TESIS Bab IIIthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-225.pdf · 2009-11-17 · menerbitkan Pedoman...
Transcript of TESIS Bab IIIthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/Bab 3_09-225.pdf · 2009-11-17 · menerbitkan Pedoman...
61
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Kerangka Pemikiran
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita tidak dapat melepaskan diri dari
kebutuhan memperoleh pelayanan publik dari aparatur pemerintah, baik berupa pelayanan
kebutuhan dasar maupun pelayanan umum. Oleh sebab itu, Pemerintah perlu secara terus
menerus melakukan perbaikan pada kualitas Pelayanan publik agar dapat menciptakan
kepuasan bagi masyarakat penerima layanan.
Upaya peningkatan kualitas pelayanan antara lain dapat dilakukan dengan cara
melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan itu
sendiri. Faktot-faktor kualitas pelayanan yang dinilai, tidak cukup hanya menggunakan
indikator-indikator yang diterapkan pada pemerintah saja seperti efisiensi dan efektivitas,
tetapi harus juga dilihat dari indikator-indikator yang melekat pada masyarakat sebagai
pengguna jasa pelayanan pemerintah, seperti tingkat kepuasan masyarakat, akuntabilitas dan
responsivitas. Dengan menganalisa indikator-indikator kualitas pelayanan dan pengaruhnya
terhadap tingkat kepuasan masyarakat di dalam menerima pelayanan, maka diharapkan
pemerintah dapat menilai dan mengatahui posisi relatif permasalahan yang dihadapi didalam
memberikan pelayanan untuk kemudian memfokuskan pada upaya-upaya perbaikan terhadap
faktor-faktor kualitas pelayanan yang belum sesuai dengan harapan masyarakat, serta lebih
meninkatkan lagi faktor-faktor kualitas pelayanan yang menurut masyarakat telah memuaskan.
62
Diakui bahwa, di dalam praktek penyelenggaraan pelayanan publik oleh Pemerintah
telah banyak langkah-langkah yang telah diambil untuk meningkatkan kualitas pelayanan
publik. Upaya perbaikan tersebut antara lain dengan mengadakan reformasi di bidang
kelembagaan, sumber daya manusia (SDM), ketatalaksanaan, pengawasan, dan akuntabilitas
serta pengembangan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Di lingkungan Departemen Hukum dan HAM misalnya, upaya untuk memperbaiki
kualitas pelayanan diantaranya pada layanan bidang keimigrasian, antara lain dengan
menerbitkan Pedoman Umum Penerapan Perkantoran Secara Elektronik (e-Office)
Keimigrasian dan Standar Operasional Prosedur (SOP) Sistem Penerbitan Surat Perjalanan
Republik Indonesiadi (SPRI). SOP tersebut diberlakukan diseluruh kantor imigrasi,
Subdirektorat Dokumen Perjalanan, Subdirektorat Dokumen Perjalanan TKI dan Divisi
Keimigrasian pada Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM. SOP Sistem penerbitan
SPRI merupakan bagian dari Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) yang
dibangun di lingkungan Direktorat Jenderal Imigrasi Departamen Hukum dan HAM. SIMKIM
adalah salah satu instrumen dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja
Keimigrasian dalam bentuk sistem keimigrasian berbasis teknologi informasi dan komunikasi
yang memenuhi aspek keakurasian, kecepatan, kesederhanaan, keterbukaan, dan Efisien
guna memberikan jaminan kepastian dan kemudahan pelayanan keimigrasian sehingga
diharapakkan pelayanan keimigrasian yang diberikan kepada masyarakat dapat memenuhi
asas-asas pelayanan publik yaitu transparansi, akuntabilitas, kondisional, partisipatif,
kesamaan hak, dan kesiembangan hak dan kewajiban.
