TESIS ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU SISWA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA...
Transcript of TESIS ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU SISWA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA...
TESIS
ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU
SISWA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DAN BUDI PEKERTI (PAdBP) KURIKULUM
2013 SEKOLAH DASAR
Oleh
HASAN HAKIM
NIM. 12010160029
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
ISNTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
v
ABSTRAK
Analisis Nilai-Nilai Karakter Pada Buku Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti (PAdBP) Kurikulum 2013 Sekolah Dasar. Tesis Program
Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Program Pascasarjana, Institut Agama
Islam Negeri Salatiga, Pembimbing Dr. Adang Kuswaya, M.Ag.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui muatan nilai-nilai karakter
yang muncul dalam buku PAdBP sekolah dasar, 2) mengetahui strategi
penanaman lima nilai penguatan pendidikan karakter pada buku PAdBP sekolah
dasar berdasarkan pemikiran Thomas Lickona dan Ki Hajar Dewantara.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis
penelitian yang bersifat kepustakaan (Library Research). Pengumpulan data
dilakukan dengan telaah dokumen yaitu buku siswa mata pelajaran PAdBP
sekolah dasar. Teknik analisis data meliputi analisis isi (content analysis) dan
analisis kritis. Pengecekan keabsahan temuan dilakukan dengan cara dibaca
menggunakan “kacamata” pemikiran pendidikan karakter Thomas Lickona dan Ki
Hajar Dewantara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Nilai karakter yang muncul dalam
buku siswa mata pelajaran PAdBP sekolah dasar adalah nilai religius, kasih
sayang, peduli, tanggungjawab, mandiri, gemar membaca, hormat, patuh, jujur,
gotong royong, simpati, berani, disiplin, percaya diri, rendah hati, integritas,
bersyukur, iklhlas, menghargai, santun, kerja keras, hidup bersih dan sehat,
sederhana, hidup rukun, berbaik sangka, berkata yang baik, pemaaf, tolong
menolong, cinta damai, mohon pertolongan, amanah, santun, pantang menyerah,
hemat, mencintai keindahan, dan toleran. 2) Strategi penanaman lima nilai
penguatan pendidikan karakter dalam buku PAdBP sekolah dasar menghasilkan
prosentase yang berfariatif dalam volume penekanannya. Nilai religius sangat
dominan dengan prosentase 31%, nilai gotong royong 24%, nilai mandiri 18%,
nilai integritas 17%, dan nilai nasionalis 10%. Selanjutnya lima nilai penguatan
pendidikan karaker (PPK) tersebut apabila dianalisis menggunakan teori
pendidikan karakter Thomas Lickona adalah sebagian isi proses pembelajaran
buku siswa mapel PAdBP sekolah dasar ada yang belum sesuai prosedur dan jika
dilihat dengan kacamata teori pendidikan Ki Hajar Dewantara, maka isi buku
siswa tersebut sudah terpenuhi seluruhnya.
Kata Kunci: Nilai Karakter, Lima Nilai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK),
Buku Siswa Mapel PAdBP, Thomas Lickona dan Ki Hajar Dewantara.
vi
ABSTRACT
Character Values Analysis in Student Subject Book Pendidikan Islam dan
Pendidikan Karakter (PAdBP) of Curriculum 2013 for Primary Schools. A Thesis
of Islamic Education Study Program, Postgraduate Program, Salatiga State
Institute for Islamic Studies, Supervisor Dr. Adang Kuswaya, M.Ag.
This study aims to 1) determine the content of character values that appear
in the elementary school book ‘PAdBP’, 2) find out the strategy of five values of
strengthening character education in the elementary school book ‘PAdBP’ based
on the thoughts of Thomas Lickona and Ki Hajar Dewantara.
This research method uses a qualitative approach with the library research
type. Data collection was obtained by reviewing documents, i.e., the elementary
students' book namely ‘PAdBP’. Data analysis techniques included content
analysis and critical analysis. Validity checking of the findings was done by
reading through the glasses of educational thinking of the characters of Thomas
Lickona and Ki Hajar Dewantara.
The results showed that 1) Character values that appear in the student book
PAdBP are religious, compassion, caring, responsibility, independent, fond of
reading, respect, obedience, honesty, mutual cooperation, sympathy, courage,
discipline, trust self, humble, integrity, gratefulness, sincerity, respect, politeness,
hard work, clean and healthy life, simplicity, harmonious life, kindness, good
saying, forgiving, help, love and peace, ask for help, trust, politeness, never give
up, safety, loving beauty, and tolerance values. 2) The implementation of planting
five values of character education reinforcement in the elementary school book
PAdBP produced percentages that were varied in the volume of emphasis.
Religious value was very dominant with a percentage of 31%, the value of mutual
cooperation was 24%, independent value was 18%, integrity value was 17%, and
nationalist value was 10%. Furthermore, the five values of character education
reinforcement when analyzed using Thomas Lickona's character education theory
showed that some of the contents regarding the learning process in the PAdBP
book have not yet been in accordance with the procedure, and when viewed from
the educational theory of Ki Hajar Dewantara, the book contents have been fully
fulfilled.
Keywords: Character Value, Five Character Education Reinforcement Values,
PAdBP student book, Thomas Lickona and Ki Hajar Dewantara.
vii
PRAKATA
Assalamu’aikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillah, alhamdulillah, wasshalatu wassalamu ‘ala rasulillah
Muhammad ibni ‘abdillah laa haula walaquwwata illa billah amma ba’dah.
Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan yang menentukan aneka warna takdir
makhluk yang diciptakan-Nya dengan seindah-indahnya pemandangan. Salah satu
keindahan pemandangan yang indah adalah tidak dinyana penulis yang begitu
bodoh dan miskin bacaan ini mampu menyelesaikan tugas akhir dalam menulis
karya ilmiah berupa tesis. Syukur aku alhamdulillah, aku ucapkan kembali
kepada-Mu ya Rabb.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda
Rasulillah, Nabi Muhammad saw, juga tercurahkan kepada semua keluarga
beliau, para sahabat dan pengikutnya sampai hari kiamat nanti. Amin
Dalam kesempatan yang berbahagia ini berarti telah selesailah
tanggungjawab saya sebagai mahasiswa pascasarjana secara formal. Lalu sebagai
tanda pembeda dan apresisi dari kampus saya akan diberikan hak untuk
menambahkan gelar magister setelah gelar S1 saya. Sehingga nama saya apabila
ditulis lengkap beserta gelarnya, maka menjadi Sdr. Hasan Hakim, S.Th.I., M.Pd.,
al-hamdulillah. Wahhh tampak keren kelihatannya. Hahaha.
Penulis menyadari betul bahwa penulisan tesis ini tidak akan selesai tanpa
adanya bantuan dan support dari berbagai kalangan, terutama yang perlu disebut
viii
dalam kesempatan berbahagia ini adalah dosen pembimbingku bapak Dr. Adang
Kuswaya, M.Ag. yang selalu memberikan kesan humanis setiap bertatap muka
dan berkonsultasi dalam menjalani proses bimbingan tesis. Selain beliau tentunya
juga banyak pihak yang berjasa dalam penulisan tesis ini sehingga saya perlu
sekali menyampaikan ucapan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag selaku direktur program
pascasarjana IAIN Salatiga.
3. Bapak Hammam, Ph.D selaku kaprogdi Magister Pendidikan Agama Islam
pascasarjana IAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. Adang Kuswaya, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang selalu
memberikan dorongan semangat, arahan, dan bimbingan yang dibarengi
dengan nilai humanis ketika bimbingan maupun saat kuliah dahulu.
5. Semua dosen yang penulis pernah belajar bersama dengan mereka, beliau
adalah bapak Prof. Zaky, Prof. Mansur, Prof. Zulfa (alm), Prof. Zuhri,
Prof. Asfa Widiyanto, Prof. Saerazi, Dr. Imam Sutomo, Dr. Ruwandi, pak
Adang, pak Rahmat, pak Irfan Helmi, pak Sikin, pak Winarno, seluruh
staff pascasarjana dan perpustakaan IAIN Salatiga.
6. Para kyaiku yang menjadi tempat menuntut ilmu dan bisa memberi spirit
suri tauladan sepanjang waktu. Beliau semua adalah Romo KH. Hanif
Muslih, Lc. Mrangen Demak, KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus)
Leteh, Rembang, KH. Ulil Albab dan KH. Ulin Nuha Arwani Kudus, KH.
Zaenus Sholihin Semarang, dan para kyaiku ingkang sampun rumiyini
ix
sowan dateng ngarsa nipun Allah SWT; Kyai Shofwan Bandung
Wonosegoro Boyolali, KH, Ishaq Ahmad Mranggen, KH. Ma’sum
Ngemplak Mranggen, KH. Asnal Matholib Mranggen dan kyai sepuh yang
sangat saya cintai dan ta’dzimi KH. Maemun Zuber Sarang Rembang, KH.
Munif Zuhri Giri Kusumo Mranggen Demak, KH. Abdul Qoyyum (Gus
Qoyyum) Lasem Rembang, dan al-maghfurlah KH. Baidhowi Syamsuri
Brabo Tanggungharjo Grobogan dan al-maghfurlah KH. Mahfud Ridwan
Gedangan Salatiga. Serta seluruh kyai, guru, asatidz, teman-teman
pengurus dan santri Futuhiyyah yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
7. Keluarga besar bani H. Jakropi Abrory beserta ibu Hj. Siti Muslichah,
makde Umi Latifah beserta keluarga, adikku Rohman Hakim, S.Pd.I., M.
Taslim, S.Pd.I., Rohmatul Umah, S.H., Nurul Afdhilah, S.Pd., Siti Haniah
Qoriah, al-Hafidzah, Muhammad Nurul Huda, S.Pd., Muhammad Ibnu
Hasan, al-Hafidz. yang selalu menghibur, memberikan nilai spirit dan
mengarahkan untuk menjadi yang terbaik dan bermanfaat minimal bagi
diri sendiri dan keluarga, terlebih lagi manfaat bagi semua manusia.
8. Teman-teman seangkatan Pascasarjana PAI Kelas B 2016 IAIN Salatiga
yang sangat berkesan di hati dan ngangeni bagi penulis, mereka adalah
Rohim Habibi, Syamsul Huda, Syaiful, Banjari, Hasanuddin, Mucharor,
Saka, Sadullah, Asy’ari, Sidiq, Sandi, Fikri, Hamim, Sugik, Tony, Bu
Firoh, Mbak Mulyani, dan tambah satu pak Widy Atmoko kelas A, yang
satu ini sengaja disebut karena dia pernah bareng ujian proposal tesis
x
bersama saya, huda, saiful dan saka yang kemudian setelah selesai ujian
disepakati bersama untuk membuat group yang diberi nama Pejuang Toga.
9. Keluarga besar SD Negeri Bandung, bapak dan ibu guru beserta staff dan
tidak lupa yang saya cintai dan banggakan siswa-siswi SD Negeri
Bandung. Terimakasih engkau semua telah memberikan kesempatan
kepada penulis dalam kurun waktu kurang lebih 4 tahun 5 bulan untuk
belajar bersama kalian bagaiman memahami seputar fenomena dunia
pendidikan formal dan segala atribut yang menyertainya.
10. Seluruh manusia yang dirinya pernah disebut sebagai mahasiswa atau
mahasiswi.
11. Para pecinta literasi dan pembaca ilmu pengetahuan yang budiman.
Demikian segepok ucapan terimakasih yang dapat penulis sampaikan,
semoga Allah SWT senantiasa membalas amal baik kalian dengan sebaik-baiknya
balasan. Amin. Ya Rabbal ‘alamin. Wallahul Muwaffiq ila Aqwamith Thariiq.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salatiga, 6 Maret 2019
Al-Faqir ilaa Rabbil ‘Alamin
Hasan Hakim, S.Th.I, M.Pd.
xi
MOTTO
ة م د ل ب ة ك ب ال و خ ي الش ن ىم ض لر ب ع ف الن و م ل ع لت ب م ل ع ل ا
Ilmu niku biso diperkoleh kanthi mempeng sinau (belajar,
penelitian, observasi, praktik, mulang ugi silaturrahim),
Kemanfaatan ilmu saget dirahosaken amargi sebab sampun
merkoleh ridone nipun kyai (guru), nanging nek kaberkahan
meniko biso nemplok amargi lantaran kito sedoyo purun
khidmah kanti sak sahe-sahe nipun sedaya keranten gusti
Allah SWT.
