Tht Rhinitis Ozaena
-
Upload
hirofreeze -
Category
Documents
-
view
19 -
download
8
description
Transcript of Tht Rhinitis Ozaena
ANOSMIA
RHINITIS OZAENA/ ATROFI/ CRUSTACEAE
RHINITIS OZAENA/ ATROFI/ CRUSTACEAE
A. PengertianPenyakit degeneratif kronik yang menimbulkan atrofi hidung dini
B. Etiologi dan Faktor Predisposisi1. Wanita > Pria, terutama wanita usia < 35 tahun2. Infeksi (Klebsiella ozaena, Stafilococcus, Streptococcus, Pseudomonas
aeroginosa, Cocobasil, Bacillus mucosus, Dhipterioid bacili, Cocobacilus foetidus ozaena)
3. Defesiensi Fe dan vitamin A4. Kelainan hormon terutama hormon estrogen5. Infeksi sekunder seperti sinusitis kronis6. Riwayat DM yang tak terkontrol, uremia, gangguan metabolik, pasca menopouse,
penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen
C. PatofisiologiAdanya metaplasia epitel kolumnar bersilia menjadi epitel skuamosa dan fibrosis dari tunika propia. Atrofi pada epitel bersilia dan kelenjar seromusinus dapat menyebabkan krusta tebal. Atrofi pada konka menyebabkan saluran nafas lapang. Dengan adanya antibodi yang berlawanan dengan surfaktan protein A menyebabkan defesiensi surfaktan yang merupakan penyebab utama menurunnya resistensi hidung oleh infeksi. Fungsi surfaktan abnormal adalah menurunnya efisiensi mukus clerance dan menurunnya frekuensi gerakan silia sehingga bertumpuk lendir, keringnya mukosa hidung dan hilangnya silia. Mukus yang mengering dengan terkelupasnya sel epitel membentuk krusta yang baik untuk pertumbuhan kuman.
D. Gejala1. Tekanan darah normal2. Nadi normal3. Suhu normal4. Frekuensi nafas normal5. Sakit kepala6. Hidung tersumbat7. Anosmia8. Ingus warna hijau 9. Krusta10. Epistaksi11. Hidung kering12. Nafas bau (tapi pasien tidak mencium bau, yang mencium orang sekitarnya)13. Hilang indra pengecap14. Tidak dapat tidur dengan nyenyak15. Tidak tahan udara dingin
E. Anamnesis1. Sejak kapan tidak dapat mencium bau?
2. Terus menerus/pada saat tertentu tidak bisa menciumnya (pagi/siang/malam)? Perlahan- lahan dan terus menerus
3. Sebelumnya flu atau pilek? Ada tapi hilang selanjutnya banyak kotoran hidung4. Sudah diberi apa saja untuk mengurangi keluhan? Obat batuk/lainnya? Sudah ke
dokter? Ada perubahan?5. Ada gejala lainnya? Sakit kepala, hidung tersumbat, hidung kering, nafas bau,
hilang indra pengecap, tidur tidak nyenyak dan tidak tahan udara dingin6. Bagaimana menstruasinya? Bisa sudah menopouse atau masih menstruasi7. Sudah pernah sebelumnya?8. Ada riwayat penyakit sebelumnya? DM9. Dikeluarga ada yang memiliki gejala yang sama?
10.Memakai alat kontrasepsi? Ya, biasanya pil atau suntik yang mengandung estrogen
F. Pemeriksaan Fisik1. Cuci dan keringkan tangan2. Pemeriksaan tanda vital
a) Tekanan darah (normal)b) Nadi (normal)c) Suhu (normal)d) Frekuensi nafas (normal)
3. Pemeriksaan Telingaa) Pakai lampu kepalab) Daun telinga (auricula)
Bentuk: mikrotia/normotia/makrotia Infeksi: ada/tidak Trauma: ada/tidak Tumor: ada/tidak
c) Pre-auricula Fistel (seperti lubang): ada/tidak Auricula assecoris: ada/tidak Abses: ada/tidak Sikatrik: ada/tidak
d) Retroauricula Pembengkakan: ada/tidak Abses: ada/tidak Fistel (seperti lubang): ada/tidak Sikatrik: ada/tidak Kelenjar: ada/tidak Nyeri tekan: ada/tidak
e) Infra-aricula Parotis (dibelakang rahang)
f) Liang telinga Tarik daun telinga ke atas dan ke belakang sehingga posisi liang
telinga lurus Liang telinga: sempit/lapang/atresia (tertutup) Warna epidermis: pucat/merah muda/hiperemis Sekret
- Ada/tidak- Warna- Mucus/epitel- Sedikit /banyak- Bau/tidak
Serumen: ada/tidak, sedikit/banyak Kelainan
- Laserasi (luka)- Vesikel (seperti cacar)- Bula- Jaringan granulasi (cobblest)- Tumor- Kolesteatom (seperti lapisan kulit bawang)- Sagging (penonjolan)- Korpus allenium (benda asing)
g) Membran timpani (pakai otoskop) Utuh/tidak Warna
- Putih keabu-abuan seperti mutiara (normal)- Suram (karena pilek)- Hiperemis (karena peradangan)- Biru kehitaman (karena trauma)- Perkapuran (pada orang tua)- Sikatrik- Transparan (perforasi yang sudah tertutup)
Refleks cahaya- Ada/tidak- Penuh (normal)- Terputus-putus- Arah berubah
