Tesis manajemen guru model Guardian Angel

124
1 TESIS MANAJEMEN GURU MODEL GUARDIAN ANGEL MENURUT MUNIF CHATIB Disusun Oleh : NI’MATUL KHASANAH NIM 12234019 PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM ( MPI ) SEKOLAH PASCA SARJANA STAIN PURWOKERTO 2014

Transcript of Tesis manajemen guru model Guardian Angel

Page 1: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

1

TESIS

MANAJEMEN GURU MODEL GUARDIAN ANGEL

MENURUT MUNIF CHATIB

Disusun Oleh :

NI’MATUL KHASANAH

NIM 12234019

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM ( MPI )

SEKOLAH PASCA SARJANA STAIN PURWOKERTO

2014

Page 2: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

2

DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN ............................................................................................... 4

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 4

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 12

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 12

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 12

E. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 13

F. Metode Penelitian .................................................................................... 15

G. Sistematika Pembahasan ........................................................................... 17

BAB II ............................................................................................................... 19

MANAJEMEN SUMBER DAYA PENDIDIKAN .............................................. 19

A. Manajemen Sumber Daya Pendidikan ....................................................... 19

B. Manajemen Guru ..................................................................................... 22

C. Model Manajemen Sumber Daya Manusia Guru ........................................ 32

D. Peran Otak dan Hati dalam Proses Manajemen Guru .................................. 41

E. Motivasi, Kompetensi Guru dan Manajemen Waktu ................................... 49

BAB III.............................................................................................................. 58

BIOGRAFI MUNIF CHATIB ............................................................................ 58

A. Latar Belakang Sosial Kultural.................................................................. 58

B. Latar Belakang Pendidikan ...................................................................... 62

C. Karier di Dunia Pendidikan ...................................................................... 62

D. Karya-Karya Munif Chatib ....................................................................... 64

1. Sekolahnya Manusia ............................................................................. 66

2. Gurunya Manusia ................................................................................. 66

3. Orang Tuanya Manusia......................................................................... 67

4. Sekolah Anak-Anak Juara ..................................................................... 67

5. Kelasnya Manusia ................................................................................ 67

E. Konsep dan Filosofi Manajemen Guru Model GA ...................................... 68

Page 3: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

3

BAB IV ............................................................................................................. 79

IMPLEMENTASI MANAJEMEN GURU .......................................................... 79

MODEL GUARDIAN ANGEL .......................................................................... 79

A. Deskripsi Pemberdayaan Guru .................................................................. 79

1. Lesson Plan sebagai Media Belajar Guru ................................................... 86

2. Pelatihan dalam Pengembangan Kompetensi Guru ..................................... 87

3. Manajemen Keikhlasan dalam Ketenagaan ................................................ 89

4. Manajemen Waktu Guru........................................................................... 90

5. Komitmen terhadap Peran Guru ................................................................ 93

6. Manajemen Kompetensi Guru................................................................... 94

1. Komitmen Dan Perubahan Paradigma ...................................................... 98

2. Hak Dan Kewajiban Guru ...................................................................... 103

3. Mengajar Dengan Hati........................................................................... 107

4. Guardian Angel Sang Malaikat Penyelamat............................................. 110

BAB V ............................................................................................................. 117

KESIMPULAN ................................................................................................ 117

A. Kesimpulan ........................................................................................... 117

B. Rekomendasi ......................................................................................... 118

C. Penutup ................................................................................................. 121

Page 4: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional yang bertujuan untuk mencetak sumber daya

manusia menjadi manusia yang mulia memerlukan guru yang berkualitas.

Pendidikan berkualitas akan mampu memberikan pelayanan yang

menyenangkan terhadap peserta didik. Pengalaman belajar dan berinteraksi

dengan semua elemen di lingkungan lembaga pendidikan menjadikan

pengalaman yang sangat berarti bagi peserta didik. Pendidikan yang

berkualitas adalah pendidikan yang tidak hanya mengejar nilai, sehingga guru

pun akan terhindar dari belenggu sistem pendidikan yang menjadikan guru

mandeg.

Mulyasa mengutip pernyataan Syaodih menyatakan bahwa guru

memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum, mulai dari

perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Guru dianggap sebagai

pelaksana dan pengembang kurikulum bagi kelasnya.1 Guru menjadi kunci

kesuksesan kurikulum untuk mensukseskan tujuan pendidikan. Terkait dengan

pendidikan Islam, merujuk pada filosofi pendidikan yang disampaikan Chatib

mengutip pernyataan Haidar, direktur Lazuardi GIS, mengatakan

“Secara aksiologis, pendidikan Islam mempunyai nilai pragmatis, etika

dan estetika. Namun, ini dipangkas oleh pendidikan Barat, yaitu pendidikan hanya mempunyai nilai pragmatis saja. Pendidikan itu untuk mendapat nilai, lalu untuk bekerja, dan mencari kekayaan

sebanyak-banyaknya. Tiba-tiba kunci sukses pendidikan ada pada

1 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Rosda Karya, 2013), hlm. 13.

Page 5: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

5

kekuasaan dan kekayaan. Padahal, dalam pendidikan Islam, pendidikan

adalah untuk meraih kebahagiaan, baik dunia dan akhirat. Sungguh, jangan persempit filosofi pendidikan hanya untuk tujuan duna.2”

Adanya praktik copy paste pada dunia pendidikan terutama pada

produk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, merupakan realita yang

memprihatinkan. Guru hanya mengejar penilaian dalam rangka peningkatan

karir dengan mengesampingkan nilai etika dan estetika. Witarsa dalam

penelitiannya, “Analisis Kemampuan Inkuiri Guru yang Sudah Tersertifikasi

dan Belum Tersertifikasi dalam Pembelajaran Sains” menunjukkan bahwa

pemahaman tentang inkuiri sebesar 81%, kemampuan guru dalam

memunculkan aspek-aspek inkuiri dalam RPP sebesar 27%, kemampuan guru

dalam memunculkan aspek-aspek dalam pembelajaran sains sebesar 31% dan

kemampuan guru dalam membuat soal-soal inkuiri untuk mengevaluasi

pembelajaran sains rata-rata 3%.3 Hal ini menunjukkan belum optimalnya

peranan guru sebagai perencana, pelaksana, dan pengembang kurikulum bagi

kelasnya.

Chatib membuat sebuah program Manajemen Tenaga Pendidikan

dengan Pelatihan Guardian Angel. Program pendidikan Guardian Angel

membahas secara tuntas tentang manajemen sebuah lembaga pendidikan

dalam rangka mendapatkan pendidikan yang bermutu. Tawaran Chatib

berbeda dengan Mulyasa dalam hal pengadaan pegawai. Chatib lebih memilih

2 Munif Chatib, Belajar Filosofi Pendidikan dari Syed Haidar,

https://www.facebook.com, diakses pada 10 April 2014. 3 Ramdan Witarso, “Analisis Kemampuan Inkuiri Guru yang Sudah Tersertifikasi

dan Belum Tersertifikasi dalam Pembelajaran Sains”, Jurnal UPI edu, Edisi Khusus, No. 2,

Tahun 2011, hlm. 38-47.

Page 6: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

6

komitmen dalam perekrutan pegawai, sementara Mulyasa mensyaratkan

adanya seleksi melalui ujian lisan, tulisan, dan praktek.4

Istilah Guardian Angel (GA) dipilih Chatib di antara beberapa pilihan

istilah yang lain, yakni supervisor, light house, continuous improvement.

Baginya, istilah supervisor lebih cocok untuk perusahaan, light house sudah

digunakan oleh Stephen Coffee dalam The Leader in Me, dan CI (continous

improvement) sudah ada dalam Total Quality Management (TQM). Salah satu

alasan penggunaan GA karena ada istilah “malaikat” yang menurut bahwa

sekolah itu banyak setannya. Perlu ada malaikat yang diterjunkan. Jika hanya

manusia, pasti akan tergoda oleh setan.5

Pengalaman sebagai konsultan pendidikan, dia mendampingi beragam

sekolah, baik yang masih dan sedang tumbuh, sampai dengan sekolah yang

hampir mati. Chatib menawarkan model manajemen sekolah Guardian Angel.

Istilah ini diambil karena menganggap bahwa tugas seorang manajer pada

sebuah lembaga pendidikan bukanlah tugas yang ringan, malaikat penyelamat

dianggap mampu menggambarkan tugas yang tidak ringan tersebut.6 Mulyasa

memberikan tiga syarat utama dalam pembangunan pendidikan agar

berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia, salah

satunya adalah guru dan tenaga kependidikan yang profesional.7 Lebih lanjut,

4 E. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (Bandung: Rosda

Karya, 2012), hlm. 43. 5 Munif Chatib, Guardian Angel, Romantika Membangun Sekolahnya Manusia

(Kaifa: Bandung, 2013), hlm.16. 6 Munif Chatib, Mengurus Sekolah Tak Semudah Membalik Tangan ,

https://www.facebook.com, diakses pada 20 Maret 2014. 7 E. Mulyasa, Menjadi, hlm. 3. Tiga syarat utama dalam pembangunan pendidikan

agar berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia, yakni: (1) sarana

gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang profesional

Page 7: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

7

mengutip pendapat Tilaar, Mulyasa menambahkan satu dari tujuh masalah

pokok pendidikan nasional adalah sumber daya yang belum profesional.8

Chatib sering menggambarkan guru sebagai sebuah profesi yang belum

profesional. Menurutnya, guru harus mengembangkan diri agar menjadi

profesional. Caranya adalah pengembangan potensi diri dalam frame Multiple

Intelligences. Inilah yang disebut Chatib dengan MIS (Multiple Intelligences

System). Konsep tersebut biasanya digambarkan dalam tulisannya di jejaring

sosial dengan beragam gaya penulisan. Pada 12 Januari 2014, paradigma

tersebut kembali dituliskan lewat puisi, berikut penggalannya: “ Anak kita

jangan jadikan robot...; Sekolah kita jangan jadi pabrik robot; Guru kita

jangan jadi pencetak robot; Anak kita adalah manusia saling berbeda dan

punya makna”. 9

Manajemen guru agar tidak menjadi pencetak robot memerlukan

langkah awal yang tidak mudah. Dominan guru, apalagi yang telah puluhan

tahun mengajar akan sangat tidak nyaman untuk mengikuti langkah ini.

Kualitas guru tidak hanya diukur dari hasil belajar siswa, dapat juga diukur

dari proses pembelajaran. Pembelajaran berkualitas adalah saat guru mampu

melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental,

maupun sosial dalam proses pembelajaran. 10

Dalam managemen guru model Guardian Angel menurut Chatib

terdapat manajemen pengetahuan (knowledge management), bagaimana

8 E. Mulyasa, Menjadi, hlm. 6. 9 Munif Chatib, Jangan Ada Lagi Generasi Robot, https://www.facebook.com,

Diakses pada 12 Januari 2014. 10 E. Mulyasa, Menjadi, hlm. 14.

Page 8: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

8

seorang guru tidak hanya mentransfer ilmu terhadap siswa, tetapi bagaimana

agar ilmu yang mereka miliki bukan hanya untuk diri sendiri. Guru dipantik

menjadi inspirator bagi anak didik yang siap menghantarkan siswanya untuk

menemukan kompetensi terbaik lebih awal dengan menjunjung nilai-nilai

moral kemanusiaan.11 Modalitas kompetensi guru diperlukan untuk memenuhi

tujuan tersebut, salah satu hal penting dari kompetensi guru adalah terkait

dengan kompetensi pedagogik yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa.

Penilaian profesionalisme guru dapat melibatkan siswa untuk mengukur

kompetensi pedagogik guru.

Secara umum, ada tiga tugas guru sebagai profesi, yakni mendidik,

mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan

nilai-nilai hidup; melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan

untuk kehidupan siswa. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab

di atas, seorang guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan kompetensi

tertentu sebagai bagian dari profesionalisme guru. Peran manajemen guru

sangat berpengaruh untuk merealisasikan tugas yang dimaksud. Manajemen

guru dimulai pada proses rekrutmen dan pembinaan karier guru yang baik,

akan tercipta guru yang profesional dan efektif. Untuk kepentingan sekolah,

memiliki guru yang profesional dan efektif merupakan kunci keberhasilan bagi

proses belajar mengajar di sekolah itu. Bahkan John Goodlad, seorang Tokoh

Pendidikan Amerika Serikat, pernah melakukan penelitian yang hasilnya

menunjukkan bahwa peran guru amat signifikan bagi setiap keberhasilan

11 Eni Purwati , Pendidikan Islam Berbasis MIS , Disertasi, (Surabaya: PPs IAIN

Sunan Ampel, 2011, hlm.18.

Page 9: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

9

proses pembelajaran. Penelitian itu kemudian dipublikasikan dengan judul

“Behind the Classroom Doors”, yang di dalamnya dijelaskan bahwa ketika

para guru telah memasuki ruang kelas dan menutup pintu-pintu kelas itu, maka

kualitas pembelajaran akan lebih banyak ditentukan oleh guru.12

Manajemen guru model Guardian Angel mengedepankan aset

pengetahuan dalam peningkatan kapabilitas guru, kinerja yang superior,

inovasi dan meningkatkan mutu pendidikan. Manajemen guru model

Guardian Angel menggunakan filosofi profesional dengan pengetahuan.

Pengetahuan tentang rekam medis diperlukan oleh seorang dokter sebagai

profesional, standar operasional prosedur juga diperlukan oleh seorang pilot

dalam melakukan pekerjaannya, manajemen guru juga sangat diperlukan agar

aset pengetahuan yang ada dapat menjadi pengetahuan formal dan sistematis.

Angel yang dalam bahasa arab dikenal dengan malaikat, mempunyai makna

dasar kekuatan. Kekuatan dalam mengelola pengetahuan diharapkan mampu

untuk menyelamatkan problem pendidikan, khususnya dalam permasalahan

manajemen guru.

Mulyasa mengutip pendapat Simon dan Alexander mengatakan adanya

dua kunci penting dari peran guru yang berpengaruh terhadap peningkatan

prestasi belajar peserta didik; yaitu: jumlah waktu efektif yang digunakan guru

untuk melakukan pembelajaran di dalam kelas, dan kualitas kemampuan guru

kelas.13 Kemampuan profesional guru dapat dilakukan melalui proses belajar.

Guru sebagai manusia pembelajar, guru harus belajar tentang paradigma, cara

12 Suyanto,Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru Profesional,hlm. 6. 13 E. Mulyasa, Menjadi, hlm. 13.

Page 10: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

10

dan komitmen. Hasil belajar tersebut berupa produk belajar pengetahuan,

kompetensi dan perilaku yang mendukung peningkatan profesionalisme guru.

Guru tidak hanya mempunyai kewajiban membuat perencanaan, mengajar dan

mengevaluasi, menurut Chatib dalam bukunya Gurunya Manusia ada hal unik

yang selama ini jarang diangkat oleh pemerhati pendidikan. Hak guru yang

dalam benak kebanyakan orang adalah mendapatkan penghasilan, diganti

dengan hak untuk belajar.14

Belajar merupakan hak guru karena sebagai tenaga pendidik yang

setiap saat berinteraksi dalam proses pendidikan. Pertama, tentang paradigma

guru terhadap siswa, dalam bukunya Sekolahnya Manusia Munif Chatib

mengupas tuntas tentang bagaimana seharusnya guru memandang siswa.

Kedua , tentang cara atau strategi mengajar setelah guru memahami paradigma

sekolahnya manusia. Cara mengajar guru harus sama dengan gaya belajar

siswa, yakni memahami gaya belajar siswa dengan mengantongi strategi

mengajar berbasis multiple intelligences. Ketiga, komitmen sebagai guru

Sekolahnya Manusia diperlukan saat menghadapi kenyataan di lapangan

bahwa tidaklah mudah untuk mewujudkan siswa menjadi anak-anak juara.15

Ada sebuah tawaran menarik yang dilontarkan oleh Chatib dengan

istilah Guardian Angel yang di dalamnya membahas tentang manajemen guru.

Manajemen guru model ini berorientasi pada pembentukan karakter atau

sering diistilahkan Chatib dengan kondisi terbaik. Gurunya manusia dijadikan

14 Munif Chatib, Gurunya Manusia (Mizan: Bandung, 2011), hlm 28. 15 Munif Chatib, Gurunya, hlm.34.

Page 11: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

11

landasan filosofis dalam manajemen guru model GA. Guru adalah manusia

yang terpilih untuk terus belajar dan mengajar.

Keunikan-keunikan manajemen guru model GA adalah adanya

pengembangan keempat kompetensi guru dengan berbasis manusia. Lesson

plan atau RPP menjadi cerminan dari adanya keempat kompetensi tersebut.

Sistem pengajaran memiliki prosedurnya sendiri, yang dikenal dengan

istilah rencana pengajaran atau lesson plan. Rencana pengajaran tidak bersifat mutlak dengan nilai validasi sangat fleksibel mengikuti kecenderungan gaya belajar murid. Tak ada satu pun model lesson plan

yang paling benar terhadap model lesson plan lainnya. Semuanya, dapat dirancang sesuai dengan kondisi belajar murid. Lesson plan tidak

bersifat abadi selama bertahun-tahun karena ia bersifat dinamis mengikuti dinamika gaya belajar murid. Hanya saja, satu hal yang tidak boleh dilakukan guru ketika mengajar: mengajar tanpa lesson plan.16

Manajemen guru model GA mendukung terwujudnya lesson plan

kreatif. Istilah lesson plan netto dan lesson plan bruto juga digunakan dalam

manajemen guru model GA. Guru tidaklah harus mengajar sesuai dengan apa

yang direncanakan, yang lebih penting adalah guru mengajar dengan

perencanaan. Perencanaan guru dalam mengajar merupakan sesuatu yang

wajib dibuat oleh guru, sebagai panduan memulai pembelajaran. Selain itu,

dengan perencanaan guru tetap dapat melakukan aktivitas pembelajaran meski

tidak terdapat dalam lesson plan. Apabila terjadi kendala teknis dilapangan,

perencanaan memudahkan guru mengganti dengan ide lain yang sejenis.

Kendala tersebut dapat berupa kondisi lingkungan yang tidak mendukung atau

juga berasal dari diri guru sendiri. Tema penelitian ini menarik untuk dikaji

dan analisis lebih lanjut.

16 Munif Chatib, Lesson Plan Tidak Abadi, https://www.facebook.comdiakses 13

maret 2014.

Page 12: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

12

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemikiran Munif Chatib dalam

Manajemen Tenaga Pendidik Model Guardian Angel dengan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep manajemen guru model GA menurut Munif

Chatib?

2. Landasan apa yang dipakai Munif Chatib dalam me-manage guru

model GA?

3. Mengapa GA berkembang dalam pemikiran Munif Chatib?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan konsep manajemen guru model GA menurut Munif

Chatib yang berkembang dalam manajemen guru model GA.

2. Mengeksplorasi konsep manajemen guru model GA menurut Munif

Chatib yang berkembang dalam manajemen guru model GA.

3. Menganalisis konsep manajemen guru model GA menurut Munif

Chatib yang berkembang dalam manajemen guru model GA.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Adanya deskripsi konsep manajemen guru model GA menurut Munif

Chatib yang berkembang dalam manajemen guru model GA

Page 13: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

13

bermanfaat sebagai salah satu referensi dalam ilmu manajemen sumber

daya manusia bidang pendidikan.

Adanya teori manajemen sumber daya manusia berkolaborasi dengan

manajemen guru model GA menurut Munif Chatib yang berkembang

dalam manajemen guru.

2. Manajemen guru model GA menurut Munif Chatib yang berkembang

dalam manajemen guru model GA bermanfaat sebagai alternatif model

manajemen guru yang aplikatif, bukan manipulatif.

E. Tinjauan Pustaka

Beberapa penelitian terkait dengan model manajemen guru diantaranya

seperti dikemukakan oleh Fatur Rakhman dalam tesisnya bahwa manajemen

guru termasuk didalamnya penerapan manajemen mutu melalui perencanaan

mutu sampai dengan pengendalian mutu.17 Peran guru dalam manajemen

peningkatan mutu pendidikan di sekolah, menurut hasil penelitian Suwandi18

dalam disertasinya disampaikan sekolah sangat memberikan kontribusi dan

pengaruh yang cukup besar terhadap peningkatan mutu pendidikan. Asep

Akhbarudin dalam penelitiannya menyebutkan adanya tiga stategi

pengembangan kompetensi pedagogik guru oleh kepala sekolah sebagai

berikut: Pertama, strategi mendorong atau memotivasi guru belajar mandiri,

Kedua, strategi menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan (workshop) serta

menfasilitasi guru untuk mengikuti musyawarah guru mata pelajaran, Ketiga,

17 Fatur Rakhman, “Manajemen Mutu dalam Pengembangan Profesionalisme Guru

Madrasah di Pondok Pesantren”, Tesis, (Malang: PPs UIN Malang, 2008). 18 Suwandi, “Peran Guru dalam Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan bagi

Ilmu Manajemen Pendidikan”, Disertasi, (Malang: UIN Malang, 2011).

Page 14: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

14

strategi pemanfaatan program sertifikasi yang dilakukan oleh pemerintah. 19

Berdasarkan hasil penelitian diatas, diketahui beberapa model manajemen

guru dan seberapa penting manajemen guru terhadap mutu pendidikan.

Nurkholis dalam penelitiannya menyayangkan bahwa manajemen guru

banyak dipengaruhi oleh politik lokal dan sering dipolitisasi oleh penguasa.

Manajemen guru belum dilaksanakan secara partisipatif, transparan, dan

akuntabel. 20 Pada penelitian ini peneliti ingin mengkaji tentang manajemen

guru yang tentunya bertujuan selain untuk meningkatkan kompetensi guru

juga untuk menjadikan guru memiliki kesadaran akan profesi mulia yang

dimilikinya.

Penelitian lain yang membahas tentang pentingnya peningkatan

kualitas guru adalah tentang model pelatihan yang tepat dalam peningkatan

profesionalisme guru. Sri Hidayati dalam penelitiannya yang berjudul

“Keikutsertaan dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Supervisi

Kunjungan Kelas, In Service Training dan Kompetensi Profesional Guru SMP

Negeri Sub Rayon 04 Jekenan Pati profesional guru” menunjukkan bahwa

pentingnya pemahaman bersama dalam pemecahan masalah kelompok.

Bekerja sama membantu anggota menyelesaikan konflik kognitif dan

membangun kesepahaman.

19 Asep Akhbarudin, “Strategi Pengembangan Kompetensi Guru di SMP Darussalam

Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan,” Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011). 20 Nurkholis, “Urgensi Reformasi Manajemen Guru di Era Otonomi Daerah”, Jurnal

Manejemen Pendidikan, Vol 1 No. 2 Tahun 2012.

Page 15: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

15

In service training merupakan salah satu bentuk pelatihan yang

mendukung profesionalitas guru sebesar 10,33 % dari 83, 1 %. In service

training merupakan bentuk pelatihan yang bertujuan untuk menambah

pengetahuan, ketrampilan dan meningkatkan serta mengembangkan

ketrampilan kerja. In service training terdiri dari serangkaian aktivitas yang

dirancang untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman ataupun

perubahan sikap seseorang.21

F. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat library research, yaitu

mengkaji karya-karya Munif Chatib tentang Manajemen Guru dengan

fokus kajian pada profesionalitas atau empowering guru. Penelitian ini

menggunakan pendekatan deskriptif eksploratif yang berusaha mengkaji

konsep manajemen guru yang komplek dan dinamis.22

2. Alat analisis

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teori Balanced Scorecard. Teori ini merupakan seperangkat

alat untuk memotivasi karyawan untuk mewujudkan visi perusahaan, tidak

21 Sri Hidayati, Keikutsertaan dalam Kegiatan MGMP, “Supervisi Kunjungan Kelas,

In Service Training dan Kompetensi Profesional Guru SMP Negeri Sub Rayon 04 Jekenan

Pati”. Jurnal Manajemen Pendidikan , Edisi Khusus, Tahun 2012, hlm. 73-82. 22 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 399.

Page 16: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

16

hanya sebagai alat ukur kinerja saja tetapi suatu sistem manajemen yang

memfokuskan pada usaha orang lain melalui organisasi dan meraih tujuan

organisasi.23

3. Sumber Penelitian

Sumber primer dalam penelitian ini adalah buku karya Munif Chatib yang

terkait dengan manajemen guru model Guardian Angel, yaitu:

1) Sekolahnya Manusia. Bandung: Mizan Pustaka. (2009)

2) Gurunya Manusia. Bandung: Mizan. (2011)

3) Sekolah Anak-Anak Juara. Jakarta: Kaifa. (2012)

4) Kelasnya Manusia, Memaksimalkan Fungsi Otak Belajar dengan

Manajemen Display Kelas. Bandung: Mizan Pustaka (2013)

5) Guardian Angel, Romantika Membangun Sekolahnya Manusia.

