Tgs psb lilis andriyani_0104510017

14

Click here to load reader

Transcript of Tgs psb lilis andriyani_0104510017

Page 1: Tgs psb lilis andriyani_0104510017

TUGAS

PENGELOLAAN SUMBER BELAJAR

BAHAN AJAR

MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA

UNTUK KELAS XI

Nama:Lilis Andriyani

Kurukulum dan Teknologi PembelajaranNIM. 0104510017

e-mail : [email protected]

FAKULTAS PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011

Page 2: Tgs psb lilis andriyani_0104510017

MATERI BAHAN AJAR

TAHUN PELAJARAN :

Mata pelajaranPokok bahasanSub pokok bahasanKelas/semesterWaktuGuru

: Bahasa dan sastra Sunda: Carita Pondok (cerpen): Unsur Intrinsik Carpon: XI inti / 1: 2.45':

I. STANDAR KOMPETENSIMampu menguraikan isi pikiran, perasaan, dan keinginan dalm bentuk tulisan berupateks pidato, cerita pendek, resensi buku, dan teks drama.

II. KOMPETENSI DASARMenulis Cerita PendekMengidentifikasi unsur intrinsik cerpen.

III. TUJUAN PEMBELAJARANDapat menulis cerpen dengan baikDapat mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen yang ditulis.

IV. MATERISub pokok bahasan : Unsur intrinsik Carita Pondok

a. Carita Pondok.Dalam khasanah sastra Sunda modern, selain kita mengenal novel-novel Sunda, kitajuga mengenal cerpen Sunda (Carpon = Carita Pondok). Dewasa ini disaat orang-orang semakin disibukan oleh berbagai aktifitas, sungguh sulit bagi seseorang untukmeluangkan waktu agar dapat membaca sebuah novel. Dalam situasi seperti inilahorang butuh bacaan sastra yang tidak memakan banyak waktu. Carpon hadir sebagaisebuah karya sastra yang dapat menjawab hal tersebut, ceritanya pendek tapi tidakmembosankan, karena meskipun ceritanya pendek, carpon tetap dibangun oleh unsur-unsur intrinsik sebuah karya satra. Di satu sisi orang-orang sekarang sulit meluangkanwaktu untuk membaca sebuah karya sastra, di sisi lain animo untuk membaca karyasastra masih dapat dikatakan besar, sehingga karya sastra yang semakin diminati olehpembaca sekarang ini adalah Carpon.

Page 3: Tgs psb lilis andriyani_0104510017

b. Unsur intrinsik1. TemaSetiap karya sastra prosa terlepas itu novel ataupun cerpen pasti memiliki tema.Tema adalah unsur intrinsik yang menjadi pondasi sebuah karya. Sebelum suatukarya ditulis, seorang pengarang secara sadar atau tidak sadar telah memilih suatutema untuk karya yang akan ditulisnya. Jadi dengan kata lain tema adalah idepokok suatu karya satra.

2. AlurKarya satra prosa naratif pasti memiliki jalan cerita, jalan crita inilah yang disebutalur. Alur adalah urutan kejadian dalam cerita atau kisah, dimulai dari awal cerita(biasanya pengenalan tokoh dan permasalahan/ awal terjadinya konflik), klimaks,kemudian antiklimaks atau ending cerita (biasanya konflik sudah terselesaikan).Untuk lebih jelasnya silahkan perhatikan tahapan di bawah ini.

Alur meliputi beberapa tahap:

1. Pengantar : bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang

merupakan awal cerita.

2. Penampilan masalah : bagian yang menceritakan maslah yang dihadapi pelaku

cerita.

3. Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat,

konflik telah memuncak.

4. Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur - angsur dapat

diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.

5. Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.

