TIMBUNAN

20
STABILISASI TANAH MENGGUNAKAN KAPUR ASAL PALANGGA KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA SEBAGAI LAPIS PONDASI BAWAH PADA PERKERASAN JALAN SKRIPSI Oleh A S T U T I E1 A1 09 024 PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2014

description

ANALISIS MATERIAL TIMBUNAN

Transcript of TIMBUNAN

  • STABILISASI TANAH MENGGUNAKAN KAPUR ASAL

    PALANGGA KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA

    SEBAGAI LAPIS PONDASI BAWAH PADA PERKERASAN

    JALAN

    SKRIPSI

    OlehA S T U T I

    E1 A1 09 024

    PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPILJURUSAN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS HALU OLEO

    KENDARI2014

  • ABSTRAKSering kita jumpai kondisi jalan- jalan dalam keadaan rusak. Salah satu contoh yaitu

    lapisan pondasi bawah (subbase course), penyebab dari kerusakan pada lapisan ini yaitukondisi tanah dasar yang kurang stabil, material konstruksi perkerasan yang kurang baik danproses pemadatan lapisan perkerasan yang kurang baik. Usaha-usaha untuk memperbaikitanah terganggu telah banyak dilakukan dengan metode stabilisasi tanah, diantaranyastabilisasi dengan kapur, stabilisasi dengan semen, stabilisasi dengan aspal emulsi, ataudengan pasangan geomembran.

    Dalam penelitian ini bahan yang digunakan adalah tanah asal Motewe KecamatanLasalepa Kabupaten Muna yang kemudian diuji di laboratorium Mekanika Tanah, FakultasTeknik Universitas Halu Oleo dengan cara mengukur nilai IP dan nilai CBR tanah yangsebelum distabilisasi dan setelah distabiisasi dengan batu kapur agar diketahui ukuranspesifikasi yang ditetapkan (IP20%) agar dapat digunakan sebagai lapisanpondasi bawah jalan.

    Dari hasil pengujian dan pemeriksaan yang dilakukan dimana hasil analisa sebelumdistabilisasi yakni nilai IP = 13,59% dan CBR = 5,47% . Belum memenuhi spesifikasiuntuk digunakan sebagai lapis pondasi bawah dengan mengacu pada spesifikasi yangdisyaratkan (IP20%). Sedangkan setelah distabilisasi dengan batu kapuryakni nilai IP mengalami penurunan yang signifikan pada penambahan 20% batu kapuryaitu IP turun sebesar 6,64%, dan penambahan persentase batu kapur akan meningkat nilaiCBR secara linear, dimana naik sebesar 24,37% pada penambahan 20%. Dalam hal ini dapatditarik kesimpulan bahwa tanah lempung berplastisitas sedang asal motewe setelahdistabilisasi dengan batu kapur memenuhi spesifikasi untuk digunakan sebagai lapis pondasibawah dengan mengacu pada spesifikasi yang disyaratkan (IP20%).

    Kata kunci: stabilisasi tanah, batu kapur, CBR , lapis pondasi bawah jalan

  • 1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

    Jalan merupakan prasarana transportasi yang paling banyak digunakan olehmasyarakat indonesia untuk melakukan mobilitas keseharian sehingga volume kendaraanyang melewati suatu ruas jalan mempengaruhi kapasitas dan kemampuan dukungnya. Seringkita jumpai kondisi jalan- jalan dalam keadaan rusak. Kerusakan struktur lapisan perkerasanjalan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu contoh yaitu lapisan pondasi bawah(subbase course), penyebab dari kerusakan pada lapisan ini yaitu kondisi tanah dasar yangkurang stabil,material konstruksi perkerasan yang kurang baik dan proses pemadatan lapisanperkerasan yang kurang baik.

    Pada penelitian ini digunakan tanah asal motewe kecamatan lasalepa kabupatenmuna. Contoh tanah ini akan ditingkatkan mutunya (distabilisasi) menggunakan batu kapurasal palangga kabupaten muna. Stabilisasi tanah dengan kapur ini diharapkan dapat menjadialternatif penggunaan material yang biasanya menggunakan sirtu. Penelitian ini diharapkandapat memberikan informasi mengenai kelayakan stabilisasi tanah menggunakan kapursebagai lapisan perkerasan sub-base.

