TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut...

65
i TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI RB HARAPAN BUNDA SURAKARTA TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : OKTAVIANI BUDI RESPATI NIM. B11.101 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut...

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

i

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA

BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI RB HARAPAN

BUNDA SURAKARTA

TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

OKTAVIANI BUDI RESPATI

NIM. B11.101

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA

BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI RB HARAPAN

BUNDA SURAKARTA

TAHUN 2014

Diajukan Oleh :

OKTAVIANI BUDI RESPATI

NIM. B11.101

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal Juni 2014

Pembimbing

(Hutari Puji Astuti, S.SiT., M.Kes)

NIK 200580012

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

iii

HALAMAN PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA

BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI RB HARAPAN

BUNDA SURAKARTA

TAHUN 2014

Diajkan Oleh :

OKTAVIANI BUDI RESPATI

NIM. B11.101

Telah dipertahankan di depan dewan penguji

Program Studi Diploma III Kebidanan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta

Pada tanggal Juni 2014

Penguji I Penguji II

(Ernawati, SST) (Hutari Puji Astuti, S. SiT)

NIK. 200886033 NIK 200580012

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Ka.Prodi

(Dheny Rohmatika, S.SiT)

NIK. 200582015

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul ” Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya

Bayi Baru Lahir di BPS Harapan Bunda Surakarta”. Karya Tulis Imiah ini

disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu

syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa

tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak

diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Retno Wulandari, SST, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

3. Hutari Puji Astuti, S.SiT.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.

4. Hj. Mamiek Sulistya, selaku pimpinan RB Harapan Bunda Surakarta yang

telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam

pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

5. Ratih Praningrium, SST, M.Kes, selaku pimpinan RB Harapan Bunda

Surakarta yang telah memberi ijin kepada penulis untuk penelitian dalam

pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

v

6. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas

segala bantuan yang telah diberikan.

7. Seluruh responden yang telah berkenan untuk mengisi kuesioner dalam

penelitian dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah

8. Semua teman-teman angkatan 2011 yang telah membantu dalam penulisan

Karya Tulis Imiaha ini.

9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi

kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi

semua pihak.

Surakarta, Juni 2013

Penulis

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

vi

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2014

Oktaviani Budi Respati

B11 101

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA

BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI RB HARAPAN

BUNDA SURAKARTA

TAHUN 2014

xiii + 51 halaman + 15 lampiran + 5 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Angka kematian bayi di Indonesia tahun 2007 tertinggi di

Negara ASEAN yaitu 35 bayi per 1000 kelahiran. Bila dirincikan 157.000 bayi

meninggal dunia per hariTanda-tanda bahaya bayi baru lahir merupakan suatu

gejala yang dapat mengancam kesehatan bayi baru lahir, bahkan dapat

menyebabkan kematian. Mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir sejak dini, bayi

akan lebih cepat mendapat pertolongan sehingga dapat mencegah kematian.

Setelah peneliti melakukan wawancara terhadap 10 ibu nifas pada tanggal 12 – 17

November 2013 dengan hasil 7 orang (70%) diantaranya belum mengetahui tanda

bahaya bayi baru lahir, 3 orang (30%) sudah mengetahui tanda bahaya bayi baru

lahir.

Tujuan : mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi

baru lahir di RB Harapan Bunda Surakarta Tahun 2014

Metode Penelitian : Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif

kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di RB Harapan Bunda Surakarta pada tanggal

9 April – 10 Mei 2014. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Variabel

tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir.

Analisa menggunakan analisa univariat.

Hasil Penelitian : Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi

Baru Lahir di RB Harapan Bunda Surakarta dapat dikategorikan pengetahuan baik

sebanyak 7 responden (21,9%), pengetahuan cukup sebanyak 19 responden

(59,4%) dan pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (18,7%).Faktor yang

mempengaruhi pendidikan, informasi, pengalaman ,

Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru

Lahir di RB Harapan Bunda Surakarta dapat dikategorikan pengetahuan cukup

Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Nifas, bayi baru lahir

Kepustakaan : 23 literatur (tahun 2007 – 2013)

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

vii

MOTTO

Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah

untuk dirinyasendiri

(wa man jahada fa inama ya jahidu linafsih QS: Al-An-Kabut: 6)

Jangan takut pada masa depan dan jangan pernah menangis

untuk masa lalu

kehabagiaan kita bukanlah karena tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali

setiap kita jatuh

tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya

percaya pada disi sendiri

(Muhammad Ali)

Sukses seringkali data pada mereka yang berani bertindak dan jarang menghadapi

penakut yang tidak berani mengambil konekuensi

(Jawaharal Nehru)

PERSEMBAHAN

1. Trimakasih dan syujud sukur kepada Allah

SWT atas kesabaran dan kemudahan sehigga

KTI ini bisa terselesaikan

2. Trimakasih untuk kedua orang tuaku, tanpamu

aku bukanlah apa-apa.

