01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

42
Oleh : Abbas Ghozali, Ph.D. Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hiadyatullah Jakarta Abstrak Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dana pendidikan dari APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kota Tahun 2004 serta penggunaannya antara untuk sasaran pendidikan (satuan pendidikan, pendidik dan tenaga kependidikan, dan peserta didik) dan untuk manajemen pendidikan. Hasil studi memberikan gambaran sebagai berikut. Dana pendidikan yang bersumber dari APBN adalah Rp25,416 triliun, yang berarti 9,95% dari total anggaran belanja pusat APBN. Sebagian besar (76%) dana pendidikan tersebut dikelola oleh Depdiknas. Sisanya, 19% dikelola oleh Depag dan 5% dikelola oleh kementerian/lembaga lainnya. Dana pendidikan yang dikelola Depdiknas tersebut terdiri dari dana rutin sebesar Rp5,981 triliun (30,77%) dan dana pembangunan sebesar Rp13,459 triliun (69,23%). Dari keseluruhan dana rutin itu, yang dialokasikan ke sasaran pendidikan adalah 52 persen dan 48 persen sisanya digunakan manajemen yang meliputi belanja pegawai, belanja barang, dan kegiatan pengelolaan pendidikan. Dari keseluruhan dana pembangunan itu, 72 persennya disalurkan untuk sasaran pendidikan dan sisanya sebanyak 28 persen digunakan untuk manajemen proyek. Dana pendidikan yang dikelola oleh Depag terdiri atas dana rutin sebesar Rp2,550 triliun (54,11%) dan dana pembangunan sebesar Rp2,163 triliun (45,89%). Dari keseluruhan dana rutin tersebut 74 persen dialokasikan ke sasaran pendidikan dan 26 persen sisanya digunakan untuk manajemen berupa belanja pegawai, belanja barang, dan kegiatan pengelolaan Depag. Dari keseluruhan dana pembangunan tersebut, 65 persen dialokasikan ke sasaran pendidikan dan 35 persen sisanya digunakan untuk manajemen proyek. Dari gambaran pendanaan pendidikan di atas, direkomendasi sebagai berikut. Pertama, persentase dana pendidikan perlu ditingkatkan sehingga mencapai minimal 20 persen sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Kedua, perlu dilakukan efisiensi dalam pengelolaan pendidikan sehingga dana pendidikan yang dialokasikan untuk pengelolaan pendidikan dapat dikurangi dan dialokasikan ke sasaran pendidikan. Kata kunci: pendanaan pendidikan, sasaran pendidikan, manajemen pendidikan, APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota.

description

makalah

Transcript of 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Page 1: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Pendanaan Pendidikan di Indonesia

dari APBN dan APBD

Oleh : Abbas Ghozali, Ph.D.Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi PembangunanFakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial,Universitas Islam Negeri Syarif Hiadyatullah JakartaAbstrakStudi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dana pendidikan dari APBN, APBDProvinsi, dan APBD Kabupaten/Kota Tahun 2004 serta penggunaannya antara untuksasaran pendidikan (satuan pendidikan, pendidik dan tenaga kependidikan, danpeserta didik) dan untuk manajemen pendidikan. Hasil studi memberikan gambaransebagai berikut. Dana pendidikan yang bersumber dari APBN adalah Rp25,416triliun, yang berarti 9,95% dari total anggaran belanja pusat APBN. Sebagian besar(76%) dana pendidikan tersebut dikelola oleh Depdiknas. Sisanya, 19% dikelola olehDepag dan 5% dikelola oleh kementerian/lembaga lainnya. Dana pendidikan yangdikelola Depdiknas tersebut terdiri dari dana rutin sebesar Rp5,981 triliun (30,77%)dan dana pembangunan sebesar Rp13,459 triliun (69,23%). Dari keseluruhan danarutin itu, yang dialokasikan ke sasaran pendidikan adalah 52 persen dan 48 persensisanya digunakan manajemen yang meliputi belanja pegawai, belanja barang, dankegiatan pengelolaan pendidikan. Dari keseluruhan dana pembangunan itu, 72persennya disalurkan untuk sasaran pendidikan dan sisanya sebanyak 28 persendigunakan untuk manajemen proyek. Dana pendidikan yang dikelola oleh Depagterdiri atas dana rutin sebesar Rp2,550 triliun (54,11%) dan dana pembangunansebesar Rp2,163 triliun (45,89%). Dari keseluruhan dana rutin tersebut 74 persendialokasikan ke sasaran pendidikan dan 26 persen sisanya digunakan untukmanajemen berupa belanja pegawai, belanja barang, dan kegiatan pengelolaan Depag.Dari keseluruhan dana pembangunan tersebut, 65 persen dialokasikan ke sasaranpendidikan dan 35 persen sisanya digunakan untuk manajemen proyek. Darigambaran pendanaan pendidikan di atas, direkomendasi sebagai berikut. Pertama,persentase dana pendidikan perlu ditingkatkan sehingga mencapai minimal 20 persensebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Kedua,perlu dilakukan efisiensi dalam pengelolaan pendidikan sehingga dana pendidikanyang dialokasikan untuk pengelolaan pendidikan dapat dikurangi dan dialokasikan kesasaran pendidikan.Kata kunci: pendanaan pendidikan, sasaran pendidikan, manajemen pendidikan,APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota.

Page 2: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBD1. Pendahuluan

Dalam pendahuluan ini akan disampaikan latar belakang masalah, perumusan masalahdan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, hasil yang diharapkan, dan ruang lingkuppenelitian.1.1 Latar Belakang Masalah

Pendanaan pendidikan dari sumber APBN dan APBD mempunyai peranan pentingdalam penyelenggaraan pendidikan. Besaran dana pendidikan yang memadaimenjamin penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Pembagian tanggung jawabdan kewenangan yang jelas antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, danPemerintah Kabupaten/Kota akan dapat mengoptimalkan dan mengefisienkan alokasidana pendidikan. Penggunaan dana pendidikan yang sesuai dan tepat memungkinkanpeanglakosian dana yang efisien dan adil.Namun, disinyalir bahwa pendanaan pendidikan di Indonesia dari sumberAPBN dan APBD disamping tidak memadai juga pengalokasiannya belum efisien danefektif. Demikian juga belum ada kejelasan dalam pembagian tanggung jawab dankewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan PemerintahKabupaten/Kota sehingga terjadi tumpang tindih dalam pendanaan sebagiankomponen dan kekurangan pendanaan sebagian komponen yang lain. Akibatnyapendidikan mengelami kekurangan dana yang merupakan salah satu akibat rendahnyamutu pendidikan. Studi ini berupaya mengidentifikasi lebih jauh tentang besarnyadana pendidikan dari APBN dan APBD serta pengelolaan, pengalokasian, danpenggunaannya.1.2 Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Masalah yang perlu dirumuskan dalam pendanaan pendidikan ini adalah berapabesarnya dana pendidikan dari APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kota,siapa pengelolanya, bagaimana pengalokasiannya antara untuk sasaran pendidikan(satuan pendidikan, pendidik dan tenaga kependidikan, dan peserta didik) dan untukpengelolaan pendidikan, dan bagaimana penggunaannya.Permusan masalah ini dapat dirinci lebih lanjut ke dalam pertanyaan penelitiansebagai berikut.1

Page 3: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBD(1) Berapa besar dana pendidikan dari APBN, APBD Provinsi, dan APBDKabupaten/Kota pada tahun anggaran 2004?(2) Siapa pengelola dana pendidikan dari APBN, APBD Provinsi, dan APBDKabupaten/Kota pada tahun anggaran 2004?(3) Bagaimana pengalokasian dana pendidikan dari APBN, APBD Provinsi, danAPBD Kabupaten/Kota pada tahun anggaran 2004 antara untuk sasaranpendidikan dan untuk pengelolaan pendidikan?(4) Bagaimana penggunaan dana pendidikan dari APBN, APBD Provinsi, dan APBDKabupaten/Kota pada tahun anggaran 2004?1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah dan pertanyaan penelitian tersebut di atas, studi inibertujuan untuk mendapatkan informasi tentang:(1) besar dana pendidikan dari APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kotapada tahun anggaran 2004;(2) pengelola dana pendidikan dari APBN, APBD Provinsi, dan APBDKabupaten/Kota pada tahun anggaran 2004;(3) pengalokasian dana pendidikan dari APBN, APBD Provinsi, dan APBDKabupaten/Kota pada tahun anggaran 2004 antara untuk sasaran pendidikan danuntuk pengelolaan pendidikan; dan(4) penggunaan dana pendidikan dari APBN, APBD Provinsi, dan APBDKabupaten/Kota pada tahun anggaran 2004.1.4 Ruang Lingkup

Dari aspek kewilayahan, studi ini mencakup seluruh wilayah Indonesia. Dari aspekjenis, jenjang, dan status sekolah, studi ini meliputi SD/MI negeri dan swasta,SLTP/MTs negeri dan swasta, SMA/SMK/MA negeri dan swasta, perguruan tinggi,dan pendidikan non formal. Dari aspek substansi, studi ini mempunyai cakupanseluruh besar, pengelolaan, pengalokasian, dan penggunaan dana pendidikan dariAPBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kota.2

Page 4: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBD1.5 Metode dan Prosedur

Studi ini menggunakan pendekatan survei dengan analisis kuantitatif deskriptif.Survei tentang besar, pengelola, pengalokasian, dan penggunaan dana pendidikanyang bersumber dari APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kota dilakukanpada lembaga-lembaga yang terkait di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kotaserta satuan pendidikan. Data-data kuantitatif dikumpulkan dan dianalisis secaradeskriptif.Pengumpulan data melalui studi lapangan dilakukan dengan sampel danrespndenstakeholdersyang terkait dengan besaran, pengelolaan, pengalokasian, danpenggunaan dana pendidikan dari sumber APBN, ABD Provinsi, dan APBDKabupaten/Kota mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, sekolah, hinggasiswa/guru. Di tingkat pusat, data dan informasi dikumpulkan di berbagai unit utamadan Biro Perencanaan serta Biro Keuangan Depdiknas, Departemen Agama,Departemen Keuangan, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).Di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah/madrasah, pengumpulan datadilakukan dengan mengambil beberapa sampel penelitian. Sampel provinsi dipilihsecara acak dari dari tiga kelompok wilayah Indonesia yaitu tiga provinsi dariWilayah Barat, tiga provinsi dari Wilayah Tengah, dan tiga provinsi dari WilayahTimur. Mewakili Wilayah Barat terpilih Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Selatan,dan Bengkulu. Dari Wilayah Tengah terpilih Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, danKalimantan Barat. Dari Wilayah Timur terpilih Provinsi Nusa Tenggara Barat, NusaTenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.Pada setiap provinsi sampel ditetapkan satu kota yaitu ibu kota provinsi dansatu kabupaten yang dipilih dari sejumlah kabupaten yang memenuhi kriteriapenerima program/proyek APBN dan APBD Provinsi. Berdasarkan kriteria tersebut,kabuapten/kota yang ditetapkan sebagai lokasi studi adalah: Kota Padang, KabupatenLima Puluh Kota, Kota Palembang, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kota Bengkulu,Kabupaten Bengkulu Utara, Kota Pontianak, Kabupaten Pontianak, Kota Bogor,Kabupaten Majalengka, Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, Kota Mataram, KabupatenLombok Timur, Kota Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kota Makasar, danKabupaten Barru.Dari setiap kabupaten/kota dipilih 1 sampai dengan 3 sekolah penerima danayang bersumber dari dana APBN yang langsung disalurkan dari pusat ke sekolah,3

Page 5: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDdana dekonsentrasi dan dari dana APBD kabupeten/kota. Bagi sekolah yangmenerima bantuan untuk siswa melalui bantuan khusus murid (BKM) atau beasiswalainnya, dipilih seorang siswa untuk mengetahui efektifitas bantuan.Adapun responden pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Di tingkatprovinsi responden penelitian adalah pejabat di Bappeda, pejabat di KanwilPerbendaharaan, Asisten Daerah (Asda) II di Kantor Gubernur yang mengurusianggaran pendidikan, Kepala Dinas, Kepala Bagian Perencanaan, dan pimpinanproyek di Dinas Pendidikan Provinsi, dan Kepala Kanwil dan pimpinan proyek diKanwil Depag Provinsi. Di tingkat kabupaten/kota, responden studi ini adalahpejabat di Bappeda, Asda II di Kantor Bupati/Walikota atau pejabat BadanPerbendaharaan dan Keuangan Daerah (BPKD), Kepala Dinas, Kepala BagianPerencanaan, pimpinan proyek di Dinas Diknas kabupaten/kota, dan KepalaKandepag, Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendais) atau pimpinan proyek diKandepag kabupaten. Di tingkat sekolah/madrasah, responden penelitian ini adalahkepala sekolah atau bendahara sekolah dan atau siswa penerima beasiswa.Data dan informasi pada penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakanpanduan wawancara untuk berbagai sumber data baik lembaga perencana alokasianggaran dan pelaksana penyaluran dana maupun untuk kepala sekolah dan siswa.2. Kajian Literatur

Dalam kajian literatur ini akan dibahas sumber dana pendidikan secara umum dansumber dana pendidikan dari pemerintah.2.1 Sumber Dana Pendidikan

Sumber dana pendidikan adalah lembaga atau pihak-pihak yang memberikan dana,baik berupa natura atau uang kepada sekolah untuk keperluan penyelenggaraanpendidikan. UU No. 20 Tahun 2003, PP No. 30, 29, 28, dan 27, menyebutkan bahwasumber dana pendidikan berasal dari pemerintah, masyarakat dan orangtua siswa.Sedangkan McMahon dan Suwaryani (2001:60) menyebutkan bahwa sumberpendapatan sekolah dapat diklasifikasikan kedalam tiga sumber utama yaitu daripemerintah pusat, pemerintah daerah dan orang tua. Selain ketiga sumber tersebut diatas masih ada sumber lainnya yang relevan untuk membiayai pendidikan, misalnyabantuan asing (Bray, 1996: 32).4

