Makalah Case Dr. Cahyo Tumor Payudara Kiri

36
PRESENTASI KASUS “Nn. R, 22 tahun dengan keluhan benjolan di payudara kiri” DISUSUN OLEH JUSTHESYA FITRIANI FAUZIAH PUTRI NIM 030.07.128 1

description

lj jl iyi yi iyi hhgh gfgfg

Transcript of Makalah Case Dr. Cahyo Tumor Payudara Kiri

PRESENTASI KASUSNn. R, 22 tahun dengan keluhan benjolan di payudara kiri

DISUSUN OLEHJUSTHESYA FITRIANI FAUZIAH PUTRINIM 030.07.128PEMBIMBING

Dr. Cahyo Novianto Sp.B (K) OnkKEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

RUMAH SAKIT TNI AL Dr. MINTOHARDJOSTATUS PASIEN PRESENTASI KASUSKEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

RUMAH SAKIT TNI AL Dr. MINTOHARDJO

PERIODE 16 MARET 2015 23 MEI 2015

I. IDENTITAS PASIEN

Nomor RM

: 128458Nama

: Nn. Rika AmeliaJenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 22 tahunTanggal Lahir

: 13 Oktober 1992Alamat

: Jl. Way Besar No. 18 RT 007/001 Tanjung Duren Selatan Grogol, Petamburan, Jakarta Agama

: Islam

Status marital

: Belum menikahPendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Karyawati swastaTanggal Masuk RS: 23 Maret 2015Ruang

: Pulau SibatikII. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 23 Maret 2015 pada pukul 11.50 WIB KELUHAN UTAMA

Benjolan di payudara kiriKELUHAN TAMBAHAN

Terasa nyeri di benjolan payudara kiriRIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Os datang ke poliklinik RSAL Dr. Mintoharjo dengan keluhan adanya benjolan di payudara kiri sudah lama yang semakin hari semakin membesar ukurannya disertai rasa nyeri. Pasien mengakui tidak ada demam, tidak ada mual dan muntah, tidak ada batuk-pilek, BAB dan BAK normal.RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Os tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya, adanya riwayat penyakit hipertensi dan kencing manis disangkal.RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Tidak ada keluarga os yang memiliki keluhan yang sama.STATUS SOSIAL

Cukup STATUS EKONOMI

Cukup III. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum

Kesadaran

: Compos mentis

Kesan sakit: Tampak sakit sedang

Kesan gizi

: Gizi BaikTanda vital

Tekanan darah: 120/80 mmHg

Nadi

: 72 x/menit

Suhu

: 36,5C Pernafasan : 20x/menit

Status generalis

Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata.

Wajah: simetris

Mata: alis warna hitam, udem palpebra -/-, bulu mata berwarna hitam, konjunctiva palpebra anemis -/-, sclera ikterik -/-, pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+

Hidung : normosepti, deviasi septum (-), deformitas (-), sekret (-)

Telinga : normotia, nyeri tekan tragus (-), nyeri tarik (-), serumen (-)

Mulut: bibir simetris, sianosis (-), mukosa bibir basah, mukosa lidah merah muda, tonsil T1-T1, kripta tidak melebar, detritus (-), faring tidak hiperemis, oral higine baik

Leher: KGB tidak teraba membesar, deviasi trakea (-)

Thorax:

Paru:

Inspeksi: Gerakan dada simetris kanan dan kiri

Palpasi

: Vocal fremitus simetris pada kedua lapang paru

Perkusi: Sonor di kedua lapang paru Auskultasi: Suara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/-

Jantung:

Inspeksi: Pulsasi iktus cordis tidak terlihat jelas

Palpasi

: Iktus cordis teraba di ICS IV 1 cm medial dari linea midclavicularis sinistra, thrill (-)

Perkusi: Batas atas jantung redup setinggi ICS 3 linea parasternal sinistra, batas kanan jantung redup setinggi ICS 3-5 linea midclavicularis dextra, batas kiri jantung redup setinggi ICS V, 1 cm medial linea midclavicularis kiri. Auskultasi: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen:

Inspeksi: datar Auskultasi: bising usus (+) Palpasi

: supel, nyeri tekan (-), nyeri tekan lepas (-), ballottement (-) Perkusi: timpani, shifting dullness (-)Genitalia:

Tidak dilakukan

Ekstremitas:

Superior dan Inferior:

Inspeksi: simetris, deformitas (-), edema (-) Palpasi

: akral hangat, tonus otot baik, edema (-)Status LokalisDADA dan PAYUDARA

Region mammae sinistra : benjolan dengan konsistensi padat dengan tepi tegas, disertai nyeri tekan.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Laboratorium

Nama testTanggal PemeriksaanSatuanNilai normal

23/3/15

Hasil

Hematologi

Leukosit11.800/ul5.000-10.000

Eritrosit4,56juta/ul4,2-5,4

Hemoglobin13,9g/dl12-14

Hematokrit41%37-42

Trombosit 315.000ribu/ul150.000-450.000

Kimia Darah

Gula Darah Sewaktu97mg/dl< 120

Masa Pendarahan 230menit

Masa Pembekuan1100menit

USG Ha2. USG Kutis dan sub kutis baik Papilla tidak retraksi

Jaringan fibroglanduler baik

Tampak lesi bulat tegas pada mammae sinistra

Jam 12/1 cm dan papilla dengan ukuran 11,2 x 22,5 mm

Jam 3-4/3 cm dan papilla dengan ukuran 25,3 x 31,5 mm

Tidak tampak pembesaran KGB axilla

Kesan :

kista padat mammae sinistra

FAM

V. DIAGNOSIS KERJATumor Mammae SinistraVI. PENATALAKSANAAN

Eksisi Tumor pada hari kamis, 26 Maret 2015

VII. Laporan Operasi

Posisi pasien supine

Medan operasi ditutup dengan duk steril berlubang

Insisi

Eksisi tumor

4x3x3 cm

3x3x3 cm

2x2x1 cm

Pasang drainase subkutan

Jahit luka

Operasi selesai

Diagnose akhir post operasi : tumor mammae sinistra multipleVIII. Follow UpPemeriksaanTanggal

23 Maret 201526 Maret 2015

SKeluhanBenjolan pada payudara kiri masih terasa nyeriBenjolan di payudara kiri (-), nyeri pada benjolan (-)

OKeadaan umumSakit sedangTidak tampak sakit

KesadaranCompos mentisCompos mentis

Tanda vitalTD 120/80 mmHg, Nadi 72 x/m, RR 20 x/m, Suhu 36,5 oCTD 139/77 mmHg, Nadi 72x/m, RR 20x/m, Suhu 36 oC

KepalaNormocephaliNormocephali

MataCA -/-; SI -/-; oedem -/-CA -/-; SI -/- ; oedem -/-

THTTak ada keluhanTidak ada keluhan

ParuSuara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/-Suara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/-

JantungS1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

AbdomenDatar, supel, nyeri tekan (-),nyeri tekan lepas (-), bising usus (+), shifting dullness (-), timpaniDatar, supel, nyeri tekan (-),nyeri tekan lepas (-), bising usus (+), shifting dullness (-), timpani

Status lokalispayudaraTeraba benjolan konsistensi padat dengan tepi tegas dan nyeri tekan Tidak teraba benjolan

ADiagnosisTumor Mammae SinistraPost op

PTerapi Eksisi tumorCeftriaxon 1x1Ketorolak 3x1 amp

TINJAUAN PUSTAKA2.1. DEFINISI

Tumor atau neoplasma secara umum di artikan sebagai benjolan atau pembengkakan yang disebabkan pertumbuhan sel abnormal dalam tubuh. Pertumbuhan tumor dapat bersifat ganas (malignan) atau jinak (benign).Tumor jinak mammae ialah lesi jinak yang disebabkan pertumbuhan sel abnormal yang dapat terjadi padapayudara.2.1.a. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Payudara sebagai kelenjar subkutis mulai tumbuh sejak minggu ke-enam masa embrio, yaitu berupa penebalan ektodermal sepanjang garis yang disebut garis susu yang terbentang dari aksila sampai ke regio inguinal. Dua pertiga dari garis tersebut segera menghilang dan tinggal bagian dada saja yang berkembang menjadi cikal bakal payudara. Beberapa hari setelah lahir, pada bayi, dapat terjadi pembesaran payudara unilateral atau bilateral diikuti dengan sekresi cairan keruh. Keadaan yang disebut mastitis neonatorum ini disebabkan oleh berkembangnya sistem duktus dan tumbuhnya asinus serta vaskularisasi pada stroma yang dirangsang secara tidak langsung oleh tingginya kadar estrogen ibu di dalam sirkulasi darah bayi. Setelah lahir kadar hormon ini menurun, dan ini merangsang hipofisis untuk memproduksi prolaktin. Prolaktin inilah yang menimbulkan perubahan payudara. Kelenjar susu yang bentuknya bulat ini merupakan kelenjar kulit atau apendiks kulit yang terletak di fascia pektoralis. Pada bagian lateral atasnya jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya ke arah aksila, disebut penonjolan Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri dari 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papilla mamma, yang disebut duktus laktiferus. Diantara kelenjar susu dan fascia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper yang memberi rangka untuk payudara.2.1.b. VASKULARISASI

Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang a.perforantes anterior dari a.mammaria interna, a.torakalis yang bercabang dari a.aksilaris, dan beberapa a.interkostalis. Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n.interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus oleh saraf simpatik. Penyaluran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula penyaluran yang ke kelenjar interpektoralis. Di aksila terdapat rata-rata 50 (berkisar dari 10 sampai 90) buah kelenjar getah bening yang berada di sepanjang arteri dan vena brakialis. Saluran limfe dari seluruh payudara mengalir ke kelompok anterior aksila, kelompok sentral aksila, kelenjar aksila bagian dalam, yang lewat sepanjang v.aksilaris dan yang berlanjut langsung ke kelenjar servikal bagian kaudal dalam di supraklavikuler. Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontralateral, ke m.rectus abdominis lewat ligamentum falsifarum hepatis ke hati, ke pleura, dan ke payudara kontralateral. 2.1.c. FISIOLOGI

Perkembangan payudara dan fungsinya dipengaruhi oleh Bermacam stimulus, diantaranya stimulus dari estrogen, progesteron,prolaktin,oksitosin, hormon tiroid, kortisol dangrowth hormon.Terutama estrogen,progesteron, dan prolakltin telah dibuktikanmemiliki efek tropik yangesensial dalam perkembangan dan fungsipayudara normal. Estrogenmempengaruhi perkembangan duktus,sedangkan progesteron berperandalam perubahan perkembanganepitel dan lobular. Prolaktin adalahhormon primer yang menstimuluslaktogenesis pada akhir kehamilan danpada periode postpartum.Prolaktin meningkatkan regulasi reseptor hormondan menstimulasiperkembangan epitel.

Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi, payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang tidak nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus lobularis dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger) laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.2.2. JENIS-JENIS TUMOR JINAK PAYUDARA

a. Fibroadenoma Mammae

Fibroadenoma adalah lesi yang sering terjadi pada mammae. Setelah menopause, tumor tersebut tidak lagi ditemukan.Fibroadenoma sering membesar mencapai ukuran 1 atau 2 cm. Kadang fibroadenomatumbuh multiple (lebih 5 lesi pada satu mammae), tetapi sangat jarang. Pada masaadolesens, fibroadenoma tumbuh dalam ukuran yang besar. Pertumbuhan bisa cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, saat ransangan estrogen meningkat.Nodul Fibroadenoma sering soliter, mudah digerakkan dengan diameter 1 hingga 10 cm.Jarang terjadinya tumor yang multiple dan diameternya melebihi 10 cm (giantfibroadenoma).