    Usaha-usaha untuk memperbaiki tanah terganggu telah banyak dilakukan denganmetode stabilisasi tanah, diantaranya stabilisasi dengan kapur, stabilisasi dengan semen,stabilisasi dengan aspal emulsi, atau dengan pasangan geomembran. Dalam penelitian, bahanstabilisasi yang dipergunakan untuk menanggulangi masalah tanah adalah batu kapur dengankadar air yang bervariasi yaitu 0%, 5%, 10%,15%, 20%, dengan masa perendaman 4 hari.Banyaknya bahan kapur yang digunakan dalam pencampuran adalah 2% sampai 15%dihitung terhadap berat kering tanah berdasarkan tata cara pembuatan rencana stabilisasitanah dengan kapur untuk jalan sesuai SNI 03-3437-1994. Atas dasar itu penulis hanyamengambil presentase penambahan kapur dengan kadar air yang bervariasi yaitu 0%, 5%,10%, 15%, 20%.

    Batu kapur adalah batuan sedimen yang terdiri dari mineral kalsit, dengan konstituenutama lainnya berupa; silika, batu pasir, dan tanah liat. Sumber utama kalsit adalah organismeumum laut. Kapur yang yang digali dan diekstraksi dari daerah yang awalnya dibentuk daridaerah dangkal laut jutaan tahun sebelumnya. Kapur terbentuk dekat dengan permukaan bumiyang mengandung fosil tanaman dan kehidupan hewa. Batu kapur sebagai bahan stabilitas(stabilitas agent) tanah dasar telah lama digunakan untuk pembutan jalan raya seperti diroma,yunani, india, cina (oglesby dan hicks, 1996). Selain sebagai bahan stabilitas tanah, batukapur dapat juga digunakan sebagai bahan pondasi, urugan, dan bahan campuran dalam

  • pembuatan semen portland. Penggunaan batu kapur sebagai urugan disebabkan karena batukapur memiliki daya dukung yang cukup baik. Kemudian untuk mendapatkannya relativemudah dan harganya relatif murah.

    Lapis pondasi bawah (subb-base) sangat diperlukan sehubungan dengan terlalulemahnya daya dukun tanah dasar terhadap beban roda-roda dan lapisan ini berfungsi untukmendukung dan menyebarkan beban dari roda-roda tersebut. Untuk mengetahui kelayakancampuran tanah dengan kapur sebagai perkerasan lapisan pondasi bawah dilakukan ujicalifornia bearing ration (CBR).

    Latar belakang masalah diatas menjadi dasar dalam penelitian ini dengan menstabilisasitanah dengan menggunakan batu kapur sebagai bahan pembuatan struktur lapisan perkerasanjalan, yang ditinjau pada lapisan subbase course. Dalam penelitian ini merupakan langkaawal dalam mengatasi kerusakan jalan.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan suatu permasalahanyaitu:

    karakteristik tanah yang distabilisasi dengan kapur

    pengaruh penambahan kapur pada tanah terhadap kekuatan daya dukung tanah.

    1.3 Tujuan penelitianTujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:

    Menganalisa karakteristik tanah yang dicampur dengan kapur

    Menganalisa pengaruh penambahan kapur pada tanah terhadap kekuatan dayadukung tanah.

    Menganalisa kelayakan tanah yang distabilkan dengan kapur sebagai lapisanpondasi bawah pada suatu perkerasan jalan.

    1.4 Manfaat penelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kelayakan stabilisasi

    tanah menggunakan kapur sebagai lapis perkerasan sub-base.

  • 1.5 Batasan masalahPenelitian menggunakan tanah yang diambil dari desa motewe kecamatan lasalepa

    kabupaten muna sulawesi tenggara, tanah yang diambil dengan cara penggalian padakedalaman di bawah 0,5 meter. Tanah akan diuji batas-batas atterberg-nya untukmendapatkan indeks plastisitasnya, dan selanjutnya dicampur dengan kapur sebanyak 5%,10%, 15%,20%. Campuran tanah dan kapur tersebut akan dipadatkan menggunakan metodemodified proctor. Kemudian, campuran tanah-kapur dengan kadar air optimum akan diujikekuatan melalui uji CBR. Untuk mengetahui apakah campuran tersebut layak dipakaisebagai lapian pondasi bawah berdasarkan aturan nasional yang berlaku.

