TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs...

61
i TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG POSYANDU BALITA DI DUSUN BENDUNGAN DESA PILANGSARI NGRAMPAL SRAGEN TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : IIT PUJI LESTARI NIM : B10.025 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs...

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

i

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA

TENTANG POSYANDU BALITA DI DUSUN BENDUNGAN

DESA PILANGSARI NGRAMPAL SRAGEN

TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

IIT PUJI LESTARI

NIM : B10.025

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA

TENTANG POSYANDU BALITA DI DUSUN BENDUNGAN

DESA PILANGSARI NGRAMPAL SRAGEN

TAHUN 2013

Diajukan Oleh:

IIT PUJI LESTARI

NIM : B10.025

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal 22 Juli 2013

(RETNO WULANDARI, S.ST)

NIK. 200985034

ii

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

iii

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA

TENTANG POSYANDU BALITA DI DUSUN BENDUNGAN

DESA PILANGSARI NGRAMPAL SRAGEN

TAHUN 2013

Karya Tulis Ilmiah

Disusun oleh:

IIT PUJI LESTARI

NIM : B10.025

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Ujian Akhir Program D III Kebidanan

Pada tanggal 3 Agustus 2013

iii

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai

Balita Tentang Posyandu Balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal

Sragen Tahun 2013”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk

memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Program DIII

Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,

Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes

Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada

penulis.

4. Ibu Erlyn Hapsari, S.ST, selaku Dosen Penguji yang telah meningkatkan

pemahaman bagi penulis

5. Bapak Kepala Desa Pilang Sari Kecamatan Ngrampal Sragen atas pemberian

ijin pengambilan data awal dan penelitian.

iv

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

v

6. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak

kekurangannya, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian

selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2013

Penulis

v

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

vi

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013

Iit Puji Lestari

B10.025

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA

TENTANG POSYANDU BALITA DI DUSUN BENDUNGAN

DESA PILANGSARI NGRAMPAL SRAGEN TAHUN 2013

xiii + 45 halaman + 16 lampiran + 5 tabel + 3 gambar

ABSTRAK

Latar belakang : Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan kematian

ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita. Salah satu diantaranya adalah melalui

Posyandu. Posyandu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dan

merupakan bagian dari pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh

pemerintah yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi

(lnfan tmortalily rate), angka kelahiran bayi dan angka kematian ibu serta dalam

rangka mempercepat terwuiudnya Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

(NKKBS). Studi pendahuluan pada 10 orang ibu yang mempunyai anak balita

diketahui bahwa sebanyak 4 ibu (40%) mempunyai pengetahuan yang cukup

tentang posyandu dan sebanyak 6 ibu (60%) mempunyai pengetahuan yang

kurang tentang posyandu.

Tujuan : mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang

Posyandu Balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen Tahun

2013 pada kategori baik, cukup dan kurang.

Metode Penelitian : jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di

Dusun Bendungan Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen pada

2-3 April 2013. Sampel sebanyak 54 responden yang mempunyai balita dengan

teknik sampling jenuh. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner.

Teknik analisis data adalah analisis univariat dengan program SPSS.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang

posyandu balita pada tingkat baik sebanyak 8 orang (14,8%), pada tingkat cukup

31 orang (57,4%) dan pada tingkat kurang sebanyak 15 orang (27,8%).

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu

balita pada tingkat cukup 31 orang (57,4%).

Kata Kunci: Pengetahuan, ibu yang mempunyai balita, posyandu balita

Kepustakaan: 26 literatur (Tahun 2004 s/d 2012)

vi

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Segala perjuangan pasti menghadirkan keberhasilan, jadi raihlah keberhasilan

walaupun harus bersimbah darah dan peluh di seluruh tubuhmu”

(Penulis)

“Kerja adalah makna hidup, kerja adalah suratan takdir, kerja adalah kewajiban

dan kerja adalah kunci keberhasilan”

(Iwan Fals)

PERSEMBAHAN :

Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan kepada :

1. Ayah dan Ibuku, yang telah memberikan motivasi

dan doa

2. Saudara-saudaraku yang selalu memberikan

keceriaan.

3. Ibu Retno Wulandari, SST, yang telah membimbing

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Kumbang terakhirku.

5. Teman-teman seperjuangan Fafa, Ria, Destri dan

kost Princess yang telah bersama-sama

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

6. Almamater tercinta

vii

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

viii

CURICULUM VITAE

Nama : Iit Puji Lestari

Tempat/ Tanggal Lahir : Sragen, 23 April 1992

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Bendungan RT 15/ 05 Pilangsari, Ngrampal, Sragen

Institusi : Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Riwayat Pendidikan

1. SD N Jenar 2 Sragen Lulus Tahun 2004

2. SMP N 1 Jenar, Sragen Lulus Tahun 2007

3. SMA N 1 Sambungmacan Sragen Lulus Tahun 2010

viii

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii

CURRICULUM VITAE ................................................................................ viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5

E. Keaslian Penelitian .................................................................. 5

F. Sistematika Penulisan ............................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ......................................................................... 8

1. Pengetahuan ......................................................................... 8

ix

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

x

2. Balita ................................................................................... 16

3. Posyandu .............................................................................. 19

B. Kerangka Teori ........................................................................ 26

C. Kerangka Konsep ..................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................ 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 28

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............. 29

D. Instrumen Penelitian .............................................................. 30

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 33

F. Variabel Penelitian ................................................................ 34

G. Definisi Operasional .............................................................. 34

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................. 35

I. Etika Penelitian ...................................................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian ...................................................... 38

B. Hasil Penelitian ........................................................................... 39

C. Pembahasan ................................................................................ 43

D. Keterbatasan ................................................................................ 44

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 44

B. Saran ........................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Kisi – kisi Kuesioner ...................................................................... 32

Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel ......................................................... 34

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur ......................................... 39

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan ................................ 40

Tabel 4.3. Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS ................ 40

Tabel 4.4. Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita tentang Posyandu 42

xi

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Konsep............................................................ 26

Gambar 2.2. Kerangka Teori................................................................ 27

xii

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Jawaban

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Validitas

Lampiran 5. Surat Jawaban Uji Validitas

Lampiran 6. Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 8. Hasil Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 10. Permohonan untuk Menjadi Responden

Lampiran 11. Persetujuan untuk Menjadi Responden

Lampiran 12. Kuesioner

Lampiran 13. Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 14. Hasil Kuesioner Responden

Lampiran 15. Hasil Analisis

Lampiran 16. Lembar Konsultasi

xiii

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian Balita berdasarkan Survey Demografi Kesehatan

(SDKI) pada tahun 2007 adalah 44 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian

bayi 34 per 1. 000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka kematian

neonatal 19 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Sementara target Millenium

Development Goals (MDGs) tahun 2015 adalah 32/1.000 kelahiran hidup

untuk Angka Kematian Balita dan 23 per 1. 000 kelahiran hidup untuk angka

kematianbayi (Muhyasir, 2011).

MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas

internasional melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium PBB di

New York yang menghasilkan suatu deklarasi global yang disebut Deklarasi

Milenium. Deklarasi tersebut disetujui oleh 189 negara dan ditandatangani

oleh 147 kepala pemerintahan, kepala negara dantokoh-tokoh dunia ini

menghasilkan 8 sasaran pembangunan milenium atau MDGs. Kedelapan

sasaran pembangunan milenium ini telah menjadi salah satu acuan penting

yang ingin dicapai dalam pembangunan di Indonesia sejak tahun 2000 sampai

2015 (Depkes RI, 2007). Satu diantara ke delapan target atau sasaran

Pembangunan Milenium atau MDGs yang sedang diupayakan untuk dicapai

Indonesia adalah MDGs ke-4 yaitu menurunkan kematian anak-anak di bawah

usia lima tahun (Syafrawati, 2006).

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

2

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan kematian ibu, bayi

baru lahir, bayi dan balita. Antara lain melalui penempatan bidan di desa,

pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan Buku

Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) dan Program Perencanaan Persalinan

dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta penyediaan fasilitas kesehatan

Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas

perawatan dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif

(PONEK) di rumah sakit (DirektoratBinaKesehatanAnak, 2012).

Posyandu merupakan salah satu pelayanan kesehatan untuk

memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan

terutama untuk ibu dan anak balita dengan berdasarkanbuku KIA. Pos

Pelayanan Terpadu atau posyandu merupakan ujung tombak pelayanan

kesehatan dan merupakan bagian dari pembangunan kesehatan yang

diprogramkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk mempercepat penurunan

angka kematian bayi (lnfantmortalilyrate), angka kelahiran bayi (birthrale),

dan angka kematian ibu (maternal mortalilyrate), serta dalam rangka

mempercepat terwuiudnya Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

(NKKBS) (Nugroho &Nurdiana, 2008).

Posyandumempunyai manfaat bagi masyarakat antara lain adalah

pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang/gizi

buruk, bayi dan anak balita mendapat Kapsul Vitamin A setiap bulan Februari

dan Agustus, bayi memperoleh imunisasi lengkap, stimulasi tumbuh kembang

balita dengan fasilitas alat permainan edukatif di posyandu, dan mendeteksi

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

3

dini tumbuh kembang, anak belajar bersosialisasi dengan sesama balita dan

orang tua, memperoleh penyuluhan kesehatan tentang kesehatan ibu dan anak,

apabila terdapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu

menyusui akan dirujuk ke Puskesmas serta berfungsi untuk berbagi

pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak balita

(KementrianKesehatan RI, 2012).

Studi pendahuluan yang dilakukan di Dusun Bendungan Desa

Pilangsari Ngrampal Sragen pada tanggal 21 Oktober 2012 melalui

wawancara dengan kader posyandu diketahui bahwa jumlah balita sebanyak

54 balita, sedangkan balita yang datang ke Posyandu rata-rata sebanyak 35

balita (65%), sehingga rata-rata cakupan balita tersebut masihkurang dari

target yang ditetapkan yaitu 80%.

Hasil wawancara dengan 10 orang ibu yang mempunyai anak balita

diketahui bahwa sebanyak 4 ibu (40%) mempunyai pengetahuan yang cukup

tentang posyandu dan sebanyak 6 ibu (60%) mempunyai pengetahuan yang

kurang tentang posyandu. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut banyak

ibu yang kurang mengetahui tentang Posyandu, maka mendorong penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu

yang Mempunyai Balita Tentang PosyanduBalita di Dusun Bendungan Desa

PilangsariNgrampal SragenTahun 2013”.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

4

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu yang

MempunyaiBalitaTentang PosyanduBalita di Dusun Bendungan Desa

PilangsariNgrampal SragenTahun 2013 ? ”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang

Posyandu Balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal

SragenTahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita

tentang Posyandu Balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari

Ngrampal Sragen pada tingkat baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang

mempunyaibalitatentang Posyandu Balita di Dusun Bendungan Desa

Pilangsari Ngrampal Sragen pada tingkat cukup.

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita

tentang Posyandu Balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari

Ngrampal Sragen pada tingkat kurang.

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menambah

wawasan pengetahuan di bidang kesehatan khususnya tentang Posyandu.

2. Bagi Peneliti

Mendapat pengalaman langsung dalam melakukan penelitian dan

menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama pendidikan.

3. Bagi Institusi

a. Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi tentang

posyandu balita pada institusi pendidikan yang dapat digunakan untuk

meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang posyandu balita.

b. Lahan

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam upaya

pengembangan Posyandu khususnya dalam meningkatkan tingkat

kunjungan balita ke Posyandu.

E. Keaslian Penelitian

1. Prihatiningsih (2012), melakukan penelitian dengan judul“ Tingkat

Pengetahuan Ibu Balita Tentang Posyandu di Posyandu Cempaka I Dusun

Tenggak Sidoharjo Sragen Tahun 2012. Desain penelitian ini

menggunakan studi observasional deskriptif. Teknik sampling

menggunakan Incidental sampling. Instrumen penelitian ini adalah

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

6

kuesioner tertutup. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu

balita tentang posyandu di Dusun Tenggak Sidoharjo Sragen dapat

dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 6 responden (14%),

pengetahuan cukup sebanyak 31 responden (72%) dan pengetahuan

kurang sebanyak 6 responden (14%).