xii
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah nan sederhana ini aku persembahkan khusus untuk
Ibu dan Bapak
Hj. Siti Muslichah dan H. Jakropi
juga untuk para kandidat calon istriku
“jika Allah menghendaki”
……………………………………………………………
Entah siapa yang namanya belum pernah terbersit di dalam hatiku
dan terakhir adalah kupersembahkan untuk
orang-orang (bisa santri/siswa-siswi/mahasiswa-mahasiswi) yang
kita pernah, masih, atau bahkan akan belajar/ngaji bersama-sama
yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ iii
NOTA DINAS PEMBIMBING .......................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
PRAKATA .......................................................................................................... vii
MOTTO .............................................................................................................. xi
PERSEMBAHAN ............................................................................................... xii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Signifikansi Penelitian .............................................................................. 5
D. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 6
E. Metode Penelitian...................................................................................... 11
F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 13
BAB II KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER .............................................. 15
xiv
A. Pengertian Pendidikan Karakter ................................................................ 15
B. Pendidikan Karakter Menurut Thomas Lickona ....................................... 18
C. Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar Dewantara .................................. 24
D. Lima Nila Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) .................................... 27
1. Religius ............................................................................................... 27
2. Nasionalis ............................................................................................ 28
3. Mandiri ................................................................................................ 29
4. Gotong Royong ................................................................................... 29
5. Integritas .............................................................................................. 29
BAB III DESKRIPSI BUKU SISWA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI (PAdBP) SEKOLAH
DASAR .............................................................................................. 32
A. Lahirnya Kurikulum 2013 ......................................................................... 32
B. Sistematika Penulisan Buku Siswa Mapel PAdBP Sekolah Dasar ........... 33
1. Sistematika Penulisan Buku Siswa Mapel PAdBP Kelas I ................. 34
2. Sistematika Penulisan Buku Siswa Mapel PAdBP Kelas II ............... 35
3. Sistematika Penulisan Buku Siswa Mapel PAdBP Kelas III .............. 37
4. Sistematika Penulisan Buku Siswa Mapel PAdBP Kelas IV .............. 38
5. Sistematika Penulisan Buku Siswa Mapel PAdBP Kelas V ............... 40
6. Sistematika Penulisan Buku Siswa Mapel PAdBP Kelas VI .............. 41
C. Identifikasi Nilai-Nilai Karakter dalam Buku Siswa Mapel PAdBP
Sekolah Dasar............................................................................................ 44
BAB IV STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KARAKTER
DALAM BUKU PAdBP SEKOLAH DASAR .................................... 46
A. Pemetaan Lima Nilai Karakter yang Muncul dalam Buku Siswa Mapel
PAdBP Sekolah Dasar .............................................................................. 46
B. Pembedahan Lima Nilai Penguatan Pendidikan Karakter berdasarkan
“kacamata” Thomas Lickona dan Ki Hajar Dewantara ............................ 51
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 56
A. Simpulan ................................................................................................... 56
B. Saran ......................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 59
LAMPIRAN .......................................................................................................... 63
BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 76
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1. Buku Siswa Kelas I .............................................................................. 46
Tabel 4.2. Buku Siswa Kelas II ............................................................................. 47
Tabel 4.2. Buku Siswa Kelas III ........................................................................... 47
Tabel 4.2. Buku Siswa Kelas IV ........................................................................... 48
Tabel 4.2. Buku Siswa Kelas V ............................................................................ 49
Tabel 4.2. Buku Siswa Kelas VI ........................................................................... 50
xvi
DAFTAR SINGKATAN
NO KATA DIBACA
1 Q.S. AL-Qur’an Surah
2 Mapel Mata Pelajaran
3 PAdBP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
4 KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
5 Perpres Peraturan Presiden
6 Kemendikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
7 Saw. Shallahu ‘alaihi wasallam
8 Swt. Subhanahu wata’ala
9 TADZKIROH
Teladan, Arahan, Dorongan, Zakiyah, Kontiunitas,
Ingatan, Repitition, Organisasikan, Heart.
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Cover Buku Siswa Kelas I ................................................................................ 64
2. Cover Buku Siswa Kelas II ............................................................................... 64
3. Cover Buku Siswa Kelas III .............................................................................. 65
4. Cover Buku Siswa Kelas IV ............................................................................. 65
5. Cover Buku Siswa Kelas V ............................................................................... 66
6. Cover Buku Siswa Kelas VI ............................................................................. 66
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Tesis Layak diujikan di Sidang Munaqasah ..................................................... 67
2. Pengesahan Pembimbing Tesis ......................................................................... 68
3. Pernyataan Keaslian Tulisan Tesis.................................................................... 69
4. Nota Dinas Pembimbing ................................................................................... 70
5. Lembar Bimbingan Tesis .................................................................................. 71
6. Jadwal Ujian Tesis ............................................................................................ 72
7. Berita Acara Ujian Tesis ................................................................................... 73
8. Catatan Perbaikan Ujian Tesis Penguji I ........................................................... 74
9. Catatan Perbaikan Ujian Tesis Penguji II ......................................................... 75
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia saat ini mengalami berbagai persoalan nasional yang
tidak mudah untuk diatasi. Persoalan itu kalau tidak segera diatasi, akan
mengganggu perkembangan dan kehidupan bangsa ini ke depan. Beberapa
persoalan tersebut antara lain adalah masalah korupsi, keadilan sosial, kurangnya
penghargaan pada pribadi manusia, daya tahan yang lemah pada orang muda,
konflik yang sering memakan korban jiwa, kurangnya perhatian pada warga
bangsa yang miskin dan kecil, dan narkoba.1
Melihat fenomena persoalan yang sedang dihadapi bangsa saat ini,
kementerian pendidikan dan kebudayaan sebagai stakeholder pemerintah telah
melakukan usaha nyata dalam menjawab persoalan degradasi moral tersebut
dengan langkah inovasi kurikulum. Kurikulum yang sebelumnya adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diganti dengan Kurikulum
berbasis karakter, selanjutnya kurikulum ini dikenal dengan Kurikulum 2013.2
Pendidikan karakter adalah usaha bersama komunitas sekolah untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi pertumbuhan dan
1Paul Suparno. SJ, Pendidikan Karakter di Sekolah, Yogyakarta: PT Kanisius, 2015, 134. 2Lihat https://suaidinmath.wordpress.com/2014/05/13/inti-dari-kurikulum-2013-dan-
alasan-dari-perubahan-kurikulum-ktsp-ke-kurikulum-2013/, diakses pada Sabtu, 6 Januari 2018.
Bandingkan dengan Hand Out Bahan Pelatihan Materi Umum dan Materi Pokok Sekolah Dasar,
Direktorat Kemendikbud, 2016. 7.
2
pembentukan moral tiap individu yang terlibat dalam dunia pendidikan.
Mengembangkan dan menumbuhkan individu sebagai pribadi bermoral sesuai
dengan apa yang diinginkan, itulah inti pendidikan karakter.3 Maka tidak heran
pada beberapa dekade tahun terakhir pendidikan karakter mendapatkan tekanan
lebih besar dengan penekanan pada Kompetensi Inti (KI) 1 dan 2 tentang
ketakwaan dan karakter yang harus ditekankan di sekolah oleh setiap guru lewat
mata pelajaran mereka masing-masing.4 Dengan demikian, dapat diketahui
bersama bahwa pada tingkat jenjang sekolah mulai SD/MI, SMP/MTs dan
SMA/MA tugas dan tanggungjawab guru agama sedikit banyak terbantukan
dengan diberlakukannya kurikulum 2013.
Tokoh penggagas pendidikan karakter, Thomas Lickona memberi definisi
pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu
seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-
nilai etika yang inti. Dan lebih luas lagi ia menyebutkan pendidikan karakter
adalah usaha sengaja (sadar) untuk mewujudkan kebajikan, yaitu kualitas
kemanusiaan yang baik secara objektif, bukan hanya baik untuk individu
perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat secara keseluruhan.5
3Doni Koesoema A., Strategi Pendidikan Karakter; Revolusi Mental dalam Lembaga
Pendidikan, Yogyakarta: PT Kanisius, 2015, 23. 4Paul Suparno, SJ, Pendidikan Karakter di Sekolah, Yogyakarta: PT Kanisius, 2015, 5. 5Thomas Lickona, Character Matters; Persoalan Karakter, Bagaimana Membantu
AnakMengembangkan Penilaian Yang Baik, Integritas dan Kebajikan Penting Lainnya, Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2015, 6.
3
Teori yang ditawarkan oleh Thomas Lickona secara umum sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertera dalam UU RI Nomor 20
Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pemerintah dalam suksesi pendidikan karakter telah mempersiapkan buku
ajar yang dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh pendidik maupun peserta didik.
Berkaitan dengan buku ajar peserta didik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti (PAdBP) kurikulum 2013 sekolah dasar, koran Republika
memberikan sebuah informasi yang isinya adalah Dinas Pendidikan Labuhanbatu
Sumatera Utara telah menarik ribuan paket buku ajar siswa mata pelajaran PAdBP
kelas III, IV, V dan VI Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.
Penarikan buku siswa tersebut terjadi dikarenakan pada cover buku
terdapat gambar animasi beberapa orang yang sedang berdiri mengerjakan shalat
berjama’ah akan tetapi tata cara bersedekapnya tidak bisa dibenarkan oleh ilmu
4
agama secara umum dan dinilai berpotensi menimbulkan pemahaman yang salah
dan berkelanjutan pada diri peserta didik dan keresahan bagi masyarakat.6
Sebagaimana diketahui bersama bahwa diantara fungsi pokok
diterbitkannya buku siswa selain sebagai pegangan dalam melaksanakan proses
pembelajaran juga merupakan salah satu bentuk ikhtiar pemerintah dalam
menanggulangi degradasi moral peserta didik yang kian marak terjadi. Dari
permasalahan yang telah dikemukakan, peneliti tertarik untuk menggali dan
menganalisis buku siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti (PAdBP) Kurikulum 2013 Sekolah Dasar.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah;
1. Nilai karakter apa saja yang dimunculkan dalam buku siswa mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAdBP) Sekolah Dasar?
2. Bagaimana strategi penanaman lima nilai Penguatan Pendidikan Karakter
dalam buku siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
(PAdBP) Sekolah Dasar?
6Republika, 5 April 2017, kabar yang sama mengenai permasalah ini juga bisa dilihat di
Koran Tempo yang terbit pada Kamis, 6 April 2017 dengan judul berita Buku Agama Islam Ini
Ditarik Karena Cara Salat Meresahkan Warga.
5
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah tidak lepas dari permasalah yang
diajukan oleh peneliti, yaitu untuk:
a. Menggali nilai karakter yang muncul dalam buku siswa mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAdBP) Sekolah Dasar.
b. Mengetahui strategi penanaman lima nilai Penguatan Pendidikan
Karakter dalam buku siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti (PAdBP) Sekolah Dasar.
2. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukan sebuah penelitian setidaknya dapat diperoleh
beberapa manfaat, diantaranya adalah:
a. Manfaat teoretik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
teori penyusunan bahan ajar yang baik pada buku siswa mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAdBP) Sekolah Dasar.
b. Manfaat secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi bagi pendidik tingkat sekolah dasar mengenai langkah-langkah
penanaman nilai karakter terhadap peserta didik dengan strategi yang
baik. Selain pendidik, manfaat praktis juga dapat dirasakan oleh peserta
didik saat melaksanakan proses pembelajaran karena dalam penelitian ini
6
guru telah mendapat informasi yang tepat cara menggunakan buku siswa
mata pelajaran PAdBP Kurikulum 2013 Sekolah Dasar.
D. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang karakteristiknya mendekati dan
berkaitan dengan penelitian ini adalah:
Penelitian yang dilaksanakan oleh Rizki Putra Pradana7, penelitian
tesisnya memberikan informasi berbagai temuan mengenai nilai-nilai
pendidikan multikultural yang ada di dalam buku siswa mata pelajaran
PAdBP SD kelas VI seperti halnya nilai toleransi, demokrasi, kesetaraan dan
keadilan.
Tesis Saudari Juli Amaliya Nasuha,8 Pendidikan Karakter Dalam
Kurikulum 2013 (Analisis Buku Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti Di Sekolah Dasar). Hasil penelitian tesis ini menunjukkan
bahwa muatan pendidikan karakter yang tercantum pada buku Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti kelas I memuat 20 nilai karakter di antaranya:
rasa ingin tahu, peduli sosial, sopan santun, kemandirian, berakhlak mulia,
7Rizki Putra Pradana, “Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural dalam Buku Siswa
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti SD Kelas VI Kurikulum 2013”, Tesis,
UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2017, 98-99. 8Juli Amaliya Nasuha, “Pendidikan Karakter Dalam Kurikulum 2013 (Analisis Buku
Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Di Sekolah Dasar), Tesis, UIN
Sunan Ampel, Surabaya, 2014, 4.
7
peduli lingkungan, bersyukur, tanggung jawab, demokratis, religius, gemar
membaca, komunikatif, sabar, jujur, percaya diri, menghargai kesehatan,
disiplin, kerja keras, beriman, kerja sama. Sedangkan pada buku siswa kelas
IV terdapat 22 nilai karakter, 20 karakter sama pada karakter kelas I ditambah
dengan sikap cinta tanah air dan amanah. Untuk kesesuaian pendidikan
karakter dalam buku siswa dengan KI dan KD secara keseluruhan sudah
sesuai dan lebih disempurnakan lagi dengan tambahan dari pengembangan
karakter pada proses/kegiatan pembelajaran.
Jurnal kemendikbud yang ditulis oleh Sri Judiani,9 menyimpulkan
bahwa untuk menjawab munculnya degradasi moral pada peserta didik solusi
yang tepat adalah dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter ke
dalam setiap mata pelajaran yang sudah ada, pengembangan diri, dan budaya
lokal sekitar maupun muatan lokal.
Jurnal Suprapti Ningrum dan Agustin,10 dalam jurnal ini dijelaskan
dan ditemukan bahwa untuk menanggulangi degradasi moral peserta didik
pada sekolah dasar dapat dilakukan dengan cara nilai-nilai karakter harus
dibentuk dan dikemas menjadi sebuah “budaya” di sekolah.
9Sri Judiani, “Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar Melalui Penguatan
Pelaksanaan Kurikulum”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Edisi Khusus III (Oktober
2010), 280. 10Suprapti Ningrum dan Agustin, “Membangun Karakter Siswa Melalui Budaya Sekolah
Di Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun V, Nomor 2 (Oktober 2015), 227.
8
Jurnal Aini Nur Aeni,11 dalam penelitiannya disimpulkan bahwa nilai-
nilai pendidikan karakter dapat ditanamkan kepada peserta didik dengan
metode TADZKIROH (Teladan, Arahkan, Dorongan, Zakiyah, Kontiunitas,
Ingatkan, Repitition, Organisasikan, Heart).