    1.6 Lokasi pengambilan sampelLokasi pengambilan sampel tanah diambil Di Desa Motewe Kecamatan LasalepaKabupaten Muna dan bahan stabilisasi berasal dari Palangga Kecamatan Duruka

    Kabupaten Muna (Gambar1.1)

    Gambar 1.1 Peta Lokasi Pengambilan Sampel

    Lokasi pengambilan sampel batukapur

  • 2. METODE PENELITIAN2.1 Waktu dan Tempat Penelitian

    2.1.1 Waktu PenelitianAdapun penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih satu (1) bulan.

    2.1.2 Tempat PenelitianPenelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik

    Sipil Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo, Kota Kendari, Provinsi SulawesiTenggara.

    2.1.3 Pengambilan SampelPemilihan lokasi pengambilan sampel dilakukan untuk mengetahui

    karakteristik tanah. pada pengambilan sampel material tanah, dilakukan di tempatpenggalian yang terletak di daerah motewe kecamatan lasalepa kab. Muna danuntuk alat pengambilan sampel dilapangan menggunakan cangkul. Sedangkanuntuk bahan stabilisasinya menggunakan sampel kapur yang berasal dari desapalangga kecamatan duruka kabupaten muna.

    2.2 Persiapan MaterialTahapan pertama dari kegiatan penelitian ini adalah persiapan material, yaitu

    pengambilan contoh tanah. Pengambilan tanah diilakukan dengan cara penggalianmengunakan cangkul.

    2.3. pengujian tanah asliSetelah mendapatkan contoh tanah, tanah di jemur untuk mendapatkan kondisi

    kering udara. Setelah itu dilakukan pengujiian-pengujian awal pada tanah asli,Meliputi:

    - Suatu hal yang penting pada tanah berbutir halus adalah plastisitasnya. Hal inidisebabkan adanya mineral lempung dalam tanah. Plastisitas adalah kemampuantanah menyesuaikan perubahan bentuk pada volume konstan tanpa retak-retakatau remuk. Bergantung pada kadar air, tanah dapat berbentuk cair, plastis, semi-padat, atau padat. Kedudukan fisik tanah berbutir halus pada kadar air tertentu disebut konsisten. Batas-batas cair, plastic, dan susut tanah kita kenal dengansebutan batas atterberg (atterberg limit).Sebelum melakukan uji atterberg limit, contoh tanah kering udara diayak terlebihdahulu sampai lolos saringan nomor 40 ASTM, lalu dicari kadar air awalnya.

  • Setelah itu dilakukan tiga pengujian yaitu uji liquid limit, plastic limit, danshrinkage limit. Dari uji liquid limit dan plastic limit akan mendapatkan nilaiindeks plastisitas.

    - Uji spesific gravityUji spesific gravity juga menggunakan contoh tanah yang lolos saringan nomor40 ASTM, tetapi dalam kondisi kering oven. Dari uji ini kita akan mendapatkannilai spesivic gravity tanah didefinisikan sebagai perbandingan antara beratvolume butiran padat dengan berat volume air pada temperatur 4c.

    - Uji pemadatanUji pemadatan yang dilakukan menggunakan metode modified proctor. Dari ujiini kita akan mendapatkan nilai kadar air optimum dan berat kering maks. Darikurva pemadatan.

    - Uji CBR2.4 pencampuran tanah dengan kapur

    Setelah melakukan pengujian-pengujian awal, tanah akan dicampur dengan kadar5%, 10%, 15%, dan 20%. Persentase kadar kapur tersebut berada dalam kondisi benar-benar kering (kadar air 0%). penulis memakai kapur dalam kondisi kering oven untukmemastikan kadar airnya benar-benar 0%.

    Pengujian pertama yang akan dilakukan adalah uji atterberg limit. Tanah aslidiayak sampai lolos saringan nomor 40 ASTM sampai mendapatkan kurang lebih 2kilogram yang akan dibagi menjadi 5% sampai dengan 20% seperti yang telahdisebutkan sebelumnya.

  • 3. HASIL DAN PEMBAHASAN3.1. Hasil Penelitian

    Sampel tanah yang digunakan dalam penelitian adalah sampel uji tanah yang berasaldari daerah motewe kecamatan Lasalepa kabupaten Muna pada kedalaman kurang lebih 0.5m seperti terlihat pada Gambar 4.1. Pengambilan sampel dilakukan dibeberapa titiksepanjang 200 m, dimana setiap titik diambil sepanjang 50 m. Jadi, semua titik pengambilansampel ada empat titik. Dari ke empat titik pengambilan sampel tersebut bila diamati secarafisik warna tanahnya cenderung sama. Sedangkan bahan stabilisasi (batu kapur) berasal dariPalangga Kecamatan duruka Kabupaten Muna seperti pada Gambar 4.2

    Gambar 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Asli

    Gambar 3.2 Lokasi Pengambilan Sampel Batu KapurHasil penelitian secara detail terdapat pada lampiran dan uraian secara garis besar

    adalah sebagai berikut:

    3.1.1 TanahHasil pemeriksaan tanah asli asal motewe Kecamatan Lasalepa berdasarkan spesifikasi

    untuk lapisan pondasi bawah meliputi batas-batas Atterberg, analisa distribusi butiran,kepadatan, kadar air optimum, berat jenis, CBR seperti pada Tabel 3.1. Sedangkan hasilpercobaan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.