3. Kakakaku, terima kasih semangat dan

dorongannya

4. Sahabat dan teman-teman Terimkasih atas

bantuan, do'a, nasehat, hiburan, tlaktiran,

ojekan dan semangat yang kalian berikan,

tertawa dan menangis bersama kalian, yang

selalu mengisi hari hariku

5. Almamater tercinta

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

viii

CURICULUM VITAE

BIODATA

Nama : Oktaviani Budi Respati

Tempat / Tanggal Lahir : Sukoharjo, 22 Oktober 1993

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Kwarasan Jl. Kencur Baru III Solobaru, Sukoharjo

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri Sanggrahan 1 Sukoharjo Lulus tahun 2005

2. SMP Negeri 15 Surakarta Lulus tahun 2008

3. SMA Batik I Surakarta Lulus tahun 2011

4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2011

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii

CURICULUM VITAE ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3

E. Keaslian Studi Kasus.................................................................... 4

F. Sistematika Penulisan................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ............................................................................. 7

1. Pengetahuan ........................................................................... 7

2. Teori Nifas ............................................................................ 17

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

x

3. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir ............................................. 19

B. Kerangka Teori............................................................................. 30

C. Kerangka Konsep ........................................................................ 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 32

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 33

D. Instrumen Penelitian .................................................................... 34

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 36

F. Variabel Penelitian ...................................................................... 37

G. Definisi Operasional .................................................................... 37

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ........................................ 38

I. Etika Penelitian ........................................................................... 41

J. Jadwal Penelitian ......................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian ........................................................ 43

B. Hasil Penelitian ............................................................................ 44

C. Pembahasan .................................................................................. 46

D. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 49

B. Saran ............................................................................................ 49

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori .......................................................................... 30

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 31

Gambar 4.1 Diagram tingkat Pengetahuan Responden ................................... 45

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner ...................................................................... 33

Tabel 3.2 Definisi Operasional .................................................................... 36

Tabel 4.1 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya

Bayi Baru Lahir di RB Harapan Bunda Surakarta ........................ 45

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas

Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas

Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian

Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 10. Kuesioner Penelitian

Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 12. Hasil Uji Validitas

Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 14. Hasil Penelitian

Lampiran 15. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian bayi di Indonesia tahun 2007 tertinggi di Negara

ASEAN yaitu 35 bayi per 1000 kelahiran. Bila dirincikan 157.000 bayi

meninggal dunia per hari. Beberapa penyebab kematian bayi baru lahir

(neonatus) yang terbanyak disebabkan kegawatdaruratan dan penyulit pada

masa neonatus seperti berat bayi lahir rendah, asfiksia neonatorum, syndrome

gawat nafas, hiperbilirubenemia, sepsis neonatorum, trauma lahir dan

kelainan konginetal. World Health Organization (WHO) dalam pernyataaan

tentang neonates dunia tahun 2001 melaporkan bahwa penyebab langsung

kematian neonatus adalah infeksi (32%), asfiksia (29%), komplikasi

prematuritas (24%), kelainan bawaan (10%), dan lain-lain (5%)

(Anik & Haryati, 2009).

AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 10,75/1.000

kelahiran hidup, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar

10,34/1.000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan target Millenium

Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 sebesar 17/1.000 kelahiran

hidup maka AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sudah cukup baik

(Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012).

Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir merupakan suatu gejala yang

dapat mengancam kesehatan bayi baru lahir, bahkan dapat menyebabkan

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

2

kematian. Orang tua seharusnya mengetahui tanda bahaya terhadap bayi baru

lahir yaitu bayi tidak mau menyusu atau muntah, kejang, lemah, sesak nafas,

rewel, pusar kemerahan, demam, suhu tubuh dingin, mata bernanah, diare,

bayi kuning (Muslihatun, 2010).

Mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir sejak dini, bayi akan lebih

cepat mendapat pertolongan sehingga dapat mencegah kematian. Namun

apabila terlambat dalam pengenalan dari tanda bahaya tersebut, bayi bisa

meninggal. Bayi baru lahir mempunyai masalah berat yang dapat mengancam

kehidupannya dan memerlukan diagnosa dan pengelolaan segera, terlambat

dalam pengenalan masalah dan manajemen yang tepat dapat mengakibatkan

kematian (Kosim, 2009).

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RB Harapan Bunda

Surakarta pada per bulan rata-rata ibu nifas yaitu sebanyak 32 ibu nifas.

Setelah peneliti melakukan wawancara terhadap 10 ibu nifas pada tanggal 12

– 17 November 2013 dengan hasil 7 orang (70%) diantaranya belum

mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir, 3 orang (30%) sudah mengetahui

tanda bahaya bayi baru lahir. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti

tertarik untuk meneliti tentang “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda

Bahaya Bayi Baru Lahir di RB Harapan Bunda Surakarta Surakarta Tahun

2014”.

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dirumuskan dalam bentuk

perumusan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimanakah Tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di RB Harapan

Bunda Surakarta Tahun 2014?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya

bayi baru lahir di RB Harapan Bunda Surakarta Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda

bahaya bayi baru lahir di RB Harapan Bunda Surakarta Surakarta

Tahun 2014 dengan kategori pengetahuan baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda

bahaya bayi baru lahir di RB Harapan Bunda Surakarta Surakarta

Tahun 2014 dengan kategori pengetahuan cukup.

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda

bahaya bayi baru lahir di RB Harapan Bunda Surakarta Surakarta

Tahun 2014 dengan kategori kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Memberikan sumbangan pemikiran bagi peniliti serupa dikemudian hari

dan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian selanjutnya.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

4

2. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan, pengalaman, wawasan, terutama tentang tanda

bahaya bayi baru lahir.

3. Bagi Institusi

a. Bagi institusi RB

Hasil penelitian menambah peningkatan pelayanan kesehatan

tentang tanda bahaya bayi baru lahir serta mendeteksi dini tanda

bahaya bayi baru lahir.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi bahan bacaan untuk menambah wawasan,

khususnya yang berkaitan dengan tanda bahaya bayi baru lahir.

E. Keaslian Penelitian

1. Pebri Nur Indrasti (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta Tahun

2012. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

Sampel yang diambil adalah 30 responden dengan teknik sampling jenuh.

