Theory of Tranlation -...
Transcript of Theory of Tranlation -...
Theory of Tranlation
- 0 -
Theory of Tranlation
- 1 -
An Introduction to the Theory of Translation
(Teori Terjemahan untuk Pemula)
Bejo Sutrisno, M.Pd
Theory of Tranlation
- 2 -
Note to the readers
An Introduction to the Theory of translation is compiled from some
sources such as books of translation, blogs, Wikipedia, etc. It is intended
to provide students with a basic coverage of most of the topics dealt with
in courses described as the way to practice translating either from
English-Indonesian or Indonesian-English. Some of the materials of this
book in each chapter is designed to encourage further practice or
exercise.
An Introduction to the Theory of translation provides basic
information about the analysis and structure and meaning of languages
and about the ways in which human beings use their languages to
transfer from one language to another. That is what An Introduction to
the Theory of translation about, and how it should be defined.
An Introduction to the Theory of translation is intended to serve more
advanced and more specialized material for those students who wish to
continue the study of translation. It also provides a basic foundation in
concepts and terminology for those students—particularly in education
and the various service professions—who do not plan to be translators
but who feel that the ability to translate languages related to their own
field of expertise would be a useful skill. Finally, An Introduction to the
Theory of translation is written for those who have no specific
professional goals, but who are simply interested in the subject.
September 2011
Bejo Sutrisno
Theory of Tranlation
- 3 -
Contents
Unit 1 Teori Terjemahan 4
Unit 2 Teori Terjemahan Dan Pergeseran Makna 12
Unit 3 Makna dan Terjemahan 16
Unit 4 The proses of translation 23
Unit 5 Poetry and Translation 27
Unit 6 Relative Clauses 30
Unit 7 Auxiliary Verb 33
Unit 8 Types of Translation 36
Unit9 Sentence Analysis 42
Unit 10 Sentence Analysis 2 47
Unit 11 More Sentence Analysis 51
Unit 12 Evaluation 56
Reference 60
Theory of Tranlation
- 4 -
Unit 1
Teori terjemahan
Pada suatu masa dahulu, jika seseorang mengetahui dua bahasa, dia
dianggap boleh menjadi penterjemah tanpa memerlukan pengetahuan
lanjut. Pendapat ini kini dianggap sangat jauh daripada kenyataan. Pakar
pakar dalam bidang penterjemahan telah menghasilkan teori dan prinsip
yang menjadikan pedoman bagi para penterjemah.
Seseorang yang ingin menjadi penterjemah yang baik kini
diperlukan memenuhi empat syarat utama seperti yang berikut:
Menguasai bahasa sumber secara mendalam: Keperluan ini
dikehendaki untuk membolehkan seseorang penterjemah mengetahui
seluk-beluk keistimewaan dan keganjilan bahasa sumber supaya
dapat membedakan makna yang terkandung dalam teks asal dan
dengan itu, mentakrifkan maksudnya dengan tepat.
Mengetahui bahasa penerima: Mengikut pakar terjemahan hari ini,
seseorang penterjemah harus juga menguasai bahasa penerima
dengan sama baik, jika bukan dengan lebih baik.
Pengetahuan dalam bidang yang diterjemahkan: Untuk menjamin
supaya makna atau maklumat yang terkandung dalam teks asal dapat
dipindahkan dengan tepat dan sempurna daripada bahasa sumber ke
dalam bahasa penerima, seseorang penterjemah harus mengetahui
dengan secukupnya bidang yang hendak diterjemahkan. Ini adalah
penting, bukan saja untuk penterjemahan teks-teks khusus dan
teknik, tetapi juga untuk penterjemahan karya-karya kesusasteraan.
Theory of Tranlation
- 5 -
Mengetahui teori dan amalan terjemahan: Pada suatu masa dahulu,
penterjemahan dianggap sebagai suatu tugas untuk mencari
perkataan-perkataan padanan yang boleh menggantikan perkataan-
perkataan asal dalam bahasa sumbernya. Ini tidak lagi dianggap
benar karena penterjemah juga bertanggungjawab untuk
memindahkan idea, maklumat dan gaya teks yang diterjemahkan. Ini
bermaksud bahawa penterjemahan perlu dibantu oleh ilmu
pengetahuan yang mencukupi dalam bidang teori dan kaedah
terjemahan semasa menjalankan tugasnya.
Etienne Dolet (1509 – 1546) ialah bapa teori terjemahan yang
merupakan orang pertama untuk mengemukakan lima prinsip pada tahun
1540 seperti berikut:
1. Penterjemah harus benar-benar memahami isi dan hasrat penulis
teks asal.
2. Penterjemah harus menguasai bahasa sumber dan bahasa
penerima terjemahan dengan baik.
3. Penterjemah tidak boleh menterjemahkan perkataan demi
perkataan.
4. Penterjemah hendaklah menggunakan bentuk-bentuk bahasa
yang biasa digunakan dalam bahasa penerima.
5. Penterjemah harus mencipta semula kesan keseluruhan teks
sumber yang betul melalui pemilihan dan susunan perkataan yang
dibuatnya.
Dalam bukunya Approaches to Translation, Newmark Peter
(1981) menulis bahwa Translation is a craft consisting in the attempt to
replace a written massage and or statement in one language by the same
message and or statament in another language.
Theory of Tranlation
- 6 -
Secara bebas definisi tersebut bisa diterjemahkan sebagai berikut:
"Penerjemahan adalah suatu kiat yang merupakan usaha untuk
mengganti suatu pesan atau pernyataan tertulis dalam satu bahasa
dengan pesan atau pernyataan yang sama dengan bahasa lain".
Ada dua hal yang bisa diperbincangkan dalam definisi ini.
Pertama, Newmark memandang penerjemahan (translation) menyangkut
teks tertulis. Ada kemungkinan ini dimaksudkan untuk membedakan
dengan interpretation untuk penerjemahan lisan. Yang kedua, pakar
penerjemahan ini tidak menggunakan istilah ekuivalen atau padanan,
tetap ia memakai istilah yang sama dalam bahasa lain. Tetapi secara luas,
terjemah dapat diartikan sebagai semua kegiatan manusia dalam
mengalihkan seperangkat informasi atau pesan (message) – baik verbal
maupun non verbal – dari informasi asal atau informasi sumber (source
information) ke dalam informasi sasaran (target information) (Suhendra
Yusuf, 1994: 8).
2. Proses Penerjemahan
Pengalihan amanat dan pengungkapan dalam bahasa sasaran
dengan mempertimbangkan gaya bahasa merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari setiap proses penerjemahan. Proses penerjemahan perlu
dipahami oleh para calon penerjemah agar mereka dapat menentukan
langkah-langkah penting dalam melakukan tugasnya.
Proses ialah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
sengaja. Proses penerjemahan dapat diartikan sebagai serangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh seorang penerjemah pada saat dia
mengalihkan amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.
Proses penerjemahan dapat pula diartikan sebagai suatu sistem kegiatan
dalam aktivitas menerjemahkan. Oleh karena itu, dalam melakukan suatu
Theory of Tranlation
- 7 -
kegiatan menjermahkan diperlukan kehati-hatian karena kesalahan dalam
satu tahap akan menimbulkan kesalahan dalam tahap lainnya. Apabila
hal yang seperti itu terjadi, terjemahan yang dihasilkan akan
mengandung kesalahan-kesalahan (M. Rudolf Nababan, 2003: 25).
Dr. Ronald H. Bathgate, dalam karangannya yang berjudul "A
Survey of Translation Theory", mengungkapkan tujuh unsur, langkah
atau bagian integral dari proses penerjemahan sebagai berikut ini:
1. Tuning (Penjajagan),
2. Analysis (Penguraian),
3. Understanding (Pemahaman),
4. Terminology (Peristilahan),
5. Restructuring (Perakitan),
6. Checking (Pengecekan) dan
7. Discussion (Pembicaraan) (A. Widyamartaya, 1989: 15).
Sedangkan menurut Ibnu Burdah (2004: 29), menyebutkan
bahwa secara garis besar, ada sedikitnya tiga tahapan kerja dalam proses
menerjemah, yaitu:
a. Penyelaman pesan naskah sumber yang hendak diterjemah,
b. Penuangan pesan naskah sumber ke dalam bahasa sasaran dan
c. Proses editing.
