MENGGANTI BALUTAN.doc

21
MENGGANTI BALUTAN, MENJAHIT LUKA, DAN MENGANGKAT JAHITAN A.Mengganti Balutan Menggunakan balutan yang tepat perlu disertai pemahaman tentang penyembuhan luka. Apabila balutan tidak sesuai dengan karakteristik luka, maka balutan tersebut dapat mengganggu penyembuhan luka (Erwin Toth dan Hocevar, 1995;Krasner, 1995;Motta, 1995) Pilihan jenis balutan dan metode pembalutan luka akan mempengaruhi kemajuan penyembuhan luka. Balutan yang tepat tidak akan menyebabkan luka dengan drainase menjadi terlalu kering (desikasi) disertai dengan terbentuknya keropeng yang luas. Idealnya balutan harus membuat luka menjadi agak lembab agar perpindahan sel epitel meningkat. Balutan juga harus dapat menyerap drainase untuk mencegah terkumpulnya eksudat yang dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri dan maserasi disekeliling kulit akibat eksudat luka. Pada luka operasi dengan penyembuhan primer, umumnya balutan dibuka setelah drainase berhenti. Sebaliknya, jika perawat membalut luka terbuka dengan penyembuhan sekunder, maka balutan tersebut dapat menjadi sarana 1

description

BALUTAN

Transcript of MENGGANTI BALUTAN.doc

Page 1: MENGGANTI BALUTAN.doc

MENGGANTI BALUTAN, MENJAHIT LUKA, DAN

MENGANGKAT JAHITAN

A.Mengganti Balutan

Menggunakan balutan yang tepat perlu disertai pemahaman tentang

penyembuhan luka. Apabila balutan tidak sesuai dengan karakteristik luka, maka

balutan tersebut dapat mengganggu penyembuhan luka (Erwin Toth dan Hocevar,

1995;Krasner, 1995;Motta, 1995)

Pilihan jenis balutan dan metode pembalutan luka akan mempengaruhi

kemajuan penyembuhan luka. Balutan yang tepat tidak akan menyebabkan luka

dengan drainase menjadi terlalu kering (desikasi) disertai dengan terbentuknya

keropeng yang luas. Idealnya balutan harus membuat luka menjadi agak lembab agar

perpindahan sel epitel meningkat. Balutan juga harus dapat menyerap drainase untuk

mencegah terkumpulnya eksudat yang dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri dan

maserasi disekeliling kulit akibat eksudat luka.

Pada luka operasi dengan penyembuhan primer, umumnya balutan dibuka

setelah drainase berhenti. Sebaliknya, jika perawat membalut luka terbuka dengan

penyembuhan sekunder, maka balutan tersebut dapat menjadi sarana untuk

memindahkan eksudat dan jaringan nekrotik secara mekanik.

Tujuan pembalutan:

1. Melindungi luka dari kontaminasi mikroorganisme

2. Membantu hemostasis

3. Mempercepat penyembuhan dengan cara menyerap drainase dan untuk

debridemen luka

4. Penyangga atau mengencangkan tepi luka

5. Melindungi klien agar tidak melihat keadaan luka

6. Meningkatkan isolasi suhu pada permukaan luka

7. Mempertahankan kelembaban yang tinggi antara luka dan balutan

1

Page 2: MENGGANTI BALUTAN.doc

Apabila kulit rusak, balutan akan membantu mengurangi paparan

mikroorganisme. Namun, jika drainase luka sedikit, maka proses penyembuhan

secara alami akan membentuk fibrin penutup sehingga tidak perlu menggunakan

balutan. Balutan selalu dibutuhkan untuk luka yang luas.

Fungsi primer balutan pada penyembuhan luka adalah untuk mengabsorbsi

drainase. Sebagian besar balutan operasi tradisional mempunyai tiga lapisan, yaitu,

lapisan primer atau lapisan kontak, lapisan penyerap, dan lapisan pelindung terluar.

Perawat harus mengangkat balutan secara hati-hati dan melembabkan area luka

dengan salin normal steril sebelum mengangkat balutan atau tidak mengganti balutan

selama beberapa hari.

Balutan digunakan pada luka yang mengeluarkan drainase harus sering diganti

untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dan kerusakan kulit.

Lapisan balutan penyerap berfungsi sebagai reservoar untuk sekresi tambahan.

Lapisan balutan terluar membantu mencegah masuknya bakteri dan kontaminan

eksternal lainnya ke permukaan luka.

Tekhnik mengganti balutan

Dalam mempersiapkan penggantian balutan, peawat harus mengetahui jenis

balutan, adanya drain atau selang untuk perawatan luka. Persiapan yang buruk akan

menyebabkan rusaknya teknik aseptik atau lepasnya drain secara tidak disengaja.