Page 6: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDSementara itu, Clark dkk. (1998:33) membagi sumber pembiayaan pendidikanIndonesia ke dalam dua katagori: (1) biaya yang berasal dari pemerintah dan (2) biayayang berasal dari orang tua dan non-pemerintah. Lebih lanjut, Pusat Data danInformasi Pendidikan Balitbang Depdiknas (2002) mengelompokkan sumber danapendidikan ke dalam tujuh sumber utama, yaitu: (1) Pemerintah Pusat; (2) PemerintahKabupaten/Kota yang digunakan untuk belanja pegawai, belanja barang danpemeliharaan serta dari daya dan jasa; (3) yayasan pendidikan (swasta) yangdigunakan untuk gaji pegawai, operasional, pemeliharaan, dan administrasi; (4)lembaga swasta non kependidikan; (5) orang tua siswa yang berupa uang pangkal,uang sekolah, BP3/POMG, uang Ebtanas/Tes lain dan ekstra kurikuler; (6) unitproduksi khusus untuk SMK; dan (7) sumber dana lain (DBO).2.3 Sumber Dana Pemerintah

Di banyak negara di dunia, pemerintah masih merupakan sumber pendanaanterpenting bagi sektor pendidikan. Bahkan di negera-negara maju yang tingkatkesejahteraan masyarakatnya sudah cukup tinggi untuk membiayai sendiri sektorpendidikan, kontribusi pemerintah terhadap pendanaan pendidikan masih cukup besar.Di negara bagian Texas (Amerika Serikat), misalnya, 4% biaya pendidikan berasaldari pemerintah federal, 44% berasal dari pemerintah negara bagian dan 52% lainnyaberasal dari sumber-sumber lokal termasuk pemerintah setempat, orangtua danmasyarakat (Reschovsky, 2003:267).Di Indonesia, UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasionalmenyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawabmenyediakan anggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam pasal 31 ayat (4) UUDNegara Republik Indonesia tahun 1945. Sumber dana dari pemerintah terdiri dari:Pemerintah Pusat (Departemen yang berkaitan dengan pendidikan), pemerintahpropinsi yang berkaitan dengan pendidikan, pemerintah kabupaten/kota yangberkaitan dengan pendidikan, dan bantuan asing (Hallak, 1985:23). Dana bantuanuntuk biaya pendidikan yang berasal dari Pemerintah Pusat dialokasikan melalui DanaAlokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) kepada pemerintah provinsidan kabupaten/kota, yang kemudian diteruskan ke lembaga pendidikan sesuaibesaran-besaran biaya yang diperlukan. Sedangkan dana yang berasal dari PemerintahDaerah (propinsi/kabupaten/kota) dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan5

Page 7: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDBelanja Daerah (APBD). Besarnya dana yang diberikan kepada sekolah dari APBDantara satu daerah dengan daerah lainnya berbeda bergantung pada besar kecilnyaPendapatan Asli Daerah (PAD), serta perhatian pemerintah setempat terhadap duniapendidikan.Penelitian Clark dkk. (1998:33) menunjukkan bahwa dari total Rp18,056triliun pengeluaran pendidikan semua jenjang pada tahun anggaran 1995-96,pembiayaan dari pemerintah mencapai 83%. Lebih lanjut, McMahon dan Suwaryani(2001:60) menyebutkan bahwa sumber dari pemerintah pusat untuk SD berasal dariDepartemen dalam Negeri (Depdagri), Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas),dan Pemerintah Daerah (Pemda). Sedangkan dana pendidikan untuk MI adalah dariDepartemen Agama (Depag). Dana dari Pemerintah Pusat dapat berasal dari anggaranrutin dan pembangunan. Anggaran rutin sebagian besar untuk gaji guru dan stafsekolah. Pengeluaran sekolah untuk keperluan tersebut sebesar 88,7%, sisanyadigunakan untuk kebutuhan operasional sekolah (SBPP) dan untuk perawatan gedungserta perbaikan kecil melalui DOP. Anggaran pembangunan digunakan untukmembangun ruang kelas baru, memperbaiki fasilitas sekolah, pelatihan guru, dan lain-lain. Sumber dari pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota) adalah pendapatandari sumber di luar pemerintah pusat seperti pendapatan asli daerah (PAD) danpendapatan lainnya yang dikelola secara independen. Di tingkat kecamatan dan desatidak terdapat dana tersendiri yang diterima secara langsung dari pemerintah pusat,sehingga diasumsikan uang yang diberikan oleh lembaga di tingkat ini ke sekolahberasal dari dana yang dikumpulkan dari masyarakat sekitar atau dari kabupaten.Pusat Data dan Informasi Pendidikan Balitbang Depdiknas (2002)menunjukkan bahwa sumber dana dari Pemerintah Pusat dan PemerintahKabupaten/Kota digunakan untuk belanja pegawai, belanja barang dan pemeliharaanserta jasa. Sedangkan Fattah (2002) mengemukakan bahwa sumber dari pemerintahkhususnya di sekolah dasar (SD) terdiri atas biaya operasional dan pemeliharaan(BOP) dan biaya sumbangan biaya pemeliharaan dan perawatan (SBPP). Di tingkatsekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) biayapemerintah berasal dari Dana Penunjang Pendidikan (DPP) dan dana operasional danperawatan fasilitas (OPF) (Tim Studi Pembiayaan Puslit, 1999:5).6

Page 8: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBD3. Hasil dan Pembahasan

Hasil studi memberikan gambaran pendanaan pendidikan dari sumber anggaranbelanja pusat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kota padaTahun Anggaran 2004. Besar dan aliran dana pendidikan dari ketiga sumber tersebutke pengelola dana pendidikan baik di tingkat Pemerintah Pusat maupun tingkatPemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) dan ke sasaran pendidikan (satuanpendidikan, pendidik, atau peserta didik) dapat dilihat dalam Diagram 1 dan Tabel-tabel 1 s.d. 29.Dana pendidikan dari APBN 2004 disalurkan melalui anggaran belanja pusat,dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus non reboisasi (DAK NR). Danapendidikan yang disalurkan melalui anggaran belanja pusat dikelola oleh DepartemenPendidikan Nasional (Depdiknas), Departemen Agama (Depag), dandepartemen/lembaga kementerian lain. Dana pendidikan yang disalurkan melaluiDAU yang besarnya adalah Rp82 trilyun dan DAK NR yang untuk sektor pendidikanbesarnya adalah Rp652,6 milyar dan digunakan untuk merehabilitasi gedung SD danMI, yang bersama dengan dana pendapatan asli daerah (PAD) di masing-masingprovinsi dan kabupaten/kota merupakan sumber dana Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah (APBD) masing-masing provinsi dan kabupaten/kota, dikelola olehDinas Pendidikan dan satuan kerja lain di Pemerintah Daerah Provinsi danKabupaten/Kota. Di provinsi dan kabupaten/kota terdapat juga dana pendidikan yangdikelola Kantor Wilayah (Kanwil) Depag Provinsi dan Kantor Departemen Agama(Kandepag) Kabupaten/Kota, tetapi dana-dana itu bukan berasal dari APBD Provinsidan APBD Kabupaten/Kota, melainkan dana dari Anggaran Belanja Pusat APBNyang disalurkan melalui Depag.3.1 Dana Pendidikan dari Anggaran Belanja Pusat APBN

Pada tahun 2004, besaran dana pendidikan yang bersumber dari Anggaran BelanjaPusat APBN adalah Rp25,416 triliun, yang berarti 9,95 persen dari total anggaranbelanja pusat APBN yang besarnya adalah Rp255,308 triliun atau 6,79 persen dariAPBN yang besarnya adalah Rp374,416 triliun. (Lihat Diagram 1 dan Tabel 1).Persentase ini masih jauh dari ketentuan minimum 20 persen anggaran pendidikandari APBN seperti yang diamanatkan oleh UUD dan UU Sistem Pendidikan Nasional.7

Page 9: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDAPBN 2004 = Rp374,416 TDAK PENDIDIKAN Rp652,6 MANGGARAN BELANJA PUSAT = Rp255,308 TDAU Rp82 TBELANJA PUSAT SEKTOR PENDIDIKAN = Rp25,416 TPersentase dari APBN = 6,79%Persentase dari Anggaran Belanja Pusat = 9,95%DEPDIKNASMAPENDA, PKPONTREN,K/L LAINRp19,440 TDAN PTA DEPAGRp1,262 TRp4,713 TRutin = Rp5,981 TPemb = Rp13,459 TPADRutin = Rp2,550 TPemb = Rp2,163 TSasaranManaj. ProyekDekonAPBD ProvinsiRp3,078 TRp1,893 TRp6,992 TProv NTB : Rp440,9 MProv Sumbar: Rp486 MBlock GrantBlockManaj Pro yPengelolaanProv Jatim : Rp3,34 TRp4,574 TGrantRp658 MPengelolaanRp226,8 MPADRp2,903 TRp670,3 MAPBD Pendidikan ProvinsiDekon PusatAPBD Kab/KotaProv NTB : Rp27,5 M (6,01%)Kota Mataram : Rp 222,8 MRp1,267 TProv Sumbar: Rp25,1 M (5,92%)Kab 50 Kota : Rp 254,6 MProv Jatim : Rp461,0 M (13,8%)KANWILKab LombTim : Rp 378,9 MDEPAGKab Gresik : Rp 409,7 MDEPAGPUSATDINAS DIK/Kota Padang : Rp 436,2 MKota Surabaya : Rp1.320,0 MBAROKANPROVPengelolaAPBD Pend Kab/KotaMataram : Rp100,7 M (45,21% / 20,63%)Rp340,316 M50 Kota : Rp100,7 M (39,53% / 6,33%)LombTim : Rp189,3 M (49,95% / 10,80%)Dekon ProvDekon ProvGresik : Rp154,3 M (37,67% / 12,91%)Rp355,013Mke SasaranPadang : Rp216,8 M (49,70% / 12,09%)Rp5,079 TSurabaya : Rp337,7 M (25,20% / 8,47%)Dekon utk. Manaj.Dekon ProvDINAS DIKMAPENDAProyekke Kab/KotKAB/KOTARp1,127 TRp785,7MKANDEPAGAPBD Penddk ProvAPBD Pendidikan Kab/Kotake PengelolaDekon Kabke PengelolaNTB : Rp12,4 MSasaranDana Dekonke PengelolaMataram : Rp23,1 M (22,94%)Rp571,670 Mutk Pengelolaan(45,18%)Rp78,6 M50 Kota : Rp 8,3 M ( 8,20%)Sumbar: Rp20,0 MRp184,252 MLombTim : Rp21,4 M (11,29%)(79,83%)Dekon KabGresik : Rp44,7 M (28,94%)Dana DekonJatim : Rp93,1 Mke SasaranPadang : Rp33,6 M (15,48%)utk SasaranRp707,1M(20,19%)Surabaya : Rp62,4 M (16,47%)Rp174,761 MAPBD Pendidikan Kab/KotaAPBD Pend Prov ke Sasaranke SasaranNTB : Rp15,1 M (54,82%)PendidikMataram : Rp 77,6 M (77,06%)Sumbar: Rp5,05 M (20,17%)Rp1,892 T50 Kota : Rp 92,4 M (91,80%)Jatim : Rp368,1 M (79,81%)LombTim : Rp167,9 M (88,71%)Gresik : Rp109,7 M (71,06%)Padang : Rp183,2 M (84,51%)Surabaya : Rp275,3 M (81,53%)SATUAN PENDIDIKANTENAGA PENDIDIKPESERTA DIDIKDiagram 1 Pendanaan Pendidikan dari Sumber APBN dan APBD8

Page 10: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDTabel 1 Dana Pendidikan dan Persentasenya dari Anggaran BelanjaPusat dan APBN Tahun 2004UraianJumlah (Rp juta)Total Dana Pendidikan25.415.924Total Anggaran Belanja Pusat 255.308.989Total APBN374.351.263Persentase Dana Pendidikan thd Anggaran Belanja Pusat 9,95%Persentase Dana Pendidikan thd APBN 6,79%Sumber: APBN 2004.Sebagian besar dana pendidikan dari anggaran belanja pusat tersebut, yaituRp23,63 triliun atau 93 persen, terdapat di subsektor pendidikan dan subsektorpendidikan luar sekolah; sisanya tersebar di sektor atau subsektor lain, yaitu: sebesarRp1,5 triliun (5,9%) di subsektor pembinaan pendidikan agama, Rp200 milyar(0,79%) di subsektor olahraga, Rp40 milyar (0,16%) di subsektor kelembagaan,prasarana dan sarana ilmu pengetahuan dan teknologi, Rp19 milyar (0,08%) di sektoraparatur negara dan pengawasan, dan Rp17,3 milyar (0,07%) di subsektorpemberdayaan perempuan.Dalam pengelolaan dana pendidikan, sebagian besar dana pendidikan tersebutdikelola oleh Depdiknas, yaitu sebesar Rp19,440 triliun (76%); sisanya sebesarRp4,713 triliun (19%) dikelola oleh Depag, persisnya di Direktorat Madrasah danPendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum (Dit Mapenda), Direktorat PendidikanKeagamaan dan Pondok Pesantren (Dit PKPontren), dan Direktorat PendidikanTinggi Agama (Dit PTA); dan sebesar Rp1,262 triliun (5%) dikelola oleh kementeriandan lembaga lainnya. (Lihat Diagram 1 dan Tabel 2). Nampak bahwa distribusipengelolaan dana pendidikan antara Depdiknas dan Depag tidak adil dimanaDepdiknas mengelola dana pendidikan lebih dari empat kali lipat dibanding danapendidikan yang dikelola oleh Depag, sedangkan jumlah satuan pendidikan yangberada di bawah Depdiknas jauh kurang dari empat kali jumlah satuan pendidikanyang berada di bawah Depag. Ketimpangan distribusi pengelolaan itu lebih besar lagikarena dana yang dikelola Depdiknas itu hanya dana pendidikan yang dari anggaranbelanja Pemerintah Pusat dan belum termasuk dana pendidikan dari APBD Provinsidan APBD Kabupaten/Kota yang masing-masing dikelola oleh Dinas PendidikanProvinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota karena menggunakan sistemdesentralisasi; sedangkan, dana pendidikan yang dikelola Depag itu sudah merupakan9