Bandung: Kaifa. (2013)

Selain berdasarkan data primer, penelitian ini juga didukung dengan data

tulisan Munif Chatib di media sosial serta materi seminar dan pelatihan,

serta hasil wawancara langsung dengan Munif Chatib (pada aspek-aspek

tertentu).

4. Teknik Pengumpulan Data

Data primer berupa buku-buku karya Munif Chatib didokumentasi dan

dikelompokkan ke dalam pokok-pokok bahasan yang berkaitan dengan

manajemen guru. Kemudian data tersebut didukung dengan tulisan yang di

23 Freddy Rangkuti, SWOT Balanced Scorecard, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2011), hlm. 204.

Page 17: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

17

ambil dari media sosial, materi seminar serta wawancara langsung dengan

Munif Chatib.

5. Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data lebih banyak dilakukan dengan

pengumpulan data. Analisis data yang dilakukan dengan analisis domain

dilanjutkan dengan analisis tema.24 Data tentang manajemen guru yang

terdapat dalam buku-buku karya Munif Chatib di analisis dengan

mengelompokkan terhadap cara pencapaian kompetensi guru. Data yang

ada dibandingkan dengan teori yang mendukung serta kondisi manajemen

guru di lapangan.

G. Sistematika Pembahasan

Pembahasan tahap awal dilakukan dengan mendeskripsikan

manajemen guru menurut Munif Chatib. Data yang disajikan berasal dari

buku-buku karya Munif Chatib, catatan harian pada jejaring sosial serta

pemikiran dan aktivitas yang diperoleh dari web site pribadi Munif Chatib.

Pada tahap selanjutnya adalah melakukan proses reduksi/ fokus terhadap

deskripsi manajemen guru, dan menyajikannya pada tahap selection. Pada

tahap ini peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci.

Pada tahap ke-3 dari penelitian, setelah peneliti melakukan analisis

yang mendalam terhadap data dan informasi yang diperoleh, maka peneliti

dapat menemukan tema dengan cara mengkontruksikan data yang diperoleh

24 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 401.

Page 18: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

18

menjadi suatu bangunan pengetahuan, hipotesis atau ilmu baru. Hasil akhir

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan informasi-informasi yang

bermakna, bahkan hipotesis atau ilmu baru yang dapat digunakan untuk

membantu mengatasi masalah dan meningkatkan mutu pendidikan, khususnya

manajemen guru pada lembaga pendidikan Islam.

Page 19: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

19

BAB II

MANAJEMEN SUMBER DAYA PENDIDIKAN

Pendidikan salah satunya adalah pengembangan SDM, dalam hal ini

guru. Siswa yang berkulitas perlu difasilitasi oleh guru yang berkualitas. Pada

bagian ini akan dibahas a) Manajemen Sumber Daya Pendidikan, b)

Manajemen Guru, c) Model Manajemen Guru, d) Peran otak dan hati dalam

Proses Manajemen guru.

A. Manajemen Sumber Daya Pendidikan

Malayu S. P. Hasibuan memberikan definisi bahwa manajemen

sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan

tertentu.25 Sedangkan definisi manajemen seperti dikemukakan oleh Wibowo

bahwa manajemen merupakan proses penggunaan sumber daya organisasi

dengan menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara

efektif dan efisien.26

Mukhamad Ilyasin dan Nanik Nurhayati mengutip pendapat George R.

Terry mendefinisikan bahwa manajemen adalah proses khas, yang terdiri dari

tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan, dan

pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-saaran

yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta

25 Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2008), hlm. 1-2. 26 Wibowo, Manajemen Perubahan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), hlm.

10.

Page 20: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

20

sumber-sumber yang lain.27 Lebih lanjut Ilyas dan Nurhayati mengutip

pendapat Zulkarnain Nasution bahwa manajemen banyak diartikan sebagai

ilmu atau seni untuk mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain. Manajemen

hanya dapat dilaksanakan apabila pencapaian tujuan tersebut tidak hanya

dilakukan seorang tetapi juga dilakukan lebih dari seorang dalam pencapaian

tujuan. Tekanan khusus pada proses dan komponen-komponen pendukung

manajemen yang salah satunya adalah manusia sebagai subjek dari

manajemen. 28

Lembaga pendidikan didalamnya terdapat beragam sumber daya

pendidikan, yaitu: kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan, peserta

didik, hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat dan sarana prasarana.

S. Nasution mengatakan bahwa kurikulum bukan hanya meliputi mata

pelajaran saja melainkan semua pengalaman belajar yang diterima anak dan

mempengaruhi pribadinya atau segala usaha sekolah untuk mencapai tujuan

yang diinginkan baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan

sekolah. 29

Secara sistemik, komponen internal (unit-unit dalam sekolah) dan

komponen eksternal (komite sekolah, masyarakat, dan perubahan lingkungan

stratejik) merupakan satu kesatuan yang saling terkait sebagai satu sistem yang

saling membutuhkan. Dengan melihat sekolah sebagai suatu sistem, di mana

27 Mukhamad Ilyasin dan Nanik Nurhayati, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang:

Aditya Media Publishing, 2012), hlm. 66. 28 Mukhamad Ilyasin dan Nanik Nurhayati, Manajemen, hlm. 62. 29 S. Nasution, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Citra Aditya Bhakti, 1991),

hal. 9.

Page 21: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

21

tiap-tiap unit saling terkait satu sama lain, maka tiap-tiap unit dalam organisasi

akan bersedia dan dengan mudah berbagi pengetahuan, saling menolong, serta

berbagi sumberdaya demi kemajuan bersama. 30

Manajemen tenaga pendidik merujuk dari definisi dari Suharsimi

Arikunto adalah segenap proses penataan yang bersangkutan dengan masalah

memperoleh dan menggunakan tenaga kerja untuk dan di sekolah dengan

efisien demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan. 31

Manajemen peserta didik bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan

dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan

dapat berjalan lancar, tertib, teratur serta dapat mencapai tujuan pendidikan. 32

Mulyasa mendefinisikan manajemen hubungan sumber daya manusia sebagai

suatu proses komunikasi untuk meningkatkan pengertian warga masyarakat

yang bertujuan memungkinkan orang tua dan warga wilayah berpartisipasi

aktif dan penuh arti di dalam kegiatan pendidikan di sekolah. 33 Manajemen

sarana prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan

prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan

berarti pada jalannya proses pendidikan. 34

Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya fisik yang

ada sekolah. Manajemen sumber daya manusia secara garis besar meliputi

30 Djamaludin Ancok dan Neila Ramdhani, Pemimpin Sekolah yang Inspirasional ,

(Jakarta: Titian Foundation, 2014), hlm. 149. 31 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan

Kejuruan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), hlm. 81. 32 Mukhamad Ilyasin dan Nanik Nurhayati, Manajemen, hlm. 105. 33 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional: dalam Konteks Menyukseskan

MBS dan KBK, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 173. 34 Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi ,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 114.

Page 22: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

22

aktivitas merencanakan, menerima, menempatkan, melatih, dan

mengembangkan serta memelihara atau merawat sumber daya atau warga

sekolah. Manajemen sumber daya manusia tidak terjadi pada lingkungan yang

statis, tapi pada lingkungan yang selalu berubah. 35 Manajemen guru adalah

sebuah proses peningkatan sumber daya manusia dalam lembaga pendidikan

yang dinamis.

B. Manajemen Guru

Upaya peningkatan kualitas guru bukan merupakan masalah yang

sederhana, tetapi memerlukan penanganan yang multidimensi dengan

melibatkan berbagai pihak yang terkait. Dalam konteks ini, kualitas guru

bukan hanya berpusat pada pencapaian empat kompetensi guru semata, akan

tetapi menyangkut semua aspek yang secara langsung maupun tidak, turut

menunjang terciptanya gurunya manusia yang utuh.

Mulyasa mengemukakan bahwa guru yang baik dan profesional

minimal harus memenuhi dua kategori, terutama berkaitan kapabilitas dan

loyalitas. Dalam hal ini, guru harus memiliki kompetensi profesional, yakni

kemampuan dalam bidang ilmu yang diampunya, memahami manajemen

pembelajaran yang efektif, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian

35 Deni Darmawan dan Kunkun Nur Fauzi, Sistem Informasi Manajemen, (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 32.

Page 23: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

23

pembelajaran, serta loyal terhadap keguruan, yakni loyal dalam melaksanakan

tugas dan fungsinya sesuai kode etik yang berlaku.36

Hernowo mengutip pendapat Rhenald Kasali dalam artikel “Kurikulum

‘Berpikir’ 2013” membahas tentang perlunya manajemen perubahan. Kasali

menunjukkan bahwa anak-anak kita punya tradisi yang mengakar sejak taman

kanak-kanak, yaitu pelajaran yang dipelajari banyak, tetapi tidak mendalam.

Kalau sulit, rumus yang sangat banyak, guru akan membuatkan jembatan

keledai atau singkatan-singkatan agar mudah dihafal. Cara belajar yang

demikian berpotensi menghasilkan mental “penumpang” ketimbang

“pengemudi”. Guru yang berperan sebagai seorang driver akan mengajak

siswa untuk berkembang dan keluar dari tradisi belajar lama menuju

pembelajaran menjadi seorang driver. Guru akan memberikan kontribusi

dalam mutu pendidikan dengan menjadi seorang professional driver. 37

Rosyada mengutif pendapat Beidler tentang sepuluh kriteria guru yang

baik dan profesional yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian kinerja

guru, yakni berikut.

1. Benar-benar berkeinginan untuk menjadi guru yang baik. 2. Berani mengambil risiko. Mereka berani menyusun tujuan yang

sangat ideal, bahkan dalam hal tertentu mungkin berbeda dengan yang lain, lalu bekerja keras untuk mewujudkannya.

3. Memiliki sikap positif. Seorang guru tidak boleh sinis dengan pekerjaannya, dan harus bangga dengan profesinya, serta tidak boleh beranggapan bahwa profesi guru adalah profesi kering.

4. Memanfaatkan waktu secara efektif. 5. Selalu berpikir bahwa menjadi guru merupakan tugas mulia.

6. Selalu berupaya untuk membuat peserta didiknya percaya diri.

36 Mulyasa, Uji Kompetensi … (Bandung : Rosdakarya, 2013), hlm. 94. 37 Rhenald Kasali, Self Driving, Menjadi Driver atau Passenger? (Bandung: Mizan,

2014), hlm.3.

Page 24: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

24

7. Selalu membuat posisi tidak seimbang antara peserta didik dengan

dirinya. 8. Selalu mencoba memotivasi peserta didiknya untuk hidup mandiri. 9. Tidak percaya sepenuhnya terhadap evaluasi peserta didik

10. Mendengarkan pernyataan-pernyataan peserta didik.

Pandangan di atas dikemukakan Beidler berdasarkan pengalamannya

sebagai guru di salah satu college di Amerika, dan semua kriteria yang

dikemukakannya menyangkut sikap seorang guru bahwa dia harus benar-benar

memiliki motivasi untuk menjadi guru yang baik dan profesional, menjadi

pekerja keras, bangga dengan profesinya, penuh perhatian dan berlaku baik

terhadap peserta didik.38 Peran fungsional guru dalam pembelajaran aktif yang

utama adalah sebagai fasilitator. Fasilitator adalah seseorang yang membantu

peserta didik untuk belajar dan memiliki keterampilan-keterampilan yang

diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tylee (2000) menyatakan

tugas pokok seorang fasilitator atau peran guru pada saat tatap muka di kelas

terutama adalah: 1) menilai para siswa; 2) merencanakan pembelajaran; 3)

mengimplementasikan rancangan pembelajaran; dan 4) melaksanakan evaluasi

proses pembelajaran.39

Guru hendaknya merencanakan strategi pembelajaran untuk

mengajarkan konsep-konsep yang akan diajarkan. Perencanaan pembelajaran

hendaknya dibuat secara tertulis. Hal ini dilakukan guru agar dalam menilai

38 Mulyasa, Uji Kompetensi… (Bandung : Rosdakarya, 2013), hlm. 97. 39 Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif, Teori dan Asesmen (Bandung :

Rosdakarya, 2012), hlm. 20.

Page 25: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

25

diri sendiri selama proses pembelajaran. Atas dasar penilaian itu guru dapat

mengadakan tugas sebagai guru dan pendidik makin lama makin meningkat.40

Penilaian kinerja guru berkaitan dengan efektifitas pembelajaran yang

mencakup berbagai aspek, baik yang berkaitan dengan input, proses, maupun

output-nya. Menciptakan iklim kelas yang efektif dan kondusif dengan

peningkatan efektifitas proses pembelajaran tidak bisa dilakukan secara

parsial, tetapi harus dilakukan secara utuh dan menyeluruh mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan monitoring dan evaluasi.

Perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi ini harus merupakan siklus

yang berkesinambungan, sehingga terjadi perbaikan dan peningkatan secara

terus menerus. Model siklus ini menghendaki guru untuk memahami

kurikulum yang sudah disepakati oleh pemerintah, pemakai lulusan dan para

pelanggan sekolah sendiri.41

Tugas seorang guru selain sebagai pengajar, adalah sebagai pendidik.

Sebagai pengajar, guru mengajarkan ilmu pengetahuan, sedangkan sebagai

pendidik guru menstimulasi murid untuk mengembangkan sikap dan perilaku

mereka agar sesuai dengan kaidah perilaku warga negara yang diharapkan

oleh masyarakat dan negara. Salah satu metode dalam membentuk sikap dan

perilaku adalah modifikasi perilaku. Salah satu acuan untuk pengembangan

perilaku ini adalah Peraturan Menteri nomor 16 tahun 2007. Berdasarkan

peraturan meneri tersebut dapat disusun modul program pengembangan

40 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : Erlangga,

2011), hlm. 72. 41 Mulyasa, Uji Kompetensi dan Penilaian Kinrja Guru (Bandung : Rosdakarya,

2013), hlm. 102.

Page 26: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

26

perilaku. Uraian kompetensi ini diterjemahkan ke dalam keterampilan-

keterampilan psikologis yang seharusnya dikembangkan melalui modul

pelatihan sehingga dijadikan dasar di dalam pengembangan modul pelatihan

kompetensi kepribadian, soial, maupun pedagogi dari program TQI (Teacher

Quality Improvement)42

Tabel 1. Syarat Kompetensi Kepribadian, Ketrampilan Psikologis

Yang Dibutuhkan Dan Modul Pengembangan Kompetensi

Pasal Uraian Kompetensi pada PERMEN 16 tahun 2007

Ketrampilan

Psikologis yang

dibutuhkan

Menu Modul

Pengembangan

Kompetensi

Kepribadian dan

Sosial 11.1 Menghargai peserta didik tanpa

membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat istiadat, daerah asal, dan gender.

Mengenali perbedaan

Mengelola perbedaan

Komitmen Profesional Guru

Motivasi Diri

Kebiasaan-Kebiasaaan Guru Efektif

Mengenali Diri Mengenali

Orang Lain

Pandangan Terhadap Murid

Memotivasi Orang Lain

Modeling Teknik Memotivasi Murid

Krativitas Diri

11.2 Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.

Mengenali diri Mengenali

orang lain

Mengelola perbedaan

12.1 Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi

Pengenalan Diri

Penerimaan Diri

Komitmen

12.2 Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia.

Komitmen Teknik

42 Neila Ramdhani, Menjadi Guru Inspiratif (Jakarta: Titian Foundation, 2012), hlm.

83.

Page 27: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

27

12.3 Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.

Komitmen

Kecerdasan Emosi

Komunikasi Kreativitas

Mengembangkan Kreativitas

Menciptakan Lingkungan yang Memupuk Kreativitas

Modeling Pengembangan Kreativitas

Mengenali Keberbedaan

Kecerdasan Ganda

Mengelola Keberbedaan

Sinergi

Ketrampilan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi untuk Kerjasama Kelompok

Mengelola Konflik

Mengelola Stres Rencana Pengembangan Diri

13.1 Menampilakn diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.

Kecerdasan Emosi

Mengelola Stres 13.2 Menampilkan diri sebagai pribadi

yang dewasa, arif, dan berwibawa.

Kecerdasan Emosi

14.1 Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.

Komitmen terhadap profesi guru

Motivasi diri

14.2 Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.

Komitmen terhadap profesi

14.3 Bekerja mandiri secara

profesional. Komitmen

terhadap profesi

Motivasi diri

Sumber: Neila Ramdhani, Menjadi Guru Inspiratif

(Jakarta: Titian Foundation, 2012), hlm. 83.

Konsep komitmen terhadap profesi yang dibahas dalam program

pengembangan kompetensi guru adalah komitmen seorang guru terhadap

profesinya. Peraturan Menteri no. 16 tahun 2007 pasal 14 ayat 1

mencantumkan wujud komitmen guru ini ditunjukkan dalam bentuk “etos

kerja dan tanggung jawab yang tinggi”. Pasal 14 ayat 2 mempertajam

komitmen ini dengan adanya rasa “bangga menjadi guru dan percaya pada diri

sendiri”. Upaya untuk menumbuhkan komitmen guru terhadap profesinya

dapat dipahami dengan menggunakan konsep komitmen yang dikemukakan

Page 28: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

28

oleh Meyer & Alln (1991). Komitmen dapat dipahami dalam tiga bentuk

kelekatan individu terhadap organisasi atau profesinya. Kelekatan ini dapat

termanifestasi ke dalam tiga dimensi komitmen yaitu komitmen normatif

(normative commitment), komitmen afektif (affective commitment) dan

komitmen keberlanjutan (continuance commitment).43

Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan

bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan

efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang

menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi personalia yang harus

dilaksanakan pimpinan, adalah menarik, mengembangkan, menggaji, dan

memotivasi personil guna mencapai tujuan sistem, membantu anggota

mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karier

tenaga kependidikan, serta menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.

Manajemen tenaga kependidikan (guru dan personil) mencakup (1)

perencanaan pegawai, (2) pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan

pengembangan pegawai, (4) promosi dan mutasi, (5) pemberhentian pegawai,

(6) kompensasi, dan (7) penilaian pegawai. Semua itu perlu dilakukan dengan

baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga

kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai

serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas.44

Pelatih-pelatih olah raga selalu mendorong atlet-atlet bintang maupun

pemain-pemain asuhannya untuk mengembangkan semua potensi dan

43 Neila Ramdhani, Menjadi Guru Inspiratif (Jakarta: Titian Foundation, 2012), hlm.

87. 44 Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung : Rosdakarya, 2012), hlm. 42.

Page 29: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

29

memaksimalkan peforma mereka. Mereka mencapai hasil yang luar biasa

lewat upaya membangun relasi saling percaya dan menciptakan lingkungan di

mana tingkat stres anak binaan berkurang sementara rasio sukses mereka

melejit. Para pelatih memberi inspirasi dengan secara aktif membimbing anak

asuhnya untuk berani mengambil risiko dan menghadapi tantangan.45

Manajemen kinerja (performance management) adalah proses

berorientasi tujuan yang diarahkan untuk memastikan bahwa proses-proses

keorganisasian ada pada tempatnya untuk memaksimalkan produktivitas para

karyawan, tim dan akhirnya, organisasi. Setiap fungsi SDM berkontribusi

terhadap penilaian kinerja, pelatihan dan penilaian kinerja memainkan peran

signifikan dalam proses tersebut. Jika penilaian kinerja adalah kejadian sekali

waktu setiap tahun, manajemen kinerja adalah proses yang dinamis, konstan,

dan berkelanjutan. Setiap orang dalam organisasi adalah bagian dari sistem

manajemen kinerja.46

Mondy mendefinisikan penilaian kinerja (performance appraisal)

sebagai sistem formal untuk menilai dan mengevaluasi kinerja tugas individu

atau tim. Penilaian kinerja merupakan faktor penting untuk suksesnys

manajemen kinerja. Meskipun penilaian kinerja hanyalah salah satu unsur

manajemen kinerja, sistem tersebut penting karena mencerminkan secara

langsung rencana stratejik organisasi. Meskipun evaluasi atas kinerja tim

penting seiring keberadaan tim-tim dalam suatu organisasi, fokus penilaian

45 Stix & Hrbek, Guru sebagai Pelatih Kelas (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 1. 46 R. Wayne Mondy, Manajemen Sumber Daya Manusia (Erlangga: Jakarta, 2008),

hlm. 256.

Page 30: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

30

kinerja pada sebagian besar perusahaan tetap pada karyawan individual. Lepas

dari penekanan tersebut, sistem penilaian yang efektif akan mengevaluasi

prestasi dan menginisiasi rencana-rencana untuk pengembangan, tujuan, dan

sasaran.47

Dijelaskan Mondy lebih detail bagaimana penilaian kinerja harus

mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan spesifik seorang karyawan akan

pelatihan dan pengembangan. Dengan mengodentifikasi kekurangan-

kekurangan yang secara negatif mempengaruhi kinerja, program pelatihan dan

pengembangan dapat dikembangkan sehingga memungkinkan orrang-orang

untuk membangun kekuatan dan meminimalkan kekurangan mereka. Suatu

sistem penilaian tidak menjamin adanya para karyawan yang dilatih dan

dikembangkan secara tepat. Namun, penentuan kebutuhan-kebutuhan

pelatihan dan pengembangan akan lebih tepat jika data penilaian tersedia.

Proses penilaian kinerja terangkum dari gambar berikut:

Gambar 1. Proses Penilaian Kinerja

Sumber: R. Wayne Mondy, Manajemen Sumber Daya Manusia

(Erlangga: Jakarta, 2008), hlm. 256.

47 R. Wayne Mondy, Manajemen, hlm.256.

Mengidentifikasi Tujuan-Tujuan

Penilaian Spesifik Menetapkan Kriteria-Kriteria dan Mengkomunikasikannya kepada Para

Karyawan Memeriksa Pekerjaan yang

Dijalankan Menilai Kinerja

Mendiskusikan Penilaian Bersama

Karyawan

Page 31: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

31

Dalam menetapkan kriteria (standar) kinerja yang paling umum adalah

sifat, perilaku, kompetensi, pencapaian tujuan dan potensi perbaikan. Salah

satu metode penilaian yang dapat digunakan dalam penilaian kinerja adalah

metode standar kerja. Penilaian ini adalah penilaian kinerja yang

membandingkan kinerja setiap karyawan dengan standar yang telah ditetapkan

atau tingkat output yang diharapkan. Manfaat nyata penggunaan standar

sebagai kriteria penilaian adalah objektivitas. Namun, agar para karyawan

mempersepsikan bahwa standar-standar tersebut objektif, mereka harus

memahami dengan jelas cara standar-standar tersebut ditetapkan. Manajemen

juga harus menjelaskan alasan dari setiap perubahan pada standar-standar.

Kegunaan dasar sistem penilaian kinerja adalah untuk memperbaiki

kinerja orang-orang, tim dan organisasi secara keseluruhan. Sistem tersebut

juga berperan untuk membantu keputusan-keputusan administratif yang

berkenaan dengan kenaikan bayaran, transfer, atau pemberhentian. Di samping

itu, sistem penilaian harus bisa dipertanggungjawabkan secara hukum.

Meskipun tidak ada sistem yang sempurna, setiap sistem harus memiliki

karakteristik-karakteristik tertentu. Organisasi-organisasi harus mengupayakan

penilaian yang akurat atas kinerja yang memungkinkan pengembangan

rencana untuk memperbaiki kinerja individual dan kelompok. Sistem tersebut

harus secara jujur memberi informasi kepada orang-orang mengenai posisi

mereka dalam organisasi. Faktor-faktor yang dapat membantu dalam mencapai

tujuan-tujuan tersebut adalah kriteria yang terkait pekerjaan, harapan-harapan

kinerja, sandarisasi, penilai yang terlatih, kominikasi terbuka berkelanjutan,

Page 32: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

32

melaksanakan tinjauan kinerja dan due process.48 Proses penilaian kinerja

adalah sebuah perjalanan panjang dari perencanaan program, keberlangsungan

program dan evaluasi program. Keberhasilan proses penilaian kinerja

dipengaruhi oleh faktor internal berupa komitmen individu dan faktor

eksternal berupa kondisi lingkungan atau organisasi.

C. Model Manajemen Sumber Daya Manusia Guru

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah pemanfaatan

sejumlah individu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Pengembangan

sumber daya manusia adalah fungsi MSDM utama yang tidak hanya terdiri

atas pelatihan dan pengembangan namun juga aktivitas-aktivitas perencanaan

dan pengembangan karier individu, pengembangan organisasi, serta

manajemen dan penilaian kinerja.49

Gambar 3. Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber: R. Wayne Mondy, Manajemen Sumber Daya Manusia

(Erlangga: Jakarta, 2008), hlm. 5.

