DISI - bulelengkab.go.id · sistem, ketersediaan data dan keterbukaan informasi. ... Saya senang...

43

Transcript of DISI - bulelengkab.go.id · sistem, ketersediaan data dan keterbukaan informasi. ... Saya senang...

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES 1

DAFTAR ISI

EDISI 09 SEP-DES

LINTAS PERISTIWA8 F O K U S U TA M A

7 2 s e h at

7 0 j a l a n j a l a n

LKPP Ingin LebihProfesional, Efisien,Efektif dan produktif

Tumbuhkan Tradisi Makan Bergizi Dan Seimbang

Situ Gunung Menjadikan Kita Fresh

Satu dasawarsa sudah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah disingkat LKPPmenjalankan tugasnya sebagai LembagaPemerintah Nonkementerian (LPNK) yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden Republik Indonesia.Sepanjang 10 tahun banyaksudah yang dilakukan lembaga ini.

Gizi dan kesehatan adalah dua sisi mata uang. Kalau mau sehatmaka makanlah makanan yang bergizi. Itu sebuah keniscayaan.Selain bergizi masih ada syarat tambahan lain yakni makananyang kita konsumsi harus seimbang dan jangan berlebihan.

Sejatinya tempat ini adalah kawah candradimukapara atlet bulutangkis negeri ini yang dibangun legenda cabang olahraga ini, Icuk Sugiarto. Namun, dari kamarkamar yang tersedia bisa dipakai untuk menginap.

0 4

WAWANCARA 1 6

AWARD 6 4

JALAN JALAN 7 0

SEHAT 7 2

TOKOH 7 3

RESENSI 7 8

KOMIK KIREY 8 0

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES2 3

DITERBITKAN OLEH

Lembaga Kebijakan PengadaanBarang/Jasa Pemerintah

Kompleks Rasuna EpicentrumJalan Epicentrum Tengah Lot 11B

Jakarta SelatanDKI Jakarta 12940

www.lkpp.go.id

PELINDUNGAgus Prabowo

REDAKTUR AHLISalusra Widya

Robin Asad SuryoSarah Sadiqa

Dharma NursaniIkak G. Patriastomo

PEMIMPIN UMUMR. Fendy Dharma Saputra

PEMIMPIN REDAKSISelamet Budiharto

REDAKSIResa Anggriani

Makkiyah FarizqiTaufan Juli PramonoAjeng Widi HapsariM. Adji Dwi Hapsoro

Enggar Teguh Apriyanto

FotograferTim Humas LKPP

Foto Sampul : ANTARA - WAHYU C. PUTRO

Majalah KREDIBEL edisi kali ini hadir dengan mengangkat tema LKPP Looking Forward berkaitan dengan sepuluh tahun usia LKPP. Dalam terbitan kali ini Redaksi menghadirkan profil singkat para pimpinan LKPP dengan harapan bisa memberikan gambaran tentang siapa dan latarbelakang mereka masing-masing. Selain

itu juga disajikan berbagai kegiatan kegiatan LKPP antara lain berkaitan dengan implementasi e-katalog di daerah-daerah, pentingnya integrasi sistem, ketersediaan data dan keterbukaan informasi. Dalam rubrik Fokus disoroti bagaimana LKPP ingin hadir lebih profesional, efisien, efektif, dan produktif. Pembaca dapat menyimak pandangan tentang LKPP ke depannya, serta terbentuknya LKPP yang dulunya sebagai salah satu lembaga yang dulunya berada di bawah Bappenas.Pada rubrik Award pembaca bisa menyimak prestasi yang telah dicapai oleh LKPP dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Ada berbagai penghargaan yang telah diraih sebagai bentuk pengakuan dan kepercayaan terhadap kinerja yang telah dijalankan oleh LKPP, baik dalam hal layanan publik, pelaporan keuangan,keterbukaan informasi dan juga keberpihakan terhadap penggunaan produk dalam negeri.Tak lupa Redaksi juga menyajikan liputan ringan tentang wisata ke Situ Gunung di Sukabumi, Jawa Barat, serta hidup sehat dengan cara menjaga keseimbangan pola makan. Pada rubrik Tokoh, Redaksi menurunkan tulisan tentang BJ Habibie, mantan Presiden RI yang juga dikenal dengan julukan Mr. Crack yang selalu bicara tentang kebaikan. Simak juga tulisan menarik tentang musik dan resensi buku. Selamat membaca...

Hormat kami,AnDI SuSAnToPemimpin Redaksi

Artikel Tokoh Insipiatif

Redaksi Kredibel yang terhormatSaya Andini, saat ini masih menjadi mahasiswi di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta. Saya senang membaca majalah Kredibel yang isinya sangat bermanfaat. Dengan membaca Kredibel saya jadi mulai mengerti masalah-masalah pengadaan, yang ternyata mempunyai peran penting dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih. Selama ini, saya tidak pernah berpikir bahwa pengadaan barang/jasa pemerintah sebagai hal penting.Selain berisi artikel yang berkaitan dengan pengadaan, Kredibel juga menyuguhkan Rubrik “Tokoh” Inspiratif. Saya sangat terkesan dengan artikel tentang Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti yang pernah ditulis Kredibel edisi nomor 8 tahun 2017. Saya berharap, pada edisi-edisi mendatang Kredibel bisa menghadirkan tokoh-tokoh inspiratif lain yang bisa mendorong anak-anak muda seperti kami agar berprestasi. Terimakasih.

Jawaban

Hallo, Andini. Terimakasih atas perhatian Andini. Redaksi sangat bersyukur bila majalah Kredibel bisa memberi manfaat bagi para pembaca, termasuk para mahasiswa seperti Andini. Di masa mendatang kami akan terus berupaya menyajian artikel-artikel yang bisa menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca, khususnya tentang seluk beluk masalah pengadaan barang/jasa pemerintah.Tentang Rubrik “Tokoh”, pada edisi kali ini kami menghadirkan BJ Habibie, mantan Presiden RI yang memiliki segudang prestasi, dan bisa menjadi panutan serta insipirasi bagi kalangan muda. Semoga Andini dan rekan-rekan mahasiswa bisa mengambil manfaat dari sosok beliau.

Literatur Pengadaan

Redaksi Kredibel yth.Saya Alfito, tinggal di Jakarta. Saya tertarik membaca majalah Kredibel yang diterbitkan LKPP ini. Selama ini saya membaca Kredibel versi online yaitu di website LKPP. Apakah saya bisa memperoleh majalah Kredibel versi cetak? Bagaimana caranya?Selain majalah, apakah LKPP menerbitkan buku-buku atau jurnal tentang pengadaan? Saya saat ini berminat menulis skripsi tentang masalah pengadaan, namun agak susah mencari literatur sebagai rujukan. Mohon informasinya. Terimakasih.

Jawab

Hallo Alfito. Kami sangat senang membaca surat Alfito yang penuh antusiasme, berkeinginan menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengadaan. Sejauh ini majalah Kredibel bisa dibaca versi online-nya di website LKPP yaitu http://www.lkpp.go.id . Sedangkan versi cetaknya kami masih menerbitkannya dalam jumlah terbatas. untuk berlangganan, silakan hubungi Bagian Humas LKPP melalui email: [email protected]. Tentang literatur masalah pengadaan, selain maajalah LKPP juga menerbitkan jurnal yang berisi artikel-artikel menarik tentang pengadaan. “Jurnal Pengadaan” tersebut bisa diakses juga melalui website LKPP. Semoga bermanfaat.

SURAT PEMBACA DARI REDAKSI

Pegawai LKPP berfoto bersama di lobby gedung

LKPP

FotoRedaksi

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

Kota Bandung Siap Implementasikan E-Katalog Daerah

Kota Bandung bersiap menggunakan e-katalog daerah, menyusul ditandatanganinya nota Kesepahaman tentang Pembentukan Katalog Elektronik Daerah antara Kepala LKPP dan Walikota Bandung, Senin (17/12) di Bandung. Penandatanganan nota Kesepahaman tersebut merupakan rangkaian dari proses sebelumnya yaitu assesment berdasarkan kriteria dan identifikasi asesmen produk yang akan dijadikan proyek uji coba e-katalog daerah. Target penyusunan e-katalog daerah adalah tiga bulan. Kemudian akan dilakukan pendampingan dan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaannya. Dalam satu tahun terakhir ini beberapa dinas di Bandung melakukan lelang untuk pekerjaan yang sama. Hal ini memerlukan waktu lelang yang tidak sedikit. Diharapkan dengan e-katalog daerah maka efisiensi waktu bisa dilakukan.Saat ini, produk e-katalog nasional mencapai lebih dari 90.000 item terdiri dari berbagai barang maupun layanan jasa yang dapat diakses oleh pemerintah pusat maupun daerah. Kemudian dengan e-katalog daerah ini maka sebagian produk lokal didelegasikan ke daerah sehingga nanti akan terbentuk e-marketplace pemerintah. Daerah lain bisa menggunakan produk dari Kota Bandung, sehingga pengusaha lokal dapat melebarkan usahanya ke level nasional. “E-katalog daerah ini merupakan terobosan

untuk mendokumentasikan seluruh tahapan pengadaan blangko e-KTP, termasuk dalam hal pengambilan keputusan. Hal ini diperlukan untuk mengakomodasi keperluan auditor dalam melakukan pemeriksaan.”Kita sebagai sesama orang pengadaa saling mengingatkan, bahwa mohon semua dokumentasinya (disimpan) yang rapi, yang mudah diakses sehingga nanti teman-teman pemeriksa mudah juga untuk memeriksanya,” ujar Sarah di sela-sela acara “Penandatanganan Kontrak Katalog Pengadaan Blangko KTP Elektronik” yang diadakan di Gedung Sasana Bhakti Praja Kementerian Dalam negeri, Selasa (14/11), di Jakarta.

untuk merevolusi model pengadaan sekaligus sebagai ajang untuk memasarkan produk-produk unggulan Bandung,” ungkap Kepala LKPP Agus Prabowo.Sementara itu, Walikota Bandung, Ridwan Kamil, menyatakan mendukung penuh pelaksanaan pemerintahan berbasis IT. Hal ini, salah satunya, dapat diimplementasikan melalui pengelolaan e-katalog daerah.

Blangko KTP Elektronik Masuk e-Katalog Sektoral

untuk mempercepat dan mempermudah proses pengadaan blanko KTP elektronik, Kementerian Dalam negeri menggunakan e-katalog sektoral LKPP. E-katalog dinilai mampu memberi nilai lebih, berupa informasi tentang spesifikasi dan harga yang jelas, memangkas waktu dan menyederhanakan proses pengadaan, hingga kemudahan dalam bertransaksi dengan tetap menjunjung akuntabilitas.Adapun blangko KTP elektronik resmi menjadi produk baru sekaligus yang pertama ditayangkan di e-katalog sektoral LKPP. Dengan penayangan blangko e-KTP ini, pemerintah dapat langsung bertransaksi dan melakukan pengadaan secara e-purchasing.Dari catatan LKPP, katalogisasi blangko elektronik memberikan dampak positif terhadap penentuan besaran harga yang disepakati oleh penyedia. Kelompok kerja uLP Kemendagri berhasil menekan harga per lembar blangko KTP elektronik dengan nilai yang disepakati sebesar Rp9.548. Hasil kesepakatan harga ini lebih rendah dibandingkan hasil lelang blangko KTP elektronik pada 2017 sebelumnya yang sebesar Rp9.900. untuk menjamin pelaksanaan pengadaan yang tetap akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan, Deputi Bidang Monitoring, Evaluasi, dan Pengembangan Sistem Informasi LKPP, Sarah Sadiqa menyampaikan kembali pesan Agus Prabowo

4 5

20/12 15/11

LINTAS PERISTIWA

Kepala LKPP Ingatkan Lagi 4 Pilar Reformasi Pengadaan

Denpasar – Kepala LKPP Agus Prabowo meminta seluruh pemangku kepentingan agar selalu ingat dan melaksanakan empat pilar reformasi pengadaan yang meliputi regulasi, kelembagaan dan SDM, market practice, serta integritas. Keempat pilar ini akan saling berkait dalam membentuk suatu sistem pengadaan barang/jasa pemerintah yang kredibel.Agus memaparkan, regulasi sebagai pilar pertama diwujudkan dalam Peraturan Presiden nomor 54/2010. Dalam perjalanannya, beleid ini sudah mengalami revisi sebanyak empat kali dan saat ini sedang dalam proses revisi kelima.Terkait pilar kedua, aturan baru tersebut juga akan memuat perubahan konsep

kelembagaan pengadaan barang/jasa dengan menggabungkan dua unit pengadaan yaitu unit layanan pengadaan (uLP) dan layanan pengadaan secara elektronik (LPSE) ke dalam sebuah unit kerja pengadaan barang/jasa (uKPBJ). Keduanya saat ini masih menjadi unit yang terpisah.Menyangkut pilar ketiga, LKPP berupaya mengembangkan e-katalog sebagai government marketplace. Agus menyebut, tren pengadaan ke depan akan bergeser dari skema lelang yang menuntut kompetensi dan efisiensi menuju ke orientasi pasar dengan mengedepankan nilai manfaat uang.Agus menekankan, ketiga pilar yang sudah disebutkan akan tidak berguna jika pilar keempat yaitu integritas tidak dilaksanakan. Ia menegaskan, setiap pengadaan yang dilaksanakan haruslah berintegritas. “Harus bisa dipercaya, saling dikontrol. Jika ada penyelewengan bisa ditangkap dan dikoreksi oleh sistem itu sendiri. “ tukas Agus.

02/11

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES6 7

LINTAS PERISTIWA

Urgensi Integrasi Sistem, Ketersediaan Data, dan Keterbukaan Informasi

Pemberlakuan iklim usaha pengadaan yang transparan, khususnya di sektor jasa konstruksi, masih terkendala sistem dan data yang belum terintegrasi, serta penerapan keterbukaan informasi yang belum sepenuhnya ideal. Permasalahan ini berdampak langsung terhadap pelaksanaan proses bisnis pengadaan yang notabene membutuhkan keandalan sistem dan dukungan data yang valid.Direktur Pengembangan Iklim usaha dan Kerja Sama Internasional LKPP, Gusmelinda Rahmi, mengungkapkan, data yang dimiliki setiap instansi saat ini cenderung masih digunakan secara terbatas. upaya pengintegrasian data yang beberapa kali coba dilakukan masih terkendala kompatibilitas antarsistem yang tidak fleksibel.Dalam mendorong implementasi data vendor manajemen yang terintegrasi, LKPP misalnya bahkan telah menjajaki kerja sama dengan beberapa instansi, seperti Kemendagri, Dirjen Pajak, dan Pemeringkat Efek Indonesia untuk menggabungkan dan menyelaraskan data penyedia. Sayangnya, sampai saat ini hal itu belum juga terealisasi. ”Datanya ada, tapi tidak pernah terintegrasi. Pada saat data itu (atau) sistem itu ada—kami minta dia bicara sesama sistem—dia tidak bisa bicara (sulit diintegrasikan-red) satu sistem dengan sistem yang lain. Jadi harus diolah lagi,” ujar Linda saat menjadi pemateri dalam

Kepala LKPP Usulkan Katalog Lokal untuk Papua dan Papua Barat

Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Agus Prabowo menyatakan, pendekatan teknologi informasi dinilai mampu menjadi “jawaban” dalam mengatasi persoalan keterbatasan pelaksanaan pengadaan di wilayah Papua dan Papua Barat. Sistematisasi melalui pemanfaatan teknologi informasi ini, menurutnya, lebih solutif karena bersifat berkesinambungan dibandingkan harus memberlakukan kekhususan-kekhususan atau affirmative action dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di kedua wilayah itu. “Karena kecenderungan dunia sendiri sekarang sudah meninggalkan affirmative action. Dunia ini sekarang mempercepat (pelaksanaan

LKPP Siap Kejar Tiga Target Utama di 2018

Komisi XI DPR-RI telah menyetujui pagu anggaran LKPP untuk tahun 2018 sebesar Rp224,8 miliar dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP), Kamis (19/10) di Gedung nusantara Komplek DPR-MPR, Jakarta. Kepala LKPP Agus Prabowo menyatakan siap untuk bekerja maksimal agar penggunaan anggaran dilaksanakan dengan baik dan efisien. Selain itu, Agus juga meminta dukungan untuk mengejar tiga target utama di 2018, yaitu cloud data center, e-katalog lokal, dan insentif (untuk pengelola pengadaan). Ketiga kegiatan tersebut harus dilakukan dalam rangka mengubah wajah pengadaan barang/jasa di Indonesia. Pertama, pembangunan cloud data center di 34 provinsi. Jika terlaksana, maka LKPP akan memiliki backup system yang mumpuni dan siap dengan infrastruktur big data dalam penyediaan informasi pengadaan barang/jasa pemerintah, seperti monitoring, analisis market, dan sebagainya. Kedua, mengejar perluasan produk yang tercantum dalam sistem e-katalog. LKPP akan mencoba untuk mendesentralisasikannya dengan skema e-katalog lokal yang dimuat secara nasional melalui e-katalog LKPP. Ketiga adalah pemberian insentif kepada para pengelola pengadaan. Berdasarkan pengalaman LKPP masih banyak daerah yang menganggap pengadaan hanya sebatas lelang, padahal kenyataanya lebih dari itu. Seandainya mereka mendapatkan insentif yang memadai, maka kualitas pengadaan Indonesia dipercaya akan semakin baik.

seminar bertajuk ”Transparansi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Sektor Konstruksi dalam Perluasan Kesempatan usaha di Bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah”, Selasa (31/10), di Jakarta. Linda berharap sektor jasa konstruksi nantinya dapat didukung dengan ketersediaan data dan sistem yang baik, terutama dalam memenuhi kebutuhan sistem manajemen penyedia. Dengan ketersediaan sistem yang andal itu pula, pelaksanaan proses bisnis pengadaan jasa konstruksi di lingkungan pemerintah dapat disederhanakan sehingga meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, serta tidak berfokus pada hal-hal yang bersifat administratif. “Kami berharap suatu saat nanti kualifikasi itu tidak administrasi dan tidak mengkualifikasikan hal hal yang bersifat administrasi, tapi kualifikasi itu adalah dia (pelaku usaha-red) qualified untuk mengerjakan pekerjaan itu. Bukan administrasinya, tapi adalah kompetensinya,” pungkas Linda.

pengadaan) itu dengan jawaban sistem,” ujar Agus saat menyampaikan gagasannya pada acara bertajuk “FGD Pembentukan dan Pengembangan Fungsi LPSE se-Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat”, Rabu (18/10), di Jakarta.Sebelumnya, Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani menjelaskan, kebijakan affirmative action yang diberlakukan saat ini sebetulnya diperlukan untuk mengakomodasi pengusaha-pengusaha lokal yang belum mampu bersaing maupun masih perlu mendapat keberpihakan. Dengan diberlakukannya affirmative action, misalnya, pejabat pengadaan dapat melakukan penunjukan langsung kepada pengusaha lokal dengan nilai threshold yang lebih besar.Ia mengakui bahwa hingga saat ini pelaksanaan pengadaan di wilayah Papua Barat masih mengalami kendala. Dengan pemberlakukan e-procurement secara penuh saja, lanjut Lakotani, proses realisasi beberapa paket pengadaan menjadi terhambat. Menurutnya, hal ini berdampak pada tingkat serapan APBD di wilayahnya yang hingga pertengahan oktober tahun ini masih rendah.“Apa persoalannya? Persoalannya karena pemberlakuan proses pelelangan dan pengadaan barang jasa yang dilakukan secara elektronik (yang tidak didukung ekosistem pengadaan yang baik-red) ” ujarnya prihatin.