63
Demikian juga secara normatif, pemerintah telah banyak meletakkan pondasi defenitif
sebagai acuan bagi seluruh penyelenggara pelayanan publik dalam pengaturan dan
pelaksanaan pelayanan publik dalam rangka mendorong terwujudnya penyelenggaraan
pelayanan publik yang prima dalam arti memenuhi harapan dan kebutuhan akan pelayanan
yang berkualitas melalui konsep “Pelayanan Prima”. Namun demikian dalam implementasinya
“nilai luhur” yang terkandung dalam peraturan-peraturan tersebut serta upaya-upaya positif
yang telah diambil, baik pada tingkat pimpinan kementerian dan lembaga maupun pimpinan di
setiap unit atau satuan kerja masih belum sepenuhnya sesuai harapan masyarakat. Artinya
bahwa di sisi lain harus diakui telah ada perbaikan-perbaikan kualitas pelayanan yang
dirasakan oleh masyarakat, tetapi disi lain juga harus diakui masih banyak faktor-faktor
kualitas pelayanan yang dirasakan belum sepenuhnya memuaskan masyarakat.
Oleh sebab itu, untuk mewujudkan penyelenggaraan pelayanan publik yang
berkualitas bukan merupakan hal yang sederhana karena dibutuhkan dukungan baik dari
aspek kepemimpinan, perencanaan kinerja, organisasi, manajemen SDM, penganggaran,
manajemen analisis dan informasi, manajemen proses, serta mengadakan evaluasi secara
berkesinambungan terhadap hasil pencapaian kinerja sebelumnya berikut hambatan-
hambatan yang masih dihadapi untuk perbaikan-perbaikan di masa mendatang.
Untuk itu agar pemerintah dapat memberikan pelayanan publik yang berkualitas
kepada masyarakat diperlukan adanya upaya-upaya perbaikan secara konsisten dan
berkesinambungan oleh pemerintah dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor kualitas
pelayanan yang dapat berpengaruh terhadap meningkatnya kepuasan masyarakat dalam
menerima pelayanan publik dari pemerintah.
64
Dalam mengindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan yang
diperoleh dari penilaian pemohon Paspor terhadap Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta
Selatan dalam memberikan pelayanan permohonan Paspor, penulis menggunakan lima (5)
faktor sebagai variabel umum untuk menilai kualitas pelayanan yaitu faktor Tangibles
(keberwujudan), faktor Emphaty (empati), faktor Reliability (keandalan), faktor Responsivenes
(daya tanggap), serta faktor Assurance (jaminan dan kepastian).
Variabel operasional dalam penelitian ini, yaitu:
1. Faktor Tangible (Keberwujudan) = (X1)
Dari uraian sebelumnya, variable yang diteliti pada faktor Tangible (keberwujudan)
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Ketersediaan Fasilitas Fisik seperti: Ruang Tunggu Pelayanan, Tempat Parkir, Tempat
Ibadah, Tolet, Loket Khusus untuk Penyandang Cacat.
b. Penerapan Sistem Elektronik untuk Penerbitan Paspor
c. Tersedianya Fasilitas Informasi/Visualisasi di Ruang Tunggu Pelayanan dan
d. Penampilan dan Seragam Petugas Pelayanan.
1. Faktor Emphaty (Empati) = (X2)
Dari uraian sebelumnya, maka variable yang diteliti pada faktor Emphaty (Empati) meliputi
hal-hal sebagai berikut:
a. Petugas Pelayanan betindak Sopan dan Ramah
b. Petugas Pelayanan memberikan informasi kepada Pelanggan dengan bahasa yang
Jelas dan Mudah Dipahami
c. Petugas pelayanan memberikan pelayanan dengan Ikhlas dan Penuh Rasa Tanggung
Jawab
65
d. Petugas Pelayanan Cepat dan Tanggap atas Masalah atau Keluhan yang dihadapi
Pemohon Paspor
2. Faktor Reliability (Keandalan) = (X3)
Dari uraian sebelumnya, maka variable yang diteliti pada faktor Emphaty (Empati) meliputi
hal-hal sebagai berikut :
a. Penyelesaian Pelayanan Tepat Waktu
b. Perlakuan Petugas Pelayanan kepada Pemohon Paspor sama dan Tidak dibeda-
bedakan (Kesamaan Hak)
c. Penerapan Sistem Elektronik Penerbitan Paspor telah memenuhi Asas Cepat, Tepat,
dan Akurat
d. Petugas Pelayanan Bersikap Simpati
3. Faktor Responsivenes (Daya Tanggap) = (X4)
Dari uraian sebelumnya, maka variable yang diteliti pada faktor Responsiveness (Daya
Tanggap) meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Tersedianya Kemudahan Akses dan Layanan Informasi seperti Papan Persyaratan
Permohonan, Papan Jangka Waktu Penyelesaian Pelayanan, Papan Prosedur
Pelayanan, Touch Screen, e-mail.