2. Kerangka Teori
Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah berangkat
dari konsep pendidikan karakter secara umum yang kemudian
dikonfirmasikan dengan buku siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti (PAdBP) Sekolah Dasar. Istilah karakter secara harfiah
berasal dari bahasa latin “Character”, yang antara lain berarti: watak, tabiat,
sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian atau akhlak. Sedangkan secara
istilah, karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana
manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya
sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi
ciri khas seseorang atau sekelompok orang.12 Karakter merupakan nilai-nilai
perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam
11Aini Nur Aeni, “Pendidikan Karakter Untuk Siswa SD Dalam Perspektif Islam, Mimbar
Sekolah Dasar, Volume 1, Nomor 1 (April 2014), 58. 12Azyumardi Azra, Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, Jakarta: Logos,
1998, 11.
9
pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Thomas Lickona menyatakan di dalam bukunya, bahwa pengertian
pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu
seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan
nilai-nilai etika yang inti. Dan lebih luas lagi ia menyebutkan pendidikan
karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk mewujudkan kebajikan, yaitu
kualitas kemanusiaan yang baik secara objektif, bukan hanya baik untuk
individu perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat secara
keseluruhan.13
Thomas Lickona mengutip pandangan seorang filusuf Yunani
bernama Aristoteles bahwa karakter yang baik didefinisikan dengan
melakukan tindakan-tindakan yang benar sehubungan dengan diri seseorang
dan orang lain. Aristoteles bahkan mengingatkan kepada kita tentang apa
yang cenderung dilupakan di masa sekarang ini; kehidupan yang berbudi
luhur termasuk kebaikan yang berorientasi pada diri sendiri (seperti kontrol
diri dan moderasi) sebagaimana halnya dengan kebaikan yang berorientasi.14
13Thomas Lickona, Character Matters; Persoalan Karakter, Bagaimana Membantu Anak
Mengembangkan Penilaian Yang Baik, Integritas dan Kebajikan Penting Lainnya, Jakarta: PT
BumiAksara, 2015, 6. 14Thomas Lickona, Character Matters…, 81.
10
Thomas memaparkan bahwa karakter menurut pengamatan seorang
filsuf kontemporer bernama Michael Novak, merupakan “campuran
kompatibel dari seluruh kebaikan yang diidentifikasi oleh tradisi religious,
cerita sastra, kaum bijaksana, dan kumpulan orang berakal sehat yang ada
dalam sejarah”. Sebagaimana yang ditunjukkan Novak, tidak ada seorang pun
yang memiliki semua kebaikan itu, dan setiap orang memiliki beberapa
kelemahan.15 Kemudian Thomas Lickona menyebutkan sepuluh kebaikan
(karakter) esensial dan utama yang harus ditanamkan kepada peserta didik
baik di sekolah, di rumah, dan di komunitas atau masyarakat.16
Karakter kehidupan memiliki dua sisi: perilaku benar dalam hubungan
dengan orang lain dan perilaku benar dalam kaitannya dengan diri sendiri.
Kehidupan yang penuh dengan kebajikan berisi kebajikan berorientasi-orang
lain, seperti keadilan, kejujuran, rasa syukur, cinta, tetapi juga termasuk
kebajikan berorientasi-diri sendiri seperti kerendahan hati, ketabahan, kontrol
diri, dan berusaha yang terbaik daripada menyerah pada kemalasan.17 Dengan
demikian untuk mewujudkan karakter yang hakiki pada peserta didik kedua
kebajikan/karakter itu harus saling berhubungan.
15Thomas Lickona, Character Matters…, 82. 16Thomas Lickona, Character Matters…, 280-282. 17Thomas Lickona, Character Matter…, 21.
11
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam tesis ini adalah penelitan kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah sebuah proses penyelidikan untuk memahami masalah berdasarkan
pada penggambaran holistik yang dibentuk dengan kata-kata sekaligus
berusaha memahami serta menafsirkan makna suatu teks dalam sebuah latar
ilmiah.18 Sehingga yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah peneliti
sendiri, sedangkan objeknya adalah buku siswa mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti (PAdBP) Sekolah Dasar.
2. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan model deskriptif. Pendekatan
deskriptif adalah sebuah prosedur pemecahan masalah yang cara kerjanya
dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat
sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Metode deskriptif memusatkan perhatiannya pada penemuan fakta-fakta (fact
finding) sebagaimana keadaan sebenarnya.19 Artinya peneliti harus
memberikan gambaran nyata/fakta mengenai analisisnya terhadap objek
penelitian yang berupa buku siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti (PAdBP) tingkat Sekolah Dasar.
18Husaini Usman dan Purnomo S. Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi
Aksara, 2001, 81. 19Fristiana Irina, Metode Penelitian Terapan, Yogyakarta: Prama Ilmu, 2017, 100.
12
3. Metode pengumpulan data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah berupa
dokumentasi teks hasil interpretasi dari sumber data primer maupun sekunder,
reduksi makna, coditing date, observasi dan interview. Wawancara juga
dilakukan guna mendukung sekaligus memperkuat jawaban hasil interpretasi
peneliti terhadap rumusan masalah yang diajukan.
4. Teknik analisis data
Untuk menganalis data yang telah terkumpul, melihat jenis penelitian ini
adalah bersifat deskriptif kualitatif. Maka analisis datanya adalah
menggunakan model analisis isi (content analysis) terhadap teks yang
menjadi objek dalam penelitian20 dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pengumpulan data, dimulai dengan menelaah dari kedua sumber primer
maupun sekunder.
b. Reduksi data, data yang terkumpul akan direduksi dalam sebuah konsep
yang sistematis dan rasional guna menjelaskan maksud dan tujuan fokus
dalam penelitian.
c. Pengujian data, adalah menguji data yang terkumpul kemudian
dikonfirmasikan dengan konsep teori pendidikan karakter. Apa ada
20Abbas Tashakkori dan Charles Teddlie, Mixed Methodology: Mengombinasikan
Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, terj. Budi Puspa Priadi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010,
200.
13
kesamaan dan perbedaan yang signifikan dari objek yang diteliti dengan
konsep pendidikan karakter.
d. Penarikan kesimpulan dan verifikasi, adalah tahap terakhir terhadap pokok
rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian. Artinya setelah nilai-
nilai karakter yang tertuang di dalam buku siswa tersebut telah terkonsep
dengan sistematis sebagaimana yang dikehendaki peneliti. Baru langkah
berikutnya adalah menganalisis hasil penelitian dengan pendekatan teori
pendidikan karakter yang dikembangkan oleh Thomas Lickona dan tokoh
lainnya. Apakah buku siswa tersebut sepenuhnya disetujui oleh teori
konsep pendidikan karakter? atau hanya sebagian kecil saja yang sesuai
dengan teori tersebut?. Dan tahap yang paling akhir dalam penelitian ini
adalah penarikan kesimpulan.
F. Sistematika Penulisan
Bab pertama Pendahuluan. Bab ini membahas latar belakang masalah,
rumusan masalah, signifikansi penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
Bab kedua konsep pendidikan karakter, menjelaskan mengenai konsep
pendidikan karakter secara mendalam, dengan cara mengungkapkan penjelasan
teori pendidikan karakter menurut Thomas Lickona dan tokoh lainnya, dan
14
penjelasan argumentasi mengenai lima nilai Penguatan Pendidikan Karakter, yaitu
nilai religius, nasionalis, integritas, mandiri, dan gotong royong.
Bab ketiga deskripsi buku siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti (PAdBP) sekolah dasar, lahirnya kurikulum 2013, sistematika
penulisan buku siswa mapel PAdBP sekolah dasar, identifikasi nilai-nilai karakter
dalam buku siswa mapel PAdBP sekolah dasar.
Bab keempat membahas strategi pembelajaran pendidikan karakter dalam
buku PAdBP sekolah dasar, pemetaan lima nilai karakter yang muncul dalam
buku siswa mapel PAdBP sekolah dasar, pembedahan lima nilai penguatan
pendidikan karakter berdasarkan “kacamata” Thomas Lickona dan Ki Hajar
Dewantara.
Bab kelima simpulan hasil penelitan, saran dan penutup.
15
BAB II
KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER
A. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi
perkembangan generasi umat manusia. Oleh karena itu, penanaman pendidikan
karakter kepada peserta didik harus dilakukan secara tepat dan benar. Tujuannya
adalah agar mereka selalu berjalan dan berkembang dalam koridor yang baik dan
tidak menyimpang dari tatanan nilai kemanusiaan maupun agama.
Pendidikan karakter berasal dari dua kata yaitu pendidikan dan karakter.
Pendidikan didefinisikan sebagai sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.21 Dalam bahasa Arab,
pendidikan disebut sebagai tarbiyah yang diambil dari rabba yang bermakna
memelihara, mengurus, merawat, mendidik.22 Dengan demikian dapat dipahami
makna pendidikan itu tidak semata-mata hanya kegiatan trasnformasi keilmuan
saja akan tetapi juga mengarah pada pembangunan kepribadian diri manusia.
21Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Yogyakarta: Balai Pustaka, 2007, 263. 22Abi Dadl Jamal al-Diin Muhammad bin M. Ibn Mandzur al-Afriki al-Mishri, Lisan al-
Arab Jilid I, Beirut: Daar al-Shadr, 1990, 79.
16
Karakter secara etimologis berasal dari bahasa Yunani ”charassein” yang
berarti mengukir. Karakter diibaratkan mengukir batu permata atau permukaan
besi yang keras. Selanjutnya berkembang pengertian karakter yang diartikan
sebagai tanda khusus atau pola perilaku.23 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
karakter memiliki arti “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku,
personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Ungkapan berkarakter sendiri
adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, dan berwatak 24
Karakter dalam bahasa Arab memiliki padanan kata yaitu, khuluq, mizaj,
sajiyyah, thab’u, thabi’ah yang berarti budi pekerti, tabiat, atau watak.25 Kadang
istilah penyebutan karakter adalah menggunakan term syahsiyah yang artinya
lebih dekat dengan personality (kepribadian).26 Jadi dapat diketahui orang yang
berkarakter adalah orang yang memiliki kepribadian tertentu dan memiliki ciri
khas budi pekerti tertentu pula.
Secara terminologis, para ahli mendefiniskan karakter dengan redaksi
yang berbeda-beda. Endang Sumantri menyatakan, karakter adalah suatu kualitas
23Sri Judiani, “Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar Melalui Penguatan
Pelaksanaan Kurikulum”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Edisi Khusus III (Oktober
2010), 282. 24Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar…, Yogyakarta: Balai
Pustaka, 2007, 445. 25A.W. Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, Yogyakarta, Progressif, 997,
838. 26Agus Zaenul Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah,
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012, 20.
17
positif yang dimiliki seseorang, sehingga membuatnya menarik dan atraktif;
seseorang yang unusual atau memiliki kepribadian eksentrik. Doni Koesoema
memahami karakter sama dengan kepribadian, yaitu ciri atau karakteristik, atau
gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan
yang diterima dari lingkungan.
Tadzkirotun Musfiroh mendefinisikan karakter dengan serangkaian sikap
(attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills).
Hermawan Kertajaya dan Heri Gunawan berpendapat, karakter adalah ciri khas
yang dimiliki suatu benda atau individu manusia. Ciri khas tersebut adalah asli
dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut dan merupakan
mesin pendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berujar, serta
merespon sesuatu.27
Dengan demikian dapat ditarik benang merahnya bahwa yang dimaksud
dengan pendidikan karakter adalah sebuah usaha sadar dan sengaja yang
dilakukan seseorang untuk menunjukkan dirinya seperti apa yang dipikirkan dan
diperlihatkan kepada orang lain atau lingkungan.
27Amirulloh, Teori Pendidikan Karakter Remaja dalam Keluarga, Bandung: Alfabeta,
2015, 9.
18
B. Pendidikan Karakter Menurut Thomas Lickona
Thomas Lickona secara sederhana ada tiga hal penting dalam pendidikan
karakter, yaitu: unsur knowing the good (mengetahui kebaikan), loving the good
(mencintai kebaikan), dan acting the good (melakukan kebaikan). Jika ingin
disimbolkan secara anatomis, ketiga hal tersebut ingin mengatakan sebagai
berikut. Pertama, pendidikan karakter mesti mengembangkan otak manusia
sebagai salah satu cara untuk mengolah informasi, memahami, dan memaknai
realitas di dalam diri dan di luar dirinya. Kedua, pendidikan karakter mesti
memaksimalkan fungsi tangan dan kaki sebagai sebuah tindakan bermakna.
Ketiga, pendidikan karakter mesti menumbuhkan rasa indah, nyaman, mantap
dalam hati karena ia tahu bahwa apa yang dilakukannya itu bermakna dan
membuatnya bahagia.28
Lickona dalam pendidikan karakter juga mengenalkan proses
menumbuhkan karakter seseorang dengan melibatkan tiga ranah moral, yaitu:
pengetahuan moral (moral knowing), perasaan moral (moral feeling), dan
tindakan moral (moral doing), sehingga perbuatan mulia bisa terukir menjadi
habit of mind, heart, and hands. Lebih lanjut Lickona menyebut ketiga ranah itu
dengan sistem karakter. Sebagai sistem karakter, tiga ranah tersebut tidak bisa
28Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh, Yogyakarta: Kanisius,
2015, 157.
19
dipisahkan, tapi saling berhubungan, saling berinteraksi, dan saling memengaruhi.
Tiga ranah itu kemudian dielaborasikan oleh Lickona ke dalam komponen-
komponen karakter.29 Berikut adalah penjelasan dari sistem karakter yang
dirumuskan oleh Thomas Lickona.
1. Pengetahuan Moral (Moral Knowing)
Pengetahuan moral (moral knowing) adalah kemampuan mengetahui,
memahami mempertimbangkan, membedakan dan menginterpretasikan
jenis-jenis moral yang harus dilakukan dan yang mesti ditinggalkan.
