TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas,...

31
PEMIKIRAN ETIKA BISNIS DAWAM RAHARDJO PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM TESIS Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gela rMagister Program Studi Kajian Islam Konsentrasi Ekonomi Islam Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA. Disusun oleh : Ade Fauzi 12.2.00.1.08.01.0020 SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Transcript of TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas,...

Page 1: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

PEMIKIRAN ETIKA BISNIS DAWAM RAHARDJO

PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gela rMagister

Program Studi Kajian Islam Konsentrasi Ekonomi Islam

Pembimbing

Dr. Anwar Abbas, MA.

Disusun oleh :

Ade Fauzi

12.2.00.1.08.01.0020

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2015

Page 2: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

ix

KATA PENGANTAR

Bismilla@h al-Rah}ma@n al-Rah}i@m

Segala puji dan syukur, penulis haturkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat serta salam tercurahkan

kepada Nabi Muhammad Saw beserta keluarga, sahabat dan umatnya

hingga akhir masa.

Tesis ini merupakan karya penulis sebagai tugas akhir pada

Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tesis ini mengkaji

pemikiran etika bisnis Dawam Rahardjo ditinjau dari perspektif Ekonomi

Islam. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa: pertama; konstruk pemikiran etika bisnis Dawam

Rahardjo bertolak dari nilai-nilai fundamental, dari nilai-nilai ini

menghasilkan ajaran-ajaran moral yang menjadi konsep dasar etika bisnis.

Kedua; secara substansial nilai-nilai dasar etika bisnis yang ditawarkan

Dawam Rahardjo yang meliputi: tauhid, khilafah, musyawarah, ih}sa@n,

fastabiq al-khaira@t, ta‘aruf, keadilan, amanah, amar ma‘ru@f nahi munkar, dan wa tawa@s}aw bi al-haq wa tawa@s}aw bi al-s}s{abr, sangat sesuai

(kompatibel) dengan nilai-nilai dasar etika bisnis Islam (Naqvi, Beekun,

dan Shahata) yang mencakup unity (tauhid), equilibrium (keseimbangan),

free will (kehendak bebas), responsibility (tanggung jawab), dan

benevolence (kebajikan). Ketiga; implementasi etika bisnis yang

ditawarkan Dawam Rahardjo berupa ekologi, profesionalisme dan amanah

manajerial, sangat relevan dengan dunia bisnis era globalisasi. Ekologi

sangat relevan dalam kajian ekonomi sekarang, karena pembangunan

ekonomi harus bersifat berkelanjutan (sustainable development) yang salah

satu caranya adalah dengan menggalangkan gerakan green economy, yaitu

suatu gerakan pembangunan ekonomi yang berbasis pada pelestarian alam.

Profesionalisme dan amanah manajerial dalam konteks sekarang masuk

dalam sistem Good Corporate Governance (GCG), yaitu suatu sistem yang

berfungsi untuk menjaga kesehatan sebuah perusahaan, baik yang berbasis

syariah maupun yang berbasis konvensional.

Penulis menyadari bahwa karya ini tidak akan selesai tanpa

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada

kesempatan ini, penulis menyatakan rasa hormat dan terimakasih yang

setinggi dan sebanyak-banyaknya. Rasa terima kasih, penulis sampaikan

kepada:

Page 3: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

x

1. Prof. Dede Rosyada selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA. selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Prof. Dr. Didin Saepudin, MA. selaku ketua Program Studi Doktor,

dan Dr. JM. Muslimin, MA. selaku ketua Program Studi Magister.

4. Dr. Anwar Abbas, MA. selaku pembimbing sekaligus promotor

penulis yang telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis

yang sangat berguna demi berkualitasnya tesis ini.

5. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM.,

Prof. Dr. Murodi, MA., Prof. Dr. Abdul Mujib, MSi., Prof. Dr.

Yunasril Ali, MA., Prof. Dr. Zainun Kamal, MA., Prof. Iik Arifin

Mansurnoor, MA., Prof. Dr. Suwito, MA., Dr. Yusuf Rahman, MA.,

Dr. M. Zuhdi, M. Ed. Ph. D., Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. dan Dr.

Euis Amalia, MA. selaku dewan penguji pada Ujian Proposal, WIP I-

II, Komprehensif dan Sidang Pendahuluan yang telah memberikan

saran, arahan, motivasi dan perbaikan untuk meningkatkan kualitas

tesis ini.

6. Seluru civitas akademika Sekolah Pascasarjana UIN Syarif

Hidayatullah Jakakarta: Bapak dan Ibu dosen yang telah membuka

cakrawala intelektual penulis, dan seluruh staf dan karyawan Sekolah

Pascasarjana yang telah memberikan pelayanan yang terbaik dan

sanat memadai kepada seluruh mahasiswa selama studi di Sekolah

Pascasarjana ini, khususnya penulis.

7. Seluruh keluarga besar penulis, orang tua terhebat Ayahanda Sumardi

dan Ibunda Hj. Ii Hayati yang senantiasa mendoakan penulis dan

mendukung baik moril maupun materil. Kakakku Amin Firdaus, Dewi

Handayani, Tri Faizudin yang selau memberikan motivasi kepada

penulis, dan H. Saiful Waris serta seluruh anggota keluarga yang tidak

bisa disebutkan satu persatu.

8. Kepada istri tercinta yang senantiasa selalu setia menemani dan

memberikan motifasi kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini,

tempat penulis berbagi kegelisahan dan kesenangan dalam proses

penulisan. Tidak lupa debay yang senantiasa mejadi motivator bagi

penulis untuk menyelesaikan tesis ini agar dapat membuatnya bangga.

9. Sahabat seperjuangan, para mahasiswa Pascasarjana UIN Jakarta,

khususnya angkatan 2012 yang telah menularkan semangatnya dan

memberikan arahan-arahan dalam pengerjaan tesis ini: Ayubi, Takin,

Sofiyudin, Desi, Arif, Udin, Raden, Khairullah, Apria, Didi, Rubi,

Dilla, Mita, Khadijah, Nia, Umam, Akhyar, Mufrodi, Amal, Mujab,

Page 4: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

xi

Yuli, Rahmatika, Marbawi, Bambang, Santi dan rekan-rakan lain yang

tidak dapat disebutkan satu-persatu.

10. Rekan-rekan Ikatan Alumni al-Azhar Indonesia (IAAI).

Akhirnya untaian doa penulis panjatkan kepada Allah SWT,

semoga semua pihak yang telah berpartisipasi, dikaruniakan rahmat dan

balasan yang sebesar-besarnya. Penulis berharap, karya sederhana ini dapat

bermanfaat dalam memperkaya khazanah intelektual di Indonesia. Kritik

dan saran, penulis terima dengan senang hati demi perbaikan karya ini.

Ciputat, 2 Maret 2015

Penulis

ADE FAUZI

Page 5: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

xiii

Ade Fauzi

NIM: 12.2.00.1.08.01.0020

Pemikiran Etika Bisnis Dawam Rahardjo Perspektif Ekonomi Islam

Pembimbing

Dr. Anwar Abbas, MA.

Abstrak

Kesimpulan besar dari tesis ini adalah etika merupakan bagian

integral dari bisnis. Nilai-nilai dasar yang dijadikan sebagai formulasi

konsep etika bisnis Dawam Rahardjo bertolak dari nilai-nilai

fundamental ekonomi Islam. Nilai-nilai ini secara substansial sesuai

dengan etika bisnis Islam, namun secara konseptual berbeda. Etika

bisnis terapan yang ditawarkan Dawam Rahardjo sangat relevan untuk

diimplementasikan di dunia bisnis modern.

Penelitian ini menolak pendapat Peter F. Drucker (1993) yang

mengatakan bahwa etika bersifat diskriminatif yang menilai perbuatan

amoral lebih ketat dari pada penilaian lainnya. Andrew Stark (1993)

yang mengatakan bahwa etika bisnis bersifat impraktikal dan utopia,

oleh karenanya tidak bisa dimasukkan dalam dunia bisnis yang bersifat

praktis dan akuntabel.

Penelitian ini mendukung pendapat Julia Casson (2013) yang

mengatakan bahwa etika tidak dapat dipisahkan dari bisnis dan

ekonomi, oleh karenanya pemerintah harus memasukan etika atau moral

pada kebijakan ekonominya. Shafir A. Karim (2010) yang mengatakan

bahwa moral dalam ekonomi bukanlah sesuatu yang bersifat utopia.

Rafik I. Beekun dan Jamal A. Badawi (2005) yang mengatakan bahwa

etika tidak dapat dipisahkan dari bisnis, begitu pula dari kehidupan

seorang muslim. Gillian Rice (1999) yang berpendapat bahwa dalam

kebijakan pengembangan bisnis internasional harus menyesuaikan

dengan etika, budaya dan moral negara lain, agar tidak terjadi gesekan

moral dan kepentingan.

Jenis penelitian ini adalah content analysis yang bersifat library research. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dan

karya tulis Dawam Rahardjo: Etika Ekonomi dan Manajemen, Peranan Etika Islam Dalam Membangun SDM Menyongsong Tahun 2020, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, Rancang Bangun Ekonomi Islam.

Data sekunder dalam penelitian ini adalah literatur-literatur yang

berhubungan dengan objek penelitian, baik dalam bentuk buku, jurnal,

disertasi, tesis dan sumber lain yang relevan. Penelitian ini diperkaya

dengan beberapa pendekatan seperti; filosofis, life history dan ekonomi.

Keywords: Islam, Moral, Etika Bisnis, Ekonomi

Page 6: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

xv

ادي فوزي

NIM: 12.2.00.1.08.01.0020

رة من نظر االقتصاد االسالمياجفكرة داوام راهارجو في أخالق الت

MA. ,المشرف : د. أنوار عباس

ملخص البحث

. التجارةتجزأ من تجزء ال ياألخالق ه الرسالة أن االستنتاج الرئيسي في هذه

القيم األساسية منوام راهارجو تصدر القيم المركبة لصياغة فكرة أخالق التجارة لدا

لكن هذه القيم بأخالق التجارة االسالمية و تناسب جوهرالمن ناحية و لالقتصاد االسالمي.