b. Petugas pelayanan memberikan Perhatian Khusus (Individu) atas masalah tertentu,
seperti kepada Penyandang Cacat, Lanjut Usia, Orang Hamil
c. Kemauan dan Kesiapan Petugas Pelayanan membantu memberikan Pelayanan yang
dibutuhkan
d. Tersedianya Sarana untuk menyampaikan Keluhan, seperti Kotak Pengaduan,
Monitor Kontrol, Layanan Pengaduan Via SMS.
66
4. Faktor Assurance (Jaminan dan Kepastian) = (X5)
Dari uraian sebelumnya, maka variable yang diteliti pada faktor Assurance (Jaminan dan
Kepastian) meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Petugas pelayanan mampu memberikan Penjelasan dan Berkomunikasi secara baik
b. Kedisiplinan Petugas Pelayanan dalam memberikan pelayanan, terutama Disiplin Jam
Kerja, Kejujuran, dan Ketegasan
c. Petugas Pelayanan mempunyai Keahlian dan Kemampuan (Kompetensi)
d. Petugas pelayanan bekerja sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Sistem Penerbitan Paspor
Indikator untuk mengukur faktor-faktor kepuasan pemohon Paspor dalam menerima
pelayanan pengurusan Paspor, penulis berpedoman pada Kep.MENPAN Nomor:
KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat
Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, terdiri atas:
1. Kemudahan prosedur pelayanan
2. Kesesuaian antara persyaratan dengan pelayanan yang diterima
3. Kejelasan dan kepastian petugas.
4. Kedisiplinan petugas
5. Tanggung jawab petugas
6. Kemampuan petugas
7. Kecepatan pelayanan
8. Keadilan untuk mendapatkan pelayanan
9. Keramahan petugas
10. Kewajaran biaya untuk mendapatkan Pelayanan
67
11. Kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan
12. Ketepatan jadwal waktu pelayanan
13. Kenyamanan di lingkungan unit pelayanan
14. Keamanan pelayanan
Sebagai gambaran untuk penjabaran kerangka pemikiran dalam rangka menilai
adanya korelasional antara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas pelayanan
pembuatan Paspor dengan kepuasan pemohon Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus
Jakarta Selatan dapat dilihat pada Gambar III.1. di bawah ini:
Gambar III.1.
Kerangka Berfikir
Independen Variabel (Variabel Bebas)
Pelayanan Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan ( Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan)
Tangibles
Emphaty
Reliability
Responsivenses
Assurance
Dependen Variabel
(Variabel Terikat)
Tingkat Kepuasan Pemohon Paspor
1 Kemudahan Prosedur Pelayanan 2 Kesesuaian antara persyaratan dengan pelayanan yang diterima 3 Kejelasan dan Kepastian Petugas.
68
4 Kedisiplinan Petugas 5 Tanggung Jawab Petugas 6 Kemampuan Petugas 7 Kecepatan Pelayanan 8 Keadilan untuk mendapatkan pelayana 9 Keramahan Petugas 10 Kewajaran Biaya untuk mendapatkan pelayanan 11 Kesesuaian antara Biaya yang dibayarkan dengan Biaya yang telah ditetapkan 12 Ketepatan Jadwal Waktu Pelayana 13 Kenyamanan di lingkungan Unit Pelayanan 14 Keamanan Pelayanan
III.2. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian (responden) adalah pemohon
Paspor (SPRI), baik pemohon Paspor 24 Halaman maupun Paspor 48 Halaman di kantor
Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan yang merupakan salah satu unit pelayanan teknis
(UPT) pada Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM DKI Jakarta. Berdasarkan Surat
Edaran Menteri Hukum dan HAM RI Nomor: M.UM.01.06-82 tanggal 23 Maret 2005 perihal
pemberlakuan Paspor Desain Baru dan Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor:
F.PL.03.10-628 tanggal 23 Maret 2005 perihal Petunjuk Pelaksanaan
Penggunaan/Penggantian Blanko Paspor RI Desain Baru, dinyatakan bahwa SPRI 24
Halaman hanya untuk TKI dan berlaku selama tiga (3) tahun, sedangkan SPRI 48 Halaman
diberikan kepada Non TKI/umum berlaku selama lima (5) tahun. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Juli 2009 dengan cara menyebarkan 100 kuesioner. Karakteristik responden
dalam penelitian ini terdiri antara lain jenis kelamin (gender), usia, pendidikan, dan pekerjaan.
