TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

88
TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO (Kajian Pragmatik) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Oleh HIKMAH 105331109916 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

Page 1: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

i

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY

DHIRGANTORO (Kajian Pragmatik)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Faku l tas Keguruan dan I lmu Pend id ikan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Oleh

HIKMAH

105331109916

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

ii

Page 3: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

iii

Page 4: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

iv

Page 5: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

v

Page 6: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

vi

Moto

Lebih baik merasakan sulitnya pendidikan sekarang daripada rasa pahitnya

kebodohan kelak.

Persembahan

Skripsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah SWT, karena kepadaNyalah

kami menyembah dan kepadaNyalah kami mohon pertologan. Sekaligus

ungkapan terima kasihku kepada:

Kedua orang tua dan saudara- saudara ku yang selalu memberikan inspirasi dalam

hidupku.

Sahabat-sahabatku dan teman-teman seperjuangan yang tak pernah lelah

mendukung, memotivasi serta memberi nasihat.Terima kasih atas semuanya.

Page 7: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

vii

ABSTRAK

Hikmah’’ Tindak tutur direktif dalam novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro

(kajian pragmatik)’’.Skripsi. (dibimbing oleh Dr. St Suwadah Rimang, M. Hum

dan A.Syamsul Alam. S.Pd., M.Pd.)

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan percakapan tindak tutur

direktif dalam novel “5 CM” karya Donny Dhirgantoro. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian deskriptif dan bentuk penelitian kualitatif. Hasil

analisis data terhadap percakapan antara penutur dan mitratutur dalam novel “5

CM” karya Donny Dhirgantoro diperoleh hasil yang berupa tindak tutur direktif

sebagai berikut. Tindak tutur direktif requestives terdiri dari dua percakapan,

tindak tutur direktif questions terdiri atas dua percakapan, tindak tutur direktif

requirements terdiri atas dua percakapan, tindak tutur direktif prohibitives terdiri

atas dua percakapan, tindak tutur direktif permissives terdiri atas dua percakapan,

dan tindak tutur direktif advisories terdiri atas dua percakapan.

Tindak tutur merupakan perilaku berbahasa seseorang yang berupa ujaran

seseorang dalam situasi atau posisi ujaran tertentu. Tindak tutur dalam situasi atau

posisi ujaran tertentu juga digunakan dalam dialog novel. Tindak tutur adalah

proses komunikasi yang terjadi antara si penutur dan lawan tutur yang dilakukan

untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Setiap tuturan yang diucapkan oleh

manusia mengandung arti yang berbeda sesuai dengan pesan atau informasi yang

akan disampaikan. Kata kunci: Percakapan, Tindak Tutur Direktif, Novel

Page 8: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahi Rahmani Rahim

Alhamdulilah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt yang

selalu senantiasa memberikan nikmat, rahmat, taufik dan hidayah, serta karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan tepat waktu. Shalawat

serta salam tak luput pula terucap atas junjungan nabi Muhammad Saw yang

menyempurnakan islam serta membawa manusia dari zaman biadab menuju

zaman yang beradap karena atas nikmat kesehatan yang diberikan penulis mampu

menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Tindak tutur direktif dalam novel 5 cm

karya Donny Dhirgantoro ( kajian pragmatik )dapat dirampungkan dalam rangka

memenuhi salah satu persyaratan akademis guna memperoleh gelar sarjana

Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univeritas Muhammadiyah Makassar.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal

mungkin, namun sebagai manusia biasa tentunya tidak lepas dari segala

kekurangan dan keterbatasan sehingga masih jauh dari sempurna, baik dari segi

sistematika penulisan maupun isi yang terkandung dalam skripsi ini.Oleh karena

itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis harapkan.

Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak hingga kepada

semua pihak yang membantu kelancaran skripsi ini, baik berupa moril dan

materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dari mereka, sulitnya rasanya bagi

penulis menyelesaikan skripsi ini. Izinkan penulis menyampaikan terimakasih

Page 9: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

ix

kepada Allah Swt yang telah memberikan nikmat, kesehatan dan kelancaran serta

petunjuk menyelesaikan skripsi ini.

Rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan luar biasa sangat spesial

penulis haturkan kepada kedua orang tua penulis. Almarhuma Ibunda Halwiah

dan Ayahanda Kaharuddin yang selaku keluarga penulis dengan segala

pengorbanan dan jasa-jasa mereka.Doa, restu, nasihat, dan petunjuk dari mereka

merupakan dorongan moril yang efektif.

Terima kasih kepada Almarhuma Ibunda Halwiah dan Ayahanda

Kaharuddin selaku orang tua saya. . Dr. St Suwadah Rimang, M. Hum sebagai

pembimbing I (satu) dan A. Syamsul Alam, S.Pd., M.Pd pembimbing II (dua)

yang telah meluangkan waktunya untuk bimbing saya dalam menyelesaikan

skripsi. Terima kasih kepada Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Prof.

Dr.H.Ambo Asse, M.Ag. Terima kasih Kepada Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Erwin Akib, S.Pd.,M.Pd., Ph.D. Serta para wakil Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Ketua

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoensia Dr. Munirah, M.Pd dan Sekertaris

Program Studi Pendikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dr. Muhammad Akhir,

M.Pd beserta seluruh staffnya.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada lala dan adik saya yang

telah memberikan masukan dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini, serta

kelas BI.C 016 dan team parusuh (sahabat) penulis Meidina Sri Hanum, Mittahul

Akar Manna, Ade Irawati, Nur Adila, Rahmawati Haris, Karlina, dan Rahmawati

yang selalu memberikan saya bantuan, dukungan, mengajarkan saya arti

Page 10: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

x

kesabaran dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta tak henti-hentinya megulurkan

tangan dikala jatuh bangun penulis dalam menghadapi kerasnya badai di tanah

perantau.

Semoga bantuan, bimbingan, motivasi, dan kasih sayang yang diberikan

kepada penulis senantiasa mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah

Subahanahu wa taala, akhirnya penulis dengan segala kerendahan hati, penulis

menyampaikan tidak ada manusia yang sempurna dan tak luput dari kesalahan

serta kekhilafan. Oleh karena itu penulis senantiasa mengharapakan tanggapan,

kritikan dan saran sehingga penulis dapat berkarya di masa yang akan datang.

Semoga segala bantuan dan bimbingan ari semua pihak mendapat berkat dan

rahmat Allah.Mudah-muahan dapat memberi manfaat bagi pembaca, terutama

bagi diri penulis.Amin ya rabbal alamin.

Makassar, Agustus 2020

Hikmah

Page 11: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN .......................................................................................... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................ ...vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................6

C. Tujuan Penelitian....................................................................................................6

D. Manfaat Penelitian..................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR........................................8

A. Tinjauan Pustaka.....................................................................................................8

1. Penelitian Relevan.............................................................................................8

2. Pragmatik dan objek kajiannya........................................................................13

3. Tindak tutur direktif.........................................................................................29

4. Novel .............................................................................................................. 32

B. Kerangka Pikir ............................................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 40

A. Jenis dan desain Penelitian ......................................................................... 40

B. Definisi istilah ............................................................................................ 40

Page 12: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

xii

C. Data dan sumber data ................................................................................. 40

D. Lokasi penelitian ........................................................................................ 41

E. Teknik pengumpulan data .......................................................................... 41

F. Teknik analisis data .................................................................................... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 42

A. Hasil Penelitan.............................................................................................. 43

B. Pembahasan ................................................................................................. 47

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 52

A. Simpulan ...................................................................................................... 60

B.Saran ............................................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 61

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Waluyo (2002:68) berpendapat bahwa karya sastra hadir sebagai wujud

nyata imajinatif kreatif seorang sastrawan dengan proses yang berbeda antara

pengarang yang satu dengan pengarang yang lain, terutama dalam penciptaan

cerita fiksi. Proses tersebut bersifat individualis artinya cara yang digunakan oleh

tiap-tiap pengarang dapat berbeda. Perbedaan itu meliputi beberapa hal

diantaranya metode, munculnya proses kreatif dan cara mengekspresikan apa

yang ada dalam diri pengarang hingga bahasa penyampaian yang digunakan.

Sastra sebagai hasil pekerjaan seni kreasi manusia tidak akan pernah lepas

dari bahasa yang merupakan media utama dalam karya sastra. Sastra dan manusia

erat kaitannya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering bermula dari

persoalan dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya,

kemudian dengan adanya imajinasi yang tinggi seorang pengarang tinggal

menuangkan masalah-masalah yang ada disekitarnya menjadi sebuah karya sastra.

Fiksi pertama-tama menyaran pada prosa naratif, yang dalam halini adalah

novel dan cerpen, bahkan kemudian fiksi sering dianggap bersinonim dengan

novel (Abrams dalam Nugiyantoro, 2000:4). Prosa dalam pengertian kesastraan

juga disebut fiksi (fiction), teks naratif (narrative text) atau wacana naratif

(narrative discource) (dalam pendekatan structural dan semiotic). Istilah fiksi

dalam pengertian ini berarti cerita rekaan atau cerita khayalan. Hal itu disebabkan

Page 14: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

2

fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyarankan pada kebenaran

sejarah.

Karya fiksi dengan demikian menyaran pada suatu karya yang menceritakan

sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi

sungguh-sungguhsehingga ia tak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata

sehingga kebenarannya pun dapat dibuktikan dengan data empiris. Ada tidaknya,

atau dapat tidaknya sesuatu yang dikemukakan dalam suatu karya dibuktikan

secara empiris inilah antara lain yang membedakan karya fiksi dengan karya

nonfiksi. Tokoh, peristiwa dan tempat yang disebut-sebut dalam fiksi adalah

tokoh, peristiwa, dan tempat yang bersifat imajinatif, sedang pada karya nonfiksi

bersifat faktual (Nurgiyantoro, 2000:2)

Sebagai sebuah karya imajiner, fiksi menawarkan erbagai ermasalahan

manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Pengarang menghayati berbagai

permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan yang kemudian

diungkapkannya kembali melalui sarana fiksi sesuai dengan pandangannya. Oleh

karena itu, fiksi menurut Altenbernd dan lewis (dalam Nurgiyantoro, 2000:2)

dapat diartiakn sebagai prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya

masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-

hubungan antar manusia.

Ibrahim (1993:27) menjelaskan bahwa tindak tutur direktif tidak hanya

pengekspresian sikap penutur terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh petutur,

tetapi direktif juga bisa merupakan pengekspresian maksud penutur (keinginan

dan harapan) sehingga tuturan atau sikap yang diekspresikan dijadikan sebagai

Page 15: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

3

alasan untuk bertindak oleh petutur. Senada dengan itu, Searle (dalam Gunarwan,

2006:85-86) mengatakan tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dilakukan

penuturnya dengan maksud agar si pendengar (petutur) melakukan tindakan yang

disebutkan di dalam tuturan itu, misalnya: menyuruh, memohon, dan menantang.

Dalam tindak tutur direktif, terdapat peristiwa tutur dan tindak tutur. Peristiwa

tutur merupakan sebuah tindak tutur yang berfungsi dalam interaksi verbal dan

nonverbal. Menurut Yule (2006:99), peristiwa tutur adalah suatu kegiatan yang

para peserta berinteraksi dengan bahasa dalam cara-cara konvensional untuk

mencapai suatu hasil. Menurut Suyono (2015:4), peristiwa tutur adalah suatu unit

tuturan yang mempunyai keseragaman, keutuhan, dan kesatuan atas seperangkat

komponen yang meliputi: (1) tujuan tutur, (2) topik tuturan, (3) partisipan tutur,

(4) latar peristiwa tutur, dan (5) ragam tutur. Dengan kata lain, peristiwa tutur

adalah kejadian yang berlangsung saat terjadinya proses komunikasi antara

pembicara dengan pendengar yang disadari oleh konteks dan situasi tutur.

Dalambertutur, seseorang tidak akan berbicara tanpa memikirkan lebih dahulu apa

yang akan diujarkan. Dalam berbicara, penutur tidak asal bicara, tetapi harus

memilih strategi bertutur apa yang paling tepat digunakan untuk sekedar

menyampaikan pesan/informasi saja, tetapi juga membina hubungan sosialdengan

penutur. Oleh sebab itu, penutur harus memilih strategi bertutur yang tepat dalam

menyampaikan tuturannya diharapkan penutur dapat menyampaikan pesan

penutur secara baik tanpa merusak muka (citra diri)/menyinggung perasaan

petutur.

Page 16: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

4

Brown dan Levinson (dalam Gunarwan, 2006:6) menjelaskan bahwa ada

tindak tutur yang cara pengungkapannya atau maksud dari menyebabkan penutur

memilih strategi dengan mempertimbangkan situasi atau peristiwa tuturnya, yaitu

kepada siapa ia bertutur, dimana, tentang apa, petutur, besarnya perbedaan

kekuasaan diantara keduanya serta status relatif dari jenis tindak tutur yang

diujarkan penutur di dalam kebudayaan yang bersangkutan. Berdasarkan

perhitungan atau pertimbangan itulah, penutur memilih strategi untuk melakukan

tindak tutur yang isi atau maknanya sudah ada dalam pikirannya. Brown dan

Levinson mengemukakan strategi bertutur berdasarkan urutan tingkatan

ketidaklangsungan. Dalam ilmu bahasa, sebuah kalimat dapat dianalisis

berdasarkan konteks artinya kalimat baru dapat dikatakan benar apabila kita

mengetahui siapa pembicaranya, siapa pendengarnya, dan bagaimana situasinya.

Oleh sebab itu, ahli wacana menganalisis kalimat itu dengan menganalisis

konteksnya terlebih dahulu. Konteks sangat menentukan makna suatu ujaran

dalam berkomunikasi. Penutur dan petutur dapat berkomunikasi dengan baik

apabila dapat memahami dasar sebuah tuturan yakni konteks. Selanjutnya, Yule

(2014) menjelaskan bahwa ada dua macam konteks yaitu konteks linguistik dan

nonlinguistik (ekstralinguistik). Konteks linguistik adalah berupa kata-kata yang

digunakan dalam berbahasa seperti kalimat atau frase, sedangkan konteks

nonlinguistik (ekstralinguistik) adalah konteks yang membentuk makna yang

berada di luar bahasa. Brown dan Levinson (dalam Gunarwan, 2006:90)

menjelaskan bahwa kesantunan berbahasa atau sopan-santun berbahasa berkisar

pada nosy muka atau konsep muka (face). Amir dan Ngusman (2006:14)

Page 17: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

5

mengatakan bahwa muka mengacu kepada citra diri atau harga diri. Muka atau

harga diri perlu dapat jatuh karena tindakan sendiri atau tindakan orang lain. Oleh

karena itu, muka atau harga diri perlu dijaga agar tidak jatuh. Yang perlu menjaga

muka atau harga diri adalah diri sendiri dan orang lain. Salah satu yang dapat

menjatuhkan muka adalah tindak tutur karena tindak tutur berpotensi menjatuhkan

muka tindak tutur perlu dilengkapi dengan piranti pelindung muka atau pelindung

citra diri, yaitu kesantunan berbahasa. Brown dan Levinson (dalam Gunarwan,

1994:90) menjelaskan bahwa muka atau citra diri dapat dikelompokkan menjadi

dua, yaitu muka positif dan muka negatif. Muka positif berhubungan dengan

kehendak seseorang untuk dinilai baik atau positif. Sebaliknya, muka negatif

berhubungan dengan kehendak diri seseorang untuk dibiarkan bebas melakukan

apa yang disenanginya. Kesantunan positif dilakukan dengan jalan membedakan

jarak sosial antara penutur dengan petutur. Kesantunan negatif dilakukan dengan

jalan meninggikan petutur sehingga terbentuk jarak sosial.

