memiliki batas wilayah yaitu Utara berbatasan dengan Kabupaten

Boyolali, sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sekip, sebelah

Selatan berbatasan dengan Kelurahan Nusukan, sebelah Barat berbatasan

dengan Kelurahan Banyuanyar. Memiliki jumlah posyandu sebanyak 40

dan jumlah kader 416 yaitu kader balita sejumlah 302 orang, kader lansia

114 orang. Memiliki 1 Puskesmas induk, 2 Puskesmas pembantu dan 5

BPS.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan simple random sampling dan pengambilannya dilakukan

dengan cara dilotere. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tertutup.

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

42

Tabel 4.1

Tabel Kuantitas Responden Berdasarkan Tingkat

Pengetahuan Kader Tentang Peran dan Fungsi Kader di Kelurahan

Kadipiro Surakarta

No. Pengetahuan Frekuensi

(Orang) Prosentase (%)

1. Baik 30 37

2. Cukup 36 44

3. Kurang 15 19

Jumlah 81 100

.

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tinggkat pengetahuan kader

tentang peran dan fungsi kader di Kelurahan Kadipiro adalah 36 responden

(44%) memiliki pengetahuan cukup, 30 responden (33%) memiliki

pengetahuan baik, 15 responden (19%) memiliki pengetahuan kurang.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Peran

dan Fungsi Kader di Kelurahan Kadipiro Surakarta yang terbanyak dalam

kategori cukup yaitu 36 responden (44%).

C. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan di Kelurahan

Kadipiro Surakarta dengan jumlah responden 81 kader. Hasil yang

diperoleh dari penelitian ini bahwa tingkat pengetahuan kader tentang

peran dan fungsi kader yaitu di kategori baik ada 30 responden (37%),

kategori cukup ada 36 responden (44%), kategori kurang 15 responden

(19%).

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

43

Dari hasil penelitian kader yang berpengetahuan cukup sebagian

besar kader telah memahami pengertian sebagai kader yaitu sebagai

penggerak atau promotor kesehatan, peran kader dalam posyandu maupun

di luar posyandu terutama pengamat terhadap masalah kesehatan

masyarakat, dan fungsi kader pada kegiatan posyandu. Adapun yang

belum dimengerti kader yaitu tugas sebagai kader terutama tugas diluar

posyandu.

Kader yang berpengetahuan baik sebagian basar kader telah

mengenai pengertian kader, peran kader di dalam maupun di luar

posyandu, fungsi kader, tugas – tugas kader, maupun strategi eksistensi

kader.

Selain itu kader yang berpengetahuan kurang rata – rata kader telah

mengerti tentang pengertian kader yaitu kader merupakan orang yang

dekat dengan masyarakat, fungsi kader di dalam posyandu. Akan tetapi

kurang memahami tentang peran kader terutama di luar masyarakat, tugas

– tugas kader maupun strategi eksistensi kader.

Pengertian kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita

yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk mengenai masalah-masalah

kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam

hubungan yang amat dekat tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan

(Meilani dkk, 2009). Sedangkan menurut Yulifah danYuswanto(2009)

Kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh masyarakat dan

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

44

bertugas mengembangkan masyarakat.Dalam hal ini kader disebut juga

sebagai penggerak atau promotor kesehatan.

Peran dan fungsi kader sebagai pelaku penggerakan masyarakat

menurut Meilani dkk (2009) adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS), pengamatan terhadap masalah kesehatan di desa, upaya

penyehatan lingkungan, peningkatan kesehatan ibu, bayi, dan anak balita,

pemasyarakatan keluarga sadar gizi (Kadarzi).

Fungsi Kader menurut Depkes RI (2010) adalah melakukan

pencatatan, memantau dan evaluasi kegiatan Poskesdes bersama Bidan,

mengembangkan dan mengelola UKBM (PHBS, Kesling, KIBB-Balita,

Kadarzi, Dana Sehat, TOGA, dll), mengidentifikasi dan melaporkan

kejadian masyarakat yang berdampak terhadap kesehatan masyarakat

(surveilance ber-basis masyarakat), pemecahan masalah bersama

masyarakat.

