Tesis -...

28
SASTRA ISLAM DAN MODERNITAS DALAM NOVEL API TAUHID EL SHIRAZY Tesis Diajukan kepada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Program Studi Pengkajian Islam dalam Bidang Sastra Islam Oleh: Mohammad Anwar Syi’aruddin NIM: 21141200000051 Pembimbing: Prof. Dr. Sukron Kamil, MA KONSENTRASI BAHASA-SASTRA ISLAM PROGRAM STUDI MAGISTER PENGKAJIAN ISLAM SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 Ull I

Transcript of Tesis -...

Page 1: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

SASTRA ISLAM DAN MODERNITAS

DALAM NOVEL API TAUHID EL SHIRAZY

Tesis

Diajukan kepada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister

Program Studi Pengkajian Islam dalam Bidang Sastra Islam

Oleh:

Mohammad Anwar Syi’aruddin

NIM: 21141200000051

Pembimbing:

Prof. Dr. Sukron Kamil, MA

KONSENTRASI BAHASA-SASTRA ISLAM

PROGRAM STUDI MAGISTER PENGKAJIAN ISLAM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2016

Ull I

Page 2: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

2

ABSTRAK

Penelitian ini menunjukkan bahwa sebuah karya sastra tidak otonom, tidak

berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi

sekalipun. Hal ini karena karya sastra lahir dengan membawa muatan nilai-nilai,

baik kekayaan intelektual mapun keyakinan yang mewarnai kehidupan sehari-hari.

Penelitian ini pula menegaskan bahwa Islam dan modernitas tidak selamanya

bertentangan. Islam tidak menilai modernitas sebagai sebuah kemunduran

melainkan menjadi syarat penting dalam merubah cara pandang kaum Muslimin

dalam mendorong munculnya kehidupan modern yang ditenggarai dengan

munculnya kapitalisme, sistem yang berbasis industri dan pola pikir yang mengarah

pada rasionalisasi, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan yang merupakan salah

satu basis lahirnya sekulerisme.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Studi terhadap novel Api Tauhid karya Habiburrahman El Shirazy, novel sejarah berbalut roman yang

memuat ringkasan sejarah hidup seorang tokoh terkenal asal Turki Badiuzzaman

Said Nursi. Peristiwa-peristiwa yang disajikan di dalam karya tersebut adalah

bagian-bagian yang mengandung ringkasan sejarah perjuangan hidup Said Nursi

dalam menghadapi tantangan modernitas dalam dunia Islam.

Penelitian ini memiliki persamaan dengan Sholeh Suaidi (2014), dan

Ahmad Norma (2007) dalam tulisannya yang mengatakan bahwa modernisasi

bukanlah sebuah esensi yang bertentangan dengan ajaran dasar agama Islam selama

masih mengacu pada ajaran Islam. Rasionalisasi adalah metode yang sejalan

dengannya dalam mendorong umat Islam untuk bisa bersikap kritis dan

meninggalkan taqlid. Kemajuan Islam tidak akan terjadi dengan menolak kemajuan,

melainkan dengan mengakomodasinya dan menyelaraskannya dengan nilai-nilai

spiritual ajaran dari Al-Qur’an. Kemudian Ikwan Setiawan (2011) dalam

penelitiannya yang menyimpulkan bahwa poskolonialitas masyarakat desa

menjadikan lokalitas semakin kompleks dengan kehadiran modernitas yang menjadi

warga baru bagi kehidupan tradisional masyarakat.

Berbeda dengan Try Astutik Haryati (2011) dan Aprinus Salam (2014)

dalam tulisannya yang mengatakan bahwa manusia modern adalah manusia yang

mengalami kehampaan spiritual, kehampaan makna dan legitimasi hidup serta

kehilangan visi dan mengalami keterasingan. Krisis eksistensial yang dialami

manusia modern mengakibatkan masyarakat dapat kehilangan dimensi terhadap

lingkungannya maupun dimensi transendental. Proyek modernisasi merupakan

proyek yang cacat dan tidak mampu beradaptasi dengan tradisi secara anggun.

Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan menggunakan

pendekatan sosiologi sastra. Adapun hasil dari penelitian ini akan menjawab

permasalahan utama, yaitu tentang Islam dan modernitas yang digambarkan El

Shirazy dalam novel Api Tauhid.

Kata kunci: Sastra, Islam, Modernitas, Said Nursi, Novel Api Tauhid.

Page 3: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

3

ملخص البحث

، وال يكون خاليا من القيم، بذاتويتبني ىذا البحث أن العمل األديب ليس عمال مستقال، ال يقوم وذلك ألن األديب تولد مع كونو متضمنا علىتلك القيم، سواء .أساس حرية التخييل على الرغم من وجود

كد أيضا أن اإلسالم ىو كثريا مبا ؤىذه الدراسة ت. كانت الثروة الفكرية اواالعتقادية، الىت تلون احلياة اليوميةاإلسالم ال يعترب احلداثة على أهنا نكسة ولكن مطلب مهم لتغيري وجهة نظر املسلمني .يتماشى مع احلداثة

يف تشجيع نشوء احلياة احلديثة اليت حتسب اهنا ظهرت بظهور الرأمسالية، وىو نظام يقوم على الصناعة .النية، وال سيما يف جماالت العلوم اليت ىي احدى القواعد لوالدة العلمانيةقوطريقة الفكر اليت تتسم بالع

دراسة على رواية روح التوحيد حلبيب الرمحن الشريازي، رواية تارخية . ىذا البحث حبث نوعي .رومانسية حتتوي على موجز تاريخ حياة الشخصية الشهرية من أصل تركي بديع الزمان سعيد النورسي

األحداث املعروضة يف ىذه الرواية ىي حملاتتحمل موجز تاريخ نضال وحياة سعيد النورسي يف مواجهة .حتديات احلداثة يف العامل اإلسالمي

يف مقالتهما من أن (2007)، وأمحد نورما (2014) مع صاحل السعيدي مشتكةىذا البحثان . التحديث ليس جوىرا يتعارض معالتعاليم األساسية لإلسالم طاملا أنو يعتمد على تعاليم اإلسالم

العقلنة ىي األسلوب الذي يتماشى معها يف تشجيع املسلمني لتكونوا قادرين على النقد العلمي وترك . تقدم اإلسالم ال يتحقق برفض التقدم، ولكن باستيعاهبو تطويعو على القيم الروحية لتعاليم القرآن.التقليد

يف حبثو الذي خلص إىل أن القرويني بعد االستعمار جيعلون احملليات أكثر (2011)مث إخوان سيتياوان .تعقيدا بسبب وجود احلداثة اليت أصبح طارئا جديدا حلياة اجملتمع التقليدية

يف مقالتهما من إن اإلنسان (2014) وافرنو السالم (2011)خيتلف عن تري استوتك حريىت املعاصر ىو االنسان الذي يعاين من فراغ روحي، وخلو من املعت و من شرعية احلياة، جبانب فقدان الرؤية

إن األزمة الوجودية اليت يعاين منها االنسان املعاصر ميكن ان جتعال جملتمع يفقد .املستقبلية والشعور بالغربةمشروع التحديث ىو مشروع معاق وغري قادر على التكيف مع .البعد البيئوي فضال عن البعد املتسامي

.التقاليد بأمانوستكون نتائج ىذا البحث طريقة حتليل احملتوى باستخدام منهج العلم االجتماعي األديب،تبعي

ىذا البحث إجابة على املشكلة الرئيسية، وىي عبارة عن اإلسالم واحلداثة كما وصفها الشريازي يف رواية .روح التوحيد

.األدب، اإلسالم، احلداثة، سعيد النورسي، رواية روح التوحيد :كلمات البحث

Page 4: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

4

ABSTRACT

This study shows that a literary work is not autonomous, not independent

and does not value-free in spite of the argument of imagination freedom. It is

because the literature was born with values, both intellectual property and

confidence that characterizes everyday life. This study also becomes an affirmation

that Islam is in line with modernity. Islam did not assess modernity as a

deterioration but as an important requirement for change Muslims perspective in

encouraging the emergence of modern life that is suspected by the emergence of

capitalism, industry-based system and the way of think that leads to

rationalization, particularly in the fields of science which become the basis of

secularism.

This is a qualitative research. It exploresthe novel Api Tauhid, a historical

novel wrapped in romance which contains a summary of the historical life of

Turkish famous figures, Bediuzzaman Said Nursi, which is written by

Habiburrahman El Shirazy. The events which are presented in this works partly

contain the summaryof the history oflife struggle of Said Nursi in facing the

challenges of modernity in the Islamic world.

This study has similarities with Sholeh Suaidi (2014) and Ahmad Norma

(2007) which argues that modernization is not an essential that against the basic

teachings of Islam. Rationalization is a method which is in line with it in order to

encourage Muslims to be able to be critical and leave taqlid. The progress of Islam

will not occur by refusing it, but rather by accommodating and aligning them with

the spiritual values of the Qur'an. This study also in line with Ikwan Setiawan

(2011) who concluded that the postcoloniality of rural communities makes

localities become more complex with the presence of modernity by becoming new

residentsof the traditional life of society.

This study in contrast to Astutik Try Haryati (2011) and Aprinus Salam

(2014) which says that a modern man is a man who suffered spiritual emptiness,

void of meaning and legitimacy of life as well as loss of vision and experiences of

alienation. The existential crisis experienced by modern man can make the society

lose dimension to the environment as well as the transcendental dimension. The

project of modernization is a project that handicapped and unable to adapt to the

tradition gracefully.

This study used the content analysis method with a sociological approach

to the literature.The results of this study will answer the main problem of research,

about the Islam and modernity which is described by El Shirazyin his novel, Api Tauhid.

Keywords: Literature, Islam, Modernity, Said Nursi, Novel Api Tauhid.

Page 5: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

5

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Konsonan

Huruf

Arab Nama Huruf Latin

Huruf

Arab Nama

Huruf

Latin

Alif اTidak

dilambangkan }T{a T ط

}Z>{a Z ظ Ba B ب

…’… ain‘ ع Ta T خ

Gain G غ |S|\ S ث

Fa F ف Jim J ج

Qaf Q ق }H{a H ح

Kaf K ن Kha Kh ر

Lam L ل Dal D د

Mim M و |Z|al Z ر

Ra R Nun N س

Zai Z Wau W ص

Sin S Ha H س

..…‘ Hamzah ء Syin Sy ش

S{ad S{ Ya Y ص

}D{ad D ض

B. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vocal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

1. Vokal Tunggal

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fath{ah A a

Kasrah I i

D{ammah U u

Page 6: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

6

2. Vokal Rangkap

Tanda dan huruf Nama Gabungan huruf Nama

... Fath{ah dan ya ai a dan i

… Fath{ah dan wau au a dan u

C. Maddah

Harkat dan

huruf Nama

Huruf dan

tanda Nama

... ا ...Fath{ah dan alif

atau ya a> a dan garis di atas

...... Kasrah dan ya i> i dan garis di atas

..... D{amah dan wau u> u dan garis di atas

D. Ta marbut}ah

Transliterasi ta’ marbutah ditulis dengan ‚h‛ baik dirangkai dengan kata

sesudahnya maupun tidak contoh mar’ah (يشأج) dan madrasah (يذسسح).

