The Millennium Development Goals Dan Disabilitas

download The Millennium Development Goals Dan Disabilitas

of 5

description

Ilmu penyakit mata RSOB jurnal reading

Transcript of The Millennium Development Goals Dan Disabilitas

The Millennium Development Goals dan Disabilitas

Apakah yang memjadi dampak pada pengurangan kemiskinan pada paradigma MDG?

Deklarasi millennium membuat pemerintah membuat kebijakan untuk mengembangkan realitas bagi semua orang dan membebaskan semua keinginan manusia: kebijakan pemerintahan sangat menyeluruh. Bagaimanapun, target pada tahun 2015 belum dapat dihitung oleh pencapaian universal dan menentukan inspirasi hanya berdasarkan proporsi dari populasi dunia. Selain dari kesehatan reproduksi wanita dan anak-anak, kerangka MDG tidak membuat beberapa referensi untuk mengkesampingkan kelompok. Terfokus pada hasil aggregasi, proses nasional dapat dibuat tanpa perubahan apapun pada situasi kemiskinan.Proporsi kerangka dan beberapanya membuat kebijakan terfokus pada mereka yang mudah djangkau denan tujuan untuk mencapai target MDG seefisien dan secepat mungkin. Kebanyakan secara signifikan, target untuk memperoleh 1$US/hari pada tahun 2015 dapat tercapai dengan terkonsentrasi pada orang miskin dan mengkesampingkan tindakan untuk menjauhkan mereka. Perhatian hanya pada beberapa dan grup yang termudah dapat mengeradikasi tujuan utama dari kemiskinan dan memberikan hasil yang lebih berinteraksi terhadap kemiskinan pada tahun 2015.Sebagian target dari kerangka MDG dinyatakan cacat secara inheren karena tidak dapat menemukan kebutuhan dari kemiskinan dunia dan populasi yang paling marginal. Kurangnya perhatian yang spesifik terhadap kelompok marginal pada target dan indikator membuat bahaya yang dapat menyebabkan MDGs mendorong beberapa orang termiskin di dunia semakin dikucilkan. Secara terpisah, kategori eksklusi dari orang yang tidak dapat mengakses kondisi sosial, ekonomi, dan kehidupan politik memiliki keterbatasan akses pada sebagian perkembangan area-orang dengan disability benar-benar menjadi masalah.Disabilitas dapat menjadi penyebab dan berkonsekuensi menjadi kemiskinan, dan menjelaskan bahwa orang dengan disabilitas sebagai orang yang termiskin dari yang miskin. Berdasarkan Bank Dunia, 20 persen dari orang miskin dunia adalah orang cacat, walaupun kecacatan itu sendiri belum dimasukkan dalam 8 tujuan MDG, 18 target, atau 48 indikasi. Orang dengan disabilitas paling besar absen dari strategi internasional dan nasional dan rencana tindakan untuk menurunkan kemiskinan. Sebagai Direktur dari Bank Dunia, James Wolfensohn menyatakan pada tahun 2002: Bahkan orang dengan disabilitas membawa pemerintah mengalami kesulitan untuk memotong kemiskinan pada pertengahan 2015. Departemen dari Perkembangan Internasional menjelaskan Disabilitas adalah kunci untuk mencapai MDG dan eksklusi yang menantang adalah inti untuk mengurangi kemiskinan. Selain itu, inklusi promosi, kebijakan dari orang dengan disabilitas adalah inti dari pengurangan kemiskinan dan pencapaian hak asasi manusia.Sightsaver juga menciptakan penelitian tersendiri yang mendemonstrasikan hubungan antara kebutaan dan kemiskinan. Orang dengan disabilitas memiliki kesempatan yang relevan untuk kedelapan MDG dan menjadikan isu sentral untuk mengurangi kemiskinan. Contohnya:MDG 1 mengurangi kemiskinan: walaupun kemiskinan bukan hanya mengenai ekonomi, orang dengan disabilitas selalu berusaha untuk mencari peluang untuk mendapatkan penghasilan walaupun memiliki diskriminasi terhadap pendidikan dan pekerjaan. Pada beberapa area di Bangladesh, angka pekerja orang dengan disabilitas lebih sedikit seperempat daripada orang tanpa disabilitas.MDG 2 pendidikan: dari 75 juta anak-anak dari sekolah dasar berhenti sekolah, lebih dari sepertiganya memiliki disabilitas dan inklusi anak-anak dengan disabilitas pada pendidikan dapat terlihat sukses.MDG 3 persamaan gender: wanita yang memiliki disabilitas terdiskriminasi karena kekurangan mereka, namun diskriminasi lebih ditekankan pada perbedaan gender. Double diskriminasi ini sudah didokumentasikan pada perkembangan kebijakan. Wanita dengan disabilitas juga menjadi korban kekerasan dari hak asasi manusia daripada wanita tanpa disabilitas.MDG 4 kematian anak: pada beberapa negara berkembang, angka kematian dari anak dengan disabilitas dibawah lima dan dapat lebih tinggi dari 80 persen, bahkan di negara yang memiliki angka kematian di bawah 20 persen dan anak dengan disabilitas lebih sering mendapatkan imunisasi standard.MDG 5 kesehatan reproduksi: wanita dengan disabilitas akan menghadapi tantangan dalam hal edukasi dari kesehatan reproduksi karena mereka kebanyakan tidak akan menjadi orang yang aktif secara seksual, dan mereka tidak akan mendapatkan waktu perawatan antenatal yang seharusnya dapat mereka pilih untuk memiliki anak.MDG 6 HIV: semua faktor resiko dihubungkan dengan HIV yang meningkat pada orang dengan disabilitas. Mereka lebih sering dimasukkan terhadap kelompok yang tidak dapat dijangkau dari aktivitas penyembuhan.MDG 7 memelihara kesehatan lingkungan: dari seluruh orang miskin, orang dengan disabilitas memiliki setidaknya akses untuk menghemat air dan fasilitas sanitasi dan berkontribusi untuk menjaga kekurangan dan meningkatkan mata pencaharian mereka.MDG 8 perkembangan hubungan pemerintahan global: artikel 32 dari United Convention on the Rights of Persons dengan Disabilitas secara eksplisit menyatakan kooperasi internasional dan perkembangan program adalah inklusif dan dapat diakses untuk orang dengan disabilitas.Kekurangan pengetahuan dan pengertian mengenai ekslusi dari orang dengan disabilitas di antara pembuat keputusan, donor, agensi internasional, pemerintahan dan faktor perkembangan lain, dan kurangnya pengenalan disabilitas merupakan isu yang menghasilkan prioritas terendah yang diberikan untuk disabilitas di antara perkembangan internasional. Beberapa laporan daripada MDGs membuat komitmen yang memasukkan orang dengan disabilitas untuk mengurangi strategi kemiskinan, namun memiliki kemungkinan mengalami kegagalan untuk menyediakan anggaran untuk mengimplementasikan program sehingga proses yang ada menjadi inefektif. Berhubungan dengan disabilitas, gender menjadi isu yang menjadi prioritas (walaupun tidak disadari) dan sudah terlihat sebagai masalah umum dari target MDG.