6. Perwatakan :

Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga

segi yaitu melalui:

- Dialog tokoh

Alur terdiri dari beberapa jenis, yaitu:a. Alur maju

Alur maju yaitu alur yang urutan kejadiannya berjalan maju, mulai dariawal, klimaks, ending. Biasanya alur maju ini dapat kita ketauhi melaluibeberapa kata kunci yang biasa digunakan untuk alur jenis ini, misal:isukanana (keesokan harinya), dua poe ti harita (dua hari kemudian),sataun ti harita (setahun kemudian) dan lain sebagainya.Berikut contoh paragraph yang mengadopsi alur jenis ini:

"Sore harita katempo aya anu tatamu ka imah Pa Ahmad, Pa Ahmadkatinggali kurang someah ka eta jalma. Sanajan kitu teu burung PaAhmad nitah asup ka jalma eta. Teu karasa peo geus ngagayuh kapeuting, di jero imah katembong Pa Ahmad mimiti padu omong jeungsemah,kaayaan tambah panas, teu lila eta semah mimiti nyerang ka nuboga imah, der opo begalan pati. Pa Ahmad ngabela diri tapi hanjakal

Page 4: Tgs psb lilis andriyani_0104510017

nasibna naas, manehna tiwas di tandasa ku eta semah. Ninggali naon anukarandapan ku salakina Bu Ahmadlangsung koceak dengek, eta semahreuwas langsung nandasa Bu Ahmad. Sanggeus ngarogahala nu bogaimah, etya semah gura-giru ninggalkeun imah eta. Isukanana tatanggageger nganyahoankeun yen Pa Ahmad jeung garwana geus ngemasingpati tumakaning perlaya."

" sore itu terlihat ada orang yang bertamu ke rumah Pa Ahmad, Pa Ahmadterlihat kurang senang dengan kedatangan orang tersebut. Walau begitutak urung Pa Ahmad memepersilahkan orang itu masuk. Tak terasa harisudah malam di dalam rumah terlihat Pa Ahmad mulai beradu mulutdengan sang tamu, ketegangan pun meningkat tak lama kemudian tamu itumulai menyerang sang pemilik rumah, perkelahian pun terjadi. Pa Ahmadberusaha membela diri namun sayang nasib berkata lain, dia tewas ditangan sang tamu. Melihat apa yang menimpa suaminya Bu Ahmadlangsung menjerit histeris, sang tamu kaget dan dengan serta mertamenusuk Bu Ahmad. Setelah meng habisi kedua tuan rumah sang tamupun bergegas meninggal kan rumah tersebut. Keesokan harinya paratetangga geger mengetahui Pa Ahmad beserta istrinya telah menjadikorban pembunuhan."

b. Alur mundurAlur mundur yaitu alur yang urutan kejadiannya berjalan mundur, awalcerita dalam alur jenis ini merupakan hasil dari kejadian yang akandiceritakan berikutnya.Berikut contoh paragraph yang mengadopsi alur jenis ini:" Isuk-isuk kasampak Pa Ahmad geus rubuh guyang geutih geus teunyawaan. Peuting samemehna kareungeu aya riributan di imahna, katenjoaya dua urang lalaki keur pakupis silih rangket, teu lila ti harita koceakBu Ahmad ngajerit. Katinggali aya nu gura giru muru kaluar ti imah PaAhmad."

"Pagi hari terlihat Pa Ahmad sudah terbujur kaku bersimbah darah takbernyawa. Malam sebelumnya terdengar ada keributan di rumah PaAhmad, terlihat dua orang laki-laki sedang berjibaku saling memiting, taklama kemudian terdengar Bu Ahmad menjerit. Terlihat ada sosok yangtergesa-gesa meninggalkan kediaman Pa Ahmad."

c. Alur campuran yaitu alur yang menggabungkan kejadian dengan tautansebab- akibat dengan kejadian yang bertautan akibat - sebab di dalamsatu narasi.

3. PenokohanDalam pembicaraan sebuah cerita pendek sering dipergunakan istilah-istilahseperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dankarakterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama.