Pengetahuan moral sebagai pilar pertama pendidikan karakter memiliki
enam komponen, yaitu:
a. Kesadaran moral (moral awareness). Adalah kemampuan
menggunakan kecerdasan untuk melihat kapan sebuah situasi
mempersyaratkan pertimbangan moral dan kemudian berpikir secara
cermat tentang tindakan apa yang sebaiknya dilakukan.
b. Pengetahuan nilai moral (knowing moral values). Adalah kemampuan
memahami berbagai nilai-nilai moral seperti menghargai kehidupan
dan kemerdekaan, tanggungjawab terhadap orang lain, kejujuran,
keadilan, toleransi, penghormatan, disiplin diri, integritas, kebaikan
hati, berbelas kasih, dan keberanian. Pengetahuan nilai moral juga
29Amirulloh, Teori Pendidikan…, 13.
20
berarti memahami bagaimana caranya menerapkan nilai yang
bersangkutan dalam berbagai situasi.
c. Memahami sudut pandang lain (perspective taking). Adalah
kemampuan menerima sudut pandang orang lain, memahami situasi
sebagaimana orang lain memahaminya, mengimajinasikan
sebagaimana orang lain berpikir, mereaksi, dan berperasaan.
Kemampuan ini sebuah persyarat penting untuk perilaku moral sosial,
menghargai dan bertanggung jawab terhadap orang lain.
d. Penalaran moral (moral reasoning). Memahami makna apa itu
bermoral dan mengapa harus bermoral? Mengapa memenuhi janji itu
penting? Mengapa harus kerja sebaik-baiknya?. Penalaran moral anak-
anak itu terus berkembang, mereka belajar apa yang dapat dianggap
sebagai alasan moral yang baik dan alasan moral yang buruk.
e. Keberanian mengambil keputusan (decision making). Biasanya orang
menghadapi masalah atau dilema moral. Apa pilihan saya? Apa
konsekuensi yang mungkin terjadi dari tindakan yang saya lakukan?
Apa manfaat yang didapat kalau saya melakukan tindakan itu? Saat
orang mengalami dilema moral inilah dibutuhkan keberanian untuk
mengambil keputusan.
21
f. Pengenalan diri (self knowledge). Adalah kemampuan mengenali
perilaku kita dan mengevaluasinya secara kritis/jujur. Termasuk dalam
pengenalan diri adalah kemampuan mengenali kekuatan dan
kelemahan yang ada pada diri kita, serta mengetahui cara-cara yang
ditempuh untuk memaksimalkan kekuatan dan menutupi/mengurangi
kelemahan tersebut.
2. Perasaan Moral (Moral Feeling)
Adalah kemampuan merasa bersalah dan merasa harus/wajib untuk
melakukan tindakan moral. Perasaan moral sebagai pilar kedua pendidikan
karakter memiliki enam komponen, yaitu:
a. Mendengarkan hati nurani (conscience). Menurut Lickona, hati nurani
memiliki dua sisi. Pertama, sisi kognitif berupa pengetahuan tentang
apa yang baik dan buruk. Kedua, sisi emosional berupa perasaan
harus/wajib melakukan apa yang baik dan perasaan bersalah
melakukan apa yang jahat. Dengan kata lain perasaan moral
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu berdasarkan
dorongan/perasaan hati nuraninya.
b. Harga diri (self-esteem). Adalah kemampuan merasa bermartabat
karena memiliki kebaikan atau nilai luhur. Banyak studi yang
menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki harga diri yang tinggi
22
lebih kuat terhadap tekanan dari teman-teman yang sebaya dan lebih
mampu mengikuti putusan mereka sendiri dibandingkan denan anak-
anak dengan harga diri yang rendah.
c. Empati (empathy). Adalah memiliki kepekaan terhadap derita atau
orang lain. Empati membantu kita keluar dari diri sendiri dan masuk ke
dalam diri orang lain.
d. Cinta kebaikan (loving the good). Adalah bentuk tertinggi dari
karakter, karena orang yang sudah mencintai kebaikan mereka pasti
senang melakukan kebaikan itu.
e. Kontrol diri (self control). Adalah kemampuan mengendalikan diri
sendiri ketika emosi datang secara berlebihan, seperti ketika sedang
marah. Kontrol diri membantu kita bermoral bahkan ketika kita tidak
ingin bermoral. Kontrol diri juga diperlukan untuk menahan diri agar
tidak memanjakan diri kita sendiri.
f. Rendah hati (humility). Adalah sisi afektif dari pengetahuan diri.
Rendah hati merupakan keterbukaan sejati pada kebenaran dan
kemauan untuk bertindak memperbaiki kesalahan-kesalahan kita.
Rendah hati merupakan penjaga terbaik melawan perbuatan jahat.
23
3. Tindakan Moral (Moral Acting)
Adalah hasil atau outcome dari dua bagian karakter sebelumnya. Untuk
menggerakkan seseorang dalam melakukan tindakan moral atau mencegah
seseorang untuk tidak melakukannya kita perlu memperhatikan tiga
komponen karakter, yaitu:
a. Kompetensi (competence). Adalah kemampuan mengubah perasaan
moral menjadi tindakan moral yang efektif.
b. Keinginan (will). Adalah kemauan kuat untuk melakukan apa yang
menurut kita harus dilakukan.
c. Kebiasaan (habit) adalah melakukan sesuatu secara berulang-ulang.
Dalam pandangan Lickona, moral/karakter seseorang sangat
ditentukan oleh kebiasaan yang dilakukannya.30
Berkaitan penjabaran di atas, Doni Koesoema A memberikan gambaran
jelas bahwa menurut Likcona identitas atau karakter seseorang itu ditentukan dari
tindakannya yang sifatnya otomatis dan selalu konsisten terarah pada prinsip
hidup yang telah diyakini. Sifat otomatis ini tidak muncul begitu saja, tetapi
terbentuk melalui pembiasaan, pelatihan yang akhirnya menjadi habitus atau
tindakan spontan yang selalu dilakukan di mana pun dan kapan pun. Bahkan
seseorang yang berkarakter itu akan mengalami kesulitan besar kalau harus
30Amirulloh, Teori Pendidikan …, 14-18.
24
melakukan hal sebaliknya. Bagi Lickona, prinsip teoritis praksis pendidikan
karakter adalah apa yang telah ditegaskan oleh Aristoteles,
“virtues are not mere tought but habits we develop by performing virtuos
action. Acting on that principle, character educators help students perform
virtuous acts repeteadly-until it becomes easy for them to do so and unnatural for
them to do the opposite”.31
Dengan demikian dapat dikatakan pendidikan karakter adalah upaya-upaya
sadar yang dilakukan secara sistematis dalam membimbing peserta didik agar
mereka mampu memahami kebaikan, merasakan kebaikan, mencintai kebaikan,
menginginkan kebaikan, dan melakukan kebaikan secara otomatis, baik terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitar secara
terus menerus tanpa henti.
C. Pendidikan Karakter menurut Ki Hajar Dewantara
Ki Hadjar Dewantara adalah tokoh filsafat pendidikan Indonesia yang
menganut paham humanisme, seorang yang meletakan pondasi utama pada
pendidikan Indonesia yang membedakan ciri dan karakter dengan pendidikan
negara lain. Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidik adalah seseorang
yang pengajarannya menggunakan ‘kepala, hati dan panca indera’ (educate the
31Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter…, 158.
25
head, the heart,and the hand), yang saling bersinergi atau yang kita kenal dengan
asih, asah, dan asuh.32
Menurut Ki Hajar Dewantara karakter sama dengan watak. Karakter atau
watak adalah paduan dari segala tabiat manusia yang bersifat tetap, sehingga
menjadi tanda yang khusus untuk membedakan orang yang satu dengan yang lain.
Menurut Ki Hajar Dewantara, karakter itu terjadi karena perkembangan dasar
yang telah kena pengaruh pengajaran. Jadi, ada unsur bakat yang dipunyai anak
dan unsur pendidikan selanjutnya. Secara batin, karakter dapat dikatakan sebagai
imbangan yang tetap antara hidup batin seseorang dengan perbuatan lahirnya.
Maka perkembangan karakter seseorang tergantung pada bakat awalnya dan
pengaruh pendidikan yang dialami selanjutnya, sehingga menjadi watak yang
tetap pada diri orang tersebut.33
Ki Hajar Dewantara memberikan gambaran yang jelas sebenarnya
mengenai pendidikan karakter. Hal ini bisa dibaca ketika beliau memberikan
definisi mengenai mendidik. Mendidik adalah sebagai “berdaya upaya dengan
sengaja untuk memajukan hidup tumbuhnya budi pekerti dan badan anak dengan
32Bambang Sugiyanto dan Muhtar Sofwan Hidayat, “Internalisasi Pandangan Ki Hadjar
Dewantara Pada pembelajaran IPA SD/MI Dalam Kurikulum 2013”, Jurnal PPKM III (2018),
290. 33Paul Suparno SJ, Pendidikan Karakter di Sekolah, Yogyakarta: Kanisius, 2015, 28.
26
jalan pengajaran, teladan dan pembiasaan”.34 Selain itu, untuk membaca konsep
pendidikan karakter Ki Hajar Dewantara adalah melalui semboyan yang
dilontarkan beliau yaitu “tut wuri hanadayani” (dari belakang seorang guru harus
bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau
di antara murid, pendidik harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa
sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh
tindakan baik).35
Ki Hajar Dewantara sebelum maupun setelah menjadi tokoh pendidik
yang sangat berpengaruh di Indoensia pun telah konsisten menanamkan nilai
karakter dalam kehidupan dan pemikirannya sehari-hari. Misalnya dalam
kedisiplinan dan kesederhanaan serta hidup hemat telah torehkan dalam
sejarahnya ketika masih hidup.36 Beliau juga telah berhasil menanamkan nilai
karakter religius, tegas dan pemberani.37 Sikap Nasionalis juga telah berhasil
dibuktikan Ki Hajar Dewantara setelah keluarnya beliau dari sekolah dokter
(STOVIA) dengan megabdikan diri menjadi aktivis pergerakan perjuangan seperti
34Y.Suyitno, “Tokoh-Tokoh Pendidikan Dunia (Dari Dunia Timur, Timur Tengah Dan
Barat)”, Disertasi, Pascasarjana UPI, 2009, 14. 35Y.Suyitno, Tokoh-Tokoh Pendidikan…., 15. 36Agus Nur Cahyo, Kebiasaan Sehari-hari Guru Bangsa, Yogyakarta: IRCiSoD, 2014,
62-63. 37Bartolomeus Samho, Visi Pendidikan Ki Hajar Dewantara Tantangan dan
Relevansinya, Yogyakarta: Kanisius, 2013, 30.
27
jurnalistik, organisasi politik dan selanjutnya bermuara pada pendirian lembaga
pendidikan.38
Dari paparan di atas, Ki Hajar Dewantara mencoba mengaktualisasikan
pendidikan karakter tidak hanya saat mengajar saja akan tetapi di luar jam
mengajarpun nilai pendidikan karakter itu tetap dibiasakan.
D. Lima Nilai Penguatan Pendidikan Karakter
Pada tingkat sekolah dasar yang sudah menerapkan kurikulum 2013 pasti
tidak asing lagi dengan lima nilai penguatan pendidikan karakter (PPK).39 Kelima
karakter tersebut adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan
integritas. Berikut adalah pembahasan dari masing-masing item tersebut.
1. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang
Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun
dan damai dengan pemeluk agama lain.
38Bartolomeus Samho, Visi Pendidikan…, 28. 39Peraturan Presiden (Perpres) No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter yang telah ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo pada 6 September 2017.
28
Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu
hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan
alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku
mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.
Sub nilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan
agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk
agama dan kepercayaan, anti buli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak
memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.
2. Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa,
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
Sub nilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga
kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air,
menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku,
ras dan agama.
29
3. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung
pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk
merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Sub nilai mandiri antara lain etos
kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif,
keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4. Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai
semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama,
menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan atau pertolongan pada
orang-orang yang membutuhkan.
Sub nilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif,
komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong- menolong,
solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
5. Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan
30
kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter
integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif dalam
kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan
kebenaran.
Sub nilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia,
komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan
menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).
Kelima nilai utama karakter di atas bukanlah nilai yang berdiri dan
berkembang sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang
berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai utama
manapun pendidikan karakter dimulai, individu dan sekolah perlu
mengembangkan nilai-nilai utama lainnya baik secara kontekstual maupun
universal. Nilai religius sebagai cerminan dari iman dan takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa diwujudkan secara utuh dalam bentuk ibadah sesuai dengan
agama dan keyakinan masing-masing dan dalam bentuk kehidupan antar manusia
sebagai kelompok, masyarakat, maupun bangsa.
Dalam kehidupan sebagai masyarakat dan bangsa nilai- nilai religius
dimaksud melandasi dan melebur di dalam nilai-nilai utama nasionalisme,
kemandirian, gotong royong, dan integritas. Demikian pula jika nilai utama
31
nasionalis dipakai sebagai titik awal penanaman nilai-nilai karakter, nilai ini harus
dikembangkan berdasarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang tumbuh
bersama nilai-nilai lainnya.40
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lima nilai penanaman pendidikan
karakter pada peserta didik sekolah dasar sangat tepat dan ampuh guna dijadikan
bekal bagi peserta didik sekaligus merupakan protect mereka terhadap maraknya
degradasi moral yang sedang melanda bangsa Indonesi.
40http://pgmi.iainpalopo.ac.id/index.php/2018/01/19/nilai-nilai-utama-gerakan-penguatan-
pendidikan-karakter-ppk/, diakses pada 4 Januari 2019.
