TESIS -...

64
PENGHORMATAN TERHADAP MUSHAF KUNO DI DESA SAPIT, KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud NIM: 1620510009 TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister (S2) Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapat Gelar Master Agama YOGYAKARTA 2018

Transcript of TESIS -...

Page 1: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

PENGHORMATAN TERHADAP MUSHAF KUNO DI DESA SAPIT,

KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB

Oleh:

Yusri Hamzani, S.Ud

NIM: 1620510009

TESIS

Diajukan kepada Program Studi Magister (S2) Aqidah dan Filsafat Islam

Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mendapat Gelar Master Agama

YOGYAKARTA

2018

Page 2: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:
Page 3: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:
Page 4: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:
Page 5: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:
Page 6: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:
Page 7: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

vii

ABSTRAK

Mushaf kuno memiliki dualitas nilai; nilainya sebagai Kalam Tuhan dan sebagai

warisan leluhur. Oleh karena itu, cara penghormatannya juga berbeda dengan cara

menghormati mushaf secara umum. Dengan kecanggihan teknologi yang

memproduksi mushaf cetak berpuluh-puluh ribu setiap harinya, produk teknologi itu

tidak mampu menggantikan peran mushaf kuno seutuhnya, terlebih dalam ritual-ritual

yang biasa dilakukan di tengah masyarakat Desa Sapit. Penelitian ini mengungkap

model-model penghormatan tersebut dengan mengambil kata-kata dan tindakan

tersebut yang diabadikan dengan menulis dan menganbil gambar-gambar yang

dianggap penting dan bermanfaat. Sedangkan data lain yang dianggap sebagai data

tambahan. Data-data tambahan dapat berupa majalah, surat kabar, buku-buku,

dokumen pribadi atau resmi, tesis, disertasi dan lain sebagainya. Semuanya akan ditulis

berdasarkan kebermanfaatan data yang didapatkan atau yang berhubungan dengan

objek penelitian dalam tesis ini. Dalam mengumpulkan data, penulis melakukan

obeservasi dengan ikut serta dalam rutinitas kehidupan mereka. Selain observasi,

penulis juga melakukan wawancara dan dokumentasi untuk mengabadikan beberapa

momen yang berkaitan dengan objek penelitian. Setelah data-data terkumpul, maka

penulis melakukan tiga langkah analisis data yang terdiri dari pencatatan data di

lapangan, mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, membuat indeks dan

membuat ikhtisar. Terakhir, penulis membuat katagori data dengan cara mencari dan

menemukan pola dan hubungan-hubungan dan membuat temuan-temuan umum.

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian living Qur’an yang memfokuskan

penelitian kepada metode-metode masyarakat dalam meresepsi ayat-ayat Al-Qur’an.

Lebih lanjut, realitas penghormatan mushaf di tengah-tengah masyarakat tradisional

diteliti menggunakan pendekatan psikologi dalam melihat gejala-gejala psikis yang

mendorong masyarakat setempat yang masih mempertahankan ritual penghormatan

mushaf kuno di tengah arus modernitas. Setelah melalui jalan-jalan itu, maka penulis

berhasil menemukan beberapa kesimpulan: (1) Penghormatan terhadap mushaf kuno

berbeda dengan cara penghormatan terhadap mushaf cetak. (2) Asal-usul

penghormatan terhadap mushaf kuno di Desa Sapit dilatarbelakangi oleh keataatan

mereka terhadap orang tua yang dianggap bijakasana (wise old man). Selain perintah

leluhur, penghormatan terhadap mushaf juga dilakukan dalam rangka menghindari

kesengsaraan hidup (bahla). (3) Relasi antara struktur psikologi masyarakat dengan

penghormatan terhadap mushaf kuno terletak kepada pengaruh-pengaruh alam bawah

sadar masyarakat ketika mereka melakukan ritual penghormatan mushaf. Semenjak

dipengaruhi oleh arketip wise old man, hero dan mitos seputar mushaf kuno kita sudah

dapat menilai hubungan keduanya.

Kata Kunci: Penghormatan Mushaf, Islam Waktu Telu dan Collective Unconscious

Page 8: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan tesis ini berpedoman pada

Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal

Huruf

Arab

Nama

Huruf Latin

Keterangan

ا

ب

ت

ث

ج

ح

خ

د

ذ

alif

bā’

tā’

ṡā’

jīm

ḥā’

khā’

dāl

tidak dilambangkan

b

t

j

kh

d

tidak dilambangkan

be

te

es (dengan titik di atas)

je

ha (dengan titik di bawah)

ka dan ha

de

Page 9: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

ix

ر

ز

س

ش

ص

ض

ط

ظ

ع

غ

ف

ق

ك

ل

م

ن

و

żāl

rā’

zai

sīn

syīn

ṣād

ḍād

ṭā’

ẓȧ’

‘ain

gain

fā’

qāf

kāf

lām

mīm

nūn

ż

r

z

s

sy

g

f

q

k

l

m

n

zet (dengan titik di atas)

er

zet

es

es dan ye

es (dengan titik di bawah)

de (dengan titik di bawah)

te (dengan titik di bawah)

zet (dengan titik di bawah)

koma terbalik di atas

ge

ef

qi

ka

el

em

en

Page 10: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

x

هـ

ء

ي

wāw

hā’

hamzah

yā’

w

h

`

Y

w

ha

apostrof

ye

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap

مـتعّددة

عّدة

Ditulis

Ditulis

muta‘addidah

‘iddah

C. Tā’ marbūṭah

Semua tā’ marbūtah ditulis dengan h, baik berada pada akhir kata tunggal ataupun

berada di tengah penggabungan kata (kata yang diikuti oleh kata sandang “al”).

Ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap dalam bahasa

indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya kecuali dikehendaki kata aslinya.

حكمة

علّـة

كرامةاألولياء

Ditulis

ditulis

ditulis

ḥikmah

‘illah

karāmah al-auliyā’

Page 11: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

xi

D. Vokal Pendek dan Penerapannya

---- َ ---

---- َ ---

---- َ ---

Fatḥah

Kasrah

Ḍammah

Ditulis

ditulis

ditulis

A

i

u

فع ل

ذ كر

ي ذهب

Fatḥah

Kasrah

Ḍammah

Ditulis

ditulis

ditulis

fa‘ala

żukira

yażhabu

E. Vokal Panjang

1. fathah + alif

جاهلـيّة

2. fathah + ya’ mati

نسى تـ

3. Kasrah + ya’ mati

كريـم

4. Dammah + wawu mati

Ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

Ā

jāhiliyyah

ā

tansā

ī

karīm

ū

Page 12: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

xii

ditulis furūḍ فروض

F. Vokal Rangkap

1. fathah + ya’ mati

بـينكم

2. fathah + wawu mati

قول

Ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

Ai

bainakum

au

qaul

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof

أأنـتم

عّدتا ُ

لئنشكرتـم

Ditulis

ditulis

ditulis

a’antum

u‘iddat

la’in syakartum

H. Kata Sandang Alif + Lam

1. Bila diikuti huruf Qamariyyah maka ditulis dengan menggunakan huruf awal “al”

القرأن

القياس

Ditulis

Ditulis

al-Qur’ān

al-Qiyās

Page 13: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

xiii

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis sesuai dengan huruf pertama Syamsiyyah

tersebut

الّسماء

الّشمس

Ditulis

Ditulis

as-samā’

asy-syams

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut penulisannya

ذوىالفروض

أهل الّسـنّة

Ditulis

Ditulis

żawi al-furūḍ

ahl as-sunnah

Page 14: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

xiv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah yang Maha Agung, atas segala

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menjalankan kewajiban

sebagai mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhir perkuliahan yaitu penyusunan

tesis ini. Salawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

yang telah membawa manusia dari masa penuh kebodohan kepada masa yang

berhiaskan ilmu dan iman.

Alhamdulillah, proses penyusunan tesis ini telah selesai ditulis, tentunya bukan

tanpa rintangan dan kekurangan. Rintangan-rintangan yang membuat penulis harus

bekerja keras dan tetap semangat pantang menyerah dalam mengumpulkan puing-

puing data yang sesuai dengan tujuan dan fungsi dari penelitian ini. Oleh karena itu,

penulis ingin sampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D, selaku Rektor UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

2. Dr. Alim Roswantoro, S.Ag, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

3. Dr. H. Zuhri, S.Ag, M.Ag selaku Ketua Prodi Aqidah dan Filsafat Islam

Magister (S2) Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan

Kalijaga, Yogyakarta.

Page 15: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

xv

4. Imam Iqbal, S.Fil.I, M.S.I selaku sekretaris Prodi Aqidah dan Filsafat Islam

Magister (S2) Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan

Kalijaga, Yogyakarta.

5. Dr. Sekar Ayu Aryani, M.Ag, yang dengan sabar mengajari, mendidik dan

membimbing penulis dalam penulisan tesis ini.

6. H. Yusi Muhsin dan Hj. Suriani, orang tua yang selalu memberikan

motivasi-motivasi dan pelukan hangat ketika putus asa datang menghampiri

penulis ketika menulis tesis ini.

7. Seluruh Dosen Program Studi Studi Qur’an Hadis, Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan

pengetahuan dan wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan di

UIN Sunan Kalijaga.

8. Kepada segenap guru-guruku, Tuan Guru Mustofa Umar Abdul Aziz, Tuan

Guru Fathul Aziz dan segenap keluarga besar Pondok Pesantren Al-

Aziziyah, Kapek, Gunung Sari, Lombok Barat, NTB.

9. Seluruh informan di Desa Sapit yang telah bersedia memberikan informasi

kepada penulis ketika melakukan penelitian ke tempat mereka, terkhusus

untuk Amaq Ulpi selaku mangku adat Desa Sapit yang telah memberikan

tumpangan selama melakukan penelitian.

10. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Studi Qur’an Hadits UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta yang selalu memberikan nuansa kekeluargaan yang

hangat.

Page 16: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:
Page 17: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

xvii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................... .. i

PERNYATAAN KEASLIAN .......................... .................. .................... ii

PERNYATAAN BEBAS DARI PLAGIASI ............... ........................... iii

PENGESAHAN .................................................................. ................. iv

PERNYATAAN TIM PENGUJI TESIS ................................................ v

NOTA DINAS PEMBIMBING .............................................. ............... vi

ABSTRAK ......................................................................................... . vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................ .......................... ...... viii

KATA PENGANTAR .......................................................................... xiv

DAFTAR ISI .............................................................................. ... ..... xvii

DAFTAR TABEL .................................................................. ............ . xix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xx

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 10

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................ 10

D. Kajian Pustaka ........................................................................ 11

E. Kerangka Teori ....................................................................... 15

F. Metode Penelitian ................................................................... 24

G. Sistematika Pembahasan ......................................................... 30

BAB II: GAMBARAN UMUM DESA SAPIT, KECAMATAN SUELA,

LOMBOK TIMUR, NTB

A. Letak Geografis Desa Sapit .................................................... 33

B. Ekonomi Masyarakat Desa Sapit ........................................... 36

C. Adat Masyarakat Desa Sapit .................................................. 39

D. Pendidikan Masyarakat Desa Sapit ........................................ 48

E. Bahasa Masyarakat Desa Sapit .............................................. 50

F. Keberagamaan Masyarakat Desa Sapit .................................. 52

Page 18: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

xviii

BAB III: TRADISI PENGHORMATAN MUSHAF

A. Pengertian dan Sejarah Penulisan Mushaf ............................... 65

B. Etika Penghormatan Mushaf dalam Tradisi Islam ................... 74

C. Penghormatan Mushaf Kuno di Desa Sapit ............................. 86

BAB IV: RELASI STRUKTUR PSIKOLOGI MASYARAKAT DENGAN

PENGHORMATAN MUSHAF KUNO DI DESA SAPIT,

KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB

A. Asal-Usul Penghormatan Mushaf Kuno di Desa Sapit ............ 96

B. Tipologi Psikologi Masyarakat Desa Sapit dalam Menghormati

Mushaf Kuno ........................................................................... 109

C. Level Psikis Masyarakat Desa Sapit ........................................ 119

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 129

B. Saran ......................................................................................... 130

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 132

LAMPIRAN ........................................................................................................... 141

DOKUMENTASI ................................................................................................... 158

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... 172

Page 19: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Batas wilayah Desa Sapit, 33

Tabel 2 Pembagian wilayah berdasarkan kegunaan tanah, 34

Tabel 3 Pembagian wilayah Desa Sapit, 34

Tabel 4 Daftar pekerjaan masyarakat Desa Sapit, 36-37

Tabel 5 Tingkat kesejahteraan masyarakat, 38

Tabel 6 Pembagian tipologi masyarakat ekstrovert, 118

Tabel 7 Level psikis masyarakat, 127

Page 20: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Perintah Tugas Riset dari Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Lampiran 2 Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

D.I. Yogyakarta dan Badan Kesbangpol NTB.