حة له ذات صلة لمحل و أخالق التجارة العملية المقتر .نظرمن ناحية العنها تختلفا

.التجارة الحديثة

أن األخالق ب( القائل 1993) Peter F. Drucker رأي هذه الرسالة ترفض

أخالق أن ب( القائل 3991) Andrew Stark . األخرتقييم القيم الفجور أشد من ت و ةتمييزي

.االحصائي و يالعمل يالتجار العالم ال يمكن تضمينها فيف فخيمة للغايةو نظرية التجارة

أن األخالق ال يمكن ب ة( القائل3131) Julia Casson رأيهذه الرسالة تيدأ

تخطيط خالقي فياأل النظر الي المعيارلحكومة ينبغي ل واالقتصاد. و التجارة عن اهفصل

القائل أن األخالق في االقتصاد ليست Shafir A. Karim (2010) سياستها االقتصادية.

أن األخالق بالقائالن Jamal A. Badawi و Rafik Issa Beekun (2005)مثالية.

أن ب القائلةGillian Rice (3999 ). التجارة وكذلكحياة المسلمين ال يمكن تفريقها عن

معينبلد الجاري في األخالقي والثقافي معيارال أن تطبق جبتسياسة تنمية التجارة الدولية

ة.المصلح خالق واأل بين االحتكاك وقوع عن هابانتجال

در االمص ت. وكانكتبي الم بحثالو ضمونيالم تحليلال هذا البحث من نوع بحث

مثل Dawam Rahardjo تأليفات المقابلة و ناتجتحتوي علي هذا البحث في ةالرئيسي

. دور األخالق اإلسالمي في تنمية الموارد البشرية لتلبية عام ةواإلدار االقتصاد أخالق أما ، تصميم االقتصاد اإلسالمي.ةياالقتصاد ةاالجتماعي تالم والتحوال، اإلس3131

الكتب, الصحيفات, مثل المتعلقة بموضوع البحث األخري فيه المراجع المصادر الثانوية

الفلسفة, سيرة الحياة, و :االقترابات بعض يغني هذا البحث ب و. األطروحات و غير ذلك

.االفتصاد

التجارة، االقتصاد أخالق ، األخالق،: اإلسالمبحثكلمات ال

Page 7: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

xvii

Ade Fauzi

NIM: 12.2.00.1.08.01.0020

Dawam Rahardjo’s Thougt of Business Ethics in Islamic Economic

Perspective

Advicer

Dr. Anwar Abbas, MA.

Abstract

The main conclusion of this thesis is ethic can’t be separated

from business. Base values used as formulation of Dawam’s business

ethics concept start from islamic economic fundamental values. These

values are suitable substantialy with islamic business ethics but

different conceptually. Aplied ethics formed by Dawam Rahardjo are

so relevant to be implemented in modern business world.

This study rejects Peter F. Drucker’s opinion (1993) who says

that ethic discriminately assesses immorality act tighter than the other

valuation. Andrew Stark (1993) who says that business ethic is

impractical and utopian, therefore can’t be included in the business

world that is practical and accountable.

This study supports the Julia Casson’s opinion (2013) who says

that ethics can not be separated from the business and economics. The

government should implement ethical or moral values in its economic

policies. Shafir A. Karim (2010) who says that moral in economy is not

utopian. Rafiik Isaa Beekun and Jamal A. Badawi (2005) who says that

ethics can not be separated from business and also muslim’s life.

Gillian Rice (1999) who says that the international business

development policies must be adjusted to the ethical, moral and

cultural in other country, in order to avoid friction between moral and

interests.

This study is a content analysis research and also uses library

research as characteristic. The primary sources of this study are the

Dawam Rahardjo’s assays as Economics and Management Ethics. The Role of Islamic Ethics in Human Resources Development to Engage 2020, Islam and Social Transformation Economics, Design of Islamic Economics. The secondary sources in this reseach are literatures

related to the object research as book, journal, dissertation, thesis, and

others. This study also adds some approaches: philosophy, life history

and economy.

Keywords: Islam, Moral, Business Ethics, Economy

Page 8: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

xix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedomantransliterasi Arab-Latin yang digunakandalampenelitianiniadalah

ALA-LC ROMANIZATION tables yaitusebagaiberikut:

A. Konsonan

Initial Romanization Initial Romanization

ḍ ض Omit ا

ţ ط B ب

ẓ ظ T ت

‘ ع Th ث

gh غ J ج

f ف {h ح

q ق Kh خ

k ك D د

l ل Dh ذ

m م R ر

n ن Z ز

h ه،ة S س

w و Sh ش

Ş ص y ي

B. Vokal

1. Vokal Tunggal

Page 9: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

xx

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fatḥah A A

Kasrah I I

Ḑammah U U

2. VokalRangkap

Tanda Nama GabunganHuruf Nama

... ي Fatḥahdanya Ai A dan I

... و Fatḥahdanwau Au A da W

Contoh:

Ḥ :حسني usain حول: Ḥ aul

C. VokalPanjang

Tanda Nama GabunganHuruf Nama

Fatḥahdanalif ā ــا a dangaris di

atas

ي Kasrahdanya ī idangari di atas ــ

Ḑamahdanwau ū ــ وu dangaris di

atas

D. Ta’ Marbūţah

Transliterasi ta’ marbūţah (ة) di akhir kata, biladimatikanditulis h.

Contoh:

madrasah :مدرسة mar’ah: مرأة

(ketentuaninitidakdigunakanterhadap kata-kata Arab yang

sudahdiserapkedalambahasa Indonesia sepertishalat, zakat

dansebagainya,kecualidikehendakilafadzaslinya)

E. Shiddah

Shiddah/Tashdīd di transliterasiinidilambangkandenganhuruf,

yaituhuruf yang samadenganhurufbershaddahitu.

Contoh:

Rabbanā :ربنا Shawwā :شوال l

F. Kata SandangAlif + Lā m

Apabiladiikutidenganhurufqamariyah, ditulis al.

Contoh: القلم : al-qalam

Page 10: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

xxi

DAFTAR GAMBAR

No

No Tabel

Tema

1 1.1 Metode Normatif Fundamental dalam Etika

Bisnis

2 1.2 Konstruks Pemikiran Etika Bisnis Dawam

Rahardjo

3 1.3 Struktur dan Sistem Pengawasan Pasar (H}isbah)

4 1.4 Tabel Perbedaan dan Persamaan Pemikiran

Etika Bisnis Dawam Rahardjo dan Etika Bisnis

Islam

(Naqvi, Beekun dan Shahata)

5 1.5 Model Kerangka Shariah Governance untuk

Institusi Keuangan Islam

Page 11: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

xxiii

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................. i

Persetujuan Pembimbing ................................................................................ iii

Persetujuan Penguji ......................................................................................... v

Surat Pernyataan ........................................................................................... vii

Kata Pengantar ............................................................................................... ix

Abstrak Bahasa Indonesia, Arab, Inggris ....... Error! Bookmark not defined.iii

Pedoman Transliterasi Arab-Latin .................... Error! Bookmark not defined.

Daftar Gambar .................................................. Error! Bookmark not defined.i

Daftar Isi ......................................................... Error! Bookmark not defined.iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Permasalahan ............................................................................ 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................. 12

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan .......................................... 12

E. Metodologi Penelitian .............................................................. 16

F. Sistematika Penulisan ............................................................... 18

BAB II: ETIKA BISNIS DALAM ISLAM

A. Diskursus Internalisasi Etika dalam Bisnis .............................. 20

B. Konsep Dasar Etika Bisnis dalam Islam ................................... 25

C. Fungsi dan Tujuan Etika Bisnis dalam Islam ........................... 34

D. Aksioma Dasar Etika Bisnis dalam Islam dan Implementasinya

alam Dunia Bisnis Modern ............................................................... 36

BAB III: KONSTRUK PEMIKIRAN ETIKA BISNIS M. DAWAM

RAHARDJO

A. Biografi Intelektual Dawam Rahardjo ...................................... 46

B. Sistem Ekonomi Islam Perspektif M. Dawam Rahardjo .......... 52

C. Paradigma Etika Bisnis M. Dawam Rahardjo .......................... 70

BAB IV: STUDI PEMIKIRAN ETIKA BISNIS M. DAWAM RAHARDJO

A. Kompatibilitas Pemikiran Etika Bisnis Dawam Rahardjo

dengan Etika Bisnis dalam Islam ..................................................... 96

B. Kontribusi Pemikiran Etika Bisnis M. Dawam Rahardjo ...... 102

C. Relevansi Pemikiran Etika Bisnis M. Dawam Rahardjo di Dunia

Bisnis Modern ................................................................................. 132

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 144

B. Saran ....................................................................................... 145

Page 12: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

xxiv

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 146

GLOSARIUM ............................................................................................. 160

INDEKS....................................................................................................... 164

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... 169

LAMPIRAN

Page 13: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan ekonomi yang dihadapi umat manusia sama tuanya

dengan keberadaan manusia di muka bumi ini. Pendekatan-pendekatan

ekonomi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia, dari waktu

ke waktu mengalami evolusi sesuai dengan cara pandang dunia, visi, dan

kerangka nilai yang dianutnya. Pendekatan-pendekatan ekonomi tersebut

ada yang menghindarkan dari sikap moral, keberagamaan dan persepsi

budaya, tetapi juga sebaliknya yang menyatukan dengan sikap moral,

keberagamaan dan persepsi budaya.1

Islam adalah sistem yang komprehensif dan merupakan jalan hidup

yang sempurna (way of life). Islam mengatur setiap persoalan dengan asas

agama (religiusitas). Islam juga memadukan nilai material dan spiritual ke

dalam satu keseimbangan yang menyeluruh.2 Dalam era globalisasi, Islam

dapat diaktualisasikan dalam sektor ekonomi dengan menerapkan prinsip-

prinsip ekonomi dan tata sosial Islam, kebijakan-kebijakan pemerintahpun

harus mendukung penelitian-penelitian tentang pengembangan ekonomi,

baik secara teoritik maupun empirik.3

Islam memberikan perhatian yang mendalam terhadap penerapan

nilai-nilai etika pada seluruh aspek kehidupan manusia.4 Etika di sini

berarti suatu penyelidikan atau pengkajian secara sistematis tentang

prilaku manusia,5 termasuk juga dalam dunia bisnis. Bisnis adalah semua

jenis aktifitas dan usaha untuk mencari keuntungan dengan menyediakan

barang dan jasa yang dibutuhkan bagi sistem perekonomian.6 Islam

mendorong pelaku bisnis untuk tunduk pada kode etik Islam,7 hal ini

disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: dorongan iman, moral, tanggung

jawab sosial, keanggotaan di lingkungan bisnis, introfeksi diri, dan takut

1 Fathurrahman Djamil, Hukum Ekonomi Islam, Sejarah, Teori dan

Praktik (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), 3. 2 Hussain Shahata, Business Ethics in Islam (Cairo: al-Falah Fondation,

1999), 1. 3 Hossein Askari, Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor, Globalization and

Islamic Finance, Convergance, Prospects, and Challenges (Singapore: John Wiley

& Sons (Asia), 2010), 55. 4 Sabahuddin Azmi, An Islamic Approach to Business Ethics. (tt.th.).