Page 11: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDkeseluruhan dana pendidikan yang dikelola Depag Pusat, Kantor Wilayah DepagProvinsi, dan Kantor Depag Kabupaten/Kota karena masih menggunakan sistemsentralisasi.Tabel 2 Dana Pendidikan menurut Sub-Sektor dan Pengelola di TingkatPemerintah

Pusat Tahun 2004Pengelola (Rp juta)JumlahDana Pendidikan Depdiknas Depag Lainnya(Rp juta) %1. Dana Subsektor Pendidikandan Subsektor PLS 19.164.103 3.207.713 1.262.245 23.634.061 93,002. Dana Subsektor PembinaanPendidikan Agama - 1.505.563 1.505.563 5,903. Dana Subsektor Olahraga 200.000 - 200.000 0.794. Dana SubsektorPemberdayaan Perempuan 17.300 - - 17.300 0.075. Dana Subsektor Kelembagaan,Prasarana & Sarana Iptek 40.000 - - 40.000 0.166. Dana Sektor Aparatur Negaradan Pengawasan 19.000 - - 19.000 0.08Total Dana Pendidikan 19.440.403 4.713.276 1.262.245 25.415.924Persentase (%) 76 19 5 100,00Sumber: Bappenas, Biro Keuangan Sekretariat Jendral Depdiknas, Biro PerencanaanDepdiknas, dan Biro Perencanaan Departemen Agama3.1.1 Dana Pendidikan yang Dikelola Depdiknas

Dana pendidikan yang dikelola Depdiknas terdiri dari dana rutin sebesar Rp5,981triliun (30,77%) dan dana pembangunan sebesar Rp13,459 triliun (69,23%). Danarutin tersebut dialokasikan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti)sebesar Rp4,106 triliun (68,6%), Sekretariat Jenderal (Setjen) Rp1,553 triliun (26%),Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen) Rp181,45milyar (3,03%), Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (DitjenPLSP) Rp53,64 milyar (0,90%), Inspektorat Jenderal (Itjen) Rp31,557 milyar(0,53%), Direktorat Jenderal (Ditjen) Olah Raga Rp29,336 milyar (0,5%), dan BadanPenelitian dan Pengembangan (Balitbang) Rp26,172 milyar (0,45%). Sedangkan,dana pembangunan dikelola oleh Ditjen Dikdasmen sebesar Rp9,642 triliun (71,64%),Ditjen Dikti Rp2,654 triliun (19,72%), Setjen Rp158 milyar (1,17%), Itjen Rp24,5milyar (0,18%), Ditjen PLSP Rp744,959 milyar (5,54%), Ditjen Olah Raga Rp150milyar (1,11%), dan Balitbang Rp84,5 milyar (0,63%). Dengan demikian, secara10

Page 12: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDkeseluruhan, lebih dari separuh yaitu sebesar Rp9,824 triliun (50,53%) dana diDepdiknas dikelola oleh Ditjen Dikdasmen, Rp6,76 triliun (34,78%) dikelola olehDitjen Dikti, Rp1,711 triliun (8,80%) dikelola oleh Setjen, Rp799 milyar (4,11%)dikelola oleh Dijten PLSP, Rp179,34 milyar (0,92%) dikelola oleh Ditjen Olah Raga,dan Rp56,06 milyar (0,29%) dikelola oleh Itjen. (Tabel 3).Tabel 3 Dana Pendidikan di Departemen Pendidikan NasionalBerdasarkan Unit Utama Tahun 2004Dana RutinDana PembangunanJumlahNo Unit UtamaRp juta % Rp juta % Rp juta %1 Setjen 1.553.316 25,97 158.000 1,17 1.711.316 8,802 Itjen 31.557 0,53 24.500 0,18 56.058 0,293 Ditjen Dikdasmen 181.453 3,03 9,642.434 71,64 9.823.888 50,534 Ditjen Dikti 4.106.064 68,64 2,654.468 19,72 6.760.533 34,785 Ditjen PLSP 53.642 0,90 744.959 5,54 798.600 4.116 Ditjen Olah Raga 29.336 0,49 150.000 1,11 179.336 0,927 Balitbang 26.172 0,44 84.500 0,63 110.672 0,57Jumlah 5.981.540 100,00 13.458.862 100,00 19.440.403 100.00Sumber: Biro Keuangan dan Biro Perencanaan DepdiknasDari keseluruhan dana rutin pendidikan sebesar Rp5,981 triliun itu, yang dapatdiidentifikasi dialokasikan untuk sasaran pendidikan adalah Rp3,078 triliun (52,46%),yaitu yang dialokasikan oleh Ditjen Dikti ke perguruan tinggi-perguruan tinggi negeri,dan sisanya sebesar Rp2,904 triliun (48,54%) diduga digunakan oleh unit-unit diDepdiknas untuk pengelolaan pendidikan yang berupa belanja pegawai, belanjabarang, dan kegiatan pengelolaan pendidikan. Dari keseluruhan dana pembangunanpendidikan itu, Rp4,574 triliun (34%) dialokasikan langsung untuk sasaranpendidikan berupablock grantoleh Ditjen Dikdasmen, Ditjen Dikti, dan Ditjen PLSP;Rp6,992 triliun (38%) dialokasikan ke Dinas Pendidikan dan lembaga pusat lain diseluruh provinsi dan kabupaten/kota sebagai dana dekonsentrasi, dan Rp1,893 triliun(14%) diduga digunakan untuk manajemen proyek dekonsentrasi di DitjenDikdasmen, Ditjen Dikti, dan Ditjen PLSP. (Tabel 4). Pemberianblock grantkepadasasaran pendidikan dilakukan melalui banyak sekali proyek yang sebagian besarberada di Ditjen Dikdasmen, dengan bentuk, antara lain: Bantuan Khusus Murid(BKM), Bantuan Khusus Guru (BKG), bantuan imbal swadaya USB untuk pendiriansekolah baru, bantuan imbal swadaya RKB untuk pembangunan kelas baru, program11

Page 13: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDpemberian beasiswa bakat dan prestasi, bantuan imbal swadaya mutu untuk saranadan prasarana mutu, bantuan operasional manajemen mutu (BOMM), dan programpendidikanBroad Based Education Life Skill.Dalam sistem desentralisasi, jenis bantuan yang diberikan oleh PemerintahPusat kepada satuan pendidikan seperti digambarkan di atas sesungguhnya merupakantugas Pemerintah Daerah kabupaten/Kota. Karenanya kebijakan pendanaan inimenimbulkan tumpang tindih dan kerancuan tanggung jawab antara PemerintahPusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Selainitu, mekanisme penyaluran bantuan melalui sangat banyak proyek dapat menimbulkantumpang tindih, ketidak merataan pemberian bagi sasaran pendidikan, danmeningkatnya biaya administrasi atau manajemen.Tabel 4 Alokasi Dana Pembangunan Tahun 2004(Rp juta)PusatDekonsentrasi. Karenanya kebijakan pen/MCID 2a642en/Kota.6 Tf-06 </4a2 Tf-0.0002 Tc-0.00.0 Td(.i1 Tf-0.0003 Tc12 0 0 TjETEMC /nb90003 Tc12 0 0 TjETEMC /42.0002 Tc-0.00.0 Td(.i1 Tf296.94 Tc-0.00.0 Td(.i1 Tf178.5Tc-0.00.0 Td(.i1 Tfj/TT4 1 TfUtama )]TJETE4C /P </MCI8 22 >.55 0.BT/TT3 1 Tf-0.000398.6.0002 Tc1TD(Sasaran)Tj/TT4 1 Tf4tama )]TJETE4C /P /TT3 1 Tf0>B4.00398.6.0002 TcSetj 12 365asaran)Tj/TT4 1 Tf5tama )]TJETE4C /P /TT3 1 TfnB26.54398.6.0002 Tc14T3 102 365asaranNo Unit Utama PengelolaanJumlahKeManajemenManajemenKedan Manaj.SasaranProyekProyekSasaranProyekProvinsiKab/KotaD it j 12 1 55 0 (D ik da s )-5 (0 1 )]T J 5a s ar an Pe nP e nD it j 12 1 55 0( D ik ti )]T J 5a sa ra nP e nD it j 12 1 55 0( P LS P )] TJ 5a s ar an P enP enP e n

P e n P e n

Page 14: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDdigunakan untuk manajemen proyek dekonsentrasi di Dinas PendidikanKabupaten/Kota. (Lihat Diagram 1 dan Tabel 4). Dana dekonsentrasi yang diberikanoleh Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota kesasaran pendidikan jugadilakukan melalui banyak proyek dengan berbagai bentuk seperti halnya yangdilakukan oleh Depdiknas.Dengan menggabungkan proporsi alokasi dana antara untuk sasaranpendidikan dan pengelolaan pendidikan di dana rutin dan dana pembangunan sepertiyang diuraikan di atas, dapat diestimasi proporsi alokasi dana antara untuk sasaranpendidikan dan untuk pengelolaan pendidikan pada dana yang dikelola olehDepdiknas seperti terlihat dalam Tabel 5. Dari keseluruhan dana pendidikan yangdikelola Depdiknas sebesar Rp19,441 trilyun, 34,27 persennya digunakan untukpengelolaan pendidikan dan 65,73 persennya digunakan untuk sasaran pendidikan.Proporsi alokasi untuk pengelolaan ini jauh terlalu besar dan menunjukkan inefisiensidalam pengelolaan dana pendidikan dan mengakibatkan pengurangan dalampenerimaan dana pendidikan bagi sasaran pendidikan.Tabel 5 Proporsi Dana Pendidikan di Depdiknas antara untuk Pengelolaan danuntuk Sasaran Pendidikan menurut Jenis DanaUntuk Pengelolaan/Untuk SasaranTotalJenis DanaManajemenPendidikanRp milyar % Rp milyar % Rp milyar %Dana Rutin 2.904 48,55 3.078 51,45 5.982 30,77Dana Pembangunan 3.758 27,92 9.701 72,08 13.459 69,23Total/Rata-rata 6.662 34,27 12.779 65,73 19.441 100,00Keterangan:* Dari keseluruhan dana rutin pendidikan, yang bisa diidentifikasi pengalokasiannyake sasaran adalah dana rutin yang dikelola oleh Ditjen Dikti sebesar Rp3,078 triliunatau sekitar 75 persen dari keseluruhan dana rutin Ditjen Dikti (lihat MPK DitjenDikti, 2004, hal 14).3.1.2 Dana Pendidikan yang Dikelola Depag

Dana pendidikan yang dikelola oleh Depag sebesar Rp4,713 triliun terdiri atas danarutin sebesar Rp2,550 triliun (54,11%) dan dana pembangunan sebesar Rp2,163triliun (45,89%). Dari keseluruhan dana rutin pendidikan di Depag sebesar Rp2,550triliun tersebut, Rp1,892 triliun (74,20%) dialokasikan ke sasaran pendidikan berupagaji pendidik dan sisanya sebesar Rp658 milyar (25,80%) digunakan untukpengelolaan pendidikan berupa belanja pegawai, belanja barang, dan kegiatan13

Page 15: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDpengelolaan baik di Depag Pusat maupun di Kantor Wilayah (Kanwil) Depag Provinsidan Kantor Depag (Kandepag) Kabupaten/Kota. Dari keseluruhan danapembangunan pendidikan di Depag sebesar Rp2,163 triliun tersebut, Rp670,3 milyar(31%) di alokasikan ke sasaran pendidikan, Rp1,267 trilyun (58,58%) dialokasikan keseluruh Kanwil Depag Provinsi sebagai dana dekonsentrasi, dan sisanya sebesarRp226,8 milyar (10,49%) digunakan untuk manajemen proyek dekonsentrasi diDepag Pusat. (Tabel 6). Seperti halnya yang terjadi di Depdiknas, pemberianblockgrantkepada sasaran pendidikan di lingkungan Depag dilakukan melalui banyaksekali proyek dengan bentuk, antara lain: Bantuan Khusus Murid (BKM), BantuanKhusus Guru (BKG), bantuan imbal swadaya USB untuk pendirian sekolah baru,bantuan imbal swadaya RKB untuk pembangunan kelas baru, program pemberianbeasiswa bakat dan prestasi, bantuan imbal swadaya mutu untuk sarana dan prasaranamutu, bantuan operasional manajemen mutu (BOMM), dan program pendidikanBroad Based Education Life Skill.Tabel 6 Alokasi Dana Pendidikan di Departemen Agama Tahun 2004Dana RutinDana Pembangunan (Dekonsentrasi)(Rp milyar)(Rp milyar)Pengelola DanaUntukSubUntukUntukSub Total TotalPendidikan Depag Untuk(Rp mlyr)Pengelo-SasaranTotalPengelolaan/SasaranlaanManaj. Proy.Depag Pusat 1.892,000 226,800 670,000 896,800Kanwil Depag Prov 0 340,316 571,670 911,986658,000Kandepag Kab/Kota0 184,252 171,761 356,013Jumlah 658,000 1.892,0002.550,000751.368 1.416,4312.163,779 4.713,000Persentase (%) 13,96 40,14 54,11 15,93 30,04 45,92 100,00Dari keseluruhan dana dekonsentrasi pendidikan di seluruh Kanwil DepagProvinsi sebesar Rp1,267 trilyun tersebut, oleh Kanwil Depag Provinsi dialokasikanke sasaran pendidikan sebesar Rp571,670 milyar (45,12%), dialokasikan ke seluruhKandepag Kabupaten/Kota di Indonesia sebesar Rp355,013 milyar (28,02%), dansisanya sebesar Rp340,316 milyar (26,86%) digunakan untuk manajemen proyekdekonsentrasi. Dari keseluruhan dana dekonsentrasi pendidikan di seluruh KandepagKabupaten/Kota di Indonesia sebesar Rp355,013 milyar tersebut, Rp174,761 milyar(48,10%) dialokasikan ke sasaran pendidikan dan Rp184,252 milyar (51,90%)dialokasikan untuk pengelolaan pendidikan Kandepag Kabupaten/Kota. (Lihat Tabel6). Dana dekonsentrasi yang diberikan oleh Kanwil Depag Provinsi dan Kandepag14