Pemilihan tempat penelitian di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan berdasarkan
pertimbangan bahwa jumlah permohonan untuk pengurusan Paspor di kantor Imigrasi tersebut
69
relatif banyak yaitu mencapai + 400 pemohon/hari sehingga dapat dijadikan sebagai salah
satu barometer pelayanan permohonan pengurusan Paspor khususnya dilingkungan Kantor
Wilayah Departemen Hukum dan HAM DKI Jakarta.
Berikut data penerbitan Paspor di kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan
selama periode bulan Juli 2008 sampai dengan bulan Agustus 2009 adalah sebagai berikut:
Tabel III.1.
Data Penerbitan Paspor
Periode: 28/7/2008 s/d 18/8/2009
NO JENIS PASPOR JUMLAH
1. Paspor 24 Halaman 4.098
2. Paspor 48 Halaman 70.774
Jumlah 74.872 Sumber: Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan (2008)
III.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data yang dipergunakan dalam Penelitian ini adalah:
1. Penelitian Kepustakaan (library research)
Sebagai dasar untuk mengetahui masalah yang akan dijadikan topik pembahasan serta
penyusunan secara teoritis, maka diadakan penelitian kepustakaan. Penelitian ini
dilakukan di perpustakaan yang ada dilingkungan Centre For Strategic and International
Studies (CSIS), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN). Hal ini dilakukan untuk mempelajari buku-
70
buku ilmiah dan mengadakan penelitian melalui surat kabar dan majalah yang berkaitan
dengan materi Tesis.
2. Penelitian Lapangan (field research)
Data yang dikumpulkan sebagai bahan informasi dalam Penelitian ini adalah dengan
menggunakan Data Primer yang didapat dari sumber pertama, baik dari Individu maupun
Kelompok. Pengumpulan data dengan cara survei ini dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner. Teknik yang menggunakan Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data
dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan
harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Kuesioner
dalam penelitian ini bersifat tertutup, artinya responden hanya dapat menjawab
pertanyaan dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah tersedia.
Sedangkan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini dikelompokkan
menjadi dua, yaitu Data Primer dan Data Skunder.
1. Data Primer
Adalah data yang diperoleh langsung dari sumber-sumber atau orang-orang yang terlibat
atau menjadi obyek dalam penelitian ini, dengan cara menyebarkan 100 Kuesioner
kepada pemohon Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan.
2. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang dimiliki oleh Kantor Imigrasi
Kelas I Khusus Jakarta Selatan serta dari sumber-sumber lain yang ada hubungannya
dengan penelitian ini.
71
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan self administered
survey, yaitu suatu survey dimana responden diminta untuk mengisi sendiri kuesioner yang
diberikan Burns & Bush (2000).
Cara pengumpulan data dilakukan dengan drof-off survey, yaitu setelah responden
diberi penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan, kemudian kuesioner ditinggalkan
pada responden untuk diisi, selanjutnya akan diambil setelah responden selesai mengisi Burns
& Bush (2000).
Motode self administered survey dipilih karena adanya pertimbangan keterbatasan
waktu dan biaya untuk penelitian. Dimana beberapa keunggulan penting metode ini adalah:
1. Reduced cost
Mengurangi biaya karena menghilangkan perlunya wawancara ataupun peralatan untuk
wawancara (seperti computer atau telepon), sehingga terdapat pengurangan biaya yang
signifikan.
2. Respondent control
Responden dapat mengontrol respon mereka dan tidak merasa tergesa-gesa, sehingga
mereka diharapkan dapat lebih santai dalam menjawab kuesioner.
3. No interviewer – evaluation appreshension
Karena tidak diperlukan wawancara, sehingga metode ini akan menghilangkan
kemungkinan munculnya penilaian subjektif dari pewawancara.