Novel adalah salah satu karya fiksi yang mempunyai sifat fiksionalitas,

yaitu rekaan dan khayalan. Menurut Muhardi dan Hasanuddin (2006:1), kata fiksi

berasal dari kata fiction yang berarti rekaan, khayalan, tidak berdasarkan

kenyataan atau juga dapat berarti suatu pernyataan yang berdasarkan khayalan

atau pikiran semata. Berdasarkan uraian di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk

(1) mendeskripsikan jenis tindak tutur direktif, (2)strategi bertutur pada tindak

tutur direktif, (3)konteks penggunaan tindak tutur direktif, dan (4) efek

penggunaan strategi bertutur terhadap kesantunan berbahasa dalam novel Pukat

karya Tere-Liye.

Page 18: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

6

Penelitian tindak tutur direktif ini sangat penting untuk dilakukan karena

jika penelitian ini tidak dilakukan dengan baik dan benar, maka akan terjadi

kesengajaan atau terjadi sebuah proses komunikasi tuturan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang sebelumnya maka dapat

dirumuskan permasalahan pada penelitian ini yaitu;

Bentuk tindak tutur direktif apa sajakah yang terdapat pada novel 5 cm

karya Donny Dhirgantoro (kajian pragmatik)?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendekskripsikan;

Bentuk tindak tutur direktif pada novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro

(kajian pragmatik)

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian ini, dari penelitian diharapkan dapat

bermanfaat baik secara praktis maupun teoretis, adapun manfaat tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat praktis

a. Manfaat bagi penulis, yaitu penulis mendapatkan pengalaman

dalam proses penelitian dan menulis karya ilmiah, serta menambah

pengetahuan tentang tindak tutur direktif dalam penelitian ini.

b. Manfaat bagi pembaca, semoga pembaca mendapatkan tambahan

pengetahuan dan wawasan yang lebih mengenai tindak tutur

direktif dalam novel

Page 19: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

7

2. Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat memperkuat teori tentang tindak tutur direktif

dalam menganalisis sebuah novel.

Page 20: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka yang diuraikan dalam penelitian ini pada dasarnya

dijadikan acuan untuk mendukung dan memperjelas penelitian ini.

Sehubungan dengan masalah yang akan diteliti, teori yang dianggap relevan

dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Penelitian yang relevan

Penelitian yang berkaitan dengan penelitian pragmatik yang

sebelumnya pernah dilakukan oleh peneliti. Khususnya penelitian tentang

tindak tutur direktif. Penelitian yang pernah meneliti pada kajian pragmatik

antara lain :

Kristanti, Fetri 2014 Tindak tutur direktif dalam dialog film “ketika

cinta bertasbih” karya Chaerul Unam Universitas Negeri Yogyakarta.

Penelitian ini mempunyai dua tujuan. Tujuan yang pertama, yaitu untuk

mendeskripsikan bentuk tindak tutur direktif dalam dialog film “Ketika

Cinta Bertasbih” karya Chaerul Umam. Tujuan yang kedua, yaitu untuk

mengetahui fungsi tindak tutur direktif dalam dialog film “Ketika Cinta

Bertasbih” karya Chaerul Umam. Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah dialog film “Ketika Cinta

Bertasbih” karya Caerul Umam. Data penelitiannya adalah data lisan yang

mengandung tindak tutur direktif yang meliputi bentuk tindak tutur

direktif dan fungsi tindak tutur direktif dalam dialog film ”Ketika Cinta

Page 21: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

9

Bertasbih” karya Chaerul Umam. Data diperoleh dengan metode simak

dengan teknik simak libat bebas cakap yang dilanjutkan dengan teknik

rekam, transkrip, dan catat. Keabsahan data dilakukan dengan

mengunakan ketekunan pengamatan triangulasi teori dan expert

judgement. Hasil penelitian ini terkait dengan tindak tutur direktif yang

dilihat dari aspek bentuk dan fungsi. Dalam dialog film “Ketika Cinta

Bertasbih” ditemukan lima bentuk tindak tutur direktif, yaitu perintah,

permintaan, ajakan, nasihat, kritikan, dan larangan. Dilihat dari fungsi

tindak tutur direktif, dialog film “Ketika Cinta Bertasbih” memiliki fungsi

yang bervariasai. Bentuk tindak tutur direktif perintah memiliki fungsi

menyuruh, memerintah, mengharuskan, memaksa, menyilakan. Bentuk

tindak tutur direktif permintaan memiliki fungsi meminta, memohon,

mengharap, dan menawarkan. Bentuk tindak tutur direktif ajakan memiliki

fungsi mengajak, membujuk, mendukung, dan mendesak. Bentuk tindak

tutur direktif nasihat memiliki fungsi menasihati, menganjurkan,

menyarankan, dan mengingatkan. Bentuk tindak tutur direktif kritikan

memiliki fungsi menegur, menyindir, dan mengancam. Bentuk tindak tutur

direktif larangan memiliki fungsi melarang dan mencegah.

Dwi Sari Rizqi1, Agustina2, Ngusman3 2017 Program Studi

Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang dengan judul Tindak tutur

direktif dalam novel pukat karya tere-liye. Penelitian ini adalah penelitian

kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif.Penelitiankualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

Page 22: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

10

dialami oleh subjek penelitian, misalnya: perilaku, tindakan, motivasi,

persepsi secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa pada konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai

metode ilmiah metode deskriptif merupakan suatu objek yang digunakan

untuk meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatukondisi, suatu

sistem pemikiran atau kelas peristiwa pada masa sekarang.Metode deskriptif

ini digunakan untuk melihat dan mendeskripsikan tindak tutur direktif novel

Pukat karya Tere-Liye. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan objektif karena peneliti hanya menyelidiki tindak tutur

direktif tokoh yang terdapat dalam novel Pukat karya Tere-Liye tanpa

menghubungkan hal-hal yang berada diluar kajian penelitian. Data penelitian

ini adalah tindak tutur direktif para tokoh yang terdapat dalam novel Pukat

karya Tere-Liye. Sumber data penelitian ini adalah novel Pukat karya Tere-

Liye. Novel Pukat ini diterbitkan pada tahun 2010 oleh Penerbit Republika,

beralamat di jalan Pejaten Raya No.40 Jati Padang, Jakarta Selatan. Novel

yang ada pada peneliti adalah cetakan pertama Maret 2010. Novel ini setebal

vi+351 halaman dengan ilustrasi cover Pukat serta berukuran 20,5 x 13,5 cm.

Harisvari Puspa Hapsari 2017 Tindak tutur direktif dalam novel

Ringan Universitas Diponegoro. Metode ini menggunakan metode deskriptif,

yaitu dengan mendeskripsikan novel “Boku wa Tomodachi ga Sukunai”

volume 1, 2, dan 3 tersebut yang bertujuan untuk mendeskripsikan makna

tindak tutur ilokusi direktif di dalam novel ringan. Tahap pengumpulan data

pertama dilakukan dengan metode simak dan metode catat. Pertama, penulis

Page 23: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

11

mengunduh data yang berjudul Boku wa Tomodachi ga Sukunai volume 1-3 dari

sebuah situs yaitu http://www.rawset.net. Di dalam metode simak, pemerolehan

data dilakukan dengan menyimak dialog-dialog dan konteks yang terdapat dalam

novel ringan Boku wa Tomodachi ga Sukunai.

Putri Ika Pertiwi 2018 tindak tutur direktif dalam novel cinta hitam

putih Karya sophie maya. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya

proses komunikasi yang baik bagi semua individu, tak terkecuali bagi para

siswa yang sebagian besar belum menyadari bagaimana tindak tutur yang

baik dalam sebuah komunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur direktif yang terdapat pada tuturan

antar tokoh dalam novel Cinta Hitam Putih karya Shopie Maya dan membuat

rancang bangun pembelajaran tindak tutur direktif dalam novel Cinta Hitam

Putih karya Sophie Maya di SMA. Sumber data diperoleh dari novel berjudul

Cinta Hitam Putih karya Sophie Maya yang diterbitkan oleh Media Pressindo

pada tahun 2012. Penyediaan data menggunakan metode baca dan tandai,

serta menggunakan teknik catat. Analisis data menggunakan metode metode

padan dan teknik analisis teks. Hasil penelitian ditemukan 41 data yang

mengandung tindak tutur direktif dalam novel Cinta Hitam Putih karya

Sophie Maya. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran kepada

siswa mengenai tindak tutur direktif dalam novel.

Teza Dwi Putri, Dian Eka Chandra Wardhana, dan Suryadi 2019

Tindak tutur direktif pada novel bidadari-bidadari surga karya tere liye

Program studi pendidikan bahasa indonesia Fkip universitas bengkulu.

Page 24: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

12

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis dan fungsi tindak tutur

direktif pada novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye. Metode

penelitian adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data penelitian adalah

dokumentasi. Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini: (1)

pengumpulan data, (2) mereduksi data, (3) menyajikan data, (4)

menyimpulkan dan memverifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye terdapat delapan

tindak tutur direktif yaitu; a. Memesan atau meminta (ordering) memiliki

fungsi meminta, memberi pesan, memohon, menekan, dan mendorong. b.

Memerintah (commanding) memiliki fungsi memerintah, menghendaki,

mengkomando, menuntut, menginstruksikan, menyuruh, mengharuskan,

memaksa, dan menyilakan. c. Memohon (requesting) memiliki fungsi

memohon, mengharap, menawarkan, dan melarang. d. Menasihati (advising)

memiliki fungsi menasihati, memperingatkan, dan mengingatkan. e.

Merekomendasi atau menganjurkan (recommending) memiliki fungsi

menganjurkan. f. Bertanya (questions) memiliki fungsi bertanya,

menginterogasi, meminta, menghina, dan membujuk. g. Melarang

(prohibitives) memiliki fungsi direktif melarang dan mencegah. dan h.

Mengizinkan (permissives) memiliki fungsi membolehkan dan mengizinkan.

Kedelapan jenis tindak tutur direktif di atas menambah ragam variasi bahasa

dalam membuat pengaruh mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan atau

aktivitas.Kata kunci: Tindak tutur, tindak tutur direktif, novel Bidadari-

Bidadari Surga

Page 25: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

13

2. Pragmatik dan objek kajiannya

a. Pragmatik

Salah satu karakter bahasa adalah dinamis atau berkembang, artinya

bahasa bukanlah sosok yang tepat berwajah sama dari masa ke masa.

Sebagaimana manusia, bahasa senantiasa tumbuh dan berkembang secara

perlahan-lahan dan tanpa kita sadari. Bukan hanya bahasa yang tumbuh dan

berkembang, melainkan pandangan dan pemahaman manusia terhadap hakikat

bahasa yang tumbuh dan berkembang.

Pemakaian istilah pragmatik pertama-tama digunakan oleh filosof

kenamaan Charles Morris (dalam Suyono, 2005:1). Filosofi membedakan tiga

konsep dasar dalam semiotik yaitu, (1) Sintaksis, yang mengkaji antara tanda

lingual, (2) Semantik, yang mengkaji antara hubungan antara lingual dan

makna dan (3) Pragmatik, yang mengkaji hubungan antara tanda lingual dan

konteks pemakaiannya.

Ahli lain yang memberikan batasan mengenai pragmatik ini adalah

Hetherington (dalam Tarigan, 2003: 32) yang mengatakan bahwa pragmatik

menelaah ucapan-ucapan khusus dalam situasi khusus dan terutama sekali

memusatkan perhatian pada konteks sosial performansi bahasa yang dapat

mempengaruhitafsiran atau interpretasi.

Pragmatik merupakan salah satu cabang ilmu linguistik yang

mengkhususkan pengkajian pada hubungan antara bahasa dan konteks tuturan.

Berkaitan dengan itu, Cruse (dalam Cummings, 2007:2)mengungkapkan

bahwa pragmatik dapat dianggap berurusan dengan aspek-aspek informasi

Page 26: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

14

dalam pengertian yang luas yang disampaikan melalui bahasa yang tidak

dikodekan oleh konvensi yang diterima secara umum dalam bentuk-bentuk

linguistik yangdigunakan, namun yang juga muncul secara alamiah dari dan

tergantung pada makna-makna yang dikodekan secara konvensional dengan

konteks tempat penggunaan bentuk-bentuktersebut.

Kridalaksana (2008:159) menjelaskan pengertian pragmatik yaitu

cabang semiotik yang mempelajari asal-usul, pemakaian dan akibat lambang

tanda, ilmu yang menyelidiki peraturan, konteksnya dan maknanya. Sejalan

dengan pendapat tersebut, Levison (dalam Tarigan 2015:31) menyatakan

bahwa pragmatik adalah telaah mengenai relasi antara bahasa dan konteks

merupakan dasar bagi suatu catatan atau laporan pemahaman bahasa, dengan

kata lain telaah mengenai kemampuan pemakaian bahasa menghubungkan

serta penyerasian kalimat-kalimat dan konteks-konteks secara tepat.

Pragmatik menelaah keseluruhan perilaku insan, terutama dalam

hubungannya dengan tanda-tanda atau lambang-lambang prgmatik

memusatkan perhatian pada insan berperilaku dalam keseluruhan situasi

pemberian dan penerimaan tanda. Kemudian menurut Leech (2011:5)

menyatakan bahwa pragmatik mempelajari bahasa yang digunakan dalam

komunikasi, dan bagaimana pragmatik menyelidiki makna sebagai konteks,

bukan sebagai suatu yang abstrack dalam komunikasi.

Menurut Tarigan (2015:30-31) pengertian pragmatik adalah telaah

mengenai hubungan antara bahasa dan konteks yang disandingkan dalam

struktur suatu bahasa, pragmatik adalah telaah mengenai segala aspek makna

Page 27: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

15

yang tidak mencakup dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain,

membahas segala aspek makna ucapan yang tidak dapat dijelaskan secara

tuntas oleh referensial langsung pada kondisi-kondisi kebenaran mengenai

bagaimana caranya konteks mempengaruhi cara kita menafsirkan kalimat.