Page 16: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDKabupaten/Kota ke sasaran pendidikan juga dilakukan melalui banyak proyek denganberbagai bentuk seperti halnya yang dilakukan oleh Depag.Dengan menggabungkan proporsi alokasi dana antara untuk sasaranpendidikan dan pengelolaan pendidikan di dana rutin dan dana pembangunan yangdikelola Depag seperti yang diuraikan di atas, dapat diestimasi proporsi alokasi danaantara untuk sasaran pendidikan dan untuk pengelolaan pendidikan pada dana yangdikelola oleh Depag seperti terlihat dalam Tabel 6. Dari keseluruhan dana pendidikanyang dikelola Depag sebesar Rp4,713 trilyun, 29,89 persennya digunakan untukpengelolaan pendidikan dan 79,11 persennya digunakan untuk sasaran pendidikan.Proporsi alokasi dana pendidikan untuk pengelolaan ini terlalu besar danmenunjukkan inefisiensi dalam pengelolaan dana pendidikan dan mengakibatkanpengurangan penerimaan dana pendidikan bagi sasaran pendidikan.3.2 Dana Pendidikan dari APBD Provinsi

Pembahasan tentang pendanaan pendidikan yang bersumber dari APBD di tigaprovinsi yang menjadi sampel, yaitu Provinsi Sumatera Barat, Jawa Timur, dan NusaTenggara Barat, pada tahun 2004 adalah sebagai berikut.3.2.1 Dana Pendidikan dari APBD Provinsi Sumatera Barat

Alokasi dana pendidikan yang teridentifikasi dari APBD Provinsi Sumatera Barattahun 2004 seperti terlihat dalam Tabel 7 adalah sebesar Rp25,1 milyar atau 5,16persen dari total APBD Sumatera Barat sebesar Rp486 milyar. Persentase anggaranpendidikan ini jauh kurang dari minimal 20 persen seperti yang diamanatkan UUDdan UU Sistem Pendidikan Nasional. Dana tersebut dikelola oleh Dinas Pendidikan.Tabel 7 Besar dan Persentase Dana Pendidikandari APBD Sumbar Tahun 2004Dana Pendidikan dan Unit Kerja Nilai dlm Rp milyar Nilai dlm %APBD Sumbar 486,0 100,00Dana Pendidikan dari APBD Sumbar 25,1 5,92Sumber: DASK Dinas Pendidikan, 2004 dan DASK Biro Sospora Provinsi Sumbar, 200415

Page 17: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDDana pendidikan tersebut oleh Dinas Pendidikan digunakan untuk belanjaaparatur daerah sebesar Rp18,5 milyar (73,88%) dan belanja pelayanan publik sebesarRp6,5 milyar (26,12%). Belanja pelayanan publik terdiri dari belanja administrasiumum sebesar Rp1,4 milyar; belanja operasional dan pemeliharaan sebesar Rp3,6milyar; dan belanja modal sebesar Rp1,49 milyar. (Lihat Tabel 8). Bila belanjaadministrasi umum untuk aparatur daerah digabungkan dengan belanja administrasiumum untuk pelayanan publik, maka total belanja administrasi umum mencapaiangka Rp19,9 milyar atau 79,5 persen dari total alokasi dana pendidikan. Dari totalbelanja administrasi umum tersebut, sebagian besar (79,4%) diantaranya digunakanuntuk membayar gaji dan tunjangan para pegawai di lingkungan Dinas PendidikanSumatera Barat yang berjumlah 2.292 orang.Tabel 8 Besar dan Persentase Penggunaan Dana Pendidikan yang Dikelola padaDinas Pendidikan Provinsi Sumbar Tahun 2004Penggunaan Nilai (Rp juta) %1. Belanja Aparatur Daerah 18.515 73,88a. Belanja Administrasi Umum 18.515b. Belanja Operasional dan Pemeliharaan 0c. Belanja Modal02. Belanja Pelayanan Publik 6.546 26,12a. Belanja Administrasi Umum 1.417b. Belanja Operasional dan Pemeliharaan 3.637c. Belanja Modal1.492Total 25.0601 100,00Sumber: DASK Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar, 2004Dengan mengidentifikasi setiap jenis belanja dalam dana pendidikan darisumber APBD Provinsi Sumatera Barata dapat diestimasi bahwa dari keseluruhandana pendidikan tersebut, yang dialokasikan ke sasaran pendidikan hanya 20,17persen atau Rp5,054 milyar dalam bentuk belanja modal dan belanja pemeliharaandan operasional; sedangkan, yang dialokasikan untuk pengelolaan mencapai 79,83persen atau Rp20 milyar untuk belanja administrasi umum (gaji pegawai). Persentasealokasi dana pendidikan untuk pengelolaan tersebut jauh terlalu banyak sebab jauhlebih besar dari 10 persen, dan berarti terjadi inefisiensi yang sangat tinggi dalampengelolaan dana pendidikan dan mengakibatkan penurunan yang sangat besar padadana yang seharusnya diterima sasaran pendidikan.16

Page 18: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBD3.2.2 Dana Pendidikan dari APBD Provinsi Jawa Timur

Total anggaran sektor pendidikan dari APBD Provinsi Jawa Timur pada tahun 2004berjumlah Rp461 milyar atau sekitar 13,80 persen dari total APBD Provinsi JawaTimur yang berjumlah Rp3,340 triliun. (Lihat Tabel 9). Persentase anggaranpendidikan ini jauh kurang dari minimal 20 persen seperti yang diamanatkan UUDdan UU Sistem Pendidikan Nasional. Dana pendidikan tersebut, hampir seluruhnya(99,13%) atau sejumlah Rp457 milyar dikelola oleh Dinas Pendidikan danKebudayaan dan sisanya sebesar Rp4 milyar (0,87%) dikelola oleh BagianPendidikan Biro Mental dan Spiritual, Sekretaris Daerah Provinsi.Tabel 9 Besar dan Persentase Dana Pendidikan dari APBD Jatim danPengelolanya Tahun 2004Dana Pendidikan dan Pengelolanya Nilai dlm Rp milyar Nilai dlm % Nilai dlm %APBD Jatim 3.340 100,00Dana Pendidikan dari APBD Jatim 461 13,80 100,001. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 457 99,132. Biro Mental dan Spiritual Setda 4 0,87Sumber:Dinas P & K, dan Biro Mental dan Spiritual, Setda Kantor Gubernur JawaTimur, data diolah.Dari keseruhan dana pendidikan yang berada di Dinas Pendidikan danKebudayaan, sebagian besar (80,39% atau Rp367,5 milyar) dikelola oleh Sub Dinas(Subdin) Pendidikan Dasar dan sisanya diekola oleh Subdin Pendidikan Dasar,Subdin Pendidikan Menengah Umum, Subdin Pendidikan Luar Biasa, SubdinPendidikan Menengah Kejuruan, Subdin Pendidikan Luar Sekolah, Subdin TenagaKependidikan, Unit Pelaksana Teknis Dinas, dan Bagian Penyusunan Program danTata Usaha. (Lihat Tabel 10). Dana Pendidikan yang dikelola Biro Mental danSpiritual, Sekretariat Daerah (Setda) pada Kantor Gubernur Jawa Timur digunakansebagai bantuan untuk berbagai kegiatan pendidikan dari pendidikan dasar sampaipendidikan tinggi seperti tercantum dalam Tabel 11.Dengan mengidentifikasi jenis belanja dapat diestimasi komposisi alokasidana pendidikan dari APBD Provinsi Jawa Timur antara untuk sasaran pendidikandan untuk pengelolaan pendidikan seperti yang dapat dilihat dalam Tabel 12. DinasPendidikan dan Kebudayaan mengalokasikan dana pendidikan yang dikelolanya yangbesarnya Rp457 milyar untuk sasaran pendidikan sebesar Rp365,7 milyar atau 8017

Page 19: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDpersen dan untuk pengelolaan pendidikan sebesar Rp91,4 milyar atau 20 persen;sedangkan, Biro Mental dan Spiritual Setda mengalokasikan dana pendidikan yangdikelolanya yang besarnya Rp4,05 milyar untuk sasaran pendidikan sebesar Rp2,35milyar atau 58,07 persen dan untuk pengelolaan pendidikan sebesar Rp1,7 milyar atau41,93 persen. Dengan demikian dari keseluruhan dana pendidikan dari APBDProvinsi Jawa Timur yang besarnya Rp461,2 milyar, sebesar Rp368 milyar atau 79,81persen dialokasikan untuk sasaran pendidikan dan Rp93,13 milyar atau 20,19 persendialokasikan untuk pengelolaan pendidikan. Persentase alokasi dana pendidikanuntuk pengelolaan pendidikan yang lebih besar dari 10 persen ini menunjukkanineffisisensi dalam pengelolaan pendidikan dan mengakibatkan penguranganpenerimaan dana pendidikan bagi sasaran pendidikan.Tabel 10 Komposisi Dana Pendidikan Menurut Satuan Kerja dan Program diKantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur Tahun 2004No. Satuan Kerja Nilai dlm Rp juta Nilai dlm %1. Subdin Pendidikan Dasar 367.526 80,392. Subdin Pendidikan Menengah Umum 6.063 1,333. Subdin Pendidikan Luar Biasa 1.230 0,274. Subdin Pendidikan Menengah Kejuruan 2.500 0,555. Subdin Pendidikan Luar Sekolah 2.225 0,496. Subdin Tenaga Kependidikan 7.600 1,667. Unit Pelaksana Teknis Dinas 9.895 2,168. Bagian Penyusunan Program dan Tata Usaha 6.122 1,349. Dana Rutin (ATK, Daya dan Jasa, dll) 54.000 11,81Jumlah Dana Pendidikan di Dinas P & K 457.161100,00Tabel 11 Penggunaan Dana Pendidikan pada Bagian Pendidikan Biro Mentaldan Spiritual, Sekretariat Daerah Kantor Gubernur Jawa Timur Tahun 2004% thdpNo. Kegiatan/Sub Kegiatan Nilai dlmRp jutaTotal1 Bantuan Kemahasiswaan387 9,562 Bantuan Rehab Gedung/Peralatan Kampus 550 13,583 Bantuan Kegiatan Kelompok Mahasiswa 50 1,234 Bantuan Pemberdayaan Dosen dan Mahasiswa 120 2,965 Bantuan Pemberdayaan Perguruan Tinggi Menghadapi Era Globalisasi 120 2,966 Bantuan Rehabilitasi Gedung TK, SD, SLB, SLTP, dan SMU 300 7,417 Bantuan Peralatan TK, SD, SLB, SLTP, SMU 200 4,948 Bantuan Penyelenggaraan Hari Nasional/Internasional 200 4,949 Bantuan Kegiatan Siswa200 4,9410 Bantuan untuk Kegiatan Pendidikan dan Kebudayaan 848 20,9418

Page 20: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBD% thdpNo. Kegiatan/Sub Kegiatan Nilai dlmRp jutaTotal11 Bantuan Koordinasi Peningkatan Kualitas Pengelola SLB 125 3,0912 Bantuan Rapat Kerja dan Sinkronisasi Pendidikan Luar Sekolah 125 3,0913 Bantuan Kebijkn Pengemb Sek Kejuruan yg Berbasis pd Kebud Daerah 125 3,0914 Bantuan Pelatihan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi 125 3,0915 Bantuan Pelatihan Pencegahan Pengenalan Hubungan Sex Pra Nikah 125 3,0916 Koordinasi Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun 75 1,8517 Peningkatan Kualitas Belajar PKBM 75 1,8518 Peningkatan Kualitas Pemahaman dalam Berbahasa Indonesia bagiPengasuh Pondok Pesantren dan Pengelola Media Masa 100 2,4719 Peringatan Hari Anak Nasional100 2,4720 Peringatan Hari Aksara Internasional 100 2,47Total4.050 100,00Tabel 12 Komposisi Alokasi Dana Pendidikan untuk Sasaran Pendidikan danBukan Sasaran Pendidikan Menurut Pengelolanya di Prov. Jatim Tahun 2004Alokasi DanaAlokasi Danauntuk Sasaranuntuk PengelolaanPengelola Dana Total(Rp juta)PendidikanPendidikan(Rp juta)%(Rp juta)%Dinas P dan K 457.161 365.729 80,00 91.432 20,00Biro Mental dan Spiritual Setda 4.050 2.352 58,07 1.698 41,93Total 461.211 368.081 79,81 93.130 20,193.2.3 Dana Pendidikan dari APBD Provinsi Nusa Tenggara Barat

Total anggaran sektor pendidikan dalam APBD Provinsi NTB pada tahun 2004berjumlah Rp27,525 milyar, atau sekitar 6,01% dari total APBD yang berjumlahRp440,9 milyar. (Lihat Tabel 13). Persentase anggaran pendidikan ini jauh kurangdari minimal 20 persen seperti yang diamanatkan UUD dan UU Sistem PendidikanNasional. Dana pendidikan tersebut hampir seluruhnya (96,36% atau Rp26,52 juta)dikelola oleh Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Provinsi NTB dansekitar Rp1 milyar (3,64%) sisanya dikelola oleh Badan Perencanaan PembangunanDaerah (Bappeda) Provinsi NTB.Dana pendidikan yang dikelola Dikpora, sebagaimana tercantum dalamDokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK) Dinas Dikpora Provinsi NTB TahunAnggaran 2004, digunakan untuk belanja tidak langsung sejumlah Rp9,220 milyar(34,77%) dan belanja langsung sejumlah Rp17,300 milyar (65,23%). (Lihat Tabel14). Anggaran belanja tidak langsung adalah anggaran yang digunakan untuk belanja19