32
BAB III
DESKRIPSI BUKU SISWA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DAN BUDI PEKERTI (PAdBP) SEKOLAH DASAR
A. Lahirnya Kurikulum 2013
Lahirnya kurikulum 2013 adalah salah satu bukti perhatian pemerintah
terhadap perkembangan peserta didik yang menyimpang dan persentase
penyimpangan itu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.41 Kurikulum yang
sebelumnya adalah KTSP dirasa belum mampu mencegah atas penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi, maka untuk menanggulangi permasalah ini
pemerintah melakukan inovasi kurikulum pendidikan yang sebelumnya adalah
KTSP diganti dengan kurikulum 2013.
Selain adanya perubahan kurikulum, peranan pendidikan agama juga
dirasa sangat tepat untuk menjawab permasalah peserta didik. Sebagaimana yang
kita ketahui bersama dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 12 ayat
(1), setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan
pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh
pendidik yang seagama.42
41Iskandar Agung & Sugiyino, Reorientasi Pendidikan Karakter Revolusi Mental,
Jakarta: Pustaka, 2017, 13-15. 42Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 12 ayat (1).
33
Dengan demikian, dirasa perlu untuk dilakukannya pendeskripsian
terhadap buku siswa mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti
tingkat sekolah dasar yang diberlakukan secara nasional oleh pemerintah kepada
seluruh peserta didik sebagai penggunanya. Apakah bahan ajar yang disajikan
dalam buku PAdBP sekolah dasar apabila dibedah menggunakan pisau analisis
teori Thomas Lickona dan Ki Hajar Dewantara sudah bisa menjawab permasalah
bangsa ini. atau buku siswa tersebut hanya sekedar berubah namanya saja
sedangkan isi dan proses pembelajarannya masih sama dengan kurikulum
sebelumnya.
B. Sistematika Penulisan Buku Siswa Mapel PAdBP Sekolah Dasar
Sistematika penulisan bahan ajar atau buku pegangan siswa mapel
pendidikan agama Islam dan budi pekerti itu dapat dibaca dengan jelas setidaknya
harus dilakukan pengklasifikasian sesuai dengan jenjang kelasnya terlebih dahulu.
Pertama, buku siswa kelas bawah, artinya buku siswa yang digunakan oleh siswa
kelas satu, dua dan tiga. Kedua, buku siswa kelas atas, maksudnya adalah buku
siswa yang digunakan oleh siswa kelas empat, lima dan enam. Tujuan
pengklasifikasian buku siswa kelas ini adalah untuk mempermudah penyebutan
sesuai dengan perkembangan kadar batas pedagogik peserta didik.43
43Hasil wawancara dengan Linda Aprilia, guru kelas V SD Negeri Bandung Wonosegoro
Boyolali, Senin, 14 Januari 2019, Pukul: 09.00 WIB.
34
Setelah dicermati, semua buku siswa kelas bawah terdiri dari enam tema
besar pada setiap satu semester. Tema yang dibahas pada buku siswa mapel
PAdBP kelas bawah secara garis besar dimulai dengan pembahasan nilai karakter
tertentu, kemudian materi al-Qur’an, tauhid, fikih, dan yang terakhir tarikh
(sejarah Islam).44 Adapun untuk kelas atas semua buku siswa diawali dengan
pembahasan al-Qur’an, tauhid, nilai karakter tertentu, fikih, dan tarikh.45
Berikut adalah penjabaran sistematika penulisan dari masing-masing buku
siswa mapel PAdBP sebagimana yang telah dipaparkan di atas:
1. Sistematika penulisan buku siswa mapel PAdBP kelas I
Buku siswa mapel PAdBP kelas I terdiri dari sepuluh pelajaran pokok.
Pertama, Nilai karakter dengan judul Kasih Sayang dijabarkan dalam sub
bab; Kasih sayang nabi Muhammad saw, Kasih sayang Allah Swt. Kedua, al-
Qur’an dengan judul Aku Cinta Al-Qur’an dijabarkan dalam sub bab;
Membaca Basmalah, Melafalkan Qur’an Surah al-Fatihah (selanjutnya
disingkat Q.S.), Menghafal Q.S. al-Fatihah, Pesan Q.S. al-Fatihah, Lafal
Huruf Hijaiyyah dan Harakatnya. Ketiga, Tauhid dengan judul Iman kepada
Allah Swt. dijabarkan dalam sub bab; Yakin Allah Swt. itu ada, Allah Swt. Itu
44Untuk kelas dua dan tiga setelah pembahasan Tauhid dan sebelum pembahasan Tarikh
diberikan pembahasan lagi dengan tema Nilai Karakter tertentu yang berbeda dengan pembahasan
pertama atau sebelumnya. 45Liha pada daftar isi buku siswa kelas IV, V, dan VI yang diterbitkan kemendikbud RI
2016, iv.
35
Esa,. Keempat, Fikih dengan judul Bersih itu Sehat dijabarkan dalam sub bab;
Bersuci, Tata cara bersuci, Hidup bersih. Kelima, Tarikh dengan judul Cinta
Nabi dan Rasul dijabarkan dalam sub bab; Teladan Nabi Adam a.s., Teladan
Nabi Nuh a.s.,, Teladan Nabi Hud a.s.46
Keenam, Nilai karakter dengan judul Ayo Belajar dijabarkan dalam
sub bab; Semangat Belajar Nabi Idris a.s, Do’a Belajar, Membaca dan
Menulis, Rajin Belajar. Ketujuh Al-Qur’an dengan judul Ayo Belajar Al-
Qur’an dijabarkan dalam sub bab; Berikut Adalah Lafal Q.S. al-Ikhlas, Hafal
Q.S. al-Ikhlas, Pesan Q.S. al-Ikhlas. Kedelapan, Tauhid dengan judul Allah
Maha Raja dijabarkan dalam sub bab; Al-Malik, Dua Kalimat Syahadat.
Kesembilan, Fikih dengan judul Ayo Kita Salat dijabarkan dalam sub bab;
Salat Wajib, Mengaji di Sekitar Rumah. Kesepuluh, Nilai Karakter dengan
judul Perilaku Terpuji dijabarakan dalam sub bab; Berkata yang baik, Hormat
dan Patuh, Bersyukur, Pemaaf, Jujur, percaya diri.47
2. Sistematika penulisan buku siswa mapel PAdBP kelas II
Buku siswa mapel PAdBP kelas II terdapat 12 pelajaran pokok.
Pertama, Nilai Karakter dengan judul Nabi Muhammad saw. Teladanku
dijabarkan dalam sub bab; Sikap Jujur Nabi Muhammad saw., Keuntungan
Bersikap Jujur. Kedua, Al-Qur’an dengan judul Asyik Bisa Membaca Al-
46Achmad Hasim, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas I, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016, 1-36. 47Achmad Hasim, Pendidikan Agama…, 39-73.
36
Qur’an dijabarkan dalam sub bab; Melafalkan Surat an-Nas, Menghafal Surat
an-Nas, Pesan Surat an-Nas, Lafal Huruf Hijaiyyah Bersambung. Ketiga,
Tauhid dengan judul Allah Maha Pencipta dijabarkan dalam sub bab; Yakin
Allah itu Ada, Al-Khaliq. Keempat, Nilai Karakter dengan judul Perilaku
Terpuji dijabarkan dalam sub bab; Kerja Sama, Tolong Menolong. Kelima,
Nilai Karakter dengan judul Hidup Bersih dan Sehat dijabarkan dalam sub
bab; Bersih dan Sehat, Peduli Lingkungan, Do’a Makan. Keenam, Fikih
dengan judul Ayo Berwudu dijabarkan dalam sub bab; Tata Cara Berwudu,
dan Praktik Berwudu.48
Ketujuh, Nilai Karakter dengan judul Berani dijabarkan dalam sub
bab; Sikap Berani Nabi Saleh a.s., Berani Bertanya. Kedelapan, Al-Qur’an
dengan judul Senang Bisa Membaca al-Qur’an dijabarkan dalam sub bab;
Melafalkan Surat al-’Asr, Menghafal Surat al-’Asr, Pesan Surat al-’Asr,
Disiplin Nabi Luth a.s.. Kesembilan, Tauhid dengan judul Allah Maha Suci
dijabarkan dalam sub bab; Yakin Allah itu Maha Suci, Al-Quddus.
Kesepuluh, Nilai Karakter dengan judul Kasih Sayang dijabarkan dalam sub
bab; Kasih Sayang Nabi Ya’qub a.s., Kasih Sayang kepada Sesama.
Kesebelas Fikih dengan judul Ayo Kita Salat dijabarkan dalam sub bab;
48Muhammad Kholid Fathoni, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas II,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017, 1-46.
37
Bacaan Salat, Praktik Salat. Keduabelas, Nilai Karakter dengan judul Hidup
Damai dijabarkan dalam sub bab; Sikap Damai Nabi Ishaq a.s., As-Salam.49
3. Sistematika penulisan buku siswa mapel PAdBP kelas III
Dalam buku siswa mapel PAdBP kelas III terdiri dari 12 pelajaran
pokok. Pertama, Nilai Karakter dengan judul Nabi Muhammad saw.
dijabarkan dalam sub bab; Panutanku, Sikap Percaya Diri Nabi Muhammad
saw., Sikap Mandiri Nabi Muhammad saw. Kedua, Al-Qur’an dengan judul
Senangnya Belajar Surat an-Nasr dijabarkan dalam sub bab; Membaca
Kalimat dalam Surat an-Nasr, Menghafal Surat an-Nasr, Menulis Kalimat
dalam Surat an-Nasr, Pesan Surat an-Nasr. Ketiga, Tauhid dengan judul
Menyakini Allah Maha Esa dan Maha Pemberi dijabarkan dalam sub bab;
Allah Maha Esa, Allah Maha Pemberi. Keempat, Nilai Karakter dengan judul
Hidup Tenang dengan Berperilaku Terpuji dijabarkan dalam sub bab;
Tanggung Jawab, Tawaduk, Peduli. Kelima, Fikih dengan judul Salat
Kewajibanku dijabarkan dalam sub bab; Inti Ibadah Salat, Hikmah Salat,
Praktik Salat. Keenam, Tarikh dengan judul Kisah Keteladanan Nabi Yusuf
a.s. dan Nabi Syu’aib a.s. dijabarkan dalam sub bab; Kisah Keteladanan Nabi
Yusuf a.s., Kisah Keteladanan Nabi Syu’aib a.s.50
49Muhammad Kholid Fathoni, Pendidikan Agama…, 49-92. 50Achmad Hasim, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas III, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018, 1-84.
38
Ketujuh, Nilai Karakter dengan judul Hati Tenteram dengan
Berperilaku Baik dijabarkan dalam sub bab; Ikhlas, Mohon Pertolongan.
Kedelapan, Al-Qur’an dengan judul Ayo Belajar Surat al-Kausar dijabarkan
dalam sub bab; Membaca Kalimat dalam Surat al-Kausar, Menghafal surat
al-Kausar, Menulis Kalimat dalam Surat al-Kausar, Pesan Surat al-Kausar.
Kesembilan, Tauhid dengan judul Menyakini Allah Maha Mengetahui dan
Mendengar dijabarkan dalam sub bab; Allah Maha Mengetahui, Allah Maha
Mendengar. Kesepuluh, Nilai Karakter dengan judul Bersyukur kepada Allah
Swt. dijabarkan dalam sub bab; Nikmatnya Bersyukur, Sikap Bersyukur.
Kesebelas, Fikih dengan judul Zikir dan Do’a Setelah Salat dijabarkan dalam
sub bab; Arti Zikir dan Doa Setelah Salat, Bacaan Zikir dan Do’a Setelah
Salat. Keduabelas, Tarikh dengan judul Kisah Keteladanan Nabi Ibrahim a.s.
dan Nabi Ismail a.s. dijabarkan dalam sub bab; Kisah Keteladanan Nabi
Ibrahim a.s., Kisah Keteladanan Nabi Ismail a.s.51
4. Sistematika penulisan buku siswa mapel PAdBP kelas IV
Buku siswa mapel PAdBP kelas IV terdiri dari sepuluh pelajaran
pokok. Pertama, Al-Qur’an dengan judul Mari Belajar Q.S. al-Falaq
dijabarkan dalam sub bab; Membaca Q.S. al-Falaq, Menghafal Q.S. al-Falaq,
Menulis Q.S. al-Falaq. Kedua, Tauhid dengan judul Beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya dijabarkan dalam sub bab; Beriman kepada Allah Swt.,
51Achmad Hasim, Pendidikan Agama…, 89-171.
39
Beriman kepada Rasul Allah. Ketiga, Nilai Karakter dengan judul Aku Anak
Salih dijabarkan dalam sub bab; Jujur Disayang oleh Allah Swt., Amanah,
Hormat dan Patuh kepada Orang Tua dan Guru, Santun dan Menghargai
Teman. Keempat, Fikih dengan judul Bersih itu Sehat dijabarkan dalam sub
bab; Mengenal Arti Bersih dan Sehat, Aku Senang Berwudu, Ayo Belajar
Tayamum. Kelima, Tarikh dengan judul Aku Cinta Nabi dan Rasul dijabarkan
dalam sub bab; Kisah Teladan Nabi Ayyub a.s., Kisah Teladan Nabi Musa
a.s., Kisah Teladan Nabi Harun a.s., Kisah Teladan Nabi Zulkifli a.s.52
Keenam, Al-Qur’an dengan judul Mari Belajar Q.S. al-Fil dijabarkan
dalam sub bab; Membaca Q.S. al-Fil, Menghafal Q.S. al-Fil, Menulis Q.S. al-
Fil. Ketujuh, Tauhid dengan judul Beriman kepada Malaikat Allah dijabarkan
dalam sub bab; Makna Beriman kepada Malaikat Allah, Mengenal Malaikat
Allah dan Tugas-tugasnya, Menerima Keberadaan Malaikat, Perilaku yang
Mencerminkan Keimanan kepada Malaikat Allah. Kedelapan, Nilai Karakter
dengan judul Mari Berperilaku Terpuji dijabarkan dalam sub bab; Gemar
Membaca, Pantang Menyerah, Rendah Hati, Hemat. Kesembilan, Fikih
dengan judul Mari Melaksanakan Salat dijabarkan dalam sub bab;
Keutamaan Salat, Makna Bacaan Salat, Perilaku yang Mencerminkan
Pemahaman Ibadah Salat, Pengalaman Salat di Rumah dan Masjid.