Page 5: Tgs psb lilis andriyani_0104510017

Tokoh cerita ialah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, ataudrama , yang oleh pembaca ditafsirkan memilki kualitas moral dankecenderungan tertentu seperti yang diespresikan dalam ucapan dan apa yangdilakukan dalam tindakan. Sedangkan penokohan ialah pelukisan gambaran yangjelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah ceritaDengan demikian, istilah penokohan lebih luas pengertiannya daripada tokoh atauperwatakan, sebab penokohan sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita,bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalamsebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepadapembaca. Penokohan sekaligus menunjuk pada teknik perwujudan danpengembangan tokoh dalam sebuah cerita

4. LatarSebuah cerita pada hakikatnya ialah peristiwa atau kejadian yang menimpa ataudilakukan oleh satu atau beberapa orang tokoh pada suatu waktu tertentu dan padatempat tertentu. Menurut Nadjid (2003:25) latar ialah penempatan waktu dantempat beserta lingkungannya dalam prosa fiksiMenurut Nurgiyantoro (2004:227—233) unsur latar dapat dibedakan ke dalamtiga unsur pokok, antara lain sebagai berikut.

a. Latar TempatLatar tempat mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalamsebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu serta inisial tertentu.

b. Latar WaktuLatar waktu berhubungan dengan masalah " kapan " terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah "kapan" teersebutbiasanya dihubungkan dengan waktu

c. Latar SosialLatar sosial mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosialmasyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata carakehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yangcukup kompleks serta dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi,keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap. Selain itu latar sosialjuga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan.

5. Sudut PandangSudut pandang (point of view) merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengajadipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Segala sesuatu yangdikemukakan dalam karya fiksi memang milik pengarang, pandangan hidup, dantafsirannya terhadap kehidupan. Namun kesemuanya itu dalam karya fiksi disalurkanlewat sudut pandang tokoh, lewat kacamata tokoh cerita. Sudut pandang adalah caramemandang tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu.

Page 6: Tgs psb lilis andriyani_0104510017

Ada beberapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk membedakan sudut pandang.Pertanyaan tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Siapa yang berbicara kepada pembaca (pengarang dalam persona ketiga atau pertama,salah satu pelaku dengan "aku", atau seperti tak seorang pun)?2. Dari posisi mana cerita itu dikisahkan (atas, tepi, pusat, depan atau berganti-ganti)?3. Saluran informasi apa yang dipergunakan narator untuk menyampaikan ceritanyakepada pembaca (kata-kata, pikirn, atau persepsi pengarang; kata-kata, tindakan, pikiran,perasaan, atau persepsi tokoh)?4. Sejauh mana narator menempatkan pembaca dari ceritanya (dekat, jauh, atau berganti-ganti)?Selain itu pembedaan sudut pandang juga dilihat dari bagaimana kehadiran cerita itukepada pembaca: lebih bersifat penceritaan, telling, atau penunjukan, showing, naratifatau dramatik. Pembedaan sudut pandang yang akan dikemukakan berikut berdasarkanpembedaan yang telah umum dilakukan orang yaitu bentuk persona tokoh cerita: personaketiga dan persona pertama.a. Sudut pandang persona ketiga : "Dia"Pengisahan cerita yang menpergunakan sudut pandang persona ketiga gaya "Dia",narator adalah seorang yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh ceritadengan menyebut nama, atau kata gantinya: ia, dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita,khususnya yang utama, kerap atau terus menerus disebut, dan sebagai variasidipergunakan kata ganti. Hal ini akan mempermudah pembaca untuk mengenali siapatokoh yang diceritakan atau siapa yang bertindak.Sudut pandang "dia"dapat dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan tingkatkebebasan dan keterikatan pengarang terhadap bahan ceritanya. Di satu pihak, pengarang,narator dapat bebas menceritakan segala sesuatu yang berhubungan dengan tokoh "dia",jadi bersifat mahatahu, di lain pihak ia terikat, mempunyai keterbatasan "pengertian"terhadap tokoh "dia" yang diceritakan itu, jadi bersifat terbatas, hanya selaku pengamatsaja.1) "Dia" mahatahuDalam sudut pandang ini, cerita dikisahkan dari sudut "dia", namun pengarang, naratordapat menceritakan apa saja hal-hal yang menyangkut tokoh "dia" tersebut. Naratormengetahui segalanya, ia bersifat mahatahu (omniscient). Ia mengetahui berbagai haltentang tokoh, peristiwa, dan tindakan, termasuk motivasi yang melatarbelakanginya. Iabebas bergerak dan menceritakan apa saja dalam lingkup waktu dan tempat cerita,berpindah-pindah dari tokoh "dia"yang satu ke "dia" yang lain, menceritakan atausebaliknya "menyembunyikan" ucapan dan tindakan tokoh, bahkan juga yang hanyaberupa pikiran, perasaan, pandangan, dan motivasi tokoh secara jelas, seperti halnyaucapan dan tindakan nyata.2) "Dia" terbatas, "Dia" sebagai pengamatDalam sudut pandang "dia" terbatas, seperti halnya dalam"dia"mahatahu, pengarangmelukiskan apa yang dilihat, didengar, dialami, dipikir, dan dirasakan oleh tokoh cerita,namun terbatas hanya pada seorang tokoh saja atau terbatas dalam jumlah yang sangatterbatas. Tokoh cerita mungkin saja cukup banyak, yang juga berupa tokoh "dia", namunmereka tidak diberi kesempatan untuk menunjukkan sosok dirinya seperti halnya tokohpertama.