06/1120/10

26/10

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES8 9

FOKUS

LKPP Ingin Lebih Profesional, Efisien,Efektif dan produktif

Satu dasawarsa sudah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah -- disingkat LKPP -- menjalankan

tugasnya sebagai Lembaga Pemerintah nonkementerian (LPnK) yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden Republik Indonesia. Sepanjang 10 tahun banyak sudah yang dilakukan lembaga ini.

LKPP dibentuk melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengembangan Barang/Jasa Pemerintah. Cikal bakal LKPP adalah Pusat Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Publik (PPKPBJ) yang dibentuk pada tahun 2005.

Sebagai unit kerja Eselon II di Kementerian negara Perencanaan Pembangunan nasional/Bappenas. PPKPBJ memiliki tugas Penyusunan kebijakan dan regulasi pengadaan barang/jasa pemerintah, memberikan bimbingan teknis dan advokasi terkait pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah, dan memfasilitasi penyelenggaraan ujian sertifikasi ahli pengadaan barang/jasa pemerintah.

Seiring reformasi yang bergulir di Indonesia, muncul harapan agar pengadaan barang/jasa pemerintah yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBn/APBD) dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien, mengutamakan penerapan

prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat, transparan, terbuka, dan berlaku adil bagi semua pihak. Selain lingkup dan cakupan pengadaan barang/jasa pemerintah yang luas, bersifat lintas institusi dan lintas sektor, juga berdampak langsung bagi pengembangan usaha kecil, peningkatan produksi dalam negeri, dan pengembangan iklim dan dunia usaha pada umumnya.

Sebelum dibentuknya LKPP, tugas penyusunan kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah tidak pernah diamanatkan pada suatu lembaga pemerintahan. Sejak 1980, tugas itu hanya dilakukan melalui tim ad hoc, yang keanggotaannya lintas departemen. Salah satu tim ad hoc yang cukup dikenal adalah Tim Pengendali Pengadaan Barang dan Peralatan Pemerintah. Tim itu dibentuk berdasarkan Keppres 10/1980. Sekretariat negara (Setneg) waktu itu ditunjuk sebagai koordinator hingga tahun 1987. Salah satu tugas tim tersebut adalah memberikan persetujuan atas hasil pelelangan pengadaan barang dan jasa pemerintah untuk nilai paket lebih dari Rp500 juta.

Tim lain yang penah ada adalah Tim Evaluasi Pengadaan (TEP) yang dibentuk sekitar tahun 1990. TEP yang juga sifatnya ad hoc dibentuk berdasarkan Keppres 6/1985. Tim yang dikomandoi Menteri Koordinasi bidang Ekonomi, Keuangan, Pengawasan Pembangunan (Menko Ekkuwasbang) itu tugasnya meneliti, menilai dan memutuskan penetapan pemenang lelang untuk

Suasana rapat di lantai 6

Gedung LKPP

FotoRedaksi

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

pengadaan barang dan jasa di atas Rp10 miliar dan pemelihan langsung di atas Rp5 miliar.

Sayang, keberadaan tim-tim ad hoc tersebut tidak cukup mampu berperan dalam pengembangan kebijakan pengadaan, melainkan hanya kepada pelaksanaan dan pengendalian proses pengadaan barang untuk nilai tertentu. Hingga akhirnya pada 7 Desember 2007 Presiden membentuk LKPP melalui Perpres no 106/2007. Lembaga pemerintah non kementerian (LPnK) itu bertanggung jawab langsung kepada Presiden. namun, LKPP dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bawah koordinasi Menteri negara Perencanaan Pembangunan/PPn nasional/Kepala Bappenas.

Pembentukan LKPP sebenarnya molor dua tahun dari tenggat waktu yang

diamanatkan oleh Keppres no 80/2003. namun, keterlambatan ini tidak mengurangi niat institusinya untuk memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKn) dan memperkuat reformasi birokrasi. Yang jelas, masyarakat berharap lembaga ini tidak menjadi ‘macan ompong’ seperti lembaga pengawas pengadaan barang dan jasa yang pernah ada di negeri ini.

Bertolak dari latar belakang seperti demikian, dirasakan perlu keberadaan lembaga tersendiri yang memiliki kewenangan merumuskan perencanaan dan pengembangan strategi, penentuan kebijakan serta aturan perundangan pengadaan barang/jasa pemerintah yang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan lingkungan internal maupun eksternal secara berkelanjutan, terpadu,

terarah, dan terkoordinasi. Selain itu perlu dilakukan:- Penyusunan dan perumusan strategi serta penentuan kebijakan dan standar prosedur di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah termasuk pengadaan badan usaha dalam rangka kerjasama pemerintah dengan badan usaha;- Penyusunan dan perumusan strategi serta penentuan kebijakan pembinaan sumber daya manusia di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah;- Pemantauan dan evaluasi pelaksanaannya;- Pembinaan dan pengembangan sistem informasi serta pengawasan penyelenggaraan pengadaan barang/jasa Pemerintah secara elektronik;- Pemberian bimbingan teknis, advokasi dan pendapat hukum;- Pembinaan dan

penyelenggaraan dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di LKPP; dan- Pengawasan atas pelaksanaan tugas LKPP.

Selaras dengan itu sebagai bagian dari masyarakat global, maka keberadaan LKPP menyejajarkan Indonesia di kancah Internasional. Selayaknya lembaga-lembaga serupa yang sudah ada di sejumlah negara seperti office of Federal Procurement Policy (oFPP) di Amerika Serikat, office of Government Commerce (oGC) di Inggris, Government Procurement Policy Board (GPPB) di Filipina, Public Procurement Policy office (PPPo) di Polandia, dan Public Procurement Service (PPS) di Korea Selatan.

Reformasi BirokrasiSebagai subsistem dari

sistem birokrasi yang lebih besar LKPP dituntut untuk mengikuti proses reformasi birokrasi yang saat ini menjadi salah satu agenda penting Pemerintah. Sejalan dengan agenda reformasi birokrasi nasional, reformasi birokrasi yang sedang dan akan terus dilakukan di LKPP merupakan proses untuk menata ulang, mengubah, memperbaiki dan menyempurnakan birokrasi LKPP agar menjadi lebih baik, yaitu menjadi lebih profesional, efisien, efektif dan produktif.

Pelaksanaan reformasi birokrasi di LKPP menjadi sangat penting dan relevan bukan hanya karena reformasi birokrasi telah menjadi kebijakan dan program

nasional yang harus diikuti oleh seluruh komponen atau institusi birokrasi di Indonesia, melainkan juga mengingat peran dan fungsi LKPP dalam merumuskan kebijakan di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah sangat berkaitan dengan proses reformasi itu sendiri terutama reformasi dalam tata kelola belanja Pemerintah/keuangan negara. Dalam hal ini LKPP memiliki peran untuk mendorong peningkatan efisiensi dan efektifitas belanja Pemerintah sehingga diperoleh barang/jasa publik yang bermutu dan sesuai dengan standar yang ditentukan. Hasil yang diharapkan adalah meningkatnya kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh birokrasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan kesejahteraan masyarakat.Sebagai lembaga baru yang lahir pada era reformasi, maka dalam proses pendiriannya LKPP sudah mulai menerapkan prinsip yang sesuai dengan semangat reformasi itu sendiri, terutama dalam hal tata kelola

Pemerintahan yang baik. Salah satu contohnya adalah dalam proses rekrutmen dan seleksi pejabat/pegawai eselon 2 sampai dengan staf. LKPP berhasil menerapkan sistem rekrutmen yang dilandasi prinsip-prinsip transparansi, persaingan dan kompetisi secara terbuka, non-diskriminatif, serta berbasis kompetensi, dalam prosesnya juga melibatkan konsultan SDM yang independen.

Status WTPKeberhasilan penerapan

tata kelola Pemerintahan yang baik di LKPP terlihat dari hasil penilaian atas laporan keuangan LKPP. Pada tahun 2011 sebagai tahun pertama audit yang dilakukan oleh BPK, LKPP mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan tahun 2010 demikian pula di tahun 2012 LKPP juga mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan tahun 2011. Hal tersebut merupakan salah satu keberhasilan yang patut dibanggakan. namun dengan pencapaian tersebut bukan berarti LKPP tidak menghadapi kendala atau masalah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Reformasi birokrasi diharapkan dapat mengatasi kendala dan permasalahan yang dihadapi. Fokus reformasi birokrasi di LKPP dalam hal ini lebih dititikberatkan pada upaya untuk memperbaiki, dan menyempurnakan birokrasi LKPP agar menjadi lebih profesional, efisien, efektif dan produktif.

Suasana rapat di lantai 6 Gedung LKPP

Agus Prabowo

FotoRedaksi

Tantangan terbesar pengadaan barang dan jasa masih korupsi

10 11

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

Kepala LKPP pertama kali dijabat Dr. Ir. Roestam Sjarief, MnRM. Digantikan Ir. Agus Rahardjo, M.S.M. pada tahun 2010 (sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris utama LKPP). Kemudian, digantikan Dr. Ir. Agus Prabowo, M.Eng pada tahun 2015 yang sebelumnya menjabat sebagai Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia/Kepegawaian LKPP.

Kepala LKPP, Agus Prabowo, mengatakan sistem pengadaan barang dan jasa pemerintah mendesak untuk terus

dimodernisasi dan direformasi untuk mencegah korupsi.

Ini perlu dilakukan untuk mempersempit ruang terjadinya praktek korupsi. “Tantangan terbesar pengadaan barang dan jasa masih korupsi,” kata Agus di sela “Simposium Modernisasi Sistem Pengadaan Indonesia” di Yogyakarta Selasa 25 Juli 2017.

Menurut Agus, pemerintah mengawal pengadaan barang dan jasa dengan memperbaiki berbagai aturan, sistem dan mekanismenya. Perbaikan terjadi ditandai dengan adanya

pergeseran pola korupsi. Jika dulu korupsi biasanya dilakukan di tingkat eksekusi pengadaan barang dan jasa. Kini, tindak korupsi sudah pindah ke hulu. Agus mengatakan belakangan korupsi sudah terjadi sejak (pengadaan) masih jadi politik di DPR/DPRD, misalnya kasus e-KTP, Hambalang, terjadinya sebelum pengadaan.

Agus melanjutkan praktek korupsi berasal dari dua sumber, yakni niat dan adanya kesempatan. Maka, saat ini, perlu perbaikan niat politik dan para politikusnya. “Peran

LKPP hanya bisa menutup kesempatan korupsi itu makin kecil,” ujar Agus.

Agus menyebut upaya menutup kesempatan korupsi bidang pengadaan dilakukan dengan transparansi seluas-luasnya. Ini dilakukan dengan pengadaan katalog elektronik (e-catalog). Katalog elektronik ini berisi spesifikasi barang, jenis barang, harga barang hingga penyedia barang. Masyarakat bisa melaporkan jika ada kejanggalan dalam pengadaan barang.

“namun, yang menjadi

persoalan saat ini jika barang itu tak ada dalam catalog atau masih dalam bentuk tender, potensi korupsi terbesar ke depan ini ada di tender,” ujar Agus.

Agus menuturkan pengadaan bentuk tender menjadi tantangan yang menyimpan potensi korupsi terbesar sebab tidak semua barang dan jasa tersedia di pasar. Misalnya pembuatan bendungan, jembatan, dan infrastruktur lain.

“Kan nggak ada yang jual jembatan, bendungan,

sehingga harus custom atau ditender, porsi tender ini harus dikurangi,” ujar Agus.

Saat ini, LKPP masih mencari bentuk untuk meminimalisasi potensi korupsi berbentuk tender dengan sistem yang lebih memadai. Hingga semester kedua 2017 ini, transaksi pengadaan elektronik pemerintah tercatat sudah lebih dari Rp 295 triliun dengan nilai transaksi e-tendering sebesar lebih dari Rp 270 triliun dan e-purchasing sebesar Rp 25 triliun.

Tamu meninggalkan gedung LKPP.

Setiap hari LKPP menerima tamu yang ingin

berkonsultasi tentang

pengadaan

FotoRedaksi

12 13

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

Agus Prabowo dilantik sebagai Kepala LKPP oleh Kepala Bappenas Andrinof A. Chaniago (03/07/2015) di gedung Bappenas. Bersama Agus juga dilantik Sekretaris utama LKPP Salusra Widya, Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Sistem Informasi Sarah Sadiqa serta Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan Robin A. Suryo.

14 15

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES16 17

Menatap 2018:LKPP Outward Looking

FOKUS

Lobby utama Gedung LKPP

FotoRedaksi

tahun 2016 sebanyak 50 trilyun. Sekarang tahun 2017, pada pertengahan tahun saja sudah segitu jumlahnya. Harapannya akhir tahun sudah jauh lebih baik lagi.

Tantangan apa yang dihadapi LKPP dari dalam. Apakah SDM, teknologinya?Saya masih kekurangan kader IT (teknologi informasi). untuk mengurus pengadaan perlu orang bidang dengan multidisiplin ilmu, dari hukum, ekonomi, kebijakan publik, IT, engineering. Yang kurang itu dari IT dan engineering (teknik sipil, elektro, arsitek, mekanikal eletrikal). Sedangkan untuk bidang IT kita kurang tenaga sistem developer.

Apakah kekurangan tenaga itu dipenuhi dari rekrutmen CPNS?

Betul tapi jatah kita sedikit. Tahun 2017 ini hanya 25 orang, sementara yang kita butuhkan ratusan orang. Tapi alokasi itu kan ditentukan oleh Kemenpan. Total pegawai LKPP saat ini ada sekitar 500 orang. PnS-nya baru sekitar setengahnya. Kami merasa ada bagian-bagian yang overload di LKPP, seperti di bagian pelayanan sanggah. Juga di bagian e-katalog dan e-tendering. Itu overload. Yang lainnya masih oK.

Dari segi persyaratan untuk menjadi pegawai LKPP ada persyaratan khusus?Ada, selain lulus ujian CPnS juga harus lulus ujian khusus pengetahuan pengadaan. Jadi yang diterima adalah orang yang paham aturan pengadaan.

Tahun 2017 merupakan tahun bersejarah bagi LKPP karena menjadi pertanda satu dasawarsa berdirinya lembaga ini. Kehadiran LKPP telah memberi warna baru dalam dunia pengadaan barang dan jasa pemerintah menjadi lebih transparan, salah satunya dengan apa yang populer disebut e-procurement. Dengan gedung

yang megah di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, yang letaknya di belakang ombudsman Republik Indonesia dan hanya terpaut sekitar satu kilometer saja dari Gedung KPK, gedung LKPP yang persis berdampingan dengan Studio AnTEVE ini tampak megah dengan arsitektur yang khas.

Di lantai paling atas, di ruang kerjanya yang dingin Kepala LKPP, Agus Prabowo, menerima tim Liputan Majalah Kredibel yang melakukan wawancara khusus berkaitan dengan 10 tahun LKPP:

Apa peran LKPP selama 10 tahun ini?LKPP sudah berperan membuat pemerintah dan lembaga untuk mengeksekusi di bidang pengadaan. Harapannya adalah mengurangi potensi korupsi.