2. Handayaningsih (2010), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Balita

tentang Posyandu di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon

Surakarta”. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian analitik

dengan studi observasional deskriptif. Instrumen yang digunakan yaitu

kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan

tentang ibu balita tentang posyandu pada kategori baik sebanyak 12 ibu

(18,5%), pengetahuan cukup sebanyak 35 responden (53,8%) dan

pengetahuan kurang sebanyak 18 orang (27,7%).

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah pada waktu

penelitian, sampel dan lokasi penelitian sedangkan persamaannya adalah pada

jenis dan rancangan penelitian, variabel penelitian serta teknik analisis data.

F. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika

penelitian.

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini terdiri dari teori tentang pengetahuan yang terdiri dari :

pengertian pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi,

tingkatan pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan. Teori

tentang balita yang terdiri dari pengertian balita, perkembangan

balita, komunikasi pada balita. Teori tentang posyandu yang terdiri

dari : pengertian posyandu, sasaran posyandu, fungsi

penyelenggaraan dan kegiatan pokok posyandu. Bab ini juga

terdiri dari kerangka teori dan kerangka konsep.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi

dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan

sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel

penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisa

data, etika penelitian dan jadwal penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini terdiri dari gambaran lokasi penelitian, hasil penelitian,

pembahasan dan keterbatasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil

penggunaan panca indera (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan merupakan penalaran, penjelasan dan pemahaman

manusia tentang segala sesuatu, juga mencakup praktek atau

kemampuan teknis dalam memecahkan berbagai persoalan hidup yang

belum dibuktikan secara sistematis (Purba, 2010).

b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan yaitu :

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga

terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.

2) Informasi

Seorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan

memiliki pengetahuan yang lebih luas.

8

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

9

3) Budaya

Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi

kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

4) Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.

5) Sosial-Ekonomi

Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup

semakin tinggi, tingkat sosial ekonomi akan bertambah tingkat

pengetahuan.

c. Tingkat dalam Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005), tingkatan dalam pengetahuan antara

lain:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya dan merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

10

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

suatu struktur organisasi tersebut dan yang masih saling berkaitan.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah

kemampuan untuk menyusun formulasi baru formulasi-formulasi

yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek dimana

kriteria penilaian suatu materi atau obyek ditentukan oleh diri

sendiri.

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), dari berbagai macam cara yang

telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang

sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :

1) Cara Tradisional atau Non Ilmiah (tanpa melalui penelitian ilmiah)

Cara tradisional atau non ilmiah ini dipakai orang untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya

metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis.

Cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

11

a) Cara coba-salah (Trial and Eror)

Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup

lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai

sekarang pun metode ini masih digunakan terutama oleh

mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu

dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini telah

banyak jasanya terutama dalam meletakkan dasar-dasar

menemukan teori-teori dalam berbagai ilmu pengetahuan.

b) Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh

adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun

1926. Pada suatu hari Summers sedang bekerja dengan ekstrak

acetone dan karena terburu-buru ingin bermain tenis, maka

ekstrak acetone tersebut disimpan di dalam kulkas. Keesokan

harinya ketika ingin meneruskan percobaannya, ternyata

ekstrak acetone yang disimpan di dalam kulkas tesebut timbul

kristal-kristal yang kemudian disebut enzim urease.

c) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Prinsip ini adalah orang lain menerima padahal yang

dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoriter tanpa

terlebih dulu menguji atau memberikan kebenaran baik -

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

12

berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran

sendiri.

d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi adalah pengalaman untuk

mempengaruhi kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan

dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh

dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa

yang lalu. Tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun

seseorang untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan

benar diperlukan berfikir kritis dan logis.

e) Cara Akal Sehat (Common Sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini

berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya

menuruti nasihat orang tuanya, atau anak disiplin

menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah,

bahwa hukuman adalah merupakan metode bagi pendidikan

anaknya. Pemberian hadiah dan hukuman (reward dan

punishment) merupakan cara yang masih dianut oleh banyak

orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

f) Kebenaran Melalui Wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini -

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

13

harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama

yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut

rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para

Nabi adalah sebagai hasil usaha wahyu dan bukan karena hasil

usaha penalaran atau penyelidikan manusia.

g) Kebenaran Melalui Intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat

sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui

proses penalaran berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui

intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak

menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis.

Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi

atau suara hati atau bisikan hati saja.

h) Melalui Jalan Pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikiran baik melalui induksi maupun

deduksi. Pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran

secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang

dikemukakan kemudian dari hubungannya sehingga dapat

dibuat suatu kesimpulan.

i) Induksi

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa induksi

adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari -

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

14

pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat

umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan

kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman

empiris yang ditangkap oleh indra. Kemudian disimpulkan ke

dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk

memahami suatu gejala. Karena proses berpikir induksi, itu

beranjak dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata,

maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal

yang konkret kepada hal-hal yang abstrak.

Proses berpikir secara induksi dikelompokkan menjadi dua,

yakni induksi sempurna dan induksi tak sempurna. Induksi

sempurna terjadi apabila kesimpulan diperoleh dari

penjumlahan dari kesimpulan khusus. Sedangkan induksi tak

sempurna terjadi apabila kesimpulan tersebut diperoleh dari

lompatan, dari pernyataan-pernyataan khusus.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322 SM)

mengembangkan ara deduksi ini ke dalam suatu cara yang

disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu bentuk

deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai

kesimpulan yang lebih baik. Di dalam proses berpikir deduksi

berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

15

kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua

peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas

itu. Di sini terlihat proses berpikir berdasarkan pada

pengetahuan yang umum mencapai pengetahuan yang khusus.

2) Cara Modern atau Cara Ilmiah (melaui proses penelitian)

Dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian.

Menurut Notoatmodjo (2010), mengatakan bahwa dalam

memperoleh kesimpulan harus dilakukan dengan pencatatan

terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya.