Page 7: Tgs psb lilis andriyani_0104510017

b. Sudut Pandang Persona Pertama: "Aku"Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona pertama (firstperson point of view), "aku". Jadi: gaya "aku", narator adalah seseorang yang ikut terlibatdalam cerita. Ia adalah si "aku" tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran dirinyasendiri, mengisahkan peristiwa atau tindakan, yang diketahui,dilihat, didengar,dialamidan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada pembaca. Jadi, pembacahanya dapat melihat dan merasakan secara terbatas seperti yang dilihat dan dirasakantokoh si "aku" tersebut.1) "Aku" tokoh utamaDalam sudut pandang teknik ini, si "aku" mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkahlaku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniah, dalam diri sendiri, maupun fisik,hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Si "aku"menjadi fokus pusatkesadaran, pusat cerita. Segala sesuatu yang di luar diri si "aku", peristiwa, tindakan, danorang, diceritakan hanya jika berhubungan dengan dirinya, di samping memilikikebebasan untuk memilih masalah-masalah yang akan diceritakan. Dalam cerita yangdemikian,si "aku" menjadi tokoh utama (first person central).2) "Aku" tokoh tambahanDalam sudut pandang ini, tokoh "aku" muncul bukan sebagai tokoh utama, melainkansebagai tokoh tambahan (first pesonal peripheral). Tokoh "aku" hadir untukmembawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan itukemudian "dibiarkan" untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh ceritayang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama, sebab dialahyang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, tindakan, dan berhubungandengan tokoh-tokoh lain. Setelah cerita tokoh utama habis, si "aku"tambahan tampilkembali, dan dialah kini yang berkisah.Dengan demikian si "aku" hanya tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadapberlangsungnya cerita yang ditokohi oleh orang lain. Si "aku" pada umumnya tampilsebagai pengantar dan penutup cerita.

6. Gaya Bahasa dan NadaBahasa dalam cerpen memilki peran ganda, bahasa tidak hanya berfungsi sebagaipenyampai gagasan pengarang. Namun juga sebagai penyampai perasaannya. Beberapacara yang ditempuh oleh pengarang dalam memberdayakan bahasa cerpen ialah denganmenggunakan perbandingan, menghidupkan benda mati, melukiskan sesuatu dengantidak sewajarnya, dan sebagainya. Itulah sebabnya, terkadang dalam karya sastra seringdijumpai kalimat-kalimat khas. Nada pada karya sastra merupakan ekspresi jiwa.