Dibandingkan dengan sebelum ada LKPP bagaimana perbandingannnya?Saya merasa pola korupsi itu sekarang berubah, dari ranah lelang ke ranah hulu yakni politik. Kalau dulu korupsi itu mengatur lelang, yakni dilakukan saat pelaksanaan kontrak. Sekarang korupsi itu dilakukan di hulu. Contohnya kasus e-KTP dan Wisma Atlet Hambalang. Jadi yang korupsi itu orang-orang di DPR. Ketika proses politiknya itu digarap, pada saat pengadaannya belum ada, deal-dealnya sudah dilakukan. Itu kentara betul.

Dengan adanya pergeseran itu apa antisipasinya?Seharusnya ada perbaikan sistem politik. Tapi itu di luar wewenang LKPP. Contoh, kalau mau jadi anggota DPR, DPRD atau kepala daerah kan harus keluar duit lebih dahulu. Buat mahar partai, tim sukses dan sebagainya. Maka saat dia menjabat dia ingin duitnya kembali. Darimana? Ya, nyolong dari pengadaan, atau bisa juga dari jual beli kursi jabatan. Itu bisa kita lihat terjadi pada Bupati Klaten, Walikota Tegal. Lalu uang untuk beli kursi jabatannya dari mana? Ya, dari lelang pekerjaan. Jadi politik yang jahat. Antisipasi, kalau dari segi peraturannya sebenarnya sudah oK.

Sampai Juli 2017 transaksi pengadaan pemerintah mencapai Rp295 triliun untuk e-tender dan Rp25ptriliun untuk e-purchase. Apakah status ini menggembirakan?(dengan raut muka antusias, Agus menjawab)Ya, menggembirakan. Indikatornya bisa dilihat di e-purchasing,

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES18 19

Maka CPnS-nya harus belajar peraturan pengadaan. Intinya adalah pelajari Perpres (tentang pengadaan barang dan jasa). Semua orang LKPP harus mengerti hal itu.

LKPP di bawah Presiden, apa kelebihan dan kekurangannya?Kalau kelebihannya di era Presiden Jokowi, LKPP sudah bisa ikut sidang kabinet ataupun rapat terbatas. Jaman Presiden SBY masih belum. Dulu kita hanya men-support Menteri PPn/Bappenas. Itu kelebihannya, kalau kekurangannya ya belum setingkat menteri saja.(Agus tertawa)

Bagaimana pandangan pihak luar yang berkaitan dengan LKPP tentang pengadaan barang dan jasa?Masih mayoritas memandang bahwa pengadaan itu cuma lelang. Jadi yang namanya pengadaan dianggap hanya proses lelang. Padahal pengadaan tidak hanya itu, di dalamnya termasuk perencanaan, market intelligent, survey pasar, metode evaluasi, dan pengelolaan aset.Pengadaan masih diangap seperti tahun ‘70-an. Padahal sudah banyak sekali yang berubah. Mereka menganggap pengadaan hanya belanja untuk kebutuhan sendiri. Sebagai gambaran, di negara-negara

maju pengaadaan itu sudah menjadi profit center, dan bukan semata-mata spending. Penjelasanya begini, “profit” kalau belanja kita efisien berarti tabungan kita bertambah. Seperti belanja di rumah saja. Kalau keluarga yang hemat maka ia bisa belanja lebih banyak dibandingkan dengan keluarga yang boros. Jadi, konsep pengadaan sekarang ini sudah jadi a new kind of profit center.

Contohnya lembaga apa yang sudah baik?Kota Surabaya. Begitu Bu Risma menjadi walikota, ia langsung membentuk procurement unit. Ini adalah unit khusus yang menangani

Kepala LKPP Agus Prabowo

FotoRedaksi

masalah pengadaan. Bu Risma bertindak cepat, karena ia mengerti. Sebelum jadi walikota Bu Risma adalah Kabag Pengadaan. Jadi dia mengerti betul soal pengadaan. Coba sekarang lihat Surabaya, kotanya rapi dan bersih. Bu Risma menegrti dan dia menjalankannya. Kalau leadership itu mengerti pengadaan maka efeknya akan kemana-mana.Tri Rismaharini adalah pejabat karier yang mengerti pengadaan, sementara banyak kepala daerah yang dipilih (melalui Pilkada), kemungkinan mereka tidak mengerti soal pengadaan.

Apakah LKPP bertugas memberi pemahaman pada mereka?Mereka harus belajar sendiri. Terus terang, saya sedih melihat rekrutmen politik sekarang ini. Anggota DPR, misalnya, wewenangnya ada tiga, yaitu: legislasi, pengawasan dan bujet. Mereka harus mereka mengerti tentang hal itu. Menjadi bupati itu kan harus mengenal daerahnya dan mengerti bagaimana pemerintahan bekerja. Karena itu menurut saya, serahkanlah kepada ahlinya. Kalau tidak, maka sebagaimana hadis nabi mengatakan jika suatu pekerjaan tidak diserahkan kepada ahlinya maka tunggulah kehancurannya.

Tentang LKPP ke depannya, hendak dibangun seperti apa?Kami akan memasuki dekade kedua. Kita sudah sepakat LKPP akan outward looking. Tadinya kita hanya menggarap sisi pemerintah, sekarang kita ingin menggarap sisi swasta, sisi penyedia dan sisi masyarakat, dan juga lebih comply pada internasional. Kita ingin lebih “keluar”. untuk swasta bagaimana? Contohnya bidang kontraktor, seperti Total, Pulau Intan dan lainnya. Swasta banyak yang bagus tapi alergi kalau mau ikut tender pemerintah. nah, kita ingin mendekati mereka agar mereka juga ikut tender pemerintah. Kita akan ajak dialog mereka.

Bagaimana pandangan secara internasional?Yang namanya pengadaan itu di setiap negara melakukan reformasi. Langkah yang dilakukan mirip-mirip, sehingga masalah pengadaan menjadi isu global. Dengan kesamaan itu maka pengadaan bergeser menjadi isu keilmuan. Dulu masalah pengadaan itu dianggap sebagai pekerjaan administrasi, kemudian bergerak masuk ke tahap manajerial. Sekarang lebih maju beranjak ke arah keilmuan. negara-negara maju sudah ke arah keilmuan itu, sementara di Indonesia masih pada tahap manajerial. Jadi nantinya isu ini masuk ke kampus-kampus, ke pasca sarjana. Pengadaan menjadi disiplin ilmu sendiri.

Ahli pengadaan di Indonesia apakah sudah mencukupi?Masih kurang, untuk negara sebesar Indonesia. Pemegang sertifikat pengadaan saat ini secara akumulasi ada 250 ribu orang. Tapi yang akif hanya sepatruhnya saja. Itu pun distribusinya SDM-nya kurang bagus. untuk wilayah Sumatera dan Jawa oK-lah, tapi di Papua sana misalnya, siapa yang mau disana?

Bagaimana dengan masyarakat dalam memandang LKPP?Kami berharap masyarakat ikut mengawasi kami, memberi masukan-masukan. Awasi e-katalog kami, beri kami masukan lewat LSM dan sebagainya.

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

Potong pita. Kepala LKPP didampingi pejabat Bappenas dan Kepala BPKP memotong pita di depan pintu masuk lobi LKPP sebagai tanda peresmian gedung baru LKPP. Gedung ini mulai ditempati bulan oktober 2015 dan mulai efektif digunakan Desembar 2015.

20 21

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES22 23

AHLI PENGADAAN BUKAN TUKANG

LELANG

Bicara soal sumberdaya manusia (SDM) pengadaan barang dan jasa di lingkungan

pemerintahan sejak berdirinya LKPP selama 10 tahun ini banyak kemajuan yang sudah dicapai. Deputi bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber daya Manusia (SDM), Dharma nursani, mengungkapkan memang belum ada ukuran kuantitaif untuk menjelaskan kemajuan-kemajuannya, namun secara kualitatif sudah banyak dirasakan dan dilihat hasilnya.

“Memang, tidak ada ukuran kalau yang sudah kita lakukan jika kita menghitung impact-nya. Karena belum ada yang membangun indikator tersebut. Tapi, kalau berdasarkan pengalaman, yang kualitatif sifatnya, maka secara substansi kualitas sumberdaya manusia di bidang pengadaan lebih meningkat,” ujar Dharma nursani.

Dharma memberi gambaran, manusianya kini sudah lebih pandai dibandingkan 10 tahun lalu. Dari segi jumlah juga lebih banyak. Sekarang sudah ada 1600 pejabat fungsional yang dilahirkan yang bergabung

dalam jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa. Ini merupakan buah usaha yang terus dilakukan selama 10 tahun dengan mengajak berbagai pihak bergabung menjadi pejabat pengadaan. Selain itu kepercayaan diri mereka lebih bagus, delivery-nya juga lebih bagus. “Kaitannya dengan delivery ini, maksudnya adalah dalam menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat dan lebih baik. Misalnya, seorang pejabat pengadaan mendapat tugas memasang pengumuman, maka langkah-langkah yang dilakukan dari mulai membuat

Dharma nursani Deputi Bidang

Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia LKPP

FotoRedaksi

FOKUS

rencana pengumuman sampai memasang pengumuman, sekarang ini sudah lebih bagus, lebih tepat waktu, lebih presisi dan lebih berkualitas. Selain itu mereka juga sudah berpikir lebih strategis dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,” katanya.

Yang dimaksud dengan berpikir strategis, menurut Dharma nursani, sumberdaya manusia di bidang PBJ (pengadaan barang/ jasa) ini tidak hanya berpikir tentang lelang saja. Tetapi mereka juga kritis terhadap proses yang terjadi di dalamnya. Misalnya dalam hal perencanaan, apakah

rencananya sudah sesuai. Dahulu, jika ada perintah untuk melakukan lelang, maka tanpa banyak pikir mereka langsung saja melakukan lelang. Sekarang mereka berpikir lebih kritis, seperti misalnya mereka akan mempertanyakan buat apa ikut lelang? Lebih jauh Dharma mengungkapkan jika dahulu mindset-nya hanya pelaksana lelang, sekarang mereka berpikir dan bertindak lebih komprehensif. Misalnya, ada rencana untuk membangun dalam proyek air minum dan membangun Water Treatment Plant. Tapi dalam tender yang akan dilakukan itu tidak

tercantum pembangunan pipa primer. Pejabat lelang yang sekarang sudah berpikir kritis bahwa proyek itu tidak bisa dilakukan karena tender untuk pembangunan pipa primernya saja tidak ada, lalu bagaimana water treatment bisa dibangun?

Pejabat pengadaan sekarang ini sudah menyadari bahwa sebagai ahli pengadaan mereka bukan semata tukang lelang. Ahli pengadaan mampu berpiir strategis dan memiliki kemampuan yang dibutuhkan. Misalnya, jika hendak melakukan pengadaan furnitur untuk keperluan kantor, maka seorang ahli/tenaga pengadaan sudah bisa memperkirakan ukuran meja yang diperlukan atau bentuk mejanya, yang bisa masuk ke dalam lift dan masuk ke dalam ruangan kerja.

Mutu SDM PBJ yang lebih meningkat ini bisa dilihat dari segi integritas. Seorang ahli pengadaan sekarang ini lebih baik dibandingkan dengan era sebelumnya.”Kami dari LKPP terus mencekoki mereka dengan visi tentang pengadaan, juga dengan pengetahuan dan contoh-contoh yang diperlukan agar pekerjaan yang dilakukan benar-benar efektif. Kita katakan kepada mereka, jika kalian bekerja tidak sesuai aturan, akibatnya bisa ketangkap KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi),” Dharma nursani menjelaskan.

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

Melalui upaya yang sudah dilakukan oleh LKPP tersebut maka generasi tenaga pengadaan yang ada saat ini bersikap lebih kritis terhadap aturan. Mereka jadi bertindak hati-hati dan sudah mulai berpikir jika mereka lakukan tindakan yang tidak sesuai maka mereka menghadapi konseksuensi hukum tertentu. “Mereka sekarang lebih taat aturan. Kalau dahulu mereka main terabas saja, yang penting proyek bisa berjalan,” kata Dharma lagi.

Tanpa bermaksud membanggakan dengan prestasi yang sudah dicapai, namun Dharma nursani merasa penghargaan terhadap tenaga/pejabat di bidang pengadaan barang dan jasa masih belum menggembirakan. “Prestasinya sudah meningkat, sayangnya dalam reward-nya masih sama saja. Jika dibandingkan dengan

tahun-tahun sebelumnya, reward untuk tenaga pengadaan ini tidak lebih baik dan juga tidak lebih buruk. Artinya, sama saja. Tidak ada perubahan menjadi lebih baik”.

Dharma merasa sangat menyayangkan karena dilihat dari segi mutu orangnya saat ini kondisinya jelas lebih baik. Sementara risiko yang dihadapi besar, tapi di sisi lain insentifnya masih minim. “Jadi, kalau soal insentif, tidak setara dengan risiko yang bisa terjadi terhadap tenaga pengadaan. Mereka menghadapi risiko dipenjara, risiko dikejar-kejar oleh DPRD, dikejar auditor dan seterusnya”. Apakah kondisi ini merata di semua daerah? Dharma mengakui ada beberapa daerah kondisinya sudah agak baik, karena adanya perlindungan dari atasan mereka masing-masing. Misalnya, di suatu daerah ada

Bupati-nya atau Sekda-nya yang berani menyatakan, “Saya yang bertanggungjawab. Pokoknya, saya lindungi kamu. nggak boleh ada yang intervensi”.

nah, adanya jaminan perlindungan seperti itu membuat nyaman para tenaga pengadaan dalam bekerja. namun menurut Dharma masih juga banyak daerah yang keadaannya seperti rimba belantara. Petugas atau pejabat pengadaan dalam situasi seperti ini masih menghadapi suasana seperti sebelum-sebelumnya, misalnya mendapat tekanan dari anggota DPRD, atau orang yang berpengaruh di daerahnya yang meminta agar tendernya dimenangkan, atau bisa juga dari aparat penegak hukum yang mencari-cari kesalahan. Dalam menyikapi hal semacam ini LKPP tidak

Pegawai LKPP memantau portal

ppsdm.lkpp.go.id

FotoRedaksi

bisa melindungi mereka secara langsung, tetapi LKPP dapat melakukan perlindungaan lewat peraturan sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal di Perpes 54 tentang Pengadaan Barang dan Jasa.

Dilihat dari organisasi pengadaan barang dan jasa, saat ini terdapat 592 unit layanan pengadaan di Indonesia. “Sekarang sudah jadi organisasi. Tadinya hanya ad hoc saja, sekarang sudah permanen. Mereka semua minta bantuan LKPP kalau ada masalah. Ya, kita cuma kasih rekomendasi yang tidak mengikat. Kita bangun semacam arbitrase. Kalau ada dispute, misalnya terjadi masalah di lapangan dan mereka ribut dengan daerahnya, ya mereka bisa

datang ke sini (ke LKPP)”.Dalam menangani

pengadaan barang dan jasa di lingkungan instansi pemerintah, harus diakui memang besar godaannya. untuk itu diperlukan mental yang kuat agar agar tenaga PBJ tidak sampai melakukan tindakan menyimpang. Tentang pembangunan mental untuk SDM di bidang PBJ ini, Dharma nursani menjelaskan bahwa pembinaan mental dilakukan tidak secara khusus, melainkan terbungkus di dalam program pengembangan SDM. “Kita mengadakan pelatihan-pelatihan, lalu kita ajarkan mengenai nilai-nilai antikorupsi, tentang moral. Misalnya, ketika kita kasih contoh kasus korupsi Proyek Hambalang, kuping mereka jadi “besar”

semua. Maksudnya, mereka mendengarkan baik-baik. Senang mereka mendengarkan contoh-contoh yang kita sampaikan. Mengenai mental tenaga pengadaan ini, saya yakin kok sudah baik. Buktinya, yang namanya mark up saja sekarang orang sudah tidak berani melakukannya. Sudah banyak benar kasus terungkap. Kalau pun kemudian ada lagi, tidak rampan, maksudnya tidak merajalela kemana-mana. Paling terjadi di tempat tertentu saja, sementara tempat lain tidak ada lagi. Apalagi, sekarang sudah ada Eletronik Katalog. Kalau di elektronik sudah jelas misal harganya 100 ribu, maka segitulah harganya. Jadi, nggak bisa main mark up lagi”.

24 25

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

Kepala LKPP Agus Rahardjo dan Direktur Sistem Katalog Sarah Sadiqa menjelaskan alur pembelian e-katalog kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (06/11/2013). Kegiatan ini bersamaan dengan penandatanganan kontrak payung katalog alat berat dan bahan bangunan yang sebelumnya diajukan oleh Pemprov DKI Jakarta.

26 27

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

MENUJU SDM PBJ YANG LEBIH

BERKUALITASS

ejumlah orang memasuki ruangan dengan raut wajah penuh semangat. Mereka datang ke LKPP membawa

laptop dan perlengkapan lainnya dengan niat untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan lebih dalam mengenai pengadaan barang dan jasa. Di ruang yang didesain dalam bentuk kelas modern dengan fasilitas internet, orang-orang yang berasal dari berbagai instansi dan lembaga itu mendengarkan dengan penuh perhatian pemaparan yang disampaikan

Ruang Pusdiklat PBJ LKPP

FotoRedaksi

FOKUS

narasumber. Penjelasan narasumber kemudian dilanjutkan dengan pembahasan disertai diskusi mengenai pengadaan barang dan jasa, tema yang sangat menarik, karena menyangkut aktivitas dan kerja mereka di lembaga dan instansinya masing-masing. Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) LKPP resmi terbentuk. Sebelumnya lembaga ini merupakan sebuah Direktorat Pelatihan Kompetensi dengan kewenangan yang lebih terbatas. “Yang namanya direktorat adalah unit teknis,

kewenangannya lebih terbatas dan belum bisa mengadakan diklat. Padahal salah satu kebutuhan kita adalah pelatihan. Dengan Pusdiklat maka kewenangannya menjadi lebih luas,” ujar Suharti yang ditunjuk menjadi Kepala Pusdiklat LKPP.

