tgas artikel prodik.docx

12
TUGAS ARTIKEL PROFESI GURU SMK Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Profesi Pendidikan kejuruan Oleh : LINA BUDI CAHYARINI 5002013006

Transcript of tgas artikel prodik.docx

Page 1: tgas artikel prodik.docx

TUGAS ARTIKEL PROFESI GURU SMK

Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Profesi Pendidikan kejuruan

Oleh :

LINA BUDI CAHYARINI

5002013006

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

Page 2: tgas artikel prodik.docx

Profesi Guru SMK

A. Pendahuluan

Pendidikan menengah di Indonesia akhir-akhir ini mulai mengalami perubahan.

Hal ini ditunjukkan dengan jumlah peserta didik peminat SMA yang dahulu sangat

mendominasi, lambat laun mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya minat

peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah kejuruan (SMK). Hal

ini juga didukung dengan bertambahnya jumlah SMK sehingga lebih banyak peserta didik

yang dapat tertampung.

Anggapan SMA lebih bergengsi daripada SMK mulai memudar. Hal tersebut

timbul ketika lulusan SMA tidak melanjutkan sekolah ke jenjang perguruan tinggi maka

mereka tidak memiliki skill yang mendukung mereka untuk terjun ke dunia kerja. Berbeda

halnya dengan lulusan SMK, para siswa lulusan SMK relatif lebih mudah bekerja karena

sejak awal masuk sekolah mereka telah dibekali kemampuan (skill) yang menunjang

mereka untuk terjun ke dunia usaha maupun berwirausaha. Untuk itu, maka sebaiknya

SMA hanya diperuntukkan bagi peserta didik yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi.

Menyadari demikian pentingnya SMK sebagai pendukung terbentuknya Sumber

Daya Manusia (SDM) yang mampu bersaing di dunia kerja maka terjadi perubahan

pandangan masyarakat yang semula berpendapat bahwa lulusan SD sama saja dengan

lulusan SMA: sama-sama sulit mencari kerja. Dengan adanya penambahan SMK

diharapkan ada pemicu untuk bersekolah tinggi karena lulusan SMK banyak diperlukan

dunia kerja.

Dengan modal tersebut siswa lulusan SMK lebih produktif dibandingkan dengan

lulusan SMA. Selain lulusannya siap bekerja, siswa lulusan SMK juga masih memiliki

peluang terbuka untuk melanjutkan sekolah ke jenjang perguruan tinggi.

berikut adalah kelebihan SMK dibandingkan dengan SMA :

Siswa memiliki skill yang bermanfaat untuk dunia kerja

Membina dan mengembangkan bakat siswa dalam suatu program keahlian

Mencetak lulusan yang siap guna

Siswa memiliki kemampuan berwirausaha

Mengurangi Pengangguran

Pendidikan SMK diharapkan menghasilkan lulusan terbaik yang memiliki

keahlian sehinggan mampu terserap dunia industri dan dunia usaha. Output yang bermutu

tidak lepas dari proses pendidikan dan latihan yang bermutu, untuk itulah maka perlu

Page 3: tgas artikel prodik.docx

mempersiapkan tenaga-tenaga pendidik dan kependidikan yang bermutu serta kompetitif,

selain dari pada manajemen, kurikulum dan sarana prasarana yang bermutu. Guru sebagai

sumber daya manusia (SDM) yang ada di SMK mempunyai peranan yang sangat

menentukan dan merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan,

karena guru adalah pengelola pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi para

siswa. Agar pelaksanaan KBM ini berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan

tujuan pembelajaran maka harus diciptakan guru yang profesional dan berkualitas sesuai

dengan kebutuhan SMK baik jumlah, kualifikasi maupun spesialisasinya.