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitan.

Lampiran 4 Surat Pernyataan Telah Melakukan Wawancara.

Lampiran 5 Instrumen Wawancara.

Page 21: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pulau Lombok mendapat julukan Pulau Seribu Masjid. Hal tersebut sangat

wajar karena di pulau ini terdapat lebih dari seribu Masjid, mulai dari Masjid kuno

yang bangunannya didirikan dari bahan-bahan alami dan Masjid-Masjid modern

yang dibangun dengan alat-alat canggih serta bahan-bahan yang lebih modern.

Secara fundamental dan semiotis, Masjid-Masjid tersebut merupakan simbol yang

secara eksplisit menyatakan bahwa mayoritas masyarakat Sasak1 menganut Agama

Islam sebagai agama keselamatan.2

Ada beberapa teori yang menyatakan tentang awal masuknya Agama Islam

di Pulau Lombok. Beberapa diantaranya adalah islamisasi masyarakat Sasak yang

dilakukan oleh Sunan Prapen yang berasal dari Pulau Jawa. Setelah runtuhnya

Kerajaan Majapahit oleh pasukan Demak di bawah pimpinan Sunan Giri,3

1 Suku Sasak adalah etnik mayoritas masyarakat Lombok. Berangkat dari bukti-bukti

etnografis yang sederhana dikatakan bahwa etnik Sasak adalah bagian dari keturunan suku Jawa

yang menyeberang ke Pulau Bali dan selanjutnya ke Pulau Lombok. Kejadian ini dimulai sejak

zaman Kerajaan Daha, Kelling, Kalingga, Singosari sampai pada zaman Kerajaan Mataram Hindu

pada tahun 1518-1522 M dan di saat era islamisasi, penyebaran imigran ke Lombok semakin

meningkat. Hal ini ditandai dengan banyaknya nama tempat di Lombok yang sama dengan nama

tempat di Jawa, seperti Kediri, Kuripan, Keling, Jenggala, Mataram, dan lain sebagainya. Begitu

pula dengan nama orang-orang Lombok yang mirip dengan nama-nama Jawa, semisal Mamiq

Diguna, Setiawati, Raden Wira Cempaka dan lain sebagainya. Lihat I Wayan Suca Sumadi, et al,

Tradisi Nyongkol dan Eksistensinya di Pulau Lombok (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), 33 2 Sistem Informasi Masjid Kementrian Agama menyimpulkan jumlah Masjid di NTB pada

tahun 2017 sekitar 3.461 yang tersebar di beberapa tempat di Nusa Tenggara Barat. Lihat

simas.kemenag.go.id diakses pada tanggal 09-Oktober-2017. Jika dibandingkan dengan survei

yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2013-2014,

masjid di NTB berjumlah 5.223. Sedangkan pada tahun 2014, jumlah Masjid di NTB sekitar 5.438.

lihat ntb.bps.go.id diakses pada tanggal 09 Oktober 2017. Perbedaan hasil survei yang dilakukan

Simas Kemenag dengan BPS-NTB memperlihatkan banyaknya Masjid di NTB yang belum terdaftar

di Kementrian Agama. 3 Sudjatmako, et al, Historiografi Indonesia: Sebuah Pengantar (Jakarta: PT. Gramedia

Utama, 1995), 50

Page 22: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

2

masyarakat Muslim Jawa mendapatkan kemudahan untuk mengakses jalur

perdagangan ke beberapa daerah di Nusantara, salah satunya adalah Pulau Lombok.

Sunan Prapen beserta rombongan pertama kali mendarat di Salut dan kemudian

melanjutkan perjalanan ke Labuan Lombok di Menanga Baris, kedatangannya

disambut oleh Prabu Rangke Sari beserta patih, punggawa dan menteri.4

Berdasarkan data ini, maka masyarakat yang pertama kali mendapat sentuhan

islamisasi adalah masyarakat Salut dan mereka yang berada di barat daya Pulau

Lombok.

Versi lain menyebutkan bahwa Agama Islam berasal dari Pulau Jawa namun

dengan tokoh yang berbeda; Pangeran Sangupati dan Wali Nyatok. Kedua tokoh

itu sangat masyhur di kalangan masyarakat Lombok bagian selatan. Pangeran

Sangupati datang dengan membawa mistik Islam, di Jawa ia dikenal dengan nama

Aji Duta Semu, di Bali ia dikenal dengan Pedanda Wau Ruh, dan di Sumbawa ia

dikenal dengan nama Tuan Semeru. Bentuk mistik yang dibawanya merupakan

kombinasi antara Hindu dan Islam. Sedangkan Wali Nyatok adalah keturunan dari

Batara Mas Tunggal Nala, makamnya di Desa Rambitan, Lombok Tengah.5 Versi

lain dikemukakan oleh Erni Budiwanti, menurutnya Islam disebarkan oleh para raja

Jawa Muslim pada abad ke-13 ke kalangan orang Sasak dari barat laut. Masyarakat

Muslim-Sasak segera menyatu dengan ajaran Islam mistik yang dibawa dari Jawa

4 Jamaluddin, Sejarah Sosial Islam di Lombok Tahun 1740-1935 (Jakarta: Puslitbang

Lektur dan Khazanah Keagamaan, 2011), 32-33 5 Lihat Mohammad Noor, et al, Visi Kebangsaan Religius: Kiprah dan Perjuangan, Tuan

Guru Kiyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai Pendidik, Pejuang, Pendiri Tarikat,

Pendiri Organisasi Masyarakat Terbesar Lombok, dan Politisi Muslim (Jakarta: Pondok Pesantren

Nahdlatul Wathan dan Lembaga Percetakan Al-Qur’an, 2014), 76-77

Page 23: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

3

tersebut. Selain itu, orang-orang Makasar juga tiba di Pulau Lombok pada abad ke-

16 dan berhasil menguasai Kerajaan Selaparang, kerajaan masyarakat Sasak asli.6

Terlepas dari polemik tersebut, masyarakat Sasak mempercayai beberapa

makam yang dianggap sebagai tempat peristirahatan terakhir leluhur mereka.

Bahkan makam-makam dan arsitektur-arsitektur peninggalan kerajaan masih

dihormati sampai saat ini, semisal Masjid Bayan Beleq, Langgar Pusaka, Gedeng,

dan arsitektur Islam lainnya. Bagi masyarakat Sasak, makam-makam dan

bangunan-bangunan tersebut merupakan saksi sejarah sekaligus simbol

diterimanya Islam di Pulau Lombok. Oleh karena itu, masyarakat Sasak

beranggapan bahwa benda-benda peninggalan leluhur tersebut mempunyai

sakralitas yang agung dan harus tetap dihormati.

Bukan hanya makam dan arsitektur kuno yang menjadi petanda masuknya

Agama Islam di Pulau Lombok, para da’i Islam yang datang ke Lombok juga

membawa mushaf Al-Qur’an dan pada gilirannya, murid-murid dari para penyiar

Islam itu menyalin mushaf-mushaf yang dibawa oleh para penyiar Islam pertama.7

Di Pulau Lombok telah didapati beberapa mushaf kuno yang saat ini disimpan di

Museum NTB, Masjid Raya At-Taqwa Mataram dan beberapa mushaf yang masih

disimpan oleh ahli waris, seperti mushaf kuno Sembalun, mushaf kuno Bayan,

mushaf kuno Monjok, mushaf kuno Selaparang dan mushaf kuno Sapit.

6 Erni Budiwanti, Islam Sasak: Wetu Telu Versus Wetu Lima (Yogyakarta: LKiS, 2013),

cet. II, 9 7 Mushaf kuno yang ditulis oleh Sunan Sudar (murid dari penyiar Islam pertama) masih

disimpan oleh ahli waris keturunan kedelapan yang ada di Desa Monjok Kebon Mataram. Lihat M.

Syatibi Al Haqiri, “Menelusuri Al-Qur’an Tulisan Tangan di Lombok” dalam Mushaf-Mushaf Kuno

Indonesia, ed. Fadhal AR Bapadal dan Rosehan Anwar (Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan,

2005), 159. Lihat juga Mustofa, “Mushaf Kuno Lombok: Telaah Aspek Penulisan dan Teks” dalam

Jurnal Suhuf, vol. 10, no. 1, Juni 2017, 6

Page 24: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

4

Masyarakat “enggan” menyerahkan mushaf kunonya ke museum, karena

menurut pandangan mereka, mushaf kuno memiliki nilai sakralitas yang agung,

sehingga tidak diperkenankan untuk dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang

lain. Bahkan ada juga yang beranggapan bahwa mushaf kuno yang mereka simpan

dapat menyelamatkan mereka dari bencana alam. Berdasarkan keyakinan itulah,

mushaf-mushaf kuno yang berada di tengah masyarakat masih dihormati dengan

melakukan ritual-ritual tertentu.

Dalam Agama Islam, masyarakat Muslim diperintahkan untuk

menghormati mushaf, sebagaimana firman Allah dalam surat al-Waqi’ah: 77-80,

انه لقران كريم, فى كتب مكنون, اليمسه إال المطهرون , تنزيل من رب العلمين

“Sesungguhnya ia (Al-Qur’an) adalah bacaan sempurna yang sangat mulia,

pada kitab yang terpelihara. Tidak ada yang menyentuhnya kecuali hamba-

hamba Allah yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam.”

Dalam beberapa kitab tafsir, ayat “tidak menyentuhnya kecuali hamba-

hamba Allah yang disucikan” menjadi perdebatan panjang para ulama tafsir. Ada

yang menyatakan bahwa kata hā’ dalam kalimat اليمسه kembali kepada Al-Qur’an

langit dan kata المطهرون bermakna malaikat. Sedangkan pendapat yang kedua

menyatakan bahwa kata hā’ kembali kepada Al-Qur’an dunia; mushaf yang dikenal

masyarakat Muslim saat ini. Sedangkan kata المطهرون bermakna orang-orang yang

suci dari hadas. Penafsiran yang kedua ini bersandar kepada hadis Nabi yang

Page 25: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

5

melarang bepergian membawa mushaf ke negeri musuh,8 dan bahkan ulama-ulama

terdahulu melarang bepergian ke negeri non-Muslim dengan membawa mushaf Al-

Qur’an.9 Diantara ulama tafsir lain yang memahami kata hā’ kembali kepada

mushaf adalah al-Biqā’i sebagaimana yang dikutip oleh Quraish Shihab,

“... siapa yang tidak dalam keadaan puncak kesucian, yakni yang tidak

berhadas kecil dan besar (berwudu), maka dia tidak dibenarkan

memegangnya (mushaf Al-Qur’an). Dengan demikian, kata lā bukan berarti

“tidak” tetapi “jangan”, yaitu kata larangan.”10

Selain pendapat di atas, pendapat Imām Nawawy lebih terkesan “ekstrim”

dibandingkan dengan beberapa penafsiran di atas, Imām Nawawy menghukumi

kafir orang-orang yang mengingkari mushaf yang telah dibaca oleh masyarakat

Muslim saat ini. Dia menyatakan:

اعلم أن من استخف بالقران أو المصحف أو بشيء منه أو سبهما أو جحد حرفا منه أو كذب بشيء

مما صرح به فيه من حكم أو خبر أو اثبت ما نفاه أو نفي ما اثبته وهو عالم بذ لك أو يشك في شيء

من ذلك فهو كافر بإجماع المسلمين

“ketahuilah siapa saja yang meremehkan Al-Qur’an atau mushaf, atau

benda apapun yang terdapat tulisan Al-Qur’an, atau dia mencelanya, atau

mendustakan satu hurup darinya atau menolak suatu perkara yang telah jelas

diterangkan oleh Al-Qur’an, baik berupa satu hukum maupun suatu berita,

atau ia menetapkan sesuatu yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an, atau

8 lihat Abu al-Fidā’ Ismā’īl bin ‘Amr bin Kaṡīr al-Dimasyqy, Tafsīr Al-Qur’ān Al-Aẓīm

(ttp: Dār Ṭayyibah, 1999), juz VII, 544-545. Lihat juga Muhammad Fakhr al-dīn al-Rāzy, Tafsīr

Mafātīḥ al-Gaib (Lebanon: Dār al-Fikr, 1981), jil. XXIX, 195-196. Lihat juga Abu Bakr ‘Abd Allāh

bin Sulaiman bin al-Asyāṡ al-Sijastāny, al-Maṣāḥif (Beirut: Dār al-Basyāir al-Islāmiyah, 2002), cet.