CDC merekomendasikan hal-hal berikut selama melakukan prosedur penggantian

balutan:

Perawat harus mencuci tangan sebelum dan sesudah perawatan luka

Petugas tidak boleh menyentuh luka terbuka atau luka baru secara langsung

tanpa menggunakan sarung tangan steril

Apabila luka ditutup, balutan dapat diganti tanpa menggunakan sarung tangan.

Balutan pada luka tertutup harus diangkat atau diganti jika sudah terlihat

basah atau jika klien menunjukkan tanda dan gejala infeksi.

Untuk mempersiapkan klien yang akan diganti balutan, perawat harus:

2

Page 3: MENGGANTI BALUTAN.doc

1. Memberi analgesik yang dibutuhkan sehingga efek puncaknya terjadi

selama penggantian balutan

2. Menggambarkan tahapan prosedur untuk menurunkan kecemasan

klien

3. Menggambarkan tanda-tanda normal penyembuhan luka

4. Menjawab pertanyaan

Memasang balutan kering dan basah-kering:

1. Kaji ukuran, lokasi, jenis luka yang akan dibalut

2. Kaji tingkat kenyamanan klien

3. Kaji ulang program dokter tentang prosedur penggantian

4. Siapkan perlengkapan dan bahan yang dibutuhkan;

a. Sarung tangan :steril, bersih

b. Sel balutan (steril), forsep, gunting, halting up, lidi waten

c. Kain steril (opsional)

d. Balutan dan bantalannya, misalnya, kasa yang serat halus (hanya pada

balutan basah-kering)

e. Baskom steril

f. Salep antiseptik (pilihan untuk balutan kering)

g. Larutan pemblas

h. Larutan (hanya untuk balutan basah kering)

i. Plester, pengikat atau perban sesuai kebutuhan

j. Kantong sampah kedap air

k. Balutan kasa ekstra, Surgi-Pads atau bantalan ABD

l. Selimut mandi

m. Penghilang perekat (opsional)

n. Masker sekali pakai (opsional) atau pelindung mata

o. Gunting plester

p. Kapas balut

5. Jelaskan prosedur pada klien dan instruksikan klien untuk tidak menyentuh

area luka atau peralatan steril

3

Page 4: MENGGANTI BALUTAN.doc

6. Mendekatkan alat ke dekat psien

7. Tutup pintu kamar atau pasang sampiran, tutup jendela yang terbuka

8. Atur posisi yang nyaman bagi klien dan tutupi bagian tubuh selain luka

dengan selimut mandi

9. Letakkan kantong sampah pada area yang mudah dijangkau. Lipat bagian

atasnya membentuk mangkok

10. Kenakan masker muka atau pelindung mata (biasanya diperlukan jika luka

mengeluarkan drainase yang mungkin muncrat ke mata perawat) dan cuci

tangan secara menyeluruh

11. Kenakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepas plester, perban atau

ikatan

12. Lepaskan plester, tarik secara paralel dari kulit ke arah balutan. Hilangkan

perekat yang tersisa dari kulit

13. Dengan tangan yang memakai sarung tangan angkat balutan kasa secara hati-

hati, jaga jangan sampai menarik/melepas drain atau selang. Jaga kotoran-

kotoran pada luka agar tidak terlihat oleh klien. (jika balutan menempel pada

balutan basah –kering, jangan membasahinya, peringatkan klien tentang rasa

tidak nyaman yang mungkin akan dirasakannya dan angkat balutan dengan

perawat)

14. Observasi karakter dan jumlah drinase pada balutan penampakan luka

15. Buang balutan yang kotor ke dalam kantong sampah. Buang sesuai dengan

peraturan yang berlaku

16. Lepaskan sarung tangan dengan bagian dalamnya berada di luar. Buang ke

tempat sampah

17. Buka set balutan steril atau perlengkapan steril yang dibungkus satu per satu.

Letakkan pada meja disamping tempat tidur

a. Memasang balutan kering

1) Buka botol larytan dan tuangkan ke dlam baskom steril

2) Kenakan sarung tangan steril

4

Page 5: MENGGANTI BALUTAN.doc

3) Inspeksi penampakan, drainase, dan integritas luka. Hindarkan

kontak dengan lahan yang terkontaminasi

4) Bersihkan dengan larutan:

o Gunakan swab yang terpisah untuk setiap usapan

o Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi ke area

yang paling terkontaminasi

5) Gunakan kasa kering untuk menyapu luka, sama dengan cara yang

digunakan pada tahap awal pembersihan untuk luka kering

6) Oleskan salep antiseptik jika diprogramkan, menggunakan teknik

yang sama seperti pembersihan luka:

o Pasang kasa tenunsebagai lapisan kontak dengan longgar

o Jika terdapat drain, potong sedikit kasa berukuran 4x4 untuk

menutup sekeliling drain. Juga tersedia kasa yang telah di potong.