52Feisal Ghozaly, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas IV, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016, 1-58.
40
Kesepuluh, Tarikh dengan judul Kisah Keteladanan Walisongo dijabarkan
dalam sub bab; Siapakah Wali Allah itu?, Kisah Teladan Walisongo.53
5. Sistematika penulisan buku siswa mapel PAdBP kelas V
Buku siswa mapel PAdBP kelas V terdiri dari sepuluh pelajaran
pokok. Pertama, Al-Qur’an dengan judul Mari Belajar al-Qur’an Surat at-
Tin dijabarkan dalam sub bab; Membaca Surat at-Tin, Menghafal Surat at-
Tin, Menulis Surat at-Tin, Makna Kandungan Surat at-Tin. Kedua, Tauhid
dengan judul Mengenal Nama Allah dan Kitab-kitab-Nya dijabarkan dalam
sub bab; Mari Mengenal Allah Swt., Mengenal Kitab-kitab Allah Swt., Kitab
Allah Swt. Membawa Ajaran Terpuji. Ketiga, Nilai Karakter dengan judul
Cita-citaku Menjadi Anak Salih dijabarkan dalam sub bab; Orang Jujur
Disayang Allah Swt., Hormat dan Patuh kepada Orang Tua dan Guru,
Indahnya Saling Menghargai. Keempat, Fikih dengan judul Bulan Ramadan
yang Indah dijabarkan dalam sub bab; Berpuasa di Bulan Ramadan Disayang
Allah Swt., Memperbanyak Kebaikan di Bulan Ramadan, Manfaat Puasa
Ramadan. Kelima, Tarikh dengan judul Rasul Allah Idolaku dijabarkan dalam
sub bab; Kisah Teladan Nabi Dawud a.s., Kisah Teladan Nabi Sulaiman a.s.,
53Feisal Ghozaly, Pendidikan Agama…, 60-114.
41
Kisah Teladan Nabi Ilyas a.s., Kisah Teladan Nabi Ilyasa a.s., Kisah Teladan
Nabi Muhammad a.s.54
Keenam, Al-Qur’an dengan judul Mari Belajar al-Qur’an Surat al-
Ma’un dijabarkan dalam sub bab; Ayo Membaca Surat al-Ma’un, Ayo
Menghafal Surat al-Ma’un, Ayo Menulis Surat al-Ma’un, Makna Kandungan
Surat al-Ma’un. Ketujuh, Tauhid dengan judul Mari Mengenal Rasul-Rasul
Allah Swt. dijabarkan dalam sub bab; Apa Makna Rasul Allah Swt?, Tugas
dan Sifat Rasul-rasul Allah Swt., Rasul Ulul ‘Azmi, Kisah Keteladanan Nabi
Muhammad saw. Sebagai Ulul ‘Azmi, Sikap Terpuji Para Rasul dan Rasul
Ulul ‘Azmi. Kedelapan, Nilai Karakter dengan judul Mari Hidup Sederhana
dan Ikhlas dijabarkan dalam sub bab; Mari Hidup Sederhana, Mari Ikhlas
Beramal. Kesembilan, Fikih dengan judul Indahnya Salat Tarawih dan
Tadarus Al-Qur’an dijabarkan dalam sub bab; Salat Tarawih, Tadarus al-
Qur’an. Kesepuluh, Tarikh dengan judul Kisah Teladan Lukman dijabarkan
dalam sub bab; Siapakah Lukman?, Lukman Banyak Bersyukur, Nasihat
Lukman kepada Anaknya.55
6. Sistematika penulisan buku siswa mapel PAdBP kelas VI
Buku siswa mapel PAdBP kelas VI terdiri dari sepuluh pelajaran
pokok. Pertama, Al-Qur’an dengan judul Indahnya Saling Menghargai
54Feisal Ghozaly, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas V, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017, 1-46. 55Feisal Ghozaly, Pendidikan Agama…, 49-88.
42
dijabarkan dalam sub bab; Amati Gambar Berikut, Sekilas Pengenalan Q.S.
al-Kafirun, Cara Membaca Q.S. al-Kafirun, Menulis Q.S. al-Kafirun,
Menghafal Q.S. al-Kafirun, Memahami Q.S. al-Kafirun, Tugas. Kedua,
Tauhid dengan judul Ketika Bumi Berhenti Berputar dijabarkan dalam sub
bab; Amati Gambar Berikut, Perhatikan Bacaan Berikut, Makna Hari Akhir,
Macam-Macam Hari Akhir, Tanda-Tanda Hari Akhir, Hikmah Mempercayai
Hari Akhir, Tugas. Ketiga, Nilai Karakter dengan judul Indahnya Nama-
Nama Allah Swt. dijabarkan dalam sub bab; Amati Gambar Berikut,
Cermatilah Bacaan Berikut, Mengakui Nama-Nama Allah Swt. yang Indah
dalam Kehidupan. Keempat, Fikih dengan judul Ayo, Membayar Zakat
dijabarkan dalam sub bab; Amati Gambar Berikut, Memahami Makna Zakat,
Macam-Macam Zakat, Orang yang Berhak Meneriman Zakat, Hikmah
Berzakat. Kelima, Tarikh dengan judul Keteladanan Rasulullah saw. dan
Sahabatnya dijabarkan dalam sub bab; Amati Gambar Berikut, Kejujuran dan
Kasih Sayang Rasulullah saw., Kepemimpinan Sahabat Rasulullah saw.,
Tugas.56
Keenam, Al-Qur’an dengan judul Indahnya Saling Membantu
dijabarkan dalam sub bab; Amati Gambar Berikut, Membaca Q.S. al-
Maidah/5: 2-3 dan al-Hujurat/49: 12-13, Memahami Arti Q.S. al-Maidah/5:
56Hindun Anwar, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas VI, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018, 1-50.
43
2-3 dan al-Hujurat/49: 12-13, Kandungan Q.S. al-Maidah/5: 2-3 dan al-
Hujurat/49: 12-13, Tugas. Ketujuh, Tauhid dengan judul Menerima Qada
dan Qadar dijabarkan dalam sub bab; Amati Gambar Berikut, Memahami
Makna Qada dan Qadar, Tugas. Kedelapan, Nilai Karakter dengan judul
Senangnya Berakhlak Terpuji dijabarkan dalam sub bab; Amati Gambar
Berikut, Berbaik Sangka, Simpati, Bersikap Toleran, Hidup Rukun, Hormat
dan Patuh kepada Orang Tua dan Keluarga, Tugas. Kesembilan, Fikih dengan
judul Ayo, Berinfak dan Bersedekah dijabarkan dalam sub bab; Amati
Gambar Berikut, Memahami makna Berinfak dan Bersdekah, Hikmah
Berinfak dan Bersedekah, Tugas. Kesepuluh, Tarikh dengan judul Senangnya
Meneladani Para Nabi dan Ashabul Kahfi dijabarkan dalam sub bab; Amati
Gambar Berikut, Kisah Keteladanan Nabi Yunus a.s., Kisah Keteladanan
Nabi Zakaria a.s., Kisah Keteladanan Nabi Yahya a.s., Kisah Keteladanan
Nabi Isa a.s., Kisah Keteladanan Ashabul Kahfi, Tugas.57
Deskripsi di atas merupakan bagian buku siswa mapel PAdBP sekolah
dasar dilihat dari segi isinya, sedangkan apabila dilihat dari segi fisiknya semua
buku siswa PAdBP kelas I-VI terdiri dari sampul buku/cover, hak cipta dan
penerbit, kata pengantar, daftar isi, pembahasan isi buku, penutup; berisi
rangkuman dari pelajaran satu sampai akhir-ini hanya di buku siswa kelas V dan
57Hindun Anwar, Pendidikan Agama…, 53-112.
44
VI, glosarium, indeks, daftar pustaka, profil penulis, team penelaah buku dan
editor buku.58 Selain sebagaimana yang telah disebutkan, di dalam buku juga
dituangkan gambar-gambar yang mengilustrasikan dan sinkron dengan tema
pembahasan serta terdapat pula saduran lagu-lagu yang menarik.
C. Identifikasi Nilai-Nilai Karakter dalam Buku Siswa Mapel PAdBP Sekolah
Dasar
Berdasarkan deskripsi yang telah penulis paparkan, dapat diketahui nilai-
nilai karakter apa saja yang mucul dari masing-masing buku siswa mapel PAdBP
sekolah dasar. Nilai-nilai karakter yang muncul secara eksplisit pada buku siswa
kelas I mapel PAdBP adalah kasih sayang, gemar membaca, berkata yang baik,
hormat dan patuh, bersyukur, pemaaf, jujur, percaya diri.
Nilai karakter dalam buku siswa kelas II adalah jujur, kerjasama, tolong
menolong, bersih dan sehat, peduli, berani, disiplin, kasih sayang dan damai.
Sedangkan pada buku siswa kelas III nilai karakter yang muncul yaitu percaya
diri, tanggungjawab, tawaduk, peduli, ikhlas, mohon pertolongan, dan bersyukur.
58Sampul atau cover pada buku siswa setiap kelas disetting dengan beberapa nilai
karakter. Cover kelas I mencerminkan kedua orang tua mengajak kedua anaknya menuju tempat
ibadah. Cover kelas II menggambarkan seorang siswa dan siswa yang religius dan peduli terhadap
lingkungannya. Cover Kelas III menggambarkan nilai kerja sama guru dan siswa di dalam kelas.
Cover kelas IV dan V menggambarkan religiusitas warga sekolah dengan melaksanakan kegiatan
salat berjama’ah di tempat ibadah dengan khusu’ dan disiplin. Cover kelas VI mencerminkan
sikap kerjasama antar siswa pada saat membersihkan kelas.
45
Adapun dalam buku siswa kelas IV nilai karakter yang muncul adalah
jujur, amanah, hormat dan patuh, santun, menghargai, gemar membaca, pantang
menyerah, rendah hati dan hemat. Selanjutnya nilai karakter dalam buku siswa
kelas V yang dimunculkan adalah jujur, hormat dan patuh, menghargai, sederhana
dan ikhlas. Sementara dalam buku siswa kelas VI nilai karakter yang muncul
adalah menghargai, mencintai keindahan, simpati, toleran, hidup rukun, hormat
dan patuh.
Setelah diketahui berbagai karakteristik nilai karakter yang muncul dari
masing-masing buku siswa mapel PAdBP kelas I sampai dengan kelas VI. Tahap
berikutnya adalah pemetaan dan pemilihan nilai karakter mana saja yang masuk
ke dalam lima nilai penguatan pendidikan karakter (PPK) sebagaimana yang telah
dicanangkan oleh pemerintah.59 Kelima item nilai karakter yang dimaksud adalah
nilai religius, nasionalis, integritas, mandiri, gotong royong. Pembahasan
mengenai pemetaan ini akan dijelaskan dalam bab IV dikarenakan kegiatan itu
termasuk analisis data dalam penelitian ini.
59Lihat kembali Peraturan Presiden (Perpres) No. 87 Tahun 2017.
46
BAB IV
STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
BUKU PAdBP SEKOLAH DASAR
A. Pemetaan Lima Nilai Karakter yang Muncul dalam Buku Siswa Mapel
PAdBP Sekolah Dasar
Dalam pemetaan nilai karakter penelitian bekerja dengan cara peneliti
menelaah, mencermati, membaca terkait definisi dari kelima masing-masing nilai,
religius, nasionalis, integritas, mandiri, gotong royong. Langkah berikutnya
membaca halaman demi halaman pada buku siswa PAdBP sekolah dasar kelas
satu sampai enam dengan memberikan ceklis ke dalam tabel apabila ditemukan
lima nilai-nilai karakter yang muncul pada buku tersebut.
Berikut adalah hasil pemetaan lima nilai penguatan pendidikan karakter
yang muncul pada buku siswa mapel PAdBP sekolah dasar:
Tabel 4.1. Buku siswa kelas I
No Judul Pelajaran Religius Nasionalis Integritas Mandiri Gotong
Royong
1 Kasih Sayang
2 Aku Cinta al-Qur’an
3 Iman Kepada Allah
Swt.
4 Bersih itu Sehat
5 Cinta Nabi dan
Rasul
6 Ayo Belajar
47
7 Ayo Belajar Al-
Qur’an
8 Allah Maha Raja
9 Ayo Kita Salat
10 Perilaku terpuji
* Jumlah 10 2 4 6 4
Tabel 4.2. Buku siswa kelas II
No Judul Pelajaran Religius Nasionalis Integritas Mandiri Gotong
Royong
1 Nabi Muhammad
saw. Teladanku
2 Asyik Bisa
Membaca Al-Qur’an
3 Allah Maha
Pencipta
4 Perilaku Terpuji
5 Hidup Bersih dan
Sehat
6 Ayo Berwudu
7 Berani
8 Senang Bisa
Membaca Al-Qur’an
9 Allah Maha Suci
10 Kasih Sayang
11 Ayo Kita Salat
* Jumlah 11 4 6 6 10
Tabel 4.3. Buku siswa kelas III
No Judul Pelajaran Religius Nasionalis Integritas Mandiri Gotong
Royong
1 Nabi Muhammad
saw. Panutanku
2 Senangnya Belajar
surat an-Nasr
3 Meyakini Allah
Maha Esa dan Maha
Pemberi
4 Hidup Tenang
48
dengan Berperilaku
Terpuji
5 Salat Kewajibanku
6 Kisah Keteladanan
Nabi Yusuf a.s. dan
Nabi Syu’aib a.s.