Pencatatan ini meliputi tiga hal pokok, yaitu :

a) Segala sesuatu yang positif, gejala tertentu yang muncul saat

dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif, yaitu gejala yang tidak muncul

saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala-gejala yang muncul bervariasi, yaitu gejala yang

berubah-ubah pada kondisi tertentu.

e. Cara pengukuran pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2009), hasil untuk mengetahui tingkat

pengetahuan ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut :

1) Pengetahuan baik : (x) > mean + 1SD

2) Pengetahuan cukup : mean – 1SD � x � mean + 1SD

3) Pengetahuan kurang : (x) < mean – 1SD

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

16

2. Balita

a. Pengertian

1) Menurut Muaris (2006), anak balita adalah anak yang telah

menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan

pengertian usia anak di bawah lima tahun.

2) Menurut Soetjiningsih (2012), menyatakan balita adalah anak

dengan usia dibawah 5 tahun.

3) Menurut Supartini dalam Suparyanto (2011), balita merupakan

istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima tahun. Istilah

ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita merupakan

kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA

(Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan. Balita

merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat

dalam pencapaian keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang

anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar

yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan

kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan

intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan

perkembangan berikutnya.

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

17

b. Perkembangan Balita

Menurut Choirunisa (2009), beberapa bentuk-bentuk

perkembangan yang terjadi pada balita antara lain adalah sebagai

berikut :

1) Perkembangan fisik

Di awal balita, pertambahan berat badan balita merupakan

singkatan bawah lima tahun, satu periode usia manusia dengan

rentang usia dua hingga lima tahun, ada juga yang menyebut dengan

periode usia prasekolah. Pada fase ini anak berkembang dengan

sangat pesat. Periode ini, balita memiliki ciri khas perkembangan

menurun disebabkan banyaknya energi yang terserap untuk

bergerak.

2) Perkembangan Psikologis

Dari sisi psikomotor, balita mulai terampil dalam

pergerakannya (lokomotion), seperti berlari, memanjat, melompat,

berguling, berjinjit, menggenggam, melempar yang berguna untuk

mengelola keseimbangan tubuh dan mempertahankan rentang

atensi.

Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga

mulai terlatih seperti meronce, menulis, menggambar,

menggunakan gerakan pincer yaitu memegang benda dengan hanya

menggunakan jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang alat tulis

atau mencubit serta memegang sendok dan menyuapkan makanan

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

18

ke mulutnya, mengikat tali sepatu. Dari sisi kognitif, pemahaman

tehadap obyek telah lebih baik. Kemampuan bahasa balita tumbuh

dengan pesat. Pada periode awal balita yaitu usia dua tahun kosa

kata rata-rata balita adalah 50 kata, pada usia lima tahun telah

menjadi diatas 1.000 kosa kata. Pada usia tiga tahun balita mulai

berbicara dengan kalimat sederhana berisi tiga kata dan mulai

mempelajari tata bahasa dari bahasa ibunya (Choirunisa, 2009).

c. Komunikasi pada balita

Supartini dalam Suparyanto (2011), menyatakan bahwa aspek penting

dalam komunikasi pada balita, yaitu :

1) Karakteristik anak usia balita (terutama anak usia dibawah 3 tahun

atau todler) sangat egosentris. Selain itu, anak juga mempunyai

perasaan takut pada ketidaktahuannya sehingga anak perlu diberi

tahu tentang apa yang akan terjadi pada dirinya.

2) Aspek bahasa, anak belum mampu berbicara secara fasih, oleh

karena itu, saat menjelaskan, gunakan kata yang sederhana, singkat,

dan gunakan istilah yang dikenalnya. Posisi tubuh yang baik saat

berbicara pada anak adalah jongkok, duduk di kursi kecil, atau

berlutut sehingga pandangan mata ibu akan sejajar dengannya.

3) Satu hal yang akan mendorong anak untuk meningkatkan

kemampuan dalam berkomunikasi adalah dengan memberikan

pujian atas apa yang telah dicapainya atau ditunjukkannya terhadap

orang tuanya.

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

19

3. Posyandu

a. Pengertian Posyandu

1) Menurut Ismawati (2010), posyandu adalah kegiatan kesehatan

dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang

dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja Puskesmas

dimana program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai

kelurahan, maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh

masyarakat.

2) Menurut Depkes RI (2006), menyatakan bahwa posyandu

merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,

untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan

pembangunan kesehatan.

3) Menurut Sembiring (2004), menyatakan posyandu adalah suatu

wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan

masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh

masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan

serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga.

berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan

sumber daya manusia sejak dini.

b. Sasaran Posyandu

Menurut Depkes RI (2006), sasaran Posyandu adalah bayi dan anak

balita.

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

20

c. Fungsi Penyelenggaraan Posyandu

Menurut Munif (2012), menyatakan fungsi dari

penyelenggaraan Posyandu bagi balita antara adalah sebagai berikut :

1) Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi

kurang/gizi buruk.

2) Bayi dan anak balita mendapat Kapsul Vitamin A setiap bulan

Februari dan Agustus.

3) Bayi memperoleh imunisasi lengkap.

4) Stimulasi tumbuh kembang balita dengan fasilitas alat permainan

edukatif di posyandu, dan mendeteksi dini tumbuh kembang

5) Anak belajar bersosialisasi dengan sesama balita dan orang tua.

6) Memperoleh penyuluhan kesehatan tentang kesehatan ibu dan

anak.

7) Apabila terdapat kelainan pada anak balita akan dirujuk ke

Puskesmas

8) Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan

ibu dan anak batita.

d. Penyelenggaraan Posyandu

Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan, pos

imunisasi, pos KB desa, pos kesehatan ataupun pembentukan yang

baru. Satu posyandu sebaiknya melayani seratus (100) balita/700

penduduk atau disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

21

setempat, geografis, jarak antara rumah, jumlah kepala keluarga dalam

kelompok dan sebagainya (Depkes RI, 2006).

Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi

oleh masyarakat dan ditentukan sendiri. Dengan demikian kegiatan

posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang sudah ada, rumah

penduduk, balai desa, tempat pertemuan RK/RT atau di tempat khusus

dibangun masyarakat. Menurut Depkes RI (2006), penyelenggaraan

Posyandu Balita dilakukan dengan “pola lima meja” sebagaimana

diuraikan antara lain:

Meja 1 : Pendaftaran

Meja Satu, merupakan meja pendaftaran. Disini balita

di daftar dalam formulir pancatatan balita. Bila sudah

mempunyai KMS, maka KMS tersebut diminta dan

kemudian diselipkan secarik kertas yang sudah diberi

nama balita yang bersangkutan. Apabila balita tidak

memiliki KMS, maka dibuatkan KMS baru yang juga

diselipkan kertas dengan nama balita di dalamnya.