72
Namun demikian, metode ini juga memiliki kelemahan antara lain besar kemungkinan
responden tidak menyelesaikan pengisian kuesioner, menjawab yang salah, bahkan menolak
mengembalikan kuesioner. Selain itu, bila responden tidak memahami pertanyaan atau tidak
dapat mengikuti petunjuk pengisian, kemungkinan besar mereka akan frustasi dan berhenti
mengisi kuesioner Burns & Bush (2000).
Untuk mengisi kelemahan-kelemahan yang ada, dan sebagai usaha untuk mencegah
terjadinya hal-hal tersebut, maka setelah kuesioner diisi ulang dilakukan pemeriksaan atas
jawaban-jawaban yang diberikan. Pemeriksaan yang dilakukan memperhatikan apakah ada
hal atau pertanyaan yang belum di jawab ataupun ada kesalahan menjawab. Misalkan
responden diminta hanya memilih satu jawaban tetapi memberikan dua jawaban.
III.4. Populasi dan Metode Sampel
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability
sampling, dimana pemilihan anggota populasi untuk masuk dalam sampel dilakukan
berdasarkan pertimbangan subyektif peneliti. Pertimbangan dibuat berdasarkan faktor biaya,
waktu, lokasi, informasi yang dibutuhkan, dan sebagainya Burns & Bush (2000).
Teknik pengambilan sampelnya menggunakan judgement sampling dan convenience
sampling. Kedua teknik ini digunakan karena mempertimbangkan kemungkinan responden
dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diberikan dan
dipertimbangkan untuk memilih anggota populasi yang bersedia, serta mudah di dapat untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan.
73
III.5. Model dan Metode Penelitian
Penelitian didefinisikan sebagai suatu usaha untuk menemukan sesuatu menurut metode
yang ilmiah. Penelitian memiliki tiga unsur penting, yaitu sasaran, usaha untuk mencapai sasaran,
serta metode yang ilmiah. Agar metode ilmiah ini dapat dilaksanakan dengan relatif mudah dan
terarah, dibutuhkan desain yang sesuai dengan metodenya. Jadi, akan tampak jelas bahwa
pengelompokan metode penelitian dapat saling mempengaruhi dengan desain penelitian yang
digunakan.
III.5.1. Model Penelitian
Model penelitian yang digunakan oleh penulis adalah bersifat korelasional. Disini
penulis ingin meneliti lebih jauh apakah antara masing-masing variable dalam penelitian ini,
yaitu variable bebas (variabel X) dan variabel terikat (variabel Y) memiliki berpengaruh,
baik secara bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri terhadap kepuasan pemohon
Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I khusus Jakarta Selatan.
III.5.2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang didasarkan untuk mengetahui
hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan dengan kepuasan
pemohon Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan. Metode penelitian
yang digunakan adalah dengan cara metode deskriptif eksplanatori yaitu bertujuan untuk
menjelaskan dan mengurai kebenaran dari suatu hipotesis penelitian.
74
III.6. Variabel Penelitian dan Pengukuran
III.6.1. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan penulis berdasarkan kerangka pemikiran yang telah
ditentukan adalah variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Adapun
variabel-variabel tersedbut adalah:
a. Variabel X : adalah variabel bebas (independen) yang digunakan oleh penulis untuk
meramalkan variabel Y. Dalam penelitian ini ada lima (5) variabel X,
yaitu Tangible (keberwujudan) = (X1), Empathy (empati) = (X2), Reliabiliy
(keandalan) = (X3), Responsivenes (Daya Tanggap) = (X4) dan
Assurance (Jaminan dan Kepastian) = (X5)
b. Variabel Y : adalah variabel terikat (dependen), dimana dalam penelitian ini adalah
kepuasan pemohon paspor dalam menerima pelayanan.
III.6.2. Pengukuran
Skala pengukuran yang penulis gunakan adalah skala nominal karena angka-
angka dalam variabel independen dan dependen mempunyai arti sebagai lebel saja dan
tidak menunjukkan tingkatan apa-apa.
Skala tersebut kemudian dibagi menjadi dua (2) macam format dasar dalam
mendesain kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini Burns & Bush (2000) antara
lain:
1. Closed-ended question, yaitu format pertanyaan yang memberikan pilihan respon di
dalam kuesioner.
