Thalassemia

13
THALASSEMIA A. Pendahuluan Talasemia merupakan gangguan pembuatan hemoglobin yang diturunkan pertama kali ditemukan secara bersamaan di Amerika Serikat dan Italia antara tahun 1925 sampai 1927. Talasemia berasal dari bahasa Yunani, yaitu thalasa yang artinya laut. Yang dimaksud dengan laut adalah Laut Tengah, oleh karena penyakit ini pertama kali dikenal di daerah sekitar Laut Tengah. 2 Talasemia merupakan penyakit genetik yang diturunkan secara autosomal resesif berdasarkan hukum Mendel dari orang tua kepada anaknya. Penyakit ini terjadi akibat kelainan sintesis hemoglobin dimana terjadi pengurangan produksi satu atau lebih rantai globin yang menyebabkan ketidakseimbangan produksi rantai globin. Sindrom resesif autosomal dibagi menjadi talasemia alfa dan talasemia beta. Pada talasemia alfa terjadi pengurangan sintesis rantai alfa, sedangkan talasemia beta terjadi pengurangan sintesis rantai beta. 7 Penyakit ini meliputi gejala klinis yang paling ringan (heterozigot) disebut Talasemia Minor atau Trait dan yang paling berat (homozigot) disebut Talasemia Mayor. Bentuk heterozigot diturunkan salah satu orang tua yang menderita Talasemia sedangkan bentuk homozigot diturunkan kedua orang tua yang menderita Talasemia. Secara klinis Talasemia dibagi menjadi tiga kelompok

description

thalassemia

Transcript of Thalassemia

THALASSEMIAA. Pendahuluan

Talasemia merupakan gangguan pembuatan hemoglobin yang diturunkan pertama kali ditemukan secara bersamaan di Amerika Serikat dan Italia antara tahun 1925 sampai 1927. Talasemia berasal dari bahasa Yunani, yaitu thalasa yang artinya laut. Yang dimaksud dengan laut adalah Laut Tengah, oleh karena penyakit ini pertama kali dikenal di daerah sekitar Laut Tengah. 2

Talasemia merupakan penyakit genetik yang diturunkan secara autosomal resesif berdasarkan hukum Mendel dari orang tua kepada anaknya. Penyakit ini terjadi akibat kelainan sintesis hemoglobin dimana terjadi pengurangan produksi satu atau lebih rantai globin yang menyebabkan ketidakseimbangan produksi rantai globin. Sindrom resesif autosomal dibagi menjadi talasemia alfa dan talasemia beta. Pada talasemia alfa terjadi pengurangan sintesis rantai alfa, sedangkan talasemia beta terjadi pengurangan sintesis rantai beta. 7

Penyakit ini meliputi gejala klinis yang paling ringan (heterozigot) disebut Talasemia Minor atau Trait dan yang paling berat (homozigot) disebut Talasemia Mayor. Bentuk heterozigot diturunkan salah satu orang tua yang menderita Talasemia sedangkan bentuk homozigot diturunkan kedua orang tua yang menderita Talasemia. Secara klinis Talasemia dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: Talasemia Mayor, Talasemia Minor dan Talasemia Intermedia.B. Klasifikasi

Talasemia merupakan kelainan sintesis hemoglobin yang heterogen akibat pengurangan produksi satu atau lebih rantai globin. Hal tersebut menyebabkan ketidakseimbangan produksi rantai globin.

Secara klinis terdapat tiga klasifikasi anemia, antara lain :

1. Talasemia minor/trait2. Talasemia intermedia3. Talasemia mayor

Secara genetik atau rantai hemoglobin, antara lain :

1. Talasemia alfa

2. Talasemia beta

3. Talasemia dengan structural variant

Talasemia diturunkan berdasarkan hokum Mendel, resesif atau ko-dominan. Heterozigot biasanya tanpa gejala homozigot atau gabungan heterozigot gejalanya lebih berat dari talasemia alfa atau beta. 2 Thalassemia Alfa