Meja 2 : Penimbangan bayi dan anak balita

Melakukan kegiatan pelaksanaan penimbangan bayi dan

anak balita, yaitu bertugas menimbang bayi atau balita

dan mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas

yang akan dipindahkan pada Kartu Menuju Sehat

(KMS).

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

22

Meja 3 : Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat)

Meja tiga bertugas untuk mengisi KMS atau

memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari

secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut. Pencatatan

yang dilakukan meliputi berat badan balita.

Meja 4 : Penyuluhan perorangan

Meja 4 bertugas menjelaskan data KMS atau keadaan

anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang

digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dari anak

yang bersangkutan dan memberikan penyuluhan kepada

setiap ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya

atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang

dialami sasaran.

Meja 5 : Pelayanan tenaga profesional

Meliputi pelayanan Kartu Ibu dan Anak (KIA),

imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan disesuaikan

dengan kebutuhan setempat. Pelayanan oleh tenaga

professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan

meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan,

pelayanan imunisasi, pengobatan Pemberian pil

penambah darah (zat besi), vitamin A, dan obat-obatan

lainnya.

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

23

e. Kegiatan pokok posyandu

Menurut Depkes (2006), kegiatan utama Posyandu yang

berhubungan dengan balita meliputi:

1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak adalah

meningkatkan kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan

ibu dan anak. Ibu dan anak merupakan kelompok yang paling

rentan dan peka, terhadap berbagai masalah kesehatan, seperti:

kejadian kesakitan (morbiditas) dan gangguan gizi (malnutrisi),

yang seringkali berakhir dengan kecacatan (disability) atau

kematian (mortalitas) (Sudayasa, 2010)

Pemanfaatan Buku KIA adalah buku catatan terpadu yang

digunakan dalam keluarga untuk tujuan meningkatkan praktek

keluarga dan masyarakat dalam memelihara atau merawat

kesehatan ibu dan anak, serta meningkatkan kualitas pelayanan

KIA.

Manfaat yang didapatkan dengan penggunaan buku KIA

tersebut adalah :

a) Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap, sejak

ibu mulai hamil sampai anak berumur lima tahun

b) Instrumen pencatatan dan pemantauan, informasi, komunikasi

dan penyuluhan tentang kesehatan, gizi dan standar pelayanan

KIA yang lengkap di tingkat keluarga termasuk rujukannya

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

24

c) Deteksi dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan

anak

d) Menanggapi kebutuhan maupun keinginan ibu hamil dan balita

e) Meningkatkan komunikasi antara ibu dan petugas dalam rangka

mendidik ibu ataupun keluarga tentang perawatan dan

pemeliharaan KIA serta masalah gizi di rumah.

f) Meningkatkan jangkauan pelayanan KIA berkualitas.

g) Memperbaiki sistem kesehatan dalam menerapkan manajemen

pelayanan KIA yang lebih efektif (Sudayasa, 2010).

2) Imunisasi

Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila

ada petugas Puskemas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan

dengan program, baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap

ibu hamil (Depkes RI, 2006).

Imunisasi dasar adalah imunisasi wajib yang sesuai program

Pengembangan Imunisasi (PPI) yang terdiri dari BCG untuk

mencegah penyakit tubekulosis, DPT untuk mencegah penyakit

dipteri, pertusis dan tetanus, imunisasi campak untuk mencegah

penyakit campak, imunisasi polio untuk mencegah penyakit polio

dan hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit

hati) (Ranuh, 2005)

Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah penyakit tertentu

pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

25

sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan

penyakit tertentu dari dunia seperti imunisasi cacar (Ranuh, 2005).

3) Gizi

Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasaran

adalah bayi, balita. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi

penimbangan berat badan, deteksi dini, gangguan pertumbuhan,

penyuluhan dan pemberian PMT, pemberian vitamin A dan

pemberian sirup Fe (Depkes RI, 2006).

4) Pencegahan dan Penanggulangan Diare

Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan

Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan antara lain

penyuluhan, pemberian larutan gula garam yang dapat dibuat

sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang disediakan

(Depkes RI, 2006).

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

26

B. Kerangka Teori

Kerangka teroritis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Notoatmodjo (2005), Sembiring (2004), Depkes RI (2006)

Pengetahuan Ibu

Faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan :

1. Pendidikan

2. Informasi

3. Budaya

4. Pengalaman

5. Sosial ekonomi

Posyandu

1. Pengertian

2. Sasaran

3. Fungsi

4. Penyelenggaraan

posyandu

5. Kegiatan pokok

posyandu

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

27

C. Kerangka Konsep

diteliti

tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Sumber : Notoatmodjo (2005), Riwidikdo (2009)

Tingkat Pengetahuan ibu yang

mempunyai balita tentang

posyandu balita

Baik

Cukup

Kurang

Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan:

1. Pendidikan

2. Informasi

3. Budaya

4. Pengalaman

5. Sosial ekonomi

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif.

Deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk menggambarkan suatu

keadaan di dalam masyarakat. Sedangkan kuantitatif adalah data yang

berhubungan dengan angka, baik yang diperoleh dari pengukuran maupun

nilai suatu data. Jadi deskriptif kuantitatif adalah gambaran suatu keadaan di

dalam masyarakat yang akan ditunjukkan dengan angka-angka

(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menggambarkan tentang tingkat

pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita di Dusun

Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen Tahun 2013.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Lokasi penelitian ini adalah Dusun Bendungan Desa

Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk

pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan

pada tanggal 2-3 April 2013.

28

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

29

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau

subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang

mempunyai balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen

sebanyak 54 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Sugiyono, 2010). Menurut Arikunto (2010), populasi yang kurang dari

100 lebih baik diambil semua, tetapi jika lebih dari 100 dapat diambil 20%

- 30%. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita di

Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen sebanyak 54

responden.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah sampling jenuh yaitu cara pengambilan sampel dengan cara

mengambil semua anggota populasi menjadi sampel (Sugiyono, 2010).

D. Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.

Kuesioner merupakan suatu daftar tertulis yang berisikan rangkaian-

rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal tertentu untuk dijawab secara

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

30

tertulis pula (Sumarsono, 2004). Jenis kuesioner dalam penelitian ini adalah

kuesioner tertutup. Sumarsono (2004), menyatakan bahwa kuesioner tertutup

adalah kuesioner yang bila responden hanya diberi kesempatan untuk

memilih jawaban yang telah disediakan yaitu jawaban benar dan salah. Dalam

kuesioner terdiri dari pernyataan favourable dan unfavoureble. Pernyataan

favourable adalah pernyataan positif, apabila jawaban benar diberi nilai 1,

bila jawaban salah diberi nilai 0. Pernyataan unfavourable adalah pernyataan

negatif, dimana apabila jawaban benar diberi nilai 0, bila jawaban salah diberi

nilai 1. Kisi-kisi kuesioner pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang

posyandu balita dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner

Variabel Sub Variabel No. item

Favourable

No. item

unfavourable

Jumlah

Item

Tingkat

pengetahuan

ibu yang

mempunyai

balita tentang

posyandu

balita

a. Pengertian

posyandu

1,3 2 3

b. Sasaran posyandu 4,5 6 3

c. Fungsi posyandu 7,8,9,10,11,

12,13,14

15,16,17 11

d. Penyelenggaraan

kegiatan

posyandu

18,

19*,20,21,2

2

23 7

e. Kegiatan pokok

posyandu

24*,25,

26,27,28*

29,30,31*,

32,33,34,35

12

22 13 31

* item kuesioner yang tidak valid

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak

diukur. Untuk mengetahui validitas item dalam penelitian ini

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

31

menggunakan uji validitas dengan rumus korelasi product moment. Rumus

korelasi product moment adalah:

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi product moment

n : Jumlah responden

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel (Arikunto, 2010),

yaitu nilai r hitung > 0,361. Uji instrumen penelitian dilakukan pada ibu

yang mempunyai balita di Dusun Pilangsari Desa Pilangsari Ngrampal

Sragen sebanyak 30 ibu yang mempunyai balita.

Hasil uji coba insrumen diperoleh hasil bahwa dari 35 soal

didapatkan 31 item soal dinyatakan valid karena (r hitung > 0,361)

sedangkan sebanyak 4 item soal yaitu item pernyataan nomor 19, 24, 28

dan 31 dinyatakan tidak valid karena (r hitung < 0,361) sehingga keempat

item ini selanjutnya dikeluarkan dan tidak digunakan dalam penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan

( ) ( ) }y - y{n }x x {

y) .x ( - xy)n.(

222 2ΣΣΣ−Σ

ΣΣΣ=

nrxy

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

32

bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban

tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,

maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha

Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus

Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

��

���

� Σ−��

���

−=

t

b

k

kr

2

2

11 11 σ

σ

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

��b2

= Jumlah varian butir

�t2

= Varians total

Dari uji coba reliabilitas apabila didapatkan nilai lebih besar dari nilai

alpha cronbach, maka soal dikatakan reliabel. Dinyatakan reliabel bila

nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60) (Ghozali, 2005). Hasil uji reliabilitas

diperoleh nilai Alpha (0,882) > (0,60) sehingga dinyatakan reliabel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa–peristiwa atau hal

sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian

(Arikunto, 2010). Pada teknik pengumpulan data dalam penelitian ini data

yang diperoleh terdiri dari :

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

33

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh sacara langsung diambil dari

obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2009). Dalam

penelitian ini yang termasuk data primer adalah hasil jawaban kuesioner

pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara

langsung dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder dalam

penelitian ini jumlah ibu yang mempunyai balita di Dusun Bendungan

Desa Pilangsari Ngrampal Sragen melalui dokumen dari posyandu.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Variabel

dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu yang

mempunyai balita tentang posyandu balita.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup

atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Definisi operasional variabel dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

34

Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skala

pengukuran

Parameter dan

kriteria

Pengetahuan

ibu yang

mempunyai

balita

tentang

posyandu

balita

Segala sesuatu

informasi yang

diketahui dan

dimengerti oleh ibu

yang mempunyai

balita tentang

posyandu balita

Kuesioner Ordinal 1. Baik bila

(x) > mean

+ 1 SD

2. Cukup :

bila mean -

1 SD ≤ x

≤ mean +

1 SD

3. Kurang :

bila

(x) < mean

– 1 SD

Sumber : Riwidikdo (2009)

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Proses pengolahan data menurut Arikunto (2010), adalah:

a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari

kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian

dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing

dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak

sesuai dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap

dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data

selanjutnya.

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

35

c. Entry data

Kegiatan ini memasukkan data dalam program komputer untuk

dilakukan analisis lanjut.

d. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban

kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke

dalam tabel.

2. Analisis Data

Analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil

tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari

tiap variabel (Notoatmodjo, 2007). Menurut Riwidikdo (2009), hasil untuk

mengetahui tingkat pengetahuan ditunjukan pada skala pengukuran

sebagai berikut :

a. Pengetahuan baik : (x) > mean + 1SD

b. Pengetahuan cukup : mean – 1SD � x � mean + 1SD

c. Pengetahuan kurang : (x) < mean – 1SD

Keterangan :

X = Nilai total kuesioner

Mean = Nilai rata-rata

SD = Standar deviasi

Sebelum menentukan tingkat pengetahuan terlebih dahulu peneliti

menghitung nilai mean dan Standard Deviation. Menurut Riwidikdo

(2009), rumus menghitung nilai mean dan Standard Deviation yaitu :

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

36

a. Mean

Keterangan :

n : jumlah responden

xi : nilai responden

b. Standard Deviation

Keterangan :

SD : Standard Deviation

xi : nilai responden

n : jumlah responden

Setelah didapatkan hasil nilai mean dan Standard Deviation tiap

responden kemudian hasil tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan

untuk menghitung distribusi frekuensi responden. Rumus untuk

menghitung prosentase menurut Riwidikdo (2009), sebagai berikut :

Jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan

Skor Prosentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100%

Jumlah responden

I. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2007), masalah etika penelitian yang harus

diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:

nX

xi� ==

0

n

i

( )

1

2

2

SD−

�−�

=n

n

xiXI

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

37

1. Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Infomed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam

penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

akan disajikan.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset (Hidayat, 2007).