Wijana (2006:2) yang menjelaskan pragmatik sebagai cabang ilmu

bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana

suatu kebahasaan digunakan dalam komunikasi. Makna yang dikaji dalam

pragmatik adalah makna yang terikat konteks atau dengan kata lain mengkaji

maksud penutur. Pragmatik dapat dimanfaatkan setiap penutur untuk

memahami maksud lawan tutur. Penutur dan lawan tutur dapat memanfaatkan

pengalaman bersama untuk memudahkan dalam berinteraksi. (dalam Tarigan

2015:31) berpendapat bahwa pragmatik adalah telaah mengenai kegiatan

ujaran langsung dan tidak langsung, preposisi, implikatur konvensional dan

sejenisnya.

Menurut Yule (2006:3), pragmatik adalah studi tentang makna yang

disampaikan oleh penutur dan ditafsirkan oleh pendengar atau pembaca.

Sebagai akibatnya studi ini lebih banyak berhubungan dengan analisis tentang

apa yang dimaksudkan orang dengan tuturan daripada dengan makna terpisah

dari kata atau frasa yang digunakan dalam tuturan itu sendiri.

Selanjutnya, definis pragmatik menurut George (dalam Tarigan

2003;32) adalah: menelaah keseluruhan perilaku insan, terutama sekali dalam

hubungannya dengan tanda-tanda dan lambang-lambang. Pramatik

Page 28: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

16

memusatkan perhatian pada cara insan berperilaku dalam keseluruhan situasi

pemberian tanda dan penerimaan tanda.

Levinson (dalam Leech, 2011:5) mengartikan pragmatik sebagai dari

hubungan antara bahasa dengan konteks yang mendasar pada pengertian

bahasa. Pengertian atau pemakaian bahasa menunjukkan kepada fakta bahasa

untuk mengerti suatu ungkapan atau ujaran bahasa yang diperlukan juga

pengetahuan di luar makna kata atau hubungan tata bahasanya, yakni

hubungan dengan konteks pemakaiannya.

Definisi ini, memberikan tekanan, dapatnya pemakaian bahasa

menggunakan kalimat yang sesuai dengan konteks pemakaiannya. Misalnya “

Pukul berapa sekarang ?”, kalimat ini mengandung makna pragmatik

berbeda-beda. Kalimat itu diucapkan dibandara udara.

Kalimat tersebut merupakan pertanda kegelisahan seseorang

menunggu atau berangkatnya pesawat terbang. Pada situasi lain, dapat

memberi arti bahwa penutur ingin memberi pengertian kepada seseorang yang

tidak mematuhi batas waktu. Pertanyaan serupa dapat pula memberi arti

sebagai pertanda keheranan.

Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang semakin dikenal pada

masa sekarang ini walaupun pada kira-kira dua desa warsa yang silam ilmu ini

jarang atau hampir tidak pernah disebut oleh para bahasa. Hal ini dilandasi

oleh semakin sadarnya para linguis bahwa upaya untuk menguak hakikat

bahasa, tidak akan membawa hasil yang diharapkan tanpa disadari

Page 29: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

17

pemahaman terhadap pragmatik yakni bagaimana bahasa itu digunakan dalam

komunikasi (Wijana, 2006, 46).

Komunikasi dengan menggunakan bahasa merupakan alat yang vital

bagi masyarakat. Salah satu bentuk dari komunikasi yang sangat

mengandaikan peranan bahasa sebagai alat penghubung, alat penerus ,

kebudayaan, dan warisan kepada generasi, serta alat untuk mendidik dan

memelihara sumber daya manusia yang berkualitas dalam lingkungannya

formal (sekolah) pada umumnya. Dengan menitikberatkan pada perubahan

bahasa sebagai sarana komunikasi, maka dengan sendirinya bahasa bersifat

komunikatif, khususnya bahasa lisan.

Penjelasan lebih lanjut dikemukakan Yule bahwa tipe studi ini perlu

melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksudkan orang dalam suatu

konteks khusus dan bagaimana konteks itu berpengaruh terhadap apa yang

dikatakan. Diperlukan suatu pertimbangan tentang bagaimana cara penutur

mengatur apa yang ingin mereka katakan yang disesuaikan dengan orang yang

mereka ajak berbicara, dimana, kapan, dan dalam keadaan apapun.

Pendekatan ini juga perlu menyelidiki bagaimana cara pendegar dapat

menyimpulkan tentang apa yang dituturkan agar dapat sampai pada suatu

interpretasi makna yang dimaksudkan oleh penutur. Tipe studi ini menggali

betapa banyak sesuatu yang tidak dikatakan ternyata menjadi bagian yang

disampaikan. Kita boleh mengatakan bahwa studi ini adalah pencarian makna

yang tersamar.

Page 30: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

18

Pandangan ini kemudian menimbulkan pertanyaan tentang apa yang

menentukan pilihan antara yang dituturkan dengan yang tidak dituturkan.

Jawaban yang mendasar terikat pada gagasan jarak keakraban. Berdasarkan

pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pragmatik adalah cabang ilmu

bahasa yang mengkaji penggunaan bahasa dalam berkomunikasi untuk

mengetahui maksud tuturan yang disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur

sehingga menghasilkan informasi yang jelas sesuai dengan konteks ujaran,

sehingga komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Dalam hal ini, perlu

dipahami, bahwa kemampuan berbahasa yang baik tidak hanya terletak pada

kesesuaian aturan gramatikal tetapi juga pada aturan pragmatik.

Kemudian, Purwo (dalam Salam, 2010: 49) yang menyatakan bahwa

pragmatik itu menjelajahi empat fenomena yaitu deiksi, peranggapan, tindak

tutur dan implikatur percakapan, jadi pengkajian bahasa berupa tuturan

pragmatik yang mengkaji tuturan berdasarkan konteks komunikasi. Tindak

tutur ini merupakan fenomena dalam masalah yang sangat luas dikenal dalam

istilah pragmatik atau dengan tindak tutur merupakan cakupan dar pragmatik.

Berdasarkan beberapa pengertian pragmatik yang dikemukakan oleh

beberapa pakar, maka dapat disimpulakan bahwa pragmatik pada dasarnya

untuk mengoptimalkan komunikasi dengan menggunakan bahasa harus

disesuaikan dengan situasi pada saat berlangsung komunikasi. Dengan kata

lain, pragmatik didefinisikan sebagai studi mengenai makna ujaran dalam

situasi tertentu.

Page 31: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

19

b. Objek Kajian Pragmatik

Kancah yang dijelajahi pragmatik yang telah disetujui hingga saat ini

antara lain : (1) deiksis, (2) praanggapan (presuppotion), (3) implikatur

percakapan (conversation imliculture), dan (4) tindak tutur (speech acts)

(Purwo dalam Salam, 2005: 45-49).

1. Deiksis

Deiksis sebagai objek kajian pragmatik adalah bentuk-bentuk bahasa

yang tidak memiliki acuan yang tetap. Oleh karena itu, maknanya sangat

bergantung pada konteks. Berdasarkan konteksnya, maka deiksis dibagi

atas lima, yaitu : (1) deiksis persona: seperti saya, ia, atau dia; (2) deiksis

waktu: seperti sekarang, kemarin, atau besok; (3) deiksis tempat: seperti

sini, sana, atau situ; (4) deiksis wacana: seperti kata atau frasa yang

merujuk pada hal yang akan disebutkan; dan (5) deiksis sosial, yaitu

deiksis yang menyebabkan terjadinya kesopanan dalam berbahasa: seperti

beliau, yang mulia, atau tuan.

2. Praanggapan

Praanggapan merupakan pengetahuan latar belakang yang dapat

memuat suatu tindakan atau ungkapan yang mempunyai makna masuk akal dan

dapat diterima oleh para partisipan yang terlibat dalam peristiwa komunikasi.

Dengan kata lain, praanggapan adalah asumsi pembicara yang membuat

pendengar menerima pesan yang dituturkan tanpa kesuliatan (Brown, dalam

Salam, 2205:46). Pengetahuan latar belakang atau informasi tambahan tersebut

merupakan informasi yang sama-sama dimiliki oleh para partisipan.

Page 32: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

20

Contoh:

a). “Jangan ragu, barang yang diambil si Andi itu tidak akan tercecer!”

Pernyataan diatas adalah pemberitahuan mengenai keraguan terhadap

kemungkinan barang akan tercecer, sedangkan yang dipraanggapan adalah

bahwa orang yang mengambil barang itu (Andi) memiliki rasa tanggung

jawab terhadap barang yang diambilnya.

b) “ Apakah si Budi masih pemabuk?”

Pernyataan diatas mengandung praanggapan bahwa si Budi biasa

mabuk pada masa lampau.

3. Implikatur

Implikatur merupakan makna tuturan yang tidak terungkap secara

literal pada tuturan itu. Untuk memahami makna tuturan tersebut, maka

implikatur harus didasarkan pada seperangkat asumsi seperti yang

dikemukakan oleh Grice (1975). Menurut Grice (dalam Salam, 2005: 48)

untuk memahami makna suatu implikatur dapat dilakukan berdasarkan aturan

percakapan yang terdiri atas, 1. Maksim kuantitas, 2. Maksim kualitas, 3.

Maksim hubungan dan 4. Maksim cara.

4. Tindak tutur

Tentang tindak tutur, Austin dan Searle mengatakan bahwa

mengucapkan sesuatu berarti juga melakukan sesuatu. Kalimat, tidak hanya

berfungsi untuk menyampaikan informasi melainkan hal-hal tertentu juga

berfungsi sebagai pelaksanaan dari tindakan itu sendiri (dalam Salam, 2005 :

47).

Page 33: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

21

Teori tindak tutur relatif masih baru. Ia bertitik tolak dari asumsi bahwa

unit minimal dari komunikasi bukanlah kalimat dan ekspresi lainnya,

melainkan suatu penampilan tindak tertentu seperti membuat pernyataan,

bertanya, memberi perintah, menjelaskan, mendekskripsikan.

Konsep tindak tutur kali pertama di cetuskan oleh Austin pada tahun

1962. Dalam bukunya How to Do Things with Words. Dalam bukunya itu,

Austin membedakan kalimat deklaratif berdasarkan maknanya menjadi

kalimat konstantif dan kalimat performantif. Semua tuturan bersifat

performantif dalam arti melakukan suatu tindak (action) alih-alih hanya hanya

mengatakan sesuatu tentang dunia. Didalam mengucapkan tuturan itu sekaligus

terjadi dua unsur yaitu unsur tindak dan unsur ucapan atau disebutnya pula

sebagai tindak ilokusi dan tindak lokusi. Kemudian ia menambah lagi satu

kategori yang disebutnya tindak perlokusi suatu tuturan yang dimaksudkan

untuk memperoleh efek tertentu (Leech dalam WAHID, 2005:163).

Tentang tindak tutur mengucapkan sesuatu berarti juga melakukan

sesuatu. Kalimat atau tuturan tidak hanya berfungsi untuk menyampaikan

informasi, melainkan dalam hal-hal tertentu juga berfungsi sebagai

pelaksanaan dari tindakan itu sendiri. Dengan pengucapan kalimat “mau

minum apa?” si pembicara tidak semata-mata menanyakan atau meminta

jawaban tertentu, melainkan ia juga menanyakan atau meminta jawaban

tertentu, melainkan ia juga menindakkan sesuatu, yakni menawarkan minuman

(Austin dan Searle dalam Salam, 2005:47)

Page 34: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

22

Menurut Aslinda dan Leni (2007:33) tindak tutur cenderung sebagai

gejala individu yang bersifat psikologi dan ditentukan kemampaun bahasa

penutur dalam menghadapi peristiwa tertentu. Tindak tutur juga lebih menitik

beratkan pada makna atau arti tindak dalam suatu tuturan. Menutur Yule

(2014:82), tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat

tuturan. Suyono (1990:5) mengatakan bahwa tindak tutur merupakan unsur

pembentuk wacana (percakapan,pidato,surat dan lain-lain) yang berupa

tuturan. Searle (dalam Ida Bagus, 2014:87 ) menyatakan bahwa ada tiga jenis

tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur yakni,tindak lokusi,

tindak ilokusi, tindak perlokusi

Tindak tutur yang pertama yaitu tindak tutur lokusi yaitu tindak tutur

untuk menyatakan sesuatu, misalnya, teman saya berkata agar saya rajin

belajar. Menurut Nurgiyantoro (dalam Fatmawati, 2009:27) tindak tutur

adalah bentuk ujaran yang mengandung makna adanya subjek dengan

predikat, pokok dengan sebutan, atau antara topik dengan penjelasan.

Misalnya ucapan “ Aku akan memainkan gitar ini “ kata “aku” merupakan

subjek, dan “aku memainkan gitar” predikat. Wijana (1996:17) menyatakan

bahwa tindak tutur lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu.

Tindak tutur kedua ialah tindak tutur ilokusi adalah tuturan yang berisi

tentang hal yang ingin dicapai oleh penuturnya pada waktu menuturkan

sesuatu dan dapat merupakan tindakan menyatakan, berjanji, meminta maaf,

mengancam, meramalkan, memerintah, dan lain sebagainnya. Tindak tutur ini

biasanya berkenaan dengan pemberian izin , mengucapkan terimah kasih,

Page 35: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

23

menyuruh, menawarkan dan menjanjikan. Jika tindak tutur lokusi berkaitan

dengan makna, maka tindak tutur ilokusi berkaitan dengan nilai yang

dibawakan preposisinya. Wijana (2006:18) menyatakan tindak ilokusi adalah

sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan

sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Searle (dalam

Leech, 2015: 164) membagi tindak ilokusi menjadi asertif, direktif, komisif,

ekspresif, dan deklaratif.

Asertif: melibatkan pembicara pada kebenaran proposisi yang

diekspresikan. Misalnya: menyatakan, memberitahukan, menyarankan,

membanggakan, mengeluh, menuntut, melaporkan.

Direktif dimaksudkan untuk menimbulkan beberapa efek melalui,

tindakan sang penyimak. Misalnya : memesan, memerintahkan, memohon,

meminta, menyarankan, menganjurkan, menasihatkan.

Komisif melibatkan pembicara pada beberapa tindakan yang akan

datang. Misalnya : menjanjikan, bersumpah, menawarkan, memanjatkan

(doa).

Ekspresif mempunyai sifat untuk mengekspresikan, mengungkapkan,

atau memberitahukan sikap psikologis sang pembicara menuju suatu

pernyataan keadaan yang diperkirakan oleh ilokusi. Misalnya : mengucapkan

selamat, mengucapkan terima kasih, memaafkan, mengampuni, menyalahkan,

memuji,menyatakan belasungkawa, dan sebagainya.

Deklaratif ilokusi yang bila performansinya berhasil akan

menyebabkan korespondensi yang baik antara isi propoposional dengan

Page 36: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

24

realitas. Misalnya : menyerahkan diri, memecat, membebaskan, membaptis,

memberi nama, menamai, mengucilkan, mengangkat, menunjuk,

menentukan, menjatuhkan hukuman, memvonis, dan sebagainya. Semua yang

tersebut disini memang merupakan kategori tindak ujar/tindak tutur yang

amat khas: semuanya itu dilakukan oleh seseorang yang mempunyai

wewenang khusus dan lembaga tertentu. Contoh klasik adalah hakim yang

menjatuhkan hukuman, pendeta yang membaptis anak-anak, orang

terkemuka, yang menamai kapal, dan sebagainya.