  • Tabel 3.1 Hasil Pemeriksaan Tanah Asli.

    PemeriksaanHasil

    PemeriksaanSpesifikasi

    Kadar Air (%) 11,66 -Batas Cair (%) 29,96% -Batas Plastis (%) 16,36% -Indeks Plastisitas (%) 13,59% Max 10Berat Jenis (gram/cm3) 2,40% -Berat kering maksimum (MDD) 1,86 gr/cm3 -Kadar air optimum (OMC) 9,49% -CBR (%) 5,47% Min 20Sumber : Hasil Pemeriksaan

    Dari tabel diatas terlihat bahwa tanah asli ini belum memenuhi spesifikasi untukdijadikan sebagai lapis pondasi bawah, maka dari itu di perlukan stabilisasi pada tanah asli.3.1.2. Campuran Tanah Dengan Bahan Stabilisasi

    Beberapa pengujian dilakukan terhadap campuran tanah dan bahan stabilisasi batukapur dalam berbagai variasi campuran bahan stabilisasi. Pengujian tersebut meliputipengujian sifat mekanik yang berupa pengujian pemadatan CBR (California Bearing Ratio),serta pengujian sifat fisik yang meliputi pengujian berat jenis (Gs), pengujian batas-batasAtterberg, dan indeks plastisitas.

    Variasi campuran pada penelitian ini adalah sebagai berikut:1. campuran tanah asli 95% dan batu kapur 5%2. campuran tanah asli 90% dan batu kapur 10%3 campuran tanah asli 85% dan batu kapur 15%4. campuran tanah asli 80% dan batu kapur 20%Hasil dari berbagai pengujian tersebut diuraikan sebagai berikut:

    3.1.2.1 Pengujian Sifat Fisik TanahPengujian dari sifat fisik tanah, meliputi pengujian specific gravity (Gs) dan

    batas-batas Atterberg dengan hasil seperti ditunjukkan pada Lampiran atau ringkasnyadalam Tabel 4.2 sebagai berikut:

  • Tabel 3.2 Karakteristik tanah dalam beberapa campuran bahan stabilisasi

    UraianTanah

    Asli

    tanah asli

    +

    Kapur 5%

    tanah asli

    +

    Kapur 10%

    tanah asli

    +

    Kapur 15%

    tanah ali

    +

    Kapur 20%

    Berat Jenis (Gs)Batas Cair

    Batas Plastis

    Indeks Plastis (IP)

    2,4029,9616,3613,59

    2,4925,8916,649,25

    2,5127,72

    19,478,25

    2,5526,0818,71

    7,46

    2,6026,6920,056,64

    Sumber : Hasil Pemeriksaana. Batas cair cenderung menurun dengan semakin meningkatnya presentase campuran

    batu kapur.b. Batas plastis cenderung naik dengan meningkatnya presentase batu kapur .c. Indeks plastisitas cenderung menurun dengan meningkatnya presentase batu kapur.d. Sedangkan berat jenis meningkat dengan meningkatnya prosentase kapur batu dalam

    campuran tanah.

    3.1.2.2 Pengujian Sifat Mekanik Campuran Tanah Dengan Bahan StabilisasiPengujian dari sifat mekanik tanah meliputi pengujian Pemadatan CBR

    (California Bearing Ratio), dengan hasil seperti ditunjukkan pada Lampiran dalamTabel 4.3 sebagai berikut:Tabel 4.3 Hasil pengujian kepadatan CBR tanah asli dengan beberapa persentasecampuran bahan stabilisasi dengan metode pemadatan Standar Proctor.