Contoh : al-madinah al-munawwaroh (انذيح انسج)

E. Shaddah

Shaddah/tasydi>d di transliterasi ini dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf

yang sama dengan huruf bersaddah itu.

Contoh: Rabbana (ستا)

F. Kata Sandang

Kata sandang di dalam sistem penulisan Arab dilambangkan dengan huruf

Kata sandang dalam transliterasinya dibedakan antara yang diikuti oleh . ال

syamsiah dan yang diikuti oleh qamariah. Kata sandang yang diikuti oleh huruf

syamsiah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Adapun kata sandang yang

diikuti oleh huruf qamariah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan

di depan dan sesuai dengan bunyinya.

Contoh: ar-rahma>n (انشد), al-kita>bu (انكتاب)

G. Pengecualian Transliterasi

Adalah kata-kata bahasa Arab yang telah lazim digunakan di dalam bahasa

Indonesia, seperti هلل, asma>’ al-husna> dan ibn, kecuali menghadirkannya dalam

konteks aslinya dan dengan pertimbangan konsistensi dalam penulisan.

Page 7: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iii

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iv

ABSTRAK .......................................................................................................... v

vi ........................................................................................................... يهخص انثذج

ABSTRACT ........................................................................................................ vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ......................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 8 C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 8 D. Perumusan Masalah ............................................................................. 8 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 8 F. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 9 G. Metodologi Penelitian ......................................................................... 14 H. Sistematika Pembahasan ..................................................................... 19

BAB II ISLAM, MODERNITAS DAN KARYA SASTRA ............................ 21

A. Islam dan Modernitas .......................................................................... 21

1. Konsep Modernitas ....................................................................... 22

2. Ukuran Modernitas ....................................................................... 25

3. Nilai-nilai Fundamental Modernitas ............................................. 29

4. Isu-isu Kontemporer dari Islam dan Modernitas .......................... 32

B. Islam dan Sastra Kontemporer ............................................................ 38

1. Sastra Sebagai Kebudayaan dalam Pandangan Al-Qur’an ........... 39

2. Konseptual Sastra Islam ............................................................... 40

3. Sastra Islam di Indonesia .............................................................. 44

BAB III BIOGRAFI EL SHIRAZY DENGAN INTERTEKSTUALITAS

NOVEL ................................................................................................ 48

A. Biografi Habiburrahman El Shirazy .................................................... 48

1. Kehidupan Keluarga dan Tempat Tinggal El Shirazy .................. 48

2. Pendidikan dan Proses Awal Kepengarangan El Shirazy ............. 49

3. Karya-karya El Shirazy ................................................................. 52

B. Intertekstualitas dan Intrinsikalisasi Novel Api Tauhid ..................... 54

1. Analisis Makna Intertekstual ........................................................ 54

2. Intrinsikalisasi Novel .................................................................... 56

a. Penokohan (as-syakhs}iyya>t) ................................................... 57

b. Alur/Plot (al-h}abakah) ............................................................ 70

Page 8: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

8

c. Latar/setting (al-bi>’ah) ........................................................... 72

d. Tema (al-fikrah, at-taus}iyah, al-maud}u>’) ............................... 83

e. Gaya bahasa (uslu>b) ................................................................ 88

BAB IV STUDI TERHADAP NOVEL API TAUHID EL SHIRAZY:

MELIHAT SISI ISLAM DAN MODERNITAS ................................. 94

A. Kesesuaian Islam dan Modernitas ....................................................... 94

1. Islam dan Rasionalitas .................................................................. 95

2. Islam dan Ilmu Pengetahuan ......................................................... 105

3. Islam dan Politik ........................................................................... 108

B. Kritik Islam atas Modernitas ............................................................... 110

1. Aktualisasi Pengembangan nilai Fundamental Modernitas ......... 110

a. Penegakkan moral, Keadilan, dan Tanggung jawab ............... 110

b. Pentingnya Perencanaan, Etos kerja dan Profesionalisme ..... 114

2. Islam dan Isu Kontemporer Modernitas ....................................... 116

3. Dampak dari Modernisasi ............................................................. 123

C. Sisi Bahasa dan Sastra Arab dalam Novel .......................................... 126

1. Pengutipan Ayat Al-Quran ........................................................... 126

2. Kata Serapan dan Transliterasi Arab ............................................ 140

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 145

A. Kesimpulan .......................................................................................... 145

B. Rekomendasi ........................................................................................ 146

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 1 47

GLOSARI ........................................................................................................... 155

INDEKS .............................................................................................................. 158

BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................... 160

Page 9: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu yang menjadi perdebatan cukup sengit saat ini adalah hubungan

Islam dengan modernitas. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi ciri

modernitas telah berkembang pesat di dunia Barat dan sebaliknya tidak

berkembang dengan baik di dunia Timur, termasuk negara-negara Muslim1.

Kekalahannya di bidang Iptek disebut sebagai biang terjadinya kolonialisme yang

melahirkan sikap beragam terhadap modernitas di kalangan Muslim. Dalam hal ini,

ada sebagian kalangan menolak modernitas karena merupakan produk Barat yang

menjadi musuh Islam. Modernisasi dipandang sebagai westernisasi yang

berlawanan dengan Islam. Namun ada pula yang menerima modernitas sebagai cara

untuk sejajar dengan Barat dan westernisasi sebagai syarat untuk mencapainya.

Ada pula yang menerima modernitas sebagai cara untuk maju tapi menolak

westernisasi sebagai syaratnya.2

Al-Attas mengungkapkan bahwa tantangan terbesar kaum muslimin dalam

menghadapi tantangan modernisasi ditandai dengan telah merasuknya ilmu

pengetahuan modern yang tidak netral ke dalam praduga-praduga agama, budaya

dan pikiran.3 Termasuk dalam bidang teknologi banyak memberikan dampak

negatifnya, misalnya adanya internet. Banyaknya bermunculan jasa penyedia akses

internet di Indonesia, berdampak terhadap banyaknya tindakan amoral dan kriminal

dimana-mana. Hal itu dikarenakan setiap orang dengan mudah mendapatkan info

dari seluruh dunia, sehingga kehadiran internet telah menimbulkan banyak

kerusakan moral bagi suatu bangsa, meskipun tidak menampikan bahwa adanya

internet dapat pula menunjang terhadap peningkatan sumber daya manusia.4

Dengan semakin mudahnya mengakses pola kehidupan dunia luar, menjadi

penyebab timbulnya akulturasi suatu budaya dengan budaya lain.

1Menyangkut hubungan Islam dan negara, ada tiga model yang berkembang, yaitu

tetap mempertahankan Islam sebagai dasar negara seperti Mesir dan Sudan; menolak sama

sekali otoritas Islam sebagai dasar negara seperti Tunisia dan Turki; dan tidak menjadikan

Islam sebagai dasar negara secara formal tetapi hanya menggunakan prinsip-prinsip Islam

sebagai dasar dalam bernegara seperti Indonesia dan Malaysia. Lihat tulisannya Nur Rofiah

dalam bukunya Sükran Vahide, Biografi Intelektual Badiuzzaman Said Nursi: Transformasi Dinasti Usmani menjadi Turki yang diterjemahkan oleh Sugeng Haryanto dan Sukono

tahun 2007. 2Sükran Vahide, Biografi Intelektual Badiuzzaman Said Nursi: Transformasi Dinasti

Usmani menjadi Turki, (Terj. Sugeng Haryanto dan Sukono), (Jakarta: Anatolia, 2007),

xvii. 3Abdul Kadir, ‚Islamisasi Kurikulum dan Metode Ilmu Pendidikan Islam (Menurut

Konsep Naquib Al-Attas)‛, pp. 1-32, 28. Diakses pada 12 Mei 2015. 4Muhammad Saad, ‚Pengaruh Modernisasi di Belahan Dunia‛, 2015. diakses pada 12

Mei 2015, dari http://saad-saads.blogspot.com/p/pengaruh-modernisasi-di-belahan-

dunia.html.

Page 10: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

10

Fenomena tersebut lebih banyak dipicu oleh kesadaran interioritas umat

Islam terhadap superioritas bangsa lain, karena mereka menyadari akan

ketertinggalan dari bangsa-bangsa Barat yang dinilai lebih maju. Padahal,

ketertinggalan tersebut hanya dari segi-segi yang bersifat materialis, baik itu

teknologi, ekononomi, maupun pendidikan.5 Modernisme islam telah

menghancurkan islam indonesia. Karena kehadirannya telah memecah belah islam

yang sudah mengakar kuat dan dinamis dalam setiap tradisi yang hidup di tengah-

tengah masyarakat Indonesia. Ada pandangan baru yang didasarkan pada ideologi

modernisme, yakni islam yang dianggap murni atau asli dan ada islam yang

dianggap sesat atau menyimpang. Nilai-nilai dan tradisi islam yang sudah ratusan

tahun hidup di tengah-tengah kehidupan masyarakat Indonesia di goncang dengan

ideologi-ideologi baru semenjak munculnya modernism.6

Kini muncul gerakan islamisasi sains sebagai respon terhadap

berkembangnya teknologi dan budaya Barat. Islamisasi sains dimulai dengan

membongkar sumber kerusakan ilmu. Ilmu-ilmu modern diperiksa ulang dengan

teliti. Itu sebabnya, al-Attas mengartikan islamisasi sebagai pembebasan manusia

dari tradisi magis, mitologis, animistis, kultur-nasional (yang bertentangan dengan

Islam) dan dari belenggu paham sekuler terhadap pemikiran dan bahasa. Ada dua

cara metode islamisasi yang paling berhubungan dan sesuai urutan; pertama ialah

melakukan proses pemisahan elemen-elemen dan konsep-konsep kunci yang

membentuk kebudayaan dan peradaban barat; kedua, memasukan elemen-elemen

Islam dan konsep-konsep kunci ke dalam setiap cabang ilmu pengetahuan masa kini

yang relevan. Dengan demikian, islamisasi sains akan membuat umat Islam

terbebas dari belenggu hal-hal yang bertentangan dengan Islam. Islamisasi

melindungi umat Islam dari sains yang menimbulkan kekeliruan dan

mengembangkan kepribadian muslim yang sebenarnya.7 Masyarakat Islam harus

mampu mengejar ketertinggalan dari masyarakat dunia. Akan tetapi, perlu difahami

bahwa penyempurnaan perubahan tidak selalu bertumpu pada gerak maju

mundurnya perspektif dunia Barat.

