TINDAK TUTUR DIREKTIF ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM …
Transcript of TINDAK TUTUR DIREKTIF ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM …
TINDAK TUTUR DIREKTIF ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM
INTERAKSI ANTARNGGOTA KELUARGA (STUDI KASUS MOZA)
SKRIPSI
Oleh:
ANGGITA PUTRI SISKA PRAMESWARI
21601071029
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JULI 2020
TINDAK TUTUR DIREKTIF ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM
INTERAKSI ANTARANGGOTA KELUARGA (STUDI KASUS MOZA)
SKRIPSI
Diajukan kepada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Malang
Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
OLEH
ANGGITA PUTRI SISKA PRAMESWARI
NPM 216.01.07.1.029
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JULI 2020
ABSTRAK
Prameswari, Anggita Putri Siska. 2020. Tindak Tutur Direktif Anak Usia
Prasekolah dalam Interaksi Antaranggota Keluarga (Studi Kasus
Moza). Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam
Malang. Pembimbing I: Dr. H. Mochtar Data, M.Pd, Pembimbing II:
Prayitno Tri Laksono, S.Pd., M.Pd.
Kata-kata kunci: tindak tutur direktif, usia prasekolah, interaksi antaranggota
keluarga.
Dalam penelitian ini membahas tentang bagaimana tindak tutur anak
prasekolah dengan interaksi keluarganya. Melalui tindak tutur direktif ini dapat
mengetahui pemerolehan bahasa anak dengan interaksi keluarga. Interaksi keluarga
dan lingkungan sekitar juga sangat memperngaruhi pemerolehan dan perkembangan
bahasa pada anak, dalam berkomunikasi anak juga akan meniru atau mencotoh
bahahsa orang terdekatnya, oleh karna itu keluarga adalah tempat pertama dalam
memperoleh bahasa pertamanya.
Adanya tujuan pada penelitian ini yaitu: (1) mendeskripsikan secara objektif
tindak memerintah anak usia prasekolah dalam interaksi antaranggota keluarga, (2)
mendeskripsikan secara objektif tindak meminta anak usia prasekolah dalam interaksi
antarangota keluarga, (3) mendeskripsikan secara objektif tindak bertanya anak usia
prasekolah dalam interaksi antaranggota keluarga, dan (4) mendeskripsikan secara
objektif tindak melarang anak usia prasekolah dalam interaksi antaranggota keluarga.
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena hasil yang
dicapai dalam penelitian ini adalah gambaran tentang bagaimana anak melakukan
komunikasi dengan keluarganya, dengan menggunakan metode deskriptif karena
hanya meneliti satu objek saja. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu jenis studi kasus.
Subjek penelitian disini usia anak prasekolah yang bernama Mozaik Athaya
Nufah yang berumur 4 tahun. Putri kedua dari Ayah Edi Harianto dan Bunda Suryani
Nugraha. Moza adalah keponakan dari saudara kandung.
Untuk pengambilan data, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai
berikut: (a) peneliti merekam (video) tuturan anak yang dijadikan subjek penelitian
dengan menggunakan handphone, (b) menstranskip data yang sudah diperoleh dalam
bentuk tertulis dan data tersebut dianalisis nantinya akan dilampirkan, (c) memilih
data mengenai tindak tutur direktif anak usia prasekolah yang sudah diperoleh.
Langkah-langkah menganalisis data sebagai berikut: (a) mentranskip data
yang sudah diperoleh, (b) hasil transkip rekaman data akan diseleksi, (c) kemudian
mengelompokkan tindak direktif yang muncul dalam rekaman, (d) memberi kode
dalam masing-masing tindak tutur direktif, yaitu: untuk tindak meminta (MT), tindak
bertanya (BR), tindak memerintah (MH), dan tindak melarang (ML), (e) terakhir
menganalisis data keempat tindak direktif tersebut.
Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu ditemukan 13 tindak
tutur direktif, 4 tindak memerintah dengan menggunakan kalimat halus, 1 tindak
memerintah dengan menggunakan kalimat kasar, 1 tindak bertanya dengan
menggunakan kata permohonan, 1 tindak bertanya denga menggunakan kata minta, 1
tindak bertanya dengan mengunakan kata tolong, 1 tindak bertanya dengan
menggunakan kata siapa, 1 tindak bertanya dengan menggunakan kata bagaimana, 1
tindak bertanya dengan menggunakan kata apa, 1 tindak melarang dengan
menggunakan kata tidak, dan 1 tindak melarang dengan menggunakan kata jangan.
Tindak memerintah yang dilakukan oleh anak usia prasekolah ini dapat dilihat
pada kalimat imperatif desakan dan menggunakan intonasi yang keras dalam
menyampaikannya. Tindak meminta yang dilakukan oleh anak usia prasekolah ini
dapat dilihat dalam cara mengeskpresikan keinginannya, dan mitra tutur harus
melakukan sesuatu hal yang diinginkan oleh penutur. Tindak bertanya yang
dilakukan oleh anak usia prasekolah ini menggunakan ungkapan kalimat yang
mengandung pertanyaan sesuatu kepada mitra tutur. Tindak melarang yang
digunakan pada anak usia prasekolah menggunakan ungkapan melarang tindak tutur
langsung literal yang digunakan oleh modus tuturan.
ABSTRACT
Prameswari, Anggita Putri Siska. 2020. Directive Actions for Preschool Children
in the Interaction of Family Members (Moza Case Study). Skripsi, Study Program of
Indonesian Language and Literature Education, Teaching and Education Faculty,
Islamic University of Malang. Advisor I: Dr. H. Mochtar Data, M.Pd, Advisor II:
Prayitno Tri Laksono, S.Pd., M.Pd.
Key words: directive speech acts, preschool age, interaction between family
members.
In this research, it discusses how preschool children speak with their family
interactions. Through this directive speech act, we can find out the acquisition of
children's language with family interactions. The interaction of family and the
environment also greatly influences the acquisition and development of language in
children, in communicating children will also imitate or imitate the language of their
closest people, therefore family is the first place in obtaining their first language.
There are objectives in this study, namely: (1) to describe objectively the act
of ordering preschool-aged children in interactions between family members, (2) to
objectively describe the act of asking preschool-aged children in interactions between
family members, (3) to describe objectively the act of asking preschool children in
the interaction between family members, and (4) objectively describing the act of
prohibiting preschoolers from interacting with family members.
In this study using a qualitative approach because the results achieved in this
study are a description of how children communicate with their families, using
descriptive methods because they only examine one object. The type of research used
in this research is the type of case study.
The research subject here is a preschooler named Mozaik Athaya Nufah, who
is 4 years old. The second daughter of Father Edi Harianto and Mother Suryani
Nugraha. Moza is the nephew of the siblings.
For data collection, the researcher took the following steps: (a) the researcher
recorded (video) the speech of the child who was the subject of the study using a
mobile phone, (b) collected the data that had been obtained in written form and the
data was analyzed and then attached, ( c) selecting data regarding the preschool age
children's directive speech acts that have been obtained.
The steps to analyze the data are as follows: (a) transcribing the data that has
been obtained, (b) the transcript of the recorded data will be selected, (c) then
grouping the directive acts that appear in the recording, (d) coding each speech act
directive, namely: for the act of asking (MT), the act of asking (BR), the act of
ordering (MH), and the act of prohibiting (ML), (e) finally analyzing the data of the
four directive acts.
The research results obtained in this study were found 13 directive speech
acts, 4 command acts using soft sentences, 1 act ordering using harsh sentences, 1 act
asking using the word request, 1 act asking using the word ask, 1 acting asking with
using the word help, 1 act asking who uses the word, 1 act asking using the word
how, 1 act asking using what word, 1 act prohibiting using the word no, and 1 act
prohibiting using the word don't.