7 Hati Tenteram
dengan Berperilaku
Baik
8 Belajar Surat al-
Kausar
9 Meyakini Allah
Maha Mengetahui
dan Maha
Mendengar
10 Bersyukur kepada
Allah swt.
11 Zikir dan Do’a
setelah Salat
12 Kisah Keteladanan
Nabi Ibrahim a.s.
dan Nabi Ismail a.s.
* Jumlah 12 4 6 8 12
Tabel 4.4. Buku siswa kelas IV
No Judul Pelajaran Religius Nasionalis Integritas Mandiri Gotong
Royong
1 Mari Belajar Q.S al-
Falaq
2 Beriman Kepada
Allah dan Rasul-
Nya
3 Aku Anak Salih
4 Bersih itu Sehat
5 Aku Cinta Nabi dan
Rasul
6 Mari Belajar Q.S al-
Fil
7 Beriman kepada
49
Malaikat Allah
8 Mari Berperilaku
Terpuji
9 Mari Melaksanakan
Salat
10 Kisah Keteladanan
Wali Songo
* Jumlah 10 2 5 7 5
Tabel 4.5. Buku siswa kelas V
No Judul Pelajaran Religius Nasionalis Integritas Mandiri Gotong
Royong
1 Mari Belajar al-
Qur’an surat at-Tin
2 Mengenal Nama
Allah dan Kitab-
Kitab-Nya
3 Cita-citaku Menjadi
Anak Salih
4 Bulan Ramadan
yang Indah
5 Rasul Allah Idolaku
6 Mari Belajar al-
Qur’an surat al-
Ma’un
7 Mari Mengenal
Rasul-Rasul Allah
Swt.
8 Mari Hidup
Sederhana dan
Ikhlas
9 Indahnya Salat
Tarawih dan
Tadarus al-Qur’an
10 Kisah Teladan
Lukman
* Jumlah 10 3 8 7 8
50
Tabel 4.6. Buku siswa kelas VI
No Judul Pelajaran Religius Nasionalis Integritas Mandiri Gotong
Royong
1 Indahnya Saling
Menghormati
2 Ketika Bumi
Berhenti Berputar
3 Indahnya Nama-
Nama Allah Swt.
4 Ayo, Membayar
Zakat
5 Keteladanan
Rasulullah saw. dan
Sahabatnya
6 Indahnya Saling
Membantu
7 Menerima Qada dan
Qadar
8 Senangnya
Berakhlak Terpuji
9 Ayo, Berinfak dan
Bersedekah
10 Senangnya
meneladani para
Nabi dan Ashabul
Kahfi
* Jumlah 10 6 7 4 10
Berdasarkan pemetaan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa lima nilai
penguatan pendidikan karakter yang muncul pada buku siswa mapel PAdBP
sekolah dasar dapat dipersentasekan dengan skor perolehan60 nilai religius
60Penskoran nilai diperoleh dengan cara menggunakan rumus persentase yaitu; jumlah
skor perolehan dibagi jumlah skor keseluruhan item kemudian hasil perolehan dikalikan 100 %.
Misalnya skor nilai religius sebesar 31 % diperoleh dengan alur menjumlahkan total nilai religius
dari kelas I-VI (10+11+12+10+10+10=63) kemudian dibagi nilai skor total dari semua item
kelima nilai karakter pada setiap kelasnya ( 63+21+36+38+49=207). Jadi nilai 31 % itu asal
51
sebanyak 31 %, nilai nasionalis 10 %, nilai integritas 17 %, nilai mandiri 18 %,
dan nilai gotong royong 23 %. Ini artinya nilai religius sangat mendominasi pada
buku siswa mapel PAdBP tingkat sekolah dasar, disusul urutan berikutnya adalah
nilai gotong royong, mandiri, integritas, dan nasionalis.
B. Pembedahan Lima Nilai Penguatan Pendidikan Karakter Berdasarkan
“Kacamata” Thomas Lickona dan Ki Hajar Dewantara
Kelima nilai karakter pada buku siswa mapel PAdBP tersebut di atas
apabila dicermati dengan “kacamata” pemikiran pendidikan karakter Thomas
Lickona maka tidak lepas dari prinsip pendidikan karakter yang ia cetuskan.
Prinsip yang dimaksud oleh Lickona adalah mencakup tiga ranah, yaitu ranah
mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan, dan melakukan kebaikan. Peserta didik
dikatakan berkarakter apabila ketiga ranah tersebut telah mampu diaplikasikan
bersama pendidik selama mereka melaksanakan proses pembelajaran.
Berdasarkan teori pendidikan karakter Thomas Lickona dapat dikatakan
bahwa buku siswa mapel PAdBP sekolah dasar yang selama ini dijadikan
pegangan oleh seluruh pendidik di Indonesia ada sebagian yang proses
pembelajaran dalam buku tersebut belum sesuai dengan teori pendidikan karakter
yang diharapkan Lickona. Hal ini dikarenakan pembahasan buku tersebut masih
usulnya adalah 63/207X100% = 31% dan begitu pula seterusnya cara memperoleh nilai karakter
nasionalis, integritas, mandiri dan gotong royong.
52
banyak yang menggambarkan mengakarnya “budaya” transfer pengetahuan.
Sehingga pendidik terpacu hanya mengejar ranah kognitif peserta didik saja untuk
mengukur berhasil tidaknya dalam suatu pembelajaran. Padahal disamping peserta
didik harus mengetahui pengetahuan, Lickona juga mensyaratkan peserta didik
juga harus memiliki rasa cinta dan kemudian mampu mempraktikkan pengetahuan
yang telah diperoleh dalam proses pembelajaran secara kontinu sehingga menjadi
suatu kebiasaan yang berkelanjutan tanpa adanya paksaan.
Teori Lickona akan dapat terealisasikan dengan baik apabila pendidik
mampu menetapkan strategi dalam menanamkan nilai-nilai karakter. Ada
beberapa strategi dalam menanamkan nilai karakter kepada peserta didik, antara
lain adalah: pertama, nilai karakter diintegrasikan ke dalam kegiatan sehari-hari.
Caranya a) keteladanan/contoh, kegiatan pemberian contoh bisa dilakukan oleh
orang tua, pengawas, kepala sekolah, staff administrasi di sekolah yang dapat
dijadikan model bagi peserta didik. b) kegiatan spontan, adalah kegiatan yang
dilaksanakan secara seketika/spontan pada saat itu juga. Kegitan ini biasanya
dilakukan pada saat guru mengetahui sikap siswa yang kurang baik seperti
meminta sesuatu dengan berteriak, mencoret dinding. c) Teguran dari guru perlu
menegur siswa yanga melakukan perilaku buruk dan mengingatkannya agar
mengamalkan nilai-nilai baik sehingga siswa dapat membantu mengubah tingkah
laku mereka. d) Pengkondisian lingkungan suasana sekolah dikondisikan
53
sedemikian rupa dengan penyediaan sarana fisik. Misalnya tersedianya tempat
sampah yang memadai, jam dinding, slogan-slogan mengenai budi pekerti yang
mudah dibaca oleh siswa, aturan/tata tertib yang ditempel pada tempat yang
strategis mudah untuk dibaca. e) kegiatan yang dilakukan siswa secara terus-
menerus dan konsisten setiap saat. Seperti kegiatan berbaris sebelum masuk ruang
kelas, berdo’a sebelum dan sesudah kegitan, mengucapkan salam bila bertemu
dengan orang lain, membersihkan kelas/piket dan belajar.61
Strategi Kedua adalah diintegrasikan ke dalam kegiatan yang
diprogramkan. Strategi ini dilakukan setelah terlebih dahulu guru membuat
perencanaan atas nilai-nilai yang akan diintegrasikan dalam kegiatan tertentu.
Seperti nilai taat kepada ajaran agama diintegrasikan dalam program kegiatan
peringatan hari-hari besar keagamaan.62 Ketiga, melalui manajemen kelas.
Maksudnya nilai karakter tidak akan tertanam dengan baik pada peserta didik
apabila seorang guru belum sadar bahwa dirinya adalah sebagai sosok yang
berperan sentral dan strategis bagi setiap berhasilnya suatu pendidikan.63
Keempat, strategi umum yang diimplementasikan pada pelaksanaan pendidikan
karakter di negara-ngara barat antara lain strategi pemanduan (cheerleading),
pujian dan hadiah (praise and reward), definisikan dan latihkan (define and drill),
61Mansur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional,
Jakarta: PT. Bumi Akasara, 2011 175-177. 62Mansur Muslich, Pendidikan Karakter…., 177. 63Donie Koesoema A. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global,
Jakarta: PT Grasindo, 2017, 231.
54
penegakan disiplin (forced-formality), dan perangai bulan ini (traits of the
month).64 Bedasar beberapa strategi di atas, dilihat dari narasi yang tergambarkan
dalam proses tahapan cara pembelajaran yang ditawarkan pada setiap bab dan sub
babnya maka buku siswa mata pelajaran PAdBP sekolah dasar belum sepenuhnya
terpenuhi dan sesuai dengan teori pendidikan kakarkter Thomas Lickona.
Sedangkan jika dilihat menggunakan pemikiran Ki Hajar Dewantara
proses pembelajaran pada buku mapel PAdBP sekolah dasar isinya sudah
mendeskripsikan sekaligus mencakup tiga prinsip yang termuat dalam semboyan
“tut wuri hanadayani” (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan
dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid,
pendidik harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa sung tulada (di
depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan baik).
Misalnya dalam pembelajaran aspek al-Qur’an, dalam buku PAdBP baik
kelas satu sampai kelas enam pendidik dituntut untuk bisa memberi motivasi
kepada peserta didik untuk bisa membaca dan menulis dan memahami pesan yang
termuat dalam surah tertentu yang menjadi pokok pembahasan sesuai jenjang
kelas. Saat proses pembelajaran pendidik juga dituntut untuk memberikan arahan,
bimbingan dalam mencapai tujuan pembelajaran baik dalam membaca al-Qur’an,
64Muchlas Samani dan Hariyanto, Pendidikan Karakter, Bandung: Remaja Rosydakarya,
2011, 144-145.
55
menulis, membaca dan memahami isi kandungannya. Di hadapan peserta didik
seorang pendidik sudah pasti dituntut untuk memperlihatkan teladan yang baik
ketika berinteraksi langsung dengan peserta didik.
56
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah dilakukan penelitian terhadap buku siswa mapel PAdBP
(Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti) tingkat Sekolah Dasar dapat
disimpulkan sebagaimana berikut:
1. Nilai karakter yang muncul dalam buku siswa mapel PAdBP sekolah dasar
adalah nilai religius, kasih sayang, peduli, tanggungjawab, mandiri, gemar
membaca, hormat, patuh, jujur, gotong royong, berani, disiplin, percaya diri,
rendah hati, integritas, bersyukur, ikhlas, menghargai, santun, kerja keras,
hidup bersih dan sehat, sederhana, hidup rukun, berbaik sangka, simpati,
berkata yang baik, pemaaf, tolong menolong, cinta damai, mohon
pertolongan, amanah, pantang menyerah, hemat, mencintai keindahan, dan
toleran.
2. Strategi penanaman lima nilai penguatan pendidikan karakter dalam buku
siswa mapel PAdBP sekolah dasar yaitu menghasilkan persentase yang
bebeda-beda volume penekanannya. Nilai religius menjadi sangat dominan
dengan persentase 31%. Ini artinya semua pelajaran dari kelas satu sampai
dengan kelas enam nilai religius selalu mendapat tempat utama untuk selalu
57
ditanamkan dalam diri peserta didik. Nilai karakter penekanan terbesar kedua
adalah nilai gotong royong dengan skor persentase 24%. Disusul nilai
karakter penekanan ketiga yaitu nilai mandiri dengan persentase 18%. Urutan
keempat adalah nilai integritas dengan persentase 17%, dan urutan kelima
adalah nilai nasional sebanyak 10%. Hasil dari persentase strategi penanaman
lima nilai penguatan pendidikan karakter (PPK) pada buku siswa mapel
PAdBP sekolah dasar tersebut apabila dianalisis menggunakan “kacamata’
teori pendidikan karakter Thomas Lickona dihasilkan sebuah temuan.
Temuan itu adalah ada sebagian proses pembelajaran yang tergambarkan
dalam isi buku siswa PAdBP sekolah dasar belum terpenuhi sepenuhnya
dengan teori yang diharapkan oleh Lickona. Sedangkan jika dilihat dengan
menggunakan “kacamata” teori pendidikan karakter sebagaimana yang
diharapkan Ki Hajar Dewantara, deskripsi proses pembelajaran dalam
menanamkan lima nilai penguatan pendidikan karakter (PPK) pada buku
siswa mapel PAdBP sekolah dasar mulai dari kelas I sampai dengan VI
tersebut sudah terpenuhi seluruhnya.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitain, peneliti memberi masukan kepada semua
pihak yang terkait dengan pemangku tanggungjawab terhadap peserta didiik,
mereka adalah:
58
1. Kepala sekolah
Bagi kepala sekolah dasar seyogyanya menciptakan budaya sekolah
yang tepat dengan memperhatikan karakteristik lingkungan sekolah dan
menciptakan sistem yang baku untuk menunjang lima nilai penanaman
penguata pendidikan karakter tersebut.
2. Guru mapel PAdBP
Guru mapel pendidikan agama Islam dan budi pekerti sekolah dasar
seyogyanya menciptakan iklim pembelajaran yang berkarakter secara terus
menerus sampai akhir pembelajaran dan membekali diri untuk menciptakan
variasi ide pembelajaran yang semenarik mungkin.