5 M. Dawam Rahardjo, Etika Ekonomi dan Manajemen (Yogyakarta:

Tiara Wacana Yogya, 1990), 3. 6 Louis E. Boone dan David L. Kurtz, Pengantar Bisnis Kontemporer, ter.

Ali Akbar Yulianto dan Krista (Jakarta: Salemba Empat, 2007), 5. 7 Mohammed Arif, Economic and Ethic in Islam (Kuala Lumpur, CERT

Publication, 2005), 107.

Page 14: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

2

akan hukuman.8 Islam juga memandang bahwa materi adalah makanan

bagi tubuh, sementara etika adalah nutrisi bagi jiwa.9

Manusia tidak bisa dilepaskan dari pekerjaan. Manusia diciptakan

Tuhan bukan saja sebagai hiasan pekerjan tetapi sebagai suatu ciptaan

yang diberikan tugas, dan tugasnya ialah memelihara ciptaan-Nya dengan

pekerjaannya. Dengan demikian kerja merupakan salah satu tugas Ilahi,

yang mengandung hak dan kewajiban.10

Kerja, amal atau praktis (praxis)

adalah bentuk keadaan (mode of existence) manusia, artinya bahwa

manusia ada karena kerja, dan kerja itulah yang membuat atau mengisi

eksistensi kemanusiaan. Dengan amal atau kerja yang baik, manusia

mampu mencapai harkat yang setinggi-tingginya, yaitu bertemu Tuhan

dengan penuh keridhaan.11

Menurut Ahmad Janan, dengan konsep iman, amal soleh dan ilmu,

ketiganya merupakan segitiga yang integral dan tidak dapat dipisahkan,

maka karakteristik etos kerja dalam Islam dapat dirumuskan menjadi tiga:

kerja merupakan penjabaran aqidah, kerja harus dilandasi ilmu, kerja

dengan meneladani sifat-sifat ilahi serta mengikuti petunjuk-petunjuk-

Nya.12

Islam sangat mendorong umatnya untuk menjadi entrepreneur atau

pebisnis, karena bagi seorang muslim, jiwa kewirausahaan harus sudah

menjadi bagian dari hidupnya, hal ini berdasarkan firman Allah yang

berarti ‚Apabila kamu telah melaksanakan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah rizki Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung‚. QS., al-Jumu’ah (62): 10.

13

8 Hussain Shahata, Business Ethics in Islam (Cairo: al-Falah Fondation,

1999), 15-18. 9 Hussain Shahata, Business Ethics in Islam, 17.

10 M. Dawam Rahardjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi (Jakarta:

LSAF, 1999), 247. 11

Nurcholis Madjid, Sayyed Hossein Nasr dkk, Nilai dan Makna Kerja Dalam Islam (Jakarta: Nuansa Madani, 1999), 66.

12Ahmad Janan Asifudin, Etos Kerja Islam (Surakarta: Muhammadiya

University Press, 2004), 118. 13

Sukamdani Sahid Gitosardjono, Bisnis dan Kewiraushaan Syariah, Upaya Menuju Kesejahteraan Umat (Bogor: STAIT Sahid, 2012), 11.

Selanjutnya lihat juga Nanat Fatah Natsir, Etos Kerja Wirausahawan Muslim (Bandung: Gunung Djati Press, 1999), 153, menurutnya etos kerja

seseorang dipengaruhi oleh pemahamannya, tentang konsep ikhtiyar apakah

Qadariyah atau Jabariayah. Bagi yang berpemahaman Qadariyah, keberhasilan

dalam kegiatan ekonomi sangat ditentukan oleh sejauh mana upaya-upaya yang

dilakukan oleh manusia itu sendiri, oleh kareananya kerja keras, hemat, jujur dan

perhitungan yang matang menjadi prasyarat meraih keberhasilan. Pemikiran

Qadari\ah didominasi oleh orang Islam yang latarbelakang pekerjaannya adalah

pimpinan perusahaan. Hal ini berbeda dengan Jabariah, bahwa keberhasilan dalam

kegiatan ekonomi sangat ditentukan oleh kehendak Allah Swt, bukan ditentukan

oleh adanya kerja keras, hemat, jujur dan perhitungan yang matang dalam

Page 15: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

3

Menurut Sayyed Hossein Nasr, ironisnya dalam kebanyakan dunia

Islam, khususnya di kota-kota besar, iklim kerja seringkali terlepas dari

asal-usul kekeluargaan dan sosial. Hubungannya dengan ritme dan norma-

norma alam, menjadi terputus. Dalam banyak kejadian, cara-cara produksi

yang didasarkan kepada mesin imprasonal, telah menggantikan cara-cara

produksi tradisional yang didasarkan pada cinta serta pengabdian pada

suatu keterampilan. Hukum-hukum yang bersifat mengasingkan secara

parsial telah menggantikan hukum Tuhan dan menghancurkan

homogenitas syari’ah. Institusi-institusi tradisional, seperti serikat-serikat

pekerja, telah melemah atau bahkan memudar.14

Pasar adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari aktifitas

ekonomi, pasar merupakan tempat bertemunya suply dan demand. Untuk

melindungi pasar dari degradasi moral dan persaingan yang tidak sehat,

tidak cukup dengan mengubah hukum pasar, namun perlu juga dilakukan

restrukturisasi pasar sesuai dengan paradigma moral. Selain itu semua

orang sebelum masuk pasar seharusnya sudah membekali diri mereka

dengan disiplin diri, kejujuran, keadilan, moderasi, spirit public,

penghormatan terhadap martabat manusia, dan berpegang teguh kepada

etika agar tujuan-tujuan humanitarian dapat terwujud.15

Secara konvensional tujuan bisnis adalah mendapatkan laba, yaitu

keuntungan (nominal) yang diperoleh dari hasil operasi-operasi perusahaan

selama periode tertentu (penjualan dikurang biaya-biaya untuk

menghasilkan dan memasarkan produk ditambah pajak).16

Di sisi lain,

usahanya. Pemikiran Jabariyah didominasi oleh umat Islam yang latarbelakang

pekerjaannya adalah buruh perusahaan. Lihat juga, Ahmad Janan Asifudin dalam

Etos Kerja Islami (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2004), 231.

Menyatakan bahwa etos kerja seorang muslim dipengaruhi oleh faktor psikologis,

psikologi yang berkaitan erat dengan kerja manusia adalah psikologi motivasi.

Ajaran dan aqidah Islam menjadi sumber motivasi kerja, karena kerja adalah

ibadah, kerja harus dengan ilmu dan kerja harus meneladani sifat-sifat Ilahi. 14

Nurcholis Madjid, Sayyed Hossein Nasr dkk, Nilai dan Makna Kerja Dalam Islam (Jakarta: Nuansa Madani, 1999), 90.

15 M.Umer Chapra, Masa Depan Ilmu ekonomi, Sebuah Tinjauan Islam,

ter. Ikhwan Abidin Basri, (Jakarta: Gema Insani, 2001), 312. Menurut Muhammad

Muflih, bahwa Islam mempunyai aturan khas dalam supply dan demand, di mana

pasar hanya boleh mewadahi komoditi halal saja. Dalam demand, konsumen

diajarkan untuk membeli barang-barang sesuai dengan kebutuhannya dan tidak

berlebihan, dan dalam supply, produsen hanya memproduksi barang dalam

kapasitas yang dibutuhkan konsumen. Jika rambu-rambu ini dijalani maka dapat

menimbulkan kesimbangan SDA, kelestarian lingkungan dan perlindungan

terhadap pengusaha kecil dan petani lokal. Lihat Prilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), 40.

16 Namun secara umum maksud dan tujuan bisnis terkait erat dengan

faktor-faktor berikut: 1) pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, 2)

keuntungan usaha, 3) pertumbuhan dan perkembangan yang berkelanjutan, 4)

mengatasi berbagai resiko dan, 5) tanggung jawab sosial. Lihat Indo Yama

Page 16: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

4

bisnis bukan hanya sekedar mencari keuntungan material saja, akan tetapi

harus ada harmonisasi antara pemenuhan kebutuhan material dan moral,

Islam memberikan penekanan pada pertumbuhan dan perkembangan moral

pada individu-individu masyarakat yang pada akhirnya dapat menimbulkan

sifat kemurahan hati, kepedulian sosial, bekerjasama, dan toleransi.17

Etika

tidak hanya dibutuhkan oleh individu pelaku pasar, melainkan harus

diaktualisasikan pada perangkat finansial lainnya, seperti pasar, industri

yang bergerak pada layanan keuangan, manajemen keuangan dan keuangan

individu pada sebuah perusahaan.18

Dalam praktiknya, etika bisnis tidak dapat berfungsi dan berjalan

dengan baik jika tidak didukung oleh sistem sosial politik suatu negara.

Tanpa ada dukungan sistem sosial politik yang akan timbul adalah praktik-

praktik bisnis yang tidak fair . Hal ini dapat berbentuk monopoli, oligopoli,

perlindungan politik, hak istimewa, nepotisme dan semacamnya.19

Selain

itu perlu adanya peran aktif dan sikap netral dari lembaga kekuasan baik

legislatif, eksekutif, dan yudikatif, artinya akan sulit menjaga iklim bisnis

yang baik jika aturan bisnis yang diundangkan oleh lembaga legislatif

tidak ditegakkan secara konsekuen oleh lembaga eksekutif apalagi kalau

lembaga legislatif didikte oleh lembaga eksekutif demi menutup

kecurangan pejabat eksekutif tertentu. Akibat lebih lanjut pada kondisi ini

adalah tidak ada pelaku bisnis yang tunduk pada aturan dan etika yang ada,

karena mereka beranggapan bahwa aturan dan moralitas sudah diinjak dan

dikangkangi oleh kekuasaan politik yang kolusif.20

Faisal Baasir mengomentari tentang moral hazard bank dan

prospek perbankan nasional Indonesia, ia menyatakan bahwa pada

pertengahan tahun 1997 krisis yang menimpa perbankan nasional adalah

krisis kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional, yang dimulai

Nasarudin dan Hemmy Fauzan, Pengantar Bisnis dan Manajemen (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006), 4. 17

Abu al-A’la al-Mawdu@di, First Principles of Islamic Economics, ter.