Thalassemia alfa terjadi saat terjadi mutasi gen yang menyebabkan berkuranganya sintesis dari satu atau lebih empat rantai globin alfa. Produksi rantai globin alfa dikendalikan oleh dua gen pada masing-masing kromosom 16. 5

Thalasemia alfa merupakan hasil dari defisiensi atau tidak adanya sintesis rantai globin alfa, sehingga rantai globin beta berlebih. Penurunan produksi biasanya disebabkan oleh delesi satu atau lebih dar gen. 3 Dimana, keparahan thalassemia alfa bergantung dari jumlah gen alfa yang didelesi atau yang disfungsional (lebih jarang). 7 Delesi gen tunggal akan menyebabkan karier talasemia alfa (minor) dengan mikrositosis dan biasanya tidak terdapat anemia. Delesi tiga gen dapat menyebabkan produksi HbH yang signifikan dimana memiliki empat rantai beta. Thalassemia alfa intermedia atau yg disebut dengan penyakit HbH dapat menyebabkan anemia mikrositik, hemolisis, dan splenomegali. Delesi empat gen menyebabkan produksi Hb Barts memiliki empat rantai gama. Thalassemia alfa mayor dengan Hb Barts biasanya disertai dengan hidrops fetalis. 3

Patofisiologi thalassemia alfa ini sebanding dengan jumlah gen yang terkena. Pada homozigot (-/-) tidak ada rantai alfa yang di produksi. Sebagian besar pasien lahir mati dengan tanda-tanda hipoksia intrauterine. Bentuk heterozigot thalassemia dan delesi homozigot thalassemia berhubungan dengan anemia hipokromik ringan. 2 Thalassemia Beta

Thalassemia beta merupakan kelainan hemoglobin yang memiliki banyak bentuk mutasi gen. hampir dari dua ratur bentuk mutasi gen terjadi pada jenis thalassemia ini. Secara garis besar, mutasi gen pada thalassemia beta dibagi menjadi dua kelompok bentuk, yaitu delesi dan non-delesi.

Delesi gen globin beta, paling sedikit 17 delesi yang berbeda yang hanya dijumpai pada thalssemia beta. Delesi ini mencakup kurang lebih 50% allel thalassemia beta. Bentuk homozigot delesi ini menghasilkan peningkatan HbA2 dan HbF. Sedangkan pada mutasi non delesi globin beta mencakup proses transkripsi, prosesing, dan translasi, berupa mutasi titik (point mutations). Bentuk mutasi lainnya ialah mutasi yang diwariskan secara dominan (dominantly inherited beta thalassemia), varian globin beta tidak stabil, thalassemia beta tersembunyi, mutasi thalasemia beta yang tidak terkait kluster gen globin beta, dan bentuk-bentuk bervariasi thalassemia beta (variant forms of beta thalassemia). 6

Thalassemia beta terjadi akibat mutasi gen pada rantai globin beta pada kromosom 11. Mutasi tersebut dapat mengakibatkan penurunan produksi rantai globin beta maupun tidak ada produksi. 5 Anemia pada thalasemia jenis ini disebabkan oleh berkurangnya produksi dan pemendekan umur eritrosit karena terjadi pengrusakan di lien dan oksidasi membran sel akibat pelepasan heme dari denaturasi hemoglobin dan penumpukan besi pada eritrosit.

Hampir semua anak dengan thalassemia beta homozigot dan heterozigot, memperlihatkan gejala klinis sejak lahir, gagal tumbuh, kesulitan makan, infeksi berulang, dan kelemahan umum. 2C. Etiologi dan Faktor Resiko

1. Mutasi gen beta-globin pada kromosom 16

2. Adanya pembawa gen/carier thalassemia

3. Adanya mutasi DNA pada gen sehingga produksi rantai berkurang alfa atau beta dari hemoglobin berkurang

4. Berkurangnya sintesis HbA dan eritropoesis yang tidak efektif disertai penghancuran sel-sel eritrosit intramuscular.D. Epidemiologi