Jadi sebagaimana menurut Langgeng Budianto (2005: 4)
penerjemah dapat menghasilkan suatu terjemahan bagus dan efektif
apabila dalam penyampaian intensi penulis merupakan tujuan setiap
proses penerjemahan. Keefektifan terjemahan ditentuakan oleh tiga
faktor:
1. Derajat pengetahuan penerjemah,
Theory of Tranlation
- 8 -
2. Derajat pencapaian tujuan penerjemahan, dan
3. Derajat kepuasan penerjemah.
3. Klasifikasi Terjemah
Terjemahan dapat diklasifikasikan dalam berbagai jenis. Apabila
dilihat dari tujuan penerjemahan, Brislin (dalam Emzir, 1999: 4)
menggolongkan terjemahan ke dalam empat jenis, yaitu:
a. Terjemahan Pragmatis, yaitu terjemahan yang mementingkan
ketepatan atau akurasi informasi.
b. Terjemahan Astetis-Puitis, yaitu terjemahan yang mementingkan
dampak efektif, emosi dan nilai rasa dari satu versi bahasa yang
orisinal.
c. Terjemahan Etnografis, yaitu terjemahan yang bertujuan menjelaskan
konteks budaya antara bahasa sumber dan bahasa sasaran.
d. Terjemahan Linguistik, yaitu terjemahan yang mementingkan
kesetaraan arti dari unsur-unsur morfem dan bentuk gramatikal
dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran.
Dilihat dari jauh dekatnya terjemahan dari bahasa sumber dan
bahasa sasaran, terjemah dapat diklasifikasikan ke dalam jenis.
Kedelapan jenis terjemahan tersebut dapat dikategorisasikan dalam dua
bagian besar. Pertama, terjemahan yang lebih berorientasi pada bahasa
sumber, dalam hal ini penerjemah berupaya mewujudkan kembali
dengan setepat-tepatnya makna kontekstual penulis, meskipun dijumpai
hambatan sintaksis dan semantik yakni hambatan bentuk dan makna.
Kedua, terjemahan yang lebih berorientasi pada bahasa sasaran. Dalam
hal ini penerjemah berupaya menghasilkan dampak yang relatif sama
dengan yang diharapkan oleh penulis asli terhadap pembaca versi bahasa
sasaran (Choliludin, 2005: 205).
Theory of Tranlation
- 9 -
a. Klasifikasi terjemahan yang berorientasi pada bahasa sumber:
1) Terjemahan kata demi kata (word for word translation).
Penerjemahan jenis ini dianggap yang paling dekat dengan bahasa
sumber. Urutan kata dalam teks bahasa sumber tetap dipertahankan,
kata-kata diterjemahkan menurut makna dasarnya diluar konteks.
Kata-kata yang bermuatan budaya diterjemahkan secara harfiah.
Terjemahan kata demi kata berguna untuk memahami mekanisme
bahasa sumber atau untuk menafsirkan teks yang sulit sebagai proses
awal penerjemahan.
2) Terjemahan Harfiah (literal translation) atau sering juga disebut
terjemahan struktural. Dalam terjemahan ini konstruksi gramatikal
bahasa sumber dikonversikan ke dalam padanannya dalam bahasa
sasaran, sedangkan kata-kata diterjemahkan di luar konteks.
Sebagaimana proses penerjemahan awal terjemah harfiah ini dapat
membantu melihat masalah yang perlu diatasi.
3) Terjemahan setia (faithful translation). Terjemahan ini mencoba
menghasilkan kembali makna kontekstual walaupun masih terikat
oleh struktur gramatikal bahasa sumber. Ia berpengang teguh pada
tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terkesan kaku.
Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan.
4) Terjamahan semantis (semantic teranslation). Berbeda dengan
terjemahan setia. Terjemahan semantis lebih memperhitungkan unsur
estetika teks bahasa sumber, sdan kreatif dalam batas kewajaran.
Selain itu terjemahan setia sifatnya masih terkait dengan bahasa
sumber, sedangkan penerjemahan semantis lebih fleksibel.
b. Klasifikasi terjemahan yang berorientasi pada bahasa sasaran:
1) Terjemahan adaptasi (adaptation). Terjemahan inilah yang
dianggap paling bebas dan palingdekat kebahasaan sasaran.
Theory of Tranlation
- 10 -
Terutama untuk jenis terjemahan drama dan puisi, tema,
karakter dan alur biasanya dipertahankan. Dalam karangan
ilmiah logikanya diutamakan, sedangkan contok dikurangi
atau ditiadakan.
2) Terjemahan bebas (free trantation). Penerjemahan bebas
adalah penulisan kembali tanpa melihat tanpa aslinya.
Biasanya merupakan parafrase yang dapat lebih pendek atau
lebih panjang dari aslinya.
3) Terjemahan idiomatik (idiomatic translation). Dalam
terjemahan jenis ini pesan bvahasa sumber disampaikan
kembali tetapi ada penyimpangan nuansa makan karena
mengutamakan kosa kata sehari-hari dan idiom dan tidak ada
di dalam bahasa sumber tetapi bisa dipakai dalam bahasa
sasaran.
4) Terjemahan komunikatif (communicative translation).
Terjermahan ini berusaha menyampaikan makna kontekstual
dari bahasa sumber sedemikian rupa, sehingga isiu dan
bahasanya berterima dan dapat dipahami oleh dunia pembaca
bahasa sasaran. Terjemahan ini biasanya dianggap terjemahan
yang ideal.
Theory of Tranlation
- 11 -
Exercise 1
Translate into Bahasa Indonesia!
1. Besides being allowed to pay by installment, he also gets big
discount.
2. You may use all public facilities available here without having to
ask permission from me.
3. You had better just keep quiet instead of getting angry like that.
4. After three times having been warned by letters, yet still no response
from him, we, then, decide to strickly take action.
5. Be well dressed prior to being interviewed latter on!
6. I thought he was ill, in fact … he’s just fine.
7. This house was just built about three months ago.
8. Actually, Bogor has huge number of tourist objects, unfortunately it
is lack of promotion.
9. The house is big enough and the air is fresh, as it is located in
mountainous area and surrounded by different kinds of trees.
10. The pine forest was trapped by fire last night, everything changes
into charcoal.
Theory of Tranlation
- 12 -
Unit 2
Teori Terjemahan Dan
Pergeseran Makna
Menurut Catford (1965:20), penerjemahan berarti mentransfer
bahasa sumber ke bahasa sasaran. Penerjemahan merupakan penggantian
materi tekstual pada bahasa sumber ke bahasa sasaran. Dalam proses
penerjemahan, penerjemah selalu berusaha mendapatkan unsur bahasa
sasaran yang sepadan dengan bahasa sumbernya agar dapat
mengungkapkan pesan yang sama dalam teks sasaran. Karena setiap
bahasa mempunyai aturan tersendiri, maka perbedaan aturan ini akan
menyebabkan terjadinya pergeseran.
Simatupang (2000:74-82) menyebutkan jenis-jenis pergeseran
dalam terjemahan sebagai berikut:
1. Pergeseran pada tataran morfem
Inggris Indonesia
Impossible : tidak mungkin
recycle : daur ulang
2. Pergeseran pada tataran sintaksis
a. Kata ke frasa
Inggris Indonesia
girl : anak perempuan
stallion : kuda jantan
b. Frasa ke klausa
Inggris
Not knowing what to say, (he just kept quiet)
Indonesia
Theory of Tranlation
- 13 -
(Karena) dia tidak tahu apa yang hendak dikatakannya, (dia
hanya terdiam)
c. Frasa ke kalimat
Inggris
His misinterpretation of the situation (caused his downfall).
Indonesia
Dia salah menafsirkan situasi (dan itulah yang menyebabkan
kejatuhannya).
d. Klausa ke kalimat
Inggris
Her unusual voice and singing style thrilled her fans, who reacted
by screaming, crying, and clapping.
Indonesia
Suaranya yang luar biasa dan gayanya bernyanyi memikat para
penggemarnya. Mereka memberikan rekasi dengan berteriak-
teriak dan bertepuk tangan.
e. Kalimat ke wacana
Inggris
Standing in a muddy jungle clearing strewn with recently felled
trees, the Balinese village headman looked at his tiny house at the
end of a line of identical buildings and said he felt strange.