INSIDENS : Fibroadenoma merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada wanita mudaberusia 15-25 tahun. fibroadenoma terjadi secara asimptomatik pada 25% wanita. ETIOPATOGENESIS : Etiologi dari fibroadenoma masih belum diketahui pasti tetapi dikatakan bahwahipersensitivitas terhadap estrogen pada lobul dianggap menjadi penyebabnya. Usiamenarche, usia menopause dan terapi hormonal termasuklah kontrasepsi oral tidakmerubah risiko terjadinya lesi ini. Faktor genetik juga dikatakan tidak berpengaruh tetapiadanya riwayat keluarga (first-degree) dengan karsinoma mammae dikatakanmeningkatkan risiko terjadinya penyakit ini.Fibroadenoma mammae dianggap mewakili sekelompok lobus hiperplastik dari mammaeyang dikenal sebagai kelainan dari pertumbuhan normal dan involusi. Fibroadenomasering terbentuk sewaktu menarche (15-25 tahun), waktu dimana struktur lobulditambahkan ke dalam sistem duktus pada mammae. Lobul hiperplastik sering terjadipada waktu ini dan dianggap merupakan bagian dari perkembangan mammae. GAMBARAN KLINIS : Biasanya wanita muda menyadari terdapatnya benjolan pada payudara ketika sedang mandi atau berpakaian. Kebanyakan benjolan berdiameter 2-3 cm, namun FAM dapat tumbuh dengan ukuran yang lebih besar (giant fibroadenoma). Pada pemeriksaan, benjolan FAM kenyal dan halus. Benjolan tersebut tidak menimbulkan reaksi radang (merah, nyeri, panas), mobile (dapat digerakkan) dan tidak menyebabkan pengerutan kulit payudara ataupun retraksi puting (puting masuk). Benjolan tersebut berlobus-lobus.Tumor ini tidak melekat pada jaringan sekitarnya sehingga mudah untuk digerakkan dan Kadang-kadang fibroadenoma tumbuh multipel. Mayoritas tumor ini terdapat pada kuadran lateral superior dari mammae. Biasanya fibroadenoma tidak nyeri, namun kadang nyeri jika ditekan.DIAGNOSIS : Diagnosa bisa ditegakkan melaluipemeriksaan fisik walaupun dianjurkan juga untuk dilakukan aspirasi sitologi. Fine-needle aspiration (FNA) sitologi merupakanmetode diagnosa yang akurat. Diagnosa fibroadenoma bisa ditegakkan melalui gambaran klinik pada pasien usia mudadan karena itu, mammografi tidak rutin dikerjakan. Fibroadenoma dapat dengan mudah didiagnosa melalui Biopsi Aspirasi Jarum Halus (BAJAH) atau biopsi jarum dengan diameter yang lebih besar (core needle biopsi).

GAMBARAN HISTOPATOLOGIS : Menunjukkan stroma fibroblastik longgar yang terdiri dari ruang seperti saluran (ductlike) dilapisi epithelium yang terdiri dari berbagai ukuran dan bentuk. Ductlike atau ruang glandular ini dilapisi dengan lapisan sel tunggal ataumultiple yang regular dan berbatas tegas serta membran basalis yang intak

PENATALAKSANAAN : Pada fibroadenoma dilakukan eksisi dibawah pengaruh anestesi lokal atau general.Fibroadenoma residif setelah pengangkatan jarang terjadi. Sekiranya berlaku rekurensi,terdapat beberapa faktor yang diduga berpengaruh. Pertama, pembentukan dari trulymetachronous fibroadenoma. Kedua, asal dari tumor tidak diangkat secara menyeluruhsewaktu operasi dan mungkin karena presentasi dari tumor phyllodes yang tidakterdiagnosab. Kista Mammae

Kista adalah ruang berisi cairan yang dibatasi sel-sel glandular. Kista terbentuk dari cairan yang berasal dari kelenjar payudara. Mikrokista terlalu kecil untuk dapat diraba, Kista tidak dapat dibedakan dengan massa lain pada mammae dengan mammografi atau pemeriksaan fisis dan ditemukan hanya bila jaringan tersebut dilihat di bawah mikroskop. Jika cairan terus berkembang akan terbentuk makrokista. Makrokista ini dapat dengan mudah diraba dan diameternya dapat mencapai 1 sampai 2 inchi.

INSIDENS : Dikatakan bahwa kista ditemukan pada 1/3 dari wanitaberusia antara 35 sampai 50 tahun. Secara klasik, kista dialami wanita perimenopausal antara usia 45 dan 52 tahun, walaupun terdapat juga insidens yang diluar batas usia ini terutamanya pada individu yang menggunakan terapi pengganti hormon. ETIOPATOGENESIS : Kista Mammae seperti fibroadenoma, kista mammae merupakan suatu kelainan dari fisiologi normallobular. Penyebab utama terjadinya kelainan ini masih belum diketahui pasti walaupunterdapat bukti yang mengaitkan pembentukan kista ini dengan hiperestrogenism akibatpenggunaan terapi pengganti hormon. Patogenesis dari kista mammae ini masih belumjelas. Penelitian awal menyatakan bahwa kista mammae terjadi karena distensi duktusatau involusi lobus. Sewaktu proses ini terjadi, lobus membentuk mikrokista yang akanbergabung menjadi kista yang lebih besar; perubahan ini terjadi karena adanya obstruksidari aliran lobus dan jaringan fibrous yang menggantikan stroma. GAMBARAN KLINIS : Karekteristik kista mammae adalah licin dan teraba kenyal padapalpasi. Kista ini dapat juga mobil namun tidak seperti fibroadenoma. Gambaran klasikdari kista ini bisa menghilang jika kista terletak pada bagian dalam mammae. Jaringannormal dari nodular mammae yang meliputi kista bisa menyembunyikan gambaran klasikdari lesi yakni licin semasa dipalpasi.Selama perkembangannya, pelebaran yang terjadi pada jaringan payudara menimbulkan rasa nyeri. Benjolan bulat yang dapat digerakkan dan terutama nyeri bila disentuh, mengarah pada kista.

