Tes Provokasi

16
SGD A5 Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

description

Kedokteran

Transcript of Tes Provokasi

  • SGD A5Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

  • TUBUH

  • PROVOCATIONTEST

  • Definisi Tes ProvokasiIndikasi dan Kontraindikasi Tes ProvokasiJenis-jenis dan Prosedur Tes ProvokasiTes Provokasi NasalTes Provokasi BronkialTes Provokasi KonjungtivalTes Provokasi dan Eliminasi MakananTes Provokasi ObatKelebihan dan Kekurangan Tes Provokasi

  • IndikasiTerdapat alergiSuspect alergiKesulitan dalam mendiagnosisKetidakcocokan antara manifestasi klinis dengan tes lainnya

    KontraindikasiRiwayat syok anafilaktikUrtikariaSevere asthma

  • Tabel 1. Kontraindikasi Tes Provokasi

    Jenis Tes ProvokasiKontra IndikasiTes Provokasi NasalAbsolut : Miokardia infark kurang dari 3 bulan, kecelakaan serebral < 3bulan, aneurisme arteriRelatif : Exacerbasi asma, hipertensi, hamil, epilepsi yang membutuhkan pengobatan, penggunaan bronkodilator aerosol 6 jam sebelumnya, penggunaan long acting bronchodilator aerosol 36 jam sebelumnya, penggunaan bronchodilator oral 12 jam sebelumnya, penggunaan anti histamine kurang dari 48 jam sebelumnya, penggunaan anti kolinergic 6 jam sebelumnya

    Tes Provokasi Bronkial Absolut : Limitasi jalan napas berat (FEV< 50%), serangan jantung atau stroke selama 3 bulan terakhir, hipertensi tidak terkontrol dan tekanan sistolik > 200 dan diastolik > 100, aneurisme aortaRelatif : Limitasi jalan napas sedang (FEV< 60% ), ketidakmampuan untuk menggunakan spirometri, kehamilan, ibu menyusui, penggunaan obat inhibitor cholinesterase (untuk myasthenia gravis)Tes Provokasi KonjungtivalTrauma pada mata sehingga tidak memungkinkan dilakukan tes provokasi konjungtivalTes Provokasi dan eliminasi makananAnafilatik syok karena allergen tertentu sebelumnya, urtikaria, dan asma yang beratTes Provokasi ObatGeneralixed bullous fixed drug eruption, vasculitis sistemik, sitopenia, hepatitis, nefritis, pneumonitis, penyakit autoimun karena obat

  • Tes Provokasi Nasalpemberian larutanpengencerdeteksi respon non-spesifikhitung bersin, sekret dikumpulkan,gejala pruritus, pilek, hidung tersumbat,dan okulardinilaiJika tidak adagejalaklinis atau perubahan yang signifikan, dosis alergen ditingkatkan setiap interval 15 menit sampai gejalaatau tanda-tandaberkembang

  • Tes Provokasi BronkialTes Kegiatan JasmaniTes Inhalasi Antigenalat yang dapat menyemprotkan larutan yang mengandung antigen dalam jumlah yang tetap pada setiap semprotan (dosimeter) dan besar partikelnya harus sangat kecil (1-3 mikron).Tes Inhalasi Histamine dan Metakolinbanyak dipakai untuk menentukan reaktivitas saluran napas, 90% pasien asma memberikan reaksi yang kuat terhadap tes ini.

  • Tes Provokasi Konjungtivaladministrasi setetes larutan pengencerke dalam konjungtivadeteksi respon non-spesifik selama 15 menitgejala alergi pada mata dan hidung dicatat jika tidak adagejala klinis maka lanjutkan dengan tes provokasi nasal

  • Tes Provokasi dan Eliminasi Makananmakanan yang dicurigai diusapkan pada bibir bawahmonitor selama 20 menitjika tidak ada reaksi sama sekali setelah dosis kumulatif yang ditambahkan sampai porsi normal, pasien dapat dipulangkan, tapi tetap diperhatikan kemungkinan terjadinya reaksi lanjutan selama 24 jam

  • Tes Provokasi ObatJenis pengujian inihanya dilakukan ketikaobat tertentusangat penting untukpasien

    .seorang pasien sedang mengkonsumsi insulindan dicurigaialergiinsulin, maka pengujian diperlukan untuk menetapkaninsulin mana yang dapatdigunakantanpa masalah.

  • Kelebihan :identifikasi allergen tepat

    Kekurangan :terbatas 1 allergen/tesberisiko tinggi

  • Tes provokasi adalah tes alergi dengan cara memberikan allergen secara langsung kepada pasien sehingga timbul gejala. Tes provokasi hanya dilakukan jika terdapat kesulitan diagnosis dan ketidakcocokan antara gambaran klinis dengan tes lainnya. Terdapat beberapa jenis tes provokasi yang dapat dilakukanTes Provokasi memiliki kelebihan dan kekurangan