Indonesia
Kepala kampung orang Bali itu berdiri di sebuah lahan yang baru
dibuka di tengah hutan. Batang-batang pohon yang baru ditebang
masih berserakan di sana-sini. Dia memandang rumahnya yang
kecil yang berdiri di ujung deretan rumah yang sama bentuknya
dan berkata bahwa dia merasa aneh.
3. Pergeseran kategori kata
a. Nomina ke adjektiva: Inggris - Indonesia
Theory of Tranlation
- 14 -
He is in good health. : Dia dalam keadaan sehat.
b. Nomina ke verba Inggris Indonesia
We had a very long talk. : Kami berbicara lama sekali.
4. Pergeseran pada tataran semantik
Pergeseran makna pada tataran semantik dapat berupa pergeseran
makna generik ke makna spesifik maupun sebaliknya. Misalnya pada
penerjemahan kata bahasa Inggris leg atau foot ke dalam bahasa
Indonesia, maka padanan yang paling dekat untuk kedua kata
tersebut adalah kaki. Di sini penerjemahan bergerak dari makna
spesifik ke makna generik.
5. Pergeseran makna karena perbedaan sudut pandang budaya
Pergeseran makna juga terjadi karena perbedaan sudut pandang dan
budaya penutur bahasa yang berbeda. Misalnya orang Inggris
menghubungkan ruang angkasa dengan kedalaman, sedangkan orang
Indonesia dengan ketinggian atau kejauhan. Jadi orang Inggris akan
mengatakan The space-ship travelled deep into space, sedangkan
orang Indonesia akan berkata Kapal ruang angkasa itu terbang
tinggi sekali di ruang angkasa.
Theory of Tranlation
- 15 -
Exercise 2
Translate into Bahasa Indonesia!
1. Whom did you talk to just now? Do you really know him?
2. Who is the person being taken into ambulance?
3. Whose car is being parked over there?
4. Why is this chair made of bamboo, not rattan?
5. Why are you all here? Shouldn’t you still be there now?
6. If the government had a will to teach people about politics, there
would no longer be any violation in the General Election this year
like before.
7. If I have studied English seriously before, I would probably have
been able to write and speak English.
8. Suppose I still had time now, I would certainly not miss this valuable
chance.
9. If you had time yesterday to be joining the group, now we could be
going together.
10. Please, don’t tell him the truth, otherwise his heart problem would
get worse.
Theory of Tranlation
- 16 -
Unit 3
Makna dan Terjemahan
Istilah makna mengacu pada pengertian yang sangat luas.
Ullmann menyatakan bahwa makna adalah salah satu dari istilah yang
paling kabur dan kontroversial dalam teori bahasa. Ogden dan Richard
dalam bukunya The Meaning of Meaning (1923) mendaftar enam belas
rumusan pengertian makna yang berbeda-beda antara satu dengan
lainnya (Frans Sayogie, 2005: 108). Dalam hal ini Ullmann
mengemukakan bahwa ada dua aliran dalam linguistik pada masa kini,
yaitu pendekatan analitik dan referensial yang mencari esensi makna
dengan cara memisah-misahnyaknya menjadi kompenen-komponen
utama. Yang kedua, pendekatan rasional yang mempelajari kata dalam
operasinya, yang kurang memperhatikan persoalan apakah makna itu,
tetapi lebih tertarik pada persoalan bagaimana kata itu bekerja.
Makna dan terjemah mempunyai hubungan yang sangat erat.
Menurut Newmark (1991: 27) menerjemahkan berarti memindahkan
makna dari serangkaian atau satu unit linguistik dari satu bahasa ke
bahasa yang lain. Yang perlu dicermati adalah di dalam sebuah wacana
terdapat lebih dari satu macam makna. Oleh sebab itu Menurut
Suryawinata (1989: 21-22) ada lima macam makna, yaitu makna
leksikal, gramatikal, tekstual, kontekstual atau situasional, dan makna
sosiokultural.
Disisi lain, istilah makna, maksud dan informasi ini sering
dipertukarkan begitu saja, padahal satu sama lainnya sangatlah berbeda.
Makna adalah isi semantis sebuah unsur bahasa, fenomena yang berada
di dalam bahasa itu sendiri (internal phenomenon), sementara maksud
Theory of Tranlation
- 17 -
adalah fenomena yang berada pada pemakai bahasa itu sendiri.
Sedangkan informasi adalah sesuatu yang berada di luar bahasa (external
phenomenon), yakni sesuatu (obyek) yang dibicarakannya. Apabila
makna bersifat linguistik, maka maksud itu bersifat subjektif dan
informasi bersifat objektif. Kita mengetahui bahwa makna frase kurang
pandai itu antara bodoh tetapi tidak akan tahu apa maksud seseorang
apabila dalam satu situasi orang itu berkata, Ah, kau ini kurang pandai
rupanya! Dan juga tidak akan dapat menangkap informasi apa yang ia
sampaikan jika saja tidak dapat menghubungkan kalimat itu dengan
konteks keadannya (Suhendra Yusuf, 1994:104).
Larson (1984: 26) yang membicarakan makna dalam
penerjemahan, mengemukakan bahwa untuk melihat bentu dan makna
ialah dengan memikirkannya sebagai struktur lahir, yang mencakup
struktur leksikal, gramatikal, dan fonologis. Struktur batin yang
merupakan makna semantis yang tidak tersusun sama seperti struktur
lahir. Struktur lahir berkaitan dengan informasi eksplisit yang
memberikan informasi yang diungkapkan secara jelas dengan unsur
leksikal dan bentuk gramatikal. Sedangkan unsur batin berkaitan dengan
informasi implisit yang tidak memiliki bentuk, tetapi merupakan bagian
dari keseluruhan informasi yang dimaksudkan oleh penulis dalam teks
bahasa sumber.
Dalam hal ini, seorang penerjemah dihadapkan pada pelbagai
masalah. Menurut Savory (dalam Soemarno, 1983) kesulitan dalam
penerjamahan dapat bersumber pada jenis dan bahasa yang
diterjemahkan. Savory mengkategorikan naskah terjemahan sebagai
berikut:
1. Teks yang bersifat informatif,
2. Teks yang berisi cerita,
Theory of Tranlation
- 18 -
3. Teks yang bernuansa karya-karya sastra dan
4. Teks yang berisi ilmu pengetahuan dan teknik.
Lingkup dan Pentingnya Terjemahan Bagi Siswa Sekolah
Terjemahan adalah kesatuan dari sebuah aktivitas manusia yang
memungkinkan manusia untuk merubah ide-ide dan pemikiran yang erat
kaitanya dengan pengunaan bahasa yang berbeda. Al Wassety(2001)
melihat penomena terjemahan sebagai pembentukan aliran dari sebuah
penomena bahasa. Enani (1997) menambahkan bahwa terjemahan adalah
ilmu moderen yang tidak lepas dari cakupan Ilmu filosopi, Linguistik,
Psikologi, dan Sosiologi.
Terjemahan adalah sebuah pekerjaaan yang rumit dimana
pekerjaan ini belum tentu mudah disekalisaikan dalam aturan secara
scientifik saja, terjemahan lebih mengarah ke seni subjektif, khusunya
yang menyangkut hal-hal yang sifatnya konseptual dan hanya mampu
dijelaskan dengan istilah-istlah tertentu yang tentu saja telah diterima
secara umum oleh kebanyakan orang. Intinya terjemahan adalah sebuah
ilmu, ketrampilan, dan sebuah seni.
Ini dikatakan sebagai sebuah Ilmu dimana terjemahan itu mampu
menggabungkan kepentingan struktur pengetahuan yang lengkap serta
menyatukan dua bahasa berbeda menjadi satu. Dikatakan sebagai
ketrampilan karena ditopang oleh kemampuan seorang penerjemah
dalam menyelesaikan segala kesulitan dan kemapuannya untuk
menyediakan sesuatu terjemahan yang tidak memiliki keseimbangan
dengan bahasa target.