Page 21: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDrutin kantor, sedangkan anggaran belanja langsung adalah anggaran yang digunakanuntuk menyelenggarakan program dan kegiatan (dalam sistem anggaran terdahuludikenal dengan Anggaran Pembangunan). Belanja untuk aparatur daerah terdapatpada kedua kelompok anggaran tersebut. Belanja aparatur daerah pada kelompokbelanja tidak langsung adalah biaya rutin bulanan, sedangkan belanja aparatur daerahpada kelompok belanja langsung bersifat insidental yang muncul karena suatukegiatan.Tabel 13 Besar dan Persentase Dana Pendidikan dari APBD Nusa TenggaraBarat dan Pengelolanya Tahun 2004Dana Pendidikan dan Pengelolanya Nilai dlm Rp milyar Nilai dlm % Nilai dlm %APBD NTB 440,9 100,00Dana Pendidikan dari APBD NTB 27,5 6,01 100,001. Dinas Dikpora 26,5 96,362. Bappeda1,0 3,64Sumber: Bappeda Provinsi NTBTabel 14 Penggunaan Dana Pendidikan dari APBN yang dikelola DinasDikpora Provinsi NTB Tahun 2004Penggunaan Dana Jumlah Dana(Rp 000) %(1) (2) (3)1. Belanja Tidak Langsung 9,221 34,77a. Belanja Aparatur Daerah 9,221b. Belanja Publik02. Belanja Langsung 17,300 65,23a. Belanja Aparatur Daerah 3,213b. Belanja Publik14,087Total 26,521 100.00Sumber: DASK Dinas Dikpora Provinsi NTB TA 2004Belanja langsung mencakup anggaran-anggaran untuk lima program dan 12sub-program yang diselenggarakan oleh Dinas Dikpora Provinsi NTB. (Lihat Tabel15). Program yang mendapat alokasi dana terbesar adalah Program Pendidikan LuarSekolah, yaitu sejumlah Rp6,371 milyar (36,83%); diikuti oleh Program PendidikanDasar sejumlah Rp4,223 milyar (24,41%), dan Program Pendidikan Menengahsejumlah Rp4 milyar (23,46%). Program Sinkronisasi dan koordinasi Pembangunan20

Page 22: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDPendidikan Nasional mendapat alokasi dana sejumlah Rp2,28 milyar, sementaraProgram Pendidikan Tinggi adalah program yang memperoleh alokasi dana terkecil,yaitu sejumlah Rp367,95 milyar atau sekitar 2,13 persen dari total alokasi APBDProvinsi NTB untuk pendidikan Tahun Anggaran 2004.Tabel 15 Penggunaan Dana Pendidikan dari Anggaran Belanja LangsungDinas Dikpora Provinsi NTB Menurut Program dan sub-Program Tahun 2004Program dan Sub-Program Nilai Dana dlmRp juta %1. Pendidikan Dasar dan TK 4.223 24,41a. Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan 2.734 15,80b. Peningkatan Perluasan dan kesempatan896 5,18Belajarc. Peningkatan Mutu & Efisiensi Balai Tekkom 593 3,432. Pendidikan Menengah : 4.058 23,46Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan4.058 23,46Menengah3. Pendidikan Tinggi 368 2,13a. Peningkatan mutu perguruan tinggi 322 1,86b. Peningkatan efisiensi dan efektivitas46 0,27pendidikan4. Sinkronisasi dan Koordinasi Pembangunan2.280 13,18Pendidikan Nasionala. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan 1.413 8,17b. Peningkatan efisiensi dan efektivitas867 5,01pendidikan5. Pendidikan Luar Sekolah 6.371 36,83a. Pengembangan kepemudaan dan403 2,33keolahragaanb. Pengembangan PLS dan PADU 4.169 24,10c. Sosialisasi, lokakarya, diklat dan pembinaan1.240 7,17PKBMd. Model KEP, PADU, dan Anjal PKBM 559 3,23Total17.300 100,00Sumber: DASK Dinas Dikpora Provinsi NTB TA 2004Dana pendidikan yang dikelola Bappeda Provinsi NTB sebesar Rp1 milyarberasal dari Dana Alokasi Khusus Non Reboisasi (DAK-NR) untuk Pendidikan.Dana tersebut digunakan untuk renovasi gedung sekolah/madrasah dari SD/MIsampai SMA/MA swasta. (Lihat Tabel 16). Pada Tahun Anggaran 2004 dan tahunanggaran sebelumnya, alokasi dana pendidikan untuk renovasi bangunan sekolah dari21

Page 23: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDDinas Dikpora lebih banyak diperuntukkan bagi sekolah/madrasah negeri, sehinggadana pendidikan yang dikelola oleh Bappeda tersebut disepakati untuk dialokasikankepada sekolah/madrasah swasta.Tabel 16 Penggunaan Dana Pendidikan yang Dikelola Bappeda Provinsi NTBTahun 2004JumlahNilai Dana perJumlahPenggunaan DanaSekolah/Sek/MadDana%Madrasah(Rp ribu)(Rp ribu)1. Sekolah Dasar (SD) 4 3.750 15.000 1,492. Sekolah Menengah Pertama (SMP) 38 5.000 190.000 18,933. Sekolah Menengah Atas (SMA) 50 5.000 250.000 24,914. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 51 3.500 178.500 17,795. Madrasah Tsanawiyah (MTs) 39 5.000 195.000 19,436. Madrasah Aliyah (MA) 35 5.000 175.000 17,44Total 215 --- 1.003.500 100,00Sumber: Bappeda Provinsi NTBDengan mengidentifikasi jenis belanja dapat diestimasi komposisi alokasidana pendidikan dari APBD Provinsi Nusa Tenggara Barat antara untuk sasaranpendidikan dan untuk pengelolaan pendidikan dapat dilihat dalam Tabel 17. DinasDikpora mengalokasikan dana pendidikan yang besarnya Rp 26,5 milyar yangdikelolanya untuk sasaran pendidikan sebesar Rp14,1 milyar atau 53,12 persen danuntuk pengelolaan pendidikan sebesar Rp12,4 milyar atau 46,88 persen; sedangkan,Bappeda mengalokasikan seluruh dana pendidikan yang dikelolanya yang besarnyaRp1 milyar untuk sasaran pendidikan. Dengan demikian, dari keseluruhan danapendidikan dari APBD Provinsi Nusa Tenggara Barat, Rp15,1 milyar atau 54,82persen dialokasikan untuk sasaran pendidikan dan Rp12,4 milyar atau 45,18 persendialokasikan untuk pengelolaan pendidikan. Persentase alokasi dana pendidikanuntuk pengelolaan pendidikan yang jauh lebih besar dari 10 persen ini menunjukkanineffisisensi dalam pengelolaan pendidikan dan mengakibatkan penguranganpenerimaan dana pendidikan bagi sasaran pendidikan.3.3 Dana Pendidikan dari APBD Kabupaten/Kota

Berikut akan dibahas tentang pendanaan pendidikan yang bersumber dari APBD dienam kabupaten/kota yang menjadi sampel, yaitu Kota Padang, Kabupaten 50 Kota,22

Page 24: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDKota Surabaya, Kabupaten Gresik, Kota Mataram, dan Kabupaten Lombok Timurpada tahun 2004.Tabel 17 Komposisi Alokasi Dana Pendidikan untuk Sasaran Pendidikan danBukan Sasaran Pendidikan Menurut Pengelolanya di Prov. NTB Tahun 2004Alokasi DanaAlokasi Danauntuk Sasaranuntuk PengelolaanPengelola Dana Total(Rp juta)PendidikanPendidikan(Rp juta)%(Rp juta)%Dinas Dikpora Provinsi NTB 26.521 14.087 53,12 12.434 46,88Bappeda Provinsi NTB 1.004 1.004 100,00 0 0,00Total 27.524 15.090 54,82 12.434 45,183.3.1 Dana Pendidikan yang Bersumber dari APBD Kota Padang

Total dana pendidikan dari APBD Kota Padang yang dikelola Dinas Pendidikan tahunanggaran 2004 adalah Rp216,789 milyar atau 49,7 persen dari total dana APBD yangsebesar Rp436,224 milyar. Apabila dana pendidikan dari APBD ini dikurangi gajipendidik yang sebesar Rp177,602 milyar, dana pendidikan tersebut adalah Rp39,187milyar atau 8,98 persen dari total APBD. (Lihat Tabel 18). Persentase terakhir inibelum mencapai separuh dari persentase dana pendidikan dari APBD yang menurutUU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional besarnya adalah 20persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di luar gaji pendidik.Tabel 18 Besar dan Persentase Dana Pendidikan dari APBD Kota PadangTahun 2004Dana Pendidikan dan Pengelolanya Nilai dlm Rp milyar Nilai dlm %APBD Kota Padang436,224 100,00Dana Pendidikan dari APBD Termasuk Gaji Guru 216,789 49,70Dana Pendidikan dari APBD Tidak Termasuk Gaji Guru 39,187 8,98Tabel 19 memperlihatkan penggunaan dana pendidikan dari APBD KotaPadang. Dari keseluruhan dan pendidikan yang besanya Rp216,789 milyar tersebut,digunakan untuk belanja aparatur daerah sebesar Rp326,5 juta atau 0,15 persennyadan untuk belanja publik sebesar Rp216,462 milyar atau 99,85 persennya. Belanjaaparatur daerah mencakup belanja administrasi berupa gaji dan tunjangan pegawai23

Page 25: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDDinas Pendidikan sebesar 88,30 persennya atau Rp288 juta dan belanja operasionaldan pemeliharaan kantor Dinas Pendidikan sebesar 11,70 persennya atau Rp38 juta.Hampir semua (97,09 % atau Rp210,174 milyar) belanja publik digunakan untukbelanja administrasi umum berupa gaji dan tunjangan pendidik dan tenaga tenagakependidikan, serata sisanya untuk belanja operasional dan pemeliharaan satuanpendidikan sebesar 2,38 persennya atau Rp5,148 milayar dan belanja modal satuanpendidikan sebesar 0,53 persen atau Rp1,140 milyar.Tabel 19 Penggunaan Dana Pendidikan dari Sumber APBD Kota PadangJenis Pengeluaran Nilai dlm Rp juta Nilai dlm % Nilai dlm %A. Belanja Aparatur Daerah 326,500 0,15100,001. Belanja Adminstrasi Umum 288,300 0,1388,302. Belanja Operasional dan Pemeliharaan 38,200 0,0211,70B. Belanja Publik 216.462,352 99,85100,001. Belanja Adminstrasi Umum 210.173,812 96,9597,092. Belanja Operasional dan Pemeliharaan 5.148,540 2,372,383. Belanja Modal 1.140,000 0,530,53Total 216.788,852 100,00Sumber: Perda Kota Padang No. 20/2004.Dengan mengidentifikasi setiap jenis belanja dalam dana pendidikan darisumber APBD Kota Padang dapat diestimasi bahwa dari keseluruhan dana pendidikandari sumber APBD Kota Padang tersebut, yang dialokasikan ke sasaran pendidikanadalah sebesar 84,51 persen atau Rp183,216 milyar dalam bentuk gaji dan tunjanganpendidik dan tenaga kependidikan, belanja modal, belanja operasional danpemeliharaan; sedangkan, yang dialokasikan untuk pengelolaan adalah sebesar 15,48persen atau Rp33,573 milyar untuk belanja administrasi umum (gaji pegawai DinasPendidikan), serta belanja modal dan belanja operasional dan pemeliharaan kantorDinas Pendidikan. Persentase alokasi dana ke pengelolaan pendidikan masih agakterlalu besar karena lebih besar dari 10 persen, yang berarti masih terjadi inefisiensidalam pengelolaan dana pendidikan dan mengakibatkan pengurangaan penerimaandana pendidikan pada sasaran pendidikan.24

Page 26: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBD3.3.2 Dana Pendidikan yang Bersumber dari APBD Kab. 50 Kota

Total dana pendidikan dari APBD Kabupaten 50 Kota tahun anggaran 2004 adalahRp100,664 milyar atau 39,53 persen dari total dana APBD yang sebesar Rp254,639milyar. Apabila dana pendidikan dari APBD ini dikurangi gaji pendidik yangbesarnya Rp84,541 milyar, dana pendidikan tersebut adalah Rp16,124 milyar atau6,33 persen dari total APBD. (Lihat Tabel 20). Persentase terakhir ini barumencapai kurang dari sepertiga persentase dana pendidikan dari APBD yang menurutUU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional besarnya adalah 20persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di luar gaji pendidik.Tabel 20 Besar dan Persentase Dana Pendidikan dari APBD Kab 50 KotaTahun 2004Dana Pendidikan dan Pengelolanya Nilai dlm Rp milyar Nilai dlm %APBD Kabupaten 50 Kota 254,639 100,00Dana Pendidikan dari APBD Termasuk Gaji Guru 100,664 39,53Dana Pendidikan dari APBD Tidak Termasuk Gaji Guru 16,124 6,33Tabel 21 menunjukkan penggunaan dana pendidikan dari APBD Kabupaten50 Kota. Dari keseluruhan dana pendidikan yang sebesar Rp100,664 milyar itu,hampir semuanya (sebesar Rp92,161 milyar atau 91,46 persen) digunakan untukbelanja administrasi umum (BAU) dan sianya untuk belanja operasional danpemeliharaan (BOP) sebesar Rp4,363 milyar atau 4,33 persen dan belanja modal(BM) sebesar Rp4,140 juta atau 4,11 persen.Dengan mengidentifikasi setiap jenis belanja dalam dana pendidikan darisumber APBD Kabupaten 50 Kota dapat diestimasi bahwa dari keseluruhan danapendidikan dari sumber APBD Kabupaten 50 Kota, yang dialokasikan ke sasaranpendidikan adalah sebesar 91,80 persen atau Rp92,365 milyar dalam bentuk gaji dantunjangan pendidik dan tenaga kependidikan, belanja modal, belanja operasional danpemeliharaan; sedangkan, yang dialokasikan untuk pengelolaan adalah sebesar 8,20persen atau Rp8,299 milyar untuk belanja administrasi umum (gaji pegawai DinasPendidikan), serta belanja modal dan belanja operasional dan pemeliharaan kantorDinas Pendidikan. Persentase alokasi dana pendidikan untuk pengelolaan pendidikanyang kurang dari 10 persen ini menunjukkan effisiensi yang baik dalam pengelolaanpendidikan.25