Commanding actions performed by preschoolers can be seen in the imperative
sentence of pressure and using a strong intonation to convey it. The act of asking that
is done by preschoolers can be seen in how to express their wishes, and the speech
partner must do something the speaker wants. The questioning action carried out by
preschool children uses phrases that contain questions about something to the speech
partner. The prohibited acts used in preschoolers use the expression prohibiting the
literal direct speech acts used by the speech mode.
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dideskripsikan (1) konteks penelitian, (2) fokus
penelitian, (3) tujuan penelitian, (4) kegunaan penelitian, dan (5) penegasan
istilah.
1.1 Konteks Penelitian
Penelitian mengenai tindak tutur sebelumnya sudah dilakukan khususnya
pada tindak tutur direktif. Ada beberapa yang sudah meneliti antara lain Silvester
Adi Prasetyo (2018) dengan penelitian yang berjudul “Analisis Tindak Tutur
Direktif pada Interaksi Guru dan Siswa dalam Pembelajaran di Kelas V SD
Kanisus Sumber Magelang Tahun ajaran 2017/2018”, Ilham Lazimi (2017)
dengan penelitian yang berjudul “Tindak Tutur Direktif dalam Berita Solopos dan
Implikasinya dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Penelitian Silvester bertujuan untuk mendeskripsikan jenis tindak tutur
direktif pada interaksi di kelas V SD Kaninsus Sumber Magelang Tahun ajaran
2017/2018 , mendeskripsikan makna pragmatik tindak tutur direktif dalam
interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas V SD Kanisus Sumber
Magelang Tahun ajaran 2017/2018. Hasil dari penelitian ini yaitu 28 jenis tindak
tutur direktif pertanyaan, 10 jenis tindak tutur direktif perintah, 4 jenis tindak tutur
nasihat, 2 jenis tindak tutur permintaan, 1 jenis tindak tutur direktif larangan, 1
jenis tindak tutur direktif pemberian izin. Selain itu juga ditemukan 11 makna
pragmatik dalam pembelajaran. 11 makna pragmatik tersebut adalah 12 makna
2
2
mengingatkan, 2 makna mengajak, 7 makna mengarahkan, 1 makna meyakinkan, 5
makna menyindir, 5 makna menyuruh, 2 makna menganjurkan, 2 memohon, 3 makna
membujuk, 1 makna mengkritik, 3 makna menegur.
Penelitian Ilham Lazim bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk
tindak tutur direktif dalam wacana berita pendidikan pada surat kabar harian solopos,
mendeskripsikan strategi tindak tutur direktif dalam wacana berita pendidikan pada
surat kabar harian solopos, dan mendeskripsikan wujud implikasi tindak tutur direktif
dengan pembelajaran bahasa Indonesia di SMP. Hasil dari penelitian ini yaitu bentuk
tindak tutur direktif dalam wacana berita keseluruhan berjumlah 56 data mengandung
bentuk menyuruh, mengharap, meminta, melarang, menuntut, dan menyarankan. Dari
enam bentuk yang telah ditemukan adalah menyuruh sebanyak 17 data, mengharap
10 data, meminta 5 data, melarang 5 data, menuntut 12 data, menyarankan 7 data.
Strategi tindak tutur direktif diklarifikasikan menjadi dua yaitu strategi langsung dan
tindak langsung, data yang ditemukan strategi langsung 56, dan yang untuk startegi
tidak langsung 5 data. Implikasi ke dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang
teks prosedur. Pembelajaran teks prosedur ini diaplikasikan pada SMP kelas 8 pada
KD 4.1 “Menangkap makna teks cerita prosedur”. Pada penelitian ini juga membahas
tindak tutur direktif, namun yang membedakan ialah pada anak usia prasekolah dalam
interaksi antaranggota keluarga.