Ahmad Imam Shafaq Hashemi (Leicestershire: The Islamic Fondation, 2011), 89. 18

John R Boatright, Ethics in Financal (Australia: Blackwell Publishing,

2008), 6. 19

A. Sonny Keraf, Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya (Yogyakarta:

Kanisius, 1998), 219. Dalam bukunya ia juga memberikan komentar terhadap

pendapat yang menyatakan, kalau perangkat legal politik sangat dibutuhkan

berarti bisnis hanya perlu memperhatikan aspek hukum saja?, ia mengomentarinya

dengan tiga alasan: 1) hukum saja tidak memadai karena hukum bisa sangat tidak

etis dan tidak adil, karena masih ada diskrimisai bagi sebagian kelompok dan

banyak terjadinya KKN, 2) banyaknya keluhan yang diutarakan konsumen

terhadap perusahaan yang tidak puas dengan pelayanan maupun produknya,

kendati keluhan itu tidak disertai hukuman atau sangsi apapun, 3) hukum bisa saja

tidak manusiawi, ketika hukum diterapkan secara harfiah tanpa pertimbangan

moral dan rasa kemanusiaan, misalnya menghukum anak yang mencuri demi

menolong ibunya yang sakit. 20

A. Sonny Keraf, Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya, 229.

Page 17: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

5

dari terjadinya rush dan likuidasi perbankan. Hal itu mengindikasikan

bahwa moral dan integritas merupakan barang langka, khususnya krisis

moral para bankir, di mana skandal dan kasus yang muncul mengakibatkan

ditutupnya puluhan bank. Bank Indonesia (BI) diharapkan dapat lebih

optimal dalam aspek pengawasan dan supervisi terhadap perbankan

nasional, pengelolaan perbankan yang profesional tidak hanya mencakup

kesiapan infrastruktur yang modern dan kualitas SDM yang andal, tetapi

juga menuntut moral dan etika yang kuat. 21

Dalam konteks kondisi politik-ekonomi di Indonesia dewasa ini,

banyak terjadi pelanggaran hukum dan etika yang dilakukan oleh pejabat

publik. Hal ini juga berdampak pada menurunnya kepercayaan masyarakat

terhadap para wakil rakyat. Korupsi seperti sudah mendarah daging

dikalangan pejabat. Bahkan yang terbaru adalah kasus korupsi ketua MK,22

dimana lembaga itu adalah tameng terakhir dari serangan korupsi. Hal ini

mencerminkan bahwa terkikisnya nilai-nilai moral dan etika di kalangan

pejabat negara yang dengan seenaknya memakan uang rakyat tanpa

melihat keadaan riil yang dihadapi masyarakat, khususnya masyarakat

kalangan bawah yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, minim

pendidikan dan buruknya layanan kesehatan.

Menurut laporan KPK, pelanggaran terbanyak adalah Korupsi

Jenis Penyuapan. Per 30 September 2013, di tahun 2013 korupsi jenis

penyuapan menempati posisi paling banyak yaitu sebanyak 40 perkara,

disusul pengadaan barang/jasa sebanyak 5 perkara, tindak pidana

pencucian uang (TPPU) sebanyak 3 perkara, dan perizinan sebanyak 3

perkara.

Hampir dua puluh lima tahun terakhir ini, kajian ekonomi Islam

masih terbatas pada tiga hal: perbandingan sistem ekonomi Islam dan

sistem ekonomi kapitalis dan sosialis, kritik terhadap sistem ekonomi

selain ekonomi Islam dalam tataran filosofis, dan isu-isu substantif

mengernai riba (usuary, interest).23 Kajian ekonomi Islam akan terus

21

Faisal Baasir, Indonesia Pasca Krisis: Catatan Politik dan Ekonomi 2003-2004 (Jakarta: Surya Multi Grafika, 2004), 249. Lanjutnya ia

mengungkapkan beberapa kesalahan pada pengelolaan perbankan, diantaranya

adalah penyaluran kredit kepada grupnya sendiri dengan jumlah yang melebihi dari

ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), rendahnya pengawasan

sehingga terjadi mark up dan pembobolan rekening, peningkatan Non-Performing Loans (NPLs), pengelolaan kredit yang tidak optimal karena belum didukung

diversifikasi resiko, lemahnya pengaturan otoritas moneter, perombakan dalam

SDM yang berkecimpung di perbankan kurang memadai. 22

http://nasional.kompas.com/read/2013/11/14/1643563/Kericuhan.di.MK.

Buntut.Hilangnya.Wibawa.MK.Pascakasus.Akil?utm_source=WP&utm_medium=

box&utm_campaign=Khlwp (diakses: 8 November 2013) 23

Anaz Zarqa, Islamic Economics: An Approach to Human Welfare (Kuala Lumpur, CERT Publication, 2005), 23.

Page 18: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

6

berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat yang semakin

majemuk dan kompleks, salah satunya adalah kajian etika bisnis.

Etika selalu menjadi bagian dari bisnis, namun gerakan etika bisnis

yang relatif baru dan mulai ditelusuri kembali pada tahun 1960-an

dikarenakan oleh beberapa hal; pertama, munculnya isu-isu sosial dalam

bisnis yang berupa kurangnya kesadaran sosial dan kerusakan yang

ditimbulkan pada masyarakat dengan berbagai cara. Akhirnya pada tahun

1980-an etika bisnis dilembagakan sebagai salah satu bidang akademik, di

mana semakin banyak muncul buku, jurnal, lembaga, profesor, konsultan

dan prodi di universitas dalam etika bisnis.24

Dalam perkembangannya

kajian mengenai etika bisnis menyebar ke beberapa negara seperti

Jepang,25

Cina,26

Rusia,27

dan negara lainnya.

Kedua kesadaran masyarakat terhadap skandal di dunia bisnis yang

muncul akibat minimnya moralitas dan timbulnya masalah-masalah yang

berhubungan dengan bisnis yang pada akhirnya mengekspos fakta, bahwa

hukum dan peraturan telah gagal sampai batas tertentu. Hal ini berdampak

pada peningkatan minat kajian dalam etika bisnis. Selain itu, krisis

keuangan global, yang dimulai di Amerika Serikat menjadikan etika bisnis

menjadi sorotan publik.28

24

M. Adli Musa, Islamic Business Ethics and Finance: An Exploratory Study of Islamic Banks in Malaysia, International Conference on Islamic

Economics and Finance. 25

Iwao Taka, ‚Business Ethics in Japan‛, Journal Ethics, Vol. 16, No. 14,

1499-1508, (1997). Ia menjelaskan pekembangan etika bisnis berdasarkan

periodeisasi ekonomi Jepang dalam lima periode: (1) pertengahan 1960: prioritas

pada pertumbuhan ekonomi, (2) pertengahan 1960-1970: kebangkitan isu-isu

sosial dalam bisnis, (3) pertengahan ke dua 1970: restrukturiasi perusahan, (4)

1980-an: the bubble economy, (5) 1990-an: kebangkitan etika bisnis sebagai kajian

baru. 26

Lu Xiaohe, ‚Business Ethic in China‛, Journal of Business Ethics, Vol.

16, No. 14, 1509-1518 (1997). Ia menjelaskan periodeisasi perkembangan etika

bisnis dalam tiga periode: (1) 1978-1984: Hubungan antara moralitas dan ekonomi

pada level filosofi dan etika profesi, (2) 1984-1994: Etika dalam ekonomi, bisnis

dan manajemen, (3) 1994-sekarang: Etika bisnis yang mencakup stimulasi etika

bisnis dan institusionalisasi etika bisnis. 27

Ruben G. Apressyan, ‛Business Ethics in Russia‛, Journal of Business Ethics, Vol. 16, No. 14, 1561-1570 (1997,. Ia menjelaskan, secara histori etika

bisnis di Rusia dimulai pada masa sebelum pemerintahan soviet di mana tradisi

etika dan tanggung jawab sosial pada bisnis sudah dianut oleh para ‚old-belivers‛

yaitu penganut kristen othodoks yang berkeyakinan bahwa bisnis adalah sebuah

misi yang di perintahkan Tuhan. Pada masa pemerintahan soviet dengan idiologi

komunisnya, pemerintah hanya fokus pada peningkatan produksi secara kuantitatif

dan mengenyampingkan dimensi etik. Pada tahun 1970-an isu penegakan hak

buruh mencuat dan menimbulkan gerakan-gerakan pro buruh. Saat ini etika bisnis

sudah mengarah ke ranah edukasi, institusionalisasi dan penelitian (research). 28

M. Adli Musa, Islamic Business Ethics and Finance: An Exploratory Study of Islamic Banks in Malaysia, International Conference on Islamic

Page 19: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

7

Pembahasan tentang etika bisnis dan peningkatan kepedulian pada

dimensi etis dari praktik bisnis semakin menjadi penting menjelang abad

21 (era globalisasi), di mana batas-batas etis antar negara sudah

dipersoalkan relevansinya.29

Secara umum etika ekonomi dibentuk oleh tiga

faktor, yaitu kesejarahan, agama dan geografi ekonomi.30

Kode etik

internasional pertama dalam dunia bisnis dikenal dengan ‚The Caux Round-Table Principle for Business‛ pada tahun 1994, penyusunan prinsip-

prinsip ini diprakarsi oleh para pejabat eksekutif tertinggi (CEO) dari

Eropa, Jepang dan Amerika. Prinsip-prinsip ini dinilai unik karena

mengelaborasikan nilai-nilai luhur dari Asia dan Barat, yaitu konsep etika

Jepang ‚kyosei‛, yang bersifat komuniter (communitarian) serta konsep

etika Barat ‚human dignity‛, yang lebih menekankan nilai individual.31

Kajian tentang etika merupakan kajian yang sangat serius di abad

ke-21 ini, hal ini karena fenomena dari pelaku bisnis itu sendiri yang

mengalami distrosi pada kinerja mereka, hal ini dapat menimbulkan

menurunnya etos kerja dan kerugian bagi perusahaan. Hal ini juga yang

menurut Rafik Issa Beekun bahwa pada Wall Street Journal ada sebuah

survei yang dilakukan pada tahun 1991 menyatakan bahwa saat ini

perusahaan-perusahaan sedang menghadapai masalah yang besar,

Economics and Finance. Lihat juga John R. Boatright, Ethics in Finance, 1-3. ia

mengungkapkan beberapa skandal bisnis lainnya seperti pada tahun 1980 Wall

Street diguncang oleh adanya manipulasi data di securities-law dan the junk-bond

yang dilakukan oleh Martin Siegel, Ivan Boesky, Michael Milken dan lain-lain,

Salomon Brother hampir bangkrut pada tahun 1991, hal ini disebabkan besarnya

tunggakan yang harus dibayarkan akibat manupulasi data pada proyek lelang

kendaraan berat, tindak korupsi dan penyelewengan kekuasaan yang terjadi pada

perusahaan pendanaan New York State Attorney General Eliot Spitzer. Skandal-

skandal ini tidak hanya meruntuhkan kepercayaan diri pasar modal dan institusi

keuangan, ia juga memberi kesan bahwa keuangan dunia pada fase ketamakkan.