    Sumber :

    Hasil

    Pemer

    iksaan

    D

    ari Tabel 3.4 hasil pengujian sifat-sifat teknis terhadap tanah campuran terlihat bahwanilai kadar air optimum mengalami kenaikan yakni tanah asli sebelum distabilisasisebesar 9,49% dan setelah distabilisasi dengan campuran kapur 5% di dapat nilai=12,29% , pada campuran kapur 10% =23,17% ,campuran kapur 15% =12,37% ,dan

    Uraian Tanah

    asli

    tanah asli

    +

    Kapur 5%

    tanah asli

    +

    Kapur

    10%

    tanah asli

    +

    Kapur

    15%

    tanah asli

    +

    Kapur

    20%

    Kadar Air Optimum(OMC)(%)KerapatanKeringMaks

    (MDD)(gr/cm3)CBR

    9,491,685,47

    12,291,6011,98

    23,171,4516,27

    12,371,70

    20,11

    13,271,78

    24,37

  • campuran 20% =13,27%. Sedangkan harga CBR naik dengan pertambahan campuranbatu kapur yaitu tanah asli sebelum distabilisasi sebesar =5,47% ,dan setelahdistabilisasi dengan campuran kapur 5% =11,98% ,campuran kapur 10% =16,27%,campuran 15% =20, 11% , campuran 20% =24,37%.:

    Tabel 3.4. karakteristi tanah sebelum dan sesudah distabilisasi dengan kapur

    N

    o.

    Tanah + Bahan

    Stabilisasi

    Berat

    Jenis

    (gr/cm3)

    Batas

    Cair (%)

    Batas

    Plastis

    (%)

    IndeksPlastis (%)

    Wopt

    (%)

    mak

    s

    (gr/cm)

    CBR(%)

    1.

    2.

    3.4.

    5.

    Tanah Asli

    Tanah+5% batu kapurTanah+10% batu kapur

    Tanah+15% batu kapurTanah+20% batu kapur

    2,402,492,512,552,60

    29,9625,8927,72

    26,0826,69

    16,3616,6419,4718,7120,05

    13,599,258,257,466,64

    9,4912,2923,17

    12,3713,27

    1,681,601,451,701,78

    5,47

    11,9816,2720,1124,37

    Sumber : Hasil PemeriksaanDari Tabel 4.5. nilai tanah asli sebelum di stabilisasi pada penelitian berat jenis

    =2,40gr/cm3 ,batas cair = 29,96% ,batas plastis =16,96% , indeks plastis = 13,59% danCBR =5,47%. Kemudian nilai tanah setelah distabilisasi dengan campuran kapur 5%berat jenis mengalami kenaikan sebesar 2,49gr/cm3 dan trus naik setelah dicampurkapur 10% =2,51gr/cm3, 15% =2,55gr/cm3 ,20% =2,60 gr/cm3. Batas cair cenderungmenurun setelah dicampur kapur 5% yakni 25,89 dan terus turun pada campuran 10%=27,72%, 15% =26,08% ,20% =26,26%. Batas palstis cenderung naik pada campuran5% yakni 16,64% dan terus naik pada campuran 10% =19,47%, 15% =18,71%, 20%=20,05%. Nilai indeks plastis cenderung menurun pada campuran 5% yakni 9,25 danterus turun pada campuran 10% =8,25% , 15% =7,46% , 20% =6,64%. Dan nilai CBRmengalami kenaikan pada campura 5% sebesar 11,98% dan terus naik pada campuran10% =16,27%, 15% =20,11% , 20% =24,37%. Terlihat bahwa nilai Indeks Plastismenurun dan besarnya nilai CBR meningkat bertambahnya persentase bahan stabilisasiyakni IP dari tanah asli sebesar 13,59% ,menjadi 6,64% pada penambahan kapur 20%dan besarnya nilai CBR mencapai 24,37% pada penambahan 20% bat kapur. Dari datatersebut dapat disimpulkan bahwa tanah asli setelah distabilisasi dengan kapur padapenambahan 20% memenuhi spesifikasi untuk digunakan sebagai lapis pondasi bawahdimana nilai IP20%. (pedoman perencanaan tebal perkerasanlentur).

  • 3.2 Pembahasan3.2.1 Tanah asli

    Penelitian melalui pengujian yang dilakukan terhadap tanah asli seperti tercantumpada Tabel 3.1 yang menggambarkan karakteristik kondisi tanah asli. Ditinjau daridistribusi butiran didapatkan 7,83% lolos saringan No. 200 dengan Plasticity Index (PI)sebesar 13,59% dan batas cair (LL) 29,96%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tanahasli asal Motewe Kecamatan Lasalepa adalah tanah yang memiliki Indeks Plastisitassedang.