Dalam sejarah peradaban manusia menunjukkan bahwa bahasa merupakan
salah satu unsur yang paling penting. Bahasa hadir di mana-mana, baik dalam
3
3
pikiran, perasaan, kemauan, sampai dengan tidur sekali pun, mustahil tanpa kehadiran
bahasa. Penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari merupakan kegiatan bahasa
bagi setiap manusia. Demikian terbiasanya, sehingga sebagian besar kita kurang
memperhatikan bahkan kurang memahami hakikat bahasa yang sebenarnya (Busri &
Badrih, 2015:2)
Dasarnya manusia juga dapat menggunakan alat lain untuk berkomunikasi,
tetapi bahasa merupakan alat komunikasi yang paling baik di antara komunikasi
lainnya. Dalam komunikasi, manusia saling menyampaikan informasi secara
langsung. Dalam proses komunikasi ini disebut tindak tutur. Chaer dan Agustina
(2010:47) menjelaskan bahwa peristiwa tutur (speech event) ialah terjadinya atau
berlangsungnya interaksi lingusitik dalam satu bentuk ujaran atau lebih melibatkan
dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan, didalam waktu,
tempat dan situasi tertentu. Menurut Austin (2010:53) mengungkapkan bahwa dalam
tindak tutur terbagi menjadi tiga macam praktik pemakaian bahasa, yaitu tindak tutur
lokusi, tindak tutur, perlokusi, dan tindak tutur ilokusi.
Pemerolehan bahasa merupakan proses yang berlangsung di dalam otak ketika
anak menerima atau memperoleh bahasa pertamanya. Proses itu dibagi menjadi dua
yaitu, pertama proses kompetensi dan kedua proses performasi. Proses kompetensi
merupakan proses penguasaan bahasa yang berlangsung secara tidak disadari.
Sedangkan performasi merupakan proses yang lahir dari anak tersebut setelah
kompetensi dikuasi. Anak-anak dalam berkomunikasi akan mencontoh bahasa orang
4
4
terdekat atau sekelilingnya, oleh karena itu, keluargalah tempat pertama dalam
pemerolehan bahasa ibu. Dalam lingkungan keluarga anak pertama kali memperoleh
interaksi komunikasinya.
Tindak tutur orang tua dalam sehari-hari sangat penting sebagai pemeroleh
bahasa untuk melakukan interaksi dengan baik. Proses tutur akan senantiasa
melibatkan anak untuk aktif melakukan percakapan sehari-hari dengan baik dan
benar, secara tidak langsung anak dalam melakukan berkomuniksi dengan anggota
keluarga akan sering menggunakan tindak tutur direktif. Tidak ada unsur kesengajaan
dalam berkomunikasi, semua akan berlangsung apa adanya dan bahasa muncul secara
alamiah.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka penulis akan memberi judul
Tindak Tutur Direktif Anak Usia Prasekolah dalam Interaksi antaranggota
Keluarga (Studi Kasus Moza). Tindak tutur ini akan dijelaskan melalui fokus
penelitian yang sebagai berikut:
1.2 Fokus Penelitian
Sesuai judul penelitian “Tindak Tutur Direktif Anak Usia Prasekolah dalam
Interaksi antaranggota Keluarga (Studi Kasus Moza) fokus yang akan dibahas dalam
penelitian dapat dirumuskan:
1. Mendeskripsikan tindak memerintah anak usia prasekolah dalam interaksi
antaranggota keluarga.
5
5
2. Mendeskripsikan tindak meminta anak usia prasekolah dalam interaksi
antaranggota keluarga.
3. Mendeskripsikan tindak bertanya anak usia prasekolah dalam interaksi
antaranggota keluarga.
4. Mendeskripsikan tindak melarang anak usia prasekolah dalam interaksi
antaranggota keluarga.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindak tutur direktif anak usia prasekolah dalam interaksi
antaranggota keluarga (studi kasus moza) sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan secara objektif tindak memerintah anak usia prasekolah
dalam interaksi antaranggota keluarga.
2. Mendeskripsikan secara objektif tindak meminta anak usia prasekolah dalam
interaksi antaranggota keluarga.