Tindak tutur yang ketiga ialah tindak tutur perlokusi adalah sebuah

tuturan yang diutarakan oleh seseorang seringkali mempunyai daya pengaruh

atau efek bagi yang mendengarkannya. Misalnya, karena adanya ucapan

dokter (kepada pasiennya) “mungkin ibu menderita penyakit jantung

koroner” maka si pasien akan panik atau sedih. Ucapan si dokter adalah

tindak tutur perlokusi adalah sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang

seringkali mempunyai daya pengaruh, atau efek bagi yang mendengarkannya.

Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja atau tidak sengaja

dikreasikan oleh penuturnya.

Menurut Austin upaya mempengaruhi pendengar agar melakukan

suatu tindakan tertentu sehubungan dengan adanya ujaran yang dikemukakan

oleh penutur itulah yang dimaksudkan dengan tindak tutur perlokusi (dalam

Rani, 2000: 163). Dalam ilmu bahasa dapat disamakan tindak lokusi dengan

“predikasi‟ tindak ilokusi dengan “maksus kalimat” dan tindak perlokusi

dengan “akibat suatu ungkapan “. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa

Page 37: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

25

lokusi adalah bentuk bentuk dan makna dasar atau referensi pada kalimat,

ilokusi sebagai daya yang ditimbulkan oleh pemakainnya sebagai perintah,

permintaan, ejekan, keluhan, pujian dan lain-lain dan perlokusi adalah hasil

dari ucapan tersebut terhadap pendengarnya yakni tindak tutur yang

berkenaan dengan adanya ucapan orang lain sehubungan dengan sikap dan

perilaku nonlinguistik dari orang lain.

Dari segi lokusi contoh diatas hanya sebuah pernyataan bahwa nilai

rapor itu bagus (makna dasar). Dari segi ilokusi, bisa berarti pujian atau

ejekan. Pujian kalau memang nilai itu bagus dan ejekan kalau nilai itu tidak

bagus. Dari segi perlokusi, hal ini dapat membuat pendengar menjadi

bergembira (berterima kasih) dan sebaliknya dapat menjadi muram (sedih).

Kemudian, Frase (dalam Wahid, 2005: 241-242) tindak tutur dapat

pula dikelompokkan berdasarkan hakikat pemakaiannya. Berdasarkan hakikat

pemakaiannya tindak tutur dikelompokkan menjadi :

1. Tindak tutur sopan santun (politeness), biasanya dijumpai pada

percakapan pertama pada orang-orang yang berkenalan atau pada

saat memulai pembicaraan.

2. Tindak tutur penghormatan (deference) yaitu, tindak tutur yang

didalamnnya terlebih adanya rasa hormat antara penutur yang satu

terhadap penutur yang lain.

3. Tindak tutur anggap enteng(miggitation) yaitu, tindak tutur yang

meremehkan salah satu pihak yang terlebih dalam situasi tutur.

Page 38: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

26

Berdasarkan bentuk kalimat dan makna kata yang meyusunnya, Wijana

(1996:33), membagi tindak tutur atas delapan bentuk.

a. Tindak tutur langsung

Tindak tutur langsung merupakan tindak tutur yang memiliki hubungan

antar bentuk kalimat dengan fungsinya. Kalimat deklaratif untuk

memberitakan sesuatu , kalimat imperatif untuk menyatakan, perintah, ajakan,

permintaan, atau permohonan, dan kalimat interogatif digunakan untuk

bertanya. Contoh; (a) ambilkanberkas itu ! (b) Tolong ambilkan berkas itu.

Bentuk kalimat yang digunakan pada tuturan (a) dan (b) adalah kalimat

imperatif. Kalimat imperatif berfungsi untuk meminta. Oleh karena itu,

tuturan (a) dan tutura (b) sama-sama meminta mitra tutur untuk melakukan

sesuatu, yakni meminta mengambilkan kertas. Kedua contoh tuturan tersebut

merupakan tuturan langsung. Meski demikian. Kedua tuturan tersebut

mempunyai efek yang berbeda . tuturan (b) lebih santun dibandingkan dengan

tuturan (a) sebab tuturan (b) menggunakan kata tolong sebagai penanda

kesantunan.

b. Tindak tutur tidak langsung

Tindak tutur tidak langsung merupakan tindak tutur yang tidak

memiliki hubungan langsung antar bentuk kalimat dengan fungsinya (Yule,

1996: 54) kalimat deklaratif tidak hanya berfungsi untuk menyatakan atau

kalimat interogatif tidak hanya berfungsi untuk bertanya. Contoh, bisa

dikecilin suara televisinya sebentar? Ketika tuturan tersebut dituturkan oleh

penutur yang sedang belajar, maka tuturan tersebut tidak hanya berarti sebuah

Page 39: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

27

oertanyaan yang hanya butuh jawaban ya atau tidak. Lebih jauh, tuturan

tewrsebut merupakan tuturan permintaan. Penutur meminta mitra tutur untuk

mengecilkan volume televisi karena penutur sedang konsetrasi belajar.

c. Tindak tutur langsung literal

Tindak tutur langsung literal adalah tindak tutur yang maksudnya

sama dengan kata-kata yang menyusunnya. Contoh tolong kecilkan volume

televisinya !. Tuturan tersebut memiliki makna yang sama dengan kata-kata

yang menyusun. Penutur memang meminta mitra tutur untuk mengecilkan

volume televisi. Tindak tutur literal biasanya digunakan oleh orang yang

saling mengenal satu sama lain sehingga tidak perlu basa basi lagi. Meskipun

demikian, penutur menggunakan pemarkah tolong agar permintaannya lebih

santun.

d. Tindak tutur tidak literal

Tindak tutur tidak literal adalah tindak tutur yang maksudnya tidak

sama dengan atau berlawanan dengan makna kata-kata yang menyusunnya,

seperti, suara televisi kurang keras, tolong keraskan lagi, aku ingin tidur.

Tuturan ini dikategorikan sebagai tindak tutur tidak literal sebab maksud dari

tuturan ini bukanlah seperti apa yang diajarkan. Agar volume televisi dapat

didengar. Meskipun demikian tuturan tersebut tidak hanya dapat dimaknai

sebatas itu saja melainkan tuturan tersebut bermakna sebaliknya.

e. Tindak tutur langsung literal

Tindak tutur langsung literal adalah tindak tutur yang diutarakan

dengan modus tuturan dan makna yang sama dengan maksud pengutaraannya.

Page 40: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

28

Contoh Jam berapa sekarang? Tuturan dikategorikan sebagai tindak tutur

langsung literal jika penutur memang betul-betul menanyakan waktu pada saat

tuturan ia muncul. Meskipun demikian tuturan ini memiliki makna yang

berbeda jika tuturan oleh seorang guru kepada muridnya yang terlambat.

f. Tindak tutur langsung tidak literal

Tindak tutur langsung tidak literal adalah tindak tutur yang

diungkapkan dengan modus dengan kalimat yang tidak sesuai dengan maksud

pengutaraanya. Contoh suara televisi keras sekali. Tuturan ini tidak dapat

dimaknai hanya sebatas kalimat deklaratif saja yang menyatakan volume

televisi sangat keras ketika tuturan ini dimunculkan saat seorang teman

sedang berkonsentrasi mengerjakan tugasnya. Dalam konteks tersebut tuturan

ini dimunculkan saat seorang teman sedang berkonsetrasi mengerjakan

tugasnya. Dalam konteks tersebut tuturan ini merupakan wujud dari sebuah

permintaan. Penutur meminta mitra tutur mengecilkan volume televisi.

Penggunaan tuturan tidak langsung literal berkenan dengan kesantunan.

Dengan menggunakan kalimat tidak langsung penutur berharap mitra tutur

bersedia mengecilkan volume televisi.

g. Tindak tutur langsung tidak literal

Tindak tutur langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan

dalam bentuk kalimat yang sesuai dengan maksud tuturan. Tetapi kata-kata

yang menyusunnya tidak memiliki makna yang sama dengan penuturnya.

Contoh : kalau makan biar keliatan sopan, buka saja mulutnya. Tuturan ini

Page 41: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

29

agak keliatan aneh sebab bagaimana mungkin seseorang dikatakan makan

dengan sopan jika makan sambil membuka mulutnya.

h. Tindak tutur tidak langsung tidak literal

Tindak tutur tidak langsung tidak literal adalah tindak tutur yang

diutarakan dengan modus kalimat dengan makna kalimat yang tidak sesuai

dengan maksud yang hendak diutarakan. Contoh : suara televisi terlalu pelan ,

tidak kedengaran. Tuturan tersebut menggunakan kalimat deklaratif.

Meskipun demikian, tuturan tersebut tidak dapat dimaknai hanya sebagai

sebuah bentuk pernyataan melainkan, tuturan tersebut merupakan tuturan

untuk meminta mitra tutur melakukan sesuatu.

3. Tindak Tutur Direktif

Pandangan dan pendekatan para pakar tentang hakikat tindak direktif

bermacam-macam. Oleh karena itu, pengidentifikasian fungsi wujud verbal

tindak direktif pun beragam sesuai dengan fungsi komunikatifnya (Searle,

1983 dalam Rahardi, 2000:33). Fungsi-fungsi komunikasi yang lazim

digunakan sebagai landasan dalam mengidentifikasi ada lima yaitu: memesan,

menasihati, memerintah, memohon, dan rekomendasi,

Menurut Levinson (dalam Rani dkk., 2006:234), tindak tutur direktif

adalah tindak tutur yang bermaksud mengahsilkan efek melalui suatu tindakan

oleh pendengar. Searle mengartikan tindak tutur direktif sebagai perintah atau

permintaan. Menurut Suyono (1990:6), tindak tutur direktif adalah tindak tutur

yang mendorong penanggap tutur melakukan sesuatu, misalnya mengusulkan,

memohon, mendesak, menentang, memerintah, dan sejenisnya. Intinya yang

Page 42: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

30

bisa „memerintah‟ lawan tutur melakukan suatu tindakan baik verbal maupun

non-verbal. Gunawan (dalam Rohmadi, 2004:32) mendefinisikan tindak tutur

direktif sebagai tindak tutur yang dilakukan oleh penuturnya dengan maksud

agar lawan tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam ujaran itu.

Menurut Tarigan (2015 : 43) tindak tutur direktif dimaksudkan untuk

menimbulkan efek melalui tindakan penyimakan. Ibrahim (1993: 27)

mendefinisikan tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang mengefresikan

sikap penutur terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh mitra tutur. Ibrahim

membagi tindak tutur direktif menjadi enam jenis, yang terdiri dari :

requstives (permohonan), questions (pertanyaan), requirements (perintah),

prohibitive (larangan), permissives (pemberian izin), dan advisories (nasihat).

Permohonan mengepresikan keiginan penutur sehingga mitra tutur

melakukan sesuatu. Makna permohonan dapat ditandai dengan ungkapan

penanda kesantunan. Selain ditandai dengan hadirnya penanda kesantunan itu,

partikel-lah juga lazim digunakan untuk memperhalus kadar permohonan,

moeliono dkk. (2000:353) menyatakan bahwa permohonan jika pembicara,

demi kepentingannya, meminta lawan bicara tersebut berbuat sesuatu.

Pertanyaan merupakan tindak yang menginginkan kejelasan tentang

sesuatu dan penjelasannya atau jawabannya diharapkan diberikan oleh

penutur. Sehubungan dengan pertanyaan tersebut, Chaer dan Agustina

(2004:350) membedakan pertanyaan atas lima bagian, yaitu (a) pertanyaan

yang meminta pengakuan atau jawaban ya-tidak atau ya-bukan , (b)

pertanyaan yang meminta keterangan mengenai salah satu unsur kalimat, (c)

Page 43: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

31

pertanyaan yang meminta alasan, (d) permintaan yang meminta pendapat atau

buah pikiran orang lain, dan (e) pertanyaan yang menyungguhkan.

Perintah merupakan ekspresi penutur kepada mitra tutur sehingga mitra

tutur menyikapi keinginan yang diekspresikan oleh penutur sebagai alasan

untuk bertindak. Terkait dengan hal tersebut Chaer dan Agustina (2004:356-

357), menyatakan bahwa perintah dibedakan atas tiga bagian, yaitu: (a)

perintah yang tegas, (b) perintah biasa, dan (c) perintah halus. Selanjutnya

Rahardi (2000:77-82) membedakan perintah menjadi lima macam , yaitu: (a)

perintah biasa, (b) perintah permintaan, (c) perintah pemberian izin, (d)

perintah ajakan, dan (e) perintah suruhan .

Larangan perintah atau suruhan supaya mitra tutur tidak mengerjakan

sesuatu. Tuturan larangan merupakan tuturan yang digunakan untuk mencegah

orang lain untuk tidak melakukan sesuatu. Oleh karena itu, dalam tuturan

larangan ini harus digunakan kata jangan dan tidak atau tidak boleh. Sama

halnya dengan tuturan perintah, tuturan larangan juga yang bersifat tegas,

bersifat biasa, dan bersifat halus (Chaer dan Agustina, 2004: 359),.

Pemberian izin mengepresikan kepercayaan penutur dan maksud penutur

sehingga mitra tutur percaya bahwa ujaran penutur mengandung alasan yang

cukup bagi mitra tutur untuk merasa bebas melakukan tindakan tertentu.

Sedangkan penasihat, apa yang diekspresikan penutur bukanlah keinginan

bahwa mitra tutur melakukan tindakan tertentu, tetapi kepercayaan melakukan

sesuatu hal yang baik bahwa tindakan itu merupakan kepentingan penutur.

Page 44: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

32

4. Novel

Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur

pembentuk intrinsik dan ekstrinsik. Novelis merupakan sebutan bagi penulis

yang menulis novel. salah satu yang membedakan novel dengan karya sastra

lain adalah Isi dalam sebuah novel lebih panjang dan lebih kompleks dan juga

tidak memiliki batasan struktural dan sajak. Sebuah novel tersebut biasanya

menceritakan/ mengilustrasikan / menggambarkan mengenai suatu kehidupan

manusia yang berinteraksi atau berhubungan dengan lingkungan serta juga

sesamanya.Penulis novel biasanya berusaha dengan maksimal untuk dapat

memberikan arahan untuk para pembaca untuk dapat mengetehui pesan

tersebunyi yang dibuat penulis.

Novel Menurut Drs. Jakob Sumardjo Novel ialah sebuah bentuk sastra

yang sangat populer di dunia, Bentuk sastra yang satu ini paling banyak

beredar serta juga dicetak sebab daya komunitasnya yang sangat luas di dalam

masyarakat.