Talasemia ditemukan tersebar di seluruh ras di Mediterania, Timur Tengah, India sampai Asia Tenggara. 2 Sekitar 5% populasi dunia memiliki varian globin hanya 1,7% memiliki trait talasemia alfa atau beta. Talasemia banyak mengenai baik laki-laki maupun perempuan dan terjadi sekitar 4.4 setiap setiap 10.000 kelahiran hidup. Talasemia alfa sering pada keturunan Afrika dan Asia Tenggara, sedangkan talasemia beta paling umum terjadi pada orang Mediterania, Afrika, dan keturunan Asia Tenggara. 3

Data talasemia di Indonesia melaporkan tingginya kasus talasemia disebabkan oleh migrasi dan percampuran penduduk. Keseluruhan populasi ini menjadi hunian kepulauan Indonesia yang tersebar di Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Sumatera, Nias, Sumba, dan Flores. Data Talasemia di Sumatera Utara melaporkan populasi carrier di Sumatera Utara khususnya Medan mencapai 7.69% yang terdiri dari Talasemia Alfa 3.35% dan Talasemia Beta 4.07% yang terdistribusi pada berbagai suku di Medan yaitu: Batak, Cina, Jawa, Melayu, Minangkabau, dan Aceh.

World Health Organization (WHO) melaporkan sekitar 7% populasi penduduk di dunia bersifat carrier dan sekitar 300 000 sampai 500 000 bayi lahir dengan kelainan ini setiap tahunnya. Data Talasemia di Thailand melaporkan sekitar 300 juta orang bersifat carrier terhadap penyakit kelainan darah ini yang tersebar di seluruh dunia dan diantaranya sebanyak 55 juta orang berada di Asia Tenggara. Identifikasi populasi yang merupakan carrier Talasemia memegang peranan penting dalam usaha pencegahan penyakit ini.E. Patogenesis

Thalassemia merupakan sindrom kelainan yang disebabkan oleh gangguan sintesis hemoglobin akibat mutasi di dalam atau dekat gen globin. Pada talasemia terjadi pengurangan atau tidak ada sama sekali produksi rantai globin satu atau lebih rantai globin. Sintesa globin dimulai pada awal kehidupan masa embrio di dalam kandungan sampai usia 8 minggu kehamilan dan hingga akhir kehamilan. Organ yang bertanggung jawab pada periode ini adalah hati, limpa, dan sumsum tulang.

Pada keadaan normal, rantai globin yang disintesis seimbang antara rantai alfa dan beta, yakni berupa alfa2beta2, maka pada talasemia beta0, tidak terjadi sintesis sama sekali rantai beta, sehingga rantai globin yang diproduksi berupa rantai alfa yang berlebihan. Sedangkan pada talasemia alfa0, tidak disentesis sama sekali rantai alfa, sehingga rantai globin yang diproduksi berupa rantai beta yang berlebihan.

Pada thalassemia mutasi gen globin tersebut dapat menyebabkan rantai globin alfa dan beta mengalami perubahan berupa perubahan percepatan sintesis atau kemampuan produksi rantai globin tertentu, sehingga mengakibatkan menurunnya atau tidak produksi rantai globin tersebut. Perubahan tersebut diakibatkan oleh adanya mutasi gen globin pada clusters gen alfa atau beta berupa bentuk delesi atau non delesi. Walaupun telah lebih dari dua ratus mutasi gen thalassemia yang telah diidentifikasi, tidak jarang pada analisis DNA, thalassemia belum dapat ditentukan jenis mutasi gennya. Hal tersebut yang merupakan kendala dari terapi gen thalassemia itu sendiri.

Penurunan secara bermakna kecepatan sintesis salah satu jenis rantai globin (alfa atau beta) menyebabkan sintesis rantai globin menjadi tidak seimbang. 6F. Diagnosis

Anamnesis Riwayat transfusi berulang

Riwayat keluarga akan penyakit yang sama

Pemeriksaan Fisik

Pucat

Organomegali: hepatosplenomegali oleh karena destruksi eritrosit yang berlebihan, hemopoiesis ekstramedular, dan penumpukan besi. Splenomegali meningkatkan kebutuhan darah dengan meningkatkan volume plasma.