3. Mendekripsikan secara objektif tindak bertanya anak usia prasekolah dalam
interaksi antaranggota keluarga.
4. Mendeskripsikan secara objektif tindak melarang anak usia prasekolah dalam
interaksi antaranggota keluarga.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis.
6
6
1.4.1 Manfaat Teoritis
a) Bagi akademis atau lembaga pendidikan, menjadi bahan informasi dan
meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai tindak tutur direktif.
b) Bagi peneliti menjadi masukan dalam meneliti tentang hasil penerapan tindak
tutur direktif.
c) Hasil penelitian ini untuk melengkapi temuan penelitian Prasetyoningsih
(2020) tentang tindak tutur direktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak
autis dengan gangguan perilaku mampu menggunakan tiga jenis tindakan
ilokusi, yaitu tindakan direktif, ekspresif, dan asertif. Dalam pembelajaran
bahasa, mereka tidak menggunakan tindakan komisif dan deklaratif, tetapi
mereka sering mengucapkan tindakan yang tidak relevan, karena anak autis
mudah terpengaruh oleh kondisi sekitarnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbang pemikiran terhadap
analisis tindak tutur direktif anak usia prasekolah dalam interaksi
antaranggota keluarga.
b) Bagi calon peneliti sebagai pengalaman dan pengetahuan dalam bidang
penelitian, serta pengetahuan dalam meneliti kedepannya.
c) Bagi keluarga yang menggunakan bahasa campuran, jawa dan bahasa
Indonesia diharapkan bisa memperhatikan perkembangan bahasa pada anak.
7
7
1.5 Penegasan Istilah
a) Tindak tutur adalah suatu ujaran yang dilakukan oleh dua belah pihak.
b) Tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang berupa percakapan antara
anak dengan keluarga.
c) Anak usia prasekolah adalah anak yang belum memasuki sekolah yaitu pada
usia 1 sampai 4 tahun
d) Inetraksi adalah hubungan timbal balik antara penutur dan mitra tuturnya
dalam melakukan percakapan.
e) Tindak memerintah adalah tindak tutur yang dituturkan untuk menyuruh
penutur untuk melakukan apa yang diucapkan mitra tutur.
f) Tindak meminta adalah tindak mengekspresikan keinginan anak sehingga
dapat melakukan sesuatu hal yang diinginkan anak tersebut.
g) Tindak bertanya adalah tindak mengintrogasi atau menanyakan sesuatu.
h) Tindak melarang adalah tindak melarang atau membatasi
57
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan diuraikan simpulan dan saran yang terkait dengan penelitian
yang sudah dilakukan. Simpulan yang diuraikan yaitu tindak tutur direktif anak
usia prasekolah dalam inetraksi antar anggota keluarga. Saran akan diisi
mengenai rekomendasi, implikasi, dan tindak lanjut penelitian terhadap pihak
yang terkait.
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis mengenai tindak tutur
direktif anak usia prasekolah dalam interaksi antar anggota keluarga adalah
sebagai berikut:
1) Tindak memerintah yang dilakukan oleh anak usia prasekolah ini dapat
dilihat pada kalimat imperatif desakan dan menggunakan intonasi yang
keras dalam menyampaikannya. Mitra tutur menggunakan kalimat
memerintah dan menyampaikannya secara tidak langsung. Namun,
petutur menggunakan kalimat imperatif yang lebih halus.
2) Tindak meminta yang dilakukan oleh anak usia prasekolah ini dapat dilihat
dalam cara mengeskpresikan keinginannya, dan mitra tutur harus
melakukan sesuatu hal yang diinginkan oleh penutur. Pada tuturan
tersebut termasuk tindak perlokusi karena bisa memengaruhi mitra
57
58
tuturnya untuk melakukan tindakan. Akan tetapi penutur juga
menggunakan kalimat imperatif desakan.