Selanjutnya John R. mengutip dari Harris Poll (2002) yang mengadakan kuisioner

tentang pelaku bisnis di Wall Street, 61 % responden mengatakan bahwa

kebanyakan pelaku bisnis di Wall Street berkeinginan untuk menantang hukum

jika mereka bisa menghasilkan lebih banyak uang, 57 % responden mengatakan,

para pelaku bisnis di Wall Street didominasi oleh pelaku bisnis yang tamak dan

mementingkan diri sendiri, dan 56 % mengatakan bahwa Wall Street hanya peduli

how to make money. Lihat juga Sa‘id Sa‘id Na@s{ir al-H}amdan dan Sayid Ja@bulla@h

al-Sayid, dalam al-Mus}a@h{aba@t al-Iqtis}a@diyah wa al-Ijtima@‘iyyah lijari@mah ghasi@l al-amwa@l fi@ z}illi t{ah}awwula@t al-‘aulamah, ia mengungkapkan fenomena krisis

moral pada era globalisasi berupa money laundry, yaitu pensucian uang yang

didapat dari hasil-hasil kejahatan dengan di investasikan pada proyek-proyek legal

atau di lembaga keuangan lainnya. 29

Alois A. Nugroho, Dari Etika Bisnis ke Etika Ekobisnis (Jakarta:

Gramedia Widiasarana Indonesia, 2001), 22. 30

Dawam Rahardjo, ‚Menuju Sistem Perekonomian Indonesia‛, Jurnal UNISIA, Vol. XXXII No. 72, 115 (Desember, 2009).

31 Alois A. Nugroho, Dari Etika Bisnis ke Etika Ekobisnis, 24-25.

Page 20: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

8

diantaranya adalah pencurian, ketidak jujuran, penipuan dan lain-lain.

Selain itu pada survei ke dua yang melibatkan 2000 perusahaan di

Amerika, menyimpulkan bahwa mereka mengalami masalah penurunan

nilai etika pada pelaku bisnis. Hal ini berdasarkan beberapa indikasi,

diantaranya: penyalahgunaan minuman beralkohol dan obat-obatan

terlarang, adanya tindak pencurian, konflik kepentingan, masalah quality control, adanya diskriminasi dalam promosi jabatan, penyalahgunaan

informasi kepemilikan, penyalahgunaan rekening pengeluaran perusahaan

PHK, penyalahgunaan asset perusahaan, polusi lingkungan. Masalah-

masalah ini tentunya dihadapi juga oleh seluruh perusahaan dunia, oleh

karenanya perlu adanya peningkatan nilai-nilai etika dalam prilaku seluruh

pelaku bisnis. Karena bisnis yang baik dihasilkan oleh etika yang baik. 32

Bisnis dalam dunia modern merupakan realitas aktivitas yang

sangat kompleks. Dalam kegiatanya, bisnis dipengaruhi oleh tiga faktor

penting antara lain organisatoris-manajerial, ilmiah-teknologis, dan

politik-sosial-budaya.33

Bisnis sebagai kegiatan sosial dapat dilihat dari

tiga sudut pandang, ekonomi, hukum dan etika. Bisnis dalam pandangan

ekonomi berarti kegiatan ekonomi yang berbentuk tukar-menukar, jual-

beli, memproduksi, memasarkan, bekerja-mempekerjakan dan aktifitas

lainnya, dengan maksud mencari keuntungan. Hal ini sesuai dengan konsep

pasar bebas dimana para pengusaha memanfaatkan sumber daya yang

langka yang berupa tenaga kerja, bahan mentah, informasi atau ilmu

pengetahuan dan modal untuk menghasilkan barang dan jasa bagi

masyarakat. Keuntungan dalam bisnis seharusnya dirasakan oleh kedua

belah pihak yang melakukan transaksi, agar terciptanya keadilan sosial

dalam masyarakat. Hal ini lah yang nantinya berkenaan dengan etika

pembisnis itu sendiri. Selain itu perlu adanya nilai moral dalam bisnis,

karena bisnis yang baik bukan hanya bisnis yang menguntungkan akan

tetapi juga harus baik secara moral.34

32

Rafik Issa Beekun, Islamic Business Ethichs (International Institute of

Islamic Thought, 1996), 4. Lihat Hussain Shahata, Business Ethics in Islam (Cairo: al-Falah Fondation, 1999), 2-3, ia memaparkan beberapa latarbelakang

mulai dikajinya etika dalam dunia bisnis, diantaranya: 1) terjadinya kerusakan

moral yang semakin meluas pada perusahaan, terutama dilakukan oleh pimpinan

perusahaan, firma, badan hukum dan karyawan, 2) studi lapangan membuktikan

bahwa pemberdayaan etika pada perusahaan dapat membuat kinerja dan nama

perusahaan semakin baik. Menurut Muhammad al-Ghaza@li, dalam al-Isla@m wa al-Awd{a@‘ al-Iqtis}a@diyah (Damaskus: Dar al-Qalam, 2000), 59. Bahwa pelanggaran

moral seperti perzinaan dan pencurian tidak hanya dilatarbelakangi kebutuhan

ekonomi, akan tetapi dilatarbelakangi oleh hal yang lebih esensial yaitu hilangnya

ajaran-ajaran Tuhan dalam diri manusia itu sendiri, karena jika iman itu dipelihara

maka akan menghasilkan kebaikan dan sebaliknya, jika iman tidak dipelihara

makan menghasilkan keburukan. 33

Kess Bartens, Pengantar Etika Bisnis (Yogyakarta: Kanisius 2000), 13. 34

Kess Bartens, Pengantar Etika Bisnis, 20.

Page 21: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

9

Aktifitas bisnis tidak terlepas dari hukum dagang atau hukum

bisnis. Seperti etika, hukum merupakan sudut pandang normatif karena

menetapkan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Dari segi norma, hukum lebih jelas dan pasti dari pada etika, karena

peraturan hukum dituliskan hitam di atas putih dan ada sangsi tertentu jika

terjadi pelanggaran. Dengan adanya keterikatan yang erat antara hukum

dan nilai moral, maka ada istilah Quid leges sine moribus yang berarti apa

artinya udang-undang tanpa disertai moralitas.35

Dari tiga sudut pandang

ini maka, ada tiga tolak ukur menentukan kualitas etika dalam bisnis; hati

nurani, kaidah emas,36

penilaian masyarakat umum (audit sosial).37

Etika sebagai sistem pengkajian terhadap moral bukan sekedar

bertugas menyusun sederetan daftar perbuatan baik yang harus dikerjakan

serta perbuatan buruk yang harus ditinggalkan. Etika justru memiliki sifat

dasar kritis, yang mempertanyakan landasan argumentatif. Dengan kata

lain etika dapat mengantarkan seseorang mampu bersikap rasional, sadar

dan kritis untuk membentuk pendapatannya sendiri dan bertindak sesuai

dengan keyakinan secara otonom, penuh dan mempertanggungjawabkan

pilihan tindakannya tersebut.38

Titik sentral etika Islam adalah menentukan kebebasan manusia

untuk bertindak dan bertanggung jawab karena kepercayaan terhadap

kemaha kuasaan Tuhan. Kebebasan yang diberikan hanya bersifat terbatas,

karena manusia hanyalah khali@fah pengemban amanat Tuhan untuk

memakmurkan bumi. Sebagai mana yang terdapat pada QS. al-An‘a@m (6):

165.39

Berbekal kebebasan ini, manusia dapat mewujudkan kebajikan

teomorfik dari keberadaanya sebagai wakil Tuhan, atau menolak

kedudukan ini dengan melakukan hal yang salah. 40

Prinsip ajaran etika dalam Islam bahwa manusia dituntut untuk

berbuat baik pada dirinya, sesama manusia, lingkungan dan Tuhan selaku

Penciptanya. Untuk bisa berbuat baik manusia diberikan kebebasan (free

35

Kess Bartens, Pengantar Etika Bisnis (Yogyakarta: Kanisius 2000), 22. 36

Kaidah ini berbunyi ‚Hendaklah memperlakukan orang lain sebagaimana anda ingin diperlakukan dan jangan lakukan sesuatu kepada orang lain sebagaimana anda tidak ingin diperlakukan‛.

37 Kess Bartens, Pengantar Etika Bisnis, 18-23.

38Achmad Charris Zubair, ‚Membangun Kesadaran Etika

Multikulturalisme di Indonesia‛, Jurnal Filsafat, Jilid 34, No. 2, 114 (Agustus

2003). 39

Artinya: ‚Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang‛.

40 Muhammad Djakfar, Etika Bisnis: Menangkap Spirit Ajaran Langit dan

Pesan Moral Ajaran Bumi (Depok: Penebar Swadaya 2012), 20.