Page 8: Tgs psb lilis andriyani_0104510017

MODUL PEMBELAJARAN REMEDIAL

Tahun Pelajaran :

Mata pelajaranPokok bahasan

: Bahasa dan sastra Sunda: Carita Pondok (cerpen)

Sub pokok bahasan : Unsur intrinsik CerpenKelas/semesterWaktuGuru

: XI inti / 1: 2.45':

Nama :Kelas :Nilai :...

I. STANDAR KOMPETENSIMampu menguraikan isi pikiran, perasaan, dan keinginan dalm bentuk tulisan berupateks pidato, cerita pendek, resensi buku, dan teks drama.

II. INDIKATOR

Mengidentifikasi ciri-ciri carpon.Mengetahui unsur-unsur intrinsik cerpen

III. MATERI PEMBELAJARAN1. Mengenai cerpen..........

Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratiffiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkankarya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dannovel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luasdibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.

Ciri khas cerpen..

Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Ceritapendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot,setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yangsingkat.

Cerpen dari segi ukuran (fisik)

Menetapkan apa yang memisahkan cerita pendek dari format fiksi lainnya yang lebihpanjang adalah sesuatu yang problematic. Sebuah definisi klasik dari cerita pendekialah bahwa ia harus dapat dibaca dalam waktu sekali duduk (hal ini terutama sekalidiajukan dalam esai Edgar Allan Poe "The Philosophy of Composition" pada 1846).

Page 9: Tgs psb lilis andriyani_0104510017

Definisi-definisi lainnya menyebutkan batas panjang fiksi dari jumlah kata-katanya,yaitu 7.500 kata. Dalam penggunaan kontemporer, istilah cerita pendek umumnyamerujuk kepada karya fiksi yang panjangnya tidak lebih dari 20.000 kata dan tidakkurang dari 1.000 kata.

Cerita yang pendeknya kurang dari 1.000 kata tergolong pada genre fiksi kilat (flashfiction). Fiksi yang melampuai batas maksimum parameter cerita pendek digolongkanke dalam novelette, novella, atau novel.

2. Unsur intrinsik cerpen

a. Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumbercerita.b. Latar . setting adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita.Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana sertakeadaan ketika cerita berlangsung.c. Alur / plot adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuahcerita.Alur meliputi beberapa tahap:1. Pengantar : bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yangmerupakan awal cerita.2. Penampilan masalah : bagian yang menceritakan maslah yang dihadapi pelakucerita.3. Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat,konflik telah memuncak.4. Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur - angsur dapatdiatasi dan kekhawatiran mulai hilang.5. Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.6. Perwatakan :Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tigasegi yaitu melalui:- Dialog tokoh- Deskripsi tokoh- Alur cerita

Page 10: Tgs psb lilis andriyani_0104510017

IV. EVALUASI

a. Jawab soal-soal di handap ieu kalayan jentre!

1. Jelaskeun naon ari anu disebut cerpen!2. Jelaskeun cerpen tina segi fisik/ukuranna!3. Sebutkeun jeung jelaskeun unsur-unsur intrinsik cerpen!

b. ngarang cerpen

1. Coba hidep nulis hiji cerpen dumasar kana rangkai (kerangka) karangan anugeus disusun ku hidep samemehna!

Orang Tua Siswa, Guru Mata Pelajaran,

(.) (……………………)

Page 11: Tgs psb lilis andriyani_0104510017

MODUL PENGEMBANGAN MATERI

Tahun Pelajaran :

: Bahasa dan sastra Sunda: Cerita pendek/ carita pondok:: 2.45': XI inti / 1

Nama :Kelas :Nilai :...

Mata pelajaranPokok bahasanGuruWaktuKelas/semesterKegiatan

Tujuan

: Mengetahui penerapan unsure intrinsic dalam proses penulisankerangka karangan untuk kemudian dikembangkan menjadi sebuahcerpen.