II, jil. II, 621 9 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an (Jakarta:

Lentera Hati, 2002), 382. Lihat juga al-Sijastani, al-Maṣāḥif, 623 10 Shihab, Tafsir Al-Misbah..., 382

Page 26: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

6

menafikan sesuatu yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an padahal ia dalam

keadaan mengetahui hal tersebut, atau meragukan bagian dari Al-Qur’an,

maka masyarakat Muslim telah sepakat bahwa ia telah kafir”11

Berangkat dari ayat-ayat dan tafsiran tersebut, maka dapat diambil sebuah

benang merah, bahwa penghormatan terhadap terhadap mushaf harus dilakukan

walaupun dengan cara yang berbeda-beda, namun satu hal yang kiranya perlu untuk

mendapat perhatian; penghormatan terhadap mushaf harus sejalan dengan

fungsinya sebagai Al-Qur’an (bacaan) yang harus dibaca dan dikaji untuk

mendapatkan manfaat darinya. Ahsin Sakho menyatakan,

“... betapapun para ulama Islam telah menaruh Al-Qur’an sebagai kitab

yang sakral, tetapi kesakralan ini tidak diperlakukan secara berlebihan

seperti menaruh mushaf di dalam almari yang tidak boleh dibuka kecuali

setelah melakukan acara ritual terlebih dahulu, atau memajang mushaf

sebagai jimat dan lain sebagainya”12

Terlepas dari perbedaan pandangan ulama terhadap ayat di atas, yang jelas

masyarakat Muslim dianjurkan untuk menghormati mushaf Al-Qur’an. Namun cara

masyarakat menghormati mushaf cenderung berbeda dan evolutif.13 Pada tahap ini,

agama dan budaya tidak dapat dipisahkan seutuhnya. Walaupun secara esensi

keduanya mengalami perbedaan, namun keduanya dapat saling mengisi satu

dengan yang lain. Kuntowijoyo menyebutkan bahwa agama sebagai sebuah nilai

11 Lihat Imām Aby Zakariya Yahyā bin Syarāf al-Nawawy, al-Tibyān fī ādāb Hamalah Al-

Qurān (Beirūt: Dār Ibn Hazam, 1996), 164 12 Ahsin Sakho Muhammad, “Etika Penerbitan Mushaf” sebuah makalah yang disajikan

pada Lokakarya Penerbit Al-Qur’an yang diselenggarakan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-

Qur’an, Badan Litbang dan Diklat, Kementrian Agama RI, di Hotel Griya Astuti, Bogor, 24

September 2012. Lihat http://lajnah.kemenag.go.id/artikel/49-feature/156-etika-penerbitan-al-

quran.html 13 Abdullah Saeed, Pengantar Studi Al-Qur’an, terj. Shulkhah dan Sahiron Syamsuddin

(Yogyakarta: Baitul Hikmah Press, 2016), 128

Page 27: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

7

disimbolkan oleh budaya, keduanya sama-sama dapat saling mempengaruhi dan

kebudayaan dapat menggantikan sistem nilai dan simbol sebuah agama.14

Walaupun berbeda-beda cara menghormatinya, namun kebanyakan

masyarakat Muslim ingin memastikan bahwa mushaf Al-Qur’an yang merupakan

firman Allah yang diturunkan untuk manusia, telah diperlakukan dengan hormat.

Pada kebanyakan budaya Islam, Al-Qur’an tidak pernah diletakkan di lantai, namun

biasanya disimpan di rak yang tinggi dan seandainya ditumpuk dengan buku-buku

lain ketika melakukan riset, mushaf Al-Qur’an biasanya diletakkan di tumpukan

paling atas.15 Di Indonesia, penghormatan terhadap mushaf biasanya dilakukan

dengan cara menaruh mushaf Al-Qur’an di atas kepala. Emha Ainun Najib

mengisahkan,

“... kalau Al-Qur’an saya terjatuh karena kurang berhati-hati waktu berlari-

lari dari rumah menuju Masjid di magrib hari, dengan wajah sedih ibu saya

menyuruh saya mencium dan nyunggi kitab suci itu di kepala saya sambil

membaca istigfar, minta maaf, sorry pada Tuhan ...”16

Cara yang berbeda dilakukan oleh masyarakat Desa Sapit namun dengan

semangat yang sama, memuliakan mushaf Al-Qur’an. Di Desa Sapit, terdapat

beberapa cara yang diperuntuhkan untuk menghormati mushaf kuno; semisal tokol

(duduk) ketika melihat mushaf kuno dipindahkan atau dibawa oleh ahli waris dalam

even-even tertentu dan mereka juga percaya bahwa mushaf kuno tidak boleh

berpapasan dengan wanita hamil karena akan menyebabkan kandungannya

14 Kuntowijoyo, Muslim Tanpa Masjid: Essai-Essai Agama, Budaya, dan Politik dalam

Bingkai Strukturalisme Transendental (Bandung: Mizan, 2001), 196 15 Ingrid Matson, Ulumul Quran Zaman Kita: Pengantar untuk Memahami Konteks, Kisah

dan Sejarah Al-Qur’an, terj. R. Cecep Lukman Yasin (Jakarta: Zaman, 2013), 225-226 16 Emha Ainun Najib, Indonesia Bagian dari Desa Saya (Yogyakarta: SIPRESS, 1992),

108. Lihat juga Hamam Faizin, “Mencium dan Nyunggi Al-Qur’an: Upaya Pengembangan Kajian

Al-Qur’an Melalui Living Qur’an” dalam Jurnal Ṣuḥuf, vol. 4, no. 1, 2011, 28

Page 28: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

8

keguguran. Selain itu, mushaf kuno tidak boleh dibuka atau dibaca kecuali dengan

melakukan beberapa ritual khusus semisal memotong ayam (mengalirkan darah)

dan disertai dengan doa-doa yang dipanjatkan oleh kiyai atau ahli waris pemilik

mushaf.17 Mushaf kuno Desa Sapit akan dikeluarkan apabila terjadi musibah

kematian; kiyai akan membacakan mushaf kuno tersebut dalam acara bedine

(tahlilan) dan pada ritual-ritual lainnya.

Pola pikir masyarakat Desa Sapit tidak jauh berbeda dengan pola pikir

masyarakat Sasak pada umumnya. Masyarakat Sasak adalah masyarakat yang

masih mengakui campur tangan arwah para leluhur dalam kehidupannya. Mereka

percaya bahwa arwah leluhur akan memberikan sanksi apabila masyarakat tidak

menjaga warisan leluhur. Sanksi supranatural itu disebut kebendon, ketemuq, dan

tulah manuh dalam Bahasa Sasak. Sanksi ini terwujud dalam berbagai hukuman

fisik dan batin yang harus diderita oleh mereka yang “melupakan” arwah leluhur

dan benda peninggalannya, misalnya menjadi gila, ditimpa rasa sakit yang tidak

dapat disembuhkan, dan lain sebagainya.18 Rasa hormat yang disertai dengan rasa

takut itulah yang menjadikan masyarakat masih mempertahankan tradisi-tradisi

pramodern di zaman modern saat ini.

Produk modernitas seperti rasionalisasi segala tindakan dan kecanggihan

teknologi yang memudahkan untuk mengakses informasi tidak dapat

merekonstruksi pemikiran masyarakat Desa Sapit terhadap mushaf kuno mereka.

Padahal pada tahun 1848 telah ditemukan mushaf cetak dan pada akhir abad ke-19

17 Al Haqiri, “Menelusuri Al-Qur’an..., 152 18 Budiwanti, Islam Sasak..., 146

Page 29: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

9

M telah beredar mushaf cetakan Singapura dan Bombai. Mushaf cetakan Bombai

banyak ditemukan di Lombok, karena Bombai pada waktu itu merupakan pusat

percetakan buku-buku keagamaan yang disebarluaskan ke beberapa daerah di

kawasan Asia Tenggara.19

Kemajuan industri percetakan mushaf yang notabene merupakan produk

modernitas “tidak mampu” menggeser fungsi mushaf kuno di tengah-tengah

masyarakat. Diantara alasannya adalah karena mushaf kuno mempunyai dualitas

nilai; sebagai firman Allah yang wajib diimani sebagaimana tuntunan agama dan

sebagai benda peninggalan leluhur yang harus dijaga dan dihormati. Mushaf cetak

tidak mempunyai fungsi yang kedua, sehingga mushaf cetak tidak dapat

menggantikan posisi mushaf kuno. Konsekuensi dari diferensiasi itu adalah

perbedaan cara menghormati mushaf kuno dan mushaf cetak di tengah-tengah

masyarakat.20

Lazimnya sebuah tradisi yang masih dilakukan hingga saat ini, tentu banyak

faktor yang melatarbelakangi dipertahankannya sebuah tradisi tersebut. Salah satu

faktor pendukung dalam kasus penghormatan terhadap mushaf kuno adalah mitos-

mitos seputar mushaf kuno yang secara tidak langsung menjadi semacam arketip

yang mempengaruhi psikologi masyarakat setempat. Selain itu, ada kepuasan

19 Ali Akbar, “Percetakan Mushaf Al-Qur’an di Indonesia” dalam Jurnal Ṣuḥuf, vol. 4, no.

2, (2011), 272-273 20 Al Haqiri, “Menelusuri Al-Qur’an..., 148. Al-Qur’an juga disebut sebagai sumber nilai.

Agama, dalam hal ini adalah agama yang disebut sebagai organised religion karena agama

merekonstruksi nilai-nilai yang telah berkembang. Pelaksanaan agama, secara sengaja atau tidak

sengaja membentuk masyarakat, kebudayaan dan peradabannya sendiri. Lihat M. Dawam Raharjo,

Islam Transformasi dan Budaya (Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasa, 2002), 5

Page 30: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

10

psikologis tertentu yang mereka rasakan sehingga mereka tetap melakukan ritual

penghormatan mushaf kuno di desa mereka.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengangkat

beberapa masalah yang penulis jawab dalam penelitian ini, beberapa diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara penghormatan masyarakat Desa Sapit terhadap mushaf

kuno di Desa Sapit, Kecamatan Suela, Lombok Timur, NTB?

2. Apa asal-usul penghormatan mushaf kuno di Desa Sapit, Kecamatan

Suela, Lombok Timur, NTB?

3. Bagaimana relasi struktur psikologis masyarakat terhadap ritual

penghormatan mushaf kuno di Desa Sapit, Kecamatan Suela, Lombok

Timur, NTB?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan pokok dari penelitian ini ialah untuk menganalisis, mengolah dan

mendeskripsikan data tentang bentuk-bentuk penghormatan mushaf kuno di Desa

Sapit; mulai dari asal-muasal penghormatan tersebut sampai kepada dampak

psikologis yang diterima oleh masyarakat dari ritual tersebut. Melaui teknik-teknik

penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mengharapkan dapat memberikan

kontribusi ilmiah dalam mengungkap realitas penghormatan mushaf kuno di desa

terpencil di kaki Gunung Rinjani tersebut.

Adapun kegunaaan penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa

bagian subtantif sebagai berikut:

Page 31: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

11

1. Diharapkan dapat memberikan wawasan tentang penghormatan mushaf

kuno di Desa Sapit dalam keragaman khazanah penghormatan mushaf

di Indonesia.

2. Diharapkan dapat memberikan corak baru terhadap penelitian Al-

Qur’an yang dengan menggunakan teori-teori psikologi sebagai

kacamatanya.

3. Diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah bagi dunia akademik

demi kemajuan dan perkembangan penelitian-penelitian tentang mushaf

kuno.

D. Kajian Pustaka

Pada tahun 2005, Puslitbang Lektur Keagamaan Kementrian Agama RI

melakukan penelitian ke sejumlah daerah di Indonesia. Penelitian itu berlangsung

dari tahun 2003 sampai 2005. Tujuan utama dari penelitian itu ialah untuk

mengungkap penulisan mushaf Al-Qur’an di Indonesia. Para peneliti mencoba

untuk menghadirkan kembali teks-teks mushaf kuno dan sekaligus memberikan

komentar tentangnya baik dari aspek teks semisal illuminasi, corrupt, jenis kertas,

tanda waqaf-ibtidā’ dan lain sebagainya.

M. Syatibi AR merupakan salah satu peneliti yang ikut serta dalam proyek

Kementrian Agama tersebut. Tulisannya yang berjudul Menelusuri Al-Qur’an

Tulisan Tangan di Lombok yang diterbitkan tahun 2005 banyak bercerita tentang

mushaf kuno di Lombok dan ritual-ritual yang berkaitan dengan mushaf kuno.