Page 22: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

10

will) yang dibarengi dengan sifat pengesaan Tuhan (tauh{i@d),41

keseimbangan (equlibrium),42

dan tanggung jawab (responsibility).43

Atau

dengan menggunakan bahasa Syed Nawab Haidar Naqvi disebut dengan

aksioma-aksioma etika.44

Dalam dunia bisnis, etika sangat penting untuk dikembangkan,

oleh karenanya banyak kajian mengenai etika dengan beberapa tujuan,

yaitu: menanamkan kesadaran adanya dimensi etis dalam bisnis,

memperkenalkan argumentasi-argumentasi moral di bidang ekonomi dan

bisnis serta cara penyusunannya, dan membantu untuk menentukan sikap

moral yang tepat dalam menjalankan profesi.45

Penelitian ini didasari curiousity (minat ingin tahu) penulis

tentang konsep etika bisnis yang ditawarkan oleh Dawam Rahardjo.

Adapun beberapa alasan kenapa penulis memilih Dawam Rahardjo sebagai

‚objek‛ penelitian. Diantaranya adalah Indonesia sangat kaya akan pegiat,

intelektual, pemikir, ekonom atau aktivis Islam. Salah satunya adalah

Dawam Rahardjo. Ia adalah sosok intelektual yang termasuk paket

41

QS., al-An’a@m (6): 162, yang artinya ‚Katakanlah (Muhammad), sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam‛.

42 QS., al-Nahl (16): 90, yang artinya ‚Sesungghnya Allah menyuruh

kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia member pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran‛.

43 QS,. al-An’a@m (6): 164, yang artinya ‚…Setiap perbuatan dosa

seseorang, dirinya sendiri yang bertanggung jawab. Dan sesungguhnya orang tidak akan memikul beban dosa orang lain…‛

44 Muhammad Djakfar, Etika Bisnis: Menangkap Spirit Ajaran Langit dan

Pesan Moral Ajaran Bumi (Depok: Penebar Swadaya 2012), 21. 45

Faisal Badroen, dkk, Etika Bisnis Dalam Islam ( Jakarta: Kencana

2007), 22. Untuk lebih jelasnya, urgensi etika dalam bisnis maka harus dilihat dari

berbagai aspek: pertama, aspek teologis, etika dalam Islam (akhlak) merupakan

ajaran Tuhan baik dalam bentuk al-Qur’an maupun hadis, baik secara normatif

maupun praktis melalu praktik bisnis Rasulullah SAW., kedua, karakter manusia

itu sendiri yang lebih cenderung mendahulukan keinginan (will) dari pada

kebutuhan (need). Islam membatasi pemenuhan kemauan dan kebutuhan manusia

hanya pada sesuatu yang halal, ketiga, aspek sosiologis, realita kehidupan

seringkali membuat manusia cenderung amoral, dalam dunia bisnis persaingan

yang ketat dapat menimbulkan moral hazard yang tidak konstruktif, oleh

karenanya Islam sangat menjunjung kerjasama dan persaudaraan pada hal-hal

kebaikan, keempat, teknologi, dalam perkembangan IT khusunya dalam dunia

ekonomi sangat memberikan nilai postif, akan tetapi jika tidak dibarengi dengan

kesadaran etika maka bisa muncul penyalahgunaan IT, misalnya pembobolan

rekening nasabah bank, kelima, akademis, dengan kesinambungan aktifitas

akademik, baik dalam bentuk kajian literatur maupun penelitian lapangan, maka

diharapkan dapat melahirkan sebuah terori baru yang sesuai dengan konteks

realitas. Muhammad Djakfar, Etika Bisnis: Menangkap Spirit Ajaran Langit dan Pesan Moral Ajaran Bumi (Depok: Penebar Swadaya 2012), 31-33.

Page 23: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

11

komplit, karena ia dikenal sebagai ekonom, budayawan, agamawan,

sastrawan, aktifis sosial dan lain-lain. Menurut Bahtiar Effendi, Dawam

Rahardjo juga termasuk pembaharu yang beraliran transformasi sosial-

ekonomi dan kemasyarakatan, yang fokusnya adalah pemberdayaan sosial-

ekonomi dan politik masyarakat bawah, baik yang di desa maupun

perkotaan.46

Dengan keberagaman wawasan intelektual yang dimiliki Dawam

Rahardjo, sangat menarik untuk diadakan penelitian lebih lanjut terhadap

salah satu pemikirannya di bidang ekonomi Islam, khususnya etika bisnis.

Berdasarkan background intelektualnya kita bisa melihat etika bisnis dari

sudut pandang yang beragam, seperti sosial, agama, budaya dan ekonomi,

sehingga dapat membentuk gagasan konsep etika bisnis yang sesuai

dengan nilai-nilai filosofis Islam, moral dan budaya lokal Indonesia.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis memetakan

beberapa masalah yang akan muncul dalam penelitian ini, yaitu:

a. Apa saja faktor yang melatarbelakangi perkembangan kajian

etika bisnis di dunia modern

b. Di mana kajian tentang etika bisnis muncul

c. Mengapa etika bisnis menjadi sebuah kajian baru yang urgen

d. Faktor-faktor apa saja yang membentuk etika bisnis

e. Bagaimana Islam memandang etika dan bisnis

f. Bagaimana mengimplentasikan etika ke dalam dunia bisnis

g. Apa prinsip-prinsip dasar etika bisnis Islam (dalam pandangan

Sayed Haidar Naqvi, Rafik Issa Beekun dan Husain Shahata)

h. Bagaimana pandangan Dawam Rahardjo terhadap

perkembangan Ekonomi Islam khususnya etika bisnis di

Indonesia

i. Bagaimana konsep etika bisnis yang sesuai dengan kultur dan

norma sosial masyarakat Indonesia

2. Pembatasan Masalah

Penelitian dibatasi pada pemikiran etika bisnis Dawam Rahardjo.

Analisis yang digunakan adalah analisis kompatibilitas dan relevansi.

Dalam analaisis kompatibilitas, pemikiran etika bisnis Dawam Rahardjio

dianalisis dengan konsep etika bisnis Islam yang direpresentasikan oleh

Syed Nawab Haidar Naqvi, Rafik Issa Beekun dan Husain Shahata. Dalam

analisis relevansi, pemikiran etika bisnis Dawam dianalisis dengan konsep

dan implementasi etika bisnis dalam bentuk aturan dan kebijakan dalam

46

Untuk lebih jelasnya mengenai tiga madzhab pembaharuan di Indonesia

(Teologi/keagamaan, politik/birokrasi dan transformasi sosial-ekonomi) lihat

Bahtiar Effendy, Islam dan Negara Transformasi Pemikiran dan Praktik Politik Islam di Indonesia (Jakarta: Paramadina, 1998), 125-174.

Page 24: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

12

dunia bisnis era globalisasi. Dalam mengkaji pemikiran etika bisnis

Dawam Rahardjo, penulis menggunakan beberapa karyanya, yaitu: Etika Ekonomi dan Manajemen, Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi,Peran Etika Islam dalam Membangun SDM Menyongsong 2020, dan Rancang Bangun Ekonomi Islam.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang

dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang menjadi pokok

pembahasan dalam penelitian ini secara garis besar dapat dituangkan ke

dalam pertanyaan: 1) Bagaimana kompatibilitas pemikiran etika bisnis

Dawam Rahardjo dengan etika bisnis Islam?, 2) bagaimana relevansi

pemikiran etika bisnis Dawam Rahardjo di dunia bisnis era globalisasi

khususnya di Indonesia?.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

a. Untuk mengetahui konsep etika bisnis Dawam Rahardjo

b. Untuk mengetahui kompatibilitas pemikiran etika bisnis

Dawam Rahardjo dengan etika bisnis dalam Islam, dan

c. Untuk mengetahui relevansi pemikiran etika bisnis Dawam

Rahardjo dalam dunia bisnis era globalisasi, khususnya di

Indonesia.

2. Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi dua, manfaat umum dan

manfaat khusus.

a. Manfaat umum

Manfaat umum dari penelitian ini adalah menambah khazanah

ilmiah pada kajian ekonomi Islam, khususnya yang berkaitan dengan etika

bisnis, dan memudahkan siapa saja yang ingin mengetahui tentang konsep

etika bisnis Islam yang nantinya dengan pemahaman ini dapat menjadi

dasar untuk berlaku etis pada dunia bisnis.

b. Manfaat khusus

Manfaat khusus dari penelitian ini adalah merumuskan dan

mengembangkan konsep etika bisnis Dawam Rahardjo, sehingga relevan

dengan dunia bisnis di era globalisasi di Indonesia, dan bagi kalangan

akademik dan praktisi ekonomi Islam, penelitian ini bisa dijadikan sebagai

rujukan dan dasar (grounded theory) untuk penelitian selanjutnya berupa

peran etika bisnis terhadap peningkatan positifisme dan profitabilitas

perusahaan.

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Berkaitan dengan penelitian mengenai etika bisnis, terdapat

beberapa penelitian yang sudah ada sebelumnya. Diantaranya adalah:

Page 25: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

13

Muhammad Adli Musa47

mengatakan bahwa etika merupakan

sektor penting dalam bisnis, dan secara khusus bagi layanan keuangan yang

dapat memberikan nilai (value) kepada konsumen. Sebuah lingkungan yang

beretika pada sektor bisnis dan keuangan memberikan dukungan bagi

maksimalisasi nilai untuk jangka panjang. Jika etika dapat bermain dalam

skala yang lebih besar maka krisis dapat dicegah. Islam menganjurkan

untuk merefleksikan nilai-nilai moral dan spiritual pada seluruh aktifitas

ekonomi. Dalam konteks perbankan, seluruh akad atau kontrak yang

terjadi harus sesuai dengan shariah compliance, selain itu dalam pelayanan,

manajemen dan kinerja harus dilakukan dengan kode etik.

Abul Hassan, Abdelkader Chachi and Salma Abdul Latif48

menjelaskan bahwa etika marketing dalam Islam mengkombinasikan

prinsip maksimumisasi nilai dengan prinsip kesetaraan dan keadilan demi

kesejahteraan masyarakat. Aktualisasi etika Islami pada industri perbankan

dapat membantu meningkatkan standar kesopanan, kedekatan

(relationship) dan hidup para bangkir dan konsumen (nasabah) untuk

jangka panjang. Pada institusi perbankan, Customer Relation Advisor (CRA) dapat menjadi representasi dari perusahaan. Kajian dalam etika

marketing ini mencakup etika produksi, harga, promosi, tempat dan sales.

Suhaimi Mhd. Sarif dan Yusof Islami49

menjelaskan bahwa

implikasi paradigma tauhid pada etika bisnis sangat krusial. Tauhid

merupakan sumber nilai yang mencakup nilai-nilai umum dan khusus.