Suharti mengungkapkan visi Pusdiklat LKPP untuk mewujudkan peningkatan pengetahuan dan profesionalisme sumberdaya manusia pengadaan. untuk itu Pusdiklat yang akan dikembangkan nantinya haruslah bisa menjawab kebutuhan yang dihadapi. “Kita nantinya akan menjadi lembaga pusdiklat yang terakreditasi. Dengan pusdiklat kita akan lebih bisa mengembangkan SDM. Peyelenggaraan diklat akan lebih masif,” katanya.

Jika sebelumnya pusat-pusat pelatihan dibangun dalam sebuah area atau kawasan yang cukup luas, dengan ruang-ruang kelas disertai dengan tempat penginapan para peserta dalam jumlah yang banyak, maka Pusdiklat LKPP nantinya akan dibangun dan dikembangkan dengan memperhatikan kemajuan teknologi informasi yang terus berkembang. “Pelatihan yang akan kami kembangkan tidak terpusat seperti Pusdiklat yang kita kenal selama ini. Metode pelatihannya juga merupakan perpaduan e-learning dan tatap muka,” ujar Suharti .

Sebagaimana sudah

ditetapkan tugas utama Pusdiklat PBJ adalah menyiapkan rumusan pedoman pelatihan kompetensi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan pengelolaan sumberdaya pembelajaran. Fungsinya adalah:1. Penyiapan rumusan pedoman, program, dan kurikulum pelatihan kompetensi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;2. Pelaksanaan perumusan pedoman pembinaan pengajar pengadaan dan lembaga pelatihan;3. Pelaksanaan pelatihan, diseminasi bagi pengajar dan asesor akreditasi lembaga pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;4. Pelaksanaan kerjasama dan akreditasi lembaga pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;5. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;6. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengajar, asesor akreditasi lembaga pelatihan, pelatihan kompetensi, pengendalian mutu, serta akreditasi lembaga pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; dan7. Pengelolaan informasi dan diseminasi pengetahuan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

28 29

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

Meski baru dibentuk namun Pusdiklat ini mengemban tugas yang berat. “Ke depan kebutuhan tenaga PBJ mencapai 35.000 orang dengan level sampai jenjang kompetensi, sementara yang ada saat ini baru mencapai 1.000 orang saja. Artinya baru sekitar 3 persen saja tenaga yang tercukupi,” Suharti menjelaskan.

Ini sebuah tantangan besar yang harus dijawab oleh LKPP. Suharti mengungkapkan ia akan berusaha menjawab tantangan itu dengan membangun pusdiklat yang efisien. “Saya ingin ada kajian untuk membangun pusdiklat. Saya tidak ingin membangun seperti pusdiklat sebelumnya dengan format konvensional dimana ada kelas, dan juga

kamar penginapan yang banyak bisa menampung ratusan orang. Karenanya kami akan membuat renstra, akan kami rancang diklat yang lebih “smart” yang bisa membuat akses para peserta pelatihan ke dunia luar (virtual). Jadi tata ruangnya pun disesuaikan dengan kebutuhan, dimana desain ruangnya lebih banyak titik-titik untuk berdiskusi, ada cukup saklar listrik untuk kebutuhan laptop dan komputer serta akses internet,” tambah Suharti tentang cita-citanya dalam membangun Pusdiklat LKPP.

“Kita tidak membayangkan peserta yang duduk manis. Ruang yang ada di LKPP saat ini mulai mendekati keinginan kita itu. Kita punya kelas-kelass diskusi dilengkapi teknologi

informasi yang memadai. Karena sekarng adalah zamannya anak-anak milenial. Kita ingin bangun suasana pelatihan yang bisa melayani seluruh Indonesia dengan efisien dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi saat ini, sehingga tidak tertinggal”.

Sementara dalam hal pengajarannya dilakukan perpaduan antara metode tatap muka dan pembelajaran melalui e-learning. “Pada tahapan pengetahuan penyampaian materi cukup dilakukan dengan cara online. namun demikian pada tingkatan yang lebih lanjut, yakni tahap kompetensi tidak bisa hanya dilakukan melalui online. untuk itu harus ada sistem tatap muka, karena dalam pelatihan tahap

kompetensi selain materi yang bersifat pengetahuan juga terdapat latihan dan praktik serta uji coba yang harus dijalani oleh para peserta pelatihan,” katanya.

Lalu apakah nanti pelatihannya akan terpusat di LKPP? “Kita tidak ingin terpusat seperti itu. Karena sebenarnya diklat itu bisa diselenggarakan oleh balai diklat di daerah-daerah. nah, kita mempersiapkan program-programnya, narasumbernya, memperiapkan standarisasi lembaga pelatihannya,” imbuhnya.

Suharti menegaskan bahwa LKPP tidak akan melakukan diklat secara terpusat, sebab cara seperti itu sangat mahal biayanya. Arah ke depannya strateginya dengan

mengembangkan blended learning, paduan antara e-learning dan tatap muka. “Sebab biaya diklat itu mahal. Bayangkan jika peserta dari daerah harus berangkat ke Jakarta. Katakanlah misalnya mereka menjalani pelatihan 5 hari, 10 hari atau bahkan bisa 15 hari. ongkosnya jadi mahal. Belum lagi mereka harus meninggalkan tugas dan pekerjaannya terlalu lama.” Karenanya yang akan dilakukan oleh LKPP adalah men-“deliver” diklat ke daerah-daerah.

Berapa kira-kira tenaga PBJ yang kita butuhkan agar pelaksanaan pengadaan di lingkungan pemerintah dapat berjalan dengan baik? Suharti mengungkapkan tenaga pengadaan dengan

level “kompeten” setidaknya diperlukan 35.000 orang. Saat ini jumlah tenaga dengan klasifikasi kompeten tersebut baru sekitar 1.000 orang atau baru sekitar 3 persen (500 orang diantaranya sudah bersertifikat). Sementara SDM pengadaan tingkat dasar yang sudah bersertifikat sudah mencapai 300.000 orang. Dari segi jumlah saja ini merupakan sebuah tantangan besar yang dihadapi oleh LKPP, belum lagi soal mutu SDM yang harus terus ditingkatkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan yang dihadapi.

SuhartiKepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa

FotoRedaksi

30 31

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

Pejabat Eselon I LKPP periode pertama berfoto bersama usai dilantik oleh Kepala Bappenas Paskah Suzetta di gedung Bappenas pada tanggal 13 Mei 2008. LKPP dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden no. 106 Tahun 2007. LKPP memiliki tugas melaksanakan pengembangan dan perumusan kebijakan pengadaan barang/jasa Pemerintah. Dipimpin oleh seorang Kepala dan dibantu oleh empat orang deputi dan sekretaris utama. (Dari ki-ka: Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Sistem Informasi Himawan Adinegoro, Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan Agus Prabowo, Kepala Rustam Syarif, Sekretaris utama Agus Rahardjo, Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia Eiko Whismulyadi, Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah S. Ruslan)

32 33

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

Membangun Regulasi,

Mendukung 4 Pilar Pengadaan

Tugas pokok kami adalah membuat regulasi,” demikian diungkapkan Deputi Bidang Pengembangan

Strategi dan Kebijakan LKPP, Robin Asad Suryo, ketika ditanya tentang tugas-tugas kedeputiannya. Membuat regulasi, bukanlah soal mudah. Pun, regulasi tentang pengadaan. Itu karena masalah pengadaan cukup kompleks,

Dijelaskan Robin, lingkup tugas LKPP dalam pembuatan regulasi pengadaan cukup luas. Salah satu contohnya, LKPP tidak hanya dimandatkan untuk membuat aturan pengadaan bagi lembaga-lembaga

FOKUS

Robin Asad Suryo

Deputi Bidang Pengembangan

Strategi dan Kebijakan LKPP

FotoRedaksi

yang sumber dananya dari APBn/APBD, tetapi juga dari sumber-sumber lain seperti investasi. Khususnya untuk pembangunan infrastruktur, baik infrastruktur ekonomi maupun sosial, pemerintah tidak bisa mengandalkan pada APBn/APBD saja. “Kalau hanya dari APBn/APBD tentu tidak cukup. Kita tidak bisa mencapai pertumbuhan sebagaiamana diharapkan,” ujar Robin.

untuk itu, pemerintah menggandeng swasta, perusahaan-perusahaan swasta agar berinvestasi. Ini disebut sebagai Kerjasama Pemerintah dengan Badan usaha (KPBu). Aturan pengadaan terhadap proyek yang terkait dengan

pihak swasta tersebut tentu perlu dibedakan dari proyek-proyek yang dibiayai APBn/APBD.

Hal lain, terkait penggunaan dana pinjaman dari luar negeri untuk pembiayaan pembangunan. Pinjaman dari luar negeri ada yang bersifat bilateral dengan negara tertentu, ada yang multilateral misalnya dengan Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, dan sebagainya. Masalahnya, seringkali negara-negara donor meminta aturan pengadaannya memakai aturan milik mereka. “nah, di sini LKPP perlu memahami aturan-aturan mereka, agar bisa ikut membantu bila ada masalah,” ungkap Robin.

Selain itu, aturan pengadaan yang dibuat pemberi pinjaman seringkali tidak bisa seratus persen diterapkan, sehingga perlu ada penyesuaian-penyesuaian. “Di situlah peran kita. Idealnya memang pada saat project appraisal. Misalnya ada proyek bendungan. Kita dikasih pinjaman. Jika ada nantinya akan dibahas pengadaannya, di situ idealnya LKPP sudah dilibatkan, sehingga kita bisa memberikan advice atau rekomendasi,” jelas Robin.

Terkait kerjasama pemerintah dengan lembaga-lembaga internasional, LKPP selama ini turut berperan melakukan perundingan-perundingan dan negosiasi dalam konteks perjanjian perdagangan bebas, FTA (free trade agreement). “Dalam rangka FTA Setiap negara ingin masuk ke negara lain.

Saling membuka market access. Barrier atau hambatan terhadap market access dikurangi, diturunkan, melalui FTA. Salah satu bidang yang akan dibuka market acces-nya itu pengadaan,” ungkapnya.

Hal lain yang diamanatkan kepada LKPP dalam pembuatan regulasi yakni membantu menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pengusaha nasional. Aturan pengadaan harus dibuat untuk mendorong iklim yang memungkinkan pengusaha barang dan jasa bisa berkembang dengan baik. untuk itu, pasarnya harus dibuat kompetitif. Dalam hal ini aturan pengadaan harus memberi kesempatan yang adil dan transparan bagi semua pengusaha, penyedia barang dan jasa untuk terlibat dalam pengadaan di lembaga-lembaga pemerintah. “Kalau aturan pengadaan kurang transparan, kan tidak semua pengusaha atau penyedia bisa ikut. Aturan yang diskriminatif akan menutup peluang usaha,” jelas Robin.

Menurut Robin, tak jarang hambatan justru datang dari luar sistem pengadaan yaitu aturan-aturan sektoral. oleh sebab itu, LKPP sering melakukan kajian untuk melihat aturan-aturan di luar pengadaan yang bisa menghambat tumbuh kembangnya usaha nasional. “Itu yang kita sebut ekosistem pengadaan. Jadi, kita juga ingin memperbaiki ekosistem pengadaannya,” ujarnya.

Robin menjelaskan, bahwa sistem pengadaan bisa jadi instrumen untuk mencapai

34 35

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

tujuan-tujuan lain, seperti mendorong pengembangan usaha nasional, mendukung pemanfaatan produksi nasional, juga secara khusus membantu usaha Mikro, Kecil dan Menengah (uMKM). “Kenapa uMKM ini perlu didorong? Ya, karena uMKM ini dimiliki oleh banyak warga masyarakat. Jadi kalau melihat struktur ekonomi kita, sebagian besar usaha mikro, kecil dan menengah. Mereka menyerap tenaga kerja sangat banyak. Mereka relatif tahan terhadap goncangan ekonomi. Ketika usaha-usaha yang besar kolaps atau katakanlah tutup, mereka biasanya ganti usaha yang lain. Lebih keluar masuk industri. Lebih tahan banting. Jadi, tentunya harus kita pelihara dan bantu mereka,” ungkap Robin.

Banyak perusahaan yang kini besar, dulunya berasal dari perusahaan kecil. “Saat diberi kesempatan mereka bisa berkembang. naik kelas menjadi perusahaan yang lebih besar,” Robin menambahkan.

Peran Strategis PengadaanRobin mengungkapkan, saat

ini dan di masa mendatang sistem pengadaan memiliki peran semakin penting dan strategis. Hal itu dikarenakan dari tahun ke tahun anggaran belanja pemerintah semakin besar. Dengan anggaran yang besar, pembelanjaan harus semakin hati-hati (prudent), tetapi efektif dan efisien. Prinsipnya, pemerintah harus mendorong pembelanjaan yang berkualitas. Hal ini

menuntut sistem pengadaan yang baik.

“Kalau membuat rencana relatif gampang. untuk tahu di sana butuh jalan, butuh bendungan, butuh sekolah, butuh rumah sakit, tidak perlu pengetahun teknik yang njelimet. Mau mengadakannya, ini yg tidak gampang. Dari bagaimana menyusun speknya, bagaimana melakukan riset pasar. Apakah pasarnya kompetitif? Apakah pasarnya cuma satu. Berarti harus negosiasi. Harus menyusun HPS (harga perkiraan sendiri), kemahalan atau jangan-jangan terlalu murah,” ungkap Robin mencontohkan.

Dibanding, katakanlah sepuluh tahun lalu, situasi saat ini jauh lebih kompleks. Dulu, menurut Robin, hal-hal seperti itu mungkin dianggap tidak penting. Dulu

teknologi informasi juga belum berkembang seperti sekarang, sehingga belum terpikirkan bagaimana sistem dan aturannya. Pengadaan saat itu masih merupakan bagian dari suatu proyek, sehingga tidak terpikirkan menyelenggarakan pengadaan sebagai sistem. Bahwa pengadaan membutuhkan tenaga professional, butuh jabatan khusus.

Belum terpikir membentuk organisasi yang permanen.

“Dulu pengadaan belum sistematis. Pengadaan bagian dari satu proyek. Sekarang pengadaan terus menerus karena pemerintah butuh barang jasa. Misalnya rumah sakit atau puskesmas harus beli obat. Setiap tahun sekolah harus beli buku dan sebagainya,” ungkap Robin.

Menurut Robin, ke depan

pengadaan akan semakin penting. LKPP semakin dibutuhkan oleh stakeholder. “Ini jadi tumpuan harapan stakeholder, bagaimana LKPP bisa membangun sistem yang membuat mereka mudah menyelenggarakan pengadaan,” ungkapnya.

Empat Pilar PengadaanDeputi I LKPP Robin Asad

Suryo ini menjelaskan, ada empat pilar yang mendukung sistem pengadaan yang baik. Yaitu regulasi, SDM dan kelembagaannya, penggunaan teknologi informasi, dan integritas.

Sistem pengadaan yang baik perlu didukung regulasi dan kebijakan yang baik. Ini yang menjadi tanggung jawab Deputi I LKPP. Jadi, bisa dikatakan, tugas pokok Deputi I Bidang Pengembangan

Strategi dan Kebijakan, LKPP, yaitu menyusun regulasi adalah sebagai bagian dari menegakkan empat pilar pengadaan yang diamanatkan kepada LKPP.

Regulasi yang baik saja belum cukup. Regulasi yang baik masih perlu didukung sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, profesional, dan pengelolaan secara terstruktur dan permanen sehingga perlu apa yang namanya uLP (unit Layanan Pengadaan).

“Jadi, tidak mungkin peraturan yang baik, tapi SDM tidak baik,” ungkap Robin.

Kalau regulasi dan kebijakannya sudah baik, SDM-nya sudah kompeten dan professional, kemudian bagaimana teknik operasionalnya? Inliah pentingnya pilar ke-tiga

yaitu pemanfaatan teknologi informasi.

“Pemanfaatan teknologi informasi (digital) ini tujuannya untuk memudahkan dan mempercepat kerja, meminimalkan penyimpangan, dan lebih transparan,” jelas Robin.

Pilar ke empat yaitu terkait dengan integritas. Pengadaan yang baik itu butuh integritas tinggi. Integritas ini, menurut Robin, tidak hanya integritas manusianya, tapi integritas sistemnya juga. “Integritas ini, menurut saya, harus ada pada tiga pilar tadi. Contoh kalau aturan ada yang bisa diakali. Aturannya tidak jelas. Itu berarti integritas dari aturan itu dipertanyakan,” ungkapnya.

Hal yang sama pada teknologi informasi. Paling penting, kalau sistem informasi yang kita bangun jangan mudah diintervensi, baik oleh atasan atau politisi. “Sebetulnya penyebab dari masalah adalah (kurangnya) integritas. Para pihak harus mempunyai integritas yang baik. Kumpulan manusia yang berintegritas, tidak bisa diintervensi,” jelas Robin. Semoga.

