International Patient Safety Goals

15
INTERNATIONAL PATIENT SAFETY GOALS (IPSG) Bab ini membahas Sasaran Internasional Keselamatan Pasien (SIKP), sebagaimana disyaratkan untuk diimplementasikan mulai tanggal 1 Januari 2011 di semua rumah sakit yang terakreditasi oleh Joint Commission International (JCI) di bawah Standar Internasional untuk Rumah Sakit. Tujuan SIKP adalah untuk menggiatkan perbaikan-perbaikan tertentu dalam soal keselamatan pasien Sasaran sasaran dalam SIKP menyoroti bidang-bidang yang bermasalah dalam perawatan kesehatan, memberikan bukti dan solusi hasil konsensus yang berdasarkan nasihat para pakar. Dengan mempertimbangkan bahwa untuk menyediakan perawatan kesehatan yang aman dan berkualitas tinggi diperlukan desain sistem yang baik, sasaran biasanya sedapat mungkin berfokus pada solusi yang berlaku untuk keseluruhan sistem. Penyusunan sasaran sama saja seperti standar-standar lainnya, ada standar (pernyataan sasaran), maksud dan tujuan, dan elemen penilaian. Penilaiannya juga sama dengan penilaian terhadap standar lain yaitu menggunakan kriteria "memenuhi," "sebagian memenuhi," atau "tidak memenuhi" .Dalam Kaidah Keputusan Akreditasi tercakup juga syarat memenuhi ketentuan SIKP sebagai kaidah keputusan yang terpisah. SASARAN Berikut ini adalah daftar semua sasaran. Agar nyaman dibaca, daftar ini tidak menyertakan persyaratan maksud dan tujuan, atau elemen terukurnya. Informasi lebih lanjut tentang

description

ipsg word

Transcript of International Patient Safety Goals

Page 1: International Patient Safety Goals

INTERNATIONAL PATIENT SAFETY GOALS (IPSG)

Bab ini membahas Sasaran Internasional Keselamatan Pasien (SIKP), sebagaimana

disyaratkan untuk diimplementasikan mulai tanggal 1 Januari 2011 di semua rumah sakit

yang terakreditasi oleh Joint Commission International (JCI) di bawah Standar Internasional

untuk Rumah Sakit.

Tujuan SIKP adalah untuk menggiatkan perbaikan-perbaikan tertentu dalam soal

keselamatan pasien Sasaran sasaran dalam SIKP menyoroti bidang-bidang yang bermasalah

dalam perawatan kesehatan, memberikan bukti dan solusi hasil konsensus yang berdasarkan

nasihat para pakar. Dengan mempertimbangkan bahwa untuk menyediakan perawatan

kesehatan yang aman dan berkualitas tinggi diperlukan desain sistem yang baik, sasaran

biasanya sedapat mungkin berfokus pada solusi yang berlaku untuk keseluruhan sistem.

Penyusunan sasaran sama saja seperti standar-standar lainnya, ada standar

(pernyataan sasaran), maksud dan tujuan, dan elemen penilaian. Penilaiannya juga sama

dengan penilaian terhadap standar lain yaitu menggunakan kriteria "memenuhi," "sebagian

memenuhi," atau "tidak memenuhi" .Dalam Kaidah Keputusan Akreditasi tercakup juga

syarat memenuhi ketentuan SIKP sebagai kaidah keputusan yang terpisah.

SASARAN

Berikut ini adalah daftar semua sasaran. Agar nyaman dibaca, daftar ini tidak

menyertakan persyaratan maksud dan tujuan, atau elemen terukurnya. Informasi lebih lanjut

tentang sasaran-sasaran ini, dapat dilihat pada bagian berikutnya dalam bab ini, yakni

Sasaran, Persyaratan, Tujuan, dan Elemen Penilaian.