o Pasang lapisan kedua

o Pasang bantalan kasa yang lebih tebal (surgi-pad)

b. Memasang balutan basah-kering

1) Tuang larutan yang telah diprogramkan ke dalam baskom steril

dan tambahkan kasa yang berserat halus

2) Kenakan sarung tangan steril

3) Inspeksi warna luka, karakter drainase, jenis jahitan, dan drain

4) Bersihkan luka dengan salin normal sesuai program. Bersihkan

dari area ynag sedikit terkonteminasi ke area yang paling

terkontaminasi

5) Pasang kasa berserat halus yang lembab langsung ke permukaan

luka. Jika lukia dalam, masukkan kasa dengan hati-hati ke dalam

lka menggunakan forsep sampai semua permukaan luka dapat

kontak dengan kasa yang lembab

6) Pasang kasa kering steril berukuran 4x4 diatas kasa yang basah

5

Page 6: MENGGANTI BALUTAN.doc

7) Tutup balutan dengan bantalan ABD, Surgi-pad, atau kasa

18. Pasang plester di atas balutan, gulung Kling (untuk balutan sirkumferensial),

atau tali Montgomery.

Untuk penggunaan tali Montgomery:

a. Buka permukaan perekat plester ada pada ujung setiap tali

b. Letakkan tali pada sisi balutan yang berlawanan

c. Letakkan bagian yang lengket langsung pada kulit klien atau

menggunakan barier kulit

d. Fiksasi balutan dengan mengikatkan tali melewati bagian atasnya atau

menggunakan peniti yang aman dan bandana karet

19. Lepas sarung tangan dan buang ke kantong sampah

20. Bantu klien untuk berada dalam posisi yang nyaman

21. Buang seluruh perlengkapan dan cuci tangan

22. Kaji klien kembali untuk menentukan respons terhadap penggantian balutan

23. Pantau status balutan minimal setiap jadwal pergantian dinas

24. Cacat penampakan luka dan drainase, toleransi klien dan jenis balutan yang

digunakan ke dalam catatan keperawatan

25. Catat frekuensi penggantian balutan dan perlengkapan yang dibutuhkan ke

dalam kardeks

B.Memfiksasi Balutan

Perawat dapat menggunakan plester, tali, perban, atau balutan sekunder dan

pengikat kain untuk memfiksasi balutan pada luka. Pilihannya bergantung pada

ukuran luka, lokasi, ada tidaknya drainase, frekuensi penggantian balutan, dan

tingkat aktifitas klien.

Perawat paling sering menggunakan plester untuk memfiksasi balutan jika

klien tidak alergi pada plester. Plester kertas nonalergik dan plester plastik dapat

meminimalkan reaksi kulit. Plester perekat yang umum digunakan untuk menempel

6

Page 7: MENGGANTI BALUTAN.doc

dengan baik pada permukaan kulit, sedangkan plester perekat elastis menekan dengan

rapat area tubuh disekitar balutan dan memudahkan pergerakan bagian tubuh.

Perawat memilih ukuran plester yang cukup memfiksasi balutan. Saat

merekatkan plester, perawat harus memastikan bahwa plester tersebut menempel

beberapa inci dikulit pada kedua sisi balutan dan melintasi bagian tengah balutan.

Saat memfiksasi balutan, perawat menekan plester dengan lembut, memberikan

tekanan jauh dari luka. Penekanan yang dilakukan ke arah luar luka akan

meminimalkan distorsi dan iritasi kulit. Plester jangan direkatkan pada kulit yang

mengalami iritasi atau rusak. Beberapa perawat melindungi kulit di bawah plester

dengan menggunakan produk pelindung kulit.

Untuk melepas plester dengan aman, perawat harus melonggarkan ujung

plester dn tarik dengan hati-hati ujung terluar plester dari permukaan kulit ke arah

luka. Perawat meregangkan kulit dengan ringan menjauhi luka pada saat plester

dilonggarkan dan dilepas. Tindakan meregangkan kulit pada saat plester dilepas akan

meminimalkan tarikan pada kulit. Jika plester menutupi area yang ditumbuhi rambut,

maka rasa tidak nyaman yang akan klien alami sedikit jika perawat menarik plester

searah dengan arah tumbuhnya rambut.