Page 27: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDTabel 21 Penggunaan Dana Pendidikan Kabupaten 50 Kota dari Sumber APBDNilai dlmNilai dlmPenggunaan Nilai dlmRp juta%%A. Belanja Administrasi Umum 92.160,798 91,46 100,001 Belanja Pegawai 91.891,924 91,29 99,712 Barang dan Jasa 131,469 0,13 0,143 Perjalanan Dinas 54,100 0,05 0,064 Pemeliharaan 83,305 0,08 0,09B. Belanja Operasional dan Pemeliharaan 4.363,476 4,33 100,001 Peningkatan Dikdasmen 3.424,002 3,40 78,472 Pendidikan Kedinasan Tenaga Pengajar 165,000 0,16 3,783 Peningkatan mutu pendidikan 272,800 0,27 6,254 Pemberdayaan PLS 137,400 0,14 3,156 Peningkatan Aktivitas Pemuda 55,900 0,06 1,287 Peningkatan Sarana dan Sarana Pendidikan 291,953 0,29 6,698 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Pendidikan 16,421 0,02 0,38C. Belanja Modal 4.140,000 4,11 100,001 Peningkatan Sarana dan Sarana Pendidikan 1.240,000 1,23 29,952 Rehabilitasi Ringan dan Sedang 2.900,000 2,88 70,05Total100.664,274100,00Sumber: DASK Perubahan Kabupaten 50 Kota (2004)3.3.3 Dana Pendidikan yang Bersumber dari APBD Kota Surabaya

Total dana pendidikan dari APBD Kota Surabaya Tahun anggaran 2004 adalahRp337,697 milyar atau 25,20 persen dari total dana APBD yang sebesar Rp1,340triliun. Apabila dana pendidikan dari APBD ini dikurangi gaji pendidik yangdiperkirakan sebesar Rp224,171 milyar (80% dari nelanja pegawai), dana pendidikantersebut berjumlah Rp113,526 milyar atau 8,47 persen dari total APBD. (Lihat Tabel22). Persentase terakhir ini baru mencapai kurang dari setengah persentase danapendidikan dari APBD yang menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional besarnya adalah 20 persen dari Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah (APBD) di luar gaji pendidik.Penggunaan dana pendidikan dari APBD Kota Surabaya dapat dilihat dalamTabel 23. Dari keseluruhan dana pendidikan yang sebesar Rp337,697 milyar itu,sebagian besar digunakan untuk belanja tidak langsung (rutin), yaitu sebesarRp283,603 milyar (83,98%), dan sisanya untuk belanja langsung (pembangunan),26

Page 28: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDyaitu sebesar Rp54,094 milyar (16,02%). Hampir semua (98,80 %) belanja tidaklangsung atau rutin adalah berupa belanja pegawai dan personalia, dan sisanya untukbelanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan, dan belanja bantuan keuangan.Belanja langsung (pembangunan) adalah berupa pengembangan-pengembanganPADU, TK, SD, SLTP, SMU, SMP, PLB, PLS, dll.Tabel 22 Besar dan Persentase Dana Pendidikan dari APBD Kota SurabayaTahun 2004Dana Pendidikan dan Pengelolanya Nilai dlm Rp milyar Nilai dlm %APBD Kabupaten Kota Surabaya 1.340,000 100,00Dana Pendidikan dari APBD Termasuk Gaji Guru 337,697 25,20Dana Pendidikan dari APBD Tidak Termasuk Gaji Guru 113,526 8,47Tabel 23 Penggunaan Dana Pendidikan Kota Surabaya dari SumberAPBD Tahun Anggaran 2004NilaiJenis Pengunanaa Nilai dlm Rp juta Nilaidlm %dlm %A. Belanja Tidak Langsung (Rutin) 283.602,919 83,98 100,001. Belanja Pegawai dan Personalia 280.213,422 82,98 98,802. Belanja Barang dan Jasa 1.727,414 0,51 0,613. Belanja Pemeliharaan 1.200,000 0,36 0,424. Belanja Bantuan Keuangan 462,083 0,14 0,16B. Belanja Langsung (Pembangunan) 54.093,989 16,02 100,001. Pengembangan TK, SD, dan PLB 5.717,387 1,69 10,572. Pengembangan SLTP, SMU, dan SMK 6.191,056 1,83 11,443. Pengembangan PLS dan PADU 185,059 0,05 0,344. Pengembangan Pemuda dan Olahraga 259,954 0,08 0,485. Pengembangan Kurikulum, Mutu Pendidikandan Tenaga Kependidikan 6.085,135 1,80 11,256. Pengembangan Sarana, Prasarana danAdministrasi/Umum 35.655,398 10,56 65,91Total 337.696,909 100,00Sumber: DASK Dinas Pendidikan Kota Surabaya TA 2004 (diolah)Dengan mengidentifikasi setiap jenis belanja dalam dana pendidikan darisumber APBD Kota Surabaya dapat diestimasi bahwa dana pendidikan yangdialokasikan ke sasaran pendidikan adalah sebesar 81,53 persen atau Rp275,30827

Page 29: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDmilyar dalam bentuk gaji dan tunjangan pendidik dan tenaga kependidikan, belanjamodal, belanja operasional dan pemeliharaan; sedangkan, yang dialokasikan untukpengelolaan pendidikan adalah sebesar 18,47 persen atau Rp62,388 milyar untukbelanja administrasi umum (gaji pegawai Dinas Pendidikan), serta belanja modal danbelanja operasional dan pemeliharaan kantor Dinas Pendidikan. Persentase alokasidana pendidikan untuk pengelolaan pendidikan yang lebih besar dari 10 persen inimenunjukkan ineffisisensi dalam pengelolaan pendidikan dan mengakibatkanpengurangan penerimaan dana pendidikan bagi sasaran pendidikan.3.3.4 Dana Pendidikan yang Bersumber dari APBD Kab. Gresik

Dana pendidikan dariAPBD Kabupaten Gresik adalah sebesar Rp154,337 milyar danmerupakan 37,67 persen dari total APBD kabupaten yang besarnya adalah Rp409,688milyar. Apabila dana pendidikan dari APBD tersebut dikurangi gaji pendidik yangbesarnya Rp101,442 milyar, dana pendidikan dari APBD tidak termasuk gaji pendidiktersebut menjadi Rp52,895 milyar atau 12,91 persen dari APBD Kabupaten. (LihatTabel 23). Jumlah ini masih sangat kurang dibandingkan ketentuan dalam UUSPNNo. 20/2003 yang menghendaki anggaran pendidikan 20 persen dari APBDkabupaten.Tabel 23 Besar dan Persentase Dana Pendidikan dari APBD Kab. GresikTahun 2004Dana Pendidikan dan Pengelolanya Nilai dlm Rp milyar Nilai dlm %APBD Kabupaten Kabupaten Gresik 409,688 100,00Dana Pendidikan dari APBD Termasuk Gaji Guru 154,337 37,67Dana Pendidikan dari APBD Tidak Termasuk Gaji Guru 52,895 12,91Tabel 24 menyajikan penggunaan dana pendidikan dariAPBD KabupatenGresik. Dari keseluruhan dana pendidikan tersebut, sebagian besar (86,49 persen atauRp133,479 milyar) digunakan untuk belanja administrasi umum (BAU), sisanyauntuk belanja operasional dan pemeliharaan (BOP) sebesar Rp11,013 milyar (7,14persen), dan belanja modal sebesar Rp9,845 milyar (6,38 persen). Dalam kelompokbelanja administrasi umum, hampir semuanya berupa belanja pegawai, lainnya berupabelanja barang dan jasa, perjalanan dinas, dan pemeliharaan. Dalam kelompokbelanja operasional dan pemeliharaan, hampir semuanya untuk peningkatanmanajemen mutu. Sebagian besar belanja modal berupa pembangunan gedung28

Page 30: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDsekolah dan peberian bantuan rehabilitasi dan pembangunan ruang kelas baru (RKB)sekolah swasta.Tabel 24 Penggunaan Dana Pendidikan dari APBD Kabupaten GresikTahun 2004NilaiNilaiJenis Penggunaan Nilai dlmRp jutadlm %dlm %A. Belanja Administrasi Umum 133.478,939 86,49 100,001. Belanja Pegawai 130,348,474 84,46 97,652. Barang dan Jasa 2,326,429 1,51 1,743. Perjalanan Dinas 142,980 0,09 0,114. Pemeliharaan 661,056 0,43 0,50B. Belanja Operasional dan Pemeliharaan 11.013,149 7,14 100,001. Peningkatan manajemen mutu pendidikan 10,880,590 7,05 98,802. Pembinaan pendidikan dasar 3,099 0,00 0,033. Pendidikan pembinaan manajemen 225 0,00 0,004. Pembinaan tenaga kependidikan 3,132 0,00 0,035. Pembinaan pendidikan luar sekolah 508 0,00 0,006. Inventarisasi dan pembinaan nilai budaya 50,000 0,03 0,457. Pembinaan pembahasan kesusastraan dankeperpustakaan, pembinaan kesenian daerah 12,523 0,01 0,118. Pembinaan tradisi, pengelolaan sejarah dan musium 60,000 0,04 0,549. Pembinaan dan pengembangan kepemudaan sertapembinaan keolahragaan 3,072 0,00 0,03C. Belanja Modal 9.844,700 6,38 100,001. Bangunan gedung tempat kerja 325,000 0,21 3,302. Bangunan gedung sekolah 4,750,865 3,08 48,263. Bantuan rehabilitasi dan Ruang Kelas Baru (RKB)sekolah swasta 4,768,835 3,09 48,44Total154.336,788 100,00Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten, khusus pengolahan belanja operasional danpemeliharaan berdasarkan proporsi data tahun 2005.Dengan mengidentifikasi setiap jenis belanja dalam dana pendidikan darisumber APBD Kabupaten Gresik dapat diestimasi bahwa dana pendidikan yangdialokasikan ke sasaran pendidikan adalah sebesar 71,06 persen atau Rp109,667milyar dalam bentuk gaji dan tunjangan pendidik dan tenaga kependidikan, belanjamodal, belanja operasional dan pemeliharaan; sedangkan, yang dialokasikan untukpengelolaan adalah sebesar 28,94 persen atau Rp44,670 milyar untuk belanjaadministrasi umum (gaji pegawai Dinas Pendidikan), serta belanja modal dan belanja29

Page 31: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDoperasional dan pemeliharaan kantor Dinas Pendidikan. Persentase alokasi danapendidikan untuk pengelolaan pendidikan yang lebih besar dari 10 persen inimenunjukkan ineffisisensi dalam pengelolaan pendidikan dan mengakibatkanpengurangan penerimaan dana pendidikan bagi sasaran pendidikan.3.3.5 Dana Pendidikan yang Bersumber dari APBD Kota Mataram

Total dana pendidikan yang bersumber dari APBD Kota Mataram adalah sebesarRp100,748 Milyar.Jumlah dana pendidikan ini merupakan 45,21 persen dari totalAPBD Kota Mataram yang besarnya adalah Rp222,836 milyar. Jumlah ini termasukgaji tenaga pendidik yang besarnya adalah Rp54,781 milyar. Bila tidak termasuk gajipendidik, besarnya dana pendidikan tersebut adalah Rp45,976 milyar atau 20,63persen. (Lihat Tabel 25). Persentase terakhir ini sudah memenuhi amanat UU No. 20Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa dana pendidikan minimal 20persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di luar gaji pendidik.Tabel 25 Besar dan Persentase Dana Pendidikan dari APBD Kota MataramTahun 2004Dana Pendidikan dan Pengelolanya Nilai dlm Rp milyar Nilai dlm %APBD Kabupaten Kota Mataram 222,836 100,00Dana Pendidikan dari APBD Termasuk Gaji Guru 100,748 45,21Dana Pendidikan dari APBD Tidak Termasuk Gaji Guru 45,967 20,63Tabel 26 menyajikan pengelola dan penggunaan dana pendidikan tersebut.Dana pendidikan tersebut selain dikelola oleh Dinas Pendidikan kota juga dikelolaSekretariat Daerah Kota. Dinas Pendidikan mengelola 98,46 persen atau Rp99 milyardana pendidikan dari sumber APBD Kota. Dana itu sebagian besar (69 %) digunakanuntuk belanja pegawai, dan sisanya untuk belanja rutin di luar belanja pegawai danbagian tata usaha serta pengembangan pendidikan dasar, pendidikan menengah,pendidikan luar sekolah, dan kebudayaan. Sekretariat Daerah Kota mengelola danapendidikan yang besarnya Rp1,6 milyar (1,54 %) yang digunakan untuk danapendamping APBN Proyek Pendidikan Dasar, dana pendamping APBN ProyekPendidikan Menengah, dana pendamping APBN Proyek Pendidikan Luar Sekolahpemuda & Olah Raga, imbal swadaya (LoanADB), dan peningkatan sarana/prasaranamadrasah.30

Page 32: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDTabel 26 Pengelola dan Penggunaan Dana APBD Kota Mataram Tahun 2004Nilai dlmNilai dlmPengelola dan Penggunaan Nilai dlmRp juta%%A. Dinas Pendidikan 99.192,642 98,46 100,00Belanja Pegawai68.464,506 67,96 69,02Rutin di Luar Belanja Pegawai 6.135,472 6,09 6,19Bagian Tata Usaha746,810 0,74 0,75Subdin Dikdas17.901,502 17,77 18,05Subdin Dikmen5.328,544 5,29 5,37Subdin Diklusepora232,580 0,23 0,23Subdin Kebudayaan207,400 0,21 0,21Imbal Swadaya (LoanADB) 175,828 0,17 0,18-B. Sekretariat Daerah 1.555,510 1,54 100,00Dana Pendamping APBN Proyek Pendidikan Dasar 423,200 0,42 27,21Dana Pendamping APBN Proyek Penddk Menengah 602,060 0,60 38,70Dana Pendamping APBN Proyek Pendidikan Luar1,5000,10Sekolah pemuda & Olah Raga0,00Imbal Swadaya (LoanADB) 188,750 0,19 12,13Peningkatan Sarana/Prasarana Madrasah*) 340,00 0,34 0,22Total 100.748,152 100,00*) Subsidi Bantuan APBD Kota yang dialokasikan melalui Kantor DepartemenAgama Kota Mataram.Dengan mengidentifikasi jenis belanja dapat diestimasi komposisi alokasidana alokasi dana pendidikan dari APBD Kota Mataram antara untuk sasaranpendidikan dan untuk pengelolaan pendidikan seperti yang dapat dilihat dalam Tabel27. Dinas Pendidikan mengalokasikan dana pendidikan yang besarnya Rp 99,193milyar yang dikelolanya untuk sasaran pendidikan sebesar Rp76,233 milyar atau76,85 persen dan untuk pengelolaan pendidikan sebesar Rp22,960 milyar atau 23,15persen; sedangkan, Sekretariat Daerah mengalokasikan dana pendidikan yangdikelolanya yang besarnya Rp1,216 milyar untuk sasaran pendidikan sebesar Rp1,1milyar atau 90 persennya dan untuk pengelolaan pendidikan sebesar Rp122 juta atau10 persennya. Dengan demikian, dari keseluruhan dana pendidikan dari APBD KotaMataram, Rp77,633 milyar atau 77,06 persen dialokasikan untuk sasaran pendidikandan Rp23,115 milyar atau 22,94 persen dialokasikan untuk pengelolaan pendidikan.Persentase alokasi dana pendidikan untuk pengelolaan pendidikan lebih besar dari 10persen ini menunjukkan effisisensi yang baik dalam pengelolaan pendidikan danmengakibatkan pengurangan penerimaan dana pendidikan bagi sasaran pendidikan.31

