Tim Pokja Skp

download Tim Pokja Skp

of 6

description

n

Transcript of Tim Pokja Skp

TIM PROGRAM KERJASASARAN KESELAMATAN PASIEN

Ketua : dr. Budiman, Sp.PD1. dr. Djajono, Sp.B2. dr. Marcelinus Kowira, Sp.OG3. dr. Hendro, Sp.An4. dr. Edwin Layarda5. Rudini Rizal Bahri6. Oktaviana7. Maurisius Maradona8. Mustaqim 9. Musmulyadi10. Meydi Hutoyo11. Yunda Rahmatika12. Erison13. Asfihan14. Sigit Pribadi15. Afridariani16. Alina17. Afri Riani Putri18. Sri Wahyuningsih19. Syahfika Oktayumi20. Mimi21. Evi Andaryuni22. Punjung Tri Hanggono23. Ratih Permatasari24. Celvyya25. Sin Sin26. Zulkarnaen27. FerryPROGRAM KERJA(SASARAN KESELAMATAN PASIEN)

Mungkin Anda masih ingat jika buletin akreditasi edisi 1 sudah mengenalkan 15 pokja yang harus dihafalkan dan dipahami. Nah, edisi ini dan selanjutnya mulai akan masuk dalam pembahasan yang lebih rinci dari masing-masing pokja, mulai dari pokja 1 (SKP) sampai dengan pokja 15 (MFK). Dengan harapan para staf dan pimpinan Kharitas Bhakti mampu melaksanakan pelayanan sesuai standar akreditasi.Keselamatan pasien adalah unsur yang paling penting dalam pelayanan kesehatan, oleh karena itu SKP merupakan salah satu babDASARdalam penilaian akreditasi selain HPK, PPK dan PMKP.Cara Melaksanakan dan Menerapkan SKP di RS :Harus diingat bahwa SKP ada 6 sasaran, antara lain :1. Ketepatan identifikasi pasien2. Peningkatan Komunikasi efektif3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert)4. Kepastian tepat lokasi (sisi), tepat prosedur dan tepat pasien operasi5. Pengurangan risiko infeksi melalui 6 langkah cuci tangan6. Pengurangan risiko pasien jatuhAPA YANG HARUS KITA LAKUKAN UNTUK MENCAPAI 6 SASARAN SKP DI RS ?I. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN :Penting!, mengingat nama dan identitas pasien yg lain adalahwajib. Oleh karena itu :1.Untuk mengidentifikasi nama pasien dengan tepat, RSUD Dr. M. Ashari memasang gelang pasien yang mencakup minimal 4 (empat) warna a.l :Biru =pasien laki-lakiMerah Muda =pasien perempuanMerah =pasien dg alergiKuning =pasien dg risiko cidera2.Berikan penjelasan tentang manfaat pemasangan gelang.3.Pada gelang pasien tertera minimal dua identitas, yaitunamadannomor RM. Identitas tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.4.Lakukan identifikasi dan klarifikasi kecocokan identitas nama pasien antara yang diucapkan pasien dg yang tertera pada gelang pasien5.Identifikasi nama pasienwajibdilakukan pada saat:a. Sebelum memberikan obatb. Sebelum memberikan darah atau produk darahc. Sebelum mengambil specimen darahd. Sebelum melakukan tindakan/prosedur lainnyaINGAT !Pasien akan ditanya :1. Apakah petugas menjelaskan tentang manfaat pemasangan gelang2. Apakah petugas selalu mengidentifikasi nama pasien sebelum melakukan tindakanII. PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF :Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang diberikan melalui telpon. Komunikasi lain yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan klinis, seperti laboratorium klinis menelpon unit pelayanan untuk melaporkan hasil pemeriksaan segera /cito.Untuk itu setiap petugas wajib :1.Lakukan komunikasi, baik lisan maupun tertulis dengan sejelas-jelasnya.a. Jika pesan lisan meragukan, segera Klarifikasi denganphonetic alfabethkepada pemberi pesan, sbb :AAlfaNNovember