48 R. Wayne Mondy, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Erlangga, 2008),

hlm.221. 49 R. Wayne Mondy, Manajemen hlm.4.

Pengembangan

Sumber Daya Manusia

Kompensasi

Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

Hubungan

Kekaryawanan dan

Perburuhan

Penyediaan Staf

Manajemen Sumber

Daya Manusia

Page 33: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

33

Mentoring dan coaching menjadi cara penting dalam pengembangan

manajemen. Aktivitas-aktivitas coaching dan mentoring bisa terjadi secara

formal atau informal. Mentoring adalah pendekatan dalam memberi nasihat,

membimbing, dan membina, untuk menciptakan hubungan praktis guna

mendorong pertumbuhan dan pengembangan karir individu, pribadi dan

profesional. Sedangkan coaching sering dianggap sebagai tanggung jawab

atasan langsung yang memberikan bantuan, hampir seperti mentor.50

Neila Ramdhani dalam bukunya Menjadi Guru Inspiratif yang

merupakan rangkuman materi pada pelatihan Teacher Quality Improvement

(TQI) banyak mengemukakan tentang manajemen sumber daya manusia.

Salah satunya tentang teori Kanter (2001) bahwa menumbuhkan komitmen

perlu juga memahami aspek kognitif, emosi dan moral dari manusianya.

Ketiga unsur pemroses informasi tersebut harus diaktifkan. Aspek kognitif

ditumbuhkan dengan berbagai kesempatan menambahkan ilmu pengetahuan

(mastery), aspek emosi ditumbuhkembangkan dengan perasaan sebagai warga

(membership) yang berada diantara warga lainnya. Sedangkan asapek moral

manusia perlu digugah dengan kembali merenungkan makna (meaning) dari

profesi yang diembannya. Hidup yang bermakna adalah hidup yang berguna

untuk orang lain. Dalam budaya Jawa ada istilah urip niku urup yang artinya

hidup itu adalah untuk menghidupkan orang lain.51

Sebagai pusat pembelajaran, sekolah harus memfasilitasi warganya

terutama para guru untuk terus menambah pengetahuannya dengan cara

50 R. Wayne Mondy, Manajemen hlm.224. 51 Djamaludin Ancok dan Neila Ramdhani, Pemimpin Sekolah yang Inspirasional

(Jakarta: Titian Foundation, 2014), hlm. 24-25.

Page 34: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

34

belajar terus menerus (life long learning).Aktivitas menambah pengetahuan ini

dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan

memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti berbagai program

pendidikan yang tersedia. Forum berbagi pengetahuan dapat dijadikan

alternatif berbagi pengetahuan dan pengalaman. Sebagai seorang pembelajar,

guru perlu membiasakan diri untuk memanfaatkan media yang tersedia (surat

kabar, televisi, internet) untuk memperbaiki ilmu yang dimilikinya.52

Mondy mendefinisikan Manajemen SDM sebagai pemanfaatan para

individu untuk mencapai tujuan organisasi.53 Model manajemen

pengembangan sumber daya manusia yang digagas oleh Neila Ramdhani

mengajak guru dengan mengenali diri sendiri. TQI adalah model pelatihan

yang di dalamnya mengajak semua peserta pelatihan untuk merasakan apa

yang sebetulnya harus dimiliki oleh guru sebagai seorang pendidik.

“Guru adalah sebuah profesi. Profesionalitas guru tentunya sangat

terkait dengan unsur manajemen kerja guru: bagaimana guru membuat

perencanaan, kemudian mengaplikasikannya dengan mengajar di kelas,

lalu harus ada evaluasi tentang kualitas pembelajaran itu hari demi

hari”54

Profesionalitas guru dapat dilakukan dengan model continuous

improvement, yaitu usaha-usaha berkelanjutan yang dilakukan untuk

mengembangkan dan memperbaiki produk, pelayanan, ataupun proses. Usaha-

52 Djamaludin Ancok dan Neila Ramdhani, Pemimpin, hlm. 34-37. 53 R. Wayne Mondy, Manajemen, hlm.4. 54 Munif Chatib, Profesionalitas Guru, https://www.facebook.com diakses 12 maret

2014.

Page 35: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

35

usaha tersebut bertujuan untuk mencari dan mendapatkan “bentuk terbaik”

dari improvement yang dihasilkan, yang memberikan solusi teraik bagi

masalah yang ada, yang hasilnya akan bertahan dan bahkan berkembang

menjadi lebih baik lagi.

Berubah dari guru dalam zona nyaman menjadi guru yang terus

berproses menjadi gurunya manusia, berubah dari passenger menjadi driver.

Rhenald Kasali memberikan tiga kata kunci dalam perubahan, yaitu passport,

assertiveness dan agility. Hernowo mengartikan assertiveness sebagai seni

bertutur kata, menampilkan gerak isyarat yang menunjukkan ketegasan,

namun tetap bersahabat. Untuk dapat memiliki sikap asertif seperti yang

dilukiskan Rhenald Kasali, diperlukan latihan-latihan yang kontinu dan

konsisten. 55 Sikap asertif sangat penting dimiliki oleh guru yang dalam

kesehariaannya banyak berkomunikasi dengan siswa, rekan guru, kepala

sekolah dan wali siswa serta warga sekolah lainnya. Melalui latihan akan

dibangkitkan kesadaran diri, kemampuan bernegosiasi, membaca isyarat,

mengurangi agresivitas, memperbaiki tone , dan komunikasi.56

Sekolah sebagai organisasi pembelajar harus mengembangkan

dirinya, menurut Peter Senge (2006) memiliki lima ciri, yakni:57

55 Hernowo, Passport, Assertiveness, dan Agility: Bahasa Perubahan Rhenald Kasali,

https://www.facebook.com, Diakses pada 5 November 2014. 56 Rhenald Kasali,Self Driving : Menjadi Driver atau Passenger,(Mizan: Jakarta,

2014) hlm. 99. 57 Djamaludin Ancok, Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi, (Jakarta: Erlangga,

2012), hlm. 112-115.

Page 36: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

36

1. Shared vision, dalam organisasi pembelajar, setiap warga organisasi

mengembangkan visi bersama agar memiliki cita-cita bersama serta

bergerak ke arah dan tujuan yang sama.

2. Mental model, setiap orang dalam organisasi harus memiliki pandangan

positif terhadap kemampuan setiap karyawan untuk berinovasi. Setiap

manusia pada dasarnya punya potensi menjadi inovator

3. System thinking, tiap-tiap unit dalam organisasi akan bersedia dan dengan

mudah untuk berbagi pengetahuan, saling menolong, serta berbagi sumber

daya demi kemajuan bersama.

4. Team learning, setiap warga organisasi harus saling mengasah

pengetahuan mereka melalui saling berbagi (silih asah), baik antarsesama

anggota kelompok dalam unit kerja, maupun dengan anggota kelompok

antar unit kerja.

5. Personal mastery (pengembangan potensi diri), kompetensi yang

dikembangkan bukan hanya kompetensi dibidang pengetahuan dan

ketrampilan kerja, tetapi kompetensi lunak (soft competence).

Pelatihan dan pengembangan (training and development) adalah

jantung dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi karyawan

dan kinerja organisasi. Pelatihan memberi para pembelajar pengetahuan dan

keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka saat ini. Di sisi lain,

pengembangan melibatkan pembelajaran yang melampaui pekerjaan saat ini

dan memiliki fokus jangka panjang. Mondy dengan jelas menyatakan bahwa

pelatihan dan pengembangan bukan sekedar sesuatu yang menyenangkan

Page 37: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

37

untuk diberikan. Pelatihan dan pengembangan adalah sumber daya stratejik,

sesuatu yang perusahaan-perusahaan harus manfaatkan untuk memberi tenaga

bagi organisasi mereka di abad ke- 21 ini. 58

Bagan 2. Proses pelatihan dan pengembangan

Sumber: R. Wayne Mondy, Manajemen Sumber Daya Manusia (Erlangga: Jakarta, 2008), hlm. 214.

Manajemen dalam konsep mutu berlaku bagi setiap orang, sebab setiap

orang dalam sebuah institusi, apapun status, posisi atau peranannya, adalah

58 R. Wayne Mondy, Manajemen, hlm.211.

Tentukan kebutuhan yang spes i fik

Tentukan tujuan yang spesifik

Pil ih metode dan sistem penyampaian

Implementasikan program

Evaluasi program

LINGKUNGAN EKSTERNAL

LINGKUNGAN INTERNAL

Page 38: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

38

manajer bagi tanggungjawabnya masing-masing. Guru adalah manager bagi

tanggung jawabnya sesuai dengan tugas pokok guru.59

Pengembangan manajemen terdiri atas seluruh pengalaman pelatihan

yang diberikan oleh organisasi yang menghasilkan peningkatan ketrampilan

dan pengetahuan yang diperlukan dalam posisi-posisi manajerial saat ini dan

di masa mendatang. Pemberdayaan guru dengan memberikan pengalaman

belajar oleh lembaga pendidikan diperlukan dalam menentukan profesionalitas

saat ini dan masa mendatang. Penyelenggaraan pelatihan manajemen yang

dilakukan dalam lembaga pendidikan memiliki beberapa keunggulan, yaitu: 1)

pelatihan yang lebih spesifik sesuai kebutuhan, 2) biaya lebih rendah, 3) waktu

lebih sedikit, 4) bahan-bahan yang relevan dan konsisten, 5) lebih banyak

kontrol atas isi dan pengajaran dan 6) pengembangan budaya organisasi dan

kerja tim.60

Dalam konsep mutu, staf dalam institusi harus memahami dan

melaksanakan pesan moral peningkatan mutu. Ada dua hal penting yang

diperlukan staf untuk menghasilkan mutu. Pertama, staf membutuhkan sebuah

lingkungan yang cocok untuk bekerja. Mereka membutuhkan alat-alat

ketrampilan dan mereka harus bekerja dengan sistem dan prosedur yang

sederhana dan membantu pekerjaan mereka. Kedua, untuk melakukan

pekerjaan dengan baik, staf memerlukan lingkungan yang mendukung dan

menghargai kesuksesan dan prestasi yang mereka raih.61

59 Edward Sallis,Total Quality Management in Education,(IRCiSoD: Jogjakarta,

2012), hlm. 74. 60 R. Wayne Mondy, Manajemen, hlm.223-224. 61 Edward Sallis,Total,hlm. 79.

Page 39: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

39

Aspek penting dari peran kepemimpinan dalam pendidikan adalah

memberdayakan para guru dan memberi mereka wewenang yang luas untuk

meningkatkan pembelajaran para pelajar. Stanley Spanbauer, Ketua Fox

Valley Technical College, yang telah memperkenalkan TQM ke dalam

pendidikan kejuruan di Amerika Serikat, berpendapat bahwa, “Dalam

pendekatan berbasis mutu, kepemimpinan di sekolah bergantung pada

pemberdayaan para guru dan staf lain yang terlibat dalam proses belajar

mengajar. Para guru diberi wewenang untuk mengambil keputusan, sehingga

mereka memiliki tanggungjawab yang besar. Mereka diberi keleluasaan dan

otonomi untuk bertindak.”62

Guru dalam melaksanakan tanggung jawabnya memerlukan

kedisiplinan. Rhenald Kasali menyatakan bahwa tak ada yang mampu

mengalahkan manusia-manusia yang disiplin. “Bahkan senjata yang lebih

modern dan pasukan yang lebih banyak sekalipun tak akan bisa mengalahkan

Samurai.” Lebih lanjut Kasali menambahkan definisi disiplin sebagai sebuah

komitmen. Meski sesuatu berubah, kalau kita berkomitmen, maka kita selalu

siap menghadapi dan memenuhinya. Self dicipline adalah sebuah kemampuan

yang memungkinkan manusia bertindak tanpa terganggu oleh keadaan emosi.

63 Kedisiplinan adalah saat seseorang sudah mampu bertindak disiplin tanpa

diikuti oleh keinginan yang menguntungkan diri sendiri.

Pelatih profesional Deborah Van Grift mengatakan bahwa investasi

dalam pelatihan memberikan hasil yang besar dalam pelbagai bidang sebagai

62 Edward Sallis,Total,hlm. 174-175. 63 Rhenald Kasali,Self Driving : Menjadi Driver atau Passenger,(Mizan: Jakarta,

2014) hlm. 111-119.

Page 40: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

40

berikut: lingkungan kerja, komunikasi, produktivitas dan sumber daya

manusia. Model dari pelatihan dalam dunia olahraga diterapkan dalam dunia

pendidikan dengan membawa perubahan dan inovasi.64

Stix & Hrbek menekankan upaya mengembangkan bakat para siswa

supaya mereka dapat menampilkan bahan ajar ke hadapan rekan-rekan setim

mereka. Ketika bahan ajar menjadi hidup dalam cara ini, para siswa merasa

terlibat dan termotivasi. Stix & Hrbek menawarkan suatu metodologi

kepelatihan baru yang membantu guru mendorong para siswa untuk

membawakan materi pelajaran dengan cara yang bermakna. Prosedur dan

strategi yang ditampilkan melibatkan para siswa dalam suatu pembelajaran

berbasis proyek, di mana mereka ditantang untuk berpartisipasi secara aktif

dalam model lokakarya pemeriksaan. Metodologi tersebut terbagi dalam dua

bagian utama. Pada bagian pertama, membahas manfaat kepelatihan dalam

kelas, teknik melatih siswa untuk mengembangkan performa mereka, teknik

menolong siswa membangun kepercayaan diri mereka untuk mengambil resiko,

dan teknik mengembangkan suasana saling percaya dimana tingkat stres

berkurang sementara siswa menumbuhkan kepercayaan diri demi mencapai

kesuksesan. Pada bagian kedua, memberikan penjelasan mendetail tentang

strategi-strategi untuk membantu para siswa membaca, menulis, dan

mendengarkan bahan pelajaran yang bermakna.65

Guru sebagai pelatih adalah guru yang menfokuskan materi pelajaran

pada apa yang dibutuhkan oleh siswa dalam hal pendekatan pembelajaran.

64 Stix & Hrbek, Guru sebagai Pelatih Kelas (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 1. 65 Stix & Hrbek, Guru sebagai Pelatih Kelas (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm 1-5.

Page 41: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

41

Guru akan fokus pada materi yang harus dikuasai siswa dengan menggunakan

pendekatan pentingnya berprestasi bagi siswa. Komunikasi guru terhadap siswa

akan menentukan kesusksesan siswa dalam memperoleh pelajaran yang

bermakna.

D. Peran Otak dan Hati dalam Proses Manajemen Guru

Pentingnya manajemen guru dilatarbelakngi hasil penelitian seperti

dikutip Kasali dalam bukunya Self Driving:

Dari sejumlah orang yang menekuni profesi tertentu, hanya kurang dari 2% yang benar-benar serius dan mengembangkan dirinya. Yang lain

terperangkap dalam mentalitas penumpang yang memilih untuk menunggu.

Profesi guru memerlukan manajemen guru agar tidak terperangkap dalam

mentalitas seperti dimaksud oleh Kasali. Manejemen guru adalah manajemen

terhadap apa yang ada dalam tubuh guru. Otak sebagai salah satu organ

penting dalam diri manusia, otak manusia bisa berubah, berkembang atau

mengecil. Sejak dulu kala para ilmuwan menyebutkan tiga inti pada manusia,

yaitu mind, body, and soul. Tanpa melatih ketiganya maka sia-sialah potensi

yang diberikan Tuhan pada manusia. Otak yang berkembang hanya mungkin

terjadi dalam organisasi yang mengedepankan proses yang dinamis, bukan

semata-mata melihat kecerdasan di masa lalu, IQ, bakat atau ijazah. 66

Pengembangan SDM sangat bermanfaat untuk mencerdaskan otak.

Dan otak yang cerdaslah yang sangat bermanfaat untuk bisa mencari

66 Rhenald Kasali,Self Driving : Menjadi Driver atau Passenger,(Mizan: Jakarta,

2014) hlm. 235-237.

Page 42: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

42

penyelesaian masalah yang dihadapi seorang guru. Otak yang tidak diasah,

bisa mengalami penurunan kualitas. Bisa mengalami keguguran sel-sel

otaknya. Kecuali jika kualitas otak tersebut senantiasa dirawat, dengan cara

selalu mempergunakannya untuk berpikir. Karena semakin otak diajak

berpikir, semakin pandailah otak, dan semakin mudah dan cepatlah ia

menyerap informasi.67 Posisi guru sebagai manajer pembelajaran, harus

senantiasa ditingkatkan kemampuan profesionalitasnya dalam semua bidang

kompetensi. Jika gurunya tidak dikembangkan kualitasnya, pasti peserta

didiknya pun tak akan bisa berkembang.

Guardian angel sebagai pemimpin dalam manajemen guru harus

memiliki kemampuan kepemimpinan dan manajerial secara berimbang: lead

by heart, manage by head.68 Manajemen guru dengan model manajemen

humanis, ketika guardian angel harus berhadapan dengan persoalan yang

terkait dengan orang, maka ia harus menggunakan pendekatan-pendekatan

empati, kepercayaan, atau hubungan personal (pendekatan hati/ emosional).

Namun, ketika menghadapi persoalan-persoalan pekerjaan, maka ia harus

menggunakan pendekatan sistem, profesionalitas, objektivitas, atau efisiensi-

efisiensi (pendekatan pikiran/ rasio).

Arif Yahya menceritakan pengalaman dalam memimpin perusahaan

Telkom dalam bukunya Great Spirit Grand Strategy. Menurutnya manajemen

sumber daya manusia dengan berfalsafah spiritual akan mampu menghasilkan

67 Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga (Jakarta: Pustaka Inti, 2009), hlm. 237. 68 Arif Yahya, Great Spirit, Grand Strategy, Corporate Philosophy, Leadership

Architecture, and Corporate Culture for Sustainable Growth (Jakarta: Gramedia, 2013), hlm.

121.

Page 43: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

43

sesuatu yang luar biasa. Arif Yahya menyatakan bahwa keselarasan antara visi

spiritual karyawan dengan visi spiritual organisasi menjadi kunci agar selalu

menghasilkan perkerjaan yang terbaik.69

Lebih lanjut, Arif Yahya menawarkan konsep Spiritual Capital

Management (SCM) yang di dalamnya memiliki tiga tujuan strategis. Pertama,

menciptakan spirit di kalangan karyawan bahwa bekerja merupakan

manifestasi dari ibadah dan pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kedua, membentuk karyawan yang memiliki integritas tinggi dalam bekerja.

Ketiga, yang merupakan tujuan tertinggi, adalah membangun karakter Ihsan

dalam bekerja.

Departemen sumber daya manusia bertanggung jawab terhadap

aktivitas perusahaan yang bervariasi dengan melaksanakan fungsi-fungsinya.

Menurut Mondy, fungsi-fungsi sumber daya manusia terdiri dari: a) human

resources planning, recruitment and selection; b) human resources

development; c) compensation and benefit; d) safety and healthy; e) employee

and labor relation

Fungsi-fungsi sumber daya manusia dapat dilakukan dengan sebuah

program manajemen kinerja yang pada dasarnya adalah sebuah proses dalam

Manajemen Sumber Daya Manusia. 70 Dalam proses manajemen kinerja,

terdapat 5 kegiatan utama, yaitu: (1) merumuskan tanggung jawab yang harus

dicapai, (2) menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai

69 Arif Yahya, Great Spirit, Grand Strategy, Corporate Philosophy, Leadership

Architecture, and Corporate Culture for Sustainable Growth (Jakarta: Gramedia, 2013), hlm.

20. 70 Achmad S. Ruky, Sistem Manajemen Kerja, Panduan Praktis untuk Merancang

dan Meraih Kinerja Prima (Jakarta: Gramedia, 2006), hlm.18.

Page 44: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

44

oleh karyawan dalam kurun waktu tertentu, (3) melakukan “monitoring”,

koreksi, memberikan bantuan dan kesempatan yang diperlukan, (4) menilai

dengan standar/ tolak ukur yang ditetapkan, dan (5) memberikan umpan balik.

Pengembangan SDM adalah fungsi utama dalam MSDM yang tidak

hanya terdiri atas pelatihan dan pengembangan, namun juga aktivitas-aktivitas

perencanaan dan pengembangan karir individu, pengembangan organisasi,

serta manajemen dan penilaian kinerja.71

Peningkatan kualitas dan kompetensi internal merupakan salah satu

dari empat falsafah kepemimpinan stratejik.72 Mutu guru adalah aspek penting

dalam manajemen stratejik dalam kepemimpinan di sekolah. Kepemimpinan

kepala sekolah menjalankan manajemen strategik termasuk didalamnya dalam

memilih model manajemen. Manajemen guru dalam kepemimpinan statejik

berkontribusi pada pengembangan kompetensi guru.

Pengembangan kompetensi guru adalah salah satu tujuan manajemen

sumber daya manusia, yaitu tujuan personal. Mondy menambahkan tujuan

personal para karyawan akan tercapai jika para karyawan dipelihara,

dipertahankan dan dimotivasi. Jika tidak demikian, kinerja dan kepuasan

karyawan akan menurun dan karyawan bisa meninggalkan organisasi.73 Guru

sebagai sebuah individu mempunyai 3 modal utama, yaitu: (1) modal

intelektual, (2) modal moral dan (3) modal kreativitas.

71 R. Wayne Mondy, Manajemen, hlm.8. 72 J. Salusu, Pengambilan Keputusan Strategik (Bandung: Grasindo,2004), hlm. 53. 73 R. Wayne Mondy, Manajemen, hlm.223.

Page 45: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

45

Modal moral berlandaskan pada kecerdasan moral yang berbasis pada

empat kompetensi moral, yaitu:74

a. Integritas (integrity), yakni kemauan seseorang untuk mengintegrasikan

nilai-nilai universal dalam perilaku. Individu memilih berperilaku yang

tidak bertentangan dengan kaidah perilaku etis yang universal.

b. Bertanggung jawab (responsibility) atas perbuatan yang dilakukannya.

Hanya orang-orang yang mau bertanggung jawab atas tindakannya dan

memahami konsekuensi dari tindakannya yang bisa berbuat sejalan dengan

prinsip etika universal

c. Penyayang (compassionate) adalah tipe orang yang tidak akan merugikan

orang lain, karena dia menyadari memberi kasih sayang pada orang lain

juga sama dengan memberi kasih sayang pada diri sendiri. Orang yang

melanggar etika adalah orang-orang yang tidak memiliki kasih sayang

pada orang lain yang dirugikan, sebab perbuatannya melanggar hak orang

lain

d. Pemaaf (forgiveness) adalah sifat yang terarah (diberikan) pada sesama

manusia. Orang yang memiliki kecerdasan moral tinggi bukanlah tipe

orang pendendam yang membalas perilaku tidak menyenangkan dengan

cara yang tidak menyenangkan pula.

Modal kreativitas adalah bagian penting dari modal manusia dalam

kaitannya dengan proses inovasi. Sebuah inovasi pembelajaran akan muncul

dari guru yang mempunyai pemikiran kreatif atau dari sekumpulan guru yang

74 Djamaludin Ancok, Psikologi, hlm. 76.

Page 46: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

46

kreatif. Para pakar berbeda pendapat tentang definisi kreativitas. Menurut

mereka ada beberapa ciri kreativitas, yakni:75 a)Fleuncy;

b)Flexibility;c)Originality; d)Elaboration; e)Visualization ; f)Transformation;

g)Intuition; h)Synthesis

Modal intelektual didefinisikan Djamaludin Ancok sebagai

pengelolaan modal intelektual merujuk pada knowledge management.

Modal intelektual (intellectual capital) adalah suatu istilah yang

memiliki berbagai pengertian. Dalam konteks pengelolaan pengetahuan

(knowledge management), yang sifatnya berupa tacit knowledge dan

explicit knowledge.76

Dalam kondisi yang ditandai oleh perubahan yang super cepat,

manusia harus terus menerus memperluas pengetahuannya dan meningkatkan

daya kritisnya dalam melihat sebuah fenomena. Modal intelektual terletak

pada kemauan untuk berpikir dan kemampuan untuk melahirkan sesuatu yang

baru, modal intelektual tidak selalu ditentukan oleh pendidikan formal yang

tinggi.

Pandangan positif Munif Chatib terhadap guru yang mempunyai

keinginan untuk belajar menjadi gurunya manusia, mendasari pentingnya

perilaku positif pada setiap guru di sekolahnya manusia. Neila Ramdhani

menuliskan aspek utama dalam psikologi positif.

Psikologi positif yang dimotori oleh Martin Seligman (Seligman,

2002) memfokuskan perhatiaan pada upaya menggali dan mengembangkan karakter yang merupakan sisi kekuatan manusia

75 Djamaludin Ancok, Kepemimpinan, hlm. 68. 76 Djamaludin Ancok, Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi (Jakarta: Erlangga,

2012), hlm. 53.