    3.2.2. Hasil Stabilisasi Tanah Asli dengan Batu Kapur3.2.2.1 stabilisasi terhadap batas-batas Atterberg

    penambahan bahan stabilisasi batu kapur, pada percobaan batas-batas Atterbergtanah asal Motewe Kecamatan Lasalepa adalah sebagai berikut.Tabel 3.5. Pengaruh penambahan batu kapur terhadap batas-batas Atterberg

    UraianTanah

    Asli

    Campurantanah asli

    +

    Kapur 5%

    Campuran

    tanah asli

    +

    Kapur

    10%

    Campuran

    tanah asli

    +

    Kapur

    15%

    Campuran

    tanah asli

    +

    Kapur

    20%

    Batas Cair (LL)Batas Plastis (PL)

    Plasticity Index(PI)

    29,44%16,36%13,59%

    25,8916,649,25

    27,72

    19,478,25

    26,0818,717,46

    26,6920,056,64

    Batas cair cenderung menurun dengan semakin meningkatnya presentase campuranbatu kapur yakni tanah asli sebelum di distabilisasi kapur sebesar 29,44 dan setelahdistabilisasi dengan campuran 5% yakni =25, 89, campuran 10% =27,72, campuran15% =26,08%, dan campuran 20% =26,69%.

    Batas plastis cenderung naik dengan meningkatnya presentase batu kapur yaknitanah asli sebelum distabilisasi sebesar 16,36% dan setelah distabilisasi dengancampuran 5% yakni =16,64%, campuran 10% =19,47%, campuran 15% =18,71%,campuran 20% =20,05%.

    Indeks plastis cenderung menurun dengan meningkatnya nilai presentase batu kapuryakni tanah asli sebelum distabilisasi sebesar 13,59 dan setelah distabilisasi dengan

  • campuran 5% yakni =9,25%, campuran 10% =8,25%, campuran 15% =7,46%,campuran = 6,64%.

    Grafik Liquid Limit Terhadap Penambahan Batu Kapur

    Gambar 3.3 Grafik Liquid Limit Terhadap Penambahan % Batu Kapur

    Grafik Plastic Limit Terhadap Penambahan Batu Kapur

    Gambar 3.4 Grafik Plastic Limit Terhadap Penambahan % Batu Kapur

    Grafik Plastic Limit Terhadap Penambahan Batu Kapur

    10

    20

    30

    0 5 10 15 20 25

    Batas

    Cair (

    LL)

    Batas Cair (LL)

    Linear (Batas Cair(LL))

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    0 5 10 15 20 25

    Batas

    Plast

    is(PL

    )

    % penambahan batu kapur

    % penambahan batu kapur

  • Gambar 3.5 Grafik Plastic Limit Terhadap Penambahan % Batu KapurDari gambar grafik indeks plastisitas di atas terlihat bahwa tren nilai indeks

    plastisitas tanah akan menurun seiring bertambahnya persentase kapur. Hal inimenunjukkan bahwa tanah menjadi lebih berbutir. Dengan begitu, penambahan kapurakan meningkatkan mutu tanah dari segi kekuatannya. Sifat-sifat ini sangat cocok jikaditerapkan untuk perkerasan jalan.

    3.2.2.2 Stabilisasi terhadap Berat Jenis (Gs)Pada penelitian ini telah dilakukan percobaan stabilisasi dari campuran batu kapur

    terhadap tanah asli lempung di daerah motewe Kecamatan lasalepa, yaitu perubahanberat jenis (GS), seperti terlihat padaTabel 3.7 dan Gambar 3.6:

    UraianTanah

    Asli

    Tanah asli

    +

    Kapur 5%

    Tanah asli

    +

    Kapur 10%

    Tanah asli

    +

    Kapur 15%

    Tanah asli

    +

    Kapur

    20%

    Berat Jenis

    (Gs)2,40 2,49 2,51 2,55 2,60

    Dari tabel 3.7 Berat jenis meningkat dengan meningkatnya persentase kapurdalam campuran tanah yakni tanah asli sebelum distabilisasi sebesar 2,40gr/cm3 dansetelah distabilisasi dengan campuran kapur 5% didapat nilai 2,49gr/cm3, campuran

    02468

    10121416

    0 5 10 15 20 25

    indek

    spla

    stisit

    as

    Indeks Plastisitas

    % penambahan batu kapur

  • kapur 10% =2,51gr/cm3, campuran kapur 15% =2,55gr/cm3 dan campuran 20%=2,60gr/cm3. Meskipun kenaikannya tidak terlalu signifikan.

    grafik Penambahan Batu Kapur Terhadap Berat Jenis

    Gambar 3.6 grafik Penambahan Batu Kapur Terhadap Berat Jenis

    Dari grafik diatas terlihat bahwa seiring bertambahnya batu kapur. Nilai specificgravity juga cenderung naik, meskipun kenaikannya tidak terlalu signifikan.