Keadaan KotaJakarta

FotoRedaksi

36 37

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

Peserta Rakortek LPSE 2012 beristirahat setelah melakukan registrasi ulang untuk mengikuti Rapat Koordinasi nasional LPSE yang berlangsung di Jakarta. LKPP setiap tahun menggelar Rapat Kerja nasional Pengadaan yang dihadiri oleh insan pengadaan dari LPSE dan uLP. Dalam rakor yang berlangsung selama tiga hari tersebut, peserta juga melakukan deklarasi untuk melakukan pengadaan secara elektronik 100% di kawasan Monas.

38 39

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

Bangun Sistem Informasi,

Kembangkan Paradigma Baru

Pengadaan

Sistem pengadaan barang/jasa yang baik mensyaratkan beberapa prinsip dasar yaitu transparan, adil, dan secara

keseluruhan prosesnya bisa dipertanggungjawabkan. Kemajuan teknologi infomasi khususnya internet dewasa ini merupakan anugerah luar biasa bagi dunia pengadaan. Teknologi internet sangat membantu penyelenggaraan sistem pengadaan yang memenuhi prinsip-prinsip di atas, khususnya transparansi yang pada gilirannya mendorong proses yang adil dan mudah dikontrol sehingga bisa dipertanggungjawabkan.

Sarah SadiqaDeputi Bidang

Monitoring Evaluasi dan

Pengembangan Sistem Informasi

FotoRedaksi

FOKUS

LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) pun tidak menyia-nyiakan berkah kemajuan teknologi informasi tersebut untuk membantu menjalankan tugas-tugasnya. Melalui Deputi II Bidang Monitoring Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi, LKPP telah membangun dan masih terus mengembangkan sistem informasi pengadaan berbasis internet (online).

“Memang, tugas utama kami yaitu menyusun dan mengembangkan sistem informasi. Dalam konteks pengadaan sistem informasi itu berupa e-tendering,

e-catalogue, e-procurement,” ungkap Deputi II LKPP Sarah Sadiqa.

Sistem informasi pengadaan berbasis elektronik itu kini diintegrasikan dalam rencana umum pengadaan yang disebut SiRuP (Sistem Informasi Rencana umum Pengadaan). Aplikasi SiRuP menyediakan informasi tentang rencana pengadaan lembaga-lembaga pemerintah secara lengkap. Misalnya, kalau suatu kementerian punya uang, bermaksud membelanjakannya untuk suatu kegiatan, membeli barang, atau menggunakan jasa tertentu, itu harus masuk ke SiRuP. Tujuannya, untuk menyiarkan seluas-luasnya rencana pengadaan tersebut sehingga kalangan usaha bisa bersiap-siap kalau misalnya ingin ikut tender.

“Dalam SiRuP akan kelihatan rencana pengadaan, misalnya kalau mau tender, kita buatkan e-tendering,” jelas Sarah.

Dalam SiRuP tercantum informasi terkait anggaran, rencana program pengadaan, apakah menggunakan lelang elektronik (e-tendering) atau swakelola. Juga ada info tentang e-catalogue.

Tugas kedeputian II LKPP bukan hanya membangun sistem informasi, namun juga melakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap proses pengadaan melalui sistem elektronik tersebut. Tujuannya untuk memastikan proses pengadaan berjalan sesuai rencana, dan kalau ada

ketidak-sesuaian bisa dilacak permasalahannya.

Misalnya, suatu lembaga awalnya berencana menggunakan metoda lelang. namun, ternyata tidak jadi lelang, melainkan swakelola atau penunjukan langsung. Dalam SiRuP perubahan itu akan kelihatan, karena ada kode tertentu. Hal itu bisa dilacak apa masalahnya. Bisa terjadi, setelah dilelang misalnya, ternyata penyedia barang/jasanya tidak banyak. Sehingga dilakukan swakelola atau penunjukan. “Jadi, dalam kasus seperti ini, pilihan swakelola atau penunjukan itu enggak salah,” ujar Sarah memberikan contoh. Itulah salah satu manfaatnya monitoring dan evaluasi.

Hasil monitoring dan evaluasi seperti itu bisa dijadikan patokan di kemudian hari, artinya kalau lembaga tersebut akan melakukan kegiatan yang sama lagi, berarti tidak perlu lelang. Jadi, sistem monitoring dan evaluasi tersebut bisa memberi masukan (feeding) ke SiRuP. Selanjutnya, ke depannya perlu dilakukan kajian pasar secara berkala.

Sebagai contoh, terkait obat penyakit tertentu mungkin saat ini penyedianya cuma satu di Indonesia. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan akan obat tersebut tidak perlu lelang. Bisa tunjuk langsung. namun berdasar kajian pasar, pada tahun depannya diketahui sudah ada lagi produsen atau

40 41

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

penyedia obat tersebut. “nah, begitu sudah ada lebih dari satu penyedia, ya harus dilakukan lelang. Itulah tujuan monitoring dan evaluasi,” ujar Sarah.

Berangkat dari Nolupaya LKPP membangun

dan mengembangkan sistem informasi pengadaan telah menempuh perjalanan panjang dan benar-benar berangkat dari nol. “Awalnya tahun 2007 hingga 2008. Masih belum punya apa-apa, kita mulai dengan e-tendering. Jaman dulu itu namanya e-procurement. Tapi, kalau kita lihat sebenarnya cuma e-tendering, lelang elektronik,” ungkap Deputi Bidang Monitoring Evaluasi dan Pengembangan Sistem InformasiSarah Sadiqa.

Pada tahun 2005 Presiden Megawati mengeluarkan Instruksi Presiden yang mewajibkan semua pengadaan barang/jasa pemerintah dilakukan melalui elektronik. Karena saat itu sedang marak isu korupsi melalui pengadaan dengan sistem arisan. Artinya, pemenang tender digilir, gantian.

“Jadi, tender elektronik waktu itu dimaksudkan sebagai terobosan untuk mencegah korupsi melalui pengadaan,” ujar Sarah.

Selanjutnya, pada tahun 2012 LKPP merintis penyusunan katalog elektronik (e-catalogue). Proyek e-catalogue dimulai dengan memasukkan produk kendaraan bermotor seperti motor, mobil,

truk, bus dan ambulans. Hal itu dikarenakan lembaga-lembaga pemerintah setiap tahun menyediakan anggaran untuk membeli kendaraan bermotor. Dengan adanya e-catalogue pemerintah bisa membeli kendaraan bermotor dengan memilih di katalog, sehingga baik jenis produk maupun harganya bisa dilihat secara jelas. “Kalau tidak dikatalogkan, harganya bisa dimain-mainkan. Misalnya, beli di dealer ini dapat sekian, di dealer lain, sekian,” ungkap Sarah.

Jadi, e-catalogue menjamin transparansi anggaran. “Siapapun, misalnya Setneg atau Kementerian, sepanjang berbelanja melalui katalog elektronik, dapat diketahui berapa belanjanya, apa saja barangnya,” tutur Sarah.

Selain kejelasan harga, sistem katalog elektronik juga memberi kecepatan dan ketepatan dalam berbelanja. “Jadi lebih efisien,” ujarnya.

Sarah Sadiqa

Siapapun, misalnya Setneg atau Kementerian, sepanjang berbelanja melalui katalog elektronik, dapat diketahui berapa belanjanya, apa saja barangnya

Sarah mencontohkan, setiap tahun kantor-kantor pemerintah membutuhkan internet. Biasanya pada bulan Desember kontrak habis, sehingga pada awal Januari mereka menyelenggarakan lelang mencari internet provider. Beruntung kalau mendapat provider yang sama, sehingga tidak perlu membuat instalasi baru. Masalahnya, sistem lelang tidak menjamin dapat pemenang yang sama dengan tahun sebelumnya. Artinya, kalau providernya baru, bisa jadi harus mengganti instalasi internet yang sebelumnya. “Itu kan menambah biaya, juga waktu,” ungkap Sarah.

Sedangkan dengan sistem e-catalogue, dimungkinkan tahun ini pakai A, tahun depan kembali pakai A lagi. “Itu kelebihan katalog, karena

harganya sudah jelas dan transparan,” ungkapnya.

Selain itu, dijelaskan Sarah, menyangkut harga produk masyarakat bisa ikut mengontrol. Masyarakat bisa melaporkan kalau misalnya ada harga produk tertentu di e-catalogue lebih mahal dibanding harga di luar. “Kami bisa panggil penyedianya, dan minta penjelasan mengapa harga yang dijual untuk pemerintah lebih mahal,” ujar Sarah.

Dijelaskan Sarah, dalam kontrak katalog LKPP diperjanjikan bahwa harga untuk pemerintah (di e-catalogue) harus lebih baik. “Bisa berarti lebih murah. Atau bisa dengan harga yang sama, tapi mungkin ada tambahan tertentu misalnya untuk produk komputer ada tambahan pemasangan instalasi,” jelas Sarah.

Sistem katalog elektronik ini terus dikembangkan dengan memasukkan berbagai jenis produk baik barang maupun jasa. Sampai tahun ini tercatat sekitar 90 ribu jenis produk yang terdaftar di e-catalogue LKPP dengan jumlah penyedia ratusan unit usaha.

Pengguna Non APBN/APBDSembari terus

mengembangkan e-catalogue, pada akhir tahun 2012 hingga 2013 LKPP mulai membangun aplikasi SiRuP. “Bikin aplikasinya mudah. namun, masalahnya, kalau bicara SiRuP kita mesti bicara tentang integrasi anggaran dengan planning atau rencana pemerintah,” ungkap Sarah.

Hal itu tidak selalu mudah. Soal anggaran di pusat adalah domain Kemenkeu, sedangkan di daerah menjadi urusan Kemendagri. Sementara itu, masalah perencanaan kalau di pusat ada di Bappenas, kalau di daerah ternyata bukan hanya urusan Bappeda, melainkan ada banyak pihak. Keadaan seperti ini menuntut pemikiran sendiri untuk dicarikan solusinya terutama dalam proses pengumpulan data atau informasi bagi aplikasi SiRuP.

Hingga kini SiRuP sudah berjalan sekitar lima tahun dan sudah dikembangkan versi 2-nya yang lebih tangguh. Yang menggembirakan, menurut Sarah, ada kecenderungan pihak-pihak di luar pemerintah atau bukan pengguna APBn/APBD belakangan ini ingin menggunakan sistem informasi pengadaan yang dikembangkan LKPP termasuk aplikasi SiRuP. Hal ini antara lain dilakukan oleh BuMn Angkasa Pura. Belakangan ini Angkasa Pura telah memanfaatkan e-tendering dan e-catalogue LKPP. Permintaan untuk menggunakan sistem informasi LKPP juga diajukan oleh sejumlah PTn BH (Perguruan Tinggi negeri berbadan Hukum) antara lain uI, ITB, undip. Dalam membelanjakan dana mereka sendiri, mereka menggunakan e-catalogue LKPP. Hal ini dinilai Sarah sebagai bentuk kepercayaan pada sistem yang dibuat LKPP. “Yah, daripada mereka bikin sendiri. Ini kan sudah well established, sudah dipakai secara nasional,”ungkap Sarah.

Pengarahandari petugastentang LKPP

FotoRedaksi

42 43

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

Mengembangkan EkosistemMeskipun masih perlu

terus dikembangkan dan disempurnakan, sistem informasi pengadaan yang dibangun LKPP sejauh ini cukup membantu sebagai sarana pendukung proses pengadaan di lembaga-lembaga pemerintah yang bersifat terbuka, adil dan bisa dipertanggungjawabkan. Sarah Sadiqa menyatakan, peraturan-peraturan hukum tentang pengadaan juga sudah merujuk kepada sistem informasi yang terbuka. Menurut Sarah, masalahnya kini justru ada di lembaga-lembaga di luar pengadaan yaitu pada ekosistem yang mengelilingi proses-proses pengadaan.

“Kan, proses pengadaan itu mengait banyak hal antara lain sektor keuangan dan industri,” ungkap Sarah.

Terkait masalah keuangan misalnya, selama ini sistem pembayaran dalam proses pengadaan umumnya masih secara manual. Pembayaran dilakukan setelah barang diterima. Kemudian barang diperiksa, cocok tidak dengan pesanan. Kalau sudah cocok, lalu dibuatkan formulir untuk pembayaran. Formulir selanjutnya dikirim ke Kantor Kas negara, barulah dilakukan pembayaran. “Ini tidak cocok dengan sistem online seperti sekarang,” ujar Sarah.

Sarah menjelaskan, sekarang eranya online. Dalam bisnis

online pembayaran biasa dilakukan di depan. “untuk beli tiket pesawat saja misalnya, kita harus membayar dulu, baru tiket bisa dicetak atau dikirim,” ungkapnya. Sarah berpendapat, masalah ini perlu menjadi bahan pemikiran Kementerian Keuangan untuk membuat kebijakan pembayaran yang lebih mengakomodasi perkembangan bisnis online, kaitannya dengan proses pengadaan di lembaga-lembaga pemerintah.

Pembayaran secara manual seperti selama ini dilakukan, memakan waktu relatif lama, sehingga terasa memberatkan bagi sektor usaha kecil dan menengah

Kubikel lantai 4 tempat pegawai

Kedeputian Bidang

Pengembangan dan Pembinaan

SDM bekerja

FotoRedaksi

(uKM). Hal itu membuat tidak mudah mengajak pelaku uKM masuk ke sistem e-catalogue sebagaimana diharapkan Presiden Jokowi. ”Apa artinya online kalau mereka (uKM) tidak bisa masuk. untuk bisa jalan kan mereka butu modal terus. Kalau sistem pembayarannya masih manual seperti sekarang, mereka bisa mati. Padahal ke depan yang akan berlaku adalah sistem e-catalogue,” ungkap Sarah.

Hal lain yang butuh perhatian adalah assessment terhadap toko-toko online (online shops). untuk memasukkan mereka sebagai penyedia barang/jasa ke e-catalogue LKPP membutuhkan kepastian

kualitas layanan mereka secara online. “Kementerian Kominfo mungkin perlu membuat aturan untuk menguji mereka. Sejauh ini mereka hanya melakukan registrasi, tapi belum ada assessment khusus,” jelas Sarah.

Sarah berharap, semua pihak yang menjadi bagian dari ekosistem pengadaan bisa memiliki persamaan persepsi dan paradigma tentang pengadaan. Dalam kaitan ini Kepala LKPP Agus Prabowo telah melakukan upaya pendekatan ke berbagai pihak dari Presiden, Menteri-menteri, hingga pimpinan lembaga-lembaga pemerintah. Menurut Agus, dalam paradigma pengadaan di masa lalu yang

menjadi primadona adalah lelang. namun, sekarang dan ke depan adalah pengadaan dengan mekanisme pasar yaitu melalui e-marketplace. Hal ini sesuai dengan perkembangan teknologi informasi khususnya internet. untuk itulah LKPP selama ini membangun dan terus mengembangkan sistem informasi pengadaan berbasis elektronik atau internet.

“Keseluruhan komponen ekosistem pengadaan harus berubah agar kita bisa sama-sama memasuki era baru,” kata Sarah berharap. Semoga.

44 45

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

Tiga staf LKPP beratraksi dalam adu pentas seni memperingati HuT LKPP ke-9 yang jatuh pada tanggal 6 Desember 2016.

46 47

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

Membangun Partisipasi Publik

Dalam Pengawasan Proses Pengadaan

Ikak G. PatriastomoDeputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah

FotoRedaksi

Tanggal 6 Desember 2017 LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) berusia 10 tahun.

Selama kurun waktu itu, selaras dengan tugas utamanya LKPP telah melakukan banyak hal dalam pengembangan kebijakan dan aturan terkait pengadaan barang/jasa pemerintah di Indonesia.

Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah, Ikak Gayuh Patriastomo, mengungkapkan, aturan pengadaan sebenarnya

FOKUS

tidak banyak. “Hal yang wajib yaitu transparan, fair dan tidak diskriminatif, ada kompetisi, dan secara keseluruhan prosesnya bisa dipertanggungjawabkan,” jelas Ikak.

Ketentuan tentang pengadaan barang/jasa pemerintah selama ini tertuang dalam Peraturan Pesiden yang beberapa kali mengalami perubahan. Yang paling akhir yaitu Perpres nomor 54 Tahun 2010, kini juga akan diubah untuk disesuaikan dengan perkembangan di masyarakat.

Ikak menyatakan, prinsip-prinsip wajib pengadaan

seperti disebut di atas sudah termaktub dalam Peraturan Presiden tersebut. Di luar yang langsung menyangkut pengadaan, juga ada sejumlah peraturan yang mengandung prinsip-prinsip yang diterapkan dalam proses pengadaan. Tentang transparansi misalnya, ada uu Kebebasan Informasi. Tentang persaingan ada uu Persaingan usaha. Juga, ada uu Anti Korupsi.

Jadi, menurut Ikak, peraturan-peraturan tentang pengadaan sudah memadai. namun, fakta menunjukkan bahwa sampai saat ini masih banyak kasus korupsi yang bersumber atau terkait bidang pengadaan barang/jasa pemerintah. Lalu, apa masalahnya? Ikak berpendapat, masalahnya adalah bahwa penegakan hukumnya masih belum efektif.

“Problem terbesar kita yaitu bagaimana membuat penegakan hukum terjadi dan efektif. Supaya apa? Supaya proses (pengadaan) dilakukan tidak suka-suka.