3. Staff sekolah dasar
Seyogyanya staff sekolah juga ikut dilibatkan dan mempunyai rasa
tanggung jawab untuk menegur peserta didik yang tidak mendukung
terciptanya sekolah berkaratakter.
4. Kementerian Agama
Merumuskan secara aplikatif mengenai penerapan pendidikan
karakter yang sudah disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah. Karena
kita ketahui bersama ada sekolah yang berada di lingkungan perkotaan,
pedesaan, semi kota semi desa, desa, pelosok desa, dan daerah tertinggal yang
sulit dijangkau oleh internet.
59
DAFTAR PUSTAKA
A.W. Munawwir. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, Yogyakarta, Progressif,
1997.
Aeni, Aini Nur. “Pendidikan Karakter Untuk Siswa SD Dalam Perspektif Islam,
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 1, Nomor 1 (April 2014), 58.
Agustin dan Suprapti Ningrum. “Membangun Karakter Siswa Melalui Budaya
Sekolah Di Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun V,
Nomor 2 (Oktober 2015), 227.
Akbar, Husaini Usman dan Purnomo S. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta:
BumiAksara, 2001.
Amirulloh. Teori Pendidikan Karakter Remaja dalam Keluarga, Bandung:
Alfabeta, 2015.
Anwar, Hindun. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas VI, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.
Azra, Azyumardi. Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, Jakarta:
Logos, 1998.
Cahyo, Agus Nur. Kebiasaan Sehari-hari Guru Bangsa, Yogyakarta: IRCiSoD,
2014.
Charles Teddlie dan Abbas Tashakkori. Mixed Methodology: Mengombinasikan
Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, terj. Budi Puspa Priadi,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
60
Fathoni, Muhammad Kholid. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas II,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
Fitri, Agus Zaenul. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah,
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
Ghozaly, Feisal. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas IV, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.
Ghozaly, Feisal. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas V, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
Hariyanto, Muchlas Samani dan. Pendidikan Karakter, Bandung: Remaja
Rosydakarya, 2011.
Hasil wawancara dengan Linda Aprilia, guru kelas V SD Negeri Bandung
Wonosegoro Boyolali, Senin, 14 Januari 2019, Pukul: 09.00 WIB.
Hasim, Achmad. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas I, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.
Irina, Fristiana. Metode Penelitian Terapan, Yogyakarta: Prama Ilmu, 2017.
Judiani, Sri. “Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar Melalui
Penguatan Pelaksanaan Kurikulum”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,
Vol. 16, Edisi Khusus III (Oktober 2010), 280.
Kemendikbud. Hand Out Bahan Pelatihan Materi Umum dan Materi Pokok
Sekolah Dasar, Direktorat Kemendikbud, 2016.
Koesoema A, Doni. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global, Jakarta: PT Grasindo, 2017.
61
Koesoema A, Doni. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh, Yogyakarta:
Kanisius, 2015.
Koesoema A, Doni. Strategi Pendidikan Karakter; Revolusi Mental dalam
Lembaga Pendidikan, Yogyakarta: PT Kanisius, 2015.
Lickona, Thomas. Character Matters; Persoalan Karakter, Bagaimana
Membantu Anak Mengembangkan Penilaian Yang Baik, Integritas dan
Kebajikan Penting Lainnya, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2015.
M. Ibn Mandzur al-Afriki al-Mishri, Abi Dadl Jamal al-Diin Muhammad bin.
Lisan al-Arab Jilid I, Beirut: Daar al-Shadr, 1990.
Muslich, Mansur. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional, Jakarta: PT. Bumi Akasara, 2011.
Nasuha, Juli Amaliya. “Pendidikan Karakter Dalam Kurikulum 2013 (Analisis
Buku Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Di
Sekolah Dasar), Tesis, UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2014.
Peraturan Presiden (Perpres) No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter yang telah ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo pada 6
September 2017.
Pradana, Rizki Putra. “Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural dalam Buku
Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti SD
Kelas VI Kurikulum 2013”, Tesis, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta,
2017.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Yogyakarta: Balai Pustaka, 2007.
62
Republika.co.id. Ribuan Buku Pendidikan Agama Islam Ditarik di Labuhanbatu.
Tanggal terbit, 5 April 2017.
Samho, Bartolomeus. Visi Pendidikan Ki Hajar Dewantara Tantangan dan
Relevansinya, Yogyakarta: Kanisius, 2013.
Sofwan Hidayat, Bambang Sugiyanto dan Muhtar. “Internalisasi Pandangan Ki
Hadjar Dewantara, Pada pembelajaran IPA SD/MI Dalam Kurikulum
2013”, Jurnal PPKM III (2018), 290.
Sugiyono dan Iskandar Agung. Reorientasi Pendidikan Karakter Revolusi Mental,
Jakarta: Pustaka, 2017.
Suparno. SJ, Paul. Pendidikan Karakter di Sekolah, Yogyakarta: PT Kanisius,
2015.
Suyitno, Y. “Tokoh-Tokoh Pendidikan Dunia (Dari Dunia Timur, Timur Tengah
Dan Barat)”, Disertasi, Pascasarjana UPI, 2009.
Tempo.com. Buku Agama Islam Ini Ditarik Karena Cara Salat Meresahkan
Warga. Tanggal terbit, 6 April 2017.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 12
ayat (1).
http://pgmi.iainpalopo.ac.id/index.php/2018/01/19/nilai-nilai-utama-gerakan-
penguatan-pendidikan-karakter-ppk/, diakses pada 4 Januari 2019.
https://suaidinmath.wordpress.com/2014/05/13/inti-dari-kurikulum-2013-dan-
alasan-dari-perubahan-kurikulum-ktsp-ke-kurikulum-2013/, diakses pada
Sabtu, 6 Januari 2018.
63
LAMPIRAN
64
Gambar 1. Cover Bukus Siswa Kelas I
Gambar 2. Cover Buku Siswa Kelas II
65
Gambar 3. Cover Buku Siswa Kelas III
Gambar 4. Cover Buku Siswa Kelas IV
66
Gambar Cover Buku Siswa Kelas V
Gambar Cover Buku Siswa Kelas VI
67
1. Acc Tesis Layak diujikan di Sidang Munaqasah
68
2. Pengesahan Pembimbing Tesis
69
3. Pernyataan Keaslian Tulisan Tesis
70
4. Nota Dinas Pembimbing
71
5. Lembar Bimbingan Tesis
72
6. Jadwal Ujian Tesis
73
7. Berita Acara Ujian Tesis
74
8. Catatan Perbaikan Ujian Tesis Penguji I
75
9. Catatan Perbaikan Ujian Tesis Penguji II
76
BIOGRAFI PENULIS
Berikut sekelumit mengenai diri saya:
Nama : Hasan Hakim
TTL : Boyolali, 17 Mei 1989
Saudara : 9 Bersaudara (5 laki-laki dan 4 perempuan)
Alamat : Bandung Kulon RT.01/RW.03, Bandung, Wonosegoro, Boyolali.
No. HP : 0858-7657-7724 Email : [email protected]
Pendidikan Formal:
1. MI Miftahul Ulum Bandung, lulus tahun 2000
2. MTsN Karangjati Wonosegoro, lulus 2003
3. MA Futuhiyyah 1 Mranggen Demak, lulus 2008
4. IAIN Walisongo Semarang, Fakultas Ushuluddin Prodi Tafsir Hadits,
tahun lulus 2014
5. IAIN Salatiga, Program Pascasarjana Konsentrasi PAI, lulus 2019
Pendidikan Non Formal:
1. TPQ Masjid Baitul Muttaqin Bandung, lulus tahun 1999
2. TPQ Rumah Ndeso al-Maghfurlah Kyai Sofwan bin Abdul Mu’id
Bandung Wetan. Pernah Ngaji al-Qur’an Bil Musyafahah, ngaji kitab salaf
dengan metode sorogan. Kitab yang dikaji adalah Ta’limu Muta’allim,
Safinah (Kasyifatus Syaja), Safinatus Shalah, Sulamut Taufiq, Jurumiyyah,
dan Amtsilatut Tashrifiyyah, lulus 2005
3. Nyantri di Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak dengan
pengasuh KH. Hanif Muslih, Lc, wangsul teng tanah kelahiran tahun 2014.
4. Nderek ngaji dengan al-Magfurlah KH. Ishaq Ahmad Mranggen, KH.
Abdul Basyir Mranggen, Kyai Suyuthi Brumbung Mranggen, ijazah sanad
amalan Dalailul Qur’an, Dalailul Khoirat dan Hizb Nashr dengan al-
Maghfurlah KH. Ma’shum Ngemplak Mranggen, ngaji pasanan kitab
Burdah, Arba’in Nawawi dan ‘Idzdzotun Nasyi’in bersama KH. Mustofa
Bisri (Gus Mus), Syarh alfiyah ibnu ‘aqil dengan KH. Syarofudin Qoymas
Rembang, Hujjah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah bersama KH. Yahya Cholil
Staquf Rembang yang bertepatan pada tahun 2015.
Pengalaman : Santri, Mahasiswa, Pengurus pondok, guru ngaji dan TPQ, Ketua
dan Anggota IRIMBA (Ikatan Remaja Islam Bandung).
Pekerjaan : Guru Wiyata Bakti Mata Pelajaran PAdBP di SDN Bandung dan
Penyuluh Agama Islam Honorer KUA Wonosegoro Tahun 2016-sekarang.
77
م ال ع ال ب ر لل د م ل ا ل و ق ب ي
Karya tulis tesis ini bisa terselesaikan dengan waktu kurang lebih tiga
bulanan. Tesis ini mulai fokus ditulis oleh peneliti diperkirakan pada awal tahun
baru 2019. Tepatnya adalah di hari Sabtu, 12 Januari 2019 dan setelah melewati
proses yang panjang alhamdulillah bisa selesai serta bisa ndaftar wisuda pada
Jum’at, 12 April 2019. Wisuda insyaAllah dilaksanakan pada Sabtu, 27 April
2019. Berikut aneka kegiatan-sekedar mengenang-gambaran perjalanan waktu
selama tiga bulanan fokus tesis ini ditulis (semoga bermanfaat):
NO TANGGAL KEGIATAN KESAN/KENDALA
1 12/10/2018 Dapat pembimbing tesis Setelah sidang proposal tesis,
satu tahun kemudian baru
dapat pembimbing, ngapain
saja mas hakim. Hahaha
2 15/11/2018 Mengajukan BAB I Hanya merubah judul
proposal menjadi bab I
Pendahuluan, sepele kan!
Tapi ini nyata lhooo
3 1/1/2019 Mikir, ngerti-ngerti meh
April.
Masih tidak semangat dan
asyik dengan agenda harian
4 7/1/2019 Mikir maning, Kudu
ngekos nek Salatiga.
Agar bisa fokus menulis tesis
dan hatinya tenang tidak
bingung cari tempat
numpang untuk tidur.
5 11/1/2019 Mulai menempati kost
baru di Soka dekat pom
Bensin Blotongan
Bersyukur dapat kost kostan
dengan harga 200 ribu/bulan
berfasilitas kamar mandi
dalam+listrik bebas pakai
6 11/1/2019 Mengajukan BAB II Pengarahan pak Adang
mudah dimengerti dan tidak
njlimet. Tambah semangat.
7 25/1/2019 Proses penyempurnaan
BAB II
Kehujanan, wajah menajadi
kurus, wajah pucat, makan
tidak teratur, kantong kering
dan sering males-malesan
8 16/2/2019 Mengajukan BAB III Sering menitipkan berkas
revisi bimbingan tesis ke
rumah pak Adang yang
akhirnya bisa tahu putri dan
istrinya yang cantik-cantik.
9 19/2/2019 Mengambil hasil
bimbingan BAB III
Dari sekolah langsung ke
kampus, di kampus harus
nunggu sampai petang.
78
10 1/3/2019 Mengajukan BAB IV - V
ke pembimbing
Tidak ketemu, karena
ternyata pembimbingku baru
terkena sakit DB dan sedang
di RS. Berkaspun aku tinggal
di meja pak Adang
11 6/3/2019 Alhamdulillah, berkas
tesis telah diACC oleh
dosen pembimbing
Belajar humanisme
(memanusiakan manusia)
dari dosen pembimbing.
Beliau terkesan energik dan
mempermudah bukan
mempersulit. I Like it.
12 8/3/2019 Daftar sidang muaqasah
tesis
Daftarnya diam-diam, tidak
seorangpun yang tahu kecuali
ibu Lilik. Kemudian ziarah
bareng teman-teman ke
nyatnyono, syekh subakir,
mbah dalhar, mbah mangli
dan menginap di rumah
teman yang ada di Magelang
selama dua hari.
13 12/3/2019 Ujian Munaqasah Bahagia, senang, hati terasa
lega, bisa berselfi ria nan
gembira, teman yang lain
pada kaget karena “aktingku”
dan intinya bersyukur dan
bersyukur. Alhamdulillah
14 22/3/2019 Revisi tesis ke penguji II
yang kedua kalinya
Yang pertama membuat
kecewa karena kesannya
melebihi bimbingan tesis.
Akan tetapi yang kedua bisa
dapat ttd dan fotbar juga.
15 22/3/2019 Minta tanda tangan
penguji I
Mana yang ditanda tangani
sambil ngucap “bismillah,
rekrekerek” dan berucap
semoga sukses dan berkah.
16 3/4/2019 Maju ke Prof. Dr.
Zakiyuddin, M.Ag
Takut-takut bagaimana gitu,
tapi angger nekat ngadep
dengan membawa hasil
revisi. Apa catatanku
kemaren, aku jawab: sedikit
pak, cuman penulisan di
footnote. Akhirnya beliau
mengambil bolpoin dan
lembar pengesahkupun di
tanda tangani seketika. yesss
17 12/4/2019 Daftar wisuda Lancar dan penuh tantangan
79