C.Jahitan

Jahitan adalah benang atau kawat yang digunakan untuk menjahit jaringa

tubuh. Riwayat penyembuhan luka pada klien, daerah operasi, jaringan yang

mengalami luka, dan tujuan penjahitan menentukan bahan jahitan yang akan

digunakan. Misalnya, jika klien menjalani operasi hernia abdomen berulang, maka

dipilih jahitan kawat agr penutupan luka menjadi lebih kuat. Sebaliknya, laserasi kecil

pada wajah membutuhkan jahitan Dacron halus (polyester) untuk meminimalkan

terbentuknya jaringan parut.

Pada luka yang dalam, jahitan diberikan di dalam lapisan jaringan dan

dipermukaan luka sebagai cara terakhir untuk menutup luka. Jahitan pada jaringan

yang lebih dalam biasanya berasal dari bahan yang mudah diserap dan akan

menghilang dalam beberapa hari. Jahitan merupakan benda asing sehingga dapat

7

Page 8: MENGGANTI BALUTAN.doc

menimbulkan inflamasi lokal. Dokter bedah dapat meminimalkan cedera jaringan

dengan cara menggunakan jahitan yang sehyalus dan sekecil mungkin sesuai

kebutuhan.

A. Teknik Penjahitan

Penggunaan macam-macam jahitan :

1. Jahitan terputus banyak

dipakai untuk menjahit luka di

kulit, karena apabila ada pus

(cairan) dapat dilepas satu atau

dua jahitan dan membiarkan

yang lain.

2. Jahitan matras vertikal berguna untuk mendapatkan tepi luka secara

tepat, tetapi tidak boleh dipakai di tempat-tempat yang vaskularisasinya

kurang.

8

Page 9: MENGGANTI BALUTAN.doc

3. Jahitan matras horizontal

untuk menautkan fascia,

tetapi tidak boleh digunakan

untuk menjahit subkutis

karena kulit akan

bergelombang.

4. Jahitan jelujur, lebih cepat

dibuat serta lebih kuat tetapi

kalau terputus seluruhnya

akan terbuka.

5. Jahitan jelujur terkunci, ini

merupakan jahitan jelujur

yang menyelipkan benang di

bawah jahitan yang telah

terpasang. Cara ini efektif

untuk menghentikan

perdarahan, tetapi kadang-

kadang jaringan mengalami

iskemia.

Keterangan Teknik Jahitan

1. Jahitan Kulit Terputus

1. Pasang jarum lengkung jenis tapercut untuk kulit no. 3/0 dengan klem

pemegang jarum pada 1/3 bagian belakang kemudian klem dikunci.

2. Pilih benang untuk kulit (silk/nylon) dan dipasangkan pada jarum pada

tempatnya sesuai dengan jenisnya.

9

Page 10: MENGGANTI BALUTAN.doc

3. Tepi luka diangkat dengan menggunakan pinset chirurgis, untuk menentukan

tempat daan kedalaman penususkan jarum.

4. Jarum ditusukkan pada kulit dengan posisi tegak lurus, tangan pronasi penuh,

siku membentuk sudut 90 derajat dekat pinset.

5. Penusukan dilakukan dengan memperhitungkan kedalaman luka (jarak antara

tempat penusukan dengan tepi luka sama dengan kedalaman penusukan,

sedangkan jarak antara tempat penusukan dengan jahitan selanjutnya adalah

dua kali jarak tersebut).

6. Jarum didorong dengan gerakan supinasi pergelangan tangan dan adduksi

bahu yang serentak, arah sesuai dengan kelengkungan jarum.

7. Setelah ujung jarum muncul menembus kulit, ujung jarum ditarik dengan

klem pemegang jarum sampai ujung benang tersisa 3 - 4 cm dari kulit.

8. Tusukkan ujung jarum pada kulit di tepi luka dengan cara dan kedalaman

yang sama.

9. Benang yang lebih panjang dipegang dengan tangan kiri, tangan kanan

memegang klem pemegang jarum.

10. Buat lilitan benang panjang pada klem pemegang jarum, dengan gerakan aktif

klem pemegang jarum.

11. Ujung benang pendek dijepit dengan klem pemegang jarum, benang panjang

ditarik sehingga menutup luka dan terjadi simpul, tempatkan pangkal simpul

pada bagian benang pendek.

12. Lakukan gerakan no. 10 dan 11 untuk menutup simpul, pastikan simpul

berada di tepi luka.

13. Kedua ujung benang disatukan, tempatkan gunting dengan posisi terbuka,

dekatkan ke arah kedua benang, kemudian gunting dikatubkan.