Bahasa sederhananya begitu. Bayangin, kalau kita mengendarai sepeda motor. Kalau mau kayak apapun kita mengendarai sepeda motor tidak akan ditangkap polisi, orang akan suka-suka,” ujar Ikak memberi gambaran.

Dijelaskan Ikak, disiplin itu tidak tumbuh dengan sendirinya. “Berdisiplin, berintegritas, itu kan tidak tumbuh dengan sendirinya.

Kadang-kadang harus ditegakkan. Aturannya sudah ada,” tegasnya.

Menurut Ikak, hal lain yang mengakibatkan masih seringnya muncul penyimpangan dalam pengadaan yaitu kurangnya partisipasi semua pihak untuk ikut melakukan pengawasan. Itu isu besar kita hari ini. orang masih belum paham dan peduli bahwa proses pengadaan itu penting dan perlu diawasi untuk mencegah korupsi.

“Ini masalah mindset,” tegasnya. Korupsi saat ini seolah-olah menjadi sesuatu yang wajar, hal yang lumrah. Koruptor itu mencuri uang rakyat, tetapi tidak pernah disebut sebagai pencuri. Ada kesan, koruptor lebih baik dibanding pencuri. Padahal sama-sama mencuri, maling.

“Kalau orang diteriaki sebagai maling, kesannya negatif. Tapi, kalau dikatakan koruptor, sepertinya nggak apa-apa. Mungkin, karena koruptor datang pakai mobil” ujar Ikak berseloroh.

Kampanye Menumbuhkan Kepedulian

Terkait rendahnya partisipasi publik dalam pengawasan pengadaan, Ikak menyatakan perlunya dilakukan kampanye besar-besaran tentang pengadaan. Selama ini, banyak orang menganggap pengadaan bukan masalah penting. oleh sebab itu perlu ada kampanye yang menjelaskan bahwa pengadaan adalah masalah penting, pengadaan perlu diawasi.

“nilai APBn kita seribu

48 49

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

triliun rupiah, sedangkan GDP hampir 10 ribu triliun rupiah. Itu kan harus dikelola procurementnya dengan baik,” ujar Ikak.

Menurut Ikak, diperlukan upaya keras untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian (awareness) semua orang tentang pentingnya pengadaan. LKPP selama ini tidak mempunyai anggaran cukup untuk membuat kampanye besar-besaran tentang hal ini. oleh sebab itu perlu ada pihak-pihak lain, seperti LSM dan lembaga pendidikan, untuk turut berperan menumbuhkan awareness terhadap masalah pengadaan. “Di perguruan-

perguruan tinggi mungkin bisa diajarkan mata kuliah manajemen pengadaan, setidak-tidaknya satu dua semester,” ungkap Ikak berharap.

Ikak mengungkapkan, dunia pengadaan membutuhkan tenaga-tenaga profesional, yang benar-benar memiliki kompetensi tinggi. Selama ini ada anggapan pengadaan bisa dilakukan oleh siapa saja. Ini yang kemudian juga banyak menimbulkan masalah di kemudian hari. Di antara mereka banyak yang datang ke LKPP untuk berkonsultasi. Mereka umumnya memiliki proyek dengan nilai yang relatif kecil, antara 50 sampai

100 juta. “Waktu kami cukup banyak tersita untuk melayani mereka,” ungkap Ikak.

Di satu sisi ini menunjukkan adanya kemauan para pengelola pengadaan untuk menjalankan tugas dengan baik, tetapi sekaligus membuktikan bahwa kita masih butuh sangat banyak tenaga profesional di bidang pengadaan dan upaya-upaya untuk meningkatkan kompetensi mereka yang menjadi pengelola pengadaan barang/jasa pemerintah.

Di banyak negara profesi pengadaan sudah sangat berkembang. Tenaga procurement specialist sangat banyak dan sebagai profesi

Pekerja MRT di Jalan Thamrin,

Jakarta

FotoRedaksi

dengan gaji tinggi. Juga banyak perusahaan yang menjadi agen pengadaan (procurement agent). Di China misalnya, perusahaan-perusahaan agen pengadaan saat ini sudah mencapai ratusan.

Secara teori pada saat ini Indonesia membutuhkan sedikitnya 2,4 juta orang profesional pengadaan barang/jasa pemerintah. Sampai sekarang baru ada 300 ribu orang yang memegang sertifikat pengelola pengadaan.

Selama ini LKPP telah banyak memberi bimbingan teknis dan pendampingan kepada berbagai pihak, membuat pelatihan-

pelatihan dan memfasilitasi penyelengaraan ujian sertifikasi ahli pengadaan barang/jasa pemerintah.

namun, kata Ikak, untuk menjadi kompeten dan profesional orang tidak cukup hanya diberi pelatihan sekali-dua kali. “Perlu life time learning. Karena, seringkali praktik pengadaan itu kompleks,” ungkap Ikak.

untuk itu, LKPP berusaha proaktif melakukan pendampingan. “untuk pendampingan, kita tidak boleh pasif menunggu. Kita harus proaktif. Kita datangi, kita ajak dan arahkan. Sehingga lebih banyak yang bisa dilayani.

Kini LKPP sudah berusia

10 tahun. Banyak hal sudah dilakukan untuk mengembangkan dunia pengadaan di Indonesia. Tetapi, bagi Ikak, semua yang telah dilakukan lembaganya itu masih relatif kecil dibanding tantangannya yang sangat besar. Ikak bermimpi, di masa mendatang semakin banyak orang yang peduli terhadap dunia pengadaan, berbondong-bondong menjadi profesional pengadaan, dan berperan aktif turut melakukan pengawasan terhadap proses pengadaan di lingkungannya. Hanya dengan demikianlah pengadaan menjadi punya banyak manfaat bagi masyarakat dan bangsa.

50 51

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

Pasukan pengibar bendera LKPP saat upacara bendera 17 Agustus 2017. LKPP secara rutin menggelar upacara bendera setiap memperingati hari besar nasional yang bertempat di sekitar plaza LKPP.

52 53

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES54 55

ProfilPimpinan LKPP

FOKUS

Dari Kiri:Dharma nursaniRobin Asad SuryoAgus PrabowoSalusra WidyaSarah SadiqaIkak G. Patriastomo

FotoRedaksi

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES56 57

Agus Prabowo,yang saat ini menjabat Kepala LKPP adalah orang yang selalu bersemangat. Ia juga dikenal sebagai orang yang ramah dan murah senyum. Teman-temannya biasa memanggilnya uwo. Lahir di Yogyakarta tahun 1958, uwo justru besar di Bandung. Ia masuk ITB (Institut Teknologi Bandung) tahun 1977 dengan memilih Jurusan Arsitektur.

Tahun 1984 ia lulus kuliah dan bekerja sebagai birokrat karier. Agus Prabowo menjalani masa-masa awal kerjanya di BPPT, kemudian dilanjutkan di BAPPEnAS, dan sejak Juli 2015 ia mendapat mandat sebagai Kepala LKPP. Sebelumnya Agus menjabat Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia.

Gelar doktornya diperoleh pada tahun 1996 dari Hokkaido university di Sapporo, Jepang, dalam bidang urban and Regional Planning. Ia juga salah satu alumnus terbaik Pendidikan Lemhannas RI tahun 2007.

Di bawah kepemimpinannya LKPP mengubah paradigma pengadaan barang dan jasa yang sebelumnya bersandar pada tender untuk berubah ke mekanisme pasar untuk mengejar value for money dengan tujuan agar proses pengadaan berlangsung secra transparan, akuntabel dan menghasilkan barang dan jasa dengan harga yang efisien.

Di sela-sela kesibukan kerjanya, ia berusaha mencari waktu untuk menekuni salah satu hobinya, yakni melukis. Agus sejak tahun 2002 lalu bergabung dengan ARPEL 21, yaitu kelompok “arsitek pelukis dua jiwa jadi satu” yang dimotori oleh beberapa arsitek senior lulusan ITB yang juga punya hobi melukis.

Agus PrabowoKepala LKPP

Layanan publik yang diberikan LKPP seharusnya tidak hanya sebatas pemberian layanan kepada pelanggan (customer), melainkan lebih pada pemberian layanan kepada rekan kerja (partner). Inilah yang ditekankan Salusra Widya, atau akrab disapa Ilus, kepada rekan-rekan kerjanya di LKPP. ”Jadi mereka bukannya pelanggan kita. Mereka datang ke sini bukan untuk kita perlakukan sebagai pelanggan, tapi mereka datang ke sini kita perlakukan sebagai partner kita, untuk bekerja sama dan meningkatkan kinerja pengadaan,” kata Salusra yang kini menempati posisi Sekretaris utama di LKPP.

Sama seperti beberapa rekan sejawatnya, sebelum di LKPP Salusra juga bertugas di Bappenas. Sarjana Teknik Planologi Institut Teknologi Bandung (ITB), 1987, ini pernah berkiprah sebagai Kepala Sub Direktorat Tata Ruang, Kepala Sub Direktorat Perkotaan, Kepala Sub Direktorat Air Bersih, Kepala Sub Direktorat Perumahan, Kepala Sub Direktorat Pertanahan dan juga menjadi Project Manager pada Project for Public and Private Provision of Infrastructure (TAP4I) World Bank – Bappenas, 1998-2000.

Di LKPP sendiri pria kelahiran Padang, Sumatera Barat, 9 Mei 1961 ini sebelumnya pernah menjabat Kabiro Hukum Kepegawaian dan Humas, Direktur Iklim usaha dan Kerjasama Internasional, Kabiro Perencanaan organisasi dan Tata Laksana. “Karena organisasi pemerintah memiliki tugas yang spesifik, atau adanya spesialisasi, maka akan terjadi eksternalitas dan adanya tujuan bersama antar organisasi. untuk itu diperlukan adanya koordinasi untuk pencapaian kinerja yag optimal,” kata doktor dari universitas Indonesia (uI) tahun 2015 dengan disertasi berjudul Dynamic Capabilities dan Entrepreneurship pada organisasi Pemerintah ini.

Salusra WidyaSekretaris utama

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

Sarah Sadiqa lulus sebagai Sarjana Hukum di Jurusan Hukum Perdata universitas Trisakti, Jakarta, tahun 1992. Sedangkan gelar Master of Science (M.Sc) in Law and Policy diselesaikannya di northeastern university, Boston, Massachussets, Amerika Serikat, tahun 1999.

Wanita kelahiran Jakarta, 18 Januari 1970 ini merupakan deputi paling muda diantara para deputi lainnya di LKPP. Sehari-hari ia tampil simple dengan gaya rambut pendeknya, tapi selalu serius dalam menangani tugas yang dibebankan kepadanya. “Tugas kedeputian II LKPP bukan hanya membangun sistem informasi, namun juga melakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap proses pengadaan melalui sistem elektronik tersebut. Tujuannya untuk memastikan proses pengadaan berjalan sesuai rencana, dan kalau ada ketidak-sesuaian bisa dilacak permasalahannya,” ujar Sarah yang kini menjabat Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi Dan Pengembangan Sistem Informasi.

Sebagai pegawai negeri Sarah memulai kariernya di Kementerian PPn/Bappenas sebagai Staf Perencana Kerjasama Ekonomi Luar negeri tahun 1996. Di Bappenas terakhir ia menjadi Kasubdit Pengembangan SDM Pengadaan Barang/Jasa tahun 2008 untuk kemudian bergabung di LKPP yang belum lama terbentuk.

Sebelum menjabat deputi LKPP sejak 3 Juli 2015 hingga sekarang, Sarah Sadiqa beberapa kali pindah jabatan sebagai Direktur Iklim usaha dan Kerjasama Internasional, kemudian menjadi Direkur Perencanaan Pengadaan RAPBn, Direktur Pengembangan Sistem Katalog, dan Direktur Pelatihan Kompetensi.

Sarah SadiqaDeputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi

58 59

Sebagai sarjana ekonomi Robin Asad Suryo sempat bekerja sebagai account officer di Bank BRI. Itu terjadi saat ia mulai bekerja setelah lulus dari Fakultas Ekonomi universitas Brawijaya, Malang, (1989). Hanya setahun ia bekerja di bank, Robin diterima di Bappenas. Maka ia pun melangkahkan kaki ke Gedung Bappenas yang terletak persis di seberang Taman Surapati di wilayah Jakarta Pusat itu.

Di Bappenas tahun 1990 ia bekerja sebagai perencana pada Biro Perhubungan dan Pariwisata. Tahun 1996 ia menjadi Kasubag di Direktorat Transportasi, kemudian menjadi Kasubdit di Direktorat Pengembangan Wilayah dan Transmigrasi (2003-2005). Setelah itu ia ditugaskan sebagai Kasubdit Pembiayaan dan Investasi di Direktorat Pengembangan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (PKPS). Tahun 2007-2008 Robin menjadi Kasubdit Kelembagaan, Informasi dan Regulasi Direktorat PKPS.

Pada tahun 2008 Robin ditugaskan ke LKPP sebagai Kepala Biro Perencanaan, organisasi dan Tata Laksana sampai tahun 2012. Selama setahun kemudian Robin menjadi Direktur Pengembangan Profesi, dan pada Januari 2014 Robin ditugaskan sebagai Deputi Bidang Monitoring, Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi. Sejak 2015 hingga sekarang ia menjabat sebagai Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan LKPP.

Selain di LKPP, Robin yang meraih gelar Master (1996) dan Doktor (2002)-nya dari universitas Colorado, Amerika Serikat, juga aktif sebagai lektor dan dosen tidak tetap di Pascasarjana universitas Muhammadiyah, Jakarta.

Robin Asad SuryoDeputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

Berbeda dengan pejabat lainnya yang memulai kerja di Bapppenas, Dharma memulai kariernya dari Kementerian Pekerjaaan umum. Lulus dari Fakultas Teknologi Industri ITB (Institut Teknoogi Bandung) tahun 1982, ia mulai bekerja di Bandung urban Development Project tahun 1983, kemudian dilanjutkan di Direktorat Bina Program Ditjen Cipta Karya.

Tahun 2005-2006 Dharma menjadi Kepala Pusat operasi BRR nanggroe Aceh Darussalam (nAD)-Mentawai, yakni Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang dibentuk pasca gempa disertai tsunami melanda Aceh dan Mentawai tahun 2004. Sampai akhir 2008 kariernya masih di lingkungan Kementerian Pu sebagai Kasubdit Investasi di Direktorat Penyehatan Lingkungan dan Permukiman, kemudian Dharma beralih tugas di LKPP sebagai Direktur Pelatihan Kompetensi.

Tahun 2013-2015 Dharma nursani menjabat sebagai Kepala Biro Hukum, Sistem Informasi dan Kepegawaian. Dan sejak tahun 2015 hingga sekarang doktor lulusan univerity of Pittsburgh, Amerika Serikat (2004) bidang Strategic Management and Policy menjalankan tugas sebagai Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan SDM LKPP. Suatu kali dalam peringatan Hari Pahlawan 10 november 2017 dimana ia menjadi inspektur upaacara, Dharma menyampaikan pesan kepada setiap pegawai LKPP untuk mewarisi konsepsi, etos, niat dan tindak perilaku kepahlawanan yang tinggi dan luar biasa. “Inilah saatnya kita menuntaskan perjuangan membangun bangsa dengan sikap mental yang positif dan konstruktif, yaitu membangun sebuah bangsa yang merdeka, maju, bersatu, berdaulat dan terbuka.“ ujar pria kelahiran 7 Maret 1958 ini.

Mengutip pidato Bung Karno, kepada anak buahnya ayah 3 anak (2 perempuan dan 1 laki-laki) ini mengataka, “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.”

Dharma NursaniDeputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Manusia

60 61

Sejak tahun 2014 Ikak menempati posisi Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah. Tugasnya adalah memberikan advokasi dan pendampingan proses pengadaan proyek-proyek strategis nasional.

Ia memulai karirnya sebagai seorang birokrat di Bappenas di tahun 1991 dalam bidang kebijakan pembangunan perkotaan, kebijakan pengelolaan pinjaman luar negeri dan kebijakan good governance sampai 2008 sebelum akhirnye bergabung di LKPP.

Pada tahun 2004 Ikak merintis pengembangan e-procurement untuk Indonesia. Empat tahun kemudian pada 2008 ia diangkat menjadi Direktur e-Procurement LKPP. Lalu pada 2013 Ikak menjadi Deputi Monitoring Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi LKPP. Selama kurun waktu ini pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah, April 1961 ini meletakkan pondasi sistem pengadaan secara elektronik di tanah air.

Tahun 2008 ia ikut mendirikan Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia (IAPI), suatu profesi di bidang pengadaan dan menjabat Ketua umum IAPI selama dua periode sejak 2010 sampai saat ini. Selain itu ia juga aktif di Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi nasional (LPJKn) sebagai wakil dari unsur Pemerintah sampai tahun 2011.

Ikak G PatriastomoDeputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES62 64

Menghadap Presiden. Kepala LKPP dan Seluruh pejabat Eselon I menghadap Presiden di Istana Presden di Jakarta seminggu usai dilantik (14/07/2015). Mereka menghadap Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan solusi mengenai hambatan dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah. Agus menyampaikan bahwa perlunya harmonisasi peraturan di luar aturan pengadaan agar proses pengadaan barang/jasa pemerintah dapat terlaksana dengan baik. Proses ini disebutnya sebagai “Ekosistem Pengadaan.” Dua minggu kemudian mereka menghadap Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk melaporkan hal tersebut secara detail.