75
2. Scaled-ended question, yaitu format yang menggunakan skala yang dikembangkan
oleh peneliti untuk mengukur atribut beberapa hal yang sedang dipelajari.
Skala merupakan suatu prosedur pemberian angka atau simbol lain kepada
sejumlah ciri dari suatu obyek agar dapat menyatakan karakteristik angka pada ciri
tersebut. Ada dua macam skala yang digunakan, antara lain:
1. Nominal scale, adalah skala yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan
kepada suatu kategori tidak menggambarkan kedudukan kategori tersebut terhadap
kategori lainnya tetapi hanya sekedar kode maupun lebel.
2. Ordinal scale, adalah skala yang mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah
ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama.
Setiap kemungkinan jawaban yang terdapat pada variabel bebas (independen)
dibagi menjadi lima (5) kategori jawaban dan masing-masing jawaban diberi nilai seperti
dapat dilihat pada Tabel III.2. dibawah ini:
Tabel III.2.
Kategori Kemungkinan Jawaban Dari Responden
NO
KATEGORI
NILAI
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Kurang Setuju 3
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1
76
Sedangkan kemungkinan jawaban yang terdapat pada variabel terikat
(dependen) dibagi menjadi lima (5) kategori jawaban dan masing-masing jawaban diberi
nilai seperti dapat dilihat pada Tabel III.3. dibawah ini:
Tabel III.3.
Nilai Kemungkinan Jawaban Dari Responden
NO
KATEGORI
NILAI 1. Sangat tinggi 5
2. Tinggi 4
3. Sedang 3
4. Rendah 2
5. Sangat rendah 1
III.6.3. Error
Penggunaan metode non probability sampling, memungkinkan terjadinya non
sampling error. Oleh karena itu, menurut Malhotra (1996 : 102) hal – hal yang harus
dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya non sampling error, antara lain:
a. Non response error, yaitu tidak bersedianya calon responden yang sebenarnya
memenuhi syarat untuk menjadi responden dalam penelitian. Cara
mengantisipasinya adalah dengan terlebih dahulu memberikan penjelasan maksud
survey, dan jaminan atas semua informasi yang diberikan kepada responden.
77
b. Response error, yaitu kesalahan yang terjadi bila jawaban atau informasi yang
diberikan oleh responden tidak benar, atau responden salah dalam mengisi
kuesioner, serta kesalahan dalam menganalisanya. Dari 100 kuesioner yang telah
diisi oleh responden, seluruhnya dapat dimasukkan dalam pengolahan data.
Response error yang dapat terjadi antara lain:
a. Sampling frame error. Hal ini diantisipasi dengan melakukan screening.
b. Unwillingness error. Kesalahan yang terjadi karena responden tidak memberikan
informasi yang benar. Kondisi ini diantisipasi dengan mencoba memberikan jaminan
kerahasiaan atas semua informasi yang diberikan oleh responden.
c. Inability error. Kesalahan ini terjadi karena responden tidak bias memberikan
jawaban yang tepat, tidak dapat memahami pertanyaan, bingung dengan bentuk
pertanyaan yang diberikan, atau lelah dan bosan dalam mengisi kuesioner yang
diberikan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka pertanyaan yang ada dalam
kuesioner harus mudah dimengerti, kalimatnya singkat, serta memberikan penjelsan
tambahan apabila responden tidak memahami pertanyaan.
III.7. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah faktor-faktor kualitas pelayanan yang terdiri atas
faktor Tangible (keberwujudan) = (X1), faktor Empathy (empati) = (X2), faktor Reliabiliy
(keandalan) = (X3), faktor Responsivenes (Daya Tanggap) = (X4) dan faktor Assurance
(Jaminan dan Kepastian) = (X5) mempunya pengaruh terhadap kepuasan pemohon Paspor di
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan.
78
III.8. Metode Analisis Data
Untuk menganalisa apakah terdapat pengaruh antara faktor-faktor kualitas pelayanan
dengan kepuasan pemohon Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan, maka
metode analisis yang dugunakan oleh penulis adalah menggunakan metode analisis regresi
linier berganda (multiple regression).