Terjemahan dikatakan sebagai Seni karena ini menuntut
kemampuan artistik untuk lebih terbiasa dengan teks sesungguhnya
Theory of Tranlation
- 19 -
dalam upaya untuk membentuk atau menghasilkan sebuah produk
terjemahan bagi pembaca yang mungkin kurang paham dengan bahasa
originalnya. Dalam terjemahan, kaya akan kosakata, pemahaman budaya
yang mendalam, dan visi yang dimiliki siswa dapat memberikan
pengaruh yang signifikan bagi seorang siswa. Massoud (1988) membagi
beberapa kriteria untuk terjemahan yang bagus, diantaranya: sebuah
terjemahn harus mudah dipahami, jelas dan tidak rancu, idiomatik, dan
tentunya sebisa mungkin menampilkan makna asli dari teks yang
diterjemahkan.
Kendala Dalam Terjemahan
Permasalahan dalam terjemahan dapat dibagi menjadi: Problem
Lingiustik dan Problem Budaya. Problem Linguistik mencakup
perbedaaan tata bahasa, kosakata-kosakata yang berbeda, dan makna
masing-masing kosakata; Problem budaya: berkaitan dengan bentuk
situasi yang berbeda. Budaya merupakan masalah utama yang menjadi
kendala utama yang dihadapi oleh kebanyakan orang. Literatur yang
kurang tepat dalam penyokong tugas penerjemahan akan memberikan
konsep yang salah mengenai bahasa yang sebenarnya. Sehingga Fionty
(2001) menilai bahwa terjemahan yang buruk adalah yang merubah
keseluruhan makna dari teks originalnya serta mengkesampinghkan
referensi-refensi budaya dari bahasa original tsb.
Tugas dalam menerjemahkan
Seorang dalam menerjemahkan sebuah teks dihadapi oleh
kemampuannya mengolah teks-teks yang diterjemahkan kedalam bahasa
target. menerjemahkan tidak saja mampu menuangkan artian atau
terjemahan semata namun point utama yang tak terlupakan adalah dia
Theory of Tranlation
- 20 -
harus mampu hadirkan hasil terjemahannya secara terurai yang
mengimplementasikan ide-ide real penulis tsb dan menganalisa pesan-
pesan utama dalam teks terjemahannya, serta meyimpulkannya kedalam
elemen-elemen yang lebih simpel dan tersrtuktur dengan jelas, untuk
kemudian mentransformasikannya kedalam bahasa target yang tentu saja
sesuai dengan apa yang dinginkan para pembaca atau siswa yang dalam
tujuan untuk memperoleh manfaat dari hasil terjemahannya, tentunya
sebuah Informasi yang tepat.
Ketrampilan-kertampilan yang harus dimilki Para Siswa
Untuk mempemudah para pemula dalam menerjemahkan sebuah
teks bahasa Inggris, kita harus memilki ketrampilan-ketrampilan sebagai
berikut: pemahaman bacaan/ membaca secara mendalam, kemapuan
mencari, kemapuan menganalisa, dan kemampuan dalam menyusun.
a. Membaca teks secara mendalam
Fase pertama bagi para pemula dalam mencoba menterjemahkan
adalah proses membaca teks. Kegiatan membaca mengarah kepada
kemampuan kompetensi psikologi, karena ini berterkaitan dengan sistem
perseptif. Saat kita membaca kita tidak menyimpan kata di otak kita.
Membaca suatu teks terjemahan secara mendalam dapat memberikan
kejelasan ide-ide yang terkandung dalam teks tsb.
b. Kemampuan Mencari
Enani(2002) menyarankan kepada para pemula jika tidak
mengetahui arti sebuah kata, gunakan kamus untuk mencari jawabannya.
Kamus yang digunakan bisa saja: kamus dua bahasa, kamus tentang
sejarah dasar, kamus bahasa Inggris terbaru, kamus istilah, dan kamus
Theory of Tranlation
- 21 -
khusus( kamus-kamus tentang common error, pengunaan istilah-istilah,
kamus slang, kamus- kamus tehnikal) dll.
c. Kemampuan Menganalisa
Teks yang telah diterjemahkan harus dianalisa kembali hasilnya
sehingga finished productnya tidak menyimpang dari ide-ide pokok yang
dijabarkan dalam teks originalnya. Antara teks yang telah diterjemahkan
harus tetap memiliki keterkaitan padu yang tentu saja tidak terpecah-
pecah dan jauh dari ide utama dari pesan original teks tsb. Selalu
upayakan menganalisa ide-ide awal dan akhir dari ide-ide teks, analisa
ketercocokan makna dari teks, analisa struktur dari bahasa target
sehingga bisa menghasilkan terjemahan yang terbaik.
d. Kemampuan Menyusun
Langkah terakhir adalah menyusun hasil terjemahan yang telah
dianalisa kedalam kajian yang lebih sempurna atau finished formnya.
Dalam proses penyusunan terjemahan itu kita telah yakin bahwa ide-ide
yang terkandung dalam teks originalnya telah ditrasformasikan kedalam
bahasa targetnya.
Problem yang dihadapi kebanyakan orang dalam
menterjemahkan sebuah teks bahasa Inggris dikarenakan lemahnya
penguasaan kosakata, minat membaca yang kurang, terlebih-lebih
membaca teks-teks yang berbahasa Inggris. Pengalaman saya sebagai
guru Bahasa Inggris memberikan titik terang bahwa para siswa didik kita
ini menterjemahkan teks atau kalimat-kalimat bahasa inggris ini
cendrung mengarah ke trasnlate by one word yang akhirnya waktu yang
dibutuhkan lebih lama dan makna atau ide-ide yang tersimpan dalam
teks tersebut terpecah-pecah dan tidak coherence dengan ide yang
terkandung dalam original teksnya. Maka melaui media tulisan ini saya
Theory of Tranlation
- 22 -
menawarkan solusi simpel yang bisa mempermudah para siswa dalam
melakukan penerjemahan sebuah teks yanitu berusaha untuk tidak
mengambil cara terjemaham one word tapi usahakan satu atau dua word
yang telah diketahui maknanya dapat dijadikan acuan membuat
kesimpulan arti atau makna yang tersimpan dari teks tsb.Harapan saya
semoga artikel ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua
dalam menghadapi problem menterjemahkan teks yang berbahasa
Inggris.
Exercise 3
Translate into Bahasa Indonesia!
1. I think he will not come today, as this morning he went somewhere
along with his brother.
2. The long-haired girl to whom I talked just now, was my class-mate
at SMA, and since our graduation, I had never seen her any longer
until we met here just now.
3. You had better come to my house between 4-5 p.m., as I will
certainly be at home.
4. Really, I saw him sitting over there when I was going for lunch, but
afterward, he had actually disappeared.
5. When I was going back from Jakarta to Bogor, I met your uncle who
used to live in Jakarta, but now, has moved to Bogor.
6. If you want to sell your house cheaply, it’s better you can sell it to
your relative or friends, isn’t it?
7. If what you said just now was true, I would sue him to the court.
8. The long-haired girl to whom I talked just now, was my class-mate
at SMA, and since our graduation, I had never seen her any longer
until we met here just now.
Theory of Tranlation
- 23 -
Unit 4
The Proses of Translation
The process of translation between two different languages involves the
translator changing an original text (ST) in original verbal language (SL)
into a written text (TT) in a different verbal language (TL). In this
replacement, only form of SL is changed and the meaning is held
constant.
Now it's time to answer the question "what is a good translation?"
simply it depends on your criterion.
Equivalence can be a good criterion
Equivalence exists at different levels.
a. Equivalence at word level:
o Word is smallest unit which we expect to posses individual
meaning.
o Bollinger and Sear(1968): Word is the smallest unit of
language that can be used by itself.
o Morpheme is constituent part of word which can't be further
analyzed.
b. Equivalence above word level:
o It refers to collocations made in terms of what is typical
or untypical.