Page 47: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

47

(promotion of character strength) agar terhindar dari permasalahan

psikologis di dalam hidup. Pengenalan dan pengembangan sisi kekuatan karakter akan menghantarkan hidup individu pada kebahagiaan yang murni (authentic happiness) dan mampu berfungsi

secara optimal (optimal functioning) dalam kehidupannya, baik sebagai individual, anggota keluarga, anggota masyarakat dan negara.

Ada tiga aspek utama yang menjadi titik perhatian perkembangan

manusia yang optimal yakni: Emosi yang positif (positive emotion), sifat diri

yang positif (positive personal traits) atau untuk selanjutnya disebut dengan

karakter positif, dan institusi yang positif (positive institution).

Profesi seorang guru tercermin pada pencapaian hasil terbaik, dan flow

(kondisi bekerja yang mengalir, tanpa beban, bahkan seolah-oleh waktu

berlalu begitu cepat). Kecintaan pada profesi muncul karena guru berhasil

memberikan makna lebih (meaningful) atas apa yang dikerjakan dan passion:

gairah, semangat, antusias.77

Kecintaan pada profesi saja, sepertinya tidaklah cukup. Tuntutan

berikutnya adalah kemampuan dalam menunaikan pekerjaan, amanah, atau

tanggung jawab dengan kualitas terbaik, unik, dan menginspirasi. Ini hanya

bisa dipenuhi ketika seseorang memiliki daya pembeda (different)-hampir

sama dengan istilah diferensiasi dalam marketing-dan juga kemampuan untuk

terus melakukan terobosan-terobosan baru yang bermanfaat (innovative).

Nonaka dan Takeuchi membedakan pengetahuan menjadi dua dimensi:

pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit yang pertama

kali dipopulerkan Michael Polanyi adalah pengetahuan yang dibangun dari

pengalaman-pengalaman, bersifat subyektif dan personal sehingga cukup sulit

77 Munif Chatib, dkk.Guardian Angel, (Bandung: Kaifa, 2013), hlm. 27.

Page 48: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

48

untuk memformalkan dan membagi kepada orang lain. Pengetahuan tacit

meliputi wawasan, pengalaman, intuisi dan firasat yang tidak mudah nampak

atau diekspresikan. Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan formal dan

sistematis, dapat diekspresikan dengan mudah dalam kalimat atau angka.

Pengetahuan eksplisit berupa rasionalitas yang mudah dikomunikasikan dan

dibagi kepada pihak lain dalam bentuk data, formula, kodifikasi prosedur, atau

prinsip-prinsip universal.

Nonaka dan Takeuchi merepresentasikan proses transfer pengetahuan

dalam model knowledge spiral yang terdiri dari empat tipe pembangkitan dan

transformasi pengetahuan, meliputi: sosialisasi, eksternalisasi, internalisasi,

dan kombinasi. Masing-masing saling mengikuti secara spiral dan

mentransformasi pengetahuan dari individu ke individu lain atau ke suatu

kelompok/organisasi.

Sosialisasi adalah mempertukarkan dan saling berbagi pengetahuan

tacit (tacit to tacit) melalui pembicaraan orang per orang atau melalui berbagi

pengalaman. Eksternalisasi: pengetahuan tacit dibuat menjadi pengetahuan

eksplisit, misalnya melalui kodifikasi, dan dibagikan dalam suatu kelompok

(tacit to explicit). Kombinasi: pengetahuan eksplisit dikumpulkan kemudian

dikombinasikan untuk menghasilkan pengetahuan baru (explicit to explicit).

Internalisasi: pengetahuan eksplisit dibuat dan diubah menjadi pengetahuan

tacit (explicit to tacit).

Page 49: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

49

E. Motivasi, Kompetensi Guru dan Manajemen Waktu

Motivasi guru dalam mencapai tingkat kompetensi profesional

membutuhkan manajemen waktu. Mengenali motivasi guru dalam bekerja

akan memudahkan pihak manajemen pengembangan guru. Manajemen waktu

mendukung guru untuk memanfaatkan waktu bekerjanya dengan sebaik-

bainya. Hizbul Muflihin mendifinisikan motivasi kerja sebagai kondisi yang

berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang

berhubungan dengan lingkungan kerja. Beberapa teori kerja dikemukakan oleh

Muflihin yang sering dipakai untuk meneropong jenis motivasi apa yang

mendasari seseorang berbuat, diantaranya: 78

1. Teori X dan Y (Mc Gregor)

Teori X memberikan gambaran betapa seorang pemmimpin atau

manajer harus mampu melakukan pengawasan yang ketat, tugas-tugas

yang jelas, dan menetapkan imbalan atau hukuman yang sepadan pula.

Teori X ini memberi gambaran bahwa pada intinya setiap oranng,

termasuk guru pada dasarnya hanya ingin tugas-tugas dapat dilaksanakan

sesuai prosedur atau cara kerja yang ditetapkan, namun tidak suka untuk

menerimaa resiko jika terjadi sesuatu hal yang berkaitan dengan kualitas

tugasnya.

Sebaliknya, teori Y mengharapkan manajer mesti terbuka dan

mendorong inisiatif kompetensi dalam bekerja. Pada prinsipnya manusia

suka bekerja, sebab bekerja tidak lain aktifitas alami, dan masalah gaji atau

78 Muh. Hizbul Muflihin, Manajemen Kinerja Tenaga Pendidik, Relasi

Kepemimpinan, Kompetensi, dan Motivasi Kerja, (Purwokerto: STAIN Press, 2014), hlm.

107.

Page 50: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

50

insentif adalah implikasinya, dengan sendirinya diawasi atau tidak menurut

teori Y ini tidak banyak berpengaruh pada kerja yang dilakukannya.

2. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)

Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal

yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti

bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor

hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik

yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku

seseorang dalam kehidupan seseorang.

Secara umum motivasi guru dalam bekerja yang bersifat intrinsik

dan ekstrinsik ini disinggung pula dalam firman Allah SWT dalam surat Al

Baqarah: 200 yang berbunyi:79

Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah

Kami (kebaikan) di dunia", dan Tiadalah baginya bahagian (yang

menyenangkan) di akhirat.

Muflihin menyebutkan bahwa ayat tersebut secara tegas

menunjukkan bahwa di dalam beribadah termasuk di dalamnya bekerja

dengan profesi sebagai guru, dimungkinkan ada yang mempunyai tujuan

atau motivasi sekadar ingin mendapatkan kebahagiaan di dunia saja,

79 Muh. Hizbul Muflihin, Manajemen Kinerja…, hlm. 118.

Page 51: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

51

termasuk kategori motivasi ekstrinsik. Sedangkan yang bekerja

mengharapkan adanya kebahagiaan bathin, ruhani, termasuk kategori

motivasi intrinsik.

3. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi

Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi

oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Hal

yang termasuk dalam faktor internal adalah: a) persepsi seseoranng

mengenai diri sendiri; b) harga diri; c) harapan pribadi; d) kebutuhan; e)

keinginan; f) kepuasan kerja; g) prestasi kerja yang dihasilkan.

Faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain

ialah: a) jenis dan sifat pekerjaan; b) kelompok kerja dimana seseorang

bergabung; c) organisasi tempat bekerja; d) situasi lingkungan pada

umumnya; e) sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.

Dalam prespektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah

merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam

Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, yaitu:80

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru meliputi pemahaman

guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,

80 Suyanto dan Asep Djihad, Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru Profesional ,

(Yogyakarta: Multi Pressindo, 2012), hlm.49.

Page 52: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

52

evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2. Kompetensi Kepribadian

Menurutt Hall & Lindzey, (1970: 167), kepribadian dapat didefinisikan:

“The personality is not a series of biographical facts but something more

general and enduring that is inferred from the facts.” Definisi itu

memperjelas konsep kepribadian yang abstrak yang karenanya bisa

dirumuskan konstruknya lebih memiliki indikator empirik. Namun ia

menekankan bahwa teori kepribadian bukan sesederhana sebuah

rangkuman kejadian-kejadian. Implikasi dari pengertian tadi adalah bahwa

kepribadian individu merupakan serangkaian kejadian, dan karakteristik

dalam keseluruhan kehidupan dan merefleksasikan elemen-elemen tingkah

laku yang bertahan lama, berulang-ulang, dan unik.

3. Kompetensi sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam yang harus dikuasai guru mencakup penguasaan

materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang

Page 53: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

53

menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi

keilmuannya.

Pada praktiknya, guru menerangkan pelajaran dan siswa memperhatikan,

selanjutnya siswa diuji tentang kemampuannya menangkap materi yang telah

diajarkan oleh guru. Jika siswa tidak mampu memberikan jawaban secara

benar, maka kesalahan cenderung ditimpakan kepada siswa. Ada juga guru

dalam mengajar melibatkan siswa, memberikan porsi yang banyak kepada

siswa untuk aktif sehingga guru mampu bertindak sebagai fasilitator. Dalam

proses pembelajaran, siswa memang harus dikondisikan secara positif

sehingga tumbuh perasaan senang dan memiliki motivasi untuk

memperhatikan seluruh materi yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran

yang menarik bukanlah sekedar menyenangkan tanpa target. Ada sesuatu yang

ingin dicapai dalam proses pembelajaran, yaitu pengetahuan atau ketrampilan

baru. Jadi, pembelajaran menarik (sebagaimana yang diharapkan siswa), ia

harus mampu memfasilitasi siswa untu bisa berhasil mencapai tujuan

pembelajaran secara optimal, dengan cara mudah, cepat, dan menyenangkan.

Target kompetensi untuk seorang guru sudah tersusun rapi dalam

peraturan perundang-undangan. Namun tentunya, hal yang harus dilakukan

setelah itu adalah merealisasikanya. Hal terpenting dalam program

peningkatan kualitas guru adalah niat dan kemauan guru untuk kreatif dan

bertanggung jawab terhadap keberhasilan pekerjaannya. 81 Secara sederhana

Munif Chatib memberikan definisi terhadap kompetensi guru sebagai berikut:

81 Munif Chatib, Gurunya…, hlm.29.

Page 54: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

54

1) kompetensi pedagogi, adalah kemampuan mengelola pembelajaran siswa

yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk

mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya; 2) kompetensi kepribadian,

adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa yang akan menjadi teladan bagi peserta didik serta berakhlak

mulia; 3) kompetensi profesional, adalah penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam sehingga guru dapat membimbing siswa memenuhi

standar kompetensi yang ditetapkan dan 4) kompetensi sosial adalah

kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi

dan bergaul secara efektif di antara peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/ wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Mulyasa mendefinisikan kompetensi guru sebagai berpaduan antara

kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara

kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup

penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang

mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme. Mulyasa

menambahkan, selain standar profesi di atas, guru perlu memiliki atandar

mental, moral, sosial, spiritual, intelektual, fisik dan psikis, sebagai berikut:82

1. Standar mental: guru harus memiliki mental yang sehat, mencintai,

mengabdi dan memiliki dedikasi yang tinggi pada tugas dan jabatannya

82 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung : Rosdakarya,

2012), hlm. 28.

Page 55: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

55

2. Standar moral: guru harus memiliki budi pekerti luhur dan sikap moral

yang tinggi.

3. Standar sosial: guru harus mampu mempunyai kemampuan untuk

berkomunikasi dan bergaul dengan masyarakat lingkungannya.

4. Standar spiritual: guru harus beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,

yang diwujudkan dalam ibadah sehari-hari.

5. Standar intelektual: guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan

yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan

baik dan profesional.

6. Standar fisik: guru harus sehat jasmani, berbadan sehat, dan tidak memiliki

penyakit menular yang membahayakan diri, peserta didik dan

lingkungannya.

7. Standar psikis: guru harus sehat rohani, artinya tidak mengalami gangguan

jiwa ataupun kelainan yang dapat mengganggu pelaksanaan tugas

profesionalnya.

Seorang guru yang bekerja dengan profesional nilai dan manfaatnya

bukan saja akan memberi kepuasan kepada wali siswa dengan prestasi

anaknya, seluruh warga lembaga pendidikan, akan tetapi juga akan dilihat oleh

Allah SWT dan akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Allah SWT

menegaskan dalam surat Al-Taubah: 105 sebagai berikut:83

83 Muh. Hizbul Muflihin, Manajemen Kinerja …, hlm. 103.

Page 56: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

56

105. dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta

orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan

dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang

nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Setiap guru mempunyai waktu bekerja yang sama, rata-rata 37,5 jam

dalam satu pekan. Namun dengan modal waktu yang sama ini, ternyata hasil

yang diperoleh satu guru dengan guru lain bisa jauh berbeda. Manajemen

pengelolaan waktu merupakan salah satu kuncinya. Karena modal waktu yang

diberikan kepada manusia tak pernah berubah dari dulu hingga sekarang dan

hari kiamat. Maka, siapa yang hanya mampu menghabiskan waktu, tak akan

banyak yang bisa ia peroleh. Tetapi siapa yang bisa memanfaatkan waktu,

dialah yang bisa memetik hasil lebih banyak.84

Guru yang belum terbiasa mengisi waktu luangnya dengan kegiatan

yang efektif, dengan manajemen waktu pada manajemen guru model GA

diharapkan akan mampu menghargai mahalnya waktu. Perlahan, dengan

upaya guru untuk bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal, guru akan

belajar semakin banyak untuk memanfaatkan waktu, bukan sekadar

menghabiskan waktu. Dengan belajar menghargai waktu, guru hanya

84 Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga (Jakarta: Pustaka Inti, 2009), hlm. 116.

Page 57: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

57

memerlukan sedikit waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dalam manajemen

waktu yang telah disusunnya.

Page 58: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

58

BAB III

BIOGRAFI MUNIF CHATIB

A. Latar Belakang Sosial Kultural

Munif Chatib lahir di Surabaya 5 Juli 1969, dan mendapatkan julukan

Sang Mutiara dari Sidoarjo oleh Neno Warisman. Ketertarikannya di dunia

pendidikan di awali ketika masih di bangku SMA. Meskipun masih berstatus

siswa kelas 3, beliau ikut membantu gurunya memberi bimbingan belajar

kepada teman-temannya. Namun menurut bapak yang mempunyai seorang

putri yang sudah duduk dikelas 1 SMP ini mengatakan bahwa, meskipun ia

suka mengajar namun waktu itu tidak ada orang yang mengarahkan untuk

jenjang S1 nya, sehingga beliau merasa salah jurusan.

“Saya masuk di fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang, dan

tahun pertama saya seperti masuk ke dunia lain,” kenang bapak yang senang

menulis puisi. Karena itulah beliau tidak begitu tertarik pada dunia hukum,

seperti menjadi hakim, jaksa atau pengacara, meskipun profesi pengacara

pernah dijalaninya pada tahun pertama kelulusannya menjadi sarjana hukum.

Namun hatinya lebih mantap menjadi pengajar. Dan pada tahun 1992 sebelum

diwisuda beliau dipercayakan untuk menjadi seorang asisten dosen di fakultas

hukum sebuah universitas baru di Sidoarjo. Namun malang, hanya 1 bulan,

beliau dikeluarkan dari kampus tersebut karena mengkritik dosennya dalam

memberikan kuliah yang monoton dan menjemukan.

Page 59: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

59

Pengalaman pertama bekerja dirasakan benar pada saat tahun 1993

bergabung dengan perusahaan asing di Jakarta selama dua tahun. Sempat

memimpin sebuah lembaga pendidikan komputer dan bahasa Inggris di

Jakarta, akhirnya diminta oleh Universitas Nasional Jakarta untuk menjadi

pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Dan pada tahun 1998 sampai

1999 telah menyelesaikan studi dengan Distance Learning di Supercamp

Oceanside California USA yang dipimpin oleh Bobby de Porter.Dari 73

lulusan alumni pertama tersebut, beliau menduduki rangking 5 dan satu-

satunya lulusan dari Indonesia. Tesisnya, ”Islamic Quantum Learning”, cukup

menggemparkan dan sampai sekarang dijadikan referensi yang diminati di

Supercamp.

“Islamic Quantum Learning adalah kritik tentang penokohan fiktif

yang dikembangkan oleh Bobby de Porter. Dan sepertinya saya menemukan

hal yang luar biasa, yaitu ternyata mereka mengakui bahwa nilai-nilai Islam

adalah nilai-nilai terbaik dalam penerapan penokohan dan character building

yang diajarkan di sekolah-sekolah. Seperti seorang menimba air dari dalam

sumur. Air sumur itu adalah nilai Islam dan mereka menyedotnya dengan

mesin yang canggih. Sedangkan kita di Indonesia atau di sekolah-sekolah

Islam mengambil air itu dengan timba bocor. Inilah kelemahan kita yaitu

terletak pada metodologi,” ujar Munif Chatib yang selalu yakin bahwa sekolah

Islam mestinya dapat menjadi sekolah terbaik dan unggul.

“Namun bagaimanapun juga saya harus berterima kasih kepada semua

guru saya yang sudah memberikan banyak ilmu dengan metodologi yang

Page 60: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

60

canggih. Bobby de Poerter beserta teamnya, dan beberapa direktur stakeholder

Supercamp, termasuk terima kasih saya kepada DR. Howard Gardner yang

membimbing saya dalam menyelesaikan pekerjaan maha berat, yaitu Multiple

Intelligence Research untuk diterapkan di Indonesia,” cerita Munif Chatib

yang sampai tahun 2007 ini sudah menyelesaikan lebih dari 12.000 responden

dalam melakukan Multiple Intelligence Research diberbagai kota di Indonesia.

Ada hal menarik dari intisari hasil belajarnya tersebut dan dikemas

dalam sebuah rumus yang cukup mengagetkan banyak orang, yaitu sebuah

rumus untuk sekolah unggul. Sekolah unggul menurut beliau adalah sekolah

yang memandang tidak ada siswa yang bodoh dan semua siswanya merasakan

tidak ada pelajaran satupun yang sulit.

“Coba anda bayangkan betapa cantiknya sebuah proses belajar dalam

sebuah kelas apabila guru memandang semua siswanya pandai dan cerdas dan

para siswanya merasakan semua pelajaran yang diajarkan mudah dan

menarik. Kelas tersebut akan hidup. Keluar dari kelas tersebut, semua siswa

mendapatkan pengalaman pertama yang luar biasa dan tak akan pernah lupa

seumur hidup. Coba anda bayangkan … bila kelas seperti itu terjadi pada

jutaan kelas di sekolah-sekolah di Indonesia. Pasti negara ini akan menjadi

negara maju yang diperhitungkan oleh dunia,” kata Munif Chatib yang merasa

banyak mendapat tantangan untuk mengangkat YIMI menjadi lembaga

pendidikan unggul dan diperhitungkan di Gresik.

Page 61: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

61

Menurut Munif Chatib, YIMI adalah tantangan terberatnya.

“Alhamdulillah dengan kerjasama yang baik antara personel yayasan, kepala

sekolah dan para guru, sekolah ini dalam waktu satu tahun cukup mendapat

kepercayaan masyarakat. Ini adalah keberhasilan kolektif, ” ucapan syukur

beliau.

Pesan yang cukup perlu diperhatikan dari seorang yang selalu bersemangat

dalam bekerja ini adalah:

“Setiap sekolah dimanapun dengan kualitas apapun, para siswanya

adalah amanah yang perlu dijaga. Dan orang yang paling bertanggungjawab

adalah para guru. Sekolah unggul adalah sekolah yang mempunyai guru

profesional. Dan penyelenggara sekolah yang profesional adalah yang selalu

memikirkan kesejahteraan para gurunya.”

Munif Chatib yang bertempat tinggal di jalan Bougenvil C4

Sekardangan Sidoarjo, bersama istri dan puteri tercintanya ananda Bela tinggal

dalam lingkungan keluarga yang hangat. Suasana harmoni dalam keluarga

yang selalu menghidupkan diskusi mampu membuat seorang ayah mengenali

potensi putrinya dari awal. Pada jenjang sekolah dasar anada Bela yang

terkena kesulitan dalam mengenali angka (diskalkulia), mampu melewati

setiap jenjang pendidikan dengan dukungan penuh dari kedua orang tuanya.

Gagasan yang diusung Munif Chatib bukanlah hanya ada di dataran mimpi.

Putrinya ananda Bela telah menjadi bukti dari konsep Sekolahnya Manusia,

sampai akhirnya menemukan potensinya pada usia yang masih terbilang belia.

Page 62: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

62

Cita-cita yang masih terus diperjuangkan ananda Bela adalah menjadi desainer

pada kondisi akhir terbaiknya.

B. Latar Belakang Pendidikan

Pendidikan Formal:

SD : SD Al-Irsyad Surabaya

SMP : SMP Negeri 3 Sidoarjo

SMA : SMA Negeri Sidoarjo

PT : Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Program Pasca Sarjana Pendidikan Anak Udia Dini

Universitas Negeri Jakarta

Pendidikan Non Formal

Distance Learning Supercamp Bobbi De Porter 1999

C. Karier di Dunia Pendidikan

AlamatKantor :

Next Edu, Gedung Graha Kebon Agung Lt. 1 C3.

Jl. Raya Margorejo Indah Kav. A131-132 Surabaya 60238

Telp. 031 8415222

Fax. 031 8416444

Jenjangkarir di duniapendidikan:

a. Kepala Sekolah Sd Mutiara Ilmu Pasuruan 2004-2005

b. Direktur Sekolah Yimi Gresik 2004-2010

Page 63: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

63

c. Konsultan Pendidikan Di Berbagai Sekolah 2006 - Sekarang

d. Trainer Pendidikan 2009 - Sekarang

e. Ceo Next Edu, Lembaga Pelatihan Managemen Pendidikan 2007 –

Sekarang

Daftarlembagapendidikan yang dikonsultani:

a. Sd Chandra Buana, Parung Bogor, 2014

b. Sd Unggulan Permata Jingga Malang, 2014

c. Hooray Kids Denpasar, 2014

d. Tk, Sd, Smp Al Maka Jkarta Barat, 2014

Jabatan selain sebagai direktur next edu:

a. Kementrian pendidikan

Tim Penulis Buku Tematik Terpadu Kuriklum 2013 Kelas 1 Sd

b. Program Indonesia Mengajar

Trainer Tetap Indonesia Mengajar

c. Counter Part Nagoya University 2014-2021

d. Konsutan Pendidikan Dinas Pendidikan Kota Surabaya 2012 -

Sekarang

Penggagas program peningkatan kualitas SDM (guru, kepalasekolah,

ketuayayasan):

a. Studi banding keJepang

Juni 2013; November 2013; Februari 2014

b. Studi banding keFinlandia

Page 64: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

64

September – Oktober 2014

c. Wokshop tentang Berbagai Tema Pendidikan, antara lain Kurikulum

2013

d. Pelatihanmenjadi Trainer Edu Camp

e. Parenting Bahagia Menjadi Orangtuanya Manusia di berbagai sekolah

Daftar Tema seminar/ workshop yang pernah diisi:

a. Disain Sekolahnya Manusia

b. Bahagia Menjadi Gurunya Manusia

c. Bahagia Menjadi Orangtuanya Manusia

d. Apa Itu Kurikulum 2013

e. Manajemen Kelas

f. Strategi Mengajar Dengan Pendekatan Multple Intelligences

D. Karya-Karya Munif Chatib

Munif Chatib, lahir di Surabaya 5 Juli 1969, adalah konsultan

pendidikan dan penulis empat buku best-seller pendidikan, Sekolahnya

Manusia, Gurunya Manusia, Sekolah Anak-Anak Juara dan Orangtuanya

Manusia. Tahun 2009 adalah tahun yang luar biasa baginya sebab buku itu

pertama kali di cetak, dan pada tahun itu juga Munif Chatib bertemu dan

menjadi pembicara bersama gurunya Bobbi DePorter, di aula kantor

kementrian pendidikan. Hampir 1000 Guru berada ruangan itu. Pengalaman

yang mengesankan Munif Chatib saat itu adalah membubuhkan tanda tangan

bersama Bobbi pada hampir 750 buku Sekolahnya Manusia. Pada 21 Mei

Page 65: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

65

2011, kembali Munif Chatib meluncurkan buku keduanya yang berjudul

Gurunya Manusia yang dilanjutkan dengan bedah buku seantero kota di

Indonesia. Menurut Munif Chatib, jika buku Sekolahnya Manusia ibarat

sebuah piring, maka isi piring tersebut adalah Gurunya Manusia.

Di tahun 2012 Bersama Bapak Alamsyah Said, Munif Chatib menulis

buku ketiganya, Sekolah Anak-Anak Juara. Buku ini menunjukkan bagaimana

proses pengajaran berkualitas, yaitu “bukan sebesar apa kecerdasanmu,

melainkan bagaimana kau menjadi cerdas”. Dengan gaya ringan, praktis, dan

menarik, buku ini mengajarkan bagaimana menjadi Sekolah The Best Output,

yaitu Sekolahnya Manusia.