Secara historis, proses modernisasi di kalangan umat Islam sudah cukup

berlangsung lama. Studi modernisasi di dalam Islam sering memuat dikotomi yang

tidak bertanggung jawab; ada yang mempertentangkan tradisi lawan perubahan,

fundamentalisme lawan modernisme, dan sebagainya.8 Bahkan, selain yang

menolak ada pula yang menerima meskipun dengan beberapa catatan. Seperti

Ahmad Norma (2007) yang memberikan penjelasan dan penegasan pada artikelnya

dengan menyebutkan bahwa kemajuan Islam tidak akan terjadi hanya dengan

5Halimah Dja’far, ‚Modernisasi Keagamaan Islam Di Indonesia (Tela’ah Pemikiran

A. Mukti Ali ‛, Kontekstualita Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol. 21 No. 2,

Desember 2006, 36. 6A. Sunarto AS, ‚Paradigma Nahdhatul ‘Ulama terhadap Modernisasi‛, Jurnal

Sosiologi Islam, Vol.3, No.2, Oktober 2013, 52. Diakses pada tanggal 15 September 2015. 7Abdul Kadir, ‚Islamisasi Kurikulum dan Metode Ilmu Pendidikan Islam (Menurut

Konsep Naquib Al-Attas)‛, 29. Diakses pada 12 Mei 2015. 8John L. Esposito, Islam and Politics: Islam dan Politik (Alih Bahasa oleh H.M.

Joesoef Sou’yb), (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1990), 298.

Page 11: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

11

menolak kemajuan, melainkan dengan menerimanya kemudian mengakomodasi dan

menyelaraskannya dengan nilai-nilai spiritual ajaran dari Al-Qur’an.9

Modernisasi bukan harus ditakuti, justru dapat dijadikan kesempatan untuk

mengembalikan kejayaan Islam dan menempatkan peranan Islam dalam posisi yang

terhormat dalam pentas peradaban modern.10

Modernisasi sebagai upaya untuk

melakukan pembaharuan kembali, khususnya dalam ilmu pengetahuan. Ahmad

Sahidah (2010) dalam tulisannya mengutip perkataan Anthony Giddens yang

menyatakan bahwa kehadiran modernitas akan menghancurkan suatu tradisi.11

Dengan demikian, modernisasi akan menjadi salah satu hal penting dalam merubah

sebuah tradisi, tentunya tradisi-tradisi yang lama, kuno, dengan cara-cara yang

lebih baru dalam kehidupan manusia, guna meningkatkan kualitas keilmuan.

Modernitas yang dimaksud dalam hal ini adalah gerakan-gerakan Barat

dalam memajukan ilmu pengetahuan yang cenderung terus berkembang, sedangkan

umat Islam masih banyak yang berpikir dan menganggap bahwa gerakan

modernitas hanya akan mengiris nilai-nilai ajaran Islam. Realitas seperti itu selaras

dengan kondisi yang dihadapi Said Nursi pada masanya. Sebagai antisipasinya, ia

mengamalkan ajaran-ajaran Islam dengan menggunakan metode-metode baru dan

cara-cara modern dalam memandang sebuah realitas. Perhatian dirinya terhadap

ilmu pengetahuan, memunculkan keinginannya untuk menciptakan sebuah

pendidikan dengan sistem pendidikan yang bersepadu antara ilmu-ilmu umum

dengan ilmu agama. Kondisi saat itu, sedang memasuki masa baru yang mengarah

menuju perubahan. Ilmu sains dan ilmu mantik memiliki peran yang sangat penting

dalam lahirnya peradaban baru.12

Tulisan ini akan menguraikan keterkaitan antara Islam dengan modernitas

di dalam novel Api Tauhid. Novel ini adalah dikategorikan sebagai sastra Islam,

sastra yang memiliki keterkaitan dengan nilai-nilai ajaran agama Islam. Munculnya

sastra Islam memiliki peran sebagai pembaharu dalam ilmu pengetahuan dan

pendidikan.13

Di dalam sastra tersebut hadir perpaduan antara nilai-nilai ajaran

9Ahmad Norma Permata, ‚Terbelah Di Simpang Sejarah: Islam dan Modernitas

Menurut Fazlur Rahman, Isma’il Raji Al-Faruqi, dan Sayyed Hossein Nasr‛, Maarif Vol. 2,

No. 4, Juni 2007, 35. 10

Muhammad Tholhah Hasan, Prospek Islam dalam Menghadapi Tantangan Zaman, (Jakarta: Lantabora Press, 2005), 63.

11Ahmad Sahidah, ‚Menemukan Islam Otentik: Menggugat Tradisi dan Modernis‛,

Kontekstualita Vol. 25, No. 2, 2010, 178. 12

Lihat http://www.malaysianur.com/sekilas-kehidupan-said-nursi/. Diakses pada

tanggal 26 April 2015. 13

Sampai saat ini istilah sastra Islam merupakan sebuah konsep yang cukup

mendapatkan respon yang besar dari banyak kalangan, terutama para seniman dan para

penyair. Namun, belum nampak kemajuan dalam pembahasannya. Adapun respon yang

cukup luas tertuang dalam sebuah Muktamar Islam dalam mengkategorikan sebuah sastra

Islam. Muktamar Islam ini untuk al-Adab al-Islamy, yang dilaksanakan dalam tiga kali

muktamar. Pertama dilaksanakan di India, kedua di Universitas Madinah Saudi Arabia dan

ketiga di Universitas Imam Muhammad Ibnu Saud Riyad. Muktamar-muktamar ini

melahirkan badan Sastra Islam tingkat Internasional yang diberi nama Rabithah al-Adab al-Islamy al-Alamy yang diketuai oleh Ulama Besar India Syaikh Abu al-Hasan Ali al-Hasany

Page 12: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

12

agama dengan budaya, pendidikan, moralitas dan unsur estetika.14

Dalam berbagai

budaya, sastra memang sangat berkembang karena sering terjalinnya hubungan

dengan pemikiran agama, praktik, institusi dan simbolisme.15

Lahirnya sebuah fiksi

Islam sebagai upaya untuk membangun ruang alternatif bagi para penulis Muslim

yang meyakini bahwa menulis merupakan bagian dari upaya penyebaran nilai-nilai

ajaran Islam. Sehingga, diyakini bahwa penyebaran karya sastra adalah salah satu

bagian dalam upaya pencerahan nurani masyarakat.16

Di era globalisasi sekarang ini, peran sastra sangat memberikan dampak

positif. Bahkan manfaatnya banyak dirasakan oleh khalayak umum. Nilai-nilai yang

terkandung di dalam karya sastra cukup diperlukan oleh masyarakat. Studi sastra

sebagai salah satu studi dalam meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan.

Widyasari Listyowulan (2010) misalnya, dalam tesisnya mengutip perkataan

Robert Redfield yang mengatakan bahwa menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan,

mitos, agama, seni, dan sastra merupakan bagian dari budaya dan cara-cara dalam

memahami sebuah peradaban dengan menyeluruh.17

Kajian sastra adalah salah satu

bagian yang berarti dalam era industri kreatif, sehingga sebuah karya sastra perlu

untuk tetap diberi tempat terhormat dan menyenangkan, agar di era yang makin

profit oriented ini, karya sastra tetap dapat ikut menjaga masyarakat dan bangsa

untuk tetap berbudaya.18

Setiap karya sastra walaupun sebagian ceritanya mengandung kisah

percintaan, tetapi jika terdapat nilai-nilai ideologi, moral dan kemanusiaan di

dalamnya, maka sastra tersebut akan tetap menjadi sastra yang berbobot dan lebih

bersifat abadi.19

Kehadiran karya sastra yang merupakan bagian dari kehidupan

masyarakat,20

secara umum akan mampu menunjukkan hal-hal yang serius bukan

hanya fungsi melainkan substansi kehidupan.21

Nicholas M. Gaskill menyebutkan

al-Nadawy yang kemudian tahun 1994 diterbitkanlah Jurnal al-Adab al-Islamy. Lihat

Wildana Wargadinata, ‚Dilema Konsep Sastra‛, 54. Dalam ejournal.uin-malang.ac.id.

Diakses pada tanggal 25 September 2014, pukul 10.29 WIB. 14

Puji Santoso dkk, Sastra Keagamaan dalam Perkembangan Sastra Indonesia: Puisi 1946-1965, (Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2004), 1.

15Larry D. Bouchard, ‚Religion and Literature: Four Theses and More‛, Religion &

Literature, Vol. 41, No. 2 (summer 2009), pp. 12-19, p. 12. Diakses pada 27 Agustus 2014

dari http://www.jstor.org/stable/25676882. 16

Ahmadun Yosi Herfanda, Sastra dalam Era Industri Kreatif, (Makalah Pelengkap

untuk Kongres Bahasa Indonesia, 2013), 6. 17

Widyasari Listyowulan, Narrating ideas of Religion, Power, and Sexuality in Ayu Utami’s novels: Saman, Larung, and Bilangan Fu, (Thesis, Faculty of the Center for

International Studies of Ohio Uniersity, 2010), 9. 18

Ahmadun Yosi Herfanda, Sastra dalam Era Industri Kreatif, 12. 19

Moh. Syarifudin, ‚Sastra Qur’ani dan Tantangan Sastra Islam di Indonesia‛, Conference Proceedings, Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS XII),

1274. Diakses pada 13 Desember 2014. 20

Rachmat Djoko Pradopo, Metodologi Penelitian Sastra, (Yogyakarta: Hanindita

Graha Widya, 2003), 59. 21

Serafin Roldan-Santiago, Thematic and Structural Functions of Folklore in

Caribbean Literature: The Case of the "Written" and the "Oral", Journal of Caribbean

Page 13: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

13

bahwa sastra tidak dapat dikatakan benar atau salah, karena itu adalah hasil kreatif

seorang pengarang yang diciptakannya sebagai nilai tawar bagi masyarakat.22

Hubungan tersebut membuktikan bahwa teks sastra merupakan

transformasi dari hasil pemikiran pengarangnya yang sudah pasti memiliki kaitan

dengan unsur-unsur di dalam dan di luar sastra.23

Hal ini, jelas menunjukkan bahwa

sastra memerlukan ilmu bantu. Jika dikaitkan dengan ilmu lain maka akan semakin

bernilai baik. Sekaligus menepis anggapan yang mengatakan bahwa suatu teks

sastra adalah sebuah benda budaya yang bersifat otonom, tanpa harus bergantung

pada apapun yang berada di luar teks sastra, baik itu alam sekeliling maupun

pengarang.24

Semakin meluasnya ajaran Islam, khususnya dalam dunia sastra diwarnai

dengan lahirnya banyak karya sastra, salah satunya adalah novel.25

Novel-novel

yang memiliki kecenderungan ideologi dan ruh keagamaan yang kuat. Novel yang

merupakan ekspresi kehidupan manusia yang dapat dimanfaatkan sebagai media

hiburan juga sebagai media pendidikan, yang memiliki berbagai macam nilai; nilai

politik, budaya, ekonomi, sosial dan agama.26

. Imaji seseorang menjadi daya pikir

dalam membayangkan atau menciptakan gambar-gambar kejadian berdasarkan

kenyataan atau pengalaman seseorang.