SIKP.1 Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar

SIKP.2 Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif

SIKP.3 Meningkatkan Keamanan Obat-obatan Yang Harus Diwaspadai

SIKP.4 Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar, Prosedur Yang Benar, Pembedahan

Pada Pasien Yang Benar

SIKP.5 Mengurangi Resiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan

SIKP.6 Mengurangi Resiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh

Page 2: International Patient Safety Goals

SASARAN, STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, SERTA ELEMEN PENILAIAN

Sasaran 1: Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar

Standar SIKP.1

Rumah sakit menyusun pendekatan untuk memperbaiki ketepatan identifikasi pasien

Maksud dan Tujuan SIKP.1

Keliru mengidentifikasi pasien terjadi hampir di semua aspek diagnosis dan

pengobatan. Dalam keadaan pasien masih dibius, mengalam. disorientasi atau belum

sepenuhnya sadar; mungkin pindah tempat tidur, pindah kamar, atau pindah lokasi di dalam

rumah sakit; mungkin juga pasien memiliki cacat indra atau rentan terhadap situasi berbeda

yang dapat menimbulkan kekeliman pengidenrifikasian. Tujuan sasaran ini dua hal: pertama,

mengidendfikasi dengan benar pasien tertentu sebagai orang yang akan diberi layanan atau

pengobatan tertentu; kedua, mencocokkan layanan atau perawatan dengan individu tersebut.

Untuk memperbaiki proses identifikasi, dikembangkanlah bersama suatu kebijakan

dan/atau prosedur, khususnya, proses untuk mengidentifikasi pasien di saat pemberian obat,

darah atau produk darah; pengambilan darah dan spesimen lainnya untuk uji klinis, atau

penyediaan segala perawatan atau prosedur lain. Kebijakan dan/atau prosedur itu

memerlukan seddaknya dua cara untuk mengidentifikasi pasien, seperti nama pasien, nomor

identifikasi, tanggal lahir, gelang berkode batang atau cara lain. Nomor kamar pasien atau

lokasi tidak dapat digunakan untuk identifikasi. Kebijakan dan/atau prosedur itu

mengkiarifikasikan digunakannya dua macam pengidentifikasi im di lokasi berbeda dalam

rumah sakit, seperti misalnya pelayanan rawat jalan atau layanan rawat jalan lainnya, unit

gawat darurat, atau kamar operasi. Identifikasi pasien koma yang tanpa tanda pengenal juga

termasuk di dalamnya. Penyusunan kebijakan dan/atau prosedur ini harus dikerjakan oleh

berbagai pihak agar hasilnya dipastikan dapat mengatasi semua permasalahan identifikasi

yang mungkin terjadi.

Elemen Penilaian SIKP.1

1. Pasien diidentifikasi dengan menggunakan dua"pengidentifikasi pasien, tidak termasuk

penggunaan nomor kamar pasien atau lokasi.

2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah/

3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lainnya untuk uji klinis (Juga

    lihatAP.5.6,EP 2)

4. Pasien diidentifikasi sebelum diberikan perawatan dan prosedur.

Page 3: International Patient Safety Goals

5. Kebijakan dan prosedur mengupayakan tercapainya konsistensi dalam segala situasi dan

lokasi.

Page 4: International Patient Safety Goals

Sasaran 2: Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif

Standar SIKP.2

Rumah sakit menyusun pendekatan agar komunikasi di antara para petugas pemberi

perawatan semakin efektif.

Maksud dan Tujuan SIKP.2

Komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dapat dipahami

penerima, mengurangi kesalahan dan menghasilkan perbaikan keselamatan pasien.

Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang paling rentan salah

adalah jika perintah perawatan pasien diberikan secara lisan dan melalui telepon, jika hal ini

diperbolehkan hukum dan peraturan setempat. Komunikasi lain yang rawan salah adalah

ketika melaporkan kembali hasil tes penting seperti misalnya ketika laboratorium klinik

menelepon unit perawatan pasien untuk melaporkan hasil tes CITO.

Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur untuk

pemberian perintah baik secara lisan maupun via telepon termasuk pencatatan (pada buku

atau di-enter ke komputer) perintah secara leng kap atau hasil tes oleh si penerima informasi

tersebut; penerima kemudian membaca kembali perintah atau hasil tes tersebut dan

mengkonfirmasikan apakah yang telah ditulis dan dibaca-ulang itu sudah tepat. Kebijakan

dan/atau prosedur mengidentifikasi alternatif yang diperbolehkan bila proses membaca-ulang

tidak selalu dimungkinkan, misalnya di ruang operasi dan dalam situasi darurat di bagian

gawat darurat atau unit perawatan intensif.

Elemen Penilaian SIKP.2

1) Perintah lengkap,lisan dan via telepon,atau hasil tes dicatat si penerima.(Juga lihat MKI.