Proses mayor global yang menggambarkan perkembangan pada 2015 di samping perubahan demographiDunia bereksperimen terhadap transformasi demografi. Dengan 2050 orang berumur 60 tahun sampai hampir 2 milyar dan proporsi dari orang yang berumur 60 tahun atau lebih diperkirakan berlipat ganda dari 10 sampai 21 persen. Peningkatan ini sangat tinggi dan kebanyakan terjadi pada negara yang berkembang di mana populasi orang tua yang diharapkan empat kali lipat sampai 50 tahun ke depannya. Karena insiden dari gangguan ini mengacu untuk mengalami peningkatan di antara orang tua, maka didapatkan implikasi kebijakan mayor dari kelompok ini yang berhubungan dengan MDGs. Selain itu, peningkatan layanan kesehatan menunjukkan angka harapan hidup meningkat bagi tiap individual yang terlahir memiliki disabilitas atau memperoleh kecacatan untuk menanggulangi penyakit maupun kecelakaan. Peningkatan angka orang yang memiliki disabilitas diperlukan untuk dimasukkan dalam rencana untuk mengurangi kemiskinan sampai 2015 dan seterusnya.

Hal apalagi yang perlu diubah dari MDGs?United Nations Convention pada Rights of Persons dengan Disabilitas muncul pada Mei 2008. Konvensi memiliki 139 negara dengan rata-rata 53 negara tergabung di dalamnya. Konvensi ini menjelaskan hak asasi manusia dan isu perkembangan. Artikel 32 yang menyatakan negara yang tergabung di dalamnya dapat menjamin hubungan internasional, termasuk program perkembangan internasional dan dapat diakses oleh orang dengan disabilitas. Implikasi dari Konvensi dan hak asasi manusia harus direfleksikan secara baik demi perkembangan masa depan.Kami tidak mengadvokasi untuk MDGs untuk dirangkai ulang atau dipisahkan untuk mencakup orang dengan disabilitas. Bagaimanapun, perubahan inkremental, termasuk disagregasi dari data dan perencanaan dengan Konvensi tidak menjadi permasalahan mayor. Hubungan yang memasukkan orang dengan disabilitas ke dalam MDG sudah dipertimbangkan dan kelompok pertemuan handal dan sudah menetapkan tempat di antara United Nation sebagai indikator untuk koordinasi orang dengan disabilitas. Didapatkan contoh yang jelas dan indikator guideline yang didesain untuk mengidentifikasi hubungan antara MDGs dan Konvensi baru. Proses ini harus terus berkelanjutan dan diperkuat sampai tahun 2015 dan dibuat untuk perkembangan masa depan.Penyusun perkembangan kebijakan tidak memiliki inklusi untuk orang dengan disabilitas sendiri. Kebijakan disabilitas dunia sudah berubah menjadi disabilitas nasional dan internasional organisasi orang dengan disabilitas. Organisasi ini mengadvokasi partisipasi dan keterlibatan orang dengan disabilitas dari semua level pada rencana pengembangan dan menyediakan penunjuk dan bergabung untuk menghasilkan perkembangan dengan level yang tinggi secara personal. Jika orang dengan disabilitas tidak dimasukkan dalam proses maka orang dengan disabilitas akan hidup di dalam kemiskinan dan kemudian akan dikucilkan dan hal ini dapat menyebabkan kemiskinan kronis.Bagaimanapun juga, Konvensi dan mekanisme untuk inklusi dari orang dengan disabilitas akan diberikan kesempatan untuk menetapkan pilihannya. Kita sekarang membutuhkan tanggung jawab dari MDG untuk monitoring dan evaluasi proses untuk secara eksplisit mengumpulkan spesifik data disabilitas dan menganalisa data untuk memastikan orang dengan disabilitas pada negara yang berkembang memiliki statistik data yang pasti. Sekalipun didapatkan eviden pada ekslusi, orang dengan disabilitas diperlukan untuk perkembangan masa depan dan diprioritaskan hak asasi manusia dari kebanyakan orang yang dikucilkan dan orang yang paling miskin.