Literatures, Vol. 4, No. 1 (Fall 2005), h. 4. pp. 1-9. Diakses pada 30 September 2014 dari

http://www.jstor.org/stable/40986166. 22

Nicholas M. Gaskill, ‚Experience and Signs: Towards a Pragmatist Literary

Criticism‛, New Literary History, Vol. 39, No. 1, Remembering Richard Rorty (Winter,

2008), pp. 165-183, p. 170. Diakses dari http://www.jstor.org/stable/20058059, pada 27

Agustus 2014. 23

Lucien Goldman, ‚The Genetic Structuralist Method In The History Of

Literature‛, Towards A Sociology Of The Novel. Trans. Alan Sheridan (London: Tavistock,

1975). 24

Naser Al-Hujelan, ‚Formalism and Early Structuralism 1914-1940‛, Summer, Vol.

1 (2004), 5. Ruth Ronen, Possible Word in Literary Theory (USA: Cambridge University

Press, 1994). 25

Novel berasal dari bahasa Itali novella yang secara harfiyah berarti sebuah barang

baru yang kecil, yang kemudian diartikan sebagai sebuah cerita pendek dalam bentuk prosa.

Istilah novella memiliki pengertian yang sama dengan istilah novelette (Inggris) yang

berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan yang mengemukakan sesuatu

secara bebas, menyajikan sesuatu lebih banyak, lebih rinci, lebih detail dan lebih banyak

mengedepankan permasalahan yang kompleks. Suatu jenis sastra yang sejak awal periode

lebih banyak mengetengahkan permasalahan-permasalahan sosial, budaya politik, termasuk

menyangkut masalah keagamaan. Salah satu karya sastra yang merupakan hasil imajinasi

manusia yang bersifat indah yang dapat menimbulkan kesan yang indah pada jiwa

pembacanya. Lihat Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2007), 9. 26

Vivi Wulandari, Nurizzati, Zulfadhli, ‚Perbadingan Religiusitas Tokoh Mualaf

dalam Novel Ayat-ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy dan Novel Ternyata Aku

Sudah Islam Karya Damien Dematra‛, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol.

1 No. 1, September 2012), 247. Zainuddin Fananie, Telaah Sastra, (Surakarta:

Muhammadiyah University Press, 2001), 132.

Page 14: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

14

Dewasa ini, novel-novel karya Habiburrahman El Shirazy telah membumi

di Indonesia. Karya-karyanya merupakan salah satu tonggak karya sastra modern

Indonesia yang selalu mengedepankan nilai-nilai keislaman. Novel-novelnya, kini

menjadi salah satu karya sastra yang paling populer dalam sejarah sastra di

Indonesia karena kapasitasnya yang bertahan dalam nilai-nilai religiusitas. Banyak

perspektif yang memandang bahwa novel-novel karyanya, merupakan representasi

zaman yang menempatkan moralitas sebagai nilai-nilai yang harus dijungjung

tinggi dalam suatu karya sastra.

Keanekaragaman cerita dan style Habiburrahman El Shirazy dalam novel-

novelnya menarik dijadikan objek penelitian. Dari sejak kemunculannya, novel-

novel karyanya mendapatkan tanggapan positif dari para penikmat sastra, bahkan

tidak sedikit beliau mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan termasuk

sastrawan Indonesia. Novel-novel yang ditulisnya selalu bernuansakan religius,

entah mungkin ada kaitannya dengan latar belakang dirinya yang notabene

Habiburrahman El Shirazy ini merupakan seorang alumnus dari Al-Azhar,

University Cairo.27

Habiburrahman El Shirazy disebut pula sebagai Novelis nomor satu

Indonesia yang dinobatkan oleh Insani Universitas Diponegoro Semarang pada

tahun 2008. Sastrawan terkemuka Indonesia ini, juga ditahbiskan oleh Harian

Republika sebagai Tokoh Perubahan Indonesia 2007. Dengan karya-karyanya yang

sangat fenomenal, beliau mampu membuat banyak kalangan berduyun-duyun

memberikan berbagai julukan. Banyak penghargaan yang dianugerahkan

kepadanya, salah satunya beliau dijuluki dengan ‚penulis bertangan emas‛, karena

prestasinya telah mencapai penghargaan bergengsi tingkat nasional maupun Asia

Tenggara.28

Oleh karena itu, pantas karya-karyanya menjadi sebuah objek

penelitian.

Ciri khas dalam setiap karyanya adalah kaya dengan nilai-nilai ajaran

agama Islam. Karenanya, karya-karyanya dikategorikan sebagai sastra Islam. El

Shirazy ini, selain dikenal sebagai novelis, juga dikenal sebagai sutradara, dai, dan

penyair. Adapun karya-karyanya banyak diminati tidak hanya di Indonesia, tetapi

juga di mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, Taiwan dan

Australia. Karya-karyanya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan

semangat berprestasi bagi pembacanya.29

Salah satu novel terbarunya adalah novel Api Tauhid. Novel tersebut

merupakan novel roman dan sejarah. Sebuah sajian novel yang memberikan warna

baru dalam lingkungan dunia sastra. Dikatakan sebagai novel roman karena

bercerita seputar perjuangan anak muda yang bernama Fahmi asal Lumajang, Jawa

Timur bersama rekan-rekannya yang sedang menuntut ilmu di Universitas Islam

Madinah.30

Dikatakan pula sebagai novel sejarah, karena di dalamnya menceritakan

27

Habiburrahman El Shirazy, Api Tauhid; Cahaya Keagungan Cinta Sang Mujaddid, (Jakarta: Republika Penerbit, 2014).

28Habiburrahman El Shirazy, 567.

29Habiburrahman El Shirazy, 567.

30Lihat https://referensibukubagus.wordpress.com/2015/02/24/sinopsis-dan-resensi-

buku-api-tauhid-karya-habiburrahman-el-shirazy/. Diakses pada tanggal 26 April 2015.

Page 15: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

15

seputar sosok teladan Syaikh Said Nursi. Mengungkap riwayat hidupnya. Tokoh

pemikir muslim luar biasa yang dijuluki ‚Badiuzzaman‛ atau ‚Sang Keajaiban

Zaman‛. Tokoh ini dikenal sebagai tokoh modernitas dari Turki. Dia selalu berada

di garda paling depan dalam menegakkan kalimat Tauhid, meskipun selama dua

puluh lima tahun dia pernah hidup dibalik penjara. Bahkan dia juga pernah

mengalami hukuman pengasingan.31

Pertanyaan penting yang muncul dalam meneliti sebuah novel adalah

elemen apa yang menarik dan dapat memberikan kontribusi dalam sebuah karya

sastra, khususnya novel-novel karya Habiburrahman El Shirazy yang selalu

bernuansa religious, yang kaya dengan nilai-nilai agama. Jawabannya adalah

mengungkap aspek-aspek pembentuk karya tersebut. Misalnya, aspek tema, tokoh,

latar dan sebagainya yang merupakan unsur intrinsik dalam karya sastra, atau pun

aspek historis, sosiologis, dan agama yang merupakan bagian dari unsur

ekstrinsiknya. Hal ini dikarenakan aspek-aspek tersebut merupakan unsur utama

pembentuk karya sastra yang menjadi penentu kualitas dan estetik dari sebuah

karya sastra novel.

Ada beberapa hal yang menjadi dasar penulis dalam memilih novel Api Tauhid sebagai objek penelitian, antara lain: (1) Novel Api Tauhid merupakan salah

satu karya sastra yang mendapatkan apresiasi penghargaan dari kedubes Turki,

karena novel ini mengangkat cerita tokoh fenomenal asal Turki yaitu Badiuzzaman

Said Nursi. Tokoh yang dikenal sebagai salah satu tokoh modernis Islam.; (2)

Novel ini merupakan sarana dalam mengenalkan sosok Badiuzzaman Said Nursi

kepada masyarakat pembaca; (3) Novel ini adalah sejarah berbalut roman.

Rangkaian cerita dan latar sosial dalam novel Api Tauhid memberikan nuansa

keindahan dalam sajian sastra. Latar sosial yang dihidangkan dibingkai dengan

sentuhan keindahan alam Indonesia, budaya lokal Indonesia yang dipadukan dengan

alam dan budaya Turki, sehingga ramuan tersebut memberikan hidangan yang

berbeda dari novel-novel yang lain; (4) Novel Api Tauhid adalah novel terbaru

Habiburrahman El Shirazy yang diterbitkan pertama pada bulan November tahun

2014, sehingga dalam hal ini memberikan peluang besar peneliti untuk melakukan

sebuah kajian guna memperluas wawasan keilmuan kesusastraan. Adapun sebagai

studi kasus dalam peneliti ini adalah melihat sisi Islam dengan modernitas dalam

novel tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud untuk mencoba mengurai,

menganalisis dan menjelaskan keterkaitan Islam dengan modernitas di dalam novel

Api Tauhid. Novel yang diperkirakan memiliki unsur-unsur dan muatan-muatan

Islam dengan modernitas. Gagasan-gagasan Said Nursi yang sangat fenomenal

dengan cara dakwahnya, melalui gagasan-gagasan pemikirannya serta keterlibatan

dirinya pada peristiwa runtuhnya Khilafah Turki Utsmani. Oleh karena itu,

penelitian ini diberi judul; Sastra Islam dan Modernitas dalam Novel Api Tauhid El

Shirazy.

31

Habiburrahman El Shirazy, Api Tauhid; Cahaya Keagungan Cinta Sang Mujaddid, (Jakarta: Republika Penerbit, 2014).

Page 16: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

16

B. Identifikasi Masalah

Pada bagian ini, akan diuraikan aspek masalah-masalah yang berkaitan

dengan penelitian ini. Berdasarkan beberapa uraian pada bagian latar belakang,

maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahannya, antara lain:

1. Novel Api Tauhid ditulis El Shirazy dengan mengambil tokoh Badiuzzaman

Said Nursi sebagai objek tulisannya.