Bukunya yang keempat, Orangtuanya Manusia, diterbitkan pada tahun

2012. Buku ini mendapat sambutan luar biasa dari para 0rang tua di seluruh

Indonesia yang ingin mendapatkan wawasan baru bahwa setiap anak itu cerdas

dan setiap anak adalah bintang. Buku ini menjadi guide bagi orangtua untuk

memberikan stimulus dan lingkungan yang tepat sesuai bakat dan minat setiap

anak.

Munif Chatib juga di percaya menjadi salah satu trainer Pengajar Muda

Program Indonesia Mengajar dari Bapak Anis Baswedan. Sekarang Munif

Chatib masih mendalami program studi di Pasca sarjana Universitas Negeri

Jakarta. Sehari hari Munif berkantor di Lazuardi-Next, Gedung SMP

LAzuardi Lantai 2, Jl. Margasatwa No 39, Cilandak, Jagakarsa, Jakarta

Selatan. Dan di Graha Kebun Agung Lantai 1 C3, Jl. Raya Margorejo Indah

Kav A 131-132 Surabaya.

Page 66: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

66

Pemikiran Munif Chatib dituangkan dalam buku-buku karyanya yang

sinopsisnya sebagai berikut:85

1. Sekolahnya Manusia

Sekolahnya manusia, buku yang saya tulis 2009 itu seperti sebuah

piring. Buku itu bercerita tentang sederhananya konsep Sekolahnya

Manusia yang mempunyai 3 bagian, yaitu: Pertama Input, Sekolahnya

Manusia menerima siswa dalam berbagai kondisi. Siswa pandai, baik,

nakal, bodoh dan anak berkebutuhan khusus. Sekolahnya Manusia selalu

menuju sekolah inklusi.

Kedua Proses, Sekolahnya Manusia menerapkan ‘The Best Process’.

Maksudnya guru menerapkan multi strategi dalam mengajar. Tidak hanya

ceramah sebagai metode tunggul. Ketiga Ouput, Sekolahnya Manusia

memotret kemampuan siswanya dalam 3 ranah besar, yaitu kognitifnya,

psikomotorik dan afektif.

2. Gurunya Manusia

Gurunya Manusia kental sekali dengan nuansa guru harus kreatif,

harus terus belajar dan menjadi ‘penyelam’ bagi semua siswanya. Ibaratnya

Gurunya Manusia adalah isi dalam sebuah piring Sekolahnya Manusia.

Ketika dalam Sekolahnya Manusia ada Gurunya Manusia, ternyata masalah

belum selesai. Masih ada Orangtua siswa yang menjadi konsumen

pendidikan sebuah sekolah. Banyak terjadi masalah, terutama hubungan

dengan sekolah jika paradigma orangtua belum sama dengan sekolah.

85 http://munifchatib.wordpress.com/2012/10/21/empat-buku-seperti-aliran-air/

Page 67: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

67

3. Orang Tuanya Manusia

Orangtuanya Manusia, buku yang saya tulis 2012 ini seperti menjadi

‘petunjuk’ sederhana bagi orangtua, terutama bagaimana memandang

pendidikan anak-anaknya. Memandang kemampuan anak kita yang seluas

samudera dan bintang. Bagaimana hubungan orangtua dengan guru anak-

anaknya. Guru dan orangtua harus menjadi sahabat sejati. Jika orangtua dan

guru bekerja sama dalam membantu anak untuk belajar, maka anak tersebut

akan menjadi juara. Anak itu akan menemukan kondisi terbaiknya.

4. Sekolah Anak-Anak Juara

Sekolah Anak-Anak Juara, yang saya tulis juga di tahun 2012

bersama sahabat saya Alamsyah Said, seperti menjadi bukti otentik. Jika

seorang anak bersekolah di Sekolahnya Manusia, lalu dididik oleh Gurunya

Manusia, di rumah ada Orangtuanya Manusia, maka Insya Allah anak

tersebut menjadi “juara” di bidang masing-masing. Sukses dunia akhirat.

5. Kelasnya Manusia

Buku berikutnya yang membahas tentang Kelasnya Manusia bersama

sahabat saya Irma Nurul Fatimah, seorang Gurunya Manusia yang arsitek.

Kita berdua percaya sebenarnya dinding-dinding kelas baik indoor maupun

outdoor bisa menjadi asisten guru. Bahkan sampai puluhan asisten.

6. Guardian Angel

Buku ini berisi tulisan peserta GA yang terinspirasi dengan model

sekolahnya manusia, membahas tentang romatika membangun sekolahnya

manusia.

Page 68: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

68

Penelitian :

Penelitian Multiple Intelligence Research pada setiap jenjang pendidikan TK,

SD, SMP dan SMA, tahun 2000 – 2008

Penelitian Permasalahan Guru Mengajar dengan KBK, tahun 2002-2003

Penelitian Kualitas Soal dalam UNAS, tahun 2005

Peneliltian Efektifitas PR di Sekolah SD, SMP dan SMA, tahun 2006

Karya Tulis:

Islamic Quantum Learning

Multiple Intelligence System

Riset Pendidikan dengan Multiple Intelligence

Reformasi Sekolah

KBK, masalah dan solusinya

Kritik sertifikasi pra kinerja pada UU Guru dan Dosen

Competence and Benefit System, solusi polemik UNAS

Character Building sebagai bidang studi

Doors Curriculum System

E. Konsep dan Filosofi Manajemen Guru Model GA

Munif Chatib menggagas program unggulan dari pengembangan

sumber daya manusia di dunia pendidikan yaitu perkualiahan Guardian Angel.

Pelatihan ini diperuntukkan bagi pengelola sekolah, kepala sekolah, guru,

orang tua, konsultan pendidikan dan pemerhati pendidikan. Lama perkualihan

Page 69: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

69

pada program GA adalah 6 bulan dengan jumlah pertemuan 4 hari dalam

setiap bulannya. Peserta GA sampai dengan 2014 sudah pada angkatan ke 16.

Perkuliahan GA dilaksanakan di beberapa kota di Indonesia, yaitu Jakarta,

Surabaya, Medan, Samarinda dan Makasar. Pada perkuliahan GA, Munif

Chatib menyebutnya sebagai perkuliahan S2 ½ karena di dalamnya

membahas tentang manajemen tingkat tinggi.

Orang yang bekerja dengan dilandasi hati yang ikhlas, bekerja

senantiasa dilandasi suatu cita-cita yang tinggi dan baik. Dalam prakteknya,

setiap orang yang berbuat atau bekerja senantiasa akan dihadapkan pada siklus

berpikir.86 Manajemen guru model GA memberikan tantangan kepada guru

untuk terus berpikir dan berproses dalam mengembangkan potensinya sebagai

guru. Motivasi guru dalam bekerja akan mempengaruhi proses pengembangan

profesi guru. Keberhasilan proses ini dipengaruhi oleh motivasi intrinsik yang

kuat dari dalam diri guru diperkuat dengan adanya motivasi eksternal dengan

adanya manajemen pengembangan guru.

Konsep filosofi dari Steven Covey bahwa setiap pembelajar menjadi

guru, dan setiap guru menjadi pembelajar mengilhami Munif Chatib dengan

menganggap bahwa belajar adalah hak guru. Guru dengan penilaian kinerja

berarti guru yang telah mendapatkan keadilan, karena terpenuhi haknya untuk

belajar. 87 Hak guru dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan secara

terprogram dengan materi pelatihan disesuaikan dengan maping need

86 Muh. Hizbul Muflihin, Manajemen Kinerja Tenaga Pendidik, Relasi

Kepemimpinan, Kompetensi, dan Motivasi Kerja, (Purwokerto: STAIN Press, 2014), hlm. 5. 87 “Parallels between Performance management Quality and Organizational

Performance,” Supervision 66 (August 2005: 19-20).

Page 70: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

70

assesment yang telah diusulkan oleh para guru. Just in time training adalah

pelatihan yang diberikan kapanpun dan dimanapun pelatihan tersebut

dibutuhkan.88

Manajemen di sekolah adalah manajemen tingkat tinggi, sama halnya

dengan di perusahaan. Mengubah kebiasaan lama karyawan dan eksekutif

tentu saja bukan pekerjaan mudah. Perbedaan orientasi sikap antara bisnis

dengan non bisnis dapat diilustrasikan sebagai lembaga pendidikan yang apa

adanya dan yang profesional. 89

Dalam bisnis, tugas kami yang utama adalah menghasilkan barang/ jasa yang diterima, membuat mereka lebih sejahtera, dan hidup mereka lebih bahagia lagi.-Konnosukke Matsushita-

Pada buku gurunya manusia halaman 60 Munif menyebutkan alasan

mengapa sekolah memerlukan manajemen tingkat tinggi. Di dalamnya, 99%

adalah manusia yang dinamis dan punya berjuta-juta keinginan. Setiap sekolah

yang sudah baik pengelolaannya maupun yang pemula, pasti punya masalah.

Di antaranya berkaitan dengan siswa, sarana dan prasarana, serta manajemen

guru dengan wali siswa. Manajemen guru di dalamnya termasuk manajemen

sarana dan prasarana, bagaimana seorang guru melakukan tindakan kreatif

dengan adanya fasilitas yang ada. Pengembangan kompetensi guru

memberikan kepercayaan kepada wali siswa, termasuk didalamnya adalah

bagaimana cara komunikasi efektif dengan wali siswa.

88 George T. Milkovich and Jerry M. Newman, with the assistance of Carolyn

Milkovich, Compensation, 7th ed. (Boston: Mc. Graw-Hill, 2002): 368. 89 Rhenald Kasali,Change,(Mizan: Jakarta, 2013) hlm. 268.

Page 71: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

71

Bagan 5. Perbedaan orientasi sikap antar bisnis dan non bisnis

Sikap Berorientasi pada Bisnis

1. Bisnis harus kommpetitif dan produktif

2. Penempatan orang harus berdasarkan kompetensi dan prestasi

3. Setiap manajer/ kepala unit harus punya sasaran jelas

4. Prioritas utama adalah konsumen

5. Harus selalu inovatif dan bergerak cepat

6. Pengangkatan/ penunjukan pemasok harus transparan dan menguntungkan perusahaan

7. Berorientasi pada standar kualitas dan peningkatan mutu

8. Memanfaatkan umpan balik dan riset pasar

9. Berorientasi pada kesejahteraan

10. Harus efisien 11. Setiap kepala unit, kepala seksi

sampai general manajer dan direksi wajib membaca laporan-laporan keuangan dan mampu menganalisanya

12. Harus ada bagian penghasilan yang didermakan untuk masyarakat (stakeholders)

Tidak Berorientasi Bisnis

1. Yang penting semua orang senang, jangan paksa kami kerja lebih cepat

2. Siapa anda menetukan posisi anda. Anda pertama-tama harus bisa diterima teman-teman

3. Sasaran bisa merepotkan, yang penting kerja saja

4. Karyawan dan keluarga harus didahulukan

5. Tidak pernah terpikirkan. Statis dari masa ke masa. Semua harus sabar menunggu

6. Harus mengutamakan kenalan/ kerabat

7. Tidak ada insentif untuk peningkatan kualitas

8. Semua keputusan diambil dari atas (top-down)

9. Kesejahteraan memang sudah kewajiban negara, tapi mengapa gaji kami tidak kompetitif?

10. Efisiensi dianggap tidak manusiawi 11. Tidak jelas

12. Tidak jelas. Kadang sangat besar, tapi pihak penerima tidak jelas dan tujuannya kurrang dipikirkan dengan baik.

Beberapa tips untuk mendorong agar berorientasi bisnis sudah dimasukkan

Munif dalam model manajemen guru model GA,90 yaitu:1) komunikasi,

menyampaikan pesan sekolahnya manusia kepada semua orang, termasuk di

dalamnya wali siswa, 2) pelatihan, menjadwalkan pelatihan dalam kegiatan harian

90 Rhenald Kasali,Change,(Mizan: Jakarta, 2013) hlm. 269.

Page 72: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

72

guru, 3) kompetisi, adanya tingkatan jenjang guru untuk memunculkan guru-guru

yang selalu berproses dalam penguasaan strategi pembelajaran, 4) bersihkan, aset

utama dari sekolah adalah SDM yang benar, yang berkomitmen terhadap konsep

sekolahnya manusia, 5) berikan bonus kelompok, adanya apresiasi dari rapot guru

akan meningkatkan penguasaan strategi mengajar dan 6) penularan, mengundang

guru tamu dalam mengisi materi pelatihan akan menularkan pengalaman yang

berorientasi kemajuan dan inspiratif.

Hasil penelitian disertasi Eni Purwati pada lembaga pendidikan yang

menerapkan manajemen guru model GA menyatakan bahwa penilaian kompetensi

guru meliputi: hasil belajar siswa, kualitas lesson plan, kreativitas, dan perilaku/

kinerja. Penilaian tersebut sesuai dengan profesionalisme guru, yaitu kompetensi

pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi

sosial. 91

Konsultasi guru dengan GA mempunyai tingkat efektifitas dan efisiensi

dalam hal peningkatan mutu sumber daya manusia. Mentoring dan coaching

adalah konsep sejenis dalam konsultasi GA. Mentoring adalah pendekatan dalam

memberi nasihat, membimbing, dan membina, untuk menciptakan hubungan

praktis guna mendorong pertumbuhan dan pengembangan karir individu.92

91 Penilaian kinerja program GA meliputi penyusunan lesson plan, penggunaan strategi

multiple intelligences dalam pembelajaran, waktu kerja guru 50-60% untuk mengajar dan 40-50%

untuk menyusun perangkat pembelajaran, konsultasi dengan GA, dan koreksi tugas s iswa.

Pelatihan guru secara rutin, minimal 6 kali dalam 1 tahun.Informasi diperoleh dari ringkasan

disertasi Pendidikan Islam Berbasis MIS, Eni Purwati , (Surabaya, PPs IAIN Sunan Ampel, 2011). 92 “Train Managers and Executive to Avoid Legal Danger Zones”, HR Focus 83 (August

2006): 4-7.

Page 73: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

73

Coaching sering dianggap sebagai tanggung jawab atasan langsung yang

memberikan bantuan, hampir seperti mentor.93

Landasan Filosofi pemikiran Munif Chatib dalam manajemen guru model

GA adalah pada profesi guru mengemban pekerjaan manajemen yaitu:

perencanaan, mengajar, evaluasi dan belajar. Dalam melaksanakan tugas-tugas

tersebut guru memerlukan manajemen agar menjadi guru yang profesional.

Profesionalitas guru sangat terkait dengan manajemen kerja guru.

Landasan keilmuan juga digunakan Munif dalam manajemen guru model

GA, yaitu manajemen sumber daya manusia. Hizbul Muflihin mengutip pendapat

Simamora menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah

pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan

individu anggota organisasi.94

Profesi guru adalah profesi yang punya keikhlasan dalam mengajar dan

belajar. Dalam proses belajar guru melalui penilaian kinerja mendapatkan rapor

guru. Penilaian dalam rapor guru meliputi hasil belajar siswa, kualitas lesson plan,

kreativitas dan perilaku/ kenerja. Dengan landasan tersebut Munif Chatib

merancang sebuah penilaian kinerja guru yang disampaikan kepada para kepala

sekolah, guru, dan pemerhati pendidikan dalam pelatihan Guardian Angel.

Pengembangan SDM bermuara pada peningkatan mutu guru. Filosofi mutu

Deming melihat bahwa masalah mutu terletak pada masalah manajemen.

93 Liz Hughes, “Motivating Your Employees,” Women in Business (March 1, 2003): 17. 94 Muh. Hizbul Muflihin, Manajemen, hlm. 7.

Page 74: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

74

Pendekatan mencegah lebih baik dari pada mengobati, merupakan kontribusi unik

Deming dalam memahami bagaimana cara menjamin pengembangan mutu.95

Materi Penilaian Kinerja Guru mendapatkan porsi dominan dalam pelatihan

Guardian Angel. Ruang lingkup materinya meliputi efektivitas kerja guru, tugas

guru, profesionalitas guru , hak dan kewajiban guru, serta lesson plan. Hizbul

menambahkan bahwa seorang pegawai akan mampu menunjukkan hasil kinerja

yang maksimal, jika ia memiliki dorongan untuk melaksanakan tugas dengan

baik, maksimal dan mengarah pada pencapaian prestasi tinggi.96

Sekolah sebagai sebuah organisasi yang dipimpin oleh kepala sekolah

sebagai manajer. Tutwuri handayani adalah perilaku pemimpin yang

memberdayakan pengikutnya untuk dapat melakukan inisiatif, dan mempercayai

bawahannya bahwa mereka bisa berbuat dengan inisiatif sendiri. Memberdayakan

bermakna membuat pengikut yang tidak atau kurang berdaya menjadi lebih

berdaya dan mandiri.97

Model pendekatan manajemen SDM yang digunakan dalam manajemen

guru model GA adalah model humanistik. Munif memilih model pendekatan

manajemen SDM model humanistik, istilah gurunya manusia diambil sebagai kata

kuncinya. Manajemen model humanistik menggambarkan tumbuhnya perhatian

pihak manajemen lembaga/ organisasi terhadap arti pentingnya pelatihan dan

95 Edward Sallis,Total Quality Management in Education,(IRCiSoD: Jogjakarta, 2012),

hlm. 97. 96 Muh. Hizbul Muflihin, Manajemen, hlm. 7. 97 Djamaludin Ancok dan Neila Ramdhani, Pemimpin Sekolah yang Inspirasional ,

(Jakarta: Titian Foundation, 2014), hlm. 66.

Page 75: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

75

pengembangan karyawan. Manajemen model humanistik kemunculannya

didahului dengan model klerikal, model hukum dan model finansial.98

Filosofi haji dapat juga digunakan dalam kegiatan manajerial guru, ada

saatnya guru mengalami permasalahan besar dalam manajemen pengelolaannya,

bahkan mungkin harus ditata ulang dan diperbaiki sejak dasar. Maka rangkaian

pembenahan bisa dimulai sesuai dengan rangkaian yang ditata dalam filosofi haji

sebagai berikut:99

1. Wukuf, mencari jati diri

Ibadah wukuf, menjadi awal dari rangkaian ibadah haji dalam Islam. Di

dalam agama Islam, ibadah ini sifatnya wajib, harus, walaupun cukup satu kali

seumur hidup. Dan ternyata, di dalam prosesi ibadah tersebut, memiliki makna

yang sangat dalam terhadap kehidupan keluarga.

Wukuf, yang dilaksanakan di padang arafah dan diisi dengan

perenungan do’a-do’a, mengibaratkan pentingnya mengawali profesi guru

dengan perenungan pula. Inilah saatnya untuk merenungkan, memikirkan,

siapa dan apa sebenarnya jati diri seorang guru.

Seorang guru yang tak memahami dan mengenal karakter dirinya

sendiri, tak akan pernah bisa sukses menjadi guru profesional. Maka, penting

untuk lebih dulu meluangkan sebuah perenungan, tentang apa, siapa, kemana

dan bagaimana guru akan melangkah. Kesempatan terbaik untuk melakukan

perenungan adalah pada awal menjalani profesi guru, saat menemukan banyak

permasalahan, saat guru hanya disibukkan dengan kegiatan rutinitas

98 Muh. Hizbul Muflihin, Manajemen, hlm. 25. 99 Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga (Jakarta: Pustaka Inti, 2009), hlm. 31.

Page 76: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

76

administrasi semata. Memisahkan diri untuk merenung kembali, menemukan

jati diri yang telah sempat bergeser, hingga menemukan kembali arah

perjalanan yang sempat kacau.

2. Mabit di muzdalifah, membuat analisa SWOT

Mabit atau bermalam di Muzdalifah, para jemaah haji harus mencari

batu kerikil untuk esoknya digunakan untuk melempar jumrah. Ibarat dalam

perusahaan, yang di awal tahun akan menetapkan analisa kekuatan

perusahaan, melalui apa yang biasa disebut analisa SWOT, yaitu sebuah

analisa untuk mencari strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity

(peluang), dan threat (tantangan) yang dimiliki perusahaan.

3. Lontar jumrah, membuang semua kelemahan

Setelah mengenal dan memahami potensi, kelebihan dan kelemahan

keluarga, maka saatnya melangkah lebih maju untuk berupaya menghapus

kelemahan-kelemahan yang ada dan sebaliknya memperkuat kelebihan-

kelabihan yang ada. Sifat-sifat seperti malas, kurang disiplin, atau terlalu

mudah putus asa, misalnya. Hal buruk tersebut harus dikikis terlebih dahulu

agar perjalanan menuju profesionalitas guru bisa lebih mulus dan lancar.

4. Thawaf, memastikan berada di garis edar

Sambil terus berputar mengelilingi ka’bah, selama prosesi ini para

jama’ah haji benar-benar memusatkan konsentrasi berpikir hanya kepada sang

pencipta, yang menciptakan segala sesuatu permasalahan. Dalam menjalani

profesinya guru menetapkan hati , agar berada dalam garis edar yang

ditetapkan Allah SWT.

Page 77: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

77

5. Sa’i, kerja keras tanpa putus asa

Diawali oleh kisah haru Siti Hajar, sang Bunda Ismail yang rela berlari bolak-

balik tujuh kali dari bukit Shafa ke bukit Marwa, demikian pula dengan

pekerjaan guru. Rupanya tidak cukup hanya dengan sekadar kerja keras

semata, namun diikuti oleh sebuah keyakinan bulat akan datangnya

pertolongan Allah. Tak pernah putus asa dan berdo’a, hingga Allah yang

mencintai gurunya manusia akhirnya akan mengabulkan do’anya tersebut.

Disiplin diri adalah salah satu yang didapat setelah seseorang berhaji.

Disiplin diri seorang guru tidak secara otomatis diperoleh dari rekrutmen yang

bagus, tapi melalui proses belajar di lembaga pendidikan. Pentingnya manajemen

guru sebagai pembentukan budaya yang dimulai dari manusia. Manusia-manusia

diseleksi, ditempakan, dan dibina untuk memperoleh kebahagiaan-kebahagiaan

karena menyenangi pekerjaannya.100 Rhenald Kasali merangkumnya dalam bagan

berikut:

100 Rhenald Kasali,Change,(Mizan: Jakarta, 2013) hlm. 330.

Rekruitmen

Proses Seleksi

Penerimaan

Pelepasan (pensiun)

Kenaikan

Pangkat

Pengembangan

Karir

Pengangkatan

NILAI-NILAI

DASAR

Page 78: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

78

Disiplin juga tampak dari manajemen waktu yang dijalankan oleh seorang

guru. Guru yang memiliki disiplin diri mengelola sebaik mungkin deadline atau

batas waktu yang tidak dapat ditoleransi. Manajemen deadline memungkinkan

guru tidak kehilangan makna karena tenggat waktu yang diberikan telah

berlalu.101 Gaya hidup guru akan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan seperti:

membuat alasan, menunda-nuda pekerjaan dan bekerja tanpa prioritas. Seorang

guru profesional adalah manusia yang berdisiplin, dan manusia yang memiliki self

dicipline tidak melulu harus diperintah dari orang lain untuk melakukan inisiatif-

inisiatif positif.

101 Arif Yahya, Great Spirit, Grand Strategy, Corporate Philosophy, Leadership

Architecture, and Corporate Culture for Sustainable Growth (Jakarta: Gramedia, 2013), hlm. 132.

Page 79: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

79

BAB IV

IMPLEMENTASI MANAJEMEN GURU MODEL GUARDIAN ANGEL

Manajemen pendidikan bertujuan untuk memajukan mutu pendidikan.

Pembahasan tentang mutu pendidikan Manajemen sumber daya manusia pada

sebuah lembaga pendidikan salah satunya adalah manajemen guru. Implementasi

manajemen guru di setiap sekolah adalah hal yang menarik untuk di analisa. Pada

bab IV penulis memaparkan implementasi manajemen guru model guardian angel

di beberapa sekolah. Data diperoleh dari tulisan para kepala sekolah dalam buku

“Guardian Angel, Romantika Membangun Sekolahnya Manusia” yang

menuliskan pengalaman setelah mengikuti program GA.

A. Deskripsi Pemberdayaan Guru

Kualitas pendidikan dapat ditingkatkan melalui perbaikan sistem dan

sumber daya manusia. Perbaikan sistem pendidikan mulai dari input, proses dan

output. Selanjutnya sistem tersebut harus diisi oleh sumber daya manusia yang

berkualitas. Pemberdayaan guru adalah mengembangkan potensi guru dengan cara

memberdayakan kompetensinya. Munif Chatib menganggap pekerjaan guru

bukan hanya mengajar. Profesi guru mengemban pekerjaan manajemen, ada tiga

kunci pokok menjadi seorang guru, yaitu: 1) kewajiban membuat perencanaan, 2)

kewajiban mengajar dan 3) kewajiban melakukan evaluasi.