: Memahami fungsi cerpen sebagai suatu alat untuk menympaikankritik sosial.

I. STANDAR KOMPETENSIMampu menguraikan isi pikiran, perasaan, dan keinginan dalm bentuk tulisan berupateks pidato, cerita pendek, resensi buku, dan teks drama.

II. KOMPETENSI DASARMenulis Cerita PendekMengidentifikasi unsur intrinsik cerpen.

III. TUJUAN PEMBELAJARANDapat menulis cerpen dengan baikDapat mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen yang ditulis.

IV. MATERI PEMBELAJARAN1. Mengenai cerpen..........Apa sih cerpen itu......?

Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratiffiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkankarya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dannovel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luasdibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.

Page 12: Tgs psb lilis andriyani_0104510017

Ciri khas cerpen..

Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Ceritapendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot,setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yangsingkat.

Cerpen dari segi ukuran (fisik)

Menetapkan apa yang memisahkan cerita pendek dari format fiksi lainnya yang lebihpanjang adalah sesuatu yang problematic. Sebuah definisi klasik dari cerita pendekialah bahwa ia harus dapat dibaca dalam waktu sekali duduk (hal ini terutama sekalidiajukan dalam esai Edgar Allan Poe "The Philosophy of Composition" pada 1846).Definisi-definisi lainnya menyebutkan batas panjang fiksi dari jumlah kata-katanya,yaitu 7.500 kata. Dalam penggunaan kontemporer, istilah cerita pendek umumnyamerujuk kepada karya fiksi yang panjangnya tidak lebih dari 20.000 kata dan tidakkurang dari 1.000 kata.

Cerita yang pendeknya kurang dari 1.000 kata tergolong pada genre fiksi kilat (flashfiction). Fiksi yang melampuai batas maksimum parameter cerita pendek digolongkanke dalam novelette, novella, atau novel.

2. Unsur intrinsik cerpen

a. Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumbercerita.b. Latar . setting adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita.Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana sertakeadaan ketika cerita berlangsung.c. Alur / plot adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuahcerita.Alur meliputi beberapa tahap:1. Pengantar : bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yangmerupakan awal cerita.2. Penampilan masalah : bagian yang menceritakan maslah yang dihadapi pelakucerita.3. Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat,konflik telah memuncak.4. Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur - angsur dapatdiatasi dan kekhawatiran mulai hilang.5. Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.6. Perwatakan :Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga

Page 13: Tgs psb lilis andriyani_0104510017

segi yaitu melalui:- Dialog tokoh- Deskripsi tokoh- Alur cerita

V. LANGKAH TUGAS

Karya sastra memiliki dua fungsi yang berbeda. Yang pertama karya sastra berfungsisebagai alat penghibur (fungsi estetika/entertainment ). Yang kedua, karya sastraberfungsi sebagai alat untuk menyampaikan suatu kritik social dengan dibalutsentuhan nilai estetika.

Tugas.

-

---

Pilihlah tema sosial yang sedang terjadi sekarang ini dengan disertai lampiranartikel mengenai fenomena social yang menjadi sasaran kritik melalui cerpenyang akan ditulis;Susunlah sebuah kerangka karangan dengan bepijak pada tema yang telah dipilih;Perhatikan unsur-unsur intrinsiknya;Kembangkanlah kerangka karangan tersebut menjadi sebuah cerpern bermuatan

kritik sosial yang memenuhi fungsi estetika dan fungsi sosial.

VI. HASIL AKHIR

Laporan hasil kegiatan ini dikumpulkan berupa sebuah naskah cerpen besertalampiran artikel dan kerangka karangan sebelum dikembangkan menjadi sebuahcerpen.

Page 14: Tgs psb lilis andriyani_0104510017

DAFTAR PUSTAKA

http://bahasasunda.blogspot.com/2011/02/bab-ii.html jam 10.39 wib