Page 33: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDTabel 27 Komposisi Alokasi Dana Pendidikan untuk Sasaran Pendidikan danPengelolaan Pendidikan Menurut Pengelolanya di Kota Mataram Tahun 2004Alokasi Dana untukAlokasi Dana untukPengelola Nilai dlm RpSasaran PendidikanPengelolaan Pendidikanjuta(Rp juta)%(Rp juta)%Dinas Pendidikan 99.192,642 76.232,873 76,85 22.959,769 23,15Sekretariat Daerah 1.215,510 1.093,959 90,00 121,551 10,00Total 100.748,15277.632,832 77,06 23.115,320 22,943.3.6 Dana Pendidikan yang Bersumber dari APBD Kabupaten

Lombok Timur

APBD Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran 2004 berjumlah Rp378,903milyar. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp189,263 milyar atau 49,95 persendialokasikan untuk sektor pendidikan dan kebudayaan. Dana sektor pendidikan initermasuk gaji pendidik yang besarnya adalah Rp148,209 milyar. Apabila tidaktermasuk gaji pendidik, maka dana pendidikan tersebut adalah Rp40,954 milyar atau10,80 persen dari total APBD Kabupaten Lombok Timur. (Lihat Tabel 28).Persentase terakhir ini belum memenuhi amanat UU No. 20 Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa dana pendidikan minimal 20persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di luar gaji pendidik.Tabel 28 Besar dan Persentase Dana Pendidikandari APBD Kab. Lombok Timur Tahun 2004Dana Pendidikan dan Pengelolanya Nilai dlm Rp milyar Nilai dlm %APBD Kabupaten Kota Mataram 378,903 100,00Dana Pendidikan dari APBD Termasuk Gaji Guru 189,263 49,95Dana Pendidikan dari APBD Tidak Termasuk Gaji Guru 40,954 10,80Tabel 29 menggambarkan penggunaan dan pengelola dana pendidikan dariAPBD Kabupaten Lombok Timur. Dana pendidikan tersebut digunakan untukbelanja aparatur daerah sebesar Rp17,559 milyar (9,28%) dan belanja publik sebesarRp171,703 milyar (90,72 %). Hampir semua (98 %) belanja aparatur merupakanbelanja (gaji) pegawai Dinas Pendidikan dan sisanya untuk belanja rutin Kantor DinasP&K, pengadaan sarana dan prasarana Kantor Dinas P&K, pengawasan pegawaiDinas P&K, evaluasi program Dinas P& K, dan rehab Kantor Gudang Dinas P&K.Hampir semua (86,37 %) belanja publik adalah untuk belanja adminsitrasi umum32

Page 34: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDyang berupa gaji pendidik dan tenaga kependidikan, dan sisanya untuk belanjaoperasional dan pemeliharaan satuan pendidikan.Tabel 29 Penggunaan dan Penglola Dana Pendidikan dari SumberAPBD Kabupaten Lombok Timur Tahun 20 04Nilai dlmNilai dlmPengelola/Penggunaan Dana Nilai dlmRp juta%%A. Aparatur Daerah 17.559,949 9.28 100.001. Gaji pegawai/Personalia 17.314,459 9,15 98,602. Rutin Kantor Dinas PDK, KCD dan SKB Lotim 183,820 0,10 1,053. Sarana dan Prasarana Kantor Dinas 10,670 0,01 0,064. Pengawasan Pegawai Dinas P & K 6,000 0,00 0,035. Evaluasi Program Dinas P& K 5,000 0,00 0,036. Rehab Kantor Gudang Dinas P&K 40,000 0,02 0,23B. Belanja Publik 171.703,462 90,72 100,001. Belanja Administrasi umum 148.308,420 78,36 86,372. Belanja Operasional dan Pemeliharaan 18.540,157 9,80 10,80a. Subdin Dikdasmen 13.884,371 7,34b.Subdin Diklusepora 4.655,786 2,46C. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan keuangan 4.854,885 2,57Total 189,263,412 100,00Dengan mengidentifikasi rincian setiap jenis belanja dalam dana pendidikandari sumber APBD Kabupaten Lombok Timur dapat diestimasi bahwa danapendidikan yang dialokasikan untuk sasaran pendidikan adalah sebesar 88,71 persenatau Rp167,897 milyar dalam bentuk gaji dan tunjangan pendidik dan tenagakependidikan, belanja modal, belanja operasional dan pemeliharaan; sedangkan, yangdialokasikan untuk pengelolaan pendidikan adalah sebesar 11,29 persen atauRp21,366 milyar untuk belanja administrasi umum (gaji pegawai Dinas Pendidikan),serta belanja modal dan belanja operasional dan pemeliharaan kantor DinasPendidikan. Persentase alokasi dana pendidikan ini sedikit lebih besar dari 10 persen,yang berarti terjadi sedikit ineffisiensi dalam pengelolaan dana pendidikan.33

Page 35: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBD4. Simpulan dan RekomendasiDalam bagian ini akan disampaikan simpulan dan rekomendasi. Simpulan akandisampaikan terlebih dahulu dan kemudian dilanjutkan dengan rekomendasi.4.1 Simpulan(1) Dana pendidikan dari APBN 2004 disalurkan melalui anggaran belanja pusat,dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus non reboisasi (DAK NR).(2) Dana pendidikan yang disalurkan melalui anggaran belanja pusat berjumlahRp25,416 triliun yang berarti 9,95 persen dari total anggaran belanja pusat APBNyang besarnya adalah Rp255,308 triliun atau 6,79 persen dari APBN yangbesarnya adalah Rp374,416 triliun. Persentase ini lebih rendah dari minimal 20persen dari APBN dan APBD seperti yang diamanatkan UUD 1945 dan UU SPN.(3) Sebagian besar dana pendidikan itu dikelola oleh Depdiknas, yaitu sebesarRp19,440 triliun (76%); sisanya sebesar Rp4,713 triliun (19%) dikelola olehDepag; dan sebesar Rp1,262 triliun (5%) dikelola oleh kementerian dan lembagalainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Depdiknas mengelola dana pendidikan lebihdari empat kali lipat dari dana pendidikan yang dikelola Depag. Distribusi alokasipengelolaan dana ini tidak adil karena tidak proporsional.(4) Dana pendidikan yang dikelola Depdiknas terdiri dari dana rutin sebesar Rp5,981triliun (30,77%) dan dana pembangunan sebesar Rp13,459 triliun (69,23%).Secara keseluruhan, lebih dari separuh dana pendidikan itu yaitu sebesar Rp9,824triliun (50,53%) dikelola oleh Ditjen Dikdasmen, Rp6,76 triliun (34,78%) dikelolaoleh Ditjen Dikti, Rp1,711 triliun (8,80%) dikelola oleh Setjen, Rp799 milyar(4,11%) dikelola oleh Dijten PLSP, Rp179,34 milyar (0,92%) dikelola olehDitjen Olah Raga, dan Rp56,06 milyar (0,29%) dikelola oleh Itjen.(5) Dari keseluruhan dana rutin pendidikan itu, dialokasikan ke sasaran pendidikansebesar Rp3,078 triliun (52,46%), yaitu untuk perguruan tinggi-perguruan tingginegeri, dan sisanya sebesar Rp2,904 triliun (48,54%) digunakan oleh unit-unit diDepdiknas untuk pengelolaan pendidikan yang berupa belanja pegawai, belanjabarang, dan kegiatan pengelolaan pendidikan.(6) Dari keseluruhan dana pembangunan pendidikan itu, Rp4,574 triliun (34%)dialokasikan langsung ke sasaran pendidikan berupablock grant; Rp6,992 triliun(38%) dialokasikan ke Dinas Pendidikan dan lembaga pusat di seluruh provinsi34

Page 36: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDsebagai dana dekonsentrasi; dan Rp1,893 triliun (14%) diduga digunakan untukmanajemen proyek dekonsentrasi di Depdiknas.(7) Pemberianblock grantkepada sasaran pendidikan dilakukan melalui banyaksekali proyek yang sebagian besar berada di Ditjen Dikdasmen, dengan bentuk,antara lain: Bantuan Khusus Murid (BKM), Bantuan Khusus Guru (BKG),bantuan imbal swadaya USB untuk pendirian sekolah baru, bantuan imbalswadaya RKB untuk pembangunan kelas baru, program pemberian beasiswa bakatdan prestasi, bantuan imbal swadaya mutu untuk sarana dan prasarana mutu,bantuan operasional manajemen mutu (BOMM), dan program pendidikanBroadBased Education Life Skill.(8) Dari keseluruhan dana dekonsentrasi itu, oleh Dinas Pendidikan dan lembagapusat di seluruh provinsi dialokasikan ke sasaran pendidikan sebesar Rp5,079triliun (72,64%), dialokasikan ke seluruh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kotasebesar Rp785,7 milyar (11,24%), dan digunakan untuk manajemen proyekdekonsentrasi oleh Dinas Pendidikan dan lembaga pusat di provinsi sebesarRp1,127 triliun (16,12%). Dari dana dekonsentrasi pendidikan yang dikelola olehDinas Kabupaten/Kota itu,1 milyar (90%) dialokasikan ke sasaran pendidikan dansisanya sebanyak Rp78,6 milyar (10%) digunakan untuk manajemen proyekdekonsentrasi di Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Dana dekonsentrasi yangdiberikan oleh Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota kesasaranpendidikan juga dilakukan melalui banyak proyek dengan berbagai bentuk sepertihalnya yang dilakukan oleh Depdiknas.(9) Dalam sistem desentralisasi, jenis bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusatbaik langsung kepada satuan pendidikan berupablock grantmaupun melaluiDinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam bentukdekonsentrasi seperti digambarkan di atas sesungguhnya merupakan tugasPemerintah Daerah kabupaten/Kota. Karenanya kebijakan pendanaan inimenimbulkan tumpang tindih dan kerancuan tanggung jawab antara PemerintahPusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.Selain itu, mekanisme penyaluran bantuan melalui sangat banyak proyek dapatmenimbulkan tumpang tindih, ketidak merataan pemberian bagi sasaranpendidikan, dan meningkatnya biaya administrasi atau manajemen.(10) Dari keseluruhan dana rutin dan pembangunan pendidikan yang dikelolaDepdiknas sebesar Rp19,441 trilyun, 34,27 persennya digunakan untuk35

Page 37: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDpengelolaan pendidikan dan 65,73 persennya digunakan untuk sasaranpendidikan. Proporsi alokasi untuk pengelolaan ini jauh terlalu besar danmenunjukkan inefisiensi dalam pengelolaan dana pendidikan danmengakibatkan pengurangan penerimaan dana bagi sasaran pendidikan.(11) Dana pendidikan yang dikelola oleh Depag sebesar Rp4,713 triliun terdiri atasdana rutin sebesar Rp2,550 triliun (54,11%) dan dana pembangunan sebesarRp2,163 triliun (45,89%).(12) Dari keseluruhan dana rutin pendidikan di Depag itu, Rp1,892 triliun (74,20%)dialokasikan ke sasaran pendidikan berupa gaji pendidik dan sisanya sebesarRp658 milyar (25,80%) digunakan untuk pengelolaan pendidikan berupa belanjapegawai, belanja barang, dan kegiatan pengelolaan pendidikan di Depag Pusat,Kanwil Depag Provinsi, dan Kandepag Kabupaten/Kota.(13) Dari keseluruhan dana pembangunan pendidikan di Depag itu, Rp670,3 milyar(31%) dialokasikan ke sasaran pendidikan, Rp1,267 trilyun (58,58%)dialokasikan ke seluruh Kanwil Depag Provinsi sebagai dana dekonsentrasi, dansisanya sebesar Rp226,8 milyar (10,49%) digunakan untuk manajemen proyekdekonsentrasi di Depag Pusat. Pemberianblock grantkepada sasaranpendidikan di lingkungan Depag dilakukan melalui banyak sekali proyekdengan berbagai bentuk seperti yang dilakukan oleh Depdiknas.(14) Dari keseluruhan dana pendidikan yang dikelola Depag sebesar Rp4,713 trilyun,29,89 persennya digunakan untuk pengelolaan pendidikan dan 79,11 persennyadigunakan untuk sasaran pendidikan. Proporsi alokasi dana pendidikan untukpengelolaan ini terlalu besar dan menunjukkan inefisiensi dalam pengelolaandana pendidikan dan mengakibatkan pengurangan penerimaan dana pendidikanbagi sasaran pendidikan.(15) Dana pendidikan yang disalurkan melalui DAU yang besarnya adalah Rp82trilyun dan DAK NR yang untuk sektor pendidikan besarnya adalah Rp652,6milyar dan digunakan untuk merehabilitasi gedung SD dan MI, yang bersamadengan dana pendapatan asli daerah (PAD) di masing-masing provinsi dankabupaten/kota merupakan sumber dana Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah (APBD) masing-masing provinsi dan kabupaten/kota, dikelola olehDinas Pendidikan dan satuan kerja lain di Pemerintah Daerah Provinsi danKabupaten/Kota.36