2. Kemungkinan adanya keterkaitan sosial antara pribadi pengarang dengan

dihadirkannya tokoh Badiuzzaman Said Nursi dalam novel Api Tauhid.

3. Novel Api Tauhid menggambarkan adanya keterkaitan antara Islam dan

modernitas. 4. Novel Api Tauhid menyajikan nilai-nilai Islam dan Prinsip-prinsip modernitas.

5. Adanya tingkat religiusitas pengarang yang cukup berpengaruh terhadap

penokohan yang dia hadirkan di dalam novel tersebut.

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan lebih terarah diperlukan adanya batasan dalam

permasalahan. Dari permasalahan-permasalahan yang ada, maka penelitian ini

difokuskan kepada beberapa aspek. Adapun batasan-batasan dalam masalah ini

sebagai berikut:

1. Objek penelitian ini adalah novel Api Tauhid karya Habiburrahman El Shirazy

dan karya-karyanya yang lain yang memiliki kaitan dengan novel tersebut.

2. Fokus permasalahan yang diteliti adalah melihat keterkaitan Islam dengan

modernitas yang tergambar di dalam novel Api Tauhid.

D. Perumusan Masalah

Supaya lebih memudahkan penulis dalam menganalisisnya, maka

diperlukan adanya perumusan masalah. Adapun yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah Bagaimana Islam dan modernitas digambarkan dalam

novel Api Tauhid, apakah keduanya digambarkan sejalan?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengurai dan menganalisis tema utama dalam novel Api Tauhid karya

Habiburrahman El Shirazy.

2. Membuktikan bahwa Islam dan modernitas tidak selamanya bertentangan.

3. Menganalisis keterkaitan Islam dan modernitas yang tergambar di dalam novel

Api Tauhid.

Adapun manfaat dari penelitian ini, sebagai berikut:

1. Secara teoritis, penelitian ini sebagai kontribusi atau sumbangsih untuk

pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan dalam bidang

sastra/humaniora.

2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah acuan dalam

memahami isi dan mengungkap makna yang terkandung di dalam novel Api Tauhid karya Habiburrahman El Shirazy.

Page 17: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

17

3. Penelitian ini juga dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi peneliti

sastra selanjutnya, khususnya penelitian yang menjadi objek kajiannya novel

Api Tauhid karya Habiburrahman El Shirazy.

F. Tinjauan Pustaka

Sepengetahuan penulis, penelitian tentang modernitas dan penelitian

terhadap novel-novel karya Habiburrahman El Shirazy telah dilakukan oleh

beberapa peneliti, diantaranya:

Tutut Dwi Destyaning Tyas (2013) pada penelitiannya yang berjudul

Reaksi Tokoh Mari dan Takahashi terhadap Modernisme dalam Novel After Dark Karya Haruki Murakami.32

Penelitian ini menggunakan pendekatan post-

modernisme. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk reaksi

yang paling banyak muncul adalah berupa pertentangan pola pikir, pendapat, dan

sikap kedua tokoh dengan pandangan-pandangan modernis. Hal ini tercermin dalam

analisis pada sub pengembalian ke pola pikir pra-modern dan dekonstruksi terhadap

paradigma modern.

Yuliana Puspitasari, Hat Pujiati, Irana Astutiningsih (2012) pada

penelitiannya yang berjudul Negotiating Modernity, Resisting Tradition: Genetic Structuralism Analysis On Buchi Emecheta's The Bride Price.

33 Penelitian ini

menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis novel menggunakan

teori strukturalisme genetik. Adapun dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada

dua masalah yang dibahas pada penelitian ini. Pertama, pemikiran-pemikiran

modern dan tradisional pada The Bride Price, kedua, konstruksi pandangan dunia

didalam The Bride Price dan yang ketiga adalah struktur sosial yang muncul pada

kelas sosial masyarakat Nigeria.

Ikwan Setiawan (2011) pada penelitiannya yang berjudul Modernity, Locality, And Postcoloniality Of Villagers In The 80s.

34 Penelitian ini

menggunakan perspektif cultural studies dan kajian poskolonial. Adapun hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa ada beberapa cara pandang yang dapat

digunakan untuk melihat formasi diskursif modernitas yang mempengaruhi gerak

kehidupan masyarakat desa pada era 80-an. Pertama, peran ekonomi-politik

pembangunanisme berhasil membiasakan masyarakat dengan orientasi kemajuan,

kekota-an, budaya populer, sehingga mereka benar-benar masuk ke dalam kuasa

modernitas. Kedua, keberakaran tradisionalisme yang dinarasikan secara turun-

temurun menjadikan masyarakat tidak menerima nilai-nilai modern sepenuhnya.

Ketiga, ambivalensi dan hibriditas cultural berlangsung tidak hanya dalam ranah

praksis, tetapi juga dalam ranah pikiran dan orientasi. Keempat, ambivalensi dan

32

Tutut Dwi Destyaning Tyas, ‚Reaksi Tokoh Mari dan Takahashi terhadap

Modernisme dalam Novel After Dark Karya Haruka Murakami‛, Universitas Brawijaya,

2013. 33

Yuliana Puspitasari, Hat Pujiati, Irana Astutiningsih ‚Negotiating Modernity,

Resisting Tradition: Genetic Structuralism Analysis On Buchi Emecheta's The Bride

Price‛, Template untuk Penulisan Artikel Ilmiah Mahasiswa UNEJ, 2012. 34

Ikwan Setiawan, ‚Modernity, Locality, And Postcoloniality Of Villagers In The

80s‛, Literasi, Vol. 1, No. 1, Juni 2011.

Page 18: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

18

hibriditas kultural tersebut tetap menjadikan modernitas sebagai endapan-endapan

ideologis dalam imajinasi. Kelima, rezim Negara dengan aparatus intelektualnya

menjadikan kapitalisme sebagai ideologi ekonomi-politik yang mampu

menggerakkan masyarakat ke arah modernitas, tetapi tetap berada dalam

keterbatasan subjektivitas. Poskolonialitas masyarakat desa, menjadikan lokalitas

semakin kompleks dengan kehadiran modernitas yang menjadi warga baru bagi

kehidup-an tradisional masyarakat.

Sri Wahyuni (2015) pada penelitiannya yang berjudul Pesan Akidah dalam Novel Api Tauhid Karya Habiburrahman El Shirazy (Studi Analisis Semiotik).35

Penelitian ini kualitatif, bersifat deskriptif dengan menggunakan metode

dokumentasi. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada empat pesan

akidah dalam novel tersebut yang terdiri dari; pesan akidah Illahiyat yang ditandai

dengan sifat tawakal menuju taqwa, pesan akidah nubuwwat yang ditandai dengan

akhlak terpuji dan ketaatan dalam beribadah, pesan akidah ruhaniyat yang ditandai

dengan bertafakur, dan pesan akidah sam’iyat yang ditandai dengan ridha atas

takdir Allah serta berani dan selalu optimis.

Zainal Abidin (2014) pada penelitiannya yang berjudul Teologi Inklusif Nurcholish Majdid: Harmonisasi antara Keislaman, Keindonesiaan, dan Kemoderenan.

36 Penelitian ini menggunakan pendekatan hermeneutik dengan

metode kepustakaan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah menurut Madjid, Islam

adalah ajaran yang modern dan inklusif terhadap agama dan budaya lain, maupun

negara. Islam harus dilibatkan dalam pergulatan-pergulatan modernistik yang

didasarkan atas kekayaan khazanah pemikiran keislaman tradisional yang telah

mapan, sekaligus diletakkan dalam konteks keindonesiaan.

Suci Wulandari, Yant Mujiyanto, Sri Hastuti (2014) pada penelitiannya

yang berudul Novel Ayat-ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy dan Novel Kasidah-kasidah Cinta Karya Muhammad Muhyidin (Kajian Intertekstual dan Nilai Pendidikan).37

Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif dengan menggunakan

metode analisis isi. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa; (1) Ada

keterjalinan antarunsur intrinsik novel Ayat-ayat Cinta dan Kasidah-kasidah Cinta,

berupa persamaan yang meliputi tema, alur, dan amanat serta perbedaan yang

meliputi penokohan, sudut pandang, latar tempat, latar sosial, dan latar waktu,

novel memiliki kelebihan dan kekurangan, (4) Nilai-nilai pendidikan dalam novel

Ayat-ayat Cinta dan Kasidah-kasidah Cinta meliputi religi, moral, sosial budaya

dan estetik.

35

Sri Wahyuni, ‚Pesan Akidah dalam Novel Api Tauhid Karya Habiburrahman El

Shirazy (Studi Analisis Semiotik)‛, UIN Sunan Kalijaga, Juni 2015. 36

Zainal Abidin, ‚Teologi Inklusif Nurcholish Majdid: Harmonisasi antara

Keislaman, Keindonesiaan, dan Kemoderenan‛, Humaniora, Vol. 5, No. 2, Oktober 2014. 37

Suci Wulandari, Yant Mujiyanto, Sri Hastuti, ‚Novel Ayat-ayat Cinta Karya

Habiburrahman El Shirazy dan Novel Kasidah-kasidah Cinta Karya Muhammad Muhyidin‛,

BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, Vol. 1 No. 3,

April 2014.

Page 19: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

19

Rosmawaty (2013) pada penelitiannya yang berjudul Analysis the Use of the Kind of Deixis on ‘Ayat-ayat Cinta’ Novel by Habiburrahman El-Shirazy.

38

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam bentuk analisis

konten. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa deixis39

yang paling dominan adalah

deixis mantra. Terdapat pula waktu deixis, tempat deixis, deixis wacana dan deixis

sosial.

Siti Isnaniah, Herman J Waluyo, Suminto A Sayuti, Andayani (2013), pada

penelitiannya yang berjudul The Representation of Islamic Teaching in The Novels by Habiburrahman El Shirazy (The Study of Literary Sociology and Education Values).40

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Kesimpulan dari penelitiannya menunjukkan bahwa novel Ayat-ayat Cinta (AAC)

dan Ketika Cinta Bertasbih (KCB) mengandung ajaran Islam yang tinggi, meliputi

keyakinan (Ilahiyat, ruhiyat, nubuwat, dan sam’iyat), syari’ah (mahdah/agama,

ghaira mahdah, dan muamalah), dan moral (mulia/mahmudah,

tercela/madzmumah). Ideologi Islam yang berada di dalamnya dipengaruhi oleh

madzhab Syafi’I dan Hanafi. Aspek sosial Islam yang diwakili oleh karakter

cenderung mempertahankan cita-cita Islam, meskipun dalam pergaulannya bergaul

dengan agama lain. Kedua novel tersebut mengandung nilai-nilai pendidikan yang

dapat diaplikasikan kepada siswa di sekolah atau pun kepada mahasiswa di

universitas.