    3.2.2.3 Stabilisasi Batu Kapur pada kepadatan kering maksimum dan CBR.penambahan batu kapur terhadap nilai kepadatan kering maksimum pada contoh

    tanah campuran yang dipadatkan dengan metode Modified Proctor, dapat dilihat padaTabel 3.8 yaitu meliputi nilai kepadatan kering maksimum (dmaks), optimum moisturecontent (OMC), dan nilai CBR.

    Tabel 3.8 Pengaruh batu kapur terhadap karakteristik pemadatan dan nilai CBRTabel 3.8 Pengaruh batu kapur terhadap karakteristik pemadatan dan nilai CBR

    UraianTanah

    Asli

    Tanah

    asli

    +

    Kapur

    5%

    Tanah

    asli

    +

    Kapur

    10%

    Tanah

    asli

    +

    Kapur

    15%

    Tanah

    asli

    +

    Kapur

    20%

    22,12,22,32,42,52,62,7

    0 5 10 15 20 25

    Gs

    GsLinear (Gs)

    % penambahan batu kapur

  • Kadar Air Optimum(OMC)(%)Kerapatan Kering Maks (MDD)(gr/cm3)

    CBR

    9,491,865,47

    12,291,6011,98

    23,17

    1,4516,27

    12,37

    1,7020,11

    13,27

    1,7824,37

    Dari tabel datas terlihat bahwa kadar air optimum cenderung meningkat denganbertambahnya persentase kapur yakni kadar air optimum untuk tanah asli sebelumdistabilisasi yaitu =9,49 % dan setelah distabilisasi dengan kapur 5% = 12,29% danterus meningkat dengan penambahan kapur 10% =23,17 %, kapur 15% =12,37% ,kapur 20% =13,27%. Sedangkan untuk kerapatan kering maks ( d) cenderung menurundengan bertambahnya persentase kapur yakni tanah asli sebelum distabilisasi =1,86gr/cm3 dan setelah distabilisasi dengan kapur 5% = 1,60 gr/cm3 dan terus menurunpada penambahan kapur 10% =1,45 gr/cm3 , kapur 15% =1,70gr/cm3 ,kapur 20%=1,78gr/cm3. Dan nilai CBR tanah asli sebelum distabilisasi dengan kapur = 5,47% danmeningkat nilainya setelah distabilisasi dengan kapur 5%=11,98% dan nilai terusmeningkat dengan penambahan persentase kapur 10%= 16,27% dan kapu 15%=20,11% , dan kapur 20% =24,37%

    Grafik hubungan penambahan batu kapur terhadap nilai Wopt

    Gambar 3.7 Hubungan % Penambahan Batu Kapur Terhadap Nilai WoptGambar 3.7 memperlihatkan tren nilai kadar air optimum naik dengan

    bertambahnya presentasase batu kapur meskipun kenaikannya tidak terlalu signifikan.

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    0 5 10 15 20 25

    Wopt

    Linear (Wopt)

    % penambahan batu kapur

  • Grafik Penambahan Batu kapur Terhadap Nilai maks

    Gambar 3.8 Hubungan %Penambahan Batu kapur Terhadap Nilai maks

    Gambar 3.8. menunjukkan tren nilai kepadatan kering maksimum (dmaks)turun dengan bertambahnya presentase campuran batu kapur meskipunpenurunannya tidak terlalu signifikan.

    Garfik Penambahan Batu kapur Terhadap Nilai

    Gambar 3.9. Hubungan %Penambahan Batu kapur Terhadap Nilai CBRGambar 3.9 yang memperlihatkan bahwa nilai CBR meningkat dengan

    bertambahnya prosentase batu kapur, dimana kenaikan pada campuran 15% batu kapurmencapai 20,11% dan pada campuran 20% batu kapur mencapai 24,37% untuk nilai

    1,31,41,51,61,71,81,92

    0 5 10 15 20 25

    ydma

    ks

    ydmaksLinear (ydmaks)

    05

    1015202530

    0 5 10 15 20 25

    CBR

    CBRLinear (CBR)

    % penambahan batu kapur

    % penambahan batu kapur

  • CBR. Dengan kenaikan nilai CBR tersebut, maka tanah asli setelah distabilisasi batukapur sudah tergolong tanah keras dan memenuhi spesifikasi Bina Marga untukdijadikan lapisan konstruksi jalan (persyaratan CBR harus > 20%). (Pedomanperencanaan tebal perkerasan lentur).