Menurut Rostamaji Novel ialah sebuah karya sastra yang memiliki dua

(2) unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang mana kedua unsur

tersebut itu saling berkaitan karena kedua unsur tersebut saling berpengaruh

dalam sebuah karya sastra.

a. Ciri – Ciri Umum dalam Novel :

Jumlah kata dalam novel lebih dari 35.000 kata.

Terdiri dari setidaknya itu 100 halaman.

Durasi dakan membaca novel itu setidaknya 2 jam atau 120 menit.

Page 45: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

33

Ceritanya lebih dari satu impresi, efek, serta emosi.

Alur cerita cukup kompleks dalam novel.

Seleksi cerita dalam karya sastra novel lebih luas.

Ceritanya lebih panjang, namun tetapi banyak juga kalimat yang di ulang-

ulang.

Novel ditulis dengan narasi kemudian di dukung dengan deskripsi dalam

menggambarkan atau mengilustrasikan situasi dan kondisi yang ada di

dalamnya.

b. Struktur Novel

1. Abstrak – merupakan bagian ringkasan isi cerita yang biasanyaitu

dapat ditemukan pada bagian awal /pertama cerita dalam novel.

2. Orientasi – merupakan bagian penjelasan tentang latar waktu serta

suasana. Seperti misalnya terjadinya cerita, kadang juga bisa berupa

pembahasan penokohan atau perwatakan.

3. Komplikasi – merupakan suatu urutan kejadian yang dihubungkan

dengan adanya sebab akibat, yangman tiap-tiap peristiwa atau kejadian

itu terjadi karena adanya sebab serta mengakibatkan munculnya

kejadian atau peristiwa yang lainnya.

4. Evaluasi – merupakan bagian yang mana konflik yang terjadi pada

tahap komplikasi itu terarah menuju pada titik tertentu.

5. Resolusi – merupakan suatu bagian dalam novel yang memunculkan

solusi atas sebuah masalah / konflik yang sedang terjadi.

Page 46: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

34

6. Koda – merupakan suatu bagian akhir atau penutup cerita didalam

novel.

c. Jenis Jenis Novel

1. Novel Fiksi, ialah karya sastra novel yang tidak terjadi dalam

kehidupan nyata.

2. Novel Non Fiksi, ialah karya sastra novel yang pernah terjadi dalam

kehidupan nyata.

d. Jenis Jenis Novel Berdasarkan Genre Ceritanya :

1. Novel Romantis – ialah novel yang menceritakan kisah atau cerita

mengenai kasih sayang atau cinta.

2. Novel Horror – ialah novel yang menceritakan kisah atau cerita

mengenai hal yang sangat menyeramkan serta menakutkan.

3. Novel Komedi – ialah novel yang menceritakan kisah atau cerita

mengenai hal-hal yang lucu.

4. Novel Inspiratif – ialah sebuah novel yang menceritakan kisah atau

cerita inspiratif.

e. Jenis Jenis Novel Berdasarkan Isi dan Tokoh :

1. Novel Teenlit – ialah novel yang berisi mengenai remaja.

2. Novel Songlit – ialah novel yang diambil dari sebuah lagu.

3. Novel Chicklit – ialah novel yang berisi mengenai perempuan muda.

4. Novel Dewasa – ialah novel yang berisi mengenai cerita orang dewasa.

Page 47: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

35

f. Unsur-Unsur Novel:

1. Tema

Tema ialah pokok-pokok permasalahan yang terdapat didalam karya

sastra novel yang terlah dibuat oleh penulis.

2. Penokohan

Penokohan ialah suatu pemberian watak atau karakter kepada pada

tiap-tiap pelaku dalam sebuah cerita. Para tokoh tersebut bisa diketahui

karakternya dari ciri fisik, lingkungan tempat tinggal, dan juga dengan

cara bertindaknya.

3. Alur

Alur ialah suatu rangkaian-rangkaian peristiwa atau kejadian yang

membentuk jalannya cerita dala karya sastra novel. Tahap alur

tersebut meliputi pengenalan, penampilan masalah, pemunculan

konflik, puncak ketegangan, peleraian, serta juga penyelesaian.

Alur tersebut dibedakan menjadi dua bagian, yaitu alur maju serta alur

mundur.

1. Alur maju ialah suatu peristiwa yang bergerak dengan secara

bertahap dengan berdasarkan urutan kronologis menuju alur

cerita.

2. Alur mundur ialah rangkaian peristiwa atau kejadian yang

terjadi karena ada kaitannya dengan peristiwa atau kejadian

yang sedang berlangsung.

Page 48: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

36

4. Gaya

Gaya bahasa ialah alat utama penulis dalam menjelaskan

mengilustrasikan menggambarkan dan juga menghidupkan cerita

dengan secara estetika. Jenis-jenis gaya bahasa antara lainnya ialah

sebagai berikut:

1. Personafikasi

ialah suatu gaya bahasa yang medeskripsikan macam-macam

benda mati dengan cara memberikan berbagai macam sifat-

sifat seperti manusia.

2. Simile (Perumpamaan)

Merupakan gaya bahasa yang mendeskripsikan sesuatu dengan

pengibaratan atau juga perumpamaan.

3. Hiperbola

Merupakan suatu gaya bahasa yang mendeskripsikan sesuatu

dengan secara berlebihan dengan tujuan untuk memberikan

efek yang berlebihan.

5. Latar atau Setting

Latar merupakan penggambaran terjadinya suatu kejadian atau

peristiwa dalam sebuah cerita itu meliputi waktu, tempat, dan

suasananya.

6. Sudut Pandang

Sudut pandang ialah suatu penempatan diri pengarang /penulis dan

juga cara penulis itu dalam melihat berbagai macam peristiwa

Page 49: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

37

atau kejadian dalam cerita yang di paparkannya kepada tiap-tiap

pembaca.

7. Amanat

Amanat ialah sebuah pesan yang disampaikan, yang terdapat dalam

karya sastra dalam sebuah novel.

g. Unsur Ekstrinsik Novel

1. Sejarah atau Biografi Pengarang Umumnya sejarah atau biografi

penulis novel itu sangat berpengaruh pada jalan cerita atau alur

cerita yang terdapat dalam sebuah novel.

2. Situasi dan KondisiSituasi dan kondisi dengan secara tidak

langsung ataupun langsung akan berpengaruh pada hasil karya

sastra novel.

3. Nilai-Nilai dalam CeritaDalam sebuah karya sastra tersebut

mengandung nilai-nilai yang dapat atau bisa disisipkan oleh

penulisnya. Nilai-nilai itu antara lainnya adalah sebagai berikut:

1. Nilai moral – yaitu suatu nilai yang berkaitan dengan akhlak atau juga

kepribadian seseorang. Baik itu entah baik ataupun buruk.

2. Nilai sosial – yaitu nilai yang berkaitan dengan norma-norma yang ada

didalam kehidupan bermasyarakat.

3. Nilai budaya – adalah suatu konsep masalah dasar yang sangat penting

serta juga mempunyai nilai dalam kehidupan manusia.

Page 50: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

38

4. Nilai estetika – yaitu nilai yang berkaitan dengan seni serta juga estetika

dalam sebuah karya sastra.

B. Kerangka Pikir

Novel adalah sebuah karangan prosa panjang yang mengandung

rangkaian cerita kehidupan seseorang yang berada di sekelilingnya dan

menonjolkan watak (karakter) dan sifat pada setiap pelaku.Bahasa

merupakan media bagi pengarang untuk mengekspresikan

gagasannya.Sedangkan bagi pembaca atau peneliti sastra, bahasa

merupakan media untuk memahami karya sastra.Novel sebagai karya

sastra yang dibangun oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik

yang ada di dalam karya sastra dalam hal ini novel, yaitu: tema, amanat,

plot/alur, penokohan/perwatakan, latar/setting, dan gaya bahasa. Unsur

tersebut merupakan satu kesatuan yang membangun karya sastra dan pada

umumnya kemunculan unsur tersebut selalu bersamaan dalam setiap karya

sastra ragm prosa (novel dan cerpen).

Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang mendorong

penanggap tutur melakukan sesuatu, misalnya mengusulkan, memohon,

mendesak, menentang, memerintah, dan sejenisnya. Intinya yang bisa

„memerintah‟ lawan tutur melakukan suatu tindakan baik verbal maupun

non-verbal.Sehingga penelitian ini mengkhususkan tindak tutur direktif

pada novel 5 cm karya DONNY DHIRGANTORO.

Page 51: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

39

BAGAN KERANGKA PIKIR

Novel

Karya Sastra

Tindak Tutur Direktif

Memohon Pertanyaan Perintah Larangan Pemberian

izin nasihat

Analisis Temuan/Hasil

5 CM

Page 52: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriktif. Penelitian

deskriktif merupakan metode penelitian yang berusaha

menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa

adanya.

2. DesainPenelitian

Meode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriktif. Alasan penulis menggunakan metode deskriptif untuk

memaparkan apa adanya tanpa rekayasa dari peneliti dan

mengungkapkan penjelasan tentang tindak tutur dalam novel “5 CM”.

Nawawi (dalam Sutrisno:41) mengatakan bahwa metode deskriptif

merupakan prosedur untuk memecahkan masalah yang diselidiki

dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau objek

penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat

sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana

adanya. Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk

memberikan gambaran dan memaparkan hasil analisis tentang

pendeskripsian tindak tutur direktif yang terdapat dalam novel 5 CM

karya Donny Dhirgantoro.

Page 53: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

41

B. Definisi Istilah

Definisi istilah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Pragmatik adalah pengkajian bahasa yang mengarah pada

keterampilan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi

dalam segala situasi tertentu.

2. Tindak tutur merupakan salah satu bidang kajian pragmatik,

sebagai tindakan menelaah mengenai cara melakukan

sesuai dengan meanfaatkan kalimat-kalimat. Kalimat yang

tidak hanya berfungsi untuk menyampaikan informasi,

melankan dalam hal-hal tertentu juga berfungsi sebagai

pelaksana dari tindakan itu sendiri.

3. Tinda tutur direktif adalah tindak tutur yang mendorong

penanggap tutur melakukan sesuatu misalnya: memohon,

memberipertanyaan,perintah, larangan, pemberian izin, dan

nasihat.

4. Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang

mempunyai unsur pembentuk intrinsik dan ekstrinsik.

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Dari dalam penelitian ini adalah tindak tutur direktif yang terdiri dari

enam jenis, yang terdiri dari : requstives (permohonan), questions

(pertanyaan), requirements (perintah), prohibitive (larangan),

permissives (pemberian izin), dan advisories (nasihat).

Page 54: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

42

2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah novel yang diterbitkan

oleh Grasindo, tahun 2005.

D. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dirumah, dikost.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

teknik membaca, teknik menandai, dan teknik mencatat. Ketiga teknik

tersebut diuraikan sebagai berikut.

1. Teknik membaca dilakukan dengan membaca dan mengamati

kalimat setiap paragraf novel 5 cm karya Donny Dirgantoro

secara teliti untuk mendapatkan informasi yang jelas.

2. Teknik menandai yaitu menandai setiap yang dianggap penting

dalam membaca.

3. Teknik mencatat, hasil pengamatan terhadap beberapa aspek

kajian tindak tutur yang terdapat dalam novel tersebut dicatat

dalam kartu yang dipersiapkan. Setelah data telah selesai dicatat,

selanjutnya diklasifikasi berdasarkan kategori yang telah

ditemukan. Teknik catat yang dilakukan dengan mencatat dan

mengklasifikasikan data. Data yang dicatat disertakan pula kode

sumber datanya untuk pengecekan ulang terhadap sumber data

yang dibutuhkan dalam rangka analisis data.

Page 55: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

43

F. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam menganalisis pada penelitian ini

adalah teknik analisis gaya untuk menentukan tindak tutur direktif pada

novel. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data

sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi data yang menggambarkan tindak tutur

direktif pada novel 5 cm karya Donny Dirgantoro .

2. Klasifikasi dilakukan ketika mengklasifikasi bentuk ujaran

permintaan, perintah, ajakan, nasihat, kritikan, dan larangan.

3. Tahap deskripsi , pada tahap ini, peneliti mendekskripsikan

segala bentuk tindak tutur berdasarkan hasil analisis data

kualitatif.

Page 56: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Data dianalisis berdasarkan urutan rumusan masalah, yaitu data dan

analisis data tindak tutur direktif Requestives (meminta, mengemis, memohon,

menekan, mengundang, mendoa, mengajak, mendorong), Questions (bertanya,

menyelidik, menginterogasi), Requirements (memerintah, menghendaki,

mengkomando, menuntut, mendikte, mengarahkan, menginstrusikan, mengatur,

mensyaratkan), Prohibitives (melarang, membatasi), Permissives (menyetujui,

membolehkan, memberi wewenang, menganugerahi, mengabulkan, membiarkan,

mengijinkan, melepaskan, memaafkan, memperkenankan), dan Advisories

(menasehatkan, memperingatkan, mengkonseling, mengusulkan, menyarankan,

mendorong). Adapun hasil penelitian tersebut dipaparkan sebagai berikut.

1. Tindak Tutur Direktif Requestives ( Permohonan )

1. Ibu Arial: “Arinda!!! Ini ada temen-temen Mas Ial nih, turun

sebentar…”

Arinda: “Iya, Maa…”

2.Citra: “Heh bengong aja… pulang yuk…”

Riani: “Yuk!”

2. Tindak Tutur Direktif Questions ( Pertanyaan )

1. Arinda: “Halo Bang Zafran…”

Zafran: “Halo Dinda…”

Arinda: “Abis dari mana?”

Page 57: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

45

Zafran: “Makan bubur di Cikini.”

2.Genta: “Eh, Juple… desainnya udah jadi belom? Gue bakar rumah lo

kalo belum jadi.”

Zafran: “Tenang aja bos. Udah jadi delapan Styrofoam. Yang dua lagi

dikerjain sama temen gue. Besok juga kelar… tinggal bayarannya doang.”

Ian: “Minta duit sana sama kapal.”

Genta: “Besok Senin lah… lagian masalah duit bukan sama gue.”

3. Riani: Nonton aja yuk!

Genta. Nonton apa? Lagi nggak ada yang bagus.

4. Arial: Kerumah gue lagi?

Zafran : Setuju. Zafran langsung teriak. Zafran dari dulu memang sudah

naksir adiknya arial.

5.Zafran : Ada nyokap lo nggak?

Arial : Ada adik gue. Lo mau?

6. Dinda : Udah dulu yah, Dinda juga lagi disuruh bikin paper.

Zafran : Paper apa, Din?

Dinda : Kurva ISLM... Ada yang tau nggak?

Genta : Oh... Investment Saving Loan Money yah... di mikro atau makro

ekonomi?

Dinda : Makro.

7. Riani : Senin kerja, Ta?

Genta : Iya, tapi gue males

Dinda : Kenapa?

Page 58: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

46

Genta : Teman-teman kantor paling ngajak panik bareng.