Syafrima Yeni, Abdurahman, M. Ismail Nst. (2013) pada penelitiannya

yang berjudul Fenomena Feminisme dalam Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy.

41 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Kesimpulan dari penelitian ini

bahwa dalam novel Cinta Suci Zaharana ini terdapat tokoh profeminisme dan

kontrafeminisme. Tokoh-tokoh yang termasuk ke dalam profeminisme terdiri dari

laki-laki dan perempuan. Adapun tokoh-tokoh yang kontrafeminisme pada

umumnya di dominasi oleh laki-laki yang mempunyai kekuasaan.

38

Rosmawaty, ‚Analysis the Use of the Kind of Deixis on ‘Ayat-ayat Cinta’ Novel

By Habiburrahman El-Shirazy‛, International Journal of Humanities and Social Science,

Vol. 3 No. 17, September 2013. 39

Deixis merupakan penggambaran hubungan antara bahasa dan konteks dalam

struktur bahasa itu sendiri. Kata seperti saya, sekarang, sini adalah bagian dari deixis

(deiksis). Kata-kata tersebut tidak memiliki referen yang tetap. Kata-kata tersebut baru

dapat diketahui maknanya jika diketahui siapa, di tempat mana, dan waktunya kapan kata-

kata tersebut diucapkan. Oleh karena itu yang menadi pusat orienstasi deixis adalah

penutur. Diakses dari https://adrisqueen.wordpress.com/2010/03/19/pragmatik-bab-5/,

Lihat Deiksis dan Variasinya.pada tanggal 14 Desember 2014, pukul 14.13 WIB. 40

Siti Isnaniah, Herman J Waluyo, Suminto A Sayuti, Andayani, ‚The

Representation of Islamic Teaching in The Novels by Habiburrahman El Shirazy (The

Study of Literary Sociology and Education Values)‛, Journal of Education and Practice,

Vol. 4, No. 13, 2013. 41

Syafrima Yeni, Abdurahman, M. Ismail Nst., ‚Fenomena Feminisme dalam Novel

Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy‛, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 2, Maret 2013; Seri C 164-240.

Page 20: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

20

Nina Yuliawati, Herman J. Waluyo, Yant Mujiyanto (2012) pada

penelitiannya yang berjudul Analisis Stilistika dan Nilai Pendidikan Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy.

42 Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode analisis isi. Penelitian ini menunjukkan bahwa

pemanfaatan bentuk-bentuk retorika dalam novel Bumi Cinta membuat

pengungkap maksud menjadi lebih menarik, lebih hidup, dan lebih mengesankan,

karena dalam penulisannya banyak menggunakan kiasan dan pencitraan. Keunikan

atau kekhasan dalam pemakaian kosa kata menjadi semakin menarik sehingga

menjadi memiliki nilai estetik tersendiri. Penggunaan bahasa-bahasa asing, seperti

Arab, Inggris, Rusia, Jawa dan penggunaan idiom ada di dalam novel tersebut.

Nilai-nilai pendidikan yang ditemukannya meliputi nilai-nilai agama, moral dan

sosial.

Rini Erwita, Hamidin, Wirsal Chan (2012) pada penelitiannya yang

berjudul Aspek Budaya Dasar dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy.

43 Penelitian ini bersifat kualitatif, dengan metode yang digunakan adalah

metode deskriptif yang bersifat analisis isi. Penelitian ini berkesimpulan bahwa ada

delapan aspek budaya dalam novel Bumi Cinta, yaitu manusia dan cinta kasih,

manusia dan keindahan, manusia dan penderitaan, manusia dan keadilan, manusia

dan pandangan hidup, manusia dan tanggung jawab, manusia dan kegelisahan,

manusia dan harapan.

Vivi Wulandari, Nurizzati, Zulfadhli (2012), pada penelitiannya yang

berjudul Perbandingan Religiusitas Tokoh Mualaf dalam Novel Ayat-ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy dan Novel Ternyata Aku Sudah Islam Karya Damien Dematra.

44 Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode

deskriptif. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa novel Ayat-ayat

Cinta dan novel Ternyata Aku Sudah Islam keduanya mengandung religiusitas

Islam yang meliputi religiusitas akidah, syari’ah dan akhlak.

Moh. Dzariat Abdul Rani (2012), pada penelitiannya yang berjudul Islam, Romance and Popular Taste in Indonesia: A Textual Analysis of Ayat-ayat Cinta by Habiburrahman El-Shirazy and Syahadat Cinta by Taufiqurrahman Al-Azizy.

45

Penelitian ini berkesimpulan bahwa Islam disajikan dalam beberapa tingkat dalam

42

Nina Yuliawati, Herman J. Waluyo, Yant Mujiyanto, ‚Analisis Stilistika dan Nilai

Pendidikan Novel Bumi Cinta Karya Habbiburrahman El Shirazy‛, BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, Vol. 1 No. 1, Desember 2012.

43Rini Erwita, Hamidin, Wirsal Chan, ‚Aspek Budaya Dasar dalam Novel Bumi

Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy‛, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Vol. 1 No. 1, September 2012. 44

Vivi Wulandari, Nurizzati, Zulfadhli, ‚Perbadingan Religiusitas Tokoh Mualaf

dalam Novel Ayat-ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy dan Novel Ternyata Aku

Sudah Islam Karya Damien Dematra‛, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol.

1 No. 1, September 2012. 45

Moh. Dzariat Abdul Rani, ‚Islam, Romance and Popular Taste in Indonesia: A

Textual Analysis of Ayat-ayat Cinta by Habiburrahman El-Shirazy and Syahadat Cinta by

Taufiqurrahman Al-Azizy‛, Indonesia and the Malay World Vol. 40, No. 116 March 2012,

pp. 59-73.

Page 21: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

21

teks-teks yang dipelajari dan dua bahan penting yang menggaris bawahi

pembangunan narasi kedua novel tersebut adalah Islam dan kisah cinta.

Badiatin Kholisoh (2012), pada penelitiannya yang berjudul Novel Sebagai Media Pendidikan (Studi Eksperimen Novel Dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy).46

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif

kualitatif dengan menggunakan teknik analisis deskriptif terhadap pemahaman

siswa. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan novel

sebagai media pendidikan kurang efektif. Hal itu dikarenakan tidak adanya

keseragaman dalam pemahaman skrip, sehingga pesan-pesan yang ingin

disampaikan oleh penulis ada yang dapat dipahami secara berbeda-beda dan ada

pula yang dapat dipahami secara seragam oleh pembaca novel.

Ana Rosmiati (2009), pada penelitiannya yang berjudul Aspek-aspek Budaya dalam Novel Ayat-ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy.

47

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan studi kepustakaan.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa sebuah karya sastra tidak pernah

terlepas dari unsur-unsurnya, yang meliputi tema, alur, penokohan dan latar. Aspek-

aspek budaya yang membentuk novel Ayat-ayat Cinta berupa aspek budaya yang

terdiri dari budaya timur tengah dan jawa, keagamaan, kemanusiaan,

kesewenangan, pergaulan, dan budaya.

Isnawijayani (2009), pada penelitiannya yang berjudul Analisis Isi Film Ayat-ayat Cinta dalam Memasyarakatkan Pendidikan Islam.

48 Metode yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan

pendekatan kualitatif. Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini bahwa isi

pesannya adalah memasyarakatkan pendidikan Islam. Hal itu dilihat dari

bahasa/kata-kata yang disampaikan, situasi/tempat, musik, sound effect,

pelaku/gaya, dan busana yang digunakan.

Dari beberapa hasil penelitian yang diuraikan di atas masih banyak lagi

penelitian-penelitian yang berkaitan dengan Islam, modernitas dan karya sastra,

baik itu karya-karya El Shirazy atau pun yang lain yang berkaitan. Namun, dari

sekian banyak hasil penelitian baik itu yang ditulis dalam bentuk tesis atau pun

yang telah diterbitkan dalam bentuk jurnal baik skala nasional maupun

internasional penulis tidak menemukan peneliti yang melakukan penelitian tentang

Islam dan modernitas terhadap novel Api Tauhid karya Habiburrahman El Shirazy,

termasuk dengan penggunaan pendekatan dan metode yang sama dengan yang akan

penulis gunakan dalam penelitian ini. Hal ini mungkin dikarenakan novel Api Tauhid adalah novel terbaru yang ditulis oleh El Shirazy, yang pertama terbit

November 2014. Adapun peneliti yang telah melakukan penelitian terhadap novel

Api Tauhid tersebut diatas masih dalam tarap skripsi dengan analisis, metode dan

46

Badiatin Kholisoh, Novel Sebagai Media Pendidikan (Studi Eksperimen Novel dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy), (Sinopsis Tesis Program

Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang, 2012). 47

Ana Rosmiati, ‚Aspek-aspek Budaya dalam Novel Ayat-ayat Cinta Karya

Habiburrahman El Shirazy‛, Jurnal Penelitian Seni Budaya, Vol. 1 No. 2, Desember 2009. 48

Isnawijaya, ‚Analisis Isi Film Ayat-ayat Cinta dalam Memasyarakatkan

Pendidikan Islam‛, Jurnal Pembangunan Manusia, Vol. 7 No. 1, April 2009.

Page 22: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

22

pendekatan yang berbeda pula dengan yang akan penulis tulis dalam penelitian ini.

Penelitian ini akan difokuskan terhadap isi novel yang fokus kajiannya adalah aspek

Islam dan modernitas.