Theory of Tranlation
- 24 -
o New collocations are made naturally by analogy or because
speakers create unusual collocations purposefully.
o Recurrent collocation: collocation with history of recurrence
in language that become a part of our standard linguistic
repertoire and we don't stop to think about them while reading
a text.
o Non-recurrent collocations: collocation with little or no history
of recurrence and catch our attention and strike us as unusual.
c. Grammatical equivalence:
o Grammar is organized along two main dimensions:
morphology (covers word structure) and syntax (covers
grammatical structure).
o Grammatical choices are obligatory, they are more resistant to
change.
o Grammatical rules are more resistant to manipulation by
speakers.
d. Textual equivalence:
1) Thematic and information structure:
o Theme : it is what the clause is about.(known / old
information)
o Rheme : it is what speaker says about the
theme.(unknown / new information)
2) Cohesion:
Theory of Tranlation
- 25 -
o network of lexical, grammatical and other relations that
provides links between various parts of a text.
o Cohesive devices are: reference, substitution, ellipsis,
conjunction and lexical cohesion.
e. Pragmatic equivalence:
o Coherence is network of conceptual, contextual relations.
o Coherence of a text is result of interaction between
knowledge presented in the text, reader's own knowledge
and experience of the world.
Oblique (free) translation covers four strategies:
1) Transposition – interchange of parts of speech that don't effect the
meaning, a noun phrase for a verb phrase
2) Modulation – reversal of point of view (it isn't expensive / it's
cheap)
3) Equivalence – same meaning conveyed by a different expression,
which is most useful for proverbs and idioms
4) Adaptation – cultural references may need to be altered to become
relevant
Theory of Tranlation
- 26 -
Exersice 4
Translate into Bahasa Indonesia
1. How are you all and is also our campus? Does it have many
students?
2. How long and with whom will you stay here?
3. How large is this room and how many people can it accommodate?
4. What else can we do now? Haven’t we had nothing left?
5. Is it possible to complete all of them at once?
6. What are they doing over there? Don’t they have many things to do
there?
7. Has everything been well-prepared?
8. What disease does she suffer from? is it dangerous for her?
9. Which one should we do first, this or that one?
10. Why are you in a hurry? So where are you going?
Theory of Tranlation
- 27 -
Unit 5
Poetry and Translation
Rarely do studies of poetry and translation try to discuss methodological
problems from a nonempirical position, and yet it is precisely that type
of study that is most valuable and most needed.
André Lefevere catalogues seven different strategies:
(1) Phonemic translation, which attempts to reproduce the SL sound
in the TL while at the same time producing an acceptable
paraphrase of the sense.
(2) Literal translation, where the emphasis on word-for-word
translation distorts the sense and the syntax of the original.
(3) Metrical translation, where the dominant criterion is the
reproduction of the SL metre. This method concentrates on one
aspect of the SL text at the expense of the text as a whole.
(4) Poetry into prose. Distortion of the sense, communicative value
and syntax of the SL text results from this method.
(5) Rhymed translation, where the translator ‘enters into a double
bondage’ of metre and rhyme.
(6) Blank verse translation. The choice of structure are emphasized.
(7) Interpretation. The substance of the SL text is retained but the
form is changed.
Hilaire Belloc laid down six general rules for the translator of prose
texts:
Theory of Tranlation
- 28 -
(1) The translator should not ‘plod on’, word by word or sentence by
sentence, but should ‘always “block out” his work’, translate as a
whole.
(2) The translator should render idiom by idiom ‘and idioms of their
nature demand translation into another form from that of the
original.
(3) The translator must render ‘intention by intention’,
(4) Belloc warns against les faux amis, those words or structures that
may appear to correspond in both SL and TL but actually do not,
e.g. demander—to ask translated wrongly as to demand.
(5) The translator is advised to ‘transmute boldly’.
(6) The translator should never embellish.
Theory of Tranlation
- 29 -
Exercise 5
Translate into Bahasa Indonesia!
The Ash Plant, By SEAMUS HEANEY
February 09, 1992
He'll never rise again but he is ready.
Entered like a mirror by the morning,
He stares out the big window, wondering,
Not caring if the day is bright or cloudy.
An upstairs outlook on the whole country.
First milk-lorries, first smoke, cattle, trees
In damp opulence above damp hedges--
He has it to himself, he is like a sentry
Forgotten and unable to remember
The whys and wherefores of his lofty station,
Wakening relieved yet in position,
Disencumbered as a breaking comber.
As his head goes light with light, his wasting hand
Gropes desperately and finds the phantom limb
Of an ash plant in his grasp, which steadies him.
Now he has found his touch he can stand his ground
Or wield the stick like a silver bough and come
Walking again among us: the quoted judge.
I could have cut a better man out of the hedge!
God might have said the same,
remembering Adam.
Theory of Tranlation
- 30 -
Unit 6
Relative Clause
Ketika menerjemahkan, kita sering menemui kalimat yang melibatkan
konstruksi ralative clause, yaitu kalimat yang menerangkan baik subjek,
objek, maupun keterangan. Di antara kalimat-kalimat yang memuat
konstruksi tersebut, terdapat jenis kalimat yang jika diterjemahkan secara
harfiah atau diterjemahkan searah dari kiri ke kanan atau dengan kata
lain tanpa disusun ulang, hasil terjemahannya akan sangat kaku dan
bahkan menyesatkan. Untuk tingkat mudah ini, bagian setelah relative
clause adalah kata kerja.
The manwho answered the phone was his uncle.
Orang yang menjawab telpon itu pamannya.
The man who is standing under the tree is my friend.
Orang yang sedang berdiri di bawah pohon itu teman saya.
The cat that stole the fish on the plate ran outside.
Kucing yang mencuri ikan di atas piring itu lari keluar.
The car which collided a bike was Susan’s.
Mobil yang menabrak sebuah sepeda itu milik Susan.
The girls whose hair is blonde is Jenifer.
Gadis yang rambutnya pirang itu Jenifer.
Here is a book which describes animals’ life.
Inilah buku yang menggambarkan kehidupan binatang.
The chair which he broke is being repaired.
Kursi yang dia rusak sedang diperbaiki.
Sekarang mari kita bahas kalimat relative clause yang sebenarnya
memiliki arti tempat, ketika, atau saat.
Theory of Tranlation
- 31 -
The small town in which I was born has grown to a large metropolis.
Kota kecil tempat aku dilahirkan sudah menjadi kota besar.
The house in which he used to live has been sold to my family.
Rumah tempat dia dulu tinggal sudah dijual pada keluargaku.
Kedua kalimat di atas melibatkan kata yang berhubungan dengan tempat,
yaitu small town dan house, oleh karena itu relative clause in which
dalam kalimat itu diartikan tempat. Dalam bahasa inggrisnya sendiri,
kalimat di atas bisa diubah menjadi:
The small town where I was born has grown toa large metropolis.
Kota kecil tempat aku dilahirkan sudah menjadi kota besar.
The house where he used to live has been sold to my family.
Rumah tempat dia dulu tinggal sudah dijual pada keluargaku.
Dan kalimat di bawah ini melibatkan kata yang berhubungan dengan
waktu, yaitu time, day, month, dan year dan relatve clause yang ada
diterjemahkan adalah ketika atau saat. Lihat contoh dibawah ini:
The time at wich he had to present his findings was postponed.
Waktu ketika dia harus mempresentasikan temuannya itu ditunda.
The time when he had to present his findings was postponed.
The day on which they were to leave finally arrived.
Hari ketika mereka harus berangkat akhirnya tiba.
The day when they were to leave finally arrived.
The month in which he was having his leave was interrupted by his
office work.
Theory of Tranlation
- 32 -
Bulan saat dia sedang dia ambil cuti terganggu oleh pekerjaan
kantornya.
The month in which he was having his leave was interrupted by his
office work.
Exercise 6
Translate into Bahasa Indonesia!
1. The sequence in which the components occur in the text book cannot
be prescribed for all cases.
2. The tunnel trhough which the train passed was fired by an
unidentified man with a mortar.
3. Defendant is a person against whom a legal action is brought.
4. She was wearing the coat for which she had paid $2,000.
5. The mountain, the peak of which was barely discernible, was an
impressive sight.
6. The students, some of whom had already started to leave the
classroom were called back by the professor.
7. The boy who used to be taken along with his mother here, now has
been grown up and looked very different.
8. The red-clothed girl who sat beside you just now, has actually been
engaged.