8. Ian : Woii Juple.. jadi main nggak Lo?

Zafran : Jadi, Zafran masih mau ngeliat Dinda.

9. Riani : Lagi ada masalah lagi. Riani coba meraba-raba

Genta : Nggak, kan kemarin menang di campion.

Zafran : Eeemmm, tiba-tiba zafran menggumam sendiri.

Genta : Kenapa Lo?

Zafran : Nggak.

10. Zafran : Ini zafran

Dinda : Oh Bang Zafran... Ada apa Bang?

Zafran : Aaahh enggak, Dinda lagi dimana?

Dinda : Dirumah

Zafran : Gue telpon kerumah deh... boleh?

3. Tindak Tutur Direktif Requirements ( Perintah )

1. Genta: “Yan… lo besok kan motret lagi, terus kalo dapat honor dari

temen gue, lo tanya dia jabatannya apa. Oke? Pe-er lo tuh!”

Ian: “Okeh.”

2. Genta: “Yuk kita lanjut…!”

Arial: “Lo di depan ya, Ta. Di antara kita semua, nggak ada yang sudah

ngabisin 24 jam di hutan ini sendirian kecuali elo.”

Genta: “Ok… kita masuk hutan. Interval jarak kita masing-masing jangan

sampai lebih dari dua meter ya, jangan ada yang bengong, jangan ada yang

Page 59: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

47

sombong, inget… sekali lagi jangan ada yang bengong. Pokoknya ngobrol

aja, tentang apa aja.”

Zafran: “Nyanyi boleh?”

Genta: “Boleh, tapi jangan keras-keras.”

4. Tindak Tutur Direktif Prohibitives ( Larangan )

1. Ian: “Aduh… jatuh deh!”

Zafran: “Apaan nih? Rumus Indomie lagi ya?”

Ian: “Jangan dibuka! Jangan dibaca!”

2.Riani: “Temennya Daniek.”

Dinda: “Iya.”

Riani: “Bunganya masih segar, Daniek baru aja lewat sini. Kan kemarin

dia bilang mau ziarah.”

Ian: “Iya.”

Genta: “Eh… ade surat.”

Ian: “Jangan dibaca, Ta.”

Genta: “Cuma ditempel gini kok! Jelas bisa dibaca.”

5. Tindak Tutur Direktif Permissives ( Pemberian Izin )

1. Sukonto: “Cepat… juga… ya… kamu… bagus… bab II… kamu…

selesai… saya… setuju… sekarang.”

Ian: “Nggak ada revisi, Pak?”

Sukonto: “Nggak… ada… revisi… bagus… sekali.”

Ian: “Langsung… bab… III dong, Pak!”

Sukonto:”Iya… langsung… aja.”

Page 60: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

48

Ian: “Oke, Pak!”

2.Nono: “Boleh-boleh aja silakan. Tapi saya nggak bisa ngasih data

perusahaan ya.”

Ian: “Nggak pa-pa, Pak!

Nono: “Ya dah, taruh ajak kuisionernya. Kapan mau diambil?”

Ian: “Seminggu lagi, Pak…”

Nono: “Ok. Nanti kamu telpon saya ya.”

Ian: “Maaf, Bapak namanya siapa?”

Nono: “Nono Chaniago. Saya manajer di sini.”

6. Tindak Tutur Direktif Advisories ( Nasihat )

1. Sukonto: “Tapi… Ian… lebih… baik… kamu… sebar… kuesioner…

dulu… kerjakan… dulu… yang… agak… mudah..”

Ian: “Begitu ya, Pak…”

Sukonto: “Iya, mendingan kamu sekarang bertempur, bagi-bagi kuesioner,

baru nanti kamu olah. Yang penting kamu udah punya data dulu,

sementara kamu tunggu kuesioner diisi, kamu bikin Bab III.”

2.Gembul: “Kalian udah bilang sama orang tua kalian kan?”

Genta: “Udah, Mas.”

Gembul: “Bagus. Kalo mau naik gunung harus bilang sama orang tua

dulu, jangan main-main sama alam.”

B. Pembahasan

Analisis data dalam penelitian ini dibagi menjadi enam bagian, yaitu

tindak tutur direktif requestives, tindak tutur direktif questions, tindak tutur

Page 61: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

49

direktif requirements, tindak tutur direktif prohibitives, tindak tutur direktif

permissives, dan tindak tutur direktif advisories.

1. Tindak Tutur Direktif Requestives ( Permohonan )

1. Konteks: Percakapan ibu dan anak perempuannya di dalam rumah.

Ibu Arial : “ Arinda!!! Ini ada teman-teman mas lal nih, turun sebentar...

Arinda : Iya, Maa.

Tuturan yang diucapkan oleh Ibu Arial bertujuan untuk memanggil Arinda

supaya segera datang menemui teman-teman Arial. Tuturan tersebut merupakan

tindak tutur requestives mengundang. Hal tersebut dapat dilihat dari tuturan Ibu

Arial yang mengatakan “Arinda!!! Ini ada temen-temen Mas Ial nih, turun

sebentar…” Bagi Arinda tuturan tersebut memberi efek pada dirinya untuk segera

turun ke bawah seperti yang diinginkan oleh penutur. Penutur mendapat

tanggapan baik dari mitratutur. Oleh karena itu, kutipan dialog di atas merupakan

tindak tutur direktif requestives mengundang karena penutur mengekspresikan

keinginannya sehingga mitratutur melakukan sesuatu yaitu segera turun ke bawah

menemui teman-teman Arial.

2. Konteks: Riani sedang menunggu Citra untuk pulang bersama.

Citra: “Heh bengong aja… pulang yuk.”

Riani: “Yuk!”

Tuturan yang diucapkan oleh Citra kepada Riani bertujuan untuk

mengajak Riani segera pulang. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur

requestives mengajak. Hal tersebut dapat dilihat dari tuturan Citra yang

mengatakan “Heh bengong aja… pulang yuk...” Bagi Riani tuturan tersebut

Page 62: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

50

memberi efek pada dirinya untuk menerima ajakan dari Citra. Oleh karena itu,

kutipan dialog di atas merupakan tindak tutur direktif requestives mengajak

karena merupakan suatu ajakan untuk segera pulang.

2. Tindak Tutur Direktif Questions ( Pertanyaan )

1. Konteks: Zafran langsung bersumpah kalo nanti mereka pergi, harus ngajak

Dinda.

Arinda: “Halo Bang Zafran…”

Zafran: “Halo Dinda…”

Arinda: “Abis dari mana?”

Zafran: “Makan bubur di Cikini.”

Tuturan yang diucapkan oleh Arinda kepada kepada teman-teman Arial

bertujuan untuk menanyakan habis dari mana mereka. Tuturan tersebut

merupakan tindak tutur questions bertanya. Hal tersebut dapat dilihat dari tuturan

Arinda yang mengatakan “Abis dari mana?” Bagi Zafran tuturan tersebut

memberi efek pada dirinya untuk menjawab pertanyaan yang diucapkan oleh

Arinda. Oleh karena itu, kutipan dialog di atas merupakan tindak tutur direktif

questions bertanya karena penutur menginginkan mitratutur memberikan

informasi yaitu menjawab pertanyaan yang diucapkannya.

2. Konteks: Tiba-tiba Genta ingat soal desain yang harus dikerjakan Zafran,

desain itu harus selesai Minggu malam.

Genta: “Eh, Juple… desainnya udah jadi belom? Gue bakar rumah lo kalo belum

jadi.”

Page 63: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

51

Zafran: “Tenang aja bos. Udah jadi delapan Styrofoam. Yang dua lagi dikerjain

sama temen gue. Besok juga kelar… tinggal bayarannya doang.”

Ian: “Minta duit sana sama kapal.”

Genta: “Besok Senin lah… lagian masalah duit bukan sama gue.”

Tuturan yang diucapkan oleh Genta kepada Zafran bertujuan untuk

menanyakan tentang desainnya yang dikerjakan oleh Zafran. Tuturan tersebut

merupakan tindak tutur questions bertanya. Hal tersebut dapat dilihat dari tuturan

Ian yang mengatakan “Eh, Juple… desainnya udah jadi belom? Gue bakar rumah

lo kalo belum jadi.” Bagi Zafran tuturan tersebut memberi efek pada dirinya

untuk menjawab pertanyaan yang diucapkan oleh Genta. Oleh karena itu, kutipan

dialog di atas merupakan tindak tutur direktif questions bertanya karena penutur

menginginkan mitratutur memberikan informasi yaitu menjawab pertanyaan yang

diucapkannya.

3. Konteks. Capek nih gue nyetir... muter-muter nggak karuan.

Riani: Nonton aja yuk!

Genta. Nonton apa? Lagi nggak ada yang bagus.

Tuturan yang diucapkan Genta kepada riani bertujuan untuk menanyakan

film yang akan mereka nonton. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur questions

bertanya. Hal tersebut dapat dilihat dari tuturan Ian yang mengatakan Nonton

apa?. Oleh karena itu, kutipan dialog di atas merupakan tindak tutur direktif

questions bertanya karena penutur menginginkan mitratutur memberikan

informasi yaitu menjawab pertanyaan yang diucapkannya.

4. Konteks. Tanya Arial

Page 64: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

52

Arial: Kerumah gue lagi?

Zafran : Setuju. Zafran langsung teriak. Zafran dari dulu memang sudah naksir

adiknya arial.

Tuturan yang diucapkan Arial kepada Zafran bertujuan untuk menanyakan

apakah zafran akan kerumah Arial. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur

questions bertanya. Hal tersebut dapat dilihat dari tuturan Ian yang mengatakan

Kerumah gue lagi?. Oleh karena itu, kutipan dialog di atas merupakan tindak tutur

direktif questions bertanya karena penutur menginginkan mitratutur memberikan

informasi yaitu menjawab pertanyaan yang diucapkannya.

5. Konteks. Zafran sok basa-basi.

Zafran : Ada nyokap lo nggak?

Arial : Ada adik gue. Lo mau?

Tuturan yang diucapkan zafran kepada arial bertujuan untuk menanyakan

keberadaan nyokap arial dirumah . Tuturan tersebut merupakan tindak tutur

questions bertanya. Hal tersebut dapat dilihat dari tuturan Ian yang mengatakan

Ada nyokap lo nggak? Oleh karena itu, kutipan dialog di atas merupakan tindak

tutur direktif questions bertanya karena penutur menginginkan mitratutur

memberikan informasi yaitu menjawab pertanyaan yang diucapkannya.

6. konteks. Dinda disuruh bikin Paper.

Dinda : Udah dulu yah, Dinda juga lagi disuruh bikin paper.

Zafran : Paper apa, Din?

Dinda : Kurva ISLM... Ada yang tau nggak?

Page 65: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

53

Genta : Oh... Investment Saving Loan Money yah... di mikro atau makro

ekonomi?

Dinda : Makro.

Tuturan yang diucapkan Zafran kepada Dinda bertujuan untuk

menanyakan paper yang akan dikerjakan oleh Dinda. Tuturan tersebut merupakan

tindak tutur questions bertanya. Hal tersebut dapat dilihat dari tuturan Ian yang

mengatakan Paper apa, Din?Oleh karena itu, kutipan dialog di atas merupakan

tindak tutur direktif questions bertanya karena penutur menginginkan mitratutur

memberikan informasi yaitu menjawab pertanyaan yang diucapkannya.

7.Konteks. Genta menatap Riani sambil menarik napas.

Riani : Senin kerja, Ta?

Genta : Iya, tapi gue males

Dinda : Kenapa?

Genta : Teman-teman kantor paling ngajak panik bareng.

Tuturan yang diucapkan Riani kepada Genta bertujuan untuk menanyakan

jadwal kerja genta. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur questions bertanya.

Hal tersebut dapat dilihat dari tuturan Ian yang mengatakan Senin kerja, Ta?Oleh

karena itu, kutipan dialog di atas merupakan tindak tutur direktif questions

bertanya karena penutur menginginkan mitratutur memberikan informasi yaitu

menjawab pertanyaan yang diucapkannya.

8.Konteks. Ian bertanya kepada Zafran

Ian : Woii Juple.. jadi main nggak Lo?

Zafran : Jadi, Zafran masih mau ngeliat Dinda.

Page 66: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

54

Tuturan yang diucapkan ian kepada Zafran, bertujuan untuk menanyakan

jadi main nggak. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur questions bertanya. Hal

tersebut dapat dilihat dari tuturan Ian yang mengatakan Woii Juple.. jadi main

nggak Lo? Oleh karena itu, kutipan dialog di atas merupakan tindak tutur direktif

questions bertanya karena penutur menginginkan mitratutur memberikan

informasi yaitu menjawab pertanyaan yang diucapkannya.

9.Konteks. Genta bertanya-tanya, ian suaranya males gitu.

Riani : Lagi ada masalah lagi. Riani coba meraba-raba

Genta : Nggak, kan kemarin menang di campion.

Zafran : Eeemmm, tiba-tiba zafran menggumam sendiri.

Genta : Kenapa Lo?

Zafran : Nggak.

Tuturan yang diucapkan Genta kepada Zafran, bertujuan untuk

menanyakan permasalahan Zafran. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur

questions bertanya. Hal tersebut dapat dilihat dari tuturan Ian yang mengatakan

Kenapa Lo? Oleh karena itu, kutipan dialog di atas merupakan tindak tutur

direktif questions bertanya karena penutur menginginkan mitratutur memberikan

informasi yaitu menjawab pertanyaan yang diucapkannya.

10.Konteks. Zafran menelpon Dinda

Zafran : Ini zafran

Dinda : Oh Bang Zafran... Ada apa Bang?

Zafran : Aaahh enggak, Dinda lagi dimana?

Dinda : Dirumah

Page 67: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

55

Zafran : Gue telpon kerumah deh... boleh?

Tuturan yang diucapkan Zafran kepada Dinda, bertujuan untuk

menanyakan Keberadaan Dinda. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur

questions bertanya. Hal tersebut dapat dilihat dari tuturan Ian yang mengatakan

Aaahh enggak, Dinda lagi dimana? Oleh karena itu, kutipan dialog di atas

merupakan tindak tutur direktif questions bertanya karena penutur menginginkan

mitratutur memberikan informasi yaitu menjawab pertanyaan yang diucapkannya.

3. Tindak Tutur Direktif Requirements ( Perintah )

1. Konteks: Genta menepuk pundak Ian.

Genta: “Yan… lo besok kan motret lagi, terus kalo dapat honor dari temen gue, lo

tanya dia jabatannya apa. Oke? Pe-er lo tuh!”

Ian: “Okeh.”