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Hasil Penelitian dapat

dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 5 responden (16,7%),

pengetahuan cukup sebanyak 18 responden (60%) dan pengetahuan kurang

sebanyak 7 responden (23,3%).

2. Budi Triani Kusdiar (2013), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di BPS Hj. Sri Lumintu Jajar

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

5

Surakarta. Jenis mentode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.

Responden dalam penelitian 32 responden. Hasil penelitian ini

menunjukkan dari 32 ibu nifas tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 orang

(25%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 19 orang (59,4%) dan tingkat

pengetahuan kurang sebanyak 15,6%).

Persamaan penelitian ini adalah penelitian sebelumnya yaitu

menggunakan satu variabel yaitu pengetahuan sedangkan perbedaan terletak

pada hasil, waktu dan tempat

F. Siatematika Penulisan

Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah terdiri dari 5 BAB, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitan, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan

diteliti yaitu ibu nifas, pengetahuan, tanda bahaya bayi baru lahir,

kerangka teori, dan kerangka konsep penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini berisikan tentang jenis dan rancangan penelitian,

lokasi, dan waktu penelitain, populasi, sampel dan tenik

pengambilan sampel, alat penelitian, teknik pengumpulan data,

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

6

variabel penelitian, definisi operasional, pengolahan dan analisa

data, etika penelitian dan jadwal penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang hasil penelitian, pembahasan hasil

penelitian serta keterbatasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran

berisi tentang saran bagi bagi responden, bagi RB Harapan Bunda

Surakarta dan penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Definisi pengetahuan

1) Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil

pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik

atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha

manusia untuk tahu (Nashrulloh, 2009).

2) Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia

terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami

suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang

baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang

dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan

dengan masalah kejiwaan (Notoatmodjo, 2010).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), ada 6 tingkat pengetahuan yang

dicapai dalam domain kognitif yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

8

mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara

lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan

sebagainya.

2) Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya,

aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih

dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya

satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan,

mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisis merupakan

kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

9

5) Sintesa (Syntesis)

Sintesa dalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada

misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat

meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau

rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang telah ada.

c. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional

atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern

atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Lebih jelasnya dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:

a) Cara coba – salah (Trial and Error)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,

bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang

menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya

dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

10

dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam

memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut

dapat terpecahkan.

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan

dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan

seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,

melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini

seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.

Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama,

pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain,

pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang

otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik

tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun

ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

11

d) Berdasarkan pengalaman sendiri

Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah.

Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu

merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh

sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

e) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah

dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak

orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus

diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan,

terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.

Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai

wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau

penyelidikan manusia.

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

12

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat

sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses

penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui

intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan

cara yang rasional dan yang sistematis.

h) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan

umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini

manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan

cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui

pernyataan-pernyataan yang dikemukan. Apabila proses

pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang

khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan

deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai

dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat

umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan

kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman

empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke

dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk

memahami suatu gejala.

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

13

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi

berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada

kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa

yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.

2) Cara ilmiah atau modern

Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa

ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology).

Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan

metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van

Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan

dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat

pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan

objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :

a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul

pada saat dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak

muncul pada saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala

yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

14

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

Menurut Erfandi (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, yaitu :

1) Pendidikan.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi. Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di

pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan

non formal.

2) Media masa/ informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal

maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai

bentuk media masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan

lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini

dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas

pokoknya, media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi

sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

15

3) Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan

demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak

melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan

seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam

individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi

karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan

direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang

dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan

professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan

etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

16

6) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula

daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan

lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta

lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya

menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.

Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan

verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

e. Cara Pengukuran Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006), menyebutkan bahwa pengukuran

pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

pendidikan atau responden.

Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai

berikut:

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD < x < mean + 1 SD

Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

17

2. Teori Nifas

a. Pengertian Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah waktu yang diperlukan untuk

kembalinya organ genetalia internal menjadi normal secara anatomi

dan fungsional yaitu sekitar 6 minggu (Manuaba, 2007).

Nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,

plasenta serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan organ

kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu

(Saleha, 2009).

b. Periode Nifas

Menurut Suherni (2009), masa nifas dibagi menjadi 3 periode :

1) Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan.

2) Puerperium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh dari

organ-organ genetalia kira-kira antara 6 – 8 minggu.

3) Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan pulih dan sehat

sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi.

Tabel 2.1 Perubahan Uterus Masa Nifas

Involusi Uteri Tinggi Fundus

Uteri

Berat

Uterus

Diameter

Uterus

Palpasi

Cerviks

Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gr 12,5 cm Lembut/lunak

7 hari (minggu

1)

Pertengahan

antara pusat dan

shymphisis

500 gr 7,5 cm 2 cm

14 hari

(minggu 2)

Tidak teraba 350 gr 5 cm 1 cm

6 minggu Normal 60 gr 2,5 cm Menyempit

Sumber : Ambarwati dan Wulandari (2008)

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

18

c. Perubahan psikologis masa nifas

Menurut Ambarwati dan Wulandari (2009), perubahan psikologis ibu

pada masa nifas meliputi:

1) Fase Taking in

Fase ini merupakan periode ketergantungan yang berlangsung dari

hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu

focus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri.

2) Fase taking hold

Fase ini berlangsung 3 – 10 hari setelah melahirkan. Pada fase

taking hold ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa

tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Selain itu perasaannya

sangat sensitif sehingga mudah tersinggung jika komunikannya

kurang hati-hati.

3) Fase letting go

Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawabakan peran

barunya yang berlangsung10 hari setelah melahirka. Ibu sudah

mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.

Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase

ini.

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

19

3. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Menurut Muslihatun (2010), tanda bahaya bayi baru lahir meliputi :

a. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)

1) Pengertian

Menurut Prawirohardjo (2006), pengertian BBLR yaitu :

a) BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat

kelahiran kurang dari 2500 gram (sampai 2499 gram).

b) BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari

2500 gram tanpa memandang kehamilan.

c) BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir

kurang dari 2500 (sampai dengan 2499 gram).

2) Klasifikasi BBLR menurut umur kehamilan:

a) Prematur Murni

Prematur murni, yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang

dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan

untuk usia kehamilan.

b) Dismaturitas

Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari

berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, hal ini karena

mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan

merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya.

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

20

3) Klasifikasi BBLR menurut berat lahir

Menurut Maryunani dan Nurhayati (2009), klasifikasi menurut

berat lahir, yaitu :

a) Berat bayi lahir rendah (BBLR) : Berat badan < 2500 gram

b) Berat bayi lahir sangat rendah (BBLSR) : Berat badan 1000-

1500 gram

c) Berat Bayi Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) : Berat

Badan < 1000 gram.

4) Tanda-Tanda BBLR

Menurut Maryunani dan Nurhayati (2009), menyatakan bahwa

tanda-tanda BBLR yaitu:

a) Berat Badan <2500 gr, PB <45 cm

b) Lingkar kepala < 33 cm, lingkaran dada < 30 cm

c) Letak kuping menurun

d) Pembesaran dari satu atau dua ginjal

e) Masalah dalam pemberian makan ( reflek menelan dan

menghisap berkurang)

f) Suhu tidak stabil (kulit tipis dan transparan).

5) Penanganan BBLR

menurut Mochtar (2008), penanganan BBLR, meliputi :

a) Mempertahankan suhu dengan ketat

b) Mencegah infeksi dengan ketat

c) Pengawasan nutrisi/ASI

d) Penimbangan ketat

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

21

b. Asfiksia

1) Pengertian

Asfiksia adalah kegagalan untuk memulai dan melanjutkan

pernafasan secara spontan dan teratur pada saat bayi baru lahir

beberapa saat sesudah lahir. Bayi mungkin lahir dalam kondisi

asfiksia (asfiksia primer) atau mungkin dapat bernafas tetapi

kemudian mengalami asfiksia beberapa saat setelah lahir (asfiksia

sekunder (Sudarti dan Fauziah, 2013).

2) Gejala dan tanda-tanda asfiksia

Menurut (Sudarti dan Fauziah, 2013), gejala dan tanda akfiksia

yaitu:

a) Tidak bernafas atau bernafas megap-megap atau pernafasan

lambat (kurang dari 30 kali per menit)

b) Pernafasan tidak teratur, dengkuran atau retraksi (pelekukan

dada)

c) Tangisan lemah atau merintih

d) Tonus otot lemas atau ekstremitas terkulai

e) Denyut jantung tida ada atau lambat (brakikardia) kurang dari

100 kali per menit).

3) Faktor-faktor penyebab terjadinya asfiksia

Menurut Mochtar (2008), faktor-faktor penyebab terjadinya

asfiksia:

a) Faktor ibu

(1) Preeklampsia dan eklampsia

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

22

(2) Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio

plasenta)

(3) Partus lama atau partus macet

(4) Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis,

TBC, HIV)

(5) Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)

b) Faktor Tali Pusat

(1) Lilitan tali pusat

(2) Tali pusat pendek

(3) Simpul tali pusat

(4) Prolapsus tali pusat

c) Faktor Bayi

(1) Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)

(2) Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar,

distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)

(3) Kelainan bawaan kongenital

(4) Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)

4) Pentalaksanaan Asfiksia

Menurut Sudarti dan Fauziah (2013), penatalaksanaan Asfiksia,

meliputi:

Langkah awal

a) Mencegah kehilangan panas, termasuk menyiapkan tempat

yang kering dan hangat untuk melakukan pertolongan.

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

23

b) Memposisikan bayi dengan baik (kepala bayi setengah atau

sedikit ekstensi atau mengganjal bahu bayi dengan kain).

c) Bersihkan jalan napas dengan alat penghisap yang tersedia.

d) Keringkan tubuh bayi dengan kain yang kering dan hangat,

setelah itu gunakan kain kering dan hangay yang baru untuk

bayi sambil melakukan rangsangan taktil.

e) Letakkan kembali bayi pada posisi yang benar kemudian niali

usaha napas, frekuensi denyut jangung dan warna kulit.

f) Gunakan penghisap lendir De Lee yang telah diproses hingga

tahap disinfektan tingkat tinggi atau steril atau bola karet

penghisap yang baru dan bersih untuk menghisap lendir di

mulut, kemudian hidung bayi secara halus dan lembut.

Jika bayi baru lahir tidak mulai bernafas memadai (setelah

tubuhnya dikeringkan dan lendirnya dihisap) posisi bayi diletakkan

dalam posisi yang benar dan jalan nafasnya telah bersih.

Rangsangan taktil harus dilakukan secara lembut dan hati-hati,

yaitu:

a) Dengan lembut gosok punggung, tubuh, kaki atau tangan

(ektremitas) satu atau dua kali

b) Dengan lembut tepuk atau sentil telapak kaki bayi (satu atau

dua kali).