Facies cooley diakibatkan oleh hyperplasia sumsum tulang dan penipisan korteks

Gangguan pertumbuhan dan status gizi yang kurang baik.

Pemeriksaan Penunjang (Darah perifer lengkap) Kadar Hb menurun

Anemia mikrositik ringan; disebabkan oleh defisiensi besi, thalassemia, keracunan timbal, anemia sideroblastik atau anemia penyakit kronis. Kadar MCV biasanya menurun yaitu 5 tahun, dan harus diimunisasi terlebih dahulu dan diikuti terapi penisilin oral seumur hidup. Apabila jumlah trombosit masih tinggi maka pemberian aspirin dengan dosis rendah perlu diberikan untuk menurunkan resiko tromboembolisme.

Transplantasi sumsum tulang dari saudara kandung yang HLA-nya cocok dapat memberikan harapan hidup dengan bebas dari penyakit dalam jangka waktu lama sampai 90% pada pasien yang beresiko baik, akan tetapi pada pasien yang sebelumnya dikelasi buruk pada overload besi dan fibrosis hati dikatakan beresiko buruk hampir 50%.

Obati komplikasi overload besi : jantung, organ endokrin, kerusakan hati. 7H. Penutup

Thalassemia adalah suatu masalah yang semakin meningkat dan harus diberi perhatian. Thalassemia merupakan kelompok kelainan genetic heterogen, yang timbul akibat berkurangnya kecepatan sintesis rantai alfa atau beta.1 Jika sifat talasemia telah terdiagnosa, maka hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat sifat genetic untuk thalassemia itu sendiri. 4

Penyakit thalassemia meliputi suatu keadaan penyakit dari gejala klinis yang paling ringan (heterozigot) yang disebut dengan thalasssemia minor/trait, hingga thalassemia berat (homozigot) yaitu thalassemia mayor. Bentuk heterozigot diturunkam pleh salah satu orang tuanya yang mengidap penyakit thalassemia, sedangkan homozigot diturunkan oleh kedua orang tuanya yang mengidap penyakit thalassemia.

Pada umumnya, anak dengan penyakit thalassemia mayor tidak akan mencapai usia produktif bahkan meninggal dalam kandungan atau setelah lahir. Keadaan sangat memprihatinkan apabila anak-anak yang lahir tidak mencapai usia dewasa, maka generasi berikutnya akan semakin berkurang bahkan lenyap setelah beribu-ribu tahun, Maka dari itu, penerangan/penjelasan di awal kepada masyarakat dan penderita thalassemia mengenai mereka yang mempunyai resiko akan kelahiran anak menderita thalassemia, haruslah dilakukan. Diagnosis awal juga perlu disosialisasikan terutama bagi pasangan yang beresiko akan melahirkan anak menderita thalassemia.

DAFTAR PUSTAKA1. Hoffbrand AV., Pettit JE., Moss PAH. Kapita Selekta: Hematologi. Ed. 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012. 2. Permono H.B., Sutaryo, Agrasena IDG., et.al. Buku Ajara Hematologi-Onkologi Anak. Cetakan ketiga. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2010

3. Tanto C., Liwang F., Hanifati S., Pradipta EA, editors. Kapita Selekta Kedokteran. Ed.IV. Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius; 20144. David Surface. Cooleys Anemia Foundation: What is Thalassemia Trait?. New York State Departement of Health. [Accessed 2013 April 09]. Available at: http://www.cooleysanemia.org/updates/pdf/WhatIsThalTrait.sm.pdf5. Langlois S., Ford JC., Chitayat D. Joint SOGC-CCMG Clinical Practice Guideline: Carrier Screening fot Thalassemia and Hemoglobinopathies in Canada. No. 218; 20086. Sudoyo AW., Setiyohadi B., Alwi I., Marcellus SK., Setiati KS, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Ed. V. Jakarta: Interna Publishing; 20097. Mehta A., Hoffbrand V. At a Glance: Hematologi. Ed. 2. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2005