Sebelum melakukan analisis data yang diperoleh dari responden dengan
menggunakan metode analisis regresi linier berganda, maka instrument yang terdapat dalam
kuesioner terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
III.8.1. Uji Validitas
Rumus yang digunakan untuk mengetahui validitas instrument dalam kuesioner:
{ }{ }∑ ∑∑ ∑
∑ ∑ ∑Υ−ΥΧ−Χ
ΥΧ−ΧΥ=
2222 )()(
)()(
nn
nr
Dimana:
X = jumlah skor tiap item Y = jumlah total tiap item N = jumlah responden
Jika hasil yang diperoleh dari penghitungan adalah r ≥ 0,3 atau korelasi setiap
indikator dengan skor total kurang dari 0,3 maka indikator dalam instrumen tersebut
dinyatakan tidak valid.
79
III.8.2. Uji Reliabilitas
Rumus yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas instrument dalam kuesioner:
2
2
)(1
)1( tb
kkr
σσ∑−
−=ΧΥ
Dimana: rXY : Reabilitas Instrumen k : Banyaknya Butir Pertanyaan atau Soal ∑σb2 : Jumlah Varian Item (σt) : Varian Total
Jika hasil yang diperoleh dari penghitungan koefesien keandalan atau alpha
sebesar 0,60 atau lebih, maka indikator dalam instrumen tersebut dinyatakan handal
(reliabel) untuk kemudian dilakukan pengujian dengan metode analisis regresi linier
berganda.
Bentuk persamaan umum dari metode analisis regresi linier berganda yaitu:
Ŷ = a0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5
Dimana :
Y = kepuasan pemohon Paspor a0 = konstanta, nilai Y pada saat semua variabel X bernilai 0 X1 = tangible (keberwujudan) X2 = emphaty (empati) X3 = reliability (keandalan) X4 = responsivenes (daya tanggap) X5 = assurance (jaminan dan kepastian) β1, β2, β3, β4, β5 = koefisien regresi tiap-tiap variabel
80
Sedangkan untuk mencari persamaan regresi menggunakan rumus:
∑ ∑
∑ ∑ ∑Χ−Χ
ΥΧ−ΧΥ= 22 )()(
)(()(n
nb
n
bba ∑ ∑ ∑Χ−Χ−Υ= 2211)(
Dimana: b = slop kurva estimasi yang baik a = intersep kurva estimasi Y = merupakan nilai variabel Y X = merupakan nilai variabel X n = jumlah sampel
III.8.3. Analisis Regresi Linier Berganda
Data-data yang telah diperoleh dari responden kemudian dilakukan analisis
dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan cara sebagai
berikut:
a. Koefisien korelasi ( r )
Digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel bebas
(independen) terhadap variabel terikat (dependen).
Rumus koefisien korelasi:
r = √ ²
81
dimana:
rxy = [ ]2222 )(()((
))((YYnXXn
YXXYnΣ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ
Untuk mencari koefisien korelasi ganda secara bersama-sama antara masing-
masing variabel menggunakan rumus:
Ryx1x2x3x4x5=54321
254321543215
24
23
22
21
2
122222
xxxxx
xxxxxyxyxyxyxyxYXYXYXYXYX
rrrrrrrrrrrr
−
−++++
Koefisien korelasi ini mempunyai nilai yang berkisar antara <0,20 ≤1,0
Guilford sebagaimana dikutip Hasan (2003 : 89). Dimana jika hasil yang diperoleh dari
perhitungan adalah:
< 0,20 = artinya hubungan antara variabel bebas X dan variabel terikat Y
tidak ada korelasi.
0,20 - 0,40 = artinya hubungan antara variabel bebas X dan variabel terikat Y
berkorelasi rendah.
0,40 - 0,70 = artinya hubungan antara variabel bebas X dan variabel terikat Y
berkolerasi sedang.
0,70 - 0,90 = artinya hubungan antara variabel bebas X dan variabel terikat Y
berkolerasi tinggi.
0,90 - 1,00 = artinya hubungan antara variabel bebas X dan variabel terikat Y
berkolerasi sangat tinggi.