DIAGNOSIS : Diagnosis kista mammae ditegakkan melalui pemeriksaan klinis dan aspirasi sitologi. Jumlah cairan yangdiaspirasi biasanya antara 6 atau 8 ml. Cairan dari kista bisa berbeda warnanya, mulai dari kuning pudar sampai hitam, kadang terlihat translusen dan bisa juga kelihatan tebal dan bengkak. Mammografi dan ultrasonografi juga membantu dalam penegakkan diagnosis tetapipemeriksaan ini tidak begitu penting bagi pasien yang simptomatik.

PENATALAKSANAAN : Eksisi merupakan tatalaksana bagi kista mammae. Namun terapi ini sudah tidak dilakukan karena simple aspiration sudah memadai. Setelah diaspirasi, kista akan menjadi lembek dan tidak teraba tetapi masih bisa dideteksi dengan mammografi.Walaubagaimanapun, bukti klinis perlu bahwa tidak terdapat massa setelah dilakukan aspirasi. Terdapat dua cardinal rules bagi menunjukkan aspirasi kista berhasil yakni (1) massa menghilang secara keseluruhan setelah diaspirasi dan (2) cairan yang diaspirasitidak mengandungi darah. Sekiranya kondisi ini tidak terpenuhi, ultrasonografi, needlebiopsy dan eksisi direkomendasikan.Terdapat dua indikasi untuk dilakukan eksisi pada kista. Indikasi pertama adalah sekiranya cairan aspirasi mengandungi darah ( selagi tidak disebabkan oleh trauma darijarum ), kemungkinan terjadinya intrakistik karsinoma yang sangat jarang ditemukan. Indikasi kedua adalah rekurensi dari kista. Hal ini bisa terjadi karena aspirasi yang tidakadekuat dan terapi lanjut perlu diberikan sebelum dilakukan eksisi.c. Papilloma Intraduktus

Papilloma Intraduktus merupakan tumor benigna pada epithelium duktus mammae dimanaterjadinya hipertrofi pada epithelium dan mioepithelial. Tumor ini bisa terjadi disepanjang sistem duktus dan predileksinya adalah pada ujung dari sistem duktus yaknisinus lactiferous dan duktus terminalis.

INSIDENS : Papilloma Intraduktus soliter sering terjadi pada wanita paramenopausal ataupostmenopausal dengan insidens tertinggi pada dekade ke enam.ETIOPATOGENESIS : Etiologi dan patogenesis dari penyakit ini masih belum jelas. Dari kepustakaan dikatakanbahwa, Papilloma Intraduktus ini terkait dengan proliferasi dari epitel fibrokistik yang hiperplasia.

GAMBARAN KLINIS : Hampir 90% dari papilloma intraduktus adalah dari tipe soliter. Papilloma Intraduktussoliter sering timbul pada duktus laktiferus dan hampir 70% dari pasien datang dengan nipple discharge yang serous dan bercampur darah. Ada juga pasien yang datang dengan keluhan massa pada area subareola walaupun massa ini lebih sering ditemukan padapemeriksaan fisis. Massa yang teraba sebenarnya adalah duktus yang berdilatasi.

GAMBARAN HISTOLOGI : Secara histologi, tumor ini terdiri dari papilla multipel yang masing-masing terdiri darijaringan ikat yang dilapisi sel epitel kuboidal atau silinder yang biasanyaterdiri dari dua lapisan terluar epitel menutupi lapisan mioepitel.