Untuk mencapai paradigm tersebut maka harus memenuhi dua standar

yaitu ma‘ru@f (goodness) dan munkar (evil). Aplikasi etika pada bisnis tidak

hanya menekankan pada tauhid saja, akan tetapi harus juga mencakup

enam elemen: pamrih, hati nurani, pengetahuan, pengertian, rasionalitas

dan aksi. Aplikasi nilai spiritual (tauhid) dalam bisnis dapat menjadi filter

internal agar perusahan tidak melakukan pelanggaran.

Timur Kuran50

menjelaskan bahwa salah satu fungsi agama secara

tradisional adalah memberi legitimasi antara yang baik dan buruk. Cara

47

Muhammad Adli Musa, ‚Islamic Business Ethics and Finance: An

Exploratory Stdy of Islamic Banks in Malaysia‛, papper at 8th International

Conference on Islamic Economics and Finance, 19-21 Desember 2011, Doha,

Qatar. http://conference.qfis.edu.qa/ (diakses: 23 Februari 2015). 48

Abul Hassan, Abdelkader Chachi and Salma Abdul Latif, ‚Islamic

Marketing Ethics and its Impact on Customer Satisfaction in the Islamic

Bangking Industry‛, Journal of King Abdulaziz University (JKAU): Islamic Economic, Vol. 21 No. 1, pp: 27-46 (2008).

49 Suhaimi Mhd. Sarif dan Yusof Islami, Spirituality in Business Ethics

from an Islamic Persvective (Kuala Lumpur: IIUM Press, 2011), 119-154. ISBN

9789670225418. http://irep.iium.edu.my/8924/ (diakses: 23 Februari 2015). 50

Timur Kuran, ‚The Discontents of Islamic Economic Morality‛, Linkages Between Economics and Religion, VOL. 86 NO. 2. (May, 1996).

http://www.jstor.org/stable/2118166?seq=1#page_scan_tab_contents (diakses: 23

Februari 2015).

Page 26: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

14

pandang ini dapat diaktualisasikan dalam kondisi ekonomi modern dalam

bentuk moralitas. Dalam kondisi ekonomi global, moralitas dapat menjaga

kekayaan individu dan majemuk sekaligus dapat membentuk identitas

muslim menjadi kuat. Akan tetapi banyak muslim mempertimbangkan

identitas mereka di bawah tekanan, tidak sepenuhnya dikarenakan oleh

penganut Islam fundamentalis yang memberlakukan perubahan moral dan

kelembagaan sebagai bukti dari kapitulasi budaya. Konsekuensinya muslim

harus mampu membenarkan perubahan ekonomi mereka demi menghindari

erosi identitas keislaman mereka di sisi lain mereka juga ingin identitas

mereka terjaga. Mereka juga seperti terjebak dalam inner clash,

paradoksnya, ada kesenjangan antara menjadi Homo Economicus dan

Homo Islamicus.

Ika Yunia Fauzia51

menjelaskan bahwa salah satu etika pemasaran

dalam bisnis Islam adalah menciptakan kepercayaan transenden

(transcendental trust) antara penjual, distributor, pembeli dan seluruh

elemen masyarakat. Pada dasarnya kepercayaan transenden ini adalah

sesuatu yang nampak dan bukan sesuatu yang abstrak. Kepercayaan

transenden timbul akibat aksi yang dilakukan menurut ajaran-ajaran

kepercayaan (the spirit of trust) yang besumber dari al-Qur’an, hadis dan

ajaran-ajaran Islam lainnya yang bersumber dari wahyu. Variabel aksi yang

merupakan ajaran tentang kepercayan, mencakup bagaimana seeorang

memandang, berbicara, berperilaku dan bekerja. Dalam kajian terhadap

tahapan kepercayaan transenden, ia meminjam teori Stephen M.R. Covey

yang dikenal dengan ‚The Speed of Trust ‛, teori ini menyatakan bahwa

dalam membangun struktur kepercayaan transenden dalam bisnis dan

pemasaran Islam harus melalui 5 fase: 1) trust dalam diri pebisnis, 2) trust dalam hubungan bisnis, 3) trust dalam organisasi bisnis, 4) trust dalam

pasar, 5) trust dalam masyarakat.

R. Edward Freeman,52

di era mileninum ini, etika bisnis tidak

hanya sebagai kajian filosofis (normativ) saja, melainkan dapat berfungsi

untuk menciptakan eksekutif bisnis dan mahasiswa yang memahami

dampak sosial bisnis itu sendiri dan mampu melihat bisnis secara luas.

William Kline,53

sudut pandang internal bisnis tidak hanya untuk

merefleksikan peningkatan perdangangan. Para bebisnis mengklaim bahwa

mereka tidak terikat dengan nilai moral dan aturan, mereka mendefinisikan

dirinya hanya sebatas pedagang. Namun yang terpenting adalah

51

Ika Yunia Fauzia , Etika Bisnis dalam Islam (Jakarta: Kencana, 2013). 52

R. Edward Freeman, ‚Business Ethics at the Millennium‛, Business Ethics Quarterly, Vol. 10, No. 1, Globalization and the Ethics of Business (Jan.,

2000), 169-180. Published by: Philosophy Documentation Center Stable URL:

http://www.jstor.org/stable/3857703. (diakses: 11/12/2013). 53

William Kline, ‚Business Ethics from the Internal Point of View‛,

Journal of Business Ethics, Vol. 64, No. 1 (Mar., 2006), 57-67. Published by:

Springer Stable URL: http://www.jstor.org/stable/25123730. (diakses:

11/12/2013).

Page 27: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

15

memetakan tujuan dari bisnis mereka, para bebisnis esensinya tidak bebas

melakukan apapun demi memaksimalkan keuntungan, mereka harus

menyeka sekat antara bisnis dan kejahatan. Secara ontologi mereka terikat

dengan tujuan mereka sebagai pebisnis, yaitu menghasilkan dan

memberikan pelayanan yang baik untuk perdagangan.

Aviva Geva,54

etika dapat dijadikan standar evaluasi moral pada

bisnis. Etika bisnis berupa implementasi norma etika dalam praktik

managemen dengan mengambil pendekatan integratif. Mitos adalah sebuah

intensifikasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk peta dan kognitif

moral kehidupan masyarakat. Salah satu mitos pada bisnis adalah asumsi

bahwa business is business, business is a game, business is a jungle. Etika

dan mitos adalah dua pendekatan yang independen pada bisnis, masing-

masing mempunyai alasan. Selama etika tidak dapat menyediakan panduan

moral yang jelas secara consep dan praktis maka mitos akan melanjutkan

memberi oanduan kepada konsumenya dengan keyakinan bahwa mereka

ada di posisi yang benar dan salah.

Halid, dalam tesisnya, ‚Studi Analitis Pemikiran M. Dawam

Rahardjo‛, mengungkapkan bahwa pemikiran keIslaman Dawam Rahardjo

dapat disederhanakan dalam empat tema besar: bidang keagamaan, sosial-

budaya, perekonomian umat, dan sosial-politik. Keempat tema besar ini

memiliki bobot analisis yang beragam, di satu sisi hanya merupakan

refleksi-refleksi pemikiran seorang ekonom yang berusaha menembus

ruang batas disiplin ilmu yang dikuasainya. Sedang di sisi lain melahirkan

gagasan-gagasan orisinil, segar dan alternatif.55

Dalam menganalisis

teman-tema tersebut, pendekatan yang paling sering dipakai adalah

historis-struktural dan historis sosiologis. Dalam bidang ekonomi, ia lebih

terfokus pada problematika empirik di lapangan, oleh karenanya ia

berusaha merekonstruksi ajaran-ajaran Islam sehingga berfungsi sebagai

kesatuan pembebas yang dekat dan berhubungan secara sinergis dengan

permasalahan riil masyarakat. Hal ini memiliki nilai tersendiri, karena

pemikiran-pemikiran keIslaman yang ditampilkannnya terasa lebih efektif

dan efisien dalam memotret masalah yang berkembang.56

Pada penelitian di atas, dapat dilihat bahwa masing-masing

penelitian memiliki fokus kajian sendiri, seperti peran etika dan shariah compliance dalam pengembangan lembaga keuangan syariah, etika

pemasaran, pengaruh paradigma tauhid dalam etika bisnis, moralitas

sebagai bentuk aktualisasi agama pada ekonomi modern, teori Speed of Trust dan implementasinya dalam membangun kepercayaan transdental

antara produsen dan konsumen, perkembangan kajian etika bisnis perpektif

54

Aviva Geva, ‚Myth and Ethics in Business‛, Business Ethics Quarterly,

Vol. 11, No. 4 (Oct., 2001), 575-597. Published by: Philosophy Documentation

CenterStable URL: http://www.jstor.org/stable/3857762. (diakses: 11/12/2013). 55

Halid, ‚Studi Pemikiran KeIslaman M. Dawam Rahardjo‛ (Tesis di

IAIN Syarif Hidayatullah, 1999), 107. 56

Halid, ‚Studi Pemikiran KeIslaman M. Dawam Rahardjo‛, 107-108.

Page 28: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

16

ontologi, antagonisme etika dan mitos pada bisnis, dan pemikiran

keagamaan Dawam Rahardjo. Beberapa hal yang membedakan penelitian

ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1) penelitian ini berfokus pada

pemikiran etika bisnis Dawam Rahardjo, 2) penelitian termasuk jenis

penelitian content analysis yang bersifat library reseach sebagai ground theory bagi penelitian selanjutnya. Sumber primer yang digunakan adalah

karya tulis Dawam Rhardjo dalam etika bisnis, dan didukung oleh data

sekunder, 3) penelitian menggunakan dua analisis; kompatibilitas dan

relevansi. Dalam analisis kompatibilitas digunakan konsep etika bisnis

yang diusung oleh Naqvy, Beekun dan Shahata sebagai alat analisis.

Dalam analisis relevansi digunakan aturan dan kebijakan yang berkaitan

dengan aplikasi etika bisnis dalam skala mirko dan makro di era global,

khususnya di Indonesia.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah content analysis57 yang bersifat studi

pustaka (library research).58

Penelitian ini mengkaji pemikiran etika bisnis

Dawam Rahardjo berdasarkan karya tulisnya. Penelitian ini termasuk

dalam penelitian kualitatif karena memiliki beberapa tujuan yaitu:

mengembangkan konsep sensitivitas pada masalah bisnis amoral,

menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran teori dari bawah

(grounded theory), dan mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih

dari fenomena yang dihadapi.59

Data-data dan informasi yang diperoleh

57

Content Analysis berarti metodologi penelitian yang memanfaatkan

prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen.