19.2,EP 1)

2) Perintah lengkap, lisan dan via telepon, atau hasil tes dibaca-ulang si penerima. (Juga lihat

AP.5.3.1, Maksud dan Tujuan)

3) Perintah dan hasil tes dikonfirmasikan oleh individu si pemberi perintah atau hasil tes.

4) Kebijakan dan prosedur disusun agar verifikasi tepat-tidaknya komunikasi lisan dan via

telepon dijalankan secara konsisten (Juga lihat AP.5.3.1, Maksud dan Tujuan)

Page 5: International Patient Safety Goals

Sasaran 3: Meningkatkan Keamanan Obat-obatan   Yang Harus Diwaspadai

Standar SIKP.3

Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-

obatan yang harus diwaspadai.

Maksud dan Tujuan SIKP.3

Bilamana dalam rencana perawatan pasien terdapat juga pemberian obat-obatan,

maka untuk memastikan keselamatan pasien pengelolaan obat yang tepat menjadi sangat

penting. Obat-obatan yang perlu diwaspadai adalah: obat-obatan yang termasuk dalam

sejumlah besar kesalahan dan/atau kejadian sentinel; obat-obatan yang bila terjadi sesuatu

yang tak diinginkan risikonya lebih tinggi, begitu pula obat-obatan yang mirip bentuk/bunyi.

namanya. Daftar obat berisiko tinggi dapat diperoleh dari organisasi seperti misalnya WHO

atau Institute forSafe Medication Practices. Masalah kekeliruan obat yang kerap dikutip

adalah pemberian elektrolit konsentrat secara tidak disengaja (misalnya, kalium klorida [sama

atau lebih besar daripada 2mEq /ml], kalium fosfat [sama atau lebih besar dari 3mmol /ml],

natrium klorida [lebih besar dari 0,9%], dan magnesium sulfat [sama atau lebih besar dari

50%]). Kesalahan dapat terjadi jika staf belum sungguh-sungguh mengenal unit perawatan

pasien, yang dipekerjakan adalah perawat kontrakan yang tidak diberi pengenalan secara

memadai, atau dalam keadaan darurat. Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau

menghilangkan kejadian ini adalah menyusun proses pengelolaan obat yang patut

diwaspadai; termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari unit perawatan pasien ke

farmasi.

Rumah sakit bersama-sama menyusun kebijakan dan/atau prosedur untuk

mengidentifikasi obat-obatan yang patut diwaspadai apa saja yang dimiliki rumah sakit

berdasarkan data yang ada. Kebijakan dan/atau prosedur juga menetapkan bagian mana saja

secara kiinis memang memerlukan elektrolit konsentrat sesuai bukti dan praktik profesional

yang ada, seperti misalnya bagian gawat darurat atau kamar operasi, dan menetapkan cara

pelabelannya yang jelas dan cara penyimpanannya sedemikian rupa sehingga atcsesnya

terbatas agar terhindar dan pemakaiantak sengaja.

Elemen Penilaian SIKP.3

1. Kebijakan dan/atau prosedur disusun untuk mengatasi masalah identifikasi, lokasi,

pemberian label, dan penyimpanan obat yang patutdiwaspadai.

2. Kebijakan dan/atau prosedur ini diterapkan.

Page 6: International Patient Safety Goals

3. Elektrolit konsentrat tidak boleh ada di unit perawatan pasien kecuali jika secara klinis

diperlukan dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian tidak sengaja di wilayah yang

diizinkan oleh aturan kebijakannya.

4. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit perawatan pasien diberi label jelas dan

disimpan sedemikian rupa hingga tidak mudah diakses.

Page 7: International Patient Safety Goals

Sasaran 4: Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar,   Prosedur Yang Benar,

Pembedahan Pada Pasien Yang Benar

Standar SIKP.4

Rumah sakit menyusun pendekatan untuk memastikan lokasi pembedahan yang

benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar.