Selain ketiga pekerjaan mananajemen di atas, guru berhak untuk belajar.

Guru yang berkualitas adalah guru yang konsisten dalam melaksanakan pelatihan

Page 80: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

80

dan pengembangan kompetensinya. Syarat utama menjadi gurunya manusia

adalah tidak pernah berhenti belajar. Belajar merupakan kunci seorang guru dalam

mengembangkan profesinya. Belajar juga merupakan kata kunci untuk tiga hal

penting yaitu: paradigma, cara dan komitmen. Paradigma menjadi gurunya

manusia, cara mengenali strategi belajar mengajar dan komitmen untuk menjadi

gurunya manusia. Ketiga hal tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh, yaitu

belajar. Belajar tentang paradigma sekolahnya manusia akan menghasilkan

paradigma setiap mempunyai potensi seluas samudera, belajar tentang cara atau

strategi mengajar akan menghasilkan kompetensi guru dan belajar tentang

komitmen akan menghasilkan kekuatan untuk mempertahankan paradigma.

Pemberdayaan guru adalah bagian fungsi pengembangan dalam fungsi

manajemen sumber daya manusia. Tahapan dalam manajemen pemberdayaan

guru secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Proses perencanaan dalam pemberdayaan guru di mulai dengan menyusun

jadwal mengajar dan belajar guru. Jadwal di susun oleh guru dan guardian angel

meliputi: a) konsultasi lesson plan, b) bedah buku, c) unit aktivitas, d) pelatihan

guru dan e) evaluasi dan diskusi.

2. Pengorganisasian

Proses pengorganisasian dalam pemberdayaan guru meliputi: 1)

pengelolaan hati, 2) pengelolaan strategi mengajar dan 3) pengelolaan waktu.

Dalam proses organising guru mengubah paradigma tentang belajar mengajar dan

potensi yang dimiliki siswa. Guru juga perlu memahami strategi pembelajaran

Page 81: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

81

yang bermuara pada penguasaan pengetahuan siswa pada memori jangka panjang.

Hal lain yang diperlukan adalah komitmen terhadap paradigma gurunya manusia.

3. Menggerakkan

Pada tahapan ini guru mempraktekkan gaya mengajar guru sama dengan

cara belajar siswa. Guru memakai strategi multiple intelligences dalam

melaksanakan pembelajaran. Lesson plan didiskusikan dengan GA sebagai mentor

untuk mendapatkan rencana pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran aktif,

kreatif, efektif dan menyenangkan. Penilaian dilakukan guru melalui ranah

kognitif, psikomotor dan afektif. Pemberdayaan guru melalui konsultasi lesson

plan, bedah buku dan pelatihan dilakukan sesuai jadwal yang sudah dirancang

pada awal semester.

4. Pengawasan

Pengawasan dalam proses pemberdayaan guru dilakukan melalui

pendampingan oleh GA selaku mentor. Guru yang berperan sebagai GA

melakukan supervisi terhadap guru. Supervisi pada manajemen guru model GA

bersifat humanis, GA akan berperan sebagai coachee. Guru dan GA berproses

bersama mewujudkan sekolahnya manusia. Paradigma teman sejawat dalam

proses contolling memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan yang

terbaik. Proses controling lebih berorientasi kepada pengawasan serta pemberian

motivasi agar guru mampu menghasilkan produk yang berkontribusi nyata dalam

dunia pendidikan. Produk tersebut dapat berupa teaching aids, koleksi strategi

mengajar, kamus alpha zone dan warmer serta buku panduan siswa.

Page 82: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

82

Pengembangan guru dievaluasi melalui rapot guru yang di nilai berdasarkan 4

(empat) aspek, yaitu: a) rapot , b) rapot , c) rapot dan d) rapot..

Manajemen pemberdayaan guru sebagai ilmu dan seni mengatur proses

pemberdayaan guru secara efektif dan efisien mencapai tujuan tertentu.

Pemberdayaan guru model GA terangkum dalam gelar M. Pd. I. yang diuraikan

sebagai meaningful (kebermaknaan), passion (gairah, semangat, antusias),

different (daya pembeda) dan innovative (terobosan baru). Manajemen humanis

pada pemberdayaan guru dengan pendekatan mentoring dan coaching. Tugas GA

adalah memberi nasihat, membimbing dan membina guru dalam mengembangkan

karir guru.

B. Analisa dan Pembahasan

Pemberdayaan guru dalam perspektif Balances Scorecard dapat sajikan

dalam analisa berikut:

1. Perspektif keuangan

Pengembangan guru dilihat oleh kepala sekolah sebagai modal bagi

lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan akan mampu memberikan

kontribusi terhadap mutu pendidikan dengan adanya keberhasilan dalam

pengembangan guru. Profesionalisme guru yang didapat melalui program

pengembangan guru memberikan dampak positif guru menemukan kondisi

akhir terbaiknya untuk berprestasi. Pengembangan guru pada hakekatnya

Page 83: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

83

adalah pengembangan lembaga pendidikan, sebaliknya nilai jual lembaga

pendidikan meningkat maka kesejahteraan guru pun menyesuaikan.

2. Perspektif pelanggan

Wali siswa sebagai konsumen dalam lembaga pendidikan memahami

produk dan pelayanannya melalui guru berkualitas. Pemberdayaan guru

menambah tinggi kepercayaan wali siswa untuk bersinergi dengan lembaga

pendidikan dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Potensi siswa seluas

samudera akan teroptimalkan oleh guru pembelajar. Kepuasan wali siswa akan

prestasi anaknya di suatu lembaga pendidikan akan menjadikan modal awal

munculnya pelanggan baru. Melalui informasi dari mulut ke mulut,

kepercayaan pelanggan akan terus menyebar seiring dengan pemberdayaan

guru.

3. Perspektif proses bisnis internal

Pengembangan guru dapat mendorong proses internal di lembaga

pendidikan sehingga menjadi lebih unggul. Proses pengembangan guru akan

lebih mendewasakan seluruh warga sekolah dalam mewujudkan lembaga

pendidikan yang unggul.

4. Perspektif pembelajaran dan tumbuh

Belajar dan mengajar dalam lembaga pendidikan merupakan proses

menuju pembelajaran. Manajemen pengembangan guru dirancang untuk

membudayakan belajar bagi guru, untuk tumbuh menjadi guru yang

profesional.

Page 84: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

84

Dalam proses pemberdayaan guru model guardian angel, terdapat 5

kegiatan utama, yaitu: (1) merumuskan tanggung jawab yang harus dicapai, (2)

menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai oleh guru dalam

kurun waktu tertentu, (3) melakukan “monitoring”, koreksi, memberikan bantuan

dan kesempatan yang diperlukan, (4) menilai dengan standar/ tolak ukur yang

ditetapkan, dan (5) memberikan umpan balik.

Pada awal proses pemberdayaan guru, guardian angel menyiapkan form

yang harus diisi oleh guru. Setiap guru menuliskan kondisi guru terkait dengan

pengetahuan dan pelatihan yang telah di peroleh. Guru juga mengisi lembar

problem yang berisi tentang catatan masalah yang dihadapi pada proses

pembelajaran. Selanjutnya guru menuliskan harapan yang akan dicapai pada

proses pemberdayaan guru pada tahap tertentu. Lembar ini selanjutnya disepakati

sebagai sasaran kerja guru dalam kurun waktu tertentu. Proses pemberdayaan

berlanjut dengan adanya jadwal konsultasi lesson plan. Konsultasi lesson plan

ditujukan untuk memberikan bantuan kepada guru terkait dengan scene setting,

strategi pembelajaran, perancangan teaching aids, dan pengelolaan ruang kelas.

Proses pemberdayaan guru diukur dengan menggunakan rapot guru. Rapot guru

yang didasarkan pada hasil belajar siswa dapat dijadikan umpan balik dalam

merancang pembelajaran. Sedangkan rapot guru yang didasarkan pada rapot

lesson plan, rapot kreativitas dan rapot karakter/ akhlak dapat dijadikan umpan

balik untuk memperbaiki kinerja dan akhlak guru.

Page 85: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

85

Berdasarkan data primer berupa keenam buku karya Munif Chatib, penulis

mencoba menyajikan pemikiran Munif Chatib dalam dunia pendidikan pada tabel

berikut:

Judul Buku Konsep Pemikiran Deskripsi

Sekolahnya

Manusia The best process

Sekolahnya manusia adalah sekolah

berbasis multiple intelligences, yaitu

sekolah yang menghargai berbagai jenis

kecerdasan siswa, mulai dari proses

pembelajaran, target keberhasilan

sekolah, sampai pada sistem

penilaiannya.

Gurunya

Manusia

Mengajar dengan

hati

Guru adalah sebuah profesi.

Profesionalitas guru sangat terkait

dengan unsur manajemen kerja:

bagaimana guru membuat perencanaan,

kemudian mengaplikasikannya dengan

mengajar di kelas, lalu harus ada

evaluasi tentang kualitas pembelajaran

dari hari ke hari.

Orang Tuanya

Manusia

Melejitkan potensi

kecerdasan dengan

menghargai fitrah

setiap anak.

Orang tuanya manusia adalah

sekolahnya orang tua untuk mengetahui

sosok anak sejatinya. Mengubah

paradigma orang tua dalam menilai

kemampuan anak yang seluas samudera.

Sekolah Anak-

anak Juara

Semua Anak Juara

Seorang anak yang bersekolah di

sekolahnya manusia, diajar oleh gurunya

manusia dan diasuh oleh orang tuanya

manusia akan tumbuh menjadi anak

juara.

Page 86: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

86

Kelasnya

Manusia

Memaksimalkan

fungsi otak belajar

dengan manajemen

display kelas

Manajemen display kelas,

memanfaatkan dinding-dinding kelas

untuk dapat berbicara sebagai

pembangkit selera belajar siswa.

Guardian

Angel

Kisah inspiratif

membangun

sekolahnya manusia

Tulisan dari peserta GA yang menjadi

cahaya-cahaya yang menerangi kualitas

pendidikan di mikro-mikro dan terjalin

menjadi kekuatan makro yang besar

untuk bangsa Indonesia.

Implementasi guru model guardian angel yang dilakukan oleh kepala

sekolah atau konsultan pendidikan, dikelompokkan dalam pembahasan berikut:

1. Lesson Plan sebagai Media Belajar Guru

Lilis Indriyani, Kepala Sekolah playgroup dan TK Islam YIMA Gresik

menuturkan begitu pentingnya sebuah perencanaan dalam proses pembelajaran.

Pembuatan lesson plan serta mengkonsultasikannya kepada konsultan sekolah

sebelum dilaksanakan di dalam kelas. Lesson plan bagi para guru adalah ruh

dalam mengajar. Gamar, guru di YIMA Islamic School, Bondowoso, alumni GA

angkatan I ini menanbahkan perlunya seorang GA mempunyai communication

skill yang baik agar bisa menghidupkan suasana menyenangkan bagi guru pada

saat berkonsultasi lesson plan. Selain itu GA harus kreatif, punya segudang ide

scene setting, strategi, ataupun ice breaking untuk memberikan pijakan-pijakan

ataupun contoh-contoh saat ada guru yang masih kesulitan dalam membuatnya.

Page 87: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

87

Tahun-tahun pertama dalam penerapan lesson plan sebagai kewajiban

guru, akan terlewati dengan indah jika diikuti dengan komitmen. Lesson plan

bukan sebuah masalah atau beban bagi guru, melainkan sebuah tantangan untuk

merencanakan pembelajaran yang lebih baik daripada sebelumnya. Dokumentasi

lesson plan dengan berbagai macam strategi mengajar pada akhirnya akan

menjadi ciri khas kegiatan setiap akhir semester di sekolahnya manusia.

Lesson plan yang merupakan bagian dari perancangan pembelajaran.

Perancangan pembelajaran didefinisikan Mulyasa sebagai salah satu kompetensi

pedagogis yang harus dimiliki guru, yang akan bermuara pada pelaksanaan

pembelajaran. Perancangan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan,

yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar dan penyusunan

program pembelajaran. Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada

rencana pelaksanaan pembelajaran atau lesson plan, sebagai produk program

pembelajaran jangka pendek, yang mencakup komponen program kegiatan belajar

dan proses pelaksanaan program. 102 Lesson plan pada hakikatnya merupakan

suatu sistem, yang terdiri atas komponen-komponen yang saling berhubungan

serta berinteraksi satu sama lain, dan memuat langkah-langkah pelaksanaannya,

untuk mencapai tujuan atau membentuk kompetensi.

2. Pelatihan dalam Pengembangan Kompetensi Guru

Bobbi De Porter, pakar Quantum Learning saat ditanya oleh Munif Chatib

tentang materi pelatihan yang paling sulit di Supercamp adalah mengubah

102 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bumi Aksara: Jakarta, 2012)

hlm. 100.

Page 88: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

88

kebiasaan buruk guru yang selalu menyalahkan anak didik atau bahkan

merendahkannya. Munif menawarkan sebuah konsep untuk menghilangkan

kebiasaan buruk tersebut dengan menyamakan antara gaya belajar siswa dengan

cara mengajar guru.

Yudi Rohmad, trainer pendidikan dan perkembangan anak, alumni GA

angkatan V mendefinisikan kembali gaya belajar sebagai cara seseorang siswa

menyerap informasi (pelajaran) yang datang dari luar dirinya, ibarat wadah.

Sedangkan cara seseorang guru dalam menyampaikan informasi disebut dengan

gaya mengajar, dan diibaratkan isi. Gaya belajar berasal dari jenis kecerdasan,

kemampuan, dan bakat siswa yang tentu berbeda satu dengan lainnya. Manajemen

humanis sangat tepat digunakan mengingat keberagaman tersebut.

Dalam buku kelasnya manusia, Munif mengutip tulisan di sebuah ruang

guru:

“Setiap hari guru mengajar sebenarnya sedang bermain-main dengan otak siswa-siswanya. Bukan lambungnya, bukan ususnya. Naif jika seorang guru tidak mengetahui cara kerja otak.”

Munif Chatib membenarkan pernyataan rekannya, Taufik Pasiak, seorang

doktor ahli otak, bahwa ada dua ilmu yang baru dipahami manusia tak lebih dari

20%-nya. Yang pertama tentang astronomi dan yang kedua tentang otak.

Selanjutnya Munif memaparkan konsep triune brain dari Paul D MacLean, bahwa

otak manusia dalam perkembangannya dibagi menjadi tiga, yaitu otak reptil, otak

limbik (mamalia) dan otak neokorteks. Otak reptil berfungsi mengatur gerak

refleks dan keseimbangan koordinasi pada tubuh manusia. Otak inilah yang

Page 89: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

89

mengendalikan dunia fisik. Otak reptil disebut juga sang penjaga. Ibarat penjaga

pintu gerbang, jika kita dapat memuaskan otak reptil, ia akan membukakan pintu

masuk arus informasi ke bagian otak limbik. Apabila otak limbik terpuaskan,

informasi tersebut akan diolah oleh otak neokorteks dalam aktivitas berpikir.

Proses belajar mengajar antara guru dan siswa, arus informasi akan terjadi

jika otak reptil siswa terpuaskan. Pada buku Kelasnya Manusia halaman 48 Munif

memandang perlu materi pelatihan bagaimana guru menjadi desainer interior.

Guru layaknya seorang aktris atau aktor, seorang guru merencanakan naskah yang

akan dipentaskan (lesson plan), bagaimana naskah itu dibawakan (strategi

mengajar), dan penataan panggung yang mendukung pementasan (display kelas).

3. Manajemen Keikhlasan dalam Ketenagaan

Gerakan Indonesia mengajar yang digagas oleh Anis Baswedan dalam

sistem perekrutan berorientasi pada fresh graduate. Berdasarkan pendaftar

gerakan Indonesia mengajar yang berhasil lolos dari periode ke periode lebih di

dominasi oleh alumni dari perguruan tinggi seperti ITB, UI, UGM, UNDIP.

Rekrutmen ketenagaan dengan cara serupa juga dilakukan oleh Ahmad Hidayat,

Kepala Sekolah LPS Al Aqobah Jombang, baik di bidang tenaga edukatif maupun

non edukatif. Junaidi lebih suka mengutamakan mereka yang masih belum

berpengalaman, fresh graduate. Mereka, para sarjana hebat yang baru lulus dari

perguruan tinggi dan masih betul-betul segar untuk bisa diisi potensi dan

kapasitasnya dengan semangat dan visi sekolah.

Page 90: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

90

Fresh graduate atau yang belum berpengalaman tetapi punya potensi

hebat, menurut Junaedi masih mempunyai idealisme yang menyala-nyala untuk

menjadi pejuang pendidikan. Orang yang pada awalnya hebat, pasti seterusnya

akan bisa menjadi lebih hebat. Junaedi yakin, idealisme mereka masih murni dan

belum terjangkit penyakit pragmatisme kehidupan, yang sering kali menjadi

penyebab utama timbulnya penyakit rewelisme guru.

Langkah selanjutnya adalah terus menerus menyalakan dan mengobarkan

semangat pengabdian dan perjuangan agar tidak mengendur dan terkontaminasi

oleh virus-virus yang memadamkannya. Langkah ini dilakukan dengan

membangun pola hubungan personal yang humanistis dan islami, mengedepankan

pendekatan kekeluargaan dan personal dialogis ketimbang instruksional, dengan

senantiasa memahami dan berbagi ide serta saling memberi solusi atas

permasalahan yang dihadapi guru dalam melaksanakan tugas-tugas edukasi.

4. Manajemen Waktu Guru

Dalam bab pertama buku Gurunya Manusia, Munif menekankan bahwa

unsur penting menuju guru profesional adalah kemauan guru untuk terus belajar.

Munif juga memberikan solusi manajemen waktu dalam guru bekerja: mengajar

dan belajar. Perubahan paradigma menuntut adanya learning capacity. Tanpa ada

kapasitas yang memadai untuk belajar, orang-orang lama cenderung menikmati

yang sudah ada. Bahkan mereka bisa mengorganisasi kekuatan untuk menentang

Page 91: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

91

pembaruan. Orang-orang yang tak memiliki kapasitas untuk belajar cenderung

enggan berubah dan enggan untuk bekerja lebih baik.103

Guru membutuhkan manajemen waktu untuk mengatur kapan saatnya

guru membuat perencanaan, mengajar, evaluasi dan belajar. Berikut adalah contoh

jadwal guru dalam mengatur waktu untuk belajar, dengan menggunakan asumsi

jam kerja sampai dengan pukul 16.00 dan hari sabtu libur.

PUKUL 13.00 -15.00

HARI MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4

SENIN Konsultasi

lesson plan

Konsultasi

lesson plan

Bedah buku Pelatihan guru

SELASA Unit aktivitas Unit aktivitas Unit aktivitas Unit aktivitas

RABU Konsultasi

lesson plan

Konsultasi

lesson plan

Bedah buku Pelatihan guru

KAMIS Unit aktivitas Unit aktivitas Unit aktivitas Unit aktivitas

JUM’AT Evaluasi dan diskusi

Evaluasi dan diskusi

Bedah buku Pelatihan guru

Tabel 2. Jadwal guru belajar dalam satu bulan

Dari contoh jadwal tersebut ada 24 jam waktu guru untuk belajar dalam satu bulan

dengan perincian sebagai berikut:

Konsultasi lesson plan dan feedback mendapatkan waktu 8 jam

Evaluasi dan diskusi mendapatkan waktu 4 jam

Bedah buku mendapatkan waktu 6 jam

Pelatihan guru mendapatkan waktu 6 jam

103 Rhenald Kasali,Change,(Mizan: Jakarta, 2013) hlm. 247.

Page 92: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

92

Manajemen waktu ini dapat menggantikan pelatihan guru yang biasanya

dilakukan selama 6 jam, yang dilakukan pada waktu libur para guru. Pelatihan

guru diletakkan pada jam kerja yang sudah disepakati.

Apabila jadwal tersebut dilakukan pada sekolah dengan hari kerja senin-

sabtu dengan jumlah jam kerja guru rata-rata 37,5 jam per minggu, dapat dihitung

waktu belajar guru sebagai berikut:

Jumlah jam mengajar guru, rata-rata 24-32 jam pelajaran per minggu, apabila

dikonversikan ke dalam perhitungan jam @ 60 menit, didapati data: 1) guru

SD mengajar sebanyak 14 jam; 2) guru SMP mengajar sebanyak 16 jam dan

3) guru SMA mengajar sebanyak 18 jam. Dapat dianalisis bahwa 40% waktu

guru digunakan untuk mengajar.

Apabila di asumsikan waktu rata-rata guru istirahat dalam sepekan adalah 5, 5

jam, ada sisa waktu sebanyak 14 jam per minggu atau 56 jam per bulan untuk

mengerjakan pekerjaan administrasi dan belajar.

37,5 jam -5,5 jam -18jam = 14 jam/minggu=56 jam/ bulan

Waktu yang dimiliki guru untuk membuat perencanaan dan penilaian adalah

32 jam/ bulan.

Manajemen waktu yang ditawarkan Munif membutuhkan kesadaran

bahwa setiap awal pasti sulit. Perubahan selalu dimulai dari diri kita sendiri

dengan mengubah sudut pandang dan kebiasaan-kebiasaan lama.104 Karena biasa

dengan jadwal konsultasi lesson, evaluasi dan diskusi, bedah buku, dan pelatihan

guru akan mudah melewatinya. Perasaan gugup, bingung, panik dapat hilang

104 Rhenald Kasali,Change,(Mizan: Jakarta, 2013) hlm. 261.

Page 93: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

93

dengan sendirinya setelah guru melewati jadwal-jadwal tersebut selama beberapa

semester.

5. Komitmen terhadap Peran Guru

Sugianto, ketua yayasan SD Islamic Global School, Balikpapan, alumni

GA angkatan VI menganggap idealisme bagi seorang guru adalah sangat penting,

walaupun tampaknya seperti sebuah mimpi. Namun, idealisme yang benar akan

memberikan ruh gerak untuk terus maju bagi seorang guru. Guru yang kehilangan

idealisme akan jatuh derajatnya hanya sebagai tukang ngajar. Kepedulian terhadap

negeri ini tidak ada, yang ada hanyalah target materi selesai dan menerima gaji.

Manajemen guru termasuk didalamnya menyalakan kembali idealisme para guru

untuk bangkit melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, penuh dedikasi,

demi keselamatan pendidikan anak bangsa ke depan.

Dadang Insan, pengelola PAUD BEC Kids Center, alumni GA angkatan

VIII menambahkan pentingnya peran seorang guru. Seorang guru sejati

mensyaratkan komitmen, berorientasi pada kebutuhan anak didik, berpikir dan

bertindak dinamis. Manajemen profesi sangat diperlukan oleh seorang guru agar

dapat selalu berjalan pada rel peran sebagai guru. Idealisme dan komitmen untuk

terus mempertahankan idealisme akan mengantarkan guru pada kondisi

terbaiknya dalam berperan di dunia pendidikan. Pemahaman kompetensi

pedagogik akan membantu guru mewujudkan idealisme sebagai seorang guru

profesional.

Page 94: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

94

Markus Tan, trainer dan konsultan dari Lembaga Training Master Brain

Surabaya, serta konsultan di SDK Santo Yusup di Tropodo, Surabaya sangat

tertarik untuk menggunakan kata guru inspiratif. Menurutnya, di antara semua

profesi, gurulah yang punya kesempatan paling besar untuk menyalakan percikan

api semangat anak didiknya; dan memberikan inspirasi bagi kehidupan masa

depan muridnya. Markus yang juga alumni GA angkatan II Surabaya menyadari

bahwa seorang manajer SDM bukanlah orang yang mempunyai misi mengubah

orang lain. Yang bisa dilakukan oleh seorang manajer adalah memberi para guru

inspirasi dan membantu mereka berubah. Bukan manajer atau GA yang mengubah

guru, tapi gurulah yang mengambil komitmen untuk berubah.

6. Manajemen Kompetensi Guru

Hartono, guru SMP 1 Jombang, alumni GA angkatan IX menggaris

bawahi undang-undang tentang konsumen yang salah satu ayatnya menyatakan

bahwa hak konsumen untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang atau

jasa yang digunakan. Berdasar undang-undang tersebut, peserta didik sebagai

konsumen, berhak memilih layanan jasa pembelajaran dari guru idaman, yang

dapat diakomodasikan pihak manajemen sekolah melalui kegiatan “bursa guru”.

Manajemen sekolah mempersiapkan mekanisme yang tepat dengan tanpa

mengesampingkan penilaian kinerja guru dengan indikator-indikator yang sudah

ada.