Tuturan yang diucapkan oleh Genta kepada Ian bertujuan untuk

memerintah Ian supaya menanyakan jabatan teman Genta. Tuturan tersebut

merupakan tindak tutur requirements memerintah. Hal tersebut dapat dilihat dari

tuturan Genta yang mengatakan “Yan… lo besok kan motret lagi, terus kalo dapat

honor dari temen gue, lo tanya dia jabatannya apa. Oke? Pe-er lo tuh!” Bagi Ian

tuturan tersebut memberi efek pada dirinya untuk menanyakan jabatan teman

Genta seperti yang diucapkan oleh Genta. Oleh karena itu, kutipan dialog di atas

merupakan tindak tutur direktif requirements memerintah karena suatu perintah

supaya mitratutur melakukan sesuatu seperti yang diucapkan oleh penutur.

2. Konteks: Arial menepuk bahu Genta.

Genta: “Yuk kita lanjut.!”

Page 68: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

56

Arial: “Lo di depan ya, Ta. Di antara kita semua, nggak ada yang sudah ngabisin

24 jam di hutan ini sendirian kecuali elo.

Genta: “Ok… kita masuk hutan. Interval jarak kita masing-masing jangan sampai

lebih dari dua meter ya, jangan ada yang bengong, jangan ada yang sombong,

inget… sekali lagi jangan ada yang bengong. Pokoknya ngobrol aja, tentang apa

aja.”

Zafran: “Nyanyi boleh?”

Genta: “Boleh, tapi jangan keras-keras.”

Tuturan yang diucapkan oleh Genta kepada teman-temannya bertujuan untuk

memberi aba-aba dan mengatur teman-temannya. Tuturan tersebut merupakan

tindak tutur requirements mengkomando. Hal tersebut dapat dilihat dari tuturan

Genta yang mengatakan “Ok… kita masuk hutan Interval jarak kita masing-

masing jangan sampai lebih dari dua meter ya, jangan ada yang bengong, jangan

ada yang sombong, inget… sekali lagi jangan ada yang bengong. Pokoknya

ngobrol aja, tentang apa aja.” Bagi mereka semua tuturan tersebut memberi efek

pada dirinya agar segera melakukan perintah yang telah diberikan Genta. Oleh

karena itu, kutipan dialog di atas merupakan tindak tutur direktif requirements

mengkomando karena menginginkan mitratutur untuk melakukan sesuatu yaitu

menuruti apa yang diperintahkan penutur.

4. Tindak Tutur Direktif Prohibitives ( Larangan )

1. Konteks: Ian membuka dompet, dengan sengaja dan bandel menjatuhkan

selembar kertas yang berlipat kecil.

Ian: “Aduh… jatuh deh!”

Page 69: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

57

Zafran: “Apaan nih? Rumus Indomie lagi ya?”

Ian: “Jangan dibuka! Jangan dibaca!”

Tuturan yang diucapkan oleh Ian kepada Zafran bertujuan supaya tidak

membuka selembar kertas yang jatuh dari dompet Ian. Tuturan tersebut

merupakan tindak tutur prohibitives melarang. Hal tersebut dapat dilihat dari

tuturan Ian yang mengatakan “Jangan dibuka! Jangan dibaca!”Bagi Arial tuturan

tersebut memberi efek pada dirinya agar tidak melakukan apa yang dilarang oleh

Ian yaitu tidak membuka selembar kertas yang jatuh dari dompetnya. Oleh karena

itu, kutipan dialog di atas merupakan tindak tutur direktif prohibitives melarang.

2. Konteks: Genta melihat selembar kertas polio penuh dengan tulisan tangan

ditempel ke batu nisan.

Riani: “Temennya Daniek.”

Dinda: “Iya.”

Riani: “Bunganya masih segar, Daniek baru aja lewat sini. Kan kemarin dia

bilang mau ziarah.”

Ian: “Iya.”

Genta: “Eh… ade surat.”

Ian: “Jangan dibaca, Ta.”

Genta: “Cuma ditempel gini kok! Jelas bisa dibaca.”

Tuturan yang diucapkan oleh Ian kepada Genta bertujuan untuk melarang Genta

membaca surat yang terdapat di sebuah nisan. Tuturan tersebut merupakan tindak

tutur prohibitives melarang. Hal tersebut dapat dilihat dari tuturan Ian yang

mengatakan “Jangan dibaca, Ta.” .” Bagi Genta tuturan tersebut memberi efek

Page 70: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

58

pada dirinya agar tidak melakukan apa yang dilarang oleh Ian yaitu tidak

mengucapkan membaca surat yang terdapat di sebuah nisan. Oleh karena itu,

kutipan dialog di atas merupakan tindak tutur direktif prohibitives melarang.

5. Tindak Tutur Permissives ( Pemberian Izin )

1. Konteks: Sang dosen membolak-balik Bab II Ian.

Sukonto: “Cepat… juga… ya… kamu… bagus… bab II… kamu… selesai…

saya… setuju… sekarang.”

Ian: “Nggak ada revisi, Pak?”

Sukonto: “Nggak… ada… revisi… bagus… sekali.”

Ian: “Langsung… bab… III dong, Pak!”

Sukonto:”Iya… langsung… aja.”

Ian: “Oke, Pak!”

Tuturan yang diucapkan oleh Pak Sukonto kepada Ian bertujuan untuk

menyetujui bab II skripsi Ian. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur

permissivess menyetujui. Hal tersebut dapat dilihat dari tuturan Pak Sukonto yang

mengatakan “Cepat… juga… ya… kamu… bagus… bab II… kamu… selesai…

saya… setuju… sekarang.”Bagi Ian tuturan tersebut memberi efek pada dirinya

untuk merasa bebas melakukan tindakan yaitu melanjutkan bab selanjutnya tanpa

ada yang direvisi lagi. Oleh karena itu, kutipan dialog di atas merupakan tindak

tutur direktif permissives menyetujui.

2. Konteks: Ian bertemu seorang manajer di sebuah perusahaan.

Nono: “Boleh-boleh aja silakan. Tapi saya nggak bisa ngasih data perusahaan ya.”

Ian: “Nggak pa-pa, Pak!

Page 71: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

59

Nono: “Ya dah, taruh ajak kuisionernya. Kapan mau diambil?”

Ian: “Seminggu lagi, Pak.”

Nono: “Ok. Nanti kamu telpon saya ya.”

Ian: “Maaf, Bapak namanya siapa?”

Nono: “Nono Chaniago. Saya manajer di sini.”

Tuturan yang diucapkan oleh Nano kepada Ian bertujuan untuk

membolehkan Ian meneliti di perusahaan tempatnya bekerja. Tuturan tersebut

merupakan tindak tutur permissivess membolehkan. Hal tersebut dapat dilihat dari

tuturan Nano yang mengatakan “Boleh-boleh aja silakan. Tapi saya nggak bisa

ngasih data perusahaan ya.” Bagi Ian tuturan tersebut memberi efek pada dirinya

untuk merasa bebas melakukan tindakan yaitu melakukan penelitian di

perusahaan tempat Nano bekerja.. Oleh karena itu, kutipan dialog di atas

merupakan tindak tutur direktif permissives membolehkan.

6. Tindak Tutur Direktif Advisories ( Nasihat )

1. Konteks: Dosen Ian berujar pelan tapi lancar sambil masih membuka-buka Bab

II skripsi Ian.

Sukonto: “Tapi… Ian… lebih… baik… kamu… sebar… kuesioner… dulu…

kerjakan… dulu… yang… agak… mudah..”

Ian : Begitu yahh pak.

Sukonto: “Iya, mendingan kamu sekarang bertempur, bagi-bagi kuesioner, baru

nanti kamu olah. Yang penting kamu udah punya data dulu, sementara kamu

tunggu kuesioner diisi, kamu bikin Bab III.”

Page 72: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

60

Tuturan yang diucapkan oleh Pak Sukonto kepada Ian bertujuan untuk

memberi saran kepada Ian supaya segera menyebarkan kuesioner. Tuturan

tersebut merupakan tindak tutur advisories menyarankan. Hal tersebut dapat

dilihat dari tuturan Genta yang mengatakan “Tapi… Ian… lebih… baik… kamu…

sebar… kuesioner… dulu… kerjakan… dulu… yang… agak… mudah..” Bagi Ian

tuturan tersebut memberi efek pada dirinya agar segera menyebarkan kuesioner.

Oleh karena itu, kutipan dialog di atas merupakan tindak tutur direktif advissories

menyarankan.

2. Konteks: Mas gembul bertanya kepada mereka.

Gembul: “Kalian udah bilang sama orang tua kalian kan?”

Genta: “Udah, Mas.”

Gembul: “Bagus. Kalo mau naik gunung harus bilang sama orang tua dulu,

jangan main-main sama alam.”

Tuturan yang diucapkan oleh Gembul kepada mereka bertujuan untuk

memberi peringatan supaya tidak bermain-main dengan alam. Tuturan tersebut

merupakan tindak tutur advisories memperingatkan. Hal tersebut dapat dilihat dari

tuturan Genta yang mengatakan “Kalo mau naik gunung harus bilang sama orang

tua dulu, jangan main-main sama alam.” Bagi Genta tuturan tersebut memberi

efek pada dirinya untuk menyetujui usul dari Mas Gembul agar jangan bermain-

main dengan alam. Oleh karena itu, kutipan dialog di atas merupakan tindak tutur

direktif advissories memperingatkan.

Page 73: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

61

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

B. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data terhadap percakapan antara penutur dan

mitra tutur dalam novel “5 CM” karya Donny Dhirgantoro, peneliti

menyampaikan beberapa simpulan sebagai berikut, peneliti menemukan tindak

tutur direktif requestives(memohon) terdiri atas dua percakapan , tindak tutur

direktif questions (bertanya) terdiri dari dua percakapan, tindak tutur direktif

requirements( permintaan) terdiri dari dua percakapan, tindak tutur direktif

prohibitives( melarang) terdiri dari dua percakapan,tindak tutur direktif

permissives ( pemberian izin) terdiri dari dua percakapan dan tindak tutur direktif

advisories ( nasihat) terdiri dari dua percakapan dalam novel “5 CM” karya

Donny Dhirgantoro.

C. Saran

Sehubungan dengan berbagai jenis tindak tutur yang kita ketahui, terdapat

bermacam perbedaan di antara tindak tutur tersebut, dalam penelitian ini ada

beberapa saran yang akan disampaikan penulis yaitu sebagai berikut. 1) Peneliti

menyarankan pada penelitian yang akan dilakukan selanjutnya agar

memperhatikan masalah yang belum diteliti oleh siapapun khususnya tentang

tindak tutur. 2) Peneliti menyarankan agar penelitian yang akan dilakukan

selanjutnya membahas secara lebih rinci tentang tindak tutur. 3) Peneliti

menyarankan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai panduan bagi guru

Page 74: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

62

di sekolah dalam kegiatan belajar mengajar untuk mengetahui makna dari

berbagai jenis tindak tutur di dalam kelas.

Page 75: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

63

DAFTAR PUSTAKA

Aslinda, dan Leni Syafyahya. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT,

Refika Aditama.

Abrams dalam Nugiyantoro. 2000. Teori Pengantar Fiksi. Yogyakarta: Hanindita.

Amir dan Ngusman. 2006. “ Strategi wanita melindungi dirinya dan citra diri

orang lain di dalam komunikasikan verbal: studi di dalam tindak tutur

direktif di dalam Bahasa Indonesia. Laporan penelitian. Padang: UNP.

Brown dan Levinson. 2006. Pragmatik. Jakarta: Gramedia.

Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal,

Jakarta: Rineka Cipta.

Chaerul Unam, Tindak tutur direktif dalam dialog film “ketika cinta bertasbih”

karya chaerul umam Universitas Negeri Yogyakarta.

Cummings, Louise. 2007. Pragmatik, Sebuah Perspektif Multidisipliner.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Cruse Cummings. 2007. Pragmatik Sebuah Perspektif Multidisipliner.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dwi Sari Rizqi1, Agustina2, Ngusman3 Program Studi Sastra Indonesia FBS

Universitas Negeri Padang. Tindak tutur direktif dalam novel pukat karya

tere-liye

Frase 2015. Sosiolinguistik Perkenalan Awal, Jakarta: Rineka Cipta.

George 1990. Pengajaran Pragmatik, Bandung : Angkasa

Gunawan 2004. Pengajaran Pragmatik. Bandung : Angkasa

Harisvari Puspa Hapsari Tindak tutur direktif dalam novel Ringan Universitas

Diponegoro

Ibrahim, Abdul Syukur. 1993. KajianTindakTutur. Surabaya: Usaha Nasional.

Jakob Sumardjo. Masyarakat dan Sastra Indonesia. Jakarta: Nur Cahaya.

Kridalaksana. 1984 Kamus linguistik. Edisi keempat. Jakarta:PT Gramedia

Pustaka Ilmu.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus linguistik. Edisi keempat. Jakarta:PT

Gramedia Pustaka Ilmu.

Levinson (dalam Tarigan, 2009: 31) Pengajaran Pragmatik. Bandung : Angkasa

Leech, Geofrey. 2011. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta : Universitas Indonesia

Page 76: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

64

Muhardi dan Hasanuddin WS. 2006. Prosedur Analisis Fiksi: Kajian

Strukturalisme. Padang: Citra Budaya Indonesia.

Nurgiyantoro. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada.

Purwo.2010 . Paragmatik dan Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Kanisius.

Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia : Edisi Keempat. Jakarta:

Rani .2000. Pengajaran Pragmatik. Bandung : Angkasa

Salam. 2005. Pragmatik Bahan Ajar. Makassar: Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia FBS UNM.

Suyono. 2015 . Pragmatik Dasar- Dasar dan Pengajaran. Malang : FPBS IKIP

Malang.

Sumarsono. 2009. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tarigan, Henry Guntur. 2015. Pengajaran Pragmatik, Bandung : Angkasa

Tindak tutur direktif pada novel bidadari-bidadari surgakarya tere liye Teza dwi

putri, dian eka chandra wardhana, dan suryadi Program studi Pendidikan

Bahasa Indonesia Fkip universitas bengkulu.

Wijana,I Dewa Putu. 2006 Dasar-Dasar Pragmatik. Edisi 1

Wahid, Sugira, Juanda. 2005. Analisis Wacana. Makassar : Universitas Negeri

Makassar

Waluyo. 2002. Pengkajian Sastra Rekaan. Salatiga: Widyasari Press.

Yule, George. 2006. Pragmatik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 77: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

65

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 78: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

66

Lampiran 1

KORPUS DATA

No Memohon Pertanyaan Perintah Larangan Pemberian

izin

Nasihat

1. Arinda, ini

ada teman-

teman mas

Ian nih,

turun

sebentar.

Arinda, Abis

dari mana? Genta,

yan... lo

besok kan

motret

lagi, terus

kalo dapat

honor dari

temen

gue, loe

tanya dia

jabatannya

apa. Oke?

Ian,

jangan

dibuka,

jangan

dibaca!

Sukonto,

cepat..,

juga..yaa..kam

u bagus bab II

kamu selesai,

saya setuju

sekarang

Sukonto,

tapi Ian,

lebih baik

kamu

kuesioner

dulu.

Kerjakan

dulu yang

agak

mudah

2. Citra, heh

bengong

aja...pulang

yuk...