PENATALAKSANAAN : Umumnya, pasien diterapi secara konservatif dan papilloma serta nipple discharge dapatmenghilang secara spontan dalam waktu beberapa minggu. Apabila hal ini tidak berlaku,eksisi lokal duktus yang terkait bisa dilakukan. Eksisi duktus terminal merupakanprosedur bedah pilihan sebagai penatalaksanan nipple discharge. Pada prosedur ini,digunakan anestesi lokal dengan atau tanpa sedasi. Tujuannnya adalah untuk eksisi dariduktus yang terkait dengan nipple discharge dengan pengangkatan jaringan sekitarseminimal mungkin. Apabila lesi benigna ini dicurigai mengalami perubahan kearahmaligna, terapi yang diberikan adalah eksisi luas disertai radiasi.d. Kelainan Fibrokistik Penyakit fibrokistik atau dikenal juga sebagai mammary displasia adalah benjolan payudara yang sering dialami oleh sebagian besar wanita. Benjolan ini harus dibedakan dengan keganasan.Kelainan fibrokistik pada payudara adalah kondisi yang ditandai penambahan jaringan fibrous dan glandular.INSIDENS : Penyakit fibrokistik pada umumnya terjadi pada wanita berusia 25-50 tahun (>50%).GAMBARAN KLINIS : Kelainan ini terdapat benjolan fibrokistik biasanya multipel, keras, adanya kista, fibrosis, benjolan konsistensi lunak, terdapat penebalan, dan rasa nyeri. Kista dapat membesar dan terasa sangat nyeri selama periode menstruasi karena hubungannya dengan perubahan hormonal tiap bulannya. Wanita dengan kelainan fibrokistik mengalami nyeri payudara siklik berkaitan dengan adanya perubahan hormon estrogen dan progesteron. Biasanya payudara teraba lebih keras dan benjolan pada payudara membesar sesaat sebelum menstruasi. Gejala tersebut menghilang seminggu setelah menstruasi selesai. Benjolan biasanya menghilang setelah wanita memasuki fase menopause.Pembengkakan payudara biasanya berkurang setelah menstruasi berhenti. DIAGNOSIS : Kelainan fibrokistik dapat diketahui dari pemeriksaan fisik, mammogram, atau biopsi. Biopsi dilakukan terutama untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis kanker. Perubahan fibrokistik biasanya ditemukan pada kedua payudara baik di kuadran atas maupun bawah.Evaluasi pada wanita dengan penyakit fibrokistik harus dilakukan dengan seksama untuk membedakannya dengan keganasan. Apabila melalui pemeriksaan fisik didapatkan benjolan difus (tidak memiliki batas jelas), terutama berada di bagian atas-luar payudara tanpa ada benjolan yang dominan, maka diperlukan pemeriksaan mammogram dan pemeriksaan ulangan setelah periode menstruasi berikutnya. Apabila keluar cairan dari puting, baik bening, cair, atau kehijauan, sebaiknya diperiksakan tes hemoccult untuk pemeriksaan sel keganasan. Apabila cairan yang keluar dari puting bukanlah darah dan berasal dari beberapa kelenjar, maka kemungkinan benjolan tersebut jinak.PENATALAKSANAAN : Medikamentosa simptomatis, operasi apabilamedikamentosa tidak menghilangkan keluhannya dan ditemukan pada usia pertengahan sampai usia lanjut.

e. Tumor Filoides (Kistosarkoma filoides)Tumor filodes atau dikenal dengan kistosarkoma filodes adalah tumor fibroepitelial yang ditandai dengan hiperselular stroma dikombinasikan dengan komponen epitel. Tumor filodes umum terjadi pada dekade 5 atau 6. Benjolan ini jarang bilateral (terdapat pada kedua payudara), dan biasanya muncul sebagai benjolan yang terisolasi dan sulit dibedakan dengan FAM. Ukuran bervariasi, meskipun tumor filodes biasanya lebih besar dari FAM, mungkin karena pertumbuhannya yang cepat. Tumor filoides merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup secara lokal dan mungkin ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar. INSIDENS : Tumor ini terdapat pada semua usia, kebanyakan pada usia 45 tahun.