82
1,0 = artinya hubungan antara variabel bebas X dan variabel terikat Y
berkolerasi sempurna.
b. Koefisien determinasi ( R² )
Digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi variabel bebas (independen)
terhadap variabel terikat (dependen). Untuk menentukan koefisien determinasi
masing-masing variabel dilakukan dengan cara mengkuadratkan koefisien korelasi
yang telah dihitung yaitu Kd = r² x 100 %. Demikian juga untuk koefisien determinasi
ganda dilakukan dengan cara mengkuadratkan koefisien korelasi yaitu Kd = R² x 100
%.
c. F - test
Digunakan untuk menguji ada atau tidaknya hubungan antara variabel-
variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen) secara bersama-
sama.
- Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = 0,
artinya faktor-faktor kualitas pelayanan tidak mempunyai pengaruh terhadap
kepuasan pemohon Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan.
- Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ 0,
artinya faktor-faktor kualitas pelayanan mempunyai pengaruh terhadap kepuasan
pemohon Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan.
83
F - tabel disini dihitung berdasarkan level of signifikan = 5 % atau α = 5 %,
yang artinya tingkat kesalahan suatu variabel adalah 5 %, sedangkan confedence
level = 95 %, yang artinya tingkat keyakinan suatu variabel = 95 %. Jadi kalau tingkat
kesalahan suatu variabel lebih dari 5 %, berarti variabel tersebut tidak signifikan.
ESS/df Rumus: F- hitung =
RSS/df
R2 /k-1 F- hitung =
(1- R2 )/n-k
Dimana:
- Jika F- hitung < F- tabel atau sig. F > 0,05, maka Ho diterima Ha ditolak (tidak
signifikan) sehingga hipotesis penelitian ditolak
Artinya faktor Tangibles (keberwujudan), faktor Emphaty (empati), faktor Reliability
(keandalan), faktor Responsivenes (daya tanggap), serta faktor Assurance
(jaminan dan kepastian) secara sendiri-sendiri tidak mempunyai pengaruh
terhadap kepuasan pemohon Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta
Selatan.
- Jika F- hitung > F- tabel dan probabilitas sig. F < 0,05, maka Ho ditolak Ha
diterima (signifikan) sehingga hipotesis penelitian diterima.
Artinya faktor Tangibles (keberwujudan), faktor Emphaty (empati), faktor Reliability
(keandalan), faktor Responsivenes (daya tanggap), serta faktor Assurance
84
(jaminan dan kepastian) secara sendiri-sendiri mempunyai pengaruh terhadap
kepuasan pemohon Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan.
d. T - test
Dilakukan untuk menguji signifikansi suatu parameter secara sendiri-sendiri.
- Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = 0,
artinya faktor-faktor kualitas pelayanan tidak mempunyai pengaruh terhadap
kepuasan pemohon Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan.
- Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ 0,
artinya faktor-faktor kualitas pelayanan mempunyai pengaruh terhadap kepuasan
pemohon Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan.
T - tabel disini dihitung berdasarkan level of signifikan = 5 % atau α = 5 %,
yang artinya tingkat kesalahan suatu variabel adalah 5 %, sedangkan confedence
level = 95 %, yang artinya tingkat keyakinan suatu variabel = 95 %. Jadi kalau
tingkat kesalahan suatu variabel lebih dari 5 %, berarti variabel tersebut tidak
signifikan.
Rumus: t hitung = 2)(1
2.
yx
xy
r
nr
−
−
Dimana:
- Jika F- hitung < F- tabel atau sig. F > 0,05, maka Ho diterima Ha ditolak (tidak
signifikan) sehingga hipotesis penelitian ditolak.
85
artinya faktor Tangibles (keberwujudan), faktor Emphaty (empati), faktor Reliability
(keandalan), faktor Responsivenes (daya tanggap), serta faktor Assurance
(jaminan dan kepastian) secara sendiri-sendiri tidak mempunyai pengaruh
terhadap kepuasan pemohon Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta
Selatan.
- Jika F- hitung > F- tabel dan probabilitas sig. F < 0,05, maka Ho ditolak Ha
diterima (signifikan) sehingga hipotesis penelitian diterima.
artinya faktor Tangibles (keberwujudan), faktor Emphaty (empati), faktor
Reliability (keandalan), faktor Responsivenes (daya tanggap), serta faktor
Assurance (jaminan dan kepastian) secara sendiri-sendiri mempunyai pengaruh
terhadap kepuasan pemohon Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta
Selatan.