    PENUTUP5.1 Kesimpulan

    Dari hasil pengujian dan pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah,Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo, dimana hasil analisa data dan penelitian tanah asalMotewe Kecamatan Lasalepa Kabupaten Muna, sebelum distabilisasi yakni nilai IP =13,59% dan CBR = 5,47% . Belum memenuhi spesifikasi untuk digunakan sebagai lapispondasi bawah dengan mengacu pada spesifikasi yang disyaratkan (IP20%).

    Kemudian nilai tanah asli setelah distabilisasi dengan campuran kapur yaitu Nilaiindeks plastis cenderung menurun pada campuran kapur 5% yakni 9,25 dan terus turun padacampuran 10% =8,25% , 15% =7,46% , 20% =6,64%. Dan nilai CBR mengalami kenaikanpada campuran kapur 5% sebesar 11,98% dan terus naik pada campuran 10% =16,27%,15% =20,11% , 20% =24,37%. Terlihat bahwa nilai Indeks Plastis menurun dan besarnyanilai CBR meningkat.

    Bertambahnya persentase bahan stabilisasi yakni IP dari tanah asli sebesar 13,59%,menjadi 6,64% pada penambahan kapur 20% Hal ini menunjukkan bahwa tanah menjadilebih berbutir dan besarnya nilai CBR mencapai 24,37% pada penambahan 20% batu kapur.Dengan kenaikan nilai CBR tersebut, maka tanah asli setelah distabilisasi batu kapur sudahtergolong tanah keras. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik tanah aslisetelah distabilisasi dengan kapur pada penambahan 20% memenuhi spesifikasi untukdigunakan sebagai lapis pondasi bawah dimana nilai IP20%.(pedoman perencanaan tebal perkerasan lentur)5.2 SARAN

    Dari hasil pembahasan dan kesimpulan yang diuraikan diatas, maka penulismengemukakan saran, yaitu:

    1. Tanah asal motewe Kecamatan lasalepa yang telah distabilisasi dengan batu kapur layakdigunakan sebagai lapisan pondasi bawah dengan mengacu pada spesifikasi yangdisyaratkan (IP20%).

  • 2. Untuk pemeriksaan tanah lempung berplastisitas sedang dengan bahan stabilisasiselanjutnya dianjurkan dilakukan dengan cermat dan teliti mengingat tanah ini sangatberpengaruh terhadap konstruksi lapisan pada konstruksi jalan.

    DAFTAR PUSTAKAAnonim (1989) SNI 03-1744-1989 metode pengujian CBR LaboratoriumAnonim (1990), SNI 03-1965-1990 Tentang Pemeriksaan Kadar AirAnonim (1990) SNI 03-1966-1990 Cara Uji Penentuan Batas Plastis Dan Indeks

    Plastisitas Tanah.Anonim (1994) SNI 03-3422-1994 Cara Uji Analisa Butir TanahAnonim (1994) SNI 03-3437-1994 tata capra pembuatan rencana stabilisasi tanah

    dengan kapur untuk jalan.Anonim (2002) pt T-01-2002-B pedoman perencanaan tebal perkerasan lenturAnonim (2008) SNI 1743-2008 cara uji kepadatan berat untuk tanahDas, Braja M, (1985), Mekanika Tanah, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

    Guritno, H., (1999), Stabilisasi Tanah Berplastisitas Tinggi dengan Bahan Kimia, TugasAkhir, Jurusan Teknik Sipil, FTSP-ITS, Surabaya

    Minaroy, Teodore Ignatius. (2011). Stabilisasi tanah residual depok Dengan KapurSebagai Lapisan Perkerasan, Tugas Akhir dijurusan teknik sipil, Universitas Indonesia.Soedarmo, G. D dan purnomo, S. J. E. (1997). Mekanika Tanah I. Jogjakarta: penerbit

    kanisiusSukirman,S 2003. Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.Yolanda, Fira (2011). Stabilisasi Tanah Residual Depok dengan Semen pada lapisanperkerasan sub-base.