Salah satu sub-bab dalam tulisan itu membahas tentang mushaf kuno di Desa Sapit.

Tulisannya dimulai dari resepsi masyarakat terhadap mushaf kuno dan diteruskan

Page 32: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

12

dengan memaparkan aspek tulisan dan semua yang berkelindan dengan itu; mulai

dari sampul mushaf, illuminasi, rasm yang digunakan, sampai kepada kekurangan

dan kesalahan penulisan.21 Syatibi juga menjelaskan tentang fenomena sosial,

seperti interaksi masyarakat dengan mushaf kuno, namun Syatibi terlihat sangat

sederhana dalam menyelami aspek ini, tidak ada kejelasan pendekatan apa yang

digunakan dalam mengkaji interaksi masyarakat dengan mushaf kunonya. Oleh

karenanya, Syatibi terlihat lebih fokus terhadap aspek tulisan mushaf kuno

ketimbang interaksi masyarakat dengan mushaf kuno.

Selain Syatibi, Ali Akbar pada tahun 2011 pernah menulis Tradisi Mushaf

Al-Qur’an di Lombok yang dipublikasikan pada Musabaqah Fahmi Kutubit-Turats

di Lombok. Dalam tulisannya tersebut, Ali Akbar menghadirkan sejarah penulisan

mushaf di NTB yang berawal dari Pulau Sumbawa dan berakhir di Pulau Lombok.

Bukan hanya mushaf yang diteliti Akbar, tempat menaruh mushaf dan alat-alat

yang berkaitan dengan mushaf, tidak luput dari perhatiannya.22 Tulisan Ali Akbar

lebih sederhana dari tulisan Syatibi karena tulisan Ali Akbar diperuntuhkan sebagai

katalog dalam sebuah pameran. Dalam tulisan ini, Ali Akbar hanya mengambil

gambar mushaf-mushaf yang ada di NTB dan memberikan penjelasan secara acak

tentang sejarah penulisan mushaf-mushaf yang dipilih. Tidak semua mushaf

diberikan uraian, hanya beberapa mushaf saja yang diberikan keterangan sejarah

penulisannya.

21 Al Haqiri, “Menelusuri Al-Qur’an..., 151 22 Ali Akbar, “Tradisi Mushaf Al-Qur’an di Lombok” dalam Katalog Pameran

Perkembangan Mushaf, Terjemahan, dan Tafsir Al-Qur’an di Indonesia, ed. Ali Akbar, (Jakarta:

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an, 2011), 12

Page 33: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

13

Selain itu ada lagi penelitian Mustofa yang berjudul Mushaf Kuno Lombok;

Telaah Aspek Penulisan dan Teks yang diterbitkan oleh Jurnal Ṣuḥuf pada tahun

2017. Dari tema yang diangkat, penulis sudah bisa melihat arah kajian dalam

penelitian itu. Mustofa mencoba untuk mengeksplorasi aspek penulisan dari

mushaf-mushaf yang disimpan di Museum Negeri NTB. Setidaknya ada 6 mushaf

yang diteliti oleh Mustofa dan keenam mushaf itu secara bentuk penulisan dianggap

telah mampu mewakili seluruh mushaf yang ada di Lombok. Secara objek material,

tulisan Mustofa hanya terfokus pada mushaf yang ada di museum dan tidak

menyentuh mushaf yang ada di tengah-tengah masyarakat. Selain itu, Mustofa

hanya menyinggung aspek teks dari mushaf-mushaf yang ditelitinya,23 hal itu

sesuai dengan judul besar yang diangkat oleh Mustofa dalam tulisannya tersebut.

Selain ketiga penulis di atas, Erni Budiwanti juga melakukan penelitian di

Pulau Lombok dengan spesifikasi akulturasi nilai adat dan Agama Islam di Desa

Bayan. Budiwanti dengan penelitiannya yang berjudul Islam Sasak: Wetu Telu

Versus Waktu Lima mencoba untuk menghadirkan perdebatan-perdebatan panjang

antara masyarakat Islam abangan dan masyarakat Islam santri. Budiwanti juga

membahas tentang benda-benda sakral yang masih dihormati oleh masyarakat adat

Desa Bayan, Kecamatan Bayan, Lombok Utara. Budiwanti menghadirkan salah

satu benda atau tempat yang masih dihormati di Desa Bayan Beleq. Tempat shalat

itu yang tidak boleh dimasuki oleh siapapun kecuali kiyai, mangku adat dan

beberapa orang saja.24 Masjid itu merupakan pusat ritual maulid adat yang

23 Mustofa, “Mushaf Kuno Lombok..., 7 24 Budiwanti, Islam Sasak..., 161

Page 34: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

14

dilakukan setiap bulan Rabiul Awal. Benda lain yang sangat disakralkan oleh

masyarakat adat Bayan adalah lontar: tulisan yang berisi tentang garis silsilah

leluhur dan data biografi masyarakat setempat. Masyarakat dilarang untuk

membuka atau membaca lontar pada saat yang dianggap tidak penting.25

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian di atas adalah pada

objek kajian serta pendekatan yang digunakan. Syatibi lebih kepada aspek tulisan

dan interaksi masyarakat dengan mushaf kuno dan menggunakan pendekatan

filologi dan sosiologi, ranah yang dikaji oleh Syatibi juga terkesan luas, karena

mencakup seluruh mushaf kuno yang ada di Lombok. Sedangkan kajian Ali Akbar

terhadap mushaf kuno di NTB menggunakan pendekatan historis, namun terkesan

cukup sederhana. Sedangkan kajian Mustofa terhadap mushaf kuno di Museum

NTB menggunakan pendekatan filologi dengan objek kajiannya yang lebih

spesifik. Erni Budiwanti mengambil objek penelitian yang lebih sederhana, ia

hanya mengkaji tentang perdebatan-perdebatan atau perbedaan ritual keagamaan

yang dilakukan oleh masyarakat adat Desa Bayan. Penelitian ini dilakukan dengan

mengambil objek penelitian yang fokus pada satu daerah saja, Desa Sapit. Untuk

pendekatan yang digunakan juga mengalami perbedaan dengan pendekatan-

pendekatan yang digunakan para peneliti sebelumnya, yaitu pendekatan psikologi.

Oleh karena itu, penelitian ini dapat dikatakan baru.

E. Kerangka Teori

Untuk menganalisis relasi penghormatan mushaf kuno dan psikologi

masyarakat, maka penulis menggunakan teori psikologi analitis Carl Gustav Jung.

25 Budiwanti, Islam Sasak..., 149

Page 35: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

15

Dia merupakan murid sekaligus teman dari Sigmund Freud, namun teori yang

dikemukan oleh Jung terlihat “murtad” dari teori yang digagas oleh Freud.26 Carl

Gustav Jung hidup pada 1875-1961, ayahnya adalah seorang pastor di Swiss,

walaupun demikian Jung banyak membahas tentang keraguannya terhadap agama

karena praktik-praktiknya banyak dianggap tidak masuk akal. Dari keraguan-

keraguan itu, Jung seringkali bertanya pada dirinya sendiri tentang eksistensinya

dan kebenaran suatu kepercayaan.27

Jung merupakan seorang yang meneliti agama dengan pendekatan psikologi

dan pengalaman praktisnya.28 Untuk mengetahui pemikiran Jung tentang relasi

psikologi dan agama, maka sudah seharusnya melihat pandangan Jung tentang

makna agama itu sendiri. Jung memaknai agama sebagai realitas suci yang bentuk

ritualnya dipengaruhi oleh realitas tersebut. Jung menyatakan sebagai berikut:

“Religi hadir sebagai persoalan praktis atau ritual. Banyak pagelaran-

pagelaran ritualistik agung yang dibawakan semata-mata untuk menanggapi

akibat yang ditimbulkan dari realitas suci tersebut melalui sarana-sarana

tertentu yang bersifat magis, seperti doa, mantra, pengorbanan, meditasi dan

praktik-praktik yoga lainnya, dan berbagai cara penyiksaan diri, dan lain-

lain. Namun, sebuah keyakinan religius terhadap penyebab ilahi yang

objektif dan eksternal selalu mendahului berbagai bentuk pagelaran ritual

tersebut ...”29

26 Jung menolak teori Freud dengan beberapa alasan. Pertama, Jung menolak pandangan

Freud mengenai pentingnya seksualitas, menurut Jung kebutuhan seks setara dengan kebutuhan

manusia lainnya, seperti makan, kebutuhan spiritual dan pengalaman religius. Kedua, Jung

menentang pandangan mekanistik terhadap dunia dari Freud, karena bagi Jung tingkah laku manusia

dipicu bukan hanya oleh masa lalu tetapi juga oleh pandangan orang mengenai masa depan, tujuan

dan aspirasinya. Ketiga, Jung mengemukakan teori kepribadian yang bersifat racial atau phylogenic

(evolusi genetika yang berkaitan dengan sekelompok makhluk hidup. Asal muasal kepribadian

secara filogenik berada di keturunan, melalui jejak ingatan dari pengalaman masa lalu ras manusia).

Lihat Alwisol, Psikologi Kepribadian (Malang: UMM Press, 2009), 39. 27 Heije Faber, Psychology of Religion (London: SCM Press Ltd, 1976), 36 28 C. G. Jung, Psychology and Religion (New York: The Vail-Ballou Press, 1966), 8 29 C. G. Jung, Psychology and Religion, 5

Page 36: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

16

Dari pendapat tersebut, kita bisa melihat bahwa agama dalam tahap ritual

dipengaruhi oleh realitas suci, sehingga secara psikologi masyarakat beragama

menjadi “takut” realitas suci itu murka, sehingga secara tidak sadar realitas suci itu

dipuja dalam ritual-ritual keagamaan mereka. Pada tahap inilah psikologi

bersinggungan dengan agama. Orang melakukan ritual tertentu dalam agama

disebabkan oleh banyak faktor dan salah satunya itu adalah faktor psikis seseorang.

Michael Argyle menyatakan sebagai berikut,

“... bahkan penjelasan akan diberikan untuk mengetahui mengapa individu

memegang keyakinannya. Sebagai contoh, ada beberapa percobaan pada

produksi kesadaran dari negara yang tidak biasa dipengaruhi oleh obat-

obatan dan demikian pula dengan perilaku moral dan keyakinan dapat

dipelajari pula. Dan ada banyak penelitian yang menjelaskan bagaimana

model dan fungsi kepribadian manusia. Jadi semua bidang kegiatan manusia

dan pengalaman telah dianggap sebagai lingkup khusus agama dan itu juga

telah dipelajari oleh psikolog ...”30

Argumentasi yang dilontarkan oleh Jung dengan Argyle tidak jauh beda

secara subtansial. Mereka sama-sama meyakini bahwa prilaku keagamaan

disebabkan oleh realitas lain yang berada di luar atau dalam diri seseorang. Selain

itu, ritual-ritual kegamaan juga memberikan warna tertentu bagi kondisi psikis

individu.31 Dari sini kemudian, psikologi dan agama dapat dipertemukan atau

bahkan agama dapat dijadikan objek kajian psikologi untuk melihat bagaimana

realasi dua konsep tersebut.

30 Michael Argyle, Psychology and Religion: An Introduction (London: Routledge, 2000),

5 31 Graham Richards, Psychology, Religion, and the Nature of the Soul: A Historical

Entanglement (United Kingdom: Springer, t.t.), 2

Page 37: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

17

Secara garis besar, teori psikologi Jung dibagi menjadi tiga bagian: sistem

kepribadian, tipologi kepribadian dan fungsi kepribadian. Dalam sistem

kepribadian, Jung membaginya menjadi beberapa bagian yang disebut level Psyche

(kepribadian). Level-level kepribadian itu dibagi menjadi dua macam: conscious

(kesadaran) dan unconscious (ketidaksadaran). Jung menyatakan:

“kita dapat menganggap bahwa kepribadian manusia terdiri dari dua hal:

pertama, kesadaran dan segala yang dicakupinya, dan kedua bagian dalam

yang amat luas dari jiwa bawah sadar. Sejauh yang pertama, itu kurang lebih

dapat dipahami dengan dan didefinisikan secara jelas, namun jika itu

menyangkut jumlah keseluruhan dari kepribadian manusia, orang harus

mengakui kemustahilan akan suatu penjelasan dan definisi yang lengkap.