B. Sekolah Menengah kejuruan (SMK)

Pengertian mengenai sekolah menengah kejuruan terdapat pada Peraturan

Pemerintah No. 74 tahun 2008 pasal 1 ayat 21 yang menyatakan bahwa “Sekolah

Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK adalah salah satu bentuk satuan

pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang Pendidikan

Menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan

dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs”. Sekolah di jenjang

pendidikan dan jenis kejuruan dapat bernama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau

Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat (Undang-undang

Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003).

Tujuan pendidikan menengah kejuruan menurut Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003, terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pendidikan

menengah kejuruan adalah : (a) meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik

kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

warga Negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis

dan bertanggung jawab; (c) mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki

wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa

Indonesia; dan (d) mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian

terhadap lingkungan hidup dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan

lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien.

Tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai berikut: (a)

menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri,

mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai

dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya; (b) menyiapkan peserta

didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di

Page 4: tgas artikel prodik.docx

lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang

diminatinya; (c) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui

jenjang pendidikan yang lebih tinggi; dan (d) membekali peserta didik dengan

kompetensikompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

Sekolah menengah kejuruan melakukan proses belajar mengajar baik teori

maupun praktik yang berlangsung di sekolah maupun di industri diharapkan dapat

menghasilkan lulusan yang berkualitas. Sekolah menengah kejuruan mengutamakan pada

penyiapan siswa untuk berlomba memasuki lapangan kerja. Pelaksanaan pembelajaran di

sekolah menengah kejuruan dirumuskan menjadi program normatif, adaptif dan

produktif.

SMK memiliki banyak program keahlian. Program keahlian yang dilaksanakan di

SMK menyesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja yang ada. Program keahlian pada

jenjang SMK juga menyesuaikan pada permintaan masyarakat dan pasar. Peserta didik

dapat memilih bidang keahlian yang diminati di SMK. Kurikulum SMK dibuat agar

peserta didik siap untuk langsung bekerja di dunia kerja. Muatan kurikulum yang ada di

SMK disusun sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang ada. Hal ini

dilakukan agar peserta didik tidak mengalami kesulitan yang berarti ketika masuk di

dunia kerja. Dengan masa studi sekitar tiga atau empat tahun, lulusan SMK diharapkan

mampu untuk bekerja sesuai dengan keahlian yang telah ditekuni.

Gambaran tentang kualitas lulusan pendidikan kejuruan yang disarikan dari Finch

dan Crunkilton (1984), bahwa : “Kualitas pendidikan kejuruan menerapkan ukuran

ganda, yaitu kualitas menurut ukuran sekolah atau in-school success standards dan

kualitas menurut ukuran masyarakat atau out-of school success standards”. Kriteria

pertama meliputi aspek keberhasilan peserta didik dalam memenuhi tuntutan kurikulum

yang telah diorientasikan pada tuntutan dunia kerja. Kriteria kedua, kemampuan lulusan

untuk berhasil di luar sekolah berkaitan dengan pekerjaan atau kemampuan kerja yang

biasanya dilakukan oleh dunia usaha atau dunia industri.

Di era globalisasi dewasa ini, jumlah lapangan kerja industri itu sangat sedikit,

sedangkan jumlah sumber daya manusia (SDM) yang masih menganggur terhitung lebih

banyak. Dengan adanya SMK akan dapat membuka lapangan kerja yang lebih banyak

lagi. Dengan kata lain, belajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) lebih terarah,

khusus, dan fokus kepada pilihan yang di tentukan. Di Sekolah Menengah Atas (SMA),

Page 5: tgas artikel prodik.docx

siswa masih harus mencari pilihan yang akan dikembangkan dan tentunya, setelah masuk

ke Perguruan Tinggi, barulah ketemu pilihan ketrampilan yang ingin dikembangkan.

Pada pendidikan di SMK terdapat ujian akhir yang disebut sebagai Uji kompetensi

keahlian. Uji Kompeten pada sekolah menengah kejuruan merupakan bagian dari ujian

nasional yang terdiri dari ujian teori kejuruan dan ujian praktik kejuruan.