Theory of Tranlation
- 33 -
Unit 7
Auxiliary Verbs : Dare, Need, Had Better And
Would Rather
Besides principle auxiliary and modal auxiliary, there are still two other
types of auxiliaries, namely ‘semi auxiliary’ ( ‘dare’ and ‘need’), and
‘modified auxiliary’ (‘have to’, ‘had better’, ‘used to’, ‘would rather’
etc.)
1. Semi auxiliary Dare and Need
Named ‘semi auxiliary verb’ because they have double functions; both as
‘ordinary verbs’ and ‘auxiliary verbs’.
Examples:
a. He doesn’t dare to say anything/ He dares not say anything.
(Dia tidak berani untuk mengatakan sesuatu)
b. Do you dare to face him? / Dare you say anything?
(Apakah kamu berani menghadapinya)
c. It needs to be done carefully/It needs be done carefully.
(Perlu dikerjakan dengan hati-hati)
d. The book needs to be revised/ The book needs be revised.
(Bukunya perlu direvisi)
Sometimes ‘dare’ also has adjective meaning ‘brave’ to show
indignation when one sees an annoying act.
Theory of Tranlation
- 34 -
For examples:
e. “How dare you tease your father by calling him the bald man”.
(berani sekali kamu mengejek ayahmu dengan memanggil si
botak )
f. “How dare he is treating us so cruelly”
(berani sekali dia memperlakukan kita begitu kejam)
2. Had better and Would rather + bare infinitive
Both ‘had better’ and ‘would rather’ notify suggestion (=it is better to) or
hope (wish) either for present or future time.
For example:
a. You had better hurry up if you don’t want to miss the train.
(Kamu lebih baik buru-buru jika tidak ingin ketinggalan kereta)
b. I would rather drive a car myself if you come a long with me.
(Saya lebih baik mengendarai mobil jika kamu datang
bersamaku)
‘Had better’ and Would rather’ are also used in comparison. For
examples;
c. You had better take an English course than Japanese course.
(kamu lebih baik kursus bahasa Inggris dari pada bahasa
Jepang).
d. You would rather study English than accounting.
(kamu lebih baik belajar bahasa Inggris dari pada akuntansi).
Theory of Tranlation
- 35 -
Exercise 7
Translate into Bahasa Indonesia!
1. You had better use this device instead of that one.
2. You had better just ask somebody instead of being lost.
3. We had better just reveal our aspiration openly instead of just
keeping it deeply in the heart, otherwise, it could be paintful.
4. How dare he says like that to his Boss. Isn’t he afraid of being fired?
5. I would rather be a manager in a small company, instead of simply
being a subordinate in a big one)
6. I don’t dare to wake him up, as he took overtime until the mid last-
night.
7. This book needs to be revised for many of the materials have been
left behind.
8. He simply wants to be a boss instead of working.
9. I would rather that I could attend the re-union, but I can’t, as I have
to be a witness of marriage of my niece.
10. If he does strictly force his own will, I had better cancel the deal.
Theory of Tranlation
- 36 -
Unit 8
Types of Translation
According to Larson(1984:15) translation is classified into two main
types, namely form-based and meaning-based translation. Form-based
translation attempts to follow the form of the Source Language and is
known as literal translation, while meaning-based translation makes
every effort to communicate the meaning of the SL text in the natural
forms of the receptor language. Such translation is called idiomatic
translation.
The literal translation can be understood if the general grammatical
form of the two languages are similar. Most translators who tend to
translate literally actually make a partially modified literal translation.
They modify the order and grammar to use an acceptable sentence
structure in the receptor language. However, the lexical items are
translated literally and still the results do not sound natural.
Larson (1984:16) says that idiomatic translations use the natural
forms of the receptor language both in the grammatical constructions and
in the choices of lexical items. A truly idiomatic translation does not
sound like a translation. It sounds like it was written originally in the
receptor language. Therefore, a good translator will try to translate
idiomatically. This is his or her goal.
In practice, however, it is hard to consistently translate idiomatically
or literally. These translations are often a mixture of literal and idiomatic
forms of language. Translation then falls on a continuum from very
literal to literal, to modified literal, to near idiomatic, to idiomatic, and
may fall, even more on the unduly free as displayed below.
Theory of Tranlation
- 37 -
Very modified inconsistent near unduly
Literal literal literal mixture idiomatic idiomatic free
Translator’s goal
The continuum of translation
Example :
1 Source Language :
Road Accidents Claim 14 Lives
Literal Translation :
Kecelakaan Jalanan menewaskan 14 nyawa
Inconsistent Mixture :
Kecelakaan Jalanan Menewaskan 14 nyawa
Idiomatic translation :
Kecelakaan Lalu Lintas Menewaskan 14 Orang
2 Source Language :
At least 14 people died in road accidents on Friday as most
Indonesian Muslims were preparing to observe Idul Fitri holiday next
week.
Theory of Tranlation
- 38 -
Literal Translation :
Pada paling sedikit 14 orang mati dalam jalan kecelakaan di atas
Jumat seperti kebanyakan Indonesia Muslim adalah
mempersiapkan untuk mengamati idul Fitri Liburan selanjutnya
minggu.
Inconsistent Mixture :
Setidaknya 14 orang terbunuh dalam kecelakaan jalanan pada
hari Jumat saat hamper semua kaum Muslimin Indonesia sedang
bersiap untuk mengamati liburan hari raya idul Fitri minggu
depan.
Idiomatic translation :
Setidaknya 14 orang tewas dalam beberapa kecelakaan lalu lintas
pada hari Jumat saat hamper semua kaum Muslimin Indonesia
bersiap untuk merayakan hari raya Idul Fitri minggu depan.
3 Source Language :
The accident killed 55 people, mostly school girls from Yapemda
senior high school in Sleman regency Yogyakarta.
Literal Translation :
Kecelakaan membunuh 55 orang, kebanyakan sekolah gadis dari
Yapemda senior tinggi sekolah dalam Sleman kabupaten
Yogyakarta.
Inconsistent Mixture :
Kecelakaan itu membunuh 55 orang yang kebanyakan siswi
sekolah dari SMU Yapemda di kabupaten Sleman Yogyakarta.
Theory of Tranlation
- 39 -
Idiomatic translation :
Kecelakaan itu menewaskan 55 orang korban yang kebanyakan
dari mereka adalah para siswi SMU Yapemda kabupaten Sleman
Yogyakarta.
4 Source Language :
Separately, four people died instantly and another 19 people were
injured after a loaded bus crashed into a container truct in
Candimas subdistrict in South Lampung.
Literal Translation :
Inconsistent Mixture :
Idiomatic translation :
Di tempat lain, 4 orang tewas seketika dan 19 orang korgan lainnya
luka-luka setelah sebuah bus bermuatan menabrak sebuah truk
container di kecamatan Candimas Lampung Selatan.
5 Source Language :
All the victims were bus passengers who were employees at a private
company based in Lippo Ckarang, Bejasi returning to East Lampung
for the annual Idul Fitri holidays.
Literal Translation :
Theory of Tranlation
- 40 -
Inconsistent Mixture :
Idiomatic translation :
Semua korban berasal dari penumpang bus yang bekerja sebagai
karyawan di sebuah perusahaan swasta di daerah Lippo Cikarang
bekasi yang hendak judik ke Lampung Timur untuk merayakan hari
raya idul Fitri.
6 Source Language :
The bus was trying to overtake a truck, but another truck was coming
in the opposite direction, and the result was head-on collision.
Literal Translation :
Inconsistent Mixture :
Idiomatic translation :
Bus tersebut mencoba mendahului sebuah truk, tapi dari arah
berlawanan ada sebuah kendaraan lain datang dan akibatnya
tabrakan tidak bisa dihindari lagi.
Theory of Tranlation
- 41 -
Exercise 8
Translate inti Bahasa Indonesia using the Idiomatic Translation!
Mrs. Murphy took her three year old son, Peter, for a walk in
Green Park, one morning. There she saw some people playing with
radio controlled boats. Her son, in the meantime saw some ducks and
geese near the water and chased them. He went further and further
away from his mother.
After sometime, Mrs. Murphy decided to return home. She
looked for Peter all around the lake. There was no sign of Peter. She
rang Mr. Murphy in his office and he rushed to the park. He decided
to call the police and they searched all around the lake. They were
looking for footprints near the water. The policemen thought that he
might have fallen into the water.