Dengan kata lain, tidak terhindarkan menambahkan sesuatu yang tidak

dapat ditentukan dan tidak terbatas bagi setiap kepribadian. Sedangkan yang

terakhir tersusun dari faktor-faktor tertentu yang keberadaanya memaksa

kita untuk menjelaskan fakta-fakta tertentu yang dapat diamati. Faktor-

faktor itulah yang membentuk alam bawah sadar.”32

Kesadaran pada awalnya telah tertanam di masing-masing benak manusia.

Menurut Yustinus Samiun yang mengutip pendapat Jung menyatakan bahwa

kesadaran merupakan suatu tindakan yang mampu dirasakan oleh ego. Jung melihat

ego sebagai pusat kesadaran namun bukan inti dari kepribadian. Ego harus

disempurnakan oleh self yang dianggap lebih komprehensif; sebagai pusat

kepribadian yang umumnya tidak sadar.33 Ego dan pengalaman masa lalu terus

bertarung untuk menghasilkan reaksi kesadaran bagi tiap-tiap individu.

Pengalaman masa lalu tampak seringkali menang dan pengalaman masa lalu yang

bersifat imajiner akan membunuh jiwa seseorang. Jung pernah menasehati

pasiennya dengan berkata, “... kanker imajiner tidak akan membunuh tubuhmu,

32 C. G. Jung, Psychology and Religion, 47-48 33 Yustinus Semiun, Teori-Teori Kepribadian (Yogyakarta: Kanisius, 2013), jil. I, 44

Page 38: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

18

karena sifatnya yang imaginer. Namun ia pada akhirnya akan membunuh

jiwamu...”34 Ketika ego sudah tidak menjalankan fungsinya dengan baik, maka

bayang-bayang masa lalu akan tetap menghantui segala gerak-gerik individu

sehingga menyebabkan individu tersebut lepas kontrol.

Selanjutnya adalah ketidaksadaran. Dalam sistem kepribadian Jung dibagi

menjadi dua kategori: personal unconscious dan collective unconscious. Bentuk

yang pertama dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman yang telah dirasakan,

dilupakan, serta tersimpan rapi di alam bawah sadar individu. Sebagian ingatan itu

kadang mudah untuk diingat kembali oleh kesadaran tetapi juga terkadang sulit

karena terletak di dalam alam bawah sadar.35 Ketidaksadaran pribadi pada dasarnya

merupakan perpustakaan yang menyimpan catatan masa lalu seorang individu. Hal

yang paling penting dari ketidaksadaran pribadi adalah kompleks-kompleks yang

merupakan isi dari ketidaksadaran pribadi. Kompleks adalah kelompok yang

terorganisasi atau konstelasi perasaan-perasaan, pikiran-pikiran, persepsi-persepsi,

dan ingatan-ingatan yang terdapat dalam ketidaksadaran individu.36 Kompleks-

kompleks itu benar-benar mempengaruhi pola pikir individu terhadap dunia

sekelilingnya, sehingga kompleks-kompleks itu terkadang menghalangi individu

untuk membaur dengan kepribadian masyarakat, namun adakalanya kompleks-

kompleks itu juga memaksa individu untuk membaur dengan ego universal.

Kategori kedua adalah collective unconscious yang lebih dipengaruhi oleh

pengalaman primordial nenek moyang yang secara tidak sadar menjadi

34 C. G. Jung, Psychology and Religion, 23 35 Sumadi, Psikologi Kepribadian (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 166 36 Semiun, Teori-Teori Kepribadian, 46

Page 39: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

19

ketidaksadaran yang mendarah daging.37 Inilah jasa terbesar dari Jung, dia secara

empiris dapat menunjukkan alam tak sadar yang lebih dalam dari ketidaksadaran

pribadi dan yang bersifat kolektif, sebab dimiliki oleh seluruh manusia dan terdapat

dalam segala budaya. Pengalaman-pengalaman kolektif terungkap melalui simbol-

simbol, gambaran dan motif-motif yang diwarnai oleh emosi-emosi yang timbul

secara spontan dalam mimpi-mimpi, fantasi, mitos, yang secara nyata

menggambarkan masalah inti dari eksistensi manusia.38

Seperti pengaruh nenek moyang yang masih sangat terasa di bagian ini.

Secara tidak langsung, tingkah laku masyarakat dipengaruhi oleh pengalaman-

pengalaman generasi sebelum mereka. Keikutsertaan arwah leluhur diformalkan

dalam bentuk mitologi, agama, cerita-cerita dongeng dari orang-orang yang

berbeda-beda namun dengan motif yang nyaris sama. Jung mengistilahkan motif-

motif itu dengan arketip. Motif-motif arketipal mungkin datang dari pola-pola

arketipal dalam pikiran manusia yang disebarkan tidak hanya melalui tradisi dan

migrasi namun juga melalui pewarisan.39 Arketip mempunyai dasar biologis, tetapi

asalnya terbentuk melalui pengulangan pengalaman dari para leluhur. Arketip

muncul dalam berbagai macam bentuk, kebanyakan muncul dari mimpi, fantasi dan

delusi, namun sumber material utama dari arketip adalah mimpi.40 Jung

mengungkapkan bahwa mimpi-mimpi yang berada di bawah alam sadar telah

37 Jest Feist dan Gregory J. Feist, Teori Kepribadian, terj. Hadrianto (Jakarta: Salemba

Humanika, 2010), 124 38 Ambar Widaningrum, “Carl Gustav Jung, Teori Transformasi dan Relevansinya pada

Organisasi Birokrasi” dalam Buletin Psikologi, Vol. 14, No. 2, Desember 2006, 70 39 C. G. Jung, Psychology and Religion, 63-64 40 Feist dan J. Feist, Teori Kepribadian, 125

Page 40: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

20

membentuk sebuah kepribadian yang bukan atas dasar kemauannya, tetapi

menuntut untuk dikeluarkan melalui sebuah ekspresi.41

Bentuk-bentuk arketip pada dasarnya sama dengan kompleks, namun

kompleks lebih kepada individu sedangkan arketip lebih kepada kolektif. Arketip-

arketip yang selama ini muncul di tengah-tengah masyarakat dirangkum dalam

beberapa bentuk; persona, shadow, anima dan animus, great mother, wise old man,

hero dan self. Untuk lebih jelasnya, penulis akan menjelaskan satu persatu sebagai

berikut:

Persona adalah topeng yang digunakan seseorang untuk “mengelabui”

dunia sekitarnya. Ilustrasi-ilustrasi yang sering digunakan untuk memperjelas

makna persona adalah permainan drama yang menggunakan topeng ketika pentas

di atas panggung. Mereka bersembunyi di balik topeng guna menyesuaikan diri

dengan keadaan. Dengan demikian, sama seperti memainkan peranan dari pemain

drama, seseorang terkadang menggunakan prilaku-prilaku dan sikap-sikap tertentu

untuk beradaptasi dengan tuntutan masyarakat. Kita memang harus mengakui

eksistensi masyarakat, namun bila terlalu mengidentifikasi diri dengan persona,

maka seseorang akan kehilangan kontak dengan dirinya dan tetap tergantung pada

pandangan masyarakat.42 Meskipun demikian, persona adalah suatu kebutuhan

karena melalui persona, manusia dapat berhubungan dengan dunianya sendiri.43

41 Carl Gustav Jung, Memories Dreams Reflections, terj. Apri Danarto dan Ekandari

Sulistyaningsih (Yogyakarta: Jendela, 2003), 254 42 Semiun, Teori-Teori Kepribadian, 57-58 43 Frieda Fordham, Pengantar Psikologi C. G. Jung, terj. Istiwidayanti (Jakarta: Bhatara

Karya Aksara, 1988), 34

Page 41: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

21

Shadow adalah bayang-bayang yang terdiri dari insting-insting binatang

yang diwarisi oleh manusia. Bayang-bayang itu berasal dari insting binatang

primitif dan para leluhur manusia. Bayang-bayang itu merupakan sisi gelap dari diri

manusia yang harus dijinakkan supaya tercipta hubungan harmonis dengan orang

lain. Apabila impuls kebinatangan itu tidak ditekan, maka manusia akan sulit

beradabtasi dengan adat-istiadat dan hukum-hukum yang berkembang di tengah

masyarakat. Namun apabila ego dapat mengatur kekuatan-kekuatan itu, orang itu

akan menjadi lincah, penuh semangat dan bergairah. Emosi-emosi dan kesadaran

diperkuat dan orang itu akan siap siaga dan tanggap baik dalam bidang jiwa maupun

bidang pisik.44

Anima dan animus adalah sebutan bagi adanya hubungan antara laki-laki

dan perempuan dalam alam bawah sadar seseorang. Secara tidak langsung, alam

bawah sadar manusia telah dirasuki oleh sifat berlawanan jenis. Anima digunakan

untuk sisi feminimitas seorang laki-laki dan animus untuk sisi maskulinitas

perempuan. Jung menyatakan:

“.... anima hadir dalam diri saya, bagaikan sebuah perasaan adanya

kehadiran tak terlihat di dalam ruangan. Kemudian sebuah gagasan muncul

dalam diri saya: ketika meletakkan semua materi untuk dianalisis,

sebenarnya saya semacam sedang menulis surat kepada anima, yaitu kepada

diri saya sendiri yang memiliki sudut pandang berbeda dengan diri saya.

Saya ditegur oleh sebuah karakter yang tidak lazim dan tak terduga. Saya

seperti pasien yang sedang dianalisis hantu dan seorang perempuan! Setiap

sore saya menulis dengan sungguh-sungguh karena saya pikir apabila saya

tidak menulis maka tidak akan ada jalan bagi anima untuk mencapai fantasi-

fantasi saya...”45

44 Semiun, Teori-Teori Kepribadian, 59-60 45 Jung, Memories Dreams Reflections, 255-256

Page 42: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

22

Great Mother merupakan arketip yang berjalan paralel dengan sikap

seorang wanita. Setiap orang yang dikuasai oleh tokoh ini merasa yakin bahwa

dirinya diberkati oleh kemampuan yang tak terbatas untuk mencintai dan mengerti,

menolong dan melindungi dan akan menyerahkan dirinya untuk menolong dan

melayani orang lain.46 Arketip Great Mother mungkin diperoleh dari

ketidaksadaran kolektif dalam merespon ibu yang sebenarnya. Bahkan ibu yang

bersifat figuratif mungkin menyebabkan timbulnya arketip ibu agung seperti

dilambangkan oleh istri, ibu ilahi dan lain sebagainya.47

Wise Old Man adalah sebuah arketip yang dipersonifikasikan dalam mimpi-

mimpi sebagai ayah, kakek, guru, atau sebagai seorang imam. Arketip ini terlihat

dalam dongeng-dongeng sebagai raja, orang bijaksana, atau tukang sihir yang

membantu pahlawan ketika melangalami kesulitan dengan kebijaksanaan yang

tinggi untuk melepaskan dirinya dari kecelakaan sekarang.48 Arketip Wise Old Man

sangat erat kaitannya dengan arketip berikutnya; Hero yang merupakan perasaan

menjadi manusia hebat yang penuh kharismatik. Gejala keberanian merupakan

sesuatu yang tersimpan dalam diri manusia namun tidak dapat dikerahkan

semaunya.49

Self merupakan arketip puncak dari sekian arketip-arketip yang ada. Self

merupakan individualisasi diri atau kejadian diri. Manusia harus belajar dari

pusatnya dan belajar hidup dari pusatnya yang sungguh-sungguh.50 Arketip ini

46 Fordham, Pengantar Psikologi C. G. Jung, 46 47 Semiun, Teori-Teori Kepribadian, 65 48 Semiun, Teori-Teori Kepribadian, 67 49 Fordham, Pengantar Psikologi C. G. Jung, 47 50 Piet A. Sahertian, Aliran-Aliran Modern Dalam Ilmu Jiwa (Surabaya: Usaha Nasional,

t.t.), 174

Page 43: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

23

adalah yang paling komprehensif karena sifatnya yang menarik arketip jenis lain

dan menyatukan semuanya ke dalam bentuk realisasi diri. Arketip ini memiliki

komponen kesadaran personal, tetapi itu semua sebagian besar dibentuk oleh

gambaran-gambaran ketidaksadaran kolektif. Self merupakan simbol yang

mengatasnamakan kesempurnaan, keutuhan dan kelengkapan.51

Setelah mengetahui struktur kepribadian individu dan masyarakat, maka

selanjutnya kita akan membaca tentang tipologi kepribadian. Jung membagi

tipologi kepribadian menjadi dua: introversi dan ekstroversi. Introversi

mengarahkan energi psikis ke dalam dengan orientasi ke hal yang subjektif. Orang-

orang introvert kembali kepada dunia batin mereka dengan bias-bias, fantasi-fantasi

dan persepsi-persepsi individual.52 Orang-orang introvert biasanya akan menjadi

dirinya-sendiri dan “apatis” dengan anggapan dan tanggapan dari orang lain.