BBravoOOscar

CCharliePPapa

DDeltaQQuebec

EEchoRRomeo

FFoxtrotSSierra

GGolfTTango

HHotelUUniform

IIndiaVVictor

JJulietWWhiskey

KKiloXX ray

LLimaYYankee

MMikeZZulu

b. Komunikasi tertulis wajib menggunakan tulisan yang mudah dibaca minimal oleh 3 orang.2.Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.3.Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.4.Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebutIII. PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI :Indikator Peningkatan Keselamatan Penggunaan Obat-Obat yang perlu Kewaspadan Tinggi :1. Elektrolit pekat (KCl 7.46%, Meylon 8.4%, MgSO4 20%, NaCl 3%) tidak disimpan dalam unit pasien kecuali dibutuhkan secara klinis, dan tindakan dilakukan untuk mencegah penggunaan yang tidak seharusnya pada area yang diijinkan sesuai kebijakan.2. Elektrolit pekat yang disimpan dalam unit perawatan pasien memiliki label yang jelas dan disimpan di tempat dengan akses terbatas.3. Obat-obatan yang memerlukan kewaspadaan tinggi lainnya : Golongan opioid, anti koagulan, trombolitik, anti aritmia, insulin, golongan agonis adrenergic, anestetik umum, kemoterapi, zat kontras, pelemas otot dan larutan kardioplegia.Tips :1. Pemberian elektorlit pekat harus dengan pengenceran dan menggunakan label khusus.2. Setiap pemberian obat menerapkan Prinsip 7 Benar.3. Pastikan pengeceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang yang kompeten.4. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA(Look Alike Sound Alike).5. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi dimeja dekat pasien tanpa pengawasan.6. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA, saat memberi / menerima instruksi.IV. KEPASTIAN TEPAT LOKASI/SISI, TEPAT PROSEDUR DAN TEPAT ORANG YANG OPERASIIndikator Keselamatan Operasi :1. Menggunakan tanda yang mudah dikenali untuk identifikasi lokasi operasi dan mengikutsertakan pasien dalam proses penandaan.2. Menggunakan checklist atau proses lain untuk verifikasi lokasi yang tepat, prosedur yang tepat, dan pasien yang tepat sebelum operasi, dan seluruh dokumen serta peralatan yang dibutuhkan tersedia, benar dan berfungsi.3. Seluruh tim operasi membuat dan mendokumentasikan prosedur time out sesaat sebelum prosedur operasi dimulai.

Tandai lokasi operasi (Marking), terutama :1. Pada organ yang memiliki 2 sisi, kanan dan kiri.2. Multiple structures (jari tangan, jari kaki)3. Multiple level (operasi tulang belakang, cervical, thorak, lumbal)4. Multipel lesi yang pengerjaannya bertahap

Anjuran Penandaan Lokasi Operasi1. Gunakan tanda yang telah disepakati2. Dokter yang akan melakukan operasi yang melakukan pemberian tanda3. Tandai pada atau dekat daerah insisi4. Gunakan tanda yang tidak ambigu (contoh : tanda X merupakan tanda yang ambigu)5. Daerah yang tidak dioperasi, jangan ditandai kecuali sangat diperlukan6. Gunakan penanda yang tidak mudah terhapus (contoh : Gentian Violet)V. PENGURANGAN RISIKO INFEKSI MELALUI 6 LANGKAH CUCI TANGANBudayakan cuci tangan di RS pada saat :1. Sebelum dan sesudah menyentuh pasien2. Sebelum dan sesudah tindakan / aseptik3. Setelah terpapar cairan tubuh pasien4. Sebelum dan setelah melakukan tindakan invasive5. Setelah menyentuh area sekitar pasien / lingkungan

Adapun6 langkah cuci tangan standar WHO adalah :-Buka kran dan basahi kedua telapak tangan-Tuangkan 5 ml handscrub/sabun cair dan gosokkan pada tangan dengan urutanTEPUNG SELACI PUPUTsbb :1. Telapak tangan; gosok kedua telapak tangan2. Punggung tangan; gosok punggung dan sela-sela jari sisi luar tangan kiri dan sebaliknya.3. Sela-sela jari, gosok telapak tangan dan sela-sela jari sisi dalam4. KunCi;jari jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci5. Putar; gosok ibu jari tangan kiri dan berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya6. Putar; rapatkan ujungjari tangan kanan dan gosokkan pada telapak tangan kiri dengan cara memutar mutar terbalik arah jarum jam, lakukan pada ujung jari tangan sebaliknya.-Ambil kertas tissue atau kain lap disposable, keringkan kedua tangan-Tutup kran dengan sikut atau bekas kertas tissue yang masih di tangan.VI. PENGURANGAN RISIKO CIDERA KARENA PASIEN JATUH1. Amati dengan teliti di lingkungan kerja anda terhadap fasilitas, alat, sarana dan prasarana yang berpotensi menyebabkan pasien cidera karena jatuh2. Laporkan pada atasan atas temuan risiko fasilitas yang dapat menyebabkan pasien cidera3. Lakukan asesmen risiko jatuh pada setiap pasien dg menggunakan skala (Skala Humpty Dumptyuntuk pasien anak,Skala Risiko Jatuh Morse (MSF)untuk pasien dewasa, dan skala geriatricpada pasien geriatric.

1