Late in the afternoon, a passer-by, noticed a boy lying under a
tree fast asleep. He told the policeman what he had seen. The
policeman found the boy and carried him to his parents. Peter was
hungry and thirsty and he was frightened. But Mr. and Mrs. Murphy
were so delighted to find their son. They thanked the policemen and
the passer-by who found Peter. It was a happy family that returned
home.
Theory of Tranlation
- 42 -
Unit 9
Sentence Analysis
Dalam menganalisis kalimat suatu terjemahan, pastikan Anda sudah
mengetahui mana subjek, predikat, objek, dan keterangan.
Dalam langkah ini, terdapat bagian-bagian yang rinci dalam
kalimat yang bertindak sebagai fungsi, yaitu:
1. Subjek dalam kalimat
2. Kata kerja dalam kalimat.
3. Objek dalam kalimat atau komponen
4. Kata keterangan dalam kalimat.
Kebanyakan kesalahan dalam menerjemah disebabkan karena tiak
dianalisisnya terlebih dahulu bagian subjek, predikat, objek, dan
keterangan dalam sebuah kalimat.
Contoh :
The determination of the degree to which Sanskrit loan-words
show Javanese influence in their meaning forms a rewarding subject of
investigations for linguists.
Jika kalimat di atas dianalisis terlebih dahulu, kita akan mudah
menemukan makna inti atau pesan yang ingin disampaikan oleh kalimat.
Pembahasannya sebagai berikut.
Subject: The determination of the degree
Theory of Tranlation
- 43 -
Adverb: to which Sanskrit loan-words show Javanese influence in
their meaning
Verb : forms
Object : a rewarding subject of investigations for linguists
PASTIKAN PESAN KALIMAT BAHASA SUMBER DITANGKAP
Pertama, kita tentukan subjek, predikat, dan objek dari kalimat tersebut.
Hasil dari penentuan akan terlihat seperti ini:
The determination of the degree to which Sanskrit loan-words
show Javanese influence in their meaning forms a rewarding subject of
investigations for linguists.
The determination of the degree forms a rewarding subject of
investigations for linguists.
Setelah ditentukan bagian inti kalimat, kemudian diterjemahkan:
The determination of = kuatnya
Degree = tingkat
Forms = membentuk
Rewarding = berharga
Subject = subjek
Investigations = penyelidikan
For = bagi
Theory of Tranlation
- 44 -
linguists. = ahli bahasa
Kuatnya tingkat membentuk suatu subjek penyelidikan yang berharga
bagi para ahli bahasa.
SUSUN KEMBALI KALIMAT JIKA TIDAK SEARAH
Kalimat di atas adalah one-way complex sentence sehingga ridak perlu
dilakukan penyusunan ulang.
USAHAKAN MENERJEMAH SAMPAI TINGKAT IDIOMATIK
Mengacu pada teori Larson, kalimat di atas masih bersifat
inconsistent mixture. Maka untuk menjadikannya idiomatic, perlu ada
penyesuaian pada beberapa kata dan hasilnya di bawah ini:
Kuatnya tingkat membentuk suatu subjek penyelidikan yang berharga
bagi para ahli bahasa.
Kini tinggal satu bagian lagi yang harus dipecahkan, yaitu:
…. to which Sanskrit loan-words show Javanese influence in their
meaning….
Dan diterjemahkan seperti di bawah ini:
…. Pengaruh bahasa Jawa pada makna terhadap kata-kata pinjaman
bahasa Sansekerta ….
Terjemahan lengkapnya menjadi:
Theory of Tranlation
- 45 -
The determination of the
degree Subject
Kuatnya tingkat
to which Sanskrit loan-
words show Javanese
influence in their meaning Adverb
Pengaruh bahasa Jawa
pada makna terhadap kata-
kata pinjaman bahasa
Sansekerta
Forms Verb Membentuk
a rewarding subject of
investigations for linguists. Object
suatu subjek penyelidikan
yang berharga bagi para
ahli Bahasa
Maka hasil terjemahan dari:
The determination of the degree to which Sanskrit loan-words show
Javanese influence in their meaning forms a rewarding subject of
investigations for linguists.
Adalah :
Kuatnya tingkat Pengaruh bahasa Jawa pada makna terhadap kata-kata
pinjaman bahasa Sansekerta membentuk suatu subjek penyelidikan yang
berharga bagi para ahli bahasa.
Theory of Tranlation
- 46 -
Exercise 9
Analyze the paragraph below using the chart!
It is difficult to explain the Indian influence an Old
Javanese – which was, as we have seen, almost
exclusively Sanskrit – as being the result of ordinary social
contacts or, in particular, of intermarriage between
Indonesians and foreigners of Indian origin who had
established themselves either temporarily or
permanently in java.
Theory of Tranlation
- 47 -
Unit 10
Sentence analysis 2
Model 1
The selection of the romantic story novels today will be compared with
that of the ancient romantic story manuscripts written in the 17th
century to highlight the similarities and differences between them.
Analysis
Translation
The selection of the
romantic story novels Subject
Kumpulan novel kisah
romantic
written today Adverb Yang ditulis saat ini
will be compared Verb Akan dibandingkan
with that of the ancient
romantic story Adverb
Dengan kumpulan naskah
kisah romantic tua
Subject : The selection of the romantic story novels
Adverb : written today
Verb : will be compared
Adverb : with that of the ancient romantic story manuscripts written in
the 17th century
Adverb : to highlight the similarities and differences between them.
Theory of Tranlation
- 48 -
manuscripts
written in the 17th
century Adverb
Yang ditulis pada abad 17
to highlight the similarities
and differences between
them.
Adverb
Untuk menyoroti kesamaan
dan perbedaan di antara
keduanya.
Maka hasil terjemahan dari:
The selection of the romantic story novels today will be compared
with that of the ancient romantic story manuscripts written in the 17th
century to highlight the similarities and differences between them.
Hasil terjemahannya adalah :
Kumplan novel kisah romantic yang ditulis saat ini akan
dibandingkan dengan kumpulan naskah kisah romantic klasik yang
ditulis pada abad 17 untuk menyoroti kesamaan dan perbedaan di
antara keduanya.
Theory of Tranlation
- 49 -
Model 2
It is discovered that the selection of the ancient romantic story
manuscripts written in the 17th century are more interesting than that of
the romantic story novels written today.
Translation
It Subject -
is discovered Verb ditemukan
that the selection of the
ancient romantic story
manuscripts written in the
17th century are more
interesting than that of the
romantic story novels
written today
Object
bahwa kumpulan naskah
kisah romantic kuno yang
ditulis pada abad 17 lebih
menarik daripada
kumpulan novel kisah
romantic yang ditulis saat
ini.
Maka hasil terjemahan dari:
Subject : it Verb : is discovered Object : that the selection of the ancient romantic story
manuscripts written in the 17th century are more interesting than that of the romantic story novels written today
Theory of Tranlation
- 50 -
It is discovered that the selection of the ancient romantic story
manuscripts written in the 17th century are more interesting than that of
the romantic story novels written today.
Hasil terjemehannya adalah :
Ditemukan bahwa kumpulan naskah kisah romantic kuno yang
ditulis pada abad 17 lebih menarik daripada kumpulan novel kisah
romantic yang ditulis saat ini.
Exercise 10
Analyze this sentence. Then translate it into bahasa Indonesia.
The types of language that are typical of scientific discourse, religious
discussion, government pronouncements, and committee reports are
strikingly different, not only in vocabulary and certain frozen
formulas, but in the order and arrangement of information, the extent
of verbal padding and the amount of apparent intentional ambiguity.
Theory of Tranlation
- 51 -
Unit 11
More Sentence Analysis
Model 1
Sanskrit was so much part of that new culture which they wanted to
make their own and to which they wanted to adopt themselves, that the
inclination to adopt its modes of expression must have come naturally
to them, even where their own language was already adequate and
there was no real need for change.
Kalimat di atas memuat konstruksi so … that … yang memiliki makna
begitu … sehingga …
1. identifikasi
Hasil identifikasi mengatakan bahwa kalimat tersebut berada di bawah
payung ilmu bahasa dan budaya dan kalimat tersebut adalah complext
sentence.