Manajemen guru melalui kegiatan bursa guru harus dipertimbangkan

dengan matang, agar mampu menjadi jembatan yang merajut jalinan emosional

guru dengan peserta didik, serta dapat mengantarkan pembelajaran produktif dan

Page 95: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

95

hasil pembelajaran optimal. Bukan untuk menghakimi guru dengan label baik dan

tidak baik, profesional dan tidak profesional. Bursa guru hanya sebagai salah satu

item dalam manajemen guru.

Hasan Hamido, alumni GA angkatan IX dari Makasar sangat sepakat

dengan pandangan seorang kaisar Jepang bahwa guru adalah sosok yang paling

utama dalam membangun bangsanya, guru adalah kunci utama untuk melakukan

perubahan yang signifikan dalam perbaikan pendidikan saat ini. Kunci utama

dalam “membenahi” guru menurutnya tidak terlalu rumit, sepanjang para guru

ingin selalu berbagi dan berdialog. Manajemen guru guardian angel adalah

manajemen humanis yang didalamnya mengedepankan pendekatan humanis,

salah satunya adalah berdialog.

Munif Chatib dalam buku Gurunya Manusia menyatakan bahwa

manajemen quality control terhadap profesi guru diterapkan, empat rapot guru

dapat digunakan sebagai mesin penyaringnya. Rapot guru yang dimaksud adalah:

1) rapot karakter/ akhlak; 2) rapot kreativitas; 3) rapot lesson plan; 4) rapot siswa.

Profesi guru adalah profesi yang profesional, sehingga harus punya standar ukur

kinerja. Membangun dan melahirkan guru-guru profesional adalah pekerjaan

manajemen sumber daya manusia tingkat tinggi.

Dalam pencapaian kompetensi guru, Munif Chatib membagi jenjang

kompetensi guru menjadi 5 (lima), yaitu: 1) probation period, guru masa

percobaan; 2) medium teacher, guru dengan moto just tell; 3) good teacher, guru

dengan moto explain; 4) excellent teeacher, guru dengan moto demonstrate dan

Page 96: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

96

5) great teacher, guru yang mempunyai moto inspire. Kenaikan setiap jenjang

kompetensi berdasarkan skor kelulusan yang diperoleh dari empat rapor guru.

Manajemen harapan perlu diberikan kepada guru untuk dapat mencapai

level great teacher. Harapan bukan hanya perlu dikendalikan melainkan perlu

terus dipelihara. Harapan adalah ekspektasi yang disertai oleh getaran-getaran

emosi dan impian. Dengan demikian, harapan yang positif dapat menajdi

lokomotif penggerak untuk menciptakan perubahan. Ia menimbulkan hasrat dan

dorongan-dorongan, yang baru berhenti bila harapan terpenuhi. Guardian angel di

sekolahnya manusia perlu terus memelihara harapan munculnya guru-guru dengan

level great teacher.105

Rumus pembelajaran, gaya mengajar guru sama dengan gaya belajar siswa

membawa konsekuensi terhadap guru. Dalam modul perkuliahan GA, Munif

membagi tahapan guru berdasarkan penguasaan terhadap strategi mengajar ke

dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu: 1) mencari bentuk, 2) mendapatkan bentuk dan 3)

guru multiple intelligences.

Tabel 4. Tahapan Penguasaan Strategi Mengajar Guru

Tahap Mencari Bentuk Tahap Mendapatkan

Bentuk

Guru Multiple

Intelligences

Guru mampu mengubah

paradigma mengajar

dengan menitik beratkan

pada aktivitas siswa

Guru merasa bahwa ada

yang beda dengan model

pembelajaran sebelumnya

Guru yang mampu

memberikan konsultasi

pada rekan guru lain

105 Rhenald Kasali,Change,(Mizan: Jakarta, 2013) hlm. 411.

Page 97: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

97

Guru cenderung belum

mengaitkan antara

kecenderungan

kecerdasan dengan

strategi mengajarnya

Guru merasa

kreativitasnya terus

menerus ditantang

Guru yang mempunyai

koleksi dan katalog aplha

zone

Guru mengajar strategi

yang sama untuk semua

siswa

Guru merasa banyak hal

harus dipelajaari, malah

lebih giat untuk mengajar

dengan strategi multiple

intelligences

Guru yang selalu dicintai

siswanya

Membutuhkan waktu

sekitar 1 tahun

Guru mampu mengoleksi

strategi mengajar yang

selalu berkembang

Guru yang setiap

diajarkannya masuk

memori jangka panjang

siswa

Guru sudah membuat

lesson plan yang

bervariasi

Guru yang mampu

membuat siswanya

produk-produk

pembelajaran

Guru mampu membuat

penilaian otentik dan

pelaporannya

Guru yang mampu

membuat siswanya

mampu menemukan

kondisi akhir terbaik

C. Model Manajemen Guru Model Guardian Angel

Model manajemen guru yang digagas oleh Munif Chatib adalah sebagai

berikut:

Page 98: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

98

1. Komitmen Dan Perubahan Paradigma

Mutu pendidikan saat ini masih menjadi sesuatu yang diperdebatkan, guru

dituding menjadi salah satu faktor belum tercapainya mutu pendidikan yang

diinginkan. Paradigma tentang mutu pendidikan pastinya harus dirumuskan ulang,

karena apa yang menjadi tolak ukur di masyarakat tentang mutu pendidikan

sangat lekat dengan kemampuan kognitif. Guru sebagai salah subjek dalam proses

peningkatan mutu pendidikan sudah sepantasnya memiliki perubahan paradigma

tentang apa yang seharusnya dimiliki peserta didik setelah selesai dalam proses

pendidikan.

…seorang guru akan menginspirasi murid-muridnya untuk

belajar bukan karena takut atau untuk mendapat ijasah, tapi untuk

mengisi hidup dengan kegiatan yang lebih bermanfaat.106

Neila Ramdhani menyatakan bahwa komitmen guru dapat ditumbuhkan

dengan tiga cara yaitu” 1) menggugah kebermaknaan profesi guru, 2)

menciptakan suasana yang menyenangkan dan menumbuhkan nilai-nilai

kebersamaan, 3) memberikan imbalan baik materi maupun kesempatan untuk

berkembang.

Kehidupan selalu ditandai dengan perubahan. Manusia yang hidup

akan berubah. Hari ini ia adalah seorang bayi yang hidupnya tergantung orang lain. Esok ia adalah makhluk kecil yang belajar berjalan dan sesekali jatuh, lalui berlari dengan kedua tangan dan kakinya. Setelah itu ia

106 Neila Ramdhani, Menjadi, hlm. 90 -92

Page 99: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

99

menjadi makhluk dewasa yang menghadapi bermacam-macam persoalan.

Kadang senang dan tertawa lebar, kadang hidup susah dan menangis.107

Komitmen guru terhadap mutu pendidikan memudahkan guru melewati

setiap tahapan menuju gurunya manusia. Guru yang berorientasi kepada proses,

menikmati proses belajar dan mengajar dengan tidak mengedepankan hasil.

Berproses menjadikan peserta didiknya menjadi seseorang yang membanggakan

dengan keanggunan akhlak, kecakapan ketrampilan dan pengetahuan yang

mumpuni. Menganggap setiap proses pembelajaran sebagai langkah menuju

keberhasilan peserta didik, selalu berinovasi dalam menghadapi permasalahan.

Rhenald Kasali menggunakan istilah “memori masa depan” sebagai modal

untuk mengarungi masa depan. Mengubah wajah dunia secara bertahap dan

menciptakan standar-standar baru sehingga yang lain pun harus mengikuti dunia

baru yang mereka ciptakan. 108 Munif Chatib mengelompokkan guru yang

berproses dengan komitmen menjadi tiga, yaitu: a) guru dalam masa mencari jati

diri, b) guru dalam masa mengenali dirinya, c) guru dalam masa menjadi gurunya

manusia.109 Masing-masing tahapan memiliki waktu pencapaian yang berbeda

antara satu guru dengan lainnya.

Buku Gurunya Manusia halaman 13 mengisyaratkan adanya problem

komitmen pada guru saat berproses menjadi gurunya manusia. Problem komitmen

merupakan hal yang penting, komitmen dianggap sebagai daya untuk

mempertahankan paradigma dan cara pelaksanaan. Seorang guru yang belum

107 Rhenald Kasali, Change,(Mizan: Jakarta, 2013) hlm. 5. 108 Rhenald Kasali, Change, hlm. 17. 109 Munif Chatib, Materi Perkuliahan Guardian Angel , (Jakarta: Next Edu), hlm 45.

Page 100: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

100

menemukan pola mengajar dalam waktu tiga tahun, apakah bisa dianggap telah

bersabar? Kesabaran adalah bagian dari komitmen. Guru yang komitmennya

lemah akan serta merta meninggalkan konsep gurunya manusia begitu dia

menemukan kesulitan atau hambatan. Problem komitmen juga akan muncul jika

para guru terjebak pada zona nyaman sehingga tidak mau lagi berkreasi.

Komitmen menyangkut pula sejauh mana seorang guru bertahan mengajar di

sebuah sekolah ketika sekolah tersebut belum mampu memberikan kesejahteraan

kepadanya.

Cara terbaik untuk memperlihatkan perubahan adalah: (1) Ciptakan

kontras yang tajam; (2) Ciptakan konfrontasi yang efektif, dan (3) Gabungkan

keduanya. Perubahan paradigma dari guru belajar siswa belajar menjadi gaya

mengajar guru sama dengan cara belajar siswa mencerminkan adanya kontras dan

konfrontasi.110 Gaya mengajar guru sama dengan cara belajar siswa harus terus

diinformasikan dengan beragam media. Melalui leaflet, poster ataupun motto yang

di pajang di tempat-tempat strategis akan membantu proses perubahan.

Manajemen guru model GA membutuhkan komitmen dari seorang GA

yang bergelar M.Pd. I (meaningful, passion, different dan innovative). Ujian

terhadap komitmen adalah menghadapi tantangan dari waktu ke waktu. Karena

apabila digambarkan dalam bentuk grafik, tingkat komitmen dan tahapan waktu

masing-masing ada dalam sumbu y dan sumbu x.

110 Rhenald Kasali, Change, hlm. 122-128.

Page 101: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

101

Rhenald Kasali mengutip Richard I, menggambarkan tahapan menuju

komitmen dalam perubahan dengan bagan berikut:111

Bagan 3. Tahapan Menuju Komitmen dalam Perubahan

Pada tahap persiapan dilakukan dua hal. Pertama memperkenalkan

(sentuhan pertama), baik lewat rapat, surat keputusan, memo dan sebagainya.

Kedua dibangun proses kesadaran melalui dialog-dialog. Pada tahap kedua, kepala

sekolah dan guardian angel membantu guru untuk memahami apa yang akan

terjadi dan manfaat dari sekolahnya manusia. Setelah semua guru mulai bisa

menerima, barulah keputusan untuk melakukan implementasi dimulai. Setelah itu

memasuki tahap ketiga, yaitu komitmen yang terdiri dari dua langkah yaitu

instalasi dan institusionalisasi. Setelah instalasi selesai barulah dilakukan

institusionalisasi, penerapan secara luas, terintegrasi pada seluruh organisasi.

111 Rhenald Kasali, Change, hlm. 349.

TAHAPAN WAKTU

TIN

GK

AT

KO

MIT

MEN

Tahap Komitmen

Tahap Penerimaan

Tahap Persiapan

Sentuhan Pertama

Kesadaran

Kepemahaman

Implementasi

Instalasi

Institusionalisas

i

Page 102: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

102

Paradigma baru yang juga harus dibangun adalah budaya mengutamakan

kepentingan seluruh sekolah di atas kepentingan pribadi. Budaya ini disebut

company first philosophy. Persaingan guru dengan guru bukan saling menolong,

tapi saling meyimpan informasi merupakan paradigma yang sangat merugikan

kepentingan bersama.112 Manajemen guru model GA mendukung perubahan

paradigma belajar bersama untuk kemajuan bersama.

Belajar yang paling cepat adalah belajar dalam kelompok yang ditandai

oleh perilaku berbagai pengetahuan. Dengan berbagi pengetahuan, saling belajar

dan mengajar maka akan bertambah banyak pengetahuan yang dimiliki oleh

warga sekolah, dan sekaligus akan menjadi pengetahuan kolektif yang memacu

inovasi. Gagasan beberapa orang yang berbeda dapat menghasilkan gagasan baru

yang orisinil. Selain itu kompetensi yang dimiliki guru melalui belajar dalam tim

akan terus meningkat. 113 Program konsultasi guru dengan GA dalam bentuk up

grading yang teragenda merupakan salah satu program peningkatan kompetensi

guru.

Pada buku gurunya manusia halaman 56, dilihat dari faktor kemauan

untuk maju, Munif mengelompokkan guru menjadi tiga jenis, yaitu:1) guru robot,

yaitu guru yang persis bekerja seperti robot; 2) guru materialistis, yaitu guru yang

selalu melakukan perhitungan, mirip dengan aktivitas jual beli dan 3) gurunya

manusia, yaitu guru yang punya keikhlasan dalam mengajar dan belajar. Guru

yang berusaha meluangkan waktu untuk belajar sebab mereka sadar, profesi guru

112 Djamaludin Ancok dan Neila Ramdhani, Pemimpin Sekolah yang Inspirasional ,

(Jakarta: Titian Foundation, 2014), hlm. 150. 113 Djamaludin Ancok dan Neila Ramdhani, Pemimpin , hlm. 150.

Page 103: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

103

tidak boleh berhenti untuk belajar. Gurunya manusia menempatkan penghasilan

sebagai akibat yang akan didapat dengan menjalankan kewajibannya, yaitu

keikhlasan mengajar dan belajar.

2. Hak Dan Kewajiban Guru

Kualitas guru adalah kunci utama kemajuan bangsa, begitu pengantar

Anies Baswedan, Ph. D. dalam buku Gurunya Manusia. Anies menganggap

tidaklah terlalu penting menganalisis terlalu lama mengetahui banyak faktor yang

membuat kualitas guru belum sesuai keinginan kita. Yang lebih penting adalah

“bagaimana” mencetak guru berkualitas. Lebih tepat lagi menyalakan lebih

banyak lilin daripada mengutuk kegelapan: stop cursing darkness, let’s light more

and more candles. Jika kita bisa mencetak guru berkualitas, ini adalah jalan

menuju munculnya generasi masa depan berkualitas. Hal penting bagi guru:

seorang guru harus selalu belajar untuk meningkatkan kualitas dirinya. Tidak

dapat dimungkiri bahwa zaman selalu berubah. Perkembangan zaman

memungkinkan siswa mendapatkan informasi dari beragam sumber. Akibatnya,

siswa menjadi lebih cerdas dan kritis. Inilah salah satu contoh kecil mengapa guru

harus selalu belajar.

Hak adalah sesuatu yang seharusnya diperoleh guru dalam kesempatan

untuk berkembang sesuai dengan tuntutan profesi. Guru membutuhkan “teman”

yang berada setiap saat, menjawab setiap kebingungan dengan jawaban. Mereka

ini disebut change agent atau para sahabat perubahan. Fungsinya adalah sebagai

teman bercermin, bertanya, berdialog, dan mencegah orang-orang merasa

Page 104: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

104

keletihan, berjalan pelan-pelan, atau menyerah terlalu dini.114 Munif menyiapkan

guardian angel pada sekolah-sekolah sebagai sahabat perubahan. Guardian angel

bukanlah kepala sekolah atau wakil kepala sekolah bagian kurikulum. Setiap guru

yang berkompeten dapat dipilih menjadi guardian angel dengan tugas utama

adalah membersamai guru dalam melewati perubahan menjadi gurunya manusia.

Pendampingan GA bertujuan untuk menghilangkan penyakit disteachia

yang ditemukan oleh Thomas Amstrong, artinya penyakit salah mengajar.

Disteachia mengandung tiga virus T, yaitu 1) teacher talking time, guru

menghabiskan dengan hampir 80% waktunya di dalam kelas untuk berceramah; 2)

talk analysis, artinya setiap penyampaian materi pelajaran kepada siswa biasanya

langsung masuk ke materi. Guru belum terbiasa menjelaskan kegunaan materi

untuk aplikasi kegiatan sehari-hari sang siswa; 3) tracking, adalah pengelompokan

siswa ke dalam beberapa kelas berdasarkan kemampuan kognitifnya.

Perjalanan yang panjang menuju gurunya manusia membutuhkan rest

area, yaitu titik untuk melakukan istirahat dan melepaskan diri dari kepenatan.

Pada titik-titik itu guru bukan cuma memerlukan toilet, rumah makan, dan tempat

mengisi bahan bakar, melainkan juga informasi-informasi penting yang

menyangkut perjalanan itu sendiri. Maka dalam setiap perjalanan panjang

dibutuhkan kemenangan-kemenangan jagka pendek, imbalan-imbalan berupa

materi atau non material.115

114 Rhenald Kasali, Change, hlm. 138-139. 115 Rhenald Kasali, Change, hlm. 137.

Page 105: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

105

Sebagian orang berpikir, kalau ia mau dinilai cerdas maka ia harus bisa

menyajikan sesuatu secara kompleks dengan menyampaikan hal-hal yang sulit

dimengerti orang lain. Sikap seperti ini tentu tidak sepenuhnya benar. Kalau ini

dibiarkan berlangsung terus-menerus, organisasi akan lambat bergerak dan

berubah menjadi kompleks. Orang akan takut mengambil keputusan, sulit melihat

sesuatu dengan jelas, yang ditandai dengan penambahan keruwetan.116 Lesson

plan menjadi kata simpel dalam mewakili manajemen guru model guardian

angel. Manajemen guru disederhanakan Munif menjadi lesson plan untuk

membuka paradigma guru bahwa kewajiban guru yang utama adalah membuat

perencanaan sebelum mengajar.

Dalam buku Sekolahnya Manusia halaman 148-152 Munif Chatib

menuliskan bahwa menjadi guru profesional berarti menjadi guru yang tidak

pernah berhenti belajar. Aset terbesar dan paling bernilai di sebuah sekolah adalah

guru yang berkualitas. Miriam Kronish, Kepala Sekolah SD John Eliot, Needham,

massachusetts yang merupakan sekolah terbaik di Amerika, mengatakan dalam

sebuah pidato:

“Masa depan pendidikan Amerika ditentukan oleh sebuah kekuatan. Dan jika saja kami memiliki kekuatan, kekuatan tersebut adalah program utama di sekolah kami, yaitu pelatihan guru. Guru tidak hanya cukup membaca

metode-metode pembelajaran terbaru. Guru harus dilatih di dalamnya, seperti halnya aktor atau penyair perlu berlatih. Setelah itu, guru baru bisa

mengajarkannya kepada orang lain. Guru profesioanal adalah gelombang masa depan Amerika.

116 Rhenald Kasali, Change, hlm. 216.

Page 106: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

106

Munif Chatib menuliskan ada 5 syarat mendasar guru profesional, 1)

bersedia untuk selalu belajar, 2) secara teratur membuat rencana pembelajaran

sebelum mengajar, 3) bersedia di observasi, 4) selalu tertantang untuk

meningkatkan kreativitas dan 5) memiliki karakter yang baik.

Masih di buku Gurunya Manusia, pada halaman 64 Munif Chatib

memberikan definisi gurunya manusia sebagai guru yang tak pernah berhenti

belajar. Ini karena belajar merupakan kata kunci untuk tiga hal penting bagi

profesi guru, yaitu paradigma, cara dan komitmen.

Bagan 4. Gaya Mengajar Guru

Jika paradigma guru tentang belajar mengajar sudah sama dan benar,

selanjutnya guru harus mengetahui cara belajar-mengajar yang sesuai dengan

paradigma tersebut. Begitu banyak pengetahuan berkaitan paradigma menjadi

tidak punya arti apa pun jika guru tidak mengetahui cara belajar mengajar yang

tepat. Akhirnya, paradigma tersebut akan ditinggalkan sebab para guru tidak

diberi tahu cara pelaksanaannya saat belajar mengajar. Komitmen merupakan

daya untuk mempertahankan paradigma dan cara yang sudah disepakati dan

KOMPETENSI PERILAKU

BELAJAR

Paradig

ma

Komit

men

Cara

Page 107: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

107

dianggap benar. Dalam komitmen unsur kedisiplinan, kesabaran, kreativitas, dan

keinginan untuk berjuang hingga mampu menyelesaikan masalah. Keutuhan

paradigma, cara, dan komitmen dapat terus dipertahankan dengan tak henti

belajar. Paradigma akan menghasilkan pengetahuan dan pola pikir yang benar.

Cara pelaksanaan paradigma tersebut akan menghasilkan kemampuan pedagogi.

Sementara itu, komitmen akan menghasilkan karakter atau perilaku disiplin,

tanggung jawab, dan pantang menyerah; tiga karakter yang selalu saling terkait.

Mengutip materi kuliah Bobbi DePotter, proses belajar mengajar adalah

sebuah pekerjaan seni yang profesional dan mempunyai Manajemen Quality

Control dalam pembelajaran. Konsekuensi penerapan MQC adalah: 1) lesson

plan, guru harus membuat perencanaan pembelajaran, 2) konsultasi, guru harus

mendiskusikan rencana pembelajaran kepada supervisor atau konsultan sebelum

mengajar, 3) observasi, supervisor atau konsultan mengamati secara langsung

proses belajar di dalam kelas atau di lingkungan lain, dan 4) umpan balik, guru

meminta konsultan atau supervisor untuk menjelaskan hasil observasi terhadap

proses belajar tadi. Terjadi dialog dan interaksi yang intens antara guru dan

konsultan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam proses belajar dan

menemukan gaya mengajar maupun gaya belajar yang cocok.

3. Mengajar Dengan Hati

Dalam seminar Gurunya Manusia, materi utama yang diberikan Munif

Chatib adalah 5(lima) bingkisan terkait dengan paradigma yang harus dimiliki

oleh guru. Kelima bingkisan tersebut nantinya akan mengantarkan seorang guru

menjadi gurunya manusia, guru yang mendidik dengan hati. Bingkisan yang

Page 108: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

108

dimaksud adalah 1) memandang setiap anak adalah juara; 2) memandang bahwa

kemampuan anak seluas samudera; 3) setiap anak cerdas dengan multiple

intelligences; 4) menjadi penyelam dalam memahami kemampuan anak dan 5)

meyakini bahwa setiap anak mempunyai bakat yang dapat dikembangkan dengan

bantuan minatnya. Gurunya manusia selalu mendukung budaya organisasi

sekolahnya manusia, bahwa setiap anak adalah juara dengan kecerdasan multiple

intelligences.

Menerima keunikan orang lain adalah syarat untuk berbagi kekuatan. Jika

merasa nyaman dengan kekuatan kehadiran sendiri, kita menciptakan rasa hormat

pada diri sendiri dan akan lebih mudah menghormati orang lain. Kita menjadi

lebih kuat untuk tidak terjebak dalam kendali orang lain dan tidak berkeinginan

untuk mengendalikan orang lain.117 Menerima keunikan peserta didik adalah

syarat bagi gurunya manusia. Dengan memahami kekuatan diri sendiri, guru

menjadi lebih kuat untuk tidak membuat siswa menjadi produk yang sama. Setiap

peserta didik mempunyai potensi yang berbeda-beda, setelah proses pembelajaran

dengan guru mestinya potensi masing-masing anak akan melejit.

Berbekal cinta tanpa syarat, seorang gurunya manusia akan mengajar

dengan hati. Berubah dari orientasi guru yang berdasar pada gaji menuju orientasi

yang didasarkan pada cinta tanpa syarat dan belas kasih jelas bukan pekerjaan

mudah. Seperti dikatakan Gandhi:

“ Kita semua harus menjadi perubahan yang kita inginkan terjadi di dunia.”

117 Sabina Spencer, The Heart of Leadership, 7 Kunci Menjadi Pemimpin yang Sukses,

(Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2009), hlm. 150.

Page 109: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

109

Cinta berawal dari dalam hati seorang guru, baru nanti kemudian menyebar ke

luar, kepada peserta didik dan lingkungannya. Cinta tampak dalam perilaku dan

sikap kerja seorang guru pada peserta didik dan lingkungannya. Setiap detik

dalam hidup, gurunya manusia memilih untuk melakukan kebaikan, kemurahan

hati, rasa terima kasih dan kepedulian pada orang lain.118

Dalam membantu organisasi, budaya berinteraksi dengan informasi.