Maksud dan Tujuan SIKP.4

Lokasi pembedahan yang salah, prosedur yang salah, pembedahan pada pasien yang

salah adalah peristiwa mengkhawatirkan yang sangat umum terjadi di rumah sakit. Kesalahan

ini diakibatkan komunikasi yang tidak efektif atau tidak memadai antara anggota tim bedah,

kurangnya keterlibatan pasien pada pemberian tanda pada lokasi pembedahan, dan kurang

memadainya prosedur verifikasi lokasi operasi. Di samping itu, faktor-faktor yang sering kali

turut berkontribusi adalah: kurangnya keterlibatan pasien dalam menilai, kurangnya

pengkajian terhadap rekaman medis, budaya yang tidak mendukung komunikasi secara

terbuka antara anggota tim bedah, masalah akibat tulisan tangan yang tak terbaca, dan

penggunaan singkatan-singkatan.

Rumah sakit harus secara kolaboratif menyusun kebijakan dan/atau prosedur yang

efektif untuk menghilangkan masalah yang mengkhawatirkan ini. Kebijakan ini mencakup

definisi pembedahan yang di dalamnya terkandung setidaknya prosedur yang menyelidiki

dan/atau menyembuhkan penyakit dan gangguan tubuh manusia melalui pemotongan,

pengangkatan, pengubahan atau pemasukan alat diagnostik/terapi. Kebijakan ini berlaku

untuk segala lokasi di rumah sakit, di mana prosedur itu dilakukan.

Praktik berbasis bukti (evidence, based, practices) dibahas dalam The (US) Protokol

Universal Joint Commission's Universal Protocol for Preventing Wrong Site, Wrong

Procedure, Wrong Person Surgery.™

Proses-proses penting dalam Protokol Universal itu adalah

Menandai lokasi pembedahan;

Proses verifikasi sebelum operasi, dan

Sesaat sebelum memulai prosedur.

Menandai lokasi pembedahan melibatkan pasien dan dilakukan dengan tanda yang

mudah dan langsung dikenali. Tanda itu harus konsisten di seluruh rumah sakit; harus dibuat

oleh mereka yang melaksanakan prosedur; harus dilakukan ketika pasien masih dalam

keadaan sadar dan terjaga jika mungkin, dan harus terlihat setelah pasien selesai

Page 8: International Patient Safety Goals

dipersiapkan. Dalam semua kasus yang melibatkan ke-lateral-an, struktur ganda (jari, jari

kaki, lesi), atau tingkatan berlapis (tulang belakang) lokasi pembedahan harus ditandai.

Tujuan dari proses verifikasi praoperasi adalah

Memverifikasi lokasi yang benar, prosedur yang benar, dan pasien yang benar;

Memastikan bahwa semua dokumen, gambar atau citra, dan studi yang relevan telah

tersedia, sudah diberi labekian ditampilkan, serta

Memverifikasi peralatan khusus dan/atau implan yang diperlukan.

Jeda merupakan peluang untuk menjawab semua pertanyaan yang belum terjawab

atau meluruskan kerancuan. Jeda dilakukan di lokasi tempat prosedur akan dilakukan, tepat

sebelum memulai prosedur, dan melibatkan seluruh tim operasi. Rumah sakit menentukan

bagaimana proses jeda didokumentasikan

Elemen Penilaian SIKP.4  

1. Rumah sakit menggunakan tanda yang langsung dikenali untuk mengidentifikasi lokasi

pembedahan dan melibatkan pasien dalam proses pemberian tanda.

2. Rumah sakit menggunakan daftar atau proses lain untuk sebelum operasi untuk

memverifikasi apakah lokasinya, prosedur, dan pasien sudah benar dan bahwa seluruh

dokumen dan peralatan yang dibutuhkan sudah ada, tepat, danfungsional.

3. Tim bedah lengkap melakukan dan mendokumentasi prosedur jeda sesaat sebelum

memulai prosedur pembedahan.

4. Kebijakan dan prosedur disusun sedemikian sehingga semua proses seragam sehingga

dapat dipastikan lokasi benar, prosedur benar, dan pasien juga benar; termasuk prosedur

medis dan gigi yang dilakukan tidak di ruang operasi.

Page 9: International Patient Safety Goals
Page 10: International Patient Safety Goals

Sasaran 5: Mengurangi Resiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan

Sasaran SIKP.5

Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi suatu resiko infeksi

terkait pelayanan kesehatan.

Maksud dan Tujuan SIKP.5

Elemen Penilaian SIKP.5

Sasaran 6: Mengurangi Resiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh

Sasaran SIKP.6

Maksud dan Tujuan SIKP.6

Elemen Penilaian SIKP.6