GAMBARAN KLINIS : Tumor filoides adalah tipe yang jarang dari tumor payudara, yang hampir sama dengan fibroadenoma yaitu terdiri dari dua jaringan, jaringan stroma dan glandular. Berbentuk bulat lonjong dengan permukaan berbenjol-benjol, berbatas tegas dengan ukuran yang lebih besar dari fibroadenoma. Benjolan ini jarang bilateral (terdapat pada kedua payudara), dan biasanya muncul sebagai benjolan yang terisolasi dan sulit dibedakan dengan FAM. Ukuran bervariasi, meskipun tumor filodes biasanya lebih besar dari FAM, mungkin karena pertumbuhannya yang cepat.

PENATALAKSANAAN : Tumor filoides jinak diterapi dengan cara melakukan pengangkatan tumor disertai 2 cm (atau sekitar 1 inchi) jaringan payudara sekitar yang normal. Sedangkan tumor filoides yang ganas dengan batas infiltratif mungkin membutuhkan mastektomi (pengambilan jaringan payudara). Mastektomi sebaiknya dihindari apabila memungkinkan. Apabila pemeriksaan patologi memberikan hasil tumor filodes ganas, maka re-eksisi komplit dari seluruh area harus dilakukan agar tidak ada sel keganasan yang tersisa. Bottom of Formf. Adenosis Sklerosis

Adenosis adalah temuan yang sering didapat pada wanita dengan kelainan fibrokistik. Adenosis adalah pembesaran lobulus payudara, yang mencakup kelenjar-kelenjar yang lebih banyak dari biasanya. Apabila pembesaran lobulus saling berdekatan satu sama lain, maka kumpulan lobulus dengan adenosis ini kemungkinan dapat diraba. Adenosis sklerotik adalah tipe khusus dari adenosis dimana pembesaran lobulus disertai dengan parut seperti jaringan fibrous.

Banyak istilah lain yang digunakan untuk kondisi ini, diantaranya adenosis agregasi, atau tumor adenosis. Sangat penting untuk digarisbawahi walaupun merupakan tumor, namun kondisi ini termasuk jinak dan bukanlah kanker. GAMBARAN KLINIS : Apabila adenosis dan adenosis sklerotik cukup luas sehingga dapat diraba, dokter akan sulit membedakan tumor ini dengan kanker melalui pemeriksaan fisik payudara. Perubahan histologis berupa proliferasi (proliferasi duktus) dan involusi (stromal fibrosis, regresi epitel). Adenosis sklerosis dengan karakteristik lobus payudara yang terdistorsi dan biasanya muncul pada mikrokista multipel, tetapi biasanya muncul berupa massa yang dapat terpalpasi. Kalsifikasi dapat terbentuk pada adenosis, adenosis sklerotik, dan kanker, sehingga makin membingungkan diagnosis. PENATALAKSANAAN : Biopsi melalui aspirasi jarum halus biasanya dapat menunjukkan apakah tumor ini jinak atau tidak. Namun dengan biopsi melalui pembedahan dianjurkan untuk memastikan tidak terjadinya kanker.

g. Galaktokel

Galaktokel adalah kista berisi susu yang terjadi pada wanita yang sedang hamil atau menyusui ataudengan kata lain merupakan dilatasi kistik suatu duktus yang tersumbat yang terbentuk selama masa laktasi. Galaktokel merupakan lesi benigna yang luar biasa pada payudara dan merupakan timbunan air susu yang dilapisi oleh epitel kuboid. Seperti kista lainnya, galaktokel tidak bersifat seperti kanker.GAMBARAN KLINIS : Biasanya galaktokel tampak rata, Kista menimbulkan benjolan yang nyeri dan mungkin pecah sehingga memicu reaksi peradangan lokal serta dapat menyebabkan terbentuknya fokus indurasi persisten. Benjolan dapat digerakkan, walaupun dapat juga keras dan susah digerakkanDIAGNOSIS : Untuk menegakkan diagnosa dilakukan skrining sonografi, dimana akan terlihat penyebaran dan kepadatan tumor tersebut. PENATALAKSANAAN : Penatalaksanaan galaktokel dilakukan dengan aspirasi jarum halus untuk mengeluarkan sekret susu. Pembedahan dilakukan jika kista terlalu kentaldan sulit di aspirasih. Mastitis