Budaya yang hidup adalah budaya yang belajar dari lingkungan dan dengan

memanfaatkan umpan balik. Budaya tumbuh dan berkembang, hidup karena

belajar dan memanfaatkan umpan balik.119 Budaya mengajar dengan hati,

memandang siswa sebagai subjek belajar dengan mengoptimalkan lingkungan

belajar, terus menghidupkan radar untuk melaporkan informasi. Guru akan

bergerak secara otomatis, menentukan sendiri arah jalan yang ditempuh dengan

terus menghidupkan hati sebagai radar. Hal-hal yang harus dipahami guru dari

peserta didik, antara lain kemampuan, potensi, minat, hobi, sikap, kepribadian,

kebiasaan, catatan kesehatan, latar belakang keluarga, dan kegiatannya di

sekolah.120 Mengenali gaya belajar siswa dimulai dengan mengenali karakteristik

siswa sehingga guru tidak hanya fokus pada pencapaian materi semata.

Guru inspiratif adalah guru yang mampu memberikan stimulasi mental

kepada murid-muridnya. Stimulasi mental ini mempengaruhi murid tidak hanya

pada aspek kognitif tetapi melibatkan rasa atau emosi positif sehingga memberi

118 Sabina Spencer, The Heart, hlm. 172-173. 119 Rhenald Kasali, Change, hlm. 301. 120 E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Bumi Aksara: Jakarta, 2012) hlm. 64.

Page 110: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

110

dampak yang lebih kuat terhadap pemahaman murid. 121 Guru yang memberikan

pembelajaran dengan menyenangkan akan menginspirasi murid untuk berpikir

sehingga rasa ingin tahunya berkembang. Neila Ramdhani mengutip dari Steele

tentang 13 kriteria standar guru inspiratif dan profesional yang harus dipenuhi

yaitu: 1) menguasai materi pembelajaran, 2)menggunakan dengan tepat

kemampuannya dalam mengajar, 3) kemampuan memecahkan masalah berkaitan

dengan instruksional pembelajaran, 4) kemampuan melakukan improvisasi, 5)

manajemen kelas, 6) kepekaan dalam menanggapi situasi selama pembelajaran

berlangsung, 7) sensitivitas terhadap konteks, 8) memonitor pembelajaran, 9)

bertindak berdasarkan data, 10) respek terhadap orang lain, 11) mempunyai jiwa

mendidik, 12) memfasilitasi murid agar mencapai prestasi tertinggi dan 13)

memfasilitasi murid agar lebih memahami kompleksitas.122

4. Guardian Angel Sang Malaikat Penyelamat

Dalam buku Gurunya Manusia halaman 135 Munif Chatib setelah sepuluh

tahun mendalami multiple intelligences sangat menyadari bahwa ternyata tiga hal

penting yang disebutkan Howard Gardner sangat berkaitan dengan dunia

pendidikan. Ketiga hal penting tersebut adalah komponen inti, kompetensi, dan

kondisi akhir terbaik. Setiap area otak yang disebut lobus of brain ternyata punya

komponen inti berupa potensi kepekaan yang akan muncul dari setiap area otak

apabila diberi stimulus yang tepat. Akibat adanya stimulus yang tepat, kepekaan

inilah yang akan menghasilkan kompetensi. Dan apabila kompetensi tersebut

dilatih terus menerus dalam jenjang silabus yang tepat, dari kompetensi akan

121 Neila Ramdhani, Menjadi, hlm. 68. 122 Neila Ramdhani, Menjadi, hlm. 69- 80.

Page 111: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

111

muncul kondisi akhir terbaik seseorang. Kondisi akhir terbaik inilah yang disebut

kebanyakan orang “profesi”.

Setiyo Iswoyo, trainer berhonor 2M, pengajar program GA,

mendefinisikan kecintaan pada profesi tercermin dari munculnya keceriaan,

pencapaian hasil terbaik, dan flow (kondisi bekerja yang mengalir, tanpa beban,

bahkan seolah-olah waktu berlalu begitu cepat). Kecintaan pada profesi muncul

karena kita berhasil memberikan makna lebih (meaningful) atas apa yang kita

jalankan. Juga, karena kita memiliki passion: gairah, semangat, antusias. Pada

kondisi ini bekerja seolah-olah menjadi hobi. Hari-hari selalu penuh tantangan,

bahkan ketika masalah muncul pun selalu dipandang sebagai sarana untuk naik

kelas. Kecintaan pada profesi saja, sepertinya tidaklah cukup. Tuntutan berikutnya

adalah kemampuan dalam menunaikan pekerjaan, amanah, atau tanggung jawab

dengan kualitas terbaik, unik dan menginspirasi. Ini hanya bisa dipenuhi jika guru

memiliki daya pembeda (different) dan juga kemampuan untuk terus melakukan

terobosan-terobosan baru yang bermanfaat (innovative). Iswoyo menyandingkan

kata kunci dari uraian diatas menjadi M. Pd. I, inilah gelar yang disematkan di

pikiran, hati dan tindakan teman-teman GA.

Manajemen guru GA menggunakan prinsip stimulus yang tepat sehingga

menghasilkan kompetensi yang akan mengantarkan seorang guru pada kondisi

akhir terbaiknya sebagai guru yang profesioanl. Profesional adalah sesuatu yang

dapat dipelajari, frekuensi waktu belajar guru di sekolah sangat menentukan baik

atau tidaknya kualitas sekolah tersebut. Pada halaman 39 secara lebih detail Munif

Chatib mengusulkan beberapa saran praktis, dan tentunya murah, agar guru tetap

Page 112: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

112

punya waktu dan semangat untuk belajar. Pertama, membentuk divisi guardian

angel, sang malaikat penyelamat, yaitu divisi khusus untuk pelatihan dan

pengembangan guru di tiap sekolah. Tugas utama divisi ini adalah: 1) mendesain

prioritas program pelatihan guru yang sangat dibutuhkan, 2) mengikuti pelatihan-

pelatihan dan meneruskan pelatihan-pelatihan tersebut kepada para guru lainnya,

3) memberikan konsultasi lesson plan kepada para guru dan 4) membuat dan

menerbitkan rapor kualitas lesson plan sebagai standar ukur guru dalam kualitas

proses belajar mengajar. Kedua, program bedah buku secara reguler. Setiap kali

terbit buku pendidikan yang baru, para guru di sebuah sekolah harus membedah

buku itu. Jika setiap bab dalam sebuah buku itu dibedah oleh seorang guru,

tentunya tidak memberatkan sebab setiap guru hanya membedah satu bab. Ketiga,

program tamu kita minggu ini. Pertemuan rutin untuk mencari jalan keluar

masalah atau bagaimana menghadapi siswa bisa menjadi solusi praktis untuk

menyelesaikan masalah siswa tertentu.

Seorang GA harus mengetahui tiga informasi penting yang harus diketahui

dari seorang guru sehingga bisa dipakai untuk menyusun pelatihan yang tepat

untuk mereka. Informasi yang dimaksud adalah, 1) kondisi, artinya kondisi guru

terkini setelah mengikuti bermacam pelatihan. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui apakah seorang guru membutuhkan pelatihan untuk suatu materi

tertentu atau tidak. Data yang diperoleh lalu dibuat dalam lembar kondisi; 2)

problem, artinya guru harus mencatat maalah-masalah apa pun yang dihadapi

selama dia mengajar, di antaranya berhubungan dengan kondisi siswa atau strategi

mengajar. Data yang diperoleh kemudian dibuat dalam lembar problem; 3)

Page 113: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

113

harapan, artinya guru harus menuliskan keinginan atau harapan masing-masing

terhadap pengembangan kualitas mengajar mereka. Data yang diperoleh tersebut

dibuat dalam lembar harapan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Munif Chatib melalui email

pribadinya, [email protected] diperoleh informasi sebagai berikut:

1. Alasan mengapa ada program kuliah Guardian Angel adalah berawal dari

kelelahan dan sebuah niat baik untuk mewujudkan sekolah yang humanis dan

rumah yang menyenangkan bagi siswanya. Mewujudkan sekolah yang

humanis melalaui program peningkatan kompetensi guru menjadi gurunya

manusia.

2. Istilah Guardian Angel diambil karena sungguh di setiap sekolah ini banyak

setannya. Harus dikirim seorang malaikat untuk mengaturnya, jika hanya

manusia pasti tergoda. Manajemen tingkat tinggi diperlukan untuk menjadikan

sekolah sebagai lembaga profesional. Manajemen guru sangat penting

mengingat guru adalah faktor penting dalam membangun peradaban.

3. Salah satu target terendah lulusan GA adalah menjadi guru yang profesional,

sedangkan target tertinggi adalah menjadi pengelola sekolah yang humanis.

Mengedepankan sisi humanis dalam pengembangan sumber daya manusia,

khususnya guru dengan adanya program rapot guru.

4. Sampai dengan november 2014 kelas-kelas GA sudah menyelesaikan 15

angkatan dengan lokasi yang berbeda, 8 angkatan di Surabaya, 5 angkatan di

Jakarta, 1 angkatan di Samarinda dan 1 angkatan di Makasar.

Page 114: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

114

5. Materi dalam pelatihan GA selalu berkembang, diantaranya desain global

sekolahnya manusia, multiple intelligences, the brain base learning,

kurikulum 2013 menuju kurikulum humanis, strategi mengajar dengan

pendekatan saintifik, penilaian kinerja guru, HRD in academic, dan total

quality management in academic serta menuju sekolah inklusi.

Berdasarkan wawancara dengan Budi Hasturi, kepala sekolah SD Juara

Yogyakarta yang merupakan peserta GA angkatan IV, hal yang paling

mengesankan adalah bahwa GA mencetak guru-guru yang humanis terhadap anak

didik. Terkait dengan manajemen guru dengan konsep 3K + 1 H (3 kewajiban dan

1 hak) dalam implementasinya sangat bisa dilakukan. Kunci utamanya adalah

adanya kontorl yang intensif dari kepala sekolah. Kontrol pun harus dengan iklim

yang humanis, tidak terlalu dipelototin. Lebih lanjut Hastuti menambahkan bahwa

program GA hanya sebagai awalan, untuk selanjutnya seorang GA harus mampu

menggali potensi diri. Secara umum desain GA sudah bagus dalam program

peningkatan sumber daya manusia, karena GA bermaksud mengoptimalkan tugas

guru. Idealnya, menjadi pendamping guru. Semua kompetensi guru

dikembangakan dalam program GA. Paling menonjol pada kompetensi pedagogik

dan profesional, lebih fokus lagi ke profesional.

Vivi Ade Cerliana, pengelola PAUD Cerliana Pekan Baru Riau yang juga

merupakan peserta GA angkatan IV mengutip pendapat Munif Charib bahwa

sekolah tetap merupakan perusahaan. Setelah mengikuti GA manajemen guru

diterapkan Vivi dengan menerapkan rapot guru. Awalnya terjadi respon kurang

menyenangkan dari guru, beberapa guru yang tidak siap dengan model

Page 115: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

115

manajemen memilih keluar dari sekolah. Dengan berjalannya waktu guru mulai

beradaptasi dengan manajemen guru model GA, dan berimplikasi terhadap

peningkatan kompetensi guru.

Seorang GA adalah seorang coachee, yaitu orang yang memberikan

bantuan kepada guru dalam mengoptimalkan tugasnya. Kata coaching sering

diasosiasikan dengan pelatih oleh raga sedangkan kata counseling lebih banyak

diasosiasikan kepada penyembuh atau pemberi bantuan kepada sesorang yang

mengalami permasalahan psikologis. Indikasi dari perlunya coaching dan

counseling antara lain munculnya gejala seperti:123

(1) Kurang terampilnya guru dalam bekerja, dan bahkan ada guru yang tidak tahu

cara melaksanakan tugasnya dengan benar.

(2) Kurang terlihat adanya motivasi maksimal dalam bekerja yang indikasinya

antara lain datang terlambat dan tidak mau melakukan tugas yang diberikan

padanya.

(3) Masalah pribadi guru dalam hubungan dengan teman sekerja, atau masalah

dalam keluarga yang dihadapinya yang mengganggu pelaksanaan tugas

sebagai guru.

Coaching pada dasarnya adalah upaya menumbuhkan kompetensi pada guru

untuk melakukan sesuatu yang terkait dengan tugas di sekolah, apakah itu tugas

yang bersifat akademik, atau administratif. Counseling ditujukan untuk

123 Djamaludin Ancok dan Neila Ramdhani, Pemimpin Sekolah yang Inspirasional ,

(Jakarta: Titian Foundation, 2014), hlm. 191-194.

Page 116: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

116

membangun motivasi pada guru agar mereka berani melakukan sesuatu yang

sudah diketahuinya.

Model pendampingan dalam peningkatan kompetensi guru menjadi

alternatif efektif, Titian Foundation mengembangkan program komprehensif

peningkatan kualitas guru dengan nama Program Peningkatan Kualitas Guru atau

Teacher Quality Improvement (TQI). Proses peningkatan kualitas guru

memerlukan panel-panel alat ukur yang mengumumkan secara rutin apa-apa saja

yang telah dicapai dan apa-apa saja yang belum selesai dikerjakan, pengukuran

kemajuan, peningkatan mutu, respon masyarakat/ konsumen, dan seterusnya.

Tanpa pengukuran ini, semua upaya bisa berakhir sia-sia dan perubahan tidak

menimbulkan kepercayaan.124

Coaching merupakan proses mengantar atau mendampingi orang yang

dibina dari kondisi saat ini kepada kondisi yang lebih baik sesuai dengan

kebutuhannya. Hayes (2003) menulis bahwa coaching adalah kunci dari

keberhasilan dalam suatu proses manajemen, karena coaching membawa orang-

orang untuk selalu berkontribusi dan berpartisipasi dalam pekerjaan. Sementara

Parsloe (1999) mengatakan coaching adalah suatu proses yang memungkinkan

pembelajaran dan pengembangan diri terjadi sehingga meningkatkan kinerja.125

124 Rhenald Kasali, Change, hlm. 139.

125 Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Supeervisi Akademik Implementasi

Kurikulum 2013, (Jakarta: Kemendikbud, 2014), hlm. 36.

Page 117: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

117

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian yang ada, peneliti dapat

menyimpulkan hal-hal berikut:

1. Konsep manajemen guru menurut Munif Chatib adalah menggunakan pola

manajemen humanis. Tahapan dalam proses manajemen dengan

melibatkan guru sebagai subjek, setiap tahapan tidak boleh

mengesampingkan aspek humanis.

a. Jadwal konsultasi, guru bersama GA membuat kesepakatan waktu dan

tempat yang memungkinkan keduanya dapat berkomunikasi dalam

kondisi nyaman, layaknya teman.

b. Strategi mengajar yang humanis dirancang oleh guru dan GA dalam

mempersiapkan proses kegiatan belajar mengajar.

c. Penilaian kinerja guru dilihat dari kualitas lesson plan (bruto dan

netto), hasil belajar siswa, serta kreativitas guru. Program raport guru

bermuara pada terciptanya produk berdasarkan potensi diri guru.

2. Munif Chatib menggunakan landasan keilmuan sumber daya manusia

dalam me-manage guru model GA. Sedangkan landasan filosofinya adalah

bahwa profesi guru mengemban pekerjaan manajemen, yaitu perencanaan,

mengajar, evaluasi dan belajar. 3 hal pertama difahami sebagai kewajiban,

sedangkan belajar dimaknai sebagai hak bagi seorang guru.

Page 118: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

118

3. Manajemen guru dalam pemikiran Munif Chatib adalah pengembangan

sumber daya manusia dalam pendidikan dititik beratkan pada guru sebagai

salah satu penopang dalam terciptanya sekolah humanis. Manajemen

waktu kerja, pembagian waktu antara belajar dan mengajar agar mampu

menjadikan guru profesional.

B. Rekomendasi

Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian yang ada, peneliti dapat

merekomendasikankan hal-hal berikut:

1. Rekomendasi kepada pengelola lembaga pendidikan

Manajemen sumber daya manusia dalam mewujudkan sekolah

yang humanis dapat dimulai dengan menjadikan guru sebagai gurunya

manusia. Paradigama bahwa kewajiban guru adalah membuat

perencanaan, mengajar dan mengevaluasi dan belajar adalah hak guru

hendaknya terus diperdengungkan kepada guru dalam setiap kesempatan.

Kepala sekolah sebagai leader di sekolah dapat menunjuk satu atau

beberapa guru senior untuk menjadi GA.

Mutu pendidikan selain dipengaruhi oleh perbandingan ideal

guru dan siswa, juga disertai adanya perbandingan ideal antara guru dan

GA. Apabila dalam satu sekolah memiliki jumlah guru yang banyak,

idealnya pola pengembangan sumber daya manusia tidak hanya melalui

pendidikan dan pelatihan. Program pendampingan secara lebih terencana

dengan berasas manajemen humanis dapat dijadikan alternatif.

Page 119: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

119

Program supervisi dapat berjalan dengan baik karena sudah ada

GA yang bertanggung jawab terhadap pengembangan sumber daya

manusia. Pengembangan SDM dengan model manajemen humanis sangat

tepat digunakan dalam peningkatan sumber daya manusia.

2. Rekomendasi kepada divisi Litbang lembaga pendidikan.

Pembentukan Guardian Angel(GA) merupakan langkah strategis

divisi litbang dalam peningkatan mutu guru. GA berkontribusi dalam

pengembangan sumber daya manusia (guru) untuk mengembangkan

potensi diri. Guru dengan beragam potensi yang dimilikinya dapat

menemukan kondisi akhir terbaiknya dengan pola pengembangan 3 K +

1H (3 kewajiban dan 1 hak). Motivasi kepada guru dilakukan melalui

tahapan-tahapan pencapaian dalam berproses kepada gurunya manusia.

Penyusunan program pengembangan sumber daya manusia

dengan memetakan berdasarkan kondisi dan harapan dapat dijadikan

alternatif oleh divisi Litbang dalam penyusunan materi pelatihan. Materi

pelatihan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan harapan guru,

sehingga antusiasme dan hasil akhir pelatihan dapat diperoleh secara

maksimal.

3. Rekomendasi kepada pemerintah

Adanya kepala sekolah dan GA dalam sebuah sekolah seperti

dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Kepala sekolah mempunyai

Page 120: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

120

tanggung jawab yang tidak ringan dalam mewujudkan sekolah unggul. GA

berfokus pada pengembangan guru secara lebih profesional. Kendala

teknis di lapangan adalah GA sebagai guru memerlukan kepastian dalam

pengembangan karir yang diakui oleh pemerintah.

Adanya program guru pendamping dalam kurikulum yang

berjalan sekarang dapat ditinjak lanjuti dengan mengkonversikannya

dengan beban mengajar guru. Belum berjalannya program pendampingan

guru karena guru yang ditunjuk sebagai guru pendamping masih memiliki

beban mengajar yang sama dengan guru lainnya. Beban mengajar 24 jam

pelajaran di rasa masih memberatkan guru mengingat kewajiban guru

tidak hanya mengajar.

Konsep penilaian pada kurikulum sekarang tidak akan

membebani guru jika kesempatan belajar bagi guru terpenuhi. Kompetensi

guru yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan

kompetensi sikap/ sosial hendaknya dikembangkan secara berimbang.

Penilaian kinerja guru tidak hanya terlihat dari proses perencanaan, saat

guru mengajar dan membuat penilaian siswa. Hasil belajar siswa juga

dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam keberhasilan guru. Hal lain yang

juga tidak kalah penting adalah kreativitas guru, banyaknya teaching aids

(alat peraga) yang dihasilkan, dan juga karya tulis ilmiah yang berhasil

dibuat.

Page 121: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

121

C. Penutup

Puji syukur alhamdulillah yang mendalam kehadirat Allah SWT yang

dapat penulis panjatkan, karena berkat rahmat dan hidayah-nya, akhirnya

penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan tesis ini.

Tesis ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari semua pihak yang

terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk itu semua

diucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada mereka yang telah

membantu terselesaikannya penulisan tesis ini.

Sebagai manusia biasa penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan

penulisan tesis ini masih banyak kekurangan untuk mencapai kesempurnaan

sebuah karya dalam arti yang hakiki. Hal ini karena keterbatasan kemampuan

yang penulis miliki. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

semua, amin.

Page 122: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

122

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, D. (2012). Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi. Jakarta: Erlangga.

Ancok, D dan Ramdhani, N. (2014). Pemimpin Sekolah yang Inspirasional. Jakarta: Titian Foundation.

Arikunto, S. (1993). Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi

dan Kejuruan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Chatib, M. (2013). Guardian Angel, Romantika Membangun Sekolahnya

Manusia. Kaifa: Bandung.

Chatib, M. (2011). Gurunya Manusia. Mizan: Bandung.

Chatib, M. (2013). Kelasnya Manusia, Memaksimalkan Fungsi Otak Belajar

dengan Manajemen Display Kelas. Bandung: Mizan Pustaka.

Chatib, M. (2014, Maret 13). Multiple Intelligences Community. Dipetik Maret

19, 2014, dari Lesson Plan Tidak Abadi:

https://www.facebook.com/#!/groups/nextmunif/

Chatib, M. (2012). Orang Tuanya Manusia. Bandung: Mizan Pustaka.

Chatib, M. (2012). Sekolah Anak-Anak Juara. Jakarta: Kaifa.

Chatib, M. (2009). Sekolahnya Manusia. Bandung: Mizan Pustaka.

DePorter, B. (Boston). Quantum Teaching, Orchestrating Student Success. 1999:

Allyn and Bacon.

DePorter, B. (2009). Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan

Menyenangkan. Bandung: Mizan Pustaka.

DePorter, B. (1992). Quantum Learning, Unleasing The Genius in You. New

York: Dell Publishing.

DePorter, B. (2010). Quantum Teaching, Mempraktikkan Quantum Learning di

Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Mizan Pustaka.

Djamaludin Ancok, Neila Ramdhani. (2014). Pemimpin Sekolah yang

Inspirasional. Jakarta: Titian Foundation.

Excellent People, Excellent Business: pemikiran strategik untuk human...

Page 123: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

123

Foundation, T. (2014). Aku Bangga Menjadi Guru. Jakarta: Titian Foundation.

Harefa, A. (2006). Menjadi Manusia Pembelajar, pemberdayaan diri,

transformasi organisasi dan masyarakat lewat proses pembelajaran. Jakarta:

Kompas.

Harsanto, R. (2011). Pengelolaan Kelas yang Dinamis, paradigma baru

pembelajaran menuju kompetensi siswa. Yogyakarta: Kanisius.

Hasibuan, M. S. P. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusi. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Hernowo, Passport, Assertiveness, dan Agility: Bahasa Perubahan Rhenald Kasali,

https://www.facebook.com, diakses pada 5 November 2014.

Hidayati, S. (2012). Keikutsertaan dalam Kegiatan MGMP, Supervisi Kunjungan

Kelas, In Service Training dan Kompetensi Profesionall Guru SMP Negeri Sub

Rayon 04 Jekenan Pati. Jurnal Manajemen Pendidikan , 73-82.

Ilyasin, M dan Nurhayati, N (2012). Manajemen Pendidikan Islam. Malang: Aditya Media Publishing.

Irawati Istadi (2009). Bunda Manajer Keluarga . Jakarta: Pustaka Inti

Kasali, R. (2014). Self Driving, Menjadi Driver atau Passenger? Jakarta: Mizan.

Manajemen Sektor Publik, Manajemen Strategik. (t.thn.).

http://jhansem.wordpress.com/2009/03/10/manajemen-sektor-publik/.

Mondy, R. W. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.

Mulyasa. (2012). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa, E. (2012 (cet 2)). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah.

Bandung: Rosda Karya.

Mulyasa, E. (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional: dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 173.

Mulyasa (2004). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan

Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (1991), Pengembangan Kurikulum. Bandung: Citra Aditya Bhakti

Page 124: Tesis manajemen guru model Guardian Angel

124

Personal Knowledge Management-Part 1. (t.thn.).

http://blog.ck4bc.sbm.itb.ac.id/index.php/2013/08/22/personal-knowledge-

management-part-1/.

Ramdhani, N. (2012). Menjadi Guru Inspiratif. Jakarta: Tititan Foundation.

Rizal, A. (2009). Dari Guru Konvensional Menuju Guru Profesional. Bandung:

Grasindo.

Stix & Hrbek. (2007). Guru sebagai Pelatih Kelas . Jakarta: Erlangga

Sallis, E. (2012). Total Quality Management in Education. Yogyakarta: Ircisod.

Salusu, J. (2004). Pengambilan Keputusan Strategik. Bandung: Grasindo.

Simamora, H. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia.

Sugiyono. (2013, cet-16). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitaif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suyanto, Asep Djihad. (2012). Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru

Profesional. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Wibowo (2008). Manajemen Perubahan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Witarso, R. (2011). Analisis Kemampuan Inkuiri Guru yang Sudah Tersertifikasi

dan Belum Tersertifikasi dalam Pembelajaran Sains. Jurnal UPI edu , 38-47.

Yahya, A. (2013). Great Spirit, Grand Strategy, Corporate Philosophy,

Leadership Architecture, and Corporate Culture for Sustainable Growth. Jakarta:

Gramedia.