Posisi: bombans (cembung)/retraksi (cekung,tertarik ke dalam) Perforasi
- Sentral (a)
- Marginal (b)- Attic (c)- Perforasi tidak rata
Kelainan:- Jaringan granulasi- Polip- Kolesteatom- Tumor
h) Tes Rinne (hantaran udara dibandingkan dengan hantaran tulang 2:1) Getarkan penala 512 Hz Letakan di proc mastoideus sampai pasien tidak mendengar Pindahkan garpu tala di depan liang telinga Hasil:
- (+) : pasien dengar (HU > HT)- (-) : pasien tidak mendengar
i) Tes Weber (telinga kanan dibandingkan dengan telinga kiri) Getarkan penala 512 Hz Letakan di puncak kepala (vertex) Minta pasien menyebutkan telinga sebelah mana yang lebih jelas Hasil:
- Lateralisasi kanan : terdengar jelas telinga kanan- Lateralisasi kiri : terdengar jelas telinga kiri- Lateralisasi tidak ada : normal/ada kelainan pada telinga
j) Tes Schwabach Getarkan penala 512 Hz Letakan di proc. mastoideus sampai pasien tidak mendengarkan
getaran suara dari penala Pindahkan ke proc. mastoideus pemeriksa (dengan syarat:
pendengaran pemeriksa harus normal dan hanya menggunakan pakai satu telinga yang pendengarannya paling baik)
Hasil:- Schwabach memendek :pemeriksa masih
medengar- Schwabach memanjang :pasien mendengar- Schwabach sama dengan pemeriksa :pasien dan pemeriksa
sama-sama mendengarkan - Pemeriksa tidak dapat mendengarkan :pemeriksaan diulang
dengan letakan di proc. mastoideus pemeriksa duluan4. Pemeriksaan Hidung
a) Pakai lampu kepalab) Bentuk hidung dari luar
Inspeksi- Biasa- Asimetris- Devisiasi- Saddle nose- Edem- Hematom- Vulnus- Trauma- Tumor- Radang
Palpasi- Nyeri/tidak- Krepitasi/tidak
c) Rinoskopi anterior Pakai spekulum hidung Pegang spekulum dengan TANGAN KIRI dan tangan kanan
untuk membersihkan sekret, dll Vestibulum nasi
- Furunkel/bisul- Ada bulu- Tidak ada
Epidermis: pucat Cavum nasi: sangat lapang Mukosa: pucat Konka medial dan inferior
- Besar Eutrofi (normal) Hipertrofi Edem Atrofi
- Warna: pucat (tapi kalo karena alergi bilangnya livide) Meatus media dan inferior
- Sekret: banyak Septum (langsung periksa kanan dan kiri)
- Lurus dan ditengah (normal)- Deviasi - Spina
Sekret- Banyak- Sifat
- Warna: hijau- Bau/tidak
Kelainan- Polip- Tumor- Korpus alineum- Adhesi konka dengan septum (konka nempel dengan septum
seperti post operasi konkotomi tapi jarang dibersihin)5. Pemeriksaan Tenggorokan
a) Pakai lampu kepala dan tongue spatelb) Tekan lidah pasien di medial dengan tongue spatel tanpa menjulurkan
lidah pasien (lidah dibelakang gigi)c) Nilai:
Gigi Gusi Lidah Mukosa faring
- Merah muda- Hiperemis- Anemis
Dinding faring- Bergranul/tidak
Uvula: ditengah Arcus faring
- Simetris/tidak- Hiperemis/anemis/merah mudah
Tonsil- Besar- Warna- Kripta (berwarna merah dan beruang-ruang, normal)- Detritus (sisa makanan, bakteri, leukosit)- Perlengketan (suruh bilang aaaaaa, nanti terangkat tonsilnya)- Sikatriks- Peritonsil (tidak ada abses)
Ulkus Membran Pembuluh darah Tumor
6. Pemeriksaan Lehera) Pakai lampu kepalab) Pemeriksa berdiri di belakang
c) Raba dengan kedua tangan seluruh leher dari atas sampai bawahd) Nilai:
Kelenjar submandibular Kelenjar cervicalis anterior Kelenjar cervicalis posterior Kelenjar supraclavicula Tiroid (minta pasien menelan) Tumor Abses submandibula Abses cervical
7. Pemeriksaan Maksilofasiala) Pakai lampu kepalab) Inspeksi
Bentuk muka: simetris/tidak Keadaan bola mata
- Proptosis- Endoftalmus- Normal
Pergerakan bola mata- Minta gerakan bola mata ke kiri dan kanan, atas dan bawah
Pergerakan otot wajah (dahi, pipi, mulut)c) Palpasi (nyeri, krepitasi, fraktur)
Zygoma Infra orbita Regio maxilla Os. nasal Os. frontalis
G. Inform Concert1. Edukasi
a) Menghentikan penggunaan KBb) Sering membersihkan kotoran hidungc) Meningkatkan asupan makanan yang mengandung zat besi dan vitamin Ad) Konsultasikan ke dokter spesialis THT
2. Pemeriksaan Penunjanga) Pemeriksaan lab darah tepib) Transluminasic) Rontgen
3. Komplikasi a) Perforasi septum
b) Faringitisc) Sinusitisd) Miasis hidunge) Hidung pelana
H. DD 1. Rhinitis kronik et causa TBC, lepra, dan sifilis2. Rhinitis sika3. Sinusistis4. Nasofaringitis kronis