2. Analisis.
Hasil dari analisis kalimat tersebut adalah:
Sanskrit was so much part of that new culture that
the inclination to adopt its modes of expression must have come
naturally to them
Theory of Tranlation
- 52 -
Konstruksi
So … that
Begitu …. sehingga
Sanskrit Subject Bahasa Sansekerta
Was Verb Merupakan
So Adverb
much part of that new
culture
Compl Bagian yang begitu besar dari
budaya baru
which they wanted to
make their own and to
Yang ingin mereka buat sendiri
dan tempat mereka ingin
Subject : Sanskrit Verb : was Adverb : so Compl : much part of that new culture which they
wanted to make their own and to which they wanted to adopt themselves
Adverb : that Adverb : the inclination to adopt its modes of
expression must have come naturally to them, even where their own language was already adequate and there was no real need for change.
Theory of Tranlation
- 53 -
which they wanted to
adopt themselves
mengadaptasi diri.
That Adverb Sehingga
the inclination to adopt
its modes of expression
must have come
naturally to them, even
where their own
language was already
adequate and there was
no real need for change
Adverb Kecenderungan untuk
menggunakan bentuk ungkapan
bahasa tersebut pasti datang
dengan sendirinya bahkan
pada saat bahasanya sendiri
sudah memadai dan perubahan
nyata tidak dibutuhkan.
Model 2
Identify the sentence below.
They point that it would be surprising, in view of the cultural division in
America between Whites and Blacks, if their speech had not developed
differently.
Subject : they
Verb : point Object : That it would be surprising Adverb : in view of the cultural division in America
between Whites and Blacks Adverb : if their speech had not developed differently
Theory of Tranlation
- 54 -
Susun lagi kalimat jika tidak searah.
Sebelum:
They point that it would be surprising, in view of the cultural division in
America between Whites and Blacks, if their speech had not developed
differently.
Sesudah:
They point that it would be surprising, if their speech had not developed
differently, in view of the cultural division in America between Whites
and Blacks,.
They Subject Mereka
Point Verb Menekankan
That it would be
surprising
Object Bahwa akan sangat
mengejutkan
If their speech had not
developed differently
adverb Jika gaya bicara mereka tidak
berkembang secara berbeda
in view of the cultural
division in America
between Whites and
Blacks,.
adverb Karena pada kenyataanya
terdapat pembagian budaya di
Amerika antara orang kulit
putih dan orang kulit hitam.
Theory of Tranlation
- 55 -
Exercise 11
Analyze the sentence below and translate it!
What was stigmatized by the purists of one generation as a corruption
of the language may be accepted as an enrichment by a few
generations later, and what was then a common currency may have
become a pompous archaism or may have acquired a new
significance.
Theory of Tranlation
- 56 -
Unit 12
Evaluation
Evaluation 1
Translate the following text into English!
Dari belakang, Bapak Roby tidak kelihatan seperti orang seusianya.
Meskipun bungkuk ia berjalan dengan kecepatan yang mengherankan,
dan bahkan satu kali ia berhenti bersandar pada tongkatnya dan
mengayunkannya dengan ceria. Ada sejumlah orang di sekitar, dan
karena saya khawatir kehilangan jejaknya, saya agak mendekat dan
melihatnya berdiri di atas sisi jalan sambil menatap dengan tajam ke
belakang ke arah saya. Saya menghindar masuk ruang di depan pintu
sebelum saya menyadari bahwa sebetulnya ia tidak tahu sedang
dibuntuti. Ia melihat ke belakang hanya untuk mengetahui apakah
bisnya, yang sedang melaju ke arahnya, akan sampai lebih dahulu
daripadanya di halte bis.
Bis yang dinaikinya adalah nomor 107, dan bis dibelakangnya
semata-mata secara kebetulan merupakan bis yang dijadwalkan lewat
rute yang sama sampai stasiun kereta-api Charing Cross, di mana saya
melihat bapak Roby turun, berhenti sejenak membeli harian sore, dan
kemudian buru-buru masuk ke jalan samping. Pada waktu saya sampai
situ, ia telah menghilang, tetapi jalan itu buntu dan tidak menuju ke mana
pun kecuali ke kedai kecil kaum pekerja dan kedai anggur saya lama.
Saya memilih kedai kecil kaum pekerja dan kedai anggur gaya lama.
Saya memilih kedai anggur itu dan turun ke ruangan yang penuh dengan
asap tembakau dan suara obrolan laki-laki yang ramai.
Theory of Tranlation
- 57 -
Evaluation 2
Translate into Bahasa Indonesia.
1. If the government had a will to teach people about politics, there
would no longer be any violation in the General Election this year
like before.
2. If I have studied English seriously before, I would probably have
been able to write and speak English.
3. Suppose I still had time now, I would certainly not miss this valuable
chance.
4. If you had to me yesterday to be joining the group, now we could be
going together.
o Please, don’t tell him the truth, otherwise his heart problem would
get worse.
o If you want to sell your house cheaply, it’s better you can sell it to
your relative or friends, isn’t it?
o If what you said just now was true, I would sue him to the court.
o The long-haired girl to whom I talked just now, was my class-mate at
SMA, and since our graduation, I had never seen her any longer until
we met here just now.
o The house is big enough and the air is fresh, as it is located in
mountainous area and surrounded by different kinds of trees.
o Besides being allowed to pay by installment, he also gets big
discount.
Theory of Tranlation
- 58 -
Evaluation 3
Translate into Bahasa Indonesia.
Buying Modern foods
Never has there been such a wide choice of attractive foods for the
housewife to buy. Producers and manufacturers use all their expertise to
give up first-class food in first-class condition at competitive prices, and
with most of the hard work already done. Convenience foods are here to
stay, since more and more women are running jobs and homes, and so
have neither time nor energy for unnecessary chores.
No sacrifice of quality is involved; indeed, pre-packed foods are
often fresher and of more even standard than similar goods unprocessed.
Every district has its quota of shops, large and small, stores,
supermarkets and shopping centers within easy reach. Even country
villages are catered for in ways that would have been impossible a
generation ago. Try all the facilities in your area. You will find clean,
bright, airy premises, well arranged goods and friendly assistants ready
to advise and help you in your choice. It is your custom they want! If you
have the time, ‘shop around’ for special offers and bargain buys.
Everyone makes a bad buy occasionally, but never make the same
mistake twice. When you have reason to be dissatisfied, register a
complaint and return unsatisfactory goods.
Theory of Tranlation
- 59 -
Evaluation 4
Translate the following paragraph into English!
Selama berabad-abad orang percaya bahwa Bumi adalah
pusat Alam Semesta. Gambaran yang sebenarnya jauh ebih
menakjubkan.
Kita hidup disuatu planet kecil yang mengitari sebuah
bintang yang berukuran rata-rata saja, yang juga berputar
bersama milyaran bintang lainnya, dalam satu galaksi di antara
jutaan galaksi di Alam Semesta yang mungkin sekali tak
terbatas.
Pengamatan ilmiah sampai sekarang belum
mengungkapkan batas-batas Alam Semesta dan sejauh ini
hanya menjajaki sebagian kecil saja. Namun untuk menjelajah
ke perbatasan bagian kecil yang sudah diamati itu, bahkan pada
kecepatan 186.300 mil per detik (kecepatan cahaya), akan
diperlukan waktu 6 milyar tahun, kira-kira 20.000 kali
keseluruhan kurun waktu yang diperkirakan bagi eksistensi
kehidupan manusia di Bumi.
Berbagai benda dan struktur di Alam Semesta yang
semuanya tampak menjauh dari kita, berkisar antara galaksi-
galaksi tunggal sampai gugus-gugus mahabesar yang berisi
sebanya 500 galaksi.
Theory of Tranlation
- 60 -
References
Chamberlin, Dennis.1986. English for Translation. Cambridge
University Press.
Choliludin. 2005. The Technique of Making Idiomatic Translation.
Kesaint Blanc.
Rachmat Effendi P. 2004. Cara Mudah Menulis dan Menerjemahkan.
Hapsa et Studia.
Susan Bassnett. 2002. Translation Studies, New York.
Theory of Tranlation
- 61 -
Theory of Tranlation
- 62 -
Theory of Tranlation
- 63 -