Proses menghisap lendir, pengeringan dan merangsang bayi tidak

berlangsung lebih dari 30 sampai 60 detik dari sejak lahir hingga

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

24

proses tersebut selesai. Jika bayi terus mengalami kesulitan

bernafas segera mulai tindakan ventilasi aktif terhadap bayi.

c. Sindrom gangguan pernafasan

1) Pengertian

Sindrom gangguan pernafasan merupakan kumpulan gejala yang

terdiri atas bradikardi, adanya tarikan dinding dada kedalam,

sianosis dan adanya rintihan pada saat bernafas.

2) Gejala gangguan pernafasan

Menurut Kosim (2005), Gejala gangguan pernafasan, yaitu:

a) Nafas bayi berhenti lebih 20 detik

b) Bayi dengan sianosis sentral (biru pada lidah dan bibir)

c) Frekuensi nafas bayi kurang 30 kali/menit

d) Frekuensi nafas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin

menunjukkan tanda tambahan gangguan nafas

3) Penyebab

Menurut Sudarti dan Fauziah (2013), penyebab sindrome gangguan

pernafasan adalah:

a) Kelainan paru : pneumonia

b) Kelainan jantung: penyakit jantung bawaan, disfungsi

miokardium

c) Kelainan sususan saraf pusat akibat asfiksia, perdarahan otak.

d) Kelainan metabolik yaitu hipoglikemia, asidosis metabolik

e) Kelainan bedah yaitu pneumotoraks, fistel trakheaesofegael,

hernia diafragmatika

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

25

f) Kelainan lain yaitu sindrom aspirasi mekonium atau transient

tachypnea of the newborn, penyakit membra hialin.

4) Penanganan

Menurut Kosim (2005), penanganan gangguan pernafasan,

meliputi:

a) Pemberian oksigen

Terapi ventilasi: bertujuan untuk mencegah hipoventilasi dan

hipoksia, dimulai dari peningkatan konsentrasi oksigen

sampai penggunaan tekanan jalan nafas positif kontinu dan

ventilasi mekanik penuh serta penggunaan intubasi.

b) Uji gas darah untuk memantau kadar oksigen dan

karbondioksida.

d. Hipotermi

1) Pengertian

Hipotermi yaitu suhu tubuh bayi dibawah 360C serta kadua tangan

dan kaki teraba dingin, sedang suhu normal adalah 36,50C – 37,5

0C

(Muslihatun, 2010).

2) Gejala hipotermi

Menurut Muslihatun (2010), gejala hipotermi meliputi:

a) Tidak mau menyusu

b) Lesu dan mengantuk

c) Tubuh teraba dingin

d) Tangisan lemah

e) Bibir dan kuku kebiruan

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

26

3) Penyebab hipotermi

Menurut Saifuddin (2006), Penyebab hipotermi yaitu kehilangan

panas tubuh bayi baru lahir dapat disebabkan karena lingkungan,

udara yang terlalu dingin, pakaian yang basah, dan sebagainya.

Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir :

a) Radiasi yaitu dari objek ke panas bayi, misalnya bayi

ditimbang tanpa alas.

b) Evaporasi yaitu penguapan cairan yang melekat pada kulit,

misalnya pada air ketuban yang melekat ditubuh bayi dan tidak

cepat dikeringkan.

c) Konduksi yaitu sesuatu yang melekat ditubuh bayi misalnya

pakaian bayi yang basah tidak langsung diganti

d) Konveksi yaitu penguapan dari tubuh ke udar contohnya angin

disekitar tubuh bayi.

4) Penanganan hipotermi

Menurut Saifuddin (2006), penanganan hipotermi, meliputi :

a) Segera menghangatkan bayi di dalam incubator atu penyinaran

lampu

b) Menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu dan bayi

c) Hangatkan dengan selimut atau kain hangat yang disetrika

terlebih dahulu, lakukan berulang,sampai tubuh bayi hangat

d) Selalu menjaga kehangatan bayi,pakaikan topi

e) Beri ASI sesering mungkun,

f) Pantau terus suhu tubuh bayi setiap jam sampai normal.

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

27

e. Tetanus Neonatorum

1) Pengertian

Tetanus neonatorum merupakan kejang yang sering dijumpai pada

bayi baru lahir yang bukan karena trauma kelahiran atau asfiksia,

tetapi disebabkan oleh infeksi selama masa neonatal

(Hidayat, 2008).

2) Penyebab Tetanus

Penyebab tetanus adalah clostridium tetani yang bersifat anaerob.

Infeksinya melalui luka pada tali pusat. Ini dapat terjadi karena

tindakan pemotongan tali pusat yang kurang steril (Hidayat, 2008).

3) Gejala

Menurut Muslihatun (2010), gejala penyakit tetanus neonaturum

antara lain:

a) Bayi tidak mau menetek secara tiba-tiba, padahal sebelumnya

biasa.

b) Suhu tubuh naik hingga 390C.

c) Mulut mecucu seperti mulut ikan, ini adalah gejala khas

d) Timbul kejang

e) Kaku kuduk

f) Masa inkubasi penyakit ini adalah antara 5-14 hari

g) Trismus, kesukaran membuka mulut

h) Kesukaran menelan

i) Bayi gelisah

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

28

4) Penanganan

Menurut Hidayat (2009), penanganan penyakit tetanus neonatorum,

meliputi :

1) Untuk mengatasi gangguan fungsi pernafasan, maka internvensi

yang dapat dilakukan adalah atur posisi bayi dengan kepala

ekstensi, berikan oksigen 1 -2 liter/menit dan apabila terjadi

kejang tinggikan kebutuhan oksigen sampai 4 liter/menit

setelah kejang hilang turunkan. Lakukan pengisapan lender dan

pasangkan spatula lidah untuk mencegah lidah jatuh ke

belakang.