Penyelenggaraan uji kompetensi keahlian diatur oleh Direktorat Pembinaan SMK dengan

bekerja sama dengan DU/DI atau asosiasi profesi. Menurut Yudhi Agussationo (2011:

35-36), tujuan pelaksanaan uji kompetensi dan sertifikasi pada SMK adalah sebagai

sarana mengukur dan menilai penguasaan kompetensi dan sebagai proses pemberian

surat penghargaan atas kompetensi yang dimiliki siswa.

C. Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Kimia Analis

SMAK atau Sekolah Menengah Analisis Kimia merupakan salah satu lembaga

pendidikan kejuruan negeri di bawah departemen pendidikan perindustrian yang

mencetak siswa menjadi tenaga analisis kimia atau laboratorium tingkat menengah.

Pendidikan pada SMK Kimia Analis adalah selama 4 tahun.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian Analisis Kimia sebagai

bagian dari pendidikan menengah bertujuan menyiapkan siswa/ tamatan :

1. Memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional dalam

lingkup keahlian Kimia, khususnya Analisis Kimia;

2. Mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri dalam

lingkup keahlian Kimia, khususnya Analisis Kimia;

3. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan

industri pada saat ini maupun masa yang akan datang dalam lingkup keahlian Kimia,

khususnya Analisis Kimia;

4. Menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.

Jabatan tamatan program keahlian ini adalah Pelaksana Quality Control Analisis

Kimia, dengan lingkup pekerjaan :

1. Analisis Kimia Organik

2. Analisis Kimia Anorganik

3. Analisis Mikrobiologi

Tamatan program keahlian Analisis Kimia dapat menampilkan diri sebagai

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti

Page 6: tgas artikel prodik.docx

luhur, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta

mempunyai tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Depdikbud: 1999).

Lulusan dari sekolah ini dapat bekerja di dapat bekerja di laboratorium,

marketting bahan kimia dan alat-alat laboratorium / instrument, teknisi maupun

konsultan pada berbagai macam perusahaan seperti : Industri kimia, obat-obatan, farmasi

dan lain sebagainya.

D. Perbedaan Guru Kimia SMA dengan Guru Kimia Analis SMK

Perbedaan antara guru Kimia SMA dengan guru Kimia Analis SMK dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Guru Kimia SMA mempunyai kemampuan untuk menguasai ilmu kimia yang lebih

ke arah adaptif atau lebih menonjol pada pengetahuan yang bersifat teoritis.

Sedangkan guru Kimia Analis SMK adalah guru yang memiliki latar belakang teknis

dan pengalaman kerja yang memadai di bidang kimia analis agar pengajar kejuruan

bisa menjadi model (teladan) bagi para peserta didik. Guru memang benar-benr ahli di

bidang kimia analis sehingga mampu mendidik calon-calon analis kimia terbaik.

Proses pembelajaran di pendidikan kejuruan selain mentransfer knowledge dan skill,

tetapi juga membentuk sikap kerja yang selaras dengan bidang kerja masing-masing.

2. Guru Kimia SMA lebih mengajarkan peserta didik untuk menguasai materi secara

teoritik dan mampu mengaplikasikannya dalam berbagai macam tipe soal, sedangkan

guru Kimia Analis SMK harus bisa melakukan perencanaan dan eksekusi proses

pembelajaran, diperlukan kemampuan pengajar untuk merencanakan dan melakukan

proses pembelajaran “learning by doing” yang dapat membuat peserta didik mampu

melakukan suatu bagian pekerjaan tertentu hingga tuntas.

3. Guru Kimia SMA merencanakan pembelajaran di kelas dengan menerapkan model-

model pembelajaran yang menarik dan sesekali praktek sederhana di laboratorium.