Kebalikan dari introversi adalah ekstroversi. Orang-orang ekstrovert lebih

menggangap dirinya berada di suatu komunitas dan harus melakukan adaptasi

dengan komunitasnya walaupun tidak sesuai dengan pengalaman-pengalaman

individualnya. Namun adakalanya seseorang itu introvert sekaligus ekstrovert,

karena dua tipologi itu bisa saling mengisi bagaikan konsep Yin dan Yang.53

Selanjutnya adalah fungsi kepribadian yang secara garis besar dibagi

menjadi empat fungsi. Pertama, fungsi pendriaan, yaitu fungsi psikis yang

menerima stimulus fisik dan meneruskannya kepada kesadaran perseptual. Kedua,

fungsi pikiran, yaitu kegiatan intelektual logis yang menghasilkan rangkaian ide-

51 Feist dan J. Feist, Teori Kepribadian, 132 52 Semiun, Teori-Teori Kepribadian, 93 53 Feist dan J. Feist, Teori Kepribadian, 137

Page 44: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

24

ide. Ketiga, fungsi perasaan yaitu proses menilai suatu ide atau peristiwa. Keempat,

fungsi intuisi yaitu firasat tentang asal-usul dan harapan suatu hal.54 Intuisi berbeda

dengan pendriaan karena intuisi lebih bersifat kreatif, dan sering menambahi atau

mengurangi unsur-unsur dari pendriaan sadar.

F. Metode Penelitian

Dalam sub-bab ini, penulis membahas tentang desain dan langkah-langkah

yang penulis tempuh dalam melakukan penelitian, adapun langkah-langkah

tersebut sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian living Qur’an, sebuah

penelitian yang menggunakan teori-teori lain dalam menganalisis seperti

apa dialektika antara Al-Qur’an dengan realitas yang melahirkan beragam

penafsiran dalam ranah pemikiran, serta tindakan praksis dalam realitas

sosial.55 Dalam ranah publik, Al-Qur’an dapat berfungsi sebagai pengusung

perubahan, pencerahan terhadap masyarakat, pendobrak sistem struktur

pemerintahan yang amoral, penebar semangat emansipatoris menuju

masyarakat yang lebih baik.56 Al-Qur’an yang diwujudkan dalam bentuk

praktis di tengah-tengah masyarakat bersifat unik, karena antara satu daerah

dengan daerah lain memiliki budaya yang berbeda-beda. Untuk menelusuri

hal itu, maka penulis melakukan penelitian lapangan (field research). Jenis

54 Semiun, Teori-Teori Kepribadian, 95-96 55 Didi Junaedi, “Memahami Teks, Melahirkan Konteks” dalam Journal of Qur’an and

Hadith Studies, vol. 2, no. 1, 2013, 3 56 Didi Junaedi, “Living Qur’ān: Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian Al-Qur’ān (Studi

Kasus di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasan Desa Kalimukti Kec. Pabedilan Kab. Cirebon)”

dalam Journal of Qur’an and Hadith Studies, vol. 4, no. 2, 2015, 170

Page 45: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

25

penelitian lapangan termasuk jenis penelitian kualitatif. Salah satu bagian

dari jenis penelitian lapangan adalah studi kasus. Studi kasus digunakan

untuk menspesifikasi wilayah kajian sehingga tidak melebar kemana-mana.

Studi kasus mencakup wilayah yang relatif kecil atau penelitian yang

mengambil informan dalam jumlah yang realtif kecil. Dengan demikian,

studi kasus tidak mementingkan kuantitas, namun lebih kepada kedalaman

penelitian.57 Penulis menggunakan studi kasus dalam penelitian ini dengan

tujuan untuk mempersempit cakupan penelitian dan supaya penelitian tidak

terlalu melebar dan untuk mengkaji secara mendalam tema yang penulis

angkat.

2. Sumber dan Jenis Data

Lofland menyatakan bahwa sumber utama dalam penelitian

kualitatif adalah kata-kata dan tindakan.58 Kata-kata dan tindakan tersebut

diabadikan dengan menulis dan menganbil gambar-gambar yang dianggap

penting dan bermanfaat. Sedangkan data lain yang dianggap sebagai data

tambahan. Data-data tambahan dapat berupa majalah, surat kabar, buku-

buku, dokumen pribadi atau resmi, tesis, disertasi dan lain sebagainya.

Semuanya akan ditulis berdasarkan kebermanfaatan data yang didapatkan

atau yang berhubungan dengan objek penelitian dalam tesis ini.

57 Moh Soehadha, Metodologi Penelitian Sosiologi Agama (Yogyakarta: Bidang

Akademik, 2008), 102. Lihat juga Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, Dasar-Dasar

dan Aplikasi (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), 22 58 John Lofland dan Lyn H. Lofland, Analyzing Social Settings: A Guide to Qualitative

Obsevation and Analysis (Belmont Cal: Wads Worth Publishing Company, 1984), 47

Page 46: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

26

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, penulis menggunakan

beberapa langkah dalam mengumpulkan data yang penulis jelaskan sebagai

berikut:

a. Teknik Pengamatan (Observasi)

Menurut Masrhal yang dikutip oleh Sugiyono menyatakan,

“through observation, the researcher learn about behavior and the

meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar

langsung tentang prilaku, dan makna dari prilaku tersebut.59 Dalam

tahap ini, penulis berpatisifasi aktif (active partisipation) dalam segala

rutinitas masyarakat dan bahkan penulis ikut terlibat dalam apa yang

mereka lakukan. Pada awalnya penulis mendatangi kepala desa Sapit

untuk menyampaikan tujuan penulis datang ke tempat mereka dan

menguras beberapa informasi yang menyangkut objek penelitian ini.

Setelah itu, penulis akan mendatangi orang-orang yang dianggap

memiliki pengetahuan tentang objek kajian ini.

b. Wawancara

Penggunaan metode wawancara ini untuk menelusuri secara

lebih mendalam permasalahan yang penulis angkat. Wawancara

dilakukan dengan menggunakan teknik pembicaraan informal. Teknik

ini dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan informan. Karakter

59 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: ALPABETA,

2016), cet. XXIII, 226

Page 47: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

27

teknik wawancara ini adalah suasana wajar, biasa, sedangkan

pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti pembicaraan biasa dalam

kehidupan sehari-hari.60 Istilah lain dari teknik wawancara ini adalah

semistructure interview dimana pelaksanaanya lebih terbuka dan bebas

ketimbang dengan teknik wawancara lainnya.61 Penulis mewawancarai

beberapa informan yang mempunyai informasi mengenai tema yang

penulis angkat. Informan-informan itu terdiri dari mangku adat, kiyai

adat, tokoh agama, penyimpan mushaf dan ahli waris penulis mushaf.

Penulis juga mencari beberapa informan lain yang kiranya dapat

memberikan informasi. Metode penentuan jumlah informan

menggunakan snow-ball, yakni penggalian data melalui wawancara

mendalam dari satu informan ke informan berikutnya sampai penulis

tidak lagi menemukan informasi baru.62

c. Dokumentasi

Untuk mendukung metode pengumpulan data pada poin-poin

sebelumnya, maka penulis menggunakan metode dokumentasi. Metode

ini penulis lakukan untuk memperoleh catatan yang sudah berlalu.

60 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2014), cet. 33, 187 61 Ada 3 macam interview: wawancara terstruktur yang biasa digunakan jika peneliti telah

mengetahui informasi yang akan didapatkan. Oleh karena itu, peneliti telah mempersiapkan

instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan yang akan ditanyakan. Wawancara semistruktur

berangkat dari ketidaktahuan peneliti tentang jawaban yang akan didapatkan, sehingga peneliti tidak

merasa perlu membuat daftar pertanyaan. Wawancara tak berstruktur yang biasa digunakan oleh

peneliti untuk menetahui keberadaan objek penelitiannya. Wawancara jenis terakhir digunakan

sebagai pendahuluan, sehingga peneliti akan melakukan pengkategorian sekaligus menentukan

variabel-variabel apa yang harus diteliti. Lihat Sugiyono, Metode Penelitian..., 233-234 62 Abdul Mustaqim, “Metodologi Penelitian Living Qur’an: Model Penelitian Kualitatif”

dalam Metodologi Penelitian Living Qur’an dan hadis, ed. Sahiron Syamsuddin (Yogyakarta: TH-

Press, 2007), 75

Page 48: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

28

Dokumen ini bisa berbentuk foto, tulisan atau karya-karya yang lain.

Dokumen-dokumen tersebut ada yang menjadi milik pribadi dan ada

yang diperuntuhkan untuk umum. Semisal babad Desa Sapit yang dapat

diakses untuk melihat sejarah masa lalu masyarakat di tempat itu.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milihnya menjadi satuan

yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa

yang dapat diceriterakan. Mengutip pendapat Seiddel, J. Moleong

menjelaskan tentang proses analisis data sebagai berikut:

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu

diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan,

mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

c. Berpikir, dengan jalan membuat kategori data itu mempunyai

makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan,

dan membuat temuan-temuan umum.63

Penulis mewawancarai narasumber, hasil dari wawancara itu

penulis analisis setelah meninggalkan lapangan penelitian. Konsep yang

ditawarkan oleh informan penulis kategorisasi. Setelah itu, penulis

63 Lihat Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 248

Page 49: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

29

mengaitkan hasil temuan dengan teori-teori yang berkembang ataupun

dengan hasil wawancara yang lainnya dan setelah itu, penulis

mengkonseptualisasikannya.

5. Pendekatan Penelitian

Dalam melakukan penelitian kualitatif ini, penulis memilih

pendekatan psikologi. Secara umum, psikologi merupakan suatu ilmu yang

menyelidiki serta mempelajari tentang tingkah laku serta aktivitas-aktivitas,

dimana tingkah laku serta aktivitas tersebut merupakan manifestasi hidup

kejiwaan.64 Sedangkan kaitan antara psikologi dan penghormatan mushaf

kuno terletak pada pengaruh-pengaruh alam bawah sadar dalam ritual

penghormatan mushaf kuno tersebut dan relasi penghormatan mushaf

kepada psikologi masyarakatnya atau dengan kata lain, pendekatan

psikologi berusaha untuk menjelaskan tentang gejala atau sikap keagamaan

seseorang.65

Teori psikologi analitis Carl Gustav Jung juga tidak jauh berbeda

dengan teori psikologi pada umumnya, teori psikologi Jung bergerak untuk

menyelidiki pengaruh masa lalu (kausalitas) dan masa depan (teleologi)

terhadap corak keberagamaan individu atau masyarakat. Masa lalu dapat

tersimpan dalam alam bawah sadar secara abstrak dan dimunculkan dalam

bentuk mitos-mitos yang berkembang di tengah masyarakat. Secara tidak

64 Baharuddin, Psikologi Agama dalam Perspektif Islam (Malang: UIN Malang Press,

2008), 21-22 65 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), 51

Page 50: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

30

sadar, mitos-mitos itu menggiring masyarakat untuk tetap menghormati

mushaf kuno. Sedangkan proyeksi ke depan atau “cita-cita” juga turut serta

dalam membentuk struktur psikologi masyarakat.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penelitian ini penulis bagi menjadi lima

pembahasan. Berikut penulis paparkan sistematikan pembahasan tersebut:

Bab pertama dalam penelitian ini berisi tentang pendahuluan yang

mencakup latar belakang masalah yang membahas tentang problem akademik yang

penulis temukan di lapangan, rumusan masalah yang berisi tentang sejumlah

pertanyaan yang penulis jawab dalam penelitian ini, tujuan dan kegunaan penelitian

untuk memastikan kontribusi dari penelitian ini terhadap penulis sendiri dan

terhadap dunia akademik, tinjauan pustaka yang terdiri dari penelitian-penelitian

terdahulu yang relevan dan untuk mencari perbedaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya, kerangka teori menyangkut tentang teori yang penulis

gunakan untuk meneliti permasalahan yang penulis angkat, metode penelitian yang

terdiri dari langkah-langkah atau jalan yang harus penulis lalui dalam melakukan

penelitian, dan sistematika pembahasan yang menjelaskan tentang pembahasan

dalam setiap bab dan sub-bab dalam penelitian ini.

Bab kedua berkaitan dengan Desa Sapit. Dalam bab ini, penulis membahas

tentang letak geografis Desa Sapit, ekonomi masyarakat, adat yang masih

dipertahankan oleh masyarakat, pendidikan, bahasa dan agama yang mereka anut.