Genta, eh

juple...

desainnya

udah jadi

belom? Gue

bakar rumah

lo kalo belum

jadi.

Zafran,

nyanyi

boleh?

Ian,

jangan

dibaca, Ta.

Nono, boleh-

boleh aja

silahkan. Tapi

saya nggak

bisa ngasih

data

perusahaan ya.

Gembul,

kalo mau

naik

gunung

harus

bilang

sama

orang tua

dulu,

jangan

main-main

sama

alam.

3. Nonton aja

yuk?

4. Kerumah gue

lagi?

5. Ada nyokap

lo nggak?

6. Paper apa,

Din?

Page 79: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

67

7. Senin kerja,

Ta?

8. Woii Juple..

jadi main

nggak Lo?

9. Kenapa Lo?

10 Aaahh

enggak,

Dinda lagi

dimana?

Page 80: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

68

Lampiran II

Sinopsis

5 Cm

Donny Dhirgantoro

Judul Buku : 5 cm

NamaPengarang : Donny Dhirgantoro

Penerbit : PT. Grasindo

Tahun Terbit : 2005

Tebal Buku : 381 halaman

Cerita ini dimulai dari sebuah tongkrongan lima orang yang mengaku

dirinya “manusia-manusia agak pinter dan sedikit tolol yang sangat sok tahu”

yang telah kehabisan pokok bahasan pada waktu nongkrong sehingga akhirnya

cuma bisa ketawa-ketiwi. Mereka berlima adalah Arial, Riani, Zafran, Genta dan

Lan. Arial adalah sosok yang paling handsem diantara mereka semua. Riani pakai

kacamata ia adalah sosok yang cantik, cerdas dan seorang N-ACH sejati. Zafra,

adalah seorang penyair yang kebanyakan bimbang dalam hidupnya. Lan, ia adalah

tokoh yang paling gendut, subur diantara mereka dan kepalanya botak plontos.

Genta ia dianggap “the leader”, dengan badan yang ideal dengan rambut lurus

yang berjambul.Terdengar lembut dari tape mobil lan dalam sepanjang jalan

Diponegoro, Menteng. Kelima orang dalam mobil tersebut baru saja selesai

makan bubur ayam di Cikini. Mereka semua sepakat, untuk entah beberapa kali

nya, pergi kerumah Arial. Halaman rumah Arial yang cukup luas dan asri.

Semuanya teringat, tiga tahun yang lalu ketika baru beranggotakan empat orang

Page 81: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

69

dan belum menjadi “Power Rangers”. Tiba-tiba ada yang berkata “ Mungkin

sebaiknya kita ngga usah ketemu dulu”, Genta mengalirkan kalimat pendek. “Kita

bertemu lagi tanggal 14 agustus ya” Genta meyakinkan kawan-kawannya.

“Pokoknya nanti aku bikin reminder buat tanggal 14 agustus di handphone.

Tanggal 7 Agustus aku kasih tau planning nya aja lewat SMS, dimana kita akan

bertemu,” Lanjut Genta.

Pada tanggal 7 Agustus tepatnya pukul 09.00 pagi, Genta mengirim SMS

kepada ke-4 temannya. “Selamat pagi semuanya, gue kangen banget sama kalian

semuanya, sumpah !, tanggal 14 Agustus nanti kita bertemu di stasiun kereta api

senen jam 02.00.

Tiba tanggal 14 Agustus waktu menunjukkan Pukul 01.30. SIang itu

daerah stasiun senen panas sekali. Di stasiun senen, Genta bersama bawaannya

yang super banyak, menikmati makan siangnya di salah satu restoran Padang di

tempat itu.

Tiba-tiba muncul sosok Zafran terlihat oleh Genta dengan carriernya yang

cukup gede juga, baju orange menyala, celana pendek, dan kacamata eighties ala

Erik Estrada dalam Film CHIPs-membuat Zafran terlihat nyentrik. Sosok Lan dan

Riani yang penuh senyum berlari kecil memasuki Restoran Padang. Arial juga

datang dengan adiknya, bernama Dinda. Sekarang waktu menunjukkan pukul

setengah tiga lebih, mereka berenam dan barang bawaan yang hamir sama dengan

rombongan pecinta alampun, menuju ke kereta yang siap mengantar mereka ke

tujuan. Kereta ekonomi Matarmaja yang entah berapa lama melayani trayek

Malang-Jakarta dan sebaliknya ini terlihat tampak begitu tua dan kumuh dengan

Page 82: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

70

beberapa kaca yang telah pecah. Setelah membereskan barang bawaan, mereka

semua duduk, berhadap-hadapan.

Riani dan Dinda duduk berhadapan di pojok dekat dengan jendela. Genta

di sebelah Riani berhadapan dengan Arial, serta Zafran duduk di sebelah Arial

berhadapan dengan Lan. 5 menit kemudian kereta mulai beranjak meninggalkan

stasiun senen. Kereta bergerak dengan perlahan, sesekali mengeluarkan angin dari

sambungan gerbongnya. Lan kemudian bercerita tentang jumpalitannya selama

dua bulan. Ia yang tidak mudah menyerah, dua kali penolakan kuisionernya,

menakjubkannya Sukonto Legowo, Mas Fajar, Keriputnya tangan papa dan

mama, sidangnya, pokoknya semua Lan ceritakan di hadapan teman-teman.

Arial muali menceritakan tentang Indy, cewek yang telah merebut hatinya, Indy

yang parasnya biasa saja namun enak dipandang dan nggak ngebosenin, Indy

yang selalu mengisi hari-hari Arial sejauh ini.

Setengah malam telah terlewatkan. Kereta tua yang tak kenal dengan yang

namanya lelah itu mulai menyapa pemandangan kota-kota di Jawa Tengah,

melaju cepat di atas rel Jawa di malam hari.Jalan desa dan jalan perkotaan tua

yang damai dan mulai sepi. Pukul 02.30 pagi di stasiun Lempuyangan,

Yogyakarta. Genta, Riani, Zafran, dan Dinda turun dari kereta tua itu,

menginjakkan kaki di ubin putih yang mulai kekuningan di stasiun Lempuyangan

Yogyakarta. Mereka berjalan ke toilet stasiun yang ada di antara para pedagang

yang masih mencari sesuap nasi di pagi yang terasa lain di hati mereka.

Kemudian setelah turun di stasiun Lempuyangan mereka lekas berjalan

masuk ke kereta, Perlahan namun pasti, kereta mulai beranjak meninggalkan

Page 83: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

71

stasiun Lempuyangan. Kereta muali melaju dengan cepat melawi hutan jati antara

Madiun dan Nganjuk. Keenam anak tersebut sudah dari kantuknya, mereka mulai

bercanda lagi di dalam kereta. Pagi di luar terlihat sangat cerah seakan

berdatangan menyambut rombongan yang cukup jauh dari rumah ini. Setelah

mereka tiba di stasiun Malang. Matahari sore yang sudah enggan mengeluarkan

sinarnya datang menyambut. Sebelum meninggalkan kereta, sekali lagi mereka

memandangi kereta yang terdiam setelah melaju seharian penuh.

Kereta tua yang dalam diamnya telah bercerita banyak tentang

keberagaman manusia. Di satasiun Malang, Rombongan pecinta alam ini mulai

menarik perhatian banyak orang. Rasa pegal-pegal masih terasa setelah

perjalanan. Sehingga mereka memutuskan untuk istirahat sebentar di kursi stasiun

yang panjang, untuk sekedar meluruskan kaki dan menghilangkan penat, matahari

sore masih menyisakan sinarnya sedikit menembus pepohonan-pepohonan berada

di desa kecil.

Pada waktu sore itu di Tumpang banyak sekali kesibukan jip-jip

menunggu pendaki yang mulai berdatangan dari berbagai daerah. Penampilan

mereka mirip semua karena memang mereka memiliki satu tujuan yang sama

yaitu Mahameru.

Setalah itu mereka mulai melangkah, menyusuri jalan berbatu di desa yang

kemudian berbelok ke jalan setapak mungil menuju ke punggung Gunung

Mahameru. Perjalanan terus berlanjut menembus pepohonan di punggung

mahameru. Dari ketinggian pinggir lereng Gunung Mahameru, Ranu Kumbolo

perlahan muncul layaknya tetesan air raksasa yang jatuh dari langit dan membesar

Page 84: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

72

di hadapan mereka. Pukul 02. 00 pagi, dingin diatas 3000 Mdpl. Rombongan itu

berdiri di depan tenda.

Keenam anak itu tercengang melihat Gunung Mahameru dalam gelapnya malam.

Setelah membereskan tenda, mereka mulai bergerak melewati hutan cemara yang

gelap dengan penerangan seadanya.

Puncak Mahameru terlihat seperti sebuah gundukan pasir yang Besar

dengan taburan batu karang dimana-mana. Jalur pendakian terlihat terang di

terangi sinar bulan dan cahaya senter dari para pendaki Gunung Mahameru.

Matahari pagi mulai menampakkan sinarnya, sinar matahari pagi yang hangat

menyapa tubuh dingin mereka. Keenam anak itu seperti melayang saat

menjejakkan kaki di tanah tertinggi di Pulau Jawa. Waktu seperti berhenti

sejenak, dataran luas berpasir itu seperti sebuah papan besar yang menjulang

dengan indah di ketinggian menggapai langit. Di sekeliling mereka tampak langit

kebiru-biruan dengan sinar matahari yang begitu dekat. Awan putih mulai

berkumpul melingkar di bawah mereka. Asap putih yang tebal membubung di

depan mereka berada di mana-mana.

Para pendaki nampak berbaris teratur di puncak Mahameru. Di depan

barisan tertancap tiang bendera dari bambu berdiri sendiri dengan Background

kepulan asap/kabut Mahameru dan langit yang kebiru-biruan.“Biarkan keyakinan

mu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan mu. Dan…setelah itu

yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan

yang akan berbuat lebihbanyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama

Page 85: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

73

dari biasanya, leher yang akan lebih seringmelihat ke atas. Lapisan tekad yang

seribu kali lebih keras dari baja, hati yang akan bekerja lebih keras

dari biasanya serta mulut yang akan selalu berdoa…percaya pada 5 centimeter di

depan kening kamu” Kata yang diucapkan Zafran dengan penuh yakin.

Sepuluh tahun berlalu, minggu pagi di scret garden. Keluarga besar penuh

cerita itu berkumpul di bungalow secret garden. Riani dan Dinda memejamkan

matanya. Dan sekarang mereka menjadi seorang ibu. Bungalow secret garden

pada hari itu penuh denga do‟a, mimpi dan keyakinan yang tulus dalam hati

mereka. Akhirnya semua saling pandang dan tersenyum satu sama lain.

Tokoh dalam novel

1. Arial adalah lelaki terganteng diantara mereka, dan bertubuh

atletis

2. Riani ia adalah gadis berkacamata yang cantik cerdas serta

mengutamakan prestasi

3. Zafran adalah lelaki berbadan kurus, anak band, gokil, senang

bersyair serta membuat puisi-puisi, hidupnya terasa kurang

lengkap bila tidak bersyair selama sehari

4. Lan ia adalah tokoh penggemar bola, gemar makan terutama

makan indomie sekaligus penggemar artis Happy Salma

5. Genta adalah seoarang leader diantara mereka sehebat-

hebatnya Genta adalah sosok yang baik hati, seorang aktivis

kampus

Page 86: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

74

Lampiran III

Biografi Penulis

Donny Dhirgantoro lahir di kota Jakarta 27 Oktober 1978. Anak sulung dari

empat bersaudara ini menghabiskan seluruh waktunya dari kecil hingga besar di

kota Jakarta. Dia menyelesaikan pendidikan selama SMA di Jakarta, tepatnya di

SMA 6 Jakarta. Ia sangat membanggakan sekolah tersebut karena terdapat

kenangan-kenangan yang menyenangkan dan tak terlupakan. Kegemaran menulis

dan membaca sudah ada semenjak ia mulai dapat menulis dan membaca. Konon

hal ini akibat Ayahnya yang meletakkan banyak buku di sekitar ari-ari putra

sulungnya itu. Kegemaran menulis ini pernah mengantarkan Donny menjadi juara

pertama lomba menulis dan membaca puisi yang diselenggarakan oleh salah satu

instansi pemerintah. Salah satu kenangan yang tak terlupakan di sekolah adalah

ketika gurunya tak percaya bahwa dirinya sudah berhasil menulis puisi.

Sementara itu, di lingkungan tempat tinggalnya ia dipercaya menjadi ketua karang

taruna selama enam tahun berturut-turut, dengan alasan: karena dapat menulis

proposal.

Selepas masa SMA, ia melanjutkan pendidikan di STIE Perbanas Jakarta dan

aktif dalam kegiatan kampus. Pengalaman gagal mendapatkan beasiswa pada

salah satu kegiatan pelatihan kampus tidak membuatnya putus asa, tetapi pada

tahun berikutnya justru mengantarnya menjadi ketua penyelenggaranya. Ia

bersama teman-temannya berhasil mendapatkan beasiswa bagi peserta pelatihan.

Bahkan kadang-kadang tanpa di duga ia sering mendapatkan beasiswadari

Page 87: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

75

kampus. Saat-saat terbaik sebagai mahasiswa adalah ketika bergabung dalam

barisan menegakkan reformasi tahun 1998, yang membuatnya bangga menjadi

bagian dari bangsa yang besar ini.

Selain maniak film dan fotografi, ia juga senang berpetualang ke alam

terbuka. Hal ini sebagai salah satu penyembuh bagi otaknya yang selalu minta

berpikir keras. Setelah lulus kuliah ia sempat berpindah-pindah tempat kerja untuk

mencari pekerjaan yang tepat dan cocok, sebelum akhirnya tercatat sebagai

seorang Instructur/ Trainer di salah satu perusahaan Konsultan Sumber Daya

Manusia di Jakarta. Donny sekarang juga sebagai seorang novelis. Beberapa karya

di antaranya adalah novel 5 cm dan novel 2. novel 5 cm juga pernah difilmkan ke

layar lebar.

Page 88: TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL KARYA DONNY …

76

RIWAYAT HIDUP

Hikmah. Dilahirkan diLimpo Desa Mattirowalie Kec. Tanete

Riaja Kabupaten Barru pada tanggal 9 November 1998, dari

pasangan Ayahanda Kaharuddin dan Ibunda Halwiah. Penulis

masuk sekolah dasar pada tahun 2004 di SD INPRES LIMPO

Kabupaten Barru dan tamat tahun 2010, tamat SMPN 1 TANETE RIAJA tahun

2013, dan tamat SMA NEGERI 1 TANETE RIAJA tahun 2016. Pada tahun yang

sama (2016), penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah

Makassar jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia strata S1. Masa

pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar diakhiri dengan menulis

skripsi sebagai tugas akhir dengan judul ‟‟Tindak tutur direktif pada novel 5 cm

karya Donny Dhirgantoro’’.