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DESKREDIBEL64 65

Kepercayaan dan Penghargaan Terhadap LKPP

AWARD

Dalam usianya yang ke sepuluh tahun pada 2017 LKPP telah menunjukkan prestasi baik, mampu menjalankan tugas dan fungsinya sesuai yang diamanatkan. Prestasi LKPP bisa dilihat dari cukup banyaknya penghargaan dari sejumlah pihak yang tak lain dari bentuk pengakuan dan kepercayaan terhadap kinerjanya. Berikut ini adalah sebagian dari penghargaan yang diperoleh LKPP dalam bermacam bidang, dari soal layanan publik, pelaporan keuangan, penerapan teknologi informasi untuk menunjang kinerjanya, keterbukaan informasi, hingga keberpihakannya pada penggunaan produk dalam negeri.

Top 99 Inovasi Pelayanan Publik(22 Mei 2017)

Pada tahun 2017 LKPP memperoleh penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAn-RB) atas pengembangan aplikasi E-lelang Cepat. Aplikasi ini dikembangkan oleh LKPP untuk mempercepat proses lelang elektronik dalam pengadaan barang/jasa pemerintah, dari sekitar tiga minggu menjadi hanya 3-5 hari. E-lelang cepat didukung dengan data penyedia barang/jasa pemerintah yang tersimpan dalam aplikasi Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKaP) atau merupakan Vendor Management System (VMS) yang menjadi tempat para penyedia yang terkualifikasi memasukkan data-data perusahaan. SIKaP memangkas tiga tahapan pada metode lelang biasa. Inilah yang membuat lelang cepat dapat dilakukan. Pada lelang biasa ada tahap evaluasi administrasi, evaluasi kualifikasi, evaluasi teknis, dan evaluasi harga. Dari empat tahap ini, yang dijalankan E-lelang cepat hanya satu saja. Tahap administrasi, kualifikasi, dan teknis sudah dikerjakan di dalam SIKaP.

Penggunaan Produk Dalam Negeri Anugerah Cinta Karya Bangsa(21 Desember 2016)

Penghargaan “Anugerah Cinta Karya Bangsa 2016” dari Kementerian Perindustrian dberikan kepada LKPP dinilai memiliki komitmen meningkatkan penggunaan produk dalam negeri. Beberapa hal yang dilakukan LKPP diantaranya adalah dengan menyusun regulasi yang menyisipkan pasal mengenai keberpihakan terhadap barang/jasa produksi dalam negeri.Guna mendorong pengadaan yang meningkatkan kemandirian ekonomi nasional, LKPP memasukan indikator tingkat penggunaan dalam negeri untuk barang/jasa yang masuk ke dalam katalog. Setiap barang/jasa produksi dalam negeri akan diberikan logo 100 persen cinta produk dalam negeri pada sistem e-catalogue.untuk sektor internal, LKPP mengimplementasikan preferensi produk dalam negeri melalui nota dinas Biro Perencanaan dan ortala agar setiap uKE 2 mencantumkan TKDn ke dalam usulan anggaran.

EDISI 09 SEP-DES

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES66 67

Zona Hijau Ombudsman RI(16 Desember 2015)

ombudsman RI menilai LKPP telah memberikan pelayanan publik sesuai standar pelayanan yang diatur dalam uu no 25 Tahun 2009. ombudsan memasukkan LKPP dalam kategori “Zona Hijau” yaitu memiliki kepatuhan tinggi dalam memenuhi standar pelayanan publik sesuai undang-undang. unit layanan LKPP yang menjadi sampel penelitian ombudsman RI adalah Direktorat Sertifikasi Profesi dengan pelayanan Sertifikasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tingkat Dasar. Disebutkan, dalam penelitian yang dilakukan kurun waktu Maret - Mei 2015, layanan administrasi Direktorat Sertifikasi Profesi masuk dalam Zona Hijau dengan skor rata-rata 96. Zona Hijau merupakan kategori dengan peringkat tertinggi dari tiga kategori yaitu Hijau (skor 89-110), Kuning (56-88), dan Merah (0-55).LKPP adalah satu dari 3 lembaga pemerintah non kementerian yang masuk kategori Zona Hijau dari 15 lembaga yang diteliti ombudsman pada tahun 2015. Secara keseluruhan ada 184 kementerian/lembaga/pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang diteliti oleh ombudsman RI.

Predikat B dari Kementerian PAN(16 Desember 2015)

Kementerian Pendayagunaan Aparatur negara dan Reformasi Birokrasi (PAnRB) memberi Predikat “B” atas kinerja LKPP pada tahun 2015. Predikat B ini lebih tinggi dari predikat tahun sebelumnya yaitu “CC”. Penilaian tersebut menunjukkan tingkat akuntabilitas atau pertanggungjawaban atas hasil penggunaan anggaran. Semakin baik hasil evaluasi yang diperoleh instansi pemerintah menunjukkan semakin baik tingkat efektivitas serta efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan capaian kinerjanya. Selain itu, penilaian tersebut juga menunjukkan kualitas pembangunan budaya kinerja birokrasi di instansi tersebut.

2 kali Penghargaan Top IT dan Telco(24 november 2016)

Selama dua tahun berturut-turut LKPP menerima dua kali penghargaan Top IT and Telco dari majalah Itech. Pada tahun 2017 penghargaan di bidang penerapan teknologi informasi dan komunikasi ini diterima LKPP untuk empat kategori yaitu Top IT on national Impact, Top e-Procurement, Top IT Implementation on national LPSE Innovation, dan Top IT Leadership untuk Kepala LKPP. Sebelumnya, pada tahun 2016, LKPP mendapat penghargaan yang sama untuk tiga kategori yakni ToP IT on national Impact, ToP IT on Implementation Institution dan ToP ICT Leadership.Pemberian penghargaan yang didukung oleh Kementerian Kominfo ini dimaksudkan untuk mengapreasiasi perusahaan atau instansi pemerintahan yang dinilai berhasil dalam implementasi teknologi informasi dan telekomunikasi di lembaganya, serta mampu memanfaatkannya untuk meningkatkan kinerja, daya saing, dan layanannya.

4 Kali Berpredikat Wajar Tanpa Pengecualian (10 Juli 2015)

LKPP dinilai melakukan pengelolaan keuangan dengan baik sesuai peraturan. Hal ini ditunjukkan dengan predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang diberikan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) kepada LKPP hampir setiap tahun. Sejak memperoeh amanat mengelola sendiri anggarannya secara mandiri pada tahun 2010, laporan keuangan LKPP telah 4 kali mendapat predikat opini WTP dari BPK. Yaitu pada tahun 2010. 2011, 2012, dan 2014. opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) merupakan peringkat tertinggi dari 4 peringkat opini yang diberikan BPK atas laporan pemeriksaan keuangan lembaga-lembaga pemerintah. Peringkat di bawah WTP yaitu Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Tidak Menyatakan Pendapat (TMP), dan Tidak Wajar (TW).

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

E-Government Award dan E-Procurement Accelerator(23 September 2011)

Peran LKPP dalam membangun sistem informasi berbasis elektronik memperoleh apresiasi berupa penghargaan dari Majalah Warta Ekonomi. Ada dua jenis penghargaan yang diberikan kepada LKPP yaitu Special Mentions for E-Procurement Accelerator dan E-Government Award. Pemberian penghargaan berupa E-Government Award telah dilakukan selama sepuluh tahun terakhir oleh majalah Warta Ekonomi kepada berbagai pihak yang dinilai memiliki peran dalam mengembangkan dan mengaplikasikan teknologi informasi untuk kepentingan pelayanan masyarakat. Pada tahun 2011 LKPP memperoleh penghargaan ini karena peran besar LKPP membangun dan mengembangkan sistem pengadaan elektronik (E-Procurement, E-Tendering, E-Catalogue).

68 69

2 Kali Penghargaan dari Future Gov(16 Mei 2013)

LKPP dua kali meraih penghargaan dari Future Gov Magazine terkait peranannya dalam membantu usaha efisiensi kinerja pemerintah melalui pengadaan elektronik (e-procurement). Penghargaan berupa Technology Leadership diterima dua kali dalam dua tahun berturut-turut oleh LKPP yaitu pada tahun 2012 dan 2013. LKPP dinilai sukses merintis dan mengelola sistem pengadaan secara elektronik bagi lembaga-lembaga pemerintahan di Indonesia.Selain memudahkan proses pengawasan, sistem e-procurement juga mampu menciptakan efisiensi belanja negara karena bersifat transparan sehingga meminimalkan terjadinya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme serta menghemat anggaran belanja negara.Future Gov Award merupakan penghargaan yang diberikan secara rutin sejak tahun 2003 oleh Future Gov Magazine. Penghargaan diberikan kepada lembaga yang berperan dalam peningkatan efisiensi, kualitas servis atau jasa, serta transparansi pada pengembangan kinerja pemerintahan, pendidikan, dan modernisasi kesehatan di kawasan Asia Pasifik. Dalam ajang Future Gov Indonesia 2013, terdapat 11 pemenang dari Kementerian/Lembaga/Daerah/Instantasi yang terbagi dalam 14 kategori penghargaan, diantaranya Technology Leadership, Information Society, Future City, Information Security, Data Centres, Business proces, Government Transformation, Citizen Engagement, dan Information Management.

BKN Award 2015(12 Juni 2015)

Pada tahun 2015 LKPP memperoleh penghargaan BKn Award dari Badan Kepegawaian negara (BKn) untuk kategori kementerian dan lembaga dengan perencanaan kepegawaian terbaik. Penghargaan diberikan karena LKPP dinilai memiliki perencanaan kepegawaian yang baik sesuai standar manajemen yang ideal. BKn Award merupakan penghargaan yang diberikan oleh Badan Kepegawaian negara kepada kementerian, lembaga, maupun instansi pemerintah yang dinilai mempunyai semangat pengelolaan kepegawaian dengan orientasi pemberian pelayanan terbaik. Ada 11 kategori penghargaan antara lain kategori pengelola kepegawaian terbaik, perencanaan kepegawaian terbaik, dan pelayanan kepegawaian terbaik. Penganugerahan BKn Award mulai dilakukan sejak tahun 2011.

Masuk Peringkat 10 Besar (12 Desember 2014)

LKPP meraih Peringkat 10 Besar kategori Badan/Lembaga pada Anugerah Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik 2014. Capaian ini menunjukkan kepatuhan LKPP sebagai badan publik dalam menjalankan kewajiban mengumumkan dan menyediakan informasi publik serta melakukan pelayanan informasi sesuai undang-undang Keterbukaan Informasi Publik nomor 14 Tahun 2008.Penilaian dilakukan oleh Komisi Informasi melalui dua tahapan. Tahap pertama yaitu penyebaran kuesioner penilaian mandiri ke LKPP dan tahap kedua melakukan visitasi ke LKPP dengan melakukan wawancara dan pembuktian dokumen atau informasi dalam berbagai format berdasarkan keterangan yang diisi pada kuesioner penilaian mandiri.Komisi Informasi melakukan pemeringkatan keterbukaan informasi dengan membagi badan publik menjadi enam kategori, yaitu Badan Publik Kementerian (34 kementerian), kategori Badan Publik Badan/Lembaga (135 Badang/Lembaga), Kategori Badan Publik Provinsi (34 Provinsi), Kategori Badan Publik BuMn (138 BuMn), Kategori Badan Publik Partai Politik (12 Parpol), Kategori Badan Publik PTn (61 PTn).

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DESKREDIBEL

Situ Gunung Menjadikan Kita

Fresh

Situ Gunung adalah nama dari sebuah danau yang berada di dataran tinggi di Sukabumi.Letaknya berada

pada ketinggian sekitar 850 mdpl terletak di kaki gunung Gede Pangrango. Memang, lokasi wisata ini masih berada di area sekitar Taman nasional Gunung Gede Pangrango.

Dari pusat kota Sukabumi hanya berjarak 16 km. Di sini kita akan merasakan suasana

alam yang masih alami, jauh dari polusi udara. Saat baru sampai di pintu masuknya suasana segar akan langsung menyambut. Sesekali terdengar cericit burung yang masih terbang dengan bebas.

Dari pintu masuk menuju danau berjalan kaki satu kilometer. Danau Situ Gunung masih dikelilingi hutan pinus yang lebat, sehingga membuat pemandangan sekitar begitu hijau. Wajar jika kita ingin berlama-alam di sini sembari menikmati alam sekitar.

Belum puas hanya seharian di tempat ini? Kita bisa menginap untuk camping atau berkemah dengan membawa tenda sendiri atau menyewa ke pengelola yang memang sudah menyediakan. Jika bisa kemping, tentu saja tidak rugi karena kita akan temukan air terjun Curug Sawer. Air terjun ini hanya dua kilometer dari danau.

Jika hanya ingin ‘melongok’ Situ Gunung, namun ingin tetap berada di seputaran situ banyak vila yang disewakan.

JALAN - JALAN

KREDIBEL

Memang sayang sih kalau hanya pulang hari, setidaknya bisa menginap selama sehari, sehingga ‘semangat baru’ kembali didapatkan setelah menghirup kesejukan. Salah satunya yang populer adalah Icuk Sugiarto Training Camp (ISTC). Sejatinya tempat ini adalah kawah candradimuka para atlet bulutangkis negeri ini yang dibangun legenda cabang olahraga ini, Icuk Sugiarto. namun, dari kamar-kamar yang tersedia bisa dipakai untuk menginap. Saat ini pihak pengelolanya sedang

menggelar promo di mana satu kamar bisa untuk 2 orang tarifnya Rp350.000,- dengan bonus makan pagi, makan siang, dan makan sore/malam di situ. Ada fasilitas lain untuk kita menghilangkan penat di ISTC itu seperti memancing, atau menangkap ikan di sungai di bagian belakang lokasi tersebut. Tentu saja, kita bisa berolahraga seperti bulutangkis, biliar, tenismeja.

untuk mencapai Situ Gunung tidak terlalu sulit. Dari Jakarta -- anggap sebagai titik pusat -- kita bisa naik

mobil baik pribadi, sewaan, atau umum. untuk yang suka menikmati pemandangan indah atau sedikit petualang bisa naik Kereta Rel Listrik (KRL) atau Commuter Line (CL) sampai Stasiun Bogor. Kemudian bersambung ke Stasiun Sukabumi dengan naik kereta lainnya. namun perjalanan melalui jalur kereta ini relatif terbatas, karena frekuensi kereta jurusan Bogor - Sukabumi hanya ada tiga trip saja dalam sehari.

70 71

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DESKREDIBEL

Gizi dan kesehatan adalah dua sisi mata uang. Kalau mau sehat maka makanlah makanan yang bergizi. Itu sebuah keniscayaan. Selain bergizi masih ada syarat tambahan lain yakni makanan yang kita konsumsi harus

seimbang dan jangan berlebihan.Karbohidrat merupakan jenis makanan

yang vital karena fungsinya sebagai sumber energi utama bagi tubuh. Dengan mengonsumsi karbohidrat yang cukup. Kita dapat memperoleh energi untuk melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat maka kita harus mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, seperti beras, gandum, kentang dan ubi-ubian.

Jenis kedua adalah makanan yang mengandung protein, bisa berasal dari hewan maupun tumbuhan (nabati). Protein hewani yang biasa kita ketahui adalah ikan, susu, daging dan telur. Sedangkan protein nabati antara lain dari kacang-kacangan dan biji-bijian. Protein hewani dinilai lebih baik dari protein nabati karena mengandung asam-asam amino esensial yang lengkap, baik macam dan jumlahnya, sehingga disebut protein yang sempurna. Sementara protein nabati seperti tahu dan tempe kurang sempurna karena walaupun mengandung asam amino esensial yang lengkap tetapi jumlahnya sedikit, sehingga jumlahnya tidak dapat mencukupi untuk proses pertumbuhan tubuh.

Selanjutnya demi keseimbangan dan menjaga kesehatan maka tubuh memerlukan asupan vitamin dan mineral yang bisa diperoleh dari sayuran dan

buah-buah. Sayur dan buah mengandung serat makanan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Pilihan jusSayuran bisa dikonsumsi dengan dimasak

terlebih dahulu atau bisa juga dibuat jus sebagaimana biasa dilakukan untuk buah-buahan. Cara makan sayur atau buah dalam bentuk jus sangat baik dilakukan karena mengkonsumsi kedua jenis makanan ini dalam bentuk utuh dalam jumlah yang banyak agak susah dilakukan., karena sifaatnya yang bulky. Dengan cara di-jus kita bisa mengkonsumsi dalam jumlah lebih banyak, sehingga kebutuhan tubuh bisa benar-benar terpenuhi.

Selain itu konsistensi yang cair dari bentuk jus memungkinkan at-zat yang terlarut di dalamnya mudah diserap oleh tubuh. Persoalan membuat jus sekarang ini bukan masalah lagi, karena berbagai peralatan untuk membuat jus bisa diperoleh dengan harga yang terjangkau, seperti blender, juice extractor dan food processor.

Kemudahan perangkat pengolah makanan saat ini sangat memudahkan kita untuk bisa menjalani tradisi hidup yang sehat dengan

mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang.