Tugas-tugas kader dalam rangka menyelenggarakan posyandu

dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut menurut Yulifah dan

Yuswanto (2009) adalah tugas kader pada saat persiapan hari buka

posyandu, meliput menyiapkan alat penimbangan bayi, Kartu Menuju

Sehat (KMS), alat peraga, alat pengukur lingkar lengan atas untuk ibu

hamil dan bayi/anak, obat-obatan yang dibutuhkan (misalnya, tablet

tambah darah/zat besi, vitamin A, oralit), bahan atau materi penyuluhan,

mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu dengan memberitahu

ibu-ibu untuk datang ke posyandu, serta melakukan pendekatan dengan

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

45

tokoh-tokoh masyarakat yang dapat memotivasi masyarakat untuk datang

ke posyandu, menghubungi kelompok kerja (pokja) posyandu, yaitu

menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa dan meminta untuk

memastikan apakah petugas dapat hadir pada hari buka posyandu,

melaksanakan pembagian tugas di antara kader posyandu baik untuk

persiapan maupun pelaksaan kegiatan. Tugas kader pada hari buka

posyandu disebut juga dengan tugas pelayanan pada lima meja. Tugas

kader di luar posyandu kader ditunjuk oleh masyarakat dan biasanya kader

melaksanakan tugas-tugas kader kesehatan masyrakat yang secara umum.

Pertolongan pertama pada kecelakaan dan penanganan penyakit yang

ringan, melakukan pengobatan sederhana, pemberian motivasi dan saran –

saran pada ibu – ibu sebelum dan sesudah melahirkan, pemberian motivasi

dan saran – saran tentang perawatan anak, memberikan dan motivasi dan

peragaan tentang gizi (program UPGK), program penimbangan balita dan

pemberian makanan tambahan, pemberian motivasi tentang imunisasi dan

bantuan pengobatan, pemberian motivasi KB, membagikan alat – alat KB,

pemberian motivasi tentang sanitasi lingkungan, kesehatan perorangan dan

kebiasaan sehat secara umum, pemberian motivasi tentang penyakit

menular seksual, pencegahan dan perujukan, pemberian motivasi tentang

perlunya follow up pada penyakit menular dan perlunya memastikan

diagnosis, penanganan dalam mencegah penyakit menular, membantu

kegiatan di klinik, merujuk penderita ke puskesmas atau ke rumah sakit,

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

46

membina kegiatan UKS secara teratur, mengumpulkan data yang

dibutuhkan oleh puskesmas, membantu pencatatan dan pelaporan.

Berdasarkan Meilani dkk (2009), perlu adanya srategi agar mereka

dapat selalu eksis membantu masyarakat di bidang kesehatan. Beberapa

upaya yang dapat dilaksanakan adalah refresing kader posyandu pada saat

posyandu telah selesai dilaksanakan, oleh bidan desa maupun petugas

lintas sektor yang mengikuti kegiatan posyandu, adanya paguyuban kader

posyandu tiap desa dan dilaksanakan pertemuan rutin tiap bulan secara

bergilir di setiap posyandu, revitalisasi kader posyandu baik tingkat desa

kecamatan. Di mana semua kader diundang dan diberikan penyegaran

materi serta hiburan dan bisa juga diberikan rewards, pemberian rewards

rutin misalnya berupa kartu berobat gratis ke puskesmas untuk kader dan

keluarganya dan juga dalam bentuk materi yang lain yang diberikan setiap

tahun.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagian besar kader

berpengetahuan cukup mengenai peran dan fungsi kader di dalam

posyandu maupun di luar posyandu tetapi kader kurang memahami tentang

tugas – tugas kader terutama di luar posyandu seperti pemberian dan

pemahaman tentang KB, pencegahan dan penanganan pada penyakit

menular seksual di dalam masyarakat. Oleh karena itu sebaiknya kualitas

pelayanan kader kesehatan dapat ditingkatkan dengan cara memberikan

penyegaran materi mengenai kesehatan dan pertemuan rutin setiap

bulannya ataupun lomba kesehatan lingkungan untuk meningkatkan

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

47

motivasi kader dalam melakukan peran dan fungsi maupun tugas kader di

dalam posyandu maupun di masyarakat sehingga dapat meningkatkan

kualitas kesehatan masyarakat.