G. Metodologi Penelitian

1. Kerangka Pendekatan

Realisme merupakan salah satu aliran dalam karya sastra. Suatu aliran yang

melukiskan suatu keadaan atau peristiwa sesuai dengan kenyataannya, tidak

ditambah dan dikurangi. Banyak sekali aliran-aliran dalam karya sastra. Aliran-

aliran tersebut yang akan memberikan arahan sebuah karya sastra itu bernilai dan

mempunyai ideologis sendiri. Dengan kajian secara historis dapat membantu dalam

memberikan penjelasan atas fakta-fakta yang dapat diamati dalam objek yang

diteliti.49

. Oleh karena itu, kajian sastra tetap memiliki nilai prioritas sebagai

pengembang ilmu pengetahuan. Tidak dapat dipungkiri bahwa karya sastra dapat

dikatakan sebagai suatu karya tulis yang dapat memberikan hiburan yang

disampaikan dengan bahasa yang unik, indah dan artistik serta mengandung nilai-

nilai kehidupan dan ajaran moral, sehingga mampu menggugah pengalaman,

kesadaran moral, spiritual dan emosional pembaca.50

Di dalam karya sastra penuh dengan serangkaian makna dan fungsi, serta

makna dan fungsi ini sering kabur dan tidak jelas, makanya karya sastra memang

syarat dengan imajinasi.51

Keindahan sebuah karya sastra dapat diketahui melalui

analisis, baik meliputi apresiasi ataupun kritik. Untuk dapat lebih mengetahui

bagaimana isi dan makna serta nilai-nilai yang terkandung di dalam sebuah karya

sastra, dapatlah dilakukan sebuah penelitian yang berarti dilakukan sebuah

pembedahan dan penilaian terhadap sebuah karya sastra. Karena sebuah sastra

hanya akan berguna jika dikaitkan dengan faktor-faktor lain di luar sastra.52

Sebuah fenomena atau peristiwa-peristiwa yang terkandung dalam sebuah

karya sastra tidak pernah lepas dari realitas sosial. Karena itu, dalam penelitian

terhadap karya sastra tentu akan ditujukkan pada peristiwa yang terjadi di dalam

karya tersebut. Setiap lahirnya sebuah karya sastra akan selalu memiliki keterkaitan

dengan pengarang, karya sastra sastranya, dan para pembaca. Ketika penelitian

dilakukan akan diperlukan sebuah teori yang tepat yang dapat mengarahkan kearah

mana sebuah penelitian dilakukan. Ada beraneka ragam pendekatan dalam kajian

sastra, salah satunya adalah sosiologi sastra53

.

49

C. Behan McCullagh, ‚Historical Realism‛, Philosophy and Phenomenological Research, Vol. 40, No. 3 (Mar., 1980), pp. 420-425, p. 424. Diakses pada tanggal 31 Maret

2015 dari http://www.jstor.org/stable/2106406. 50

Albertine Minderop. Psikologi Sastra, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,

2010), 76. 51

Suwardi Endraswara. Metodologi Penelitian Sastra, (Yogyakarta: Pustaka

Widyatama, 2003), 7. 52

David Hill Radcliffe, ‚Romanticism and Gendre: Theory and Practice‛,

Eighteenth-Century Life, Vol. 36, No. 1, Desember 2012., 1. 53

Sosiologi sastra berasal dari kata soiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari akar

kata sosio (Yunani) (socius berarti bersama-sama, bersatu, kawan, teman), dan logi (logos

Page 23: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

23

Sampai saat ini, penelitian sosiologi sastra lebih banyak memberikan

perhatian pada sastra nasional, dan sastra modern, khususnya mengenai novel.

Dalam kajian sosiologi sastra pada hakikatnya adalah antardisiplin, yaitu sosiologi

dan sastra, maka sebuah penelitiannya pun akan ditentukan oleh peranan ilmu-ilmu

bantu di dalamnya. Ilmu-ilmu bantu tersebut dapat meliputi sejarah, psikologi,

agama, dan masalah-masalah kebudayaan pada umumnya. Munculnya sosiologi

sastra guna meningkatkan pemahaman terhadap sastra dalam kaitannya dengan

masyarakat yang memberikan penjelasan bahwa sebuah rekaan tidak berlawanan

dengan kenyataan.54

Konsep sosiologi sastra didasarkan pada aspek pengarang dan masyarakat

yang hidup di sekelilingnya. Sebuah karya sastra ditulis oleh pengarang, dan

pengarang merupakan a salient being, artinya makhluk yang mengalami sensasi-

sensasi di dalam kehidupan empirik masyarakatnya. Karena hal tersebut muncul

pemahaman bahwa sastra memiliki kaitan dengan derajat masyarakat, maka

sosiologi sastra merupakan pertautan antara sastra dengan kenyataan masyarakat di

dalam berbagai dimensinya. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan kaitan

bahwa sastra memiliki keterkaitan yang erat dengan masyarakat, diantaranya:

1. Karya sastra ditulis oleh pengarang, kemudian diceritakan oleh tukang cerita,

disalin oleh penyalin dan dinikmati oleh masyarakat.

2. Karya sastra hidup di lingkungan masyarakat, sehingga menyerap aspek-aspek

kehidupan yang terjadi di lingkungan tersebut.

3. Medium karya sastra baik itu lisan maupun tulisan dipinjam melalui

kompetensi masyarakat yang dengan sendirinya telah mengandung masalah

kemasyarakatan.

4. Berbeda dengan ilmu pengetahuan, agama, adat istiadat, dan budaya/tradisi

lain bahwa di dalam karya sastra mengandung estetik, etika, logika.

5. Karya sastra adalah hakikat intersubjektivitas, sama dengan masyarakat.

Masyarakat yang menemukan citra dirinya dalam suatu karya.55

Dengan demikian penelitian sastra dengan pendekatan sosiologi sastra

dapat diteliti dengan melalui tiga perspektif, yaitu dari perspektif sosiologi

pengarang, dalam artian konteks sosial pengarang; sosiologi karya sastranya yang

merupakan cerminan masyarakat; dan dari perspektif fungsi sosial dari karya sastra

tersebut. Seperti halnya yang diungkapkan Wellek dan Warren.

yang berarti sabda, perkataan, perumpamaan). Perkembangan berikutnya mengalami

perubahan makna, soio/socius yang berarti masyarakat, logi/logos yang berarti ilmu. Karena

itu sosiologi adalah suatu ilmu mengenai asal-usul dan pertumbuhan (evolusi) masyarakat,

ilmu pengetahuan yang mempelajari keseluruhan jaringan hubungan antarmanusia dai dalam

masyarakat yang sifatnya umum, rasional, dan empiris. Sedangkan sastra dari akar kata sas

(Sansakerta) berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk dan instruksi. Kemudian tra

erarti alat, sarana. Sastra yang berarti kumpulan alat untuk mengajar dan buku petunjuk

atau buku pengajaran yang baik. Nyoman Kutha Ratna, Paradigma Sosiologi Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), 1.

54Nyoman Kutha Ratna, Paradigma Sosiologi Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2013), 11. 55

Nyoman Kutha Ratna, Paradigma Sosiologi Sastra, 332.

Page 24: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

24

Pertama, sosiologi pengarang, profesi pengarang dan institusi sastra,

masalah yang berkaitan dengan hal ini adalah dasar ekonomi produksi sastra, latar

belakang sosial status pengarang, dan idiologi pengarang yang terlibat dari berbagai

kegiatan pengarang di luar karya sastra. Karena setiap pengarang adalah

masyarakat yang dapat dipelajari sebagai makhluk sosial. Biografi menjadi sumber

utama, tetapi studi ini juga dapat meluas kepada lingkungan tempat tinggalnya dan

dimana dia berasal. Di dalam hal ini informasi tentang latar belakang keluarga, atau

posisi ekonomi pengarang memiliki peran dalam pengungkapan masalah sosiologi

pengarang.56

Kedua, sosiologi karya sastra yang memasalahkan karya sastra itu sendiri

yang menjadi pokok penelaahannya, apa yang tersirat dalam karya sastra dan apa

yang menjadi tujuannya. Pendekatan yang umum digunakan dalam kajian sosiologi

sastra ini adalah mempelajari sastra sebagai dokumen sosial dan sebagai potret

kenyataan sosial.57

Berdasarkan pada penelitian Thomas Warton (Penyusun sejarah

puisi Inggris yang pertama) beranggapan bahwa sastra mempunyai kemampuan

merekam ciri-ciri zamannya, dan para pengikut sastra merupakan gudang adat-

istiadat dan buku sumber sejarah peradaban. Ketiga, sosiologi sastra berkaitan

dengan pembaca dan dampak sosial karya sastra. Pengarang dipengaruhi dan

mempengaruhi masyarakat, seni tidak hanya meniru kehidupan akan tetapi mampu

membentuknya.

Klasifikasi dari teori yang dikemukakan oleh Wellek dan Werren tersebut

sejalan dengan teori yang diklasifikasikan oleh Ian Watt berikut ini:

1) Konteks sosial pengarang

Dalam konteks sosial pengarang ini meliputi; kaitannya dengan posisi sosial

sastrawan dalam masyarakat, kaitannya dengan masyarakat pembaca juga

termasuk faktor-faktor sosial yang dapat mempengaruhi karya sastranya,

terutama yang berkaitan dengan: (a) Bagaimana pengarang mendapat mata

pencahariannya, apakah dia mendapatkan dari pengayoman masyarakat secara

langsung atau pun pekerjaan yang lainnya, (b) Profesionalisme dalam

kepengarangannya, (c) Masyarakat apa yang dituju oleh pengarang.

2) Sastra sebagai cerminan masyarakat

Maksud dari cerminan masyarakat disini adalah; (a) Sastra mungkin tidak

dapat dikatakan dapat mencerminkan masyarakat pada waktu ditulis, sebab

banyak ciri-ciri masyarakat yang ditampilkan dalam karya itu sudah tidak

berlaku lagi pada waktu dia tulis, (b) Sifat ‚lain dari yang lain‛ seorang

pengarang sering mempengaruhi pemilihan dan penampilan fakta-fakta sosial

di dalam karyanya, (c) Genre sastra sering merupakan sikap sosial suatu

kelompok tertentu dan bukan sikap sosial seluruh masyarakat, (d) Sastra yang

berusaha untuk menampilkan keadaan masyarakat secermat-cermatnya yang

mungkin saja tidak dapat dipercaya sebagai cermin masyarakat. Sebaliknya,

sastra yang sama sekali tidak dimaksudkan untuk menggambarkan masyarakat

56

Rene Wellek dan Austrin Warren. Teori Kesusastraan. Melani Budianta (Terj.)

(Jakarta: Gramedia, 1990), 112. 57

Rene Wellek dan Austrin Warren. Teori Kesusastraan. Melani Budianta (Terj.),

122.

Page 25: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

25

mungkin masih dapat digunakan sebagai bahan untuk mendapatkan informasi

tentang masyarakat tertentu. Oleh karena itu, pandangan sosial pengarang

diperhitungkan jika peneliti karya sastra sebagai cermin masyarakat.