Mastitis adalah infeksi yang sering menyerang wanita yang sedang menyusui atau pada wanita yang mengalami kerusakan atau keretakan pada kulit sekitar puting. ETIOPATOGENESIS : Kerusakan pada kulit sekitar puting tersebut akan memudahkan bakteri dari permukaan kulit untuk memasuki duktus yang menjadi tempat berkembangnya bakteri dan menarik sel-sel inflamasi. Sel-sel inflamasi melepaskan substansi untuk melawan infeksi, namun juga menyebabkan pembengkakan jaringan dan peningkatan aliran darah. GAMBARAN KLINIS : Pada mastitis menyebabkan payudara menjadi merah, nyeri, dan terasa hangat saat perabaan. Terkadang sukar dibedakan dengan karsinoma, yaitu adanya massa berkonsistensi keras, bisa melekat ke kulit, dan menimbulkan retraksi puting susu akibat fibrosis periduktal, dan bisa terdapat pembesaran kelenjar getah bening aksila. PENATALAKSANAAN : Pada mastitis dengan kondisi ini diterapi dengan antibiotik. Pada beberapa kasus, mastitis berkembang menjadi abses atau kumpulan pus yang harus dikeluarkan melalui pembedahan.i. Ductus Ectasia

Ektasia duktus merupakan lesi benigna yang ditandai adanya pelebaran dan pengerasan dari duktus.

INSIDENS : Ektasia duktus adalah kondisi yang biasanya menyerang wanita usia sekitar 40 sampai 50 tahun dan di anggap sebagai variasi normal proses payudara wanita usia lanjut.

GAMBARAN KLINIS : Adanya massa berupa ductus yang membesar dicirikan dengan sekresi puting yang berwarna hijau atau hitam pekat, dan lengket. Pada puting serta daerah disekitarnya akan terasa sakit serta tampak kemerahan.PENATALAKSANAAN : Kondisi ini umumnya tidak memerlukan tindakan apapun, atau dapat membaik dengan melakukan pengkompresan dengan air hangat dan obat-obat antibiotik. Apabila keluhan tidak membaik, duktus yang abnormal dapat diangkat melalui pembedahan dengan cara insisi pada tepi areola.j. Nekrosis Lemak

Nekrosis lemak terjadi bila jaringan payudara yang berlemak rusak, bisa terjadi spontan atau akibat dari cedera yang mengenai payudara. Ketika tubuh berusaha memperbaiki jaringan payudara yang rusak, daerah yang mengalami kerusakan tergantikan menjadi jaringan parut.GAMBARAN KLINIS : Nekrosis lemak berupa massa keras yang sering agak nyeri tetapi tidak membesar. Kadang terdapat retraksi kulit dan batasnya tidak rata.DIAGNOSIS : Karena kebanyakan kanker payudara berkonsistensi keras, daerah yang mengalami nekrosis lemak dengan jaringan parut sulit untuk dibedakan dengan kanker jika hanya dari pemeriksaan fisik ataupun mammogram sekalipun. GAMBARAN HISTOPATOLOGIS : Terdapat nekrosis jaringan lemak yang kemudian menjadi fibrosis.

PENATALAKSANAAN : Dengan biopsi jarum atau dengan tindakan pembedahan eksisi KESIMPULAN

1. Tumor jinak mamma ialah lesi jinak yang berasal dari dari parenkim, stroma,areola dan papilla mammae.2. Hampir semua etiologi tumor jinak payudara belum secara pasti. Namun, berbagai penelitian beranggapan pengaruh hormonal merupakan pemicu terjadinya tumor jinak payudara yang ada.

3. Jenis-jenis tumor jinak payudara antara lain :

a. Fibroadenoma mammae

b. Kista mammae

c. Papilloma intraduktus

d. Kelainan fibrokistik

e. Tumor filoides

f. Adenosis sklerosis

g. Galaktokel

h. Mastitis

i. Ductus ektasia

j. Nekrosis lemak

DAFTAR PUSTAKA1. Sjamsuhidajat, R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3, Jakarta, EGC, 2010, hal : 475-478.

2. Pierce A.G, Neil R.B, At a Glance Ilmu Bedah, Edisi 3, Jakarta, Erlangga, 2007.

3. Staf pengajar bagian ilmu bedah FKUI, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Jakarta, Penerbit FKUI, 2010, hal : 324-326; 333-334.

4. http:// emedicine.medscape.com/article/435779-overview

5. http://www.holoogic.com/benign-breast-tumors/PAGE 11