SEHAT

Tumbuhkan Tradisi Makan Bergizi Dan Seimbang

KREDIBEL

TOKOH

BJ HabibieSelalu Bicara KebaikanDi dunia ia dikenal sebagai Mr Crack, berkat penemuannya menghitung secara detail keretakan yang terjadi pada pesawat terbang. Di Indonesia dulu ia banyak ditentang

karena keputusan-keputusannya saat menjadi Presiden. Tetapi sekarang setelah 20 tahun berselang, orang mengenalnya sebagai tokoh yang bijak dan selalu bicara kebaikan

72 73

Kiprahnya senantiasa menjadi yang terbaik alias the best dan berada di urutan pertama. Dia adalah Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie, mantan Wakil Presiden dan Presiden RI saat Indonesia memasuki masa reformasi. Sebagai Wakil Presiden ke-7 ia menjabat antara 11 Maret 1998 - 21 Mei 1998, kemudian Habibie menjadi Presiden Indonesia ke-3 dengan masa jabatan paling singkat dalam sejarah Indonesia, yakni antara 21 Mei 1998 – 20 oktober 1999.

Walau demikian, Habibie memberi catatan indah dalam benak sebagian

EDISI 09 SEP-DESEDISI 09 SEP-DES

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

besar rakyat Indonesia. Performanya memberi semangat bagi orang banyak. Sebelum menjadi orang nomor satu di Republik ini, Habibie pernah menjadi Menteri negara Riset dan Teknologi Indonesia ke-4 (29 Maret 1978 – 11 Maret 1998). Posisinya ini dipegang selama 20 tahun. Pada masa kepemimpinannya itu mendirikan IPTn (Industri Pesawat Terbang nusantara) dan memimpin perusahaan kebanggan Indonesia di bidang industri pesawat terbang tersebut.

BJ Habibie yang juga pernah menjadi Kepala Badan otorita Batam memang sosok yang luar biasa. Sampai saat ini kepintarannya disebut sebagai nomor satu di Indonesia, hal yang membuat seorang penyanyi sekelas Iwan Fals meminta kita meniru ‘otak Habibie’. Tentu saja, otak seorang anak manusia yang bisa menjadi teladan bagi bangsanya.

Anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo, yang lahir pada 25 Juni 1931 ini memang sosok hebat. Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Hobinya adalah membaca. Ia juga gemar menunggang kuda. Habibie kecil dikenal sebagai anak yang sangat cerdas di sekolahnya. namun, ia harus kehilangan ayahnya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung saat

ia sedang salat Isya.Tak lama setelah

ayahnya meninggal, ibunya kemudian menjual rumah dan kendaraan yang dimiliki. Keluarga Habibie kemudian pindah ke Bandung. Habibie kemudian menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya. Sesudah lulus SMA, Habibie sempat belajar teknik mesin di Fakultas Teknik universitas Indonesia Bandung (sekarang Institut Teknologi Bandung, ITB) pada tahun 1954. Habibie muda yang penuh energi ini pada 1955–1965 melanjutkan studinya di bidang teknik penerbangan, dengan spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat. Ia menerima gelar diplom ingenieur pada 1960 dan gelar doktor ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cum

laude.Dari penelitian yang

dilakukaannya Habibie menemukan apa yang dinamai “Faktor Habibie”. Dengan formula ini Habibie bisa menghitung keretakan atau crack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang, sehingga ia di juluki juga sebagai “Mr. Crack”. Pada tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung. Kejeniusan dan prestasi inilah yang mengantarkan Habibie diakui lembaga internasional di antaranya, Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia), The Academie nationale de l’Air et de l’Espace (Prancis) dan The uS Academy of Engineering (Amerika Serikat). Sementara penghargaan bergensi lainnya

yang pernah diraih antara lain, Edward Warner Award dan Award von Karman yang hampir setara dengan Hadiah nobel. Di dalam negeri sendiri Habibie mendapat penghargaan tertinggi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana.

Habibie dan KeputusannyaPada era pemerintahannya

sebagai Presiden yang berlangsung relatif singkat Habibie berhasil memberikan landasan yang kokoh bagi

Indonesia. Di masa jabatannya itu lahir undang undang (uu) Anti Monopoli atau uu Persaingan Sehat, perubahan uu Partai Politik, dan yang paling penting adalah uu otonomi Daerah. uu otonomi Daerah tidak hanya memberikan porsi wewenang dan kekuasaan kepada daerah yang lebih besar, tapi juga bisa meredam gejolak disintegrasi yang diwarisi sejak era orde Baru.

Pengangkatan BJ

Habibie sebagai Presiden menimbulkan berbagai macam kontroversi bagi masyarakat Indonesia. Pihak yang pro menganggap pengangkatan Habibie sudah konstitusional. Hal itu sesuai dengan ketentuan pasal 8 uuD 1945 yang menyebutkan bahwa “bila Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya”. Sedangkan pihak yang kontra menganggap

bahwa pengangkatan Habibie dianggap tidak konstitusional. Hal ini bertentangan dengan ketentuan pasal 9 uuD 1945 yang menyebutkan bahwa “sebelum presiden memangku jabatan maka presiden harus mengucapkan sumpah atau janji di depan MPR atau DPR”.

Berbagai keputusan penting diambil pada masa pemerintahan Habibie yang berlangsung hanya 17 bulan itu. Beberapa keputusan penting diantaranya

menetapkan 12 Ketetapan MPR yang mencerminkan jawaban atas tuntutan reformasi, antara lain Tap MPR no. XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan Tap MPR no. II/MPR/1978 tentang Pancasila sebagai asas tunggal, Tap MPR no. XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden maksimal hanya dua kali periode dan Tap MPR no. XV/MPR/1998 tentang penyelenggaraan otonomi Daerah. Habibie juga memberi kebebasan pada rakyat untuk

menyalurkan aspirasinya sehingga lahirlah banyak partai politik baru yang mencapai 48 partai politik.

Di bidang ekonomi, Habibie juga berhasil menekan nilai mata uang rupiah terhadap dollar hingga di bawah 10 ribu padahal waktu itu nilainya pernah mencapai 15 ribu per dollar AS. Selain itu, ia juga melikuidasi beberapa bank yang bermasalah, mengesahkan uu no. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik

foto: pinterest.com

foto: pinterest.com

74 75

Pada masa pemerintahannya, Habibie memberi kebebasan sangat luas pada rakyat sehingga lahirlah banyak partai politik baru yang mencapai 48 partai.

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES

Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat dan uu no. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Banyak kalangan mendukung bebagai langkah cepat dan keputusan Habibie. Tapi banyak pula yang tidak sepaham. Salah satu kesalahan yang dianggap sebagai kesalahan terbesarnya adalah ketika Habibie memperbolehkan diadakannya referendum bagi provinsi Timor Timur (sekarang Timor Leste). Habibie setuju diadakannya jajak pendapat bagi warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau tetap berada di bawah naungan dan menjadi bagian dari Republik Indonesia. Sejarah kemudian mencatat, pada masa kepresidenan Habibie, Timor Timur lepas dari negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi negara terpisah pada tanggal 30 Agustus 1999.

Kasus inilah yang mendorong pihak oposisi yang tidak puas dengan Habibie semakin giat untuk menjatuhkannya. Saat Sidang umum 1999 MPR menolak laporan pertanggungjawabannya dan akhirnya Habibie jatuh dari

tampuk kekuasaannya dan digantikan oleh Abdurrahman Wahid.

Setelah tidak menjabat lagi sebagai presiden, Habibie lebih memilih tinggal di Jerman daripada di Indonesia. namun, ketika era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, ia kembali aktif sebagai penasihat presiden untuk mengawal proses demokratisasi di Indonesia lewat organisasi yang didirikannya Habibie Center.

Pada masa awal reformasi, pandangan terhadap pemerintahan Habibie cenderung bersifat negatif karena ia dianggap sebagai bagian kelanjutan dari pemerintahan orde Baru. Tapi sejalan dengan perkembangan waktu banyak yang menilai positif kebijakan dan keputusan yang diambil pada masa pemerintahannya. Salah satu pandangan positif itu dikemukan oleh L. Misbah Hidayat dalam bukunya “Reformasi Administrasi: Kajian Komparatif Pemerintahan Tiga Presiden”.Visi, misi dan kepemimpinan presiden Habibie dalam menjalankan agenda reformasi memang tidak bisa dilepaskan dari pengalaman hidupnya.

Setiap keputusan yang diambil didasarkan pada faktor-faktor yang bisa diukur. Maka tidak heran tiap kebijakan yang diambil kadangkala membuat orang terkaget-kaget dan tidak mengerti. Bahkan sebagian kalangan menganggap Habibie apolitis dan tidak berperasaan. Pola kepemimpinan Habibie seperti itu dapat dimaklumi mengingat latar belakang pendidikannya sebagai doktor di bidang konstruksi pesawat terbang. Berkaitan dengan semangat demokratisasi, Habibie telah melakukan perubahan dengan membangun pemerintahan yang transparan dan dialogis. Prinsip demokrasi juga diterapkan dalam kebijakan ekonomi yang disertai penegakan hukum dan ditujukan untuk kesejahteraan rakyat. Dalam mengelola kegiatan kabinet sehari-haripun, Habibie melakukan perubahan besar. Ia meningkatkan koordinasi dan menghapus egosentisme sekotral antarmenteri. Selain itu sejumlah kreativitas mewarnai gaya kepemimpinan Habibie dalam menangani masalah bangsa. Untuk mengatasi persoalan ekonomi,

misalnya, ia mengangkat pengusaha menjadi utusan khusus. Dan pengusaha itu sendiri yang menanggung biayanya. Tugas tersebut sangat penting, karena salah satu kelemahan pemerintah adalah kurang menjelaskan keadaan Indonesia yang sesungguhnya pada masyarakat internasional. Sementara itu pers, khususnya pers asing, terkesan hanya mengekspos berita-berita negatif tentang Indonesia sehingga tidak seimbang dalam pemberitaan.

Siapa Pengganti Habibie?Kehidupan pribadi Habibie

banyak memberi inspirasi berbagai kalangan, jauh melampaui generasinya. Ia tak hanya cerdas, tapi juga energetik. Tampilannya penuh dengan senyum, sehingga membuat orang merasa nyaman dan dekat dengan dirinya. Kehidupan rumah tangganya bersama Hasri Ainun Besari yang dinikahinya pada 12 Mei 1962 membuat banyak keluarga Indonesia iri. Keluarganya menjadi contoh bagaimana isteri memberi dukungan pada karier suami, bagaimana hubungan suami isteri dibina dan bagaimana

pula anak-anak dididik menjadi orang yang berhasil kelak setelah dewasa.

Wafatnya Ainun pada 22 Mei 2010 membuat duka yang sangat dalam bagi diri Habibie. Ainun meninggal di Rumah Sakit Ludwig Maximilians universitat, Klinikum, Muenchen, Jerman, karena penyakit kanker ovarium. Ainun Habibie meninggal pada hari Sabtu pukul 17.30 waktu Jerman atau 22.30 waktu Jakarta.

Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah ‘mata’ untuk melihat hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. namun, setiap kisah mempunyai akhir, setiap mimpi mempunyai batas.

“ .... Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, ibu Ainun istri saya. Ia ikuti ke mana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar. Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya.

Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu,” demikian ungkap B.J. Habibie sebagaimana yang dikemukakannya dalam ‘Film Habibie dan Ainun’.

Habibie memang menulis buku kisah nyata tentang romantisme keduanya saat mereka masih remaja hingga menjadi suami istri dan saat ajal memisahkan mereka. Buku terlaris ini dibuat film “Habibie dan Ainun” yang diluncurkan pada awal Desember 2012 lalu dan film ini meraih sukses besar.

Kini, jika Anda melihat seorang lelaki tua yang memperlihatkan kebijakan dan kecintaan terhadap para cucunya dan buku-buku di sebuah stasiun televisi dalam setiap tayangan adzan Mahgrib di sebuah stasiun televisi swasta, itulah Habibie. Lelaki 87 tahun yang terus menjadi panutan bagi bangsanya. Salam Hormat Pak Habibie!

76 77

foto: seruni.id

foto: pinterest.com

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DESKREDIBEL KREDIBEL

Buku “The Spiritual of nature” adalah karya penulis Achmad Saichu Imran. Dalam buku yang diberi tambahan kalimat ‘Serial Motivasi untuk Semua Kalangan’, Saichu berbicara tentang hidup dan kehidupan anak manusia.

Ia mengatakan ‘jiwa dalam diri setiap manusia adalah semesta kecil yang senantiasa terhubung dengan semesta kecil alam!’ Artinya untuk menjadi lebih baik dari saat ini setiap manusia bisa melakukannya dengan kembali pada alam.Buku ini memang merupakan sebuah panduan materi berupa olah rasa, olah jiwa dan olah hasrat yang oleh penulisnya disingkat: olah Sawah. Bagi siapa saja yang ingin memotivasi dirinya untuk meningkatkan spiritualitas kehidupan, yang insya Allah dapat berjalan lebih baik dari keadaan sebelumnya.Melalui buku ini sangat diharapkan bagi pembaca dapat me-manage sekaligus memberdayakan spirit kejiwaannya yang menjadi tempat pertarungan bagi jiwa dan hasrat, sehingga mampu menundukkan segala keinginan yang dipandang bertentangan dengan hati nurani serta dapat merugikan dirinya, orang lain dan lingkungan di sekitar tempat

tinggalnya. Dalam buku ini, penulisnya juga berkenan menyajikan metode maupun teknik yang bisa diterapkan secara simpel dan praktis bagi siapa saja yang ingin memotivasi diri agar sanggup menumbuhkan semangat dan mentalitas baru yang siap bersaing di tengah arena kehidupan. Karena itu, memiliki buku ini merupakan sebuah pilihan bijak bagi mereka yang membutuhkan ‘suplemen’ kejiwaan sebagai proses dari upaya pengendalian dirinya yang bisa jadi bersifat urgent.Buku ini terbitan Daurah Insani Surabaya. Terdiri dari 270 halaman. Sementara penulis buku ini lahir di sebuah kampung kecil berpenduduk mayoritas muslim di Kabupaten Jembrana (Bali) yang bernama Loloan Barat pada 17 April 1974. Eksistensi keseniannya berjalan secara otodidak dari mendirikan Teater GAR bersama teman-teman sebayanya di kampung pada tahun 1992.Karya-karya tulisnya kemudian tersebar di banyak media dan antologi puisi. novel yang sudah ditulisnya adalah “Musim pun Berkabung”. Kini, bekerja dan menetap di Kota Surabaya, Jawa Timur, bersama istri dan seorang putranya.

‘The Spiritual of Nature’ Suplemen Kejiwaan Bagi DiriJudul Buku : The Spiritual of NaturePenulis : Achmad Saichu ImranJumlah Halaman : 270Penerbit : Daurah Insani Surabaya

Sebuah lakon kesenian dengan pemeran utama seorang lelaki mengenakan sebuah topeng. Bagi sebagian masyarakat yang berusia muda, mungkin perlu ditampilkan kembali apa dan siapa itu Topeng Jantuk. Inilah yang dilakukan pada saat peluncuran buku dengan judul “Jantuk Pertumbuhan dan Perkembangan”

Adapun film Chrisye ini mengisahkan tentang perjalanan hidup lelaki bernama asli Chrismansyah Rahadi itu semasa hidup. Mulai dari keluarganya hingga meniti karir di industri musik yang ia geluti hingga

akhir hayatnya.Selain Vino G Bastian sebagai Chrisye, film

ini juga dibintangi Velove Vexia yang berperan sebagai Damayanti Noor. Ada pula Ray Sahetapy, Andy Arsyl, dan Verdy Solaiman.

Film produksi MNC Pictures adalah karya yang menarik. Sutradara Rizal Mantovani mengemas film keluarga ini sedetil mungkin, sekaligus mendekatkan dengan keseharian Chrisye semasa hidup. Itulah sebabnya Vino mengenakan baju penganten asli milik almarhum dalam film biopic Chrisye ini. “Baju pengantin kami yang di film itu asli. Itu memang baju kami benar. Alhamdulillah

itu tersimpan oleh kami,” kata Damayanti.Menurut Damayanti, penggunaan baju

pengantin itu atas permintaan Rizal. Sejak awal Rizal sudah meminta kepadanya bahwa harus ada barang-barang nyata yang dikenakan Chrisye ditampilkan dalam film ini.

Tidak hanya baju pengantin. Beberapa peninggalan barang-barang Chrisye yang ditampilkan dalam film adalah syal, jaket, piano, dan beberapa barang lainnya. Jadi, memang ada beberapa scene punya Chrisye. Baju yang dipakai Vino pun baju Chrisye. Juga celana kain yang dipakainya itu.

Dari film ini kita bisa mengetahui bagaimana kehidupan Chrisye yang sesungguhnya. Karena yang selama ini terpublikasi di media adalah proses kreatifnya yang tiada henti. Dan ternyata, Chrisye adalah pahlawan musik dan keluarga.

Chrisye, Teladan Musik Indonesia

CHRISYE adalah nama yang tidak asing lagi dalam dunia musik Indonesia. Ia salah satu nama besar dan legenda yang tidak terpisahkan dalam belantara musik di Tanah Air.

Tanggal Rilis 07 Desember 2017Durasi 110 menitSutradara Rizal MantovaniProduksi MnC Pictures, Vito Global VisiGenre Biography, DramaKelompok umur 13+

RESENSI

78 79EDISI 09 SEP-DES EDISI 09 SEP-DES

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES KREDIBEL EDISI 09 SEP-DES80 49

KOMIK KIREY

Pengadaan Yang Bersih Krey & Dibel

TRAVELLING NOTES

KREDIBELEDISI 09 SEP-DES50

KOMIK KIREY