Dalam sub-bab terakhir tersebut, penulis membahas tentang sejarah masuknya

Islam di Desa tersebut. Pembahasan ini penting karena di dalamnya, kita

Page 51: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

31

mengetahui siapa dan bagaimana cara Islam masuk ke dalam struktur masyarakat,

tidak hanya berhenti di sana, maka selanjutnya penulis membahas tentang model

keberagamaan masyarakat setempat. Dalam sub-bab ini penulis memaparkan

tentang model keberagamaan yang sekaligus akan mengarah kepada bentuk ritual-

ritual keberagamaan masyarakat setempat.

Bab ketiga berbicara tentang penghormatan mushaf kuno. Penulis memulai

dengan menjelaskan terlebih dahulu makna mushaf dan sejarah terbentuknya

mushaf hingga penyebarannya ke seluruh dunia Muslim termasuk Indonesia.

Setelah mushaf itu menyebar, maka selanjutnya yang perlu penulis jelaskan adalah

etika penghormatan mushaf dalam tradisi Islam dan etika masyarakat muslim pada

umumnya. Pada sub-bab ini penulis menuturkan secara umum bagaimana resepsi

masyarakat Muslim terhadap mushaf. Kedua sub-bab tersebut menjadi pembanding

dengan bagaimana cara atau model penghormatan mushaf kuno di Desa Sapit. Oleh

karena itu, sub-bab terakhir berbicara secara spesifik terhadap penghormatan

mushaf kuno di Desa Sapit.

Bab keempat merupakan inti dari penelitian ini. Dalam bab ini, penulis

memaparkan sebuah analisis yang berkaitan dengan korelasi antara psikologi

masyarakat dan penghormatan mushaf kuno. Pada awalnya penulis melihat seperti

apa asal-usul penghormatan terhadap mushaf kuno, dari sini kemudian kita melihat

apa yang menyebabkan mereka menghormati mushaf sedemikian rupa. Setelah itu,

penulis melihat bagaimana penerimaan terhadap mitos-mitos tersebut membentuk

tipologi psikologi masyarakat setempat. Setelah itu penulis menganalisis tentang

level psikis masyarakat Desa Sapit, analisis ini mengarahkan kepada sebuah

Page 52: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

32

jawaban sejauh apa alam bawah sadar mereka mempengaruhi psikis mereka dalam

melakukan ritual penghormatan mushaf kuno.

Bab lima membahas tentang kesimpulan dan saran-saran. Kesimpulan berisi

tentang jawaban singkat atas rumusan masalah yang penulis ajukan dan saran-saran

yang memaparkan hal-hal yang belum mendapatkan perhatian dalam penelitian ini.

Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian lanjutan guna mengoreksi atau memperkaya

penelitian pada objek yang sama dengan pendekatan yang berbeda dan lain

sebagainya.

Page 53: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

129

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada beberapa kesimpulan dalam penulisan tesis ini, adapun beberapa

kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut.

Masyarakat Desa Sapit menghormati mushaf kuno dengan cara yang

beragam; mulai dari menyembelih hewan ternak, duduk ketika berpapasan dengan

mushaf kuno, mandi menggunakan kain putih sebelum menyentuh atau membaca

mushaf kuno dan disimpan di tempat yang tinggi. Bentuk penghormatan ini sedikit

banyak dipengaruhi oleh mitos-mitos seputar mushaf kuno, semisal mushaf kuno

mempunyai nilai sakralitas yang agung sehingga harus tetap dihormati dengan cara-

cara tersebut.

Asal-usul penghormatan terhadap mushaf kuno di Desa Sapit

dilatarbelakangi oleh keataatan mereka terhadap orang tua yang dianggap

bijakasana (wise old man). Bagi mereka, orang tua dan segenap warisannya harus

dijaga dengan sebaik mungkin. Kehebatan orang tua mereka diwujudkan dalam

bentuk mitos yang diwariskan dari satu ke generasi berikutnya. Selain perintah

orang tua, penghormatan terhadap mushaf juga dilakukan dalam rangka

menghindari kesengsaraan hidup (bahla), karena menurut pandangan mereka,

mushaf kuno mempunyai kekuatan magis yang dapat mampengaruhi kehidupan

mereka. Dua faktor itulah yang mendorong mereka untuk tetap melakukan

penghormatan mushaf kuno sampai saat ini. Di satu sisi mereka kembali kepada

cerita-cerita lama (kausalitas) dan pada sisi yang lain, mereka juga menghadap ke

depan (teleologi) dengan melakukan langkah pencegahan terjadinya bencana.

Page 54: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

130

Relasi antara struktur psikologi masyarakat dengan penghormatan terhadap

mushaf kuno terletak kepada pengaruh-pengaruh alam bawah sadar masyarakat

ketika mereka melakukan ritual penghormatan mushaf. Semenjak dipengaruhi oleh

arketip wise old man, hero dan mitos seputar mushaf kuno, kita sudah dapat menilai

hubungannya dengan penghormatan terhadap mushaf kuno. Dalam mengolah

arketip tersebut, ada sebagian masyarakat yang ektrovert dan adapula yang

introvert. Sikap ekstroversi cenderung dimiliki oleh mereka yang merupakan

penghuni asli Desa Sapit. Sedangkan sikap introversi cenderung dimiliki oleh

masyarakat imigran dan memiliki faham keagamaan yang berbeda dengan faham

keagamaan masyarakat asli penduduk Desa Sapit.

B. Saran

Ada beberapa saran-saran yang didapati dalam penulis tesis ini, beberapa

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Penelitian terhadap mushaf kuno tidak hanya dilakukan dengan

menggunakan pendekatan filologi, karena aspek diluar mushaf juga penting

untuk diketengahkan guna melihat bagaimana resepsi masyarakat terhadap

mushaf kuno yang mereka simpan.

2. Masyarakat Desa Sapit adalah masyarakat yang sangat tertutup dengan

orang luar, sehingga informasi, tulisan dan dokumentasi mengenai tempat

tersebut sangat jarang ditemukan, hal ini tentu saja menyulitkan bagi mereka

yang ingin meneliti di tempat tersebut.

3. Diperlukan penelitian lanjutan mengenai penghormatan mushaf kuno di

beberapa tempat yang berbeda atau dengan menggunakan pendekatan-

Page 55: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

131

pendekatan yang beragam agar dapat menghasilkan tulisan yang

komprehensif.

4. Penelitian dengan menggunakan pendekatan psikologi memang agak sulit,

diperlukan ketelitian yang mendalam. Sifatnya yang berubah-ubah dari satu

keadaan ke keadaan yang lain tidak menutup kemungkinan jika penelitian

berikutnya akan menuai hasil yang berbeda. Oleh karena itu, demi kemajuan

penelitian di bidang penghormatan terhadap mushaf kuno dengan

menggunakan pendekatan psikologi, maka perlu dilakukan penelitian-

penelitian yang lain.

Page 56: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

DAFTAR PUSTAKA

Buku

A. Sahertian, Piet. Aliran-Aliran Modern Dalam Ilmu Jiwa. Surabaya: Usaha

Nasional, t.t.

Abd. Syakur, Ahmad. Islam dan Kebudayaan: Akulturasi Nilai-Nilai Islam Dalam

Budaya Sasak. Yogyakarta: Adab Press, 2006.

Ainun Najib, Emha. Indonesia Bagian dari Desa Saya. Yogyakarta: SIPRESS, 1992.

al-Ajry, Abī Bakr Muhammad bin Husain. Akhlāq Ahl Al-Qur’ān. Beirut: Dār al-

Kutub al-Ilmiah, 2002.

Akbar, Ali. “Tradisi Mushaf Al-Qur’an di Lombok” dalam Katalog Pameran

Perkembangan Mushaf, Terjemahan, dan Tafsir Al-Qur’an di Indonesia. ed.

Ali Akbar. Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an, 2011.

Al Haqiri, M. Syatibi. “Menelusuri Al-Qur’an Tulisan Tangan di Lombok” dalam

Mushaf-Mushaf Kuno Indonesia. ed. Fadhal AR Bapadal dan Rosehan Anwar.

Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan, 2005.

Alwisol. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press, 2009.

Anis, Ibrahim. al-Mu’jam al-Wasīṭ. Mesir: Dār al-Ma’ārif, 1972.

Argyle, Michael. Psychology and Religion: An Introduction. London: Routledge,

2000.

Ayu Armini, I Gusti, et al. Perisean di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Yogyakarta:

Penerbit Ombak, 2013.

Aziz Sidqi, H. Abdul. “Sekilas Tentang Mushaf Standar Indonesia” dalam Katalog

Pameran Perkembangan Mushaf, Terjemahan, dan Tafsir Al-Qur’an di

Indonesia. ed. Ali Akbar. Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an, 2011.

Azra, Azyumardi, ed. Sejarah dan Ulūm Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008.

_________. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII

dan XVIII: Akar Pembaruan Islam Indonesia. Jakarta: Kencana, 2013.

Page 57: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

Badan Penelitian dan Pengembangan Agama. Mengenal Mushaf Al-Qur’an Standar

Indonesia. Jakarta: Departemen Agama RI, 1984-1985.

Baharuddin. Psikologi Agama dalam Perspektif Islam. Malang: UIN Malang Press,

2008.

Barthes, Roland. Mitologi. terj. Nurhaidi dan A. Sihabul Millah. Yogyakarta: Kreasi

Wacana, 2015.

Boeree, C. George. Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama

Psikolog Dunia. terj. Inyiak Ridwan Muzir. Jogjakarta: Prismasophie, 2016.

Budiwanti, Erni. Islam Sasak: Wetu Telu Versus Wetu Lima. Yogyakarta: LKiS,

2013.

Cremers, Agus. Tahap-Tahap Perkembangan Kepercayaan Menurut James W.

Fowler. Yogyakarta: Kanisius, 1995.

Dawam Raharjo, M. Islam Transformasi dan Budaya. Yogyakarta: Dana Bakti Prima

Yasa, 2002.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pengungkapan Nilai Budaya Naskah Kuno

Kotaragama. Mataram: Dirjen Kebudayaan, 1996.

al-Dimasyqi, Abu al-Fidā’ Isma’īl bin ‘Amr bin Kaṡir. Tafsīr Al-Qur’ān Al-Aẓīm. ttp:

Dār Ṭayyibah, 1999.

al-Dīn al-Rāzi, Muhammad Fakhr. Tafsīr Mafātīḥ al-Gaib. Lebanon: Dār al-Fikr,

1981.

Essack, Farid. The Qur’an: A User’s Guide. England: Oneworld Publication, 2005.

Faber, Heije. Psychology of Religion. London: SCM Press Ltd, 1976.

Faisal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial, Dasar-Dasar dan Aplikasi.

Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Feist, Jest dan J. Feist, Gregory. Teori Kepribadian. terj. Hadrianto. Jakarta: Salemba

Humanika, 2010.

Page 58: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

Fordham, Frieda. Pengantar Psikologi C. G. Jung. terj. Istiwidayanti. Jakarta:

Bhatara Karya Aksara, 1988.

Freud, Sigmund. Memperkenalkan Psikoanalisa. terj. K. Bartens. Jakarta: Gramedias,

1982.

Geertz, Clifford. “Religion as Cultural System” dalam Anthropological Approaches

to the Study of Religion. London: Tavistock Publication, 1996.

_________. Agama Jawa: Abangan, Santri, Priyai dalam Kebudayaan Jawa. terj.

Aswab Mahasin dan Bur Rasuanto. Depok: Komunitas Bambu, 2014.

_________. Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta: Kanisius, 1992.

Graham, William A. Beyond the Written Word: Oral Aspects of Scripture in the

History of Religion. Cambridge: Cambridge University Press, 1987.

Hajjāj, Muslim ibn. Ṣaḥīḥ Muslim. Riyad: Dār Ṭayyibah li al-Nasyri wa al-Tauzī’,

2006.

Hall, Calvin S. dan Lindzey, Gardner. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). terj.

Yustinus. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2015.

Hamzani, Yusri. “Sketsa Kepribadian Mahasiswa Nahdlatul Wathan di Yogyakarta:

Studi Ritual Pembacaan Hizib di Selasar Masjid UIN Sunan Kalijaga” dalam

Isu-Isu Aktual Seputar Nahdlatul Wathan dan Islam Global. ed. Yusri

Hamzani. Yogyakarta: Spasi Book, 2018.

Haris, Abd. Pengantar Etika Islam. Sidoarjo: Al-Afkar, 2007.