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Dusun Bendungan merupakan salah satu bagian Desa Desa Pilangsari

Ngrampal Sragen dengan luas wilayah sekitar 4,5 Ha. Jumlah penduduk

Dusun Bendungan sebanyak 626 orang yaitu 302 laki-laki dan 324

perempuan dan 54 ibu yang mempunyai balita.

Batas wilayah Dusun Bendungan Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal

Kabupaten Sragen meliputi sebelah utara berbatasan dengan Dusun Siwalan,

sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bandung, sebelah timur berbatasan

dengan Dusun Karangmalang dan sebelah barat berbatasan dengan Dusun

Nglorog.

Jarak antara Dusun ke Kelurahan sekitar 2 km, jarak antara Dusun

Bendungan ke kecamatan sekitar 5 km, jarak antara Dusun Bendungan ke

Kabupaten sekitar 6 km. Jarak antara Dusun Bendungan ke RSUD Sragen

sekitar 5 km dan dapat ditempuh sekitar 20 menit. Tempat pelayanan

kesehatan yang ada di Dusun Bendungan adalah 1 Posyandu, 1 BPS, 1

Polides dan tenaga kesehatan di Dusun Bendungan adalah dokter praktek

swasta dan bidan.

38

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

39

B. Hasil Penelitian

Penelitian tingkat pengetahuan ibu taentang posyandu balita

dilaksanakan di Dusun Bendungan Desa Pilangsari dengan jumlah responden

sebanyak 54 orang ibu yang mempunyai balita.

1. Karakteristik Responden

a. Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur diperoleh hasil sebagai

berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur

Umur Jumlah Persentase (%)

< 20 tahun

20 – 35 tahun

> 35 tahun

3

48

3

5,6

88,8

5,6

Total 54 100

Sumber : data primer, Mei 2013

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden dengan

umur kurang dari 20 tahun sebanyak 3 orang (5,6%), responden

dengan umur 20 – 35 tahun sebanyak 48 orang (88,8%) dan responden

yang berusia lebih dari 35 tahun sebanyak 3 orang (5,6%), sehingga

mayoritas usia responden adalah 20 – 35 tahun.

b. Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diperoleh hasil

sebagai berikut :

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

40

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase (%)

SD

SMP

SMA

PT

7

22

23

2

13,0

40,7

42,6

3,7

Total 54 100

Sumber : data primer, Mei 2013

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa ibu yang

mempunyai balita dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 7 orang

(13,0%), tingkat pendidikan SMP sebanyak 22 orang (40,7%), tingkat

pendidikan SMA sebanyak 23 orang (42,6%), dan PT sebanyak 2

orang (3,7%), sehingga mayoritas tingkat pendidikan responden

adalah SMA.

2. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Posyandu

Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita

tentang posyandu di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen

Tahun 2013 menggunakan program SPSS untuk mencari nilai mean dan

standar deviasi. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut :

Tabel 4.3 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS

Variabel N Min Max Mean Std. Deviation

Pengetahuan ibu yang

mempunyai balita

tentang posyandu

balita

52 11,00 24.00 18,89 2,79

Sumber : data primer, Mei 2013

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

41

Berdasarkan tabel 4.3 tersebut diketahui bahwa nilai mean sebesar 18,89

dan nilai standar deviasi sebesar 2,79. Hasil tersebut kemudian digunakan

untuk perhitungan tingkat pengetahuan ibu tentang posyandu balita di

Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen yaitu :

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean+1 SD

(x) > 18,89 + 1 (2,79)

(x) > 21,68

jadi nilai responden dikatakan baik bila nilai (x) > 21,68

Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ + 1 SD

18,89 – 1 (2,79) ≤ x ≤ 18,89 + 1 (2,79)

16,10 ≤ x ≤ 21,68

Jadi nilai responden dikatakan cukup bila : 16,10 ≤ x ≤ 21,68

Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean–1 SD

(x) < 18,89 – 1 (2,79)

(x) < 16,10

Jadi nilai responden dikatakan kurang bila nilai (x) < 16,10

Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang

posyandu balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4. Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita tentang

Posyandu Balita

Pengetahuan Jumlah Persentase

(%)

Baik

Cukup

Kurang

8

32

14

14,8

59,3

25,9

Total 54 100

Sumber : data primer, Mei 2013

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

42

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden dengan

pengetahuan baik sebanyak 8 orang (14,8%), tingkat pengetahuan dalam

kategori cukup sebanyak 32 orang (59,3%), tingkat pengetahuan kurang

sebanyak 14 orang (25,9%) sehingga mayoritas responden mempunyai

tingkat pengetahuan cukup.

C. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 54 responden

menunjukkan hasil bahwa responden dengan pengetahuan baik tentang

posyandu balita sebanyak 8 orang (14,8%), tingkat pengetahuan dalam

kategori cukup sebanyak 32 orang (59,3%), tingkat pengetahuan kurang

sebanyak 14 orang (25,9%). Berdasarkan hasil tersebut maka mayoritas

tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita di

Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen adalah cukup.

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil dari tahu

dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Menurut Notoatmodjo (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang antara lain adalah pendidikan, informasi budaya,

pengalaman dan sosial ekonomi.

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa mayoritas responden

mempunyai usia umur 20 – 35 tahun sebanyak 48 orang (88,8%).

Bertambahnya umur seseorang akan menyebabkan terjadinya perubahan pada

aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

43

ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi,

hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat

pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir

seseorang semakin matang dan dewasa. Selain itu umur seseorang

berhubungan dengan tingkat seseorang, dimana sesuatu hal yang pernah

dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat

informal.

Berdasarkan tabel 4.2. diketahui bahwa mayoritas responden

mempunyai tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 23 orang (42,6%).