2. Jahitan Matras Vertikal

Langkah-langkah penjahitan matras vertikal pada prinsipnya sama seperti pada

jahitan kulit terputus, perbedaan beberapa jenis jahitan adalah pada arah lintasan

10

Page 11: MENGGANTI BALUTAN.doc

benangnya dan mungkin juga letak simpulnya. Pada jahitan ini jarak antara kedua

penusukan lebih lebar karena akan dipakai untuk dua kali penusukan, dan sebelum

dilakukan pembuatan simpul jarum kembali ditusukkan pada kulit dekat tepi luka,

kemudian di arahkan keluar ke tepi luka dengan tidak terlalu dalam. Selanjutnya

dengan bantuan pinset chirurgis tepi kulit di seberangnya diangkat untuk dilakukan

penusukan dari arah dalam tepi luka sejajar dengan tempat keluarnya jarum dari kulit

seberangnya dan menembus ke arah kulit luar dekat tepi luka dengan jarak sama

dengan tempat penusukan kedua pada tepi luka seberangnya. Pembuatan simpul

dilakukan dengan mempertemukan dua ujung benang panjang dan pendek, dengan

teknik sama dengan pada jahitan kulit terputus.

Gambar : Cara menjahit matras vertikal

3. Jahitan Matras Horizontal.

Teknik jahitan sama seperti pada jahitan matras vertikal akan tetapi dengan arah

horizontal, seperti pada gambar.

11

Page 12: MENGGANTI BALUTAN.doc

Gambar : Cara menjahit matras horizontal.

4. Jahitan Jelujur

Untuk mengerjakan jahitan jelujur, pertamakali adalah dengan membuat satu

jahitan seperti pada jahitan kulit terputus dan dibuat simpul, selanjutnya benang

panjang tidak dipotong tetapi melanjutkan dengan penusukan pada tepi luka

selanjutnya dengan tempat penusukan dan keluarnya benang yang sejajar, sehingga

tampak dari luar arah benang miring, tetapi dalam posisi tegak lurus di dalam

jaringan, seperti pada gambar.

Gambar : Cara menjahit jelujur.

5. Jahitan Jelujur Terkunci

12

Page 13: MENGGANTI BALUTAN.doc

Pada jahitan ini tekniknya hampir sama dengan jahitan jelujur di atas, akan tetapi

dilakukan kuncian pada setiap satu jahitan, untuk kemudian dilakukan penusukan

selanjutnya, seperti pada gambar.

Gambar : Jahitan jelujur terkunci.

B.Mengangkat Jahitan

Untuk mengangkat jahitan, pertamakali perawat memeriksa jenis jahitan yang

digunakan. Dengan jahitan simpul tunggal, ikat setiap satu jahitan yang dibuat pada

kulit. Jahitan jelujur, sesuai namanya, adalah rangkaian jahitan yang mempunyai dua

buah simpul, satu pada awal garis jahitan dan satu lagi pada akhir garis jahitan.

Untuk melepas staple, perawat memasukkan ujung staple di bawah setiap

staple kawat. Sambil menyatukan ujung-ujung staple secara perlahan-lahan, perawat

menekan bagian tengah staple dengan ujung staple, yang akan melepaskan staple dari

kulit.

Gunting khusus dengan ujung bengkok untuk memotong jahitan atau staple

khusus diselipkan di bawah kulit yang tertutup untuk mengangkat jahitan. Biasanya

dokter akan memberitahu jumlah jahitan dan staple yang akan dilepas. Jika beberapa

bagian dari garis jahitan terlihat mengalami penyembuhan yang lebih baik dari yang

lainnya, maka dokter mungkin hanya memilih untuk mengangkat sebagian saja.

(mis,diangkat satu-satu)

Jahitan retensi dimasukkan lebih dalam daripada jahitan kulit. Cara

menyilangkan dan memasukkan jahitan kedalam kulit akan menentukan metode

pengangkatannya. Prinsip pengangkatan jahitan yang paling penting adalah jangan

menarik bagian jahitan yang terlihat melewati jaringan yang ada di bawahnya. Jahitan

pada permukaan kulit mengandung mikroorganisme dan debris. Bagian jahitan yang

13

Page 14: MENGGANTI BALUTAN.doc

ada di bawah kulit adalah bagian yang steril. Menarik bagian jahitan yang

terkontaminasi melewati jaringan dapat menyebabkan infeksi. Perawat menjepit

bahan jahitan yang terdekat pada satu sisi tepi kulit kemudian menarik jahitan melalui

sisi yang lain.

14

Page 15: MENGGANTI BALUTAN.doc

15