Page 38: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBD(16) Besarnya dana pendidikan yang berasal dari APBD Provinsi di tiga provinsisampel bervariasi tergantung pada besarnya APBD provinsi dan persantase danapendidikan dari APBD provinsi. Di Provinsi Sumbar, besarnya dana pendidikanitu adalah Rp25,1 milyar dan merupakan 5,16 persen dari total APBD Sumbar.Di Provinsi Jatim, dana pendidikan itu berjumlah Rp461 milyar dan merupakan13,80 persen dari total APBD Provinsi Jatim. Di Provinsi NTB, besarnya danapendidikan itu adalah Rp27,525 milyar dan merupakan 6,01 persen dari totalAPBD NTB. Secara keseluruhan, persentase dana pendidikan ini lebih rendahdari minamal 20 persen dari APBD Provinsi sebagaimana diamanatkan olehUUD dan UU Sistem Pendidikan Nasional.(17) Sebagian besar dana pendidikan di provinsi dikelola oleh Dinas PendidikanProvinsi. Tetapi ada juga yang dikelola kantor lain seperti Biro Mental danSpiritual Sekretariat Daerah di Provinsi Jatim dan Bappeda di Provinsi NTB.(18) Sebagian besar dana pendidikan dari APBD Provinsi digunakan untuk gaji dantunjangan para pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi, dan sisanyauntuk belanja operasional dan pemeliharaan dan belanja modal satuanpendidikan dan kantor Dinas Pendidikan Provinsi serta belanja pengembangansatuan pendidikan. Sangat rendahnya dana pendidikan non gaji dan tunjanganyang tersedia berpengaruh negatif terhadap mutu pendidikan.(19) Komposisi alokasi dana pendidikan antara untuk sasaran pendidikan danpengelolaan pendidikan berbeda antara ketiga provinsi, yaitu: di Sumbar, hanya20,17 persen untuk sasaran dan 79,83 persen untuk pengelolaan pendidikan; diProvinsi Jatim, 79,81 persen untuk sasaran 20,19 persen untuk pengelolaanpendidikan; dan di NTB, 54,82 persen untuk sasaran 45,18 persen untukpengelolaan pendidikan. Proporsi alokasi dana pendidikan untuk pengelolaanpendidikan yang jauh lebih besar dari 10 persen menunjukkan inefisiensi dalampengelolaan dana pendidikan dan mengakibatkan pengurangan penerimaan danapendidikan bagi sasaran pendidikan.(20) Besarnya dana pendidikan yang berasal dari APBD Kabupaten/Kota di enamprovinsi sampel bervariasi. Di Kota Padang, besarnya dana pendidikan ituadalah Rp216,789 milyar bila termasuk gaji pendidik dan Rp39,187 milyar bilatidak termasuk gaji pendidik, yang berarti masing-masing merupakan 49,7persen dan 8,98 persen dari total APBD Kota Padang. Di Kabupaten 50 Kota,besarnya dana pendidikan itu adalah Rp100,664 milyar bila termasuk gaji37

Page 39: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDpendidik dan Rp16,124 milyar bila tidak termasuk gaji pendidik, yang berartimasing-masing merupakan 39,53 persen dan 6,33 persen dari total APBDKabupaten 50 Kota. Di Kota Surabaya, besarnya dana pendidikan itu adalahRp337,697 milyar bila termasuk gaji pendidik dan Rp113,526 milyar bila tidaktermasuk gaji pendidik, yang berarti masing-masing merupakan 25,20 persendan 8,47 persen dari total APBD Kota Surabaya. Di Kabupaten Gresik,besarnya dana pendidikan itu adalah Rp154,337 milyar bila termasuk gajipendidik dan Rp52,895 milyar bila tidak termasuk gaji pendidik, yang berartimasing-masing merupakan 37,67 persen dan 12,91 persen dari total APBDKabupaten Gresik. Di Kota Mataram, besarnya dana pendidikan itu adalahRp100,748 milyar bila termasuk gaji pendidik dan Rp45,976 milyar bila tidaktermasuk gaji pendidik, yang berarti masing-masing merupakan 45,21 persendan 20,63 persen dari total APBD Kota Mataram. Di Kabupaten LombokTimur, besarnya dana pendidikan itu adalah Rp189,263 milyar bila termasukgaji pendidik dan Rp40,954 milyar bila tidak termasuk gaji pendidik, yangberarti masing-masing merupakan 49,95 persen dan 10,80 persen dari totalAPBD Kabupaten Lombok Timur. Kecuali di Kota Mataram persentase danapendidikan selain gaji pendidik masih lebih rendah dari minimal 20 persenseperti yang diamanatkan oleh UU Sistem Pendidikan nasional.(21) Sebagian besar dana pendidikan di kabupaten/kota dikelola oleh DinasPendidikan kabupaten/kota. Tetapi ada juga yang dikelola kantor lain sepertiSekretariat Daerah di Kota Mataram.(22) Sebagian besar (lebih dari 85 %) dana pendidikan dari APBD Kabupaten/Kotadigunakan untuk gaji dan tunjangan pendidik dan tenaga kependidikan sertapara pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi, dan sisanya untukbelanja operasional dan pemeliharaan dan belanja modal satuan pendidikan dankantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota serta belanja pengembangan satuanpendidikan. Sangat rendahnya dana pendidikan non gaji dan tunjangan yangtersedia berpengaruh negatif terhadap mutu pendidikan.(23) Komposisi alokasi dana pendidikan untuk sasaran dan pengelolaan pendidikanberbeda antara keenam kabupaten/kota, yaitu: di Kota Padang, 84,51 persenuntuk sasaran dan 14,48 persen untuk pengelolaan pendidikan. Di Kabupaten50 Kota, 91,80 persen untuk sasaran dan 8,20 persen untuk pengelolaanpendidikan. Di Kota Surabaya, 81,53 persen untuk sasaran dan 18,47 persen38

Page 40: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDuntuk pengelolaan pendidikan. Di Kabupaten Gresik, 71,06 persen untuksasaran dan 28,94 persen untuk pengelolaan pendidikan. Di Kota Mataram,77,06 persen untuk sasaran dan 22,94 persen untuk pengelolaan pendidikan. DiKabupaten Lombok Timur, 88,71 persen untuk sasaran dan 11,29 persen untukpengelolaan pendidikan. Pada umumnya persentase alokasi dana pendidikanuntuk pengelolaan pendidikan lebih dari 10 persen yang menunjukkaninefisiensi dalam pengelolaan dana pendidikan dan mengakibatkan penguranganpenerimaan dana pendidikan bagi sasaran pendidikan.4.2 Rekomendasi(1) Dana pendidikan dari APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kota perluditingkatkan sehingga mencapai minimal 20 persen dari APBN dan APBD di luargaji pendidik sesuai dengan amanat UUD 1945 dan UU Sistem Pendidikannasional.(2) Alokasi dana pendidikan untuk pengelolaan/manajemen/administrasi perludikurangi hingga ke tingkat 10 persen dari keseluruhan dana pendidikan sehinggatersedia dana pendidikan yang lebih besar hingga 90 persen dari keseluruhan danapendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.(3) Distribusi dana pendidikan yang dikelola Depdiknas dan yang dikelola Depagperlu dibuat lebih adil dengan memperhatikan jumlah satuan pendidikan yangberada di bawah Depdiknas dan satuan pendidikan yang berada di bawah Depag.(4) Perlu dibuat kejelasan pembagian kewenangan pengelolaan dana pendidikanantara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kotasesuai dengan sistem desentralisasi agar tidak terjadi tumpang tindih dalampendanaan pendidikan, ketidakmerataan pendanaan pendidikan bagi sasaranpendidikan, dan pemborosan dana pendidikan.(5) Persentase dana pendidikan untuk selain gaji dan tunjangan pegawai, pendidik,dan tenaga kependidikan perlu ditingkatkan untuk meningkatkan mutupendidikan.39

Page 41: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDDaftar PustakaDirjen Anggaran Dpekeu. 2003.Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah TahunAnggaran 2004.Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gresik. 2004.Buku Pintar DinasPendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gresik Tahun 2004.Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum Depag.2003.Buku Petunjuk Pelaksanaan Program Kompensasi PenguranganSubsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM). Bantuan Khusus Guru (BGK)untuk: RA, MI, MTs dan MA.Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur. 2003.PeraturanDaerah Provinsi Jawa Timur Nomor: 9 Tahun 2003. Surabaya.Bray Mark. 1996.Decentralization of Education Community. The World Bank,Washington, DC.Biro Keuangan Setjen Depdiknas & Tim Peneliti UI. 2001.Laporan Hasil PenelitianPenyusunan Biaya Satuan Pendidikan SD, SLTP, SMU, dan SMK Negeri. DIPProyek Pengembangan, Jakarta: Manajemen Terpadu Diknas.Clark, D., Hough, J., Pongtuluran, A., Sembiring, R., Triaswati, N. 1998.Financingof Education in Indonesia. Asian Development Bank and ComparativeEducation Center, The University of Hongkong.Kanwil DJA Sumatera Barat. 2004.Daftar Penjabaran Proyek Dekonsentrasi untukDinas Pendidikan dan Kanwil Departemen Agama Provinsi Sumatera Barattahun 2004.Departemen Keuangan RI. 2004.Surat Pengesahaan Alokasi AnggaranPembangunan (SPAAP) Tahun anggaran 2004, Tanggal 15-12-2003.Departemen Pendidikan Nasional. 2003.Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraTahun 2004 (Pembangunan) Bidang Pendidikan, Pemuda, Dan Olah Raga,Satuan 2, Satuan 3, Satuan 3A.Sekretariat Negara RI. 2003.Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional.Direktorat Dikmenum Ditjen Dikdasmen Depdiknas. 2003.Himpunan PedomanPemberian Subsidi Tahun 2004. Bagian Proyek Perluasan dan PeningkatanSMU Jakarta Tahun Anggaran 2004Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur (2003).Pedoman TeknisPelaksanaan Program Pemberian Subsidi Biaya Minimal Pendidikan untukSD/MI, SMP/MTs Negeri dan Swasta di Provinsi Jawa Timur Tahun 2004.Revisi Terakhir. Surabaya.Dinas Informasi dan Komunikasi Provinsi Jawa Timur (2001).Rencana StrategisDaerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2001-2005. Surabaya.Ditjen Dikdasmen Depdiknas. 2004.Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus (DAK)Non Dana Reboisasi Bidang Pendidikan. Jakarta: Ditjen. Dikdasme,DepdiknasDitjen Dikti Depdiknas. 2004.Memo Program Koordinatif Direktur JenderalPendidikan Tinggi Tahun 2004.Direktorat Dikmenum Depdiknas. 2004.Pedoman Pelaksanaan Pemberian BlockGrant.Direktorat PLP. 2004.Pedoman Subsidi Sekolah (School Grant) Tahun 2004. Jakarta:Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Ditjen Dikdasmen.Ditrektorat Tendik. 2004.Pedoman Pelaksanaan Program Subsidi Guru Tahun 2004.Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen Dikdasmen.40

Page 42: 01 Abbas Gozali_Pendanaan Pendidikan Di Indonesia

Abbas Ghozali: Pendanaan Pendidikan di Indonesia dari APBN dan APBDDinas Pendidikan Kota Surabaya. 2004.Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK)Tahun Anggaran 2004.Dinas Pendidikan Sumatera Barat. 2004.Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK)Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK) Tahun Anggaran 2004.Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Nusa Tenggata Barat. 2004.Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK) Tahun Anggaran 2004.Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur. 2004.DokumenAnggaran Satuan Kerja (DASK) Tahun Anggaran 2004.Fattah, Nanang. 2002.Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Cetakan I, Bandung:PT Remaja Rosdakarya.J Hallak. 1985. penterjemah, Harso.Analisis Biaya & Pengeluaran UntukPendidikan. Bharata Karya Aksara, Jakarta dan Unesco, Paris.Kantor Wilayah Direktorat Jenedral Anggaran. 2004.Penjabaran ProyekDekonsentrasi Provinsi Sumatera Barat.________. 2004.Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten 50 Kota Nomor 4 tahun2004 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah TahunAnggaran 2004..________. 2004.Lampiran III Perda Kabupaten 50 Kota Nomor 4 tahun 2004tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah TahunAnggaran 2004; Rekapitulasi Perubahan Belanja Administrasi Umum, BiayaOperasional dan Perawatan, dan Biaya Modal..Kanwil Direktorat Jenderal Anggaran (DJA). 2004.Penjabaran ProyekDekonsentrasi Berdasarkan Dana, Tujuan, Sasaran, Proyek Tahun Anggaran2004 Menurut Departemen/Lembaga Non Departemen.Bappeda Kota Mataram. 2003.Lampiran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah(APBD) Kota Mataram Tahun 2004.McMahon, W.W. 2001.Improving Education Finance in Indonesia. Policy ResearchCenter, Institute for Research and Development, MONE, UNICEF, UNESCO,Jakarta.Pusat Data dan Informasi Pendidikan Balitbang Depdiknas. 2002.PengkajianPembiayaan Pendidikan Dari Masa ke Masa. Jakarta: PDIP BalitbangDepdiknas.Reschovsky, Andrew dan Jennifer Imazeki. 2003.Let No Child be Left Behind:Determining the Cost of Improving Student Performance.Public FinanceReview, Vol. 31 No. 3, May 2003 hal 263-290Setda Kota Padang. 2003.Prosedur Tetap Pelaksanaan Belanja Langsung AnggaranSatuan Kerja di Lingkungan Pemerintah Kota Padang Tahun Anggaran 2003.Padang: Bagian Pembangunan.Tim Studi Pembiayaan Puslit. 1999.Ringkasan Studi Pembiayaan pada SMK,Rumpun Pertanian dan Kehutanan, Seni dan Kerajinan, dan KesejahteraanSosial. Jakarta: Laporan Penelitian Puslit.Walter Mc Mahon, Nanik Suwaryani. 2001.A Study of School Finance in SBM Pilotand Non- SBM Sites.Research Design.41