Hasbi Ash-Shiddieqy, M. Sedjarah dan Pengantar Ilmu Tafsir. Djakarta: Bulan

Bintang, 1961.

ibn Fāris bin Zakariya, Abi al-Husain Ahmad. Mu’jam Maqāyis al-Lugah. ttp: Dār al-

Fikr, 1979.

Ibn Hajar al-Asqalani. Fathul Barri: Penjelasan Kitab Shahih Bukhari. terj.

Amiruddin. Jakarta: Pustaka Azzam, 2008.

Ibn Manẓur, Jamal al-Dīn Muhammad bin Mukrim. Lisān al-‘Arab. Beirut: Dār

Sādir, t.th.

Jalaludin. Psikologi Agama. Jakarta: Rajawali Press, 2012.

Page 59: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

Jamaluddin. Sejarah Sosial Islam di Lombok Tahun 1740-1935. Jakarta: Puslitbang

Lektur dan Khazanah Keagamaan, 2011.

Jandra Tashadi, M. ed. Kanjeng Kiyai Alquran Pusaka Keraton Yogyakarta.

Yogyakarta: YKII-IAIN Sunan Kalijaga, 2004.

Jung, C. G. Aion: Researches Into The Phenomenology of The Slef. New York:

Bollingen Foundation, 1959.

_________. Analytical Psychology: The Theory and Practice. New York: Pantheon,

1968.

_________. Memories Dreams Reflections. terj. Apri Danarto dan Ekandari

Sulistyaningsih. Yogyakarta: Jendela, 2003.

_________. Memories, Dream, Reflection. New York: Random House, 1961.

_________. Psychology and Religion. New York: The Vail-Ballou Press, 1966.

_________. The Collected Works of C. G. Jung. Princeton: Princeton University

Press, 1971.

Koentjaraningrat. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka, 1984.

_________. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru, 1986.

Kuntowijoyo. Muslim Tanpa Masjid: Essai-Essai Agama, Budaya, dan Politik dalam

Bingkai Strukturalisme Transendental. Bandung: Mizan, 2001.

Levering Lewis, David. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai

Peradaban Barat. terj. Yuliani Liputo. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2012.

Lofland, John dan H. Lofland, Lyn. Analyzing Social Settings: A Guide to Qualitative

Obsevation and Analysis. Belmont Cal: Wads Worth Publishing Company,

1984.

Magnis Suseno, Franz. Etika Dasar. Yogyakarta: Kanisius, 1987.

Matson, Ingrid. Ulumul Quran Zaman Kita: Pengantar untuk Memahami Konteks,

Kisah dan Sejarah Al-Qur’an. terj. R. Cecep Lukman Yasin. Jakarta: Zaman,

2013.

McGuire, Meredith B. Religion: The Social Context. California: Wadworth, 1981.

Page 60: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2014.

Muhammad al-Azhary, Ali Ḍabā’ ibn. Fatḥ al-Karīm al-Mannān fī Adāb Hamalah

Al-Qur’ān. Riyadh: Al-Ma’ārif Qur’āniyah, 2007.

Muhammad Ariadi, Lalu. Haji Sasak: Sebuah Potret Dialektika Haji dan

Kebudayaan Lokal. Jakarta: Impressa, 2013.

Mustaqim, Abdul. “Metodologi Penelitian Living Qur’an: Model Penelitian

Kualitatif” dalam Metodologi Penelitian Living Qur’an dan hadis. ed. Sahiron

Syamsuddin, Yogyakarta: TH-Press, 2007.

Nasution, Harun. Pembaharuan dalam Islam: Pemikiran dan Gerakan. Jakarta:

Bulan Bintang, 1982.

_________. Teologi Islam: Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan. Jakarta:

Penerbit Universitas Indonesia, 1986.

Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.

Nawawi, Imām Abī Zakariya Yaḥya bin Syaraf. al-Tibyān fī ādāb Hamalah Al-

Qurān. Beirut: Dār Ibn Hazam, 1996.

Nengah Kayun, I, et al. Sistem Ekonomi Tradisional sebagai Perwujudan Tanggapan

Aktif Masyarakat Terhadap Lingkungan Daerah Nusa Tenggara Barat.

Mataram: Depdikbud, 1986.

Noor, Mohammad, et al. Visi Kebangsaan Religius: Kiprah dan Perjuangan, Tuan

Guru Kiyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai Pendidik,

Pejuang, Pendiri Tarikat, Pendiri Organisasi Masyarakat Terbesar Lombok,

dan Politisi Muslim. Jakarta: Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan dan

Lembaga Percetakan Al-Qur’an, 2014.

Olson, Matthew H. dan Hargenhahn, B. R. Pengantar Teori Kepribadian. terj. Yudi

Santoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.

Purwoko, Saktiyono B. Psikologi Islami: Teori dan Penelitian. Bandung: Saktiyono

WordPress, 2012.

Quraish Shihab, M. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an.

Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Page 61: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

al-Qurṭubi, Abī ‘Abd Allāh Muhammad ibn Ahmad ibn Abī Bakr. al-Jāmi’ al-Aḥkām

al-Qur’ān. Beirut: Muasasah al-Risālah, 2006.

Ramadan, Thariq. Teologi Dialog Islam-Barat: Pergumulan Muslim Eropa, terj.

Abdullah Ali. Bandung: Mizan Media Utama, 2002.

Richards, Graham. Psychology, Religion, and the Nature of the Soul: A Historical

Entanglement. United Kingdom: Springer, t.t.

Sa’īd al-Ṣagirji, As’ad Muhammad. Ta’ẓīm al-Qurān al-Karīm. ttp: Dār al-Qiblah al-

Ṡaqāfah al-Islāmiyah, 1992.

Saeed, Abdullah. Pengantar Studi Al-Qur’an. terj. Shulkhah dan Sahiron

Syamsuddin. Yogyakarta: Baitul Hikmah Press, 2016.

Semiun, Yustinus. Teori-Teori Kepribadian. Yogyakarta: Kanisius, 2013.

Shahrur, Muhammad. Perinsip Dasar Hermeneutika Al-Qur’an Kontemporer. terj.

Sahiron Syamsuddin dan Burhanudin Dzikri. Yogyakarta: eLSAQ Press, 2007.

al-Sijastāni, Abī Bakr ‘Abd Allāh bin Sulaimān bin al-Asyaṡ. al-Maṣāḥif. Beirut: Dār

al-Basyāir al-Islāmiyah, 2002.

Smith, James K. A., et al. Speech and Theology: Language and the Logic of

Incarnation. London: Routledge, 2002.

Soehadha, Moh. Metodologi Penelitian Sosiologi Agama. Yogyakarta: Bidang

Akademik, 2008.

Suca Sumadi, I Wayan, dkk. Tradisi Nyongkol dan Eksistensinya di Pulau Lombok.

Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013.

Sudjatmako, et al. Historiografi Indonesia: Sebuah Pengantar. Jakarta: PT. Gramedia

Utama, 1995.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

ALPABETA, 2016.

Sumadi. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.

Suparman, Gde Lalu. Babad Lombok. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994.

Page 62: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

_________. Babad Sakra. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994.

Supriyono, Johanes. “Paradigma Kultural Masyarakat Durkheim” dalam Teori-Teori

Kebudayaan. ed. Mudji Sutrisno dan Hendar Putranto. Yogyakarta: Kanisius,

2005.

Suyami. Upacara Ritual di Keraton Yogyakarta: Refleksi Mitologi dalam Budaya

Jawa. Yogyakarta: Teras, 2007.

Suyono, Capt. R. P. Dunia Mistik Orang Jawa: Roh, Ritual, Benda Magis.

Yogyakarta: LKiS, 2009.

al-Suyūṭi, Jalal al-Dīn ‘Abd al-Raḥmān ibn Abī Bakr. Al-Itqān fī Ulūm Al-Qur’ān.

ttp: Majma’ al-Malik Fahd li Ṭabā’ah al-Muṣḥaf al-Syarīf, 1426.

al-Syafi’i, Muhammad bin Idrīs. al-Umm. ttp: Dār al-Wafā’, 2001.

Syahminan. Kewajiban Orang Beriman Terhadap Al-Qur’an. Surabaya: Al-Ikhlas,

1982.

Thouless, Robert H. Pengantar Psikologi Agama. terj. Machnun Husein. Jakarta: CV.

Rajawali, 1992.

Tim Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Sejarah Daerah Nusa Tenggara Barat. t.th: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 1977-1978.

von Denffer, Ahmad. Ilmu Al-Qur’an: Pengantar Dasar. terj. Ahmad Nashir

Budiman, Jakarta: Rajawali Pers, 1988.

al-Zarkasyi, Badr al-Dīn Muhammad ibn ‘Abd Allāh. al-Burhān fī Ulūm Al-Qur’ān.

Kairo: Dār al-Turāṡ, t.th.

Zuhaili, Waḥbah. Fiqh al-Islamī wa Adillatuh. Beirut: Dār al-Fikr, 1996.

JURNAL

Akbar, Ali. “Percetakan Mushaf Al-Qur’an di Indonesia” dalam Jurnal Ṣuḥuf, vol. 4,

no. 2, 2011.

Page 63: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

Faizin, Hamam. “Mencium dan Nyunggi Al-Qur’an: Upaya Pengembangan Kajian

Al-Qur’an Melalui Living Qur’an” dalam Jurnal Ṣuḥuf, vol. 4, no. 1, 2011.

Hamali, Syaiful. “Eksistensi Psikologi Agama dalam Pengembangan Masyarakat

Islam” dalam Jurnal TAPIs, vol. 8, no. 1, Januari-Juni 2012.

Hamzani, Yusri. “Tradisi Penghormatan Mushaf Kuno di Desa Sapit, Lombok

Timur” dalam Jurnal Ṣuḥuf, vol. 10, no. 2, Desember 2017.

Hermansyah. “Manuskrip Aceh: Revitalisasi Kearifan Masyarakat Aceh di Era

Global” dalam Wacana Etnik: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, vol. 5, no.

1, April 2015.

Junaedi, Didi. “Memahami Teks, Melahirkan Konteks” dalam Journal of Qur’an and

Hadith Studies, vol. 2, no. 1, 2013.

Junaedi, Didi. “Living Qur’ān: Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian Al-Qur’ān

(Studi Kasus di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasan Desa Kalimukti Kec.

Pabedilan Kab. Cirebon)” dalam Journal of Qur’an and Hadith Studies, vol. 4,

no. 2, 2015.

Lestari, Lenni. “Mushaf Al-Qur’an Nusantara: Perpaduan Islam dan Budaya Lokal”

dalam Jurnal At-Tibyan, vol. 1, no. 1, 2016.

Mustofa. “Mushaf Kuno Lombok: Telaah Aspek Penulisan dan Teks” dalam Jurnal

Ṣuḥuf, vol. 10, no. 1, Juni 2017.

Peeters, Jeroen. “Palembang Revisited: Futher Notes on the Printing Establishment of

Kemas Haji Muhammad Azhari, 1848” dalam IIAS 1995.

Yunardi, E. Badri. “Sejarah Lahirnya Mushaf Standar Indonesia” dalam Lektur, vol.

3, no. 2, 2005.

Zarkasi. “Qirrat dalam Mushaf Kuno dan Mushaf Standar: Perbandingan Qiraat

Mushaf Koleksi Museum La Galigo Makassar dan Mushaf Standar Indonesia”

dalam Jurnal Ṣuḥuf, vol. 10, no. 2, Desember 2017.

Widaningrum, Ambar. “Carl Gustav Jung, Teori Transformasi dan Relevansinya pada

Organisasi Birokrasi” dalam Buletin Psikologi, Vol. 14, No. 2, Desember 2006.

INTERNET

simas.kemenag.go.id diakses pada tanggal 09-Oktober-2017.

Page 64: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/32136/1/1620510009_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · KECAMATAN SUELA, LOMBOK TIMUR, NTB . Oleh: Yusri Hamzani, S.Ud . NIM:

ntb.bps.go.id diakses pada tanggal 09 Oktober 2017.

Sakho Muhammad, Ahsin. “Etika Penerbitan Mushaf” sebuah makalah yang

disajikan pada Lokakarya Penerbit Al-Qur’an yang diselenggarakan oleh

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Badan Litbang dan Diklat, Kementrian

Agama RI, di Hotel Griya Astuti, Bogor, 24 September 2012. Lihat

http://lajnah.kemenag.go.id/artikel/49-feature/156-etika-penerbitan-al-

quran.html

http://primadonalombok.blogspot.co.id/2012/08/komunitas-adat-bayan-gelar-lebaran-

adat.html

http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/07/160630_majalah_al_quran_alor

diakses pada 23 Februari 2018.