D. Keterbatasan Peneliti

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memiliki beberapa kendala dan

keterbatasan yaitu :

1. Kendala Penelitian

Kendala dalam penelitian ini adalah peneliti membutuhkan waktu

yang lama karena waktu untuk bertemu responden sulit, karena

sebagian besar responden bekerja disiang hari, sehingga penelitian tidak

bisa diselesaikan dalam waktu 1 hari.

2. Keterbatasan Penelitian

a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.

b. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab benar atau salah

serta jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan

secara mendalam.

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

48

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini mengambil judul Tingkat Pengetahuan Kader Tentang

Peran dan Fungsi Kader di Kelurahan Kadipiro dengan jumlah 81 responden,

sehingga tingkat pengetahuan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Peran dan Fungsi Kader di

Kelurahan Kadipiro kategori pengetahuan baik sebanyak 30 responden

(37%).

2. Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Peran dan Fungsi Kader di

Kelurahan Kadipiro kategori pengetahuan cukup sebanyak 36 reponden

(44%).

3. Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Peran dan Fungsi Kader di

Kelurahan Kadipiro kategori pengetahuan kurang sebanyak 15 responden

(19%).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Kader

Tentang Peran dan Fungsi Kader di Kelurahan Kadipiro maka saran yang

dapat peneliti sampaikan adalah:

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

49

1. Bagi Kader

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, para kader lebih aktif mencari

informasi melalui media cetak, tenaga kesehatan, dan pokja IV tetapi

sebaiknya ikut serta dalam menerapkan dan melaksanakan ilmu yang

diperoleh terutama peran dan fungsi kader di dalam posyandu maupun di

luar posyandu.

2. Bagi Institusi

a. Kelurahan Kadipiro

Diharapkan bagi kelurahan maupun pokja IV dapat membimbing,

mengarahkan para kader dengan memberikan penyegaran materi

kesehatan, pertemuan rutin, dan memotivasi kader dalam melaksanakan

peran dan fungsi kader di posyandu maupun di luar posyandu.

b. STIKes Kusuma Husada Surakarta

Diharapkan akan lebih mengembangkan penelitian lebih lanjut

mengenai peran dan fungsi kader sehingga dapat dijadikan referensi dan

bahan bacaan.

3. Bagi peneliti lain

Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang peran dan

fungsi kader dengan metode penelitian yang berbeda, variabel yang

berbeda, instrumen yang berbeda, sehingga akan diperoleh hasil yang lebih

baik.

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, D. 2009. Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Posyandu Ngudi

Santoso DonohudanNgemplak Boyolali Tahun 2009. Jawa Tengah : Bagian

Kependidikan dan Biostatistik Falkutas Kesehatan Universitas Sebelas

Maret.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Depkes RI. 2006. Buku Pegangan Kader dan Toma.Jakarta : Depkes RI

–––––––––––– .2010.Buku Pedoman Desa Siaga Aktif. Jakarta : Depkes RI

–––––––––––––-.2006.Kurikulum Pelatihan Desa Siaga. Jakarta : Depkes RI

–––––––––––––-.2006.Modul Desa Siaga. Jakarta : Depkes RI

Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hidayat,A.A.2009. MetodePenelitianKeperawatan danTeknisAnalisis Data.

Jakarta: Salemba Medika.

Iinrosita, 2012.Macam dan Peran Kader.

http://iinrosita.wordpress.com/2012/01/14/peran-kader-kesehatan/. diakses

18 Februari 2013

Mahmud, H. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Meilani, N. N. Setyawati. D. Estiwidani. Sumarah. 2009. Kebidanan Komunitas.

Yogyakarta : 2009

Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka

Cipta.

–––––––––––––-–. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika

Riwidikdo, H. 2010. Statistik Kesehatan. Yokyakarta : Mitra Cendekia Press.

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANGPERAN DAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdl-cahyahardy... · 4. Bp Cahyo Pamuji, ... 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tyas,I.A. 2010. Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Purwosari Surakarta

Tahun 2010. Jawa Tengah : Bagian Kependidikan dan Biostatistik Falkutas

Kesehatan Universitas Sebelas Maret.

WHO. 2002. Kader Kasehatan Masyarakat (The Community Health Worker).

Jakarta : EGC

Yulifah, R. T.J.A. Yuswanto. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas.Jakarta :

Penerbit Salemba Medika.