3) Fungsi sosial sastra

Fungsi sosial di sini maksudnya seberapa jauh nilai sastra berkaitan dengan

nilai-nilai sosial. Dalam hal ini, tiga hal yang menjadi perhatian, antara lain;

(a) Sudut pandang ekstrim kaum Romantik yang menganggap sastra sama

derajatnya dengan karya pendeta atau nabi, karena itu sastra harus difungsikan

sebagai pembaharu dan perombbak, (b) Sastra sebagai penghibur saja, (c)

Sastra harus mengajarkan sesuatu dengan cara menghibur.58

Ketiga unsur yang di klasifikasikan oleh Ian Watt akan sangat membantu

dalam mengkaji novel Api Tauhid. Karena teori tersebut menghubungkan tiga

aspek; melihat aspek pengarang, karya sastranya -dalam hal ini novel Api Tauhid-

dan penikmat sastra dalam kaitan ini adalah masyarakat.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif. Suatu jenis

penelitian yang melakukan analisis data secara induktif sehingga lebih menekankan

kepada proses daripada produk atau outcome untuk memperoleh makna yang

berada dibalik yang teramati.59

Penelitian jenis ini di dalam gaya penelitiannya

akan selalu berusaha mengkonstruksi realitas yang terjadi untuk memahami

maknanya, sehingga penelitian tersebut akan sangat memperhatikan terhadap

proses, peristiwa, dan otentisitas.60

3. Metode Penelitian

Metode dalam sebuah penelitian merupakan alat sama dengan teori yang

berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah untuk

dipecahkan dan dipahami.61

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis isi (Content Analysis). Sebuah teknik alisisis yang memberikan

penafsiran dan perhatian pada isi pesan.62

Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah dimulai dengan

pengumpulan data. Data-data tersebut selanjutnya diidentifikasi berdasarkan data

yang benar-benar dibutuhkan, objektif dan outentik. Kemudian dilakukan

klasifikasi data. Pengklasifikasian data ini akan digolongkan atau dikelompokkan

58

Sapardi Djoko Damono, Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas, (Jakarta:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

1979), 3-4. 59

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:

Alfabeta, 2012), 13. 60

Gumilar Rusliwa Somantri, ‚Memahami Metode Kualitatif‛, Jurnal Makara, Sosial Humaniora, Vol. 9, No. 2, Desember 2005: 57-65, h. 58. Diakses pada tanggal 10 Desember

2014, pukul 11.52 WIB. 61

Nyoman Kutha Ratna. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2008), 34. 62

Nyoman Kutha Ratna. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra, 49.

Page 26: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

26

sesuai dengan kategorinya, dilakukan koding, yaitu mengklasifikasikan uraian data

dengan menandai masing-masing data sesuai dengan kode yang diperlukan dalam

penelitian ini. Terakhir adalah interpretasi data, yaitu acuan penarikan kesimpulan

dalam penelitian ini. Metodenya akan menggunakan metode deduksi, yaitu suatu

pola penarikan kesimpulan dengan memulai dari hal-hal yang sifatnya umum.

Langkah-langkah tersebut dilakukan guna mendapatkan gambaran yang jelas

tentang suatu keadaan atau objek penelitian secara objektif dalam suatu deskripsi

yang jelas.63

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini menggunakan dua sumber, yaitu sumber

primer dan sumber sekunder. Sumber primer dalam penelitian ini adalah novel Api Tauhid karya Habiburrahman El Shirazy, serta karya-karya El Shirazy yang

memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Sedangkan sumber sekundernya sebagai

pendukung dalam penelitian ini, yaitu menggunakan data yang diperoleh dari

literatur-literatur, buku-buku, jurnal, artikel yang berhubungan dengan El Shirazy,

Said Nursi, dan novel Api Tauhid, serta penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Data

Data di dalam penelitian ini akan diperoleh melalui pembacaan dan

penelaahan terhadap bahan pustaka yaitu novel Api Tauhid sebagai sumber

primernya. Mengumpulkan fakta teks dari referensi-referensi lain yang valid yang

relevan dengan penelitian ini. Hal tersebut dimaksudkan guna memperoleh

gambaran keterkaitan Islam dan modernitas dalam novel Api Tauhid.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan seperangkat cara atau teknik penelitian untuk

mencari hubungan antardata. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan genetik,

hubungan fungsi, disposisi, intensional, kausal maupun yang lainnya.64

Setelah data

diperoleh dan dikumpulkan, data akan dianalisis berdasarkan pendekatan dan teori

yang dipakai. Pendekatan atau pun teori merupakan alat bedah yang dimanfaatkan

peneliti di dalam upaya menganalisis atau menginterpretasi karya sastra dengan

merujuk kepada teori tertentu sebagai barometer pengukur.

Penelitian ini akan menggunakan pendekatan sosiologi sastra dengan pisau

analisisnya menggunakan teorinya Ian Watt. Teori yang digunakan dalam

penelitian sastra yang diteliti dengan melalui tiga perspektif, yaitu dari perspektif

sosiologi pengarang yang dalam artian konteks sosial pengarang, sosiologi karya

sastranya yang merupakan cerminan masyarakat dan dari perspektif fungsi sosial

karya sastra tersebut. Pendekatan dan teori tersebut akan difokuskan untuk melihat

keterkaitan Islam dengan modernitas yang tergambar di dalam novel tersebut. Hal

63

Zamzam Nurhuda, ‚Bilingualisme dan Pengaruhnya Terhadap Bahasa Nasional:

Studi Kasus Tarbiyah PKS‛ (Tesis Konsentrasi Bahasa dan Sastra Arab, Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), 18. 64

Faruk, Metode Penelitian Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 25.

Page 27: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

27

ini sebagai penegasan bahwa suatu karya sastra adalah sebuah kesatuan yang

dibangun atas hubungan antara tanda dan makna, antara ekspresi dengan pikiran,

dan antara aspek luar dengan aspek dalam.65

Dalam melakukan analisis data, beberapa prosedur yang akan dilakukan

peneliti, di antaranya;

a. Melakukan identifikasi data

Identifikasi data ini akan dilakukan dengan cara memasukkan dan

mengumpulkan data-data yang telah dikumpulkan dari sumber primer. Kemudian

diidentifikasi berdasarkan data yang benar-benar dibutuhkan, objektif dan otentik

dalam penelitian ini.

b. Klasifikasi data

Pengklasifikasian data ini akan digolongkan atau dikelompokkan sesuai

dengan kategori-kategorinya dalam penelitian ini. Kemudian dilakukan koding,

yaitu mengklasifikasikan uraian data dengan menandai masing-masing sesuai

dengan kode-kode yang digunakan dalam penelitian ini.

c. Interpretasi data

Interpretasi data adalah merupakan acuan penarikan kesimpulan dalam

penelitian ini. Adapun metodenya akan menggunakan metode deduksi, yaitu suatu

pola penarikan kesimpulan dengan memulai dari hal-hal yang sifatnya umum.

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika dalam pembahasan penelitian ini, sebagai berikut:

Bab I adalah Pendahuluan. Pada bab ini akan memberikan gambaran tesis

ini secara keseluruhan. Dalam bab ini berisi uraian singkat mengenai latar belakang

masalah yaitu uraian tentang problematika modernisasi terhadap Islam. Serta

bagaimana jika modernisasi itu berada dalam ruang lingkup karya sastra, apakah

memiliki kesamaan misi atau kah bertentangan antara satu dengan yang lainnya.

Selanjutnya, mengidentifikasi masalah-masalah yang akan muncul dalam penelitian

ini kaitan dengan masalah tema dan objek penelitiannya. Kemudian melakukan

pembatasan masalah, perumusan masalah, juga penyampaian tujuan dan manfaat

dari penelitian ini sebagai bagian dari menjawab rumusan masalah. Setelah itu,

memotret penelitian yang relevan atau dengan istilah lain tinjauan pustaka,

meninjau ulang atas penelitian-penelitian yang pernah orang lain lakukan kaitan

dengan topik kajian penelitian penulis. Untuk menelaah suatu objek diperlukan

prosedur penelitian yang dipandu dengan metode kerangka pendekatan, penentuan

jenis data, sumber data, metode hingga teknik analisis data dan berakhir dengan

sistematika pembahasan dari bab pendahuluan sampai bab kesimpulan.

Bab II adalah bab pembahasan yang berisi tentang teori modernitas. Lebih

lengkapnya pada pembahasan ini di uraikan atas kaitan Islam, modernitas dan karya

sastra. Dibahas pula berbagai indikator keberperanan isu-isu kontemporer yang

timbul dari modernisasi. Bagaimana ungkapan-ungkapan masalah modernisasi

kaitan dengan agama dan dengan karya sastra. Jelas akan memberikan dampak yang

cukup signifikan. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya dalam melakukan penelusuran

65

Faruk, Metode Penelitian Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 77.

Page 28: Tesis - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38813/1/Anwar...berdiri sendiri dan tidak bebas nilai meskipun dengan alasan kebebasan imajinasi sekalipun.

28

terhadap paradigma akademik tentang modernisasi terhadap ajaran dan pemahaman

Islam.

Bab III adalah berisikan pembahasan mengenai novel Api Tauhid. Berikut

dibahas kaitan dengan biografi Habiburrahman El Shirazy sebagai penulis novel

tersebut. Jelas hal ini akan memiliki kaitan khusus dalam ditulisnya novel Api Tauhid. Corak sastra-sastra El Shirazy diklaim sebagai sastra yang memiliki corak

Islami syarat dengan nilai-nilai keislaman. Dalam pembahasan selanjutnya,

mengurai penjelasan tentang makna intertekstualitas dalam novel, yang merupakan

gambaran dari keseluruhan cerita yang disajikan dalam novel Api Tauhid. Hal ini

memberikan gambaran atas ada dan ketidakadaan hubungan antara tokoh utama

dengan tokoh Badiuzzaman Said Nursi sebagai tokoh yang diceritakan dalam novel

tersebut. Pembahasan dilanjutkan dengan menguraikan unsur-unsur intrinsik dalam

novel sebagai satu kesatuan yang membentuk novel tersebut, sehingga

membuktikan bahwa setiap unsur sastra selalu memiliki keterkaitan antar unsurnya.

Bab IV adalah pembahasan tentang Islam dan modernitas di dalam novel

Api Tauhid sebagai objek utama. Di dalamnya akan diuraikan dimensi Islam dan

modernitas yang meliputi; Kesesuaian Islam dan Modernitas, dan Kritik Islam atas

Modernitas. Prinsip-prinsip modernitas yang dimaksud di dalam novel tersebut

adalah segala hal yang dapat memberikan sisi positif terhadap kemajuan agama

Islam. Di dalam pembahsan ini dibahas tentang ilmu pengetahuan dalam Islam,

politik dalam Islam dan penggunaan akal dalam Islam yang berujung pada

rasionalitas. Selain itu dibahas pula terkait isu-isu modernitas dan yang dihasilkan

oleh modernitas. Adapun sebagai tambahan, dalam bab ini disajikan satu

pembahasan tentang kajian sisi bahasa dan sastra Arab dalam novel Api Tauhid. Hal ini dimaksudkan guna sebagai kritik penulis atas sajian karya sastra tersebut.

Bab V. Penutup. Pada bagian ini terdiri dari sub bab kesimpulan dan saran.