Tesis S2 Teknik Mesin Henry Widya Prasetya
-
Upload
ndorohenry -
Category
Documents
-
view
14 -
download
0
description
Transcript of Tesis S2 Teknik Mesin Henry Widya Prasetya
ANALISA PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN DAN NOSE RADIUS PAHAT INSERT V - SERIES TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES PEMBUBUTAN BAJA KARBON
1.1 Latar Belakang
Perkembangan mesin bubut sebagai alat produksi pembentukan logam sangatlah pesat
dan menjadi salah satu alat utama pada setiap perusahaan penghasil komponen mesin. Mesin
bubut banyak digunakan untuk pengerjaan logam pembuatan komponen-komponen mesin.
Pemotongan logam dengan bentuk, ukuran dan kualitas permukaan sesuai yang direncanakan
maka diperlukan proses pembubutan yang baik.
Salah satu komponen utama pada proses pembubutan adalah pahat, karena pahat
berfungsi sebagai penyayat dalam proses pemotongan. Pahat insert V-series merupakan jenis
pahat bubut yang mempunyai wedge angle sebesar 350
. Pada pahat insert nose radius
merupakan radius geometri ujung pahat yang berfungsi sebagai pisau penyayat pada proses
pemotongan bahan yang akan dibentuk. Diameter nose radius sangat berpengaruh terhadap
kualitas produk yang dihasilkan. Dengan kedalaman pemakanan dan jarak pemotongan yang
sama, diameter nose radius yang kecil akan menyebabkan kenaikan jumlah puncak dan
lembah pada profil permukaan benda kerja hasil pemotongan sehingga kekasaran permukaan
benda kerja buruk. Hal ini berbanding terbalik dengan diameter nose radius yang besar. Dari
pernyataan tersebut diameter nose radius yang besar akan menghasilkan kekasaran
permukaan yang baik. Tetapi dengan pertambahan waktu dan kondisi pemotongan akan
menyebabkan keausan pada pahat sehingga berpengaruh terhadap kualitas permukaan yang
dihasilkan. Nose radius yang besar juga meningkatkan gesekan dan panas antara mata potong
pahat dengan benda kerja sehingga meningkatkan nilai kekasaran permukaan hasil
pemotongan. Oleh sebab itu geometri nose radius pahat yang digunakan harus tepat agar
diperoleh produk dengan kekasaran permukaan yang baik.
Pada suatu proses produksi dengan mesin bubut parameter pemotongan
mempengaruhi tingkat produktifitas. Karena parameter pemotongan akan mempengaruhi
jalannya proses pemotongan suatu mesin bubut. Parameter pemotongan pada mesin bubut
terdiri dari kedalaman pemakanan (depth of cut), kecepatan potong (cutting speed) dan
kecepatan pemakanan (feed rate). Pemilihan harga parameter pemotongan (depth of cut dan
feed rate) yang tinggi akan meningkatkan produktifitas, namun kekasaran permukaan yang
dihasilkan buruk. Dengan pemilihan harga rendah untuk depth of cut dan feed rate akan
menurunkan tingkat produktifitas, namun kekasaran permukaan baik dari produk yang
dihasilkan. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemilihan
parameter pemotongan pada mesin bubut.
Kondisi optimum suatu mesin bubut dapat ditentukan berdasarkan pada dua faktor
yaitu kualitas hasil pembubutan (seperti kepresisian geometri, kekasaran permukaan benda
kerja) dan kondisi permesinan (seperti tool life, gaya pemotongan, material removal rate).
Kedua faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh pengaturan atau pemilihan nilai parameter
pemotongan. Maka pemilihan nilai parameter pemotongan yang tepat akan mempengaruhi
pada kualitas hasil pembubutan dan kondisi permesinan yang lebih optimal.
Pada penelitian ini menggunakan jenis pahat untuk proses roughing. Hal ini
diharapkan untuk meningkatkan produktifitas namun kekasaran permukaan yang dihasilkan
memenuhi kriteria proses finishing pemesinan mesin bubut.