3) Tindak bertanya yang dilakukan oleh anak usia prasekolah ini
menggunakan ungkapan kalimat yang mengandung pertanyaan sesuatu
kepada mitra tutur. Pada tindak bertanya ini sering menggunakan kalimat
introgatif dengan menggunakan kata siapa, bagaimana, Penutur juga
meggunakan kalimat imperatif desakan.
4) Tindak melarang yang digunakan pada anak usia prasekolah menggunakan
ungkapan melarang tindak tutur langsung literal yang digunakan oleh
modus tuturan. Namun penutur juga menggunakan imperatif larangan
yaitu tujuannya untuk melarang atau mencegah berbuat atau melakukan
sesuatu.
5.2 Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan yang sudah dipaparkan diatas, maka saran kepada
beberapa pihak sebagai berikut:
1) Pembaca
Penulis berharap bisa menjadi pengetahuan dan menambah wawasan
kepada pembaca tentang penggunaan tindak tutur direktif anak usia prasekolah.
Apabila pembaca menemukan kesalahan dalam penulisan penelitian ini, maka
pembaca bisa mencari referensi lain sebagai pendukung tambahan. Penulis
berharap nantinya pembaca dapat mempelajari dan mempertimbangkan dlam
mendidik anak usia prasekolah.
59
2) Peneliti Selanjutnya
Penulis berharap dapat menjadi acuan penelitian yang serupa yang akan
dilakukan, dan dapat mengembangkan fungsi dan tindak tutur direkif yang
terdapat pada anak usia prasekolah. Penulis juga berharap bisa bermanfaat untuk
kebutuhan yang akan datang.
3) Orang Tua
Hasil penelitian ini sangat penting dipelajari untuk orang tua agar anak
usia prasekolah bisa tumbuh maksimal baik secara fisik maupun mental. Ibu
memiliki peranan penting utuk mendidik anak, Ibu juga berperan aktif pada
perkembangan bahasa anak dan memiliki kedekatan emosional yang tinggi
untuk berinteraksi dengan anak.
60
DAFTAR RUJUKAN
Arief, Nur Fajar. 2018. Retorika. Malang: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Islam Malang.
Busri, Hasan dan Badrih Moh. 2015. Linguistik Indonesia. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Chaer, Abdul. 2003a. Psikolinguistik. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Chaer, Abdul. 2010b. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. 2010. Perkenalanan Awal. Jakarta: Rineka
Cipta
Djadjasudarma, Fatimah. 2017. Wacana & Pragmatik. Bandung: Refika Aditama.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktik. Jakarta:
Bumi Aksara
Ibrahim, Abd. Syukur. 2001. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.
Moeslichatoen R. 2004. Metode Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Prasetyoningsih, Luluk Sri Agus. 2014a. Tindak Bahasa Terapis dalam Bahasa
Intervensi Klinis pada Anak Autis. Litera. Vol 13 (2): 268.
Prasetyoningsih, Luluk Sri Agus. 2020b. Exploring illocutionary Acts Employed
by Autistic Children: The case of Indonesia Children. XLinguae Europan
60
61
Scientific Language Journal (Online), Vol 13, ISSUE 2, April 2020.
(http://www.xlinguage.eu/2020_13_02_21.html diakses 8 Agustus 2020)
Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Sholihatin, Endang. 2019. Linguistik Forensik dan Kejahatan Berbahasa.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suhartono, 2005. Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Tarigan, Henry Guntur. 2008a. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2009b. Psikolinguistik. Bandung: Angkasa.
Siti Juliana, 2015. Pemerolehan Bahasa Pada Anak. Kompasiana, (Online).
(https://www.kompasiana.com/2015/24/pemerolehan-bahasa-anak.
Diakses tanggal 22 Juni 2020).
Hadi Susanto, 2015. Tindak Tutur Pragmatis. Kapetakan’s Blog, (Online).
(https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2015/27/tindak-tutur-pragmatis.
Diakses pada tanggal 20 Juni 2020).