2) Perawatan saat kejang untuk mencegah lidah tergigit, anoksia,

jatuh, lidah jatuh ke belakang, sehingga menutupi napas dan

mencegah kejang ualng dengan cara sebagai berikut:

a) Baringkan anak dengan posisi telentang serta kepala

dimiringkan dan ekstensi

b) Pasang spatel dengan dibungkus kain kassa

c) Berikan oksigen

d) Lakukan kompres

e) Lakukan observasi tanda vital dan sifat kejang.

3) Pemantauan tanda vital, dehidrasi dan kekurangan nutrisi..

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

29

f. Ikterus

1) Pengertian

Ikterus merupakan suatu keadaan meningkatnya kadar bilirubin di

dalam jaringan ekstravaskular sehingga konjungtiva, kulit dan

mukosa akan berwarna kuning (Hidayat, 2009).

2) Gejala

Menurut Hasan (2005), gejala hipebilirubin, yaitu:

a) Kulit tubuh tampak kuning

b) Bayi tidak mau menghisap

c) Mata berputar

d) Gerakan tidak menentu

e) Tonus otot meninggi

f) Leher kaku

3) Penyebab ikterus

Menurut Surasmi (2003), penyebab ikterus, yaitu:

a) Peningkatan kadar billirubin

b) Gangguan Fungsi hati

c) Gangguan ekskresi

4) Penanganan ikterus

Menurut Surasmi (2003), penanganan ikterus yaitu:

a) Penyinaran (fototerapi)

b) Transfusi pengganti jika diperlukan

c) Terapi obat jika diperlukan

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

30

B. Kerangka Teori

Sumber: Notoatmodjo (2010) dimodifikasi

Gambar 21. Kerangka Teori

Tingkat pengetahuan

ibu nifas

Tanda Bahaya bayi baru lahir:

1. Berat badan lahir rendah

(BBLR)

2. Asfiksia

3. Sindrom gawat nafas

4. Tetanus neonatorum

5. Hipotermi

6. Ikterus

Faktor yang mempengaruhi

Pengetahuan:

1. Pendidikan

2. Mass media / informasi

3. Sosial budaya dan ekonomi

4. Lingkungan

5. Pengalaman

6. Usia

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

31

C. Kerangka konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Pengetahuan ibu nifas

tentang tanda bahaya

bayi baru lahir

Baik

Cukup

Kurang

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

Deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan fenomena yang ditemukan

dan hasil penelitian disajikan apa adanya (Sugiyono, 2010). Penelitian

kuantitatif adalah penelitian yang bertujuan meggambarkan suatu fenomena

dengan berbentuk angka-angka (Hidayat, 2011). Penelitian ini menjabarkan

tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada

tanggal 9 April – 10 Mei 2014 di RB Harapan Bunda Surakarta

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data

selama kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di RB

Harapan Bunda Surakarta.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis

untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003).

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 9 April – 10 Mei 2014.

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

33

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan olehpeneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Hidayat, 2011 ). Populasi yang diteliti adalah ibu nifas di RB Harapan

Bunda Surakarta pada bulan 9 April – 10 Mei 2014 yaitu sebanyak 32 ibu

nifas.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas. Menurut Arikunto (2010),

jika populasi kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua dan jika

jumlah subyek lebih dari 100, maka dapat diambil 10 – 15% atau 20-25%.

Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan yaitu sebanyak 32 ibu

nifas

3. teknik pengambilan sampel

Tehnik pengambilan sampling adalah suatu proses seleksi sampel

yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Alimul, 2007).

Dalam penelitian ini teknik sampling dengan menggunakan accidental

sampling yaitu adalah mengambil responden sebagai sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

34

dapat digunakan sebagai sampel bila orang yang kebetulan ditemui cocok

sebagai sumber data (Sugiyono, 2010).

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh

responden. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal

yang ia ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2010). Dalam

penelitian ini menggunakan alternatif jawaban “benar” dan “salah”, kriteria

pertanyaan positif dan negatif. Dimana pernyataan dengan kriteria positif skor

1 untuk benar dan skor 0 bila jawaban salah dan kriteria negatif dengan skor 1

untuk jawaban salah dan skor 0 untuk jawaban benar.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Kuesioner Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Variabel Sub Variabel Pernyataan Jumlah

Soal Favorable Unfavorable

Pengetahuan

ibu nifas

tentang tanda

bahaya bayi

baru lahir

1. BBLR 1,3,4 2 4

2. Asfiksia 5,6,8,10

7,9,11

7

3. Sindrom gawat nafas 12,14 13,15 4

4. Hipotermi 16,18,19,20 17,21 6

5. Tetanus Neonatorum 22*,24,25 23 4

6. Ikterus 26*,29,30 27,28 5

Jumlah 30

Keterangan: *) = tidak valid

Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Uji

validitas dilakukan di RB Barokah Pajang Surakarta pada tanggal 2-6 April

2014

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

35

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya

hendak diukur. Uji validitas dilakukan di RB Barokah Pajang Surakarta

terhadap 30 ibu nifas dan pengolahan menggunakan komputerisasi dengan

bantuan program SPSS for window dengan nilai taraf signifikan 5%,

rumus product moment, yaitu :

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Pernyataan dinyatakan valid jika nilai rhitung > rtabel. Setelah dilakukan uji

validitas didapat dua nomor pernyataan tidak valid yaitu nomor 22 nilai

rhitung sebesar 0,009 dan 26 dengan nilai rhitung 0,335 < rtabel (0,361). Untuk

selanjutnya nomor yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

( ) ( ) }Y - Y {N }X X {

YX. - XY . N

222 2 SSS-S

SSS=

Nrxy

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

36

karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan

bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban

tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,

maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).

Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha

Chronbach dengan bantuan program SPSS for window adalah sebagai

berikut :

úû

ùêë

é S-úû

ùêë

é-

=t

b

k

kr

2

2

11 11 s

s

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = Jumlah varian butir

σt2

= Varians total

Instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60)

(Ghozali, 2005). Setelah dilakukan uji reliabilitas didapatkan nilai alpha

cronbach’s 0,949 > 0,6, sehingga instrumen dikatakan reliabel. Jadi dalam

penelitian ini menggunakan 28 pernyataan valid dan reliabel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar

pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada Ibu nifas di RB

Harapan Bunda Surakarta, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya.

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

37

Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil

pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:

1. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek

penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2009).

Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner

pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder didapatkan dari data

ibu nifas di RB Harapan Bunda Surakarta yaitu sebanyak 32 ibu nifas.

F. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam

penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu nifas

tentang tanda bahaya bayi baru lahir.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup

atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti

(Notoatmodjo, 2010).

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

38

Tabel 3.2

Definisi Operasional

Nama

Variabel

Pengertian Indikator Alat

Ukur

Skala

Pengetahuan

Ibu Nifas

tentang tanda

bahaya bayi

baru lahir

Kemampuan Ibu

nifas menjawab

kuesioner tentang

tanda bahaya

bayi baru lahir

meliputi:

1. Berat badan

lahir rendah

(BBLR)

2. Asfiksia

3. Sindrom

gawat nafas

4. Tetanus

neonatorum

5. Hipotermi

6. Ikterus

1. Baik : Bila nilai

responden yang diperoleh

(x) > mean + 1 SD

2. Cukup : Bila nilai

responden mean -1 SD ≤ x

≤ mean + 1 SD

3. Kurang : Bila nilai

responden yang diperoleh

(x) < mean – 1 SD

(Riwidikdo, 2009)

Kuesioner Ordinal

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya

adalah pengolahan data. Sebelum melaksanakan analisa data beberapa

tahapan harus dilakukan terlebih dahulu guna mendapatkan data yang

valid sehingga saat menganalisa data tidak mendapat kendala. Menurut

Suyanto dan Salamah (2009), tahapan tersebut terdiri dari :

a. Cleaning

Tahapan ini dilakukan pada saat mengumpulkan atau ketika

memeriksa lembar observasi dari responden. Periksa kembali apakah

ada jawaban responden yang ganda atau belum dijawab.

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

39

b. Coding

Tahapan memberikan kode pada jawaban responden terdiri dari :

1) Memberi kode identitas responden untuk menjaga kerahasiaan

identitas responden dan mempermudah proses penelusuran biodata

responden.

2) Menentapkan kode untuk skoring jawaban responden atau hasil

observasi yang telah dilakukan.

c. Skoring

Tahap dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban sehingga

setiap jawaban responden dapat diberikan skor.

d. Entering

Memasukkan data yang telah diskor ke dalam komputer seperti

ke dalam program SPSS (Statistical Product and Service Solution).

2. Analisis Data

Analisis univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap

penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap

variabel (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Riwidikdo (2009), untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu

nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir, maka digunakan perhitungan

sebagai berikut :

a. Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

b. Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

c. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

40

Menurut Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu:

Rumus : X = n

Keterangan :

X : rata-rata ( mean )

å x : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah responden

Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat

dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap

rata-ratanya.

Rumus :

SD = 1

)( 2

2

-

- åån

n

xixi

Keterangan:

x : nilai responden

n : jumlah responden

Menurut Silalahi (2012), rumus persentase untuk mengetahui jumlah

ibu nifas dengan pengetahuan baik, cukup, kurang maka digunakan

perhitungan sebagai berikut :

fi

Persen = ––– x 100%

n

fi = Frekuensi

n = total kasus

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

41

I. Etika Penelitian

Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian

dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2011), meliputi :

1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)

Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian

peneliti menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan

serta manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,

lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek

penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek

penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan

tetap menghormati haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak

mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan

inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian

dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan

disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

42

J. Jadwal Penelitian

Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun

proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta

waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut

(Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian terlampir

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Penelitian ini dilakukan di RB Harapan Bunda Surakarta yang

beralamat di Jl Sekar Jagat No. 44 Pajang, Laweyan Surakarta. Pimpinan di

RB Harapan Bunda Surakarta Hj. Mamiek Sulistyo dengan dibantu 9 tenaga

kesehatan. Secara umum jenis pelayanan yang diberikan di RB Harapan

Bunda Surakarta antara lain pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi

ANC (Ante Natal Care), persalinan, KB, Imunisasi, KIA (Kesehatan Ibu dan

Anak). di RB Harapan Bunda Surakarta melayani selama 24 jam. RB Harapan

Bunda Surakarta bunda juga melayani pemeriksaan umum

Fasilitas untuk mendukung pelayanan rawat inap khususnya persalinan

sudah cukup memadai, yaitu 3 ruang nifas dengan masing-masing kamar

kapasitas 2 tempat tidur, 1 ruang bersalin, 1 ruang pemeriksaan, 1 ruang obat,

laboratorium, Poli Spesialis Kandungan dan USG dan Poli dokter.

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

44

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang

Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RB Harapan Bunda Surakarta dengan

jumlah 32 responden.