Menurut Notoatmodjo (2005) pendidikan berarti bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar seseorang dapat

memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang

semakin mudah pula seseorang menerima informasi, dan pada akhirnya

makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang

tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru

diperkenalkan. Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa

mayoritas tingkat pengetahuan ibu cukup, hal ini dikarenakan berdasarkan

kuesioner yang telah disebarkan sebagian besar ibu kurang mengetahui

tentang fungsi dan sasaran posyandu.

Menurut Depkes RI (2006), sasaran Posyandu adalah bayi dan anak

balita sedangkan fungsi Posyandu menurut Munif (2012) bagi balita adalah

pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang/gizi

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

44

buruk, bayi dan anak balita mendapat Kapsul Vitamin A, mendapatkan

imunisasi, mendapatkan stimulasi tumbuh kembang balita dengan fasilitas

alat permainan edukatif di posyandu dan mendeteksi dini tumbuh kembang,

anak belajar bersosialisasi dengan sesama balita dan orang tua, apabila

terdapat kelainan pada anak balita akan dirujuk ke Puskesmas

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat

pengetahuan ibu cukup. Pengetahuan cukup tentang posyandu balita tersebut

kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pendidikan,

informasi, budaya, pengalaman dan sosial ekonomi.

D. Keterbatasan Penelitian

1. Kendala Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian responden sering bertanya kepada peneliti

hal ini dikarenakan ibu juga kurang mengetahui maksud dari kuesioner

sehingga peneliti harus menjelaskan terlebih dahulu sebelum ibu

menjawab pertanyaan tersebut.

2. Keterbatasan Penelitian

a. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kuesioner bersifat tertutup

sehingga tidak melakukan wawancara mendalam dengan responden,

selain itu dengan kuesioner tertutup yang hanya tinggal menjawab

benar atau salah dapat membuat responden memilih secara asal-asalan,

b. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan

sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan.

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

45

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu yang

mempunyai balita tentang posyandu balita di Dusun Bendungan Desa

Pilangsari Ngrampal Sragen dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

berikut :

1. Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita

pada tingkat baik sebanyak 8 orang (14,8%).

2. Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita

pada tingkat cukup sebanyak 32 orang (59,3%).

3. Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita

pada tingkat kurang sebanyak 14 orang (25,9%).

B. Saran

Saran yang dapat diberikan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Bagi ibu yang mempunyai balita

Ibu yang mempunyai balita perlu meningkatkan pengetahuan tentang

posyandu balita melalui penyuluhan dari tenaga kesehatan, media cetak

ataupun media elektronik sehingga dapat membantu meningkatkan

pemahaman ibu tentang posyandu.

45

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

46

2. Bagi tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan perlu memantau atau melakukan monitoring

pelaksanaan posyandu di desa sekaligus memberikan informasi edukasi

kepada kader ataupun ibu yang mempunyai balita sehingga dapat

meningkatkan pengetahuan kader dan ibu tentang posyandu.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Dapat mengembangkan variabel penelitian dan kuesioner penelitian

sehingga didapatkan hasil yang lebih baik.

4. Bagi Institusi

a. Pendidikan

Institusi pendidikan diharapkan dapat menambah referensi tentang

posyandu balita sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan

pengetahuan mahasiswa tentang posyandu balita.

b. Desa

Hendaknya aparat pemerintahan desa bekerjasama dengan kader

posyandu melakukan upaya pengembangan Posyandu khususnya

dalam meningkatkan tingkat kunjungan balita ke Posyandu.

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

47

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.

Rineka Cipta

Direktorat Bina Kesehatan Anak. 2012. Upaya Percepatan Penurunan Angka

Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di Indonesia.

http://www.kesehatananak.depkes.go.id. 14 November 2012.

Choirunisa. 2009. Panduan Terpenting Merawat Bayi dan Balita. Yogyakarta :

Moncer Publisher

Depkes RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta : Departemen

Kesehatan RI dan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal Posyandu)

_________. 2007. Kita Suarakan MDGs Demi Pencapaiannya di Indonesia.

Jakarta : BPS

Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Handayaningsih. 2010. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita tentang Posyandu di

Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta. Karya Tulis

Ilmiah. Karanganyar: Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar

Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika

Kementrian Kesehatan RI. 2012. Ayo ke Posyandu Setiap Bulan. Jakarta :

Kementrian Kesehatan RI

Muaris, H. 2006. Lauk Bergizi Untuk Anak Balita. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama

Muhyasir. 2011. Angka Kematian Ibu, Bayi dan Balita Indonesia.

http://muhyasir.wordpress.com. 14 November 2012.

Munif. 2012. Peran Penting Posyandu dalam Memantau Status Gizi Balita

http://helpingpeopleideas.com. 14 November 2012

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI  · PDF file“Kerja adalah makna hidup, ... MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas ... (PONEK) di rumah sakit

48

Nugroho, HA., dan Nurdiana D. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan dan

Motivasi Kader Posyandu dengan Keaktifan Kader Posyandu di Desa Dukuh

Tengah Kecamatan Ketanggungaii Kabupaten Brebes, Fikktis-Jurnal

Keperawatan, Volume 2 No. 1

Prihatiningsih, KA. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Posyandu di

Posyandu Cempaka I Dusun Tenggak Sidoharjo Sragen Tahun 2012. Karya

Tulis Ilmiah. Surakarta : STIKes Kusuma Husada

Purba, A. 2010, Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Pos Pelayanan

Terpadu (Posyandu) Di Kelurahan Mekar Sentosa Kecamatan Rambutan

Tahun 2010. Jurnal Bunda Sejati, Volume III No. 5

Ranuh, I.G.N, 2005. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta : Badan Penerbit

Ikatan Dokter Anak Indonesia

Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yokyakarta : Mitra Cendekia Press.

Saryono, AS. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan. Jakarta : Nuha Medika

Sembiring, N. 2004. Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat Dalam

Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara :

Bagian Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat

Soetjiningsih. 2012. Tumbung Kembang Anak. Jakarta : EGC

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sumarsono, S. 2004 Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha

Ilmu

Syafrawati. 2006. Pencapaian Tujuan MDGs Bidang Kesehatan di Indonesia.

Jurnal Kesehatan Masyarakat. September. Volume I Nomor 1.

Suparyanto. 2011. Konsep Balita. http://dr-suparyanto.blogspot.com. 12

November 2012