Sedangkan Guru Kimia Analis SMK harus merencanakan pembelajaran secara

matang, melakukan koordinasi dengan seluruh pihak terkait dengan pembelajaran

seperti koordinator lab/workshop karena praktek ini memerlukan prosedur yang rumit

dan beresiko tinggi jika terjadi kesalahan, seperti prosedur yang salah atau kerusakan

alat yang harganya sangat mahal.

4. Guru Kimia SMA dapat melakukan sendiri penilaian dari aspek kognitif, afektif dan

psikomotor terhadap materi yang harus dikuasai peserta didik. Sedangkan guru Kimia

Analis SMK harus bekerjasama dengan kalangan profesional di bidang kimia analis

Page 7: tgas artikel prodik.docx

untuk melakukan penilaian dan evaluasi memiliki ciri khas pada aspek "kesesuaian

dengan standar kerja" yakni dengan melakukan sertifikasi terhadap kompetensi kerja

diakhir proses pendidikan adalah yang merupakan salah satu bentuk "ujian

komprehensif" bagi pendidikan kejuruan (Muhammad Adriyanto: 2012).

5. Untuk Guru SMA Kimia memiliki organisai profesi yaitu MGMP (Musyawarah guru

Mata Pelajaran) Kimia, sedangkan untuk guru SMK Kimia Analis dapat tergabung di

MGMD (Musyawarah Guru Mata Diklat) Kimia Analis.

6. Guru Kimia SMA tidak begitu perlu berhubungan dengan dunia usaha dan industri

karena lulusannya memang diarahkan untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi,

sedangkan guru Kimia Analis SMK harus berhubungan dengan dunia usaha dan

industri karena pembelajaran di SMK yang membutuhkan dunia kerja untuk tempat

magang dan menyalurkan lulusannya.

E. Penutup

Sebagai salah satu bentuk pendidikan menengah, Pendidikan SMK menghasilkan

lulusan mempunyai keahlian khusus yang siap kerja pada bidang tertentu. Jenjang

pendidikan di SMK berkisar antara 3-4 tahun.

Pelaksanaan pembelajaran di sekolah menengah kejuruan dirumuskan menjadi

program normatif, adaptif dan produktif. Salah satu jurusan bidang keahlian produktif

yang ada di SMK adalah Kimia Analis.

Agar pelaksanaan pendidikan di SMK dapat berjalan dengan efektif dan efisien

sesuai dengan tujuan pembelajaran maka harus diciptakan guru yang profesional dan

berkualitas sesuai dengan kebutuhan SMK baik jumlah, kualifikasi maupun

spesialisasinya. Guru pada pembelajaran SMK berperan penting, yakni sebagai fasilitator,

instruktur ahli, merencanakan dan mengorganisir pembelajaran, dan mengelola

pembelajaran.

Mengingat begitu pentingnya SMK sebagai satuan pendidikan yang mampu

menjawab tantangan zaman maka perlu diadakan penambahan jumlah SMK beserta

program keahlian yang selalu mngikuti perkembangan dunia kerja, perbaikan fasilitas,

serta sarana dan prasarana dan juga pembinaan guru SMK yang berkesinambungan

shingga benar-benar ahli di bidangnya karena berperan sebagai pencetak lulusan siap

kerja.

Page 8: tgas artikel prodik.docx

F. Daftar Pustaka

Depdikbud. 1999. Garis-Garis Besar Program Pendidikan Dan Pelatihan Produktif.

Bidang Keahlian Kimia Program Keahlian Analisis Kimia (4 Tahun).

Muhammad Adriyanto. 2012. http://1ptk.blogspot.com/2012/04/peran-dan-tugas-guru-

kejuruan.html diakses 27 Oktober 2013.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan

nasional. Hlm: 20-50.

Yudhi Agussationo. (2011). “Evaluasi Pelaksanaan Uji Kompetensi Siswa SMK Negeri

Se-Kota Yogyakarta Bidang Keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Tahun Ajaran

2009/2010”. Skripsi. UNY