1. Perhitungan Mean dan Standar Deviasi

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi

Variabel N Mean Standar Deviasi

Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

tentang Tanda Bahaya Bayi Baru

Lahir

32

18,9

4,9

Sumber: Data Primer, 2014

2. Tingkat Pengetauan

Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di

RB Harapan Bunda Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi

Baru Lahir di RB Harapan Bunda Surakarta

No Pengetahuan Jumlah Persentase

(%)

1

2

3

Baik

Cukup

Kurang

7

19

6

21,9

59,4

18,7

Total 32 100

Sumber: Data Primer, 2014

Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya

bayi baru lahir di RB Harapan Bunda Surakarta dapat dikategorikan

pengetahuan baik sebanyak 7 responden (21,9%), pengetahuan cukup

sebanyak 19 responden (59,4%) dan pengetahuan kurang sebanyak 6

responden (18,7%). Jadi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

45

tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RB Harapan Bunda Surakarta

dapat dikategorikan pengetahuan cukup sebanyak 19 responden (59,4%).

Tingkat pengetahuan responden dapat digambarkan pada diagram

di bawah ini, sebagai berikut:

Gambar 4.1

Diagram Tingkat Pengetahuan Responden

C. PEMBAHASAN

Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

di RB Harapan Bunda Surakarta dapat dikategorikan pengetahuan baik

sebanyak 7 responden (21,9%), pengetahuan cukup sebanyak 19 responden

(59,4%) dan pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (18,7%).

Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil

pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi

pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu

(Nashrulloh, 2009). Sedangkan menurut Notoatmodjo (2010), pada dasarnya

pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala

perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat

berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

46

objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan

dengan masalah kejiwaan

Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang

tanda bahaya bayi baru lahir di RB Harapan Bunda Surakarta dapat

dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 7 responden (21,9%). Dikarenakan

pendidikan responden mayoritas Sekolah Menengah Atas.

Menurut Erfandi (2009), pendidikan adalah suatu usaha untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah

dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk

menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan

cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari

media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula

pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

Berdasarkan analisa kuesioner mayoritas responden salah dalam

menjawab pernyataan tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada pernyataan

hipotermi. Hipotermi yaitu suhu tubuh bayi dibawah 360C serta kadua tangan

dan kaki teraba dingin, sedang suhu normal adalah 36,50C – 37,5

0C

(Muslihatun, 2010). Gejala hipotermi menurut Muslihatun (2010), gejala

hipotermi meliputi tidak mau menyusu, lesu dan mengantuk, Tubuh teraba

dingin, Tangisan lemah, Bibir dan kuku kebiruan

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

47

Penyebab hipotermi menurut Saifuddin (2006), Penyebab hipotermi

yaitu kehilangan panas tubuh bayi baru lahir dapat disebabkan karena

lingkungan, udara yang terlalu dingin, pakaian yang basah

Menurut Erfandi (2009), pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka

orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu

ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak

berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh

di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non

formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua

aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan

menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek

positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif

terhadap obyek tersebut.

Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di

RB Harapan Bunda Surakarta mayoritas pengetahuan cukup sebanyak 19

responden (59,4%), dikarenakan mayoritas responden belum pernah

mendapatkan penyuluhan dari tenaga kesehatan, sehingga pengetahuan

mereka tebatas pada tingkat pengetahuan kurang sebanyak 6 responden

(18,7%)karena kurangnya pengalaman dan informasi yang didapatkan

responden.

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

48

Sedangkan menurut Menurut Erfandi (2009), informasi yang diperoleh

baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh

jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam

media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang

inovasi baru.

D. Keterbatasan Penelitian

1. Keterbatasan Variabel penelitian ini merupakan

a. variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada pengetahuan

ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir, penelitian ini akan berbeda

hasil jika faktor yang mempengaruhi diteliti.

b. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner

tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab ya atau tidak dan

jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara

mendalam.

2. Kendala ibu kurang memahami bahasa kesehatan yang digunakan dalam

kuesioner sehingga responden banyak bertanya pada peneliti dan peneliti

tidak bisa melakukan penelitian sendiri sehingga harus dibantu tenaga

kesehatan yang berada di tempat penelitian karena penelitian tidak

mungkin menunggui pasien sehari penuh hanya.

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

49

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini mengambil judul “Tingkat pengetahuan ibu nifas

tentang tanda bahaya bayi baru lahir di RB Harapan Bunda Surakarta Tahun

2014. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di

RB Harapan Bunda Surakarta tingkat pengetahuan baik sebanyak 7

responden (21,9%),

2. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di

RB Harapan Bunda Surakarta tingkat pengetahuan cukup sebanyak 19

responden (59,4%)

3. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di

RB Harapan Bunda Surakarta tingkat pengetahuan kurang sebanyak 6

responden (18,7%)

B. Saran

1. Bagi Responden

Diharapkan untuk memeriksakan kesehatan sejak kehamilan sehingga

diketahui tanda bahaya bayi baru lahir sejak dini, bayi akan lebih cepat

mendapat pertolongan sehingga dapat mencegah kematian bayi dan

diharapkan ibu lebih aktif mencari informasi tentang tanda bahaya bayi

baru lahir.

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali

50

2. Bagi RB Harapan Bunda Surakarta

Diharapkan tenaga RB Harapan Bunda Surakarta meningkatkan

konseling maupun penyuluhan-penyuluhan tentang tanda bahaya bayi

baru lahir pada ibu nifas sehingga ibu lebih mengerti dan segera

membawa bayinya jika terdapat tanda bahaya bayi baru lahir.

3. Penelitian selanjutnya

Diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang senjenis dengan

menambah variabel dan jumlah sampel penelitian sehingga didapatkan

hasil penelitian yang lebih baik.

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali
Page 65: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA … · tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya pada disi sendiri (Muhammad Ali) Sukses seringkali