Lihat Soejono dan Aburrahman, Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan (Jakarta: Rineka Cipta dan Bina Adiaksa, 2005), cet. II, 13.

58 Library research juga digunakan sebagai langkah awal untuk

menyiapkan kerangka penelitian, memperdalam kajian teoritis atau mempertajam

metodologi, dan mendapatkan data penelitian Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 1. Penelitian studi pustaka

dapat dibedakan menjadi dua: 1) studi pustaka yang memerlukan olahan uji

kebermaknaan empirik di lapangan. 2) studi pustaka yang lebih memerlukan

olahan filosofik dan teoritik daripada uji empirik. Pada bagian ke dua, hampir

seluruh susbstansinya memerlukan olahan filosofik atau teoritik dan terkait pada

nilai atau values, tetapi tetap diperlukan keterkaitannya dengan empirik, yaitu

perlu teruji evidensi empiriknya. Lihat Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996), edisi III, cet. VII, 159.

59 Penelitian model kualitatif juga memiliki beberapa karakteristik yaitu:

latar belakang alamiah, manusia sebagai instrumen, metode kualitatif, analisis

data secara induktif, teory dari dasar (grounded theory), deskriptif, lebih

mementingkan proses daripada hasil, adanya batas yang ditentukan oleh fokus,

adanya kriteria khusus keabsahan data, desain yang bersifat sementara, hasil

penelitian dirundingkan dan disepakati. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), 4.

Page 29: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

17

dari kajian pustaka, dideskripsikan secara induktif sehingga menghasilkan

formulasi nilai-nila yang dapat dijadikan dasar etika bisnis. Pemikiran-

pemikiran etika bisnis Dawam yang tertuang dalam karya-karyanya

dirumuskan untuk membuat konstruk pemikiran etika bisnis Dawam

Rahardjo secara utuh dan sistematis.

2. Teknik pengumpulan dan sumber data

a. Teknik pengumpulan data

Teknik yang digunakan pada pengumpulan data adalah studi

dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan

kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai

macam bentuk, dan mencakup dokumen tidak resmi. Data-data ini

dikalsifikasikan menjadi data primer dan data skunder.60

b. Sumber data penelitian

Sumber primer61

pada penelitan ini adalah karya tulis Dawam

Raharjo yaitu: Etika Ekonomi dan Manajemen, Peranan Etika Islam Dalam Membangun SDM Menyongsong Tahun 2020, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, Rancang Bangun Ekonomi Islam dan hasil wawancara.

Sumber sekunder pada penelitian ini adalah data-data dan

informasi lainnya diperoleh dari sumber lain, seperti buku, jurnal, artikel,

distertasi dan hasil penelitian baik yang telah maupun belum

dipublikasikan.

3. Analisis

Penelitian ini menggunakan dua metode analisis: kompatibilitas

dan relevansi. Analisis kompatibilitas berarti, pemikiran etika bisins

Dawam Rahardjo diuji kompatibilitasnya dengan konsep etika bisnis

Islam, sehingga dapat diketahui persamaan dan perbedaan (kontribusi)

antara kedua konsep etika bisnis ini. Kompatibilitas ini mencakup

beberapa aspek, yaitu: sumber nilai, nilai-nilai dasar, pendekatan, corak,

cangkupan, interpretasi, dan implementasi.

Analisis relevansi berarti, konsep etika bisnis Dawam Rahardjo

dalam bentuk etika terapan (aplikatif) diselaraskan dengan aplikasi nilai-

nilai etika bisnis dalam bentuk prinsip dan kebijakan atau sistem, seperti

60

Data primer adalah yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti

secara langsung dari sumbernya. Data primen adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan peneliti dari bebrbagai sumber yang sudah ada (peneliti sebagai

tangan ke dua). M. Arif Mufraini, Metodologi Penelitian Bidang Studi Ekonomi Islam (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2013), 45. Lihat juga Irawan Soehartono,

Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), cet. VII, 70.

61 Wawancara yang akan dilakukan adalah bersifat semi struktur, yang

dimulai dengan mengajukan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur,

kemudian satu-persatu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut.

Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variable. Suharismi

Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,

1998), 231.

Page 30: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

18

sikap profesionalisme dan amanah manajerial pada kebijakan pemerintah

untuk menerapkan Good Corporate Governance (GCG) sebagai alat

evaluasi dan untuk mengukur agregat kesehatan sebuah perusahaan.

4. Pendekatan

Agar penlitian ini bersifat komprehensif, maka digunakan beberapa

pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan filosofis62

Pendekatan ini ini digunakan untuk mengetahui inti atau hakikat

etika bisnis itu sendiri.63

Selain itu, pendekatan ini digunakan untuk

memetakan ketegorisasi pemikiran etika bisnis Dawam Rahardjo dalam

perspektif etika modern dan etika Islam.

b. Pendekatan life history64

Pendekatan ini digunakan untuk melihat bagaimana reaksi,

tanggapan, interpretasi, dan pandangan internal Dawam Rahardjo terhadap

etika bisnis.

c. Pendekatan ekonomi

Pendekatan ini digunakan untuk menganalisis konsep etika bisnis

Dawam Rahardjo dan relevansinya dalam dunia bisnis di era global. Dalam

hal ini, konsep etika bisnis Islam yang direpresentasikan oleh Naqvi,

Beekun dan Shahata digunakan sebagai dasar analisis kompabilitas

terhadap pemikiran etika bisnis Dawam Rahardjo.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam membaca dan memahami tesis ini,

penulis membagi pembahasan menjadi lima bab, yaitu:

Bab I berisi latarbelakang berkembangnya kajian bisnis, baik

dalam dunia global maupun di Indonesia. Deskripsi kasus-kasus

pelanggaran etika dalam beberapa perusahaan keuangan di berbagai

belahan dunia dan juga terjadinya krisis keuangan di Indonesia yang salah

satu penyebabnya adalah rendahnya kesadaran moral para bankir, sehingga

terjadi mark up, pemalsuan dokumen, korupsi, penggelapan dana nasabah

dan lain-lain. Hal ini memberikan dampak negatif bagi likuiditas bank dan

mengikis kepercayaan masyarakat dan nasabah. Selanjutnya adalah

62

Peter Conolly (ed), Aneka Pendekatan Studi Agama, ter. Imam Khoiri

(Yogyakarta: LKIS, 2009), 157. Pendekatan filosofis mencakup dua hal: 1)

menunjukkan bahwa akal memainkan peran fundamental dalam refleksi

pengalaman dan keyakinan keagamaan dalam suatu tradisi keagamaan, 2)

menunjukan fakta bahwa dalam menguraikan keimanannya, tradisi keagamaan

harus dapat memproduksi argumen-argumen logis dan dalam membuat klaim-

klaim yang dapat dibenarkan. 63

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: RajaGrafindo Persada,

2012), cet. 19, 42. 64

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi (Jakarta: Raja

Grafindo, 2012), 109.

Page 31: TESIS Pembimbing Dr. Anwar Abbas, MA.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39394/1/ADE... · Segala puji dan syukur, ... dalam sistem Good Corporate Governance (GCG),

19

permasalahann pada penelitian ini yaitu bentuk konstruk dan konsep etika

bisnis Dawam Rahardjo dan analisis kompatibilitas dan relevansi.

Penelitian terdahulu yang relevan berupa penelitian yang mengkaji etika

dalam bisnis dari beberapa perspektif dan pendekatan. Tujuan dan manfaat

penelitian baik yang bersifat umum maupun khusus. Metodologi penelitian

yang berisi jenis penelitian, sumber data dan cara membacanya,

pendekatan, dan analisis yang digunakan pada penelitian. Sistematika

penulisan yang mencakup bab dan sub bab penulisan.

Bab II berisi kerangka teori dan perdebatan akademik mengenai

internalisasi etika dalam bisnis. Teori yang dijadikan dasar mencakup teori

etika dalam perpektif Islam dan etika modern. Etika bisnis dalam

perspektif Islam yang berisi pengertian dan ruang lingkup etika bisnis

dalam Islam, fungsi dan tujuan etika bisnis dalam Islam, aksioma dasar

etika bisnis dalam Islam dan implementasinya dalam bisnis modern.

Bab III berisi studi tentang konstruk pemikiran etika bisnis

Dawam Rahardjo yang mencakup: 1) Biografi intelektual Dawam Rahardjo

yang berisi jenjang akademiknya mulai dari Raud}ah al-At}fa@l hingga

perkuliahan dan juga pengalaman akademik dan organisasi serta deskripsi

beberapa karyanya baik berupa buku, artikel, jurnal, makalah, kata

pengantar dan lain-lain. 2) Sistem ekonomi Islam perspektif Dawam

Rahardjo yang mencakup pandangan Dawam Rahardjo mengenai ekonomi

Islam sebagai sebuah sistem ekonomi, teologi ekonomi Islam yang

mencakup pandangan Islam mengenai Tuhan, manusia dan alam. Nilai-

nilai fundamental dan isntrumental ekonomi Islam. Ekonomi Islam sebagai

ekonomi sosial dan ekonomi moral. 3) Paradigma etika bisnis Dawam

Rahardjo yang mencakup definisi, ruang lingkup, dan fungsi etika bisnis

Islam. Ajaran etika bisnis dalam al-Qur’an, implementasi etika bisnis di

era globalisasi berupa ekologi, profesionalisme, dan amanah manajerial

serta lembaga pengawas etik dalam skala nasional maupun dalam sebuah

perusahaan.

Bab IV berisi studi terhadap pemikiran etika bisnis Dawam

Rahardjo yang mencakup: 1) Kompatibilitas pemikiran etika bisnis Dawam

Rahardjo dengan etika binis dalam Islam yang berisi pesamaan dan

perbedaan antara kedua pemikiran. 2) Kontribusi pemikiran etika bisnis

Dawam Rahardjo. 3) Relevansi pemikiran etika bisnis Dawam Rahardjo di

dunia bisnis modern khususnya di Indonesia.

Bab V berisi kesimpulan dan saran-saran dari penelitian.